pengedalian proyek dengan metode artikel teknik sipilrepository.utu.ac.id/588/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGEDALIAN PROYEK DENGAN
METODE EARNED VALUE
(STUDI KASUS PEMBANGUNAN PERUMAHAN
GRIYA MAHONI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN
ACEH-BARAT)
ARTIKEL TEKNIK SIPIL
Disusun Oleh ;
Faridah
NIM : 08C10203009
Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK)
Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG – MEULABOH
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan, pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari
manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi
kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu.
Kemungkinan penyimpangan terhadap rencana dalam aspek biaya dan waktu yang
digunakan untuk suatu pekerjaan konstruksi harus diukur secara berkelanjutan.
Penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan adanya
pengelolaan proyek yang buruk (Ahuja et al, 1994).
Bisnis perumahan merupakan usaha yang dilakukan oleh pengembang
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas investasi yang ditanamkan.
Oleh karena itu diperlukan adanya analisis biaya dan waktu secara terpadu,
dengan menggunakan konsep earned value diharapkan dapat memperlihatkan
prestasi suatu pekerjaan, serta membuat prakiraan berupa total biaya dan waktu
yang diperlukan sampai proyek tersebut selesai. Proyek perumahan yang ditinjau
pada penelitian ini adalah pembangunan perumahan Griya Mahoni yang berada di
Jalan Keuramat Ranto Panjang Timur Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh-
Barat dengan luas area 650 Ha. Proyek ini di rencanakan berlangsung selama 120
hari atau setara dengan 16 minggu, dan diprediksi akan menghabiskan dana Rp
405.000.000,00 yang dibangun oleh CV. Reveyva Graha Property selaku pihak
pengembang bekerja sama dengan Bank BTN dan PT. Pos Indonesia. Pada
penelitian ini akan dievaluasi biaya dan waktu perumahan griya mahoni khusus
untuk rumah Type 80/140. Untuk lebih jelas mengetahui tentang lokasi proyek
dapat dilihat pada Lampiran A.1.1 sampai A.1.3 peta lokasi proyek Halaman 36-
37.
Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis tertarik untuk
membahasnya sebagai tugas akhir berupa analisis waktu dan biaya dengan
2
mengambil studi pada proyek program pembangunan perumahan untuk
mengetahui proyek tersebut berjalan tepat waktu atau tidak, dan proyek tersebut
mengalami keuntungan atau kerugian.
1.2 Identifikasi Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menyusun pengendalian waktu dan biaya proyek dengan
metode earned value
2. Bagaimana mengukur earned value yaitu pekerjaan sesungguhnya telah
dicapai dari rencana kerja rinci sebelumnya, pengukuran melihat kepada
dua hal yaitu jadwal dan waktu
3. Berapa besar perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan Proyek Pembangunan Perumahan Griya Mahoni
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana pengendalian biaya dan waktu pada suatu proyek yang
kegiatannya kompleks, sehingga memerlukan suatu system pengendalian yang
efektif dan sesuai dengan teori-teori pengendalian, seperti teori konsep nilai hasil
(earned value consept).
sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengevaluasi efektifitas pelaksanaan proyek konstruksi terhadap
biaya dan waktu.
2. Melalui metode ini, tindakan dini dapat diambil sebelum proyek konstruksi
mengalami kegagalan terhadap waktu maupun biaya.
3. Mengetahui berapa besar perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan Proyek Pembangunan Perumahan Griya
Mahoni.
3
1.4 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah
Dengan menggunakan metode konsep nilai hasil yang merupakan suatu
metode pengendalian yang efektif yang dapat dipakai untuk mengkaji terjadinya
penyimpangan waktu dan biaya sehingga dapat memperkirakan besarnya biaya
dan jadwal sampai akhir proyek yang telah direncanakan sesuai kontrak, dengan
mengacu pada indikator-indikator BCWS, BCWP, dan ACWP.
Melihat ruang lingkup permasalahannya maka kami membatasi pokok
masalahnya sebagai berikut :
1. Penelitian perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu dengan metode
earned value, ditinjau pada bulan ke-1 dan bulan ke-3
2. Data proyek berupa RAB, biaya aktual dan laporan kemajuan fisik
mingguan proyek yang diperoleh dari pihak pemilik proyek.
3. Analisa perhitungan dilakukan dengan menggunakan konsep nilai hasil
(earned value consept ) pada schedule dengan batasan waktu dan biaya
4. Analisa perhitungan tersebut berdasarkan 3 indikator yaitu pembiayaan
kondisi BCWS (Budget Cost For Work Schedule), BCWP (Budgeted Cost
For Work Performed), ACWP (Actual Cost For Work Performed)
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan manfaat teoritis, yaitu meningkatkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang manajemen konstruksi, khususnya dalam
teknik dan metode pengendalian suatu pembangunan.
2. Manajemen proyek dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mendapat
hasil seperti yang di harapkan.
3. Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang
sesuai kontrak, apabila terjadi hal–hal yang tidak ekonomis atau biaya di
luar/melebihi anggaran.
4. Mengurangi di efisiensi didalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi Proyek
Ervianto (2002), proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi
dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan
kerja.
2.2 Pengendalian Proyek
Menurut Adjie (2010), selain melakukan perencanaan yang baik dan
matang terhadap resources, perencanaan sistem pengendalian proyek harus
mendapatkan perhatian yang sama besarnya. Hal ini dikarenakan pengendalian
proyek adalah suatu tahap dimana dilakukan kontrol terhadap pelaksanaan,
apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Syarat
penting untuk mencapai keberhasilan suatu proyek adalah proses pengendalian
yang efektif terhadap biaya, dan waktu.
2.3 Metode Analisis
Menurut Didik (2013), analisis kinerja pelaksanaan pekerjaan umumnya
dilakukan terhadap 3 pusat kontrol, yaitu: paket pekerjaan, cost account, dan
overheads.
5
1. Paket Pekerjaan (Work Package)
Kontrol terhadap work package umumnya dilakukan secara langsung
dengan meninjau variasi antara anggaran dengan kenyataan. Ini dimungkinkan
karena paket pekerjaan tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga
volumenya tidak terlalu besar dan waktunya tidak terlalu panjang seperti sudah
diuraikan sebelumnya. Suatu paket pekerjaan adalah suatu satuan pekerjaan yang
cukup besar sehingga setiap penyimpangan yang terjadi harus diidentifikasi
dengan segera sebelum menjadi berbahaya. Biasanya waktu pelaksanaan paket
pekerjaan adalah antara 4 sampai 8 minggu. Dengan waktu yang singkat tersebut
maka kemajuan pekerjaan dan analisa biaya dapat dilakukan berdasarkan paket
pekerjaan yang telah diselesaikan. Estimasi yang bersifat subjektif dibatasi untuk
paket pekerjaan yang sudah dimulai tetapi belum selesai.
2. Cost Account
Analisis kinerja pada unit pekerjaan/cost account yang lebih besar dapat
dilakukan dengan pendekatan yang sama. Biasanya kemajuan pekerjaan secara
total merupakan estimasi subjektif yang digambarkan pada kurva S proyek. Untuk
proyek kecil, kinerja biasanya diukur untuk keseluruhan proyek. Jika proyek
semakin besar informasi kemajuan proyek secara global dinilai tidak cukup
sensitif untuk dapat memberikan reaksi atas setiap deviasi yang terjadi. Untuk itu
proyek harus dipecah dan setiap bagian atau tingkatan dari WBS dapat dijadikan
cost account terhadap mana kinerja akan dinilai.
3. Overheads
Untuk menganalisa biaya harus dibedakan antara biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung seperti tenaga kerja, material dan peralatan dapat
dengan mudah dialokasikan pada setiap paket pekerjaan. Sementara itu biaya
tidak langsung (overheads) dapat dikategorikan atas dua bagian:
Direct overheads yang dapat dialokasikan proporsional terhadap paket
pekerjaan, misalnya: overheads unit perancangan.
Indirect overheads seperti administrasi kantor pusat, gaji direksi yang tidak
dapat didistribusikan ke dalam paket pekerjaan. Overhead ini harus dianalisa
tersendiri dan biasanya dibuat linear terhadap waktu.
6
2.4 Konsep Waktu dan Biaya
Pratiwi (2012), menjelaskan secara rinci bahwa, dalam suatu dokumen
kontrak perjanjian telah ditetapkan waktu pelaksanaan suatu proyek konstruksi
yang sangat berpengaruh terhadap nilai pembayaran suatu proyek. Penetapan
jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek sangat terkait dengan nilai biaya proyek
itu sendiri. Bila biaya atau jadwal tidak terkendali sebagaimana mestinya, maka
pemilik akan mengalami kesulitan biaya dalam menyelesaikan proyek. Sehingga
pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi umumnya bersamaan dengan
pengendalian biaya.
Secara konsep, umumnya sebelum kegiatan/pekerjaan dilaksanakan maka
terlebih dahulu dilakukan perencanaan. Tujuan dari perencanaan adalah
melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan
dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor
keselamatan.
Dalam mengerjakan sebuah proyek dibutuhkan sebuah perencanaan yang
matang hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat
tercapai sesuai dengan waktu dan dana yang telah ditetapkan diawal kegiatan
proyek. Untuk itu manajer proyek harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber
daya yang dialokasikan dalam proyek digunakan dengan cara yang paling efisien
ini berarti perencanaan proyek harus dilakukan secara profesional yang didasarkan
pada siklus perencanaan proyek.
Siklus pengendalian proyek disajikan sebagai urutan langkah untuk
memandu proyek untuk penyelesaian yang sukses. Rencana awal adalah titik awal
untuk pengendalian proyek karena garis rencana untuk mengelola proyek.
Pengendalian siklus proyek memantau kinerja dan membandingkannya dengan
rencana awal, juga mengabungkan mekanisme untuk perubahan ruang lingkup.
Unsur-unsur dalam siklus perencanaan proyek terdiri dari :
Purpose of project (tujuan dari proyek) maksudnya suatu tahapan proyek
harus didasarkan pada tujuan dan sasaran proyek sekaligus menyiapkan
segala program dan administrasi agar dapat diimplementasikan dengan
7
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu
dan waktu yang direncanakan.
Project life-cycle (siklus hidup proyek) maksudnya untuk menggambarkan
langkah-langkah urutan sejak proses awal hingga proses berakhirnya suatu
proyek.
Scope of work (lingkup pekerjaan) mendefinisikan pencakupan suatu proyek
dan hanya dibatasi pada pemenuhan tujuan yang dinyatakan pada sebuah
proyek
Work breakdown structure (struktur rincian pekerjaan) adalah salah satu alat
manajemen lingkup utama yang digunakan membagi lingkup pekerjaan yang
dikelola, direncanakan, ditugaskan, diperkirakan, dan dikendalikan sesuai
dengan BOM (Bill Off Material)
Organization Breakdown Structure (OBS) adalah struktur rincian organisasi.
Critical Path Method (CPM) adalah metode jalur kritis yang menggunakan
diagram jaringan untuk menyajikan paket pekerjaan dan kegiatan dalam
urutan logis dari pekerjaan yang dikembangkan dengan durasi dan kalender
kerja yang diperkirakan dengan perkiraan ketersediaan pengadaan dan
sumber daya yang diasumsikan
Procurement schedule (jadwal pengadaan) adalah keputusan membuat atau
membeli akan menentukan apakah tagihan material termaksud masalah
pengadaan atau masalah sumber daya.
Resource histogram adalah sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam jadwal barchart diperkirakan
dan dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya
Cash-flow statement adalah laporan arus kas. Yaitu laporan dari keuangan
tentang pengeluaran dana, pengadaan dan sumber daya.
Project control adalah tahap pengendalian maksudnya tahapan ini untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan berjalan
dengan lancar.
Earned value (analisa nilai hasil) adalah tahap pengukuran kinerja biaya dan
waktu.
8
2.4.1 Pengendalian waktu
Didik (2013), menjelaskan pengendalian waktu ditujukan agar waktu
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang direncanakan. Dalam
suatu pelaksanaan harus sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, karena
sangat menentukan keberhasilan dari suatu proyek. Pada umumnya perubahan
waktu pelaksanaan akan mempengaruhi anggaran apabila konstruksi proyek
masih berlangsung, jelas bahwa penyelesaian aktual harus dibandingkan dengan
rencana menyeluruh.
2.4.2 Pengendalian biaya
Pratiwi (2012), pengendalian biaya diperlukan untuk menjaga kesesuain
antara perencanaan dan pelaksanaan. Pengendalian bertujuan untuk menjamin
biaya proyek tidak melampaui rencana anggaran pelaksanaannya. Peluang
terbesar untuk menekan biaya akhir proyek adalah pada tahap studi kelayakan dan
perencanaan. Hal yang diperlukan untuk mengontrol pengendalian biaya adalah
rencana anggaran pelaksanaan yang menyangkut mutu, volume, dan harga satuan
pekerjaan yang didapatkan.
Informasi yang dibutuhkan kontraktor agar pengendalian tersebut dapat
tercapai sasaran yang efisien dan efektif yaitu :
Biaya proyek yang digunakan sesuai dengan hasil bagian pekerjaan yang
telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau lebih kecil dari
rencana biaya), dimana hal itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan
apa yang akan dikerjakan.
Memperkirakan biaya yang akan datang sesuai rencana atau melebihi
rencana. Adalah sangat penting menyadari kecenderungan yang akan terjadi
sedini mungkin, tahap atau hal yang akan mempengaruhi biaya. Ketika biaya
dengan pasti berbeda, biasa sangat terlambat disadari. Rahasia dari suatu
pengendalian yang nyata adalah dapat menentukan kecenderungan–
kecenderungan yang akan dapat secepat mungkin begitu hal tersebut mulai
9
terjadi dan dapat mengatasinya. Dengan demikian manajemen proyek perlu
dapat meramalkan biaya akhir dari bagian proyek atau keseluruhan proyek.
Hal yang diperhatikan tentang biaya adalah hubungannya dengan waktu
pelaksanaan. Umumnya percepatan pekerjaan dalam penyediaan bahan
mengurangi biaya pelaksanaan. Apakah diperlukan pelaksanaan yang lebih
cepat dan beberapa besar pengaruhnya terhadap biaya. Manfaat apa yang
akan didapat dengan mempercepat waktu, maka manajemen proyek sangat
perlu mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang pengaruh ini.
Adapun teknik pengendalian yang lebih rinci dilaksanakan langkah
langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan target atau standar waktu untuk suatu bagian pekerjaan yang
harus diselesaikan dengan kontrol tertentu .
2. Apabila suatu bagian lengkap pekerjaan yang ditargetkan telah
dilaksanakan, dibandingkan prestasi aktualnya dengan target.
3. Berikan penilaian, lakukan evakuasi dan tetapkan pengaruh prestasi yang
sekarang terhadap prospek penghasilan dimasa mendatang.
4. Jika diperlukan, rencanakan ulang sehingga target semula dapat dicapai
atau dapat didekati .
5. Meminta tindak lanjut yang sesuai dari para penanggung jawab langsung
atas berbagai kegiatan yang dimaksudkan .
2.5 Konsep Earned Value
Konsep earned value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep earned
value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent
complete) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya
aktual yang sudah dikeluarkan atau yang disebut dengan actual cost serta apa
yang yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned
value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan konsep earned value,dapat
dihubungkan antara kinerja biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan
10
varian dari biaya dan waktu (Fleming & Koppelman,1994). Berdasarkan kinerja
biaya dan waktu ini, seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi kinerja
keseluruhan proyek maupun paket-paket pekerjaan di dalamnya dan kemudian
memprediksi kinerja biaya dan waktu penyelesaian proyek. Hasil dari evaluasi
kinerja proyek tersebut dapat digunakan sebagai early warning jika terdapat
inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan
kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan metode pelaksanaan agar
pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah.
Laporan status penyelesaian proyek. Informasi pengelolaan proyek dari
kedua sistem tersebut saling melengkapi, namun dapat menghasilkan informasi
yang berbeda mengenai status proyek. Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem
yang mampu mengintegrasikan antara informasi waktu dan biaya. Untuk
kepentingan tersebut, konsep earned value dapat digunakan sebagai alat ukur
kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek waktu. Fleming dan
Koppelman (1994), menjelaskan konsep earned value dibandingkan manajemen
biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada Gambar 2.1, manajemen biaya
tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana
antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan manajemen biaya tradisional,
status kinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa biaya
aktual memang lebih rendah, namun dalam kenyataannya bahwa biaya aktual
yang lebih rendah dari rencana ini tidak menunjukkan bahwa kinerja yang telah
dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Adanya analisis biaya dan waktu
secara terpadu, sehingga diharapkan dapat dengan akurat memperlihatkan prestasi
suatu pekerjaan pada saat pelaporan, serta membuat prakiraan berupa total biaya
dan waktu yang diperlukan sampai proyek tersebut selesai. Kemudian dari hasil
analisis tersebut dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar hasil
pekerjaan mencapai sasaran. Sebaliknya, konsep earned value memberikan
dimensi yang ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga
ini adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut
earned value/percent complete. Adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer
11
proyek akan dapat lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari
sejumlah biaya yang telah dikeluarkan (Gambar 2.1).
2.5.1 Analisa indikator-indikator value
Ervianto (2004), menjelaskan ada tiga indikator-indikator dasar yang
menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari proyek berdasarkan konsep earned
value. Ketiga indikator tersebut adalah:
1. Planned Value (PV)
Merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja
yang telah disusun terhadap waktu tertentu. Disebut juga dengan BCWS (Budget
Cost of Work Schedule). PV dapat dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang
direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu.
RencanaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PermingguRencanaBobotBCWS
2. Earned value (EV)
Merupakan nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode
waktu tertentu. Disebut juga BCWP (Budget Cost of Work Performed), EV ini
dapat dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Gambar 2.1 Perbandingan manajemen biaya tradisional dengan konsep earned valueSumber : Soemardi dkk, 2007, dikutip Mandiyo Priyo & Noor Adi Wibowo (2008) JurnalIlmiah Semesta Teknika
12
RencanaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PerminggunPelaksanaaBobotBCWP
3. Actual Cost (AC)
Merupakan representasi dari keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. Atau disebut juga dengan
ACWP (Actual Cost of Work Performed), AC tersebut dapat berupa kumulatif
hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam waktu
tertentu.
nPelaksanaaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PerminggunPelaksanaaBobotACWP
Penggunaan konsep earned value dalam penilaian kinerja proyek
dijelaskan dalam gambar yang tertera dibawah ini :
M. Priyo (2008), menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan
penilaian ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Cost variance (CV)
Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket
pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
Gambar 2.2 Kurva S earned valueSumber : Soemardi et al, 1997, dikutip : Mandiyo Priyo & Noor Adi Wibowo (2008) JurnalIlmiah Semesta Teknika
Periode saat ini
13
dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai
negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih
rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
CV = BCWP - ACWP ....................................... (2.1)
b. Schedule variance (SV)
Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara
BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan
proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif
menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket paket pekerjaan yang
terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.
SV = BCWP - BCWS .................................... (2.2)
c. Cost performance index (CPI)
Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan
membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP)
dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP).
ACWP
BCWPCPI .................................................... (2.3)
Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap
nilai proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1
menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan (ACWP)
lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau dengan kata
lain terjadi pemborosan.
d. Schedule performance index (SPI)
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat
diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah
diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan
berdasar rencana pekerjaan (BCWS).
Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu
diselesaikan (relatif terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang
direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan
14
tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target
pekerjaan yang sudah direncanakan.
)4.2(........................................BCWS
BCWPSPI
e. Budget estimate to complete (BETC)
Bila dianggap kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetap, maka
BETC adalah merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersisa, sehingga BETC adalah anggaran pekerjaan tersisa dibagi
dengan indek kinerja biaya. Perkiraan biaya pekerjaan tersisa dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
CPI
BCWPBACBETC
)( .......................... (2.5)
f. Budget estimate at completion (BEAC)
BEAC adalah jumlah pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah
perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa. Perkiraan biaya total diperlukan untuk
mengetahui apakah dana yang tersisa cukup untuk menyelesaikan pekerjaan yang
tersisa. Rumus untuk menghitung perkiraan biaya total proyek sebagai berikut.
BEAC = ACWP + BETC ....................... (2.6)
g. Schedule estimate to complete (SETC)
Bila dianggap kinerja jadwal pada pekerjaan tersisa tetap, seperti pada saat
pelaporan, maka SETC adalah waktu pekerjaan tersisa dibagi indek kinerja jadwal
atau seperti ditunjukkan pada persamaan berikut ini.
SPI
tBCWPSACSETC
)( ............................ (2.7)
h. Schedule estimate at completion (SEAC)
SEAC adalah jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai pada saat
pelaporan ditambah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersisa. Hal ini dimaksudkan agar pelaksana dapat memprediksi
selesainya pekerjaan, adapun perhitungannnya dapat dilihat pada persamaan
berikut ini
SEAC = tBCWP + SETC ......................... (2.8)
15
VariansJadwal
Varians biayaKeterangan
BCWP -BCWS
BCWP –ACWP
Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari jadwaldengan biaya lebih kecil dari pada anggaran
Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwaldengan biaya lebih rendah dari pada anggaran
Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran danselesai lebih cepat dari pada jadwal
Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dananggaran
Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biayalebih tinggi dari pada anggaran
Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal danmenelan biaya diatas anggaran
Negatif Positif Pekerjaan selesai terlambat dengan biaya lebihkecil dari anggaran
Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biayasesuai anggaran
Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencanadengan menelan biaya diatas anggaran
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Didik (2013), metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain
metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.
Metodologi di pengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan
untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu
kerangka penjelasan atau interprestasi yang memungkinkan peneliti memahami
data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain.
Penyusunan penelitian ini dititik beratkan pada evaluasi penyelesaian
pelaksanaan proyek terhadap biaya dan waktu pada program pembangunan
perumahan Griya Mahoni di Ranto Panyang Timur Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat. Metode penelitian ini memuat studi literatur (pemilihan
masalah), menentukan sumber data, mengumpulkan data, analisis data, menarik
kesimpulan, menyusun laporan.
3.1 Tahapan Metode Penelitian
Ada beberapa tahapan metode penelitian yang ditempuh dalam pembuatan
program ini. Secara detail, beberapa tahapan yang dimaksud meliputi :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan kegiatan awal, yaitu dengan penentuan latar belakang
masalah kemudian dilakukan perumusan masalah untuk selanjutnya dilakukan
penentuan tujuan dan manfaat dari pelaksanaan tugas akhir serta dilakukan
pembatasan masalah yang akan difokuskan dalam penyusunan sistem informasi
Pengendalian Proyek.
2. Tahap Kajian Teori
Pada tahap ini akan dilakukan kajian teori terhadap masalah yang ada. Kajian
dilakukan pada teori pengendalian proyek khususnya pengendalian dengan
17
menggunakan analisa nilai hasil, teori organisasi proyek beserta teori yang
digunakan dalam perancangan sistem informasi.
3. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data–data pendukung yang
dibutuhkan dalam analisa nilai hasil serta yang digunakan dalam proses
perancangan sistem informasi. Adapun data pendukung yang dibutuhkan adalah
berupa data proyek seperti network planning, kurva S rencana dan realisasi, harga
pekerjaan, serta biaya aktual (ACWP).
4. Tahap Analisa Data
Pada tahap ini akan dilakukan analisa data–data pendukung yang telah
diperoleh pada tahap sebelumnya. Analisa yang dilakukan berupa analisa earned
value seperti schedule variance (SV), cost variance (CV), estimation completion
date (ECD), estimate at completion (EAC).
5. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini akan dilakukan perencanaan sistem serta penyusunan script
program sistem informasi. Perencanaan serta penyusunan program tersebut
tentunya didasarkan pada hasil analisa data yang telah dilakukan sebelumnya.
6. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi pada hasil perancangan sistem
informasi. Terutama berkaitan pada masalah pengendalian proyek dengan
menggunakan analisa nilai hasil.
7. Tahap Pembahasan
Pada tahap ini akan dibahas tentang hasil analisa pada bab sebelumnya
beserta hasilnya pada sistem informasi.
8. Tahap Akhir
Pada tahap akhir perancangan sistem informasi akan dibahas tentang simpulan,
keterbatasan serta saran yang diperlukan untuk pengembangan program
selanjutnya. Secara sistematis metodologi penelitian disajikan secara visual dalam
bentuk diagram alir yang dapat dilihat pada flow chart diagram alir penelitian
pada Lampiran A.3.1 Halaman 35.
18
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah data primer
yang diperoleh dengan studi literatur dan data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari pemilik proyek. Pengambilan data untuk keperluan tugas akhir ini dilakukan
pada tanggal 18 April 2013 dan tanggal 16 september 2013. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder yang terdiri dari gambar bestek, rekapitulasi realisasi
fisik dan keuangan, rencana anggaran pelaksanaan, rekapitulasi pekerjaan, daftar
analisa harga satuan, rencana anggaran biaya (RAB), rencana aliran dana (cash
flow), time schedule dan progres fisik. Untuk lebih jelasnya mengenai data-data
proyek ini dapat dilihat pada Lampiran A dan Lampiran B halaman 40-62.
3.2.1 Data–data proyek
Data-data yang diperlukan sebagai dasar penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kurva S (Rencana dan Realisasi)
2. Harga Pekerjaan / Anggaran
3. Biaya yang telah dikeluarkan sebenarnya oleh kontraktor (Biaya Aktual /
ACWP)
3.2.2 Analisa data
Pengolahan data dilakukan dengan metode konsep nilai hasil untuk
menganalisa penyimpangan, produktifitas kinerja, prakiraan waktu dan Biaya
akhir penyelesaian proyek.
Analisa biaya dan waktu anggaran
Nilai BCWS perminggu dapat diperoleh berdasarkan bobot mingguan yang
ada pada kurva S (Time Schedule), dengan nilai BCWP perminggu diperoleh
berdasarkan data jadwal pelaksanaan kemajuan. Sedangkan Nilai ACWP
diperoleh berdasarkan asumsi dari hasil analisis anggaran biaya pekerjaan
19
realisasi (BCWP) dengan penambahan atau pengurangan bobot prestasi
terhadap BCWP karena sulit untuk mendapatkan nilai biaya nyata dari proyek
yang bersangkutan. Analisa pengolahan indikator ini dilakukan secara
kumulatif dan mingguan.
Analisa variansi jadwal, Biaya dan Anggaran (SV), (CV) dan (BV)
Analisa penyimpangan ini mengacu pada konsep nilai hasil dengan
indikatornya, yaitu: BCWS, ACWP, dan BCWS. Menganalisis variansnya
dilakukan secara kumulatif dan mingguan. Setelah diperoleh nilai ketiga
indikator tersebut, maka selanjutnya menghitung analisis variansi sesuai
dengan rumus yang telah ada.
Analisa Kinerja proyek (SPI) dan (CPI)
Analisa ini juga mengacu pada konsep nilai hasil dengan indikatornya, yaitu :
BCWS, BCWP dan ACWP. Untuk mendapatkan nilai SPI setiap periode
dilakukan dengan cara perbandingan antara nilai BCWP terhadap nilai BCWS
sedangkan untuk mendapatkan nilai CPI setiap periode dilakukan dengan cara
perbandingan antara nilai BCWP terhadap nilai ACWP. Semakin besar
perbedaannya dari angka 1 maka semakin besar penyimpanganya dari
perencanaan dasar atau anggaran. Analisa ini dilakukan secara kumulatif dan
mingguan yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik hubungan waktu dan
indeks kinerja mingguan dan kumulatif.
Analisa Prakiraan Waktu dan Biaya Akhir Proyek
Analisa prakiraan biaya atau jadwal amat bermanfaat karena memberikan
peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan
datang, bila kecenderungan yang ada pada saat pelaporan tidak mengalami
perubahan. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya yang diperoleh sampai
tanggal pelaporan (nilai kumulatif), maka dapat ditentukan nilai prakiraan
waktu dan biayanya, dengan cara menghitung terlebih dahulu penyimpangan
dan indeks kinerja sesuai rumus yang ada. Dari hasil analisis prakiraan waktu
dan biaya tersebut dapat diketahui kapan proyek tersebut selesai dengan biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek hingga penyerahan pada pihak
pertama atau owner.
20
3.3 Data Umum Proyek
Proyek pembangunan perumahan ini dibangun untuk membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan yang layak huni. Proyek
Pembangunan perumahan ini berada di Jln. Keuramat Ranto Panyang Timur
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
3.3.1 Data umum
Adapun data umum proyek ini adalah :
Nama proyek : Pembangunan Perumahan Rakyat Griya Mahoni
Biaya proyek : Rp 480.000.000,00 (Empat ratus delapan puluh
juta rupiah)
Lokasi Proyek : Jln. Keuramat Kec. Ranto Panyang Timur Kab.
Aceh Barat
Pemilik Proyek : Fuadri, S.Si, M.SiKonsultan Perencana : CV. Jifata Engineering Konsultan
Konsultan Pengawas : CV. Reveyva Graha Property
Kontraktor Pelaksana : CV. Reveyva Graha Property
3.3.2 Ruang lingkup pekerjaan
Pada proyek pembangunan perumahan Griya Mahoni ini ruang lingkup
pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tanah dan pondasi
3. Pekerjaan beton bertulang
4. Pekerjaan dinding dan plesteran
5. Pekerjaan atap dan plafond
6. Pekerjaan kusen
7. Pekerjaan pengunci dan penggantung
21
8. Pekerjaan instalasi listrik
9. Pekerjaan sanitasi dan air
10. Pekerjaan lantai
11. Pekerjaaan finishing
3.3.3 Uraian pekerjaan & bobot pekerjaan
Pembangunan proyek ini dilaksanakan selama masa kontrak yaitu 4 bulan
dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Bobot pekerjaan
Uraian Pekerjaan Bobot Rencana (%)
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Dinding dan Plesteran
Pekerjaan Atap dan Plafond
Pekerjaan Kusen
Pekerjaan Kunci dan Penggantung
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Sanitasi dan Air
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Finishing
0,32
10,15
20,37
20,87
21,81
6,70
0,85
1,79
1,53
7,72
7,82
22
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan definisi manajemen proyek, perencanaan menempati urutan
pertama dari fungsi-fungsi lain seperti mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan. Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar
tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya.
Ini berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa datang
yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini fungsi pengendalian
bermaksud untuk memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar
langkah-langkah kegiatan tersebut mengarah ketujuan yang telah ditetapkan.
Terlihat disini adanya hubungan antara fungsi pengendalian dan perencanaan.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai perhitungan dengan metode konsep
nilai hasil untuk pengendalian pelaksanaan proyek dengan mengambil studi kasus
pada proyek pembangunan perumahan griya mahoni tipe 80/140 untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Lampiran A.4.1 Gambar Denah Perumahan Griya Mahoni Type
80/140 dan A.4.2 Gambar Tampak Perumahan Griya Mahoni Type 80/140
Halaman 38-39. Perumahan ini berada didaerah Ranto Panyang Timur Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Dari hasil analisis ketiga indikator metode
earned value yang diperoleh pada saat evaluasi pada bulan ke-1 dan ke-3 maka
dapat diperoleh varian biaya dan varian waktu serta indeksnya sehingga dari
varian-varian dan indeks yang telah diperoleh dapat dianalisis untuk mengetahui
perkiraan biaya pada akhir proyek, waktu penyelesaian proyek dan kinerja
kegiatan yang sedang berlangsung.
4.1 Analisa Data
Untuk mendapatkan hasil dari analisa berdasarkan metode earned value
tiga hal yang menjadi indikator dari metode ini harus diketahui terlebih dahulu.
Dibawah ini akan dijabarkan contoh dari perhitungan elemen tersebut.
23
4.1.1 BCWS (Budget Cost For Work Schedule)
Analisa anggaran yang direncanakan untuk kegiatan yang dilaksanakan.
Seperti jumlah anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan yang sesuai dengan
jadwal (BCWS).
RencanaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PermingguRencanaBobotBCWS
Contoh perhitungan:
Bobot rencana perminggu : 0,30
Anggaran rencana : Rp 405.000.000
000.215.10405.000.00x100
0,30
Bobot rencana perminggu dan bobot rencana keseluruhan dapat dilihat
pada kurva S time schedule proyek pada Lampiran A Halaman 40. Sedangkan
anggaran rencana berdasar dari RAB (rencana anggaran biaya) pada Lampiran B
Halaman 42-43. Untuk perhitungan BCWS selanjutnya dapat dilihat pada
Lampiran C Halaman 63-66.
4.1.2 BCWP (Budgeted Cost For Work Perfomed)
Analisa Jumlah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pekerjaan yang
telah diselesaikan dilapangan (BCWP). Nilai BCWP perminggu diperoleh
berdasarkan jadwal pelaksanaan kemajuan pekerjaan dihitung sebagai berikut :
RencanaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PerminggunPelaksanaaBobotBCWP
Contoh perhitungan:
Bobot pelaksanaan perminggu : 0,15
Anggaran rencana : Rp 405.000.000
500.6070405.000.00x100
0,15
24
Bobot pelaksanaan dan bobot rencana keseluruhan dapat dilihat pada
kurva S realisasi time schedule proyek pada Lampiran A Halaman 40. Sedangkan
anggaran rencana berdasar dari RAB (Rencana Anggaran Biaya) pada Lampiran
B Halaman 42-43. Untuk perhitungan BCWP selanjutnya dapat dilihat pada
Lampiran C Halaman 66-69.
4.1.3 ACWP (Actual Cost For Work Perfomed)
ACWP adalah Analisa jumlah biaya actual yang dikeluarkan sesuai
dengan pekerjaan yang telah diselesaikan. Nilai ACWP perminggu dapat
diperoleh berdasarkan bobot mingguan Time schedule sedangkan anggaran dapat
dihitung sebagian berikut :
nPelaksanaaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PerminggunPelaksanaaBobotACWP
Contoh perhitungan:
Bobot pelaksanaan perminggu : 0,15
Anggaran rencana : Rp 404.300.052,2
0783,450.6062,052.300.440x100
0,15
Bobot pelaksanaan dan bobot rencana keseluruhan dapat dilihat pada
kurva S realisasi time schedule proyek pada Lampiran A Halaman 40. Sedangkan
realisasi anggaran berdasar progress fisik pada Lampiran B Halaman 47-48.
Untuk perhitungan ACWP selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran C Halaman
69-71.
Tabel 4.I merupakan rekapitulasi hasil tiga elemen dasar BCWS, BCWP,
dan ACWP yang diperoleh dari hasil pengolahan data dengan metode earned
value. Untuk lebih jelas tentang cara perhitungan dapat dilihat pada Lampiran C
Halaman 63-71.
Berdasarkan dari hasil perhitungan ketiga elemen dasar seperti yang di
tunjukan pada tabel 4.1 dibawah ini kemudian dilakukan analisa varian jadwal-
biaya, indeks kinerja, perkiraan biaya dan waktu penyelesaian proyek dengan
25
menggunakan rumus-rumus yang dibahas pada Bab II Tinjauan Kepustakaan.
Berikut ini merupakan hasil perhitungan ketiga indikator earned value yang
didapatkan dari hasil perhitungan.
Tabel 4.1 Rekapitulasi BCWS, BCWP dan ACWP Perminggu (dalam Rupiah)
Minggu
Ke
BCWS BCWP ACWP
1 Rp 1.215.000 Rp 607.500 Rp 606.450,0783
2 Rp 3.159.000 Rp 2.551.500 Rp 2.547.090,0783
3 Rp7.816.500 Rp 7.209.000 Rp 7.196.540
4 Rp 25. 798.500 Rp 25.191.000 Rp 25.147.462
5 Rp 42.160.500 Rp 41.593.500 Rp 41.521.614
6 Rp 55.849.500 Rp 55.282.500 Rp 55.186.955
7 Rp 65.488.500 Rp 64.962.000 Rp 64.849.726
8 Rp 92. 785.500 Rp 92.299.500 Rp 92.139.979
9 Rp 118.948.500 Rp 118.503.000 Rp 118.298194
10 Rp 175.620.500 Rp 176.256.000 Rp 175951381
11 Rp 184.449.500 Rp 185.166.000 Rp 184.845.982
12 Rp 253.097.000 Rp 253.894.500 Rp 253.455.700
13 Rp 281.123.000 Rp 282.001.500 Rp 281.514.123
14 Rp 319.760.000 Rp 320.679.000 Rp 320.124.777
15 Rp 368.562.500 Rp 369.562.500 Rp 368.923.793
16 Rp 403.959.500 Rp 405.000.000 Rp 404.300.047
4.2 Analisa Varians
1. CV (Cost Variance)
Nilai cost variance (CV) setiap periode dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus :
CV = BCWP – ACWP
26
Jadi untuk pekerjaan pada bulan pertama :
BCWP = 25.191.000
ACWP = 25.147.462
CV = 25.191.000 – 25.147.463,15 = 43.538
Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan
yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut
2. SV (Schedule Variance)
Shedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara
BCWS dan BCWP. Rumus untuk mencari SV adalah :
SV = BCWP – BCWS
Jadi untuk perhitungan pada bulan pertama 2013 :
BCWP = 25.191.000
BCWS = 25.798.500
SV = 25.191.000 – 25.798.500 = - 607.500
Nilai negatif menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket
paket pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.
3. CPI (Cost Perfomance Index)
Untuk mendapatkan nilai CPI digunakan rumus :
ACWP
BCWPCPI
Diketahui :
BCWP = 25.191.000
ACWP = 25.147.462
00173,1462.147.25
000.191.25CPI
Nilai CPI yang menunjukkan angka 1 menunjukkan bahwa biaya yang
dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. CPI kurang dari 1
27
menunjukkan kinerja yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan ACWP lebih
besar dibanding dengan nilai yang didapat. Nilai 1 pada perhitungan diatas berarti
biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan anggaran yang direncanakan.
4. SPI (Schedule Perfomance Index )
Untuk mendapatkan nilai SPI digunakan rumus :
SPI =BCWS
BCWP
Nilai SPI bulan pertama dapat diperoleh sebagai berikut :
BCWP = 25.191.000
BCWS = 25.798.500
SPI = 976,0500.798.25
000.191.25
SPI < 1 menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena pekerjaan tidak
selesai sesuai yang direncanakan.
5. BETC (Budgeted Estimate To Complete )
BETC merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersisa. Sehingga BETC adalah anggaran pekerjaan tersisa dibagi
dengan index kinerja biaya. Perkiraan biaya pekerjaan tersisa dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
CPI
BCWPBACBETC
)(
Diketahui :
BAC = Rp 405.000.000
BCWP = Rp 25.191.000
CPI = 1,00173
2,065.153.37900173,1
)000.191.25000.000.405(BETC
28
6. Budgeted Estimate At Completion (BEAC)
BEAC adalah jumlah pengeluaran sampai pada saat peleporan ditambah
perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa. Rumus untuk menghitung perkiraan total
biaya proyek sebagai berikut :
BEAC = ACWP + BETC
Diketahui :
ACWP = 25.147.462
BETC = 379.153.065,2
BEAC = 25.147.462 + 379.153.065,2 = 404.300.527,2
7. Schedule Estimate To Complete (SETC)
SETC ditunjukkan pada persamaan berikut ini :
Diketahui :
Total waktu = 120 hari
Waktu yang telah dilalui = 30 hari
SPI
)tBCWPSAC(SETC
21311,92976,0
)30120(
SETC
8. Schedule Estimate At Completion (SEAC)
Adalah jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai pada saat pelaporan
ditambah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersisa.
Waktu yang telah dilalui = 30
SETC = 92,21311
SEAC = tBCWP + SETC
SEAC =30 + 92,21311 = 122,213 hari
29
Mengenai metode perhitungan yang dilakukan pada bulan ke-3 identifikasi
varian ini dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran C perhitungan varians
earned value yang tertera diHalaman 72-76. Sedangkan hasil perhitungan
ditunjukkan dalam tabel 4.2. Grafik visualisasi kondisi proyek hasil analisis
BCWS, BCWP dan ACWP pada bulan ke-1 dan ke-3 tertera dalam gambar 1
sampai dengan 3.
Tabel 4.2 Evaluasi Kondisi Proyek Pada Akhir Bulan Ke-1 dan Ke-3
No Kelompok Analisa Evaluasi Bulan Ke-1 Evaluasi Bulan Ke-3
1 ACWP Rp 25.147.463,25 Rp 253.455.700
2 BCWP Rp25.191.000 Rp 253.894.500
3 BCWS Rp 25.798.500 Rp 253.097.000
4 CV Rp 43.536,85 Rp 438.800
5 SV Rp –607.500 Rp 797.500
6 CPI 1,00173 1,00173
7 SPI 0,976 1,00315
8 BETC Rp 379.153.065,2 Rp 150.631.012
9 BEAC Rp 404.300.527,2 Rp 404.086.712
10 SETC 92,21311 hari 29,90 hari
11 SEAC 122,21311 hari 120 hari
Rp0Rp50,000,000Rp100,000,000Rp150,000,000Rp200,000,000Rp250,000,000Rp300,000,000Rp350,000,000Rp400,000,000Rp450,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ang
gara
n B
iaya
pro
yek
(Rp)
Gambar 4.1 Grafik Visualisasi Earned Value
BCWSBCWPACWP
Waktu
30
4.3 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 dan 3 dapat diberikan pembahasan
sebagai berikut.
a. Interprestasi schedule variance (SV) dan cost variance (CV)
Schedule variance (SV) pada bulan ke-1 didapatkan hasil schedule
variance yang bernilai negatif yang menunjukan kinerja pekerjaan yang
buruk karena paket – paket pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari
jadwal yang direncanakan. Sedangkan pada bulan ke-3 didapatkan hasil
Rp0Rp50,000,000Rp100,000,000Rp150,000,000Rp200,000,000Rp250,000,000Rp300,000,000Rp350,000,000Rp400,000,000Rp450,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ang
gara
nB
iaya
Pro
yek
(Rp)
Gambar 4.2 Grafik Earned Value Bulan Ke-1
BCWSBCWPACWP
Rp0Rp50,000,000Rp100,000,000Rp150,000,000Rp200,000,000Rp250,000,000Rp300,000,000Rp350,000,000Rp400,000,000Rp450,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ang
gara
nB
iaya
Pro
yek
(Rp)
Gambar 4.3 Grafik Earned Value Bulan Ke-3
BCWS
BCWP
ACWP
Minggu
Minggu
31
positif yang menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan yang terlaksana
lebih banyak dibanding dengan rencana.
Cost Variance (varian biaya) pada bulan pertama didapatiftkan nilai positif
yaitu: CV = Rp 45.536,85 dan bulan ke-3 CV = Rp 438.800 menunjukkan
bahwa nilai–nilai pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan paket paket pekerjaan
tersebut. Atau dengan kata lain biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek lebih kecil dari anggaran
b. Interprestasi shedule perfomance index (SPI) dan cost perfomance index
(CPI)
Nilai SPI–1 = 0,976 nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa pekerjaan
yang terlaksana tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan SPI–3
= 1,00315 menunjukkan buruk telah berjalan sesuai rencana.
CPI-1= 1,00173dan CPI–3= 1,00173 yang bernilai lebih besar dari 1
menunjukkan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek lebih
kecil dari anggaran.
c. Perkiraan biaya dan waktu penyelesaian proyek
Perkiraan biaya dan waktu penyelesaian proyek pada evaluasi bulan ke-1
BEAC = Rp 404.300.527,2 lebih kecil dari biaya total anggaran Rp
405.000.000 pada evaluasi pada bulan ke–3 didapatkan bahwa biaya pada
akhir proyek yaitu sebesar Rp 404.086.712 dari total anggaran proyek.
Dari aspek waktu, nilai perkiraan waktu total proyek pada bulan pertama
diperoleh SEAC = 122 hari. Sedangkan pada bulan ke-3 SEAC = 120 hari
dari waktu yang direncanakan 120 hari ini menunjukkan bahwa proyek
telah berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data pada proyek pembangunan perumahan Griya
Mahoni, Jln. Keuramat Ranto Panyang Timur Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat,
Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan CV (cost Variance) pada bulan ke-1 dan bulan ke-3
menunjukkan angka positif, hal ini berarti biaya untuk menyelesaikan
proyek lebih kecil dari rencana. Schedule Variance (SV) pada bulan ke-1
menunjukkan nilai negative (-) artinya pelaksanaan proyek terlambat dari
jadwal yang direncanakan dan bulan ke-3 bernilai positif menunjukkan
bahwa paket pekerjaan diperoleh lebih besar dibanding biaya yang
dikeluarkan.
2. Nilai CPI bulan ke-1= 1,00173 dan bulan ke-3= 1,00173 yang
menunjukkan bahwa biaya proyek sesuai dengan yang telah direncanakan.
SPI–1 = 0,976 dan SPI–3 =1,00315 nilai SPI kurang dari satu
menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan diharapkan
karena tidak mampu mencapai target yang sudah direncanakan. Sedangkan
SPI = 1 menunjukkan bahwa proyek telah mencapai target.
3. Pada evaluasi Nilai BETC pada bulan ke-1= Rp 379.153.065,2 dan bulan
ke-3 = Rp 150.631.012,311 yang menunjukkan sisa biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek. Nilai BEAC bulan ke-1 sebesar = Rp
404.300.527,2 dan bulan ke-3= Rp 404.086.712 merupakan perkiraan
biaya akhir proyek. Dari aspek waktu, nilai perkiraan total waktu proyek
(SEAC) bulan ke-1=122 hari dan bulan ke-3= 120 hari dari total waktu
rencana 120 hari. Ini berarti kinerja proyek sudah berjalan dengan baik
karena selesai tepat waktu sesuai dengan rencana awal.
33
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk mendapatkan hasil analisa kinerja yang lebih akurat, maka
diperlukan waktu peninjauan yang lebih lengkap yaitu peninjauan dari
awal proyek sampai proyek selesai.
2. Perlu dilakukan studi lanjut tentang metode yang digunakan untuk
melakukan tindakan pengendalian proyek.
3. Sistem analisis waktu dan biaya merupakan suatu alat yang yang dapat
membantu pelaksanaan dilapangan. Dan untuk mengelola proyek tersebut
sebaiknya dipercayakan kepada orang yang memiliki cukup pengetahuan
dalam menggunakan sistem tersebut.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arumningsih, D 2012, Sistem Pengendalian Dengan Metode Earned Value.Viewed 22 April 2013, Avaliable from internet <http//garuda.Kemendiknas. go. Id/jurnal/proses.
Ahuja, H., Dozki, S.P, Abourizk S.M (1994), Project Management Techniques inPlanning and Controlling Construction Project. Viewed 22 April 2013Avaliable from internet <http http://irikakuliah. Blogspot.Com/2011/090/metode-nilai-hasil-earned value.
Ervianto, W. I., (2004), Pengendalian Proyek. Viewed 22 April 2013, AvaliableFrom Internet < http://irikakuliah. Blogspot. Com/2011/05/metode-nilai-hasil-earned value. Html
Ervianto, W. I., (2002), Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,Yogyakarta.
Fleming & Koppelman (1994), Earned Value. Viewed 22 April 2013, AvaliableFrom Internet <http ://digilib.itb.ac.id › S1-Final Project › CivilEngineering
Pranowo D 2013, Pengendalian Proyek Dengan Metode Earned Value. Viewed 22April 2013, Avaliable From Internet < http // eprint unika. Ac.id/835
Pratiwi 2012, Pengendalian Biaya Dan Waktu Puskesmas Tabaringan, UniversitasHasanuddin, Makassar.
Priyo M 2008, Jurnal Semesta Teknika, Viewed 22 April 2013, avaliable fromPhp/semesta teknika/article/view/1639/321
Soemardi W 2013, Konsep Earned Value Untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi,Viewed 22 April 2013, Avaliable from internet < internet < http //ml.Scribd. Com/doc/95322651/makalah – earned- value
Wahyujati A 2010, Earned Value Analysis. Viewed 22 April 2013, AvaliableFrom Internet < http // eprint unika.co.id