pengembangan lembar kerja p eserta didik (lkpd) …repository.radenintan.ac.id/5359/2/skripsi nw...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA P ESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Fisika
Oleh
RIYO ARIE PRATAMA
NPM. 1411090058
Jurusan : Pendidikan Fisika
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1440 H/ 2018 M
ii
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA P ESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Fisika
Oleh :
RIYO ARIE PRATAMA
NPM: 1411090058
Jurusan : Pendidikan Fisika
Pembimbing I : Sri Latifah, M.Sc.
Pembimbing II : Antomi Saregar, M.Pd, M.Si.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1440 H/ 2018 M
iii
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah upaya mewujudkan pembelajaran
mandiri bagi peserta didik. Belum dikembangkannya LKPD berbasis scaffolding
untuk melatih pemahaman konsep peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kelayakan LKPD berbasis scaffolding melalui hasil validasi ahli serta
mengetahui respon pendidik dan peserta didik terhadap kemenarikan LKPD
berbasis scaffolding yang dikembangkan oleh peneliti.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan desain
pembelajaran (Instructional Design) dengan menggunakan model ADDIE. Subjek
penelitian yang terlibat terdiri dari ahli (ahli materi dan ahli media) dan peserta
didik kelas VII SMP/MTs. Ahli memberikan penilaian terhadap tingkat
kevalidan materi dan kesesuaian desain, praktisi menilai kevalidan LKPD
berbasis scaffolding, sedangkan pendidik dan peserta didik menilai tingkat
kemenarikan LKPD berbasis scaffolding yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah kelayakan LKPD berbasis
scaffolding berdasarkan penilaian ahli dikriteriakan sangat layak, dengan
persentase validasi ahli media 88% dan ahli materi 91%. Pendidik dan peserta
didik memberikan respon positif terhadap kemenarikan LKPD berbasis
scaffolding sebagai media pembelajaran, dengan persentase respon pendidik
91.25%, uji kelompok kecil 87.3%, dan uji lapangan 88.1%. Pengembangan
LKPD berbasis scaffolding dinyatakan sangat layak dan mendapatkan respon
positif untuk dijadikan sebagai media pembelajaran.
.
Kata kunci: Lembar Kerja Peserta Didik, LKPD Berbasis Scaffolding, kalor
iv
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Jl.Letkol H.Endro Suratmin, Sukarame, B. Lampung 35131 Telp.(0721)783260
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI
KALOR UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP
PESERTA DIDIK
Nama Mahasiswa : Riyo Arie Pratama
NPM : 1411090058
Jurusan : Pendidikan Fisika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
Pembimbing I Pembimbing II
Sri Latifah, M.Sc. Antomi Saregar, M.Pd, M.Si.
NIP. 197903212011012003 NIP. 198604072015031005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
Dr. Yuberti, M.Pd
NIP. 197709202006042011
v
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Suratmin Sukarame Bandar Lampung Telp.(0721) 703289
PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK. Disusun oleh Riyo Arie Pratama. NPM
1411090058, Prodi Pendidikan Fisika, Telah Diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan pada hari / tanggal : Rabu / 5 Desember 2018
TIM MUNAQOSYAH
Ketua : Syofnidah Ifrianti, M.Pd. (………………...)
Sekretaris : Sodikin, M.Pd. (……………..….)
Penguji Utama : Dr. H. Agus Jatmiko, M.Pd. (…………..…….)
Penguji Pendamping I : Sri Latifah, M.Sc. (……………..….)
Penguji Pendamping II : Antomi Saregar, M.Pd., M.Si. (……………..….)
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd
NIP.19560810 198703 1 001
vi
MOTTO
Artinya; “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada
yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" (QS. An-Nahl:72)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbill’alamin, puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta karunia-Nya. Tak lupa
shalawat dan salam selalu tercurah untuk Rasulullah Muhammad SAW. Dengan
ketulusan hati peneliti persembahkan ini kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Yoyok Mustiyo dan Ibu Sri Lestari dengan
atas ketulusannya mencurahkan kasih sayang kepadaku, dengan
kesabarannya memberikan nasehat, motivasi, dukungan, dan mendo’akanku
disetiap waktu demi keberhasilanku.
2. Almamaterku tercinta, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
viii
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Riyo Arie Pratama, dilahirkan pada tanggal 13 April 1996 di
Lampung Utara, tepatnya di Desa Semuli Raya. Peneliti merupakan putra tunggal dari
pasangan Yoyok Mustiyo dan Sri Lestari.
Pendidikan formal yang dilalui peneliti dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 1
Semuli Raya lulus pada tahun 2008. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri
1 Abung Semuli dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2014 peneliti lulus dari
jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Abung Semuli.
Ditahun yang sama (2011), peneliti resmi menjadi mahasiswa UIN Raden
Intan Lampung yang kala itu masih bernama IAIN Raden Intan Lampung, pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika. Semenjak mulai kuliah,
peneliti aktif berkegiatan di beberapa organisasi internal kampus seperti UKM
MENWA dan Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI). Selain itu juga peneliti
berproses di organisasi eksternal Ikatan Himpunan Mahasiswa Indonesia
(IHAMAFI). Pada tahun 2016, peneliti melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di desa
Campang Tiga, Lampung Selatan, kemudian setelah itu dilanjutkan dengan PPL di
SMAN 1 Bandar Lampung. Selama kuliah di UIN Raden Intan Lampung peneliti
menemukan banyak pengalaman dan hal-hal baru yang menambah pengetahuan.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
rahmat dan hidayahnya maka peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK” ini. Shalawat beserta salam
semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
keluarganya yang senantiasa menjadi uswatun hasanah bagi umat manusia.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik guna
menyelesaikan studi strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam studi pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti tidak lepas dari bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti sampaikan ucapan terima
kasih kepada Ibu Sri Latifah, M.Sc selaku pembimbing I sekaligus sekretaris
jurusan pendidikan fisika dan kepada Bapak Antomi Saregar, M.Pd, M.Si selaku
pembimbing II yang telah membagi ilmu, memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan kerendahan hati, peneliti
sampaikan salam hormat dan ucapan terima kasih kepada :
x
1. Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika.
3. Bapak Sodikin, M.Pd, Ibu Widya Wati, M.Pd, dan Ibu Heppy Komikesari,
M.Pd yang telah meluangkan waktu untuk menjadi ahli materi untuk menilai
produk yang dikembangkan peneliti.
4. Bapak Dr. H. Agus Jatmiko, M.Pd, Bapak Indra Gunawan, M.T, dan Ibu
Rahma Diani, M.Pd yang telah meluangkan waktu untuk menjadi ahli media
untuk menilai produk yang dikembangkan peneliti.
5. Staf dan karyawan UIN Raden Intan Lampung khususnya dilingkungan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
6. Kepala sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik SMP Negeri 1 Abung
Semuli dan MTs Darul Fatah Campang Tiga telah memberikan izin kepada
peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Sahabat-sahabatku anggota KMDK, kelompok KKN 27, dan PPL SMAN 1
Bandar Lampung serta semua teman-teman pendidikan fisika angkatan 2014
yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan kerjasamanya selama ini.
8. Adik-adik tingkatku terkasih.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini dan studi peneliti.
xi
Semoga ketulusan dan kebaikan semuanya diberikan pahala yang melimpah
oleh Allah SWT.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang peneliti miliki. Maka dari
itu kepada para pembaca hendaknya dapat memaklumi, dan peneliti berharap semoga
hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, Desember 2018
Peneliti
RIYO ARIE PRATAMA
NPM. 1411090058
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model ............................................................. 11
B. Acuan Teori .......................................................................................... 15
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran ................................................ 15
b. Jenis Media Pembelajaran ......................................................... 15
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ................................. 16
2. Lembar Kerja Peserta Didik
a. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik ................................... 16
xiii
b. Tujuan dan Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik ...................... 17
c. Standar LKPD yang Baik .......................................................... 18
d. Langkah Pengembangan LKPD ................................................ 20
3. Scaffolding ........................................................................................ 21
4. Kalor ................................................................................................ 23
a. Kalor .......................................................................................... 26
b. Perpindahan Kalor ..................................................................... 29
c. Perubahan Wujud Zat ................................................................ 30
5. Pemahan Konsep .............................................................................. 36
C. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 41
B. Karakteristik Sasaran Penelitian ........................................................... 41
C. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................... 42
D. Langkah-langkah Pengembangan Media
1. Tahap Analisis .................................................................................. 43
2. Tahap Perancangan Produk Awal
a. Pengkajian materi ...................................................................... 44
b. Perancangan produk .................................................................. 44
3. Tahapan Pengembangan Produk
a. Validasi desain .......................................................................... 49
4. Implementasi Produk
a. Uji coba produk ......................................................................... 51
5. Revisi dan Evaluasi Produk
a. Revisi ........................................................................................ 52
b. Evaluasi ..................................................................................... 52
6. Pengumpulan Data dan Analisis Data
a. Pengumpulan data ..................................................................... 53
b. Analisis data .............................................................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan
1. Hasil Analisis (Analysis) .................................................................. 59
a. Analisis kebutuhan .................................................................... 59
b. Landasan teori ........................................................................... 60
2. Desain Produk .................................................................................. 61
a. Pengkajian materi ...................................................................... 61
b. Perancangan produk .................................................................. 61
B. Kelayakan LKPD dan Pembahasan
1. Validasi Ahli Materi ......................................................................... 63
xiv
2. Validasi Ahli Media ......................................................................... 72
3. Respon Pendidik ............................................................................... 80
C. Kemenarikan LKPD dan Pembahasan
1. Respon Pendidik ............................................................................... 80
2. Uji Kelompok Kecil ......................................................................... 82
3. Uji Lapangan .................................................................................... 84
D. Kelebihan LKPD ................................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 87
B. Saran ..................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Kalor Jenis Berbagai Zat ............................................................................... 25
2.2 Titik Lebur, titik didih, kalor lebur, dan kalor didih zat ............................... 32
2.3 Kategori dan Proses Kognitif Pemahaman ................................................... 35
3.1 Waktu Penelitian ........................................................................................... 39
3.2 Sasaran Penelitian ......................................................................................... 40
3.3 Daftar Tim Validasi Produk ............................................................................ 49
3.4 Krteria Interpretasi Kelayakan ...................................................................... 55
3.5 Kriteria Interpretasi Kemenarikan................................................................. 57
4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi Sebelum Revisi ............................. 64
4.2 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi Setelah Revisi ............................... 65
4.3 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media Sebelum Revisi ............................. 67
4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media Setelah Revisi ................................ 68
4.5 Rekapitulasi Hasil Respon Pendidik ............................................................. 71
4.6 Saran perbaikan validasi ahli materi ............................................................. 73
4.7 Saran Perbaikan validasi ahli media ............................................................. 76
4.8 Hasil uji coba kelompok kecil peserta didik ................................................. 80
4.9 Hasil uji lapangan peserta didik SMPN 1 Abung Semuli ............................. 81
4.10 Hasil uji lapangan peserta didik MTs Darul Fatah ..................................... 82
Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Tahapan-tahapan Pengembangan Model ADDIE ......................................... 12
2.2 Langkah–langkah Penelitian yang akan dijalankan ...................................... 13
2.3 Peralatan untuk Persamaan Kalor ................................................................ 24
2.4 Ilustrasi Konduksi, Konveksi, dan Radiasi ................................................... 27
2.5 Kalorimeter Alumunium ............................................................................... 30
2.6 Diagram Perubahan Wujud Zat ..................................................................... 30
2.7 Grafik hubungan suhu, kalor, dan perubahan wujud benda .......................... 31
2.8 Menuangkan air dingin ke dalam air panas................................................... 33
4.1 Bagan Langkah Pembuatan Desain Produk .................................................. 58
4.2 Cover Depan & Cover Belakang LKPD ....................................................... 63
4.3 Perbaikan Penulisan Persamaan .................................................................... 73
4.4 Perbaikan Penjelas Gambar........................................................................... 74
4.5 Perbaikan Tabel Hasil Percobaan.................................................................. 74
4.6 Penambahan soal ........................................................................................... 75
4.7 Penambahan Pengntar Berupa Peta Konsep ................................................. 75
4.8 Perbaikan Bahasa dan Diksi Kalimat ............................................................ 76
4.9 Perubahan Background ................................................................................. 77
4.10 Perubahan Objek Gambar Pada Cover ........................................................ 77
4.11 Perbaikan Penulisan Judul Scaffolding Pada Cover .................................... 78
4.12 Perbaikan Header dan Footer ..................................................................... 78
4.13 Perbaikan Kombinasi Jenis Font Dan Warna Font ..................................... 78
Halaman
xvii
DAFTAR GRAFIK
Tabel
4.1. Hasil Validasi Materi sebelum dan Setelah Revisi ...................................... 65
4.2. Rekap Penilaian Validator Materi ................................................................ 66
4.3. Hasil Validasi Media sebelum dan Setelah Revisi ....................................... 69
4.4. Rekap Penilaian Validator Media ................................................................ 70
4.5. Rekap Penilaian Respon Pendidik ............................................................... 72
4.6 Grafik hasil uji coba kelompok kecil ............................................................ 81
4.7 Grafik hasil uji lapangan ............................................................................... 83
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media
Lampiran 2 Instrumen Validasi Ahli Media
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi
Lampiran 4 Instrumen Validasi Ahli Materi
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Respon Pendidik
Lampiran 6 Instrumen Respon Pendidik
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Respon Peserta Didik
Lampiran 8 Instrumen Respon Peserta Didik
Lampiran 9 Analisis Hasil Validasi Ahli Media
Lampiran 10 Analisis Hasil Validasi Ahli Materi
Lampiran 11 Analisis Respon Pendidik
Lampiran 12 Analisis Hasil Uji Kelompok Kecil
Lampiran 13 Analisis Hasil Uji Lapangan
Lampiran 15 Kisi Soal Pemahaman Konsep
Lampiran 19 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era milenial saat ini
tergolong pesat. Sebagai indikator kemajuan suatu bangsa, pendidikan menjadi
hal yang penting dalam menyikapi perkembangan tersebut. Pendidikan berperan
penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.1
Melalui pendidikan diharapkan bangsa Indonesia dapat beradaptasi dengan
perkembangan tersebut.2 Al-Qur‟an telah menjelaskan pentingnya pendidikan,
serta janji Allah untuk meninggikan derajat orang-orang beriman dan berilmu
dalam surah Mujadillah ayat 58. Allah SWT berfirman:
Artinya :Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
1 Ulfa Septi M, M. Rahmad, and Azhar, „Efektivitas Penggunaan LKPD Bermuatan
Kecerdasan Komprehensif Berbasis Model PBL Pada Pembelajaran Fisika‟, Jurnal Online Mahasiswa,
5.1 (2018), 3 <https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/19517>.
2 Lilik Mutrofin, Mohamad Nur, and Leny Yuanita, „Developing Teaching Materials Using
5E Model of Instruction To Increase Students ‟Higher Order Thinking Skills‟, Pendidikan Sains
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, 5.2 (2016), 962.
2
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.(QS. Mujadillah 58:11).3
Fisika merupakan salah satu ilmu sains yang menjadi mata pelajaran wajib
serta yang paling mendasar.4 Fisika membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan perilaku dan struktur benda. Materi dalam fisika terbagi menjadi
beberapa bagian, salah satunya kalor.5 Proses pembelajaran fisika tidak dapat
hanya sebatas pendidik menyampaikan materi kepada peserta didik, namun harus
menjadi pembelajaran yang aktif. Pembelajaran fisika dapat dikatakan proses
aktif ketika menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam
belajar.6 Aktivitas belajar peserta didik tidak sekadar meniru dan membayangkan
dari apa yang diajarkan pendidik, tetapi secara aktif menguji kebenaran atas
informasi yang diterima dari pendidik sebagai pengetahuan baru.7 Aktivitas
pengujian informasi tersebut akan semakin meguatkan pemahaman peserta didik
tentang konsep yang dipelajari. Tujuan pembelajaran secara umum adalah
membekali peserta didik dengan pengetahuan yang baru. Tujuan pembelajaran
fisika tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan baru tetapi juga
3 Kementerian Agama RI, ALWASIM: Al-Qur’an Tajwid Kode Translterasi Per Kata
Terjemah Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2013), 543.
4 Douglas C Giancoli, FISIKA, 5 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001), 1.
5 Ibid.
6 Dea Aransa Vikagustanti, Sudarmin, and Stephani Diah Pamelasari, „Pengembangan Media
Pembelajaran Monopoli IPATema Organisasi Kehidupan Sebagai Sumber Belajar Untuk Pesertan
didik SMP‟, Unnes Science Education Journal, 3.2 (2014), 2
<https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/3330>.
7 Ibid.
3
bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang mengagungkan kebesaran
Allah.8 Pembelajaran dalam kelas memerlukan sarana dan prasarana pendukung
berupa media pembelajaran sebagai penunjang. Media pembelajaran merupakan
alat bantu dalam pembelajaran yang berisi materi pembelajaran tertentu sebagai
sumber belajar.9 Media pembelajaran akan memudahkan pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada pesertan didik secara efektif dan
efisien.10
Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan membuat
tujuan pembelajaran tercapai dengan lebih optimal.
Salah satu media pembelajaran yang direkomendasikan adalah LKPD.
LKPD merupakan perangkat pembelajaran yang berisi panduan bagi peserta
didik untuk melakukan kegiatan secara terprogram. LKPD bersifat simpel,
serbaguna, dan relatif mudah untuk diterapkan.11
Penggunaan LKPD akan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut aktif dalam proses
8 Sri Latifah, Eka Setiawati, and Abdul Basith, „Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berorientasi Nilai-Nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi
Kalor‟, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi, 5.1 (2016), 44.
9 Wahyu Nuning Budiarti and Haryanto, „Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV‟, Jurnal Prima Edukasia,
4.2 (2016), 235 <http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe%0APENGEMBANGAN>.
10
Ulfah Larasati Zahro, Vina Serevina, and I Made Astra, „Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Fisika Dengan Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,
Transferring (REACT) Berbasis Karakter Pada Pokok Bahasan Hukum Newton‟, Jurnal Wahana
Pendidikan Fisika, 2.1 (2017), 64 <http://ejournal.upi.edu/index.php/WapFi/article/view/4906>.
11
T. Sujarittham and others, „Developing Specialized Guided Worksheets for Active
Learning in Physics Lectures‟, European Journal of Physics, 37.2 (2016), 25701
<https://doi.org/10.1088/0143-0807/37/2/025701>.
4
pembelajaran dan memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk
mengungkapkan kemampuan dalam mengembangkan proses berpikirnya.12
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di MTs Darul
Fatah Campang Tiga, Kabupaten Lampung Selatan, diketahui masih terdapat
beberapa permasalahan dalam pembelajaran fisika. Peserta didik masih
menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit, sehingga menjadikan fisika
sebagai pelajaran kurang diminati oleh pesertan didik. Belum memadainya
fasilitas penunjang untuk kegiatan pembelajaran semisal alat praktikum, yang
membuat kurang efektifnya pembelajaran. Metode mengajar pendidik juga masih
mengunakan metode ceramah, diskusi, dan memberikan banyak catatan yang
menyebabkan kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran.
Sumber belajar yang digunakan sebelum tahun 2016 adalah LKPD,
kemudian mulai tahun 2017 hingga saat ini sumber belajar yang digunakan
adalah buku materi. Perubahan ini didasarkan pada kelengkapan materi yang
belum lengkap menurut penuturan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
LKPD yang sebelumnya digunakan juga belum mampu membuat peserta didik
aktif dalam pembelajaran. LKPD tersebut tidak disertai dengan aktivitas khusus
yang menuntut peserta didik untuk berkegiatan secara mandiri. Penggunaan buku
materi ternyata menimbulkan permasalahan berupa penurunan minat baca dan
12
Rifdatur Rahmi, Sri Hartini, and Mustika Wati, „Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Dan Multimedia Pembelajaran IPA SMP‟, Berkala Ilmiah
Pendidikan Fisika, 2.2 (2014), 174 <https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/4265>.
5
minat belajar peserta didik, dikarena kurang bervariasinya tulisan materi dan
sedikit soal pada buku materi yang digunakan.
Permasalahan pada SMPN 1 Abung Semuli hampir serupa dengan MTs
Darul Fatah tentang pembelajaran IPA (bidang fisika) masih dianggap sulit dan
kurang diminati peserta didik, khususnya materi kalor. Bahan atau media untuk
belajar yang digunakan oleh pendidik adalah buku materi yang belum maksimal
dalam membuat peserta didik tertarik dan senang mempelajari fisika. Peserta
didik mengatakan bahwa mereka membutuhkan media pembelajaran lain untuk
membantu mereka memahami materi kalor lebih baik lagi.
Permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan LKPD
berbasis scaffolding yang akan menjadi solusi yang memungkinkan untuk
mengatasi permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Scaffolding adalah
pendekatan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang memberikan bantuan
(scaffold) kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan.13
Scaffolding diharapkan akan membuat peserta didik lebih memahami materi
pelajaran. Peneliti akan mengembangkan LKPD berbasis scaffolding yang
memuat konten percobaan untuk meningkatkan partisipasi peserta didik.
Kesuksesan belajar fisika tidak terlepas dari perilaku belajar peserta didik saat
13
Putria Syabani, Darmawati, and Elya Febrita, „Development Of Students Worksheet Based
On Contracttivism Approach To Material Changes And Conservation Of Living Environment For
Learning Biology Tenth Grade Senior High School‟, Jurnal Online Mahasiswa, 5.1 (2018), 3
<https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/17967>.
6
mereka melakukan percobaan.14
Pembelajaran eksperimen, akan meningkatkan
pemahaman dan perhatian peserta didik, serta memudahkan peserta didik
mengaitkan hubungan antara teori fisika dan contohnya kehidupan sehari-hari.15
Semakin peserta didik mendapatkan pengalaman melalui kegiatan percobaan,
maka semakin sukses pembelajaran fisika tersebut. LKPD yang dikembangkan
tidak hanya memuat konten materi dan scaffolding saja. Kumpulan soal
pemahaman konsep menjadi salah satu konten yang dimuat dalam LKPD, yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik seputar materi
kalor. Kombinasi scaffolding dan kegiatan praktikum diharapkan akan membuat
peserta didik bisa belajar secara madiri dan aktif, serta dapat lebih mudah
memahami konsep materi yang dipelajari.
Penelitian ini bukan penelitian pertama yang menjadikan scaffolding
sebagai basis dalam penelitiannya, scaffolding sudah pernah dijadikan basis dari
penelitian pengembangan sebelumnya, antara lain; (1) Penelitian untuk
mengembangakan LKPD berbasis scaffolding sebagai media pembelajaran.16
(2)
Penelitian yang mengembangkan materi ajar berbasis scaffolding untuk
14
Siska Wati Dewi Purba and Wu-Yuin Hwang, „Investigation of Learning Behaviors and
Achievement of Simple Pendulum for Vocational High School Students with Ubiquitous- Physics App
Representation to Facilitate Scientific Learning‟, Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education, 14.7 (2018), 2877 <http://www.ejmste.com/Investigation-of-Learning-
Behaviors-and-Achievement-of-Simple-Pendulum-for-Vocational,90985,0,2.html>.
15
Miroslav Nemec and others, „Application of Innovative P&E Method at Technical
Universities in Slovakia‟, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 13.6
(2017), 2330 <https://doi.org/10.12973/eurasia.2017.01228a>.
16
Dharma and Lazulva. Loc. Cit.
7
meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik pada materi vektor.17
(3)
Penelitian yang mengembangkan modul berbasis scaffolding pada materi
gerak.18
(4) Penelitian untuk menguji efektivitas LKPD berbasis scaffolding
dalam mengoptimalkan kemampuan berfikir kritis peserta didik.19
Pembeda dalam penelitian ini adalah LKPD berisi berupa materi, kegiatan
praktikum, dan soal berdasarkan indikator pemahaman konsep. LKPD akan
digunakan untuk melatih pemahaman konsep peserta didik. Berdasarkan uraian
yang telah dipaparkan, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai
“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding
pada Materi Kalor Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dapat diidentifikasikan
menjadi:
1. Kurang bervariasinya media pembelajaran yang digunakan pendidik
dalam mengajar.
17
Agus Harydi and Hainur Rasyid Achmadi, „Pengembangan Materi Ajar Berbasis
Scaffolding Pada Pokok Bahasan Analisis Vektor Di SMAN 1 Waru Pamekasan‟, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika, 2.3 (2013), 176–78 <jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/6719/32/article.pdf>.
18
Budaeng, Ayu, and Pratiwi Op. Cit., 31.
19
Dyah Ayu Setyarini, Subiki, and Supeno, „Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dalam
Pembelajaran IPA (Fisika) SMP Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Scaffolding‟, in
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 (Jember, 2017), II, 5
<https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/6249>.
8
2. Belum dikembangkannya media pembelajaran berupa LKPD berbasis
Scaffolding.
3. Peserta didik masih menganggap pelajaran IPA khususnya fisika sebagai
pelajaran yang sulit.
4. Kurang partisipatifnya peserta didik dalam pembelajaran di kelas.
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah dalam penelitian ini , maka peneliti
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis scaffolding.
2. Materi yang dimuat dalam LKPD adalah kalor pada kelas VII.
3. LKPD memuat kegiatan praktikum di dalamnya.
4. Implementasi produk dibatasi pada uji kelayakan serta respon guru dan
peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah LKPD berbasis scaffolding pada materi kalor layak untuk
digunakan?
2. Bagaimana respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis
scaffolding pada materi kalor?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kelayakan LKPD berbasis scaffolding pada materi
kalor untuk kelas VII SMP/MTs.
2. Untuk mengetahui respon guru peserta didik terhadap LKPD berbasis
scaffolding pada materi kalor untuk kelas VII SMP/MTs.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan serta
memajukan pola pikir peneliti dan pembaca mengenai LKPD berbasis
scaffolding pada materi kalor untuk melatih pemahaman konsep fisika
peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan dan pengalaman nyata tentang
mengembangkan LKPD berbasis scaffolding pada materi kalor untuk
melatih pemahaman konsep peserta didik kelas VII SMP/MTs
10
b. Bagi peserta didik
Memberikan media pembelajaran alternatif untuk memecahkan
masalah dalam keterbatasan memahamai konsep fisika pada materi
kalor.
c. Bagi Pendidik
Meningkatkan variasi media pembelajaran, menjadi bahan
pertimbangan untuk menggunakan LKPD bebasis scaffolding sebagai
pendukung pembelajaran untuk meningkatkan ketertarikan peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran.
11
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Pengembangan Media
Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan desain pembelajaran
(Instructional Design). Jenis penelitian ini adalah proses sistematis yang membantu
menciptakan dan mengembangkan bahan ajar secara efektif, menarik, dan efisien
dalam lingkungan yang mendukung, baik menggunakan seni, ilmu pengetahuan,
maupun teori pembelajaran (Instructional).1 Pada penelitian ini peneliti
mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding yang
akan dijadikan sebagai sumber belajar peserta didik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan desain
pembelajaran (Instructional Design) dengan menggunakan model ADDIE. Tahapan
model ini yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation
yang merupakan singkatan dari komponen penting dalam proses menciptakan
desain instruksional itu sendiri.2 Tahapan tersebut meliputi: (1) tahap analisis
(analysis), (2) tahap perancangan produk awal (design), (3) tahap pengembangan
1 Nada Aldoobie, „ADDIE Model Analysis Phase‟, American International Journal of
Contemporary Research, 5.6 (2015), 68–72 <https://doi.org/10.13140/2.1.4687.6169>.
2 Jumaidin Budaeng, Hena Dian Ayu, and Hestiningtyas Yuli Pratiwi, „Pengembangan Modul
IPA Terpadu Berbasis Scaffolding Pada Tema Gerak Untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs‟, Physisc
Education Journal, 1.1 (2017), 31–44
<http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum/article/view/1633>.
12
produk (development), (4) tahap implementasi produk (implementation), (5) tahap
evaluasi produk (evaluation).3
Gambar 2.1.Tahapan-tahapan Pengembangan Instructional Design
Model ADDIE4
3 Lawrence Cheung, „Using the ADDIE Model of Instructional Design to Teach Chest
Radiograph Interpretation‟, Journal of Biomedical Education, 2016 (2016), 1–6
<https://doi.org/10.1155/2016/9502572>.
4 Kobra Azimi, Jafar Ahmadigol, and Hasan Rastegarpour, „A Survey of the Effectiveness of
Instructional Design ADDIE and Multimedia on Learning Key Skills of Futsal‟, J. Educ. Manage.
Stud, 5.3 (2015), 180–86 <http://jems.science-line.com/attachments/article/33/J. Educ. Manage. Stud.,
5(3) 180-186, 2015.pdf>.
Analysis
(Tahap Analisis)
Design
(Tahap Perancangan
Produk Awal)
Evaluation(Tahap
Evaluasi Produk)
Implementation
(Tahap Implementasi
Produk)
Development
(Tahap Pengembangan
Produk)
13
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa setiap fase dalam model ADDIE adalah
saling terkait dan berinteraksi satu sama lain, fase analisis adalah tahap yang
paling penting, kemudian disempurnakan dengan evaluasi.5
Untuk menjawab rumusan masalah yang disusun, maka peneliti akan
menggunakan lima tahap penelitian tersebut. Adapun prosedur yang dilakukan
peneliti dapat digambarkan seperti pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2.Langkah-langkah Penelitian yang akan dijalankan
Berikut adalah lima langkah pengembangan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk akhir yang siap untuk diterapkan dalam lembaga
pendidikan:
5 Azimi, Ahmadigol, and Rastegarpour, Loc. Cit.
Analysis (Tahap analisis
kebutuhan guru dan
peserta didik)
Implementation(Tahap
implementasi produk atau
uji coba produk kepada
peserta didik)
Development (Tahap pengujian
produk melalui uji validasi oleh
para ahli dan guru fisika)
Evaluation (Tahap evaluasi
produk dari hasil uji coba ke
peserta didik yang menjadi
revisi akhir produk)
Design(Tahap perancangan
produk awal)
14
1. Tahap pertama pada penelitian pengembangan ini adalah tahap analisis
(analysis), pada tahap ini peneliti menganalisis perlunya pengembangan
LKPD berbasis scaffolding dan juga menganalisis kelayakan serta syarat-
syarat pengembangan produk tersebut.
2. Tahap kedua yaitu perancangan produk awal (design), merupakan kegiatan
perancangan produk sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan produk (development), pada tahap ini
peneliti merealisasikan rancangan produk, yaitu LKPD berbasis scaffolding,
kemudian melaksanakan pengujian produk melalui uji validasi oleh para ahli
dan respon dari guru yang bersangkutan.
4. Tahap keempat yaitu tahap implementasi produk (implementation), setelah
LKPD berbasis scaffolding melalui uji validasi oleh ahli maka LKPD berbasis
scaffolding diujicobakan kepada peserta didik untuk dapat mengetahui
tanggapan peserta didik mengenai LKPD berbasis scaffolding yang telah
dikembangkan.
5. Kemudian tahap akhir yaitu tahap evaluasi produk (evaluation), pada tahap ini
produk dievaluasi sebagai bentuk revisi dari hasil uji coba peserta didik.
Apabila dalam uji coba lapangan masih ditemukan kekurangan, maka perlu
dilakukan tahap evaluasi, dimana peneliti melakukan penyempurnakan
terhadap LKPD berbasis scaffolding yang dikembangkan. Produk akhir dari
penelitian pengembangan ini adalah pengembangan lembar kerja peserta didik
15
(LKPD) berbasis scaffolding pada materi kalor untuk melatih pemahaman
konsep peserta didik.
B. Acuan Teoretik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin Medius yan secara harfiah berarti
perantara, tengah, atau pengantar. Media juga dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang
pikiran, rasa, perhatian dan kemampuan siswa agar mau terlibat dalam
proses pembelajaran.6 Namun secara khusus, media pembelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis sebagai perancah
informasi visual atau verbal.7
b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis media dalam pembelajaran dapat digolongkan sebaagai berikut:
1. Media grafis/cetak seperti LKPD, modul, poster, kartun, dan komik.
2. Media tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk nyata yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi.
3. Media proyeksi seperti slide, video, dan film.
6 M.A Dr. Benny A. Priadi, Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran, ed. by Jefri, 1st edn
(Jakarta: KENCANA, 2017).
7 M.A. Isriani Hardini, S.S. and M.Pd Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, ed.
by Qoni (Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media), 2012), 319.
16
4. Lingkungan sebagai media pembelajaran.8
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki 6 fungsi utama sebagai berikut:
1. Fungsi atensi, untuk menarik perhatian peserta didik
2. Fungsi motivasi, untuk meningkatkan motivasi peerta didik dalam
belajar
3. Fungsi afeksi, untuk menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap
peserta didik terhadap materi pelajaran
4. Fungsi kompensatori, mengakomodasi peserta didik yang lemah
dan membantunya dalam memahami pelajaran.9
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
a. Pengertian LKPD
LKPD adalah Sumber belajar dan media pembelajaran yang dapat
membantu siswa maupun guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yang termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak.10
LKPD
menurut Trianto (2011) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran
berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk dan langkah- langkah untuk
menyelesaikan tugas.11
8 Dr. Benny A. Priadi, Op. Cit., 13.
9 Isriani Hardini, S.S. and Dewi Puspitasari.
10
Sri Latifah, Eka Setiawati, and Abdul Basith, „Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berorientasi Nilai-Nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi
Suhu Dan Kalor‟, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi, 5.1 (2016), 43–52.
11
Ardian Asyhari and others, „Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik IPA Terpadu
Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan Karakter Melalui Four Steps Teaching Material
17
b. Tujuan dan Fungsi LKPD
Berikut adalah tujuan LKPD:
1. Tujuan latihan, peserta didik diberi serangkaian tugas/aktivitas latihan.
2. Menerangkan penerapan (aplikasi), peserta didik dibimbing untuk
menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian
dari serangkaian soal-soal tertentu.
3. Kegiatan penelitian, mengikut-sertakan sejumlah siswa dalam
penelitian dalam suatu bidang tertentu, peserta didik ditugaskan untuk
mengumpulkan data tertentu , kemudian menganalisis data tersebut.
4. Penemuan, dalam lembaran kerja ini peserta didik dibimbing untuk
menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi
itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu
perkiraan.12
Adapun beberapa fungsi LKPD antara lain:
1. Membantu peserta didik untuk menemukan suatu konsep dengan
mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit,
sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, memuat
apa yang (harus) dilakukan peserta didik meliputi melakukan,
mengamati, dan menganalisis.
Development‟, in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Lampung, 2016), pp. 37–58
<https://doi.org/10.13140/RG.2.2.10539.85285>.
12
Sri Oktari, Nengah Maharta, and Chandra Ertikanto, „Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor‟, Jural Pembelajaran Fisika Univesitas Lampung, 52 (2015),
47–57 <https://www.neliti.com/publications/117476/pengembangan-lks-berbasis-inkuiri-terbimbing-
pada-materi-suhu-dan-kalor>.
18
2. Membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan.
3. Sebagai penuntun belajar, penguatan, dan juga berfungsi sebagai
petunjuk praktikum.13
c. Standar LKPD yang Baik
LKPD dikatakan berkualitas baik bila memenuhi sebagai berikut :
1. Syarat-syarat Didaktik
LKPD sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya PBM haruslah
memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKPD harus mengikuti asas-
asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu :
a) Memperhatikan adanya perbedaan individual.
b) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.
c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
siswa.
d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri siswa.
e) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan
pribadi siswa dan bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2. Syarat-syarat Konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran,
13 Asyhari and others. Op. Cit., 39-40.
19
dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh pengguna yaitu siswa.
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
siswa.
b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.
d) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
e) Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan
keterbacaan siswa.
f) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada
siswa untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKPD.
g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
h) Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
i) Dapat digunakan untuk semua siswa, baik yang lamban maupun
yang cepat.
j) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber
motivasi.
k) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
20
3. Syarat-syarat Teknis
a) Tulisan
1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin
atau Romawi.
2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah.
3) Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan
jawaban siswa.
5) Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar
serasi.14
d. Langkah Pengembangan LKPD
Pengembangan LKPD dapat dilakukan dengan dengan mengadaptasi
langkah-langkah pengembangan Modul / Paket Belajar. Berdasakan
langkah-langkah pengembangan Modul dan Paket Belajar tersebut, maka
LKPD dapat dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan judul dan materi yang akan dimuat dalam LKPD.
2. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan
Standar Kompetensi.
14 Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah, and Eko Setyadi K, „Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis Sma Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran
2012 / 2013‟, Radiasi, 3.1 (2013), 58–62.
21
3. Menyiapkan rangkuman materi beserta soal-soal pemahaman yang
akan dimasukkan dalam LKPD.
4. Menetapkan konten scaffolding yang akan diberikan pada LKPD,
seperti; motivasi, sekilas info materi, serta penyelesaian soal dengan
sintak scaffolding.
5. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) berupa kegiatan
praktikum, yang dapat memberikan peluang lebih kepada peserta didik
dalam memahami konsep materi.
6. Menetapkan desain LKPD yang sesuai dengan materi dengan
semenarik mungkin.
7. Menyusun LKPD yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang
telah dilakukan menjadi sebuah LKPD.15
3. Scaffolding
Metafora scaffolding (perancah) awalnya diusulkan untuk
menggambarkan bagaimana orang tua dan guru memberikan bantuan yang
dinamis kepada balita.16
Pernyataan tersebut mengumpamakan peserta didik
sama seperti balita namun pada konteks pembelajaran di sekolah. Dukungan
atau bantuan ini bertujuan untuk memperluas kemampuan peserta didik saat
ini, tetapi tetap membiarkan peserta didik melakukan sebagian besar
15 Das Salirawati, „Penyusunan Dan Kegunaan LKS Dalam Proses Pembelajaran‟, Jurrnal
Online, 2004, 4
<https://scholar.google.co.id/scholar?cluster=9910012516550974052&hl=id&as_sdt=0,5>.
16
Brian R. Belland, Instructional Scaffolding in STEM Education (Logan: Utah State
University, 2017) <https://doi.org/10.1007/978-3-319-02565-0>, 17.
22
pekerjaan yang diperlukan untuk memecahkan masalah.17
Dengan demikian,
scaffolding (perancah) akan membantu mengisi kekosongan dalam
kemampuan dan pengetahuan peserta didik sehingga mereka dapat
menyelesaikan tugas. Scaffolding juga dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk pendampingan (apprenticeship) kognitif yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan pembelajaran peserta didik.18
Berdasarkan kajian teoritis, scaffolding merupakan teknik pemecahan
masalah untuk tingkat pemula yang yang biasanya lebih terfokus pada
pengetahuan prosedural, yang berbentuk pemberian bantuan secara terstruktur
yang dapat diterapkan pada semua model pembelajaran.19
Menurut Kirschner
et al., (2006) dan Shell et al., (2010) menyarankan adanya bantuan secara
bertahap yang diberikan oleh guru sehingga dapat membantu siswa dalam
membangun pengetahuan pada saat proses pembelajaran.20
Scaffolding akan
menjembatani pengetahuan awal siswa dengan prestasi belajar yang hendak
dicapai, dengan mengurangi kesulitan tugas-tugas melalui penerapan
17 Ibid.
18
Rindu Rahmatiah, Supriyono Koes H, and Sentot Kusairi, „Pengaruh Scaffolding
Konseptual Dalam Pembelajaran Group Investigation Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA
Dengan Pengetahuan Awal Berbeda‟, Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, II.2 (2016), 45–56
<http://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/view/288>.
19
Agus Harydi and Hainur Rasyid Achmadi, „Pengembangan Materi Ajar Berbasis
Scaffolding Pada Pokok Bahasan Analisis Vektor Di SMAN 1 Waru Pamekasan‟, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika, 2.3 (2013), 174–79 <jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/6719/32/article.pdf>.
20
Dyah Ayu Setyarini, Subiki, and Supeno, „Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dalam
Pembelajaran IPA (Fisika) SMP Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Scaffolding‟, in
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 (Jember, 2017), II, 1–7
<https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/6249>.
23
keterampilan secara bertahap.21
Menurut Veale, dkk, ujuan dari scaffolding
adalah untuk menjaga hubungan ide yang dimaksudkan bahkan dalam konteks
dimana pengetahuan sistem tidak cukup untuk sebuah interpretasi yang
lengkap.22
Salah satu teori yang melandasi scaffolding adalah teori Vygotsky.
Scaffolding berdasarkan teori Vygotsky adalah tentang konsep pembelajaran
dengan bantuan (Assisted Learning). Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk,
dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah
pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang
memungkinkan peserta didik itu belajar mandiri. Menurut teori Vygotsky,
pembelajaran berbantuan adalah teknik mengajar yang akan diterapkan,
dimana pendidik memandu pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta
didik bisa menguasai materi yang dipelajari dengan tuntas serta mengajak
peserta didik untuk berpikir lebih aktif. Vygotsky meyakini bahwa
pembelajaran terjadi saat peserta didik mengerjakan beberapa tugas yang
belum dipelajari namun tugas tersebut masih dalam jangkauan
kemampuannya (tugas-tugas ini berada dalam zona of proximal development
mereka). Zona of proximal development (zona perkembangan terdekat) adalah
21 Khoirul Haniin, Markus Diantoro, and Supriyono Koes H, „Pengaruh Pembelajaran TPS
Dengan Scaffolding Konseptual Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah Sintesis Fisika‟,
Jurnal Pendidikan Sains, 3.3 (2015), 99 <http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/7875>.
22
Ibid.
24
daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya dan tingkat perkembangan
potensi.23
Vygotsky mengidentifikasi empat tahap pembelajaran scaffolding ,
yaitu:
1) Tahap pertama adalah pemodelan, dengan penjelasan verbal.
2) Tahap kedua adalah peniruan peserta didik dari keterampilan yang
telah mereka lihat atau dimodelkan oleh pendidik mereka,
termasuk penjelasan. Selama fase ini, pendidik harus terus
menerus menilai pemahaman peserta didik dan sering menawarkan
bantuan dan umpan balik.
3) Tahap ketiga adalah periode ketika pendidik mulai menghapus
bimbingannya. Pendidik mengurangi untuk menawarkan bantuan
dan umpan balik kepada murid-muridnya ketika murid–murid
mereka mulai menguasai konten.
4) Pada tahap empat, para peserta didik telah mencapai tingkat ahli
penguasaan. Mereka dapat melakukan tugas baru tanpa bantuan
dari pendidik mereka.24
23 Adi Nur Cahyono, „Vygotskian Perspective : Proses Scaffolding Untuk Mencapai Zone of
Proximal Development ( ZPD ) Peserta Didik Dalam Pembelajaran Matematika‟, Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2010, 443 <https://bit.ly/2DF3Udl>.
24
Nur Wahidin Ashari, Salwah, and A Fitriani, „Implementasi Strategi Pembelajaran
Scaffolding Melalui Lesson Study Pada Mata Kuliah Analisis Real‟, Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika, 1.1 (2016), 26 <https://bit.ly/2Bq85bh>.
25
a. Macam-macam dan Fungsi Scaffolding
1. Scaffolding Konseptual
Bertujuan membantu peserta didik mengidentifikasi perbedaan
tingkatan pengetahuan, antara apa yang sudah mereka ketahui dan apa
yang perlu mereka ketahui. Membimbing peserta didik untuk
memahami konten masalah, memberikan dukungan dalam
meningkatkan pemahaman mereka mengenai masalah serta
pengetahuan terkait. Scaffolding konseptual akan mendorong peserta
didik untuk merencanakan animasi atau eksperimen, mengarahkan
peserta didik kepada perencanaan yang sangat penting.
2. Scaffolding Strategis
Membantu peserta didik mempertimbangkan dan merumuskan
pendekatan alternatif mengatasi masalah berdasarkan solusi awal atau
sementara.
3. Scaffolding Metakognitif
Membantu peserta didik dalam mengevaluasi pemikiran mereka,
menilai keadaan mereka dalam memahami, merefleksikan pemikiran
mereka dan memantau proses pemecahan masalah mereka.
4. Scaffolding Motivasi
Bertujuan untuk meningkatkan motivasi akademik peserta didik
dalam targetannya, salah satunya: meningkatkan harapan peserta didik
untuk sukses, persepsi nilai dalam penyelesaian tugas target, persepsi
26
penentuan nasib sendiri dari perilaku, persepsi tujuan penguasaan,
kemampuan untuk mengatur emosi akademik, dan persepsi
kepemilikan.25
4. Kalor
a. Definisi Kalor
Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda
bersentuhan. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda
sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit. Hubungan antara kalor Q dan massa air m secara
matematis dapat dirumuskan :
Q = m. c. ΔT atau m. c. (T2 – T1) ……………….(1)
Keterangan:
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
ΔT adalah perubahan suhu (oC)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
C = Q / (ΔT) ……………………………………… . (2)
25 Natalia Monjelat, Laura Méndez, and Pilar Lacasa, „Becoming a Tutor : Student
Scaffolding in a Game- Based Classroom‟, Technology, Pedagogy and Education, 2016, 7–8
<https://doi.org/10.1080/1475939X.2016.1210538>.
27
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 oC.
c = Q / m (ΔT) ………………………………… . … (3)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk
persamaan baru
C = m. . c ………………………………………… . (4)
b. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan tiga
cara, yaitu konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran).
Seperti yang ditunjukan pada gambar berikut:
Sumber: https://is.gd/hXlz9P
Gambar 2.4. Ilustrasi Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
28
c. Perubahan Wujud Zat
Es yang dipanaskan (diberi kalor) maka beberapa waktu kemudian
es berubah wujud menjadi air, dan selanjutnya air berubah wujud menjadi
uap. Demikian pula jika uap air didinginkan, maka beberapa waktu
kemudian uap air berubah wujud menjadi air. Selanjutnya air akan
berubah wujud menjadi es. Perubahan wujud zat secara singkat disajikan
pada gambar 2.6.
Gambar 2. 11 sebagai berikut:
Gambar 2.6. Skema perubahan wujud zat
d. Asas Black
.Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda
kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari
benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini
akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda
sama). Jika pertukaran kalor hanya terjadi antara air panas dan air dingin
(tidak ada kehilangan kalor ke udara sekitar cangkir) maka sesuai prinsip
Keterangan:
1. Membeku 2. Mencair/
Melebur 3. Menguap 4. Mengembun 5. Menyublim 6. Mengkristal
7.
GAS CAIR
PADAT
1.
3.
4.
2.
5. 6.
29
kekekalan energi; kalor yang dilepaskan oleh air panas (Qlepas) sama
dengan kalor yang diterima air dingin (Qterima).
Secara matematis dapat dirumuskan :
Qlepas = Qterima …………………………………(7)
5. Pemahaman Konsep
Pemahaman terhadap konsep adalah bagian penting dalam proses
pembelajaran dan pemecahan masalah, baik di dalam proses belajar itu sendiri
maupun dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.26
Pemahaman konsep dapat
diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam memahami makna secara
ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.27
Dalam Jurnal Irwandani dan Sani Rofiah, Anderson dan
Krathwohl (2001) membagi 7 (tujuh) proses-proses kognitif dalam aspek
memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menarik inferensi, membandingkan dan menjelaskan.28
Pembelajaran kognitif bertujuan memperbaiki pemahaman siswa tentang
konsep yang dipelajari.29
26 Irwandani and Sani Rofiah, „Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap
Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi Peserta Didik MTs Al-Hikmah Bandar Lampung‟,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4.2 (2015), 165–77
<https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v4i2.90>.
27
Muhammad Satriawan and Rosmiati, „Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis
Kontekstual Dengan Mengintergrasikan Kearifan Lokal Untuk Menigkatkan Pemahaman Konsep
Fisika Pada Mahasiswa‟, Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, 6.2 (2016), 1212–17
<https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpps/article/view/540/391>.
28
Irwandani and Rofiah, Loc. Cit.
29
Satriawan and Rosmiati, Loc. Cit.
30
Tabel 2.3. Katagori dan Proses koqnitif Pemahaman30
Katagori dan Proses
koqnitif (Categories &
Cognitive Processes)
Indikator Definisi (definition)
Pemahaman
(Understand)
Membangun makna berdasarkan tujuan pembelajaran,
mencakup, komunikasi oral, tulisan dan grafis(Construct
meaning from instructional messages, including oral,
written, and graphic communication)
1. Interpretasi
(interpreting)
Klarifikasi (Clarifying)
Paraphrasing (Prase)
Mewakilkan
(Representing)
Menerjemahkan
(Translating)
Mengubah dari bentuk yang
satu ke bentuk yang lain
(Changing from one form of
representation to another )
2. Mencontohkan
(exemplifying)
Menggambarkan
(Illustrating)
Instantiating
Menemukan contoh khusus
atau ilustrasi dari suatu
konsep atau prinsip
(Finding a specific example
or illustration of a concept
or principle)
3. Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengkatagorisasikan
(Categorizing )
Subsuming
Menentukan sesuatu yang
dimiliki oleh suatu katagori
(Determining that
something belongs to a
category )
4. Menggeneralisasikan
(summarizing)
Mengabstraksikan
(Abstracting)
Menggeneralisasikan
(generalizing )
Pengabstrakan tema-tema
umum atau poin-poin utama
(Abstracting a general
theme or major point(s))
5. Inferensi (inferring) Menyimpulkan
(Concluding)
Mengektrapolasikan
(Extrapolating )
Memprediksikan
(Predicting)
Penggambaran kesimpulan
logis dari informasi yang
disajikan (Drawing a
logical conclusion from
presented information)
30 Kistiono and Andi Suhandi, „Penyusunan Dan Analisis Tes Pemhaman (Understanding)
Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru‟, in Seminar Nasional MIPA UNY (Yogyakarta, 2012), 2.
<https://docs.google.com/document/d/17rts_VOGGhP5za_4byhFpWKn7SEuKBztIjwB2l81fHs/edit>.
31
Katagori dan Proses
koqnitif (Categories &
Cognitive Processes)
Indikator Definisi (definition)
Pemahaman
(Understand)
Membangun makna berdasarkan tujuan pembelajaran,
mencakup, komunikasi oral, tulisan dan grafis(Construct
meaning from instructional messages, including oral,
written, and graphic communication)
6. Membandingkan
(comparing)
Mengontraskan
(Contrasting)
Memetakan (Mapping)
Menjodohkan
(Matching)
Mencari hubungan antara
dua ide, objek atau hal hal
serupa (detecting
correspondences between
two ideas, objects, and the
like )
7. Menjelaskan
(explaining)
mengkontruksi model
(Constructing models)
Mengkontruksi model sebab
akibat dari suatu sistem
(Constructing a cause and
effect model of a system )
C. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan refrensi yang sudah dipelajari oleh peneliti, terdapat beberapa
penelitian yang terkait atau relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti kali
ini, Pada penelitian yang dilakukan oleh Rasyid Ahmadi yang mengembangkan
bahan ajar yang berbasis scaffolding, terlihat siswa sangat tertarik dengan dengan
hal tersebut. Terbukti dengan presentase 100% yang didapatkan dari angket
respon peserta didik. Kemudian pemahaman konsep peserta didikpun meningkat,
ini terlihat dari hasil belajar kognitif peserta didik yang pada pre-test tidak
mampu mencapai KKM, setelah dilakukan pembelajaran dengan bahan ajar ini
32
dan kemudian diberikan post-test 14 dari 16 peserta didik mendapatkan nilai
melebihi KKM.31
Penelitian Lazulva tentang LKS berbasis scaffolding, LKS ini dirancang
dengan model saintifik yang memuat unsure 5M. Ahli desain media memberikan
nilai 82,35% dan ahli materi memberi 87,60% kemudian untuk nilai akhir yang
didapat adalah penjumlahan dari dua nilai ini kemudian diambil nilai rata-rata
darim kedua nilai tersebut. Hasil nya adalah 84,98%. Dimana nilai ini sudah
termasuk dalam rentang nilai yang tinggi, yaitu 81% - 100%.. maka LKS
berbasis scaffolding ini sudah dikatakan sangat valid dan layak untuk diujikan.32
Penelitian oleh Jumaidin Budaeng Hena Dian Ayu, dan Hestiningtyas Yuli
Pratiwi yang menembangkan modul berbasis scaffolding pada materi gerak.
Model yang digunakan dalam menyokong modul adalah model keterpaduan tipe
shared yaitu pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu, difokuskan pada
konsep yang sama dalam satu tema. Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding
pada Tema Gerak untuk siswa dan guru yang dikembangkan mendapat penilaian
kriteria “Sangat Baik” dari validator dan dapat diterima siswa dan guru layak
untuk digunakan sebagai bahan ajar.33
Penelitian oleh Dyah Ayu Setyarini tentang pengembangan LKS berbasis
scaffolding untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. LKS yang
31 Harydi and Achmad, Loc. Cit.
32
Wahyuni Rizka Dharma and Lazulva, „Desain Dan Uji Coba Lembar Kerja Siswa Dengan
Pendekatan Scaffolding‟, Jurnal Pendidikan Kimia Dan Terapan, 1.1 (2017), 50 <http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/konfigurasi/article/view/4054>.
33
Budaeng, Ayu, and Pratiwi.Op. Cit., 42.
33
dikembangkan berisi konten soal berdasarkan indikator berfikir kritis.
kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa berkemampuan tinggi memerlukan
scaffolding paling sedikit diantara siswa berkemampuan sedang dan rendah
setiap pertemuannya, sedangkan siswa berkemampuan rendah membutuhkan
scaffolding paling banyak setiap pertemuannya.34
Dari uraian mengenai penelitian relevan yang sudah dipaparkan, scaffolding
dapat mempengaruhi tujuan pembelajaran. Scaffolding sudah dicobakan tidak
hanya pada LKPD, tetapi juga pada modul dan bahan ajar. Namun penelitian
tersebut masih sangat terbatas jumlahnya. Pada penelitian ini, peneliti akan fokus
mengembangkan LKPD berbasis scaffolding yang dikolaborasikan dengan
kumpulan soal-soal pemahaman konsep pada materi kalor, agar dapat
mengerucutkan fungsi yang diinginkan dari LKPD yang dikembangkan.
34 Setyarini, Subiki, and Supeno, II, Op. Cit., 5.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat Penelitian
Tempat akan dilaksanakannya penelitian pengembangan ini yaitu di MTs
Darul Fatah Campang Tiga Lampung Selatan, SMPN 1 Abung Semuli Lampung
Utara, SMPN 21 Bandar Lampung, sedangkan tahap uji coba produk akan
dilaksanakan pada peserta didik kelas VII.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari tahap persiapan hingga selesai,
seperti pada matriks dibawah ini. Waktu akan dilaksanakannya uji coba adalah
satu kali pertemuan tiap sekolah.
Tabel 3.1. Waktu Penelitian
No. Minggu ke- Bulan Tahun Keterangan
1. 2-4 Agustus -
September
2018 Pemantapan produk
2. 1-4 Oktober 2018 Uji coba produk
B. Karakteristik Sasaran Penelitian
Karakteristik sekolah yang akan dilaksanakan penelitian yakni 2 sekolah,
dengan satu sekolah berbasis islam dan satu sekolah umum. Karakteristik sekolah
selajutnya adalah sekolah yang menggunakan media pembelajaran berupa LKPD,
35
dengan satu sekolah pernah menggunakan LKPD sebelumnya namun sekarang
sudah tidak lagi menggunakan media LKPD tersebut dan satu sekolah yang masih
menggunakan LKPD. Karateristik sekolah dengan distribusi kelas sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Sasaran Penelitian
Sekolah Kelas Jumlah Kelas Jumlah peserta
didik
MTs Darul Fatah
Campang Tiga
VII,
VIII 2 25
SMP NEGERI 1 Abung
Semuli VII 2 40
C. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dan metode penelitian pengembangan desain pembelajaran
(Instructional Design) model ADDIE. Model pengembangan tersebut memiliki 5
tahapan pengembangan yaitu: tahap analisis (analysis), (2) tahap perancangan
produk awal (design), (3) tahap pengembangan produk (development), (4) tahap
implementasi produk (implementation), (5) tahap evaluasi produk (evaluation).1
Produk yang dihasilkan berupa LKPD berbasis scaffolding pada materi suhu dan
kalor yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam melatih pemahaman konsep
peserta didik. LKPD yang dikembangkan memuat materi kalor.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan Cet. Ke 2 (Bandung: Alfabeta, 2017), 38.
36
D. Langkah-langkah Pengembangan Media
1. Tahap analisis (Analysis)
Kegiatan awal sebelum melakukan pengembangan terhadap produk
LKPD ini adalah penelitian pendahuluan.Penelitian pendahuluan berupa
observasi awal dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
observasi sekolah sekaligus pemberian angket kepada peserta didik kelas VII
MTs Darul Fatah Campang Tiga Lampung Selatan dan SMPN 1 Abung
Semuli Lampung Utara.
Informasi yang didapat dari sekolah MTs Darul Fatah Campang Tiga
Lampung Selatan, sekolah tersebut sudah pernah menggunakan LKPD
dalam pembelajarannya. Namun sekarang tidak digunakan lagi karena
menurut guru mata pelajaran yang terkait, LKPD yang ada sebelumnya
belum bisa memaksimalkan pembelajaran baik dalam menarik minat peserta
didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami konsep yang
dipelajari. Permasalahan SMPN 1 Abung Semuli Lampung Utara hampir
serupa. LKPD yang digunakan hanya sebagai pemandu kegiatan praktikum
saja. Peserta didikpun mengatakan masih membutuhkan bantuan lebih untuk
dapat memahami materi kalor. Berdasarkan pengumpulan informasi
tersebut, maka peneliti menganalisis perlunya pengembangan LKPD
berbasis scaffolding pada materi kalor.
37
2. Tahap perancangan produk awal (Design)
Setelah melakukan tahap analisis dari di temukannya masalah pada
tahap sebelumnya, maka kemudian peneliti melakukan pengkajian materi
dan pengkajian konten pada LKPD, lalu hasil dari analisis digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan LKPD berbasis scaffolding.
a. Pengkajian Materi
Pada tahap ini ditentukan materi yang akan di sampaikan pada peserta
didik. Materi yang pilih dalam penlitian ini adalah materi kalor,
kemudian ditentukan indikator dari materi yang pilih sebagia rambu-
rambu dalam pembuatan LKPD yang diinginkan.
b. Perancangan Produk
Setelah melakukan penetapan dan pemantapan materi, kemudian
peneliti melakukan perencanaan awal dalam pembuatan produk berupa
Lembar Kerja Peserta Didik. LKPD yang dirancang sesuai dengan
kompetensi dasar, silabus dan berbasis scaffolding pada materi kalor
kelas VII SMP/MTs. Langkah pembuatan produk melalui beberapa
tahapan, diantaranya:
1) Membuat judul
2) Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang
digunakan.
38
Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
Kompetensi Dasar:
3.4 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan
hewan
3) Menentukan susunan materi
No. Materi
1 Definisi Kalor
2 Perpindahan Kalor
3 Perubahan Wujud Zat
4) Menentukan ukuran kertas, font, spasi, dan jenis huruf yang akan
digunakan dalam penyusunan LKPD.
Adapun ukuran kertas yang digunakan adalah folio.
Ukuran dan jenis font yang digunakan adalah 11 (Adobe Gothic
Std B , Times New Roman, Lucida Handwriting, dan Kozuka
39
Gothic Pro H), 12 (Times New Roman), 14 (Agency FB), dan 22
(Adobe Gothic Std B ) denga spasi 1,5.
5) Menentukan kombinasi warna yang menarik sebagai pendukung
pembelajaran.
6) Menentukan konten scaffolding sebagai bantuan dalam LKPD.
Konten scaffolding yang diberikan berupa item INGAT, Gambar
scaffold, Motivasi, Tokoh, Langakah scaffolding penyelesaian
soal, dan item Tahukah Kamu.
7) Menentukan struktur penulisan.
8) Membuat sketsa susunan LKPD, konten praktikum, dan
merancang bantuan (scaffold), serta letak penempatannya di dalam
LKPD.
Berikut adalah sketsa susunan LKPD;
Visual Keterangan
1. Tampilan Cover depan
Cover terdiri dari beberapa bagian:
1. LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) berbasis
Scaffolding
2. Judul Materi‟
3. Gambar pokok
4. Kelas
5. Penulis
6. Jurusan
40
2. Kata Pengantar
Halaman kata pengantar terdiri dari
beberapa bagian:
1. Judul “Kata Pengantar”
2. Isi
3. Keterangan tempat, bulan,
tahun, nama penulis, dan
NPM
4. Halaman
3. Pendahuluan
Halaman pendahuluan terdiri dari
beberapa bagian:
1. Judul “Pendahuluan”
2. Kompetensi Inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator
7. Halaman
4. Petunjuk penggunaan LKPD
Halaman petunjuk penggunaan
LKPD terdiri dari beberapa bagian:
1. Judul
2. Isi
3. Gambar pendukung
4. Halaman
41
5. Daftar Isi
Halaman daftar isi terdiri dari
beberapa bagian:
1. Judul
2. Isi
4 Halaman
6. Isi Materi
Halaman Isi LKPD terdiri dari
beberapa bagian:
1. Judul Materi
2. Tujuan Pembelajaran
3. Scaffold Coba Pikirkan
4. Kolom identifikasi masalah
5. Kolom Hipotesis
6. Materi
7. Scaffold
8. Halaman
7. Isi Materi 2
Isi materi halaman kedua terdiri dari:
1. Kegiatan Praktikum
2. Petunjuk praktikum
3. Kolom analisis
4. Halaman
5. Tabel hasil percobaan
6. Kesimpilan 5 2
6
42
8. Kegiatan Akhir dan evaluasi
Halaman kegiatan terdiri dari
beberapa bagian:
1. Contoh soal
2. Langkah scaffolding
penyelesaian soal
3. Soal evaluasi
4. Butir soal dan ruang
menjawab
5. Halaman
3. Tahap pengembangan produk (Development)
Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang berupa LKPD berbasis scaffolding.
a. Validasi Desain
Setelah dilakukan desain produk, kemudian dilakukan validasi
desain yang terdiri dari validasi ahli. Validasi ini merupakan proses atau
kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk LKPD berbasis
scaffolding sudah di katakan efektif dan efesien dalam melatih
pemahaman konsep peserta didik. Validasi ahli ini dilakukan oleh ahli
materi dan ahli media dengan menggunakan instrumen validasi. Pada
langkah ini akan didapatkan masukan dari validator sebagai bahan
perbaikan LKPD kedepannya sebelum diujikan kepada peserta didik.
43
Pada tahapan validasi desain produk awal di konsultasikan kepada
tim ahli yang terdiri dari ahli materi, dan ahli media. Ahli materi
menganalisis dan melihat materi yang disusun sesuai dengan
kompetensi inti dan tujuan pembelajaran. Sedangkan ahli madia
menganalisis dan mengkaji dari konten pendukung yang digunakan dan
tampilan dari LKPD secara menyeluruh.
Tabel 3.3. Daftar Tim Validasi Produk
No. Nama Bidang Keahlian
1. Widya Wati, M.Pd Ahli Materi
2. Sodikin, M.Pd Ahli Materi
3. Heppy Komikesari, M.Pd Ahli Materi
4. Dr. Agus Jadmiko, M.Pd Ahli Media
5. Indra Gunawan, M.T Ahli Media
6. Rahma Diani, M.Pd Ahli Media
Setelah desain produk di validasi oleh para ahli materi dan ahli
media, maka dapat diketahui kelemahan atau kekurangan dari LKPD
berbasis scaffolding yang sedang berusaha dikembangkan. Kelemahan
tersebut kemudian diperbaiki untuk menghasilkan produk yang lebih
baik.
44
4. Implementasi Produk (Implementation)
a. Uji Coba Produk
. Uji coba produk di maksudkan untuk mengumpulkan data yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui daya tarik, tingkat
kelayakan, dan efektivitas LKPD berbasis scaffolding. Uji coba produk
di lakukan denga cara uji coba kelompok kecil dan uji lapangan.
1) Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group Try-Out)
Uji coba kelompok kecil di lakukan kepada peserta didik pada
salah satu kelas di kelas VII MTs Darul Fatah Campang Tiga
Lampung Selatan dan SMPN 1 Abung Semuli Lampung Utara yang
dapat mewakili populasi target dari produk yang dibuat. Peserta
didik di minta untuk melihat produk yang dihasilkan, kemudia
peserta didik diminta untuk memberikan penilaian terkait
pengembangan LKPD berbasis scaffolding yang telah diperlihatkan
sebelumnya.
2) Uji lapangan
Setelah LKPD melewati uji coba kelompok kecil, kemudian
LKPD akan di uji lapangan. Uji lapangan akan dilakukan kepada
peserta didik kelas VII SMPN 1 Abung Semuli Lampung Utara
sejumlah 30 orang, yang didapat dari 1 kelas yang dirasa mewakili
sampel dengan kriteria tinggi, sedang, dan menengah (menurut
saran pendidik). Sedangkan untuk MTs Darul Fatah Campang Tiga
45
Lampung Selatan, uji lapangan dilakukan kepada seluruh peserta
didik kelas VII yang berjumlah 19 orang. Peserta didik kemudian
diminta memberikan penilaian terhadap LKPD berbasis scaffoling
yang telah di lihat.
5. Revisi dan Evaluasi Produk (Evaluation)
a. Revisi
Setelah desain produk divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan
dilanjutkan dengan uji coba produk, maka dapat diketahui kelemahan
dari produk tersebut. Jika memang masih dalam kriteria layak
digunakan dan terdapat saran selama uji coba, maka produk akan
direvisi sesuai saran untuk menghasilkan produk yang lebih baik lagi.
b. Evaluasi
Jika kelayakan menunjukan pada kriteria cukup layak, maka produk
rivisi dan hasil perbaikan akan diuji cobakan kembali. Hasil uji coba ini
apabila guru maupun peserta didik mengatakan bahwa produk baik dan
menarik, maka LKPD ini telah selesai dan menjadi produk akhir. Jika
belum sempurna maka hasil uji coba ini dijadikan bahan perbaikan dan
penyempurnaan LKPD (dilakukan evaluasi) agar kemudian dapat
diperbaiki menjadi LKPD yang siap digunakan di sekolah.
6. Pengumpulan Data dan Analisis Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah
menggunakan lembar validasi berupa angket dengan skala likert yang
46
digunakan untuk mengetahui apakah produk yang telah dirancang valid atau
tidak. Lembar validasi pada penelitian terdiri atas 4 macam yaitu peneliti
memberikan angket kepada ahli media, ahli materi dan memberikan angket
respon kepada pendidik bidang studi dan peserta didik.
a. Pengumpulan Data
1. Lembar Validasi Media
Lembar validasi media berisi tentang tampilan pembelajaran
fisika dalam bentuk LKPD berbasis scaffolding pada materi kalor.
Ahli media menganalisis dan mengkaji dari segi kemenarikan
tampilam media dan kemudahan penggunaan media secara
menyeluruh. Aspek validasi materi terdiri dari 4 aspek seperti
tampilan, konsistensi, penggunaan huruf, dan kriteria fisik. Masing-
masing aspek dikembangkan menjadi beberapa pernyataan/pertanyaan.
2. Lembar Validasi Materi
Lembar validasi materi berisi tentang kelayakan materi
pembelajaran fisika dalam LKPD berbasis scaffolding yaitu materi
kalor, kedalaman materi, kesesuaiannya dengan kompetensi inti dan
tujuan pembelajaran, serta kebahasaannya. Aspek validasi materi
terdiri dari 3 aspek, seperti kualitas isi, penyajian, dan bahasa. Masing-
masing aspek dikembangkan menjadi beberapa pernyataan/pertanyaan.
3. Lembar Angket Respon Pendidik
47
Berupa angket yang digunakan untuk mencermati produk
LKPD berbasis scaffolding yang dihasilkan, kemudian guru bidang
studi diminta kesediaannya untuk memberika penilaian dan saran
perbaikan LKPD berbasis scaffolding tersebut melalui
pertanyaan/pernyataan yang disediakan.
4. Lembar Angket Respon Peserta Didik
Berupa angket yang digunakan untuk mengetahui respon
peserta didik terhadap LKPD berbasis scaffolding pada materi kalor.
Peserta didik juga diminta kesediaannya memberikan tanggapan
terhadap LKPD berbasis scaffolding yang telah dikembangkan melalui
pertanyaan/pernyataan yang disediakan.
b. Analisis Data
Analisis data instrumen non tes pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis data deskriptif menggunakan skala likert. Jenis data yang
diperoleh dari hasil penelitian ini ialah data kualitatif di analisis
menggunakan data kuantitatif, yang berupa data angka dan di
interpretasikan dalam bentuk kata-kata. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang suatu fenomena sosial.2 Dalam penelitian ini menggunakan skala
1 sampai 5, dengan skor 1 terendah dan skor tertinggi 5.
2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2010), 134.
48
1) Angket Validasi Ahli
Instrument validasi berisi pertanyaan yang telah disediakan oleh
peneliti. Nilai akhir suatu butir merupakan persentase nilai rata-rata
dari perindikator dari seluruh jawaban validator. Dari perhitungan
skor masing-masing pernyataan, dicari persentasi jawaban
keseluruhan responden dengan rumus:3
Keterangan :
P : Persentase
∑x : Jumlah jawaban responden dalam satu item
∑xi : Jumlah nilai ideal dalam item
Nilai akhir suatu butir merupakan persentase nilai rata-rata dari
perindikator dari seluruh jawaban responden. Rumus untuk
menghitung nilai rata-rata per indikator adalah sebagai berikut:4
3Ardian Asyhari and Helda Silvia, „Pengembangan Medi Pembelajaran Berupa Buletin Dalam
Bentuk Buku Saku Untuk Pembelajaran IPA Terpadu‟, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5.1
(2016), 7.
4 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, 4th edn (Jakarta:
Prenada Media Group, 2015), 257.
𝑃 =∑𝑥
∑𝑥𝑖× 100 %
=𝑋
𝑁
49
Keterangan:
= Nilai rata-rata per aspek penilaian
X = Jumlah total skor dari responden
N = Jumlah responden
Kemudian dicari persentase kriteria validasi. Adapun kriteria
validasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 3.4. Konversi Interval Persentase menjadi Kategori (Kelayakan)5
Inrterval Kriteria
80 < X≤ 100% Sangat Layak
60 < X ≤ 80% Layak
40 < X ≤ 60% Cukup
20 < X ≤ 40% Tidak Layak
0 < X ≤ 20% Sangat Tidak Layak
Dari tabel kriteria interpretasi hasil validasi diatas, maka kriteria
validitas dapat dijelaskan sebagai berikut:6
a) Semakin tinggi nilai rata-rata interpretasi maka
validitas/kelayakan LKPD berbasis scaffolding juga semakin
baik.
5 Kartika Arum Sari, Zuhdan Kun Prasetyo, and Widodo Setiyo Wibowo, „Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik Ipa Berbasis Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Kolaborasi Dan Komunikasi Peserta Didik Kelas VII‟, Jurnal Pendidikan Matematika
Dan Sains, 6.8 (2017), 4 <http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/ipa/article/view/9045>.
6 Khasan, Dafik, and Hobri. Op. Cit, h.149.
50
b) Kualifikasi kriteria sangat tinggi dan tinggi, maka perlu
dilakukan revisi kecil sesuai dengan saran validator dan tidak
perlu dilakukan validasi kembali.
c) Kualifikasi kriteria sedang, maka perlu dilakukan revisi besar dan
tidak perlu dilakukan validasi kembali.
d) Kualifikasi kriteria rendah atau sangat rendah, maka perlu
dilakukan revisi besar dan perlu dilakukan validasi kembali.
2) Angket Respon Guru dan Peserta Didik
Angket guru dan peserta didik menggunakan skala likert dengan
penilaian;
1. Jawaban Sangat Layak/ Sangat Menarik diberi skor 5
2. Jawaban Layak / Menarik diberi skor 4
3. Jawaban Cukup diberi skor 3
4. Jawaban Tidak Layak / Tidak Menarik diberi skor 2
5. Jawaban Sangat Tidak Layak/ Sangat Tidak Menarik diberi
skor 1.
Dari perhitungan skor masing-masing pernyataan, dicari
presentasi jawaban keseluruhan responden dengan rumus:
𝑃 =∑𝑥
∑𝑥𝑖× 100 %
51
Keterangan :
P : Persentase
∑x : Jumlah jawaban responden dalam satu item
∑xi : Jumlah nilai ideal dalam item
Penentuan kriteria interpretasi skor angket dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.5. Konversi Interval Persentase menjadi Kategori
(Kemenarikan)7
Inrterval Kriteria
80 < X≤ 100% Sangat Menarik
60 < X ≤ 80% Menarik
40 < X ≤ 60% Cukup
20 < X ≤ 40% Tidak Menarik
0 < X ≤ 20% Sangat Tidak Menarik
Dari tabel kriteria interpretasi diatas, maka kriteria kemenarikan
dapat dijelaskan sebagai berikut :8
1. Semakin tinggi nilai interpretasi maka semakin menarik
LKPD berbasis scaffolding.
2. Kualifikasi kriteria sangat menarik dan menarik, maka perlu
dilakukan revisi kecil dan tidak perlu dilakukan uji coba
kembali.
7 Sari, Prasetyo, and Wibowo, Loc. Cit.
8 Khasan, Dafik, and Hobri, Loc. Cit.
52
3. Kualifikasi kriteria cukup menarik, maka perlu di lakukan
revisi besar dan tidak perlu dilakukan uji coba kembali.
4. Kualifikasi kriteria tidak menarik atau sangat tidak menarik,
maka perlu dilakukan revisi besar dan perlu dilakukan uji coba
kembali.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan
Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan lembar
kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding pada materi kalor kelas VII
SMP/MTs untuk melatih pemahaman konsep peserta didik yang valid berdasarkan
penilaian ahli dan menarik berdasarkan respon pendidik serta peserta didik.
Gambar 4.1 Bagan Langkah Pembuatan
Desain Produk
Landasan Teori
Analisis (Analysis)
Analisis Kebutuhan
Perancangan Produk
Pengkajian Materi
Desain Produk
54
1. Hasil analisis (Analysis)
Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil
utama yaitu media pembelajaran berupa lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis scaffolding pada materi kalor kelas VII SMP/MTs untuk melatih
pemahaman konsep peerta didik. Penelitian dan pengembangan dilakukan di
dua sekolah, MTs Darul Fatah Campang Tiga Lampung Selatan dan SMPN 1
Abung Semuli Lampung Utara. Responden dalam penelitian ini yaitu pendidik
dan peserta didik kelas VII khususnya pada materi materi kalor. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian pengembangan desain pembelajaran
(Instructional Design) dengan menggunakan model ADDIE. Tahapan model ini
yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation yang
merupakan singkatan dari komponen penting dalam proses menciptakan desain
instruksional itu sendiri. Hasil tahap analisis didapatkan dari analisis kebutuhan
saat pra penelitian yang dilakukan dan kajian terhadap teori pendukung sebagai
berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Pra penelitian atau observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan Pendidik dan peserta didik mengenai media pembelajaran
berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding pada materi
kalor kelas VII. Observasi lapangan dilakukan dengan menyebar kuisioner
atau angket kepada Pendidik dan Peserta didik. Indikator pertanyaan dalam
kuisioner adalah mengenai respon peseta didik terhadap pelajaran IPA
55
khusus nya bidang fisika, proses pembelajaran, kebutuhan pengembangan
LKPD sebagai media pembelajaran.
Hasil dari pra penelitian atau observasi lapangan yang didapatkan
yaitu, peserta didik kurang partisipatif ketika pelajaran IPA (khususnya
bidang fisika) dan masih menganggap pelajaran tersebut sulit, pemanfaatan
media dalam pembelajaran dikelas belum maksimal dan keterbatasan
waktu dalam pembelajaran dikelas menyebabkan proses pembelajaran
kurang maksimal. Berdasarkan kuisioner kebutuhan peseta didik,
responden mengatakan perlu bantuan lebih serta memerlukan media lain
untuk memudahkan mereka dalam memahami materi kalor. Kurang
partisipatifnya peserta didik dalam pembelajaran mungkin dapat diatasi
dengan media yang memuat konten kegiatan peserta didik seperti
praktikum. Untuk itu perlunya dilakukan pengembangan buku saku
berbasis android sebagai media pembelajaran serta guna membentu peserta
didik belajar mandiri.
b. Landasan Teori
Terdapat beberapa teori yang ditemukan, mendukung tentang
kelayakan dan fungsi lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai media
pembelajaran dan fungsi scaffolding sebagai strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam media pembelajaran. Penggunaan lembar kerja
peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding sebagai media pembelajaran
akan membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, lebih mudah
56
memahami materi dan mengaitkan matei dengan contoh kehidupan sehari-
hari, dan akan lebih partisipatif dengan kegiatan praktikum di dalam
LKPD. Untuk itu perlunya dilakukan pengembangan lembar kerja peserta
didik (LKPD) berbasis scaffolding untuik melatih pemahaman konsep
peserta didik dan membentu peserta didik belajar mandiri.
2. Desain Produk
a. Pengkajian Materi
Setelah ditetapkan spesifikasi produk yang akan dikembangkan,
kemudin pada tahap ini ditentukan spesifikasi materi yang akan di
sampaikan pada peserta didik. Materi yang pilih dalam penlitian ini adalah
materi kalor, kemudian ditentukan indikator dan tujuan pembelajaran dari
materi yang pilih sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta
menentukan konten-konten scaffolding yang akan divariasikan ke dalam
LKPD. Terakhir, menyiapkan soal pemahaman konsep sebagai soal
evaluasi akhir dalam LKPD. Soal diambil dari soal-soal yang sudah ada,
kemudian digeneralisasikan sesuai indikator pemahaman konsep dan
dipilih.
b. Perancangan LKPD
Berikut adalah perencanaan pengembangan media pembelajaran
berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding pada materi
kalor kelas VII SMP/MTs untuk melatih pemahaman konsep peerta didik
yang dikembangkan:
57
Proses pembuatan lembar kerja peserta didik (LKPD) ini dengan
menggunakan basis scaffolding pada materi kalor. Langkah-langkah
penyusunan desain produk LKPD ini, diantaranya adalah menyesuaikan
standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan kurikulum K13.
LKPD menggunakan strategi pembelajaran scaffolding pada materi kalor
menggunakan ukuran kertas yang digunakan adalah folio. Ukuran dan jenis
font yang digunakan adalah 11 (Adobe Gothic Std B , Times New Roman,
Lucida Handwriting, dan Kozuka Gothic Pro H), 12 (Times New Roman),
14 (Agency FB), dan 22 (Adobe Gothic Std B) dengan spasi 1,5 dan 1,0
(sesuai dengan jenis font). Adapun desain produk pengembangan LKPD
adalah terdiri dari Cover depan dan cover belakang, biodata pemilik, kata
pengantar, daftar isi, peta konsep, petunjuk penggunaan LKPD, halaman isi
LKPD, daftar pustaka, dan biodata penulis.
Halaman isi LKPD terdiri dari konten scaffolding berupa item Coba
Fikirkan, Ingat, dan Ekstra, Ringkasan Materi, Kegiatan Praktiikum, Contoh
Soal beserta Langkah Penyelesaian Scaffolding. Didalam LKPD juga
terdapat tokoh ilmuwan muslim dan kata-kata bijak sebagai media untuk
memotivasi peserta didik dalam belajar yang diambil dari berbagai sumber.
58
Gambar 4.2. Cover Depan &
Cover Belakang LKPD
B. Kelayakan LKPD dan Pembahasan
Validasi produk dilakukan setelah pembuatan produk awal. Validasi
dilakukan oleh total 6 orang validator dari 3 macam ranah validasi, yaitu validasi
ahli materi dan validasi ahli media. Selain instrumen validasi diberikan kepada
validator, peneliti juga memberikan istrumen kepada masing-masing 1 pendidik
bidang studi IPA dari setiap sekolah untuk mengetahui respon terhadap produk
yang dikembangkan. Instrumen validasi menggunakan skala Likert. Adapun hasil
validasi dan respon pendidik bidang studi IPA adalah sebagai berikut:
1. Validasi Ahli Materi
Persentase (%) validasi per aspek dalam validasi materi ini diperoleh dari
jumlah jawaban responden (∑X) per aspek dibagi jumlah nilai ideal (∑Xi) per
59
aspek dikali dengan 100%. Persentase rata-rata diperoleh dari jumlah persentase
(%) total semua aspek dibagi dengan banyaknya aspek. Setelah memperoleh
hasilnya, sehingga diperoleh kriteria interpretasi yang telah ditentukan.
Penilaian dari validator ahli materi disajikan dalam tabel berikut :
Tabel: 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi Sebelum Revisi
Aspek
Jumlah
jawaban per
aspek ( ∑X)
Jumlah nilai
ideal per
aspek (∑Xi)
Persentase (%)
validasi per
aspek (P)
Kriteria
Kualitas Isi 110 135 81 Sangat Layak
Penyajian 60 75 80 Layak
Bahasa 60 75 80 Layak
Jumlah
total 230 285 241
Persentase
rata-rata 80%
Kriteria Layak
Berdasarkan tabel 4.1, penilaian yang dicapai rata-rata adalah layak
dengan total penilaian 230 dan persentase 80%. Adapun rincian persentasenya
adalah; Jumlah persentase validasi pada aspek Kualitas Isi sebesar 81% dengan
kriteria Sangat Layak, pada aspek Penyajian mencapai persentase sebesar 80%
dengan kriteria interpretasi Layak, sedangkan untuk persentase 80% juga
dicapai pada aspek Bahasa dengan kriteria Sangat Layak. Melalui beberapa
saran dari validator, maka produk direvisi agar produk menjadi lebih baik.
Adapaun saran dari validator ahli materi dirangkum dan dimuat dalam
tabel, seperti dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
60
Tabel: 4.2 Saran perbaikan validasi ahli materi
No Aspek Saran/masukan untuk
perbaikan
Hasil Perbaikan
1 Kualitas Isi Penurunan Rumus
diteliti lagi
Penjelas gambar
termoskop perlu
diperjelas
Cek tabel hasil
percobaan
Contoh soal perubahan
wujud zat perlu
ditambah
Penurunan rumus sudah
diperbaiki
Gambar ditambahkan
Tabel sudah diperbaiki
Contoh soal dalam
LKPD sudah ditambah
2 Penyajian Penambahan Pengantar Pengantar berupa peta
konsep ditambahkan
3 Bahasa Penggunaan diksi atau
bahasa diperbaiki agar
lebih komunikatif lagi
Penulisan kata dicek
dan di perbaiki kembali
Bahasa yang digunakan
sudah di ubah menjadi
lebih komunikatif
Penulisan dalam LKPD
sudah diperbaiki
Berikut adalah hasil perbaikan LKPD yang dilakukan sesuai saran
perbaikan dari ahli materi:
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.3 Perbaikan Penulisan Persamaan
61
Perbaikan dilakukan untuk memperbaiki judul persamaan rumus yang
dirasa kurang tepat, serta membuat persamaan lebih bisa dipahami oleh peserta
didik.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.4 Perbaikan Penjelas Gambar
Keterangan yang menjelaskan gambar dianggap kurang tepat sebagai
penjelas gambar. Perbaikan ini dimaksudkan untuk memperjelas keterangan
penggunaan gambar yang dilampirkan.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.5 Perbaikan Tabel Hasil Percobaan
62
Perbaikan tabel dilakukan karena item yang disediakan dalam tabel tidak
sesuai dengan apa yang seharusnya ditanyakan, dikarenakan terdapat kesalahan
jumlah kolom pada tabel yang dibuat sebelumnya.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.6 Penambahan soal
1 variasi contoh soal yang dilampirkan pada bagian perubahan wujud zat
dirasa akan kurang membantu peserta didik menjawab soal, sehingga perlu
penambahan contoh soal pada bagian perubahan wujud zat.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Belum Ada
Gambar: 4.7 Penambahan Pengntar Berupa Peta Konsep
1. Hitung banyaknya kalor yang diperlukan untuk
meleburkan 500 gram es yang bersuhu –20 oC
menjadi air yang bersuhu 0 oC. Kalor jenis es =
2100 J/kg oC,
kalor lebur es = 336.000J/kg.
2. Pada suatu percobaan membuktikan
Asas Black, 500 gram minyak yang
suhunya 90 oC dimasukan ke dalam
wadah tertutup yang sudah berisi
1 kg air yang suhunya 30 oC. Suhu
akhir atau suhu campuran yang
terbentuk adalah 40 oC. Pertanyaanya
adalah, berapakah kalor jenis logam
tersebut? (jika kalor jenis air 1 kal/g o
C).
1. Pada suatu percobaan membuktikan
Asas Black, 500 gram minyak yang
suhunya 90 oC dimasukan ke dalam
wadah tertutup yang sudah berisi
1 kg air yang suhunya 30 oC. Suhu
akhir atau suhu campuran yang
terbentuk adalah 40 oC.
Pertanyaanya
adalah, berapakah kalor jenis logam
tersebut? (jika kalor jenis air 1 kal/g
oC).
63
Belum ada pengantar berupa peta konsep sebagai salah satu bagian
penting LKPD, sehingga dilakukan perbaikan berupa penambahan peta konsep
sebagai pengantar sekaligus gambaran materi secara umum.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.8 Perbaikan Bahasa dan Diksi Kalimat
Bahasa yang digunakan masih terlalu bertele-tele, sehingga diperbaiki
agar peserta didik lebih mudah untuk memahami kalimatnya.
Setelah dilakukan revisi sesuai saran dari validator, kembali dilakukan
penilaian. Berikut hasil penilaian validator materi setelah revisi:
Tabel: 4.3 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi Setelah Revisi
Aspek
Jumlah
jawaban per
aspek ( ∑X)
Jumlah nilai
ideal per
aspek (∑Xi)
Persentase (%)
validasi per
aspek (P)
Kriteria
Kualitas Isi 128 135 88 Sangat Layak
Penyajian 69 75 92 Sangat Layak
Bahasa 71 75 94 Sangat Layak
Jumlah total 268 285 274
Persentase
rata-rata 91%
Kriteria Sangat Layak
1. Jika Sebuah logam dengan ukuran
tertentu dipanaskan dalam selang
waktu tertentu. Kemudian sebatang
kayu dengan ukuran tertentu juga
dipanaskan dalam selang waktu
tertentu, apakah yang terjadi pada
kedua benda tersebut?
64
Setelah dilakukan revisi sesuai saran validator, penilaian yang dicapai
rata-rata adalah Sangat Layak dengan total penilaian 268 dan persentase 91%
seperti yang tertera pada tabel 4.3. Adapun rincian persentasenya adalah;
Jumlah persentase validasi pada aspek Kualitas Isi sebesar 88% dengan kriteria
Sangat Layak, pada aspek Penyajian mencapai persentase sebesar 92% dengan
kriteria interpretasi Sangat Layak, sedangkan untuk persentase 94% juga
dicapai pada aspek Bahasa dengan kriteria Sangat Layak.
Grafik 4.1. Hasil Validasi Materi sebelum dan Setelah Revisi
Pada Grafik 4.1. dijelaskan bahwa penilaian gabungan dari semua
validator materi per aspek penilaian mengalami peningkatan yang signifikan
antara sebelum revisi dan setelah revisi. Pada aspek Kualitas Isi awalnya 81.5%
menjadi 88.3% dengan kriteria Sangat Layak, aspek Penyajian yang awalnya
80% dengan kriteria Layak menjadi 92% dengan kriteria Sangat Layak, aspek
Bahasa dari 80% dengan kriteria Layak menjadi 91.7% dengan Kriteria Sangat
Layak.
70
75
80
85
90
95
Kualitas Isi Penyajian Bahasa Rata-rata
81.5 80 80 80.5
88.392
94.791.7
sebelum revisi setelah revisi
65
Grafik 4.2. Rekap Penilaian Validator Materi
Berdasarkan grafik 4.2 sebelum revisi, Validator 1 menilai LKPD dengan
jumlah persentase 93% dengan kriteria Sangat Layak, pada Validator 2 menilai
LKPD dengan jumlah persentase 71% dengan kriteria Layak, serta 76% yaitu
penilaian dari Validator 3 dengan kriteria interpretasi Layak. Secara
keseluruhan hasil dari penilaian ahli materi tersebut dapat disimpulkan bahwa
LKPD yang dikembangkan oleh peneliti berada pada kualifikasi yang Layak.
Untuk Validator 1, tidak dilakukan revisi sehingga penilaian tetap sama. Pada
Validator 2 dan 3 dilakukan revisi dan validasi kembali untuk memperbaiki
kualitas produk.
Setelah dilakukan revisi, penilaian Validator 2 persentasenya meningkat
menjadi 92% dengan kriteria Sangat Layak, serta Validator 3 presentase
penilaiannya menjadi 95% dengan kriteria interpretasi Sangat Layak.
Hasil validasi oleh ahli materi mencakup 3 aspek penilaian dengan 19
pertanyaan/pernyataan. Aspek penilaian mencakup kualitas isi, penyajian, dan
bahasa. Pada proses validasi materi terdapat beberapa saran dan masukan untuk
0
50
100
Validator 1 Validator 2 Validator 3
93
71 7693 92 95
Sebelum Revisi Setelah Revisi
66
peneliti untuk diperbaiki agar lebih layak dan lebih baik dalam penggunaanya
sebagai media pembelajaran. Saran validator ahli materi dapat dilihat pada
Tabel 4.2. Secara umum, penilaian produk setelah revisi mengalami
peningkatan dengan kriteria interpretasi sangat layak.
Aspek bahasa mendapatkan nilai tertinggi dengan persentase 94% yang
menandakan bahwa ketatabahasaan LKPD berbasis scaffolding sangat
komunikatif serta akan mudah dipahami oleh peserta didik SMP/MTs.
Penyajian konten LKPD sangat sistematis, hal ini dibuktikan dengan
penilaian aspek penyajian mendapatkan persentase 92%. Pernyataan ini
didukung oleh (Rahmi, Hartini and Wati, 2014) yang menyatakan bahwa
sistematika penyusunan LKS pada umumnya berisi judul, pengantar, tujuan,
alat dan bahan, langkah kerja, kolom pengamatan, serta adanya pertanyaan
sebagai bentuk evaluasi.
Aspek kualitas isi mendapatkan persentase 88% dengan kriteria sangat
layak, artinya komponen LKPD salah satunya berupa kegiatan peserta didik
seperti praktikum dan konten ekstra sesuai dalam orientasi kompetensi dasar
dan indikator pencapaian, sehingga diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman peserta didik melalui pengalaman. Pendukung pernyataan ini
adalah penelitian (Tina, Ula and Sugiarto, 2017) yang mengatakan, pengajaran
yang secara aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui
penyelidikan ilmiah lebih meningkatkan pemahaman konseptual dibandingkan
strategi yang mengandalkan teknik pasif.
67
Dengan demikian, dari segi materi media pembelajaran berupa LKPD
berbasis scaffolding sudah sesuai dan layak digunakan dalam pembelajaran.
2. Validasi Ahli Media
Penilaian dan penentuan kriteria interpretasi ahli media disesuaikan
dengan penilaian dan penentuan kriteria interpretasi pada validasi ahli materi.
Penilaian dari validator ahli materi disajikan dalam tabel berikut :
Tabel: 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media Sebelum Revisi
Aspek
Jumlah
jawaban per
aspek ( ∑X)
Jumlah
nilai ideal
per aspek
(∑Xi)
Persentase
\validasi per
aspek (P)
Kriteria
Tampilan 69 105 65 Layak
Konsistensi 21 30 70 Layak
Penggunaa Huruf 43 60 71 Layak
Kriteria Fisik 33 45 73 Layak
Jumlah total 166 240 279
Persentase rata-
rata 70%
Kriteria Layak
Berdasarkan hasil validasi ahli materi awal, penilaian yang dicapai rata-
rata adalah layak dengan total penilaian 166 dan persentase 70%. Adapun
rincian persentasenya dapat dilihat pada tabel 4.4. Jumlah persentase validasi
pada aspek Tampilan sebesar 65% dengan kriteria Layak, pada aspek
Konsistensi 70% dengan kriteria interpretasi Layak, sedangkan untuk
persentase 71% dicapai pada aspek Penggunaan Huruf dengan kriteria Layak,
serta aspek Kriteria Fisik sebesar 73% dengan Kriteria Layak. Melalui beberapa
saran dari validator, maka produk direvisi agar produk menjadi lebih baik.
68
Tabel: 4.5 Saran Perbaikan validasi ahli media
No Aspek Saran/masukan untuk
perbaikan Hasil Perbaikan
1 Tampilan
Warna background
terlalu terang
Objek cover gunkan
gambar yang lebih
fokus
Perbaiki tulisan
saffolding di cover
Warna background diganti
dengan kombinasi warna
merah putih biru agar lebih
sesuai
Gambar cover diganti yang
lebih jelas
Tulisan saffolding sudah
sesuai
2 Konsistensi
Perbaiki header dan
footer
Header dan footer sudah
diperbaiki
3 Penggunaan
Huruf
Perbaiki kombinasi
jenis font dan warna
font
Jenis dan warna font sudah
disesuaikan dengan
background dan tabel
Berikut hasil validasi yang memuat saran perbaikan dari ahli materi
digunakan sebagai perbaikan ahli materi LKPD:
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.9 Perubahan Background
69
Menurut validator, pilihan warna background terlalu terang sehingga
kurang nyaman untuk dilihat, maka background diganti menggunakan warna
yang lebih ringan.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.10 Perubahan Objek Gambar Pada Cover
Kualitas resolusi gambar mkurang aik sehingga terlihat blur, sehingga
digantikan dengan gambar yang lebih jelas dan tetap merupakan representasi
dari materi LKPD.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.11 Perbaikan Penulisan Judul Scaffolding Pada Cover
Perbaikan kesalahan penulisan kata scaffolding.
70
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.12 Perbaikan Header dan Footer
Header dan footer diperbaiki sesuai dengan background yang baru.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar: 4.13 Perbaikan Kombinasi Jenis Font Dan Warna Font
Kombinasi jenis font diperbaiki sesuai dengan background yang baru.
Setelah dilakukan revisi sesuai saran dari validator, kembali dilakukan
penilaian. Berikut hasil penilaian validator media setelah revisi:
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
71
Tabel: 4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media Setelah Revisi
Aspek
Jumlah
jawaban per
aspek ( ∑X)
Jumlah nilai
ideal per
aspek (∑Xi)
Persentase
(%) validasi
per aspek (P)
Kriteria
Tampilan 90 105 85 Sangat Layak
Konsistensi 26 30 86 Sangat Layak
Penggunaan
Huruf 54 60 90 Sangat Layak
Kriteria
Fisik 41 45 91 Sangat Layak
Jumlah total 211 240 352
Persentase
rata-rata 88
Kriteria Sangat Layak
Setelah dilakukan revisi sesuai saran validator, penilaian yang dicapai
rata-rata adalah Sangat Layak dengan total penilaian 268 dan persentase 88%.
Adapun rincian persentasenya seperti tertera pada tabel 4.6. Jumlah persentase
validasi pada aspek Tampilan sebesar 85% dengan kriteria Sangat Layak, pada
aspek Konsistensi 86% dengan kriteria interpretasi Sangat Layak, sedangkan
untuk persentase 90% dicapai pada aspek Penggunaan Huruf dengan kriteria
Sangat Layak, serta aspek Kriteria Fisik sebesar 91% dengan Kriteria Sangat
Layak.
72
Grafik 4.3. Hasil Validasi Media sebelum dan Setelah Revisi
Pada Grafik 4.3. dijelaskan bahwa penilaian kalkulasi dari semua
validator media per aspek penilaian juga mengalami peningkatan yang
tergolong signifikan antara sebelum revisi dan setelah revisi. Pada aspek
Tampilan awalnya 65.7% dengan kriteria Layak menjadi 85.7% dengan kriteria
Sangat Layak, aspek Konsistensi yang awalnya 70% dengan kriteria Layak
menjadi 86.7% dengan kriteria Sangat Layak, aspek Penggunaan Huruf dari
71.7% dengan kriteria Layak menjadi 90% dengan Kriteria Sangat Layak serta
aspek Kriteria Fisik awalnya 73.3% dengan kriteria Layak menjadi 91% dengan
Kriteria Sangat Layak.
0
20
40
60
80
100
Tampilan Konsistensi Penggunaan Huruf
Kriteria Fisik
65.7 70 71.7 73.385.7 86.7 90 91
Sebelum Revisi Setelah Revisi
73
Grafik 4.4. Rekap Penilaian Validator Media
Berdasarkan grafik 4.4 sebelum revisi, Validator 1 menilai LKPD dengan
jumlah persentase 76% dengan kriteria Layak, pada Validator 2 menilai LKPD
dengan jumlah persentase 67% dengan kriteria Layak, serta 49% yaitu penilaian
dari Validator 3 dengan kriteria interpretasi Cukup Layak. Secara keseluruhan
hasil dari penilaian ahli materi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD yang
dikembangkan oleh peneliti berada pada kualifikasi yang Layak. Untuk
Validator 1, tidak dilakukan revisi sehingga penilaian tetap sama. Pada
Validator 2 dan 3 dilakukan revisi dan validasi kembali untuk memperbaiki
kualitas produk.
Setelah dilakukan revisi, penilaian Validator 2 persentasenya meningkat
menjadi 86% dengan kriteria Sangat Layak, serta Validator 3 presentase
penilaiannya menjadi 80% dengan kriteria interpretasi Layak.
Hasil validasi oleh ahli media mencakup 4 aspek penilaian dengan 16
pertanyaan/pernyataan. Pada proses validasi media terdapat beberapa saran dan
0
20
40
60
80
100
Validator 1 Validator 2 Validator 3
7667
49
7686 80
Sebelum Revisi Setelah Revisi
74
masukan untuk diperbaiki agar lebih layak dan lebih baik dalam penggunaanya
sebagai media pembelajaran. Komentar serta saran validator ahli materi dapat
dilihat pada Tabel 4.5. Secara umum, penilaian produk setelah revisi
mengalami peningkatan dengan kriteria interpretasi sangat layak.
Aspek tampilan mendapatkan nilai terendah, dengan presentase 85%. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan peneliti dalam bidang desain. Pada
aspek tampilan ini, LKPD berbasis scaffolding tetap mendapatkan kriteria
sangat layak dikarenakan 80% < presentase penilaian (X) ≤,100, meskipun
mendapatkan nilai terendah jika dibangkan dengan aspek penilaian yang lain.
Aspek konsistensi mendapatkan persentase 86% dengan kriteria sangat
layak, LKPD berbasis scaffolding konsisten penulisan konten tiap bagiannya
dan sesuai dengan daftar isi. Hal ini sesuai dengan (Budaeng, Ayu and Pratiwi,
2017) yang mengatakan, simbol dan lambang yang digunakan juga harus
konsisten agar tidak membuat siswa bingung dan rancu.
Aspek penggunaan huruf memuat bahasan mengenai penggunan spasi
dan variasi font. Aspek penggunaan huruf mendapatkan penilaian tertinggi
setelah aspek kriteria fisik dengan perentase 90% dengan kriteria interpretasi
sangat layak, sehingga penggunaan spasi dan variasi font yang tepat diharapkan
akan membantu peserta didik agar lebih mudah membaca LKPD saat memiliki
keterbatasan waktu.
Aspek kriteria fisik memuat proporsionalitas penulisan judul dan sub
judul serta kreativitas desain. Penilaian yang didapatkan pada aspek ini
75
merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 91% dengan kriteria sangat layak.
Penulisan judul dan sub judul yang proporsional (jelas dan tepat) menjadi hal
penting yang akan membuat peserta didik lebih jelas dalam memahami bagian
materi yang sedang dipelajari.
Dengan demikian, dari segi media LKPD berbasis scaffolding sudah
sesuai dan layak digunakan dalam pembelajaran. Setelah validasi dilakukan
maka produk siap diuji coba.
C. Kemanarikan LKPD dan Pembahasan
Setelah LKPD dinyatakan layak untuk digunakan, maka dilakukan uji coba
untuk mengetahui pendidik dan respon peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemenarikan LKPD. Berikut hasil uji coba yang dilakukan :
1. Respon Pendidik
Untuk mengetahui respon pendidik, dilakukan penyebaran angket kepada
pendidik bidang studi IPA di sekolah untuk menilai LKPD berbasis scaffolding.
Penilaian dilakukan oleh masing-masing 1 pendidik bidang studi IPA dari tiap
sekolah. Berikut adalah hasil rekapitulasi penilaian yang didapatkan:
Tabel: 4.7 Rekapitulasi Hasil Respon Pendidik
Aspek
Jumlah
jawaban per
aspek ( ∑X)
Jumlah nilai
ideal per
aspek (∑Xi)
Persentase
(%) validasi
per aspek (P)
Kriteria
Materi 62 70 88 Sangat Menarik
Penyajian 65 70 92 Sangat Menarik
Scaffolding
(Bantuan) 36 40 90 Sangat Menarik
Bahasa 38 40 95 Sangat Menarik
76
Aspek
Jumlah
jawaban per
aspek ( ∑X)
Jumlah nilai
ideal per
aspek (∑Xi)
Persentase
(%) validasi
per aspek (P)
Kriteria
Jumlah
total 201 220 365
Persentase
rata-rata 91.25
Kriteria Sangat Menarik
Tabel 4.7 menjelaskan jumlah penilaian respon pendidik secara
keseluruhan adalah 365, dengan rincian pada aspek materi persentase yang
dicapai adalah 88%, aspek penyajian mencapai 92% , aspek scaffolding
(Bantuan) dengan persentase 90%, aspek bahasa menjadi yang tertinggi karena
mencapai persentase 95%. Secara keseluruhan setiap aspek mendapatkan
kriteria interpretasi sangat menarik. Dari hasil rekapitulasi hasil respon
pendidik tersebut di simpulkan bahwa LKPD yang di kembangkan mencapai
persentase rata-rata yaitu 91.25% dengan kriteria interpretasi sangat menarik.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa LKPD sudah dapat di gunakan sebagai bahan
ajar di kelas tanpa perlu dilakukan revisi.
Grafik 4.5. Rekap Penilaian Respon Pendidik
0
50
100
Pendidik 1
Pendidik 2
77
Grafik 4.5 menjelaskan hasil penilaian respon pendidik dari masing-
masing sekolah yang dijadikan objek penelitian, leih tepatnya selisih antara
penilaian pendidik 1 dan 2. Pendidik 1menilai LKPD dengan persentase rata-
rata 96%, dengan rincian aspek materi persentase yang dicapai adalah 94%,
aspek penyajian mencapai 91% , aspek scaffolding (Bantuan) dengan
persentase 100%, aspek bahasa menjadi yang tertinggi karena mencapai
persentase 100%. Sedangkan pendidik 2 menilai dengan persentase rata-rata
86%, dengan rincian aspek materi persentase yang dicapai adalah 82%, aspek
penyajian mencapai 94% , aspek scaffolding (Bantuan) dengan persentase 80%,
aspek bahasa menjadi yang tertinggi karena mencapai persentase 90%.
Hasil validasi oleh pendidik bidang studi mencakup 4 aspek penilaian
dengan 22 pernyataan/pertanyaan. Hasil penilaian dari pendidik bidang studi
mendapatkan nilai rata-rata persentase kelayakan rata-rata sebesar 91%.
Kriteria penilaiannya adalah sangat layak, dan responden tidak memberikan
saran maupun komentar karena menilai produk sudah sangat baik. Hal ini
berarti media pembelajaran sudah layak digunakan dalam pembelajaran.
Setelah validasi dilakukan maka produk siap diuji coba.
2. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dimaksudkan untuk menguji kemenarikan
produk dengan skala responden yang lebih kecil. Uji kelompok kecil ini
melibatkan 17 peserta didik yang dipilih secara heterogen berdasarkan
kemampuan dikelas dan jenis kelamin berdasarkan saran pendidik yang terdiri
78
dari 10 peserta didik SMPN 1 Abung Semuli dan 6 peserta didik MTs Darul
Fatah. Jumlah sampel untuk uji coba kelompok kecil diambil kurang lebih 1/3
dari jumlah responden uji lapangan. Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan
menjelaskan seputar LKPD yang dikembangkan. Setelah peneliti selesai
menjelaskan produk, responden diberikan kuisioner atau angket untuk menilai
kemenarikan produk, selanjutnya peserta didik diminta untuk memberikan
penilaian dengan cara mengisi kuisioner atau angket tersebut. Hasil respon
peserta didik terhadap lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel: 4.8 Hasil uji coba kelompok kecil peserta didik
No Aspek Jumlah Persentase
1 Materi 87.2%
2 Penyajian 86%
3 Scaffolding (Bantuan) 87.5%
4 Bahasa 88.8%
Persentase Rata-rata 87.3%
Kriteria Interpretasi Sangat Menarik
Tabel 4.8 merupakan hasil uji coba kelompok kecil, produk yang telah
dikembangkan mencapai presentase rata-rata 87.3% dengan kriteria interpretasi
yang di capai yaitu sangat tinggi, hal ini berarti LKPD yang dikembangkan oleh
peneliti mempunyai kemenarikan sangat tinggi untuk digunakan sebagai alat
bantu dalam kegiatan belajar mengajar pada materi kalor untuk kelas VIII
SMP/MTs.
79
Hasil uji coba kelompok kecil, pada aspek materi mencapai persentase
87.2%, aspek penyajian mencapai persentase 86%, pada aspek scaffolding
mencapai persentase 87.5%, dan aspek bahasa 88.8%. Keseluruhan jumlah
persentase tersebut mencapai kriteria sangat tinggi. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa menurut peserta didik, LKPD yang dikembangkan Sangat
Menarik sebagai bahan pembelajaran. Secara garis besar hasil uji coba
kelompok kecil dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik: 4.6 Grafik hasil uji coba kelompok kecil
3. Uji Lapangan
Setelah melakukan uji coba kelompok kecil, kemudian produk diujikan
kembali ke uji lapangan. Uji lapangan dilakukan untuk meyakinkan data dan
mengetahui kemenarikan produk secara lebih luas Responden pada uji lapangan
ini total berjumlah 49 peserta didik, yang terdiri dari 30 peserta didik SMPN 1
Abung Semuli seta 19 peserta didik MTs Darul Fatah. Hasil uji lapangan dapat
di lihat pada tabel 4.8 berikut ini.
848586878889
87.2
86
87.5
88.8
87.4
80
Tabel: 4.9 Hasil uji lapangan peserta didik SMPN 1 Abung Semuli
No Aspek Jumlah Persentase
1 Materi 86.8%
2 Penyajian 87.9%
3 Scaffolding (Bantuan) 88.0%
4 Bahasa 89.7%
Jumlah 352.4%
Persentase rata-rata 88.1 %
Kriteria Interpretasi Sangat Menarik
Tabel 4.9 menjelaskan hasil yang didapat dari uji lapangan melalui
angket peserta didik SMPN 1 Abung Semuli, aspek materi persentase yang
dicapai adalah 86.8%, aspek penyajian mencapai 87.9% , aspek scaffolding
(Bantuan) dengan persentase 88%, aspek bahasa mencapai persentase 89.7%.
nilai persentase rata-ratanya adalah 88.1% yang mendapatkan kriteria
interpretasi sangat menarik.
Tabel: 4.10 Hasil uji lapangan peserta didik MTs Darul Fatah
No Aspek Jumlah Persentase
1 Materi 92.6%
2 Penyajian 91.4%
3 Scaffolding (Bantuan) 92.1%
4 Bahasa 94.7%
Jumlah 370.8%
Persentase rata-rata 92.7 %
Kriteria Interpretasi Sangat Menarik
Pada tabel 4.10, dijelaskan hasil yang didapat dari uji lapangan melalui
angket peserta didik MTs Darul Fatah, aspek materi persentase yang dicapai
adalah 92.6%, aspek penyajian mencapai 91.4% , aspek scaffolding (Bantuan)
81
dengan persentase 92.1%, aspek bahasa mencapai persentase 94.7%. nilai
persentase rata-ratanya adalah 92.7% yang mendapatkan kriteria interpretasi
sangat menarik. Karena interpretasi sudah menunjukan sangat menarik, maka
produk tidak perlu direvisi. Secara garis besar hasil uji lapangan dapat dilihat
pada grafik dibawah ini:
Grafik: 4.7 Grafik hasil uji lapangan
Pada uji coba lapangan yang dilakukan disekolah SMPN 1 Abung
Semuli hasil rata-rata persentase kelayakan sebesar 88.1% dengan kategori
sangat menarik. Pada uji coba lapangan yang dilakukan disekolah MTs Darul
Fatah hasil rata-rata persentase kelayakan sebesar 92.7% dengan kategori
sangat menarik. Secara umum, peserta didik menganggap LKPD berbasis
scaffolding adalah sesuatu yang baru, materi yang ditampilkanpun menjadi
pengetahuan baru untuk mereka, serta konten dalam LKPD mudah dipahami,
hal tersebut karena penulisan LKPD yang simpel, tidak berlebihan dalam
memariasikan huruf, dan menggunakan bahasa yang komunikatif.
80
85
90
95
86.887.9 88
89.788.1
92.691.4 92.1
94.792.7
SMPN 1 Abung Semuli MTs Darul Fatah
82
D. Kelebihan LKPD
Produk yang berhasil dikembangkan ini berupa lembar kerja peserta didik
(LKPD) berbasis scaffolding. Media ini digunakan untuk menjelaskan materi-
materi tentang beserta perubahannya. Setelah melalui tahap validasi dari beberapa
dosen yang ahli dibidangnya serta uji coba yang dilakukan media ini dinyatakan
sangat layak sehingga tidak perlu direvisi kembali dan produk ini menjadi produk
akhir yang memang diinginkan oleh peneliti.
Produk hasil pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan sebagai
berikut ini :
a. Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding pada materi
kalor ini memberikan pengetahuan baru bagi peserta didik.
b. Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding pada materi
kalor dapat memotivasi peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar
karena memuat konten scaffolding motivasi.
c. Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding yang
dikembangkan mendorong peserta didik untuk belajar secara mandiri
karena memuat kegiatan praktikum yang menuntut peserta didik untuk
lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
d. Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding yang
dikembangkan menyajikan konten scaffolding berupa bantuan konseptual,
penyelesaian soal, pengenalan tokoh sains, dan motivasi.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Kelayakan LKPD berbasis scaffolding berdasarkan penilaian ahli materi
mencapai pesentase rata-rata sebesar 91% dengan kriteria interpretasi sangat
layak dan ahli media memberikan penilaian dengan persentase rata-rata
sebesar 88% dengan kriteria sangat layak.
2. Tingkat kemenarikan LKPD berbasis scaffolding pada materi kalor
berdasarkan respon pendidik adalah sebesar 91.25% dengan kriteria sangat
menarik. Tingkat kemenarikan berdasarkan respon peserta didik SMP/MTs
baik dalam uji coba kelompok kecil maupun uji lapangan mendapatkan
interpretasi sangat menarik dengan persentase 87.3% dan 90.4%. Hal ini
menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan sangat menarik bagi
pendidik maupun peserta didik, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu
media penunjang dalam pembelajaran.
B. Saran
1. Saran pemanfaatan
Peneliti mengharapkan hasil penelitian berupa lembar kerja peserta
didik (LKPD) berbasis scaffolding pada materi kalor ini dapat digunakan
84
dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga kualitas LKPD secara
keseluruhan menjadi lebih bermanfaat.
2. Saran implementasi
Peneliti mengharapkan produk lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis scaffolding pada materi kalor ini dapat diimplementasikan untuk
melatih pemahaman konsep peserta didik, karena LKPD ini memuat soal
evaluasi yang disesuaikan dengan indikator pemahaman konsep.
3. Saran pengembangan produk lebih lanjut
Diharapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis scaffolding
yang dikembangkan kali ini, pada kemudian hari akan dikembanghkan
kembali tidak hanya pada materi kalor saja, tetapi dapat dikembangkan pada
materi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Nozi Opra, Asrizal, and Zulhendri Kamus, ‘Pembuatan Bahan Ajar Fisika
Berbasis WEB Pada Konsep Termodinamika Untuk Pembelajaran Menurut
Standar Proses Siswa Kelas XI SMA’, Pillar Of Physics Education, 2 (2013).
<http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pfis/article/view/724/481>
Aldoobie, Nada, ‘ADDIE Model Analysis Phase’, American International Journal of
Contemporary Research, 5 (2015). <https://doi.org/10.13140/2.1.4687.6169>
Ashari, Nur Wahidin, Salwah, and A Fitriani, ‘Implementasi Strategi Pembelajaran
Scaffolding Melalui Lesson Study Pada Mata Kuliah Analisis Real’, Jurnal
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 1 (2016). <https://bit.ly/2Bq85bh>
Asyhari, Ardian, Widya Wati, Irwandani, and Nani Umi Saidah, ‘Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing
Terintegrasi Pendidikan Karakter Melalui Four Steps Teaching Material
Development’, in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Lampung, 2016).
<https://doi.org/10.13140/RG.2.2.10539.85285>
Azimi, Kobra, Jafar Ahmadigol, and Hasan Rastegarpour, ‘A Survey of the
Effectiveness of Instructional Design ADDIE and Multimedia on Learning Key
Skills of Futsal’, J. Educ. Manage. Stud, 5 (2015).<http://jems.science-
line.com/attachments/article/33/J. Educ. Manage. Stud., 5(3) 180-186,
2015.pdf>
Belland, Brian R., Instructional Scaffolding in STEM Education (Logan: Utah State
University, 2017) <https://doi.org/10.1007/978-3-319-02565-0>
Budaeng, Jumaidin, Hena Dian Ayu, and Hestiningtyas Yuli Pratiwi, ‘Pengembangan
Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding Pada Tema Gerak Untuk Siswa Kelas
VIII SMP/MTs’, Physisc Education Journal, 1 (2017).
<http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum/article/view/1633>
Budiarti, Wahyu Nuning, and Haryanto, ‘Pengembangan Media Komik Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas IV’, Jurnal Prima Edukasia, 4 (2016).
<http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe%0APENGEMBANGAN>
Cahyono, Adi Nur, ‘Vygotskian Perspective : Proses Scaffolding Untuk Mencapai
Zone of Proximal Development ( ZPD ) Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Matematika’, Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2010.
<https://bit.ly/2DF3Udl>
Cheung, Lawrence, ‘Using the ADDIE Model of Instructional Design to Teach Chest
Radiograph Interpretation’, Journal of Biomedical Education, 2016 (2016).
<https://doi.org/10.1155/2016/9502572>
Damayanti, Dyah Shinta, Nur Ngazizah, and Eko Setyadi K, ‘Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk
Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik
Dinamis Sma Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012 / 2013’,
Radiasi, 3 (2013).
Dharma, Wahyuni Rizka, and Lazulva, ‘Desain Dan Uji Coba Lembar Kerja Siswa
Dengan Pendekatan Scaffolding’, Jurnal Pendidikan Kimia Dan Terapan, 1
(2017) <http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/konfigurasi/article/view/4054>
Dr. Benny A. Priadi, M.A, Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran, ed. by Jefri,
1st edn (Jakarta: KENCANA, 2017)
Fitriani, Wulandari, and Fauzi Bakri, ‘Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Fisika Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ( High Order
Thinking Skill )’, Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 2 (2017).
<http://bit.ly/2ET8z9R>
Giancoli, Douglas C, FISIKA, 5 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001)
Haniin, Khoirul, Markus Diantoro, and Supriyono Koes H, ‘Pengaruh Pembelajaran
TPS Dengan Scaffolding Konseptual Terhadap Kemampuan Menyelesaikan
Masalah Sintesis Fisika’, Jurnal Pendidikan Sains, 3 (2015).
<http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/7875>
Harydi, Agus, and Hainur Rasyid Achmadi, ‘Pengembangan Materi Ajar Berbasis
Scaffolding Pada Pokok Bahasan Analisis Vektor Di SMAN 1 Waru
Pamekasan’, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2 (2013).
<jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/6719/32/article.pdf>
Irwandani, and Sani Rofiah, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap
Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi Peserta Didik MTs Al-
Hikmah Bandar Lampung’, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4 (2015)
<https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v4i2.90>
Isriani Hardini, S.S., M.A., and M.Pd Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran
Terpadu, ed. by Qoni (Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media), 2012)
Khasan, Dafik, and Hobri, ‘Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Berbasis Whole Brain Teaching Dengan Pendekatan Quantum Learning Pada
Sub Pokok Bahasan Segitiga Untuk SMP Kelas VII’, 4 (2015).
<http://jurnal.unej.ac.id/index.php/pancaran/article/download/1558/1274>
Kistiono, and Andi Suhandi, ‘Penyusunan Dan Analisis Tes Pemhaman
(Understanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru’, in Seminar
Nasional MIPA UNY (Yogyakarta, 2012).
<https://docs.google.com/document/d/17rts_VOGGhP5za_4byhFpWKn7SEuK
BztIjwB2l81fHs/edit>
Larasati Zahro, Ulfah, Vina Serevina, and I Made Astra, ‘Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Fisika Dengan Menggunakan Strategi Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) Berbasis Karakter
Pada Pokok Bahasan Hukum Newton’, Jurnal Wahana Pendidikan Fisika,2
(2017).<http://ejournal.upi.edu/index.php/WapFi/article/view/4906>
Latifah, Sri, Eka Setiawati, and Abdul Basith, ‘Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-Nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor’, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-
BiRuNi, 5 (2016).
M, Ulfa Septi, M. Rahmad, and Azhar, ‘Efektivitas Penggunaan LKPD Bermuatan
Kecerdasan Komprehensif Berbasis Model PBL Pada Pembelajaran Fisika’,
Jurnal Online Mahasiswa, 5 (2018).
<https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/19517>
Monjelat, Natalia, Laura Méndez, and Pilar Lacasa, ‘Becoming a Tutor : Student
Scaffolding in a Game- Based Classroom’, Technology, Pedagogy and
Education, 2016. <https://doi.org/10.1080/1475939X.2016.1210538>
Mutrofin, Lilik, Mohamad Nur, and Leny Yuanita, ‘Developing Teaching Materials
Using 5E Model of Instruction To Increase Students ’Higher Order Thinking
Skills’, Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, 5 (2016).
Nemec, Miroslav, Luboš Krišták, Peter Hockicko, Zuzana Danihelová, and Klára
Velmovská, ‘Application of Innovative P&E Method at Technical Universities
in Slovakia’, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education, 13 (2017). <https://doi.org/10.12973/eurasia.2017.01228a>
Oktari, Sri, Nengah Maharta, and Chandra Ertikanto, ‘Pengembangan LKS Berbasis
Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor’, Jural Pembelajaran Fisika
Univesitas Lampung, 52 (2015).
<https://www.neliti.com/publications/117476/pengembangan-lks-berbasis-
inkuiri-terbimbing-pada-materi-suhu-dan-kalor>
Purba, Siska Wati Dewi, and Wu-Yuin Hwang, ‘Investigation of Learning Behaviors
and Achievement of Simple Pendulum for Vocational High School Students
with Ubiquitous- Physics App Representation to Facilitate Scientific Learning’,
Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 14 (2018).
<http://www.ejmste.com/Investigation-of-Learning-Behaviors-and-
Achievement-of-Simple-Pendulum-for-Vocational,90985,0,2.html>
Rahmatiah, Rindu, Supriyono Koes H, and Sentot Kusairi, ‘Pengaruh Scaffolding
Konseptual Dalam Pembelajaran Group Investigation Terhadap Prestasi Belajar
Fisika Siswa SMA Dengan Pengetahuan Awal Berbeda’, Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Teknologi, II (2016).
<http://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/view/288>
Rahmi, Rifdatur, Sri Hartini, and Mustika Wati, ‘Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Dan Multimedia Pembelajaran IPA SMP’,
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 2 (2014).
<https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/4265>
RI, Kementerian Agama, ALWASIM: Al-Qur’an Tajwid Kode Translterasi Per Kata
Terjemah Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2013)
Salirawati, Das, ‘Penyusunan Dan Kegunaan LKS Dalam Proses Pembelajaran’,
JurrnalOnline,2004,<https://scholar.google.co.id/scholar?cluster=99100125165
50974052&hl=id&as_sdt=0,5>
Sari, Kartika Arum, Zuhdan Kun Prasetyo, and Widodo Setiyo Wibowo,
‘Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Ipa Berbasis Model Project Based
Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Dan Komunikasi
Peserta Didik Kelas VII’, Jurnal Pendidikan Matematika Dan
Sains,6(2017).<http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/ipa/article/view
/9045>
Satriawan, Muhammad, and Rosmiati, ‘Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis
Kontekstual Dengan Mengintergrasikan Kearifan Lokal Untuk Menigkatkan
Pemahaman Konsep Fisika Pada Mahasiswa’, Jurnal Penelitian Pendidikan
Sains, 6 (2016).
<https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpps/article/view/540/391>
Setyarini, Dyah Ayu, Subiki, and Supeno, ‘Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dalam
Pembelajaran IPA (Fisika) SMP Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Scaffolding’, in SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
(Jember, 2017), II. <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-
epro/article/view/6249>
Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, 4th edn (Jakarta:
Prenada Media Group, 2015)
Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan Cet. Ke 2 (Bandung: Alfabeta,
2016)
Sujarittham, T., N. Emarat, K. Arayathanitkul, M. D. Sharma, I. Johnston, and J.
Tanamatayarat, ‘Developing Specialized Guided Worksheets for Active
Learning in Physics Lectures’, European Journal of Physics, 37 (2016).
<https://doi.org/10.1088/0143-0807/37/2/025701>
Syabani, Putria, Darmawati, and Elya Febrita, ‘Development Of Students Worksheet
Based On Contracttivism Approach To Material Changes And Conservation Of
Living Environment For Learning Biology Tenth Grade Senior High School’,
Jurnal Online Mahasiswa, 5 (2018).
<https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/17967>
Tina, Eka, Nur Ula, and Bambang Sugiarto, ‘Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Model Inkuiri Terbimbing Materi Elektrokimia Kelas XII SMA’, Pendidikan
Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, 7 (2017)
Vikagustanti, Dea Aransa, Sudarmin, and Stephani Diah Pamelasari, ‘Pengembangan
Media Pembelajaran Monopoli IPA Tema Organisasi Kehidupan Sebagai
Sumber Belajar Untuk Siswa SMP’, Unnes Science Education Journal, 3
(2014). <https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/3330>
ASPEK KELAYAKAN MEDIA MENURUT BNSP (Urip Purnomo, 2008)
Online: https://text-id.123dok.com/document/8ydk3mj6q-aspek-kelayakan-kegrafikan-menurut-
bsnp-urip.html
Butir Penilaian Deskripsi
1. Kesesuaian ukuran
dengan materi pada
media.
Pemilihan ukuran media sesuai dengan
materi yang digunakan.
2. Penampilan unsur tata
letak pada LKPD secara
harmonis memiliki irama
dan satuan konsisten.
Desai LKPD merupakan suatu kesatuan
yang utuh elemen warna, ilustrasi
ditampilkan secara harmonis dan saling
terkait satu sama lain.
3. Menampilkan pusat
pandang yang baik.
Sebagai daya tarik awal dari LKPD di
tentukan dengan desain yang menarik.
4. Ukuran huruf judul pada
media lebih dominan dan
proposional
dibandingkan isi media.
Judul harus dapat memberikan informasi
materi secara tepat pada media yang
digunakan.
5. Tidak terlalu banyak
menggunakan kombinasi
huruf.
Menggunakan jenis huruf agar tidak
terlalu datar dan menarik.
6. Warna judul kontras
dengan latar belakang
media.
Judul media yang ditampilkan lebih besar
dan menarik dari pada latar belakang nya.
7. Tanda pemotong kata. Pemotongan kata lebih dari 2 baris akan
mengganggu keterbacaan susunan teks.
8. Kreatif dan menarik Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut
pandang tidak hanya ditampilkan di dalam
media agar tidak menimbulkan makna
yang berbeda-beda.
KISI-KISI INSTRUMEN VALIDASI AHLI MEDIA
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
No Aspek
penilaian
No.
Soal
Butir
Penilaian
Pernyataan
1.
Tampilan
1 Susuan dan
tampilan
awal LKPD
Susunan/tata letak tampilan
awal LKPD menarik
2 Background Tampilan background LKPD
menarik
3 Gambar Kesesuaian gambar dengan isi
LKPD
4 Cover Tampilan Cover LKPD
menarik
5 Perpaduan
warna
Perpaduan warna (font) pada
tampilan LKPD serasi dan
menarik
6 Kejelasan
huruf
Kejelasan tampilan huruf pada
LKPD
7 Layout Kemenarikan tampilan layout
LKPD
2.
Konsistensi
8 Isi Konsistensi isi LKPD dengan
daftar isi
9 Penggunaan
huruf
Konsistensi penggunaan huruf
tiap halaman
3.
Penggunaan
Huruf dan
Spasi
10 Jenis huruf
(font)
Jenis huruf (font) yang
digunakan menarik
11 Variasi huruf
(font)
Penggunaan variasi huruf (font)
tidak berlebihan
12 Spasi antar
baris
Penggunaan spasi antar baris
sesuai
13 Spasi huruf Penggunaan spasi antar huruf
sesuai
4.
Kriteria
Fisik
14 Kejelasan
jenjang judul
Jenjang judul utama dan sub
judul, jelas dan
proporsional
15 Memberi
makna
Mampu mengungkap
makna/arti dari objek
16 Desain Kreativitas desain
INSTRUMEN VALIDASI AHLI MEDIA
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
Pengisian angket ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan
skripsi untuk menyeleaikan studi Program Sarjana Universitas Islam Negeri, dan
bukan untuk kepentingan yang lain. Sehubungan hal tersebut di atas, mohon bantuan
Bapak/Ibu dosen untuk memberikan penilaian terhadap media pembelajaran
terlampir. Jawaban Bapak/Ibu akan berpengaruh terhadap kelayakan media
pembelajaran terlampir.
Judul : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor Untuk Melatih
Pemahaman Konsep Peserta Didik
Mata Pelajaran/ Materi : IPA/Kalor
Sasaran Pengembangan : Peserta Didik SMP/MTs
Pengembang : Riyo Arie Pratama
Tujuan : Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor
Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Petunjuk Umum:
Angket ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui kelayakan media
pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada Materi
Kalor Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik yang disesuaikan dengan
Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP).
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Mohon Bapak/Ibu membaca setiap pertanyaan/pertanyaan dengan teliti
2. Mohon Bapak/Ibu memilih satu jawaban dengan memberi tanda ( ) pada kolom
yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu.
*Ket: Dengan penilaian, 5 = Sangat layak, 4 = layak, 3 = cukup layak, 2 = tidak
layak, 1 = sangat tidak layak.
3. Setelah memilih jawaban, jika ada komentar/saran untuk perbaikan tulislah pada
kolom yang telah di sediakan.
4. Sebelumnya peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang Bapak/Ibu
berikan.
Nama Validator : .............................................................
Instansi : .............................................................
Tanggal Validasi : .............................................................
No Aspek
penilaian
Pernyataan Penilaian
5 4 3 2 1
1.
Tampilan
1. Susunan/tata letak tampilan awal
LKPD menarik
2. Tampilan background LKPD
menarik
3. Kesesuaian gambar dengan isi
LKPD
4. Tampilan Cover LKPD menarik
5. Perpaduan warna (font) pada
tampilan LKPD serasi dan
menarik
6. Kejelasan tampilan huruf pada
LKPD
7. Kemenarikan tampilan layout
LKPD
2.
Konsistensi
8. Konsistensi isi LKPD dengan
daftar isi
9. Konsistensi penggunaan huruf
tiap halaman
3.
Penggunaan
Huruf
10. Jenis huruf (font) yang digunakan
menarik
11. Penggunaan variasi huruf (font)
tidak berlebihan
12. Penggunaan spasi antar baris
sesuai
13. Penggunaan spasi antar huruf
sesuai
4. Kriteria Fisik 14. Jenjang judul utama dan sub
judul, jelas dan proporsional
15. Mampu mengungkap makna/arti
dari objek
16. Kreativitas desain
Komentar / Saran :
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Kesimpulan
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada
Materi Kalor Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik dinyatakan:
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan
Bandar Lampung, 2018
Ahli Media,
NIP.
ASPEK KELAYAKAN ISI MENURUT BNSP (Urip Purwono, 2008)
Online: https://text-id.123dok.com/document/oz136r18q-aspek-kelayakan-isi-menurut-bsnp-urip-
purwono-2008.html
Butir Penilaian Deskripsi
1. Kelengkapan Materi Materi yang disajikan mencakup
materi yang terkandung dalam standar
kompetensi dan Kompetensi dasar
pada pokok bahasan memahami
konsep suhu dan kalor.
2. Kedalaman Materi
Materi yang disajikan mulai dari
pengenalan konsep, definsi,contoh
kasus smpai dengan interaksi antar
konsep sesuai dengan tingkat
pendidikan di sekolah menengah atas
dan sesuai dengan yang diamati oleh
kompetensi dasar (KD).
3. Keruntutan Konsep Penyajian konsep disajikan secara
runtu mulai dari yang mudah ke yang
sukar. Materi bagian sebelumnya bisa
membantu pemahaman materi pada
bagian selanjutnya.
4. Keakuratan konsep dan
definisi
Konsep dan definisi yang
dicantumkan tidak menimbulkan
banyak tafsir dan sesuai dengan
konsep dan definisi yang berlaku
dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Alam.
5. Keakuratan fakta dan data Fakta dan data yang disajikan sesuai
dengan kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman peserta
didik.
6. Keakuratan contoh dan kasus Contoh dan kasus yang disajikan
sesuai dengan kenyataan dan efisien
untuk memimgkatkan pemahaman
peserta didik.
7. Keakuratan ilustrasi Ilustrasi yang disajikan sesuai dengan
kenyataan dan efisien untuk
memimgkatkan pemahaman peserta
didik.
8. Keakuratan, notasi, simbol,
dan ikon.
Notasi, simbol, dan ikon yang
disajikan secara benar menurut
kelaziman yang digunaka pada materi
fisika
9. Kesesuaian materi dengan
perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
Materi yang disajikan aktual yaitu
sesuai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
10. Contoh dan kasus dalam
kehidupan sehari-hari
Contoh dan kasus aktual yaitu sesuai
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan alam dan terdapat dalam
kehidupan sehari-hari.
11. Menggunakan ilustrasi yang
terdapat dalam kehidupan
sehari-hari
Ilustrasi yang disajikan sesuai dengan
situasi serta kondisi yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
12. Mendorong rasa ingin tahu Uraian dan contoh-contoh kasus yang
disajikan mendorong peserta didik
untuk mengerjakan lebih jauh dan
menumbuhkan kreativitas belajar.
13. Menciptakan kemampuan
bertanya
Uraian dan contoh-contoh kasus yang
disajikan mendorong peserta didik
untuk mengetahui materi lebih jauh.
KISI-KISI INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
No Aspek
penilaian
No.
Soal
Butir
Penilaian
Pertanyaan/pernyataan
1.
Kualitas Isi
1. Kelengkapan
materi
Kelengkapan materi pembelajaran
sesuai dengan kompetensi dasar
2 Konsep Keakuratan konsep dan definisi
berdasarkan tujuan pembelajaran
3 Data dan
fakta
Keakuratan data dan fakta
4 Scaffolding Scaffolding yang diberikan efektif
5 Percobaan
Kesesuaian percobaan dengan
materi yang di
Sajikan
6 Petunjuk
percobaan
Petunjuk percobaan jelas dan
lengkap
7 Istilah yang
digunakan
Keakuratan istilah-istilah yang
digunakan
8 Mutahir Kesesuaian dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
9 Pemahaman
Konsep
Kesesuaian soal evaluasi dengan
indikator pemahaman konsep
2.
Penyajian
10 Penyusunan
LKPD
Susunan materi dalam LKPD
sistematis
11 Pengantar
materi
Pengantar pada tiap materi
konsisten dan efektif
12 Aktivitas
peserta didik
Aktivitas yang melibatkan peserta
didik cukup menarik
13 Rasa ingin
tahu
Mendorong rasa ingin tahu peserta
didik
14 Kemampuan Menciptakan kemampuan bertanya
bertanya peserta didik
3.
Bahasa
15 Struktur
kalimat
Ketepatan struktur kalimat yang
digunakan
16 Efektivitas
kalimat
Efektivitas kalimat yang digunakan
17 Istilah yan
digunakan
Tingkat kebakuan bahasa/istilah
yang
Digunakan
18 Bahasa
komunikatif
Bahasa mudah dipahami
19 Ketepatan
ejaan
Ketepatan bahasa dan tata ejaan
INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
Pengisian angket ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan
skripsi untuk menyeleaikan studi Program Sarjana Universitas Islam Negeri, dan
bukan untuk kepentingan yang lain. Sehubungan hal tersebut di atas, mohon
bantuan Bapak/Ibu dosen untuk memberikan penilaian terhadap media
pembelajaran terlampir. Jawaban Bapak/Ibu akan berpengaruh terhadap kelayakan
media pembelajaran terlampir.
Judul : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor Untuk
Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Mata Pelajaran/ Materi : IPA/Kalor
Sasaran Pengembangan : Peserta Didik SMP/MTs
Pengembang : Riyo Arie Pratama
Tujuan : Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor
Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Petunjuk Umum:
Angket ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui kelayakan media
pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada
Materi Kalor Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik yang disesuaikan
dengan Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP).
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Mohon Bapak/Ibu membaca setiap pertanyaan/pertanyaan dengan teliti
2. Mohon Bapak/Ibu memilih satu jawaban dengan memberi tanda ( ) pada
kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu.
*Ket: Dengan penilaian, 5 = Sangat layak, 4 = layak, 3 = cukup layak, 2 = tidak
layak, 1 = sangat tidak layak.
3. Setelah memilih jawaban, jika ada komentar/saran untuk perbaikan tulislah
pada kolom yang telah di sediakan.
4. Sebelumnya peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang Bapak/Ibu
berikan.
Nama Validator : .............................................................
Instansi : .............................................................
Tanggal Validasi : .............................................................
No Aspek
penilaian
Aspek penilaian Penilaian
5 4 3 2 1
1.
Kualitas Isi
1. Kelengkapan materi
pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar
2. Keakuratan konsep dan definisi
berdasarkan tujuan
pembelajaran
3. Keakuratan data dan fakta
4. Efektivitas scaffolding yang
diberikan
5. Kesesuaian percobaan dengan
materi yang di sajikan
6. Petunjuk percobaan jelas dan
lengkap
7. Keakuratan istilah-istilah yang
digunakan
8. Kesesuaian dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
9. Kesesuaian soal-soal evaluasi
dalam LKPD dengan indikator
pemahaman konsep
2.
Penyajian
10. Susunan materi dalam LKPD
sistematis
11. Pengantar pada tiap materi
konsisten dan efektif
12. Aktivitas yang melibatkan
peserta didik cukup menarik
13. Mendorong rasa ingin tau
peserta didik
14. Menciptakan kemampuan
bertanya peserta didik
3.
Bahasa
15. Ketepatan struktur kalimat yang
digunakan
16. Efektivitas kalimat yang
digunakan
17. Tingkat kebakuan
bahasa/istilah yang digunakan
18. Bahasa mudah dipahami
19. Ketepatan bahasa dan tata ejaan
Komentar / Saran :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Kesimpulan
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada
Materi Kalor Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik dinyatakan:
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan
Bandar Lampung, 2018
Ahli Materi,
NIP.
KISI-KISI INSTRUMEN RESPON PENDIDIK
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
No Aspek
Penilaian
Butir Penilaian No.
Soal
Pernyataan/Pernyataan
1.
Materi
Kesesuaian materi 1 Kesesuaian materi dengan
kompetensi dasar
Kedalaman materi 2 Kedalaman materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran
Keruntutan materi 3 Sistematika penyajian materi
Kemutahiran 4 Kesesuaian materi dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan
Konsep dan
definisi
5 Keakuratan konsep dan definisi
yang digunakan
Data dan fakta 6 Keakuratan data dan fakta
Istilah 7 Keakuratan istilah yang
Digunakan
2.
Penyajian
Desain Tampilan 8 Tampilan LKPD menarik
Konsistensi 9 Konsistensi isi LKPD dengan
daftar isi
Isi LKPD 10 Isi LKPD tercetak jelas
Gambar
pendukung
11 LKPD berisi gambar-gambar
pendukung yang menarik
Sajian scaffolding 12 Menyajikan konten scaffolding
Rasa ingin tahu 13 Mendorong rasa ingin tahu
peserta didik
Kemampuan
bertanya
14 Menciptakan kemampuan
bertanya peserta didik
3.
Scaffolding
Efektivitas
scaffolding
15 Scaffolding memudahkan peserta
didik memahami konsep
Variasi scaffolding 16 Variasi scaffolding yang
digunakan, menarik
Penempatan
scaffolding
17 Penempatan konten scaffolding
sesuai
Kemenarikan
scaffolding
18 Konten-konten scaffolding yang
ditampilkan menarik
4.
Bahasa
Petunjuk
penggunan LKPD
19 Petunjuk penggunaan LKPD
mudah dipahami
Petunjuk tugas &
praktikum
20 Petunjuk tugas & pratikum
mudah dipahami
Istilah-istilah 21 Istilah-istilah yang digunakan
dalam LKPD dapat dimengerti
Kalimat/diksi 22 Kalimat dalam LKPD mudah
dipahami
INSTRUMEN RESPON PENDIDIK
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
Pengisian angket ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan
skripsi untuk menyeleaikan studi Program Sarjana Universitas Islam Negeri, dan
bukan untuk kepentingan yang lain. Sehubungan hal tersebut di atas, mohon
bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap media pembelajaran
terlampir. Jawaban Bapak/Ibu akan berpengaruh terhadap kemenarikan media
pembelajaran terlampir.
Judul : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor Untuk
Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Mata Pelajaran/ Materi : IPA/Kalor
Sasaran Pengembangan : Peserta Didik SMP/MTs
Pengembang : Riyo Arie Pratama
Tujuan : Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor
Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Petunjuk Umum:
Angket ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui kemenarikan media
pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding pada
Materi Kalor Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik yang disesuaikan
dengan Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP).
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Mohon Bapak/Ibu membaca setiap pertanyaan/pertanyaan dengan teliti
2. Mohon Bapak/Ibu memilih satu jawaban dengan memberi tanda ( ) pada
kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu.
*Ket: Dengan penilaian, 5 = Sangat menarik, 4 = menarik, 3 = cukup menarik,
2 = tidak menarik, 1 = sangat tidak menarik.
3. Setelah memilih jawaban, jika ada komentar/saran untuk perbaikan tulislah
pada kolom yang telah di sediakan.
4. Sebelumnya peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang Bapak/Ibu
berikan.
Nama Pendidik : .............................................................
Instansi : .............................................................
Tanggal : .............................................................
No Aspek yang
di nilai
Pernyataan Penilaian
5 4 3 2 1
1.
Materi
1. Kesesuaian materi dengan
kompetensi dasar
2. Kedalaman materi sesuai
dengan tujuan pembelajaran
3. Sistematika penyajian materi
4. Kesesuaian materi dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan
5. Keakuratan konsep dan definisi
yang digunakan
6. Keakuratan data dan fakta
7. Keakuratan istilah yang
digunakan
2.
Penyajian
8. Tampilan LKPD menarik
9. Konsistensi isi LKPD dengan
daftar isi
10. Isi LKPD tercetak jelas
11. LKPD berisi gambar-gambar
pendukung yang menarik
12. Menyajikan konten scaffolding
13. Mendorong rasa ingin tahu
peserta didik
14. Menciptakan kemampuan
bertanya peserta didik
3.
Scaffolding
15. Scaffolding memudahkan
peserta didik memahami
konsep
16. Variasi scaffolding yang
digunakan, menarik
17. Penempatan konten scaffolding
sesuai
18. Konten-konten scaffolding
yang ditampilkan menarik.
4.
Bahasa
19. Petunjuk penggunaan LKPD
mudah dipahami
20. Petunjuk tugas & praktikum
mudah dipahami
21. Istilah-istilah yang digunakan
dalam LKPD dapat dimengerti
22. Kalimat yang digunakan dalam
LKPD mudah dipahami
Komentar / Saran :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
, 2018
Pendidik,
NIP.
KISI-KISI INSTRUMEN RESPON PESERTA DIDIK
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK”
Aspek
Penilaian
No
Soal
Butir
Penilaian Pertanyaan/Pernyataan
Materi
1. Kemutahiran
Informasi
Informasi dalam LKPD memberi
pengetahuan baru bagi saya
2. Tugas Tugas dalam LKPD membantu
saya memahami materi
3. Percobaan/
Praktikum
Percobaan di dalam LPKD
membuat belajar jadi lebih
mandiri
4. Penerapan Materi Contoh penerapan materi dapat
ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari
Penyajian
5. Memudahkan
belajar
LKPD memudahkan saya dalam
belajar
6. Desain tampilan
LKPD
Tampilan LKPD menarik
7. Isi LKPD Isi LKPD tercetak jelas
8. Gambar pendukung LKPD berisi gambar-gambar
pendukung yang menarik
9. Keinginan belajar LKPD membuat keinginan
belajar bertambah
Scaffolding
(Bantuan)
10 Variasi scaffolding Variasi scaffolding (bantuan)
yang digunakan, menarik
11 Efektivitas
scaffolding
Bantuan-bantuan (Scaffolding )
dalam LKPD memudahkan saya
memahami konsep materi
Bahasa
12 Petunjuk
penggunaan LKPD
Petunjuk penggunaan LKPD
mudah dipahami
13 Petunjuk tugas &
praktikum
Petunjuk tugas & praktikum
mudah dipahami
14 Istilah Istilah-istilah yang digunakan
dalam LKPD dapat dimengerti
15 Efektivitas kalimat Kalimat yang digunakan dalam
LKPD mudah dipahami
INSTRUMEN RESPON PESERTA DIDIK
“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR UNTUK MELATIH PEMAHAMAN
KONSEP PESERTA DIDIK”
Pengisian angket ini dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penulisan skripsi
untuk menyeleaikan studi Program Sarjana Universitas Islam Negeri, dan bukan untuk
kepentingan yang lain. Sehubungan hal tersebut di atas, mohon bantuan anda sebagai
peserta didik untuk memberikan penilaian terhadap media pembelajaran terlampir.
Jawaban anda akan berpengaruh terhadap kemenarikan media pembelajaran terlampir.
Judul : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor Untuk
Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Mata Pelajaran/ Materi : IPA/Kalor
Sasaran Pengembangan : Peserta Didik SMP/MTs
Pengembang : Riyo Arie Pratama
Tujuan : Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor
Untuk Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik
Petunjuk Umum:
Angket ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui kemenarikan media pembelajaran
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Pada Materi Kalor Untuk
Melatih Pemahaman Konsep Peserta Didik yang disesuaikan dengan Badan Nasional
Standar Pendidikan (BNSP).
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Bacalah setiap pertanyaan/pertanyaan dengan teliti
2. Pilihlah satu jawaban dengan memberi tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan
pendapat anda.
*Ket: Dengan penilaian, 5 = Sangat menarik, 4 = menarik, 3 = cukup menarik, 2 =
tidak menarik, 1 = sangat tidak menarik.
3. Setelah memilih jawaban, jika ada komentar/saran untuk perbaikan tulislah pada
kolom yang telah di sediakan.
4. Sebelumnya peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan yang anda berikan.
Nama Peserta Didik : .............................................................
Nama Sekolah : .............................................................
Tanggal : .............................................................
Aspek
No Pertanyaan
Nilai
1 2 3 4 5
Materi
1. Informasi dalam LKPD memberikan
pengetahuan baru bagi saya
2. Tugas dalam LKPD membantu saya
dalam memahami materi
3. Percobaan di dalam LKPD membuat
belajar jadi lebih mandiri
4. Contoh penerapan materi dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Penyajian
5. LKPD memudahkan saya dalam belajar
6. Tampilan LKPD menarik
7. Isi LKPD tercetak jelas
8. LKPD berisi gambar-gambar pendukung
yang menarik
9. LKPD membuat keinginan belajar
bertambah
Scaffolding
(Bantuan)
10. Variasi konten bantuan-bantuan
(scaffolding) yang digunakan, menarik
11. Bantuan-bantuan (scaffolding) dalam
LKPD membantu saya memahami
konsep materi
Bahasa
12. Petunjuk penggunaan LKPD mudah
dipahami
13. Petunjuk tugas & praktikum mudah
dipahami
14. Istilah-istilah yang digunakan dalam
LKPD dapat dimengerti
15. Kalimat yang digunakan dalam LKPD
mudah dipahami
Komentar / Saran :
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
, 2018
Peserta Didik
.................................................
Hasil Validasi Ahli Materi
Aspek Penilaian Pernyataan Validator
Skor Rata-Rata Kriteria Seluruh Rata Per Aspek Persentase 1 2 3
Kualitas Isi
1 5 5 4 14 4.666666667
128 4.740740741 88.27586207
2 5 5 5 15 5
3 5 4 5 14 4.666666667
4 5 5 5 15 5
5 5 5 4 14 4.666666667
6 5 5 5 15 5
7 4 4 5 13 4.333333333
8 5 4 5 14 4.666666667
9 4 5 5 14 4.666666667
Penyajian
10 4 4 4 12 4
69 4.6 92
11 4 5 5 14 4.666666667
12 5 5 5 15 5
13 5 5 5 15 5
14 4 5 4 13 4.333333333
Bahasa
15 5 5 5 15 5
71 4.733333333 94.66666667
16 5 4 5 14 4.666666667
17 4 4 5 13 4.333333333
18 5 4 5 14 4.666666667
19 5 5 5 15 5
Jumlah 90 90 94 268 89.33333333 274.9425287
Rata-rata 4.736842 4.736842 4.947368 91.64750958
Kriteria
Interpretasi
Sangat Layak
V1 Widya Wati, M.Pd
V2 Sodikin, M.Pd
V3 Heppy Komikesari, M.Si
Hasil Validasi Ahli Media
Aspek Penilaian Pernyataan Validator Σ
Skor
Rata-Rata
Kriteria
Σ
Seluruh Rata Per Aspek Persentase
1 2 3
Tampilan
1 5 4 4 13 4.333333333
90 4.285714286 85.71428571
2 4 4 4 12 4
3 4 5 5 14 4.666666667
4 5 5 4 14 4.666666667
5 4 4 4 12 4
6 4 4 4 12 4
7 4 4 5 13 4.333333333
Konsistensi 8 4 5 4 13 4.333333333 26 4.333333333 86.66666667
9 4 5 4 13 4.333333333
Penggunaan Huruf 10 4 5 4 13 4.333333333
54 4.5 90 11 4 5 4 13 4.333333333
12 4 5 5 14 4.666666667
13 4 5 5 14 4.666666667
Kriteria Fisik 14 4 5 5 14 4.666666667
41 4.555555556 91.11111111 15 4 5 4 13 4.333333333
16 5 4 5 14 4.666666667
Jumlah
68 76 73 211 70.33333333 211 70.33333333 353.4920635
Rata-rata 4.25 4.75 4.5625 88.37301587
Kriteria Interpretasi Sangat Layak
V1 Dr. Agus Jatmiko, M.Pd
V2 Indra Gunawan, M.T
V3 Rahma Diani, M.Pd
Hasil Respon Pendidik
Aspek Penilaian Pernyataan P1 P2 ∑ skor
Total
Per-aspek
∑ Per
Aspek
Rata Per
Aspek
Persentase
(%)
Kriteria
Interpretasi
Materi
1 4 4 8
62 62 4.428571429 88.57142857 Sangat Menarik
2 4 4 8
3 5 3 8
4 5 5 10
5 5 4 9
6 5 4 9
7 5 5 10
Penyajian
8 5 5 10
65 65 4.642857143 92.85714286 Sangat Menarik
9 5 5 10
10 5 5 10
11 4 5 9
12 5 4 9
13 4 4 8
14 4 5 9
Scaffolding
(Bantuan)
15 5 4 9
36 36 4.5 90 Sangat Menarik 16 5 3 8
17 5 4 9
18 5 5 10
Bahasa
19 5 4 9
38 38 4.75 95 Sangat Menarik 20 5 4 9
21 5 5 10
22 5 5 10
Jumlah Skor 105 96 201 201 18.32142857 366.4285714
Rata-Rata 4.772727 4.363636 9.136363636 50.25 4.580357143 91.61% Sangat Menarik
P1 Ngudiasih
P2 Muhammad Abdullah
Hasil Uji Kelompok Kecil
NO NAMA RESPONDEN
SKOR PERNYATAAN
Materi Penyajian Scaffolding (Bantuan) Bahasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Adi Kusuma 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5
2 Flora Dita Desna Jaya 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 3
3 Ajeng Asih Pramitha 4 5 3 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5
4 Septiyana 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 5
5 Lia Rosmana Dewi 4 5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 5 4
6 Wahyu Gilang Ramadhan 4 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 4 4 5
7 Nanda Suki 5 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5
8 Nana Sepriyandi 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5
9 Riki Afriansyah 5 4 5 5 4 3 5 4 3 5 3 5 3 4 5
10 Khoirul Anwar 4 5 4 5 5 3 4 5 3 5 4 4 5 5 4
11 Sarnita 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5
12 Prayoga 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5
13 Wahyu Hidayat 3 4 5 3 5 4 5 5 4 5 2 4 5 5 4
14 Melisa Febri 4 3 5 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5
15 Priska Dewi 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 3
16 Alinda 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
Jumlah 69 68 69 73 72 67 70 66 69 71 69 71 71 69 73
Persentase 86.3 85.0 86.3 91.3 90.0 83.8 87.5 82.5 86.3 88.8 86.3 88.8 88.8 86.3 91.3
Persentase per aspek 87.2 86.0 87.5 88.8 Persentase Rata-Rata 87.4
Kriteria Interpretasi Sangat Menarik
SMPN 1 Abung Semuli
MTs Darul Fatah
Hasil Uji Lapangan
NO Nama Responden
SKOR PERNYATAAN
Materi Penyajian
Scaffolding
(Bantuan) Bahasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Salsa Putri Berlian 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
2 Sukma Cenda 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5
3 Rendi Gunawan 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5
4 Edo Kurniawan 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5
5 Sadiyah 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4
6 Slamet Rianto 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5
7 Vina Panduwita 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4
8 Suheni 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5
9 Emah 5 5 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4
10 Mita Anggraini 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
11 Slamet Romani 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4
12 Mimin 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5
13 Reynanti 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5
14 Ayu Fitria 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
15 Vita Agustin 4 5 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5
16 Jini Kesya Putri 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5
17 Yesi Alfiah 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5
18 Dewi Diana 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4
19 Sarim 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5
20 Hadi Nugraha 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4
21 M. Dimas Ramadhan 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5
22 Taufik Widharma 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5
23 Yoga Maulana 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5
24 Zunizar Mahendra 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 5
25 M. Aditya Mukti 1 3 2 4 4 4 5 3 5 4 3 4 3 5 4
26 M. Bagus Wardoyo 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
27 Ahmad Fikri Ansyah 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5
28 Ahmaf Maimun Rofiah 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5
29 Fajar Hidayat 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5
30 Arif Saputra 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
31 Della Artanti 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4
32 Ahmad Fikri 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5
33 Yoga Surya Buana 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5
34 JIhan Susan N 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5
35 Karina Indra Widyanti 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5
36 M. Abdulah Rahmat P 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5
37 Adi Irawan 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5
38 Fadli Wahyudi 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5
39 Dwi Putri Febriani 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
40 Syahdan Vouly Sil 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
41 Jevi Setia Wati 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4
42 Bayu Ahmad Fadhil 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5
43 Meisya Tia A 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
44 Feri Kurniawan 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
45 Ahmad Dwi Nuha 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5
46 Putri Ayu Kusumawati 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
47 Apriliana 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
48 Kurnia Damayanti 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4
49 Raihan Habibi 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5
Jumlah Nilai Per pernyataan 210 222 220 221 218 217 224 213 221 214 225 223 216 227 232
Persentase Per Pernyataan 85.7 90.6 89.8 90.2 89.0 88.6 91.4 86.9 90.2 87.3 91.8 91.0 88.2 92.7 94.7
Persentase Per Aspek 89.1 89.2 89.6 91.6
Persentase Rata-rata 89.9
Kriteria Interpretasi Sangat Menarik
MTs Darul Fatah
SMPN 1 Abung Semuli
KISI-KISI SOAL PEMAHAMAN KONSEP
LKPD BERBASIS SCAFFOLDING PADA MATERI KALOR
UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Pemahaman
Keterangan Soal Jawaban
3.4. 1
Menganalisis
konsep kalor.
1. Interpretasi
(interpreting)
Menafsirkan
kapasitas kalor
1) Sebuah benda dengan suhu normal jika diberi kalor maka suhu benda tersebut akan menjadi panas sesuai
dengan kalor yang diberikan. Hal ini membuktikan bahwa benda tersebut bisa menyerap kalor. Kemampuan
suatu benda dalam menyerap kalor untuk menaikkan suhunya disebut…..
A. Kekuatan kalor
B. Intensitas kalor
C. Kalor jenis
D. Kapasitas kalor
D
2. Mencontohkan
(exemplifying)
Memberi contoh
perhitungan kalor
jenis
2) Sebuah wadah terbuat dari logam yang memiliki kalor jenis 350 J/kg °C. Jika massa wadah adalah 500 gram,
maka kapasitas kalornya adalah….. J/°C
A. 175
B. 517
C. 715
D. 157
A
3. Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengklasifikasikan
faktor kalor jenis
3) Perhatikan pernyataan berikut!
1. Massa benda
2. Ukuran benda
3. Jumlah kalor
4. Perubahan suhu
Dari pernyataan di atas, merupakan faktor yang memengaruhi kalor jenis adalah…
A. 1 dan 4 C. 2, 3, dan 4
B. 2 dan 3 D. 1, 3, dan 4
D
4. Inferensi (inferring) Menarik inferensi
kapasitas kalor
4) Satuan dari kapasitas kalor adalah ….(J/oC). ada sebuah tembaga memiliki nilai 5,0 (J/
oC). maka kapasitas
kalor tembaga tersebut adalah….
A. 5,0 C. (A dan B benar)
B. 0 D. tidak ada
A
5. Membandingkan
(comparing)
Membandingkan
besar kalor jenis
5) Sebuah benda yang lebih berat akan lebih lama berubah suhunya saat diberi kalor, jika dibangkan dengan
benda yang berukuran lebih kecil. (kalor yang diberikan sama besar).Hal ini disebabkan………
A. Karena semakin besar benda maka semakin kecil kalor jenis yang diperlukan untuk merubah suhunya
B. Karena kapasitas kalor benda kecil lebih kecil dari benda besar.
C. Karena semakin besar benda maka semakin besar kalor jenis yang diperlukan untuk merubah suhunya
D. Semua benar
C
3.4. 3
Menjelaskan
perbedaan benda
konduktor dan
isolator.
1. Menjelaskan
(explaining)
Menjelaskan benda
isolator
6) Berdasarkan jenis kemampuan menghantarkan panasnya, benda dapat dibedakan menjadi konduktor dan
isolator. Konduktor dapat menghantarkan panas dengan cepat. Sedangkan isolator adalah ……………..
A. Benda yang dapat mempercepat aliran panas
B. Benda yang kurang baik dalam menghantarkan panas
C. Benda yang mampu menghantarkan listrik
D. Semua salah
B
2. Mencontohkan
(exemplifying)
Memberi contoh
benda isolator
7) Yang termasuk isolator adalah…..
A. Kayu, besi, dan tembaga
B. Tembaga, kuningan, dan karet
C. Plastik, karet, dan kayu
D. Semua salah
C
3.4. 2
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap
perubahan suhu
benda.
1. Interpretasi
(interpreting)
Menafsirkan
definisi kalor
8) Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut ...
A. Kalori
B. Kalor
C. Radiasi
D. Konduksi
B
2. Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengklasifikasikan
peristiwa kalor dan
perubahannya
dalam kehidupan
sehari-hari
9) Berikut Ini pernyataan yang benar, kecuali……
A. Kalor mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
B. Suatu benda jika diberi kalor akan mengalami perubahan suhu dan wujud zat
C. Semakin besar perubahan suhu, massa benda, dan kalor jenis suatu benda maka akan semakin besar
jumlah kalor benda tersebut
D. Semua salah
D
3. Inferensi (inferring) Menarik inferensi
tentang kalor dan
perubahannya
10) Perhatikan tabel berikut!
Zat Titik
Lebur
Normal
(oC)
Titik
Didih
Normal
(oC)
Tembaga 1 083 1 187
Air 0 100
Oksigen 219 -182
Dari tabel di atas, dapat dibandingkan titik didih dan titik lebur pada benda yang berbeda, yaitu….
A. Semakin padat benda, maka semakin besar titik didihnya
B. Semakin padat benda, semakin mudah dibekukan
C. Tembaga paling mudah untuk dileburkan
D. Titik didih oksigen lebih besar dari 0
A
4. Membandingkan
(comparing)
Membandingkan
titik didih dan titik
lebur benda
11) Perhatikan tabel berikut!
Zat Titik
Lebur
Normal
(oC)
Titik
Didih
Normal
(oC)
Tembaga 1 083 1 187
Air 0 100
Oksigen 219 -182
Dari tabel di atas, dapat dibandingkan titik didih pada medium yang berbeda, yaitu….
A. Titik didih air lebih besar dibandingkan titik didih tembaga
B. Tembaga memiliki titik didih dan titik lebur paling tinggi.
C. Oksigen adalah yang paling cepat panas jika diberi kalor
D. Semua benar
B
5. Menjelaskan
(explaining)
Menjelaskan
pengaruh suhu
terhadap perubahan
kalor
12) Kalor akan mengalir dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah, artinya kalor dipengaruhi oleh …..
A. Kuat arus
B. Elastisitas benda
C. Perubahan suhu benda
D. Tingkat kepadatan benda
C
3.4. 4
Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konduksi,
konveksi, dan
radiasi.
1. Interpretasi
(interpreting)
Menafsirkan
perpindahan kalor
13) Perpindahan tanpa disertai dengan perpindahan partikel bendanya adalah salah satu cara perpindahan kalor,
cara perpindahan tersebut adalah….
A. Konduksi C. Konduktor
B. Radiasi D.Konveksi
A
2. Mencontohkan
(exemplifying)
Memberi contoh
perpindahan kalor
14) Berikut adalah bukan contoh peristiwa radiasi, kecuali….
A. Pangkal sendok akan terasa panas jika ujungnya dipanaskan
B. Udara panas dalam rumah bertukar dengan udara segar dari luar rumah
C. Tangan kita terasa panas apabila didekatkan dengan api unggun
D. Semua benar
C
3. Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengklasifikasikan
perpindahan kalor
berdasarkan
peristiwa
15) Peristiwa-peristiwa berikut berkaitan dengan proses perpindahan kalor:
I. Besi yang dibakar salah satu ujungnya, beberapa saat kemudian ujung yang lain terasa panas.
II. Terjadinya angin darat dan angin laut.
III. Sinar matahari sampai ke bumi
IV. Api unggun pada jarak 3 meter terasa panas
V. Asap sisa pembakaran bergerak melalui cerobong dapur
VI. Air yang direbus, bagian bawah mengalir ke atas.
VII. Gelas kaca diisi air panas, bagin luar gelas ikut terasa panas.
VIII.Pakaian yang lembab disetrika menjadi kering
Dari peristiwa di atas, manakah yang termasuk perpindahan kalor secara konduksi?
A. I dan III C. III dan VIII
B. I dan VIII D. II dan VIII
B
16) Berikut beberapa pernyataan.
I. Ukuran benda
II. Elastisitas benda
III. Kecepatan
IV. Jenis benda
Yang merupakan faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor adalah…
A. I dan IV c. I dan III
B. II dan III d. II dan IV
A
4. Inferensi (inferring) Menarik
kesimpulan pada
perpindahan kalor
17) Konduksi, koveksi, dan radiasi dalam konsep kalor dan perubahannya membuktikan bahwa….
A. Kalor selalu membutuhkan medium untuk berpindah
B. Kalor tidak bisa berpindah
C. Hal tersebut tidak berhubungan dengan kalor
D. Kalor dapat mengalami perpindahan baik melalui medium tertentu maupun tidak
D
5. Membandingkan
(comparing)
Membandingkan
ciri masing-masing
perpindahan kalor
18) Perhatikan data berikut!
1. Tidak memerlukan medium untuk berpindah
2. Biasanya melalui media benda padat
3. Memiliki perbedaan massa jenis
4. Harus bersentuhan
Berdasarkan data tersebut, terdapat perbedaan ciri perpindahan kalor yaitu….
A. 1 dan 4 konduksi, 2 dan 3 konveksi
B. 1 radiasi, 2 dan 4 konduksi
C. 3 konveksi, 1 dan 4 radiaasi
D. 1 dan 2, konduksi, 3 dan 4 konveksi
B
6. Menjelaskan
(explaining)
Menjelaskan
macam
perpindahan kalor
19) Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu konduksi, koveksi, dan radiasi. Yang dimaksud
koveksi adalah………
A. Perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel benda tersebut
B. Perpindahan panas ketika panas berpindah bersama dengan partikel perantaranya
C. Perpindahan panas tanpa menggunakan zat perantara
D. Semua salah
B
3.4. 5
Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap
perubahan wujud
benda.
1. Mencontohkan
(exemplifying)
Mencontohkan
peristiwa
perubahan kalor
pada benda
20) Jika es balok dicampur dengan air panas yang cukup, maka es akan mencair. Hal ini terjadi karena……
A. Es balok dan air panas sama-sama melepas kalor
B. Es balok dan air panas menerima kalor
C. Es balok melepas kalor dan air panas menerima kalor
D. Es balok menerima kalor dan air panas melepas kalor
D
2. Interpretasi
(interpreting)
Memahami
perubahan wujud
cair menjadi gas
21) Perubahan wujud benda gas menjadi cair disebut mengembun, maka perubahan benda cair menjadi gas
disebut…..
A. Dekomposi
B. Meleleh
C. Menguap
D. Melebur
C
3. Inferensi (inferring) Menarik inferensi
tentang kalor dan
perubahannya
22) Minyak wangi cair tercium harum saat tertumpah dilantai. Hal ini menunjukan pengaruh kalor yang merubah
benda cair menjadi….
A. Gas C. Es
B. Padat D. Embun
A
3.4. 6
Mendeskripsikan
perbedaan kalor
yang diserap dan
kalor yang
dilepas.
1. Inferensi (inferring)
menentukan kalor
serap
23) Jika es bersuhu -10 oC dicampurkan dengan air bersuhu 40
oC akan membuat es mencair dalam beberapa
selang waktu, maka zat yang memiliki kalor serap adalah…..
A. Es dengan suhu -10 oC
B. Es dengan suhu 40 oC
C. Air dengan suhu 40 oC
D. Semua Benar
A
2. Interpretasi
(interpreting)
Mendefinisikan
kalor lepas
24) Kalor yang berasal dari benda bersuhu tinggi dalam sebuah pencampuran disebut sebagai….
A. Kalor Laten
B. Kalor Lepas
C. Kalor Lebur
D. Kalor Serap
B
3.4. 7
Menerapkan asas
Black dalam
peristiwa
pertukaran kalor
1. Interpretasi
(interpreting)
Menafsirkan asas
black
25) Hukum termodinamika yang berbunyi, “ jika 2 benda berbeda suhu kemudian dicampurkan, benda yang panas
akan memberi kalor pada benda yang dingin hingga suhu keduanya setara” disebut……
A. Hukum Pascal C. Asas Black
B. Hukum Boyle D.Hukum Newton
C
2. Mencontohkan
(exemplifying)
Memberikan
contoh perhitungan
jumlah kalor
26) Panas sebesar 12 KJ diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30oC. Jika
kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/groC, maka suhu akhir logam adalah sebesar….
A. 37,51 oC
B. 35,71 oC
C. 31,75 oC
D. 31,57 oC
B
3. Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengklasifikasikan
alat rumah tangga
yang menggunakan
konsep kalor dan
perubahannya
27) Perhatikan data berikut!
1. Termos
2. Kulkas
3. Panci masak
4. Seterika listrik
Dari peralatan di atas, yang memanfaatkan dan menerapkan konsep kalor adalah…..
A. 1 dan 2 C. 2 dan 4
B. 1 dan 4 D. Semua benar
D
4. Inferensi (inferring) Menyimpulkan
konsep dari contoh
peristiwa radiasi
28) Pada siang hari yang terik, akan membuat pengendara mobil non AC merasa sangat kegerahan/kepanasan.
Dalam kaitannya pada konsep kalor, hal ini terjadi karena…
A. Kalor pada matahari memancar ke arah mobil C. Karena AC mobil tidak ada atau rusak
B. Karena pengendara sedang terburu-buru D. Pengendara tidak menikmati
A
5. Membandingkan
(comparing)
Membandingkan
seterika
konvensional dan
elektrik sebagai
aplikasi dari konsep
kalor dan
perubahannya
29) Perhatikan tabel berikut!
Seterika Arang Seterika Listrik
Panasnya tidak
tahan lama
Pemanas dari listrik
Kurang efisien Lebih praktis
Tidak bergantung
dengan listrik
Sedikit lebih mahal
Murah Lebih mudah
penggunaan nya
Perawatan mudah Panasnya tahan
lama
Dari tabel di atas, didapati…..
A. Seterika Arang memiliki 3 kelebihan dan tidak memiliki kelemahan
B. Seterika Listrik memiliki 3 kelebihan dan tidak memiliki kelemahan
C. Sama-sama memiliki 3 kelebihan dan 2 kekurangan
D. Semua tidak memiliki kelebihan
C
6. Menjelaskan
(explaining)
Menjelaskan
konsep kalor pada
termos
30) Berikut adalah bagian-bagian termos beserta fungsinya….
A. Membuat lapisan perak pada kaca bagian dalam, agar tidak ada radiasi ke luar termos.
B. Dinding kaca dari bahan isolator untuk mencegah proses konduksi
C. Ruang hampa di antara 2 dinding kaca, agar tidak ada konveksi yang terjadi.
D. Semua benar
D
DOKUMENTASI
Pra Penelitian MTs Darul Fatah Campang Tiga, Kab. Lampung Selatan
Pra Penelitian SMPN 1 Abung Semuli, Lampung Utara
Penelitian MTs Darul Fatah Campang Tiga, Kab. Lampung Selatan
Penelitian SMPN 1 Abung Semuli, Lampung Utara