pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran …eprints.perbanas.ac.id/3809/7/artikel...
TRANSCRIPT
PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP INTERNET FINANCIAL
REPORTING (IFR)
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY)
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi
Oleh:
INDAH SULISTYANI
NIM : 2014310393
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
S U R A B A Y A
2018
1
PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN
PERUSAHAAN, UMUR LISTING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY)
Indah Sulistyani
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
Luciana Spica Almilia
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRACT
Internet Financial Reporting is a way that companies publish their financial reports through
the internet, present through company's official website such of financial and non-financial
company report information. The format commonly used includes HTML, PDF, XBRL, audio
and video to publish information on the company's website. This study aims to examine the
effect of the level of corporate profitability, leverage, company size, listing age and managerial
ownership of Internet Financial Reporting. The sample of this study are sector of real estate
and property companies in 2015 and 2016 which are listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX). The sampling technique in this study used purposive sampling using SPSS 23software.
The results showed that leverage, company size, listing age had an effect on Internet Financial
Reporting, while profitability had no effect on Internet Financial Reporting.
Keywords: Internet Financial Reporting, Profitability, leverage, company size, listing age, and
managerial ownership.
PENDAHULUAN
Pada era modern seperti saat ini
perkembangan teknologi berkembang
sangat pesat terutama dalam bidang
komunikasi. Seiring dengan meningkatnya
perkembangan teknologi media internet
merupakan salah satu yang sering
digunakan dalamkegiatan masyarakat
sehingga kini internet telah menjadi bagian
dalam kehidupan manusia.
Internet dapat menjadi salah
satu alternatif yang dapat digunakan
perusahaan untuk menyediakan informasi
yang transparan mengenai perusahaan,
termasuk penyebarluasan informasi
keuangan melalui InternetFinancial
Reporting (IFR). IFR berkembang sebagai
media paling cepat untuk
menginformasikan hal-hal yang terkait
dengan perusahaan. IFR sangat penting
bagi investor untuk mengetahui tentang
aktivitas dan keadaan perusahaan dengan
mudah
Salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk menyediakan informasi
yang transparan mengenai perusahaan
dapat diungkapkan melalui media internet
yaitu dengan menggunakan website.
Pengungkapan informasi pada website juga
merupakan suatu upaya dari perusahaan
untuk mengurangi asimetri informasi antara
perusahaan dengan pihak eksternal
perusahaan. Fenomena yang terkait dengan
Internet Financial Reporting yaitu penggun
aInternet saat ini telah banyak
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
menunjang kegiatan maupun aktivitas
bisnis perusahaan. Perusahaan mulai
melaporkan informasi yang berkaitan
dengan bisnis mereka di halaman website
2
perusahaan, namun tidak semua perusahaan
melakukan pengungkapan Internet
Financial Reporting (IFR) dalam website
pribadi perusahaan. Penelitian yang
mendukung fenomena tersebut yaitu
penelitian yang dilakukan Muliyati (2013),
menunjukan hasil bahwa jumlah
perusahaan yang melaporkan informasi
keuangan di website masih kurang dari 50
persen pada tahun 2012 dari jumlah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Mengungkap laporan keuangan
pada official website memiliki beberapa
keunggulan dari segi kecepatan, efisiensi
biaya, serta exposure yang lebih baik
dibandingkan media konvensional.
Penggunaan website sebagai media
pengungkapan masih di dominasi oleh
perusahaan Go Public.Namun banyak juga
perusahaan yang sudah memiliki website
tidak menyajikan laporan keuangan
perusahaan melainkan hanya menampilkan
dan menawarkan produk atau jasa kepada
konsumen.
Pengguna Internet di Indonesia
mengalami kenaikan setiap tahun nya,
survei yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia
(APJII) mengungkapkan bahwa pada 2016
terdapat 132.700.000 penduduk Indonesia
kini telah terhubung ke internet dari
256.200.000 total pendudukIndonesia.
Pertumbuhan penetrasi internet di
indonesia telah mencapai 54,68 persen di
sepanjang tahun 2017. Dari total
262.000.000 penduduk indonesia,
143.260.000 jiwa diantaranya diperkirakan
telah menggunakan internet. Sedangkan
pada 2014 terdapat 88.000.000 penduduk
Indonesia yang menggunakan internet, Hal
tersebut menyatakan bahwa ada kenaikan
sebesar 51,8 persen selama dua tahun
terakhir.
Perusahaan sektor real estate
dan property pada tahun 2016 mengalami
kebangkitan bisnis di sektor property, hal
ini dapat dilihat dari Data pada tahun 2015
– 2016 menunjukan bahwa 92 persen
pembeli real estate dan property
menggunakan internet sebagai sumber
informasi, 65 persen pembeli
mempertimbangkan property apa yang
akan dibeli secara online, dan 44 persen
pembeli menemukan property idaman
mereka melalui internet. maka dari itu
sektor perusahaan real estate dan property
dipilih sebagai objek penelitian.
Fenomena tersebut mendukung
Peraturan mengenai pelaporan keuangan
melalui internet di Indonesia telah diatur
dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) Nomor Kep-
431/BL/2012 pasal tiga yaitu bagaimana
perusahaan mengungkap laporan keuangan
perusahaan di laman website perusahaan
mereka.
Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaituTeori Agensi dan teori
signal. Teori Agensi (Agency Theory)
menjelaskan bahwa keagenan didasarkan
pada hubungan kontrak antara pemegang
saham/pemilik (principal) dan
manajemen/agen (agent) untuk
memberikan suatu jasakemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut (Linda,
2009). Teori signal (signalling theory)
membahas bagaimana seharusnya signal-
signal keberhasilan atau kegagalan
manajemen (agent) disampaikan kepada
pemilikmodal (principles) (Jogiyanto,
2013).
Profitabilitas merupakan suatu
aspek penting yang dapat dijadikan acuan
oleh investor atau pemilik untuk menilai
kinerja manajemen dalam mengelola suatu
perusahaan, (Hanny dan Anis, 2009). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Riyan dan
Rina (2017), Dolinsek dan Skerbinjek
(2014), menunjukan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting, bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nova
(2016), Mohammed dan Basuony (2015),
Nurunnabi dan Hossain (2012) menunjukan
bahwa profitabilitas berpengaruh tidak
signifikan terhadap internet financial
reporting
3
Leverage merupakan alat untuk
mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditur dalam membiayai
aset perusahaan (Mellisa dan Soni, 2012).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyan
dan Rina (2017), Nurunnabi dan Hossain
(2012) menunjukan bahwa leverage
berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting, bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninda
(2016), Mohammed dan Basuony (2015),
Mellisa dan Soni (2012) menunjukan
bahwa leverage berpengaruh tidak
signifikan terhadap internet financial
reporting.
Ukuran perusahaan dapat
dilihat dari beberapa segi.Ukuran
perusahaan dapatdinyatakan dalam total
aktiva, penjualandan kapitalisasi pasar.
Semakin besartotal aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
ukuran perusahaan itu (Ardi dan Lana,
2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nova (2016), Mohammed dan Basuony
(2015), Dolinsek dan Skerbinjek (2014),
menunjukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting, bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nurunnabi dan Hossain (2012), Mellisa dan
Soni (2012) berpengaruh tidak signifikan
terhadap internet financial reporting.
Menurut Undang-undang Pasar
Modal No 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa
perusahaan yang akan listing dan yang telah
listing memiliki kewajiban untuk
melakukan pelaporan keuangan.
Perusahaan yang lebih lama listing,
publisitas informasi cenderung lebih
banyak dibanding perusahaanyang baru
saja listing. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dolinsek dan Skerbinjek (2014),
Momanny dan Pillai (2013) menunjukan
bahwa umur listing berpengaruh signifikan
terhadap internet financial reporting
bertentangan dengan Nurunnabi dan
Hossain (2012) menunjukan bahwa umur
listing tidak berpengaruh signifikan
terhadap internet financial reporting
Kepemilikan manajerial
merupakan representasi dari proporsi
kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh manajemen perusahaan (Dara
dan Sari, 2012). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad (2015)
menunjukan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting, bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Asogwa (2017) berpengaruh tidak
signifikan terhadap internet financial
reporting.
Penelitian ini penting dilakukan
karena terdapat hasil yang tidak konsisten
oleh penelitian terdahulu. Adanya research
gapdan hasil temuan terdahulu yang tidak
konsisten menjadi dasar tersendiri bagi
peneliti mengapa penelitian ini penting
untuk dilakukan lebih lanjut. Selain itu,
pentingnya penelitian ini dilakukan lebih
lanjut untuk mengetahui konsistensi
temuan jika diterapkan dengan perlakuan
yang berbeda.
KERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menjelaskan bagaimana
seharusnya perusahaan memberikan sinyal
kepada pengguna laporan keuangan. Dalam
kerangka teori sinyal disebutkan bahwa
dorongan perusahaan untuk memberikan
informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara manajer perusahaan dan
pihak luar (Linda,2009). Teori sinyal dapat
digunakan untuk memprediksi bahwa
perusahaan dengan kualitas yang lebih baik
akan menggunakan internet untuk
melaporkan informasi keuangan dan
nonkeuangan perusahaan. Pengguna
laporan keuangan termasuk investor akan
dapat dengan mudah dan cepat mengakses
informasi perusahaan jika pelaporan
dilakukan melalui internet, sehingga dapat
mengurangi asimetri informasi yang
terjadi.
4
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency theory) awalnya
diperkenalkan oleh Michael C. Jensen dan
William H. Meckling pada tahun 1976.
Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan
bahwa teori keganenan adalah sebuah
hubungan agensi dengan principal, dimana
terdapat perjanjian antara principal (satu
orang atau lebih) dan agen untuk
memberikan jasa demi kepentingan pihak-
pihak yang mendelegasikan tugas
(principal) untuk mengambil keputusan.
Teori keagenan dapat dikatakan sebagai
salah satu teori yang berkaitan erat dengan
Internet Financial Reporting, karena
manajer perusahaan akan membutuhkan
informasi laporan keuangan maupun non-
keuangan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
Dalam kerangka teori keagenan,
terdapat tiga macam hubungan keagenan,
yaitu hubungan keagenan antara manajer
dengan pemilik perusahaan, hubungan
keagenan antara manajer dengan kreditur,
dan hubungan keagenan antara manajer
dengan pemerintah. Dalam konteks
perusahaan, principal berharap manajer
perusahaan mampu untuk mengambil
keputusan terbaik agar dapat memecahkan
masalah yang timbul dalam hubungan
keagenan (Mellisa dan Soni, 2012).
Internet Financial Reporting (IFR)
Internet Financial Reporting Adalah
pengungkapan informasi laporan keuangan
perusahaan baik keuangan maupun non-
keuangan melalui website perusahaan.
Format yang biasa dipakai antara lain
HTML, PDF, XBRL, audio maupun video
untuk mempublikasikan informasi
keuangan dalam website perusahaan.
Penggunaan media internet untuk
mengungkapkan laporan keuangan
perusahaan saat ini memiliki banyak
keunggulan. Keunggulan yang akan
didapat antara lain adalah minim biaya,
bersifat real time,serta tak terbatas secara
geografis. Internet Financial Reporting
(IFR) digunakan perusahaan untuk
menjalin komunikasi dengan para
pemangku kepentingan khususnya investor
dengan lebih baik dan lebih cepat.
Informasi yang disajikan dalam website
perusahaan dapat diakses oleh siapapun,
kapanpun dan dimanapun dengan biaya
yang lebih murah.
Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan
menunjukkan pendapatan yang mampu
dihasilkan dalam satu periode berjalan.
Profitabilitas adalah variabel yang
menunjukkan hasil-hasil operasi
produktivitas perusahaan pada periode
berjalan (Brigham dan Houston, 2013:527).
Profitabilitas merupakan variabel untuk
menilai kemampuan perusahaaan dalam
mencari dan melihat keuntungan (Kasmir,
2013:196). Profitabilitas mengukur
bagaimana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari kegiatan
bisnis yang dilakukan. Hal ini juga
merupakan hasil akhir dari sejumlah
kebijakan dan keputusan yang dilakukan
perusahaan (Kasmir, 2013:197).
Leverage
Leverage menurut Kasmir (2013:150)
merupakan alat untuk mengukur seberapa
besar perusahaan tergantung pada kreditur
dalam membiayai aset perusahaan.
Leverage diartikan sebagai penggunaan
sumber dana keuangan seperti utang dan
dana pinjaman oleh perusahaan guna
meningkatkan keuntungan pemegang
saham. Untuk menjalankan operasinya
setiap perusahaan memiliki berbagai
kebutuhan, terutama berkaitan dengan dana
agar perusahaan dapat berjalan sesuai
dengan mestinya, dana selalu dibutuhkan
untuk menutupi seluruh atau sebagian dari
biaya yang diperlukan, baik dana jangka
pendek maupun jangka panjang yang
diperlukan untuk ekspansi atau perluasan
bisnis. Dalam hal ini manajer bertugas
untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut,
berbagai cara dapat dilakukan baik seperti
penerbitan saham, obligasi, maupun
melakukan hutang kepada kreditur
(Kasmir, 2013:151).
5
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang
menunjukan besar kecilnya perusahaan
yang dapat dinyatakan dalam total aset,
penjualan, dan keuntungan yang mampu
diperoleh perusahaan (Mellisa dan Soni,
2012). Semakin besar nilai dari total aset,
penjualan dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan maka semakin besar pula
ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan
besar cenderung memiliki informasi
manajemen lebih banyak sehingga
memiliki pengungkapan informasi yang
lebih baik dibanding perusahaan kecil
(Luciana, 2008).
Perusahaan besar memiliki sumber
daya lebih banyak untuk memanfaatkan
Internet Financial Reporting seperti
fasilitas internet dan juga kualitas sumber
daya manusia yang lebih baik untuk
melakukan pengungkapan informasi
laporan keuangan ke dalam website
perusahaan.
Umur Listing
Umur listing adalah seberapa lama
perusahaan telah masuk dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI), perusahaan yang telah
lama listing menandakan perusahaan
tersebut tetap bisa bertahan dalam
persaingan yang kompetitif dan kreatif
dalam menghadapi berbagai persaingan
bisnis (Reskino dan Nova, 2016).
Perusahaan yang telah lama listing
cenderung memiliki publisitas
pengungkapan informasi yang lebih banyak
dibanding perusahaan yang baru listing.
Perusahaan yang ingin mendaftar dalam
BEI melakukan penawaran saham untuk
pertama kalinya yang disebut Initial Public
Offering (IPO).
UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995
menjelaskan bahwa perusahaan yang akan
listing maupun yang telah listing memiliki
kewajiban untuk melakukan pengungkapan
informasi laporan keuangan maupun non-
keuangan. Perusahaan yang lebih lama
listing menyediakan publisitas informasi
yang lebih banyak dibanding perusahaan
yang baru saja listing karena memiliki
pengalaman sebagai bagian dari
akuntabilitas yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan
presentase kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen di dalam
suatu perusahaan (Dara dan Sari, 2012)
Oleh karena itu, semakin besar kepemilikan
saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
maka akan dapat menurunkan perilaku
opportunistic manajemen karena mereka
bertindak sebagai bagian dari para
pemegang saham bukan demi kepentingan
pribadi. (Muhammad, 2015).
Semakin besar kepemilikan saham
yang dimiliki manajemen, maka manajer
akan berupaya meningkatkan laba
perusahaan untuk kepentingan perusahaan
daripada untuk kepentingan pribadi. Hal
tersebut dapat menurunkan biaya agensi
yang dilakukan oleh para pemegang saham
karena manajemen mampu menyelaraskan
antara kepentingan manajaemen dan
kepentingan pemegang saham.
Kepemilikan manajerial dapat diukur
melalui persentase kepemilikan saham oleh
manajer yang telah berafilasi
dengankomisaris dan direksi dibagi dengan
jumlah total saham yang beredar.
Pengaruh Proftabilitas terhadap Internet
Financial Reporting
Profitabilitas atau kemampuan perusahaan
untuk memperoleh suatu ukuran dalam
persentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima. Laba perusahaan yang baik
menunjukan kinerja perusahaan yang baik.
Walaupun kinerja perusahaan baik,
perusahaan tersebut akan sulit diketahui
oleh investor bila perusahaan tidak
menyebarluaskan informasi perusahaan
tersebut. Salah satu cara menyebarluaskan
informasi perusahaan adalah dengan
menggunakan internet financial reporting.
Atas dasar itu, perusahaan yang
memiliki kinerja baik akan termotivasi
6
untuk mengungkapkan pelaporan keuangan
melalui internet atau internet financial
reporting agar dapat diketahui oleh
investor.Argumen tersebut diperkuat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Riyan dan Rina (2017), Dolinsek dan
Skerbinjek (2014), yang menyatakan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap Internet Financial
Reporting. Hipotesis 1 : Profitabilitas berpengaruh
terhadap Internet Financial
Reporting.
Pengaruh Leverage terhadap Internet
Financial Reporting
Leverage merupakan alat untuk mengukur
seberapa besar perusahaan tergantung pada
kreditur dalam membiayai aset perusahaan
(Mellisa dan Soni, 2012). Leverage
berpengaruh terhadap internet financial
reporting. Jika semakin rendah leverage
yang dimiliki perusahaan, investor akan
menilai perusahaan tersebut mampu
mengelola dana hutang dengan baik,
apabila dana tersebut bisa dikelola dengan
baik maka resikonya pun semakin rendah,
sebaliknya jika Semakin tinggi leverage
perusahaan maka semakin tinggi pula risiko
perusahaan karena ada kemungkinan
perusahaan tidak bisa melunasi
kewajibannya.
Semakin rendah leverage pada
suatu perusahaan maka kemampuan dalam
meminimalkan biaya keagenan lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki jumlah leverage yang tinggi.
Sehingga perusahaan akan semakin
berusaha menurunkan tingkat leverage
perusahaan yang nantinya informasi
tersebut akan diungkapkan dalam internet
financial reporting.Dengan internet
financial reportingpenengungkapan
menjadi jauh lebih lengkap daripada
paperbased reporting. Dengan tujuan
mengalihkan fokus calon investor dan
stakeholder agar tidak hanya fokus kepada
leverage yang tinggi.Argumen tersebut
didukung di dalam penelitian Hanny dan
Anis (2009), Riyan dan Rina (2017), yang
menyatakan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap internet financial
reporting. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis 2 : Leverage berpengaruh
terhadap Internet Financial
Reporting.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Internet Financial Reporting
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
internet financial reporting (IFR)..
Diketahui bahwa, semakin besar total
aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar
maka semakin besar pula ukuran
perusahaan itu (Ardi dan Lana,2007).
Semakin besar perusahaan maka kesadaran
akan penggunaan teknologi internetnya
akan semakin tinggi. Karena dengan
tingginya teknologi, maka perusahaan
dapat lebih mudah melaporkan laporan
keuangannya melalui internet.
Semakin besar perusahaan
maka akan semakin menguntungkan jika
menerapkan Internet Financial Reporting
karena akan sangat menghemat biaya dan
menarik perhatian lebih banyak imvestor
dari seluruh wilayah karena website bisa di
akses di seluruh dunia karena sifatnya yang
global,Selain itu perusahaan yang lebih
besarmemiliki kompleksitas yang
lebihtinggi, sehingga para investor akan
membutuhkan informasi keuangan yang
lebih banyak guna pengambilan keputusan
investasi yang lebih baik. Penelitian yang
mendukung argumen terebut yaitu,
penelitian yang dilakukan oleh Nova
Sinaga (2016) dan Ehab dan Basuony
(2015) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap IFR. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis 3 : Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting.
7
Pengaruh Umur Listing terhadap
Internet Financial Reporting
Perusahaan yang lebih lama listing
menyediakan publisitas informasi yang
lebih banyak dibanding perusahaan yang
baru saja listing sebagai bagian dari praktik
akuntabilitas yang ditetapkan oleh
BAPEPAM (Hanny dan Anis, 2009). Umur
listing berpengaruh secara signifikan
terhadap IFR. Alasannya, Perusahaan yang
sudah lama berdiri dan berpengalaman
mempunyai kecenderungan untuk
melaporkan informasinya sesuai dengan
perkembangan teknologi untuk
memudakan para investor, sedangkan
perusahaan yang baru go public mungkin
saja sudah memiliki website namun belum
tentu melakukan praktik IFR, akan tetapi
melihat perkembangan teknologi dengan
media internet
Semakin cepat perusahaan baru
pun semakin mengejar metode pelaporan
masa kini yaitu melalui penggunaan IFR.
Investor pun dapat melihat dengan mudah
informasi keuangan maupun non keuangan
tentang perusahaan yang sudah lama listing
maupun yang baru listing melalui media
internet. Penelitian yang mendukung
argumen tersebut yaitu Penelitian yang
dilakukan oleh oleh Dolinsek dan
Skerbinjek (2014), Momanny dan Pillai
(2013) bahwa Umur listing berpengaruh
signifikan terhadap internet finanial
reporting. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis 4 : Umur Listing berpengaruh
terhadap Internet Financial
Reporting.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial
terhadap Internet Financial Reporting
Kepemilikan manajerial merupakan
representasi dari proporsi kepemilikan
saham perusahaan yang dimiliki oleh
manajemen perusahaan (Dara dan Sari,
2012). Kepemilikan Manajerial berpengaruh
terhadap internet financial reporting karena
semakin besar kepemilikan saham yang
dimiliki manajemen, maka manajer akan
berupaya meningkatkan laba perusahaan
untuk kepentingan perusahaan daripada
untuk kepentingan pribadi.
Manajemen yang memiliki
saham perusahaan akan mempunyai
motivasi yang tinggi untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
baik menunjukan bahwa kinerja
manajemen dalam mengelola perusahaan
juga baik. Salah satu pengelolaan
manajemen yang baik adalah adanya
transparasi dalam pengungkapan informasi
pelaporan keuangan dan non keuangan
perusahaan.
Argumen tersebut juga didukung oleh
Muhammad (2015) yang menyatakan
bahwa kepemilimikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting Hipotesis 5 : Kepemilikan Manajerial
berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
Gambar 1
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan
sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor Real Estate dan Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2015 dan 2016 yang sesuai
dengan kriteria sampel. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Kriteria sampel
pada penelitian ini meliputi: (1) Perusahaan
sektor Real Estate dan Property memiliki
website yang dapat diakses oleh publik, (2)
Perusahaan sektor Real Estate dan Property
telah menerbitkan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit periode 2015
dan 2016, (3) Perusahaan sektor Real Estate
dan Property memiliki data dan informasi
yang dibutuhkan peneliti terkait dengan
penelitian.
Data Penelitian
Data yang digunakan merupakan data
sekunder. Metode pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan metode
dokumentasi, yaitu data dikumpulkan dari
laporan keuangan perusahaan yang dapat
diperoleh melalui situs resmi BEI dan
melalui website resmi perusahaan.
Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Internet Financial Reporting.
Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
leverage, ukuran perusahaan, umur listing
dan kepemilikan manjerial.
Definisi Operasional Variabel
Internet Financial Reporting
Internet Financial Reporting Adalah
pengungkapan informasi laporan keuangan
perusahaan baik keuangan maupun non-
keuangan melalui website perusahaan.
Format yang biasa dipakai antara lain
HTML, PDF, XBRL, audio maupun video
untuk mempublikasikan informasi
keuangan di website perusahaan.
Penggunaan media internet untuk
mengungkapkan laporan keuangan
perusahaan saat ini memiliki banyak
keunggulan. Keunggulan yang akan
didapat antara lain, real time, hemat biaya
dan tak terbatas secara geografis. Internet
Financial Reporting (IFR) digunakan
Profitabilitas (X1)
Leverage (X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Umur listing (X4)
Kepemilikan Manajerial (X5)
Internet Financial
Reporting (Y)
9
perusahaan untuk menjalin komunikasi
dengan para pemangku kepentingan
khususnya investor dengan lebih baik dan
lebih cepat. Informasi yang disajikan dalam
website perusahaan dapat diakses oleh
siapapun, kapanpun dan dimanapun dengan
biaya yang lebih murah.
Dalam penelitian ini, Internet
Financial Reporting (IFR) diukur dengan
menggunakan indeks yang dikembangkan
oleh Luciana (2008) yang terdiri dari 4
komponen, yaitu: isi (content),
ketepatwaktuan (timeliness), pemanfaatan
teknologi dan dukungan pengguna (user
support). Rumus untuk menghitung
Internet Financial Reporting (IFR) yaitu:
IFR = (40% x indeks content) + (20% x
indeks timeliness) + (20% x indeks
pemanfaatan teknologi) + (20% x
indeks user support).
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan variabel untuk
menilai kemampuan perusahaaan dalam
mencari dan melihat keuntungan dalam
satu periode tertentu (Kasmir, 2013:196).
Profitabilitas dihitung dengan rumus:
ROE = Laba Bersih setelah Pajak
Modal
Leverage
Leverage menurut Kasmir (2013:150)
merupakan alat untuk mengukur seberapa
besar perusahaan tergantung pada kreditur
dalam membiayai aset perusahaan. Ukuran
perusahaan dihitung dengan rumus:
DER = Total Hutang
Total Ekuitas
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang
menunjukan besar kecilnya perusahaan
yang dapat dinyatakan dalam total aset,
penjualan, dan keuntungan perusahaan.
Ukuran perusahaan dihitung dengan rumus:
Ukuran Perusahaan = Total Asset
Umur Listing
Umur listing adalah seberapa lama
perusahaan telah masuk dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI). perusahaan yang telah
lama listing menandakan perusahaan
tersebut tetap bisa bertahan dalam
persaingan yang kompetitif dan kreatif
dalam menghadapi berbagai persaingan
bisnis. Umur listing diukur dengan rumus:
UM = Tahun Pengamatan − Tahun IPO
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial adalah presentase
kepemilikan saham yang dimiliki oleh
manajer yang telah berafilasi dengan
komsaris dan direksi dibagi dengan jumlah
saham yang beredar
Kep.manaj= ∑ saham kepemilikan manajerial
∑ saham beredar
Alat Analisis
Teknik analisis data dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda. Analisis
data yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi analisis statistik deskriptif,
pengujian asumsi klasik (uji normalitas,
multikolinearitas, dan heteroskedastisitas),
dan pengujian hipotesis (uji F, koefisien
determinasi (R2), uji t).
Model persamaan dalam penelitian ini
adalah:
IFR = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + β5X5
+ ε
Keterangan:
IFR : Internet Financial
Reporting
X1 : Profitabalitas
X2 : Leverage
X3 : Ukuran Perusahaan
X4 : Umur Listing
X5 : Kep. Manajerial
β : Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi
ε : Standart error
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
10
Uji Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai
keseluruhan variabel yang digunakan baik
dependen maupun independen (Imam,
2013:19). Variabel dependen yang
digunakan peneliti adalah Internet
Financial Reporting, serta variabel
independen yang digunakan adalah ukuran
perusahaan, leverage, umur listing,
profitabilitas, dan likuiditas.
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IFR 78 13,00 25,00 20,746 3,0188
Profitabilitas 78 -0,01 6,01 0,136 0,6761
Leverage 78 0,00 2,59 0,748 0,5748
Ukuran Perusahaan 78 22,90 35,41 28,80 2,4243
Umur Listing 78 0,00 27,00 13,244 8,6147
Kepemilikan
manajerial 78 0,00 0,6682 0,035121 0,1318
Sumber: Data diolah
Dapat dilihat pada Tabel 1, IFR memiliki
nilai minimum sebesar 13,00, nilai
maksimum sebesar 25,0, nilai rata-rata
(mean) sebesar 20,746 dan nilai standar
deviasi 3,0188. Nilai rata-rata yang lebih
besar dari standar deviasi menunjukkan
bahwa nilai sampel berkumpul atau
mengelompok di sekitar nilai rata-rata
hitungnya yang mengakibatkan penyebaran
datanya bersifat homogen atau tidak
bervariasi. Nilai minimum pada IFR
sebesar 13,00 dimiliki oleh PT Greenwood
Sejahtera Tbk. Sedangkan nilai maksimum
pada IFR sebesar 25,0 dimiliki oleh PT
Intiland Development Tbk.
Profitabilitas memiliki nilai
minimum sebesar -0,01, nilai maksimum
sebesar 6,01, nilai rata-rata (mean) sebesar
0,136 dan nilai standar deviasi 0,6761.
Profitabilitas yang tinggi menandakan
perusahaan memiliki kinerja dengan
memanfaatkan aset dan sumber daya
manusia dengan sangat baik.
Leverage memiliki nilai minimum
sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 2.59,
nilai rata-rata (mean) sebesar 0,748 dan
nilai standar deviasi 0,5748. Tingkat
leverage yang tinggi mengartikan bahwa
perusahaan memiliki banyak hutang dan
dianggap memiliki resiko yang tinggi karna
erusahaan dikhawtirkan tidak dapat
memenuhi kewajibanya.
Ukuran perusahaan memiliki nilai
minimum sebesar 22,90, nilai maksimum
sebesar 35,41, nilai rata-rata (mean) sebesar
28,80 dan nilai standar deviasi 2,4243.
Semakin besar ukuran perusahaan maka
akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi
terhadap pengungkapan menggunakan
Internet Financial Reporting.
Umur Listing memiliki nilai
minimum sebesar 0,00, nilai maksimum
sebesar 27,00, nilai rata-rata (mean) sebesar
13,244 dan nilai standar deviasi 8,6147.
Semakin lama perusahaan listing dalam
bursa efek, maka perusahaan akan memiliki
pengalaman yang lebih baik dalam
menyajikan laporan keuangan yang lebih
kreatif dan up to date.
Tabel 1
STATISTIK DESKRIPTIF
11
Kepemilikan Manajerial memiliki
nilai minimum sebesar 0,00, nilai
maksimum sebesar 0,6682, nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,035121 dan nilai standar
deviasi 0,1318. semakin besar kepemilikan
saham yang dimiliki manajemen, maka
manajer akan berupaya meningkatkan laba
perusahaan untuk kepentingan perusahaan
daripada untuk kepentingan pribadi.
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
Nilai Kolmogorov-smirnov sebesar
0.083 dengan signifikansi 0.200. Tingkat
signifikansi tersebut lebih dari 0,05, maka
H0 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa
data pada model penelitian ini berdistribusi
normal.
2. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk
menguji apakah pada model penelitian ini
ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Dari hasil analisis, tidak
terdapat nilai VIF yang lebih dari 10 dan
nilai tolerance juga kurang dari 0,1 dari
semua model variabel. Maka dapat
disimpulkan bahwa pada penelitian ini
tidak terjadi multikolinearitas pada
penelitian ini.
3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan
untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain dari model
penelitian. Heteroskedastisitas dilakukan
dengan Uji Glejser. Nilai signifikansi untuk
semua variabel independen terhadap
absolut residual lebih besar dari 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada penelitian ini.
Model Unstandarized Coefficieent Standartdized Coefficient
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.790 3.646 7.074 0.000
Profitabilitas 0.445 0.439 0.100 1.015 0.314
Leverage 2.334 0.525 0.444 4.446 0.000
Ukuran Perusahaan -0.292 0.128 -0.234 -2.278 0.026
Umur Listing 0.103 0.035 0.293 2.963 0.004
Kepemilikan manajerial 5.406 2.325 0.236 2.326 0.023
Adjusted R2 0.265
F 6.540
Sig. F 0.000
Sumber: Data diolah
Hasil Analisis dan Pembahasan
Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai F hitung
menunjukkan nilai 6.540 dan signifikansi
sebesar 0.000. Tingkat signifikansi kurang
dari 0,05 (0,000 < 0,05). Model regresi
dikatakan fit dan terdapat pengaruh salah
satu variabel independen terhadap variabel
Internet Financial Reporting. Berdasarkan
hasil pengujian koefisien determinasi
terlihat bahwa nilai Adjusted R2 sebesar
0.265 (Tabel 2). Hal ini berarti kemampuan
model penelitian dalam menjelaskan
variabel dependen Internet Financial
Reporting sebesar 26.5%, sedangkan 73.5%
model tidak dapat menjelaskan variable
dependen Internet Financial Reporting.
Pengaruh Profitablitas Perusahaan
terhadap Internet Financial Reporting
Tabel 2
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
12
Variabel pertama (X1) adalah
Profitabilitas yang berpengaruh terhadap
Internet Financial Reporting Analisis
deskriptif yang dirangkum pada tabel 3
menunjukkan bahwa jumlah perusahaan
yang memiliki indeks Internet Financial
Reporting diatas rata-rata sebanyak 48
perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan
yang memiliki Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebanyak 30
perusahaan. Rata-rata perusahaan memiliki
indeks Internet Financial Reporting di
bawah rata-rata sebesar 0,14 dan di atas
rata-rata sebesar 0,27. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perusahaan yang memiliki
nilai profitabilitas tinggi namun memiliki
nilai Internet Financial Reporting dibawah
rata-rata, seperti PT. Greenwood Sejahtera
Tbk sebesar 19,00. Maka dari itu hasil
penelitian ini juga menunjukkan
perusahaan dengan tingkat profitabilitas
rendah juga mengungkapkan informasi
keuangan memakai Internet Financial
Reporting, seperti PT. Nirvana
Development yang memiliki nilai
profitabilitas rendah sebesar -0,01 namun
tetap mengungkapkan melalui Internet
Financial Reporting. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas
(X1) tidak berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting atau H1 ditolak.
Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa profitabilitas yang
rendah tidak menghambat perusahaan
untuk melakukan pengungkapan melalui
Internet Financial Reporting. Perusahaan
dengan nilai profitabilitas rendah maupun
dengan profitabilitas tinggi akan tetap
melakukan Internet Financial Reporting
sebagai wujud transparansi keterbukaan
manajemen perusahaan dalam melaporkan
kinerja keuangan terhadap principal. Hasil
penelitian ini mendukung penelitan Nova
(2016), Mohammed dan Basuony (2015),
Nurunnabi dan Hossain (2012) yang
menyatakan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting.
JUMLAH
PERUSAHAAN
RATA-RATA
PROFITABILITAS
RATA-RATA
LEVERAGE
RATA-RATA
UKURAN
PERUSAHAAN
IFR DI ATAS
RATA-RATA 48 0.27 1.27 29.54
IFR DI BAWAH
RATA-RATA 30 0.14 0.09 27.83
JUMLAH
PERUSAHAAN
RATA-RATA
UMUR LISTING
RATA-RATA
KRPEMILIKAN
MANAJERIAL
RATA-RATA IFR
IFR DI ATAS
RATA-RATA 48 0,15 0,04 21.20
IFR DI BAWAH
RATA-RATA 30 0,12 0,01 20.04
Sumber: Data diolah
Pengaruh Leverage terhadap Internet
Financial Reporting
Variabel kedua (X2) adalah
Leverage yang berpengaruh terhadap
Internet Financial Reporting Analisis
deskriptif yang dirangkum pada tabel 3
menunjukkan bahwa jumlah perusahaan
yang memiliki indeks Internet Financial
Reporting diatas rata-rata sebanyak 48
perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan
yang memiliki Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebanyak 30
perusahaan. Rata-rata leverage perusahaan
memiliki indeks Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebesar 0,09
dan di atas rata-rata sebesar 1,27.
Tabel 3
RANGKUMAN ANALISIS DESKRIPTIF
13
Hasil ini menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya nilai leverage
mempengaruhi penyampaian informasi
keuangan secara lengkap melalui Internet
Financial Reporting. Perusahaan dengan
leverage yang rendah cenderung memiliki
nilai Internet Financial Reporting tinggi
karena manajer ingin menyebarluaskan
goodnews dan kinerja positif perusahaan.
PT Greenwood Sejahtera Tbk. memiki nilai
leverage terendah senilai 0,09 namun
memiliki nilai Internet Financial Reporting
sebesar 13,00. Sedangkan PT Modernland
Reality Tbk. memiliki nilai leverage
tertinggi sebesar 1,20 namun memiliki nilai
Internet Financial Reporting tergolong
rendah sebesar 18,00. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel leverage (X2)
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting atau H2 diterima. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Riyan dan Rina (2017), Nurunnabi dan
Hossain (2012) yang menyatakan leverage
berpengaruh signifikan terhadap Internet
Financial Reporting.
Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap
Internet Financial Reporting
Variabel ketiga (X3) adalah ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap
Internet Financial Reporting. Analisis
deskriptif yang dirangkum pada tabel 3
menunjukkan bahwa jumlah perusahaan
yang memiliki indeks Internet Financial
Reporting diatas rata-rata sebanyak 48
perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan
yang memiliki Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebanyak 30
perusahaan. Rata-rata ukuran perusahaan
memiliki indeks Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebesar 27,83
dan di atas rata-rata sebesar 29,54. Hasil ini
signifikan karena perusahaan dengan
ukuran perusahaan besar cenderung
memiliki nilai Internet Financial Reporting
tinggi. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk.
memiliki nilai ukuran perusahaan tinggi
sebesar 35,41 selaras dengan nilai Internet
Financial Reporting sebesar 23,10 yang
merupakan nilai tertinggi dari semua
sampel perusahaan lainnya. Sedangkan PT.
Sitara Propertindo Tbk. memiliki nilai
ukuran perusahaan rendah sebesar 27,80
selaras dengan nilai Internet Financial
Reporting yang tergolong rendah sebesar
14,10.
Perusahaan besar memiliki
kesadaran yang lebih dalam memanfaatkan
teknologi khususnya internet untuk
mempermudah investor dalam memperoleh
informasi keuangan maupun non-keuangan
secara lengkap. . Maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Ukuran Perusahaan (X3)
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting atau H3 diterima. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Nova (2016), Mohammed dan
Basuony (2015), Dolinsek dan Skerbinjek
(2014) yang menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap Internet Financial Reporting.
Pengaruh Umur Listing terhadap
Internet Financial Reporting
Variabel keempat (X4) adalah umur listing
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting. Analisis deskriptif yang
dirangkum pada tabel 3 menunjukkan
bahwa jumlah perusahaan yang memiliki
indeks Internet Financial Reporting diatas
rata-rata sebanyak 48 perusahaan,
sedangkan jumlah perusahaan yang
memiliki Internet Financial Reporting di
bawah rata-rata sebanyak 17 perusahaan.
Rata-rata umur listing perusahaan memiliki
indeks Internet Financial Reporting di
bawah rata-rata sebesar 0,12 dan di atas
rata-rata sebesar 0,15. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan dengan
umur listing tinggi memiliki nilai IFR yang
tinggi cenderung melakukan pengungkapan
IFR yang tinggi, seperti PT Roda Vivatex
Tbk. memiliki umur listing dengan nilai 26
dan IFR sebesar 23,2. Sebaliknya,
perusahaan dengan umur listing yang
rendah pengungkapan IFR perusahaan
tersebut juga menunjukan angka yang
rendah, seperti perusahaan PT. Sitara
Propertindo Tbk. memiliki umur listing
14
rendah dengan nilai satu dan IFR sebesar
14,1. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa umur listing
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting. Perusahaan dengan umur listing
yang lebih lama memiliki variasi
pengungkapan, akuntabilitas, dan
kompetensi yang lebih baik dalam
melakukan pengungkapan daripada
perusahaan yang baru listing dalam Bursa
Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Dolinsek dan
Skerbinjek (2014) serta Momanny dan
Pillai (2013) yang menunjukkan bahwa
umur listing berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting
Pengaruh Kepemilikan Manajerial
terhadap Internet Financial Reporting
Variabel kelima (X5) adalah kepemilikan
manajerial yang berpengaruh terhadap
Internet Financial Reporting. Analisis
deskriptif yang dirangkum pada tabel 4.21
menunjukkan bahwa jumlah perusahaan
sektor Real Estate dan Property yang
memiliki Internet Financial Reporting di
atas rata-rata sebesar 78 perusahaan,
sedangkan jumlah perusahaan yang
memiliki Internet Financial Reporting
dibawah rata-rata sebanyak 38 perusahaan.
Rata-rata kepemilikan manajerial untuk
perusahaan yang memiliki Internet
Financial Reporting di bawah rata-rata
sekitar 0,01 dan diatas rata-rata sekitar 0,04.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan dengan kepemilikan manajerial
tinggi memiliki nilai IFR yang tinggi
cenderung melakukan pengungkapan IFR
yang tinggi, seperti PT. Binakarya Jaya
Abadi Tbk. memiliki kepemilikan
manajerial dengan nilai 26 dan IFR sebesar
23,2. Sebaliknya, perusahaan dengan
kepemilikan manajerial yang rendah
pengungkapan IFR perusahaan tersebut
juga menunjukan angka yang rendah,
seperti perusahaan PT. Sitara Propertindo
Tbk. memiliki umur listing rendah dengan
nilai 0.00 dan IFR sebesar 14,1.
Kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting karena adanya kepentingan
manajer dan juga sebagai pemegang saham
yang membuat manajer akan berusaha
maksimal dalam meningkatkan kinerja
positif perusahaan, manajer perusahaan
akan dengan senang hati menyertakan
kepemilikan manajerial ke dalam
pengungkapan informasi laporan keuangan
sebagai wujud perusahaan memiliki saham
yang aman, terpercaya dan kredibel yang
dibuktikan dengan dewan manajer atau
komisaris ikut memiliki saham perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Muhammad (2015) yang
menunjukkan bahwa umur listing
berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting.
.
KESIMPULAN, IMPLIKASI,
KETERBATASAN, DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pengujian hipotesis yang telah dilakukan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
variabel leverage, ukuran perusahaan, umur
listing dan kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap Internet
Financial Reporting (IFR). Sedangkan
variabel profitabilitas, tidak berpengaruh
terhadap Internet Financial Reporting
(IFR).
Implikasi teori dari penelitian ini yaitu
penelitian ini diharapkan dapat menambah
referensi serta literatur yang dijadikan
sebagai acuan dalam memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi praktik
penerapan Internet Financial Reporting
(IFR).
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan. Adapun keterbatasan-
keterbatasan tersebut ialah sebagai berikut:
Data sampel satu perusahaan di outlier
karena memiliki nilai z-score diatas 2,50
dan dibawah -2,50, yaitu sampel data PT.
Gowa Makassar Tourism Dvelopment Tbk.
2015 dan sampel data PT. Gowa Makassar
Tourism Development Tbk. 2016
Saran bagi penelitian berikutnya
yaitu: Peneliti selanjutnya diharapkan
15
menambahkan atau menggunakan variabel-
variabel independen lain yang dapat
mempengaruhi Internet Financial
Reporting seperti likuiditas, outside
ownership dan kepemilikan institusional
agar dapat menambah wawasan pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
Ardi Murduko Sudarmadji, dan Lana
Sularto. 2007. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
dan Tipe Kepemilikan Perusahaan
Terhadap Luas Voluntary Disclosure
Laporan Keuangan Tahunan”.
ProceedingPESAT. Pp 21-22
Asogwa, Ikenna Elias. 2017. “Impact of
Corporate Governance on Internet
Financial Reporting in a Growing
Economy : The Case Of Nigeria”.
Archives of Business Research. Vol 5.
No 2. Pp 180 - 202
C.Jensen, M., & H.Meckling, W. 1976.
“Theory Of The Firm :Managerial
Behavior, Agency Costs And
Ownership Structure”. JournalOf
Financial
Economics. Vol 3. Pp 305-360.
Dara Puspitaningrum dan Sari Atmini.
2012. “Corporate Governance
Mechanism And The Level Of Internet
Financial Reporting : Evidence From
Indonesian
Companies”. Procedia Economics And
Finance. Vol 2. Pp 157-166
Dolinsek, Tatjana., Tominc, Polona., dan
Skerbinjek, Andreja Lutar. 2014.“The
determinants of Internet Financial
Reporting in Slovenia”. Emerald
Insight Review.Vol.38 Iss 7.Pp 842 –
860.
Hanny Sri Lestari dan Anis Chariri. 2009.
”Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaporan keuangan
melalui internet (Internet Financial
Reporting) dalam website
perusahaan”.Jurnal Akuntansi,
Universitas Diponegoro Semarang.Vol
1. Pp 1-13
Jogiyanto Hartono, 2013. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi, Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Rajawali
Keputusan bapepam-lk no.x.k.6 tentang
penyampaian laporan tahunan emiten
atau perusahaan publik dalam:
(http://www.ptba.co.id diakses 1
Agustus 2012).
Linda Agustina, 2009. “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap
Luas Pengungkapan Informasi
Keuangan Pada Website Perusahaan”.
Vol 1 No 2. Pp 133-144.
Luciana Spica Almilia dan Sasongko
Budisusetyo. 2009. “The Impact of
Internet Financial and Sustainability
Reporting on Profitability, Stock Price
and Return in Indonesia Stock
Exchange”. International Journal of
Business and Economics. Vol 1 No 2.
Pp 380 - 395
Mellisa Prasetya dan Soni Agus Irwandi.
2012 . Faktor-Faktor Yang
Mempengauhi Pelaporan Keuangan
Melalui Internet (Internet Financial
Reporting) Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
The Indonesia Acconting review. Vol. 2
No 2. Pp 151-158
Mohamed, Ehab dan Basuony, Mohamed.
2015. “Voluntary Internet Disclosure
by Listed Companies in The Arabian
Gulf”. XIV Internation Business and
Economy Conference Bangkok.Vol 6
No 1. Pp 70-89
Momany, M. Talal dan Pillai, Rekha. 2013.
“Internet Financial Reporting in UEA -
Analysis and Implication”. Global
16
Review of Accounting and Finance.
Vol 4 No 2. Pp 142-160
Muliyati. 2013. ”Pengaruh Resource,
Resiko, Dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Perusahaan”.
Jurnal Ilmu Ilmu Sosila. Vol 2 No 1. Pp
86-100
Nova Ninda Jufrida Sinaga. 2016. “Kajian
Empiris Internet Financial Reporting
dan Praktek Pengungkapan”. Media
Riset Akuntansi, Auditing, dan
Informasi. Vol 16 No 2. Pp 161-180
Nurunnabi Mohammad dan Hossain,
Monirul A. 2012. “The voluntary
disclosure of internet financial
reporting (IFR) in an emerging
economy: a case of digital Bangladesh”.
Journal Of Asia Business Studies. Vol 6
No 1. Pp 17-42
Riyan Andriyani dan Rina
Mudjiyanti.2017. “Pengaruh Tingkat
Profitabilitas, Leverage, Jumlah Dewan
Komisaris Independen Dan
Kepemilikan Institusional Terhadap
Pengungkapan Internet Financial
Reporting (Ifr) Di Bursa Efek
Indonesia”. Kompartemen. Vol 15 No
1. Pp 67-81