pengelolaan pasar di praja mangkunegaran …/sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja...

134
SISTEM PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA VII TAHUN 1916-1944 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret OLEH: ACHMAD SHOFA C. 0504003 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoanghanh

Post on 10-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

SISTEM PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA VII

TAHUN 1916-1944

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

OLEH:

ACHMAD SHOFA

C. 0504003

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

ii

SISTEM PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGORO VII

TAHUN 1916-1944

Disusun Oleh:

Achmad Shofa

C. 0504003

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing,

Drs. Sri Agus, M.Pd

NIP. 195908131986031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum

NIP. 195402231986012001

Page 3: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

iii

SISTEM PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGORO VII

TAHUN 1916-1944

Disusun oleh

ACHMAD SHOFA

C. 0504003

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal:

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd. ---------------------------------

NIP. 195806011986012001

Sekretaris Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum ---------------------------------

NIP. 195402231986012001

Penguji I Drs. Sri Agus, M.Pd. ---------------------------------

NIP. 195908131986031001

Penguji II Dr. Warto, M.Hum ---------------------------------

NIP. 196109251986031001

Dekan

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A

NIP. 195303141985061001

Page 4: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

iv

PERNYATAAN

Nama : ACHMAD SHOFA

NIM : C0504003

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Sistem Pengelolaan Pasar

di Praja Mangkunegaran Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII Tahun 1916-

1944 adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang

lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan)

dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari

skripsi tersebut.

Surakarta, 2010

Yang membuat pernyataan,

ACHMAD SHOFA

Page 5: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

v

MOTTO

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang (Q.S. Al Fatihah: 1)

Seseorang yang makan hasil usahanya sendiri, itu lebih baik.

(HR. Bukhari)

Page 6: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Ayah dan Bunda tercinta

Kakak-kakakku tersayang

Adik-adikku tersayang

Almamater

Page 7: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

karunia, berkah, dan rahmat-Nya sehingga penulis berhasil dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra di Jurusan

Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari dengan segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki

penulis, bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan,

bantuan serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung

kepada penulis. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Drs. Sudarno, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah

memberikan kemudahan dan ijin untuk melakukan penelitian.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M. Hum, selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. Sri Agus, M. Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

banyak bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

4. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Sejarah yang telah memberikan banyak ilmu

kepada penulis.

5. Seluruh staf UPT Perpustakaan Pusat UNS yang telah membantu penulis

memperoleh referensi dalam penulisan skripsi.

Page 8: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

viii

6. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret.

7. Seluruh staf Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran.

8. Teman-teman angkatan 2004, Andika, Daryadi, Amin, Imah, Nurus, Ning, dll

yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan selama belajar di

Jurusan Ilmu Sejarah dan selama menyusun skripsi ini.

9. Ayah, Ibu, kakak-kakak ku, Adik-adik ku yang selalu memberi saran,

dorongan dan semangat kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu penulis menharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna

bagi pembaca.

Surakarta,

Penulis.

Page 9: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv

DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

ABSTRAK ....................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 8

F. Metode Penelitian ................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan .......................................................... 17

BAB II PERKEMBANGAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA VII (1916-

1944)

A. Pasar-Pasar Kabupaten Dalamkota Mangkunegaran ........... 18

B. Pasar-Pasar Kabupaten Karanganyar ................................... 37

C. Pasar-Pasar Kabupaten Wonogiri ........................................ 42

Page 10: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

x

BAB III SISTEM PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA

MANGKUNEGARAN PADA MASA MANGKUNEGARA VII

(1916-1944)

A. Pengelolaan Pasar ................................................................ 51

1. Kabupaten Parimpuna ................................................... 51

2. Peraturan Pasar ............................................................. 56

3. Sistem Retribusi ............................................................ 62

4. Rarantaman Keluar Masuknya Uang Praja

Mangkunegaran ............................................................ 65

5. Perawatan dan Perbaikan Pasar .................................... 66

6. Kasus-Kasus yang Terjadi ............................................ 67

B. Peran Mangkunegara VII dalam Pengelolaaan Pasar .......... 68

1. Pembentukan Kabupaten Parimpuna ............................ 69

2. Pengembangan Pasar .................................................... 69

3. Subsidi Dana ................................................................. 71

BAB IV DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASAR BAGI MASYARAKAT

MANGKUNEGARAN PADA MASA PEMERINTAHAN

MANGKUNEGARA VII

A. Terjadinya Urbanisasi .......................................................... 73

B. Membuka Lapangan Pekerjaan Baru .................................. 77

C. Meningkatkan Taraf Ekonomi Masyarakat ...................... 81

BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

DAFTAR INFORMAN ................................................................................... 92

LAMPIRAN .................................................................................................... 96

Page 11: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

xi

DAFTAR TABEL

1. Pendapatan Pasar Mangkunegaran Tahun 1928-1929 ..................................... 20

2. Susunan Acara Penghargaan Triwindu Tanggal 24-25 Juni 1939 ................... 29

3. Tarif Kereta Api Jurusan Solo Kota – Boyolali ............................................... 36

4. Tarif Kereta Api Jurusan Solo Kota – Prambanan ........................................... 37

5. Tarif Kereta Api Jurusan Solo Kota – Wonogiri .............................................. 50

6. Gaji Inspektur, Ajund Inspektur, dan Punggawa Lainnya ............................... 55

7. Gaji Punggawa Pasar ........................................................................................ 56

Page 12: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

xii

DAFTAR GRAFIK

1. Pendapatan Pasar Mangkunegaran Tahun 1918-1926 ..................................... 21

2. Jumlah Pasar Tahun 1928 - 1938 ..................................................................... 23

3. Pengeluaran Pasar Mangkunegaran Tahun 1919-1927 .................................... 72

Page 13: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

xiii

DAFTAR ISTILAH

1. Istilah

Barter : Tukar-menukar.

Cikar : Alat transportasi pada jaman dahulu

Ider : Berjualan dengan cara berkeliling dari satu tempat

ke tempat lain.

Koplakan (Standplaats) : Tempat untuk menaruh gerobak/ binatang tarikan

Kulakan :

Legiun : Pasukan bala tentara

Los : Tempat untuk berdagang..

Lurah : Kepala kalurahan.

Nglaju : perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Padhasaran pasar : Tempat untuk meletakkan barang dagangan.

Palataran pasar : Halaman pasar.

Panewu : Kepala rendahan yang membawahi 1000 cacah

Inspektur Markwezen : Kepala pasar

Villa park : Pemukiman orang-orang Eropa

Vorstenlanden : Kerajaan Jawa

Wedana : Kepala distrik.

2. Singkatan

B.R.M.H : Bendara Raden Mas Harya

H.I.S : Hollands Inlandshe Scholl

K.G.P.A.A : Kangjeng Gusti Pangeran Ario Adipati.

K.R.T. : Kanjeng Raden Tumenggung

R.M : Raden Mas

Page 14: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Kota Mangkunegaran Tahun 1939 ........................................................... 96

2. Denah Pasar Legi Tahun 1939 ......................................................................... 97

3. Gambar-Gambar Pasar Legi............................................................................. 98

4. Daftar Banyaknya Hasil Pasar dalam Daerah Mangkunegaran Tahun 1928-

1929 .................................................................................................................. 100

5. Surat – Surat tentang Biaya Untuk Perbaikan Pasar dan Perbaikan Pasar

Legi .................................................................................................................. 105

6. Hal: Rencananya Jalannya Lomba Lari 10 Km Sebagai Penghormatan

Triwindu 25 juni 1939 ..................................................................................... 107

7. Berkas Habisnya Uang untuk Begrooting Perayaan Triwindu dan Partinituin

Tahun 1939 ...................................................................................................... 109

8. Keluarnya Uang Perjamuan Triwindu Bertahtanya Mangkunegoro VII yang

Dikeluarkan oleh Kabupaten Mandrapura ....................................................... 113

9. Rarantaman Keluar Masuknya Uang Praja Mangkunegaran dari Kabupaten

Parimpuna ........................................................................................................ 116

Page 15: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

xv

ABSTRAK

Achmad Shofa. C0504003. 2010. Sistem Pengelolaan Pasar di Praja

Mangkunegaran Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII Tahun 1916 – 1944.

Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penelitian ini berjudul Sistem Pengelolaan Pasar di Praja Mangkunegaran

Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII Tahun 1916 – 1944. Penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui (1) Perkembangan pasar di praja

Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII (2) Sistem pengelolaan pasar di praja

Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII (3) Pengaruh sosial ekonomi pasar

bagi masyarakat Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang

bertumpu pada empat tahapan yaitu heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber

yang terdiri kritik intern dan ekstern, interpretasi atau analisis data, dan historiografi

atau penulisan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

studi dokumen dan studi pustaka. Dari pengumpulan data, kemudian data dianalisa

dan diinterpretasikan berdasarkan kronologisnya. Untuk menganalisis data,

digunakan pendekatan ilmu sosial yang lain sebagai ilmu bantu ilmu sejarah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekonomi, dan

sosiologi

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan pasar-

pasar tradisional milik Mangkunegaran pada masa KGPAA Mangkunegara VII

mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari adanya upaya-upaya

Mangkunegoro VII dalam pengembangan pasar-pasar tradisional, seperti pendirian

pasar-pasar baru, renovasi pasar, perbaikan pasar baik yang rusak ringan ataupun

rusak berat dan pengadaan fasilitas-fasilitas untuk kegiatan di pasar. Selain itu

Mangkunegara VII juga membuat beberapa perturan pasar yang termuat dalam

Rijksblad Mangkunegaran. Pada masa Mangkunegara VII juga terdapat sistem

pengelolaan pasar yang sudah terstruktur dengan baik.

Adanya pengembangan pasar tradisional di kota Mangkunegaran mempunyai

dampak baik bagi masyarakat Mangkunegaran maupun bagi Praja Mangkunegaran

sendiri. Keberadaan pasar tradisional, dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi

masyarakat Mangkunegaran, dengan mendapatkan lapangan pekerjaan mereka dapat

meningkatkan taraf ekonomi keluarganya. Akibatnya jumlah pengangguran akan

semakin berkurang, Selain itu pendapatan praja juga akan meningkat dari hasil

penjualan karcis sewa pasar.

Page 16: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

xvi

ABSTRCT

Achmad Shofa. C0504003. 2010. Market management system in Praja

Mangkunegaran at Mangkunegara VII government period at 1916 – 1944. Thesis:

Faculty of Letters and Fine Arts, Sebelas Maret University.

The title of this research is Market management system in Praja

Mangkunegaran at Mangkunegara VII government period at 1916 – 1944. The

purposes of this research are to show the market development in Praja

Mangkunegaran at Mangkunegara VII period. The market management system in

Praja Mangkunegaran at Mangkunegara VII period. The social and economic

influence for the residents of Mangkunegaran at Mangkunegara VII period.

The method of this research is historic method consist of four steps, there are

heuristic, resource critic consist of intern critic and extern critic, interpretation or

analytical data, and historiograpic. The collecting data technique is document study

and book study. From collecting data, data will be annalistic and interoperated based

on the chronological. For annalistic data, another social knowledge approach used as

helpful study in history knowledge. The approach used in this research is economic

approach and sociologic approach.

From the research we can conclude that traditional markets development

belongs to Mangkunegaran in KGPAA Mangkunegara VII period was developed. It

can showed by Mangkunegoro VII efforts in developing traditional markets, for

example building new markets, renovating market, recycling hard broken market or

low broken market, and making facilitation for market activities. Beside that,

Mangkunegara VII also makes some market rules in Rijksblad Mangkunegaran. In

Mangkunegara VII period also any market management system has been constructed

well.

The traditional market development in Mangkunegaran city have good

influences for the resident and Praja Mangkunegaran itself. Traditional market can

give field of endeavor for Mangkunegaran resident, with have job the resident can

improve their family economic. So the amount of unemployment will be decrease.

Beside that the Praja income also can be decrease from market rent ticket selling.

Page 17: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam ilmu Ekonomi menurut Baptist Say, teori ekonomi dibagi menjadi

empat kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi yang

komuditasnya berupa barang dan jasa.1 Manusia melakukan berbagai kegiatan

ekonomi tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada awalnya untuk

memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan perdagangan dengan sistem barter

atau saling menukar barang. Dalam sistem barter, suatu barang tertentu ditukar

dengan barang lain tanpa menggunakan standar alat tukar. Kegiatan tukar itu

muncul karena adanya kebutuhan masyarakat dan itu terjadi dengan berdasarkan

pada suatu persepakatan antar kelompok orang.

Setelah sistem mata uang masuk dalam kehidupan ekonomi masyarakat,

maka kegiatan pertukaran itu kemudian diganti dengan menggunakan uang

sebagai alat tukar yang disebut sistem jual-beli. Pada perkembangan selanjutnya,

seiring dengan semakin bertambahnya kebutuhan ekonomi masyarakat maka

diperlukan suatu tempat tertentu untuk mendapatkan barang kebutuhan mereka.

Selain itu barang-barang produksi setelah dikonsumsi sendiri juga membutuhkan

penyaluran. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan itulah, diperlukan tempat untuk

bertemu antar orang di berbagai jurusan untuk menjual, membeli atau menukar,

1 Marsidi Joyodipuro, 1966, Himpunan Kuliah-Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, Bandung:

Eresco, Hal: 6.

Page 18: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

2

maka kemudian terjadilah suatu Pasar.2

Konsep dasar timbulnya pasar karena munculnya kebutuhan ekonomi

masyarakat setempat. Namun, terdapat faktor lain dalam munculnya pasar jika

dilihat dari sekilas sejarah pasar yang dibangun di Mangkunegaran.

Mangkunegaran merupakan daerah Vorstenlanden dan ini di tanah kekuasaan

kolonial Belanda. Munculnya pasar-pasar di daerah Vorstenlanden, terlepas dari

faktor kebutuhan ekonomi masyarakat, yaitu sebagai salah satu dampak dari

industrialisasi di daerah tersebut.

Mangkunegara VII adalah adipati yang memperhatikan rakyat kecil.

Beliau selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagai

contohnya beliau membina para pedagang kecil dan memberikan kesempatan

berusaha dengan membuka Pasar Triwindu. Selain berdampak positif bagi rakyat

keberadaan pasar juga mempunyai peranan ekonomi bagi pemerintahan Praja

karena merupakan salah satu perusahaan milik praja dan dikelola oleh Praja.

Keberadaan pasar bisa memberikan tambahan pendapatan melalui pajak-pajaknya

bagi sumber dana penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Itulah visi

Mangkunegoro VII dalam mendirikan maupun merenovasi pasar. Karena Selain

bisa meningkatkan perekonomian rakyat, pasar juga bisa menghasilkan

keuntungan bagi pemerintahan praja.3

Pasar yang berada di wilayah Mangkunegaran merupakan salah satu

perusahaan milik Praja Mangkunegaran, Praja membangun gedung-gedungnya

2 Soetardjo Kartohadikusumo, 1965, Desa, Jakarta: Sumur Bandung, Hal: 6.

3 Elies Setiyawati, 1995, Skripsi: “Pasar Tradisional di Wilayah Kota Praja Mangkunegaran

pada awal abad XX”, Surakart: Universitas Sebelas Maret Press. Hal: 61

Page 19: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

3

dan menyewakan petak-petaknya.4 Maka segala urusan yang berkaitan dengan

masalah pasar berada di bawah pengawasan Praja, dalam arti peraturan yang

diambil harus sepengatahuan pemerintah kolonial, dalam hal ini Residen

Surakarta.5

Berdasarkan Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1918 No.9 pasar tediri dari

beberapa bagian yaitu los-los atau rumah-rumah yang ada di atas wilayah yang

dijadikan pasar, palataran pasar (halaman pasar) yang digunakan untuk

meletakkan barang dagangan dan untuk jual beli. Halaman pasar tidak boleh

dibangun los-los atau rumah secara permanen kecuali dengan ijin inspektur, dan

koplakan adalah tempat untuk menaruh gerobak atau binatang tarikan. Pasar

tersebut diberi batas yang jelas dari wilayah atau jalan yang ada di dekatnya.

Adapun pasar-pasar milik Praja Mangkunegaran terbagi menjadi 9 distrik, antara

lain: Distrik Dalamkota, Distrik Wonogiri, Distrik Wuryantoro, Distrik Baturetno,

Distrik Jatisrono, Distrik Purwantoro, Distrik Karanganyar, Distrik

Karangpandan, Distrik Jumapolo. 6

Pada periode pemerintahan Mangkunegara I (1757-1795) sampai akhir

pemerintahan Mangkunegara III (1835-1852) di Mangkunegaran hanya ada empat

pejabat yang mempunyai tugas dan tanggung jawab di pemerintahan

Mangkunegaran, mereka disebut “Priyayi Punggawa”. Para punggawa ini

mempunyai kewajiban menjalankan pemerintahan Mangkunegaran, seperti

4 Th. M. Metz, 1939. Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Roterrdam: NV Nijgh dan Van

Ditmar. Diterjemahkan oleh Moh. Husodo Pringgokusumo, Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran, Hal: 80

5 Elies Setiyawati. Op. Cit. Hal: 62-63.

6 Th. M. Metz. Op. Cit, Hal: 81.

Page 20: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

4

menerima pajak tanah dan lain-lain. Dari keempat punggawa ini yang paling

menonjol diangkat menjadi pemimpin dari rekannya dan sekaligus menjadi Patih

di Mangkunegaran.

Struktur organisasi pemerintahan Mangkunegaran mulai mantap kelihatan

pada tanggal 11 Agustus 1867 (Periode Pemerintahan Mangkunegara IV) dengan

terbentuknya 9 (sembilan) Kawadanan (Di luar legiun dan kesentanaan / keluarga

Raja). Kawedanan yang pertama adalah Kawadanan Hamongpraja membawahi

Sastralukita (Sekretariat), Reksapustaka (Arsip) dan Pamong Siswo (Pendidikan).

Kedua adalah Kawadanan Reksapraja membawahi Polisi, Margatama (mengurusi

jalan, jembatan dan bangunan), dan Jaksa. Ketiga adalah Kawadanan Kartapraja

membawahi Kartausaha (urusan perusahaan, terutama perusahaan perkebunan)

dan Martanimpuna (urusan pajak). Keempat adalah Kawadanan Martapraja

membawahi Reksahardana (Bendaharawan/ Keuangan). Kelima adalah

Kawadanan Kartipraja membawahi Kartipura (merawat bangunan kota, urusan

bangunan istana dan urusan kebakaran). Keenam adalah Kawadanan

Reksawibawa membawahi Reksawarasta (urusan persenjataan), Reksawahana

(urusan kendaraan) dan Langenpraja (urusan kesenian). Ketujuh adalah

Kawadanan Mandrapura membawahi Mandrasasana (urusan meubel istana),

Reksapradipta (urusan lampu istana), Subapandaya (urusan perkakas pecah belah

istana) dan Reksasunggata (urusan penyajian segala hidangan di istana).

Kedelapan adalah Kawadanan Purbaksana membawahi Reksabaksana (urusan

persedian dan pembagian bahan makanan istana, seperi beras, teh, gula, dan lain-

lain, Wreksapandaya (urusan yang berkaitan dengan masalah kayu jati/ hutan) dan

Page 21: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

5

Tanulata (urusan rumput dan padi). Kesembilan adalah Kawadanan Yogiswara

membawahi Ketib, Naib, Mardikan (mengajar agama, shilat dan mengurus

kuburan) dan Ngulama

Pengorganisasian seperti tersebut di atas menjadi panutan dari struktur

organisasi selanjutnya dengan tambahan sesuai dengan perkembangan jaman dan

kebutuhan, termasuk didalamnya penggabungan dan pemecahan menjadi

beberapa unit. Ini bisa terlihat pada struktur organisasi Mangkunegaran tahun

1916, 1924, 1930, 1942, 1945, 1949, dan selanjutnya.

Kawadanan Purbaksana, Reksawibawa, Mandrapura, digabung menjadi

Kawadanan Mandrapura (urusan istana). Hanya urusan Wreksapandaya (urusan

hutan) bagian dari Purbaksana, berdiri sendiri menjadi Kabupaten Wanamarta

(kehutanan). Reksapustaka dipecah menjadi 2: Reksapustaka (perpustakaan) dan

Reksawilapa (arsip). Dalam perkembangan selanjutnya ada urusan beasiswa

(studie fonds) dan urusan pensiun (pensiun fonds). Kemudian ada urusan

Sindumarta (urusan irigasi), tahun 1934 terjadi penggabungan Kartipraja dan

Sindumarta menjadi Sindupraja (pekerjaan umum), kemudian muncul urusan

Pangrehpraja, urusan Parimpuna (urusan pasar), urusan Sanitria (urusan

kesentanaan, keluarga raja), dan urusan Barayawiyat (urusan pendidikan), urusan

Yatnanirmala (urusan kesehatan), urusan Kartausaha (urusan perusahaan-

perusahaan) diperluas lagi dengan adanya “Dana Milik Mangkunegaran”, seperti

Pabrik Gula Colomadu, Tasikmadu, Perusahaan Kopi, Serat, Teh, dan persewaan

rumah. Urusan pertanahan, pajak tanah, ukur tanah, perumahan dan lain-lain

diurus oleh bagian Kismapraja. Pada tahun 1944 muncul urusan Kartiraharja

Page 22: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

6

(urusan perekonomian) yang mencakup masalah perekonomian, pengawasan

makanan rakyat, pertanian, kehewanan, pegadaian, dan lain-lain.7

Pembaharuan-pembaharuan dalam organisasi pemerintahan pada masa

Mangkunegara VII ditetapkan dalam Rijksblad No. 37 tahun 1917 yang

kemudian disusul dengan Rijksblad No. 10 tahun 1923. Berdasarkan kedua

pranatan dalam Rijksblad itu, maka ada beberapa perubahan dalam struktur

birokrasi dan jabatan-jabatan yang ada didalamnya.

Rancangan struktur pejabat Martanimpoena dan Parimpoena merupakan

kabupaten yang masih tergolong dalam Pangrehpraja yang berada dalam

pengawasan pemerintahan Hindia-Belanda. Masing-masing kabupaten tersebut

pegawainya merupakan gabungan antara pegawai pribumi dengan pegawai

Belanda. Pada tahun 1942 sampai 1947 Kabupaten Martanimpoena setelah

diubah menjadi Kabupaten Martapraja,8 dimana pecah menjadi dua yakni Kantor

Martanimpoena yang memegang dan mengurusi masalah pajak dan penghasilan

lainnya, sedangkan Kantor Parimpoena yang mengurusi masalah pasar.9 Dalam

struktur organisasi Praja Mangkunegaran Kabupaten Parimpoena terdiri dari

Inspektur Markwezen, Adjun Inspektur Pasar, Lurah Pasar, Demang Parimpuna,

Kontrolir, Kepala Pasar dan beberapa pegawai lainnya.10

Semua orang yang

7 Istana Mangkunegaran dan Badan Arsip Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, Inventaris

Arsip Pemerintahan Mangkunegaran IV (1853 - 1881), Surakarta: Reksawilapa Mangkunegaran,

Hal: viii – xi.

8 Turunan Surat Keputusan (Kakancingan) tentang Kabupaten Martanimpuna digabung

dengan Kabupaten Parimpuna dengan nama Kabupaten Martapraja, Kode Arsip FF. 441,

Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

10

Rijksblad Mangkenagaran 1917, No. 23 pasal 27. Lihat pula antara lain Rijksblad

Mangkunegaran 1926 No. 1 dan Rijksblad Mangkunegaran 1928 No.7. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Page 23: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

7

bertugas dalam dinas kepasaran ini diangkat dengan suatu sumpah juga seperti

pejabat lainnya pada waktu upacara pengangkatan. Inspektur Markwezen

mempunyai kedudukan langsung di bawah pimpinan Assisten Residen. Inspektur

Markwezen ini diangkat oleh Mangkunegara dengan persetujuan residen

Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perkembangan pasar di praja Mangkunegaran pada masa

Mangkunegara VII?

2. Bagaimana sistem pengelolaan pasar di praja Mangkunegaran pada masa

Mangkunegara VII?

3. Bagaimana pengaruh sosial ekonomi pasar bagi masyarakat

Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan pasar di praja Mangkunegaran pada

masa Mangkunegara VII.

2. Untuk mengetahui sistem pengelolaan pasar di praja Mangkunegaran pada

masa Mangkunegara VII.

3. Untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi pasar bagi masyarakat

Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII.

Page 24: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

8

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi kajian

pengetahuan dalam ilmu sejarah khususnya sejarah sosial ekonomi.

2. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan tentang sistem

pengelolaan pasar dan perkembangan pasar pada masa pemerintahan

Mangkunegara VII dan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan

pendidikan dan penelitian lebih lanjut.

E. Tinjauan Pustaka

Beberapa buku digunakan sebagai referensi dalam penulisan ini. Buku-buku

tersebut antara lain berjudul Terbentuknya Masyarakat Ekonomi karya Robert L.

Heirbroner tahun 1982. Robert membedakan jenis pasar dari sudut

pembentukannya yaitu pasar yang timbul dengan sendirinya dan yang disengaja.

Jenis pasar yang pertama biasanya terdapat di tempat-tempat yang letaknya

strategis untuk perdagangan seperti di tepi jalan besar antara dua kota atau desa, di

persimpangan jalan, di tepi sungai atau laut, di samping faktor padat dan

jarangnya penduduk. Sedangkan jenis pasar yang kedua yaitu berhubungan

dengan keinginan penguasa untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan adanya

pasar. Keadaan ini sering juga berkaitan dengan perpindahan pusat kekuasaan atau

munculnya kekuasaan baru di tingkat kerajaan atau bawahannya. Timbulnya pasar

di pusat kerajaan seperti Kartasura, Surakarta dan Yogyakarta merupakan contoh

jelas dimana lokasi pasar pusat dalam struktur bangunan kota membuktikan pasar-

pasar itu dibangun dengan sengaja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Buku

Page 25: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

9

ini juga menjelaskan sejarah dari masyarakat pra-pasar sampai masyarakat pasar.

Menurut Robert L. Heirbroner, ada tiga perubahan menyeluruh diperlukan untuk

mengubah masyarakat pra-pasar menjadi suatu masyarakat pasar. Perlu adanya

suatu sikap untuk menggantikan sikap abad pertengahan yang penuh curiga

terhadap usaha mencari untung. Penggunaan uang secara luas dalam kehidupan

perekonomian kuno diperluas sehingga mencapai segala lapisan masyarakat,

dengan begitu maka permintaan dan penawaran akan dapat mengendalikan

seluruh proses produksi dan distribusi. Kekuatan permintaan dan penawaran

dibiarkan menentukan arah kegiatan ekonomi menggantikan intruksi tuan tanah

dan adat kebiasaan.

Sedangkan Clifford Geertz dalam bukunya Penjaja Dan Raja tahun

1977, lebih melihatnya sebagai suatu pranata ekonomi dan cara hidup yang

membuktikan pasar merupakan suatu gaya umum dari kegiatan ekonomi yang

mencakup semua aspek dari masyarakat. Untuk memahami pasar dalam artinya

yang luas, menurut Geertz harus diiihat dari tiga sudut pandangan. Sebagai arus

barang dan jasa menurut pola tertentu, sebagai rangkaian mekanisme ekonomi

untuk memelihara dan mengatur arus barang dan jasa. Dan sebagai sistem sosial

dan kebudayaan dimana mekanisme itu tertanam. Dari sudut arus barang dan jasa,

ciri khas pasar yang paling menonjol adalah jenis barang yang diperjualbelikan di

pasar itu: bahan pangan, sandang, dan barang besi kecil-kecil dan sebagainya,

yaitu barang-barang yang tidak besar, mudah diangkut dan mudah disimpan, yang

persediannya mudah ditambah dan dikurangi dengan lambat laun dan sedikit demi

sedikit. Mengenai mekanisme ekonomi yang memelihara dan mengatur arus

Page 26: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

10

barang dan jasa tersebut ada tiga yang sangat penting: (1) Sistem harga luncur, (2)

neraca yang kompleks dari hubungan kredit yang diselenggarakan dengan hati-

hati, (3) pembagi bagian risiko dan, dengan sendirinya, margin laba yang sangat

ekstensif. Akhirnya sebagai suatu sistem sosial dan kebudayaan maka pasar itu

bercirikan (1) posisi ”terselip” yang tradisionil di dalam masyarakat jawa pada

umumnya, (2) pembagian kerja yang sangat berkembang, (3)pemisahan yang

sangat tajam antara ikatan-ikatan sosial yang khas ekonomis dengan yang non

ekonomis

Cyril S. Belshaw, dalam bukunya yang berjudul Tukar Menukar Tradisional

dan Pasar Modern tahun 1981, mempersoalkan bagaimana ciri-ciri sistem tukar

menukar dipandang dari berbagai segi. Misalnya sifat interaksi antara penjual dan

pembeli; sistematisasi dari nilai tukar, berapa jauh pembelian serta penjualan

barang dan jasa tertentu. Juga peranan uang didalam sistem tukar-menukar.

Pembahasan dalam buku ini meliputi empat masalah pokok yakni nilai tukar,

pemasaran dikalangan petani dengan menggunakan uang, pendekatan tekanan-

tekanan dalam ekonomi, dan kondisi pembaharuan dalam pemasaran. Cyril S.

Belshaw juga menyoroti permasalahan mekanisme pasar. Dalam bukunya ini,

menguraikan masalah tukar menukar dan pasar ekonomi dengan memperhatikan

variabel sosial dan antropologi budaya di beberapa negara berkembang dimana

kegiatan ekonomi itu berlangsung. Buku ini menguraikan struktur ekonomi dari

ekonomi tradisional ke ekonomi modern dengan perbedaan-perbedaannya.

Penelitiannya memakai pendekatan antropologi-sosial ekonomi dan prinsip

pembaharusan sebagai teori dasar dalam tinjauan ekonomi. Tulisan ini dipakai

Page 27: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

11

untuk membantu pengamatan permasalahan ekonomi struktural Indonesia dan

sebagai bahan untuk mengacu permasalahan sosial ekonomi berkaitan dengan

masalah keberadaan pasar tradisional di Praja Mangkunegaran.

Referensi dari skripsi yang sudah ada sebelumnya yang berkaitan dengan

pasar milik Mangkunegaran adalah Pasar Tradisional di Wilayah Kota Praja

Mangkunegaran Pada Awal Abad XX (Tahun 1900 sampai Tahun 1944), karya

Elies Setyawati tahun 1995, yang menjelaskan sejarah pasar milik

Mangkunegaran pada awal XX (1900-1944). Dalam bab awal skripsi ini

dijelaskan tentang perkembangan ekonomi di wilayah Praja Mangkunegeran sejak

praja berdiri pada tahun 1757 sampai pada masa Mangkunegara VI yaitu tahun

1916. Perekonomian Mangkunegaran mengalami masa kejayaan pada masa

Mangkunegara IV. Kemajuan perekonomian itu berasal dari kebijakan baru

Mangkunegara IV yang merombak sistem perekonomian Mangkunegaran dengan

reorganisasi agraria. Kemudian pada masa Mangkunegara V, praja menghadapi

resesi tahun 1884. Masa sulit ini terus berlanjut sampai pada masa Mangkunegara

VI. Bab ini juga menjelaskan tentang kehidupan rakyat Mangkunegaran dan

sumber eknomi praja. Rakyat Mangkunegaran terdiri dari beberapa golongan

diantaranya petani dan pedagang. Sedangkan sumber ekonomi praja salah satunya

berasal dari laba perusahaan milik praja seperti laba dari usaha pasar. Sumber

ekonomi penduduknya sebagian besar dari pertanian dan sebagian lagi dari

perdagangan. Selanjutnya, pada bab III dijelaskan tentang awal munculnya pasar-

pasar tradisional di Surakarta pada awal abad XX adalah akibat dari industrialisasi

yang diupayakan oleh pemerintah Belanda. Pembangunan sarana transportasi

Page 28: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

12

seperti jalan kereta api, dan jalan trem. Bab ini juga menjelaskan tentang

pengaturan pasar praja seperti pengangkatan pegawai pasar, pembangunan pasar

dan sistem retribusi. Dan bab IV beisi pengaruh dan peran keberadaan pasar

tradisional di Surakarta. Pengaruhnya berupa terjadinya mobilitas penduduk dari

desa ke kota. Perannya adalah keuntungan ekonomi bagi penjual, pembeli dan

masyarakat pada umumnya serta pemerintah praja sebagai penambahan

pendapatan melalui pajak-pajaknya.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di wilayah Praja Mangkunegaran yang

meliputi 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Dalamkota, Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Wonogiri.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai sistem pengelolaan pasar di

Mangkunegaran pada masa pemerintahan Mangkunegara VII tahun 1916-

1944. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis

peristiwa masa lampau, maka metode yang paling tepat adalah metode

historis.11

Metode histories sendiri menurut Nugroho Notosusanto adalah

kumpulan prinsip-prinsip atau aturan yang sistematis, dimaksudkan untuk

memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan

untuk penulisan sejarah, menilai secara kritis, dan menyajikan suatu sintesa

11

Dudung Abdurrahman, 1999, Metode Penelitian Sejarah, Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

Hal: 54.

Page 29: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

13

dalam bentuk tulisan.12

Penelitian sejarah dengan menggunakan metode sejarah yang

meliputi empat tahapan13

yakni:

a. Heuristik

Tahapan pertama dalam metode sejarah adalah heuristik yang

berarti memperoleh data. Heuristik disebut juga teknik pengumpulan

data. Dalam mengumpulkan sumber sejarah diutamakan mencari

sumber primer. Sumber primer yang berupa dokumen-dokumen arsip.

Selain itu digunakan juga sumber sekunder dan buku-buku referensi

sebagai pendukung. Sumber sekunder digunakan sebagi pendukung

sumber primer. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah arsip-arsip yang dimiliki oleh Perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran, seperti Rijksblad Mangkunegaran 1917 No. 23 pasal

27, Rijksblad Mangkunegaran 1926 No. 1 dan Rijksblad

Mangkunegaran 1928 No. 7. Sedangkan sumber sekunder berasal dari

surat kabar, seperti ”Pasar Triwindu Surakarta – Realisasi Kerakyatan

Mangkunegara VII Pernah Berjaya Pada Masa Jepang”.14

Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Metode

wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan keterangan secara

12

Nugroho Notosusanto, 1978, Masalah Penelitian Sejarah, Jakarta: Yayasan Idayu, Hal: 1.

13

Sartono Kartodirdjo, 1993, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal: 60-62.

14

Esti Susilarti, Op. Cit.

Page 30: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

14

lisan dari seseorang dengan bercakap-cakap berhadapan muka.15

Dengan melakukan wawancara akan diperoleh keterangan dari

beberapa informan. Para informan tersebut antara lain: K.R.T.

Soemarso Pontjo Soetjitro (Staf Kabupaten Mandrapura

Mangkunegaran), K.P. Santodipoero (staf Rekaspustaka

Mangkunegaran), dan para pedagang di pasar-pasar yang hidup sejak

masa Mangkunegoro VII.

b. Kritik Sumber

Setelah sumber sejarah terkumpul dilakukan verifikasi atau kritik

sumber untuk mendapatkan keabsahan sumber. Kritik sumber dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu: krirtik intern dan kritik ekstern. Kritik

ekstern dan intern ini dilakukan pada sumber primer yaitu: Rijksblad

Mangkunegaran 1917 No. 23 pasal 27, Rijksblad Mangkunegaran 1926

No. 1 dan Rijksblad Mangkunegaran 1928 No. 7. Dan sumber

sekunder seperti ”Pasar Triwindu Surakarta – Realisasi Kerakyatan

Mangkunegara VII Pernah Berjaya Pada Masa Jepang”.16

Sehingga

diketahui sumber-sumber tersebut benar-benar asli.

Adapun kritik ekstern ini menyangkut dokumen-dokumennya.

Kritik ekstern merupakan penyelesaian sumber untuk mengetahui

keaslian sumber dengan melihat kapan sumber itu dibuat, lokasi

pembuatan sumber, siapa yang membuat sumber, bahan yang

digunakan, serta bentuk sumber. Sedangkan kritik intern dilakukan

15

Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, Halaman

129. 16

Esti Susilarti, Op. Cit.

Page 31: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

15

untuk mengetahui kesahihan atau kredibilitas sumber dengan melihat

dari isi dokumen, arsip, surat kabar, meliputi: tulisan, kata-kata, dan

bahasa.

c. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran data yaitu menafsirkan keterangan-

keterangan yang saling berhubungan dengan fakta-fakta yang diperoleh.

Setelah melakukan kritik sumber baik itu kritik intern maupun ekstern,

maka penulis berusaha menjelaskan apa yang telah diperolehnya dari

data dokumen itu dengan pemikiran dan analisa. Dalam penulisan

skripsi ini interpretasi dilakukan pada sumber primer yaitu: Rijksblad

Mangkunegaran 1917 No. 23 pasal 27, Rijksblad Mangkunegaran 1926

No. 1 dan Rijksblad Mangkunegaran 1928 No. 7. Dan sumber

sekunder seperti ”Pasar Triwindu Surakarta – Realisasi Kerakyatan

Mangkunegara VII Pernah Berjaya Pada Masa Jepang”.17

Karena

fakta itu terletak pada pikiran seseorang, maka itu menjadi bagian dari

waktu sekarang.18

Sehingga interpretasi masing-masing sejarahwan

berbeda-beda

d. Historiografi

Tahapan terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi.

Historiografi merupakan cara penulisan atau pelaporan hasil penelitian

17

Esti Susilarti, Op. Cit.

18

Dudung Abdurahman, Op.Cit. Hal: 41.

Page 32: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

16

sejarah yang telah dilakukan.19

Setelah tahapan pertama sampai ketiga

dilakukan pada sumber primer yaitu: Rijksblad Mangkunegaran 1917

No. 23 pasal 27, Rijksblad Mangkunegaran 1926 No. 1 dan Rijksblad

Mangkunegaran 1928 No. 7. Dan sumber sekunder seperti ”Pasar

Triwindu Surakarta – Realisasi Kerakyatan Mangkunegara VII Pernah

Berjaya Pada Masa Jepang”.20

Maka tahapan selanjutnya adalah

penulisan hasil penelitian. Penulisan ini harus dapat memberikan

gambaran yang jelas dari proses penelitian sejak awal sampai akhir.

Penulisan dan penyusunan kisah dengan kata-kata dan gaya bahasa

yang baik bertujuan supaya pembaca mudah memahami maksudnya dan

tidak membosankan. Sehingga penulisan skripsi inilah yang akan

menjadi tahapan historiografi tersebut.

G. Sistimatika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I. Bab ini merupakan bab pendahuluan dalam penelitian ini. Bab ini

berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II. Bab ini berisi tentang perkembangan pasar-pasar di Praja

Mangkunegaran pada masa Mangkunegoro VII, pasar-pasar milik Praja

Mangkunegaran pada masa Mangkunegoro VII, ragam komoditi apa saja yang

banyak dipasarkan di pasar-pasar Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII.

19

Dudung Abdurahman, Op.Cit. Hal: 67.

20

Esti Susilarti, Op. Cit.

Page 33: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

17

Bab III. Bab ini berisi tentang sistem pengelolaan pasar di Praja

Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII, kasus-kasus yang terjadi dan

penyelesaiannya dan peran Mangkunegara VII dalam pengelolaan pasar.

Bab IV. Bab ini berisi tentang pengaruh sosial ekonomi pasar bagi

masyarakat Mangkunegaran pada masa pemerintahan Mangkunegara VII.

Bab V. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari

penelitian yang telah dilakukan.

Page 34: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

18

BAB II

PERKEMBANGAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN

PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA VII

(1916-1944)

Dalam pembahasan perkembangan pasar di praja Mangkunegaran pada

masa Mangkunegara VII ini akan diberikan gambaran secara umum tentang beberapa

pasar yang dulunya juga merupakan pasar milik praja Mangkunegaran. Berdasarkan

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1918 No.9 pasar tediri dari beberapa bagian yaitu

los-los atau rumah-rumah yang ada di atas wilayah yang dijadikan pasar, palataran

pasar (halaman pasar) yang digunakan untuk meletakkan barang dagangan dan untuk

jual beli. Halaman pasar tidak boleh dibangun los-los atau rumah secara permanen

kecuali dengan ijin inspektur, dan koplakan adalah tempat untuk menaruh gerobak

atau binatang tarikan. Pasar tersebut diberi batas yang jelas dari wilayah atau jalan

yang ada di dekatnya.

Hari bukanya suatu pasar pada masa Mangkunegoro VII ditentukan oleh

yang namanya hari pasaran.1 Hal ini menyebabkan hari bukanya satu pasar dengan

pasar yang lain berbeda-beda. Tujuannya adalah supaya komoditi yang

perjualbelikan dapat tersalur merata ke berbagai daerah. Ada lima hari dalam

pasaran Jawa yaitu Legi, Kliwon, Paing, Pon, dan Wage. Selain itu ada sebuah

1 Dalam kebudayaan Jawa terdapat 5 hari dalam sepasar yang kemudian disebut sepasaran,

Hal ini dikarenakan nama-nama ini digunakan untuk hari buka-nya suatu pasar. Nama sepasaran itu

adalah Wage, Kliwon, Legi, Paing, dan Pon.

Page 35: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

19

nama lagi yang digunakan untuk menentukan bukanya suatu pasar yaitu Arian,

artinya pasar tersebut buka setiap hari (Wage, Kliwon, Legi, Paing, Pon).2

Pada masa Mangkunegoro VII pasar mempunyai peranan penting baik bagi

masyarakat Mangkunegaran maupun bagi Praja Mangkunegaran sendiri. Salah satu

fungsi pasar pada masa Mangkunegoro VII adalah sebagai pusat kegiatan ekonomi

masyarakat Mangkunegaran. Fungsi yang kedua adalah pasar sebagai roda

perputaran ekonomi, fungsi yang ketiga adalah pasar sebagai sumber pendapatan

praja Mangkunegaran sendiri.3

Pada tahun 1933 terdapat 87 pasar di Praja Mangkunegaran. Dari tahun 1916

sampai 1924 telah dikeluarkan f 800.000 untuk pembangunan pasar yang permanen.

Biaya menyewa petak di pasar-pasar Mangkunegaran hanya separuhnya dari biaya di

pasar-pasar lain seluruh tanah Jawa. Walapun demikian penghasilan dari pasar itu

banyak. Sampainya terjadinya krisis dunia memperlihatkan garis naik pada

pendapatan pasar yaitu:

Tahun 1917 f 60.000

Tahun 1928 f 100.000

Tahun 1929 f 164.000

Tahun 1931 f 141.000

Tahun 1932 f 90.000

Tahun 1933 f 119.000 4

2 Staat dari adanja pasar-pasar dan poenggawanja (marktmeester dan ondermarktmeester),

Kode Arsip 1194, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

3 Wawancara dengan K.R.T. Soemarso Pontjo Soetjitro, Staf Kabupaten Mandrapura

Mangkunegaran, 22 Februari 2010.

4 Th. M. Metz. Op. Cit, Hal: 80.

Page 36: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

20

Dari penghasilan tersebut digunakan untuk gaji pegawai Kabupaten

Parimpuna dan juga untuk pengembangan Pasar. Adapun penghasilan pasar-pasar

Praja Mangkunegaran pada tahun 1928 sampai tahun awal tahun 1929 adalah:

Tabel. 1

Penghasilan Pasar-pasar Praja Mangkunegaran (Tahun 1928 - Awal Tahun 1929).

Nama - Nama Pasar

PENDAPATAN PADA TAHUN

Tahun 1928 Tahun 1929 (Januari, Februari,

Maret)

Dalamkota. f 30426,97 f 7610.74

Wonogiri f 22501,55 f 5234,40

Wuryantoro f 15367,59 f 3542,62

Baturetno f 14054,90 f 2753,19

Jatisrono f 15262,22 f 3510,13

Purwantoro f 13722,23 f 3104,58

Karanganyar f 19226,31 f 4855,56

Karangpandan f 21884,06 f 5561,29

Jumapolo f 9495,64 f 2226,01

JUMLAH f 161941,47 f 58398,52

Hasil Toko Templek f 1918,75 f 498, -

Hasil dari erf Pasar f 233,91

JUMLAH f 164094,13 f 38896,52

Sumber : Daftar Banyaknya Hasil Pasar dalam Daerah Mangkunegaran Tahun 1928-1929, Kode

Arsip P. 1193, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Pada tahun 1918 sampai tahun 1926 pendapatan pasar Praja

Mangkunegaran mengalami peningkatan, pendapatan ini didapat dari: hasil

penjualan karcis (persewaan los-los pasar dan rumah-rumah lainnya). Adapun

Page 37: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

21

pendapatan pasar Mangkunegaran pada tahun 1918 sampai tahun 1926 adalah

sebagai berikut:

Grafik 1.

Pendapatan Pasar Mangkunegaran

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926

PENDAPATAN PASAR MANGKUNEGARAN

Keterangan : Satuan untuk pendapatan Pasar Mangkunegaran diatas dalam f atau rupiah.

Sumber : Rarantaman Lebu Wetuning Praja Mangkunegaran, tahun 1918 sampai 1926. Rijksblad

tahun 1918 sampai 1926. Lihat per tahun.

Dari grafik diatas dapat dikemukakan bahwa pendapatan pasar pada setiap

tahun mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan peningkatan pendapatan pada

kas Praja Mangkunegaran.

Wilayah administrasi Praja Mangkunegaran terbagi menjadi tiga wilayah

yaitu: Kabupaten Kota Mangkunegaran (meliputi Kawedanan Kota Mangkunegaran),

Kabupaten Karanganyar (meliputi Kawedanan Karanganyar, Kawedanan

Karangpandan, Kawedanan Jumapolo) dan Kabupaten Wonogiri (meliputi

Kawedanan Wonogiri, Kawedanan Jatisrono, Kawedanan Wuryantoro, Kawedanan

Baturetno dan Kawedanan Pracimantoro).5

5 Daryadi, 2009, Skripsi, “Pembangunan Perkampungan di Kota Mangkunegaran Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII”, Surakarta: UNS Prees

Page 38: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

22

Berdasarkan lokasinya, pasar-pasar milik Praja Mangkunegaran

digolongkan menjadi tiga yaitu Pasar Kabupaten, Pasar Kapanewon (Kecamatan),

dan Pasar Desa.6

1. Pasar Kabupaten merupakan pasar yang berada di setiap kabupaten. Pasar ini

buka dua kali dalam sepasaran. Waktu bukanya cukup lama, yaitu mulai pagi

hari sampai siang hari (13.00 wib atau 14.00 wib). Contoh: Pasar Wonogiri

ramai pada hari pasaran Wage dan Legi

2. Pasar Kepanewon (Kecamatan) merupakan pasar yang berada di setiap

kecamatan. Pasar ini buka sekali dalam sepasaran. Waktu bukanya juga

cukup lama seperti Pasar Kabupaten, yaitu mulai pagi hari sampai siang hari

(13.00 wib atau 14.00 wib). Contoh: Pasar Ngadirojo.

3. Pasar Desa merupakan pasar yang berada di setiap pelosok desa. Pasar ini

buka sekali dalam sepasaran. Waktu bukanya cukup pendek, yaitu mulai pagi

hari sampai pukul 10.00 wib.

Pasar-pasar milik Mangkunegaran pada tahun 1928 sampai tahun 1929

berjumlah 91 pasar yang terbagi dalam 9 distrik (Kawedanan) yaitu: Distrik

Dalamkota (10 pasar), Distrik Wonogiri (18 pasar), Distrik Wuryantoro (8 pasar),

Distrik Baturetno (13 pasar), Distrik Jatisrono (13 pasar), Distrik Purwantoro (7

pasar), Distrik Karanganyar (7 pasar), Distrik Karangpandan (10 pasar), Distrik

Jumapolo (5 pasar). Pada tahun 1931 sampai dengan 1938 didirikan 8 pasar baru dan

ada 4 pasar dihapuskan.7

6 Wawancara dengan K.R.T. Soemarso Pontjo Soetjitro, Op.Cit.

7 Th. M. Metz. Op. Cit, Hal: 81.

Page 39: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

23

Grafik 2.

Jumlah Pasar-Pasar Milik Mangkunegaran

80

85

90

95

100

Tahun 1928 -1929

Tahun 1933 Tahun 1935 Tahun 1938

Jumlah Pasar

Jumlah Pasar

Sumber : 1. Daftar Banyaknya Hasil Pasar dalam Daerah Mangkunegaran Tahun 1928-

1929, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

2. Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Surakarta:

Reksapustaka Mangkunegaran.

3. Th. M. Metz, 1939. Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Roterrdam: NV Nijgh dan

Van Ditmar. Diterjemahkan oleh Moh. Husodo Pringgokusumo, Surakarta:

Reksapustaka Mangkunegaran.

A. Pasar-Pasar di Kabupaten Kota Mangkunegaran.

Di wilayah Kabupaten Kota Mangkunegaran hanya terdapat satu distrik saja

yaitu Distrik Dalamkota Mangkunegaran. Pasar-pasar tradisional di distrik

Dalamkota pada masa Mangkunegoro VII adalah sebagai berikut:

1. Pasar Legi

Pasar Legi dibangun pada masa Mangkunegoro I. Pasar Legi terletak di

Jalan Legi (sekarang Jalan S. Parman NO. 23 Kelurahan Stabelan Kecamatan

Banjarsari Solo). Adapun batas-batas Lokasi Pasar Legi adalah sebagai berikut:8

1) Sebelah Utara dibatasi oleh Jalan Villapark (Jalan L. Tobing).

2) Sebelah Selatan dibatasi oleh Jalan Pasar Legi (Jalan Sutan Syahrir).

3) Sebelah Barat dibatasi oleh Jalan Kestalan (Jalan S. Parman).

8 Gambar Situasi Pasar Legi, Kode Arsip P. 389, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 40: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

24

4) Sebelah Timur dibatasi oleh Jalan Djagobayan (Jalan Kusumoyudan).9

Pasar ini merupakan salah satu pasar tertua yang ada di Solo. Pasar Legi

berdiri di wilayah Mangkunegaran. Pada umumnya pasar-pasar di tanah Jawa

menggunakan sistem pasaran, untuk menentukan hari buka suatu pasar. Namun

berbeda dengan pasar-pasar di tanah Jawa yang lain, walaupun pasar ini

dinamakan Pasar Legi, tapi pasar ini buka setiap hari, tidak mengenal hari

pasaran.10

Pasar ini terlihat ramai karena orang-orang yang berasal dari desa pada

berdatangan ke Pasar Legi untuk berjualan dan membeli.11

Pada tahun 1930 Pasar Legi masih berupa pasar yang masih sangat

tradisional, dimana para pedagang membuka dasaran di tanah terbuka atau dengan

kata lain masih terdiri dari para pedagang oprokan. Ada juga yang berjualan

dengan menggunakan gubuk, belum ada dinding (tembok). Halaman pasar masih

beraspal. Para pedagang di pasar Legi berasal dari masyarakat sekitar Praja

Mangkunegaran, tetapi ada juga yang berasal dari luar desa atau luar kota.

Di bawah pengelolaan Mangkunegaran pada tahun 1936 yakni pada masa

pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII (1916 - 1944), berdiri sebuah

bangunan pasar permanen tersusun dari tembok berwarna putih yang bila dilihat

9 Ibid.

10

Wawancara dengan KRT. Soemarso Pontjo Tjitro, Op.Cit. Basuki seorang petugas Arsip

Reksapustaka Mangkunegaran juga mengatakan kalau Pasar Legi itu dari dulu hingga sekarang buka

setiap hari.

11

R.M. Sayid, 1984, Babad Sala, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran. Hal: 72.

Page 41: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

25

dari samping mirip sebuah benteng. Pada tahun inilah (1936) Pasar Legi pertama

kali direnovasi menjadi pasar modern. Adapun renovasi Pasar Legi itu meliputi:12

a. Renovasi di Luar Pasar

1) Rumah-rumah toko secara urut dari pinggir di depan pasar, yang

semula masih terbuat dari kayu dirubah menjadi rumah yang

terbuat dari beton.

2) Tinggi rendahnya bangunan dan kotak-kotaknya (luasnya)

disamaratakan.

3) Semuanya itu ditata sedemikian rupa, diwujudkan dalam bentuk

toko-toko sejajar yang memagari (mengelilingi) pasar. Hal ini

dilakukan supaya terlihat indah dimata.

b. Renovasi di Dlam Pasar.

1) Rumah-rumah warung yang ada di dalam pasar, yang sudah lama

ditata dangan baik.

2) Selokan-selokan pembuangan air diperbaharui.

3) Halaman yang mengelilingi pasar yang dulu terbuat dari aspal

dirubah menjadi lantai yang terbuat dari beton.

c. Tempat untuk meletakkan gerobag13

ditata dan dipindah di belakang

pasar dan ditutup dengan pagar.

12

Tentang Keadaan Pasar-pasar di Surakarta tahun 1930, Kode Arsip P. 396, Surakarta:

Reksapustaka Mangkunegaran.

13

Gerobak merupakan alat transportasi beroda empat, terbuat dari kayu, yang berfungsi untuk

mengangkut (membawa) barang.

Page 42: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

26

Sejak saat itu Pasar Legi telah mengalami beberapa renovasi lagi sehingga

menjadi bentuknya yang sekarang ini.

Bangunan kios pasar yang berada diluar pasar sudah terbuat dari beton dan

mengelilingi Pasar. Halaman yang mengelilingi pasar terbuat dari beton. Tempat

untuk meletakkan gerobag, ditata dan dipindah di belakang pasar dan ditutup

dengan pagar. Untuk memasuki lokasi Pasar Legi disediakan beberapa pintu yaitu

disebelah Barat terdapat satu pintu masuk, sebelah Utara ada satu pintu masuk dan

sebelah Timur ada dua pintu keluar. Pinggir pasar di bangun beberapa kios yang

dibangun di sebelah Barat bagian Utara dan bagian Selatan.

Pasar ini banyak menggelar dagangan yang bersifat legi atau manis.

Misalnya gula jawa, jagung manis, gula aren, gula batu, hingga minuman legen.

Selain itu barang-barang yang diperdagangkan di Pasar Legi adalah beras jagung

dan pohong (ketela).14

Untuk menuju ke Pasar Legi, kebanyakan para pedagang yang berasal dari

dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak atau

Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka

menggunakan Kereta Api Kluthuk turun di Stasiun Balapan atau Stasiun Jebres

dan berganti Gerobak atau Andong menuju ke Pasar Legi.

2. Pasar Pon.

Pasar Pon dinamai demikian karena pada zaman dulu pasar tersebut ramai

pedagang setiap pasaran Pon. Pasar Pon berada di wilayah Mangkunegaran.

14

Daftar Pemeriksaan Harga Barang-Barang yang Dijual di Pasar (Padi, Beras, Gaplek, Ketela

, Jagung, dll). Kode Arsip P. 384, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 43: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

27

Letaknya di perempatan Jalan Poerwosari (sekarang jalan Slamet Riyadi),

Ngarsopuro (sekarang jalan Diponegoro) dan jalan Gatot Subroto.

Sejak tahun 1929 berubah menjadi pertokoan dan kios-kios kecil berjualan

kelontong dan terletak di tepi jalan depan Pura Mangkunegaran. Pasar akan lebih

ramai pada waktu sore sampai malam, para pedagang kebanyakan adalah

pengusaha Tionghoa. Namun kini pasarnya sudah hilang, tetapi nama Pasar Pon

menjadi nama perempatan Pasar Pon yang paling ramai di Solo.15

Barang-barang

yang diperdagangkan di Pasar Pon adalah berbagai macam kebutuhan sehari-hari,

seperti: sayuran, buah-buahan, bumbon16

dan lain-lain.

Untuk menuju ke Pasar Pon, kebanyakan para pedagang yang berasal dari

dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak atau

Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka bisa

menggunakan Kereta Api Kluthuk turun di depan Pasar Pon, karena Kereta Api

Kluthuk jurusan Boyolali - Wonogiri melewati depan Pasar Pon.

3. Pasar Triwindu

Pasar Triwindu terletak di depan Pura Mangkunegaran di tengah kota Solo.

Pasar ini berada di depan Pasar Pon tepat di jalan Diponegoro. Tanah lokasi pasar

tesebut milik Mangkunegaran yang dulunya dipakai sebagai kandang (Gedogan)

Kuda milik Mangkunegaran. Pasar ini dinamakan Pasar Triwindu karena

bertepatan dengan peringatan Tiga Windu (24 tahun) jumenengan KGPAA

Mangkunegoro VII, tepatnya pada tahun 1939. Tri berarti tiga (3), Windu berarti 8

tahun, jadi Triwindu artinya 24 tahun.

15

Nn, Sesaji.blogspot.com/2009/03/asal-usul-pasar-pasar-di-solo_31.html, 17 Juni 2009, 09.01

wib. 16

Bumbon adalah berbagai jenis bumbu-bumbu dapur untuk memasak.

Page 44: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

28

Perayaan ulang tahun tahta tersebut dirayakan secara besar-besaran oleh

kerabat (trah) Mangkunegoro dan masyarakat Kota Surakarta pada umumnya serta

dihadiri oleh Ratu Wihelmina dari Negara Belanda. Besarnya perayaan ulang

tahun tahta tersebut ditulis dalam Lelampahanipun (Riwayat) Suwargi Kanjeng

Gusti Pangeran Adipati Ariya Mangkunegara VII Ing Surakarta “Bersamaan

usianya yang ke 56 tahun dengan peringatan naik tahtanya yang genap ke 24 (Tri

Windu) pada tanggal 16 Juni 1939 diadakan penghargaan besar-besaran, serta

didirikan tugu peringatan Triwindu yang didirikan di jalan terusan Tawangmangu

yang ada di desa Bangsri (Karangpandan) juga dikeluarkannya buku peringatan

yang diberi nama buku “ Het Tri Windu Gedenkboek”. Buku ini merupakan

kumpulan kado dari semua sahabatnya yang berupa karangan tulisan, baik prosa,

esay atau poetry, kiriman kado ini mencapai 197 karangan. Buku Het Triwindu

Gedenkboek Mangkunegara VII isinya sangat beragam. Ada kritik, sekedar

ucapan dan doa, pesan kepemerintahan, usul dibidang arsitektur dan tata kota dan

banyak lagi.17

Untuk memperingati Jumenengan KGPAA Mangkunegoro VII yang ke 24

diadakan berbagai acara, perjamuan-perjamuan “Tri Windu” yang dilaksanakan

mulai tanggal 2 Juni 1939 sampai 22 Agustus 1939.18

Untuk acara ini Praja

Mangkunegaran mengeluarkan dana sebesar f 1869, 44 yang dibayar oleh

Kabupaten Mandrapura. Sedangkan acara puncak peringatan Penghargaan “Tri

17

Esti Susilarti, 1 Mei 1988, Pasar Triwindu Surakarta; Realisasi Kerakyatan Mangkunegoro

VII Pernah Berjaya pada Jaman Jepang, Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat.

18

Keluarnya Uang untuk Perjamuan Triwindu Bertahtanya Mangkunegoro VII yang Dikeluarkan

oleh Kabupaten Mandrapura, Kode Arsip P. 1637. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 45: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

29

Windu” adalah tanggal 24 Juni 1939 (malam) sampai 25 Juni 1939 yang

dilaksanakan di Partinituin (sekarang Balekambang).

Adapun susunan acaran perjamuan Penghargaan Triwindu tanggal 24 Juni

1939 sampai 25 Juni 1939 adalah sebagai berikut:

Tabel. 2

Susunan Acara Peringatan Penghargaan “Triwindu” (24-25 Juni 1939). TANGGAL JAM ACARA

24 Juni 1939 20. 00 wib Klenengan

20.45 wib Golekdans

21.30 wib Dagelan

22.30 wib Gambijong

23.00 wib Dagelan

00.30 wib Gambijong

01.00 wib Sluiting

TANGGAL JAM ACARA

25 Juni 1939 08. 00 wib Klenengan

10.00 wib Golekdans

10.45 wib Dagelan

11.45 wib Gambijong

12.15 wib Dagelan

14.00 wib Sluiting

Sumber: Berkas Habisnya Uang untuk Begrooting Perayaan Triwindu dan

Partinituin Tahun 1939, Kode Arsip L. 405. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Adapun besarnya biaya pengeluaran pada acara perjamuan Penghargaan

Triwindu tanggal 24 Juni 1939 sampai 25 Juni 1939 di atas adalah:

a. Dagelan Mataram, Kridorahardjo:

5 aktor @ f 4,- .............................. f 20,-

3 aktris @ f 5,- .............................. f 15,-

b. 1 penari Gambiyong pasinden .......... f 45,-

c. 12 niyogo’s ....................................... f 25,-

d. 1 penari Golek ................................. f 20,-

e. Tranportasi ....................................... f 25,-

f. Pondokan .......................................... f 15,-

g. Konsumsi ......................................... f 15,-

f 180,- 19

19

Ibid.

Page 46: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

30

Selain diadakan acara perjamuan-perjamuan Penghargaan Triwindu untuk

memperingati Jumenengan Mangkunegara VII yang ke 24 (Tri Windu) juga

diadakan Lomba Lari 10 KM20

yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 1939.

Acara lomba lari ini berlangsung dari 06.30 wib sampai jam 10.00 wib. Lomba

Lari 10 Km itu diikuti oleh 400 orang, yang tidak hanya berasal dari dalam kota

Surakarta saja, tetapi juga berasal dari luar kota Surakarta, seperti: Colomadu,

Karanganyar, Wonogiri, Klaten, Sragen, Yogyakarta, dan lain sebagainya. Lomba

Lari 10 Km itu dimulai (start) dari Pamedan Astana Mangkunegaran dan finish di

Partinituin (sekarang Balekambang). Adapun rute Lomba Lari 10 Km itu adalah:21

Pamedan Mangkunegaran (start)– Pasar Pon (sekarang Jalan Diponegoro) –

Gladag – Gouverneurslaan (sekarang Balaikota) – Purbayan – Muloweg

(sekarang Jl. Sugiyopranoto) – “Dwars Door Astana Mangkunegaran” (Pintu

Barat Astana Mangkunegaran)– Pasar Legi- Villapark (sekarang Banjarsari) –

Stasiun Balapan melalui Perlimaan Banjarsari – Soos Mangkunegaran (Monumen

Pers) – Tumenggungan – Gumuk (sekarang Jl. Dr. Soepomo)– Benda – Jalan

Purwosari (sekarang Jalan Slamet Riyadi) – Perempatan Penumping22

Mangkubumen – beatrixlaan memutari race-terrein (sekarang Stadion Manahan) –

Partinituin (Sekarang Balekambang) - (FINISH). Nama-nama jalan di atas yang

digaris bawah, disitu akan ditempatkan orang sebagai pengawas. Setiap tempat

20

Hal: Rencananya Jalannya Lomba Lari 10 Km sebagai penghormatan Triwindu Tanggal 25

Juni 1939, Kode Arsip L. 407, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

21

Ibid. Lihat peta wilayah Surakarta tahun 1939, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

22

Perempatan Penumping, sekarang disebut perempatan Gendengan, perempatan yang

mempertemukan Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Dr. Muwardi. Lihat Peta Wilayah Surakarta tahun

1939, Surakarta: Reksapustaka. Bandingkan dengan Peta Wilayah Surakarta tahun sekarang.

Page 47: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

31

ada dua orang pengawas. Lomba lari tersebut diawali dengan suara letusan senjata

api yang sudah dipersiapkan oleh komite penyelenggara.

Untuk menjaga tempat-tempat di atas dikerahkan dua buah sepeda motor

dari K’Satriya yang berada di depan gerombolan orang yang mengikuti lomba

lari. Di belakangnya diikuti auto-bus (bus kota) untuk menjaga jika ada peserta

lomba lari yang sudah tidak kuat (melajutkan) lari, kemudian dibawa ke dalam

auto-bus tadi. Para pengawas yang naik sepeda motor berjumlah 10, mereka

mengamati para peserta lomba lari jangan sampai ada yang nyidat (mengambil

jalan pintas). Dan juga ada juru potrek (fotografer), untuk memotret (mengambil

gambar) perlombaan lari.

Dari jam 07.00 wib di Partinituin (Finish) sudah dipersiapkan dan ditata

oleh komite penyelenggara yang akan menerima datangnya peserta lomba lari.

Saat peserta lomba lari datang, kemudian para juri berkumpul untuk menentukan

siapa saja yang mendapatkan hadiah (ada 20 hadiah). Setelah diumumkan,

kemudian komite menunjuk Panjenengan Dhalem Poetra Dhalem B.R.M.H.

Amidjaja Santosa untuk menyerahkan hadiah kepada para pemenang.

Sebagian kios Pasar Triwindu masih asli milik Mangkunegaran (yang

membangun dulu dari Mangkunegaran) dan sebagian dibangun sendiri oleh

pedagang atas ijin Pemerintah kota. Semua bangunan kios tersebut masih asli 90%

seperti sejak berdiri. Adapun bangunan (kios) pada Pasar Triwindu pada masa

Mangkunegoro VII memiliki keunikan tersendiri yaitu:

a. Lorong-lorong sempit, namun bersih, kios-kios yang dipenuhi berbagai

macam barang kuno.

Page 48: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

32

b. Kios-kios yang terbuat dari kayu.

c. Lantai yang terbuat dari semen.

d. Adanya daun jendela lebar dari kayu yang mempunyai dwi fungsi, baik

sebagai penutup jendela dan payon.23

e. Suasana adem dan rindang karena payon-payon yang menjadi tudung

dari sengatan matahari siang, cahaya-cahaya terobosan di dalam kios-

kios hanya akan menjadi kenangan para pengunjung setia pasar

tersebut.

Barang-barang yang diperdagangkan di Pasar Triwindu pada awal

berdirinya Triwindu adalah barang pecah belah (piring, gelas, vas, dll) dan barang

klitikan (besi tua, alat pertukangan, alat-alat sepeda, dll).

Kebanyakan pedagang di Pasar Triwindu berasal dari dalamkota

Mangkunegaran, oleh karena itu mereka kebanyakan menggunakan alat

transportasi tradisional berupa Gerobak, Andong, atau berjalan kaki.

4. Pasar Noesoekan.

Pasar Noesoekan terletak di kampung Noesoekan. Pasar ini menjual

berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII

pasar ini buka setiap hari, tidak mengenal hari pasaran.24

Untuk menuju ke Pasar

Noesoekan, para pedagang yang berasal dari dalamkota menggunakan alat

transportasi tradisional berupa Gerobak atau Andong. Bagi pedagang yang berasal

23

Payon berfungsi sebagai pelindung dari sengatan matahari atau hujan. Selain itu Payon juga

dapat berfungsi sebagai penutup jendela. Jenis Payon bermacam-macam ada yang terbuat dari kayu,

plastik, seng dll.

24

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Kode Arsip P. 1194,

Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 49: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

33

dari luardesa atau luarkota, mereka menggunakan Kereta Api Kluthuk kemudian

berganti gerobak atau andong.

5. Pasar Totogan

Pasar Totogan berlokasi di sebelah Barat Astana Mangkunegaran dan

sebelah Utara Masjid Al Wustho. Sekarang Pasar Totogan sudah tidak ada dan

digantikan dengan bangunan SD Muhammadiyah 1 Surakarta dan SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta.25

Kemudian pasar ini digabung dengan Pasar Legi.

Dahulu pasar ini menjual berbagai macam barang-barang kebutuhan hidup sehari-

hari. Pedagangnya sebagian besar berasal dari wilayah Praja Mangkunegaran.

Untuk menuju ke Pasar Totogan, para pedagang yang berasal dari

dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak atau

Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka bisa

menggunakan Kereta Api Kluthuk, turun di Stasiun Balapan atau di depan Pasar

Ngapeman, kemudian berganti gerobak atau andong.

6. Pasar Ngapeman.

Pasar Ngapeman berlokasi di perempatan pertemuan antara jalan Slamet

Riyadi dan Jalan Gajahmada. Sekarang pasar ini sudah tidak ada digantikan hotel

megah yang bernama Hotel Novotel. Pasar ini dulu menjual barang-barang

kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah-buahan, bumbon, dan lain-lain. Selain

25

Wawancara dengan K.R.T. Soemarso Pontjo Soetjitro, Op.Cit.

Page 50: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

34

itu pasar ini juga menjual sepeda dan pakaian bekas.26

Pada masa Mangkunegoro

VII pasar ini buka setiap hari, tidak mengenal hari pasaran.27

Untuk menuju ke Pasar Ngapeman, para pedagang yang berasal dari

dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak atau

Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka bisa

menggunakan Kereta Api Kluthuk dan turun di depan Pasar Ngapeman, karena

Kereta Api Kluthuk jurusan Wonogiri - Solo Kota - Boyolali melewati Pasar

Ngapeman.

7. Pasar Ngemplak.

Pasar Ngemplak terletak di kampung Ngemplak. Pasar ini terletak kurang

lebih 1,75 KM dari Pasar Ngapeman. Pasar ini menjual berbagai macam

kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap

hari, tidak mengenal hari pasaran.28

Untuk menuju ke Pasar Ngemplak, para

pedagang yang berasal dari dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional

berupa Gerobak atau Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau

luarkota, mereka bisa menggunakan Kereta Api Kluthuk kemudian berganti

gerobak atau andong.

8. Pasar Toerisari.

Pasar Toerisari berlokasi di sebelah Selatan jalan Hasanudin sedangkan di

sebelah Barat Daya berbatasan dengan jalan R.M. Said, sekarang pasar ini

26

Wawancara dengan K P. Santo Dipoero, Staf Reksapustaka Mangkunegaran. Tanggal 17

April 2010.

27

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

28

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 51: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

35

terkenal dengan Pasar Nongko. Pasar ini menjual barang-barang kebutuhan hidup

sehari-hari seperti pasar tradisional pada umumnya. Pada masa mangkunegoro VII

pasar ini buka setiap hari.29

Untuk menuju ke Pasar Toerisari, para pedagang yang

berasal dari dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak

atau Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka bisa

menggunakan Kereta Api Kluthuk, turun di depan Pasar Toerisari.

9. Pasar Ngoren.

Pasar Ngoren terletak di desa Colomadu, pasar tersebut menjual berbagai

macam kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka

setiap hari, namun pasar ini ramai dikunjungi para pembeli pada setiap pasaran

Wage dan Paing.30

Untuk menuju ke Pasar Ngoren, para pedagang yang berasal

dari dalamkota menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak atau

Andong. Bagi pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka bisa

menggunakan Kereta Api Kluthuk, turun di Kampoeng Kartasura kemudian

berganti gerobak atau andong.

10. Pasar Ngasem.

Pasar Ngoren terletak di desa Ngasem, kurang lebih 4,5 KM dari Pasar

Ngoren. Pasar ini menjual berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari. Pada

masa Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Kliwon.31

Untuk

menuju ke Pasar Ngasem, para pedagang yang berasal dari dalamkota

menggunakan alat transportasi tradisional berupa Gerobak atau Andong. Bagi

29

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

30

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

31

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 52: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

36

pedagang yang berasal dari luardesa atau luarkota, mereka bisa menggunakan

Kereta Api Kluthuk turun di desa Ngasem.

Alat transportasi yang digunakan para pedagang di pasar-pasar tradisional di

Kabupaten Dalamkota Mangkunegaran adalah gerobak, andong, sepeda, berjalan

kaki atau naik Kereta Api Klutuk. Kereta Api Kluthuk Kabupaten Dalamkota

mempunyai dua jalur, yaitu Jalur Solo Kota - Prambanan dan Solo Kota Boyolali.

Untuk jalur Solo Kota – Prambanan sampai sekarang masih beroperasi, sedangkan

untuk jurusan Solo Kota - Boyolali sudah tidak beroperasi lagi (hanya sampai

Stasiun Purwosari) karena adanya perkembangan jaman. Adapun tarif Kereta Api

Kluthuk pada masa Mangkunegoro VII untuk jurusan Solo Kota – Prambanan dan

Solo Kota – Boyolali adalah sebagai berikut:

Tabel. 3

Tarif Kereta Api Jurusan Solo Kota – Boyolali

Dari

Ke

Ke

Dari

Harga

Kelas

III

III

Kelas Moerah

Solo Kota Kartosoero Kamp. f 0,28 f 0,23

Ngasem f 0,28 f 0,23

Bangak f 0,42 f 0,30

Banyoedono f 0,42 f 0,30

Pengging f 0,56 f 0,38

Teras f 0,56 f 0,38

Randoesari f 0,60 f 0,45

Modjosongo f 0,60 f 0,45

Boyolali f 0,60 f 0,49

Sumber: Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij. Sepeciale Retourkaarten,

Kode Arsip P. 2446, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran

Page 53: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

37

Tabel. 4

Tarif Kereta Api Jurusan Solo Kota – Prambanan

Solo Kota Padjang f 0,15 f 0,12

Majang f 0,30 f 0,15

Gawok f 0,30 f 0,18

Wonosari f 0,30 f 0,23

Tegalgondo f 0,30 f 0,24

Delanggoe f 0,45 f 0,27

Kepoh f 0, 45 f 0,33

Tjepper f 0,60 f 0,36

Ketandan f 0, 60 f 0,42

Klatten f 0,75 f 0,50

Srowot f 0,90 f 0,60

Prambanan f 1,05 f 0,69

Sumber: Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij. Sepeciale Retourkaarten,

Kode Arsip P. 2446, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran

B. Pasar-Pasar Kabupaten Karanganyar

Di wilayah Kabupaten Karanganyar terdapat tiga distrik yaitu Distrik

Karanganyar, Distrik Karangpandan dan Distrik Djomapolo.

1. Distrik Karanganyar

Pasar-pasar tradisional di distrik Karanganyar pada masa Mangkunegoro

VII adalah sebagai berikut:

a. Pasar Karanganyar

Pasar Karanganyar merupakan salah satu pasar yang terbesar di daerah

Kabupaten Karanganyar. Pasar ini terletak di Kecamatan Karanganyar.

Dahulu pasar ini terletak di depan rumah dinas Bupati Karanganyar.

Page 54: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

38

Kemudian pasar ini dipindah ke Kecamatan Tegalgede (dekat Terminal Bus

Tegalgede) dan diberi nama Pasar Tegalgede, namun sebagian pedagang

pasar Karanganyar ada yang tidak mau pindah dan tetap berjualan di sekitar

bekas Pasar Karanganyar. Akhirnya didirikan Pasar Jungke di kelurahan

(dekat Terminal Angkutan non Bus Jungke) untuk menampung pedagang

Pasar Karanganyar yang tidak mau pindah ke Pasar Tegalgede. Sebagai

gantinya, bekas kawasan Pasar Karanganyar dibuat sebuah taman, diberi

Taman Pancasila.32

Pasar ini merupakan pasar umum, artinya pasar tradisional yang

menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti buah-buahan,

sayuran, bumbon, dan lain-lain. Pasar ini juga merupakan pasar Induk, yang

artinya sebagai pusat kulakan33

para pedagang-pedagang pasar lain.

Pedagangnya sebagian besar berasal dari daerah Karanganyar tetapi ada juga

yang berasal dari luar desa atau luar kota. Pada masa Mangkunegoro VII,

Pasar Karanganyar buka setiap hari,34

namun pasar ini ramai dikunjungi para

pembeli pada pasaran Paing, Wage dan Legi.

b. Pasar Modjogedang.

Pasar Modjogedang terletak di Kecamatan Modjogedang. Pasar ini

menjual barang dagangan berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari. Pada

32

Wawancara dengan Supardi, Staf Reksapustaka Mangkunegaran, Tanggal 24 April 2010.

33

Kulakan adalah membeli suatu barang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan harga

yang lebih tinggi untuk mendapatkan laba

34

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 55: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

39

masa Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun pasar ini ramai

dikunjungi para pembeli pada pasaran Wage dan Paing. 35

c. Pasar Djambangan.

Pasar Djambangan terletak di desa Djambangan, kurang lebih 8,5 KM

dari pasar Modjogedang. Pasar ini menjual berbagai macam barang

kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka

setiap hari, namun pasar ini akan ramai dikunjungi pada hari pasaran Pon dan

Kliwon. 36

2. Distrik Karangpandan

Pasar-pasar tradisional di Distrik Karangpandan pada masa

Mangkunegoro VII adalah sebagai berikut:

a. Pasar Karangpandan.

Pasar Karangpandan terletak di Kecamatan Karangpandan. Pasar ini

menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun pasar ini ramai

dikunjungi para pembeli pada pasaran Wage dan Paing. 37

b. Pasar Kerdjo

Pasar Kerdjo terletak di Kecamatan Kerdjo. Pasar ini menjual barang

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Pon.38

35

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

36

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

37

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 56: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

40

c. Pasar Bangsri.

Pasar Bangsri terletak di desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan. Pasar

ini berjarak kurang lebih 4,5 KM dari Pasar Karangpandan. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Legi dan Pon. 39

d. Pasar Matesih

Pasar Matesih terletak di Kecamatan Matesih. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun pasar ini akan ramai

dikunjungi pada hari pasaran Kliwon dan Paing.40

e. Pasar Kemoening

Pasar Kemoening terletak di Kecamatan Ngargoyoso. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun pasar ini akan ramai

dikunjungi pada hari pasaran Pon dan Legi.41

f. Pasar Tawangmangoe.

Pasar Tawangmangoe terletak di Kecamatan Tawangmangoe,

Kabupaten Karanganyar. Pasar ini menjual barang berbagai macam barang

kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka

38

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

39

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

40

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

41

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 57: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

41

setiap hari atau tidak mengenal hari pasaran, namun pasar ini akan ramai

dikunjungi pada hari pasaran Pon dan Legi.42

3. Distrik Djoemapolo

Pasar-pasar tradisional di Distrik Djoemapolo pada masa Mangkunegoro

VII adalah sebagai berikut:

a. Pasar Djoemapolo

Pasar Djoemapolo terletak di Kecamatan Djoemapolo. Pasar ini

menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun pasar ini akan ramai

dikunjungi pada hari pasaran Pon dan Legi.43

b. Pasar Belang.

Pasar Belang terletak di Kecamatan Djatijoso. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Wage dan Legi.44

c. Pasar Djatipoero.

Pasar Djatipoero terletak di Kecamatan Djatipoero, kurang lebih 6.5

KM dari Pasar Belang. Pasar ini menjual berbagai macam barang kebutuhan

hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari

pasaran Kliwon.45

42

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

43

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

44

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

45

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 58: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

42

d. Pasar Seban

Pasar Djatipoero terletak di desa Seban, Kecamatan Djatipoero. Pasar

ini menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Kliwon.46

e. Pasar Koewangsan.

Pasar Koewangsan terletak di desa Koewangsan, Kecamatan

Djatipoero. Pasar ini menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup

sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran

Wage.47

Alat transportasi yang digunakan para pedagang di pasar-pasar tradisional di

daerah Kabupaten Karanganyar adalah gerobak, atau andong, sepeda atau berjalan

kaki. Hal ini dikarenakan alat transportasi di Kabupaten Karanganyar masih sangat

sederhana, selain itu di Kabupaten Karanganyar tidak dilalui jalur Kereta Api.

C. Pasar-Pasar Kabupaten Wonogiri

Di wilayah Kabupaten Wonogiri terdapat lima distrik yaitu Distrik

Wonogiri, Distrik Woerjantoro, Distrik Wuryantoro, Distrik Baturetno, Distrik

Jatisrono, Distrik Purwantoro. Adapun pasar-pasar yang ada di Kabupaten Wonogiri

adalahsebagai berikut:

1. Distrik Wonogiri.

Pasar-pasar tradisional di distrik Wonogiri pada masa Mangkunegoro VII

adalah sebagai berikut:

46 Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

47

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 59: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

43

a. Pasar Wonogiri

Pasar Wonogiri merupakan salah satu pasar yang terbesar di daerah

Kabupaten Wonogiri. Pasar Wonogiri terletak di tengah kota, pasar ini

merupakan pasar umum dan merupakan pasar Induk Kabupaten Wonogiri.

Pada masa Mangkunegoro VII Pasar Wonogiri buka setiap hari, namun pasar

ini akan ramai dikunjungi pada pasaran Wage dan Legi.48

Pedagangnya

sebagian besar berasal dari daerah Wonogiri tetapi ada juga yang bersal dari

luar desa atau luar kota.

b. Pasar Ngadirodjo.

Pasar Ngadirodjo terletak di Kecamatan Ngadirodjo. Pasar ini menjual

berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII,

Pasar Ngadirodjo buka setiap hari, namun pasar ini akan ramai dikunjungi

pada pasaran Kliwon dan Pon.49

c. Pasar Tekaran.

Pasar Tekaran terletak di Kecamatan Djatijoso. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Pon.50

d. Pasar Betal.

Pasar Betal terletak di Kecamatan Ngoentoronadi. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

48

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 49

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

50

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 60: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

44

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun pasar ini akan ramai

dikunjungi pada hari pasaran Kliwon dan Paing.51

2. Distrik Woerjantoro

Pasar-pasar tradisional di Distrik Woeryantoro pada masa Mangkunegoro

VII adalah sebagai berikut:

a. Pasar Woerjantoro

Pasar Woerjantoro terletak di Kecamatan Woerjantoro. Pasar ini

menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Wage dan Legi.52

b. Pasar Manjaran

Pasar Manjaran terletak di Kecamatan Manjaran. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Paing, Pon dan

Kliwon.53

c. Pasar Ngoeloe

Pasar Ngoeloe terletak di Kecamatan Pracimantoro. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

51

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

52

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

53

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 61: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

45

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Wage dan Legi.54

d. Pasar Ngeromoko

Pasar Ngeromoko terletak di Kecamatan Ngeromoko. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. . Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Pon dan Kliwon.55

3. Distrik Batoeretno.

Pasar-pasar tradisional di Distrik Batoeretno pada masa Mangkunegoro

VII adalah sebagai berikut:

a. Pasar Batoeretno

Pasar Batoeretno terletak di Kecamatan Batoeretno. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Wage dan Paing.56

b. Pasar Giritontro.

Pasar Giritontro terletak di Kecamatan Giritontro. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Pon dan Kliwon.57

54

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

55

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

56

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 57

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 62: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

46

c. Pasar Ngemplak.

Pasar Ngemplak terletak di Kecamatan Batoewarno, kurang lebih 9,25 dari

Pasar Batoeretno. Pasar ini menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup

sehari-hari. Pada masa Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran

Legi dan Pon.58

d. Pasar Tirtomojo

Pasar Tirtomojo terletak di Kecamatan Tirtomojo. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Kliwon.59

e. Pasar Paranggoepito.

Pasar Paranggoepito terletak di Kecamatan Paranggoepito. Pasar ini

menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Kliwon.60

f. Pasar Giriwojo.

Pasar Giriwojo terletak di Kecamatan Giriwojo. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

58

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 59

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

60

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 63: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

47

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Kliwon, Legi dan

Paing.61

4. Distrik Djatisrono.

Pasar-pasar tradisional di Distrik Djatisrono pada masa Mangkunegoro

VII adalah sebagai berikut:

a. Pasar Djatisrono

Pasar Djatisrono terletak di Kecamatan Djatisrono. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Wage, Legi dan Paing.62

b. Pasar Djatipoerno.

Pasar Djatipoerno terletak di Kecamatan Djatipoerno. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Kliwon dan Paing.63

c. Pasar Sidohardjo.

Pasar Sidohardjo terletak di Kecamatan Sidohardjo. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan selalu ramai

dikunjungi pembeli dan pedagang pda hari pasaran Pond an Kliwon.64

61

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

62

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 63

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 64

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 64: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

48

d. Pasar Soeroe

Pasar Soeroe terletak di Kecamatan Djatiroto. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Legi dan Pon.65

e. Pasar Girimarto

Pasar Girimarto terletak di Kecamatan Girimarto. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Paing dan Kliwon.66

5. Distrik Poerwantoro

Pasar-pasar tradisional yang berada di Distrik Poerwantoro pada masa

Mangkunegoro VII meliputi:

a. Pasar Kedangkarang

Pasar Kedangkarang terletak di Kecamatan Poerwantoro. Pada

perkembangan selanjutnya pasar ini benama Pasar Poerwantoro.Pasar ini

menjual berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Kliwon dan Pon.67

b. Pasar Slogohimo

Pasar Slogohimo terletak di Kecamatan Slogohimo. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

65

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 66

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

67

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 65: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

49

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari, namun akan ramai dikunjungi

para pedagang pada hari pasaran Kliwon dan Paing.68

c. Pasar Boeloekrto

Pasar Boeloekrto terletak di Kecamatan Boeloekerto. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Wage dan Paing.69

d. Pasar Klitik

Pasar Klitik terletak di Kecamatan Kismantoro. Pasar ini menjual

berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa

Mangkunegoro VII pasar ini buka setiap hari pasaran Wage, Legi dan

Paing.70

Alat transportasi yang digunakan para pedagang di pasar-pasar tradisional di

Kabupaten Wonogiri adalah gerobak, atau andong, sepeda atau berjalan kaki. Hal ini

dikarenakan alat transportasi di Kabupaten Wonogiri masih sangat sederhana. Selain

itu di Kabupaten Wonogiri dilalui jalur Kereta Api Kluthuk. Pada masa

Mangkuengoro VII ada sebuah jalur Kereta Api Kluthuk dari Kabupaten Kota

Mangkunegaran menuju Kecamatan Batoretno, Kabupaten Wonogiri. Sekarang jalur

Kereta Api ini hanya sampai di Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri,

Kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan adanya pembuatan Waduk Gajahmungkur

pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

68

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit. 69

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

70

Daftar Pasar, Masalah Pasar, Serta Datanya di Mangkunegaran, Op.Cit.

Page 66: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

50

Adapun tarif Kereta Api Kluthuk untuk jurusan Solo Kota sampai Wonogiri

pada masa Mangkunegoro VII adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Tarif Kereta Api Jurusan Solo Kota – Wonogiri

Dari

Ke

Ke

Dari

Harga

Kelas

III

III

Kelas Moerah

Solo Kota Wonogiri f 0,52 f 0,45

Somohoeloen f 0,72 f 0,55

Goedangdondog f 0,92 f 0,65

Ngoentoronadi f 0,92 f 0,75

Gamping f 1,12 f 0,85

Batoretno f 1,32 f 0,95

Sumber: Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij. Sepeciale

Retourkaarten, Kode Arsip P. 2446, Surakarta:

Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 67: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

51

BAB III

SISTEM PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA

MANGKUNEGARAN PADA MASA PEMERINTAHAN

MANGKUNEGARA VII

(1916-1944)

A. Pengelolaan Pasar

1. Kabupaten Parimpuna.

Dari beberapa kabupaten-kabupaten di atas yang mengurusi dibidang

kepasaran adalah Kabupaten Parimpuna. Kabupaten Parimpuna adalah suatu dinas

milik Mangkunegaran yang bertugas mengelola pasar-pasar milik Praja

Mangkunegaran. Kabupaten Parimpuna dibentuk pada tahn 1917.1 Tugas

pemerintahan pasar setiap harinya itu diserahkan kepada seorang Inspektur yang

sudah ditetapkan oleh Adipati Mangkunegara dengan persetujuan Residen. Inspektur

tadi dinamakan Inspektur Markwezen. Selama menjalankan tugasnya sebagai

pengawas pasar, Inspektur dibantu oleh Ajund Inspektur, Lurah Pasar, dan tenaga

pembantu yang diperlukan. Lurah pasar dan tenaga pembantunya ditetapkan oleh

Adipati Mangkunegara sesuai permintaan dari Inspektur.

a. Inspektur Marktwezen dan Ajund Inspektur.

Inspektur, Ajund Inspektur dan para demang parimpuna diangkat dan

diberhentikan oleh Adipati Mangkunegara. Inspektur adalah pimpinan tertinggi

dalam pengelolaan pasar. Jika inspektur sakit atau berhalangan maka

penggantinya adalah Ajund Inspektur dan jika Ajund Inspektur atau Demang

1 Wasino, 1994, Tesis: ”Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran

(Akhir Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Hal: 117.

Page 68: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

52

Parimpuna sakit atau berhalangan maka penggantinya ditentukan oleh inspektur

dengan seijin Adipati Mangkunegara.

Semua yang bekerja di dinas kepasaran ini diangkat dengan suatu

sumpah pada waktu acara pengangkatan. Berikut adalah petikan sumpah

tersebut:

“Saya berjanji, akan menjalankan dengan sungguh-sungguh semua

perintah Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Mangkunegara yang diperintahkan

kepada saya serta menepati ketentuan pasar……..dengan sungguh-sungguh” 2

Setelah Inspektur dan Ajund Inspektur tadi melakukan sumpah,

kemudian sumpah itu ditulis rangkap dua, yang satu diserahkan kepada Adipati

Mangkunegara dan yang satu dibawa oleh Inspektur dan Ajund Inspektur. Tugas

Inspektur dan Ajund Inspektur:3

1) Seorang Inspektur dan Ajund Inspektur harus memperhatikan

tempatnya pasar, los-los yang ada di pasar atau rumah lainnya-lainnya

dan menjaga tata dan kebersihannya pasar, los pasar, atau rumah-

rumah lainnya.

2) Inspektur bertugas memeriksa pengumpulan uang sewa pasar

berdasarkan aturan yang telah ditentukan oleh Adipati Mangkunegara

3) Inspektur dan Ajund Inspektur bertugas memberikan laporan keluar

masuknya uang kepada abdidalem Bupati Patih.

4) Inspektur dan Ajund Inspektur bertugas mengajukan permintaan

karcis pasar kepada abdidalem priyayi di kantor sekretaris.

2 Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 24, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

3 Ibid.

Page 69: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

53

5) Inspektur dan Ajund Inspektur mengawasi pasar-pasar yang diawasi

saat ada waktu luang perkerjaan.

b. Lurah Pasar

Tugas Lurah pasar adalah mengawasi kegiatan perdagangan di pasar

setiap hari agar berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Lurah

Pasar harus berada di pasar setiap hari sebelum pasar buka sampai pasar tutup

dan tidak boleh meninggalkan pasar tanpa ijin dari pembesar di atasnya. Lurah

pasar juga dilarang melakukan aktivitaas perdagangan di pasar yang diawasi.

Demikian juga dengan Lurah Pasar juga melakukan sumpah seperti

Inspektur dan Ajund Inspektur. Adapun sumpah Lurah Pasar adalah:

“Saya berjanji, akan menjalankan dengan sungguh-sungguh semua

perintah Inspektur yang diperintahkan kepada saya serta menepati ketentuan

pasar……..dengan sungguh-sungguh”.4

Setelah Lurah Pasar melakukan sumpah, kemudian sumpah itu ditulis

rangkap dua, yang satu diserahkan kepada Adipati Mangkunegara dan yang satu

dibawa oleh Inspektur. Adapun tugas Lurah Pasar antara lain:5

1) Mengawasi pasar yang telah ditentukan oleh Inspektur yang diawasi

Inspektur dan Ajund Inspektur.

2) Mengawasi tata dan kebersihan pasar, los-los pasar dan rumah-

rumah lain di pasar serta menentukan koplakan untuk gerobak dan

hewan penarik atau hewan muatan.

4 Ibid.

5 Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 25, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 70: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

54

3) Mengawasi pengumpulan uang sewa pasar dari semua orang yang

menggunakan koplakan dan padhasaran.

4) Menyerahkan uang sewa pasar kepada Demang Parimpuna

5) Mengawasi supaya barang yang dijual di pasar, diletakkan di

padhasaran yang sudah disediakan. Bila ada barang yang belum

ditentukan tempatnya, Lurah pasar yang menentukan tempat untuk

meletakkan barang tadi.

6) Menentukan tempat untuk melakukan perkerjaan dan aktivitas.

7) Mengawasi setiap orang yang tidak boleh menempati padhasaran

yang bukan tempatnya.

8) Mengawasi setiap orang yang tidak boleh menjual dagangan atau

melakukan pekerjaan atau aktivitas di pasar yang belum membawa

pertanda pembayaran sewa koplakan (standplaats) atau padhasaran.

9) Memperhatikan supaya pasar jangan sampai dimasuki orang yang

mempunyai kelakuan yang tidak baik.

10) Menyelesaikan semua persoalan mengenai wewenang menempati

koplakan atau padhasaran.

11) Mengawasi agar jalan masuk pasar atau jalan di dalam pasar tidak

digunakan untuk menaruh barang dagangan atau untuk berjualan.

12) Mengawasi agar barang dagangan tidak masuk pasar sebelum pasar

buka atau sesudah pasar tutup.

13) Mengawasi jangan sampai ada gerobag masuk ke dalam pasar.

Page 71: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

55

14) Mengawasi supaya koplakan dan padhasaran jangan sampai ada

yang menyediakan atau dibahas dulu untuk orang lain.

Mengenai gaji Inspektur, Ajund Inspektur, Demang Parimpuna, Lurah Pasar

dan tenaga pembantunya ditentukan oleh Adipati Mangkunegara. Khusus untuk gaji

Inspektur dan Ajund Inspektur harus dengan kesepakatan Residen. Untuk para tenaga

yang bekerja di setiap pasar ditetapkan oleh Inspektur dengan ijin abdidalem Bupati

Patih. Adapun untuk gaji seorang Inspektur, Ajund Inspektur dan para punggawa

lainnya adalah sebagai berikut:

Tabel 6.

Gaji Inspektur, Ajund Inspektur dan Punggawa lainnya.

No Pangkat Belanja Kenaikan

Gaji

Wawaton kang

netepake keterangan

1 Bupati Anom

(Inspektur)

225 -

325

2X3X30

1X3X40

2 Ajund

Inspektur 75 – 150

5X3X10

1X3X25 Diploma H.I.S.

3 Punggawa

Pasar

16 - 50

4X2X2

4X2X2.5

2X2X3

Diploma

pamulangan angka

2 + fak. diploma

Apabila yang menerima

gaji berpangkat:

Rangga : Rp 16 – 24

Demang : Rp 24 – 40

Mantri ; Rp 40

Sumber: Rijksblad Mangkunegaran tahun 1935. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Angka – angka yang tertulis di samping gaji itu merupakan kenaikan gaji,

contoh: 2X3X30 itu maksudnya: kenaikan gaji setiap 3 tahun sekali paling banyak

Rp. 30,- dalam sebulan sampai 2 tahap. Berdasarkan pengeluaran praja

Mangkunegaran tahun 1936 sampai 1940 praja Mangkunegaran mengeluarkan uang

untuk gaji pegawai pasar sebesar:

Page 72: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

56

Tabel. 7

Gaji Punggawa Pasar.

TAHUN 1936 1938 1939 1940

Gaji untuk punggawa f 5.304 f 5.748 f 6.216 f 4.311

Gaji untuk punggawa yang mengawasi

pasar f 5.312 f 5.312 f 5.316 f 5.340

Sumber: Rijksblad Mangkunegaran tahun 1936, 1938, 1939, dan 1940 mengenai Rarantaman

Lebu Wetuning Dhuwit Praja Mangkunegaran.

2. Peraturan Pasar.

Berdasarkan Rijksblad Mangkunegaran No. 23 Tahun 1917 disusul

Rijksblad Mangkunegaran No. 9 Tahun 1918 mengenai pasar menyebutkan bahwa

pasar tediri dari beberapa bagian yaitu los-los atau rumah-rumah yang ada di atas

wilayah yang dijadikan pasar, halaman pasar yang digunakan untuk meletakkan

barang dagangan dan untuk jual beli (halaman ini tidak boleh dibangun los-los atau

rumah secara permanen kecuali dengan ijin inspektur), dan koplakan adalah tempat

untuk menaruh gerobag atau binatang tarikan. Pasar tersebut diberi batas yang jelas

dari wilayah atau jalan yang ada di dekatnya.

Pasar merupakan perusahaan praja dimaksudkan praja membangun gedung-

gedungnya dan menyewakan petak-petaknya.6 Segala sesuatu yang berkaitan dengan

pasar berada dibawah pengawasan praja dengan persetujuan Residen surakarta

karena praja dibawah kekuasaan pemerintah Belanda.

6 Th. M. Metz, 1939. Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Roterrdam: NV Nijgh dan Van Ditmar.

Diterjemahkan oleh Moh. Husodo Pringgokusumo, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran, Hal: 80

Page 73: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

57

a. Peraturan Mengenai Kegiatan Perdagangan di Pasar.

Guna menjaga ketertiban dan kelancaran aktivitas perdagangan di pasar,

Praja Mangkunegara membuat aturan-aturan seperti dalam Rijksblad

Mangkunegaran tahun 1917 No. 23. Peraturan tersebut antara lain:7

1) Setiap los atau rumah di pasar harus di pasang papan putih yang

merinci barang-barang apa saja yang dijual serta besarnya sewa

tempat yang di gunakan untuk berjualan.

2) Koplakan juga diberi papan putih yang menyebutkan besarnya sewa.

3) Jika ada barang yang tidak termasuk golongan barang yang

disebutkan di papan, maka lurah pasar yang memutuskan barang

tersebut masuk golongan apa.

4) Buka tutupnya pasar ditentukan oleh abdidalem patih

Mangkunegaran.

5) Orang yang berjualan di pasar harus membayar sewa tempat yang

telah ditentukan. Setiap membayar sewa para pedagang mendapat

tanda pembayaran berupa karcis.

6) Di atas tempat berjualan para pedagang boleh membuat aling-aling

atau atap dari kain mori agar barang dagangannya tidak kepanasan

namun harus di bongkar bila pasar tutup.

7) Para pedagang tidak boleh berdagang selain di tempat yang telah

ditentukan.

7 Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No.23, Lihat pula Rijksblad Mangkunegaran tahun

1918 No.9, Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1925 No. 4, Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1926 No.

1, Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1928 No. 7, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 74: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

58

8) Para pedagang tidak boleh meletakkan barang dagangan sebelum

pasar buka dan sesudah pasar tutup tanpa seijin Demang Parimpuna

atau Lurah pasar.

9) Gerobag tidak boleh masuk ke dalam pasar.

10) Para pedagang tidak boleh menggunakan tempat berjualan di los-los

pasar dan rumah-rumah yang menjadi milik Negara.

11) Tidak boleh melakukan jual beli tanpa memiliki karcis tanda

pembayaran sewa tempat.

12) Tidak boleh masuk pasar jika pernah melakukan perbuatan tercela.

13) Tidak boleh minum atau berjualan minuman keras di pasar.

14) Tidak boleh menginap di warung-warung pasar tanpa seijin

abdidalem Patih dengan pertimbangan Inspektur

Berdasarkan Rijksblad tahun 1918 No. 9 Jika seseorang melanggar

peraturan yang telah ditentukan maka akan dikenai denda sebesar f 2.50,- yang

kemudian dalam Rijksblad tahun 1928 No 7 dendanya diubah menjadi f 10,-.

Pada awal tahun 1930-an terjadi krisis ekonomi dunia yang juga

berdampak di Indonesia. Hal ini menyebabkan pasar-pasar tradisional banyak

dikunjungi pedagang kecil dengan keuntungan yang sedikit sehingga mereka

tidak bersedia membayar karcis seperti tarif biasanya. Sewa pasar pun kemudian

mengalami perubahan. Untuk pedagang yang berjualan di los-los pasar sebesar

Page 75: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

59

7-8 sen perhari dan untuk yang berjualan di halaman pasar sebesar dua sen per

hari.8

b. Peraturan Sewa

Pasar merupakan perusahaan milik praja. Laba dari perusahaan ini

menjadi salah satu sumber penghasilan kas praja. Keuntungan pasar diperoleh

dari sewa pasar. Para pedagang yang berjualan di pasar baik di los-los atau

rumah-rumah dan halaman pasar dikenai uang sewa. Di tempat yang digunakan

untuk meletakkan gerobag atau binatang tarikan juga dikenai uang sewa. Uang

sewa tersebut juga digunakan untuk perbaikan pasar dan kelancaran aktivitas

perdagangan di pasar. Peraturan mengenai sewa tersebut adalah sebagai berikut:9

1) Pedagang yang berjualan di los-los atau rumah-rumah harus

membayar sewa maksimal sebesar 10 sen per m² per hari

2) Pedagang yang berjualan di palataran membayar sewa maksimal 3

sen per m² per hari.

3) Namun besarnya sewa bisa ditentukan sendiri-sendiri oleh abdi

dalem bupati Patih, namun tidak beda jauh dari ketentuan di atas.

4) Pembayaran sewa tempat yang dilelang tersebut dilakukan di awal

bulan.

5) Sewa untuk tempat gerobak atau binatang di tentukan oleh abdi

dalem bupati patih.

8 Elies Setiyawati, 1995, Skripsi : “Pasar Tradisional di Wilayah Kota Praja Mangkunegaran

pada awal abad XX”, Universitas Sebelas Maret Press. Hal: 68.

9 Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 76: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

60

6) Sewa gerobak sebesar 5 sen per gerobak per hari, 3 sen per binatang

tarikan per hari atau kurang dari satu hari.

7) Jika ada yang berjualan binatang besarnya sewa 10 sen per sapi atau

kuda, 3 sen per kambing.

8) Luasnya tempat berjualan ditentukan oleh inspektur.

9) Siapa yang datang lebih awal boleh memilih tempat berjualan namun

jika ada perselisihan maka diselesaikan oleh lurah pasar dan demang

parimpuna

Aturan sewa ini pada Rijksblad tahun 1928 No. 7 ditambah yakni

pedagang yang berjualan secara ider 10

juga dikenai uang sewa sebesar 10 sen

per hari atau kurang dari sehari.11

c. Larangan dan Hukuman

Selain adanya peraturan pasar setiap orang dilarang, seperti yang disebut

di bawah ini:

1) Meletakkan barang dagangan atau melakukan kegiatan pada tempat

di dalam pasar selain yang sudah ditentukan Lurah Pasar.

2) Meletakkan gerobag, hewan penarik atau muatan pada tempat di

dalam wilayah pasar selain yang sudah ditentukan oleh Lurah Pasar.

3) Tidak boleh meletakkan dagangan, tempat dagangan atau

perlengkapan untuk melakukan kegiatan, di pasar sebelum waktunya

10

Ider adalah berjualan dengan cara membawa barang dagangannya berkeliling dari satu

tempat ke tempat lain.

11

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1928 No. 7, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 77: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

61

pasaran, atau setelah pasar selesai, apabila belum dapat perijinan

Lurah Pasar.

4) Tidak boleh meletakkan palang, emperan atau sejenisnya di los

pasar atau rumah lainnya yang sama kepunyaannya Negara.

5) Tidak boleh menggunakan padhasaran di dalam los pasar atau di

rumah lainnya yang sama kepunyaannya Negara atau di palatarane

pasar, yang memang bukan benarnya, atau yang lebih luas daripada

yang sudah ditentukan atau pinaringake.

6) Tidak boleh menjual atau melukakan kegiatan di padhasaran yang

sudah ditentukan atau diperbolehkan. Apabila tidak membawa karcis

pertandanya belum membayar sewa untuk menggunakan

padhasaran tadi.

7) Tidak menurut langsung terhadap aturan Lurah Pasar yang

mengelola tempat, yang sudah ditentukan atau diperbolehkan, semua

itu bila yang memakai sudah tidak mempunyai hak di tempat tadi.

8) Tidak boleh minum minuman keras atau menjual minuman keras di

pasar.

9) Tidak boleh ke pasar apabila punya kelakuan yang tidak baik.12

Siapa yang saja yang berani melanggar peraturan di atas mendapat

hukuman bagi orang yang telah tepenjara jenis hukumannya membayar denda

paling banyak f 2,50 (2 rupiah 50 sen). Apabila belum satu tahun melanggar

12

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23. Op. Cit.

Page 78: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

62

peraturan di atas lagi dari yang terkena hukuman tadi, maka dikenakan denda

paling banyak 2 rupiah 50 sen.13

Ketetapan yang telah disebutkan di atas itu ditentukan oleh

panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedan dengan

persetujuan Residen, yang melanggar wajib menyingkir, atau disuruh

menyingkir dan memperbaiki segala sesuatu yang menyalahi isi surat peraturan

ini, atau melengkapi segala sesuatunya yang masih dianggap kurang.

Apabila yang melanggar sampai melupakan kewajiban tadi,

panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana mempunyai

hak memerintahkan supaya orang yang melanggarkan disingkirkan (disuruh

pergi), diperbaiki dan dilakukan seperlunya, biaya ditanggung oleh yang

mengingkari kewajiban tersebut, serta apabila memerintah, yang

mengingkarinya tidak perlu diberi promosi terlebih dahulu dahulu.

Kecuali abdidalem priyayi polisi beserta pegawainya, Inspektur, Ajung

Inspektur dan Lurah Pasar juga diharuskan mencari keterangan perkara

pelanggaran ini yang dilaporkan.14

3. Sistem Retribusi.

Pethuk yang disebut karcis padhasaran itu wujudnya menurut pola yang

sudah ditentukan oleh Mangkunegoro. Karcis tadi dibendhel jadi satu buku, satu

buku isinya 100 lembar, adapun jenis perbedaannya akan ditentukan oleh

Mangkunegoro. Setiap pasar disediakan karcis satu seri, satu seri karcis isinya

13

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23. Op. Cit.

14

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23. Op. Cit.

Page 79: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

63

100.000 buah, serta karcis padhasaran tadi tadi diberi angka urut dari angka 00.000

sampai angka 99.999.15

Abdidalem priyayi petugas di kantor sekretaris yang ditentukan

panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana menyediakan

karcis padhasaran, supaya diberi cap dan diberi angka seperlunya, serta diserahkan

kepada Inspektur. Kemudian Inspektur setiap bulan melayani permintaan sesuai

periode waktu yang sudah diberi tanggal dan tanda-tangan, menurut pola yang akan

ditentukan panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana.

Pelayanan permintaan tadi paling lambat lima hari mendekati akhir bulan. Apabila

ada sewajarnya yang diminta, Inspektur tadi boleh mengajukan permintaan pada

sebelum waktunya diserahkan.

Inspektur menyerahkan karcis-karcis yang sudah diterima kepada para

Lurah Pasar, menurut seberapa butuhnya yang akan digunakan. Apabila karcis tadi

sudah diterima, Lurah Pasar kemudian memberikan pethuk kepada Inspektur

menurut pola yang akan ditentukan panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya

Prabu Prangwedana. Inspektur memegang buku karcis menurut pola yang akan

ditentukan panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana,

untuk mengingat jumlah karcis yang diterima dan yang diserahkan.

Setiap bulan paling lambat bulan ke 5, buku karcis serta surat-surat

perhitungan dan lain-lainnya yang disebut di peraturan ini harus diserahkan kepada

Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana untuk dicocokkan, setelah itu buku

dan surat tadi seharusnya dikembalikan kepada inspektur.

15

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23. Op. Cit.

Page 80: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

64

Perhitungan masalah ketersediaan karcis dilakukan oleh Lurah Pasar, itu

langkah-langkahnya seperti dibawah ini:

1. Setiap hari setelah pasar selesai, Lurah Pasar mengisi laporan yang

polanya akan ditentukan panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya

Prabu Prangwedana. Setelah diisi, laporan tersebut dimasukkan ke dalam

laporan bulanan, yang polanya akan ditentukan oleh panjenengandalem

Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana, kemudian dilaporkan

kepada Mantri Martanimpuna pada waktu yang sudah ditentukan dengan

uang yang diterima. Kecuali itu jumlah karcis yang diterima dari

Inspektur dalam sebulan, itu harus dimasukkan dalam laporan bulanan,

dalam lajur yang sudah disediakan.

2. Diterimanya uang yang diserahkan tadi, Mantri Martanimpuna kemudian

memberi tanda tangan pada bagian bulanan.

3. Pada akhir bulan, lajur bagian bulanan lalu dijumlah, setelah di jumlah

laporan bulanan tadi diserahkan kepada Inspektur yang kemudian dicek

seperlunya. Apabila ada perbedaan maka akan diselesaikan kembali oleh

Lurah Pasar. Apabila uang yang diserahkan tersebut ada kekurangan,

harus segera diganti oleh Lurah Pasar.

4. Pengecapan surat pertanda pelelangan padhasaran serta penyerahan

kepada Inspektur supaya diserahkan kepada yang berwenang, yaitu

diserahkan kepada abdidalem.16

16

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23. Op. Cit.

Page 81: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

65

Inspektur memegang buku kas yang polanya akan ditentukkan

panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana, serta banyaknya

uang yang diterima, dikeluarkan, dan dimasukkan ke kas Negara, sehingga

dimasukkan kembali dalam buku kas tadi. Buku kas tadi sebelum digunakan harus

sudah ditandai oleh abdidalem priyayi yang bekerja di kantor (sekretaris) yang akan

ditentukan panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana.

Setiap akhir bulan buku kas tadi akan ditutup serta seberapa adanya uang

pada hari terakhir, itu dimasukkan pada bulan yang ditentukan, dianggap uang yang

diterima baru saja. Setiap bulan Inspektur menyerahkan laporan kepada

panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana yang polanya

akan ditentukan oleh panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu

Prangwedana.Setiap tanggal 2, 12, dan 22 Inspektur memasukkan semua uang yang

dipegang ke kas Negara, setelah tanggal 2, 12, dan 22, kas Negara akan ditutup, uang

tadi akan dimasukkan pada hari lain setelah kas Negara buka lagi. Dalam

memasukkan uang dengan laporan yang polanya akan ditentukan oleh

panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu Prangwedana.

4. Rarantaman Keluar Masuknya Uang Praja Mangkunegaran.

Setiap tahun sebelum tanggal 1 Juli Insplektur melakukan pelaporan

rarantaman (rencana) keluar masuknya uang pasar kepada Kanjeng Gusti Adipati

Arya Prabu Prangwedana untuk tahun yang akan dilaksanakan, dari tanggal 1 Januari

sampai 1 Desember. Pada tahun 1916 ini, pelaksanaan pelaporan tadi sebelum

tanggal 1 Oktober. Hal yang harus dimasukkan dalam rarantaman tadi seperti:

Page 82: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

66

a. Bab keluarnya uang:

1) Biaya pegawai pasar (gaji dan pembantu-pembantunya).

2) Biaya cap-capan, biaya kantor dan lain-lain.

3) Biaya untuk membersihkan (pasar) setiap harinya.

4) Biaya perbaikan yang wajar.

5) Biaya untuk membetulkan dan mendirikan kegiatan pasar.

b. Bab masuknya uang:

1) Uang sewa yang akan diterima jumlahnya boleh dikira-kira saja.

5. Perawatan dan Perbaikan Pasar

Inspektur harus selalu memeriksa apa yang perlu dilakukan untuk kebaikan

perawatan semua yang jadi keperluan pasar. Pekerjaan membersihkan pasar-pasar

itu akan dilakukan oleh pembantu sendiri.Inspektur wajib berinisiatif memberikan

sumbang saran kepada panjenengandalem Kanjeng Gusti Adipati Arya Prabu

Prangwedan, supaya memerintahkan semua pekerjaan dan pelayanan yang dianggap

perlu untuk kegiatan pasar. Inspektur tadi harus menegaskan sendiri pada blabag

masalah perlunya pekerjaan dan layanan yang diangap perlu tadi. Adapun surat

tagihan bayaran masalah pekerjaan dan pelayanan itu sebelumnya ada surat perintah

pembayaran yang harus diberi tanda tangan dulu oleh Inspektur tadi, sebabagai tanda

jika sudah melakukan pembayaran tadi.

Page 83: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

67

6. Kasus-Kasus yang Terjadi

Pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII sudah ada kasus-kasus yang

terjadi di lingkungan Kabupaten Parimpuna. Kasus-kasus tersebut meliputi

penggelapan uang pajak.

Kasus yang dilakukan Demang Pontjojoedo, beliau adalah kepala desa

Dajoe Kabupaten Karanganyar. Demang Pontjojoedo didakwa dengan tiga kasus

yaitu: Kasus Pertama, jika ada orang yang mau menjual hewan, Demang

Pontjojoedo meminta uang/ pajak masing-masing hewan sebesar f. 1 atau 60 sen

kepada orang yang mau menjual hewan. Padahal dalam Rijksblad Mangkunegaran

Tahun 1917 No. 23 tertulis bahwa jika ada orang yang mau menjual binatang

dikenakan biaya sewa sebesar 10 sen untuk sapi atau kuda dan 3 sen untuk kambing.

Kasus Kedua, jika ada orang minta ijin untuk memotong karangkitri, Demang

Pontjojoedo meminta uang/ pajak f. 5 kepada para pemohon. Kasus Ketiga, setiap

habis panen, satu tahun sekali,, meminta padi kepada bekel-bekelnya masing-masing

2 gedeng. 17

Setelah diperiksa, dari ketiga kasus-kasus di atas, hanya kasus pertama dan

ketiga yang terbukti, untuk kasus kedua tidak terbukti karena sasksi-saksinya kurang

jelas (kuat). Setelah terbukti melakukan dua pelanggaran, maka pengadilan

memtuskan bahwa Demang Pontjojoedo mendapat hukuman berupa:

a. Diturunkan pangkatnya yang semula Demang menjadi Ronggo.

b. Harus pindah (keluar) dari desa Dajoe.

17

Kepala Desa Karanganyar Minta Uang Pada Penjual Hewan, Kode Arsip P. 237, Surakarta:

Reksapustaka Mangkunegaran.

Page 84: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

68

c. Diancam apabila mengulangi kesalahannya, maka akan dilepas

(dicopot) dari pangkatnya.18

Ada juga sebuah kasus yang terjadi di desa Sidoarjo, Kabupaten Wonogiri.

Kasus ini dialami oleh Kepala Desa Sidoarjo (Pakdhe dari K.R.T. Pontjo Tjitro

Kusumo). Kepala Desa Sidoarjo saat itu didakwa menggelapkan uang sebesar f 5.

Setelah terbukti bersalah, maka Kepala Desa Sidoarjo dicopot dari jabatannya dan

diperkarakan (dimeja-hijaukan) dan dipenjara. Mendengar keputusan itu, akhirnya

adik Kepala Desa Sidoarjo (ayah dari K.R.T. Pontjo Tjitro Kusumo) membebaskan

Kepala Desa Sidoarjo dengan denda.19

K.R.T. Pontjo Tjitro Kusumo pernah mengatakan pada masa Mangkunegoro

VII hampir tidak ada kasus-kasus seperti penggelapan uang, karena pada masa

Mangkunegoro VII hokum benar-benar dijalankan. Siapapun yang terbukti bersalah

akan dihukum baik itu masyarakat maupun pegawai pemerintahan. Apabila yang

bersalah adalah pegawai pemerintahan maka salah satu hukumannya adalah

diturunkan jabatannya atau dicopot dari jabatannya (dipecat) tergantung dari

kesalahannya.20

B. Peran Mangkunegara VII dalam Pengelolaan Pasar

Pengelolaan pasar-pasar Mangkunegara dikelola oleh Kabupaten

Parimpuna. Namun selain Kabupaten Parimpuna, Adipati Mangkunegara juga

18

Ibid.

19

Wawancara dengan K.R.T. Pontjo Tjitro Kusumo, Staf Kabupaten Mandrapura

Mangkunegaran, Tanggal 19 April 2010. Surakarta.

20

Ibid.

Page 85: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

69

mempunyai peran dalam pengelolaan pasar-pasar Mangkunegaran. Adapun peran

Mangkunegara dalam pengelolaan pasar adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan Kabupaten Parmpuna.

Pada masa Mangkunegara VII dibentuk Kabupaten Parimpuna. Kabupaten

Parimpuna dibentuk pada tahun 1917.21

Kabupaten ini bertugas mengurusi pasar-

pasar milik praja Mangkunegaran. Para pegawai Kabupaten Parimpuna terdiri dari

Inspektur, Ajund Inspektur, Lurah Pasar dan beberapa tenaga pembantu lainnya. Para

pejabat Kabupaten Parimpuna seperti Inspektur, Ajund Inspektur, Lurah Pasar

ditetapkan oleh Adipati Mangkunegara, hanya saja untuk Inspektur harus mendapat

persetujuan oleh residen. Selain penetapan pegawai pasar, Adipati Mangkunegara

juga yang menetapkan gaji-gaji dari pegawai pasar. Khusus gaji inspektur harus

mendapat persetujuan dari residen.

2. Pengembangan Pasar

Kondisi pasar pada Mangkunegara VII mengalami perkembangan, hal ini

dalam dilihat pada Rarantaman Lebu Wetuning Dhuwit Praja Mangkunegara yang

terdapat dalam Rijksblad Mangkunegaran. Dalam rarantaman tersebut, hampir setiap

tahun terdapat pengeluaran uang untuk biaya perbaikan pasar, perbaikan los-los atau

rumah-rumah di pasar, perluasan pasar dan juga pendirian pasar-pasar baru.

Salah satu usaha Mangkunegara VII dalam pengembangan pasar adalah

dengan mendirikan pasar-pasar baru. Karena dengan adanya pasar-pasar baru

tersebut diharapkan akan menambah pemasukan kas Praja Mangkunegaran. Selain

21

Wasino, Op. Cit. Hal: 117

Page 86: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

70

itu dengan adanya pasar-pasar baru tersebut maka kebutuhan rakyat Mangkunegaran

akan terpenuhi. Salah satu pasar yang dibangun pada masa pemerintahan

Mangkunegara VII adalah Pasar Triwindu. Pasar ini dibangun untuk memperingati

naik tahtanya Adipati Mangkunegara VII yang genap ke 24. Selain itu, pasar ini juga

sebagai bentuk realisasi kerakyatan Mangkunegara VII kepada rakyatnya. Pasar ini

dikhususkan untuk para pedagang kecil.

Usaha kedua Mangkunegara VII dalam pengembangan pasar adalah dengan

renovasi pasar. Renovasi pasar tersebut meliputi perbaikan bagunan pasar, los-los

pasar, atau rumah-rumah lainnya yang ada di dalam pasar. Pada masa pemerintahan

Mangkunegara VII ada beberapa pasar milik Mangkunegara yang mengalami

kerusakan22

akibat adanya Lindu.23

Salah satu pasar itu adalah Pasar Legi. Pada

tahun 1930 Pasar Legi masih berupa pasar yang masih sangat tradisional dimana para

pedagang membuka dasaran di tanah terbuka atau dengan kata lain masih terdiri dari

para pedagang oprokan. Dibawah pengelolaan Mangkunegaran pada tahun 1936

berdiri sebuah bangunan pasar permanen tersusun dari tembok berwarna putih yang

bila dilihat dari samping mirip sebuah benteng. Pada tahun inilah Pasar Legi pertama

kali di renovasi menjadi pasar modern.

Pasar ini banyak menggelar dagangan yang bersifat legi atau manis. Misalnya

gula jawa, jagung manis, gula aren, gula batu, hingga minuman legen. Selain itu

barang-barang yang diperdagangkan di Pasar Legi adalah beras, jagung, dan pohong

22

Surat – Surat tentang Biaya Untuk Perbaikan Pasar dan Perbaikan Pasar Legi, Kode Arsip

P.388. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran

23

Lindu merupakan istilah yang sering digunakan orang jawa, yang artinya adalah gempa

bumi yang berskala kecil..

Page 87: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

71

(ketela).24

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang di Pasar Legi,

mayoritas pedagang yang berdagang di Pasar Legi berasal dari luar desa atau luar

kota. Seperti Bekonang, Gumpang (Kartasura), Gawok (Sukoharjo), Karanganyar,

Delanggu, Klaten, Walikukun (Ngawi), dan sebagainya.25

Usaha Praja Mangkunegaran yang ketiga dalam pengembangan pasar adalah

dengan perluasan wilayah pasar. Adanya perluasan wilayah pasar dapat menambah

jumlah los atau rumah-rumah pasar. Hal ini akan menambah pula jumlah karcis

sewa, akibatnya penghasilan praja akan semakin meningkat. Karcis sewa los atau

rumah-rumah yang ada di dalam pasar merupakan salah satu penghasilan pasar-

pasar Praja Mangkunegaran.

3. Subsidi Dana.

Perhatian pemerintah Praja Mangkunegaran dengan sepengetahuan

Pemerintah Kolonial, selain membuat peraturan atau undang-undang pasar juga

memberikan subsidi dana bagi pengembangan pasar tersebut. Berdasarkan pada

beberapa sumber arsip yaitu Rarantaman lebu-wetuning dhuwit kagungane Praja

Mangkunegaran dalam Rijksblad Mangkunegaran yang melaporkan anggaran

pendapatan dan pengeluaran Kabupaten Parimpuna Praja Mangkunegaran. Anggaran

pengeluaran itu pada setiap tahun mengalami kenaikan guna pengembangan pasar-

pasar yang dimiliki. Pengeluaran dana tersebut digunakan untuk pengembangan

24

Daftar Pemeriksaan Harga Barang-Barang yang dijual di pasar (Padi, Beras, Gaplek, Ketela

, Jagung, dll), Kode Arsip P. 384, Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

25

Wawancara dengan para pedagang di Pasar Legi, antara lain Ny. Warni, Ny. Tinuk, Ny.

Satinem, Ny. Sutinah, Tanggal 28 Januari 2010 sampai 6 Februari 2010.

Page 88: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

72

pasar, seperti: pendirian pasar-pasar baru, perbaikan pasar,26

pembangunan warung-

warung baru, dan perluasan wilayah pasar. Selain untuk pengembangan pasar juga

terdapat anggaran untuk fasilitas-fasilitas di dalam pasar yang berguna untuk

kelancaran aktifitas perdagangan di pasar, seperti: biaya kebersihan pasar, biaya

penerangan (lampu), biaya pengadaan air untuk kegiatan di pasar.

Berikut adalah grafik pengeluaran Praja Mangkunegaran untuk biaya

pengembangan pasar yang telah disebutkan diatas:

Grafik 3.

Pengeluaran Praja Mangkuegaran

Pengeluaran Praja Mangkunegaran

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

Tahun

1919

Tahun

1920

Tahun

1921

Tahun

1922

Tahun

1923

Tahun

1924

Tahun

1925

Tahun

1926

Tahun

1927

Pengeluaran

Praja

Mangkuneg

aran

Keterangan : Satuan untuk pendapatan Pasar Mangkunegaran diatas dalam f atau rupiah.

Sumber : Diolah dari Rarantaman Lebu-Wetuning Dhuwit Praja Mangkunegaran Tahun 1918-

1927 dalam Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1918 -1927. Surakarta: Reksapustaka.

26

Perbaikan pasar ini bisa berupa perbaikan los-los pasar atau rumah-rumah lainnya baik yang

rusak ringan atau atau rusak berat.

Page 89: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

73

BAB IV

PENGARUH SOSIAL EKONOMI PASAR BAGI MASYARAKAT

MANGKUNEGARAN PADA MASA PEMERINTAHAN

MANGKUNEGORO VII

A. Terjadinya Urbanisasi.

Keberadaan pasar-pasar Praja Mangkunegaran telah ikut mendorong lajunya

arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Hal semacam ini tampak pada kasus

kehadiran para petani dalam meramaikan transaksi di pasar-pasar di Praja

Mangkunegaran. Seperti yang terjadi di Pasar Legi, para pedagang di Pasar Legi

mayoritas berasal dari luar desa atau luar kota, seperti Gawok, Kartasura,

Karanganyar, Delanggu, Klaten, Ngawi dan sebagainya. Seperti halnya Ny. Satinem

yang berasal dari Karanganyar. Ny. Satinem adalah seorang pedagang sayuran di

Pasar Legi. Dia mulai berdagang mandiri di Pasar Legi sejak tahun 1950,

sebelumnya dia hanya membantu kakaknya berdagang di Pasar Legi.1

Pada jaman dulu alat transportasi belum bagitu banyak dan masih

tradisional. Sebagian dari mereka menggunakan alat transportasi Kereta Api Kluthuk2

1 Wawancara dengan Ny. Satinem, Pedagang Sayuran di Pasar Legi, 28 Januari 2010.

2 Kereta Api Kluthuk adalah alat transportasi (kereta api) di Indonesia pada jaman dahulu,

kereta api ini menggunakan bahan bakar kayu (Kayu Jati), karena Kayu Jati pengapiannya bagus.

Oleh karena itu kereta api ini jalannnya sangat lambat. Sekarang kereta api ini sudah tidak digunakan

lagi. Namun baru-baru ini (masa Walikota Joko Widodo) di kota Surakarta menghidupkan kembali

Kereta Api Kluthuk. Kereta api ini dinamakan Kereta Api Kluthuk Jaladara. Kereta api ini diambil

langsung dari Musium Kereta Api Indonesia di Ambarawa. Hanya saja kereta api ini tidak difungsikan

sebagai alat transportasi umum seperti pada jaman dahulu, tetapi digunakan sebagai alat transportasi

wisata.

Page 90: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

74

untuk pergi ke kota, atau menggunakan alat transportasi tradisional seperti Cikar3,

dan sebagian lagi ada yang berjalan kaki dengan memikul barang dagangannya

sambil bernyanyi untuk menghilangkan rasa lelah. Mobilitas yang mereka lakukan

ada yang bersifat nglaju (datang pagi lalu sore kembali desa, yang dilakukan setiap

hari), ada juga yang menetap di emperan-emperan pasar. Mobilitas yang mereka

lakukan sifatnya hanya sementara.4 Dulu para pedagang yang berasal dari luar desa

atau luar kota biasanya menyewa rumah di dekat Pasar Legi karena pada jaman dulu

alat transportasi masih terbatas dan mahal. Namun sebagian dari mereka ada yang

menetap di sekitar pasar dengan memanfaatkan emperan-emperan pasar. Seperti

halnya yang dilakukan oleh Ny. Sutinah, jika malam hari beliau selalu tidur di

emperan-emperan Pasar Legi sambil menjaga barang dagangannya (buah pisang).

Walaupun tertidur, dia akan tetap berasedia melayani jika ada pembeli yang ingin

membeli pisang-pisangnya.5

Ny. Sakini adalah pedagang buah-buahan Pasar Jungke, Kabupaten

Karanganyar. Sebelum berdagang di Pasar Jungke, dulu Ny Sakini berdagang di

Pasar Karanganyar, namun kini Pasar Karanganyar sudah tidak ada. Dia mulai

berdagang di pasar Karanganyar sejak tahun 1942. Sebelumnya dia berdagang di

Pasar Karanganyar sekedar membantu oragtuanya. Setelah orangtuanya meninggal,

3 Cikar adalah alat transportasi jaman dahulu yang berupa gerobak dengan ditarik seekor Sapi.

Karena adanya perkembangan jaman dan alat transportasi juga sudah banyak, gerobak sapi ini sudah

tidak digunakan lagi sebagai alat transportasi umum. Sekarang Cikar sudah beralih fungsi sebagai

pengangkut batu bata. Wawancara dengan Ny. Sutinah (pedagang Pisang di Pasar Legi). 4 Dalam suatu sumber arsip dilaporkan bahwa ada beberapa pedagang atau “kuli“ yang

memanfaatkan los-los pasar sebagai tempat tinggal sederhana dan sementara. Laporan Tentang

Keadaan Pasar-pasar di Surakarta Tahun 1930, Kode Arsip P. 396. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

5 Wawancara dengan Ny. Sutinah, Pedagang Pisang di Pasar Legi, 5 Februari 2010.

Page 91: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

75

dia yang melanjutkan usaha orangtuanya berdagang di pasar Karanganyar. Dari

usahanya berdagang Ny. Sakini mendapat penghasilan yang dapat mencukupi

kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam kesehariannya Ny. Sakini menggunakan

gerobak untuk pergi ke pasar Karanganyar sebagai sarana transportasi, untuk itu Ny.

Sakini harus berangkat ke pasar pagi-pagi sekali.6

Demikian juga dengan kehidupan Ny. Satiyem (pedagang sayuran Pasar

Wonogiri). Ny. Satiyem mulai berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun1943.

Sebelumnya dia membantu kedua orangtuanya berdagang di Pasar Wonogiri. Setelah

kedua orang tuanya merasa Ny. Satiyem sudah mampu berdagang sendiri, maka

kedua orangtuanya menyuruh Ny. Satiyem untuk membuka dagangan sendiri supaya

bisa mandiri. Sejak saat itulah Ny. Satiyem mulai berdagang sendiri. Modal awal Ny.

Satiyem berdagang berasal dari orang tuanya. Penghasilan yang dia dapat dalam

sehari-hari, dia sisihkan sebagian untuk mengembalikan uang modal kepada

orangtuanya. Selama dia berdagang di pasar Wonogiri, dia selalu menggunakan jasa

alat transportasi gerobak untuk membawa dagangannya ke pasar Wonogiri. Ny

Satiyem memerlukan waktu satu jam untuk berangkat dari rumah menuju ke pasar.

Dari usaha berdagang di Pasar Wonogiri ini, Ny. Satiyem dapat mencukupi

kebutuhan hidup sehari-hari. Motivasi dia berdagang, karena dia merasa berdagang

di pasar adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa dia lakukan dan mudah didapatkan.

Selain itu Ny. Satiyem merasa pendidikannya rendah, jadi sulit untuk mencari

pekerjaan yang bagus.7

6 Wawancara dengan Ny. Sakini, Pedagang buah-buahan Pasar Tegalgede, Tanggal 30 April

2010.

7 Wawancara dengan Ny Satiyem, Pedagang sayuran Pasar Wonogiri, Tanggal 29 April 2010

Page 92: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

76

Ny. Wagiyem adalah seorang perempuan berusia 82 tahun. Meskipun sudah

lanjut usia dia tetap menekuni pekerjaannya sebagai pedagang sayuran di Pasar

Wonogiri. Dia mulai berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun 1943. Berdagang

adalah pekerjaan turun menurun yang telah diwariskan oleh keluarganya. Dulunya

dia berdagang di Pasar Wonogiri untuk melanjutkan usaha orangtuanya. Dan

sekarang dia sudah bisa mengajak putri bungsunya untuk ikut berdagang di Pasar

Wonogiri. Pendapatan Ny. Wagiyem selama berdagang di Pasar Wonogiri tidak dapat

ditentukan dengan pasti, namun bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Untuk bisa sampai di Pasar Wonogiri dia berjalan kaki selama kurang lebih 15

menit.8

Seperti halnya Ny. Wagiyem, Ny. Sutini merupakan salah satu pedagang di

Pasar Wonogiri. Dia mulai berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun 1943 dan barang

yang diperdagangkannya adalah bumbon. 9

Seperti kebanyakan pedagang Ny. Sutini

mulai berdagang di Pasar Wonogiri karena ingin melanjutkan usaha orangtuanya.

Pendapatan Ny. Sutini selama berdagang di Pasar Wonogiri bisa dikatakan lumayan

baik. Dari hasil berdagangnya bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan

menyekolahkan anak-anaknya. Selama berdagang di Pasar Wonogiri dia

menggunakan jasa alat transportasi Kereta Api Kluthuk, setelah sampai di stasiun

Wonogiri Ny. Sutini beralih naik gerobak menuju ke pasar.10

8 Wawancara dengan Ny. Wagiyem, Pedagang Sayuran Pasar Wonogiri, Tanggal 29 April

2010.

9 Bumbon adalah berbagai jenis bumbu-bumbu dapur untuk memasak.

10

Wawancara dengan Ny. Sutini, Pedagang Bumbon di Pasar Wonogiri. Tanggal 29 April

2010.

Page 93: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

77

Ny. Suparti adalah pedagang sayuran di Pasar Tegalgede. Dulu dia pernah

berdagang di Pasar Karanganyar. Dia mulai berdagang sayuran bersama neneknya di

Pasar Karanganyar sejak tahun 1943. Namun setelah neneknya meninggal dia

melanjutkan usaha tersebut sampai sekarang. Usaha Ny. Suparti selama berdagang di

Pasar Karanganyar bisa dikatakan cukup berhasil. Menunurut penuturannya kini

usahanya sudah cukup berkembang, barang yang diperdagangkan juga sudah

semakin banyak dan bervariasi. Selama berdagang di Pasar Karanganyar dia berjalan

kaki untuk menuju pasar dan memerlukan kurang lebih 20 menit untuk sampai ke

pasar.11

B. Terbukanya Lapangan Pekerjaan.

Munculnya pasar-pasar di Praja Mangkunegaran telah membuka lapangan

pekerjaan bagi masyarakat. Mereka memperoleh pekerjaan dari pasar sebagai

pedagang, pembantu pedagang (membantu melayani pembeli), dan kuli atau buruh

gendong yang dilakukan oleh pria atau wanita. Pasar-pasar yang ada di Praja

Mangkunegaran sangat memungkinkan menjadi alternatife media penurunan angka

pengangguran. Seberapa besar penduduk desa ataupun kota di Praja Mangkunegaran

yang masuk ke sektor pasti tidak ditemukan angka pasti. Namun dengan banyaknya

jumlah pasar di Praja Mangkunegaran dapat mengindikasikan adanya peningkatan

jumlah penduduk yang menggantungkan hidupnya dari pasar. Selain itu muncul para

agen yang memasarkan produksi petani.

Salah satu fungsi keberadaan pasar tradisional di Praja Mangkunegaran

11

Wawancara dengan Ny. Suparti, Pedagang Sayuran Pasar Tegalgede (Karanganyar), Tanggal

30 April 2010.

Page 94: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

78

adalah sebagai pusat kegiatan ekonomi yang memberikan lapangan kerja bagi

penduduk baik sebagai mata pencahariaan pokok maupun sebagai mata pencahariaan

sampingan. Bahkan penduduk dari daerah pedesaan banyak yang bekerja di pasar-

pasar kota, selain sebagai pedagang ada juga yang menjual jasa sebagai kuli atau

buruh gendong baik pria atau wanita.

Keberadaan pasar-pasar tradisional di sekitar Praja Mangkunegara telah

dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Praja Mangkunegaran, baik

masyarakat yang berada di sekitar kota praja maupun yang berada diluar kota praja.

Salah satu pedagang yang mendapat pekerjaan dari keberadaan pasar tradisional

adalah Ny. Supiyati (77 tahun). Dia mulai berdagang di Pasar Triwindu sejak tahun

1942 (Masa penjajahan Jepang). Saat itu dia masih duduk di kelas 4 SD. Dia

meninggalkan bangku sekolah pada saat itu dan kemudian berdagang di Pasar

Triwindu. Pada saat mulai berdagang, barang yang dijual adalah barang pecah-belah

(piring, gelas, dll). Pada waktu itu tempat berdagangnya hanya berupa gubuk.

Pekerjaan berdagang dipilih oleh Ny. Supiyati karena dia memang menyukai

pekerjaan itu. Menurut Ny. Supiyati pekerjaan ini pada masa dulu (masa

pemerintahan Mangkunegoro VII) sangat menguntungkan. Ny. Supiyati

mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup

dari pekerjaan ini. Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh orang tuanya yang

sebelumnya juga berdagang di Pasar Triwindu. Selain itu pekerjaan ini merupakan

satu-satunya pekerjaan yang dapat dilakukan dan juga menguntungkan bagi Ny.

Supiyati. Dari hasil berdagang, dia mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.12

12

Wawancara dengan Ny. Supiyati, pedagang klithikan Pasar Triwindu, 29 Januari 2010.

Page 95: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

79

Demikian juga dengan Ny. Warni pedagang di Pasar Legi yang menjual Jeruk

Nipis dan bumbon. Sekarang usianya sekitar 77 tahun. Beliau mulai berdagang di

Pasar Legi saat umur 12 tahun. Sejak mulai berdagang sampai sekarang, barang

dagangan yang dijual Ny. Warni adalah Jeruk Nipis dan bumbon. Orang tuanya Ny.

Warni dulu juga pedagang di Pasar Legi, namun barang dagangan yang dijual

berbeda dengan Ny. Warni. Orang tuanya berjualan Sembako (Sembilan bahan

pokok). Ny. Warni memulai usahanya dengan modal sendiri, dengan cara kulakan13

kecil-kecilan. Dari usahanya berdagang ini Ny. Warni dapat mencukupi kebutuhan

sehari-hari, dan usaha Ny. Warni ini dapat bertahan hingga sekarang.14

Ny. Sutinah berdagang di Pasar Legi sejak tahun 1942. Barang dagangan

yang pertama kali di jual di Pasar Legi adalah daun jati dan daun pisang.15

Daun jati

dan daun pisang itu ia dapatkan dari hutan di daerah Walikukun (Ngawi) bersama

temannya. Kemudian dia naik Kereta Api Kluthuk dari Stasiun Walikukun (Ngawi)

menuju Stasiun Jebres (Surakarta). Setelah sampai di Stasiun Jebres beliau naik

Cikar menuju Pasar Legi. Setelah sampai di Pasar Legi dia menjual daun jati dan

daun pisang dengan harga Rp. 10,- sampai Rp. 50,-. Dan hasilnya digunakan untuk

membeli pisang yang akan dijual kembali di pasar itu dengan harga Rp. 10,- sampai

Rp. 15,-. Kemudian sejak saat itulah Ny. Sutinah mulai berdagang pisang sampai

sekarang. Pembeli yang datang biasanya adalah para bakul dari pasar-pasar kecil di

13

Kulakan adalah membeli suatu barang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan harga

yang lebih tinggi untuk mendapatkan laba.

14

Wawancara dengan Ny. Warni, pedagang Jeruk Nipis di Pasar Legi. 6 Februari 2010.

15

Dahulu daun jati dan daun pisang digunakan untuk membungkus makanan. Karena

perkembangan jaman, tidak ada yang menggunakan daun Jati. Sedangkan daun Pisang masih

digunakan walaupun sudah jarang. Sebagai penggantinya dibunakan dengan bahan dasar plastik.

Page 96: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

80

Surakarta seperti Pasar Purwosari, Pasar Kadipolo, Pasar Kleco, dan lain-lain.

Penjualan Ny. Sutinah ini akan sangat ramai (laris) saat bulan Puasa (Ramadhan).

Dia senang berjualan di Pasar Legi, bagi Ny. Sutinah yang penting dapat penghasilan

yang cukup. Setiap harinya Ny. Sutinah mendapat kiriman Pisang yang berasal dari

berbagai daerah. Pengiriman ini menggunakan sistem pasaran, jika Legi berasal dari

Karangsono, Wage berasal dari Ngawi, Kliwon berasal dari Juwangi dan Cilacap,

Pahing berasal dari Jambon, Pon berasal dari Ngawi dan Dlupang. Hal ini dilakukan

karena untuk mencegah supaya pasarnya tidak penuh, karena jika pengiriman

dilakukan dalam satu hari yang sama maka pasar akan penuh dengan pisang.16

Demikian juga kehidupan para pedagang di pasar-pasar daerah Karanganyar

dan Wonogiri. Sebagian dari mereka mendapatkan pekerjaan dari berdagang di pasar.

Seperti yang dialami Ny. Suyatmi pedagang sayuran di Pasar Karanganyar, yang

sekarang berdagang di Pasar Tegalgeede. Dia berdagang di Pasar Karanganyar sejak

tahun 1942. Pada awalnya, dia hanya sekedar membantu orangtuanya berjualan di

pasar. Alasan dia berdagang di pasar, karena berdagang di pasar merupakan

perkejaan yang mudah didapatkan, tidak memerlukan keahlian khusus dan

pendidikan tidak harus tinggi. Selain itu Ny. Suyatmi juga ingin melajutkan usaha

orangtuanya. Pendapatan sehari-hari Ny. Suyatmi selama berdagang memang tidak

pasti, namun bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.17

Ny. Sunarni merupakan pedagang bumbon di Pasar Wonogiri. Dia

berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun 1942. Pada awalnya, dia hanya sekedar

16

Wawancara dengan Ny. Sutinah, Pedagang buah pisang di Pasar Legi, 5 Februari 2010.

17

Wawancara dengan Ny. Suyatmi, Pedagang Sayuran di Pasar Tegalgede (Karanganyar),

Tanggal 30 April 2010.

Page 97: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

81

membantu orang tuanya berdagang di Pasar Wonogiri. Setelah dia merasa mampu,

kemudian dia berdagang sendiri di Pasar Wonogiri. Pendapatan sehari-hari cukup

lumayan, bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sisanya ditabung

untuk tambahan modal. Dari kecil Ny. Sunarni sudah berdagang di pasar sehingga

tidak susah baginya untuk melanjutkan usaha orang-tuanya.18

Pekerjaan berdagang di pasar merupakan pekerjaan yang tidak

memerlukan keahlian khusus dan tidak memerlukan pendidikan tinggi. Oleh sebab

itu pekerjaan ini sangat diminati masyarakat yang tidak memiliki kedua hal teresbut.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan keberadaan pasar-pasar tradisional di Praja

Mangkunegaran dapat membuka lapangan pekerjaan dan juga dapat mengurangi

angka pengangguran baik di desa maupun di kota.

C. Meningkatkan Taraf Ekonomi

Salah satu dampak dari perkembangan pasar adalah meningkatkan taraf

ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup secara langsung maupun tidak

langsung dari pasar seperti para pedagang ataupun kuli pasar. Berjualan di pasar

mereka memperoleh penghasilan yang selanjutnya mampu meningkatkan taraf

ekonomi.

Sebagai contoh seorang pedagang di Pasar Triwindu yang bernama Ny.

Siswo Soehardjo. Dia berjualan di pasar Triwindu sejak berdirinya pasar itu. Dia

berjualan besi-besi tua, karena pasar Triwindu pada masa Mangkunegara VII

merupakan pasar yang khusus menjual barang klitikan (besi tua) dan barang pecah

18

Wawancara dengan Ny. Sunarni, Pedagang Bumbon di Pasar Wonogiri, Tanggal 29 April

2010.

Page 98: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

82

belah. Awal mula dia berdagang adalah mengikuti (membantu) neneknya yang juga

menjual besi tua. Setelah neneknya meninggal, kemudian dia yang meneruskan

usaha neneknya. Ny. Siswo Soehardjo memiliki seorang suami yang bekerja sebagai

seorang guru. Dari penghasilan suaminya dirasakan kurang dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari, kemudian Ny. Siswo Soehardjo memutuskan untuk berdagang

di Pasar Triwindu untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Tidak disangka

penghasilan dari usaha berdagang di Pasar Triwindu ini ternyata lebih besar bila

dibandingkan pekerjaan suaminya sebagai guru. Untuk itu Ny. Siswo Soehardjo

memutuskan meneruskan dan mengembangkan usaha ini. Selama berdagang di

Pasar Triwindu, Ny. Siswo Soehardjo dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

juga dapat meningkatkan taraf ekonomi dengan adanya peningkatan barang

dagangan yang dijual di Pasar Triwindu. Terlebih lagi pada masa penjajahan Jepang

di Indonesia. Pada masa inilah Pasar Triwindu mulai dibanjiri dengan barang-barang

antik sehingga banyak pembeli yang datang dari mancanegara. Dan usaha ini juga

telah menjadi usaha turun temurun.19

Selain Ny. Siswo Soehardjo, ada pedagang lain di Pasar Triwindu yang

mampu meningkatkan kehidupan perekonomiannya, yaitu Ny. Karyorejo mulai

berjualan Soto sebelum Pasar Triwindu didirikan. Ny. Karyorejo ini dulu berjualan

Soto dengan cara berkeliling dan berhenti di depan Pura Mangkunegaran. Suatu

ketika KGPAA Mangkunegara VII pernah memanggil Ny. Karyorejo dan akhirnya

memberi tempat kepada Ny. Karyorejo untuk bedagang Soto di sekitar Pasar

Triwindu. Setelah Pasar Triwindu dibangun Ny. Karyorejo mulai berdagang Soto di

19

Wawancara dengan Ny. Siswo Soehardjo, pedagang klitikan di Pasar Triwindu. 29 Januari

2010.

Page 99: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

83

Pasar Triwindu dan sejak saat itulah Soto ini dinamakan Soto Triwindu sampai

sekarang. Dari usaha berjualan Soto, Ny. Karyorejo dapat mencukupi kehidupan

ekonomi keluarganya. Usaha ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan Ny.

Karyorejo saja tetapi juga mempengaruhi kehidupan Ny. Yoso Sumarto (putri Ny.

Karyorejo). Setelah Ny. Karyorejo meninggal, Ny. Yoso Sumarto yang menggantikan

ibunya berdagang Soto di Pasar Triwindu. Dari usaha ini Ny. Yoso Sumarto dapat

mencukupi kehidupan sehari-hari bersama keluarganya dan juga dapat meyekolahkan

putra-putrinya. Pekerjaan ini juga menjadi pekerjaan turun-temurun hingga sampai

ke tingkat cucu dari Ny. Karyorejo.20

Sementara itu, di pasar lain milik Praja Mangkunegaran yakni Pasar Legi,

lebih banyak lagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi

pedagang. Seperti Ny. Indalaini dan Ny. Suraini yang merupakan kakak beradik.

Mereka mulai berjualan mandiri sejak tahun 1973 meneruskan usaha orang tuanya

yaitu Ny. Wongso Wijoyo. Sebelumnya mereka hanya membantu orang tuanya,

setelah orang tuanya meninggal maka mereka meneruskan usahanya. Pembeli

mereka berasal dari sekitar wilayah Praja Mangkunegaran dan sebagian lagi dari luar

kota. Mereka dulu berjualan kaos,21

kenthel,22

celana yang terbuat dari bagor, dan

klitikan. Berdagang di pasar Legi mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari. Selain itu, usaha mereka juga meningkat dengan bertambahnya barang

20

Wawancara dengan Sri Lestari dan Purwani, pedagang Soto Triwindu di Pasar Triwindu. 6

Februari 2010. Soto Triwindu saat ini dikelola oleh tujuh orang putra-putri dari Ibu Yoso Soemarto.

Sri Lestari dan Purwani sebagai tenaga operasionalnya.

21

Pada jaman dahulu kaos terbuat dari serat nanas, suatu bahan yamg masih kasar dan

kualitasnya buruk. Hal ini dikarenakan harga kapas untuk membuat kain masih mahal.

22

Semacam kain kafan untuk orang yang sudah meninggal pada jaman dahulu.

Page 100: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

84

dagangan.23

Ny. Kodijah adalah pedagang bumbon di Pasar Tegalgede, dulu Ny. Kodijah

pernah berdagang di Pasar Karanganyar. Di berdagang di Pasar Karanganyar sejak

tahun 1943. Setelah Pasar Karanganyar di pindah ke Pasar Tegalgede, dia

melanjutkan usahanya di Pasar Tegalgede. Ny. Kodijah berdagang di pasar bersama

kedua orang tuanya, namun setelah orang tuanya meninggal dia bersama adiknya

melanjutkan usaha tersebut sampai sekarang. Penghasilan yang dia dapatkan dari

hasil berdagang tidak dapat dipastikan, namun bisa untuk mencukupi kebutuhan

hidup sehari-hari. Dari penghasilan dia sehari-hari, dia sisihkan sedikit demi sdikit

untuk meningkatkan usahanya dengan menambah barang dagangan yang dia jual.

Dari usaha berdagang ini Ny. Kodijah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari dan juga dapat meningkatkan barang dagangan yang dia jual.24

Ny. Bambang adalah seorang pedagang buah-buahan di Pasar Wonogiri. Dia

berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun 1943. Usianya kini sudah mencapai 81

tahun tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berdagang di pasar. Bagi

Ny. Bambang berdagang itu tidaklah sukar, apalagi dengan pengalamannya selama

ini dia bisa sangat luwes menawarkan dagangannya kepada para pembeli. Baginya

asal pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari itu sudah

membuatnya bersyukur. Dari penghasilan dia sehari-hari, dia juga bisa menabung

untuk menyekolahkan anak-anaknya dan untuk menambah barang dagangannya.

Dari usaha berdagang ini Ny. Bambang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

23

Wawancara dengan Ny. Indalaini dan Ny. Suraini, pedagang toko kelontong di sekitar Pasar

Legi. 28 Januari 2010.

24

Wawancara dengan Ny. Kodijah, Pedagang Bumbon Pasar Tegalgede, Tanggal 29 April

2010.

Page 101: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

85

hari, menyekolahkan anak-anaknya, dan juga dapat meningkatkan barang dagangan

yang dia jual.25

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar-pasar tradisional di Praja

Mangkunegaran mempunyai peran penting bagi masyarakat Mangkunegaran.

Keberadaan pasar-pasar tradisional mampu membuka lapangan pekerjaan baru, yaitu

sebagai pedagang, pembantu pedagang (membantu melayani pembeli), dan kuli

pasar. Dengan bekerja di pasar mereka telah mampu mencukupi kebutuhan hidup

mereka sehari-hari. Bahkan sebagian dari mereka ada yang mampu meningkatkan

(mengembangkan) usaha mereka. Hal ini menyebabkan meningkatnya taraf ekonomi

mereka. Selain itu sebagian dari mereka mampu menyekolahkan anak-anaknya

sampai lulus sarjana muda,26

dan mempunyai rumah serta ada yang sudah

menunaikan ibadah haji.

Hal ini membuktikan bahwa keinginan Mangkunegara VII untuk

menyejahterakan rakyatnya dengan membuka pasar-pasar tradisional yang

diperuntukkan bagi para pedagang kecil telah tercapai. Para pedagang di pasar-pasar

tradisional dapat memperoleh penghasilan yang cukup dari pekerjaan berdagang di

pasar-pasar tradisional.

25

Wawancara dengan Ny. Bambang, Pedagang Buah-buahan Pasar Wonogiri, Tanggal 30

April 2010.

26

Sarjana Muda pada jaman dahulu setingkat D3 pada jaman sekarang. Pada jaman dahulu,

bagi masyarakat yang dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus Sarjana Muda, mereka akan

merasa bangga.

Page 102: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

86

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan dalam bab-bab dimuka,

maka dapat ditarik kesimpulan, yakni: pasar-pasar di wilayah Mangkunegaran

mengalami perkembangan pada masa KGPAA Mangkunegara VII. Hal ini

dibuktikan adanya perbaikan-perbaikan (renovasi) pasar, pendirian pasar-pasar

baru. Salah satu pasar yang direnovasi pada masa Mangkunegara VII adalah Pasar

Legi. Pasar Legi merupakan pasar yang dibangun pada masa Mangkunegoro I.

Sebelum pemerintahaan Mangkunegaro VII Pasar Legi masih berupa pasar yang

masih sangat tradisional dimana para pedagang membuka dasaran di tanah

terbuka atau dengan kata lain masih terdiri dari para pedagang oprokan. Namun,

dibawah pengelolaan Mangkunegaro VII pada tahun 1936 Pasar Legi diperbaiki

dengan didirikannya sebuah bangunan pasar permanen tersusun dari tembok

berwarna putih yang bila dilihat dari samping mirip sebuah benteng. Pasar

Triwindu merupakan pasar yang didirikan oleh Mangkunegaro VII. Sedangkan

salah satu pasar yang didirikan pada masa Mangkunegara VII adalah Pasar

Triwindu. Pasar ini didirikan untuk memperingati Tiga Windu bertahtanya

Mangkunegoro VII. Barang-barang yang diperdagangkan di Pasar Triwindu

adalah barang-barang pecah belah dan barang klitikan (barang bekas).

Selain dengan adanya perbaikan dan renovasi pasar-pasar di wilayah

Mangkunegaran, usaha Mangkunegara VII dalam mengembangkan pasar adalah

dengan mengeluarkan peraturan-peraturan mengenai pasar, seperti yang tertulis

Page 103: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

87

dalam Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917 No. 23-25, kemudian diperbarui

dengan Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1918 No. 9, Rijksblad Mangkunegaran

Tahun 1925 No. 4, Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1926 No. 1 Rijksblad

Mangkunegaran tahun 1928 No.7. Peraturan-peraturan diatas berisi mengenai

peraturan berdagang dan beraktifitas di dalam pasar, peraturan sewa pasar, dan

pegawai-pegawai pemerintahan Praja Mangkunegaran yang bekerja di pasar

beserta tugas-tugasnya. Dengan adanya peraturan-peraturan itu telah tebukti

bahwa sistem pengelolaan pasar pada masa Mangkunegara VII sudah tertata

dengan baik.

Pengelolaan pasar dilakukan oleh Kabupaten Parimpuna yang dipimpin

oleh seorang inspektur yang disebut dengan Inspektur Markwezen yang dibantu

oleh Ajund. Inspektur. Sedangkan pegawai Kabupaten Parimpuna terdiri dari

Lurah Pasar, rangga, pembantu juru tulis dan wimbisana, kontrolir dan pembantu,

dan pembantu kepala pasar. Inspektur adalah pimpinan tertinggi dalam

pengelolaan pasar. Jika inspektur sakit atau berhalangan maka penggantinya

adalah Ajung Inspektur dan jika Ajung Inspektur atau Demang Parimpuna sakit

atau berhalangan maka penggantinya ditentukan oleh inspektur dengan seijin praja

Mangkunegoro.

Keberadaan pasar-pasar di Praja Mangkunegaran mempunyai pengaruh

besar terhadap masyarakat Mangkunegaran. Salah satu dampak keberadaan pasar

adalah mendorong penduduk desa untuk pergi ke kota (urbanisasi). Sebagian dari

mereka ada yang menetap dan ada yang nglaju (datang pagi lalu sore kembali

desa). Sepeti yang terjadi di Pasar Legi, para pedagang di Pasar Legi mayoritas

Page 104: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

88

berasal dari luar desa atau luar kota, seperti Gawok, Kartasura, Karanganyar,

Delanggu, Klaten, Ngawi dan sebagainya.

Selain itu keberadaan pasar-pasar di Praja Mangkunegaran telah membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Mereka memperoleh pekerjaan dari pasar

sebagai pedagang, pembantu pedagang, dan kuli pasar atau buruh gendong. Pasar-

pasar yang ada di Praja Mangkunegaran sangat memungkinkan menjadi alternatife

media penurunan angka pengangguran. Seberapa besar penduduk desa ataupun

kota di Praja Mangkunegaran yang masuk ke sektor pasti tidak ditemukan angka

pasti. Banyaknya jumlah pasar di Praja Mangkunegaran dapat mengindikasikan

adanya peningkatan jumlah penduduk yang menggantungkan hidupnya dari pasar.

Munculnya pasar di Praja Mangkunegaran dapat mengurangi penganguran dengan

terbukanya lapangan pekerjaan. Terpenuhinya pekerjaan dapat mengakibatkan

tercukupinya kebutuhan hidup sehari-hari dan dapat meningkatkan taraf ekonomi

masyarakat desa.

Page 105: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

89

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsip

Berkas Habisnya Uang untuk Begrooting Perayaan Triwindu dan Partinituin

Tahun 1939. Kode Arsip L. 405. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Daftar Banyaknya Hasil Pasar dalam Daerah Mangkunegaran Tahun 1928-1929.

Kode Arsip P. 1193. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Daftar Pasar. Masalah Pasar. Serta Datanya di Mangkunegaran. Kode Arsip P.

1194. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Daftar Pemeriksaan Harga Barang-barang yang dijual di Pasar (Padi, Beras,

Gaplek, Ketela, Jagung dll.), Kode Arsip P. 384. Surakarta:

Reksapustaka Mangkunegaran.

Gambar Situasi Pasar Legi. Kode Arsip P. 389. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Hal: Rencananya Jalannya Lomba Lari 10 Km Sebagai Penghormatan Triwindu

25 juni 1939. Kode Arsip L 407. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Keluarnya Uang untuk Perjamuan Triwindu Bertahtanya Mangkunegoro VII yang

Dikeluarkan oleh Kabupaten Mandrapura. Kode Arsip P. 1637.

Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Pasar Pon yang disebelah Timur adalah yang sekarang dipakai Gedung Film.

Kode Arsip P. 473. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1917 No. 10. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1917 No. 23. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Page 106: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

90

Rijksblad Mangkunegaran 1917 No. 24. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1917 No. 25. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1918 No. 9. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1919 No. 17. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1920 No. 16. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1921 No. 6. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1922 No. 7. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1923 No. 5. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1924 No. 3. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1925 No. 4. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1925 No. 10. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1926 No. 1. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1926 No. 9. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1927 No. 4. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Rijksblad Mangkunegaran 1928 No. 7. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Surat – Surat tentang Biaya Untuk Perbaikan Pasar dan Perbaikan Pasar Legi.

Kode Arsip P. 388. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Tentang Keadaan Pasar-Pasar di Surakarta Tahun 1930. Kode Arsip P. 396.

Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran

Turunan Surat Keputusan (Kakancingan) tentang Kabupaten Martanimpuna

digabung dengan Kabupaten Parimpuna dengan nama Kabupaten

Martapraja. Kode Arsip FF. 441. Surakarta: Reksapustaka

Mangkunegaran

Page 107: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

91

2. Buku

Daryadi, 2009, Skripsi: “Pembangunan Perkampungan di Kota Mangkunegaran

Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII”, Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Ciputat: Logos Wacana

Ilmu.

Elies Setiyawati. 1995. Skripsi: “Pasar Tradisional di Wilayah Kota Praja

Mangkunegaran pada awal abad XX(Tahun 1900 sampai Tahun 1944)”.

Surakarta: UNS Press.

Istana Mangkunegaran dan Badan Arsip Daerah Propinsi Jawa Tengah. 2002.

Inventaris Arsip Pemerintahan Mangkunegaran IV (1853 – 1881).

Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

Marsidi Joyodipuro. 1966. Himpunan Kuliah-Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.

Bandung: Eresco.

Metz Th.M. 1939. Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Rotterdam:

NV Nijgh dan Van Ditmar.

Nugroho Notosusanto. 1978. Masalah Penelitian Sejarah. Jakarta: Yayasan Idayu.

Sartono Kartodirdjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soetardjo Kartohadikusumo. 1965. Desa. Jakarta: Sumur Bandung.

Wasino. 1994. Tesis: Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintah Praja

Mangkunegaran (Akhir Abad XIX-Pertengahan Abad XX). Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada Prees.

3. Koran

Esti Susilarti. 1 Mei 1988. “Pasar Triwindu Surakarta – Realisasi

Kerakyatan Mangkunegara VII Pernah Berjaya Pada Masa Jepang”. Yogyakarta:

Kedaulatan Rakyat.

4. Internet

Sesaji.blogspot.com/2009/03/asal-usul-pasar-pasar-di-solo_31.html. 17 Juni 2009.

09.01 wib

Page 108: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

92

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : K.P. Santodipoero

Usia : 84 Tahun

Pekerjaan : Staf Reksapustaka Mangkunegaran

Alamat : Jl. Letjen Sutoyo No. 95 RT: 02/ IV Ngadisono Surakarta

2. Nama : K.R.T. Soemarso Pontjo Citro

Usia : 86 Tahun

Pekerjaan : Staf Kabupaten Mandrapura Mangkunegaran

Alamat : Punggawan

3. Nama : Ny. Bambang

Usia : 81 Tahun

Pekerjaan : Pedagang buah-buahan Pasar Wonogiri

Alamat : Wonogiri

4. Nama : Ny. Indailani

Usia : 75 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Kelontong di sekitar Pasar Legi

Alamat : Jalan S. Parman Surakarta

5. Nama : Ny. Kodijah

Usia : 82 Tahun

Pekerjaan : Pedagang bumbon Pasar Tegalgede.

Alamat : Karanganyar

6. Nama : Ny. Purwani

Usia : 50 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Soto Triwindu

Alamat : Timuran

Page 109: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

93

7. Nama : Ny Siswo Soehardjo

Usia : 78 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Klitikan Pasar Triwindu

Alamat : Timuran

8. Nama : Ny. Sakini

Usia : 82 Tahun

Pekerjaan : Pedagang buah-buahan Pasar Teagalgede

Alamat : Karanganyar

9. Nama : Ny. Satiyem

Usia : 83 Tahun

Pekerjaan : Pedagang sayuran Pasar Wonogiri

Alamat : Selogiri

10. Nama : Ny. Sri Lestari

Usia : 47

Pekerjaan : Pedagang Soto Triwindu

Alamat : Timuran

11. Nama : Ny. Sunarni

Usia : 83 Tahun

Pekerjaan : Pedagang bumbon Pasar Wonogiri

Alamat : Selogiri, Wonogiri

12. Nama : Supardi

Usia : 79 Tahun

Pekerjaan : Staf Reksapustaka Mangkunegaran

Alamat : Karanganyar.

Page 110: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

94

13. Nama : Ny. Supiyati

Usia : 77 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Klitikan Pasar Triwindu

Alamat : Munggung

14. Nama : Ny. Suraini

Usia : 73 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Kelontong di sekitar Pasar Legi

Alamat : Jalan S. Parman Surakarta

15. Nama : Ny. Sutinah

Usia : 77 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Buah Pisang

Alamat : Ngawi

16. Nama : Ny. Sutini

Usia : 83 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Bumbon Pasar Wonogiri

Alamat : Nambangan, Wonogiri.

17. Nama : Ny. Suyatmi

Usia : 82 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Sayuran Pasar Tegalgede

Alamat : Karanganyar.

18. Nama : Ny. Wagiyem

Usia : 82 Tahun

Pekerjaan : Pedagang sayuran Pasar Wonogiri

Alamat : Wonogiri

Page 111: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

95

19. Nama : Ny. Warni

Usia : 77 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Bumbon Pasar Legi

Alamat : Gembongan – Kartasura

Page 112: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

96

LAMPIRAN 1:

PetaWilayah Surakarta Tahun 1939

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 113: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

97

LAMPIRAN 2:

Denah Pasar Legi Setelah Direnovasi Tahun 1939

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 114: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

98

LAMPIRAN 3:

Gambar-gambar Kondisi Pasar Legi Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII.

Gambar 1

Situasi Pasar Legi Sebelum Direnovasi Tahun 1930

Sumber: Koleksi Kantor Pasar Legi Surakarta.

Gambar 2

Situasi Pasar Legi Tahun 1939

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta.

Page 115: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

99

Gambar 3

Situasi Pasar Legi Tahun 1940

Sumber: www.solotempodoeloe.com.

Page 116: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

100

LAMPIRAN 4:

Daftar Banyaknya Hasil Pasar dalam Daerah Mangkunegaran Tahun 1928-1929

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta.

Page 117: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

101

Page 118: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

102

Page 119: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

103

Page 120: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

104

Page 121: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

105

LAMPIRAN 5:

Surat – Surat tentang Biaya Untuk Perbaikan Pasar dan Perbaikan Pasar Legi

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 122: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

106

Page 123: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

107

LAMPIRAN 6:

Rencana Jalannya Lomba Lari 10 Km Sebagai Penghormatan Triwindu

25 juni 1939

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 124: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

108

Page 125: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

109

LAMPIRAN 7:

Berkas Habisnya Uang untuk Begrooting Perayaan Triwindu di Partinituin

Tahun 1939

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 126: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

110

Page 127: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

111

Page 128: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

112

Page 129: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

113

LAMPIRAN 8:

Keluarnya Uang Perjamuan Triwindu Bertahtanya Mangkunegoro VII yang

Dikeluarkan oleh Kabupaten Mandrapura

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 130: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

114

Page 131: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

115

Page 132: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

116

LAMPIRAN 9:

Diolah Berdasarkan Rarantaman Lebu Wetuning Dhuwit Praja Mangkunegaran

dari Kabupaten Parimpuna

Sumber: Arsip Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Page 133: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

117

Page 134: PENGELOLAAN PASAR DI PRAJA MANGKUNEGARAN …/Sistem... · iii sistem pengelolaan pasar di praja mangkuneg aran pada masa pemerintahan mangkunegoro vii tahun 1916 -194 4 disusun oleh

118