pengembangan media puzzle “papeda” untuk mata pelajaran matematika kelas iv sd n perumnas 3...

17
PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE “PAPEDA” UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD N PERUMNAS 3 DEPOK ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Deva Okta Perdana NIM 08105244031 JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2013

Upload: yohanna-nawangsasih

Post on 06-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Pendidikan

TRANSCRIPT

  • PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE PAPEDA UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV

    SD N PERUMNAS 3 DEPOK

    ARTIKEL JURNAL

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

    untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh Deva Okta Perdana NIM 08105244031

    JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    JULI 2013

  • ii

  • 1

    PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE PAPEDA UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PERUMNAS 3 DEPOK THE DEVELOPMENT OF MEDIA PUZZLE "PAPEDA" MATHEMATICS SUBJECT FOR GRADE IV

    ELEMENTARY SCHOOL PERUMNAS 3 DEPOK.

    Oleh: deva okta perdana, teknologi pendidikan/kurikulum teknologi pedidikan, [email protected].

    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah media puzzle PAPEDA

    untuk mata pelajaran matematika kelas IV di SD N Perumnas 3 Depok, Sleman Yogyakarta yang layak. Penelitian ini mengacu pada langkah pengembangan Borg and Gall. Pengembangan media ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan siswa SD. Pada tahap produksi, dihasilkan produk awal yang telah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media pada uji validasi dinilai layak. Uji coba lapangan utama sebanyak 12 orang dinilai layak (89,1%), dan uji coba lapangan operasional sebanyak 30 orang dinilai layak (91,5%). Data dikumpulkan menggunakan angket penilaian, dan pedoman observasi. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa media puzzle PAPEDA telah layak digunakan sebagai media pembelajaran matematika materi pecahan untuk kelas IV di SD N Perumnas 3 Depok Sleman Yogyakarta. Media Puzzle PAPEDA membantu siswa memahami belajar pecahan.

    Kata kunci : Media, Puzzle PAPEDA Pecahan, Persen dan Desimal , Matematika, siswa

    kelas IV SD.

    This research was intended to produce a medium puzzle PAPEDA for the

    subjects mathematics grade IV in elementary school perumnas 3 depok, sleman

    yogyakarta. On this research was referring to step developmental borg and gall. The

    development of the media was made based on an analysis of the needs of elementary

    school students. On the point of production, the resulting product has been validated by

    matter and media experts by the experiment validation is considered feasible. The of

    center court many as 12 people is considered feasible (89,1%), and the trial operational

    many as 30 people is considered feasible (91,5%). Data is collected using poll

    appraisement; and guidelines for observation. The assessment this shows that the media

    puzzle PAPEDA has worthy used as a medium of learning mathematics matter smither

    for the grade IV in elementary school perumnas 3 depok sleman yogyakarta. Media

    puzzle PAPEDA helped students learning smithers understanding.

    Keywords : Media, Puzzle PAPEDA fraction, percen and decimal, Mathematics, class students IV primary school.

    PENDAHULUAN

    Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran

    yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hal ini mengenai

  • 2

    media pembelajaran bisa dikembangkan dari alat dan bahan yang sederhana,

    contohnya puzzle. Puzzle merupakan media pembelajaran sederhana sebenarnya

    sangat mudah dikembangkan, tidak perlu menghabiskan waktu lama dan bahan

    mudah didapat oleh pendidik. Andang Ismail (2009: 199) Puzzle adalah

    permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah dalam

    beberapa bagian sudah.

    Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10-18 Januari 2012 di SD N

    Perumnas 3 Depok, Sleman Yogyakarta, fasilitas seperti pusat sumber belajar

    belum ada di sekolah. Selain itu, penggunaan media dalam pembelajaran belum

    optimal. Khususnya untuk mata pelajaran matematika pecahan kelas IV

    penggunaan media masih menggunakan bahan sekali pakai (kertas karton).

    Ketika guru menyampaikan materi pada saat jam mata pelajaran matematika

    pecahan, guru hanya menghabiskan waktu jam pelajarannya untuk

    mempersiapkan bahan dan alat peraga. Menurut wali kelas IV Ibu Muntamah,

    S.Pd sebagai guru kelas mengatakan pada saat menjelaskan materi, beberapa

    siswa sering berdiskusi di luar topic dari yang sedang diajarkan, dan bermain

    dengan dunianya sendiri. Serta nilai rata-rata mata pelajaran matematika kelas

    IV masih rendah yaitu 6,5, karena antusiasme dan perhatian siswa pembelajaran

    matematika materi pecahan kurang baik. Guru menyadari bahwa intensitas

    penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran masih kurang,

    karena belum tersedianya media yang memadai dan mempunyai kemasan yang

    menarik. Menurut pendapat NS (siswa kelas IV), kegiatan belajar di kelas sangat

    membosankan. Sebagian besar siswa hanya akan belajar pada saat menjelang

    ujian semester, di sisi lain siswa merasa sulitan untuk memahami materi

    pecahan.

    Salah satu kompetensi dasar mata pelajar matematika kelas IV khususnya

    materi pecahan adalah siswa mempelajari pecahan dalam pemecahan masalah,

    dalam pelaksanaannya semua siswa di harapkan mengetahui arti pecahan,

    persen, dan desimal, memahami penyederhanaan, penjumlahan, pengurangan,

  • 3

    dan perbandingan. Sehingga diperlukan media yang menarik dan dapat

    membantu siswa dalam belajar.

    Berdasarkan uraian di atas, salah satu media yang ingin peneliti

    kembangkan dalam konteks permasalahan di atas adalah Media Puzzle

    PAPEDA Pecahan, Persen dan Desimal untuk Mata Pelajaran Matematika

    Kelas IV SD N Perumnas 3, Depok, Sleman Yogyakarta, karena tidak harus

    menghabiskan waktu lama, hemat, bahan pembuatan sederhana, dan kemasan

    yang menarik, selain itu media puzzle PAPEDA dapat meningkatkan kecerdasan

    siswa, merangsang motivasi untuk proses pembelajaran sehingga menimbulkan

    kegairahan belajar, membuat siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan

    minatnya, serta memberikan suasana belajar yang menarik dalam memahami

    mata pelajaran matematika khususnya materi pecahan. Muzamil Misbach

    (2010), manfaat bermain puzzle antara lain dapat mengasah otak, melatih

    koordinasi mata dan tangan, melatih nalar, melatih kesabaran, dan menambah

    pengetahuan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan media

    puzzle PAPEDA pecahan, persen, dan desimal.

    Pengembangan Media Puzzle PAPEDA Pecahan, Persen, dan Desimal

    yang akan dikembangkan peneliti. Hasilnya diharapkan dapat dijadikan panduan

    dan rujukan dalam memilih dan memfasilitasi media pembelajaran matematika

    di lembaga sekolah setingkat SD yang sampai saat ini masih kurang.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

    atau lebih dikenal dengan research and development. Penelitian ini bertujuan

    mengembangkan produk media puzzle PAPEDA pada mata pelajaran

    matematika pokok bahasan pecahan bagi siswa kelas IV sekolah dasar.

  • 4

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Waktu Penelitian dilaksanakan selama 3 hari yakni, pada tanggal 7

    februari 2013, 14 februari 2013, dan tanggal 21 februari 2013. Lokasi penelitian

    bertempat di ruang kelas SD N Perumnas 3 Depok Sleman Yogyakarta.

    Target/Subjek Penelitian

    Target/subjek penelitian ini melibatkan responden dengan rincian satu

    orang ahli media, satu orang ahli materi, 12 siswa untuk uji coba lapangan

    utama(main field testing), 1 kelas yang terdiri dari 30 siswa untuk uji pelaksanaan

    lapangan (operasional field testing).

    Prosedur

    Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang dilakukan

    selama penelitian dan pengembangan berlangsung. Penelitian mengadaptasi

    dengan 10 langkah yang telah dibuat dalam model menurut Borg & Gall (1989:

    772) yang dikelompokan kedalam empat tahap pengembangan yaitu:

    pendahuluan, perencanaan, pengembangan, uji lapangan dan desiminasi.

    A. Studi pendahuluan

    Studi Pendahuluan merupakan langkah awal dalam melaksanakan

    penelitian. Studi pendahuluan dilakukan dalam dua bentuk, yaitu studi

    pustaka dan studi lapangan.

    1. Studi lapangan dilakukan untuk mencari informasi tentang

    kebutuhan pengembangan media sederhana mata pelajaran

    Matematika serta mengidentifikasi berbagai permasalahan yang

    terdapat dalam proses pembelajaran, peneliti melakukan

    penelitian di SD N Perumnas 3 Depok Sleman Yogyakarta.

    2. Studi pustaka bertujuan untuk mengetahui informasi-informasi

    hasil penelitian yang ada kaitannya dengan materi maupun

    karakteristik media sederhana pembelajaran yang akan

    dikembangkan.

  • 5

    B. Perencanaan

    Pada tahap ini meliputi analisis tujuan, analisis kemampuan,

    mementukan standar kompetensi, menentukan kompetensi dasar dan

    menentukan materi pelajaran. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

    1. Analisis tujuan

    Peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

    pengembangan yang akan dilakukan, tujuan penelitian dan

    pengembangan yang peneliti lakukan adalah adalah menghasilkan

    produk media sederhana pembelajaran yang layak dimanfaatkan

    bagi siswa dalam pembelajaran.

    2. Analisis kemampuan peneliti

    Peneliti akan memperkirakan dana, tenaga, dan waktu yang

    dibutuhkan untuk melakukan penelitian dan pengembangan.

    3. Menentukan standar kompetensi

    Peneliti mengambil standar kompetensi dari silabus dan RPP yang

    diberikan oleh guru mata pelajaran matematika, materi pecahan

    yang telah sesuai dengan kurikulum. Standar kompetensi yang

    digunakan untuk penelitian pengembangan adalah mata pelajaran

    matematika, materi pecahan.

    4. Menentukan kompetensi dasar

    Kompetensi dasar diambil dari standar kompetensi yang telah

    disetujui guru mata pelajaran yakni pengenalan pecahan, persen,

    desimal, penjumlahan, pengurangan, dan perbandingan.

    5. Menentukan materi pelajaran

    Materi yang dikembangakan adalah pokok bahasan pecahan.

    Peneliti memilih pokok bahasan pecahan karena materi tersebut

    sulit dipahami.

  • 6

    C. Pengembangan

    Pada tahap ini meliputi; membuat desain produk mengumpulkan

    bahan-bahan pendukung, finishing produk, dan validasi ahli. Adapun

    penjelasannya sebagai berikut :

    1. Membuat desain produk yang akan dikembangakan

    Produk media pengembangan ini berupa puzzle yang terbuat dari

    papan kayu partikel berukuran 20 cm x 25 cm. Kayu tersebut

    sudah berbentuk bangun ruang serta dipotong-potong sesuai

    dengan bentuk ukuran perpecahan. Cat yang digunakan dalam

    pembuatan media ini berupa cat anti toxic yang aman bagi anak-

    anak. Warna yang digunakan berbeda-beda hal ini bertujuan

    untuk membedakan setiap ukuran besar kecilnya

    persentase/pecahan/desimalnya. Warna yang digunakan yaitu:

    abu-abu untuk pecahan berukuran (100% dan 1), kuning untuk

    pecahan berukuran (1/2, 50%, dan 0,50), hijau untuk pecahan

    berukuran (1/3, 33,33%, dan 0,33), merah untuk pecahan

    berukuran (1/4, 25%, dan 0,25), biru untuk pecahan berukuran

    (1/5, 20%, dan 0,20), orange untuk pecahan berukuran (1/6,

    16,67, dan 0,167), merah muda (pink) untuk pecahan berukuran

    (1/8, 12,5%, dan 0,125), hitam untuk pecahan berukuran (1/10,

    10%, dan 0,10), putih untuk pecahan berukuran (1/12, 8,33%, dan

    0,833). Tulisan bentuk dan cover papan puzzle divariasi dengan

    sticker bergambar. Penggunaan diagram keping puzzle dilengkapi

    kartu-kartu soal.

    2. Mengumpulkan bahan-bahan pendukung

    Bahan-bahan dan peralatan yang disiapkan antara lain yaitu pola

    diagram keping, cat non toxic (berwarna merah, hijau, biru, pink,

    orange, abu-abu, hitam, putih), lem kayu, amplas, penghapus,

    pensil, penggaris, gergaji, mesin amplas, mesin penyemprot cat

  • 7

    (kompresor), 3 buah papan partikel kayu ukuran 20 cm x 25 cm

    dengan ketebalan masing-masing, yaitu: 3 mm untuk papan dasar

    atau alas, 3 mm utuk papan timbul (meletakkan potongan planel

    puzzle) dicat warna ungu, 3 mm untuk potongan-potongan

    diagram keping puzzle dicat dengan warna yang berbeda seperti

    tahap perencanaan.

    3. Finishing produk

    Pada tahap finishing, seluruh komponen diagram keping puzzle

    ditinjau kembali untuk mencari kekurangan secara teknis, seperti

    lem kurang merekat, ukuran puzzle dapat masuk ke dalam papan

    pemasangan (papan timbul), dan lain sebagainya. Pada langkah

    finishing dilakukan proses pengkilatan warna cat (clear) lalu di

    kompon (pemerataan clear cat) pada komponen papan diagram

    dan potongan-potongan puzzle. Langkah selanjutnya yaitu

    pengemasan media diagram keping puzzle, dalam pengemasan

    diperlukan plastik pembungkus (potongan-potongan puzzle) dan

    kotak karton penyimpanan (sebagai pembungkus luar).

    4. Validasi Ahli

    Validasi ahli dengan melibatkan ahli media dan ahli materi.

    Validasi ahli dimaksudkan untuk mengetahui apakah media

    sederhana media puzzle PAPEDA yang dikembangkan dalam

    penelitian ini siap dan layak untuk dilakukan uji coba lapangan.

    D. Uji Coba Lapangan

    Uji coba lapangan, ada tiga bentuk uji coba lapangan yang

    dilakukan secara sesuai dengan urutan, yaitu uji coba lapangan awal, uji

    coba lapangan utama, dan uji pelaksanaan lapangan/uji operasional.

    1. Uji Coba Lapangan (main field testing).

    Uji Coba Lapangan merupakan uji lapangan yang melibatkan 12

    orang siswa yang mencoba produk dan memberikan penilaian

  • 8

    pada angket yang sudah tersedia. Peneliti menganalisis hasil

    penilaian siswa tersebut untuk merevisi kembali produk untuk

    mengurangi tingkat kelemahan dari produk media sederhana yang

    dikembangkan, setelah melakukan revisi maka dilanjutkan lagi

    dengan uji coba lapangan operasional yang lebih luas cakupan

    pesertanya. Uji lapangan ini dilakukan oleh siswa SD N Perumnas 3

    Depok, Sleman.

    2. Uji Pelaksanaan Lapangan (operasional field testing).

    Uji pelaksanaan lapangan merupakan uji lapangan yang

    melibatkan 30 orang siswa yang mencoba produk hasil revisi

    pertama melalui angket. Peneliti menganalisis hasil penilaian

    siswa tersebut untuk merevisi kembali produk dimana letak

    kelemahanya sehingga menjadi suatu produk akhir yang layak

    digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.

    E. Diseminasi

    Pada tahap ini bertujuan supaya produk yang dikembangkan

    dapat dipakai masyarakat luas.

    1. Diseminasi

    Diseminasi dilakukan dengan membuat laporan hasil

    pengembangan untuk diajukan dalam ujian skripsi.

    2. Sosialisasi produk akhir

    Sosialisasi produk akhir dengan memberikan produk yang telah

    dikembangkan kepada salah satu lembaga pendidikan, khususnya

    Sekolah Dasar.

    Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

    Data yang diperoleh dalam tahap review dan uji coba berfungsi untuk

    memberikan masukan dalam merevisi kualitas media sederhana puzzle

    PAPEDA untuk mata pelajaran matematika pecahan yang akan dikembangkan.

    Jenis data yang diperoleh pada penelitian pengembangan adalah data kualitatif

  • 9

    dan data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui angket dari hasil uji coba

    yang berupa penilaian dari subjek uji coba mengenai media sederhana mata

    pelajaran matematika materi pecahan. Sedangkan, data kualitatif berupa hasil

    analisis kebutuhan, data hasil validasi ahli materi dan ahli media, uji coba

    lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan, yang berupa

    masukan, saran yang berkaitan dengan media sederhana pembelajaran interaktif

    agar menjadi produk akhir yang dikategorikan layak.

    Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

    instrumen kuisioner. Kisi-kisi instrumen dadaptasi dari Suharsimi Arikunto, (2010:

    194) yang telah tervalidasi dengan baik dan teruji.

    Adapun kisi-kisi instrumen mencakup beberapa komponen antara lain:

    1. Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi

    Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi terdiri atas 8 aspek, yaitu

    aspek pembelajaran dan aspek materi. Semua terdapat 16

    indikator.

    2. Kisi-kisi instrumen untuk ahli media

    Kisi-kisi instrument untuk ahli media mencakup 4 aspek, yaitu

    aspek tampilan dan aspek pemprograman dengan jumlah

    indikator sebanyak 16 indikator.

    3. Kisi-kisi instrumen untuk siswa

    Kisi-kisi instrument untuk siswa terdiri dari aspek pembelajaran,

    materi, tampilan, dan pemprograman yang semuanya berjumlah

    sebanyak 10 indikator.

    Teknis Analisis Data

    Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis

    yaitu, data yang bersifat kualitatif berupa kata-kata atau kalimat yang

    dikelompokkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan

    data yang bersifat kuantitatif dalam wujud angka diperoleh dari hasil

    perhitungan.

  • 10

    Untuk validasi data berupa pernyataan layak, cukup layak, kurang layak,

    dan tidak layak yang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala 4, yaitu

    penskoran dari 14, sebagai berikut:

    1. Layak = 4 (100% layak dengan unsur yang ada dalam

    pernyataan)

    2. Cukup Layak = 3 (75% layak dengan unsur yang ada dalam

    pernyataan)

    3. Kurang Layak = 2 (50% layak dengan unsur yang ada dalam

    pernyataan)

    4. Tidak Layak = 1 (25% layak dengan unsur yang ada dalam

    pernyataan)

    Untuk mencari skor persentase menggunakan rumus :

    skor persentase =

    100%

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Perencanan dan Pengembangan Produk

    1. Deskripsi data dan analisa kebutuhan

    Peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara kepada

    guru dan siswa SD kelas IV di SD N Perumnas 3 Depok Sleman,

    Yogyakarta. Hasil dari wawancara ditemukan beberapa masalah sebagai

    berikut:

    a. Proses dan pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah tersebut

    masih terlalu konvensional.

    b. Ketika guru menyampaikan materi pada saat proses pembelajaran

    matematika khususnya materi pecahan, guru hanya menghabiskan waktu

    pembelajarannya hanya untuk mempersiapkan bahan dan alat peraga

    sehingga antusiasme dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan

    pembelajaran matematika berkurang.

  • 11

    c. Intensitas penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

    matematika khususnya materi pecahan di sekolah tersebut belum

    optimal karena guru masih menggunakan bahan sekali pakai (kertas

    karton).

    d. Belum ada media puzzle yang dapat menunjang mata pelajaran

    matematika serta membantu siswa untuk memahami mengenai materi

    pecahan khususnya untuk menjelaskan arti pecahan dan urutannya,

    menyederhanakan berbagai bentuk pecahan, penjumlahan,

    pengurangan, dan perbandingan pecahan.

    Berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan tersebut dapat

    disimpulkan bahwa perlu dikembangkan produk yang layak dan dirasa

    mampu untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan menggunakan

    media puzzle PAPEDA.

    2. Pengembangan Produk Media Puzzle PAPEDA.

    Pada pengembangan media ini mengacu pada kurikulum, saran

    dan arahan dari ahli media, ahli materi, guru pengampu mata pelajaran

    dan pengguna (siswa). Pada mata pelajaran matematika yang dipilih yaitu

    materi tentang pecahan. Setelah memilih materi, peneliti melakukan

    pembuatan media puzzle PAPEDA kemudian dilanjutkan dengan

    melakukan pengembangan produk media puzzle PAPEDA.

    B. Validasi Ahli

    1. Validasi ahli materi

    Media puzzle PAPEDA mata pelajaran matematika kelas IV SD

    yang dikembangkan ini divalidasi oleh ahli materi, Bapak T.Wakiman,

    M.Pd. Validasi oleh ahli materi dilakukan 2 tahap. Validasi tahap pertama

    dilaksanakan pada tanggal 8 januari 2013. Validasi ahli materi tahap 1

    penilaian ahli materi terhadap aspek materi pembelajaran diketahui

    jumlah skor 53 dengan skor persentase 82%. Setelah dilakukan revisi

    sesuai saran ahli materi dilakukan penilaian tahap 2. Penilaian tahap 2

  • 12

    hasil penilaian ahli materi terhadap aspek materi pembelajaran diketahui

    jumlah skor 57 dengan skor persentase 89% masuk dalam kriteria

    layak.

    2. Validasi ahli media

    Pada validasi ahli materi dilakukan oleh ahli media yaitu Bapak

    Estu Miyarso M,Pd. Validasi dilakukan 2 tahap, tahap pertama pada

    tanggal 17 januari 2013 dan penilaian tahap kedua pada tanggal 24

    januari 2013. Validasi ahli materi tahap 1 meliputi 1 aspek yaitu, aspek

    tampilan. Berdasarkan hasil penilaian ahli media tahap 1 terahdap aspek

    tampilan didapat jumlah skor 60 dan dikategori layak, dengan skor

    persentase 93.7%. Setelah dilakukan revisi sesuai saran ahli media

    dilakukan penilaian tahap 2. Penilaian tahap 2 terhadap aspek tampilan

    didapat jumlah skor 63 dengan skor persentase 98,4% masuk dalam

    kriteria layak.

    C. Hasil Uji Coba Produk Multimedia Pembelajaran Interaktif

    1. Data hasil uji coba lapangan utama

    Pada tahap uji coba lapangan ini sebanyak 12 orang siswa, pada

    tanggal 7 februari 2013. Uji coba lapangan utama dengan jumlah skor

    448 dengan skor persentase 97% masuk dalam kriteria layak.

    Adapun hasil uji coba lapangan utama media puzzle PAPEDA sebagai

    berikut:

    Tabel 1. Data Penilaian Uji Coba Lapangan Utama

    Aspek penilaian Jumlah Kategori

    1. Ketertarikan menggunakan produk. 45

    LAYAK

    2. Membantu siswa dalam belajar. 44

    3. Tingkat efesiensi produk. 46

    4. Pemahaman produk. 43

    5. Kemenarikan warna-warna produk. 45

    6. Kejelasan angka dan huruf. 44

    7. Pemahaman materi soal. 45

    8. Kesenangan siswa terhadap produk. 46

    9. Tingkat kemudahan mengerjakan kartu soal. 45

    10. Kemudahan menggunakan produk. 45

    Jumlah 448

    Presentase 97%

  • 13

    2. Data hasil uji coba lapangan Operasional

    Pada tahap pelaksanaan lapangan Operasional yaitu sebanyak 30

    orang siswa, pada tanggal tanggal 21 februari 2013. Jumlah skor

    1126 dengan skor persentase 94% masuk dalam kriteria layak.

    Hasil uji coba kelompok besar selengkapnya dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel 2. Data Penilaian Uji Pelaksanaan Lapangan Operasional

    Aspek penilaian Jumlah Kategori

    1. Ketertarikan menggunakan produk. 117

    LAYAK

    2. Membantu siswa dalam belajar. 112

    3. Tingkat efesiensi produk. 112

    4. Pemahaman produk. 111

    5. Kemenarikan warna-warna produk. 112

    6. Kejelasan angka dan huruf. 113

    7. Pemahaman materi soal. 111

    8. Kesenangan siswa terhadap produk. 114

    9. Tingkat kemudahan mengerjakan kartu soal. 112

    10. Kemudahan menggunakan produk. 112

    Jumlah 1126

    Persentase 94%

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini, maka dapat

    dihasilkan sebuah media yaitu media puzzle PAPEDA untuk mata pelajara

    matematika materi pecahan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

    media puzzle PAPEDA ini layak digunakan dalam proses beljar mengajar untuk

    anak kelas IV SD Negeri Perumnas 3 Depok. Pada tahap uji ahli materi tahap I

    media dinilai layak, dengan skor persentase 82%, tetapi dengan revisi pada

    bagian gambar pada awal kartu soal media puzzle PAPEDA tidak ada variasi

    gambar yang bisa di bongkar pasang dengan bahan stiker, setelah dilakukan

    revisi atas masukan dari ahli materi maka gambar tersebut ditambah dengan

    keterangan potongan-potongan gambar puzzle dengan bahan stiker pada

    gambar kartu soal, kemudian setelah dilakukan revisi oleh pengembang media

  • 14

    puzzle PAPEDA ini dinyatakan layak dan dapat diuji cobakan kelapangan

    dengan skor persentase 89%, pada saat uji ahli media tahap I media ini

    dinyatakan layak dengan skor persentase 93,7% tetapi dengan revisi pada kartu

    soal media puzzle PAPEDA serta untuk menggandakan kartu soal. Setelah

    dilakukan revisi media ini dinyatakan layak dan dapat diuji cobakan kelapangan

    setelah uji coba tahap II dengan skor persentase 98%. Pada saat uji coba

    lapangan awal penilaian siswa cukup baik dengan skor persentase adalah 96%,

    kemudian pada uji coba lapangan utama perolehan skor yaitu 97% sehingga

    media tersebut dapat diuji cobakan ke tahap uji pelaksanaan lapangan. Dalam uji

    pelaksanaan lapangan media puzzle PAPEDA ini di nilai sangat layak dengan

    skor persentase 94% dan dengan demikian media ini sudah layak dijadikan

    sebagai PRODUK AKHIR, yang berupa Media Puzzle PAPEDA Pecahan, Persen

    dan Desimal untuk Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan Kelas IV SD N

    Perumnas 3 Depok, media ini diharapkan menjadi salah satu sumber belajar baik

    secara individu maupun kelompok.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran sebagai

    berikut:

    1. Bagi perancang dan pengembang media pembelajaran, agar dapat

    mengembangkan sebuah media sederhana yang baru yang inovatif

    agar media-media pembelajaran yang digunakan menjadi lebih

    bervariasi dan semakin merangsang minat siswa dalam belajar

    2. Guru, disarankan untuk memanfaatkan media puzzle PAPEDA

    sebagai media pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan

    metode pembelajaran, sehingga menjadi lebih bervariasi dan

    menarik serta membantu dalam menggali potensi siswa khususnya

    pada sub mata pelajaran matematika materi pecahan.

    3. Siswa, disarankan untuk memanfaatkan media puzzle PAPEDA

    sebagai media sebatas pada sarana pembelajaran untuk membantu

  • 15

    siswa lebih aktif serta memahami materi pecahan khususnya untuk

    mengetahui arti pecahan dan urutannya, menyederhanakan berbagai

    bentuk pecahan, penjumlahan, pengurangan, dan perbandingan

    pecahan dengan bermain sambil belajar.

    4. Perlu diupayakan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

    tingkat keefektifan media puzzle PAPEDA dengan melakukan

    penelitian eksperimen maupun penelitian tindakan kelas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Andang Ismail. (2009). Alat Peraga Edukatif Level I. Yogyakarta: Edwise

    Edutainment.

    Arikunto, suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

    Aksara

    Borg, Walter. R & Gall. (1989). Education Research, And Introduction, Fourth ed. New York & London: Longman Inc.

    Muzamil misbach (2010). http://kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435. Diakses

    3 Juli 2012 pukul 15.00 WIB.