pengembangan bahan ajar menggunakan model …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE PADA
MATERI SPLDV
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Sindi Mutiara Putri
NIM 11150170000058
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share pada Materi SPLDV disusun oleh
Sindi Mutiara Putri, dengan NIM 11150170000058, Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah tanggal 10
Februari 2021 dan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
fakultas.
Jakarta, 31 Maret 2021
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Dr.Otong Suhyanto, M.Si
NIP. 19681104 199903 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share pada Materi SPLDV disusun oleh
Sindi Mutiara Putri, dengan NIM 11150170000058, Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah tanggal 10
Februari 2021 dan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
fakultas.
Jakarta, 31 Maret 2021
Yang Mengesahkan,
Pembimbing II
Ramdani Miftah, M.Pd
NIDN. 2018058602
i
ABSTRAK
SINDI MUTIARA PUTRI (11150170000058). “Pengembangan Bahan Ajar
Menggunakan Model Pembelajaran Search Solve Create Share Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)”. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan model
pembelajaran search solve create share pada materi sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV). Model pembelajaran SSCS merupakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar karena guru melibatkan
siswa dalam proses pembelajarannya. Subjek uji coba yang diambil menggunakan
teknik purposive sampling pada siswa kelas IX SMP/MTs. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model four-D (4-D)
dari Thiagarajan (Define, Design, Develop, dan Dessiminate).
Hasil penelitian bahan ajar menurut para ahli menunjukkan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan memiliki kriteria sangat layak dengan perolehan rata-rata skor 4,42
berdasarkan keenam aspeknya. Sedangkan menurut respon siswa memiliki
perolehan rata-rata skor 4,16 dengan kriteria penilaian bahan ajar baik. Dengan
demikian, bahan ajar ini termasuk dalam kriteria layak dan dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika kelas VIII SMP/MTs
Kata Kunci: Bahan ajar, Model Pembelajaran, Search Solve Create Share, Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), Model Pengembangan four-D
(4-D).
ii
ABSTRACT
SINDI MUTIARA PUTRI (11150170000058). “Development of Teaching
Materials Using Search Solve Create Share Learning Model on the Material of Two
Variable Linear Equation System (SPLDV)”. Paper of Mathematics Education
Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2021.
This study aims to develop teaching materials using the search solve create share
learning model on the two variable linear equation system (spldv). The SSCS
learning model is a learning model that can increase student activity in learning
because the teacher involves students in the learning process. The test subjects were
taken using pirposive sampling technique in class IX SMP/MTs. The method used
in this research is development research with the four-D (4-D) model from
Thiagarajan (Define, Design, Develop, and Dessiminate).
The result of the study of teaching materials according to expert judgement show
that the teaching mater ials developed have very good criteria with an average
score of 4,42 based on its six aspects. Meanwhile, according to the sudents
response, the average score was 4,16 with the criteria for assesing good teaching
materials. Thus, this teaching material is included in the appropriate criteria and
can be used in mathematics learning for class VIII SMP/MTs.
Keywords: Teaching Materials, Learning Model Search Solve Create Share, Two
Variable Linear Equation System (SPLDV), Four-D (4-D) Development Model.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW berserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
matematika. Tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi di tengah
pandemic covid-19 karena, beberapa faktor yang menghambat serta komunikasi
yang kurang efektif sebab bimbingan yang dilakukan secara online. Oleh karena
itu, penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Namun, berkat bantuan, dorongan, serta
masukan dari orang-orang terdekat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Kadir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan periode 2015-2019 sekaligus dosen favorit saya
semasa kuliah.
6. Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2015-2019.
7. Dr. Otong Suhyanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan Ramdhani Miftah,
M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Pembimbing Akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan motivasi selama proses bimbingan.
iv
8. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Finola Marta Putri, M.Pd dan Ibu Khamida Siti Nur Atiqoh, M.Pmat selaku
Dosen Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
Dosen validator ahli bahan ajar dalam penelitian ini.
10. Dra. Fatmawati., Romli, S.Pd., Oce Suhadna, S.Pd., Iis Kurniasih, S.Pd., dan
Maskur, S.Pd., selaku guru-guru matematika yang telah bersedia menjadi
validator bahan ajar dalam penelitian ini.
11. Keluargaku, Ayah H.Komaruddin, M.Pd dan Mamah Hj.Sukayati, S.Pd yang
selalu memberikan doa dan motivasi serta dukungan baik secara moril maupun
materi sampai detik ini. Rizky Chandra Wirayuda saudara kandungku yang
senantiasa membantu dan memberikan semangat kepada penulis. Serta Opah,
Almh.Omah, Tanteh, Om, dan Sepupu-sepupu tergemas.
12. Muhammad Faizal Mahri, S.Kom., selaku teman hidup yang telah memberikan
motivasi dan dukungan kepada penulis.
13. Teman-temanku semasa perkuliahan Okta Hapipah, S.Pd Nita Anggraeni, S.Pd
selaku teman seperbimbinganku, terima kasih telah berjuang bersama sampai
skripsi ini selesai. Serta Hesti Maisalimah, S.Pd., Tias Eka Risti, S.Pd., Fitriani
Mardiantika, S.Pd., Mega Ekka Hadi, dan Widyatma Alfathan Satrio, S.Pd.,
yang telah memberikan warna semasa perkuliahan dan memberikan bantuan
serta motivasi dan semangat.
14. Teman-teman kelasku PMTK B 2015 Nurul Syafriah, S.Pd., Septi Nur Fauziya,
S.Pd., yang telah direpotkan oleh penulis selama pembuatan skripsi. Astri
Hawanti, Nita Octavia, S.Pd., Yuthika Mardiyah, S.Pd., Aulia Hilma, S.Pd.,
Jenisa, dan lainnya yang telah memberikan warna serta motivasi dan semangat.
15. Teman-teman SMAku Rina Gifany, S.Kom., Putri Pratiwi, S.T., Ratna Dara
Puspita, Yani Iriana Putri, S.Kom., yang telah memberikan warna serta
semangat dan motivasi.
16. Sobat KKNku Danti Rochmawati, S.Ag., Nur Avita, S.H., Mesya Tiara Adhila
yang telah memberikan semangat dan dukungan serta mewarnai masa-masa
KKNku.
v
17. Kak Dian Sinurat, S.Psi., selaku roommate kurang lebih selama 3 tahun, telah
menjadi inspirasi bagi penulis untuk lebih rajin dan semangat menyelesaikan
skripsi.
18. Kakak-kakak dan Adik-adik Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ucapan terima kasih juga ditujukkan kepada seluruh pihak yang namanya tidak
dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWI membalas semua kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Demikian, mohon maaf jika masih
terdapat kesalahan dan kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Serta kritik dan saran dari pembaca akan diterima.
Jakarta, 2 Februari 2021
Penulis
Sindi Mutiara Putri
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Spesifikasi Produk ....................................................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIK ............................................................................ 9
A. Kajian Teori ................................................................................................. 9
1. Bahan Ajar............................................................................................ 9
2. Pengembangan Bahan Ajar ................................................................ 11
3. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS) ............... 14
4. Sistem Persamaan Liniear Dua Variabel (SPLDV) ........................... 17
B. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 28
A. Rancangan Penelitian ................................................................................ 28
B. Model Pengembangan ............................................................................... 28
1. Tahap Pendefinisian (Define) ............................................................. 28
2. Tahap Perancangan (Design) ............................................................. 29
3. Tahap Pengembangan (Develop) ....................................................... 30
vii
C. Subjek Uji Coba ........................................................................................ 30
D. Desain Uji Coba ........................................................................................ 31
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 31
1. Instrumen Validasi Ahli ..................................................................... 31
2. Angket Respon Siswa......................................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 32
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 32
1. Analisis Data Instrumen Validasi Ahli............................................... 33
2. Analisis Data Angket Respon Siswa .................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 36
A. Deskripsi Hasil Pengembangan ................................................................. 36
1. Tahap Define (Pendefinisian) ............................................................. 36
2. Tahap Design (Perancangan) ............................................................. 40
3. Tahap Develop (Pengembangan) ....................................................... 42
B. Analisis Hasil Uji Coba ............................................................................. 53
1. Validasi Instrumen Ahli ..................................................................... 53
2. Penilaian Angket Respon Siswa ......................................................... 58
C. Kajian Produk Akhir ................................................................................. 59
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 62
A. Simpulan .................................................................................................... 62
B. Saran .......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Search Solve Create Share ......... 17
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Relevan ........................................................... 23
Tabel 3. 1 Instrumen Penilaian Ahli .......................................................... 31
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Siswa ......................................... 32
Tabel 3. 3 Kriteria Interpretasi ................................................................... 33
Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Bahan Ajar LKS oleh Ahli .......................... 34
Tabel 4. 1 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) ......................................................................................... 37
Tabel 4. 2 Tujuan Pembelajaran................................................................. 39
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Validator Ahli ........................ 53
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Bahan Ajar Pada Aspek Kelayakan Isi ............. 55
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Bahan Ajar Pada Aspek Kebahasaan ................ 55
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Bahan Ajar Pada Aspek Penyajian Materi ........ 56
Tabel 4. 8 Hasil Validasi Instrumen Pada Aspek Desain Tampilan .......... 56
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Instrumen Pada Aspek Model Pembelajaran
SSCS ......................................................................................... 57
Tabel 4. 10 Hasil Validasi Instrumen Pada Aspek Evaluasi ........................ 58
Tabel 4. 11 Hasil Penilaian Angket Respon Siswa ...................................... 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Gambar Grafik ........................................................................ 22
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir ................................................................... 29
Gambar 3. 1 Kerangka Prosedur Pengembangan ......................................... 35
Gambar 4. 1 Sampul Depan (a), Sampul Belakang (b) dan Identitas Bahan
Ajar (c) .................................................................................. 43
Gambar 4. 2 Bagian KI dan KD (a) dan Indikator (b) ................................ 44
Gambar 4. 3 Petunjuk Penggunaan (a) dan Peta Konsep (b) ...................... 44
Gambar 4. 4 Pengetikan Tujuan Pembelajaran dan Masalah Kontekstual . 45
Gambar 4. 5 Langkah Search, Solve, Create .............................................. 45
Gambar 4. 6 Langkah Share ....................................................................... 46
Gambar 4. 7 Pengetikan Latihan Soal ......................................................... 46
Gambar 4. 8 Pengetikan Soal Evaluasi ....................................................... 47
Gambar 4. 9 Pengetikan Kunci Jawaban .................................................... 47
Gambar 4. 10 Pengetikan Daftar Pustaka ..................................................... 48
Gambar 4. 11 Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b) ........................... 49
Gambar 4. 12 Sebelum Revisi (a), (b) dan Sesudah Revisi (c), (d) .............. 50
Gambar 4. 13 Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b) ........................... 51
Gambar 4. 14 Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b) ........................... 51
Gambar 4. 15 Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b) ........................... 52
Gambar 4. 16 Tampilan Produk .................................................................... 60
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara Guru Matematika ........................ 68
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Matematika.................................. 69
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Siswa ........................................... 70
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa .................................................... 71
Lampiran 5 Instrumen Uji Validitas Ahli ............................................. 72
Lampiran 6 Angket Respon Siswa ........................................................ 76
Lampiran 7 Surat Tugas Validator ........................................................ 78
Lampiran 8 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli .............. 80
Lampiran 9 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar Berdasarkan
Indikator Tiap Aspek Penilaian oleh Ahli ......................... 81
Lampiran 10 Revisi Bahan Ajar .............................................................. 84
Lampiran 11 Perhitungan Data Angket Respon Siswa ........................... 89
Lampiran 12 Lembar Validasi Ahli ........................................................ 90
Lampiran 13 Lembar Validasi Siswa .................................................... 119
Lampiran 14 Produk Bahan Ajar LKS .................................................. 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berkembang, dalam
menghadapi arus globalisasi yang semakin bergerak dan tidak menentu maka,
dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar memberikan
perubahan. Salah satu cara untuk menciptakan SDM yang berkualitas adalah
melalui pendidikan, karena pendidikan menjadi faktor penentu utama dalam
kemajuan bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas dapat mencetak SDM yang
berpotensi dan unggul serta mampu bersaing di masa yang akan datang.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Dengan demikian,
pendidikan dapat mengembangkan diri individu untuk mendapatkan kehidupan
yang layak dan sejahtera. Pendidikan juga dapat membentuk karakter seseorang
melalui pendidikan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan proses pembelajaran, terutama
proses pembelajaran di sekolah. Salah satu proses pembelajaran di sekolah yaitu
pembelajaran matematika.2 Matematika dapat memberikan perhitungan dan
memberikan hasil yang pasti dan tunggal oleh karena itu, matematika disebut
sebagai ilmu pasti.3
Proses pembelajaran matematika memerlukan pemikiran yang luas serta
pemahaman yang baik dalam proses memecahkan masalah. Dalam menghadapi
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 Nomor 1, Jakarta, 2003, h.1 2 Billy Suandito,”Bukti Informasi dalam Pembelajaran Matematika”, Al-Jabar: Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol.8, No.1, 2017, h.13 3 Kusrini, dkk, “Strategi Pembelajaran Matematika”, (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2014), Edisi ke-2, h.4
2
suatu masalah siswa perlu memiliki kemampuan berpikir agar dapat memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Beberapa masalah terkadang sulit untuk
dipecahkan, hal ini membuat siswa kurang tertarik untuk mempelajari matematika
karena siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami.
Beberapa data menunjukkan peringkat matematika di Indonesia masih
tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil Programme for International
Student Assessment (PISA) 2018 bahwa prestasi siswa Indonesia berada pada
peringkat 73 dari 78 negara, dengan perolehan skor rata-rata matematika yaitu 379.4
Data tersebut mewakili bahwa matematika masih menjadi permasalahan dalam
pendidikan di Indonesia. Hal ini diperkuat oleh Anwar Bey dan Asriani yang
mengungkapkan bahwa bidang studi matematika masih tergolong rendah hal
tersebut dinyatakan oleh guru bidang studi matematika dari hasil wawancara,
karena proses pembelajaran matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kulisusu
masih menggunakan model pembelajaran langsung atau metode ceramah. Pada saat
kegiatan belajar berlangsung guru tidak melibatkan dan pada saat guru selesai
menjelaskan, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terlebih
dahulu hal ini menyebabkan siswa kurang paham pada materi yang diajarkan. Salah
satu materi yang diajarkan dan dianggap cukup sulit dipahami adalah materi
SPLDV hal ini dibuktikan dari nilai ulangan siswa yang dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 63,48
sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah adalah 65.5
Rendahnya pemahaman siswa pada materi SPLDV dalam penelitian Suraji dkk,
mengungkapkan siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal cerita pada materi
SPLDV karena, biasanya siswa hanya mengahafal rumus, jadi ketika soal yang
diberikan berbeda dengan contoh siswa mengalami kesulitan untuk
4 OECD PISA. PISA 2018 Result (Volume I): What Student Know and Can Do, Paris: OECD
Publishing. 2019, p.78 5 Anwar Bey & Asriani, “Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV”, Jurnal Pendidikan Matematika,
Vol.4 No.2, 2013, h.225
3
menyelesaikannya.6 Sejalan dengan hal tersebut, pada materi soal berupa cerita
sehari-hari dalam materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Rindyana & Chandra (2012) dalam Anggita dan Aflich menyatakan bahwa
sebanyak 84,4% siswa mengalami kekeliruan untuk memaknai sebuah pernyataan
dari soal yang diberikan, dan sebanyak 87,7% siswa mengalami kesalahan dalam
memaknai maksud dari soal tersebut.7 Penelitian yang dilakukan Rahmita Yuliana
bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa memiliki beberapa faktor yaitu
proses pembelajaran lebih dominan diperankan oleh guru daripada siswa, siswa
tidak siap dalam belajar, ketidaksesuaian antara materi yang diajarkan dengan isi
buku atau bahan ajar dari guru membuat siswa merasa bosan dalam belajar
matematika, siswa kurang percaya diri dengan kemampuan matematika yang
mereka miliki.8
Sejalan dengan hasil wawancara dengan guru yang dilakukan oleh penulis,
bahwa kesulitan yang dialami siswa pada materi SPLDV dikarnakan minat belajar
siswa yang masih rendah dan kemampuan berhitung siswa yang masih lemah serta
siswa masih sulit dalam melakukan operasi hitung aljabar.
Kemampuan siswa dalam belajar dapat dilihat dari pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki. Semakin luas pengetahuan yang dimiliki maka semakin
mudah bagi siswa untuk memahami pelajaran yang diberikan, dengan begitu
pemahaman siswa akan terlatih dengan baik. Salah satu cara yang dapat membantu
siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar serta minat belajar
matematika agar tidak monoton yaitu guru harus lebih kreatif dalam menyajikan
bahan ajar agar mudah dipahami oleh siswa, dengan begitu siswa pun akan lebih
tertarik dan hasil belajar siswa akan mencapai keberhasilan.
6 Suraji, Maimunah, Sehatta Saragih, “Analisis Kemampuan Pemecahan Konsep Matematis
dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel (SPDV)”, Suska Journal of Mathematics Education, Vol.4 No.1, 2018, h.11 7 Anggita Tri Indahsari, Aflich Yusnita Fitrianna, “Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Kelas X Dalam Menyelesaikan SPLDV”, JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), Vol.2 No.2, 2019, h.78 8 Rahmita Yuliana Gazali, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk Siswa SMP
Berdasarkan Teori Belajar Ausubel”, PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.11
No.2, 2016, h.183
4
Pada proses pembelajaran guru juga dapat memberikan motivasi untuk
membangkitkan semangat siswa dalam belajar matematika, tanamkan dalam diri
mereka bahwa matematika tidak sesulit seperti apa yang mereka bayangkan. Guru
juga perlu membimbing siswa dalam belajar agar siswa tidak mengalami kesulitan
dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta bermakna. Dengan
begitu mereka akan mulai menyukai matematika dan bisa lebih memahami
pelajarannya. Selain itu bahan ajar juga menjadi salah satu media yang dapat
mendukung proses pembelajaran matematika, karena bahan ajar dapat dibaca
berulang-ulang sehingga memudahkan siswa untuk belajar dan memahami materi
pelajaran yang belum dimengerti.
Seiring dengan perkembangan zaman siswa akan menghadapi masalah yang
semakin rumit sesuai dengan kurikulum pembelajarannya. Rata-rata kurikulum
pembelajaran yang digunakan di Indonesia pada saat ini adalah kurikulum 2013
(KURTILAS). Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mendorong siswa agar lebih
aktif dalam proses pembelajarannya serta mampu menyelesaikan masalah yang
diberikan. Kurikulum 2013 yang digunakan saat ini sifat pembelajarannya masih
berorientasi pada buku teks. oleh karena itu, diperlukan bahan ajar sebagai bahan
materi pendamping untuk menunjang proses pembelajaran.
Menurut Depdiknas (2017) dalam Rahmita bahan ajar merupakan sebuah
perangkat yang berisi materi pelajaran yang disusun untuk membantu memudahkan
siswa dalam belajar. Bahan ajar memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran karena dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran serta
memperbaiki kualitas pembelajaran terutama pada kurikulum 2013 yang saat ini
sedang digunakan.9 Bahan ajar yang disusun sebaiknya dapat mengembangkan
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
tercantum pada kurikulum 2013. Namun, terkadang guru mengalami kesulitan
dalam membuat bahan ajar. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara guru di SD
64/1 Muara Bulian bahwa, permasalahan guru dalam mengembangkan bahan ajar
9 Ibid., h.183-184
5
yaitu guru kesulitan dalam menuangkan ide. 10 Ide yang dituangkan harus seperti
apa dan bagaimana, sebab dalam mengembangkan bahan ajar perlu diperhatikan
potensi peserta didik, perkembangan peserta didik, serta karakter dari masing-
masing peserta didik agar bahan ajar yang dibuat dapat menunjang pembelajaran
siswa.
Bahan ajar pada materi SPLDV sebetulnya sudah cukup memadai. Namun,
perlu dikembangkan lagi agar mengikuti kurikulum yang diterapkan disekolah
tersebut. Inovasi dalam penyusunan bahan ajar sangat dibutuhkan pada rancangan
pembelajaran agar sesuai dengan buku teks utamanya. Salah satu cara untuk
membuat inovasi bahan ajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran
karena penggunaan model pembelajaran dapat membantu guru untuk
menyampaikan pelajaran dengan baik serta membuat pembelajaran lebih
menyenangkan. Pembelajaran matematika sebetulnya memiliki banyak sekali
model pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk siswa lebih aktif dalam
proses pembelajarannya. Oleh karena itu, salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan adalah model pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS),
mengapa demikian? karena model pembelajaran SSCS dapat membantu siswa
untuk menggali ide-ide dalam memecahkan permasalahan, dengan begitu akan
membantu siswa dalam menyelesaikan soal SPLDV karena, soal tersebut memuat
soal-soal cerita yang memerlukan pemahaman lebih untuk menyelesaikannya.
Model pembelajaran SSCS terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar karena guru melibatkan siswa secara langsung dalam pemecahan masalah.11
Model pembelajaran ini memiliki 4 langkah yaitu: search (pencarian), solve
(pemecahan masalah), create (menyimpulkan), share (membagikan). Model
pembelajaran SSCS ini dikemukakan oleh Edward L. Pizzini beliau adalah seorang
ahli pendidikan dari pusat pendidikan ilmu pengetahuan Universitas IOWA.12
10 Mardiana, Agung Rimba Kurniawan, “Permasalahan Guru dalam Mengembangkan
Bahan Ajar Di SD 64/1 Muara Bulian”, PGSD FKIP Universitas Jambi, h.7 11 Arif Maulana, K. Anom, Sofia, “Penerapan Model Pembelajaran Search Solve Create
Share (SSCS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA SMA”, J.Pen.Pemd.Kim,
Vol.1, No.1, 2014, h.10 12 Maida Deli, “Penerapan Model Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 13 Pekanbaru”, Jurnal
6
Model pembelajaran SSCS jika dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional memiliki perbedaan, karena dalam model pembelajaran konvensional
lebih berpusat pada guru sedangkan dalam proses pembelajaran SSCS berpusat
pada siswa dan siswa dilibatkan disetiap langkah model pembelajarannya.13
Sehingga dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa, membuat siswa saling
berinteraksi dengan sesama serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam cara
belajar siswa. Model SSCS juga berperan penting bagi siswa karena mendorong
siswa untuk berpikir lebih kritis, kreatif, mandiri. Dengan demikian, motivasi
belajar siswa akan meningkat dan dapat mempengaruhi hasil belajar matematika
siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran
SSCS memungkinkan untuk mengembangkan bahan ajar dalam membuat proses
pembelajaran lebih menyenangkan dan membuat siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model Pembelajaran
Search Solve Create Share Pada Materi SPLDV”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Pemahaman siswa yang masih kurang pada materi SPLDV.
3. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru membuat siswa tidak aktif.
4. Sulitnya mengembangkan bahan ajar menjadi kendala bagi guru
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar masalah yang diteliti terfokus dan tidak
meluas. Pembatasan masalah penelitian ini yaitu:
Primary Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau, Vol.4 No.1, 2015, h.72-73 13 Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Problem Solving untuk
Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan
Masalah Pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X. No.2 Prodi Fisika Universitas
Bengkulu, 2012 h.141
7
1. Pengembangan bahan ajar menggunakan model pembelajaran Search,
Solve, Create, Share (SSCS). Dengan langkah-langkah yaitu
mengumpulkan ide, memecahkan masalah, menyimpulkan jawaban, dan
mempresentasikan hasil jawaban.
2. Materi penelitian yang digunakan adalah Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP/MTs.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar menggunakan model pembelajaran
Search, Solve, Create, Share (SSCS)?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar yang dihasilkan dengan
menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS)?
E. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah bahan ajar berupa Lembar Kerja
Siswa menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS).
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebeleumnya, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan bahan ajar menggunakan model pembelajaran Search, Solve,
Create, Share (SSCS).
2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar menggunakan model
pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS).
G. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil dari penelitian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan
upaya pembelajaran matematika dimasa depan.
1. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan kesempatan untuk membuat bahan ajar dalam
membuat proses pembelajaran yang berbeda dan pengalaman dalam
menulis karya ilmiah.
8
2. Bagi Guru
Menambah referensi serta membantu guru untuk proses pembelajaran di
kelas dengan bahan ajar menggunakan model pembelajaran SSCS pada
materi SPLDV.
3. Bagi Siswa
Dengan adanya bahan ajar ini dapat membuat siswa lebih mudah dalam
memahami pelajaran terutama pada materi SPLDV, dan siswa diharapkan
akan lebih aktif pada proses pembelajarannya
9
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
A. Kajian Teori
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan pada proses
pembelajaran di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah pada
kegiatan belajar dan siswa akan lebih terbantu dalam memahami materi akan
yang dipelajari. Menurut Purwanto dalam Meirisa bahan ajar merupakan salah
satu perangkat materi atau subtansi pembelajaran yang dikemas secara
sistematis, didalamnya memuat kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
proses pembelajaran.1
Menurut National Center for Vacational Education Research Ltd /
National Center for Competency Based Training, bahan ajar merupakan bahan
yang digunakan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar.2 Sedangkan
menurut Sa’ud bahan ajar atau learning materials merupakan bahan
pembelajaran yang berisikan tentang cakupan materi yang akan dipelajari dan
digunakan secara langsung pada proses pembelajaran.3
Menurut DEPDIKNAS, bahan ajar merupakan seperangkat materi yang
disusun secara sistematis dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh
guru.4 Sedangkan menurut Widodo dan Jasmani bahan ajar ialah seperangkat
fasilitas atau perlengkapan pendidikan, tata cara, batasan-batasan dan metode
1 Silvia Meirisa, “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berorientasi Strategi PQ4R Di
Kelas IV SD”, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.1 No.8, 2021, h.1685 2 Danu Aji Nugraha, Achmad Binadja & Supatnono, “Pengembangan Bahan Ajar Reaksi
Redoks Bervisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik”, Journal of Innovation Science Education, Vol.2
No.1, 2013, h.28 3 Kasina Ahmad dan Ika Lestari, “Pengembangan Bahan Ajar Perkembangan Anak Usia
SD Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa”, Perspektif Ilmu Pendidikan, Vol.22 Th.XIII,
2010, h.185 4 DEPDIKNAS, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: DEPDIKNAS, 2008), h.6
10
mengevaluasi yang didesain secara sistematis supaya tujuan pendidikan yang
dibuat tercapai.5
Berdasarkan uraian di atas, bahan ajar merupakan suatu alat yang dikemas
secara sistematis yang berisikan cakupan materi pelajaran yang akan dikuasai
siswa untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat
belajar mandiri sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah.
b. Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut Tocharman pada diklat pembinaan SMA oleh Depdiknas jenis-
jenis bahan ajar sebagai berikut: 6
1) Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri dari bahan ajar cetak
(printed) yaitu: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed) seperti
model/maket.
2) Bahan ajar dengar (audio) contohnya kaset, radio, piringan hitam,
dan compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) yaitu video compact disk,
film.
4) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)
seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD)
merupakan multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar
berbasis web (web based learning materials).
Sedangkan menurut Ida bahan ajar dikelompokan menjadi 2 yaitu jenis
bahan ajar cetak dan non cetak. Jenis bahan ajar cetak yang dimaksud seperti
modul, handout, dan lembar kerja siswa. Kategori jenis bahan ajar non cetak
merupakan suatu bahan ajar yang dikembangkan dari barang sederhana, video,
audio, dan overhead transparencies (OHT). Pada saat ini, bahan ajar yang
sering digunakan pada proses pembelajaran adalah bahan ajar cetak, berikut
penjelasan tentang jenis bahan ajar cetak menurut ida:
5 Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Padang: Akademia Permata,
2013), h.1 6 DEPDIKNAS, Seri Pembelajaran, Diklat/ BIMTEK KTSP DIT.Pembinaan SMA: DEP-
DIKNAS, 2009, h.22
11
a) Modul merupakan bahan tertulis yang digunakan untuk belajar secara
mandiri.
b) Handout, merupakan bahan cetak yang berhubungan dengan materi
yang diajarkan biasanya diberikan kepada siswa, isi didalamnya
memuat catatan, table, diagram, dan lain sebagainya.
c) Lembar kerja siswa (LKS), merupakan lembar kasus yang diberikan
kepada siswa untuk dikerjakan sesuai dengan model pembelajaran
yang digunakan. 7
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menggunakan bahan ajar cetak
bentuk Lembar kerja siswa (LKS) pada penelitian ini.
2. Pengembangan Bahan Ajar
a. Pengertian Pengembangan
Menurut Sugiyono pengembangan (Research and Development)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu
produk tertentu, dan menguji keefektifannya. Produk tertentu yang dihasilkan
untuk digunakan sebagai penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan
pengujian keefektifannya dilakukan agar supaya produk tersebut dapat
berfungsi dimasyakat luas.8 Sedangkan penelitian pengembangan menurut
Borg & Gall merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan.9
Metode penelitian dan pengembangan terdahulu telah banyak digunakan
pada bidang-bidang alam dan teknik. Namun, metode penelitian
pengembangan dapat digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti
psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.10
7 Ida Malati Sadjati, Pengembangan Bahan Ajar, Universitas Terbuka Respository, h.1.7-1.10 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2013,
h.297 9 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, Edisi Keempat, Cet.4), 2015, h.276 10 Sugiyono. loc. cit
12
Pengembangan bahan ajar sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
karena, berfungsi sebagai bahan pendukung pada proses pembelajaran di
sekolah. Hal tersebut guna memudahkan proses belajar siswa.
Dalam penelitian ini, pengembangan bahan ajar akan difokuskan pada
Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Model Pengembangan Bahan Ajar
Menurut Setyosari (2012) dalam Kuswara model pengembangan dibagi ke
dalam dua model yaitu: model konseptual dan model prosedural. Model
konseptual yaitu model yang menghubungkan antarkonsep satu dengan yang
lain dengan urutan yang tidak bertahap, sedangkan model prosedural langkah-
langkahnya berurutan dari awal sampai akhir.11 Contoh model prosedural
adalah model Kemp, Dic & Carey, ADDIE, 4D, dan lain sebagainya.
Model penelitian pengembangan pada penelitian ini menggunakan model
4D (Four-D). Model 4D (Four-D) dikemukakan oleh Thiagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974) yang digunakan sebagai alur dalam
pengembangan perangkat pembelajaran (instructional development),
sebelumnya model ini digunakan untuk pelatihan guru (training teacher) untuk
anak-anak berkebutuhan khusus (exceptional children). Seiring dengan
berjalannya waktu, disinyalir dari kata pengantar (foreword) oleh Maynard C.
Reynolds bahwa model 4D (four-D) juga untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran dan dapat dijadikan sumber ide dalam prosedur pengembangan.12
Model 4D memiliki 4 tahap yaitu: (1) Pendifinisian (Define), (2) Desain
(Design), (3) Pengembangan (Develop), (4) Pendesiminasian (Disseminate).
Berikut penjelasannya: 13
11 Kuswara, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda Daring, 2021, h.13,
(www.direktori.pauddikmasjabar.kemendikbud.go.id) . Diakses tanggal 29 Januari 2021 jam 14.49. 12 Rochmad, “Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika”, Jurnal
Kreano, Vol.3 No.1, Jurusan Matematika FMIPA UNNES, 2012, h. 13 Muchamad Subali Noto, “Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-bound)”, Infinity: Jurnal Ilmiah Program
Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.3 No.1, 2014, h.24-25
13
1) Pendefinisian (Define)
Tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. Ini merupakan tahap awal untuk menentukan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dikembangkan. Tahap Define
terdiri dari lima langkah yaitu:
a) Analisis awal-akhir, untuk menentukan masalah mendasar yang
dihadapi oleh peserta didik.
b) Analisis peserta didik, untuk menelaah peserta didik, dilakukan
identifikasi terhadap karakteristik peserta didik yang sesuai
dengan rancangan pengembangan pembelajaran.
c) Analisis tugas, untuk pengidentifikasi keterampilan-keterampilan
utama yang diperlukan untuk menganalisisnya ke dalam suatu
kerangka sub keterampilan.
d) Analisis konsep, untuk mengindetifikasi konsep-konsep utama
yang akan diajarkan serta disusun secara hierarkis.
e) Perumusan tujuan pembelajaran, untuk mengkonversikan hasil
yang telah diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis
konsep menjadi tujuan-tujuan khusus.
2) Desain (Design)
Pada tahap ini adalah untuk merancang prototype perangkat
pembelajaran. Tahap ini dilakukan setelah tujuan pembelajaran
ditetapkan. Pada tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu:
a) Pemilihan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran.
b) Pemilihan format sangat berkaitan dengan pemilihan media maka
dari itu perlu dipertimbangkan.
c) Desain awal merupakan inti dari proses pembelajaran yang akan
diterapkan.
3) Pengembangan (Develop)
Tahap ini menghasilkan prototipe perangkat pembelajaran sebelum
diterapkan, terdiri dari dua langkah yaitu:
14
a) Penilaian tenaga ahli, dilakukan untuk memperoleh saran serta
perbaikan, dilakukan oleh beberapa ahli untuk mengevaluasi agar
perangkat pembelajaran yang dihasilkan lebih baik lagi.
b) Uji coba perangkat pembelajaran untuk pengembangan, hal ini
dilakukan untuk memperoleh perangkat pembelajaran yang
konsisten dan efektif. Dilakukan secara terus menerus sampai
mendapatkan hasil yang diinginkan.
4) Pendesiminasian (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap terakhir jika perangkat pembelajaran
memperoleh nilai positif dari tenaga ahli melalui tes pengembangan
perangkat pembelajaran, lalu dikemas dan diterapkan untuk skala yang
lebih luas.
3. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS)
a. Pengertian Model Pembelajaran SSCS
Model pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS) adalah model
pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya mengharuskan siswa untuk
berpikir kritis agar dapat menyelesaikan masalah sehingga membangun
keterampilan pemecahan masalah pada siswa. Menurut Pizzini, dalam
Satriawan model SSCS ini mengajarkan proses pemecahan masalah serta
memberikan kesempatan untuk siswa dapat meningkatkan kemampuan
berpikir dalam pemecahan masalahnya.14 Adapun tujuan model pembelajaran
SSCS adalah untuk memperluas pengetahuan siswa melalui pemecahan
masalah yang sedang dihadapi.15 Sejalan dengan hal tersebutm Regional
Education Laboratories atau Lembaga pada Departemen Pendidikan Amerika
14 Rodi Satriawan, Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau dari
Prestasi, Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar, Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2017,
h.90 15 Burhanudin Milama, Evi Sapinatul Bahriah, dan Amaliyyah Mahmudah, The Effect of
Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Learning Model towards Student’s Critical Thinking
Skills, Jurnal Penelitian dan pembelajran IPA (JPPI) Vol.3 No.2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017, h.114
15
Serikat yang mengeluarkan laporan bahwa model SSCS adalah model
pembelajaran yang baik untuk mata pelajaran matematika dan sains.16
Model pembelajaran SSCS pertama kali dikembangkan oleh Pizzini pada
mata pelajaran IPA, selanjutnya model ini disempurnakan sehingga model ini
tidak hanya berlaku untuk pendidikan IPA tetapi dapat diterapkan untuk
pendidikan matematika dan Sains (Laboratory Network Program).17 Kegiatan
belajar dengan model pembelajaran SSCS dimulai dengan pemberian masalah
yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari kemudian siswa mencari
(search) informasi untuk mengidentifikasi masalah yang disajikan, setelah
mengetahui permasalahn yang dihadapi kemudian siswa merencanakan cara
untuk menyelesaikan (solve) masalah tersebut, dengan informasi dan rencana
yang telah disiapkan, lalu siswa membuat (create) solusi untuk menyelesaikan
masalah, kemudian menyajikan masalah tersebut dengan teman dan guru,
siswa membagi (share) pengetahuan satu sama lain guna memperluas
pengetahuan.18
Menurut laporan Laboratory Network Program, dalam Irwan standar
NCTM yang dapat dicapai oleh model pembelajaran SSCS yaitu sebagai
berikut:19
1) Mengajukan (pose) soal/masalah matematika.
2) Membangun pengalaman dan pengetahuan siswa.
3) Mengembangkan keterampilan dalam berpikir matematika yang
meyakinkan tentang keabsahan suatu representasi tertentu, membuat
dugaan, memecahkan masalah atau membuat jawaban.
4) Melibatkan intelektual siswa dengan bentuk pengajuan pertanyaan dan
tugas-tugas yang melibatkan siswa, dan menantang setiap siswa.
16 Irwan, “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and Share
(SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika”,
Jurnal Penelitian pendidikan Vol.12 No.1, Universitas Negeri Padang, 2011, h.4 17 Ibid, h.3 18 Yuli Mulyana, Sigit Priyatno, Nuriana Rachmani Dewi, “Penerapan Model SSCS untuk
Meningkatkan Kemampuan Membuat Model Matematis dan Kerja Sama Siswa”, PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2018, h.226 19 Irwan, op. cit.,b h.4-5
16
5) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan matematika siswa.
6) Merangsang siswa dalam membuat koneksi dan mengembangkan
kerangka kerja yang koheren untuk ide-ide matematika.
7) Berguna untuk perumusan masalah, pemecahan masalah, dan
penalaran matematika.
8) Mempromosikan pengembangan kemampuan yang dimiliki siswa
untuk melakukan pekerjaan matematika.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pada model
pembelajaran SSCS ini dapat membuat pembelajaran lebih aktif karena
pembelajaran terfokus pada siswa, guru hanya memberikan arahan serta
menjadi fasilitator saja, sedangkan siswa akan lebih banyak berdiskusi. Maka
model ini dapat diterapkan pada proses pembelajaran matematika.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran SSCS
Langkah-langkah model pembelajaran Search, Solve, Create, Share
(SSCS), yaitu sebagai berikut:20
a. Search
Pada langkah ini siswa memahami soal atau kondisi yang diberikan
kepada siswa, serta melakukan observasi dan investigasi terhadap
kondisi tersebut, dan menaganlisis informasi sehingga terbentuk
sekumpulan ide atau gagasan.
b. Solve
Siswa menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi,
memilih metode untuk memecahkan masalah, serta mengumpulkan
data dan menganalisis masalah yang diberikan.
c. Create
Siswa membuat solusi masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih,
menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah, menampilkan
hasil yang sekreatif mungkin dan jika diperlukan siswa dapat
20 Ibid., h.5
17
menggunakan grafik, poster atau model guna mendukung solusi dari
permasalahan tersebut.
d. Share
Siswa berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok dan
kelompok lain atas temuan dari solusi masalah tersebut. Selanjutnya
guru serta siswa lain mengevaluasi solusi dari masalah yang telah
diberikan.
Berikut merupakan sintaks model pembelajaran search solve create share
yang disajikan pada Tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1
Sintaks Model Pembelajaran Search Solve Create Share
No Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Search (mencari) Siswa mencari informasi untuk
mengidentifikasi masalah yang diberikan.
2. Solve (memecahkan) Siswa merencanakan dan menyelesaikan
masalah yang diberikan.
3. Create (membuat) Siswa membuat solusi untuk
menyelesaikannya.
4. Share (membagi) Siswa membagikan hasil kerjanya kepada
guru dan siswa lain untuk dievaluasi.
4. Sistem Persamaan Liniear Dua Variabel (SPLDV)
a. Suku, Koefisien, Konstanta dan Variabel
Sebelum mempelajari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
kita terlebih dahulu mengenal suku, koefisien, konstanta, dan variabel.
1) Suku
Suku merupakan suatu bagian dari bentuk aljabar yang dapat terdiri
dari variabel dan koefisien atau berbentuk konstanta yang tiap suku
dipisahkan dengan tanda operasi penjumlahan atau pengurangan.
18
Contoh:
5𝑥 − 𝑦 = 7
Suku-sukunya adalah 5𝑥, −𝑦 dan 7.
2) Koefisien
Koefisien adalah sebuah bilangan yang menyatakan banyaknya
jumlah variabel yang sejenis atau koefisien merupakan bilangan di
depan variabel.
Contoh:
Rudi memiliki 10 ekor ayam dan 3 ekor kambing.
Jika ditulis dengan memisalkan:
a = hewan ayam dan b = hewan kambing maka dapat ditulis 10a + 3b,
10 dan 3 merupakan koefisien. 10 koefisien dari a dan 3 koefisien dari
b.
3) Konstanta
Konstanta adalah suatu bilangan yang tidak diikuti oleh variabel
sehingga nilainnya tetap konstan untuk nilai peubah variabel
berapapun.
Contoh :
5a + 8b – 9
-9 merupakan suatu konstanta karena berapapun nilai a dan b, nilai -9
tidak ikut terpengaruh sehingga tetap konstan.
4) Variabel
Variabel adalah suatu peubah/ pemisal/ pengganti dari suatu nilai atau
bilangan yang biasanya dilambangkan dengan huruf/simbol.
Contoh :
Nino memiliki 5 buku tulis dan 3 pensil
Jika ditulis dengan memisalkan p = buku tulis dan q = pensil
Maka 5p + 3q, dengan p dan q adalah variabel.
19
b. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah sistem
persamaan yang hanya memiliki dua variable dan masing-masing variabelnya
berpangkat satu. Adapun bentuk umumnya:
a𝑥 + b𝑦 = c
p𝑥 + q𝑦 = r
Keterangan :
x dan y disebut variabel
a, b, p, dan q disebut koefisien
c dan r disebut konstanta
c. Metode Penyelesaian SPLDV
Dalam menyelesaikan masalah dalam SPLDV terdapat tiga cara yaitu:
metode substitusi, metode eliminasi, dan metode grafik.
1) Metode Substitusi
Mengganti salah satu persamaan, dengan salah satu variabel
dinyatakan dalam variabel lain. Selanjutnya, persamaan baru yang
didapat dimasukkan ke dalam persamaan yang lain.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari 2𝑥 − 4𝑦 = 6 dan 𝑥 + 2𝑦 = 7
dengan metode substitusi.
Penyelesaian:
{2𝑥 − 4𝑦 = 6 … … . (1)
𝑥 + 2𝑦 = 7 … … … (2)
Ubah persamaan (2) menjadi:
𝑥 = 7 − 2𝑦 … … … (3)
Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (1) sebagai berikut:
2𝑥 − 4𝑦 = 6
2 . (7 − 2𝑦) − 4𝑦 = 6
14 − 4𝑦 − 4𝑦 = 16
14 − 6 = 8𝑦
20
8 = 8𝑦
1 = 𝑦
Substitusikan y = 1 ke persamaan (3)
𝑥 = 7 − 2𝑦
𝑥 = 7 − 2 . 1
𝑥 = 7 − 2
𝑥 = 5
Sehingga diperoleh himpunan penyelesaiannya adalah {(5,1)}
2) Metode Eliminasi
Metode eliminasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara
menghilangkan salah satu variabel x atau y untuk memperoleh nilai
dari variabel yang lain.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
{𝑥 + 3𝑦 = 112𝑥 + 𝑦 = 7
Penyelesaian:
Misal variabel pertama yang akan dihilangkan adalah x. Kita samakan
koefisien x dengan mengalikan persamaan (1) dengan 2.
𝑥 + 3𝑦 = 11 |𝑥2| 2𝑥 + 6𝑦 = 22
2𝑥 + 𝑦 = 7 |𝑥1| 2𝑥 + 3𝑦 = 7
3𝑦 = 15
𝑦 = 5
Kemudian variabel y yang akan dihilangkan.
Kita samakan koefisien y dengan mengalikan persamaan (2) dengan
3.
𝑥 + 3𝑦 = 11 |𝑥1| 𝑥 + 3𝑦 = 11
2𝑥 + 𝑦 = 7 |𝑥3| 6𝑥 + 3𝑦 = 21
−5𝑥 = −10
𝑥 = 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {{2,3}}.
21
3) Metode Grafik
Untuk menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode grafik,
kita harus memperhatikan langkah-langkah berikut:
Tentukan nilai koordinat titik potong masing-masing persamaan
terhadap sumbu-X dan juga sumbu-Y
Gambarlah masing-masing grafik dari persamaan yang diketahui
Tentukan titik potong kedua grafik
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan, yaitu
himpunan yang beranggotakan titik potong kedua grafik
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut:
{ 𝑥 + 𝑦 = 5𝑥 − 𝑦 = 1
Penyelesaian:
𝑥 + 𝑦 = 5
x 0 5
y 5 0
𝑥 − 𝑦 = 1
x 0 1
y -1 0
Titik potong yang melalui garis 𝑥 + 𝑦 = 5 adalah (0,5) dan
(5, 0).
Titik potong yang melalui garis 𝑥 − 𝑦 = 1 adalah (0, -1)
dan (1,0).
22
Gambar grafik dari masing-masing titik potong di atas:
Gambar 2. 1
Gambar Grafik
Dilihat dari gambar di atas, maka titik potong dari kedua grafik di atas
adalah titik (3, 2).
4) Metode Gabungan
Metode gabungan merupakan suatu cara atau metode untuk
menyelesaikan suatu persamaan linier dengan menggunakan dua
metode yaitu metode eliminasi dan substitusi secara bersamaan.
Langkah-langkah:
a) Eliminasi salah satu variabel pada salah satu persamaan
b) Substitusi nilai dari variabel yang diperoleh ke dalam salah satu
persamaan yang diketahui.
Contoh :
Diketahui persamaan 𝑥 + 4𝑦 = 14 dan 3𝑥 + 𝑦 = 20, Tentukan
himpunan penyelesaiannya!
Persamaan 1 : 𝑥 + 4𝑦 = 14
Persamaan 2 : 3𝑥 + 𝑦 = 20
Langkah pertama yang digunakan adalah metode eliminasi:
𝑥 + 𝑦 = 5
𝑥 − 𝑦 = 1
(0, 5)
(3, 2)
(0, -1)
(1, 0) (5, 0)
23
𝑥 + 4𝑦 = 14 |x3| <=> 3𝑥 + 12𝑦 = 42
3𝑥 + 𝑦 = 20 |x1| <=> 3𝑥 + 𝑦 = 20
0 + 11𝑦 = 22
𝑦 = 2
Langkah kedua menggunakan metode subtitusi :
𝑥 + 4𝑦 = 14
𝑥 + 4.2 = 14
𝑥 + 8 = 14
𝑥 = 14 − 8
𝑥 = 6
Jadi, himpunan penyelesainnya adalah {(6, 2)}
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
sebelumnya, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Relevan
Peneliti,
Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Imtiyaz
Fawa’id
a (2019)
Pengaruh
Model
Pembelajaran
Search, Solve,
Create, Share
(SSCS)
Dengan
Metode
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kemampuan
penalaran
analogi
matematis
Model
pembelajaran
yang
digunakan
adalah model
pembelajaran
SSCS dan
materi yang
Meningkatkan
kemampuan
analogi
matematis siswa,
sedangkan pada
penelitian ini
fokus pada
pengembangan
24
Peneliti,
Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Hypnoteaching
Terhadap
Kemampuan
Penalaran
Analogi
Matematis
Siswa
siswa yang
diterapkan
pembelajaran
dengan model
SSCS dengan
metode
hypnoteaching
lebih tinggi
dibandingkan
dengan
kemampuan
penalaran
analogi
matematis
siswa yang
diterapkan
dengan
pembelajaran
scientific21
digunakan
pada
penelitian
tersebut
adalah Sistem
Persamaan
Linier Dua
Variabel
(SPLDV)
bahan ajar
dengan model
SSCS
Indri
Fajriyati
(2015)
Pengaruh
Model
Pembelajaran
Search, Solve,
Create, and
share (SSCS)
Terhadap
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
matematika
dengan
Model
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah model
Meningkatkan
kemampuan
berpikir kreatif
matematis siswa,
sedangkan pada
penelitian ini
fokus pada model
21 Imtiyaz Fawa’ida, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS)
Dengan Metode Hypnoteaching Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa”,
Skripsi UIN Jakarta, 2019.
25
Peneliti,
Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Matematis
Siswa
menggunakan
model
pembelajaran
Search, Solve,
Create, and
Share (SSCS)
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kemampuan
berpikir
kreatif
matematis
siswa
dibandingkan
yang
menggunakan
pembelajaran
konvensional
22
pembelajaran
SSCS
pembelajarannya
. Materi yang
digunakan yaitu
peluang
sedangkan
penelitian ini
menggunakan
materi SPLDV
Elke
Annisa
Octaria
(2018)
Pengaruh
Model Process
Oriented
Guided Inquiry
Learning
(POGIL)
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kemampuan
berpikir kritis
Materi yang
akan
digunakan
dalam
penelitian ini
Model
pembelajaran
yang akan
digunakan pada
penelitian ini
adalah model
22 Indri Fajriyati, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and share (SSCS)
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Skripsi UIN Jakarta, 2015.
26
Peneliti,
Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Terhadap
Kemampuan
Berpikir Kritis
Matematis.
matematis
siswa pada
materi SPLDV
yang
menggunakan
pembelajaran
POGIL lebih
tinggi
dibandingkan
siswa yang
menggunakan
pembelajaran
konvensional.
23
adalah
SPLDV
pembelajaran
SSCS. Penelitian
ini hanya fokus
pada bahan ajar
saja.
Hidayat
Rahmat
(2015)
Pengembanga
n Lembar
Kerja Siswa
(LKS)
Matematika
Berbasis
Inkuiri Pada
Materi Sistem
Persamaan
Linear Dua
Variabel
(SPLDV) Kelas
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa adanya
kenaikan
presentase
ketuntasan
siswa setelah
menggunakan
LKS berbasis
inkuiri pada
materi
SPLDV, serta
Bahan ajar
yang
dikembangka
n sama yaitu
LKS dan pada
penlitian ini
juga
menggunakan
materi
SPLDV
Model pada
penelitian ini
adalah model
pembelajaran
SSCS.
23 Elke Annisa Octaria, “Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”, Skripsi UIN Jakarta, 2018.
27
Peneliti,
Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
VIII SMPN 05
Kota Jambi
LKS yang
dikembangkan
juga
berkualitas
baik.24
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah telah dipaparkan bahwa rendahnya
pemahaman siswa pada materi SPLDV dikarenakan siswa kesulitan mengerjakan
soal cerita, karena pada dasarnya mengerjakan soal cerita membutuhkan
pemahaman yang lebih dalam menyelesaikannya. Selain itu guru jarang melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif di kelas.
Dengan masalah yang demikian, guru perlu melakukan sedikit perubahan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa. Hal yang
dapat diupayakan oleh guru yaitu mengembangkan metode pengajarannya
khususnya dalam penggunaan bahan ajar sebagai alat bantu pendamping untuk
pembelajaran siswa.
Seiring dengan perkembangan zaman, pembelajaran di sekolah tidak hanya
menggunakan metode ceramah melainkan dengan bantuan sebuah alat. Alat bantu
yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu bahan ajar, bahan ajar bertujuan
untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Bahan ajar terdiri dari berbagai macam jenis salah satunya adalah Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang digunakan dalam penelitian ini.
Kenyataannya di lapangan guru masih mengalami kesulitan untuk
mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang ada sebetulnya sudah cukup memadai
namun perlu adanya inovasi agar bahan ajar lebih bisa memudahkan siswa untuk
24 Hidayat Rahmat, ”Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Berbasis
Inkuiri Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII SMPN 05 Kota
Jambi”, Skripsi UNJA, 2015.
28
memahami materi yang diajarkan. Materi pelajaran yang masih tergolong rendah
adalah SPLDV, karena pada dasarnya SPLDV merupakan soal cerita yang
memerlukan pemahaman lebih dalam menyelesaikannya. Oleh karena itu, perlu
adanya pengembangan bahan ajar berbasis model yang dapat meningkatkan siswa
untuk memahami materi SPLDV.
Model pembelajaran yang menunjang materi SPLDV yaitu model
pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS). Langkah-langkah model
pembelajaran SSCS menunjang pembelajaran siswa pada materi SPLDV. Langkah
pertama Search, pada langkah ini siswa mencari informasi dari masalah yang
diberikan agar mendapatkan ide atau gagasan. Langkah kedua Solve, pada langkah
ini siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah agar dapat di selesaikan.
Langkah ketiga yaitu Create, pada langkah ini menyimpulkan jawaban dari ide-ide
dan solusi yang telah ditemukan pada langkah sebelumnya. Terakhir adalah Share,
pada langkah ini siswa mempresentasikan hasil jawabannya di depan guru dan
siswa lainnya untuk di evaluasi bersama.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D. Model ini sering
digunakan pada pengembangan bahan ajar terutama pada bidang pendidikan.
Dengan demikian, model ini dapat dijadikan sebagai sumber ide dan prosedur
pengembangan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran bagi guru untuk
menyampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran yang tersusun dengan
baik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan materi yang
dipelajari juga akan mudah dipahami.
29
Gambar 2. 2
Kerangka Berpikir
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research
and Development) karena penelitian ini akan menghasilkan produk.1 Produk yang
dihasilkan pada penelitian ini berupa bahan ajar yang menggunakan model
pembelajaran Search Solve Create Share pada materi sistem persamaan linear dua
variabel dengan mengacu pada model pengembangan 4-D (Four-D).
B. Model Pengembangan
Penelitian pada pengembangan bahan ajar ini menggunakan model
pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,
Develop, dan Disseminate. Adapun penjelasan tahapannya sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap ini berguna untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-
kebutuhan di dalam proses pembelajaran dengan diawali menganalisis tujuan dari
batasan materi yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Terdapat
lima langkah pada tahap ini yaitu:
a. Front-end Analysis (Analisis awal-akhir)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis awal-akhir tentang
masalah dasar yang dihadapi oleh guru untuk meningkatkan kinerja guru dalam
proses pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti menganalisis bahan ajar yang
digunakan siswa serta strategi pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru
pada siswanya.
b. Learner Analysis (Analisis Peserta didik)
Analisis siswa dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang masalah
yang dihadapi oleh siswa terkait dengan materi, bahan ajar yang digunakan
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2013,
h.297
29
serta strategi yang digunakan pada proses pembelajaran melalui wawancara ke
beberapa siswa.
c. Task Analysis (Analisis Tugas)
Analisis tugas dilakukan untuk menentukan materi yang akan digunakan
pada bahan ajar. Penentuan materi bertujuan agar siswa dapat menerima dan
memahami materi tersebut.
d. Concept Analysis (Analisis Konsep)
Analisis konsep yaitu memaparkan konsep-konsep dari materi yang akan
dibahas pada bahan ajar. Konsep yang dimuat dalam bahan ajar ialah
memahami masalah yang berkaitan dengan materi SPLDV.
e. Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)
Berdasarkan analisis tugas dan analisis konsep, pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah merumuskan indikator yang mengacu pada kompetensi
dasar sesuai dengan ketetapan kurikulum 2013.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang bahan ajar yang akan
dikembangkan. Tahap ini dimulai setelah serangkaian tujuan pembelajaran untuk
bahan ajar telah ditentukan. Aspek utama dalam tahap desain adalah pemilihan
media dan format untuk bahan ajar serta pembuatan versi awal. Ada 4 langkah pada
tahap ini yang harus dilakukan, yaitu:
a. Penentuan rancangan awal sesuai dengan struktur penyusunan LKS
merupakan gambaran produk bahan ajar yang akan dihasilkan pada
penelitian ini.
b. Model pembelajaran yang digunakan yaitu, model pembelajaran Search
Solve Create Share.
c. Penyajian bahan ajar LKS atau draft 1.
d. Penyusunan alat evaluasi yang digunakan dalam bahan ajar, berupa angket
validasi ahli dan angket respon siswa untuk menentukan kelayakan dari
bahan ajar LKS yang akan dikembangkan oleh peneliti.
30
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan merupakan bentuk akhir bahan ajar yang telah
dihasilkan dan telah direvisi berdasarkan saran dari para ahli. Materi dan desain
yang telah dirancang akan dibuat produk menjadi LKS untuk menunjang
pembelajaran. Dalam tahap pengembangan akan dilakukan 2 kegiatan yaitu:
a. Pembuatan Bahan Ajar
Bahan ajar yang sudah dibuat, selanjutnya bahan ajar akan direalisasikan
sesuai rancangan yang telah ditentukan.
b. Validasi Bahan Ajar
Pada tahap uji validasi bahan ajar, digunakan penilaian oleh para ahli.
Penilaian para ahli digunakan untuk mengetahui kevalidan dan mendapatkan
saran untuk peningkatan rancangan bahan ajar. Beberapa ahli diminta untuk
mengevaluasi bahan ajar berdasarkan aspek yang telah ditentukan. Bahan ajar
yang sudah divalidasi oleh para ahli selanjutnya direvisi berdasarkan saran dari
para ahli.
c. Revisi Bahan Ajar
Setelah bahan ajar LKS divalidasi oleh para validator ahli, selanjutnya
peneliti merevisi atau memperbaiki bahan ajar sesuai dengan saran yang
diberikan oleh validator agar bahan ajar yang dikembangkan menjadi lebih
baik dan layak untuk diuji coba ke lapangan.
d. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas yaitu uji coba produk bahan ajar yang dilakukan pada
subjek sasaran yakni kelompok kecil untuk mengatahui apakah produk bahan
ajar yang dibuat dapat dipahami oleh siswa. Uji coba ini diperoleh dari data
respons serta saran dari subjek sasaran pengguna produk bahan ajar.
C. Subjek Uji Coba
1. Subjek pelaku dalam penelitian pengembangan ini adalah peneliti.
2. Subjek uji validator ahli pada bahan ajar ialah 4 dosen Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan 5 guru matematika
SMP/MTs. Para subjek ahli bertugas untuk menilai tingkat kelayakan dari
produk bahan ajar.
31
3. Subjek uji coba produk adalah 10 siswa kelas VIII dan IX SMP/MTs.
D. Desain Uji Coba
Uji coba bahan ajar LKS bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang
dikembangkan layak digunakan atau tidak. Berikut pelaksanaan uji coba bahan ajar
yang akan dikembangkan:
1. Uji Ahli atau Validasi Produk
Pada tahap ini dilakukan oleh para validator ahli untuk menilai bahan ajar
kemudian memberikan saran untuk memperbaiki serta memvalidasi apabila
bahan ajar siap digunakan.
2. Uji Coba Produk
Pada tahap ini, bahan ajar digunakan oleh 10 siswa untuk mengetahui
bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan suatu
data. Berikut instrumen yang digunakan pada penelitian ini:
1. Instrumen Validasi Ahli
Instrumen validasi ahli merupakan alat ukur bahan ajar yang akan divalidasi
atau diuji kelayakannya. Instrumen ini akan diberikan kepda 4 dosen pendidikan
matematika dan 5 guru matematika SMP/MTs. Kisi-kisi instrumen validasi ahli
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 1
Instrumen Penilaian Ahli
No. Aspek No. Item
Pertanyaan Jumlah
1. Kelayakan Isi 1, 2, 3 3
2. Kebahasaan 4, 5, 6 3
3. Penyajian 7, 8, 9 3
4. Desain Tampilan 10, 11, 12, 13, 14,
15
6
5. Model SSCS 16, 17, 18, 19 4
32
No. Aspek No. Item
Pertanyaan Jumlah
6. Evaluasi 20, 21 2
2. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa
terhadap bahan ajar LKS. Kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Siswa
No. Aspek No. Item Pertanyaan Jumlah
1. Desain Tampilan 1, 2, 3, 4, 5, 6 6
2. Kebahasaan 7, 8, 9 3
3. Evaluasi 10, 11 2
4. Penyajian 12, 13, 14 3
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu dari analisis instrument validasi
ahli dan uji coba angket respon siswa. uji validasi ahli dilakukan oleh para ahli yang
terdiri dari 4 dosen pendidikan matematika dan 5 guru matematika SMP/Mts. Uji
coba dilakukan oleh 10 siswa SMP yaitu mengisi angket dari hasil mengamati
produk bahan ajar yang dikembangkan.
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dari instrumen lembar validasi yang telah diisi
oleh para validator ahli selanjutnya dianalisis dan dijadikan sebagai perbaikan
bahan ajar yang telah dibuat untuk mengetahui tingkat kelayakan dari bahan ajar
tersebut. Data hasil instrument lembar validasi dianalisis menggunakan skala likert.
Berikut teknik analisis data pada penelitian ini:
33
1. Analisis Data Instrumen Validasi Ahli
Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar yang
dikembangkan dari lembar validasi yang telah diisi oleh validator ahli. Pemberian
skor menggunakan model skala likert berikut tabel skornya:2
Tabel 3. 3 Kriteria Interpretasi
Skor Kriteria
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat Baik
Berikut rumus untuk menghitung skor rata-rata dari seluruh aspek
penilaian yang telah dikumpulkan dari lembar validasi ahli:3
�̅� = ∑ 𝒙𝒊
𝒏
Keterangan:
�̅� : Skor rata-rata seluruh aspek penilaian
∑ 𝑥𝑖 : Jumlah skor hasil data yang diperoleh
𝑛 : Banyak skor butir pertanyaan
Data yang diperoleh merupakan nilai data kuantitatif, maka harus diubah
skor rata-rata seluruh aspek menjadi nilai kuaitatif sesuai dengan kriteria
penilaian yang tertera dalam tabel 3.4 berikut:4
2 Wahdan Najib Habiby, Statistika Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah University
Press), 2017, h.30 3 Fajri Ismail, Statistika Untuk Penlitian Pendidikan dan Ilmu Sosial, (Jakarta:
Prenadamedia Group), 2018, h.89-90 4 Eko P. Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2009,
h.238.
34
Tabel 3. 4
Kriteria Penilaian Bahan Ajar LKS oleh Ahli
Rumus Interval Skor Kriteria
(𝑥�̅� + 1,8 × 𝑠𝑏𝑖) < 𝑥 4,20 < 𝑥 Sangat
Layak/Baik
(𝑥�̅� + 0,6 × 𝑠𝑏𝑖) < 𝑥 ≤ (𝑥�̅� + 1,8 × 𝑠𝑏𝑖) 3,40 < 𝑥 ≤ 4,20 Layak/Baik
(𝑥�̅� − 0,6 × 𝑠𝑏𝑖) < 𝑥 ≤ (𝑥�̅� + 0,6 × 𝑠𝑏𝑖) 2,60 < 𝑥 ≤ 3,40 Cukup
Layak/Baik
(𝑥�̅� − 1,8 × 𝑠𝑏𝑖) < 𝑥 ≤ (𝑥�̅� − 0,6 × 𝑠𝑏𝑖) 1,80 < 𝑥 ≤ 2,60 Kurang
Layak/Baik
𝑥 ≤ (𝑥�̅� − 1,8 × 𝑠𝑏𝑖) 𝑥 ≤ 1,80 Tidak
Layak/Baik
Keterangan:
𝑥 : Skor Empiris
𝑥�̅� : Rata-rata ideal
𝑥�̅� = (1
2) (Skor Maks.Ideal + Skor Min.Ideal)
𝑠𝑏𝑖 : Simpangan baku ideal
𝑠𝑏𝑖 = (1
6) (Skor Maks.Ideal – Skor Min.Ideal)
Skor Maks.Ideal : 5
Skor Min.Ideal : 1
2. Analisis Data Angket Respon Siswa
Analisis data dari angket respon siswa diperoleh dari cara yang sama dengan
analisis instrumen penilaian ahli. Kritik dan saran yang diberikan akan dijadikan
bahan perbaikan bahan ajar LKS. Jawaban dari hasil angket respon siswa memiliki
ketentuan yang sama seperti hasil instrumen validasi ahli yaitu menggunakan skala
likert seperti pada tabel 3.3. Kemudian, data yang diperoleh akan dicari skor rata-
ratanya dan disimpulkan sesuai dengan kriteria penilaian pada tabel 3.4.
35
Gambar 3. 1
Kerangka Prosedur Pengembangan
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Pengembangan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan suatu produk bahan ajar berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan model pengembangan 4-D
(Four-D) Thiagarajan yang terdiri dari 5 unit. Tahapan model pengembangan 4-D
terdiri dari 4 tahap yaitu tahap define (pendefinisian), design (perancangan),
develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Pada penelitian ini hanya
sampai tahap develop (pengembangan). Berikut penjelasan tahapan pengembangan
bahan ajar LKS:
1. Tahap Define (Pendefinisian)
Tahap define berjutuan untuk menganalisis dan mengumpulkan informasi pada
tahap awal pengembangan untuk membuat bahan ajar LKS. Terdapat lima langkah
pada tahap ini yaitu:
a. Front-end Analysis (Analisis Awal-Akhir)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan wawancara
dengan guru dan siswa untuk menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
pada proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh
bahwa metode yang digunakan guru pada proses pembelajaran adalah
menggunakan metode ceramah dan diskusi serta diselingi dengan video
pembelajaran dan powerpoint, belum terdapat bahan ajar tambahan LKS
khususnya pada materi SPLDV. Rendahnya minat belajar siswa disebabkan
karena kurangnya pemahaman siswa pada materi serta kemampuan berhitung
aljabar yang masih lemah. Sedangkan wawancara dengan siswa diperoleh
bahwa pelajaran matematika tergolong sulit untuk dipahami serta kemampuan
berhitung yang masih lemah juga hal ini yang menyebabkan siswa kurang
antusias dalam belajar matematika.
b. Learner Analysis (Analisis Peserta Didik)
Pembelajaran di kelas terbiasa dengan metode ceramah dimana siswa
hanya mendengarkan dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Namun,
37
sesekali guru juga menayangkan video pembelajaran dan prowerpoint. Belum
ada bahan ajar tambahan seperti LKS khususnya pada materi SPLDV untuk
menunjang proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu perlu adanya bahan
ajar tambahan berupa LKS untuk membuat siswa menjadi aktif dalam proses
pembelajaran karena siswa akan berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
c. Task Analysis (Analisis Tugas)
Kegiatan yang dilakukan pada analisis tugas yaitu mengidentifikasi serta
menyusun materi-materi yang akan dipelajari secara sistematis. Materi yang
akan digunakan pada bahan ajar LKS adalah Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) untuk siswa kelas VIII SMP/MTs. Terdapat 5 aktivitas pada
bahan ajar yang akan disusun, selain itu pada setiap aktivitas terdapat 1 atau 2
soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa untuk melatih pemahaman siswa
terhadap bahan ajar tersebut.
d. Concept Analysis (Analisis Konsep)
Analisis konsep dilakukan untuk mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) sesuai kurikulum yang tercantum pada peraturan
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, sesuai KD 3.5 yaitu menjelaskan sistem
persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan pada
masalah kontekstual dan 4.5 yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel pada materi SPLDV. Berikut
tabel kompetensi dasar (KD) dan Indikator:
Tabel 4. 1
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
No. Kompetensi Dasar (KD) No. Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
3.5.1 Mengenali suku, koefisien,
variabel, konstanta pada sistem
persamaan linear dua variabel.
3.5.2 Mengidentifikasi suatu masalah
untuk membuat bentuk umum
38
No. Kompetensi Dasar (KD) No. Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
sistem persamaan linear dua
variabel.
3.5.3 Menjelaskan kesimpilan SPLDV
3.5.4 Mengidentifikasi suatu masalah
yang berkaitan pada penyelesaian
SPLDV dengan menggunakan
metode eliminasi.
3.5.5 Menjelaskan kesimpulan masalah
terkait metode eliminasi
3.5.6 Mengidentifikasi suatu masalah
yang berkaitan pada penyelesaian
SPLDV dengan menggunakan
metode substitusi.
3.5.7 Menjelaskan kesimpulan masalah
terkait metode substitusi.
3.5.8 Mengidentifikasi suatu masalah
yang berkaitan pada penyelesaian
SPLDV dengan menggunakan
metode gabungan.
3.5.9 Menjelaskan kesimpulan masalah
terkait metode gabungan.
3.5.10 Mengidentifikasi suatu masalah
yang berkaitan pada penyelesaian
SPLDV dengan menggunakan
metode grafik.
3.5.11 Menjelaskan kesimpulan masalah
terkait metode grafik.
39
No. Kompetensi Dasar (KD) No. Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
4.5 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel.
4.5.1 Menyelesaikan suatu masalah
dengan membuat model
matematikanya.
4.5.2 Menyelesaikan suatu masalah
dengan menggunakan metode
eliminasi.
4.5.3 Menyelesaikan suatu masalah
dengan menggunakan metode
substitusi.
4.5.4 Menyelesaikan suatu masalah
dengan menggunakan metode
gabungan.
4.5.5 Menyelesaikan suatu masalah
dengan menggunakan metode
grafik.
e. Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)
Perumusan tujuan pembelajaran dibuat untuk merancang bahan ajar
berupa LKS berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada analisis
konsep. Berikut tabel tujuan pembelajaran bahan ajar berupa LKS di bawah
ini:
Tabel 4. 2
Tujuan Pembelajaran
No Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenali koefisien, variabel, konstanta pada SPLDV.
2. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah untuk membuat bentuk
umum SPLDV.
3. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan SPLDV.
40
No Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menyelesaikan suatu masalah dengan membuat model
matematikanya.
5. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
6. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode
eliminasi.
7. Siswa dapat menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan
metode eliminasi.
8. Siswa dapat mengidentifikasi suatu maalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi.
9. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode substitusi
10. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode
substitusi.
11. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode gabungan.
12. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode
gabungan.
13. Siswa dapat menyelesaikan masalah menggunakan metode gabungan.
14. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik.
15. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode grafik.
16. Siswa dapat menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan
metode grafik.
2. Tahap Design (Perancangan)
Tahap design merupakan tujuan dalam menghasilkan sebuah rancangan awal
pada produk bahan ajar yang akan dibuat. Berikut 4 tahapan yang dilakukan, yaitu:
41
a. Rancangan Awal
Kegiatan ini merupakan proses perancangan bahan ajar sesuai dengan
struktur penyusunan LKS yang ditetapkan oleh Depdiknas, yaitu:1
1) Judul/identitas dari bahan ajar LKS yang dibuat adalah “Bahan Ajar
LKS Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Search Solve
Create Share”.
2) Petunjuk belajar bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
penggunaan bahan ajar LKS.
3) Kompetensi yang akan dicapai yaitu Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator yang akan dicapai dalam
bahan ajar LKS.
4) Informasi pendukung adalah peta konsep dari materi yang akan
dibahas dalam bahan ajar LKS.
5) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, tugas dalam bahan ajar LKS
terdapat disetiap sub-bab materi yang telah ditentukan, sedangkan
langkah-langkah kerja dalam bahan ajar LKS mengikuti langkah-
langkah pada model pembelajaran SSCS.
6) Penilaian, penilaian yang dimaksud merupakan soal evaluasi yang
terdapat diakhir bahan ajar LKS.
b. Penggunaan Strategi Pembelajaran
Bahan ajar LKS yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran
SSCS yang disusun sebagai bahan ajar berkelompok. Bahan ajar LKS tersebut
dapat meningkatkan pemahaman siswa dan membuat siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Adapun langkah pembelajarannya terdiri dari search
(mencari), solve (memecahkan), create (membuat), share (membagi).
c. Penyajian Bahan Ajar
Tahapan penyajian bahan ajar atau dikatakan draft 1, berikut hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh peneliti:
1 Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h.24.
42
1) Bahan ajar LKS yang dikembangkan mengacu pada buku siswa
Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII semster 2 Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2017 serta beberapa sumber
lain ada kaitannya dengan bahan ajar LKS SPLDV.
2) Pembuatan bahan ajar LKS menggunakan Microsoft Word 2016.
3) Bentuk bahan ajar LKS akan dicetak dengan ukuran kertas A4 dan
dijilid.
d. Pembuatan Alat Penilaian Bahan Ajar LKS
Pembuatan alat penilaian bahan ajar LKS bertujuan untuk menguji validasi
apakah bahan ajar yang dibuat layak digunakan atau tidak. Bentuk alat
penilaian bahan ajar LKS berupa angket penilaian oleh validator ahli dan guru
matematika serta angket respon siswa. Angket penilaian validator ahli dan
respon siswa terdapat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
3. Tahap Develop (Pengembangan)
Tahap develop bertujuan sebagai proses pembuatan produk bahan ajar yang
akan menghasilkan bahan ajar LKS.
a. Pembuatan Bahan Ajar LKS
Pembuatan produk bahan ajar LKS dimulai dari penyusunan LKS dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Word 2016 yang terdiri dari 5 aktivitas. Setiap
aktivitas menggunakan langkah-langkah model pembelajaran SSCS.
Berdasarkan rancangan awal yang telah dibuat isi dari bahan ajar LKS sesuai
dengan struktur LKS yang sudah ditetapkan oleh Depdiknas.2 Dalam bahan
ajar LKS juga memuat sampul depan, identitas bahan ajar, daftar isi, daftar
pustaka, dan lain sebagainya. Berikut pembuatan bahan ajar LKS yang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
akhir produk bahan ajar LKS.
1) Pembuatan sampul depan, sampul belakang dan identitas bahan ajar.
Sampul depan bahan ajar LKS memuat judul, materi pelajaran, gambar,
kolom untuk menulis anggota kelompok, logo UIN, kelas dan jenjang,
2 Ibid., h.24.
43
serta instansi penulis. Pada sampul belakang bahan ajar LKS memuat
gambar, instansi penulis, logo UIN, materi pelajaran, serta kelas dan
jenjang. Sedangkan pada bagian identitas bahan ajar memuat judul,
nama penyusun, nama dosen pembimbing, gambar, dan instansi
penulis.
(a) (b)
(c)
Gambar 4. 1
Sampul Depan (a), Sampul Belakang (b) dan Identitas Bahan Ajar (c)
2) Bagian KI, KD dan Indikator. Untuk KI dan KD sesuai dengan
Peraturan Kemendikbud Nomor 24 Tahun 2016, sesuai dengan KD 3.5
dan 4.5 pada materi SPLDV.
44
(a) (b)
Gambar 4. 2
Bagian KI dan KD (a) dan Indikator (b)
3) Bagian petunjuk penggunaan dan peta konsep. Petujuk penggunaan
memuat petunjuk-petunjuk yang dilakukan dalam penggunaan bahan
ajar LKS. Sedangkan peta konsep memuat sub-bab materi yang akan
dibahas pada bahan ajar LKS.
(a) (b)
Gambar 4. 3
Petunjuk Penggunaan (a) dan Peta Konsep (b)
4) Pengetikan tujuan pembelajaran dan masalah kontekstual yang
ditampilkan pada setiap aktivitas. Tujuan pembelajaran mengikuti
45
indikator yang ingin dicapai sesuai dengan KD 3.5 dan 4.5 pada materi
SPLDV untuk SMP/MTs, sedangkan masalah yang ditampilkan sesuai
dengan sub-bab materi yang dibahas.
Gambar 4. 4
Pengetikan Tujuan Pembelajaran dan Masalah Kontekstual
5) Pengetikan langkah-langkah model pembelajaran SSCS pada setiap
aktivitas siswa dalam bahan ajar LKS. Langkah SSCS yaitu search
(mencari), solve (memecahkan), create (membuat), dan share
(membagi).
Gambar 4. 5
Langkah Search, Solve, Create
46
Gambar 4. 6
Langkah Share
6) Pengetikan latihan soal. Bagian latihan soal bertujuan untuk melatih
pemahaman siswa tentang sub-bab materi yang dibahas terletak di akhir
pada setiap aktivitas.
Gambar 4. 7
Pengetikan Latihan Soal
7) Pengetikan soal evaluasi. Soal evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh
mana siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari, terdiri dari
10 soal esai.
47
Gambar 4. 8
Pengetikan Soal Evaluasi
8) Pengetikan kunci jawaban, bagian ini merupakan kunci jawaban untuk
soal evaluasi.
Gambar 4. 9
Pengetikan Kunci Jawaban
48
9) Pengetikan Daftar Pustaka.
Gambar 4. 10
Pengetikan Daftar Pustaka
b. Validasi Bahan Ajar
Validasi bahan ajar dilakukan oleh para validator ahli yaitu 4 dosen ahli dan
5 guru matematika setelah produk bahan ajar LKS (draft 1) selesai. Penilaian
bahan ajar dilakukan dengan cara setiap validator ahli akan diberikan angket
penilaian validasi bahan ajar LKS yang akan diisi dengan memberikan nilai
pada setiap aspeknya, serta kritik dan/atau saran untuk perbaikan bahan ajar
LKS.
c. Revisi Bahan Ajar
Terdapat beberapa perbaikan berdasarkan kritik dan saran oleh para
validator ahli setelah bahan ajar LKS divalidasi. Berikut beberapa perbaikan
pada bahan ajar LKS yang telah disarankan oleh validator ahli untuk
selengkapnya terdapat pada Lampiran 10:
1) Perbaikan pada bagian sampul depan pada Gambar 4.11 (a) gambar
sampul depan kurang sesuai dengan judul materi bahan ajar LKS, serta
warna pada sampul depan diganti karena kurang berwarna. Untuk itu,
gambar pada sampul depan bahan ajar LKS diganti sesuai dengan judul
materi yang akan dipelajari dapat dilihat pada Gambar 4.11 (b).
49
(a) (b)
Gambar 4. 11
Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b)
2) Perbaikan tampilan bahan ajar LKS pada Gambar 4.12 (a) dan (b)
tampilannya terlalu monoton dan kurang berwarna. Untuk itu usahakan
tambahkan animasi atau gambar agar lebih menarik serta lebih
berwarna dapat dilihat pada Gambar 4.12 (b).
(a) (b)
50
(c) (d)
Gambar 4. 12
Sebelum Revisi (a), (b) dan Sesudah Revisi (c), (d)
3) Perbaikan pada ilustrasi gambar pada Gambar 4.13 (a) dibagian
aktivitas tidak dicantumkan sumber gambarnya. Karena setiap gambar
memiliki hak cipta, untuk itu harus disebutkan sumber gambarnya dapat
dilihat pada Gambar 4.13 (b).
(a)
51
(b)
Gambar 4. 13
Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b)
4) Perbaikan penjelasan pengertian metode eliminasi pada Gambar 4.14
(a) metode eliminasi menghilangkan salah satu variabel x atau y tetapi
jangan disebutkan variabelnya karena, variabel bukan hanya x dan y
saja. Untuk itu dihilangkan penjelasan kalimat “x atau y” dapat dilihat
pada Gambar 4.14 (b)
(a)
(b)
Gambar 4. 14
Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b)
5) Perbaikan redaksi untuk aktivitas 1 pada langkah solve nomor 4 pada
Gambar 4.15 (a) jangan langsung apabila Bu Retno tidak membeli baju
sama sekali karena terlalu biasa. Untuk itu, disarankan kalimatnya
52
menjadi “apabila Bu Retno hanya membeli 1 jenis saja, jadi siswa akan
lebih dalam menganalisanya” dapat dilihat pada Gambar 4.15 (b).
(a)
(b)
Gambar 4. 15
Sebelum Revisi (a) dan Sesudah Revisi (b)
d. Uji Coba Terbatas
Bahan ajar LKS yang telah direvisi atau diperbaiki sesuai dengan saran dari
para validator ahli dan sudah dinyatakan layak untuk di uji lapangan.
Selanjutnya, akan dilakukan uji pada kelompok kecil guna mengetahui respon
siswa terhadap bahan ajar LKS yang telah dikembangkan untuk digunakan
pada proses pembelajaran. Respon uji kelompok kecil diberikan kepada 10
siswa/I SMP kelas IX yang terdiri dari 7 siswa SMP Negeri 10 Kota Tangerang
dan 3 siswa MTs Annajah.
53
B. Analisis Hasil Uji Coba
1. Validasi Instrumen Ahli
Pada tahap validasi instrumen ahli, peneliti akan melakukan analisis hasil data
berdasarkan nilai validasi yang didapat dari penilaian oleh validator ahli. Penilaian
dilakukan untuk melihat apakah bahan ajar LKS yang dikembangkan layak atau
tidak untuk digunakan. Instrumen penilaian validasi ahli terdiri dari 6 aspek, yaitu:
kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, desain tampilan, model SSCS, dan evaluasi.
Enam aspek tersebut akan dinilai menggunakan lembar validasi ahli memalui
Google Form yang dibuat dengan skala penilaian 1 sampai 5.
Pihak yang melakukan penilaian validasi bahan ajar meliputi 4 dosen yakni,
Bapak Dr. Otong Suhyanto, M.Si., Bapak Ramdani Miftah, M.Pd., Ibu Finola Matra
Putri, M.Pd., Ibu Khamida Siti Nur Atiqoh, M.PMat, selaku dosen di Jurusan
Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun guru yang
melakukan validasi bahan ajar meliputi 5 guru matematika SMP, yaitu Ibu Dra.
Fatmawati dan Bapak Oce Suhadna, S.Pd dari SMP Negeri 10 Kota Tangerang,
Bapak Romli, S.Pd dan Bapak Maskur, S.Pd dari SMP Negeri 32 Kota Tangerang,
serta Ibu Iis Kurniasih, S.Pd dari SMP Negeri 24 Kota Tangerang.
Tabel 4. 3
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Validator Ahli
No Aspek yang dinilai Rata-rata
Skor Kriteria
1. Kelayakan Isi 4,44 Sangat Layak
2. Kebahasaan 4,44 Sangat Layak
3. Penyajian Materi 4,44 Sangat layak
4. Desain Tampilan 4,39 Sangat Layak
5. Model Pembelajaran SSCS 4,36 Sangat Layak
6. Evaluasi 4,44 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,42 Sangat Layak
Validasi instrumen ahli bahan ajar LKS dilakukan secara bersamaan, baik oleh
dosen maupun guru. Penilaian hasil validasi bahan ajar LKS akan digunakan
54
sebagai bahan perbaikan agar menjadi bahan ajar yang layak digunakan dalam
prose pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.3 memuat rata-rata skor dari penilaian
validasi ahli jika dikonversikan sesuai dengan Tabel 3.4 maka disimpulkan bahwa
bahan ajar LKS termasuk dalam kriteria sangat layak dengan skor rata-rata sebesar
4,42. Hasil perhitungan data penilaian para validator ahli termuat pada lampiran 9
dan format penilaian oleh validator ahli melalui Google Form disajikan sebagai
berikut:
Berikutnya peneliti akan menjelaskan secara umum dari hasil penilaian bahan
ajar LKS oleh para validator ahli.
a. Aspek Kelayakan Isi
Pada penilaian aspek kelayakan isi terdapat 3 indikator yang tercantum pada
Tabel 4.5. Berdasarkan hasil penilaian aspek kelayakan isi, kriteria penilaian bahan
ajar LKS adalah sangat layak. Namun pada indikator “kesesuaian materi dengan
kurikulum 2013 tingkat SMP/MTs” memperoleh skor terendah yaitu 4,33. Hal ini
menunjukkan bahwa materi yang dibahas dalam bahan ajar LKS secara keseluruhan
sudah sesuai dengan KI dan Kd serta kurikulum 2013 namun, masih terdapat
kekurangan.
55
Tabel 4. 4
Hasil Validasi Bahan Ajar Pada Aspek Kelayakan Isi
No Indikator Rata-rata
Skor Kriteria
1. Kesesuaian materi dengan KI dan
KD
4,56 Sangat Layak
2. Kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran
4,44 Sangat Layak
3. Materi sesuai dengan kurikulum
2013 tingkat SMP/MTs
4,33 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,44 Sangat Layak
b. Aspek kebahasaan
Penilaian pada aspek kebahasaan terdapat 3 indikator yang tercantum pada
Tabel 4.6. berdasarkan hasil penilaian instrumen, kriteria penilaian bahan ajar LKS
adalah sangat layak. Pada indikator “informasi yang disampaikan sudah jelas”
memperoleh skot terendah yaitu 4,33. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan secara umum sudah cukup jelas dan sesuai dengan EYD namun, masih
terdapat beberapa informasi yang kurang jelas sehingga membuat siswa cenderung
rancu terhadap informasi tersebut.
Tabel 4. 5
Hasil Validasi Bahan Ajar Pada Aspek Kebahasaan
No Indikator Rata-rata
Skor Kriteria
1. Informasi yang disampaikan sudah
jelas 4,33
Sangat Layak
2. Kalimat mudah dipahami 4,56 Sangat Layak
3. Kosakata sesuai dengan EYD 4,44 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,44 Sangat Layak
c. Aspek Penyajian Materi
56
Penilaian pada aspek penyajian materi terdapat 3 indikator yang tercantum
pada Tabel 4.7 berdasarkan hasil penilaian instrumen, kriterian penilaian bahan ajar
LKS adalah sangat layak. Pada indikator “dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari” memperoleh skor terendah yaitu 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa
materi dalam bahan ajar yang dibuat sudah sesuai dan tersusun secara sistematis
sehingga mudah dipahami. Namun, masalah di dalam LKS belum sepenuhnya
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena masalah yang dibahas
masih terlalu sempit.
Tabel 4. 6
Hasil Validasi Bahan Ajar Pada Aspek Penyajian Materi
No Indikator Rata-rata
Skor Kriteria
1. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari 4,22
Layak
2. Bahan ajar LKS tersusun secara
sistematis 4,56
Sangat Layak
3. Materi pada LKS merupakan
perluasan dari KD 4,56
Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,44 Sangat Layak
d. Aspek Desain Tampilan
Penilaian pada aspek desain tampilan terdapat 6 indikator yang tercantum pada
Tabel 4.6 berdasarkan hasil penilaian instrumen, kriteria penilaian bahan ajar LKS
pada aspek desain tampilan adalah sangat layak. Pada indikator “kesesuaian
gambar” memperoleh skor terendah yaitu 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa desain
tampilan bahan ajar sudah sesuai, namun menurut penilaian validator ahli masih
terdapat gambar yang kurang sesuai dengan materi SPLDV.
Tabel 4. 7
Hasil Validasi Instrumen Pada Aspek Desain Tampilan
No Indikator Rata-rata
Skor Kriteria
57
1. Cover LKS menarik 4,44 Sangat Layak
2. Warna yang digunakan serasi 4,56 Sangat Layak
3. Ketepatan Layout 4,44 Sangat Layak
4. Pemilihan Font sesuai 4,33 Sangat Layak
5. Kesesuaian gambar 4,22 Layak
6. Pemilihan shape 4,33 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,39 Sangat Layak
e. Aspek Model Pembelajaran SSCS
Penilaian pada aspek model pembelajaran SSCS terdapat 4 indikator yang
tercantum pada Tabel 4.9 berdasarkan hasil penilaian instrumen, kriteria penilaian
bahan ajar LKS pada aspek model pembelajaran SSCS adalah sangat layak. Pada
indikator “Solve dan Create” memperoleh skor terendah yaitu 4,22. Hal ini
menunjukkan bahwa bahan ajar LKS sudah sesuai dengan langkah-langkah pada
model pembelajaran SSCS. Namun, menurut penilaian validator ahli masih harus
dipertegas dalam membedakan antara solve dan create agar tidak rancu.
Tabel 4. 8
Hasil Validasi Instrumen Pada Aspek Model Pembelajaran SSCS
No Indikator Rata-rata Skor Kriteria
1. Search (mencari) 4,44 Sangat Layak
2. Solve (memecahkan) 4,22 Layak
3. Create (membuat) 4,22 Layak
4. Share (membagi) 4,56 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,36 Sangat layak
f. Aspek Evaluasi
Penilaian pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator yang tercantum pada Tabel
4.10 berdasarkan hasil penilaian instrumen, kriteria penilaian bahan ajar LKS pada
aspek evaluasi adalah sangat layak. Pada indikator “tingkat kesulitan soal yang
beragam” memperoleh skor 4,33. Hal ini menunjukkan bahwa masalah yang
diberikan sesuai dengan materi namun tingkat kesulitan soal masih belum beragam.
58
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Instrumen Pada Aspek Evaluasi
No Indikator Rata-rata Skor Kriteria
1. Masalah yang diberikan sesuai 4,56 Sangat Layak
2. Tingkat kesulitan soal yang
beragam
4,33 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 4,44 Sangat Layak
2. Penilaian Angket Respon Siswa
Penilaian angket respon siswa dilakukan dengan melakukan uji coba kelompok
kecil guna mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar LKS yang telah dibuat. Uji
coba kelompok kecil dilakukan melalui pengisian angket respon siswa pada Google
Form dengan skala penilaian 1 sampai 5. Uji coba kelompok kecil dilakukan secara
terbatas pada 10 orang siswa SMP kelas IX. Angket respon siswa memuat 4
indikator dengan 14 butir pertanyan. Berikut hasil analisis angket respon siswa yang
tercantum pada Tabel 4.11.
Tabel 4. 10
Hasil Penilaian Angket Respon Siswa
No Aspek Rata-rata Skor Kriteria
1. Desain Tampilan 4,15 Baik
2. Kebahasaan 4,3 Sangat Baik
3. Evaluasi 4 Baik
4. Penyajian materi 4,2 Baik
Penilaian Keseluruhan 4,16 Baik
Berdasarkan Tabel 4.11, rata-rata skor penilaian angket respon siswa yang sudah
dikonversikan sesuai pada Tabel 3.4. Berdasarkan hasil konversi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar LKS menurut respon siswa termasuk dalam kriteria
baik dengan skor rata-rata 4,16. Hasil perhitungan data angket respon siswa
tercantum pada Lampiran 11.
59
C. Kajian Produk Akhir
Pengembangan bahan ajar LKS diawali dengan tahapan analisis awal, analisis
peserta didik, analisis tugas, analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran.
Produk yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan bahan ajar berupa LKS
dengan menggunakan model pembelajaran Search Solve Create Share pada materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Kemudian dilanjutkan dengan
perancangan bahan ajar, dan pembuatan penilaian bahan ajar LKS untuk validator
ahli dan angket respon siswa. Setelah bahan ajar dirancang, selanjutnya membuat
bahan ajar LKS yang akan dinilai oleh para validator ahli. Bahan ajar dengan
kriteria penilaian layak, diperoleh setelah melalui proses validasi dari para validator
dan penilaian respon siswa dengan cara uji kelompok kecil.
Bahan ajar LKS yang telah dibuat berdasarkan hasil penelitian ini terbukti
bahwa layak digunakan pada proses pembelajaran setelah divalidasi oleh para
validator ahli. Hasil penilaian ahli dapat dilihat dari rata-rata skor sebesar 4,42
dengan kriteria sangat layak. Pada aspek kelayakan isi diperoleh rata-rata skor 4,44
dengan kriteria sangat layak, hal ini menunjukkan bahwa materi yang dibahas pada
bahan ajar LKS sudah sesuai dengan KI dan KD. Aspek kebahasaan memperoleh
rata-rata skor sebesar 4,44 dengan kriteria sangat layak, hal tersebut menunjukkan
bahwa bahasa yang digunakan secara umum sudah jelas serta mudah dipahami.
Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rata skor sebesar 4,44 dengan kriteria
sangat layak, hal ini menunjukkan bahwa materi dalam bahan ajar LKS sudah
sesuai serta tersusun secara sistematis. Aspek desain tampilan mendapatkan rata-
rata skor sebesar 4,39 dengan kriteria penilaian sangat layak, hal ini menunjukkan
bahwa desain tampilan pada bahan ajar LKS sudah sesuai. Aspek pada model
pembelajaran SSCS memperoleh rata-rata skor sebesar 4,36 dengan kriteria
penilaian sangat layak, hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah SSCS yang
terdapat pada bahan ajar LKS sudah sesuai. Dan terakhir pada aspek evaluasi
mendapatkan rata-rata skor sebesar 4,44 dengan kriteria sangat layak, hal tersebut
menunjukkan bahwa masalah pada bahan ajar LKS ssudah sesuai dengan materi
yang dibahas sesuai serta soal latihan dengan tingkat kesulitan yang beragam
disetiap aktivitas dan diakhir terdapat juga soal evaluasi.
60
Sedangkan pada bahan ajar LKS yang dibuat mendapatkan respon yang baik
dari siswa. Pada aspek kebahasaan termasuk dalam kriteria baik. Sedangkan pada
aspek desain tampilan, evaluasi, dan penyajian mendapatkan kriteria baik
berdasarkan hasil penilaian angket respon siswa. Berikut beberapa produk bahan
ajar yang telah melalui proses validasi oleh para validator ahli dan siswa, disajikan
pada gambar dibawah ini:
Gambar 4. 16
Tampilan Produk
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian pada pengembangan bahan ajar LKS ini meliputi
beberapa hal, yakni sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan hanya sampai pada tahap develop (pengembangan)
hal ini dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang mengakibatkan kegiatan
61
pembelajaran di sekolah dilakukan secara online dan tidak memungkinkan
untuk dilanjutkan ke tahap disseminate (penyebaran) ke sekolah.
2. Tahap uji coba produk hanya dilakukan pada uji coba kelompok kecil sehingga
hasil yang didapatkan terbatas karena, respon siswa terhadap bahan ajar LKS
juga terbatas. Bahan ajar LKS hanya diuji cobakan ke 10 orang siswa SMP
kelas IX.
3. Penentuan standar kualitas pada bahan ajar LKS dalam penelitian ini terbatas
oleh 9 validator yang terdiri dari 4 dosen pendidikan matematika dan 5 guru
matematika SMP/MTs.
4. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tergantung pada subjektifitas penilai,
sehingga dapat berpengaruh pada hasil penelitian.
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar LKS pada model
pembelajaran Search Solve Create Share pada materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Pengembangan bahan ajar LKS dikembangkan dengan metode penelitian
dan pengembangan Thiagarajan, yaitu model pengembangan Four-D (4-D)
yang terdiri dari define, design, develop, and disseminate. Pada penelitian
ini hanya sampai pada tahap develop dan tidak menggunakan tahap
disseminate karena pembelajaran di sekolah dialihkan menjadi
pembelajaran online yang disebabkan oleh pandemi covid-19.
a. Tahapan define atau pendefinisian yang terdiri dari beberapa tahap yaitu
pada tahap analisis awal-akhir, analisis peserta didik, analisis tugas,
analisis konsep dan analisis perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahapan design atau perancangan terdiri dari 4 tahapan yaitu
perancangan awal LKS, pengunaan langkah-langkah model
pembelajaran SSCS dalam bahan ajar LKS, penyajian bahan ajar LKS
atau draft 1 dan terakhir menyiapkan angket penilaian validator ahli
serta penilaian angket respon siswa terhadap pengembangan bahan ajar
LKS.
c. Tahapan develop atau pengembangan terdiri dari 4 tahap, pada tahap
pertama adalah pembuatan bahan ajar LKS di Microsoft Word 2016,
selanjutnya adalah penilaian ahli yang terdiri dari 4 dosen dan 5 guru
matematika, setelah penilaian validasi akan dilakukan perbaikan atau
revisi bahan ajar LKS sesuai saran dari para validator ahli agar bahan
ajar layak untuk digunakan dan dapat di uji cobakan pada kelompok
kecil yang dilakukan oleh 10 orang siswa SMP.
63
2. Hasil penilaian para validator ahli terkait tingkat kelayakan bahan ajar LKS
dengan menggunakan model pembelajaran SSCS memiliki kriteria
penilaian bahan ajar LKS sangat layak berdasarkan pada 6 aspek yaitu:
kelayakan isi, kebahasaan, penyajian materi, desain tampilan, model
pembelajaran SSCS, dan evaluasi. Sedangkan hasil penilaian respon siswa
bahan ajar yang dikembangkan kurang berwarna sehingga memiliki kriteria
penilaian bahan ajar LKS baik, berdasarkan pada 4 aspek yaitu: desain
tampilan, kebahasaan, evaluasi, dan penyajian materi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar LKS pada model
pembelajaran Search Solve Create Share pada materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel diperoleh beberapa saran sebagai berikut:
1. Siswa, disarankan untuk menggunakan bahan ajar LKS dengan model
pembelajaran SSCS saat pembelajaran materi SPLDV dalam proses
pembelajaran matematika, karena bahan ajar LKS ini telah di uji dan
mendapatkan penilaian yang baik dan layak digunakan.
2. Guru, disarankan untuk menggunakan bahan ajar LKS dengan model
pembelajaran SSCS pada saat pembelajaran matematika khususnya pada
saat menyampaikan materi SPLDV.
3. Sekolah, diharapkan dapat memanfaatkan dan mengembangkan bahan ajar
LKS dengan menggunakan model pembelajaran SSCS guna memperluas
cakupan materi pada materi pembelajaran matematika yang lainnya.
4. Bagi Peneliti lain, bahan ajar LKS dengan menggunakan model
pembelajaran SSCS ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada metode
penelitian eksperimen dengan begitu dapat diuji cobakan pada kelompok
besar dan pada langkah share pada metode pembelajaran SSCS dapat
dipraktikan langsung di kelas.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kasina dan Ika Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Perkembangan Anak
Usia SD Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa. Perspektif Ilmu
Pendidikan, Vol.22 Th.XIII. 2010.
Bey, Anwar dan Asriani. Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV.
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.4. No.2. 2013.
Deli, Maida. Penerapan Model Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-2 SMP
Negeri 13 Pekanbaru. Jurnal Primary Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Vol.4 No.1. 2015.
DEPDIKNAS. Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: DEPDIKNAS).
2008.
Depdiknas. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. (Jakarta: Depdiknas). 2008.
DEPDIKNAS. Seri Pembelajaran, Diklat/ BIMTEK KTSP DIT.Pembinaan SMA:
DEP-DIKNAS. 2009.
Fajriyati, Indri. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and share
(SSCS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi
UIN Jakarta. 2015.
Fawa’ida, Imtiyaz. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, Share
(SSCS) Dengan Metode Hypnoteaching Terhadap Kemampuan Penalaran
Analogi Matematis Siswa. Skripsi UIN Jakarta. 2019.
Gazali, Rahmita Yuliana. Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk Siswa
SMP Berdasarkan Teori Belajar Ausubel. PYTHAGORAS: Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol.11 No.2. 2016.
65
Habiby, Wahdan Najib. Statistika Pendidikan. (Surakarta: Muhammadiyah
University Press). 2017.
Indahsari, Anggita Tri dan Aflich Yusnita Fitrianna, Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas X Dalam Menyelesaikan SPLDV. JPMI
(Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), Vol.2 No.2. 2019.
Irwan. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and
Share (SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian pendidikan Vol.12
No.1. Universitas Negeri Padang. 2011.
Ismail, Fajri. Statistika Untuk Penlitian Pendidikan dan Ilmu Sosial. (Jakarta:
Prenadamedia Group). 2018.
Johan, Henny. Pengaruh Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Problem Solving
untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan
Memilih Kriteria Pemecahan Masalah Pada Konsep Listrik Dinamis. Jurnal
Exacta, Vol. X. No.2 Prodi Fisika Universitas Bengkulu. 2012.
Kusrini, dkk.. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka. Edisi ke-2. 2014.
Lestari, Ika. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. (Padang: Akademia
Permata). 2013.
Mardiana dan Agung Rimba Kurniawan. Permasalahan Guru dalam
Mengembangkan Bahan Ajar Di SD 64/1 Muara Bulian. PGSD FKIP
Universitas Jambi.
Maulana, Arif, dkk. Penerapan Model Pembelajaran Search Solve Create Share
(SSCS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA SMA.
J.Pen.Pemd.Kim, Vol.1, No.1. 2014.
66
Meirisa, Silvia. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berorientasi Strategi PQ4R
Di Kelas IV SD. Journal Inovasi Penelitian, Vol.1 No.8. 2021.
Milama, Burhanudin, dkk. The Effect of Search, Solve, Create, and Share (SSCS)
Learning Model towards Student’s Critical Thinking Skills. Jurnal Penelitian
dan pembelajran IPA (JPPI) Vol.3 No.2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2017.
Mulyana, Yuli, dkk. Penerapan Model SSCS untuk Meningkatkan Kemampuan
Membuat Model Matematis dan Kerja Sama Siswa. PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika. 2018.
Noto, Muchamad Subali. Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-bound). Infinity:
Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.3
No.1. 2014.
Nugraha, Danu Aji, dkk. Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi Sets,
Berorientasi Konstruktivistik. Journal of Innovation Science Education, Vol.2
No.1. 2013.
Octaria, Elke Annisa Octaria. Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Skripsi
UIN Jakarta. 2018.
OECD PISA. PISA 2018 Result (Volume I): What Student Know and Can Do,
Paris: OECD Publishing. 2019.
Rahmat, Hidayat. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Berbasis
Inkuiri Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas
VIII SMPN 05 Kota Jambi. Skripsi UNJA. 2015.
Sadjati,Ida Malati. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Terbuka Respository.
67
Satriawan, Rodi. Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau dari
Prestasi, Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika. 2017.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta:
Prenadamedia Group, Edisi Keempat, Cet.4). 2015.
Suandito, Billy. Bukti Informasi dalam Pembelajaran Matematika. Al-Jabar: Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol.8. No.1. 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta).
2013.
Suraji, dkk. Analisis Kemampuan Pemecahan Konsep Matematis dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPDV). Suska Journal of Mathematics Education.
Vol.4. No.1. 2018.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Nomor 1, Jakarta, 2003.
Widoyoko, Eko P. Evaluasi Program Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar). 2009.
68
Lampiran 1
Pertanyaan Wawancara Guru Matematika
1. Berapa lama Bapak/Ibu mengajar bidang studi matematika?
Jawaban:
2. Bagaimana respon siswa dalam proses belajar Matematika di kelas pada materi
SPLDV?
Jawaban:
3. Model pembelajaran apa yang biasa Bapak/Ibu gunakan dalam proses belajar
mengajar matematika?
Jawaban:
4. Dalam proses pembelajaran, apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar lain
untuk menunjang proses belajar siswa? jika ada, bahan ajar seperti apa yang
digunakan?
Jawaban:
5. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi siswa yang masih belum memahami
materi yang diajarkan khususnya pada materi SPLDV?
Jawaban:
6. Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu temukan dalam mengajar matematika
khusunya materi SPLDV?
Jawaban:
69
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Matematika
Hasil Wawancara Guru Matematika
Nama Guru dan Instansi
Guru 1 : Ibu Dra. Fatmawati (SMP Negeri 10 Kota Tangerang)
Guru 2 : Bapak Romli, S.Pd (SMP Negeri 32 Kota Tangerang)
No Jawaban
Guru 1 Guru 2
1. Berapa lama Bapak/Ibu mengajar bidang studi matematika?
33 tahun 23 tahun
2. Bagaimana respon siswa dalam proses belajar Matematika di kelas pada
materi SPLDV?
Siswa cukup antusias dalam proses
belajar matematika, dan
memperhatikan pada saat guru
menjelaskan.
Rata-rata 60% siswa merespon
dengan baik. Sisanya kurang
antusias dalam materi ini.
3. Model pembelajaran apa yang biasa Bapak/Ibu gunakan dalam proses
belajar mengajar matematika?
Metode pembelajaran yang
digunakan yaitu metode ceramah dan
pemberian tugas-tugas.
Model pembelajaran PBL
(problem based learning),
Discovery Learning, ceramah dan
diskusi
4. Dalam proses pembelajaran, apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar
lain untuk menunjang proses belajar siswa? jika ada, bahan ajar seperti apa
yang digunakan?
Ya, biasanya saya menggunakan
video pembelajaran dan powerpoint
untuk menunjang proses
pembelajaran.
Selain buku paket yaitu
menggunakan video pembelajaran
dan powerpoint.
5. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi siswa yang masih belum memahami
materi yang diajarkan khususnya pada materi SPLDV?
Menjelaskan kembali dan
menuntunnya sampai siswa itu paham
tentang materi SPLDV.
Diberikan remedial yaitu dengan
memberikan pembelajaran diluar
jam belajar.
6. Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu temukan dalam mengajar matematika
khusunya materi SPLDV?
Kesulitan yang dihadapi siswa
biasanya, siswa kurang (lemah)
dalam operasi hitung aljabar.
Rendahnya minat siswa untuk
belajar dan kemampuan
berhitungnya yang masih lemah.
70
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Siswa
Pertanyaan Wawancara Siswa
1. Bagaimana pelajaran matematika menurutmu?
Jawaban:
2. Apakah kamu tahu tentang SPLDV?
Jawaban:
3. Bagaimana pendapatmu tentang materi SPLDV yang sudah diajarkan, apakah
materi tersebut mudah dipahami atau sulit dipahami? Berikan alasanmu!
Jawaban:
4. Apakah guru memberikan bahan ajar tambahan kepada siswa? jika ada, bahan
ajar apa yang digunakan?
Jawaban:
5. Kesulitan apa yang kamu alami saat belajar materi SPLDV di kelas?
Jawaban:
71
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa
Hasil Wawancara Siswa
Nama Siswa dan Sekolah.
Siswa 1: Repa Shapira (SMP Negeri 10 Kota Tangerang)
Siswa 2: Flora Andrinatama Nugrahanny (MTs Annajah)
No Jawaban
Siswa 1 Siswa 2
1. Bagaimana pelajaran matematika menurutmu?
Menurut saya meskipun matematika
itu menyenangkan, tetapi saya tidak
terlalu suka karena terlalu banyak
rumus yang dihafal dan harus
diketahui sebelum menjawab soal
yang diberikan.
Matematika pelajaran yang
menyenangkan sebenarnya,
namun saya tidak terlalu suka saat
menghadapi soal cerita karena
sulit dipahami.
2. Apakah kamu tahu tentang SPLDV?
Hanya sedikit yang saya ketahui,
karna itu materi kelas VIII.
Tahu, tetapi sedikit lupa karna
pelajaran kelas VIII
3. Bagaimana pendapatmu tentang materi SPLDV yang sudah diajarkan,
apakah materi tersebut mudah dipahami atau sulit dipahami? Berikan
alasanmu!
Menurut saya itu materi yang sangat
sulit dan tidak mudah dipahami,
karena saya tidak terlalu suka
matematika
Cukup sulit, karena rata-rata
SPLDV soal cerita. Jadi saya
masih suka bingung ketika
menghadapi soal cerita.
4. Apakah guru memberikan bahan ajar tambahan kepada siswa? jika ada,
bahan ajar apa yang digunakan?
Tidak ada, hanya saja biasanya guru
menggunakan video pembelajaran
dan powerpoint.
Tidak ada, hanya saja diberikan
catatan oleh gurunya.
5. Kesulitan apa yang kamu alami saat belajar materi SPLDV di kelas?
Kesulitan yang saya alami ketika
diberikan soal, saya masih kesulitan
dengan cara menghitungnya.
Terkadang sedikit tidak jelas
dengan materi yang disampaikan.
72
Lampiran 5 Instrumen Uji Validitas Ahli
Instrumen Uji Validitas Ahli
Angket Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) pada Materi SPLDV
Oleh Para Ahli
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) pada
Materi SPLDV
Peneliti : Sindi Mutiara Putri
Dosen Pembimbing : 1. Otong Suhyanto, M.Si.
2. Ramdani Miftah, M.Pd.
Nama Ahli : ………………………………….
Instansi : ………………………………….
A. Petunjuk
1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
selaku ahli materi terhadap kelayakan produk LKS materi SPLDV
SMP/MTs.
2. Pendapat, kritik dan saran yang membangun dari Bapak/Ibu selaku ahli
materi akan sangat membantu dan bermanfaat pada produk LKS ini.
3. Dimohon Bapak/Ibu memberikan tanda centang (√) pada kolom nilai yang
disediakan sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu terhadap kualitas bahan ajar
secara objektif.
4. Ketentuan penilaian sebagai berikut
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
73
B. Penilaian
No. Indikator Skor
Catatan 1 2 3 4 5
Aspek Kelayakan Isi
1.
Materi SPLDV sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
2. Materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditentukan
3.
Materi yang disajikan pada
bahan ajar sesuai dengan
Kurikulum 2013 tingkat
SMP/Mts
Aspek Kebahasaan
4. Informasi yang disampaikan
dalam bahan ajar sudah jelas
5. Kalimat yang digunakan
sederhana dan mudah dipahami
6. Kosakata dalam bahan ajar
sesuai dengan EYD
Aspek Penyajian Materi
7. Dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari
8.
Materi yang terdapat pada
LKS ini tersusun secara
sistematis sehingga mudah
dipahami
9. Materi pada LKS merupakan
perluasan dari KD
Aspek Desain Tampilan
10. Cover LKS menarik perhatian
siswa
11. Warna yang digunakan pada
bahan ajar serasi
12. Ketepatan layout atau tata
letak pada bahan ajar
13. Pemilihan font (jenis dan
ukuran) pada bahan ajar sesuai
14. Kesesuaian gambar dengan
materi
74
15.
Pemilihan shapes untuk
kolom pertanyaan dan
jawaban
Aspek Pembelajaran Model Search Solve Create Share
16.
Pada tahap ”Search” siswa
dapat mengumpulkan
informasi untuk
mengidentifikasi masalah
yang diberikan
17.
Pada tahap ”Solve” siswa
dapat merencanakan dan
memililih metode yang
digunakan untuk
menyelesaikan masalah
18.
Pada tahap “Create” siswa
dapat membuat solusi dari
rencana dan metode yang
dipilih pada tahap solve
19.
Pada tahap ”Share” siswa
membagikan hasil kerjanya
kepada guru dan siswa lain
untuk di evaluasi
Aspek Evaluasi
20.
Masalah yang diberikan
sesuai dengan materi
pembelajaran
21. Tingkat kesulitan soal latihan
beragam
C. Kritik dan Saran Bapak/Ibu
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
75
D. Kesimpulan
Bahan Ajar LKS (Lembar Kerja Siswa) menggunakan Model
Pembelajaran search, solve, create, share pada materi SPLDV ini dinyatakan:
1. Layak diuji cobakan di lapangan tanpa ada revisi
2. Layak diuji cobakan di lapangan dengan revisi
*) Lingkarilah pada salah satu nomor
………..…, ……………... 2020
Validator
_________________________
NIP.
76
Lampiran 6 Angket Respon Siswa
Angket Respon Siswa
Angket Penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) pada Materi SPLDV
Oleh Siswa
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) pada
Materi SPLDV
Peneliti : Sindi Mutiara Putri
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Otong Suhyanto, M.Si.
2. Ramdhani Miftah, M.Pd.
Nama Peserta Didik : ………………………………….
Asal Sekolah : ………………………………….
A. Petunjuk
5. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa/siswi
terhadap kelayakan produk LKS materi SPLDV SMP/MTs.
6. Pendapat, kritik dan saran yang membangun dari siswa/siswi akan sangat
membantu dan bermanfaat pada produk LKS ini.
7. Dimohon siswa/siswi memberikan tanda centang (√) pada kolom nilai yang
disediakan sesuai dengan penilaian siswa/siswi terhadap kualitas bahan ajar
secara objektif
8. Ketentuan penilaian sebagai berikut
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
77
B. Penilaian
Aspek Indikator Skor
1 2 3 4 5
Desain Penampilan 1) Cover LKS tampak menarik
2) Warna yang digunakan pada bahan ajar
serasi
3) Ketepatan layout atau tata letak pada
bahan ajar
4) Pemilihan font (jenis dan ukuran) pada
bahan ajar sesuai
5) Kesesuaian gambar dengan materi
6) Pemilihan shapes untuk kolom
pertanyaan dan jawaban
Kebahasaan 7) Kejelasan informasi sudah jelas
8) Kalimat mudah dipahami
9) Kosakata sesuai dengan EYD
Evaluasi 10) Masalah yang diberikan sesuai dengan
materi pembelajaran
11) Tingkat kesulitan soal latihan beragam
Penyajian materi 12) Dapat di aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari
13) Masalah yang disajikan sudah jelas
14) Setiap tahapan pembelajaran, mudah di
ikuti
C. Kritik dan Saran Siswa/Siswi
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………..…, ……………... 2020
Responden
_________________________
78
Lampiran 7 Surat Tugas Validator
Surat Tugas Validator
79
80
Lampiran 8 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli
Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli
No Butir
Pertanyaan
Validator Ahli Skor
Hasil
Skor
Rata-
rata Dosen
1
Dosen
2
Dosen
3
Dosen
4
Guru
1
Guru
2
Guru
3
Guru
4
Guru
5
1 4 4 4 5 4 5 5 5 5 41 4,56
2 4 4 3 4 5 5 5 5 5 40 4,44
3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 39 4,33
4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 39 4,33
5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 41 4,56
6 4 5 4 3 5 5 5 4 5 40 4,44
7 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 4,22
8 4 4 4 5 5 5 5 4 5 41 4,56
9 5 4 4 5 5 5 5 4 4 41 4,56
10 4 5 4 4 5 4 5 5 4 40 4,44
11 4 5 4 5 5 5 4 5 4 41 4,56
12 3 5 5 4 5 5 5 4 4 40 4,33
13 4 5 5 3 5 5 4 4 4 39 4,33
14 3 5 4 3 5 5 5 4 4 38 4,22
15 4 5 5 4 4 5 4 4 4 39 4,33
16 4 5 5 4 4 5 5 4 4 40 4,44
17 4 4 4 4 4 5 5 4 4 38 4,22
18 4 4 5 4 4 5 4 4 4 38 4,22
19 4 4 5 4 5 5 5 4 5 41 4,56
20 4 5 4 5 5 5 4 4 5 41 4,56
21 5 4 4 4 4 5 5 4 4 39 4,33
81
Lampiran 9 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar Berdasarkan Indikator Tiap
Aspek Penilaian oleh Ahli
Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar Berdasarkan Indikator Tiap Aspek
Penilaian oleh Ahli
Cara Perhitungan Skor Rata-rata
�̅� = ∑ 𝒙𝒊
𝒏
Keterangan:
�̅� : Skor rata-rata seluruh aspek penilaian
∑ 𝑥𝑖 : Jumlah skor hasil data yang diperoleh
𝑛 : Banyak skor butir pertanyaan
1. Aspek Kelayakan Isi
No Indikator Skor
Hasil
Skor
Rata-rata
1. Kesesuaian materi dengan KI dan KD 41 4,56
2. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 40 4,44
3. Materi sesuai dengan kurikulum 2013 tingkat
SMP/MTs
39 4,33
Penilaian Keseluruhan 120 4,44
2. Aspek Kebahasaan
No Indikator Skor Hasil Skor
Rata-rata
1. Informasi yang disampaikan sudah jelas 39 4,33
2. Kalimat mudah dipahami 41 4,56
3. Kosakata sesuai dengan EYD 40 4,44
Penilaian keseluruhan 120 4,44
3. Aspek Penyajian Materi
82
No Indikator Skor Hasil Skor
Rata-rata
1. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari
38 4,22
2. Bahan ajar LKS tersusun secara sistematis 41 4,56
3. Materi pada LKS merupakan perluasan dari
KD
41 4,56
Penilaian Keseluruhan 120 4,44
4. Aspek Desain Tampilan
No Indikator Skor Hasil Skor
Rata-rata
1. Cover LKS menarik 40 4,44
2. Warna yang digunakan serasi 41 4,56
3. Ketepatan Layout 40 4,44
4. Pemilihan Font sesuai 39 4,33
5. Kesesuaian gambar 38 4,22
6. Pemilihan Shape 39 4,33
Penilaian Keseluruhan 237 4,39
5. Aspek Model Pembelajaran SSCS
No Indikator Skor Hasil Skor
Rata-rata
1. Search (mencari) 40 4,44
2. Solve (memecahkan) 38 4,22
3. Create (membuat) 38 4,22
4. Share (membagi) 41 4,56
Penilaian Keseluruhan 157 4,36
6. Aspek Evaluasi
No Indikator Skor Hasil Skor
Rata-rata
1. Masalah yang diberikan sesuai 41 4,56
83
2. Tingkat kesulitan soal yang beragam 39 4,33
Penilaian Keseluruhan 80 4,44
Total Penilaian Setiap Aspek
No Aspek yang Dinilai Skor
Hasil
Rata-rata
Skor Kriteria
1. Kelayakan Isi 120 4,44 Sangat Layak
2. Kebahasaan 120 4,44 Sangat Layak
3. Penyajian Materi 120 4,44 Sangat Layak
4. Desain Tampilan 237 4,39 Sangat Layak
5. Pembelajaran Model SSCS 157 4,36 Sangat Layak
6. Evaluasi 80 4,44 Sangat Layak
84
Lampiran 10 Revisi Bahan Ajar
No Revisi Bahan Ajar
1. Sebelum
Revisi
Pada indikator kata kerja “jelaskan” tidak ada padahal di KD dan di
Aktivitas 1 ada.
Sesudah
Revisi
2. Sebelum
Revisi
85
Pada soal latihan aktivitas 2 dituliskan satuan sabun mandi.
Sesudah
Revisi
3. Sebelum
Revisi
Substitusi adalah mengganti variabel bukan mengubah.
Sesudah
revisi
4. Sebelum
Revisi
Gambar latihan pada soal gabungan diganti, karena gelas minumannya
seperti gelas bir.
Sesudah
Revisi
86
5. Sebelum
Revisi
Seharusnya dibuatkan juga soal yang tidak ditentukan menggunakan
metodenya agar sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran.
Sesudah
Revisi
6. Sebelum
Revisi
Untuk bagian evaluasi bisa divariasikan dengan soal yang diketahui
grafiknya.
Sesudah
Revisi
87
7. Sebelum
Revisi
Tambahkan beberapa gambar atau animasi agar lebih menarik dan tidak
terlalu monoton.
Sesudah
Revisi
88
8. Sebelum
Revisi
Secara umum bahasa yang dipakai sudah baik. Namun, ada yang yang
menggunakan bahasa baku dan ada bagian yang menggunakan bahasa
santai. Untuk halaman 21 bagian solve no.3 mohon diperbaiki kalimat
pertamanya. Jangan menggunakan “itu”.
Sesudah
Revisi
89
Lampiran 11 Perhitungan Data Angket Respon Siswa
Perhitungan Data Angket Respon Siswa
No Butir
Pertanyaan Responden Skor
Hasil
Skor
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 5 5 3 3 4 5 5 4 4 4 42 4,2
2. 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 40 4
3. 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4,1
4. 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 43 4,3
5. 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 43 4,3
6. 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 40 4
7. 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 44 4,4
8. 4 5 4 4 3 5 5 5 4 3 42 4,2
9. 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 43 4,3
10. 4 5 3 4 5 4 5 4 4 3 41 4,1
11. 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 39 3,9
12. 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 42 4,2
13. 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 42 4,2
14. 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 42 4,2
Total Penilaian Setiap Aspek
No Aspek Skor
hasil
Skor
Rata-rata Kriteria
1. Desain Tampilan 249 4,15 Baik
2. Kebahasaan 129 4,3 Sangat Baik
3. Evaluasi 80 4 Baik
4. Penyajian 126 4,2 Baik
90
Lampiran 12 Uji Referensi
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Lampiran 13 Lembar Validasi Ahli
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
Lampiran 14 Lembar Validasi Siswa
120
121
122
123
124
125
126
127
Lampiran 15 Produk Bahan Ajar LKS
PRODUK BAHAN AJAR LKS
128
Kelompok : …………………………………
Anggota :
1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
Jurusan Pend. Matematika | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta | 2020 SMP/MTs Kelas VIII Semester II
I
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(SPLDV)
Bahan Ajar LKS Matematika Menggunakan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share
Penyusun:
Sindi Mutiara Putri
Pembimbing:
Dr. Otong Suhyanto, M.Si.
Ramdani Miftah, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Matematika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2020
II
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT., penulis ucapkan
karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan bahan ajar
matematika dengan menggunakan model pembelajaran search solve
create share. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para
pengikutnya yang setia.
Bahan ajar ini merupakan produk tugas akhir mahasiswa Sarjana
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa penyusunan bahan ajar ini
dibimbing oleh Bapak Dr. Otong Suhyanto, M.Si. dan Bapak Ramdani
Miftah, M.Pd selaku dosen pembimbing. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingannya selama proses penyusunan bahan ajar matematika
dengan menggunakan model pembelajaran search solve create share
serta kepada Ibu Finola Marta Putri, M.Pd dan Ibu Khamida Siti Nur
Atiqoh, M.Pmat sebagai dosen validator yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berdiskusi mengenai bahan ajar ini.
Bahan ajar matematika dengan menggunakan model
pembelajaran SSCS terdiri dari LKS yang memuat materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) untuk siswa/siswi kelas VIII
SMP/Mts. Bahan ajar ini dapat digunakan sebagai bahan ajar mandiri
atau bahan ajar dalam proses pembelajaran di kelas.
Penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat menjadi
pedoman pembelajaran dalam meningkatkan kualitas belajar siswa
agar lebih mudah memahami pelajaran. Segala kritik, saran dan
masukan dari para pembaca akan diterima untuk bahan perbaikan dan
evaluasi bahan ajar ini.
Penulis
III
STANDAR KOMPETENSI INTI (KI) DAN
KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahan Ajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Search Solve Create Share
KOMPETENSI INTI (KI)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah
(menggunakan, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR (KD)
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah
kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel.
IV
INDIKATOR
3.5.1 Mengenali suku, koefisien, variabel, konstanta pada sistem
persamaan linear dua variabel.
3.5.2 Mengidentifikasi suatu masalah untuk membuat bentuk umum
sistem persamaan linear dua variabel.
3.5.3 Menjelaskan kesimpulan SPLDV.
3.5.4 Mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
3.5.5 Menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode eliminasi.
3.5.6 Mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi.
3.5.7 Menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode substitusi.
3.5.8 Mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode gabungan.
3.5.9 Menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode gabungan.
3.5.10 Mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik.
3.5.11 Menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode grafik.
4.5.1 Menyelesaikan suatu masalah dengan membuat model
matematikanya.
4.5.2 Menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan metode
eliminasi.
4.5.3 Menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan metode
substitusi.
4.5.4 Menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan metode
gabungan.
4.5.5 Menyelesaikan model matematika dengan menggunakan metode
grafik.
V
PETUNJUK PENGGUNAAN
Kalian dapat mengikuti petunjuk penggunaan
dibawah ini agar dapat memahami materi dalam bahan
ajar ini, bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk
berikut:
Baca doa terlebih dahulu sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
Baca materi ini dengan seksama, agar isi materi ini
dapat dipahami dengan baik.
Ikuti aktivitas yang ada di dalam bahan ajar ini
Mintalah bimbingan dari guru jika kalian mengalami
kesulitan dalam memahami isi bahan ajar
Kerjakan latihan pada setiap akhir aktivitas bahan
ajar ini.
Kerjakan soal evaluasi di akhir aktivitas bahan ajar
ini.
VI
DAFTAR ISI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) .................................... I
KATA PENGANTAR .............................................................................................. II
STANDAR KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) ............. III
INDIKATOR .......................................................................................................... IV
PETUNJUK PENGGUNAAN .................................................................................. V
DAFTAR ISI ........................................................................................................... VI
PETA KONSEP .................................................................................................... VII
Aktivitas 1 ....................................................................................................... 1
Aktivitas 2 ....................................................................................................... 8
Aktivitas 3 ..................................................................................................... 14
Aktivitas 4 ..................................................................................................... 20
Aktivitas 5 ..................................................................................................... 25
Evaluasi ......................................................................................................... 34
Kunci Jawaban dan Pedoman Skor Evaluasi ........................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 49
VII
PETA KONSEP
Bahan Ajar LKS dengan Menggunakan Model
Pembelajan Search Solve Create Share
1
BENTUK UMUM SPLDV Aktivitas 1
1. Siswa dapat mengenali koefisien, variabel, konstanta pada sistem
persamaan linear dua variabel.
2. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah untuk membuat bentuk
umum sistem persamaan linear dua variabel.
3. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan SPLDV.
4. Siswa dapat menyelesaikan suatu masalah dengan membuat model
matematikanya.
Tujuan Pembelajaran
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
merupakan kalimat terbuka yang dihubungkan
tanda sama dengan (=) dan hanya mempunyai satu
variabel berpangkat 1. Bentuk umum PLSV adalah
𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑐, misal 3𝑥 + 4 = 19.
Suatu persamaan akan membentuk sistem jika persamaan tersebut
terdiri dari dua persamaan atau lebih.
Linear adalah sebuah persamaan aljabar, yang tiap
sukunya mengandung konstanta atau perkalian konstanta
dengan variabel tunggal serta berpangkat satu.
2
Suku merupakan suatu bagian dari aljabar yang
dapat terdiri dari variabel, koefisien, konstanta
yang tiap sukunya dipisahkan dengan tanda operasi
penjumlahan/pengurangan.
Koefisien adalah sebuah bilangan yang menyatakan
banyaknya jumlah variabel yang sejenis.
Variabel adalah suatu peubah/pemisal dari suatu
nilai atau bilangan yang biasanya dilambangkan
dengan huruf/simbol.
Konstanta adalah suatu bilangan yang tidak diikuti
oleh variabel sehingga nilainya tetap konstan
Sebelum memasuki SPLDV
Mari kita mengingat!
3
Pada Persamaan 2𝑥 + 3𝑦 = 7 mana yang merupakan suku, variabel,
koefisien dan konstanta?
Bu Retno dan Bu Suka pergi ke Pusat Grosir Tanah Abang mereka
ingin membeli baju dan rok untuk ke acara kondangan. Bu Retno
membeli 2 baju dan 2 rok dengan harga Rp. 450.000. Sedangkan
Bu Suka membeli 3 baju dan 1 rok dengan harga Rp. 310.000
Lengkapi bagian dibawah ini!
Masalah
4
1. Informasi apa yang diketahui dari permasalahan di atas?
Sumber gambar: www.canva.com
Search
5
2. Jika x adalah harga baju dan y adalah harga rok.
Buatlah persamaan dari informasi di atas.
Persamaan Bu Retno : ………………………………………………………………
Persamaan Bu Suka : ………………………………………………………………
3. Hubungan kedua persamaan di atas disebut sebagai SPLDV, maka
dapat dinyatakan kedua persamaan tersebut dengan menggunakan
simbol kurung kurawal. Tulislah persamaan sebagai berikut.
{ 4. Perhatikan SPLDV di atas! Jika Bu Retno hanya membeli satu jenis
saja, bagaimanakah bentuk persamaannya dalam model
matematika? Apakah akan terbentuk SPLDV? Berikan alasanmu!
………………………
………………………
Solve
6
5. Dari pekerjaanmu di atas, bisakah kamu menjelaskan pengertian
SPLDV dengan bahasamu sendiri?
6. Berdasarkan apa yang telah kamu kerjakan di atas, buatlah bentuk
umum SPLDV!
Misal : x, y variabel
Dengan syarat ………≠ 0,
………≠0
Create
7
Pilih salah satu
perwakilan kelompokmu,
dan presentasikan di
depan kelas!
Bu Ratna dan Pak Budi pergi
berlibur ke Jogjakarta. Ketika
disana mereka mampir ke
warung angkringan untuk makan.
Bu Ratna makan 10 sate dan 2
nasi sego kucing. Seharga Rp.
27.000 dan Pak Budi makan 12
sate dan 4 nasi sego kucing
seharga Rp. 32.000.
Buatlah model matematika dari
masalah di atas!
Soal Latihan!
Sumber gambar: www.Google.com
Share
8
Metode eliminasi merupakan suatu metode yang
dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu
variabel untuk memperoleh nilai, dari variabel yang lain.
Masalah!
Rino merupakan penjaga parkir di Pasar
Tradisional. Dalam sehari tempat parkir
tersebut dipenuhi 90 kendaraan yang
terdiri dari kendaraan mobil beroda 4
dan motor beroda 2. Jika ditotal jumlah
keseluruhan terdapat 248 roda
kendaraan. Untuk mobil dikenai biaya
parkir sebesar Rp. 5.000, sedangkan
motor sebesar Rp. 2.000. Berapa
pendapatan uang parkir dari kendaraan
tersebut?
Sumber gambar: www.canva.com
METODE ELIMINASI Aktivitas 2
1. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
2. Siswa dapat menjekaskan kesimpulan masalah terkait metode
eliminasi.
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan
metode eliminasi
Tujuan Pembelajaran
9
1. Informasi apa saja yang kalian dapatkan dari masalah di atas?
2. Buatlah bentuk persamaan SPLDV dari masalah di atas?
3. Apa syarat untuk menghilangkan salah satu variabel pada
persamaan SPLDV?
Search
Solve
10
4. Bagaimana cara menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV?
5. Apabila tanda pada koefisiennya sama-sama positif maka operasi
hitung yang digunakan untuk menghilangkan variabelnya adalah
……………………………
6. Apabila tanda pada koefisiennya sama-sama negatif maka operasi
hitung yang digunakan untuk menghilangkan variabelnya adalah
……………………………
7. Apabila tanda pada koefisiennya berbeda maka operasi hitung yang
digunakan untuk menghilangkan variabelnya adalah
………………………………
8. Berdasarkan masalah di atas, buatlah penyelesaian SPLDV dengan
metode eliminasi untuk mendapatkan nilai x dan y!
Create
11
9. Periksalah nilai x dan y yang kamu dapatkan ke salah satu
persamaan untuk mengetahui, apakah hasil nilai tersebut
merupakan penyelesaian SPLDV?
12
10. Berapakah pendapatan uang parkir pada masalah tersebut?
Pilih salah satu
perwakilan kelompokmu,
dan presentasikan di
depan kelas!
Share
13
Soal Latihan!
1. Pak Iis adalah pedagang
kaki lima, dia menjual buah
apel dan mangga. Jika hari
ini dia berhasil menjual 4
kg Apel dan 2 kg Mangga
uang yang diterimanya
adalah Rp.84.000,
sedangkan kemaren dia
berhasil menjual 2 kg Apel
dan 3 kg Mangga dengan
harga Rp. 56.000.
Berapakah uang yang
diterimanya jika besok dia
berhasil menjual 5 kg Apel
dan 3 kg Mangga?
2. Harga 3 sabun mandi dan 2 botol sampo adalah Rp.17.500,
sedangkan harga 4 sabun mandi dan 3 botol sampo dengan
jenis yang sama adalah Rp. 25.200. Tentukan harga 1
sabun mandi dan 1 botol sampo?
Sumber gambar: www.canva.com
14
Metode substitusi adalah mengganti salah satu persamaan,
dengan salah satu variabel yang dinyatakan dalam variabel lain.
Selanjutnya, persamaan baru yang didapat dimasukkan ke
persamaan yang lain.
Masalah!
Ibu Mimin dan Mira pergi ke Indi
Bakery yaitu toko kue langganan
mereka. Mereka datang untuk membeli
donat dan kue pie. Ibu Mimin membeli
2 donat dan 3 kue pie dengan harga Rp.
12.000. Sedangkan Mira membeli 4
donat dan 1 kue pie dengan harga Rp.
16.000.
Bantulah Bu Mimin dan Mira untuk
mengetahui harga 1 donat dan 1 kue pie
yang mereka beli.
Sumber gambar: www.canva.com
METODE SUBSTITUSI Aktivitas 3
1. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi.
2. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode
substitusi.
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode
substitusi.
4.
Tujuan Pembelajaran
15
1. Informasi apa saja yang diketahui dari permasalahan di atas?
2. Buatlah bentuk persamaan SPLDV dari masalah tersebut?
3. Untuk menyelesaikan masalah dengan metode substitusi, terlebih
dahulu kita ubah salah satu persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 dari masalah
di atas menjadi 𝑥 = atau 𝑦 =
Search
Solve
16
4. Masukkan persamaan baru ke persamaan lainnya.
5. Apa yang kalian dapatkan dari hasil memasukkan persamaan baru
ke persamaan lainnya?
17
6. Setelah kalian mendapatkan hasil dari langkah di atas, buatlah
substitusinya ke persamaan (1) dan persamaan (2).
Persamaan (1):
Persamaan (2):
Create
18
7. Apa yang kalian dapatkan setelah mensubstitusi nilai ke persamaan
1 dan persamaan 2? Apakah nilai dari kedua persamaan di atas
sama? Jika iya, berapakah nilainya?
8. Apa kesimpulan dari masalah di atas?
Pilih salah satu
perwakilan kelompokmu,
dan presentasikan di
depan kelas!
Share
19
Soal Latihan!
1. Andi, Eko dan Umar pergi ke
Pasar Baru untuk membeli
sepatu dan sandal. Andi membeli
2 pasang sepatu dan 3 pasang
sandal dengan harga Rp.
270.000. Eko membeli 3 pasang
sepatu dan 4 pasang sandal
dengan harga Rp. 390.000.
Berapakah uang yang harus
dibayarkan Umar jika ia membeli
4 pasang sepatu dan 5 pasang
sandal!
2. Tentukan penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi dari
persamaan 𝑥 − 𝑦 = 3 dan 2𝑥 + 3𝑦 = 16 untuk 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑅!
Sumber gambar: www.canva.com
20
Metode gabungan merupakan suatu cara atau metode untuk
menyelesaikan suatu persamaan linier dengan menggunakan
dua metode yaitu eliminasi dan substitusi secara
bersamaan.
Masalah!
Hadi dan Gaga pergi ke Gramedia di hari kamis untuk membeli
stabilo dan pensil. Hadi membeli 6 buah stabilo dan 4 buah pensil
seharga Rp. 68.000, sedangkan Gaga membeli 4 buah stabilo dan 5
buah pensil dengan jenis yang sama seharga Rp. 50.000. Di hari
minggunya Bani juga pergi ke Gramedia untuk membeli 5 stabilo dan
12 pensil. Ternyata di Gramedia tersebut sedang ada potongan
harga sebesar 15% khusus untuk pengunjung yang berbelanja di
hari sabtu dan minggu. Berapakah uang yang harus dibayarkan oleh
Bani?
METODE GABUNGAN Aktivitas 4
1. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode gabungan.
2. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode
gabungan
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode
gabungan.
4.
Tujuan Pembelajaran
21
1. Informasi apa saja yang diketahui dari masalah di atas?
2. Buatlah bentuk persamaan SPLDV dari masalah di atas!
Solve
Search
Sumber gambar: www.canva.com
22
3. Metode gabungan menggunakan metode eliminasi dan substitusi.
Menurut kalian metode apa dahulu yang harus digunakan untuk
menemukan solusi SPLDV? Apakah eliminasi dahulu atau substitusi
dahulu? Jelaskan alasan kalian!
4. Buatlah penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan yang telah
kamu ketahui dari permasalahan di atas dan tentukan nilai x dan y!
Create
23
5. Berdasarkan masalah di atas, berapakah uang yang harus
dibayarkan oleh Bani jika ia mendapat potongan sebesar 15%?
Pilih salah satu
perwakilan kelompokmu,
dan presentasikan di
depan kelas!
Share
24
Soal Latihan!
Bu Iin pergi ke Toko Sabar bersama bu Ida, mereka ingin
membeli piring dan gelas. Bu Iin membeli 6 buah piring dan 2
buah gelas dengan harga Rp. 124.000, sedangkan Bu Ida
membeli 4 buah piring dan 4 buah gelas dengan harga Rp.
96.000. Tiba-tiba Bu Alin menelpon Bu Iin dan menitip 2 lusin
piring dan 1 lusin gelas. Tentukan harga satuan piring dan gelas
tersebut dan berapa uang yang harus dibayarkan Bu Iin ke
Toko Sabar jika ditambah dengan titipan Bu Alin?
Sumber gambar: www.canva.com
25
Masalah
Pak Yusuf ingin membuat kolam ikan lele berbentuk persegi panjang
di halaman belakang rumahnya dengan keliling 6m. Ukuran kolam ikan
lelenya adalah dua kali panjang sama dengan lebarnya. Kemudian, Pak
Yusuf ingin membuat kolam ikan koi di halaman depan rumahnya
dengan keliling 12m. Ukuran kolam koi yaitu panjang ditambah lebar
sama dengan 4m. Setelah Pak Yusuf selesai membuat kolam ikan koi
ia ingin membuat kolam ikan nila dengan ukuran panjang ditambah
lebar sama dengan 5m, sedangkan selisih panjang dan lebar adalah
1m. Tentukan panjang dan lebar kolam lele Pak Yusuf. Dari masalah
tersebut kita dapat menyelesaikannya menggunakan metode grafik.
Sumber gambar: www.Google.com
METODE GRAFIK Aktivitas 5
1. Siswa dapat mengidentifikasi suatu masalah yang berkaitan pada
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik.
2. Siswa dapat menjelaskan kesimpulan masalah terkait metode
grafik.
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah SPLDV dengan menggunakan
metode grafik.
Tujuan Pembelajaran
26
1. Informasi apa yang kalian dapat dari masalah di atas?
1. Buatlah bentuk SPLDV dari masalah di atas!
Kolam ikan lele:
Kolam ikan koi:
Search
Solve
27
Kolam ikan nila:
2. Apa syarat untuk membuat sebuah garis?
3. Bagaimana cara membuat sebuah garis dari suatu persamaan linear
2 variabel?
28
4. Pada kondisi apa 2 buah garis memiliki solusi persamaan? Berikan
alasan!
5. Tentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y pada masing-
masing persamaan tersebut berdasarkan masalah di atas!
29
6. Buatlah grafik!
0 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
𝑦
𝑥
Grafik Kolam Ikan Lele
0 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
𝑦
𝑥 Grafik Kolam Ikan Koi
Create
30
7. Berdasarkan grafik pada kolam ikan lele, apakah kedua garis saling
berpotongan? Jika iya, dititik potong berapa? Jika tidak, berikan
alasan! Dan periksalah titik potong tersebut ke salah satu
persamaannya!
Grafik Kolam Ikan Nila
0 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
𝑦
𝑥
31
8. Berdasarkan grafik pada kolam ikan koi, apakah kedua garis saling
berpotongan? Jika iya, dititik potong berapa? Jika tidak, berikan
alasan! Dan periksalah titik potong tersebut ke salah satu
persamaannya!
9. Berdasarkan grafik pada kolam ikan nila, apakah kedua garis saling
berpotongan? Jika iya, dititik potong berapa? Jika tidak, berikan
alasan! Dan periksalah titik potong tersebut ke salah satu
persamaannya!
32
10. Berdasarkan titik di atas, berapakah ukuran panjang dan lebar
kolam ikan lele, kolam ikan koi dan kolam ikan nila Pak Yusuf ?
11. Berdasarkan masalah di atas, jelaskan kesimpulan dari metode
grafik dengan bahasamu sendiri!
Pilih salah satu
perwakilan kelompokmu,
dan presentasikan di
depan kelas!
Share
33
Soal Latihan!
Dengan menggunakan metode grafik, tentukan penyelesaian
SPLDV berikut untuk x, y 𝜖 𝑅 !
1. 𝑥 + 𝑦 = 10 dan 𝑥 − 𝑦 = 4
2. 𝑥 − 2𝑦 = 7 dan 2𝑥 − 3𝑦 = 9
34
Evaluasi!
1. Buatlah bentuk persamaan SPLDV dari masalah di bawah ini:
Pak Somad membeli mangga 4kg dan jeruk 5kg dengan harga
Rp.120.000. Sedangkan Pak Joko membeli mangga 2 kg dan
jeruk 4kg dengan harga Rp.60.000.
2. Ibu Kokom membeli 2 blender dan 3 pisau dengan harga
Rp.1.500.000. Di toko yang sama Ibu Ana membeli 1 blender
dan 4 pisau harga Rp.800.000. Tentukan harga 1 blender dan
1 pisau!
3. Sebuah loket penjualan tiket kereta api mampu menjual
tiket kelas bisnis dan eksekutif sebanyak 190 lembar. Harga
tiket untuk kelas bisnis Rp. 80.000, dan kelas eksekutif
Rp.120.000. Jika hasil penjualan tiket seluruhnya
Rp.16.800.000, Tentukan banyak tiket masing-masing kelas
yang terjual!
4. Harga sebuah handphone adalah 3 kali harga kalkulator,
sedangkan harga 2 handphone dan 3 kalkulator dengan jenis
yang sama adalah Rp.3.190.000. Tentukan harga masing-
masing setiap barang tersebut!
5. Keliling sebuah persegi panjang 168 cm, jika panjangnya dua
kali lebarnya. Tentukan luas persegi panjang tersebut!
6. Umur Pak Suryo 5 kali lebih tua dari umur Bagas. Sembilan
tahun yang akan datang, umur Pak Suryo 3 kali lebih tua dari
umur Bagas. Tentukan umur mereka masing-masing 4 tahun
yang akan datang!
35
Evaluasi!
7. Riko dan Riki pergi ke Distro untuk membeli baju dan kaos.
Riko membeli 2 baju dan 1 kaos dengan harga Rp.170.000,
sedangkan Riki membeli 1 baju dan 3 kaos Rp.185.000.
Tentukan harga 3 baju dan 2 kaos!
8. Alya membeli 4 buah buku tulis dan 2 buah pensil dengan
harga Rp.13.000, sedangkan Rani membeli 3 buah buku tulis
sebuah pensil dengan harga Rp.9.000. Jika Nana membeli 5
buah buku tulis dan 2 buah pensil berapakah uang yang harus
dibayarkan oleh Nana!
9. Diberikan 2 buah persamaan 𝒙 + 𝒚 = 𝟏𝟒 dan 𝒙 − 𝒚 = 𝟏𝟎.
Buatlah penyelesaian SPLDV tersebut!
10.
Tentukan sistem penyelesaian dari grafik di atas!
A
B
36
No Soal Jawaban Skor Bobot 1. Buatlah bentuk
persamaan SPLDV
dari masalah di
bawah ini:Pak
Somad membeli
mangga 4kg dan
jeruk 5kg dengan
harga Rp.120.000.
Sedangkan Pak Joko
membeli mangga 2
kg dan jeruk 4kg
dengan harga
Rp.60.000
Diketahui:
Pak Somad membeli mangga 4Kg dan jeruk 5Kg
seharga Rp.120.000
Pak Joko membeli mangga 2 Kg dan jeruk 4 Kg
seharga Rp.60.000
Ditanya:
Bentuk persamaan SPLDV?
Jawab:
2 4
Misal : harga mangga = x dan harga jeruk = y
Pak Somad → 4𝑥 + 5𝑦 = 120.000
Pak Joko → 2𝑥 + 4𝑦 = 60.000
2
Total Skor 4
2. Ibu Kokom membeli
2 blender dan 3 pisau
dengan harga
Rp.1.500.000. Di
toko yang sama Ibu
Ana membeli 1
blender dan 4 pisau
harga Rp.800.000.
Tentukan harga 1
blender dan 1 pisau!
Diketahui:
Ibu Kokom membeli 2 blender dan 3 pisau
seharga Rp.1.500.000
Ibu Ani membeli 1 blender dan 4 pisau seharga
Rp.800.000
Ditanya:
Harga 1 blender dan 1 pisau?
1 12
Misal:
harga blender = x dan harga pisau = y
Ibu Kokom →2𝑥 + 3𝑦 = 1.500.000
Ibu Ani → 𝑥 + 4𝑦 = 800.000
2
Untuk mencari nilai y, maka kita harus
menghilangkan nilai x nya dengan cara
menyamakan koefisiennya terlebih dahulu. 2𝑥 + 3𝑦 = 1.500.000| x 1| 2𝑥 + 3𝑦 = 1.500.000
𝑥 + 4𝑦 = 800.000 | x 2| 2𝑥 + 8𝑦 = 1.600.000
0 + (−5𝑦) = −100.000
𝑦 = −100.000
−5
𝑦 = 20.000
3
37
Untuk mencari nilai x, maka kita harus
menghilangkan nilai y nya dengan cara
menyamakan koefisiennya terlebih dahulu. 2𝑥 + 3𝑦 = 1.500.000| x4 | 8𝑥 + 12𝑦 = 6.000.000
𝑥 + 4𝑦 = 800.000 | x3 | 3𝑥 + 12𝑦 = 2.400.000
5𝑥 = 3.600.000
𝑥 = 3.600.000
5
𝑥 = 720.000
3
Setelah mendapatkan nilai x dan y maka kita
periksa ke persamaan 1 (Ibu Kokom).
2𝑥 + 3𝑦 = 1.500.000
2 (720.000) + 3 (20.000) = 1.500.000
1.440.000 + 60.000 = 1.500.000
1.500.000 = 1.500.000
2
Jadi harga 1 blender adalah Rp.720.000 dan harga
1 pisau adalah Rp.20.000
1
Total Skor 12
3. Harga sebuah
handphone adalah 3
kali harga
kalkulator,
sedangkan harga 2
handphone dan 3
kalkulator dengan
jenis yang sama
adalah
Rp.3.190.000.
Tentukan harga
masing-masing
setiap barang
tersebut!
Diketahui:
Harga sebuah handphone 3 kali harga kalkulator
Harga 2 handphone dan 3 kalkulator adalah
Rp.3.190.000
Ditanya:
Harga masing-masing barang?
Jawab:
1 10
Misal:
harga kalkulator = x dan harga handphone = y
Persamaan 1 → 𝑦 = 3𝑥 Persamaan 2 →2𝑥 + 3𝑦 = 3.190.000
2
Untuk mendapatkan nilai x, masukan persamaan 1
ke persamaan 2:
2𝑥 + 3𝑦 = 3.190.000
2𝑥 + 3 (3𝑥) = 3.190.000
2𝑥 + 9𝑥 = 3.190.000
11𝑥 = 3.190.000
𝑥 = 3.190.000
11
𝑥 = 290.000
3
38
Untuk mendapatkan nilai y, masukan nilai x ke
persaman 2:
2𝑥 + 3𝑦 = 3.190.000
2 (290.000) + 3𝑦 = 3.190.000
580.000 + 3𝑦 = 3.190.000
3𝑦 = 3.190.000 − 580.000
𝑦 = 2.610.000
𝑦 = 870.000
3
Jadi harga handphone adalah Rp.870.000 dan
harga kalkulator adalah Rp.290.000
1
Total Skor 10
4. Sebuah loket
penjualan tiket
kereta api mampu
menjual tiket kelas
bisnis dan eksekutif
sebanyak 190
lembar. Harga tiket
untuk kelas bisnis
Rp. 80.000, dan
kelas eksekutif
Rp.120.000. Jika
hasil penjualan tiket
seluruhnya
Rp.16.800.000,
Tentukan banyak
tiket masing-masing
kelas yang terjual!
Diketahui:
Tiket kereta bisnis dan eksekutif terjual sebanyak
190 lembar
Harga tiket kelas bisnis adalah Rp.80.000 dan
eksekutif adalah Rp.120.000.
Hasil penjualan seluruh tiket adalah
Rp.16.800.000
Ditanya:
Tentukan banyak tiket masing-masing kelas yang
terjual?
Jawab:
1 10
Misal → harga tiket bisnis = x dan harga tiket
eksekutif = y
Persamaan 1 → 𝑥 + 𝑦 = 190
Persamaan 2 → 80.000 𝑥 + 120.000 𝑦 =16.800.000
2
Untuk mencari nilai y, maka kita harus
menghilangkan nilai x nya dengan cara
menyamakan koefisiennya terlebih dahulu.
80.000 𝑥 + 120.000 𝑦 = 16.800.000 | x 1
𝑥 + 𝑦 = 190 | x 80.000
80.000 𝑥 + 120.000 𝑦 = 16.800.000
3
39
80.000 𝑥 + 80.000 𝑦 = 15.200.000
40.000 𝑦 = 1.600.000
𝑦 = 1.600.000
40.000
Untuk mencari nilai x, maka kita harus
menghilangkan nilai y nya dengan cara
menyamakan koefisiennya terlebih dahulu.
80.000 𝑥 + 120.000 𝑦 = 16.800.000 | x 1
𝑥 + 𝑦 = 190 | x 120.000
80.000 𝑥 + 120.000 𝑦 = 16.800.000
120.000 𝑥 + 120.000 𝑦 = 22.800.000
−40.000 𝑥 = 6.000.000
𝑥 = 150
3
Jadi tiket kereta bisnis yang terjual adalah 150
lembar dan tiket kereta eksekutif yang terjual
adalah 40 lembar.
1
Total Skor 10
5. Keliling sebuah
persegi panjang 168
cm, jika panjangnya
dua kali lebarnya.
Tentukan luas
persegi panjang
tersebut!
Diketahui:
keliling persegi panjang 168 cm
Panjangnya dua kali lebarnya
Ditanya:
Tentukan luas persegi panjang?
Jawab:
1 8
Misal → Lebar = x dan Panjang = 2x
1
2𝑝 + 2𝑙 = 168
2 (2𝑥) + 2𝑥 = 168
4𝑥 + 2𝑥 = 168
6𝑥 = 168
𝑥 = 168
6
𝑥 = 28
Panjang → 2𝑥 = 2 (28) = 56 𝑐𝑚
Lebar → 𝑥 = 28 𝑐𝑚
3
Luas Persegi Panjang : 2
40
𝑝 𝑥 𝑙 = 56 𝑐𝑚 𝑥 28 𝑐𝑚 = 1.568 𝑐𝑚2
Jadi Luas persegi panjang adalah 1.568 𝑐𝑚2 1
Total Skor 8
6. Umur Pak Suryo 5
kali lebih tua dari
umur Bagas.
Sembilan tahun yang
akan datang, umur
Pak Suryo 3 kali
lebih tua dari umur
Bagas. Tentukan
umur mereka
masing-masing 4
tahun yang akan
datang!
Diketahui:
Umur Pak Suryo 5 kali lebih tua dari umur Bagas.
Sembilan tahun yang akan datang, umur Pak
Suryo 3 kali lebih tua dari umur Bagas.
Ditanya:
Umur mereka 4 tahun yang akan datang?
Jawab:
1 10
Misal :
Umur Pak Suryo sekarang = 𝑥
Umur Bagas sekarang = 𝑦
𝑥 = 5𝑦
Pak Suryo (𝑥 + 9) tahun
Bagas (𝑦 + 9) tahun
2
(𝑥 + 9) = 3 (𝑦 + 9)
5𝑦 + 9 = 3𝑦 + 27
5𝑦 − 3𝑦 = 27 − 9
2𝑦 = 18
𝑦 = 18
2
𝑦 = 9
3
𝑥 = 5𝑦
𝑥 = 5 (9)
𝑥 = 45
1
Pak Suryo (𝑥 + 9) = 45 + 9 = 49 tahun
Bagas (𝑦 + 9) = 9 + 9 = 18 tahun
2
Jadi 9 tahun yang akan datang umur Pak Suryo
adalah 49 tahun dan umur Bagas adalah 18 tahun.
1
Total Skor 10
7. Riko dan Riki pergi
ke Distro untuk
membeli baju dan
Diketahui:
Riko membeli 2 baju dan 1 kaos dengan harga Rp.
170.000
1 12
41
kaos. Riko membeli
2 baju dan 1 kaos
dengan harga
Rp.170.000,
sedangkan Riki
membeli 1 baju dan
3 kaos Rp.185.000.
Tentukan harga 3
baju dan 2 kaos!
Riki membeli 1 baju dan 3 kaos dengan harga
Rp.185.000
Ditanya:
Tentukan harga 3 baju dan 2 kaos?
Jawab:
Misal → harga baju = x dan harga kaos = y
Persamaan 1: 2𝑥 + 𝑦 = 170.000
Persamaan 2: 𝑥 + 3𝑦 = 185.000
3𝑥 + 2𝑦 =
2
Mencari nilai y dengan menggunakan metode
eliminasi.
2𝑥 + 𝑦 = 170.000| x 1 | 2𝑥 + 𝑦 = 170.000
𝑥 + 3𝑦 = 185.000| x 2 | 2𝑥 + 6𝑦 = 370.000
−5𝑦 = −200.000
𝑦 = −200.000
−5
𝑦 = 40.000
3
Mencari nilai x dengan menggunakan metode
substitusi (Masukkan nilai y ke persamaan 1).
2𝑥 + 𝑦 = 170.000
2𝑥 + 40.000 = 170.000
2𝑥 = 170.000 − 40.000
2𝑥 = 130.000
𝑥 = 130.000
2
𝑥 = 65.000
3
3𝑥 + 2𝑦 = 3 (65.000) + 2 (40.000)
= 195.000 + 80.000
= 275.000
2
Jadi harga 3 baju dan 2 kaos adalah Rp.275.000 1
Total Skor 12
8. Alya membeli 4
buah buku tulis dan
2 buah pensil dengan
Diketahui:
Alya membeli 4 buku tulis dan 2 pensil seharga
Rp.13.000
1 11
42
harga Rp.13.000,
sedangkan Rani
membeli 3 buah
buku tulis sebuah
pensil dengan harga
Rp.9.000. Jika Nana
membeli 5 buah
buku tulis dan 2
buah pensil
berapakah uang
yang harus
dibayarkan oleh
Nana!
Rani membeli 3 buku tulis dan 1 pensil seharga
Rp.9.000
Ditanya:
Jika Nana membeli 5 buku tulis dan 2 pensil,
berapa uang yang harus dibayarkan oleh Nana?
Jawab:
Misal :
Harga buku tulis = x dan harga pensil = y
Alya → 4𝑥 + 2𝑦 = 13.000
Rani → 3𝑥 + 𝑦 = 9.000
Nana → 5𝑥 + 2𝑦 =
2
Mencari nilai x dengan menggunanakan metode
eliminasi.
4𝑥 + 2𝑦 = 13.000 | x1 | 4𝑥 + 2𝑦 = 13.000
3𝑥 + 𝑦 = 9.000 | x2 | 6𝑥 + 2𝑦 = 18.000
−2𝑥 = −5.000
𝑥 = −5.000
−2
𝑥 = 2.500
2
Mencari nilai y dengan menggunakan metode
substitusi.
4𝑥 + 2𝑦 = 13.000
4 (2.500) + 2𝑦 = 13.000
10.000 + 2𝑦 = 13.000
2𝑦 = 13.000 − 10.000
2𝑦 = 3.000
𝑦 = 3.000
2
𝑦 = 1.500
3
Nana : 5𝑥 + 2𝑦 = 5 (2.500) + 2 (1.500) = 12.500 + 3.000 = 15.500
2
Jadi uang yang harus Nana bayar adalah
Rp.15.500
1
Total Skor 11
9. Diberikan 2 buah
persamaan 𝒙 + 𝒚 =Diketahui:
𝑥 + 𝑦 = 14 dan 𝑥 − 𝑦 = 10
Ditanya:
1 13
43
𝟏𝟒 dan 𝒙 − 𝒚 = 𝟏𝟎.
Buatlah
penyelesaian
SPLDV tersebut!
Penyelesaian SPLDV?
Jawab:
Misal: Persamaan 1:𝑥 + 𝑦 = 14
Persamaan 2: 𝑥 − 𝑦 = 10
1
Permbuat nol pada persamaan 1
𝑥 + 𝑦 = 14
𝑥 = 0 𝑦 = 14
𝑦 = 0 𝑥 = 14
Pembuat nol pada persamaan 2
𝑥 − 𝑦 = 10
𝑥 = 0 𝑦 = −10
𝑦 = 0 𝑥 = 10
3
Grafik Persamaan 𝑥 + 𝑦 = 14 dan 𝑥 − 𝑦 = 10!
4
Mencari titik potong persamaan 1 dan 2:
𝑥 + 𝑦 = 14 𝑥 − 𝑦 = 10 2𝑦 = 4
𝑦 = 4
2
𝑦 = 2
𝑥 − 𝑦 = 10 𝑥 − 2 = 10 𝑥 = 10 + 2 𝑥 = 12
3
44
Jadi titik potongnya adalah 𝑥 = 12 dan 𝑦 = 2 1
Total Skor 13
10.
Tentukan sistem
penyelesaian dari
grafik di atas!
Diketahui:
Titik koordinat Garis A yaitu (4,0) dan (0,4)
Titik koordinat Garis B yaitu (−2, 0), (2, 0), dan
(1, 3)
Ditanya:
Sistem penyelesaian dari grafik tersebut?
Jawab:
1 10
Garis A yang melalui titik (4, 0) dan (0, 4) 𝑦 − 𝑦1
𝑦2 − 𝑦1=
𝑥 − 𝑥1
𝑥2 − 𝑥1
𝑦 − 0
4 − 0=
𝑥 − 4
0 − 4
𝑦
4=
𝑥 − 4
−4
−4𝑦 = 4 (𝑥 − 4)
−4𝑦 = 4𝑥 − 16
4𝑥 + 4𝑦 = 16
4
Garis B yang melalui titik (−2, 0)dan (1,3) 𝑦 − 𝑦1
𝑦2− 𝑦1=
𝑥 − 𝑥1
𝑥2− 𝑥1
𝑦 − 0
3 − 0=
𝑥−(−2)
1−(−2)
𝑦
3=
𝑥 + 2
3
3𝑦 = 3(𝑥 + 2)
3𝑦 = 3𝑥 + 6
𝑦 = 𝑥 + 2
4
Jadi sistem penyelesaian grafik di atas adalah
4𝑥 + 4𝑦 = 16 dan 𝑦 = 𝑥 + 2 1
Total Skor 10
: 3
45
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M. Cholik., dan Sugijono. Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII
Semester 2. Jakarta: Erlangga. 2013.
Ashari, Abdur Rahman, dkk., Matematika Kelas VIII Semester I. Jakarta Pusat:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
46
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL | Untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 2
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat Tangerang Selatan
Telp. (62-21) 744 3328 Ext. 1701, Fax. (62-21) 744 3328
Website : http://fitk.uinjkt.ac.id, Email : [email protected]