pengembangan lembar kegiatan siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis...

24
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA Rahayu Setyaningrum PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected] ) Suryanti PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IV-C SDN Kebraon II/437 Surabaya. Hal tersebut terjadi sebab guru kurang menguasai penggunaan LKS yang sebenarnya dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS dalam pembelajaran, keterlaksanaan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik, mengetahui hasil belajar siswa, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Four-D Model yang terdiri dari empat tahap yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Namun dalam pengembangan ini hanya diterapkan tiga model yaitu define, Design, dan Develop karena menyesuaikan dengan kebutuhan dari peneliti. Pada tahap define, dilakukananalisis kondisi yang ada di lapangan yang disesuaikan dengan perumusan tujuan. Tahap design, peneliti menyusun tes, memilih format dan menyusun rancangan awal LKS. Tahap develop, rancangan LKS ditelaah oleh ahli materi, dilakukan uji validasi LKS, dilakukan uji coba terbatas pada subjek penelitian yaitu pada kelompok terbatas dan kelas sesungguhnya siswa kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya, dan diperoleh produk akhir penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik validasi, observasi dan tes hasil belajar. Persentase aktivitas guru untuk validator 1 sebesar 90% , validator 2 sebesar 82,5% dan rata-rata dari kedua validator memperoleh 85,83%. Kelayakan LKS dari ketiga validator sebesar 92%, 96%, 80% dan rata-rata persentase kelayakan LKS sebesar 89,33%. Pada observasi pendekatan saintifik siswa dari kedua validator amsing-masing memperoleh 83,5% dan 82,61% dengan rata-rata persentase sebesar 83,03%. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memiliki kriteri sangat valid untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: Lembar Kegiatan Siswa, Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis Abstract The background of this study was the low rate of utilization of Student Learning Sheet in elemetary school, especially for science subject for the fourth grade in C classroom of SDN Kebraoin II/437 Surabaya. It emerged since the teacher did not comprehend how to use student learning sheet during the learning process. This study using scientific-approach-based 2153

Upload: alim-sumarno

Post on 07-Jul-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Rahayu Setyaningrum

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Rahayu SetyaningrumPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])

SuryantiPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

AbstrakLatar belakang penelitian ini adalah rendahnya penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IV-C SDN Kebraon II/437 Surabaya. Hal tersebut terjadi sebab guru kurang menguasai penggunaan LKS yang sebenarnya dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS dalam pembelajaran, keterlaksanaan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik, mengetahui hasil belajar siswa, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Four-D Model yang terdiri dari empat tahap yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Namun dalam pengembangan ini hanya diterapkan tiga model yaitu define, Design, dan Develop karena menyesuaikan dengan kebutuhan dari peneliti. Pada tahap define, dilakukananalisis kondisi yang ada di lapangan yang disesuaikan dengan perumusan tujuan. Tahap design, peneliti menyusun tes, memilih format dan menyusun rancangan awal LKS. Tahap develop, rancangan LKS ditelaah oleh ahli materi, dilakukan uji validasi LKS, dilakukan uji coba terbatas pada subjek penelitian yaitu pada kelompok terbatas dan kelas sesungguhnya siswa kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya, dan diperoleh produk akhir penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik validasi, observasi dan tes hasil belajar. Persentase aktivitas guru untuk validator 1 sebesar 90% , validator 2 sebesar 82,5% dan rata-rata dari kedua validator memperoleh 85,83%. Kelayakan LKS dari ketiga validator sebesar 92%, 96%, 80% dan rata-rata persentase kelayakan LKS sebesar 89,33%. Pada observasi pendekatan saintifik siswa dari kedua validator amsing-masing memperoleh 83,5% dan 82,61% dengan rata-rata persentase sebesar 83,03%. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memiliki kriteri sangat valid untuk digunakan dalam proses pembelajaran.Kata Kunci: Lembar Kegiatan Siswa, Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis

AbstractThe background of this study was the low rate of utilization of Student Learning Sheet in elemetary school, especially for science subject for the fourth grade in C classroom of SDN Kebraoin II/437 Surabaya. It emerged since the teacher did not comprehend how to use student learning sheet during the learning process. This study using scientific-approach-based student learning sheet was aimed to describe the effectiveness of the utilization of student learning sheet in the learning process, the establishment of implementing scientific-approach-based student learning sheet, to describe students’ learning results, and to describe students’ critical thinking ability. This research is a developmental research using Four-D Model developing model which consists of four stages; they are Define, Design, Develop, and Disseminate. Nonetheless, in this current research, only three stages were employed; they are Define, Design, dan Develop, since it is adjusted to the needs of the research. In Define Stage, field condition analysis is managed adjusted to the objectives. In Design Stage, the reseacrher created tests, selected the format and arranged the initial form of the student learning sheet. In Develop Stage, the initial forn of student learning sheet was reviewed by material expert, validation test toward student learning sheet was carried out, limited-try-out-test was administered toward the research subjects; to the group limited and the class real of the fourth graders of SDN Kebraon II/437 Surabaya, and the final research product was established. The data collection techinque uesd are validation technique, observations, and learning result tests. The percentages of teacher’s activity for validator 1 and validator 2 are 90% and 82.5%, respectively; while the mean score of both validators is 85.83%. The appropriateness rate of those three validators reach out 92%, 96%, and 80%, respectively; while the mean score of appropriateness rate reaches out 89.33%. Based on the observations, students’ scientific approach from both validators reach out 83.5% and 82.61%, respectively; while the mean score is

2153

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

83.03%. It can be concluded that the developing of student learning sheet can improve students’ learning result and it is considered highly valid to be used during learning process Key Terms:Student Learning Sheet, Learning Result, critical thinking ability

PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang

pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah.

Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.Oleh sebab itu peserta didik harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan yang ada di dalam pikirannya agar benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan mengemukakan dengan ide-ide yang dimilikinya.

Untuk pembelajaran IPA ini membutuhkan lembar kegiatan siswa yang dapat membantu siswa untuk belajar memahami materi IPA yang sudah ada dan telah diringkas agar siswa lebih tertarik dan mempunyai kemauan untuk mempelajarinya.Lembar Kegiatan Siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.Selain itu, LKS juga berperan membantu guru dalam mengarahkan siswa untuk menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri.Dengan adanya LKS diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide-ide baru dan kreatif baik perorangan maupun kelompok untuk mampu berpikir kritis dan menjalin kerjasama yang baik dengan sesama anggota kelompok.

Dalam kurikulum 2013 ini mengandung lima esensi, yaitu pembelajaran tematik, pembelajaran kontekstual,

pendekatan saintifik dan penilaian autentik. Berkaitan dengan salah satu esensi kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik terdapat aktivitas sains yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Mengacu pada kurikulum 2013 tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan Lembar Kegiatan Siswa yang berisi tentang rangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan pendekatan saintifik sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Di dalam kurikulum 2013 ini terdapat dua buah buku yakni buku siswa dan buku guru.Dalam buku guru terdapat langkah-langkah pembelajaran yang telah dicantumkan guna untuk mempermudah guru pada saat melakukan pengajaran kepada siswa. Selain itu, dalam buku siswa terdapat materi dan pertanyan-pertanyaan/soal yang bisa dipelajari oleh siswa dan harus bisa diselesaikan oleh siswa .Dalam buku siswa tersebut terdapat lembar kegiatan siswa yang wajib dikerjakan oleh setiap siswa.Namun, dalam lembar kegiatan siswa tersebut masih belum memenuhi standart esensi yang harus dicapai dalam kurikulum 2013 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya.

Dalam kurikulum 2013 ini siswa juga dintuntut untuk mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.Dalam buku siswa tersebut sangat dituntut untuk siswa mengetahui sendiri dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung.Siswa diberikan masalah dan agar mencari tahu sendiri jawaban dari permasalahan tersebut.Oleh sebab itu, kemampuan berpikir ini harus dikembangkan kepada siswa sejak dini. Dengan berpikir kritis, siswa akan termotivasi dan selalu ingin tahu dengan setiap permasalahan dan berusaha untuk menemukan jawaban dari setiap permasalahan yang diberikan. Siwa yang mampu berpikir kritis akan terdorong menjadi siswa yang lebih mandiri dalam menghadapi setiap permasalahan yang diberikan. Selain itu, siswa akan selalu ingin tahu dengan jawaban dari setiap masalah.

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

siswa dalam menemukan konsep.Menggunakan LKS dari penerbit tertentu

menyebabkan siswa kurang mampu untuk berpikir kritis sehingga hasil belajar yang diperoleh dari setiap proses pembelajaran kurang maksimal. Hal tersebut diketahui dengan adanya nilai yang diperoleh siswa yang kurang memenuhi standart penilaian pengetahuan. Penilaian tersebut diberikan guru kepada siswa berdasarkan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung setiap harinya. Pada kurikulum 2013 ini, seorang guru setiap hari harus menilai aktivitas siswa dalam lembar portofolio dengan melihat beberapa aspek yang telah ditentukan. Penilaian tersebut diberikan guru kepada siswa berdasarkan penilaian pengetahuan siswa setiap proses pembelajaran yang mempunyai penilaian minimum 2,67.

Lembar Kegiatan Siswa yang digunakan di SD sebaiknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada pembelajaran saintifik ini, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) harus berisi tentang kemampuan untuk mengamati, mencoba, membuat jawaban sementara/hipotesis.Bahan ajar yang terdapat pada LKS sebaiknya terdiri atas enam unsur utama yang meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

Tujuan dari pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ini adalah untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik, keterlaksanaan LKS dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan berpikir kritis siswa dalam menghadapi masalah dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan tujuan tersebut, peneliti mengharapkan agar pengembangan lembar kegiatan siswa yang telah disusun dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu berpikir kritis disetiap siswa menghadapi suatu permasalahan.

METODEDalam penelitian pengembangan ini menggunakan

model pengembangan Four-D Model (Model 4-D).Model pengembangan perangkat ini seperti yang disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S, Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974) (dalam Wahyuni, 2012:22). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu sebagai berikut:a. Tahap Pendefinisian (define)

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari

batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok yaitu:1) Analisis ujung depan

Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam melakukan analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai alternatif pengembangan perangkat pembelajaran, teori belajar, tantangan dan tuntutan masa depan.Dari analisis ini akan diperoleh gambaran fakta, harapan dan alternative penyelesaian masalah dasar untuk memudahkan dalam penentuan pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi yang ada di lapangan(sekolah) unuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan tuntutan yang membutuhkan adanya pengembangan LKS.

2) Analisis siswaAnalisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi kemampuan atau keterampilan, latar belalang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Hal tersebut karena, proses pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik yang ingin diketahui yaitu kemampuan akademik, individu, kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, pengalaman belajar siswa, Analisis siswa dapat diketahui berdasarkan riwayat belajar siswa dan nilai-nilai siswa yang dimiliki oleh guru.

3) Analisis tugasAnalisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran.Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Analisis tugas ini dapat diketahui kompetensi inti, kompetensi dasar dan gambaran materi yang akan digunakan acuan dalam pengembangan bahan ajar.

4) Analisis konsepAnalisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Peneliti akan menganalisis materi dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan dan menyusunnya kembali secara sistematis. Hasil dari análisis konsep barupa konsep materi yang digunakan dalam pengembangan vahan ajar.

5) Perumusan tujuan pembelajaran

2155

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

Dalam perumusan tujuan pembelajaran ditentuikan indikator-indikator pencapaian tujuan atau hasil belajar dengan mengembangkan kompetensidasar yang ada.Untuk selanjutnya, indikator yang telah terbentuk dijadikan acuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran.Hal ini dilakukan untuk membatasi peneliti agar tidak menyimpang dari tujuan awal.

b. Tahap Perancangan (design)Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.Pada tahap pertama yaitu penyusunan tes.Tes tersebut disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus.Tes tersebut digunakan sebagai suatu alat untuk mengukur terjadinya perubahan tingkat laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar.Pada tahap ini seorang peneliti menyusun tes hasil belajar kognitif dan pendekatan saintifik.

c. Untuk tahap selajutnya yaitu pemilihan format. Format yang dipilih adalah memenuhi kriteria memudahkan dan membantu siswa dalam pembelajaran. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan media atau alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penggunaan LKS berbasis pedekatan saintifik.

d. Tahap Pengembangan (develop)Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasakan masukan dari pakar. Tahap pertama dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan LKS berbasis pendekatan saintifik kepada pakar atau ahli materi IPA. Selanjutnya tahap kedua adalah peneliti akan memperbaiki LKS berbasis pendekatan saintifik sesuai dengan saran pakar atau ahli materi, dan yang ketiga adalag uji validasi oleh pakar atau ahli materi di bidang IPA pada LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah dibuat untuk menguji kevalidan LKS yang dikembangkan tersebut. Kemudian peneliti akan melakukan revisi kedua untuk memperbaiki LKS jika masih terdapat kekurangan berdasarkan masukan atau saran dari validator yang selanjutnya digunakan sebagai uji coba terbatas.

e. Uji coba terbatas dilakukan dua kali terhadap siswa skala kecil dan skala yang lebih besar dengan kelas yang sesungguhnya. Uji coba terbatas pada skala terbatas atau yang disebut dengan simulasi, yaitu suatu kegiatan mengoperasionalkan rencana pembelajaran. Hasil dari tahap uji coba skala kecil dan skala yang lebih besar pada kelas yang sesungguhnya dijadikan sebagai dasar revisi produk. Pada saat uji coba terbatas maka siswa diberikan evaluasi hasil belajar berupa tes kognitif baik sebelum

atau sesuda menggunakan produk yang dikembangkan yaitu berupa LKS berbasis pendekatan saintifik.

f. Tahap Penyebaran (dessiminate)Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas.Pada implementasi ini dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan perangkat yang telah dikembangkan.1. Validasi Produk

Validasi produk dilakukan untuk menilai apakah rancangan LKS berbasis pendekatan saintifik serta rancangan pelaksanaan pembelajaran sebagai produk pendukung sudah efektif atau belum.Validasi dilakukan oleh pakar atau ahli yang disesuaikan dengan IPA.Dalam tahap ini, para ahli menilai berdasrkan pemikiran rasional, fakta lapangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu kriteria isi, kriteria penyajian, kriteria kebahasaan dan kriteria kesesuaian LKS dengan pendekatan saintifik.

2. Revisi ProdukPeneliti melakukan revisi produk setelah

adanya validasi produk yang dilakukan oleh pakar atau ahli dalam bidang IPA.Revisi ini memperbaiki produk dari segi keterbacaan maupun sistematikanya berdasarkan masukan dari pakar atau ahli.

3. Uji Coba ProdukPeneliti akan melakukan uji coba produk

setelah divalidasi dan revisi produk. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar.Setelah disimulasikan, maka dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas.Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode mengajar yang lama atau sebelumnya.Pengujian uji coba produk dapat dilakukan dengan eksperimen yaitu membandingkan efektivitas metode mengajar lama dengan yang baru.Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian model eksperimen pertama dan kedua dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1a dan 3.1b berikut:

X

Bagan 3.2a.Desain eksperimen (before-after). O₁ nilai sebelum

O₁ O₂

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

treatment dan O₂ nilai sesudah treatment

Berdasarkan gambar 3.2a tersebut dapat diberikan penjelasan bahwa eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil observasi O₁ dan O₂.O₁ adalah nilai berpikir kritis dan hasil belajar sebelum diajar dengan metode mengajar baru, sedangkan O₂ adalah nilai berpikir kritis dan hasil belajar siswa setelah diajar dengan metode mengajar baru. Efektivitas metode mengajar baru diukur dengan cara membandingkan antara nilai O₂ dengan O₁. Bila nilai O₂ lebih besar daripada O₁ maka metode mengajar tersebut efektif.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya yang berjumlah 145 siswa. Sampel penelitian ini adalah 5 siswa dari kelas lain sebagai kelompok terbatas yang melakukan uji coba produk terhadap penggunaan LKS yang dikembangkan. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sehingga setiap individu populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Dalam menentukan besar atau banyaknya sampel di atas harus mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan peneliti, keadaan subjek, maupun risiko yang ditanggung. Dengan demikian uji coba produk yang terdiri dari beberapa tahap membutuhkan subjek uji coba yang berbeda-beda diantaranya yaitu:a) Para ahlib) Kelompok terbatas yaitu 5 siswa kelas IVB

yang terdiri dari perempuan dan laki-laki secara heterogen sebagai uji coba terbatas skala kecil.

c) Kelas sesungguhnya yaitu seluruh siswa kelas IVC yaitu 35 siswa sebagai uji coba terbatas dalam skala yang lebih luas.

Teknik Pengumpulan Data1. Validasi

Teknik validasi ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan isi, penyajian, kebahasaan dan kesesuaian dengan pendekatan saintifik terhadap LKS yang dikembangkan.Tujuan validasi ini untuk melihat keefektivan dari penggunaan LKS yang telah dikembangkan.Validasi ini juga dilakukan guna untuk mengetahui keterlaksanaan dari penggunaan LKS di sekolah dasar dan mengetahui hasil belajar siswa.Keterampilan berpikir kritis siswa juga dikatikan dengan

pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.

2. ObservasiPeneliti mengobservasi tentang apa yang ingin

diketahui sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung yaitu efektivitas penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik dan keterlaksanaan penggunaan LKS. Pengamatan ini akan dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu guru kelas dan teman sejawat. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti dengan melihat langsung kondisi pembelajaran yang ada di kelas.Pengamatan dilakukan langsung oleh oleh kedua pengamat tersebut di SDN Kebraon II Surabaya.

3. Tes Peneliti memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dikembangkannya LKS berbasis pendekatan saintifik.Tes yang diberikan berupa tes hasil belajar kognitif dari muatan materi pemanfaatan sumber daya alam.Tes ini dikerjakan oleh siswa secara individu sebelum dan sesudah penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik.

Instrumen Penelitian1. Lembar Validasi

Lembar yang digunakan untuk menentukan efektivitas dari suatu produk yang dikembangkan yaitu LKS berbasis pendekatan saintifik.Lembar ini berisi 4 kriteria utama yaitu kriteria isi, penyajian, kebahasaan, dan kesesuaian LKS dengan pendekatan saintifik.Validasi ini dilakukan oleh 2ahli

2. Lembar ObservasiLembar observasi ini dijadikan observasi peneliti untuk mengetahui keefektivitasan dan keterlaksanaan pembelajaran yang akan mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik. Lembar observasi ini disajikan dalam bentuk tabel yang akan digunakan untuk mengetahui keefektivitasan, keterlaksanaan dan hasil belajar dari penggunaan lembar kegiatan siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik dan keterampilan berpikir kiritis. Selain itu, pada lembar observasi terdapat beberapa aspek yang harus diamati oleh peneliti.

3. Lembar TesLembar tes ini terdiri atas tes hasil belajar kognitif siswa dan lembar tes hasil keterampilan berfikir kritis.Lembar tes ini berupa tes tulis yang berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi.Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

2157

Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

lembar tes berupa soal pilihan ganda dan isian dengan pedoman penilaian yang sudah ditentukan.

Teknik Analisis Data1. Analisis Data Hasil Validasi

.Data yang diperoleh dari hasil penilaian para ahli dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan persentase.Persentase diperoleh dengan membandingkan jumlah skor hasil pengumpulan data dari seluruh penelaah atau validator yang terdiri dari 2 ahli materi.

Tabel 1. Skala Penilaian ValidatorNilai Skala Penialian

5 Sangat Baik4 Baik3 Sedang2 Kurang Baik1 Tidak Baik

(diadaptasi dari Riduwan, 2010)Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh persentase sebagi berikut:

P (%) = fN

x 100%

Keterangan:P = Persentase frekuensi kejadian yang munculf = Banyaknya aktivitas guru/siswa yang munculN = Jumlah aktivitas keseluruhan

Persentase akan diiterpretasikan ke dalam kriteria yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Kriteria Persentase Penilaian Hasil Observasi

Nilai Skala Penialain0%-20% Tidak Baik21%-40% Kurang Baik41%-60% Cukup Baik61%-80% Baik81%-100% Sangat Baik

(diadaptasi dari Riduwan, 2010)2. Analisis Data Tes

Rumus yang digunakan dalam perhitungan nilai dari tes hasil belajar yaitu sebagai berikut:

Nilai = Jumla hskoryangdiperole h

Jumla h skormaksimal x 100

Berdasarkan nilai tes hasil belajar yang diperoleh, maka ketuntasan belajar siswa dapat dikatakan tuntas apabila telah memperoleh nilai ≥ 80.Dengan demikian, standar ketuntasan siswa dilihat dari kriteria ketuntaan minimum (KKM) yang ditetapkan dalam penelitian ini sebesar 80.

3. Analisis Data Tes Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir KritisAnalisis dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan berpikir kritis siswa secara klasikal setelah menggunakan pendekatan saintifik. Adapun nilai rata-rata hasil belajar dan berpikir kritis dapat dihitung dengan

M = Σ XN

Keterangan:M : Nilai rata-rata (mean)𝚺X : Jumlah nilai seluruh siswaN : Jumlah siswa

(Sudjana, 2005)Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis digunakan rumus sebagai berikut:

P = Σ siswa yang tuntasbelajar

Σ SIswa x 100%

Dengan kriteria tingkat ketuntasan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Kriteria Tingkat Persentase KetuntasanBatasan Kategori>80% Sangat tinggi60%-79% Tinggi40%-49% Sedang20%-30% Rendah<20% Sangat rendah

(Aqib, 2008: 41)4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar dan

Kemampuan Berpikir KritisPeningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus sebagai berikut:

N-Gain = Spost−SpreSmax−Spre

Keterangan:Spost : Skor post testSpre : Skor PretestSmax : Skor maksimal ideal

Gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa seperti tabel berikut.

Tabel 4 Kriteria Tingkat Gain yang DinormalisasiBatasan KategoriGain > 0,7 Tinggi

Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

0,3 ≤ Gain ≤ 0,7 SedangGain < 0,3 Rendah

(David Meltzer, 2002)5. Analisis Sensitivitas

Sensitivitas digunakan untuk mengetahui pengaruh/efektifitas pembelajaran. Sensitivitas butir soal (S) dihitung dengan menggunakan rumus yang disarankan oleh Norman E. Gronlund yaitu:

S =

R A−RB

T=PA−PB

Keterangan : S = Sensitivitas butir soalRA = Jumlah siswa yang menjawab benar

pada uji akhirRB = Jumlah siswa yang menjawab benar

pada uji awalT = Jumlah semua siswa yang menjawab

butir-butir soal pada waktu tesPA = proporsi jawaban benar uji akhir

PB = proporsi jawaban benar uji awal

(Gronlund, 1982: 105)Nilai sensitivitas menunjukkan kepekaaan suatu butir soal mengukur efek pengajaran (Gronlund, 1982: 105). Menurut Gronlund, indeks sensitivitas (kepekaan) butir soal berada diantara 0.00 dan 1.00. Semakin besar positif nilai S untuk suatu butir tes, maka semakin sensitif butir tes tersebut terhadap pengajaran (Gronlund, 1982: 105). Butir soal yang memiliki sensitivitas ≥ 0,30 memiliki kepekaan yang cukup terhadap efek-efek pembelajaran (Aiken, 1997: 69).

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian “Pengembangan Lembar Kegiatan

Siswa untuk Meningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya” akan diuraikan sesuai dengan prosedur penelitian yang menggunakan model pengembangan Four-D Model (Model 4-D). Data hasil penelitian disesuaikan dengan tahapan yang ada pada model pengembangan Four-D Model, tetapi hanya sampai 3 tahap yaitu tahap define, tahap design, dan tahap develop tanpa melakukan tahap disseminate yang menyesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian.1. Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap pendefinisian ini menganalisis kondisi yang ada di lapangan yaitu pada kelas IVC SDN Kebraon II/437 Surabaya. Dalam pendefinisian ini diperoleh hasil penelitian berdasarkan 5 langkah pokok yang

terdiri dari analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan. Adapun hasilnya akan diuraikan pada masing-masing langkah, yaitu sebagai berikut ini:a. Analisis Ujung Depan

Kurikulum yang digunakan akan dijadikan pedoman di kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya yaitu Kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ada beberapa mata pelajaran yang disatukan dengan mata pelajaran lain sehingga menjadi sebuah pembelajaran tematik. Dalam analisis selanjutnya akan dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi diambil disesuaikan dengan pembelajaran pada subtema tersebut. Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, pendidikan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan yang dibutuhkan oleh siswa. Sejalan dengan teori tersebut, pembelajaran IPA lebih menekankan pada pembelajaran langsung agar lebih memahami alam sekitar.

b. Analisis SiswaSampel dalam penelitian ini yaitu 5 siswa yang

ditentukan secara acak dari kelas IVB SDN Kebraon II/437 Surabaya. Adapun 5 siswa tersebut terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan yaitu Bilqis Tirtakayana, Nandya Eka Sari, Yosse Ananta, Aldo Yardan Pratama, dan Tiar Taufiqur.Usia siswa kelas IV berkisar 9-10 tahun. Kedewasaan siswa secara keseluruhan masih sangat kurang dan masih labil dalam menentukan keputusan. Hal ini dapat diketahui dari ketika mereka sedang berdiskusi bersama kelompok yang saling egois. belum bisa menerima pendapat dari teman, dan masih belum bisa bekerja sama dengan kelompok secara maksimal. Selain itu, kemampuan akademik setiap siswa baik siswa yang sebagai sampel maupun populasi masing-masing siswa berbeda karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Oleh sebab itu, siswa kelas IV masih sangat membutuhkan motivasi-motivasi baik dari guru maupun orang tua yang dapat membantu siswa dalam proses belajar dan untuk perkembangan anak.

Pengalaman setiap siswa sangat mempengaruhi perkembangan motorik siswa. Memberikan pengalaman kepada siswa harus disertai dengan contoh berdasarkan dari teori kognitif siswa di usia 7-11 tahun yang berada pada tahap operasional konkrit. Tahap operasional konkrit merupakan menggunakan aturan logika. Pengetahuan awal

2159

Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

siswa diketahui dengan memberikan pertanyaan terhadap siswa maupun hasil belajar yang telah dilakukan oleh guru kelas sesuai dengan materi yang dikembangkan.

c. Analisis TugasKegiatan yang dilakukan pada analisis tugas

yaitu analisis isi dengan merinci isi materi ajar dalam garis besar dengan menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar dan gambaran dari materi yang akan dijadikan acuan dalam pengembangan LKS. Adapun analisis yang dilakukan yaitu seagai berikut:Kompetensi Inti :1. Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang berakhlak mulia

Kompetensi Dasar :3.7 Mendeskripsikan hubungan antara sumber

daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4.6 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakatLangkah selanjutnya yaitu analisis prosedural

yaitu dengan menganalsiis kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dan dengan disertai dengan metode pembelajaran ceramah, demosntrasi, diskusi, penugasan dan pengamatan. Dalam pembelajaran ada 3 kegiatan yaitu kegiatan awal/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Selanjutnya, analisis proses informasi yaitu analisis ini mempunyai tujuan untuk mendefinisikan tugas yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada setiap pertemuannya. Pada pertemuan ini membahas tentang

pemanfaatan sumber daya alam dengan menggunakan teknologi yang tepat.

d. Analisis KonsepDalam kegiatan analisis konsep dilakukan

identifikasi konsep-konsep yang akan diajarkan tentang sumber daya alam. Selanjutnya, disusun secara sistematis sehingga membentuk suatu peta konsep. Adapun peta konsep dari materi sumber daya alam sebagai berikut:

berasal dari

diambil dengan

pemanfaatan

memengaruhi

e. Perumusan TujuanLangkah yang terakhir yaitu perumusan tujuan

pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan indikator keberhasilan dari pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran yang terbentuk sesuai dengan tujuan pembelajaran yang menggunakan LKS yang akan dikembangkan. Berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, selanjutnya dikembangkan menjadi indikator dan tujuaan pembelajaran.

2. Tahap Design (Rancangan)Tahap perancangan yaitu tahapan yang

menghasilkan perangkat pembelajaran dan rancangan awal dari LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan. Perangkat pembelajaran yang harus dibuat terdiri dari silabus, RPP, dan buku siswa.

Sumber daya alam

Hewan, tumbuhan, dan

mineral

Penggunaan teknologi yang tepat

Pemanfaatan sumber daya alam

Pelestarian lingkungan

Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Dalam tahap perancangan ini terdapat 3 langkah yang akan diuraikan sebagai berikut:a. Penyusunan Tes

Penyusunan tes dilakukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dibuat. Hal ini dilakukan karena tes dijadikan sebagai alat ukur ketercapaian siswa dalam memahami materi dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tes berupa tes kognitif dan kemampuan berpikir kritis.

Tahap awal dalam penyusunan tes yaitu membuat kisi-kisi soal. Tes kognitif dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal pilihan ganda yaitu 15 soal. Skor pada soal pilihan ganda ini yaitu 5 untuk setiap soalnya. Pada tes kemampuan berpikir kritis dibuat berdasarkan aspek kemampuan berpikir kritis yang akan dikembangkan. Tes kemampuan berpikir kritis dibuat dalam bentuk soal esai. Pedoman penilaiannya yaitu jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimum dikali seratus. Pemberian tes kognitif dan tes kemampuan berpikir kritis dilakukan dua kali yaitu sebelum dan sesudah penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik sehingga dapat diketahui apakah LKS berbasis pendekatan saintifik mampu meningkatan hasil belajar siswa atau tidak.

b. Pemilihan FormatPemilihan format untuk menentukan format

dari LKS berbasis pendekatan saintifik yang dibuat dengan desain LKS bagian-bagian LKS, kerangka LKS, penentuan tata letaknya, dan memikirkan hal-hal yang bisa membuat LKS bisa lebih menarik untuk dipelajari siswa. Setelah format LKS berbasis pendekatan saintifik selanjutnya peneliti mengembangkan dan menyusun rancangan awal dari LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam”.

c. Rancangan AwalBerdasarkan format yang telah dibuat,

selanjutnya yang dilakukan adalah mendesain LKS berbasis pendekatan saintifik. Mendesain LKS dimulai dari membuat cover dan daftar isi. LKS berbasis pendekatan saintifik merupakan LKS “Bagaimana kertas dapat dimanfatkan kembali?”

Pada LKS disusun dengan kerangka judul LKS, kolom nama kelompok, materi, tujuan, masalah, hipotesis, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan, data pengamatan, jawaban

masalah dan kesimpulan. LKS berbasis pendekatan saintifik ini disusun sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya yang dimulai dari kriteria isi, kriteria penyajian, kriteria kebahasaan, dan kriteria LKS dengan pendekatan saintifik yang dibuat dengan penuh warna (full colour) dengan tujuan untuk menarik dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.

3. Tahap Develop (Pengembangan)Tahap pengembangan adalah tahap terakhir dalam

proses penelitian ini. Dalam tahap ini, produk yang akan dihasilkan dari penelitian adalah LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” yang akan diuji kevalidannya dan diuji cobakan sehingga nantinya akan dihasilkan produk akhir yang maksimal dengan empat kali perbaikan atau revisi. Tahapan-tahapan dalam tahap pengembangan yaitu telaah oleh ahli materi, revisi I, uji validasi, revisi II, uji coba terbatas pada kelompok terbatas, revisi III, uji coba pada kelas sesungguhnya dan revisi IV yang akan menghasilkan produk akhir.a. Telaah LKS oleh Ahli Materi

LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan SUmber Daya Alam” yang dihasilkan sebagai rancangan awal dan yang selanjutnya ditelaah oleh materi di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini bertujuan untuk menguji isi dan keterbacaan LKS sebelum dilakukan uji kevalidan LKS. LKS ini ditelaah oleh 1 orang ahli di bidang IPA yaitu Farida Istianah, M.Pd (Dosen PGSD Unesa). Telaah dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Saran atau masukan yang diberikan oleh ahli materi bisa dilihat pada Tabel 4.2.

b. Revisi I LKSSetelah LKS ditelaah oleh ahli materi di

bidang IPA, selanjutnya peneliti memperbaiki LKS berdasarkan saran atau masukan yang diberikan oleh ahli materi. Perbaikan yang dilakukan akan menghasilkan LKS berbasis pendekatan saintifik draft 2 yang akan diuji kevalidannya. Adapun perbaikan yang dilakukan untuk memperbaiki LKS draft 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5 Revisi I LKSLKS Saran atau Masukan PerbaikanLKS Berbasis Pendekatan

Seharusnya langkah kerja pada LKS tidak perlu dituliskan

Memperbaiki langkah kerja sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis dalam melakukan

2161

Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

Saintifik

percobaan

Tidak ada tempat untuk menuliskan jawaban masalah

Memperbaiki dengan memberi tempat jawaban masalah yang diberikan siswa

c. Uji Validasi LKSDalam tahapan uji validasi mempunyai tujuan

untuk mengetahui kevalidan dari LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini, LKS draft 2 yang merupakan rancangan LKS berdasarkan saran atau masukan dari ahli materi selanjutnya divalidasi oleh ahli dosen Unesa yaitu Farida Istianah (Dosen PGSD Unesa) serta guru kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya yang dijadikan sebagai tempat uji coba terbatas yaitu Ika Sari Nuridah, S.Pd. SD dan teman sejawat dari jurusan PGSD yang bernama Kurnia Darmawanti

Dari data perhitungan uji validasi oleh tiga pengamat, maka diperoleh rata-rata persentase dari tiga pengamat sebesar 89,33%. Persentase rata-rata kelayakan LKS diperoleh dari setiap aspek yang divalidasi dengan menjumlahkan persentase kelayakan dibagi dengan jumlah keseluruhan aspek yang divalidasi dikali dengan 100%. Dengan demikian maka, pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik dilihat dari uji validasi LKS kepada siswa menunjukkan persentase sebesar 89,33% dengan LKS sangat valid untuk kegiatan pembelajaran.

d. Revisi II LKSSetelah LKS divalidasi oleh ketiga validator,

selanjutnya peneliti memperbaiki LKS berdasarkan saran atau masukan yang diberikan oleh validator. Perbaikan dilakukan untuk memperbaiki LKS yang masih terdapat kekurangan agar dapat menghasilkan LKS berbasis pendekatan saintifik dan draft 3 yang akan digunakan untuk melakukan uji coba terbatas terhadap siswa. Adapun perbaikan yang dilakukan pada LKS draft 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6 Revisi II LKS

LKS PerbaikanLKS Berbasis Pendekatan

Saintifik

Memperbaiki kunci jawaban langkah kerja ke-4

Memperbaiki kunci jawaban dari data pengamatan pada hari ke-2

e. Uji Coba TerbatasTahap uji coba terbatas dilakukan untuk

mengetahui keterbatasan LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” yang dikembangkan dan keterlaksanaan pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran melalui observasi aktivitas guru dan aktivitas LKS yang berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, pengembangan LKS ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar pendekatan saintifik dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pelaksanaan uji coba terbatas dilakukan dua kali yaitu pada kelompok terbatas dan kelompok sesungguhnya dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam memahami isi LKS yang dikembangkan.1) Uji Coba pada Kelompok Terbatas

Uji coba terbatas dalam skala kecil yaitu uji coba LKS yang dilakukan pada siswa dalam kelompok terbatas. Hal ini diujikan untuk mengetahui keterbacaan LKS yang telah dikembangkan melalui tahap revisi II dalam bentuk draft 3. Pada kelompok terbatas terdiri dari 5 siswa. Setiap siswa mendapatkan LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” dan melakukan kegiatan sesuai dengan LKS secara berkelompok. Setiap kelompok ada yang beranggotakan 2 orang adan 3 orang.

Dalam hal ini, peneliti hanya berperan sebagai fasilitator dan mengarahkan siswa ketika mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan maupun dalam memahami kata-kata yang terdapat pada lembar LKS tersebut. Kesulitan dari siswa tersebut yang akan dijadikan bahan perbaikan LKS sebelum LKS

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

digunakan oleh siswa pada kelas sesungguhnya.

2) Revisi III LKSSetelah dilakukan uji coba terbatas skala

kecil pada kelompok terbatas, maka diperoleh perbaikan yang didasarkan pada kesulitan yang dialami oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Melalui perbaikan atau revisi III ini akan menghasilkan LKS berbasis pendekatan saintifik dalam draft 4. LKS draft 4 ini yang akan digunakan dalam uji coba terbatas pada kelas sesungguhnya. Kesulitan siswa dan perbaikan LKS akan diuraikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 7. Revisi III LKSLKS Kesulitan Siswa Perbaikan

LKS

Kebingungan memahami maksud dari masalah pada kata “tidak dapat dipakai”

Mengganti kata tidak dapat dipakai dengan tidak dapat dimanfaatkan kembali

Kebingungan melaksanakan langkah kerja karena tidak ada perintah “memberikan tepung kanji pada hari ke-“

Memberikan petunjuk langkah kerja memberi tepung kanji pada hari ke3

3) Uji Coba Terbatas pada kelompok sesungguhnya

Pelaksanaan uji coba kelompok sesungguhnya yaitu dengan skala yang luas dengan memberikan LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” pada draft 4. Uji coba terbatas pada kelas sesungguhnya yaitu pada siswa 35 siswa kelas IVC SDN Kebraon II/437 Surabaya. Selama pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas pendekatan saintifik serta pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa. Pengamatan tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini:a) Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Dari data observasi aktivitas guru di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada 11 kegiatan guru yang sangat menonjol dari keseluruhan 24 kegiatan guru yang ditentukan oleh peneliti dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh dua orang pengamat. Dari 11 kegiatan tersebut antara

lain memberikan apersepsi, memotivasi belajar siswa, memberikan reward dan punishment, membentuk kelompok dengan cara berhitung urut, menentukan nama kelompok, membagikan LKS berbasis pendekatan saintifik, mengatur diskusi siswa, membimbing siswa menyajikan data hasil percobaan, menyimpulkan hasil perrcobaan, merespon partisipasi aktif siswa, dan membahas LKS secara keseluruhan. Sedangkan untuk kegiatan yang kurang mendapatkan respon positif dari pengamat antara lain membantu setiap kelompok untuk melakukan transisi, membimbing siswa dalam kelompok untuk menyusun alat dan bahan, dan memberi penghargaan kepada kelompok yang dinilai sebagai kelompok terbaik. Perolehan skor dari dua pengamat untuk aktivitas guru yang menonjol sebesar 4,67 dan aktivitas guru yang kurang menonjol sebesar 4.

Dari data di atas, maka diperoleh persentase dari dua pengamat sebesar 85,83%. Persentase diperoleh dari banyaknya akivitas guru/siswa yang muncul dibagi dengan jumlah aktivitas keseluruhan dikali dengan 100%. Dengan demikian maka, keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dilihat dari aktivitas guru pada saat mengajar menunjukkan persentase sebesar 85,83% dengan kriteria guru sangat baik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b) Data Hasil Observasi Aktivitas siswaDari data observasi aktivitas siswa di

atas, dapat kita simpulkan bahwa ada 3 kegiatan siswa yang sangat menonjol dan 2 kegiatan siswa yang kurang menonjol dari keseluruhan 12 kegiatan siswa yang ditentukan oleh peneliti dan pelaksanaannya dilakukan oleh dua orang pengamat. Kegiatan siswa yang sangat menonjol pada saat menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik antara lain merumuskan masalah berdasarkan kondisi yang ada, aktif bertanya jika kurang memahami penjelasan guru, dan melakukan pengamatan sesuai dengan percobaan. Kegiatan siswa yang kurang menonjol dari data di atas adalah menganalisis data dan menyiapkan buku

2163

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

kelengkapan belajar. Perolehan skor rata-rata dari 3 kegiatan siswa yang menonjol oleh dua orang pengamat masing-masing sebesar 4,28, 4,18, 4,18. Kemudian perolehan skor untuk 2 kegiatan siswa yang kurang menonjol sebesar 3,94 dan 3,89.

Dari data di atas maka diperoleh persentase rata-rata dari dua pengamat sebesar 83,03%. Rata-rata keseluruhan diperoleh dari perjumlahan rata-rata dibagi dengan jumlah keseluruhan aspek yang diamati. Perolehan persentase diperoleh dari skor aktivitas siswa yang muncul/menonjol dibagi dengan jumlah skor aktivitas keseluruhan. Dengan demikian maka, aktivitas siswa saat menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik memperoleh persentase sebesar 83,08% dengan kriteria sangat baik.

c) Data Tes Siswa(1) Data Tes Hasil Belajar

Pengukuran hasil belajar kognitif dilakukan dengan pemberian tes atau lembar penilaian. Soal tes terdiri dari 15 soal pilihan ganda sesuai dengan aspek pendekatan saintifik yang dikembangkan oleh peneliti. Pemberian soal dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran (pre test) dan setelah pembelajaran (post test).

Jumlah keseluruhan siswa di kelas IV-C adalah 35 siswa. Pada saat pre test siswa yang mengikuti pre test berjumlah 35 siswa (hadir semua). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes hasil belajar kognitif pada pre test yaitu terdapat 29 siswa yang nilainya ≥ 70 dan dinyatakan tuntas dan 6 siswa yang tidak tuntas. Persentase dari siswa yang tuntas yaitu sebesar 80,79%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 17,1%. Nilai rata-rata kelas yang dihasilkan dari pre test yaitu 80,79.

Hasil tes kognitif pada post test terdapat 32 siswa yang nilainya ≥ 70 dan dinyatakan tuntas dan 3 siswa yang tidak tuntas. Persentase dari siswa yang tuntas yaitu 83,03%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas yaitu 16,97%. Nilai rata-rata kelas yang dihasilkan dari post test sebesar 88,07.

(2) Data Tes Kemampuan Berpikir KritisJumlah siswa seluruhnya adalah 35

anak, tetapi pada saat pre test siswa yang hadir sejumlah 33 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes hasil belajar kemampuan berpikir kritis pada pre test yaitu terdapat 12 siswa yang nilainya ≥ 70 dan dinyatakan tuntas dan 21 siswa yang tidak tuntas. Persentase dari siswa yang tuntas yaitu sebesar 62,11%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 37,89%. Nilai rata-rata kelas yang dihasilkan dari pre test yaitu 65,88.

Hasil tes kemampuan berpikir kritis pada post test terdapat 29 siswa yang nilainya ≥ 70 dan dinyatakan tuntas dan 4 siswa yang tidak tuntas. Persentase dari siswa yang tuntas yaitu 83,92%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas yaitu 16,08%. Nilai rata-rata kelas yang dihasilkan dari post test sebesar 89.

4) Revisi IV LKS (Produk Akhir)Setelah dilakukan uji coba terbatas,

LKS berbasis pendekatan saintifik kembali diperbaiki sehingga menghasilkan LKS draft 5 yang menjadi produk akhir dari penelitian. Adapun yang diperbaiki pada revisi IV yaitu susunan halaman LKS, menyesuaikan daftar isi dengan halaman pada LKS dan menambahkan kata pengantar setelah lembar cover. Dengan demikian penelitian pengembangan lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan saintifik telah selesai dengan tersusunnya LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” sebagai produk akhir dari penelitian ini.

Pembahasan Hasil PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan mengembangkan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik. pada bidang studi IPA kelas IV Sekolah Dasar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis. LKS yang dikembangkan dapat dikatakan layak digunakan dan berhasil ketika LKS memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria valid jika kevalidan LKS memperoleh persentase ≥61%. LKS yang

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

dikembangkan dikatakan praktis dilihat dari keterlaksanaan penggunaan LKS di kelas memperoleh persentase ≥61% dengan kriteria baik. Selain itu, LKS dikatakan efektif pada saat proses pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dikaitkan dengan rumusan masalah dan tinjauan pustaka, maka peneliti membahas keberhasilan pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam”.

Kriteria LKS yang pertama yaitu valid. Kegiatan yang dilakukan dalam mengetahui valid yaitu dengan uji validasi LKS. LKS yang telah disusun oleh peneliti telah mendapatkan saran atau masukan dari ahli materi yang selanjutnya divalidasi/diuji kevalidannya oleh 2 validator yaitu guru SD dan teman sejawat. Saintik.

Validasi LKS dilakukan secara menyeluruh (LKS 1 sampai LKS 5) berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hasil uji validasi LKS dari ketiga validator menunjukkan kevalidan dari masing-masing kriteria. Validator 1 memvalidasi isi LKS sudah sangat valid dengan persentase kevalidan ≥ 81% yaitu sebesar 86,7%, sedangkan kriteria penyajian LKS valid dengan persentase kevalidan ≥ 61% yaitu sebesar 80%, dan sedangkan untuk kebahasaan dan kesesuaian dengan pendekatan saintifik dinyatakan sangat valid (81%-100%) yang masing-masing persentase kevalidannya yaitu sebesar 93,3% dan 92%. Validator 2 menyatakan sangat valid dengan persentase keseluruhan ≥ 81% yang masing-masing persentasenya yaitu 93,3%, 95% , 100%, 96%. Validator 3 menyatakan valid dengan persentase keseluruhan ≥ 61% yang masing-masing persentasenya yaitu sebesar 84%, 85%, 80% dan 80%.

Dapat kita ketahui bahwa rata-rata dari isi LKS dengan persentase kevalidan dari ketiga validator sebesar 88%. Sedangkan penyajian LKS sebesar 86,67%, kriteria kebahasaan LKS sebesar 91,1% dan kriteria kesesuaian LKS dengan pendekatan saintifik sebesar 89,3%. Dengan demikian LKS berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” yang dikembangkan dinyatakan valid dengan kriteria sangat valid dengan persentase rata-rata kevalidan secara keseluruhan yaitu 89,33%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LKS memenuhi kevalidan sehingga mampu menjadi panduan siswa yang digunakan sebagai kegiatan penyelidikan dari masalah.

Kriteria LKS yang kedua adalah praktis. Kepraktisan dari LKS dapat dilihat dari keterlaksanaan LKS pada saat pembelajaran. Dalam mengetahui keterlaksanaan LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan di kelas dapat dilakukan melalui pengamatan pada aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan

pendekatan saintifik selama menggunakan LKS berlangsung.

Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan oleh dua pengamat yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Pengamatan dilakukan disesuaikan dengan model pembelajaran pendekatan saintifik. Pada pembelajaran saintifik terdapat tiga kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Terdapat 24 aktivitas guru yang harus diamati oleh pengamat. Pada kegiatan awal terdapat 3 aktivitas guru yang diamati, kegiatan inti terdapat 17 aktivitas yang diamati, dan pada kegiatan penutup terdapat 4 aktivitas yang perlu diamati.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan diperoleh rata-rata persentase dari dua pengamat seperti pada tabel 4.6 diperoleh sebesar 90% dan 85,83%. Keterlaksanaan penggunaan LKS berdasarkan aktivitas guru dengan persentase sebesar 85,83% dan dikategorikan sangat baik karena ≥81%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dalam pembelajaran sudah praktis untuk digunakan.

Keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan aktivitas siswa melalui pendekatan saintifik dapat diperoleh rata-rata persentase sebesar 83,04%. Keterlaksanaan penggunaan LKS yang dikembangkan berdasarkan aktivitas pendekatan saintifik dengan persentase 83,04% dikategorikan sangat baik karena ≥ 81%. Hal tersebut menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan praktis untuk digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas guru dan aktivitas pendekatan saintifik maka diketahui keterlaksanaan penggunaan LKS yang dikembangkan memperoleh kriteria sangat baik. Hal itu menunjukkan bahwa LKS yang berbasis pendekatan saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” memenuhi kriteria praktis untuk digunakan dalam pembelajaran.

Kriteria LKS yang ketiga adalah efektif. Keefektifan LKS dapat ditunjukkan pada hasil belajar yang menggunakan LKS ini. Hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan tujuan utama dalam penelitian ini..

Standar ketuntasan siswa dapat dikatakan tuntas apabila telah memperoleh nilai ≥70. Ketuntasan hasil belajar kognitif pada pre test sebesar 80,79%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 17,1%. Kemudian untuk ketuntasan hasil belajar kognitif pada post test sebesar 83,03%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas yaitu 16,97%. Dengan demikian, ada peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif dengan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik sebesar 2,24% atau dikatakan terjadi penurunan ketidaktuntasan hasil belajar kognitif sebesar 0,13%. Peningkatan hasil

2165

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

belajar kognitif dapat dilihat pada diagram 4.1. Hal itu menunjukkan bahwa pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVC SDN Kebraon II/437 Surabaya karena dalam soal tes tersebut siswa diajak untuk mampu memahami dan menerapkan teori dari kehidupan sehari-hari dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan oleh peneliti. Peningkatan hasil belajar sesuai dengan pendapat Sudjana (2011), bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa.

Ketuntasan hasil belajar kemampuan berpikir kritis pada pre test sebesar 62,11%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 37,89%. Kemudian untuk ketuntasan hasil belajar kemampuan berpikir kritis pada post test sebesar 83,92%, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas yaitu 16,08%. Dengan demikian, ada peningkatan ketuntasan hasil belajar kemampuan berpikir kritis dengan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik sebesar 21,81% atau dikatakan terjadi penurunan ketidaktuntasan hasil belajar kognitif sebesar 16,08%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar terjadi karena materi yang disampaikan oleh guru telah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan oleh peniliti.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan dan pembahasan hasil penelitian maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik “Pemanfaatan Sumber Daya Alam” yang dikembangkan telah layak digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) semester 2 oleh siswa kelas IV SDN Kebraon II/437 Surabaya. Kelayakan LKS yang dikembangkan telah memenuhi 2 kriteria yaitu valid, praktis dan efektif.

LKS berbasis pendekatan saintifik telah dinyatakan valid oleh ahli berdasarkan hasil uji validasi. Kevalidan LKS berbasis pendekatan saintifik memperoleh kriteria sangat valid dengan persentase rata-rata dari ketiga validator sebesar 89,33%. LKS yang dikembangkan juga telah memenuhi kriteria praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas. Kepraktisan LKS dilihat dari keterlaksanaan penggunaan LKS berdasarkan aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan pendekatan saintifik yang menunjukkan kriteria sangat baik dengan persentase sebesar 83,04%. Keefektifan LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan dinyatakan sudah efektif

yang dilihat dari ketuntasan hasil belajar IPA siswa dalam hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kritis. Persentase ketuntasan hasil belajar kognitif sebesar 83,03% dan ketuntasan hasil belajar kemampuan berpikir kritis sebesar 83,92%.

SaranBerdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, didapatkan masukan/pendapat sebagai berikut:1. Guru hendaknya berperan penuh dalam membimbing

siswa untuk melakukan kegiatan sesuai yang ada pada LKS sehingga aspek-aspek pendekatan saintifik yang diharapkan pada siswa bisa tercapai secara maksimal.

2. Guru hendaknya mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan baik dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan hal yang tidak diinginkan sehingga pembelajaran bisa terlaksana sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Pengadaan pre test dan post test sebaiknya dilakukan tidak bersamaan dengan pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik, melainkan pada hari lain sehingga dalam pembelajaran bisa d

4. Peneliti mengharapkan masukan dari pembaca guna untuk perbaikan penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Amri. Sofyan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Arends, Richard, I. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar (Edisi Ketujuh: Buku Dua). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Belawati, Tian, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka..

Dewi, Shinta. 2008. Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas.

Gronlund, E., Norman. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice Hall. http://akademik.nommensen-id.org. diakses tanggal 5 Februari 2015

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pengajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta

K. Filsaime, Dennis. 2007. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV SDN KEBRAON II/437 SURABAYA

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Meltzer, David. 2002. The Reletionship Between Mathematics Preparation an Conceptual Learning Gains In Physich: A Possible “Hidden Variable In Diagnostic Pretes Scores”. Lowa State University: Departement of Physich And Astronomy.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta DIVA Press.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Semiawan, Conny, dkk. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Pt Gramedia.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode PenelitianPendidikan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

2167