pengawasan dan penilaian satuan pendidikan
TRANSCRIPT
PENGAWASAN dan PENILAIAN SATUAN PENDIDIKAN
Devi Fitri Noviyanti
Pada dasarnya pengawasan merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam kehidupan organisasi .
Dengan pengawasan akan diketahui keunggulan dan kelemahan dalam pelaksanaan manajemen.
2.1 Konsep Dasar dan Fungsi Pengawasan di bidang Pendidikan
Fungsi pengawasan dalam manajemen dapat digambarkan sebagai berikut:
Penyimpangan yang terungkap dari
pengawasan sebagai bahan untuk perbaikan
Pelaksanaan yang nyata (das
sein)
Pelaksanaan yang semestinya (das
sollen)
Pengawasan dalam pendidikan berarti mengukur tingkat efektifitas kerja personil pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Pada dasarnya pengawasan mempunyai dua unsur pokok yaitu:
1. Pengawasan menekankan kepada proses.
2. Pengawasan diarahkan kepada koreksi dan membandingkan dengan tujuan.
Secara khusus dapat dikemukakan bahwa fungsi pengawasan pendidikan (sekolah) adalah:1. Mengusahakan suatu struktur
yang teroganisir dengan baik dan sederhana
2. Mengusahakan supervisi yang kuat
2.2 Fungsi Pengawasan Pendidikan
Hadad Nawawi (1983) mengemukakan bahwa fungsi pengawasan antara lain :
1. Memperoleh data yang setelah diolah dapat dijadikan dasar bagi usaha perbaikan kegiatan dimasa yang akan datang.
2. Memperoleh cara bekerja yang paling efisien dan efektif atau yang paling tepat dan paling berhasil sebagai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Dalam kegiatan pengawasan semua organisasi melaksanakan tahapan-tahapan pokok yang sama. Tahapan-tahapan tersebut yaitu : penentuan standar, pengukuran, perbandingan hasil pengukuran dengan standar dan upaya “correction action”
2.3 Proses Pengawasan
Pendidikan
Hubungan antara standar penilaian dan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi dapat dilihat pada gambar berikut:
Perbandingan antara standar dengan yang
nyata
Program tindakan koreksi
Penilaian prestasi nyata
Prestasi nyata
Implementasi koreksi
Identifikasi penyimpangan
Prestasi yang diharapkan
Analisis penyebab
Beberapa karakteristik dari proses pengawasan yang efektif (Oteng Sutisna, 1986) antara lain :
1. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.2. Pengawasan hendaknya diarahkan pada penemuan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan.
2.4 Karakteristik Pengawasan yang Efektif
Dalam pendidikan di sekolah pengawasan dipakai dalam dua arti :
1. Pengawasan meliputi kegiatan yang mengarahkan dan membimbing maupun menilik, mempertimbangkan dan menilai. 2. Pengawasan yang menyediakan kondisi yang perlu untuk menyelesaikan tugas kewajiban dengan efektif dan efisien.
2.5 Isu Pengawasan Pendidikan di Sekolah
1. Pengawasan di lembaga pendidikan selama ini lebih menonjolkan segi fisik.
2. Perhatian terhadap sekolah hendaknya ditujukan untuk mengkaji kesulitan-kesulitan teknis edukatif yang dihadapi guru.
Penilaian pendidikan merupakan suatu proses penentuan nilai atau keputusan dalam bidang pendidikan.
Tujuan penilaian bukan untuk membuktikan, akan tetapi memperbaiki (Stuff Lebeam, 1971).
2.6 Konsep Dasar Penilaian Pendidikan
Oteng Sutisna (1986) merumuskan bahwa kegiatan penilaian pendidikan mempunyai tujuan-tujuan antara lain:
1. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan pada akhir suau periode kerja.2. Untuk menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien. Nana Sujana (1989) dan Nuhi Nasution
(1978) menyatakan bahwa lingkup penilaian pendidikan meliputi penilaian terhadap program pendidikan, proses pelaksanaan program dan hasil program.
Penilaian dapat dikembangkan melalui model “Built in Evalution” yang dapat dilukiskan pada diagram berikut :
2.9 Pengajaran Sebagai Bagian Integral Pendidikan di Sekolah
Pemecahan masalah melalui
dialog
Kesan objektif tentang sesuatu
Informasi/ masalah
pendidikan
Pelaksanaan program
pendidikan
Proses penilaian yang dikemukakan itu mengandung beberapa hal penting antara lain:1. Perlunya kejelasan informasi apa
yang dibutuhkan.2. Bagaimana caranya memperoleh
informasi tersebut3. Perolehan informasi dapat dilakukan
melalui beberapa ara seperti tes, wawancara atau observasi.
1. Orientasi pada Nilai Instrinsik Pendidikan (Manusia Paripurna)
2. Orientasi pada Mutu Eksternal (Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat)
2.9 Arah Penilaian Pendidikan
Hubungan antara penilaian dan peningkatan mutu pendidikan dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut:
2.10 Hasil Penilaian dan Peningkatan Mutu Sekolah
Hasil penilaian / informasi Penggunaan
informasiPenyempurnaan program
Peningkatan mutu
Karena itu ada baiknya memperhatikan indikator-indikator sekolah bermutu dan yang tidak bermutu dari pandangan beberapa ahli.
Sekolah Bermutu Sekolah Tidak Bermutu
1. Masukan yang tepat
2. Semangat kerja tinggi
3. Gairah motivasi belajar
tinggi
4. Penggunaan biaya,
waktu, fasilitas, tenaga
yang profesional
5. Kepercayaan beberapa
pihak
6. Tamatan berkualitas
7. Keluaran yang relevan
dengan kebutuhan
masyarakat.
1. Masukan yang banyak
2. Pelaksanaan kerja santai
3. Aktivitas belajar santai
4. Boros memakai sumber-
sumber
5. Kurang peduli terhadap
lingkungan
6. Lulusan hasil katrol
7. Keluaran tidak produktif
TERIMAKASIH