pengaruh workload, auditor spesialisasi industri...
TRANSCRIPT
PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN
AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE
AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Amna Suresti
NIM: 1111082000085
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436H / 2015M
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Amna Suresti
2. Tempat, Tanggal Lahir : DKI Jakarta, 8 Oktober 1993
3. Alamat : RSN Cipinang Besar Selatan
No.401B Rt.016 Rw.005
Kelurahan : Cipinang Besar Selatan
Kecamatan: Jatinegara
Kotamadya: Jakarta Timur
Kode pos :13410
4. Telepon : 081288193206
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 04 Bidaracina Jakarta (1999 – 2005)
2. SMP Negeri 36 Jakarta (2005 – 2008)
3. SMK Negeri 22 Jakarta – Akuntansi (2008 – 2011)
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
– S1 Akuntansi
(2011 – 2015)
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Generasi Baru Bank Indonesia (GENBI)
2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
3. OSIS SMP Negeri 36 Jakarta
vii
IV. PENGALAMAN KERJA
1. PT. Indomilk, Tbk – Praktek Kerja Industri : September – Oktober 2010
2. PT. Astra International, Tbk – Praktek
Kerja Industri
: Maret – April 2011
3. The Ritz Carlton Pasiffic Place – Greeter in
Catering and Conference Sales Department
: Juli 2011 – Agustus 2012
4. Kementerian Agama RI – Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
: Januari 2015 – Sekarang
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di
Negeri Bahari” (2012)
2. Seminar Biannual Foreign Language Association National Competition
“Pengaruh Bahasa Asing Dalam Pengembangan SDM Untuk Menghadapi
Era Globalisasi” (2013)
3. Seminar dan Workshop Roadshow “Kompas Saba Kampus” Universitas
Indonesia. (2014)
4. Workshop “Industri Syariah Pada Era Persaingan Global” (2014)
5. Workshop Simulasi Pasar Modal “Take Your Chance, Get Knowledge,
Grab Your Gain”. (2014)
6. Seminar Nasional Accounting Fair “Kredibilitas Akuntan Dalam
Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia” (2014)
7. Pelatihan Penulisan Komunitas Generasi Baru Bank Indonesia (2015)
viii
ABSTRACT
This research aims to find empirical evidences regarding the impact of
workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit quality. This
research also examine whether the audit committee can strengthen or weaken the
impact of workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit
quality.
This research used sample of manufacturing industry which is listed in
Indonesia Stock Exchange during 2011-2013 period. The number of
manufacturing industry that had became in this study were consisted of 70
companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling
method. The total of research samples are 210 financial statements. Hypothesis in
this research were tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated
Regression Analysis).
The results of this research indicate that workload and audit committee give
impact on audit quality significantly. Auditor industry specialization and audit
tenure do not impact on audit quality significantly. This research find evidence
that interaction between workload and audit committee give impact on audit
quality significantly. The interaction between the audit tenure and audit committee
also give impact on audit quality significantly.
Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Industry Specialization, Audit
Tenure, Audit Committee, Earnings Management.
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh
workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure terhadap kualitas audit.
Penelitian ini juga akan menguji apakah komite audit dapat memperkuat atau
memperlemah pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure
terhadap kualitas audit.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Jumlah perusahaan
manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 70 perusahaan dengan
pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan metode purposive
sampling. Total sampel penelitian ini adalah 210 laporan keuangan. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan
MRA (Moderated Regression Analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa workload dan komite audit
berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan, sedangkan auditor
spesialisasi industri dan audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Penelitian ini menemukan bukti bahwa interaksi antara workload dengan komite
audit berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan. Interaksi antara audit
tenure dengan komite audit juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.
Kata kunci: Kualitas Audit, Beban Kerja, Auditor Spesialisasi Industri, Audit
Tenure, Masa Perikatan Audit, Komite Audit, Manajemen Laba.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin.
Tiada kata yang patut saya sampaikan kecuali rasa syukur yang sedalam-
dalamnya ke hadirat Allah SWT Sang Pencipta Alam Raya, Yang Maha Agung,
Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Workload, Auditor Spesialisasi Industri Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas
Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, rahmatan lil „alamiin yang telah mengubah kegelapan menjadi
terang benderang bagi kehidupan ummat manusia di dunia maupun akhirat.
Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan saya dalam
menyusun skripsi ini tak luput dari bantuan berbagai pihak, baik dari dosen,
keluarga maupun rekan-rekan seperjuangan. Dengan segenap kerendahan dan
ketulusan hati yang paling dalam, saya menyampaikan untaian beribu ucapan
terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada :
1. Mama tercinta Farida Hanum. Terima kasih atas untaian doa, cinta, kasih
sayang, pengorbanan dan dukungannya baik moril maupun material yang
telah diberikan selama ini, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk mama. Untuk ayah,
Yulianus, terima kasih doanya. Semoga lekas sembuh.
2. Kedua kakak tercinta, Dewi Laras dan Mutia Sarah serta kedua adik tercinta,
Resti Nurmala dan Rama Gala Dewa, yang senantiasa mendoakan dan
memberikan dukungan untuk kesuksesan saya. Semoga kakak dan adik
semua juga dapat secepatnya menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, semangat, motivasi
dan bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas
ilmu yang telah Bapak berikan.
xi
6. Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi kritik dan saran,
serta bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas
saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya
sidang skripsi.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya
selama menempuh masa studi.
8. Rekan-rekan di Kementerian Keuangan RI, khususnya Bapak Taufiq
Sukmawan dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP), yang
telah berkenan memberikan data berupa laporan tahunan KAP.
9. Rekan-rekan Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah yang telah memberikan saran, dukungan, motivasi dan
bimbingannya selama skripsi ini.
10. Yayasan Beasiswa Jakarta (YBJ), Beasiswa Generasi Bank Indonesia
(GENBI), Social Trust Fund UIN. Terima kasih atas bantuan dana beasiswa
sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan.
11. Ody Faisal, terimakasih atas partisipasi, doa, dukungan dan segala bantuan
selama penyusunan skripsi.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Selviani Fauzi, Mustika Dewi, Junita
Muhayati, Tri Wahyuni, Rista Wahyuni, Anissa Rabani Mansy , Rahma
Helmi, Wandayani Nurfadillah, dan seluruh keluarga besar akuntansi kelas C
(akukece), terimakasih atas support kalian, sukses untuk kita semua.
13. Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2011. Terima kasih telah menjadi
teman terbaik dalam menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sukses untuk kita semua.
14. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima
kasih telah banyak membantu, mendukung dan mendoakan saya dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sehubungan dengan keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang
dimiliki, saya benar-benar menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, April 2015
Amna Suresti
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 13
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................... 13
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ..................................................... 13
2. Kualitas Audit ................................................................................... 17
xiii
3. Beban Kerja (Workload) ................................................................... 21
4. Auditor Spesialisasi Industri ............................................................ 22
5. Audit Tenure ..................................................................................... 24
6. Komite Audit .................................................................................... 26
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................... 31
1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit ................................. 31
2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit .... 33
3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ............................. 35
4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................ 36
5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit
Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 38
6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan
Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................................ 39
7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit
Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 40
C. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 41
D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 46
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 48
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 48
1. Statistik Deskriptif............................................................................ 48
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 49
3. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 52
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 56
xiv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 63
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 63
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 65
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 65
2. Analisis Uji Asumsi Klasik .............................................................. 68
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 74
C. Pembahasan ............................................................................................ 88
1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit .................................. 88
2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit .... 91
3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ............................. 93
4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................ 95
5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit
Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 97
6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan
Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................................ 98
7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit
Terhadap Kualitas Audit ................................................................. 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 102
A. Kesimpulan .......................................................................................... 102
B. Saran ..................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 104
LAMPIRAN ............................................................................................................. 107
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Akuntan Publik Berdasarkan Status Tahun 2014 ................ 3
Tabel 1.2 Jumlah Akuntan Publik di Kawasan ASEAN .................................. 4
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................... 41
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................... 62
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................................ 64
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov .............. 68
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah
Transformasi .................................................................................. 69
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser ............................... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Lagrange Multiplier .............. 73
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF .................................. 74
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 75
Tabel 4.9 Hasil Uji F ..................................................................................... 76
Tabel 4.10 Hasil Uji t ...................................................................................... 77
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi H5 .............................................. 79
Tabel 4.12 Hasil Uji F H5 ................................................................................ 80
Tabel 4.13 Hasil Uji t H5 ................................................................................. 80
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi H6 .............................................. 82
Tabel 4.15 Hasil Uji F H6 ................................................................................ 83
Tabel 4.16 Hasil Uji t H6 ................................................................................. 83
Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi H7 .............................................. 85
Tabel 4.18 Hasil Uji F H7 ................................................................................ 86
Tabel 4.19 Hasil Uji t H7 ................................................................................. 86
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
Gambar 1.1 Struktur Usia Akuntan Publik .......................................................... 3
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram ........................... 70
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot ........................ 70
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot ................... 72
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ................... 108
Lampiran 2 Data yang Diolah .......................................................................... 111
Lampiran 3 Hasil Output SPSS 20 .................................................................. 132
Lampiran 4 Surat Penelitian ke PPAJP ........................................................... 138
1
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi, dunia bisnis terus menerus berkembang. Begitu pula
dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan
peran Akuntan Publik semakin berat dan menantang. Salah satu peran
Akuntan Publik yaitu auditing memainkan peranan penting tidak hanya dalam
dunia bisnis saja, tapi juga dalam pemerintahan dan ekonomi di setiap Negara.
Auditing sebagai lapangan pekerjaan menawarkan peluang untuk suatu karir
yang menantang dan dihargai dalam bidang Akuntan Publik, industri, serta
pemerintahan (Boynton, et. al., 2006:3).
Di Indonesia, profesi Akuntan Publik merupakan salah satu jenis
profesi yang mampu memberikan peluang yang besar dalam dunia kerja.
Perkembangan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan go-public maupun
non go-public mengakibatkan peningkatan permintaan atas jasa audit.
Perusahaan non go-public dihadapkan oleh beberapa peraturan pemerintah
seperti Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT), yakni dalam pasal 68 ayat 1 diatur bahwa laporan keuangan bagi
Perseroan dengan aset di atas 50 milyar rupiah wajib diaudit.
Peraturan serupa diterapkan pada Peraturan Bank Indonesia
No.7/2/PBI/2005 yang mengatur peraturan internal kepada setiap bank yang
mengharuskan setiap debiturnya yang memiliki pinjaman minimal sebesar 5
2
milyar rupiah wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit kepada bank tersebut. Peraturan Bank Indonesia No. 8/20/PBI/2006
pasal 4 juga mewajibkan bagi BPR yang mempunyai total aset 10 milyar
rupiah atau lebih menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.
Di samping itu, perusahaan-perusahaan go-public juga diwajibkan
diaudit oleh Akuntan Publik. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
“Peraturan Pasar Modal” mengatur semua perusahaan yang terdaftar dalam
pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan dan laporan auditor
independen secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada
masyarakat. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan maka
dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam undang-undang.
Beberapa regulasi pemerintah tersebut itulah yang mendasari
kebutuhan wajib atas jasa audit. Jadi, ketika perkembangan industri semakin
pesat maka semakin besar pula permintaan akan jasa audit. Namun kondisi
yang terjadi saat ini, permintaan akan jasa audit yang semakin besar tidak
sepadan dengan pertumbuhan jumlah Akuntan Publik yang relatif lamban.
Berdasarkan informasi dari website Sekretariat Jendral Kementerian
Keuangan RI, jumlah Akuntan Publik di Indonesia pada Juni 2010 berjumlah
918 orang Akuntan Publik dengan struktur usia sebesar 37% berusia di atas 60
tahun, atau secara keseluruhan sebesar 64% berusia di atas 50 tahun. Kondisi
ini sangat memprihatinkan sebab jumlah Akuntan Publik yang didominasi
3
oleh kalangan lanjut usia tidak sebanding dengan jumlah Akuntan Publik
muda sebagai generasi penerus Akuntan Publik yang pensiun.
Gambar 1.1
Struktur Usia Akuntan Publik
Sampai dengan Februari 2014, data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa
Penilai (PPAJP) menunjukan bahwa Akuntan Publik yang aktif di Indonesia
berjumlah 944 orang dari 1075 yang terdaftar. Selain itu tercatat pula hanya
terdapat 383 KAP yang aktif dari 961 KAP yang terdaftar. Hal ini
menggambarkan bahwa pertumbuhan jumlah Akuntan Publik di Indonesia
sangat lambat yaitu meningkat hanya sebanyak 157 orang saja selama 5 tahun
dengan struktur usia dibawah 30 tahun hanya sebesar 1%.
Tabel 1.1
Jumlah Akuntan Publik Berdasarkan Status Tahun 2014
Status Akuntan Publik Jumlah
Aktif 944 AP
Cuti 55 AP
Mengundurkan Diri 16 AP
Tidak Aktif 5 AP
Sanksi Pembekuan 1 AP
Izin Akuntan Publik yang tidak berlaku lagi 25 AP
Meninggal Dunia 29 AP
Total 1075 AP
Sumber : PPAJP (2014)
4
Apabila membandingkan jumlah Akuntan Publik di Indonesia dengan
jumlah Akuntan Publik di Negara tetangga di kawasan ASEAN, maka akan
semakin jelas sekali bahwa jumlah Akuntan Publik di Indonesia yang kurang
dari 1.000 orang untuk Negara yang berpenduduk 230 juta jiwa relatif sedikit
dan kurang memadai untuk memenuhi tingginya permintaan jasa Akuntan.
Tabel 1.2
Jumlah Akuntan Publik di Kawasan ASEAN
No Negara Jumlah Penduduk Jumlah Akuntan Publik
1 Singapura 5 juta jiwa 15.000 orang
2 Filipina 88 juta jiwa 15.000 orang
3 Thailand 66 juta jiwa 6.000 orang
4 Malaysia 25 juta jiwa 2.500 orang
5 Vietnam 85 juta jiwa 1.500 orang
6 Indonesia 230 juta jiwa 929 orang
Sumber: Okezone Economy (2010)
Dengan demikian wajar saja apabila jumlah akuntan publik yang
terdaftar di BAPEPAM untuk mengaudit emiten-emiten pasar modal tidak
seimbang dengan jumlah emiten yang terdaftar. Sampai dengan November
2014, Akuntan Publik yang aktif tercatat hanya 456 orang untuk mengaudit
laporan keuangan 503 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kondisi dimana jumlah Akuntan Publik yang tidak sebanding dengan
jumlah permintaan jasa audit ini memunculkan kemungkinan bahwa sebuah
KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Hal tersebut mengakibatkan
munculnya beban kerja yang berat bagi auditor. Beban kerja (workload)
seorang auditor dapat muncul akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh
auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam
melaksanakan proses audit (Setiawan dan Fitriany, 2011:38).
5
Menurut Lopez dan Peters (2012:358), workload merupakan “busy
season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan memiliki
fiscal years yang berakhir pada bulan Desember. Maka Akuntan Publik
memiliki tanggung jawab tidak hanya memperhatikan banyaknya klien,
namun juga perlu memperhatikan terbatasnya waktu untuk menyelesaikan
proses audit. Keputusan BAPEPAM No.36/PM/2003 telah mengatur
kewajiban tiap emiten menyampaikan laporan keuangan auditan (yang telah
diaudit) selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal
laporan keuangan.
Hasil pengolahan data dari laporan KAP ke PPAJP dalam Setiawan dan
Fitriany (2011:47) mengemukakan bahwa terdapat beberapa KAP memiliki
rasio perikatan per-partner yang sangat tinggi yaitu menangani 191 perikatan
per tahun. Rata-rata partner menangani 44 klien dalam satu tahun dengan rata-
rata revenue 21,2 juta dan rata-rata setiap klien ditangani oleh 2 orang staff
auditor. Apabila partner dan staf auditor memiliki beban kerja yang
berlebihan, maka mereka tidak mungkin memiliki waktu yang cukup untuk
melaksanakan dan atau mengawasi serta meninjau prosedur audit yang tepat,
sehingga akibatnya akan merusak kualitas audit (PCAOB, 2013:17 dalam
Buchheit dan Buslepp, 2014:3).
Adityasih (2010:3) juga berpendapat bahwa jumlah klien (audit
capacity) yang ditangani oleh auditor akan mempengaruhi kualitas audit yang
dihasilkan. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang tinggi
bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor
6
untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan pelanggaran dalam
sistem akuntansi klien. Menurut Lopez dan Peters (2012:140) kondisi tersebut
meningkatkan peluang bagi manajer untuk memanipulasi proses keuangan.
Hal ini mengindikasikan bahwa workload ditambah dengan terbatasnya waktu
audit dapat menurunkan kualitas audit.
Namun, tidak terbatasnya waktu audit pun terbukti juga menurunkan
kualitas audit. Kasus yang dialami oleh perusahaan Enron merupakan salah
satu skandal akuntansi terbesar di dunia yang telah runtuh dan diduga akibat
perikatan audit yang panjang dengan Kantor Akuntan Publik Internasional
Arthur Anderson. Kasus Enron ini melibatkan Chief Executive Officier (CEO),
Dewan Komisaris, Komite Audit, Auditor Internal sampai Auditor Eksternal
dan menempatkan auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas
kegagalan audit. Kegagalan audit tersebut diduga diakibatkan karena KAP
Arthur Anderson menjalin perikatan audit dengan perusahaan Enron selama
lebih dari 20 tahun (Siregar et. al., 2012:1).
Masa perikatan audit yang panjang antara Enron dengan KAP Arthur
Anderson memunculkan persepsi bahwa masa perikatan audit atau audit
tenure yang panjang meningkatkan kedekatan emosional. Kedekatan
emosional antara auditor dengan klien menjadi ancaman yang diyakini
berdampak negatif terhadap independensi auditor dalam mendeteksi dan
melaporkan kesalahan material pada laporan keuangan yang memunculkan
skandal-skandal pelanggaran keuangan yang merugikan banyak pihak.
7
Kasus Enron memotivasi munculnya Sarbanes Oxley (SOX) Act
sebagai perubahan regulasi di Amerika pada tahun 2002. Profesi Akuntan
Publik dilakukan secara direct-regulation oleh pihak independen yaitu
PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) dan berlakunya
kewajiban melakukan pergantian atau rotasi Akuntan Publik setiap 5 tahun
(Adityasih, 2010:1). Peraturan rotasi wajib secara berfrekuensi ini menurut
Catanach & Walker (1999) dalam Siregar et. al., (2012:2) diharapkan dapat
memperkuat independensi auditor dan mengurangi kejadian pelanggaran
audit.
Rotasi audit tidak hanya bermanfaat sebagai solusi dalam mengatasi
masalah independensi auditor akibat hubungan tenure yang panjang tetapi
juga bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman auditor. Rotasi wajib audit
membuka kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan kompetensi dan
pengetahuannya dalam menangani banyak klien dalam industri yang sama
sehingga pengalaman auditor dapat meningkatkan pemahaman auditor
mengenai kondisi perusahaan seperti internal kontrol, risiko bisnis dan risiko
audit perusahaan pada industri tersebut. Strategi spesialisasi industri yang
dilakukan auditor ini dapat meningkatkan pengetahuan spesifik pada industri
tertentu dengan lebih komprehensif.
Hasil penelitian dari Rusmin (2010) dalam Rachmawati dan Fuad
(2013:2) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memberikan jasa lebih
dan kredibel dengan memiliki kemampuan mendeteksi dan mengatasi praktik
manajemen laba daripada KAP non spesialisasi industri. Menurut Setiawan
8
dan Fitriany (2011:39) auditor yang menangani banyak klien dalam industri
yang sama memiliki pengetahuan serta pemahaman tentang kondisi
perusahaan seperti internal kontrol, risiko bisnis dan risiko audit perusahaan
pada industri tersebut. Sehingga auditor spesialisasi industri lebih memiliki
pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang memadai.
Hasil penelitian dari Libby dan Frederick (1990) dalam Hutabarat
(2012:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman lebih mampu
menghasilkan berbagai dugaan kesalahan dalam menjelaskan temuan audit.
Dalam hal ini auditor yang berpengalaman lebih mampu memberi penjelasan
yang masuk akal atas dugaan kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat
mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari
sistem akuntansi yang mendasari. Tubbs (1990) dalam Adityasih (2011:21)
menunjukkan secara konsisten semakin berpengalaman seorang auditor maka
akan mampu menemukan kesalahan material yang lebih banyak dan sedikit
kesalahan dalam melakukan proses audit. Dengan demikian, auditor yang
berpengalaman serta didukung dengan independensi yang kuat dapat
meningkatkan kualitas audit.
Dari uraian di atas saya tertarik untuk meneliti mengenai workload
auditor yang masih jarang diteliti di Indonesia. Penelitian ini penting untuk
dilakukan sebab pertumbuhan Akuntan Publik yang lambat menjadi hal
penting yang harus diperhatikan mengingat pertumbuhan ekonomi yang
semakin berkembang berdampak pada meningkatnya permintaan jasa Akuntan
Publik. Meningkatnya permintaan jasa Akuntan Publik dan terbatasnya waktu
9
yang telah diatur oleh undang-undang akan memunculkan workload. Namun,
apakah jumlah auditor yang tersedia dan tidak sebanding dengan banyaknya
klien yang harus ditangani oleh auditor akan berdampak buruk terhadap hasil
kerja auditor, membutuhkan kajian lebih lanjut. Kemudian apakah terdapatnya
batasan waktu dan spesialisasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit, juga
layak dipertanyakan. Selain itu untuk menguji apakah keberadaan dan peran
komite audit di perusahaan akan mempengaruhi kualitas audit dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload, auditor
spesialisasi industri dan audit tenure terhadap kualitas audit dengan
menambahkan Komite Audit sebagai variabel moderating. Komite Audit
berperan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan
internal dan penghubung antara perusahaan dengan auditor eksternal untuk
membatasi hubungan antara manajemen dan auditor eksternal. Pengawasan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terciptanya keterbukaan
penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan audit eksternal.
Silver et. al., (2008) dalam Hartadi (2009:94) menyatakan bahwa
tanggung jawab Komite Audit akan membantu menjaga kualitas audit
eksternal dimasa yang akan datang. Komite Audit diharapkan dapat berperan
untuk mengurangi perilaku oportunistik manajer sehingga dapat memelihara
kredibilitas dalam proses penyusunan laporan keuangan dan mendeteksi
kesalahan penyajian laporan keuangan yang material.
10
Berdasarkan uraian di atas mengenai latar belakang dan fenomena
yang terjadi maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul;
“Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri dan Audit Tenure
Terhadap Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel
Moderating” dengan sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011 – 2013.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011). Namun ada yang
berbeda dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebagai
berikut:
1. Terdapat penambahan variabel independen berupa masa perikatan audit
atau audit tenure sesuai dengan rekomendasi penelitian sebelumnya.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada
penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan non-keuangan.
3. Periode pada penelitian ini dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013,
sedangkan periode pada penelitian sebelumnya dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008.
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah workload berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit?
3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit?
4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
5. Apakah interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh
terhadap kualitas audit?
6. Apakah interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit
berpengaruh terhadap kualitas audit?
7. Apakah interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh
terhadap kualitas audit?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh workload terhadap kualitas audit.
2. Menganalisis pengaruh auditor spesialisasi industri terhadap kualitas audit.
3. Menganalisis pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit.
4. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kualitas audit.
5. Menganalisis pengaruh interaksi antara workload dengan komite audit
terhadap kualitas audit.
12
6. Menganalisis pengaruh interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan
komite audit terhadap kualitas audit.
7. Menganalisis pengaruh interaksi antara audit tenure dengan komite audit
terhadap kualitas audit.
D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
a. Bagi Mahasiswa. Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah studi
literatur terkait dengan workload, auditor spesialisasi industri, audit
tenure, komite audit dan kualitas audit.
b. Bagi peneliti berikutnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian
lebih lanjut mengenai topik kualitas audit ini.
2. Manfaat Bagi Praktisi
a. Dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui sejauh mana peran
langsung dan tidak langsung komite audit yang terdapat pada
perusahaan terhadap kualitas audit.
b. Dapat digunakan oleh Akuntan Publik sebagai dukungan untuk
senantiasa melakukan tugasnya secara professional dengan menjaga
independensi sehingga dapat meningkatkan kualitas audit, serta
memperhatikan dampak dari workload seorang auditor yang mungkin
dapat mempengaruhi kinerja audit serta kualitas audit yang dihasilkan.
13
2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Penjelasan mengenai konsep manajemen laba dan kualitas audit
tidak terlepas dari teori keagenan. Teori keagenan memberikan penjelasan
mengenai hubungan agensi yaitu hubungan antara pemilik (principal)
dengan manajemen (agent). Berikut beberapa pandangan mengenai teori
keagenan menurut beberapa ahli ekonomi:
Jansen dan Meckling (1976) dalam Adityasih (2010:13)
menyatakan teori keagenan merupakan hubungan kontrak antara pemilik
(principal) dengan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa
bagi pemilik berdasarkan pendelegasian wewenang dari pemilik kepada
agen untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Hal
tersebut memunculkan konflik sebab terdapat kecenderungan masing-
masing pihak mementingkan kepentingannya.
Menurut Belkaoui (2007:186) hubungan agensi dikatakan telah
terjadi apabila suatu kontrak antara prinsipal dengan agen untuk
memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk pemberian
kekuasaan kepada agen untuk pengambilan keputusan. Masing-masing
pihak baik principal maupun agen termotivasi hanya untuk
memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri.
14
Terdapat dua alasan yang dapat mengarah pada terjadinya
divergensi antara kepentingan sendiri dengan perilaku yang kooperatif
menurut Belkaoui (2007:186) yaitu:
a. Seleksi yang merugikan, sebagai salah satu masalah informasi, timbul
ketika agen menggunakan informasi khusus yang tidak dapat
diverifikasi langsung oleh prinsipal yang menyebabkan prinsipal tidak
mampu menentukan apakah agen membuat keputusan yang tepat
dalam mengimplementasikan aturan input-tindakan yang berbeda
dengan apa yang prinsipal inginkan.
b. Risiko normal, sebagai salah satu masalah informasi, timbul ketika
terdapat masalah motivasional dan konflik sebagai akibat dari kontrak
kesepakatan oleh para pelaku pengganti yang tidak sempurna.
Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Bambang (2007:5)
menyatakan bahwa terdapat tiga asumsi sifat manusia dalam teori
keagenan yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri
(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu
menghindari risiko (risk averse).
Menurut Adityasih (2010:13) principal dan agen diasumsikan
sebagai aktor ekonomi yang berfikir rasional dan bertindak berdasarkan
motivasi dari kepentingan pribadi (self interest). Hal tersebut disebabkan
oleh moral hazard yaitu adanya keinginan manajer mementingkan
kepentingan pribadi sehingga tidak selaras dengan kepentingan pemilik
15
dan kontrak keagenan yang telah disepakati. Ketidakkeselarasan
kepentingan antara kepentingan pemilik dan manajemen dalam persoalan
keagenan memunculkan masalah manajemen laba.
Manajemen laba dalam perspektif informasi merupakan kebijakan
manajerial untuk mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus
kas perusahaan. Manajemen laba yang terjadi merupakan upaya oportunis
manajemen untuk mempengaruhi informasi yang disajikannya dengan
memanfaatkan ketidaktahuan orang lain mengenai informasi keuangan
yang sebenarnya (Sulistyanto, 2008:10).
Menurut Sulistyanto (2008:10) untuk mempengaruhi informasi
keuangan tersebut, manajerial memanfaatkan kebebasan manajer
memberikan judgement untuk memilih, menggunakan dan mengubah
berbagai metode, nilai estimasi dan prosedur yang ada. Oleh sebab itu,
manajemen laba bisa dikatakan sebagai accounting games terutama
melihat rekayasa tersebut merupakan upaya manajerial untuk
menyembunyikan dan mengubah informasi saat mencatat dan menyusun
informasi tersebut dengan mempermainkan besar kecilnya angka-angka
komponen laporan keuangan.
Hal tersebut yang membuat pemilik dan publik mempertanyakan
kembali kelayakan informasi keuangan yang tersaji dalam laporan
keuangan yang telah disusun manajemen. Dalam hal ini dibutuhkan pihak
ketiga yang independen yaitu auditor independen sebagai mediator antara
16
principal dengan agent. Auditor independen dianggap mampu
menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agent.
Jadi, inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah
penyelarasan antara kepentingan pihak pemilik (principal) dengan
kepentingan pihak manajemen (agent) dalam sebuah kontrak yang tepat
sesuai proporsi hak dan kewajiban serta keuntungan setiap pihak secara
keseluruhan untuk menghindari terjadinya konflik akibat kepentingan
masing-masing pihak yang cenderung menginginkan keuntungan dan
menghindari kerugian. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak
mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan
pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke
agen.
Dalam hal ini dibutuhkan pihak ketiga yang independen yaitu
auditor sebagai mediator antara principal dengan agent sebab auditor
dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak
agent. Peran auditor sebagai mediator yaitu dalam hal memberikan opini
atas kewajaran laporan keuangan yang bebas dari salah saji material secara
independen. Kualitas audit ditentukan dari sejauh mana kemampuan
auditor dalam menemukan salah saji material pada laporan keuangan dan
kemauan auditor untuk mengungkapkannya.
17
2. Kualitas Audit
Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memastikan apakah
laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum dan telah bebas dari salah saji material sehingga pada akhirnya hasil
audit atas laporan keuangan tidak merugikan pihak pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan dan para pengguna laporan keuangan.
De Angelo (1981:186) mendefinisikan kualitas audit merupakan
probabilitas dimana seorang auditor mengidentifikasi dan melaporkan
adanya sebuah kesalahan material dan pelanggaran dalam sistem akuntansi
kliennya. Dua hal utama yang menentukan kualitas jasa audit menurut
Watts dan Zimmerman (1986) dalam Adityasih (2010:17) yaitu
kemampuan auditor dalam menemukan penyimpangan dan kemauan
auditor untuk mengungkapkannya. Berdasarkan argument tersebut maka
kualitas audit cenderung ditentukan oleh kemampuan auditor dan
independensi auditor.
Penelitian Deis dan Giroux (1992) dalam Alim et. al., (2007:4)
menyatakan bahwa terdapat empat hal yang memiliki hubungan dengan
kualitas audit yaitu:
a. Lamanya waktu auditor melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan
(tenure). Semakin lama auditor melakukan pemeriksaan terhadap klien
maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah.
b. Jumlah klien. Semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan
semakin baik karena auditor cenderung akan menjaga reputasinya.
18
c. Kesehatan keuangan klien. Semakin sehat kondisi keuangan klien maka
kualitas audit semakin turun karena kecenderungan klien menekan
auditor agar tidak mengikuti standar audit.
d. Review oleh pihak ketiga. Kualitas audit akan meningkat apabila
auditor mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak
ketiga.
Kualitas audit bagi para pengguna laporan keuangan adalah ketika
auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang
material atau kecurangan dalam laporan keuangan dan diungkapkan secara
independen dan tidak berpihak. Sedangkan kualitas audit bagi auditor
adalah ketika auditor bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) dan mampu menilai risiko bisnis klien untuk meminimalisir
turunnya reputasi auditor akibat ketidakpuasan klien.
Tujuan dari kualitas audit ini yaitu meningkatkan hasil kinerja
audit pelaporan keuangan klien yang dapat digunakan oleh para pemakai
laporan keuangan auditan dengan sikap independensi auditor dalam
menjalankan tugasnya memeriksa salah saji material yang terkandung
laporan keuangan dan melaporkan secara transparan beserta bukti-bukti
yang diperoleh. Karena disatu sisi manajemen perusahaan menginginkan
audit yang berkualitas tinggi agar investor mempunyai keyakinan terhadap
realibilitas angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan.
19
Jadi, jika kualitas audit buruk maka laba yang disajikan cenderung tidak
menggambarkan hasil operasi serta kondisi perusahaan sebenarnya (Chen,
et. al., 2004 dalam Siregar, et. al., 2005:3).
Kualitas audit sering dikaitkan dengan kualitas laba yang tersaji
dalam laporan keuangan. Johnson et al. (2002) dalam Siregar, et. al.,
2005:4) menilai kualitas laba dengan besaran akrual diskresioner yang
terkandung dalam angka laba. Nilai angka laba yang dilaporkan dapat
dikelola sesuai dengan tujuan manajemen, sehingga nilai akrual
diskresioner yang semakin besar mengindikasikan kualitas laba yang lebih
rendah.
Akrual merupakan selisih dari laba dengan kas sedangkan
diskresioner adalah kebijakan, sehingga akrual diskresioner merupakan
akrual yang timbul akibat diskresi/kebijakan dari manajemen. Fleksibilitas
manajemen memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan laba membuka
kesempatan manajemen memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan
kepentingan pribadinya. Menurut Belkaoui (2007:201) penggunaan
manajemen akrual dengan tujuan memperoleh kepentingan pribadi
merupakan potensi terjadinya manajemen laba. Akrual yang telah terbukti
digunakan dalam manajemen laba yaitu antara lain:
a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih
b. Cadangan kerugian pinjaman bank.
c. Cadangan kerugian klaim asuransi.
d. Cadangan penilaian pajak tangguhan.
20
Menurut Siregar (2005:479), untuk mendekomposisi total akrual
menjadi komponen diskresioner dan non diskresioner terdapat beberapa
model sebagai berikut:
a. Jones (1991)
ACCRit = α0 + α1 ∆REVit + α2 PPEit + εit
Dimana: ACCR = total akrual
∆REV = perubahan pendapatan dari tahun t-1 ke tahun t
b. Dechow dkk (1995):
ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - ∆RECit] + α2 PPEit + εit
Dimana: ∆REC = perubahan nilai bersih piutang dari tahunt-1 ke tahun t
c. Kasznik (1999):
ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - ∆RECit] + α2 PPEit + α3 ∆CFOit + εit
Dimana: ∆CFO = perubahan arus kas operasi dari tahun t-1 ke tahun t
d. Dechow dkk (2002):
ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - (1-k) ∆RECit] + α2 PPEit + α3ACCRit-1+
α5∆REVit+1 + εit
Dimana: k = koefisien slope dari regresi ∆REC terhadap ∆REV
ACCRt-1 = total akrual t-1 dibagi dengan total asset t-2
REVt+1 = perubahan dalam pendapatan perusahaan dari
tahun t ke t+1, dibagi dengan pendapatan tahun t
((REVt+1 – REVt)/REVt).
21
3. Beban Kerja (Workload)
Beban kerja merupakan seberapa besar kapasitas individu yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang harus
dikerjakan dengan batasan waktu tertentu. Profesi Akuntan Publik juga
tidak luput dari beban kerja yang harus dihadapi. Kondisi jumlah Akuntan
Publik yang relatif sedikit dengan pertumbuhan yang lamban tidak
sebanding dengan jumlah permintaan kebutuhan pengguna jasa audit yang
relatif pesat perkembangannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan
bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak.
Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:38) workload seorang
auditor merupakan beban kerja yang muncul akibat jumlah klien yang
harus ditangani oleh auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu
yang tersedia dalam melaksanakan proses audit. Apabila partner dan staf
memiliki beban kerja yang berlebihan, mereka tidak mungkin memiliki
waktu yang cukup untuk melaksanakan dan atau mengawasi dan meninjau
prosedur audit yang tepat, sehingga merusak kualitas audit (PCAOB
2013:17 dalam Buchheit dan Buslepp, 2014:3).
Workload terjadi akibat “busy season” yang terjadi pada awal
tahun karena umumnya perusahaan memiliki fiscal years yang berakhir
pada bulan Desember (Lopez dan Peters, 2012:358). Busy season tersebut
terjadi karena perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil
kinerja dan aktivitas keuangan selama setahun ke dalam bentuk laporan
keuangan.
22
Keputusan BAPEPAM No.36/PM/2003 mengatur kewajiban tiap
emiten menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara berkala
kepada BAPEPAM selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari)
setelah tanggal laporan keuangan. Dengan demikian Akuntan Publik
memiliki tanggung jawab yang besar untuk memperhatikan terbatasnya
waktu untuk menyelesaikan proses audit.
4. Auditor Spesialisasi Industri
Auditor memiliki fungsi sebagai pihak ketiga independen yang
bertugas memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka yang
disajikan dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki
seorang auditor tidak sebatas pengetahuan mengenai audit dan akuntansi
saja, namun juga harus memiliki pengetahuan mengenai jenis industri
klien. Besar kemungkinan setiap industri memiliki perbedaan sifat bisnis,
prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang
berbeda satu sama lain.
Auditor spesialisasi industri adalah auditor yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama.
Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman
yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri sehingga dapat
memahami karakteristik perusahaan dengan lebih komprehensif.
Tujuan auditor spesialisasi industri menurut Dunn dan Mayhew
(2004) dalam Setiawan dan Fitriany (2011:39) adalah untuk diferensiasi
produk dengan memberikan audit yang berkualitas pada industri tertentu.
23
Terdapat empat faktor penentu tingkat auditor spesialisasi industri
menurut Bonner dan Lewis (1990) dalam Primadita (2012:27) yaitu:
b. Pemahaman atas pengetahuan umum mengenai akuntansi dan audit
yang diperoleh dari pelatihan secara formal maupun pengalaman
auditor.
c. Pemahaman yang lebih detil atas klien dan industri tempat klien
beroperasi berupa karakteristik perusahaan-perusahaan dalam industri
tersebut.
d. Pemahaman atas bisnis mengenai sifat dasar, kondisi, tren ataupun
siklus yang berlaku dalam lingkungan bisnis secara umum.
e. Kemampuan memecahkan masalah dengan memahami hubungan
timbal balik dan kemampuan analitis.
Profesi auditor berfungsi sebagai pihak ketiga yang independen
dalam memberikan kepastian berupa opini terhadap integritas angka-angka
akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Ketika
auditor menangani perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama maka
pengetahuan dan pemahaman auditor bertambah dan jauh lebih baik
mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis dan risiko audit pada
perusahaan tersebut. Dengan demikian, auditor spesialisasi industri dalam
industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki
spesialisasi (Setiawan dan Fitriany, 2011:39).
24
5. Audit Tenure
Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan atau kontrak yang
terjalin antara KAP dengan auditee yang sama dalam memberikan jasa
audit yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. Jangka waktu
perikatan audit diukur dalam jumlah tahun.
Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No.
423/KMK.06/2002 mengenai pembatasan praktik Akuntan Publik, yang
kemudian diubah menjadi 359/KMK.06/2003 mengenai “Jasa Akuntan
Publik”, berisi tentang aturan lamanya pemberian jasa audit umum oleh
KAP atas laporan keuangan dari suatu entitas paling lama adalah 5 (lima)
tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama adalah 3
(tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut diperbaharui kembali
dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 dengan
mengubah batas lamanya pemberian jasa audit oleh KAP dari 5 (lima)
tahun menjadi 6 (enam) tahun buku berturut-turut.
Keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh skandal akuntansi yang
diduga terjadi akibat dampak negatif masa perikatan audit yang panjang.
Melemahnya independensi auditor diduga menjadi dampak negatif dari
audit tenure. Semakin panjang tenure maka semakin erat hubungan
kekerabatan antara auditor dengan klien sehingga independensi auditor
lemah dalam mendeteksi dan melaporkan temuan penyimpangan.
25
Hal ini tentu akan mengakibatkan menurunnya kualitas informasi pada
laporan audit sehingga akan merugikan para pengguna laporan keuangan.
Peraturan rotasi wajib auditor dan KAP menimbulkan pro dan
kontra. Menurut Chang et. al., (2014:269), pihak yang memegang
pandangan negatif atau kontra berpendapat bahwa peraturan rotasi wajib
auditor setiap lima tahun akan menyebabkan biaya audit yang tinggi dan
risiko memilih auditor yang tidak memadai untuk audit perusahaan,
sehingga mengarah ke kemungkinan terjadinya kegagalan audit yang
disebabkan oleh kurangnya pemahaman auditor pada awal tahun terhadap
kondisi internal klien.
Pihak yang pro berpandangan bahwa rotasi audit merupakan solusi
dalam mengatasi masalah independensi auditor dalam hubungan tenure
yang panjang yang diindikasi menjadi penyebab terjadinya skandal
akuntansi. Chi dan Huang (2005) dalam Chang et. al., (2014:269)
menerangkan bahwa semakin lama audit (tenure) antara auditor dengan
klien yang sama maka semakin besar auditor tersebut familiar dengan
operasional perusahaan dan semakin kuat hubungan keakraban di antara
mereka. Hubungan keakraban ini dikhawatirkan membuat auditor semakin
lama bertindak menyesuaikan berbagai keinginan dari klien sehingga
independensinya semakin lemah dan mengakibatkan menurunnya kualitas
audit. AlThuneibat et., al., (2011:330) menemukan terdapat hubungan
negatif antara masa perikatan auditor-klien terhadap kualitas audit.
26
6. Komite Audit
Pengertian Komite Audit menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia 2006 yaitu sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang
lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan
tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan
klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen.
Kerangka dasar hukum di Indonesia telah mengatur ketentuan dan
peraturan mengenai Komite Audit dalam rangka penerapan good corporate
governance. Berikut ketentuan dan peraturan mengenai Komite Audit
sebagai berikut:
a. Surat Edaran BAPEPAM No.SE-03/PM/2000 tentang pelaksanaan
pembentukan Komite Audit bagi perusahaan go-public.
b. Keputusan Direksi BEJ No.Kep-339/BEJ/07-2001 tentang aturan
jumlah dan kualifikasi keanggotaan Komite Audit.
c. Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-412/PM/2003 mengenai
pedoman pembentukan Komite Audit.
d. Kep-117/M-MBU/2002 mewajibkan BUMN memiliki Komite Audit.
e. Peraturan No.IX.1.5 mengenai pembentukan dan pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit dalam Lampiran Keputusan Ketua
BAPEPAM No.29/PM/2004.
27
Dewan Komisaris umumnya membentuk komite-komite di
bawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan
perundangan yang berlaku untuk membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Komite
yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut adalah Komite Audit,
Komite Kebijakan Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite
Kebijakan Corporate Governance. Namun, menurut peraturan BEJ Nomor
KEP-339/BEJ/07-2001, yang sifatnya wajib dimiliki oleh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek hanya Komite Audit.
Peran dan tanggung jawab Komite Audit menurut Komite Nasional
Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) yaitu:
a. Pelaporan Keuangan
Peran dan tanggung jawab Komite Audit dalam pelaporan keuangan:
1) Pengawasan atas proses pelaporan keuangan dengan menekankan
agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi.
2) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten
dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit.
3) Mengawasi audit laporan keuangan eksternal dan menilai mutu
pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.
b. Manajemen Risiko dan Kontrol
Dalam hal manajemen risiko dan kontrol, peran dan tanggung jawab
Komite Audit adalah:
28
1) Mengawasi proses manajemen risiko dan kontrol, termasuk
identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk mengecilkan risiko.
2) Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal untuk
memastikan bahwa semua bidang kunci risiko dan kontrol
diperhatikan.
3) Menjamin bahwa pihak manajemen melaksanakan semua
rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol, yang dibuat
oleh auditor internal dan auditor eksternal.
c. Corporate Governance
Tanggung jawab Komite Audit di bidang corporate governance adalah
memberikan kepastian bahwa perusahaan tunduk pada undang-undang
dan peraturan yang berlaku, dan mempertahankan kontrol yang efektif
terhadap benturan kepentingan pegawai. Peran dan tanggung jawab
Komite Audit harus termasuk juga:
1) Mengawasi proses corporate governance
2) Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan GCG
3) Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat
mempengaruhi kinerja finansial atau non-finansial perusahaan
4) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-undang dan
peraturan yang berlaku
5) Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis hasil
pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya
29
Struktur Komite Audit di Indonesia diatur dalam Keputusan
Ketua BAPEPAM Nomor Kep-41/PM/2003 tentang Peraturan Nomor
IX.I.5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
adalah sebagai berikut:
a. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Anggota Komite Audit yang merupakan komisaris independen
bertindak sebagai ketua Komite Audit. Dalam hal ini komisaris
independen yang menjadi anggota Komite Audit lebih dari satu
orang maka salah satunya bertindak sebagai ketua Komite Audit.
Rekomendasi yang dibentuk oleh Forum for Corporate
Governance in Indonesia 2002 adalah penting bahwa perusahaan harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh setiap anggota komite
auditnya. Hal ini disebabkan karakteristik komite akan berpengaruh
pada peran Komite Audit dalam pemberian bantuan kepada Dewan
Komisaris dalam melaksanakan tugasnya tentang pengendalian internal
dan pelaporan keuangan dan manajemen.
Persyaratan keanggotaan Komite Audit sesuai dengan
Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki intregitas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
30
b. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan.
c. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya.
d. Bukan merupakan orang dari KAP, kantor konsultan hukum, atau
pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non-audit, atau jasa
konsultasi lain kepada perusahaan dalam enam bulan terakhir.
e. Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan
perusahaan dalam waktu enam bulan terakhir.
f. Tidak memiliki saham di perusahaan.
g. Tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan
keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun
vertikal dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama
perusahaan.
h. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak
langsung, yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan.
31
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit
Beban kerja merupakan seberapa besar kapasitas individu yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang harus
dikerjakan dengan batasan waktu tertentu. Profesi Akuntan Publik juga
tidak luput dari beban kerja yang harus dihadapi. Kondisi jumlah Akuntan
Publik yang relatif sedikit dengan pertumbuhan yang lamban tidak
sebanding dengan jumlah permintaan kebutuhan pengguna jasa audit yang
relatif pesat perkembangannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan
bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Menurut
Setiawan dan Fitriany (2011:38) workload seorang auditor dapat muncul
akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh auditor tidak seimbang
dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam melaksanakan proses audit.
Hansen et. al., (2008:6) menyatakan bahwa workload berkaitan
dengan bertambahnya klien pada beberapa KAP di Amerika setelah
Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson (AA) dibubarkan akibat
kasus Enron terungkap. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan
workload yang tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat
menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan material
dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Hal tersebut
dibuktikan dalam hasil penelitiannya yang menemukan pengaruh negatif
antara workload terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi audit
capacity stress auditor dapat menurunkan kualitas audit
32
Menurut Lopez dan Peters (2012:358) workload terjadi akibat
“busy season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan
memiliki fiscal years yang berakhir pada bulan Desember. Busy season
tersebut terjadi karena perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan
hasil kinerja dan aktivitas keuangan selama setahun ke dalam bentuk
laporan keuangan. Dalam penelitiannya, Lopez dan Peters (2012)
menemukan bahwa pada masa busy season tingkat akrual diskresioner
meningkat sehingga menyebabkan kualitas audit menurun. Hal tersebut
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hansen et., al., (2008).
Adityasih (2010:3) juga berpendapat bahwa jumlah klien (audit
capacity) yang ditangani oleh auditor akan mempengaruhi kualitas audit
yang dihasilkan. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang
tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan
kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan
pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Menurut Lopez dan Peters
(2012:140) kondisi tersebut meningkatkan peluang bagi manajer untuk
memanipulasi proses keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa workload
dapat menurunkan kualitas audit.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H1: Workload berpengaruh terhadap kualitas audit.
33
2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit
Auditor spesialisasi industri adalah auditor yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama.
Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki
pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri
sehingga dapat memahami karakteristik perusahaan dengan lebih
komprehensif. Besar kemungkinan setiap industri memiliki perbedaan sifat
bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang
berbeda satu sama lain.
Penelitian mengenai kualitas audit telah sering dikaitkan dengan
reputasi KAP dan ukuran KAP. Namun, menurut Craswell (1995) dalam
Luhgiatno (2010:5) menyatakan bahwa reputasi KAP kurang bernilai
dalam suatu industri yang juga terdapat KAP spesialisasi industri. KAP
spesialisasi industri tertentu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang
lebih baik mengenai kondisi lingkungan tertentu.
Setiawan dan Fitriany (2011:39) menyatakan auditor yang spesialis
dalam suatu industri tertentu memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
memadai dibanding dengan auditor yang tidak spesialis. Hasil penelitian
Rachmawati dan Fuad (2013:8) menemukan bahwa KAP spesialisasi
industri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner
atau sama dengan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya
perusahaan dengan auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit
yang baik sebab dapat menurunkan tingkat akrual diskresioner.
34
Rusmin Rusmin (2010:632) menyatakan bahwa perusahaan yang
melibatkan jasa auditor spesialisasi industri secara signifikan lebih rendah
manajemen labanya daripada perusahaan yang melibatkan jasa non
spesialis. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Rusmin (2010)
dalam Rachmawati dan Fuad (2013:2) yang menemukan bahwa KAP
spesialisasi industri lebih memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya
praktik manajemen laba dibandingkan KAP non spesialisasi industri.
Hasil penelitian dari Libby dan Frederick (1990) dalam Hutabarat
(2012:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman lebih mampu
menghasilkan berbagai dugaan kesalahan dalam menjelaskan temuan
audit. Dalam hal ini auditor yang berpengalaman lebih mampu memberi
penjelasan yang masuk akal atas dugaan kesalahan dalam laporan
keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan
audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari.
Tubbs (1990) dalam Adityasih (2011:21) menunjukkan secara
konsisten semakin berpengalaman seorang auditor maka akan mampu
menemukan kesalahan material yang lebih banyak dan sedikit kesalahan
dalam melakukan proses audit. Dengan demikian auditor yang
berpengalaman serta didukung dengan independensi yang kuat dapat
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H2: Auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit.
35
3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit
Pengaruh tenure terhadap kualitas audit telah lama menjadi
perdebatan sebab tenure selalu dikaitkan dengan independensi auditor.
Tenure selalu disebut menjadi faktor utama terjadinya skandal akuntansi
yang dialami perusahaan raksasa seperti Enron. Tenure yang panjang
antara Enron dan KAP Arthur Andersen mempererat hubungan
kekerabatan mereka sehingga pada akhirnya menyebabkan keterlibatan
KAP Arthur Andersen sebagai auditor eksternal dalam skandal akuntansi
yang dialami Enron. Sementara sebagian peneliti berpendapat bahwa
semakin lama masa perikatan auditor dengan klien maka akan
memperdalam pengetahuan auditor mengenai bisnis klien sehingga dapat
meningkatkan kualitas audit.
Hasil penelitian Giri (2010:16) menemukan bahwa terdapat
pengaruh negatif signifikan antara tenure terhadap diskresioner akrual.
Artinya semakin lama tenur audit maka semakin tinggi kemampuan
auditor membatasi tindakan akrual manajemen sehingga akan
meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Geigher and Raghunandhan (2002), Johnshon et. al. (2002),
Myers et. al. (2002), Nagy (2005), dan Manry et.al. (2008) dalam
Hardiningsih dan Oktaviani (2012:3) yang menemukan bahwa ternure
berhubungan negatif dengan kualitas audit yang diukur dengan akrual.
36
Namun, skandal Enron yang terjadi dan KAP Arthur Andersen
mematahkan argument yang menyatakan bahwa semakin lama tenure
semakin meningkatkan kualitas audit. Chi dan Huang (2005) dalam
Chang et. al., (2014:269) menerangkan bahwa semakin lama tenure maka
semakin besar auditor tersebut familiar dengan operasional perusahaan dan
semakin kuat hubungan keakraban di antara mereka.
Hubungan keakraban ini dikhawatirkan membuat auditor semakin
lama bertindak menyesuaikan berbagai keinginan dari klien sehingga
independensinya semakin lemah dan mengakibatkan menurunnya kualitas
audit. AlThuneibat et., al., (2011:330) menemukan terdapat hubungan
negatif antara masa perikatan auditor-klien terhadap kualitas audit.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H3: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.
4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Peranan Komite Audit dalam organisasi bertugas untuk membantu
Dewan Komisaris dalam rangka peningkatan efektivitas auditor internal
dan auditor eksternal serta membantu auditor dalam mempertahankan
independensinya dari manajemen dengan tujuan meningkatkan kualitas
laporan keuangan. Sehingga keberadaan Komite Audit bermanfaat untuk
menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan serta
pengungkapan semua informasi oleh manajemen meski ada konflik
kepentingan.
37
Komite audit bertanggung jawab melakukan pengawasan dan
pengendalian untuk menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate
governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas.
Keempat faktor inilah yang membuat laporan keuangan menjadi lebih
berkualitas. Menerapkan rotasi auditor merupakan salah satu bentuk
pengawasan yang dilakukan Komite Audit sebagai salah satu solusi dalam
menjaga independensi auditor sehingga dapat diasumsikan bahwa rotasi
auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor sehingga
berpengaruh positif juga terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komite audit dapat berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
Penelitian yang dilakukan Yasin dan Nelson (2012) menunjukan
bahwa perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang lebih tinggi
dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan Komite Audit
berhubungan dengan biaya audit eksternal yang lebih tinggi dan
menunjukkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian Yasin dan Nelson
(2014) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gajevszky (2014)
yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara salah satu
mekanisme corporate governance yaitu Audit Committee Existence
terhadap kualitas audit.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H4: Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
38
5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap
Kualitas Audit
Keberadaan komite audit dengan jumlah anggota komite audit
yang berada di atas standar yaitu tiga orang serta memiliki kompetensi
akuntansi dan keuangan diharapkan akan mampu berkomunikasi dan
memberi informasi yang dibutuhkan oleh auditor. Hal tersebut akan sangat
membantu auditor dalam melakukan proses audit sehingga ketika auditor
mengalami beban kerja (workload) di masa busy season akibat banyaknya
klien yang harus ditangani, maka komite audit yang berkompeten dan
independen dapat berperan membantu mengurangi beban kerja auditor.
Komite audit dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian menciptakan prinsip-prinsip
dari good corporate governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas,
dan responsibilitas terhadap laporan keuangan, dengan maksud membuat
laporan keuangan menjadi berkualitas. Dengan demikian diharapkan
kesalahan salah saji material dapat diminimalisir.
Hasil penelitian Setiawan dan Fitriany (2011) menemukan bahwa
keberadaan komite audit berperan mengurangi pengaruh negatif workload
terhadap kualitas audit dan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2011). Berdasarkan analisis dan
penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H5: Interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh
terhadap kualitas audit.
39
6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan
Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Auditor spesialisasi industri memiliki pengalaman dan
pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama sehingga
memiliki pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada
industri dengan lebih komprehensif. Ketika perusahaan memiliki komite
audit yang berkompeten maka saat auditor menemukan permasalahan
audit ataupun risiko perusahaan dalam industri yang mengancam
kelangsungan usaha perusahaan, auditor dapat berkomunikasi dengan
komite audit untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Komite audit juga berperan memonitor pekerjaan auditor
spesialisasi industri dengan menilai seberapa jauh pengalaman,
pengetahuan dan pemahaman auditor mengenai risiko bisnis dan risiko
audit pada industri perusahaan tersebut. Hasil penelitian Rachmawati dan
Fuad (2013:8) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner atau sama dengan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya perusahaan dengan
auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit yang baik sebab tingkat
akrual diskresionernya yang rendah.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit
berpengaruh terhadap kualitas audit.
40
7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit
Terhadap Kualitas Audit
Keberadaan komite audit di suatu perusahaan berperan membantu
auditor menjaga independensinya dengan menerapkan peraturan rotasi
wajib auditor. Apabila komite audit patuh dan aktif menjalankan perannya
untuk menerapkan peraturan rotasi wajib auditor di perusahaan, maka
kekhawatiran akan lemahnya independensi auditor akibat masa perikatan
yang panjang dapat teratasi. Lemahnya independensi akibat tenure yang
panjang dapat menimbulkan hubungan kekerabatan antara auditor
sehingga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan yang disajikan.
Hasil penelitian yang dilakukan Putri dan Wiratmaja (2015:583)
menemukan bahwa semakin tingginya kualitas komite audit akan
berpengaruh pada semakin pendeknya masa perikatan antara KAP dengan
kliennya. Hal ini disebabkan karena komite audit yang berkualitas akan
menjalankan tugasnya dengan efektif saat mengawasi auditor eksternal.
Komite audit yang berkualitas akan cenderung memperpendek masa
perikatan audit antara auditor dengan kliennya untuk mempertahankan
independensi auditor. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Nuratama (2011:72) yang menemukan bahwa komite audit berperan
mengurangi pengaruh tenure terhadap kualitas audit. Berdasarkan analisis
tersebut, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H7: Interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh
terhadap kualitas audit.
41
C. Penelitian Sebelumnya
Berikut Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini.
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya
No.
Peneliti
Terdahulu
(Judul &
Tahun)
Variabel dan Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Hansen, et. al.
(2008)
“Auditor
Capacity Stress
and Audit
Quality:Evidence
from Andersen‟s
Indictment”
Variabel
dependen:
Kualitas
Audit
Variabel
independen:
Workload
Sampel:
KAP Arthur
Andersen dan
KAP BIG4
Periode 1999-
2003
Penelitian ini
menunjukkan tingkat
audit capacity stress
yang tinggi pada
suatu KAP dapat
menurunkan kualitas
audit.
2. Wahyuni dan
Fitriany (2009)
“Pengaruh
Client
Importance,
Tenure, dan
Spesialisasi
Audit terhadap
Kualitas Audit”
Variabel
dependen:
Kualitas
Audit
Variabel
independen:
Tenure,
Spesialisasi
auditor
Variabel
independen:
Client
Importance
Penelitian ini
menunjukkan bahwa
adanya regulasi rotasi
telah menghilangkan
pengaruh tenure AP
terhadap kualitas
audit. Spesialisasi
audit tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas audit.
3. Adityasih
(2010)
“Analisa
Pengaruh
Pendidikan
Profesi,
Pengalaman
Auditor, Jumlah
Klien dan
Ukuran KAP
Terhadap
Kualitas Audit”
Variabel
dependen:
Kualitas
Audit
Variabel
independen:
Audit
capacity
Variabel
independen:
Pendidikan
Profesi,
Pengalaman
Auditor, Ukuran
KAP
Sampel: hasil
pemeriksaan
PPAJP terhadap
KAP 2008-2009
Penelitian ini
menunjukan bahwa
jumlah klien (audit
capacity) mempunyai
pengaruh positif yang
signifikan terhadap
kualitas audit.
Bersambung pada halaman berikutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti
Terdahulu
(Judul &
Tahun)
Variabel dan Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. AlThuneibat, et.
al. (2011)
“Do Audit
Tenure and Firm
Size Contribute
to Audit
Quality?”.
Variabel
dependen:
Kualitas
Audit
Variabel
independen:
Masa
perikatan
auditor-klien
Variabel
independen:
ukuran KAP
Sampel:
Jordanian
Companies listed
for trading 2002-
2006
Penelitian ini
menemukan bahwa
masa perikatan
auditor-klien
berhubungan negatif
terhadap kualitas
audit.
5. Setiawan dan
Fitriany (2011)
“Pengaruh
Workload dan
Auditor
spesialisasi
Terhadap
Kualitas Audit
Sebagai Variabel
Pemoderasi”
Variabel
dependen:
Kualitas
Audit
Variabel
independen:
Workload,
Auditor
spesialisasi
industri
Metode:
Analisis
Regresi
Berganda
dan analisis
MRA
Sampel:
perusahaan Non
Keuangan yang
terdaftar di BEI
periode 2006-
2008
Penelitian ini
menemukan bahwa
workload
berpengaruh negatif
terhadap kualitas
audit. Auditor
spesialisasi industri
berpengaruh positif
terhadap kualitas
audit namun semakin
berkualitas Komite
Audit tidak
memperkuat
hubungan positif
antara spesialisasi
dengan kualitas audit
6. Fatimah Mat
Yasin dan
Sherliza Puat
Nelson (2012)
“Audit
Committee and
Internal Audit:
Implications on
Audit Quality”
Variabel
dependen:
Audit
Quality
Variabel
independen:
Komite
Audit
Variabel
independen:
Fee auditor
eksternal dan
karakteristik
auditor internal
Sampel:
perusahaan
publik di
Malaysia 2009-
2010
Penelitian ini
menemukan bahwa
terdapat hubungan
positif antara kualitas
audit dengan dua
karakteristik Komite
Audit yaitu Komite
Audit kualifikasi
sarjana dan frekuensi
pertemuan Komite
Audit.
Bersambung pada halaman berikutnya
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti
Terdahulu
(Judul &
Tahun)
Variabel dan Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Dennis M.
Lopez dan Gary
F. Peters. (2012)
“The Effect of
Workload
Compression on
Audit Quality”
Variabel
dependen :
Audit
Quality
Variabel
independen :
Workload
Sampel:
perusahaan
publik di US
tahun 2004-2007
Penelitian ini
menemukan bahwa
dengan pada saat
“busy season”
perusahaan relative
menurunkan kualitas
audit.
8. Arum
Ardianingsih
(2013)
“Pengaruh
Komite Audit,
Lama Perikatan
Audit dan Audit
Capacity Stress
Terhadap
Kualitas Audit”
Variabel
dependen :
Kualitas
Audit
Variabel
independen :
Tenure, dan
Audit
Capacity
Stress
Variabel
independen :
Komite Audit
Sampel:
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2008-2012
Penelitian ini
menemukan bahwa
semua variabel
independen yaitu
Komite Audit, Lama
Perikatan Audit, dan
Audit Capacity Stress
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
variabel dependen
yaitu kualitas audit
9. Steve Buchheit
dan William L.
Buslepp (2014)
“Workload
Ratios As Audit
Quality
Indicator”
Variabel
dependen :
Audit
Quality
Variabel
independen :
Workload
Variabel
independen :
audit fees
Metode: Regresi
Logistik
Proxy
menggunakan
Abnormal
current accruals
Penelitian ini
menemukan bahwa
workload
memberikan
kenaikan terhadap
nilai restatement
klien dan klien
abnormal akrual.
10. Yu-Shan
Chang, Li-Ling
(Sunny) Liu,
dan Dana A.
Forgione (2014)
“The Effect of
Mandatory
Auditor Rotation
on Audit
Quality”.
Variabel
dependen :
Audit
Quality
Variabel
independen :
Audit Firm
Tenure
Variabel
independen :
rotasi wajib
auditor
Sampel:
Perusahaan
publik Taiwan
tahun 2000-2001
Penelitian ini
menemukan bahwa
perbandingan antara
pelaksanaan
peraturan rotasi wajib
auditor sebelum dan
sesudah
menunjukkan
kualitas audit KAP
meningkat setelah
pelaksanaan rotasi.
Bersambung pada halaman berikutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti
Terdahulu
(Judul &
Tahun)
Variabel dan Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
11. Andra
Gajevszky
(2014)
“Audit Quality
and Corporate
Governance:
Evidence from
the Bucharest
Stock
Exchange”.
Variabel
dependen :
Audit
Quality
Variabel
independen :
Audit
Committee
Existence,
Variabel
independen :
Board
Independence,
CEO duality,
Institutional
Investors,
Managerial
Ownership
Penelitian ini
menemukan bahwa
terdapat hubungan
positif antara Audit
Committee Existence
terhadap kualitas
audit.
12. Putri dan
Wiratmaja
(2015)
“Pengarauh
Tenur dan
Reputasi Kantor
Akuntan Publik
pada Kualitas
Audit dengan
Komite Audit
sebagai Variabel
Moderasi”
Variabel
dependen:
Kualitas
Audit
Variabel
independen:
Tenure,
Auditor
spesialisasi
industri,
Variabel
moderating:
Komite
audit
Metode:
Analisis
Regresi
Berganda
dan analisis
MRA
Sampel:
Basic Industry
and Chemicals
Penelitian ini
menemukan bahwa
terdapat hubungan
positif antara audit
tenure terhadap
kualitas audit.
terdapat pula
hubungan negatif
antara spesialisasi
auditor terhadap
kualitas audit.
variabel komite audit
terbukti
memperlemah
pengaruh spesialisasi
auditor dan tenure
terhadap kualitas
audit.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
45
D. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Skema Kerangka Berpikir
Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri, dan Audit Tenure Terhadap
Kualitas Audit dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating
Basis Teori : Teori Agensi
Kualitas Audit
(Y)
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Workload (X1)
Auditor Spesialisasi Industri
(X2)
VARIABEL MODERATING
Komite Audit (X4)
Audit Tenure (X3)
Metode Analisis:
(1) Analisis Regesi Berganda
(2) Moderated Regression Analysis (MRA)
H1
H2
H3
H4 H5 H6 H7
46
3BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua
variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dan mengolah data
tersebut dengan menggunakan prosedur statistik. Pengolahan data pada
penelitian ini menggunakan softwere SPSS 22.
Penelitian ini meneliti kualitas audit pada semua perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki
jumlah perusahaan yang terdaftar paling banyak dibandingkan dengan sektor
lain serta dipilih untuk menghindari industrial effect yaitu risiko industri yang
berbeda antara industri yang satu dengan yang lain. Metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis untuk mengetahui
pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure serta komite
audit terhadap kualitas audit.
47
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan kumpulan data pengamatan yang dilakukan
terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari
populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian
dari populasi. Metode penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan
mempertimbangkan persyaratan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian.
Kriteria yang diperlukan dalam penentuan sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek
Indonesia selama periode pengamatan 3 tahun berturut-turut, yakni dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di
audit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir 31 Desember selama
periode pengamatan tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam mata
uang rupiah.
4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan data
keuangan yang tersedia lengkap dan dibutuhkan mengenai variabel
penelitian yang akan diteliti.
5. Kantor Akuntan Publik yang konsisten mengirimkan laporan KAP tahunan
ke PPAJP Kementerian Keuangan RI selama periode pengamatan 3 tahun
berturut-turut, yakni dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
48
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa:
1. Laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keuangan auditan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011
sampai dengan tahun 2013.
2. Laporan tahunan KAP yang dikirim ke PPAJP Kementerian Keuangan RI
tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi
klasik dan uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan menggunakan software
SPSS 22. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
antara variabel workload (X1), auditor spesialisasi industri (X2), dan audit
tenure (X3) terhadap kualitas audit (Y) dengan komite audit sebagai variabel
moderasi (X4).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
untuk menjelaskan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data sampel
atau populasi dengan tujuan memudahkan dalam memahami variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai rata–rata (mean), nilai
median, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi. Sedangkan
metode analisis data dilakukan dengan bantuan softwere SPSS 22.
49
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terhadap data
yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji
asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi
penyimpangan. Berikut ini ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan:
a. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2013:160), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik.
Menurut (Ghozali, 2013:163), pengujian normalitas dengan
menggunakan analisis grafik, baik menggunakan histogram maupun
Normal Probability Plot dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Sebab
terdapat kemungkinan analisis grafik yang secara visual terlihat normal
belum tentu normal secara uji statistik atau sebaliknya. Artinya, antara
orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam
menginterpretasikannya. Maka sangat dianjurkan melakukan uji
statistik untuk melengkapi analisis grafik.
Uji statistik untuk memperkuat uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai
Asymp. Sig. > Alpha.
50
b. Uji Heterokedastisitas
Menurut (Ghozali, 2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji glejser untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya
heterokedasitas. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara
variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai
signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih
dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas (Ghozali,
2013:142).
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya.
51
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji
Lagrange Multiplier (Uji LM) sebab sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah lebih dari 100 sampel penelitian. Menurut
Ghozali (2013:111), uji LM ini memang lebih tepat digunakan
dibanding uji DW terutama bila sampel yang digunakan relatif besar
dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM dalam SPSS dilakukan
dengan cara mentransformasi nilai residual ke dalam bentuk lag
residual kemudian regresikan variabel independen dan variabel lag
residual ke variable residual. Apabila variable lag residual menunjukan
signifikan atau lebih kecil dari 0,05 maka diindikasi terjadi
autokorelasi.
d. Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2013:105), uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah
satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi adalah dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas.
2) Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi
multikolinearitas.
52
3. Pengujian Hipotesis
Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk
mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui
(Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013:95). Analisis regresi yang dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda dan dengan
model MRA (Moderated Regression Analysis) untuk mengetahui pengaruh
workload compression, auditor spesialisasi industri, dan masa perikatan
audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
a. Pengujian Regresi Tanpa Interaksi Hipotesis 1 Sampai Dengan
Hipotesis 4
Menurut Ghozali (2013:7) regresi berganda (multiple
regression) digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel
bebas (metrik) terhadap satu variabel terikat (metrik).
ABS_DACCit = α0 + β1WL1 + β2SPEC2 + β3TEN3 + β4KMTE4
+ ε
Keterangan :
ABS_DACCit
= Kualitas audit diukur dengan model Kasznik
(1999)
α = Konstanta
WL1
= Tingkat Workload diukur dengan model
Hansen (2008)
SPEC2
= Auditor spesialisasi diukur dengan model
Siregar (2009)
TEN3
= Audit Tenure (Jumlah tahun perikatan audit)
KMTE4
= Komite Audit (Jumlah anggota komite audit)
ε = Error
53
b. Pengujian Regresi Dengan Interaksi Hipotesis 5 Sampai Dengan
Hipotesis 7
Penelitian hipotesis 5 sampai dengan hipotesis 7 diuji dengan
menggunakan model regresi dengan interaksi atau sering disebut
dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan
analisis yang menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan
integritas sampel den memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh
variabel moderator (Ghozali, 2013:229).
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Komite Audit.
Rumus persamaannya sebagai berikut:
1.) H5: Interaksi antara workload dan komite audit terhadap kualitas
audit
ABS_DACCit = α0 + β1 WL1 + β4 KMTE4 + αWL1*KMTE4
+ ε
2.) H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dan komite audit
terhadap kualitas audit
ABS_DACCit = α0 + β2 SPEC2 + β4 KMTE4 +
αSPEC2*KMTE4 + ε
3.) H7: Interaksi antara audit tenure dan komite audit terhadap kualitas
audit
ABS_DACCit = α0 + β3 TEN3 + β4 KMTE4 + αTEN3*KMTE4
+ ε
54
Keterangan :
LNABS_DACCit = Kualitas audit diukur dengan model Kasznik
(1999)
α = Konstanta
WL1
= Tingkat Workload diukur dengan model
Hansen (2008)
SPEC2
= Auditor spesialisasi diukur dengan model
Siregar (2009)
TEN3
= Audit Tenure (Jumlah tahun perikatan audit)
KMTE4
= Komite Audit (Jumlah anggota komite audit)
WL1* KMTE4
= Interaksi antara workload dengan komite
audit
SPEC2* KMTE4 = Interaksi antara auditor spesialisasi industri
dengan komite audit
TEN3* KMTE4 = Interaksi antara tenure dengan komite audit
ε = Error
Dalam uji hipotesis dapat dilakukan melalui Pengujian Goodness of Fit:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1
(satu). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
55
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian pengaruh simultan atau uji F ini bertujuan untuk
menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0.05 (α=5%).
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan
F tabel, jika F hitung > dari F tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima.
Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.
Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika F
hitung < F tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga
ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya
semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Pengujian Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%) (Ghozali,
2013:98).
56
Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
tabel, jika t hitung > dari t tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima. Hal
ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.
Artinya variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika t hitung < t tabel
maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom
signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya variabel independen
tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen.
1. Variabel Dependen: Kualitas Audit
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pokok perhatian
utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitas audit yang diproksikan dengan cara mengukur tingkat
akrual diskresioner yang merupakan proksi dari manajemen laba. Akrual
merupakan selisih dari laba dengan kas sedangkan diskresioner adalah
kebijakan, sehingga akrual diskresioner merupakan akrual yang timbul
akibat diskresi/kebijakan dari manajemen.
57
Fleksibilitas manajemen memilih kebijakan akuntansi dalam
pelaporan laba membuka kesempatan manajemen memilih kebijakan
akuntansi sesuai dengan kepentingan pribadinya. Menurut Belkaoui
(2007:201) penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh
kepentingan pribadi merupakan potensi terjadinya manajemen laba.
Menurutnya berikut akrual yang telah terbukti digunakan dalam
manajemen laba yaitu antara lain:
a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih yang meliputi
penawaran saham perdana.
b. Cadangan kerugian pinjaman bank.
c. Cadangan kerugian klaim asuransi.
d. Cadangan penilaian pajak tangguhan.
Total akrual terdiri dari akrual diskresioner dan juga non akrual
diskresioner. Non akrual nondiskresioner adalah akrual yang terjadi
seiring berubahnya aktivitas operasional perusahaan yang variasinya dapat
dijelaskan oleh variasi fenomena ekonomik perusahaan. Dalam model
Jones (1991) terdapat 3 fenomena ekonomik yang dianggap berpengaruh
pada akrual nondiskresioner yaitu aset, perubahan pendapatan, dan
property, plant, and equipment (PPE).
Kualitas audit merupakan tingkatan mutu kualitas dari hasil kerja
auditor yaitu mengungkapkan dan melaporkan kesalahan yang terkandung
dalam laporan keuangan perusahaan termasuk juga menemukan tindak
akrual diskresioner yang abnormal atau tidak wajar. Kualitas audit yang
58
baik dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Kualitas audit dalam
penelitian ini menggunakan proksi absolute discretionary accruals yang
diukur dengan model Kazsnik (1999) yang merupakan modifikasi dari
model Jones (1991). Model Kazsnik (1999) ini merujuk pada penelitian
yang dilakukan oleh Siregar et. al., (2012). Siregar et. al., (2005:479)
menemukan bahwa model Kaznik (1999) lebih baik karena memiliki
adjusted R2 lebih besar dibandingkan model Jones (1991), Dechow et. al.,
(1995), dan Kothari (2005).
ABS_TACCit/TAi,t-1 = α1(1/TAi,t-1) + α2(ΔREVit–ΔRECit)/TAi,t-1 +
α3PPEi,t/TAi,t-1 + α3 ΔCFOi,t/TAi,t-1 + εit
Keterangan:
TACCit = Total akrual perusahaan untuk periode t didapat
dari selisih net income dengan arus kas dari
aktivitas operasi
TAi,t-1 = Total aset perusahaan di awal tahun t dan t-1
ΔREVit = Perubahan pendapatan dari tahun t ke tahun t-1
(REVt - REVt-1)
ΔRECit = Perubahan nilai bersih piutang dari tahun t-1 ke
tahun t (RECt - RECt-1)
PPEi,t = Nilai kotor property, plant, and equipment
perusahaan i dalam periode t
ΔCFOi,t = Perubahan dalam arus kas operasi dari tahun t-1 ke
tahun t (CFOt - CFOt-1)
ε = Akrual diskresioner
Akrual diskresioner merupakan nilai residual dari persamaan
model regresi di atas (Siregar et. al., 2005:479). Kualitas audit adalah nilai
negatif dari nilai diskresioner akrual. Artinya apabila nilai akrual
diskresioner rendah maka manajemen laba juga rendah, artinya kualitas
audit tinggi. Sebaliknya, apabila nilai akrual diskresioner tinggi maka
manajemen laba juga tinggi, artinya kualitas audit rendah.
59
2. Variabel Independen
Terdapat empat variabel independen dalam penelitian ini yang akan
diuji sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit:
a. Workload Compression
Dalam penelitian ini workload diukur berdasarkan pengukuran
audit capacity stress (ACS) yang dilakukan oleh Hansen et. al., (2008)
dan Setiawan dan Fitriany (2011) dengan rumus sebagai berikut:
b. Auditor Spesialisasi Industri
Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:43) auditor spesialis dan
non spesialis dikategorikan berdasarkan data persentase klien
perusahaan publik yang diaudit oleh KAP pada industri tertentu,
kemudian dilakukan pembobotan (weighting) berdasarkan total asset
perusahaan dengan rumus yang dikembangkan oleh Siregar et. al.,
(2009) sebagai berikut:
Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai
10% market share. Variabel Auditor spesialisasi industri diukur
dengan menggunakan dummy variabel. Jika suatu KAP tertentu
menguasai ≥ 10% market share maka diberikan nilai 1 (spesialis), dan
0 jika tidak.
WL= ∑ jumlah klien audit KAPit
∑ Jumlah partner di KAPit
SPEC = ∑ klien KAP di industri
x ∆ aset klien KAP di industri
∑ emiten di industri ∆ aset seluruh emiten di industri
60
Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI meliputi:
(1) Sektor Industri Dasar Dan Kimia, terdiri dari: Sektor Semen,
Sektor Keramik, Porselen dan Kaca, Sektor Logam dan
Sejenisnya, Sektor Kimia, Sektor Plasik dan Kemasan, Sektor
Pakan Ternak, Sektor Kayu dan Pengolahannya, Sektor Pulp dan
Kertas
(2) Sektor Aneka Industri, terdiri dari: Sektor Mesin dan Alat Berat,
Sektor Otomotif dan Komponen, Sektor Tekstil dan Garment,
Sektor Alas Kaki, Sektor Kabel, Sektor Elektronika
(3) Sektor Industri Barang dan Konsumsi, terdiri dari: Sektor
Makanan dan Minuman, Sektor Rokok, Sektor Farmasi, Sektor
Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga, Sektor Peralatan
Rumah Tangga
c. Audit Tenure
Masa perikatan audit atau audit tenure merupakan jangka
waktu penugasan auditor di suatu perusahaan. Pengukuran pada
variabel masa perikatan audit ini menggunakan tenure KAP. Tenure
diukur berdasarkan pengukuran dalam penelitian
AlThuneibat et., al., (2011) dengan menghitung jangka waktu
penugasan KAP di suatu perusahaan yang sama (dalam satuan tahun).
TEN = ∑ Jumlah tahun KAP mengaudit perusahaan yang
sama
61
3. Variabel Moderasi ( Komite Audit )
Kebijakan mengenai kewajiban adanya komite audit telah
ditetapkan berdasarkan Keputusan BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004.
Di Indonesia, keanggotaan Komite Audit telah diatur bahwa anggota
Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang.
Hasil penelitian Lin et. al., (2006) menunjukan bahwa jumlah
komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
laba yang dilaporkan perusahaan. Proksi yang digunakan untuk mengukur
komite audit sebagai variabel moderating yaitu:
KMTE = ∑ Jumlah komite audit di perusahaan
62
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Skala
1 Kualitas Audit (Y)
(Kasznik, 1999)
Besaran absolute akrual
diskresioner
Rasio
2 Workload (X1)
(Setiawan dan Fitriany,
2011)
Jumlah klien audit yang ditangani
suatu KAP dibagi dengan jumlah
partner di KAP pada tahun tersebut
Rasio
3 Spesialisasi audit (X2)
(Siregar et. al., 2009)
Variabel dummy, yaitu jika KAP
tersebut spesialis menguasai market
share ≥ 10% di industri manufaktur
maka memiliki nilai 1 dan 0 jika
sebaliknya.
Dihitung dengan presentase jumlah
klien yang diaudit KAP di industri
manufaktur lalu dilakukan
pembobotan berdasarkan total aset
perusahaan
Nominal
4 Audit Tenure (X3)
(AlThuneibat et. al,
2011)
Jumlah tahun KAP mengaudit
perusahaan yang sama
Rasio
5 Komite Audit (X4)
(Lin et. al., 2006)
Jumlah anggota Komite Audit Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
63
4BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan auditan emiten dengan menggunakan
populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Selain itu
data yang digunakan dalam penelitian ini juga bersumber dari laporan tahunan
KAP yang dikirim ke PPAJP Kementerian Keuangan RI untuk mengetahui
jumlah partner dan jumlah klien setiap KAP.
Pemilihan industri manufaktur sebagai populasi dalam penelitian ini
karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang terdaftar paling banyak
dibandingkan dengan sektor lain serta dipilih untuk menghindari industrial
effect yaitu risiko industri yang berbeda antara industri yang satu dengan yang
lain. Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI meliputi sektor
industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang dan
konsumsi.
Sampel yang digunakan di penelitian ini dipilih secara purposive
sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut Tabel
4.1 menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
64
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Sampel
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
secara konsisten di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan 3 tahun
berturut-turut, yakni dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2013 124 372
2. Perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan keuangan auditan
dengan menggunakan tahun buku yang
berakhir sebelum 31 Desember selama
periode pengamatan tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013
(2) (6)
3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan
laporan keuangan bukan dalam mata
uang rupiah (mata uang asing) (26) (78)
4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan
laporan keuangan dengan data keuangan
yang tidak lengkap yang dibutuhkan
mengenai variabel penelitian yang akan
diteliti. (21) (63)
5. Kantor Akuntan Publik yang tidak
konsisten mengirimkan laporan KAP
tahunan ke PPAJP Kementerian
Keuangan RI. (5) (15)
Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel 70 210
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 210 perusahaan. Sampel tersebut
dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan analisis penelitian. Daftar nama perusahaan manufaktur yang
digunakan dalam penelitian ini terlampir dalam lampiran 1.
65
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang
berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk
kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif dengan
membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari
sampel.
Berikut Tabel 4.2 merupakan analisis deskriptif untuk variabel
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LNDACC 210 -4,820 -0,040 -2,803 0,874
WL 210 0,790 99 50,950 24,692
SPEC 210 0 1 0,370 0,484
TEN 210 1 5 2,800 1,252
KMTE 210 2 4 3,070 0,332
Valid N
(listwise) 210
Sumber: Output SPSS yang diolah
Variabel dependen yang digunakan adalah kualitas audit yakni
probabilitas seorang auditor mengidentifikasi dan melaporkan adanya
sebuah kesalahan material dan pelanggaran dalam proses audit yang
dilakukannya. Pengukuran kualitas audit diukur menggunakan proxy
diskresioner akrual. Pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai
akrual diskrisioner (LNDACC) sebesar -2,803 dari total aset tahun
sebelumnya dengan nilai minimum sebesar -4,820 dan nilai maksimum
sebesar -0,040.
66
Variabel independen X1 yaitu beban kerja auditor atau workload
dengan proksi jumlah klien KAP dibagi dengan jumlah partner KAP. Dari
Tabel 4.2 variabel workload (WL) menunjukan rata-rata sebesar 50,950
dengan nilai minimum sebesar 0,790 dan nilai maksimum sebesar 99,000.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata seorang partner menangani 50,950
atau 51 klien dalam satu tahun. Seorang partner audit paling sedikit
menangani 0,790 atau 1 klien dan paling banyak menangani hingga 99
klien dalam satu tahun.
Variabel independen X2 yaitu auditor spesialisasi industri (SPEC)
yang diukur berdasarkan data presentase klien atau perusahaan yang
diaudit oleh KAP. Variabel SPEC merupakan variabel dummy sehingga
nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Hal tersebut
menunjukan bahwa nilai minimum mewakili perusahaan manufaktur yang
memakai auditor tidak spesialisasi industri dan nilai maksimum mewakili
perusahaan manufaktur yang memakai auditor spesialisasi industri. Tabel
4.2 menunjukan bahwa rata-rata variabel SPEC sebesar 0,370 yang
artinya bahwa perusahaan manufaktur yang diaudit oleh seorang
spesialisasi auditor sebesar 37% dari semua perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel penelitian.
Variabel independen X3 (TEN) yaitu masa perikatan audit antara
KAP dengan klien atau disebut tenure audit. Tabel 4.2 menunjukan bahwa
variabel (TEN) memiliki rata-rata sebesar 2,800 dengan nilai minimum
67
sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5. Artinya rata-rata sebuah KAP
mengaudit perusahaan maufaktur yang sama selama 3 tahun dan paling
lama KAP mengaudit perusahaan manufaktur yang sama selama 5 tahun.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan manufaktur yang ada di BEI telah
mematuhi Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 mengenai jangka waktu maksimal KAP dan Auditor
dalam pemberian jasa umum audit atas laporan keuangan yaitu dilakukan
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut.
Variabel moderating X4 (KMTE) yaitu komite audit yang diukur
dari jumlah komite audit yang ada di perusahaan. Pada Tabel 4.2
menunjukan bahwa variabel KMTE memiliki rata-rata sebesar 3,070
dengan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4. Artinya
rata-rata jumlah komite audit di seluruh perusahaan yang menjadi sampel
perusahaan berjumlah 3 orang dan beberapa perusahaan manufaktur
memiliki komite audit paling sedikit 2 orang dan paling banyak 4 orang.
Hal ini menunjukan implementasi Keputusan Ketua BAPEPAM dalam
Kep-29/PM/2004 yang mengatur bahwa anggota Komite Audit sekurang-
kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang sudah merata diimplementasikan
oleh seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, namun di
beberapa perusahaan masih belum mengimplementasikannya.
68
2. Analisis Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik
memiliki data yang berditribusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi
normalitas data yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk
menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Nilai
residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. >
0.05.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian uji Kolmogorov-
Smirnov menunjukan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai
tersebut di bawah nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
Unstandardized Residual
N 210
Normal
Parametersa,b
Mean 0,000
Std. Deviation 0,095
Most Extreme
Differences
Absolute 0,190
Positive 0,190
Negatif -0,146
Test Statistic Kolmgorov-Smirnov Z 0,190
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Output SPSS yang diolah
69
Menurut Ghozali (2013:35), data yang tidak berdistribusi
normal dapat dilakukan transformasi data agar menjadi normal.
Transformasi data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
logaritma natural (Ln) sebagai pengobatan. Metode logaritma natural
yang dilakukan adalah dalam bentuk semi-log dengan model log-lin.
Sehingga model regresi berubah menjadi:
LN_ABSDACCit = α0 + β1WL1 + β2SPEC2 + β3TEN3 +
β4KMTE4 + ε
Berikut Tabel 4.4 menunjukan hasil dari uji Kolmogorov-
Smirnov setelah transformasi dengan logaritma natural.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah
Transformasi
Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,200. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal,
maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.
Unstandardized Residual
N 210
Normal
Parametersa,b
Mean 0,000
Std. Deviation 0,845
Most Extreme
Differences
Absolute 0,049
Positive 0,024
Negatif -0,049
Test Statistic Kolmgorov-Smirnov Z 0,049
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS yang diolah
70
Hasil uji normalitas data yang ditunjukan Kolmogorov-
Smirnov tersebut konsisten dengan hasil analisis grafik histogram dan
grafik normal P-Plot berikut ini:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
71
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik histogram
maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data yang
normal. Dapat dilihat pada grafik histogram yang menggambarkan
lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili
jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada
ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah
data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan
varians dalam fungsi regresi. Uji heterokedastisitas dalam penelitian
ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan
absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heterokedasitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,824 0,346 2,382 0,018
WL 0,001 0,002 0,044 0,585 0,559
SPEC -0,124 0,080 -0,117 -1,555 0,122
TEN -0,017 0,029 -0,042 -0,579 0,564
KMTE -0,034 0,110 -0,022 -0,309 0,758
a. Dependent Variable: ABS.RES1.GLJSER
Sumber: Output SPSS yang diolah
72
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua
variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai
kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas.
Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot
berikut ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot
Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas dan
dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola
yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini mengindikasikan
bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada Scatterplot di
atas mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai
kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas.
73
c. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Untuk menguji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan
uji Lagrange Multiplier (LM Test) sebab menurut (Ghozali, 2013:113)
uji LM Test ini paling tepat digunakan untuk sampel besar di atas 100
sampel. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Lagrange Multiplier
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -0,032 0,577 -0,056 0,956
WL -0,000 0,003 -0,001 -0,017 0,987
SPEC -0,007 0,133 -0,004 -0,051 0,959
TEN 0,008 0,049 0,013 0,171 0,864
KMTE 0,004 0,184 0,002 0,022 0,982
LM 0,100 0,070 0,100 1,418 0,158
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien parameter LM
memberikan probabilitas signifikan sebesar 0,158 (>0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.
74
d. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai
Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.6 menunjukan
hasil dari uji Multikolinieritas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
WL 0,843 1,186
SPEC 0,844 1,184
TEN 0,923 1,084
KMTE 0,930 1,075
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat
bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi,
karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat
dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (tanpa interaksi) dan
analisis regresi dengan interaksi atau MRA (Moderated Regression
Analysis). Uji hipotesis dilakukan melalui pengujian Goodness of Fit yaitu
uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
75
a. Hasil Pengujian Regesi Tanpa Interaksi Hipotesis 1 Sampai
Dengan Hipotesis 4
Pengujian hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4 dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (tanpa interaksi).
Menurut Ghozali (2013:7) regresi berganda digunakan untuk menguji
pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat
dilihat dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,255a 0,065 0,047 0,853
a. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL
b. Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.7 menunjukan nilai adjusted R2
sebesar 0,047. Hal
ini menandakan bahwa variasi variabel workload, auditor
spesialisasi industri, tenure, dan komite audit hanya bisa
menjelaskan 4,7% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan
sisanya, sebesar 95,3% dijelaskan oleh sebab lain di luar model
seperti ukuran KAP, fee audit, reputasi auditor, kompetensi auditor,
peer review, dll.
76
2) Hasil Uji F
Pengujian pengaruh simultan atau uji F tujuannya adalah
untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau tidak (Ghozali, 2013:98).
Tabel 4.9
Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 10,349 4 2,58 3,552 0,008b
Residual 149,335 205 0,728
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC
b. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.8 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung
sebesar 3,552 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Tingkat
signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan
bahwa semua variabel independen yaitu workload (WL), auditor
spesialisasi industri (SPEC), tenure (TEN), dan komite audit
(KMTE) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
yaitu kualitas audit (LNDACC).
3) Hasil Uji t
Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada
77
tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukan dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -1,383 0,577 -2,398 0,017
WL -0,006 0,003 -0,176 -2,391 0,018
SPEC -0,092 0,133 -0,051 -0,694 0,489
TEN 0,047 0,049 0,067 0,952 0,342
KMTE -0,391 0,184 -0,149 -2,123 0,035
a. Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.9 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel workload (WL)
memiliki thitung negatif sebesar -2,391 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,018 (<0,05). Dengan demikian H1 diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa workload berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Hasil uji t untuk variabel auditor spesialisasi industri
(SPEC) memiliki thitung negatif sebesar -0,694 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,489 (>0,05). Artinya H2 ditolak sehingga
dapat dikatakan bahwa auditor spesialisasi industri tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil uji t untuk variabel tenure (TEN) memiliki thitung
positif sebesar 0,952 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,342
(>0,05). Artinya H3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa audit
78
tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil uji t untuk variabel komite audit (KMTE) memiliki
thitung negatif sebesar -2,123 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,035 (<0,05). Artinya H4 diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
LNABS_DACCit = -1,383 - 0,006 WL1 - 0,092 SPEC2 +
0,047TEN3 - 0,391 KMTE4 + ε
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar
negatif 1,383 menyatakan bahwa jika keempat variabel independen
tersebut dianggap konstan atau tidak ada penambahan, maka rata-
rata akrual diskresioner sebesar -13%. Nilai koefisien variabel
workload sebesar negatif 0,006 menunjukan bahwa setiap
penambahan beban kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan
diskresioner akrual sebesar 0,6%.
Nilai koefisien variabel auditor spesialisasi industri sebesar
negatif 0,092 menunjukan bahwa setiap penambahan auditor
spesialisasi industri sebesar 1% akan menurunkan diskresioner
akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar
9,2%.
Nilai koefisien variabel audit tenure sebesar positif 0,047
menunjukan bahwa setiap penambahan audit tenure sebesar 1%
79
akan meningkatkan akrual diskresioner atau sama dengan
menurunkan kualitas audit sebesar 4,7%.
Nilai koefisien variabel komite audit sebesar negatif 0,391
menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah anggota komite
audit sebesar 1% akan menurunkan akrual diskresioner atau sama
dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 39%.
b. Hasil Pengujian Regresi Dengan Interaksi Hipotesis 5 Sampai
Dengan Hipotesis 7
1) H5: Interaksi antara workload dan komite audit terhadap kualitas
audit
a) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi H5
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,276a 0,076 0,063 0,846
a. Predictors: (Constant), WL*KMTE, KMTE, WL
b. Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.10 menunjukan nilai adjusted R2
sebesar 0,063.
Hal ini menandakan bahwa variasi variabel workload, komite
audit dan interaksi antara workload dengan komite audit hanya
bisa menjelaskan 6,3% variasi variabel kualitas audit.
Sedangkan sisanya, sebesar 93,7% dijelaskan oleh sebab-sebab
lain di luar model.
80
b) Hasil Uji F
Tabel 4.12
Hasil Uji F H5
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 12,202 3 4,067 5,681 0,001b
Residual 147,482 206 0,716
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC
b. Predictors: (Constant), WL*KMTE, KMTE, WL
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel 4.11 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung
sebesar 5,681 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001.
Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu workload
(WL), komite audit (KMTE) dan interaksi antara workload
dengan komite audit (WL*KMTE) berpengaruh secara
simultan terhadap kualitas audit (LNDACC).
c) Hasil Uji t
Tabel 4.13
Hasil Uji t H5
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 0,817 1,157 0,707 0,481
WL -0,043 0,019 -1,228 -2,303 0,022
KMTE -1,083 0,377 -0,411 -2,869 0,005
WL*KMTE 0,012 0,006 1,110 1,995 0,047
a. Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
81
Tabel 4.12 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel workload
(WL) memiliki thitung negatif sebesar -2,303 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,022 (<0,05) dan variabel moderating
yaitu komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif sebesar -
2,869 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 (<0,05)
sehingga dapat dikatakan workload dan juga komite
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Variabel WL*KMTE yang merupakan interaksi antara
variabel workload dengan komite audit memiliki thitung positif
sebesar 1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05)
sehingga dapat dikatakan variabel komite merupakan variabel
moderating. Artinya interaksi antara workload dengan komite
audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
LNABS_DACCit = 0,817 - 0,043 WL1 - 1,083 KMTE4 +
0,012 WL1*KMTE4
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
sebesar positif 0,817 menyatakan bahwa jika variabel
independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 81%.
Nilai koefisien variabel workload sebesar negatif -0,043
82
menunjukan bahwa setiap penambahan beban kerja auditor
sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual sebesar 4%.
Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar
negatif -1,083 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah
anggota komite audit sebesar 1% akan menurunkan
diskresioner akrual sebesar atau sama dengan meningkatkan
kualitas audit 108%.
2) H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dan komite audit
terhadap kualitas audit
a) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi H6
Tabel 4.13 menunjukan nilai adjusted R2
sebesar 0,027.
Hal ini menandakan bahwa variasi variabel auditor spesialisasi
industri, komite audit dan interaksi antara auditor spesialisasi
industri dengan komite audit hanya bisa menjelaskan 2,7%
variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, sebesar
97.3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,202a 0,041 0,027 0,862
a. Predictors: (Constant), SPEC*KMTE, KMTE, SPEC
b. Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
83
b) Hasil Uji F
Tabel 4.15
Hasil Uji F H6
Tabel 4.14 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung
sebesar 2,922 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035.
Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu auditor
spesialisasi industri (SPEC), komite audit (KMTE) dan
interaksi antara auditor spesialisasi industri (SPEC*KMTE)
berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit
(LNDACC).
c) Hasil Uji t
Tabel 4.16
Hasil Uji t H6
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 6,517 3 2,172 2,922 0,035b
Residual 153,167 206 0,744
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC
b. Predictors: (Constant), SPEC*KMTE, KMTE, SPEC
Sumber: Output SPSS yang diolah
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
(Constant) -0,901 1,059 -0,851 0,396
SPEC -1,132 1,271 -0,627 -0,891 0,374
KMTE -0,603 0,352 -0,229 -1,714 0,088
SPEC*KMTE 0,312 0,415 0,558 0,753 0,453
a. Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
84
Tabel 4.15 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel auditor
spesialisasi industri (SPEC) memiliki thitung negatif sebesar -
1,132 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,374 (>0,05) dan
variabel KMTE memiliki thitung negatif sebesar -0,603 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,088 (>0,05) sehingga dapat
dikatakan auditor spesialisasi industri dan komite audit secara
parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Variabel SPEC*KMTE merupakan interaksi antara
variabel auditor spesialisasi industri dengan komite audit
memiliki thitung positif sebesar 0,312 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,453 (>0,05) sehingga dapat dikatakan
variabel komite bukan merupakan variabel moderating.
Artinya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan
komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
LNABS_DACCit = -0,901 - 1,132 SPEC2 - 0,603 KMTE4 +
0,312 SPEC2*KMTE4
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
sebesar negatif 0,901 menyatakan bahwa jika variabel
independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 90%.
85
Nilai koefisien variabel auditor spesialisasi industri sebesar
negatif -1,132 menunjukan bahwa setiap penambahan beban
kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual
atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 113%.
Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar
negatif -0,603 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah
anggota komite audit sebesar 1% akan menurunkan
diskresioner akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas
audit sebesar 60%.
3) H7: Interaksi antara audit tenure dan komite audit terhadap kualitas
audit
a) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi H7
Tabel 4.16 menunjukan nilai adjusted R2
sebesar 0,033.
Hal ini menandakan bahwa variasi variabel audit tenure,
komite audit dan interaksi antara audit tenure dengan komite
audit hanya bisa menjelaskan 3,3% variasi variabel kualitas
audit. Sedangkan sisanya, sebesar 96,7% dijelaskan oleh sebab-
sebab lain di luar model.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,218a 0,047 0,033 0,859
Sumber: Output SPSS yang diolah
86
b) Hasil Uji F
Tabel 4.18
Hasil Uji F H7
Tabel 4.17 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung
sebesar 3,412 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (<0,05)
yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen
yaitu tenure (TEN), komite audit (KMTE) dan interaksi antara
audit tenure dan komite audit (TEN*KMTE) berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas audit (LNDACC).
c) Hasil Uji t
Tabel 4.19
Hasil Uji t H7
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 7,559 3 2,520 3,412 0,018b
Residual 152,125 206 0,738
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC
b. Predictors: (Constant), TEN*KMTE, KMTE, TEN
Sumber: Output SPSS yang diolah
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -4,049 1,422 -2,847 0,005
TEN 0,937 0,469 1,342 1,998 0,047
KMTE 0,400 0,463 0,152 0,863 0,389
TEN,KMT
E -0,302 0,152 -1,390 -1,986 0,048
a, Dependent Variable: LNDACC
Sumber: Output SPSS yang diolah
87
Tabel 4.18 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel audit tenure
(TEN) memiliki thitung positif sebesar 0,937 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,047 (<0,05) sehingga dapat dikatakan
audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan
variabel KMTE memiliki thitung positif sebesar 0,400 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,389 (>0,05) sehingga dapat
dikatakan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Variabel TEN*KMTE yang merupakan interaksi antara
variabel audit tenure dengan komite audit memiliki thitung
negatif sebesar -0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,048 (<0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite
merupakan variabel moderating. Artinya interaksi antara audit
tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
LN_ABSDACCit = -4,049 + 0,937 TEN3 + 0,400 KMTE4 -
0,302 SPEC2*KMTE4
Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
sebesar negatif 4,049 menyatakan bahwa jika variabel
independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada
penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 404%.
88
Nilai koefisien variabel audit tenure sebesar positif 0,937
menunjukan bahwa setiap penambahan tenure sebesar 1% akan
menaikan diskresioner akrual atau sama dengan
menurunkankan kualitas audit sebesar 93%.
Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar
positif 0,400 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah
anggota komite audit sebesar 1% akan menaikan diskresioner
akrual atau sama dengan menurunkan kualitas audit sebesar
40%.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel workload (WL) memiliki thitung negatif
sebesar -2,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (< 0,05). Dengan
demikian hipotesis pertama (H1) diterima, artinya workload berpengaruh
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ardianingsih (2013) yang menemukan
bahwa workload tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya,
banyaknya penugasan di masa sibuk awal tahun tidak menjadikan auditor
memberikan jasa audit yang tidak optimal sebab auditor senantiasa
berpegang pada kode etik dan standar audit yang mensyaratkan auditor
untuk professional dalam menjalankan penugasan.
89
Namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Adityasih
(2010), Setiawan dan Fitriany (2011), Hansen et. al. (2011), Lopez dan
Peters (2012) yang menemukan bahwa workload berpengaruh terhadap
kualitas audit. Beban kerja akibat banyaknya klien yang harus ditangani
serta terbatasnya waktu audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang
dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukan terdapat arah negatif pada hubungan
antara workload dengan akrual diskresioner atau sama dengan memiliki
hubungan positif dengan kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa
semakin besar workload maka semakin tinggi kualitas audit. Hal serupa
juga ditemukan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Adityasih
(2010), Setiawan dan Fitriany (2011), dan Lopez (2012).
Peneliti menduga hal tersebut dapat terjadi sebab variabel
workload dalam penelitian ini diukur dengan proksi jumlah klien. Jadi,
bisa dikatakan bahwa semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit
akan semakin meningkat. Dengan demikian, paradigma mengenai
workload akibat banyaknya klien yang harus ditangani auditor dapat
menurunkan kualitas audit belum terbukti benar. Banyaknya klien justru
lebih berdampak positif meningkatkan pengalaman auditor dan
pemahaman auditor terhadap berbagai macam lingkungan bisnis dengan
jenis bisnis, risiko, dan masalah yang berbeda. Meningkatnya pengalaman
auditor tersebut akan meningkatkan pula keahlian teknik yang dapat
meningkatkan kualitas audit.
90
Selain itu, menurut Adityasih (2010:43), penugasan audit yang
banyak menyebabkan auditor semakin memahami karakteristik bisnis
klien dan mampu mengurangi manajemen laba akrual. Dengan kata lain
penugasan audit yang banyak akan meningkatkan kualitas audit akibat
menurunnya tingkat manajemen laba akrual. Menurut Ehlan et., al. (2000)
dalam Adityasih (2010:22), seluruh KAP di Indonesia memiliki strategi
untuk mengatasi peak season audit sebagai berikut:
a. Menggunakan sistem mentoring dari staf senior ke staf junior agar
masing-masing staf dapat saling berbagi dan memecahkan masalah.
b. Menetapkan sistem bonus untuk setiap jam kerja tambahan.
c. Menetapkan sistem karir berbeda sesuai tujuan masing-masing staf.
d. Membolehkan auditor memiliki sistem jam kerja fleksibel.
e. Mengupah pekerja temporer selama masa-masa sibuk di awal tahun.
Disamping itu, peneliti menduga auditor yang memiliki banyak
klien mengindikasikan pula bahwa reputasi auditor tersebut sangat baik,
sebab klien akan memilih menggunakan auditor yang bereputasi baik
untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya. Hal tersebut
menyebabkan auditor berusaha menjaga reputasinya dengan lebih berhati-
hati dalam melakukan audit sehingga akan berpengaruh kepada semakin
meningkatnya kualitas audit. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Deis
dan Giroux (1992) dalam Alim et. al., (2007:4) bahwa auditor yang
memiliki klien yang banyak cenderung akan menjaga reputasinya sehingga
kualitas audit meningkat.
91
2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) memiliki
thitung negatif sebesar -0,092 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,489
(>0,05). Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak, artinya auditor
spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rusmin (2010), Adityasih (2010) dan Rachmawati dan
Fuad (2013). Adityasih (2010:21) menemukan bahwa terdapat pengaruh
auditor spesialisasi industri terhadap manajemen laba akrual atau sama
dengan berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini
yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh auditor spesialisasi industri
terhadap kualitas audit, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Chen (2005) Wahyuni dan Fitriany (2009), Luhgiatno (2010),
Setiawan dan Fitriany (2011).
Peneliti menduga tidak berpengaruhnya auditor spesialisasi industri
terhadap kualitas audit menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kualitas
audit antara perusahaan yang diaudit oleh KAP yang spesialis dengan
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak spesialis. Hal ini diindikasi
disebabkan adanya peraturan wajib rotasi audit yang memungkinkan setiap
KAP mengaudit berbagai macam perusahaan dengan jenis industri yang
berbeda-beda, sehingga KAP memiliki pengalaman di berbagai industri.
92
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Wahyuni dan Fitriany
(2009) yang menemukan bahwa setelah adanya regulasi rotasi wajib
auditor tidak ditemukan pengaruh auditor spesialisasi industri namun telah
mengubah arah negatif menjadi positif terhadap kualitas audit. Artinya
regulasi rotasi audit mampu mengubah pengaruh negatif auditor spesialis
menjadi positif meskipun belum terbukti dapat meningkatkan kualitas
audit.
Hasil penelitian juga menunjukan terdapat arah negatif pada
hubungan antara auditor spesialisasi industri dengan akrual diskresioner
atau sama dengan memiliki hubungan positif dengan kualitas audit.
Artinya perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri kualitas
audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan perusahaan yang diaudit
oleh auditor non spesialis. Namun auditor spesialisasi industri terbukti
belum bisa dijadikan sebagai pengendali terjadinya praktik manajemen
laba yang dapat mempengaruhi kualitas audit.
Tidak berpengaruhnya auditor spesialisasi diindikasi disebabkan
juga oleh lingkungan hukum Indonesia yang lemah. Menurut Ettredge et
al. (2009) dalam Adityasih (2010:25), negara dengan lingkungan hukum
yang kuat mendukung auditor untuk mengembangkan kemampuan
spesialisasi industri mereka. Menurutnya, dari 29 Negara, Indonesia
memiliki skor penegakan hukum terendah. Negara dengan lingkungan
hukum yang lemah seperti Indonesia bukanlah tempat yang baik bagi
auditor spesialis untuk mengembangkan kemampuan spesialisasi industri.
93
3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel tenure (TEN) memiliki thitung positif sebesar
0,952 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,342 (>0,05). Dengan demikian
hipotesis ketiga (H3) ditolak, artinya audit tenure tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Giri (2010), AlThuneibat, et. al. (2011), Siregar, et. al.
(2012), Melya dan Rudiawarni (2014), dan Chang, et. al. (2014) yang
menemukan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.
Menurut Melya dan Rudiawarni (2014:14), tenure memiliki pengaruh
positif terhadap kualitas audit. Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan
bahwa adanya kemungkinan perusahaan mempertahankan KAP yang sama
dengan pertimbangan bahwa pengetahuan yang diperoleh auditor dengan
masa perikatan yang panjang akan meningkatkan kualitas audit terhadap
laporan keuangan.
Namun, hasil penelitian ini yang menemukan bahwa tidak ada
pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit, konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2009), Hardiningsih
dan Oktaviani (2012), Ardianingsih (2013). Peneliti menduga hal tersebut
mengindikasikan bahwa lamanya perikatan audit antara auditor dengan
klien tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
94
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2009)
menunjukan pada periode pasca regulasi rotasi wajib auditor dan KAP
tidak menemukan tenure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas audit. Tidak berpengaruhnya tenure terhadap kualitas audit diduga
disebabkan karena terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas audit
yaitu kompetensi dan independensi yang memiliki pengaruh yang sama
kuat terhadap kualitas audit sehingga menghilangkan pengaruh dari tenure
terhadap kualitas audit.
Menurut Wahyuni dan Fitriany (2009:11) pengaruh independensi
dan kompetensi terhadap kualitas audit memiliki pengaruh yang saling
bertolak belakang. Semakin lama masa penugasan akan meningkatkan
kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas audit. Sedangkan semakin
lama masa penugasan juga akan menurunkan independensi yang dapat
menurunkan kualitas audit. Jika peningkatan kompetensi dan penurunan
independensi sama kuat maka menyebabkan tidak terjadinya hubungan
signifikan antara tenure terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini juga menunjukan terdapat arah positif pada
hubungan antara tenure terhadap akrual diskresioner yang menunjukan
bahwa semakin lama perikatan antara auditor dengan klien dapat menaikan
akrual diskresioner atau sama dengan menurunkan kualitas audit. Tenure
yang panjang menyebabkan melemahnya independensi auditor akibat
sikap auditor yang semakin loyal dengan klien, sehingga tidak semua
kesalahan salah saji material yang ditemukan auditor akan dilaporkan.
95
4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif
sebesar -0,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 (<0,05). Dengan
demikian hipotesis keempat (H4) diterima, artinya komite audit
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ardianingsih (2013) yang menemukan bahwa komite audit
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin et. al. (2006),
Yasin dan Nelson (2012), Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa
jumlah anggota komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian yang dilakukan Yasin dan Nelson (2012)
menunjukan bahwa perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang
lebih tinggi dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan
komite audit berhubungan dengan biaya audit eksternal yang lebih tinggi
dan menunjukkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian Yasin dan
Nelson (2014) didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif
antara salah satu mekanisme corporate governance yaitu audit committee
existence terhadap kualitas audit.
96
Komite audit bertanggung jawab melakukan pengawasan dan
pengendalian untuk menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate
governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas.
Pengawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dalam
menciptakan keterbukaan pelaporan laporan keuangan serta pengawasan
secara independen dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga
laporan keuangan yang disajikan berkualitas.
Komite Audit berperan membantu Dewan Komisaris dalam rangka
peningkatan efektivitas auditor internal dan auditor eksternal serta
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari
manajemen dengan tujuan meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Sehingga keberadaan Komite Audit bermanfaat untuk menjamin
transparansi dan keterbukaan laporan keuangan serta pengungkapan semua
informasi oleh manajemen meski terdapat konflik kepentingan.
Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan negatif antara
komite audit dengan akrual deskresioner atau sama dengan berpengaruh
positif dengan kualitas audit. Artinya semakin banyak jumlah anggota
komite audit di sebuah perusahaan dapat meningkatkan kualitas audit.
Dengan demikian menurut peneliti Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor
Kep-29/PM/2004 yang mengatur jumlah anggota komite audit sekurang-
kurangnya terdiri dari 3 orang sudah mampu untuk mengurangi tingkat
akrual diskresioner dalam laporan keuangan.
97
5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap
Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel WL*KMTE yang merupakan interaksi antara
variabel workload dengan komite audit memiliki thitung positif sebesar
1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05). Dengan demikian
hipotesis kelima (H5) diterima, artinya interaksi antara workload dengan
komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan
Fitriany (2011).
Peneliti menduga keberadaan komite audit dengan jumlah anggota
komite audit yang berada di atas standar yaitu tiga orang serta memiliki
kompetensi akuntansi dan keuangan diharapkan akan mampu
berkomunikasi dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh auditor
serta melakukan pengawasan dan pengendalian menciptakan prinsip-
prinsip dari good corporate governance terhadap laporan keuangan,
dengan maksud membuat laporan keuangan menjadi berkualitas. Dengan
demikian diharapkan kesalahan salah saji material dapat diminimalisir.
Hal tersebut akan membantu auditor dalam melakukan proses audit
sehingga ketika auditor mengalami beban kerja di masa busy season akibat
banyaknya klien yang harus ditangani, maka komite audit dapat berperan
membantu mengurangi beban kerja auditor.
98
Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan positif antara
interaksi workload dengan komite audit terhadap akrual deskresioner atau
sama dengan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hal ini
menunjukan bahwa keberadaan komite audit di perusahaan berperan
memperlemah hubungan antara workload terhadap kualitas audit. Peran
komite audit dapat mengurangi beban kerja auditor yang mungkin dapat
berpengaruh kepada penurunan kualitas audit. Setiawan dan Fitriany
(2011) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa keberadaan komite
audit berperan mengurangi pengaruh negatif workload terhadap kualitas
audit dan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fitriany (2011).
6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan
Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel SPEC*KMTE yang merupakan interaksi
antara variabel auditor spesialisasi industri dengan komite audit memiliki
thitung positif sebesar 1,753 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,453
(>0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite bukan merupakan
variabel moderating. Dengan demikian hipotesis keenam (H6) ditolak,
artinya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal tersebut menunjukan bahwa
ketika perusahaan menggunakan jasa auditor spesialisasi industri maka
komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
99
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan dan Fitriany (2011) yang menemukan bahwa interaksi antara
auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Peneliti menduga tidak berpengaruhnya interaksi antara auditor
spesialisasi industri dengan komite audit terhadap kualitas audit
disebabkan karena perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi
industri telah berpengalaman dan memiliki pengetahuan mengaudit klien
dengan industri yang sama sehingga memiliki pemahaman yang lebih
mengenai risiko audit khusus pada industri tertentu. Dengan demikian
perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri memiliki kualitas
audit yang lebih baik. Kondisi tersebut menyebabkan interaksi antara
komite audit dengan auditor spesialisasi industri di perusahaan tersebut
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Setiawan dan Fitriany
(2011:49) jika perusahaan telah diaudit oleh auditor yang spesialis maka
komite audit tidak berpengaruh meningkatkan kualitas audit.
Hasil uji statistik deskriptif menunjukan bahwa rata-rata
perusahaan memiliki 3 orang komite audit. Komite audit dengan jumlah 3
orang terbukti belum mampu mempengaruhi hubungan antara auditor
spesialisasi industri terhadap kualitas audit. Komite audit yang
beranggotakan terlalu sedikit cenderung menyimpan kelemahan yaitu
ragam pengalaman anggota yang masih minim mengenai pembuatan
laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal.
100
Sarbanes-Oxley act dalam Sutojo dan Aldridge (2005:132)
mengharuskan jumlah anggota komite audit beranggotakan lima orang dan
diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Komite audit harus memiliki
pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang
anggota komite audit tersebut pernah menjadi akuntan publik. Hal ini
menunjukan bahwa Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-
29/PM/2004 yang mengatur jumlah anggota komite audit sekurang-
kurangnya terdiri dari 3 orang masih harus diperbaharui lagi sebab belum
mampu mempengaruhi hubungan antara komite audit dengan auditor yang
lebih memiliki pengetahuan secara spesifik di industri tersebut terhadap
kualitas audit.
Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Putri dan Wiratmaja (2015). Menurutnya komite audit
yang memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan akan memunculkan
komunikasi yang baik dengan auditor dalam mengkomunikasikan
mengenai permasalahan audit serta menemukan jalan keluar sehingga akan
mendorong dihasilkannya audit yang lebih berkualitas.
7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit
Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa variabel TEN*KMTE yang merupakan interaksi antara
variabel audit tenure dengan komite audit memiliki thitung negatif sebesar -
0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048 (<0,05) sehingga dapat
101
dikatakan variabel komite merupakan variabel moderating. Dengan
demikian hipotesis ketujuh (H7) diterima, artinya interaksi antara audit
tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nuratama (2011) dan Putri dan Wiratmaja (2015).
Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan positif antara
interaksi audit tenure dengan komite audit terhadap kualitas audit artinya
interaksi komite dengan audit tenure memperkuat pengaruh terhadap
kualitas audit. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan oleh komite audit
yang telah berperan dalam mengawasi dan menerapkan peraturan rotasi
wajib auditor di perusahaan dalam rangka membantu auditor menjaga
independensinya dengan manajemen. Penerapan peraturan rotasi audit ini
dapat membantu mengatasi kekhawatiran akan hubungan erat antara
auditor dengan manajemen yang membuat lemahnya independensi auditor
akibat masa perikatan yang panjang. Sehingga hubungan kekerabatan
antara auditor dengan manajemen yang dapat merusak kualitas audit dapat
dibatasi dengan peranan komite audit di sebuah perusahaan.
Hasil penelitian Putri dan Wiratmaja (2015:583) menemukan
bahwa semakin tingginya kualitas komite audit akan berpengaruh pada
semakin pendeknya masa perikatan antara KAP dengan kliennya. Hal ini
disebabkan karena komite audit yang berkualitas akan menjalankan
tugasnya dengan efektif saat mengawasi auditor eksternal dengan cara
memperpendek masa perikatan audit.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan dengan model regresi, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Workload berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan Adityasih (2010), Setiawan dan Fitriany (2011), Hansen
et. al., (2011), Lopez dan Peters et. al., (2012).
2. Auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Chen et. al., (2005) Wahyuni dan
Fitriany (2009), Luhgiatno (2010), Setiawan dan Fitriany (2011).
3. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan Wahyuni dan Fitriany (2009), Hardiningsih dan
Oktaviani (2012), Ardianingsih (2013).
4. Komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan Lin et. al. (2006), Yasin dan Nelson (2012), Gajevszky
(2014).
5. Interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setiawan dan Fitriany
(2011).
103
6. Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan
Setiawan dan Fitriany (2011).
7. Interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Nuratama (2011) dan
Putri dan Wiratmaja (2015).
B. Saran
Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya,
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan
digunakan seperti rotasi audit, fee audit, client importance, ukuran KAP,
dll sehingga hasilnya dapat memperkaya pembahasan mengenai kualitas
audit.
2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi kualitas audit
dengan model lain seperti model Jones (1991), model Dechow et. al.,
(1995), dan model Kothari (2005), sehingga hasilnya dapat dibandingkan
dengan model Kaznik (1999) yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Penelitian selanjutnya disarankan memperpanjang periode pengamatan.
4. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel
penelitian dengan menambah perusahaan atau industri lain seperti industri
keuangan sehingga dapat dibandingkan kualitas industri mana yang lebih
baik.
104
DAFTAR PUSTAKA
Adityasih, Tia. “Analisa Pengaruh Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor,
Jumlah Klien (Audit Capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik
Terhadap Kualitas Audit”. Tesis Universitas Indonesia. 2010.
Alim, M. Nizarul; Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi
dan IndependensiTerhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor
Sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X.
Makassar. 2007.
AlThuneibat, Ali Abedalqader; Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa dan Rana Ahmad
Ata Baker. “Do Audit Tenure and Firm Size Contribute to Audit
Quality?”. Managerial Auditing Journal. Vol.26, No.4, pp. 317-334,
2011.
Ardianingsih, Arum. “Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit dan Audit
Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit”. 2013.
Belkaoui, Ahmed Riahi. “Teori Akuntansi” Buku Dua Edisi Lima. Salemba
Empat. Jakarta. 2007.
Boynton, William C. Raymond N, Jhonson dan Walter G. Kell. “Modern
Auditing”. Erlangga. Jakarta. 2006.
Buchheit, Steve dan William L. Buslepp. “Workload Ratios As Audit Quality
Indicators: An Emperical AnalysisUsing PCAOB Headcount
Disclousures”. 2014.
Chang, Yu-Shan; Li Lin (Sunny) Liu dan Dana A. Forgione. “The Effects of
Mandatory Auditor Rotation on Audit Quality in Taiwan: A
Hierarchical Linear Modeling Analysis”. Global Conference on
Business and Finance Proceedings. Vol.9, No.2, 2014.
Chen, Ken Y.; Kuen-Lin Lin; dan Jian Zhou. “Audit Quality and Earnings
Management for Taiwan IPO Firms”. Managerial Auditing Journal.
Vol. 20, No. 1, pp. 86-104. 2005.
DeAngelo, L.“Auditor Independence, „Low Balling‟ and Disclosure Regulation”.
Journal of Accounting and Economics. Vol.3, pp. 113-27, 1981.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola
Perusahaan (Corporate Governance)”. Jakarta. 2006. www.fcgi.or.id
Gajevszky, Andra. “Audit Quality and Corporate Governance: Evidence from the
Bucharest Stock Exchange”. 6th
International Scientific Conference on
Economic and Social Development and 3 Eastern European ESD
Conference: Business Continuity. Vienna. 2014.
105
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Salemba
Empat. Jakarta. 2013.
Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik dan Reputasi
KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di
Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.
Hansen, Stephen C; Krishna R. Kumar; Marry W. Sullivan. “Auditor Capacity
Stress and Audit Quality: Market-Based Evidence from Andersen‟s
Indictment. Journal of Accounting and Economics. pp. 10-49. 2008.
Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi
dan Keuangan. 2012.
Hutabarat, Goodman. “Pengaruh Pengalaman, Time Budget Pressure dan Etika
Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Ilmiah ESAI. Vol.6, No.1,
2012.
Lin, J.W., J.F. Li dan J.S. Yang. “The effect of audit committee performance on
earnings quality”. Managerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 9, pp.
921-933. 2006.
Lopez, Dennis M. dan Gary F Peters. “Auditor Workload Compression and Busy
Season Auditor Switching”. Accounting Horizons. Vol.25, No.2,
pp.357-380. 2011.
________“The Effect of Workload Compression on Audit Quality”. Auditing: A
Journal of Practice and Theory. Vol.31. No.4. pp. 139-165. 2012.
Luhgiatno. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi
Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Tesis
Universitas Diponegoro. 2008.
Melya dan Feliza Arnu Rudiawarni. “Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Audit
Firm Terhadap Kualitas Audit Pada Badan Usaha Yang Go-Publik di
BEI Periode 2010-2012”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, Vol.3, No.1. 2014.
Nuratama, I Putu. “Pengarauh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada
Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi”.
Tesis Universitas Udayana. 2011.
Purwanto, Anang. 2010. “IAPI Tolak Materi RUU Akuntan Publik”. Okezone.
Minggu, 22 Agustus 2010. Artikel diakses tanggal 18 Januari 2015.
http://www.economy.okezone.com/read/2010/08/22/20/365431/iapi-
tolak-materi-ruu-akuntan-publik.
106
Putri, Desak Dyah Eka dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. “Kualitas Komite Audit
Memoderasi Pengaruh Masa Perikatan Audit Dan Spesialisasi
Auditor Pada Kualitas Audit”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. 2015.
Rachmawati, Yulia dan Fuad. “Pengaruh Kualitas Auditor terhadap Manajemen
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Non- Keuangan yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2011)”. Diponegoro Journal of Accounting.Vol.2,
No.3, pp.1-9. 2013.
Rusmin, Rusmin. “Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean
Evidence”. Managerial Auditing Journal. Vol.25, No,7, pp.618-638,
2010.
Setiawan, Liswan. “Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor Terhadap
Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel
Pemoderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (JAKI).
Vol.8, No.1, 2011.
Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap
Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Solo. 2005.
Siregar, Sylvia Veronica; Fitriany Amarullah; Arie Wibowo dan Viska Anggraita.
“Audit Tenure. Audit Rotation. and Audit Quality: The Case of
Indonesia”. Asian Journal of Business and Accounting. 2012.
Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge. “Good Corporate Governance. Tata
Kelola Perusahaan yang Sehat”. Damar Mulia Pustaka. 2008.
Sulistyanto, H. Sri. “Manajemen Laba. Teori dan Model Empiris”. Grasindo.
Jakarta, 2008.
Ujiyantho, Moh. Arief dan Bambang Agus P. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makassar. 2007.
Wahyuni, Nur dan Fitriany. “Pengaruh Client Importance, Tenure, dan
Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit”. Jurnal akuntansi.
Universitas Indonesia. 2009.
Yasin, Fatimah Mat dan Sherliza Puat Nelson. “Audit Commite and Internal
Audit: Implications on Audit Quality”. International Journal of
Economics. Management and Accounting. Vol.20, No.2. 2012.
107
LAMPIRAN
108
LAMPIRAN 1: Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Industri IPO DELISTING USDTIDAK
LENGKAPSAMPEL
1 ADES Akasha Wira International Tbk Industri Barang
2 ADMG Polychem Indonesia Tbk Aneka Industri
3 AISA T iga Pilar Sejahtera Food Tbk Industri Barang
4 AKKU Alam Karya Unggul Tbk Industri Dasar Kimia
5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk Industri Dasar Kimia
6 ALDO Alkindo Naratama Tbk Industri Dasar Kimia
7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk Industri Dasar Kimia
8 ALMI Alumindo Light MetalTbk Industri Dasar Kimia
9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk Industri Barang
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Industri Dasar Kimia
11 APLI Asiaplast Industries Tbk Industri Dasar Kimia
12 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk*) Industri Barang
13 ARGO Argo Pantes Tbk Aneka Industri
14 ARNA Arwana Citramulia Tbk Industri Dasar Kimia
15 ASII Astra International Tbk Aneka Industri
16 AUTO Astra Otoparts Tbk Aneka Industri
17 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk Industri Dasar Kimia
18 BATA Sepatu Bata Tbk Aneka Industri
19 BIMA Primarindo Asia Tbk Aneka Industri
20 BRAM Indo Kordsa Tbk Aneka Industri
21 BRNA Berlina Tbk Industri Dasar Kimia
22 BRPT Barito Pacific Tbk Industri Dasar Kimia
23 BTON Betonjaya Manunggal Tbk Industri Dasar Kimia
24 BUDI Budi Acid Jaya Tbk Industri Dasar Kimia
25 CEKA Cahaya Kalbar Tbk Industri Barang
26 CNTX Century Textile Tbk Aneka Industri
27 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia
28 CTBN Citra Tubindo Tbk Industri Dasar Kimia
29 DAVO Davomas Abadi Tbk Industri Barang
30 DLTA Delta Djakarta Tbk Industri Barang
31 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Industri Dasar Kimia
32 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk Industri Barang
33 DYNA Dynaplast Tbk*) Industri Barang
34 EKAD Ekadharma International Tbk Industri Dasar Kimia
35 ERTX Eratex Djaja Tbk Aneka Industri
36 ESTI Ever Shine Tex Tbk Aneka Industri
37 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk Industri Dasar Kimia
38 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Industri Dasar Kimia
39 FPNI T itan Kimia Nusantara Tbk Industri Dasar Kimia
40 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Industri Dasar Kimia
41 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Aneka Industri
42 GGRM Gudang Garam Tbk Industri Barang
43 GJTL Gajah Tunggal Tbk Aneka Industri
44 HDTX Panasia Indo Resources Tbk Aneka Industri
45 HMSP H.M. Sampoerna Tbk Industri Barang
46 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Industri Barang
47 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia
48 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Industri Dasar Kimia
49 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Aneka Industri
50 IMAS Indomobil Sukses Tbk Aneka Industri
Bersambung pada halaman berikutnya
109
No. Kode Nama Perusahaan Industri IPO DELISTING USDTIDAK
LENGKAPSAMPEL
51 INAF Indofarma Tbk Industri Barang
52 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Industri Dasar Kimia
53 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Industri Dasar Kimia
54 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Industri Barang
55 INDR Indo Rama Synthetics Tbk Aneka Industri
56 INDS Indospring Tbk Aneka Industri
57 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Industri Dasar Kimia
58 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Industri Dasar Kimia
59 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Industri Dasar Kimia
60 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk Industri Dasar Kimia
61 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia TbkIndustri Dasar Kimia
62 JECC Jembo Cable Company Tbk Aneka Industri
63 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Industri Dasar Kimia
64 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia
65 JPRS Jaya Pari Steel Tbk Industri Dasar Kimia
66 KAEF Kimia Farma Tbk Industri Barang
67 KARW Karwell Indonesia Tbk Aneka Industri
68 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk Aneka Industri
69 KBLI KMI Wire & Cable Tbk Aneka Industri
70 KBLM Kabelindo Murni Tbk Aneka Industri
71 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk Industri Dasar Kimia
72 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk Industri Barang
73 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Industri Dasar Kimia
74 KICI Kedaung Indah Can Tbk Industri Barang
75 KLBF Kalbe Farma Tbk Industri Barang
76 KRAH Grand Kartech Tbk Aneka Industri
77 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk Industri Dasar Kimia
78 LION Lion Metal Works Tbk Industri Dasar Kimia
79 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk Industri Barang
80 LMSH Lionmesh Prima Tbk Industri Dasar Kimia
81 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk Aneka Industri
82 MAIN Malindo Feedmill Tbk Industri Dasar Kimia
83 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk Aneka Industri
84 MBTO Martina Berto Tbk Industri Barang
85 MERK Merck Indonesia Tbk Industri Barang
86 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Industri Barang
87 MLIA Mulia Industrindo Tbk Industri Dasar Kimia
88 MRAT Mustika Ratu Tbk Industri Barang
89 MYOR Mayora Indah Tbk Industri Barang
90 MYRX Hanson International Tbk Industri Dasar Kimia
91 MYTX Apac Citra Centertex Tbk Aneka Industri
92 NIKL Pelat T imah Nusantara Tbk Industri Dasar Kimia
93 NIPS Nipress Tbk Aneka Industri
94 PAFI Pan Brothers Tbk Aneka Industri
95 PBRX Panasia Filament Inti Tbk Aneka Industri
96 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Industri Dasar Kimia
97 POLY Asia Pacific Fibers Tbk Aneka Industri
98 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk Aneka Industri
99 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk Industri Barang
100 PTSN Sat Nusapersada Tbk Aneka Industri
Lampiran 1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman berikutnya
110
No. Kode Nama Perusahaan Industri IPO DELISTING USDTIDAK
LENGKAPSAMPEL
101 PYFA Pyridam Farma Tbk Industri Barang
102 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Aneka Industri
103 RMBA Bentoel Internasional Investama TbkIndustri Barang
104 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Industri Barang
105 SAIP Surabaya Agung Industri Tbk Industri Dasar Kimia
106 SCCO Supreme Cable Tbk Aneka Industri
107 SIAP Sekawan Intipratama Tbk Industri Dasar Kimia
108 SIDO Industri Jamu Sido Muncul Tbk Industri Barang
109 SIMA Siwani Makmur Tbk Industri Dasar Kimia
110 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk Aneka Industri
111 SIPD Sierad Produce Tbk Industri Dasar Kimia
112 SKLT Sekar Laut Tbk Industri Barang
113 SMBR Semen Baturaja Tbk Industri Dasar Kimia
114 SMCB Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia
115 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Industri Dasar Kimia
116 SMSM Selamat Sempurna Tbk Aneka Industri
117 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Industri Dasar Kimia
118 SPMA Suparma Tbk Industri Dasar Kimia
119 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia TbkIndustri Barang
120 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk Aneka Industri
121 SRSN Indo Acidatama Tbk Industri Dasar Kimia
122 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk Aneka Industri
123 STAR Star Petrochem Tbk Aneka Industri
124 STTP Siantar Top Tbk Industri Barang
125 SULI SLJ Global Tbk Industri Dasar Kimia
126 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk Industri Dasar Kimia
127 TCID Mandom Indonesia Tbk Industri Barang
128 TFCO T ifico Fiber Indonesia Tbk Aneka Industri
129 TIRT T irta Mahakam Resources Tbk Industri Dasar Kimia
130 TKIM Pabrik Kertas T jiwi Kimia Tbk Industri Dasar Kimia
131 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia
132 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Industri Dasar Kimia
133 TRIS Trisula International Tbk Aneka Industri
134 TRST Trias Sentosa Tbk Industri Dasar Kimia
135 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Industri Barang
136 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk Industri Barang
137 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk Industri Dasar Kimia
138 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk Aneka Industri
139 UNTX Unitex Tbk Aneka Industri
140 UNVR Unilever Indonesia Tbk Industri Barang
141 VOKS Voksel Electric Tbk Aneka Industri
142 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk Industri Barang
143 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Industri Dasar Kimia
12 7 26 28 70Total
Sumber: Data sekunder yang diolah
Lampiran 1 (Lanjutan)
111
LAMPIRAN 2 : Data yang Diolah
No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE
1 2011 -2,50 31,56 0 2 3
2 2012 -3,14 32,94 0 3 3
3 2013 -2,66 27,53 0 4 3
4 2011 -4,08 46,80 1 3 3
5 2012 -4,70 48,13 1 4 3
6 2013 -2,66 46,78 1 5 3
7 2011 -0,04 35,43 0 2 3
8 2012 -3,18 40,17 0 1 3
9 2013 -3,84 77,67 0 1 2
10 2011 -3,79 62,25 1 2 3
11 2012 -2,89 95,63 1 3 3
12 2013 -3,19 86,95 1 4 3
13 2011 -1,31 43,50 1 1 3
14 2012 -1,88 37,17 1 2 3
15 2013 -3,35 42,00 1 3 3
16 2011 -3,26 35,43 0 3 3
17 2012 -2,16 47,27 0 4 3
18 2013 -2,83 50,67 0 5 3
19 2011 -3,35 42,36 1 3 4
20 2012 -4,77 42,58 1 4 4
21 2013 -3,51 50,91 1 5 4
22 2011 -2,07 54,29 0 2 3
23 2012 -3,07 95,63 1 1 2
24 2013 -2,84 86,95 1 2 3
25 2011 -2,96 62,25 1 2 3
26 2012 -3,02 95,63 1 3 4
27 2013 -2,17 86,95 1 4 3
28 2011 -3,06 44,45 1 2 4
29 2012 -3,03 48,46 1 3 4
30 2013 -3,00 50,17 1 4 4
31 2011 -2,80 44,45 1 2 3
32 2012 -2,52 48,46 1 3 3
33 2013 -2,68 50,17 1 4 2
34 2011 -0,99 4,33 0 3 2
35 2012 -4,36 4,00 0 1 3
36 2013 -0,99 14,00 0 2 3
37 2011 -2,80 0,95 0 1 3
38 2012 -2,92 25,73 0 2 3
39 2013 -2,31 27,76 0 3 3
40 2011 -0,99 46,80 0 3 3
41 2012 -3,27 48,13 0 4 3
42 2013 -4,27 46,78 0 5 3
43 2011 -1,47 41,70 0 3 3
44 2012 -1,65 0,79 0 1 3
45 2013 -1,92 54,00 0 2 3
46 2011 -3,07 62,25 1 2 3
47 2012 -2,48 95,63 1 3 3
48 2013 -3,63 86,95 0 4 4
49 2011 -2,26 1,00 0 1 3
50 2012 -2,44 34,40 0 2 3
51 2013 -2,55 43,80 0 3 3
52 2011 -1,81 46,80 0 3 3
53 2012 -1,70 47,14 0 1 3
54 2013 -3,83 71,08 0 1 3
55 2011 -2,82 41,70 1 3 3
56 2012 -1,16 0,79 1 1 3
57 2013 -2,79 54,00 1 2 3
58 2011 -3,78 58,62 0 3 3
59 2012 -2,41 34,85 0 4 3
60 2013 -1,54 99,00 0 5 3
Bersambung pada halaman berikutnya
BRNA
BTON
DLTA
DVLA
EKAD
ETWA
FASW
GDST
BIMA
ADES
AISA
AKKU
AKPI
ALKA
ALMI
AMFG
APLI
ARNA
ASII
AUTO
112
No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE
61 2011 -2,30 42,36 1 3 3
62 2012 -2,81 42,58 1 4 3
63 2013 -3,34 50,91 1 5 3
64 2011 -3,63 41,70 0 3 3
65 2012 -2,83 0,79 0 1 3
66 2013 -2,11 54,00 0 2 3
67 2011 -2,63 18,18 0 3 3
68 2012 -4,43 51,00 0 1 3
69 2013 -1,33 59,00 0 2 3
70 2011 -2,88 44,45 1 3 3
71 2012 -3,45 48,46 1 4 3
72 2013 -1,11 50,17 0 5 3
73 2011 -2,36 62,25 1 2 4
74 2012 -3,90 95,63 1 3 4
75 2013 -3,83 86,95 0 4 3
76 2011 -2,28 46,80 0 3 3
77 2012 -3,70 48,13 0 4 3
78 2013 -3,92 44,83 0 1 3
79 2011 -2,54 10,00 0 2 3
80 2012 -2,70 55,76 0 1 3
81 2013 -2,71 40,95 0 2 3
82 2011 -1,67 62,25 0 2 3
83 2012 -2,14 95,63 0 3 3
84 2013 -1,92 86,95 0 4 3
85 2011 -2,40 35,43 0 3 3
86 2012 -4,52 47,27 0 4 3
87 2013 -2,38 50,67 0 5 3
91 2011 -2,43 62,25 1 2 4
92 2012 -2,67 95,63 1 3 4
93 2013 -2,64 86,95 0 4 3
94 2011 -2,88 32,75 0 1 3
95 2012 -3,57 69,62 0 1 3
96 2013 -3,03 66,44 0 2 3
97 2011 -2,27 54,29 0 2 3
98 2012 -3,98 69,62 0 3 3
99 2013 -3,11 66,44 0 4 3
100 2011 -1,60 18,40 0 4 3
101 2012 -2,29 3,00 0 1 3
102 2013 -3,71 16,80 0 1 3
103 2011 -4,34 46,80 0 3 3
104 2012 -2,51 48,13 0 4 3
105 2013 -3,36 46,78 0 5 3
106 2011 -2,55 41,70 0 3 3
107 2012 -3,85 0,79 0 1 3
108 2013 -2,68 54,00 0 2 3
109 2011 -3,55 18,18 0 3 3
110 2012 -3,28 59,67 0 1 3
111 2013 -2,11 71,08 0 2 3
112 2011 -3,22 62,25 1 2 3
113 2012 -3,16 95,63 1 3 3
114 2013 -1,55 86,95 0 4 3
115 2011 -2,17 58,62 0 3 3
116 2012 -3,70 34,85 0 4 3
117 2013 -4,10 99,00 0 5 3
118 2011 -1,25 45,25 0 3 3
119 2012 -0,99 59,67 0 4 3
120 2013 -3,09 71,08 0 5 3
121 2011 -2,34 42,36 1 3 3
122 2012 -2,47 42,58 1 4 3
123 2013 -1,79 50,91 1 5 3
124 2011 -1,69 41,70 1 3 3
125 2012 -3,21 0,79 1 1 3
126 2013 -2,22 54,00 1 2 3
HMSP
Lampiran 2 (Lanjutan)
GGRM
GJTL
HDTX
KBLI
ICBP
IGAR
IKAI
IMAS
INAI
INDF
INDS
JECC
JKSW
JPRS
KBLM
KLBF
LMPI
LMSH
MERK
MLIA
Bersambung pada halaman berikutnya
113
No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE
127 2011 -2,23 45,25 0 3 3
128 2012 -3,21 59,67 0 4 3
129 2013 -2,37 71,08 0 5 3
130 2011 -1,55 40,36 0 1 3
131 2012 -1,80 63,27 0 2 3
132 2013 -3,13 69,00 0 3 3
133 2011 -0,86 18,40 0 2 2
134 2012 -1,97 25,73 0 1 3
135 2013 -4,72 86,95 1 1 3
139 2011 -1,54 35,00 0 2 3
140 2012 -2,34 40,17 0 1 3
141 2013 -2,36 53,00 0 2 3
142 2011 -2,42 18,18 0 4 3
143 2012 -3,43 5,67 0 1 3
144 2013 -3,04 12,00 0 2 3
145 2011 -2,40 62,25 1 2 3
146 2012 -2,75 95,63 1 3 3
147 2013 -3,62 86,95 0 4 3
148 2011 -1,48 44,45 1 2 3
149 2012 -3,02 48,46 1 3 3
150 2013 -2,59 50,17 0 4 3
151 2011 -3,08 62,25 1 2 3
152 2012 -2,72 95,63 1 3 3
153 2013 -2,73 86,95 0 4 3
154 2011 -2,62 18,18 0 2 3
155 2012 -4,58 59,67 0 1 3
156 2013 -3,73 40,95 0 1 3
157 2011 -1,63 40,67 0 2 3
158 2012 -3,81 70,75 0 3 3
159 2013 -2,50 72,25 0 4 3
160 2011 -1,77 35,43 0 3 3
161 2012 -2,78 47,27 0 4 3
162 2013 -3,78 50,67 1 5 3
163 2011 -3,56 62,25 1 3 3
164 2012 -4,52 95,63 1 4 3
165 2013 -3,76 86,95 1 5 3
166 2011 -2,95 62,25 1 2 3
167 2012 -2,44 95,63 1 3 4
168 2013 -2,60 54,00 1 1 4
169 2011 -3,04 45,50 0 4 3
170 2012 -4,64 34,40 0 1 3
171 2013 -4,82 86,95 0 1 3
172 2011 -3,94 58,62 0 3 3
173 2012 -3,37 34,85 0 4 3
174 2013 -3,11 99,00 0 5 3
175 2011 -1,93 46,80 0 3 3
176 2012 -2,97 48,13 0 4 3
177 2013 -2,87 46,78 0 5 3
178 2011 -2,30 5,33 0 1 3
179 2012 -2,08 8,67 0 2 3
180 2013 -2,70 4,67 0 3 3
181 2011 -2,95 46,80 0 2 3
182 2012 -3,73 48,13 0 3 3
183 2013 -2,19 46,78 1 4 3
184 2011 -2,56 62,25 1 2 3
185 2012 -2,31 95,63 1 3 3
186 2013 -1,61 86,95 1 4 3
187 2011 -3,81 62,25 1 2 3
188 2012 -3,48 95,63 1 3 3
189 2013 -2,85 86,95 1 4 3
190 2011 -3,22 62,25 1 2 3
191 2012 -2,74 95,63 1 3 3
192 2013 -3,25 86,95 1 4 3
Lampiran 2 (Lanjutan)
PICO
MRAT
MYOR
MYRX
NIPS
Bersambung pada halaman berikutnya
SSTM
PSDN
RMBA
ROTI
SCCO
SIAP
SKLT
STTP
SULI
TOTO
TRST
SMCB
SMGR
SMSM
SPMA
SRSN
114
No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE
193 2011 -2,48 54,29 1 3 3
194 2012 -3,86 69,62 1 4 3
195 2013 -4,18 66,44 1 5 3
196 2011 -2,77 5,33 1 6 4
197 2012 -4,47 16,00 1 1 3
198 2013 -4,17 66,44 1 1 3
199 2011 -2,50 17,00 0 2 3
200 2012 -3,40 31,00 0 1 3
201 2013 -3,15 20,00 0 2 3
202 2011 -3,00 44,45 1 2 3
203 2012 -3,09 48,46 1 3 3
204 2013 -1,81 50,17 1 4 3
205 2011 -2,01 46,80 0 1 3
206 2012 -3,07 47,14 0 1 3
207 2013 -2,38 42,86 0 1 3
208 2011 -1,95 45,50 0 3 3
209 2012 -2,69 34,40 0 1 3
210 2013 -2,21 43,80 0 2 3
ULTJ
Lampiran 2 (Lanjutan)
TSPC
Sumber : Data Sekunder yang Dioleh
UNIT
UNVR
VOKS
YPAS
115
Perhitungan Diskresioner Akrual (DACC)
Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1
TAC 1
REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC
(∆REV-REC)
PPEit
PPEi
CFOit CFOit-1 ∆CFO
CFO
RES ABS(DAC
C)
LN(ABSDAC
C) TAit-1
TAit
-1 TAit-1 TAit-1 TAit-1
ADES
2011 29,627 57,228 (27,601) 324,493 (0.09) 0.00 299,409 218,748 80,661 71,797 95,929 (24,132) 0.32 102,574 0.32 57,228 (29,748) 86,976 0.27 0.03 0.03 (3.56)
2012 76,631 87,274 (10,643) 316,048 (0.03) 0.00 476,638 299,409 177,229 71,787 71,797 (10) 0.56 109,553 0.35 87,274 57,228 30,046 0.10 0.01 0.01 (4.52)
2013 59,194 40,102 19,092 389,094 0.05 0.00 502,524 476,638 25,886 79,179 71,787 7,392 0.05 141,558 0.36 40,102 87,274 (47,172) (0.12) 0.02 0.02 (3.76)
AISA
2011 185,179 29,662 155,517 1,936,950 0.08 0.00 1,752,802 705,220 1,047,582 474,549 163,025 311,524 0.38 933,668 0.48 29,662 (23,125) 52,787 0.03 0.05 0.05 (2.95)
2012 324,465 128,335 196,130 3,590,309 0.05 0.00 2,747,623 1,752,802 994,821 560,046 474,549 85,497 0.25 1,233,721 0.34 128,335 29,662 98,673 0.03 0.09 0.09 (2.44)
2013 449,586 78,729 370,857 3,867,576 0.10 0.00 4,056,735 2,747,623 1,309,112 904,695 560,046 344,649 0.25 1,302,328 0.34 78,729 128,335 (49,606) (0.01) 0.07 0.07 (2.60)
AKKU
2011 (2,647) 9,764 (12,411) 28,380 (0.44) 0.00 2,568 2,949 (381) 530 834 (304) (0.00) 9,251 0.33 9,764 (1,494) 11,258 0.40 0.04 0.04 (3.35)
2012 (6,458) (768) (5,690) 7,840 (0.73) 0.00 1,603 2,568 (965) 446 530 (84) (0.11) 7,840 1.00 (768) 9,764 (10,532) (1.34) 0.01 0.01 (4.77)
2013 (2,686) 2,886 (5,572) 10,583 (0.53) 0.00 2,697 1,603 1,094 18,567 446 18,121 (1.61) 21,709 2.05 2,886 (768) 3,654 0.35 0.03 0.03 (3.51)
AKPI
2011 78,579 134,955 (56,376) 1,297,898 (0.04) 0.00 1,505,559 1,099,386 406,173 255,873 167,059 88,814 0.24 776,846 0.60 134,955 (3,721) 138,676 0.11 0.05 0.05 (2.96)
2012 58,038 12,203 45,835 1,556,601 0.03 0.00 1,509,185 1,505,559 3,626 298,445 255,873 42,572 (0.03) 808,101 0.52 12,203 134,955 (122,752) (0.08) 0.05 0.05 (3.02)
2013 66,417 (24,262) 90,679 1,714,834 0.05 0.00 1,663,385 1,509,185 154,200 415,418 298,445 116,973 0.02 996,051 0.58 (24,262) 12,203 (36,465) (0.02) 0.11 0.11 (2.17)
ALKA
2011 12,432 27,922 (15,490) 159,196 (0.10) 0.00 873,024 845,070 27,954 200,448 117,374 83,074 (0.35) 2,687 0.02 27,922 38 27,884 0.18 0.08 0.08 (2.54)
2012 6,232 (4,757) 10,989 258,484 0.04 0.00 836,887 873,024 (36,137) 111,838 200,448 (88,610) 0.20 3,177 0.01 (4,757) 27,922 (32,680) (0.13) 0.07 0.07 (2.70)
2013 (577) (508) (69) 147,882 (0.00) 0.00 1,099,620 836,887 262,733 152,247 111,838 40,409 1.50 9,530 0.06 (508) (4,757) 4,250 0.03 0.07 0.07 (2.71)
ALMI
2011 45,302 212,460 (167,158) 1,504,154 (0.11) 0.00 3,609,867 3,019,070 590,797 199,366 160,280 39,086 0.37 546,453 0.36 212,460 (73,946) 286,406 0.19 0.18 0.18 (1.69)
2012 2,617 (28,929) 31,546 1,791,523 0.02 0.00 3,221,635 3,609,867 (388,232) 108,995 199,366 (90,371) (0.17) 684,846 0.38 (28,929) 212,460 (241,389) (0.13) 0.04 0.04 (3.21)
2013 22,939 (713,749) 736,688 1,881,569 0.39 0.00 2,871,313 3,221,635 (350,322) 201,166 108,995 92,171 (0.24) 816,552 0.43 (713,749) (28,929) (684,820) (0.36) 0.11 0.11 (2.22)
AMFG
2011 446,661 335,387 111,274 2,372,657 0.05 0.00 2,596,271 2,426,138 170,133 268,609 240,013 28,596 0.06 1,152,779 0.49 335,387 481,895 (146,508) (0.06) 0.02 0.02 (3.81)
2012 463,812 512,281 (48,469) 2,690,595 (0.02) 0.00 2,857,310 2,596,271 261,039 310,118 268,609 41,509 0.08 1,384,995 0.51 512,281 335,387 176,894 0.07 0.03 0.03 (3.48)
2013 450,753 634,012 (183,259) 3,115,421 (0.06) 0.00 3,216,480 2,857,310 359,170 400,446 310,118 90,328 0.09 1,478,147 0.47 634,012 512,281 121,731 0.04 0.06 0.06 (2.85)
APLI
2011 18,889 17,654 1,235 334,951 0.00 0.00 308,434 283,739 24,695 55,371 44,035 11,336 0.04 184,400 0.55 17,654 30,870 (13,217) (0.04) 0.27 0.27 (1.31)
2012 5,961 14,312 (8,351) 334,702 (0.02) 0.00 343,678 308,434 35,244 68,305 55,371 12,934 0.07 187,612 0.56 14,312 17,654 (3,342) (0.01) 0.15 0.15 (1.88)
2013 2,742 62,415 (59,673) 333,867 (0.18) 0.00 281,551 343,678 (62,127) 44,108 68,305 (24,197) (0.11) 171,881 0.51 62,415 14,312 48,103 0.14 0.04 0.04 (3.35)
ARNA
2011 129,918 143,853 (13,935) 873,154 (0.02) 0.00 922,685 830,184 92,501 199,687 196,501 3,186 0.10 564,891 0.65 143,853 115,491 28,361 0.03 0.04 0.04 (3.26)
2012 212,272 237,696 (25,424) 831,508 (0.03) 0.00 1,113,664 922,685 190,979 219,607 199,687 19,920 0.21 598,525 0.72 237,696 143,853 93,843 0.11 0.12 0.12 (2.16)
2013 316,350 278,878 37,472 937,360 0.04 0.00 1,417,640 1,113,664 303,976 306,381 219,607 86,774 0.23 705,761 0.75 278,878 237,696 41,182 0.04 0.06 0.06 (2.83)
ASII
2011 25,772,0 9,330,000 16,442,0 112,857,00 0.15 0.00 162,564,00 129,038,00 33,526,00 37,405,00 23,919,00 13,486,00 0.18 28,604,00 0.25 9,330,000 2,907,00 6,423,000 0.06 0.37 0.37 (0.99)
2012 27,898, 8,930,000 18,968,0 153,521,00 0.12 0.00 188,053,00 162,564,00 25,489,00 38,608,00 37,405,00 1,203,000 0.16 34,326,00 0.22 8,930,000 9,330,00 (400,000) (0.00) 0.04 0.04 (3.27)
2013 27,523,0 21,250,00 6,273,00 182,274,00 0.03 0.00 193,880,00 188,053,00 5,827,000 51,645,00 38,608,00 13,037,00 (0.04) 37,862,00 0.21 21,250,00 8,930,00 12,320,00 0.07 0.01 0.01 (4.27)
Bersambung pada halaman berikutnya
116
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1
REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)
PPEit PPEit
CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO
RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1
AUTO
2011 1,255,083 258,576 996,507 5,585,852 0.18 0.00 7,363,659 6,255,109 1,108,550 1,017,494 849,087 168,407 0.17 1,547,831 0.28 258,576 399,127 (140,551) (0.03) 0.02 0.02 (3.78)
2012 1,263,368 537,785 725,583 6,964,227 0.10 0.00 8,277,485 7,363,659 913,826 1,187,967 1,017,494 170,473 0.11 2,084,184 0.30 537,785 258,576 279,209 0.04 0.09 0.09 (2.41)
2013 1,268,604 551,756 716,848 8,881,642 0.08 0.00 10,701,988 8,277,485 2,424,503 1,650,635 1,187,967 462,668 0.22 3,182,962 0.36 551,756 537,785 13,971 0.00 0.21 0.21 (1.54)
BIMA
2011 4,713 539 4,174 87,275 0.05 0.00 184,387 321,452 (137,065) 10,526 8,942 1,584 (1.59) 15,192 0.17 539 4,194 (3,655) (0.04) 0.09 0.09 (2.40)
2012 9,138 14,231 (5,093) 91,526 (0.06) 0.00 243,531 184,387 59,144 13,054 10,526 2,528 0.62 15,034 0.16 14,231 539 13,691 0.15 0.01 0.01 (4.52)
2013 (21,513) 10,672 (32,185) 100,101 (0.32) 0.00 279,150 243,531 35,619 17,771 13,054 4,717 0.31 14,251 0.14 10,672 14,231 (3,559) (0.04) 0.09 0.09 (2.38)
BRNA
2011 58,174 96,771 (38,597) 550,907 (0.07) 0.00 679,335 568,328 (111,007) 143,447 141,818 1,629 (0.20) 335,848 0.61 96,771 60,380 36,390 0.07 0.20 0.20 (1.60)
2012 80,032 101,096 (21,064) 643,964 (0.03) 0.00 836,986 679,335 (157,651) 146,026 143,447 2,579 (0.25) 427,232 0.66 101,096 96,771 4,325 0.01 0.10 0.10 (2.29)
2013 (8,132) 103,087 (111,219) 770,384 (0.14) 0.00 961,000 836,986 (124,014) 159,996 146,026 13,970 (0.18) 639,298 0.83 103,087 101,096 1,991 0.00 0.02 0.02 (3.71)
BTON
2011 24,486 33,565 (9,079) 89,781 (0.10) 0.00 153,646 127,919 25,728 19,026 13,708 5,318 0.23 9,849 0.11 33,565 21,402 12,163 0.14 0.01 0.01 (4.34)
2012 32,391 25,856 6,535 118,716 0.06 0.00 155,006 153,646 1,360 14,361 19,026 (4,665) 0.05 14,720 0.12 25,856 33,565 (7,710) (0.06) 0.08 0.08 (2.51)
2013 33,272 11,078 22,194 145,101 0.15 0.00 113,548 155,006 (41,458) 10,853 14,361 (3,508) (0.26) 14,894 0.10 11,078 25,856 (14,778) (0.10) 0.03 0.03 (3.36)
DLTA
2011 204,871 177,328 27,543 708,584 0.04 0.00 564,051 547,816 16,235 208,192 205,980 2,212 0.02 98,160 0.14 177,328 31,743 145,585 0.21 0.29 0.29 (1.25)
2012 287,505 248,441 39,064 696,167 0.06 0.00 1,719,815 564,051 1,155,764 197,570 208,192 (10,622) 1.68 95,121 0.14 248,441 177,328 71,114 0.10 0.37 0.37 (0.99)
2013 250,720 348,712 (97,992) 745,307 (0.13) 0.00 2,001,359 1,719,815 281,544 120,892 197,570 (76,678) 0.48 93,079 0.12 348,712 248,441 100,271 0.13 0.05 0.05 (3.09)
DVLA
2011 166,325 72,518 93,807 854,110 0.11 0.00 972,297 929,197 43,100 312,167 293,173 18,994 0.03 199,878 0.23 72,518 122,855 (50,337) (0.06) 0.42 0.42 (0.86)
2012 204,477 106,931 97,546 928,291 0.11 0.00 1,087,380 972,297 115,083 390,003 312,167 77,836 0.04 218,295 0.24 106,931 72,518 34,413 0.04 0.14 0.14 (1.97)
2013 175,757 119,207 56,549 1,074,691 0.05 0.00 1,101,684 1,087,380 14,304 377,105 390,003 (12,898) 0.03 243,055 0.23 119,207 106,931 12,276 0.01 0.01 0.01 (4.72)
EKAD
2011 35,219 14,468 20,751 204,470 0.10 0.00 328,460 254,276 74,184 41,747 31,040 10,707 0.31 74,432 0.36 14,468 13,961 507 0.00 0.09 0.09 (2.42)
2012 47,930 28,583 19,347 237,592 0.08 0.00 385,037 328,460 56,577 49,704 41,747 7,957 0.20 85,361 0.36 28,583 14,468 14,115 0.06 0.03 0.03 (3.43)
2013 51,988 23,212 28,776 273,893 0.11 0.00 418,669 385,037 33,632 62,633 49,704 12,929 0.08 104,498 0.38 23,212 28,583 (5,371) (0.02) 0.05 0.05 (3.04)
ETWA
2011 89,969 (72,595) 162,564 533,380 0.30 0.00 904,236 810,859 93,377 156,054 184,722 (28,668) 0.23 64,535 0.12 (72,595) (150,767) 78,172 0.15 0.10 0.10 (2.26)
2012 36,279 50,076 (13,797) 620,709 (0.02) 0.00 601,772 904,236 (302,464) 206,523 156,054 50,469 (0.57) 240,978 0.39 50,076 (72,595) 122,671 0.20 0.09 0.09 (2.44)
2013 31,386 (26,070) 57,456 960,957 0.06 0.00 1,206,066 601,772 604,294 272,145 206,523 65,622 0.56 227,662 0.24 (26,070) 50,076 (76,145) (0.08) 0.08 0.08 (2.55)
FASW
2011 182,076 1,911,187 (1,729,111) 4,495,022 (0.38) 0.00 4,123,728 3,385,973 737,755 338,244 528,273 (190,029) 0.21 3,734,449 0.83 1,911,187 1,164,935 746,253 0.17 0.16 0.16 (1.81)
2012 11,029 126,706 (115,677) 4,936,094 (0.02) 0.00 3,987,783 4,123,728 (135,945) 882,910 338,244 544,666 (0.14) 3,860,973 0.78 126,706 1,911,187 (1,784,481) (0.36) 0.18 0.18 (1.70)
2013 (329,410) 209,911 (539,321) 5,578,334 (0.10) 0.00 4,960,826 3,987,783 973,043 1,053,613 882,910 170,703 0.14 3,795,093 0.68 209,911 126,706 83,204 0.01 0.02 0.02 (3.83)
GDST
2011 139,855 20,586 119,269 1,074,570 0.11 0.00 2,093,545 1,710,132 383,413 119,123 94,078 25,046 0.33 253,004 0.24 20,586 (34,995) 55,581 0.05 0.35 0.35 (1.06)
2012 61,789 370,215 (308,426) 977,457 (0.32) 0.00 1,647,928 2,093,545 (445,617) 180,915 119,123 61,791 (0.52) 320,878 0.33 370,215 20,586 349,629 0.36 0.04 0.04 (3.26)
2013 121,585 192,925 (71,339) 1,163,971 (0.06) 0.00 1,410,117 1,647,928 (237,811) 141,979 180,915 (38,935) (0.17) 309,820 0.27 192,925 370,215 (177,290) (0.15) 0.04 0.04 (3.21)
GGRM
2011 6,614,971 (90,307) 6,705,278 30,741,679 0.22 0.00 41,884,352 37,691,997 4,192,355 937,987 915,004 22,983 0.14 8,189,881 0.27 (90,307) 2,872,598 (2,962,905) (0.10) 0.14 0.14 (1.93)
2012 5,530,646 3,953,574 1,577,072 39,088,705 0.04 0.00 49,028,696 41,884,352 7,144,344 1,382,539 937,987 444,552 0.17 10,389,32 0.27 3,953,574 (90,307) 4,043,881 0.10 0.05 0.05 (2.97)
2013 5,936,204 2,472,971 3,463,233 41,509,325 0.08 0.00 55,436,954 49,028,696 6,408,258 2,196,086 1,382,539 813,547 0.13 14,788,91 0.36 2,472,971 3,953,574 (1,480,603) (0.04) 0.06 0.06 (2.87)
GJTL
2011 855,681 304,312 551,369 10,371,567 0.05 0.00 11,841,396 9,853,904 1,987,492 1,860,955 1,549,461 311,494 0.16 4,588,389 0.44 304,312 1,010,980 (706,668) (0.07) 0.96 0.96 (0.04)
2012 1,457,400 1,707,135 (249,735) 11,554,143 (0.02) 0.00 12,578,596 11,841,396 737,200 2,226,538 1,860,955 365,583 0.03 6,121,783 0.53 1,707,135 304,312 1,402,823 0.12 0.04 0.04 (3.18)
2013 166,473 1,299,132 (1,132,65) 12,869,793 (0.09) 0.00 12,352,917 12,578,596 (225,679) 2,282,868 2,226,538 56,330 (0.02) 6,415,815 0.50 1,299,132 1,707,135 (408,003) (0.03) 0.02 0.02 (3.84)
HDTX
2011 20,255 8,016 12,239 1,017,613 0.01 0.00 1,016,881 661,992 354,889 110,314 66,195 44,119 0.31 502,092 0.49 8,016 30,468 (22,452) (0.02) 0.02 0.02 (3.79)
2012 1,486 48,589 (47,103) 1,013,575 (0.05) 0.00 861,164 1,016,881 (155,717) 172,251 110,314 61,937 (0.21) 684,299 0.68 48,589 8,016 40,573 0.04 0.06 0.06 (2.89)
2013 (299,184) 393,543 (692,726) 1,362,557 (0.51) 0.00 1,057,343 861,164 196,179 168,498 172,251 (3,753) 0.15 962,536 0.71 393,543 48,589 344,954 0.25 0.04 0.04 (3.19)
Bersambung pada halaman berikutnya
117
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1
REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)
PPEit PPEit
CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO
RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1
HMSP
2011 10,911,082 11,088,270 (177,188) 20,525,123 (0.01) 0.00 52,856,708 43,381,658 9,475,050 1,092,906 1,000,282 92,624 0.46 3,850,665 0.19 11,088,270 7,059,975 4,028,295 0.20 0.13 0.13 (2.07)
2012 13,383,257 4,087,495 9,295,762 19,376,343 0.48 0.00 66,626,123 52,856,708 13,769,415 1,372,754 1,092,906 279,848 0.70 4,115,078 0.21 4,087,495 11,088,270 (7,000,775) (0.36) 0.05 0.05 (3.07)
2013 14,509,710 10,802,179 3,707,531 26,247,527 0.14 0.00 75,025,207 66,626,123 8,399,084 1,449,427 1,372,754 76,673 0.32 4,708,669 0.18 10,802,179 4,087,495 6,714,684 0.26 0.06 0.06 (2.84)
ICBP
2011 2,744,910 2,174,427 570,483 13,361,313 0.04 0.00 19,367,155 17,960,120 1,407,035 2,378,402 2,026,249 352,153 0.08 2,590,036 0.19 2,174,427 2,252,042 (77,615) (0.01) 0.06 0.06 (2.80)
2012 3,027,190 3,053,526 (26,336) 15,222,857 (0.00) 0.00 21,574,792 19,367,155 2,207,637 2,328,181 2,378,402 (50,221) 0.15 3,839,756 0.25 3,053,526 2,174,427 879,099 0.06 0.05 0.05 (2.92)
2013 2,966,990 1,993,496 973,494 17,753,480 0.05 0.00 25,094,681 21,574,792 3,519,889 2,549,415 2,328,181 221,234 0.19 4,844,407 0.27 1,993,496 3,053,526 (1,060,030) (0.06) 0.10 0.10 (2.31)
IGAR
2011 71,768 26,839 44,929 347,473 0.13 0.00 512,774 536,166 (23,392) 98,609 84,656 13,953 (0.11) 28,003 0.08 26,839 84,926 (58,087) (0.17) 0.10 0.10 (2.28)
2012 58,882 32,192 26,690 355,580 0.08 0.00 556,446 512,774 43,672 115,112 98,609 16,503 0.08 43,057 0.12 32,192 26,839 5,353 0.02 0.02 0.02 (3.70)
2013 48,442 31,572 16,870 312,343 0.05 0.00 643,403 556,446 86,957 128,470 115,112 13,358 0.24 48,895 0.16 31,572 32,192 (620) (0.00) 0.02 0.02 (3.92)
IKAI
2011 (43,358) (978) (42,380) 643,788 (0.07) 0.00 210,970 228,717 (17,747) 39,051 59,780 (20,729) 0.00 407,871 0.63 (978) (44) (934) (0.00) 0.20 0.20 (1.63)
2012 (40,206) 4,586 (44,792) 548,790 (0.08) 0.00 201,204 210,970 (9,766) 50,660 39,051 11,609 (0.04) 362,450 0.66 4,586 (978) 5,564 0.01 0.02 0.02 (3.81)
2013 (43,931) (11,912) (32,019) 507,425 (0.06) 0.00 211,523 201,204 10,319 1,248 50,660 (49,412) 0.12 344,358 0.68 (11,912) 4,586 (16,498) (0.03) 0.08 0.08 (2.50)
IMAS
2011 1,188,362 (1,215,20) 2,403,569 7,985,020 0.30 0.00 15,776,580 10,935,335 4,841,245 2,916,348 2,101,779 814,569 0.50 1,876,846 0.24 (1,215,20) (1,196,411) (18,797) (0.00) 0.04 0.04 (3.22)
2012 1,073,071 (2,876,08) 3,949,159 12,913,942 0.31 0.00 19,780,838 15,776,580 4,004,258 4,287,257 2,916,348 1,370,909 0.20 2,951,054 0.23 (2,876,08) (1,215,20) (1,660,881) (0.13) 0.06 0.06 (2.74)
2013 595,522 (2,354,54) 2,950,067 17,577,664 0.17 0.00 20,094,736 19,780,838 313,898 7,475,893 4,287,257 3,188,636 (0.16) 3,774,428 0.21 (2,354,54) (2,876,08) 521,543 0.03 0.04 0.04 (3.25)
INAI
2011 24,471 19,866 4,605 389,007 0.01 0.00 555,887 461,421 94,465 108,888 64,369 44,519 0.13 70,717 0.18 19,866 (90,023) 109,890 0.28 0.14 0.14 (1.95)
2012 30,344 (99,407) 129,751 544,282 0.24 0.00 582,654 555,887 26,768 114,237 108,888 5,349 0.04 82,994 0.15 (99,407) 19,866 (119,273) (0.22) 0.07 0.07 (2.69)
2013 11,362 77,755 (66,393) 612,224 (0.11) 0.00 640,703 582,654 58,048 162,209 114,237 47,972 0.02 84,098 0.14 77,755 (99,407) 177,161 0.29 0.11 0.11 (2.21)
INCI
2011 (17,613) (6,234) (11,379) 134,028 (0.08) 0.00 50,278 48,454 1,824 26,499 33,557 (7,058) 0.07 6,735 0.05 (6,234) 6,015 (12,249) (0.09) 0.08 0.08 (2.56)
2012 4,578 3,341 1,237 125,185 0.01 0.00 64,628 50,278 14,350 27,951 26,499 1,452 0.10 23,344 0.19 3,341 (6,234) 9,575 0.08 0.10 0.10 (2.31)
2013 10,691 10,276 415 132,279 0.00 0.00 81,244 64,628 16,616 15,685 27,951 (12,266) 0.22 40,639 0.31 10,276 3,341 6,935 0.05 0.20 0.20 (1.61)
INDF
2011 6,309,756 4,976,035 1,333,721 47,275,955 0.03 0.00 45,332,256 38,403,360 6,928,896 3,669,305 2,686,273 983,032 0.13 12,921,01 0.27 4,976,035 6,989,734 (2,013,699) (0.04) 0.06 0.06 (2.82)
2012 4,666,958 7,419,046 (2,752,08) 53,585,933 (0.05) 0.00 50,059,427 45,332,256 4,727,171 3,485,461 3,669,305 (183,844) 0.09 15,775,74 0.29 7,419,046 4,976,035 2,443,011 0.05 0.31 0.31 (1.16)
2013 3,999,856 6,233,946 (2,234,09) 59,324,207 (0.04) 0.00 57,731,998 50,059,427 7,672,571 4,959,416 3,485,461 1,473,955 0.10 23,027,91 0.39 6,233,946 7,419,046 (1,185,100) (0.02) 0.06 0.06 (2.79)
INDS
2011 160,680 121,349 39,331 769,816 0.05 0.00 1,234,986 1,027,120 207,866 226,969 165,606 61,363 0.19 340,926 0.44 121,349 130,914 (9,566) (0.01) 0.02 0.02 (3.94)
2012 180,798 110,147 70,651 1,139,715 0.06 0.00 1,476,988 1,234,986 242,002 239,654 226,969 12,685 0.20 756,098 0.66 110,147 121,349 (11,202) (0.01) 0.03 0.03 (3.37)
2013 184,580 255,756 (71,176) 1,664,779 (0.04) 0.00 1,702,447 1,476,988 225,459 309,563 239,654 69,909 0.09 1,061,635 0.64 255,756 110,147 145,609 0.09 0.04 0.04 (3.11)
JECC
2011 41,273 10,550 30,723 561,999 0.05 0.00 1,267,418 830,723 436,695 167,840 203,203 (35,363) 0.84 79,980 0.14 10,550 7,766 2,784 0.00 0.05 0.05 (3.06)
2012 48,929 (803) 49,732 627,038 0.08 0.00 1,234,828 1,267,418 (32,590) 219,878 167,840 52,038 (0.13) 72,164 0.12 (803) 10,550 (11,353) (0.02) 0.05 0.05 (3.03)
2013 43,436 (119,084) 162,520 708,955 0.23 0.00 1,490,073 1,234,828 255,245 513,750 219,878 293,872 (0.05) 136,292 0.19 (119,084) (803) (118,281) (0.17) 0.05 0.05 (3.00)
JKSW
2011 (2,651) 4,778 (7,429) 289,988 (0.03) 0.00 142,107 181,159 (39,052) 82,575 93,828 (11,253) (0.10) 47,080 0.16 4,778 (16,848) 21,626 0.07 0.06 0.06 (2.80)
2012 (16,452) 733 (17,185) 287,132 (0.06) 0.00 86,198 142,107 (55,909) 79,280 82,575 (3,295) (0.18) 39,282 0.14 733 4,778 (4,045) (0.01) 0.08 0.08 (2.52)
2013 (7,969) 90 (8,059) 278,719 (0.03) 0.00 91,708 86,198 5,510 77,604 79,280 (1,676) 0.03 262,386 0.94 90 733 (643) (0.00) 0.07 0.07 (2.68)
JPRS
2011 48,322 (36,795) 85,117 411,282 0.21 0.00 641,375 427,793 213,582 191,892 93,614 98,278 0.28 14,977 0.04 (36,795) 48,826 (85,622) (0.21) 0.03 0.03 (3.63)
2012 12,283 (10,271) 22,554 437,849 0.05 0.00 461,125 641,375 (180,250) 179,058 191,892 (12,834) (0.38) 15,425 0.04 (10,271) (36,795) 26,524 0.06 0.06 0.06 (2.83)
2013 18,338 78,623 (60,285) 398,607 (0.15) 0.00 195,247 461,125 (265,878) 84,867 179,058 (94,191) (0.43) 14,146 0.04 78,623 (10,271) 88,894 0.22 0.12 0.12 (2.11)
KBLI
2011 94,128 79,075 15,053 958,737 0.02 0.00 1,841,939 1,228,092 613,847 265,298 211,552 53,746 0.58 388,023 0.40 79,075 77,255 1,820 0.00 0.19 0.19 (1.67)
2012 172,555 9,505 163,050 1,083,524 0.15 0.00 2,273,197 1,841,939 431,258 337,294 265,298 71,996 0.33 390,545 0.36 9,505 79,075 (69,570) (0.06) 0.12 0.12 (2.14)
2013 105,179 (27,123) 132,303 1,161,698 0.11 0.00 2,572,350 2,273,197 299,153 486,997 337,294 149,703 0.13 393,273 0.34 (27,123) 9,505 (36,628) (0.03) 0.15 0.15 (1.92)
KBLM
2011 25,452 47,220 (21,768) 403,195 (0.05) 0.00 864,753 542,618 322,135 184,796 107,420 77,376 0.61 282,193 0.70 47,220 5,655 41,565 0.10 0.06 0.06 (2.88)
2012 32,006 (80,179) 112,185 642,955 0.17 0.00 1,020,197 864,753 155,444 242,991 184,796 58,195 0.15 289,798 0.45 (80,179) 47,220 (127,399) (0.20) 0.03 0.03 (3.57)
2013 12,193 (106,551) 118,744 722,941 0.16 0.00 1,032,787 1,020,197 12,590 222,905 242,991 (20,086) 0.05 299,487 0.41 (106,551) (80,179) (26,372) (0.04) 0.05 0.05 (3.03)
Bersambung pada halaman berikutnya
118
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1
REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)
PPEit PPEit
CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO
RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1
KLBF
2011 1,987,259 1,473,495 513,764 7,032,497 0.07 0.00 10,911,860 10,226,789 685,071 1,635,311 1,363,957 271,354 0.06 1,860,288 0.26 1,473,495 1,253,908 219,587 0.03 0.21 0.21 (1.54)
2012 2,308,017 (3,385) 2,311,402 8,274,554 0.28 0.00 13,636,405 10,911,860 2,724,545 1,938,156 1,635,311 302,845 0.29 2,254,763 0.27 (3,385) 1,473,495 (1,476,880) (0.18) 0.10 0.10 (2.34)
2013 2,308,017 927,164 1,380,853 9,417,957 0.15 0.00 16,002,131 13,636,405 2,365,726 2,273,379 1,938,156 335,223 0.22 2,925,547 0.31 927,164 (3,385) 930,549 0.10 0.09 0.09 (2.36)
LMPI
2011 7,745 (3,528) 11,273 608,920 0.02 0.00 502,187 401,594 100,593 166,810 135,208 31,602 0.11 229,800 0.38 (3,528) 19,786 (23,314) (0.04) 0.09 0.09 (2.40)
2012 5,081 (14,435) 19,516 685,896 0.03 0.00 598,260 502,187 96,073 202,722 166,810 35,912 0.09 274,267 0.40 (14,435) (3,528) (10,907) (0.02) 0.06 0.06 (2.75)
2013 (14,019) (28,721) 14,702 815,153 0.02 0.00 676,111 598,260 77,851 229,487 202,722 26,765 0.06 280,320 0.34 (28,721) (14,435) (14,286) (0.02) 0.03 0.03 (3.62)
LMSH
2011 15,148 5,100 10,048 78,200 0.13 0.00 207,523 161,012 46,511 27,649 17,521 10,128 0.47 20,218 0.26 5,100 9,648 (4,548) (0.06) 0.05 0.05 (3.04)
2012 45,071 10,589 34,482 98,019 0.35 0.00 223,079 207,523 15,556 28,242 27,649 593 0.15 23,737 0.24 10,589 5,100 5,489 0.06 0.01 0.01 (4.64)
2013 19,438 13,815 5,623 128,548 0.04 0.00 256,211 223,079 33,132 24,300 28,242 (3,942) 0.29 23,306 0.18 13,815 10,589 3,226 0.03 0.01 0.01 (4.82)
MERK
2011 283,227 199,630 83,597 434,768 0.19 0.00 918,532 795,689 122,843 108,103 89,552 18,551 0.24 61,536 0.14 199,630 213,747 (14,117) (0.03) 0.07 0.07 (2.63)
2012 145,915 138,968 6,947 584,389 0.01 0.00 929,877 918,532 11,345 68,546 108,103 (39,557) 0.09 63,318 0.11 138,968 199,630 (60,662) (0.10) 0.01 0.01 (4.43)
2013 234,708 185,661 49,047 569,431 0.09 0.00 1,193,952 929,877 264,075 137,784 68,546 69,238 0.34 61,627 0.11 185,661 138,968 46,693 0.08 0.27 0.27 (1.33)
MLIA
2011 20,210 180,066 (159,856) 4,532,300 (0.04) 0.00 3,883,572 3,380,767 502,805 415,700 28,815 386,885 0.03 4,669 0.00 180,066 519,766 (339,700) (0.07) 0.03 0.03 (3.38)
2012 (23,517) 518,303 (541,820) 6,119,186 (0.09) 0.00 4,580,710 3,883,572 697,138 439,732 415,700 24,032 0.11 5,070,281 0.83 518,303 180,066 338,237 0.06 0.05 0.05 (2.92)
2013 (443,725) 638,447 (1,082,17) 6,558,955 (0.16) 0.00 5,197,010 4,580,710 616,300 517,172 439,732 77,440 0.08 5,556,239 0.85 638,447 518,303 120,144 0.02 0.04 0.04 (3.10)
MRAT
2011 36,720 1,143 35,577 386,352 0.09 0.00 406,316 369,366 36,950 174,603 147,865 26,738 0.03 74,624 0.19 1,143 4,614 (3,471) (0.01) 0.10 0.10 (2.30)
2012 42,552 12,709 29,843 422,493 0.07 0.00 458,197 406,316 51,881 207,372 174,603 32,769 0.05 79,717 0.19 12,709 1,143 11,566 0.03 0.12 0.12 (2.08)
2013 (10,017) 8,222 (18,239) 455,473 (0.04) 0.00 358,128 458,197 (100,069) 161,305 207,372 (46,067) (0.12) 82,094 0.18 8,222 12,709 (4,487) (0.01) 0.07 0.07 (2.70)
MYOR
2011 626,441 (607,940) 1,234,381 4,399,191 0.28 0.00 9,453,866 7,224,165 2,229,701 1,707,355 1,328,534 378,821 0.42 2,038,407 0.46 (607,940) 238,254 (846,193) (0.19) 0.08 0.08 (2.50)
2012 959,815 830,244 129,571 6,599,846 0.02 0.00 10,510,626 9,453,866 1,056,760 2,051,347 1,707,355 343,992 0.11 2,857,933 0.43 830,244 (607,940) 1,438,184 0.22 0.03 0.03 (3.40)
2013 1,356,073 987,023 369,050 8,302,506 0.04 0.00 12,017,837 10,510,626 1,507,211 2,813,146 2,051,347 761,799 0.09 3,114,329 0.38 987,023 830,244 156,779 0.02 0.04 0.04 (3.15)
MYRX
2011 107,945 94,966 12,979 133,216 0.10 0.00 183,463 109,046 74,417 20,007 41,044 (21,038) 0.72 276,458 2.08 94,966 14,244 80,722 0.61 0.37 0.37 (0.99)
2012 (21,912) (44,082) 22,170 877,925 0.03 0.00 117,924 183,463 (65,539) 48,982 20,007 28,975 (0.11) 279,138 0.32 (44,082) 94,966 (139,048) (0.16) 0.01 0.01 (4.36)
2013 245 (23,502) 23,746 1,058,983 0.02 0.00 170,002 117,924 52,077 18,446 48,982 (30,536) 0.08 272,367 0.26 (23,502) (44,082) 20,580 0.02 0.37 0.37 (0.99)
MYTX
2011 (141,494) (4,445) (137,049) 1,882,934 (0.07) 0.00 1,957,035 1,723,963 233,072 145,687 152,533 (6,846) 0.13 1,329,031 0.71 (4,445) 53,503 (57,948) (0.03) 0.10 0.10 (2.27)
2012 (156,063) (39,342) (116,721) 1,848,395 (0.06) 0.00 1,519,059 1,957,035 (437,976) 132,524 145,687 (13,163) (0.23) 1,280,337 0.69 (39,342) (4,445) (34,897) (0.02) 0.02 0.02 (3.98)
2013 (22,623) 28,131 (50,754) 1,803,323 (0.03) 0.00 1,900,302 1,519,059 381,243 147,737 132,524 15,213 0.20 1,458,413 0.81 28,131 (39,342) 67,473 0.04 0.04 0.04 (3.11)
NIPS
2011 24,780 44,904 (20,124) 337,606 (0.06) 0.00 579,224 400,895 178,330 136,036 99,944 36,092 0.42 1,139 0.00 44,904 25,105 19,799 0.06 0.08 0.08 (2.55)
2012 29,363 107,401 (78,038) 446,688 (0.17) 0.00 702,719 579,224 123,495 160,150 136,036 24,114 0.22 213,872 0.48 107,401 44,904 62,498 0.14 0.02 0.02 (3.85)
2013 45,584 39,283 6,301 524,694 0.01 0.00 911,064 702,719 208,345 255,668 160,150 95,517 0.22 256,657 0.49 39,283 107,401 (68,118) (0.13) 0.07 0.07 (2.68)
PICO
2011 16,747 (13,821) 30,568 570,360 0.05 0.00 621,234 586,318 34,916 92,871 74,073 18,798 0.03 185,384 0.33 (13,821) (26,732) 12,911 0.02 0.03 0.03 (3.55)
2012 15,153 (25,484) 40,637 561,840 0.07 0.00 593,267 621,234 (27,967) 133,341 92,871 40,470 (0.12) 185,384 0.33 (25,484) (13,821) (11,664) (0.02) 0.04 0.04 (3.28)
2013 20,990 (5,968) 26,958 594,616 0.05 0.00 684,449 593,267 91,182 153,848 133,341 20,507 0.12 161,999 0.27 (5,968) (25,484) 19,516 0.03 0.12 0.12 (2.11)
PSDN
2011 6,435 20,133 (13,698) 461,969 (0.03) 0.00 330,447 287,200 43,247 104,606 85,191 19,415 0.05 222,467 0.48 20,133 113,774 (93,641) (0.20) 0.07 0.07 (2.62)
2012 9,977 47,968 (37,991) 481,912 (0.08) 0.00 310,224 330,447 (20,223) 65,873 104,606 (38,733) 0.04 352,671 0.73 47,968 20,133 27,836 0.06 0.01 0.01 (4.58)
2013 5,605 10,729 (5,124) 577,350 (0.01) 0.00 316,175 310,224 5,951 88,887 65,873 23,014 (0.03) 446,146 0.77 10,729 47,968 (37,239) (0.06) 0.02 0.02 (3.73)
RMBA
2011 485,237 (1,079,29) 1,564,535 4,902,597 0.32 0.00 10,070,175 8,904,568 1,165,607 280,345 189,843 90,502 0.22 1,921,194 0.39 (1,079,29) (878,657) (200,641) (0.04) 0.13 0.13 (2.01)
2012 (428,369) (344,108) (84,261) 6,333,957 (0.01) 0.00 9,850,010 10,070,175 (220,165) 187,619 280,345 (92,726) (0.02) 2,191,488 0.35 (344,108) (1,079,29) 735,190 0.12 0.05 0.05 (3.07)
2013 (840,910) (1,119,248) 278,338 6,935,601 0.04 0.00 8,756,964 9,850,010 (1,093,046) 271,884 187,619 84,265 (0.17) 2,992,509 0.43 (1,119,248) (344,108) (775,140) (0.11) 0.09 0.09 (2.38)
ROTI
2011 154,948 147,562 7,386 568,265 0.01 0.00 813,342 612,192 201,150 103,650 75,642 28,008 0.30 546,099 0.96 147,562 90,306 57,256 0.10 0.08 0.08 (2.50)
2012 199,793 189,549 10,244 759,137 0.01 0.00 1,190,826 813,342 377,484 136,625 103,650 32,975 0.45 893,898 1.18 189,549 147,562 41,987 0.06 0.04 0.04 (3.14)
2013 210,805 314,588 (103,783) 1,204,945 (0.09) 0.00 1,505,520 1,190,826 314,694 182,707 136,625 46,082 0.22 1,175,251 0.98 314,588 189,549 125,039 0.10 0.07 0.07 (2.66)
Bersambung pada halaman berikutnya
119
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1
REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)
PPEit PPEit
CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO
RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1
SCCO
2011 145,106 134,184 10,922 1,157,613 0.01 0.00 3,363,728 2,198,397 1,165,331 697,402 506,478 190,924 0.84 203,108 0.18 134,184 (29,979) 164,163 0.14 0.02 0.02 (4.08)
2012 224,676 137,154 87,522 1,455,621 0.06 0.00 3,542,885 3,363,728 179,157 718,378 697,402 20,976 0.11 224,806 0.15 137,154 134,184 2,970 0.00 0.01 0.01 (4.70)
2013 145,159 20,805 124,354 1,486,921 0.08 0.00 3,751,042 3,542,885 208,157 798,937 718,378 80,559 0.09 254,394 0.17 20,805 137,154 (116,349) (0.08) 0.07 0.07 (2.66)
SIAP
2011 4,569 (3,919) 8,488 150,913 0.06 0.00 208,052 171,108 36,944 34,368 33,085 1,283 0.24 54,263 0.36 (3,919) 7,631 (11,550) (0.08) 0.23 0.23 (1.47)
2012 4,798 20,310 (15,512) 163,233 (0.10) 0.00 216,731 208,052 8,679 36,007 34,368 1,639 0.04 70,446 0.43 20,310 (3,919) 24,229 0.15 0.19 0.19 (1.65)
2013 (7,488) (37,057) 29,569 184,367 0.16 0.00 245,690 216,731 28,959 42,604 36,007 6,597 0.12 114,850 0.62 (37,057) 20,310 (57,367) (0.31) 0.15 0.15 (1.92)
SKLT
2011 8,017 17,709 (9,692) 199,375 (0.05) 0.00 344,436 314,146 30,290 46,606 37,550 9,056 0.11 100,332 0.50 17,709 8,089 9,619 0.05 0.09 0.09 (2.36)
2012 11,664 15,260 (3,596) 214,238 (0.02) 0.00 401,724 344,436 57,288 51,957 46,606 5,351 0.24 101,729 0.47 15,260 17,709 (2,449) (0.01) 0.02 0.02 (3.90)
2013 16,598 26,894 (10,296) 249,746 (0.04) 0.00 567,049 401,724 165,325 73,311 51,957 21,354 0.58 126,032 0.50 26,894 15,260 11,634 0.05 0.02 0.02 (3.83)
SMCB
2011 1,533,257 2,086,236 (552,979) 10,437,249 (0.05) 0.00 7,523,964 5,960,589 1,563,375 705,019 643,190 61,829 0.14 8,238,252 0.79 2,086,236 1,061,726 1,024,510 0.10 0.09 0.09 (2.43)
2012 1,872,712 1,692,112 180,600 10,950,501 0.02 0.00 9,011,076 7,523,964 1,487,112 845,484 705,019 140,465 0.12 9,588,783 0.88 1,692,112 2,086,236 (394,124) (0.04) 0.07 0.07 (2.67)
2013 1,336,548 2,262,247 (925,699) 12,168,517 (0.08) 0.00 9,686,262 9,011,076 675,186 1,019,127 845,484 173,643 0.04 12,367,32 1.02 2,262,247 1,692,112 570,135 0.05 0.07 0.07 (2.64)
SMGR
2011 5,089,952 4,415,753 674,199 15,562,999 0.04 0.00 16,378,794 14,344,189 2,034,605 1,864,177 1,764,284 99,893 0.12 11,640,692 0.75 4,415,753 3,378,416 1,037,337 0.07 0.21 0.21 (1.55)
2012 6,287,454 5,591,865 695,589 19,661,603 0.04 0.00 19,598,248 16,378,794 3,219,454 2,522,529 1,864,177 658,352 0.13 16,794,115 0.85 5,591,865 4,415,753 1,176,111 0.06 0.16 0.16 (1.80)
2013 6,920,400 6,047,147 873,253 26,579,084 0.03 0.00 24,501,241 19,598,248 4,902,993 2,916,062 2,522,529 393,533 0.17 18,862,51 0.71 6,047,147 5,591,865 455,283 0.02 0.04 0.04 (3.13)
SMSM
2011 279,598 229,766 49,832 1,067,103 0.05 0.00 1,807,891 1,561,787 246,104 682,410 314,123 368,287 (0.11) 397,702 0.37 229,766 145,095 84,672 0.08 0.05 0.05 (3.08)
2012 344,721 411,045 (66,324) 1,136,858 (0.06) 0.00 2,163,842 1,807,891 355,951 430,808 682,410 (251,602) 0.53 488,863 0.43 411,045 229,766 181,279 0.16 0.07 0.07 (2.72)
2013 458,595 449,577 9,019 1,441,204 0.01 0.00 2,372,983 2,163,842 209,141 558,147 430,808 127,339 0.06 492,165 0.34 449,577 411,045 38,532 0.03 0.07 0.07 (2.73)
SPMA
2011 44,417 112,527 (68,110) 1,490,034 (0.05) 0.00 1,189,508 1,162,609 26,899 183,853 144,788 39,065 (0.01) 1,172,990 0.79 112,527 89,856 22,671 0.02 0.17 0.17 (1.77)
2012 53,663 78,540 (24,877) 1,551,777 (0.02) 0.00 1,274,793 1,189,508 85,285 184,117 183,853 264 0.05 1,173,193 0.76 78,540 112,527 (33,987) (0.02) 0.06 0.06 (2.78)
2013 (31,506) 124,478 (155,984) 1,664,353 (0.09) 0.00 1,395,838 1,274,793 121,045 195,404 184,117 11,287 0.07 1,201,431 0.72 124,478 78,540 45,938 0.03 0.02 0.02 (3.78)
SRSN
2011 33,811 29,714 4,097 364,005 0.01 0.00 387,354 342,870 44,484 105,021 236,721 (131,700) 0.48 85,640 0.24 29,714 7,790 21,924 0.06 0.05 0.05 (2.95)
2012 25,761 (7,454) 33,215 361,182 0.09 0.00 384,145 387,354 (3,209) 67,312 105,021 (37,709) 0.10 80,471 0.22 (7,454) 29,714 (37,168) (0.10) 0.02 0.02 (3.73)
2013 32,667 37,889 (5,222) 402,109 (0.01) 0.00 392,316 384,145 8,171 81,706 67,312 14,394 (0.02) 118,273 0.29 37,889 (7,454) 45,343 0.11 0.11 0.11 (2.19)
SSTM
2011 (29,660) 42,940 (72,600) 872,459 (0.08) 0.00 403,182 446,625 (43,443) 76,186 218,419 (142,233) 0.11 373,272 0.43 42,940 16,827 26,113 0.03 0.06 0.06 (2.77)
2012 (18,316) 54,294 (72,610) 843,450 (0.09) 0.00 554,471 403,182 151,289 37,327 76,186 (38,859) 0.23 380,895 0.45 54,294 42,940 11,354 0.01 0.01 0.01 (4.47)
2013 9,153 83,498 (74,345) 810,276 (0.09) 0.00 573,749 554,471 19,278 67,217 37,327 29,890 (0.01) 385,912 0.48 83,498 54,294 29,205 0.04 0.02 0.02 (4.17)
STTP
2011 60,382 109,423 (49,041) 649,274 (0.08) 0.00 1,027,684 762,613 265,071 114,417 112,961 1,456 0.41 579,813 0.89 109,423 (4,203) 113,625 0.18 0.10 0.10 (2.30)
2012 93,117 24,461 68,656 934,766 0.07 0.00 1,283,736 1,027,684 256,052 200,754 114,417 86,337 0.18 651,322 0.70 24,461 109,423 (84,962) (0.09) 0.06 0.06 (2.81)
2013 142,799 58,656 84,143 1,249,841 0.07 0.00 1,694,935 1,283,736 411,199 217,472 200,754 16,718 0.32 757,396 0.61 58,656 24,461 34,195 0.03 0.04 0.04 (3.34)
SULI
2011 (306,357) 24,330 (330,687) 1,955,536 (0.17) 0.00 408,729 592,238 (183,509) 49,385 54,868 (5,483) (0.09) 863,580 0.44 24,330 (83,741) 108,071 0.06 0.06 0.06 (2.88)
2012 (116,954) (20,566) (96,388) 1,695,019 (0.06) 0.00 303,056 408,729 (105,673) 104,676 49,385 55,291 (0.09) 724,786 0.43 (20,566) 24,330 (44,896) (0.03) 0.03 0.03 (3.45)
2013 (290,995) (183,639) (107,356) 1,428,779 (0.08) 0.00 177,698 303,056 (125,358) 54,084 104,676 (50,592) (0.05) 459,264 0.32 (183,639) (20,566) (163,073) (0.11) 0.33 0.33 (1.11)
TOTO
2011 293,027 235,997 57,030 1,091,583 0.05 0.00 1,341,927 1,121,499 220,428 326,991 280,713 46,278 0.16 476,327 0.44 235,997 156,058 79,939 0.07 0.23 0.23 (1.48)
2012 336,282 188,137 148,145 1,339,570 0.11 0.00 1,576,763 1,341,927 234,836 418,581 326,991 91,590 0.11 461,182 0.34 188,137 235,997 (47,860) (0.04) 0.05 0.05 (3.02)
2013 323,205 320,627 2,578 1,522,664 0.00 0.00 1,711,307 1,576,763 134,544 462,106 418,581 43,525 0.06 558,783 0.37 320,627 188,137 132,490 0.09 0.08 0.08 (2.59)
TRST
2011 180,429 219,766 (39,337) 2,029,558 (0.02) 0.00 2,025,867 1,745,511 280,356 345,419 356,079 (10,660) 0.14 1,232,156 0.61 219,766 135,166 84,600 0.04 0.05 0.05 (3.07)
2012 80,749 76,504 4,245 2,132,450 0.00 0.00 1,949,153 2,025,867 (76,714) 339,193 345,419 (6,226) (0.03) 1,266,887 0.59 76,504 219,766 (143,262) (0.07) 0.08 0.08 (2.48)
2013 72,554 135,467 (62,913) 2,188,129 (0.03) 0.00 2,033,149 1,949,153 83,996 466,494 339,193 127,301 (0.02) 1,991,932 0.91 135,467 76,504 58,963 0.03 0.03 0.03 (3.63)
TSPC
2011 740,100 587,800 152,300 3,589,596 0.04 0.00 5,780,664 5,134,242 646,422 636,537 554,769 81,768 0.16 886,135 0.25 587,800 578,089 9,710 0.00 0.04 0.04 (3.22)
2012 812,380 635,029 177,351 4,250,374 0.04 0.00 6,630,810 5,780,664 850,146 745,771 636,537 109,234 0.17 1,000,822 0.24 635,029 587,800 47,229 0.01 0.04 0.04 (3.16)
2013 829,935 448,669 381,266 4,632,985 0.08 0.00 6,854,889 6,630,810 224,079 808,788 745,771 63,017 0.03 1,203,852 0.26 448,669 635,029 (186,359) (0.04) 0.21 0.21 (1.55)
Bersambung pada halaman berikutnya
120
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1
REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)
PPEit PPEit
CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO
RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1
ULTJ
2011 156,818 322,963 (166,145) 2,006,596 (0.08) 0.00 2,102,384 1,880,411 221,973 260,489 193,511 66,978 0.08 1,069,736 0.53 322,963 262,487 60,476 0.03 0.10 0.10 (2.34)
2012 457,970 500,334 (42,364) 2,179,182 (0.02) 0.00 2,809,851 2,102,384 707,467 308,799 260,489 48,310 0.30 979,512 0.45 500,334 322,963 177,371 0.08 0.08 0.08 (2.47)
2013 436,720 195,989 240,731 2,420,793 0.10 0.00 3,460,231 2,809,851 650,380 375,217 308,799 66,418 0.24 965,975 0.40 195,989 500,334 (304,345) (0.13) 0.17 0.17 (1.79)
UNIT
2011 3,212 28,348 (25,136) 309,792 (0.08) 0.00 103,226 113,353 (10,127) 26,167 9,153 17,014 (0.09) 229,530 0.74 28,348 15,213 13,135 0.04 0.08 0.08 (2.48)
2012 2,491 10,862 (8,371) 304,803 (0.03) 0.00 88,466 103,226 (14,760) 18,066 26,167 (8,101) (0.02) 294,967 0.97 10,862 28,348 (17,485) (0.06) 0.02 0.02 (3.86)
2013 4,369 2,051 2,318 379,901 0.01 0.00 101,886 88,466 13,420 23,722 18,066 5,656 0.02 367,119 0.97 2,051 10,862 (8,811) (0.02) 0.02 0.02 (4.18)
UNVR
2011 5,574,799 5,461,876 112,923 8,701,262 0.01 0.00 23,469,218 19,690,239 3,778,979 2,188,280 1,752,633 435,647 0.38 5,314,311 0.61 5,461,876 3,619,189 1,842,687 0.21 0.11 0.11 (2.23)
2012 6,466,765 5,191,646 1,275,119 10,482,312 0.12 0.00 27,303,248 23,469,218 3,834,030 2,261,941 2,188,280 73,661 0.36 6,283,479 0.60 5,191,646 5,461,876 (270,230) (0.03) 0.04 0.04 (3.21)
2013 7,158,808 6,241,679 917,129 11,984,979 0.08 0.00 30,757,435 27,303,248 3,454,187 3,269,694 2,261,941 1,007,753 0.20 6,874,177 0.57 6,241,679 5,191,646 1,050,033 0.09 0.09 0.09 (2.37)
VOKS
2011 140,896 138,014 2,882 1,126,481 0.00 0.00 2,014,608 1,309,570 705,038 668,011 553,977 114,034 0.52 193,289 0.17 138,014 114,922 23,093 0.02 0.05 0.05 (3.00)
2012 184,655 104,784 79,871 1,573,039 0.05 0.00 2,484,173 2,014,608 469,565 886,360 668,011 218,349 0.16 232,745 0.15 104,784 138,014 (33,231) (0.02) 0.05 0.05 (3.09)
2013 51,602 308,725 (257,123) 1,698,078 (0.15) 0.00 2,510,818 2,484,173 26,645 888,289 886,360 1,929 0.01 293,146 0.17 308,725 104,784 203,942 0.12 0.16 0.16 (1.81)
YPAS
2011 22,643 16,053 6,590 200,856 0.03 0.00 373,048 348,359 24,689 55,141 44,608 10,533 0.07 112,513 0.56 16,053 22,425 (6,372) (0.03) 0.11 0.11 (2.17)
2012 22,570 (28,152) 50,722 223,509 0.23 0.00 413,822 373,048 40,774 72,752 55,141 17,611 0.10 171,946 0.77 (28,152) 16,053 (44,205) (0.20) 0.02 0.02 (3.70)
2013 8,433 (14,059) 22,492 349,438 0.06 0.00 439,681 413,822 25,859 56,823 72,752 (15,929) 0.12 192,525 0.55 (14,059) (28,152) 14,093 0.04 0.02 0.02 (4.10)
121
Perhitungan Workload
No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah
Partner
Jumlah
Klien WL
1
ADES
2011 Johan Malonda Mustika & Rekan 18 568 31.56
2 2012 Johan Malonda Mustika & Rekan 18 593 32.94
3 2013 Johan Malonda Mustika & Rekan 19 523 27.53
4
AISA
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
5 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13
6 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78
7
AKKU
2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43
8 2012 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 6 241 40.17
9 2013 Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan 3 233 77.67
10
AKPI
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
11 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
12 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
13
ALKA
2011 Johannes Patricia Juara & Rekan 6 261 43.50
14 2012 Johannes Patricia Juara & Rekan 6 223 37.17
15 2013 Johannes Patricia Juara & Rekan 6 252 42.00
16
ALMI
2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43
17 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27
18 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67
19
AMFG
2011 Siddharta & Widjaja 11 466 42.36
20 2012 Siddharta & Widjaja 12 511 42.58
21 2013 Siddharta & Widjaja 11 560 50.91
22
APLI
2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 14 760 54.29
23 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
24 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
25
ARNA
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
26 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
27 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
28
ASII
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45
29 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46
30 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17
31
AUTO
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45
32 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46
33 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17
34
BIMA
2011 Sanusi, Supardi & Soegiharto 3 13 4.33
35 2012 AF. Rachman dan Soetjipto WS. 2 8 4.00
36 2013 AF. Rachman dan Soetjipto WS. 2 28 14.00
37
BRNA
2011 Hendrawinata Eddy & Siddharta 21 20 0.95
38 2012 Hendrawinata Eddy & Siddharta 22 566 25.73
39 2013 Hendrawinata Eddy & Siddharta 21 583 27.76
40
BTON
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
41 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13
42 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78
43
DLTA
2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70
44 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79
45 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00
46
DVLA
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
47 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
48 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
49
EKAD
2011 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 5 1.00
50 2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 172 34.40
51 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 219 43.80
52
ETWA
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
53 2012 Gani Mulyadi & Handayani 7 330 47.14
54 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08
55
FASW
2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70
56 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79
57 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00
Bersambung pada halaman berikutnya
122
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah
Partner
Jumlah
Klien WL
58
GDST
2011 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 762 58.62
59 2012 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 453 34.85
60 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 14 1386 99.00
61
GGRM
2011 Siddharta & Widjaja 11 466 42.36
62 2012 Siddharta & Widjaja 12 511 42.58
63 2013 Siddharta & Widjaja 11 560 50.91
64
GJTL
2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70
65 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79
66 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00
67
HDTX
2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18
68 2012 Bambang Sudaryono & Rekan 2 102 51.00
69 2013 Bambang Sudaryono & Rekan 2 118 59.00
70
HMSP
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45
71 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46
72 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17
73
ICBP
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
74 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
75 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
76
IGAR
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
77 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13
78 2013 Hertanto, Sidik & Indra 6 269 44.83
79
IKAI
2011 Griselda, Wisnu & Arum 3 30 10.00
80 2012 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 17 948 55.76
81 2013 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 21 860 40.95
82
IMAS
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
83 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
84 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
85
INAI
2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43
86 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27
87 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67
88
INCI
2011 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 92 18.40
89 2012 Hananta Budianto & Rekan 4 129 32.25
90 2013 Hananta Budianto & Rekan 4 116 29.00
91
INDF
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
92 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
93 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
94
INDS
2011 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 4 131 32.75
95 2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 905 69.62
96 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44
97
JECC
2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 14 760 54.29
98 2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 905 69.62
99 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44
100
JKSW
2011 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 92 18.40
101 2012 Gideon Ikhwan Sofwan 4 12 3.00
102 2013 S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 5 84 16.80
103
JPRS
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
104 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13
105 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78
106
KBLI
2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70
107 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79
108 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00
109
KBLM
2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18
110 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67
111 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08
112
KLBF
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
113 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
114 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
Bersambung pada halaman berikutnya
123
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah
Partner
Jumlah
Klien WL
115
LMPI
2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 543 45.25
116 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67
117 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08
118
LMSH
2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 543 45.25
119 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67
120 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08
121
MERK
2011 Siddharta & Widjaja 11 466 42.36
122 2012 Siddharta & Widjaja 12 511 42.58
123 2013 Siddharta & Widjaja 11 560 50.91
124
MLIA
2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70
125 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79
126 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00
127
MRAT
2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 543 45.25
128 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67
129 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08
130
MYOR
2011 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 444 40.36
131 2012 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 696 63.27
132 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 759 69.00
133
MYRX
2011 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 92 18.40
134 2012 Hendrawinata Eddy & Siddharta 22 566 25.73
135 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
136
MYTX
2011 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 444 40.36
137 2012 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 696 63.27
138 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 759 69.00
139
NIPS
2011 Muhaemin 1 35 35.00
140 2012 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 6 241 40.17
141 2013 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 6 318 53.00
142
PICO
2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18
143 2012 Griselda, Wisnu & Arum 6 34 5.67
144 2013 Griselda, Wisnu & Arum 4 48 12.00
145
PSDN
2011 Bismar, Muntalib & Yunus 2 358 179.00
146 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27
147 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67
148
RMBA
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45
149 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46
150 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17
151
ROTI
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
152 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
153 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
154
SCCO
2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18
155 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67
156 2013 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 21 860 40.95
157
SIAP
2011 Basri Hardjosumarto & Rekan 3 122 40.67
158 2012 Basri Hardjosumarto & Rekan 4 283 70.75
159 2013 Basri Hardjosumarto & Rekan 4 289 72.25
160
SKLT
2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43
161 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27
162 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67
163
SMCB
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
164 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
165 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
166
SMGR
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
167 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
168 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00
169
SMSM
2011 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 8 364 45.50
170 2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 172 34.40
171 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
172
SPMA
2011 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 762 58.62
173 2012 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 453 34.85
174 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 14 1386 99.00
Bersambung pada halaman berikutnya
124
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah
Partner
Jumlah
Klien WL
175
SRSN
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
176 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13
177 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78
178
SSTM
2011 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 16 5.33
179 2012 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 26 8.67
180 2013 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 14 4.67
181
STTP
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
182 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13
183 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78
184
SULI
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
185 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
186 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
187
TOTO
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
188 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
189 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
190
TRST
2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25
191 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63
192 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95
193
TSPC
2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 14 760 54.29
194 2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 905 69.62
195 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44
196
ULTJ
2011 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 16 5.33
197 2012 Bambang Budi Tresno 1 16 16.00
198 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44
199
UNIT
2011 Muhammad Sofyan & Rekan 3 51 17.00
200 2012 Imam Syafei dan Rekan 1 31 31.00
201 2013 Imam Syafei dan Rekan 4 48 12.00
202
UNVR
2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45
203 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46
204 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17
205
VOKS
2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80
206 2012 Gani Mulyadi & Handayani 7 330 47.14
207 2013 Gani Sigiro & Handayani 7 300 42.86
208
YPAS
2011 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 8 364 45.50
209 2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 172 34.40
210 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 219 43.80
125
Perhitungan Spesialisasi Auditor
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset
(Dlm Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
1
ADES
2011 IBK - Makanan minuman Johan Malonda Mustika & Rekan 316048.00 1 316048.00 316048.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0
2 2012 IBK - Makanan minuman Johan Malonda Mustika & Rekan 389094.00 1 389094.00 389094.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0
3 2013 IBK - Makanan minuman Johan Malonda Mustika & Rekan 441064.00 1 441064.00 441064.00 20 242432226.40 12121611.32 0% 0
4
AISA
2011 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 3590309.00 2 4525075.00 2262537.50 20 174525797.00 8726289.85 13% 1
5 2012 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 3867576.00 2 5117417.00 2558708.50 20 199150617.00 9957530.85 13% 1
6 2013 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 5020824.00 2 6490883.39 3245441.70 20 242432226.40 12121611.32 13% 1
7
AKKU
2011 IDK – Plastik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 7840.00 3 2343645.44 781215.15 32 63040417.44 1970013.05 4% 0
8 2012 IDK – Plastik Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 10583.00 1 10583.00 10583.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0
9 2013 IDK – Plastik Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan 49233.00 1 49233.00 49233.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0
10
AKPI
2011 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 1556601.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
11 2012 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 1714834.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
12 2013 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 2084567.19 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
13
ALKA
2011 IDK – Logam Johannes Patricia Juara & Rekan 258484.00 1 258484.00 258484.00 32 63040417.44 1970013.05 11% 1
14 2012 IDK – Logam Johannes Patricia Juara & Rekan 147882.00 1 147882.00 147882.00 32 74104294.58 2315759.21 11% 1
15 2013 IDK – Logam Johannes Patricia Juara & Rekan 241913.00 1 241913.00 241913.00 32 89841900.53 2807559.39 11% 1
16
ALMI
2011 IDK – Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 1791523.00 3 2343645.44 781215.15 32 63040417.44 1970013.05 4% 0
17 2012 IDK – Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 1881569.00 2 2493793.22 1246896.61 32 74104294.58 2315759.21 3% 0
18 2013 IDK – Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 2752078.00 2 3517959.41 1758979.70 32 89841900.53 2807559.39 4% 0
19
AMFG
2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Siddharta & Widjaja 2690595.00 1 2690595.00 2690595.00 32 63040417.44 1970013.05 14% 1
20 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Siddharta & Widjaja 3115421.00 1 3115421.00 3115421.00 32 74104294.58 2315759.21 14% 1
21 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Siddharta & Widjaja 3539393.00 1 3539393.00 3539393.00 32 89841900.53 2807559.39 14% 1
22
APLI
2011 IDK – Plastik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 334702.00 1 334702.00 334702.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0
23 2012 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 333867.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
24 2013 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 303594.49 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
25
ARNA
2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 831508.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
26 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 937360.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
27 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1135245.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
Bersambung pada halaman berikutnya
126
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm
Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH
EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
28
ASII
2011 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 153521000.00 2 160485227.00 80242613.50 18 197642411.46 10980133.97 81% 1
29 2012 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 182274000.00 2 191155642.00 95577821.00 18 236045876.87 13113659.83 81% 1
30 2013 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 213994000.00 2 226611678.00 113305839.00 18 282239449.37 15679969.41 80% 1
31
AUTO
2011 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 69642278.00 2 18518370.00 9259185.00 18 197642411.46 10980133.97 81% 1
32 2012 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 8881642.00 2 191155642.00 95577821.00 18 236045876.87 13113659.83 81% 1
33 2013 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 12617678.00 2 226611678.00 113305839.00 18 282239449.37 15679969.41 80% 1
34
BIMA
2011 AI - Alas Kaki Sanusi, Supardi & Soegiharto 91526.00 1 91526.00 91526.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0
35 2012 AI - Alas Kaki AF. Rachman dan Soetjipto WS. 100101.00 1 100101.00 100101.00 18 236045876.87 13113659.83 0% 0
36 2013 AI - Alas Kaki AF. Rachman dan Soetjipto WS. 118007.06 1 118007.06 118007.06 18 282239449.37 15679969.41 0% 0
37
BRNA
2011 IDK - Plastik Hendrawinata Eddy & Siddharta 643964.00 1 643964.00 643964.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0
38 2012 IDK - Plastik Hendrawinata Eddy & Siddharta 770384.00 2 1829366.77 914683.39 32 74104294.58 2315759.21 2% 0
39 2013 IDK - Plastik Hendrawinata Eddy & Siddharta 1125133.00 1 1125133.00 1125133.00 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
40
BTON
2011 IDK - Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 118715.56 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0
41 2012 IDK - Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 145100.53 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0
42 2013 IDK - Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 176136.30 3 973459.84 324486.61 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
43
DLTA
2011 IBK - Makanan minuman Osman Bing Satrio & Rekan 696167.00 1 696167.00 696167.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0
44 2012 IBK - Makanan minuman Osman Bing Satrio & Eny 745307.00 1 745307.00 745307.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0
45 2013 IBK - Makanan minuman Osman Bing Satrio & Eny 867040.80 1 867040.80 867040.80 20 242432226.40 12121611.32 0% 0
46
DVLA
2011 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 928291.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1
47 2012 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 1074691.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1
48 2013 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 1190054.29 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0
49
EKAD
2011 IDK - Kimia Teramihardja, Pradhono & Chandra 237592.00 1 237592.00 237592.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0
50 2012 IDK - Kimia Teramihardja, Pradhono & Chandra 273893.00 2 623331.00 311665.50 32 74104294.58 2315759.21 1% 0
51 2013 IDK - Kimia Teramihardja, Pradhono & Chandra 343601.50 2 536126.67 268063.34 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
52
ETWA
2011 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 620709.00 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0
53 2012 IDK - Kimia Gani Mulyadi & Handayani 960957.00 1 960957.00 960957.00 32 74104294.58 2315759.21 1% 0
54 2013 IDK - Kimia Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 1291711.27 2 1433409.27 716704.64 32 89841900.53 2807559.39 2% 0
55
FASW
2011 IDK - Kertas Osman Bing Satrio & Rekan 4936094.00 2 11055280.00 5527640.00 32 63040417.44 1970013.05 18% 1
56 2012 IDK - Kertas Osman Bing Satrio & Eny 5578334.00 2 12137289.00 6068644.50 32 74104294.58 2315759.21 16% 1
57 2013 IDK - Kertas Osman Bing Satrio & Eny 5692060.00 3 43674843.00 14558281.00 32 89841900.53 2807559.39 49% 1
Bersambung pada halaman berikutnya
127
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm
Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH
EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
58
GDST
2011 IDK - Logam Hadori Sugiarto Adi & Rekan 977457.49 2 2529234.49 1264617.24 32 63040417.44 1970013.05 4% 0
59 2012 IDK - Logam Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1163971.06 2 2828324.06 1414162.03 32 74104294.58 2315759.21 4% 0
60 2013 IDK - Logam Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1191496.62 2 2958602.44 1479301.22 32 89841900.53 2807559.39 3% 0
61
GGRM
2011 IBK - Rokok Siddharta & Widjaja 39088705.00 2 39673094.00 19836547.00 20 174525797.00 8726289.85 23% 1
62 2012 IBK - Rokok Siddharta & Widjaja 41509325.00 2 42078756.00 21039378.00 20 199150617.00 9957530.85 21% 1
63 2013 IBK - Rokok Siddharta & Widjaja 50770251.00 2 51467197.00 25733598.50 20 242432226.40 12121611.32 21% 1
64
GJTL
2011 AI - Otomotif Osman Bing Satrio & Rekan 11554143.00 2 12637667.00 6318833.50 18 197642411.46 10980133.97 6% 0
65 2012 AI - Otomotif Osman Bing Satrio & Eny 12869793.00 2 14031491.00 7015745.50 18 236045876.87 13113659.83 6% 0
66 2013 AI - Otomotif Osman Bing Satrio & Eny 15350754.00 2 16687776.29 8343888.15 18 282239449.37 15679969.41 6% 0
67
HDTX
2011 AI - Tekstil Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1013575.00 3 3112151.00 1037383.67 18 197642411.46 10980133.97 2% 0
68 2012 AI - Tekstil Bambang Sudaryono & Rekan 1362557.00 1 1362557.00 1362557.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
69 2013 AI - Tekstil Bambang Sudaryono & Rekan 2378728.27 1 2378728.27 2378728.27 18 282239449.37 15679969.41 1% 0
70
HMSP
2011 IBK - Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 19376343.00 3 36192612.00 12064204.00 20 174525797.00 8726289.85 21% 1
71 2012 IBK - Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 26247527.00 3 45168107.00 15056035.67 20 199150617.00 9957530.85 23% 1
72 2013 IBK - Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 27404594.00 3 49984798.00 16661599.33 20 242432226.40 12121611.32 9% 0
73
ICBP
2011 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 15222857.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1
74 2012 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 17753480.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1
75 2013 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 21267470.00 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0
76
IGAR
2011 IDK - Plastik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 355580.00 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0
77 2012 IDK - Plastik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 312343.00 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0
78 2013 IDK - Plastik Hertanto, Sidik & Indra 314747.00 1 314747.00 314747.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0
79
IKAI
2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Griselda, Wisnu & Arum 548790.00 1 548790.00 548790.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0
80 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 507425.00 1 507425.00 507425.00 32 74104294.58 2315759.21 1% 0
81 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 482057.00 1 482057.00 482057.00 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
82
IMAS
2011 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 12913942.00 1 12913942.00 12913942.00 18 197642411.46 10980133.97 7% 0
83 2012 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 17577664.00 1 17577664.00 17577664.00 18 236045876.87 13113659.83 7% 0
84 2013 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 22315022.51 2 24016125.75 12008062.88 18 282239449.37 15679969.41 9% 0
85
INAI
2011 IDK - Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 544282.44 3 2343645.44 781215.15 32 63040417.44 1970013.05 4% 0
86 2012 IDK - Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 612224.22 2 2493793.22 1246896.61 32 74104294.58 2315759.21 3% 0
87 2013 IDK - Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 765881.41 2 3517959.41 1758979.70 32 89841900.53 2807559.39 4% 0
Bersambung pada halaman berikutnya
128
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm
Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH
EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
88
INCI
2011 IDK – Kimia Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 125185.00 3 1290242.29 430080.76 32 63040417.44 1970013.05 2% 0
89 2012 IDK – Kimia Hananta Budianto & Rekan 132279.00 1 132279.00 132279.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0
90 2013 IDK – Kimia Hananta Budianto & Rekan 136142.00 1 136142.00 136142.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0
91
INDF
2011 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 53585933.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1
92 2012 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 59324207.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1
93 2013 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 78092789.00 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0
94
INDS
2011 AI - Otomotif Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 1139715.00 1 1139715.00 1139715.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0
95 2012 AI - Otomotif Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 1664779.00 2 2373734.00 1186867.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
96 2013 AI - Otomotif Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 2196518.36 2 3436340.08 1718170.04 18 282239449.37 15679969.41 1% 0
97
JECC
2011 AI – Kabel Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 627038.00 1 627038.00 627038.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0
98 2012 AI – Kabel Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 708955.00 2 2373734.00 1186867.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
99 2013 AI – Kabel Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 1239821.72 2 3436340.08 1718170.04 18 282239449.37 15679969.41 1% 0
100
JKSW
2011 IDK – Logam Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 287132.00 3 1290242.29 430080.76 32 63040417.44 1970013.05 2% 0
101 2012 IDK – Logam Gideon Ikhwan Sofwan 278719.00 1 278719.00 278719.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0
102 2013 IDK – Logam S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 262386.00 1 262386.00 262386.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0
103
JPRS
2011 IDK – Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 437848.66 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0
104 2012 IDK – Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 398607.00 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0
105 2013 IDK – Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 376541.00 3 973459.84 324486.61 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
106
KBLI
2011 AI – Kabel Osman Bing Satrio & Rekan 1083524.00 2 12637667.00 6318833.50 18 197642411.46 10980133.97 6% 0
107 2012 AI – Kabel Osman Bing Satrio & Eny 1161698.00 2 14031491.00 7015745.50 18 236045876.87 13113659.83 6% 0
108 2013 AI – Kabel Osman Bing Satrio & Eny 1337022.29 2 16687776.29 8343888.15 18 282239449.37 15679969.41 6% 0
109
KBLM
2011 AI – Kabel Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 642955.00 3 3112151.00 1037383.67 18 197642411.46 10980133.97 2% 0
110 2012 AI – Kabel Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 722941.00 2 2209862.00 1104931.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
111 2013 AI – Kabel Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 654296.26 1 654296.26 654296.26 18 282239449.37 15679969.41 0% 0
112
KLBF
2011 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 8274554.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1
113 2012 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 9417957.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1
114 2013 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 11315061.00 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0
115
LMPI
2011 IBK – PRT Hadori Sugiarto Adi & Rekan 685896.00 1 685896.00 685896.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0
116 2012 IBK – PRT Hadori Sugiarto Adi & Rekan 815153.00 1 815153.00 815153.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0
117 2013 IBK – PRT Hadori Sugiarto Adi & Rekan 822189.51 1 822189.51 822189.51 20 242432226.40 12121611.32 0% 0
Bersambung pada halaman berikutnya
129
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm
Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH
EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
148
RMBA
2011 IBK – Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 6333957.00 3 36192612.00 12064204.00 20 174525797.00 8726289.85 21% 1
149 2012 IBK – Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 6935601.00 3 45168107.00 15056035.67 20 199150617.00 9957530.85 23% 1
150 2013 IBK – Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 9232016.00 3 49984798.00 16661599.33 20 242432226.40 12121611.32 9% 0
151
ROTI
2011 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 759137.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1
152 2012 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 1204945.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1
153 2013 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 1822689.05 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0
154
SCCO
2011 AI – Kabel Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1455621.00 3 3112151.00 1037383.67 18 197642411.46 10980133.97 2% 0
155 2012 AI – Kabel Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 1486921.00 2 2209862.00 1104931.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
156 2013 AI – Kabel Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 1762032.30 1 1762032.30 1762032.30 18 282239449.37 15679969.41 1% 0
157
SIAP
2011 IDK – Plastik Basri Hardjosumarto & Rekan 163233.00 1 163233.00 163233.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0
158 2012 IDK – Plastik Basri Hardjosumarto & Rekan 184367.00 1 184367.00 184367.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0
159 2013 IDK – Plastik Basri Hardjosumarto & Rekan 272597.82 1 272597.82 272597.82 32 89841900.53 2807559.39 0% 0
160
SKLT
2011 IBK - Makanan minuman Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 214238.00 1 214238.00 214238.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0
161 2012 IBK - Makanan minuman Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 249746.00 1 249746.00 249746.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0
162 2013 IBK - Makanan minuman Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 301989.49 1 301989.49 301989.49 20 242432226.40 12121611.32 11% 1
163
SMCB
2011 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 10950501.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
164 2012 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 12168517.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
165 2013 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 14894990.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
166
SMGR
2011 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 19661603.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
167 2012 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 26579084.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
168 2013 IDK – Semen Osman Bing Satrio & Eny 30792884.00 3 43674843.00 14558281.00 32 89841900.53 2807559.39 49% 1
169
SMSM
2011 AI - Otomotif Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 1136858.00 1 1136858.00 1136858.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0
170 2012 AI - Otomotif Teramihardja, Pradhono & Chandra 1441204.00 1 1441204.00 1441204.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
171 2013 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 1701103.25 2 24016125.75 12008062.88 18 282239449.37 15679969.41 9% 0
118
LMSH
2011 IDK – Logam Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 98019.00 1 98019.00 98019.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0
119 2012 IDK – Logam Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 128548.00 1 128548.00 128548.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0
120 2013 IDK – Logam Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 141698.00 2 1433409.27 716704.64 32 89841900.53 2807559.39 2% 0
121
MERK
2011 IBK - Farmasi Siddharta & Widjaja 584389.00 2 39673094.00 19836547.00 20 174525797.00 8726289.85 23% 1
122 2012 IBK - Farmasi Siddharta & Widjaja 569431.00 2 42078756.00 21039378.00 20 199150617.00 9957530.85 21% 1
123 2013 IBK - Farmasi Siddharta & Widjaja 696946.00 2 51467197.00 25733598.50 20 242432226.40 12121611.32 21% 1
Bersambung pada halaman berikutnya
130
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm
Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH
EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
124
MLIA
2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Osman Bing Satrio & Rekan 6119186.00 2 11055280.00 5527640.00 32 63040417.44 1970013.05 18% 1
125 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Osman Bing Satrio & Eny 6558955.00 2 12137289.00 6068644.50 32 74104294.58 2315759.21 16% 1
126 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Osman Bing Satrio & Eny 7189899.00 3 43674843.00 14558281.00 32 89841900.53 2807559.39 49% 1
127
MRAT
2011 IBK - Kosmetik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 422493.00 1 422493.00 422493.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0
128 2012 IBK - Kosmetik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 455473.00 1 455473.00 455473.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0
129 2013 IBK - Kosmetik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 439583.73 1 439583.73 439583.73 20 242432226.40 12121611.32 0% 0
130
MYOR
2011 IBK - Makanan minuman Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 6599846.00 1 6599846.00 6599846.00 20 174525797.00 8726289.85 4% 0
131 2012 IBK - Makanan minuman Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 8302506.00 1 8302506.00 8302506.00 20 199150617.00 9957530.85 4% 0
132 2013 IBK - Makanan minuman Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 9709838.25 1 9709838.25 9709838.25 20 242432226.40 12121611.32 4% 0
133
MYRX
2011 IDK - Logam Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 877925.29 3 1290242.29 430080.76 32 63040417.44 1970013.05 2% 0
134 2012 IDK - Logam Hendrawinata Eddy & Siddharta 1058982.77 2 1829366.77 914683.39 32 74104294.58 2315759.21 2% 0
135 2013 IDK - Logam Purwantono, Suherman & Surja 5335862.89 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
136
MYTX
2011 AI - Tekstil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 1848395.00 1 1848395.00 1848395.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0
137 2012 AI - Tekstil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 1803323.00 1 1803323.00 1803323.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
138 2013 AI - Tekstil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 2095467.42 1 2095467.42 2095467.42 18 282239449.37 15679969.41 1% 0
139
NIPS
2011 AI - Otomotif Muhaemin 446688.46 1 446688.46 446688.46 18 197642411.46 10980133.97 0% 0
140 2012 AI - Otomotif Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 524693.87 1 524693.87 524693.87 18 236045876.87 13113659.83 0% 0
141 2013 AI - Otomotif Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 798407.63 1 798407.63 798407.63 18 282239449.37 15679969.41 0% 0
142
PICO
2011 IDK - Logam Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 561840.00 1 561840.00 561840.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0
143 2012 IDK - Logam Griselda, Wisnu & Arum 594616.00 1 594616.00 594616.00 32 74104294.58 2315759.21 1% 0
144 2013 IDK - Logam Griselda, Wisnu & Arum 621400.00 1 621400.00 621400.00 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
145
PSDN
2011 AI - Otomotif Bismar, Muntalib & Yunus 481912.00 1 481912.00 481912.00 18 197642411.46 10980133.97 11% 1
146 2012 AI - Otomotif Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 577350.00 1 577350.00 577350.00 18 236045876.87 13113659.83 11% 1
147 2013 AI - Otomotif Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 463774.65 1 463774.65 463774.65 18 282239449.37 15679969.41 0% 0
172
SPMA
2011 IDK - Kertas Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1551777.00 2 2529234.49 1264617.24 32 63040417.44 1970013.05 4% 0
173 2012 IDK - Kertas Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1664353.00 2 2828324.06 1414162.03 32 74104294.58 2315759.21 4% 0
174 2013 IDK - Kertas Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1767105.82 2 2958602.44 1479301.22 32 89841900.53 2807559.39 3% 0
175
SRSN
2011 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 361182.00 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0
176 2012 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 402109.00 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0
177 2013 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 420782.55 3 973459.84 324486.61 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
178
SSTM
2011 AI - Tekstil Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 843450.00 1 843450.00 843450.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0
179 2012 AI - Tekstil Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 810276.00 1 810276.00 810276.00 18 236045876.87 13113659.83 0% 0
180 2013 AI - Tekstil Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 801866.40 1 801866.40 801866.40 18 282239449.37 15679969.41 0% 0
Bersambung pada halaman berikutnya
131
LAMPIRAN 2 (Lanjutan)
No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm
Jutaan)
JUMLAH
KLIEN KAP
JUMLAH ASET
KLIEN KAP
∆ ASET
KLIEN KAP
JUMLAH
EMITEN DI
INDUSTRI
JUMLAH ASET
SELURUH
EMITEN
∆ RATARATA
ASET EMITEN
%
SPEC
SPEC
≥10
181
STTP
2011 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 934766.00 2 4525075.00 2262537.50 20 174525797.00 8726289.85 3% 0
182 2012 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1249841.00 2 5117417.00 2558708.50 20 199150617.00 9957530.85 3% 0
183 2013 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1470059.39 2 6490883.39 3245441.70 20 242432226.40 12121611.32 13% 1
184
SULI
2011 IDK - Kayu Purwantono, Suherman & Surja 1695019.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
185 2012 IDK - Kayu Purwantono, Suherman & Surja 1428779.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
186 2013 IDK - Kayu Purwantono, Suherman & Surja 941141.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
187
TOTO
2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1339570.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
188 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1522664.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
189 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1746178.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
190
TRST
2011 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 2132450.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1
191 2012 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 2188129.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1
192 2013 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 3260919.51 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1
193
TSPC
2011 IBK – Farmasi Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 4250374.00 1 4250374.00 4250374.00 20 174525797.00 8726289.85 12% 1
194 2012 IBK – Farmasi Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 4632985.00 1 4632985.00 4632985.00 20 199150617.00 9957530.85 12% 1
195 2013 IBK – Farmasi Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 5407957.92 2 8219578.90 4109789.45 20 242432226.40 12121611.32 13% 1
196
ULTJ
2011 IBK - Makanan minuman Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 2179182.00 1 2179182.00 2179182.00 20 174525797.00 8726289.85 11% 1
197 2012 IBK - Makanan minuman Bambang Budi Tresno 2420793.00 1 2420793.00 2420793.00 20 199150617.00 9957530.85 11% 1
198 2013 IBK - Makanan minuman Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 2811620.98 2 8219578.90 4109789.45 20 242432226.40 12121611.32 13% 1
199
UNIT
2011 AI – Tekstil Muhammad Sofyan & Rekan 304803.00 1 304803.00 304803.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0
200 2012 AI – Tekstil Imam Syafei dan Rekan 379901.00 1 379901.00 379901.00 18 236045876.87 13113659.83 0% 0
201 2013 AI – Tekstil Imam Syafei dan Rekan 459118.94 1 459118.94 459118.94 18 282239449.37 15679969.41 0% 0
202
UNVR
2011 IBK – Kosmetik Tanudiredja, Wibisana & Rekan 10482312.00 3 36192612.00 12064204.00 20 174525797.00 8726289.85 21% 1
203 2012 IBK – Kosmetik Tanudiredja, Wibisana & Rekan 11984979.00 3 45168107.00 15056035.67 20 199150617.00 9957530.85 23% 1
204 2013 IBK – Kosmetik Tanudiredja, Wibisana & Rekan 13348188.00 3 49984798.00 16661599.33 20 242432226.40 12121611.32 21% 1
205
VOKS
2011 AI – Kabel Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1573039.00 1 1573039.00 1573039.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0
206 2012 AI – Kabel Gani Mulyadi & Handayani 1698078.00 1 1698078.00 1698078.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0
207 2013 AI – Kabel Gani Sigiro & Handayani 1955830.32 1 1955830.32 1955830.32 18 282239449.37 15679969.41 1% 0
208
YPAS
2011 IDK – Plastik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 223509.00 1 223509.00 223509.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0
209 2012 IDK – Plastik Teramihardja, Pradhono & Chandra 349438.00 2 623331.00 311665.50 32 74104294.58 2315759.21 1% 0
210 2013 IDK – Plastik Teramihardja, Pradhono & Chandra 192525.17 2 536126.67 268063.34 32 89841900.53 2807559.39 1% 0
132
LAMPIRAN 3: Hasil Output SPSS 20
Regression Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
LNDACC -2,8032 ,87409 210 WL 50,9501 24,69184 210 SPEC ,37 ,484 210 TEN 2,80 1,252 210 KMTE 3,07 ,332 210
Correlations
LNDACC WL SPEC TEN KMTE
Pearson Correlation LNDACC 1,000 -,183 -,138 ,005 -,170
WL -,183 1,000 ,312 ,275 ,066
SPEC -,138 ,312 1,000 ,107 ,262
TEN ,005 ,275 ,107 1,000 ,055
KMTE -,170 ,066 ,262 ,055 1,000
Sig. (1-tailed) LNDACC . ,004 ,023 ,472 ,007
WL ,004 . ,000 ,000 ,170
SPEC ,023 ,000 . ,061 ,000
TEN ,472 ,000 ,061 . ,213
KMTE ,007 ,170 ,000 ,213 .
N LNDACC 210 210 210 210 210
WL 210 210 210 210 210
SPEC 210 210 210 210 210
TEN 210 210 210 210 210
KMTE 210 210 210 210 210
Variables Entered/Removed
a
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 KMTE, TEN, SPEC, WL
b
. Enter
a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,255a ,065 ,047 ,85350 1,802
a. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL b. Dependent Variable: LNDACC
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,349 4 2,587 3,552 ,008b
Residual 149,335 205 ,728
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL
133
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,383 ,577 -2,398 ,017
WL -,006 ,003 -,176 -2,391 ,018
SPEC -,092 ,133 -,051 -,694 ,489
TEN ,047 ,049 ,067 ,952 ,342
KMTE -,391 ,184 -,149 -2,123 ,035
Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
WL ,843 1,186
SPEC ,844 1,184
TEN ,923 1,084
KMTE ,930 1,075
a. Dependent Variable: LNDACC
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) WL SPEC TEN
1 1 4,224 1,000 ,00 ,01 ,02 ,01
2 ,528 2,827 ,00 ,00 ,86 ,01
3 ,128 5,752 ,00 ,98 ,06 ,09
4 ,115 6,061 ,01 ,00 ,00 ,88
5 ,005 27,956 ,98 ,01 ,06 ,00
Residuals Statistics
a
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -3,4949 -2,0523 -2,8032 ,22252 210 Std. Predicted Value -3,108 3,375 ,000 1,000 210 Standard Error of Predicted Value
,076 ,261 ,126 ,039 210
Adjusted Predicted Value -3,5578 -2,1354 -2,8026 ,22341 210
Residual -1,96529 2,64376 ,00000 ,84529 210
Std. Residual -2,303 3,098 ,000 ,990 210
Stud. Residual -2,342 3,112 ,000 1,003 210 Deleted Residual -2,03378 2,66896 -,00065 ,86683 210
Stud. Deleted Residual -2,369 3,181 ,000 1,007 210 Mahal. Distance ,648 18,604 3,981 3,393 210
Cook's Distance ,000 ,043 ,005 ,008 210 Centered Leverage Value ,003 ,089 ,019 ,016 210
a. Dependent Variable: LNDACC
134
Charts
135
NPar Tests Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,00041
Cases < Test Value 105 Cases >= Test Value 105
Total Cases 210
Number of Runs 105
Z -,138
Asymp. Sig. (2-tailed) ,890
a. Median NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 210 Normal Parameters
a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,84529344
Most Extreme Differences Absolute ,049
Positive ,024
Negative -,049
Test Statistic ,049 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,824 ,346 2,382 ,018
WL ,001 ,002 ,044 ,585 ,559
SPEC -,124 ,080 -,117 -1,555 ,122
TEN -,017 ,029 -,042 -,579 ,564
KMTE -,034 ,110 -,022 -,309 ,758
a. Dependent Variable: ABSRE1GLJSR Uji Lagrange Multiplier
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,032 ,577 -,056 ,956
WL -4,335E-5 ,003 -,001 -,017 ,987
SPEC -,007 ,133 -,004 -,051 ,959
TEN ,008 ,049 ,013 ,171 ,864
KMTE ,004 ,184 ,002 ,022 ,982
LAGRES1LM ,100 ,070 ,100 1,418 ,158
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
136
Moderated Regression Analysis Variables Entered/Removed
a
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 WL.KMTE, KMTE, WL
b
. Enter
a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,276a ,076 ,063 ,84613 1,834
a. Predictors: (Constant), WL.KMTE, KMTE, WL b. Dependent Variable: LNDACC
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 12,202 3 4,067 5,681 ,001b
Residual 147,482 206 ,716
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), WL.KMTE, KMTE, WL
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,817 1,157 ,707 ,481
WL -,043 ,019 -1,228 -2,303 ,022
KMTE -1,083 ,377 -,411 -2,869 ,005
WL.KMTE ,012 ,006 1,110 1,995 ,047
Variables Entered/Removed
a
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 SPEC.KMTE, KMTE, SPEC
b
. Enter
a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,202a ,041 ,027 ,86228 1,823
a. Predictors: (Constant), SPEC.KMTE, KMTE, SPEC b. Dependent Variable: LNDACC
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6,517 3 2,172 2,922 ,035b
Residual 153,167 206 ,744
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), SPEC.KMTE, KMTE, SPEC
137
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,901 1,059 -,851 ,396
SPEC -1,132 1,271 -,627 -,891 ,374
KMTE -,603 ,352 -,229 -1,714 ,088
SPEC.KMTE ,312 ,415 ,558 ,753 ,453
Variables Entered/Removed
a
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 TEN.KMTE, KMTE, TEN
b
. Enter
a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,218a ,047 ,033 ,85934 1,888
a. Predictors: (Constant), TEN.KMTE, KMTE, TEN b. Dependent Variable: LNDACC
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7,559 3 2,520 3,412 ,018b
Residual 152,125 206 ,738
Total 159,684 209
a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), TEN.KMTE, KMTE, TEN
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,049 1,422 -2,847 ,005
TEN ,937 ,469 1,342 1,998 ,047
KMTE ,400 ,463 ,152 ,863 ,389
TEN.KMTE -,302 ,152 -1,390 -1,986 ,048
138
LAMPIRAN 4: Surat Penelitian ke PPAJP