pengembangan prototipe bahan ajar mata kuliah …

17
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH MENYIMAK BERBASIS AUDIOVISUAL (Prototype Development of Teaching Materials Listening to Audio-Visual Based) Oleh/by Asri Wijayanti dan Firstya Evi Dianastiti Universitas Tidar Jalan Kapten Suparman No. 39 Magelang Telepon 0293-364113; Faksimile 0293-362438 Posel: [email protected] Diterima: 26 September 2019, Disetujui: 1 November 2019 ABSTRAK Kebutuhan bahan ajar menyimak yang dilengkapi dengan latihan dan tugas menjadi hal penting untuk mendukung kemampuan menyimak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan kebutuhan bahan ajar menyimak berjenis audiovisual dan penyusunan prototipenya bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data penelitian ini adalah bahan ajar dan desain prototipe bahan ajar menyimak yang dikumpulkan dengan metode angket. Penelitian ini berjenis research and development, yaitu mengembangkan bahan ajar berjenis audiovisual pada mata kuliah menyimak. Analisis data menggunakan teknik analisis dokumen sehingga diperoleh model prototipe bahan ajar yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan bahan ajar yang dilengkapi dengan tugas dan latihan. Agar memiliki pengalaman menyimak langsung, dibutuhkan bahan ajar berjenis audiovisual. Pada aspek penyajian, mahasiswa membutuhkan bahan ajar yang mencantumkan tujuan pembelajaran secara runtut. Pada aspek keterbacaan, mahasiswa membutuhkan bahan ajar yang ditulis dengan kalimat efektif berupa kalimat tunggal. Mahasiswa membutuhkan buku dengan sampul berwarna cerah dan mencolok agar membangkitkan semangat belajar. Kata kunci: prototipe, bahan ajar, audiovisual, mata kuliah menyimak ABSTRACT The needs of teaching materials that are equipped with exercises and tasks are important to support listening skills. This research aims to explains the important of listening teaching materials audiovisual type and compiles the prototype for students in Indonesian Language and Literature Education. The data are the important of the teaching materials and the prototype design using questionaire methods. This is a research and development type, which is developing audiovisual type teaching materials on the courses of the listening subjects. Data analysis used document analysis techniques so that the prototype model of the proper teaching materials is obtained. This research indicates that teaching materials that are equipped with assignments and exercises is required. In order to have direct listening experience, audiovisual type teaching materials are needed. In the aspect of presentation, students need teaching materials that include learning objectives by coherently presented. In the aspect of readability, students need teaching materials written in effective sentences with a single sentence. Students need books with brightly colored and conspicuous covers to arouse learning enthusiasm. Keyword: prototype, teaching materials, audiovisual, listening subjects

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR

MATA KULIAH MENYIMAK BERBASIS AUDIOVISUAL

(Prototype Development of Teaching Materials Listening to Audio-Visual Based)

Oleh/by

Asri Wijayanti dan Firstya Evi Dianastiti

Universitas Tidar

Jalan Kapten Suparman No. 39 Magelang

Telepon 0293-364113; Faksimile 0293-362438

Posel: [email protected]

Diterima: 26 September 2019, Disetujui: 1 November 2019

ABSTRAK

Kebutuhan bahan ajar menyimak yang dilengkapi dengan latihan dan tugas menjadi hal

penting untuk mendukung kemampuan menyimak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan

kebutuhan bahan ajar menyimak berjenis audiovisual dan penyusunan prototipenya bagi

mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data penelitian ini adalah

bahan ajar dan desain prototipe bahan ajar menyimak yang dikumpulkan dengan metode

angket. Penelitian ini berjenis research and development, yaitu mengembangkan bahan

ajar berjenis audiovisual pada mata kuliah menyimak. Analisis data menggunakan teknik

analisis dokumen sehingga diperoleh model prototipe bahan ajar yang tepat. Hasil

penelitian menunjukkan kebutuhan bahan ajar yang dilengkapi dengan tugas dan latihan.

Agar memiliki pengalaman menyimak langsung, dibutuhkan bahan ajar berjenis

audiovisual. Pada aspek penyajian, mahasiswa membutuhkan bahan ajar yang

mencantumkan tujuan pembelajaran secara runtut. Pada aspek keterbacaan, mahasiswa

membutuhkan bahan ajar yang ditulis dengan kalimat efektif berupa kalimat tunggal.

Mahasiswa membutuhkan buku dengan sampul berwarna cerah dan mencolok agar

membangkitkan semangat belajar.

Kata kunci: prototipe, bahan ajar, audiovisual, mata kuliah menyimak

ABSTRACT The needs of teaching materials that are equipped with exercises and tasks are important

to support listening skills. This research aims to explains the important of listening

teaching materials audiovisual type and compiles the prototype for students in

Indonesian Language and Literature Education. The data are the important of the

teaching materials and the prototype design using questionaire methods. This is a

research and development type, which is developing audiovisual type teaching materials

on the courses of the listening subjects. Data analysis used document analysis techniques

so that the prototype model of the proper teaching materials is obtained. This research

indicates that teaching materials that are equipped with assignments and exercises is

required. In order to have direct listening experience, audiovisual type teaching

materials are needed. In the aspect of presentation, students need teaching materials that

include learning objectives by coherently presented. In the aspect of readability, students

need teaching materials written in effective sentences with a single sentence. Students

need books with brightly colored and conspicuous covers to arouse learning enthusiasm.

Keyword: prototype, teaching materials, audiovisual, listening subjects

Page 2: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

174

PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai pertama kali sebelum

keterampilan berbahasa lainnya

adalah menyimak. Menyimak

bersifat reseptif, artinya saat proses

tersebut terjadi, penyimak hanya

mendapatkan atau menerima

informasi, bukan menghasilkan atau

memproduksi informasi baru

(Tarigan, 2015: 5). Oleh karena itu,

pada keterampilan menyimak, bahan

simakan wajib ada agar proses

menyimak dapat dijalankan. Bahan

simakan tersebut harus dirancang

dengan tepat agar tujuan

pembelajaran tercapai.

Menyimak merupakan mata

kuliah wajib bagi mahasiswa

program studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia (PBSI). Pada

mata kuliah ini mahasiswa

diwajibkan terampil menyimak

wacana sastra dan nonsastra yang

diperdengarkan sebelum nantinya

terampil mengajarkan menyimak.

Proses pembelajaran mata

kuliah Menyimak memerlukan bahan

ajar yang tepat agar mahasiswa

memiliki pengalaman menyimak

wacana di kelas. Bahan ajar tersebut

harus seimbang antara teori dan

praktik. Bahkan, porsi praktik harus

diperbanyak karena tujuan mata

kuliah ini adalah membuat

mahasiswa terampil.

Mahasiswa membutuhkan bahan

ajar menyimak yang dilengkapi

dengan bahan simakan berupa

rekaman sebagai bahan latihan,

bukan hanya buku teoretis saja.

Bahan ajar tersebut diwujudkan

dengan rekaman audiovisual.

Bahan ajar berjenis audiovisual

sangat dibutuhkan dalam

pembelajaran mata kuliah

Menyimak. Pembelajaran menyimak

yang dilakukan dengan membacakan

teks saat latihan akan membuat

terkesan membosankan. Praktik

menyimak yang dilakukan dengan

tugas menyimak wacana lisan di

media massa akan membuat

mahasiswa tidak mandiri karena

proses yang tidak dipantau oleh

dosen. Padahal, menyimak pada

konteks pembelajaran termasuk

intensif sehingga harus dengan

bimbingan instruktur atau dosen.

Dengan demikian, pembelajaran

dengan bahan ajar audiovisual akan

menghadirkan pengalaman

menyimak yang alami. Bahan ajar

tersebut akan menghadirkan rekaman

yang sesuai dengan kenyataan,

artinya lafal, kecepatan, ekspresi

ujaran tidak dibuat-buat. Oleh karena

itu, perlu dilakukan penelitian

pengembangan untuk menghasilkan

bahan ajar yang dibutuhkan

mahasiswa, khususnya pada

pembelajaran menyimak. Bahan ajar

tersebut juga perlu divalidasi oleh

ahli agar sesuai kriteria ideal

sehingga dapat digunakan dalam

pembelajaran. Penelitian pengembangan

sangat penting karena menghasilkan

buku atau media yang dapat

menunjang pembelajaran.

Kondisi tersebut menunjukkan

pentingnya bahan ajar menyimak

berjenis audiovisual untuk

menghadirkan pembelajaran yang

kontekstual di kelas. Selanjutnya,

mahasiswa dapat mengadakan

pembelajaran di laboratorium bahasa

dengan bahan ajar audiovisual

tersebut agar proses menyimak dapat

berjalan dengan wajar dan lancar.

Oleh karena itu, peneliti tertarik

melakukan penelitian pengembangan

Page 3: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

175

bahan ajar menyimak berjenis

audiovisual bagi mahasiswa prodi

PBSI. Selanjutnya, peneliti berusaha

menggali kebutuhan bahan ajar dan

menyusun prototipenya.

Permasalahan yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah (1)

bagaimanakah kebutuhan prototipe

bahan ajar menyimak berjenis

audiovisual bagi mahasiswa prodi

PBSI dan (2) bagaimanakah

deskripsi pengembangan prototipe

bahan ajar menyimak berjenis

sudiovisual bagi mahasiswa prodi

PBSI. Tujuan penelitian ini adalah

menjelaskan kebutuhan prototipe

bahan ajar menyimak berjenis

audiovisual dan menjelaskan

deskripsi pengembangan prototipe

yang sesuai kebutuhan tersebut.

Penelitian tentang

pengembangan materi pembelajaran

menyimak telah banyak dilakukan

oleh beberapa ahli. Misalnya,

Farihah (2012), Sugiyono (2014),

dan Nurani, Nugraha, Sidik (2018).

Farihah (2012) melakukan

penelitian berjudul “Pengembangan

Materi Ajar Menyimak Informasi

Berbasis Budaya melalui Tuturan

Langsung dalam Bentuk CD

Interaktif untuk Siswa SMA”.

Berdasarkan analisis kebutuhan

diketahui bahwa guru membutuhkan

materi ajar dalam bentuk CD

interaktif yang menyertakan

pengembangan materi yang lengkap.

Sementara itu, siswa menginginkan

adanya pembelajaran yang lebih

kreatif, menarik, dan memotivasi

daya berpikir kritis mereka.

Penelitian ini sampai pada tahap

menguji produk atau prototipe yang

telah dibuat. Persamaan penelitian ini

dengan yang dilakukan oleh Farihah

adalah sama-sama mengembangkan

bahan ajar menyimak, perbedaannya

adalah bahan ajar yang disusun oleh

Farihah diperuntukkan bagi siswa

SMA, sedangkan bahan ajar yang

akan dirancang dalam penelitian ini

untuk mahasiswa PBSI.

Sugiyono (2014) menulis artikel

yang berjudul “Pengembangan

Bahan Ajar Menyimak Berbasis

Multimedia Interaktif dalam Model

Belajar Mandiri untuk Sekolah

Menengah Pertama” dan dimuat di

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Volume 3,

Nomor 2 bertujuan untuk

merumuskan kebutuhan bahan ajar

menyimak berbasis multimedia

interaktif model belajar mandiri,

merumuskan prinsip-prinsip

pengembangannya, membuat desain

bahan ajar menyimak, serta

merumuskan keefektifan bahan ajar

tersebut untuk meningkatkan

kemampuan menyimak peserta didik

SMP melalui uji terbatas. Penelitian

tersebut menggunakan pendekatan

research and development dari Borg

dan Gall dengan langkah-langkah

yang ditempuh mulai dari analisis

teori dan praktis, analisis kebutuhan

guru dan siswa, pengembangan

desain, validasi desain, revisi desain,

dan uji terbatas. Persamaan

penelitian tersebut dengan penelitian

ini adalah sama-sama

mengembangkan materi ajar

menyimak. Perbedaannya adalah

penelitian Sugiyono mengembangkan

bahan ajar menyimak sampai dengan

uji coba terbatas, sedangkan

penelitian ini mengembangkan

purwarupa sampai dengan

pengembangan desain. Selain itu,

bahan ajar menyimak yang disusun

diperuntukan bagi mahasiswa

Page 4: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

176

perguruan tinggi dan bermuatan nilai

budaya di dalamnya.

Keefektifan media berjenis

audiovisual pernah diuji oleh Nurani,

Nugraha, dan Sidik (2018) melalui

penelitian berjudul Penggunaan

Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Menyimak Dongeng di

Era Digital yang diterbitkan

Eduhumaniora: Jurnal Pendidikan

Dasar Vol. 10 No. 2. Hasil penelitian

menunjukkan antusiasme siswa

dalam pembelajaran menyimak

dongeng dengan menggunakan

media audiovisual lebih baik

daripada pembelajaran menyimak

dongeng yang dibacakan langsung

oleh gurunya. Hal itu dibuktikan

dengan rata-rata kemampuan

menyimak dongeng siswa setelah

menggunakan media audiovisual

adalah 84,53; sedangkan rata-rata

kemampuan menyimak dongeng

sebelumnya hanya 67,20. Selain

membuat rata-rata kemampuan

menyimak dongeng siswa

meningkat, penggunaan media

audiovisual juga membuat siswa

lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Hal itu terlihat saat

guru mengajukan beberapa

pertanyaan ketika dongeng telah

diputar, sebagian besar siswa

merespon dengan baik pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian ini adalah sama-

sama membahas bahan ajar

menyimak berjenis audiovisual.

Perbedaannya, penelitian tersebut

menguji efektivitasnya, sedangkan

penelitian ini mengembangkan media

pembelajarannya.

Menyimak berbeda dengan

mendengar. Mendengar adalah

peristiwa tertangkapnya rangsangan

bunyi oleh pancaindera yang terjadi

pada waktu pendengar dalam

keadaan sadar akan adanya

rangsangan tersebut, sedangkan

menyimak adalah kegiatan

mendengar yang dilakukan dengan

sengaja penuh perhatian terhadap apa

yang didengar. Sementara itu,

menyimak intensitas perhatiannya

terhadap apa yang disimak

(Subyantoro dan Bambang Hartono,

2003: 1—2).

Rost (2002: 279) mengemukakan

bahwa menyimak ialah proses mental

dalam menafsirkan makna dari input

lisan, sedangkan Richard and

Schmidt dalam Rost (2002: 313)

berpendapat bahwa pemahaman

menyimak adalah proses memahami

ucapan dalam bahasa asal atau

bahasa kedua. Sementara itu, Nunan

(2005: 3) menyatakan bahwa

menyimak adalah proses aktif dan

berarti dalam memaknai apa yang

kita dengar.

Tarigan (2015) berpendapat

bahwa menyimak adalah suatu

proses mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi,

serta interpretasi untuk memperoleh

informasi, menangkap isi atau pesan,

serta memahami makna komunikasi

yang telah disampaikan pembicara

melalui ujaran atau bahasa lisan.

Jadi, menyimak adalah

mendengarkan informasi dengan

penuh perhatian dengan tujuan untuk

memberikan respons, baik lisan

maupun tulisan.

Depdiknas (2008: 6) menyatakan

bahwa materi pembelajaran dapat di

klasifikasi menjadi (1) fakta, yaitu

segala hal yang bewujud kenyataan

dan kebenaran, meliputi nama-nama

objek, peristiwa sejarah, lambang,

Page 5: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

177

nama tempat, nama orang, nama

bagian atau komponen suatu benda,

dan sebagainya; (2) konsep, yaitu

segala yang berwujud pengertian-

pengertian baru yang bisa timbul

sebagai hasil pemikiran, meliputi

definisi, pengertian, ciri khusus,

hakikat, inti/isi dan sebagainya; (3)

prinsip, yaitu berupa hal-hal utama,

pokok, dan memiliki posisi

terpenting, meliputi dalil, rumus,

adagium, postulat, paradigma,

teorema, serta hubungan antarkonsep

yang menggambarkan implikasi

sebab akibat; (4) prosedur, yaitu

langkah-langkah sistematis atau

berurutan dalam mengerjakan suatu

aktivitas dan kronologi suatu sistem;

dan (5) sikap atau nilai, yaitu hasil

belajar aspek sikap, misalnya nilai

kejujuran, kasih sayang, tolong-

menolong, semangat dan minat

belajar dan bekerja, dan sebagainya.

Materi menyimak memiliki

beberapa tujuan (Sutari dkk., 1994:

120), yaitu (1) materi yang bertujuan

untuk mendapatkan respons

penyimak berupa bunyi-bunyian,

baik berupa suara, suku kata, kata,

frasa, klausa, maupun kalimat; (2)

materi yang memerlukan pemusatan

perhatian, yakni menentukan gagasan

pokok pembicaraan dan gagasan

penunjang; (3) materi yang bertujuan

membandingkan dan

mempertentangkan dengan

pengalaman atau pengetahuan

menyimak; (4) materi yang bertujuan

untuk menuntut penyimak berpikir

kritis melalaui proses analisis; (5)

materi yang bertujuan untuk

menghibur bersifat santai; (6) materi

yang bertujuan untuk informatif; dan

(7) materi yang bertujuan untuk

deskriminatif, yakni setelah

mendapat pesan penyimak dapat

memberikan reaksi yang sesuai

dengan keinginan pembicara.

Penelitian ini menggunakan

pendekatan research and

development (R&D) dalam buku

Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D karya Sugiono

dengan sedikit penyesuaian

berdasarkan konteks penelitian.

Langkah-langkah penelitian research

and development dikemukakan oleh

Borg and Gall dalam Sugiono (2009:

409), yaitu (1) potensi masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain

produk, (4) validasi desain, (5) revisi

desain, (6) uji coba produk, (7) revisi

produk, (8) uji coba pemakaian, (9)

revisi produk, dan (10) produksi

massal. Penelitian ini hanya sampai

pada tahap ketiga, yaitu mendesain

produk. Hal tersebut disebabkan oleh

jangka waktu penelitian hanya satu

tahun. Oleh karena itu, pada tahun

berikutnya dapat dilakukan tahap

selanjutnya.

Data penelitian ini adalah

kebutuhan prototipe bahan ajar

menyimak berjenis audiovisual dan

desain prototipe bahan ajar

menyimak berjenis audiovisual.

Instrument penelitian menggunakan

angket. Data kebutuhan mahasiswa

terhadap bahan ajar menyimak

dianalisis menggunakan teknik

analisis dokumen sehingga diperoleh

model purwarupa bahan ajar yang

tepat.

Sesuai dengan fokus penelitian,

yaitu pengembangan bahan ajar

menyimak bagi mahasiswa PBSI,

dibutuhkan angket kebutuhan. Dalam

angket ini hal-hal yang dikupas

meliputi (1) aspek kompetensi dasar,

(2) aspek materi pembelajaran, (3)

aspek kegiatan pembelajaran; (4)

aspek jenis penilaian, (5) aspek

Page 6: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

178

alokasi waktu, (6) sumber belajar,

dan (7) harapan terhadap bahan ajar

menyimak. Gambaran tentang angket

ini dapat dilihat pada tabel kisi-kisi

angket kebutuhan berikut ini. Tabel 1

Kisi-kisi Angket Kebutuhan

Aspek Indikator

1. Materi/Isi Kebutuhan adanya

bahan ajar:

• Tanggapan

terhadap bahan

ajar menyimak

yang sudah ada

• Kebutuhan isi

bahan ajar

menyimak yang

dapat

dipertanggung-

jawabkan

kebenarannya

(disertai contoh)

• Kebutuhan isi

materi yang

sesuai dengan

tingkat

pemahaman

mahasiswa PBSI

Kebutuhan isi bahan

ajar menyimak

• Penjelasan tentang

pengertian

menyimak

• Penjelasan tentang

ragam menyimak

• Suasana

menyimak

• Faktor

pemengaruh

menyimak

• Aspek situasi

menyimak

• Hal-hal yang

dapat

meningkatkan

daya simak

2. Penyajian • Kebutuhan

pencantuman

tujuan

pembelajaran

• Kebutuhan bahan

ajar yang

menarik

• Kebutuhan bahan

ajar yang mudah

dipahami

• Kebutuhan bahan

ajar yang

dilengkapi

dengan latihan

• Kebutuhan bahan

ajar yang

dilengkapi

dengan tugas

3. Bahasa/

Keterbacaan • Kebutuhan bahan

ajar yang

menggunakan

bahasa Indonesia

baik dan benar

• Kebutuhan

penggunaan

bahasa dengan

kalimat sederhana

4. Grafika • Judul buku

• Petunjuk

penggunaan buku

• Cover buku

• Ketebalan buku

• Desain/model

buku

• Jenis dan ukuran

huruf

• Gambar/ilustrasi

5. Harapan

terhadap

bahan ajar

menyimak

• Saran dan

masukan

Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan studi pustaka dan

angket. Studi pustaka untuk menemukan

kebutuhan prototipe bahan ajar serta

angket yang digunakan adalah angket

kebutuhan. Angket kebutuhan diisi oleh

mahasiswa PBSI FKIP UNTIDAR

Semester 1. Data kebutuhan mahasiswa

terhadap bahan ajar menyimak dianalisis

menggunakan teknik analisis dokumen

Page 7: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

179

sehingga diperoleh model prototipe

bahan ajar yang tepat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan pengembangan

prototipe bahan ajar menyimak

berjenis audiovisual ini dijelaskan

dari sudut pandang kebutuhan bahan

ajar dan deskripsi pengembangan

prototipe.

Kebutuhan Prototipe Bahan Ajar

Mata Kuliah Menyimak Berbasis

Audio Visual

Setelah dilakukan analisis, kebutuhan

bahan ajar menyimak dirinci sebagai

berikut.

Aspek Materi

Pada aspek ini mahasiswa

membutuhkan bahan ajar menyimak

yang disertai contoh dan latihan,

tetapi tetap berisi teori. Teori tersebut

meliputi pengertian menyimak,

ragam menyimak yang efisien, peran

menyimak, proses menyimak yang

ideal, dan sistem ingatan jangka

pendek. Berikut ini adalah tabel hasil

penilaian kebutuhan prototipe bahan

ajar menyimak pada aspek materi. Tabel 2

Hasil Angket Kebutuhan Aspek

Materi Prototipe Bahan Ajar

Menyimak

No. Pernyataan Persentase

Responden

Ya Tidak

Aspek Materi

1. Bahan ajar mata

kuliah

Menyimak

yang sudah ada

di lapangan

selama ini telah

85,4% 14,6%

memadai.

2. Bahan ajar mata

kuliah

Menyimak

yang akan

dibuat harus

disertai contoh

bahan simakan

100% 0%

3. Bahan ajar mata

kuliah

Menyimak

dijelaskan

dengan rinci

dan uraian yang

panjang

59% 40,2%

4. Bahan ajar mata

kuliah

Menyimak

dijelaskan

dengan singkat

67,1% 32,9%

5. Perlu adanya

penjelasan

tentang

pengertian

menyimak pada

bahan ajar mata

kuliah

Menyimak

93,9% 6,1%

6. Ragam

menyimak juga

perlu dijelaskan

dalam bahan

ajar mata kuliah

Menyimak

98,8% 1,2%

7 Tujuan

menyimak juga

perlu dijelaskan

dalam bahan

ajar mata kuliah

Menyimak

80,5% 19,5%

8. Menyimak

yang efisien

juga perlu

dijelaskan

dalam materi

ajar mata kuliah

Menyimak

97,6% 2,4%

9. Peran

menyimak

93,9% 6,1%

Page 8: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

180

dalam

kehidupan

sehari-hari juga

perlu dijelaskan

dalam materi

ajar mata kuliah

Menyimak

10. Proses

menyimak yang

idealjuga perlu

dijelaskan

dalam materi

ajar mata kuliah

Menyimak

98,8% 1,2%

Berdasarkan hasil angket

kebutuhan pada aspek materi tersebut

diketahui bahwa 85,4% bahan ajar

menyimak yang ada sudah

memenuhi kebutuhan responden.

Akan tetapi, bahan ajar tersebut

belum dilengkapi dengan latihan dan

tugas sehingga 100% responden

menginginkan adanya bahan ajar

yang dilengkapi latihan dan tugas.

Perihal cara menguraikan bahan ajar,

59,8% responden menginginkan

uraian yang panjang dan 67,1%

responden menginginkan uraian

singkat. Berdasarkan persentase

tersebut, materi akhirnya diuraikan

dengan singkat disertai uraian yang

cukup mudah dipahami.

Aspek penyajian

Aspek penyajian materi meliputi

pencantuman tujuan pembelajaran,

materi yang dilengkapi dengan tugas

dan latihan, serta materi yang

disajikan dengan berurutan dan

mudah dipahami.

Tabel 3

Hasil Angket Kebutuhan Aspek

Penyajian Prototipe Bahan Ajar

Menyimak

No. Pernyataan Persentase

Responden

Ya Tidak

Aspek Penyajian

11. Perlu

dicantumkan

tujuan

pembelajaran

dalam buku

materi ajar

mata kuliah

Menyimak

berjenis

Audiovisual.

97,6% 2,4%

12. Bahan ajar

mata kuliah

Menyimak

yang menarik

adalah materi

ajar yang

memberikan

tantangan

dengan tugas-

tugas yang

harus

diselesaikan

58,5% 41,5%

13. Bahan ajar

yang menarik

adalah materi

ajar yang

menyajikan

teori dan tugas

sesuai dengan

kebutuhan

mahasiswa.

90,2% 9,8%

14. Materi ajar

yang mudah

dipahami

adalah materi

ajar yang

menjelaskan

teori dan tugas

secara

berurutan.

90,2% 9,8%

15. Materi ajar 72% 28%

Page 9: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

181

mata kuliah

Menyimak

yang mudah

dipahami

adalah materi

ajar yang

menyajikan

tugas pada

setiap teori

yang

dijelaskan.

16. Materi ajar

yang mudah

dipahami

disajikan

dengan singkat.

82,9% 17,1%

17. Perlu

dilengkapi

latihan

menyimak

dengan bahan

audiovisual

pada setiap bab

dalam bahan

ajar mata

kuliah

Menyimak.

92,7% 7,3%

18. Perlu

dilengkapi

tugas pada

materi ajar

mata kuliah

Menyimak.

79,3% 20,7%

Pada tabel 3 tersebut dapat

diketahui bahwa 97,6% responden

menginginkan tujuan pembelajaran

dicantumkan pada bahan ajar. Tujuan

pembelajaran ini dirumuskan pada

kompetensi yang diharapkan sesuai

skema rencana perkuliahan semester.

Selain itu, 58,5% responden

menyatakan membutuhkan bahan

ajar yang menantang dengan tugas-

tugas dan 72% responden

membutuhkan bahan ajar yang

menarik, yang disertai latihan.

Kemudian, 82,9% responden

menginginkan adanya materi yang

ditulis dengan singkat.

Latihan yang dikehendaki

responden pada bahan ajar

menyimak adalah rekaman berjenis

audiovisual. Hal tersebut dibutuhkan

oleh 92,7% responden. Selain

latihan, 79,3% responden

menginginkan bahan ajar yang

disertai dengan tugas.

Aspek Keterbacaan

Pada aspek keterbacaan mahasiswa

membutuhkan bahan ajar yang ditulis

dengan kalimat efektif dengan

kalimat tunggal agar mudah

dipahami. Berikut ini adalah tabel

aspek keterbacaan pada bahan ajar

yang dibutuhkan mahasiswa. Tabel 4

Hasil Angket Kebutuhan Aspek

Keterbacaan Prototipe Bahan Ajar

Menyimak

No. Pernyataan Persentase

Responden

Ya Tidak

Aspek Keterbacaan

19. Materi ajar

mata kuliah

Menyimak

ditulis dengan

menggunakan

bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

96,3% 6,7%

20. Jenis kalimat

untuk

menguraikan

materi adalah

kalimat

tunggal.

70,7% 29,3%

21. Materi ajar

menggunakan

kalimat

majemuk

setara.

81,7% 18,3%

22. Materi ajar 62,2% 37,8%

Page 10: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

182

menggunakan

kalimat

majemuk

bertingkat.

Pada tabel 4 terlihat 96,3%

responden menginginkan bahan ajar

yang ditulis dengan bahasa Indonesia

yang baik dan benar agar mudah

dibaca oleh mahasiswa. Berkaitan

dengan variasi penggunaan kalimat,

70,7% responden menginginkan

materi yang ditulis dengan kalimat

sederhana, 81,7% dengan kalimat

majemuk setara, dan 62,2% dengan

majemuk bertingkat. Oleh karena itu,

ketiga jenis kalimat tersebut perlu

digunakan sesuai dengan kebutuhan

responden.

Aspek Grafika

Aspek grafika menjelaskan tentang

judul bahan ajar, sampul, dan

ketebalan halaman. Sebanyak 78%

responden membutuhkan bahan ajar

berjudul Bahan Ajar Menyimak

Audiovisual bagi Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Namun, unsur budaya

juga perlu dimasukkan sehingga

judul buku menjadi Menyimak Teks

Berbasis Nilai Budaya: Bahan Ajar

Mata Kuliah Menyimak Berjenis

Audiovisual. Hal tersebut secara

lengkap dapat dilihat pada tabel

berikut ini. Tabel 5

Hasil Angket Kebutuhan Aspek

Grafika Prototipe Bahan Ajar

Menyimak

No. Pernyataan Persentase

Responden

Ya Tidak

Aspek Keterbacaan

23. Judul yang saya 58,5% 41,5%

inginkan adalah

“Bahan Ajar

Mata Kuliah

Menyimak

dengan Media

Audiovisual

Berbasiswa

Nilai Budaya”

24. Judul yang saya

inginkan adalah

“Belajar

Menyimak

dengan Media

Audiovisual

Berbasis Nilai

Budaya”

73,2% 26,8%

25. Judul yang saya

inginkan adalah

“Bahan Ajar

Menyimak

Audiovisual

bagi

Mahasiswa

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia”

78% 22%

26. Bahan ajar

Menyimak

yang akan

dibuat perlu

disertai

petunjuk

menggunakan

buku.

89% 11%

27 Sampul buku

panduan

dengan warna

cerah dan

mencolok

59,8% 40,2%

28. Sampul buku

panduan dibuat

dengan banyak

warna

42,7% 57,3%

29. Sampul buku

panduan

berwarna gelap

30,5% 69,5%

30. Sampul buku

panduan

82,9% 17,1%

Page 11: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

183

bergambar

31. Jumlah

halaman bahan

ajar kurang dari

50 halaman

63,4% 36,6%

32. Jumlah

halaman bahan

ajar antara 50

s.d. 80 halaman

51,2% 48,8%

33. Jumlah

halaman bahan

ajar antara 80

s.d. 100

halaman

75,6% 24,4%

34. Jumlah

halaman bahan

ajar lebih dari

100 halaman

89% 11%

35. Desain atau

bentuk bahan

ajar mata

kuliah

Menyimak

seperti buku

pelajaran (buku

paket)

63,4% 36,6%

36. Desain atau

bentuk buku

panduan

menulis surat

dinas seperti

buku bacaan

(A5)

69,5% 30,5%

37. Huruf yang

digunakan

untuk menulis

bahan ajar

adalah Times

New Roman

ukuran 11,

contoh “bahan

ajar”

84,1% 15,9%

38. Huruf yang

digunakan

untuk menulis

buku panduan

adalah Candara

ukuran 11,

contoh “bahan

75,6% 24,4%

ajar”

39. Huruf yang

digunakan

untuk menulis

buku panduan

adalah Arial

ukuran 11,

contoh “buku

panduan”

63,4% 36,6%

40. Perlu adanya

ilustrasi atau

gambar

pendukung

pada bahan ajar

97,6% 2,4%

Pada tabel 5 dapat diketahui

bahwa sebanyak 59,8% mahasiwa

menginginkan buku panduan dengan

warna cerah dan mencolok serta

82,9% responden menginginkan

buku panduan yang bergambar.

Aspek grafik berikutnya

berkaitan dengan ketebalan dan

bentuk buku. Sebanyak 63,4%

responden menginginkan buku

dengan tebal kurang dari 50 halaman.

Akan tetapi, 69,5% responden

menginginkan buku yang bentuknya

A5. Oleh karena itu, diputuskan

untuk menyusun buku berbentuk A5

dengan tebal lebih dari 50 halaman.

Aspek Audiovisual Berbasis Nilai

Budaya yang Dibutuhkan

Mahasiswa

Aspek ini menjelaskan lebih detail

terkait bahan ajar berjenis

audiovisual, jenis nilai karakter, dan

jenis tes yang dibutuhkan

mahasiswa. Berikut ini tabel hasil

penilaian responden.

Page 12: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

184

Tabel 6

Hasil Angket Kebutuhan Aspek

Audiovisual Berbasis Nilai Budaya

Prototipe Bahan Ajar Menyimak

No. Pernyataan Persentase

Responden

Ya Tidak

Aspek Keterbacaan

41. Nilai budaya

yang

dibutuhkan

adalah budaya

yang

menunjukkan

kearifan lokal

98,8% 1,2%

42. Nilai budaya

yang

dibutuhkan

adalah budaya

modern

53,7% 46,3%

43. Nilai karakter

yang

dibutuhkan

adalah karakter

yang sesuai

dengan nilai-

nilai yang

diyakini bangsa

Indonesia

98,8% 1,2%

44. Bentuk

rekaman yang

dibutuhkan

adalah

audiovisual

100% 0%

45. Bentuk

rekaman yang

dibutuhkan

adalah visual

57,3% 42,7%

46. Bentuk

rekaman yang

dibutuhkan

adalah audio

50% 50%

47. Jenis tes yang

dibutuhkan

adalah pilihan

ganda

82,9% 17,1%

48. Jenis tes yang

dibutuhkan

adalah isian

82,9% 17,1%

singkat

49. Jenis tes yang

dibutuhkan

adalah benar-

salah

76,8% 23,2%

50.

Jenis tes yang

dibutuhkan

adalah uraian

53,7% 46,3%

Pada tabel tersebut diketahui

bahwa 98,8% mahasiswa

menginginkan rekaman yang

menunjukkan kearifan lokal sesuai

dengan nilai-nilai yang diyakini

bangsa Indonesia. Selanjutnya,

berkaitan dengan jenis rekaman,

42,7% responden menginginkan

rekaman audio dan 50%

menginginkan rekaman visual

sehingga kedua jenis tersebut

diakomodasi pada bahan ajar yang

dihasilkan. Untuk jenis soal latihan

dan tugas, mahasiswa menginkan

pilihan ganda, isian singkat, benar-

salah, dan uraian.

Deskripsi Pengembangan Prototipe

Bahan Ajar Menyimak Berjenis

Audiovisual

Mengacu pada kebutuhan bahan ajar

menyimak berjenis audiovisual,

prototipe yang dihasilkan adalah

materi yang disajikan dalam bahan

ajar meliputi definisi menyimak,

ragam menyimak, tujuan menyimak,

menyimak yang efisien, peran

menyimak dalam kehidupan sehari,

serta proses menyimak. Hal tersebut

didasarkan pada persentase

kebutuhan yang lebih dari 90% pada

setiap subbab. Berikut ini adalah

gambar daftar isi yang menunjukkan

materi bahan ajar.

Page 13: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

185

Gambar 1

Materi pada Pertemuan 1–7

Gambar 2

Materi pada Pertemuan 8–16

Pada gambar 2 materi yang

disajikan pada bahan ajar ditambah

dengan sistem ingatan jangka

pendek. Hal itu sangat dibutuhkan

dalam keterampilan menyimak.

Daftar isi pada gambar 1 dan 2 juga

menunjukkan adanya prates praktik,

dan pertemuan 16 yang berisi latihan

ujian akhir semester.

Aspek penyajian

Gambar 3

Pencantuman Tujuan Pembelajaran

berupa Kompetensi Akhir yang

Diharapkan

Gambar 4

Materi yang Disajikan dengan Berurutan

dan Mudah Dipahami

Latihan dan tugas ini

dicantumkan pada bagian praktik di

setiap bab. Berikut ini adalah gambar

latihan dan tugas tersebut

Page 14: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

186

Gambar 5

Latihan dan Tugas yang Disajikan

setelah Materi

Kebutuhan pada aspek grafika

dihadirkan pada bentuk sampul

berikut ini.

Gambar 6

Sampul Bahan Ajar

Dengan mempertimbangkan

ukuran buku yang tidak terlalu besar,

ketebalan tersebut dirasa cukup.

Berikut ini adalah sampul belakang

buku panduan yang dapat

memberikan gambaran buku.

Gambar 7

Sampul Belakang Bahan Ajar

Sementara itu, perihal rekaman

berbasis kearifan lokal disajikan

sesuai prototipe berikut ini.

Gambar 8

Menyimak Sejarah Candi Borobudur

yang Menunjukkan Kearifan Lokal

Jenis soal latihan dan tugas

diwujudkan pada prototipe berikut

ini.

Page 15: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

187

Gambar 9

Jenis Soal Pilihan Ganda

Gambar 10

Jenis Soal Isian Singkat

Gambar 11

Jenis Soal Uraian

Gambar 12

Jenis Soal Benar Salah

SIMPULAN

Setelah dianalisis, responden, yaitu

mahasiswa Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, menginginkan

bahan ajar yang memenuhi syarat

aspek materi, penyajian, keterbacaan,

dan grafika. Berdasarkan keempat

aspek tersebut dapat disimpulkan

sebagai berikut.

Pada aspek kebutuhan bahan

ajar responden menginginkan bahan

ajar yang berisi materi dilengkapi

dengan tugas dan latihan untuk

menunjang keterampilan menyimak.

Agar memiliki pengalaman

menyimak langsung, dibutuhkan

bahan ajar berjenis audiovisual. Pada

aspek penyajian, mahasiswa

membutuhkan bahan ajar yang

mencantumkan tujuan pembelajaran

dan disajikan dengan runtut. Hal

tersebut diperlukan agar mahasiswa

mengerti urutan ilmu yang dipelajari.

Pada aspek keterbacaan, mahasiswa

membutuhkan bahan ajar yang ditulis

dengan kalimat efektif dengan

kalimat tunggal agar mudah

dipahami. Mahasiswa membutuhkan

Page 16: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Pengembangan Prototipe Bahan Ajar…. (Asri Wijayanti & Firstya Evi Dianastiti)

188

buku dengan sampul berwarna cerah

dan mencolok agar membangkitkan

semangat belajar. Selain itu,

mahasiswa menginginkan buku yang

praktis dengan ukuran A5 dan tidak

terlalu tebal, yaitu sekitar 50

halaman. Pada aspek jenis bahan ajar

audiovisual berbasis nilai budaya

menjelaskan lebih detail terkait

bahan ajar berjenis audiovisual, jenis

nilai karakter, dan jenis tes yang

dibutuhkan mahasiswa. Jenis tes

yang dibutuhkan mahasiswa adalah

pilihan ganda, isian singkat, benar

salah, dan uraian.

Berdasarkan aspek kebutuhan

tersebut dikembangkan prototipe

bahan ajar menyimak berjenis

audiovisual berbasis nilai budaya.

Prototipe tersebut

mempertimbangkan aspek materi,

penyajian, keterbacaan, dan grafika

yang menjadi kriteria dan sesuai

kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.

2008. Panduan Pengembangan

Materi Pembelajaran SMP.

Jakarta: Depdiknas.

Farihah, Siti. 2012. “Pengembangan

Materi Ajar Menyimak

Informasi Berbasis Budaya

melalui Tuturan Langsung

dalam Bentuk CD Interaktif

untuk Siswa SMA”. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang.

Nurani, Nugraha, dan Sidik. 2018.

“Penggunaan Media Audio

Visual dalam Pembelajaran

Menyimak Dongeng di Era

Digital” yang diterbitkan

Eduhumaniora: Jurnal

Pendidikan Dasar Vol. 10 No.

2. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hartono, Bambang. 2008.

Bagaimana Menyusun Buku

Pelajaran (yang Bermutu).

Semarang: Unnes.

Nunan, David. 2005. Practical

English Language Teaching.

Singapore: MCGraw Hill

Companies, Inc.

Pusat Perbukuan. 2003. Standar

Penilaian Buku Pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakata: Depdiknas.

Rost, Michael. 2002. Teaching and

Researching Listening. (hlm.

279). Edinburgh: Pearson

Educational Limited.

Subyantoro dan Bambang Hartono.

2003. “Pengembangan

Kemampuan Berbahasa

Pembelajaran Keterampilan

Mendengarkan, Berbicara,

Membaca, dan Menulis”.

Disampaikan pada Pelatihan

Terintegrasi Berdasarkan

Kurikulum Berbasis

Kompetensi Tahun 2003.

Universitas Negeri Semarang.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan

Kuatitatif, Kualitatif, dan R &

D. (hlm. 409). Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sugiyono, Eko Iman. 2014.

“Pengembangan Bahan Ajar Menyimak Berbasis

Multimedia Interaktif dalam

Model Belajar Mandiri untuk

Sekolah Menengah Pertama”.

Page 17: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BAHAN AJAR MATA KULIAH …

Jalabahasa, Vol. 15, No. 2, November 2019, hlm. 173—189

189

Seloka: Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia,

Volume 3 Nomor 2, hal 83-

89. ISSN 2301-6744.

Sutari, Ice, Tiem Kartimi, dan

Vismaia. 1994. Menyimak

sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2015.

Menyimak: sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Sinar Baru

Algesindo.