pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis ppr … · dan sikap peduli lingkungan. hal ini...

157
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Skolastika Teri Hapsari NIM: 131134010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

    BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN,

    KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN

    TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA

    KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Skolastika Teri Hapsari

    NIM: 131134010

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

    BERBASIS PPR GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN,

    KESADARAN SERTA KEPEDULIAN LINGKUNGAN

    TERHADAP BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA SISWA

    KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Skolastika Teri Hapsari

    NIM: 131134010

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Dengan penuh cinta dan syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk:

    1. Tuhan Yesus, Bunda Maria Santo Yosef dan Santa Skolastika

    2. Bapak, Ibu dan Mbak Elsa yang sungguh sangat aku sayangi,

    3. Keluarga Besar Praptodiharjo dan Keluarga Besar Kotomarsono, terlebih

    Simbah Putri dan Kakung yang sungguh sangat aku kasihi

    4. Orang-orang istimewa yang luar biasa: Inge Bertha (Inge), Inosencia Dini P.

    (Nana) dan Monica Dessy R. (Monde), Clara Shinta Rydananda (Shinta),

    Martina Yuni (Tina), Widi Astuti (Widi), Rezeki Meivawati (Wati), Bernadeta

    Cahya (Cahya), Asteria C. (Aster), dan Ayu Ratna K. (Ayu)

    5. Teman-teman satu payung penelitian yang selalu membantu dan mendukung

    dalam penyusunan karya ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah

    dalam segala hal keinginanmu terhadap Allah dalam doa, dalam permohonan

    dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampui segala akal akan

    memelihara hati dan pikiran dalam Kristus Yesus”

    Filipi 4:6-7

    “Matahari tak pilih kasih akan menyinari bunga itu, bunga ini, pohon itu, pohon

    ini. Ia berbagi tanpa melihat siapa dan apa yang diyakini ”

    Adimas Immanuel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 7 Agustus 2017

    Peneliti

    Skolastika Teri Hapsari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

    AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

    Nama : Skolastika Teri Hapsari

    Nomor Mahasiswa : 131134010

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGEMBANGAN

    MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA

    MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA

    KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH

    PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN

    YOGYAKARTA

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

    mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

    lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

    memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada Tanggal 7 Agustus 2017

    Yang menyatakan

    Skolastika Teri Hapsari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR

    GUNA MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA

    KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH

    PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN

    YOGYAKARTA.

    Skolastika Teri Hapsari

    Universitas Sanata Dharma

    2017

    Penanaman sikap kepedulian terhadap lingkungan semestinya dilakukan

    sedari dini. Hal inilah yang sedang menjadi upaya pendidikan untuk menanamkan

    bahkan membenahi sikap-sikap yang kurang baik dalam diri manusia, dengan

    menyelipkan pendidikan karakter didalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti

    terdorong untuk mengembangkan bahan pembelajaran berupa modul yang berbasis

    Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) guna menumbuhkan pengetahuan, kesadaran

    serta peduli lingkungan terhadap bahaya sampah plastik pada siswa kelas IIIB di

    SD Kanisus Kalasan Yogyakarta.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

    Development). Penelitian ini menggunakan 5 langkah pengembangan bahan

    menurut Tomlinson yang telah diadaptasi dan telah dimodifikasi, yaitu 1) analisis

    kebutuhan, 2) desain, 3) revisi, 4) implementasi dan 5) evaluasi. Pada modul yang

    dikembangkan, didalamnya telah memuat perangkat pembelajaran berupa RPP dan

    Silabus. Modul pembelajaran dievaluasi oleh ahli IPA, guru kelas sebelum

    diimplementasikan. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan skor rata-rata 3,6

    sehingga termasuk dalam kategori “sangat baik” (SB) dan sudah layak untuk

    diimplementasikan. Hasil validasi terhadap kualitas modul pembelajaran yang

    dilakukan oleh siswa, didapatkan skor rata-rata 3,31. Skor tersebut dikategorikan

    “Sangat Baik” (SB) sehingga modul ini layak untuk digunakan.

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat implementasi, modul

    pembelajaran yang dikembangkan telah mampu memberikan pengaruh sebagai

    varian perencanaan kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran

    dan sikap peduli lingkungan. Hal ini tercermin dari munculnya 9 prinsip

    pengembangan menurut Tomlison.

    Kata Kunci: PPR, modul pembelajaran IPA, peduli lingkungan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    THE DEVELOPMENT OF PPR-SCIENCE BASED LEARNING MODULE

    TO IMPROVE KNOWLEDGE, AND ENVIRONMENT AWARENESS OF

    THE DANGERS OF PLASTIC WASTE IN CLASS IIIB GRADER OF

    KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL KALASAN YOGYAKARTA.

    Skolastika Teri Hapsari

    Sanata Dharma University

    2017

    A caring attitude towards the environment should be taught since early

    stage. Providing character education in daily lesson becomes an effort to fix bad

    attitude in human being. Therefore, researcher encouraged to develop learning

    materials in the form of modules based on Reflective Pedagogical Paradigm (PPR)

    in order to cultivate knowledge, awareness and environmental concern of the

    dangers of plastic waste in grader IIIB of Kanisus Kalasan Yogyakarta Elementary

    School.

    This research was a research and development (Research and

    Development). This research used 5 steps of development of materials according to

    Tomlinson that has been adapted and has been modified, namely 1) needs analysis,

    2) design, 3) revision, 4) implementation and 5) evaluation.

    The module that developed contains learning tools in the form of RPP and Syllabus.

    The learning module was evaluated by a Science expert, a classroom teacher before

    it was implemented. Based on the evaluation results, the average score was 3.6 out

    of 4 meaning that it was "very good" (SB) and feasible to be implemented. The result

    of validation on the quality of learning modules conducted by students, got an

    average score of 3.31. The score was categorized as "Excellent" (SB) so the module

    was eligible to use.

    Based on the observations that done during the implementation, the

    learning module that developed has been able to give effect as a variant of the

    learning activity plan that could raise the environmental concern. This was

    reflected in the emergence of 9 principles of development according to Tomlinson.

    Keywords: PPR, Science learning module, environmental concern.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas segala berkat, campur tangan,

    pertolongan, penghiburan, dan cinta kasihNya sehingga skripsi ini dapat

    terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar (PGSD).

    Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dukungan,

    bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan

    ini, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar (PGSD).

    3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar (PGSD).

    4. Ibu Eny Winarti, M.Hum., Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah

    membimbingan dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini.

    5. Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., selaku dosen pembimbing II yang telah

    meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dengan

    penuh kesabaran selama menyusun skripsi ini.

    6. Segenap dosen dan karyawan FKIP PGSD yang telah membimbing, membantu

    serta memberikan ilmunya kepada peneliti.

    7. Ibu Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kanisius

    Kalasan Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk

    melakukan penelitian

    8. Ibu Maria Indarti R., S.Pd selaku guru kelas IIIB yang telah memberikan

    kesempatan, motivasi, doa serta cinta kasih dan bantuan selama proses penelitian

    9. Bapakku Ignatius Heri Siswanto, Ibuku Cicilia Pudjisetyati, Kakakku Elisabet

    Andarini dan Yosua Kristian Hadi atas motivasi, dukungan, doa, perhatian serta

    cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

    skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    10. Siswa-siswi kelas IIIB SD Kanisius Kalasan, yang telah bersedia membantu

    penulis melakukan penelitian.

    11. Semua sahabat-sahabatku, dan teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    2013 yang aku sayangi.

    12. Segenap pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam

    meyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

    Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

    Maka dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang

    bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Peneliti

    Skolastika Teri Hapsari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii

    ABSTRAK .......................................................................................................... viii

    ABSTRACT ........................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

    DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xv

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

    1.2. Batasan Masalah ......................................................................................... 7

    1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

    1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

    1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

    1.6. Definisi Operasional ................................................................................. 10

    1.7. Spesifik Produk yang Dikembangkan ....................................................... 11

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

    2.1. Kajian Pustaka .......................................................................................... 13

    2.1.1. Modul Pembelajaran......................................................................13

    2.1.2. Pembelajaran..................................................................................18

    2.1.3. KTSP.............................................................................................19

    2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).......................................................21

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2.1.5. Paradigma Pedagogi Reflektif........................................................24

    2.1.6. Pengetahuan...................................................................................28

    2.1.7. Kepedulian Lingkungan.................................................................29

    2.1.8. Kesadaran.......................................................................................30

    2.1.9. Sampah...........................................................................................31

    2.1.10. Pendidikan Emansipatoris..............................................................33

    2.2. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 35

    2.2.1. Penelitian yang Relevan tentang Modul........................................35

    2.2.2. Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan..........37

    2.3. Desain Diagram ........................................................................................ 41

    2.4. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 44

    3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 44

    3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 45

    3.2.1 Subyek Penelitian...........................................................................45

    3.2.2 Obyek Penelitian............................................................................45

    3.2.3 Tempat Penelitian..........................................................................46

    3.2.4 Waktu penelitian............................................................................46

    3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 46

    3.4 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 51

    3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 58

    3.6 Teknik Analisis Data..................................................................................61

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 63

    4.1. Analisis Kebutuhan ................................................................................... 63

    4.2. Prosedur Pengembangan Modul ............................................................... 68

    4.3. Data Hasil Validasi Modul........................................................................ 79

    4.4. Data Hasil Validasi Kualitas Modul oleh Siswa ....................................... 80

    4.5. Revisi Modul ............................................................................................. 82

    4.6. Implementasi ............................................................................................. 83

    4.7. Evaluasi ..................................................................................................... 83

    4.8. Pembahasan............................................................................................... 85

    4.8.1. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis PPR...............87

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    4.8.2. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Dikembangkan

    Berdasar 5 Langkah dan 10 Prinsip Menurut Tomlinson..............88

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91

    5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 91

    5.2. Keterbatasan dan Saran ............................................................................. 92

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 96

    CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 137

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR BAGAN

    Halaman

    Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan..................................................... 41

    Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan .................................................... 50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas.......................................................... 51

    Tabel 3.2 Pedoman Observasi ................................................................................ 52

    Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi oleh Ahli ................................................. 52

    Tabel 3.4 Instrumen Validasi oleh Ahli ................................................................. 54

    Tabel 3.5 Instrumen Kualitas Modul oleh Siswa ................................................... 56

    Tabel 3. 6 Skala Likert ........................................................................................... 62

    Tabel 3. 7 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Validator ...................................... 79

    Tabel 3. 8 Rekapitulasi Instrumen Modul oleh Siswa ........................................... 81

    Tabel 3. 9 Tabel Komentar .................................................................................... 82

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 4.1 Sampul Modul .................................................................................... 69

    Gambar 4.2 Halaman Prakata ................................................................................ 70

    Gambar 4.3 Halaman Daftar Isi ............................................................................. 70

    Gambar 4.4 Halaman SK, KD dan Indikator ......................................................... 71

    Gambar 4.5 Halaman Tujuan Pembelajaran .......................................................... 71

    Gambar 4.6 Halaman Materi .................................................................................. 72

    Gambar 4.7 Halaman Refleksi ............................................................................... 73

    Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................................ 74

    Gambar 4.9 Kegiatan Berdiskusi ........................................................................... 75

    Gambar 5.0 Panduan Kegiatan Kelompok dan Diskusi ......................................... 75

    Gambar 5.1 Konten Modul .................................................................................... 76

    Gambar 5.2 Siswa Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab .................................. 77

    Gambar 5.3 Pemanfaatan Kain yang Sudah Tidak Terpakai ................................. 78

    Gambar 5.4 Pemanfaatan Plastik Snack Makanan ................................................. 78

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran Silabus .................................................................................................. 97

    Lampiran RPP ..................................................................................................... 102

    Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 123

    Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 124

    Lampiran 3 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP Ahli 1 .................... 125

    Lampiran 4 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai RPP Ahli 2 .................... 128

    Lampiran 5 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul Ahli 1 ................. 131

    Lampiran 6 Rubrik Penilaian Validator untuk Menilai Modul Ahli 2 ................. 133

    Lampiran 7 Rubrik Penilaian Kualitas Modul oleh Siswa ................................... 135

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan

    masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) definisi operasional,

    serta (7) spesifikasi produk yang dikembangkan

    1.1. Latar Belakang

    Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

    daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,

    yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

    kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup). Lingkungan adalah kombinasi dari kondisi fisik yang

    meliputi keadaan sumber daya alam seperti tanah, energi matahari, mineral

    serta flora dan fauna yang tumbuh dan berkembang biak di darat, maupun

    di laut.

    Di jaman yang semakin modern dan maju ini, banyak manusia justru

    terjerumus dalam kegiatan yang dikategorikan sebagai tindakan yang

    merusak alam lingkungan. Manusia bahkan memanfaatkan perkembangan

    jaman dengan menggunakan alat-alat canggih untuk meratakan persawahan

    yang luas guna dijadikan sebuah hunian manusia hanya dalam waktu

    sekejap. Ribuan hektar hutan ditebangi bahkan segaja dibakar guna

    membuat lahan barupun, rela dilakukan tanpa memperhatikan ekosistem

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    yang tinggal didalamnya termasuk hewan-hewan bahkan tumbuhan yang

    dikategorikan langka akhirnya pun punah. Adapula pembangunan pabrik-

    pabrik modern di berbagai daerah, yang sengaja dibangun tanpa

    memperhatikan hasil yang ditimbulkan dari pengolahan pabrik tersebut

    seperti polusi udara, polusi air sampai polusi tanah bahkan pencemaran

    limbah plastik sudah mulai mengancam kelangsungan manusia di bumi ini.

    Hal inilah yang harus menjadi kesadaran dan kepedulian manusia

    terhadap lingkungan di sekitar. Hal inilah pulalah yang harusnya menjadi

    keprihatinan dan menjadi kesadaran manusia terhadap ekosistem alam yang

    telah rusak. Manusia wajib dan berhak bertanggung jawab atas kejadian

    yang menimpa alam di sekitar karena sebagian besar punah karena alasan

    yang berkaitan dengan aktivitas manusia. “Karena kita, ribuan spesies tidak

    akan lagi memuliakan Allah dengan keberadaan mereka, atau

    menyampaikan pesan mereka kepada kita. Kita tidak punya hak seperti itu”.

    “Karena semua makhluk terkait, masing-masing harus dihargai dengan

    kasih sayang dan kekaguman, sebab sebagai makhluk hidup kita semua

    saling bergantung. (Paus Fransiskus, 2015). Dengan timbulnya keprihatinan

    dan kesadaran manusia akan pentingnya melestarikan dan merawat

    makhluk hidup di sekitar, diharapkan tidak akan ada lagi kabar koran atau

    siaran televisi yang mengabarkan bahwa harimau-harimau atau satwa-satwa

    lainnya dikabarkan mati karena ulah manusia dalam konteks kepentingan

    bisnis dan konsumerisme manusia, di berbagai daerah di Indonesia bahkan

    di dunia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Kepedulian dan kesadaran inilah yang perlu ditanamkan kepada

    anak-anak mulai sejak dini. Kata peduli memiliki pengertian yang beragam.

    Sesuatu dikatakan peduli apabila menunjukkan sikap kepedulian yang

    menyangkut tugas, peran, dan hubungan.

    Berawal dari keprihatinan pengetahuan akan kurangnya kesadaran

    dan pengetahuan siswa-siswi terhadap pelesterarian lingkungan terlebih

    dalam bahaya penggunaan plastik serta berbagai macam pencemaran yang

    terjadi akibat sisa sampah plastik yang mulai mengancam kesehatan dan

    kelestarian lingkungan alam. Peneliti mengajak siswa-siswa menerapkan

    Aktifitas 3R (Reuse, Reduce and Recycle) yang sudah dikemas dalam suatu

    kegiatan belajar dalam suatu modul pembelajaran.

    Melalui pengamatan yang peneliti lakukan selama PPL di SD

    Kanisius Kalasan Yogyakarta, peneliti menemukan beberapa penyediaan

    fasilitas positif yang dikembangkan oleh sekolah. Fasilitas positif yang

    dikembangkan oleh pihak sekolah ini adalah adanya penyediaan

    pembuangan sampah yang dikategorikan menjadi beberapa kategori

    berdasarkan jenis sampahnya. Namun, pada kenyataannya setelah peneliti

    mengadakan observasi, melalui wawancara dengan guru kelas dan

    pengamatan langsung di kelas, peneliti mendapatkan fakta di lapangan

    bahwa masih sulitnya siswa-siswa membuang sampah berdasarkan

    jenisnya, padahal di sekolah sudah disiapkan belasan tong sampah yang

    sudah dibedakan berdasarkan jenisnya. Dari situlah, menurut peneliti

    aktivitas 3R melalui pengembangan modul pembelajaran yang diharapkan

    menjadi cara terbaik atau solusi tepat dalam mengelola dan menangani

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    masalah sampah yang terdapat di sekolah, terlebih menangani permasalahan

    akan kesadaran dan kepedulian siswa-siswi akan pentingnya membuang

    sampah berdasarkan jenisnya terlebih membedakan sampah plastik dengan

    sampah lainnya. Selain itu, diharapkan pembuatan keterampilan berbasis 3R

    dengan menggunakan limbah sampah plastik mempunyai dampak positif

    terhadap kebersihan lingkungan. Dari aktifitas 3R inilah, peneliti hendak

    mengajak anak-anak mau menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari

    sampah plastik, contohnya saja dari bekas sampah plastik snack ringan yang

    mereka beli di kantin sekolah, dan juga bekas sampah plastik lainnya,

    dimana kegiatan ini merupakan salah satu dari ribuan aktivitas manusia

    yang dikategorikan dalam merusak lingkungan.

    Aktivitas 3R bersama siswa-siswi kelas 3B akan peneliti lakukan

    dengan cara mengajak anak-anak untuk mengumpulkan sampah-sampah

    plastik bekas snack ringan, bungkus kopi, bungkus mie instan, bungkus

    detergen serta bungkus plastik lainnya yang sudah tidak terpakai dan masih

    dalam keadaan baik di sekitar sekolah, maupun di sekitar lingkungan rumah

    mereka, guna dijadikan sebuah barang bernilai guna seperti dompet mini

    atau pun juga dapat dijadikan wadah pensil ataupun kerajinan lainnya.

    Dengan aktivitas sederhana, seperti melakukan aktifitas 3R (Reuse, Reduce

    and Recycle) inilah, diharapkan anak-anak mampu menyadari akan

    pentingnya membuang sampah berdasarkan jenisnya terlebih sampah

    plastik, yang tentu juga merupakan salah satu kegiatan yang mampu

    mengurangi berbagai permasalahan sampah yang terjadi di dunia ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Adapun siswa-siswa diharapkan mampu menggunakan sampah

    yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama dan juga fungsi

    lainnya (reuse), mampu mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan

    sampah (reduce) dan juga mampu mengembangkan kekreatifitasannya

    dengan mengelola kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau

    produk baru yang bermanfaat (recycle). Adapun menurut J. Piaget

    mengharapkan agar “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Agar ia

    berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”.

    Siswa-siswa diberikan pengalaman mengolah limbah dimana mereka akan

    mampu menyadari bahwa sekalipun barang tersebut sudah tidak berharga,

    namun apabila kita cermat dan cerdik, segala sesuatunya dapat diolah

    kembali, dan dapat menjadi suatu barang yang berguna dan bernilai jual.

    Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tidak hanya

    menstranfer, namun materi yang diberikan kepada siswa dapat melalui

    pengalaman secara langsung atau kontekstual. Pembelalajaran yang

    memunculkan unsur konteks dalam pelaksanaannya adalah dengan

    menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Paradigma Pedagogi

    Reflektif adalah salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan dan

    pendidikan yang utuh dan menyeluruh. Melalui Paradigma Pedagogi

    Reflektif diharapkan dapat membantu perkembangan, bukan hanya menjadi

    lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi

    pribadi yang peka pada kebaikan dan peka pada kebutuhan orang lain.

    Bahkan diharapkan dengan bantuan PPR, dapat berkembang menjadi

    manusia bagi orang lain dan bersama orang lain (menjadi people with and

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    for other) (Suparno, 2015). Selain itu diharapkan dengan menggunakan

    PPR mampu menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi individu yang

    memiliki komitmen untuk menyadari tentang “iman, pendidikan dan

    perubahan sosial”.

    Oleh Kolvenbach (dalam Subagya, 2010) pimpinan Jesuit

    berikutnya, tujuan manusia utuh (people with and for other) dalam

    pendidikan itu diterjemahkan dalam rumusan 3 C berikut: competence,

    conscience dan compassion. Competence: berarti menguasai ilmu

    pengetahuan/keterampilan sesuai bidangnya. Conscience: berarti

    mempunyai hati nurani yang dapat membedakan baik dan tidak baik

    sedangkan Compassion: berarti mempunyai untuk berbuat baik bagi orang

    lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain terutama yang

    miskin dan kecil (option fot the poor). Adapun dalam proses pembelajaran

    mempelajari beberapa hal secara kognitif, maka jelas pengalaman juga akan

    menyangkut pengalaman kognitif. Bagaimana siswa mengalami bepikir

    keras untuk mengerti bahan, untuk mengolah bahan agar dapat dikonsepkan,

    bagaimanaa mengkontruksi pengertian mereka dari bahan yang digeluti.

    Pengalaman juga menyangkut afektif, menyangkut perasaan dan emosi, dan

    yang terakhir adalah pengalaman yang menyangkut segi psikomotorik,

    dimana seorang siswa melakukan sesuatu dengan tubuh dan tenaganya.

    Dalam mempelajari sesuatu siswa bukan hanya berpikir dan mengerti, tetapi

    hatinya terkena dan akhirnya melakukan tindakan yang sesuai.

    Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan

    penelitian, adapun judul penelitian ini adalah “PENGEMBANGAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PPR GUNA

    MENUMBUHKAN PENGETAHUAN, KESADARAN SERTA

    KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP BAHAYA SAMPAH

    PLASTIK PADA SISWA KELAS IIIB DI SD KANISIUS KALASAN

    YOGYAKARTA”.

    1.2. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, batasan masalah dalam penelitian

    ini dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan

    penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti membatasi hal-hal

    sebagai berikut:

    1.2.1 Materi yang disajikan dalam Modul Pembelajaran IPA adalah materi

    dengan Standar Kompetensi 6. Memahami kenampakan permukaan

    bumi, cuaca dan pengaruh bagi manusia serta hubungan dengan cara

    manusia memlihara dan melestarikan alam, dengan Kompetensi

    Dasar 6.4 Mengidentifikasi cara manusia memelihara dan

    melestarikan alam di lingkungan sekitar.

    1.2.2 Penelitian ini khusus dibatasi pada peserta didik kelas IIIB di SD

    Kanisius Kalasan Yogyakarta.

    1.2.3 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

    Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    1.3. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam

    penelitian ini adalah:

    1.3.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA dengan

    tema “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih

    Baik di Hari Esok” terhadap pengetahuan, kesadaran serta

    kepedulian siswa kelas IIIB terhadap lingkungan pada tahun

    pelajaran 2016/2017?

    1.3.2 Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA tema

    “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di

    Hari Esok” sebagai salah satu varian perencanaan kegiatan

    pembelajaran kelas IIIB SD Kanisius Kalasan pada

    tahun2016/2017?

    1.4. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, maka

    tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

    1.4.1 Memaparkan proses pengembangan modul pembelajaran IPA

    dengan tema “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang

    Lebih Baik di Hari Esok” terhadap pengetahuan, kesadaran serta

    kepedulian siswa kelas IIIB terhadap lingkungan pada tahun

    pelajaran 2017/2018.

    1.4.2 Mengetahui kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA tema

    “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Hari Esok” sebagai salah satu varian perencanaan kegiatan

    pembelajaran kelas IIIB SD Kanisius Kalasan pada tahun2017/2018.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

    1. Bagi Peneliti

    Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai

    seorang calon guru dalam menyusun suatu modul pembelajaran

    yang tepat sesuai dengan tujuannya.

    2. Bagi Guru

    Melalui penelitian ini, diharapakan guru mengetahui

    perencanaan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan diharapkan

    dapat memperbaiki serta meningkatkan sistem pembelajaran

    sehingga mampu mengambangkan berbagai macam sikap, terlebih

    dalam menyikapi persoalan masalah lingkungan sekitar.

    3. Manfaat yang diperoleh siswa

    Hasil ini akan bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa mampu

    berpikir dan bertindak cepat dan tepat dalam menyikapi

    permasalahan yang berhubungan dengan masalah lingkungan

    sekitar. Selain itu siswa diharapkan akan lebih mudah,

    menyenangkan dan dapat menambah keterampilan dalam proses

    penyerapan ilmu pengetahuan sehingga dapat membantu mengatasi

    kesulitan individu siswa dalam memahami ilmu pengetahuan

    tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    1.6. Definisi Operasional

    Peneliti merasa perlu untuk memberikan penegasan istilah-istilah

    yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1.6.1 Modul Pembelajaran adalah bahan ajar yang dikemas dan dibuat

    semenarik mungkin yang disusun secara sistematis sebagai

    sarana belajar yang bersifat mandiri.

    1.6.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang

    membahas mengenai lingkungan alam, semesta berserta isinya.

    1.6.3 Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dilakukan guna

    menunjang proses belajar siswa sehingga tidak menghampat

    menyampaian dan penerapan materi.

    1.6.4 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pendidikan yang

    dilakukan dalam pendidikan Jesuit guna

    menumbuhkembangkan pribadi seseorang menjadi pribadi

    kristiani.

    1.6.5 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui.

    1.6.6 Kepedulian Lingkungan adalah segala macam bentuk tindakan

    yang dilakukan guna menyelamatkan, melestarikan,

    memperbaiki, melindungi,dan mencegah kerusakan lingkungan

    alam sekitar.

    1.6.7 Kesadaran adalah keadaan mengerti

    1.6.8 Sampah adalah segala sesuatu yang dibuang atau tidak

    digunakan kembali/sudah tidak terpakai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

    Spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut:

    Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu

    bahan ajar pada pembelajaran IPA berupa pengembangan sebuah modul

    pembelajaran IPA yang berbasis pada Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

    dan sesuai dengan kurikulum KTSP dengan Standar Kompetensi 6.

    Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruh bagi

    manusia serta hubungan dengan cara manusia memlihara dan melestarikan

    alam, dengan Kompetensi Dasar 6.4 Mengidentifikasi cara manusia

    memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar dengan tema

    “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari

    Esok. Dalam produk berupa modul ini berisi: silabus, rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) dan LKS. Silabus memuat acuan penyusunan

    kerangka pembelajaran antara lain: identitas sekolah, identitas mata

    pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan

    pembelajaran, serta penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP

    dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi

    Reflektif dimana guru atau fasilitator memfasilitasi anak dengan suatu

    pengalaman belajar yang menarik sehingga pengalaman tersebut

    memberikan suatu ingatan yang dapat menyentuh pikiran, hati dan

    perasaan dan diharapkan siswa dapat memetik dan menemukan sendiri

    makna dari bahan yang dipelajarinya.

    Modul “Peduli Lingkungan Hari Ini, untuk Kehidupan yang Lebih

    Baik di Hari Esok” dilengkapi dengan LKS yang memuat bahan ajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    kepedulian terhadap lingkungan. Modul ini memuat: tujuan, petunjuk

    kegiatan pembelajaran, soal latihan, diskusi kelompok, refleksi dan

    evaluasi. Modul ini dikembangkan pada mata pembelajaran IPA dengan

    mengambil materi pelestarian lingkungan, jenis sampah dan pemanfaatan

    limbah plastik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Pada bab ini membahas mengenai (1) kajian teori yang akan menjelaskan

    mengenai modul, pembelajaran, KTSP, IPA, PPR, pengeahuan, kepedulian

    lingkungan, kesadaran, sampah (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir,

    dan (4) pertanyaan penelitian

    2.1 Kajian Pustaka

    2.1.1 Modul Pembelajaran

    2.1.1.1 Hakikat Modul

    Daryanto, (2012), menyatakan bahwa modul adalah bentuk bahan

    ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat

    seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk

    membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008), modul diartikan

    sebagai suatu standar atau satuan pengukur kegiatan program belajar

    mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal

    dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai

    secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat

    untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesain pelajaran.

    Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri,

    sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan

    masing-masing.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalaj bahan

    ajar yang disengaja dikembangkan secara utuh dan sistematis, yang dapat

    dipelajari oleh peserta didik/ murid baik secara mandiri maupun di bimbing

    yang didesain agar memudah proses belajar mengajar.

    2.1.1.2 Prinsip Modul

    Terdapat enam belas (16) prinsip milik Tomlinson (dalam Harsono,

    2007) untuk mengembangkan bahan pembelajaran. Peneliti kemudian

    menentukan sembilan (9) dari enam belas (16) prinsip yang diyakini relevan

    dengan penelitian ini. Berikut ini adalah kesembilan prinsip yang digunakan

    peneliti untuk mengembangkan modul: 1) materi-materi harus membuat

    pengaruh. Materi yang digunakan sebagai bahan ajar/materi pembelajaran

    dalam pembuatan modul harus memberi pengaruh yang kuat terhadap

    siswa. Materi pembelajaran diharapkan dapat membentuk pondasi pikiran

    siswa, sehingga siswa dapat menemukan dan memaknai sendiri materi yang

    dipelajarinya. 2) Materi-materi yang diberikan harus membantu siswa

    merasa nyaman dan mudah untuk dipelajari. Materi yang dikembangkan

    didesain/dikemas sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan efek

    nyaman tanpa menimbulkan beban dalam belajar. Hal inilah yang

    memudahkan penyerapan materi pembelajaran oleh siswa. 3) Materi-materi

    harus membantu siswa untuk mengembangkan percaya diri. Dalam kegiatan

    pembelajaran terdapat kegiatan yang dapat melibatkan siswa dalam

    berbagai aktivitas yang dilakukan secara mandiri maupun aktivitas yang

    dilakukan dalam kelompok. Macam-macam aktivitas inilah yang

    diharapkan mampu mengembangkan bakat, kreasi serta meningkatkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    kepercayaan diri siswa dalam berbagai aspek kehidupan. 4) Pembelajaran

    yang diajarkan harus dirasakan oleh siswa secara relevan dan berguna.

    Materi yang diajarkan oleh guru/fasilitator sekiranya mempunyai ikatan,

    hubungan erat dan dapat dikaitkan terhadap situasi yang berlangsung saat

    ini, guna menambah pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi

    tersebut. 5) Materi harus menyediakan siswa kesempatan untuk

    menggunakan bahasa sebagai tujuan komunikasi. Komunikasi antara siswa

    dengan guru/fasilitator diharapkan sebagai jembatan dan interakasi edukasi,

    dimana adanya penyampaian dan pertukaran pesan pembelajaran yang

    dapat menghubungkan dimensi guru/fasilitator dengan dimensi siswa

    maupun dari dimensi siswa dengan dimensi guru/fasilitator. Sehingga

    bahasa dalam pembelajaran, dapat membantu proses pembelajaran menjadi

    lebih efektif. 6) Materi-materi harus mempertimbangkan bahwa setiap

    siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Materi yang didesain

    dan dikemas dalam modul pembelajaran harus disesuaikan dengan

    karakteristik belajar dari siswa tersebut. 7) Materi-materi pembelajaran

    harus memaksimalkan potensi belajar dan mengembangkan intelektual,

    estetika dan emosi yang melibatkan aktivitas otak kanan dan kiri. 8) Materi

    yang diberikan tidak boleh bergantung pada latihan yang terkontrol.

    Pemberian materi yang diberikan tidak melulu soal mengerjakan tugas

    dalam buku, tetapi juga memberikan berbagai bentuk aktivitas belajar yang

    menarik. 9) Materi-materi harus menyediakan kesempatan untuk umpan

    balik hasil. Dalam materi pembelajaran dilengkapi dengan berbagai soal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    latihan, refleksi dan aksi untuk mengetahui umpa balik yang diberikan siswa

    (seberapa jauh pemahaman siswa dalam memahami materi).

    2.1.1.3 Karakteristik Modul

    Karakteristik dalam modul menurut Daryanto (2012) terbagi menjadi 5

    bagian yang meliputi:

    1) Self Instruction

    Merupakan karakteristik yang penting dalam modul. Dengan

    karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri

    dan tak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self

    instruction, maka modul harus: (a) Memuat tujuan pembeajaran

    yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar

    Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (b) Memuat materi

    pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang

    kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas. (c)

    Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

    materi pembelajaran. (d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan

    sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penugasan peserta

    didik. (e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan

    suasana tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.

    (f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif. (g)

    Terdapat rangkuman materi pembelajaran. (h) Terdapat instrumen

    penilaian, yang memungkinkan peserta didik, sehingga peserta didik

    mengetahui tingkat penguasaan materi. (i) Terdapat informasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung materi

    pembelajaran tersebut.

    2) Self Contained

    Modul dikatakan self contained bila seluruh materi

    pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.

    Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempaan peserta didik

    mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi

    belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus

    dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar

    kompetensi/kompetensi dasar harus dilakukan dnegan hati-hati dan

    memperhatiakn keluasan standar kompetensi dan kompetensi dasar

    yang harus dikuasai oleh peserta didik.

    3) Berdiri Sendiri (Stand Alone)

    Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul

    yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus

    digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan

    menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar lain untuk

    mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut tidak

    dikategorikam sebagai modul yang berdiri sendiri.

    4) Adaptif

    Hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

    perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul

    tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat

    keras (hardware).

    5) Bersahabat/akrab (User Friendly)

    Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau

    bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan

    informasi yang terampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

    pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan

    mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang

    sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang

    umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan sebuah modul perlu

    juga diperhatikan karakteristik-karakteristik didalamnya, yang bisa meliputi

    tujuan penyusunan modul, materi yang akan dipelajari, kesesuaian bahasa dan

    juga informasi referensi/pengayaan yang digunakan.

    2.1.2 Pembelajaran

    2.1.2.1 Hakikat Pembelajaran

    Winker (dalam Siregar, 2011) pembelajaran adalah seperangkat

    tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

    memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap

    rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

    Gagne (dalam Siregar 2011) mengartikan bahwa pembelajaran

    merupakan seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk

    mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Miarso (dalam Siregar, 2011) pembelajaran adalah usaha

    pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah

    ditetapkan dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya

    terkendali.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan segala

    bentuk tindakan maupun rancangan yang dilakukan mampu menunjang

    proses belajar siswa dan guru dalam memahami materi.

    2.1.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran

    Siregar (2011) menyebutkan beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran,

    sebagai berikut: (1) Merupakan upaya sadar dan disengaja, (2)

    Pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) Tujuan harus ditetapkan

    terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, (4) Pelaksanaannya

    terkendali, naik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.

    2.1.3 KTSP

    2.1.3.1 Hakikat KTSP

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

    operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan

    pendidikan/sekolah. (Muslich, 2007)

    KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang

    disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan. (BSNP, 2006)

    Sedangkan, menurut Sanjaya (2010) kurikulum KTSP adalah

    kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

    satuan pendidikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kurikulum satuan

    pendidikan yang disusun dan direncanakan oleh masing-masing satuan

    pendidikan dengan tetap memperhatikan undang-undang.

    2.1.3.2 Prinsip dan Pengembangan KTSP

    Prinsip dan pengembangan KTSP menurut Muslich (2007) adalah

    sebagai berikut: (a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

    kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (b) Beragam dan terpadu. (d)

    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. (e)

    Relevan dengan kebutuhan kehidupan. (f) Menyeluruh dan

    berkesinambungan. (g) Belajar sepanjang hayat. (h) Seimbang antara

    kepentingan nasional dan kepentingan daerah

    KTSP juga disusun dengan memperhatikan acuan operasional

    sebagai berikut: (a) Peningkatan iman dan takwa akhlak mulia. (b)

    Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingat

    perkembangan dan kemampuan peserta didik. (c) Keragaman potensi dan

    karakteristik daerah dan lingkungan. (d) Tuntutan pembangunan daerah dan

    nasional. (e) Tuntutan dunia kerja. (f) Perkembangan ilmu pengetahuan,

    teknologi dan seni. (g) Agama. (h) Dinamika perkembangan global. (i)

    Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaaan. (j) Kondisi sosial budaya

    masyarakat setempat. (k) Kesetaraan gender. (l) Karakteristik satuan

    pendidikan

    2.1.3.3 Komponen dalam KTSP

    Menurut Muslich (2011) dalam KTSP terdapat empat komponen,

    yaitu: a) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, b) Struktur muatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    kurikulum tingkat satuan pendidikan, c) Kalender pendidikan, d) Silabus

    dan rencana pelaksanaan pengajaran

    2.1.4 IPA

    2.1.4.1 Hakikat IPA

    Dramojo (dalam Samatowa, 2011) menyatakan IPA (Ilmu

    Pengetahuan Alam) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang

    alam semesta dengan segala isinya. Darmojo juga mengatakan bahwa IPA

    adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati

    dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antar suatu

    fenomena dengan fenomena lainnya, sehingga keselurhannya membentuk

    suatu prespektif yag baru tentang objek yang diamati.

    Ilmu Pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam

    bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).

    Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam (IPA) atau

    science itu pengetiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

    mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011)

    Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai

    systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and

    based mainly on observation and induction yang diartikan bahwa “ilmu

    pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan

    tersusun.

    Wahyana (dalam Trianto, 2012), IPA adalah suatu pengetahuan

    tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh

    adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

    merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam semesta,

    gejala alam dan makhluk hidup yang tersusun secara sistematik.

    2.1.4.2 IPA untuk Sekolah Dasar

    Samatowa (2011) menjelaskan bahwa setiap guru harus paham akan

    alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan itu dapat

    digolongkan menjadi empat golongan yakni: (a) Bahwa IPA berfaedah bagi

    suatu bangsa, kiranya perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan

    materil suatu bangsa, banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu

    dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-

    sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk

    teknologi adalah IPA. Orang tidak menjadi insinyur eletronika yang baik,

    atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai

    gejala alam. (b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA

    merupakan suatu mata pelajaran yang memberi kesempatan berpikir kritis.

    (c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri

    oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat

    hapalan belaka. (d) Mata pelajaran IPA memiliki nilai-nilai pendidikan

    yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara

    keseluruhan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    2.1.4.3 Tujuan Pembelajaran IPA

    Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2006) menyebutkan tujuan pembelajaran

    IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Pertama, menanamkan rasa

    ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.

    Kedua, mengembangan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

    sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Ketiga,

    mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

    akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Keempat, ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

    lingkungan alam. Kelima, menghargai alam sekitar dan segala

    keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

    Samatowa (2011) menyebutkan pengembangan aplikasi teori

    perkembangan kognitif pada pendidikan IPA, dibagi dalam beberapa

    bagian: Pertama, konsep IPA dapat berkembang baik, hanya bila

    pengalaman langsung mendahului pengenalan generalisasi-generalisasi

    abstrak. Metode seperti ini berlawanan dengan metode tradisional, dimana

    konsep IPA diperkenalkan secara verbal saja. Kedua, daur belajar yang

    mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut: a) Eksplorasi, yaitu

    kegiatan dimana anak mengalami atau mengindra objek secara langsng.

    Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang adakalanya

    bertentangan dengan konsep yang telah dimilikinya, b) Generalisasi, yaitu

    menarik kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman) yang tampak

    bertentangan dengan yang telah dimiliki anak, c) Deduksi, yaitu

    mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada situasi dan kondisi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    baru. Ketiga, proses berpikir berkembang melalui tahap-tahap daur belajar

    ini mendorong perkembangan berpikir sietiko-deduktif, yakni anak dapat

    menganlisis objek IPA dari pemahaman umum hingga pemahama khusus.

    Adapun ciri-ciri tahapan yang digambarkan 1) Tahapan Ekplorasi:

    merupakan awal dari daur belajar. Dalam tahapan ini guru berperan secara

    tidak langsung. Guru merupakan pengamat yang memilki pertanyaan-

    pertayaan dan membantu individu murid maupun kelompok. Peranan murid

    dalam tahap ini sangat aktif. Mereka memanipulasi materi yang dibagikan

    guru, 2) Tahapan Pengenalan Konsep: dalam tahap ini guru berperan lebih

    tradisional. Guru mengumpulkan informasi dari murid-murid yang

    berkaitan dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian ini

    merupakan waktu untuk penyusunan perbendaharaan kata. Materi-materi

    seperti buku, alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya diperlukan

    untuk penyusunan konsep-konsep, 3)Tahap Penerapan Konsep: pada bagian

    ini guru mempunyai situasi atau masalah yang dapat dipecahkan

    berdasarkan pengalaman eksplorasi sebelum pengenalan konsep. Seperti hal

    lainnya pada tahap eksplorasi murid-murid terlibat dalam berbagai kegiatan.

    2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif

    2.1.5.1 Hakikat Paradigma Pedagogi Reflektif

    Tim Redaksi Kanisius (2010), mengartikan PPR (Paradigma

    Pedagogi Reflektif) merupakan pola pikir (paradigma=pola) dalam

    menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani (pedagogi

    reflektif=pendidikan kristiani). Selain itu, dengan PPR diharapkan

    terbentuk wujud nyata pribadi man for others, seorang pribadi yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    memiliki kesadaran kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk

    melaksanakan kehidupan berdasarkan kesadaran manusia tersebut.

    Menurut Suparno (2015) Paradigma Pedagogi Refleftif (PPR)

    adalah suatu paradigma pendidikan yang sudah sejak lama dilakukan dalam

    pendidikan Jesuit, yaitu sejak tahun 1586. Praktik pendidikan yang sudah

    lama itu selalu di perbaharui dan sekarang ini dipraktekan di seluruh dunia.

    Pendidikan dan pengajaran di sekolah Jesuit berusaha mengubah

    cara insani lain, sistem-sistem sosial dan struktur masyarakat. Mengubah

    cara mereka menilai bangsa manusia dan seluruh ciptaan. Serta, menjadikan

    mereka pria dan wanita yang berkompeten, bertanggung jawab dan

    berkepedulian.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

    adalah pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dalam pendidikan Jesuit

    yang berusaha mengubah pola pikir, serta menumbuhkembangkan pribadi

    kristiani man for others, seorang pribadi yang memiliki kesadaran

    kemanusiaan dan kekuatan kehendak untuk melaksanakan kehidupan

    berdasarkan kesadaran manusia tersebut.

    2.1.5.2 Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Refletif

    Menurut Subagya (2010), terdapat tata cara pelaksanaan yang

    menjadi unsur utama PPR adalah pengalaman, refleksi dan aksi. Ketiga

    unsur utama itu dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu konteks dan

    dibantu oleh unsur setelah pembelajaran dengan evaluasi. Maka secara garis

    besar PPR mempunyai dinamika maupun gambaran pembinaan siswa untuk

    membentuk budaya alternatif secara singkat sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    1. Konteks: Konteks merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang

    dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Konteks

    merupakan unsur pertama dalam pembelajaran PPR. Oleh dari itu

    fasilitator (guru) perlu mengerti konteksnya, terutama konteks siswa

    yang dibantu, pelajaran apa yang akan diampu, dan lingkungan dimana

    fasilitator (guru) memberikan pembelajaran. Apabila pembelajaran

    sudah sesuai dengan konteksnya, maka siswa akan semakin mudah

    menangkap dan mengerti apa yang fasilitator (guru) bantukan.

    2. Pengalaman: Pengalaman (experience) adalah suatu kejadian yang

    sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, dan dapat menyentuh

    pikiran, hati kehendak, perasaan, maupun hasrat. Pengalaman sangat

    penting dalam proses PPR. Tanpa pengalaman, baik pengalaman

    langsung maupun tidak langsung dalam pembelajaran maka tidak dapat

    mendalami bahan dan memetik makna yang mendalam dari bahan yang

    dipelajari.

    3. Refleksi: Guru atau fasilitator memfasilitasi dengan pertanyaan agar

    siswa terbantu untk berefleksi. Pertanyaan yang lebih baik adalah

    pertanyaan yang divergen agar siswa secara otentik dapat memahami,

    mendalami, dan meyakini temuannya. Melalui refleks, siswa meyakini

    makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya.

    4. Aksi: Guru atau fasilitator memfasilitasi dengan pertanyaan aksi agar

    siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan

    hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan perilaku manusia dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    kemauannya sendiri siswa membentuk pribadinya agar nantinya (lama-

    kelamaan)menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya.

    5. Evaluasi: Evaluasi dimaksud untuk melihat secara keseluruhan

    bagaimana proses PPR itu terjadi dan berkembang. Evalusi dilakukan

    setelah pembelajaran berlangsung, yakni dengan guru memberikan

    evaluasi atas kompetensinya dari sisi akademik.

    2.1.5.3 Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif

    Subagya (2010), menyebutkan bahwa terdapat kelebihan-

    kelebihan sekaligus keuntungan menerapkan PPR dalam proses

    pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut:

    1. Murah Meriah: dalam praktik, pembelajaran PPR diintegrasikan

    dengan bidang studi yang diajarkan, maka tidak memerlukan sarana

    atau prasarana khusus, kecuali yang dibutuhkan dalam bidang studi

    yang dibutuhkan.

    2. Segala Kurikulum: PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum:

    KTSP, KBK, Kurikulum 1994, bahkan pada kurikulum mana pun.

    Paradigma ini tidak menuntut tambahan bidang studi baru, jam

    pelajaran tambahan, maupun peralatan khusus. Hal pokok yang

    dibutuhkan hanyalah pendekatan baru pada cara kita mengajarkan mata

    pelajaran yang ada.

    3. Cepat Kelihatan Hasilnya: melalui PPR tanda-tanda seorang siswa

    menjadi berkembang ke arah yang diharapkan, adalah mudah terlihat.

    Kenyataan ini dapat diamati di sekolah-sekolah yang telah menerapkan

    PPR. Kalau sekolah sepakat dan semua gur menerapkap PPR, dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    waktu satu tahun sudah terlihat jelas betapa siswa akrab satu sama lain,

    mau solider, dan saling membantu dalam belajar, mau saling

    menghargai satu sama lain, pengelolaan kelas menjadi mudah,

    kenakalan berkurang tak kelihatan lagi.

    Secara ringkas keuntungan-keuntungan menerapkan PPR di sekolah

    dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1) Dari segi integrasi: pembelajaran berpola PPR murah, tidak

    terhambat kurikulum baru, para Pengawas atau Diknas,

    mengajarkan dan melatih nilai-nilai kristiani 42 jam per minggu.

    2) Dari segi pengalaman, Refleksi, dan Aksi: tidak perlu banyak

    aturan, banyak sanksi dan macam-macam pemaksaan seperti

    lazim di sekolah lain dan pendidikan yang otentik

    3) Dari segi pendidikan kristiani/ Pendidikan Kemanusiaan: ciri

    khas sekolah Kristen/Katolik dapat diwujudkan dalam kegiatan

    kelas sehari-hari, menjadikan keunggulan sekolah yang tidak

    dapat diungguli sekolah lainnya.

    4) Dampak lain: menambah calon siswa dalam PSB dan lebih

    mudah menepis isu kristenisasi.

    2.1.6 Pengetahuan

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008)

    pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui/kepandaian. Salah satu ciri

    khas pada diri manusia adalah selalu ingin tahu, dan rasa selalu ingin tahu

    tersebut tidak pernah berhenti.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    2.1.7 Kepedulian Lingkungan

    2.1.7.1 Hakikat Kepedulian

    Hariyanto, (2013) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan peduli

    lingkungan adalah menghargai alam lingkungan dengan kewajiban

    melestarikan fungsinya agar terjadi kehidupan yang berkelanjutan, jauh dari

    pencemaran lingkungan.

    Wibowo (dalam Kurniawan, 2013) menambahkan bahwa yang

    dimaksud dengan dengan peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang

    selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkunga alam sekitarnya dan

    mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

    sudah terjadi.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan adalah segala

    macam bentuk tindakan maupun upaya yang dilakukan guna mencegah,

    memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

    2.1.7.2 Indikator Kepedulian

    Zubaedi, (2011) menjelaskan bahwa berakhklak terhadap alam

    dapat dilakukan manusia dengan upaya-upaya pelestarian alam sebagai

    berikut: (a) Melarang penebangan pohon secara liar. (b) Melarang

    perburuan binatang secara liar. (c) Melakukan reboisasi (penghijauan). (d)

    Membuat cagar alam dan suaka margasatwa. (e) Menerapkan tata guna

    lahan yag lebih sesuai. (f) Memberikan pengertian yang lenih baik perlunya

    menjaga lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat. (g) Memberikan

    sanksi-sanksi kepada pelanggar-pelanggar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Salim (1986), menyebutkan ha-hal yang dapat dilakukan untuk

    mengupayakan pelestarian lingkungan hidup sehari-hari adalah: (a)

    Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan

    selokan, tempat mandi-cuci-kaskus, terpeliharanya sumur air minum. (b)

    Kebersihan di dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memberi celah

    untuk masuknya sinar matahari, serta kebersihan dapur. (c) Usaha hemat

    energi seperti menghemat aliran listrik, memadamkan lampu yang sudah

    tidak dipakai. Selain itu juga menghemat pemakaian air, dengan menutup

    kran, jangan biarkan air mengalir/menetes terus. (d) Pemanfaatan kebun

    atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang berguna, penanaman bibit

    tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan (e) Penanggulangan sampah,

    memanfaatkan kembali sampah organik dan mendaur ulang sampah

    anorganik.

    2.1.8 Kesadaran

    2.1.8.1 Hakikat Kesadaran

    Solso, (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesadaran

    adalah kesiagaan (awareness) individu terhadap peristiwa-peritiwa kognitif

    memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik. Sedangkan, menurut

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Wahmuji, 2008), mengartikan

    bahwa kesadaran merupakan keadaan mengerti/ hal yang dirasakan atau

    dialami oleh seseorang.

    Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, kesadaran

    merupakan keadaan dimana seseorang mengerti akan siaga terhadap segala

    sesuatu yang berlangsung disekitar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    2.1.8.2 Fungsi Kesadaran

    Pierson dan Trout (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa satu-

    satunya alasan kita memiliki kesadaran adalah kesadaran memungkinkan

    kita melakukan pergerakan atas kemauan sendiri (votional movement).

    Daimiso (dalam Solso, 2008) menyatakan bahwa kesadaran

    berfungsi memampukan kita merencanakan perilaku kita, alih-alih hanya

    mengandalkan insting semata. Kemampuan tersebut (yang diperkuat

    dengan adanya kesadaran-diri) memberikan kita kemampuan bertahan

    hidup yang lebih besar dalam lingkungan kita. Senada dengan pendapat

    Bars Mcgovern (dalam Solso, 2008) Fungsi pertama kesadaran adalah

    fungsi konteks-setting (context setting), yakni fungsi dimana sistem-sistem

    bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah

    stimuli yang datang ke dalam memori.

    Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

    fungsi kesadaran digunakan sebagai pengontrol dalam diri manusia dalam

    melakukan kemampuan pergerakan atas kemauan diri sendiri

    2.1.9 Sampah

    2.1.9.1 Hakikat Sampah

    Penggolongan sampah menurut Hadiwiyoto (dalam Sejati, 2013),

    didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu: asal, komposisi, bentuk, lokasi,

    proses terjadinya, sifat, dan jenisnya.

    1. Penggolongan Sampah Berdasarkan Asalnya: sampah hasil kegiatan

    rumah tangga, termasuk didalamnya sampah rumah sakit, hotel dan

    kantor, sampah hasik kegiatan industri/pabrik, sampah hasil kegiatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan,

    sampah hasil kegiatan perdagangan, misal sampah pasar dan toko,

    sampah hasik kegiatan pembangunan dan sampah jalan raya.

    2. Penggolongan Sampah Berdasarkan Komposisinya: a) sampah

    seragam. Sampah hasil kegiatan industri umumnya termasuk dalam

    golongan ini. Sampah dari kantor sering hanyaterdiri dari kertas,

    karton, kertas karbon, dan semacamnya yang masih tergolong

    seragam atau sejenis, b) sampah campuran. Misal, sampah yang

    berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum yang sangat

    beraneka ragam dan bercampur menjadi satu.

    3. Penggolongan Sampah Berdasarkan Bentuknya: a) sampah padatan

    (solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng, plastik, dan logam, b)

    sampah cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci, bekas

    cairan yang tumpah, tetes tebu, dan limbah industri yang cair, dan c)

    sampah berbentuk gas, misal karbondioksida, amona.

    4. Penggolongan Sampah Berdasarkan Lokasinya: sampah kota (urban)

    yang terkumpul di kota-kota dan sampah daerah yang terkumpul di

    daerah-daerah luar perkotaan.

    5. Penggolongan Sampah Berdasarkan Proses Terjadinya: a) sampah

    alami, ialah sampah yang terjadi karena proses alami. Misalnya

    rontokan dedaunan.(b) Sampah nonalami, ialah sampah yang terjadi

    karena kegiatan manusia. Misalnya plastik dan kertas.

    6. Penggolongan Sampah Berdasarkan Sifatnya: a) sampah organik,

    terdiri atas dedaunan, kayu, tulang, sisa makanan ternak, sayur, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    buah. Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa

    organik dan tersusun oleh unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

    Sampah ini mudah didegradasi oleh mikroba, dan b) sampah

    anorganik, terdiri atas kaleng, plastik, besi, logam, kaca dan bahan-

    bahan lainnya yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah ini

    tidak dapat didegregradasi oleh mikroba sehingga sulit untuk

    diuraikan.

    7. Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya: sampah makanan,

    sampah kebun/pekaranngan, sampah kertas, sampah plastik, karet,

    dan kulit, sampah kain, sampah kayu, sampah logam, sampah gelas

    dan keramik, dan sampah abu atau debu.

    2.1.10 Pendidikan Emansipatoris

    2.1.10.1 Hakikat Pendidikan Emansipatoris

    Suprijono, (2016) menjelaskan bahwa pendidikan emansipatoris

    adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa pada objek yang

    dipelajari, kemudian siswa memahami diri dan tindakan belajarnya dengan

    kesadaran reflektif.

    Mangunwijawa, (2004) menjelaskan bahwa emansipatoris adalah

    menyantuni dan memberdayakan peserta didik sebagai subyek kegiatan

    belajar. Pendidikan yang mengembangkan bakat siswa, menghormati

    kepribadian murid, merangsang daya cipta, tanggung jawab, otonomi dan

    kesadaran moral.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015) menyatakan bahwa

    pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang

    pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan

    demokratis. Tiga kata kunci untuk model pendidikan emansipatoris, yaitu

    humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.

    2.1.10.1.1 Humanisasi

    Menurut Zuchdi (2009) pendidikan humanisasi bukan sekedar

    pengembangan kualitas kognitif, melainkan juga sebuah proses yang

    terjadi pada diri individu dan melibatkan seluruh domain yang ada.

    Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (KBBI) humanisasi adalah

    sebagai penumbuhan rasa perikemanusiaan. Berdasarkan dua

    pernyataan di atas, humanisasi merupakan perubahan dalam diri peserta

    didik, yang melibatkan keseluruhan melalui akal budi dan hati nurani.

    2.1.10.1.2 Kesadaran Kritis

    Winarti dan Anggadewi (2015), menjelaskan bahwa kesadaran kritis

    memiliki makna belajar menerima keadaan sosial, ekonomi dan politik

    yang bertolak belakang dan kemudian melawan arus dan penindasan

    realitas.

    Smith (2001) menjelaskan bahwa kesadaran kritis merupakan

    keadaan dimana seseorang mampu menerima dan menolak realitas

    dalam kehidupan serta mampu mempertahankan pendapatnya sesuai

    kebenaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesadaran kritis merupakan keadaan

    dimana seseorang mampu memahami keadaan di sekitar, namun tetap

    berpegang teguh atas pendirian yang benar.

    2.1.10.1.3 Mempertanyakan Sistem

    Winarti dan Anggadewi, (2015) dialog merupakan salah satu cara

    untuk menanyakan sistem. Dialog yang dilakukan guru dan siswa

    sebagai pembelajar pemahaman dan mengalaman akan realitas

    kehidupan guru dan siswa yang berkembang.

    2.2 Penelitian yang Relevan

    2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2016). Tujuan

    utama dari penelitian tersebut adalah menghasilkan suatu produk berupa

    modul pratikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong

    berpikir kristis pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Selain itu, tujuan

    pengembangan ini adalah: 1) Mengetahui cara mengembangkan modul

    pratikum IPA. 2) mengetahui kualitas modul pratikum IPA. 3) Mengetahui

    pengaruh penggunaan modul pratikum IPA. Jenis penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan

    (research and development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang

    dilakukan dalam penlitian ini melalui beberapa langkah: (1) Potensi dan

    masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi produk

    pada ahli, (5) Revisi Produk, (Uii coba produk, (7) Revisi Produk. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa modul pratikum IPA layak untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal ini

    ditunjukkan dari hasil keseluruhan validasi mempereroleh rata-rata 3,3

    dengan kategori layak.

    Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Harjanto (2017). Tujuan

    utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul

    pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamankan

    sikap peduli lingkungan pada siswa kelas III. Tujuan yang dilakukan

    peneliti dalam pengembangan ini adalah: 1) Mengembangkan modul

    pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan

    sikap peduli lngkungan pada siswa kelas IIIB 2016/2017, 2)

    Mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan

    emansipatoris yang berkualitas sebagai alat belajar pentingnya lingkungan

    sehat di kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017, 3) Mengetahui dampak modul

    pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris terhadap proses

    pembelajaran siswa pada implementasi. Jenis penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and

    development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang dilakukan dalam

    penlitian ini melalui beberapa langkah: (1) Analisis kebutuhan, (2) Desain

    modul, (3) Revisi modul, (4) Implementasi modul, (5) Evaluasi modul.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pratikum IPA layak/sangat

    baik untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas III Sekolah Dasar. Hal

    ini ditunjukkan dari hasil uji coba lapangan memperoleh skor 4,3. Skor

    tersebut dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul pembelajaran IPA

    dalam penelitian ini layak untuk digunakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Halawa (2016). Tujuan

    utama dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa modul

    tanaman obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar mereka dapat

    mengetahui pentingnya melesatrikan tanaman obat. Jenis penelitian yang

    digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan pengembangan

    (research and development) (RnD). Prosedur pengembangan modul yang

    dilakukan dalam penlitian ini melalui beberapa langkah: 1) Potensi dan

    masalah, 2) Pengumpulan data, 3) desain produk, 4) Validasi desain, 5)

    Revisi desain, 6) Uji coba produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    berdasarkan uji coba modul pada 27 siswa kelas V di SDN No. 075046

    Lolofitu Kabupaten Nias, kualitas modul yang dikembangkan mendapat

    skor rata-rata 4,55 yang berarti sangat baik dan sangat layak untuk

    digunakan.

    Berdasarkan ketiga penelitian relevan di atas, dapat dilihat bahwa

    modul yang dikembangkan berupa modul pratikum IPA, modul

    pembelajaran IPA dan modul tanaman obat. Maka dari itu, peneliti

    mengembangkan modul pembelajaran IPA Peduli Lingkungan Hari Ini,

    untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok berbasis PPR (Paradigma

    Pedagogi Reflektif) untuk siswa kelas IIIB di SD Kanisius Kalasan.

    2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013). Dalam

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah implementasi

    pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.1 di SD

    Keputran “A”. Dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus tindakan.

    Dalam tidakan siklus yang I belum mencapai kriteria keberhasilan, karena

    berdasarkan lembar observasi siklus I menunjukkan bahwa sikap peduli

    lingkungan sebesar 75% siswa dikategorikan sedang dan hasil angket

    menunjukkan sebesar 25& siswa berada pada kategori tinggi. Kemudian

    pada penelitian tindakan siklus yang ke II sebanyak 27 siswa (96,43%)

    berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 siswa (3,57) berada pada

    kategori sedang. Berdasarkan hasil angket tindakan siklus II sebanyak 27

    siswa (96,43) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 orang siswa

    (3,57%) berada pada kaegori sedang. Hasil pada siklus II telah mencapai

    kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus tersebut.

    Kedua, penelitian dilakukan oleh Sumiyati (2016). Dalam penelitian

    ini bertujuan untuk meneliti tentang pengembangan multimedia pendidikan

    karakter peduli lingkungan. Dalam penelitian ini juga bertujuan untuk

    mengasilkan produk multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan

    yang layak digunakan dalam pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah

    siswa kelas IV SD. Dalam penelitian ini menggunakan tiga model

    pengembangan yakni model penelitian dan pengemabngan Borg&Gall

    (1989), model pengembangan Alessi dan Trolip (2001) dan model

    pengembangan sesain pembelajaran Dick and Carey (2005). Ketika model

    pengembangan tersebut dimodifikasi sehingga dapat mengasilkan tahapan

    sederhana yaitu pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan.

    Berdasarkan hasil validasi dengan menggunakan skala 5 yang dilakukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    oleh peneliti dengan meliputi hasil validasi ahli materi pada aspek

    pembelajaran adalah 4,35 “Sangat Baik” dan aspek materi memperoleh

    skor 4,57 “Sangat Baik”. Adapun hasil validasi ahli media dalam aspek fisik

    memperoleh skor 4,50 “Sangat Baik”, aspek tampilan 4,31 “Sangat Baik”,

    dan aspek pemograman 4,33 “Sangat Baik”. Hasil penilaian guru pada aspe

    tampilan memperoleh skor 4,36 “Sangat Baik”, aspek pemograman 4,66

    “Sangat Baik”, aspek materi 4,60 “Sangat Baik”, dan aspek pembelajaran

    4,80 “Sangat Baik”. Jadi berdasarkan hasil validasi yang dilakukan, dapat

    di simpulkan bahwa produk yang dikembangkan telah layak untuk

    digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Selviana Desi Ambarwati

    (2017). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk

    berupa modul pembelajaran IPA untuk kelas III eksistensial sekolah dasar

    berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli

    lingkungan. Jenis peneletian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian pengemabngan materi (Material Development) yang termasuk

    dalam salah satu penelitian dan pengembangan (Research and

    Development) (RnD). Adapun proses pengembangan modul ini mengikuti

    5 langkah pengemabngan materi dari Tomlinson (dalam Harsono, 2007)

    yaitu (1) analisis, (2) desain, (3) revisi, (4) implementasi, dan (5) evaluasi.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para ahli, dalam penelitian ini

    mendapatkan skor 3,39 yang masuk dalam kategori “sangat baik” sehingga

    layak digunakan pada thap implementasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan di atas dapat dilihat

    bahwa penanaman sikap peduli lingkungan dilakukan dengan pendekatan

    STM, pengembanga multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan dan

    modul pembelajaran IPA berbasis emansipatoris guna memananmkan sikap

    peduli lingkungan, sehingga belum ada penanaman sikap peduli

    lingkunngan dengan modul peduli lingkungan hari ini, untuk kehidupan

    yang lebih baik di hari esok berbasis PPR. Maka dari itu, peneliti

    mengembangkan modul pembelajaran IPA Peduli Lingkungan Hari Ini,

    untuk Kehidupan yang Lebih Baik di Hari Esok berbasis PPR (Paradigma

    Pedagogi Reflektif) untuk siswa kelas IIIB di SD Kanisius Kalasan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    2.3 Desain Diagram

    MODUL PEDULI LINGKUNGAN

    Theresia Dwi Kurniawati

    (2016)

    Hasilnya, modul pratikum IPA

    layak untuk digunakan sebagai

    bahan ajar siswa kelas IV

    Sekolah Dasar.

    Handayani (2013)

    Hasilnya, langkah-langkah

    implemenatasi pendekatan

    Sains Teknologi Masyarakat

    “STM” dalam pembelajaran

    IPA untuk meningkatkan sikap

    peduli menunjukkan kriteria

    keberhasilan.

    Dedy Anggit Harjanto (2017)

    Hasilnya, modul pembelajaran

    IPA “Ayo Cintai Lingkungan “

    berbasis emansipatoris layak

    untuk digunakan sebagai bahan

    ajar kelas IIIB Sekolah Dasar.

    Sumiyati (2016)

    Hasilnya, pengembangan

    multimedia pendidikan

    karakter peduli lingkungan

    telah layak untuk digunakan

    sebagai media dalam proses

    pembelajaran.

    Rismawati Halawa (2016)

    Hasilnya, modul tanaman obat

    “Daun Ajaib” untuk

    pendidikan konservasi layak

    diuji coba

    Selviana Desi Ambarwati

    (2017)

    Hasilnya, pengembangan

    modul pembelajaran IPA

    berbasis pendidikan

    emansipatoris untuk

    menanamkan sikap peduli

    lingkungan layak untuk

    digunakan sebagai modul

    dalam pembelajaran.

    Menghasilkan produk berupa

    modul

    Mengetahui dan meningkatkan sikap

    peduli lingkungan

    Judul Penelitian:

    Pengembanan Modul Pembelajaran IPA Berbasis PPR Guna

    Menumbuhkan Pengetahuan, Kesadaran Serta Kepedulian Lingkungan

    Terhadap Bahaya Sampah Plastik pada Siswa Kelas IIIB di SD Kanisius

    Kalasan Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    2.4 Kerangka Berpikir

    Lingkungan menjadi satu-satunya tempat dimana segala makhluk hidup

    tinggal didalamnya. Namun seiring berjalannya waktu, kini lingkungan

    mengalami berbagai macam penurunan dan kerusakan di berbagai aspeknya

    yang sungguh sangat mengkhawatirkan dunia ini. Adapun penurunan dan