pengembangan asuransi usaha tani padi untuk antisipasi...

3
1 6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian S ecara teknis kegiatan usaha di sektor pertanian, khususnya usaha tani padi akan selalu di- hadapkan pada risiko ketidak- pastian yang cukup tinggi. Ketidak- pastian iklim yang terjadi akhir-akhir ini semakin meningkatkan ketidak- pastian tersebut. Tingkat kegagal- an panen semakin tinggi sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari kondisi tersebut, seperti banjir, kekeringan, dan serangan hama dan penyakit. Apalagi petani juga menghadapi risiko ketidakpastian harga pasar yang pada akhirnya merugikan mereka. Jika dibiarkan, kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak terhadap stabilitas ketahanan pangan nasional, khususnya pro- duksi dan ketersediaan bahan pangan pokok beras. Data tahun 2008 menunjukkan area padi yang terkena banjir, ke- keringan dan serangan hama dan penyakit berturut-turut mencapai 333.000, 319.500, dan 428.600 hektare dengan kehilangan hasil masing-masing 997.300, 984.200, dan 352.300 ton. Dengan demikian, total kehilangan hasil akibat banjir, kekeringan, dan serangan hama dan penyakit lebih dari 2,3 juta ton atau sekitar 4,08% dari produksi total pada tahun 2008 (57,17 juta ton). Asuransi pertanian ditawarkan sebagai salah satu skim pendanaan yang berkaitan dengan pembagian risiko dalam kegiatan usaha tani. Asuransi pertanian bukan istilah baru pada sektor pertanian, di banyak negara, khususnya di nega- ra maju yang telah menggunakan instrumen kebijakan asuransi untuk menjaga produksi pertanian dan melindungi petani. Dengan asuransi pertanian, proses produksi dapat dijaga dan para petani dapat terus bekerja pada lahan usaha taninya. Pengalaman penerapan skim asu- ransi dari negara-negara maju sangat bermanfaat apabila diterap- kan di Indonesia, meskipun masih memerlukan beberapa penyesuaian dan uji coba. Tulisan ini ingin melihat rintisan awal untuk pilot project asuransi pertanian dengan menggali persepsi petani terhadap asuransi. Pengka- jian dilaksanakan di Kabupaten Jembrana, Bali, dan Deli Serdang, Sumatera Utara. Kedua kabupaten tersebut merupakan sentra produk- si padi dan pernah mengalami gagal panen akibat banjir, kekeringan, dan serangan organisme penggang- gu tanaman (OPT). Kenapa Asuransi Usaha Tani Padi? Asuransi usaha tani padi dapat menjadi program menarik dalam hubungannya dengan ketidak- pastian iklim global. Asuransi bukan hanya mencakup perlindungan ter- hadap fluktuasi harga, tetapi juga pembagian risiko karena kekering- an, banjir, serangan OPT, dan fak- tor eksternal lainnya, seperti ben- cana longsor, gempa bumi, dan masalah politik. Program asuransi pertanian, khususnya untuk usaha tani padi, merupakan cabang bisnis baru di Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini mempelajari sistem asu- ransi untuk usaha tani padi dan me- nyarikan hasilnya untuk penerapan yang lebih luas di sektor pertanian. Petani sebagai produsen mau- pun konsumen dan masyarakat luas sebagai konsumen selalu menghadapi risiko gagal panen. Asuransi ditawarkan sebagai salah satu dari skim pendanaan untuk membagi risiko akibat gagal panen. Asuransi pertanian berhubungan dengan pembiayaan usaha tani dengan pihak ketiga (lembaga/ perusahaan swasta atau instansi pemerintah) dengan jumlah tertentu dari pembayaran premi. Oleh kare- na itu, asuransi pertanian menjadi penting untuk membantu petani dari kerugian besar dan memastikan bahwa mereka akan memiliki modal kerja yang cukup untuk ke- giatan musim berikutnya. Hal ini dapat menjadi pendorong bagi pemerintah untuk mempertimbang- kan penerapan skim asuransi perta- nian pada usaha tani padi dan dapat sekaligus menunjukkan keber- pihakan pemerintah dalam mem- bela kepentingan petani. Persepsi Petani tentang Asuransi Usaha Tani Padi Sebelum asuransi pertanian di- kembangkan secara lebih luas, tentu saja dibutuhkan semacam pilot project untuk menjawab per- masalahan yang dihadapi dan me- respons setiap masukan untuk perbaikan ke depan. Untuk merea- lisasikan pilot project dibutuhkan informasi awal terkait ketertarikan dan antusiasme petani terhadap asuransi pertanian. Secara umum di Sumatera Utara dan Bali, luas area yang ter- kena banjir dan kekeringan ber- fluktuasi, demikian juga dengan kehilangan hasil yang diakibatkan. Namun, serangan hama dan pe- nyakit yang terus meningkat selama lima tahun terakhir me- nyebabkan kehilangan hasil cen- derung naik. Tidak seperti ledakan Pengembangan Asuransi Usaha Tani Padi untuk Antisipasi Perubahan Iklim Ketidakpastian iklim perlu diantisipasi dengan berbagai langkah untuk melindungi petani dari kemungkinan gagal panen. Asuransi pertanian dapat menjadi alternatif untuk membantu petani mengatasi kerugian tersebut. Namun demikian, bagaimana antusiasme petani untuk mengikuti asuransi pertanian?

Upload: haphuc

Post on 11-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Secara teknis kegiatan usaha disektor pertanian, khususnya

usaha tani padi akan selalu di-hadapkan pada risiko ketidak-pastian yang cukup tinggi. Ketidak-pastian iklim yang terjadi akhir-akhirini semakin meningkatkan ketidak-pastian tersebut. Tingkat kegagal-an panen semakin tinggi sebagaidampak langsung maupun tidaklangsung dari kondisi tersebut,seperti banjir, kekeringan, danserangan hama dan penyakit.Apalagi petani juga menghadapirisiko ketidakpastian harga pasaryang pada akhirnya merugikanmereka. Jika dibiarkan, kondisi inidikhawatirkan akan berdampakterhadap stabilitas ketahananpangan nasional, khususnya pro-duksi dan ketersediaan bahanpangan pokok beras.

Data tahun 2008 menunjukkanarea padi yang terkena banjir, ke-keringan dan serangan hama danpenyakit berturut-turut mencapai333.000, 319.500, dan 428.600hektare dengan kehilangan hasilmasing-masing 997.300, 984.200,dan 352 .300 ton. Dengan demikian,total kehilangan hasil akibat banjir,kekeringan, dan serangan hama danpenyakit lebih dari 2 ,3 juta ton atausekitar 4,08% dari produksi totalpada tahun 2008 (57,17 juta ton).

Asuransi pertanian ditawarkansebagai salah satu skim pendanaanyang berkaitan dengan pembagianrisiko dalam kegiatan usaha tani.Asuransi pertanian bukan istilahbaru pada sektor pertanian, dibanyak negara, khususnya di nega-ra maju yang telah menggunakaninstrumen kebijakan asuransi untukmenjaga produksi pertanian dan

melindungi petani. Dengan asuransipertanian, proses produksi dapatdijaga dan para petani dapat terusbekerja pada lahan usaha taninya.Pengalaman penerapan skim asu-ransi dari negara-negara majusangat bermanfaat apabila diterap-kan di Indonesia, meskipun masihmemerlukan beberapa penyesuaiandan uji coba.

Tulisan ini ingin melihat rintisanaw al untuk pilot project asuransipertanian dengan menggali persepsipetani terhadap asuransi. Pengka-jian dilaksanakan di KabupatenJembrana, Bali, dan Deli Serdang,Sumatera Utara. Kedua kabupatentersebut merupakan sentra produk-si padi dan pernah mengalami gagalpanen akibat banjir, kekeringan,dan serangan organisme penggang-gu tanaman (OPT).

Kenapa Asuransi Usaha TaniP a d i ?

Asuransi usaha tani padi dapatmenjadi program menarik dalamhubungannya dengan ketidak-pastian iklim global. Asuransi bukanhanya mencakup perlindungan ter-hadap fluktuasi harga, tetapi jugapembagian risiko karena kekering-an, banjir, serangan OPT, dan fak-tor eksternal lainnya, seperti ben-cana longsor, gempa bumi, danmasalah politik. Program asuransipertanian, khususnya untuk usahatani padi, merupakan cabang bisnisbaru di Indonesia. Oleh karena itu,tulisan ini mempelajari sistem asu-ransi untuk usaha tani padi dan me-nyarikan hasilnya untuk penerapanyang lebih luas di sektor pertanian.

Petani sebagai produsen mau-pun konsumen dan masyarakatluas sebagai konsumen selalumenghadapi risiko gagal panen.Asuransi ditaw arkan sebagai salahsatu dari skim pendanaan untukmembagi risiko akibat gagal panen.Asuransi pertanian berhubungandengan pembiayaan usaha tanidengan pihak ketiga (lembaga/perusahaan swasta atau instansipemerintah) dengan jumlah tertentudari pembayaran premi. Oleh kare-na itu, asuransi pertanian menjadipenting untuk membantu petanidari kerugian besar dan memastikanbahw a mereka akan memilikimodal kerja yang cukup untuk ke-giatan musim berikutnya. Hal inidapat menjadi pendorong bagipemerintah untuk mempertimbang-kan penerapan skim asuransi perta-nian pada usaha tani padi dan dapatsekaligus menunjukkan keber-pihakan pemerintah dalam mem-bela kepentingan petani.

Persepsi Petani tentang AsuransiUsaha Tani Padi

Sebelum asuransi pertanian di-kembangkan secara lebih luas,tentu saja dibutuhkan semacampilot project untuk menjawab per-masalahan yang dihadapi dan me-respons setiap masukan untukperbaikan ke depan. Untuk merea-lisasikan pilot project dibutuhkaninformasi awal terkait ketertarikandan antusiasme petani terhadapasuransi pertanian.

Secara umum di SumateraUtara dan Bali, luas area yang ter-kena banjir dan kekeringan ber-fluktuasi, demikian juga dengankehilangan hasil yang diakibatkan.Namun, serangan hama dan pe-nyakit yang terus meningkatselama lima tahun terakhir me-nyebabkan kehilangan hasil cen-derung naik. Tidak seperti ledakan

Pengembangan Asuransi Usaha Tani Padiuntuk Antisipasi Perubahan Iklim

Ketidakpastian iklim perlu diantisipasi dengan berbagai langkah untukmelindungi petani dari kemungkinan gagal panen. Asuransi pertaniandapat menjadi alternatif untuk membantu petani mengatasi kerugiantersebut. Namun demikian, bagaimana antusiasme petani untukmengikuti asuransi pertanian?

1 7Volume 34 Nomor 2 , 2012 1 7

hama dan penyakit, banjir dankekeringan adalah dua fenomenaalam yang dapat diantisipasi.

Usaha tani padi di Desa KarangAnyar, Kecamatan Beringin,Kabupaten Deli Serdang masihcukup menguntungkan dengan nilaiB/C 1,29 pada musim hujan dan1,94 pada musim kemarau. Dengandemikian, usaha tani padi sebagaitumpuan perekonomian petanimasih sangat prospektif.

Meskipun serangan hama pe-nyakit, banjir, dan kekeringanrelatif rendah, hampir 72 ,73%petani responden di Kabupaten DeliSerdang tertarik untuk membagirisiko gagal panen kepada perusa-haan asuransi. Untuk pembayaranpremi asuransi, 96,88% petanibersedia membayar seluruh premidan hanya 3,13% petani yangbersedia membayar sebagianpremi. Dari 3,13% petani yangbersedia membayar sebagianpremi, 56,2% petani mau mem-bayar 50% nilai premi yang ada,6,25% ingin membayar 60% daritotal premi, dan 37,5% petani maumembayar nilai premi hingga 70%dari total yang ditetapkan.

Kehilangan hasil akibat banjir,kekeringan maupun OPT padausaha tani padi pada beberapakasus telah menyebabkan puso.Meskipun intensitas kekeringanrendah, namun mampu menyebab-

kan kehilangan hasil cukup tinggi.Dengan demikian, kekeringanmerupakan jenis risiko yang kriteriatingkat pusonya paling tinggi, yakni72 ,53% dibandingkan penyebabkehilangan hasil lainnya. Banjir danserangan tungro yang juga menye-babkan kehilangan hasil cukuptinggi, menurut petani mempunyaiperkiraan kegagalan usaha tani/puso jika terkena hingga 70%.

Hasil analisis usaha tani padisawah di Desa Mendoyo KabupatenJembrana memperoleh nilai B/C2,52 pada musim hujan dan 1,63pada musim kemarau , sedangkandi Desa Poh Santen, KecamatanMendoyo, Kabupaten Jembrana,nilai B/C usaha tani padi padamusim hujan mencapai 3,04 danpada musim kemarau 2 ,64. Arti-nya, usaha tani padi sawah cukupm e n g u n t u n g k a n .

Seluruh petani bersedia me-nanggung premi yang harus di-bayar, meskipun besarannya ber-variasi. Sebanyak 90,24% petanibersedia menanggung sebagianpremi, sedangkan sisanya (9,76%)bersedia menanggung seluruhpremi. Bagi petani yang bersediamenanggung sebagian, 95% petanibersedia membayar 50% premi,sedangkan sisanya bersedia mem-bayar hingga 70% premi.

Draf Pedoman PelaksanaanSkim Asuransi Usaha Tani dan

dokumen legalnya yang telahdisusun pada tahun 2009 masihberlaku dan terus dibahas denganpihak terkait untuk menyempurna-kannya. Perkembangan terakhir,dokumen legal ini akan dicakupdalam RUU Perlindungan Petani.Jika harus menunggu proses RUUmenjadi UU yang kemudian harusdiikuti penerbitan peraturan pelak-sanaannya, maka akan memakanwaktu cukup lama. Sementara itudi lapangan banyak petani padiyang mengalami kesulitan karenagagal panen karena banjir maupunserangan hama penyakit. Olehkarena itu, diusulkan agar dapatsegera diterbitkan SK Bersama(Kementan, Kemendagri, danKemenkeu) sebagai dokumen resmiskim asuransi padi, sambil menung-gu RUU tersebut disahkan.

Melindungi kepentingan petanibukan hanya menguntungkanpetani secara ekonomi, tetapi jugasecara psikologis. Petani akanmerasa aman jika terjadi bencanaatas usaha taninya. Meningkatnyaancaman dan kejadian bencanaalam akhir-akhir ini, menjadikanskim asuransi padi menjadi pilihanyang terbaik dan mendesak untukditerapkan. Dari sisi petani, adaantusiasme untuk ikut serta dalamprogram asuransi padi. Oleh kare-na itu, apabila jangka w aktu ( time-lag) antara pengenalan dan atau

Usaha tani padi menghadapi ris iko gagal panen akibat serangan OPT, banjir atau kekeringan.

1 8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

sosialisasi program asuransi danaplikasinya di lapangan terlampaulama, dikhawatirkan tingkat keper-cayaan petani terhadap pemerintahakan menurun karena tipisnyakesungguhan (poor political w ill),petani makin sulit mengelola usahataninya karena kekurangan modal,dan kemiskinan di pedesaan akanmeningkat karena gagal panen.

Penyamaan persepsi terhadappenyelenggaraan skim asuransiusaha tani padi perlu dilakukandengan kalangan terkait. Dialog dandiskusi dengan perusahaan asuransiyang berminat dalam penyeleng-garaan skim asuransi usaha tanipadi harus dilakukan. Mengingatlambatnya aplikasi skim asuransiusaha tani padi di daerah penelitian,interaksi dengan pemerintah dae-rah setempat harus terus dilakukanuntuk membantu petani padi me-lalui asuransi usaha tani padi.Kementan yang direpresentasikanoleh Pusat Pembiayaan Pertanianperlu menjalin komunikasi yang

lebih aktif dengan kementerian ter-kait, seperti Kemenkeu dan Kemen-dagri, termasuk untuk memuluskanpenerbitan SK Bersama. Selain ko-munikasi dan penyamaan persepsidalam penyelenggaraan skim asu-ransi usaha tani padi, jika dimung-kinkan dapat segera dilaksanakanpilot project skim asuransi usahatani padi di lokasi penelitian karenapetani telah menyambutnya de-ngan baik dan sangat antusiasuntuk mengikutinya.

P e n u t u p

Dari persepsi petani di dua lokasipenelitian ini dapat disimpulkanbahw a petani sangat berkeinginandapat mengikuti skim asuransipertanian. Keinginan yang kuat ter-sebut terutama karena usaha tanipenuh dengan risiko dan seringmengalami kerugian atau gagalpanen akibat banjir dan seranganOPT. Asuransi usaha tani padi,

Komik, yang memadukan gambar dan tulisan dalam satu media,memiliki kelebihan untuk memikat perhatian pembaca. Dengandemikian, komik dapat menjadi media diseminasi andalandi lingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Komik sebagai Media DiseminasiInovasi Pertanian

D iseminasi menjadi kunci keber-hasilan percepatan adopsi

inovasi pertanian. Badan LitbangPertanian memberikan perhatianyang besar untuk mempercepatdiseminasi inovasi pertanian, antaralain dengan menginisiasi modelSpektrum Diseminasi Multi Channel( S D M C ) .

Komik sebagai media cetakyang menggabungkan pesan verbaldan visual menjadi salah satu mediadiseminasi yang efektif mendukungSDMC. Kekuatan komik dapatdimanfaatkan untuk menyajikanpetunjuk teknis (juknis) inovasi

pertanian, misalnya juknis Pengelo-laan Tanaman Terpadu (PTT) padapadi, jagung, dan kedelai, juknisPencapaian Swasembada DagingSapi dan Kerbau (PSDSK), danjuknis Gernas (Gerakan Nasional)Kakao. Juknis dalam bentuk komik,yang mengemas cerita dalambentuk gambar/foto humanistik,akan lebih menarik karena infor-masi yang disampaikan bernuansaringan, tanpa memberi beban ke-pada pembaca. Bahkan membacakomik bisa mengundang penasaransehingga pembaca akan berusahamenyelesaikannya sampai akhir.

Komik dalam PerspektifD i s e m i n a s i

Diseminasi inovasi pertanian meru-pakan tahapan dari suatu rangkaianpengkajian di BPTP. Diseminasidapat dilakukan pada saat pene-rapan teknologi tertentu, misalnyasaat mengaplikasikan Bagan WarnaDaun (BWD) untuk menentukandosis pupuk. Diseminasi bisa jugadilakukan untuk menyebarluaskaninformasi teknologi dari hasil peng-kajian tahun sebelumnya yang ter-bukti berhasil. Dalam melakukandiseminasi, media yang digunakanberaneka ragam. Selain disesuaikandengan karakteristik inovasi tekno-logi, diseminasi juga mempertim-bangkan kondisi sasaran.

Dalam konteks pembangunanpertanian, diseminasi diartikan

diperkirakan dapat meringankanbeban petani akibat kerugian de-ngan berbagi risiko atas usaha taniyang dilakukan.

Berdasarkan hasil kajian ini,skim asuransi usaha tani padi dapatberbagi risiko atas kegagalan panen75%, meskipun hal ini masih harusdiuraikan lebih rinci dalam operasi-onal kegiatannya. Komunikasi danpenyamaan persepsi dalam penye-lenggaraan skim asuransi usahatani padi perlu dilakukan denganpihak-pihak terkait (Pusat Sos ialEkonomi dan Kebijakan Pertanian ) .

Informasi lebih lanjut hubungi:

Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan PertanianJalan Ahmad Yani No. 70Bogor 16161T e l e p o n : (0251) 8333964F a k s i m i l e : (0251) 8314496E - m a i l :p s e @ l i t b a n g . d e p t a n . g o . i d