pengelolaan proses produksi

27
ddMANAJEMEN PEMASARAN Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pkitangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global. 1. Konsep produksi Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.

Upload: mela-cerium

Post on 08-Nov-2015

372 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

manajemen dalam berwirausaha

TRANSCRIPT

ddMANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pkitangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.1. Konsep produksiKonsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.2. Konsep produkKonsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri ciri terbaik.3. Konsep penjualanKonsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.4. Konsep pemasaranKonsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.5. Konsep pemasaran socialKonsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.6. Konsep Pemasaran GlobalPada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Pengelolaan Proses Produksi/Jasa1. Pengertian Produksi, Produk dan JasaProduksi dapat diartikan secara sempit maupun secara luas. Dalam arti sempit, produksi merupakan usaha manusia yang mengolah atau mengubah sumber-sumber ekonomi (bahan-bahan) menjadi produk baru. Sedangkan dalam arti luas, produksi adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna (manfaat) suatu barang/jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Setiap kegiatan produksi menghasilkan output/produk berupa barang atau jasa. Jadi, produk adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan produksi. Namun, pengertian produk sebagai hasil produksi sering kali diartikan sebagai barang, atau seringkali barang yang merupakan produk dari kegiatan produksi disebut dengan produk. Oleh karena itu agar tidak rancu, maka yang dimaksud dengan produk dalam materi ini adalah barang, sebagaimana halnya jasa yang merupakan hasil dari kegiatan produksi.Produk/barang adalah hasil dari kegiatan produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia, serta ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan. Sedangkan, jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jarak waktu antara saat diproduksi dengan saat dikonsumsi.Proses produksi menunjukkan cara/metode ataupun teknik bagaimana menciptakan atau menambah faedah atau guna barang/jasa dengan mempergunakan sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi). Sebelum seorang pengusaha melakukan kegiatan atau proses produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana produk dan rencana produksinya, terkait dengan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu What atau barang apa yang akan dihasilkan serta How atau bagaimana cara memproduksinya dan berapa banyak yang akan dihasilkan. Perencanaan produk bersifat lebih luas dari perencanaan produksi, karena perencanaan produk menunjukkan kebijakan perusahaan yang bersifat jangka panjang dan umum, sedangkan perencanaan produksi bersifat taktis dan jangka pendek. Perbedaan antara perencanaan produk dan perencanaan produksi lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 1. Perbedaan Perencanaan Produk dan Perencanaan ProduksiNoAspekPerencanaan ProdukPerencanaan Produksi

1SasaranRencana tentang apa(What) dan berapabanyak (How much) yang dapat diproduksi perusahaanRencana tentang apa danberapa banyak yang akan diproduksi perusahaan untuk waktu/proses produksi tertentu

2W a k t uJangka waktupenggunaan bersifat jangka panjangJangka waktu biasanyauntuk satu tahun berjalan, dan biasanya ada perubahan pada tiap bulan

3ManfaatBerguna untuk menyusunlayout pabrik, lingkungan kerja serta perekrutan tenaga kerjaBerguna antara lain untukmenyusun schedul produksi, menghitung kebutuhan bahan dan bahan penolong, upah tenagakerja.

Sukses tidaknya seorang pengusaha dalam kegiatan produksinya sangat bergantung pada pemahamannya mengenai pengendalian produksi mulai dari perencanaan produksi (pra produksi), proses produksi hingga setelah kegiatan produksi selesai (pasca produksi). Bila digambarkan proses pengambilan keputusan pengendalian produksi oleh John E. Biegel digambarkan sebagai berikut:

3. Aspek-aspek Perencanaan ProdukAspek perencanaan produk dan produksi terkait dengan dua pertanyaan mendasar, yaitu what dan how. Oleh karena itu, ada tiga aspek dari perencanaan produk, yaitu:1) Aspek produk apa yang akan dibuat (what).Aspek ini menuntut perusahaan atau wirausaha untuk dapat memilih salah satu dari dua cara:a) Market-pull, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan membuat apa yang dapat dijual. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan permintaan pasar.b) Technology-push, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan menjual apa yang dapat dibuat. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan teknologi yang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Dengan perkataan lain, cara ini dilkitasi filosofi untuk menciptakan kebutuhan masyarakat.2. Aspek volume produk (How)Aspek ini adalah aspek yang berhubungan dengan jumlah produk yang akan dihasilkan/diproduksi. Umumnya dikenal dua cara atau teknik untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi, yaitu:a) Teknik nonstatistika atau teknik pertimbangan.Yaitu penentuan volume atau jumlah produk yang harus dibuat dan dijual yang didasarkan atas pendapat/pertimbangan seseorang atau sekelompok orang, baik dari manajemen perusahaan maupun dari luar perusahaan. Teknik yang banyak digunakan antara lain: Pertimbangan tenaga penjual. Pertimbangan eksekutif Pertimbangan ekspertb) Teknik statistika atau teknik analisis kuantitatif.Yaitu penentuan volume produksi berdasarkan atas analisis kuantitatif terhadap data-data masa lalu dan proyeksi masa yang akan datang dengan menggunakan rumus-rumus statistika tertentu.3. Aspek kombinasi produk.Merupakan aspek yang berhubungan dengan masalah jumlah jenis produk yang akan diproduksi, yaitu perusahaan akan memproduksi dan menjual lebih dari satu jenis produk (misalnya produk X dan Y). Karena sumberdaya yang dimiliki perusahaan terbatas, maka harus ditentukan kombinasi produksi yang tepat, berapa jumlah X yang diproduksi dan berapa jumlah Y yang akan diproduksi. Untuk menjawab kombinasi yang tepat tersebut biasanya menggunakan teknik linier programming.4. Proses Perencanaan Produksi.a. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan produksiSebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan dalam hal ini manajer produksi selayaknya mempertimbangkan hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan produksi, yaitu antara lain:1) Jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu.2) Kebijakan persediaan terhadap jumlah persedian bahan baku/penolong, bahan setengah jadi dan barang jadi.3) Kebijakan kapasitas mesin atau kapasitas poduksi.4) Tersedianya fasilitas produksi, sekitainya terjadi penambahan atau pengurangan kapasitas produksi.5) Tersedianya bahan baku dan bahan penolong serta tenaga kerja.b. Langkah-langkah perencanaan produksi.Setiap wirausaha atau manajer produksi suatu perusahaan melakukan langkah langkah perencanaan produksi sebagai berikut:1. Penelitian dan Pengembangan ProdukBagi perusahaan/wirausaha penelitian produk yang dilakukan dibedakan atas penelitian terhadap proses produksi maupun pada produk yang dihasilkan.a) Penelitian proses produksiPenelitian proses produksi dimaksudkan untuk perbaikan terhadap proses produksi yang sedang berjalan baik produk yang sedang berjalan maupun untuk terciptanya produk baru tertentu.b) Penelitian Produk.Penelitian produk ditujukan untuk perubahan/perbaikan produk yang sudah ada disesuaikan dengan selera konsumen.2. Mencari gagasan dan seleksi produk.Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun terhadap produk, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan dari penelitian dan pengembangan tersebut, yaitu dengan tahapan :a) Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan dalam rangka pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari pasar/konsumen, teknologi yang ada atau digunakan dan dari pihak ketiga atau biasanya pihak ahli.b) Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk, sehingga gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.3. Menetapkan skala produksi.Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan skala produksi, yaitu meliputi:a) Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukanb) Penetapan kuantitas produk, yaitu berupa jumlah (volume) produk yangakan dihasilkan.c) Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yangdibutuhkand) Penetapan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan.Tahap-tahap penetapan skala produksiAda beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan skala produksi, yaitu: Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari hahan baku sampai menjadi barang jadi, termasuk di dalam tahap ini adalah penyusunan alat-alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi, sebagai satu kesatuan dari keseluruhan kegiatan produksi. Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan routing dan scheduling. Follow up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan proses produksi.Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menetapkanskala produksi :Dalam menetapkan skala produksi, seorang wirausaha atau manajer produksi harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: Skala produksi harus sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan usaha, artinya jangan sampai tujuan perusahaan harus diubah disesuaikan dengan skala produksi yang terlanjur telah ditetapkan. Memperhatikan prinsip praktis dan kesederhanaan, artinya skala produksi harus mudah dilaksanakan oleh siapa pun dan bersifatsederhana. Skala usaha bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai kegiatan proses produksi.Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam skala produksi.Dalam menetapkan skala produksi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:a. Sifat proses produksib. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksic. Pola/Kebijakan Produksi

Cara Mengelola Alat Dan Bahan1. Pentingnya Pengelolaan AlatUntuk dapat terlaksananya kegiatan produksi dan kegiatan usaha dengan baik, maka diperlukan keterampilan dalam memelihara alat-alat atau perlengkapan. Hal ini dikenal dengan istilah pengendalian pemeliharaan yang erat kaitannya dengan masalah pengendalian proses produksi. Pengendalian dapat diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus juga dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan.Dari pengertian pengendalian tersebut terkandung makna, bahwa secara otomatis bila pengawasan dilakukan secara efektif maka akan melahirkan cara kerja yang efektif pula. Cara kerja yang demikian salah satunya ditunjukkan dengan cara melakukan pemeliharaan alat dan perlengkapan dimulai dari awal (preventif) sebelum proses berjalan sampai proses berjalan, bahkan saat proses telah berakhir. Harus diingat, bahwa pengendalian pemeliharaan alatalat dan perlengkapan produksi dan usaha secara teratur dan baik akan menunjang dan menjamin kelancaran proses produksi. Alat dan perlengkapan tersebut umumnya tahan lama dan mahal, oleh karena itu diperlukan pemeliharaan yang tepat sehingga tidak terjadi kerusakan terhadap alat tersebut yang akan menggangu proses produksi. Adanya pemeliharaan terhadap alat-alat dan perlengkapan produksi dapat memberikan keuntungan terhadap perusahaan, anatara lain: Peralatan dan mesin-mesin produksi dapat digunakan dalam jangka waktu panjang1) Proses produksi akan lebih lancar dan baik dalam hubungannya dengan kondisi mesin dan peralatan yang terawat.2) Kerusakan berat dari mesin dan peralatan dapat ditekan serendahrendahnya.3) Kualitas dan hasil produk akan berada pada tingkat stkitar yang dibutuhkan.4) Umumnya biaya pemeliharaan lebih rendah dari biaya perbaikan atau penggantian alat.5) Dengan lancar serta baiknya mesin juga akan mengindari pemborosan pemakaian bahan.2. Macam-macam Pengelolaan AlatAlat dalam hal ini adalah peralatan atau sarana atau fasilitas atau perlengkapan produksi yang digunakan oleh suatu perusahaan. Terhadap alatalat produksi perlu dilakukan pemeliharaan, karena alat-alat merupakan aset sebagai investasi yang memberi kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan.a) Bagian Preventive Maintenance.Bagian Preventive maintenance yaitu Bagian pemeliharaan alat yang bertugas melakukan pemeliharaan alat-alat produksi yang sifatnya pencegahan, artinya pemeliharaan dilakukan pada saat alat-alat tersebut baru dibeli atau belum dipakai. Dengan kata lain bagian preventive maintenance melakukan pemeriksaan awal terhadap alat-alat yang baru dibeli, yang maksudnya adalah agar sebelum alat tersebut digunakan dapat diketahui apakah ada kerusakan arau kekurangan. Karena apabila kerusakan terjadi setelah alat-alat tersebut masuk ke bagian produksii untuk digunakan, maka tanggung jawab perbaikan menjadi tanggung jawab bagian line maintenance.Bagian Preventive maintenance melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut:1) Set up mesin.Yaitu kegiatan melakukan pemeriksaan terhadap alat-alat produksi sampai dinyatakan dapat diterima oleh bagian produksi.2) Bila alat-alat produksi tersebut telah dinyatakan diterima oleh bagian produksi, maka kerusakan walaupun kecil tidak lagi menjadi tanggung jawab bagian preventive maintenance, melainkan menjadi tanggung jawab bagian line maintenance.Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dilihat dari sifat pemeliharaan, maka pemeliharaan dan pengelolaan alat-alat dan fasilitas produksi dapat dibedakan atas: 1) pemeliharaan alat atau pencegahan (preventive maintenance); dan 2) Perbaikan atau pemulihan kerusakan alat (remedial maintenance). Pemeliharaan yang bersifat pencegahan atau Preventive Maintenance, yaitu pemeliharaan atau perawatan alat-alat dan fasilitas produksi sebelum alat-alat dan fasilitas tersebut mengalami kerusakan. Preventive maintenance lebih balik dari menunggu alat-alat mengalami kerusakan, baik dari sisi biaya, keawetan atau ketahanan alat serta segi produktivitasnya. Hal ini dapatdijelaskan sebagai berikut. Alat-alat yang terpelihara tidak akan cepat rusak atau mengalami gangguan sehingga tidak memerlukan biaya perbaikan yang biasanya lebih besar dari biaya pemeliharaan. Oleh karena itu diperlukan pengendalian alat-alat dan fasilitas produksi,agar kontinuitas proses produksi tetap terjaga, yang antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut: Mengatur tata letak alat-alat dan fasilitas produksi sesuai dengan tata urutannya. Mengatur tata ruang pabrik dan atau perusahaan sedemikian rupa agar proses produksi dan kegiatan lainnya dapat berjalan efektif dan efisien. Pemeliharaan harus bersifat preventif dan dilakukan secara berkala secara teliti dan cermat, sehingga alat-alat dan fasilitas selalu siap untuk digunakan dan tahan lama. Selalu menyediakan suku cadang dari alat-alat dan fasilitas yang digunakan3. Penggantian Alat-Alat dan Fasilitas ProduksiDalam setiap perusahaan selalu ada usul investasi, salah satu bentuk usul atau rencana investasi tersebut adalah dalam bentuk penggantian alat dan fasilitas produksi. Dalam hal ini harus memeperhatikan beberapa faktor, yaitu:a) Umur ekonomis alat atau fasilitas tersebutb) Nilai residu atau sisa alat yang akan diganti dan nilai beli penggantinya.c) Ketersediaan dana untuk membeli alat baru tersebut.Harus dipahami bahwa walaupun suatu alat hampir habis atau telah habis umur ekonomisnya, bukan berarti alat tersebut sudah sama sekali tidak dapat dipakai. Oleh karena itu selagi alat tersebut masih layak pakai dan dana penggantiannya belum tersedia, maka alat tersebut masih dapat terus dipakai, kecuali apabila alat tersebut seringkali mengalami kerusakan dan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Disinilah manager produksii harus memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari kemungkinan penggantian alat tersebutPengelolaan Persediaan1. Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Persediaan (Inventory)Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain perusahaan dapat memperolah keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap permintaan yang datang.2. Faktor-faktor Yang Menentukan PersediaanBesar kecilnya persediaan bahan baku dan bahan penolong dipengaruhi oleh faktor:1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku.2. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi, dan sebaliknya.3. Sifat bahan baku/penolong, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama (undurable goods). Barang yang tidak tahan lama tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan tergolong barang yang tidak tahan lama tidak perlu disimpan dalam jumlah banyak.3. Biaya-biaya Persediaan (inventory cost)Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, persediaan (bahan baku dan penolong) merupakan faktor yang paling utama karena tanpa persediaan yang cukup produksi akan terhambat. Besar kecilnya persediaan yang dimiliki sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, dan hal ini ditentukan dengan pertimbangan tertentu salah satunya adalah faktor biaya (lihat tentang faktor-faktor yang menentukan persediaan di atas). Biaya yang dikeluarkan bukan hanya biaya penyimpanan persediaan di gudang, melainkan harus diperhitungkan pula biaya yang dikeluarkan mulai dari pemesanan sampai barang tersebut masuk kedalam proses produksi dan kembali ke gudang sebagai barang jadi. Oleh karena itu biaya persediaan dapat dibedakan atas:1) Biaya persiapan atau biaya pemesanan (ordering cost).Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemesanan barang ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat tergantung pada frekuensi pesanan, semakin sering memesan barang maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya.4. Pengendalian Bahan dan Penentuan Persediaan OptimalPengendalian kualitas produk dapat dilakukan terhadap bahan baku. Dengan telah terkendalinya kualitas bahan baku maka akan dihasilkan output yang sesuai dengan stkitar yang telah ditetapkan. Pengendalian bahan dilakukan baik terhadap kualitas bahan maupun kuantitas bahan. Pengendalian kualitas bahan dimaksudkan agar tercapai kesesuaian kualitas bahan yang dibutuhkan dengan stkitar yang telah ditetapkan.Pengendalian kualitas bahan antara lain dapat dilakukan melalui uji laboratorium atau uji contoh (sampling test) . Dari uji laboratorium atau sampling test tersebut, maka dapat diketahui bagaimana kualitas dari bahan yang akan digunakan, apakah sesuai dengan stkitar yang ditetapkan atau diiinginkan. Bila ternyata belum sesuai maka dicari lagi bahan lain sampai memenuhi stkitar yang ditetapkan.Pengendalian kuantitas bahan dimaksudkan agar tercapai kesesuaian jumlah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi suatu produk, sehingga tidak terjadi pemborosan bahan dan kualitas produk tetap terjamin. Pengendalian kuantitas bahan mencakup tiga hal, yaitu:1) Analisis kebutuhan bahan2) Penentuan jumlah pembelian bahan baku3) Penentuan kapan pembelian harus dilakukan5. Keuntungan Pengelolaan PersediaanTelah dikatakan bahwa dengan pengelolaan persediaan yang baik maka akan menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan. Persediaan yang tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan berbagai permasalahan, seperti terhambatnya kegiatan produksi, kehilangan pelanggan serta terjadi pemborosan. Oleh karean itu pengelolaan persediaan memberi beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:a) Terjaganya kontinuitas proses produksib) Meningkatakan penerimaan perusahaanc) Meningkatkan jumlah produksid) Dapat dengan tepat menghitung kebutuhan bahan bakue) Mencegah terjadi pemborosan, baik waktu, biaya maupun tenagaf) Memberi kepuasan kapada pelanggan.

Evaluasi Dan Pengembangan Usaha1. Laporan Kegiatan UsahaDalam rangka pengendalian usaha, seorang wirausaha harus mampu membuat laporan kegiatan usaha dan langkah berikutnya dalam rangka pengembangan usaha. Laporan pengelolaan usaha dibuat berdasarkan kebutuhan. Pada usaha kecil dibuat laporan-laporan sebagai berikut.(1) Laporan Manajemen, yang terdiri dari laporan bulanan, dan laporan tahunan.(2) Laporan kinerja perusahaan yaitu laporan keuangan.2. Macam-macam ratio KeuanganSebagaimana disebutkan di muka ratio keuangan banyak sekali jenisnya karena ratio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Demikian pula pengelompokan ratio juga bermacam-macam. Aoabila dilihat dari sumber dari mana ratio dibuat, maka ratio dapat dogolongkan dalam 3 golongan, yaitu:a. Ratio-ratio Neraca (Baalance sheet ratios), ialah ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, aidtest ratio, curreent assets to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio dan lain sebagainya.b. Ratio-ratio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah ratioratio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya.c. Ratio-ratio antar laporan (Inter-statement ratios), ialah ratio-ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan lain sebagainya.Selain ketiga rasio tersebut adapula ratio-ratio yang lain, yaitu. Ratio likwiditas adalah ratio-ratio yang ddimaksudkan untuk mengukur likwiditas perusahaan. Ratio Leverage adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Ratio-ratio Aktivitas, yaitu ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar effektivitas perusahaan dalam mengerjakan aumber-sumber dananya. Ratio-ratio profitibilitas, yaitu ratio-ratio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.Teknik Menyusun Laporan Pengelolaan Usaha Dan Teknik Pengembangan Usaha1. Laporan ManajemenBanyak yang telah dikatakan atau disiratkan mengenai jenis-jenis system laporan manajemen yang harus mengalir dari system informasi kita. Beberapa jenis laporan harus dapat kita peroleh secara harian, bulanan, triwulan ataupun tahunan.a) Laporan harian/mingguanInformasi harian yang kita butuhkan semata-mata bersifat operasional. Fakta dan angka untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari meliputi : posisi kas harian, ringkasan-ringkasan penjualan (baik tunai dan kredit), pembayaran kontan, uang yang diterima dari tagihan utang, saldo kas dalam bank, dan saldo akhir kas.b) Laporan bulananbisnis kita setiap bulannya haruslah memiliki : laporan laba rugi yang terperinci; analisis penjualan dan inventaris produk sertaan/kelompok jasa analisis dari arus kas, debitur, kreditur dan ikatan keuangan; analisis rasio intern yang menunjukan tingkat efisiensi dan menyorot kecenderungan, dengan perbandingan antara rencana dan realisasi sebenarnya.c) Laporan triwulan suatu laporan terperinci tentang posisi keuangan; pernandingan industri intern dan ekstern sebagai tolok ukur efisiensi; analisis kecenderungan secara lebih terperinci daripada yang biasanya disediakan setiap bulan; dan informasi tentang bisnis kita sekarang untuk memungkinkan kita dan badan penasihat kita meninjau kembali kegiatan dan memproyeksikan rencana masa depan.d) Laporan tahunanLaporan tahunan utama adalah neraca, paparan rugi-laba, dan keterangan arus kas, yang bersama-sama dengan laporan triwulan akan merupakan dasar bagi perencanaan strategic.2. Laporan KeuanganHubungan yang terdapat dalam persamaan akuntansi dapat digunakan untuk membuat tiga laporan keuangan, yaitu : (1) neraca, (2) laporan rugi-laba, dan (3) laporan perubahan posisi keuangan. Dua laporan yang pertama (neraca dan laporan rugi-laba), sangat penting bagi perusahaan, dan laporan inilah yang banyak dibicarakan. Sedangkan laporan ketiga (laporan perubahan keuangan) umumnya diperlukan bagi para pemegang saham atau pemilik. Dalam neraca tersebut tercantum jumlah kekayaan, jumlah utang, dan modal sendiri dari sebuah perusahaan. Jumlah kekayaan terlihat pada bagian aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat pada bagian pertama.1. AktivaAktiva merupakan kekayaan fisik yang dimiliki oleh perusahaan, dibagi ke dalam : (a) aktiva lancar, (b) aktiva tetap, dan (c) aktiva tidak kentara.2. PasivaBagian pasiva pada sebuah neraca perusahaan berisi sekelompok pos, yaitu : (a) utang lancer, (b) utang jangka panjang, dan (c) modal sendiri.

3. Teknik Pengembangan PerusahaanPengembangan usaha bisa dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya :1) Perluasan Skala UsahaPengembangan perusahaan dengan perluasan skala usaha bisa dilakukan dengan skala produksi (kapasitas produksi), tenaga kerja, teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha. Penambahan skala usaha bias dilakukan dengan menambah kapasitas mesin dan kapasitas tenaga kerja, serta tambahan jumlah modal untuk investasi. Jadi, untuk menambah skala produksi harus ditambah factorfaktor produksinya seperti modal, tenaga kerja, bahan baku dan kemungkinan pemasarannya.2) Perluasan Cakupan UsahaPengembangan usaha dengan menambah cakupan usaha bisa dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru dan wilayah usaha baru, serta jenis produk barang dan jasa baru yang bervariasi jenisnya. Pengembangan usaha dengan menambah cakupan usaha bisa dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru dan wilayah usaha baru, serta jenis produk barang dan jasa baru yang bervariasi jenisnya.3) Perluasan dengan Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi Baru. TrustAdalah suatu bentuk organisasi perusahaan yang didirikan untuk menghindari kerugian masing-masing anggota dan memperbesar keuntungan perusahaan. Holding CompanySebuah perusahaan yang kondisi keuangannya kuat dapat memiliki perusahaan lain dengan cara membeli saham-sahamnya. Bentuk semacam itu disebut holding company. SindikatMerupakan kerjasama antar beberapa orang untuk melaksanakan proyek khusus di bawah satu perjanjian. Biasanya hanya terbatas pada bidang keuangan, yang dilakukan oleh kelompok investor untuk mengkombinasikan sumber-sumber keuangan mereka, untuk menjualbelikan surat-surat berharga dari suatu perusahaan. KartelHampir sama dengan sindikat. Kartel merupakan persekutuan antara beberapa perusahaan sejenis di bawah suatu perjanjian tertentu. Masing-masing perusahaan tetap berdiri sendiri, memiliki kedudukan sama, dan sewaktu-waktu dapat membatalkan perjanjiannya yang telah disetujui bilamana diinginkan.