pengembangan dunia usaha · web viewdalam bidang perhubungan laut sejak tahun 1976 telah ditetap-...

63
PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Page 2: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran
Page 3: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

B A B III

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

A. PENDAHULUANPengembangan dunia usaha merupakan salah satu

faktor yang ikut menentukan bagi berhasilnya kegiatan-kegiatan pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dalam hubungan ini Garis-garis Besar Haluan Negara telah menegaskan bahwa dalam mengembang- kan dunia usaha Pemerintah berkewajiban untuk memberikan pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim yang mendorong pertumbuhan dunia usaha.

Dunia usaha di Indonesia dapat diperinci dalam usaha swasta dan usaha milik negara. Usaha swasta digolongkan dalam swasta nasional, koperasi dan swasta asing, sedangkan usaha milik negara pada umumnya berbentuk Persero, Perjan dan Perum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penggolongan usaha swasta nasional tersebut termasuk usaha-usaha dalam satuan kecil, tersebar di mana-mana, lemah dalam permodalan maupun pengusahaannya. Kelompok usaha ini yang disebut sebagai golongan ekonomi lemah.

Dalam rangka lebih mewujudkan azas pemerataan ke arah tercapainya suasana yang menunjang keadilan sosial, serta dalam rangka meningkatkan dunia usaha yang lebih menyeluruh, khususnya golongan ekonomi lemah, maka pelaksanaan anggaran belanja negara dalam tahun 1979/80 telah ditekankan pada pengutamaan pengusaha golongan ekonomi lemah dengan berpedoman kepada Keppres No. 14/1979 khususnya pasal 19, serta Surat Edaran Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara No.

Page 4: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

2/1979. Berdasarkan ketentuanketentuan tersebut maka suatu pembelian/pemborongan yang ber- nilai sampai R.p. 50 juta dan dibiayai dari dana anggaran negara di dalam tahun 1979/80, wajib mengutamakan perusahaan golongan ekonomi lemah dan perusahaan setempat, serta mengutamakan penggunaan hasil produksi dalam negeri.

111

Page 5: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Ketentuan-ketentuan tersebut juga menunjukkan secara jelas apa yang dimaksud golongan ekonomi lemah, perusahaan setempat dan produksi dalam negeri. Perusahaan golongan ekonomi lemah adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan bahwa sekurang-kurangnya 50 % dari modal perusahaan dimiliki oleh pribumi, bahwa sebagian besar dari pengurus adalah pribumi dan bahwa besarnya modal perusahaan adalah di bawah Rp. 25 juta untuk perusahaan di bidang perdagangan dan jasa lainnya, atau di bawah Rp. 100 juta untuk bidang usaha industri dan konstruksi. Perusahaan setempat adalah perusahaan yang didirikan dan mendapat izin usaha di daerah yang bersangkutan, serta memenuhi persyaratan bahwa pimpinan per- usahaan dan karyawan perusahaan sebagian besar adalah penduduk daerah yang bersangkutan (wilayah kabupaten, kotamadya). Mengenai pengutamaan hasil produksi dalam negeri ditentukan bahwa barang meliputi barang jadi, setengah jadi, suku cadang, bahan-bahan dan sebagainya yang dihasilkan perusahaan di Indonesia, sedangkan jasa meliputi jasa konstruksi, jasa angkutan dan lain-lain yang dihasilkan oleh perusahaan di Indonesia.

Ketentuan pengutamaan golongan ekonomi lemah sebagai rekan- an dalam pelaksanaan pengeluaran anggaran negara seperti digaris- kan dalam Keppres 14/1979 serta Surat Edaran Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara tersebut juga berlaku bagi perusahaanperusahaan milik negara dan Pemerintah Daerah dalam pelaksana- -an anggaran belanja masing-masing.

Di samping itu, kepada perusahaan-perusahaan negara yang bergerak di bidang industri dan perdagangan juga diwajibkan untuk mengutamakan

Page 6: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

penggunaan pengusaha golongan ekonomi lemah sebagai distributor mereka.

Kebijaksanaan Pemerintah tersebut di atas dimaksudkan untuk sekaligus mewujudkan antara lain sasaran-sasaran pemerataan kesempatan berusaha khususnya bagi golongan ekonomi lemah, pemerataan pembangunan di daerah, pemerataan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.

112

Page 7: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Kebi jaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan program pengembang- an dunia usaha selama tahun 1979/80 dapat diikuti dari uraian berikut ini.

B. ARAH DAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL

1. Kebijaksanaan UmumPenananian Modal

Dalam Repelita III laju pertumbuhan ekonomi direncanakan sebesar 6,5 % per tahun. Untuk mencapai laju pertumbuhan ter- sebut diperlukan investasi sekitar Rp. 42.835 milyar selama masa Repelita 111. Investasi ini diharapkan akan diperoleh dari Anggaran Pembangunan Negara sebesar Rp. 21.849 milyar dan sisanya sebesar Rp. 20.986 milyar berasal dari dunia usaha dan lain-lain.

Sesuai dengan GBHN, kegiatan penanaman modal diarahkan untuka. Meningkatkan/memperluas kapasitas produksi nasional.

Peningkatan dan perluasan kapasitas produksi nasional diusaha- kan dengan perkembangan kegiatan penanaman modal yang pro-duktif.

b. Pemerataan pembangunan.Kegiatan penanaman modal diusahakan penyebarannya ke daerah- daerah yang sekaligus akan menunjang pengembangan potensi daerah-daerah yang bersangkutan.

c. Peningkatan pencrimaan devisa.Meningkatkan ekspor barang-barang jadi dan setengah jadi. Devisa ini terutama diperlukan untuk pembiayaan kebutuhan impor bagi pembangunan,

d. Perluasan kesempatan kerja:Kegiatan penanaman modal sekaligus diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan kerja baru. Dalam Repelita III telah di -perhitungkan perluasan menciptakan lapangan kerja baru untuk menampung kurang lebih 6,4 juta tenaga kerja.Dalam rangka pengembangan penanaman modal, berbagai lang-

kah promosi telah dilakukan dalam tahun 1979/80. Dalam hubungan

113

Page 8: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran
Page 9: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

ini dapat disebutkan antara lain langkah-langkah untuk (1) mengintensifkan kegiatan pemberian informasi melalui penyempurnaan pelayanan kepada para investor dan penerbitan/publikasi tentang segala persoalan yang bersangkutan dengan penanaman modal, (2) meningkatkan kerjasama dengan KADIN dan Asosiasi-asosiasi perusahaan dalam rangka mendorong terciptanya iklim usaha yang menunjang pengembangan dunia usaha, (3) mempertemukan peng- usaha-pengusaha domestik dengan pengusaha-pengusaha asing untuk mendorong kerjasama yang lebih baik, dan (4) memanfaatkan forum pertemuan/pameran internasional sebagai sarana promosi, misalnya pameran-pameran dagang dan industri di negara-negara maju.

Disamping itu untuk dapat lebih mengarahkan kegiatan penanam- an modal telah dikeluarkan Surat Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Daftar Skala Prioritas (DSP) Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing untuk tahun 1980.

Daftar Skala Prioritas tersebut setiap enam bulan ditinjau kembali sehingga tetap dapat mengikuti perkembangan-perkembangan penanaman modal. Agak berbeda dengan DSP sebelumnya, dalam DSP 1980 hanya disajikan bidang-bidang yang terbuka saja, baik untuk PMA maupun PMDN yang dibagi dalam 2 (dua) katagori, yang pertama dengan insentif masa bebas pajak (Tax holiday) dan yang ke- dua dengan insentif keringanan pajak (Investment Allowance).

DSP 1980 lebih mendorong industri penghasil komoditi ekspor dan industri yang menyerap tenaga kerja, seperti perkebunan, industri elektronika

Page 10: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

dan pakaian jadi. Dalam rangka pengalihan teknologi dan keahlian sebagai salah satu tujuan penanaman modal maka kepada penanam modal disyaratkan untuk menggunakan teknologi baru, mengadakan program Indonesianisasi dan menggunakan tenaga kerja asing yang dibatasi pada manager-manager yang betul-betul diperlu- kan saja. Di samping itu dalam kaitannya dengan penghematan devisa, disyaratkan untuk menggunakan bahan baku dan komponen buatan dalam negeri sebanyak mungkin.

114

Page 11: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Untuk pemerataau pembangunan diusahakan adanya penyebaran penanaman modal ke daerah-daerahh dan mendekatkan industri dengan daerah asal bahan baku; misalnya industri plywood disyaratkan untuk didirikan di luar Jawa. Proteksi terhadap industri kecil tetap dipertahankan. Dalam hal ini diusahakan agar industri besar yang akan didirikan tidak menyaingi industri kecil yang ada. Usaha tradisional yang telah diusahakan secara turun temurun diperuntukkan bagi golongan ekonomi lemah. Peranan koperasi juga ditingkatkan; antara lain melalui persyaratan pengikut sertaan koperasi dalam berbagai bidang penanaman modal.

Aspek sosial dan lingkungan dalam penanaman modal juga memperoleh perhatian. Dalam hubungan ini DSP 1980 mensyaratkan adanya studi kelayakan bagi proyek investasi yang akan dilakukan yang tidak hanya menyoroti segi teknis ekonomis saja, melainkan juga aspek sosial serta aspek pelestarian lingkungan hidup.

Pendirian proyek-proyek penanaman modal akan membuka kesempatan kerja baru bagi tenaga kerja Indonesia. Pembukaan lapangan kerja baru tersebut perlu diimbangi dengan usaha-usaha preventif agar tidak menyimpang dari ketentuan perburuhan yang berlaku di Indonesia, misalnya larangan penggunaan tenaga kerja anak-anak di bawah umur (kurang dari 14 tahun) dan lain sebagainya.

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak proyek-proyek penanam- an modal yang telah mendapat persetujuan Pemerintah tidak dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan. Salah satu faktor peng-hambat adalah kesulitan pembiayaan. Untuk menghindari kejadian semacam itu perusahaan-perusahaan yang ingin mengadakan investasi baru harus dapat membuktikan tersedianya dana yang diperlukan sebelum proyek penanaman modalnya dapat

Page 12: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

disetujui oleh Pemerin- tah.

2. Kebijaksanaan di berbagai

bidang

a. Bidang KehutananBerdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. 20 Tahun

1975, Hak Pengusahaan Hutan (HPH) hanya diberikan kepada Pengusaha Na-

115

Page 13: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

sional. Apabila pengusahaan hutan tersebut dalam bentuk usaha patungan maka HPH diberikan kepada peserta Indonesia.

Sejak dikeluarkannya petunjuk Presiden tanggal 3 Januari 1980, dalam tiap-tiap perusahaan patungan dengan modal asing, pihak Indonesia harus diberi kesempatan untuk memiliki saham mayoritas sekurang-kurangnya 51 % pada saat permulaan. Dalam rangka meningkatkan kemanfaatan hasil hutan, bidang usaha yang hanya melakukan penebangan kayu dalam bentuk glondongan dan penggergajian ("sawmilling") telah ditutup bagi penanaman modal baru.

Penanaman modal di bidang kehutanan diarahkan pada pengolah- an kayu lanjutan (integrated wood industries).

b. Bidang PerkebunanBagi penanaman modal asing dibidang

perkebunan, telah dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1980, tentang pemanfaatan tanah Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan. Hak Guna Usaha diberikan kepada peserta Indonesia, dan pemegang Hak Guna Usaha tersebut dapat menyerahkan tanah hak guna usahanya kepada perusahaan patungan yang bersangkutan dalam bentuk serah pakai.

Pemerintah menjamin kepada peserta asing, bahwa serah pakai tanah Hak Guna Usaha tersebut tidak boleh dibatalkan secara sepihak oleh pemegang Hak Guna Usaha (peserta Indonesia) selama usaha patungan yang bersangkutan memenuhi kewajibannya kepada Pemerintah, maupun kepada pemegang Hak Guna Usaha.

Dalam hal usaha patungan memerlukan tanah untuk keperluan emplasemen, bangunan pabrik, gudang, perumahan karyawan dan bangunan-

Page 14: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

bangunan lainnya, maka kepada usaha patungan tersebut dapat diberikan Hak Guna Bangunan atas tanah yang bersangkutan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Bidang IndustriPembangunan industri diarahkan pada

perkembangan industri pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi

116

Page 15: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

sehingga sebagian besar kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dari hasil produksi industri dalam negeri sendiri.

Dalam rangka penanaman modal, perkembangan industri yang besar diusahakan untuk tidak mematikan usaha industri kecil. Akan tetapi justru diusahakan agar perkembangan industri-industri besar dan menengah dapat merangsang pertumbuhan industri-industri kecil dan keduanya berkembang saling mengisi, dan saling menunjang pertumbuhan masing-masing.

Perkembangan sektor industri bertujuan ganda. Pada satu pihak tujuannya adalah memperbanyak jenis barang-barang yang diproduksi di dalam negeri dan dipihak lain memperbesar peranan hasil industri dalam negeri di pasaran telah dilaksanakan dan hasilnya telah dapat dirasakan sekarang.

Perkembangan industri diarahkan pada industri yang menunjang sektor pertanian seperti alat-alat pertanian, pupuk, insektisida, pengolahan hasil pertanian dan lain-lain dalam rangka memperkuat dan memantapkan sektor pertanian, sehingga dapat tumbuh menjadi penunjang perkembangan sektor industri.

Kebijaksanaan pengembangan sektor industri diserasikan dengan kebijaksanaan pengendalian/pengadaan barang/peralatan Pemerintah termasuk Perusahaan-perusahaan Negara, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan 15residen Nomor 10 tahun 1980. Pemerintah merupakan pembeli barang terbesar dalam masyarakat. Kegiatan ini sekali- gus secara sadar dipergunakan untuk mendorong pengembangan kapasitas industri dalam negeri.

d. Bidang Perhubungan dan PariwisataPada tahun 1977 telah ditetapkan kilasifikasi hotel-

hotel, untuk lebih menjamin mutu serta pelayanannya. Untuk mencapai pemerataan dalam berusaha, maka pada hotel-hotel kelas 1, 2 dan 3 diberikan fasilitas-

Page 16: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

fasilitas penanaman modal, dengan tujuan untuk menunjang pertumbuhan hotel-hotel kecil yang kebanyakan dimiliki oleh pengusaha-pengusaha golongan ekonomi lemah.

117

Page 17: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Dalam bidang angkutan jalan raya antar kota perkembangan diarahkan pada trayek-trayek yang menunjang perkembangan antar kota di Sumatera dan Jawa. Dalam bidang angkutan penyeberangan (ferry), .perkembangan diarahkan pada trayek-trayek yang belum berkembang antara lain Panarukan - Kalianget, Bali - Lombok dan Lombok - Sumbawa.

Dalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran Khusus Dalam Negeri, Pelayaran Khusus Lepas Pantai, Pelayaran Samudra dan Pelayaran Khusus Luar Negeri. Yang dimungkinkan hanyalah diarahkan perluasan dari perusahaan yang telah ada. Kebijaksanaan ini tetap berlaku dalam Tahun 1979/80. Kebijaksanaan tersebut dimaksudkan memantapkan pembinaan perusa- haan pelayaran yang sudah mendapat ijin, agar dapat berkembang menjadi unit-unit usaha yang sehat dan dapat bekerja lebih efisien.

e. Bidang Perumahan

Pemerintah teRah mengusahakan pembangunan perumahan murah untuk masyarakat melalui PERUMNAS, tetapi usaha tersebut masih belum mencukupi kebutuhan. Oleh karena itu pihak swasta perlu digairahkan untuk melakukan penanaman modal di bidang pembangunan perumahan murah. Pembangunan perumahan yang dilaksanakan oleh pihak swasta meliputi jenis-jenis rumah sederhana, rumah menengah dan rumah besar.

Fasilitas penanaman modal diberikan kepada perusahaan pembangunan perumahan dengan syarat bahwa proyeknya ha.rus meme- nuhi komposisi sebagai berikut: perumahan sederhana, atau

Page 18: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

kombinasi perumahan sederhana dan menengah atau kombinasi perumahan se-derhana dan besar, atau kombinasi perumahan sederhana, menengah dan besar. Di samping itu, perusahaan tersebut juga diwajibkan untuk menyediakan prasarana dan fasilitas lingkungan yang disesuaikan dengan rencana tata kota atau tata daerah yang bersangkutan.

Untuk kota-kota besar pembangunan perumahan diarahkan pada rumah susun dengan komposisi seperti dalam pembangunan perumah-

118

Page 19: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

an biasa. Guna menunjang industri bahan-bahan bangunan di dalam negeri, maka bahan bangunan yang dipergunakan harus diproduksi dalam negeri. Untuk menjamin kepentingan calon penghuni, maka konstruksinya tahan paling sedikit 25 tahun.

f. Bidang Pertambangan Non Minyak dan Gas BumiPeraturan .Pemerintah No. 21 Tahun 1976 tentang

kontrak karya di bidang pertambangan non minyak dan gas bumi merupakan penyempurnaan- terhadap ketentuan-ketentuan kontrak karya generasi kedua. Diharapkan penyempurnaan ini akan lebih merangsang penanaman modal di bidang pertambangan non minyak dan gas bumi.

3. Pembunaan dan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Proyek Penanaman Modal

Sejak Nopember 1979, BKPM telah bertindak aktif dalam pem- binaan dan pengawasan terhadap proyek-proyek PMDN dan PMA yang telah disetujui, dengan melaksanakan komunikasi secara intensif dengan para penanam modal pada khususnya dan dunia usaha pada umumnya melalui asosiasi-asosiasi perusahaan yang telah terbentuk. Di samping itu BKPM juga berusaha untuk menampung masalahmasalah yang dihadapi oleh para penanam modal serta membantu mereka dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.

Tujuan utama kegiatan pembinaan dan pengawasan adalah mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran serta penyimpanganpenyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan/persyaratan penanaman modal yang herlaku (usaha preventip). Ruang lingkup pembinaan dan pengawasan juga meliputi aspek-aspek di luar produksi, seperti perluasan

Page 20: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

lapangan kerja, peningkatan penyertaan Modal Nasional (indonesianisasi) dan aspek pencegahan pencemaran lingkungan.

Selanjutnya pengawasan terhadap pelaksanaan proyek-proyek penanaman modal juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat realisasi penanaman modal dan tentang kapasitas yang benar-benar dapat direalisasikan menurut jadwal waktu yang ditetap- kan.

119

Page 21: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Dalam rangka pengawasan dan peningkatan disiplin dan kepastian hukum dalam pelaksanaan penanaman modal, Pemerintah telah meng- ambil kebijaksanaan untuk mencabut/membatalkan izin usaha dan/ atau izin fasilitas/keringanan fiskal yang telah diberikan kepada proyek-proyek penanaman modal (PMA maupun PMDN) karena tidak menyelesaikan proyeknya sesuai dengan waktu dan izin penanaman modal yang diberikan.

Bagi proyek-proyek PMA dan PMDN yang belum dilaksanakan dan menurut pertimbangan Pemerintah masih perlu dilanjutkan, masih dapat dipertimbangkan perpanjangan izin usahanya. Terhadap proyekproyek yang telah dilaksanakan tetapi mengalami kemacetan, antara lain karena kesulitan keuangan, Pemerintah membantu mengatasi masalahnya dengan menghubungi instansi-instansi lain, termasuk instansi perbankan, untuk menentukan layak tidaknya proyek tersebut mendapatkan bantuan keuangan. Bilamana ada sengketa dalam usaha patungan BKPM bertindak sebagai perantara untuk menyelesaikannya secara baik.

Pembinaan dan pengawasan terhadap proyek-proyek PMA dan PMDN yang telah disetujui, dilakukan oleh BKPM Daerah/Team Pembantu Gubernur Urusan Penanaman Modal yang merupakan lembaga pengawas langsung terhadap proyek-proyek penanaman modal yang ada di daerah masing-masing. Dengan adanya pengawasan secara langsung dapat diperoleh informasi yang lengkap berdasarkan keadaan yang sebenarnya tentang pelaksanaan proyek-proyek penanam- an modal. Dengan demikian BKPM dapat mengetahui penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh proyek-proyek untuk diambil tindakan-tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1980 tanggal 29 Maret 1980 mengenai pembentukan Badan Koordinasi Penanaman

Page 22: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Modal Daerah (BKPMD), maka kedudukan, tugas dan fungsi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah menjadi semakin mantap. Dalam rangka tugas pengawasan terhadap proyek-proyek penanaman modal, yang telah disetujui oleh Pemerintah, disyaratkan agar setiap proyek yang mengajukan permohonan perubahan/perluasan penanaman modalnya diharuskan terlebih dahulu menyelesaikan Berita Acara Pemeriksaan Proyek (BAP) oleh BKPMD setempat.

120

Page 23: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

C. PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL DALAM NE- GERI DAN PENANAMAN MODAL ASING

1. Penaiaman Modal Dalam NegeriDalam tahun pertama Repelita III (April 1979 -

Maret 1980) telah disetujui proyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri se- banyak 258 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 811,9 milyar (Tabel III - 1). Peningkatan jumlah rencana investasi merupakan salah satu fakta yang menunjukkan semakin pentingnya peranan Penanaman Modal Dalam Negeri dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel III - 1 menunjukkan perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri dengan perincian menurut sektor kegiatan. Angka-angka tersebut menunjukkan jumlah proyek dan rencana investasi dari pro- -yek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang disetujui dari tahun 1968 sampai dengan Maret 1979 dan dari April 1979 sampai dengan Maret 1980. Dalam periode tersebut juga terjadia. Pencabutan izin usaha terhadap beberapa proyek

PMDN sebagai akibat dari kesulitan yang dihadapi proyek-proyek tersebut, seperti kesulitan dalam mendapatkan permodalan atau, proyeknya ter- nyata tidak layak lagi.

b. Pengalihan status proyek-proyek dari PMA ke PMDN.c. Proyck-proyek yang mengalami perluasan dengan

melaksanakan penambalian modal.Dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, jumlah

proyek in- dustri yang telah disetujui adalah yang terbesar. Sejak dari April 1979 sampai dengan Maret 1980 di bidang perindustrian proyek-proyek yang telah disetujui berjumlah 184 atau 71,3% dari seluruh proyek PMDN yang lelah disetujui dalam

Page 24: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

periode ini. Dilihat dari nilai investasinya Sektor Industri juga yang terbesar yaitu Rp. 570,0 milyar atau 70,5% dari seluruh rencana investasi Penanaman Modal Dalam Negeri pada periode ini.

Sektor perindustrian yang menonjol perkembangannya adalah industri tekstil, industri makanan, industri kimia dan industri barang

121

Page 25: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL III - 1

PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN MODAL DALAMNEGERI YANG TELAH DISETUJUI OLEH PEMERINTAH R I MENURUTBIDANG USAHA DARI TAHUN 1968 SAMPAI DENGAN MARET 1979 *)

dan APRIL 1979 s/d MARET 1980(Investasi dalam jutaan Rupiah)

No.1968 s/d Maret 1979 *) April 1979 s/d Maret 1980

UsahaBidang

Proyek Investasi Proyek Investasi

1. Pertanian 124 258.022 14 76.3182. Kehutanan 377 319.706 28 78.2323. Perikanan 26 26.311 3 6.2344. Pert. Logam - - - -5. Pert. Lainnya 17 81.748 3 39.7606. Ind. Makanan 495 336.534 25 42.7187. Ind. Tekstil 523 695.935 44 81.9498. Ind. Kayu 145 132.638 25 75,7759. Ind. Kertas 160 107.215 20 57.026

10. Ind. Kimia 434 392.290 25 146.31911. In. Min. bukan Logam 144 299.521 20 115.79112. Ind. Logam Dasar 64 113.326 4 13.92513. Ind. Barang Logarn, 285 197.525 18 34.36414. Ind. Lainnya 39 18.178 3 2.12815. Tenaga Listrik 1 1.169 - -16. Konstruksi 7 17.656 - -17. Perdagangan 3 928 - -18. H o t e 1 104 88.895 6 9.08119. Pengangkutan 131 162.841 13 20.74620. Jasa Perdagangan 37 184.964 6 10.00021. Jasa Senitary 1 185 - -22. Jasa Rekreasi 17 16.869 1 1.58323. Jasa Lainnya 3 624 - -

J u m 1 a h 3.137 3.453.080 258 811.949*) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkan diri

dan merubah status dari PMA ke PMDN.

122

Page 26: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

logam. Sektor-sektor lain yang menonjol perkembangannya adalah Sektor Kehutanan dengan 28 proyek dan investasi sebesar Rp. 78,2 milyar.

Di Sektor Angkutan 13 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 20,7 milyar. Di Sektor Pertanian telah disetujui 14 proyek dengan rencana investasi Rp. 76,3 milyar; di Sektor Perhotelan 6 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 9,1 milyar; dan 13 proyek dibidang lainnya dengan rencana investasi sebesar Rp. 54,6 milyar.

Dilihat dari segi lokasi, proyek-proyek tersebut antara lain terdapat di Jakarta 41 proyek (15,9%), di Jawa Barat 64 proyek (24,8%) di Jawa Timur 33 proyek (11,9 %) di Jawa Tengah 20 proyek atau 7,8%, di Sumatera Utara 16 proyek (6,2%) dan di Kalimantan Timur 11 proyek (4,3%). Sisanya 100 proyek atau 35,1 %, tersebar di daerah-daerah lain. Jumlah rencana investasi yang terbesar terdapat di Jawa Barat sebesar Rp. 317,9 milyar dan kedua, di DKI Jakarta Rp. 66,5 milyar. Pemerataan lokasi proyek ke daerah-daerah diusahakan dengan memberikan pengarahan bagi proyek-proyek industri untuk mendekati lokasi bahan bakunya. Gambaran tentang lokasi proyek dapat dilihat pada Tabel III - 2.

Penyerapan tenaga kerja Penanaman Modal Dalam Negeri digam

barkan dalam Tabel III - 3. Pelaksanaan proyek-proyek yang telah disetujui dari bulan April 1979 sampai Maret 1980 telah menciptakan kesempatan kerja untuk 141.286 orang.

Proyek-proyek PMDN yang telah habis masa bebas pajaknya dalam tahun pertama Repelita III sebanyak 31 proyek dengan jumlah rencana penanaman modal sebesar Rp. 35.629 juta.

Page 27: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Proyck-proyek PMDN yang pada tahun pertama Repelita III telah habis masa keringanan perpajakan (Investment Allowance) ada- lah sebanyak 95 proyek dengan jumlah rencana investasi sebesar Rp. 87.963 juta (lihat Tabel III - 4). Sampai dengan bulan Maret 1980 jumlah proyek PMDN yang telah menyampaikan realisasi kepada BKPM berjumlah 1.501 proyek atau 44,5% dari yang telah disetujui dengan nilai investasi Rp. 1.797 milyar atau 42,5% (lihat Tabel III - 5).

123

Page 28: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL 11I - 2PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI YANG TELAH DISETUJUI

OLEH PEMERINTAH MENURUT LOKASI USAHA DARITAfIUN1968 SAMPAI DENGAN BULAN MARLT 1979 DAN

APRIL 1979 s/d MARET 1980(Jumlah modal dalam juiaan rupiah)

No. Lokasi Usaha1968 s/d Maret 1979m) April 1979 s/d Maret ];980

Proyek Investasi Proyek Investasi

1. D.K.I. Jakarta 750 677.415 41 66.480

2. Jawa Barat 688 876,118 64 317.917

3. Jawa Tengah 273 204.147 20 64.033

4. D.I. Yogyakarta 49 28.707 1 515

5. Jawa Timur 370 463.618 33 58.614

6. Daerah Istimewa Aceh 29 26.484 4 7.031

7. Sumatera Utara 187 213.577 16 54.597

8 Sumatera Barat 49 23.999 1 78

9. R i a u 62 59.903 5 26.211

10. J a m b i 38 24.570 5 13.154

11. Bengkulu 13 10.763 - -

12. L a m p u n g 61 40.150 4 4.862

13. Sumatera Selatan 53 243.298 6 31.501

14. Kalimantan Barat 77 34.943 10 37.619

15. Kalimantan Timur 154 150.840 11 51.615

16. Kalimantan Tengah 83 70.026 7 14.066

17. Halimaatan Selatan 36 17.023 6 21.899

18. Sulawesi Utara 25 36.978 1 938

19. Sulawesi Tengah 10 9.200 7 18.877

20. Sulawesi Tenggara 5 37.559 - -

21. Sulawesi Selatan 59 82.859 8 8.668

22. Maluku 27 24,209 3 4.945

23. Bali 21 28.923 2 804

24. Nusa Tenggara Barat 6 44,798

25. Nusa Tenggara Timur 5 8.031 2 2.83726. Irian Jaya 7 14.942 1 4.688

27. Timor Timur

J u m l a h 3.137 3.453.080 258 811.949

x) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkan diri dan Proye}: PMA yang beralih status menjadi

124

Page 29: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL 111-3

JUMLAH TENAGA KERJA PADA PROYEK-PROYEK

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

TAHUN 1968 S/D MARET 1979 DAN APRIL 1979 S/D MARET 1980

No. Bidang Usaha 1968 s/d Maret 1979 April 1979 s/dMaret 1980

1. Pertanian 433.600 70.2092. Kchutauan 118.870 8.4503. Perikanan 8.024 4.0004. Pertambangan 33.452 6095. Industri Makanan 164.115 5.9556. Industri Tekstil 192.130 22.9387. Industri Kayu 34.014 10.9318. Industri Kertas 19.952 3.5709. Industri Kimia 74.783 5.088

10. Industri Mineral bukin Logam 29.736 4.53011. Industri Logam Dasar 12.940 56812. Industri Barang Logam 55.073 59213. Industri linnya 11.183 -14. Tenaga Listrik 2.000 -15. Konstruksi 459 -16. Perdagangan 457 63317. Hotel 22.278 1.19918. Pengangkutan 34.245 1.97719. Jasa Perdagangan 11.895 -20. Jasa Sanitary 27 3721. Jasa Rekreasi 3.477 -22. Jasa Lainnya 145 _

J u m lah 1.262.855 141.286

Page 30: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

125

Page 31: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

2. Penanaman Modal AsingTabel 1II-6 menunjukkan perkembangan penanaman modal

asing sejak tahun 1967 sampai dengan Maret 1979 dan April 1979 sampai dengan Maret 1980. Angka-angka tersebut menunjukkan jumlah proyek dan rencana investasi dari proyek-proyek PMA pada periode 1967 sampai dengan Maret 1.979 dan April 1979 sampai dengan Maret 1980.

Proyek-proyek yang dicabut atau dibatalkan izin usahanya di -sebabkan oleh beberapa faktor yaitua. Pengalihan status yang semula PMA menjadi PMDN.b. Likwidasi perusahaan karena ada kesulitan-kesulitan dalam pe- laksanaan.c. Pengunduran diri atau penghentian kegiatan, karena kesulitan permodalan, managemen, ketiadaan persesuaian antara peserta asing dengan Indonesia dan banyak lagi faktor-faktor lainnya.

Perkembangan penanaman moda l as ing dalam tahun per tamaRepelita III sejak April 1979 sampai dengan Maret 1980 yang telah disetujui oleh Pemerintah berjumlah 27 proyek dengan rencana inves - tasi US $. 409,0 juta. Dalam tahun 1979/80 terdapat pula peningkatan penanaman modal sebagai akibat kenaikan biaya proyek dan per - luasan berbagai proyek diberbagai sektor berjumlah US$ 954,9 juta.

TABEL III - 4

JUMLAH PROYEK DAN RENCANA PENANAMAN MODALDALAM NEGERI YANG TELAH HABIS MASA FASILITASNYA,

1978/79- 1979/80

MASA BEBAS PAJAK KERINGANAN PAJAK

Tahun JumlahProyek

Jumlah rencanapenanaman modal(dalam juta Rp.)

Jumlah Proyek

Jumlah rencanapenanaman modal(dalam juta Rp.)

1978/79 664 297.836 486 289.723

1979/80 31 35.679 95 87.963

126

Page 32: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL III - 5

REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

BERDASARKAN LAPORAN YANG MASUK

llARI TAIIUN 1968 SAMPAI DENGAN MARET 1980

(dalam jutaan Rp.)

No. Bidang Usaha 1968 Maret 1979 1968 Maret 1980 *)

Proyek Investasi Proyek Investasi

1. Pcrtanian 68 107.572 69 182.6832. Kehutanan 129 91.486 132 102.870

3. Pcrikanan 14 11.926 14 11.926

4. Pertambangan 9 211.751 9 211.751

5. Industri Makanan 244 165.247 244 165.247

6. Industri Tekstil 209 185.988 209 185.988

7. Industri Kayu 88 74.851 88 74.831

8. Industri Kertas 83 58.881 84 62.484

9. Industri Kimia 195 167.501 197 168.608

10. Industri Mineral bukan Logam 83 202.450 83 202.450

11. Industri Logam Dasar 47 66.210 47 66.210

12. Industri Barang Logam 161 131.424 162 131.814

13. Industri Lainnya 16 4.856 16 4.856

14. Konstruksi 4 54.047 4 54.047

15. Hotel 56 67.009 56 67.009

16. Perdagangan 1 1.163 1 1.163

17. Pengangkutan 48 30.201 48 30.201

18. jasa Perdagangan 26 69.197 26 69.197

19. jasa-jasa Lainnya 12 3.644 12 3.644

J u m 1 a h: 1.493 1.705.404 1.501 1.796.979

*) Angka Sementara

Page 33: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

127

Page 34: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL III - 6PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN MODAL ASING

YANG TELAH DISETUJUI OLEH PEMERINTAH R IMENURUT BIDANG USAHA, 1967 - MARET 1980

(Investasi dalam jutaan US $)

No. Bidang Usaha1967 s/d Maret 1979 April 1979 s/d Maret 1980

Page 35: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran
Page 36: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Proyek Modal *) Proyek Modal *)

1. Pertanian 51 163,1 3 11,72. Kehutanan 82 530,4 0 03. Perikanan 20 91,4 3 35,54. Pertambangan 15 1.501,6 0 05. Industri Makanan 61' 267,6 1 4,76. Industri Tekstil 67 1.099,2 1 3,07. Industri Kayu 17 80,0 2 10,88. Industri Kertas 18 121,6 0 09. Industri Kimia 122 813,0 2 5,3

10. Industri Mineral bukanLogam 23 489,5 3 222,4

11. Industri Logam Dasar 20 1.196,8 1 2,012. Industri Barang

Logam 135 468,1 4 29,413. Industri Lainnya 20 18,7 0 014. Konstruksi 64 90,7 1 0,215. Perdagangan 3 7,6 0 016. H o t e 1 9 165,6 1 31,617. Pengangkutan 20 44,2 1 6,618. Komunikasi 1 78,8 0 019. Jasa Perdagangan 31 193,6 4 45,820. Jasa Sanitary 1 0,02 0 021. Jasa Sosial Masya

rakat 10 19,5 0 022. Jasa Rekreasi 7 3,3 0 0

J u m 1 a h 797 7.444,3 27 409.0*) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkan diri

dan merubah status dari PMA ke PMDN. 128

Page 37: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Sektor yang paling mcnonjol dalam perluasan ini ialah sektor industri makanan sebesar US $ 73,9 juta.

Perkembangan penanaman modal asing di Indonesia dari April 1979 s/d Maret 1980 menunjukkan bahwa sektor yang paling menonjol adalah sektor industri dengan 14 proyek dengan rencana investasi US$ 277,6 juta.

Di luar sektor industri, sektor yang paling dominan dalam tahun 1979/80 ini ialah sektor jasa perdagangan sebanyak 4 proyek dengan rencana investasi sebesar US$ 45,8 juta, sektor pertanian dengan 3 proyek dan investasinya US$ 11,7 juta, di sektor Perikanan sebanyak 3 proyek dengan rencana investasi US$ 35,5 juta dan di sektor per -hotelan 1 proyck dengan rencana investasi US$ 31,6 juta.

Tabel I11 -- 7 menunjukkan angka realisasi Penanaman Modal Asing selama periode 1967 s/d Maret 1980. Realisasi angka-angka yang ada, di rnonitor berdasarkan laporan bentuk A, yaitu laporan tahunan untuk perusahaan yang telah berproduksi dan setengah tahun- an untuk perusahaan yang sedang dalam tahap konstruksi.

Tabel III - 8 xienunjukkan penyebaran dari lokasi proyek-proyek PMA di Indonesia taliun 1967 s/d Maret 1979 dan April 1979 s/d Maret 1980. Sebagian besar proyek-proyek investasi PMA berlokasi di DKI Jaya sebanyak 12 proyek dengan rencana investasi US$ 86,9 juta, kedua di Jawa Barat sebanyak 4 proyek.dengan rencana investasi US$ 8,7 juta, di Riau 2 proyek dengan rencana investasi US$ 38,2, di Maluku 2 proyek dengan rencana investasi US$ 33,6 dan masing -masing satu proyek tersebar di Aceh, Jawa Timur, Sumbar, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan dan Jaya Pura.

Proyek-proyek PMA dalam tahun 1979/80 ini dapat memberikan kesempatan kerja terhadap tenaga Indonesia dan juga sebagian tenaga kerja asing sebagaimana terlihat pada Tabel III - 9, adalah sebesar 9.679 orang tenaga yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia sebanyak 9.245 orang (95,5%) dan tenaga asing sebanyak 434 orang (4,5%).

Jumlah proyek PMA yang habis masa bebas pajaknya pada tahun pertama Repelita III adalah sebanyak 73 proyek dengan rencana, pe-nanaman modal sebanyak Rp. 785,8 milyar, sedang yang habis masa keringanan pajak sebanyak 13 proyek dengan rencana penanaman modal sebanyak Rp. 228,3 milyar (lihat Tabel III - 10).

129

Page 38: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

130

Page 39: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL III - 7

REHABILITASI PENANAMAN MODAL ASING BERDASARKANLAPORAN YANG MASUK 1967 S/D BULAN MARET 1980

(dalam juta US $)No. Bidang Usaha Jumlah Proyek Modal

1. Pertanian 56 91,42. Kehutanan 68 242,43. Perikanan 17 68,84. Pertambangan logam 7 915,65. Pertambangan lainnya 4 54,36. Industri makanan 47 94,97. Industri Tekstil 59 808,48. Industri Kayu 11 44,79. Industri Kertas 11 30,9

10. Indusri Kimia 114 317,911. Industri Mineral bukan logam 19 405,512. Industri Logam Dasar 19 251,413. Industri Barang Logam 116 429,214. Industri Lainnya 5 18,115. Konstruksi 43 105,216. Perdagangan 2 79,217. H o t e 1 6 57,318 Pengangkutan 16 38,319. Komunikasi 1 2,820. Jasa Perdagangan 27 111,921. Jasa Sosial Masyarakat 2 0,622. Jasa Rekreasi 5 12,5

J u m l a h 655 4.181,3

Page 40: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL TII - 8

PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN MODAL ASINGYAI\•G TELAH DISETUJUI PEMERINTAH R.I. MENURUT LOKASI

DARI TAHUN 1967 SAMPAI DENGAN MARET 1980(Investasi dalam jutaan US $)

Proyek Investasi

Proyek Investasi

1. D.K.I. Jakarta 308 1.362,3 12 86,92. Jawa Barat 158 1.692,4 4 8,73. Jawa Tengah 19 212,3 0 04. D.I. Yogyakarta 3 2,6 0 05. Jawa Timur 80 360,9 1 25,16. D.I. A c e h 6 328,5 1 193,47. Sumatera Utara 45 1.077,1 0 08. Sumatera Barat 5 66,5 1 4,39. R i a -u 17 52,9 2 38,2

10. J a m b i 3 9,9 1 6,511. Bengkulu - - - -12. Lampung 7 85,0 1 1,913. Sumatera Selatan 12 68,5 1 2,514. Kalimantan Barat 11 15,7 0 015. Kalimantan Timur 23 321,3 0 016. Kalimantan Tengah 19 80,9 0 017. Kalimantan Sclatan 8 75,5 0 018. Sulawesi Utara 3 81,9 0 019. Sulawesi Tengah 6 11,4 0 020. Sulawesi Tenggara 3 28,2 0 021. Sulawcsi Selatan 9 112,1 0 022. Maluku 10 109,2 2 33,623. B a l i 4 24,2 0 024. Nusa Tcnggara Barat 1 2,0 0 025. Nusa Tenggara Timur 2 33,8 0 026. Irian Jaya 10 265,8 1 7,927. Timor Timur - - - -28. Beberapa Dati I 25 963,4 - -

J u m 1 a h 797 7.444,3 27 409,0

131

No. Lokasi Usaha

1967 - Maret 1979 April 1979 - Maret 1980

Page 41: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL III - 9JUMLAH TENAGA KERJA INDONESIA DAN ASING

PADA PROYEK PMA MENURUTBIDANG USAHA 1967 MARET 1979 DAN APRIL 1979 S/D

MARET 1980

1967 s/d 1979 April 1979 s/d Maret

1980

No. Sektor Indonesia

Asing Asing

TotalTotal Indonesia

Pertanian 80.982 136 81.118 359 24 3832. Kehutanan 19.100 2.953 22.053 - - -3. Perikanan 3.697 452 4.149 798 136 9344. Pertambangan 646 38 684 - - -5. Industri Makanan 29.854 517 30.371 69 16 856. Industri Tekstil 78.830 1.056 79.886 910 19 9297. Industri Kayu 6.074 119. 6.193 1.033 24 1.0578. Industri Kertas 4.134 114 4.248 - - -9. Industri Kimia 26.997 889 27.886 365 14 379

10. Ind. Min. bukan Log.

11.163 290 11.453 1.179 69 1.24811. Ind. Barang

Logam69.576 1.769 71.345 1.024 66 1.090

12. Ind. Logarn Dasar 7.782 175 7.957 167 8 17513. Industri Lainnya 24.937 1.312 26.249 - - -14. Konstruksi 25.368 1.628 26.996 79 4 8315. Perhotelan 6,671 224 6.899 229 11 24016, Pengangkutan 2.442 257 2.699 115 7 12217. Real

Estate/Perkantoran

719 24 743 - -

18. Jasa Lainnya 694 66 760 2.918 36 2.954

J u m l a h: 399.666 12.019411.685 9.245 434 9.679

Page 42: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

132

Page 43: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Proyek-proyek yang telah habis masa fasilitasnya ini dikenakan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku umum seperti perusaha- an-perusahaan nasional non PMA/PMDN.

TABEL Ili - 10JUMLAH PROYEK DAN RENCANA FENANAMAN MODAL ASING

YANG TELAH HABIS MASA FASILITASNYA SEJAK TAHUN1970 s/d MARET 1980

KERINGANAN PAJAKJumlah rencana

Jumlah penanaman modal Proyek (dalam milyar Rp.)

23

17,5

13

Page 44: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

MASA BEBAS PAJAK

Tahun JumlahProyck

Jumlah rencanapenanaman

modal(dalam milyar

Rp.)1978/79 40 70,81979/80 73 785,8

Page 45: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

E. PENGEMBANGAN GOLONGAN EKONOMI LEMAH

Khusus mengenai pengembangan golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil GBHN telah mengamanatkan perlunya dilanjutkan dan ditingkatkan program-program yang memberi kesempatan lebih banyak kepada pengusaha-pengusaha kecil dan golongan ekonomi lemah untuk memperkuas dan meningkatkan usahanya antara lain dengan jalan memperkuat permodalan, meningkatkan keahlian dan kemampuan, serta memperkuas pemasaran.

Dalam tahun 1979/80 program-program yang memberi kesem- patan lebili banyak kepada golongan ekonomi lemah untuk lebih meningkatkan usahanya adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat permodalanBantuan yang dirasakan besar pengaruhnya terhadap pengem-

bangan golongan ekonomi lemah adalah bantuan permodalan. Sejak tahun 1971 Pemerintah telah mengadakan kebijaksanaan kredit kecil

133

Page 46: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

dan murah yang berupa Kredit Innvestasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP). KIK merupakan pinjaman investasi yang berjumlah setinggi-tingginya Rp. 5 juta dan berjangka waktu maksimum 5 tahun dengan suku bunga 12 % setahun, yang kemu- dian ditingkatkan menjadi Rp. 10 juta dalam 10 tahun termasuk masa tenggang 2 tahun dengan suku bunga 10,5%. KMKP adalah pinjaman untuk modal kerja yang berjumlah setinggi-tingginya Rp. 5 juta dengan jangka waktu 5 tahun dan dikenakan bunga 15 % setahun, yang kemudian ditingkatkan menjadi Rp. 10 juta dengan waktu maksimum 3 tahun termasuk masa tenggang 1 tahun dan suku bunga 12 % setahun.

Bagi nasabah KIK dan KMKP yang menunjukkan keberhasilan dan pembayaran kewajibannya lancar, kredit tersebut dapat diper- panjang setiap kali untuk maksimum 3 tahun, tanpa keharusan bagi yang bersangkutan untuk melunasi pinjamannya terlebih dahulu. Selanjutnya nasabah yang telah menikmati KIK/KMKP sekurangkurangnya 2 tahun serta usahanya berjalan baik, dapat memperoleh tambahan pinjaman, sehingga jumlah maksimum pinjaman baru mcnjadi Rp. 15 juta. Di samping itu penilaian terhadap KIK/KMKP lcbih dititik beratkan pada kelayakan usahanya dan tidak pada tersedianya jaminan fisik. Jaminan KIK dan KMKP pada dasarnya adalah proyek atau usaha yang dibiayai dengan pinjaman ter- sebut, tetapi apabila nasabah memiliki jaminan tambahan, maka bank pelaksana dapat meningkatkan tambahan tersebut dengan maksimum 50% dari maksimum pinjaman. Jumlah maksimal untuk KIK/ KMKP seluruhnya ditingkatkan dari Rp. 100 juta menjadi Rp. 200 juta.

Pemberian KIK dan KMKP terus meningkat sesuai dengan meningkatnya kemampuan golongan ekonomi lemah dan kemajuan perekonomian. Keadaan pada akhir tahun pectama Repelita III dapat dilihat

Page 47: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

pada Tabel III - 11.Untuk menjangkau pengusaha kecil di daerah

pedesaan sejak tahun 1974/75 telah dikeluarkan kebijaksanaan Kredit Kecil (Kredit Mini) yang besarnya antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 100.000,- bagi setiap nasabah dengan bunga 12 % setahun. Jumlah kredit ini dari

134

Page 48: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

TABEL I I I - 11

PERKEMBANGAN KIK DAN KMKP,

1978/79 - 1979/80

Nilai Permohonan yang Posisi KreditNasabah

Macam Disetujui (milyar Rp.) (milyar Rp.)Kredit

1978/ 1979/ % Ke- 1978/ 1979/ % Ke 1978/ 1979/ % Ke79 80 naikan 79 80 naikan 79 80 naikan

KIK 112,8 190,2 68,6 68,0 118,3 74.0 57,4 79,4 38,3

KMKP 188,3 348,9 85,3 93,2 181,1 94,3 438,0 664,4 52,8

Page 49: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

tahun ke tahun terus meningkat. Dalarn tahun pertama Repelita III jumlahnya meningkat dari Rp. 15,7 milyar pada akhir Maret 1979 menjadi Rp. 20,4 milyar pada akhir Maret 1980, secara terperinci perkembangan kredit mini dapat dilihat pada Tabel III - 12.

Kredit yang lebih kecil dari pada Kredit Mini adalah Kredit Candak Kulak (KCK) dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pada pedagang kecil. Besarnya kredit antara Rp. 2.000,- sampai Rp. 15.000,- dengan bunga 12 % setahun tanpa jaminan. Pengelolaan kredit ini dilakukan oleh Koperasi Unit Desa (KUD) dan selama tahun pertama Repelita ITI telah diberikan kredit sebanyak Rp. 15 milyar.

TABEL III - 12

PERKEMBANGAN KREDIT MINI,1978/79 - 1979/80

Baki debet (jutaan rupiah) N a s a b a h

Tahun Investasi Eksploitasi Jumlah Investasi Eksploitasi Jumlah

1978/79 2.733 13.015 15.748 53.004 289.242 342.2461979/80 3.153 17.245 20.398 57.985 349.281 407.266

Dalam rangka membantu golongan ekonomi lemah/menengah PT. Bahana memberikan bantuan antara lain berupa : pemanduan, monitoring serta bimbingan proyek-proyek. Pemanduan ditujukan untuk mendapatkan pengusaha-pengusaha yang mempunyai harapanharapan untuk dikembangkan dan sampai akhir Maret 1980 penanaman dananya telah mencapai jumlah Rp. 2.962,5 juta. Penanaman tersebut sebagian terbesar dalam bentuk surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan non bank.

2. Meningkatkan keahlian dan kemampuan

Page 50: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan para, pengusaha golongan ekonomi lemali telah dilaksanakan oleh Departemen Perindustrian yang bekerja sarna dengan Departemen/Lembaga lainnya.

136

Page 51: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Pada Pusat Pelayanan Yengusaha Industri Kecil .diberikan bantuan berupa bimbingan teknik, manajemen, peralatan, promosi/pameran, bahan baku dan lain sebagainya. Pada waktu ini sedang dirintis usaha sub kontrak dengan industri-industri yang lebih besar dengan cara bapak angkat. Kemajuan yang diperoleh dalam usaha tersebut tampak pada makin banyaknya perninat pada pameran-pameran industri kecil/ kerajinan dan bertambah baiknya produk yang dipamerkan.

Bagi pec agang golongan ekonomi lemah dilakukan melalui proyek Pembinaan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah, yang diberikan berupa penataran dan konsultasi melalui kerja sama dengan beberapa universitas negeri. Jumlah daerah yang dijadikan proyek pembinaan pada tahun 1978/79 sebanyak 11 propinsi dan pada tahun 1979/80 meningkat menjadi 25 propinsi dengan perkembangan sebagai berikut :

1978/79 1979/80

Penataran 1.621 orang 2.056 orangKonsultasi 1.333 orang 1.775 orang

Untuk meningkatkan ekspor, Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) memberi pelayanan kepada para pengusaha golongan ekonomi lemah berupa bimbingan teknik produksi dan ekspor serta pameran-pameran di dalam dan di luar negeri.

Pengembangan dunia usalia memerlukan tersedianya tenaga kerja yang trampil dan usaha ini dilakukan melalui Pusat-pusat Latihan Kerja (PLK) Industri, Pertanian, Kehutanan dan Manajemen. Fasilitas latihan kerja tersebut makin tersebar di seluruh pelosok tanah air, dengan jumlah peserta yang makin banyak. Kalau dalam tahun 1978/ 79 ada 20.545 orang peserta, maka dalam tahun 1979/80 jumlah ter- sebut naik menjadi 30.752 orang.

Peningkatan produktinritas golongan ekonomi lemah dibina oleh Pusat Produktivitas Nasional dengan memberikan ketrampilan mana- jemen kepada pengusaha-pengusaha kecil dan menengah, baik di perusahaan pemerintah, perusahaan swasta maupun ABRI. Latihan

137

Page 52: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

diberikan baik di pusat maupun di daerah-daerah dengan peserta sebanyak 2.890 orang pada tahun 1978/79 dan 3.234 orang pada tahun 1979/80.

3. Memperluas pemasaranProgram pokok bantuan pemasaran dalam Repelita

III berupa pemberian prioritas kepada golongan ekonomi lemah untuk memper- oleh tempat-tempat berdagang yang layak, pengembangan organisasi pemasaran dalam bentuk trading houses, pemberian fasilitas pameran hasil produksi golongan ekonomi lemah di pusat-pusat pameran dagang, serta pembentukan koperasi golongan ekonomi lemah.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan persiapan-persiapan guna berdirinya lembaga trading houses. Pembentukan trading houses ini memerlukan persiapan yang matang, karena ruang lingkupnya adalah cukup luas kegiatan-kegiatan ekonomi seperti pertokoan, perdagangan perantara, distribusi, ekspor, impor dan sebagainya. Trading houses harus mempunyai jaringan per.dagangan yang luas tersebar di seluruh Indonesia -dan luar negeri.

Guna menunjang pengusaha golongan ekonomi lemah dalam penyediaan tempat berdagang, kepada pemerintah daerah diberikan kredit investasi untuk membangun memugar pasar atau pusat pertokoan dengan beberapa keringarian, yaitu berupa pembebasan penyediaan dana sendiri akan tetapi disyaratkan bahwa 60 % dari jumlah toko/ kios tersebut harus disediakan untuk para pengusaha golongan ekonomi lemah. Kebijaksanaan ini tercantum dalam instruksi Presiden No. 8 tahun 1979 tentang program bantuan kredit konstruksi pembangunan dan pemugaran pusat pertokoan/perbelanjaan/perdagangan dan/atau pertokoan.

Dalam rangka membantu pemasaran hasil industri kerajinan, ke- pada para produsen telah diberikan kesempatan untuk memamerkan hasil

Page 53: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

produksinya pada pusat pameran dagang yang telah diadakan seperti di Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah dan DKI Jakarta Raya.

Pembentukan koperasi para pengusaha golongan ekonomi lemah untuk tahun 1979/80 juga digiatkan, terutama dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan pemasaran dengan cara memasarkan hasilnya secara bersama sehingga biaya-biaya pemasaran dapat diturunkan.

138

137

Page 54: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

Dalam usaha membantu perluasan pemasaran hasil produksi dalam negeri serta mendorong perkembangan golongan ekonomi lemah, maka pemerintali dalarn rangka pembelian/pengadaan barang/peralatan dan pemborongan telah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 14 tahun 1979, khususnya pasal 19 beserta pedoman pelaksanaannya yang ter-cantum dalam Surat Edaran Menteri Penertiban Aparatur Negara No. 2 tahun 1979. Dengan adanya kebijaksanaan ini maka sektor peme-rintah termasuk pemerintah daerah dan badan usaha milik negara merupakan jaminan bagi tersedianya pasaran bagi barang dan jasa yang dihasilkan oleli pengusaha golongan ekonomi lemah pada umumnya.

Page 55: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewDalam bidang perhubungan laut sejak Tahun 1976 telah ditetap- kan kebijaksanaan untuk membatasi jumlah perusahaan Pelayaran Nusantara, Pelayaran

i