pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

155
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN PENDANAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN BISNIS PROPERTI DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS Oleh SENIWATI SEMBIRING 067017044/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Upload: truongthien

Post on 25-Jan-2017

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN PENDANAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN BISNIS PROPERTI DI BURSA EFEK JAKARTA

TESIS

Oleh

SENIWATI SEMBIRING 067017044/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 2: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN PENDANAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN BISNIS PROPERTI DI BURSA EFEK JAKARTA

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SENIWATI SEMBIRING 067017044/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 3: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Judul Tesis : PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN PENDANAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN BISNIS PROPERTI DI BURSA EFEK JAKARTA

Nama Mahasiswa : Seniwati Sembiring Nomor Pokok : 067017044 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc) Tanggal Lulus : 17 September 2008

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 4: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Telah Diuji pada

Tanggal: 17 September 2008

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak

Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak

2. Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.

4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

Page 5: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “Pengaruh Ukuran

Perusahaan Dan Kebijakan pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahan

Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta “

Adalah bensr hasil karya saya dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara

benar dan jelas.

Medan, 17 September 2008

Yang membuat pernyataan,

SENIWATI SEMBIRING

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 6: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan dan

kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan properti yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, berjumlah 39 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 12 perusahaan. Teknik pengujian data dengan menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linear berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.

Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) sebagai indikator kinerja keuangan, sedangkan kebijakan pendanaan berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap NPM dan EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Secara simultan membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif sementara kebijakan pendanaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap NPM, sedangkan terhadap EPS, ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan berpengaruh positif secara tidak signifikan. Kata Kunci: Teori trade off, total aktiva, long term debt to equity, NPM, EPS, dan kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 7: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

ABSTRACT

The objective of this research is to test the impact of firm size and financing policy to NPM and EPS as indicator of finance performance.

The population in research is all real estate company which enlisted in Indonesian Stock Exchange, at a period time of 2002 to 2006, amounting to 39 company. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 12 company. Technique test of data is by using simple linear regression to test by parsial and and multiple linear regression to test by simultan, by level of significant alpha 5%. Result of test by parsial prove that firm size have an effect on positively and significant to NPM and EPS as indicator of finance performance, while financing policy have an effect on negatively in and not significant to NPM and EPS as indicator of finance performance. By simultan prove that firm size have an effect on positively and financing policy have an effect on the negativily and significant to NPM, while to EPS have an effect on positively and not significant. Key Words: Trade off theory, firm size, financing policy, NPM, EPS and

finance performance.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 8: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tiada habis-habisnya, penulis panjatkan kepada

penguasa jagat alam yaitu Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga

pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh

Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada

Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta” sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Magister Sains (MSi) pada Program Studi Akuntansi

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam

penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Magister

Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai

pembanding utama penulis dalam menyusun tesis ini.

4. Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak, selaku dosen pembimbing utama yang telah

banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran

kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 9: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, memberikan saran-saran

dan memberikan dorongan moril kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

6. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah

banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

8. Ketua Yayasan Perguruantinggiswadaya yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Pascasarjana.

9. Ibu Ellis Dj. Lahmudin dan seluruh Staf Pengajar Perguruantinggiswadaya

beserta civitas akademi Perguruantinggiswadaya.

10. Ayahku tercinta Drs H. S. Sembiring (Alm) dan Ibuku tercinta Dra. S. Br Bangun

serta kedua mertuaku I. Ginting dan NG br Sembiring. Ayahku, inilah

persembahanku yang sangat ayah dambakan tapi tak sempat ayah saksikan.

11. Suamiku tercinta (Ir. S. Ginting MP), untuk segala pengorbanan, pengertian dan

perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Sekolah Pascasarjana ini.

12. Kakanda tercinta (Siti Esyah Sembiring, SPd dan keluarga), Adik-adikku

tersayang ( Ir Swati Sembirng dan keluarga, Suedi Sembiring, SH dan keluarga,

Dr Capt Sumanta Sembiring dan keluarga, serta Sya’ban Rizal Sembiring dan

keluarga) yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah

Pascasarjana ini.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 10: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

13. Anak-anakku tercinta (Isranda Haryadi G, Harsandi Utama G, Harry Apri A. G,

Rizky A. G dan sicantik Annisa DA G), maafkan mama telah jauh dari kalian

selama mama sekolah.

14. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XI ( Eli, Joe, Susan, Rose, Destry, Evy, Abdi,

dll) untuk semua dukungan, perhatian, dan saran yang sangat berarti bagi penulis.

15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh

penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan-masukan

dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis

yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, September 2008

Penulis

Seniwati Sembiring

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 11: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Seniwati Sembiring

2. Tempat/Tanggal Lahir : Tiganderket/22 Januari 1962

3. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

4. Agama : Islam

5. Orang Tua

a. Ayah : Drs H. S. Sembiring (Alm)

b. Ibu : Hj. S. br Bangun, BA

6. Alamat : Jl. Letjen Jamin Ginting KM 11

Gg Bunga Rimta I No. 17 Medan

7. Pendidikan

a. SD Negeri : Tanjung Merawa, lulus tahun 1973

b. SMP Negeri : Tiganderket, lulus tahun 1976

c. SMA Negeri 1 : Medan, lulus tahun 1980

d. S 1 Universitas Sumatera Utara : Medan, lulus tahun 1987

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 12: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK …………………………………………………………………… i

ABSTRACT …………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iii

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..... xii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………......... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian…………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian………………………………….. 4

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 5

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………… 5

1.5 Originalitas Penelitian…………………………………………… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS…. 8

2.1 Teori Struktur Modal……………………………………………… 8

2.2 Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Kinerja Keuangan……… 16

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan ………….. 24

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu……………………..…………………. 26

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 13: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

2.5 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis..………….… 29

2.6 Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 31

BAB III METODE PENELITIAN ..……………………………….................. 33

3.1 Rancangan Penelitian……………………………………………… 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian…………..……………………….. 33

3.3 Variabel Penelitian………………..……………………………… 34

3.3.1 Klasifikasi Variabel……………………………………………. 34

3.3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel……… 34

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….. 37

3.5 Prosedur Pengambilan Data……………………………………… 37

3.6 Model dan Teknik Analisis Data…………………………………. 37

3.6.1 Statistik Deskriptif……………………………………………… 37

3.6.2 Uji Asumsi Klasik………….……………………………….…… 38

3.6.3 Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 44

4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………… 44

4.1.1 Statistik Deskriptif……………………………………………… 44

4.1.2 Teknik Pengujian Data…………………………………………. 47

4.1.3 Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 62

4.2 Pembahasan………………………………………………………. 74

4.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan……. 74

4.2.2 Pengaruh Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan….. 78

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 14: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

4.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan……………………………………… 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 87

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 87

5.2 Keterbatasan ……………………………………………………… 88

5.3 Saran ……………………………………………………………… 89

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 91

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 15: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

3.1 Karakteristik Pemilihan Sampel………..………………………….. 34

3.2 Definisi Opersional Variabel………..………………….………….. 36

4.1 Statistik Deskriptif………..…………………………….………….. 44

4.2 Uji Normalitas skewness dan kurtosis………..………..………….. 47

4.3 Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov………..…………….……….. 48

4.4 Statistik Deskriptif – SQRT………..………………..……………… 51

4.5 Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov - SQRT………..…….………… 53

4.6 Nilai Skor Outlier ………..……………………..………..…………. 55

4.7 Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov ……………………..………… 56

4.8 Uji Multikolinearitas.………..……………………………………… 59

4.9 Uji Autokorelasi - NPM…….………..………………….…………… 61

4.10 Uji Autokorelasi - EPS………..…………………….……………….. 62

4.11 Nilai R Square Hipotesis 1………..………………………………… 62

4.12 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1………..…………...………… 63

4.13 Model Hipotesis 1………..………………………………… ………. 64

4.14 Nilai R Square Hipotesis 2………..……………...………… ………. 65

4.15 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2 ……………………….……… 65

4.16 Model Hipotesis 2………..……………………..……………………. 66

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 16: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

4.17 Nilai R Square Hipotesis 3………..……………………..…..……… 67

4.18 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3 ……………….………………. 67

4.19 Model Hipotesis 3………..………………………….………………. 68

4.20 Nilai R Square Hipotesis 4………..…………………………………. 68

4.21 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 4………..……………………… 69

4.22 Model Hipotesis 4………..………………………….………………. 70

4.23 Nilai R Square Hipotesis 5………..………………….……..………. 70

4.24 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 5 ………..…………..…………. 71

4.25 Model Hipotesis 5………..………………………….………………. 71

4.26 Nilai R Square Hipotesis 6………..…………………..…………….. 72

4.27 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 6 ………..…………….……….. 73

4.28 Model Hipotesis 6………..………………………………………….. 73

4.29 Perkembangan Aktiva, Hutang , Ekuitas, Penjualan, dan Laba Bersih………………………………………..…………….. 85

4.30 Tingkat Perubahan Aktiva, LTD, Penjualan, NP, NPM dan OSS….. 86

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 17: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Bagan du Pont ....................................................................................... 22

2.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan ............................ 28

3.1 Uji Durbin-Watson............................................................................... 40

4.1 Histogram Ukuran Perusahaan ............................................................ 49

4.2 Histogram Kebijakan Pendanaan........................................................ 49

4.3 Histogram Kinerja Keuangan – NPM.................................................... 50

4.4 Histogram Kinerja Keuangan – EPS...................................................... 50

4.5 Histogram Kebijakan Pendanaan (SQRT)............................................. 54

4.6 Histogram Kinerja Keuangan – EPS (SQRT)........................................ 54

4.7 Histogram Kinerja Keuangan – NPM (SQRT)....................................... 55

4.8 Histogram Ukuran Perusahaan (setelah outlier)........................................ 57

4.9 Histogram Kebijakan Pendanaan (setelah outlier).................................... 57

4.10 Histogram Kinerja Keuangan – NPM (setelah outlier)............................ 58

4.11 Histogram Kinerja Keuangan – EPS (setelah outlier)............................... 58

4.12 Uji Heterokedastisitas – NPM................................................................ 60

4.13 Uji Heterokedastisitas – EPS ................................................................ 61

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 18: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Data Sampel Perusahaan tahun 2002 sampai dengan tahun 2004…….. 94

2 Data Sampel Perusahaan tahun 2005 sampai dengan tahun 2006…….. 95

3 Data Perhitungan periode Penelitian tahun 2002 sampai tahun 2006 … 96

4 Hasil SPSS……………………………………………………………… 97

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 19: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan,

karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola

dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja

adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam

mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan

tindakan dan hasil yang diharapkan.

Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam mencapai

tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai

perusahaan. Copeland (1992,116) menyatakan kinerja keuangan merupakan alat ukur

keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba dan mencerminkan kondisi suatu

perusahaan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan individual

yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai

kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisis dampak keuangan

kumulatif dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran

komparatif.

Dalam mengelola perusahaan manajer mengemban dua jenis tanggung jawab

yaitu tanggung jawab operasi dan tanggung jawab pendanaan. Dalam tanggung jawab

operasi manajer memikul tanggung jawab atas penggunaan aktiva-aktiva perusahaan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 20: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

seefektif mungkin dalam rangka menghasilkan laba bagi para pemilik atau pemegang

saham. Sedangkan tanggung jawab pendanaan. berkenaan dengan bagaimana seorang

manajer dapat menghimpun dana yang dibutuhkan untuk menyediakan aktiva-aktiva

yang akan digunakan dalam operasi perusahaan. Total aktiva yang dimiliki

perusahaan merupakan salah satu indikator untuk ukuran perusahaan dan merupakan

faktor penting dalam pembentukan laba. Dalam konteks ini, semua keputusan usaha

dapat dikelompokkan dalam tiga bidang pokok: (1) investasi sumber daya, (2) operasi

usaha melalui penggunaan sumber daya, (3) kombinasi pembelanjaan yang tepat,

yang menyediakan pendanaan bagi sumber daya ini. (Helfert, 1997: 4)

Kebutuhan dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui sumber

dana eksternal maupun sumber dana internal. Memenuhi kebutuhan dana dari sumber

dana eksternal berarti menambah jumlah hutang perusahaan yang sekaligus akan

menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar pada waktu yang akan

datang yaitu sebesar pokok hutang ditambah bunga. Salah satu pertimbangan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari pemilik modal sendiri

(pemegang saham) untuk dapat tetap menguasai perusahaannya atau

mempertahankan kontrol terhadap perusahaan. Memenuhi kebutuhan dana dengan

hutang tidak akan mengurangi kekuasaan pemegang saham, sementara kalau

pemenuhan kebutuhan dana melalui penerbitan saham baru akan mempengaruhi

perimbangan kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan.

Investor dan kreditur merupakan kelompok penyedia dana bagi perusahaan

dan sangat mengharapkan agar perusahaan selalu berada pada tingkat profitabilitas

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 21: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

yang tinggi. Manajemen sebagai agen harus berusaha untuk merealisasikan harapan

ini agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan keuangan karena dengan tingkat

laba yang rendah akan mengakibatkan nilai perusahaan mengalami penurunan

Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan

terhadap kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan banyak peneliti dan mereka

masih menemukan hasil yang berbeda-beda. Masidonda (2001 menemukan pengaruh

struktur modal yang positif terhadap Rentabilitas Modal Sendiri, Arrayani (2003)

menemukan struktur modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap Rentabilitas

Modal Sendiri, Jandik dan Makhija (2004) menemukan hubungan yang negatif

antara leverage dengan kinerja, Bancel dan Mittoo (2004) menemukan hubungan

yang negatif antara keputusan struktur modal dengan volatilitas pendapatan

sebaliknya hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan volatilitas

pendapatan, Wang Fu Sheng dan Du Xiao Li menemukan pengaruh Debt to Asset

Ratio (DAR) terhadap kinerja keuangan sebagai berikut: pada perusahaan dengan

DAR < 40% kinerja keuangan paling baik, menurun sedikit pada DAR 40% – 60%,

dan menurun lagi pada DAR > 60% dan pada perusahaan dengan DAR > 80% kinerja

keuangannya sudah relatif mencemaskan.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kebijakan pendanaan

terhadap kinerja keuangan sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena

masih terdapat ketidakkonsisstenan hasil penelitian-penelitian tersebut. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian sebelumnya

indikator yang dipergunakan untuk variabel struktur modal (kebijakan pendanaan)

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 22: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

sebagai variabel bebas adalah DAR dan indikator untuk variabel kinerja keuangan

adalah rentabilitas modal sendiri. Sementara dalam penelitian ini indikator yang

dipergunakan untuk kebijakan pendanaan yang merupakan variabel bebas adalah

Long Term Debt to Equity Ratio (LDE) dan indikator untuk kinerja keuangan sebagai

variabel terikat adalah Net Profit Margin (NPM) dan laba per lembar saham (EPS).

Perbedaan lainnya adalah penelitian ini mengambil objek penelitian pada perusahaan

bisnis properti dengan pertimbangan bahwa salah satu bidang investasi yang banyak

memberikan return adalah investasi di sektor properti karena mempunyai ability to

hedge against inflation atau kemampuan melindungi diri dari pengaruh inflasi, Li et

al dan Hamelink et al (1977) dalam Fathimati Zahra (2000).

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap NPM sebagai indikator kinerja

keuangan?

2. Apakah kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap NPM sebagai indikator

kinerja keuangan?

3. Apakah ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan, secara simultan berpengaruh

terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap EPS sebagai indikator kinerja

keuangan?

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 23: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

5. Apakah kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap EPS sebagai indikator kinerja

keuangan?

6. Apakah ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan secara simultan berpengaruh

terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berhubungan dengan rumusan masalah penelitian maka penelitian ini

bertujuan:

a. Untuk menguji secara empiris pengaruh Total Aktiva terhadap NPM.

b. Untuk menguji secara empiris pengaruh LDE terhadap NPM.

c. Untuk menguji secara empiris pengaruh Total Aktiva dan LDE terhadap

NPM.

d. Untuk menguji secara empiris pengaruh Total Aktiva terhadap EPS.

e. Untuk menguji secara empiris pengaruh LDE terhadap EPS.

f. Untuk menguji secara empiris pengaruh Total Aktiva dan LDE terhadap EPS.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang

dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan

kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 24: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat

melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada di bidang akuntansi dan

keuangan untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah di masa yang akan datang.

3. Bagi manajemen penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

dalam menetapkan struktur modal perusahaan, bagi investor sebagai dasar

mengambil keputusan dalam melakukan investasi dan bagi BAPEPAM penelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi dan keterangan-keterangan yang

dibutuhkan mengenai kinerja keuangan yang terkait di pasar modal.

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian tentang kinerja keuangan telah banyak dilakukan baik yang

dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia, yang pada umumnya untuk mengetahui

pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan.

1. Sheng dan Li (2006) menguji hubungan antara hutang dengan profitabilitas

pada industri petrokimia dan hasil penelitiannya adalah: pada perusahaan

dengan DAR < 40% kinerja keuangan yang lebih dari rata-rata, perusahaan

dengan DAR paling baik, menurun sedikit pada DAR 40% – 60% memiliki

kinerja sedikit lebih rendah dari pada perusahaan dengan DAR 40%, kinerja

keuangan menurun secara signifikan pada perusahaan dengan DAR di atas 60

% kinerja keuangan paling baik, menurun sedikit pada DAR 40% – 60%, dan

menurun lagi pada DAR > 60% dan perusahaan dengan DAR di atas 80%

kinerja keuangannya buruk.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 25: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

2. Masidonda (2001) dan Arrayani (2003) meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal dan implikasinya terhadap rentabilitas modal

sendiri dengan menggunakan teknik analisi regresi sederhana dan berganda.

Hasil kedua penelitian tersebut, menunjukkan bahwa variabel struktur modal,

beban bunga, dan Retuen On Asset (ROA), secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri.

3. I Made Marsa Aesana (2007) menguji faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja keuangan Koperawsi Unit Desa, alat analisis yang digunakan

SEM dengan program AMOS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor

penentu kinerja keuangan adalah likuiditas, leverage, dan aktivitas. Dari

ketiga faktor tersebut ternyata faktor likuiditas berpengaruh secara nyata

terhadap faktor kinerja keuangan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya dan

perbedaannya adalah dalam penelitian sebelumnya variabel bebas yang digunakan

adalah DAR dan indikator untuk kinerja keuangan adalah rentabilitas modal sendiri,

sementara variabel bebas dalam penelitian ini adalah Long Term Debt to Equity

(LDE) dan indikator untuk kinerja keuangan adalah Net Profit Margin (NPM) dan

laba per lembar saham (EPS). Perbedaan lainnya adalah pada objek penelitian dan

periode penelitian.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 26: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Teori Struktur Modal

Investor dan kreditur merupakan kelompok penyedia dana bagi perusahaan

dan sangat mengharapkan agar perusahaan selalu berada pada tingkat profitabilitas

yang tinggi. Manajemen sebasgai agen harus berusaha untuk merealisasikan harapan

ini agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan keuangan karena dengan tingkat

laba yang rendah akan mengakibatkan nilai perusahaan mengalami penurunan.

Keputusan pendanaan (Financing decision) berkaitan dengan pemilihan

sumber dana baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Sumber dana

internal berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal

dari hutang dan penerbitan saham (ekuitas). Proporsi antara penggunaan modal

sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut dengan

struktur modal perusahaan, sebagaimana menurut Brigham dan Daves (2004, 486),

bauran (mixture) dari hutang dengan ekuitas perusahaan disebut dengan struktur

modalnya.

Teori struktur modal menjelaskan bagaimana pengaruh keputusan pendanaan

terhadap nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan. Struktur modal merupakan

perbandingan antara hutang dengan ekuitas sebagai hasil atau akibat dari keputusan

pendanaan. Kebijaksanaan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara

risiko dan pengembalian. Dari sudut pandang penggunaan hutang (leverage) oleh

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 27: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

perusahaan, risiko yang ditanggung oleh pemegang saham biasa dibedakan atas :

(1) Risiko bisnis yaitu risiko atas saham perusahaan jika tidak menggunakan

hutang, (2) Risiko finansial adalah pertambahan risiko yang ditanggung oleh

pemegang saham sebagai akibat dari keputusan pendanaan menggunakan hutang

(Brigham dan Daves, 2004, 489). Setiap perusahaan memiliki sejumlah risiko

yang melekat pada operasinya yaitu risiko bisnis, yang timbul dari ketidakpastian

dalam proyeksi arus kas perusahan yang berarti ketidakpastian tentang kebutuhan

modal ( investasi) dan laba operasinya. Dengan penggunaan hutang atau saham

preferen (leverage) maka biaya tetapusahaan akan meningkat dan sekaligus

meningkatkan risiko bisnis. Peningkatan risiko bisnis karena penggunaan

leverage ini merupakan risiko finansial. Dengan demikian risiko bisnis yang

merupakan risiko dasar perusahaan berkaitan dengan keputusan pendanaan.

Secara umum, pemegang saham suatu perusahaan yang menggunakan leverage

akan mensyaratkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi sebagai kompensasi

atas peningkatan risiko ini. Jadi risiko finasnisal terdiri dari risiko ketidak

sanggupan membayar bunga dan variabilitas earning yang tersedia bagi pemegang

saham.

Ada beberapa konsep struktur modal yang dikemukakan oleh beberapa ahli

antara lain pendekatan tradisional, pendekatan laba bersih atau net income (NI),

pendekatan Modigliani dan Miller (MM), pendekatan laba bersih operasi atau net

operating income (NOI), dan pecking order theory.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 28: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

2.1.1 Pendekatan Tradisional

Menurut pendekatan tradisional terdapat struktur modal yang optimal yang

untuk setiap perusahaan yang terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau pada

saat biaya modal rata-rata tertimbang minimum.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga leverage tertentu, risiko

perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga baik ke (biaya modal ekuitas)

maupun kd (biaya modal hutang) relatif konstan (Sartono, 2001: 301). Namun setelah

rasio leverage tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri akan meningkat.

Peningkatan biaya modal sendiri akan semakin besar dan akan lebih besar daripada

penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Hal ini akan

mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun tetapi setelah

tingkat leverage tertentu akan meningkat, sehingga nilai perusahaan pada awalnya

meningkat dan akhirnya menurun dikarenakan peningkatan biaya modal tersebut. .

2.1.2 Pendekatan Laba Bersih atau Net Income (NI)

Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa investor menilai laba

perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (ke) yang konstan dan perusahaan dapat

meningkatkan jumlah hutangnya dengan tingkat biaya hutang (kd) yang konstan

pula. Karena ke dan kd konstan maka semakin besar jumlah hutang yang

digunakan perusahaan menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang (ko) menjadi

semakin kecil, ini dikarenakan biaya hutang lebih rendah daripada biaya modal

sendiri.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 29: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

D E

ko = --------- kd (1 – T) + ---------- ke

(D + E) (D + E)

Dimana : kd = biaya hutang

ke = biaya modal sendiri

ko = biaya modal rata-rata tertimbang

D = nilai pasar hutang

E = nilai pasar saham biasa

T = tingkat pajak perusahaan

2.1.3 Pendekatan Laba Operasi Bersih atau Net Operating Income (NOI)

Pendekatan laba operasi bersih mengasumsikan investor memiliki reaksi yang

berbeda terhadap penggunaan hutang oleh perusahaan. Biaya modal rata-

rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan

karena :

1. biaya hutang diasumsikan konstan, sebagaimana dalam pendekatan laba

bersih

2. pemilik modal sendiri memandang penggunaan hutang yang semakin

besar sebagai peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu tingkat

keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat,

yang memberikan konsekuensi biaya modal rata-rata tertimbang tidak

mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 30: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

2.1.4 Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)

Pendekatan ini menyatakan bahwa kemungkinan munculnya proses arbitrase

akan membuat harga saham untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang

maupun yang menggunakan hutang pada akhirnya sama. Proses arbitrase muncul

karena investor selalu lebih suka terhadap investasi yang memerlukan dana yang

lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan tingkat risiko

yang sama pula.

Dalam pasar sempurna dan tidak ada pajak, biaya modal dirumuskan sebagai

berikut :

ke = keu + (keu - kd) (B/S)

Dimana : ke = biaya modal sendiri setelah menggunakan hutang

keu = biaya modal sendiri sebelum menggunakan hutang

kd = tingkat bunga

B = nilai hutang

S = nilai modal sendiri

Jadi MM beranggapan bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak

ada pajak maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan, artinya penggunaan

hutang atau modal sendiri akan memberikan dampak yang sama bagi kemakmuran

pemilik perusahan.

Dalam keadaan terdapat pajak, MM berpendapat keputusan pendanaan

menjadi relevan karena pada umumnya bunga yang dibayarkan dapat dipergunakan

untuk mengurangi penghasilan kena pajak (tax deductible). Dengan kata lain,

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 31: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

perusahaan akan membayar pajak yang lebih kecil karena perusahaan harus

membayar bunga sebagai akibat penggunaan hutang. Manfaat atas penghematan yang

diperoleh dengan membayar pajak yang lebih kecil akan mengalir kepada pemilik

perusahaan dan akan meningkatkan nilai perusahaan.

2.1.5 Pecking Order Theory

Pecking order theory (Myers dan Majluf, 1984 dan Myers, 1984 dalam

Kaaro, 2003) menunjukkan bahwa urutan pendanaan dimulai dari laba ditahan,

hutang dan yang terakhir adalah penerbitan saham (ekuitas). Penggunaan sumber

dana eksternal melalui hutang hanya digunakan jika kebutuhan dana lebih tinggi dari

sumber dana internal (laba ditahan) yang ada.

Pecking order theory menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang

profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit bukan karena mempunyai

debt ratio yang rendah, tapi dikarenakan memerlukan external financing yang sedikit.

Sementara perusahaan dengan profitable yang rendah akan cenderung meminjam

dalam jumlah yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang

merupakan sumber eksternal yang lebih disukai (Husnan, 1996: 325).

2.1.6 Pendekatan Balanced Theory

Menurut balance theory, perusahaan berusaha menciptakan struktur modal

yang optimal dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.Struktur modal yang

optimal diperoleh dengan menyeimbangkan antara keuntungan penggunaan hutang

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 32: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

dengan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan, yang disebut dengan model trade off

(Myers, 1984, Jensen dan Meckling, 1979 dalam Mayangsari, 2001).

Sundjaya dan Barlian (2002) mengatakan, teori struktur modal yang

optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan

dengan pinjaman. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan pinjaman

adalah pengurangan pajak yang diperoleh dari pemerintah yang mengijinkan

bahwa bunga atas pinjaman dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena

pajak. Sedangkan biaya dari pinjaman dihasilkan dari (1) peningkatan kemungkinan

kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat

risiko bisnis dan risiko keuangan. (2) biaya agen dan pengendalian tindakan

perusahaan (3) biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi

lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor.

Menurut Husnan (1996, 324), esensi balanced theory adalah

menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan

hutang, apabila manfaat penggunaan hutang masih lebih besar daripada pengorbanan

atas penggunaan hutang, maka hutang masih akan ditambah, namun apabila

pengorbanan atas penggunaan hutang sudah lebih besar dari manfaatnya maka hutang

tidak boleh ditambah lagi. Balanced theory selanjutnya disebut dengan Trade Off

theory.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 33: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

2.1.7 Financial Distress, Agency Cost dan Trade Off Theory

Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi

jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam

waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Brigham and Daves, 2004:

840). Financial distress mungkin mengakibatkan perusahaan gagal memenuhi

komitmen kontrak dimana perusahaan dapat melakukan restrukturisasi keuangan

antara perusahaan, kreditur da, pemegang saham. Biasanya perusahaan diharuskan

mengambil tindakan yang mana tindakan itu tidak akan dilakukan jika perusahaan

mempunyai cash flow yang cukup.

Ancaman terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena

manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan

daripada membuat keputusan perusahaan dengan baik. Pada umumnya kemungkinan

financial distress semakin meningkat dengan adanya penggunaan hutang. Logikanya

semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula beban biaya bunga, semakin

besar probabilitas bahwa penurunan penghasilan akan menyebabkan financial

distress.

Agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena adanya

konflik antara kreditur dan pemegang saham sebagai akibat penggunaan hutang oleh

perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana dengan jumlah hutang yang tinggi dan tidak

disertai dengan pertimbangan menghindari kecenderungan perilaku opportunistic

insider menyebabkab biaya keagenan hutang akan semakin tinggi dan pada akhirnya

akan merugikan pemegang saham juga.Untuk itu diperlukan suatu pengendalian agar

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 34: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

perilaku opportunistic insider dapat dihalangi dan bertindak yang terbaik bagi

pemilik perusahaan (pemegang saham).

Teori Trade Off merupakan salah satu teori sehubungan dengan masalah

keagenan (agency problem) yang berkaitan dengan saling tukar (trade off) antara

keuntungan menggunakan hutang (berupa tax benefit) dengan biaya kepailitan

(bankruptcy cost) sehubungan dengan penggunaan hutang tersebut. Pembiayaan

dengan hutang mempunyai biaya yang lebih rendah daripada ekuitas karena adanya

tax benefit. Akan tetapi, apabila telah melampaui suatu titik tertentu (titik yang

merupakan struktur modal yang optimal) maka tax benefit yang diperoleh semakin

tidak berarti karena pada saat yang bersamaan biaya-biaya lainnya juga akan

bertambah besar, antara lain biaya untuk memperoleh hutang. Biaya ini akan menjadi

lebih besar karena kreditur akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman dan akan

menerapkan bunga yang lebih tinggi seiring dengasn semakin tingginya risiko

perusahaan. Selain itu, biaya kepailitan (bankruptcy cost), ageny cost dan financial

distress cost juga akan semakin besar, sehingga jumlah biaya-biaya tersebut akan

melebihi tax benefit itu sendiri.

2.2 Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Kinerja Keuangan

2.2.1 Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah

ukuran perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total

penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 35: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan

merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Perusahaan besar yang dianggap

telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan

tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasikan laba dibandingkan

perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah

keuntungan di tahun-tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi.

Sebaliknya bagi perusahaan yang belum mapan, besar kemungkinan laba yang

diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah.(Elisabeth Sugiarto,

1997). Sementara Chen A Dhei (1993) memberikan alasan bahwa smallfirm lebih

berisiko karena mempunyai effisiensi yang rendah, leverage yang tinggi dan berada

dalam “marginal firms” dengan probabilitas yang lebih rendah dalam kelangsungan

hidupnya. Dengan demikian diperkirakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh

terhadap kinerja keuangan.

2.2.2 Struktur Modal dan Kinerja Keuangan

Menurut pendekatan tradisional, setelah rasio leverage tertentu, peningkatan

biaya modal sendiri akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan

hutang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang akan meningkat sehingga

nilai perusahaan menurun dikarenakan peningkatan biaya modal tersebut. Begitu juga

menurut trade off theory harus ditentukan perimbangan antara besarnya hutang dan

ekuitas, apabila manfaat penggunaan hutang (berupa tax benefit) masih lebih besar

daripada pengorbanan (peningkatan suku bunga, bankruptcy cost, agency cost, dan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 36: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

financial distress cost), maka hutang masih akan ditambah, namun apabila

pengorbanan atas penggunaan hutang sudah lebih besar dari manfaatnya maka hutang

tidak boleh ditambah lagi Jadi menurut pendekatan ini struktur modal mempunyai

pengaruh positif terhadap kinerja keuangan sampai rasio leverage tertentu, namun

setelah rasio leverage tersebut struktur modal mempunyai pengaruh yang negatif

terhadap kinerja keuangan.

Menurut pendekatan laba bersih (net income) semakin besar penggunaan

hutang menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang (ko) menjadi semakin kecil,

sehingga akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Dalam keadaan terdapat pajak,

MM berpendapat keputusan pendanaan menjadi relevan karena bunga yang

dibayarkan dapat mengurangi penghasilan kena pajak jadi pertambahan hutang

akan menaikkan nilai perusahaan sebesar pengurangan pajak tersebut, jadi

semakin tinggi rasio hutang semakin rendah beban pajak, sehingga laba bersih

menjadi semakin besar, dengan demikian tingkat profitabilitas semakin tinggi.

Dengan demikian struktur modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja

keuangan.

Pendekatan laba operasi bersih (net operating income) memandang

penggunaan hutang yang semakin besar sebagai peningkatan risiko perusahaan

karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri

akan meningkat, yang memberikan konsekuensi biaya modal rata-rata tertimbang

tidak mengalami perubahan, jadi struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap

kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 37: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Mekanisme pemilihan sumber dana menurut pecking order theory

berdasarkan hirarki sumber dana yang paling disukai dan tidak ada suatu target debt

to equity ratio (Husnan, 1996: 325). Perusahaan yang profitable memiliki sumber

dana internal yang besar sehingga hanya sedikit membutuhkan sumber dana

eksternal, sebaliknya perusahaan dengan profitable yang rendah memiliki sumber

dana internal yang kecil sehingga meminjam dalam jumlah yang lebih besar. Dengan

demikian struktur modal mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja

keuangan.

2.2.3 Analisis Rasio Keuangan

Secara konvensional, terdapat dua jenis norma dengan mana dapat

dipertimbangkan kapasitas hutang jangka panjang, yaitu (1) suatu norma kapitalisasi

(2) suatu norma peliputan penghasilan (earning coverage). Dalam mencapai suatu

kebijakan hutang bagi perusahaan, masing-masing rasio harus dipertimbangkan dan

saling dikaitkan. Suatu norma yang telah dipergunakan secara luas adalah rasio

hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Dalam mempertimbangkan struktur

modal harus diketahui pengaruh dari leverage. Pada dasarnya, leverage terdiri dari

pembiayaan sebuah perusahaan dengan hutang untuk menaikkan hasil pengembalian

atas modal sendiri. Tindakan ini dikenal dengan istilah “trading on the equity”

(Wilson & Campbell, 1991: 67).

Merupakan hal yang sangat penting bagi investor untuk mengetahui kondisi

dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Salah satu ukuran dari pada kinerja tersebut

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 38: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

adalah laba, dengan demikian informasi laba dapat digunakan untuk menilai kinerja

manajemen selain itu dapat juga digunakan untuk membantu mengestimasi

kemampuan laba yang representative, serta untuk menaksir risiko dalam investasi

atau kredit. Dalam menentukan keputusan investasi, investor akan bertindak rasional

dengan mempertimbangkan trade off antara return yang mungkin diperoleh dan

risiko yang akan dihadapi. Investor akan melakukan penilaian terhadap kinerja

keuangan perusahaan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan

perusahaan. Banyak teknik analisa yang menyebabkan berbagai rasio keuangan

ersedia untuk penilaian prestasi. Teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang

berbeda. Manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio sangat ditentukan oleh tujuan

spesifik dari analis. Rasio-rasio bukan merupakan kriteria yang mutlak, rasio yang

bermakna terutama untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau

prestasi operasi dan membantu menggambarkan trend dan pola perubahan yang pada

gilirannya dapat menunjukkan risiko dan peluang bagi perusahaan yang ditelaah

(Helfert, 1997: 53 )

Pengelompkan rasio keuangan pada dasarnya dibedakan atas kesamaan

sifatnya dan tidak ada standar tertentu dalam pengelompokan tersebut. Weston dan

Brigham (1993: 57 - 58) mengelompokkan rasio keuangan menjadi 6 (enam) kategori

: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio

penilaian. Sartono (2001; 121) mengelompokkannya menjadi 4 (empat) kategori :

rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas. Berdasarkan

tinjauan atas hubungan analisis keuangan, Weston dan Copeland (1995: 237)

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 39: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

mengelompokkannya atas : Ukuran Kinerja ( Performance Measure) terdiri dari rasio

profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan ukuran penilaian; Ukuran Efisiensi Operasi

(Operating Efficiency ) terdiri dari manajemen aktiva dan investasi, manajemen

beban, dan Ukuran Kebijakan Pendanaan (Financial Policy Measure ) terdiri dari

rasio leverage dan rasio likuiditas.

Rasio Leverage menunjukkan tingkat penggunaan utang dalam operasi bisnis

dan berkaitan langsung dengan risiko pendanaan. Rasio ini dapat dihitung, pertama

dengan memperhatikan data neraca, untuk mengetahui seberapa banyak dana

pinjaman digunakan dalam perusahaan. Kedua, dengan mengukur risiko utang dari

laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap utang (bunga ditambah pokok

pinjaman) dapat ditutup oleh laba operasi.

Rasio Aktivitas menunjukkan seberapa efektif dan optimal perusahaan

menggunakan sumber daya yang sesuai dengan yang digariskan oleh kebijaksanaan

perusahaan melalui pembandingan rasio aktivitas dengan standard industri sehingga

dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Rasio ini merupakan

perbandingan antara penjualan dan berbagai aktiva pendukung terjadinya penjualan.

Rasio Profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan

keputusan perusahaan. Rasio ini memberikan jawaban akhir tentang seberapa efektif

perusahaan dikelola. Perusahaan yang mempunyai rasio profitabilitas yang tinggi

diharapkan lebih mampu dalam menghadapi fluktuasi bisnis. Rasio ini penting bagi

para investor jangka panjang yang akan menanamkan modalnya. Rasio Pertumbuhan

menunjukkan sebaik apa perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 40: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

lingkungan industrinya. Rasio Penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling

menyeluruh untuk suatu perusahaan. Rasio ini mencerminkan pengaruh gabungan

dari rasio hasil pengembalian dan risiko.

Untuk melihat hubungan ukuran perusahaan dengan kinerja keuangan dapat

dipergunakan analisis keuangan berdasarkan sistem du Pont.

Gambar 2.1 Bagan du Pont (Weston dan Copeland, 1995: 313)

Return On Investment merupakan suatu ukuran untuk melihat kemampuan

manajemen dalam menghasilkan tingkat pengembalian atas seluruh aktiva yang

dipergunakan dalam perusahaan. Disamping itu, manajemen juga bertanggungjawab

untuk mengoptimalisasikan tingkat pengembalian atas modal pemegang saham

(modal sendiri). Hasil pengembalian para pemegang saham yang terdiri dari baik

hasil dividen dan apresiasi dalam nilai saham, akan tumbuh dalam hubungannya

dengan hasil pengembalian atas modal sendiri. Oleh karena itu, tingkat pengembalian

Page 41: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

atas m tolok ukur terbaik mengenai prestasi

manajem ncerminkan efisiensi, tetapi juga pengaruh dari

alat pembayaran atau “leverage”. Jadi tingkat pengembalian atas modal pemegang

saham dapat dihitung dengan mempergunakan formula ROI dengan mempergunakan

faktor persentase dari total aktiva dalam hubungannya dengan modal pemegang

saham. Dengan demikian ROE (tingkat pengembalian atas modal sendiri) dapat

dihitung dengan rumus :

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh kombinasi dari likuiditas,

manajemen aktiva, dan manajemen hutang pada hasil operasi (Brigham dan Daves,

2004: 238). Karena profitabilitas merupakan ukuran kinerja keuangan maka dapat

dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas juga merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan.

Likuiditas

odal sendiri merupakan salah satu

en. Rasio ini tidak hanya me

SendiriModal

AktivaTotalROIROE ×=

sendiralaktivaTotal

aktivaTotalPenjualan

PenjualanoperasibersihLabaROE

mod××=

i

sendiriModaloperasibersihLabaROE =

Page 42: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek baik yang menyangkut kebutuhan operasional

maupun utang kepada pihak ekstern. Kemampuan untuk membayar utang jangka

pendek dari suatu perusahaan terletak pada kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengkonversikan aktiva non kas

menjadi kas (alat pembayaran).

Tinggi rendahnya likuiditas perusahaan tergantung pada jumlah modal kerja

yang dimiliki, yang menunjukkan jumlah atau bagian dari aktiva lancar yang dapat

digunakan dalam melangsungkan operasional perusahaan dalam rangka menghasilkan

pendapatan. Oleh karena itu, arti pentingnya aspek likuiditas bagi setiap perusahaan

akan sangat dirasakan pada berbagai akibat yang merugikan atau tidak digunakannya

kesempatan untuk memperoleh laba, jika perusahaan berada dalam keadaan tidak

(kurang) likuid.

Manajemen Aktiva

Manajemen aktiva termasuk dalam ukuran efisiensi operasi yang mengukur

efektivitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dalam pemanfaatan sumber

dayanya. (Weston dan Copeland, 1995: 247) menyatakan bahwa menurut tradisi,

rasio manajemen aktiva dan investasi disebut rasio aktivitas atau rasio perputaran.

Investasi dilakukan untuk menghasilkan penjualan yang menguntungkan, oleh karena

itu pencapaian penjualan yang menguntungkan memerlukan pelaksanaan investasi

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 43: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

yang sehat. Menaksir seberapa baik aktivitas yang dilakukan adalah landasan bagi

usaha manajemen untuk memperbaiki profitabilitas.

Manajemen hutang

Kebijakan mengikut sertakan hutang disertai kewajiban membayar bunga

yang bersifat tetap di dalam struktur permodalan perusahaan disebut sebagai financial

leverage. Perkembangan financial leverage bersama-sama dengan pendapatan dan

suku bunga kredit akan mempengaruhi net profit margin. Terdapat tiga kemungkinan

net profit margin sebagai akibat penggunaan hutang yaitu :

1. pendapatan yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang lebih besar

dari biaya bunga atas hutang tersebut,. Dalam hal ini variable financial

leverage akan mendorong peningkatan net profit margin dibanding dengan

kalau tidak ada variable financial leverage. Dengan demikian dalam keadaan

pendapatan lebih besar dari biaya bunga, semakin tinggi tingkat financial

leverage akan memperbesar net profit margin. Dapat dikatakan dalam

keadaan penggunaan hutang menghasilkan pendapatan yang lebih besar

daripada jumlah bunga efektif yang harus dibayar maka penggunaan hutang

akan memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri.

2. pendapatan yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang sama dengan

atau hanya cukup untuk membayar biaya bunga atas hutang tersebut. Dalam

kondisi ini financial leverage tidak mempengaruhi net profit margin

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 44: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

3. pendapatan yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang, kurang dari

atau tidak cukup untuk membayar biaya bunga atas hutang tersebut. Dalam

kondisi seperti ini adanya financial leverage justru akan menekan net profit

margin, yang berarti semakin tinggi tingkat financial leverage akan

memperkecil jumlah pendapatan bagi pemilik modal sendiri.

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti tentang

struktur moda, dan kinerja keuangan menunjukkan tidak semua variabel yang

digunakan menunjukkan hasil yang konsisten. Akan tetapi beberapa hasil penelitian

yang telah dilakukan menunjukkan perusahaan cenderung mengikuti filosofi pecking

order theory daripada trade off theory dalam menentukan struktur modalnya.

Beberapa studi empiris yang telah dilakukan tentang pengaruh ukuran

perusahaan dan struktur modal terhadap kinerja keuangan adalah sebagai berikut :

1. Wang FU Sheng dan Du Xiao Li (2006)

Penelitian dilakukan untuk menguji hubungan antara hutang dengan profitabilitas

pada perusahaan industri petrokimia yang terdaftar berdasarkan data laporan

keuangan dari 157 perusahaan untuk periode 2002 – 2004 dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa kinerja keuangan berbeda- beda menurut rasio hutang yang

dimiliki. Pada umumnya perusahaan dengan DAR 40% memiliki kinerja keuangan

yang lebih dari rata-rata, perusahaan dengan DAR 40% - 60% memiliki kinerja

sedikit lebih rendah dari perusahaan dengan DAR 40%, kinerja keuangan menurun

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 45: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

secara signifikan pada perusahaan dengan DAR di atas 60%, dan perusahaan dengan

DAR di atas 80% kinerja keuangannya buruk.

2. Jaelani La Masidonda (2001)

Penelitian berdasarkan data laporan keuangan industri makanan dan minuman yang

go publik di Bursa Efek Jakarta sampai tahun 1997. Hasil penelitian menyimpulkan

variabel-variabel struktur modal, beban bunga, dan Return On Asset (ROA), secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (Sig F = 0,0015

< α = 0,05). Sampel dalam penelitian dianggap belum dapat mewakili populasi yang

ada, penarikan sampelnya belum representatif, hal ini terlihat dari 23 perusahaan yang

bergerak dalam industri makanan dan minuman yang dijadikan sampel untuk diteliti.

3. Arrayani (2003)

Penelitian berdasarkan data laporan keuangan industri tekstil yang go publik di Bursa

Efek Jakarta selama periode 1999 – 2001. Hasil penelitian menunjukkankan bahwa

dari variabel-variabel yang diteliti, yakni struktur modal, beban bunga, dan (ROA),

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (Sig F =

0,0015< α = 0,05). Secara parsial struktur modal (Sig t = 0,00< α =0,05) berpengaruh

signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hasil analisis menunjukkan perusahaan

menahan pendapatan dalam jumlah yang lebih besar sebagai laba ditahan.

4. I Made Marsa Arsana (2007)

Penelitian dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

keuangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Tabanan selama periode 1998 – 2003.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 46: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Untuk menganalisis factor-faktor penentu kinerja keuangan digunakan SEM dengan

program AMOS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penentu kinerja

keuangan adalah likuiditas, leverage, dan aktivitas . Faktor likuiditas dimaknai oleh

rasio cepat, faktor leverage dimaknai oleh rasio hutang jangka panjang terhadap

ekuitas dan rasio aktiva berwujud terhadap hutang jangka panjang, faktor aktivitas

dimaknai oleh perputaran modal kerja. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5 %

dan faktor likuiditas berpengaruh secara nyata terhadap faktor kinerja keuangan.

2.5 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Ukuran Perusahaan dan

Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuanga

Earning Per Share (Y2)

1H

Ukuran Perusahaan (X1)

Kebijakan Pendanaan (X2)

Net Profit Margin (Y1)

Ukuran Perusahaan (X1)

3H

2H

4H

6H

5H

Kebijakan Pendanaan (X2)

Page 47: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan

Besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditentukan dengan beberapa hal antara

lain : total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total

aktiva (Ferri dan Jones, 1979). Sehubungan dengan total aktiva, apabila perusahaan

memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai

tahap kedewasaan (maturity) atau well established. Secara umum perusahaan yang

mempunyai total aktiva yang relatif besar dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang total aktivanya rendah. Oleh

karena itu perusahaan dengan total aktiva yang besar akan lebih mampu untuk

menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dengan asumsi total aktiva

sebagai proksi ukuran perusahaan dan NPM sebagai ukuran kinerja keuangan maka

terdapat pengaruh total aktiva yang positif terhadap NPM.

Net Profit Margin merupakan laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan

(pemegang saham). Semakin tinggi NPM berarti semakin tinggi pula laba yang

tersedia bagi pemegang saham. Karena laba per lembar saham dihitung dengan

membagikan laba yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah saham yang

beredar berarti kenaikan NPM akan menaikkan EPS. Dengan kata lain EPS berubah

berbanding lurus dengan NPM, sementara NPM juga berbanding lurus dengan total

aktiva, maka pengaruh total aktiva terhadap EPS sama dengan pengaruhnya terhadap

NPM artinya total aktiva berpengaruh positif terhadap EPS.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 48: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Pengaruh Kebijakan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan bagan du Pont (Weston dan Copeland, 1995: 313) ROI

merupakan hasil akhir dari pengaruh total aktiva terhadap penjualan. Secara tidak

langsung, total aktiva merupakan akumulasi dari hutang dengan ekuitas.

Dengan mengasumsikan hutang hanya terdiri dari hutang jangka panjang saja makatotal aktiva adalah hutang jangka panjang ditambah dengan ekuitas. Sehingga rumusROI menjadi :

sendiriModalpanjangjangkagHuOperasiBersihLabaROI

+=

tan

sendiriModalBersihLabaROE =

Dalam uraian teori struktur modal telah dinyatakan bahwa menurut teori

trade-off pembiayaan dengan hutang akan memberikan biaya yang lebih rendah

daripada ekuitas karena adanya tax benefit, yang berarti setiap kenaikan hutang akan

memberikan kenaikan prndapata sebesar tax benefit tersebut. Setiap kenaikan hutang

akan mengakibatkan rasio long term debt to equity naik, maka seharusnya semakin

besar LDE semakin besar NPM. Namun hal ini hanya berlaku sampai dengan batas

struktur modal yang optimal. Apabila sudah melampaui batas struktur modal yang

optimal maka pengaruh tax benefit sudah lebih kecil daripada kenaikan biaya lainnya

(seperti agency cost), sehingga pendanaan dengan hutang tidak relevan lagi. Dengan

asumsi titik struktur modal belum tercapai, maka menurut teori trade off terdapat

pengaruh yang positif dari hutang terhadap net profit margin.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 49: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Pengaruh Total Aktiva dan Kebijakan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan

Dari uraian sebelumnya telah dinyatakan bahwa total aktiva sebagai indikator

ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap NPM, dan LDE

sebagai indikator kebijakan pendanaan juga mempunyai pengaruh yang positif

terhadap NPM, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa total aktiva dan LDE

sama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap NPM. Oleh karena perubahan EPS

berbanding lurus dengan perubahan NPM maka sebagaimana halnya dengan NPM,

maka total aktiva juga mempunyai pengaruh positif terhadap EPS, dan LDE juga

berpengaruh positif terhadap EPS, oleh karena itu dapat pula dinyatakan bahwa total

aktiva dan LDE mempunyai pengaruh positif terhadap EPS.

2.6 Hipotesis Penelitian

1 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap NPM sebagai indikator

kinerja keuangan.

2 Kebijakan pendanaan berpengaruh positif terhadap NPM sebagai indikator

kinerja keuangan.

3 Ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan.

4 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap EPS sebagai indikator

kinerja keuangan

5 Kebijakan pendanaan berpengaruh positif terhadap EPS sebagai indikator

kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 50: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

6 Ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 51: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal.

Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel

lainnya ( Umar, 2000: 63 ).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang telah terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002 sampai 2006. Sampel penelitian

diperoleh dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis properti dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

dari tahun 2002 sampai 2006.

2. Perusahaan yang masuk sample adalah perusahaan yang memiliki data yang

lengkap sesuai dengan kebutuhan data penelitian yaitu memiliki total aktiva yang

positif, hutang jangka panjang, ekuitas pemegang saham positif, penjualan, laba

bersih setelah pajak positif, dan data jumlah lembar saham yang beredar berturut-

turut dari tahun 2002 sampai 2006 sehingga apabila terdapat data yang kosong

(missing) atau bertanda negative tidak dimasukkan sebagai sample penelitian.

Adapun karakteristik pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 52: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Tabel 3.1 Karakteristik Pemillihan Sampel

No. Karakteristik Sampel Jumlah1 Perusahaan properti yang terdaftar dari tahun 2002 – 2006 392 Perusahaan propert yang tidak memiliki hutang jangka panjang 83 Pereusahaan property yang memiliki ekuitas negatif 94 Perusahaan properti yang menderita rugi 1

Jumlah sampel penelitian (perusahaan) 120

Data untuk penelitian ini meliputi 5 periode pengamatan sehingga walaupun

perusahaan yang menjadi sampel hanya 12, jadi jumlah sampel pengamatan adalah

60. Namun karena data tidak berdistribusi normal maka dilakukan analisis dan tiga

buah data akhirnya dioutlier sehingga total sampel pengamatan dalam penelitian ini

adalah 57. Jumlah sampel pengamatan ini dianggap sudah memadai karena sudah

lebih dari 30 sebagaimana dinyatakan Mason (1996, 430) jika besarnya sample

sekurang-kurangnya 30 pengamatan, maka hasil dianggap memuaskan.

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Klasifikasi Variabel

Penelitian ini melibatkan 2 variabel bebas (X) yaitu total aktiva (X1), Long

Term Debt to Equity (X2) dan dua variabel terikat (Y): Net Profit Margin (Y1),

Earning Per Share (Y2).

3.3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah:

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 53: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

a. Net Profit Margin ( Y1)

Net Profit Margin (NPM) termasuk dalam rasio profitabilitas yang merupakan

salah satu ukuran kinerja perusahaan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (Helfert, 1997: 58). Rasio ini mencerminkan laba bersih

setelah dikurangi pajak yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan. Net Profit

Margin dinyatakan dalam rumus :

PenjualanPajakBersihLabaMarginProfit Net −

=

b. Earning Per Share ( Y2 )

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio pengukur kinerja

keuangan. Laba per lembar saham merupakan laba bersih yang tersedia bagi setiap

lembar saham (Helfert, 1997: 59). Rasio ini dihitung berdasarkan rumus :

beredar yang sahamJumlah

biasa saham bagi tersediayang Laba Pershare Earning =

c. Total Aktiva (X1)

Total Aktiva (TA) merupakan jumlah keseluruhan aktiva suatu perusahaan

pada satu tanggal laporan keuangan yang diperoleh dari neraca perusahaan.

d. Long Term Debt to Total Equity ( X2 )

Long term debt to Total Equity termasuk dalam rasio leverage, menunjukkan

seberapa besar operasi perusahaan dibiayai hutang jangka panjang (Wild,

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 54: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Subramanyam, Halsey, 2005: 221). Rasio ini merupakan perbandingan antara total

hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau dengan rumus :

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Nama Variabel Definisi Indikator SkalaPengukuran

SendiriModalpanjangjangkagHuEquitytoDebtTermLong tan

=

Variabel bebas : Total Aktiva Long Term Debt to Equity

Sumber daya yang dikuasai oleh per- usahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan Perbandingan antara hutang jangka panjang dengan ekuitas pemegang saham

Jumlah keseluru han aktiva pada satu tanggal laporan keuangan yang diperoleh dari neraca perusahaan Hutang jangka panjang dibagi ekuitas pemegang saham

Rasio

Rasio

Variabel Terikat : Net Profit Margin Earning Per Share

Hubungan antara laba bersih dengan penjualan bersih yang menunjukkan berapa bagian dari penjualan yang direalisir menjadi laba Penghasilan bersih yang tersedia bagi setiap lembar saham biasa

Laba bersih dikurang pajak dibagi penjualan Laba bersih setelah pajak dibagi jumlah lembar saham biasa.

Rasio

Rasio

Page 55: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta dan

ditetapkan Bursa Efek Jakarta sebagai tempat penelitian, dengan pertimbangan bahwa

Bursa Efek Jakarta merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia.

3.5. Prosedur Pengambilan Data

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Data diperoleh dari dokumentasi laporan tahunan perusahaan bisnis properti yang

dimuat dalam buku Indonesian Capital Market Directory, dari tahun 2002 – 2006.

3.6 Model dan Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier. Sebelum dianalisis data tersebut harus good and fit, maka untuk

menilai apakah data good and fit terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data. Uji

kualitas data meliputi uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik.

3.6.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data.

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, maksimum dan minimum.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 56: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk

lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi

normal, yaitu distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau normal

probabilitas plot. Menurut Santoso (2006, 258) jika residual berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nlai sebaran data akan terletak di sekitar garis lurus, maka dapat

dikatakan persyaratan normalitas bisa dipenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang

kuat antara satu variable bebas dengan variabel bebas lainnya. Selain itu, uji

multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses

pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Menurut Mason dan Lind (1999, 113), multikolinearitas

terjadi jika variabel-variabel bebas juga saling berkorelasi. Hasil uji multikolinearitas

akan memperlihatkan :

1 Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10, maka terdapat

multikolinearitas.

2. Jika nilai VIF kurang dari 10, maka tidak terdapat multikolinearitas.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 57: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model-model

yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi

lainnya. Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik,

yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot.

Santoso (2006,252) menyatakan cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

dependen (ZPRED) dengan residunya (DEPENDNT) Dasar pengambilan

kesimpulan adalah jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

d. . Uji Autokorelasi

Salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui adanya autokorelasi

adalah dengan memakai uji statistik Durbin-Watson (DW) Test. Menurut Gujarati

(1995) pengujian statistik Durbin Watson atau d statistic dihitung dengan rumus :

∑=

−−= 2

21 )(

t

n

ttt

U

UUd

Nilai d dalam uji Durbin – Watson dua sisi digambarkan sebagai berikut :

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 58: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Daerah Kritis

Tolak H0

Daerah

Ketidakpastian

Tidak Menolak

H0

Tidak ada Korelasi

Daerah Ketidakpastian

Daerah Kritis

Tolak H0

0 dl du 2 (4-du) (4-dl) 4

Gambar 3.1 Uji Durbin-Watson

Gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Apabila d < dL atau d > (4-dU ) maka hipotesis nol ditolak dan sebaliknya hipotesis

alternatif diterima, berarti terdapat autokorelasi.

b. Apabila terletak antara dL dan (4 – dU) maka hipotesis nol diterima yang juga

berarti tidak ada autokorelasi.

c. Apabila nilai d terletak antara dL dan dU atau antara (4 – dU) dan (4 – dL) maka uji

Durbin-Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Pada nilai ini tidak dapat

disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak ada autokorelasi.

Secara sederhana, gejala adanya autokorelasi dapat juga dilihat langsung

dengan cara melihat hasil uji statistik untuk Durbin-Watson. Hasil uji statistik

Durbin-Watson antara 0 sampai dengan 4. Apabila hasil uji Durbin-Watson dekat

dengan 2, berarti tidak ada autokorelasi.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 59: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Dalam menganalisis data digunakan model regresi linier. Analisis data dalam

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor ukuran perusahaan dan kebijakan

pendanaan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan bisnis properti yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan diukur dengan NPM dan EPS.

3.6.3.1 Pengujian hipotesis dengan analisis regresi sederhana

Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana

diterapkan untuk menguji hipotesis 1, hipotesis 2. hipotesis 4, dan hipotesis 5 karena

hanya melihat pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Adapun

persamaan regresinya adalah :

Y1 = b0 + b1X1 + e

Y1 = b0 + b2X2 + e

Y2 = b0 + b1X1 + e

Y2 = b0 + b2X2 + e

Pengaruh parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat diuji

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat formulasi hipotesis

1. Pengaruh total aktiva terhadap NPM

H1 : b1 ≠ 0, Total aktiva berpengaruh terhadap NPM

2. Pengaruh LDE terhadap NPM

H2 : b2 ≠ 0, LDE berpengaruh terhadap NPM.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 60: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

3. Pengaruh total aktiva terhadap EPS

H4 : b4 ≠ 0, Total aktiva berpengaruh terhadap EPS

4. Pengaruh LDE terhadap EPS

H5 : b5 ≠ 0, LDE berpengaruh terhadap EPS

b. Menentukan tingkat signifikansi

Untuk menentukan nilai t table digunakan derajat kebebasan (df) = N – 2,

taraf nyata (a) 5%.

c. Dasar pengambilan keputusan:

Jika hasil uji t untuk b diperoleh t hitung > t tabel atau jika tingkat signifikan (α)

< 0,05 berarti variabel bebas berpengaruh terhadap variable terikat dan sebaliknya.

3.6.3.2 Pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda

Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda diterapkan

untuk menguji hipotesis 3 dan 6 . Analisis regresi linier berganda digunakan karena

variabel terikat yang ingin dijelaskan bergantung pada lebih dari satu variabel bebas

Adapun model regresinya adalah :

Y1 = b0 + b1 X1 + b2X 2 + e

Y2 = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana :

Y1 : Net Profit Margin

Y2 : Earning Per Share

b0 : konstanta

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 61: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

b1 dan b2 : koefisien regresi

X1 : Total Aktiva

X2 : Long Term Debt to Equity

e : Standard Error Pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a Membuat formulasi hipotesis

H1 : b0 ≠ b1 ≠ b2 ≠ 0

1. Total aktiva dan Long Term Debt to Equity secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Net Profit Margin.

2. Total aktiva dan Long Term Debt to Equity secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Earning Per Share.

b. Menentukan tingkat signifikansi

Untuk menentukan nilai F table dengan menggunakan tingkat kepercayaan

(convident interval) 95% atau significant level (α) 5 % serta derajat kebebasan

(df1 dan df2 )

c. Dasar pengambilan keputusan

Jika F hitung > F tabel atau jika tingkat signifikan (α) < 0,05 berarti variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat dan sebaliknya.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 62: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian

yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan

memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif

difokuskan kepada rata-rata dan standar deviasi.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LnTA_02 LnTA_03 LnTA_04 LnTA_05 LnTA_06 DER_02 DER_03 DER_04 DER_05 DER_06 NPM_02 NPM_03 NPM_04 NPM_05 NPM_06 EPS_02 EPS_03 EPS_04 EPS_05 EPS_06

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

11,737 11,681 11,624 11,531 11,482 0,003 0,003 0,004 0.003 0,003 0,011 0,023 0,023 0,025 0,007 1,091 1,166 0,696 1,472 0,842

15,124 15,245 15,530 15,645 15,954 1,698 1,507 1,424 1,419 1,259 1,910 5,289 0,232 0,289 0,257 974,836 284,005 142,815 122,381 85,455

13,4855 13,6213 13,7589 13,8683 13,9164 0,38325 0,24058 0,30142 0,23442 0,31375 0,37058 0,61683 0,13192 0,13742 0,11742 138,813 74,7426 51,8903 51,9730 36,8944

1,05490021 1,14983747 1,22090469 1,28550147 1,33162877 0,55649947 0,40836135 0,39604877 0,39855773 0,43379281 0,53649968 1,48341509 0,07005512 0,09257769 0,07962921 269,557482 76,2642242 43,5100234 43,7959826 33,083168

Sumber: Lampiran 4

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 63: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa perusahaan properti yang terdaftar

di BEI sejak tahun 2002 sampai dengan 2006 yang terpilih sebagai sampel melalui

metode purposive sampling berjumlah 12 perusahaan sehingga jumlah sampel

pengamatan dalam penelitian ini adalah 60 sampel penelitian. Nilai ukuran

perusahaan rata-rata tahun 2002 sampai tahun 2006 berkisar antara Rp13,486 –

Rp13,921 yang menunjukkan total aktiva meningkat dari tahun 2002 sampai dengan

tahun 2006. Nilai kebijakan pendanaan perusahaan rata-rata tahun 2002 sampai tahun

2006 berkisar antara 38% – 31% dimana nilai rata-rata penggunaan hutang sebagai

sumber pendanaan perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2002 sampai 2006.

NPM perusahaan rata-rata tahun 2002 sampai tahun 2006 berkisar antara 0,37 sampai

dengan 0,12 yang menunjukkan adanya penurunan NPM. EPS perusahaan rata-rata

tahun 2002 sampai tahun 2006 berkisar antara 138,81 sampai dengan 36,89 yang

berarti terjadi penurunan EPS yang demikian tajam. Total aktiva minimum pada

tahun 2002 adalah Rp 11,737 dan total aktiva maksimum Rp 15,124 dengan rata-

rata Rp 13,48550 dan standar deviasi 1,054900. Total aktiva minimum pada tahun

2003 adalah Rp 11,681 dan total aktiva maksimum Rp 15,245 dengan rata-rata Rp

13,62125 dan standar deviasi 1,149837. Total aktiva minimum pada tahun 2004

adalah Rp 11,624 dan total aktiva maksimum Rp 15,530 dengan rata-rata Rp

13,75892 dan standar deviasi 1,220905. Total aktiva minimum pada tahun 2005

adalah Rp11,531 dan total aktiva maksimum Rp15,645 dengan rata-rata Rp13,886825

dan standar deviasi 1,285501. Total aktiva minimum pada tahun 2006 adalah Rp

11,482 dan total aktiva maksimum Rp 15,954 dengan rata-rata Rp 13,91642 dan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 64: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

standar deviasi 1,331629. LDE minimum pada tahun 2002 adalah 0,003 dan LDE

maksimum adalah 1,698 dengan rata-rata 0,38325 dan standar deviasi 0,556499.

LDE minimum pada tahun 2003 adalah 0,003 dan LDE maksimum adalah 1,507

dengan rata-rata 0,24058 dan standar deviasi 0,408361. LDE minimum pada tahun

2004 adalah 0,004 dan LDE maksimum adalah 1,424 dengan rata-rata 0,30142 dan

standar deviasi 0,396649. LDE minimum pada tahun 2005 adalah 0,003 dan LDE

maksimum adalah 1,419 dengan rata-rata 0,23442 dan standar deviasi 0,398558.

LDE minimum pada tahun 2006 adalah 0,003 dan LDE maksimum adalah 1,259

dengan rata-rata 0,31375 dan standar deviasi 0,433793 . NPM minimum pada tahun

2002 adalah 0,011 dan NPM maksimum adalah 1,910 dengan rata-rata 0,37058 dan

standar deviasi 0,536500. NPM minimum pada tahun 2003 adalah 0,023 dan NPM

maksimum adalah 5,289 dengan rata-rata 0,61683 dan standar deviasi 1,483415.

NPM minimum pada tahun 2004 adalah 0,023 dan NPM maksimum adalah 0,232

dengan rata-rata 0,13192 dan standar deviasi 0,070055. NPM minimum pada tahun

2005 adalah 0,025 dan NPM maksimum adalah 0,289 dengan rata-rata 0,13742 dan

standar deviasi 0,092578. NPM minimum pada tahun 2006 adalah 0,025 dan NPM

maksimum adalah 0,257 dengan rata-rata 0,11742 dan standar deviasi 0,79629. EPS

minimum pada tahun 2002 adalah 1,091 dan EPS maksimum adalah Rp 974,836

dengan rata-rata 138,81292 dan standar deviasi 269,557482. EPS minimum pada

tahun 2003 adalah 1,166 dan EPS maksimum adalah Rp 284,005 dengan rata-rata

74,74258 dan standar deviasi 76,264224. EPS minimum pada tahun 2004 adalah

0,696 dan EPS maksimum adalah Rp 142,815 dengan rata-rata 51,89025 dan standar

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 65: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

deviasi 43,510023. EPS minimum pada tahun 2005 adalah 1,472 dan EPS

maksimum adalah Rp122,381 dengan rata-rata Rp 51,97300 dan standar deviasi Rp

43,795983. EPS minimum pada tahun 2006 adalah Rp 0,842 dan EPS maksimum

adalah Rp 85,455 dengan rata-rata Rp 36,89442 dan standar deviasi Rp 33,083168.

4.1.2 Teknik Pengujian Data

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan dengan nilai skewness kurtosis.

Berdasarkan nilai ini, suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika Z hitung

lebih kecil dari Z tabel . Nilai Z skewnes dapat dihitung dengan membandingkan antara

nilai kurtosis dengan standard deviasi dari nilai kurtosis. Nilai skewnes dan kurtosis

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Uji Normalitas Skewness Dan Kurtosis

Sumber : Lampiran 4

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari empat variabel yang akan diuji hanya

data ukuran perusahaan yang berdistribusi normal. Untuk melihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak dapat juga dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-

Variabel Ztabel Skewness Zhitung

Skewness

Kurtosis Zhitung

Kurtosis

Ukuran Perusahaan (TA) 1.96 - 0,320 - 1,0356 - 0,868 - 1,428

Kebijakan Pendanaan (DER) 1.96 2,112 6,835 3,410 5,609

Kinerja Keuangan (NPM) 1.96 6,350 20,550 43,653 71,798

Kinerja Keuangan (EPS) 1,96 5,972 19,327 41,061 67,135

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 66: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Smirnov. Hasil uji statistikKolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

ini :

Tabel 4.3 Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov Ukuran

Perusahaan

Kebijakan Pendanaan

Kinerja Keuangan- NPM

Kinerja Keuangan- EPS

N Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

60 13,73011 1,181684 ,161 ,095 -,161 1,245 ,090

60 ,29468 ,431011 ,260 ,260 ,249 2,015 ,090

60 ,27487 ,711612 ,398 ,398 -,353 3,085 ,000

60 70,86261 129,879289 ,295 ,285 -,295 2,281 ,000

a Test distribution is normal. b Calculated from data. Sumber: Lampiran 4

Dari tabel 4.3 dapat dilihat nilai kolmogorov-Smirnov untuk variabel ukuran

perusahaan 1,245 dengan probabilitas signifikansi 0.090 dan nilainya di atas α 0.05,

yang berarti data variabel ukuran perusahaan berdistribusi normal. Nilai

Kolmogorov-Smirnov variabel kebijakan pendanaan 2,015 dengan probabilitas

signifikansi 0.001, variabel NPM 3,085 dengan probabilitas 0,000 dan variable EPS

2,281 dengan probabilitas 0,000 berada di bawah α 0.05, berarti data variabel

kebijakan pendanaan, NPM dan EPS tidak berdistribusi normal. Selain itu, melalui

grafik histogram dapat dilihat apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Dari gambar 4.1 nampak bahwa hasil tampilan grafik histogram menunjukkan

variabel ukuran perusahaan mendekati distribusi normal, sementara hasil tampilan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 67: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

16.0015.0014.0013.0012.0011.00

10

8

6

4

2

0

Mean = 13.7301Std. Dev. = 1.18168N = 60

Frequ

ency

Ukuran Perusahaan

2.001.501.000.500.00

DER_ Keb Pen

30

25

20

15

10

5

Frequ

ency

0

Mean = 0.2947Std. Dev. = 0.43101N = 60

Gambar 4.2 Histogram Kebijakan Pendanaan

grafik histogram menunjukkan bahwa variabel kebijakan pendanaan memiliki

disribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness).

Gambar 4.1 Histogram Ukuran Perusahaan

Page 68: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 69: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Data yang tidak berdistribusi normal dapat ditransformasi agar menjadi normal,

Apabila tampilan grafik histogram menunjukkan variable tidak normal dan menceng

ke kiri (positive skewness) maka bentuk transformasinya adalah SQRT(x) atau akar

kuadrat (Ghozali, 2005: 32). Statistik deskriptif setelah dilakukan transformasi dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif - SQRT

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LnTA_02 LnTA_03 LnTA_04 LnTA_05 LnTA_06 SQRT_DER02 SQRT_DER03 SQRT_DER04 SQRT_DER05 SQRT_DER06 SQRT_NPM02 SQRT_NPM03 SQRT_NPM04 SQRT_NPM05 SQRT_NPM06 SQRT_EPS02 SQRT_EPS03 SQRT_EPS04 SQRT_EPS05 SQRT_EPS06 Valid N (listwise)

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

11,737 11,681 11,624 11,531 11,482 0,05 0,05 0,06 0.05 0,05 0,10 0,15 0,15 0,16 0,08 1,04 1,08 0,83 1,21 0,92

15,124 15,245 15,530 15,645 15,954 1,30 1,23 1,19 1,19 1,12 1,38 2,30 0,48 0,54 0,51 31,22 16,85 11,95 11,06 9,24

13,48550 13,62125 13,75892

13,86825 13,91642 0,4902 0,3976 0,4563 0,3770 0,4496 0,5107 0,5578 0,3480 0,3461 0,3181 8,9230 7,7264 6,4013 6,4216 5,1594

1,054900 1,149837 1,220905 1,285501 1,331629 0,39485 0,29997 0,31893 0,31733 0,34890 0,34610 0,57746 0,10844 0,13865 0,13314 8,03576 4, 05138 3,45054 3,42236 3,34803

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat nilai dari variabel-variabel setelah

dilakukan transformasi. LDE minimum pada tahun 2002 adalah 0,05 dan LDE

maksimum 1,30 dengan rata-rata 0,4902 dan standar deviasi 0,39485. LDE minimum

pada tahun 2003 adalah 0,05 dan LDE maksimum 1,23 dengan rata-rata 0,3976 dan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 70: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

standar deviasi 0,29997. LDE minimum pada tahun 2004 adalah 0,06 dan LDE

maksimum 1,19 dengan rata-rata 0,4563 dan standar deviasi 0,31893. LDE minimum

pada tahun 2005 adalah 0,05 dan LDE maksimum 1,19 dengan rata-rata 0,3770 dan

standar deviasi 0,31773. LDE minimum pada tahun 2006 adalah 0,05 dan LDE

maksimum 1,12 dengan rata-rata 0,4496 dan standar deviasi 0,34890. NPM

minimum pada tahun 2002 adalah 0,10 NPM maksimum 1,38 dengan rata-rata

0,5107 dan standar deviasi 0,34680. NPM minimum pada tahun 2003 adalah 0,15

dan NPM maksimum 2,30 dengan rata-rata 0,5578 dan standar deviasi 0,1,57746.

NPM minimum pada tahun 2004 adalah 0,15 dan NPM maksimum 0,48 dengan rata-

rata 0,3480 dan standar deviasi 0,10844. NPM minimum pada tahun 2005 adalah

0,16 dan NPM maksimum 0,54 dengan rata-rata 0,3461 dan standar deviasi 0,13865.

NPM minimum pada tahun 2006 adalah 0,08 dan NPM maksimum 0,51 dengan rata-

rata 0,3181 dan standar deviasi 0,13314. EPS minimum pada tahun 2002 adalah

Rp1,04 dan EPS maksimum Rp 31,22 dengan rata-rata Rp 8,9230 dan standar deviasi

Rp 8,03576. EPS minimum pada tahun 2003 adalah Rp 1,08 dan EPS maksimum

Rp 16,85 dengan rata-rata Rp 7,7264 dan standar deviasi Rp 4,05138. EPS minimum

pada tahun 2004 adalah Rp 0,83 dan EPS maksimum Rp 11,95 dengan rata-rata

Rp 6,4013 dan standar deviasi Rp 3,45054. EPS minimum pada tahun 2005 adalah

Rp 1,21 dan EPS maksimum Rp 11,06 dengan rata-rata Rp 6,4216 dan standar

deviasi Rp 3,42236. EPS minimum pada tahun 2006 adalah Rp 0,92 dan EPS

maksimum Rp 9,24 dengan rata-rata Rp 5,1594 dan standar deviasi Rp 3,34803.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 71: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Dari uraian tentang statistik deskriptif sebelum dan setelah dilakukan

transformasi dengan SQRT dapat diambil kesimpulan bahwa LDE rata-rata turun

pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2004 kemudian turun kembali pada tahun

2005 serta pada tahun 2006 naik kembali tapi belum mencapai LDE sebagaimana

pada tahun 2002. Jadi LDE tahun 2006 turun dibandingkan LDE pada tahun 2002.

Sebaliknya NPM rata-rata mengalami kenaikan pada tahun 2003 namun turun secara

tajam pada tahun 2004 dan terus berlangsung sampai dengan tahun 2006.EPS turun

secara tajam pada tahun 2003 dan dilanjutkan dengan penurunan pada tahun 2004

walaupun tidak setajam penurunan pada tahun 2003 dan naik dalam tingkatan yang

tidak signifikan pada tahun 2005 dan turun kembali secara tajam pada tahun 2006.

Dari kesamaan hasil sebelum dan setelah dilakukan transformasi nampak

bahwa transformasi menyebabkan distribusi penyebaran data menjadi lebih merata

tanpa merubah hasil. Analisis selanjutnya menggunakan data yang ditransformasi.

Tabel 4.5 Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov - SQRT

Kebijakan Pendanaan

(SQRT)

Kinerja Keuangan – NPM (SQRT)

Kinerja Keuangan – EPS (SQRT)

N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Kolmogorov – Smirnov Z Asymp.Sig.(2-tailed)

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

60 ,4342 ,32853

,128 ,128 -,122

,993 ,278

60 ,4162

,32155

,250 ,250 -,170

1,936 ,001

60 6,2963

4,82458

,140 ,140 -,103

1,805 ,190

a Test distribution is Normal b Calculated from data. Sumber: Lampiran 4

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 72: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

1.251.000.750.500.250.00

Kebijakan Pendanaan (SQRT)

14

12

10

8

6

4

2

0

Freque

ncy

Mean = 0.4189Std. Dev. = 0.31606N = 57

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

1.000.800.600.400.200.00

Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

20

15

10

5

0

Freque

ncy

Mean = 0.3675Std. Dev. = 0.16247N = 57

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel

kebijakan pendanaan (X2) 0,993 dengan probabilitas signifikansi 0,278 dan variabel

EPS (Y2) 1,085 dengan probabilitas signifikansi 0,190 nilainya jauh di atas α 0,05.

Hal ini berarti variabel kebijakan pendanaan (X2) dan EPS (Y2) sudah berdistribusi

normal dan hasil tampilan grafik histogram pada gambar 4.5 dan 4.6 juga konsisten.

Gambar 4.6 Histogram Kinerja Keuangan – EPS (SQRT)

Nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel NPM (Y1) adalah 1,936 dengan

probabilitas signifikansi 0,001 yang jauh di bawah α 0,05 menunjukkan bahwa

Gambar 4.5 Histogram Kebijakan Pendanan (SQRT)

Page 73: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

20.0015.0010.005.000.00

Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

12

10

8

6

4

2

0

Frequen

cy

Mean = 6.3642Std. Dev. = 3.61579N = 57

variabel NPM masih belum berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat melalui hasil

tampilan grafik histogram pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.7 Histogram Kinerja Keuangan-NPM (SQRT)

Setelah transformasi data dilakukan maka langkah seklanjutnya untuk

mendapatkan normalitas data adalah melakukan pengujian otlier. Uji ini berguna

untuk melihat apakah ada data yang outlier., yaitu data yang mempunyai nilai yang

sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Menurut Hait (1998) dalam Ghozali

(2001, 36) untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), standar skor dengan nilai ± 2,5

dinyatakan outlier,. Berdasarkan kriteria ini ditemukan data outlier sebagai berikut :

Tabel 4.6 Nilai Skor Outlier

Observasi LDE Observasi NPM Observasi EPS 9 2,61480 5 3,,00406 5 5,03588 13 5,85822

Sumber : Data diolah

Setelah data outlier teridentifikasi langkah berikutnya adalah tetap

mempertahankan data outlier atau membuang data outlier, dalam hal ini alternatif

yang dipilih adalah data outlier dikeluarkan dari sampel pengamatan sehingga jumlah

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 74: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

sampel pengamatan menjadi 57. Keputusan membuanga data outlier ini dilakukan

karena dianggap tidak menggambarkan observasi dalam populasi (Ghozali, 2001: 38).

Hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov setelah data dioutlier dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Uji Statistik Kolmogrov-Smirnov (setelah outlier)

Ukuran Perusahaan

Kebijakan Pendanaan

(SQRT)

Kinerja Keuangan-

NPM (SQRT)

Kinerja Keuangan-

EPS (SQRT)

N Normal Parameters (a,b) Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. DeviationAbsolute

Positive Negative

57

13,75852 1,178936

,166 ,100 -,166

1,255 0,86

57 ,4189

.31606

,123 ,123

-,122

,927 ,357

57 ,3675

,16247

,100 ,100 -,083

,753 ,622

57 6,3642

3,61579

,088,079

-,088 ,666,767

a Test distribution is Normal b Calculated from data

Sumber : Lampiran 4

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogrov-Smirnov untuk ukuran

perusahaan (X1) 1,256 dengan probabilitas signifikansi 0,086, variabel kebijakan

pendanan (X2) 0,927 dengan probabilitas signifikansi 0,357, variabel NPM (Y1)

0,753 dengan probabilitas signifikansi 0,622 serta variabel EPS (Y2) 0,666 dengan

probabilitas signifikansi 0,767 yang berada jauh di atas α 0,05. Hsl ini berarti data

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 75: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

16.00015.00014.00013.00012.00011.000

Ukuran Perusahaan

10

8

6

4

2

0

Freq

uenc

y

Mean = 13.75852Std. Dev. = 1.178936N = 57

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

1.251.000.750.500.250.00

Kebijakan Pendanaan (SQRT)

14

12

10

8

6

4

2

0

Freq

uenc

y

Mean = 0.4189Std. Dev. = 0.31606N = 57

untuk semua variabel sudah berdistribusi normal dan dapat dilihat melalui tampilan

grafik histogram pada gambar 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11 serta hasilnya konsisten.

Gambar 4.9 Histogram Kebijakan Pendanaan (setelah o

Gambar 4.8 Histogram Ukuran Perusahaan (setelah outlier)

Page 76: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

1.000.800.600.400.200.00

Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

20

15

10

5

0

Freque

ncy

Mean = 0.3675Std. Dev. = 0.16247N = 57

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

20.0015.0010.005.000.00

Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

12

10

8

6

4

2

0

Frequ

ency

Mean = 6.3642Std. Dev. = 3.61579N = 57

Gambar 4.11 Histogram Kinerja Keuangan – EPS (setelah outlier)

Penggunaan data yang telah ditransformasi mengakibatkan berubahnya definisi

operasional atas variabel-variabel. Definisi operasional dari variabel-variabelyang

ditransformasi adalah sebagai berikut :

Gambar 4.10 Histogram Kinerja Keuangan – NPM (setelah outlier)

Page 77: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Nilai

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Ukuran Perusahaan Kebijakan Pendanaan Kinerja Keuangan - NPMKinerja Keuangan - EPS VIFUkuran Perusahaan (X1) 1,000 0,Kebijakan Pendanaan (X

396 0,176 0,235 1,1432) -0,396 1,

Kinerja Keuangan - NPM (Y1) 0,176 -0,Kinerja Keuangan - EPS (Y2) 0,235 0,

Variabel

000 -0,080 0,029 1,143080 1,000 -029 1,000 -

Nilai Korelasi

1. Net Profit Margin adalah perbandingan antara selisih akar kuadrat laba bersih

dengan akar kuadrat pajak terhadap akar kuadrat penjualan.

2. Earning per share adalah perbandingan antara akar kuadrat laba yang tersedia

bagi pemegang saham biasa terhadap akar kuadrat jumlah saham yang

beredar.

3. LDE adalah perbandingan antara akar kuadrat hutang jangka panjang terhadap

akar kuadrat ekuitas pemegang saham.

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF korelasi di

antara variabel bebas. Adapun hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada

tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas

Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan kriteria pengujian multikolenearitas, maka dapat disimpulkan

bahwa di antara variabel bebas tidak terjadi multikolenearitas karena nilai dari VIF <

10. Disamping itu, berdasarkan matriks korelasi di antara variabel bebas, ternyata

tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilai korelasi (R) lebih besar dari 0,9.

Page 78: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

3

2

1

0

-1

-2

Regre

ssion

Stud

entiz

ed Re

sidua

l

420-2-4

Regression Standardized Predicted Value

Dependent Variable: Kinerja Keuangan _ EPS

Scatterplot

Dengan demikian pengujian multikolinearitas dengan melihat nilai VIF dan nilai

korelasi di antara variabel bebas memberikan hasil yang konsisten.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai

residu variabel terikat SRESID dengan nilai prediksi variabel bebas ZPRED. Deteksi

ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, nilai residual adalah Y

dan nilai yang diprediksi X. Grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas untuk

persamaan variabel bebas (ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan) terhadap

variabel terikat (NPM) dapat dilihat pada gambar 4.12 serta terhadap variabel terikat

(EPS) dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut ini :

Gambar 4.12 Uji Heterokedastisitas - NPM

Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y , begitu juga gambar 4.13

menunjukkan tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heterokedastisitas.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 79: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

210-1-2

Regression Standardized Predicted Value

4

3

2

1

0

-1

-2

Regr

essio

n St

uden

tized

Res

idua

l

Dependent Variable: Kinerja Keuangan _ NPM

Scatterplot

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,353(a) 0,125 0,092 0,1548 0,125 3,842 2 54 0,028 1,796

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT), Ukuran Perusahaanb Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

Std. Error of the

Estimate

Change StatisticsDurbin-WatsonModel R R Square

Adjusted R Square

Gambar 4.13 Uji Heterokedastisitas - EPS

4. Uji Autokorelasilasi

Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah model yang digunakan

mengalami gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai statistik Durbin Watson.

Hasil dari nilai Durbin Watson dapat

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.796 dan dari tabel

statistik Durbin Watson dengan α 0.05 dl dan du (1.499 dan 1.645), dan nilai dari 4-dl

dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi - NPM

Page 80: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

062 3,50153 0,096 2,857 2 54 0,066 1,586

SQRT), Ukuran PerusahaanPS (SQRT)

Std. Error of the

Estimate

Change StatisticsDurbin-Watson

ted are

1 ,309(a) 0,096 0,

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - E

Model R R SquareAdjusR Squ

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

M odel R R SquareA djusted R

SquareStd. Error of the

Estim ate1 ,352(a) 0,124 0,108 0,15346

a Predictors: (C onstant), U kuran Perusahaan

dan 4-du (2.501 dan 2.355). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du <

DW 4-du atau 1.499 < 1.796 < 2.355, yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.10 Uji Autokorelasi - EPS

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.586 dan dari tabel

statistik Durbin Watson dengan α 0.05 dl dan du (1.499 dan 1.645), dan nilai dari 4-dl

dan 4-du (2.501 dan 2.355). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du <

DW < 4-du atau 1.499 < 1.796 < 2.355, yang artinya tidak terjadi autokorelasi

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik maka selanjutnya dilakukan

pengujian hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji apakah total aktiva sebagai indikator

Tabel 4.11Nilai R Square Hipotesis 1 Sumber: Lampiran

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap NPM sebagai indikator kinsrja keuangan.

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Page 81: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Berdasarkan tabel 4.11 diperoeh niai R square (R2) atau nilai koefisien

determinasi sebesar 0.124 yang berarti variabel terikat mampu dijelaskan oleh

variabel bebas sebesar 12,4%. Dengan kata lain 12,4% NPM sebagai indikator kinerja

keuangan mampu dijelaskan variabel total aktiva sebagai indikator ukuran

perusahaan, sedangkan 87,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam

penelitian ini, atau diperkirakan ada variabel lain yang menjadi perantara variabel

total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan akan mempengaruhi NPM sebagai

indikator kinerja keuangan.

Tabel 4.12 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1

Model RegressionResidual

Total

a Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaanb Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

Mean Square

1,295

1,478

Sum of Squares df

1 0,183 7,768 ,007(a)

55 0,024

F Sig.1 0,183

56

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel ANOVA didapat nilai Fhitung sebesar 7,768 dengan probabilitas 0,007

yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas (total aktiva sebagai indikator

ukuran perusahaan) terhadap variabel terikat (kinerja keuangan - NPM), karena

probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari α 0.05, maka model regresi dapat digunakan

untuk mengukur pengaruh total aktiva terhadap kinerja keuangan (NPM).

Dari tabel 4.13 di bawah ini dapat dilihat bahwa koefisien variabel ukuran

perusahaan yang positif memberi makna bahwa informasi tentang struktur modal

dapat direspon searah oleh investor dengan NPM sebagai indikator kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 82: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Standardized Coefficients

B Beta

(Constant) 0,240 0,218Ukuran Perusahaan 0,017 0,352 2,787 0,007

a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

Model

Unstandardized Coefficients

Std. Error Sig.

0,048

-1,247

t1

-0,300

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 ,151(a) 0,023 0,005 0,16206

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT)

Tabel 4.13 Model Hipotesis 1

Sumber: Lampiran 4

Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model

untuk hipotesis 1 adalah sebagai berikut:

NPM = -0,300 + 0,048 Ukuran Perusahaan

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan maka nilai NPM adalah negatif 0,300 dan setiap

penambahan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan meningkatkan NPM sebesar

0,048.

Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji apakah LDE sebagai indikator

kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap

Hasil pengujian hipotesis dua dapat dilih

Tabel 4.14 Nilai R Square Hipotesis 2

Sumber: Lampiran 4

NPM sebagai indikator kinerja keuangan.

at pada tabel 4.14 berikut ini:

Page 83: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

ModelRegressionResidualTotal

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT)b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

Sum of Squares dfMean

Square F Sig.0,034

1,478 561,445 55 0,026

1 0,034 1

1,28 ,263(a)

Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh nilai R square (R2) atau nilai koefisien

determinasi sebesar 0,023 yang mempunyai arti bahwa 2,3% variabel NPM mampu

dijelaskan oleh variabel LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan

97,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Tabel 4.15 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel ANOVA didapat nilai Fhitung sebesar 1,280 dengan probabilitas

0.263 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas (LDE sebagai indikator

kebijakan pendanaan) terhadap variabel terikat (NPM), karena probabilitas tersebut

jauh lebih besar dari α 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

NPM walaupun pangaruh LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM

sebagai indikator kinerja keuangan tidak signifikan.

Dari tabel 4.16 berikut ini dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel

kebijakan pendanaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang

kebijakan pendanaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga

meningkatkan NPM.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 84: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Standardized Coefficients

Std. Error Beta Sig.

0,400 0,036 11,159 0,000

-0,078 0,069 -0,151 -1,131 0,263

le: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

Unstandardized Coefficients

tB1

(Constant)Kebijakan Pendanaan (SQRT)

a Dependent Variab

Model

Tabel 4.16 Model Hipotesis 2

Sumber: Lampiran 4

Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model

untuk hipotesis 2 adalah sebagai berikut:

NPM = 0,400 – 0,078 Kebijakan Pendanaan

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada LDE sebagai

indikator kebijakan pendanaan maka nilai NPM adalah 0,400 dan setiap pengurangan

LDE sebesar satu satuan akan meningkatkan NPM sebesar 0,078.

Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk menguji pengaruh total aktiva sebagai

indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan

terhadap NPM. Hasil pengujian hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.17 dimana

diperoleh nilai R2 sebesar 0,125 yang mempunyai arti bahwa 12,5% variabel NPM

mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variable total aktiva sebagai indikator

ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan

87,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau

diperkirakan ada variabel lain selain total aktiva dan LDE yang mempengaruhi NPM.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 85: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

1 ,353(a) 0,125 0,092

nt), Kebijakan Pendanaan (SQRT), Ukuran Perusahaanriable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

a Predictors: (Constab Dependent Va

Model R R SquareAdjusted R

Square

Model

R

a Predictorb Depend

1 FRegression

esidualTotal

s: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT), Ukuran Perusahaanent Variable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

0,184 2 0,092 3,842 ,028(a)1,294

Sig.Sum of Squares dfMean Square

1,478 56 54 0,024

Tabel 4.17 Nilai R Square Hipotesis 3

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel ANOVA pada tabel 4.18 didapat nilai Fhitung sebesar 3,842 dengan

probabilitas 0,028 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas (total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan

pendanaan) terhadap variabel terikat (NPM), karena probabilitas tersebut jauh lebih

kecil dari α 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh

total aktiva dan LDE terhadap NPM.

Tabel 4.18 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel 4.19 di bawah ini dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel

ukuran perusahaan positif sementara kebijakan pendanaan yang negatif memberi

makna bahwa informasi tentang ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan dapat

direspon searah ataupun terbalik oleh investor sehingga meningkatkan NPM.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 86: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Standardized Coefficients

B Beta t(Constant) 0,271 -1,008 0,318Ukuran Perusahaan 0,019 0,341 2,506 0,015Kebijakan Pendanaan (SQRT) 0,07 -0,03 -0,223 0,825

a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM (SQRT)

Std. ErrorModel1 -0,273

Unstandardized Coefficients

-0,016

0,047

Sig.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 ,295(a) 0,087 0,071 3,48592

a Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan

Tabel 4.19 Model Hipotesis 3

Sumber: Lampiran 4

Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka

model untuk hipotesis 3 adalah sebagai berikut:

NPM = -0,273 + 0,047 Ukuran Perusahaan – 0,016 Kebijakan Pendanaan

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan dan tidak ada LDE sebagai indikator kebijakan

pendanaan maka nilai NPM adalah negatif 0,273 dan setiap penambahan total aktiva

sebesar satu juta rupiah akan meningkatkan NPM sebesar 0,047 dan setiap

pengurangan LDE sebesar satu satuan akan menurunkan NPM sebesar 0,016 satuan.

Pengujian hipotesis 4 dilakukan untuk me

berpengaruh terhadap kinerja keuangan (E

pada tabel 4.20 berikut ini:

Tabel 4.20 Nilai R Square Hipotesis 4

Sumber: Lampiran 4

nguji apakah ukuran perusahaan

PS). Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat

Page 87: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

ModelRegressionResidualTotal

a Predictors: (Constantb Dependent Variable:

1 df

Mean Square F Sig.

), Ukuran PerusahaanKinerja Keuangan - EPS (SQRT)

55 12,152 56

1 63,8 5,25 ,026(a)Sum of Squares

63,8668,339732,139

Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh nilai R Square sebesar 8,7% yang berarti

8,7% variabel EPS sebagai indikator kinerja keuangan mampu dijelaskan oleh

variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan, sedangkan 91,3%

dijelaskan faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau diperkirakan ada

variabel lain yang menjadi perantara variabel total aktiva sebagai indikator ukuran

perusahaan akan mempengaruhi EPS sebagai indikator kinerja keuangan.

Tabel 4.21 Nilai Signifikasi Hitung Hipotesis 4

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel ANOVA didapat nilai Fhitung sebesar 5,250 dengan probabilitas

0,026 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas (total aktiva sebagai

indikator ukuran perusahaan) terhadap variabel terikat (kinerja keuangan - EPS),

karena probabilitas tersebut lebih kecil dari α 0.05. Maka model regresi dapat

digunakan untuk menguji pengaruh total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan

terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan.

Dari tabel 4.22 di bawah ini dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel

ukuran perusahaan yang positif memberi makna bahwa informasi tentang total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan dapat direspon searah oleh investor dengan EPS

sebagai indikator kinerja keuangan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 88: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -6,092 5,456Ukuran Perusahaan 0,905 0,395 0,295

a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

ModelUnstandardized Coefficients

1t Sig.

-1,117 0,269

2,291 0,026

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 ,018(a) 0 -0,018 3,64793

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT)

Tabel 4.22 Model Hipotesis 4

aka model

EPS = -6,092 + 0,905 Ukuran Perusahaan

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan maka nilai EPS adalah negatif 6,092 juta rupiah

dan setiap penambahan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan meningkatkan EPS

sebesar 0,905 juta rupiah.

Pengujian hipotesis 5 dilakukan untuk menguji apakah LDE sebagai indikator

kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan.

Hasil pengujian hipotesis lima dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut ini:

Tabel 4.23 Nilai R Square Hipotesis 5

Sumber: Lampiran 4

Sumber: Lampiran 4

Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan m

untuk hipotesis 4 adalah sebagai berikut:

Page 89: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Model

a Predictb Depend

1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 0,232 1 0,232 0,017 ,895(a)Residual 731,906 55 13,307Total 732,139 56

ors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT)ent Variable: Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 6,45 0,807 7,994 0,000Kebijakan Pendanaan (SQRT) -0,204 1,542 -0,018 -0,132 0,895

a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

1Model

Unstandardized Coefficients

Berdasarkan tabel 4.23 diperoleh nilai R2 sebesar 0,000 yang mempunyai arti

bahwa hanya 0% vaeiabel EPS mampu dijelaskan oleh variabel LDE sebagai

indikator kebijakan pendanaan, sedangkan 100% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Tabel 4.24 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 5

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel ANOVA didapat nilai Fhitung sebesar 0,017 dengan probabilitas

0,895 yang telah me

kebijakan pendanaan) terhadap variabel

keuangan), karena probabilitas te

regresi dapat digunakan untuk m

EPS tidak signifikan.

Tabel 4.25 Model Hipotesis 5

Sumber: Lampiran 4

nguji pengaruh antara variabel bebas (LDE sebagai indikator

terikat (EPS sebagai indikator kinerja

rsebut jauh lebih besar dari α 0.05, maka model

emprediksi EPS walapun pengaruh LDE terhadap

Page 90: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

1 ,309(a) 0,096 0,062 3,50153

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT), Ukuran Perusahaanb Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

Dari tabel 4.25 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kebijakan

pendanaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang kebijakan

pendanaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan EPS. Dengan

demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis

5 adalah sebagai berikut:

EPS = 6,450 – 0,204 Kebijakan Pendanaan

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada LDE sebagai

indikator kebijakan pendanaan maka EPS adalah 6,450 juta rupiah dan setiap

pengurangan LDE sebesar satu satuan akan meningkatkan EPS sebesar 0,024 juta

rupiah.

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.26 diperoleh nilai R Square sebesar 0,096 yang berarti

bahwa 0,096 variabel EPS sebagai indikator kinerja keuangan mampu dijelaskan

secara bersama-sama oleh variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan

Pengujian hipotesis 6 dilakukan untuk menguji pengaruh total aktiva sebagai

indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan

terhadap EPS. Hasil pengujian hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.26 di bawah ini:

Tabel 4.26 Nilai R Square Hipotesis 6

Page 91: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

ModelRegressionResidualTotal

a Predictors: (Constant), Kebijakan Pendanaan (SQRT), Ukuran Perusahaanb Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

df Mean

662,079732,139

Sum of Squares2 35,03 2,857 ,066(a

54 12,261

F Sig1 70,06

56

.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Standardized Coefficien

B Std. Error Beta t Sig.(Constant) -8,04 6,121 -1,314 0,195Ukuran Perusahaan 1,013 0,424 0,33 2,386 0,021Kebijakan Pendanaan (SQRT) 1,131 1,583 0,099 0,715 0,478

a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS (SQRT)

Model1

Unstandardized Coefficients

dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan 90,4% dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau diperkirakan ada variabel

lain selain total aktiva dan LDE yang mempengaruhi EPS.

Tabel 4.27 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 6

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel ANOVA didapat nilai Fhitung sebesar 2,240 dengan probabilitas

0.05,

Sumber: Lampiran 4

0,066 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas (total aktiva dan LDE)

terhadap variabel terikat (EPS), karena probabilitas tersebut lebih besar dari α

maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi EPS walaupun pengaruh

total aktiva dan LDE terhadap EPS tidak signifikan.

Tabel 4.28 Model Hipotesis 6

Page 92: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Dari tabel 4.28 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel ukuran

perusahaan dan kebijakan pendanaan yang positif memberi makna bahwa informasi

tentang total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator

kebijakan pendanaan, dapat direspon searah oleh investor sehingga meningkatkan

NPM. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model

untuk hipotesis 6 adalah sebagai berikut:

= -8,040 + 1,013 Ukuran Perusahaan + 1,131 Kebijakan Pendanaan

Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan dan tidak ada LDE sebagai indikator kebijakan

pendanaan maka nilai EPS adalah negatif 8,040 juta rupiah dan setiap penambahan

total aktiva sebesar satu juta rupiah akan menaikkan EPS sebesar 1,013 juta

rupiah.dan peningkatan LDE sebesar satu satuan akan menaikkan EPS sebesar 1,131

juta rupiah.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan

Hasil pengujian terhadap hipotesis satu (H1) menunjukkan bahwa total aktiva

sebagai indikator ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

NPM sebagai indikator kinerja keuangan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien

regresi ukuran perusahaan sebesar 0,048 dengan signifikansi 0,007 yang berarti

bahwa setiap adanya kenaikan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan berpengaruh

pada kenaikan NPM sebesar 0,048. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis

EPS

Page 93: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

satu (H1) yang menyatakan bahwa total aktiva mempunyai pengaruh positif terhadap

NPM, dan sekaligus menjawab rumusan masalah pertama penelitian ini. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bancel dan Mittoo

(2004). Hasil temuan ini menunjukkan bahwa walaupun penelitian dilakukan pada

lokasi, objek, dan periode yang berbeda tapi memberikan hasil yang sama merupakan

suatu indikasi bahwa total aktiva adalah faktor yang menentukan dalam pencapaian

tujuan perusahaan yaitu kinerja keuangan. Namun demikian persentase pengaruh

total aktiva terhadap NPM hanya 12,4 %, jadi dapat dikatakan bahwa justru faktor-

faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang jauh

lebih besar dibandingkan dengan total aktiva terhadap NPM yaitu sebesar 87,6%.

Untuk melihat kenyataan empiris dari hasil temuan ini, informasi

perkembangan total aktiva dan NPM dari sampel perusahaan selama periode 2002

sampai dengan 2006 yang disajikan pada tabel 4.29 dapat digunakan. Tabel 4.29

menunjukkan adanya peningkatan total aktiva dan penjualan dari tahun 2002 sampai

dengan tahun 2006. Di sisi lain terjadi penurunan laba bersih dari tahun tahun 2002

sampai dengan tahun 2006. Peningkatan penjualan ini seolah-olah terjadi karena

adanya kenaikan total aktiva sebab peningkatan penjualan bersamaan dengan

peningkatan pada aktiva lancar yang tercermin dari meningkatnya nilai persediaan.

Peningkatan aktiva lancar yang jauh lebih besar dari peningkatan aktiva tetap

menimbulkan dugaan bahwa pada prinsipnya bukan peningkatan total aktiva yang

mendorong peningkatan penjualan tapi sebaliknya peningkatan penjualan yang

menyebabkan peningkatan total aktiva melalui peningkatan aktiva lancar dimana

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 94: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

peningkatan aktiva lancar terjadi karena adanya penerimaan uang muka dari pembeli.

Hal ini merupakan penjelasan mengapa ditemukan pengaruh yang signifikan antara

ukuran perusahaan dengan NPM dengan kekuatan pengaruh yang relatif lemah.

Selain uang muka dari pembeli peningkatan aktiva lancar diduga berasal dari kredit

bank dan penambahan ekuitas.

Penurunan laba bersih secara tajam terjadi pada tahun 2004, yaitu dari laba

bersih sebesar Rp 1.098.442 pada tahun 2003 menjadi Rp 691.631 pada tahun 2004,

selanjutnya laba meningkat lagi secara tajam pada tahun 2005 dan kembali

mengalami penurunan pada tahun 2006. Penurunan laba bersih terjadi karena diduga

peningkatan penjualan bukan disebabkan oleh peningkatan volume penjualan,

melainkan disebabkan meningkatnya harga jual. Hal ini diduga sebagai dampak dari

tingkat inflasi yang relatif tinggi yang menyebabkan kenaikan harga-harga yang

sangat mempengaruhi biaya operasi dan menurunkan daya beli masyarakat sehingga

kenaikan total penjualan di satu sisi tidak disertai dengan kenaikan laba bersih

malah terjadi penurunan laba bersih yang dapat dilihat dari tabel 4.29 dimana pada

satu sisi terjadi kenaikan penjualan sebesar 93% dari tahun 2002 sampai dengan 2006

sebaliknya net profit mengalami penurunan sebesar 28%.

Hasil pengujian terhadap hipotesis empat (H4) menunjukkan bahwa total

aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan yang dapat dilihat dari nilai

koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 0,905 dengan signifikansi 0,026 yang

berarti bahwa setiap adanya kenaikan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 95: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

berpengaruh pada kenaikan EPS sebesar 0,905 juta rupiah. Hasil temuan ini

terbukti menerima hipotesis empat (H4) yang menyatakan bahwa total aktiva

mempunyai pengaruh positif terhadap EPS, dan sekaligus menjawab

rumusan masalah keempat penelitian ini. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Bancel dan Mittoo (2004). Namun demikian

persentase pengaruh total aktiva terhadap EPS hanya 8,7 % saja, jadi dapat dikatakan

bahwa justru faktor-faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini mempunyai

pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan total aktiva terhadap EPS

yaitu 91,3 %.

Untuk melihat kenyataan empiris dari hasil temuan ini, informasi

perkembangan total aktiva dan EPS dari sampel perusahaan selama periode

2002 sampai dengan 2006 yang disajikan pada tabel 4.29 dapat digunakan.

Tabel 4.29 menunjukkan adanya peningkatan total aktiva dan penjualan

dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Di sisi lain terjadi penurunan laba

bersih dari tahun tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Penurunan laba bersih yang

terjadi pada satu sisi, sebaliknya terjadi peningkatan jumlah saham yang beredar pada

sisi yang lain menyebabkan EPS turun dalam tingkat yang sangat tinggi sehingga

EPS sebesar 129,24 pada tahun 2002 turun menjadi 18,78 pada tahun 2006. Hal ini

merupakan penjelasan mengapa ditemukan pengaruh yang signifikan antara

total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dengan EPS sebagai indikator

kinerja keuangan dengan kekuatan pengaruh yang relatif sangat lemah.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 96: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

4.2.2 Pengaruh Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan

Hasil pengujian terhadap hipotesis dua (H2) menunjukkan bahwa penelitian

ini menemukan pengaruh negatif yang tidak signifikan antara LDE sebagai indikator

kebijakan pendanaan terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan, yang dapat

dilihat dari nilai koefisien regresi kebijakan pendanaan sebesar -0,078 dengan

signifikansi 0,263 yang berarti bahwa setiap adanya penurunan LDE sebesar satu

satuan akan berpengaruh pada kenaikan NPM sebesar 0,263 satuan. Hasil temuan ini

terbukti menolak hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa long term debt to equity

mempunyai pengaruh positif terhadap NPM, dan sekaligus menjawab rumusan

masalah kedua penelitian ini. Hasil temuan ini tidak mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Sheng dan Li (2006), Masidonda (2001), Arrayani (2003),

Arsana (2007) yang menemukan pengaruh positif yang signifikan antara struktur

modal dengan kinerja keuangan. Hasil temuan ini tidak sejalan dengan penelitian

sebelumnya diduga disebabkan perbedaan objek penelitian antara penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian ini mengambil objek penelitian pada

perusahaan properti sedangkan penelitian sebelumnya mengambil objek penelitian

pada perusahaan petrokimia (Sheng dan Li), perusahaan makanan dan minuman

(Masidonda), industri tekstil (Arrayani), Koperasi Unit Desa (Arsana). Perbedaan

objek penelitian ini memberikan karakteristik sumber dan penggunaan dana yang

berbeda dimana perusahaan yang menjadi objek penelitian sebelumnya memperoleh

sumber dana untuk memenuhi kebutuhan aktiva dalam melakukan operasional

perusahaan sementara perusahaan properti yang menjadi objek penelitian lebih

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 97: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

banyak didanai oleh kewajiban jangka pendek yang diterima sebagai uang muka.

Perbedaan variabel penelitian juga diduga sebagai faktor yang menyebabkan

perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, dimana variabel bebas

dalam penelitian ini adalah long term debt to equity sementara variabel bebas pada

penelitian sebelumnya adalah debt to asset ratio (DAR), variabel terikat pada

penelitian ini adalah NPM sedangkan variabel terikat pada penelitian sebelumnya

adalah rentabilitas modal sendiri. Lokasi penelitian yang berbeda diduga juga

menyebabkan perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dimana

penelitian ini berdasarkan laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

BEI yang termasuk dalam pasar modal yang berkembang (emerging financial market)

(Tandelilin, 1997) sementara penelitian Sheng dan Li berdasarkan laporan keuangan

pada perusahaan dengan pasar modal yang relatif kuat. Selanjutnya perbedaan diduga

terjadi karena jumlah sampel pada penelitian ini yang relatif sedikit (hanya 12

perusahaan) dibandingkan dengan sampel pada penelitian sebelumnya (23 hingga 157

perusahaan).

Hasil temuan ini mendukung prediksi teori trade off yang menyatakan bahwa

apabila posisi struktur modal telah berada di atas target struktur modal optimalnya,

maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan (Brigham dan

Gapensi, 1993: 415-416). Dari tabel 4.29 dapat dilihat bahwa posisi struktur modal

(debt to asset ratio, DAR) sampel perusahaan dari tahun 2002 sampai dengan tahun

2006 berkisar antara 0,50 – 0,60 dan sudah berada di atas target struktur modal

optimal (0,30 – 0,40) (Sugihen, 2003). DAR yang mengalami penurunan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 98: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

mulai dari tahun 2003 menggambarkan adanya kenaikan EAR (equity to asset

ratio), dan kenaikan EAR ini terjadi pada saat terjadi penurunan laba

menggambarkan bahwa kenaikan ekuitas bukan berasal dari laba tetapi berasal dari

pertambahan modal pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahan lebih

mengutamakan sumber dana dari modal sendiri. Hal ini dapat menjelaskan mengapa

ditemukan pengaruh yang tidak signfikan antara LDE sebagai indikator kebijakan

pendanaan dengan NPM sebagai indikator kinerja keuangan.

Hasil pengujian terhadap hipotesis lima (H5) menunjukkan bahwa penelitian

ini menemukan pengaruh negatif yang tidak signifikan antara LDE sebagai

indikator kebijakan pendanaan terhadap EPS sebagai indikator kinerja

keuangan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi kebijakan pendanaan

sebesar -0,204 dengan signifikansi 0,895 yang berarti bahwa setiap adanya

penurunan LDE sebesar satu satuan akan berpengaruh pada kenaikan EPS sebesar

0,263 juta rupiah. Hasil temuan ini terbukti menolak hipotesis lima (H5) yang

menyatakan bahwa long term debt to equity mempunyai pengaruh positif terhadap

EPS, dan sekaligus menjawab rumusan masalah kelima penelitian ini. Pembahasan

pada hipotesis lima ini mengenai hasil temuan, perbedaan dengan penelitian

sebelumnya dan hubungan hasil temuan dengan teori trade off adalah sebagaimana

halnya dengan pembahasan pada hipotesis dua.

Untuk melihat kenyataan empiris dari hasil temuan ini, informasi

perkembangan kebijakan pendanaan dan EPS dari sampel perusahaan selama periode

2002 sampai dengan 2006 yang disajikan pada tabel 4.29 dapat digunakan. Tabel 4.29

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 99: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

menunjukkan adanya fluktuasi LTD dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006

sementara terjadi kenaikan ekuitas yang terus menerus yang menyebabkan LDE juga

mengalami fluktuasi yaitu menurun pada tahun 2003, meningkat kembali pada tahun

2004, pada tahun 2005 turun kembali dan pada tahun 2006 meningkat lagi yang

memberikan LDE 0,195. Penjualan mengalami peningkatan secara terus menerus

dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 tetapi tidak disertai dengan peningkatan

laba bersih secara terus menerus. Peningkatan ekuitas yang menyebabkan LDE

menurun disebabkan oleh peningkatan modal saham yang terlihat dari kenaikan

jumlah saham yang beredar secara terus menerus dari tahun 2002 sampai dengan

tahun 2006. Penurunan laba bersih yang terjadi pada satu sisi, sebaliknya terjadi

peningkatan jumlah saham yang beredar pada sisi yang lain menyebabkan EPS turun

dalam tingkat yang sangat tinggi sehingga EPS sebesar 129,24 pada tahun 2002

turun menjadi 18,78 pada tahun 2006. Hal ini merupakan penjelasan mengapa

ditemukan pengaruh yang tidak signifikan antara LDE sebagai indikator kebijakan

pendanaan dengan EPS sebagai indikator kinerja keuangan dengan kekuatan

pengaruh yang relatif lemah.

4.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan Terhadap

Kinerja Keuangan

Hasil pengujian terhadap hipotesis tiga (H3) menunjukkan bahwa penelitian

ini menemukan pengaruh yang signifikan antara total aktiva sebagai indikator ukuran

perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 100: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

sebagai indikator kinerja keuangan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi

ukuran perusahaan sebesar 0,047 dan koefisien regresi kebijakan pendanaan sebesar -

0,016 dengan signifikansi 0,875 yang berarti bahwa setiap adanya peningkatan total

aktiva sebesar satu juta rupiah akan berpengaruh pada kenaikan NPM sebesar

0,047 satuan dan setiap penurunan LDE sebesar satu satuan akan berpengaruh pada

kenaikan NPM sebesar 0,016 satuan. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis

tiga (H3) yang menyatakan bahwa total aktiva dan long term debt to equity

mempunyai pengaruh positif terhadap NPM, sekaligus menjawab rumusan masalah

ketiga penelitian ini. Namun demikian persentase pengaruh total aktiva dan LDE

terhadap NPM hanya 12,5 %, jadi dapat dikatakan bahwa justru faktor-faktor lain

yang tidak diikutkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang jauh lebih

besar dibandingkan dengan total aktiva dan LDE terhadap yaitu sebesar 87,5%.

Untuk melihat kenyataan empiris dari hasil temuan ini, informasi dari tabel

4.30 tentang tingkat perubahan total aktiva, LTD, ekuitas, penjualan, laba bersih dan

NPM dapat digunakan. Dari tabel 4.30 dapat dilihat bahwa total aktiva meningkat

sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, dengan tingkat perubahan yang semakin

menurun sementara LTD mengalami perubahan yang berfluktuasi dengan tingkat

perubahan yang sangat berfluktuasi pula. Tingkat perubahan total aktiva pada satu

sisi dan perubahan LTD pada sisi yang lain mengakibatkan DAR turun dari tahun

2002 sampai dengan tahun 2005, tetapi meningkat pada tahun 2006. Penjualan

meningkat dari tahun 2002 sapai dengan tahun 2006 tapi laba bersih mengalami

penurunan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 dan pada tahun 2005 laba

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 101: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

bersih mengalami peningkatan tapi kembali menurun pada tahun 2006. Fluktuasi laba

bersih ini menyebabkan NPM juga mengalami fluktuasi yang sama. Apabila

diperhatikan tabel 4.30 mengenai tingkat perubahan total aktiva dan LTD hasil

temuan penelitian ini sesuai dengan prediksi teori trade off dan sampel perusahaan

sudah berada di atas target struktur modal optimal. Penjelasan tentang hal ini dapat

dilihat dari tabel 4.30 untuk tahun 2005 dimana kenaikan total aktiva sebesar 13%

diimbangi oleh penurunan LTD sebesar 12% dan dengan perubahan pada kewajiban

jangka pendek memberikan penurunan DAR sebesar 10% mengakibatkan kenaikan

penjualan sebesar 32% dan diikuti dengan kenaikan laba bersih 43% mengakibatkan

NPM naik sebesar 6%. Hal ini merupakan penjelasan mengapa ditemukan pengaruh

positif yang signifikan antaratotal aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan

LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM sebagai indikator kinerja

keuangan, dengan kekuatan pengaruh yang relatif lemah.

Hasil pengujian terhadap hipotesis enam (H6) menunjukkan bahwa penelitian

ini menemukan pengaruh positif yang tidak signifikan antara total aktiva sebagai

indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan

terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan, yang dapat dilihat dari nilai

koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 1,013 dan koefisien regresi kebijakan

pendanaan sebesar 1.131 dengan signifikansi 0,875 yang berarti bahwa setiap adanya

peningkatan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan berpengaruh pada kenaikan

EPS sebesar 1,013 juta rupiah dan setiap kenaikan LDE sebesar satu satuan akan

berpengaruh pada kenaikan EPS 1,131 juta rupiah. Hasil temuan ini terbukti menolak

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 102: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

hipotesis enam (H6) yang menyatakan bahwa total aktiva dan long term debt to

equity mempunyai pengaruh positif terhadap EPS, sekaligus menjawab rumusan

masalah keenam penelitian ini.

Namun demikian persentase pengaruh total aktiva dan LDE

terhadap EPS hanya 12,5 %, jadi dapat dikatakan bahwa justru faktor-faktor lain yang

tidak diikutkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar

dibandingkan dengan total aktiva dan LDE terhadap EPS yaitu sebesar 87,5%.

Fluktuasi laba bersih yang disertai dengan kenaikan jumlah saham beredar

mengakibatkan EPS mengalami penurunan. Hal ini merupakan penjelasan mengapa

ditemukan pengaruh positif yang tidak signifikan antara total aktiva sebagai indikator

ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap EPS

sebagai indikator kinerja keuangan, dengan kekuatan pengaruh yang relatif lemah.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 103: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Tabel 4.29 Perkembangan Aktiva, Hutang, Ekuitas, Penjualan, dan Laba Bersih (dalam jutaan rupiah)

Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006

TA LTD E P NP OSS RA RD RE RP RN EPS KP NPM DAR

13.229.760 946.515 5.445.207 3.206.537 1.314.735 10.173 1.102.480 78.876 453.767 267.211 109.561 129,24 0,17 0,41 0,59

16.386.476 880.617 6.835.827 4.420.024 1.098.442 22.261 1.365.540 73.385 569.652 368.335 91.537 49,34 0,13 0,25 0,58

19.964.189 1.332.293 8.317.300 4.453.095 691.631 23.260 1.663.682 111.024 693.108 371.091 57.636 29,73 0,16 0,16 0,58

22.652.567 1.179.766 10.803.851 5.872.992 1.000.636 26.007 1.887.714 98.314 900.320 489.416 83.386 38,48 0,11 0,17 0,52

25.191.475 2.175.956 11.613.275 6.195.715 941.614 50.132 2.099.290 181.330 967.773 516.310 78.468 18,78 0,19 0,15 0,54

Sumber : Data diolah

TA = Total Aktiva LTD = Long Term Debt E = Equity P = Penjualan NP = Net profit OSS = Jumlah saham beredar RA = Rata-rata Aktiva RD = Rata-rata long term debt RE = Rata-rata Equity RP = Rata-rata penjualan RN = Rata-rata Net Profit EPS = Laba per lembar saham KP = Kebijakan Pendanaan = LTD/E NPM = Rasio laba bersih terhadap penjualan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 104: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Tabel 4.30 Tingkat Perubahan Aktiva, LTD, Penjualan, NP, NPM, dan

OSS (Berdasarkan tahun sebelumnya)

Tahun TotalAktiva LTD Penjualan NP NPM OSS

2003

2004

2005

2006

24%

22%

13%

11%

-8%

52%

-12%

85%

38%

1%

32%

6%

-17%

-36%

43%

6%

-39%

-36%

43%

6%

119%

7%

9%

93%

Sumber: Data diolah

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 105: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan temuan Bancel dan Mittoo (2004), dan menunjukkan bahwa

total aktiva merupakan faktor yang menentukan dalam pencapaian tujuan

perusahaan yaitu kinerja keuangan.

2. Long Term Debt to Equity sebagai indikator kebijakan pendanaan

berpengaruh negative yang tidak signifikan terhadap NPM sebagai indikator

kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan prediksi teori trade off

namun tidak konsisten dengan temuan Sheng dan Li (2006), Masidonda

(2001), Arrayani (2003), Arsana (2007).

3. Total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan Long Term Debt to

Equity sebagai indikator kebijakan pendanaan secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan.

Hal ini berarti semakin besar jumlah aktiva yang digunakan dalam operasional

perusahaan dan dibelanjai dari hutang jangka panjang semakin tinggi NPM

yang dapat dicapai oleh perusahaan.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 106: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

4. Total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan temuan Bancel dan Mittoo (2004), dan menunjukkan

bahwa total aktiva merupakan faktor yang menentukan dalam pencapaian

tujuan perusahaan yaitu kinerja keuangan.

5. Long Term Debt to Equity sebagai indikator kebijakan pendanaan

berpengaruh negative yang tidak signifikan terhadap EPS sebagai indikator

kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan prediksi teori trade off

namun tidak konsisten dengan temuan Sheng dan Li (2006), Masidonda

(2001), Arrayani (2003), Arsana (2007).

6. Total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan Long Term Debt to

Equity sebagai indikator kebijakan pendanaan secara bersama-sama

berpengaruh positif yang tidak signifikan terhadap EPS sebagai indikator

kinerja keuangan.

5.2 Keterbatasan

1. Penelitian ini terbatas pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI dan

hanya 12 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dan dianggap belum dapat

mewakili karakteristik populasi dalam penelitian ini, oleh karena itu hasil

yang diperoleh belum dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi.

2. Sampel penelitian terbatas pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI saja

sehingga tidak dapat mewakili seluruh perusahaan properti serta tidak dapat

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 107: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

dilihat apakah ada perbedaan hasil antara perusahaan yang berskala besar

dengan perusahaan yang berskala kecil.

3. Berdasarkan hasil regresi, besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 0,125

untuk NPM dan 0,096 untuk EPS serta Adjusted R2 adalah 0,092 untuk NPM

dan 0,062 untuk EPS. Hal ini berarti 12,5% variasi NPM dan 9,6% variasi

EPS dapat dijelaskan oleh variasi ukuran perusahaan dan kebijakan

pendanaan, sedangkan sisanya 87,5% untuk NPM dan 90,4% untuk EPS

merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Adapun saran

untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan jumlah

sampel yang lebih banyak dan sebaiknya dikembangkan penggunaan

sampel pada perusahaan lain yang memiliki kesamaan dengan perusahaan

properti seperti perusahaan konstruksi.

2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan analisis dapat dilakukan dengan

mengikutsertakan perusahaan properti yang belum terdaftar di BEI.dan

analisis dilakukan secara terpisah berdasarkan ukuran perusahaan

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 108: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

sehingga dapat dilihat perbedaan hasil antara perusahaan dengan ukuran

yang berbeda.

3. Berdasarkan keterbatasan penelitian bahwa hanya 9,6% variasi EPS dan

12,5% variasi NPM yang mampu dijelaskan oleh ukuran perusahaan dan

kebijakan pendanaan, oleh karena itu pada penelitian selanjutnya

sebaiknya dilakukan penambahan variable bebas yang lain sehingga dapat

menjelaskan variabel NPM dan EPS dalam kisaran yang lebih tinggi.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 109: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

DAFTAR PUSTAKA

Adelegan, Olatundun, 2007. “Effect of Taxes on Business Financing Decisions and Firm Value in Nigeria”. International Research Journal of Finance and Economics, Euro Journals Publishing , or

http://www.eurojournals.com/finance.htm Arrayani, 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dan

Implikasinya Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada IndustriTekstil Yang Go Public Di Indonesia. Tesis.

Arsana, I Made Marsa, 2007. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja

KeuanganKoerasi Unit Desa Di Kabupaten Tabanan Suatu Pendekatan Structural Equation Modelling. SOCA (SOCIO-ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGIBUSINESS). www.google.com/search

Arifin, Zaenal, 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama, Penerbit

Ekonisia, Yogyakarta Bancel, Frank and Usha R. Mittoo, (2006). “Cross Country Determinantsof Capital

Structure Choice: A Survey of European Firms”. www.google.com/search Brigham, Eugene.F dan Joel Houston, 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan,

Edisi Indonesia, Buku II, Penerbit Erlangga, Jakarta. Brigham, Eugene F. and Louis C. Gapenski, 1993. Financial Management Theory

and Practice. Fifth Edition, United States of America Brigham, Eugene F. and Philip R. Daves, 2004. Intermediate Financial

Management. 8th Edition, United States of America Christianti, Ari, Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta: Hipotesis Static Trade Off Atau Pecking Order Theory, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. www.google.com/search

Faccio, Mara, Larry H.P. Lang and Leslie Young, 2001. Debt and Corporate

Governance. www.google.com/search Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Harrington, Christine, 2005. “The Effect of Competitive Structure on Relationship

between Leverage and Profitability”. www.google.com/search

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 110: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Helfert, Erich A., 1997. Teknik Analisis Keuangan. Edisi Kedelapan, penerbit

Erlanggas , Jakarta. Husnan, Suad, 1996. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan Jangka

Panjang. Edisi 4, BPFE, Yogyakarta. Indriantono, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta. Jandik, Thomas and Anil K Makhija, 2004. “Debt, Debt Structure and Corporate

After Unsuccesful Takeovers: Evidence from Tagets that Remain Independent”. Hal. 1 – 33 www.google.com/search

Kaaro, Hermeindito, 2003. “Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi Berbasis

Peluang Investasi dan Kendala Keuangan : Pembuktian Empiris dalam Kondisi Normal dan Kondisi Krisis”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Dian Ekonomi) Vol. IX No. 1 Maret 2003, Hal 15 – 34.

Kochhar, Rahul, 1997, Strategic Assets. “Capital Structure, and Firm Performance,

Journal Of Financial And Strategic Decision”. Volume 10 Number 3, hal. 23 – 36. www.google.com/search

Masidonda, Jaelani La , Ghozali Maski, dan M. S. Idrus, 2001. “Analisis Variabel-

Variabel yang mempengaruhi Struktur Pendanaan dan Pengaruhnya Bersama Beban Bunga, Return On Asset Terhadap Modal Sendiri”. TEMA 1 (2001), hal. 76 – 95.

Mason, Robert D. dan Douglas A. Lind, 1996. Teknik Statistika Untuk Bisnis dan

Ekonomi. Edisi Kesembilan Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Mayangsari, Sekar, 2001. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pendanaan Perusahaan : Pengujian Pecking Order Hypothesisi”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 1 No. 3 Desember 2001, Hal. 1 – 26.

Pandya, Anil M. and Narendar V. Rao, 1998. “Diversification and Firm

Performance: An Empirical Evaluation. Journal of Financial and Strategic Decisions. Volume 11 Number 2, hal 67 – 81. www.google.com/search

Riyanto, Bambang, 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4, BPFE,

Yogyakarta.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 111: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Santoso, Singgih, 2006. Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS 15. Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sartono, R. Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE

Yogyakarta Sheng, Wang Fu dan Du Xiao Li, 2006. “Relationship between Liability and

Profitability of the Listed Company Petrochemical Industry: An Empirical Investigation”. Management Science and Engineering, hal. 1517 – 1521. www.google.com/search

Sugihen, S.G., 2003. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva,

Kinerja Keuangan, Serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur Terbuka di Indonesia. Disertasi.

Sundjaya, Ridwan S. dan Inge Barlian, 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga,

Jilid 2, PT Prenhallindo, Jakarta. Tandelilin, Eduardus, 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE,

Yogyakarta. Wahyudi . Untung dan Hartani Prasetyaning Pawestri, 2006. Implikasi Struktur

kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intrvening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham, 1993. Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh,

Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta . Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1995. Manajemen Keuangan. Edisi

Kesembilan, Jilid 1, BinaAksara, Jakarta Willson, James D. dan John B. Campbell, 1996. Controllership, Edisi Ketiga,

Penerbit Erlangga, Jakarta. Zahra, Fathimati, 2000, Pengaruh Total Assets(TA), Quick Ratio (QR), Long Term

Debt to Total Equity (LDE), Net Profit Margin NPM), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Resiko Sistematis, Studi Empiris Bursa Efek Jakarta. Thesis.

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 112: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 113: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 114: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 115: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 116: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 117: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 118: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 119: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 120: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 121: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 122: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 123: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 124: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 125: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 126: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 127: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 128: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 129: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 130: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 131: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 132: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 133: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 134: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 135: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 136: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 137: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 138: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 139: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 140: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 141: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 142: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 143: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 144: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 145: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 146: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 147: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 148: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 149: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 150: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 151: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 152: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 153: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 154: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008

Page 155: pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap

Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008