pengaruh tingkat kedalaman dan lama … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚c pada...

32
PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA PENGGENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Sonneratia caseolaris Engl. KHAERLITA SYAHRI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: trantu

Post on 07-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA

PENGGENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI

Sonneratia caseolaris Engl.

KHAERLITA SYAHRI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2
Page 3: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Tingkat

Kedalaman dan Lama Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Sonneratia

caseolaris Engl. adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Khaerlita Syahri

NIM E44100020

Page 4: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

ABSTRAK

KHAERLITA SYAHRI. Pengaruh Tingkat Kedalaman dan Lama Penggenangan

terhadap Pertumbuhan Semai Sonneratia caseolaris Engl. Dibimbing oleh CECEP

KUSMANA.

Tingkat penggenangan dan lama penggenangan merupakan faktor yang

mempengaruhi ekosistem mangrove sebagai akibat meningkatnya muka air laut.

Penelitian ini bertujuan menganalisis respon pertumbuhan semai Sonneratia caseolaris

terhadap tingkat kedalaman dan lama penggenangan yang berbeda. Hasil penelitian

menunjukkan tingkat kedalaman penggenangan antara ½-¾ tinggi batang memberikan

respon pertumbuhan jumlah ruas pada batang lebih besar dibandingkan tingkat

penggenangan lainnya. Lama penggenangan 3-6 jam memberikan respon lebih besar

terhadap nisbah pucuk akar semai Sonneratia caseolaris. Interaksi antara tingkat

kedalaman dan lama penggenangan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan

tinggi, diameter dan berat kering semai. Kombinasi perlakuan tingkat penggenangan

antara ½-¾ tinggi batang selama 6-9 jam memberikan respon pertumbuhan tinggi,

diameter dan berat kering Sonneratia caseolaris lebih besar dibandingkan kombinasi

perlakuan lainnya. Persentase hidup semai menunjukkan nilai 100% selama 12 minggu

pengamatan.

Kata kunci: Lama penggenangan, Sonneratia caseolaris, tingkat kedalaman

ABSTRACT

KHAERLITA SYAHRI. The Influence of Depth and Duration Level of

Overflowing to the Seedling Growth of Sonneratia caseolaris Engl. Supervised by

CECEP KUSMANA.

Depth and duration level of overflowing are the factors that will influence the

ecosystem of mangrove as the impact of sea-water surface raising. This research

was to analyze the response of seedling growth of Sonneratia caseolaris to the

different depth and duration levels. The result of this research showed that depth

level of overflowing between ½-¾ high of stem gives response to the growth of

joint amount bigger than any other depth level of overflowing. The duration level

of overflowing between 3-6 hours gives response bigger to the root-sprout ratio of

Sonneratia caseolaris seedlings. The interaction between depth and duration level

of overflowing gave real influence to the high growth, diameter and seedling

biomass. The treatment combination of depth level of overflowing between ½-¾

tall of stem during 6-9 hours gave response to the high growth, diameter and

biomass of Sonneratia caseolaris bigger than any other combination treatment. The

survival percentage of the seedling showed the value of 100% during 12 weeks of

observation.

Key words: Depth level, duration of overflowing, Sonneratia caseolaris

Page 5: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA

PENGGENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI

Sonneratia caseolaris Engl.

KHAERLITA SYAHRI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2
Page 7: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

Judul Skripsi : Pengaruh Tingkat Kedalaman dan Lama Penggenangan terhadap

Pertumbuhan Semai Sonneratia caseolaris Engl.

Nama : Khaerlita Syahri

NIM : E44100020

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September-Desember 2013

ini yaitu pertumbuhan mangrove, dengan judul Pengaruh Tingkat Kedalaman dan

Lama Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai Sonneratia caseolaris Engl.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS selaku

pembimbing yang telah memberi bimbingan dan arahan selama penelitian hingga

penulisan skripsi, serta Dr Ir Supriyanto sebagai ketua sidang dan Dr Ir

Hendrayanto, M.Agr sebagai dosen penguji yang telah memberi saran dan nasihat.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beasiswa Bidik Misi IPB yang telah

membiayai pendidikan mulai dari tahun 2010 hingga empat tahun pendidikan di

IPB. Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu baik materil maupun non materil dalam pelaksanaan penelitian

hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini, staff Departemen

Silvikultur serta teman-teman seperjuangan yang menimba ilmu di IPB khususnya

Silvikultur 47 dan Fahutan 47. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada

ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa, motivasi, inspirasi dan kasih

sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan hasilnya dapat

digunakan untuk merehabilitasi mangrove yang terdegradasi atau rusak.

Bogor, Juli 2014

Khaerlita Syahri

Page 9: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

METODE 5

Bahan 5

Alat 5

Prosedur Penelitian 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Hasil 9

Pembahasan 17

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

RIWAYAT HIDUP 22

Page 10: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

DAFTAR TABEL

1 Klasifikasi hidrologi 4 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan semai S. caseolaris Engl. 9 3 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan tingkat kedalaman penggenangan

terhadap jumlah ruas pada batang semai S. caseolaris 14 4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan lama penggenangan terhadap

nisbah pucuk akar S. caseolaris 16

DAFTAR GAMBAR

1 Semai pada ketinggian yang berbeda 6 2 Penggenangan mangrove dalam kolam 7 3 Respon pertumbuhan tinggi terhadap pengaruh tingkat kedalaman pada

lama penggenangan yang berbeda 11 4 Respon pertumbuhan diameter terhadap pengaruh tingkat kedalaman

pada lama penggenangan yang berbeda 13 5 Respon berat kering total semai terhadap pengaruh tingkat kedalaman

pada lama penggenangan yang berbeda 16 6 Hama penyakit pada semai S. caseolaris 19 7 Akar pasak S. caseolaris 19

Page 11: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanasan global merupakan suatu fenomena alam yang diakibatkan oleh

peningkatan gas-gas rumah kaca (GRK). Fenomena ini mengakibatkan suhu bumi

meningkat dan menyebabkan es di kutub mencair sehingga permukaan air laut pun

meningkat. Pemanasan global menimbulkan dampak tidak hanya pada manusia

tetapi juga mengganggu ekosistem hutan dunia, salah satunya adalah ekosistem

mangrove.

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan antara laut dan darat, oleh

karena itu mangrove memiliki peranan ganda yaitu terhadap ekosistem laut dan

darat serta memberikan manfaat pada aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Ekosistem

mangrove memiliki karakteristik yaitu berada di daerah pasang surut dan toleran

terhadap salinitas (Kusmana et al. 2003). Mangrove dapat tumbuh dan beradaptasi

dalam kondisi lingkungan yang tergenang, sirkulasi air permukaan yang terus

menerus karena adanya pasang surut air laut serta tingkat sedimen yang tinggi.

Tipe ekosistem mangrove yang berada di daerah peralihan menyebabkan

mangrove menjadi ekosistem pertama yang terkena dampak akibat pemanasan

global (Kusmana 2010). Peningkatan muka air laut akibat pemanasan global

menyebabkan mangrove semakin lama dan tergenang air pasang yang semakin

tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan hingga menyebabkan kematian

semai mangrove tersebut. Mangrove juga dapat menjadi stres akibat peningkatan

permukaan air laut antara 8-9 cm/100 tahun dan dapat hilang jika kenaikannya di

atas 12 cm/100 tahun (Ellison dan Stoddart 1991 dalam Saenger 2002). Lama dan

tingkat penggenangan merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

mangrove, sehingga dengan adanya dampak pemanasan global akan berpengaruh

terhadap kemampuan adaptasi serta pertumbuhan mangrove.

Sonneratia merupakan jenis mangrove yang termasuk dalam komponen mayor,

yaitu komponen yang hanya ada pada lingkungan mangrove dan tidak terdapat pada

komunitas daratan yang lain. Komponen ini memiliki peran yang besar dalam

menyusun struktur mangrove dan membentuk tegakan murni (Kusmana et al. 2005).

Sonneratia caseolaris merupakan salah satu jenis mangrove yang sering tumbuh di

tepi sungai dan estuaria yang juga terkena dampak dari meningkatnya muka air laut

akibat pemanasan global. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penelitian mengenai

tingkat kedalaman dan lama penggenangan sebagai dampak meningkatnya muka

air laut untuk menganalisis respon pertumbuhan S. caseolaris.

Perumusan Masalah

Pemanasan global menyebabkan berbagai dampak, salah satunya adalah

naiknya muka air laut. Kenaikan muka air laut akan berpengaruh terhadap

ekosistem hutan terutama yang berada pada daerah peralihan seperti mangrove. Hal

tersebut akan mengubah lama penggenangan serta tingkat kedalaman

penggenangan mangrove. Belum ada kejelasan mengenai adaptasi mangrove terkait

dengan perubahan tersebut dengan kondisi mangrove yang semakin terdegradasi.

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana

Page 12: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

2

pengaruh tingkat kedalaman dan lama penggenangan yang berbeda terhadap

pertumbuhan semai Sonneratia caseolaris Engl.?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis respon pertumbuhan semai S.

caseolaris terhadap tingkat kedalaman dan lama penggenangan yang berbeda.

Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan S.

caseolaris dipengaruhi oleh tingkat kedalaman dan lama penggenangan air.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk merehabilitasi

mangrove yang terdegradasi atau rusak seiring dengan naiknya muka air laut akibat

pemanasan global.

Ruang Lingkup Penelitian

Aspek yang dikaji dalam penelitian ini yaitu pengukuran pertumbuhan semai

S. caseolaris yang meliputi pengukuran tinggi, diameter, dan jumlah ruas pada

batang setiap minggu pengamatan, serta pengukuran berat kering total dan nisbah

pucuk akar pada akhir pengamatan. Pengamatan juga dilakukan untuk menghitung

persentase hidup semai S. caseolaris.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemanasan global

Pemanasan global merupakan kejadian meningkatnya suhu rata-rata di

atmosfer, laut dan daratan bumi. Menurut Sodiq (2013) telah terjadi kenaikan suhu

rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah

kaca seperti CO2, N2O, CH4, SF6, PFC5, dan HFC5. Kecenderungan terbentuknya

gas tersebut diakibatkan aktivitas manusia sehingga dapat menyebabkan kenaikan

suhu dan akan mengancam cairnya es di kutub yang akan menaikkan permukaan

air laut (Indrawan 1995).

Pemanasan global memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif salah

satunya yaitu meningkatkan kesuburan tanah akibat sedimen yang dibawa oleh

banjir sebagai salah satu dampak pemanasan global, sedangkan dampak negatif

dari pemanasan global salah satunya yaitu naiknya permukaan air laut. Permukaan

air laut diproyeksikan mengalami kenaikan sebesar 18-79 cm dari tahun 1999-2099

Page 13: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

3

yang menunjukkan rata-rata sebesar 1.8-7.9 mm/tahun dan akan lebih tinggi lagi

jika pencairan es di kutub berlangsung semakin cepat (Donato et al. 2012).

Peningkatan muka air laut menjadi ancaman terbesar dari berbagai dampak

yang ditimbulkan oleh pemanasan global (Gilman et al. 2008). Hal ini akan

mempengaruhi ekosistem mangrove yang terletak didaerah peralihan daratan dan

lautan sehingga akan semakin tereduksi. Beberapa aktivitas manusia seperti

pembangunan di daerah pesisir, konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak

dan pemukiman juga dapat meningkatkan kerusakan mangrove. Kegiatan

pemanfaatan lahan ini juga akan mempengaruhi respon mangrove terhadap

kenaikan permukaan laut.

Hutan Mangrove dan fungsinya

Hutan mangrove berada di daerah peralihan antara daratan dan lautan sehingga

memiliki ekosistem yang khas dan kompleks. Ekosistem ini merupakan vegetasi

pantai tropis dan subtropis yang didominasi jenis pohon mangrove yang berada

pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Karakteristik dari ekosistem mangrove

yaitu memiliki vegetasi yang agak seragam, tajuk yang rata, tidak membentuk

lapisan tajuk yang khas, serta selalu hijau (Irwan 1996). Mangrove juga

didefinisikan sebagai suatu tingkat hutan yang berada di daerah pasang surut

dengan komunitas tumbuhnya yang toleran terhadap garam (Kusmana 2005).

Pasang surut air laut menyebabkan mangrove tergenang pada saat pasang naik dan

bebas genangan pada saat pasang rendah atau surut.

Fungsi hutan mangrove dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu fungsi fisik,

ekologis dan sosial ekonomi (Kustanti 2011). Fungsi hutan mangrove secara fisik,

diantaranya yaitu menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi atau abrasi agar

tetap stabil, melindungi daerah dibelakang mangrove dari hempasan gelombang

dan angin kencang, serta dapat mempercepat perluasan lahan. Fungsi mangrove

secara ekologis diantaranya yaitu tempat mencari makan, tempat memijah dan

tempat berkembang biak berbagai biota laut, sebagai sumber plasma nutfah, serta

sebagai salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis (Donato et al. 2012).

Fungsi mangrove dilihat dari aspek sosial ekonomi, diantaranya yaitu penghasil

kayu, hasil hutan bukan kayu, seperti madu, obat-obatan dan bahan makanan, serta

dapat dijadikan untuk objek ekowisata.

Sonneratia caseolaris Engl.

Sonneratia caseolaris merupakan jenis mangrove pionir yang termasuk

kedalam kelompok mayor, yaitu komponen yang hanya ada pada lingkungan

mangrove dan tidak terdapat pada komunitas daratan yang lain (Kustanti 2011).

Nama lokal dari Sonneratia caseolaris (Engl) adalah pedada, perepat, pidada,

bogem, rambai, wahat merah, posi-posi merah. S. caseolaris memiliki habitus

berupa pohon dengan ketinggian mencapai 15 meter, memiliki akar napas vertikal

seperti kerucut yang tingginya bisa mencapai 1 meter, banyak dan sangat kuat.

Ujung cabang atau rantingnya terkulai dan berbentuk segiempat pada saat muda.

Pedada memiliki tangkai daun kemerahan, lebar dan sangat pendek serta letaknya

Page 14: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

4

berlawanan. Pucuk bunganya berbentuk bulat telur yang terletak diujung, daun

mahkota berwarna merah dan mudah rontok, benang sari banyak dengan ujung

berwarna putih dan pangkal berwarna merah serta mudah rontok. Buahnya seperti

bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga (Noor et

al. 1999).

S. caseolaris tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan mangrove,

disepanjang sungai kecil dengan air yang mengalir pelan dan terpengaruh pasang

surut serta di area yang didominasi oleh air tawar dengan salinitas kurang dari 10%

(Noor et al. 1999). Jenis ini tidak toleran terhadap naungan. Penyebarannya dari Sri

Lanka, seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina hingga

Australia tropis, dan Kepulauan Solomon.

Jenis pedada memiliki berbagai manfaat. Buahnya dapat dimakan, kayunya

dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar, akarnya dapat digunakan untuk mengganti

gabus setelah direndam dalam air mendidih (Noor et al. 1999).

Hubungan pemanasan global dengan hutan mangrove

Pemanasan global disebabkan oleh gas rumah kaca. Hutan menjadi salah satu

faktor yang dianggap sebagai sumber gas rumah kaca karena menghasilkan gas CO2,

CH4 dan N2O pada saat penebangan dan pembakaran hutan (Indrawan 1995).

Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim yang

terjadi dapat meningkatkan suhu, presipitasi, intensitas banjir, dan juga

meningkatkan permukaan laut. Salah satu ekosistem yang terkena dampaknya

secara langsung adalah ekosistem mangrove. Meningkatnya permukaan air laut

akan berpengaruh terhadap keberadaan mangrove karena belum diketahui apakah

mangrove saat ini dapat mengimbangi perubahan muka air laut tersebut. Salah satu

hal yang harus diperhatikan dalam mengantisipasi dampak terhadap kenaikan muka

air laut yaitu dengan mengetahui klasifikasi hidrologi jenis-jenis mangrove yang

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi hidrologi (Oostewaal 2010)

Inundation

class

Tidal regime

Flooded by

Elevation

Cm+MSL

Duration of

inudation

Mm per inudation

Vegetation

Species

1 All high tides <0 >600 None

2 Lower

medium high

tides

0 – 50 450 – 600 Avicennia spp.,

Sonneratia

2* Higher

medium high

tides

50 – 100 200 – 450 Avicennia spp.,

Rhizophora

spp., Bruguiera

parviflora

3 Normal high

tides

100 –

150

100 – 200 Avicennia

officinalis,

Rhizophora

spp., Ceriops,

Bruguiera

Page 15: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

5

Lanjutan Tabel 1

Inundation

class

Tidal regime

Flooded by

Elevation

Cm+MSL

Duration of

inudation

Mm per inudation

Vegetation

Species

4 Spring high

tides

150 –

210

50 – 100 Lumnizera,

Bruguiera,

Acrosticum

aureum

5 Equinoctial

tides

>210 <50 Ceriops spp.,

Phoenix

paludosa Sumber: Hills (2011)

Berdasarkan klasifikasi hidrologi tersebut, dapat diketahui jenis-jenis

mangrove pada daerah pasang surut dengan durasi penggenangan tertentu sehingga

hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk penanaman mangrove yang semakin

terdegradasi dengan permukaan air laut yang juga berubah akibat pemanasan global.

Pemanasan global akan meningkat pula seiring dengan deforestasi yang terjadi

meskipun deforestasi hanya menyumbang 9% penyebab pemanasan global

(Goldemberg 1989 dalam Indrawan 1995). Deforestasi yang terjadi di hutan

mangrove yang disebabkan konversi lahan, pencemaran, sedimentasi dan

penebangan hutan ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas ekosistem

mangrove. Usaha untuk meningkatkan kembali fungsi mangrove yang telah rusak

yaitu perlu dilakukan restorasi mangrove yang disesuaikan dengan kondisi

lingkungan setempat (LPP-Mangrove 2005) serta penanganannya melibatkan

beberapa sektor, seperti pemerintah daerah dan masyarakat agar tercipta

penanganan yang terpadu dan sinergi antar sektor (Wibisana 2012). Kerjasama

dengan masyarakat juga dapat menguntungkan diantaranya dapat meningkatkan

persentase tumbuh tanaman rata-rata hingga 80% serta meningkatkan keamanan

hingga terjalinnya koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait (Suyanto 1995).

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2013 sampai Desember 2013.

Lokasi penelitian yaitu di rumah kaca, Laboratorium Ekologi Hutan, Departemen

Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah kolam berukuran 1.8 m x 1 m

x 0.7 m sebanyak 3 buah, selang air, polybag berukuran 20 cm x 15 cm, meteran

jahit, penggaris, kaliper, spidol permanen, kamera digital, oven, timbangan, dan

tally sheet.

Page 16: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

6

Bahan utama yang digunakan adalah semai Sonneratia caseolaris Engl.

(pedada) yang berasal dari cabutan alam di Kawasan Mangrove Elang Laut dengan

kriteria tinggi 30-50 cm dan diameter 0.4-0.6 cm sebanyak 45 anakan, air, dan

media (campuran tanah, pasir dan kompos).

Prosedur Penelitian

1. Pembuatan kolam

Kolam berfungsi meletakan semai mangrove yang akan digenangi pada lama

dan tingkat kedalaman penggenangan yang berbeda.

2. Pemilihan dan pengangkutan semai Sonneratia caseolaris (pedada)

Semai S. caseolaris (pedada) diperoleh dari kawasan mangrove Elang Laut,

Jakarta Utara. Semai yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari cabutan alam

yang dipilih berdasarkan tinggi yang sama dan memiliki fenotipe yang sehat. Semai

yang telah dipilih kemudian dibawa menuju lokasi penelitian di rumah kaca

Laboratorium Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.

3. Persiapan semai

Tahapan persiapan semai sebelum diletakkan dalam kolam adalah sebagai

berikut:

a. Penyiapan media sapih berupa campuran tanah, pasir dan kompos dengan

perbandingan 1:1:1 yang dimasukkan kedalam polybag berukuran 20 cm

x 15 cm.

b. Semai S. caseolaris (pedada) kemudian dipindahkan dalam media yang

telah disiapkan.

c. Semai kemudian diletakkan pada kolam-kolam yang berisi rak dengan

ketinggian yang berbeda untuk mengetahui tingkat kedalaman

penggenangan.

Gambar 1 Semai pada ketinggian yang berbeda

4. Persiapan penggenangan

Proses penggenangan dilakukan setelah semai tersusun dalam kolam dengan

ketinggian rak yang berbeda. Penggenangan pada tingkat kedalaman dan lama

penggenangan yang berbeda ini dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui

selang yang ada.

Page 17: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

7

Gambar 2 Penggenangan mangrove dalam kolam

5. Pengamatan dan pengukuran

Semai S. caseolaris yang digenangi akan diamati dan dilakukan pengukuran

setiap minggu selama 3 bulan. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat respon

pertumbuhan semai S. caseolaris terhadap perlakuan penggenangan dengan lama

dan tingkat kedalaman penggenangan yang berbeda. Adapun variabel yang diamati

adalah sebagai berikut:

A. Tinggi semai

Tinggi semai diukur mulai dari pangkal batang yang diberi tanda hingga

ujung titik tumbuh (apikal). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat

bantu mistar.

B. Diameter semai

Diameter semai diukur pada posisi dibawah ruas ketiga yang diberi

tanda. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kaliper.

C. Jumlah ruas pada batang

Jumlah ruas pada batang dihitung setiap minggu pengamatan.

D. Persentase hidup semai

Jumlah semai yang hidup dan mati dihitung untuk mengetahui

persentase hidup semai S. caseolaris. Perhitungan jumlah persentase hidup

semai dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Persentase hidup semai= (jumlah semai hidup

jumlah seluruh semai yang diamati) x100%

E. Berat kering total

Berat kering total diukur pada akhir pengamatan dengan menjumlahkan

berat kering pucuk dan berat kering akar. Berat kering total ini diukur

berdasarkan sampel semai yang dianggap mewakili dari setiap perlakuan

yaitu semai yang memiliki diameter tertinggi, rata-rata dan terendah. Sampel

yang diambil berjumlah 27 semai yang kemudian dipisahkan antara

komponen akar, batang dan daun. Sampel dikeringkan selama satu hari

kemudian dilakukan pengovenan dengan suhu 105˚C (Sutaryo 2009) selama

24 jam, setelah itu ditimbang berat keringnya.

Penentuan berat kering total dapat dihitung melalui perhitungan

persentase kadar air dan berat kering tanur. Haygreen dan Bowyer (1989)

merumuskan perhitungan kadar air sebagai berikut

%KA=BBc-BKc

BKcx 100%

Keterangan:

%KA : persen kadar air

BBc : berat basah contoh (gram)

Page 18: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

8

BKc : berat kering contoh (gram)

Selanjutnya untuk perhitungan berat kering tanur menggunakan rumus

sebagai berikut

BKT=BBc

1+%KA

100

Keterangan:

BKT : berat kering tanur (gram)

BBc : berat kering contoh (gram)

%KA : persen kadar air

F. Nisbah Pucuk Akar

Nisbah pucuk akar merupakan perbandingan antara berat kering pucuk

dan berat kering akar. Pengukurannya dilakukan bersamaan dengan

pengukuran berat kering total. Bagian pucuk merupakan bagian atas anakan

yang terdiri dari batang, cabang dan daun. Perhitungan nisbah pucuk akar

dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Nisbah pucuk akar=Bobot kering pucuk

Bobot kering akar

6. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 3x3

dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat dua faktor dalam percobaan ini,

yaitu faktor lama penggenangan (A) dan faktor tingkat kedalaman penggenangan

(B). Masing-masing faktor terdapat tiga taraf. Taraf pada faktor lama

penggenangan, yaitu penggenangan 3-6 jam (a0), penggenangan 6-9 jam (a1), dan

penggenangan 12-15 jam (a2), serta taraf pada faktor tingkat kedalaman

penggenangan, yaitu penggenangan sampai batas leher akar (b0), penggenangan ¼-

½ tinggi batang (b1), dan penggenangan ½-¾ tinggi batang (b2), sehingga terdapat

sembilan kombinasi perlakuan, yaitu:

1. a0b0 : penggenangan selama 3-6 jam dengan tingkat kedalaman sampai

batas leher akar

2. a0b1 : penggenangan selama 3-6 jam dengan tingkat kedalaman ¼-½

tinggi batang

3. a0b2 : penggenangan selama 3-6 jam dengan tingkat kedalaman ½-¾

tinggi batang

4. a1b0 : penggenangan selama 6-9 jam dengan tingkat kedalaman sampai

batas leher akar

5. a1b1 : penggenangan selama 6-9 jam dengan tingkat kedalaman ¼-½

tinggi batang

6. a1b2 : penggenangan selama 6-9 dengan tingkat kedalaman ½-¾ tinggi

batang

7. a2b0 : penggenangan selama 12-15 jam dengan tingkat kedalaman sampai

batas leher akar

8. a2b1 : penggenangan selama 12-15 dengan tingkat kedalaman ¼-½ tinggi

batang

9. a2b2 : penggenangan selama 12-15 dengan tingkat kedalaman ½-¾ tinggi

batang

Page 19: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

9

Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 5 kali sehingga secara

keseluruhan terdapat 45 unit percobaan. Model persamaan linier dari percobaan

tersarang adalah sebagai berikut (Matjik dan Sumertajaya 2006) :

Model umum rancangan percobaan ini adalah

Yijk= μ + αi + βj+ (αβ)

ij + ԑijk

Keterangan :

Yijk : respon pertumbuhan dari semai ke-k yang dipengaruhi lama

penggenangan ke-i dan tingkat kedalaman penggenangan ke-j

µ : rataan umum

α𝑖 : pengaruh perlakuan dari lama penggenangan ke-i

βj : pengaruh perlakuan dari tingkat kedalaman penggenangan ke-j

(αβ)ij : pengaruh interaksi lama penggenangan ke-i dan tingkat kedalaman

penggenangan ke-j

εijk : pengaruh galat lama penggenangan ke-i, tingkat kedalaman

penggenangan ke-j dan ulangan ke-k

i : 1,2,3

j : 1,2,3

k : 1,2,3,4,5

Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (ANOVA). Apabila terdapat

pengaruh yang nyata pada variabel percobaan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.

Pengolahan data menggunakan software Microsoft Office Excel 2007 dan Statistical

Analysis System (SAS) 9.1.3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Perlakuan tingkat kedalaman dan lama penggenangan memberikan respon

pertumbuhan semai yang berbeda. Rekapitulasi hasil sidik ragam terhadap

pengukuran variabel pertumbuhan semai S. caseolaris tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam variabel pertumbuhan semai S. caseolaris

Engl.

Variabel F hitung

Lama

penggenangan (A)

Tingkat

Kedalaman (B)

Interaksi (AB)

Tinggi tn ** *

Diameter tn * *

Jumlah ruas batang tn ** tn

Persentase hidup tn tn tn

Berat kering tn ** *

Nisbah pucuk akar * tn tn

Keterangan: * = berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95%; ** = berpengaruh nyata pada

selang kepercayaan 99%; tn = tidak berpengaruh nyata

Page 20: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

10

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa perlakuan lama penggenangan

tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variabel tinggi, diameter, jumlah ruas

pada batang, persentase hidup dan berat kering total namun berpengaruh pada

nisbah pucuk akar semai S. caseolaris. Tingkat kedalaman penggenangan

mempengaruhi tinggi, diameter, jumlah ruas pada batang, dan berat kering total

namun tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup dan nisbah pucuk akar

dari semai S. caseolaris. Interaksi antara tingkat kedalaman dan lama

penggenangan memberikan pengaruh nyata terhadap variabel tinggi, diameter dan

berat kering total.

Tinggi semai

Tinggi merupakan salah satu parameter untuk mengukur pertumbuhan

semai. Berdasarkan Tabel 2, interaksi antara tingkat kedalaman dan lama

penggenangan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi

semai sehingga dilakukan uji lanjut untuk menguji pengaruh-pengaruh sederhana

dengan menggunakan uji Duncan. Hasil dari pengujian pengaruh-pengaruh

sederhana tersebut yaitu sebagai berikut

1. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan sampai batas leher akar (b0) terhadap tinggi semai

Perlakuan a0b0 a1b0 a2b0

Rata-rata (cm) 45.9 34.61 41.45

Interaksi antara faktor lama dan tingkat kedalaman penggenangan pada taraf

leher akar (b0) memberikan respon yang berbeda terhadap pertumbuhan tinggi

semai. Tingkat kedalaman penggenangan sampai batas leher akar selama 3-6

jam memberikan nilai rata-rata tinggi yang lebih besar dibandingkan

penggenangan selama 6-9 jam dan 12-15 jam pada tingkat kedalaman

penggenangan sampai batas leher akar.

2. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan ¼-½ tinggi batang (b1) terhadap tinggi semai

Perlakuan a0b1 a1b1 a2b1

Rata-rata (cm) 67.38 53.91 53.05

Interaksi antara faktor lama dan tingkat kedalaman penggenangan pada taraf

penggenangan ¼-½ tinggi batang memberikan respon yang berbeda terhadap

pertumbuhan tinggi semai. Penggenangan selama 3-6 jam pada tingkat

kedalaman ¼-½ tinggi batang memberikan nilai rata-rata tinggi yang lebih besar

dibandingkan dengan penggenangan selama 6-9 jam dan 12-15 jam pada tingkat

penggenangan yang sama.

3. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan ½-¾ tinggi batang (b2) tehadap tinggi semai

Perlakuan a0b2 a1b2 a2b2

Rata-rata (cm) 68.86 71.72 67.74

Tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang pada lama penggenangan

6-9 jam dan 12-15 jam memberikan respon yang tidak berbeda terhadap

pertumbuhan tinggi tinggi. Penggenangan selama 6-9 jam pada tingkat

kedalaman tersebut memberikan nilai rata-rata tinggi lebih besar dibandingkan

dengan rata-rata tinggi semai pada penggenangan 3-6 jam dan 12-15 jam.

4. Pengaruh sederhana tingkat kedalaman (B) pada lama penggenangan 3-6 jam

(a0) terhadap tinggi semai

Page 21: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

11

Perlakuan a0b0 a0b1 a0b2

Rata-rata (cm) 45.9 67.38 68.86

Tingkat kedalaman penggenangan ¼-½ tinggi batang dan ½-¾ tinggi batang

selama 3-6 jam memberikan respon pertumbuhan tinggi yang tidak berbeda

dengan tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang selama 3-6 jam

memiliki rata-rata tinggi lebih besar dibandingkan dengan rata-rata tinggi pada

tingkat kedalaman penggenangan lainnya.

5. Pengaruh sederhana tingkat kedalaman (B) pada lama penggenangan 6-9 jam

(a1) terhadap tinggi semai

Perlakuan a1b0 a1b1 a1b2

Rata-rata (cm) 34.61 53.91 71.72

Interaksi antara faktor tingkat kedalaman dengan lama penggenangan 6-9 jam

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap respon pertumbuhan tinggi semai.

Tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang memiliki nilai rata-rata

tinggi lebih besar dibandingkan dengan penggenangan ¼-½ tinggi batang dan

sampai batas leher akar selama 6-9 jam.

6. Pengaruh sederhana tingkat kedalaman (B) pada lama penggenangan 12-15 jam

(a2) terhadap tinggi semai

Perlakuan a2b0 a2b1 a2b2

Rata-rata (cm) 41.45 53.05 67.74

Interaksi antara faktor tingkat kedalaman dengan lama penggenangan 12-15 jam

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap respon pertumbuhan tinggi semai.

Tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang memiliki nilai rata-rata

tinggi lebih besar dibandingkan dengan penggenangan ¼-½ tinggi batang dan

sampai batas leher akar selama 12-15 jam.

Hasil uji pada pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman pada berbagai

lama penggenangan terhadap respon pertumbuhan tinggi semai S. caseolaris seperti

tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3 Respon pertumbuhan tinggi terhadap pengaruh tingkat kedalaman

pada lama penggenangan yang berbeda

Berdasarkan hasil pengujian berbagai pengaruh sederhana yang disajikan

pada Gambar 3, dapat diketahui tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi

batang memiliki rata-rata pertumbuhan tinggi lebih besar. Tingkat kedalaman

0

10

20

30

40

50

60

70

80

3-6 jam 6-9 jam 12-15 jam

Rat

a-ra

ta t

inggi

sem

ai (

cm)

Lama penggenangan (A)

Respon rata-rata pertumbuhan tinggi

leher akar

¼-½ tinggi batang

½-¾ tinggi batang

Page 22: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

12

penggenangan ½-¾ tinggi batang selama 6-9 jam menunjukkan respon

pertumbuhan tinggi lebih besar dibandingkan dengan kombinasi perlakuan yang

lain.

Diameter Semai

Berdasarkan Tabel 2, diketahui perlakuan tingkat kedalaman penggenangan

serta interaksi antara tingkat kedalaman dan lama penggenangan memberikan

pengaruh nyata terhadap diameter semai. Selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk

mengetahui respon pengaruh-pengaruh sederhana kedua perlakuan tersebut dengan

menggunakan uji Duncan. Hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut

1. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan sampai batas leher akar (b0) terhadap diameter semai

Perlakuan a0b0 a1b0 a2b0

Rata-rata (cm) 0.63 0.72 0.69

Tingkat kedalaman penggenangan sampai batas leher akar pada lama 3-6 jam,

6-9 jam dan 12-15 jam memberikan respon yang tidak berbeda nyata terhadap

pertumbuhan diameter semai. Tingkat kedalaman penggenangan sebatas leher

akar selama 6-9 jam menunjukkan rata-rata diameter yang lebih besar

dibandingkan pada penggenangan selama 3-6 jam dan 12-15 jam pada tingkat

kedalaman penggenangan yang sama.

2. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan ¼-½ tinggi batang (b1) terhadap diameter semai

Perlakuan a0b1 a1b1 a2b1

Rata-rata (cm) 0.91 0.75 0.81

Tingkat kedalaman penggenangan ¼-½ tinggi batang selama 6-9 jam dan 12-

15 jam memberikan pengaruh yang tidak berbeda terhadap pertumbuhan

diameter semai. Lama penggenangan 3-6 jam pada tingkat kedalaman

penggenangan ¼-½ tinggi batang memberikan rata-rata diameter lebih besar

dibandingkan dengan rata-rata respon pertumbuhan diameter pada lama

penggenangan 6-9 jam dan 12-15 jam.

3. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman ½-

¾ tinggi batang (b2) terhadap diameter semai

Perlakuan a0b2 a1b2 a2b2

Rata-rata (cm) 0.79 1.04 0.93

Interaksi antara faktor lama penggenangan dengan tingkat kedalaman

penggenangan ½-¾ tinggi batang memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

respon pertumbuhan diameter semai. Penggenangan ½-¾ tinggi batang selama

6-9 jam memberikan rata-rata diameter lebih besar dibandingkan dengan

penggenangan selama 3-6 jam dan 12-15 jam.

4. Pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman (B) pada lama penggenangan 3-

6 jam (a0) terhadap diameter semai

Perlakuan a0b0 a0b2 a0b1

Rata-rata (cm) 0.63 0.79 0.91

Penggenangan sampai batas leher akar dan ½-¾ tinggi batang selama 3-6 jam

memberikan respon pertumbuhan diameter yang tidak berbeda. Penggenangan

selama 3-6 jam pada tingkat kedalaman ¼-½ tinggi batang memiliki nilai rata-

Page 23: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

13

rata diameter lebih besar dibandingkan dengan tingkat penggenangan sebatas

leher akar dan ½-¾ tinggi batang.

5. Pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman (B) pada lama penggenangan 6-

9 jam (a1) terhadap diameter semai

Perlakuan a1b0 a1b1 a1b2

Rata-rata (cm) 0.72 0.75 1.04

Tingkat kedalaman penggenangan sampai batas leher akar dan ¼-½ tinggi

batang selama 6-9 jam memiliki respon terhadap pertumbuhan diameter yang

tidak berbeda. Penggenangan 6-9 jam pada tingkat ½-¾ tinggi batang memiliki

nilai rata-rata diameter lebih besar dibandingkan dengan penggenangan sampai

batas leher akar dan ¼-½ tinggi batang.

6. Pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman (B) pada lama penggenangan 12-

15 jam (a2) terhadap diameter semai

Perlakuan a2b0 a2b1 a2b2

Rata-rata (cm) 0.69 0.81 0.93

Tingkat kedalaman penggenangan sampai batas leher akar dan ¼-½ tinggi

batang selama 12-15 jam memiliki respon terhadap pertumbuhan diameter yang

tidak berbeda. Penggenangan 12-15 jam pada tingkat kedalaman ½-¾ tinggi

batang memiliki nilai rata-rata diameter lebih besar dibandingkan dengan

penggenangan sampai batas leher akar dan ¼-½ tinggi batang.

Hasil uji pada pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman pada berbagai

lama penggenangan terhadap respon pertumbuhan diameter semai S. caseolaris

seperti tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4 Respon pertumbuhan diameter terhadap pengaruh tingkat kedalaman

pada lama penggenangan yang berbeda

Berdasarkan hasil pengujian berbagai pengaruh sederhana yang disajikan

pada Gambar 4, dapat diketahui tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi

batang memiliki rata-rata pertumbuhan diameter lebih besar pada lama

penggenangan 6-9 jam dan 12-15 jam sedangkan pada lama penggenangan 3-6 jam

tingkat kedalaman penggenangan ¼-½ tinggi batang memiliki nilai rata-rata

diameter lebih besar. Tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang selama

6-9 jam menunjukkan respon pertumbuhan diameter lebih besar dibandingkan

dengan kombinasi perlakuan lainnya.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

3-6 jam 6-9 jam 12-15 jam

Rat

a-ra

ta d

iam

eter

sem

ai (

cm)

Lama penggenangan (A)

Respon rata-rata pertumbuhan diameter

leher akar

¼-½ tinggi batang

½-¾ tinggi batang

Page 24: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

14

Jumlah ruas pada batang

Hasil rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 2 menunjukkan perlakuan tingkat

kedalaman penggenangan mempengaruhi jumlah ruas pada batang semai S.

caseolaris sehingga dilakukan uji Duncan dan hasilnya tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan tingkat kedalaman penggenangan

terhadap jumlah ruas pada batang semai S. caseolaris

Perlakuan (tingkat kedalaman penggenangan) Respon rata-rata jumlah ruas

Penggenangan sampai batas leher akar (b0) 7.133c

Penggenangan ¼-½ tinggi batang (b1) 10.33b

Penggenangan ½-¾ tinggi batang (b2) 12.60a

Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan

95%

Hasil uji Duncan (Tabel 3) menunjukkan tingkat kedalaman penggenangan

memberikan respon yang berbeda terhadap jumlah ruas pada batang semai.

Penggenangan ½-¾ tinggi batang (b2) memiliki respon lebih besar terhadap jumlah

ruas pada batang semai S. caseolaris dibandingkan dengan tingkat kedalaman

penggenangan sampai batas leher akar dan ¼-½ tinggi batang.

Berat kering total

Berdasarkan Tabel 2, diketahui perlakuan tingkat kedalaman penggenangan

serta interaksi antara tingkat kedalaman dan lama penggenangan memberikan

pengaruh terhadap berat kering total sedangkan lama penggenangan tidak

mempengaruhi berat kering total semai S. caseolaris. Selanjutnya dilakukan uji

lanjut untuk mengetahui respon pengaruh-pengaruh sederhana kedua perlakuan

tersebut dengan menggunakan uji Duncan. Hasil dari pengujian tersebut adalah

sebagai berikut

1. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan sampai batas leher akar (b0) terhadap berat kering total semai

Perlakuan a0b0 a1b0 a2b0

Rata-rata (gram) 14 11.3 8

Pengaruh faktor lama penggenangan pada tingkat kedalaman penggenangan

sampai batas leher akar memberikan respon terhadap berat kering total yang

berbeda. Penggenangan selama 3-6 jam pada tingkat kedalaman sampai

batas leher akar memiliki nilai rata-rata berat kering total lebih tinggi

dibandingkan dengan penggenangan 6-9 jam dan 12-15 jam.

2. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan ¼-½ tinggi batang (b1) terhadap berat kering total semai

Perlakuan a0b1 a1b1 a2b1

Rata-rata (gram) 24.3 17 12.3

Pengaruh faktor lama penggenangan pada tingkat kedalaman penggenangan

¼-½ tinggi batang memberikan respon yang berbeda terhadap berat kering

total semai. Penggenangan selama 3-6 jam pada tingkat kedalaman ¼-½

tinggi batang memiliki nilai rata-rata berat kering total lebih tinggi

dibandingkan dengan penggenangan 6-9 jam dan 12-15 jam.

3. Pengaruh sederhana faktor lama penggenangan (A) pada tingkat kedalaman

penggenangan ½-¾ tinggi batang (b2) terhadap berat kering total semai

Page 25: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

15

Perlakuan a0b2 a1b2 a2b2

Rata-rata (gram) 14 25.3 20.6

Pengaruh faktor lama penggenangan pada tingkat kedalaman penggenangan

½-¾ tinggi batang memberikan respon yang berbeda terhadap berat kering

total semai. Penggenangan selama 6-9 jam pada tingkat kedalaman ½-¾

tinggi batang memiliki nilai rata-rata berat kering total lebih tinggi

dibandingkan dengan penggenangan 3-6 jam dan 12-15 jam.

4. Pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman penggenangan (B) terhadap

lama penggenangan 3-6 jam (a0) terhadap berat kering total semai

Perlakuan a0b0 a0b2 a0b1

Rata-rata (gram) 14 14 24.3

Pengaruh faktor tingkat kedalaman penggenangan sampai batas leher akar

dan ½-¾ tinggi batang selama 3-6 jam memberikan respon terhadap berat

kering total yang tidak berbeda. Penggenangan selama 3-6 jam pada tingkat

kedalaman ¼-½ tinggi batang memiliki rata-rata berat kering total semai

lebih besar dibandingkan penggenangan dengan kedalaman batas leher akar

dan ½-¾ tinggi batang.

5. Pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman penggenangan (B) pada lama

penggenangan 6-9 jam (a1) terhadap berat kering total semai

Perlakuan a1b0 a1b1 a1b2

Rata-rata (gram) 11.3 17 25.3

Pengaruh faktor tingkat kedalaman penggenangan pada lama penggenangan

6-9 jam memberikan respon yang berbeda terhadap berat kering total semai.

Penggenangan dengan tingkat kedalaman ½-¾ tinggi batang selama 6-9 jam

memiliki nilai rata-rata berat kering total lebih tinggi dibandingkan dengan

tingkat kedalaman lainnya.

6. Pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman penggenangan (B) pada lama

penggenangan 12-15 jam (a2) terhadap berat kering total semai

Perlakuan a2b0 a2b1 a2b2

Rata-rata (gram) 8 12 20.6

Pengaruh faktor tingkat kedalaman penggenangan pada lama penggenangan

12-15 jam memberikan respon yang berbeda terhadap berat kering total

semai. Penggenangan selama 12-15 jam dengan tingkat kedalaman ½-¾

tinggi batang memiliki nilai rata-rata berat kering total lebih besar

dibandingkan dengan tingkat kedalaman penggenangan lainnya.

Hasil uji pada pengaruh sederhana faktor tingkat kedalaman pada berbagai

lama penggenangan terhadap respon berat kering total semai S. caseolaris seperti

tersaji pada Gambar 5.

Page 26: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

16

Gambar 5 Respon berat kering total semai terhadap pengaruh tingkat

kedalaman pada lama penggenangan yang berbeda

Berdasarkan hasil pengujian berbagai pengaruh sederhana yang disajikan

pada Gambar 5, dapat diketahui tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi

batang memiliki rata-rata berat kering total lebih besar pada lama penggenangan 6-

9 jam dan 12-15 jam sedangkan pada lama penggenangan 3-6 jam, tingkat

kedalaman penggenangan ¼-½ tinggi batang menunjukkan rata-rata berat kering

total yang lebih besar. Tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang selama

6-9 jam menunjukkan respon berat kering total lebih besar dibandingkan dengan

kombinasi perlakuan lainnya.

Nisbah pucuk akar

Berdasarkan Tabel 2 diketahui perlakuan lama penggenangan memberikan

pengaruh terhadap nisbah pucuk akar semai S. caseolaris sehingga dilakukan uji

lanjut dengan uji Duncan. Hasil uji Duncan tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan lama penggenangan terhadap nisbah

pucuk akar S. caseolaris

Perlakuan (lama penggenangan) Respon rata-rata nisbah pucuk akar

Penggenangan 3-6 jam (a0) 2.0233a

Penggenangan 6-9 jam (a1) 1.2911b

Penggenangan 12-15 jam (a2) 1.9444ab

Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan

95%

Berdasarkan hasil uji Duncan terhadap lama penggenangan (Tabel 4) dapat

diketahui bahwa faktor lama penggenangan memberikan respon yang berbeda

terhadap nisbah pucuk akar semai. Lama penggenangan 3-6 jam memiliki nilai rata-

rata nisbah pucuk akar yang lebih tinggi.

Persentase hidup semai

Hasil rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan

tingkat kedalaman dan lama penggenangan tidak berpengaruh nyata pada persen

hidup semai S. caseolaris. Selama 12 minggu pengamatan, semai S. caseolaris

mampu bertahan hidup dengan persentase hidup 100%.

0

5

10

15

20

25

30

3-6 jam 6-9 jam 12-15 jamRat

a-ra

ta b

erat

ker

ing t

ota

l (g

ram

)

Lama penggenangan (A)

Respon terhadap berat kering total semai

leher akar

¼-½ tinggi batang

½-¾ tinggi batang

Page 27: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

17

Pembahasan

Pemanasan global menyebabkan banyak dampak, salah satunya adalah

meningkatnya permukaan air laut. Hal ini akan berpengaruh pada ekosistem

mangrove yang berada pada daerah peralihan daratan dan lautan. Tingkat

penggenangan dan lama penggenangan merupakan faktor yang akan

mempengaruhi ekosistem mangrove sebagai dampak meningkatnya muka air laut.

Hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk merehabilitasi mangrove yang

terdegradasi atau rusak seiring dengan naiknya muka air laut, yaitu dengan

menggunakan jenis yang mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut. Sonneratia

caseolaris merupakan salah satu jenis mangrove sejati yang memiliki adaptasi

terhadap lingkungan (Susanto dkk 2012) yang digunakan untuk merestorasi

ekosistem mangrove.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan respon yang berbeda terhadap

pertumbuhan S. caseolaris yang diberi perlakuan tingkat kedalaman dan lama

penggenangan. Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam (Tabel 2), perlakuan

tingkat kedalaman penggenangan mempengaruhi pertumbuhan tinggi, diameter,

jumlah ruas pada batang dan berat kering total. Perlakuan tingkat kedalaman

penggenangan memberikan pengaruh yang menyebabkan adanya interaksi dengan

lama penggenangan yaitu pada parameter tinggi, diameter dan berat kering total.

Tingkat kedalaman penggenangan mempengaruhi jumlah ruas pada batang semai

S. caseolaris. Hasil uji Duncan pada jumlah ruas batang menunjukkan tingkat

kedalaman penggenangan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pertumbuhan jumlah ruas pada batang semai. Penggenangan dengan tingkat

kedalaman ½-¾ tinggi batang memberikan respon pertumbuhan jumlah ruas pada

batang yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat penggenangan sampai batas

leher akar dan ¼-½ tinggi batang. Ruas pada batang merupakan tempat tumbuh

daun sehingga semakin banyak jumlah ruas maka semakin banyak jumlah daun dan

sumber makanan untuk pertumbuhan semakin tinggi (Sutedjo 1994). Tingkat

kedalaman penggenangan tidak mempengaruhi nisbah pucuk akar dan persentase

hidup semai. Hal ini menunjukkan bahwa nilai nisbah pucuk akar semai S.

caseolaris tidak dipengaruhi oleh perlakuan tingkat penggenangan yang diberikan.

Selain itu, semai juga mampu hidup dengan perlakuan tingkat kedalaman

penggenangan yang diberikan.

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa perlakuan lama penggenangan tidak

mempengaruhi pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah ruas batang, persentase hidup

dan juga berat kering semai. Hal ini berarti taraf perlakuan lama penggenangan 3-6

jam, 6-9 jam dan 12-15 jam tidak berpengaruh terhadap respon pertumbuhan

tersebut. Namun perlakuan lama penggenangan memberikan pengaruh terhadap

nisbah pucuk akar semai S. caseolaris. Hasil uji Duncan menunjukkan lama

penggenangan 3-6 jam memberikan respon nisbah pucuk akar semai lebih besar

dibanding lama penggenangan lainnya. Nisbah pucuk akar menggambarkan

perbandingan antara kemampuan tanaman dalam menyerap air dan mineral dengan

proses transpirasi dan luasan fotosintesis dari tanaman (Mestika 2007 dalam

Rachmawati 2012).

Interaksi antara perlakuan tingkat kedalaman dan lama penggenangan

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, diameter dan berat kering total

semai sehingga dilakukan uji terhadap pengaruh sederhana terhadap kedua faktor

Page 28: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

18

tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat kedalaman

penggenangan terhadap taraf pada lama penggenangan dan sebaliknya. Hasil uji

lanjut terhadap pengaruh sederhana faktor lama penggenangan dan tingkat

kedalaman penggenangan dengan uji Duncan menunjukkan kombinasi

penggenangan selama 6-9 jam dengan tingkat kedalaman ½-¾ tinggi batang (a1b2)

memberikan respon pertumbuhan tinggi, diameter dan berat kering total semai S.

caseolaris yang lebih besar. Lama penggenangan tersebut masih dalam interval

durasi penggenangan untuk jenis Sonneratia. Menurut klasifikasi hidrologi

(Oostewal 2010 dalam Hills 2011) lama penggenangan untuk jenis Sonneratia

yaitu 7-10 jam. Namun untuk tingkat penggenangan memberikan respon yang

berbeda dengan hasil penelitian Purnama (2012) yang menunjukkan S. caseolaris

sebatas leher akar memberikan respon pertumbuhan semai yang lebih besar pada

umur 2 bulan dan 4 bulan sert masih dapat tumbuh secara optimal hingga tingkat

penggenangan ½ tinggi batang. Penelitian Permatasari (2011) juga menunjukkan

penggenangan Bruguiera gymnorrhiza sebatas leher akar memberikan respon yang

lebih besar pada kondisi naungan dan tanpa naungan. Ambaraji (2011) melaporkan

penggenangan Rhizophora mucronata sampai setengah tinggi batang menghasilkan

respon pertumbuhan lebih besar. Perbedaan ini dikarenakan faktor lingkungan yang

juga ikut mempengaruhi pertumbuhan mangrove seperti suhu udara, arus laut,

gelombang laut, tempat tumbuh, salinitas, zona pasang surut, dan subsrat lumpur

(Kusmana et al. 2008). Penelitian Purnama (2012), Ambaraji (2011) dan

Permatasari (2011) yang dilakukan di Kawasan Mangrove Angke Kapuk ini dapat

dipengaruhi arus, kecepatan angin dan juga gelombang. Wibisono (2005)

menyatakan bahwa dengan adanya gelombang ini sangat mempermudah proses

kelarutan gas oksigen untuk kepentingan kehidupan, seperti proses respirasi.

Perlakuan penggenangan menyebabkan tanah dalam semai mangrove menjadi

jenuh air. Pada tanah yang tergenang, pori-pori tanah tertutup oleh air sehingga

konsentrasi oksigen dalam tanah sangat kecil (Hogart 2007). Kondisi ini

menyebabkan kandungan oksigen terlarut menjadi rendah. Oksigen terlarut sangat

penting bagi pertumbuhan mangrove karena berkaitan dengan proses fotosintesis

dan respirasi.

Selama 12 minggu pengamatan, semai S. caseolaris mampu bertahan hidup

dengan persentase hidup 100%. Saat pengamatan sering ditemui hama dan juga

penyakit pada semai S. caseolaris (Gambar 6). Hama tersebut diantaranya semut

hitam, serangga kecil, ulat, dan keong. Menurut Dakir (2009), beberapa faktor yang

mempengaruhi keberadaan semut pada ekosistem mangrove yaitu sumber makanan,

sarang dan gangguan. Sumber makanan beberapa semut pada daerah mangrove

adalah cairan embun madu yang terdapat di daun atau ranting pohon (Dakir 2009).

Semut juga sebagai predator yang memangsa serangga perusak pada Sonneratia,

Rhizophora dan Bruguiera. Sedangkan penyakit yang pernah ditemui adalah embun

jelaga dan daun menguning. Rahayu (1999) menyatakan bahwa tanaman yang

terkena embun jelaga akan menyebabkan daun menguning dan kemudian rontok.

Keberadaan hama penyakit ini tidak mempengaruhi pertumbuhan semai secara

signifikan.

Page 29: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

19

Gambar 6 Hama penyakit pada semai S. caseolaris pada saat pengamatan; serangga

kecil (a); ulat (b); daun menguning (c).

Ekosistem mangrove salah satunya dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut.

Pasang surut memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan mangrove karena berkaitan

dengan ketersediaan air payau yang juga mempengaruhi kadar salinitas pada habitat

mangrove. Lama waktu penggenangan dan tingkat ketinggian saat pasang juga

mempengaruhi sistem perakaran mangrove. Pada saat semai, mangrove akan

kesulitan mendapatkan oksigen sehingga mengganggu proses metabolisme yang

terjadi. Berdasarkan pengamatan selama 12 minggu, pada minggu ke-7 muncul akar

pasak (pneumatophore) pada semai yang digenangi ½-¾ tinggi batang selama 6-9

jam. Hal ini diduga merupakan bentuk adaptasi semai untuk memperoleh oksigen.

Namun, akar yang muncul pada semai belum mampu mencapai tinggi genangan.

Gambar 7 Akar pasak S. caseolaris

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

tingkat kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang selama 6-9 jam memberikan

respon pertumbuhan semai S. caseolaris yang lebih baik dibandingkan dengan

kombinasi perlakuan lainnya.

Saran

Penanaman semai S. caseolaris dapat dilakukan pada areal dengan tingkat

kedalaman penggenangan ½-¾ tinggi batang dan lama penggenangan 6-9 jam.

a b c

Page 30: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

20

DAFTAR PUSTAKA

[LPP-Mangrove] Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove. 2002.

Menelaah Data dan Informasi menganai Restorasi Mangrove secara Nasional

dan di sekitar Laut Cina Selatan [draft laporan akhir]. Bogor (ID): Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Ambaraji H. 2011. Pengaruh umur dan tingkat penggenangan terhadap

pertumbuhan semai bakau (Rhizophora mucronata Lamk.) di Kawasan

Ekowisata Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara[skripsi]. Bogor (ID):

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Dakir. 2009. Keanekaragaman dan komposisi spesies semut (Hymenoptera:

Formicidae) pada vegetasi mangrove Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara

dan Muara Angke[tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor.

Donato DC, Kauffman JB, Murdiyarso D, Kurnianto S, Stidham M, Kanninen M.

2012. Mangrove adalah salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis.

Brief (12); [diunduh 2013 Sep 23]. Tersedia pada:

http://www.cifor.org/publications/pdf_files/infobrief/3773-infobrief.pdf

Gilman EL, Ellison J, Duke NC, Field C. 2008. Treats to mangroves from climate

change and adaptation options: a review. Aquatic Botany. 89(2008):237-

250.doi: 10.1016/j.aquabot.2007.12.009; [diunduh 2013 Sep 1]. Tersedia

pada:

http://cmsdata.iucn.org/downloads/aquatic_botany_mangrove_article2008.pdf

Haygreen JG, Bowyer JL. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Hadikusumo,

penerjemah; Prawirohatmoho, edotor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada

University Press. Terjemahan dari: Forest Product and Wood Science, An

Introduction.

Hills T. 2011. Adaptation and human dimension – an introduction in context of

Indonesian wetlands. Conservation International; [diunduh 2014 Jan 11].

Tersedia pada: http://www.forestday.org/fileadmin/tropical-

workshop/Overview_Session/6P_HillsT_CI.pdf.

Hogart PJ. 2007. The Biology of Mangrove and Seagrasses Second edition. Oxford

University Press.

Indrawan A. 1995. Deforestasi dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Iklim Global.

Bogor (ID): Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Bogor.

Irwan ZD. 1996. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas

dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara

Kusmana C, Onrizal, Sudarmadji. 2003. Jenis-jenis Pohon Mangrove di Teluk

Bintuni, Papua. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB, PT Bintuni Utama Murni

Wood Industri.

Kusmana C, Wilarso S, Hilwan I, Pamoengkas P, Wibowo C, Tiryana T, Triswanto

A, Yunasfi, Hamzah. 2005. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bogor (ID):

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kusmana C, Istomo, Wibowo C, Wilarso S, Siregar IZ, Tiryana T, Sukardjo S.

2008. Manual of Mangrove Silviculture in Indonesia. Korea International

Cooperation Agency (KOICA).

Page 31: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

21

Kusmana C. 2010. Respon Mangrove terhadap Perubahan Iklim Global: Aspek

Biologi dan Ekologi Mangrove. Makalah disampaikan pada: Lokakarya

Nasional Peran Mangrove dalam Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim,

KKP; Jakarta, 14–15 Des 2010.

Kustanti A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Bogor (ID): IPB Press.

Matjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS

dan Minitab. Bogor (ID): IPB Press.

Noor R, Khazali M, Suryadiputra INN. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove

Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.

Permatasari I. 2011. Respon pertumbuhan semai tancang (Bruguiera gymnorrhiza

Lamk) terhadap tingkat penggenangan di Kawasan Ekowisata Mangrove,

Jakarta Utara[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Bogor.

Purnama Y. 2011. Pengaruh tingkat penggenangan terhadap pertumbuhan semai

pedada (Sonneratia caseolaris (L) Engler) di Kawasan Mangrove Tol

Sedyatmo Angke Kapuk, Jakarta Utara[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Rahayu S. 1999. Penyakit Tanaman Hutan di Indonesia. Yogyakarta (ID):

Konisius

Rachmawati DA. 2012. Studi keanekaragaman jenis fitoplankton untuk

mengetahui kualitas perairan di Telaga Jongge Kecamatan Semanu, Kabupaten

Gunung Kidul, Yogyakarta[skripsi]. Yogyakarta (ID): Program studi Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Yogyakarta; [diunduh 2014 Jun 13]. Tersedia pada:

http://eprints.uny.ac.id/8122/1/cover%20-%2005308144028.pdf

Saenger P. 2002. Mangrove Ecology Silviculture and Conservation. London:

Kluwer Academic Publisher.

Sodiq M. 2013. Pemanasan Global, Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan

Usaha Penanggulangannya. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Susanto H, Sumaryati S, Wisnuhamidaharisakti D, Mardiko MSJE, Lating NA.

2012. Jenis-Jenis Mangrove Taman Nasional Karimunjawa. Balai Taman

Nasional Karimunjawa.

Sutaryo D. 2009. Penghitungan Berat kering, Sebuah Pengantar untuk Studi

Karbon dan Perdagangan Karbon. Bogor: Wetlands International Indonesia

Programme; [diunduh 2013 Nov 21]. Tersedia pada:

http://wetlands.or.id/PDF/buku/Penghitungan%20Berat kering.pdf

Sutedjo. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta (ID): Rineka cipta.

Suyanto Y. 1999. Partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi hutan mangrove. Di

dalam: Andri Rosita Dewi, editor. Abstrak Kehutanana dan Perkebunan,

Mangrove; 1995 Mar-Apr. Jakarta (ID): Pusdokinfo dan Museum Taman

Hutan Manggala Wanabakti. Hlm 16. 028.

Wibisana SY. 2012. Kebijakan nasional pengelolaan wilayah pesisir. Prosiding

Seminar Nasional Mangrove, Adaptasi Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan,

Perbaikan dan Rehabilitasi; 2012 Okt 10; Semarang, Indonesia. Semarang

(ID): MFF Indonesia.

Wibisono. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta (ID): Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Page 32: PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA … · telah terjadi kenaikan suhu rata-rata 0.72˚C pada negara tropis yang diakibatkan oleh bertambahnya gas rumah kaca seperti CO. 2, N. 2

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cirebon, 26 Oktober 1991 dari pasangan Asyahri dan

Khaeriyah dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan penulis

dimulai dari Taman Kanak-kanak di TK Islam Nurul Abror pada tahun 1997-1998,

SD Negeri 2 Setu Wetan pada tahun 1998-2004, SMP Negeri 10 Kota Cirebon pada

tahun 2004-2007, SMA Negeri 7 Kota Cirebon pada tahun 2007-2010. Penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Departemen Silvikultur,

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI) pada tahun 2010.

Selama perkuliahan, penulis pernah mengikuti magang mandiri di Taman

Nasional Alas Purwo, magang mandiri di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,

Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) yang dilaksanakan di Cilacap dan

Baturraden, Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) yang dilaksanakan di Hutan

Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, serta Praktik Kerja Profesi (PKP)

yang dilaksanakan di IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan

Tengah, pada Februari-April 2014. Selama kuliah, penulis pernah menjadi asisten

praktikum mata kuliah Ekologi Hutan. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti

organisasi Himpunan Profesi Tree Grower Community (TGC) sebagai anggota dan

pengurus.

Sebagai tugas akhir, penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Tingkat Kedalaman dan Lama Penggenangan terhadap Pertumbuhan Semai

Sonneratia caseolaris Engl. Dibawah bimbingan Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS.