pengelolaan sumberdaya gonggong (strombus sp...

71
PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp.) BERBASIS PEMANFAATAN DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG QUDUS DUSUN III DESA PANGKIL KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU NANA SOFIANA JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp.)

BERBASIS PEMANFAATAN DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG

QUDUS DUSUN III DESA PANGKIL KECAMATAN TELUK

BINTAN KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

NANA SOFIANA

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp.)

BERBASIS PEMANFAATAN DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG

QUDUS DUSUN III DESA PANGKIL KECAMATAN TELUK BINTAN

KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

NANA SOFIANA

NIM.130254242010

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 3: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,
Page 4: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,
Page 5: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

© Hak cipta milik Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tahun 2017

Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Universitas Maritim Raja Ali Haji, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apa pun, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

Page 6: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pariaman pada tanggal 01 Agustus 1994, merupakan

sebagai anak pertama dari 6 bersaudara, dari Ayahanda Arpan dan Ibunda Irawati

(Alm) yang diberi nama Nana Sofiana. Penulis menempuh Pendidikan formal di

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 029 Bintan, Kijang (2000 – 2006), melanjutkan

kejenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 01 Bintan pada tahun

(2006 – 2010), meneruskan (SMA) di SMAN 01 Bintan pada tahun (2010 –

2013). Pada tahun 2013 Penulis diterima di Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH) melalui SNMPTN. Penulis diterima pada Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali

Haji (UMRAH).

Selama menuntut ilmu di perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi

OBDC dan Tarung Derajat (Beladiri) di Universitas Maritim Raja Ali Haji

(2014/2015). Meskipun demikian penulis tetap berkonsentrasi pada dunia

kelautan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis menyusun

dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengelolaan Sumberdaya Gonggong

(Strombus sp.) berbasis Pemanfaatan di Perairan Pesisir Tanjung Qudus Dusun III

Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan

Riau pada Dimensi Waktu yang Berbeda”.

Page 7: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

PRAKATA

Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan Ridho-Nya

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengelolaan Sumberdaya

Gonggong (Strombus sp.) Berbasis Pemanfaatan di Perairan Pesisir Tanjung

Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau dengan lancar dan tepat pada waktunya. Skripsi ini

dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir guna

memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta masukan dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi., DEA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kelautan dan perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

2. Ibu Diana Azizah, S.Pi, M.Si. selaku ketua Program Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan.

3. Ibu Dr. Febrianti Lestari, S.Si, M.Si. selaku pembimbing 1.

4. Ibu Susiana, S.Pi, M.Si. selaku pembimbing 2

5. Ibu Diana Azizah, S.Pi, M.Si. selaku penguji 1

6. Bapak Jumsurizal, S.Pi, M.Si. selaku penguji 2

Demikian skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Tugas Akhir di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, semoga

memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa.

Tanjungpinang, Agustus 2017

Nana Sofiana

Page 8: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

ABSTRAK

SOFIANA, NANA. Pengelolaan Sumberdaya Gonggong (Strombus sp.) di

Perairan Pesisir Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Dr. Febrianti Lestari, S.Si,

M.Si. Pembimbing II: Susiana, S.Pi, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sumberdaya

gonggong, tingkat pemanfaatan sumberdaya gonggong dan merumuskan

pengelolaan sumberdaya gonggong di Perairan Pesisir Tanjung Qudus Dusun III

Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan

Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2017. Dari hasil

penelitian yang dilakukan ditemukan 3 jenis Gonggong yaitu Strombus canarium,

Strombus urceus dan Strombus turturella. Dengan nilai rata-rata kelimpahan

gonggong yaitu 6.67(Ind/M2). Keanekaragaman species gonggong dengan kondisi

keanekaragaman “sedang” yaitu 1.04. Trip penangkapan dengan hasil tangkapan

maksimum lestari yaitu 88.1122942 Kg/minggu. Kondisi kualitas perairan di

Tanjung Qudus dapat dikatakan masih bagus untuk kehidupan siput gonggong.

Masyarakat di Tanjung Qudus Desa Pangkil banyak memanfaatkan siput

gonngong sebagai bahan makanan dan di perjual belikan dengan harga Rp. 400 -

600/ekor,

Kata Kunci: Siput Gonggong, Pengelolaan, Pemanfaatan

Page 9: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

ABSTRACT

SOFIANA, NANA. Gonggong Snail Resources Management (Strombus sp.) In

Coastal Waters of Tanjung Qudus Dusun III of Pangkil Village, Teluk Bintan

Sub-district, Bintan Regency, Kepulauan Riau Province. Thesis. Tanjungpinang:

Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Marine Science and

Fisheries, Maritime University of Raja Ali Haji. Supervisor I: Dr. Febrianti

Lestari, S.Si, M.Si. Supervisor II: Susiana, S.Pi, M.Si.

The purpose of this research is to know the potential of snail resources, the

level of bark resource utilization and to formulate the management of barking

resources in Tanjung Qudus Dusun III Pangkil Village, Bintan Bay District Bintan

Regency Riau Islands Province. This research was conducted in February-June

2017. From the results of research conducted found 3 types of snail namely

Strombus canarium, Strombus urceus and Strombus turturella. With the average

value of barking abundance is 6.67 (ind/m2). The diversity of barking species

with "medium" diversity is 1.04. The catching trip with maximum sustainable

catch is 88.1122942 Kg / week. The condition of water quality in Tanjung Qudus

can be said is still good for the life of snail barking. People in Tanjung Qudus

Pangkil Village utilize many snails gonngong as food and in perjual traded at Rp.

400 – 600/tail.

Keywords: Snail, Management, Utilization

Page 10: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

1.5 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1 Siput Gonggong (Strombus sp.) .............................................................. 4

2.2 Habitat Siput Gonggong (Strombus sp.) ................................................. 5

2.3 Pemanfaatan Siput Gonggong (Strombus sp.) ........................................ 5

2.4 Pengelolaan Populasi Gonggong (Strombus sp.) .................................... 6

2.5 Jenis Siput Gonggong yang Dapat Dikonsumsi ...................................... 6

2.6 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Gonggong (Strombus sp.)...... 8

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 10

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 10

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 11

3.3 Penentuan Lokasi Sampling .................................................................... 11

3.4 Pengumpulan dan Sumber Data .............................................................. 12

3.5 Prosedur Penelitian.................................................................................. 12

3.5.1 Pengamata Gonggong ........................................................................ 12

3.5.2 Pengambilan Sampel Gonggong ........................................................ 13

3.5.3 Identifikasi Jenis Gonggong ............................................................... 13

3.5.4 Pengumpulan Data Pemanfaatan Gonggong ...................................... 13

3.5.5 Pengukuran Parameter Perairan ......................................................... 14

a. Suhu .................................................................................................... 14

b. Salinitas .............................................................................................. 14

c. Derajat Keasaman............................................................................... 15

d. Oksigen Terlarut ................................................................................ 15

3.6 Analisis Data Potensi Sumberdaya Gonggong (Strombus sp.) ............... 16

3.6.1 Kelimpahan Jenis Gonggong ............................................................. 16

3.6.2 Keanekaragaman Jenis Gonggong ..................................................... 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 17

4.1 Kondisi Umum Wilayah Penelitian ........................................................ 17

4.2 Demografi Kependudukan ...................................................................... 17

4.3 Potensi Sumberdaya Gonggong di Perairan Tanjung Qudus .................. 20

4.3.1 Identifikasi Jenis Gonggong di Perairan Tanjung Qudus .................. 20

Page 11: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

a. Strombus canarium............................................................................. 20

b. Strombus urceus ................................................................................. 22

c. Strombus turturella ............................................................................ 23

4.3.2 Kelimpahan Gonggong di Perairan Tanjung Qudus .......................... 24

4.3.3 Keanekaragaman Jenis Gonggong di Perairan Tanjung Qudus ......... 26

4.3.4 Model Stok Siput Gonggong (Stombus sp.) ....................................... 27

4.4 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Siput Gonggong .................... 30

a. Suhu ......................................................................................................... 30

b. Salinitas ................................................................................................... 31

c. pH ............................................................................................................ 31

d. DO ........................................................................................................... 32

4.5 Tingkat Pemanfaatan Siput Gonggong di Perairan Tanjung Qudus ....... 32

4.5.1 Jumlah dan Jenis Penangkapan Siput Gonggong ............................... 32

4.5.2 Ukuran Siput Gonggong yang Ditangkap .......................................... 34

4.5.3 Harga dan Distribusi Penjualan .......................................................... 35

4.6 Pengelolaan Siput Gonggong Berbasis Pemanfaatan ............................. 36

BAB V. KESIMPULAN ................................................................................ 37

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 37

5.2 Saran ........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

LAMPIRAN .................................................................................................... 41

Page 12: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

DAFTAR TABEL

1. Alat dan Bahan ...................................................................................... 11

2. Lokasi Sampling Penelitian .................................................................... 12

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pangkil ............. 17

4. Junlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencharian di Desa Pangkil.......... 18

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Pangkil ................. 19

6. Hasil Pengukuran Kelimpahan Siput Gonggong .................................... 24

7. Keabekaragaman Jenis Siput Gonggong ................................................ 27

8. Data Hasil Tangkapan, Effort, dan CPUE ............................................. 28

9. Estimasi Hasil Tangkapan Lestari (MSY) .............................................. 29

10. Hasil Pengukuran Parameter Perairan .................................................... 30

Page 13: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran ................................................................ 3

2. Anatomi Siput Gonggong ....................................................... 4

3. Jenis Gonggong yang Bisa Dimakan ...................................... 7

4. Peta Lokasi Penelitian ............................................................. 10

5. Skematik Transek Pengamatan Siput Gonggong ................... 12

6. Grafik Jumlah Penduduk Arsip Desa Pangkil ........................ 17

7. Jumlah Penduduk Desa Pnagkil Berdasarkan Mata Pencharian

................................................................................................. 18

8. Jumlah Penduduk Desa Pangkil Berdasarkan Pendidikan...... 20

9. Strombus canarium ................................................................. 21

10. Strombus urceus ...................................................................... 22

11. Strombus turturella ................................................................. 23

12. Hasil Kelimpahan Siput Gonggong ........................................ 25

13. Keanekaragaman Siput Gonggong ......................................... 26

14. Hasil Tangkapan Perminggu Siput Gonggong ....................... 27

15. Kurva MSY Berdasarkan Pendekatan Metode Schaefer ........ 28

16. Jumlah Hasil Tangkapan ......................................................... 33

17. Jenis Tangkapan Siput Gonggong .......................................... 34

18. Ukuran Hasil Tangkapan Siput Gonggong ............................. 35

19. Harga Penjualan Hasil Tangkapan Siput Gonggong .............. 35

20. Distribusi Hasil Penjualan ....................................................... 36

Page 14: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Kuisioner Nelayan ..................................................................... v

2. Lembar Kuisioner Pengumpul ................................................................ vi

3. Foto Kegiatan.......................................................................................... vii

4. Data Kelimpahan Siput Gonggong ......................................................... viii

5. Data Keanekaragaman Siput Gonggong ................................................. ix

6. Data Tangkapan dan Jumlah Responden ................................................ x

7. Data Hasil Kualitas Air ........................................................................... xi

8. Hasil Data dan Jumlah Responden ......................................................... xii

9. Hasil Standarisasi Alat ............................................................................ xiii

Page 15: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

dengan garis panjang pantai sepanjang 1.795 km2 sehingga wilayah Kepri

mempunyai potensi laut yang cukup besar untuk dimanfaatkan salah satunya

adalah wilayah pesisir kota Tanjungpinang (Eddiwan, 2009). Tanjungpinang

merupakan pusat pemerintahan yang juga memiliki wilayah pesisir yang luas dan

memiliki keanekaragaman biota perairan yang ditemukan. Dari sekian banyak

biota yang dapat ditemukan di Tanjungpinang, salah satu biota dijadikan sebagai

ikon kuliner khas Tanjungpinang yaitu Siput Gonggong.

Siput gonggong (Strombus sp.) merupakan sejenis siput laut, salah satu hewan

bertubuh lunak (Mollusca), banyak hidup di pantai Pulau Bintan dan sekitarnya,

seperti Pulau Dompak, Lobam, Pulau Mantang, Senggarang, dan Tanjung Uban

(Amin, Viruly, 2011). Siput gonggong merupakan organisme yang menetap di

kawasan pasang surut, keberadaannya dapat memberikan gambaran kondisi

lingkungan kawasan tempat hidupnya (habitat). Jumlah dan jenisnya di

kendalikan oleh faktor-faktor lingkungan kawasan pesisir, dan kawasan pasang

surut.

Berdasarkan survei awal dari hasil wawancara kepada warga, Tanjung Qudus

Desa Pangkil telah dikenal sebagai salah satu habitat bagi siput gonggong serta

menjadi target penangkapan siput gonggong. Berdasarkan observasi atau survey

tersebut pengambilan siput gonggong di perairan Tanjung Qudus dilakukan

dengan menyelam, ataupun secara langsung dengan menggunakan tangan.

Pemanfaatan sumberdaya siput gonggong di Tanjung Qudus Dusun III Desa

Pangkil, sudah berlangsung sejak lama dan diusahakan secara turun-temurun baik

dimanfaatkan sebagai pelengkap lauk pauk maupun dijual untuk menambah

pendapatan (income) nelayan dan pengumpul. Namun pemanfaatan siput

gonggong di Desa tersebut kurang optimal karena banyak menyisakan limbah

cangkang gonggong yang sebenarnya apabila diolah dengan baik akan menambah

nilai guna dan nilai jual dari biota tersebut. Limbah gonggong tersebut hanya

dibuang begitu saja sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Maka

Page 16: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

2

dari itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengelolaan sumberdaya gonggong

(Strombus sp.) berbasis pemanfaatan agar siput gonggong dapat dipertahankan

dan dimanfaatkan secara optimal.

1.2 Perumusan Masalah

Akibat tingginya permintaan dan konsumsi terhadap siput gonggong di

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil, maka semakin banyak pula para nelayan

yang menangkap gonggong tersebut secara berlebihan. Jika hal ini dibiarkan terus

berlangsung akan berakibat punahnya biota tersebut dan berimplikasi terhadap

kegiatan perekonomian setempat. Selain itu, cangkang gonggong yang tidak

dimanfaatkan akan bertambah banyak dan dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan apabila tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan tepat. Berdasarkan

latar belakang diatas, maka beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana potensi sumberdaya gonggong (Strombus sp.) di perairan pesisir

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil?

2. Bagaimana tingkat pemanfaatan gonggong (Strombus sp.) oleh masyarakat di

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil?

3. Bagaimana merumuskan pengelolaan gonggong (Strombus sp.) berbasis

pemanfaatan di perairan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui potensi sumberdaya gonggong (Strombus sp.) di perairan

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil.

2. Mengetahui tingkat pemanfaatan sumberdaya gonggong (Strombus sp.) di

perairan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil.

3. Merumuskan pengelolaan sumberdaya gonggong (Strombus sp.) berbasis

pemanfaatan di perairan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil.

Page 17: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengelolaan sumberdaya gonggong (Strombus sp.) berbasis pemanfaatan yang

bernilai ekonomis dan ekologis di perairan Desa Pangkil, dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya secara berkelanjutan di Tanjung

Qudus Dusun III Desa Pangkil dan bermanfaat untuk peneliti dalam menambah

wawasan dan pengalaman.

1.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Pengelolaan Sumberdaya Gonggong

(Strombus sp.) berbasis pemanfaatan di Perairan Pesisir Tanjung

Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten

Bintan.

Sumberdaya Perairan Tanjung Qudus

Dusun III Desa Pangkil

Gonggong

(Strombus sp.)

Tingkat Pemanfaatan

Jumlah

Tangkapan

Jenis tangkapan

Ukuran tangkapan

Distribusi

penjualan dan

harga siput

gonggong

Faktor lingkungan yang

mempengaruhi gonggong

(Strombus sp.)

Potensi sumberdaya gastropoda

Identifikasi Gonggong

(Strombus sp.)

Kelimpahan Gonggong

(Strombus sp.)

Keanekaragaman Gonggong

(Strombus sp.)

MSY (Nilai Potensi

Maksimum Lestari)

Parameter

Fisika

Parameter

Kimia

Suhu

Salinitas

pH

DO

Pengelolaan sumberdaya

Gonggong (Strombus sp.)

berbasis pemanfaatan

Page 18: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siput Gonggong (Strombus sp.)

Siput Gonggong (Strombus sp.) merupakan kelas yang terpenting dari filum

Moluska, karena sebagian diantaranya merupakan sumber protein dan bernilai

ekonomis tinggi (Syari, 2005). Siput ini memiliki karakteristik seperti operkulum

yang pipih panjang, mirip pisau berduri, serta dapat digunakan sebagai alat gerak

di atas pasir atau lumpur. Selain itu hewan ini memiliki ulir yang meningkat di

sepanjang cangkangnya dan lekukan stromboid. Siput gonggong juga memiliki

kulit yang sangat keras dengan garis bulat pada cangkangnya dengan variasi

warna cangkang kekuningan atau keemasan (Utami, 2012). Adapun anatomi Siput

Gonggong dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 2. Anatomi Siput Gonggong (Zaidi, 2009)

Siput gonggong termasuk sejenis siput laut (Strombus canarium L.1758),

merupakan salah satu hewan lunak (Mollusca), banyak hidup di pantai Pulau

Bintan dan sekitarnya, seperti Pulau Dompak, Pulau Lobam, Pulau Mantang,

Senggarang, dan Tanjung Uban (Amini, Viruly, 2011). Gonggong merupakan

Mollusca yang termasuk kelas Gastropoda dengan spesies (Strombus sp.)

Klasifikasi gonggong menurut Zaidi et al. (2009) adalah sebagai berikut:

Filum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda

Famili : Strombiadae

Genus : Strombus

Page 19: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Spesies : Strombus canarium Linn. 1758.

2.2 Habitat Siput Gonggong (Strombus sp.)

Siput gonggong hidup tersebar di sepanjang pantai dengan dasar perairan pasir

lumpur atau pasir campur lumpur yang banyak ditumbuhi tanaman laut seperti

rumput setu, samo-samo (Enhalus accoroides), (Thalassia sp.), dan lain-lain.

Kondisi perairan dimana banyak ditemukan siput gonggong, salinitasnya berkisar

antara 26 – 32 %, pH antara 7,1 – 8,0, oksigen terlarut 4,5 – 6,5 ppt, kecerahan air

0,5 – 3,0 m dan suhu antara 26 - 30 °C (Amini, Viruly, 2011).

Sama halnya yang dituliskan Izuan (2014) bahwa kehidupan siput gonggong

banyak ditemukan di daerah lamun yang berjenis Enhalus accoroides, Thalassia

hemprichii, Thalassodendron ciliatum, Cymodocea rotundata dan Halophile

ovalis.

2.3 Pemanfaatan Siput Gonggong (Strombus sp.)

Pengambilan siput gonggong di alam dilakukan dengan menggunakan bantuan

siput kilah dan memungut dengan tangan. Hal ini dapat dilakukan jika kondisi

perairan sedang surut dan gelombang cukup mendukung. Jika kondisi air pasang,

sulit bagi nelayan untuk mendapatkan siput gonggong, begitupun halnya jika

kondisi perairan bergelombang yang menyebabkan tingkat kekeruhan semakin

tinggi, sehingga membatasi pandangan saat menyelam untuk medapatkan siput

gonggong.

Waktu pengambilan siput gonggong yang paling efektif adalah pada bulan

Februari hingga Juni. Selain bulan-bulan tersebut aktivitas penangkapan tidak

maksimal karena kondisi perairan yang bergolak dan menyebabkan meningkatnya

kekeruhan air yang menyulitkan nelayan untuk mencari siput gonggong di alam

(Dody, 2011). Berdasarkan observasi atau survei awal pengambilan siput

gonggong di perairan pesisir Dusun Kudus Desa Pangkil dilakukan dengan

menggunakan siput kilah, dan ada juga secara langsung dengan menggunakan

tangan. Hasil dari pengumpulan siput gonggong oleh nelayan dan pengumpul

umumnya langsung dijual ke Tanjung Pinang atau ke masyarakat masyarakat

yang ada di Dusun Kudus.

Page 20: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

2.4 Pengelolaan Populasi Gonggong (Strombus sp.)

Menurut Leimena (2002), pemanfaatan keong laut di berbagai negara akan

diuraikan berdasarkan potensi sebagai sumber bahan makanan, bahan baku obat-

obatan, dan kerajinan tangan, diuraikan sebagai berikut:

2.4.1 Sumber bahan makanan

Sama seperti ikan dan hewan laut lainnya, daging keong laut memiliki

kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang bermanfaat bagi

perkembangan otak dan untuk mencegah penyakit jantung. Ada dua jenis

asam lemak omega-3 yaitu decosahexaenoic acid (DHA) dan

eiocosapentatonic acid (EPA). Secara umum perbandingan asam lemak

omega-3 dan omega-6 pada keong sam dengan ikan, yaitu 2:1. Oleh karena

itu, sumber alternative asam lemak omega-3 dapat di peroleh dari keong laut.

Selain itu, keong laut juga merupakan sumber vitamin A, vitamin D, dan

mineral.

2.4.2 Bahan baku Obat-obatan

Akhir-akhir ini banyak jenis keong laut diteliti dan di pelajari untuk

pengembangan dalam ilmu kedokteran. Keong laut dari family Conidae

menghasilkan racun konotoksin untuk melumpuhkan mangsa. Racun tersebut

telah dibuat senyawa turunannya, yaitu ziconotide dan prialt yang merupakan

rantai polipeptida sintetik. Senyawa ini digunakan untuk mengobati penyakit

kanker, jantung, AIDS, dan berbagai penyakit yang bersifat kronis.

2.5 Jenis Siput Gonggong yang Dapat Dikonsumsi

Ada 4 jenis siput Gonggong yang dapat dikonsumsi

2.5.1 Jenis Gonggong ayam (sebutan nelayan Kepri) berukuran kecil dan

berwarna agak gelap, bentuknya agak ramping dengan ujung panggkalnya

runcing serta tekstur lekukan ulirannya sangat menonjol dan tajam. Gonggong

jenis ini lebih banyak hidup di lautan dengan dataran berlumpur. Banyak

ditemukan di Pesisir Bangka Belitung, Anamabas dan Natuna.

Page 21: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

2.5.2 Gonggong tanduk atau lambis – lambis memiliki Panjang badan 29 cm,

memiliki cangkang yang sangat besar, kuat dan berat. Salah satu ciri yang paling

mencolok adalah bibir luarnya yang berkobar, yang dihiasi enam digitasi

marjinal. Berwarna putih atau krem secara eksternal dan sering menghadirkan

bercak hitam kecoklatan, keunguan atau kebiruan. Banyak ditemukan di hampir

lautan Indonesia baik Pesisir Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Kepulauan

Riau. Meskin jumlahnya terbatas dan tidak banyak seperti gonggong pada

umumnya.

2.5.3 Gonggong bercangkang tebal warna putih kecoklatan, gonggong jenis ini

lebih suka hidup di dasar laut ber pasir putih dan berlumpur, banyak ditemukan

di daerah pantai Provinsi Kepulauan Riau seperti Pulau Bintan, Pulau Batam,

Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun dan Daik Lingga.

2.5.4 Gonggong merah bercangkang tebal, gonggong jenis ini hampir sama

dengan gonggong nomor tiga. Banyak ditemukan di Wilayah Kepulauan Riau.

Gonggong inilah yang sering dikonsumsi masyarakat Kepulauan Riau karena

dagingnya sedikit lebih kenyal dan lebih lezat, oleh karena itu harganya pun

sedikit lebih mahal / gonggong super (Kepri, 2017).

Gambar 3. Jenis Gonggong yang bisa dimakan (Kepri, 2017).

Page 22: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

2.6 Faktor Lingkngan yang Mempengaruhi Gonggong (Strombus sp.)

2.6.1 Parameter Kimia Perairan

a. pH

Gastropoda pada umumnya sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai

nilai pH sekitar 7-8.5 (Effendi, 2003). Derajat keasaman ini digunakan untuk

mengGambarkan kondisi asam dan basa suatu larutan, selain berpengaruh

langsung terhadap organisme makrozoobentos di perairan, di pH juga

berpengaruh secara tidak langsung. Sedangkan menurut Dody (2007) dalam

Utami (2012) bahwa siput gonggong hidup pada kisaran pH antara 7.60 – 7.67.

b. DO (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut merupakan variabel kimia yang mempunyai peran penting

sekaligus menjadi faktor pembatas bagi kehidupan biota air (Nybakken, 1992).

Secara ekologis, konsentrasi oksigen terlarut juga menurun dengan adanya

penambahan bahan organik, karena bahan organik tersebut akan diuraikan oleh

mikroorganisme yang mengkonsumsi oksigen yang tersedia. Pada tingkatan jenis,

masing-masing biota mempunyai respon yang berbeda terhadap penurunan

oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut optimum bagi moluska bentik adalah 4.1

mg/l – 6.6 mg/l, sedangkan kadar minimal yang masih dalam batas toleransi

adalah 4mg/l (Clark, 1974 dalam Utami, 2012). Namun menurut (Sutamihardja,

1978 dalam Utami, 2012) kadar oksigen terlarut yang normal di perairan laut

berkisar antara 5.7 mg/l – 8.5 mg/l.

2.6.2 Parameter Fisika Perairan

a. Suhu

Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi

badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem

perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu (batas atas dan

bawah) yang disukai bagi pertumbuhannya.

Semakin tinggi suhu semakin cepat perairan mengalami kejenuhan akan

oksigen yang mendorong terjadinya difusi oksigen dari air ke udara, sehingga

konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan semakin menurun. Menurut

Page 23: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Kordi, (2007) menyatakan suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme

organisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun

diperairan air tawar di batasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat

berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan biota air. Suhu yang baik

bagi pertumbuhan hewan-hewan benthos adalah berkisar antara 25-31oC

(Wijayanti, 2007). Menurut (Utami, 2012) bahwa Siput Gonggong hidup

pada kisaran suhu antara 28.5 0C – 29.9 °C.

b. Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam

air laut. Konsentrasi garam-garam jumlahnya relatif sama dengan setiap

contoh air atau air laut, sekalipun pengambilannya dilakukan di tempat yang

berbeda. Oleh karena itu, tidak diperlukan untuk mengukur seluruh salinitas

dari contoh setiap kali.

Salinitas adalah kadar seluruh ion-ion yang terlarut dalam air. Komposisi

ion-ion pada air laut dapat dikatakan mantap dan didominasi oleh ion-ion

tertentu seperti klorida, karbonat, bikarbonat, sulfat, natrium, kalsium, dan

magnesium (Boyd, Kordi, 2007). Menurut (Venberg & Venberg, Utami,

2012) bahwa salinitas optimum bagi bivalvia berkisar antara 2 ‰ – 36 ‰.

Kondisi ini diperkuat lagi dengan yang dituliskan oleh (Utami, 2012) bahwa

Siput Gonggong pada kisaran salinitas antara 31.0 ‰ – 33.3 ‰.

Page 24: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2017. Lokasi Penelitian di

Tanjung Qudus Dusun III, Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten

Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian.

Stasiun 1 pada Koordinat 104°21'56.623"E 0°50'40.77"N

Stasiun 2 pada Koordinat 104°21'18.432"E 0°50'48.931"N

Stasiun 3 pada Koordinat 104°21'25.669"E 0°50'24.908"N

Page 25: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1 Alat dan Bahan yang di gunakan pada penelitian

No Nama Alat dan Bahan Satuan Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Multi Tester

Hand Refractometer

GPS

Plot 1x1 Meter

Roll meter

Buku Identifikasi

Kantong Plastik

Kertas label

Spidol

Kuisioner

Kamera

Aquades, tisu

Alat Tulis

oC

Meter

Meter

Untuk mengukur suhu, pH, DO

Untuk mengukur salinitas

Untuk menentukan posisi

Untuk Pengambilan gonggong

Untuk menarik garis transek

Untuk identifikasi jenis

Untuk sampel gonggong

Pemberian label pada sampel

Penandaan pada sampel

Untuk mendata pemanfaatan gonggong

Dokumentasi

Untuk kalibrasi

Mencatat hasil

3.3 Penentuan Lokasi Sampling

Penentuan titik sampling didasarkan atas pertimbangan secara Purposive

sampling dengan perbedaan aktivitas yang ada. Berdasarkan pertimbangan

tersebut diperoleh 3 stasiun pengamatan pada Tabel 2.

Page 26: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

12

Tabel 2. Lokasi Sampling Penelitian

3.4 Pengumpulan dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data utama yang diambil secara langsung oleh

peneliti meliputi identifikasi data, kelimpahan, keanekaragaman, MSY, (Prosedur

standarisasi menggunakan trip tangkapan bukan menggunakan alat tangkap),

pemanfaatan gonggong yang didapatkan dari hasil wawancara kepada nelayan dan

pengumpul di Tanjung Qudus, Dusun III Desa Pangkil, dan faktor lingkungan

yang meliputi Suhu, Salinitas, pH, DO. Data sekunder diperoleh melalui

penelusuran berbagai literatur yang ada serta dari berbagai instansi terkait.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pengamatan gonggong (Strombus sp).

Pengamatan gonggong menggunakan petak contoh (Transect Plot) dengan

transek kuadran yang digunakan dalam penelitian ini adalah petak contoh

berbentuk persegi yang dibuat dengan pipa paralon ukuran 3⁄4 inch dan di lubangi

dengan ukuran 100 x 100 cm2. Jarak antara satu transek ke transek lain sepanjang

50 meter dengan panjang transek 70-100 meter ke arah laut. Jarak antara satu plot

ke plot lain sepanjang 10 meter. Berikut skema transek garis yang digunakan

dalam penelitian ini dapat di lihat pada Gambar 5.

Garis transek 1 Garis transek 2 Garis transek 3

No Stasiun Aktivitas

1

2

3

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III

Daerah Dermaga/Pelabuhan

Daerah Penangkapan (Pemukiman Warga)

Daerah Tanpa Pemukiman

10 meter

Arah laut 50 meter

Arah

pantai

Page 27: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Keterangan: : Petak Contoh (Transect Plot)

: Garis pantai

Gambar 5. Skematik Transek Pengamatan Gonggong Strombus sp. (Modifikasi

Fachrul, 2007).

3.5.2 Pengambilan Sampel Gonggong (Strombus sp.)

Pengambilan sampel gonggong dilakukan pada kawasan zona litorial pada saat

surut dengan mengambil gonggong yang berada pada permukaan substrat dan di

dalam substrat sampai kedalaman 5 cm. Lalu sampel gonggong dimasukan ke

dalam kantong plastik bening yang telah di beri label sesuai titik dan plotnya,

kemudian dibersihkan dari lumpur yang menempel agar dapat di lakukan

identifikasi.

3.5.3 Identifikasi jenis gonggong

Sampel gonggong yang didapat selanjutnya di identifikasi untuk mengetahui

jenis gastropoda yang di temukan. Identifikasi dilakukan dengan melihat bentuk

cangkang, warna, corak dan jumlah putaran cangkang. Identifikasi Gonggong

melalui Website identifikasi yang digunakan yaitu “Marine Species”. Setiap jenis

yang ditemukan dicocokkan pada karakteristik morfologinya.

3.5.4 Pengumpulan Data Pemanfaatan Gonggong (Strombus sp.)

Untuk pengumpulan data pemanfaatan siput gonggong dilakukan dengan

metode sensus kepada nelayan dan pengumpul melalui wawancara dengan

panduan kuisioner terhadap nelayan yang mengambil Siput Gonggong dan

pengumpul Siput Gonggong yang terdapat di Tanjung Qudus Dusun III Desa

Pangkil. Lembar kuisioner dapat dilihat pada pada lampiran.

Analisis data sosial masyarakat meliputi persepsi, sikap dan partisipasi

berasarkan skor dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner terhadap

nelayan dan pengumpul. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner

disajikan dalam Tabel maupun grafik yang di sajikan secara deskriptif. Kemudian

Page 28: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

dilakukan perhitungan persentase partisipasi, sikap dan persepsi dengan

menggunakan rumus (Daniel, Damanik, 2013):

P (%) = 100%

Keterangan:

P= Persentase partisipasi, sikap dan persepsi

n= Jumlah sampel pada kategori-i

N= Jumlah seluruh sampel

Berdasarkan perhitungan data yang di atas, data dianalisis secara deskriptif

untuk mendapatkan Gambaran mengenai tingkat partisipasi, persepsi dan sikap

masyarakat Desa Pangkil.

3.5.5 Pengukuran Parameter Perairan

Setiap parameter lingkungan di ukur secara insitu pada setiap stasiun,

parameter perairan yang diukur mencangkup:

a. Suhu

Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan Multi Tester (YK-2005 WA),

pengukuran suhu dilakukan bersamaan dengan pengukuran Oksigen Terlarut

(DO). Pengukuran suhu dilakukan dengan menghidupkan multi tester dengan

menekan tombol “ON” kemudian probe dimasukkan untuk pengukuran suhu.

Kemudian probe pada alat tersebut dicelupkan ke dalam perairan. Seluruh bagian

dari probe suhu harus tercelup kedalam air yang diukur. Setelah itu didiamkan

beberapa menit sampai dapat dipastikan angka yang ditunjukkan pada layar

berada dalam kondisi tidak bergerak (stabil). Kemudian nilai suhu yang

ditunjukkan pada layar sebelah kiri bawah multi terster tersebut dicatat hasilnya.

Dan pengukuran suhu dilakukan pada siang hari.

b. Salinitas

Pengukuran salinitas di lakukan pada setiap stasiun dengan menggunakan hand

refractometer. Sebelum digunakan alat di kalibrasi dahulu supaya berada dalam

keadaan standar. Air sampel di ambil dari permukaan perairan dengan

menggunakan botol sampel, kemudian air sampel ini diteteskan pada hand

Page 29: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

refractometer, maka salinitasnya akan ditunjukan pada alat dengan satuan ‰. Dan

pengambilan sampel salinitas dilakukan pada siang hari.

c. Derajat Keasaman

Derajat Keasaman (pH) diukur dengan menggunakan alat multi tester (YK-

2005WA). Prosedur pengukuran pH dengan multi tester adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan dan memasukkan probe elektroda pH kedalam soket pada alat

dengan benar dan pada posisi yang tepat, menekan tombol “POWER” untuk

menghidupkan alat.

2. Menekan tombol “MODE” pada alat hingga layar alat menunjukkan tampilan

“pH” dan masukkan indicator manual untuk Suhu.

3. Menyiapkan larutan “Buffer Solution” yang akan digunakan pada pH 4.00

untuk mengakalibrasikan alat yang ditempatkan pada Botol kalibrasi.

4. Melakukan terlebih dahulu proses kalibrasi alat sebelum melakukan

pengukuran, dengan cara menekan tombol “REC” dan “HOLD” secara

bersamaan hingga pada layar alat menunjukkan angka 4.00.

5. Menekan tombol “ENTER” untuk mengakhiri proses kalibrasi, lalu membuka

botol kalibrasi pada ujung alat, dan melakukan pengukuran pH, kemudian hasil

yang ditunjukkan pada layar alat dicatat setelah angka yang ditunjukkan stabil

(tidak berubah). Dan melakukan pengukuran pH pada saat siang hari.

d. Oksigen Terlarut

Untuk mengukur oksigen terlarut, dilakukan dengan menggunakan multi tester

(YK-2005WA). Prosedur pengukuran Oksigen Terlarut dilakukan dengan cara :

1. Menyiapkan dan memasukkan probe Oksigen terlarut (DO) kedalam soket

DO pada alat dengan benar dan pada posisi yang tepat.

2. Menekan tombol “POWER” untuk menghidupkan alat.

3. Menekan tombol “Mode” pada alat, hingga layar alat menunjukkan

tampilan “%02” dan memasukkan indicator manual untuk suhu.

4. Membiarkan alat selama 5 menit hingga angka stabil dan tidak berubah.

5. Melakukan kalibrasi alat sebelum melakukan pengukuran, dengan cara

menekan tombol “REC” dan “HOLD” secara bersamaan.

Page 30: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

6. Menekan tombol “ENTER”, tunggu selama 30 detik, hingga pada layar

menunjukkan tampilan “%02” menunjukkan angka 20.9.

7. Menekan tombol “FUNC” hingga menunjukkan tampilan “mg/L”

kemudian alat dapat digunakan untuk pengukuran Oksigen Terlarut. Dan

melakukan pengukuran DO pada siang hari.

3.6 Analisi Data Potensi Sumberdaya Gonggong (Strombus sp.)

3.6.1 Kelimpahan jenis Gonggong (Strombus sp.)

Kelimpahan diartikan sebagai satuan jumlah individu yang ditemukan

persatuan luas. Menurut Fachrul (2007) perhitungan kelimpahan jenis gastropoda

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ki = ni ⁄A

Keterangan:

Ki = Kelimpahan jenis (individu/m2)

ni = Jumlah individu dari spesies ke-i (individu)

A = Luas area pengamatan (m2)

3.6.2 Keanekaragaman Jenis Gonggong (Strombus sp.)

Indeks keanekaragaman dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

(Fachrul, 2007):

H’ = -∑s i 1pi ln pi

Keterangan:

H’: Indeks keanekaragaman

In: Logaritma Natural

pi: ni/N

Dimana:

ni: Jumlah individu jenis ke 1

N: Jumlah total individu dari seluruh jenis

Page 31: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,
Page 32: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Desa Pangkil merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Teluk Bintan,

Kabupaten bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Adapun luas daratan yang dimiliki

Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan yaitu ± 22.5 Km2 dan luas wilayah

keseluruhan 1.050 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara (Pulau Penyengat)

- Sebelah Selatan (Pulau Tapai)

- Sebelah Barat (Pulau Karas)

- Sebelah Timur Dompak (Tanjung Siambang)

4.2 Demografi Kependudukan

Jumlah penduduk di Desa Pangkil berdasarkan data terakhir awal tahun 2015

tercatat berjumlah 1.369 jiwa, yang terbagi atas laki-laki berjumlah 695 jiwa dan

perempuan berjumlah 674 jiwa, seperti yang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pangkil

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 695 50.8

2 Perempuan 674 49.2

Jumlah 1369 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pangkil Tahun 2015

51%

49% Laki-laki

Perempuan

Gambar 6. Grafik jumlah penduduk Arsip Desa pangkil 2016

Page 33: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

18

Pada Gambar 6. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Pangkil

lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuannya.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Pangkil

No Nama Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Buruh Bangunan 10 1.95

2 Nelayan 337 65.82

3 Pedagang 36 7.03

4 Pensiunan 4 0.78

5 PNS 25 4.88

6 Lain-lain 100 19.53

Jumlah 512 100

Berdasrkan jumlah penduduk pada Tabel 4. Menurut mata pencharian di Desa

Pangkil, mayoritas pekerjaan di Desa Pangkil yaitu nelayan, jumlah persentase

nelayan di Desa Pangkil tergolong tinggi yaitu 65.82%. Sedangkan pegawai

negeri sipil tergolong rendah dengan jumlah persentase yaitu 4.88%. Lebih

lengkap tertera pada Gambar 7.

Gambar 7. Jumlah Penduduk Desa PangkilBerdasarkan Mata Pencaharian

Page 34: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

19

Tabel 5 .JumlahPenduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Pangkil

No Nama

Pendidikan

Jumlah Jumlah

Total

Persentase

(%) Laki-laki Perempuan

1 Paud 19 21 40 2.96

2 Sd 95 96 191 14.14

3 Sltp 52 47 99 7.33

4 Slta 27 35 62 4.59

5 Diploma 5 8 13 0.96

6 S1 10 22 32 2.37

7 S2 1 0 1 0.07

8

Tidak

Tamat

sekolah Sltp

& Slta

398 357 755 55.88

9 Pra sekolah 80 78 158 11.70

Jumlah

1351 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pangkil Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 5, data monografi Desa Pangkil dapat dilihat bahwa tingkat

pendidikan di Desa Pangkil masih tergolong rendah. Persentase Tidak tamat

sekolah tergolong tinggi yaitu 55.88%, dibandingkan dengan tamatan SD yaitu

14.14% begitu juga dengan jumlah pendidikan diatasnya. Lebih jelas dapat dilihat

pada Gambar 8.

Page 35: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

20

Gambar 8. Jumlah PendudukDesa Pangkil Berdasarkan Pendidikan

Sarana transportasi yang ada di Desa Pangkil adalah Speed dan Pompong yang

digunakan untuk berpergian atau menyebrang antar pulau yang ada di daerah

tersebut sebagai aktifitas sehari-hari. Sedangkan sarana komunikasi bisa dikatakan

maju, dapat dilihat bahwa rata-rata penduduk Desa Pangkil telah memiliki

Telepon seluler, Televisi, dan Radio.

4.3 Potensi sumberdaya gonggong di perairan pesisir Tanjung Qudus

Desa Pangkil

4.3.1 Identifikasi jenis gonggong di perairan pesisir Tanjung Qudus

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di perairan pesisir Tanjung Qudus

Desa Pangkil dijumpai 3 jenis siput gonggong. Adapun jenis yang ditemukan

terdiri atas Strombus canarium, Strombus turturella, dan Strombus urceus.

a. Strombus canarium

Jenis Strombus canarium merupakan salah satu dari jenis siput gonggong yang

ditemukan di Perairan Pesisir Tanjung Kudus Desa Pangkil dengan ukuran yang

di temukan 6 cm. Dan jenis siput gonggong ini menjadi jenis yang paling utama

untuk diperjualkan ke Restoran ataupun luar daerah, dikarenakan bentuk

cangkangnya yang tebal, dan dagingnya yang enak, membuat harga jual siput

gonggong ini pun tinggi. Berdasarkan wawancara dari masyarakat Desa Pangkil

gonggong Strombus canarium ini dapat dijual jika ukuran gonggong tersebut 6 – 7

cm. Adapun bentuk dari jenis Strombus canarium dapat di llihat pada Gambar 9.

Page 36: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

21

Klasifikasi siput Gonggong adalah sebagai berikut:

Kelas : Gastropoda

Ordo : Littorinimorpha

Famill : Strombidae

Genus : Strombus

Species : Strombus canarium

Hewan ini mempunyai cangkang yang agak keras dan bentuknya sangat khas.

Warnanya hampir sama dengan warna jantung pisang dan cangkangnya yang

tebal. Tidak terlalu panjang dengan ujung membentuk seperti candi. Hewan ini

habitatnya di atas substrat dan dalam substrat. Gastropoda jenis Stombus

canarium bersifat filter feeder/deposit feeder yang memanfaatkan serasah

tumbuhan lamun, Siput Gonggong ini memiliki saluran pencernaan lengkap,

berbentuk U atau melingkar. Mulut dengan radula yang mempunyai deretan-

deretan gigi kitin kecil melintang untuk menggerus makanannya. Anus membuka

ke rongga mantel, kelenjar pencernaan besar dengan kelenjar ludah (Zaidi et al.

2008).

Di alam siput gonggong menyukai habitat pasir berlumpur. Menurut Amini.,

Siddik (2011), siput gonggong banyak terdapat hidup di perairan pantai dengan

dasar pasir berlumpur dan kondisi perairan dimana banyak ditemukan lamun.

Sumber: Data Primer (2017)

Gambar 9. Strombus canarium

Page 37: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

22

b. Strombus urceus

Selain siput gonggong Strombus canarium, ditemukan juga siput gonggong

jenis Strombus urceus yang terdapat di Perairan Pesisir Tanjung Qudus Desa

Pangkil dengan ukuran yang ditemukan 5 cm. Berbeda dengan jenis Strombus

canarium, Strombus urceus ini lebih banyak ditemukan dan siput gonggong ini

banyak ditemukan di substrat berpasir daerah padang lamun. Lebih jelas dilihat

pada Gambar 10.

Klasifikasi Siput Gonggong adalah sebagai berikut:

Kelas : Gastropoda

Ordo : Littorinimorpha

Familli : Strombidae

Genus : Strombus

Species : Strombus urceus

Pada jenis Strombus urceus memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan yang

sedikit gelap dan juga mempunyai bentuk yang lebih kecil dibandingkan dengan

ketiga jenis Siput Gonggong yang ditemukan pada saat pengamatan di perairan

Pesisir Tanjung Qudus Desa Pangkil yaitu Strombus canarium dan Strombus

turturella. Jenis Siput Gonggong ini biasanya disebut masyarakat dengan sebutan

Gonggong jantan, Siput Gonggong ini juga banyak ditemukan di area dengan

substrat yang halus hingga sedang. Hidup jenis Siput Gonggong ini juga berkoloni

dan berada pada area yang rendah sampai sedang kerapatan lamunnya, sehingga

jenis Siput Gonggong ini mudah ditemukan. Rata-rata panjang cangkang berkisar

antara 51.2 mm sampai 61.82 mm (Zaidi, 2009).

Sumber: Data Primer 2017

Gambar 10. Strombus urceus

Page 38: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

23

c. Strombus turturella

Jenis siput gonggong yang ketiga yaitu Strombus turturella merupakan salah

satu jenis yang sering dijumpai di Tanjung Kudus Desa Pangkil dengan ukuran 5

cm, namun tidak terlalu banyak. Siput ini banyak ditemukan di substrat lumpur

berpasir daerah bakau/mangrove. Adapun bentuk dari jenis Strombus turturella

dapat dilihat pada Gambar 11.

Klasifikasi Siput Gonggong adalah sebagai berikut:

Kelas : Gastropoda

Ordo : Littorinimorpha

Famili : Strombidae

Genus : Strombus

Spesies : Strombus turturella

Jenis Siput Gonggong Strombus turturella memiliki ciri-ciri warna kuning

keemasan yang lebih terang dibandingkan dengan Strombus canarium dan juga

memiliki cangkang yang tidak begitu tebal. Menurut Ruppert dan Barnes., Siddik

(2011), Siput Gonggong memiliki cangkang yang tepinya menebal dan berwarna

serta memiliki tutup memipih panjang dengan siphon. Cangkang siput gonggong

terdiri atas 4 lapisan, lapisan terluar adalah Periostrakum yang merupakan lapisan

tipis terdiri dari bahan protein seperti zat tanduk, disebut conchiolin atau conchin.

Pada lapisan ini terdapat 9 endapan pigmen berwarna. Periostrakum berfungsi

Sumber: Data Primer 2017

Gambar 11. Strombus turturella

Page 39: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

24

untuk melindungi lapisan dibawahnya yang terdiri dari kalsium karbonat terhadap

erosi.

Habitat siput gonggong umumnya adalah substrat lumpur berpasir yang banyak

ditumbuhi tumbuhan bentik seperti lamun dan makro algae, mulai dari batas surut

terendah hingga kedalaman ± 6 meter. Pemilihan habitat ini mengikuti

ketersediaan makanan berupa detritus dan makro algae serta kondisi lingkungan

yang terlindung dari gerakan massa air (Nybakken, 1988).

Siput gonggong lebih bersifat epifauna atau hidup di atas permukaan substrat,

walaupun hewan ini juga memiliki kebiasaan membenamkan diri pada waktu-

waktu tertentu. Pemilihan ini dikarenakan kegiatan mencari makan dan reproduksi

dilakukan di permukaan substrat. Jenis siput laut ini memiliki tingkah laku dalam

beberapa fase sebagai berikut: fase membenamkan diri ke dalam substrat, fase

aktif mencari makan di permukaan substrat, dan fase reproduksi. Siput gonggong

akan membenamkan diri ke dalam substrat pada saat pergerakan masaa air

mengaduk permukaan substrat (Hawkins & Sander., Dersy, 2012).

4.3.2 Kelimpahan siput gonggong di Perairan Pesisir Tanjung Qudus

Kelimpahan menggambarkan nilai individu persatuan luas pengamatan yang

dinyatakan dalam (ind/m2). Kelimpahan siput gonggong yang ditemukan di

perairan pesisir Tanjung Qudus Desa Pangkil secara lengkap dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kelimpahan Siput Gonggong

No Jenis Kelimpahan (ind/m²)

Stasiun

1

Stasiun

2

Stasiun

3

1 Strombus canarium 3.00 2.22 1.22

2 Strombus turturella 1.89 1.00 1.22

3 Strombus urceus 4.11 3.11 2.22

Jumlah Total 9.00 6.33 4.67

Berdasarkan hasil Tabel 6, total kelimpahan dari ketiga titik stasiun, jenis siput

gonggong (Strombus urceus) paling banyak ditemukan, dibandingkan dengan 2

jenis siput yang lainnya. Jenis siput gonggong (Strombus urceus) ini paling

banyak di jumpai pada titik stasiun 1 yaitu 4.11 (ind/m2), siput gonggong

Page 40: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

25

(Strombus turturella) banyak dijumpai pada titik stasiun 1 yaitu 1.89 (ind/m2) dan

siput gonggong (Strombus canarium) banyak dijumpai pada titik stasiun 1 yaitu

3.00 (ind/m2). Jika dilihat dari jumlah keseluruhan total kelimpahan dari 3 jenis

siput gonggong pada setiap stasiun, titik stasiun 1 yaitu 9.00 (ind/m2), titik stasiun

2 yaitu 6.33 (ind/m2) dan sitik stasiun 3 yaitu 4.67 (ind/m2).

Berdasarkan hasil pengukuran kelimpahan siput gonggong pada keseluruhan

stasiun 1,2, dan 3 di perairan pesisir Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil,

diperoleh nilai rata-rata individu per satuan luas pengamatan yang dinyatakan

dalam (ind/m2 ) pada Gambar 12.

Gambar 12. Hasil Kelimpahan Siput Gonggong di Tanjung Qudus

Jika dilihat dari keseluruhan, kelimpahan Siput Gonggong di Tanjung Qudus

Desa Pangkil tergolong tinggi yaitu 6.67 (ind/m2). Bila dibandingkan dari hasil

penelitian Arman (2015) di Tanjung Sebauk Kota Tanjung Pinang tegolong

rendah, yang mendapati jumlah rata-rata kelimpahan Siput Gonggong mencapai

1.86 (ind/m2). Kelimpahan yang tinggi dipengaruhi oleh penangkapan yang tidak

berlebihan oleh masyarakat.

4.3.3. Keanekaragaman siput gonggong di Perairan Pesisir Tanjung Qudus

Page 41: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

26

Keanekaragaman siput Gonggong menggambarkan banyaknya jenis yang

dijumpai pada suatu wilayah yang khususnya di Tanjung Qudus Dusun III Desa

Pangkil. Hasil yang telah didapatkan seperti tertera pada Gambar 13.

Gambar 13. Keanekaragaman Siput Gonggong di Tanjung Qudus

Jika dilihat dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman jenis Gonggong

didapatkan hasil keanekaragaman jenis perstasiun berkisar antara 1.01 – 1.06,

dengan jumlah total 3.12. Menurut Fachrul (2007) bahwa indeks keanekaragaman

dengan nilai H’ > 3 = keanekaragaman spesies tinggi, nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 =

kenekaragaman spesies sedang, dan nilai H’ < 1 = keanekaragaman spesies

rendah. Dengan demikian kondisi keanekaragaman jenis Gonggong di perairan

pesisir Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil tergolong tinggi. Hasil analisis

nilai keanekaragaman total dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 42: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

27

Tabel 7. Keanekaragaman siput Gonggong Strombus sp.

Stasiun Keanekaragaman

I 1.05

II 1.01

III 1.06

Total 3.12

Tabel 7, memperlihatkan nilai keanekaragaman siput gonggong di Tanjung

Qudus sebesar 3.12 Dengan demikian nilai keanekaragaman total dikategorikan

sedang.

4.3.4 Model Stok Siput Gonggong (Strombus sp.)

Data produksi hasil dan upaya penangkapan siput gonggong di perairan pesisir

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan pada minggu

pertama dan minggu keempat digambarkan pada Gambar 14.

Gambar 14. Hasil Tangkapan Perminggu Siput Gonggong

Berdasarkan Gambar 14, produksi tangkapan siput gonggong mengalami

penurunan hasil tangkapan pada minggu 2 – 4. Hasil tangkapan tertinggi pada

minggu pertama sebesar 193 kg. Dengan rata-rata hasil tangkapan 119 kg/minggu.

Upaya penangkapan yang ditunjukkan Tabel 15 berikut disajikan data hasil

analisis tangkapan per satuan upaya (CPUE) siput gonggong di perairan pesisir

Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil, menunjukkan upaya penangkapan siput

Page 43: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

28

gonggong mengalami penurunan. Terjadi penurunan yang sangat signifikan pada

minggu ke 2 dengan upaya penangkapan sebesar 116 trip, hingga pada minggu ke

empat mengalami penurunan drastis. Rata-rata upaya penangkapan minggu

sebesar 108 trip. Data hasil tangkapan siput gonggong, upaya penangkapan

(effort) dan CPUE (Catch per Unit Effort) di perairan pesisir Tanjung Qudus

Dusun III Desa Pangkil dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Data hasil tangkapan, effort, dan CPUE berdasarkan metode Scaefer

MINGGU CATCH (Kg)

EFFORT STAND

(F) CPUE

1 193 193.0 1

2 116 116 1

3 86 57.33 1.500087214

4 80 64 1.25

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa hasil tangkapan siput gonggong dan

upaya tangkap (effort) dari minggu pertama sampai minggu keempat di perairan

pesisir Tanjung Qudus Desa Pangkil mengalami perubahan yang cenderung

kearah penurunan, Nilai CPUE tertinggi pada minggu keempat yaitu 1,25.

5 Analisis Hasil Produksi Lestari (Maximum Sustainable Yield)

Gambar 15. Kurva MSY berdasarkan pendekatan model Schaefer

Page 44: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

29

Pada Gambar 15 menunjukkan bahwa jika faktor di luar effort diabaikan, maka

akibat penambahan effort secara terus-menerus, hasil tangkapan akan mengalami

penurunan. Ini berarti bahwa pada effort di atas 248.13508551 trip, jika melewati

Fopt maka dianggap usaha penangkapan tersebut merugi karena biaya operasional

lebih besar dari biaya penangkapan.

Berdasarkan hasil analisis pendugaan stok siput gonggong yang telah

dilakukan dengan menggunakan data produksi tangkapan minggu pertama–

minggu keempat di perairan pesisir Tanjung Qudus, maka didapatkan hasil

tangkapan lestari (MSY) dan upaya penangkapan optimal (F optimum) dengan

menggunakan model Schaefer sebagaimana dijelaskan di bawah ini Tabel 9.

Tabel 9. Estimasi Hasil Tangkapan Lestari (MSY)

Komponen Penilaian Model Scheafer Satuan

A 1.5162

B -0.0031

MSY 188.1122942 Kg

Fopt 248.13508551 Trip

Berdasarkan Tabel 9 data perminggu produksi kegiatan penangkapan siput

gonggong belum terjadi over fishing karena dimana data hasil tangkapan belum

mencapai nilai estimasi MSY dan nilaf effort optimal (Fopt). Oleh karena itu perlu

dilakukan pengelolaan perikanan yang optimal dan selektif agar tidak terjadi over

fishing dan tetap lestari.

Page 45: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

30

4.4 Faktor Lingkungan yang mempengaruhi Siput Gonggong

Tabel 10. Hasil Pengukuran Parameter Perairan di Tanjung Kudus Desa Pangkil

Sumber: Data Primer (2017)

a. Suhu

Dari hasil pengamatan di daerah dermaga (stasiun 1) suhu di perairan pesisir

Tanjung Kudus Desa Pangkil berada pada kisaran rata-rata yang telah di hitung

yaitu 30.42oC. Dapat di lihat pada (stasiun 2) yaitu di daerah penangkapan suhu

lebih tinggi berkisar 30.46 oC dan pada (satasiun 3) yaitu di daerah tanpa

pemukiman suhu lebih rendah dibandingkan dengan 2 stasiun sebelumnya yaitu

berkisar 30.37 oC. Perubahan suhu sangat di pengaruhi oleh intensitas cahaya

matahari dan kemampuan air dalam menerima panas dari matahari. Berdasarkan

KepMen LH No. 51 tahun 2004 perairan di perairan pesisir Tanjung Kudus Desa

Pangkil dapat dikatakan baik karena masih dalam kisaran suhu yang cocok untuk

biota laut. Menurut Viruly (2011) gonggong dapat hidup optimal pada suhu antara

26-30 oC, yang berarti suhu perairan di Tanjung Kudus Desa Pangkil dapat

dikatakan baik untuk kehidupan gonggong.

Stasiun Ulangan Parameter Baku Mutu

Suhu Salinitas pH DO

I 1 29.1 28.33 7.27 7.07

KEPMEN

LH NO

51/2004

2 30.77 30.67 7.27 7.03

3 31.4 32.33 7.51 7.27

Rata-rata 30.42 30.44 7.35 7.12

II 1 29.07 29 7.23 7.13

2 31.27 32 7.23 7.17

3 31.03 31 7.57 7.13

Rata-rata 30.46 30.67 7.34 7.14

III 1 29.3 29.33 7.23 7.17

2 31.53 31 7.23 7.33

3 30.27 31.33 7.13 7.23

Rata-rata 30.37 30.55 7.20 7.24

Page 46: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

31

b. Salinitas

Salinitas merupakan kadar garam yang terdapat dalam perairan yang dapat

berubah sesuai dengan pasang surut air laut, curah hujan, penguapan, dan aliran

air tawar dari sungai yang ada. Pada waktu pasang air laut mengandung

konsentrasi garam mineral yang tinggi yang dibawa dari arah laut terbuka menuju

pantai, sedangkan pada waktu surut akan dipengaruhi oleh aliran air dari daratan

(sungai) sehingga akan menyebabkan salinitas akan turun. Salinitas perairan

berubah seirama dengan pasang surut dan bervariasi dari suatu tempat ketempat

yang lain.

Hasil rata-rata salinitas yang di dapatkan pada daerah dermaga (stasiun 1)

dalam kisaran rendah dibandingkan dengan stasiun 2 dan 3 yaitu 30.44‰. Dan

dapat di lihat salinitas pada (stasiun 2) yaitu di daerah penangkapan berkisar

30.67‰. Dan pada (stasiun 3) yaitu didaerah tanpa pemukiman berkisar 30.55‰.

Menurut KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk

kehidupan biota laut, salinitas di perairan Desa Pangkil pada setiap stasiun

memenuhi kreteria baku mutu untuk kehidupan biota laut karena tidak melebihi

baku mutu. Perubahan salinitas kadar garam perairan seirama dengan pasang surut

dan bervariasi dari suatu tempat ketenpat lainnya. Dan salinitas yang cocok untuk

kehidupan gonggong menurut Viruly (2011) berkisar antara 26-32‰. Menurut

pendapat tersebut, salinitas pada stasiun 1, 2 dan 3 tergolong baik.

c. pH

Besaran pH berkisar antara 0 – 14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan

lingkungan yang asam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang

basa, untuk pH = 7 disebut sebagai netral (Kordi, 2007). Dari hasil Penelitian,

didapatkan keasaman perairan di daerah dermaga (stasiun 1) berada pada kisaran

rata – rata 7.35. Dan pada daerah penangkapan (stasiun 2) pH berkisar dengan

rata-rata 7.34, dan pH pada (stasiun 3) didaerah tanpa pemukiman lebih rendah

dibandingkan dengan stasiun 1 dan 2, yaitu berkisar rata-rata 7.20 Menurut

KepMen Lh (2004) pH yang baik bagi kehidupan organisme aquatik pada kisaran

7-8.5. Berdasarkan dari data tersebut maka bisa disimpulkan bahwa kondisi rata-

Page 47: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

32

rata suhu diperairan pesisir Tanjung Kudus Desa Pangkil tergolong netral dan baik

juga bagi kehidupan gonggong berkisar antara 7.1-8.0 (Viruly, 2011).

d. DO (Oksigen Terlarut)

Oksigen terlarut merupakan salah satu unsur pokok pada proses metabolisme

organisme, terutama untuk proses respirasi. Disamping itu juga dapat digunakan

sebagai petunjuk kualitas air (Odum., Wijaya, 2009). Dari hasil penelitian di

lapangan didapatkan hasil perhitungan pada DO di setiap stasiunnya. Nilai DO

pada (stasiun 1) yaitu didaerah dermaga berkisaar rata-rata 7.12 mg/l. dan pada

(stasiun 2) pada daerah penangkapan nilai DO yang didapatkan berkisar 7.14

mg/l, pada (stasiun 3) didaerah tanpa pemukiman berkisar rata-rata 7.24 mg/l. DO

diperairan pesisir Tanjung Kudus Desa Pangkil memenuhi kriteria baku mutu air

laut untuk kehidupan biota akuatik yaitu >5 (KepMen Lh NO 51/2004). Menurut

Viruly (2011), perairan dengan DO berkisar 4.5-6.5 mg/l merupakan perairan

yang banyak ditemukan gonggong. Nilai DO pada perairan Tanjung Kudus Desa

Pangkil tergolong cukup tinggi berkisar 7.12-7.24 mg/l.

4.5 Tingkat pemanfaatan Siput Gonggong di perairan Tanjung Qudus

Informasi tingkat pemanfaatan siput gonggong di Tanjung Qudus Dusun III

Desa Pangkil diperoleh dengan metode wawancara menggunakan lembar

kuisioner terhadap 20 orang nelayan yang biasa mencari siput gonggong. Adapun

komponen-komponen dalam lembar kuisioner tersebut meliputi alasan

penangkapan siput gonggong, waktu penangkapan siput gonggong, jumlah dan

jenis penagkapan siput gonggong, ukuran siput gonggog yang ditangkap, harga

siput gonggong dan mengetahui hasil distribusi penjualan di Tanjung Qudus Desa

Pangkil.

4.5.1 Jumlah dan jenis penangkapan Siput Gonggong

Jumlah siput gonggong yang diambil di Tanjung Qudus Dusun III untuk setiap

1 kali pengambilan berkisar antara 10 – 90 ekor. Dalam penelitian ini dibedakan

menjadi 3 kelompok yaitu 10 – 90 ekor, 100 ekor, dan > 100 ekor. Hasil

Page 48: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

33

wawancara kepada responden di Tanjung Qudus secara lengkap disajikan pada

Gambar 16.

Gambar 16. Jumlah Hasil Tangkapan Gonggong

Hasil penelitian menunjukaan bahwa sebanyak 75 % (15 responden)

mengatakan bahwa hasil tangkapan siput Gonggong di perairan Tanjung Qudus

berkisar antar 10 – 90 ekor. Sedangkan sebesar 15 % (3 responden) mengatakan

bahwa hasil tangkapan Siput Gonggong dapat mencapai >100 ekor setiap 1 kali

turun, dan pada (2 responden) yaitu 10% melakukan penangkapan. Pada saat

pengambilan sampel, didapatkan hasil penangkapan antara 10 hingga 90 ekor

Siput Gonggong yang berhasil ditangkap untuk 3 jenis Siput Gonggong yang

dijumpai di perairan Tanjung Qudus. Dengan kondisi tersebut, maka hasil

penelitian sesuai dengan pendapat 75 % responden (15 orang) yang mengatakan

hasil tangkapan berkisar antara 10 – 90 ekor.

Jenis Siput Gonggong yang ada di perairan pesisir Tanjung Qudus yaitu jenis

Strombus canarium, Strombus turturella dan Strombus urceus. Namun

berdasarkan hasil wawancara menyebutkan bahwa jenis yang umumnya diminati

oleh masyarakat yaitu kelompok cangkang tebal (Strombus canarium), cangkang

tipis (Strombus turturella) Sedangkan untuk gonggong jantan (Strombus urceus)

kurang diminati oleh masyarakat Tanjung Qudus. Jenis Siput Gonggong cangkang

tebal (Strombus canarium) lebih memiliki harga yang tinggi dibandingkan dengan

cangkang tipis (Strombus turturella), sedangkan gongong jantan (Strombus

urceus) biasanya tidak dijual oleh masyarakat melainkan dikonsumsi sendiri

Page 49: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

34

karena gonggong jenis ini kurang diminati oleh konsumen. Namun jenis

gonggong Strombus urceus lebih banyak dijumpai dibandingkan jenis yang

lainnya, jika dibandingkan dengan hasil penelitian (Ricky, 2016) jenis gonggong

yang banyak ditemukan di Kampung Madong yaitu jenis cangkang tebal

(Strombus canarium) dan memiliki harga yang tinggi. Dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Jenis Tangkapan Siput Gonggong

4.5.2 Ukuran Siput Gonggong yang di Tangkap

Ukuran Siput Gonggong dikategorikan menjadi ukuran kecil (0 cm – 3 cm),

ukuran sedang (3 cm – 7 cm), dan ukuran besar (>10 cm). Berdasarkan hasil

wawancara kepada responden menunjukkan bahwa jenis yang umumnya diambil

oleh masyarakat berukuran sedang. Untuk semua responden mengatakan bahwa

ukuran sedang yang umumnya didapatkan pada setiap pengambilan Siput

Gonggong antara ukuran 3 cm hingga 7 cm. Berdasarkan hasil wawancara,

masyarakat mengatakan bahwa jenis Siput Gonggong dengan ukuran yang besar

(>10 cm ) sudah sulit untuk didapatkan. Hal ini mencirikan bahwa telah terjadi

over (kelebihan) tangkapan dengan penurunan dari segi ukuran dan jumlah, hal ini

juga mencirikan telah terjadi pemanfaatan yang cenderung tinggi terhadap Siput

Gonggong di sekitar perairan Tanjung Qudus Dusun III Desa Pangkil. Lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 18.

Page 50: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

35

Gambar 18. Ukuran Hasil Tangkapan Siput Gonggong

4.5.3 Harga dan Distribusi Penjualan

Keseluruhan hasil tangkapan dijual ke pengumpul dengan harga satuan rata–

rata Rp. 400 – 600 per ekornya sesuai dengan hasil tangkapan Siput Gonggong

besar atau kecil. Oleh pengumpul, Siput Gonggong dijual ke sekitar Tanjung

Qudus (lokal) dengan target penjualan kepada para pengusaha rumah makan

“seafood” pada kawasan Tanjung Pinang dan sekitarnya. Untuk distribusi atau

penjualan Siput Gonggong dilakukan oleh nelayan yang menangkap Siput

Gonggong kepada pengumpul sekitar 50%, sedangkan sisanya di jual pada

masyarakat dan konsumen sekitar 25%.

Siput Gonggong langsung dijual secara utuh beserta cangkangnya dan ada juga

diolah terlebih dahulu (seperti direbus atau dilepaskan dari cangkangnya). Untuk

harga penjualan Siput Gonggong yang dilakukan oleh para pengumpul kepada

pengusaha rumah makan dalam kisaran lebih dari Rp. 15.000/kg sesuai dengan

besar kecilnya Siput Gonggong yang dijual. Lebih jelas dilihat pada Gambar 19

dan 20.

Gambar 19. Harga penjualan hasil tangkapan siput Gonggong

Page 51: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

36

Gambar 20. Distribusi penjualan hasil tangkapan siput Gonggong

4.6 Pengelolaan Siput Gonggong berbasis Pemanfaatan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, nilai kelimpahan siput gonggong

dapat dikatakan melimpah, dan dari perhitungan maksimum lestari (MSY) juga

belum mengalami over fhising, begitu juga dengan jenis, dan ukuran siput

gonggong yang ditangkap juga besar, sumberdaya di alampun juga dikatakan

masih bagus. Dengan ketersediaan siput gonggong yang masih berlimpah, maka

diperbolehkan kepada masyarakat untuk menangkap gonggong namun tidak

berlebihan. Diperlukan sebuah kebijakan oleh pemerintah desa dalam menetapkan

ukuran tangkapan bagi jenis siput gonggong yang populasinya sudah mulai

berkurang, yaitu jenis Strombus canarium dan Strombus turturella. Ukuran

tangkapan jenis Strombus canarium dan Strombus turturella yang diperbolehkan

untuk ditangkap adalah yang berukuran lebih besar dari 6-7 cm, sedangkan untuk

gonggong yang berukuran dibawah 6 cm tidak diperbolehkan untuk ditangkap.

Melimpahnya sumberdaya gonggong di Dusun Qudus Desa Pangkil,

memberikan peluang bagi masyarakat Desa Pangkil untuk memanfaatkan

gonggong tersebut, beberapa masyarakat menangkap gonggong untuk dikonsumsi

secara pribadi selain itu, ada juga yang menangkap gonggong untuk dijual

kembali kepada para pengumpul yang akan menjual gonggong tersebut ke rumah

makan atau restoran seafood di luar Desa Pangkil. Namun, para pengumpul

gonggong ini hanya memanfaatkan daging gonggongya saja untuk dijual kepada

pemilik rumah makan atau restoran seafood tersebut, sedangkan limbah

cangkangnya dibuang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan karena

Page 52: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

37

menimbulkan bau yang tak sedap. Sebaiknya limbah cangkang gonggong tersebut

dapat dimanfaatkan, dengan menjadikan limbah tersebut menjadi bahan dalam

pembuatan kerajinan tangan seperti bunga hias, lampu hias atau menjadi bingkai

foto, sehingga dapat meningkatkan nilai guna dari limbah gonggong tersebut dan

dapat meminimalisir pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah

cangkang gonggong tersebut.

Page 53: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

a. Hasil dari potensi sumberdaya pesisir di Tanjung Qudus Dusun III Desa

Pangkil, jika dilihat dari jenis siput gonggong yang dijumpai ada 3 jenis, yaitu

Strombus canarium, Srombus Urceus, dan Strombus turturella. Dengan rata-

rata ukuran yang dijumpai yaitu 6 cm. Rata-rata tingkat kelimpahan siput

gonggong pada tahun 2017 sebesar 6.67 (ind/m2). Keanekaragaman siput

gonggong yaitu 3.12 dengan kondisi keanekaragaman “Tinggi”. Dan pada

perhitungan MSY produksi kegiatan penangkapan siput gonggong belum

terjadi over fishing karena dimana data hasil tangkapan belum mencapai nilai

estimasi MSY dan nilaf effort optimal (Fopt).

b. Tingkat Pemanfaatan sumberdaya siput gonggong di Tanjung Qudus, Jumlah

siput gonggong yang ditangkap untuk setiap 1 kali pengambilan berkisar antara

10 – 100 ekor. Jenis Siput Gonggong yang ada di perairan pesisir Tanjung

Qudus yaitu jenis Strombus canarium, Strombus turturella dan Strombus

urceus. Namun berdasarkan hasil wawancara menyebutkan bahwa jenis yang

umumnya diminati oleh masyarakat yaitu kelompok cangkang tebal (Strombus

canarium). ukuran sedang yang umumnya didapatkan pada setiap pengambilan

Siput Gonggong antara ukuran 3 cm hingga 7 cm. Keseluruhan hasil tangkapan

dijual ke pengumpul dengan harga satuan rata–rata Rp. 400 – 600 per ekornya

sesuai dengan hasil tangkapan Siput Gonggong besar atau kecil. Siput

Gonggong langsung dijual secara utuh beserta cangkangnya dan ada juga

diolah terlebih dahulu (seperti direbus atau dilepaskan dari cangkangnya).

Untuk harga penjualan Siput Gonggong yang dilakukan oleh para pengumpul

kepada pengusaha rumah makan dalam kisaran lebih dari Rp. 15.000/kg.

c. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, nilai kelimpahan siput gonggong

dapat dikatakan melimpah, dan dari perhitungan maksimum lestari (MSY) juga

belum mengalami over fhising, begitu juga dengan jenis, dan ukuran siput

gonggong yang ditangkap juga besar, sumberdaya di alampun juga dikatakan

masih bagus. Dengan ketersediaan siput gonggong yang masih berlimpah,

Page 54: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

39

maka diperbolehkan kepada masyarakat untuk menangkap gonggong namun

tidak berlebihan. Diperlukan sebuah kebijakan oleh pemerintah desa dalam

menetapkan ukuran tangkapan bagi jenis siput gonggong yang populasinya

sudah mulai berkurang, yaitu jenis Strombus canarium dan Strombus

turturella. Ukuran tangkapan jenis Strombus canarium dan Strombus turturella

yang diperbolehkan untuk ditangkap adalah yang berukuran lebih besar dari 6-

7 cm, sedangkan untuk gonggong yang berukuran dibawah 6 cm tidak

diperbolehkan untuk ditangkap.

5.2 Saran

Masyarakat di Tanjung Qudus Desa Pangkil, kurang mengetahui tentang usaha

pemanfaatan limbah gonggong menjadi produk yang bermanfaat. Untuk itu perlu

dilakukan sosialisasi oleh aparat desa maupun instansi atau lembaga yang terkait

agar masyarakat dapat meminimalisir limbah gonggong yang akan mencemari

lingkungan, serta masyarakat dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih

besar dengan memanfaatkan limbah gonggong menjadi sebuah kerajinan dan

karya seni keterampilan lainnya.

Page 55: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

40

DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D. 2000, Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta prinsip

pengelolaanya. Pusat kajian sumberdaya pesisir dan lautan. IPB: Bogor

.

Damanik, Rena Novelia, Oding Affandi, Liliek Puji Asmoro. 2013. Persepsi dan

Partisipasi Masyarakat Terhadap Sumber Daya Hutan (Studi Kasus Tahura

Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II Kabupaten Karo.

Dody, S. 2007. Habitat dan sebaran spasial Siput Gonggong (Strombus turturella)

di Teluk Klabat, Bangka Belitung. Prosiding Seminar Nasional

Moluska.Institut Pertanian Bogor (IPB): Bogor. 01 Mei 2017.

Dody, S. 2011. Pola Sebaran Kondisi Habitat dan Pemanfaatan Siput Gonggong

(Strombus turturella) di Kepaulauan Bangka Belitung, Oseanologi dan

Limnologi Indonesia. 37(2), 339-353.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan

lingkungan perairan. Penerbit kanisisus. Jakarta.

Fachrul, M.F.2007. Metode Sampling Ekologi. Bumi Aksara: Jakarta.

http://www.marinespecies.org. Identifikasi Jenis Gonggong.

Izuan, M. 2014. Kajian Kerapatan Lamun Terhadap Kepadatan Siput Gonggong

(Strombus Epidromis) di Pulau Dompak, Skripsi, UMRAH, Kepulauan

Riau.

Jumsurizal, 2013. Assesmen Stok dan Tingkat Eksploitasi Ikan Kerapu Sunu

(Plectrocopomus leopardus) di Perairan Laut Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan. Tesis, Universitas Hasanuddin: Makasar

Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota

Laut.

Kordi K, M.G.H. Dan Adi Baso Tancung.2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam

Budi Daya Perairan. Penerbit Reka Cipta; Jakarta.

Kusnadi Agus. Hernawan E.U, dan Triandiza T. 2008, MOLUSKA Padang

Lamun Kepulauan Kei Kecil.Penerbit LIPI: Jakarta.

Leimena, H. E. P. 2002. Potensi Pemanfaatan Beberapa Jenis Keong Laut

(Moluska: Gastropoda). Hayati. 9(3). 97-99.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,

Jakarta.

Page 56: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

41

Piscandika, D. 2012. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan ikan Tongkol (Euthynnus

affinis dan Auxis thazarad) yang Didaratkn pada Tempat Pendaratan Ikan

Desa malang rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provnsi

Kepulauan Riau, Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Universitas

Maritim Raja Ali Haji. TanjungPinang.

Siddik, J. 2011. Sebaran Spasial dan Potensi Reproduksi Siput Gonggong

(Strombus Turturela) di Teluk Klabat Bangka Belitung, Tesis, Institut

Pertanian Bogor, Bogor. http://www.scribd.com/, 20 Mei 2017.

Sudarman, A. 2015. Studi Kelimpahan, Habitat, dan Pemanfaatan Siput

Gonggong (Strombus sp.) di Tanjung Sebauk Kota Tanjung Pinang

Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji:

Tanjungpinang

Suwignyo. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya: Jakarta.

Syari, I.A., 2005. Asosiasi Gastropoda di Ekosistem Padang Lamun Perairan

Pulau Lepar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Skripsi, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Utami, D.K., 2012. Studi Bioekologi Habitat Siput Gonggong (Strombus

Turturella) di Desa Bakit, Teluk Klabat, Kabupaten Bangka Barat,

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Skripsi, Institut Pertanian Bogor,

Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstrea m/handle/123456789/54267/C12

dku, 01 Mei 2017.

Virully, L. 2011. Pemanfaatan Siput Laut Gonggong (Strombus Canarium) Asal

Pulau Bintan-Kepulauan Riau Menjadi Seasoning Alami. Sekolah

Pascasarjana. Bogor: Institute Pertanian Bogor.

Winar, A. 2017. Jenis siput Gonggong yang semuanya dapat dikonsumsi oleh

manusia di Kepri. http://kepriau.com/index.php/2017/04/29/gonggong. 10

Mei 2017.

Wijayanti, M. 2007. Kajian Kualitas Perairan Di Pantai Bandar Lampung

Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobenthos, Thesis, Universitas

Diponegoro; Semarang.

Zaidi, c.c. A. Arshad, M.A.Ghafar, J.S.Bujang. 2009. Species Description and

Distribution of Strombus (Mollusca: Strombidae) in Johor Straits and its

Surrounding Areas, Malaysia. Journal of Sains Malaysiana 38 (1): 39-46.

Page 57: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

LAMPIRAN

Page 58: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 1. Lembar Kuisioner Nelayan

Lembar Kuisioner Nelayan

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Umur :

B. Pemanfaatan Gonggong

1. Apakah pekerjaan menangkap siput Gonggong merupakan pekerjaan pokok atau

sampingan?

a. Pokok b. Sampingan c. kedua-duanya

2. Dimanakah lokasi atau habitat yang banyak ditemukan siput Gonggong?

a. Pasir berlumpur b. Lumpur berpasir c. kedua-duanya

3. Pada musim apakah Siput Gonggong banyak didapatkan?

a. Musim Selatan b. Musim Utara c. Musim Barat

4. Berapa lama waktu penangkapan siput Gonggong dalam satu kali turun?

a. 1 jam b. 3 jam c. > 5 jam

5. Berapa jumlah siput gonggong yang didapatkan dalam 1 kali penangkapan?

a. 10-90 ekor b. 100 ekor c. >100 ekor

6. Cara penangkapan siput gonggong?

a. Siput Kilah b. Menyelam c. Langsung dengan tangan

7. Berapa jarak dalam penangkapan siput gonggong dari bibir pantai kearah laut?

a. 30-50 m b. 80 m c. >100 m

8. Jenis siput gonggong apa saja yang diambil saat penangkapan?

a. Gonggong cangkang tebal

b. Gonggong cangkang tipis

c. Kedua-duanya

Page 59: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

9. Berapa ukuran siput gonggong yang ditangkap?

a. 0-3cm b. 3-7cm c. >10 cm

10. Dijual kemanakah hasil tangkapan siput gonggong?

a. Pengumpul b. Konsumen c. masyarakat

11. Berapakah harga siput Gonggong yang nelayan jual ke pengumpul?

a. Rp. 200 - Rp. 400/ekor

b. Rp. 400 - Rp. 600/ekor

c. >Rp600/ekor

Lampiran 2. Lembar Kuisioner Pengumpul

Lembar Kuisioner Pengumpul

C. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Umur :

D. Pemanfaatan Gonggong

12. Kemanakah hasil tangkapan siput Gonggong didistribusi?

a. Masyarakat/Lokal b. Restoran seafood c. Luar daerah

13. Berapa harga siput gonggong/kg nya?

a. Rp. 15.000/kg b. Rp. 20.000/kg c. > 20.000/kg

14. Adakah pengolahan lebih lanjut dari siput Gonggong di Dusun Kudus Desa Pangkil

tersebut?

a. Ada b. Tidak

Page 60: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 3. Foto Kegiatan

Page 61: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 4. Data Kelimpahan siput Gonggong

No Jenis stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 total

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9

1

Strombus

Canarium 2 4 5 2 5 1 1 3 4 2 5 1 1 4 3 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 59

2

Strombus

Turturella 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 37

3

Strombus

Urceus 4 5 6 3 5 6 1 4 3 7 4 2 6 2 2 3 1 1 3 2 4 1 3 1 4 1 1 85

Jumlah

Total 7 11 13 7 12 9 4 9 9 10 10 4 8 7 6 5 4 3 5 5 6 3 6 4 7 4 3 181

No Jenis Kelimpahan (Ind/Ha)

Total Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1 Strombus Canarium 30000 22222.2 12222.2

2 Strombus Turturella 18888.9 10000 12222.2

3 Strombus Urceus 41111.1 31111.1 22222.2

Jumlah Total 90000 63333.3 46666.7 200000

No Jenis stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 total

1 Strombus Canarium 27 20 11 58

2 Strombus Turturella 17 9 11 37

3 Strombus Urceus 37 28 20 85

Jumlah Total 81 57 42 180

Page 62: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 6. Data Hasil Tangkapan Dan Jumlah Responden (Nelayan)

No Nama J.K Umur NO

MINGGU 1

J.T S SL R K J

1 IPOL L 26 1 4 2 5 6 1 18

2 M. NUR L 65 2 2 2 1 1 1 7

3 MUS L 32 3 1 1 1 2 2 7

4 AMAL L 60 4 3 2 1 1 1 8

5 SYAHREL L 38 5 1 1 1 1 3 7

6 AMRAN L 37 6 1 2 3 1 1 8

7 JEPRI L 27 7 2 3 1 3 1 10

8 HISAM L 39 8 2 2 3 3 1 11

9 JAWAWI L 52 9 2 2 2 1 1 8

10 SAHRIL L 38 10 2 2 3 3 3 13

11 YANTO L 34 11 1 1 2 2 2 8

12 MUHAMAD L 37 12 2 3 2 1 2 10

13 YAMAN L 58 13 1 1 1 1 1 5

14 IIN P 45 14 3 3 3 3 1 13

15 ROSNI P 53 15 2 4 2 2 1 11

16 HELIZAWATI P 37 16 4 3 3 2 2 14

17 FIKA P 27 17 1 2 1 3 2 9

18 ROZA P 37 18 1 1 1 1 2 6

19 ASRI P 37 19 2 2 1 2 3 10

20 MARNI P 45 20 2 3 2 2 1 10

Jumlah Total JUMLAH TOTAL 193

Page 63: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

MINGGU 2

J.T

MINGGU 3

J.T

MINGGU 4

J.T Alat Tangkap S SL R S M S M

4 3 5 12 2 3 5 3 2 5 Menyelam

2 1 1 4 4 3 7 4 1 5 Menyelam

1 2 2 5 2 2 4 3 4 7 Menyelam

2 3 1 6 3 1 4 3 1 4 Menyelam

1 1 1 3 2 3 5 2 2 4 Menyelam

2 3 1 6 2 3 5 3 2 5 Menyelam

1 1 1 3 1 2 3 2 3 5 Menyelam

1 2 1 4 1 3 4 1 1 2 Menyelam

1 4 3 8 3 1 4 2 1 3 Menyelam

1 2 2 5 1 1 2 2 1 3 Menyelam

3 2 2 7 3 1 4 3 2 5 Menyelam

2 2 2 6 2 2 4 1 1 2 Menyelam

3 2 2 7 3 3 6 3 2 5 Menggunakan Tangan

3 1 3 7 1 3 4 2 2 4 Menggunakan Tangan

1 1 1 3 3 1 4 2 1 3 Menggunakan Tangan

3 1 3 7 2 2 4 3 2 5 Menggunakan Tangan

2 2 2 6 2 2 4 1 1 2 Menggunakan Tangan

4 3 1 8 3 4 7 2 1 3 Menggunakan Tangan

1 1 1 3 1 2 3 2 1 3 Menggunakan Tangan

3 1 2 6 1 2 3 3 2 5 Menggunakan Tangan

JUMLAH TOTAL 116 JUMLAH TOTAL 86 JUMLAH TOTAL 80

Page 64: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,
Page 65: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 5. Data Keanekaragaman Siput Gonggong

Stasiun 1

No Jenis

jumlah

total Pi(Ni/n) ln Pi pi Ln Pi H'

1 Strombus Canarium 27 0.333333

-

1.09861 -0.3662

1.05178

2 Strombus Turturella 17 0.209877

-

1.56124

-

0.32767

3 Strombus Urceus 37 0.45679

-

0.78353

-

0.35791

Jumlah Total 81 1

-

3.44338

-

1.05178

Stasiun2

No Jenis

jumlah

total Pi(Ni/n) ln Pi pi Ln Pi H'

1 Strombus Canarium 20 0.350877

-

1.04732 -0.36748 1.008115

2 Strombus Turturella 9 0.157895

-

1.84583

-

0.29145

3 Strombus Urceus 28 0.491228

-

0.71085

-

0.34919

Jumlah Total 57 1

-

3.60399

-

1.00811

Stasiun3

No Jenis

jumlah

total Pi(Ni/n) ln Pi pi Ln Pi H'

1 Strombus Canarium 12 0.27907

-

1.27629 -0.35617 1.060959

2 Strombus Turturella 11 0.255814 -1.3633

-

0.34875

3 Strombus Urceus 20 0.465116

-

0.76547

-

0.35603

Jumlah Total 43 1

-

3.40507

-

1.06096

Page 66: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 7. Data Hasil Kualitas Air

Stasiun 1

Parameter Pengulangan Pagi Siang Sore Baku Mutu

1 29.2 30.9 31.5

2 29 30.7 31.4

3 29.1 30.7 31.3

rata rata 29.1 30.77 31.4

1 28 30 35

2 29 33 32

3 28 29 30

rata-rata 28.33 30.67 32.33

1 1.65 3.25 1.7

2 2.98 3.39 2.68

3 1.61 3.33 1.65

rata-rata 2.08 3.32 2.01

1 0.78 0.68 1.26

2 1.47 1.62 2.12

3 2.13 2.18 2.32

rata-rata 1.46 1.49 1.9

1 0.07 0.13 0.14

2 0.10 0.18 0.13

3 0.07 0.10 0.17

rata-rata 0.08 0.14 0.15

1 7.4 7.2 7.13

2 7.2 7.3 7.6

3 7.2 7.3 7.8

rata-rata 7.27 7.27 7.51

1 7.3 7 7.2

2 7.4 7.1 7.2

3 6.5 7 7.4

rata-rata 7.07 7.03 7.27

DO

Ph

Arus

Kekeruhan

Kecerahan

Salinitas

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

Suhu

Parameter Pengulangan Pagi Siang Sore Baku Mutu

1 29.2 30.9 31.5

2 29 30.7 31.4

3 29.1 30.7 31.3

rata rata 29.1 30.77 31.4

1 28 30 35

2 29 33 32

3 28 29 30

rata-rata 28.33 30.67 32.33

1 1.65 3.25 1.7

2 2.98 3.39 2.68

3 1.61 3.33 1.65

rata-rata 2.08 3.32 2.01

1 0.78 0.68 1.26

2 1.47 1.62 2.12

3 2.13 2.18 2.32

rata-rata 1.46 1.49 1.9

1 0.07 0.13 0.14

2 0.10 0.18 0.13

3 0.07 0.10 0.17

rata-rata 0.08 0.14 0.15

1 7.4 7.2 7.13

2 7.2 7.3 7.6

3 7.2 7.3 7.8

rata-rata 7.27 7.27 7.51

1 7.3 7 7.2

2 7.4 7.1 7.2

3 6.5 7 7.4

rata-rata 7.07 7.03 7.27

DO

Ph

Arus

Kekeruhan

Kecerahan

Salinitas

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

Suhu

Stasiun 2

Parameter Pengulangan Pagi Siang Sore Baku Mutu

1 29 31.2 31.5

2 29.1 31.3 31.3

3 29.1 31.3 30.3

rata-rata 29.07 31.27 31.03

1 29 31 30

2 29 32 33

3 29 32 31

rata-rata 29 32 31

1 1.85 3.15 1.5

2 2.12 3.33 2.51

3 1.28 3.32 1.7

rata-rata 1.75 3.27 1.90

1 1.35 0.65 2.24

2 1.54 1.17 2.14

3 1.12 1.28 1.58

rata-rata 1.34 1.03 1.99

1 0.13 0.11 0.14

2 0.15 0.07 0.13

3 0.17 0.14 0.13

rata-rata 0.15 0.11 0.13

1 7.3 7.3 7.7

2 7.3 7.2 7.5

3 7.1 7.2 7.5

rata-rata 7.23 7.23 7.57

1 7.3 7.1 7

2 7 7.3 7.2

3 7.1 7.1 7.2

rata-rata 7.13 7.17 7.13

Salinitas

Kecerahan

Kekeruhan

Ph

DO

Arus

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004Suhu

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

Page 67: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Parameter Pengulangan Pagi Siang Sore Baku Mutu

1 29 31.2 31.5

2 29.1 31.3 31.3

3 29.1 31.3 30.3

rata-rata 29.07 31.27 31.03

1 29 31 30

2 29 32 33

3 29 32 31

rata-rata 29 32 31

1 1.85 3.15 1.5

2 2.12 3.33 2.51

3 1.28 3.32 1.7

rata-rata 1.75 3.27 1.90

1 1.35 0.65 2.24

2 1.54 1.17 2.14

3 1.12 1.28 1.58

rata-rata 1.34 1.03 1.99

1 0.13 0.11 0.14

2 0.15 0.07 0.13

3 0.17 0.14 0.13

rata-rata 0.15 0.11 0.13

1 7.3 7.3 7.7

2 7.3 7.2 7.5

3 7.1 7.2 7.5

rata-rata 7.23 7.23 7.57

1 7.3 7.1 7

2 7 7.3 7.2

3 7.1 7.1 7.2

rata-rata 7.13 7.17 7.13

Salinitas

Kecerahan

Kekeruhan

Ph

DO

Arus

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004Suhu

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

Stasiun 3

Parameter Pengulangan Pagi Siang Sore Baku Mutu

1 29.5 31.6 30.1

2 29.3 31.5 30.5

3 29.1 31.5 30.2

rata-rata 29.30 31.53 30.27

1 28 30 32

2 30 33 32

3 30 30 30

rata-rata 29.33 31.00 31.33

1 1.11 2.24 1.8

2 1.15 2.24 1.12

3 1.12 2.28 2.2

rata-rata 1.13 2.25 1.71

1 0.65 1.15 0.76

2 1.56 1.76 0.15

3 1.87 1.56 1.58

rata-rata 1.36 1.49 0.83

1 0.10 0.10 0.09

2 0.06 0.15 0.06

3 0.13 0.17 0.12

rata-rata 0.10 0.14 0.09

1 7.3 7.3 7.13

2 7.2 7.2 7.13

3 7.2 7.2 7.14

rata-rata 7.23 7.23 7.13

1 7.1 7.3 7.3

2 7.2 7.4 7.2

3 7.2 7.3 7.2

rata-rata 7.17 7.33 7.23

Suhu

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004Arus

Kekeruhan

Kecerahan

Salinitas

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004DO

Ph

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

Parameter Pengulangan Pagi Siang Sore Baku Mutu

1 29.5 31.6 30.1

2 29.3 31.5 30.5

3 29.1 31.5 30.2

rata-rata 29.30 31.53 30.27

1 28 30 32

2 30 33 32

3 30 30 30

rata-rata 29.33 31.00 31.33

1 1.11 2.24 1.8

2 1.15 2.24 1.12

3 1.12 2.28 2.2

rata-rata 1.13 2.25 1.71

1 0.65 1.15 0.76

2 1.56 1.76 0.15

3 1.87 1.56 1.58

rata-rata 1.36 1.49 0.83

1 0.10 0.10 0.09

2 0.06 0.15 0.06

3 0.13 0.17 0.12

rata-rata 0.10 0.14 0.09

1 7.3 7.3 7.13

2 7.2 7.2 7.13

3 7.2 7.2 7.14

rata-rata 7.23 7.23 7.13

1 7.1 7.3 7.3

2 7.2 7.4 7.2

3 7.2 7.3 7.2

rata-rata 7.17 7.33 7.23

Suhu

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004Arus

Kekeruhan

Kecerahan

Salinitas

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004DO

Ph

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

KEPMEN LH

NO. 51 /2004

Page 68: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

Lampiran 8. Hasil data dan jumlah responden (Pengumpul)

Lampiran 9. Hasil Standarisasi Trip

MINGGU1

No Nama effort Total Catch

CPUE FPI F

Standard

1 IPOL 10 18 1.8 1.8 18

2 M. NUR 10 7 0.7 0.7 7

3 MUS 15 7 0.466666667 0.466666667 7

4 AMAL 10 8 0.8 0.8 8

5 SYAHREL 15 7 0.466666667 0.466666667 7

6 AMRAN 5 8 1.6 1.6 8

7 JEPRI 10 10 1 1 10

8 HISAM 15 11 0.733333333 0.733333333 11

9 JAWAWI 5 8 1.6 1.6 8

10 SAHRIL 10 13 1.3 1.3 13

11 YANTO 15 8 0.533333333 0.533333333 8

12 MUHAMAD 5 10 2 2 10

13 YAMAN 10 5 0.5 0.5 5

14 IIN 15 13 0.866666667 0.866666667 13

15 ROSNI 5 11 2.2 2.2 11

16 HELIZAWATI 10 14 1.4 1.4 14

17 FIKA 15 9 0.6 0.6 9

18 ROZA 10 6 0.6 0.6 6

19 ASRI 10 10 1 1 10

20 MARNI 10 10 1 1 10

210 193

193

No Nama

Jenis

kelamin Umur

Distribusi siput

gonggong Harga jual

Pengelolaan siput gonnggong saat

ini

1 Roza P 37

Konsumen/Local

Restoran

Rp.

15.000/kg Belum ada

2 Marni P 45

Konsumen/Local

Restoran

Rp.

15.000/kg Belum ada

3 Day L 30

Konsumen/Local

Restoran

Rp.

15.000/kg Belum ada

Page 69: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

MINGGU KE 2

Nama effort Total Catch CPUE FPI F Standard

IPOL 6 12 2 2 12

M. NUR 9 4 0.444444 0.444444 4

MUS 6 5 0.833333 0.833333 5

AMAL 6 6 1 1 6

SYAHREL 6 3 0.5 0.5 3

AMRAN 6 6 1 1 6

JEPRI 6 3 0.5 0.5 3

HISAM 6 4 0.666667 0.666667 4

JAWAWI 6 8 1.333333 1.333333 8

SAHRIL 9 5 0.555556 0.555556 5

YANTO 3 7 2.333333 2.333333 7

MUHAMAD 6 6 1 1 6

YAMAN 6 7 1.166667 1.166667 7

IIN 6 7 1.166667 1.166667 7

ROSNI 6 3 0.5 0.5 3

HELIZAWATI 6 7 1.166667 1.166667 7

FIKA 6 6 1 1 6

ROZA 6 8 1.333333 1.333333 8

ASRI 6 3 0.5 0.5 3

MARNI 6 6 1 1 6

123 116 116

Page 70: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

MINGGKU KE 3

Nama effort Total Catch CPUE FPI F Standard

IPOL 4 5 1.25 0.833333 3.333333333

M. NUR 6 7 1.166667 0.777778 4.666666667

MUS 4 4 1 0.666667 2.666666667

AMAL 4 4 1 0.666667 2.666666667

SYAHREL 4 5 1.25 0.833333 3.333333333

AMRAN 4 5 1.25 0.833333 3.333333333

JEPRI 4 3 0.75 0.5 2

HISAM 6 4 0.666667 0.444444 2.666666667

JAWAWI 4 4 1 0.666667 2.666666667

SAHRIL 6 2 0.333333 0.222222 1.333333333

YANTO 4 4 1 0.666667 2.666666667

MUHAMAD 6 4 0.666667 0.444444 2.666666667

YAMAN 4 6 1.5 1 4

IIN 6 4 0.666667 0.444444 2.666666667

ROSNI 4 4 1 0.666667 2.666666667

HELIZAWATI 6 4 0.666667 0.444444 2.666666667

FIKA 4 4 1 0.666667 2.666666667

ROZA 6 7 1.166667 0.777778 4.666666667

ASRI 2 3 1.5 1 2

MARNI 2 3 1.5 1 2

90 86

57.33

Page 71: PENGELOLAAN SUMBERDAYA GONGGONG (Strombus sp ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...Kepulauan Riau (Kepri) 96% wilayahnya terdiri atas lautan, 2.408 buah pulau,

MINGGU KE 4

Nama effort Total Catch CPUE FPI F Standard

IPOL 4 5 1.25 1 4

M. NUR 4 5 1.25 1 4

MUS 4 7 1.75 1.4 5.6

AMAL 4 4 1 0.8 3.2

SYAHREL 4 4 1 0.8 3.2

AMRAN 4 5 1.25 1 4

JEPRI 4 5 1.25 1 4

HISAM 2 2 1 0.8 1.6

JAWAWI 4 3 0.75 0.6 2.4

SAHRIL 4 3 0.75 0.6 2.4

YANTO 4 5 1.25 1 4

MUHAMAD 6 2 0.333333 0.266667 1.6

YAMAN 2 5 2.5 2 4

IIN 4 4 1 0.8 3.2

ROSNI 6 3 0.5 0.4 2.4

HELIZAWATI 4 5 1.25 1 4

FIKA 2 2 1 0.8 1.6

ROZA 4 3 0.75 0.6 2.4

ASRI 4 3 0.75 0.6 2.4

MARNI 4 5 1.25 1 4

78 80

64