pengelolaan limbah kimia

23
BAB II Tinjauan Pustaka 1. Definisi Limbah Secara Umum Banyak orang yang mengartikan limbah sebagai bahan buangan. Banyak juga yang menyamakan limbah dengan sampah. Sebenarnya, apa pengertian dan definisi limbah itu sendiri? Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dan definisi limbah menurut para ahli yang bisa membuka mata dan cara pandang kita mengenai limbah itu sendiri. Stokes (1991) Limbah infeksius adalah limbah yang mampu menimbulkan penyakit, Limbah berbahaya adalah limbah yang membahayakna manusia dan lingkungannya Limbah toksik limbah yang mampu menimbulkan efek toksik, Limbah medik adalah setiap limbah padat yang terjadi saat penegakan diagnosis, perawatan atau pengimunisasian manusia maupun hewan Okun & Ponghis (1975) 1

Upload: saepulloh-hidayat-syahlan

Post on 11-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pengelolaan limbah kimia

TRANSCRIPT

Page 1: pengelolaan limbah kimia

BAB II Tinjauan Pustaka

1. Definisi Limbah Secara Umum

Banyak orang yang mengartikan limbah sebagai

bahan buangan. Banyak juga yang menyamakan limbah

dengan sampah. Sebenarnya, apa pengertian dan definisi

limbah itu sendiri? Dibawah ini akan dijelaskan pengertian

dan definisi limbah menurut para ahli yang bisa membuka

mata dan cara pandang kita mengenai limbah itu sendiri.

Stokes (1991)

Limbah infeksius adalah limbah yang mampu menimbulkan penyakit, Limbah

berbahaya adalah limbah yang membahayakna manusia dan lingkungannya Limbah toksik

limbah yang mampu menimbulkan efek toksik, Limbah medik adalah setiap limbah padat

yang terjadi saat penegakan diagnosis, perawatan atau pengimunisasian manusia maupun

hewan

Okun & Ponghis (1975)

Kata limbah cair seharusnya dipakai untuk mengratikan semua limbah cair rumah tangga,

termasuk air kotor dan semua limbah industri yang dibuang ke sistem saluran limbah cair,

kecuali air hujan atau drainase permukaan

Tchobanoglous & Elliassen (1979)

Gabungan cairan atau sampah yang terbawa air dari tempat tinggal, kantor, bangunan

perdagangan, industri, serta air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada

Willgoose (Udin Djabu, 1990/1991)

1

Page 2: pengelolaan limbah kimia

Limbah cair adalah air yang membawa sampah dari tempat tinggal, bangunan

perdagangan, dan industri berupa campuran air dan bahan padat terlarut atau bahan

tersuspensi

Environmental Protection Agency (Udin Djabu, 1990 / 1991)

Limbah cair adalah air yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensi dari tempat

tinggal, kebun, bangunan perdangangan, dan industri

Ir. Hieronymus Budi Santoso

Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas

manusia atau proses-proses alam, dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan

dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif

Cahyono Budi Utomo

Limbah adalah benda atau zat yang timbul dari hasil kegiatan manusia yang tidak

digunakan lagi, sehingga dibuang

Diah Aryulina

Limbah adalah suatu benda atau zat yang emngandung berbagai bahan yang membayakan

kehidupan manusia, hewan, serta mahluk hidup lainnya

Saktiyono

Limbah adalah sisa proses produksi

Darmadi

Limbah adalah produk akhir yang berupa material bangunan dari sebuah proses

pencucian, dekontaminasi atau proses metabolisme tubuh, yang dapat berbentuk cairan atau

setengah padat

2

Page 3: pengelolaan limbah kimia

Keptusan Menperindag Ri No. 231/Mpp/Kep/7/1997 Pasal 1

Limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi

yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau

hewan

Deden Abdurahman

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun

domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan

karena menurunkan kualitas lingkungan

 Mahida

Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, yang mengandung bahan berbahaya

atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak

langsung akan dapat membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia

atau makhluk hidup lainnya

Nothing Vanishes

Sedang teori hukum alam yaitu suatu zat tidak ada yang lenyap artinya bahan kimia

apapun apabila dibuang tidak akan lenyap dari lingkungan kita. Ada kemungkinan mengubah

material dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Akan tetapi material asli dan material yang

telah diubah tetap berada di lingkungan kita. Itulah problematika besar bagi kita. Dengan

demikian apabila kita menerapkan manajemen limbah yang baik akan mengurangi efek buruk

dari material terhadap lingkungan di masa mendatang.

2. Penggolongan Limbah

Setiap limbah perlu dikarakteristik terlebih dahulu sebelum rancangan proses dimulai.

Sifat limbah cair yang perlu diketahui adalah volume aliran, konsentrasi organic, karakteristik

dan toksisitas. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan oleh limbah juga bergantung pada

3

Page 4: pengelolaan limbah kimia

jenis dan karakteristik limbah. Berdasarkan sumber atau asal limbah, maka limbah dapat

dibagi kedalam beberapa golongan yaitu :

a) Limbah domestic, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, tempat

cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri atas zat

organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun (B-3), garam terlarut,

lemak.

b) Limbah nondomestic, yaitu limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian,

peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumber-sumber lainnya. Limbah

pertanian biasanya terdiri atas pestisida, bahan pupuk dan lainnya (Kristianto,2002)

c) Berdasarkan jenisnya :

Limbah organik

Limbah anorganik

Limbah kayu atau kaca

d) Berdasarkan bentuknya :

Limbah cair

Limbah padat

Limbah gas

e) Berdasarkan keamanannya

Limbah berbahaya dan beracun

Limbah tak berbahaya

f) Berdasarkan sumbernya

Limbah rumah tangga

Limbah pasar

Limbah rumah tangga

Limbah pabrik

4

Page 5: pengelolaan limbah kimia

Limbah perkantoran

Limbah sekolah

Limbah pertanian

Limbah hotel

Limbah rumah sakit

Akan tetepi limbah pun dapat menjadi suatu yang sangat berguna dan memiliki nilai jual

tinggi kala limbah diolah baik dan benar.tetapi jika limbah tidak diolah dengan baik dan

benar akan menyebabkan berbagai polusi udara,air dan polusi yang menyebabkan penyakit.

Oleh karena itu sebuah limbah harus di kelola dengan baik sehingga tidak merugikan

orang lain,sesuai dengan etika dalam bermasyarakat yang melihat dari nilai-nilai norma yang

ada.

3. Sumber Limbah

Dalam berbagai penelitian telah di simpulkan bahwasanya ada beberapa sumber

limbah dominan yang selama ini di ketahui...inilah 8 sumber limbah dominan yang

telah di simpulkan :

3.1. Industri Tekstil dan industri kulit Sumber utama limbah B3 pada industri tekstil

adalah penggunaan zat warna.  Beberapa zat warna dikenal mengandung Cr, seperti

senyawa Na2Cr2O7 atau senyawa Na2Cr3o7. Industri batik menggunakan senyawa

Naftol yang sangat berbahaya. Senyawa lain dalam kategori B3 adalah H2O2 yang

sangat reaktif dan HClO yang bersifat toksik.

3.2. Beberapa tahap proses pada indusrti kulit yang mneghasilkan limbah B3  antara lain

washing, soaking, dehairing, lisneasplatting, bathing, pickling,  dan degreasing.

Tahap selanjutnya meliputi tanning, shaving, dan polishing.  Proses tersebut

5

Page 6: pengelolaan limbah kimia

menggunakan pewarna yang mengandung Cr dan H2SO4. Hal  inilah yang menjadi

pertimbangan untuk memasukkan industrikulit dalam  kategori penghasil limbah B3.

3.3. Pabrik kertas dan percetakan Sumber limbah padat berbahaya di pabrik kertas

berasal dari proses pengambilan kmebali (recovery) bahan kimia yang memerlukan

stabilisasi sebelum ditimbun. Sumber limbah lainnya ada pada permesinan kertas,

pada  pembuangan (blow down) boiler dan proses pematangan kertas yang 

menghasilkan residu beracun. Setelah residu tersebut diolah, dihasilkan  konsentrat

lumpur beracun. Produk samping proses percetakan yang dianggap berbahaya dan

beracun  adalah dari limbah cair pencucian rol film, pembersihan mesin, dan 

pemrosesan film. Proses ini menghasilkan konsentrat lumpur sebesar 1-4 persen dari

volume limbah cair yang diolah. Industri persuratkabaran yang  memiliki tiras jutaan

eksemplar ternyata memiliki potensi sebagai penghasil limbah B3.

3.4. Industri kimia besar Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil limbah

B3, yang antara lain meliputi pabrik pembuatan resin, pabrik pembuat bahan

pengawet kayu, pabrik cat, pabrik tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen, dan 

sabun. Limbah cair pabrik resin yang sudah diolah menghasilkan lumpur beracun 

sebesar 3-5 persen dari volume limbah cair yang diolah. Pembuatan cat

menghasilkan beberapa lumpur cat beracun, baik air baku (water-base) maupun zat

pelarut (solvent-base). Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah  terbesar dari

dari pembersihan bejana-bejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat.

Sementara, timbulnya limbah beracun dari industri pestisida  bergantung pada jenis

proses pada pabrik tersebut, yaitu apakah ia  benar-benar membuat bahan atau hanya

memformulasikan saja.

3.5. Industri farmasi Kelompok indusrti farmasi terbagi dalam dua sub-kelompok, yaitu

sub-kelompok pembuat bahan dasar obat dan sub-kelompok formulasi dan

6

Page 7: pengelolaan limbah kimia

pengepakan obat. Umumnya di Indonesia adalah sub-kelompok kedua yang tidak 

begitu membahayakan. Tapi, limbah industri farmasi yang memproduksi  atibiotik

memiliki tingkat bahaya cukup tinggi. Limbah industri farmasi  umumnya berasal

dari proses pencucian peralatan dan produk yang tidak  terjual dan kadaluarsa.

3.6. Industri logam dasar Industri logam dasar nonbesi menghasilkan limbah padat dari

pengecoran, percetakan, dan pelapisan, yang mengahasilkan limbah cair pekat

beracun  sebesar 3 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industri logam untuk 

keperluan rumah tangga menghasilkan sedikit cairan pickling yang tidak  dapat

diolah di lokasi pabrik dan memerlukan pengolahan khusus. Selain itu  juga terdapat

cairan pembersih bahan dan peralatan, yang konsentratnya  masuk kategori limbah

B3.

3.7. Industri perakitan kendaraan bermotor. Kelompok ini meliputi perakitan

kendaraan bermotor seperti mesin, disel,  dan pembuatan badan kendaraan (karoseri).

Limbahnya lebih banyak bersifat  padatan, tetapi dikategorikan sebagai non B3.

Yang termasuk B3 berasal dari proses penyiapan logam (bondering) dan pengecatan

yang mengandung logam  berat seperti Zn dan Cr.

3.8. Industri baterai kering dan aki Limbah padat baterai kering yang dianggap bahaya

berasal dari proses filtrasi. Sedangkan limbah cairnya berasal dari proses penyegelan.

Industri aki menghasilkan limbah cair yang beracun, karena menggunakan H2SO4

sebagai cairan elektrolit.

3.9. Rumah sakit Rumah sakit menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair,

bahkan juga limbah gas, bakteri, maupun virus. Limbah padatnya berupa sisa obat-

obatan,  bekas pembalut, bungkus obat, serta bungkus zat kimia. Sedangkan limbah 

cairnya berasal dari hasil cucian, sisa-sisa obat atau bahan kimia  laboratorium dan

lain-lain. Limbah padat atau cair rumah sakit mempunyai karateristik bisa

7

Page 8: pengelolaan limbah kimia

mengakibatkan infeksi atau penularan penyakit. Sebagian juga beracun dan bersifat

radioaktif. Selama ini sangat sulit mengetahui secara persis, berapa jumlah limbah B3

yang dihasilkan suatu industri, karena pihak industri enggan melaporkan jumlah dan

akrakter limbah yang sebenarnya. Padahal, kejujuran pihak industri untuk

melaporkan secara rutin jumlah dan karakter limbahnya  merupakan informasi

berharga untuk menjaga keselamatan lingkungan bersama. Keengganan mereka

berawal dari biaya pengolahan limbah yang terlampau  mahal, sehingga yang terjadi

adalah “kucing-kucingan” guna menghindari keharusan melakukan pengolahan.

Untuk itu diperlukan kebijaksanaan yang tidak terlampau menekan industri, agar

industri terangsang untuk mengolah limbahnya sendiri.

4. Limbah Kimia

Hingga saat ini, limbah kimia bahan beracun dan berbahaya (B3) menjadi masalah besar

bagi kita karena material limbah memberikan efek buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.

Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan pengetahuan mengenai manajemen

pengolahan limbah. Pada dasarnya penanganan limbah bukanlah hal yang sulit dilakukan,

namun demikian pelaksanaannya perlu kesungguhan dan niat untuk menyelamatkan

kesehatan dan lingkungan kita.

Definisi limbah sendiri adalah produk buangan yang telah terpakai.

Limbah ini bisa berasal dari pabrik, pertambangan, pertanian,

medis, laboratorium, dll.

Sedangkan jenis limbah bisa merupakan bahan beracun dan

berbahaya (B3) maupun limbah non B3. Limbah yang mengandung B3 ini tentunya harus

mendapat perhatian khusus karena secara langsung maupun tak langsung dapat mencemari,

merusak, termasuk membahayakan bagi linkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup

manusia maupun makhluk hidup lain. Tingkat bahaya ini dapat diketahui dari material limbah

8

Page 9: pengelolaan limbah kimia

berdasarkan sifat (misal air raksa/Hg), konsentrasi (misalnya tembaga/Cu) ataupun jumlahnya

(misal fenol, arsen).

Karakteristik Limbah Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak) 

Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solvent)

Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator) 

Berbahaya/harmful (misal logam berat) 

Menyebabkan infeksi (misal :bakteri /limbah rumah sakit) 

Bersifat korosif (misal : asam kuat) 

Bersifat irritatif (misal : basa kuat) 

Beracun (misal : HCN, As) 

Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (misal : merkuri, turunan benzena) 

Bahan Radioaktif (misal : Uranium, plutonium,dll)

Pengelolaan Limbah kimiaLaboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang

berbahaya bila tidak ditangani secara benar.Sumber limbah tersebut antara lain dari :

Bahan baku kadaluarsa

Bahan habis pakai (misal eluan dan medium biakan yang tidak terpakai)

Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)

Berkaitan dengan pembuangan limbah ini, bukan hanya ketentuan hukum saja yang mengatur

dan menjerat, akan tetapi termasuk juga pengertian tanggung jawab pribadi terhadap

lingkungan. Sehingga sudah semestinyalah harus ditekankan untuk mengumpulkan dan

secara profesional membuang residu bahan kimia.

Potensi Polutan Air (WGK)

9

Page 10: pengelolaan limbah kimia

Perusahaan besar seperti Merck mencantumkan potensi polutan air terhadap berbagai

kelas dengan Wassergefaehrdungsklassen (WGK) berdasarkan bahaya polusi yang

ditimbulkan.

Kriteria penilaiannya berdasarkan NWG (nicht wassergefaehrdend) yaitu :

0 = tidak berbahaya untuk air

1 = senyawa penyebab polusi ringan

2 = senyawa penyebab polusi

3 = senyawa penyebab polusi berat

WGK 1 WGK 2 WGK 3

Asam asetat

Alumunium klorida

Besi klorida

Magnesium klorida

Metanol

Asetonitril

Klorobenzena

Kobal nitrat

Tembaga(II) sulfat

Timah hitam klorida

Benzena

Kadmium klorida

Kloroform

Nikel sulfat

Kalium kromat

Definisi Limbah Bahan Kimia Berbahaya adalah Limbah yang mempunyai efek toksik dan

berbahaya terhadap manusia.

Adapun klasifikasi pengumpulan limbah labotorium antara lain :

Kelas Jenis

A Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam

larutan

B Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik

dalam larutan

C Residu padatan bahan kimia laboratorium organik

D Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan

10

Page 11: pengelolaan limbah kimia

kemasan pada pH 6 -8

E Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan

larutannya

F Senyawa beracun mudah terbakar

G Residu air raksa dan garam anorganik raksa

H Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara

terpisah

I Padatan anorganik

J Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

Untuk pelarut organik bebas halogen - kelas A antara lain :

• Aliphatic and alicyclic hydrocarbons

• Aromatic hydrocarbons

• Alcohols

• Ketones

• Esters

• Ethers

• Glycol ethers

Pelarut Organik mengandung Halogen – Kelas B :

• CFC (chlorinated fluorinated hydrocarbons)

• CHC (chlorinated hydrocarbons)

• HHC (halogenated hydrocarbons)

11

Page 12: pengelolaan limbah kimia

Cara Pengumpulan Limbah Laboratorium

Pembuangan Limbah

Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah menurut tipe

bahan kimia yang berkaitan 

Wadah diberi label (A-J) 

Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam satu kategori tidak

bereaksi satu sama lain 

Pengecekan untuk kandungan asam dan basa 

Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan. Sediakan larutan penetral.

Wadah Cairan Pelarut Organik

Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan

Tidak mudah pecah/rusak

Anti-bocor dan rapat gas

Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah internasional

Wadah harus ditempatkan di ruang berventilasi baik

Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk mencegah penguapan uap berbahaya

Pilih wadah yang tepat (mengeliminir kebocoran)

Kemasan untuk limbah asam dan basa:

Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner

1. Corong untuk kemasan baja nirkarat

2. Corong untuk kemasan Kombinasi

3. Corong untuk kemasan PE

12

Page 13: pengelolaan limbah kimia

1                                     2                                  3

Sedang untuk pelarut organik yang secara umum bersifat mudah terbakar, perlakuan

wadah/penampungnya :

Hindari sumber nyala (api terbuka, loncatan listrik, elektris statis, permukaan panas)

Grounding (“Bumikan”) wadah penampungan

Persyaratan Wadah

Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan kebocoran. 

Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan karakteristik limbah B3

yang hendak dikemas. 

Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC), atau bahan logam (teflon, baja,

karbon, SS304, SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi bereaksi dengan limbah B3

yang disimpannya.

Prinsip Pengemasan Limbah B3 :

1. Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.

2. Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan

volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan. 

13

Page 14: pengelolaan limbah kimia

3. Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan

kemasan lain. 

4. Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

5. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai

bagian pengelolaan limbah.

Senyawa Inkompatibel (tidak boleh dicampur)

Senyawa Tidak boleh dicampur dengan

Eksplosif atau

menghasilkan

panas, gas

atau

substansi yang

mudah

menyala

Menghasilkan

gas toksik,

atau tidak

stabil atau

substansi

berbahaya

Asam asetat Alkohol, asam kromat, etilen

glikol,asam nitrat,

asam perklorat, peroksida,

permanganat

x

Asetat anhidrat Asam kromat, etilen glikol, asam

nitrat, asam perklorat, peroksida,

permanganat.

alkohol, air : senyawa yang

mengandung hidroksil

x

Aseton Campuran asam nitrat / asam sulfat

pekat

x

Asetilen halogen, tembaga dan alloy nya, x

14

Page 15: pengelolaan limbah kimia

silver dan mercury, garam logam

berat

Logam alkali Air, asam, alkohol, halogen, asam

halida,oksigen udara,garam,

hidrokarbon terhalogenasi, seluruh

oksidator, karbondioksida

x

Alkil aluminium Air, udara,alkohol x

Aluminium

klorida

Air, alkohol, hidrida x

Bubuk

Aluminium

Semua agen oksidator, asam, alkali,

hidrokarbon halogenasi, peroksida

x

Amoniak dan

alkil amina yang

lebih rendah

halogen, bubuk logam, asam,

merkuri (dari termometer), kalsium

hipoklorit, asam fluorida

x

Ammonium

nitrat

Asam, bubuk logam, cairan mudah

menyala, klorat, nitrat, sulfur,

senyawa organik bercabang atau

material mudah menyala

x

Senyawa

arsenik

Senyawa pereduksi x

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari materi diatas seperti :

Manajemen limbah yang baik mengurangi efek buruk dari material terhadap

lingkungan

Jangan buang limbah langsung ke lingkungan atau ke saluran air (meledak!)

Limbah juga memberikan potensi polusi terhadap air

15

Page 16: pengelolaan limbah kimia

Kelompokan limbah laboratorium berdasarkan klasifikasinya

Wadah juga harus dipilih yang sesuai dengan limbah yang ditampung

Perhatikan sifat inkompetibelitas tiap zat kimia yang dibuang yang bisa

memunculkan reaksi eksotermis hingga ledakan.

16