pengembangan kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan metode...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN
PEMANFAATAN TOPIK AIR MENGGUNAKAN METODE
BERMAIN PADA KELOMPOK A DI RA PERWANIDA 03
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SULAIMAH
NIM 11614052
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
2
3
4
5
MOTTO
Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah adab mereka.
(HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik)
Sumber: Kitab Jamius Shoghir
6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Suami saya almarhum Prasojo yang selama hidupnya selalu memberikan saya
motivasi dalam dunia pendidikan.
2. Anak-anak tercinta Prasiddha Janottama, Mauliddha Rachmi, Jubaiddha
Rachmawati yang selalu memberikan dukungan, keceriaan dan mendorong
saya agar selalu bangkit ketika saya dalam keadaan sulit.
3. Semua keluarga besar RA Perwanida 03 yang telah memberikan sarana
prasarana sebagai tempat penelitian.
4. Kepada teman-teman seperjuangan dan alumni PIAUD angkatan pertama yang
telah memberikan sumbangan ilmu, motivasi dan doa dalam penulisan skripsi
ini.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah “PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN
PEMANFAATAN TOPIK AIR MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PADA
KELOMPOK A DI RA PERWANIDA 03 KOTA SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/2019 “.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga.
4. Ibu Peni Susapti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara
ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya
8
9
ABSTRAK
Sulaimah, 2019. (Pengembangan Kemampuan Sains Dengan Pemanfaatan Topik
Air Menggunakan Metode Bermain Pada Kelompok A Di RA Perwanida 03 Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019).
Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, M.Si
Kata Kunci : Kemampuan, Sains, Topik Air, Bermain, Anak Usia Dini.
Kegiatan sains sangat diperlukan untuk anak usia dini karena anak belajar
untuk mengajukan pertanyaan, menggali, melakukan percobaan, menemukan dan
memperoleh keterampilan-keterampilan dalam memecahkan masalah. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air
menggunakan metode bermain pada Kelompok A Di RA Perwanida 03 Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian
adalah anak Kelompok A yang berjumlah 15 anak terdiri dari 5 anak laki-laki dan
10 anak perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi. Teknik
analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Indikator
keberhasilan yang ditetapkan yaitu jika minimal 80% dari 15 anak memiliki
kemampuan sains dengan kriteria baik. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan sains dengan pemanfaatan
topik air menggunakan pada anak meningkat setelah adanya tindakan melalui
metode bermain. Pada saat dilakukan observasi pra siklus, persentase kemampuan
sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain anak yang sudah
Berkembang Sangat Baik (BSB) sebesar 20%. Pada Siklus I kategori Berkembang
Sangat Baik (BSB) mengalami peningkatan 34%, yaitu 54%. Pada Siklus II
kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain
anak yang sudah Berkembang Sangat Baik (BSB) mengalami peningkatan 33%,
yaitu 87%. Dengan perolehan persentase tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
sains dengan pemanfaatan topik air pada anak Kelompok A dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB) telah mencapai indikator keberhasilan sebesar
87%.
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iii
DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ................................................................. iv
MOTTO ……………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii
ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x
DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 7
E. Hipotesis Tindakan…………………………………………... 9
F. Metode Penelitian .................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 19
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Sains Anak Usia Dini.......................................... 21
1. Pengertian Kemampuan Sains Anak Usia Dini…………… 21
2. Pengenalan Sains Untuk Anak Usia Dini ………………… 22
3. Tujuan dan Fungsi Sains Untuk Anak Usia Dini ………… 24
4. Tahap Kemampuan Sains untuk Anak Usia Dini………… 27
B. Metode Bermain dengan Pemanfaatan Topik Air ................... 29
1. Pengertian Bermain ........................................................... 29
2. Tahapan Perkembangan Bermain ...................................... 30
3. Pembatasan Fokus Kegiatan Sains dengan Pemanfaatan
Topik Air ........................................................................... 32
C. Penilaian/Kriteria Keberhasilan Kemampuan Sains ............... 33
D. Kerangka Berpikir ................................................................... 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian……………. 37
1. Profil Sekolah……………………………………………… 37
2. Visi, Misi dan Tujuan……………………………………… 37
3. Keadaan Siswa dan Guru………………………………….. 38
4. Struktur Organisasi………………………………………… 39
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I .............................. 39
1. Perencanaan Tindakan……………………………………… 40
2. Pelaksanaan Tindakan……………………………………… 40
12
3. Observasi…………………………………………………… 41
4. Refleksi……………………………………….. ................. 42
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II…………………… 43
1. Perencanaan Tindakan ........................................................ 43
2. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 43
3. Observasi ............................................................................ 44
4. Refleksi ............................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ................................................................ 46
1. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus…………………………. 46
2. Data Hasil Pengamatan Siklus I……………………………. 48
3. Data Hasil Pengamatan Siklus II…………………………… 50
B. Pembahasan ............................................................................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 57
B. Saran ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Kompetensi Dasar Permendikbud 2014 Program
Pengembangan dan Muatan Pembelajaran Kognitif
Kemampuan Sains ................................................................ 10
Tabel 1.2 Tabel Indikator Penilaian Kemampuan Sains Anak ……… . 22
Tabel 2.1 Penilaian Keberhasilan Kemampuan Sains dengan Kategori
Ceklis dan Hasil Karya ………. ............................................ 34
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A………………………….. 38
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Perwanida 03..…... ........................... 39
Tabel 4.1 Data Hasil Pengembangan Kemampuan Sains dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain
pada Anak Kelompok A Pra Siklus …………... ................... 47
Tabel 4.2 Data Hasil Pengembangan Kemampuan Sains dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain
pada Anak Kelompok A Siklus I ………………………… .. 49
Tabel 4.3 Data Hasil Pengembangan Kemampuan Sains dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain
pada Anak Kelompok A Siklus II ........................................ 51
Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Tingkat Keberhasilan Anak Siklus I
dan Siklus II …………………………………….. ................ 55
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Rancangan Penelitian PTK Kemmis dan Taggart ..... 12
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................... 36
Gambar 4.1 Perbandingan Pengembangan Kemampuan Sains Dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain
Pada Kelompok A di Ra Perwanida 03 Kota Salatiga
Pada Siklus I dan Siklus II ..................................................... 56
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 RPPH
Lampiran 6 Penilaian/Indikator Tiap Siklus yang Diamati
Lampiran 7 Lembar Observasi Anak dan Guru
Lampiran 8 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 9 SKK
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu jembatan untuk mewujudkan cita-cita
nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pun memberikan
bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk mencapai tingkat
kedewasaan, berkembangnya kemampuan untuk menciptakan kemandirian dan
kesejahteraan pada individu tersebut, supaya mampu mandiri dan menampilkan
individualitasnya sebagai manusia terdidik.
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak ia lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak, agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut pernyataan tersebut tertuang dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat 14 (Depdiknas, 2003).
Banyak anjuran dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kewajiban
menuntut ilmu diantaranya :
17
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan : “Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan“ (Q.S. Al Mujadalah :11).
Raudhatul Athfal adalah salah satu bentuk pendidikan formal untuk
anak usia pra sekolah yaitu 4-6 tahun. Raudhatul Athfal berperan dalam
menjembatani anak dari keluarga ke pendidikan di sekolah dasar. Tujuan
pendidikan di Raudhatul Athfal adalah untuk mengembangkan pembentukan
perilaku yang meliputi nilai agama moral dan sosial emosional serta
kemampuan dasar yang meliputi fisik motorik, kognitif, bahasa dan seni.
Pelaksanaan proses belajar mengajar di Raudhatul Athfal harus
disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pendidik harus dapat
menemukan dan mengembangkan media serta sumber belajar yang bermanfaat
untuk mendorong dan memudahkan anak untuk menemukan sendiri tentang
konsep dan proses yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang berada di
lingkungan alam sekitar anak. Menurut Nurbiana (2009:22) mengembangkan
kemampuan anak dalam mengungkapkan pernyataan pikiran, perasaan dan
keinginan anak perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan bagi anak
yaitu dengan cara bermain. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar pada anak usia
dini yaitu belajar sambil bermain, bermain seraya belajar
Perkembangan pendidikan tersebut harus terencana dan tetap
memperhatikan tingkat perkembangan anak. Penggunaan metode belajar
mengajar di Raudhatul Athfal disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan
18
kemampuan anak. Oleh karena itu seorang guru RA hendaknya memahami
perkembangan anak agar lebih mengetahui ciri khas serta dapat memilih bahan,
sumber belajar, metode yang tepat, sehingga guru dapat menciptakan
lingkungan belajar yang menarik dan bermakna dalam kegiatan anak sehari-
hari.
Lingkungan alam sekitar beserta seluruh isinya telah diciptakan oleh
Allah SWT yang mana diperuntukkan bagi kepentingan umat manusia, salah
satu manfaatnya adalah sebagai media yang sangat baik untuk mengajarkan
banyak hal kepada manusia, terutama bagi anak-anak usia dini, sebab dengan
menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar anak akan mudah melihat
dan mencerna apa yang akan diajarkan kepadanya. Sebagaimana Firman Allah
:
Artinya : “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang
ada diantara keduanya dengan bermain-main sekiranya Kami
hendak membuat sesuatu permainan, tentulah kami
membuatnya dari sisi Kami, jika Kami menghendaki berbuat
demikian (QS. Al Anbiyaa:16-17)”.
Lingkungan alam sekitar yang dikenal anak diantaranya yaitu air, udara,
api, tanaman, binatang, benda yang ada di langit, benda yang ada di bumi dan
lain sebagainya. Mengingat bahwa esensi tujuan pendidikan pada anak usia
19
dini diantaranya adalah membantu untuk memahami dan menyesuaikan diri
secara kreatif dengan lingkungannya.
Pada zaman modern sekarang ini, pembelajaran tentang alam dikenal
dengan pembelajaran sains. Dilihat dari sudut bahasa, sains atau science
(bahasa Inggris) berasal dari bahasa latin yaitu kata scientia artinya
pengetahuan. Sains merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang fenomena-
fenomena alam yang terjadi pada kehidupan manusia. Menurut Sund and
Corring (1993:37) merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar sains
kepada anak sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat
perkembangnnya. Pembelajaran sains sejak dini sangatlah baik untuk proses
kematangan berpikir anak. Dengan pembelajaran sains seorang anak akan
memiliki pola berpikir ilmiah pada otak kirinya sebab didalamnya anak akan
diajak untuk berfikir analitis, mengaitkan hubungan antara sebab dan akibat,
kemudian menarik sebuah kesimpulan dari hubungan tersebut.
Kegiatan sains sangat diperlukan untuk anak usia dini karena melalui
kegiatan sains anak belajar untuk mengobservasi pertanyaan, menggali ,
melakukan percobaan, memprediksi dan memperoleh keterampilan-
keterampilan dalam memecahkan masalah. Bekal kemampuan dan kreatifitas
yang tinggi akan mampu memfasilitasi dan menemukan cara-cara yang
produktif dalam mendongkrak pengenalan dan penguasaan sains pada anak
usia dini, kemampuan kreatif akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi
20
pembelajaran sains. Pengembangan kemampuan sains wajib diberikan kepada
anak usia dini, agar rasa ingin tahu anak dapat berkembang.
Banyak media dan topik dalam pembelajaran sains, diantaranya tentang
air, udara, api, cahaya, magnet, gravitasi bumi dan lain sebagainya. Dalam
skripsi ini peneliti akan memilih salah satu topik yaitu tentang air, yang pada
nantinya anak-anak akan mempelajari khususnya tentang sifat-sifat air. Anak
usia dini pada umumnya senang sekali bermain dengan air, ketika ia minum
adakalanya air ditiup-tiup dan dimainkan dengan sedotan, ketika anak-anak
mandi adakalanya air dimainkkan dengan dicampur sabun sehingga timbul
gelembung sabun yang disukai anak-anak, ketika air hujan turun tentunya kita
ingat di waktu kita masih anak-anak amatlah senang bermain air hujan salah
satunya yaitu dengan menengadahkan tangan kita dibawah air hujan lalu
mencicipi bagaimana rasa air hujan itu.
Berdasrkan uraian bermain air diatas, dapat mendorong perkembangan
kognitif anak dan mengarah kepada perkembangan sains. Menurut Suyanto
(2005:95) bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Guru
dapat mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai
pengalaman tentang air. Air sangatlah berperan penting bagi kita, karena dari
masa anak-anak sampai orang tua, pastinya kita tidak akan bisa hidup tanpa
air. Oleh sebab itu penulis memilih topik tentang air dalam penelitian skripsi
ini.
Di RA Perwanida 03 Kota Salatiga dalam mengembangkan kemampuan
sains terhadap anak didik masih belum maksimal, hal ini terlihat dari 15 anak
21
yang kemampuannya sudah berkembang sangat baik hanya 2 anak (13%),
berkembang sesuai harapan 3 anak (20%) dan yang lainnya atau sekitar 10 anak
(67%) baru mulai berkembang. Dengan keadaan yang demikian maka standar
tingkat pencapaian perkembangan anak masih jauh dari yang diharapkan. Ada
beberapa faktor yang menjadi permasalahan diantaranya yaitu kemampuan
anak didik tentang sains sebagian besar belum berkembang dikarenakan
kurangnya keterlibatan anak, rasa ingin tahu anak sangat kurang dalam
pembelajaran sains khususnya pada topik air (anak belum mengenal macam-
macam sifat air), anak merasa bosan dengan pembelajaran di kelas yang
monoton dikarenakan masih berpusat pada guru (hanya bercerita, hafalan dan
tanya jawab), anak kurang dapat menceritakan dan menjelaskan kegiatan yang
telah dilakukan dikarena kegiatan kurang menarik sehingga anak tidak ingat
materi pelajaran yang telah dilakukan, anak kurang dapat memecahkan
masalah sehari-hari dengan baik, guru belum memanfaatkan media yang ada
di lingkungan sekitar dikarena guru kebanyakan menggunakan media berupa
lembar kerja dalam bentuk buka.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa sangatlah penting anak usia dini
diberikan ilmu pengetahuan dalam mengembangan kemampuan sains sebagai
bekal dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya kelak, sehingga peneliti
perlu mengadakan penelitian dengan judul PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN SAINS DENGAN PEMANFAATAN TOPIK AIR
MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PADA KELOMPOK A DI RA
PERWANIDA 03 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
22
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu : “Apakah
dengan pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain dapat
mengembangkan kemampuan sains anak kelompok A di RA Perwanida 03
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini,
yaitu: “Untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan
topik air metode bermain dapat mengembangkan kemampuan sains anak
kelompok A di RA Perwanida 03 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu :
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif
dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan
profesional guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya
pengembangan kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air
menggunakan metode bermain pada anak usia dini khususnya
kelompok A.
23
c. Bagi guru RA, guru dapat menambah wawasan betapa pentingnya
memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat yaitu dengan metode bermain.
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif
dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk
anak didik.
2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu :
a. Bagi orang tua
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua anak didik
dapat meningkatkan kemampuan membimbing anak dalam upaya
pengembangan kemampuan sains dengan topik air melalui metode
bermain pada anak agar dapat dipahami oleh anak didik serta dapat
memotivasi belajar anak didik guna memasuki jenjang sekolah
selanjutnya.
b. Bagi guru
Guru adalah teladan dan hendaknya guru dapat menyampaikan
pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menumbuhkan rasa
ingin tahu anak sehingga dapat digunakan anak dalam kehidupan
sehari- hari dengan baik pula.
c. Bagi anak didik
Diharapkan dengan penelitian ini anak didik dapat menerima,
memahami serta dapat memotivasi anak dalam mengembangkan
24
kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air dengan baik dan
benar, sehingga anak lebih cerdas dan kreatif.
d. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau
pengetahuan baru tentang suatu pembelajaran dalam upaya
mengembangkan kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air
menggunakan metode bermain, untuk dapat diwujudkan dalam suatu
lembaga pendidikan sehingga pada nantinya akan berhasil membentuk
anak didik yang aktif, cerdas dan kreatif.
E. Hipotesis Tindakan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Hipotesis penelitian merupakan
anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya.
Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah:
“Pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain dapat
mengembangkan kemampuan sains anak pada kelompok A di RA
Perwanida 03 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 “.
2. Indikator Keberhasilan
Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap
guru memiliki pandangannya masing-masing sejalan dengan filsafatnya
(Arikunto, 1993: 105). Ketika mencapai ketuntasan hasil belajar melalui
25
beberapa siklus yang telah dijalani maka dapat dikatakan bahwa
peningkatan hasil belajar sudah berhasil dan pengamatan tersebut sudah
dapat diakhiri mengingat bahwa semua yang diperoleh dari ketuntasan
yang sudah melebihi tingkat pencapaian yaitu dengan nilai 85% ke atas
atau anak mencapai kriteria berkembang sangat baik (BSB), maka
dengan pencapaian ketuntasan tersebut dapat dikatakan sebagai hasil
belajar anak.
Tabel 1. 1 Indikator Kompetensi Dasar Permendikbud 2014 Program
Pengembangan dan Muatan Pembelajaran Kognitif Kemampuan Sains
Lingkup
Perkembangan Kompetensi yang Dicapai Muatan/Materi Pembelajaran
Kognitif 2.2 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
ingin tahu
Membiasakan eksploratif
Cara bertanya
Cara mendapatkan jawaban
2.3 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
kreatif
Memahami tentang kreatif
Membiasakan kerja secara kreatif
3.5 Mengetahui cara
memecahkan masalah
sehari-hari dan
berperilaku kreatif
4.5 Menyelesaikan masalah
sehari-hari secara
kreatif
Cara mengenali masalah
Cara mengetahui penyebab masalah
Cara mengatasi masalah
Menyelesaikan kegiatan dengan
berbagai cara untuk mengatasi
masasalah
3.8 Mengenal lingkungan
alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dan lain-lain)
4.8 Menyajikan berbagai
karya yang
berhubungan dengan
lingkungan alam
(hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dan lain-lain)
dalam bentuk gambar,
bercerita, bernyanyi
dan gerak tubuh
bermacan bentuk dan warna daun
dan bermacam akar
berkembang biak
(biji/stek/cangkok/beranak/membelah
diri/daun)
cara merawat tanaman
gejala alam (angin, hujan, cuaca,
siang-malam, mendung, siklus air,
dan sebagainya). Tanah, batu
sebab akibat kejadian dan lain
sebagainya
26
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam bahasa Inggris
sering disebut Classroom Action Research (Suharsimi Arikunto, 2006:
93). Kemmis dan McTaggrt (Mulyati, 2014: 47) menyatakan penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam
mengorganisasi sebuah kondisi dimana mereka dapat mempelajari
pengalaman dan membuat pengalaman mereka dapat diakses kepada
orang lain. Setiap siklus terdapat dilaksanakan melalui proses berdaur
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
refleksi.
Keempat tahapan dalam penelitian tndakan adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang
kembali ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah tahapan penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi
(Arikunto, 2007: 90). Model penelitian tindakan menurut model Spiral
Kemmis Mc Taggart (Suharsimi, 2007:93) adalah sebagai berikut ini:
27
Gambar 1.1. Model Rancangan Penelitian PTK Kemmis dan Taggart
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar siswa
pada level kelas. PTK juga berguna bagi guru untuk menguji suatu teori
pembelajaran, apakah sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi atau
tidak. Melalui PTK guru dapat memilih dan menerapkan teori atau strategi
pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi kelasnya. Hal ini perlu
disadari karena setiap proses pembelajaran biasanya dihadapkan pada
konteks tertentu yang bersifat khusus.
2. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelompok A RA
Perwanida 03 Salatiga pada tahun ajaran 2018/2019. Subyek penelitian
tindakan kelas ini adalah anak didik kelompok A yang berjumlah 15 anak
terdiri dari 5 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.
Keterangan:
Siklus I :
1. Perencanaan I
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi I
Siklus II
1. Perencanaan II
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi II
Gambar 3.1
Model Rancangan Penelitian PTK
28
3. Langkah–Langkah Penelitian
Menurut Arikunto (2007:58) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan
kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari :
a. Perencanaan (Planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
yang menerapkan metode bermain dengan pemanfaatan topik air
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam proses
pembelajaran
3) Menyiapkan lembar penugasan buatan peneliti sendiri, yang mana
hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan
dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
4) Memberi simulasi perbaikan
b. Tindakan (Action)
Merupakan pelaksanaan atau penerapan metode bermain dengan
pemanfaatan topik air dalam proses pembelajaran sains sesuai dengan
yang tertulis dalam RPPH pada tahap perencanaan.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran
diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan
umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa faktor yang telah
ditentukan penulis secara terlampir.
29
d. Analisis dan Refleksi (Reflecting)
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian,
tahap refleksi meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I
untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.
4. Teknik Pengumpulan Data
Ada sejumlah teknik pengumpulan data yang dapat digunakan,
akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena
itu, peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi yang
digunakan peneliti antara lain yaitu:
a. Metode Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran.
Menurut Sukardi (2009:78) menyatakan bahwa observasi akan lebih
efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta
alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami.
Dalam hal ini peneliti mengamati proses belajar dan keaktifan anak
didik selama proses pembelajaran berlangsung. Instrumen penselitian
yang diperlukan berupa lembar observasi.
30
Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk
mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu
anak didik diperintahkan maju bergantian bermain dengan media sains
yang sudah dipersiapkan sesuai dengan penjelasan guru.
b. Metode Dokumentasi
Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah
menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan
peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis,
dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Metode ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru,
keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
Instrumen penelitian dalam metode dokumentasi meliputi :
1) Foto kegiatan pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), yaitu
seperangkat rencana/skenario dalam pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar, dimana RPPH berisi
tentang rencana materi kegiatan, materi pembiasaan, pembukaan,
inti, penutup dan rencana evaluasi
3) Data siswa, guru dan profil sekolah
Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala
Sekolah dan guru pendamping kelompok A di RA Perwanida 03.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data
atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah
31
menerapkan pembelajaran sains dengan pemanfaatan topik air
menggunakan metode bermain.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2010: 84). Instrumen penelitian
digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pengumpulan data. Data yang
diambil dalam penelitian ini menggunakan checklist. Checklist atau daftar
cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek
yang diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tada atau tidak
adanya dengan tanda cek (v) tentang aspek yang diobservasi (Sanjaya:
2010: 93).
Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen kemampuan sains
dengan pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain
32
Tabel 1.2 Tabel Indikator Penilaian Kemampuan Sains Anak
NO INDIKATOR SKOR
BSB BSH MB BB
1 2.2 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap ingin tahu
2 2.3 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap kreatif
3 3.6 Mengetahui cara memecahkan
masalah sehari-hari dan
berperilaku kreatif
4 4.5 Menyelesaikan masalah sehari-
hari secara kreatif
5 3.8 Mengenal lingkungan alam
(hewan, tanaman, cuaca, tanah,
air, batu-batuan, dan lain-lain)
6 4.8 Menyajikan berbagai karya yang
berhubungan dengan lingkungan
alam (hewan, tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-batuan, dan lain-
lain) dalam bentuk gambar,
bercerita, bernyanyi dan gerak
tubuh
Sumber : Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. 3489 Tahun 2016 tentang
Kurikulum Raudhatul Athfal
Keterangan:
1. BSB = Berkembang Sangat Baik
2. BSH = Berkembang Sesuai Harapan
3. MB = Mulai Berkembang
4. BB = Belum Berkembang
6. Analisis Data
Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, maka langkah
selanjutnya dalam proses penelitian adalah menganalisis data. Teknik
analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan
secara lebih mendalam. Menurut Suwarsih Madya (2006: 75) analisis
data dalam penelitian tindakan diwakili oleh momen refleksi putaran
penelitian tindakan. Refleksi yang dilaksanakan oleh peneliti akan
33
memberikan wawasan bentuk otentik yang akan membantu menafsirkan
datanya.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif, yakni pengolahan data yang
dikumpulkan melalui observasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:
209) analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bahwa
tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan adanya peningkatan dan
perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan keadaan
sebelumnya. Untuk mengetahui presentase jumlah anak yang mencapai
indikator-indikator dalam penelitian ini, maka rumus yang digunakan
(Anas Sudijono, 1997: 146) sebagai berikut:
P = %100xN
F
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari
N = Jumlah responden (anak didik)
Setelah mendapatkan nilai dari rumus tersebut, langkah selanjutnya
adalah peneliti menentukan kriteria penilaian berdasarkan hasil
persentase. Kriteria berupa persentase kesesuaian dalam Suharsimi
Arikunto (Arifah, 2014: 55) yaitu sebagai berikut:
1. Kesesuaian kriteria (%) : 0-20 = sangat kurang
2. Kesesuaian kriteria (%) : 21-40 = kurang
34
3. Kesesuaian kriteria (%) : 41-60 = cukup
4. Kesesuaian kriteria (%) : 61-80 = baik
5. Kesesuaian kriteria (%) : 81-100 = sangat baik
G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang
rinciannya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Metode Penelitian, Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian,
Langkah-langkah Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kemampuan Sains untuk Anak
B. Pengertian Metode Bermain dengan Pemanfaatan Topik
Air
C. Penilaian/Kriteria Keberhasilan Kemampuan Sains
D. Kerangka Berpikir
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian yang mendeskripsikan:
A. Profil RA Perwanida 03 Kota Salatiga
B. Pelaksanaan Siklus I
C. Pelaksaan Siklus II
35
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
2. Deskripsi Siklus I
3. Deskripsi Siklus II
B. Pembahasan.
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
36
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Sains Anak Usia Dini
1. Pengertian Kemampuan Sains Anak Usia Dini
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 296) kemampuan
adalah perihal mampu, kesanggupan, kecakapan dan kekuatan.
Sains (science) diambil dari kata Latin scientica yang arti
harafiahnya adalah pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah
suatu bahasan yang berhubugan dengan bidang studi tentang kenyataan
atau fakta dan teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena
alam. Ada beberapa pembagian cabang dalam ilmu pengetahuan, yaitu
Biologi, Fisika, Kimia dan Ilmu bumi. Adapun cara mempelajarinya
dengan menggunakan metode ilmiah yaitu melalui observasi
(pengamatan), penelitian (penyelidikan), dan eksperimen (percobaan)
untuk mendapatkan fakta atau kenyataan.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa hakikat pengembangan
sains di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal adalah kegiatan belajar
yang menyenangkan dan menarik dilaksanakan sambil bermain melalui
pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu atau
menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada didunia sekitar (Yuliani,
2008 : 12.2)
Menurut Yuliani (2008 : 12.3) secara umum pembelajaran sains di
Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal bertujuan agar anak mampu secara
37
aktif mencari informasi mengenai apa yang ada disekelilingnya. Selain itu
melalui eksplorasi dibidang sains anak mencoba memahami dunianya
melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk memahami rasa
keingintahuannya.
Menurut Ali Nugraha (2005:34) mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum
dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Aktivitas
dalam sains selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang
membutuhkan keterampilan dan kerajinan.
Conant (dalam Nugraha, 2005: 3-4) memberi pengertian sains
sebagai ilmu teoritus yang didasarkan atas pengamatan dan percobaan-
percobaan terhadap gejala alam yang berupa makrokosmos (alam semesta)
dan mikrokosmos (isi alam semesta) yang lebih terbatas, khususnya
tentang manusia dan sifat-sifatnya.
Dengan demikian, secara sederhana sains dapat juga didefinisikan
sebagai apa yang dilakukan oleh para ahli serta sains bukan hanya
kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi
menyangkut cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah.
2. Pengenalan Sains Untuk Anak Usia Dini
Menurut Suyanto (2005: 83) pengenalan sains untuk anak
TK/PAUD lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains
dikenal dengan metode ilmiah, yang secara garis besar meliputi: observasi,
menemukan masalah, melakukan percobaan, menganalisis data dan
38
mengambil kesimpulan. Untuk anak TK/RA/PAUD keterampulan proses
sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan
sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda,
baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada di sekitarnya. Anak
belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda
tersebut.
Pengenalan pembelajaran sains melatih kemampuan anak
menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan
gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan
dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak
semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan
baru dari hasil penginderaannya dengan berbagai benda yang ada di
sekitarnya.
Menurut Piaget (dalam Suyanto: 86), anak usia TK berada pada fase
perkembangan pra operasional dan menuju konkret operasional. Untuk itu
pengenalan kegiatan sains sebaiknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan yang dilaluinya.
Adapun kriteria pengenalan pembelajaran sains untuk anak-anak
TK/RA yaitu:
a. Bersifat konkret yaitu kegiatan pembelajaran dilakukan sambil
bermain dengan benda-benda konkret (nyata)
b. Hubungan sebab akibat terlihat langsung, dimana anak usia 4-6 tahun
masih sulit menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara
39
langsung karena pikiran meraka ang bersifat transduktif. Sebaliknya,
hubungan sebab-akibat yang terlihat secara langsung akan
memudahkan anak mengetahui adanya hubungan sebab akibat.
Slamet Suyanto (2005: 85) melalui pengenaan proses sains, anak
dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih
anak berfikir logis. Dalam pembelajaran sains, anak juga berlatih
menggunakan alat ukur non standar, seperti: jengkal, depa atau kaki.
Selanjutnya anak berlatih menggunakan alat ukur standar seperti mistar,
meteran atau timbangan. Anak secara bertahap berlatih menggunakan
satuan ukur yang akan memudahkan anak untuk berfikir secara logis dan
rasional.
3. Tujuan dan Fungsi Sains untuk Anak Usia Dini
Tujuan pengembangan pembelajaran sains untuk anak adalah agar
anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya
melalui metode bermain. Untuk meningkatkan kemampuan sains pada
anak, diharapkan anak memiliki sikap ilmiah dan diharapkan anak lebih
berminat untuk menghayati sains, tetapi kenyataannya di lapangan anak-
anak sekarang kurang berminat pada sains. Kenyataan di lapangan
menunjukkan dalam proses pembelajaran sains, hanya mendengar
ceramah dari guru saja atau anak disuruh menulis, berhitung, membaca
buku cerita bergambar, mewarnai gambar dan bernyanyi yang dilanjutkan
dengan pembahasan secara verbal, hal ini mengakibatkan anak tidak
40
mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dari sains yang
dipelajari melalui metode bermain.
Tujuan dan fungsi sains pada anak usia dini, menurut Ali Nugraha
(2005:23) secara umum yaitu dapat menumbuhkan cara berpikir logis,
berpikir rasional, berpikir analitis dan berpikir kritis sehingga diharapkan
sains pada anak usia dini dapat memberikan kontribusi secara signifikan
dalam pembentukan potensi-potensi anak.
Menurut Ali Nugraha (2005:37) pengembangan kemampuan sains
pada anak akan memperoleh manfaat berupa nilai sains yang penting yaitu
diantaranya:
a. Kemampuan kognitif, yaitu mengacu pada teori perkembangan
kognitif, yang terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-
banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat
mengingat apa yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat
menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam
lingkungan kehidupannya atau belajarnya. Guru mengarahkan anak
melalui proses atau aktivitas yang bermakna.
b. Kemampuan afektif, yaitu tugas guru yang terpenting dalam
pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, bermakna, menyentuh anak sehingga dapat
menumbuh-kembangkan afeksi anak secara positif, artinya dapat
membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap sebagai
ilmuwan.
41
c. Kemampuan psikomotorik, yaitu pengalaman motorik saat melakukan
kegiatan sains yaitu dalam aktivitas seperti membentuk bangunan dari
pasir/tanah, mengukur benda dan lain-lainnya.
d. Nilai sains bagi pengembangan keterampilan berpikir dan kreativitas
anak, yaitu lingkungan belajar yang telah disiapkan oleh guru akan
merangsang anak untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan
menakjubkan. Dalam kegiatan sains ini anak mewujudkan
kreativitasnya secara nyata. Pemikirannya akan lahir hal-hal yang
bersifat orisinil. Anak akan mengenal lebih banyak objek atau
lingkungan yang dipelajarinya. Dengan pengalaman langsung
intelektual anak akan menjadi terlatih secara simultan dan terus-
menerus serta berpikir logis.
e. Nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan
anak dalam mengisi kehidupannya. Kegiatan sains dapat membantu
mempersiapkan anak sebagai investasi dan sumber daya manusia serta
masa depan yang cerah.
f. Nilai sains bagi perkembangan religius anak. Pembelajaran sains dapat
meningkatkan kesadaran religius dan apresiasi yang semakin tinggi
tentang keberasaan Sang Maha Pencipta serta untuk menumbuhkan
sara bersyukur dan memuliakan Tuhan.
Pentingnya pengembangan pembelajaran/ kemampuan sains pada
anak usia dini menurut Ali Nugraha (2005:64) adalah :
42
a. Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui penggunaan metode bermain, sehingga anak-anak
terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang
dihadapinya.
b. Agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Sikap ilmiah sangat
membantu anak dalam membuat keputusan dari berbagai sudut
pandang, terbuka namun berhati-hati dengan informasi yang baru
diterimanya (semua informasi dikonfirmasi kembali) sehingga anak
tidak mudah terjebak dengan informasi yang salah.
c. Agar anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah yang dapat
dipercaya berdasarkan standar keilmuan yang semestinya karena
informasi yang diperoleh merupakan hasil temuan dan rumusan yang
bersifat objektif sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuannya.
d. Menjadikan anak-anak lebih berminat untuk menghayati sains yang
ada di lingkungan sekitar mereka.
4. Tahap Kemampuan Sains untuk Anak Usia Dini
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung. Dengan demikian, anak perlu dibantu untuk mengembangkan
sejumlah keterampilan proses sains agar mampu menjelajahi serta
memahami alam sekitarnya. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
belajar sains kepada anak sangat bergantung pada pengalaman, usia dan
tingkat perkembangannya. Adapun tahap kemampuan sains untuk anak
43
usia dini berdasarkan usia perkembangannya menurut Sund dan Corring
(1993:37) adalah:
a. Usia 4-5 tahun
1) Anak-anak mulai mengerti tentang banyak hal berupa informasi
yang berhubungan dengan apa yang terjadi di dunia sekitarnya.
2) Mulai memahami apa maksud penelitian dan menjadi lebih
bermakna dan menemukan penjelajahan mereka.
3) Suka memikirkan penjelasan dari apa yang mereka teliti baik itu
fakta ataupun imajinasi/fantasi.
4) Mulai menggunakan gambaran untuk mewakili dan
mengungkapkan ide-ide.
b. Usia 5-6 tahun
1) Memiliki perhatian yang lama untuk berbagai aktivitas sains,
mereka mulai dapat menikmati kegiatan yang dilakukan dalam
kurun waktu beberapa hari.
2) Tertarik pada buku-buku yang berhubungan dengan aktivitas dari
praktik sains dengan beberapa ilustrasi-ilustrasi berupa gambar.
3) Mulai dapat memahami beberapa konsep sains yang bersifat
abstrak, tetapi tetap dengan contoh-contoh nyata yang konkrit dan
praktik langsung.
44
B. Metode Bermain dengan Pemanfaatan Topik Air
1. Pengertian Bermain
Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak,
sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain. Anak-anak
akan lebih mudah mempelajari aritmatika melalui situasi bermain. Bermain
dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermain diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan
informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi
anak
Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan
dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima
pengertian bermain :
1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak
2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik
3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas
dipilih oleh anak
4. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
5. Memilikii hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan
bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa,
perkembangan sosial dan sebagainya
45
Banyak konsep dasar yang dapat dipelajari anak memalui aktivitas
bemain. Pada usia prasekolah, anak perlu menguasai berbagai konsep dasar
tentang warna, ukuran, bentuk, arah, besaran, dan sebagainya. Konsep dasar
ini akan lebih mudah diperoleh anak melalui kegiatan bermain.
Bermain, jika ditinjau dari sumber kegembiraannya di bagi menjadi
dua, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Sedangkan jika ditinau dari
aktivitasnya, bermain dapat dibagi menjadi empat, yaitu bermain fisik,
bermain kreatif, bermain imajinatif, dan bermain manipulatif. Jenis bermain
tersebut juga merupakan ciri bermain pada anak usia pra sekolah dengan
menekankan permainan dengan alat (balok, bola, dan sebagainya) dan
drama.
2. Tahapan Perkembangan Bermain
Pada umumnya para ahli hanya membedakan atau
mengkatergorikan kegiatan bermain tanpa secara jelas mengemukakan
bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan
perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.
Adapun tahapan perkembangan bermain menurut Hurlock (1990)
adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Penjelajahan (Exploratory stage)
Berupa kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba
menjangkau atau meraih benda disekelilingnya lalu mengamatinya.
Penjelajahan semakin luas saat anak sudah dapat merangkak dan
berjalan sehingga anak akan mengamati setiap benda yang diraihnya.
46
b. Tahapan Mainan (Toy stage)
Tahap ini mencapai puncknya pada usia 5-6 tahun. Antara 2-3
tahun anak biasanya hanya mengamati alat permainannya..
c. Tahap Bermain (Play stage)
Biasanya terjadi bersamaan dengan mulai masuk ke sekolah
dasar. Pada masa ini jenis permainan anak semakin bertambah banyak
dan bermain dengan alat permainan yang lama kelamaan berkembang
menjadi games, olahraga dan bentuk permainan lain yang dilakukan
oleh orang dewasa.
d. Tahap Melamun (Daydream stage)
Tahap ini diawali ketika anak mendekati masa pubertas, dimana
anak mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya
mereka sukai dan mulai menghabiskan waktu untuk melamun dan
berkhayal. Biasanya khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari
orang lain atau merasa kurang dipahami oleh orang lain.
Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami, bermain merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan spontan, dan perasaan
gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak,
memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain.
3. Pembatasan Fokus Kegiatan Sains dengan Pemanfaatan Topik Air
47
Kegiatan pembelajaran atau pengenalan sains untuk anak prasekolah
sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan
karakterikstik anak. Guru/pendidik hendaknya mendorong anak didik untuk
menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana.
Berikut ini merupakan rambu-rambu yang dapat menjadi acuan
dalam pembelajaran sains:
a. Bersifat konkrit
b. Hubungan sebab-akibat terlihat secara langsung
c. anak menghubungkan sebab-akibat.
d. Memungkinkan anak melakukan eksplorasi
e. Memungkinkan anak menkonstruksi pengetahuan sendiri
f. Memungkinkan anak menjawab persoalan “apa” dari pada “mengapa”
g. Lebih menekankan proses daripada produk
h. Memungkinkan anak menggunakan bahasa dan matematika
i. Menyajikan kegiatan yang menarik.
Mengingat luasnya ruang lingkup pembelajaran sains dengan topik
air untuk anak usia dini, sehingga perlu adanya fokus penelitian tentang
pengembangan kemampuan sains, yaitu tidak semua permainan dengan air
dipilih dan dilakukan. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini
difokuskan pada beberapa jenis kegiatan bermain air, yaitu :
48
a. Pada Pra Siklus anak dikenalkan tentang sifat-sifat air, kapilaritas, air
melarutkan berbagai benda dan konsep mengapung, melayang dan
tenggelan. Kegiatan bermainnya antara lain: mengisi air ke dalam
selang, bermain mencelupkan tisu ke dalam gelas yang berisi air
berwarna-warni, mengaduk-aduk gula pasir, garam, pasir, teh, kopi dan
kegiatan anak memasukkan beberapa benda ke dalam wadah berisi air.
b. Pada Siklus I anak diajarkan tentang manfaat air. Kegiatan bermainnya
diantaranya yaitu: menyiram tanaman, mencuci piring, mencuci baju
dan membuat gelembung dari sabun.
c. Pada Siklus II anak belajar untuk membuat es krim tanpa lemari es.
Kegiatan bermainnya yaitu: bermain seluncur es, membedakan es dari
air masak dan air mentah, cara melelehkan es, membuat menara es dan
yang terakhir membuat es krim lezat tanpa menggunakan lemari es
Dari beberapa jenis kegiatan diatas, diharapkan anak didik nantinya
dapat melihat dan mengetahui langsung hasil dari kegiatan percobaan yang
akan dilakukan dengan metode bermain, selain itu media yang digunakan
tidak membahayakan bagi anak.
C. Penilaian/Kriteria Keberhasilan Kemampuan Sains
Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan
belajar anak. Penilaian kegiatan belajar di PAUD menggunakan pendekatan
penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian proses dan hasil
belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya.
49
Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan dan menyeluruh
yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak
selama kurun waktu tertentu (Kemdikbud Direktorat Pembinaan PAUD, 2014:
1).
Adapun teknik yang digunakan dalam melakukan pencatatan
pengembangan kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air melalui metode
bermain pada anak berupa ceklis dan hasil karya dengan empat skala, yaitu:
Tabel 2.1 Penilaian Keberhasilan Kemampuan Sains dengan Kategori Ceklis
dan Hasil Karya
NO KATEGORI
CEKLIS
SIMBOL PADA
HASIL KARYA
ANAK
KRITERIA
1
BSB
(Berkembang
Sangat Baik)
Kemampuan sains anak sudah
berkembang sangat baik melebihi
indikator yang diharapkan dalam
RPPH
2
BSH
(Berkembang
Sesuai
Harapan)
Kemampuan sains anak sudah
mencapai indikator yang
diharapkan dalam RPPH
3
MB
(Mulai
Berkembang)
Kemampuan sains anak yang
sudah mulai menunjukkan sesuai
dengan indikator yang tertuang
dalam RPPH, namun masih perlu
panduan guru
4
BB
(Belum
Berkembang)
Kemampuan sains anak belum
mencapai indikator yang
diharapkan dalam RPPH atau
melaksanakan kegiatan bermain
namun masih sangat bantuan guru
untuk mengerti dan memahami
D. Kerangka Berpikir
50
Indentifikasi penyebab terjadinya masalah diperoleh dari hasil kegiatan
observasi terhadap pembelajaran perkembangan kognitif pengembangan
kemampuan sains dengan topik air menggunakan metode bermain di RA
Perwanida 03 Kota Salatiga pada Kelompok A. Ditemukan bahwa
pembelajaran masih berpusat pada guru, anak kurang diberi kesempatan untuk
membangun sendiri pengetahuannya tentang suatu hal. Guru kurang
memberikan kegiatan bermain kepada anak untuk mendapatkan konsep yang
dipelajari melalui pengalaman langsung pada diri anak sehingga pembelajaran
kurang bermakna, pengetahuan yang didapat anak tidak dapat bertahan lama
dari ingatannya. Untuk itu peneliti mencoba untuk memecahkan permasalahan
ini dengan meningkatkan kemampuan sains anak dengan pemanfaatan topik air
melalui metode bermain. Penerapan metode tersebut diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas anak, ketrampilan guru dan hasil belajar. Kerangka
berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Kondisi Awal
Pembelajaran
bersifat learning
based teacher
centered
Siswa
Kemampuan anak
kurang
51
52
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:
a. Nama Sekolah : RA Perwanida 03
b. Alamat : Jl. Pari Kesit RT:02/RW:06 Warak
c. Didirikan pada : 17 Juli 1990
d. Status : Swasta/ Terakreditasi B
e. Pendiri : YPI Al Qoyyum
f. NSM : 101233730016
g. Status gedung : Milik sendiri
h. Status tanah : Wakaf
i. Luas tanah : 78 m2
j. Jumlah lokal : 1 lokal
2. Visi , Misi dan Tujuan
a. Visi
Visi RA Perwanida 03 yaitu: “ Membentuk manusia cerdas, religius,
berakhlak mulia“.
b. Misi
1) Menanamkan prinsip hidup “belajar sepanjang masa”.
2) Mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.
53
3) Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa
4) Menanamkan nilai moral, budaya dan karakter bangsa
5) Menyukseskan program pendidikan nasional
c. Tujuan
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi psikis dan
fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
3. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar Nama Siswa
Nama-nama peserta didik kelompok A di RA Perwanida 03 Tahun
Pelajaran 2018/2019 dengan rincian pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A
No Nama JK
1 Azfar L
2 Nabila P
3 Ghaida P
4 Anggiona P
5 Zandy L
6 Natasya P
7 Irsyad L
8 Hafid L
9 Sinta P
10 Santi P
11 Satria L
12 Haura P
13 Davina P
14 Rania P
15 Syifa P
54
b. Daftar Nama Guru
Guru di RA Perwanida 03 Kota Salatiga berjumlah 3 orang, data
rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Perwanida 03
No Nama TTL TMT
1 Suprapti, S.Pd.I Salatiga, 15 Juni 1976 1 Juli 2005
2 Sulaimah Kab. Semarang, 21 April 1971 1 Januari 2009
3 Qoriah, S.Pd.I Kab. Semarang, 10 April 1971 1 Januari 2012
c. Struktur Organisasi
RA Perwanida 03 Kota Salatiga di bawah naungan Yayasan Al
Qoyyum dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua Yayasan : Retno Worowidati
Ketua Komite : Tohari
Kepala TK : Suprapti, S.PdI
Sekretaris : Qoriah, S.PdI
Bendahara : Sulaimah
Guru Kel. A : Sulaimah
Guru Kel B : Qoriah, S.PdI
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
Prosedur Penelitian ini menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
55
1. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada
hari Rabu, 23 Januari 2018, yang dilakukan adalah:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
2) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga yang akan digunakan
dalam kegiatan pemanfaatan topik air dengan metode bermain,
diantaranya yaitu: air, tempat untuk menyiram tanaman, ember,
sabun deterjen, sabun cuci piring, gelas, piring, sendok, garpu,
minyak goreng, kecap, saos, kain perca, sedotan
3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran.
4) Menyiapkan instrumen penilaian
b. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPH
yang telah direncanakan yaitu:
1) Kegiatan Awal (30 menit)
a) Guru mengucapkan salam, berdoa sebelum belajar,
mengucapkan ikrar dan menghafalkan asmaul husna dan
menyanyikan lagu “Air itu ada bermacam-macam”
b) Guru tanya jawab tentang materi tentang manfaat air bagi
kehidupan
c) Menyanyikan lagu “Air itu ada bermacam-macam”
d) Menirukan gerakan wudhu sebelum sholat
e) Membuat tempat air dari plastisin
56
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan dibagi menjadi 4 kegiatan dan peneliti
menjelaskan serta membimbing anak didik disetiap bentuk
kegiatan dan aturan yang dilaksanakan.
a) Kegiatan pertama, meminta perhatian anak, “anak-anak, hari
ini kalian akan ibu ajak untuk melakukan kegiatan
pemanfaatan topik air dengan metode bermain” (anak-anak
memperhatikan)
b) Menunjukkan sesuatu pada anak, “benda yang digunakan
untuk pemanfaatan topik air dengan metode bermain dan
caranya melakukannya.
c) Meminta respon anak, “bagaimana anak-anak dapat
melakukannya?”
3) Bagian Penutup
Peneliti melakukan percakapan dengan anak tentang
kegiatan yang telah dilakukan hari ini mengenai apa, dan
memberikan informasi kegiatan hari esok.
c. Pengamatan/Observasi
Observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru
pendamping/teman sejawat pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Pada tahap ini aktivitas peneliti adalah melakukan
pengamatan ketika anak melakukan kegiatan pembelajaran dan
bermain. Peneliti mengamati aspek perkembangan kognitif terutama
berfokus pada kemampuan sains anak selama proses pembelajaran
57
pemanfaatan topik air dengan metode bermain dan diamati dengan
menggunakan lembar observasi/ceklis yang telah disiapkan
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan segera setelah tindakan dan observasi
pada siklus I selesai dilakukan. Peneliti mencari kelebihan dan
kekurangan serta menganalisis hasil observasi pada siklus I.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I, rata-rata
anak sudah dapat mengerti dan memahami pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
Dari hasil pembelajaran pada siklus I ini, peneliti mendapati
beberapa kelebihan dan kekurangan yang telah dicapai, yaitu:
1) Kelebihan:
a) Anak cukup komunikatif dengan melakukan tanya-jawab
interaktif dengan guru
b) Anak cukup kreatif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini
terlihat dengan adanya beberapa anak melakukan eksperimen
sendiri tanpa bantuan dari guru (eksploratif dan aktif).
c) Anak tahu dan paham bagaimana mengenali masalah dan
menyelesaikannya
d) Sebagian besar anak merasa cukup senang dengan kegiatan
bermain air ini
2) Kekurangan
a) Masih ada anak yang pasif atau diam
b) Masih ada anak yang bermain sendiri, tidak mengikuti
pembelajaran
58
c) Penggunaan waktu yang kurang efisien
d) Alat peraga yang masih sederhana sehingga belum dapat
menarik perhatian seluruh anak
Untuk mengatasi segala kekurangan pada pelaksanaan siklus
I, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada
hari Kamis, 24 Januari 2018, yang dilakukan adalah:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
2) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga yang akan digunakan
dalam kegiatan pemanfaatan topik air dengan metode bermain,
diantaranya yaitu: es batu, garam, pasir, piring, meja, batu kerikil,
koin, penghapus, susu coklat, krim, mangkuk, gelas
3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran.
4) Menyiapkan instrumen penilaian
b. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPH
yang telah direncanakan yaitu:
1) Kegiatan Awal (30 menit)
a) Guru mengucapkan salam, berdoa sebelum belajar,
mengucapkan ikrar, menghafalkan hadits, menyanyikan lagu
“Di sini senang, di sana senang”
b) Guru tanya jawab tentang materi tentang rasa es batu, rasa es
krim kesukaan
59
c) Menyanyikan lagu “Disini senang disana senang”
d) Melakukan senam Anak Islam Ceria
e) Mewarnai gambar es krim
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan dibagi menjadi 5 kegiatan dan peneliti
menjelaskan serta membimbing anak didik disetiap bentuk
kegiatan dan aturan yang dilaksanakan.
a) Kegiatan pertama, meminta perhatian anak, “anak-anak, hari
ini kalian akan ibu ajak untuk melakukan kegiatan
pemanfaatan topik air dengan metode bermain” (anak-anak
memperhatikan)
b) Menu njukkan sesuatu pada anak, “benda yang digunakan
untuk pemanfaatan topik air dengan metode bermain dan
caranya melakukannya.
c) Meminta respon anak, “bagaimana anak-anak dapat
melakukannya?”
3) Bagian Penutup
Peneliti melakukan percakapan dengan anak tentang
kegiatan yang telah dilakukan hari ini mengenai apa, dan
memberikan informasi kegiatan hari esok.
c. Pengamatan/Observasi
Hasil dari siklus II, didapati peningkatan yang sangat
signifikan kemampuan sains anak dengan pemanfaatan topik air
dengan metode bermain dibandingkan pada saat pra siklus ataupun
siklus I. Hal ini berarti bahwa pemahaman anak tentang sains sudah
60
sangat baik. Anak sudah mampu untuk melakukan eksplorasi,
berkreasi dengan idenya sendiri, serta mampu memecahkan masalah
dan selama mengikuti proses pembelajaran dengan alat peraga yang
menarik, perhatian anak terfokus dengan baik. Begitu juga peneliti
sebagai guru mampu untuk memberikan kebebasan kepada anak
untuk bereksplorasi dengan memberikan motivasi, kegiatan tidak
monoton dan mampu menggunakan waktu secara efisien.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus II,
hampir seluruh anak sudah dapat mengerti dan memahami
pembelajaran kegiatan meningkatkan kemampuan sains dengan
pemanfaatan topik air metode bermain yang diberikan oleh guru. Hal
ini terlihat dari indikator ceklis yang telah ditetapkan, maka untuk
selanjutnya tidak diperlukan untuk siklus selanjutnya.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
Untuk mengetahui keadaan awal kemampuan sains pada anak
Kelompok A RA Perwanida 03 Kota Salatiga diadakan kegiatan pra siklus
yang dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Januari 2019. Diperoleh hasil
yaitu: pembelajaran masih berpusat pada guru, anak kurang diberi
kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya tentang suatu hal,
guru kurang memberikan kegiatan bermain kepada anak untuk
mendapatkan konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung pada
diri anak sehingga pembelajaran kurang bermakna. Pengetahuan yang
didapat anak tidak dapat bertahan lama dari ingatannya. Berdasarkan hasil
penelitian pra siklus masih jauh dari indikator keberhasilan. Hasil
pengamatan tersebut diuraikan melalui tabel di bawah ini:
62
Tabel 4.1 Data Hasil Pengembangan Kemampuan Sains dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain pada Anak
Kelompok A Pra Siklus
No Indikator
Kemampuan Sains
Rekap Hasil Kemampuan Anak Total
MB % BSH % BSB % N %
1
Memiliki perilaku
yang mencermin kan
sikap ingin tahu
8 54 4 26 3 20 15 100
2 Memiliki perilaku
yang mencermin kan
sikap kreatif
8 54 4 26 3 20 15 100
3 Mengetahui cara
memecahkan masalah
sehari-hari dan
berperilaku kreatif
8 54 4 26 3 20 15 100
4 Menyelesaikan
masalah sehari-hari
secara kreatif
8 54 4 26 3 20 15 100
5 Mengenal lingkungan
alam 8 54 4 26 3 20 15 100
6 Menyajikan berbagai
karya yang
berhubungan dengan
lingkungan alam
8 54 4 26 3 20 15 100
Keterangan:
5. BSB = Berkembang Sangat Baik
6. BSH = Berkembang Sesuai Harapan
7. MB = Mulai Berkembang
8. BB = Belum Berkembang
Hasil perolehan indikator setiap kriteria persentase pada tabel 4.1 di atas
tersebut masih jauh dari harapan. Dari data tersebut ada ada anak yang
telah mampu berkembang sangat baik (BSB) yaitu ada 3 anak (20%),
juga ada anak yang telah berkembang sesuai harapan (BSH) sejumlah 4
anak (26%) dan mulai berkembang (MB) memiliki persentase paling
banyak sekitar 8 anak (54%). Dengan demikian peningkatan
63
kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air pada anak Kelompok
A RA Perwanida 03 Kota Salatiga belum optimal
2. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Pada Siklus 1, peneliti menyajikan kegiatan mengenalkan anak tentang
manfaat air dengan metode bermain, di hari Rabu, 23 Januari 2019
dengan kegiatan tentang manfaat air. Berdasarkan hasil pengamatan,
pengumpulan data dan pengolahan data pada Siklus I, maka dapat
disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
64
Tabel 4.2 Data Hasil Pengembangan Kemampuan Sains dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain pada Anak
Kelompok A Siklus I
No Indikator
Kemampuan Sains
Rekap Hasil Kemampuan Anak Total
MB % BSH % BSB % N %
1
Memiliki perilaku
yang mencermin kan
sikap ingin tahu
2 13 5 33 8 54 15 100
2 Memiliki perilaku
yang mencermin kan
sikap kreatif
2 13 5 33 8 54 15 100
3 Mengetahui cara
memecahkan masalah
sehari-hari dan
berperilaku kreatif
2 13 5 33 8 54 15 100
4 Menyelesaikan
masalah sehari-hari
secara kreatif
2 13 5 33 8 54 15 100
5 Mengenal lingkungan
alam 2 13 5 33 8 54 15 100
6 Menyajikan berbagai
karya yang
berhubungan dengan
lingkungan alam
2 13 5 33 8 54 15 100
Keterangan:
1. BSB = Berkembang Sangat Baik
2. BSH = Berkembang Sesuai Harapan
3. MB = Mulai Berkembang
4. BB = Belum Berkembang
Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas, maka diketahui persentase
pencapaian tiap anak. Ada 3 anak yang telah mampu berkembang
sangat baik (BSB) yaitu 8 anak (54%), juga ada anak yang telah
berkembang sesuai harapan (BSH) sejumlah 5 anak (33%) dan mulai
berkembang (MB) sebanyak 13% atau 2 anak. Pada Siklus I ini terjadi
peningkatan kemampuan sains anak dengan pemanfaatan topik air
65
menggunakan metode bermain meningkat cukup baik bila
dibandingkan dengan keadaan Pra Siklus.
Pada pelaksanaan Siklus I masih ditemukan beberapa kendala,
yaitu dalam pelaksanaan ada anak yang belum dapat melaksanakan
antre dengan tertib untuk mencuci piring, gelas ataupun baju. Pada saat
kegaitan membuat gelembung sabun, ada beberapa anak yang berbuat
usil kepada teman yang lainnya. Kendala selanjutnya ada anak yang
belum mengerti tentang manfaat dari air, selain digunakan untuk
minum, mencuci baju, piring ataupun menyiram tanaman. Selain itu,
pengaturan waktu yang guru upayakan dapat tepat waktu masih belum
dapat dilaksanakan. Beberapa kendala tersebut yang menyebabkan
hasil penelitian pada Siklus 1 belum maksimal, sehingga peneliti
mengadakan perbaikan pada Siklus 2 hari Kamis, 24 Januari 2019.
3. Data Hasil Pengamatan Siklus II
Pada Siklus 2, peneliti menyajikan kegiatan membuat es krim
melalui metode bermain, di hari Kamis, 23 Januari 2019 dan kegiatan
mengenal anak pada cara membuat es krim, mulai dari pengetahuan
seputar es batu, bermain asyik dengan es batu, membedakan es batu
yang baik untuk dikonsumsi dan tata cara urutan mengolah es krim.
Perolehan data pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
66
Tabel 4.3 Data Hasil Pengembangan Kemampuan Sains dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain pada Anak
Kelompok A Siklus II
No Indikator
Kemampuan Sains
Rekap Hasil Kemampuan Anak Total
MB % BSH % BSB % N %
1
Memiliki perilaku
yang mencermin kan
sikap ingin tahu
0 0 2 13 13 87 15 100
2 Memiliki perilaku
yang mencermin kan
sikap kreatif
0 0 2 13 13 87 15 100
3 Mengetahui cara
memecahkan masalah
sehari-hari dan
berperilaku kreatif
0 0 2 13 13 87 15 100
4 Menyelesaikan
masalah sehari-hari
secara kreatif
0 0 2 13 13 87 15 100
5 Mengenal lingkungan
alam 0 0 2 13 13 87 15 100
6 Menyajikan berbagai
karya yang
berhubungan dengan
lingkungan alam
0 0 2 13 13 87 15 100
Keterangan:
1. BSB = Berkembang Sangat Baik
2. BSH = Berkembang Sesuai Harapan
3. MB = Mulai Berkembang
4. BB = Belum Berkembang
Berdasarkan data pada tabel 4.3 tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat
kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan metode
bermain pada anak mengalami pencapaian indikator keberhasilan
dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak di atas 80%.
Hal ini dibuktikan dengan observasi, dokumentasi dan lembar observasi
anak yang mengalami peningkatan dari 54% menjadi 87%.
67
Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi, “Pemanfaatan
topik air menggunakan metode bermain dapat mengembangkan
kemampuan sains anak pada kelompok A di RA Perwanida 03 Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019” dapat diterima kebenarannya
sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukkan bahwa
pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain dapat meningkatkan
kemampuan sains anak. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti terhadap antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pemanfaatan topik
air menggunakan metode bermain dan hasil aktivitas anak pada siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I.
Peningkatan kemampuan sains dalam pemanfaatan topik air
menggunakan metode bermain anak dalam proses pembelajaran pada siklus I
masih belum mencapai standar tingkat pencapaian perkembangan anak optimal,
ada beberapa anak masih belum mau mengeksplorasi, berfikir kreatif, mengerti
dan menyelesaikan suatu masalah serta mengetahui sebab akibat suatu kejadian
dalam mengembangkan kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air
menggunakan metode bermain”
Berdasarkan hasil pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain,
diakhiri siklus I anak yang belum tuntas dari 15 anak adalah 7 anak atau 46%
dan yang telah mencapai indikator keberhasilan hanya 8 anak atau 54%, namun
hal tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
68
80%. Kekurangan pada siklus I, guru berusaha memperbaiki proses
pembelajaran pada siklus II.
Hal utama yang dilakukan guru adalah memberi contoh peristiwa saat air
dicampur dengan sabun, minyak apa yang terjadi. Lalu guru memberikan
penjelasan bagaimana cara menghilangkan noda minyak pada piring dan gelas.
Kemudian guru juga menerangkan bagaimana menghilangkan noda pada
kain,semisal noda saos, kecap, minyak dan sebagainya. Lalu dilanjutkan dengan
membuat mainan dari air yang murah meriah namun membuat anak-anak
senang yaitu gelembung sabun dan yang terakhir yaitu diajarkan bagaimana
merawat tanaman. Setiap anak memperhatikan dan mempraktekkannya
sehingga paham dengan apa yang disampaikan oleh guru dan memperoleh
jawabannya. Kegiatan tersebut ternyata berdampak baik dalam proses
pembelajaran yang mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari data keberhasilan anak pada siklus II. Perhatian
anak terhadap guru meningkat, anak yang pada siklus I kurang aktif dalam
pembelajaran, pada siklus II anak sudah mulai aktif dalam apresiasinya terhadap
cara membuat es krim. Hal pertama yang dilakukan guru adalah mengajak anak
untuk bermain seluncur dengan es batu. Kemudian dilanjutkan dengan cara
membedakan es batu air matang dan mentah, hal ini berguna karena untuk
menghindarkan anak dari mengkonsumsi air yang tidak sehat. Setelah itu anak
diajak untuk memahami mengapa es batu dapat mencair bila ditaburi dengan
garam dan dengan garam pula es-es batu tersebut dapat merekat menjadi satu
69
sehingga jika disusun ke atas dapat menjadi menara es. Kegiatan yang terakhir
anak adalah cara membuat es krim tanpa menggunakan lemari es.
Pada siklus II guru dapat mengkondisikan anak sebelum pembelajaran
dengan baik, dalam menyampaikan apresiasi dan memberikan contoh juga baik,
sehingga sebagian besar anak aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.Berdasarkan hasil penugasan mengalami peningkatan sebesar
87% dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan hasil belajar anak pada
siklus II sudah mencapai indikator kinerja yaitu standar tingkat pencapaian
perkembangan anak minimal 80%.
70
Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Tingkat Keberhasilan Anak Siklus I dan
Siklus II
No Indikator
Siklus I Siklus II
MB
%
BSH
%
BSB
%
MB
%
BSH
%
BSB
%
1 Memiliki perilaku yang
mencermin kan sikap
ingin tahu
13% 33% 54% 0% 13% 87%
2 Memiliki perilaku yang
mencermin kan sikap
kreatif
13% 33% 54% 0% 13% 87%
3 Mengetahui cara
memecahkan masalah
sehari-hari dan
berperilaku kreatif
13% 33% 54% 0% 13% 87%
4 Menyelesaikan masalah
sehari-hari secara kreatif 13% 33% 54% 0% 13% 87%
5 Mengenal lingkungan
alam 13% 33% 54% 0% 13% 87%
6 Menyajikan berbagai
karya yang berhubungan
dengan lingkungan alam
13% 33% 54% 0% 13% 87%
Total 100 100
Keterangan:
9. BSB = Berkembang Sangat Baik
10. BSH = Berkembang Sesuai Harapan
11. MB = Mulai Berkembang
12. BB = Belum Berkembang
Berdasarkan tabel di atas, hasil keterampilan motorik kasar Siklus I dan
Siklus II dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini:
71
33%
13%
54%
87%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus 1 Siklus 2
Hasil Perbandingan Siklus I dan
Siklus II
MB BSH BSB
Gambar 4.1 Perbandingan Pengembangan Kemampuan Sains Dengan
Pemanfaatan Topik Air Menggunakan Metode Bermain Pada
Kelompok A di Ra Perwanida 03 Kota Salatiga Pada Siklus I
dan Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siklus I dan siklus II
telah mencapai indikator yang ingin dicapai, sehingga dapat dikatakan bahwa
pemanfaatan topik air menggunakan metode bermain dapat meningkatkan
kemampuan sains pada anak Kelompok A RA Perwanida 03 Kota Salatiga pada
semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan
sains dengan pemanfaatan topik air pada anak Kelompok A RA Perwanida 03
Kota Salatiga dapat meningkat menggunakan metode bermain dari presentase
sebagai berikut:
1. Persentase kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan
metode bermain anak pada Pra Siklus yang sudah Berkembang Sangat Baik
(BSB) sebesar 20%.
2. Persentase kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan
metode bermain anak pada Siklus I kategori Berkembang Sangat Baik
(BSB) mengalami peningkatan 34%, yaitu 54%.
3. Persentase kemampuan sains dengan pemanfaatan topik air menggunakan
metode bermain anak pada Siklus II kemampuan sains dengan pemanfaatan
topik air menggunakan metode bermain anak yang sudah Berkembang
Sangat Baik (BSB) meng alami peningkatan 33%, yaitu 87%. Dengan
perolehan persentase tersebut menunjukkan bahwa kemampuan sains
dengan pemanfaatan topik air pada anak Kelompok A dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB) telah mencapai indikator keberhasilan
sebesar 87%.
73
B. Saran
1. Bagi Orangtua Peserta Didik TK
Sebaiknya orangtua di rumah juga ikut mendukung dan
berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan sains anak dengan
menyediakan media untuk belajar di rumah, terutama topik air yang setiap
hari selalu digunakan untuk berbagai kepentingan.
2. Bagi Guru TK
Guru selalu memberikan motivasi berupa reward atau pujian dalam
proses pembelajaran agar anak lebih semangat dan percaya diri dalam
mengikuti pembelajaran kognitif terutama kemampuan sains.
3. Bagi Lembaga TK
Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran seperti media yang dapat menunjang
perkembangan kognitif khususnya pemanfaatan topik air untuk
meningkatkan kemampuan sains. Sekolah juga sebaiknya mendukung guru
dalam menerapkan metode bermain dalam proses pembelajaran sehingga
menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat menggunakan topik selain air untuk
melakukan peningkatan kemampuan sains anak dan waktu penelitian dapat
dilakukan lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.bervariasi
sehingga anak tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
-------------------------.2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta
Departemen Agama Republik Indonesia, 1995. Al-Qur’an dan Terjemah.
Semarang: PT.Tanjung Mas Inti
Kemdikbud. 2015. Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. 3489 Tahun 2016 tentang
Kurikulum Raudhatul Athfal
Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid II-Edisi ke 6. Jakarta:
Erlangga
Miles, Matthew B. dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif, Jakarta:
Universitas Indonesia
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan Belajar Sains pada Anak Usia Dini. Bandung:
Alfabeta
Sujiono, Yuliani Nurani. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: PT Indeks
Sund and Corring, 1993. Teaching Science Through Discovery (sixth edition).
Columbus: Merryl Pub. Company
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing
Soe, Dockett dan Fleed, Marilyn. 2000. Play and Pedagogy in Early Childhood.
Australia : Harcout
Tim Depag RI, 1971. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penerjemah dan Penafsir Al Qur,an
75
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, 2003. Bandung: Citra Umbara
Van Saan, Anita. 2009. 101 Eksperimen Dengan Air Cet-1. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Yuliani, dkk. (2008). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
76
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA PERWANIDA 03 TAHUN PELAJARAN: 2018/2019
Smt/Bln/Minggu : II / Januari / 4 Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019 Kelompok : A (4-5 Tahun) Tema/Sub Tema : Air, Udara, Api / Sifat-sifat Air
Materi Kegiatan
1. Baris di depan kelas 2. Mengucapkan salam 3. Berdoa sebelum belajar 4. Mengucapkan ikrar RA Perwanida 03 5. Menghafalkan surat pendek Al Lahab 6. Menyanyikan lagu “Pelangi-pelangi”
Materi yang masuk dalam SOP untuk pembiasaan 1. SOP Penyambutan Anak 2. SOP Berdoa Sebelum Pembelajaran 3. SOP Cuci Tangan 4. SOP Makan Bekal 5. SOP Bermain di Halaman 6. SOP Penutupan
Alat dan Bahan 1. Air 2. Selang 3. Ember 4. Corong air 5. Gelas 6. Telur 7. Gula 8. Garam 9. Besi 10. Gabus 11. Tisu 12. Pewarna makanan 13. Sendok
Pembukaan (± 30 menit) 1. Tanya jawab tentang materi tentang sifat-sifat air 2. Menyanyikan lagu “Pelangi-pelangi” 3. Menirukan gerakan orang sedang menimba air dari sumur 4. Menghafalkan surat pendek Al Lahab 5. Meronce sedotan berwarna-warni dan ditempeli ujungnya dengan corong
Inti (± 60 menit) 1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan 2. Guru menanyakan tentang sifat-sifat air 3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah menemukan konsep
tersebut
78
4. Guru mempersilahkan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan konsep yang dipahami anak
5. Anak melakukan kegiatan mengamati dan mempraktekkan bersama dengan guru tentang konsep sifat-sifat air yaitu: a. Menuangkan air dari tempat tinggi ke tempat rendah dengan corong air
melalui selang dan ditampung pada ember b. Memasukkan gula, garam ke dalam gelas c. Memasukkan telur, besi dan gabus ke dalam air d. Memasukkan pewarna makanan ke dalam gelas-gelas lalu dengan
bantuan tisu dihubungkan antara gelas warna yang satu ke gelas warna yang lain
6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya 7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan mainnya
Penutup (± 30 menit) 1. Menanyakan tentang perasaan hari ini 2. Berdiskusi tentang kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan
apa yang yang paling disukai 3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah, yakni bertanya
kepada orang dewasa tentang sifat-sifat air 4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 6. Berdoa, salam, pulang
Rencana Penilaian Indikator Penilaian:
Program Pengembangan
KD Indikator
Nilai Agama dan Moral
1.1
3.1 – 4.1
Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan- Nya
Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
Motorik 3.3 – 4.3
Mengenal anggota tubuh, fungsi dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus
Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Sosial Emosional 2.10 – 2.11
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama
Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
Kognitif 2.2 – 2.3 – 3.6 – 4.5 – 3.8 – 4.8
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
79
Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dan lain-lain)
Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dan lain-lain) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi dan gerak tubuh
Bahasa 3.10 – 4.10 Memahami bahasa reseptif Menunjukkan kemampuan
berbahasa reseptif
80
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) RA PERWANIDA 03
TAHUN PELAJARAN: 2018/2019
Smt/Bln/Minggu : II / Januari / 4 Hari/Tanggal : Rabu, 23 Januari 2019 Kelompok : A (4-5 Tahun) Tema/Sub Tema : Air, Udara, Api / Manfaat Air
Materi Kegiatan
1. Baris di depan kelas 2. Mengucapkan salam 3. Berdoa sebelum belajar 4. Mengucapkan ikrar RA Perwanida 03 5. Menghafalkan Asmaul Husna 6. Menyanyikan lagu “Air itu ada bermacam-macam”
Materi yang masuk dalam SOP untuk pembiasaan 1. SOP Penyambutan Anak 2. SOP Berdoa Sebelum Pembelajaran 3. SOP Cuci Tangan 4. SOP Makan Bekal 5. SOP Bermain di Halaman 6. SOP Penutupan
Alat dan Bahan 1. Air 2. Tempat untuk menyiram tanaman 3. Ember kecil dan besar 4. Sabun deterjen, sabun cuci piring 5. Piring, gelas, sendok plastik 6. Minyak goreng, gula, saos, kecap 7. Kain perca 8. Sedotan
Pembukaan (± 30 menit) 1. Tanya jawab tentang materi tentang manfaat air bagi kehidupan 2. Menyanyikan lagu “Air itu ada bermacam-macam” 3. Menirukan gerakan wudhu sebelum sholat 4. Membuat tempat air dari plastisin
Inti (± 60 menit) 1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan 2. Guru menanyakan tentang manfaat air untuk apa saja? 3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah menemukan konsep
tersebut 4. Guru mempersilahkan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan
konsep yang dipahami anak 5. Anak melakukan kegiatan sesuai dengan minat dan gagasannya:
a. Kelompok 1: Mencuci piring b. Kelompok 2: Mencuci baju c. Kelompok 3: Membuat gelembung sabun Kegiatan pengaman:
82
Anak menyiram tanaman di lingkungan 6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya 7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan mainnya
Penutup (± 30 menit) 1. Menanyakan tentang perasaan hari ini 2. Berdiskusi tentang kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan
apa yang yang paling disukai 3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah, yakni membantu
orang tua mencuci piring dan gelasnya sendiri setelah makan 4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 6. Berdoa, salam, pulang
Rencana Penilaian Indikator Penilaian:
Program Pengembangan
KD Indikator
Nilai Agama dan Moral
1.1
3.1 – 4.1
Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan- Nya
Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
Motorik 3.4 – 4.4 Mengetahui cara hidup sehat Mampu menolong diri sendiri untuk
hidup sehat
Sosial Emosional 2.5 - 2.6
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
Kognitif 2.2 – 2.3 – 3.6 – 4.5 – 3.8 – 4.8
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dan lain-lain)
83
Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dan lain-lain) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi dan gerak tubuh
Bahasa 3.10 – 4.10
Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)
Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
Seni 3.15 – 4.15
Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media
84
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) RA PERWANIDA 03
TAHUN PELAJARAN: 2018/2019
Smt/Bln/Minggu : II / Januari / 4 Hari/Tanggal : Kamis, 24 Januari 2019 Kelompok : A (4-5 Tahun) Tema/Sub Tema : Air, Udara, Api / Membuat Es Krim
Materi Kegiatan
1. Baris di depan kelas 2. Mengucapkan salam 3. Berdoa sebelum belajar 4. Mengucapkan ikrar RA Perwanida 03 5. Menghafalkan Hadits Senyum 6. Menyanyikan lagu “Disini senang disana senang”
Materi yang masuk dalam SOP untuk pembiasaan 1. SOP Penyambutan Anak 2. SOP Berdoa Sebelum Pembelajaran 3. SOP Cuci Tangan 4. SOP Makan Bekal 5. SOP Bermain di Halaman 6. SOP Penutupan
Alat dan Bahan 1. Es batu 2. Garam, gula 3. Meja 4. Pasir 5. Batu kerikul 6. Koin 7. Penghapus 8. Susu coklat 9. Krimer 10. Mangkuk dan gelas
Pembukaan (± 30 menit) 1. Tanya jawab tentang materi tentang rasa es batu, rasa es krim kesukaan 2. Menyanyikan lagu “Disini senang disana senang” 3. Melakukan senam Anak Islam Ceria 4. Mewarnai gambar es krim
Inti (± 60 menit) 1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan 2. Guru menanyakan tentang macam-macam rasa es krim dan kemasannya 3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah menemukan konsep
tersebut 4. Guru mempersilahkan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan
konsep yang dipahami anak 5. Anak melakukan kegiatan sesuai dengan minat dan gagasannya:
a. Kelompok 1: Melakukan percobaan seluncur es b. Kelompok 2: Membedakan es air matang dan air mentah
86
c. Kelompok 3: Melelehkan es batu dengan garam d. Kelompok 4: Membuat menara es dengan bantuan garam Kegiatan pengaman: Anak membuat es krim
6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya 7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan mainnya
Penutup (± 30 menit) 1. Menanyakan tentang perasaan hari ini 2. Berdiskusi tentang kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan
apa yang yang paling disukai 3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah, yakni menanyakan
cara membuat es krim 4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 5. Berdoa, salam, pulang
Rencana Penilaian Indikator Penilaian:
Program Pengembangan
KD Indikator
Nilai Agama dan Moral
1.1 1.2 3.2 4.2
Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan- Nya
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan
Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia
Motorik 2.1
3.4 – 4.4
Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
Mengetahui cara hidup sehat Mampu menolong diri sendiri untuk
hidup sehat
Sosial Emosional
2.7 2.8 2.9
4.14
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta bantuannya
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada orang tua pendidik dan teman
87
88
89
90
91
92
93
Guru menerangkan gula/garam larut dalam air
Guru dan anak mencoba bereksperimen bersama dalam kegiatan gula/garam
larut dalam air
Percobaan air dituang dari tempat anak bereksperimen bersama-
sama
tinggi ke tempat rendah
94
Air untuk kegiatan menyiapkan air menyiapkan alat dan
bahan
Anak mencuci baju anak membilas baju anak mencuci baju
95
Anak membilas piring anak mencuci piring anak membuat
gelembung
sabun
Anak bermain gelembung anak menyiram tanaman
96
Anak mengamati es batu anak bermain seluncur es batu
Anak bereksperimen es batu anak membuat menara es batu
yang diberi garam
97
Anak bersama-sama menikmati es krim hasil buatannya sendiri
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama : Sulaimah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 21-04-1971
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Griya Dukuh Asri, Jl. Sumantri VI/33-34
RT 03 RW 09 Dukuh Sidomukti Salatiga
5. Tempat Penelitian : RA Perwanida 03, Kel. Dukuh Kec.
Sidomukti
Kota Salatiga
B. Pendidikan
1. SD Negeri Tingkir Lor II Kab Semarang 1986
2. SMP Islam Sudirman Tingkir 1989
3. SMKK Swasta PGRI Salatiga 1992
4. IAIN Salatiga 2019