pengaruh varietas dan jarak tanam berbeda terhadap …digilib.unila.ac.id/57789/3/skripsi tanpa bab...

66
PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT KASAR PADA HIJAUAN JAGUNG (Skripsi) JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019 Oleh DEVIANA PUTRI

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA

TERHADAP PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN

SERAT KASAR PADA HIJAUAN JAGUNG

(Skripsi)

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Oleh

DEVIANA PUTRI

Page 2: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA

TERHADAP PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN

SERAT KASAR PADA HIJAUAN JAGUNG

Abstrak

Oleh

Deviana Putri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam

terhadap protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar hijauan jagung. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Desember 2018 hingga Juni 2019 di Laboratorium Lapang

Terpadu dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan metode

rancangan acak kelompok faktorial (RAKF). Perlakuan pertama terdiri dari 3

varietas yaitu A (Bisi-18), B (Pioneer-36), C (NK-212). Perlakuan kedua adalah

jarak tanam yang terdiri dari J1 ( 60 x 20 cm) dan J2 (80 x 20 cm). Data yang

diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antar varietas dan jarak

tanam terhadap protein kasar, lemak kasar dan serat kasar hijauan jagung

(P>0,05). Varietas dan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap protein

kasar, lemak kasar dan serat kasar (P>0,05). Varietas C menghasilkan protein

kasar cenderung lebih tinggi (9,44%), pada kandungan lemak kasar cenderung

lebih tinggi varietas B (4,56%), kandungan serat kasar cenderung lebih tinggi

pada varietas C (27,40% ). Jarak tanam J2 menghasilkan protein kasar cenderung

lebih tinggi yaitu (9,02%), pada jarak tanam J1menghasilkan lemak kasar dan

serat kasar cenderung lebih tinggi yaitu (4,47%) dan (26,83%).

Kata kunci : Hijauan jagung, Varietas, Jarak tanam, Protein kasar,

Lemak kasar, Serat kasar

Page 3: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

THE EFFECT OF DIFFERENT PLANT VARIETIES AND DIFFERENT

PLANT SPACING ON CRUDE PROTEIN, CRUDE LIPID

AND CRUDE FIBER CONTENT OF CORN FORAGE

Abstract

By

Deviana Putri

These research aimed to study the effect of varieties and different plant spacing on

crude protein, lipid and fiber content of corn forage. These research was

conducted on December 2018—June 2019 at Integrated Field Laboratory

Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Lampung University.

These research used a factorial randomized block design. The first treatment

consisted of 3 varieties namely A (Bisi-18), B (NK 212), C (Pioneer 36). The

second treatment is the spacing consisting of J1 (60 x 20 cm) and J2 (80 x 20 cm).

The data obtained were analyzed using variance analysis at a real level of 5%.

The results showed that there was no interaction between varieties and spacing of

crude protein, lipid and fiber content of corn forage (P> 0.05). Varieties and

spacing did not significantly affect crude protein, crude lipid and crude fiber

content (P> 0.05). Variety C produce crude protein tends to be higher (9.44%), in

crude lipid content tends to be higher in variety B (4.56%), crude fiber content

tends to be higher in variety C (27.40%). J2 spacing produces crude protein tends

to be higher (9.02%), at J1 spacing it results in crude lipid and crude fiber content

tends to be higher (4.47%) and (26.83%).

Keywords: Corn forage, Varieties, Spacing, Crude protein, Crude lipid,

Crude fiber content

Page 4: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA

TERHADAP PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN

SERAT KASAR PADA HIJAUAN JAGUNG

Oleh

Deviana Putri

Skripsi

Pada

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PETERNAKAN

Page 5: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

Judul Skripsi : PENGARUH VARIETAS DAN JARAK

TANAM BERBEDA TERHADAP PROTEIN

KASAR (PK), LEMAK KASAR (LK) DAN

SERAT KASAR (SK) PADA HIJAUAN

JAGUNG

Nama Mahasiswa : Deviana Putri

Nomor Pokok Mahasiswa : 1514141036

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Agung Kusuma W, S.Pt., M. P. Liman, S.Pt., M.Si.

NIP 19840305 201404 1 001 NIP 19670422 199402 1 001

2. Ketua Jurusan Peternakan

Sri Suharyati, S.Pt., M.P.

NIP 19680728 199402 2 002

Page 6: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Agung Kusuma Wijaya S.Pt., M.P.

Sekretaris : Liman S.Pt., M.Si.

Penguji

bukan pembimbing : Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.

NIP. 19611020 198603 1 002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 28 Juni 2019

Page 7: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada 13 Desember 1997, sebagai anak

kedua dari Bapak Suwardi dan Ibu Novia Noverita serta menjadi Adik dari Tito

Rochmandika dan Kakak dari Diana Permata Sari. Penulis menyelesaikan

pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Sawah Lama pada 2009, pendidikan

menengah pertama di SMPN 18 Bandar Lampung pada 2012, dan pendidikan

menengah atas di SMAN 1 Bandar Lampung pada 2015. Pada tahun yang sama,

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Peternakan di Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negri (SNMPTN).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada Februari--Maret 2018 di Desa

Kanoman, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus. Pada Juli--Agustus 2018

penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Central Avian Pertiwi Farm 4

yang terletak di Jl. Bakauheni KM 80 Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan,

dan melaksanakan Penelitian pada Desember 2018--Juni 2019 di Laboratorium

Lapang Terpadu dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Selama menjadi

mahasiswa, Penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Futsal Wanita sebagai

Anggota periode 2018/2019, dan aktif dalam Organisasi Himpunan Mahasiswa

Page 8: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

Peternakan (HIMAPET) sebagai anggota serta menjadi Asisten Dosen BPFR

(Bahan Pakan dan Formulasi Ransum) tahun 2019 .

Page 9: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

MOTTO

"Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang

telah dilaksanakan atau diperbuatnya" (Ali Bin Abi Thalib)

“Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di

kampung halaman, tinggalkan negerimu, merantaulah ke

negeri orang.” (Imam Syafi’i)

“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja

karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi

terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.

Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu

inspirasi” (Ernest Newman)

"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri

mereka melakukan hal yang harus dikerjakan

ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak." (Aldus Huxley)

Page 10: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

Karya kecil ini penulis persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu yang tercinta, Mamasku Tito dan Adikku Diana yang aku sayangi dan seluruh keluarga besarku, seluruh sahabatku, orang-orang yang menyayangiku, serta almamater tercinta yang selalu ku

banggakan.

Terimaksih atas doa, motivasi, pengorbanan, dukungan dan kasih sayang Bapak dan Ibu

Terimakasih sahabat-sahabatku untuk dukungan dan kebersamaannya

Seluruh guru dan dosen atas segala ilmu berharga yang diajarkan dan bimbingan yang diberikan bagi keberhasilan masa depanku,

kuucapkan terima kasih

Almamater kebanggaanku Universitas Lampung

Semoga karya kecil ini bukan menjadi karya yang terakhir

untuk penulis.

Page 11: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW beserta

keluarga dan sahabatnya tercinta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si--selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung--atas izin yang telah berikan;

2. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P--selaku Ketua Jurusan Peternakan--atas

persetujuan, saran,arahan, dan bimbingan yang diberikan kepada Penulis

selama masa studi;

3. Bapak Agung Kusuma, W., S.Pt, M.P.--selaku Pembimbing Utama--atas

ketulusan hati, kesabarannya, saran dan motivasi yang telah diberikan

sehingga Penulis dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan proposal

penelitian ini;

4. Bapak Liman, S.Pt., M.Si..--selaku Pembimbing Anggota--atas kebaikan,

saran, dan motivasinya dalam penyusunan proposal penelitian;

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S..--selaku Pembahas--atas kritikan, saran,

dan bimbingannya dalam pengkoreksian proposal penelitian;

Page 12: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

6. Bapak Ir. Syahrio Tantalo, M.P.--selaku Pembimbing Akademik--atas

bimbingan, motivasi, dan dukungan yang diberikan kepada Penulis selama

masa studi;

7. Bapak dan ibu Dosen Jurusan Peternakan yang dengan ikhlas memberikan

ilmu pengetahuannya kepada Penulis selama menjadi mahasiswa;

8. Bapak, Ibu, Mas Tito dan Diana, beserta keluarga besarku—atas semua kasih

sayang, nasehat, dukungan, dan do’a tulus yang selalu tercurah tiada henti

bagi Penulis;

9. Teman-teman 1 tim penelitian Ardianti Regitasari, Miftahul Hasannah dan

Roikatul Jannah—atas kerjasama, dukungan, perhatian, dan kasih sayangnya;

10. Teman-teman dekat saya, Dahlia, Desta, Delsi, Fitri, Reni, dan Tia--atas

dukungan, perhatian dan kasih sayangnya;

11. Sahabatku sedari Sekolah Menengah Atas, Ade Elendris--atas senantiasa

memberikan semangat dan dukungannya. Semoga persahabatan ini tetap

berlanjut untuk selamanya;

12. Teman-teman Peternakan seperjuangan angkatan 2015 yang sagat kucintai

dan kusayangi, serta kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Peternakan;

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan

dukungannya selama ini.

Page 13: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada Penulis menjadi amal baik

dan mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Akhir kata, penulis

menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kelancaran

proses skripsi.

Bandar Lampung, 13 Februari 2019

Penulis

Deviana Putri

Page 14: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.3 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

1.4 Kerangka Pemikiran .................................................................... 4

1.5 Hipotesis ...................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L) ................................................... 7

2.2 Syarat Pertumbuhan .................................................................... 10

2.3 Stadia Pertumbuhan Tanaman Jagung ........................................ 12

2.4 Varietas Tanaman Jagung ........................................................... 13

2.4.1 Bisi-18 ............................................................................... 15

2.4.2 Pioneer-36 ......................................................................... 17

2.4.3 NK-212 ............................................................................. 17

2.5 Jarak Tanam ................................................................................ 18

Page 15: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

2.6 Kandungan Nutrisi Tanaman ...................................................... 19

2.6.1 Protein pada tanaman ........................................................ 20

2.6.2 Lemak pada tanaman ........................................................ 20

2.6.3 Serat pada tanaman ........................................................... 22

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kandungan Nutrisi Tanaman ......... 23

2.8 Pemupukan .................................................................................. 24

III. METODE PENELITIAN ................................................................ 27

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 27

3.2 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 27

3.3 Rancangan Penelitian ................................................................. 28

3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 30

3.4.1 Pembuatan pupuk kompos ................................................ 30

3.4.2 Persiapan lahan dan penanaman ....................................... 31

3.4.3 Pemupukan ........................................................................ 31

3.4.4 Pemeliharaan ..................................................................... 32

3.4.5 Panen dan pascapanen ....................................................... 32

3.4.6 Pengambilan sampel ......................................................... 32

3.4.7 Analisis proksimat ............................................................ 33

3.5 Analisis Data ............................................................................... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 42

4.1 Pengaruh Perlakuan Beberapa Varietas dan Jarak Tanam

terhadap Kadar Lemak Kasar Hijauan Jagung ............................ 42

4.2 Pengaruh Perlakuan Beberapa Varietas dan Jarak Tanam

terhadap Kadar Protein Kasar Hijauan Jagung ........................... 45

4.3 Pengaruh Perlakuan Beberapa Varietas dan Jarak Tanam

terhadap Kadar Serat Kasar Hijauan Jagung ............................... 49

Page 16: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ .. 53

5.1 Simpulan ................................................................................... .. 53

5.2 Saran ......................................................................................... .. 53

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54

LAMPIRAN ............................................................................................. 60

xiv

Page 17: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Iklim Harian 20 Desember 2018 S/D 12 Januari 2019 di Kota

Bandar Lampung ................................................................................... 11

2. Stadia Pertumbuhan Jagung I .............................................................. .. 12

3. Stadia Pertumbuhan Jagung II .............................................................. 13

4. Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Lemak Kasar Hijauan Jagung ..... 42

5. Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Kasar Hijauan Jagung .... 46

6. Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Serat Kasar Hijauan Jagung........ 49

7. Hasil Protein Kasar Hijauan Jagung dalam Bahan Kering ................... 60

8. Hasil Analisis Varian yang Dihitung Menggunakan SPSS 16.............. 60

9. Hasil Lemak Kasar Hijauan Jagung dalam Bahan Kering .................... 61

10. Hasil Analisis Varian yang Dihitung Menggunakan SPSS 16 ........... 61

11. Hasil Serat Kasar Hijauan Jagung dalam Bahan Kering ..................... 62

12. Hasil Analisis Varian yang Dihitung Menggunakan SPSS 16............ 62

13.Proporsi Daun ...................................................................................... 63

14.Proporsi Batang .................................................................................... 63

15. Produksi Buah Jagung dalam Bahan Segar ........................................ 63

16. Bahan Kering dalam Bahan Segar ...................................................... 63

Page 18: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Denah Petak Percobaan ......................................................................... 29

2. Hasil Analisis Tanah ............................................................................. 67

3. Varietas Jagung yang Digunakan .......................................................... 67

4. Lahan yang Telah Dipupuk Kompos .................................................... 68

5. Penanaman Jagung ................................................................................ 68

6. Penyiangan Gulma ................................................................................ 69

7. Pembubunan Jagung pada Umur 2 Minggu .......................................... 69

8. Jagung Umur 14 Hari ............................................................................ 70

9. Jagung Umur 30 Hari ............................................................................ 70

10. Jagung Umur 60 Hari .......................................................................... 71

11. Pemanenan Jagung Pada Umur 75 Hari .............................................. 71

12. Penimbangan Bahan Segar .................................................................. 72

13. Penjemuran Sampel ............................................................................. 72

14. Penggilingan Sampel ........................................................................... 73

15. Sampel Analisis ................................................................................... 73

16. Penimbangan Sampel untuk Analisis .................................................. 74

17. Alat-Aalat yang Digunakan untuk Analisis Proksimat ....................... 74

18. Proses Analisis Proksimat ................................................................... 75

Page 19: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perhitungan PK, LK dan SK dengan Uji Rancangan Acak Kelompok

Faktorial pada Hijauan Jagung Umur 75 hari ....................................... 60

2. Data Rata-Rata Proporsi Batang, Daun, Produksi Buah Jagung dari

Bahan Segar dan Produksi Bahan Kering dalam Bahan Segar ............. 63

3. Deskripsi Varietas Jagung yang digunanakan....................................... 64

4. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 67

Page 20: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternak ruminansia biasanya memelihara ternaknya secara ekstensif atau

tradisional dengan sumber pakan atau hijauan yang hanya diharapkan dari rumput

lapangan yang tumbuh di pinggir jalan, sungai, pematang sawah, dan tegalan.

Sumber hijauan ini sangat bergantung dari musim hujan yang tidak tetap.

Sehingga terjadi kekurangan pakan yang sering membawa dampak terhadap

keberlangsungan kehidupan ternak, sehingga perlu dilakukan usaha pencarian

pakan hijauan pengganti rumput lapangan yang memiliki produksi tinggi,

kandungan nutrisi baik, dan ketersediaannya kontinyu. Salah satunya yakni

hijauan jagung.

Tanaman jagung (Zea mays L.) sudah lama dikenal di Indonesia karena memiliki

nilai ekonomis dan nutrisi yang baik. Hasil sampingan dari tanaman jagung

seperti daun, tongkol, kelobot dan dedak jagung dapat dimanfaatkan sebagai

komponen pakan ternak. Tebon jagung merupakan hasil sampingan dari tanaman

jagung berupa batang, daun dan buah jagung muda yang umumnya dipanen pada

umur panen 45-65 hari, produksinya dapat mencapai 4-5 ton/ha. Kandungan

nutrisi tebon jagung diantaranya protein kasar 5,56%, serat kasar

Page 21: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

2

33,58% , lemak kasar 1,25%, abu 7,28% dan BETN 52,32%

(BPTP Sumatera Barat, 2009).

Menurut Kementerian Pertanian (2018) menyatakan bahwa pada tahun 2016

produksi jagung di Indonesia sebesar 23,5 juta ton, puncaknya pada tahun 2017

produksi jagung mengalami peningkatan mencapai 4,4 juta ton, jumlah ini

meningkat 20,22% dibanding tahun sebelumnya dimana produksi jagung sudah

mencapai 27,9 juta ton. Walaupun terjadi peningkatan dalam produksi tanaman

jagung, hal ini masih belum bisa mencukupi kebutuhan akan pakan ternak yang

terus meningkat.

Berdasarkan Kementerian Pertanian (2017) bahwa pada tahun 2017, pemerintah

melakukan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang

mentargetkan 4 juta ekor sapi akseptor dan 3 juta ekor sapi bunting, sehingga

terjadi peningkatan populasi sapi di tingkat peternakan Indonesia, sehingga perlu

dilakukan upaya peningkatan produksi tanaman jagung untuk pakan

alternatif ternak .

Populasi tanaman atau jarak tanam merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil tanaman. Peningkatan hasil tanaman jagung dapat

diupayakan melalui pengaturan kerapatan tanam sehingga mencapai populasi

optimal. Menurut Gardner, dkk. (1996) menyatakan bahwa pengaturan kerapatan

tanaman bertujuan untuk meminimalkan kompetisi antar tanaman agar akar dapat

memanfaatkan lingkungan secara optimal. Pengaturan jarak tanam bukan satu-

satunya yang harus diperhatikan melainkan adanya varietas pada tanaman jagung

itu sendiri.

Page 22: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

3

Varietas unggul merupakan komponen lainnya dalam sistem produksi jagung.

Secara umum, ada perbedaan morfologi antara varietas berumur dalam dan

berumur genjah, antara lain tinggi tanaman, panjang dan lebar daun. Menurut

Sudjana, dkk. (1998) bahwa pada umumnya tanaman berumur genjah mempunyai

tanggapan lebih baik terhadap kepadatan populasi tinggi.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukannya penelitian mengenai pengaruh

varietas dan jarak tanam terhadap kualitas hijauan jagung yaitu protein kasar

(PK), lemak kasar (LK) dan serat kasar(SK), yang diharapkan dengan adanya

varietas dan jarak tanam yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas hijauan

tersebut dan didapatkan varietas dan jarak tanam terbaik untuk menghasilkan

jagung sebagai hijauan pakan ternak ruminansia.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui interaksi antara varietas dan jarak tanam terhadap protein

kasar, lemak kasar dan serat kasar hijauan jagung;

2. untuk mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam yang terbaik terhadap

protein kasar, lemak kasar dan serat kasar hijauan jagung;

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. memberi informasi kepada peternak dalam pemilihan varietas dan jarak tanam

yang tepat untuk menghasilkan hijauan jagung sebagai pakan ternak dengan

Page 23: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

4

produksi dan kualitas yang baik terutama pada protein kasar, lemak kasar dan

serat kasar;

2. memberi informasi pada kalangan akademis mengenai kombinasi varietas dan

jarak tanam yang terbaik untuk menghasilkan hijauan jagung dengan produksi

dan kualitas yang baik dan sebagai bahan referensi atau acuan untuk penelitian

selanjutnya yang terkait dengan hal ini.

1.4 Kerangka Pemikiran

Salah satu hijauan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah tanaman

jagung, yang merupakan tanaman pangan strategis dan ekonomis , serta memiliki

kandungan nutrisi yang baik. Menurut Desyanto, dkk. (2014) jagung merupakan

salah satu tanaman pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi dan produksi

yang tinggi serta dapat ditanam dalam kondisi lahan kering yang beriklim basah

dan kering, sawah irigasi serta sawah tadah hujan. Menurut Fathul, dkk. (2015)

tanaman jagung memiliki kandungan protein kasar 6,10%, , lemak kasar 1,60%,

dan serat kasar 36,80%.

Potensi tanaman jagung sebagai pakan ternak tidak terlepas dari biomassanya

yang tinggi. Biomassa jagung merupakan bagian dari tanaman jagung kecuali

akar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber hijauan pakan ternak. Menurut

McCutcheon dan Samples (2002) proporsi botani hasil samping tanaman jagung

berdasarkan berat kering terdiri dari 50% batang, 20% daun, 20% tongkol, dan

10% klobot, dengan demikian tanaman jagung sering digunakan sebagai

pakan ternak.

Page 24: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

5

Upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi tanaman jagung

sebagai pakan ternak adalah dengan memperhatikan jarak tanam dan penggunaan

varietas yang ditanam. Menurut Patricio, dkk. (2018) bahwa dalam budidaya

jagung, teknologi pengaturan jarak tanam diperlukan untuk meningkatkan

populasi yang optimal, mempermudah dalam perawatan, mengurangi kompetisi

untuk mendapatkan unsur hara antar tanaman serta memaksimalkan penerimaan

sinar matahari ke tanaman sehingga proses fotosintesis dapat optimal. Diharapkan

bahwa saat jumlah unsur hara yang dapat diserap baik dan perakaran kokoh akan

mempengaruhi kualitas hijauan itu sendiri, diantaranya mempengaruhi kandungan

protein kasar, lemak kasar dan serat kasar.

Selain dengan pengaturan jarak tanam, pemilihan varietas juga menjadi hal yang

harus diperhatikan dalam produksi jagung karena untuk mencapai hasil yang

tinggi sangat ditentukan oleh potensi genetiknya. Sutihati (2003) menyatakan

bahwa perlakuan varietas berpengaruh terhadap semua variabel pertumbuhan

dan hasil. Handayani (2003) menambahkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun,

lebar daun, diameter batang, bobot tanaman, dan komponen hasil panen lainnya,

sangat dipengaruhi dengan adanya genetik pada setiap varietas, sehingga

pemilihan varietas yang akan ditanam dapat mempengaruhi kualitas nutrisi

tanaman itu sendiri, diantaranya mempengaruhi kandungan protein kasar, lemak

kasar dan serat kasar. Hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh genetik, yaitu

dari perbedaan kecepatan pembelahan, perbanyakan dan pembesaran sel.

Menurut Aqil, dkk. (2012) pada varietas unggul mempunyai pertumbuhan lebih

baik, perakaran kokoh, batang tegak, toleran rebah, cepat tumbuh, umur panen 95

hari, populasi optimum 66.887 tanaman/ha, dan tahan penyakit karat, dengan

Page 25: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

6

demikian diharapkan dari penelitian ini pada varietas dan jarak tanam yang

berbeda akan menghasilkan varietas dan jarak tanam yang terbaik serta dapat

berpengaruh terhadap protein kasar (PK), lemak kasar (LK) dan serat kasar (SK)

sehingga hijauan jagung dapat tumbuh dengan produksi dan kualitas yang baik

sebagai hijauan pakan ternak.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah

1. Terdapat interaksi dari beberapa varietas jagung dan jarak tanam terhadap

protein kasar, lemak kasar dan serat kasar hijauan jagung;

2. Terdapat beberapa varietas dan jarak tanam yang terbaik terhadap protein kasar,

lemak kasar dan serat kasar hijauan jagung.

Page 26: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L)

Tanaman yang lebih muda akan mempunyai daun lebih banyak, mengandung

lebih banyak energi dan protein dibandingkan tanaman yang lebih tua. Menurut

Kharim, dkk. (1991) bahwa kandungan protein dan energi hijauan paling banyak

didapat pada daun, sedangkan serat kasar didapat pada batang. Tanaman jagung

itu sendiri merupakan tanaman lengkap, karena memiliki akar, batang, daun,

bunga, dan biji. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Tanaman

jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. (Aak., 1993).

Page 27: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

8

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol

jagung diselimuti daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak dibagian atas

umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak dibagian

bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap

(Subekti dkk., 2012).

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar

adventif, dan akar kait atau penyangga. Panjang akar tanaman jagung mencapai

2,5-25 cm. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal dan berperan

dalam pengambilan air dan hara. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif

yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah yang berfungsi

untuk menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang, akar ini juga

membantu penyerapan hara dan air. Perkembangan akar jagung bergantung pada

varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan

pemupukan (Subekti dkk., 2012).

Batang jagung tidak bercabang dan berbentuk silinder, yang terdiri dari

beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang akan

berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan

tempat penanaman, umumnya bekisar 60-300 cm (Purwono dan Hartono, 2011).

Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah daun

menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun jagung

bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu tulang daun yang

sangat keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-kadang berombak. Terdapat

juga lidah daun (ligula) yang transparan dan tidak mempunyai telinga daun

Page 28: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

9

(auriculae). Bagian atas epidermis umumnya berbulu dan mempunyai barisan

memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform (Muhadjir, 2018). Daun jagung

memiliki kandungan bahan kering 21%; protein kasar 9,90%; lemak kasar 1,80%;

abu 10,20% dan BETN 50,70% (Fathul dkk., 2015).

Jenis limbah jagung yang potensial untuk pakan ternak, ada beberapa istilah lokal

di Indonesia atau daerah untuk berbagai macam limbah tanaman jagung atau hasil

samping industry berbasis bahan dasar jagung. Istilah-istilah ini perlu

diketahui seperti :

a. Tebon jagung istilah ini diberikan pada tanaman jagung yang dipanen pada

umur tanaman 45 – 65 hari dengan limbah yang dihasilkan batang, daun, serta

buah yang masih muda.

b. Jerami jagung/brangsakan merupakan istilah penyebutan untuk tanaman

jagung dimana sebelum tongkol jagung dipetik daun dan batangnya dibiarkan

mengering.

c. Kulit buah jagung/klobot jagung istilah ini digunakan untuk penyebutan kulit

jagung yang membungkus buah jagung.

d. Tongkol jagung/janggel merupakan istilah penyebutan untuk limbah tongkol

jagung dimana tongkol jagung merupakan tempat menempelnya biji jagung

(Bunyamin dkk., 2013).

Proporsi botani hasil samping tanaman jagung berdasarkan berat kering terdiri

dari 50% batang, 20% daun, 20% tongkol dan 10% klobot. Batang jagung

merupakan bagian yang paling sukar dicerna. Batang jagung memiliki kecernaan

Page 29: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

10

bahan kering in vitro yaitu sebesar 51% dibandingkan dengan klobot, tongkol dan

daun masing-masing 68%, 60% dan 58% (McCutcheon dan Samples, 2002).

2.2 Syarat Pertumbuhan

Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang

opimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Tanah berdebu yang kaya hara dan humus cocok untuk tanaman jagung.

Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH 5,5-7.0,

tingkat keasaman tanah yang terbaik untuk jagung adalah 6,8 (Rukmana, 2008).

Kriteria penilaian sifat kimia tanah pada keadaan sedang atau normal memiliki

kandungan nitrogen sebesar 0,21—0,50% dan kandungan karbon 2,01—3,00%

dengan rasio C/N rasio sebesar 8—12 (Hardjowigeno, 1995).

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim

sedang hingga daerah beriklim sub-tropis atau tropis yang basah. Pertumbuhan

tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan atau 3-7

mm/hari dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman

jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim

hujan, dan menjelang musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat

membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya

akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat

membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34oC, akan

tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara

23-27oC. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok

Page 30: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

11

sekitar 30o C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik

daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan

pengeringan hasil. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah

sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl.

Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang

optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (Pusri, 2013).

Kota Bandar Lampung termasuk kota beriklim tropis basah. Suhu udara

maksimum rata-rata 30,57ºC, kelembaban maksimum rata-rata 89,34%,

intensitas penyinaran rata-rata 0,25 jam dengan kecepatan angin rata-rata 2,34

km/jam dan rata-rata evaporasi 3,95 mm/hari. Curah hujan yang tinggi

(>100mm/bulan) terjadi selama bulan November-Mei dan musim kemarau

(CH<100 mm/bulan) terjadi selama bulan Juni-Oktober (BMKG., 2019).

Data terbaru yang tercatat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika kota

Bandar Lampung memperlihatkan keadaan iklim harian sebagai berikut:

Tabel 1. Data iklim harian 20 Desember 2018 s/d 12 Januari 2019 di Kota

Bandar Lampung

Parameter Nilai

Suhu Rata-Rata (OC) 27,94

Curah Hujan (mm)/Bulan 125

Kecepatan Angin Rata-Rata (Knot) 3

Rata-Rata Lama Penyinaran Jam/Hari 4,1

Keterangan:

*8888 : Data Tidak Terukur

*9999 : Tidak Ada Data

Sumber: BMKG (2019)

Page 31: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

12

2.3 Stadia Pertumbuhan Tanaman Jagung

Pertumbuhan tanaman jagung secara umum dibedakan menjadi 2 tahap yaitu

pertumbuhan vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan mulai tanam sampai

dengan masak fisiologis di sajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Stadia pertumbuhan jagung I

Kode stadium Keterangan

Stadia 0

Stadia 0,5

Stadia 1,0

Stadia 1,5

Stadia 2,0

Stadia 2,5

Stadia 3,0

Stadia 3,5

Stadia 4,0

Saat tanam sampai pemunculan dari permukaan tanah.

Daun ke-2 telah tumbuh sempurna.

Daun ke-4 telah tumbuh sempurna, calon bunga jantan

sudah mulai dibentuk pada ujung calon batang, tetapi

masih berada di bawah permukaan tanah.

Daun ke-6 telah tumbuh sempurna, ruas-ruas di bawah

daun ke-5, 6 dan 7 mulai memanjang, ujung batang

(titik tumbuh) sudah berada di atas permukaan tanah.

Daun ke-8 ..telah tumbuh sempurna, laju pertumbuhan

daun dan batang cepat, calon bunga jantan berkembang

cepat.

Daun ke-10 telah tumbuh sempurna, calon bunga

betina mulai terbentuk dan berkembang pada bukir ke

6-8 di atas permukaan tanah.

Daun ke-12 telah tumbuh sempurna, empat helai daun

terbawah mulai coati, batang dan calon btinga jantan

tumbuh dengan cepat, akar udara mulai tumbuh pada

buku pertama di atas permukaan tanah, calon bunga

betina berkembang cepat.

Daun ke-14 telah tumbuh sempurna, perkembangan

bunga jantan mendekati ukuran penuh, rambut-rambut

pada bunga betina mural berkembang, akar-akar udara

dari buku ke 7 berkembang.

Daun ke-16 telah tumbuh sempurna, ujung bunga jantan

mulai muncul, ruas-ruas batang dan rambut bunga

Betina.

Sumber : Muhadjir, (2018).

Page 32: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

13

Tabel 3. Stadia pertumbuhan jagung II

Kode stadium Keterangan

1 2

Stadia 5,0

Stadia 6,0

Stadia 7,0

Stadia 8,0

Stadia 9,0

Rambut-rambut mulai muncul, polen mulai terbentuk,

daun dan bunga jantan telah sempurna, pemanjangan

ruas-ruas batang terhenti, tangkai tongkol dan kelobot

mendekati pertumbuhan penuh, seluruh rambut akan

terus memanjang sampai saat dibuahi.

Disebut stadia blister; tongkol, kelobot dan janggel telah

sempurna, pati mulai diakumulasi ke endosperm, bobot

kering biji meningkat dan akan berlangsung sampai

stadia 9,0.

Disebut stadia masak susu (dough), biji berkembang

dengan cepat, pembelahan sel pada lapisan epidermis

dari epidermis terhenti.

Stadia pembentukan biji, beberapa biji mulai sempurna

terbentuk, di dalam embryo, radikal, calon daun dan

calon akar seminal mulai terbentuk.

Seluruh biji sudah sempurna terbentuk, embryo sudah

masak, akumulasi bahan kering dalam biji akan segera

terhenti.

Stadia 10,0

Stadia masak fisiologis, akumulasi bahan kering sudah

terhenti, kadar air dalam biji menurun, kelobot luar

mulai mengering.

Sumber : Muhadjir, (2018)

2.4 Varietas Tanaman Jagung

Varietas unggul merupakan komponen lainnya dalam sistem produksi jagung.

Secara umum, ada perbedaan morfologi antara varietas berumur dalam dan

berumur genjah antara lain tinggi tanaman, panjang dan lebar daun. Pada

umumnya tanaman berumur genjah mempunyai tanggapan yang lebih baik

terhadap kepadatan populasi tinggi (Sudjana dkk., 1998).

Page 33: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

14

Penggunaan varietas unggul mempunyai kelebihan dibandingkan dengan varietas

lokal dalam hal produksi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit, respon

pemupukan sehingga produksi yang di peroleh baik kuantitas maupun kualitas

dapat meningkat (Soegito dan Adie, 1993).

Beberapa varietas jagung hibrida dapat beradaptasi dengan baik di dataran

menengah sampai tinggi (Rukmana, 2008). Varietas unggul mempunyai

pertumbuhan lebih baik, perakaran kokoh, batang tegak, toleran rebah, cepat

tumbuh, umur panen 95 hari, populasi optimum 66.887 tanaman/ha, dan tahan

penyakit karat (Pioneer, 2006).

Berdasarkan hubungan antara umur dan hasil panen beberapa varietas jagung

menunjukkan bahwa pada umumnya varietas jagung umur sedang cenderung

memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas jagung

umur genjah dan umur dalam, contoh varietas umur sedang yaitu lamuru, Bisma,

Sukmaraga dan hampir semua varietas jagung hibrida yang saat ini dikomersilkan

di Indonesia, diantaranya varietas Pioneer, Bima dan Makmur. Namun tidak

semua varietas unggul umur genjah hasilnya juga lebih rendah dari varietas umur

sedang dan umur dalam, tetapi beberapa diantara jagung umur genjah hasilnya

lebih tinggi

Klasifikasi jagung menurut umur pada garis besarnya terbagi atas dua kelompok

yaitu jagung umur genjah yang dapat dipanen pada umur <95 hari setelah tanaman

(HST) dan jagung umur dalam yang dapat dipanen pada umur >95 HST, dengan

demikian sebagai ahli jagung membagi tiga kelompok yaitu :

Page 34: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

15

1. Berumur pendek (genjah): 75-95 hari, contoh varietas Genjah Warangan,

Genjah Kertas, Abimanyu, Metro, Gumarang dan Arjuna.

2. Berumur sedang (tengahan): 95-120 hari, contoh varietas Lamuru, Bisma,

Sukmaraga.

3. Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh varietas Kania Putih, Bastar,

Kuning dan Harapan.

Pada perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab

keragaman penampilan tanaman. Genetik yang akan diekspresikan pada suatu

fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman

yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman

pertumbuhan tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

2.4.1 Bisi-18

Varietas jagung Bisi-18 pertama kali dipasarkan pada 12 Oktober 2004. Jagung

ini berasal dari keturunan pertama silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai

induk betina dan galur murni FS17 sebagai induk jantan. Pada daerah dataran

rendah, jagung mulai keluar 50% rambut pada umur >57 hari setelah tanam

sedangkan di dataran tinggi pada umur >70 hari setelah tanam. Umur masak

fisiologis di dataran rendah terjadi >100 hari setelah tanam sedangkan di dataran

tinggi pada umur >125 hari setelah tanam (Aqil dkk., 2012).

Jagung Bisi-18 memiliki batang yang besar, kokoh dan tegap. Warna batang

hijau, warna daun hijau gelap berukuran medium dan tegak. Tinggi tanaman

>230 cm dan memiliki perakaran yang baik serta tahan rebah. Tahan terhadap

penyakit karat daun dan bercak daun. Baik ditanam didaerah yang sudah biasa

Page 35: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

16

menanam jagung hibrida pada musim kemarau dan hujan, terutama yang

menghendaki varietas berumur genjah-sedang. Baik ditanam di dataran rendah

sampai ketinggian 1000 mdpl (Aqil dkk., 2012).

Hasil penelitian pada perlakuan varietas bisi menghasilkan tinggi tanaman dan

jumlah daun tertinggi dibandingkan varietas pioneer dan lokal. Hal ini

menunjukkan perlakuan tersebut dipengaruhi faktor genetik dari masing-masing

dari varietas yang diuji. Penampilan pertumbuhan yang berbeda antar varietas

jagung diduga disebabkan oleh adanya pebedaan kecepatan pembelahan

perbanyakan dan pembesaran sel (Desyanto dkk., 2014). Perlakuan varietas

berpengaruh terhadap semua variabel pertumbuhan dan hasil (Sutihati, 2003).

Pada tinggi tanaman dan komponen hasil panen dipengaruhi oleh varietas

(Handayani, 2003).

Pengaruh varietas terhadap variabel yang diamati disebabkan oleh adanya

perbedaan faktor genetik yang dimiliki masing-masing varietas jagung dan

kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan (Gardner dkk., 1991).

Pertumbuhan tanaman jagung yang lebih baik pada varietas hibrida, disebabkan

oleh faktor genotip (genetik) dari varietas yang di uji. Keduan varietas hibrida

tersebut mampu memanfaatkan kondisi lingkungan (tanah dan iklim) lebih baik

bila dibandingkan varietas lokal. Varietas hibrida yang diuji mempunyai sifat-

sifat morfologi dan anatomi yang lebih baik dibandingkan varietas lokal, pada

bahan bahan kering (Desyanto dkk., 2014).

Page 36: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

17

2.4.2 Pioneer-36

Jagung hibrida Pioneer 36 Bekisar merupakan hasil riset sebagai solusi bagi

petani dalam menangkal serangan bulai, serta memberikan potensi hasil lebih

tinggi. Benih jagung P36 Bekisar memiliki potensi hasil mencapai 13 MT/Ha.

Benih ini dapat ditanam pada populasi rapat sampa 100.000 tanaman per hektare.

Pioneer 36 termasuk dalam jagung berumur agak dalam, jagung mulai keluar 50

% serbuk sari pada umur lebih dari56 hari setelah tanam sedangkan rambut keluar

pada umur +58 hari setelah tanam. Umur masak fisiologis di dataran rendah

terjadi >95 hari setelah tanam sedangkan di dataran tinggi pada umur >118 hari

setelah tanam. Jagung Pioneer 36 memiliki batang yang besar, kokoh dan tegap.

Warna batang hijau, warna daun hijau gelap, lebar dan tegak. Tinggi tanaman

>225 cm dan memiliki perakaran yang baik serta tahan rebah dan memiliki

keseragaman yang tinggi (Aqil dkk., 2012).

2.4.3 NK-212

Varietas jagung NK 212 diproduksi oleh PT. Sygenta Indonesia dan disetujui oleh

Kementrian Pertanian untuk diproduksi pada 19 November 2013. Jagung ini

berasal dari keturunan pertama silang tunggal antara galur murni NP5150 sebagai

induk betina dan galur murni NP5088 sebagai induk jantan. NK 212 termasuk

dalam jagung berumur sedang, jagung mulai keluar 50 % serbuk sari pada umur

±57 hari setelah tanam sedangkan rambut keluar pada umur ±59 hari setelah

tanam dan umur masak fisiologis ±101 hari setelah tanam

(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2013).

Page 37: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

18

Jagung NK 212 memiliki batang yang besar, kokoh dan tegap. Warna batang

hijau tanpa antosianin dan batang berbentuk bulat. Daun berukuran lebar dan

tegak dan berwarna hijau. Tinggi tanaman ±216 cm dan memiliki keseragaman

tinggi. Memiliki perakaran yang kuat dan tahan rebah. Tahan terhadap penyakit

karat daun, bercak daun, bulai dan busuk tongkol. Baik ditanam di daerah yang

endemik penyakit bulai dan busuk tongkol serta dapat dikembangkan secara luas

di daerah sentra penanaman jagung (Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2013).

2.5 Jarak Tanam

Tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, cara tanam jagung

mempertimbangkan beberapa hal seperti, kedalaman penempatan benih berkisar

2,5-5 cm, bergantung pada kondisi tanah, populasi tanam antara 20.000-200.000

tanaman/ha, cara tanam adalah dengan alur-alur yang dibuat teratur atau jarak

tanam yang teratur dalam alur sehingga memungkinkan penyiangan mekanis dua

arah dengan mudah (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Hasil penelitian dari perlakuan jarak tanam yang menghasilkan jumlah daun

tertinggi yaitu 25 x 40 cm. Hal ini diduga pada jarak tersebut masing-masing

tanaman mendapatkan unsur hara, air dan sinar matahari yang lebih banyak.

Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, yang akhirnya dapat

menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak (Desyanto dkk., 2014). Perlakuan

kepadatan dan pola tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

Hal ini disebabkan dengan jumlah tanaman yang sama tetapi dengan pola tanam

Page 38: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

19

berbeda akan menimbulkan adanya persaingan unsur hara dan ruang dalam

mendapatkan cahaya matahari, oleh adanya perbedaan jarak tanam

(Rudiarto dkk., 2014).

2.6 Kandungan Nutrisi Tanaman

Tingkat kedewasaan tanaman akan mempengaruhi produksi dan nilai nutrisi

hijauan (McDonald dkk., 2002). Ada dua fase utama dalam pertumbuhan

tanaman, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif

terjadi perkembangan daun dan batang sebagai hasil penimbunan proses

fotosintesis. Kelebihan hasil asimilasi ini akan disimpan pada bagian vegetatif

sebagai senyawa cadangan, akan tetapi pada fase generative senyawa cadangan

tersebut akan ditranslokasikan untuk perkembangan biji, yang mengakibatkan

terjadinya penurunan total berat batang sebagai akibat dari pemindahan materi

dari batang ke biji. Saat memasuki fase generatif maka rasio batang dan daun

meningkat, hal ini mengakibatkan nilai nutrisi tanaman berkurang.

Kandungan nutrisi pada daun lebih tinggi daripada batang, batang mengandung

proporsi jaringan berdinding tebal yang lebih tinggi dan jaringan fotosintesis lebih

sedikit daripada daun, sehingga batang memiliki konsentrasi dinding sel yang

lebih tinggi dari pada daun (Wilson dan Kennedy, 1996). Meningkatnya

kedewasaan tanaman diikuti dengan penebalan dinding sel pada batang akan

meningkatkan kandungan serat kasar dan lignin. Proses penebalan pada dinding

sel ini juga menyebabkan isi sel terdesak, sehingga proporsi isi sel semakin kecil

yang mengakibatkan nilai nutrisi tanaman menurun.

Page 39: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

20

2.6.1 Protein pada tanaman

Protein merupakan salah satu zat makanan yang berperan dalam penentuan

produktifitas ternak. Jumlah protein dalam pakan ditentukan dengan kandungan

nitrogen bahan pakan melalui metode Kjeldahl yang kemudian dikalikan dengan

faktor protein 6,25. Angka tersebut diperoleh dengan asumsi bahwa protein

mengandung 16% nitrogen. Protein juga salah satu senyawa organik yang

terkandung kadar bahan organik (BO). Penggunaan metode Kjeldahl dilakukan

dengan tiga tahapan proses analisis yaitu oksidasi (destruksi), penyulingan

(destilasi), dan titrasi. Prinsip didalam analisis kadar protein, yaitu mengukur

banyaknya nitrogen (N) melalui tiga tahap yang meliputi oksidasi (destruksi),

penyulingan (destilasi) dan titrasi (Fathul dkk., 2015).

Terbentuknya protein bermula dari proses anabolisme dan kemudian dirombak

pada tumbuhan tersebut melalui proses katabolisme. Pada tumbuhan protein

dapat dilihat dari kandungan nitrogen pada tumbuhan. Kandungan nitrogen

merupakan unsur yang dominan mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut.

Sehingga tanaman sangat memerlukan nitrogen untuk pembentukan protein pada

tanaman dan apabila kekurangan nitrogen dapat diartikan sebagai kekurangan

protein. Bila ditanyakan dimana protein itu berada pada tanaman maka

jawabannya adalah protein pada bagian tubuh tanaman. Protein ditemukan pada

daun muda dan pada bagian tubuh lainnya seperti pada buah (Aandis, 2011).

2.6.2 Lemak pada tanaman

Lemak adalah trigliserida yaitu ester gliserol dengan asam lemak. Pada analisis

proksimat, kadar lemak ditentukan dengan cara mengektraksikan pakan atau

Page 40: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

21

ransum dalam pelarut organik. Ekstrak eter adalah zat yang mengandung

senyawa yang larut dalam eter, termasuk lipid dan zat yang tidak mengandung

asam lemak. Kandungan lemak suatu bahan pakan dapat ditentukan dengan

metode soxlet, yaitu proses ekstraksi suatu bahan dalam tabung soxlet dengan

menggunakan pelarut lemak, seperti eter, kloroform atau benzena. Prinsip

didalam analisis kadar lemak yaitu bahwa lemak adalah semua yang larut di

dalam zat pelarut lemak (petroleum ether atau chloroform) selama 6 jam dalam

pemanasan (Fathul dkk., 2015).

Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul

asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses

respirasi. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi dalam tiga

tahap yaitu :

- Sintesis gliserol dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi

ini fruktosa difosfat diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat,

kemudian direduksi menjadi α-gliserofosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui

proses fosforilasi sehingga akan terbentuk molekul gliserol.

-Sintesis asam lemak, asam lemak dapat dibentuk dari senyawa yang mengandung

karbon seperti asam asetat, asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi

tanaman. Sintesis asam lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan

sejenis bakteri.

- Kondensasi asam lemak dengan gliserol, pada tahap pembentukan molekul

lemak ini terjadi proses esterifikasi gliserol dengan asam lemak yang dikatalisis

oleh enzim lipase (Rochem, 2012).

Page 41: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

22

Jagung yang mengandung lemak yang tinggi cenderung mempunyai ukuran

lembaga yang lebih besar dengan endosperm yang berukuran lebih kecil. Semua

sesuatu yang dapat larut dalam zat pelarut lemak, seperti karotinoid, steroid,

pigmen, vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K), volatile, resin, waxes

dan chlorophyl, semua zat-zat tersebut akan terhitung sebagai lemak

(Fathul dkk., 2014).

2.6.3 Serat kasar

Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat dan didefinisikan sebagai fraksi

yang tersisa setelah dipanaskan dengan larutan asam sulfat standar dan sodium

hidroksida pada kondisi yang terkontrol. Serat kasar yang terdapat dalam pakan

sebagaian besar tidak dapat dicerna pada ternak nonruminansia, tetapi digunakan

secara luas pada ternak ruminansia. Serat kasr sebagian besar berasal dari sel

dinding tanaman dan mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin.

Serat kasar merupakan ukuran yang cukup baik dalam menentukan serat dalam

sampel. Pada ternak nonruminansia, fraksi ini sangat terbatas nilai nutrisinya

sehingga pengukuran serat kasar hanya merupakan pedoman proporsional dalam

pakan yang digunakan untuk ternak. Prinsip di dalam analisis kadar serat kasar,

yaitu semua zat yang hilang pada waktu pemijaran di dalam tanur pada suhu

600OC selam 2 jam, sesudah mengalami pencucian dengan asam kuat encer dan

basa kuat encer (Fathul dkk., 2015).

Page 42: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

23

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kandungan Nutrisi Tanaman

Pada kadar protein daun jagung varietas BISI-2 (V) cenderung lebih tinggi pada

pemangkasan 40 HST (P1), namun pada pemangkasan 55 HST (P) kadar protein

kasar daun jagung varietas lokal (V) cenderung lebih tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin lamanya dilakukan pemangkasan, kadar protein varietas BISI-2

(V) semakin menurun. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh terjadinya

pengalihan penimbunan nitrogen dari bagian-bagian vegetatif tanaman ke bagian

tongkol untuk proses pembentukan biji. Gardner, dkk. (1991) menyatakan bahwa

sebelum pengisian biji hasil asimilasi kebanyakan digunakan oleh komponen

pertumbuhan vegetatif, sedangkan selama pengisian biji kebanyakan hasil

asimilasi digunakan untuk produksi generatif.

Besarnya kandungan bahan kering juga dipengaruhi oleh cuaca, cekaman hara dan

air, varietas bahan, pemupukan dan interval dan waktu pemotongan. Kandungan

protein kasar tanaman jagung masa vegetatif akan lebih tinggi akibat masih

terjadinya perkembangan bagian-bagian vegetatif seperti daun dan batang sebagai

hasil proses fotosintesis dan belum tumbuhnya biji. Tanaman akan berkurang

kandungan protein, mineral dan karbohidratnya dengan meningkatnya umur

tanaman namun kandungan serat kasar dan ligninnya bertambah. Tingginya serat

umumnya didominasi oleh komponen lignoselulosa yang sulit dicerna sehingga

menurunkan kecernaan. Kandungan protein yang rendah pada umur panen tua

juga disebabkan karena menurunnya fraksi daun. Daun pada tanaman muda

memiliki kandungan protein kasar lebih tinggi dibandingkan daun umur

tanaman tua (Tarigan dkk., 2010).

Page 43: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

24

2.8 Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta

dapat memerbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.

Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk

hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang.

Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat penggunaan langsung

ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.

Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan

N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman

utama akan kekurangan N.

Penggunaan pupuk kandang sapi yang maksimal harus dilakukan pengomposan

agar menjadi kompos pupuk kandang sapi dengan rasio C/N di bawah 20, selain

masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung juga

berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Neltriana

(2015) bahwa pupuk kandang kotoran sapi dosis 15 ton/ha memberikan pengaruh

yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar.

Pada pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi .

Zat ini mengandung nitrogen paling tinggi (46%) di antara semua pupuk padat.

Zat ini mudah larut didalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah

Page 44: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

25

dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini juga digunakan untuk pemberian

makanan daun (Austin, 1997).

Pupuk memiliki manfaat lainnya diantaranya pupuk urea membuat daun tanaman

lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga

mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang

berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk urea juga

mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain).

Serta, pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman

(Suhartono, 2012).

Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif

tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal pembentukan

hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, unsur N berperan untuk

mempercepat fase vegetatif karena fungsi utama unsur N itu sendiri sebagai

sintesis klorofil. Klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya matahari yang

berguna untuk pembentukan makanan dalam fotosintesis, kandungan klorofil

yang cukup dapat membentuk atau memacu pertumbuhan tanaman terutama

merangsang organ vegetatif tanaman. Pertumbuhan akar, batang, dan daun terjadi

dengan cepat jika persediaan makanan yang digunakan untuk proses pembentukan

organ tersebut dalam keadaan atau jumlah yang cukup (Purwadi, 2011).

Pada pupuk TSP (triplesuperfosfat) memiliki kadar P2O5 sebesar 46-48% dan

umumnya berwarna abu-abu. Pupuk ini berbentuk butiran kasar, berwarna abu-

abu dan termasuk pupuk yang mudah larut dalam air. Kandungan hara pupuk ini

Page 45: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

26

sekitar 46-48% P2O5, tidak bersifat higroskopis dan reaksinya di dalam tanah

netral (Hasibuan, 2006).

Terdapat dua macam pupuk KCl yakni: KCl 80 yang mengandung 52%-53% K2O

dan KCl 90 dengan kandungan 55%-58% K2O. Pupuk ini larut dalam air. Bila

dimasukkan ke dalam tanah pupuk ini akan terionisasi menjadi ion K dan ion Cl.

Karena pupuk mengandung ion Cl, kurang baik digunakan untuk tanaman yang

peka terhadap Cl seperti tanaman tembakau, kelapa sawit, dan kentang. Pupuk ini

larut dalam air (Hasibuan, 2004).

Page 46: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 hingga Juni 2019 di Lahan

Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak,

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian adalah cangkul,

sekop, sabit, rol meter, tali rafia, tangki semprot, timbangan analitik, timbangan

digital, ember dan karung pembungkus, kertas HVS, plastik ukuran besar dan

karung, selang air dan alat tulis. Alat yang akan digunakan untuk analisis

proksimat adalah timbangan analitik, cawan porselen, desikator, kain lap, oven,

tang penjepit, tanur, Kjeldahl Apparatus, Buret, erlenmayer, kertas saring, labu

kjeldahl, Soxhlet Appartus, alat Crude Fiber Apparatus dan kain linen.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lahan seluas 200 m2,

benih yang digunakan adalah benih dari 3 varietas yaitu BISI-18 (didapatkan dari

PT. Bisi Internasional Tbk), NK-212 (dari PT. Syngenta Indonesia), dan

Pioneer-36 (dari PT. Dupont Indonesia). Pupuk kompos (kotoran sapi, yang

diperoleh dari kandang Jurusan Peternakan), pupuk dasar berupa urea, TSP dan

Page 47: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

28

KCl (Pusri, 2013). Bahan yang akan digunakan dalam analisis proksimat adalah

sampel tanaman jagung seluruh bagian yang sudah berbentuk bubuk, H2SO4

pekat, H2SO4 standar, NaOH 5 %, NaOH standar, kerats saring, petrolium ether,

H2SO4 0,25 N, NaOH 0,313 N, aseton, air suling hangat, kertas saring whatman

ashles dan kertas lakmus.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok faktorial (RAKF)

dimana faktor pertama adalah varietas jagung dan kedua adalah jarak.

Faktor pertama yaitu varietas jagung yang terdiri dari 3 varietas jagung yaitu :

V1= Bisi-18

V2= Pioneer-36

V3 = NK-212

Faktor kedua yakni jarak tanam jagung terdiri atas 2 taraf perlakuan yakni :

J1 = 60 x 20 cm

J2 = 80 x 20 cm

Setiap unit perlakuan percobaan berupa petak berukuran 2,6 x 2 m2. Setiap

perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 18 unit percobaan. Terdapat variabel

yang akan diamati yaitu protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Tata letak

petak percobaan yang dapat dilihat Gambar 1.

Page 48: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

29

Gambar 1. Denah petak percobaan

Keterangan :

A = Bisi-18

B = Pioneer 36

C = NK 212

J1 = 60 x 20 cm

J2 = 80 x 20 cm

Lebar lahan total = 10 m

Panjang lahan total = 20 m

2,6 m

0,5

m

2m B J2

A J1

C J2

1m U1

A J2 C J1 B J1

B J2 C J2 A J1

U2

A J2 B J1 C J1

C J1 B J2 C J2

U3

A J2 A J1 B J1

Page 49: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

30

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Percobaan dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama berupa persiapan lahan dan

penanaman jagung dan tahap kedua yaitu analisis proksimat lengkap untuk

mengetahui kandungan nutrisi dari tanaman jagung.

3.4.1 Pembuatan pupuk kompos

Pengomposan dilakukan dengan cara fermentasi menggunakan starter bakteri

yang berasal dari EM4. Menurut Bahar dan Haryanto (1999), cara pembuatan

kompos ini meliputi: mengumpulkan feses sapi, kemudian dipindahkan ke tempat

pembuatan pupuk organik. Tempat pemrosesan pembuatan pupuk organik harus

dijaga agar tidak mendapatkan panas langsung dari sinar matahari dan terlindung

dari air hujan. Selanjutnya feses tersebut dicampur dengan probiotik atau EM4

sebanyak 2,5 kg probiotik untuk setiap ton pupuk, setelah itu ditumpuk pada

tempat yang telah disiapkan dengan ketinggian tumpukan sekitar 80 cm.

Periode pembuatan kompos dilakukan selama 14 hari.

Keberhasilan proses dekomposisi tersebut akan diikuti dengan peningkatan

temperatur hingga mencapai sekitar 70°C kemudian menurun yang menunjukkan

adanya pendinginan yang disebabkan oleh berkurangnya proses dekomposisi dan

akhirnya mencapai titik konstan. Bahan sumber unsur kalsium (kapur dolomit)

dan sumber potasium (abu dan sekam) dapat ditambahkan dan diaduk merata

sebanyak 20 kg kapur dolomit, 100 kg abu dan 70,75 kg sekam untuk setiap ton

pupuk organik.

Page 50: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

31

3.4.2 Persiapan lahan dan penanaman

Berikut adalah tahap dalam penanaman jagung

a. Pengolahan lahan yang terdiri dari pematokan lahan, pembabatan rumput

secara manual, penyemprotan pestisida (gramoxon), pembakaran gulma

kering, pencangkulan kasar lahan.

b. Pembuatan 18 petak lahan dengan ukuran per petak 2,6 x 2 m. Jarak antar

baris petak 0,5 m dan dilanjutkan dengan pencangkulan agar tekstur tanah

lebih halus.

c. Penanaman jagung dilakukan dengan jarak tanam 60 x 20 cm yaitu 1 petak

lahan berisi 5 baris tanaman dengan jumlah setiap baris 10 lubang

(populasi 50 tanaman/ petak) sedangkan jarak kedua yaitu 80 x 20 cm dengan

jumlah baris perpetak 4 baris dan dalam 1 baris berisi 10 lubang (populasi 40

tanaman/ petak) . kedalaman lubang sekitar 3 cm dengan 2 biji jagung

per lubang.

3.4.3 Pemupukan

Pupuk yang akan digunakan adalah pupuk kompos dan pupuk anorganik. Pupuk

kompos diberikan sebelum penanaman jagung dengan dosis 20 ton/ ha. Pupuk

anorganik yang di berikan adalah Urea dengan dosis 250 kg/ha, TSP 75 kg/ha dan

KCl 50 kg/ha. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama

pupuk dasar, diberikan bersamaan waktu tanam. Tahap kedua (susulan I),

diberikan setelah tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam. Tahap ketiga

(susulan II), diberikan setelah tanaman berumur 6-8 minggu atau menjelang

keluar malai (Syekhfani, 2012). Pemupukan dasar dilkukan dengan pemberian

1/2 bagian pupuk TSP dan 1/2 bagian KCL diberikan saat tanam, 7 cm di alur kiri

Page 51: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

32

dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah; Susulan I dilakukan

dengan pemberian 1/2 bagian pupuk Urea diberikan setelah tanaman berumur 7

hari, 15 cm di alur kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup

tanah; Susulan II: 1/2 bagian pupuk Urea, 1/2 bagian TSP dan 1/2 bagian KCL

diberikan saat tanaman berumur 3 minggu.

3.4.4 Pemeliharaan

Pemeliharaan selanjutnya meliputi kegiatan penyiangan, pembumbunan,

pengairan, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan 2 kali

seminggu. Pembumbunan dilakukan 2 minggu setelah tanam, dan pengairan

dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama jika tidak terjadi hujan.

3.4.5 Panen dan pascapanen

Pemanenan jagung dilakukan pada saat tongkol muda muncul sekitar 75 hari.

Pemanenan dengan cara memotong jagung secara keseluruhan dari batang, daun

hingga tongkol muda, kemudian dihitung produktivitasnya. Pemanenan akan

dilakukan sesuai plot yang telah dibuat sebelumnya. Setelah dipanen maka hasil

hijauan tersebut dikeringkan dan kemudian akan dilakukan analisis proksimat.

3.4.6 Pengambilan sampel

Analisa sampel bahan pakan pada dasarnya dapat dilakukan terhadap semua jenis

bahan pakan. Hal-hal yang tidak boleh diabaikan diantaranya bahwa sampel

tersebut harus benar-benar mewakili bahan-bahan secara keseluruhan dan

tercampur secara merata. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara setiap

tanaman dalam plot diberi nomor kemudian dikocok untuk menentukan tanaman

yang harus diambiluntuk analisis. Banyaknya sampel yang harus diambil dalam 1

Page 52: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

33

plot adalah 10% dari populasi. Hasil pengambilan dipotong-potong ±5cm untuk

memudahkan pengeringan dan penyimpanan. Seluruh bagian tanaman jagung juga

ikut dicacah dari batang, daun hingga jagung mudanya (Djamil, 1996).

3.4.7 Analisis proksimat

Analisis proksimat meliputi kadar air, bahan kering, abu, lemak kasar, serat kasar,

protein kasar, BETN dan TDN. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium

Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung. Analisis proksimat ini akan dilakukan setelah sampel di keringkan

selama 3 hari atau lebih, dengan menggunakan oven 60 oC maka tahap selanjutnya

adalah menggiling sampel hingga berbentuk bubuk hingga lolos saringan 40

mesh. Kemudian memasukkan sampel bubuk tersebut kedalam wadah lalu aduk

hingga homogen, kemudian tuang kedalam nampan kemudian bagi menjadi 4

bagian. Ambil ¼ bagian kemudian masukkan kedalam wadah lalu aduk kembali

dan letakkan dalam nampan, ulangi cara kerja tersebut sebanya 3 kali

(Fathul, 2014). Bagian seperempat terakhir adalah sampel yang siap dianalisis.

Setiap plot petak tanah terdapat 2 sampel sebagai duplo sehingga sampel yang

akan dianalisis proksimat adalah 36 sampel.

A. Peubah yang Diukur

Peubah yang diukur dalam penelitian ini yaitu protein kasar, lemak kasar dan serat

kasar dengan menggunakan analisis proksimat. Prosedur analisis proksimat

ini adalah sampel yang akan dianalisis proksimat dikeringkan terlebih dahulu di

bawah sinar matahari agar diperoleh sampel dalam keadaan kering udara.

Page 53: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

34

Sampel kemudian dihaluskan lalu dilakukan analisis kadar air, protein kasar,

dan serat kasar.

1. Kadar air

Kadar air pada sampel dianalisis proksimat dengan langkah-langkah sesuai

dengan Fathul (2014), yang meliputi:

1. memanaskan cawan petri di dalam oven dengan suhu 105°C selama 1 jam;

2. mendinginkan cawan tersebut di dalam desikator selama 15 menit;

3. menimbang cawan petri (A);

4. memasukkan 1 gr sampel analisis ke dalam cawan petri tersebut, kemudian

menimbang bobotnya (B);

5. memasukkan cawan petri yang sudah berisi sampel analisis ke dalam oven

dengan suhu 105°C minimal 6 jam;

6. mendinginkan di dalam desikator selama 15 menit;

7. menimbang cawan petri berisi sampel analisis (C);

8. menghitung kadar air dengan rumus

KA (%) = (B-A) gram - (C-A)

(B-A) gram

Keterangan:

KA = kadar air (%)

A : bobot cawan petri (gram)

B : bobot cawan petri berisi sampel analisis sebelum dipanaskan (gram)

C : bobot cawan petri berisi sampel analisis setelah dipanaskan (gram)

9. melakukan analisis secara duplo dan menghitung rata-ratanya dengan rumus

BK = 100% - KA

Page 54: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

35

Keterangan:

BK : kadar bahan kering (%)

KA : kadar air (%)

2. Kadar protein kasar

Cara kerja analisis kadar protein kasar menurut Fathul (2014), terdiri dari : tahap

destruksi, tahap destilasi, dan tahap titrasi.

a. Destruksi

1. menimbang kertas saring biasa (6x6 cm2) dan mencatat bobotnya sebagai (A);

2. memasukkan sampel sebanyak 0,1 gram dan mencatat bobot kertas berisi

sampel (B);

3. melipat kertas;

4. memasukkan ke dalam labu kjehldal. Menambahkan 15 ml H2SO4 pekat

(mengerjakan di dalam ruang asam);

5. menambahkan 0,2 K2SO4 sebagai katalisator;

6. menyalakan alat destruksi, kemudian mengerjakan destruksi;

7. mematikan alat destruksi apabila sampel berubah menjadi larutan berwarna

jernih kehijau-hijauan;

8. mendiamkan sampai menjadi dingin (tetap di ruang asam);

b. Destilasi

1. menambahkan 200 ml air suling;

2. menyiapkan 25 ml H3BO3 pada gelas erlenmayer, kemudian menetesi dengan

dua tetes indikator (larutan berubah wara menjadi biru). Memasukkan ujung

alat kondensor ke dalam gelas tersebut, dan harus dalam posisi terendam;

3. menyalakan alat destilasi. Mengerjkan destilasi;

Page 55: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

36

4. menambahkan 50 ml NaOH 45% ke dalam labu kjehldal tersebut secara cepat

(sekaligus), dan hati-hati jangan sampai digoyang-goyang atau dikocok;

5. mengamati larutan yang terdapat di dalam gelas erlenmayer

6. mengangkat ujung alat kondensor yang terendam, apabila larutan telah

menjadi sebanyak 2/3 bagian dari gelas tersebut;

7. mematikan alat destilasi (sekali-kali jangan mematikan alat destilasi jika ujung

alat kondensor belum diangkat);

8. membilas ujung alat konensor dengan air suling menggunakan botol semprot.

c. Titrasi

1. menyiapkan alat untuk titrasi;

2. mengisi buret dengan NaOH 0,1 N, mengamati dan membaca angka pada

buret untuk selanjutnya dicatat (L1);

3. melakukan titrasi dengan perlahan-lahan. Mengamati larutan yang terdapat

pada gelas erlenmayer;

4. menghentikan titrasi apabila larutan berubah warna menjai hijau;

5. mengamati buret dan membaca angkanya, kemudian mencatatnya (L2);

6. melekukan pekerjaan seperti diatas untuk blanko (tanpa bahan analisa);

7. menghitung persentae nitrogen dengan rumus sebagai berikut:

N = [Lsampel-Lblanko]x N basa x

N

1000

B-Ax100%

Keterangan :

N : besarnya kandungan nitrogen (%)

L blangko : volume titiran untuk blanko (ml)

L sampel : volume titiran untuk sampel (ml)

N basa : normalitas NaOH sebesar 0,1 N

Page 56: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

37

N : berat atom nitrogen sebesar 14

A : bobot kertas saring biasa (gram)

B : bobot kertas saring biasa berisi sampel (gram)

8. menghitung kadar protein dengan rumus sebagai berikut:

KP = N x Fp

Keterangan :

KP : kadar protein

N : kandungan nitrogen

Fp : angka faktor untuk pakan nabati sebesar 6,25

9. melakukan analisis tersebut dua kali (duplo). Memberi tanda 1 dan atau 2 pada

masing-masing labu kjehldal dan gelas erlenmayer. Kemudian meghitung rata-

rata kandungan kadar proteinnya, seperti di bawah ini:

Kadar protein (%) = KP1 + KP 2

2

Keterangan :

KP1 : kadar protein pada ulangan 1 (%)

KP2 : kadar protein pada ulangan 2 (%)

3. Kadar serat kasar

Kadar serat ada sampel dianalisis proksimat dengan langkah-langkah menurut

Fathul (2014) sebagai berikut :

1. menimbang kertas saring whatman ashless (8x8 cm2) dan mencatat bobotnya;

2. memasukkan sampel analisa ±0,1 gram, dan mencatat bobot kertas saring

berisi sampel (B);

3. menuangkan sampel analisa ke dalam gelas erlenmayer;

Page 57: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

38

4. menambahkan 200 ml H2SO4 0,25 N, kemudian menghubungkan gelas

erlenmayer dengan alat kondensor;

5. menyalakan pemanas;

6. memanaskan selama 30 menit (terhitung sejak awal mendidih)

7. menyaring dengan corong kaca beralas kain linen;

8. membilas dengan air suling panas dengan menggunakan botol semprot sampai

bebas asam;

9. melakukan uji kertas lakmus untuk mengetahui bebas asam (tidak berwarna

merah);

10. memasukkan kembali residue ke dalam gelas erlenmayer;

11. menambahkan 200 ml NaOH 0,313 N. Menghubungkan gelas erlenmayer

dengan alat kondensor;

12. memanaskan selama 30 menit (terhitung sejak awal mendidih)

13. menyaring dengan menggunakan corong kaca beralas kertas saring whatman

ashless nomor 541 berdiameter 12 cm yang sudah diketahui bobotnya (C);

14. membilas dengan air suling panas dengan menggunakan botol semprot,

sampai bebas asam;

15. melakukan uji kertas lakmus untuk mengetahui bebas basa (tidak

berwarna biru);

16. membilas dengan aceton;

17. melipat kertas saring whatman ashless berisi residue;

18. memanaskan ke dalam oven 135°C selama 2 jam. Mendinginkan di dalam

desikator selama 15 menit, kemudian menimbang dan mencatat bobotnya (D);

19. meletakkan ke dalam cawan porselin yang sudah diketahui bobotnya (E);

Page 58: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

39

20. mengabukan di dalam tanur 600°C selama 2 jam (terhitung suhu menunjukkan

angka 600°C);

21. mematikan tanur;

22. mendiamkan ± 1 jam (sampai warna merah membara pada cawan sudah

tidak ada);

23. memasukkan ke dalam desikator, sampai mencapai suhu kamar ;

24. menimbang dan mencatat bobotnya (F);

25. menghitung kadar serat kasar dengan rumus sebagai berikut:

KS = (D-C) – (F-E) x 100%

B-A

Keterangan:

KS : kadar serat kasar (%)

A : bobot kertas (gram)

B : bobot kertas berisi sampel analisa (gram)

C : bobot kertas saring whatman ashless (gram)

D : bobot kertas saring whatman ashless berisi residue (gram)

E : bobot cawan porselein (gram)

F : bobot cawan porselein berisi residue (gram)

26. melakukan analisis ini dua kali (duplo). Memberi tanda 1 atau 2 pada

masing-masing gelas erlenmayer, kertas saring whatman ashless, dan cawan

porselen. Kemudian menghitung rata-rata kadar serat kasar, sebagai berikut:

Kadar serat kasar (%) = KS1 + KS2

2

Keterangan :

KS1 : kadar serat kasar pada ulangan 1 (%)

KS2 : kadar serat kasar pada ulangan 2 (%)

Page 59: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

40

4. Kadar lemak kasar

Kadar lemak kasar menggunakan metode ether ekstraksi Sochlet

menurut Fathul (2014);

1. Memanaskan kertas saring biasa (6x6 cm2) didalam oven suhu 105 oC selama 6

jam, kemudian mendinginkan didalam desikator selama 15 menit. Menimbang

bobot kertas saring tersebut (A)

2. Menambahkan sampel analisis 0,1 gram kedalam kertas lalu timbang (B)

3. Melipat kertas saring agar tidak tumpah sampel didalamnya;

4. Memanaskan sampel di dalam oven selama 6 jam pada suhu 105oC kemudian

dinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian timbang (C)

5. Memasukkan kertas saring kedalam soxhlet kemudian hubungkan dengan labu

didih kemudian tambahkan 300 ml potrelium ether atau cloroform kemudian

hubungkan soxhlet dengan kondensor.

6. Mengalirkan air dalam kondensor dan didihkan selma 6 jam (dihitung dari

mendidih).

7. Mematikan alat pemanas dan menghentikan aliran air.

8. Mengambil lipatan kertas saring yang berisi residu dan panaskan didalam oven

selama 6 jam suhu 105oC kemudian dinginkan dalam desikator selama 15

menit kemudian timbang bobotnya (D).

9. Hitung kadar lemak dengan rumus:

Kadar Lemak (%) = (C-A)-(D-A)

B-A x 100%

Keterangan:

A = bobot kertas saring

B = bobot kertas saring berisi sampel sebelum dipanaskan

Page 60: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

41

C = bobot kertas saring berisi sampel sesudah dipanaskan

D = bobot kertas saring berisi residu sesudah dipanaskan.

10. Lakukan analisis ini secara duplo lalu hitung rata-rata kadar lemaknya.

11. Bila cara kerja no. 4 tidak dilakukan maka rumus yang digunakan adalah

Kadar Lemak (%) = {(B-A) x BK (%)} -(D-A)

B-A x 100%

Keterangan:

A = bobot kertas saring

B = bobot kertas saring berisi sampel sebelum dipanaskan

D = bobot kertas saring berisi residu sesudah dipanaskan.

3.5 Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan

sidik ragam (ANOVA), dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF).

Jika perlakuan menunjukkan pengaruh nyata (P >0,05), maka analisis akan

dilanjutkan, dengan uji Duncan 5 % (Muhtarudin dkk., 2011).

Page 61: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil simpulan

sebagai berikut :

1. Perlakuan varietas dan jarak tanam tidak terdapat interaksi dan perlakuan

varietas serta jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap kadar protein

kasar, lemak kasar dan serat kasar hijauan jagung;

2. Rata-rata perlakuan yang tertinggi antara varietas dan jarak tanam terhadap

protein kasar hijauan jagung yaitu pada NK-212 sebesar 9,44% dan jarak

tanam J2 sebesar 9,02% , lemak kasar hijauan jagung yaitu pada Pioneer-36

sebesar 4,56% dan jarak tanam J1 sebesar 4,47% serta serat kasar hijauan

jagung yaitu pada NK-212 sebesar 27,40% dan dengan jarak tanam J1

sebesar 26,83%.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan jarak tanam yang tepat

dan ketepatan pemberian pupuk, karena jarak tanam tersebut cenderung

menghasilkan kualitas hijauan yang baik, dengan jarak tanam yang memiliki

produksi baik serta didukung oleh adanya ketepatan pemberian pupuk kompos

yang memiliki kandungan unsur hara tinggi yang dapat memberikan

produksi dan kualitas hijauan yang baik.

Page 62: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

54

DAFTAR PUSTAKA

Aandis. 2011. http://biokimia.com/bse/protein-pada tanaman(biokimia)

Afile:///C:/Users/Asus/Downloads/protein-tanaman.html. Diakses pada

13 Februari 2019

Aksi Agraris Kanisius. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius.

Yogyakarta

Anggraeny, Y. N., U. Umiyasih dan N. H. Krishna. 2006. Potensi Limbah Jagung

Siap Rilis sebagai Sumber Hijauan Sapi Potong. Prosiding Lokakarya

Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integras Jagung untuk Sapi.

Puslitbangnak. Pontianak

Anggorodi. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka. Jakarta

Aqil, M., C. Rapar dan Zubachtirodin. 2012. Deskripsi Varietas Unggul Jagung.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Maros

Austin. 1997. Proses Industri Kimia. McGrow Hillbook Company. New York

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 2019. Data Iklim Harian di

Bandar Lampung. https://dataonline.bmkg.go.id/data_iklim#. Diakses pada

13 Januari 2019

Bahar, S., dan B. Haryanto. 1999. Pembuatan Kompos Berbahan Baku Limbah

Ternak. Laporan Bagian Proyek Rekayasa Teknologi Peternakan. Balai

Penelitian Ternak. Bogor

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Teknologi Budidaya Padi Sawah

dengan Pendekatan Pt. Kementerian Pertanian. Jakarta

Bunyamin, Z., R. Efendi dan N. N. Andayani. 2013. Pemanfaatan Limbah Jagung

untuk Industri Pakan Ternak. Seminar Nasional Inovasi Teknologi

Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros

Desyanto, E., dan H. B. Susetyo. 2014. Pengaruh jarak tanam terhadap

pertumbuhan hijauan dan hasil buah jagung pada varietas bisi dan pioneer

di lahan marginal. J. Agro 5(2): 1978--2276

Page 63: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

55

Djamil, S. 1996. Pengambilan Sampel Bahan Pakan Ternak untuk Analisis.

Lokakarya Fungsional non Peneliti. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan Bogor. Bogor

Fathul, F., Liman, N. Purwaningsih. dan S. Tantalo. 2014. Pengetahuan Pakan dan

Formulasi Ransum. Universitas Lampung. Bandar Lampung

_________________________________________. 2015. Pengetahuan Pakan dan

Formulasi Ransum. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Gardner, F. P., R. B. Pearce., dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman

Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo dan Subiyanto. UI press. Jakarta

______________________________________. 1996. Fisiologi Tanaman

Budidaya. Terjemahan Herawati, Susilo, dan Subiyanto. UI press. Jakarta

Handayani, K. D. 2003. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung

(Zea Mays L.) pada Populasi yang Berbeda dalam Sistem Tumpang Sari

dengan Ubi Kayu (Manihot Esculenta Clantz.). Skripsi. Departemen

Budidaya Pertanian. Fakutas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Harjadi, S. S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka. Jakarta

__________. 1979. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka. Jakarta

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Mediyatma Sarana Perkasa. Jakarta

Hasibuan, B. E. 2004. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU press. Medan

. 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU press. Medan

Hidayat, N. 2008. Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogea l.)

varietas lokal madura pada berbagai jarak tanam dan dosis pupuk fosfor. J.

Agrivigor 1(1): 1979--5777

Jumin, H. B. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Kana O. N. M., I. Gusti, dan Jalaludin. 2018. Pengaruh jarak tanam dan umur

pemotongan yang berbeda terhadap nilai energi clitoria ternate secara in

vitro. J. Nukleus Peternakan 5(2): 141--148

Kementerian Pertanian. 2017. Pedoman Pelaksanaan Upaya Khusus Sapi Indukan

Wajib Bunting. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Jakarta

__________________. 2018. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Jagung

Tahun 2018. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta

Page 64: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

56

Kharim, A.B., E. R. Rhodes, and P.S. Savill. 1991. Effect of cutting interval on

dry matter yield of leucaena leucocephala (lam) de wit. J Agrofor Syst 16:

129-- 137

Kushartono, B., N. Iriani., dan Gunawan. 2003. Pengaruh Umur dan Panjang

Cacah Rumput Raja terhadap Efisiensi yang Termakan Domba Dewasa.

Balai Penelitian Ternak Bogor. Prosiding Temu Teknis Fungsional. Bogor

McCutcheon, J., and D. Samples. 2002. Grazing Corn Residues. Extension Fact

Sheet Ohio State University Extension. US. ANR

McDonald, P., R. Edwards., and J. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6th.

New York

Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2013. Pelepasan Galur Jagung Hibrida Nk

212 sebagai Varietas Unggul dengan Nk 212. Keputusan Menteri

Pertanian RI No. 4903/Kpts/Sr.120/11/2013

Muhadjir. 2018. Karakteristik Tanaman Jagung. http://balitsereal.litbang.

pertanian.go.id/wpcontent/uploads/2018/08/3karaker.pdf. Diakses pada 17

Desember 2018

Muhtarudin, Erwanto dan A. Dakhlan. 2011. Teknik Penelitian untuk Ilmu

Peternakan. Aura press. Bandar Lampung. Lampung

Mulatsih R.T. 2003. Pertumbuhan kembali rumput gajah dengan interval defoliasi

dan dosis pupuk urea yang berbeda. J. Pengembangan Peternakan Tropis

28(3): 151--157

Neltriana, N. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Sapi terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (ipomea batatas L.). Skripsi. Fakultas

Pertanian. Universitas Andalas. Padang

Patricio, M. X., I. A. Mayun dan N. L. M. Pradnyawathi. 2018. Pengaruh

kombinasi jarak tanam dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman jagung. Loes. Sub District Maubara. District Liquisa Repupublica

Democratica De Timor Leste. J. Agroeteknologi Tropika 7(2): 2301--6515

Pioneer. 2006. Petunjuk Penanaman Jagung Hibrida Pioneer. Brand Products

Prosea. 1992. Plant Resources of Southeast Asia. Vol. 4: Forages. Plant Resources

of South-East Asia Network Ofice. Bogor

Purwadi, E. 2011. Batas Kritis Suatu Unsur Hara dan Pengukuran Kandungan

Klorofil. (URL:/ masbied.com/2011/05/19/batas-kritis-suatu-unsur-hara-

dan-pengukuran-kandungan-klorofil/). Diakses pada 28 November 2018

Page 65: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

57

Purwono dan R. Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.

Jakarta

Pusri. 2013. Jagung http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/Jagung-

Pusri.pdf. Diakses pada 13 November 2018

Rochem. 2012. http://rochem.wordpress.com/2012/01/20/lemak-dan-minyak-2/

Diakses pada 13 Februari 2019

Rudiarto, A., Sumarsono, dan E. Pangestu. 2014. Pertumbuhan produksi dan

kualitas nutrisi tanaman orok-orok dan jagung manis sebagai bahan pakan

yang ditanam secara tumpangsari. J. Animal Agriculture. 3(2): 230—241

Rukmana, R. 2008. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta

Salisbury, F., B. Ross dan W. Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga.

Biokimia Tumbuhan. ITB press. Bandung

Savitri M.V., Sudarwati., Hermanto. 2012. Pengaruh umur pemotongan terhadap

produktivitas gamal (Gliricidia sepium). J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23(2):

25--35

Sekarmulyo. 2014. https://sekarmulyo.wordpress.com/2014/08/28/tabel-

kandungan-nutrisi-bahan-pakan-ternak/. Diakses pada 18 April 2019

Sitompul, S. M., dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah

Mada University press. Yogyakarta

Soegito dan Adie. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta

Subandi, M. Syam dan A. Widjono. 1988. Jagung. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Bogor

Subekti, N.A., Syafruddin, R. Effendi Dan S. Sunarti. 2012. Jagung

Teknik Produksi Dan Pengembangan. Balai Penelitian Tanaman

Serealia. Maros

Sudjana, A.A., Rifin, dan R. Setiyono. 1998. Tanggapan Beberapa Varietas

Jagung terhadap Naiknya Tingkat Kepadatan Tanaman. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor

Suhartono. 2012. Unsur-Unsur Nitrogen Dalam Pupuk Urea. UPN Veteran.

Yogyakarta

Sutihati, I. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Beberapa Varietas Jagung (Zea Mays L.) Hibrida. Skripsi. Jurusan

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Page 66: PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP …digilib.unila.ac.id/57789/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan

58

Sutresna I.W., I. G. M. Aryana., dan I. G. E. P. Gurnartha. 2016. Evaluasi

Genotipe Jagung Unggul pada Lingkungan Tumbuh dengan Perbaikan

Teknologi Budidaya. Seminar Nasional

Tarigan, A., Abdullah, S. P. Ginting, dan I. G. Permanaa. 2010. Produksi dan

komposisi nutrisi serta kecernaan in vitro Indigofera sp pada interval dan

tinggi pemotongan berbeda. JITV 15:188--195

Tillman, A. D., Hartadi, Prawirokoesoemo, Reksohadiprodjo, dan Lebdosoekojo.

1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press.

Yogyakarta

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Cv. Nuansa Aulia.

Bandung

Waluya, A. 2009. Potensi Keran Dang (Canavalia virosa) sebagai Sumber Pakan

dan Pangan Ternak Alternatif. Seminar Nasional Teknologi Peternakan

Dan Veteriner. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.Yogyakarta

Wilson, J. R., and P. M. Kennedy. 1996. Plant and animal constrains to

voluntary feed intake associated with fibre characteristics and particle

breakdown and passage in ruminants. J. Agric. Australia.

Res. 47: 199--225