pengelolaan sungai 2

7
Pengelolaan sungai adalah pembinaan sungai yang meliputi usaha pemanfaatan adalah penggunaan dan pengembangan dan konservasi berupa perlindungan dan pengendalian sungai yang merupakan bagian dari pengelolaan sungai, yang mana tujuannya dari pengelolaan sungai adalah untuk memperoleh tata pengaturan air agar dapat memberikan suatu manfaat yang maksimal untuk memenuhi berbagai kepentingan bagi kesejahteraan masyarakat. Adapun faktor-faktor yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat adalah : alur sungai, debit sungai dan elevasi muka air sungai. Pengaturan alur sungai suatu pekerjaan yang tidak mudah bahkan ada kekurangannya dan ketidak berhasilan yang antara lain karena keterbatasan pengetahuan kita pada bidang teknik sungai serta pengenalan sifat-sifat sungai. Pengaturan alur sungai sungai harus dilakukan dengan hati- hati di dasari oleh ilmu pengetahuan. Untuk mengetahui perubahan berangsur-angsur pada bangunan maupun sungainya. Pengaturan alur sungai berupa pengendalian dasar sungai (stream bed control) dan pengaturan alur sungai (alignmen control). Pekerjaan pengaturan arah alur sungai dan penstabilan alur sungai pekerjaan ini dapat dilakukan dengan membuat bangunan serta pemantauan diantaranya dengan pembuatan bangunan pengendali dasar sungai, penggalian ambal alam, pembuatan pengaruh arus. a. Pembetulan dan penstabilan alur sungai Untuk memperbaiki alur sungai, dengan mengatur penampang dan kedalaman alur untuk tujuan pengandalian dan kebutuhan navigasi. Pengaturan arah alur ( alignment control), perencanaan pengaturan arah alur sungai yang lurus dengan penampang yang beraturan (seragam) adalah tidak stabil bila sedikit saja mengalami gangguanakan terjadi pembelokan (meander) dari alur bawahnya, terbentuk gosong-gosong endapan sediment. b. pengaturan dasar sungai Berubahnya debit aliran sungai dan elevasi yang telah di sebabkan oleh adanya pergerakan material dasar sungai alluvial. Perubahan ini cenderung menyebabkan mengarah terjadinya agradasi dan degradasi pada jangka panjang, maka di buat pengendalian dasar sungai. Kesetimbangan dasar sungai pada penampang memanjang ditentukan oleh kesetimbangan antara besarnya sediment dengan kapasitas angkutan sungai terhadap sediment. Degradasi dasar sungai dapat dipengaruhi oleh : Sungai Deli yang membelah Kota Medan menanggung beban yang sangat berat karena masih dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan industri. “Beban Sungai Deli terus bertambah. Upaya pengendalian sangat kecil dibanding tingkat degradasi,” kata Kepala Bidang Bina Tata Lingkungan dan Amdal Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara, Rosdiana Simarmata kepada ANTARA di Medan, Minggu.

Upload: anggih-rebecca

Post on 01-Jul-2015

341 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengelolaan sungai 2

Pengelolaan sungai adalah pembinaan sungai yang meliputi usaha pemanfaatan adalah penggunaan dan pengembangan dan konservasi berupa perlindungan dan pengendalian sungai yang merupakan bagian dari pengelolaan sungai, yang mana tujuannya dari pengelolaan sungai adalah untuk memperoleh tata pengaturan air agar dapat memberikan suatu manfaat yang maksimal untuk memenuhi berbagai kepentingan bagi kesejahteraan masyarakat.Adapun faktor-faktor yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat adalah : alur sungai, debit sungai dan elevasi muka air sungai. Pengaturan alur sungai suatu pekerjaan yang tidak mudah bahkan ada kekurangannya dan ketidak berhasilan yang antara lain karena keterbatasan pengetahuan kita pada bidang teknik sungai serta pengenalan sifat-sifat sungai. Pengaturan alur sungai sungai harus dilakukan dengan hati-hati di dasari oleh ilmu pengetahuan. Untuk mengetahui perubahan berangsur-angsur pada bangunan maupun sungainya.Pengaturan alur sungai berupa pengendalian dasar sungai (stream bed control) dan pengaturan alur sungai (alignmen control). Pekerjaan pengaturan arah alur sungai dan penstabilan alur sungai pekerjaan ini dapat dilakukan dengan membuat bangunan serta pemantauan diantaranya dengan pembuatan bangunan pengendali dasar sungai, penggalian ambal alam, pembuatan pengaruh arus.a. Pembetulan dan penstabilan alur sungai

Untuk memperbaiki alur sungai, dengan mengatur penampang dan kedalaman alur untuk tujuan pengandalian dan kebutuhan navigasi. Pengaturan arah alur ( alignment control), perencanaan pengaturan arah alur sungai yang lurus dengan penampang yang beraturan (seragam) adalah tidak stabil bila sedikit saja mengalami gangguanakan terjadi pembelokan (meander) dari alur bawahnya, terbentuk gosong-gosong endapan sediment.

b. pengaturan dasar sungaiBerubahnya debit aliran sungai dan elevasi yang telah di sebabkan oleh adanya pergerakan material dasar sungai alluvial. Perubahan ini cenderung menyebabkan mengarah terjadinya agradasi dan degradasi pada jangka panjang, maka di buat pengendalian dasar sungai. Kesetimbangan dasar sungai pada penampang memanjang ditentukan oleh kesetimbangan antara besarnya sediment dengan kapasitas angkutan sungai terhadap sediment.Degradasi dasar sungai dapat dipengaruhi oleh :

Sungai Deli yang membelah Kota Medan menanggung beban yang sangat berat

karena masih dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan

industri.

“Beban Sungai Deli terus bertambah. Upaya pengendalian sangat kecil

dibanding tingkat degradasi,” kata Kepala Bidang Bina Tata Lingkungan dan

Amdal Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara, Rosdiana

Simarmata kepada ANTARA di Medan, Minggu.

Menurut dia, sekitar 75 persen pencemaran Sungai Deli disebabkan limbah

domestik, sementara sisanya limbah industri.

Beban yang ditanggung Sungai Deli kian berat karena sampai saat ini belum

tampak adanya kesadaran masyarakat yang mendiami kawasan daerah aliran

sungai (DAS). Warga masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan

sampah.

“Alhasil Sungai Deli kini lebih tampak sebagai tempat pembuangan limbah

raksasa,” tegasnya.

Sungai Deli memiliki panjang 72 kilometer dan berhulu di Kabupaten Tanah

Karo. Sungai itu melintasi Kabupaten Deliserdang, membelah Kota Medan dan

berakhir di Muara Belawan.

Page 2: pengelolaan sungai 2

Ada ratusan anak sungai yang bermuara di sepanjang aliran sungai itu.

Menurut Rosdiana, pihaknya telah menyusun rencana pengelolaan DAS Deli

terpadu baik jalur hijau sungai dan daerah tangkapan. Pengelolaan sungai Deli

harus dilakukan multi sektor karena ada tiga daerah yang harus terlibat di

dalamnya, yaitu Pemko Medan, Pemkab Deliserdang dan Pemkab Karo.

Namun, menurut dia, yang menjadi tantangan berat di era otonomi adalah ego

sektoral. Idealnya konsep setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) harus

berwawasan lingkungan.

“Pengelolaan Sungai Deli juga tidak terlepas dari membangun kesadaran

masyarakat bahwa sungai bukanlah tempat sampah tapi sumber kehidupan,”

katanya.

BLH Sumut juga telah mewacanakan septic tank komunal, sehingga ke depan

tidak ada lagi warga yang membuang tinja dan cairan yang mengandung

detergen ke saluran air yang pada akhirnya mengalir ke Sungai Deli. (Ant/m)

TIDAK kurang dari 50 industri yang berada di sepanjang aliran Sungai Deli, Sumatra Utara, langsung membuang limbah mereka ke sungai itu. Akibatnya, air sungai tercemar sangat parah. Selain itu, juga terdapat 58 titik tumpukan sampah sepanjang aliran Sungai Deli mulai dari hulu hingga hilir. Ini menyebabkan sedimentasi di dasar Sungai Deli juga tenis bertambah.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumut Wan Hidayati mengatakan limbah-limbah ini yang menyebabkan air Sungai Deli tercemar mulai hulu sampai ke hilir. Dalam air itu ditemukan zat-zat logam, seperti CU dan amoniak. Termasuk juga limbah-lim-bah organik yang diduga berasal dari limbah domestik dan hotel yang berada di sepanjang aliran Sungai Deli. Di hilir su-ngai, ditemukan limbah TSP akibat proses erosi.

Bagi perusahaan yang membuang limbah tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. "Kita terus berusaha menanggulangi pencemaran Sungai Deli. Saat ini ki ta beru paya membentuk UPT khusus Sungai Deli dan Belawan agar lebih fokus menangani sungai itu," ujarnya, kemarin.

Pengelolaan Sungai Deli dan Belawan harus mengacu ke prinsip tivo river one management sehingga penyelesaiannya bisa dilakukan dengan satu tindakan. "Misalnya, untuk pendangkalan air sungai diperlukan alat-alat berat dari Dinas PU. Nantinya, kita akan bekerja sama dengan PU," katanya.

Untuk pengolahan sampah.pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemko Medan untuk membangunn sanitary landfill di tempat pembuangan sampah akhir Narno Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. "Kita akan meminta agar sampah dipisahkan. Tapi Karena tidak adanya pengolahan, sampah yang sudah dipisahkan akhirnya tercampur lagi," ujarnya.

Sementara itu, ribuan warga yang bermukim di sekitar areal pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan mengalami kesulitan

Page 3: pengelolaan sungai 2

air bersih setelah tercemarnya sungai dan sumur warga. Menurut informasi, ribuan warga yang bermukim di daerah penghasil batu bara di Kabu paten Tapin mengeluhkan kondisi tercemarnya air sungai dan sumur warga. (YN/DY/N-2)

50 Industri Buang Limbah ke Sungai Deli. TIDAK kurang dari 50 industri yang berada di sepanjang aliran Sungai Deli, Sumatra Utara, langsung membuang limbah mereka ke sungai itu. Termasuk juga limbah-lim-bah organik yang diduga berasal dari limbah domestik dan hotel yang berada di sepanjang aliran Sungai Deli. Sementara itu, ribuan warga yang bermukim di sekitar areal pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan mengalami kesulitan air bersih setelah tercemarnya sungai dan sumur warga.

MEDAN- Kualitas air Sungai Deli dan Sungai Belawan kian memburuk

dan masuk kategori Klas III. Sementara berdasarkan peraturan

Gubernur No 21/2008 tentang klasifikasi pengelolaan air sungai

menjadi air baku disebutkan, air baku yang layak dikunsumsi harus

mengacu pada Klas I yakni dengan angka maksimal kandungan BOD 2

mg per liter.

Sementara hasil penelitian Laboratorium Badan Lingkungan Hidup

(BLH) Sumut, kualitas air di Kota Medan yang bersumber dari air

Sungai Deli dan Sungai Belawan yakni di hulu Sungai Belawan masuk

dalam Klas In  sedangkan untuk di hilir seperti di kawasan Hamparan

Perak masuk Klas III. 

Sedangkan untuk kawasan Delitua masuk dalam Klas I dan di wilayah

Medan Deli masuk Klas III. “Bisa saja kualitasnya terus menurun, bila

kegiatan industri di sekitar bantaran sungai

terus mempengaruhi air sungai,” kata Kepala Laboratorium Bapedalda

Sumut, Dr Wan Hidayati MSi, kemarin (15/4).

Disebutkannya, di wilayah hilir masuk dalam Klas III karena ada

sebanyak 50 kegiatan industri dan 27 kegiatan industri di Sungai

Belawan. Bila dikaitkan kepada limbah domestik cair ada 44 juta ton

per hari masuk ke Sungai Deli dan 6,5 juta ton per hari masuk ke

Sungai Belawan. 

Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy menegaskan berdasarkan

Perda No 14/2009 tentang pengelolaan air bawah tanah, ada

disebutkan dalam satu pasalnya setiap pengelola air bawah tanah dan

kegiatan industri yang berada di bantaran sungai diharuskan

melakukan konservasi. “Hal ini untuk mempertahankan sumber daya

air yang ada di Kota Medan,”tegasnya.

Menurutnya, untuk penyelamatan kualitas air dan krisis air pada masa

yang akan datang. Harusnya, pengelola dan penyalur air di Kota

Medan ini melakukan pembenahan dari sisi penyalurannya. Pasalnya,

sekarang ini distribusi air sangat lemah kualitasnya, terbukti seringnya

air mati pada salah satu kawasan.  (ril)

Page 4: pengelolaan sungai 2

Frekuensi banjir di sungai Deli semakin sering terjadi dan bertambah.

Banjir kiriman maupun banjir karena curah hujan tinggi, membuat

masyarakat tidak nyaman, terutama masyarakat yang bermukim di

kawasan jalur hijau atau garis sepadan sungai. Banjir menimbulkan

dampak psikologis/ moril dan kerugian harta/ materil pada

masyarakat. Kampung Aur merupakan potret banjir Kota Medan, setiap

kali hujan lebat turun dan banjir kiriman datang wilayah ini akan

kebanjiran, karena kawasan ini merupakan dataran rendah Kota Medan

sepanjang Hulu ke Hilir Mencermati persoalan serius di DAS Deli ini,

perlu dilakukan penelitian sehingga analisis, hasil, kesimpulan dan

saran menjadi langkah dan upaya untuk mengelola RTH di kawasan

jalur hijau sungai. Penelitian dilakukan dengan metodologi kualitatif,

teknik penentuam sampel dilakukan secara Purposive sampling

dengan 25 orang warga masyarakat di lingkungan 2, 3 dan 4. dan

untuk mengetahui persoalan DAS Deli secara konfrehensif maka

peneliti juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang

mengundang Wakil Kepala Dinas Pengairan Sumatera Utar, Akademisi,

WALHI, dan Media. Dari kedua pendekatan pengambilan data

penelitian ini sangat berarti untuk mengambil langkah dan solusi

terhadap pengelolaan DAS Deli. Setelah mengetahui permasalahan

diseputar pengelolaan RTH di DAS Deli khususnya Kampung Aur dan

data faktual dari masyarakat dan stockholder. Seandainya kondisi di

biarkan begitu saja maka dampak yang dirasakan masyarakat akan

semangkin parah, oleh karenya optimalisasi pengelolaan RTH di jalur

hijau DAS Deli tidak bisa ditawar-tawar, langkah awal pengosongan

pemukiman dari kawasan jalur hijau sungai harus dilakukan, bersinergi

dengan program Pemerintah merelokasi pemukiman di jalur hijau atau

pemukiman ilegal dengan membangun tempat pemukiman yang lebih

ramah lingkungan, tidak selalu trauma dengan banjir berupa

pemukiman sehat atau rumah susun sederhana tampa memberatkan

warga, konfensasi yang wajar dan terajangkau tidak sulit untuk

mengajak masyarakat memulai hidup menuju lingkungan yang ramah

dan sehat.

Page 5: pengelolaan sungai 2

Medan, Kompas - Badan Lingkungan Hidup Kota Medan memeriksa 90 industri, hotel, dan rumah sakit bulan ini. Pemeriksaan ini dilakukan BLH karena mereka diduga sebagai penyebab pencemaran di Sungai Deli. Tim pemeriksa akan membawa pencemar lingkungan ke wilayah hukum.”Kami sengaja menghadapkan mereka (pencemar) pada aturan hukum. Silakan berhadapan dengan hukum jika tidak mempunyai sarana instalasi pengolah air limbah (IPAL),” tutur Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Medan Purnama Dewi, Kamis (9/7), ditemui di ruang kerjanya, di Medan.Dewi mengatakan, penegakan hukum lingkungan ini merupakan kelanjutan program tahun 2008. Saat itu BLH menemukan 30 rumah sakit dari 59 yang ada di Kota Medan tidak memiliki IPAL.”Setelah kami bawa ke persoalan hukum. Saat ini hanya tinggal 10 rumah sakit yang belum memiliki IPAL. Mereka sedang mengurus pembuatan IPAL,” katanya.Indikasi pencemaran di Sungai Deli, tuturnya, berasal dari hasil pengamatan petugas di lapangan. Di hulu dan tengah sungai ini kualitas air pada kondisi tercemar sedang. Adapun kualitas air di hulu sungai dalam kondisi tercemar berat. ”Ini menunjukkan ada yang salah dengan pengelolaan air sungai,” katanya.Adapun pemeriksaan di hotel, industri, dan rumah sakit karena dalam operasionalnya tempat- tempat itu menghasilkan limbah cair. Tempat-tempat ini bisa menjadi sumber pencemar yang berat menghasilkan limbah fosfat dan amoniak (NH3). Apalagi aliran limbahnya menuju sungai. BLH Medan, tuturnya, ingin mengembalikan fungsi sungai ke fungsi sebenarnya. ”Kami tidak ingin limbah cair ini merusak lingkungan di sekitar aliran sungai,” katanya.SasaranAdapun sasaran penertiban ini meliputi hotel, rumah sakit, dan industri yang dekat dengan aliran sungai. Untuk sektor industri, tim sengaja menertibkan industri di luar Kawasan Industri Medan (KIM). Industri di KIM, katanya, sudah mempunyai sarana pengolah limbah terpadu. Pengolahan limbah di kawasan ini, katanya, sudah diperiksa oleh tim BLH Sumut.”Justru industri di luar KIM yang jarang terpantau,” katanya. Sebagian besar, terutama industri kecil menengah, belum mempunyai sarana pengolah air limbah. Sejumlah kawasan industri kecil menengah yang akan menjadi sasaran pemeriksaan di antaranya di sepanjang jalur Medan menuju Belawan dan kawasan Johor, Medan.Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumut Syahrul Isman Sagala merespons positif langkah BLH Medan. Langkah ini, katanya harus terus diteruskan. Namun, dia meragukan jika sanksi hukum kepada para pencemar hanya sebatas sanksi administratif. ”Sanksi kepada mereka mesti pidana karena sudah ada ketentuan hukum yang mengatur,” tutur Syahrul.Ketentuan hukum yang dimaksud ialah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam ketentuan ini, diatur tentang ancaman hukuman pidana bagi pencemar lingkungan di Bab 9 Ketentuan Pidana Pasal 41 sampai 48.Dari data BLH Medan, Sungai Deli merupakan satu dari sembilan sungai paling tercemar di Indonesia. Saat ini daya dukung lingkungan sungai lemah seperti yang diulas oleh Gindo Maraganti Hasibuan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, dalam disertasinya pada program perencanaan wilayah Universitas Sumatera Utara. Dia menyebut, luas hutan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) ini tinggal 7,59 persen atau 6.655 hektar dari 48.162 hektar luas DAS.Tiga bulan mendatang, BLH Medan akan membangun proyek percontohan berupa pembuatan sarana IPAL di sentra pabrik tahu yang berada di kawasan Medan Labuhan. (NDY)Share on Facebook