pengaruh ukuran perusahaan, current ratio …repository.umrah.ac.id/1360/1/ediya...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, CURRENT RATIO,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP
OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013-
2016.
Ediya Isnawati1 ,Inge Lengga Sari Munthe
2, Asmaul Husna
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh ukuran perusahaan , current ratio,
pertumbuhan perusahaan dan kualitas audit terhadap opini audit going concern.
Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive
sampling, dengan memfokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. ada sebanyak 35 perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan
adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari www.idx.co.id
dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi logistik. kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sebesar 22,0%, sedangkan sisanya sebesar 78,0% dijelaskan oleh
variabel independen lainnya diluar model penelitian. adapun hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, current ratio dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern. sedangkan untuk
kualitas audit berpengaruh negatif pada opini audit going concern.
Kata Kunci : opini audit going concern, ukuran perusahaan, current ratio,
pertumbuhan perusahaan, dan kualitas audit.
2
PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila laporan
keuangannya bisa dipertanggungjawabkan dengan benar oleh perusahaan yang
bersangkutan dan mampu mempertahanankan kelangsungan usaha dalam jangka
waktu yang panjang, baik dalam segala kondisi apapun. Peran penting manajemen
dalam suatu perusahaan menyediakan laporan keuangan yang benar adalah untuk
mempermudah para pengguna informasi seperti investor. Laporan auditor
independen juga memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan
tentang kemampuan perusahaan.Yang mana audior mempunyai tanggung jawab
untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern).
Opini going concern merupakan bad news bagi pemakai laporan
keuangan. Dalam hal ini beberapa penyebab kesalahan pemberian opini (audit
failures) yang dilakukan oleh auditor yaitu, adanya hipotesis self-fulfilling
prophecy yang merupakan masalah yang sering terjadi dan mengakibatkan auditor
enggan mengungkapkan status going concern yang muncul. Auditor menduga
bahwa opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan pada
perusahaan yang bermasalah.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Opini Audit
Auditor sebagai pihak yang independen dalam pemeriksaan laporan
keuangan memiliki tugas umum memberikan opini atas laporan keuangan
perusahaan. Terdapat lima jenis pernyataan pendapat auditor menurut
(Mulyadi,2013:20) yaitu:
3
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan
(Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion).
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion).
Opini Audit Going Concern
SPAP Seksi 341 (2011), opini audit going concern merupakan opini
yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam kurun waktu yang pantas tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit.
Opini audit going concern Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
variabel dummy. Dimana kategori 1 untuk audit yang menerima opini audit going
concern (GCAO) dan kategori 0 untuk audit yang menerima opini audit non going
concern (NGCAO).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menurut (Agnes Sawir,2004:101-102) dalam
Hastria dkk (2014), merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar
saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3
kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size)
dan perusahaan kecil (small firm).
Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset
perusahaan (Harahap,2008:43) dalam Hastria,dkk (2014). Variabel ini diukur
4
dengan rata-rata jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan (total
asset).
Current Ratio
Hery (2016:152), Current ratio (rasio lancar ) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang
tersedia. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aset lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancar. semakin besar perbandingan aset lancar dengan utang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100%.
Artinya aset lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar (Harahap, 2015: 301).
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah sebuah skala untuk mengukur seberapa
baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri maupun
dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Ginting dan Suryana, 2014).
Pertumbuhan perusahaan merupakan perkembangan perusahaan yang dapat
diukur dengan tingkat pertumbuhan total aset maupun dengan tingkat
pertumbuhan penjualan. (Ginting dan Suryana, 2014):
Keterangan :
5
Penjualan Bersiht = Penjualan bersih tahun sekarang
Penjualan Bersiht-1 = Penjualan bersih tahun lalu.
Kualitas Audit
Kualitas audit adalah kemampuan auditor dalam mengaudit laporan
keuangan dalam memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material
atau kecurangan dalam laporan keuangan. Kualitas audit diukur dengan
menggunakan variabel dummy, yaitu diberikan kode 1 jika KAP berafiliasi
dengan KAP The Big Four, dan diberikan kode 0 jika KAP tidak berafiliasi
dengan KAP The Big Four (Agoes dan Hoesada,125:2009).
1. KPMG yang berafiliasi dengan Siddharta & Widjaja.
2. Ernst dan Young berafiliasi dengan Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
3. Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deolitte Touche Tohmatsu.
4. Haryantono Sahari dan Rekan bearfiliasi dengan Price water house
Coopers.
Kerangka Pemikiran
Ukuran Perusahaan
(X1)
Current Ratio (X2)
Pertumbuhan
Perusahaan (X3)
Kualitas Audit
(X4)
Opini Going Concern
(y)
H2
H1
H4
H3
H5
6
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari kondisi keuangan perusahaan,
salah satunya dengan melihat dari total aset perusahaan. Semakin besar ukuran
perusahaan maka total aset yang dimiliki perusahaan akan tinggi berarti
perusahaan akan dianggap mampu menjalani kelangsungan usahanya untuk
jangka waktu yang akan datang, Sehingga kemungkinan untuk mendapatkan opini
audit going concern dari auditor itu sangat kecil.
H1 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern.
Pengaruh Current Ratio Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Current ratio digunakan untuk mengukur kemempuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. semakin rendah nilai current ratio
menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Perusahaan yang tidak bisa melunasi kewajiban jangka
pendeknya dianggap sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan sedang menghadapi
masalah yang dapat mengganggu kelangsungan usahanya dan kemungkinan besar
untuk mendapatkan opini audit going concern dari auditor.
H2 : Diduga current ratio berpengaruh terhadap penerinaan opini audit going
concern.
7
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern
Pertumbuhan perusahaan merupakan skala yang dapat menilai seberapa
baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya. Pertumbuhan perusahaan
juga diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Penjualan yang terus
meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan peluang audit untuk memperoleh
peningkatan laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan semakin kecil
kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern.
.H3 : Diduga pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern.
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Tingginya kegagalan audit yang terungkap akhir-akhir ini menyebabkan
proksi kualitas audit (reputasi auditor dan ukuran auditor) diragukan
keandalannya. Yang mana kualitas audit merupakan suatu ukuran yang dapat
menilai suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Semakin besar skala KAP
maka semakin baik kualitas audit yang diberikan, sehingga auditor yang berasal
dari KAP skala besar memiliki kualitas yang baik dan mampu untuk mendeteksi
dan melaporkan masalah going concern kliennya.
H4 : Diduga kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern.
H5: Diduga ukuran perusahaan, current ratio, pertumbuhan perusahaan, dan
kualitas audit berpengaruh secara simultan terhadap opini audit going
concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
8
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdapat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016. Ruang lingkup penelitian ini
dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, current ratio,
pertumbuhan perusahaan dan kualitas audit terhadap opini audit going concern
pada perusahaan manufaktur.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yang mana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel yang
diteliti. Dengan kata lain, studi kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih juga menunjukkan arah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terkait atau mempertanyakan masalah sebab-akibat
(Kuncoro,2009:15). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara
variabel indenpenden terhadap variabel dependen.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya. Perbedaan-perbedaan itu
disebabkan karena adanya nilai karakteristik yang berlainan (Supranto,
2008).Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel adalah sebagian dari populasi (Supranto,2008). Pemilihan
sampel dalam penelitian ini menggunkan purposive sampling yaitu teknik
9
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan yang
digunakan untuk dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
1. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya secara
lengkap selama tahun 2013-2016.
3. Perusahaan manufaktur menggunakan rupiah (Rp) sebagai mata uang tahun
2013-2016.
4. Perusahaan mengalami kenaikan penjualan selama tahun 2013-2016.
Dari seluruh populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 yaitu
sebanyak 138 perusahaan, yang memenuhi kriteria pemilihan sampel adalah
sebanyak 35 perusahaan yang kemudian dikali dengan 4 tahun pengamatan
sehingga jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 140.
Metode Analisis Data
Prosedur pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dan studi dokumentasi di lakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik
(logistic regretion) karena variabel terikatnya yaitu opini audit going concern
yang bersifat dikotomi (menerima opini audit going concern dan tidak menerima
opini audit going concern). Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji
regresi logistik sebagai berikut (Ghozali, 2013:335). Analisis Regresi Logistik,
Menilai Kelayakan Model Regresi, Menilai Model Fit, Koefisien Determinan,
Estimasi Parameter Dan Interprestasinya.
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif memberikan gambaran nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum dan minimum dari data observasi penelitian. Tabel 4.2
menunjukkan statistik deskriptif variabel independen.
Table 4.2 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
OAGC 140 0 1 .41 .493
UP 140 136142063219 91831526000000 9480315286379.38 17654182888542.668
CR 140 .4491 13.8713 2.338737 1.9185807
PP 140 .0019 1.3725 .146449 .1708948
KA 140 0 1 .42 .496
Valid N
(listwise) 140
Sumber : Data Diolah, 2018
Tabel 4.3
Frekuensi Variabel Dependen
Sumber : Data Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahu bahwa dari 140 sampel
penelitian, terdapat 57 perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern
dari auditor atau sekitar 40,7% dan sisanya 83 perusahaan yang tidak
mendapatkan opini audit going concern dari auditor atau sekitar 59,3%.
OAGC
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 83 59.3 59.3 59.3
1 57 40.7 40.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
11
Frekuensi Variabel Independen
Sumber : Data Diolah 2018
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa kualitas audit yang mana
diproksikan dengan KAP yang berafiliasi dengan The Big 4 dari jumlah 140
sampel sebanyak 59 perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi
dengan The Big 4 atau 42,1% dan sisanya sebanyak 81 perusahaan yang tidak
menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan The Big 4 atau sekitar 57,9%.
Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel 4.4
Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 5.969 8 .651
Sumber : Data Diolah, 2018
Dari hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
diketahui bahwa dimana dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig
lebih dari (>) 0,05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang
diprediksi dan diamati. Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai sig adalah
sebesar 0,651 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 berarti adanya
perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dan diamati, dengan
model ini dalam penelitian dapat dikatakan layak.
KA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 81 57.9 57.9 57.9
1 59 42.1 42.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
12
Menilai Keseluruhan Model ( Overall Model Fit )
Tabel 4.5
-2 Log Likelihood Block 0
Lock 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 189.225 -.371
2 189.224 -.376
3 189.224 -.376
Sumber : Data Diolah, 2018
Tabel 4.6
-2 L0g Likelihood
Block 1
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant UP CR PP KA
Step 1 1 165.269 .777 .000 -.182 -.918 -1.233
2 164.304 .982 .000 -.240 -1.523 -1.364
3 164.278 1.032 .000 -.252 -1.716 -1.374
4 164.278 1.034 1.088 -.253 -1.727 -1.375
5 164.278 1.034 1.088 -.253 -1.727 -1.375
Sumber : Data Diolah, 2018
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6
yang merupakan hasil dari pegujian dari penelitian yang mana nilai -2 log
likelihood awal (Block Number = 0) sebesar (189,225) lebih tinggi dari nilai -2 log
likelihood akhir (Block Number = 1) sebesar (165,269) yang artinya model yang
dihipotesiskan cocok dengan data atau dihipotesiskan fit dengan data.
13
Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 164.278a .163 .220
Sumber : Data Diolah, 2018
Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 4.7 Model Summary menjelaskan
tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Dari tabel diatas
didapatkan nilai dengan angka sebesar 0,220 yang berarti bahwa variasi variabel
independen (UP, CR, PP, dan KA) mampu mengartikan ragam dari variabel
dependen (OAGC) sebesar 22,0% sedangkan sisanya diartikan oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam model regresi.
Estimasi Parameter Dan Interprestasinya
OAGC = 1,034 + 1,088UP - 0,253CR – 1,727PP - 1,375KA + Ɛ
Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikannya dapat dilihat
pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Sumber : Data Diolah, 2018
Uji Omnibus Test Of Model Coefficient (Overall Model Fit)
Tabel 4.9
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 24.946 4 .000
Block 24.946 4 .000
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
UP 1.088 1.088 .568 1 .451 1.000 1.000 1.000
CR -.253 .137 3.411 1 .065 .777 .594 1.016
PP -1.727 1.732 .994 1 .319 .178 .006 5.304
KA -1.375 .447 9.469 1 .002 .253 .105 .607
Constant 1.034 .438 5.572 1 .018 2.813
14
Model 24.946 4 .000
Sumber : Data Diolah, 2018
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis H1 yang menyatakan
variabel ukuran perusahaan berpengaruh pada opini audit going concern. dalam
hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern. Yang Berarti klasifikasi ukuran
perusahaan besar ataupun kecil yang diukur dengan menggunakan total aset yang
dimiliki, tidak menjadi penentu auditor untuk memberikan opini audit going
concern, dikarenakan pertumbuhan aset perusahaan tidak diikuti dengan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan labanya atau dengan kata lain,
jumlah aset perusahaan yang besar tidak menjamin suatu perusahaan tidak
mengalami kerugian. Hal ini pun karena opini audit going concern berkaitan
dengan bagaimana suatu perusahaan dalam mengelola sumber daya yang
dimilikinya dengan maksimal agar mampu menjaga keberlangsungan usahanya
dan meskipun suatu perusahaan tergolong dalam perusahaan kecil maupun besar
akan tetap bertahan hidup dalam jangka waktu yang panjang dikarenakan
memiliki sistem manajemen dan kinerja perusahaan yang bagus, sehingga
semakin kecil potensi perusahaan mendapatkan opini audit going concern.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah
Dan Anisykurlillah (2014), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
15
Pengaruh Current Ratio Terhadap Opini Audit Going Concern.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis H2 yang menyatakan
variabel current ratio berpengaruh terhadap opini audit going concern, untuk
mendapatkan hasil perhitungannya harus membandingkan antara total aset dengan
kewajiban lancar. Adapun hasil penelitian adalah current rasio tidak berpengaruh
terhadap opini audit going concern, dikarenakan bahwa auditor dalam
menerbitkan opini audit going concern tidak hanya mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, akan
tetapi lebih melihat pada kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya Atau banyaknya ditemukan bahwa kewajiban lancar perusahaan
rata-rata lebih cepat meningkat dibandingkan dengan aset lancarnya.
Hasil penelitin ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lie,
Wardani dan pikir (2016), yang menyatakan bahwa auditor dalam memberikan
opini audit going concern tidak hanya melihat kemampuan perusahaan tersebut
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancar yang
dimiliki, akan tetapi lebih cenderung melihat kondisi keuangan secara
keseluruhan.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis H3 yang menyatakan
bahwa variabel pertumbuhan perusahaan yang mana diproksikan dengan
pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Adapun
hasil penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
opini audit going concern. Hal ini disebabkan peningkatan penjualan bersih tidak
menjamin audit untuk tidak menerbitkan opini audit going concern Atau
16
peningkatan beban operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan penjualan akan mengakibatkan laba bersih yang negatif atau rugi.
Dalam penelitian ini terdapat 28 sampel yang menunjukkan walaupun
pertumbuhan perusahaan selalu naik dari tahun ketahun namun tetap saja
mengalami rugi atau memiliki saldo laba yang negatif. Sehingga sangat
memungkinkan jika rasio pertumbuhan penjualan yang tinggi masih dapat
terganggu dalam kelangsungan hidupnya.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suharsono (2018), hasil dalam penelitiannya bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh signifikan dengan koefisien (beta) positif terhadap penerimaan opini
going concern.
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Opini Audit Going Concern.
Hasil penelitian ini sama dengan hipotesis H4 yang menyatakan bahwa
variabel kualitas audit yang diproksikan dengan KAP yang berafiliasi dengan The
Big 4 berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Adapun
semakin besar ukuran KAP, maka semakin kecil peluang perusahaan menerima
opini audit going concern. Hasil ini berlawanan karena perusahaan yang
berafiliasi dengan The Big 4 sebanyak 59 data perusahaan dan sisanya sebanyak
81 data perusahaan yang tidak berafiliasi dengan The Big 4, maka terlihat jelas
bahwa data perusahaan yang berafiliasi dengan The Big 4 lebih sedikit
dibandingkan dengan data perusahaan yang tidak berafiliasi dengan The Big 4 dan
ada sebanyak 28 perusahaan dalam sampel yang mengalami rugi, sehingga auditor
besar kemungkinan akan memberikan opini audit going concern pada perusahaan
rugi.
17
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Difa
(2015), hasil dalam penelitiannya variabel Kualitas audit berpengaruh pada opini
audit going concern.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, kajian pustaka, hipotesis, dan
hasil pengujian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut ini:
1. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
2. Current ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
3. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
4. Kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Saran
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas penelitian dengan cara
memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan
dan juga jumlah sampel.
2. Menambah sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tidak hanya pada
perusahaan manufaktur saja, infrastruktur, perbankan, real estate, property
dan lain sebagainya.
3. Kepada investor yang ingin berinvestasi disarankan untuk berhati-hati
dalam memilih perusahaan dan mempertimbangkan opini yang diberikan
oleh auditor dan Kepada manajemen perusahaan hendaknya mengenali sejak
dini kondisi keuangan perusahaan yang terjadi, sehingga bila terjadi masalah
yang serius dapat dilakukan upaya penyelamatan sejak awal.
18
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Rizki dan Indah Anisykurlillah. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Debt Default, Dan Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern. Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-
6765
Agoes, Sukrisno Dan Jan Hoesada. (2009). Bunga Rampai Auditing.
Jakarta:Salemba Empat.
Difa, Rivenski Atwinda. (2015). Pengaruh Keuangan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern. (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No.
8 .2015.
Dewi, sofia prima. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going
Concern. Universitas Tarumanagara. Vol 11. No 2 November 2011.
Ginting, Suriani Dan Linda Suryana, (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Vol 4, Nomor
02,Oktober 2014.
Ghozali, Imam, (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 21 Update PLS Regresi, Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hastria, Dina M., Rasuli, Nurazlina. (2014).Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Financial Leverage, Dividen Payout Ratio dan Net Profit Margin
terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan
Automotive and Allied Product yang Listing di BEI. Vol. 1 No. 1 2014
ISSN: 2355-6854.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Gasindo.
Harahap, Sofyan Syafri.(2015). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan
Keduabelas.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Institut Akuntan Publik Indonesia, (2011). Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, Mudrajat, (2009). Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Kartiko, Kukuh Dani. (2015). Pengaruh Earnings Per Share, Struktur Modal,
Return On Equity, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi.Kode Jurnal: jpmanajemendd150611.
19
Lie et al. (2016). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Rencana
Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur di BEI) tahun 2010-2012. Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya. Vol. 1, No. 2 (2016): 84-105.
Mulyadi, (2013). Auditing, Jakarta: Salemba Empat.
Narbuko, Drs. Cholid dan Drs.H. Abdul Achmadi, (2015). Metodologi Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pawitri, Ni Made Puspa dan Ketut Yadnyana.(2015). Pengaruh Audit Delay,
Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Pergantian Manajemenpada Voluntary
Auditor Switching. ISSN : 2302-8578. E-jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 10.1: 214-228.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas
Audit, Debt Default Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini
Going Concern (perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 1997 – 2002). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Indonesia. Volume 8 - No. 1, hal 78 – 9378. Universitas Diponegoro.
Wibowoputra, Aloysius Steven. (2013). Pengaruh Leverage dan Growth
Opportunities Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang
Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.
Warnida, (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini
Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di
BEI). Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-
3687 hal 30-43.
Werastuti, D. N. (2013). Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Default, Reputasi
Auditor, Ukuran Klien dan Kondisi Keuangan Terhadap Kualitas Audit
Melalui Opini Audit Going Concern .Skripsi
Widyantari, A.A.Ayu Putri, (2011). Opini Audit Going Concern dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung : CV,Alfabeta.
Suharsono, Riyanto Setiawan. (2018). Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default
Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern. Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak Volume 2,
Number 1, Januari E-ISSN : 2598-6074, P-ISSN : 2598-2885.
Santoso, singgih. (2015). Menguasai Statistik Multivariate Konsep Dasar Dan
Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta:Elexmedia Komputindo.
20
Supranto, J. (2008). Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Sekaran, Umma. (2006). Research Methods For Business 4th
edition, vol.2.
Jakarta: Salemba Empat.
Zubaidah, Siti. (2012). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
Skripsi. Universitas Stkubank. Semarang
www.idx.co.id