pengelolaan dana desa

Upload: david-nugroho

Post on 05-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengelolaan Keuangan Desa

TRANSCRIPT

PKN

PKNKelompok 2

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Keuangan Negara

Kelompok 2:

1.Budi RaharjoF1314026

2.Dedi FafantoF1314030

3.Erry Dwi PrabowoF1314099

4.Yulia TrisaptyaF1314107

Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sebelas MaretSurakarta2015

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

A. PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPembangunan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah, karena didalamnya terkandung unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta menyentuh secara langsung kepentingan sebagian besar masyarakat yang bermukim di perdesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam pembangunan desa pemerintahan desa berkedudukan sebagai subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, sehingga desa memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri.

Dalam menyelengarakan kewenangan, tugas, dan kewajiban desa dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan maka dibutuhkan sumber pendapatan desa. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sumber-sumber pendapatan desa antara lain :1. Pendapatan Asli Desa; 2. Alokasi APBN; 3. Bagian dari hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota; 4. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota; 5. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota; 6. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan 7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah. Beberapa alasan yang menyebabkan desa membutuhkan sumber-sumber pendapatan yaitu: 1. Desa memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang kecil dan sumber pendapatannya sangat bergantung pada bantuan yang sangat kecil pula. 2. Kesejahteraan masyarakat desa yang rendah sehingga sulit bagi desa mempunyai Pendapatan Asli Desa (PADes) yang tinggi. 3. Masalah itu diikuti dengan rendahnya dana operasional desa untuk menjalankan pelayanan publik. 4. Banyak program pembangunan masuk ke desa akan tetapi hanya dikelola oleh Dinas/SKPD dimana program semacam itu mendulang kritikan karena program tersebut tidak memberikan akses pembelajaran bagi Desa, dan program itu bersifat top down sehingga tidak sejalan dengan kebutuhan Desa dan masyarakatnya.

Dengan terbitnya Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, saat ini desa dituntut mampu melaksanakan pengelolaan desa dengan baik dan benar.Pemerintahan desa kini diwajibkan melaksanakan administrasi pengelolaan keuangan desa secara transparan, akuntabel, partisipatif dan dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan desa tersebut, pemerintah kabupaten/kota diwajibkan membuat Peraturan Kepala Daerah tentang pedoman pengelolaan keuangan desa yang selanjutnya akan dijadikan dasar bagi desa untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan desa. Pedoman pengelolaan keuangan desa yang harus disusun oleh pemerintah kabupaten/kota ini harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

B. ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESAAsas Pengelolaan Keuangan Desa adalah sebagai berikut :1. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.2. Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember

C. KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA1. Kepala Desa 1) Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa mempunyai kewenangan:a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;b. menetapkan PTPKD;c. menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;d. menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa; dane. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.2) Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD).

2. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD)1) PTPKDberasal dari unsur Perangkat Desa, terdiri dari:a. Sekretaris Desa;b. Kepala Seksi; dan Bendahara2) PTPKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa

3. Sekretaris Desa Sekretaris Desa bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa. Sekretaris Desa selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa mempunyai tugas:a. menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;b. menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa;c. melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDesa;d. menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa; dane. melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa

4. Kepala Seksi Kepala Seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Kepala Seksi mempunyai tugas:a. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya;b. melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang telah ditetapkan di dalam APBDesa;c. melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan;d. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;e. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa; danf. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan

5. Bendahara Bendahara di jabat oleh staf pada Urusan Keuangan di desa. Bendahara mempunyai tugas menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa

D. APBDesaAPBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. APBdesa terdiri atas:1. Pendapatan Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri atas kelompok:a. Pendapatan Asli Desa (PADesa);1) Hasil usaha antara lain hasil Bumdes, tanah kas desa.2) Hasil asset antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi3) Swadaya, partisipasi dan Gotong royong adalah membangun dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga, barang yang dinilai dengan uang.; dan4) Lain-lain pendapatan asli desa antara lain hasil pungutan desa.b. Transfer terdiri atas jenis:1) Dana Desa;2) Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;3) Alokasi Dana Desa (ADD);4) Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan5) Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.c. Pendapatan Lain-Lain terdiri atas jenis:1) Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat adalah pemberian berupa uang dari pihak ke tiga.; dan2) Lain-lain pendapatan Desa yang sah antara lain pendapatan sebagai hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.2. Belanja DesaMeliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan desa. Belanja desa terdiri atas kelompok:a. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;b. Pelaksanaan Pembangunan Desa;c. Pembinaan Kemasyarakatan Desa;d. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dane. Belanja Tak Terduga.Kelompok belanja desa dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa. Kegiatan tersebut terdiri atas jenis:a. Belanja PegawaiJenis belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan BPD, dianggarkan dalam kelompok Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kegiatan pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan dan pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.b. Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja barang/jasa meliputi:1) alat tulis kantor;2) benda pos;3) bahan/material;4) pemeliharaan;5) cetak/penggandaan;6) sewa kantor desa;7) sewa perlengkapan dan peralatan kantor;8) makanan dan minuman rapat;9) pakaian dinas dan atributnya;10) perjalanan dinas;11) upah kerja;12) honorarium narasumber/ahli;13) operasional Pemerintah Desa;14) operasional BPD;15) insentif Rukun Tetangga /Rukun Warga adalah bantuan uang untuk operasional lembaga RT/RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat desa.; dan16) pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat. dilakukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.c. Belanja ModalBelanja Modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan.d. Belanja tidak terdugaDalam keadaan darurat dan/atau Keadaan Luar Biasa (KLB), pemerintah Desa dapat melakukan belanja yang belum tersedia anggarannya. Yang dimaksud dengan Keadaan darurat dan/atau KLB adalah keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang dan/atau mendesak. Keadaan darurat misalnya keadaan yang dikarenakan bencana alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana.Keadaan luar biasa misalnya karena KLB/wabah.Keadaan darurat dan luar biasa ditetapkan dengan Keputusan Bupati/walikota.

3. Pembiayaan DesaMeliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas kelompok:a. Penerimaan Pembiayaan, mencakup:.1) Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnyaSiLPA merupakan pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SiLPA digunakan untuk:a) menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja;b) mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; danc) mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan.2) Pencairan Dana CadanganPencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas Desa dalam tahun anggaran berkenaan; 3) Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menganggarkan hasil penjualannkekayaan desa yang dipisahkan.b. Pengeluaran PembiayaanPengeluaran pembiayaan terdiri dari:1) Pembentukan Dana CadanganPemerintah Desa dapat membentuk dana cadangan untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan ini harus ditetapkan dengan peraturan desa yang minimal memuat: penetapan tujuan pembentukan dana cadangan; program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan; besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan; sumber dana cadangan; dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.Pembentukan dana dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan Desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembentukan dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri. Dan Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan Kepala Desa.2) Penyertaan Modal Desa.Penyertaan Modal Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut penyertaaan modal adalah pengalihan kepemilikan aset milik desa yang semula merupakan kekayaan yang tidak terpisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal /saham desa pada Badan Usaha Milik Desa.

E. PENGELOLAAN1. Perencanaan Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa.Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa ini disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa tersebut paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud, maka Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa,Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.Pembatalan Peraturan Desa ini sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya.Dalam hal Pembatalan, Kepala Desa hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan Pemerintah Desa.Kepala Desa memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD mencabut peraturan desa dimaksud.Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada camat atau sebutan lain. Camat menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu maka Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. Dalam hal Camat menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, Camat menyampaikan usulan pembatalan Peraturan Desa kepada Bupati/Walikota.

2. Pelaksanaan Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.Pengaturan jumlah uang dalam kas desa ini ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota.Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa.Pengeluaran desa ini tidak termasuk untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa.Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya yang telah disahkan oleh Kepala Desa.Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa :a. Rencana Anggaran BiayaPelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya. Rencana Anggaran Biaya ini di verifikasi oleh Sekretaris Desa dan di sahkan oleh Kepala Desa.Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa.b. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)Berdasarkan rencana anggaran biaya, pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa.Surat Permintaan Pembayaran (SPP) ini tidak boleh dilakukan sebelum barang dan atau jasa diterima. Pengajuan SPP terdiri atas:1) Surat Permintaan Pembayaran (SPP);2) Pernyataan tanggungjawab belanja; dan3) Lampiran bukti transaksi.Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, Sekretaris Desa berkewajiban untuk:1) meneliti kelengkapan permintaan pembayaran di ajukan oleh pelaksana kegiatan;2) menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBdes yang tercantum dalam permintaan pembayaran;3) menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan4) menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Berdasarkan SPP yang telah di verifikasi Sekretaris Desa, Kepala Desa menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.Pembayaran yang telah dilakukan, selanjutnya bendahara melakukan pencatatan pengeluaran.c. PerpajakanBendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.d. Pengadaan barang dan/atau jasaPengadaan barang dan/atau jasa di Desa diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.e. Perubahan Peraturan DesaPerubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran. Perubahan Peraturan Desa ini dapat dilakukan apabila terjadi:1) keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;2) keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;3) terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan; dan/atau4) terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;5) perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.f. Bantuan KeuanganDalam hal Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBDKabupaten/Kota serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke desa disalurkan setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa, perubahan diatur dengan Peraturan Kepala Desa tentang perubahan APBDesa.Perubahan APBDesa ini harus diinformasikan kepada BPD.3. PenatausahaanPenatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.Laporan pertanggungjawaban ini disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran menggunakan:a. buku kas umum;b. buku Kas Pembantu Pajak; danc. buku Bank.

4. PelaporanKepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa:a. laporan semester pertama, disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.b. laporan semester akhir tahun, disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.5. PertanggungjawabanKepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dilampiri:a. format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan;b. format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan;c. format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesadiinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Laporan ini disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

F. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN1. Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari Kabupaten/Kota kepada Desa.2. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.

LAIN-LAINAturan terkait Dana Desa :1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa;3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

1 | Page