pengembangan multimedia antilock brake system …lib.unnes.ac.id/30938/1/5202412009.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA ANTILOCK BRAKE SYSTEM (ABS) PADA MATA KULIAH CHASSIS DAN
PEMINDAH DAYA
SKRIPSI
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
oleh Ahmad Fadlun
5202412009
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Mahasiswa : Ahmad Fadlun
NIM : 5202412009
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1
Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Multimedia Interaktif Penggunaan Multimedia Antilock Brake System (ABS) Pada Mata Kuliah Chassis dan Pemindah Daya” ini merupakan hasil karya
saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi
ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Semarang 13 Februari 2017
Yang membuat pernyataan
Ahmad Fadlun
NIM. 5202412009
iv
ABSTRAK
Fadlun, Ahmad. 2017. Pengembangan Multimedia Antilock Brake System (ABS) Pada Mata Kuliah Chassis dan Pemindah Daya. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Drs. Suwahyo,
M.Pd. (2) Wahyudi, S.Pd, M.Eng.
Kata Kunci: multimedia, rem, ABS, efektif, pengembangan
Pembelajaran dalam perkuliahan sangat dipengaruhi salah satunya oleh
media yang digunakan dalam pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan
membantu mempermudah dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan guna
mencapai tujuan pembelajaran. Multimedia yang dikembangkan dalam penelitian
ini bertujuan untuk menguji kelayakan dan keefektifan multimedia ABS serta
untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap multimedia sistem rem ABS yang telah dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan dengan
model ADDIE yang terdiri 5 tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluations. Dalam uji coba dilakukan, penelitian ini
menggunakan desain one group pretest-posttest. Subjek uji coba dalam penelitian
berjumlah 30 mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini ada dua yaitu instrumen tes dan
instrumen kuesioner (angket).
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dihasilkan multimedia yang sudah
divalidasi dan diujicobakan, hasil validasi yang dilakukan memperoleh nilai
persentase rata-rata sebesar 95,54% dari ahli media dan 93,30% dari ahli materi.
Kedua penilaian ahli tersebut memperoleh kriteria layak. Hasil dari uji coba
kepada mahasiswa dalam pembelajaran terbukti efektif dan mampu meningkatkan
hasil belajar mahasiswa dengan selisih rata-rata pretest-posttest sebesar 22,34,
selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 15,42
dan ttabel 2,05 pada db= 29 dan 5 % (thitung > ttabel) yang berarti terdapat
peningkatan hasil belajar secara signifikan. Peningkatan ini termasuk dalam
kategori peningkatan sedang dalam uji gain yang dilakukan dengan memperoleh
rata-rata nilai (g) sebesar 0,54. Selain itu berdasarkan respon dari pengguna
(mahasiswa) multimedia ABS ini memperoleh nilai persentase sebesar 76,1%
dengan kriteria baik.
Penelitian ini diharapkan mampu membantu dunia pendidikan dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
multimedia. Hasil multimedia yang telah dikembangkan dapat dimanfaatkan
untuk membantu proses pembelajaran ABS dan juga membantu mahasiswa untuk
belajar mandiri. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan
kreatif diharapkan penelitian pengembangan multimedia pembelajaran dapat
berlangsung secara berkelanjutan sebagai upaya untuk membantu dosen dan
mahasiswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat nikmat dan karunia-NYA serta telah memberi kekuatan, kesabaran dan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
lancar. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Manusia termulia
Habbina Wanabiyina Muhammad SAW. ahli keluarganya, para sahabatnya, para
auliya Allah, para alim ulama serta umatnya yang saleh sampai akhir zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, baik
yang berupa do’a, bimbingan maupun dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Rusiyanto, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Semarang.
3. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Otomotif , S1 Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Suwahyo, M.Pd., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Wahyudi, S.Pd, M.Eng., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
vi
6. Dr. Hadromi, S.Pd., M.T., sebagai Penguji yang telah memberikan
bimbingan, arahan, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Ibu, Bapak dan semua keluarga dan saudara saya yang selalu mendoakan dan
memberi dukungannya.
8. Rekan–rekan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2012.
9. Semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi
ini berguna bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.
Semarang, 13 Februari 2017
Penulis
Ahmad Fadlun
NIM. 5202412009
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN ..................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan ...................................................... 7
G. Manfaat Penelitian................................................................................. 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9
A. Kajian Teori........................................................................................... 9
1. Media Pembelajaran ......................................................................... 9
2. Multimedia Pembelajaran ................................................................ 11
3. Chassis dan Pemindah Daya ............................................................ 18
4. Antilock Brake System (ABS) ........................................................... 19
5. Hasil Belajar ..................................................................................... 36
B. Kajian Penelitian yang Relevan............................................................. 39
C. Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................... 43
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 44
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 45
A. Model Pengembangan ........................................................................... 45
viii
B. Prosedur Pengembangan ....................................................................... 45
C. Uji Coba Produk .................................................................................... 51
1. Desain Uji Coba ............................................................................... 51
2. Subjek Uji Coba ............................................................................... 53
3. Jenis Data ......................................................................................... 53
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 54
5. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 55
6. Teknik Analisis Data ........................................................................ 61
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 67
A. Data Uji Coba ........................................................................................ 67
1. Validitas ........................................................................................... 67
2. Reliabilitas ....................................................................................... 68
B. Analisis Data ........................................................................................ 69
1. Analisis Data Kelayakan Ahli .......................................................... 69
a. Ahli Media .................................................................................. 69
b. Ahli Materi ................................................................................. 71
2. Analisis Data Keefektifan Produk Akhir ......................................... 73
a. Uji-t ............................................................................................ 73
b. Uji Gain Ternormalisasi ............................................................. 75
3. Analisis Data Tanggapan Mahasiswa .............................................. 76
C. Revisi Produk ........................................................................................ 77
1. Revisi Produk dari Ahli Media ........................................................ 77
2. Revisi Produk dari Ahli Materi ........................................................ 84
D. Kajian Produk Akhir ............................................................................. 87
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 90
A. Simpulan Tentang Produk ..................................................................... 90
B. Saran Pemanfaatan Hasil Pengembangan ............................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 95
ix
DAFTAR SIMBOL
Simbol Arti
∑ Jumlah
O1 Tes Awal (Pre Test)
O2 Tes Akhir (Post Test)
X Perlakuan
rpbis Validitas (rhitung)
r11 Reliabilitas Instrumen
X2 Chi-kuadrat
t Hasil Uji-t
F Hasil uji homogenitas
V Varians
g Hasil uji gain
Singkatan Arti
ABS Antilock Brake System
ECU Electronic Control Unit
DTC Diagnostic Trouble Code
DLC Data Link Connector
MCU Micro Computer
RPS Rencana Pembelajaran Semester
IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
CVT Continous Variable Transmission
ECM Electronic Control Module
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komponen ABS .............................................................................. 22
Tabel 2.2. Diagnostic Trouble Code (DTC) suzuki ......................................... 35
Tabel 3.1 Garis besar isi media (Grand Design).............................................. 49
Tabel 3.2 Instrumen kelayakan ahli media ...................................................... 55
Tabel 3.3 Instrumen kelayakan ahli materi ..................................................... 56
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen tes .................................................................... 57
Tabel 3.5 Kisi-kisi angket kuesioner tanggapan multimedia ........................... 60
Tabel 3.6 Penilaian kevalidan produk pengembangan ..................................... 61
Tabel 3.7 Interpretasi gain ternormalisasi ........................................................ 65
Tabel 3.8 Persentase tanggapan mahasiswa ..................................................... 66
Tabel 4.1 Hasil validitas soal uji coba ............................................................. 67
Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil validasi dari ahli media ....................................... 69
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil validasi dari ahli materi ...................................... 71
Tabel 4.4 Hasil uji gain ternormalisasi ............................................................ 75
Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil tanggapan mahasiswa ......................................... 76
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses pengereman rem konvensional ......................................... 20
Gambar 2.2 Proses pengereman ABS .............................................................. 21
Gambar 2.3 Komponen ABS ........................................................................... 22
Gambar 2.4 Wheel speed sensor dan output signal ......................................... 23
Gambar 2.5 Bagan Control sistem rem ABS ................................................... 25
Gambar 2.6 Rangkaian sistem rem ABS.......................................................... 26
Gambar 2.7 Siklus ABS ................................................................................... 26
Gambar 2.8 Tekanan minyak rem saat bekerja normal.................................... 27
Gambar 2.9 Tekanan minyak rem saat bekerja tekanan tetap .......................... 28
Gambar 2.10 Tekanan minyak rem saat bekerja tekanan menurun ................. 29
Gambar 2.11 Tekanan minyak rem saat bekerja tekanan meningkat............... 30
Gambar 2.12 Tekanan minyak rem saat pedal dilepas ..................................... 31
Gambar 2.13 Lampu peringatan ABS .............................................................. 32
Gambar 2.14 Pemeriksaan menggunakan service wire.................................... 33
Gambar 2.15 Pemeriksaan menggunakan scan tools ....................................... 34
Gambar 3.1. Alur prosedur penelitian dan pengembangan .............................. 45
Gambar 4.1. Tampilan halaman utama sebelum revisi .................................... 72
Gambar 4.2. Tampilan halaman utama sesudah revisi ..................................... 72
Gambar 4.3. Tampilan halaman pilihan menu utama sebelum revisi .............. 79
Gambar 4.4. Tampilan halaman pilihan menu utama sesudah revisi ............... 79
Gambar 4.5. Tampilan halaman profil sebelum revisi ..................................... 80
Gambar 4.6. Tampilan halaman profil seudah revisi ....................................... 80
Gambar 4.7. Tampilan sub profil (ucapan terimakasih) sesudah revisi ........... 81
Gambar 4.8. Tampilan halaman pengertian ABS sebelum revisi .................... 82
Gambar 4.9. Tampilan halaman pengertian ABS sesudah revisi ..................... 82
Gambar 4.10. Tampilan halaman evaluasi mandiri sebelum revisi ................. 83
Gambar 4.11. Tampilan halaman evaluasi mandiri sesudah revisi .................. 83
Gambar 4.12. Tampilan materi pada pengertian ABS sebelum revisi ............. 84
Gambar 4.13. Tampilan materi pada pengertian ABS sesudah revisi.............. 85
Gambar 4.14. Tampilan materi tabel DTC sebelum revisi .............................. 86
xii
Gambar 4.15. Tampilan materi tabel DTC sesudah revisi ............................... 86
Gambar 4.16. Bagan multimedia ABS ............................................................. 88
xiii
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat persetujuan seminar proposal skripsi ................................. 95
Lampiran 2. Daftar hadir seminar proposal skripsi .......................................... 96
Lampiran 3. Berita acara seminar proposal skripsi .......................................... 97
Lampiran 4. Surat tugas dosen pembimbing .................................................... 98
Lampiran 5. Surat tugas dosen penguji ............................................................ 99
Lampiran 6. Surat ijin penelitian ...................................................................... 100
Lampiran 7. Surat permohonan validator ahli media 1 .................................... 101
Lampiran 8. Surat permohonan validator ahli media 2 .................................... 102
Lampiran 9. Surat permohonan validator ahli materi 1 ................................... 103
Lampiran 10. Surat permohonan validator ahli materi 2 ................................. 104
Lampiran 11. Detail produk multimedia akhir ................................................. 105
Lampiran 12. Daftar hadir uji coba soal uji validitas dan reliabilitas .............. 114
Lampiran 13. Sampel data soal uji coba uji validitas dan reliabilitas .............. 116
Lampiran 14. Tabel perhitungan validitas dan reabilitas ................................. 117
Lampiran 14. Perhitungan reabilitas ................................................................ 119
Lampiran 15. Lembar validasi ahli media........................................................ 120
Lampiran 16. Lembar validasi ahli materi ....................................................... 125
Lampiran 17. Sampel data tanggapan mahasiswa............................................ 131
Lampiran 18. Perhitungan uji normalitas pretest-posttest ............................... 132
Lampiran 19. Perhitungan uji homogenitas ..................................................... 135
Lampiran 20. Perhitungan uji-t (uji hipotesis) ................................................. 137
Lampiran 21. Soal uji coba dan kunci jawaban ............................................... 139
Lampiran 22. Daftar hadir peserta pretest........................................................ 147
Lampiran 23. Daftar hadir peserta posttest ...................................................... 148
Lampiran 24. Sampel data soal peserta pretest ................................................ 149
Lampiran 25. Sampel data soal peserta posttest............................................... 150
Lampiran 26. Dokumentasi penelitian ............................................................. 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tinggi di Indonesia dewasa ini masih menemui berbagai masalah.
Banyak poin-poin masalah yang belum dapat dipecahkan hingga sekarang. Hal itu
disampaikan Ketua DPR RI Marzuki Alie dalam Rakor Pimpinan Yayasan dan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di wilayah Kopertis VI Jateng, Rabu (4/9/13), di
Patra Jasa Hotel. "Problem pendidikan tinggi meliputi, masih rendahnya kualitas
pendidik, keefektifan pendidikan, dan fasilitas pendidikan," ungkapnya. (Puspita,
2013)
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan jika fasilitas pendidikan terpenuhi dan
pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam upaya meningkatkan
keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar banyak hal yang bisa
diupayakan, salah satunya dengan mengemas bagaimana pembelajaran itu dapat
menarik dan membangkitkan minat mahasiswa untuk lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Dalam sebuah sistem pembelajaran salah satu komponen
yang berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran adalah media. Media
Pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran (Rifa’i dan
Anni, 2012: 161).
Dalam kegiatan perkuliahan, media pembelajaran hampir tidak pernah lepas
digunakan dosen dalam menyampaikan materi kepada mahasiswa. Pada prodi
2
pendidikan teknik otomotif UNNES, media yang baik akan menarik minat dan
memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan yang disampaikan
dosen. Namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa media yang belum
sesuai harapan. Hal ini perlu untuk menjadi perhatian khususnya bagi dosen,
universitas, maupun mahasiswa kependidikan sebagai penerus kegiatan
pendidikan yang akan datang.
Teknologi media sekarang ini terus berkembang, dari yang dulunya media
terpisah-pisah ada teks, gambar, video, animasi, dan suara, kini semakin banyak
pengguna media menggabungkan media tersebut menjadi multimedia. Hal ini juga
dibarengi dengan semakin banyaknya software atau aplikasi yang dapat
digunakan untuk membuat multimedia dengan desain yang menarik. Tidak
mengherankan multimedia sekarang ini banyak digunakan oleh siswa, mahasiswa,
dosen, ataupun lembaga-lembaga sebagai sarana untuk presentasi dalam
menjelaskan sesuatu.
Penelitian pengembangan multimedia di dunia pendidikan terus dilakukan,
beberapa diantaranya penelitian yang dilakukan Suartama (2010: 253) dalam
pengembangan multimedia pada mata kuliah media pembelajaran menghasilkan
produk multimedia dengan kriteria baik dan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Ali (2009:18) dalam penelitian pengembangan media pembelajaran
interaktif di UNY juga menghasilkan media pembelajaran dengan kategori produk
yang sangat baik berdasarkan penilaian ahli media, dan juga respon mahasiswa
terhadap media menunjukan sangat baik untuk mendukung belajar mandiri. Ini
menunjukkan bahwa multimedia memang perlu untuk terus dikembangkan dan
3
digunakan dalam pendidikan sebagai salah satu media yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Pada perkuliahan chassis dan pemindah daya, salah satu materi pokok
pembelajarannya adalah sistem rem ABS (Antilock Brake System). Sistem rem
ABS adalah sistem rem yang dikontrol secara elektronik untuk menghindari rem
tidak terkunci. Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah
terkuncinya roda-roda belakang selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga
untuk mengontrol roda-roda depan agar kemudi masih bisa dikendalikan dengan
baik. Rem ABS saat ini bukan hal yang asing, pabrikan otomotif baik mobil
maupun sepeda motor kini sudah melengkapi sistem rem ABS dalam
produksinya. Oleh karena itu, seiring perkembangan dari teknologi tersebut, dunia
pendidikan pun diharapkan mampu membekali mahasiswa dalam penguasaan
materi dan pemahaman sistem ABS.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis saat mengikuti kuliah
chassis dan pemindah daya khususnya ABS, penulis merasa kesulitan dalam
memahami tentang sistem ABS. Hal ini dikarenakan dalam perkuliahan memang
media yang digunakan saat itu masih kurang. Peraga sistem ABS yang memang
belum ada, dan juga media yang digunakan untuk menyampaikan materi ABS
masih kurang cukup dalam menggambarkan sistem rem ABS, baik dari segi
komponen, fungsi dan cara kerja, maupun pemeriksaan dan perbaikan dari sistem
rem ABS. Masalah tersebut tentu menghambat tujuan dari pembelajaran dan
penguasaan materi tentang ABS.
4
Pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) setelah mahasiswa menempuh
mata kuliah chassis dan pemindah daya, kemampuan yang diharapkan yaitu,
mahasiswa mampu mengenali dan menjelaskan komponen/unit, fungsi, cara kerja,
dan analisis kerja dari sistem ABS (RPS, 2016). Untuk mencapai harapan tersebut
tentu dibutuhkan media yang sesuai dan dapat menggambarkan sistem ABS.
Berdasarkan observasi di lapangan, ada beberapa masalah yang muncul dilihat
dari segi medianya. Beberapa masalah diantaranya, media yang digunakan dalam
proses perkuliahan masih menggunakan media presentasi powerpoint sederhana.
Dilihat dari materi dan gambar yang berkaitan dengan mengenali dan menjelaskan
komponen dan fungsi ABS penjelasannya masih memakai banyak teks, kurang
fokus, gambar yang digunakan masih banyak gambar hitam putih dan belum
semua komponen ditampilkan, dan ada beberapa gambar yang belum diberi
penjelasan, hal ini menyebabkan butuh waktuh lebih untuk memahaminya. Dalam
penjelasan yang terkait dengan cara kerja ABS, animasi/video masih dirasa
kurang dan seringkali terletak pada file yang berbeda, gambar rangkaian kerja dari
sistem ABS baru ditampilan sebagian, selain itu efek audio untuk penjelasan
ataupun teks sederhana agar mudah memahami cara kerja ABS juga belum ada.
Dari pemeriksaan dan perawatan ABS untuk materi, gambar-gambar yang
mendukung juga masih dirasa kurang, hal ini membuat mahasiswa kurang bisa
memahami.
Dari beberapa masalah di atas, sering kali membutuhkan penjelasan berulang
kali yang menyita waktu. Masalah tersebut akan menghambat tercapainya tujuan
atau kompetensi yang diharapkan. Saat presentasi, sering kali yang
5
mempresentasikan adalah mahasiswa begitu juga media presentasipun yang
membuat mahasiswa. Dalam pembuatan media presentasi, mahasiswa seringkali
tidak menyesuaikan dengan RPS, akibatnya media presentasi yang digunakan
memang banyak kekurangan, walaupun setelah presentasi akan dijelaskan
kembali oleh dosen.
Dari media powerpoint yang ada sekarang ini sudah bisa mencakup materi-
materi yang diharapkan dari proses pembelajaran, namun ada beberapa hal yang
perlu ditindaklanjuti, beberapa diantaranya bagaimana kekurangan-kekurangan
dalam media presentasi powerpoint yang ada bisa lengkapi dan dikemas menjadi
media pembelajaran dengan lebih menarik untuk mencapai tujuan atau
kompetensi yang diharapkan. Media ABS yang ada belum bisa dikatakan sebagai
media interaktif (user leluasa dalam mengontrol media pembelajaran secara
langsung), belum memfasilitasi mahasiswa untuk belajar mandiri dimanapun,
kapanpun, yang salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan waktu
perkuliahan.
Dalam panduan aplikatif powerpoint (2007), powerpoint sebagai salah satu
program dari microsoft office memiliki fungsi yang kompleks, diantaranya
powerpoint mampu memfasilitasi penggunanya untuk membuat desain
multimedia yang menarik, dan juga media yang interaktif yang bisa menyajikan
teks, audio, gambar, video, animasi yang disajikan dalam satu file presentasi. Hal
ini sudah banyak diketahui banyak pengguna tapi sedikit orang yang
memaksimalkan penggunaan dari fitur-fitur yang ada pada powerpoint.
6
Sebagai alternatif untuk memenuhi media yang menarik, interaktif, dan bisa
digunakan untuk belajar mandiri yang sesuai harapan (kompetensi) pembelajaran
ABS pada RPS, maka dengan mengembangkan multimedia sistem rem ABS pada
mata kuliah chassis dan pemindah daya bisa dijadikan alternatif solusi.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang dikemukakan beberapa alasan dari peneliti, dan dapat di
identifikasi beberapa permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap akan menghambat dalam proses
kegiatan belajar mengajar
2. Media pembelajaran sebagai salah satu sistem pembelajaran belum
dikembangkan secara continue untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
sesuai kompetensi yang diharapkan.
3. Kebutuhan akan media pembelajaran interaktif yang memfasilitasi mahasiswa
belajar mandiri masih kurang.
4. ABS adalah salah satu sistem rem yang sekarang ini banyak digunakan dalam
kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, namun media yang ada belum
cukup untuk dapat memberikan pembelajaran sekaligus pemahaman tentang
sistem rem ABS.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian fokus terhadap penelitian yang akan dilakukan maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah;
penelitian ini fokus terhadap pengembangan multimedia sistem rem ABS dengan
7
membahas materi pemahaman sistem rem ABS, komponen, fungsi, cara kerja,
pemeriksaan dan perawatan dari sistem rem ABS.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kelayakan multimedia pembelajaran ABS yang dikembangkan?
2. Bagaimana keefektifan multimedia ABS terhadap hasil belajar mahasiswa?
3. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap multimedia sistem rem ABS yang
telah dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji kelayakan multimedia pembelajaran ABS yang
dikembangkan
2. Untuk menguji keefektifan multimedia ABS terhadap hasil belajar
mahasiswa.
3. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap multimedia sistem rem
ABS yang telah dikembangkan.
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi dari produk multimedia yang diharapkan diantaranya:
1. Multimedia yang akan dikembangkan membahas tentang sistem rem ABS
pada mata kuliah Chassis dan Pemindah Daya.
2. Multimedia ini akan didesain dengan menarik dan mudah dalam
mengoperasikan.
8
3. Tampilan multimedia berisi menu, petunjuk penggunaan, materi ABS, dan
evaluasi mandiri.
4. Materi yang akan disampaikan dalam multimedia ini yaitu pengertian ABS,
komponen, fungsi, cara kerja, pemeriksaan dan perawatan sistem ABS.
5. Dalam pengembangan multimedia ini peneliti akan menampilkan teks materi
ABS, gambar-gambar pendukung terkait materi ABS, audio yang diperlukan
sebagai pendukung penjelasan materi, video dan animasi yang diperlukan
untuk menjelaskan kerja ABS.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi dosen,
mahasiswa, penulis dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan,
adapun manfaatnya adalah:
1. Memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam hal pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan
multimedia pembelajaran
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai multimedia
pembelajaran sistem rem ABS sebagai upaya untuk meningkatkan hasil dari
proses pembelajaran.
3. Memfasilitasi mahasiswa sebagai media yang bisa digunakan untuk belajar
mandiri.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
Menurut Briggs (1970) dalam buku Sadiman et al. (2007: 6) media
pembelajaran adalah sarana fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
mahasiswa untuk belajar, seperti: buku, film, kaset, film bingkai dan sebagainya.
Arsyad (2002: 4) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar.
National Education Association (NEA) dalam Nurseto (2011: 20) mendefinisikan
media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca,
atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut.
Kustandi dan Sutjipto (2011: 8) menyampaikan bahwa media pembelajaran
adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
memperjelas makna yang disampaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Anwar (2009: 142) dalam jurnal Shubhi et al. (2015: 85) menyampaikan
variasi dalam metode pembelajaran dan pemanfaatan media pembelajaran
merupakan salah satu faktor dalam setrategi pembelajaran yang menentukan
keefektifan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, media
pembelajaran merupakan alat bantu atau sarana yang dipakai dosen untuk dapat
digunakan untuk merangsang pemikiran dan perhatian mahasiswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang efektif guna mencapai tujuan
pembelajaran. Penetapan metode yang tepat dan penggunaan media yang praktis
10
dalam proses belajar mengajar mampu menciptakan suasana belajar yang efektif
dan menyenangkan, serta dapat mempermudah siswa dalam menerima dan
mengolah informasi yang diterimanya (Bachtiar et al., 2009: 81)
Keefektifan secara umum diartikan sebagai tingkat pencapaian sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keefektifan secara konseptual adalah
perlakuan dalam proses pembelajaran dengan ciri-ciri: 1) suasana yang dapat
berpengaruh atau yang berkesan dalam penampilan dan 2) keberhasilan usaha
yang berpengaruh terhadap hasil belajar (Haryoko, 2009: 3). Keefektifan
berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang
direncanakan (Mishadin, 2012: 8). Keefektifan dalam pengembangan media ini
adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan tes
evaluasi kepada mahasiswa. Media dikatakan efektif apabila ada peningkatan
hasil belajar yang dapat dilihat dari peningkatan nilai hasil tes evaluasi.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru
untuk mengajar, yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan
abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat
audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan,
saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas
dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Kemp & Dayton (1985: 3-4) dalam buku Arsyad (2002: 21-23)
mengemukakan dampak positif penggunaan media, yaitu:
11
1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku
2) Pembelajaran bisa lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
6) Pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja
7) Sikap positif mahasiswa terhadap apa yang dipelajari dapat ditingkatkan,
8) Peran dosen dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya yaitu ; media teks,
media gambar, media audio, media vidio, dan multimedi. Dalam perkembangan
penggunaan media, jenis multimedialah yang sering digunakan, baik dalam
presentasi kebutuhan pekerjaan maupun dalam penyampaian materi di sekolah.
Kebanyakan multimedia yang digunakan merupakan multimedia sederhana, yang
biasanya belum bisa dikatakan sebagai multimedia interaktif.
2. Multimedia Pembelajaran
Kata multimedia adalah kombinasi yang berasal dari beberapa media.
Menurut Bocharova (2010: 1) multimedia adalah satu set perangkat lunak dan
perangkat keras yang digunakan untuk membuat, menyimpan, dan mengirimkan
informasi yang disajikan dalam berbagai format digital. Kustandi dan Sutjipto
(2011: 68) mengatakan bahwa multimedia adalah alat bantu penyampaian pesan
yang menggabungkan dua elemen atau lebih media, meliputi teks, gambar,
grafik, foto, suara, film, dan animasi secara terintegrasi. Kemampuan komputer
sebagai perangkat multimedia ini mampu mengkombinasikan antara teks, grafik,
12
animasi, suara dan video dalam menyampaikan pesan, informasi atau isi. Dalam
pendidikan multimedia ini digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran adalah sebuah program/aplikasi
multimedia berbasis komputer dimana didalamnya memadukan unsur media,
baik teks, gambar, video, audio, maupun animasi secara terintegrasi yang
digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran.
Sistem multimedia banyak digunakan dalam presentasi usaha, pusat
informasi, industri game, pendidikan, dan masih banyak lagi. Dalam pendidikan
penggunaan multimedia sering digunakan sebagai sarana penyampaian materi
kepada mahasiswa. Multimedia digunakan untuk menyalurkan pesan berupa
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
kemauan, dan perhatian pembelajar sehingga secara sengaja belajar terjadi dan
terkendali (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 69)
Suyanto (2005: 255) dalam bukunya menyampaikan beberapa objek-objek
multimedia, yaitu terdapat enam jenis objek: teks, grafik/image, audio/bunyi,
video, animasi, dan software.
1. Teks, merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi berbasis
multimedia (Sutopo, 2003: 8). Dalam multimedia, teks sangat efektif
digunakan untuk mengungkapkan ide dan memberikan panduan kepada
pengguna (Suyanto, 2005: 256)
2. Grafik/image, secara umum berbentuk seperti foto dan gambar. Gambar
dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara baru dan
lebih menarik. Manusia lebih mudah mengenali gambar karena gambar
13
merupakan sarana yang baik untuk menyajikan informasi (Suyanto, 2005:
261).
3. Bunyi, penyajian bunyi merupakan cara lain untuk lebih memperjelas
pengertian suatu informasi. Contohnya, narasi melengkapi penjelasan yang
dilihat melalui video. Bunyi/suara dapat lebih memperjelas karakteristik suatu
gambar, misalnya melalui musik dan efek-efek suara (Sutopo, 2003: 13). Ada
tiga belas jenis objek bunyi yang bisa digunakan dalam produksi multimedia,
yakni format waveform, aiff, dat, ibf, mod, rmi, sbi, and, voc, MIDI sound
track, compack disk audio, dan MP3 file. Salah satu bentuk audio yang
bisa digunakan dalam multimedia adalah berbentuk waveform (.wav)
yang merupakan standar untuk Windows PC (Suyanto, 2005: 273).
4. Animasi, merupakan gerakan image atau video (Sutopo, 2003: 12). Jadi,
animasi adalah pembentukan gerakan dari berbagai media atau objek yang
divariasikan dengan gerakan transisi, efek-efek serta suara yang cocok
dengan gerakan animasi tersebut atau animasi merupakan penayangan frame-
frame gambar secara cepat untuk menghasilkan suatu gerakan (Suyanto,
2005: 287).
5. Video, menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi aplikasi
multimedia. Ada empat macam video yang dapat digunakan sebagai objek
link dalam aplikasi multimedia: live video feeds, videotape, videodisc, dan
digital video (Suyanto, 2005: 279).
6. Software, salah satu konsep paling ampuh dalam multimedia adalah
keterpaduan serempak yang dapat dicapai dengan menciptakan link ke
14
berbagai dokumen dan database. Pemilihan software yang tepat untuk
pembuatan multimedia, memungkinkan pembuat multimedia dapat
mengoptimalkan pembuatan multimedia yang interaktif dan menarik
(Suyanto, 2005: 291).
Dalam pembuatan multimedia, objek-objek yang digunakan dalam
multimedia membutuhkan interactive link, dimana pengguna dapat menekan
mouse atau objek pada screen seperti button atau teks dan menyebabkan program
melakukan perintah tertentu. Interactive link dengan informasi yang
dihubungkannya sering kali dikenal sebagai hypermedia. Termasuk hypertext
(hotword). Hypergraphics dan hypersound (Sutopo, 2003: 14). Interactive link
menggabungkan beberapa elemen multimedia sehingga menjadi informasi yang
terpadu. Multimedia ini sering disebut dengan multimedia interaktif, yaitu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
user, sehingga ia dapat memilih sesuatu yang dikehendaki (Kustandi dan
Sutjipto, 2011:69).
Keuntungan multimedia pembelajaran Frenrich (1997) dalam Kustandi dan
Sutjipto (2011: 70) adalah sebagai berikut; 1) Pengguna belajar sesuai dengan
kemampuannya. 2) Belajar pada waktu munculnya kebutuhan. 3) Pembelajar
menyesuaikan diri dengan kemampuan. 4) Pembelajar terdorong mengejar
pengetahuan dan memperoleh umpan balik seketika. 5) Pembelajar dapat
mengikuti tes evaluasi yang objektif yang tersedia. 6) Pembelajar menikmati
privasi dimana ia tidak perlu malu saat melakukan kesalahan. 7) Belajar dimana
15
saja, kapan saja, tanpa terikat waktu yang ditentukan. 8) Belajar saat kebutuhan
muncul.
Dalam pengembangan media pembelajaran ada beberapa tahapan sederhana
yang bisa dilakukan, Sanjaya (2012: 128) menyebutkan ada 3 tahapan, yaitu
tahapan perancangan, tahap pengembangan naskah media , dan produksi media;
1. Tahap Perancangan
Tahap perancangan bisa disebut tahapan menentukan tujuan serta cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, yang meliputi;
a. Identifikasi kebutuhan, media yang direncanakan didasarkan pada
kebutuhan yang dirasakan mahasiswa, berangkat dari kesenjangan antara
apa yang diharapkan mahasiswa dan apa yang yang telah dimiliki.
b. Perumusan tujuan, tujuan pembelajaran berhubungan dengan perubahan
perilaku mahasiswa setelah menggunakan media pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada
materi pembelajaran.
c. Pengembangan materi, dalam mengembangkan materi ada beberapa
kriteria yang diperhatikan, diantaranya:
1) Sahih atau valid, maksudnya bahwa materi telah teruji kebenaranya,
berangkat dari teori dan menunjukkan sumber yang digunakan.
2) Tingkat kebermaknaan, yang berarti bermakna bagi mahasiswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran (relevansi antara tujuan dan
materi)
16
3) Kebermanfaatan, bahwa materi secara akademis dan non-akademis
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
4) Kesesuaian dengan mahasiswa, bahwa materi yang disajikan sesuai
dengan tingkat perkembangan mahasiswa
5) Menarik minat, artinya dapat memotivasi mahasiswa untuk
mempelajarinya lebih lanjut.
2. Penulisan naskah media
Naskah media dibuat sesuai dengan jenis media yang digunakan, hal ini bisa
dilakukan apabila dibutuhkan pembuatan sinopsis (ringkasan cerita),
treatment (gambaran runtutan cerita). Sebagai contoh dalam membuat media
audio-visual yang membutuhkan banyak pihak terkait didalamnya.
3. Produksi media
Tahap produksi media adalah tahap dimana kegiatan pembuatan media
dilaksanakan, dari semua materi ataupun bahan-bahan media yang
dipersiapkan diproses atau disusun menjadi satu kesatuan media yang serasi.
Dalam produksi media pembelajaran ada banyak media yang bisa digunakan,
apabila media ini output-nya menjadi sebuah multimedia menurut Darmawan
(2013: 44) ada beberapa software yang dapat digunakan, diantaranya:
Delphi, Basic, Pascal, Authorwear, Macromedia Flash, Swish, Director,
selain sofware tersebut aplikasi powerpoint dari microsoft office juga dapat
digunakan untuk membuat multimedia.
Tahapan produksi media selanjutnya adalah pasca produksi yang didalamnya
ada evaluasi media yang dilakukan oleh para ahli terkait, kemudian
17
dilakukan uji coba terbatas untuk melihat validitas materi, berikutnya
dilakukan revisi produk akhir secara keseluruhan agar menjadi media yang
layak dan sesuai untuk menjadi media pembelajaran yang siap digunakan.
Dalam aplikasinya, media yang dikembangkan menjadi multimedia dapat
digunakan sebagai multimedia pembelajaran yang sesuai apabila multimedia
dinyatakan layak. Dalam pengembangan media tidak semua orang bisa
menyatakan layak, karena merekalah yang memiliki predikat ahli baik ahli
media, ahli materi, maupun ahli-ahli yang lainnya untuk menilai dari segi
isi/kandungan materi maupun dari desain medianya.
Untuk menilai kelayakan multimedia, seorang penilai media dapat melihat beberapa
poin-poin penilaian media interaktif. Menurut Sanjaya (2012: 234-235) ada tujuh kriteria
penilaian media interaktif; 1) Kesederhanaan, sebuah program harus dirancang
sesederhana mungkin sehingga pembelajar tidak perlu belajar komputer terlebih dahulu.
2) Kelengkapan bahan pembelajaran, maksudnya bahwa media berisi materi
pembelajaran yang cukup sesuai pengetahuan yang ingin diperoleh. 3) Komunikatif, baik
bahasa maupun format penampilan dapat dimengerti pengguna. 4) Belajar mandiri,
media yang baik dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri oleh orang lain, ada
petunjuk penggunaan, isi materi sampai evaluasi sudah disajikan untuk mengukur
kemampuan setelah belajar mandiri. 5) Belajar setahap demi setahap, maksudnya isi
materi disusun secara berurutan dari hal kecil sampai kompleks. 6) Unity (kesatuan)
multimedia, mengabungkan beberapa jenis media menjadi media yang serasi dan
seimbang. 7) Kontinuitas, bahwa media dapat menumbuhkan minat belajar yang
18
berkelanjutan, sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia
akan merasa telah belajar sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas, dalam pengembangan multimedia ini diharapkan
dapat dilakukan sampai memperoleh kriteria layak dan sesuai. Tujuannya tidak
lain agar dapat digunakan sebagai multimedia pembelajaran baik di kelas maupun
untuk belajar mandiri mahasiswa.
3. Chassis dan Pemindah Daya
Supraptono dan Suwahyo, (2008) dalam bukunya menyampaikan bahwa
Chassis adalah bagian dari suatu mobil yang tertinggal apabila body mobil
dilepas/diangkat. Chassis merupakan bagian dan peralatan yang berupa
kelengkapan sebagai kenyamanan berkendara, juga sebagai unsur tempat
kedudukan pengendara, pengarah lajunya kendaraan, penahan kejut dari berbagai
arah, pengendali kecepatan, dan memperlambat laju kendaraan, maupun
pemberhenti saat diperlukan. Pemindah Daya merupakan serangkaian sistem
yang berfungsi meneruskan tenaga dari engine sampai ke roda-roda kendaraan.
Beberapa bagian Chassis dan Pemindah Daya yang sering dipelajari diantaranya;
kopling, transmisi, propeller dan gardan, sistem kemudi, sistem
pemegasan/suspensi, rem, roda dan ban.
Chassis dan Pemindah daya adalah salah satu mata kuliah dari prodi
pendidikan teknik otomotif di jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNNES.
Mata kuliah chassis dan pemindah daya dibagi menjadi 2, yang pertama teori
chassis dan pemindah daya yang diambil pada semester 4, dan yang kedua adalah
praktik chassis dan pemindah daya pada semester 5. Mata kuliah chassis dan
19
pemindah daya diberikan kepada mahasiswa agar peserta kuliah mengetahui
dasar-dasar pengertian tentang chassis, body, dan sistem pemindah daya beserta
fungsi dan kegunaannya pada bidang otomotif yang umumnya pada kendaraan
roda 4. Pada Teori mata kuliah chassis dan pemindah daya, ABS ini masuk
dalam materi pokok pembelajaran, yaitu tentang sistem mekanik, hidrolik,
pneumatik, dan sistem ABS (format silabus 2012).
Chassis dan pemindah daya yang dipelajari mencangkup beberapa materi
pokok pembelajaran, diantaranya: pengertian, komponen, dan jenis-jenis sistem
pemindah daya, kopling, transmisi, poros propeler, diferensial, jenis-jenis rangka,
roda dan ban, steering, suspensi, front wheel aligment (FWA), serta sistem rem
mekanik dan hidrolik (format silabus 2012). Sesuai RPS (Rencana Pembelajaran
Semester) pada semester genap tahun 2016 sekarang ini, dalam penguasaan
materi tentang ABS diharapkan mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan
komponen/unit-unit, fungsi, cara kerja, dan analisi kerja sistem ABS.
Kompleksnya materi seringkali terlihat adanya kekurangan, baik dari penjelasan
materi maupun gambar-gambar pendukung untuk memperjelas materi yang
disampaikan. Hal ini dapat menghambat tercapainya tujuan dari pembelajaran
sistem ABS. Oleh sebab itu peneliti melihat bahwa pembelajaran materi ABS
dapat digunakan sebagai bahan pengembangan multimedia dalam penelitian ini.
4. Antilock Brake System (ABS)
A. Pengertian Rem ABS
Sistem rem mutlak diperlukan oleh setiap kendaraan, karena ketika
kendaraan melaju pengemudi harus bisa menghentikannya dengan mudah.
20
Namun permasalahan akan muncul ketika kendaraan direm mendadak, jalan
licin, musim hujan, maka roda akan terkunci dan roda akan sulit dikendalikan
(Suzuki, 2002:1). Hal ini bisa saja membahayakan kondisi dari pengemudi.
Biasanya untuk menghindari penguncian pada roda, pengemudi menekan rem
secara periodik atau biasa disebut mengocok rem. Namun, ketika berkendara
dengan kondisi darurat atau mendadak hal itu sulit untuk dilakukan, oleh sebab
itu sistem rem sebagai kebutuhan pokok dari kendaraan terus dikembangkan, dan
sekarang ini dari hasil perkembangan teknologi rem yang banyak digunakan
adalah Antilock Brake System (ABS).
ABS adalah rem yang sudah dikontrol secara elektronik. Sistem ABS
merupakan pengembangan dari sistem rem mekanik dan hidrolik, dengan
pemasangan sensor putaran roda maka dapat diketahui apakah roda dalam
keadaan slip akibat perlambatan kendaraan saat direm. Kelengkapan lain pada
ABS juga dipasang dalam kendaraan, yaitu unit aktuator serta elektronic control
unit (ECU), sehingga sensor dapat memberikan sinyal ke ECU untuk diolah
sedemikian rupa dan menghasilkan sinyal output ke actuator guna
mengkondisikan roda agar tidak terjadi slip (Sudaryono: 307).
Proses kontrol antara sistem rem konvensional dan sistem rem ABS dapat
dilihat pada gambar grafik berikut ini.
Gambar 2.1. Proses pengereman rem konvensional
(Sumber: Pradhana, 2013)
21
Saat pengereman mendadak, tekanan rem akan meningkat cepat dan
mengunci roda. Hal ini akan terjadi lebih cepat apabila kondisi jalan licin,
sehingga kemungkinan terjadinya slip antara roda dan permukaan jalan akan
terjadi dan waktu yang seharusya kendaraan sudah harus berhenti menjadi tidak
tepat (Suzuki, 2002: 7)
Gambar 2.2. Proses pengereman ABS
(Sumber: Pradhana, 2013)
Kerja dari sistem rem ABS di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Saat pengereman terjadi, tekanan rem meningkat dan dijaga pada titik A
sampai titik B oleh perintah yang dikirim dari control unit sehingga
perlambatan roda dapat lebih halus/lambat (Suzuki, 2002: 8).
2. Setelah perlambatan kendaraan terjadi, tekanan rem menurun pada titik B.
Akibatnya putaran roda akan meningkat kembali (Suzuki, 2002: 8).
3. Saat percepatan roda semakin besar, ABS control unit mendeteksi bahwa
gaya pengereman berkurang, tekanan rem akan dinaikkan, mulai titik C.
Kontrol dari tekanan rem ini berdasarkan kecepatan kendaraan, ABS
menyediakan gaya pengereman yang optimum untuk menghindari
penguncian roda (Suzuki, 2002: 8).
22
Sudaryono (2013:317) menyatakan ada beberapa tujuan yang dicapai pada
kendaraan yang dilengkapi dengan sistem ABS antara lain:
1. Kemampuan pengendalian stir baik saat pengereman penuh
2. Stabilitas kendaraan tetap baik saat pengereman pada semua kondisi jalan.
3. Jarak pengereman sekecil mungkin dapat tercapai.
B. Fungsi Komponen ABS
Gambar 2.3. Komponen ABS (Sumber: Rohidin, 2014)
Tabel 2.1. Komponen ABS
(Sumber: New Step 1 Toyota, 1995:5-63)
Komponen Fungsi
Wheel Speed Sensors Depan Mendeteksi kecepatan roda pada masing-
masing roda depan
Wheel Speed Sensors Belakang Mendeteksi kecepatan roda pada masing-
masing roda belakang
Sensor Rotor Switch Lampu Rem
Roda gigi yang digunakan bersama-sama
dengan wheel speed sensor untuk mendeteksi
kecepatan roda,
Mendeteksi tanda pengereman dan
mengirimkan ke komputer ABS
Lampu Peringatan Anti-Lock (ANTI-LOCK Warning Light)
Lampu menyala untuk memberi tanda agar
pengemudi siaga saat Anti-Lock Brake System
ada yang tidak berfungsi
ABS Actuator / Hidrolik Unit Untuk mengontrol tekanan minyak rem pada
masing-masing silinder disc brake dengan
signal dari komputer ABS
23
ABS Computer / ABS Control Modul Dengan signal-signal dari masing-masing
speed sensor ia menghitung jumlah akselerasi
dan deselerasi dan mengirim signal-signal ke
aktuator ke pengontrol tekanan minyak rem
1. Wheel Speed Sensor
Gambar 2.4 wheel speed sensor dan output signal
(Sumber: Suzuki, 2002:10)
Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor. Di dalam sensor terdapat
magnet yang menghasilkan garis gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi.
Saat rotor berputar, roda gigi yang berputar memotong garis gaya magnet
sehingga menghasilkan gaya induksi elektromotif bolak-balik sesuai dengan
kecepatan rotor. Oleh sensor gaya induksi elektromotif bolak-balik ini diubah
menjadi sinyal gelombang sinus tegangan kemudian dikirim ke ABS Control Unit
(Suzuki, 2002:10).
2. ABS Control Modul
ABS Control Modul adalah unit yang memproses semua sensor untuk
mengendalikan kerja sistem ABS dengan cara mengatur kerja setiap selenoid
24
yang ada di dalam hidrolik unit (Suzuki, 2002:11). Selain itu di dalam Suzuki
(2002:11) juga sebutkan fungsi lain dari ABS Control Modul, yaitu:
a. Fungsi Self Diagnosis, adalah fungsi untuk mendiagnosa sistem dan
komponen rem pada berbagai kondisi dan hasilnya diinformasikan dalam
DTC dengan penyalaan Lampu Peringatan ABS.
b. Fungsi Fail Safe, adalah fungsi keamanan dimana jika terjadi masalah
pada sistem ABS, maka sistem ABS akan OFF dan sistem rem akan
kembali pada sistem rem konvensional.
c. Sirkuit pembentuk gelombang, berfungsi merubah sinyal output sensor
roda dari gelombang sinus (analog) yang frekuensinya berubah-ubah
menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga dapat diproses oleh micro
computer.
d. Micro Computer (MCU), berfungsi mendeteksi percepatan/perlambatan
kecepatan roda dan kecepatan kendaraan.
e. Sirkuit Selenoid Control, Sirkuit ini menggunakan Power Transistor dan
mengontrol arus yang mengalir ke selenoid valve di dalam hidrolik unit.
f. Sirkuit Fail Safe, Sirkuit ini memonitor kerja dari sensor, selenoid dan
ABS Control Modul. Bila terdapat unit atau sistem yang tidak berfungsi,
sistem rem akan berfungsi secara konvensional, lampu peringatan ABS
pada panel instrumen akan menyala.
3. Hidrolik Unit (Actuator)
Hidrolik unit terdiri dari Selenoid valve, Pompa, Reservoir, dan Accumulator.
Selenoid valve mengubah posisi anchor berdasarkan output dari ABS Control
25
Modul (Suzuki, 2002:12).
Semua komponen pada sistem rem ABS saling terhubung, dan ABS control
modul akan memproses semua sensor untuk mengendalikan kerja sistem ABS,
secara sederhana control sistem ABS dapat dilihat pada gambar 2.5 dan
sedangkan untuk rangkaian sistem rem ABS dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.5. Bagan Control sistem rem ABS
(Sumber: Lexus technical training hlm. 109)
26
Gambar 2.6. Rangkaian sistem rem ABS
(Sumber: New Step 1 Toyota, 1995:5-62)
C. Siklus Kerja ABS
Gambar 2.7 Siklus ABS
(Sumber: Sudaryono, 2013: 319)
27
Proses pengaturan dalam sistem ABS merupakan rangkaian proses tertutup
yang berlangsung berulang-ulang.
a. Tekanan dari silinder (1), mengalir melalui katup selenoid valve yang ada
pada hidrolik unit (2) ke kaliper (3)
b. Sensor putaran roda (4) mengukur putaran dan mengirim sinyal putaran
tersebut ke kontrol unit ABS (5)
c. Kontrol unit ABS (5) mengolah sinyal putaran dan menetapkan sinyal out
put dan mengirim ke selenoid valve (2)
d. Katup selenoid valve (2) berdasarkan sinyal out put dari kontrol unit
mengatur tekanan rem dari silinder master ke kaliper sesuai dengan
kebutuhan (menaikkan, menahan dan menurunkan tekanan)
D. Pengontrolan Tekanan Minyak Rem
1. Saat Rem Bekerja Normal
Gambar 2.8. Tekanan minyak rem saat bekerja normal
(Sumber: Suzuki,2002:18)
28
Penjelasan (Suzuki,2002:18):
Arus listrik menuju selenoid 0 ampere sehingga:
a. Gaya magnet tidak dihasilkan pada selenoid valve sehingga anchor tidak
tertarik menuju selenoid,
b. Inlet port terbuka dan outlet port tertutup
c. Tekanan minyak rem dari master silinder langsung dikirim ke caliper / wheel
cylinder melalui inlet port dari selenoid valve
d. Saat outlet port dari selenoid valve tertutup, tekanan minyak rem tidak
disalurkan ke tanki reservoir
2. Saat ABS Bekerja ( Tekanan tetap / Roda mulai slip)
Gambar 2.9. Tekanan minyak rem saat bekerja tekanan tetap
(Sumber: Suzuki, 2002:19)
Penjelasan (Suzuki, 2002:19):
Arus listrik menuju selenoid 2 ampere, sehingga :
29
a. Gaya magnet dihasilkan oleh arus 2 ampere, menarik anchor ke posisi
dimana anchor dan return spring diseimbangkan (jarak aliran kecil)
b. Inlet port dan outlet port tertutup
c. Minyak rem bertekanan dari master silinder tidak disalurkan ke selenoid
valve sehingga tekanan pada caliper / wheel cylinder dapat tertahan
d. Karena outlet port tertutup tekanan minyak rem di caliper / wheel cylinder
tidak disalurkan ke tanki reservoir, demikian juga by pass check valve
tertutup sehingga tekanan minyak rem pada master cylinder tinggi
3. Saat ABS Bekerja ( Tekanan menurun / Roda slip secara cepat)
Gambar 2.10. Tekanan minyak rem saat bekerja tekanan menurun
(Sumber: Suzuki, 2002:20)
Penjelasan (Suzuki, 2002:20):
Arus listrik menuju selenoid 5 ampere, sehingga:
a. Gaya magnet pada selenoid meningkat untuk menaikkan anchor lebih
jauh
b. Inlet port tetap tertutup dan outlet port membuka
30
c. Tekanan minyak rem master silinder tidak bekerja di atas caliper sejak inlet
port dari selenoid valve tertutup
d. Tekanan caliper disalurkan ke tanki reservoir melalui outlet port selenoid
valve sehingga tekanan menurun
e. Arus 5 ampere ke selenoid dikontrol dan motor dan pompa bekerja secara
bersamaan mengalirkan minyak rem (yang kembali ke reservoir) ke dalam
accumulator sehingga siap bekerja pada caliper saat peningkatan tekanan
berikutnya
f. Tekanan minyak rem yang terdapat dalam accumulator lebih tinggi daripada
tekanan minyak rem pada master cylinder sehingga feeling valve mencegah
tekanan minyak rem kembali ke master cylinder. Sehingga dapat mencegah
pedal rem “menyentak”
4. Saat ABS Bekerja (Tekanan meningkat / Roda slip sesaat)
Gambar 2.11. Tekanan minyak rem saat bekerja tekanan meningkat
(Sumber: Suzuki, 2002:21)
31
Penjelasan (Suzuki, 2002:21):
Arus listrik menuju selenoid 0 ampere, sehingga:
a. Arus ke selenoid valve dipotong sehingga gaya magnet berkurang. Anchor
akan kembali ke tempat semula karena return spring
b. Selenoid valve terbuka sehingga minyak rem bertekanan tinggi yang terdapat
di dalam accumulator disalurkan ke caliper / wheel cylinder melalui inlet
port dari selenoid valve
c. Demikian juga sama dengan saat normal, tekanan minyak rem pada caliper
tidak disalurkan ke tanki reservoir saat outlet port dari selenoid valve
tertutup
5. Saat Rem Dilepas
Gambar 2.12. Tekanan minyak rem saat pedal dilepas
(Sumber: Suzuki, 2002:22)
Penjelasan (Suzuki, 2002:22):
32
Arus listrik menuju selenoid 0 ampere, sehingga:
a. Tekanan minyak rem pada master cylinder menurun sehingga tekanan pada
caliper / wheel cylinder kembali ke master cylinder
b. By pass valve terbuka karena tekanan minyak rem lebih tinggi dari pada
tekanan spring, sampai pada saat tekanan minyak rem sama dengan tekanan
spring, by pass valve tertutup. Selanjutnya minyak kembali ke master
cylinder melalui feeling valve.
E. Pemeriksaan dan Perbaikan
ABS adalah suatu sistem rem yang dikendalikan secara elektronik. Dengan
pengontrolan seperti ini, pada saat terjadi permasalahan dalam sistem ABS maka
lampu ABS akan menyala, yang menginformasikan kepada pengemudi bahwa
sistem ABS ada masalah, pada kondisi ini sesuai (Suzuki, 2002:23) maka:
1. Secara otomatis sistem bekerja secara konvensional (fungsi fail safe)
bekerja.
2. Untuk mengetahui permasalahannya maka dengan menghubungkan scan
tools pada DLC atau menghubungkan switch diagnosis dengan ground pada
konektor diagnosis yang berada di bawah dashboard, penyebab masalah
dapat diketahui untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
A. Dalam Suzuki,(2002: 25-27) dijelaskan prosedur pemeriksaan dan
perbaikannya sebagai berikut:
a) ON kan kunci kontak, periksa apakah lampu ABS menyala selama 2 detik
kemudian padam.
b) Jika padam berarti sirkuit sistem ABS bekerja normal
33
Gambar 2.13. Lampu peringatan ABS
(Sumber: Suzuki, 2002:25)
c) Jika terjadi masalah pada sirkuit ABS maka lampu peringatan akan
menyala. Masalah yang timbul ini akan disimpan dalam unit ABS
kontrol modul.
d) Ketika dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan service wire, yaitu
dengan cara:
Gambar 2.14. Pemeriksaan menggunakan service wire
(Sumber: Suzuki, 2002:27)
1) Hubungkan terminal diagnosis dengan terminal ground, pada
diagnostik yang ada di bawah dashboard
2) ON-kan kunci kontak
34
3) Perhatikan penyalaan lampu peringatan ABS, maka DTC
(Diagnostic Trouble code) akan terlihat, lihatlah tabel DTC untuk
memastikan
4) OFF-kan kunci kontak, lepas service wire dari konektor diagnosis
e) Melakukan pemeriksaan DTC dengan scan tools
1) Hubungkan scan tools ke konektor DLC (Data Link Conector)
2) ON-kan kunci kontak
3) Perhatikan DTC yang terlihat pada scan tools (jika pelu print out)
4) Selesai pengecekan, OFF-kan kunci kontak, lepas scan tools dari
DLC
Gambar 2.15. Pemeriksaan menggunakan scan tools
(Sumber: Suzuki, 2002:27)
f) Jika ada permasalahan lakukanlah perbaikan pada bagian yang ditunjukan
saat pemeriksaan berdasarkan DTC.
g) Setelah diperbaiki, lakukanlah penghapusan DTC history, dengan
prosedur sebagai berikut:
35
1) OFF-kan kunci kontak
2) Gunakan service wire untuk menghubungkan terminal switch
diagnosis dengan terminal ground pada connector diagnosis
3) ON-kan kunci kontak
4) Lepaskan service wire selama 1 detik, dan hubungkan lagi selama 1
detik. Lakukan pemutusan/penghubungan service wire sebanyak 5
kali dengan selang waktu 1 detik, sehingga total yang digunakan 10
detik.
5) OFF-kan kunci kontak, lepas service wire dari connector diagnosis
6) Lakukan test jalan dan periksa kembali lampu peringatan ABS,
apakah menunjukan DTC.
Tabel 2.2. Diagnostic Trouble Code (DTC) Suzuki
(Sumber: Suzuki, 2002:28)
DTC (indicated by ABS warning lamp)
DTC (displayed on SUZUKI scan tool)
VOLT METER INDICATION ( or ABS warning lamp flashing pattern)
DIAGNOSTIC AREA
15 C1015 G sensor (for 4WD model only)
21 C1021 Right front
Wheel speed sensor circuit and rotor
25 C1025 Left front
31 C1031 Right rear
35 C1035 Left rear
22 C1022
Right front
26 C1026 Left front
36
32 C1031 Right rear
36 C1036 Left rear
41 C1042
C1042
Right front
Inlet selenoid circuit
Outlet selenoid circuit
45 C1045
C1046
Left front
Inlet selenoid circuit
Outlet selenoid circuit
56 C1055
C1056
Rear Inlet selenoid circuit
Outlet selenoid circuit
57 C1057 Selenoid and pump motor power source circuit
61 C1061 ABS pump motor (in hydraulik unit circuit)
63 C1063 ABS fail-safe relay circuit
71 C1071 ABS control modul
Internal malfunction
12 - Normal
5. Hasil Belajar
Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan mahasiswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan
mahasiswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Dengan
berakhirnya suatu proses belajar, maka mahasiswa memperoleh suatu hasil
belajar. Untuk mengetahui seberapa penguasaan mahasiswa terhadap apa yang
telah dipelajari, maka dapat dilakukan pengukuran dan penilaian hasil belajar.
Haryoko (2009: 4) menyampaikan bahwa hasil belajar pencapaian mahasiswa
setelah melakukan kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan
37
pengetahuan dan ketrampilan dari mahasiswa yang berwujud angka dari tes
standar sebagai pengukur keberhasilan. Mishadin (2012: 6) mengatakan hasil
akhir belajar dapat berupa mengetahui, terampil melaksanakan atau mengerjakan,
dan dapat melaksanakan secara rutin.
Menurut Benyamin S. Bloom dalam Rifa’i dan Anni (2012: 70) bahwa yang
disebut dengan ranah belajar yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah
afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Hasil
belajar ranah kognitif terdiri dari 6 aspek, yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau
mengenali informasi (materi mahasiswaan) yang telah dipelajari sebelumnya
(Rifa’i dan Anni, 2012: 70). Dalam pengetahuan sistem rem ABS, mahasiswa
dapat menyebutkan dan mengidentifikasi komponen ABS, sebagai contoh
komponen ABS ada wheel speed sensor, sensor rotor, ECM, actuator, lampu
peringatan ABS, switch lampu rem, dan lain-lain.
b. Pemahaman (comprehension), didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh
makna dari materi yang dipelajari (Rifa’i dan Anni, 2012: 70). Sebagai
contoh dalam memahami materi ABS, mahasiswa dapat memahami fungsi
dari komponen ABS, contohnya fungsi dari wheel speed sensor adalah
mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda, dan fungsi komponen
ABS yang lain.
c. Penerapan (application), mengacu pada kemampuan menggunakan materi
mahasiswa yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit (Rifa’i
38
dan Anni, 2012: 70). Sebagai contoh dalam hal ini mahasiswa dapat
menggambarkan sistem pengoprasian ABS dengan menggunakan bagan.
d. Analisis (analysis), mengacu pada kemampuan memecahkan material ke
dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya (Rifa’i
dan Anni, 2012: 71). Dalam menganalisis ABS cenderung kepada troubel
shooting ABS, karena ABS dicontrol secara elektronik maka dalam hal ini
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara trouble shooting mengunakan
scan tool pada DLC atau menghubungkan switch diagnosis dengan ground
dengan memperhatikan tabel DTC yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
e. Sintesis (synthesis), mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-
bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru (Rifa’i dan Anni, 2012:
71). Sebagai contoh dalam ranah sisntesis tentang ABS yaitu mahasiswa
dapat menjelaskan mengapa ABS dipilih sebagai sistem rem yang lebih aman
untuk berkendara.
f. Penilaian (evaluation), mengacu pada kemampuan membuat keputusan
tentang nilai materi mahasiswa untuk tujuan tertentu (Rifa’i dan Anni, 2012:
71). Sebagai contoh mahasiswa dapat menyebutkan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerusakan pada sistem ABS.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila pesrta didik merasa berhasil
dan memperoleh kepuasan dalam belajar, hal ini akan mendorong mahasiswa
untuk belajar lebih baik lagi. Keberhasilan dapat dikatakan juga bahwa mahasiswa
siap untuk belajar ke tahap pengetahuan selanjutnya. Maisaroh dan Rostrieningsih
(2010: 161) berpendapat baik individu maupun tim, menginginkan suatu
39
pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memperoleh hasil yang baik.
Keberhasilan akan tampak dari pemahaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang
dimiliki individu atau tim tersebut.
Dalam penelitian ini, objek penilaian hasil belajar yang diukur adalah ranah
kognitif. Ranah kognitif ini nantinya akan disajikan dalam bentuk teks atau
gambar pada soal pilihan ganda tentang penjelasan materi komponen/unit-unit,
fungsi, cara kerja, dan pemeriksaan sistem rem ABS sesuai tujuan pembelajaran
pada RPS.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Setyarto dan Saputro ( 2012: 93 ) dari penelitian yang berjudul
Pengembangan Multimedia Interaktif Continous Variable Transmission
(CVT) Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Sistem Penggerak Otomatis
di Universitas Negeri Semarang bahwa penggunaan multimedia pembelajaran
interaktif sistem penggerak otomatis (CVT) telah berjalan dengan baik karena
penguasaan materi mahasiswa mengalami peningkatan 37% dari sebelum
menggunakan pembelajaran multimedia interaktif sistem penggerak otomatis.
Hal ini dibuktikan dengan hasil pre test dan pos test. Untuk hasil pre test
diperoleh hasil rata-rata 54,48 sedangkan hasil post test diperoleh hasil rata-
rata 87,03, sehingga terjadi peningkatan rata-rata sebesar 32,55 dan juga
perbedaan signifikan (t hitung 16,48) antara hasil pre test dan post test yang
menunjukan adanya peningkatan (Setyarto dan Saputro, 2012: 96).
Dalam penelitian sebagai bahan kajian dalam mengembangkan multimedia
ABS yaitu, bahwa dengan menggunakan multimedia akan memberikan
40
gambaran yang lebih nyata dan jelas, mahasiswa tidak merasa jenuh, dan juga
memperbesar minat dan motivasi untuk belajar, kelebihan-kelebihan inilah
yang dapat meningkatkan pengusaan materi mahasiswa tentang sistem CVT.
Hal itu dibuktikan dengan hasil dari penelitian. Penambahan narasi yang
sifatnya aplikatif pada vidio maupun animasi yang ditampilkan, akan
membantu mahasiswa dalam memahami materi (Setyarto dan Saputro, 2012:
96).
2. Octaviyanto et al. (2014: 12) dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK
YPT Tegal tetang pengembangan perangkat pembelajaran chassis dan
pemindah daya kompetensi sistem power steering menghasilkan validitas
sebesar 4,2 (RPP), 4,16 (Modul), 4,06 (Job Sheet), 4,13 (PowerPoint) serta
dari hasil angket respon guru sebasar 329,75 dengan katergori baik dan hasil
angket respon siswa sebesar 4034,6 dengan kategori baik pula.
Dalam peneltian ini yang dapat gunakan sebagai kajian dalam pengembangan
multimedia adalah media powerpoint yang dikembngkan, mencakup
komponen, cara kerja, cara mendiagnosis kerusakan, dan cara
memperbaikinya (Octaviyanto et al., 2014: 14). Media ini memiliki penilaian
sangat valid dan layak digunakan, sebagai kajian bahwa untuk menilai media
ada beberapa aspek yang dinilai yaitu; aspek bahasa yang digunakan, gambar
dan desain slide, dan isi materi yang digunakan, media ini mendapat masukan
untuk menambahkan aimasi didalam media tersebut (Octaviyanto et al., 2014:
15). Animasi yang disarankan dalam pembuatan media di atas, dapat
41
digunakan sebagai masukan dalam pembuatan multimedia yang akan
dilaksanakan.
3. Sugeng (2012: 13) dalam pengembangan media pembelajaran multimedia
interaktif di SMK N 9 Surakarta memperoleh hasil penilaian ahli media
sangat baik, dengan diperoleh rerata skor nilai dari seluruh aspek = 3,80.
Penilaian ahli desain media pembelajaran dikategorikan sangat baik,
dengan diperoleh
rerata skor nilai dari seluruh aspek = 3,83. Tanggapan/penilaian subyek uji
coba terhadap hasil produk yang terdiri dari tiga aspek: (1) Petunjuk manual
penyerta CD progam Media Pembelajan Interaktif, dinyatakan baik = 6,7%
dan sangat baik = 93,3%. (2) Operasional program media pembelajaran
interaktif, dinyatakan baik = 47,5% dan sangat baik = 52,5%. (3)
Kebermanfaatan program media pembelajan interaktif, dinyatakan baik =
35% dan sangat baik = 83,3%. Adapun hasil analisis skor penilaian tiga aspek
tersebut, diperoleh rerata nilai skor = 3,74. Berdasarkan skala Likert: 3,74
terletak pada daerah mendekati sangat baik. Artinya produk media
pembelajaran interaktif yang dikembangkan ini sangat mudah cara
operasionalnya, bermanfaat dan dibutuhkan oleh guru.
Dalam penelitian ini yang dapat dikaji yaitu tentang program media
pembelajaran interaktif yang dikembangkan, di dalam media interaktif
tersebut berisi opening yang didesain menarik, menu utama (berisi tombol
petunjuk belajar, tujuan, indikator, materi dan ulangan harian), petunjuk
belajar (langkah-langkah belajar yang harus dilaksanakan), indikator
42
pembelajaran (disesuaikan RPP), tujuan pembelajaran (disesuaikan RPP),
materi pembelajaran (berbasis teks, gambar, serta materi yang berupa video
pembelajaran), ulangan harian (sebagai evaluasi belajar), serta penutup.
Urutan dalam isi media tersebut bisa dijadikan contoh gambaran dalam
pembuatan multimedia nantinya.
4. Mahdjoubi dan A-Rahman (2012) dari penelitian yang berjudul effects of
multimedia characteristics on CAD learners’ practice performance. Dalam
penelitian ini dilakukan perbandingan dalam menggunakan jenis media yang
digabungkan untuk menyelesaikan tugas CAD yang sama dalam waktu
tertentu. Yang pertama hasil penggunaan media “teks dan ilustrasi”
kelompok dapat menyelesaikan tugas dalam waktu 34,3 menit dan mencetak
12,5/18 tentang akurasi desain. Kedua penggunaan “teks dan animasi”
kelompok dapat menyelesaikan tugas (41,26 menit, rata-rata), tapi desain
mereka relatif lebih akurat, mencetak 14,3/18. Ketiga penggunaan “audio dan
ilustrasi” kelompok menyelesaikan tugas dalam waktu yang relatif lebih
singkat (rata-rata 28,77 menit), dengan keakuratan 10,56/18. Dan keempat
penggunaan “audio dan animasi” membutuhkan waktu rata-rata (32,08
menit) untuk melakukan tugas yang sama tapi desain mereka relatif paling
akurat (15,28 / 18). Hal ini melaporkan bahwa potensi untuk belajar lebih
besar dan lebih efektif jika konten multimedia yang disampaikan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, tugas belajar tertentu dan konsep desain
yang ingin disampaikan.
43
Dalam penelitian tersebut dapat dijadikan panduan bagaimana multimedia
akan dipadukan dalam setiap penyajian materi dalam multimedia ABS.
Perpaduan dalam penelitian tersebut dapat diterapkan dalam mengembangkan
multimedia ABS. Hal ini dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan
pembelajaran yang optimal dalam pembelajaran untuk materi ABS.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Media pembelajaran perlu untuk terus dikembangkan. Media yang awalnya
berbentuk teks, gambar, audio, animasi dan video perlahan beralih menjadi
multimedia (gabungan dari beberapa media). Multimedia yang memiliki
keunggulan karena mampu menggabungkan beberapa media yang terintegrasi
akan berdampak positif dalam membantu proses pembelajaran.
ABS adalah salah satu materi perkuliahan chassis dan pemindah daya. ABS
adalah sistem rem anti-lock yang dikembangkan dari sistem rem pada kendaraan,
yaitu dengan pemasangan sensor putaran roda dan juga komponen utama lainnya
seperti ECU, actuator, dan masih banyak komponen pendukung lainnya. Setelah
mahasiswa mempelajari materi ABS diharapkan dapat mengenali dan
menjelaskan komponen/unit-unit, fungsi, cara kerja dan pemeriksaan sistem ABS.
Materi yang kompleks ini tentu membutuhkan penjelasan baik secara teks,
gambar, maupun animasi dan video untuk memudahkan mahasiswa dalam
mempelajari sistem ABS.
Berdasarkan observasi di lapangan media yang sudah ada memang masih
perlu untuk terus dikembangkan, baik dari segi teks materi, gambar dan
pendukung lain guna penyampaian materi komponen/unit-unit, fungsi, cara kerja
44
dan pemeriksaan sistem ABS. Melihat materi ABS yang kompleks pengembangan
dari gabungan media (multimedia) akan membantu dan mempermudah dalam
penyampaian materi ABS. Multimedia ini dapat dikemas menjadi multimedia
interaktif (pengguna leluasa dalam mengontrol media).
Multimedia yang dikembangkan tidak dapat langsung dipakai sebelum dinilai
oleh para ahli. Penilaian validasi ahli dalam hal ini akan melibatkan ahli media
dan ahli materi. Setelah dinilai kevalidan untuk selanjutnya dapat dilakukan
percobaan dalam uji coba terbatas dalam kelompok kecil. Hal ini dilakukan untuk
melihat keefektifan dari penggunaan multimedia yang sudah dikembangkan.
Selanjutnya untuk menambah nilai dari multimedia yang dikembangkan, dosen
pengampu mata kuliah dan mahasiswa sebagai subjek coba diminta untuk mengisi
angket kuesioner tanggapan multimedia. Hasil dari pengembangan produk
multimedia ABS ini diharapkan membantu mempermudah mahasiswa dalam
proses pembelajaran sistem ABS.
D. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Apakah multimedia yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai
multimedia pembelajaran?
2. Apakah multimedia yang dikembangkan efektif untuk digunakan?
3. Apakah multimedia yang dikembangkan memperoleh tanggapan yang baik
dari mahasiswa?
90
90
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan Tentang Produk
Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang multimedia yang telah
dikembangkan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Multimedia antilock brake system (ABS) yang dikembangkan teruji valid. Hal
ini dapat diketahui dari hasil validasi oleh ahli media dan juga ahli materi.
Dari validasi yang dilakukan diperoleh persentase rata-rata sebesar 95,54%
dari ahli media dan 93,30% dari ahli materi. Kedua persentase nilai tersebut
berada pada kriteria “sangat valid” dan dapat dinyatakan layak.
2. Penggunaan multimedia antilock brake system (ABS) teruji efektif, hal ini
dibuktikan dengan adanya kenaikan nilai pretest-posttest. Nilai pretest yang
diperoleh memiliki rata-rata sebesar 58,89 dan nilai posttest sebesar 81,23
dengan selisih nilai rata-rata sebesar 22,34. Selain itu dilakukan pula
pengujian menggunakan uji-t untuk mengetahui signifikansi peningkatan
hasil belajar. Dari perhiungan uji-t yang telah dilakukan diperoleh hasil thitung
= 15,42 dan ttabel = 2,05 pada db=29 dan = 5% (thitung > ttabel) sehingga dapat
disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan multimedia
antilock brake system (ABS). Kenaikan hasil belajar berada pada kriteria
pengingkata sedang berdasarkan perhitunan uji gain (g) yang dilakukan
dengan rata-rata nilai (g) sebesar 0,54.
91
3. Selain multimedia telah teuji valid dan efektif, berdasarkan hasil
tanggapan/respon mahasiswa, multimedia ABS ini memperoleh persentase
rata-rata sebesar 76,1%. Dari hasil persentase tersebut dapat diketahui bahwa
multimedia ABS masuk dalam kriteria baik
B. Saran Pemanfaatan Hasil Pengembangan
Terdapat saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan pemanfaatan
yang berkaitan dengan hasil pengembangan diantaranya yaitu:
1. Dalam menggunakan multimedia ini komputer/notebook yang digunakan
haruslah sudah terinstal microsoft office khususnya power point dan juga
adobe flash player agar animasi dan multimedia dapat berjalan dengan baik.
2. Mahasiswa sebagai pengguna diharapkan dapat memanfaatkan media ini
sebagai salah satu media pendukung dalam membantu belajar mandiri terkait
materi rem ABS.
3. Multimedia ABS ini diharapkan dapat dikembangkan secara berkelanjutan,
karena multimedia ini hanya terbatas pada ranah pengetahuan kognitif tentang
materi rem ABS. Pengembangan selanjutnya bisa dengan menambahkan
materi-materi untuk praktik dan hal lain dengan menyesuaikan perkembangan
teknologi yang ada, seperti EBD (Electronik Brake Distribution) dan BA
(Brake Assist)/EBA (Emergency Brake Assist) sehingga akan membantu
mempermudah peserta didik (mahasiswa) dalam mempelajari sistem rem
yang ada pada kendaraan.
92
92
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan
Elektromagnetik. Jurnal Edukasi @Elektro Vol,5, No.1 hlm. 11-18. UNY.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S dan Jabar C.S.A. 2004. Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoretis dan Praktis Bagi Praktisi Pendidikan). Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
. 2007. Panduan Aplikatif “Microsoft PowerPoint 2007 untuk Menyusun Presentasi Profesional”. Yogyakarta: ANDI, Semarang:
Wahana Komputer.
Bachtiar, D., Abdurrahman dan Wahyudi. 2009. Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Power Point Dalam
Pembelajaran Kompetensi Sistem Pengisian di Kelas XI A SMK
TEXMACO Pemalang Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurnal PTM Volume 9, No.2 hlm. 80-84. FT UNNES.
Bocharova I. 2010. Compression for Multimedia. Cambridge University Press.
The Edinburgh Building, Cambridge.
Darmawan, D. 2013. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Silabus Semester Genap. 2012. Teori Chasis dan Pemindah Daya. Semarang:
Pendidikan Teknik Otomotif, UNNES.
Haryoko, S. 2009. Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai
Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @Elektro Vol.5, No.1, hlm. 1-10.
Kustandi, C. dan Sutjipto B. 2011. Media Pembelajaran “Manual dan Digital”. Bogor: Ghalia Indonesia.
Khumaedi, M. 2012. Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol.12, No.1 hlm. 25-30.
. (n.d). Lexus Technical Training. Hlm. 109-130
Mahdjoubi, L. dan A-Rahman, M.A. 2012. Effects Of Multimedia Characteristics
Novice CAD Learners’ Practice Performance. Architectural Engineeing and Design Management, Vol.8, hlm. 214-225.
Maisaroh dan Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team
93
pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK N 1 Bogor.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 8, No.2, hlm. 157-172.
Mishadin. 2012. Efektifitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul. Jurnal Skripsi. Yogyakarta: FT, UNY.
Nurseto, T. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8, No.1, hlm. 19-35.
Octaviyanto, D,A. Suwahyo dan Karsono. 2014. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Praktik Chassis dan Pemindah Daya Kompetensi
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Power Steering. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol. 14, No. 1, Juni 2014, hlm 12-17.
Pradhana, R. 2013. Pendidikan dan Teknologi “ Teknologi Antilock Brake System”. Diakses online melalui http://rizkapradhana.blogspot.co.id
/2013/06/teknologi-antilock-brake-system-abs.html pada 4/5/2016.
Prasetyo, Z.K. 2012. Research and Development Pengembangan Berbasis
Penelitian. Yogyakarta: FMIPA, UNY.
Puspita, A. 2013. Pendidikan Tinggi di Indonesia Masih Sarat Masalah. Diakses
online melalui (http://suaramerdeka.com/v1/ index.php/read/news
/2013/09/04/170696/Pendidikan-Tinggi-di-Indonesia-Masih-Sarat-
Masalah) pada 11/2/2016.
Rencana Pembelajaran Semester (Genap). 2016. Chasis dan Pemindah Daya. Semarang: Pendidikan Teknik Otomotif, UNNES.
Rifa’i R.C.A. dan Anni C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangan MKU/MKDK UNNES.
Rohidin. 2014. System Rem (Brake System). Diakses online melalui http://www.vi
arohidinthea.com/2014/10/sistem-rem-brake-system.html pada 27/1/2017
Sadiman, A.S., R. Rahardjo., Haryono A., Rahardjito. (2007). Media Pendidikan “Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya”.Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Setyarto,W. dan Saputro, D.D. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif Continous Variable Transmission (CVT) Untuk Meningkatkan Penguasaan
Materi Sistem Penggerak Otomatis. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 12, No.2, Desember 2012, hlm. 93-97.
Suartama, I.K. 2010. Pengembangan Multimedia Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran pada Mata Kuliah Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, No.3, hlm. 253-262.
94
Shubhi, M.L.R., Widiyanti., Yoto. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif Berbasis Aplikasi Autoplay Media Studio 8 Pada Materi Turbin
Air Program Keahlian Teknik Pemesinan Kelas X di SMK Nasional
Malang. Jurnal Pendidikan Profesional, Volume 4, No.1, hlm. 83-91.
Sudaryono. 2013. Chasis Management System (CMS). Jakarta: Kementerian
Pendidikan & Kebudayaan.
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika (6th Ed.). Bandung: Tarsito
Sugeng. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif di SMK Negeri 9 Surakarta. Tesis. Surakarta: Pasca Sarjana UMS.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Dan Pengembangan (Research And Development/R&D). Bandung: Alfabeta.
Supraptono dan Suwahyo. 2008. Chasis dan Pemindah Daya. Semarang: Jurusan
Teknik Mesin, FT Unnes.
Sutopo, H.A. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Suyanto, M. 2003. Multimedia “Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Yogyakarta: ANDI.
Suzuki. 2002. ABS dan Sistem Power Window. PT. Indomobil Suzuki
Internasional
Toyota. 1995. New Step 1. PT. Toyota Astra Indonesia.
Utomo. A.P., Boenasir., Eko B. 2008. Hubungan Praktik Industri dengan Minat
Bekerja di Bidang Industri Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol. 8, No. 1, Juni 2008, hlm. 12-15