pengembangan prototipe buku cerita anak … · khodam yang selalu bersamaku dikala senang maupun...

122
i PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Heribertus Dany Cahyo Widodo NIM: 121134197 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: truongkhanh

Post on 11-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG

TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER

KEBANGSAAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Heribertus Dany Cahyo Widodo

NIM: 121134197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku dalam setiap langkah.

2. Kedua orang tua tercinta Babe Henricus Sumbodo dan Mama

Lucia Siti Budi A. yang selalu memberikan doa dan dukungan.

3. Budheku tercinta Budhe Sul yang selalu memberiku semangat

dan dukungan tak henti-hentinya.

4. Kedua kakak tercinta Fransiscus Ageng W. dan Fransisca Siwi

yang selalu memberi semangat.

5. Semua teman-temanku kelas A, B, C, kelompok payung buku

cerita anak yang telah berjuang bersama-sama.

6. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Pembaca skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Selalu jadi diri sendiri tidak peduli apa yang mereka katakan dan

jangan pernah menjadi orang lain meskipun mereka tampak lebih baik

(SBI)

Selalu berterima kasih kepada-Nya atas segala yang Ia berikan

kepadaku dalam setiap langkah

(Dany)

Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah

disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton

(Martin Luther King)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Maret 2016

Penulis

Heribertus Dany Cahyo Widodo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Heribertus Dany Cahyo Widodo

Nomor Mahasiswa : 121134197

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG

TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER

KEBANGSAAN

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal: 31 Maret 2016

Yang menyatakan,

Heribertus Dany Cahyo Widodo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG

TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER

KEBANGSAAN

Heribertus Dany Cahyo Widodo

Universitas Sanata Dharma

2016

Skripsi ini merupakan hasil penelitian dan pengembangan dari tradisi

nyadran. Potensi pada tradisi nyadran yaitu adanya nilai-nilai karakter

kebangsaan di dalam 3 acara utama yaitu besik, kendurenan, bakdan. Masalah

yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara kepada 4 anak menunjukan bahwa

mereka belum memahami tradisi nyadran. Wawancara tersebut diperkuat oleh

hasil angket dari 23 anak usia 9-10 tahun: 78% anak tidak memhami tradisi

nyadran, 43% anak tidak mengetahui acara terakhir dalam upacara nyadran

adalah bakdan. dan 87% anak membutuhkan buku cerita bergambar tentang

tradisi nyadran. Peneliti terdorong mengembangkan prototipe buku cerita anak

tentang tradisi nyadran dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan agar anak

dalam memahami tradisi nyadran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan

menggunakan enam langkah menurut Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan

masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi

desain, dan (6) uji coba produk. Produk berupa prototipe buku cerita bergambar

“nyadran”. Prototipe divalidasi oleh ahli psikologi dan sejarah. Skor rata-rata

yang didapatkan adalah 91,25 sehingga sangat layak untuk diujicobakan.

Ujicoba dilakukan peneliti di SD N Jatisarono-Kulonprogo, kepada 23

anak (9-10 tahun). Dari hasil refleksi anak setelah diujicoba, peneliti mendapatkan

data bahwa: 100% anak memahami tujuan nyadran serta mengetahui upacara

terakhir dalam upacar nyadran adalah bakdan. Dengan demikian prototipe buku

cerita bergambar tersebut membantu anak mengerti arti tradisi nyadran yang

berkaitan dengan nilai-nilai karakter kebangsaan yaitu nilai gotong royong,

bekerjasama, berdoa, dan silahturahmi.

Kata kunci: pengembangan, buku cerita, pendidikan karakter, tradisi nyadran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

PROTOTYPE DEVELOPMENT OF CHILDREN STORY BOOK OF

TRADITION NYADRAN CHARACTER EDUCATION IN THE CONTEXT

OF NATIONALITY

Heribertus Dany Cahyo Widodo

Universitas Sanata Dharma

2016

This thesis is the result of research and development of traditions nyadran.

The potential at nyadran tradition that is the value of nationality character that

contained in 3 main ways, besik, kendurenan, and bakdan. Problem that

researcher got from interview to 4 children, show that they did not understand the

meaning of nyadran tradition. The interview supported with result of quisioner

from 23 children aged 9-10 years: 78% of children did not understand nyadran

tradition, 43% of children did not know the last event in a ceremony nyadran is

bakdan, and 87% of children in needed of a picture story book about nyadran

tradition. Researchers are encouraged to develop a prototype of a children's book

nyadran tradition in the context of national character education to help children

understand nyadran tradition.

This research is a research and development (R & D) by using a six-step

according Sugiyono which includes: (1) the potentials and problems, (2) data

collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) design

revisions, and (6) the trial product. Prototype story book entitled "Nyadran" is

validated by expert psychologists and history. An average scores obtained is 91.25

so it is worth to be tested.

This prototype was tested in SD N Jatisarono-Kulonprogo, to 23 children

(aged 9-10 years). From the result of reflection after the trial, researcher have

shown that: 100% of the children have understood the purpose nyadran, and know

the last event in a ceremony nyadran is bakdan. Thus prototype story book help

children understand nyadran tradition and the values of national character

education that is mutual cooperation, work together, pray, and silahturahmi .

Keyword: Development, Story book, Character education, nyadran tradition

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (TYME), karena

atas berkat dan rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak Tentang Tradisi Nyadran dalam

Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Pembimbing I dan Wahyu Wida

Sari, S.Si., M. Biotech., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan saran,

kritik, dorongan, semangat, waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing

peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

5. SD Negeri Jatisarono yang sudah mengijinkan peneliti mengambil data

analisis kebutuhan dan uji coba produk.

6. Validator instrumen pra-penelitian serta validator produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

7. Keluarga tercinta Babe Henricus Sumbodo dan Mama Lucia Siti Budi A.

yang selalu memberikan doa.

8. Teman-teman Club Montessori (Dewi, Desti, Angel, Bayu, Adi, Dea, Suster,

Oki, Pipit, Siska) yang menerima aku selalu dengan tangan terbuka dan

dengan segala kekuranganku.

9. Teman-teman tercinta Ibnu, Husen, Cahyo, Andre, Yayan, Bayu, Mas

Khodam yang selalu bersamaku dikala senang maupun susah dan

memberikanku semangat tanpa hentinya.

10. Teman-teman penelitian fokus studi grup Jawa (Renny, Ambar, Nike, Mba

Laras, Andro, Hayu, Tyas, Vinta, Dian, Wahyu), yang sama-sama berjuang

serta saling memberikan semangat dan masukan.

11. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini terselesaikan

dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan

keterbatasan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 31 Maret 2016

Peneliti

Heribertus Dany Cahyo Widodo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT .....................................................................................................ix

PRA KATA ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Pentlitian ........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

1.5 Spesifikasi Produk ....................................................................................... 6

1.6 Definisi Opeasional ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ....................………………………………...……....8

2.1 Kajian Pustaka ... ………………………………………………………… 8

2.1.1 Tradisi Jawa ........................................................................................ 8

2.1.1.1 Pengertian Tradisi Jawa atau Upacara Adat Jawa .................. 8

2.1.1.2 Macam-Macam Tradisi Jawa ................................................. 9

2.1.1.3 Tradisi nyadran .................................................................... 11

2.1.1.3.1 Tata Cara ........................................................................... 13

2.1.1.3.2 Nilai-Nilai nyadran ........................................................... 14

2.1.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan .................................................... 15

2.1.2.1 Pendidikan ............................................................................ 15

2.1.2.2 Arti Karakter ......................................................................... 15

2.1.2.3 Karakter Kebangsaan ............................................................ 16

2.1.2.4 Pendidikan Karakter Kebangsaan......................................... 17

2.1.3Buku Cerita Anak .............................................................................. 19

2.1.3.1 Hakekat Buku Cerita Anak ................................................... 19

2.1.3.2 Tujuan Buku Cerita Anak ..................................................... 19

2.1.3.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita .................................... 20

2.1.4 Media Gambar ................................................................................. 21

2.1.4.1 Pengertian Media ................................................................. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2.1.4.2 Arti Media Gambar .............................................................. 22

2.1.5 Anak Usia 9-10 tahun ...................................................................... 22

2.1.5.1 Psikologi Perkembangan Anak ............................................ 22

2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 9-10 ................................ 23

2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 27

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...…... 33

3.1 Jenis Penelitian …. ...................................................................................... 33

3.2 Setting Penelitian …. .................................................................................. 34

3.2.1 Tempat penelitian ............................................................................. 34

3.2.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 34

3.2.3 Objek Penelitian ............................................................................... 34

3.2.4 Waktu Penelitian ............................................................................. 34

3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 35

3.3.1 Potensi dan Masalah ......................................................................... 36

3.3.2 Pengumpulan Data ............................................................................ 37

3.3.3 Desain Produk ................................................................................... 37

3.3.4 Validasi Desain ................................................................................. 37

3.3.5 Revisi Desain .................................................................................... 38

3.3.6 Uji Coba Produk ............................................................................... 38

3.4 Uji Validasi Produk ..................................................................................... 38

3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

3.5.1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara .......................................................... 39

3.5.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ...................................... 39

3.5.3 Instrumen Validasi Produk ............................................................... 42

3.5.4 Instrumen Uji Coba ........................................................................... 43

3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 46

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46

3.7.1 Data Kualitatif ................................................................................... 46

3.7.2 Data Kuantitatif ................................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 49

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49

4.1.1 Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Buku Cerita

Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter

Kebangsaan .................................................................................... 49

4.1.1.1 Potensi dan Masalah ............................................................. 49

4.1.1.2 Pengumpulan Data................................................................ 50

4.1.1.3 Desain Produk ...................................................................... 53

4.1.1.4 Validasi Desain ..................................................................... 57

4.1.1.5 Revisi Desain ........................................................................ 59

4.1.1.6 Uji Coba Produk ................................................................... 63

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 66

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk .......................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... 73

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 73

5.2 Keterbatasan ............................................................................................... 73

5.3 Saran .......................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75

LAMPIRAN ...................................................................................................... 78

RIWAYAT PENELITIAN ............................................................................. 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1.1 Skema Penelitian yang Relevan ................................................... 31

Bagan 3.3.1 Langkah-langkah R & D D menurut Sugiyono (2012) ................. 35

Bagan 3.3.2 Prosedur Prototipe Pengembangan Buku Cerita Tradisi nyadran 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara ........................................................................ 39

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ..................................... 40

Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ..................................... 40

Tabel 4. Instrumen Kuesioner Pernyataan Pra-Penelitian untuk Anak…..… 41

Tabel 5. Instrumen Validasi Produk .............................................................. 42

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba .......................................................... 43

Tabel 7. Instrumen Uji Coba .......................................................................... 45

Tabel 8. Skala Linkert .................................................................................... 47

Tabel 9. Skala Linkert Modifikasi ................................................................. 48

Tabel 10. Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak.................... 51

Tabel 11. Hasil Validasi Prototipe Ahli Psikologi ........................................... 58

Tabel 12. Hasil Validasi Prototipe Ahli Sejarah .............................................. 58

Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Refleksi Anak .................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sketsa Awal ................................................................................... 53

Gambar 2. Urutan Isi Prototipe Buku Cerita Tradisi nyadran ......................... 53

Gambar 3. Revisi Tahap satu .......................................................................... 59

Gambar 4. Revisi Tahap dua ........................................................................... 62

Gambar 5. Kegiatan Uji Coba Produk di SD N Jatisarono .............................. 65

Gambar 6. Salah Satu Refleksi Anak ............................................................... 68

Gambar 7. Hasil Refleksi Gambar Siswa......................................................... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Analisis Kebutuhan SD N Jatisarono .......................... 77

Lampiran 2. Surat Ijin Uji Coba Prototipe di SD N Jatisarono ....................... 78

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari SD N Jatisarono ...................... 79

Lampiran 4. Hasil Analisis Data Kuesioner Pra Penelitian ............................. 80

Lampiran 5. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe .............................. 81

Lampiran 6. Refleksi Anak dalam Pemahaman ............................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bangsa Indonesia merupakan bangsa kesatuan yang memiliki berbagai tradisi

di dalamnya, salah satunya adalah tradisi Jawa. Tradisi Jawa adalah sebuah hasil

budaya yang diciptakan dan dilaksanakan sebagai pewarisan nilai-nilai oleh

masyarakat Jawa secara bersama-sama untuk mensyukuri karunia Tuhan dan

memohon keselamatan, kesejahteraan serta hasil yang lebih baik dalam

kehidupan. Sunjata (2013:73) berpendapat bahwa upacara adat Jawa merupakan

salah satu hasil budaya Jawa yang sampai saat ini masih dipertahankan

keberadaannya, karena upacara adat merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari

satu generasi ke generasi berikutnya, dengan dilestarikannya suatu tradisi, maka

generasi penerus bisa mengetahui warisan budaya luhur. Terdapat berbagai

macam tradisi yang ada di Jawa diantaranya adalah, ruwatan, sedekah laut,

sedekah bumi, nglarung, nyadran dan masih banyak lagi.

Peneliti mempersempit pembahasan dalam upaya mempertajam

pembahasan, oleh karena itu peneliti memilih tradisi nyadran untuk dibahas lebih

mendalam. Tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi

tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan

puasa (Herwati, 2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan

bukti kesadaran manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

masyarakat Jawa, menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal

sangat dijunjung tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk

menghormati dan mendoakan leluhur yang telah meninggal. Terdapat tiga acara

utama dalam tradisi ini, yaitu Besik, Kendurenan, dan Bakdan. Tradisi nyadran

mengandung nilai-nilai luhur dalam pelaksanaannya. Diantaranya, nilai gotong

royong, nilai kebersamaan dan nilai Ketuhanan. Nilai kebersamaan dan gotong

royong dapat dilihat dari kagiatan-kegiatan tradisi nyadran, masyarakat secara

bersama-sama bergotong royong membersihkan area makam. Nilai ke-Tuhanan

terlihat ketika kegiatan berdoa yang dilakukan pada saat acara membersihkan

makam selesai dan saat sebelum dan sesudah Kendurenan. Sedangkan nilai

kebersamaan terlihat saat seluruh warga berkumpul di area makam untuk

menyantap makanan yang dibawa dari rumah secara bersama-sama dan saat acara

silahturahmi berlangsung. Apabila dilihat dari karakter kebangsaan yang terdapat

dalam Pancasila, maka tradisi nyadran mengandung nilai-nilai dalam tiga sila

yaitu, sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yang

berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab, dan sila ketiga yang berbunyi

Persatuan Indonesia.

Peneliti juga melihat bahwa tradisi nyadran juga mengandung nilai-nilai

pendidikan karakter kebangsaan. Pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan

potensi dan pembudayaan peserta didik guna pembangun karakter pribadi

dan/atau kelompok yang khas–baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman,

rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil keterpaduan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa

(Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 28).

Olah hati merupakan kegiatan bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut

ditunjukkan dengan memohon pengampunan dosa agar arwah leluhur

ditempatkan di sisi Allah dalam kegiatan berdoa. Olah pikir ditunjukan dengan

berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika warga melaksanakan tata langkah

upacara nyadran dalam upaya menghormati leluhur serta saudara yang sudah

meninggal dan proses membuat makanan dalam mempersiapkan kendurenan.

Olah raga/kinestetika merupakan kegiatan aktifitas fisik, hal itu terlihat saat

kegiatan membersihkan makam (Besik), masyarakat bergotong royong dan saling

kooperatif. Olah rasa ditunjukan saat bekerjasama dalam membersihkan

lingkungan makam (Besik) dan mengandung nilai saling menghargai dan

menghormati orang yang lebih tua dengan bersilahturahmi (Bakdan)

Upacara tradisi nyadran memiliki nilai-nilai luhur yang mengandung

pendidikan karakter kebangsaan, namun banyak anak-anak dewasa ini yang

belum mengetahui ataupun memahami tradisi nyadran. Dari hasil wawancara

kepada empat orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, tiga anak

pertama yang diwawancarai peneliti tidak tahu sama sekali mengenai upacara

nyadran. Sedangkan satu anak lainnya hanya mengetahui upacara nyadran adalah

acara untuk membersihkan makam. Peneliti memperkuat data dengan

membagikan kuesioner di SD N Jatisarono pada anak usia 9-10 tahun yang

berjumlah 23 anak. Pada tanggal 26 November 2015. Hasil dari kuesioner yang

telah dikerjakan oleh anak, menunjukkan bahwa 78% anak tidak memhami tradisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

nyadran, 39% anak belum mengetahui adanya acara menabur bunga dan berdoa di

makam yang sudah dibersihkan pada tradisi nyadran, 43% anak tidak mengetahui

acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. dan 87% anak

membutuhkan buku cerita bergambar tentang tradisi nyadran.

Berdasarkan data tersebut peneliti terdorong untuk membuat prototipe buku

cerita bergambar anak mengenai nyadran. Peneliti memilih buku cerita bergambar

sebagai media anak karena cerita dan gambar adalah cara yang efektif untuk

memberikan pemahaman kepada anak pada tahap operasional konkrit dalam

perkembangan anak oleh Jean Piaget. Pendapat peneliti diperkuat oleh Nur‟aini

(2010:12) yang menyatakan bahwa “alam pikir anak adalah gambar”. Dengan

perkataan lain, „bahasa alam pikir anak adalah bahasa gambar‟. Semua informasi

yang dia terima, akan dia pikirkan di alam pikirannya dalam bentuk konkret,

bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri. Atas dasar itulah peneliti

melakukan penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Prototipe Buku

Cerita Anak tentang nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.

Prototipe yang nantinya dihasilkan berbentuk buku cerita berjudul “nyadran”

yang terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, 15 gambar yang berisi tiga

kegiatan utama tradisi nyadran (besik, kendurenan, bakdan), Glosarium, daftar

pustaka, dan biografi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus terhadap rumusan

masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita anak

tentang tradisi nyadran dalam membangun karakter kebangsaan anak?

1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe buku cerita dalam membangun karakter

kebangsaan anak?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Menjelaskan langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita anak

tentang tradisi nyadran dalam membangun karakter kebangsaan anak.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe buku cerita anak tentang tradisi nyadran

dalam membangun karakter kebangsaan anak yang dapat membantu anak

memahami tradisi nyadran dalam konteks pendidikan karakter.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi anak

Anak dapat memahami makna tradisi nyadran dalam pendidikan karakter.

1.4.2 Bagi peneliti

Membantu pemahaman peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan

dan membuat produk dalam upaya pelestarian tradisi nyadran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

1.4.3 Bagi masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa tetap melaksanakan tradisi nyadran sebab baik untuk terus

dilakukan dan memiliki sumber informasi tambahan mengenai upacara

nyadran.

1.5 SPESIFIKASI PRODUK

Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1.5.2 Produk berupa buku cerita berjudul nyadran.

1.5.3 Buku cerita terdiri dari cover, Kata pengantar, daftar isi, 15 gambar yang

berisi tiga kegiatan utama tradisi nyadran (besik, kendurenan, bakdan),

pertanyaan refleksi, acuan penggunaan buku di kelas, Glosarium, daftar

pustaka, dan biografi penulis

1.5.4 Kata pengantar dalam prototipe berisi penjelasan tentang tahapan tradisi

nyadran yang terdiri dari tiga kegiatan utama (besik, kendurenan,

bakdan).

1.5.5 Setiap kegiatan dalam tradisi nyadran megandung nilai karakter

kebangsaan yaitu besik (olah rasa dan olah raga), Kendurenan (olah raga,

olah rasa, olah pikir, dan olah hati), bakdan (olah rasa).

1.5.6 Adanya refleksi di akhir buku untuk menggali pemahaman anak setelah

membaca buku cerita tersebut.

1.6 DEFINISI OPERASIONAL

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1.6.1 Prototipe

Suatu karya tulis yang dijadikan buku sebagai panduan yang belum

diproduksi secara masal.

1.6.2 Buku cerita anak

Sebuah buku yang berisi cerita dan gambar-gambar yang menarik bagi

anak.

1.6.3 Nyadran

Nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi

masyarakat jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan

puasa dan bertujuan menghormati dan mendoakan leluhur yang telah

meninggal

1.6.4 Anak usia 9-10 tahun

Anak dalam tahap operasional konkret, dalam tahap ini anak lebih

menggunakan penalaran yang logis.

1.6.5 Karakter Kebangsaan

Sifat-sifat khas yang dimiliki oleh setiap orang untuk menjalani

kehidupannya dan sifak khas yang berlandaskan Pancasila, norma UUD

1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen

terhadap NKRI

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian

yang relevan, dan kerangka berpikir. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

2.1 KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka yang yang digunakan peneliti meliputi tradisi Jawa,

pendidikan karakter kebangsaan, buku cerita anak, anak usia 9-10 tahun.

2.1.1 Tradisi Jawa

Tradisi Jawa akan menjelaskan tentang pengertian tradisi jawa atau

upacara adat, macam-macam tradisi jawa atau upacara adat, tradisi nyadran, tata

cara nyadran, nilai-nilai nyadran.

2.1.1.1 Pengertian Tradisi Jawa atau Upacara Adat

Sunjata (2013:73) berpendapat bahwa upacara adat Jawa merupakan salah

satu hasil budaya Jawa yang sampai saat ini masih dipertahankan keberadaannya,

karena upacara adat merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari satu generasi

ke generasi berikutnya, dengan dilestarikannya suatu tradisi, maka generasi

penerus bisa mengetahui warisan budaya luhur. Sunjata (2013:76) juga

berpendapat bahwa upacara adat bagi masyarakat pendukungnya merupakan

sarana untuk mensyukuri karunia Tuhan dan sarana permohonan keselamatan,

kesejahteraan, dan hasil yang lebih baik untuk masa yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Sejalan dengan pendapat Sunjata, Soepanto (dalam Sunjata, 2013:76)

berpendapat bahwa upacara adat Jawa merupakan suatu bentuk kegiatan sosial

yang melibatkan warga masyarakat di Jawa dengan tujuan untuk mencari

keselamatan secara bersama-sama. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa upacara adat Jawa adalah sebuah hasil budaya yang

diciptakan dan dilaksanakan sebagai pewarisan nilai-nilai oleh masyarat Jawa

secara bersama-sama untuk mensyukuri atas karunia Tuhan dan permohonan

keselamatan, kesejahteraan serta hasil yang lebih baik dalam kehidupan.

2.1.1.2 Macam-macam Tradisi Jawa atau Upacara Adat

Tradisi Jawa ada berbagai macam, berikut ada beberapa tradisi jawa dalam

konteks upacara adat:

1. Nyadran

Sadranan atau nyadran berasal dari kata sadran. Sadranan adalah

rangkaian kegiatan adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan

biasa dilaksanakan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa. Tradisi

Sadranan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa sebagai penghormatan terhadap

arwah leluhur (Herawati, 2013: 25)

2. Ruwatan

Subalidinata (dalam Sulistyobudi 2013:4) berpendapat bahwa Istilah

ruwatan dalam cerita Jawa, menurut Mpu Darmaja dalam Sumaradahana,

berasal darti kata ruwat, ruwuwat, atau mengruwat yang artinya membuat tak

kuasa, menghapus kutukan, kemalangan dan lain-lain dan terbatas dari hal-hal

yang tidak baik (membebaskan). Objek yang diruwat atau dibebaskan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

menurut kitab Kuncaranarna dan apa yang disebut dalam Kandhang Ringgit

Purwa adalah papa (kesengsaraan), mala (noda), rimang (kesedihan atau

kesusahan), kalengka (kejahatan), wirangrewang (kebingungan atau

kekusutan).

3. Sedekah Laut

Buku berjudul Upacara adat Masyarakat Daerah Istimewa

Yogyakarta, tulisan Hartono, dkk. (dalam Sunjata 2010:78), berpendapat

bahwa upacara adat sedekah laut dilaksanakan untuk menurunkan sedekah

pada sang penguasa laut dalam hal ini Ratu Kidul/ Nyai Roro Kidul, agar

nelayan diberi keselamatan dan mendapatkan hasil yang banyak.

4. Sedekah Bumi

Sujarno (2010: 129) mengatakan bahwa sedekah bumi adalah ucapan

syukur kepada bumi yang telah memberikan berbagai macam fasilitas dimana

manusia itu tinggal. Oleh karena tradisi sedekah bumi dirasa memiliki

manfaat atau makna bagi masyarakat, maka akan selalu diturunkan atau

diwariskan kepada generasi berikutnya.

5. Wiwit (Methik)

Tradisi wiwit disebut juga dengan upacara mboyong mbok Sri, yaitu

perilaku untuk memuliakan mbok Sri atau Dewi Padi. Upacara tersebut

dilakukan oleh penduduk pedesaan, khususnya yang melakukan pekerjaan

sebagai petani. Petani melakukan hal itu karena merupakan kelanjutan,

menyusul setelah panenan pertama (methik) (Gatut Saksono: 2012:78).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

6. Nglarung

Tradisi nglarung merupakan salah satu kegiatan budaya yang sampai

sekarang masih diselenggarakan oleh masyarakat pendukungnya khususnya

di daerah Bantul. Tradisi tersebut pada umumnya dilakukan satu tahun sekali

pada bulan Sura (Sunjata, 2013:75). Tujuan pelaksanaan upacara tersebut

sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat

yang telah dilimpahkan berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, di

samping bentuk persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu

Kidul (Sunjata, 2013: 117).

Budaya Jawa dalam konteks upacara adat memiliki jumlah yang banyak di

Indonesia, bentuk dan caranya pun berbeda-beda. Dalam penelitian ini, peneliti

hanya terfokus kepada upacara adat nyadran.

2.1.1.3 Tradisi Nyadran

Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah

menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah

menjelang bulan puasa (Harwati, 2010: 25). Nyadran berasal dari Bahasa

Sansekerta “sraddha” yang artinya keyakinan, ada pula Nyadran dari kata kerja

dalam Bahasa Jawa, (Sadran = Ruwah, Syakban) yang juga dimaknai

dengan Sudra (orang awam) menyudra berarti berkumpul dengan orang awam

yang mengingatkan kita akan hakekat bahwa manusia pada dasarnya sama, disisi

lain juga ada yang mengatakan bahwa nyadran berasal dari kata Sodrun yang

berarti Dada atau Hati, tentunya asal istilah tersebut telah mengisyaratkan tujuan

dari terbentuknya tradisi ini. adapun perubahan pengucapannya mungkin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dikarenakan lidah orang jawa yang cenderung Medhok yang menjadikan istilah-

istilah tersebut berubah menjadi Nyadran (Za Bhie, http://zainbie.com/tradisi-

nyadran-masyarakat-islam-jawa/, 6 Mei 2016).

Tradisi ini dilakukan pada tanggal 15 Ruwah (pembukaan Nyadran), 17

Ruwah (Sadranan Pitulasan), 21 Ruwah (Sadranan Slikuran), 23 Ruwah

(Sadranan Telulikuran), dan 25 Ruwah (Sadranan Penutup/Sadranan Slawean).

Tradisi Sadranan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa sebagai penghormatan

terhadap arwah leluhur (Herawati, 2013: 25). Adapun tujuan nyadran adalah

mengingatkan pada kematian, hidup hanya mampir minum, dan kuburan adalah

rumah masa depan kita yang sesungguhnya (nilai berempati dan nilai ketuhanan),

menggambarkan betapa penting kita belajar untuk akrab dengan kematian (nilai

reflektif) dan juga bisa menyehatkan jiwa dan kesadaran kita (nilai kesehatan)

karena adanya kekuatan psikologis untuk meneguhkan kembali jati diri dan

identitas kita sebagai manusia (nilai kemanusiaan) (Prasetyo, 2010: 6).

Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti kesadaran

manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat Jawa,

menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung

tinggi. Sadranan sebagai sarana pengingat yang masih hidup , bahwa mereka

nanti juga akan juga mengalami kehidupan baru setelah kematian. Oleh karena itu,

kita harus selalu mendoakan arwah leluhur yang sudah lebih dahulu berada di

alam yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2.1.1.3.1 Tata Cara

Tata cara yang sesuai dengan langkah tradisi nyadran yang ada di daerah

Kulonprogo. Tradisi nyadran diawali dengan acara besik, yaitu kegiatan

membersihkan makam dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain..

Kegiatan dilanjutkan dengan menabur bunga dan berdoa. Acara selanjutnya

adalah kendurenan, merupakan acara bertukar makanan yang dibawa dari rumah

masing-masing dan berdoa secara bersama-sama. Acara terakhir dalam upacara

nyadran adalah bakdan. Bakdan yaitu acara bersilahturahmi yang dilakukan anak

muda kepada orang tua (Herawati, 2010: 26-27). Tata langkah upacara nyadran

tersebut haruslah dilakukan secara runtut sebagaimestinya karena itu sudah

merupakan adat secara turun-temurun dan dipercaya oleh masyarakat jawa.

2.1.1.3.2 Nilai-nilai nyadran

Tradisi nyadran memiliki nilai-nilai baik yang terkandung didalamnya.

Tradisi Nyadran diawali dengan acara besik, yaitu kegiatan membersihkan makam

dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain. Kegiatan ini termasuk olah raga

karena mengandung nilai bersih, gotong royong dan kooperatif dalam kegiatan,

sedangkan termasuk dalam olah rasa karena mengandung nilai kebersamaan

dalam menjalankannya (olah rasa dan olah raga). Kegiatan dilanjutkan dengan

menabur bunga dan berdoa. Kegiatan ini termasuk dalam olah hati karena

mengandung nilai bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan

berdoa (olah hati).

Acara selanjutnya adalah Kendurenan, merupakan acara bertukar makanan

yang dibawa dari rumah masing-masing dan berdoa secara bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Kegiatan ini termasuk dalam olah raga karena mengandung nilai tangguh dalam

menyiapkan makanan yang akan dibawa dan juga mengandung nilai kreatif dalam

menyiapkan makanan tersebut yang termasuk dalam olah pikir. Sedangkan olah

hati tercermin dalam kegiatan berdoa dan olah rasa timbul dalam nilai

kebersamaan yang terjadi didalamnya (olah raga, olah rasa, olah pikir, dan olah

hati). Acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. Bakdan yaitu acara

bersilahturahmi yang dilakukan anak muda kepada orang tua. Kegiatan ini

termasuk dalam olah rasa karena mengandung nilai saling menghargai dan hormat

kepada orang yang lebih tua (olah rasa). Berbagai kegiatan pelaksanaan tradisi

nyadran ternyata mengandung berbagai olah pembentuk karakter yang sesuai

dengan karakter kebangsaan (Olah hati, olah piker, olah rasa dan karsa).

Penanaman karakter kebangsaan yang memiliki khas baik dituangkan dalam runtutan

yang baik pula, yaitu dimulai dari olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa. Olah hati

merupakan kegiatan bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan dengan memohon

pengampunan dosa agar arwah leluhur ditempatkan di sisi Allah dalam kegiatan berdoa.

Olah pikir ditunjukan dengan berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika warga

melaksanakan tata langkah upacara nyadran dalam upaya menghormati leluhur serta

saudara yang sudah meninggal dan proses membuat makanan dalam mempersiapkan

kendurenan. Olah raga/kinestetika merupakan kegiatan yang mengandung aktifitas fisik,

hal itu terlihat saat kegiatan membersihkan makam (besik), masyarakat bergotong royong

dan saling kooperatif. Olah rasa ditunjukan saat bekerja sama dalam membersihkan

lingkungan makam (besik) dan mengandung nilai saling menghargai dan hormat kepada

orang yang lebih tua dengan bersilahturahmi (bakdan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2.1.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan

2.1.2.1. Pendidikan

Ahmad D. (dalam Kurniawan, 2013: 26) merumuskan pendidikan sebagai

bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak

didik, baik jasmani maupun rohan, menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Ahmad Tafsir (dalam Kurniawan, 2013: 26) mendefinisikan pendidikan sebagai

pengembangan pribadi (mencakup pada olah diri, lingkungan, dan orang lain)

dalam semua aspeknya (Jasmani dan rohani).

Ki Hajar Dewantara seperti dikutip Abu Ahmadi dan Nur Ukhbiyati

(dalam Kurniawan, 2013: 27) mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan

anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya. Sejalan dengan pendapat ahli diatas, H. Mangun Budianto

(dalam Kurniawan, 2013: 27) mengartikan pendidikan adalah upaya

mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang

prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak lahir sampai ia meninggal

dunia. Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya pengembangan potensi diri untuk

membentuk kepribadian.

2.1.2.2. Arti Karakter

Kamus Bahasa Indonesia (dalam Listyarti, 2012: 8) karakter diartikan

sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dari yang lain; watak; tabiat. Lebih dalam asal usul karakter, S. M. Dumandi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

(dalam Adisusilo, 2012: 76) mengatakan bahwa watak atau karakter berasal dari

kata Yunani “Charassein”, yang berarti barang atau alat untuk menggores, yang

dikemudian hari dipahami sebagai stempel/cap, sifat-sifat yang melekat pada

seseorang. Ahli pendidikan nilai Darmiyati Zuchdi (dalam Adisusilo, 2012: 28)

memaknai watak (karakter) sebagai seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi

sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang.

Sedangkan karakter secara koheren menurut Pemerintah Republik Indonesia

(2010:07) yaitu memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah

rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri

khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,

kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan

Lurens Bagas (dalam Kurniawan, 2013: 28) mendefinisikan karakter

sebagai nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasan,

kesukaan, ketidak sukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan

pola-pola pikiran. Sedangkan Suyanto (dalam Kurniawan, 2013: 28)

mendefinisikan karakter sebagai cara berfikir dan perilaku yang menjadi ciri khas

tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa, dan negara. Peneliti memperoleh kesimpulan bahwa karakter

merupakan sifat-sifat khas setiap orang untuk menjalani kehidupannya dan sifak

khas itulah yang membedakannya dari orang yang lainnya.

2.1.2.3. Karakter Kebangsaan

Pengertian karakter bangsa menurut Pemerintah Republik Indonesia

(2010: 07) adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa

dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta

olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan

menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas baik yang

tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa

dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD

1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen

terhadap NKRI. Peneliti menyimpulkan bahwa karakterkebangsaan adalah sifat-

sifat khas yang dimiliki oleh setiap orang untuk menjalani kehidupannya dan sifak

khas yang berlandaskan Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan

prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.

2.1.2.4. Pendidikan Karakter Kebangsaan

Suyanto (dalam Kurniawan, 2013: 31) merumuskan pendidikan karakter

sebagai pendidikan budipekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan

(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Sementara itu, Agus

Wibowo (dalam Kurniawan, 2013: 31) mendefinisikan karakter sebagai

pendidikan yang menanamkan yang mengembangkan karakter-karakter luhur

kepada anak didik sehingga mereka memiliki karakter luhur tersebut, menerapkan

dan mempraktikan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota

masyarakat dan warga negara.

Berdasarkan totalitas psikologis dan sosio kultural pendidikan karakter (dalam

Listyarti, 2012: 8) dapat dikelompokkan menjadi olah hati, olah pikir, olah rasa/

karsa, dan olah raga. Diperkuat oleh Pemerintah Republik Indonesia (2010: 28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

dalam karakter bangsa, mengartikan pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan

potensi dan pembudayaan peserta didik guna pembangun karakter pribadi

dan/atau kelompok yang khas – baik yang tercermin dalam kesadaran,

pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil

keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa

dan karsa. Yang pertama adalah olah hati, berkenaan dengan perasaan sikap dan

keyakinan/ keimanan. Kedua olah pikir, berkenaan dengan proses nalar guna

mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif.

Pernyataan ini diperkuat oleh Iskandar (2009: 86-87) kemampaun berpikir

merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi

pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep

(conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis)

atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai

landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.

Ketiga olah raga, berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan,

manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Serta yang keempat

adalah olah rasa dan karsa, berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang

tercernin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. Pendidikan

karakter kebangsaan adalah Upaya membentuk keperibadian atas empat

keterpaduan (olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa) yang

terarah dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

2.1.3 Buku Cerita Anak

2.1.3.1 Hakekat Buku Cerita Anak

Kurniawan (2013:18) mengungkapkan cerita anak adalah cerita yang

ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak. Jika cerita adalah pengalaman

sehari-hari, maka pengalaman itu harus ditulis dengan menggunakan sudut

pandang anak. Jika cerita adalah gambaran sehari-hari, maka gambaran kehidupan

itu harus ditulis dengan sudut pandang anak. Sejalan dengan peneliti di atas

Hardjana (2006:02-03), mendefinisikan bahwa cerita anak adalah cerita yang

ditujukan untuk anak-anak, dan bukan cerita tentang anak. Dalam buku cerita

anak yang menjadi tokoh tidak harus terdiri dari anak, melainkan apa saja atau

siapa saja dapat dijadikan tokoh/ pelaku dalam sebuah cerita tersebut. Orang tua,

kakek, nenek, pak guru, mahasiswa, anak remaja, binatang, bahkan peri atau

makhluk halus boleh menjadi tokoh cerita.

Dari kedua pengertian menurut ahli, peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa buku cerita anak merupakan cerita yang ditujukan untuk anak-anak dan

menggunakan sudut pandang anak, serta menggunakan apa saja atau siapa saja

yang menjadi tokoh cerita.

2.1.3.2 Tujuan Buku Cerita

Buku cerita anak dibuat oleh penulis tentunya memiliki tujuan yang

berguna bagi anak-anak. Berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak

diantaranya adalah (a) dengan buku cerita dapat membuat anak menjadi

terinspirasi, (b) membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, (c)

memperluas pengetahuan anak, (d) menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

(e) mengembangkan imajinasi anak, dan (d) dapat memotivasi anak untuk lebih

banyak menggali literatur (Raines & Isbell, 2002:vii). Sependapat dengan ahli

diatas, berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak diantaranya adalah

(Raines & Isbell, 2002:vii): buku cerita dapat membuat anak menjadi terinspirasi,

membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, memperluas

pengetahuan anak, menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak,

mengembangkan imajinasi anak, dapat memotivasi anak untuk lebih banyak

menggali literatur.

Dari kedua ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari

buku cerita adalah dapat memberikan motivasi, menambah wawasan dan

mengembangkan imajinasi anak.

2.1.3.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita

Tarigan (dalam Hardjana, 2006: 4) menjelaskan bahwa mengarang

buku cerita anak dapat menggunakan bentuk atau wadah: cerita pendek, novelet

dan novel. Dalam ilmu kesusastraan ketiga bentuk cerita tadi disebut fiksi. Kata

fiksi yang dalam bahasa Inggris dinamakan fiction diturunkan dari bahasa latin

fictio yang berarti: membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan. Tarigan

(dalam Hardjana 2006:5) dapat dikatakan bahwa fiksi itu realitas , sedangkan non

fiksi aktualitas. Aktualitas adalah apa-apa yang benar terjadi. Realitas adalah apa-

apa yang dapat terjadi, tetapi belum tentu terjadi. Cerita fiksi adalah cerita yang

dibentuk, cerita yang dibuat, cerita yang diadakan atau yang diciptakan. Itulah

sebabnya cerita fiksi juga disebut sebagai cerita rekaan. Selain fiksi ada juga cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

non fiksi, kalau fiksi berdasar khayalan atau tidak nyata sedangkan non fiksi

merupakan nyata.

Menurut Hardjana (2006:5) mengungkapkan perbedaan utama antara fiksi

dengan nonfiksi terletak dalam tujuan. Maksud dan tujuan narasi nonfiksi adalah

untuk menciptakan kembali sesuatu yang telah terjadi secara aktual. Karena itu

dengan kata lain dapat dikatakan sebagai Narasi nonfiksi mulai dengan

mengatakan: karena semua ini fakta, maka beginilah yang harus terjadi sedangkan

narasi fiksi mulai dengan mengatakan: seandainya semua ini fakta, maka

beginilah yang akan terjadi.

2.1.4 Media Gambar

2.1.4.1 Pengertian Media

Criticos dalam Daryanto (2011:4) mengatakan media merupakan salah

satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator

menuju komunikan. Namun jika dilihat dari asal-usulnya, Munadi (2008: 6)

menyatakan bahwa kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius (tengah

atau perantara). Perantara yang berarti yang mengantarkan atau menghubungkan

atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.

Smaldino, dkk (2011: 7) mengatakan bahwa media merupakan sarana

komunikasi yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah

penerima. Dari pendapat ahli diatas peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa

media merupakan sarana komunikasi sebagai penjelas suatu informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

2.1.4.2 Arti Media Gambar

Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses

belajar. Sebelum menjadi sebuah gambar pastilah melalui proses menggambar,

menurut Sumanto (2005:5) menggambar merupakan suatu perbuatan seseorang

dalam usahanya untuk mengungkapkan buah pikiran, sehingga bermakna visual

pada suatu bidang dan hasilnya disebut gambar. Selain penting dalam proses

belajar media gambar juga dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat

ingatan. Gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat

memberikan hubungan dengan isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Sari,

2010:27).

Pendapat yang sama dipaparkan oleh Nur‟aini (2010:12) menyatakan

bahwa “alam pikir anak adalah gambar”. Dengan perkataan lain, „bahasa alam

pikir anak adalah bahasa gambar‟. Semua informasi yang dia terima, akan dia

pikirkan di alam pikirannya dalam bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan

pemikirannya sendiri. Dari berbagai pendapat ahli diatas, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa media gambar merupakan sebuah ilustrasi bagi anak untuk

mendapatkan informasi secara konkret.

2.1.5 Anak Usia 9-10 tahun

2.1.5.1 Psikologi Perkembangan Anak

Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) mengelompokan tahap-tahap

perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap: sensorimotor, tahap

praoperasi, tahap operasi konkret, tahap operasi formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget: (1) tahap

sensorimotor (0-2 tahun), dalam tahap ini bayi membangun pemahaman mengenai

dunianya dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris dengan

tindakan fisik dan motorik. (2) tahap pra-operasional (2-7 tahun), dalam tahap ini

anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar. (3) tahap

operasional konkrit (7-11 tahun), tahap ini anak-anak dapat melakukan operasi

yang melibatkan objek-objek dan juga dapat bernalar secara logis dan diterapkan

dengan contoh-contoh yang konkret. (4) tahap operasional formal (11-15 tahun),

dalam tahap ini individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan

berpikir secara abstrak dan lebih logis.

Piaget (dalam Pitajeng, 2006:27), perkembangan kognitif siswa SD masih

dalam tahap operasional konkret karena siswa SD berada di kisaran umur 7-11

tahun. Pada tahap operasional konkret siswa mampu berpikir logis melalui objek-

objek konkrit, dan merupakan permulaan berpikir rasional. Kegiatan belajar dan

berpikir anak pada tahap operasional konkrit sebagian besar melalui pengalaman

nyata yang berawal dari proses interaksi dengan objek dan bukan dengan

lambang, gagasan maupun abstraksi. Peneliti lebih terfokus pada anak usia 9-10

tahun, yang berarti menurut teori Piaget anak umur tersebut masuk dalam tahap

operasional konkrit.

2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 9-10 tahun

Lusi Nuryanti (2008:50-51) mengemukakan berdasarkan teori Havighurst

tentang tugas perkembangan, Hurlock (dalam Lusi Nuryanti, 2008: 50-51)

menyusun daftar beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

anak-anak pada akhir masa anak. Tugas perkembangan menurut Hurlock adalah

sebagai berikut: (1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk

permainan-permainan yang umum dilakukan anak-anak; (2) membangun sikap

yang sehat mengenai diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh; (3) belajar

menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya; (4) mulai mengembangkan peran

sosial pria dan wanita secara tepat; (5) mengembangkan keterampilan-

keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung; (6) mengembangkan

pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari; (7)

mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai; (8)

mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga di

lingkungan hidupnya; (9) mencapai kebebasan pribadi.

Tidak berbeda jauh dengan daftar dari Hurlock, Collins juga

mengemukakan tugas perkembangan tahap kanak-kanak lanjut.

Tugas Perkembangan Menurut Collins berupa: Pertama, Aspek fisik yaitu

Meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot yaitu meningkatkan kemampuan

beberapa aktivitas dan tugas fisik. Kedua, aspek kognisi yaitu pada taraf

operasional konkret, berfokus pada kejadian „saat ini‟, menambah pengetahuan

dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu (self efficacy). Ketiga,

aspek sosial yaitu (a) mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman,

dan lingkungan; (b) mempertahankan harga diri yang sudah dicapai; (c) mampu

mengkompromikan antara tuntutan individualitasnya dengan tuntutan

konformitas, dan (d) mencapai identitas diri yang memadai atau adekuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Menurut Santrock (2011:18) masa kanak-kanak pertengahan dan akhir

adalah periode perkembangan yang berlangsung antara usia 6 hingga 11 tahun,

kurang lebih bersamaan dengan masa sekolah dasar. Pada periode ini, anak-anak

belajar menguasai keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis,

dan aritmatika. Secara formal, anak dihadapkan pada dunia yang lebih luas beserta

kebudayaannya. Prestasi menjadi sebuah tema yang lebih sentral dalam dunia

anak, bersamaan dengan itu, kendali-diri juga meningkat.

Sedangkan menurut Yusuf (2009:69) anak usia 9-10 tahun masuk dalam

kategori tahap perkembangan anak usia 6-12 tahun sebagai berikut: Pertama,

belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui

pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap

dan cepat. Kedua, belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri

sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah (1) mengembangkan kebiasaan

untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, kesehatan dan keselematan diri; (2)

mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan

juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuh) secara positif.

Ketiga, belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman

sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai

perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin

juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka

mengganggu atau nakal. Keempat, belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis

kelaminnya. Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-

laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainan yang khas

laki-laki, seperti main bola, kelereng, dan layang-layang. Kelima, belajar

ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa

usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan

perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk

dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat

sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh

ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Keenam,belajar

mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu,

mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggalah suatu ingatan pada

kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep

(tanggapan). Semakin bertambah pengetahuan, semakin bertambah pula konsep

yang diperoleh. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep yang jelas dan benar.

Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu

pengetahuan, adat-istiadat dan sebagainya. Untuk mengembangkan tugas

perkembangan anak ini, maka guru dalam mendidik/mengajar di sekolah

sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk: (1) Banyak melihat,

mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang bermanfaat

untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat. (2) Banyak membaca

buku-buku media cetak lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut,

semakin mudah untuk memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak

untuk mempergunakannya pada waktu berpikir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Ketujuh, mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini adalah

mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma

agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan

agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak

melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-

salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.

Kedelapan, belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini

ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat

rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari

pengaruh orangtua dan orang lain. Kesembilan, mengembangkan sikap yang

positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah

mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama

dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak

orang lain.

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,

yaitu: penelitian pertama berjudul berjudul “Pengembangan Buku Cerita

Bergambar Berbasis Konservasi Lingkungan untuk Pembelajaran Membaca Siswa

SD Kelas Rendah”, yang ditulis oleh Pramika Wardhani (2012). Tujuan dari

penelitian tersebut adalah menghasilkan buku cerita bergambar untuk

membangkitkan rasa gemar membaca dan untukmengenalkan nilai-nilai

konservasi lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Penelitian kedua “Tradisi Nyadran di Dusun Pokoh, Desa Ngijo,

Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar”, yang ditulis oleh Nurul

Hidayah (2009). Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui fungsi

dari tradisi nyadran. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa upacara

nyadran memenuhi kebutuhan sosial masyarakat yaitu tolong-menolong dan

melestarikan tradisi leluhur.

Penelitian ketiga berjudul “Tradisi Ziarah Makam Leluhur Pada

Masyarakat Jawa”, yang ditulis oleh Tuti Mumfangati (2007) dalam sebuah

jurnal. Tujuan dari jurnal tersebut adalah mengetahui berbagai maksud

masyarakat melaksanakannya. Jurnal ini menghasilkan kesimpulan bahwa ziarah

makam memberikan dampak mengingatkan adanya kematian setelah kehidupan

dan mencari ketenangan, mencari rezeki, keberuntungan dsb sesuai charisma

tokoh yang dimakamkan.

Berdasarkan ketiga tujuan penelitian yang terdahulu, peneliti mengetahui

bahwa pengembangan buku cerita bergambar ini masih relevan untuk diteliti.

Peneliti berharap prototipe buku cerita bergambar nyadran yang dihasilkan dapat

memberikan fasilitas untuk membangun pemahaman anak tentang tradisi nyadran

yang berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Apabila dibuat dalam bentuk skema, konsepnya sebagai berikut:

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Bangsa Indonesia merupakan bangsa kesatuan yang memiliki berbagai

tradisi di dalamnya, salah satunya adalah tradisi Jawa. Tradisi Jawa adalah sebuah

hasil budaya yang diciptakan dan dilaksanakan sebagai pewarisan nilai-nilai oleh

masyarat jawa secara bersama-sama untuk mensyukuri atas karunia Tuhan dan

permohonan keselamatan, kesejahteraan serta hasil yang lebih baik dalam

kehidupan. Salah satu tradisi Jawa tersebut adalah upacara nyadran. Tradisi

“Tradisi Ziarah Makam

Leluhur Pada

Masyarakat Jawa”,

“Pengembangan Buku Cerita

Bergambar Berbasis

Konservasi Lingkungan

untuk Pembelajaran

Membaca Siswa SD Kelas

Rendah”

Menghasilkan buku cerita

bergambar untuk

membangkitkan rasa

gemar membaca dan

untukmengenalkan nilai-

nilai konservasi

lingkungan.

Ziarah makam

memberikan dampak

mengingatkan adanya

kematian setelah

kehidupan dan mencari

ketenangan, mencari

rezeki, keberuntungan

dsb sesuai charisma

tokoh yang

dimakamkan.

Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Nyadran dalam Konteks

Pendidikan Karakter Kebangsaan

Penelitian I

Pramika Wardhani

(2012)

Penelitian III

Tuti Mumfangati

(2007)

Penelitian II

Nurul Hidayah

(2009)

“Tradisi Nyadran di

Dusun Pokoh, Desa

Ngijo, Kecamatan

Tasikmadu, Kabupaten

Karanganyar”,

Upacara nyadran

memenuhi kebutuhan

sosial masyarakat yaitu

tolong-menolong dan

melestarikan tradisi

leluhur.

Bagan 2.2.1 Skema Penelitian yang Relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

nyadran mengandung nilai-nilai luhur dalam pelaksanaannya. Diantaranya, nilai

gotong royong, nilai kebersamaan dan nilai ketuhanan. Tidak hanya itu, banyak

dari nilai-nilai pendidikan karakter yang juga terkandung dalam tradisi nyadran

tersebut. Namun sayang sekali, dewasa ini anak-anak kurang tahu apa itu upacara

nyadran. Dibuktikan dari hasil wawancara dan kuesioner yang disebarkan di SD.

Sangat disayangkan jika anak-anak melewatkan kesempatan untuk mengetahui

upacara nyadran yang banyak mengandung nilai baik didalamnya. Hal tersebut

mendorong peneliti untuk menyusun prototipe buku berjudul “Pengembangan

Prototipe Buku Cerita Anak tentang Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter

Kebangsaan”. Peneliti menyusun prototipe berupa buku cerita anak berjudul

Nyadran yang terdiri dari cover, kata pengantar untuk membantu anak agar

mudah memahami isi kesuluruhan dari buku, daftar isi, isi buku dengan limabelas

gambar dengan cerita sederhana. Cerita sederhana tersebut memuat makna dan

rangkaian kegiatan tradisi nyadran, serta menonjolkan nilai-nilai yang berkaitan

dengan pendidikan karakter kebangsaan. Tidak hanya itu, prototipe juga berisi

daftar pustaka yang berkaitan dengan tradisi nyadran dan pendidikan karakter

kebangsaan, serta biografi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini menguraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian,

prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrument penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah Research and

Development (Penelitian dan Pengembangan) atau sering di singkat dengan R & D

dalam penyebutannya. Sugiyono (2010: 407) berpendapat bahwa Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu. Pendapat yang sejalan

juga diungkapkan oleh Sukmadinata (2007:164) bahwa penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

produk baru atau menyempurnakan produk lama. Berdasarkan dua pendapat

diatas dapat disimpulkan bahwa Research and Development adalah jenis

penelitian yang menghasilkan atau mengembangkan suatu produk dengan

menggunakan langkah-langkah yang sistematis.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan atau

mengembangkan suatu produk. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini

dilakukan untuk menghasilkan prototype buku cerita bergambar mengenai budaya

upacara nyadran untuk melestarikan salah satu budaya jawa yaitu upacara

nyadran dan menumbuhkan karakter kebangsaan pada anak usia 9-10 tahun di

sekolah dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

3.2 SETTING PENELITIAN

Setting penelitian ini akan membahas tentang tempat penelitian, subjek

penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data awal di daerah Kulon

Progo, Yogyakarta. Penelitian untuk analisis kebutuhan anak dilaksanakan di SD

Negeri Jatisarono tepatnya di Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulonprogo,

Yogyakarta. Uji coba produk dilaksanakan di SD N Jatisarono yang beralamat di

Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulonprogo, Yogyakarta

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah anak usia 9-10 tahun.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah prototipe pengembangan buku cerita anak tentang

tradisi nyadran untuk anak usia 9-10 tahun dalam konteks pendidikan karakter

kebangsaan.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama delapan bulan. Terhitung mulai

dari bulan Juni 2015 sampai bulan Januari 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

3.3 PROSEDUR PENGEMBANGAN

Prosedur penelitian ini menggunakan tahapan penelitian Research and

Development (R&D) menurut Sugiyono (2010: 409). Penelitian ini memiliki 10

langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Bagan 3.3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development

(Sugiyono, 2012:298)

Tahapan langkah pengembagan Sugiono dimulai dari (1) Potensi dan

Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5)

Revisi Desain (6) Ujicoba Produk, (7) Revisi Produk, (8) Ujicoba Pemakaian, (9)

Revisi Produk, (10) Produksi Masal.

Penelitian ini hanya menggunakan 6 langkah pada tahapan pengembangan

Sugiono dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Peneliti menggunakan 6

langkah antara lain: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain

Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain (6) Ujicoba Produk. Hasil final

berupa adalah prototipe buku cerita bergambar mengenai budaya upacara nyadran

yang mencerminkan karakter kebangsaan pada anak usia 9-11 tahun di sekolah

dasar yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

data

Desain

Produk

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Ujicoba

Produk

Revisi

Produk

Ujicoba

Pemakaian

Revisi

Produk

Produksi

Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Bagan 3.3.2 Prosedur Prototipe Pengembangan Buku Cerita Anak tentang

Tradisi nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan

3.3.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi dan masalah yang ditemukan

oleh peneliti melalui analisis kebutuhan anak di Yogyakarta. Analisis kebutuhan

dilakukan dengan cara membagikan lembar kuesioner yang berisikan berbagai

pernyataan dalam upaya mengetahuan anak mengenai upacara nyadran di

sekolah. Pembagian lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah

anak usia 9-10 tahun membutuhkan sebuah buku cerita bergambar tentang tradisi

nyadran dalam meningkatkan pengembangan karakter kebangsaan. Maka buku

Tahap II

Pengumpulan Data

Tahap III

Desain Produk

Tahap IV

Validasi Desain

Tahap V

Revisi Desain

Wawancara

Pembagian Lembar Kuesioner Pra

Penelitian

Menentukan Gambar Tradisi nyadran

Membuat draft cerita

Membuat Sketsa

Konsultasi & Revisi

Merancang Prototipe Buku Cerita

Bergambar Validasi oleh ahli

Revisi Prototipe Buku Cerita Bergambar

berdasarkan saran ahli psikologi dan

sejarah

Tahap VI

Ujicoba Produk Ujicoba produk di SD Negeri Jatisarono

Tahap I

Potensi dan Masalah

Analisis Kebutuhan Anak

Potensi: Tradisi nyadran memiliki nilai

karakter kebangsaan

Masalah: anak kurang mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

cerita bergambar tentang tradisi nyadran ini disusun dan dikembangkan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks pendidikan karakter

kebangsaan.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti lakukan dengan membagikan

lembar kuesioner atau angket kepada anak di SD Negeri Jatisarono Kecamatan

Kulonprogo. Pengumpulan data ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk

mengetahui bentuk perencanaan buku cerita bergambar yang akan dibuat sehingga

produk yang dihasilkan dapat membantu pemahaman anak-anak di SD Negeri

Jatisarono Kecamatan Kulonprogo terhadap tradisi nyadran.

3.3.3 Desain Produk

Desain produk berupa prototipe buku cerita bergambar mengenai tradisi

nyadran yang berisi berbagai ilustrasi gambar dan cerita mengenai berbagai

tahapan upacara tradisi nyadran yaitu: Besik, menabur bunga dan berdoa,

Kendurenan, Bakdan. Peneliti merancang dan menyusun prototipe buku cerita

bergambar tentang tradisi nyadran agar gambar-gambar yang terkandung di dalam

buku tersebut dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap tradisi nyadran.

Peneliti mendesain prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nyadran untuk

anak 9-10 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan.

3.3.4 Validasi Desain

Langkah keempat peneliti melakukan validasi desain terhadap produk

yang sudah dibuat kepada para ahli. Produk divalidasi oleh 2 dosen yaitu Drs.

Heribertus Hery Santosa, M.Hum. dan Kintan Limiasih, M. Pd.. Validasi desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran yang disertai penilaian terhadap

produk yang akan dikembangkan sebagai uji kelayakan. Kritik dan saran yang

didapat akan diolah oleh peneliti untuk diketahui kekurangan dan kelebihan

produk yang akan dikembangkan, serta penentuan bagian-bagian yang perlu

diperbaiki.

3.3.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari para

pakar. Hasil kritik dan saran dari para pakar menjadi landasan bagi peneliti dalam

memperbaiki kekurangan dari produk buku cerita bergambar tentang tradisi

nyadran menjadi lebih baik dan mudah dipahami oleh anak-anak usia 9-10 tahun.

3.3.6 Ujicoba Produk

Ujicoba produk dilakukan setelah prototipe telah direvisi dan siap untuk

diujicobakan. Pada langkah ini, ujicoba dilakukan terhadap siswa kelas 4 (usia 9-

10 tahun) yang berjumlah 23 siswa di SD Negeri Jatisarono. Ujicoba ini bertujuan

untuk mengetahui apakah buku cerita bergambar tentang tradisi nyadran ini benar

- benar layak dan mempunyai kualitas yang baik untuk anak.

3.4 UJI VALIDASI PRODUK

Kegiatan ujicoba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna

untuk mengetahui kualitas prototype buku bergambar tentang nyadran. Data yang

diperoleh digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnaka prototipe dalam

penelitian ini. Ujicoba ini diupayakan untuk meningkatkan kualitas prototipe dan

secara nyata telah diuji secara empiris. Ujicoba dilakukan setelah prototype sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

divalidasi oleh 2 dosen ahli psikologi dan sejarah. Ujicoba lapangan dilakukan di

SD Negeri Jatisarono kecamatan Kulonprogo.

3.5 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner pra-

penelitian yang diberikan kepada 23 anak di SD Negeri Jatisarono pada tanggal 26

November 2015. Lembar kuesioner tersebut telah divalidasi oleh expert

judgement (oleh ahli). Peneliti juga menyusun instrumen yang sama seperti

istrumen pra-penelitian untuk validasi produk yang dikembangkan. Adapun kisi-

kisi dan kuisioner yang digunakan pada pra-penelitian maupun sesudah uji coba

adalah kisi-kisi dan kuesioner untuk anak.

3.5.1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk pra penelitian. Lembar wawancar ini

ditujukan pada anak dan orang tua. Berikut ini adalah kisi-kisinya

Tabel 1. Kisi-Kisi Wawancara

No Kisi-kisi

1 Apakah arti dari nyadran?

2 Apa tujuan dari nyadran

3 Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi

nyadran

4 Siapa saja yang ikut melakukan tradisi nyadran

3.5.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian

Lembar kuesioner ini digunakan untuk pra penelitian. Lembar kuesioner ini

ditujukan untuk 23 anak yang berusia 9-10 tahun. Berikut ini adalah kisi-kisi

lembar kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian

No Aspek Nomor Item

1. Definisi nyadran 1 dan 2

2. Tujuan nyadran pada umumnya 3 dan 4

3. Kegiatan-kegiatan pada tradisi nyadran 5, 6, 7, dan 8

4. Upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan

buku cerita 9 dan 10

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pra-Penelitian

No Aspek Nomor

Item Pernyataan

1. Definisi

nyadran

1 dan 2 1. Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian

upacara adat yang sudah menjadi tradisi

masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada

bulan Ruwah menjelang bulan puasa.

nyadran merupakan kegiatan ziarah ke

makam para sanak saudara dan mendoakan

mereka.

2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah ke

makam para sanak saudara dan mendoakan

mereka.

2. Tujuan

nyadran pada

umumnya

3 dan 4 1. Tujuan dari tradisi uacara nyadran yaitu

untuk mendoakan kakek, nenek, dan saudara

yang telah meninggal. Tidak hanya itu,

tujuan lainnya adalah menjalin persaudaraan

yang baik dengan teman-teman dan keluarga

yang masih hidup

2. Tradisi upacara nyadran mengingatkan kita

untuk bersyukur atas hidup yang diberikan

Tuhan dan juga supaya kita berfikir untuk

menyehatkan jiwa dan kesadaran kita.

3. Kegiatan-

kegiatan pada

tradisi

5, 6, 7,

dan 8

1. Tradisi nyadran diawali dengan acara Besik,

yaitu kegiatan membersihkan makam dengan

sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain

secara bersama-sama/gotong royong (olah

raga dan olah rasa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

nyadran 2. Kegiatan dilanjutkan dengan menabur bunga

dan berdoa (olah hati)

3. Acara selanjutnya adalah Kendurenan,

merupakan acara bertukar makanan yang

dibawa dari rumah masing-masing (saat

dirumah memfikirkan dan menyiapkan

makanan apa saja yang akan dibawa) dan

berdoa secara bersama-sama. (olah fikir,

olah hati, dan olah rasa)

4. Acara terakhir dalam upacara nyadran adalah

Bakdan. Bakdan yaitu acara mengikat tali

persaudaraan yang dilakukan anak muda

kepada orang tua (olah rasa)

4. Upaya

mengenalkan

budaya Jawa

buku cerita

9 dan 10 1. Perlu buku yang berisi penjelasan tentang

nyadran.

2. Buku tentang nyadran sebaiknya berupa

buku cerita bergambar.

Tabel 4. Instrumen Kuesioner Pernyataan Pra-Penelitian untuk Anak

No Pernyataan Ya Tidak

1. Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara

adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa

dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau

menjelang bulan puasa.

2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah ke makam

para sanak saudara dan mendoakan mereka.

3. Tujuan dari tradisi upacara nyadran yaitu untuk

mendoakan kakek, nenek, dan saudara yang telah

meninggal. Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah

menjalin persaudaraan yang baik dengan teman-

teman dan keluarga yang masih hidup

4. Tradisi upacara nyadran mengingatkan kita untuk

bersyukur atas hidup yang diberikan Tuhan dan

juga supaya kita berfikir untuk menyehatkan jiwa

dan kesadaran kita.

5. Tradisi upacara nyadran diawali dengan acara

Besik, yaitu kegiatan membersihkan makam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain

secara bersama-sama/gotong royong.

6. Setelah acara besik selesai, dilanjutkan dengan

acara menabur bunga dan berdoa di makam yang

sudah dibersihkan.

7. Setelah selesai menabur bunga dan berdoa,

dilanjutkan dengan acara Kendurenan.

Kendurenan adalah acara bertukar makanan yang

dibawa dari rumah masing-masing dan berdoa

secara bersama-sama.

8. Acara terakhir dalam upacara nyadran adalah

Bakdan. Bakdan yaitu acara menjalin

persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada

orang tua.

9. Saya perlu buku yang berisi penjelasan tentang

tradisi upacara nyadran.

10. Buku tentang tadisi upacara nyadran sebaiknya

berupa buku cerita bergambar.

3.5.3 Instrumen Validasi Produk

Peneliti menyusun instrumen validasi produk yang digunakan ahli untuk

menilai kualitas produk buku cerita dan mewarnai tentang tradisi nyadran.

Tabel 5. Instrumen Validasi Produk

No Item yang dinilai Skor

Saran 1 2 4 5

1. Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan benar.

b. Susunan kalimat dapat dipahami

oleh anak-anak.

2. Format penulisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

a. Sesuai dengan kaidah penulisan

buku cerita.

b. Menggunakan kepustakaan yang

sesuai dengan teori kebudayaan

Jawa yaitu nyadran yang

diintegrasikan dengan

pendidikan karakter

kebangsaan.

3. Isi

a. Memuat cerita tentang salah

satu tradisi Jawa.

b. Memuat nilai-nilai pendidikan

karakter yang terdapat dalam

cerita tentang tradisi nyadran.

c. Memuat gambar-gambar yang

berkaitan dengan alur cerita

tentang tradisi nyadran.

Total Skor

Skor Maksimal 35

3.5.4 Instrumen Uji Coba berupa Refleksi untuk Anak terhadap Pemahaman

Tradisi nyadran melalui Buku Cerita

Peneliti menyusun instrumen uji coba untuk mengetahui pemahaman anak

terhadap tradisi nyadran melalui buku cerita. Instrumen ini nantinya berupa refleksi yang

diisi oleh anak setelah menggunakan produk buku cerita dan mewarnai tentang tradisi

nyadran. Berikut ini adalah kisi-kisi penyususn instrumen setelah uji coba dan refleksi

untuk anak.

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba berupa Refleksi tehadap Pemahaman

Tradisi nyadran dalam Buku Cerita

No. Aspek Indikator Pernyataan No. Pernyataan

1. Olah Hati

- Memohon

pengampunan

dosa agar arwah

leluhur

- Tradisi

Nyadran dapat

menjadi

dorongan

2, 5, 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

ditempatkan di

sisi Allah

- Mengandung

nilai bertakwa

kepada Tuhan

Yang Maha Esa

melalui kegiatan

berdoa

untuk

mendoakan

arwah leluhur,

agar diampuni

segala

dosanya.

- Berdoa

disamping

makam dan

menaburkan

bunga di

makam.

- Berdoa

bersama

sebelum

menyantap

makanan

dalam upacara

kendurenan.

2. Olah Pikir

- Melaksanakan

tata langkah

upacara nyadran

dalam upaya

menghormati dan

mendoakan

leluhur serta

saudara yang

sudah meninggal.

(reflektif)

- Tujuan

nyadran untuk

menghormati

leluhur dan

saudara yang

sudah

meninggal.

1

3. Olah Raga

- Mengandung

aktifitas fisik dan

kooperatif dalam

kegiatan

membersihkan

makam (Besik)

- Perlunya peran

seluruh

masyarakat

untuk

bersama-sama

membersihkan

area makam

3

4. Olah Rasa

dan Karsa

- Saling bekerja

sama dalam

membersihkan

lingkungan

makam (Besik)

- Mengandung

nilai saling

menghargai dan

- Seluruh

masyarakat

bergotong

royong untk

membersihkan

area makam

- Seluruh

masyarakat

4, 7, 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

hormat kepada

orang yang lebih

tua (Bakdan)

berkumpul

untuk

menyantap

bersama

makanan yang

telah dibawa

dari rumah

masing-

masing

- Acara

selanjutnya

adalah

silahturahmi

yang

dilakukan

anak muda

kepada orang

yang lebih tua

Tabel 7. Instrumen Uji Coba berupa Refleksi tehadap Pemahaman Tradisi

nyadran dalam Buku Cerita

Pernyataan Ya Tidak

Setelah membaca buku cerita dan mewarnai tentang

“Nyadran”, saya memahami:

1. Tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan

saudara yang sudah meninggal.

2. Tradisi nyadran dapat menjadi ajakan untuk

mendoakan arwah leluhur, supaya diampuni segala

dosanya.

3. Perlunya peran seluruh masyarakat untuk bersama-

sama membersihkan area makam

4. Seluruh masyarakat bergotong royong untuk

membersihkan area makam

5. Masyarakat berdoa disamping makam dan

menaburkan bunga di makam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

6. Berdoa bersama sebelum menyantap makanan

dalam upacara kendurenan

7. Seluruh masyarakat berkumpul untuk menyantap

bersama makanan yang telah dibawa dari rumah

masing-masing

8. Acara selanjutnya adalah silahturahmi yang

dilakukan anak muda kepada orang yang lebih tua

9. Buku cerita nyadran membantu saya mengenal arti

dari tradisi “Nyadran”.

10. Buku cerita nyadran mendorong saya untuk

menghormati tradisi “Nyadran”.

Berdasarkan kisi-kisi pra penelitian, menunjukkan bahwa kuesioner terdiri

dari 10 pernyataan yang akan disebarkan pada anak usia 9-10 tahun di SD N

Jatisarono. Kisi-kisi tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui sejauh mana

anak memahami tradisi nyadran dan seberapa perlunya anak terhadap buku cerita

bergambar serta kualitas prototipe yang akan dikembangkan. Pernyataan yang

diajukan mencakup pemahaman tentang definisi nyadran, tujuan nyadran,

kegiatan-kegiatan pada tradsi nyadran, dan upaya mengenalkan budaya Jawa

menggunakan buku cerita.

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berupa uji coba

produk buku cerita bergambar dan pembagian kuesioner. Hasil pengumpulan data

pada penelitian ini berupa kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner yang

diberikan kepada 23 anak. Teknik pembagian kuesioner atau angket bertujuan

untuk membantu peneliti dalam melakukan revisi terhadap pengembangan buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

cerita bergambar tentang tradisi nyadran. Data atau informasi yang diperoleh

kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan anak

terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi nyadran.

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti yaitu secara kuantitatif dan

kualitatif.

3.7.1 Data kualitatif

Data kualitatif yang didapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan

oleh ahli bahasa dan sastra untuk memperbaiki prototipe pengembangan buku

cerita. Selain itu diperoleh komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun

komentar tersebut diperoleh dari komentar para ahli yang akan memberikan

masukan terhadap kelayakan buku cerita yang sudah disusun oleh peneliti. Jumlah

item pada kuesioner tersebut adalah 10 item. Data dianalisis sebagai dasar untuk

mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

3.7.2 Data kuantitatif

Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari komentar terhadap kuesioner

yang disebarkan. Adapun komentar tersebut diperoleh dari komentar para pakar

yang memberikan masukan terhadap kelayakan buku cerita bergambar tentang

nyadran yang sudah dirancang oleh peneliti. Jumlah item pada kuesioner tersebut

adalah 10 item. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif

adalah metode statistika yang sudah tersedia, seperti menguji hipotesis variabel.

Peneliti dalam hal ini akan memberikan rentang skor atas komentar para pakar

dan anak sehingga data yang awalnya berupa kuesioner akan menjadi data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

interval. Skala penilaian terhadap pengembangan buku cerita bergambar, seperti

sangat baik (5), baik (4), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1). Skor yang sudah

didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel

konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) atau skala

Likert (Widoyoko, 2012) sebagai berikut:

Tabel 8. Skala Likert

Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan (sikap)

>4,2 s/d 5,0 Sangat Baik (SB)

>3,4 s/d 4,2 Baik (B)

>2,6 – 3,4 Cukup Baik (CB)

>1,8 s/d 2,6 Tidak Baik (TB)

>1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)

Peneliti melakukan sedikit modifikasi dalam penghitungan nilai yang

didapatkan untuk mempermudah dalam pemahaman maupun penghitungan data.

Penghitungan sekala Linkert dangan sedikit modifikasi sebagai berikut.

Keterangan kriteria kelayakan prototype:

Tabel 9. Sekala Linkert Modifikasi

Nilai Keterangan

90 – 100 Sangat layak

80 – 89 Layak

65 – 79 Cukup layak

55 – 64 Kurang layak

< 55 Sangat kurang layak

Perhitungan kelayakan kelayakan prototipe:

Nilai kelayakan prototype = .... / 35 x 100 = ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan

dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif

ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria

skor skala empat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan: Penjelasan dari hasil penelitian

mencakup dua hal yaitu: (1) menjelaskan prosedur pengembanga prototipe, dan

(2) mendeskripsikan kualitas prototipe. Selanjutnya peneliti akan membahas

berkaitan dengan kualitas produk yang peneliti hasilkan. Semuanya itu akan

peneliti uraikan berikut ini.

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita Tradisi Nyadran dalam

Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan

Prototipe buku cerita dan mewarnai berjudul “Nyadran” disusun dengan

mengadopsi enam tahap dari 10 langkah penelitian Sugiyono. Langkah-langkah

yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

4.1.1.1 Potensi dan Masalah

Potensi yang peneliti soroti adalah mengenai tradisi nyadran. Tradisi

nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat

jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa (Harwati,

2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti kesadaran

manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat jawa,

menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung

tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan

mendoakan leluhur yang telah meninggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Masalah yang peneliti dapatkan adalah anak-anak di daerah Kulonprogo

kurang memahami tentang tradisi nydaran tersebut. Hal ini berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap empat anak usia 9-11 tahun di

Kulonprogo. Kemudian saat melakukan analisis kebutuhan dengan menyebar

kuesioner kepada anak kelas IV di SD Jatisarono, Kulonprogo sejumlah 23 anak.

Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner. Pembagian

lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak usia 9-10 tahun

memahami tradisi nyadran dan apakah anak-anak membutuhkan sebuah buku

cerita tentang tradisi nyadran dalam meningkatkan pengembangan karakter

bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang memiliki tanggungjawab

untuk melestarikan tradisi bangsa salah satunya tradisi nyadran. Hal ini

mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat buku cerita tentang

tradisi nydaran dengan tujuan menanamkan pendidikan karakter sejak dini dengan

memahami tradisi nyadran.

4.1.1.2 Pengumpulan Data

Peneliti mendapatkan data dengan melakukan wawancara dan penyebaran

kuesioner. Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan data awal mengenai

pemahaman anak. Berikut ini adalah hasil dari wawancara yang peneliti lakukan.

Hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada empat orang

anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, tiga anak pertama yang

diwawancarai peneliti tidak tahu sama sekali mengenai upacara nyadran.

Sedangkan satu anak lainnya hanya mengetahui upacara nyadran adalah acara

untuk membersihkan makam. Peneliti memperkuat data dengan mewawancari dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

orang dewasa, dan hasilnya mereka cukup mengetahui mengenai tradisi nyadran.

Namun, hanya sekitar pengertian dan tujuan. Hasil wawancara yang dilakukan

peneliti terhadap keempat anak dan dua orang dewasa tersebut di dapatkan data

bahwa anak-anak kurang mengetahui arti dan tujuan tradisi nyadran. Para orang

tua kurang menanamkan pemahaman akan tradisi-tradisi Jawa yang kita miliki

khususnya tradisi nyadran terhadap anak sejak dini.

Pemerolehan data ke dua, peneliti menyebarkan kuesioner pada 23 anak

kelas 4 di SD N Jatisarono pada tanggal 26 November 2015. Data yang peneliti

dapatkan adalah: (1) 78% anak tidak mengetahui bahwa upacara tradisi nyadran

adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan

biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau menjelang bulan puasa. (2) 39% anak

tidak mengetahui bahwa setelah acara besik selesai, dilanjutkan dengan acara

menabur bunga dan berdoa di makam yang sudah dibersihkan. (3) 43% anak tidak

mengetahui bahwa acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. Bakdan

yaitu acara menjalin persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada orang tua.

(4) Kemudian 87% anak memilih buku tentang tadisi upacara nyadran sebaiknya

berupa buku cerita bergambar. Berikut hasil data kuesioner pra penelitian untuk

anak yang disajikan dalam bentuk tabel 10.

Tabel 10. Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak

No. Pernyataan

Jawaban

Probandus Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1. Upacara tradisi nyadran adalah

rangkaian upacara adat yang sudah

menjadi tradisi masyarakat Jawa

dan biasa dilakukan pada bulan

Ruwah atau menjelang bulan puasa.

5 18 22% 78%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah

ke makam para sanak saudara dan

mendoakan mereka.

18 5 78% 22%

3. Tujuan dari tradisi upacara nyadran

yaitu untuk mendoakan kakek, nenek,

dan saudara yang telah meninggal.

Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah

menjalin persaudaraan yang baik

dengan teman-teman dan keluarga

yang masih hidup

21 2 91% 9%

4. Tradisi Upacara nyadran

mengingatkan kita untuk bersyukur

atas hidup yang diberikan Tuhan dan

juga supaya kita berfikir untuk

menyehatkan jiwa dan kesadaran kita.

15 8 65% 35%

5. Tradisi Upacara nyadran diawali

dengan acara besik, yaitu kegiatan

membersihkan makam dengan sapu,

cangkul, atau dengan alat yang lain

secara bersama-sama/gotong royong.

17 6 74% 26%

6. Setelah acara besik selesai,

dilanjutkan dengan acara menabur

bunga dan berdoa di makam yang

sudah dibersihkan.

14 9 61% 39%

7. Setelah selesai menabur bunga dan

berdoa, dilanjutkan dengan acara

Kendurenan. Kendurenan adalah acara

bertukar makanan yang dibawa dari

rumah masing-masing dan berdoa

secara bersama-sama.

19 4 83% 17%

8. Acara terakhir dalam upacara

Nyadran adalah Bakdan. Bakdan

yaitu acara menjalin persaudaraan

yang dilakukan anak muda kepada

orang tua.

13 10 57% 43%

9. Saya perlu buku yang berisi penjelasan

tentang Tradisi Upacara nyadran. 23 0 100% 0%

10. Buku tentang Tadisi Upacara

nyadran sebaiknya berupa buku

cerita bergambar.

20 3 87% 13%

Peneliti memilih aitem nomor 1, 6, 8, dan 9 untuk menunjukkan bahwa

penelitian ini relevan untuk diteliti. Data tersebut menjadi acuan bagi peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun buku cerita d

tentang tradisi nyadran. Peneliti mengharapkan Buku cerita nyadran dapat

membantu anak-anak di Yogyakarta khususnya Kulonprogo supaya menyadari

pentingnya melestarikan nyadran sedini mungkin.

4.1.1.3 Desain Produk

Peneliti menyusun prototipe buku cerita dimulai pada sketsa awal dengan

judul nyadran. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah membuat cerita singkat

dengan memperhatikan bahasa yang akan mudah dipahami oleh anak. Setelah

cerita sudah jadi, peneliti mulai membuat sketsa awal gambar yang akan

digunakan sebagai ilustrasi isi cerita. Gambar tersebut berjumlah tujuh gambar

dalam ukuran A5.

GAMBAR SKETSA

Gambar (1) Gambar (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Gambar (3) Gambar (4)

Gambar 1. Sketsa Awal

Sketsa yang sudah jadi peneliti ubah total dikarenakan tokoh utama tidak

menggambarkan secara akurat “anak jawa”. Peneliti membuat tiga tokoh baru

dalam format JPG dengan berbagai penambahan warna dengan aplikasi Corel

Draw.

Cover Halaman 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Halaman 2 Halaman 3

Halaman 4 Halaman 5

Halaman 6 Halaman 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Halaman 8 Halaman 9

Halaman 10

Gambar 2. Urutan isi prototipe buku cerita tradisi nyadran

Setelah sketsa sudah dimodifikasi, peneliti menyusun buku cerita yang

terdiri dari cover buku, kata pengantar, delapan kumpulan gambar kegiatan tradisi

nyadran beserta ceritanya, dan daftar pustaka. Pada cover buku memuat gambar

ketiga tokoh utama yang ada dalam cerita. Halaman selanjutnya yaitu kata

pengantar mengenai tradisi nyadran. Halaman selanjutnya berisi penjelasan

sepuluh gambar serta cerita tentang tradisi nyadran dengan tiga orang tokoh yaitu

Lisa, Tono, dan Mbah Marto. Gambar 1 memuat tokoh utama dalam cerita yang

bernama Lisa, Lisa sedang bersiap untuk pergi memancing. Gambar 2 memuat

Lisa bertemu dengan Tono dan pergi mincing bersama. Gambar 3 memuat gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Kekecewaan Lisa dan Tono yang tidak mendapatkan ikan. Gambar 4 memuat

gambar pertemuan Lisa dan Tono dengan Mbah Marto serta terkuaknya alas an

tidak didapatnya ikan di sungai. Gambar 5 memuat gambar Mbah Marto

menceritakan tradisi nyadran dan mengajak mereka berdua untuk ikut serta.

Gambar 6 memuat Tono dan Lisa ikut tata cara awal dalam upacara nyadran yang

dinamakan Besik. Gambar 7 memuat Lisa dan Tono berdoa di makam dan

menaburkan bunga. Gambar 8 memuat Mbah Marto mengingatkan Lisa untuk

esok hari mengikuti acara selanjutnya yaitu Kendurenan. Gambar 9 memuat Lisa

dan Tono mengikuti acara Kendurenan bersama seluruh warga desa di area

makam. Gambar 10 memuat Lisa dan Tono bersilahturahmi kepada Mbah Marto.

Setelah berisi sepuluh gambar, peneliti memberikan daftar pustaka sebagai

sumber yang digunakan peneliti dalam menyusun buku cerita tersebut.

4.1.1.4 Validasi desain

Validasi desain dilakukan satu kali oleh seorang ahli pskologi FKIP

jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Hasil

validasi prototipe produk dari validator adalah sangat tidak layak. Berdasarkan

berbagai catatan (terlampir) yang diberikan oleh dosen ahli (validator). Peneliti

harus merombak total produk yang sudah di buat sesuai dengan berbagai kritik

dan saran yang diberikan oleh dosen ahli. Setelah direvisi dan diajukan kembali,

prototype mendapatkan nilai 88,5 yang berarti prototype layak digunakan. Peneliti

juga mengajukan validasi oleh seorang ahli sejarah jurusan sejarah murni di

Universitas Sanata Dharma dan prototipe mendapatkan nilai 94 yang berarti

prototype sangat layak digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Perhitungan kelayakan kelayakan prototype:

Nilai kelayakan prototype = 31 / 35 x 100 = 88,5

Tabel 11. Hasil validasi prototipe ahli psikologi

No Item yang dinilai

Skor

Saran

1 2 4 5

1. Bahasa

c. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan benar. √

Perhatikan penulisan

yang tepat

d. Susunan kalimat dapat dipahami

oleh anak-anak. √

2. Format penulisan

c. Sesuai dengan kaidah penulisan

buku cerita.

d. Menggunakan kepustakaan yang

sesuai dengan teori kebudayaan

Jawa yaitu nyadran yang

diintegrasikan dengan pendidikan

karakter kebangsaan.

3. Isi

d. Memuat cerita tentang salah satu

tradisi Jawa. √

e. Memuat nilai-nilai pendidikan

karakter yang terdapat dalam cerita

tentang tradisi nyadran

√ Tambahkan deskripsi

makanannya

f. Memuat gambar-gambar yang

berkaitan dengan alur cerita tentang

tradisi nyadran

Total Skor 31

Skor Maksimal 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Perhitungan kelayakan kelayakan prototype:

Nilai kelayakan prototype = 33 / 35 x 100 = 94

Tabel 12. Hasil validasi prototipe ahli sejarah

No Item yang dinilai

Skor

Saran

1 2 4 5

1. Bahasa

e. Bahasa sesuai dengan kaidah

penulisan yang baik dan benar. √

f. Susunan kalimat dapat dipahami

oleh anak-anak. √

2. Format penulisan

e. Sesuai dengan kaidah penulisan

buku cerita.

f. Menggunakan kepustakaan yang

sesuai dengan teori kebudayaan

Jawa yaitu nyadran yang

diintegrasikan dengan pendidikan

karakter kebangsaan.

3. Isi

g. Memuat cerita tentang salah satu

tradisi Jawa. √

h. Memuat nilai-nilai pendidikan

karakter yang terdapat dalam cerita

tentang tradisi nyadran

i. Memuat gambar-gambar yang

berkaitan dengan alur cerita tentang

tradisi nyadran

Total Skor 33

Skor Maksimal 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

4.1.1.5 Revisi Desain

Peneliti melakukan revisi desain pertama, yaitu: pertama, membuat cerita

ulang mengenai tradisi nyadran. Kedua, peneliti bekerja sama dengan seorang

guru seni untuk membuat gambar ilustrasi cerita. Ketiga, peneliti memperbaiki

berbagai kalimat sesuai dengan EYD dan menambahkan deskripsi makanan.

Berikut adalah revisi yang telah peneliti lakukan.

Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7 Halaman 8

Halaman 9 Halaman 10

Halaman 11 Halaman 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Halaman 13 Halaman 14

Halaman 15 Cover

Gambar 3. Revisi Tahap Satu

Peneliti melakukan revisi desain tahap dua, yaitu: Peneliti memperbaiki

berbagai kalimat sesuai dengan EYD dan menambahkan deskripsi makanan.

Berikut adalah revisi yang telah peneliti lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 4. Revisi Tahap Dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

4.1.1.6 Uji Coba

Uji coba produk peneliti pada tanggal 5 Febuari 2016 di SD N Jatisarono,

Kulonprogo, Yogyakarta. Peneliti memilih uji coba produk di SD N Jatisarono

karena peneliti ingin mendapatkan data yang akurat mengenai pemahaman anak

mengenai nyadran. Peneliti sebelumnya juga melakukan uji kuesioner di SD ini

dan dengan kelas yang sama pula yaitu kelas 4. Karena itulah keakuratan dapat

dilihat dari sebelum membaca buku dan sesudah membaca buku mengenai tradisi

nyadran ini. Uji coba produk dikemas dalam acara yang santai dengan

menyelipkan games untuk lebih mengenal dan mencairkan suasana.

4.1.1.6.1 Uji Coba Produk tanggal 5 Febuari 2016 di SD N Jatisarono,

Kulonprogo, Yogyakarta.

Buku cerita peneliti uji coba pada siswa kelas 4 di SD N Jatisarono pada

tanggal 5 Febuari 2016. Peneliti memulai uji coba pukul 09.00-11.00 sesuai

dengan kesempatan yang diberikan oleh pihak sekolah. Acara diawali dengan

memperkanalkan identitas peneliti. Namun, ternyata siswa masih mengingat

peneliti karena sebelumnya sudah pernah datang untuk menyebar kuesioner.

Perkenalan dilakukan dengan singkat, kemudian peneliti melakukan sedikit games

yaitu senam otak dengan meggunakan jadr kelingking dan ibu jari pada tangan

kanan dan kiri. Acara dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa secara

berpasang-pasngan dan peneliti membagikan prototype buku yang berjudul

nyadran pada setiap pasangan. Peneliti memberikankesempatan untuk membaca

dan memahami cerita dalam prototype buku cerita nyadran sekitar 20 menit.

Selesai membaca peneliti membagikan lembar refleksi untuk diisi sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

pemahaman siswa setelah membaca buku cerita nyadran. Selama siswa

mengerjakan refleksi peneliti membagikan pensil warna kepada setiap pasangan.

Setelah selesai peneliti memberikan instruksi untuk menggambarkan pemahaman

anak dalm bentuk berupa gambar. Acara terakhir yaitu peneliti membagikan

kenang-kenangan kepada seluruh siswa yang berjumlah 23 anak.

Gambar 5. Kegiatan uji coba produk di SD N Jatisarono, Kulonprogo,

Yogyakarta.

4.1.1.6.2 Deskripsi Kualitas Prototipe Buku Buku Cerita dan Mewarnai

Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter

Kebangsaan

Peneliti membagikan lembar refleksi kepada anak berusia 9-11 tahun.

Lembar refleksi telah diisi dan dikembalikan oleh seluruh siswa kelas 4 di SD N

Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta. Lembar refleksi yang dikerjakan siswa dan

yang dikembalikan berjumlah sama yaitu 23 lembar. Berikut merupakan tabel

analisis instrumen tentang pemahaman anak tentang tradisi nyadran melalui buku

cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Refleksi Anak

Pernyataan

Jawaban

Probandus Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

Setelah membaca buku nyadran, saya

memahami:

1. Tujuan nyadran untuk

menghormati leluhur dan saudara

yang sudah meninggal.

23 0 100% 0%

2. Tradisi nyadran dapat menjadi

ajakan untuk mendoakan arwah

leluhur, supaya diampuni segala

dosanya.

22 1 96% 4%

3. Perlunya peran seluruh masyarakat

untuk bersama-sama membersihkan

area makam

22 1 96% 4%

4. Seluruh masyarakat bergotong

royong untuk membersihkan area

makam

22 1 96% 4%

5. Masyarakat berdoa disamping

makam dan menaburkan bunga di

makam

22 1 96% 4%

6. Berdoa bersama sebelum menyantap

makanan dalam upacara kendurenan 23 0 100% 0%

7. Seluruh masyarakat berkumpul untuk

menyantap bersama makanan yang

telah dibawa dari rumah masing-

masing

23 0 100% 0%

8. Acara selanjutnya adalah

silahturahmi yang dilakukan anak

muda kepada orang yang lebih tua

23 0 100% 0%

9. Buku cerita nyadran membantu

saya mengenal arti dari tradisi

nyadran.

23 0 100% 0%

10. Buku cerita nyadran mendorong saya

untuk menghormati tradisi nyadran. 23 0 100% 0%

Dilihat dari tabel hasil analisis, peneliti mendapatkan data bahwa: (1)

100% anak memahami tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan saudara

yang sudah meninggal, (2) 96% anak mengetahui adanya kegiatan yang dilakukan

masyarakat yaitu berdoa disamping makam dan menaburkan bunga di makam, (3)

100% anak mengetahui acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

yaitu silahturahmi yang dilakukan anak muda kepada orang yang lebih tua dan (3)

100% anak menyatakan bahwa buku cerita nyadran membantu saya mengenal arti

dari tradisi nyadran. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

prototipe yang dibuat telah layak digunakan.

4.2 PEMBAHASAN

Peneliti mendapatkan data hasil validasi dari dosen ahli psikologi dan

sejarah di Universitas Sanata Dharma berupa masing-masing nilai 88.5 (layak)

dan 95 (sangat layak). Data ini membuat prototype tentang tradisi nyadran dapat

sangat layak untuk diujikan. Uji coba produk dilakukankan pada tanggal 5

Februari 2016 di SD N Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta. Uji coba dilakukan

terhadap 23 siswa anak usia 9-10 tahun, yang berarti sedang duduk di kelas 4

bangku sekolah dasar.

Hasil analisis yang didapat oleh peneliti dari refleksi anak, peneliti

mendapatkan data bahwa buku cerita tradisi nyadran membantu anak terhadap

upaya pemahaman tradisi nyadran yang berkaitan dengan pendidikan karakter

melalui cerita dan gambar-gambar sebagai ilustrasinya.

Prototipe tersebut dinilai sangat baik dan dapat membantu anak untuk

memahami tradisi nyadran.

4.2.1 Produk disusun untuk memfasilitasi anak memahami tradisi nyadran.

Tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi

masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa

(Herwati, 2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti

kesadaran manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Jawa, menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung

tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan

mendoakan leluhur yang telah meninggal. Terdapat tiga acara utama dalam tradisi

ini, yaitu Besik, Kendurenan, dan Bakdan. Tradisi nyadran mengandung nilai-

nilai luhur dalam pelaksanaannya. Diantaranya, nilai gotong royong, nilai

kebersamaan dan nilai Ketuhanan. Nilai kebersamaan dan gotong royong dapat

dilihat dari kagiatan-kegiatan tradisi nyadran, masyarakat secara bersama-sama

bergotong royong membersihkan area makam. Nilai ke-Tuhanan terlihat ketika

kegiatan berdoa yang dilakukan pada saat acara membersihkan makam selesai dan

saat sebelum dan sesudah Kendurenan. Sedangkan nilai kebersamaan terlihat saat

seluruh warga berkumpul di area makam untuk menyantap makanan yang dibawa

dari rumah secara bersama-sama dan saat acara silahturahmi berlangsung. Apabila

dilihat dari karakter kebangsaan yang terdapat dalam Pancasila, maka tradisi

nyadran mengandung nilai-nilai dalam tiga sila yaitu, sila pertama yang berbunyi

Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan

beradab, dan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Gambar 6. Salah satu refleksi anak terhadap pemahaman tradisi nyadran

Berdasarkan hasil analisis setelah uji coba produk, ternyata 100% anak

memahami tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan saudara yang sudah

meninggal.

4.2.2 Produk disusun dengan menonjolkan nilai-nilai pendidikan karakter

kebangsaan di dalam tradisi nyadran.

Prototipe yang berjudul “Buku Cerita Anak tentang Tradisi nyadran

merupakan salah satu bentuk media untuk membantu anak dapat memahami

makna upacara nyadran yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Olah

hati merupakan keiatan bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan dengan

memohon pengampunan dosa agar arwah leluhur ditempatkan di sisi Allah dalam

kegiatan berdoa. Olah pikir ditunjukan dengan berpikir kritis, hal tersebut

ditunjukkan ketika warga melaksanakan tata langkah upacara nyadran dalam

upaya menghormati leluhur serta saudara yang sudah meninggal dan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

membuat makanan dalam mempersiapkan kendurenan. Olah raga/kinestetika

merupakan kegiatan yang mengandung aktifitas fisik, hal itu terlihat saat kegiatan

membersihkan makam (besik), masyarakat bergotong royong dan saling

kooperatif. Olah rasa ditunjukan saat bekerja sama dalam membersihkan

lingkungan makam (Besik) dan mengandung nilai saling menghargai dan hormat

kepada orang yang lebih tua dengan bersilahturahmi (Bakdan).

Peneliti melihat bahwa anak-anak sudah mampu memahami tentang nilai-

nilai pendidikan karakter kebangsaan yang terkandung dalam tradisi nyadran

dapat dilihat dari hasil gambar yang dibuat siswa. Hal tersebut terbukti dengan

anak-anak menggambarkan bagian dari cerita yang mereka anggap paling menarik

dan mengandung nilai karakter. Berikut ini merupakan salah satu contoh hasil

refleksi anak yang menggambarkan nilai ketuhanan, yaitu berdoa disamping

makam saat tradisi nyadran.

Gambar 7. Hasil Refleksi Gambar Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Hasil refleksi diarahkan peneliti dalam bentuk gambar karena gambar merupakan

media konkrit yang dapat langsung dipahami oleh anak pada masa operasional

konkrit menurut Piaget yaitu umur 7-11 tahun. Pendapat peneliti juga diperkuat

oleh Nur‟aini (2010:12) yang menyatakan bahwa “alam pikir anak adalah

gambar”. Dengan perkataan lain, „bahasa alam pikir anak adalah bahasa gambar‟.

Semua informasi yang dia terima, akan dia pikirkan di alam pikirannya dalam

bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri.

4.2.3 Prototipe disusun dalam bentuk buku cerita.

Prototipe peneliti susun dalam bentuk buku cerita tentang tradisi nyadran.

Buku cerita berjdul nyadran tersebut dapat digunakan oleh anak untuk mengetahui

cerita tentang tradisi nyadran dengan berbagai cerita yang disertai berbagai

gambar untuk memberikan gambaran dari cerita. Prototipe tersebut disusun untuk

memfasilitasi pemahaman anak tentang tradisi nyadran yang berkaitan dengan

pendidikan karakter kebangsaan. Peneliti menyusun produk dalam buku cerita

untuk mengupayakan ketertarikan anak dalam membaca dan mencoba memahami

isi cerita.

4.2.4 Prototipe disusun sesuai dengan tahap perkembangan anak usia 9-10

tahun.

Produk disusun dengan menyesuaikan tahap perkembangan anak yaitu

tahap operasional konkret (7-10 tahun) dimana gambar-gambar yang digunakan

merupakan gambaran dari objek atau benda-benda asli yang ada di sekitar anak

(Piaget dalam Santrock, 2011:27-28) dan digunakan dalam tradisi nyadran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

4.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRODUK

4.3.1 Kelebihan

Prototipe disajikan dalam bentuk buku cerita bergambar

Berisi tentang tiga kegiatan utama dalam tradisi nyadran yaitu

besik, kendurenan, dan bakdan

15 gambar yang terdapat dalam prototipe membantu anak

mengimajinasikan tradisi nyadran

Prototipe buku cerita anak ini mudah dipahami oleh anak usia 9-10

tahun

Harga prototipe ini relatif mudah dijangkau oleh guru dan anak.

4.3.2 Kekurangan

Beberapa gambar kurang jelas menggambarkan isi cerita

Ukuran buku yang terlalu kecil

Teks cerita yang menabrak ilustrasi gambar sehingga sedikit

mengganggu kenyamanan saat membaca

Glossarium kurang lengkap mengenai jenis-jenis bunga maupun

alat yang digunakan saat upacara nyadran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan diuraikan mengenai (1) kesimpulan, (2)

keterbatasan penelitian, dan (3) saran. Hal tersebut akan dijelaskan sebagi berikut.

5.1 KESIMPULAN

5.1.1 Peneliti mendapatkan kesimpulan setelah melakukan penelitian ini berupa:

pertama, proses penyusunan prototipe buku cerita tradisi nyadran

dilakukan dengan 6 langkah penelitian dan pengembangan yang meliputi:

(1) Potensi dan masalah (Analisis Kebutuhan Anak, potensi: tradisi

nyadran memiliki nilai karakter kebangsaan, masalah: anak usia 9-10

tahun di Kulonprogo kurang mengetahui tradisi nyadran, (2) Pengumpulan

data (wawancara dan kuesioner pra-penelitian, (3) Desain produk

(menentukan gambar tradisi nyadran, membuat draft cerit, membuat

sketsa, konsultasi & revisi, merancang prototipe buku cerita bergambar,

(4) Uji validasi desain (validasi oleh ahli), (5) Revisi desain, (6) Uji coba

produk.

5.1.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe buku yang dihasilkan mendapatkan

skor rata-rata 91,25 sehingga sangat layak untuk diujicobakan.

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

5.2.1 Kurangnya referensi buku mengenai upacara tradisi nyadran dikarenakan

masyarakat jawa bukan model berbudaya literasi namun hanya bercerita

secara turun-temurun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

5.2.2 Prototipe buku cerita anak ini diujicobakan secara terbatas sehingga hanya

diketahui oleh peneliti dan beberapa pihak saja

5.2.3 Peneliti tidak menyelesaikan langkag R&D karena hanya melakukan 6

langkah R&D dari 10 langkah yang ada.

5.2.4 Prototipe ini tidak melibatkan ahli bahasa dalam penyusunannya

5.3 SARAN

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang ada peniliti memberikan saran

sesbagai berikut:

5.3.1 Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan banyak wawancara kepada juru

kunci sebagai data tambahan untuk memperkuat dasar pemahaman

mengenai tradisi nyadran.

5.3.2 Sebaiknya peneliti selanjutnya mengujicobakan prototipe secara luas

supaya dapat di ketahui oleh banyak pihak

5.3.3 Sebaiknya peneliti selanjutnya menyelesaikan 7 langkah R&D ataupun

dapat melanjutkan penelitian ini sampai pada tahap ke 7.

5.3.4 Sebaiknya peneliti selanjutnya melibatkan ahli bahasa dalam penyusunan

prototipe buku cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

DAFTAR REFERENSI

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai – Karakter Konstruktivisme dan

VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: Grasindo.

Herawati, Nanik. 2010. Mutiara Adat Jawa. Klaten: PT Intan Pariwara.

Iskandar. 2009 Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung

Persada Press

Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan

Kreatif. Jakarta: Esensi dari Erlangga Groub.

Lusi, Nuryanti. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT INDEKS.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Nur‟aini, Farida. 2010. Membentuk Karakter Anak dengan Dongeng. Surakarta:

Indi Parent.

Nurul, Hidayah. 2009. Tradisi Nyadran di Dusun Pokoh, Desa Ngijo, Kecamatan

Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan

Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Jakarta: Departemen Pendidikan.

Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:

Depdiknas.

Pramika Wardhani. 2012. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis

Konservasi Lingkungan untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas

Rendah. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Prasetyo, Yanu. 2010. Mengenal Tradisi Bangsa. Yogyakarta: Perpustakaan

Nasional.

Raines & Isbell. 2002. Tujuh Belas Cerita Moral dan Aktivitas Anak. Jakarta: PT

Elex Media Computindo Kelompok Gramedia, IKAPI.

Saksono, Gatut Ign. dkk. 2012. Faham Keselamatan dalam Budaya Jawa.

Yogyakarta: Ampera Utama.

Santrock, John. W. 2011. Perkembangan Masa Hidup. Life-span Development.

Jakarta: Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Sari, Anita Kurniya. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Cetak Bergambar

terhadap Peningkatan Menyimak dan Membaca Pada Anak Berkesulitan

Belajar . Skripsi (tidak diterbitkan). Jawa Tengah: Universitas Sebelas

Maret.

Smaldino, S. E. 2011. Instructional Technologi & Media For Learning: Teknologi

Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Sulistyobudi, Noor, Wahjudi Pantja Sunjanta dan Sujarno. 2013. Upacara Adat.

Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan

Perguruan Tinggi.

Sunjata Wahjudi. 2013. Upacara Adat. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai

Budaya (BPNB).

Suparno Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Kurniawan Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ

MEDIA.

Tuti Mumfangati. 2007. Tradisi Ziarah Makam Leluhur pada Masyarakat Jawa.

Jantra. Volume II, No. 3.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Za Bhie. “Tradisi Nyadran Masyarakat Islam Jawa”. Diunduh 6 April 2016,

http://zainbie.com/tradisi-nyadran-masyarakat-islam-jawa/.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Lampiran 1. Surat Ijin Analisis Kebutuhan SD N Jatisarono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 2. Surat Ijin Uji Coba Prototipe di SD N Jatisarono, Kulonprogo,

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari SD N Jatisarono

Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Kode

Krobandus

Nomor Pernyataan

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

3 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7

4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

5 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6

6 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7

7 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3

8 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4

9 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7

10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8

11 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5

12 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 5

13 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8

14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8

15 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8

16 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7

17 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7

18 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

20 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8

21 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7

22 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6

23 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8

Jumlah 5 18 21 15 17 14 19 13 23 20

Keterangan:

Kode Probandus = jumlah sample anak

1 = jawaban “ya”

2 = jawaban “tidak”

Lampiran 4. Hasil Analisis Data Kuesioner Pra Penelitian Untuk Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Kode

Probandus

Nomor Pernyataan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7

23 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

Jumlah 23 22 22 22 22 23 23 23 23 23

Keterangan:

Kode Probandus = jumlah sample anak

1 = jawaban “ya”

2 = jawaban “tidak”

Lampiran 5. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi

untuk Anak

Keterangan:

Kode Probandus = jumlah sample anak

1 = jawaban “ya”

2 = jawaban “tidak”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Lampiran 6. Refleksi Anak dalam Pemahaman Anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Keterangan:

Kode Probandus = jumlah sample anak

1 = jawaban “ya”

2 = jawaban “tidak”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Lampiran 7. Dokumentasi Uji Coba Prototipe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

BIOGRAFI PENELITI

Heribertus Dany Cahyo Widodo, lahir di

Tangerang pada tanggal 20 Juni 1993. Peneliti

menempuh pendidikan formal di SD Strada Santo

Aloysius I pada tahun 2006, SMP Strada Santa

Maria I pada tahun 2009, dan SMA Strada Santo

Thomas Aquino pada tahun 2012. Pada Tahun 2012

peneliti melanjutkan studi S1 di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD Universitas

sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjadi

mahasiswa PGSD 2012, peneliti aktif mengikuti

organisasi seperti: (1) Ketua Bidang Non Akademik

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD), (2) Anggota

Montessori Club.

Peneliti juga mengikuti berbagai kepanitiaan seperti: (1) Koordinator

Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD), (2) Pendamping Pelatihan Penggunaan SIA

Mahasiswa, (3) Anggota Divisi P3K Parade Gamelan Anak 2013, (4) Koordinator

Umum Parade Gamelan Anak 2014, (5) Anggota Perlengkapan Love Datting and

Sex kerjasama lembaga LABC, (6) Sekertaris 2 Malam Kreatifitas PGSD 2013,

(7) Stadium Generale, (8) Moderator Symposium On Biology Education 2015

Universitas Ahmad Dahlan, (9) Dokumentasi Diseminasi Magang IB, Cambridge,

dan IPC. Tidak hanya itu peneliti pernah mengikuti berbagai lomba seperti: (1)

Juara 1 Lomba Futsal PGSD (2012), (2) Juara 3 Musikalisasi Puisi (MK PGSD

2013), (3) Pemakalah Symposium On Biology Education 2015 Universitas Ahmad

Dahlan.

Masa pendidikan peneliti di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan

menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Prototipe Buku

Cerita Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI