pengembangan cerita daerah guangxi “liu san jie dari...

37
PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIEDARI BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Yulius Daniel Mulyadi NIM : 2404415019 Program Studi : Pendidikan Bahasa Mandarin Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE” DARI

BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Yulius Daniel Mulyadi

NIM : 2404415019

Program Studi : Pendidikan Bahasa Mandarin

Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

ii

Page 3: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

iii

Page 4: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

iv

Page 5: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku.”

Filipi 4 : 13

“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan

arah langkahnya.”

Amsal 16 : 9

Ku persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala penyertaanNya yang sempurna.

2. Keluarga besar almarhum Arjuna Muljadi dan almarhum Iksan.

3. Keluarga inti : almarhum papah, mamah, dan kedua kakak.

4. Keluarga rohani dan pemimpin fellas.

5. Para teman yang mendukung dalam kesukaran.

6. Dosen pembimbing, para dosen, kakak tingkat, adik tingkat dan teman-

teman angkatan 2015 prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UNNES.

7. Almamater UNNES.

.

Page 6: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

vi

PRAKATA

Segala puji syukur kunaikkan pada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaanNya

yang selalu baru setiap hari. RancanganMu sungguh tak terduga dan hikmatMu

jauh berharga melebihi emas dan perak. Engkau selalu besertaku, Allah Imanuel.

Penyusunan skrispi yang berjudul “Pengembangan Cerita Daerah Guangxi

“Liu San Jie” dari Bahasa Mandarin ke Dalam Bahasa Indonesia” tidak lepas dari

bimbingan, saran dan nasihat oleh para dosen, teman-teman, kakak tingkat dan

keluarga. Oleh karena itu, peneliti banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Muhammad Jazuli, M.Hum, Dekan FBS Unnes yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk menyusun skripsi ini.

2. Dra. Rina Supriatnaningsih, M.Pd, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing,

Unnes yang telah bersedia menandatangani syarat cetak SK Skripsi.

3. Dyah Prasetiani, S.S., M.Pd dan Titin Komala Sari, S.Pd., M.TCSOL

selaku dosen penguji skripsi.

4. Anggraeni, S.T., MTCSOL, yang telah membimbing saya dalam

menyusun skripsi ini, sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

5. Keluarga besar yang selalu memberikan nasihat dan dukungan doa.

6. Keluarga rohani yang selalu memberikan semangat dan saran yang baik.

7. Kepala SD Nusaputera, Antonius Suraji, S.Pd yang telah mengizinkan

saya melakukan penelitian di instansi tersebut.

8. Guru Mandarin SD Nusaputera, DonaBella Azalea.P, B.Ed dan Jessica

Delavena, B.Ed yang telah bersedia menjadi narasumber sekaligus

menjadi salah satu pakar dalam validasi hasil desain produk kisah Liu San

Jie.

9. Murid-murid kelas 5 SD Nusaputera yang telah bersedia menjadi

koresponden dalam penelitian ini.

10. Saudari Kelita Puspadini selaku ilustrator visualisasi dan layout kisah Liu

San Jie.

Page 7: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

vii

ABSTRAK

Mulyadi, Yulius Daniel. Pengembangan Cerita Daerah Guangxi “Liu San Jie”

dari Bahasa Mandarin ke Dalam Bahasa Indonesia. Skripsi,

Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I. Anggraeni, S.T.,

MTCSOL.

Kata kunci : pengembangan cerita, Guangxi, Liu San Jie, bahasa Mandarin,

bahasa Indonesia.

Penelitian ini dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengembangan cerita

Tiongkok terjemahan bahasa Indonesia. Saat ini, cerita-cerita Tiongkok

terjemahan bahasa Indoenesia yang populer masih sedikit. Adapun cerita-cerita

tersebut adalah cerita Kera Sakti dan cerita Siluman Ular Putih. Oleh sebab itu,

cerita Tiongkok terjemahan bahasa Indonesia perlu pengembangan lebih lanjut,

agar jenis ceritanya bervariasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan

kisah Liu San Jie, dengan beberapa faktor, yaitu : 1) pengembangan dan

pengemasan cerita terjemahan untuk anak-anak, 2) bahasa terjemahan kisah Liu

San Jie, 3) validasi ahli mengenai bahasa terjemahan kisah Liu San Jie.

Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) mengembangkan cerita terjemahan

Mandarin-Indonesia, 2) menerjemahkan sesuai bahasa untuk cerita anak, 3)

mengetahui validasi ahli mengenai terjemahan kisah “Liu San Jie”.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Research

and Development (R&D) dengan lima tahapan, yaitu : 1) identifikasi masalah,

2)mengumpulkan informasi, 3)desain produk, 4)validasi ahli, 5)perbaikan desain.

Hasil dari penelitian ini adalah cerita terjemahan yang dikemas dengan

visualisasi dan layout cerita full warna. Dari hasil analisis kebutuhan koresponden

dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa anak-anak memerlukan cerita

Tiongkok terjemahan bahasa Indonesia dengan kalimat terjemahan yang fleksibel

mudah dipahami. Selain itu dalam cerita tersebut megandung nilai moral, serta

dibuat dengan desain visualisasi yang menarik. Nilai rata-rata validasi dari pakar I

dan II adalah 49,5. Pakar I tidak memberikan saran perbaikan tata bahasa maupun

desain visualisasi. Namun pakar II memberikan beberapa saran, saran perbaikan

dari pakar II adalah perbaiki tata bahasa pada kalimat-kalimat tertentu, agar hasil

terjemahannya lebih fleksibel dan mudah dipahami oleh anak-anak dan berikan

keterangan nama-nama tempat pada alur cerita. Pada aspek desain visualisasi dan

layout sudah baik, tidak perlu perbaikan.

Page 8: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

viii

摘要

谢奉金, 广西民间故事“刘三姐”汉印翻译的研发。论文,三宝

垄国立大学,语言艺术学院,外国语言文学系,第一

导师唐金妮,S.T., MTCSOL.

关键词 :故事发展, 广西, 刘三姐, 中文, 印尼文。

本研究是根据印尼语翻译中发展汉语故事的需要而发展起来

的。目前,印尼流行翻译的中文故事很少。故事是关于西游记和

白蛇传说的故事。因此,印尼语翻译中的汉语故事需要进一步的

发展,所以故事的类型也各不相同。在本研究中,研究者开发了

刘三姐的故事,有几个因素:1)儿童翻译故事的开发和包装;2)

刘三姐故事的语言翻译;3)刘三杰故事翻译语言的专家验证。

本研究的目的是:1)发展汉语-印尼语翻译的故事,2)根据

儿童故事的语言进行翻译,3)了解有关“刘三姐”故事翻译的专

家验证。

本研究是一项定性研究,采用研发方法,分五个阶段进行,

即:1)问题识别,2)信息收集,3)产品设计,4)专家验证,

5)设计改进。

这项研究的结果是翻译故事,其中充满了全彩色可视化和故

事布局。通过对记者需求和访谈结果的分析,可以得出结论:儿

童在印尼语翻译中需要汉语故事,翻译句子灵活易懂。此外,这

个故事包含了道德价值观,并且是用吸引人的可视化设计制作的。

第一和第二专家的平均验证值为 49.5 分。第一位专家没有提出改

进语法或可视化设计的建议。但第二位专家给出了一些建议,第

二位专家提出的改进建议是改进某些句子的语法,使翻译结果更

灵活,更容易被儿童理解,并对故事情节中的地名进行描述。在

可视化设计和布局方面很好,不需要维修。

Page 9: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN .................................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN .................................................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

摘要 ...................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

1.4.1 Manfaat Praktis ................................................................................. 3

1.4.2 Manfaat Teoretis ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORETIS .......................... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 4

2.2 Deskripsi Teori ......................................................................................... 7

2.2.1 Cerita Rakyat ..................................................................................... 7

2.2.2 Menerjemahkan ................................................................................. 8

2.2.3 Definisi Terjemahan Menurut Para Ahli ........................................... 8

2.2.4 Teori Tentang Penerjemahan ............................................................ 9

a. Peran Kamus ......................................................................................... 9

Page 10: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

x

b. Prinsip-prinsip Menerjemahkan .......................................................... 10

c. Metode Menerjemahkan ..................................................................... 11

d. Langkah-langkah Menerjemahkan ..................................................... 11

2.3 Komponen-komponen Cerita ................................................................. 12

1. Tema ................................................................................................... 12

2. Latar .................................................................................................... 13

3. Tokoh .................................................................................................. 13

4. Alur cerita ........................................................................................... 14

2.4 Tinjauan Tentang Dearah Guangxi, Tiongkok ....................................... 16

2.5 Kisah Liu San Jie .................................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 18

3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 18

3.2 Tahapan Penelitian ................................................................................. 18

3.3 Subyek Penelitian ................................................................................... 22

3.3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................. 22

3.3.2 Fokus Penelitian .............................................................................. 22

3.3.3 Sumber Penelitian ........................................................................... 23

3.3.4 Jenis Data ........................................................................................ 23

3.3.4.1 Data Primer .................................................................................. 23

3.3.4.2 Data Sekunder ............................................................................. 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 24

3.4.1 Wawancara ...................................................................................... 24

3.4.2 Dokumentasi ................................................................................... 24

3.4.3 Kuisioner ......................................................................................... 24

3.4.4 Obeservasi ....................................................................................... 25

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 26

3.5.1 Kuisioner ......................................................................................... 26

3.5.2 Wawancara ...................................................................................... 28

3.5.3 Observasi ......................................................................................... 30

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 31

3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 32

3.7.1 Pengumpulan ................................................................................... 32

Page 11: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

xi

3.7.2 Reduksi ............................................................................................ 32

3.7.3 Penyajian ......................................................................................... 33

3.7.4 Kesimpulan ..................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34

4.1 Pengembangan Kisah “Liu San Jie” ...................................................... 34

4.1.1 Hasil Kuisioner ............................................................................... 34

4.1.1.1 Penjabaran ................................................................................... 35

4.1.1.2 Kesimpulan Hasil Kuisioner ....................................................... 48

4.1.2 Hasil Wawancara ............................................................................ 49

4.1.2.1 Penjabaran ................................................................................... 49

4.1.2.2 Kesimpulan Hasil Wawancara .................................................... 54

4.1.3 Hasil Observasi ............................................................................... 54

4.1.3.1 Kesimpulan Hasil Observasi ....................................................... 56

4.2 Hasil Analisis Pengembangan Kisah “Liu San Jie” ............................... 57

4.2.1 Informasi Tentang Cerita Tiongkok Terjemahan Indonesia ........... 57

4.2.2 Bahasa Terjemahan ......................................................................... 58

4.2.3 Nilai Moral Cerita Terjemahan ....................................................... 60

4.2.4 Desain Cerita Terjemahan ............................................................... 61

4.3 Hasil Validasi Pakar ............................................................................... 65

4.3.1 Hasil Validasi Pakar I...................................................................... 67

4.3.2 Hasil Validasi Pakar II .................................................................... 69

4.4 Revisi Hasil Produk ................................................................................ 72

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 74

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 74

5.2 Saran ....................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

Page 12: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ....................... 6

Tabel 2 Indikator Kuisioner .................................................................................. 27

Tabel 3 Indikator Wawancara ............................................................................... 28

Tabel 4 Jumlah Cerita Terjemahan Legenda Tiongkok Yang Diketahui

Koresponden ............................................................................................ 49

Tabel 5 Judul Cerita Tiongkok .............................................................................. 49

Tabel 6 Media Sumber Cerita Tiongkok ............................................................... 50

Tabel 7 Pengalaman Membaca Cerita Tiongkok .................................................. 50

Tabel 8 Bahasa Terjemahan Pada Buku Cerita Tiongkok Terjemahan ................ 50

Tabel 9 Jenis Bahasa Terjemahan ......................................................................... 51

Tabel 10 Pengalaman Membaca Cerita Tiongkok ................................................ 51

Tabel 11 Daya Tarik Cerita Liu San Jie ................................................................ 51

Tabel 12 Desain Visualisasi dan Layout ............................................................... 52

Tabel 13 Pengembangan Cerita Terjemahan Tiongkok ........................................ 52

Tabel 14 Cerita Terjemahan ................................................................................. 52

Tabel 15 Jenis Cerita Terjemahan ......................................................................... 53

Tabel 16 Desain Visualisasi dan Layout Yang Diminati ...................................... 53

Tabel 17 Data Koleksi Buku di Perpustakaan Kota Semarang ............................. 55

Tabel 18 Data Koleksi Buku di Toko Buku Gramedia ......................................... 55

Tabel 19 Data Koleksi Buku di Perpustakaan Jurusan BSA, FBS – UNNES ...... 56

Tabel 20 Kalimat Hasil Terjemahan Harafiah ...................................................... 59

Tabel 21 Nilai Moral dalam Kisah Liu San Jie ..................................................... 60

Tabel 22 Hasil Validasi Oleh Pakar I .................................................................... 67

Tabel 23 Hasil Validasi Oleh Pakar II .................................................................. 69

Tabel 24 Perbaikan Kalimat Oleh Pakar II ........................................................... 70

Page 13: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Tahapan Penelitian RnD Menurut Sugiyono .......................................... 21

Bagan 2 Tahapan Penelitian Oleh Peneliti ............................................................ 21

Bagan 3 Triangulasi Metode ................................................................................. 31

Bagan 4 Model Analisis Interaktif Miles & Huberman ........................................ 32

Page 14: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Jumlah Cerita Terjemahan Legenda Tiongkok Yang Diketahui

Koresponden ....................................................................................... 35

Diagram 2 Judul Cerita Tiongkok ......................................................................... 36

Diagram 3 Media Sumber Cerita Tiongkok .......................................................... 37

Diagram 4 Pengalaman Membaca Cerita Tiongkok ............................................. 38

Diagram 5 Bahasa Terjemahan Pada Buku Cerita Tiongkok Terjemahan ........... 39

Diagram 6 Jenis Bahasa Terjemahan .................................................................... 40

Diagram 7 Pengalaman Membaca Cerita Tiongkok ............................................. 41

Diagram 8 Daya Tarik Cerita Liu San Jie ............................................................. 42

Diagram 9 Desain Visualisasi dan Layout ............................................................ 43

Diagram 10 Pengembangan Cerita Terjemahan Tiongkok ................................... 44

Diagram 11 Cerita Terjemahan ............................................................................. 45

Diagram 12 Jenis Cerita Terjemahan .................................................................... 46

Diagram 13 Desain Visualisasi dan Layout Yang Diminati ................................. 47

Page 15: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Visualisasi Sampul Depan Kisah Liu San Jie ...................................... 62

Gambar 2 Visualisasi Halaman 1 Kisah Liu San Jie............................................ 62

Gambar 3 Visualisasi Halaman 3 Kisah Liu San Jie............................................. 62

Gambar 4 Visualisasi Halaman 2 Kisah Liu San Jie............................................. 62

Gambar 5 Visualisasi Halaman 4 Kisah Liu San Jie............................................. 63

Gambar 6 Visualisasi Halaman 5 Kisah Liu San Jie............................................. 63

Gambar 7 Visualisasi Halaman 6 Kisah Liu San Jie............................................. 63

Gambar 8 Visualisasi Halaman 7 Kisah Liu San Jie............................................. 63

Gambar 9 Visualisasi Halaman 8 Kisah Liu San Jie............................................. 64

Gambar 10 Visualisasi Halaman 9 Kisah Liu San Jie........................................... 64

Gambar 11 Visualisasi Halaman 10 Kisah Liu San Jie......................................... 64

Gambar 12 Visualisasi Sampul Belakang Kisah Liu San Jie ................................ 64

Page 16: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Kuisioner .......................................................................... 79

Lampiran 2 Instrumen Wawancara ....................................................................... 81

Lampiran 3 Instrumen Validasi Ahli..................................................................... 82

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 84

Lampiran 5 Sertifikat TOEFL ............................................................................... 85

Lampiran 6 Sertifikat HSK 4 ................................................................................ 86

Page 17: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di benua Asia, Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki

pengaruh terhadap perkembangan perekonomian Asia. Tiongkok mengem-

bangkan berbagai macam teknologi, seperti : ponsel genggam, berbagai jenis

barang elektronik, mesin-mesin industri dan lain sebagainya. Perkembangan

teknologi Tiongkok turut mempengaruhi perkembangan budaya Tiongkok, salah

satunya yaitu bahasa Mandarin. Di Indonesia khususnya daerah ibu kota, terdapat

banyak tenaga asing dan investor asal Tiongkok, maka dari itu penggunaan bahasa

Mandarin sebagai alat komunikasi kian meningkat.

Setelah ditetapkannya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang

PENCABUTAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 1967

TENTANG AGAMA, KEPERCAYAAN DAN ADAT ISTIADAT CINA,

perkembangan budaya dan adat istiadat Tionghoa sudah tidak lagi kaku dan lebih

terbuka. Sejak itulah, bahasa Mandarin semakin berkembang dan sekarang

dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sebagai salah satu pelajaran bahasa

asing yang dapat dipelajari. Dalam pembelajaran bahasa Mandarin, terdapat

beberapa media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar bahasa

Mandarin. Misalnya : media flashcard, media film, media internet, media power

point, dan berbagai jenis cerita Mandarin terjemahan Indonesia.

Salah satu dari media pembelajaran bahasa Mandarin yaitu cerita

terjemahan. Cerita Tiongkok terjemahan Indonesia memiliki jenis yang beragam,

seperti : mitologi, biografi tokoh, seni berperang, cerita fabel dan cerita legenda

dari suatu daerah. Setiap cerita memiliki nilai yang berbeda menurut sudut

pandang dan pemikiran para pembaca cerita. Namun, tidak semua cerita

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pengamatan penulis di

toko-toko buku dan berbagai situs internet, di Indonesia selama ini orang awam

hanya mengetahui cerita-cerita asal Tiongkok yang sudah diterjemahkan dalam

bentuk buku atau yang diperankan oleh aktor-aktris dalam serial televisi, seperti :

Page 18: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

2

Legenda Siluman Ular Putih, Legenda Kera Sakti dan Legenda Pendekar Golok

Naga. Beberapa serial televisi tersebut, pernah ditayangkan di salah satu stasiun

televisi. Karena itu, cerita legenda berpotensi untuk dikembangkan.

Salah satunya, sebuah cerita legenda yang belum berkembang di Indonesia

adalah cerita yang berjudul “刘三姐” (pinyin Liú Sān Jiě). Cerita ini berasal dari

daerah Guǎngxī , yang terjadi di masa dinasti Tang. Bersumber dari salah satu

situs web Tiongkok (https://baike.baidu.com/item/%E5%88%98%E4%B8%89%

E5%A7%90/1834?fr=aladdin , diakses tanggal 13 April 2018), pada tahun 1958

cerita ini telah diangkat ke layar lebar sebagai film opera. Tokoh utama Liú Sān

Jiě diperankan oleh Huáng Wǎn Qiū(黄婉秋). Liú Sān Jiě adalah seorang

tokoh wanita suku Zhuāng (suku minoritas di daerah Guǎngxī) yang piawai dalam

bernyanyi. Cerita ini sudah berkembang secara turun-temurun dari masa Dinasti

Tang. Hingga saat ini orang-orang di Tiongkok menjuluki tokoh Liú Sān Jiě

sebagai Dewi Lagu. Beberapa lagu dari kisah Liú Sān Jiě yang menjadi lagu

daerah Guǎngxī adalah 山顶有花山脚香 shāndǐng yǒu huāshān jiǎo xiāng dan 山

歌好比春江水 shāngē hǎo bǐ chūn jiāngshuǐ. Ada beberapa hal yang penulis

pertimbangkan sehingga memilih kisah ini untuk diterjemahkan. Yang pertama,

cerita ini belum dikembangkan dalam terjemahan bahasa Indonesia. Kedua, cerita

ini singkat dan alurnya mudah untuk dipahami oleh anak-anak. Ketiga, cerita ini

dapat divisualisasikan untuk menarik minat baca anak-anak. Keempat, cerita ini

dapat dikemas dalam bentuk buku cerpen atau cerita bergambar.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap judul legenda rakyat Tiongkok dengan judul penelitian “Pengembangan

Cerita Daerah Guangxi ‘Liu San Jie’ dari Bahasa Mandarin ke Dalam Bahasa

Indonesia”. Penelitian ini mengembangkan legenda Tiongkok yang belum

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Page 19: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan dan pengemasan cerita terjemahan untuk anak-

anak?

2. Bagaimana bahasa terjemahan kisah “Liu San Jie” untuk anak-anak?

3. Bagaimana validasi ahli mengenai terjemahan kisah “Liu San Jie” ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan cerita terjemahan Mandarin-Indonesia.

2. Menerjemahkan sesuai bahasa untuk cerita anak.

3. Mengetahui validasi ahli mengenai terjemahan kisah “Liu San Jie”.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Memperluas cerita terjemahan Mandarin-Indonesia, sehingga menarik

minat pembaca dengan cerita yang belum pernah diketahui.

Menambah kepustakaan cerita terjemahan Mandarin-Indonesia. Dapat

menarik minat anak-anak untuk membaca cerita-cerita Tiongkok yang

beragam dan memiliki pesan moral.

1.4.2 Manfaat Teoretis

Mengambil nilai-nilai moral dalam cerita, yang dapat diterapkan dalam

kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai referensi dalam penelitan berikutnya, mengenai

cerita terjemahan bahasa Mandarin, baik cerita terjemahan untuk

khalayak umum atau khalayak khusus.

Page 20: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORETIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebagai tinjauan pustaka dan referensi dalam penulisan skripsi ini, penulis

mencari melalui berbagai sumber dan telah menemukan beberapa penelitian

terdahulu yang dapat digunakan untuk dianalisis perbedaan-persamaannya dengan

fokus pada skripsi yang penulis buat. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-

masing penelitian terdahulu.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hariti Sastriani (2007) dengan judul

Transformasi Gaya Bahasa dalam Karya Sastra Terjemahan, menghasilkan

sebuah kesimpulan yaitu “Gaya bahasa dalam penerjemahan dapat mengalami

perubahan dan beradaptasi dengan kebutuhan bahasa tujuan. Sehingga hasil

terjemahan tidak kaku dan mudah dipahami para pembaca.” Dengan demikian,

karya sastra dari bahasa sumber (BSu) dapat diterjemahkan ke bahasa sasaran

(Bsa) dengan saduran secara fleksibel agar hasil terjemahannya lebih mudah

dimengerti.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Irta Fitriana (2010) dengan

judul Penerjemahan Karya Sastra Anak , menghasilkan sebuah kesimpulan yaitu

“Menerjemahkan cerita anak dengan menggunakan kecenderungan domestikasi

dengan beberapa adaptasi terutama yang berkaitan dengan unsur-unsur budaya

agar cerita terjemahan dapat dimengerti oleh anak-anak dan unsur budaya yang

terdapat dalam BSu pun tidak hilang.” Dari kesimpulan penelitian tersebut,

penulis menyimpulkan bahwa menerjemahkan cerita anak perlu penyesuaian

berkaitan unsur-unsur budaya di dalam cerita, agar cerita tersebut dapat dipahami

anak-anak.

Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Titien D. Soelistyarini dan

Retno W. Setyaningsih (2012) dengan judul Bercerita Tanpa Menggurui: Gaya

Bahasa Dalam Buku Cerita Anak Untuk Membangun Karakter , menghasilkan

sebuah kesimpulan bahwa cerita anak seharusnya dikemas dengan memperhatikan

Page 21: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

5

segi psikologis anak, menggunakan bahasa yang sederhana tanpa adanya gaya

bahasa menggurui. Pesan moral yang disampaikan pun tidak harus secara tersurat

di bagian akhir cerita, namun dapat disampaikan di dalam alur cerita dan

visualisasi ilustrasinya. Dari hasil penelitian tersebut, penulis menemukan fakta

baru, yaitu pesan moral dalam cerita anak sangat penting. Tetapi yang lebih

penting adalah bagaimana cara mengemas pesan moral tersebut di dalam sebuah

cerita, yang sesuai dengan bahasa anak-anak serta perkembangan psikologis anak-

anak serta dikemas dengan gaya bahasa yang tidak menggurui.

Penelitian yang dilakukan oleh Agung Munandar1, Akhmad

Mulyadiprana2, Seni Apriliya3 (2018) dengan judul Penggunaan Buku Cerita

Anak Berbasis Kearifan Lokal Mendong Tasikmalaya di Sekolah Dasar

menghasilkan produk akhir berupa buku cerita fiksi dengan judul “Tiga Sekawan

dan Pahlawan Mendong”. Jenis penelitian ini adalah kualitatif research and

development, sampai dengan tahap ke-9, yaitu revisi produk desain.

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh 厦门大学人

类与民族学系 Jurusan Antropologi dan Etnologi Universitas Xiamen (2009)

dengan judul 刘三姐形象的历史嬗变与现代建构 Transmutasi Sejarah

Visualisasi Liu San Jie dengan Struktur Modern, menghasilkan sebuah

kesimpulan yaitu “Realita pada zaman dahulu secara sederhana juga ada di masa

sekarang. Suksesnya kisah Liu San Jie dalam opera, adalah karena mengangkat

hal-hal sederhana yang sesuai dengan perkembangan zaman modern.”

Page 22: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

6

Tabel 1 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Siti Hariti Sastriani

Karya sastra dari

bahasa sumber

(BSu) dapat

diterjemahkan ke

bahasa sasaran

(Bsa) dengan

saduran secara

fleksibel agar hasil

terjemahannya.lebih

mudah dimengerti.

Peneliti fokus pada

karya sastra yang

sesuai untuk usia

anak-anak.

2 Irta Fitriana

Subyek dalam

penelitian tersebut

adalah anak-anak,

dimana yang

menjadi obyeknya

adalah karya sastra

asing untuk anak-

anak.

Peneliti

menekankan pada

kesesuaian jenis

cerita yang akan

diterjemahkan dan

kesesuaian

terjemahan dalam

bahasa Indonesia.

3 Titien D. Soelistyarini dan

Retno W. Setyaningsih

Bahasa tertulis yang

terdapat dalam

cerita anak.

Peneliti fokus pada

keluwesan hasil

terjemahan yang

sesuai untuk anak-

anak.

4 Agung Munandar, dkk.

Pengembangan

cerita untuk anak-

anak.

Peneliti hanya

meneliti sampai

dengan tahap

kelima, yaitu

perbaikan desain.

5

厦门大学人类与民族学系

Jurusan Antropologi dan

Etnologi Universitas Xiamen

(2009)

Kisah yang diteliti

dalam penelitian ini

adalah kisah “Liu

San Jie”

Peneliti fokus pada

penerjemahan

kisah “Liu San

Jie” ke dalam

bahasa Indonesia.

Page 23: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

7

Dari tabel tersebut, kita dapat melihat perbedaan dan persamaan

penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Beberapa persamaannya

adalah penerjemahan karya sastra asing, karya sastra asing anak, bahasa tertulis

pada cerita anak dan kisah tentang Liu San Jie. Sedangkan perbedaanya adalah

peneliti memfokuskan penelitian ini pada bahasa terjemahan yang disesuaikan

untuk anak-anak. Penelitian ini merupakan murni karya penulis dengan analisis

kebutuhan, obyek dalam penelitian ini adalah anak-anak. Sebagai sampel

penelitian, peneliti menyebarkan kuisioner ke siswa-siswi kelas lima SD

Nusaputera Semarang.

2.2 Deskripsi Teori

2.2.1 Cerita Rakyat

Dalam KBBI hal 283 definisi cerita rakyat adalah cerita di zaman dahulu

yang hidup di tengah dan diwariskan secara lisan.

Tadkiroatun (2010:55) dalam Cerita Untuk Perkembangan Anak

menyebutkan bahwa cerita rakyat meliputi dongeng, legenda, mite (Abrams

1961:67), dan sage. Keempat cerita rakyat tersebut memiliki beberapa

perbedaan menyangkut permasalahan cerita, tokoh cerita, serta anggapan

pemiliknya terhadap keberadaan cerita rakyat tersebut.

a. Dongeng meliputi fabel dan lelucon. Fabel, yaitu dongeng yang

menggambarkan watak dan budi pekerti manusia yang pelakunya

diperankan binatang, misalnya dongen Kancil dengan Siput, dongeng

Bangau dengan Kura-kura, dongeng Kancil Mencuri Ketimun, dan lain-

lain. Dongeng lelucon, yaitu dongeng yang mengisahkan kebodohan

seseorang yang disampaikan dengan penuh kelucuan, misalnya Joko

Bodo, Si Kabayan, Pak Dogot, dan lain-lain.

b. Legenda, yaitu cerita yang dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak

diangap sakral oleh pemilik cerita. Menurut Hooykas (via Musfiroh,

1993), legenda sebenarnya didasarkan pada sejarah, misalkan cerita

tentang seseorang yang mengembangkan agama. Biasanya cerita ini

menceritakan suatu hal yang ajaib, yakni kejadian yang menandakan

Page 24: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

8

kesaktian. Legenda juga berhubungan dengan sejarah kejadian atau

keanehan alam, seperti : kisah suatu negeri, munculnya suatu pulau,

lenyapnya sebuah kota, dan sebagainya. Barangkali, kejadian yang

sebenarnya tidak demikian, tetapi oleh sang pengarang dibuatlah sebaik-

baiknya. Isi ceritanya tentang asal-usul nama suatu tempat, nama gunung,

nama sungai, nama danau, dan lain-lain, misalnya Asal Mula Candi

Prambanan, Asal Mulanya Kota Surabaya, Asal Mulanya Gunung

Tangkuban Perahu, dan lain-lain.

2.2.2 Menerjemahkan

Dalam KBBI hal 1509 definisi menerjemahkan adalah menyalin

(memindahkan) suatu bahasa ke bahasa lain; mengalihbahasakan.

2.2.3 Definisi Terjemahan Menurut Para Ahli

Bersumber dari laman internet berjudul English Langkan (2016) tentang

terjemahan, (http://englishlangkan.com/2016/10/25/defenisi-dan-pengertian-

terjemahan-menurut-para-ahli/ , diakses tanggal 23 Mei 2018) berikut ini

adalah definisi-definisi terjemahan menurut para ahli.

Catford (1965:20) dalam bukunya A Linguistic Theory of Translation:

Terjemahan sebagai pengalihan wacana dalam bahasa sumber (BSu) dengan

wacana padanannya dalam bahasa sasaran (BSa).

Levy dalam bukunya Translation as Decision Process (dikutip dalam

Holidaja, 1993: 49): Terjemahan adalah suatu proses kreatif yang selalu

memberi kebebasan atau pilihan kepada penterjemahan bertali beberapa

kemungkinan kesepadanan terdekat dalam membuahkan makna situasional.

Larson (1984:3) dalam bukunya Meaning Based Translation: A Guide to

Cross-Language Equivalence: Terjemahan sebagai suatu perubahan bentuk

dari BSu kedalam bahasa penerima (BPa) dimana makna harus dijaga untuk

tetap sama.

Page 25: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

9

Newmark (1988:5) dalam bukunya A Textbook of Translation: Terjemahan

adalah menggungkapkan makna suatu wacana ke dalam bahasa lain seperti

wacana yang dimaksudkan oleh penulisnya.

Nida dan Taber (1969: 12): Terjemahan terdiri atas upaya menghasilkan

dalam BPa padanan alamiah terdekat dari pesan BSu, pertama-tama dalam hal

makna, dan kedua dalam hal gaya.

Brislin (1976) dikutip Suryawinata (1989): Terjemahan adalah pengalihan

pikiran san ide dari BSa ke dalam BSu, baik itu bahasa lisan maupun tulisan,

baik bahasa itu sudah memiliki ortografi (sistem tulis ataupun belum, baik itu

bahasa isyarat untuk orang-orang tuli ataupun bukan.

House dalam disertasinya “A Model for Translation Quaity Assessment” :

Terjemahan sebagai pengalihan suatu teks dalam BSu lewat kesepadanan

semantik dan pragmatik ke dalam BSa (House dalam Hilidaja, 1993:51)

Forster dalam bukunya Translation An Introduction dikutip oleh Hanafi

(1986): Terjemahan sebagai pengalihan isi wacana BSu ke dalam BSa, dengan

tidak harus selalu mengasosiasikan isi dengan bentuk.

2.2.4 Teori Tentang Penerjemahan

a. Peran Kamus

Soegeng (1990:11) dalam bukunya “Pedoman Penerjemahan”

menyatakan “Betapa pun pentingnya kamus dalam karya

penerjemahan, hal ini bukan merupakan jaminan mutlak bahwa tugas

terjemahan itu akan terselesaikan dengan baik. Di samping

penguasaan perbendaharaan kita, tatabahasa, ungkapan idiomatik,

istilah-istilah khusus, asal-usul kata, seorang penerjemah masih

dituntut pula penguasaan bidang ilmu yang sedang diterjemahkan.”

Hingga sekarang, walaupun ada berbagai situs dan aplikasi untuk

menerjemahkan secara cepat, namun kamus tidak bisa dilepaskan

sebagai salah satu alat yang digunakan dalam menterjemahkan karya

sastra asing. Peran kamus masih sangat penting sebagai acuan

penerjemahan kata yang tepat menurut EYD.

Page 26: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

10

Kamus merupakan acuan standar kosakata baku yang digunakan

sebagai referensi untuk menerjemahkan kosakata dari bahasa asal ke

bahasa tujuan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika kosakata

yang akan diterjemahkan tidak memiliki arti baku dalam kamus, atau

memiliki pengertian berbeda dari bahasa asalnya, yang jika

diterjemahkan secara harafiah dapat menimbulkan makna ganda,

maka tentu teks terjemahannya menjadi tidak fleksibel dan sulit

dipahami pembaca. Maka dari itu solusi nya adalah dalam

menerjemahkan teks bahasa asing, diperlukan keluwesan bahasa agar

teks dapat diterjemahkan ke bahasa tujuan secara luwes, sehingga

mudah dipahami oleh pembaca.

b. Prinsip-prinsip Menerjemahkan

Muhammad (2015:39) mengemukakan beberapa prinsip

menerjemahkan :

1. Penerjemah sebaiknya memiliki banyak pengalaman dan

pengetahuan tentang karya-karya sastra, khususnya dari bahasa

sumber (BSu).

2. Penerjemah memiliki pengetahuan tematis (sosial budaya) yang

melatarbelakangi aspek penceritaan karya sastra.

3. Penterjemah harus mengusai satu bahasa sumber (bahasa asing)

dan mampu mengalihkan pesan dalam bahasa sasaran. Dengan

demikian, dia pun harus menguasai bahasa sasaran, khususnya

dalam mampu menulis ulang atau menjelaskan ulang secara lisan

pesan yang dimaksud dalam bahasa sumber.

4. Penerjemah harus memahami isi teks atau maksud si pengarang.

5. Yang dialihkan atau diterjemahkan oleh penterjemah bukan makna

(konteks) tetapi juga bentuk, misalnya bentuk rima dalam puisi.

6. Penterjemah harus mengalihkan pesan sehingga membuat

penerima menjadi paham pesan yang telah dialihkan ke dalam

bahasa sasaran.

Page 27: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

11

7. Penterjemah hendaknya memperhatikan secara psikologis bahasa

penerima, dengan hendakah menggunakan bentuk-bentuk bahasa

penerima memahami pesan yang dialihkan.

8. Peneterjemah sebaiknya memperhatikan aspek wacana termasuk

gaya penulisan pengarang dalam mengalihkan pesan.

9. Mengusai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik, benar

dan efektif.

10. Mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra dan teori

penerjemahan.

11. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap karya sastra.

12. Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural.

c. Metode Menerjemahkan

Dalam bukunya “Pedoman Penerjemahan” Soegeng (1990:12)

menyatakan beberapa cara menerjemahkan sebagai berikut :

1. Terjemahan kata demi kata

Terjemahan kata demi kata dapat juga disebut terjemahan

harafiah. Metode penerjemahan ini seringkali digunakan oleh

penerjemah pemula. Hasil terjemahan ini seringkali sulit dipahami,

salah menempatkan kata-kata, serta kesalahan dalam hukum D-M

dalam bahasa Indonesia.

2. Terjemahan struktural

Terjemahan struktural menekankan pada keluwesan hasil

terjemahan dan kesesuaian dengan bahasa sasaran terjemahan.

Terjemahan struktural menyesuaikan dengan kebiasaan-kebiasaan

sistem susunan bahasa sasarannya.

d. Langkah-langkah Menerjemahkan

Soegeng (1990:15-17) menjelaskan langkah-langkah

menerjemahkan sebagai berikut :

Page 28: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

12

1. Terlebih dahulu membaca seluruh teks sebelum mulai menulis

terjemahannya.

2. Mengumpulkan informasi yang lengkap tentang bahan yang

akan diterjemahkan.

3. Membuat suatu rencana awal dari kesatuan-kesatuan yang

merupakan keseluruhan isi yang bulat.

4. Meninjau kembali rancangan awal setelah diendapkan dalam

waktu satu atau dua hari. Kekurangan-kekurangan yang

mungkin terjadi perlu diperhatikan obyektivitasnya untuk yang

selanjutnya diadakan perbaikan.

5. Rancangan hasil terjemahan dibaca dengan bersuara dalam satu

gaya dan irama yang sesuai dengan tanda baca yang ada.

6. Memperhatikan reaksi orang lain. Meminta saran dari para ahli

tujuan dan bahasa terjemahan.

7. Setelah menerima kritik dan saran dari ahli, teks terjemahan

diperbaiki dan disempurnakan.

2.3 Komponen-komponen Cerita

1. Tema

Tema dalam cerita menjadi dasar bagi berkembangnya cerita. Dengan

asumsi ini, maka peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita bukan

peristiwa yang lepas dan dapat berdiri sendiri tanpa hubungan yang jelas.

Semua peristiwa tersebut mengacu pada tema yang diangkat atau dipilih. Tema

merupakan ide utama (control idea) dan tujuan utama (central purpose). Oleh

karena itu, tema menjadi patokan untuk membangun dan mengembangkan serta

mengarahkan suatu cerita. Cerita tidak boleh menyimpang dari tema tersebut.

Tema dapat diangkat dari berbagai masalah yang berkembang dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam cerita anak, tema yang diangkat tidak boleh lepas

dari dunia anak, sebagaimana ditulis di depan. Oleh karena itu, seorang

pencerita atau seorang penulis cerita harus dekat dengan anak-anak.

Page 29: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

13

Tema yang bisa diangkat dalam cerita perlu menyesuaikan dengan pesan moral

yang ingin disampaikan oleh pencerita , misalnya kewajiban untuk saling

menolong, menghargai teman, tidak menghina teman, tidak mencuri tidak

sombong, dan sebagainya. Lebih lanjut, tema cerita anak dapat dikemas dalam

tema yang lebih luas, misalnya persahabatan, ketuhanan atau keberagamaan,

teknologi, dan sebagainya.

2. Latar

Latar merupakan landas tumpu yang menunjuk pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan (Abrams, 1981:175). Seperti definisi yang disampaikan

Abrams, Panuti-Sudjiman (1991) menyatakan latar sebagai segala keterangan,

petunjuk, pengacauan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana

terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.

3. Tokoh

Suatu cerita dijalankan oleh tokoh cerita. Panuti-Sudjiman (1991:20)

mendefinisikan tokoh cerita sebagai individu rekaan yang mengalami berbagai

peristiwa. Tokoh itu hadir di dalam cerita sebagai pembawa pesan yang ingin

disampaikan kepada pembaca. Abrams (1981:20) menyebut tokoh cerita

dengan karakter (character) dan mendefinisikan sebagai orang-orang yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Kualitas

moral itu mengacu pada perwatakan tokoh cerita. Ada tokoh yang mempunyai

watak baik, tetapi ada juga tokoh cerita yang mempunyai watak yang tidak baik.

Dalam cerita anak, biasanya watak-watak tokoh cerita digambarkan

dengan sangat jelas. Dengan kata lain, tokoh protagonis (tokoh baik) dan tokoh

antagonis (tokoh jahat) diperbandingkan secara hitam-putih. Tokoh protagonis

digambarkan baik sekali. Sebaliknya, tokoh antagonis (tokoh jahat)

digambarkan jahat sekali. Pesan moral pun dengan sangat tegas dibawa oleh

Page 30: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

14

tokoh protagonis. Dalam hal ini kita bisa melihat cerita Cinderella atau cerita

Bawang Merah dan Bawang Putih. Cinderella digambarkan sebagai anak yang

sangat baik dan cantik sekaligus menderita, sedangkan dua saudara tiri dan ibu

tirinya digambarkan sangat jahat dan berwajah tidak cantik. Begitu juga dalam

cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Bawang Merah digambarkan anak

yang jahat, sedangkan Bawang Putih digambarkan sebagai anak yang sangat

baik.

Dalam cerita anak yang berbentuk fabel, perwatakan seringkali

disesuaikan dengan karakter binatang yang sesungguhnya, misalnya harimau

dan singa yang buas menggambarkan watak jahat. Menggambarkan

perwatakan pada binatang lebih mudah daripada menggambarkan perwatakan

pada manusia,

4. Alur cerita

Alur merupakan cerita yang berisi urutan kejadian yang dihubungkan

secara sebab akibat. Hubungan cerita dalam karya sastra mengandung unsur

kausalitas sehingga peristiwa yang satu menyebabkan munculnya peristiwa

yang lain. Hubungan kausalitas dalam suatu alur tidak hanya menunjukkan

urutan waktu secara lurus saja, tetapi urutan waktu itu dapat juga berjalan ke

belakang (flashback).

Pada cerita anak, alur cerita maju yang menunjukkan urutan waktu secara lurus

lebih banyak digunakan dibanding alur mundur (flashback). Hal ini terkait

dengan kapasitas konsentrasi dan kapasitas penalaran anak yang masih terbatas.

Alur maju dalam cerita lebih mudah dipahami anak. Namun, seiring perjalanan

usia, alur flashback pun mulai dipakai secara sederhana dan tidak rumit.

Alur cerita berkembang melalui tahapan-tahapan. Tasrif (dalam Lubis,

1978:10) membagi tahapan alur dalam lima bagian, yaitu tahap situation (tahap

penyituasian), tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik),

tahap rising action (tahap peningkatan konflik), tahap climax (tahap puncak),

dan tahap denoument (tahap penyelesaian). Tahap situation merupakan tahap

pelukisan keadaan cerita. Tahap generating circumstances merupakan tahap

Page 31: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

15

konflik-konflik yang berhubungan sebab akibat mulai bergerak. Tahap rising

action merupakan tahap cerita yang memperlihatkan konflik-konflik mulai

memuncak. Tahap climax merupakan tahap konflik mencapai puncaknya.

Tahap denoument merupakan pemecahan masalah dari semua konflik yang

terjadi.

Suatu cerita dibangun oleh konflik-konflik. Wellek dan Warren (1989:285)

mendefinisikan konflik sebagai sesuatu yang dramatik dan mengacu pada

pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, dan menyiratkan adanya aksi

dan aksi balasan. Pertarungan antara dua kekuatan itu menyebabkan hadirnya

masalah yang tidak dikehendaki kehadirannya oleh tokoh cerita. Dalam cerita

anak, konflik dibangun secara sederhana dalam peristiwa yang sederhana juga.

Konflik-konflik yang dibangundalam cerita anak juga harus relevan dengan

konflik yang terjadi dalam dunia anak.

Tahap klimaks merupakan tahap yang menentukan dalam sebuah cerita.

Stanston (dalam Nurgiyantoro, 1998:127) mengatakan bahwa tahap klimaks

terjadi pada saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tinggi. Pada tahap ini

konflik mencapai puncaknya sehingga klimaks sangat menentukan

perkembangan alur sebelum cerita itu sampai pada penyelesaian.

Tahapan alur ini pun harus diperhatikan dalam cerita anak. Dengan

tahapan alur yang tepat, anak dapat berkespresi dalam penghayatan cerita.

Tanpa tahapan ini, cerita akan monoton dan membosankan.

Dalam aktivitas bercerita, tahapan-tahapan alur ini juga menentukan

penekanan dan penghayatan. Dalam tahap situation, seorang pencerita bisa

bercerita secara datar. Hal ini tidak mungkin dilakukan pada tahap klimaks

(puncak). Pada tahap klimaks ini, seorang pencerita harus mampu lebih

ekspresif dalam menjiwakan karakter-karakter tokoh yang dibawakannya. Jika

seorang pencerita masih datar saja seperti pada tahap situationi, maka cerita

yang dibawakannya pasti tidak akan menarik.

Page 32: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

16

2.4 Tinjauan Tentang Dearah Guangxi, Tiongkok

Daerah Otonomi Suku Zhuang Guangxi, disebut Guangxi, disingkat Gui

(桂), beribu kota Nanning (南宁),menghadap selat utara di selatan, adalah

satu-satunya daerah otonomi di Tiongkok yang mengiringi laut. Pada tahun

akhir tahun 2016, penduduk tetap di seluruh wilayah mencapai 48.380.000

orang, di bawah 14 kota administrasi. Asal nama Guangxi bersal dari lingshan

xidao 岭南西道 、guangnan xilu 广南西路, adalah salah satu daerah utama

budaya Lingshan turun-temurun, juga karena daerah internal milik Dinasti Qin

yang menyatukan Lingshan membangun daerah Guilin sehingga juga disebut

Gui “桂”.

Guangxi berlokasi di wilayah Tiongkok bagian Selatan, diantara 20°54′-

26°24′ LU - 104°26′-112°04 BT, berbatasan dengan Guangdong, Hunan,

Guizhou dan Yunan, juga terpisah oleh laut dan berhadapan dengan Hainan, di

selatan dekat dengan selat utara, menghadap Asia Tenggara, barat daya, dan

berdekatan dengan Vietnam, panjang garis pantai kira-kira 1.595.000 meter,

adalah jalur menuju laut yang paling cocok di daerah barat daya, menempati

lokasi penting jalur ekonomi di Tiongkok dan Asia Tenggara. Guangxi adalah

tempat diadakannya pameran internasional Tiongkok-ASEAN.

Sebelum era Dinasti Qin, Guangxi salah satu bagian dari daerah suku

selatan, suku Zhuang dan suku Dong adalah suku paling kuno yang dulunya

mendiami daerah Lingshan Guangxi, mereka terbagi dan berasal dari sub-

keluarga yang berbeda sebelum suku selatan era Dinasti Qin. Penelitian

arkeologi membuahkan hasil yang jelas, Lingshan saat sebelum era Dinasti Qin

sudah terdapat peradaban maju neolitikum dan perunggu, adalah salah satu

tempat sumber peradaban Tiongkok. Setelah era Dinasti Qin-Han, secara

bertahap tiap suku utara berimigrasi, pada waktu sekarang Guangxi sudah

menjadi sebuah provinsi yang ditinggali oleh banyak suku.

Di seluruh wilayah Guangxi terdapat suku : Zhuang, Yao, Miao, Dong,

Mulao, Maonan, Hui, Jing dan suku minoritas lainnya, jumlah suku minoritas

menempati urutan pertama di dalam negeri. Bahasa dialek Mandarin ada :

dialek Yue, Xinanguan, Kejia, Ping, Xiang, Min, enam jenis ; dialek Zhuang

Page 33: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

17

memiliki dialek bagian utara dan dialek bagian selatan, diantaranya bahasa

Zhuang di Wuming oleh pemerintah umum dijadikan standar bahasa Zhuang.

Bahasa suku minoritas lainnya adalah bahasa Miao, Yao dan lain-lain.

2.5 Kisah Liu San Jie

Liu San Jie adalah sebuah legenda daerah Guangxi, menceritakan seorang

wanita suku Zhuang yang piawai dalam menyanyi, lalu kemudian dia terbang

ke langit dan berubah menjadi dewi lagu.

Bersumber dari (https://www.ruiwen.com/wenxue/gushihui/313667.html,

diakses tanggal 16 Mei 2018), berikut ini adalah naskah asli kisah Liu San Jie.

刘三姐

相传在唐代,广西的一个山村里有一位美丽的壮族姑娘,名叫刘三姐。

她幼年时就失去了父母,和哥哥刘二相依为命。刘三姐有一副好嗓子,她唱

起山歌来,谁都比不过她。

当地财主莫怀仁见刘三姐不仅歌唱得好听,而直人也长得漂亮,就想娶

她做妾,结果被刘三姐狠狠地拒绝了。莫怀仁为此对刘三姐怀恨征心,就花

重金请了三个秀才与刘三姐对歌。没想到,三个秀才被刘三姐戏弄得丑态百

出,大败而回。这下,莫怀仁更生气了。他发誓要把刘三姐置于死地。为了

免遭莫怀仁的毒手,刘三姐和哥哥刘二逃到了柳州,在小龙洋村边住了下来。

刘二怕妹妹唱歌再惹来麻烦,就想万设法阻止她唱歌。有一天,他从河

边捡回一块石头,递给刘三姐说:“如果你能用手帕从石头中间穿过去,你

就可以继续唱歌。否则,你就再也不要唱歌了。”刘三姐看着那块又圆又厚

的石头,不知道该怎么办。

正在这时,天上的七仙女施展法术,帮刘三姐把石头穿了一个洞,刘三

姐用手帕去穿石头,一下子就穿过去了!从此,刘三姐的歌声又开始在山间

飘荡了。

后来,莫怀仁知道了刘三姐的下落,便带了官府的官兵来抓刘三姐。

为了救刘三姐,村民们都拿着锄头、棍棒与官兵搏斗。刘三姐不想连累乡亲

们,就纵身跳进了小龙潭中。这时,突然狂风大作,一条大鲤鱼从小龙潭里

跃出,背着刘三姐飞上了天。刘三姐被带到了天宫,变成了歌仙。

Page 34: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

74

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, observasi dan pembahasan data,

peneliti memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian

mengenai Pengembangan Cerita Daerah Guangxi “Liu San Jie” dari Bahasa

Mandarin ke Dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut :

1. Karya-karya sastra Tionghoa populer yang telah diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia adalah kisah Kera Sakti dan kisah Ular Putih.

2. Beberapa cerita Tiongkok terjemahan bahasa Indonesia yang sudah ada,

tidak semuanya tepat untuk dibaca oleh pembaca usia anak-anak. Karena

hal itulah, maka perlu dikembangkan cerita Tiongkok terjemahan untuk

usia anak-anak sebagai media pelengkap pembelajaran bahasa Mandarin.

3. Terjemahan bahasa Indonesia pada cerita Tiongkok terjemahan masih

cenderung kaku dan sulit dipahami anak-anak. Mereka menghendaki agar

bahasa sumber diterjemahkan secara harafiah ke bahasa sasaran, sehingga

lebih mudah dipahami. Maka, diperlukan terjemahan harafiah yang

dikemas sesuai tata bahasa Indonesia sehingga mudah dipahami anak-

anak.

4. Hasil validasi ahli bernilai rata-rata 49,5 , nilai ini sudah baik. Namun,

kalimat-kalimat dalam cerita perlu perbaikan, agar hasil terjemahannya

lebih luwes dan mudah dipahami oleh anak-anak. Dalam segi desain

visualisasi dan layout tdak perlu perbaikan.

5. Di era modern ini, anak-anak sudah tidak lagi tertarik dengan desain

visualisasi dan layout cerita yang berwarna hitam putih saja. Mereka

tertarik dengan desain yang full warna. Selain desain yang full warna,

ditinjau dari aspek pesan moral dalam cerita, mereka membutuhkan cerita

yang mengandung nilai-nilai moral yang baik.

Page 35: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

75

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, adapun manfaat dan saran dari penelitian

mengenai Pengembangan Cerita Daerah Guangxi “Liu San Jie” dari Bahasa

Mandarin ke Dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya, cerita Tiongkok terjemahan bahasa Indonesia

perlu dikembangkan lebih lagi agar menambah koleksi cerita-cerita

terjemahan. Secara spesifik perlu dikembangkan cerita Tiongkok terjemahan

untuk anak-anak, agar dapat menarik minat mereka terhadap pembelajaran

bahasa Mandarin. Selain itu, diperlukan juga pembelajaran nilai-nilai moral

melalui suatu cerita.

2. Bagi penerjemah, dalam menerjemahkan dari bahasa Mandarin (bahasa

sumber) ke bahasa Indonesia (bahasa sasaran), sebaiknya menyesuaikan

dengan tata bahasa Indonesia, agar hasil terjemahan tidak kaku dan

pemahaman kalimatnya tidak rancu.

3. Bagi ilustrator cerita anak, desain warna hitam putih kurang menarik minat

anak-anak, maka pada segi desain visualisasi dan layout sebaiknya dibuat

full warna.

Page 36: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

76

DAFTAR PUSTAKA

Christine, dkk. 2015. Ensiklopedia Tionghoa 1. Yogyakarta : St. Dominic

Publishing. Hal: 32-33

Drs.A.J. Soegeng. Jsh, dan Drs. Madyo Ekosusilo. 1990. Pedoman Penerjemah.

Semarang : Dahara Prize.. Hal: 11-17

English Langkan. 2016. Defenisi dan Pengertian Terjemahan Menurut Para Ahli.

(Online)

http://englishlangkan.com/2016/10/25/defenisi-dan-pengertian-

terjemahan-menurut-para-ahli/ (Diakses tanggal 23 Mei 2018)

Fitriana, Irta. 2010. Penerjemahan Karya Sastra Anak. Skripsi. Universitas

Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.

Hariyanto. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. (Online)

http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif/

(Diakses tanggal 1 Juni 2018)

Muhammad, Hasyim. 2015. Buku Ajar Mata Kuliah Teori Terjemahan. (Online)

https://www.researchgate.net/publication/321654210_Teori_Terjemahan

(Diakses tanggal 23 Mei 2018)

Munandar, Agung, dkk. 2018. Penggunaan Buku Cerita Anak Berbasis Kearifan

Lokal Mendong Tasikmalaya di Sekolah Dasar. PADADIDAKTIKA

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SD. 5:152-162.

Prof.Dr.Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit

Alfabeta.

Sastriani, Siti Hariti. 2007. Transformasi Gaya Bahasa Dalam Karya Sastra

Terjemahan. Humaniora. 9:73-80.

Soelistyorini, Titien D, dan Retno W Setyaningsih. 2012. Bercerita Tanpa

Menggurui : Gaya Bahasa Dalam Buku Cerita Anak Untuk Membangun

Karakter. Skripsi. Universitas Airlangga.

Tadkiroatun Musfiroh. 2010. Cerita untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta :

Navila. Hal: 54,55,57

Page 37: PENGEMBANGAN CERITA DAERAH GUANGXI “LIU SAN JIE DARI ...lib.unnes.ac.id/34863/1/2404415019_Optimized.pdf · Amsal 16 : 9 Ku persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala

77

UNSRAT. 2013. Keppres No.6 Tahun 2000. (Online)

http://hukum.unsrat.ac.id/pres/keppres_6_2000.pdf

(Diakses tanggal 1 Juni 2018)

Wikipedia. 2018. Pengamatan. (Online)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan (Diakses tanggal 1 Juni 2018)

百度百科. 2018. 刘三姐. (Online)

https://baike.baidu.com/item/%E5%88%98%E4%B8%89%E5%A7%90/1

834?fr=aladdin (Diakses tanggal 16 Mei 2018)

百度百科. 2018. 广西. (Online)

https://baike.baidu.com/item/%E5%B9%BF%E8%A5%BF/162679?fr=ala

ddin

(Diakses tanggal 16 Mei 2018)

瑞文. 2018. 刘三姐. (Online)

https://www.ruiwen.com/wenxue/gushihui/313667.html

(Diakses tanggal 16 Mei 2018)

厦门大学人类学与民族学系.2009.刘三姐形象的历史现代建构.戏剧研究.4:9-

11.