pengembangan instrumen evaluasi cipp context …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/iv c -...

61
Laporan Penelitian TPI/54/2015 BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP (CONTEXT INPUT PROCESS AND PRODUCT) PADA PROGRAM MA’HAD ALY DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI Disusun Oleh: Ketua Tim: Dr. Imam Sutomo, M. Ag. (IAIN Salatiga) Anggota: 1. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. (IAIN Salatiga)

Upload: dangthu

Post on 10-Jul-2019

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan Penelitian TPI/54/2015

BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI

TAHUN 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP

(CONTEXT INPUT PROCESS AND PRODUCT) PADA

PROGRAM MA’HAD ALY DI PERGURUAN TINGGI

KEAGAMAAN ISLAM NEGERI

Disusun Oleh:

Ketua Tim: Dr. Imam Sutomo, M. Ag. (IAIN Salatiga)

Anggota: 1. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. (IAIN Salatiga)

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

ii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan model pengembangan

evaluasi program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Negeri (PTKIN), (2) menghasilkan teknik pelaksanaan evaluasi program

pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN),

dan (3) menghasilkan struktur komponen dan indikator model evaluasi

pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan

menggunakan sembilan langkah dari 10 langkah model Borg dan Gall. Lokasi

penelitian di Mahad Aly UIN Malang, dan Mahad Aly IAIN Salatiga. Subjek uji

coba terdiri dari; pengelola, unsur pimpinan, dan mahasantri. Komponen model

evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi Stufflebeam (CIPP). Teknik

pengumpul data yang digunakan adalah Delphi, FGD, kuesioner, observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi.

Model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat meningkatkan kualitas

program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

(PTKIN) antara lain; Perbaikan sarana belajar, Perbaikan sarana, sarana, Perbaikan

Kinerja dan pendampingan. Teknik pelaksanaan evaluasi yang tepat pada program

pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

adalah; Teknik pemeliharaan hafalan, Teknik keberlangsungan alumni peserta

ma‟had, Kaderisasi – Regenerasi, Ilmuwan ulama dan ulama yang ilmuwan. Struktur

komponen dan indikator model evaluasi sebagai acuan penyusunan instrumen

evaluasi program pembelajaran pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yakni; Aspek Context terdiri atas kelengkapan

dan kejelasan visi ma‟had, kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had, kelengkapan dan

kejelasan tujuan ma‟had, ketersambunagn antara materi ma‟had dengan tujuan

PTKIN, Saling mendukung antara materi ma‟had dengan program PTKIN. Aspek

Input meliputi; kriteria calon peserta mahad, entri behavior peserta mahad,

konsentrasi terhadap materi ma‟had, Respon positif terhadap proses pembelajaran,

Kreatif dalam proses pembelajaran. Aspek Proses meliputi pelaksanaan kegiatan di

ma‟had, penggunaan dan keragaman model pembelelajaran, evaluasi berjalan dengan

efektif dan aktif, materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Aspek Product

meliputi; kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti program ma‟had, ada

respon positif dari masyarakat, terlihat jelas hasil dari alumni ma‟had, materi ma‟had

menjadi model bagi pengembangan PTKIN, kemampuan bahasa asing meningkat

Kata kunci: Ma‟had Aly, model evaluasi CIPP,PTKIN

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

iii

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

iv

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ALHAMDULILLAH hanya peneliti haturkan kepada

Allah SWT (RABB) atas selesainya penyusunan laporan Akhir Penelitian dengan

judul Pengembangan Instrumen Evaluasi CIPP (Context Input Process and

Product) pada Program Ma’had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Negeri pada Program Bantuan Peningkatan Mutu Penelitian Kompetitif

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2015 Berdasarkan SK Direktur Jenderal

Pendidikan Islam Nomor; 4692 Tahun 2015

Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Amsal Bakhtiar Selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI yang telah memberi dan menerbitkan Surat Keputusan

(SK) tentang Penerima Bantuan Peningkatan Mutu Penelitian tahun 2015

untuk penelitian ini sehingga penelitian ini bisa dilaksanakan.

2. Bapak Dr. Mamat S. Burhanuddin, M. Ag., Bapak Anis Masykur, MA dan

segenap jajaran Subdit Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI yang telah membantu spirituil dan materiil dalam

penelitian ini sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan selesai tepat

pada waktunya dengan hasil yang memuaskan.

3. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M. Ag. Sebagai segenap jajaran LP2M IAIN

Salatiga dan jajaran pengurus yang telah membantu mengeluarkan surat

pengantar penelitian ke lembaga Ma‟had yang digunakan sebagai lokasi

penelitian sehingga penelitian ini bisa berjalan sesuai rencana dan berjalan

dengan baik

4. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd, Selaku anggota tim penelitian yang telah bekerja keras

sehingga penelitian ini selesai tepat waktu

5. Para pakar FGD yang telah membantu dalam membuat instrumen penelitian yang

menjadi tujuan utama penelitian ini

6. Segenap pengelola, pengurus serta mahasantri ma‟had UIN Malang dan ma‟had

IAIN Salatiga yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian ini

7. Fahroni, Budi Ani Fatmawati, dan Nailul Muna sebagai Mahasiswa S2 IPDI

selaku petugas lapangan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu

menyelesaikan laporan penelitian ini.

Semoga berbagai amal kebaikan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah

S.W.T.

Hormat kami

An. Ketua Tim

TTD

Dr. Winarno, S. Si, M. Pd NIP . 19580827 198303 1 002

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

ABSTRAK ii

LEMBAR PERNYATAAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penelitian 2

D. Manfaat Penelitian 3

BAB II KAJIAN TEORI 4

A. Pengembangan Instrumen

B. Evaluasi Program

C. Model CIPP

1. Pengertian Model Evaluasi CIPP

2. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Program Model CIPP

D. Ma‟had Aly

4

4

5

5

5

6

BAB III METODE PENELITIAN 7

A. Jenis dan Pendekatan penelitian

B. Prosedur Pengembangan

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Metode Pengumpulan Data Penelitian

E. Analisis Data Dan Pembahasan

7

7

9

10

10

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 14

A. Data Hasil Penelitian

1. Ma‟had Aly IAIN Salatiga

2. Ma‟had Aly UIN Malang

B. Analisis Data dan Pembahasan

C. Analisis Data dan Pembahasan Instrumen

D.

14

14

29

33

39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 48

A. Kesimpulan …………………………………………………

B. Saran ..............................................................

48

48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 49

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Tabel 2.

Tabel 3.

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Tabel 8.

Tabel 9.

Tabel 10.

Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen

Goodness of Fit Index

Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Waktu kegiatan di ma‟had

Kegiatan rutin ma‟had tiap minggu

Jadwal Harian Msaa

Instrumen penelitian

Instrumen penelitian hasil uji coba lapangan utama

Instrumen penelitian pada uji coba lapangan operasional

Rata-Rata Hasil Penelitian

8

11

12

26

26

30

32

32

33

34

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

Langkah –langkah penelitian R & D pengembangan

instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and

Product) pada Program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri

Sturuktur Organisasi dan Tugas Pokok pengelola ma‟had

7

18

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 1

1

BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 pasa 20 ayat 1

menyatakan bahwa pendidikan diniyah pada jenjang pendidikan tinggi dapat

menyelenggarakan program akademik, vokasi, dan profesi berbentuk universitas,

institut , atau sekolah tinggi. Adapun penjelasan dari pasal 20 ayat 1 adalah

pendidikan diniyah jenjang pendidikan tinggi antara lain Ma‟had Aly. Ma‟had

Aly menjadi salah satu fenomena penting karena Ma‟had Aly di perguruan tinggi

memadukan kajian keislaman di pesantren yang secara khusus mengkaji

khazanah keislaman klasik dengan diperkaya materi keilmuan kontemporer.

Ma‟had Aly dibentuk dalam rangka mempersiapkan kader-kader ulama

yang memiliki integritas ilmiah, amaliah dan khuluqiyah yang berkualitas dan

memiliki nilai strategis dengan berorientasi keadilan, kesetaraan, keterbukaan,

kejujuran, kepercayaan, dan kerakyatan. Ma‟had Aly berdasarkan Ahlus Sunah

Wal Jamaa‟ah dengan dasar Islam dimaksudkan bahwa Ma‟had Aly diadakan,

diselenggarakan, dan dikembangkan berangkat (point of depture) dari ajaran

Islam, proses pengelolaannya secara islami dan menuju apa yang diidealkan oleh

pendidikan yang islami1

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan IAIN Salatiga adalah dua

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri PTKIN yang sudah melengkapi

sarana pendidikan dengan program Ma‟had al Aly sebagai upaya sarana

pendidikan berupa ma‟had tersebut dimaksudkan agar mahasiswa berhasil

membangun kultur akademik dan kehidupan Islami. Melalui ma‟had itu,

para mahasiswa secara bersama-sama membiasakan kegiatan yang bernuansa

akademik, seperti berdiskusi, membaca, menulis, dan bahkan juga belajar

berorganisasi selama bertempat tinggal di tempat itu. Selain itu, dengan

ma‟had, agar mereka membiasakan shalat berjama‟ah, tadarrus al Qur‟an,

shalat malam dan seterusnya

Dalam evaluasi apabila sebuah program sudah dilaksanakan maka perlu

dilakukan evaluasi program. Evaluasi program adalah proses penetapan secara

sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan

kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan

keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang

diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan.2

Tujuan Evaluasi program adalah “untuk meninjau kembali atas

pencapaian tujuan dan untuk membantu memberikan alternatif berikutnya

dalam pengambilan keputusan. Dengan melakukan evaluasi maka teridentifikasi

semua hambatan, hasil evaluasi dijadikan alat rekomendasi untuk melakukan

perbaikan, setelah perbaikan dari berbagai sektor maka hambatan telah dapat

diselesaikan, jika hambatan telah dapat diselesaikan.

1 http;//www.nuruljadid,net/ndex.php co=f2034. Diakses 15 April 2015 2 Suharsimi Arikunto & Abdul Jabar. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 14

BAB I

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 2

2

Dalam evaluasi program terdapat beberapa model evaluasi program, salah

satu diantaranya adalah model CIPP (Context, Input, Process and Product).

Model CIPP oleh Stufflebeam disusun berdasarkan pada empat dimensi yakni:

context, input, process, dan product. Evaluasi konteks dilakukan untuk menjawab

pertanyaan: a) kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program; b)

tujuan pengembangan mana yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan; c)

tujuan mana yang paling mudah dicapai. Evaluasi masukan membantu mengatur

keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa

rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaiman prosedur kerja untuk

mencapainya.3 Evaluasi proses menekankan tujuan dan evaluasi produk

digunakan untuk membantu membuat keputusan, baik mengenai hasil yang telah

dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.4

Survey awal telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut; 1.

Kondisi keuangan dalam pengelolaan di ma‟had Aly UIN Malang muncul

permasalahan serius, 2. Kondisi lingkungan di ma‟had Aly IAIN Salatiga terdapat

perselisihan dengan warga kampung karena bau dan limbah.

Berdasar pada latar belakang di atas maka sangat penting dilakukan

penelitian dengan judul Pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context

Input Process and Product) pada Program Ma’had Aly di Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat meningkatkan

kualitas program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam Negeri (PTKIN) ?

2. Bagaimana teknik pelaksanaan evaluasi program pengelolaan Mahad Aly

di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)?

3. Bagaimana struktur komponen dan indikator model evaluasi pengelolaan

Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menghasilkan model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat

meningkatkan kualitas program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

2. Menghasilkan teknik pelaksanaan evaluasi yang tepat pada program

pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

(PTKIN)

3. Menghasilkan struktur komponen dan indikator model evaluasi sebagai

acuan penyusunan instrumen evaluasi program pembelajaran pengelolaan

Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

3 Suharsimi Arikunto. (1988). Penilaian program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 39 4 Worthen, B.R. & Sanders, J.R. (1973). Educational evaluation: theory and Practice. California: wadsworth Publishing Company, Inc, 137

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 3

3

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat :

1. Manfaat teoritis

Menambah perbendaharaan hasil penelitian tentang Pengembangan

instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada

Program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

2. Manfaat praktis

a. Bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam

mengelola Ma‟had Aly agar lebih bermanfaat dalam membentuk

karakter bangsa yang saat ini menjadi pekerjaan rumah dunia

pendidikan di Indonesia

b. Bagi Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam DIKTIS

Hasil penelitian ini bisa menjadi rujukan dala membuat kebijakan

mengenai Ma‟had Aly untuk PTKIN agar pengelolaan Ma‟had Aly

lebih baik di Indonesia

BAB II

KAJIAN TEORI

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 4

4

A. Pengembangan Instrumen

Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya.5 Sedangkan Instrumen merupakan alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik

variabel secara bjektif.6 Sedangkan pendapat lain menyatakan instrumen adalah

alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan

dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis

biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Pada

atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-

kognitif, perangsangnya adalah pernyataan 7.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

B. Evaluasi Program

Evaluasi adalah measurement, assesment and evaluation are

hierarchical. The comparison of observation with the criterion is a measurement

the interpretation and description of the evidence is an assessment and the

judgment of the value of implication of the behavior is an evaluation. Sedangkan

menurut Joint Committe on Standar Evaluation menyatakan bahwa evaluation is

the systematic assesment of the worth or merit of some object.8

Menurut Kufman and Thomas menyatakan bahwa evaluasi adalah proses

yang digunakan untuk menilai. Pendapat lain mendefinisikan evaluasi dapat

diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau standar

objektif yang dievaluasi9.

Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan

kualitas, kinerja atau produktivitas suatu suatu lembaga dalam melaksanakan

programnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang

terjadi dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi

tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum.10

Evaluasi memberikan

informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar. Evaluasi sebagai komponen pengajaran adalah proses untuk

mengetahui keberhasilan program pengajaran dan merupakan proses penilaian

yang bertujuan untuk mengetahui kesukaran-kesukaran yang melekat pada

proses belajar 11

.

Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi

adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,

selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan

terhadap implementasi dan efektifitas suatu program.

5 Suharsimi Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 134 6 Ibnu Hadjar.(1996).Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan.Jakarta:RajaGrafindo Persada, 160 7 Sumadi Suryabrata. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 52 8 Stufflebeam, D.L. (1971). Evaluation as enlightment for decisión making. Columbus, Ohio: Ohio State University, 3 9 Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. (2000). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta PPs UNJ, 3 10 Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 19 11 Murshel, J.L. (1954). Successfull teaching, its psychological principles. New York: Mc. Graw Hill Book Company Inc, 373

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 5

5

Ralp Tyler,1950 mendefinisikan bahwa evaluasi program adalah proses

untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Pendapat lain

menyatakan Evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis

tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria

dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu

didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi

dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan12

. Dari berbagai

definisi tersebut di atas, dapat diintisarikan bahwa yang dimaksud dengan

evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang

bekerjanya sesuatu program pemerintah, yang selanjutnya informasi tersebut

digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan.

C. Model CIPP

Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para

ahli/pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya. Model

ini dianggap model standar. Disamping itu ahli evaluasi yang membagi evaluasi

sesuai dengan misi yang akan dibawakanya serta kepentingan atau penekannya

atau dapat juga disebut sesuai dengan paham yang dianut yang disebut

pendekatan atau approach.

1. Pengertian Model Evaluasi CIPP

Model ini menggunakan pendekatan yang berorientasi pada pemegang

keputusan (a decision oriented evaluation approach structured) untuk menolong

administrator dalam membuat keputusan. Merumuskan evaluasi sebagai suatu

proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna

untuk menilai alternatif keputusan. Membuat pedoman kerja untuk melayani

para manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan

pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu :

a. Contect evaluation to serve planning desicion, konteks evaluasi ini

membantu merencanakaan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

b. Input evaluation, structuring desicion, evaluasi ini menolong mengatur

keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif yang diambil,

apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, bagaimana prosedur

kerja untuk mencapainya.

c. Process evaluation, to serve implementing desicion, evaluasi proses untuk

membantu mengimplementasikan keputusan sampai sejauhmana rencana

telah dapat diterapkan? apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut

terjawab prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.

d. Product evaluation, to serve recycling desicion, evaluasi produk untuk

menolong keputusan selanjutnya, apa hasil yang telah dicapai? apa yang

dilakukan setelah program berjalan.13

2. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Program Model CIPP

12 Suharsimi Arikunto. (1988). Penilaian program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 25 13 Stufflebeam, D.L. (1971). Evaluation as enlightment for decisión making. Columbus, Ohio: Ohio State University, 25

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 6

6

Dibandingkan dengan model-model evaluasi program yang lain, model

CIPP memiliki kelebihan antara lain lebih komprehensif atau lengkap

menjaring informasi karena obyek evaluasi tidak hanya hasil semata tetapi

mencakup: konteks, masukan (input), proses, maupun hasil. Kelengkapan

informasi yang dihasilkan oleh model CIPP akan mampu memberikan dasar

yang lebih baik dalam mengambil keputusan, kebijakan maupun penyusunan

program selanjutnya. Keterbatasan model CIPP antara lain: penerapan model

in dalam program mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika

tanpa kombinasi dari keempat komponen14

.

D. Ma’had Aly

Kata Ma‟had Aly secara etimologi berarti pesantren tinggi atau dengan

kata lain setingkat dengan perguruan tinggi. Penamaan ma‟had untuk

bangunan tempat tinggal mahasiswa dikarenakan ingin memberikan kesan

yang berbeda. Menurut Imam Suprayoga, “asrama” berkonotasi hanya sebagai

tempat pindah tidur bagi mahasiswanya. Tidak juga dinamakan dengan

“pondok pesantren (ponpes)”. Walaupun secara budaya, term “ma‟had”

dapat mengacu pada “ponpes”. Penamaan istilah ini lebih ditekankan

bahwa “ma‟had” itu bukan hanya sekedar “ponpes”, tempat mengaji kitab

klasik. Namun lebih dari itu, yaitu kolaborasi antara sistem salafi dengan

sistem modern.15

Munculnya Ma‟had Aly dilatarbelakangi oleh langkanya pendidikan

formal yang secara khusus mencetak ulama dalam masyarakat yang sedang

mengalami perubahan, meskipun banyak perguruan tinggi Islam. Seperti

diketahui seiring dengan perubahan modernisasi, kehidupan masyarakat dan

bangsa Indonesia terus berubah dan berdampak pada pola keberagaman yang

lebih rasional dan fungsional. Sebagai implikasi dari hal tersebut, adalah otoritas

keulamaan harus berhadapan dengan aneka tuntutan masyarakat pada sebuah

perikehidupan yang cenderung pragmatis. 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitian

14 Eko Putro W. (2008). Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS Di SMP. Disertasi Doktor, tidak iterbitkan,

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 3 15 Taufiqurrochman, 2010, Narasi Indah Perjalanan Hidup dan Pemikiran Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Malang: UIN

Maliki Press, 82 16 Bagian Proyek Peningkatan Ma‟had Aly, Naskah Kurikulum Ma‟had Aly, Direktorat Pendidikan Keagamaan Dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI 2004, 4

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 7

7

Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan Research

and Development (R&D) Penelitian pengembangan memiliki karakteristik

sebagai berikut: 1). Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang

berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran

sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap kualitas

pembelajaran. 2). Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran

serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi

mahasiswa. 3). Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji

ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang

dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dideskripsikan

secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik. 4). Proses

pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu

didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan

kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

B. Prosedur Pengembangan

Langkah-langkah prosedur pengembangan instrumen evaluasi program

pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product)

pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

menggunakan 9 langkah dari 10 langkah model Borg & Gall seperti Gambar

1 berikut ini. Research and information

collecting (Mencari referensi

instrumen evaluasi CIPP)

Planning. (Merancang produk

menggunakan flowchart)

mination and implementation.

(mempublikasi hasil product

akhir ke kalayak umum)

Develop preliminary form

of product

(Membuat produk sesuai

kebutuhan)

Final product revision

(membuat produk akhir

setelah diperbaiki)

Preliminary field testing

(melakukan uji coba

product pakar)

Operatioanl field testing (melakukan ujicoba skala

besar)

Main product revision (memperbaiki

produk setelah ujicoba pakar)

Operational product revision

(memperbaiki sesuai masukan uji

coba)

main field testing (melakukan

uji coba produk skala kecil)

Gambar 1. Langkah –langkah penelitian R & D pengembangan instrumen

evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada Program Ma‟had Aly di

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

Berdasar pada Gambar 1 di atas, langkah-langkah penelitian dijabarkan

sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi dalam

penelitian ini dituntut untuk mulai mengumpulkan informasi secara

rinci dan mengumpulkan sejumlah permasalahan yang ditemukan dalam

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 8

8

penelitian di lapangan. Pengumpulan informasi dengan melakukan

tinjauan literatur, mengkaji beberapa konsep penelitian dan

pengembangan (R&D), melakukan penelitian pendahuluan di dua

Ma‟had Aly;

2. Perencanaan meliputi merencanakan produk yang akan dihasilkan,

waktu penelitian, penulisan draf awal;

3. Pengembangan bentuk produk awal berupa bentuk penyusunan instrumen,

bentuk model evaluasi, dan panduan penggunaan model evaluasi, dengan

subjek uji coba sebanyak 4 orang uji subjek yang terdiri atas 2 orang

pakar evaluasi, 2 orang pakar pengelolaan Ma‟had.

Kegiatan dilakukan pada Kamis, hari dan tanggal yakni; Kamis, 12

Nopember 2015, waktu ; 09.00 – 12.00, tempat ; Gedung Pascasarjana

IAIN Salatiga dengan personal seperti tabel berikut;

Tabel 1.

Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen

NO NAMA KEAHLIAN

1. Peni Susapti, M. Si Pengukuran

2. Fatkhurrohman, M. Pd Metodologi

3. Imam Masarum, M. Pd. Bahasa Indonesia

4. Revisi produk, dilakukan perbaikan sebagaimana yang telah

diusulkan oleh hasil uji lapangan pendahuluan;

5. Uji coba lapangan utama/diperluas dilakukan di satu Ma‟had Aly yaitu

yang terdiri atas 2 orang pimpinan ma‟had, 4 orang dosen pembimbing

ma‟had, dan 10 orang santri ma‟had.;

Kegiatan ini telah dilakukan pada hari, tanggal yakni; Kamis, 19

Nopember 2015, waktu ; 09.00 – 12.00, tempat ; Gedung Pascasarjana

IAIN Salatiga dan Ma‟had Al Jami‟ah UIN Malang dengan teknik Delphi.

6. Revisi produk, melakukan perbaikan instrumen berdasarkan masukan

dan saran sebagaimana diusulkan oleh hasil uji lapangan utama;

7. Uji coba lapangan operasional dilakukan di 2 Ma‟had Aly yaitu Ma‟had

Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Ma‟had Aly IAIN Salatiga.

Subjek uji coba terdiri atas pimpinan dan pengelola ma‟had sebanyak 4

orang, 6 dosen pembimbing Ma‟had Aly, dan santri 20 orang.

Kegiatan ini sudah dilakukan pada hari, tanggal yakni; Sabtu, 21

Nopember 2015, waktu ; 09.00 – 12.00, tempat ; Gedung Pascasarjana

IAIN Salatiga dan Ma‟had Al Jami‟ah UIN Malang dengan teknik Delphi

8. Revisi produk akhir, melakukan perbaikan sebagaimana yang diusulkan

dalam uji lapangan operasional, yaitu melakukan perbaikan dan

penyempurnaan akhir pada instrumen model yang dikembangkan

sehingga menjadi produk akhir hasil dari pengembangan (final product).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

kualitatif. Data tersebut memberi gambaran tentang pengembangan instrumen

evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada program Ma‟had Aly

di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri meliputi konteks, input, proses,

dan produk pelaksanaan program yang dicapai. Data kuantitatif diperoleh dari

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 9

9

instrumen angket/kuesioner teknik Delphi merupakan pendapat dari para

pakar dan para praktisi untuk membuat judgement berupa hasil kesepakatan

tentang konseptualisasi pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input

Process and Product) pada Program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri. Kuesioner juga digunakan untuk menjaring data

tentang perencanaan program, pelaksanaan program, dan hasil dari pelaksaan

program melalui pimpinan ma‟had, dosen dan santri. Data kualitatif diperoleh

dari hasil data dokumentasi ma‟had, studi observasi, wawancara, penilaian

pengamatan langsung di ruang dan kelas ma‟had. Seluruh data yang berhasil

dihimpun akan diolah guna untuk membuat keputusan tentang status program

apakah akan diputuskan program tetap berjalan, dihentikan atau dimodifikasi

dan juga untuk menentukan rekomendasi untuk Ma‟had Aly.

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa

teknik diantaranya:

1. Teknik Delphi, teknik ini merupakan sebuah peramalan secara

interaktif dan sistematik berdasarkan feedback secara individu dari

nilai-nilai yang dipilih sebanyak satu putaran atau lebih. Bukti

validitas isi tes atau instrumen dilakukan oleh panel pakar sesuai

bidang yang diukur dan pakar bidang pengukuran 17

. Teknik ini

dilakukan dengan mengedarkan draf awal instrumen menggunakan

skala likert dengan pilihan jawaban sangat cocok, cocok, cukup cocok,

kurang cocok, dan tidak cocok. Selain menggunakan pilihan jawaban

tersebut para pakar juga diminta usulan, saran, dan pendapat pada

lembar asulan, saran, dan pendapat;

2. Teknik FGD, teknik ini merupakan metode partisipasi dalam

pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan dan kebutuhan

tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi secara kelompok dan

untuk mendapatkan kesepakatan bersama. FGD dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data atau merupakan strategi penelitian;

3. Uji keterbacaan instrumen hasil pengembangan instrumen evaluasi CIPP

(Context Input Process and Product) pada program Ma‟had Aly di

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri difokuskan pada penilaian:

(a) kejelasan indikator pengelolaan ma‟had , (b) kejelasan indikator

kecakapan individu, (c) kejelasan indikator sikap sosial, (d) penggunaan

bahasa Indonesia secara baku, (e) perumusan pertanyaan, dan (f)

penggunaan kata dan kalimat yang mudah dipahami serta metode tata

tulis yang tepat dan benar;

4. uji coba pertama dengan melibatkan skala kecil yang mewakili dari

Ma‟had Aly untuk menguji perangkat evaluasi, model evaluasi, dan

panduan evaluasi;

17 Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 17

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 10

10

5. uji coba kedua dalam skala lebih besar melibatkan satu Ma‟had Aly

untuk menguji perangkat evaluasi, model evaluasi, dan panduan

evaluasi;

D. Metode pengumpulan data penelitian

Metode instrumen pengumpulan data menggunakan beberapa macam;

1. Angket/kuesioner, teknik ini dapat memberikan informasi penting dan

jelas tentang kualitas, nilai atau keefektifan program. Dalam penelitian

ini metode angket/kuisioner digunakan untuk menjaring sikap responden

tentang komponen Ma‟had Aly. Kuesioner diisi oleh pimpinan ma‟had,

dosen pembimbing ma‟had, dan santri untuk dimudahkan dalam

menjawab karena sudah disiapkan jawaban tinggal memilih yang dirasa

tepat;

2. Observasi, observasi bertujuan untuk melakukan pengamatan dan proses

pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and

Product) pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam Negeri serta melakukan pencatatan secara sistematis dan logis,

objektif dan rasional;

3. Wawancara, wawancara adalah pengajuan pertanyaan secara lisan oleh

interviewer kapada responden dan dijawab secara lisan pula oleh

responden. Wawancara digunakan untuk mewawancarai pimpinan

ma‟had, dosen pembimbing, dan santri. Wawancara diperlukan untuk

dapat mengungkap hal yang masih tersembunyi, yang masih tertutup

pada saat melakukan observasi. Tujuan wawancara adalah memberi

kebebasan kepada pimpinan, guru dan santri untuk mengungkap

informasi hingga informasi tersulit akan dapat dijelaskan;

4. Dokumentasi, metode ini digunakan untuk menggali informasi melalui

dokumen Ma‟had Aly. Data hasil penelitian dianalisis dengan cara

mengorgasasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola.

E. Analisis data penelitian

Data dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan.18

Adapun tahapan-tahapan dapat dilihat sebagai berikut.

1. Analisis data secara kuantitatif, data yang terkumpul dianalisis dengan

Exploratory Factor Analysis (EFA) dengan menggunakan bantuan

program SPSS 10.0. Variabel laten dibentuk berdasarkan konsep

teoretis dengan beberapa indikator/manifest. Tujuan penggunaan EFA

ini adalah untuk menguji apakah konstruk yang telah dibentuk dapat

dijelaskan oleh indikator-indikatornya atau tidak. Apabila indikator-

indikator tersebut dapat menjelaskan konstruk atau variabelyang ada,

18 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, 3

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 11

11

maka kebenaran tersebut ditunjukkan pada nilai loading factor yang

tinggi. Setiap butir harus memiliki muatan lebih besar dari 0,3 (>0,3),

demikian juga sebaliknya jika butir tersebut memiliki muatan lebih kecil

dari 0,3 (<0,3) maka butir tersebut dinyatakan tidak valid, maka

harus dibuang atau gugur. Konstruk diuji dengan melihat nilai Kaiser

Mayer Olkin (KMO) diharapkan 0,5 (> 0,5). Analisis menggunakan EFA

untuk menguji validitas pada uji coba kedua dan digunakan untuk uji

normalitas konstruk sebelum dianalisis menggunakan CFA pada uji

coba ketiga.

2. Reliabilitas dilihat dari nilai alphanya jika nilai alpha > 0,7 maka

instrumen dianggap reliabel dan jika kurang dari 0,7 dianggap tidak

reliabel. Pengujian menggunakan Cronbach Alpha digunakan untuk

menguji reliabilitas instrumen pada uji coba kedua dan ketiga.

3. Hasil uji coba ketiga data dianalisis menggunakan metode CFA

dengan tujuan untuk melihat validitas dari masing-masing instrumen

yaitu konteks, input, proses, dan produk. Analisis menggunakan CFA

validitas dilihat dari nilai t (t-value), muatan faktor dilihat dari nilai

alpha, jika nilai alpha> 0,03 (tarap signifikan 5 %) dibanding dengan nilai

t tabel 1,96 maka butir dinyatakan valid. Valid dapat dibuktikan pada

diagram path ditunjukkan dengan tulisan angka hitam, semakin besar

nilai t hitung maka semakin valid. Jika nilai alpha tertulis merah

maka dinyatakan bahwa butir tersebut tidak valid sehingga harus di-drop.

4. Uji kecocokan model antara lain dilihat RMSEA harus dibawah 0,08

dan GFI harus lebih besar dari 0,90. Uji kecocokan antara model teoretis

dan model empiris didasarkan pada empat kategori; (1) Chi-Square, (2)

Signifikan Probablity,(3) Root Mean Square of Error Approximation

(RMSEA), dan Goodness of Fit Index (GFI), Standar yang digunakan

dapat dilihat pada tabel nomor 2 berikut ini.

Tabel 2. Goodness of Fit Index

No Indeks Cut of value Keterangan

1 Chi-Square (X2 Kecil Semakin kecil X2 semakin

baik

2 Probability (p) ≥ 0,05 Harus lebih besar dari 0,05

3 RMSE ≤ 0,08 Rata-rata perbedaan/df

4 Goodness of Fit

Index (GFI)

≥ 0,90 Nilai berkisar 0-1

5. Data hasil observasi terdiri atas data penilaian pengembangan

instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada

program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang

terdiri atas data hasil observasi santri putra dan putri secara terpisah

dari tiga Ma‟had Aly. Data observasi masing-masing diambil dari dua

orang penilai. Untuk menjaga reliabilitas antarkedua penilai maka data

dianalisis menggunakan metode Cohen‟s Kappa menggunakan bantuan

komputer dengan program SPSS for Window 10.0. Relibilitas

didasarkan pada hasil hitungan Kappa, jika hasil hitungan memilki nilai

Page 20: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 12

12

k < 0,40 (jelek), 0,40 ≤ k ≤ 0,75 (bagus), dan k > 0,75 (sempurna).

Standar inilah yang digunakan untuk melihat kesepakatan antardua

penilai hasil observasi.

6. Analisis secara deskriptif analisis dilakukan dengan melihat

kelengkapan model, kejelasan panduan model evaluasi, kelengkapan

instrumen dan analisis keefektifan model. Analisis model terdiri dari

empat kriteria yang harus dipenuhi, yaitu komprehensif, praktis,

ekonomis dan didukung oleh instrumen yang valid dan reliable.

Keempat kriteria syarat model tersebut hanya validitas dan

reliabilitas yang dianalisis secara kuantitatif sedangkan komprehensif,

praktis, dan ekonomis akan dianalisis secara kualitatif.

Cara menganalisis data secara deskriptif, data kuantitatif yang berasal

dari instrumen dicari skor reratanya, kemudian dikonfirmasikan ke dalam

data kualitatif dengan menggunakan skala 5, kemudian dideskripsikan.

Hasil diskripsi dijadikan dasar untuk penilaian apakah instrumen, model

evaluasi yang dikembangkan, dan panduan telah memenuhi syarat

pengembangan model yang digunakan untuk mengevaluasi program

pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product)

pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.

Bentuk konversi data kuantitatif menjadi kualitatif menggunakan skala 5

ini sebagai berikut.

Tabel 3. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Rumus Rerata Skor Klasifikasi

X > x i + 1,8 x sbi > 4,2 Sangat baik

Xi + 0,6 x sbi < X ≤ i + 1,8 x sbi > 3,4-4,2 Baik

Xi – 0,6 x sbi < X ≤ i + 0,6 x sbi >2,6-3,4 Cukup

Xi – 1,8 x sbi < X ≤ i – 0,6 x sbi >1,8-2,6 Kurang

X ≤ X i – 1,8 X sbi ≤ 1,8 Sangat Kurang

Analisis data secara kualitatif adalah menaganalisis data hasil

validasi (penilaian) dari para ahli (expert) dan pengguna model

evaluasi (pimpinan Ma‟had Aly) serta praktisi yang memberi masukan-

masukan dalam rangka perbaikan model evaluasi dan perangkatnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif yaitu

mendiskripsikan atau memberi gambaran tentang objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa membuat

analisis ataupun kesimpulan yang berlaku untuk umum melalui

wawancara, pengolahan angket, dan dokumentasi.19

Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui tiga jenis

kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.20

Analisis data secara

19 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV.

Alfabeta, 4 20 Miles, M.B., and Huberman, A.M. Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook Sage Publications, Thousand Oaks, California, 1994, 21

Page 21: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 13

13

kualitatif menggunakan tampilan berupa narasi, tabel, dan grafik

meliputi data perkembangan jumlah mahasantri selama tiga tahun,

output santri

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 22: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 14

14

A. Data Hasil Penelitian

1. Ma’had Aly IAIN Salatiga

a. Dasar Pemikiran

Sejak awal berdirinya, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) memiliki

mandat utama sebagai pusat pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu

keislaman. Berada disebuah negara dengan mayoritas penduduk muslim,

kedudukan strategis PTAI akan sangat berkonstribusi pada pembentukan citra

Islam di Indonesia. Konstribusi itu akan lebih nyata jika PTAI menawarkan

berbagai alternatif kajian keislaman yang komprehensif dan pada saat yang

sama terlibat dalam mengatasi persoalan-persoalan umat dan warga negara.

Posisi PTAI seperti itu mengharuskan adanya formulasi yang integratif

terhadap studi-studi keislaman. Keberadaan ma‟had dikampus Perguruan

Tinggi Islam diyakini dapat memperkuat citra PTAI yang unik dan

berkarakter sebagai pengemban misi studi keislaman secara komprehensif.

Dengan integralitas itu diharapkan PTAI mampu menghasilkan mahasiswa

dan alumni yang memiliki keunggulan akademik, keluhuran ahlak, ketinggian

spiritualitas, dan penguasaan ilmu pengetahuan secara integratif.

Sejauh ini, alumni PTAI belum mencapai kompetensi lulusan yang dapat

diunggulkan. Indikasi yang mudah dicandera bahwa mereka belum mampu

bersaing dengan lulusan Perguruan Tinggi lain untuk mendapatkan pekerjaan

atau menempuh pendidikan lebih lanjut. Kondisi demikian ini disebabkan

antara lain:

1) Lemahnya penguasaan bahasa asing, terutama Arab dan Inggris

2) Minimnya penguasaan ilmu-ilmu keislaman karena tidak ditopang

dengan kemampuan membaca dan memahami kitab-kitab standar

3) Lemahnya kemampuan akademik serta kurangnya inovasi dan

kreatifitas

4) Internalisasi nilai-nilai Islam yang kurang mendapat perhatian

sehingga belum membentuk watak, kepriadian, atau ahlak bagi

alumni.

Mencermati beberapa pemasalahan di atas IAIN Salatiga berupaya mencari

solusi alternatif dalam upaya meningkatkan kompetensi lulusan IAIN. Upaya

yang dipandang penting adalah menyelenggarakan program penunjang yang

disebut Ma‟had Mahasiswa. Ide pendirian ma‟had ini dilatar belakangi oleh

keberhasilan ma’had aly Sunan Ampel yang dirintis dan dikembangkan UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang sejak tahun 2000. Poin penting keberhasilan

tersebut terletak pada keseriusan, kebersamaan, keikhlasan, dan tanggung

jawab semua civitas akademika untuk membina mahasiswa melalui ma’had

aly. Semangat inilah yang kemudian diadopsi oleh IAIN Salatiga untuk

mendongkrak kompetensi lulusan yang lebih kompetitif. Hal lain yang

dianggap sebagai faktor keberhasilan ma‟had rintisan UIN Malang adalah

integrasi model pendidikan Perguruan Tinggi dengan pendidikan Islam

tradisional (pesantren). Pengintegrasian sistem pendidikan pesantren kedalam

pendidikan tinggi ini diharapkan dapat membantu IAIN Salatiga mencapai

cita-cita dan tujuan pendidikanya melampaui visi dan misinya.

Page 23: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 15

15

Pendirian ma‟had mahasiswa sebagai senyawa integrasi pendidikan

tinggi dan pendidikan pesantren dipandang penting untuk menjadi pilar

kampus meliputi: dosen dan mahasiswa, masjid, ma‟had, laboratorium,

perpustakaan, sarana pertemuan ilmiah, pusat-pusat pelayanan/perkantoran,

pusat pengembangan seni dan olah raga, dan sumber pendanaan. Ma‟had

Mahasiswa yang dimaksud bukan jenis atau nomenklatur baru melainkan

bagian yang tak terpisahkan. Maka keberadaan ma‟had mahasiswa adalah

sesuatu yang niscaya dan merupakan komplemen terhadap pilar lainnya.

Program ini tidak memberikan gelar khusus, tetapi menyatu dengan gelar

yang diberikan IAIN sesuai dengan fakultas/jurusan/program studi yang

diambil oleh mahasiswa yang bersangkutan. Program ini lebih diarahkan

untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang

memungkinkan mahasiswa dapat secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kompetensi di bidang bahasa (Arab dan Inggris),

hafalan al-Quran, penguasaan ilmu-ilmu Islam, dan penghayatan nilai-nilai

Islam melalui pembiasaan sehari-hari.

b. Landasan Filosofi

Pengembangan Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga didasarkan pada

semangat filosofis berikut ini:

1) Ma‟had merupakan salah satu pilar Perguruan Tinggi Agama Islam yang

menitik beratkan pada penguasaan ilmu-ilmu keislaman dan pendalaman

serta penghayatan nilai-nilai agama Islam bagi mahasiswa.

2) Sebagai bagian integral dari Perguruan Tinggi Agama Islam, ma‟had

berfungsi sebagai peletak dasar penguasaan ilmu-ilmu agama dan

penerapan nilai-nilai keberagamaan bagi mahasiswa IAIN. Dengan

demikian semua akifitas ma‟had dan perkuliahan di IAIN harus berjalan

seiring dan saling mendukung.

3) Secara historis, ma‟had merupakan pelembagaan tradisi pesantren ke

dalam kampus. Oleh sebab itu, ma‟had harus merefleksikan nilai-nilai

kepesantrenan, mentransformasikan keilmun dan pengalaman tradisi

keislaman, dan menjadi model pendidikan Islam khas Indonesia karena

muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat

lingkunganya.

4) Ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan di ma‟had bersumber dari khazanah

intelektual Islam klasik, meodorong sikap intelektual yang berpegang

teguh kepada tradisi-tradisi Islam yang kaya.

5) Ma‟had merupakan lembaga pendidikan terintegrasi antara kultur

akademik Perguruan Tinggi dan kearifan pendidikan pesantren untuk

melahirkan sarjana santri atau santri sarjana dalam struktur kehidupan

masyarakat Indonesia.

c. Landasan Yuridis

Beberapa ketentuan yang dijadikan acuan yuridis eksistensi Ma‟had

Mahasiswa IAIN Salatiga sebagai berikut:

Page 24: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 16

16

1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Republik Idonesia Nomor 4301).

2) Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4586).

3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496).

4) Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan

pendidikan keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007

nomor 124, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4769).

5) Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin

pegawai negri sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980

nomor 50, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3176).

6) Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun

2010 nomor 23, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5105).

7) Keputusan menteri agama nomor 156 tahun 2004 tentang pedoman

pengawasan, pengendalian dan pembinaan program diploma, sarjana dan

pasca sarjana diperguruan tinggi.

8) Keputusan menteri agama nomor 353 tahun 2004 tentang pedoman

penyusunan kurikulum pendidikan tinggi agama Islam.

9) Peraturan menteri agama nomor 10 tahun 2010 tentang organisasi dan tata

kerja kementerian agama.

10) Keputusan direktur jenderal kelembagaan agama Islam nomor Dj.II/114/2005

tentang penetapan standar minimal kompetensi dasar dan kompetensi utama

lulusan program strata satu Perguruan Tinggi Agama Islam.

d. Profil Ma’had IAIN Salatiga

Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga berlokasi di Kampung Kembangarum,

Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Propinsi Jawa

Tengah. Ma‟had IAIN Salatiga terdiri dari ma‟had putra dan putri, terletak di

dua lokasi yang berdekatan di areal tanah seluas + 2100 m2,

Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga didirikan pada tangggal 1 September

2005, di bawah naungan Yayasan Kerjasama Alumni, Orang Tua Mahasiswa

(YAKAOMI) IAIN Salatiga yang dipimpin oleh Bapak H. Jumadi, BA.

Pendirian ma‟had ini dilatari oleh beberapa ide dasar sebagai berikut.

Pertama, untuk menggabungkan dimensi positif perguruan tinggi dan

pesantren, dimana keduanya harus dicapai bersama-sama untuk mewujudkan

generasi yang mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan dan terknologi serta

memiliki kepribadian dan moralitas yang baik.

Kedua, pada tataran keilmuan menjadi sangat penting untuk dapat

meletakkan nilai tauhid ke dalam wilayah keilmuan yang dikaji mahasiswa

sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi akan memperoleh signifikasi

metafisik dan spiritual dari ajaran agama sebaliknya ajaran agama akan

Page 25: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 17

17

mendapatkan signifikasi dan justifikasi secara objektif dalam alur disiplin

ilmiah.

Ketiga, dalam wilayah sosial kemasyarakatan saat ini nampak semakin

nyata terlihat adanya fenomena elitis kelompok terpelajar yang pintar ketika

di sekolah tetapi mereka terisolasi oleh ilmu mereka sendiri di tengah-tengah

masyarakatnya sehingga mereka menjadi kehilangan kepekaan terhadap

lingkungan sosialnya. Dampak dari kenyataan ini adalah semakin jauhnya

jarak antara sekolah/perguruan tinggi dengan kebutuhan dan masalah-masalah

riil di masyarakat akhirnya pendidikan seperti berdiri di atas menara gading

yang asing dari realita masyarakat dan budayanya. Padahal idealnya

pendidikan harus dekat bahkan menyatu dengan masyarakat.

Keempat, tidak dapat disangkal bahwa produk pendidikan saat ini

ditambah dengan budaya pragmatis yang berkembang di masyarakat

Indonesia, menjadikan manusia (mahasiswa) bergerak di ruang yang sangat

sempit. Ruangan superfisial akan tetapi telah menjadi arus utama dari budaya

yang berkembang yakni trend, popularitas dan material. Dari ruang-ruang

inilah tolok ukur keberhasilan dan kegagalan dibuat.

Melihat fenomena tersebut, Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga

menyelenggarakan pendidikan yang berusaha mengoptimalkan potensi fitrah

manusia secara holistik sehingga akan terwujud generasi dengan karakter

yang utuh. Sehat secara jasmani, cerdas dalam berfikir, terampil dalam

bekerja dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dengan kata lain

akan diikhtiarkan terwujudnya santri mahasiswa yang akan mampu berperan

secara optimal di masyarakat sesuai dengan keahlian dan bidang ilmunya

masing-masing yang saleh secara sosial dan saleh secara ritual.

1. Santri

Input Santri Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga adalah mahasiswa S1

yang terdaftar di IAIN Salatiga dengan ketentuan, maksimal semester III

untuk mahasiswa reguler dan semester VIII untuk mahasiswa program

KKI sesuai persyaratan yang berlaku.

2. Sistem Pendidikan

Dalam menjalankan sistem pendidikannya Ma‟had Mahasiswa IAIN

Salatiga berusaha mengembangkan potensi fitrah manusia baik dimensi

fikriyah, ruhaniyah, maupun jasmaniyah melalui berbagai bidang

pendidikan yakni: pengajaran, kepengasuhan dan kesantrian, yang

ketiganya dilakukan secara bersama-sama dengan tetap

mempertimbangkan kebutuhan, ketersediaan waktu dan pikiran dari

setiap santri yang juga belajar di IAIN Salatiga

a. Pengajaran

Adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan

belajar mengajar di kelas oleh santri dan ustadz dalam serangkaian

mata dirosah. Selain itu juga ditunjang dengan kegiatan-kegiatan

keilmuan (seminar, diskusi kelompok) yang diselenggarakan oleh

organisasi santri dan kelompok-kelompok kajian yang ada.

Melalui proses ini diharapkan akan terbangun wawasan yang

luas, cara berfikir yang logis dan pemahaman yang utuh terhadap

Page 26: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 18

18

hasanah keilmuah Islam termasuk bidang studi yang ditekuni di

perguruan tinggi masing-masing

b. Kepengasuhan

Adalah bidang pendidikan di ma‟had yang memberikan tekanan

pada pembentukan mental dan rasa santri mahasiswa melalui

kegiatan-kegiatan ubudiyah : shalat berjamaah, dzikir, istighotsah,

puasa, qiyam al lail. Juga melalui pendampingan-pendampingan

sehingga dalam diri santri tumbuh nilai kemanusiaan yang dilandasi

dengan nilai ke-Islaman.

c. Kesantrian

Adalah bidang pendidikan di Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga

yang lebih banyak menekankan pada sisi kreatifitas, inisiatif,

kepekaan, keberanian dan kecakapan santri dalam bidang-bidang

yang diminati.

Karenannya dalam proses ini seluruh kegiatan direncanakan,

dilaksanakan dan dievaluasi sendiri oleh santri dengan berbagai

kegiatan seni, olahraga, pengabdian masyarakat, kewirausahaan,

lingkungan berbahasa, diskusi-diskusi, kegiatan kerumah-tanggaan.

Dalam hal ini asatidz/ pembina bersifat sebagai pendamping dan

pengarah.

e. Visi Dan Misi

1. Visi

Terwujudnya Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga sebagai pusat pemantapan

akidah dan akhlak, serta pengembangan ilmu dan tradisi keislaman demi

lahirnya sarjana muslim yang memiliki keunggulan di bidang ilmu

keislaman, kemampuan berbahasa asing, kepribadian utuh, dan ber-

akhlaqul karimah.

2. Misi

a. Mendidik mahasiswa-santri memiliki kemampuan membaca dan

memahami al-Quran dengan baik dan benar, kemantapan akidah,

kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu keagamaan.

b. Memperkuat proses internalisasi nilai-nilai keislaman, kepribadian

dan keadaban melalui pendidikan terintegrasi antara pendidikan

akademik Perguruan Tinggi dan pendidikan pesantren.

c. Melatih keterampilan berbahasa asing (Arab, Inggris dan lainya) bagi

mahasiswa-santri melalui penciptaan lingkungan dan bi’ah

lughawiyah yang kondusif.

a. Fungsi Dan Tujuan

1. Fungsi

Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga berfungsi sebagai wahana pembinaan

mahsiswa dalam pengembangan ilmu keagamaan dan kebahasaan serta

peningkatan dan pelestarian tradisi spiritualitas keagamaan untuk mendukung

pencapaian visi, misi, dan tujuan IAIN Salatiga.

2. Tujuan

Tujuan ma‟had adalah menghasilkan lulusan yang :

Page 27: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 19

19

a. Beraqidah kuat dan berakhlak mulia

b. Memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris, baik lisan maupun

tulisan.

c. Menguasai ilmu-ilmu keislaman sebagai dasar pengembangan ilmu

pengetahuan Islam secara luas.

d. Mampu membaca kitab klasik dan kontemporer

e. Menghafal beberapa juz atau seluruh juz al-Quran

f. Memiliki kemampuan akademik kompetitif sehingga mampu

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya

dalam kehidupanya sebagai individu dan warga masyarakat.

b. Pengelolaan Ma’had Mahasiswa

1. Posisi Ma’had Dalam Struktur Kelembagaan IAIN Salatiga

1. Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga sebagai wahana pembinaan mahasiswa

dalam pengembangan ilmu keagamaan dan kebahasaan, serta penanaman

dan pelestarian tradisi spritualitas keagamaan, merupakan sub sistem

akademik dan pembinaan mahasiswa dalam rangka pembinaan visi dan

misi pendidikan tinggi Islam.

2. Ma‟had Mahasiswa merupakan salah satu rukun atau pilar Perguruan

Tinggi Agama Islam. Karena itu ma‟had bukanlah lembaga tersendiri dan

terpisah dari kelembagaan IAIN Salatiga, bukan pula nomenklatur baru,

tetapi satu kesatuan organik dengan IAIN Salatiga. Semua aktfitas ma‟had

dan proses pembelajaran berjalan seiring dan saling menopang demi

keberhasilan pendidikan di IAIN Salatiga

f. Sturuktur Organisasi dan Tugas Pokok

Gambar 2 berikut adalah Sturuktur Organisasi dan Tugas Pokok

pengelola ma’had

Gambar 2. Sturuktur Organisasi dan Tugas Pokok pengelola ma’had

1. Rektor IAIN bersama Pembantu Rektor I, II dan II adalah penanggung

jawab dan penanggung gugat.

2. Direktur Ma‟had:

a. Diangkat oleh Rektor IAIN melalui surat keputusan.

Rektor IAIN Salatiga Puket I, Puket II, Puket

III

Pengasuh Ma’had Putra

Direktur Ma’had

Dewan Mudaris Amin al shunduq Katib

Murabbi Administrasi

Ma’had

Musyrif

Santri

Pengasuh Ma’had Putri

Page 28: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 20

20

b. Direktur Ma‟had bertindak sebagai pengambil kebijakan strategis

tentang pengeloaan ma‟had

c. Secara personal maupu bersam-sama Pengasuh Ma‟had dapat

memberikan saran kepada rektor/Rektor tentang pengembangan

ma‟had

d. Direktur Ma‟had menjadi top leader dan pengambil kebijakan strategis

di tingkat ma‟had, penandatangan surat keluar, dan melakukan

hubungan dengan pihak luar.

3. Pengasuh Ma‟had

a. Pengasuh Ma‟had diangkat oleh /Rektor IAIN Salatiga berdasarkan

usulan dewan pengasuh melalui surat keputusan

b. Dalam melaksanakan tugasnya Pengasuh Ma‟had bertanggung jawab

kepada Direktur Ma‟had

c. Memimpin, mengawasi, mengarahkan, mengelola dan

mengembangkan sistem menejemen dan administrasi.

d. Melaksanakan kurikulum akademik, pembudayaan bahasa, program

pembinaan mental spiritual akhlak karimah, yang telah ditetapkan

oleh dewan pengasuh.

e. Mewakili Ma‟had Mahasiswa dalam melaksanakan hubungan dengan

pihak luar.

f. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan semesteran dan

tahunan kepada rektor/Rektor melaui sidang dewan pengasuh.

4. Katib (sekretaris)

a. Diangkat dan diberhentikan oleh Pengasuh Ma‟had dengan

persetujuan Direktur Ma‟had

b. Bertanggungjawab dalam penyusunan rencana dan program kerja,

pengelolaan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan,

kerumahtanggaan, akademik, kesiswaan, perencanaan dan sistem

informasi.

c. Dalam melaksanakan tugasnya, katib dibantu tenaga administrasi

(tata usaha) dalam bidang pendidikan dan pengajaran, pembinaan

kelembagaan dan kegiatan mahasiswa-santri dan alumni, pengelolaan

data dan informasi.

d. Membatu direktur dan pengasuh menyusun laporan kegiatan

semesteran dan tahunan.

5. Bendahara (Amin al Shunduq)

a. Diangkat dan diberhentikan oleh direktur dengan persetujuan dewan

pengasuh.

b. Bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan ma‟had.

c. Membantu mudir menyusun anggaran, menyiapkan, mengolah,

menyajikan data, membukukan dan membuat laporan keuangan.

d. Menyusun laporan keuangan harian, semesteran dan tahunan.

6. Dewan Mudarris

a. Dewan mudarris adalah tenaga pengajar sesuai dengan kompetensi

yang dibutuhkan .

Page 29: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 21

21

b. Dewan mudarris diangkat dan diberhentikan melalui SK Rektor IAIN

Salatiga

c. Dewan mudarris mempunyai tugas melaksanakan pendidikan-

pengajaran, serta memberikan bimbingan, dan pembiasaan kepada

para mahasiswa-santri dalam proses pendidikan.

7. Murabbi

a. Diangkat dan bertanggungjawab kepada pengasuh

b. Murabbi minimal S1 yang diseleksi untuk bertugas sebagai pelaksana

harian pada masing-masing unit hunian.

c. Pada satu unit hunian ma‟had sekurang-kurangnya dibutuhkan

seorang murabbi.

d. Berdasarkan atas tugasnya, murabbi harus memiliki kompetensi

manajemen dasar, hafal/fasih dalam pembacaan al-Quran,

berkomunikasi bahasa arab dan/atau inggris secara aktif, dan memiliki

kecakapan lain yang dibutuhkan.

8. Musyrif

a. Diangkat dan bertanggung jawab kepada drektur melelui persetujuan

pengasuh.

b. Musyrif adalah bertindak sebagai pembimbing/wali yang menangani

sebanyak-banyaknya 20 mahasiswa-santri, sesuai dengan gender dan

ko-edukasi.

c. Musyrif adalah mahasiswa senior yang diseleksi untuk membantu

murabbi dalam pelaksanaan kegiatan ma‟had, dan pembinaan akhlak,

serta peningkatan spritualitas.

d. Berdasarkan tugasnya, musyrif harus memiliki kompetensi hafal/fasih

dalam pembacaan al-Quran, berkomunikasi bahasa Arab dan/atau

Inggris secara aktif, dan memilki kecakapan lain yang dibutuhkan.

g. Sistem Pengelolaan

1. Pengelolaan manajemen dan administrasi ma‟had al-jamiah dilaksanakan

oleh direktur dibantu oleh : a) sekretaris dan tata usaha, b) bendahara

dalam bidang keuangan.

2. Pengelolaan akademik ma‟had, yakni kagiatan ta’lim tanmiyah lughah,

tsaqofah ma’hadiyah, pembinaan ahklak, dan peningkatan spritualitas

dilaksanakan oleh pengasuh, mudarris, dibantu oleh murabbi dan musyrif.

h. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga berasal dari

anggaran IAIN Salatiga atau sumber pendanaan lain yang tidak mengikat.

i. Pelaporan

1) Secara kelembagaan direktur berkewajiban menyusun dan menyampaikan

laporan pelaksanaan tugas secara tertulis dan periodik.

2) Laporan disusun dan dilaksanakan secara berjenjang pada masing-masing

tugas dan fungsi dalam struktur.

3) Pelaporan dimaksudkan untuk mempertanggungjawabkan dan

menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapai oleh

ma’had al-jamiah yang dituangkan dalam dokumen laporan ma’had al-

jamiah.

Page 30: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 22

22

4) Laporan disusun berdasarkan rencana strategi, rencana kinerja,

pengukuran kinerja kegiatan, dan pengukuran pencapaian sasaran.

5) Pelaporan disampaikan kepada pimpinan IAIN Salatiga, direktorat

jenderal pendidikan Islam kementerian agama RI, dan pihak lain yang

diperlukan.

j. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan dua cara: monitoring

internal dan eksternal

1. Monitoring dan evaluasi internal dilaksanakan oleh Pusat Penjaminan

Mutu (P2M) IAIN Salatiga.

2. Monitoring dan evaluasi eksternal dilaksanakan oleh ditjen pendidikan

Islam departemen agama RI.

Monitoring dan penilaian meliputi beberapa aspek berikut:

a. Pencapaian visi, misi dan tujuan program

b. Manajemen lembaga (pengelola akademik, administrasi, dan keuangan).

c. Capaian kurikulum dan sistem pembelajaran

d. Menejemen sumber daya manusia dan sarana/prasarana.

e. Profil dan kompetensi out put program

Penilaian profil dan kompetensi out put program dilakukan melalui

metode assestmen kompetensi, yaitu proses pembuktian ketercapaian

kompetensi yang telah ditetapkan.

Tujuan assemen kompetensi adalah mendapatkan bukti-bukti

penguasaan kompetensi yang akan digunakan untuk menilai kinerja

program secara lebih luas.

Assemen kompetensi dilakukan pada akhir masa program, dilakukan

oleh pimpinan IAIN Salatiga.

k. Pola Umum Penyelenggaraan Ma’had Mahasiswa 1. Penyelenggaraan ma‟had mahasiswa dilaksanakan secara bertanggung

jawab dengan memperhatikan prinsip profesionalitas, berorientasi mutu,

keikhlasan, kemadirian, dan kebersamaan demi tercapainya tujuan

pendidikan Ma‟had Mahasiswa

2. Pengaturan dan pengelolaan tempat tinggal mahasiswa dilakukan secara

benar, akuntabel, sesuai aturan yang berlaku, dan diperutukkan bagi

seluruh mahasiswa baru IAIN Salatiga, jika dalam pelaksanaanya,

berkaitan dengan kapasitas hunian asrama (tempat tinggal) yang tidak

mampu menampung seluruh mahasiswa baru, IAIN Salatiga memilih

alternatif pengaturan seperti dibawah ini:

a. Melakukan seleksi terhadapa mahasiswa baru yang dianggap memilki

prestasi.

b. Melakukan pengumuman dan seleksi terhadap mahasiswa baru yang

berminat tinggal di asrama sesuai kebutuhan

3. Berkenaan dengan kapasitas hunian terbatas, pimpinan IAIN Salatiga

berupaya secara bertahap harus memenuhi kebutuhan tersebut dengan

dukungan dari kementerian agama instansi lain yang terkait.

Page 31: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 23

23

l. Standar Minimal Ma’had Mahasiswa

1. Komponen Fisik

a. Asrama

1) Asrama merupakan gedung pemondokan bagi mahasiswa-santri

aktif ma‟had al-jamiah dengan dua fungsi utama: (pembelajaran 24

jam) dan wadah pembinaan mahasiswa melalui pola kepengasuhan.

2) Sebagai full day learning sphere, di samping menjadi tempat

tinggal mahawasiswa-santri, asrama harus menjadi wahana

penciptaan situasi yang kondusif bagi pencapaian tujuan

pendidikan di PTAI.

3) Sebagai wadah pembinaan mahasiswa, asrama arus

merepresentasikan nilai-nilai yang dicita-citakan dalam falsafah

kehidupan pesantren melalui pola kepengasuhan yang total.

4) Penghuni asrama adalah mahasiswa aktif IAIN Salatiga.

5) Daya tampung asrama disesuaikan dengan jumlah mahasiswa-

santri aktif, layak huni, memenuhi standar kelayakan hunian.

b. Masjid

1) Masjid berfungsi sebagai sarana ibadah dan pembinaan mahasiswa-

santri dalam menunjang aktifitas keagamaan ma‟had dan/atau

proses pembelajaran secara umum di kampus.

2) Masjid sebaiknya terintegrasi dan berada dilokasi yang dekat

dengan gedung ma‟had/asrama, bukan masjid yang berdiri sendiri

dan jauh dari lokasi.

3) Kapasitas dan daya tampung masjid sekurang-kurangnya sama atau lebih

besar dengan jumlah mahasiswa-santri yang menghuni di asrama.

4) Apabila fasilitas masjid belum terpenuhi, maka untuk sementara

menggunakan aula ma‟had

c. Rumah Pengasuh

1) Rumah pengasuh merupakan sarana tempat tinggal bagi dewan

pengasuh (kiai), yang berfungsi juga sebagai sarana pembelajaran

informal bagi mahasiswa-santri Ma‟had Mahasiswa.

2) Sebagi tempat tinggal, desain rumah pengasuh harus memiliki

kelayakan huni, nilai privasi, dan berada pada lokasi yang dekat

atau terintegrasi dengan asrama.

d. Sarana Penunjang

1) Sebagai penunjang terhadap kegiatan pendidikan di Ma‟had

Mahasiswa, keberadaan saran penunjang dimaksudkan untuk

memberikan nilai tambah bagi dan menunjang pencapaian tujuan

pendidikan di IAIN Salatiga.

2) Sarana penunjang sebaiknnya terintegrasi dengan gedung ma‟had, atau

berada pada lokasi kampus agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Secara umum sarana penunjang terdiri dari 2 kategori:

a) Sarana Penunjang Akademik

Perpustakaan dan ruang baca bagi mahasiswa-santri

Ruang halaqoh

Ruang konsultasi mahasiswa-santri

Page 32: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 24

24

Ruang computer

b) Saran Penunjang Lain

Kantin yang memadai

Sarana olahraga dan seni

Gedung pertemuan

Lahan parkir

2. Komponen SDM

a. Direktur Ma‟had (Mudir)

1) Mudir Ma‟had adalah salah seorang yang ditunjuk oleh

pemimpinan IAIN untuk menjadi penanggungjawab

penyelenggaraan Ma‟had Mahasiswa. Kreteria mudir adalah: a)

memiliki kemampuan dalam bidang ilmu agama (terutama keahlian

membaca dan memahami kitab-kitab standar), b) berakhlak

mulia, dan c) memiliki komitmen untuk mengembangkan Ma‟had

Mahasiswa.

2) Mudir bertanggung jawab dalam pengembangan akademik dan

penmbinaan mahasiswa-santri di Ma‟had Mahasiswa, pengambil

kebijakan, menjadi teladan, dan tempat bertanya dalam soal agama.

b. Mudarris adalah beberapa ustad yang karena kemampuanya dalam

bidang ilmu agama (terutama keahlian membaca dan memjelaskan

kitab kuning) dan/atau menguasai al-Quran, ditunjuk untuk

mengampu meteri kajian tertentu di Ma‟had Mahasiswa

c. Murabbi adalah seorang (diutamakan sarjana/alumni SI) yang ditunjuk

secara khusus untuk membantu pengasuh/mudarris dalam pelaksanaan

kegiatan ma‟had, pembelajaran al-Quran, kitab, tahfidz, dan pembinaan

akhlak. Murabbi diharuskan memiliki kemampuan dalam bidang ilmu

agama (terutama keahlian membaca dan menjelaskan kitab kuning), atau

mengampu pembelajaran al-Quran.

d. Musyrif adalah mahasiswa senior yang dipilih untuk membantu

murabbi dalam pelaksanaan kegiatan ma‟had seperti ta‟lim al-Quran

dan kitab, pembinaan akhlak, dan peningkatan spiritualitas, musyrif

diharuskan memiliki kemampuan dalam bidang ilmu agama (terutama

keahlian membaca dan menjelaskan kitab kuning), atau mengampu

pembelajaran al-Quran.

e. Mahasiswa-santri adalah mahasiswa IAIN Salatiga aktif (diutamakan

semester I dan II) yang memenuhi syarat dan bersedia mematuhi

aturan yang berlaku di Ma‟had Mahasiswa.

m. Kurikulum Ma’had Mahasiswa Kurikulum Ma‟had Mahasiswa dimaksudkan sebagai materi pengajaran

yang berlangsung dalam upaya pembinaan mahasiswa. Kurikulum Ma‟had

Mahasiswa berisi bahan kajian (kurikulum) dan kegiatan pembelajaran yang

ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keislaman yang bersumber pada al-

Quran dan al-Sunnah, pembiasaan berbahasa, pembinaan akhlak, dan

peningkatan spiritualitas. Beberapa komponen ta‟lim ma‟hadiy yang dapat

dikembangkan meliputi beberapa hal sebagai berikut:

Page 33: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 25

25

a. Ta’lim al-Quran

1. Kegiatan ini wajib diikuti semua mahasiswa-santri yang diklasifikasikan

sesuai dengan kemampuanya dalam empat kategori/kelompok, yakni:

tashwit, qiro’ah, tarjamah dan tafsir.

2. Ta’lim al-Quran dilaksanakan sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu

minggu selama dua semester.

3. Indikator capaian ta’lim al-Quran diakhir semester genap, semua

mahasiswa-santri setidak-tidaknya telah mampu membaca al-Quran

dengan baik dan benar, dan mampu menghafal juz amma.

4. Setiap mahasiswa-santri yang telah dinyatakan mencapai indikator

capaian al-Quran. PTAI dapat dijadikan sertifikat tersebut sebagai

prasyarat pengambilan matakuliah ulumul qur‟an/ studi al-Quran.

b. Ta’lim al-Hadist

1. Talim al-hadist wajib diikuti semua mahasiswa-santri

2. Kitab al-hadist diselenggarakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu

minggu selama dua semester.

3. Indikator capaian ta’lim al-hadis adalah kemampuan mahasiswa-santri

menghafal dan memahami makna kandungan hadis, yang jumlahnya

ditentukan oleh majelis masyayikh.

4. Setiap mahasiswa-santri yang telah dinyatakan mencapai indikator

pencapaian ta’lim al-hadist diberikan sertifikat ta‟lim al-hadits.

c. Ta’lim al-Afkar al-Islamiyah

1. Ta’lim al-afkar al-Islamiyah adalah pengajaran dan proses transmisi

pengetahuan keislaman khusus, seperti ilmu dan praktek tasawauf untuk

pembentukan kepribadian dan spiritualitas, atau ilmu fiqh untuk

pembentukan ubudiyah mahasiswa-santri.

2. Kegiatan ini diselenggarakan setidaknya dua kali dalam satu minggu,

selama dua semester, dan wajib diikuti oleh semua santri.

3. Kegiatan ini diasuh langsung oleh pengasuh unit hunian (wali al-mabna).

4. Indikator capaian kompetensi ta’lim al-afkar al-Islamiyah ialah masing-

masing mahasisawa-santri mampu menjelaskan dan memahami hukum-

hukum tertentu dengan menyertakan dalil baik al-Quran mapun al-

sunnah, dan menyebukan pokok-pokok keimanan serta komprehensif.

5. Pada setipa akhir semestrer diselenggarakan test atau evaluasi dan

diberikan sertifikat bagi yang dinyatakan lulus capaian minimal sebagai

syarat mengambil mata kuliah studi kalam atau studi fiqh atau studi

tasawuf.

d. Tanmiyah al-Lughah

Kegiatan tanmiyah al-lughah dapat dilakukan sekurang-kurangnya meliputi:

1. Penciptaan lingkungan kebahasaan (bi’ah lughowiyah) dilakukan dengan

mengkondisikan lingkungan Ma‟had Mahasiswa melalui beberapa cara

misalnya:

Page 34: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 26

26

a. Meletakan beberapa stetement berbahasa Arab/Inggris dibeberapa

tempat strategis, baik berupa ayat al-Quran, al-hadits, pribahasa, atau

pendapat pakar, yang dapat memotivasi penggunaan bahasa arab

maupun inggris.

b. Memberikan materi dan kosa kata bahasa Arab/Inggris dan /bahasa

asing lain yang harus dihafalkan

c. Memberikan layanan administrasi dan layanan umum lainya dengan

menggunkan bahasa Arab/Inggris dan atau bahasa asing lain

d. Memberikan labelisasi benda-benda yang ada di unit-unit hunian dan

sekitar ma‟had dengan memberi nama dalam bahasa Arab/ Inggris

e. Memberlakukan wajib berbahasa Arab/Inggris bagi semua penghuni

ma‟had

f. Membentuk mahkamah bahasa yang bertugas memberikan sanksi

terhadap pelanggaran berbahasa.

2. Pelayanan Konsultasi Bahasa

a. Pelayanan ini dipandu oleh musyrif/ah pada unit masing-masing untuk

membantu mahasiswa-santri yang mendapatkan kesulitan dalam

merangkai kalimat yang benar, melacak arti kata yang benar dan umum

digunakan serta bentuk layanan kebahsaan yang lainya.

b. Layanan ini dapat diakses di ruangan yang telah disediakan

musyrif/ah dengan jadwal layanan yang disepakati dalam sepekan.

3. Al-yaum al-Araby dan English Day

Program ini dilaksanakan dalam satu hari yang dipersiapkan secara

khusus untuk pemberian materi bahasa Arab/Inggris, seperti pelatihan

membuat kalimat yang baik dan benar, permainan kebahasaan, debat,

latihan percakapan dua orang atau lebih dan diskusi bahasa Arab/Inggris

dengan tema-tema tertentu

4. Al-musabaqoh al-Arabiyah dan English Contest

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memacu kreatifitas kebahasaan degan

cara mengkompetisikan keterampilan dan kecakapan mahasiswa-santri

dalam berbahasa Arab/Inggris melalui berbagai lomba kebahasaan.

Kegiatan ini setidaknya dilaksanakan setahun sekali pada akhir program

al-yaum al-araby/english day.

5. Shabah al-Lughah/Language morning

Bentuk kegiatan yang diformat untuk membekali kosa kata, baik

Arab/Inggris, contoh kalimat yang baik dan benar, pembuatan contoh-

contoh kalimat yang lain. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi stelah sholat

subuh dimasing-masing unit hunian.

e. Tsaqofah Ma’hadiyah

1. Transmisi tsaqofah ma’hadiyah

a. Tansmisi tsaqofah ma’hadiyah dilakukan melalui kegiatan kuliah

umum dan/pelatihan yang harus diikuti semua unsur Ma‟had

Mahasiswa

Page 35: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 27

27

b. Kegiatan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru untuk

memberikan orienstasi dan pembekalan materi tentang sholat,

keistimewaan membaca al-Quran, puasa dan dzikir

c. Materi dan penjelasan kegiatan ini menggunakan dasar normatif

yang mutawatir dan/shohih hikmah al-tasyri’ (filosofi legislasi),

perspektif medis, psikologis, dan sebaginya sehingga dapat

memunculkan kesadaran dan penghayatan masing-masing dalam

menunaikan sholat, puasa, dan dzikir.

2. Pembentukan Tsaqofah Ma’hadiyah

a. Pembengtukan tsaqofah ma’hadiyah meliputi kegiatan sholat

maktubah berjama‟ah, sholat sunnah mua‟kadah, puasa-puasa

sunnah, pembacaan al-adzkar al-ma’tsurah, dan khatmil quran.

b. Pembentukan tsaqofah ma‟hadiyah dilaksanakan oleh semua

civitas Ma‟had Mahasiswa.

c. Pembentukan tsaqofah ma’hadiyah dimaksudkan untuk

meneladani sunnah rosullillah menangkap hikmahnya, sebagai

saran implementasi ilmu, memperdalam spritual, dan membentuk

keagungan akhlak.

f. Daftar Mata Dirosah

1. Al Qur'an

2. Aqidah

3. Ahlaq Tasawuf

4. Fiqh

5. Praktikum Ibadah

6. Masail Fiqhiyah

7. Bahasa Inggris (Klasikal)

8. Bahasa Inggris (Praktis)

9. Bahasa Arab (Klasikal)

10. Bahasa Arab (Praktis)

11. Soft Skill

12. Tilawah

g. Jadwal

Secara umum pesantren mengatur waktu-waktu untuk kegiatan belajar dan

ibadah, yang disesuaikan dengan jadwal dan kegiatan dari mahasiswa di

kampus masing-masing. Selanjutnya pesantren memberikan ruang yang luas

bagi santri mahasiswa untuk aktif di organisasi kemahasiswaan dimana dia

belajar. Sehingga antara pesantren dan perguruan tinggi tidak saling

mengganggu akan tetapi justru diharapkan akan ada sinergi dan saling

memberikan manfaat. Tabel 4 berikut adalah waktu kegiatan di ma‟had

seperti tersaji berikut.

Page 36: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 28

28

Tabel 4. berikut adalah waktu kegiatan di ma‟had

Waktu Kegiatan

03.00 – 04.00 Qiyamu al lail (tahajud)

04.00 – 05.00 Shalat Subuh berjamaah

05.00 – 06.00 Kerja bhakti bersih-bersih (ro‟an)

06.00 – 07.00 Persiapan ke kampus

07.00 – 15.30 Perkuliahan di kampus

15.30 – 17.00 Olah raga

17.00 – 17.30 Tadarrus Al quran

17.30 – 18.00 Shalat maghrib berjamaah + kultum

18.00 – 20.30 Dirosah malam sesuai kelas masing-masing

h. Kegiatan Mingguan Selain aktifitas keseharian, di Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga juga ada

kegiatan-kegiatan yang berjalan secara rutin setiap minggu baik yang

diselenggarakan oleh Pembina maupun oleh organisasi santri seperti tabel 5

berikut.

Tabel 5. Kegiatan rutin ma‟had tiap minggu

Hari Waktu Kegiatan

Jumat Dini hari 03.30 – 04.30 Istighatsah

Kamis malam 18.00 – 20.30 Tahlil, diskusi, rebana, khithabah

Ahad pagi 06.00 – 08.00 Kerja bakti bersama

i. Kegiatan Bulanan dan Tahunan

Selain kegiatan rutin setiap hari dan setiap minggu, juga diselenggarakan

kegiatan bulanan dan tahunan yang diselenggarakan oleh organisasi santri

dengan bimbingan dari pembina berupa tekhtiman al quran, seminar,

pelatihan kepemimpinan, enterpreneurship, kegiatan sosial kemasyarakatan

(idul Qurban, bhakti sosial, khitanan massal, dll) .

j. Kurikulum Dan Silabus

Secara garis besar, kurikulum Ma‟had Mahasiswa IAIN Salatiga dibagi

menjadi dua bagian yang merupakan satu kesatuan integral, yakni: Intra-

curricular dan Extra-curricular.

1. Intra-Curricular

Page 37: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 29

29

Intra-curricular adalah kegiatan-kegiatan yang dirancang sehubungan

dengan target-target capaian tujuan instruksional. Kegiatan ini dihitung

berdasarkan bobot dirosah yang bersangkutan, yakni 2 sks mata dirosah

sama dengan 120 menit tatap muka, 120 menit tugas terstruktur, 120

menit tugas mandiri. Kegiatan intra-curricular ini menjadi tanggung

jawab dari masing-masing pengajar mata dirosah dibantu asistennya

(kalau ada). Meskipun demikian, mengingat terbatasnya waktu yang

tersedia, kegiatan pengerjaan tugas terstruktur dan tugas mandiri santri

dilakukan secara integratif.

Kegiatan intra-curricular ini akan dilaksanakan secara demokratis, aktual,

kontekstual, dan lebih mengutamakan penggunaan authentic materials.

Artinya, kegiatan belajar mengajar akan sangat mengedepankan

partisipasi aktif atas pembahasan masalah-masalah sosial-aktual sesuai

konteks permasalahan yang ada. Meskipun demikian, design belajar-

mengajar ini tetap dalam batas-batas kesopanan dan kepantasan

kebebasan mimbar akademik.

2. Extra-curricular

Extra-curricular adalah kegiatan-kegiatan yang sengaja dirancang di luar

kegiatan-kegiatan yang dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan intra-

curricular. Kegiatan ini antara lain berupa: kegiatan olah raga,

muhadharah, English Conversation, penyelesaian tugas-tugas, pengayaan

wawasan melalui kajian-kajian literatur di perpustakaan, kegiatan-

kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan juga

kegiatan rutin berupa kuliah tamu yang diselenggarakan setiap dua

minggu. Dalam kegiatan extra-curricular ini para santri akan didampingi

musa'id dan peer-tutors yang dalam kesehariannya akan senantiasa

mendampingi para santri dan tinggal bersama mereka di kamar-kamar

para santri. Mengingat para musa'id dan peer-tutors ini nantinya

berfungsi sebagai pendamping sekaligus teman diskusi para santri

(counter-part) terutama dalam melatih kebiasaan muhadatsah dan

speaking-nya, serta metodologi berfikir. Untuk memberikan kesempatan

yang luas kepada santri untuk berlatih maka komposisi ideal antara

musa'id (peer tutors) dengan santri adalah 1:10.

C. Ma’had Aly UIN Malang

a. VISI Ma'had

“Terwujudnya pusat pemantapan akidah, pengembangan ilmu keislaman,

amal shalih, akhlak mulia, pusat informasi pesantren dan sebagai sendi

terciptanya masyarakat muslim Indonesia yang cerdas, dinamis, kreatif,

damai dan sejahtera”.

b. MISI Ma'had 1. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan akidah dan kedalaman

spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan kematangan professional

2. Memberikan ketrampilan berbahasa Arab dan Inggris

3. Memperdalam bacaan dan makna al-Qur‟an dengan benar dan baik.

c. Profil Msaa UIN Maliki Malang. 1) Dasar Pemikiran

Page 38: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 30

30

Dalam pandangan Islam, mahasiswa merupakan komunitas yang terhormat

dan terpuji (QS.al-Mujadalah :11), karena ia merupakan komunitas yang

menjadi cikal bakal lahirnya ilmuan (ulama’) yang diharapkan mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan penjelasan pada

masyarakat dengan pengetahuannya itu (QS al-Taubah:122). Oleh karenanya,

mahasiswa dianggap sebagai komunitas yang penting untuk menggerakkan

masyarakat Islam menuju kekhalifahannya yang mampu membaca alam nyata

sebagai sebuah keniscayaan ilahiyah (QS.Ali-Imran:191)

2) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang memandang

keberhasilan pendidikan mahasiswa apabila mereka memiliki identitas sebagai

seseorang yang mempunyai: (1) ilmu pengetahuan luas, (2) penglihatan yang

tajam, (3) otak yang cerdas, (4) hati yang lembut dan (5) semangat tinggi

karena Allah (Tarbiyatu Uli al-Albab: Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh, 2005:5)

3) Untuk mencapai keberhasilan tersebut, kegiatan kependidikan di Universitas

Islam Negeri (UIN) Maliki Malang, baik kurikuler, ko-kurikuler maupun

ekstra kurikuler, diarahkan pada pemberdayaan potensi dan kegemaran

mahasiswa untuk mencapai target profil lulusan yang meiliki cirri-ciri: (1)

kemandirian, (2) siap berkompetisi dengan lulusan Perguruan Tinggi lain, (3)

berwawasan akademik global, (4) kemampuan memimpin/sebagai penggerak

umat, (5) bertanggung jawab dalam mengembangkan agama Islam di tengah-

tengah masyarakat, (6) berjiwa besar, dan (7) kemampuan menjadi tauladan

bagi masyarakat sekelilingnya (Visi, Misi dan Tradisi UIN Maliki

Malang, 2006:5).

4) Strategi tersebut mencakup pengembangan kelembagaan dan tercermin dalam:

(1) kemampuan tenaga akademik yang handal dalam pemikiran, penelitian,

dan berbagai aktivitas ilmiah-religius, (2) kemampuan tradisi akademik yang

mendorong lahirnya kewibawaan akademik bagi seluruh civitas akademika,

(3) kemampuan manajemen yang kokoh dan mampu menggerakkan seluruh

potensi untuk mengembangkan kreatifitas warga kampus, (4) kemampuan

antisipatif masa depan dan bersifat proaktif, (5) kemampuan pimpinan

mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki menjadi kekuatan

penggerak lembaga secara menyeluruh, dan (6) kemampuan membangun biah

Islamiyah yang mampu menumbuhsuburkan akhlakul karimah bagi setiap

civitas akademika.

5) Untuk mewujudkan harapan terakhir, salah satunya adalah dibutuhkan

keberadaan ma‟had yang cera intensif mampu memberikan resonansi dalam

mewujudkan lembaga pendidikan tinggi Islam yang ilmiah-religius, sekaligus

sebagai bentuk penguatan terhadap pembentukan lulusan yang intelek-

profesional. Hal ini benar karena tidak sedikit keberadaan ma‟had telah

mampu memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini melalui alumninya

dalam mengisi pembangunan manusia seutuhnya. Dengan demikian,

keberadaan ma‟had dalam komunitas perguruan tinggi Islam merupakan

keniscayaan yang akan menjadi pilar penting dari banyunan akademik.

6) Saat ini, dilihat dari keberadannya, asrama mahasiswa di Indonesia dapat

diklasifikasikan menjadi tiga model. Pertama, asrama mahasiswa sebagai

tempat tinggal sebagian mahasiswa aktif dan berprestasi dengan indikasi nilai

Indeks Prestasi (IP) tinggi. Kegiatan yang ada di asrama model ini ialah

kegiatan yang diprogramkan oleh para penghuninya, sehingga melahirkan

kesan terpisah dari cita-cita perguran tinggi.Kedua, asrama mahasiswa sebagai

tempat tinggal pengurus atau aktivis intra dan ekstra kampus. Kegiatan yang

Page 39: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 31

31

ada di asrama model kedua ini banyak terkait dengan kegiatan rutinitas intra

dan ekstra kampus tanpa ada control dari perguruan tinggi. Ketiga, asrama

mahsiswa sebagai tempat tinggal sebagian mahasiswa yang memang

berkeinginan berdomisili di asrama kampus, tanpa ada persyaratan tertentu.

Oleh sebab itu kegiatan yang ada di asrma model ketiga inipun tidak

terprogram secara baik dan terkadang kurang mendukung terhadap visi dan

misi perguruan tinggi-nya.

7) Berdasarkan dari filosofi ini dan misi diatas, sekaligus dari hasil pembacaan

terhadap model asrama mahasiswa yang ada selama ini, Universitas Islam

Negeri (UIN) Maliki Malang memandang bahwa pendirian ma‟had dirasa

sangat urgen bagi upaya merealisasikan semua program kerjanya secara

integral dan sistematis, sejalan dan sinergis dengan visi dan misi UIN Maliki

Malang.

d. PENDIRIAN MA’HAD SUNAN AMPEL AL-‘ALY 1) Ide pendirian ma‟had sunan ampel al-„aly yang diperuntukkan bagi mahasiswa

UIN Maliki Malang sudah lama dipikirkan, yaitu sejak kepemimpinan KH.

Usman Manshur, tetapi hal tersebut belum dapat terealisasikan. Ide tersebut

baru dapat direalisasikan pada masa kepemimpinan Prof.Dr.H.Imam

Suprayogo, ketika itu masih menjabat sebagai Rektor IAIN Malang.

2) Peletakan batu pertama pendirian bangunan ma‟had dimulai pada Ahad Wage,

4 April 1999, oleh 9 (Sembilan) orang kyai berpengaruh di Jawa Timur

yangdisaksikan oleh sejumlah orang kyai lainnya dari Kota dan Kabupaten

Malang dan dalam jangka waktu satu tahun, 4 (empat) unit gedung yang

terdiri dari 189 kamar (3 unit masing-masing 50 kamar dan 1 unit 39 kamar)

dan 5 (lima) rumah pengasuh serta 1 (satu) rumah untuk mudir (direktur)

ma‟had telah berhasil diselesaikan.

3) Pada tanggal 26 Agustus 2000, ma‟had mulai dioperasikan, ada sejumlah 1041

orang santri, 483 santri putra dan 558 santri putrid menghuni unit-unit hunian

yang megah itu. Para santri tersebut adalah mereka yang terdaftar sebagai

mahasiswa baru dari semua fakultas.

4) Dan pada tanggal 17 April 2001, Presiden RI KH.Abdurrahman Wahid

berkenan hadir dan meresmikan penggunaan ke empat hunian ma‟had, yang

masing-masing diberi nama mabna (unit gedung) al-Ghazali, mabna Ibn

Rusyd, mabna Ibn Sina, mabna Ibn Kholdun, selang beberapa bulan kemudian

satu unit hunian berkapasitas 50 kamar untuk 300 orang santri dapat dibangun

dan diberi nama al Farabi yang diresmikan penggunaannya oleh Wakil

Presiden RI, Hamzah Haz dan didampingi oleh Wakil Presiden I Republik

Sudan saat meresmikan alih status IAIN Malang menjadi Universitas Islam

Indonesia Sudan (UIIS).

5) Semua unit hunian ma‟had tersebut sekarang dihuni khusus untuk santri putra,

sementara untuk santri putri sekarang menempati 4 (empat) unit hunian baru

yang dibangun sejak tahun 2006 dan telah selesai pembangunannya, 2 (dua)

unit diantaranya bernama mabna Ummu Salamah dan mabna Asma b.Abi

Bakr, berkapasitas 64 kamar, masing-masing untuk 512 orang. 1 (satu) unit

bernama mabna Fatima al Zahra berkapasitas 60 kamar untuk 480 orang dan 1

(satu) unit bernama mabna Khadijah al Kubro berkapsitas 48 kamar untuk 348

orang.

6) Masing-masing kamar dari 4 (empat) unit hunian tersebut untuk kapasitas 8

(delapan) orang. Kedua unit hunian untuk santri putra dan untuk santri putri

Page 40: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 32

32

berada di lokasi terpisah dalam are kampus, semua unit hunian tersebut

berkapasitas 425 kamar untuk 3022 orang santri.

7) Melengkapi nuansa religius dan kultur religiusitas muslim Jawa Timur, maka

dibangunlah monumen (prasasti) yang sekaligus menggambarkan visi dan

misi ma‟had yang tertulis dalam bahasa Arab di depan pintu masuk area unit

hunian untuk santri putra. Prasasti tersebut berbunyi:

(jadilah kamu orang-orang yang memiliki mata hati);

(jadilah kamu orang-orang yang memiliki kecerdasan);

(jadilah kamu orang-orang yang memiliki akal);

(dan berjuanglah untuk membela agama Allah dengan kesungguhan).

e. Progam Ma’had

1) Progam kegiatan harian di Pusat Ma‟had Al-Jami‟ah :

a) Shabah al-Lughah (Language Morning)

b) Ta‟lim Al-Qur‟an

c) Tashih Qiroatul Al-Qur‟an

d) Tahsin Tilawatil Qur‟an

e) Ta‟lim Afkar Al-Islamiyah

f) Shalat Tahajud/ Persiapan shalat shubuh berjamaah

g) Jama‟ah Shalat Shubuh dan pembacaan Wirdul Lathief

h) Shalat Jama‟ah

i) Pembacaan surat Yasin/ Tahsin al-Qiro‟ah/ Madaa‟ih Nabawiyah/

Muhadlarah/ Ratib al-Hadad / Ngaji Bersama

j) Smart Study Community, Kegiatan Ekstra Mabna &amp; UPKM (Unit

Kegiatan Kegiatan Ma‟had: a. JDFI : Shalawat, Kaligrafi, Khitobah, qiroah,

dan MC.

k) Halaqah Ilmiah

l) Jurnalistik El-Ma‟rifah).

m) Pengabsenan jam malam santri dan Pendampingan

n) Belajar mandiri dan istirahat

JADWAL HARIAN MSAA tersaji dalam tabel 6 berikut

Tabel 6. Jadwal Harian Msaa

Waktu Kegiatan

04.00 – 04.30 Shalat tahajud / persiapan shalat shubuh berjamah

04.30 – 05.15 Jamaah shalat shubuh dan pembacaan wirdul lathief

05.15 – 05.45 Shabah al-Lughoh

05.45 – 07.00 Senin dan Rabu ; Ta‟lim al-Qur‟an

Selasa dan Kamis; Ta‟lim al-Afkar al-Islamiyah

07.00 – 14.00 Kegiatan Perkuliahan reguler

08.00 – 14.00 Tashih al-Qiro‟ah

14.00 – 16.30 PKPBA

17.30 – 18.00 Shalat maghrib berjamaah dan pembacaan surat Yasin / Tahsin al

Qiro‟ah / Madaa‟ih Nabawiyah / Muhadlarah / Ratib al-Hadad / Ngaji

Page 41: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 33

33

bersama

18.00 – 20.00 PKPBA

20.00 – 21.30 Smart Study Community dan Kegiatan Eksta Mabna

21.30 – 22.30 Pengabsenan jam malam santri dan Pendampingan

D. Analisis Data dan Pembahasan

1. Model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat meningkatkan kualitas

program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Negeri (PTKIN) antara lain; pertama, Perbaikan sarana belajar untuk proses

pembelajaran di Ma‟had yang belum standar. Jumlah space untuk proses

belajar mengajar di Ma‟had perlu diperbaiki dan disempurnakan karena

banyak meja belajar yang kurang memadai, lampu dengan penerangan yang

kurang untuk jumlah mahasantri yang besar dan buku-buku dirosah yang

kurang lengkap. Meja belajar dan lampu yang standar akan membuat

penghuni Ma‟had akan bisa nyaman untuk melaksanakn proses pembelajaran.

Disamping itu sarana belajar juga kurang luas dengan belum tersedia tempat

untuk belajar di dalam sebuah ruangan yang besar yang mampu menampung

seluruh penghuni Ma‟had. Kedua Perbaikan sarana perlu ditingkatkan. Masih

sering terjadi kekurangan air untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK). Sarana

olah raga sebagai wahana untuk membuat tubuh yang segar karena dari tubuh

yang segar akan membuat penghuni ma‟had menjadi bisa berfikir yang baik

dan memiliki ketahanan tubuh yang kuat, perlu dipahami bahwa interaksi

dengan banyak penghuni ma‟had akan menyebabkan penghuni mah‟had

riskan terhadap penyakit tertentu karena selama ini yang terjadi banya

pesantren dengan jumlah santri banyak akan mudah terserang dan tertular

penyakit seperti flu, batuk, dan penyakit kulit, ketiga, Perbaikan Kinerja dan

pendampingan dalam melaksanakan semua program ma‟had. Kinerja dan

semangat untuk menyukseskan program ma‟had perlu ditingkatkan dengan

disiplin yang baik dalam setiap kegiatan ma‟had. Pendamping juga perlu

dimaksimalkan dalam proses pendampingan. Dalam ma‟had bahasa Arab dan

bahasa Inggris masih menjadi permasalahan jika prosentasi pendamping dan

peserta mah‟had masih belum standar dan baik.

2. Teknik pelaksanaan evaluasi yang tepat pada program pengelolaan Mahad

Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang perlu

dilakukan adalah; pertama, Teknik pemeliharaan hafalan agar peserta ma‟had

bisa khatam beberapa juz Al-qur‟an seperti yang menjadi target pengurus dan

program ma‟had. Kedua, Teknik keberlangsungan alumni peserta ma‟had

untuk mempermudah dan memperlancar program ma‟had berikutnya.

Program ma‟had yang diperuntukkan untuk mahasiswa baru dan hanya 1

tahun atau 2 semester dirasa masih kurang memadai dan lama sehingga perlu

di tambah untuk beberapa semester. Ketiga, Kaderisasi – Regenerasi

penghuni ma‟had diperlukan untuk menjaga kesinambungan program

ma‟had. Kader-kader yang terpilih perlu direkrut untuk regenerasi berikutnya

sebingga program ma‟had bisa diteruskan dan program-program ma‟had akan

Page 42: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 34

34

lebih mudah dilaksanakan. Keempat, wacana Ilmuwan ulama dan ulama yang

ilmuwan sebagai tujuan utama pendidikan di perguruan tinggi keagamaan

islam negeri perlu didukung oleh semua pihak agar bisa berhasil. Mimpi agar

pemimpin-pemimpin di negeri Indonesia diisi oleh alumni PTKIN sangat

perlu didorong agar sebera terwujud, bisa memiliki presiden dan wakil

presiden serta menteri dan pemimpin lain yang bisa hafal Al-Qur‟an selain

mereka sarjana.

3. Menghasilkan struktur komponen dan indikator model evaluasi sebagai

acuan penyusunan instrumen evaluasi program pembelajaran pengelolaan

Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Berdasarkan hasil kegiatan FGD dan Uji Keterbacaan yang dilakukan dengan

seorang pakar pengukuran, seorang pakar metodologi, seorang pakar ma‟had,

dan seorang pakar bahasa Indonesia dihasilkan hasil instrumen seperti dalam

tabel 7. berikut;

Tabel 7. Instrumen penelitian

No Pernyataan Skor

1 2 3 4 5

A. Aspek Context

1 Kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had 1 2 3 4 5

2 Kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had 1 2 3 4 5

3 Kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had 1 2 3 4 5

4 Ketersambunagn antara materi ma‟had dengan tujuan PTKIN 1 2 3 4 5

5 Saling mendukung antara materi ma‟had dengan program PTKIN 1 2 3 4 5

B. Aspek Input

6 Kriteria calon peserta mahad 1 2 3 4 5

7 Entri behavior peserta mahad 1 2 3 4 5

8 Konsentrasi terhadap materi ma‟had 1 2 3 4 5

9 Respon positif terhadap proses pembelajaran 1 2 3 4 5

10 Kreatif dalam proses pembelajaran 1 2 3 4 5

C. Aspek Proses

11 Pelaksanaan kegiatan di ma‟had 1 2 3 4 5

12 Penggunaan dan keragaman model pembelelajaran 1 2 3 4 5

13 Evaluasi berjalan dengan efektif dan aktif 1 2 3 4 5

14 Materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 1 2 3 4 5

D. Aspek Product

15 Kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti program ma‟had 1 2 3 4 5

16 Ada respon positif dari masyarakat 1 2 3 4 5

17 Terlihat jelas hasil dari alumni ma‟had 1 2 3 4 5

18 Materi ma‟had menjadi model bagi pengembangan PTKIN 1 2 3 4 5

19 Kemampuan bahasa asing meningkat 1 2 3 4 5

(ket: 1= tidak cocok; 2=kurang cocok; 3=cukup cocok; 4= cocok; 5=sangat

cocok)

Berdasarkan hasil kegiatan uji coba lapangan utama yang dilakukan

dengan dua orang pimpinan ma‟had, empat orang dosen pembimbing ma‟had, dan

sepuluh orang mahasantri ma‟had dihasilkan hasil instrumen seperti dalam tabel 8

berikut;

Page 43: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 35

35

Tabel 8. Instrumen penelitian hasil uji coba lapangan utama

No Pernyataan Rata-rata ket

A. Aspek Context

1 Kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had 4,5 SB

2 Kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had 4,3 SB

3 Kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had 4,3 SB

4 Ketersambunagn antara materi ma‟had dengan tujuan PTKIN 4,3 B

5 Saling mendukung antara materi ma‟had dengan program PTKIN 3,9 B

B. Aspek Input

6 Kriteria calon peserta mahad 4,6 SB

7 Entri behavior peserta mahad 3,6 B

8 Konsentrasi terhadap materi ma‟had 3,9 SB

9 Respon positif terhadap proses pembelajaran 3,3 C

10 Kreatif dalam proses pembelajaran 3,8 B

C. Aspek Proses

11 Pelaksanaan kegiatan di ma‟had 3,1 C

12 Penggunaan dan keragaman model pembelelajaran 3,4 C

13 Evaluasi berjalan dengan efektif dan aktif 4,1 B

14 Materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 4,4 SB

D. Aspek Product

15 Kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti program ma‟had 4 B

16 Ada respon positif dari masyarakat 2,7 C

17 Terlihat jelas hasil dari alumni ma‟had 4,1 B

18 Materi ma‟had menjadi model bagi pengembangan PTKIN 4,1 B

19 Kemampuan bahasa asing meningkat 3,7 B

(ket: SB = Sangat Baik; B = Baik; C = Cukup ; K = Kurang ; SK = Sangat

Kurang)

Berdasarkan hasil kegiatan uji coba lapangan operasional yang dilakukan

dengan empat orang pimpinan ma‟had, enam orang dosen pembimbing ma‟had,

dan dua puluh orang mahasantri ma‟had dihasilkan hasil instrumen seperti dalam

tabel 9 berikut;

Tabel 9. Instrumen penelitian pada uji coba lapangan operasional

No Pernyataan Rata-

rata

Ket

A. Aspek Context

1 Kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had 4,4 SB

2 Kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had 4,5 SB

3 Kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had 4,6 SB

4 Ketersambunagn antara materi ma‟had dengan tujuan

PTKIN 4 B

5 Saling mendukung antara materi ma‟had dengan

program PTKIN 4,5 SB

B. Aspek Input

6 Kriteria calon peserta mahad 4,6 SB

7 Entri behavior peserta mahad 3,2 C

8 Konsentrasi terhadap materi ma‟had 4 B

9 Respon positif terhadap proses pembelajaran 3,3 C

10 Kreatif dalam proses pembelajaran 4,1 B

Page 44: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 36

36

C. Aspek Proses

11 Pelaksanaan kegiatan di ma‟had 2,8 C

12 Penggunaan dan keragaman model pembelelajaran 4 B

13 Evaluasi berjalan dengan efektif dan aktif 4,3 SB

14 Materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 4,4 SB

D. Aspek Product

15 Kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti

program ma‟had 4,3 SB

16 Ada respon positif dari masyarakat 2,3 K

17 Terlihat jelas hasil dari alumni ma‟had 4,1 B

18 Materi ma‟had menjadi model bagi pengembangan

PTKIN 4,1 B

19 Kemampuan bahasa asing meningkat 3,9 B

(ket: SB = Sangat Baik; B = Baik; C = Cukup ; K = Kurang ; SK = Sangat

Kurang)

Page 45: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 37

37

Tabel 10. Rata-Rata Hasil Penelitian

B-1 B-2 B-3 B-4 B-5 B-6 B-7 B-8 B-9 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 5 4 5 4 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 1 3 4 4 4 5 4 2 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 2 2 4 5 5 2 5 5 4 5 5 4 5 2 5 1 5 5 2 5 2 4 5 2 2 4 6 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 3 2 4 4 4 5 2 3 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 5 5 4 4 5 4 5 3 2 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 5 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 5 3 4 5 4 3 4 2 1 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5 3 5 2 5 3 5 4 5 5 5 5 1 4 4 5 5 5 4 5 5 5 2 4 2 5 2 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 2 5 4 5 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 4 3 2 3 3 3 5 5 5 4 2 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4

Page 46: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

Laporan - 38

38

5 5 5 5 2 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 4 5 4 4 2 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 4 2 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 2 4 3 3 3 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 2 4 2 3 3 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 4 4 4 5 2 4 2 4 2 2 4 5 4 2 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 2 5 4 5 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 2 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 3 2 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 5 4 5 5 2 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 4 4 3 4 5 5 4 1 4 5 5 4 4 5 5 3 5 3 4 3 5 5 4 4 5 5 3 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 2 5 2 5 4 4 5 2 4 2 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 2

4,5 4,4 4,4 4,5 4,0 4,6 3,4 4,0 3,3 4,0 2,9 3,8 4,2 4,4 4,2 2,4 4,1 4,1 3,8 SB SB SB SB B SB C B C B C B SB SB SB K B B B

Page 47: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

E. Analisis Data dan Pembahasan Instrumen

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa instrumen yang

telah diujicobakan adalah instrumen yang baik. Kriteria baik tersebut

ditunjukkan pada nilai rerata dari seluruh komponen penilaian instrumen

menunjukkan hasil nilai 3,94 posisi ini menunjukkan pada rentang skor di

antara 3,4 - 4,2 artinya instrumen sudah baik dan layak digunakan untuk

melakukan uji coba kedua pada penilaian selanjutnya.

Validitas instrumen konteks, input, proses, dan produk semua butir

menunjukkan bahwa butir-butir tersebut telah memenuhi kriteria Kaiser Meiyer

Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) > 0,5 sehingga sudah memenuhi

kriteria. Uji Barletts Tes of Sphericity nilai Chi-Square, df dalam kategori

signifikansi dari semua konstruk sudah di bawah 0,00 artinya sudah signifikan.

Nilai semua butir berada pada di atas 0,3. Dengan demikian, instrumen konteks

dengan faktor-faktornya memiliki butir-butir yang valid semuanya karena telah

memiliki nilai muatan faktor di atas 0,3.

Estimasi reliabilitas instrumen konteks dilakukan dengan menggunakan

rumus Linier Combination of Reliability yaitu masing-masing indikator dilihat

nilai koefisiennya kemudian koefisien dari seluruh indikator tersebut dilihat

koefisien rata-ratanya. Rata-rata nilai koefisien muatan faktor pada instrumen

konteks, input, proses, dan produk adalah menunjukkan pada posisi lebih dari

0,82. Dengan demikian, instrumen konteks dinyatakan reliabel sehingga dapat

digunakan untuk mengevaluasi program ma‟had Aly di Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri.

No Pernyataan Rata-

rata

Ket

A. Aspek Context

1 Kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had 4,5 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek context butir

kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had menunjukkan hasil yan sangat baik,

kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had akan menjadi tolak ukur dalam suatu

pandangan jauh tentang program ma‟had, tujuan - tujuan program ma‟had dan apa

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang.

Visi itu dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang

ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama

masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang telah dipenuhi karena:

Berorientasi ke depan, Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini, Mengekspresikan

kreatifitas, dan Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi

masyarakat akademik

2 Kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had 4,4 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek context butir

kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had menunjukkan hasil yan sangat baik karena

misi ma‟had menunjukkan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

program ma‟had dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya akan

berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi.

Page 48: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

43

Misi program ma‟ha menjadi sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula

memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan

keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan

pula keterangan

tentang bagaimana cara program ma‟had bekerja. Mengingat demikian pentingnya

pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan

dari anggota serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuk secara

langsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk bekerja.

Intepretasi dalam program ma‟had lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi

dapat diterjemahkan ke langkah-langkah kerja atau tahapan pencapaian tujuan

sebagaimana tertulis dalam pernyataan Misi. Untuk memberikan tekanan pada faktor

komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknyamampu

memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan pertanyaan

3 Kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had 4,4 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek context butir

kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had menunjukkan hasil yan sangat baik karena

tujuan memuat visi dan misi yang saling bergantung. Misi yang merupakan

pernyataan untuk menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai.

Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus.

Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan

bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh

organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan

pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh peserta dan pengelola ma‟had dan pihak

yang berkepentingan dapat mengenal program ma‟had organisasi dan mengetahui

peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

sedangkan visi merupakan pandangan/pemikiran pada yang akan datang (cita cita).

Misi adalah sedang/akan melakukan apa yang sudah ada dalam visi itu. Oleh karena

itu ada hubungan antara visi, misi, dan tujuan

penyelenggaraan program ma‟had

4 Ketersambungan antara materi ma‟had dengan tujuan

PTKIN 4,5 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek context butir

Ketersambungan antara materi ma‟had dengan tujuan PTKIN menunjukkan hasil

yang baik, ma‟had menjadi andalan PTKIN dalam meberi wadah bagi mahasiswa

untuk meningkatkan kemampuan akademik yang menjadi tujuan PTKIN, materi-

materi yang diberikan dalam program ma‟had kepada mahasiswa distandarkan dan

disesuaikan dengan tujuan PTKIN

5 Saling mendukung antara materi ma‟had dengan program

PTKIN 4,0 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek context butir Saling

mendukung antara materi ma‟had dengan program PTKIN menunjukkan hasil yang

sangat baik, karena program-program ma‟had mempunyaikan keterkaitan dengan

program PTKIN dalam Pertama, membuka perluasan disiplin keilmuan dan

akademik yang bersifat interdisipliner dan multidisipliner; Kedua, memperkaya dan

meningkatkan sumber daya civitas akademik dan lulusan profesional yang

Page 49: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

44

kompetitif pada skala lokal dan nasional; Ketiga, membuka dan meningkatkan

jejaring kerjasama eksternal dengan perguruan tinggi lain yang sejenis maupun

umum pada level nasional dan internasional, pemerintahan daerah dan kota,

lembaga-lembaga pendidikan dan donasi asing, dan stakeholder pengguna lulusan;

Keempat, membuka kesempatan untuk mobilitas vertikal (struktural) dan mobilitas

horizontal (fungsional) yang memungkinkan lembaga memiliki jenjang pendidikan

yang lengkap dari starta satu hingga strata tiga dan fakultas-fakultas yang lengkap

dan memadai

B. Aspek Input

6 Kriteria calon peserta mahad 4,6 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek input butir Saling

mendukung antara materi ma‟had dengan program PTKIN menunjukkan hasil yang

sangat baik, kriteria tertentu dalam penetuan calon peserta ma‟had akan sangat

diperlukan dalam melaksanakan program-program ma‟had sebagi sebuah program

andalan PTKIN dalam mendidik mahasiswa.

7 Entri behavior peserta mahad 3,4 C

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek input butir Entri

behavior peserta mahad menunjukkan hasil yang cukup, entri behavior perlu dilihat

dan bisa menjadi pertimbangan untuk peserta ma‟had serta akan dilakukan treatmen

apa dan model pembelajaran yang tepat agar program ma‟had bisa terlaksana dan

terwujud dengan baik seperti yang diharapkan

8 Konsentrasi terhadap materi ma‟had 4,0 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek input butir Konsentrasi

terhadap materi ma‟had menunjukkan hasil yang baik. Konsentrasi terhadap materi

ma‟had akan membuat program-program ma‟had yang telah dicanangkan akan

berhasil dengan cepat. Materi-materi ini harus disesuaikan dan disingkronkan dengan

kegiatan pada level perguruan tinggi. Materi-materi lain yang menjadi tambahan bisa

dilakukan dengan syarat harus mendukung dan menjadi supleman atau bahkan

menjadi komplemen dari kegiatan ma‟had dan perguruan tinggi

9 Respon positif terhadap proses pembelajaran 3,3 C

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek input respon positif

terhadap proses pembelajaran menunjukkan hasil yang cukup. Respon yang baik

terhadap proses pembelajaran baik dari peserta program ma‟had yakni mahasantri,

pengelola dan pengurus ma‟had, pengelola perguruan tinggi, dan masyarakat

terutama mahasantri peserta program ma‟had akan menjadi modal utama dalam

program penyelenggaraan ma‟had. Jika respon dari semua pihak baik dan

mendukung program ma‟had ini maka akan membuat nyaman dan aman dalam setiap

program-program dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan target dan tujuan

pelaksanaannya. Diketahui bersama bahwa program ma‟had adalah program

perpaduan atau kombinasi antara pendidikan tradisional di pesantern dengan

pendidikan modern di perguruan tinggi

10 Kreatif dalam proses pembelajaran 4,0 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek input kreatif dalam

proses pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Perlu ada inovasi dan kreatifitas

Page 50: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

45

dalam program penyelengaraan ma‟had agar berhasil seperti yang diinginkan. Cara

mengajar, metode mengajar, media mengajar perlu diupgrade lagi agar presos

pembelajaran bisa berhasil. Dengan jumlah penghuni peserta program ma‟had yang

besar maka menjadi suatu keharusan point kreatif dalam proses pembelajaran

menjadi hal yang penting.

C. Aspek Proses

11 Pelaksanaan kegiatan di ma‟had 2,9 C

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek proses butir

Pelaksanaan kegiatan di ma‟had menunjukkan hasil yang cukup. Program ma‟had

sebagai program isolasi mahasiswa karena mahasiswa ini berbeda dengan mahasiswa

yang indekos di rumah-rumah penduduk yang memiliki waktu yang tidak mengikat

sedangkan program ma‟had ini bertujuan untuk membuat mahasiswa yang lebih baik

dari segi akademik dan keilmuan maka pelaksanaan kegiatan ma‟had menjadi sangat

berguna dalam mensukseskan program ma‟had. Pelaksanaan kegiatan di ma‟had

dilakukan sesuai dengan buku pedoman dan buku petunjuk pelaksanan program

ma‟had.

12 Penggunaan dan keragaman model pembelajaran 3,8 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek proses butir

penggunaan dan keragaman model pembelelajaran menunjukkan hasil yang baik.

Penggunaan dan keragaman model pembelelajaran yang baik akan memunculkan

kreatifitas dalam pembelajaran. Dengan jumlah peserta ma‟had yang besar perlu

dicari solusi pembelajaran yang maksimal sehingga pembelajaran tidak monoton dan

tidak membosankan. Model pembelajaran yang bervariatif akan membuat proses

pembelajaran yang menyenangkan dan bisa membuat pembelajaran menjadi berhasil

13 Evaluasi berjalan dengan efektif dan aktif 4,2 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek proses butir Evaluasi

berjalan dengan efektif dan aktif menunjukkan hasil yang sangat baik. Evaluasi

berjalan dengan efektif dan aktif dalam proses penyelenggaraan ma‟had harus

dilakukan karena tujuan evaluasi adalah untuk meninjau kembali atas pencapaian

tujuan dan untuk membantu memberikan alternatif berikutnya dalam pengambilan

keputusan. Dengan melakukan evaluasi maka teridentifikasi semua hambatan,

hasil evaluasi dijadikan alat rekomendasi untuk melakukan perbaikan, setelah

perbaikan dari berbagai sektor maka hambatan telah dapat diselesaikan, jika

hambatan telah dapat diselesaikan

14 Materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 4,4 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek proses butir Materi

pembelajaran sesuai dengan kurikulum menunjukkan hasil yang sangat baik. materi

pembelajaran sesuai dengan kurikulum sangat diperlukan dalam mensukseskan

program ma‟had sebagai sebuah program andalan dari perguruan tinggi agama islam

negeri dalam mencetak mahasiswa yang berkualitas. Kesesuain materi pembelajaran

sesuai dengan kurikulum diperlukan agar program ma‟had akan terarah dengan baik.

Kurikulum akan menjadi bahan utama dalam proses pembelajaran di ma‟had.

Singkronisasi kurikulum dan program diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan

program

Page 51: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

46

D. Aspek Product

15 Kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti program

ma‟had 4,2 SB

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek product butir

Kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti program ma‟had menunjukkan hasil

yang sangat baik. Kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh peserta

program ma‟had menjadi target dan tujuan utama program ma‟had. Kemampuan

dalam bahasa asing terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi tujuan utama

dalam program ma‟had. Disamping itu peserta program ma‟had akan dibekali

ketrampilan dalam membaca kitab kuning yang masih menjadi budaya pendidikan

Islam di Indonesia yang sebagian besar berbasis pesantren

16 Ada respon positif dari masyarakat 2,4 K

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek product butir Ada

respon positif dari masyarakat menunjukkan hasil yang kurang. Respon masyarakat

terutama orang tua wali mahasiswa yang positif menjadi alasan lain yang membuat

program ma‟had bisa semakin eksis. Orang tua mahasiswa memasukkan anak ke

dalam pendidikan di perguruan tinggi agama Islam salah satunya memiliki mimpi

agar anak mereka menjadi anak yang sholeh dan berguna bagi negara dengan

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang agama Islam sehingga jika

menjadi pemimpin atau pejabat makan memiliki sifat yang amanah, jujur. Salah satu

mimpi dan cita-cita penyelenggaraan perguruan tinggi agama Islam adalah menctak

ilmuwan yang ulama dan ulama yang ilmuwan.

17 Terlihat jelas hasil dari alumni ma‟had 4,1 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek product butir Terlihat

jelas hasil dari alumni ma‟had menunjukkan hasil yang baik. Alumni yang

diharapkan dari program ma‟had ini bisa menjadi pembimbing dan panutan dari para

peserta ma‟had. Alumni diseleksi menjadi pembimbing bagi para peserta program

ma‟had setelahnya. Karena program ma‟had ini adalah program besar maka

diperlukan para pembimbing yang banyak dan bisa membimbing dalam bahasa Arab,

Bahasa Inggris, dan hafalan Al-qur‟an. Dari kontribusi alumni bisa juga menjadi

daya tarik peserta dan bahkan mahasiswa baru untuk menempuh pendidikan di

perguraan tinggi agama islam. Salah satu cita-cita dan mimpi program perguruan

tinggi agama Islam, semoga kelak akan muncul alumni-alumni PTKI yang

memimpin bangsa Indonesia ini.

18 Materi ma‟had menjadi model bagi pengembangan

PTKIN 4,1 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek product butir Materi

ma‟had menjadi model bagi pengembangan PTKIN menunjukkan hasil yang baik.

Saat ini perguruan tinggi agama islam sebagian besar masih mencari dan berusaha

menemukan pola, bentuk, dan model pengembangannya. Materi-materi yang ada

dalam program ma‟had bisa menjadi jawaban dari permasalahan ini. Perguruan

tinggi memang berbeda dengan pesantren. Sebagian besar pendapat menyebutkan

bahwa pesantren adalah masih menjadi pendidikan tradisional dan perguruan tinggi

adalah pendidikan modern atau pendidikan masa depan. Masih banyak pakar yang

Page 52: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

47

ingin memadukan kedua pendidikan tradisional dan pendidikan modern tersebut.

19 Kemampuan bahasa asing meningkat 3,8 B

Data hasil kegiatan uji coba lapangan operasional pada aspek product butir

Kemampuan bahasa asing meningkat menunjukkan hasil yang baik. Kemampuan

bahasa asing terutama bahasan Arab dan bahasa Inggris menjadi salah satu tujuan

program ma‟had terutama menuju program pemerintah yakni MEA atau masyarakat

ekonomi asia yang bebas dan memerlukan sumber daya manusia yang kompetitif dan

bagus terutama dalam bahasa asing. Dalam era MEA maka satu asia akan menjadi

satu dan akan memiliki efek tentang kompetensi sumber daya manusia. Dengan

kemampuan bahasa asing yang meningkat dan baik maka diharapkan para alumni

program ma‟had terutama alumni perguruan tingga agama Islam bisa bersaing

dengan sumber daya manusia negara lain.

Page 53: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat meningkatkan kualitas program

pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

antara lain; Perbaikan sarana belajar, Perbaikan sarana dan prasarana, Perbaikan

kinerja dan pendampingan.

2. Teknik pelaksanaan evaluasi yang tepat pada program pengelolaan Mahad Aly

di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) adalah; Teknik

pemeliharaan kemampuan bahasa asing terutama bahasa Inggris dan bahasa

Arab serta teknik hafalan, Teknik keberlangsungan alumni peserta ma‟had,

Kaderisasi – Regenerasi, Ilmuwan ulama dan ulama yang ilmuwan

3. Struktur komponen dan indikator model evaluasi sebagai acuan penyusunan

instrumen evaluasi program pembelajaran pengelolaan Mahad Aly di

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yakni; Aspek Context

terdiri atas kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had, kelengkapan dan kejelasan

misi ma‟had, kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had, ketersambunagn antara

materi ma‟had dengan tujuan PTKIN, Saling mendukung antara materi ma‟had

dengan program PTKIN. Aspek Input meliputi; kriteria calon peserta mahad,

entri behavior peserta mahad, konsentrasi terhadap materi ma‟had, Respon

positif terhadap proses pembelajaran, Kreatif dalam proses pembelajaran. Aspek

Proses meliputi pelaksanaan kegiatan di ma‟had, penggunaan dan keragaman

model pembelelajaran, evaluasi berjalan dengan efektif dan aktif, materi

pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Aspek Product meliputi; kemampuan

yang diharapkan setelah mengikuti program ma‟had, ada respon positif dari

masyarakat, terlihat jelas hasil dari alumni ma‟had, materi ma‟had menjadi

model bagi pengembangan PTKIN, kemampuan bahasa asing meningkat

B. Saran

Bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang

melaksanakan program Ma‟had Aly seharusnya untuk selalu melaksanakan

evaluasi program yang telah ditetapkan untuk mengukur keberhasilan dan

ketercapaian program sehingga bisa dipertahankan dan mengetahui kelemahan

untuk dilakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas program periode

berikutnya karena program Mahad Aly bisa menjadi andalan Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam menghasilkan mahasiswa yang baik.

Bagi derektorat pendidikan tinggi islam harus mendorong beberapa

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang belum melaksanakan

program Ma‟had Aly ini agar segera mengadakan untuk meningkatakan kualitas

mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

Page 54: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

49

Daftar Pustaka

Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. (2000). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.

Jakarta: PPs UNJ

Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta:

Mitra Cendikia Press

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pondok

Pesantren & Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya.

Djubaedi. (1999). Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah.

Eko Putro W. (2008). Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS Di SMP. Disertasi

Doktor, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Ibnu Hadjar.(1996).Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam

Pendidikan. Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Imam Suprayogo dan Rasmiato, (2008). Perubahan Pedidikan Tinggi Islam;

Refleksi Perubahan IAIN/ IAIN Menjadi UIN, Malang; UIN Press.

Miles, M.B., and Huberman, A.M. Qualitative Data Analysis: An Expanded

Sourcebook Sage Publications, Thousand Oaks, California

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Stufflebeam, D.L. (1971). Evaluation as enlightment for decisión making.

Columbus, Ohio: Ohio State University

Suharsimi Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (1988). Penilaian program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

Suharsimi Arikunto & Abdul Jabar. (2009). Evaluasi Program Pendidikan:

Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi

Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sumadi Suryabrata. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Worthen, B.R. & Sanders, J.R. (1973). Educational evaluation: theory and

Practice. California: wadsworth Publishing Company, Inc

Page 55: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

50

FOTO-FOTO KEGIATAN

Kegiatan FGD instrumen penelitian

Gedung Kantin Mahad Aly UIN Malang

Page 56: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

51

Salah satu sudut Ma‟had Aly UIN Malang

Ketua Tim Peneliti di depan kantin Ma‟had Aly UIN Malang

Page 57: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

52

Salah satu sudut ruang direktur Ma‟had Aly UIN Malang

Bersama direktur Ma‟had Aly UIN Malang

Page 58: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

53

Ruang staff Ma‟had Aly UIN Malang

Jumlah mahasantri ma‟had Aly UIN Malang

Page 59: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

54

Gedung Ma‟had Aly IAIN Salatiga

Salah satu sudut ma‟had Aly IAIN Salatiga

Page 60: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

55

Suasana ruang kamar Ma‟had Aly IAIN Salatiga

Motivator word di Ma‟had Aly IAIN Salatiga

Page 61: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP CONTEXT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3478/1/IV C - CIPP 2015.pdf · Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness

56

Sport land Ma‟had Aly IAIN Salatiga

Kegiatan desiminasi hasil penelitian