pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor …repository.unjaya.ac.id/2033/2/arista...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PERUBAHAN
SKOR KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN
DI RS NUR HIDAYAH BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
ARISTA WULANSARI
3211015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PERUBAHAN
SKOR KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN
DI RS NUR HIDAYAH BANTUL
Arista Wulansari1, Yanita Trisetiyaningsih
2, Yuni Very Anto
3
INTISARI
Latar belakang: Persalinan kala I dimulai sejak awal terjadinya kontraksi uterus
yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Pembukaan serviks pada persalinan kala I
fase laten mencapai ukuran diameter 1-3 cm atau dibawah 4 cm membutuhkan waktu
hampir atau hingga 8 jam. Salah satu yang mempengaruhi proses persalinan adalah
faktor psikologis berupa kecemasan. Hal ini dapat diatasi dengan terapi farmakologi
dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang bisa dilakukan untuk
mengurangi kecemasan adalah terapi murottal.
Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor kecemasan
ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul.
Metode: Jenis penelitian ini pre experimental, menggunakan metode Quasi
Experimental dengan pendekatan One Group Pre test and Post test Without Control
Group Design. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu bersalin kala I fase laten
dengan melibatkan 32 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur kecemasan penelitian ini
menggunakan kuesioner Z-SRAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis
penelitian ini menggunakan univariat dan bivariat. Uji statistik menggunakan Paired
Sample T-Test. Terapi murottal dalam penelitian ini menggunakan QS. Ar-Rahman
(1-78 ayat) selama 25 menit dengan Qari‟ Mishary Bin Rashid Alafasy melalui MP3
dan earphone.
Hasil: Hasil analisis statistik Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa mean skor
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten pretest diberikan terapi murottal sebesar
48,84 dan mean posttest diberikan terapi murottal menjadi 38,91. Nilai rata-rata
(mean) perubahan skor kecemasan pretest dan posttest pemberian terapi murottal
sebesar 9,938. Diperoleh index perbedaan (t) hitung sebesar 5,389 dengan nilai
signifikansi (p) sebesar 0,001.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor kecemasan
ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul.
Kata kunci: Terapi Murottal, Kecemasan, Kala I Fase Laten
1 Mahasiswi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3 Perawat RSUD Wates
iv
THE INFLUENCE OF MUROTTAL THERAPY TO CHANGES OF ANXIETY
SCORE OF CHILDBIRTH MOTHER’S FIRST STAGE OF LATENT PHASE
IN NUR HIDAYAH HOSPITAL, BANTUL
Arista Wulansari1, Yanita Trisetiyaningsih
2, Yuni Very Anto
3
ABSTRACT
Background: The first stage of childbirth begins since the beginning occurrence
contraction of the uterus which causes depletion and the opening of cervix gradually
until it reaches in an opening complete (10 centimeters). The opening of the cervix in
the childbirth first stage of latent phase reach the size of diameter 1−3 centimeters or
under 4 centimeters require time almost or until 8 hours. The one that affects the
process of which influence childbirth is psychological in the forms of anxiety. This
can be overcome by pharmacological and non-pharmacological therapy. One of the
non-pharmacological therapy that can be done to reduce anxiety is murottal therapy.
Objective: Knowing the influence of murottal therapy to changes of anxiety score of
childbirth mother‟s at first stage of latent phase in Nur Hidayah Hospital, Bantul.
Methods: The type of this is a pre-experimental research, using the method Quasi-
Experimental with One Group Pre-test and Post-test Without Control Group Design
approach. The sample of this research is childbirth mothers at first stage of latent
phase with involves 32 respondents. Retrieval sample is done with using a Purposive
Sampling Technique. Measurement the anxiety of this study using a Z-SRAS (Zung
Self-Rating Anxiety Scale) questionnaire. This research analysis used univariate and
bivariate. The statistical test uses Paired Sample T Test. The murottal therapy in this
research using QS. Ar-Rahman (1-78 verse) for 25 minutes with the reciter Mishary
Bin Rashid Alafasy through an MP3 and earphone.
Result: The result of the statistical analysis of Paired Sample T Test has shows that
the average of anxiety childbirth mother‟s at first stage of latent phase before given a
murottal therapy was 48,84 and average anxiety after being given a murottal therapy
was 38,91. The value of the average (mean) changes score anxiety pretest and
posttest the granting of murottal therapy of 9,938. Obtained index difference (t) of
the count 5.389 with value significance (p) 0.001.
Conclusion: There is the influence of murottal therapy to changes of anxiety score of
childbirth mother's at first stage of latent phase in Nur Hidayah Hospital, Bantul.
Keywords: Murottal Therapy, Anxiety, The First Stage of Latent Phase.
1 Student of Nursing Science STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Lecturer of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3 The Nurse of Regional Public Hospital of Wates
v
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil‟alamin, Alhamdulillahi‟alakullikhal. Segala puji hanya
bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan karunia
kepada makhluk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Terapi Murottal terhadap Perubahan Skor Kecemasan
Ibu Bersalin Kala I Fase Laten di RS Nur Hidayah Bantul”. Sholawat serta salam
senantiasa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAWbeserta keluarga, sahabat
dan umat di seluruh zaman yang senantiasa taat mengamalkan dan membela
risalah Islam yang mulia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan, dorongan, semangat, motivasi, perhatian dan do‟a dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan kali ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Kuswanto Harjo, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Ns., Sp., Kep. MB selaku Ketua
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta yang telah memberikan arahan, izin dan kemudahan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Wenny Savitri, S.Kep., Ns., MNS selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan arahan, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4. Yanita Trisetiyaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I
yang telah dengan tulus ikhlas membimbing, memberikan semangat,
pengarahan dan motivasi dalam proses bimbingan untuk menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
5. Yuni Very Anto, S.Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, semangat, dan motivasi sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta dan keluarga besar yang senantiasa selalu
memberikan do‟a, semangat, motivasi, dukungan moral, dan material
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Teman-teman yang selalu mendoakan, memberi semangat, dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu bersalin kala I fase laten di RSU Queen latifa dan RS Nur Hidayah
Bantul yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, penulis
ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
9. RSU Queen Latifa dan RS Nur Hidayah Bantul yang telah mengizinkan
untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas maupun penelitian, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
10. Semua pihak yang sudah ikut serta dalam penyelesaian penelitian ini, yang
tidak bisa saya sebut satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
Semoga do‟a, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan dalam bentuk
apapun itu, menjadi amal kebaikan serta mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari atas keterbatasan dan kemampuan dalam menyelesaikan
skripsi ini, karena masih jauh dari sempurna. Kemauan untuk berbagi ilmu dari
para pembaca untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam susunan yang
sederhana ini sangat penulis perlukan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran, kritik, serta masukan dari semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 16 Juni 2017
Penulis
(Arista Wulansari)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
INTISARI ....................................................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................... 11
1. Persalinan............................................................................. 11
a. Pengertian Persalinan .................................................... 11
b. Tahap-Tahap Persalinan ................................................ 12
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemajuan
Persalinan....................................................................... 14
d. Tanda Dan Gejala Menjelang Persalinan ...................... 17
e. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Pada Persalinan ...... 17
f. Kondisi Psikologis Ibu Bersalin .................................... 18
g. Sikap Ibu Bersalin ......................................................... 19
h. Masalah Yang Muncul Saat Persalinan Yang
DapatMengakibatkan Kecemasan ................................. 22
i. Aspek Yang Mempengaruhi Kondisi Psikologis Ibu
Bersalin Kala I ............................................................... 24
2. Kecemasan ........................................................................... 25
a. Pengertian Kecemasan ................................................... 25
b. Etiologi Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan ..... 27
c. Proses Terjadinya Kecemasan ....................................... 28
d. Faktor Predisposisi ........................................................ 28
e. Faktor Presipitasi Kecemasan (Stressor Pencetus) ........ 29
f. Tanda Dan Gejala Kecemasan ....................................... 30
g. Respon Fisiologi dan Psikologi Kecemasan .................. 31
h. Teori Tentang Kecemasan ............................................. 32
ix
i. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu
Bersalin .......................................................................... 33
j. Tingkat Kecemasan ....................................................... 37
k. Reaksi Tubuh Saat Mengalami Kecemasan .................. 39
l. Kecemasan Ibu Bersalin Kala I ..................................... 40
m. Dampak Kecemasan Ibu Bersalin Kala I ....................... 40
n. Akibat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I ................. 41
o. Alat Ukur Kecemasan .................................................... 43
3. Terapi Murottal .................................................................... 46
a. Pengertian Terapi Murottal ............................................ 46
b. Durasi Pemberian Terapi Murottal ................................ 48
c. Teknik Pemberian Terapi Murottal ............................... 48
d. Manfaat Terapi Murottal Untuk Ibu Bersalin ................ 51
e. Hal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Terapi Murottal 52
f. Pengaruh Terapi Murottal .............................................. 54
g. Karakteristik Nada Pada Terapi Murottal ...................... 58
B. Kerangka Teori .......................................................................... 62
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 63
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 64
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ................................ 65
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 65
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 66
D. Variabel Penelitian .................................................................... 68
E. Definisi Operasional .................................................................. 70
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 72
G. Uji validitas dan Reliabilitas...................................................... 75
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................. 76
I. Teknik Analisis Data ................................................................. 78
J. Etika Penelitian .......................................................................... 79
K. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 82
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 87
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................... 87
2. Karakteristik Responden ....................................................... 88
3. Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten
Sebelum Diberikan Terapi Murottal ..................................... 89
4. Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten
Sesudah Diberikan Terapi Murottal ...................................... 90
5. Perubahan Skor Kecemasan Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Murottal .................................................... 91
x
6. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Perubahan Skor
Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Di RS
Nur Hidayah Bantul .............................................................. 91
B. Pembahasan Penelitian .............................................................. 93
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 120
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 122
B. Saran .......................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................... 71
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Kecemasan Sebelum Uji Validitas ................... 73
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kecemasan Sesudah Uji Validitas Di RSU
Queen Latifa ...................................................................................... 73
Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Di RS Nur Hidayah
Bantul Berdasarkan Umur, Pendidikan Terakhir Ibu, Pekerjaan
Suami, Pekerjaan Ibu, Pendapatan Suami, Pendapatan Ibu, Paritas . . 88
Tabel 4.2 Distribusi Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Di RS
Nur Hidayah Bantul Sebelum Dilakukan Terapi Murottal ............... 90
Tabel 4.3 Distribusi Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Di RS
Nur Hidayah Bantul Sesudah Terapi Murottal.................................. 90
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Perbedaan Perubahan Skor Kecemasan Ibu
Bersalin Kala I Fase Laten Di RS Nur Hidayah Bantul Sebelum dan
Sesudah Diberikan Terapi Murottal .................................................. 91
Tabel 4.5 Uji Normalitas Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Di
RS Nur Hidayah Bantul .................................................................... 92
Tabel 4.6 Hasil Uji Paired Sample T Test Pengaruh Terapi Murottal Terhadap
Perubahan Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Di RS
Nur Hidayah Bantul .......................................................................... 93
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Rentang Respon Kecemasan .......................................................... 39
Gambar 2.2. Kerangka Teori Pengaruh Terapi Murottal terhadap Perubahan
Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten .......................... 62
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Murottal terhadap
Perubahan Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten ......... 63
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)
Lampiran 4. Lembar Kuesioner Data Demografi Responden
Lampiran 5. Lembar Kuesioner Penelitian ZSRAS (Zung Self-Rating Anxiety
Scale).
Lampiran 6. Standar Operasional Prosedur
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kecemasan Ibu Bersalin
Lampiran 8. Rekap Data Hasil Penelitian
Lampiran 9. Hasil Penelitian
Lampiran 10. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 11. Surat Izin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 12. Surat Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Dari STIKES Jenderal Achmad Yani
Lampiran 14. Surat Izin Penelitian Dari BAPPEDA Kabupaten Bantul
Yogyakarta
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari Direktur RS Nur Hidayah Bantul
Yogyakarta
Lampiran 16. Lembar Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses fisiologis atau proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar, sehingga
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan normal terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin
(Jannah, 2014). Persalinan adalah proses alamiah dengan adanya kontraksi rahim,
kemudian dilalui dengan adanya pembukaan serviks secara teratur sampai
pembukaan lengkap hingga berakhir dengan proses pengeluaran janin, cairan
ketuban, lahirnya plasenta secara lengkap, selaput ketuban dilahirkan dari uterus
melalui vagina dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat serta tidak melukai
ibu dan bayi. Persalinan normal umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
(Hidayat & Sujiyatini, 2010).
Proses persalinan normal terdiri dari IV kala, yang pertama adalah kala I,
dimulai sejak awal terjadinya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Kala I dibagi dalam 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif. Pembukaan serviks
pada fase laten 1-3 cm atau dibawah 4 cm membutuhkan waktu hampir atau
hingga 8 jam, sedangkan pembukaan serviks pada fase aktif 4-10 cm/lengkap dan
membutuhkan waktu 6 jam (Hidayat & Sujiyatini, 2010). Salah satu yang
mempengaruhi proses persalinan adalah faktor psikologis yaitu berupa
kecemasan.
Kecemasan merupakan suasana/perasaan hati (mood) atau pengalaman yang
ditandai dengan adanya kekhawatiran, perasaan tidak menyenangkan dan
ketegangan fisik. Kecemasan dan kekhawatiran pada ibu bersalin apabila tidak
ditangani secara serius akan berdampak serta berpengaruh terhadap fisik dan
2
psikis, baik pada ibu maupun janin. Respon kognitif berupa perubahan psikologis
yang dialami pada ibu bersalin saat mengalami kecemasan diantaranya adalah
mengalami perasaan takut tidak bisa menahan rasa sakit ketika proses persalinan,
takut akan bayinya lahir prematur, pendarahan ketika persalinan, keselamatan bayi
dan diri sendiri, kematian terhadap bayinya, jika bayinya lahir cacat, proses
persalinan, kemungkinan komplikasi saat persalinan, dan nyeri yang timbul saat
persalinan (Astria, 2009). Oleh karena itu, banyak calon ibu yang sedang
menghadapi proses persalinan mengalami perasaan cemas (Sucipto & Adi, 2010).
Menurut hasil penelitian Ghofur & Purwoko (2007), menunjukkan bahwa
sebanyak 74,49% ibu bersalin mengalami kecemasan berat pada persalinan kala I.
Sedangkan hasil penelitian Wanda K, dkk (2014), dari 40 responden, ibu pada
akhir kehamilannya mengalami kecemasan dalam katogori panik sebanyak 14
responden (35%). Sucipto & Adi (2010), menunjukkan bahwa dari 30 persalinan,
angka tingkat kecemasan tinggi pada ibu di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran
Barat periode Januari-Juli 2009 sebanyak 20 responden (66,7%). Angka ini
terbilang tinggi karena prosentase angka melebihi 50% dari total persalinan ibu
primigravida yang ada di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat periode
Januari-Juli 2009.
Hasil penelitian Zamriati, dkk (2013), menunjukkan bahwa kecemasan
ringan ada sebanyak 26%, sedang 62%, dan berat 12%. Berdasarkan penelitian
dari Chalimah, dkk (2013), tingkat kecemasan ringan didapatkan hasil sebanyak
25,5%, kecemasan sedang sebanyak 47,3%, dan kecemasan berat sebanyak
27,3%. Berdasarkan hasil penelitian Zamriati, dkk (2013), menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil menjelang
persalinan yaitu umur, paritas dan pengalaman traumatis dengan tingkat
kecemasan ibu hamil menjelang persalinan. Sedangkan menurut Chalimah, dkk
(2013), kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan kala I dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain pendampingan keluarga dan status ekonomi.
Kecemasan pada ibu bersalin kala I apabila tidak ditangani secara serius
akan mempengaruhi psikologis yang mana dapat menghambat proses persalinan
dan bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin
3
adalah konstriksi pembuluh darah, yang dapat menyebabkan suplai oksigen ke
janin menurun. Efek dari kecemasan dalam persalinan dapat memicu keluarnya
kadar katekolamin secara berlebih, sehingga dapat berakibat turunnya aliran darah
ke rahim, turunnya kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, oksigen
yang tersedia untuk janin juga akan menurun atau berkurang, maka hal tersebut
dapat menyebabkan lamanya persalinan kala I (Simkin, 2007). Reaksi ini dapat
menyebabkan peningkatan produksi hormon yang mempengaruhi sebagian besar
organ tubuh seperti jantung berdebar, denyut nadi dan nafas menjadi cepat,
mengeluarkan keringat berlebih, emosi yang tidak stabil juga dapat membuat rasa
sakit menjadi meningkat sehingga menimbulkan kecemasan dan persepsi nyeri.
Menjelang persalinan, ibu bersalin membutuhkan ketenangan agar proses
persalinan menjadi lancar tanpa hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi
persalinan maka persalinan akan berjalan semakin lancar (Na‟im, 2010).
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada
ibu bersalin antara lain dengan menggunakan terapi farmakologi maupun non
farmakologi. Menurut Kasana (2014), pada terapi farmakologi berupa pemberian
obat, diantaranya obat anxiolytic dan psikoterapi. Jenis obat yang digunakan
sebagai agen anxiolytic yaitu golongan benzodiazepin, non-benzodiazepin, anti
depresan antara lain trisiklik, Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI), Serotonin
Reuptake Inhibitor (SRI), Specific Serotonin Reuptake inhibitor (SSRI).
Sedangkan pada non-farmakologi seperti teknik distraksi, pendidikan kesehatan,
dukungan keluarga, pernapasan dalam, relaksasi otot, guided imagery musik,
terapi musik, yoga kehamilan, meditasi, hipnoterapi. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil upaya tindakan untuk mengatasi kecemasan pada ibu bersalin kala I
salah satunya yaitu dengan teknik distraksi. Salah satu teknik distraksi yang
digunakan untuk mengatasi kecemasan adalah terapi murottal (mendengarkan
rekaman lantunan ayat-ayat suci Al-Qur‟an).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Ahmad Al Qadhi direktur
utama Islamic Medicine Institute for Education and Research, di Floridina,
Amerika Serikat yaitu tentang manfaat dan pengaruh mendengarkan ayat suci Al-
Qur‟an pada manusia terhadap perspektif fisiologis dan psikologis. Dari hasil
4
penelitian tersebut menunjukkan terjadi perubahan pada organ, jaringan dan sel
dalam tingkat yang besar, lingkup perubahan yang terjadi adalah penurunan
tingkat depresi, kesedihan, dan dapat memperoleh ketenangan sekaligus
menyembuhkan penyakit selain itu tingkat keberhasilan dalam hasil penelitian
tersebut mencapai 97%, bahwa dengan mendengarkan ayat suci Al-Qur‟an
memiliki pengaruh mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, menurunkan
ketegangan urat syaraf reflektif serta menyembuhkan penyakit (Aqil dan Charis,
2016).
Selain itu, menurut penelitian Al Kaheel (2011),menunjukkan bahwa Al-
Quran yang diperdengarkan dengan nada rendah akan memberikan efek relaksasi
sebesar 65% dan dapat menurunkan kecemasan. Hasil penelitian Handayani, dkk
(2014), menyatakan bahwa murrotal dapat menurunkan kecemasan pada ibu
bersalin primigravida kala I fase aktif. Sedangkan pada penelitian Wahida, dkk
(2015), menyebutkan bahwa pemberian terapi murrotal Al-Qur‟an dapat
menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan kadar β-Endorphin.
Hasil studi pendahuluan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di RS Nur
Hidayah Bantul didapatkan hasil jumlah pasien persalinan dalam satu tahun
terakhir yaitu pada tahun 2014 sebesar 333 dengan rata-rata mencapai 57%
persalinan spontan. Berdasarkan hasil wawancara dari 10 ibu bersalin kala I
didapatkan bahwa 7 dari 10 ibu bersalin kala I fase laten merasakan ketegangan,
ketakutan, kecemasan dan kehawatiran saat menjalani proses persalinan. Hasil
wawancara dengan kepala ruang bersalin di RS Nur Hidayah Bantul
mengemukakan bahwa pada persalinan kala I di RS Nur Hidayah Bantul rata-rata
per bulannya ada sekitar 80%. Pada persalinan sectio ceesarea sudah pernah
diberikan perlakuan menggunakan terapi murottal Al-Qur‟an Tajwid diperoleh
hasil yang signifikan, atau berpengaruh terhadap penurunan kecemasan ibu
bersalin sectio caesarea, selain itu pada penelitian sebelumnya ibu dengan
persalinan normal yang mengalami nyeri juga sudah pernah diterapkan
menggunakan terapi murottal Al-Qur‟an dan hasilnya pun juga signifikan.
Namun, untuk ibu bersalin kala I fase laten yang mengalami kecemasan belum
pernah dilakukan intervensi menggunakan terapi murottal.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Terapi Murrotal Terhadap Perubahan Skor
Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pemberian terapi murottal
berpengaruh terhadap perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian terapi murottal terhadap perubahan skor
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:
a. Diketahuinya skor kecemasan ibu bersalin kala I sebelum (pre) diberikan
terapi murottal di RS Nur Hidayah Bantul.
b. Diketahuinya skor kecemasan ibu bersalin kala I sesudah (post) diberikan
terapi murottal di RS Nur Hidayah Bantul.
c. Diketahuinya perubahan skor kecemasan sebelum (pre) dan sesudah (post)
diberikan terapi murottal di RS Nur Hidayah Bantul.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ilmu
pengetahuan khususnya untuk keperawatan maternitas maupun dapat
digunakan sebagai gambaran dan pengetahuan tentang pengaruh pemberian
terapi murottal terhadap perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase
laten.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi
perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan ibu bersalin dalam menjalani persalinan,
khususnya bagi STIKES Jenderal Achmad Yani.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga
kesehatan dalam tindakan persalinan dan evaluasi pelayanan kesehatan
ibu bersalin, khususnya dalam pemberian pelayanan tambahan seperti
kelas terapi murottal untuk membantu menjaga kesehatan ibu bersalin
baik secara fisik maupun psikis.
c. Bagi Ibu Bersalin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang
pentingnya terapi murottal untuk mengurangi kecemasan selama
menjalani persalinan, sehingga ibu bersalin dapat menjalani persalinan
dengan nyaman dan tenang tanpa ada perasaan cemas yang berlebih,
salah satunya yaitu dengan terapi murottal.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi penelitian
selanjutnya untuk kepentingan pengembangan ilmu yang berkaitan
dengan kesehatan dan kecemasan. Penulis berharap penelitian ini dapat
7
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya agar menambah wawasan dan
pengetahuan di bidang kesehatan.
E. Keaslian Penelitian
1. Wahida, dkk (2015) “Terapi Murotal Al-Qur‟an Surat Arrahman
Meningkatkan Kadar β-Endorphin dan Menurunkan Intensitas Nyeri pada Ibu
Bersalin Kala I Fase aktif‟‟. Tujuan dalam penelitian ini membuktikan bahwa
terapi murotal Al-Qur‟an Surat Ar-rahman dapat meningkatkan kadar β-
Endorphin dan menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.
Desain penelitian ini Quasi-Experimental dengan pendekatan Pre-
Experimental design One-Group Pre-test Post-test. Pengambilan sampel
dengan tehnik purposive sampling sebanyak 30 orang. Analisis data dengan
Kolmogrov-Smirnov dan uji t berpasangan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan ada penurunan signifikan intensitas nyeri sebelum (6,801,52)
dibandingkan sesudah (3,371,79) pemberian terapi murrotal Al-Qur‟an, surat
Ar-rahman selama 25 menit (p=0,000). Terapi murrotal Al-Qur‟an juga
menunjukkan peningkatan signifikan (0,000) kadar β-Endorphin sebelum
perlakuan (1053,6606,32ng/L) dan setelah perlakuan (1813,6546,78ng/L).
Persamaan dalam penelitian tersebut terletak pada variabel penelitian yaitu
“terapi murottal” (surat Ar-Rahman selama 25 menit), analisis data
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji t berpasangan, jenis dan
rancangan penelitian. Perbedaan dalam penelitian tersebut terdapat pada
instrument penelitian (pengukuran kadar β endorphin dilakukan dengan
menggunakan ELISA kit dan intensitas nyeri persalinan diukur dengan
menggunakan Bourbannis pain scale), tempat penelitian, waktu penelitian.
2. Wahyuni & Deswita (2013) “Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat
Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas”. Tujuan dalam penelitian tersebut untuk mengetahui
pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan menghadapi persalinan.
Desain penelitian menggunakan Quasy Eksperimen dengan pendekatan One
Group Pretest-Postest. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive
8
Sampling sebanyak 12 orang ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja
puskesmas andalas padang. Instrumen penelitian tersebut menggunakan Zung
Self Rating Scale (ZCAS). Analisa data menggunakan Wilcoxon dan hasil
penelitian tersebut membuktikan ada pengaruh terapi murottal terhadap
tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu trimester ketiga dengan
nilai p value=0,007 (p<0,05). Tingkat kecemasan menghadapi persalinan
sebelum diberikan terapi murottal (pretest) terbanyak adalah 66,7% pada
tingkat kecemasan sedang, setelah diberikan terapi murottal (posttest)
terbanyak adalah 41,7% pada tingkat kecemasan ringan. Persamaan dalam
penelitian ini terletak pada variabel penelitian yaitu “terapi murottal” dan
“kecemasan”, desain penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen
penelitian. Perbedaan dalam penelitian tersebut terdapat pada tempat
penelitian, waktu penelitian, jumlah sampel, teknik analisa data.
3. Handayani, dkk (2014) “Pengaruh Terapi Murrotal Al-Qur‟an Untuk
Penurunan Nyeri Persalinan Dan Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif‟‟. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rerata
penurunan intensitas nyeri dan kecemasan persalinan primigravida kala I fase
sebelum dan sesudah dilakukan terapi murrotal di RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto. Jenis dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen
dengan rancangan one group pretest and posttest design. Sampel penelitian ini
sebanyak 42 ibu bersalin. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan consecutive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sampel yang ditemui saat dilakukan penelitian yang memenuhi
kriteria inklusi, sedangkan sampel yang memiliki kriteria eksklusi tidak layak
dijadikan sampel. Besar sampel untuk kelompok diberi terapi murottal dan
kelompok tidak diberi terapi murottal sebanyak 20 responden. Analisis
menggunakan uji paired t test. Hasil uji paired t test menunjukkan bahwa ada
perbedaan rerata penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
sebelum dan sesudah dilakukan terapi murrotal dengan nilai p value <α
(0,000<0,05). Rata-rata kecemasan sebelum terapi murrotal adalah 26,67, rata-
rata setelah dilakukan terapi murrotal adalah 20,52. Uji paired t test
9
menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata penurunan tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah dilakukan terapi murrotal dengan nilai p value <α
(0,000<0,05). Persamaan dalam penelitian tersebut terletak pada variabel
penelitian yaitu “terapi murottal dan kecemasan”, jenis dan rancangan
penelitian, analisis data menggunakan uji paired t-test. Perbedaan dalam
penelitian tersebut terdapat pada tempat penelitian, waktu penelitian, jumlah
sampel, teknik pengambilan sampel.
4. Yana, dkk (2015) “Efektivitas Terapi Murottal Al-Qur‟an terhadap Intensitas
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, suku, paritas, dan
pendidikan selain itu untuk mengidentifikasi intensitas nyeri ibu bersalin kala
I fase aktif sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Qur‟an pada
kelompok eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment
dengan rancangan penelitian Non-Equivalent Control Group. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 30 ibu bersalin kala I di RSUD Petala Bumi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Analisis data ini menggunakan uji Independent T test dan
Dependent sample T test. Hasil uji statistik diperoleh mean pre test pada
kelompok eksperimen adalah 7,47 setelah diberikan perlakuan terapi murottal
Al-Qur‟an selama 30 menit mengalami penurunan saat post test menjadi 6,40.
Sedangkan mean pre test pada kelompok kontrol 7,07 menjadi 7,40. Hasil uji
statistik pada kelompok eksperimen dengan menggunakan uji Dependent T-
Test diperoleh p value 0,000 < α (0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan
terapi murottal Al-Qur‟an. Pada kelompok kontrol didapatkan tidak adanya
penurunan intensitas nyeri dengan p value 0,055 (p > 0,05). Peneliti kemudian
membandingkan hasil post test antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan menggunakan uji Independent T Test diperoleh hasil p value
0,018 (p<0,05). Hasil ini membuktikan terdapat perbedaan antara mean
posttest intensitas nyeri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi murottal Al-Qur‟an efektif dalam
10
menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif dengan p value < α.
Persamaan dalam penelitian tersebut terletak pada variabel penelitian yaitu
“terapi murrotal” menggunakan (Surat Ar-Rahman) dan desain penelitian.
Perbedaan dalam penelitian tersebut terletak pada jenis penelitian, tahun
penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, rancangan penelitian,
instrument penelitian, analisis penelitian, jumlah sampel.
5. Na‟im, (2010) “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
Ibu Primipara menghadapi Persalinan di Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubunga
dukungan keluarga terhadap kecemasan menghadapi persalinan di Puskesmas
Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2010. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang.
Analisis menggunakan Multinomial Logistic dengan α = 5%. Instrument yang
digunakan Zung Self-Rating Anxiety Scale. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu
primipara menghadapi persalinan. Persamaan dalam penelitian tersebut adalah
variabel penelitian “kecemasan”, instrument penelitian (Zung Self-Rating
Anxiety Scale). Perbedaan dalam penelitian tersebut adalah pada jenis
penelitian dan analisis penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian,
rancangan penelitian, jumlah sampel, teknik pengambilan sampel (Total
Sampling).
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul pada
tanggal 14 September 2016 sampai 31 Oktober 2016. Pelayanan spesialis
yang terdapat di Rumah Sakit Umum Nur Hidayah yaitu pelayanan 24 jam
yang terdiri dari unit gawat darurat, poli umum, rawat inap, pelayanan operasi
minor dan mayor, bedah laparascopy, circumsisi/khitan, bidan 24 jam,
laboratorium, rontgent, farmasi, ambulance siap antar jemput. Pelayanan Poli
Klinik meliputi poli spesialis bedah, poli spesialis penyakit dalam, poli
spesialis anak, poli spesialis kebidanan (KIA dan KB), poli spesialis syaraf,
poli spesialis THT, poli spesialis kulit dan kelamin, poli spesialis mata, poli
gigi, poli imunisasi, poli rawat luka.
Selain itu pada pelayanan penunjang medik meliputi fisiotherapy, home
care/homevisite/kunjungan dokter ke rumah, konsultasi gizi, konsultasi
obesitas dan akupunkture medik, USG, EKG (rekam jantung), medical check
up dan pemeriksaan calon haji/umroh, Hu Care (Khusnul Khatimah Care),
rukhti jenazah, pijat bayi, pijat getar syaraf, rekam medik, skin care
(perawatan kulit), unit hemodialisis (cuci darah).
Ruang poli spesialis kebidanan (KB dan KIA) merupakan salah satu
ruang rawat inap yang digunakan untuk memberikan pelayanan pada
persalinan, pemeriksaan, dan konsultasi kandungan di RS Nur Hidayah
Bantul. Karakteristik poli obsgyn di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul terdiri
dari nurse station, ruang pemeriksaan ANC, ruang konsultasi KB dan KIA,
ruang tindakan persalinan, ruang laktasi, serta ruang nifas. Fasilitas di poli
obsgyn meliputi rawat jalan, rawat inap dengan kapasitas 3 tempat tidur di
ruang bersalin, 1 tempat tidur untuk pemeriksaan ANC, dan 3 tempat tidur
untuk ibu post partum di ruang nifas.
88
Peneliti melakukan penelitian di ruang bersalin Rumah Sakit Umum
Nur Hidayah Bantul, dimana dalam satu ruang tindakan persalinan terdapat 3
tempat tidur untuk melakukan tindakan persalinan. Masing-masing tempat
tidur pasien terdapat tirai pembatas. Di ruang bersalin RSU Nur Hidayah
Bantul setiap harinya terdapat pelayanan maupun pemeriksaan Antenatal
Care (ANC), konsultasi ibu dan anak (KIA), serta keluarga berencana (KB).
Jumlah tenaga kesehatan di poli obsgyn, ruang bersalin, dan ruang nifas
Rumah Sakit Umum Nur Hidayah Bantul berjumlah 5 bidan dengan latar
belakang pendidikan rata-rata DIII kebidanan dan 2 dokter spesialis obsgyn.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan terakhir
responden, pekerjaan suami, pekerjaan responden, pendapatan suami,
pendapatan responden, paritas ditampilkan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Karakteristik Ibu Bersalin Kala I Fase Laten di RS Nur Hidayah Bantul
Berdasarkan Umur, Pendidikan Terakhir Ibu, Pekerjaan Suami,
Pekerjaan Ibu, Pendapatan Suami, Pendapatan Ibu, Paritas
Karakteristik Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Umur
20−25 Tahun
26−35 Tahun
12
20
37,5
62,5
Total 32 100,0
Pendidikan Terakhir Ibu
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
2
11
13
6
6,3
34,4
40,6
18,8
Total 32 100,0
Pekerjaan Suami
PNS
Swasta
Wiraswasta
Buruh
1
14
8
9
3,1
43,8
25,0
28,1
Total 32 100,0
89
Karakteristik Frekuensi (orang) Persentase (%)
Pekerjaan Ibu
PNS
Swasta
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Buruh
1
9
2
18
2
3,1
28,1
6,3
56,3
6,3
Total 32 100,0
Pendapatan Suami
< UMR (Rp 1.297.700)
>UMR (Rp 1.297.700)
11
21
34,4
65,6
Total 32 100,0
Pendapatan Ibu
< UMR (Rp 1.297.700)
>UMR (Rp 1.297.700)
24
8
75,0
25,0
Total 32 100,0
Paritas
Primigravida
Multigravida
28
4
87,5
12,5
Total 32 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah ibu bersalin kala I
fase laten di RS Nur Hidayah Bantul terbanyak berusia antara 26−35 tahun
berjumlah 20 orang dengan persentase (62,5%). Pendidikan responden
terbanyak (40,6%) yaitu dengan pendidikan SMA berjumlah 13 orang.
Pekerjaan suami responden terbanyak adalah swasta berjumlah 14 orang
(43,8%). Sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 18 orang(56,3%). Pendapatan suami responden terbanyak yaitu >
UMR (Rp 1.297.700) sebanyak (65,6%) berjumlah 21 orang. Pendapatan ibu
terbanyak yaitu < UMR (Rp 1.297.700) berjumlah 24 orang dengan
persentase (75,0%), karakteristik responden berdasarkan paritas yang
terbanyak adalah primigravida sejumlah 28 orang (87,5%).
3. Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Sebelum Diberikan
Terapi Murottal
Skor kecemasan pada ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah
Bantul sebelum diberikan terapi murottal dapat dilihat pada tabel 4.2.
90
Tabel 4.2 Distribusi Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten
Di RS Nur Hidayah Bantul Sebelum Terapi Murottal
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
Pretest Skor
Kecemasan
Ibu
Bersalin
Kala I Fase
Laten
32 31 71 48,84 10,144
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor minimum kecemasan ibu bersalin
kala I fase laten sebelum diberikan terapi murottal yaitu 31 dan skor
maximumnya yaitu 71 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 48,84.
4. Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Sesudah Diberikan
Terapi Murottal
Hasil analisis data skor kecemasan pada ibu bersalin kala I fase laten di
RS Nur Hidayah Bantul sesudah diberikan terapi murottal dapat dilihat pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten
Di RS Nur Hidayah Bantul Sesudah Terapi Murottal
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
Posttest Skor
Kecemasan
Ibu
Bersalin
Kala I Fase
Laten
32 32 54 38,91 5,877
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor minimum kecemasan
ibu bersalin kala I fase laten sesudah (posttest) diberikan terapi murottal yaitu
32 dan skor maximumnya yaitu 54. Nilai rata-rata (mean) skor kecemasan
sesudah (posttest) diberikan terapi murottal sebesar 38,91 lebih kecil daripada
sebelum (pretest) diberikan terapi murottal sebesar 48,84. Artinya skor
91
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul
mengalami penurunan dibandingkan sebelum diberikan terapi murottal yaitu
dari 48,84 menjadi 38,91, berarti terapi murottal berhasil untuk menurunkan
atau mengurangi kecemasan ibu bersalin kala I fase laten. Jadi terapi murottal
efektif atau berpengaruh untuk menurunkan atau mengurangi kecemasan ibu
bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul.
5. Perubahan Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten Sebelum dan
Sesudah Diberikan Terapi Murottal
Perubahan skor kecemasan pada ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur
Hidayah Bantul sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan terapi
murottal dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Perbedaan Perubahan Skor Kecemasan Ibu Bersalin
Kala I Fase Laten Di RS Nur Hidayah Bantul Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Murottal
Kategori N Mean Perubahan
Pretest
Posttest
32
32
48,84
38,91 9,93
Sumber: Data primer tahun 2016
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata (mean) skor kecemasan pada
ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul sebelum (pretest)
diberikan terapi murottal sebesar 48,84, sesudah (posttest) diberikan terapi
murottal sebesar 38,91, dan penurunan skor kecemasan diperoleh hasil
sebesar 9,93.
6. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Perubahan Skor Kecemasan Ibu
Bersalin Kala I Fase Laten Di RS Nur Hidayah Bantul
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan uji normalitas
terlebih dahulu. Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui data terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
(Riwidikdo, 2013). Hasil pengujian normalitas terhadap perubahan skor
92
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul disajikan
pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Uji Normalitas Skor Kecemasan Ibu Bersalin Kala I Fase Laten
Di RS Nur Hidayah Bantul
Pretest Posttest
Kolmogorov-smirnov Z
Asymp.sig
0,761
0,608
1,201
0,111
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data uji normalitas pretest (sebelum)
diberikan terapi murottal pada ibu bersalin kala I fase laten, hasil uji
normalitas skor kecemasan diperoleh nilai asymptot sig. sebesar 0,608 (p
value> 0,05), artinya bahwa data terdistribusi normal karena nilai asymp.sig >
0,05. Hasil uji normalitas sesudah diberikan terapi murottal pada ibu bersalin
kala I fase laten, hasil uji normalitas skor kecemasan responden diperoleh
nilai asymptot. sig. sebesar 0,111 (p value> 0,05) artinya bahwa data postest
(sesudah) terdistribusi normal, karena nilai asymp.sig > 0,05. Jadi dalam
pengujian hipotesis pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul
menggunakan uji statistik Paired Sample T-Test, karena hasil statistik uji
normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test hasilnya
terdistribusi normal.
Hasil uji pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor kecemasan
ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul menggunakan uji
Paired Sample T-Test yang disajikan pada tabel 4.6 berikut ini.
93
Tabel 4.6
Hasil Uji Paired Sample T Test Pengaruh Terapi Murottal
Terhadap Perubahan Skor Kecemasan Ibu Bersalin
Kala I Fase Laten Di RS Nur Hidayah Bantul
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest–
Posttest
9.938 10.432 1.844 6.176 13.699 5.389 31 .001
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan Paired Sample T-Test
diperoleh index perbedaan (t) hitung sebesar 5,389 dengan taraf signifikansi
(p) sebesar 0,001 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten sebelum
(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan terapi murrotal. Nilai rata-rata
(mean) pretest dan posttest skor kecemasan ibu bersalin kala I fase
latensebesar 9,938. Berdasarkan mean (nilai rata-rata kecemasan) pada tabel
4.6 dapat disimpulkan bahwa terapi murottal efektif dapat menurunkan
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul.
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh hasil bahwa skor minimum
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul sebelum
diberikan terapi murottal yaitu 31 dan skor maximumnya yaitu 71 dengan nilai
rata-rata (mean) sebesar 48,84. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Handayani, dkk (2014), menunjukkan bahwa skor minimal kecemasan pada ibu
bersalin primigravida kala I fase aktif sebelum dilakukan terapi murottal sebesar
12 dan skor maksimal sebesar 47 dengan rerata kecemasan sebesar 26,67.
Berat ringannya kecemasan yang dialami oleh ibu bersalin tergantung pada
masing-masing pribadi ibu bersalin, tentang bagaimana menyikapi saat menjalani
proses persalinan. Hal ini sesuai dengan teori Hawari (2011) dalam Putri &
94
Syakrani (2015), menjelaskan bahwa stressor psikologis kecemasan itu
merupakan hal yang normal saat seorang ibu akan menghadapi proses persalinan,
tetapi sejauh apa cemas itu akan berpengaruh tergantung pada pribadi ibu itu
sendiri dalam menghadapi rasa cemas yang timbul.
Menurut pernyataan responden sebelum diberikan terapi murottal sebagian
responden ada yang mengalami kehilangan selera makan, keluar keringat berlebih,
merasa berdebar-debar, wajah terasa panas, merasakan nyeri di punggung,
kesemutan, sering buang air kecil lebih dari biasanya, sebagian ada yang susah
buang air besar (konstipasi), ada yang menyatakan terkadang tidak sabar bila
menunggu sesuatu yang diminta dari suami, merasakan perasaan cemas saat
menjalani proses persalinan terutama pada ibu bersalin yang baru pertama kali
akan melahirkan namun tidak menutup kemungkinan sebagian ibu multigravida
ada juga yang merasakan perasaan cemas karena adanya riwayat pengalaman
persalinan sebelumnya.
Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas
sebabnya (Gunarsa & Gunarsa, 2008). Pada sebagian wanita, perasaan cemas
seringkali menyertai kehamilan terutama pada ibu yang baru pertama hamil,
karena sebelumnya belum pernah mempunyai pengalaman tentang persalinan.
Kecemasan ini mencapai puncak saat menjalani proses persalinan. Namun,
kecemasan yang dialami ibu berbeda-beda dan tergantung pada sejauh mana ibu
mempersiapkan kehamilan dan persalinannya. Dengan demikian, kecemasan yang
dialami ibu bersalin kala I fase laten apabila tidak segera diatasi dapat
berpengaruh pada fisik maupun psikologis baik bagi ibu maupun janin.
Hal ini sesuai dengan pendapat Detiana (2010) dan Az-Zahrani (2005),
bahwa kecemasan dapat berpengaruh pada tubuh, seperti tubuh menggigil,
keringat berlebih, jantung berdebar, sakit kepala, gelisah, tangan gemetar, otot
menegang, lambung terasa mual, tubuh terasa lemas, kemampuan berproduktivitas
berkurang. Pengaruh kecemasan pada psikologis yaitu tegang, bingung, khawatir,
susah berkonsentrasi, perasaan tidak menentu.
Sedangkan Putri & Syakrani (2015), menjelaskan bahwa faktor-faktor
yang dapat menyebabkan munculnya kecemasan terhadap psikis ibu bersalin
95
diantaranya yaitu adanya rasa takut dan cemas bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, takut tidak bisa melewati proses persalinan, takut karena persalinan ini
yang pertama, takut karena pengalaman pertama dalam kelahiran anaknya, takut
jika selama menjalani persalinan tidak didampingi keluarga atau kerabat terdekat,
trauma karena kehamilan sebelumnya, selain itu kecemasan juga dapat
mempengaruhi ibu bersalin karena adanya beberapa faktor yaitu paritas, usia,
pendidikan, trauma lingkungan, budaya.
Kesiapan fisik, mental, dan psikologis ibu juga dapat memicu timbulnya
kecemasan pada saat proses persalinan (Palimbo, dkk, 2015). Penjelasan tersebut
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Syukrini (2016), ibu bersalin kala I
mengalami kecemasan yang berbeda-beda karena disebabkan oleh aktifnya sistem
saraf simpatis dan sekaligus mengaktifkan pengeluaran hormon adrenalin. Lebih
lanjut Syukrini (2016), juga menyebutkan bahwa kecemasan ibu bersalin
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu nyeri, keadaan fisik, riwayat pemeriksaan
kehamilan, pengetahuan, dukungan lingkungan sosial, dan pendidikan.
Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kecemasan saat menjalani proses persalinan, diantaranya yaitu faktor umur,
pendidikan terakhir ibu, pekerjaan suami, pekerjaan ibu, pendapatan suami,
pendapatan ibu, dan paritas. Faktor umur dapat mempengaruhi kecemasan ibu
dalam menjalani proses persalinan, hal ini telah ditunjukkan pada hasil analisis
deskriptif. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian ibu
bersalin kala I fase laten berusia 20−25 tahun sebanyak 12 orang dengan
persentase 37,5%, pada umur ini ibu bersalin cenderung mengalami kecemasan
dimana kecemasan yang dialami ibu bersalin kala I fase laten disebabkan karena
usia ibu yang masih muda sebab umur 20−25 tahun belum mempunyai kesiapan
mental yang matang untuk menjalani proses persalinan, sehingga dapat
menimbulkan kecemasan yang berlebih saat menjalani proses persalinan.
Menurut Depkes RI (2009), kategori umur dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu remaja akhir umur 17−25 tahun, dewasa awal umur 26−35 tahun, dewasa
akhir umur 36−45 tahun (Masruroh, 2015). Usia baik untuk hamil 20−30 tahun,
karena usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun disebut dengan usia
96
berisiko untuk kehamilan (Kemenkes RI, 2014). Alibasjah, dkk (2016), dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia ibu
primigravida dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Semakin muda
usia ibu primigravida (usia kurang dari 20 tahun) maka kecemasannya akan
semakin tinggi.
Sebagian besar dalam penelitian ini ibu bersalin kala I fase laten berusia
26−35 tahun dengan persentase (62,5%) dimana pada usia ini merupakan usia
reproduksi sehat dan usia matang. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
Molika (2015), mengungkapkan bahwa usia 25−35 tahun merupakan usia yang
aman untuk kehamilan, sebab umur diatas 35 tahun sudah berisiko dan alat
reproduksi tidak berfungsi secara sempurna. Hal ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Manuaba, dkk (2007), kehamilan dengan kesehatan reproduksi
sehat optimal berkisar antara 20 hingga 30 tahun, saat hamil berusia lebih dari 35
tahun mempunyai risiko tinggi saat kehamilan dan persalinan.
Hasil analisis ini didukung oleh penelitian (Rahmawati, dkk, 2016),
dimana usia 20−35 tahun merupakan usia reproduksi, sehingga ibu bersalin tidak
memiliki risiko tinggi ketika selama menjalani proses persalinan, apabila usia ibu
bersalin kurang dari 20 tahun maka wanita memiliki risiko tinggi dalam
kehamilan maupun persalinan karena alat reproduksi belum matang secara
sempurna, dan wanita diatas 35 tahun juga memiliki risiko patologi terhadap
kehamilan maupun persalinan. Dengan harapan pada usia reproduksi ini proses
persalinan bisa lancar sehingga bisa mengurangi kecemasan ibu saat proses
persalinan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Wardana (2007) dalam
Rohimah (2016), yang menyatakan bahwa wanita produktif yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20−35 tahun. Menurut WHO (2007), kehamilan
usia muda sangat berkaitan dengan potensi yang meningkat dari angka penyakit
dan kematian baik untuk ibu maupun bayi yang dilahirkannya. Resiko yang
ditimbulkan pada saat hamil usia muda terdiri dari beberapa hal seperti placenta
previa, pregnancy-induced hypertension, kelahiran prematur, anemia, dan toxemia
(Meihartati, 2016).
97
Menurut Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat (2007) dalam
Ningrum & Syaifudin (2015), menjelaskan bahwa usia yang tidak berisiko tinggi
pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20−35 tahun, karena pada usia
tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah
mampu merawat bayi dan dirinya. Umur mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan dan persalinan ibu, ibu hamil dengan usia tidak aman (<20 dan >35
tahun) karena umur tersebut merupakan umur risiko tinggi terhadap kehamilan
dan persalinan. Ibu hamil pada usia terlalu muda <20 tahun tidak atau belum siap
untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin,
disamping itu terjadi adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama
kehamilan, seiring bertambahnya usia kebutuhan nutrisi akan meningkat
sedangkan sistem dalam tubuh semakin menurun, sedangkan ibu hamil diatas 30
tahun lebih fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan
dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya
komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar. Selain itu
cenderung mengalami anemia, hal ini disebabkan karena pengaruh turunnya
cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi.
Sedangkan, hasil pelitian Rochwati (2015), mengungkapkan bahwa usia
ibu bersalin kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berpotensi melahirkan
bayi dengan asfiksia sebesar 2,671 kali lebih tinggi dari pada ibu yang melahirkan
dengan usia reproduktif (20−35 tahun) dan pada usia lebih dari 35 tahun fungsi
organ menurun dan kualitas sel telur juga semakin menurun, salah satu akibatnya
adalah jaringan rahim tidak lagi subur. Padahal dinding rahim tempat
menempelnya plasenta. Kondisi ini memunculkan kecenderungan terjadinya
plasenta previa atau plasenta tidak menempel di tempat semestinya.
Sloane & Benedict (2009) dalam Rusli, dkk (2011), mengemukakan
bahwa ibu yang melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun lebih besar
kemungkinannya mengalami kesulitan dalam persalinan tetapi tidak demikian
dengan wanita lebih tua yang sebelumnya sudah pernah melahirkan anak. Selain
itu, fungsi organ reproduksi diatas 35 tahun sudah menurun sehingga dapat
mengakibatkan pendarahan pada proses persalinan.
98
Jadi usia terbaik bagi wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu umur
20−35 tahun. Kehamilan di atas 35 tahun dianggap memiliki risiko tinggi,
terutama terhadap kelainan bawaan. Usia di atas 40 tahun sudah tidak dianjurkan
untuk hamil, kecuali dengan alasan tertentu. Usia lanjut dapat meningkatkan pada
penyulit kehamilan, persalinan, maupun masa nifas seperti penyakit darah tinggi,
perdarahan karena placenta previa atau gangguan kontraksi rahim (Endjun, 2009).
Selain faktor umur, tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi
kecemasan ibu bersalin. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu bersalin kala I fase laten mempunyai pendidikan terakhir
tingkat SMA yaitu sebanyak 13 orang (40,6%), pendidikan menunjukkan tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki dan semakin
mudah seseorang dalam menerima informasi. Semakin tingginya pengetahuan
maka ibu akan berusaha menjaga kandungan dan calon bayinya dengan baik,
termasuk mencari informasi yang benar mengenai persalinan sehingga dapat
meminimalisir kecemasan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor demografi yang penting, dimana
tingkat pengetahuan berpengaruh pada kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Pendidikan formal yang lebih tinggi memungkinkan seseorang memiliki
pengetahuan kesehatan yang lebih baik, karena pendidikan memungkinkan
seseorang untuk mengintegrasikan pengetahuan hidup sehat dengan gaya hidup
yang sesuai dan memiliki kontrol atas kesehatannya (Setyawati, dkk, 2013).
Tingginya pendidikan ibu bersalin memungkinkan ibu bersalin mudah menerima
informasi dan mengolah informasi tentang persalinan dengan benar, sehingga
mampu mempersiapkan diri dalam menjalani proses persalinan.
Selain itu, faktor pendidikan dapat mempengaruhi kecemasan ibu bersalin
karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan
untuk pengembangan diri, apabila semakin tinggi pendidikan seseorang maka
akan semakin berkualitas pengetahuannya sebaliknya jika rendahnya pendidikan
akan menyebabkan ibu bersalin mengalami kecemasan dimana perasaan cemas
disebabkan kurangnya informasi atau pengetahuan khususnya tentang persalinan.
99
Hasil analisis dalam penelitian ini berdasarkan tingkat pendidikan, pendidikan
terakhir ibu bersalin kala I fase laten yang terendah yaitu SD (6,3%) dan 11
responden berpendidikan terakhir SMP (34,4%).
Pendidikan SD dan SMP merupakan pendidikan yang masih tergolong
rendah, karena tingkat pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan
seseorang. Hal ini menyebabkan ibu bersalin masih belum memiliki pengetahuan
yang cukup banyak termasuk pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan.
Tingkat pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi pola pikir ibu dalam
mengolah informasi yang diterimanya, sehingga hal ini bisa memicu timbulnya
pikiran yang negatif terkait persalinan dan dapat meningkatkan perasaan cemas
yang dirasakan ibu saat menjalani persalinan. Dengan demikian, ibu bersalin pada
penelitian ini besar kemungkinan mengalami kecemasaan saat menjalani proses
persalinan.
Rosyidah (2015), menyebutkan bahwa seseorang dengan latar pendidikan
yang cukup, akan lebih mudah menerima informasi baru yang disampaikan baik
secara langsung maupun tidak langsung dibandingkan dengan seseorang yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah. Menurut hasil penelitian Said,
dkk (2015), menunjukkan bahwa 25% responden dengan tingkat pendidikan
rendah (SD dan SMP) mengalami kecemasan sebanyak 60%. Penelitian yang
dilakukan WHO dalam penelitian Kusumawati (2011), menyatakan bahwa tingkat
pendidikan menengah kebawah cenderung mengalami kecemasan daripada tingkat
pendidikan menengah ke atas, keadaan ini dikarenakan responden yang
berpendidikan menengah ke atas akan lebih berfikiran obyektif, berwawasan luas
serta mampu memikirkan penjelasan masalahnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Astria, dkk (2010), mengemukakan bahwa ibu hamil yang berpendidikan dasar
dan menengah cenderung lebih banyak mengalami kecemasan daripada ibu
berpendidikan tinggi, ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka mereka dapat berfikir secara rasional dan menahan emosi dengan
baik sehingga kecemasan dapat berkurang.
Pada hasil penelitian Widyastuti, dkk (2012), menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan
100
kala I dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan kala I, ibu hamil yang
mempunyai pengetahuan baik tentu akan dapat melakukan persiapan baik secara
fisik maupun mental dalam menghadapi persalinan kala I dengan selalu rutin
memeriksakan kondisi kehamilan, terus menggali informasi serta pengetahuannya
tentang persalinan baik dari tenaga kesehatan, melalui media cetak maupun media
elektronik sehingga dari pengetahuan yang sudah dimiliki, ibu dapat mengelola
kecemasannya dengan baik.
Sebaliknya ibu yang mempunyai pengetahuan kurang akan mudah cemas
karena membayangkan sesuatu yang belum terjadi tanpa berusaha untuk
mengendalikan perasaannya, maka hal ini apabila tidak mendapatkan dukungan
dari tenaga kesehatan maupun keluarga selama berlangsungnya proses persalinan
kala I maka kecemasannya akan semakin meningkat. Jadi, semakin tingginya
tingkat pendidikan ibu bersalin maka dapat mengalami tingkat kecemasan yang
rendah, sebaliknya ibu bersalin dengan tingkat pendidikan yang rendah maka
dapat memungkinkan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi saat menjalani
proses persalinan.
Selanjutnya adalah faktor pekerjaan dari responden. Berdasarkan analisis
karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 18 orang (56,3%). Ibu
rumah tangga merupakan ibu yang tidak bekerja di luar rumah dimana tugasnya
harus mengurusi urusan rumah tangga, merawat suami, anak, dan hal lain yang
menyangkut dalam keluarga. Dengan demikian, meskipun ibu bersalin pada
penelitian ini sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga, namun hal ini
tidak menjadi hambatan bagi ibu dalam memperoleh sumber informasi dan
pengetahuan baru tentang persalinan kala I fase laten. Sebab, saat ini tersedia
beragam macam sumber informasi yang bisa diperoleh ibu dalam memenuhi
kebutuhan informasi kesehatan khususnya mengenai kecemasan persalinan kala I
fase laten.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan semakin
banyaknya alternatif sumber informasi kesehatan bagi ibu bersalin, maka akan
memudahkan ibu bersalin untuk memperoleh sumber informasi dan pengetahuan,
101
sehingga dengan adanya informasi kesehatan dan pengetahuan tentang persalinan
yang dimiliki ibu maka akan dapat meminimalkan timbulnya perasaan cemas saat
menjalani proses persalinan.
Bobak (2012) dalam Usman, dkk (2016), menyatakan bahwa pekerjaan ibu
berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan ibu hamil. Aktivitas yang berat
membuat risiko keguguran dan kelahiran prematur lebih tinggi karena kurang
asupan oksigen pada plasenta sehingga memungkinkan terjadinya kontraksi dini.
Selain itu, ibu hamil yang mempunyai pekerjaan berlebihan dapat mengganggu
kehamilan. Keletihan fisik maupun mental pada ibu hamil yang bekerja akan
berpengaruh terhadap kehamilan dan proses persalinan (Afifah, dkk, 2011).
Sedangkan Efendi (2009) dalam Astuti (2012), mengemukakan bahwa
pekerjaan ibu dapat mempengaruhi kecemasan, karena adanya tekanan dan
berbagai stresor ditempat pekerjaan. Beban kerja yang terlalu berat atau
kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang ibu hamil yang
bekerja mengalami gangguan atau penyakit akibat kerja, seperti kondisi
lingkungan. Jadi perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil sangat
berpengaruh pada stres kerja.
Faktor pekerjaan dan lama kerja dapat meningkatkan tingkat stres kerja ibu
hamil, karena ibu hamil yang bekerja memiliki tuntutan lebih dibandingkan
dengan yang tidak bekerja, ibu hamil yang bekerja kemungkinan akan lebih stres
karena memiliki peran ganda yang berasal dari pekerjaan dan keluarga (Sambara,
dkk, 2013). Menurut Salma (2013), mengemukakan bahwa dari penelitian
sebelumnya menunjukkan stres dari pekerjaan meningkatkan risiko serangan
jantung sebesar 23%. Studi ini menunjukkan bahwa 7% dari mereka yang disurvei
sedemikian stres sehingga memiliki pikiran bunuh diri dan 18% mengembangkan
gangguan kecemasan. Jadi, ibu bersalin yang bekerja cenderung akan mengalami
kecemasan yang lebih tinggi daripada ibu bersalin yang tidak bekerja, karena
didorong oleh adanya stress akibat pekerjaannya.
Faktor berikutnya adalah tingkat pendapatan suami dan pekerjaan suami.
Untuk tingkat pendapatan suami sebagian memiliki pendapatan < UMR (Rp
1.297.700) yaitu sebanyak 11 orang 34,4% dan pekerjaan suami responden
102
sebagai swasta sebanyak 43,8%, buruh ada sebanyak 28,1% dimana pendapatan
maupun pekerjaan yang diterimanya tidak tetap sehingga kurang mampu untuk
mencukupi kebutuhan persalinan, maka hal ini dapat memicu timbulnya
kecemasan pada ibu bersalin. Pada kondisi ini, dengan memiliki tingkat
pendapatan yang rendah akan meningkatkan kecemasan pada ibu bersalin saat
menjalani proses persalinan, karena semua kebutuhan yang menyangkut
persalinan belum terpenuhi dan penghasilan yang tidak tetap ini menyebabkan
status ekonomi keluarga termasuk rendah. Sebaliknya pendapatan yang tinggi
akan mengurangi tingkat kecemasan ibu bersalin, karena semua kebutuhan
menjelang persalinan sudah terpenuhi.
Hasil analisis karakteristik responden juga menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu bersalin dalam penelitian ini mempunyai tingkat pendapatan < UMR
(Rp 1.297.700) yaitu sebanyak 24 orang (75,0%). Status ekonomi yang rendah
akan menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kurangnya persiapan persalinan
untuk memenuhi kebutuhan persalinan. Selain itu, dapat pula berpengaruh
terhadap kondisi bayi dengan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh ibu
selama kehamilan (Chalimah, dkk, 2013). Pernyataan tersebut selaras dengan
pendapat Sulistyawati dalam Rahmawati (2013), mengemukakan bahwa tingkat
status sosial ekonomi seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
fisik dan psikologis ibu hamil, tingkat sosial ekonomi yang baik otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula, selain itu status
gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, sehingga ibu
tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
Dalam konteks ini kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor
penghambat kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti berkonsentrasi,
mengingat, dan pemecahan masalah. Dengan demikian, apabila kinerja kognitif
seseorang terhambat maka dapat mempengaruhi fisik seseorang, salah satunya
yaitu kecemasan. Faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan antara lain potensi
stressor, malnutrisi, keadaan fisik, selisih usia, jenis kelamin, pengetahuan, dan
sosial ekonomi (Arifin, dkk, 2015). Faktor lain yang dapat mempengaruhi
103
kecemasan yaitu umur, status perkawinan, pendidikan, sosial ekonomi
(Rahmawati, dkk, 2016). Hasil penelitian Arifin, dkk (2015), menyebutkan bahwa
sosial ekonomi mempengaruhi kecemasan. Jadi, ibu bersalin yang mempunyai
tingkat pendapatan tinggi cenderung akan memiliki kecemasan yang lebih rendah
daripada ibu hamil yang mempunyai tingkat pendapatan rendah.
Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi kecemasan ibu bersalin karena
dengan memiliki tingkat ekonomi yang rendah bingung untuk memikirkan segala
sesuatu keperluan untuk dirinya dan bayinya, mulai dari biaya persalinan, biaya
kesejahteraan bayi seperti baju, susu, dan lain sebagainya, maka hal ini
menyebabkan tingkat kecemasan pada ibu bersalin akan meningkat. Sedangkan
seseorang dengan perekonomian baik tentu akan sangat berbeda dengan seseorang
yang mengalami perekonomian rendah karena seseorang yang perekonomiannya
baik tidak terlalu mengkhawatirkan soal biaya persalinan karena sudah
menyiapkan biaya jauh-jauh hari dan tidak terlalu mengkhawatirkan biaya hidup
untuk bayinya sehingga hal ini tidak terlalu memicu seseorang mengalami
kecemasan yang berlebih (Masruroh, 2015).
Faktor selanjutnya adalah paritas. Berdasarkan karakteristik responden,
paritas yang terbanyak yaitu primigravida (87,5%) dan multigravida (12,5%). Ibu
bersalin yang baru akan mempunyai anak, cenderung lebih merasa cemas daripada
ibu yang sudah pernah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan ibu bersalin
primigravida dapat mengalami kecemasan karena belum mempunyai pengalaman
dalam menjalani persalinan. Walaupun informasi yang diperoleh ibu bersalin
sudah banyak, tetapi pengalaman tentang persalinan belum ada, hal ini dapat
memungkinkan ibu bersalin mengalami kecemasan saat menjalani proses
persalinan. Mukhadiono, dkk (2015), menyebutkan bahwa kondisi stress dan
cemas merupakan gejala umum pada wanita hamil, terutama pada kehamilan yang
pertama. Kondisi ini dikarenakan ibu belum mempunyai pengalaman langsung
dalam menghadapi proses kehamilan hingga persalinan.
Hasil analisis dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Rahmy (2013),
bahwa pada ibu primigravida proses persalinan merupakan pengalaman yang
pertama jadi ibu belum mempunyai pengalaman serta gambaran tentang proses
104
persalinan. Kondisi ini memicu kecemasan dan berpikiran akan persiapan
persalinannya seperti menganggap persalinan sebagai pertaruhan hidup dan mati,
sehingga ibu mengalami ketakutan, seperti takut mati baik bagi dirinya maupun
bayi yang akan dilahirkannya. Sedangkan kecemasan pada multigravida, mungkin
disebabkan karena pengalaman melahirkan di masa lalu yang dialaminya. Pada
hasil penelitian Astria, dkk (2010), graviditas terbanyak yaitu multigravida 57%
berjumlah 90 orang. Ibu bersalin yang menantikan kelahiran anak kedua
mempunyai kekhawatiran yang berbeda dengan ibu yang menantikan kelahiran
anak pertama. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya riwayat pada persalinan
pertamanya.
Setiap ibu bersalin, pasti mengalami kecemasan dalam menjalani proses
persalinan, baik itu ibu primigravida maupun multigravida. Bagi ibu primigravida,
proses ini merupakan hal yang pertama, sehingga ibu bersalin dapat mengalami
kecemasan. Sedangkan bagi multigravida, kecemasan yang dirasakannya mungkin
disebabkan karena adanya riwayat dalam proses persalinan sebelumnya, yang
menyebabkan munculnya perasaan cemas, walaupun tidak seperti yang dirasakan
ibu primigravida. Seperti yang diungkapkan oleh Palupi (2014), yang berpendapat
bahwa perbedaan kecemasan antara primigravida dan multigravida dalam proses
persalinan terkait dengan pengalaman persalinan, kelompok primigravida yang
belum mempunyai pengalaman persalinan dimungkinkan tingkat kepercayaan diri
kurang sehingga cenderung mengalami rasa cemas lebih besar atau lebih tinggi
sedangkan pada multigravida semakin banyak mengalami proses persalinan maka
tingkat kepercayaan diri semakin meningkat, sehingga kecemasannya cenderung
berkurang.
Berdasarkan dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
yang mempengaruhi timbulnya kecemasan ibu bersalin kala I fase laten dalam
penelitian ini yaitu faktor umur responden 20−25 tahun sebanyak 37,5% dan
26−35 tahun 62,5%, pendidikan terakhir ibu yaitu SMA (40,6%), ibu bersalin
dengan tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 6,3% dan SMP 34,4%, pekerjaan
ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga 56,3% dan tingkat pendapatan ibu <
UMR (Rp 1.297.700) sebanyak 75,0%, kemudian pekerjaan suami sebagian besar
105
di sektor swasta 43,8%, sebagai buruh 28,1% dengan tingkat pendapatan suami <
UMR (Rp 1.297.700) 34,4%, pada faktor paritas sebagian besar yaitu
primigravida sebanyak 87,5% dan multigravida 12,5%.
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor kecemasan ibu bersalin kala I fase
laten di RS Nur Hidayah Bantul sesudah (posttest) diberikan terapi murottal
diperoleh hasil skor minimum kecemasan ibu bersalin kala I fase laten yaitu 32
dan skor maximumnya 54. Pengukuran skor kecemasan didapatkan hasil nilai
rata-rata (mean) sesudah (posttest) diberikan terapi murottal yaitu 38,91 lebih
kecil daripada sebelum (pretest) diberikan terapi murottal sebesar 48,84. Artinya
skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul
mengalami penurunan dibandingkan sebelum diberikan terapi murottal yaitu dari
48,84 menurun/berkurang menjadi 38,91. Hal ini berarti terapi murottal berhasil
untuk mengurangi kecemasan ibu bersalin kala I fase laten. Jadi terapi murottal
efektif untuk menurunkan atau mengurangi kecemasan ibu bersalin kala I fase
laten di RS Nur Hidayah Bantul.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Handayani, dkk (2014),
menunjukkan bahwa skor minimal kecemasan pada ibu bersalin primigravida kala
I fase aktif sesudah terapi murottal yaitu 5 dan skor maksimal kecemasan sesudah
dilakukan terapi murottal yaitu 40. Menurut hasil penelitian Handayani, dkk
(2014) dapat disimpulkan bahwa skor kecemasan sesudah diberikan terapi
murottal mempunyai interval skor kecemasan (5-40) lebih kecil dari interval skor
kecemasan sebelum terapi murottal yaitu (12-47).
Berdasarkan hasil penelitian Nurhidayah (2016), menunjukkan bahwa
rerata skor kecemasan pada ibu melahirkan kala I fase aktif sebelum dilakukan
terapi murottal Al-Qur‟an sebesar 8,05 dengan nilai p value 0,208 dan rerata skor
kecemasan sesudah dilakukan terapi murottal Al-Qur‟an sebesar 5,40 dengan nilai
p value 0,110. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau
penurunan rerata skor kecemasan pada ibu melahirkan kala I fase aktif.
Prapto, dkk (2015), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terapi
tadabbur Al-Qur‟an mengalami penurunan kecemasan p = 0,032 (p = < 0,05)
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen terjadi
106
perubahan rerata skor kecemasan pada saat prates yaitu dari 74,25 lalu saat
pascates diperoleh hasil 63,75 kemudian pada saat tindak lanjut menurun menjadi
60,75. Hal ini menunjukkan bahwa terapi tadabbur Al-Qur‟an merupakan
intervensi yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan
kecemasan menjelang persalinan. Selain itu, terapi tadabbur Al-Qur‟an terbukti
dapat meningkatkan kesehatan jiwa dengan cara mengurangi rasa cemas
khususnya pada ibu hamil menjelang proses persalinan, selain itu terapi yang
berbasis agama (terutama islami) juga dapat menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kesehatan jiwa.
Menurut hasil penelitian Maimunah & Retnowati (2011), menunjukkan
bahwa kelompok eksperimen pada pretest terdapat skor minimum kecemasan
yaitu 50 dan skor maksimum kecemasan 71 dengan nilai rerata 60,40 standar
deviasinya 8,562. Skor minimum kecemasan pada posttest yaitu 28 dan skor
maksimum kecemasan 59 dengan nilai rerata 43,40 standar deviasinya 12.700.
Sedangkan kelompok kontrol skor minimum kecemasan pada pretest yaitu 50 dan
skor maksimum kecemasan 71 dengan rerata 60,00 standar deviasinya 7,842
sedangkan skor minimum kecemasan pada posttest yaitu 51 dan skor maksimum
kecemasan 69 dengan rerata 60,60 standar deviasinya 8,081. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan selisih skor kecemasan pretest dan posttest yang
signifikan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk mengatasi
kecemasan ibu hamil pertama dengan menggunakan intervensi pelatihan relaksasi
dzikir.
Pada penelitian ini sesudah diberikan terapi murottal ibu bersalin kala I
fase laten mengungkapkan bahwa perasaanya lebih tenang, rileks, lebih bisa
berfikir positif dan optimis, rasa berdebar-debarnya berkurang dibandingkan
sebelum mendengarkan surah Ar-Rahman. Selain itu ibu menyatakan lebih ikhlas
dan pasrah atas kehendak Allah SWT dengan apapun yang akan terjadi selama
menjalani persalinan dan senantiasa selalu berdoa untuk keselamatan diri dan
bayinya agar diberi kelancaran pada saat proses persalinan. Secara obyektif
ekspresi ibu nampak lebih rileks dan saat di ajak berkomunikasi ibu bisa fokus
dengan isi pembicaraan.
107
Dalam hal ini sejalan dengan Widayarti (2011) dalam Lestari (2015),
bahwa bacaan Al-Qur‟an secara murottal mempunyai efek relaksasi dan dapat
menurunkan kecemasan apabila didengarkan dalam tempo murottal berada antara
60-70 menit secara konstan, tidak ada perubahan irama yang mendadak dan dalam
nada yang lembut. Sebab terapi murottal bekerja pada otak, dimana ketika
didorong dengan rangsangan dari luar (terapi Al-Qur‟an) maka otak memproduksi
zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul-molekul ini mengangkut reseptor-
reseptor yang ada didalam tubuh sehingga tubuh memberi umpan balik berupa
rasa nyaman.
Rata-rata skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah
Bantul sesudah diberikan terapi murottal sebesar 38,91. Nilai rata-rata ini lebih
rendah dibandingkan nilai rata-rata skor kecemasan sebelum diberikan terapi
murottal yaitu sebesar 48,84. Perubahan rata-rata (mean) kecemasan sebelum dan
sesudah terapi murottal sebesar 9,93. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata kecemasan sesudah diberikan terapi murottal lebih kecil daripada
nilai rata-rata sebelum diberikan terapi murottal dan mengalami perubahan yang
signifikan sehingga pemberian terapi murottal dapat mengurangi kecemasan ibu
bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul.
Pada hasil uji statistik Paired Sample T-Test diperoleh perbedaan mean
(rata-rata) sebelum dan sesudah sebesar 9,938 dengan nilai p = 0,001 (p value
0,001 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara
sebelum dan sesudah mendengarkan terapi murottal, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten sebelum dan
sesudah diberikan terapi murottal atau pemberian terapi murottal berhasil untuk
mengurangi kecemasan ibu bersalin kala I fase laten secara signifikan. Dengan
kata lain, ada pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor kecemasan ibu
bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul. Jadi dengan pemberian terapi
murottal ibu bersalin kala I fase laten di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul dapat
membuat ibu menjadi lebih tenang, nyaman, dan siap menjalani persalinan dengan
optimis.
108
Dalam hal ini berarti pemberian terapi murottal terbukti mampu untuk
mengurangi atau menurunkan kecemasan ibu bersalin kala I fase laten. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Handayani, dkk (2014),
menunjukkan bahwa rata-rata kecemasan sebelum terapi murottal yaitu 26,67
setelah dilakukan terapi murottal menjadi 20,52 dan rerata penurunan kecemasan
sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal sebesar (-6,14). Pada hasil
penelitian Handayani, dkk (2014), dapat disimpulkan bahwa kecemasan pada ibu
bersalin primigravida kala I fase aktif mengalami penurunan sesudah diberikan
terapi murottal sehingga dengan adanya pemberian terapi murottal dapat
menurunkan tingkat kecemasan, memberikan ketenangan dan kenyamanan pada
ibu bersalin kala I fase aktif selain itu terdapat perbedaan rerata penurunan
kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal, dengan demikian
pemberian terapi murottal dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu bersalin
primigravida kala I fase aktif.
Menurut Wahyuni & Deswita (2013), mengungkapkan bahwa ibu hamil
yang mengalami kecemasan saat menghadapi persalinan setelah mendengarkan
murottal Al-Qur‟an mendapatkan efek rileks, merasa lebih tenang, dan optimis
dalam menjalani persalinan. Hasil penelitian dari Karyati (2016), menunjukkan
bahwa rerata kecemasan persalinan pada kelompok murottal sebelum diberikan
perlakuan murottal Al-Qur‟an sebesar 21,800 dan sesudah diberikan perlakuan
murottal Al-Qur‟an sebesar 15,500, kemudian rerata penurunan kecemasan
sebesar 6,300 dengan nilai p value (p=0,020), artinya ada penurunan kecemasan
yang bermakna dengan penerapan terapi murottal Al-Qur‟an. Selain itu, sebelum
diberikan penerapan terapi murottal responden mengalami perubahan pada fisik
maupun psikologis yaitu ditandai dengan ketegangan pada wajah, mengalami
kekhawatiran kemudian setelah dilakukan terapi murottal Al-Qur‟an kecemasan
responden berkurang, merasa lebih rileks, ibu lebih kooperatif dalam
melaksanakan arahan petugas kesehatan.
Hasil penelitian Julianto, dkk (2014), menunjukkan nilai rata-rata skor
konsentrasi pada kelompok eksperimen sebelum perlakuan adalah 10,4 dan
setelah perlakuan adalah 11,2, kemudian perolehan skor rata-rata pada kelompok
109
kontrol sebelum perlakuan adalah 11 dan setelah perlakuan 11,4, nilai rata-rata
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada kondisi sebelum dan setelah perlakuan
atau terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan
konsentrasi antara yang mendengarkan murattal dan tidak mendengarkan murattal,
dengan demikian mendengarkan murattal Al-Qur‟an dapat berpengaruh pada
peningkatan kemampuan konsentrasi.
Bacaan Al-Qur‟an secara umum memiliki efek fisiologis dan psikologis
yang sangat baik seperti menenangkan, meningkatkan kreatifitas, meningkatkan
kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan
berbagai penyakit, menciptakan suasana damai, meredakan ketegangan saraf otak,
meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian,
meningkatkan kemampuan berbahasa, dan meningkatkan intelegensi (Ryan &
Winni, 2015). Sejalan dengan pendapat Susetya (2008), menyatakan bahwa
mendengarkan bacaan Al-Qur‟an dengan baik maka dapat menghibur perasaan
sedih, memberikan ketenangan, ketentraman, menenangkan jiwa yang gelisah,
melunakkan hati yang keras, dan jika mendengarkan lantunan ayat-ayat dalam Al-
Qur‟an dengan khusyu‟ serta menghayati makna kandungan isinya akan
mendatangkan rahmat, petunjuk, maupun keberkahan.
Penelitian dari Abdurrochman, dkk (2008) dalam Mar‟ati & Chaer (2016),
menunjukkan bahwa stimulan Al-Qur‟an dapat dijadikan sebagai terapi relaksasi
bahkan lebih baik dibandingkan dari terapi musik. Pada saat mendengarkan ayat
Al-Qur‟an terjadi peningkatan gelombang delta sebesar 63,11%. Kenaikan
gelombang delta juga mencapai persentasi tertinggi sebesar 1.057%. Stimulan Al-
Qur‟an ini sering memunculkan gelombang delta di daerah frontal dan sentral,
baik disebelah otak kanan maupun disebelah otak kiri. Hal ini terjadi dikarenakan
frekuensi gelombang bacaan Al-Qur‟an memiliki kemampuan untuk memprogram
ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan serta menyeimbangkannya. Sejalan
dengan apa yang dikemukakan Abdurrochman (2007), Abdurrochman, dkk (2008)
dalam Julianto & Estem (2011), ketika mendengarkan ayat Al-Qur‟an, terjadi
kenaikan atau peningkatan yang signifikan pada gelombang otak delta yang
110
dihasilkan sebelum dan sesudah mendengarkan ayat Al-Qur‟an serta dapat
meningkatkan ketenangan.
Berdasarkan penelitian Suyanto & Bangsawan (2013), menyatakan bahwa
dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur‟an secara langsung maupun
melalui media seperti tape, radio, mp3 akan memberikan efek relaksasi yang
menenangkan serta dapat menstimulus gelombang delta sehingga membuat
pendengar menjadi tenang, tentram, dan nyaman. Secara fisiologis dengan
mendengarkan stimulasi ayat suci Al-Qur‟an akan meningkatkan hormon
endorphine dalam darah sehingga memberikan efek menenangkan.
Selain memberikan efek relaksasi dan menenangkan, bahwa dengan
mendengarkan Al-Qur‟an secara berulang kali juga akan memberikan manfaat
yaitu menambah kekebalan tubuh, menambah kemampuan dalam pekerjaan,
menambah kemampuan dalam memusatkan (pikiran) atau konsentrasi, mengobati
penyakit-penyakit yang kronis dan tak dapat diobati, merubah sentuhan dalam
tindakan dalam hal kemampuan berinteraksi dengan orang lain, memberikan
ketenangan jiwa dan obat ketegangan otot-otot, mengendalikan emosi (al-Kahiil,
2008). Jadi dengan pemberian terapi murottal dapat memberikan manfaat
khususnya pada ibu bersalin kala I fase laten saat menjalani persalinan, seperti
menambah ketenangan dan kenyamanan.
Pada hasil penelitian Faradisi (2012), menjelaskan bahwa dengan
menggunakan terapi murottal lebih efektif dibandingkan dengan terapi musik
klasik, karena terapi murottal memiliki aspek yang sangat diperlukan dalam
mengatasi kecemasan, yakni kemampuannya dalam membentuk koping baru
untuk mengatasi kecemasan. Selain itu, terapi murottal mempunyai dua poin
penting, yaitu memiliki irama yang indah dan juga secara psikologis dapat
memotivasi dan memberikan dorongan semangat dalam menghadapi problem
yang sedang dihadapi. Sedangkan pada terapi musik, hanya memiliki satu poin
saja, yaitu memiliki nada yang indah.
Pada konteks ini lantunan ayat suci Al-Qur‟an mengandung unsur suara
manusia. Merdunya lantunan ayat suci Al-Qur‟an dari (qari‟) suara manusia dapat
memberikan perubahan yang menakjubkan yaitu penyembuhan berupa penurunan
111
kecemasan apabila mendengarkan ayat suci Al-Qur‟an dengan penuh penghayatan
dan kekhusyu‟an.
Peneliti memilih terapi murottal menggunakan surah Ar-Rahman karena
sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah SWT kepada
hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan yang
tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat (Syarbini & Jamhari, 2012).
Penjelasan mengenai aneka ragam nikmat banyak terkandung dalam Al-Qur‟an
salah satunya yaitu surah Ar-Rahman. Pada surah Ar-Rahman dikatakan bahwa
Al-Qur‟an adalah karunia-Nya yang amat besar dan teramat mulia bagi manusia
(Sanyoto, 2008).
Surah Ar-Rahman adalah salah satu surah yang dibaca oleh Rasulullah
SAW kepada golongan jin, sehingga mereka menjauh. Bagi wanita hamil, sangat
dianjurkan membaca maupun mendengarkan surat Ar-Rahman agar selama
kehamilannya mendapatkan penjagaan dari Allah SWT dan dijauhkan dari
gangguan makhluk Allah yang hasud dari bangsa jin (Saman, 2012).
Berdasarkan analisis hasil pada tabel 4.6 dengan uji Paired Sample T-Test
diperoleh nilai p value sebesar 0,001 (p value< 0,05), berarti dengan adanya
pemberian terapi murottal dapat menurunkan kecemasan ibu bersalin kala I fase
laten secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi
murottal terhadap perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di
Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Handayani, dkk (2016),
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi murottal pada persalinan primigravida kala I fase aktif dengan
penurunan kecemasan -6,14 diperoleh nilai p value<α (0,000<0,05).
Menurut hasil penelitian Wahyuni & Deswita (2013), menunjukkan bahwa
ada pengaruh dan terdapat perbedaan tingkat kecemasan menghadapi persalinan
sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Padang dengan nilai (p) sebesar 0,007. Penelitian Masruroh (2015),
didapatkan hasil uji statistik p=0,024 (p<α= 0,05), artinya ada pengaruh tingkat
112
kecemasan ibu dengan proses persalinan kala I fase aktif di BPM Atik Suharijati
Surabaya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahida, dkk (2013), menunjukkan
bahwa pemberian terapi murottal Al-Qur‟an surat Ar-Rahman selama 25 menit
dapat meningkatkan kadar β-Endorphin pada ibu bersalin kala I fase aktif baik
pada ibu primipara maupun multipara dengan nilai signifikan (p = 0,000).
Sedangkan hasil penelitian Nurhidayah (2016), menunjukkan bahwa penggunaan
teknik terapi murottal Al-Qur‟an dapat menurunkan kecemasan pada ibu
melahirkan kala I fase aktif secara signifikan p = 0,000 artinya p<α (0,05) ada
pengaruh terapi murottal Al-Qur‟an terhadap penurunan kecemasan ibu
melahirkan kala I fase aktif. Selain itu, meskipun dalam penelitiannya tidak semua
responden paham dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an tetapi setelah diberikan
terapi murottal Al-Qur‟an ibu yang melahirkan mengatakan perasaannya lebih
tenang, damai, dan sejuk.
Terapi murottal merupakan suatu terapi dengan menggunakan alat seperti
mp3, mp4, atau radio berupa rekaman lantunan suara ayat-ayat Al-Qur‟an yang
dilantunkan oleh seorang qari‟ (pembaca Al-Qur‟an). Terapi murottal dalam
penelitian ini diperdengarkan selama 25 menit, dengan menggunakan mp3 dan
earphone. Murottal dalam penelitian yaitu QS. Ar-Rahman (1-78 ayat) dengan
Qari‟ Mishary Bin Rashid Alafasy. QS. Ar-Rahman merupakan surah ke-55
dalam Al-Qur‟an. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah SWT.
Surah ini tergolong surat Makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahman
yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat
pada ayat pertama surah ini.
Pada ajaran agama Islam, bukan hanya membaca Al-Qur‟an saja yang
menjadi ibadah, amal, pahala, dan rahmat, dengan mendengarkan bacaan Al-
Qur‟an pun pahalanya sama dengan orang yang membacanya, karena dengan
membaca maupun mendengarkan bacaan ayat suci Al-Qur‟an merupakan amal
yang sangat mulia, karena akan memberikan manfaat bagi yang membaca maupun
yang mendengarkan serta memberi petunjuk pada jalan yang benar. Penjelasan ini
terdapat dalam Al-Qur‟an yaitu (QS. Al-A‟raf [7]: 204):
113
“Dan apabila dibacakan Al-Qur‟an, maka dengarkanlah dan diamlah,
agar kamu mendapat rahmat”.
Maksud dari firman tersebut adalah jika dibacakan Al-Qur‟an kita wajib
mendengarkan dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam shalat
maupun diluar shalat kecuali dalam shalat berjamaah ma‟mum boleh membaca
Al-Fatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al-Qur‟an. Dengan sering
membaca dan mendengarkannya, maka akan tertarik hatinya kepada Al-Qur‟an.
Apalagi jika Al-Qur‟an dibaca dengan lidah yang fasih, suara yang baik dan
merdu akan lebih berpengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya (Arifin &
Faqih, 2010).
Suara yang indah dari lantunan ayat suci Al-Qur‟an akan mendorong
seseorang lebih merenungi serta memahami Al-Qur‟an, sehingga akan
mengantarkan pada kekhusyukan. Ketaatan jiwa yang bersih lebih cepat
menangkap pesan-pesan Al-Qur‟an dan jiwa yang sakit pun bisa diobati dengan
Al-Qur‟an, maka dengan perenungan secara terus menerus terhadap-Nya jiwa
yang sakit akan terobati (al-Hilali, 2011).
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar bagi
kaum muslimin, karena memiliki Al-Qur‟an. Isi bacaannya memberikan pengaruh
besar bagi kehidupan jasmani dan ruhani. Jika mendengarkan musik klasik dapat
mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang,
maka dengan bacaan Al-Qur‟an pun pengaruhnya lebih besar dari itu, bahwa
selain dapat mempengaruhi IQ dan EQ bacaan Al-Qur‟an dapat mempengaruhi
kecerdasan spiritual (SQ) (Watiniyah & Ali, 2015).
Menurut Shihab dalam Akbar (2009), mengemukakan jika mendengar
ayat-ayat Al-Qur‟an, hal pertama yang terasa di telinga adalah nada dan
langgamnya. Ayat-ayat Al-Qur‟an walaupun sebagaimana ditegaskan-Nya bukan
syair atau puisi dalam irama dan ritmenya. Al-Qur‟an mempunyai simfoni yang
tidak ada taranya dimana setiap nada-nada bisa menggerakkan manusia untuk
menangis dan bersuka cita. Hal ini disebabkan oleh huruf dari kata-kata yang
dipilih melahirkan keserasian bunyi, kemudian kata itu melahirkan pula
keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat-ayatnya. Al-Qur‟an memiliki
114
keistimewaaan bahwa kata dan kalimat-kalimatnya yang singkat dapat
menampung sekian banyak makna. Ia bagaikan berlian yang memancarkan cahaya
dari sisi-Nya.
Adapun beberapa keistimewaan dalam ayat Al-Qur‟an antara lain dapat
mengobati kekerasan hati, menghilangkan duka serta memasukkan kegembiraan
dalam hati, menghilangkan kesusahan, bahkan bisa untuk penyembuhan penyakit-
penyakit fisik, sebagai petunjuk hidup, sebagai obat hati, sebagai penyebar kasih
sayang diantara umat manusia, sebagai rahmat dalam kehidupan, sebagai pembeda
yang jelas antara yang benar dan yang salah, dan sebagai peta petunjuk ke jalan
yang lurus (Chodjim, 2008). Sedangkan menurut Pedak (2009), beberapa
keistimewaan bacaan Al-Qur‟an antara lain dapat membantu mendapatkan
keturunan, mempermudah proses kelahiran, menyembuhkan penyakit jiwa.
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam (QS. Yunus [10]: 57):
“Wahai manusia, sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al-
Qur‟an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada, dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”.
Dalam firman ayat tersebut menjelaskan bahwa Al-Qur‟an adalah seluruh
petunjuk yang ada didalamnya merupakan obat (syifa) bagi jiwa atau
menyembuhkan segala penyakit hati yang terdapat didalam diri manusia (rohani)
(Badaruddin, 2012). Selain itu, penyebutan “dada” diartikan dengan hati, dalam
Al-Qur‟an hati ditunjukkan sebagai tempat yang menampung rasa cinta dan benci,
berkehendak dan menolak, bahkan hati dinilai melahirkan ketenangan ataupun
kegelisahan, wahyu-wahyu Illahi berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit
ruhani seperti ragu, dengki, maupun takabur (Latif, 2014). Ketika sang hamba
mengingat tujuan ini maka akan memperoleh dua kesembuhan, yaitu kesembuhan
jiwa rohani dan kesembuhan jasmani ragawi, namun itu semua tentunya dengan
izin Allah SWT.
Menurut Mulyadi, dkk (2012), Jauziyah (2005) dalam Mar‟ati & Chaer
(2016), didalam Al-Qur‟an banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan
dinamika kejiwaan manusia yang secara teoritik dapat dijadikan dasar acuan
psikoterapi untuk mengatasi kecemasan, dan kecemasan adalah bagian dari
115
penyakit hati sehingga sangat tepat jika Al-Qur‟an digunakan penawar bagi
kecemasan. Selain itu, apabila ditelusuri lebih seksama dengan membaca ataupun
mendengarkan ayat dalam Al-Qur‟an memiliki nilai kesembuhan yang mana dapat
menjadi obat atau penawar hati yang cemas, gelisah, panik, dan emosi tak
terkendali maka dengan adanya lantunan ayat Al-Qur‟an jiwa menjadi tenang, hati
menjadi tentram, mendapatkan kedamaian, pikirannya jernih, mengobati penyakit
hati atau mental (psikoterapi), malaikat menurunkan rahmat dan ketenangan,
memberikan syafaat, serta memberikan keselamatan jiwa dengan segala
maknanya (Syarifuddin, 2004).
Terapi dengan Al-Qur‟an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan
seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan setiap suara
atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu dan bacaan
Al-Qur‟an yang dibaca dengan tartil yang bagus, sesuai tajwid dan makhrajnya
maka akan memiliki frekuensi dan panjang gelombang sehingga mampu
mempengaruhi otak secara positif, memiliki kemampuan untuk memprogram
ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan otak serta menyeimbangkannya.
Suara mempunyai dua komponen yaitu vibrasi dan harmoni. Vibrasi yang
dihasilkan oleh suara dapat mempengaruhi fisik sedangkan harmoninya
berpengaruh secara psikis. Jika vibrasi dan harmoninya tepat, maka dapat
menimbulkan perasaan nyaman didalam diri pendengarnya. Hal ini akan membuat
metabolisme tubuh berfungsi secara maksimal, sehingga tubuh pun merasa lebih
bugar dan sistem pertahanan dalam tubuh akan bekerja lebih baik (Ryan & Winni,
2015).
Lantunan ayat suci Al-Qur‟an menciptakan sekelompok frekuensi yang
mencapai telinga kemudian bergerak ke sel-sel otak dan mempengaruhinya
melalui medan-medan elektromagnetik. Sel-sel itu akan merespon medan-medan
tersebut dan memodifikasi getaran-getarannya, perubahan pada getaran ini adalah
apa yang dirasakan dan dipahami setelah mengalami dan mengulang. Hal ini
merupakan sistem keseimbangan alami yang Allah ciptakan pada sel-sel otak
(Wulur, 2015).
116
Pengaruh getaran suara bacaan Al-Qur‟an akan ditangkap oleh daun
telinga yang akan dialihkan ke lubang telinga dan mengenai membran timpani
(membran yang ada di dalam sehingga membuatnya bergetar). Getaran ini akan
diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang bertautan antara satu dengan yang
lain. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion
natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan melalui saraf N.VII (vestibulo
cokhlearis) menuju otak dan menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan dan
kiri. Selain dapat berpengaruh pada otak, getaran dari suara bacaan Al-Qur‟an
juga memberikan dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan,
perubahan ini diakibatkan karena murottal dapat menjangkau wilayah kiri korteks
cerebri tepatnya di area pendengaran (Pedak, 2009).
Sedangkan menurut Al-Atsari, (2011) dalam Andora (2015), berpendapat
bahwa mendengarkan murottal Al-Qur‟an dapat mempengaruhi relaksasi organ-
organ yang diperantarai Nitric Oxide, bertindak sebagai transmitter dan sebagai
hormon yang memiliki kerja lokal dengan mengaktifkan guanitale cyclase
sehingga menyebabkan vasodilatasi dan relaksasi, maka akan menimbulkan
ketenangan, menurunkan hormon stress, meningkatkan perasaan rileks,
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas maupun tegang, memperbaiki sistem
kimia tubuh neuropeptide yang merangsang reseptor-reseptor yang ada dalam
tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan
sehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat pernapasan, detak jantung,
denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya adapun penelitian lain
yaitu penelitian dari Dr. Ahmad Al-Qadhi, dengan judul Pengaruh Al-Qur‟an pada
Manusia dalam Prespektif Fisiologi dan Psikologi, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan 210 kali eksperimen kepada lima
responden hasilnya positif, bahwa dengan mendengarkan bacaan ayat suci Al-
Qur‟an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat
saraf reflektif, hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh
sebuah alat berbasis komputer. Adapun pengaruh yang terjadi berupa adanya
perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan daya tangkap kulit terhadap
117
konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, perubahan pada detak jantung,
kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi yang
menimbulkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar
darah dalam kulit, diiringi dengan peningkatan suhu kulit dan penurunan
frekwensi detak jantung (Akhmad, 2015).
Selain itu, penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan oleh
Universitas Boston, didalam penelitiannya menjelaskan bahwa intervensi
dilakukan sebanyak 210 kali terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur‟an
dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur‟an.
Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika
mendengarkan bacaan Al-Qur‟an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika
mendengarkan bahasa arab yang bukan dari Al-Qur‟an (el Syakir, 2014). Dalam
penjelasan tersebut, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salim dalam
Aqil dan Charis (2016), mengungkapkan bahwa hasil dari para responden yang
diperdengarkan bacaan Al-Qur‟an merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Selain
membaca ayat suci Al-Qur‟an, dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al-
Qu‟an pun dapat memberikan ketenangan, membuat rileks, dan ayat-ayat dalam
Al-Qur‟an juga mempunyai keistimewaan.
As syuyuti (2006) dalam Ernawati (2013), berpendapat bahwa ada banyak
ayat-ayat dalam Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang bagaimana cara serta
pengaruh yang ditimbulkan saat seseorang mendengarkan bacaan Al-Qur‟an baik
pada seseorang yang mengerti makna dari bacaan tersebut ataupun tidak mengerti
sama sekali. Pengaruh Al-Qur‟an untuk hati benar-benar luar biasa, oleh karena
itu siapa yang membuka diri dengan baik maka akan menjadi manusia yang paling
mencintai sunnah dan paling bersemangat mengamalkannya. Selain itu, energi
yang dipancarkan dari ayat-ayat Al-Qur‟an akan mendesak seseorang untuk
bertindak apa saja yang dicintai Allah dan Rasul-Nya (al-Hilali, 2011).
Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang ditujukan untuk ahl-kitab:
“Katakanlah Al-Qur‟an itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-
orang yang beriman (QS. Al-Fushshilat [41]: 44)”.
118
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka
bertawakal (QS. Al-Anfal [8]: 2)”.
Firman pada ayat tersebut menyatakan bahwasannya Al-Qur‟an itu
disamping menjadi sumber petunjuk bagi orang yang beriman, juga mengandung
kadar penyembuhan pada jiwa (Sholeh, 2008). Ayat tersebut mengisyaratkan
bahwa Allah SWT benar-benar menjelaskan kepada hamba-Nya yang beriman
bahwa Al-Qur‟an menjadi rujukan dalam menyembuhkan berbagai penyakit baik
penyakit yang berhubungan dengan fisik maupun psikis. Atas izin kuasa Allah
SWT, semua yang terjadi pada diri hamba dengan sistem penyembuhan
menggunakan Al-Qur‟an untuk semua gangguan fisik maupun psikis bila disertai
dengan penuh keyakinan, kemantapan, dan keikhlasan maka apapun jenis
gangguan atau penyakit yang menimpa diri akan bisa sembuh bahkan hilang
berkat kalam Allah Yang Maha Suci (Abidin, 2009). Selain itu, firman dari ayat
tersebut menjelaskan tentang gambaran orang mukmin saat mendengarkan bacaan
Al-Qur‟an. Mendengarkan bacaan Al-Qur‟an akan berpengaruh jika didengarkan
dalam keadaan yang tenang serta pendengar memperhatikan, dalam arti tidak
berbicara atau meninggalkan kesibukan yang dapat mengganggu dari
mendengarkan (Ernawati, 2013).
Jadi lantunan ayat suci Al-Qur‟an pada ibu bersalin merupakan suatu
terapi atau salah satu obat yang bermanfaat dan berpengaruh untuk tubuh dimana
pengaruhnya tergantung seberapa jauh tingkat sugesti keimanan, kekhusyu‟an,
dan konsentrasi seseorang khususnya pada ibu bersalin kala I fase laten. Dengan
Al-Qur‟an maka seseorang dapat mempertahankan keteguhan jiwa dari penyakit
batin, fisik maupun psikis, serta memutus bisikan-bisikan godaan yang
menyebabkan kecemasan, kegelisahan, dan kegundahan sebab dengan
mendengarkan ayat Al-Qur‟an jiwa akan menjadi tenang, hati menjadi tentram,
mendapatkan kedamaian, keselamatan jiwa dengan segala maknanya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Julianto, dkk (2014), menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara mendengarkan murattal dengan konsentrasi,
119
mendengarkan murattal efektif dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi dan
dapat meminimalisir kecemasan, dengan menurunnya kecemasan maka faktor
penghambat konsentrasi akan berkurang sehingga tingkat konsentrasi akan
meningkat.
Benson & Proctor (2000) dalam Khairiyah, dkk (2015), seorang ahli ilmu
kedokteran dari Universitas Havard dan Universitas Boston menyatakan bahwa
dzikir yang dibaca berulang-ulang mempunyai efek menyembuhkan berbagai
penyakit. Selain dzikir, dengan menggunakan terapi murottal pun mampu
memberikan efek dan berpengaruh dalam menurunkan kecemasan apabila
diperdengarkan secara berulang-ulang. Menurut Pratiwi, dkk (2015), menjelaskan
bahwa murottal Al-Qur‟an terbukti dapat memberikan efek ketenangan dan rileks
karena akan memberikan respon positif yang selanjutnya dapat merangsang
hipotalamus untuk mengeluarkan hormon endorfin yaitu hormon yang membuat
seseorang merasa bahagia.
Penjelasan tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Thayyarah
(2013), bahwa lantunan ayat-ayat suci Al-Qur‟an memiliki efek langsung dalam
mengurangi kegelisahan dan depresi, bahkan secara langsung atau tidak, memiliki
efek dalam merangsang sistem kekebalan tubuh hingga membantu proses
penyembuhan. Efek ini terjadi dengan cara mendengarkan beberapa ayat Al-
Qur‟an walaupun tanpa memahaminya. Efeknya semakin bertambah jika
mendengarkan bacaan Al-Qur‟an disertai dengan pemahaman akan maknanya.
Selain itu efek penyembuhan ini tampak jelas dalam meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, apalagi jika digunakan secara rutin sebagai salah satu metode
pengobatan yang diterapkan kepada setiap pasien, baik yang beragama muslim
maupun non muslim.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi murottal yang diberikan
kepada ibu bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul mampu untuk
menurunkan kecemasan, menurunkan kegelisahan, memberikan rasa nyaman,
ketenangan, rileks, lebih bisa berfikir positif, dan optimis selama menjalani proses
persalinan di ruang bersalin. Selain itu, dari hasil uji Paired Sample T-Test
diperoleh nilai p value sebesar 0,001 (p value< 0,05), hal ini menunjukkan bahwa
120
terapi murottal mempunyai efek dan pengaruh yang nyata untuk menurunkan atau
mengurangi kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di Rumah Sakit Nur Hidayah
Bantul.
Hasil ini sesuai dengan apa yang dijelaskan pada hasil penelitian
Imanuddin (2015), terapi distraksi murottal merupakan tindakan non farmakologi
dari bentuk tindakan mandiri keperawatan dan apabila dilakukan secara berulang-
ulang maka memberikan efek rileks, meningkatkan kenyamanan, mempercepat
penyembuhan, meningkatkan fungsi mental, menciptakan rasa sejahtera, dan
meningkatkan pelepasan hormon endorphin.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengumpulan data.
Keterbatasan tersebut meliputi:
1. Pada saat peneliti melakukan penelitian, di sela-sela melakukan pengisian
kuesioner dan mendengarkan murottal QS. Ar-Rahman responden terkadang
menahan rasa sakit karena mengalami adanya kontraksi pembukaan kala I fase
laten, kondisi ini sebab dipengaruhi oleh perubahan hormon dan perubahan
fisiologis sehingga ada kemungkinan kurangnya konsentrasi para ibu bersalin
saat mengisi kuesioner dan saat mendengarkan murottal.
2. Instrumen yang digunakan yaitu hasil modifikasi dari instrumen yang sudah
ada dari peneliti sebelumnya. Instrumen dan pernyataan yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, responden
saat mengisi kuesioner hanya bisa memilih jawaban dengan pilihan jawaban
(selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah) sehingga tidak dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia dan jawaban responden
belum bisa mengukur kecemasan ibu secara mendalam. Selain itu hal ini dapat
memungkinkan pernyataan dalam instrumen belum sepenuhnya mewakili
perasaan responden saat menjalani poses persalinan kala I fase laten. Akan
tetapi, dalam hal ini peneliti sudah meminimalkan hal tersebut dengan
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.
121
3. Penelitian ini menggunakan pre eksperimental, menggunakan metode Quasi
Eksperimental dengan pendekatan One Group Pre test and Post test Without
Control Group Design tanpa adanya kelompok pembanding sehingga tidak
terdapat kelompok kontrol, dalam hal ini peneliti tidak dapat membandingkan
pengaruhnya agar penelitian menjadi lebih akurat sehingga hasil penelitian
kurang maksimal.
4. Sebagian ibu bersalin kala I fase laten dalam penelitian ini sebelum
mendengarkan murottal surah Ar-Rahman selama 25 menit menyatakan
bahwa kurang memahami ayat-ayat surah Ar-Rahman, arti pada ayat-ayat
surah Ar-Rahman, dan arti dari surah Ar-Rahman, dalam hal ini meskipun
responden kurang memahami ayat-ayat surah Ar-Rahman, arti pada ayat-ayat
surah Ar-Rahman, dan arti dari surah Ar-Rahman namun sesudah
mendengarkan murottal ibu menyatakan lebih rileks, nyaman, lebih bisa
berfikir positif dan optimis untuk menjalani persalinan.
5. Pada penelitian ini peneliti tidak meneliti tingkat konsentrasi responden saat
pemberian terapi murottal, saat penelitian terkadang waktunya bersamaan
dengan kegiatan bidan dan praktikan yang sedang melakukan pemeriksaan
observasi ke pasien lain, sehingga ada kemungkinan responden menjadi
kurang fokus atau kurang berkonsentrasi dalam mendengarkan murottal.
122
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, peneliti dapat menarik beberapa
kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di Rumah Sakit Nur Hidayah
Bantul sebelum (pretest) diberikan terapi murottal diperoleh hasil skor
minimum kecemasan sebanyak 31 dan skor maximumnya sebanyak 71 dengan
nilai rata-rata (mean) sebesar 48,84.
2. Skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten di Rumah Sakit Nur Hidayah
Bantul sesudah (posttest) diberikan terapi murottal diperoleh hasil skor
minimum kecemasan sebanyak 32 dan skor maximumnya sebanyak 54 dengan
nilai rata-rata (mean) sebesar 38,91.
3. Pada uji statistik Paired Sample T-Test dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa rata-rata (mean) perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase
laten di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul sebelum (pretest) dan sesudah
(posttest) diberikan terapi murottal diperoleh hasil sebesar 9,938.
4. Pada uji statistik Paired Sample T-Test dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh terapi murottal terhadap perubahan skor kecemasan ibu
bersalin kala I fase laten di RS Nur Hidayah Bantul diperoleh nilai signifikan
p value 0,001 (p<0,05).
B. Saran
Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi pengembangan
ilmu keperawatan dan evidance based dalam dunia keperawatan, khususnya
dalam bidang ilmu keperawatan maternitas sehingga mahasiswa keperawatan
dapat mengetahui dan mengembangkan penelitian dengan menghubungkan
123
variabel-variabel lain yang dapat mengurangi terjadinya kecemasan pada ibu
bersalin.
2. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi perpustakaan,
sebagai sumber bacaan dan pembelajaran mengenai perubahan skor
kecemasan ibu bersalin kala I fase laten dengan teknik distraksi berupa terapi
murottal.
3. Bagi RS Nur Hidayah Bantul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi tenaga kesehatan untuk
menggunakan atau mengkombinasikan terapi farmakologi maupun non
farmakologi dan dapat digunakan sebagai salah satu bentuk intervensi dalam
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif yaitu dengan
memberikan promosi kesehatan, penyuluhan, edukasi terkait pentingnya terapi
murottal untuk ibu bersalin sehingga saat menjalani persalinan dapat
memenuhi kebutuhan pasien akan rasa nyamannya dan tidak merasakan cemas
yang berlebih. Pentingnya bagi tenaga kesehatan untuk menguasai tentang
berbagai macam terapi non farmakologi, salah satunya untuk mengurangi
kecemasan pada ibu bersalin kala I fase laten dengan terapi murottal.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan tindak lanjut seperti
menggunakan terapi lain dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya kecemasan agar hasilnya dapat berpengaruh
terhadap perubahan skor kecemasan ibu bersalin kala I fase laten baik secara
fisik maupun psikologis. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu rujukan dalam mengembangkan penelitian sejenis dimasa
mendatang atau mengembangkan penelitian dengan menghubungkan lebih
banyak variabel-variabel lain yang berhubungan dengan kecemasan ibu
bersalin.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti atau membandingkan
perubahan skor kecemasan yang diperdengarkan murottal surat Ar-Rahman
disertai arti dalam ayat-ayat surat Ar-Rahman dengan yang diperdengarkan
124
murottal menggunakan surat-surat yang lain atau dapat menggunakan surat
lain selain surah Ar-Rahman agar lebih berinovasi dan bervariatif. Selain itu,
dapat juga menambah sampel yang lebih banyak dan waktu lamanya
pemberian terapi murottal, intervensi ini dilakukan sesuai modifikasi peneliti
selanjutnya dengan harapan semakin lama pemberian terapi murottal dapat
memberikan manfaat, pengaruh yang positif, mengurangi atau menurunkan
kecemasan yang berlebih saat menjalani proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrocman, A. Perdana, S. & Andhika, S. (2008). Muratal al-qur‟an: alternatif
terapi suara baru. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi-II. Lampung: Universitas Negeri Lampung.
Abidin, Z. (2009). Ketika stress beraksi islam punya solusi. Jurnal Dakwah Dan
Komunikasi. 3(1):8-9.
ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/article/download/12
0/94. Diakses pada sabtu, 5 november 2016 pukul 14:00 wib.
Afifah, D. Mulyono, B. & Pujiati, N. (2011). Perbedaan tingkat nyeri persalinan
kala i pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di rb nur
hikmah desa kuwaron gubug kabupaten grobogan tahun 2011. Jurnal
Kebidanan. 1(1):7.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/553. Diakses
pada hari sabtu, 5 november 2016 pukul 15:00 wib.
Aizid, R. (2011). Sehat Dan Cerdas Dengan Terapi Musik. Yogyakarta: Laksana.
Akbar. (2009). „Musikalitas Al-Qur‟an (Kajian Unsur Keindahan Bunyi Internal
Dan Eksternal)‟. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga. http://digilib.uin-
suka.ac.id/3144/. Diakses pada hari minggu, 7 agustus 2016 pukul
16:00 wib.
Akhmad, P. (2015). Self Healing Dengan Energi Ruqyah. Adamssein Medika
(Adamssein Media Group).
al-Hilali, M. (2011). Agar Al-Qur‟an Menjadi Teman. Jakarta: Zaman.
Alibasjah, R. W. Izza, K. & Susiloningsih, N. (2016). Hubungan usia ibu hamil
trimester 3 dengan kecemasan menghadapi persalinan pada
primigravida di wilayah kerja puskesmas palimanan cirebon. Tunas
Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan. 1(3):6.
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/tumed/article/view/84. Diakses
pada hari minggu, 6 november 2016 pukul 10:00 wib.
al-Jauziyyah, I.Q. (2016). Terapi Penyakit Hati, Menjernihkan Hati Untuk
Menggapai Ridha Allah. Jakarta: Qisthi Press.
Al Kaheel, A.D. (2011). Al-Qur‟an The Healing Book. Jakarta: Tarbawi Press.
. (2012). Lantunan Qur‟an Untuk Penyembuhan. Yogyakarta:
Pustaka Pesantren.
al-Kahiil. A. D. (2008). Metode Baru Menghafal Al-Quran Innovative Way To
Memorize The Quran. Jawa Tengah: PP Assalam Cepu.
Alanda, L.I. et al. (2007). Kajian konformitas dan kreativitas affective remaja.
Jurnal Provitae. 3(1):90. Fakultas Psikologi Uneversitas Tarumanegara.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Amalia, T. (2009). Adaptasi Psikologi Ibu Hamil.
http./Wordpress.Com/Kecemasan Ibu MenantiPersalinan.htm. Diakses
jum‟at, 25 maret 2015 pukul 16:00 wib.
Andora, N. (2015). Pengaruh murattal terhadap penurunan tekanan darah tinggi di
posyandu lansia kabupaten lampung tengah. Journal Umy
(Muhammadiyah Journal Of Nursing). 1(2):173.
http://journal.umy.ac.id/index.php/mjn/article/view/657/809. Diakses
pada hari selasa, 15 november 2016 pukul 20:00 wib.
Aprillia, Y. (2010). Hipnostetri Rileks Nyaman dan Aman Saat Hamil Dan
Melahirkan. https://books.google.co.id/books?isbn=9797804372.
Diakses pada hari senin, 5 oktober 2015 pukul 16:15 wib.
Aqil, A.A. & Charis, M.A. (2016). 5 Amalan Penyuci Hati. Jakarta:
QultumMedia.
Arifin, G. & Faqih, S.A. (2010). Al-Qur‟an Sang Mahkota Cahaya. Jakarta: PT.
Elex Media Komutindo Kelompok Gramedia.
Arifin, A. Kundre, R. & Rompas, S. (2015). Hubungan dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi proses persalinan di puskesmas
budilatama kecamatan gadung kabupaten buol propinsi sulawesi tengah.
Jurnal Hasil Riset Ejournal Keperawatan (E-Kp). 3(2):3.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Astria, Y. (2009). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan
Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/YONNE%20ASTRIA.pdf.
Diakses pada hari rabu, 4 februari 2015 pukul 07:00 wib.
Astria, Y. Nurbaeti, I. & Rosidati, C. (2010). Hubungan karakteristik ibu hamil
trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di
poliklinik kebidanan dan kandungan rumah sakit x jakarta. Nursing
Journal Padjadjaran University. 12(1):46.
http://jurnal.unpad.ac.id/mku/article/view/95. Diakses pada hari senin, 1
november 2016 pukul 11:00 wib.
Astuti, Y. (2012). „Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Primigravida Trimester
Ketiga Dengan Tingkat Kecemasan Di Rsud Pasar Rebo‟. Skripsi. FIK
Universitas Indonesia. lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312437-S43476-
Hubungan%20karakteristik.pdf. Diakses pada hari rabu, 7 september
2016 pukul 14:00 wib.
Az-Zahrani, M.S. (2005). Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani.
Badaruddin. (2012). Psikoterapi islam dan kesehatan mental. Jurnal Tasamuh.
4(1):102. http://e-jurnal.stain-
sorong.ac.id/index.php/Tasamuh/article/view/11/10. Diakses pada hari
kamis, 9 juni 2016 pukul 13:20 wib.
Cahyono, E.A. (2010). Kecemasan Primigravida Menghadapi Proses Persalinan.
http://organisasi.org/kecemasan:primigravida-menghadapi-proses-
persalinan-melahirkan. Diakses pada hari minggu, 19 Oktober 2014
pukul 14:50 wib.
Chalimah, S. Wagiyo. &. Elisa. (2013). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan kala i di
rumah bersalin mardi rahayu semarang. Karya Ilmiah S1 ilmu
keperawatan. 1(3):3-5 STIKES Telogorejo
Semarang.http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukep
erawatan/article/view/142/167. Diakses pada hari senin, 25 maret 2015
pukul 16:00 wib.
Chapman, V. & Charles, C. (2013). Persalinan & Kelahiran Asuhan Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Chodjim, A. (2008). Al Fatihah Membuka Mata Batin Dengan Surah Pembuka.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa dan Psikiatri Pedoman Klinis Perawat
(Terjemahan) Ed. 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Detiana, P. (2010). Hamil Aman Dan Nyaman Di Atas 30 Tahun. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV Trans
Info Media.
el Syakir, S. (2014). Islamic Hypnoparenting Mendidik Anak Masa Kini Ala
Rasulullah. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Endjun, J.J. (2009). Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Jakarta: Grup Puspa Swara
Anggota IKAPI.
Endiyono. & Pramesthirini, Y. (2016). Pengaruh terapi murottal al-qur‟an surat
ar-rahman terhadap kualitas tidur pasien diruang iccu rsud prof.dr.
margono soekarjo purwokerto. Jurnal Medika Respati. 11(2): 33.
http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/view/492. Diakses
pada hari kamis, 14 mei 2015 pukul 11:00 wib.
Ernawati. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial.
Jakarta: Trans Info Media.
Ernawati. (2013). „Pengaruh Mendengarkan Murottal Q.S. Ar Rahman Terhadap
Pola Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Nur
Hidayah Yogyakarta‟. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t37253.pdf. Diakses pada hari rabu,
23 agustus 2016 pukul 14:20 wib.
Faradisi, F. (2012). Efektivitas terapi murotal dan terapi musik klasik terhadap
penurunan tingkat kecemasan pasien pra operasi di pekalongan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. 5(2):7. http://www.journal.stikesmuh-
pkj.ac.id/journal/index.php/jiks/article/view/7/6. Diakses pada sabtu, 26
maret 2016 pukul 19:15 wib.
Fatoni, A.A. (2011). „Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Berat Lahir terhadap Kala
II Lama di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak‟. Skripsi. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25484/1/Agus
%20Anang%20Fatoni%20-%20fkik%20.pdf. Diakses pada pada hari
sabtu, 7 februari 2015 pukul 17:00 wib.
Ghofur, A. & Purwoko, E. (2015). Pengaruh teknik nafas dalam terhadap
perubahan tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala I di pondok
bersalin ngudi saras trikilan kali jambe sragen. Jurnal Kesehatan Surya
Medika Yogyakarta.
https://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/6.pdf. Diakses pada
hari minggu, 11 juni 2016 pukul 21:30 wib.
Ghufron, M.N. & Rini, R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Gunarsa, S. & Gunarsa, S. (2008). Psikologi Perawatan. PT Gunung Mulia.
Handayani, R. Fajarsari, D. Asih, D.R.T. Rohmah, D.N. (2014). Pengaruh terapi
murrotal al-qur‟an untuk penurunan nyeri persalinan dan kecemasan
pada ibu bersalin kala I fase aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 1(2):12.
Handayani, R. Fajarsari, D. Asih, D.R.T. &. Rohmah, D.N. (2016). Pegaruh terapi
murottal al-qur‟an terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan dan
kecemasaan dalam persalinan primigravida kala i fase aktifdi rsud prof.
dr. margono soekardjo. Bidan Prada: Jurnal Ilmiah Kebidanan.
5(2):126.
http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/viewFile/147/135.
Diakses pada hari minggu 10 juli 2016 pukul 20:00 wib.
H. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas, Dan Depresi. Jakarta: FK UI.
. (2013). Manajemen Stress, Cemas, Dan Depresi. Ed 2. Jakarta: FK UI.
Heru. (2008). Ruqyah Syar‟i Berlandaskan Kearifan Lokal.
http://trainermuslim.com/feed/rss. Diakses pada hari kamis, 16 juni
2015, pukul 20:16 wib.
Hidayat, A. & Sujiyatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Hidayat, S. & Sumarni, S. (2014). Kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
proses persalinan. Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika.
Hidayati, D.S. (2014). Latar belakang psikologis kecemasan ibu hamil usia 35
tahun ke atas. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 02(02):328.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/2006. Diakses
pada hari jum‟a,t 20 mei 2016 pukul 11:10 wib.
Imanuddin, F. (2015). Perbedaan efektifitas terapi distraksi musik klasik dengan
murottal terhadap nyeri persalinan kala i di rs roemani semarang. Jurnal
Keperawatan. 1(1):16.
http://jurma.unimus.ac.id/index.php/perawat/article/view/399/399.
Diakses pada hari senin, 3 oktober 2016 pukul 09:00 wib.
Jannah, N. (2014). ASKEB II: Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
Julianto, V. Dzulqaidah, R.P. & Salsabila, S.N. (2014). Pengaruh mendengarkan
murattal Al-Quran terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi.
Jurnal Ilmiah Psikologi. 7(2):128.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=396711&val=8071
&title=PENGARUH%20MENDENGARKAN%20MURATTAL%20A
L%20QURAN%20TERHADAP%20PENINGKATAN%20KEMAMP
UAN%20KONSENTRASI. Diakses pada hari jum‟at, 30 desember
2016 pukul 14:00 wib.
Julianto, V. & Estem, M.B. (2011). The effect of reciting holy qur‟an toward
short-term memory ability analysed trought the changing brain wave.
Jurnal Psikologi. 38(1):22-23.
https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7661. Diakses pada hari
jum‟at, 21 oktober 2016 pukul 15:50 wib.
Karyati, S. (2016). „Aplikasi Terapi Murotal Al-Qur‟an Dan Komunikasi
Terapeutik Sebagai Upaya Menurunkan Tingkat Kecemasan
Persalinan‟. Publikasi Ilmiah. Stikes Muhammadiyah Kudus.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/7792?show=full.
Diakses pada hari rabu, 7 juni 2016 pukul 21:00 wib.
Kasana, N. (2014). „Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Section Caesarea Di Ruang Ponek
Rsud Karangan‟. Skripsi. PSIK STIKES Kusuma Husada
Surakarta.http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-
nurkasanas-617-1-s10030n-a.pdf. Diakses pada hari sabtu 14 mei, 2016
pukul 20:40 wib.
Kemenkes RI. (2014). Buku Ajar Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Khairiyah, U. Prabandari, Y.S. & Uyun, Q. (2015). Terapi zikir terhadap
peningkatan resiliensi penderita low back pain (lbp). Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan. 03(02):361.
ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/download/3537/4070. Diakses
pada hari selasa, 1 november 2016 pukul 17:00 wib.
Kirana, Y. (2015). Hubungan tingkat kecemasan post partum dengan kejadian
post partum blues di rumah sakit dustira cimahi. Jurnal Keperawatan.
3(1):29. http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/150.
Diakses pada hari sabtu, 17 september 2016 pukul 21:50 wib.
Kusumawati, E. (2011). Hubungan pengetahuan primigravida tentang kehamilan
dengan kecemasan dalam menghadapi kehamilan trimester 1 di bps
fathonah wn. Jurnal Kesehatan Kuusma Husada. 2(2):40.
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/7.
Diakses pada hari sabtu, 4 juni 2016 pukul 21:00 wib.
Kusumawati, Y. (2008). Perawatan Ibu Hamil. Ed. 2. Yogyakarta: Fitramaya.
Latifa, R. (2012). Psikologi Emosi: Jenis Pengalaman Emosi. Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam, Dirjen Pendidikan Islam, Kementrian Agama
RI. https://sites.google.com/a/uinjkt.ac.id/renalatifa/articles/psikologi-
emosi. Diakses pada hari rabu, 13 april 2016 pukul 15:00 wib.
Latif, U. (2014). Al-qur‟an sebagai sumber rahmat dan obat penawar (syifa‟) bagi
manusia. Jurnal Al-Bayan. 21(30):82. http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/bayan/article/view/125. Diakses pada hari selasa,
1 maret 2016 pukul 16:50 wib.
Lestari, D. (2015). Pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien
dengan penyakit jantung koroner di ruang iccu rsud dr. Soedarso
pontianak. Jurnal Hasil Riset. 3(1):4-5. http://www.e-
jurnal.com/2015/12/pengaruh-terapi-murottal-terhadap_20.html.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/1053
0. http://docplayer.info/44626322-Naskah-publikasi-pengaruh-terapi-
murottal-terhadap-tingkat-kecemasan-pasien-dengan-penyakit-jantung-
koroner-di-ruang-iccu-rsud-dr-soedarso-pontianak.html. Diakses pada
hari minggu, 11 september 2016 pukul 10:00 wib.
Leveno, K.J., Cunningham, F.G., F.G, Norman., Alexander, J.M., Bloom, S.L.,
Casey, B.M., Dashe, J.S., Sheffield, J.S., Yost, N.P. (2009). Obstetri
Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: EGC.
Lubis, N.L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana.
Mahmudah, D. (2010). „Hubungan Dukungan Keluarga Dan Religiusitas Dengan
Kecemasan Melahirkan Pada Ibu Hamil Anak Pertama (Primigravida)‟.
Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Maimunah, A. & Retnowati, S. (2011). Pengaruh pelatihan relaksasi dengan
dzikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama. Jurnal
Psikoislamika. 8(1):9-16. http://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/psiko/article/view/1543. Diakses pada hari
selasa, 6 desember 2016 pukul 14:00 wib.
Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit, Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Manuaba, I.B.G. Manuaba, I.A. C. & Manuaba, I.B.G. F. (2007). Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Mar‟ati, R. & Chaer, M.T. (2016). Pengaruh pembacaan dan pemaknaan ayat-ayat
al-qur‟an terhadap penurunan kecemasan pada santriwati.
Psikohumaniora Jurnal Penelitian Psikologi. 1(1):35-36.
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Psikohumaniora/article/view/9
66. Diakses pada hari kamis, 29 desember 2016 pukul 16:26 wib.
Marmi. (2012). Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Masbukin. (2012). Kemu‟jizatan al-qur‟an. Jurnal Pemikiran Islam. 37(2):172-
176. ejournal.uin-suska.ac.id/309. Diakses pada hari minggu, 3 juli
2016 pukul 11:00 wib.
Masruroh, N. (2015). Pengaruh kecemasan ibu terhadap proses persalinan kala 1
fase aktif di bps atik suharijati surabaya. Journal of Health Sciences.
8(2):164-169. http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/65.
Diakses pada hari rabu, 18 mei 2016 pukul 14:00 wib.
Meihartati, T. (2016). Hubungan kehamilan usia dini dengan kejadian persalinan
prematur diruang bersalin rumah sakit ibu dan anak paradise tahun
2015. Jurnal Delima Azhar. 2(1):69. http://idr.iain-
antasari.ac.id/6827/2/JURNAL%20hal%2066-70.pdf. Diakses pada hari
selasa, 6 desember 2016 pukul 20:00 wib.
Molika, E. (2015). 27 Tanya Jawab Seputar Kehamilan & Melahirkan. Vicosta
Publishing Lembar Langit Indonesia.
Mongan, M.F. (2007). Hypnobirthing. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Mukhadiono. Subagyo, W. & Wahyuningsih, D. (2015). Hubungan antara
dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida
trimester iii dalam menghadapi persalinan. Journal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing). 10(1):57.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/592. Diakses
pada hari kamis, 12 mei 2016 pukul 19:00 wib.
Musbikin, I. (2007). Misteri Sholat Berjamaah Bagi Kesehatan Fisik Dan Psikis.
Yogyakarta: Mitra pustaka.
Na‟im, N.J. (2010). „Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
Ibu Primipara Menghadapi Persalinan di Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan‟. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Nasution, L.F (2011). „Efektifitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi
Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD Dr. Pringadi
Medan‟. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sumatra Utara.
Ningrum, A.P. & Syaifudin. (2015). „Hubungan Usia Dengan Anemia Dalam
Kehamilan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Wates Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2012‟. Naskah Publikasi.
http://opac.unisayogya.ac.id/1301/1/naskah%20publikasi%20amanah%
20perdana%20ningrum.pdf. Diakses pada hari senin, 1 mei 2016 pukul
17:00 wib.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Nurhadi, M. & Kholik, A. (2015). Inset Magazine.
https://books.google.co.id/books?id=AzDBBwAAQBAJ&pg=PA18&d
q=frekwensi+otak&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=frekwen
si%20otak&f=false. Diakses pada hari sabtu, 26 maret 2016 pukul
11:00 wib.
Nurhidayah. (2016). „Pengaruh Terapi Murotal Al Quran Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Melahirkan Kala I Fase Aktif Di Bagsal Bersalin
Rsud Kab Temanggung‟. Karya Ilmiah. Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo.
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/shared/biblio_view.php?resource_
id=4821&tab=opac. Diakses pada hari rabu, 18 mei 2016 pukul 14:50
wib.
Oxorn, H & Forte, W.R. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Human
Labor And Birth. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Palimbo, A. Redjeki, RR.D.S.S. & Audina, D. (2015). Hubungan pengetahuan
dan sikap ibu hamil dengan kecemasan proses persalinan di bpm hj.
maria olfah, sst banjarmasin. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan.
6(1):4.
http://ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/dksm/articl
e/view/40. Diakses pada hari jum‟at, 10 juni 2016 pukul 15:40 wib.
Palupi, F. H. (2014). Perbedaan tingkat kecemasan ibu primigravida dengan
multigravida dalam menghadapi proses persalinan kala i di rumah
bersalin ngudi saras jaten karanganyar. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada. 5(1):12.
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/45.
Diakses pada hari kamis, 10 maret 2016 pukul10:00 wib.
Pedak, M. (2009). Metode Supernol Menaklukkan Stres. Jakarta: Hikmah.
. (2009). Qur‟an For Gen Mukjizat Terapi Al Quran Untuk Hidup
Sukses. Jakarta: PT Wahyu Media.
Pieter, H.Z, Janiwarti, B. & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Prapto, D.A.P. Nashori, H.F. & Rumiani. (2015). Terapi tadabbur al-Qur‟an untuk
mengurangi kecemasan menghadapi persalinan pertama. Jurnal
Intervensi Psikologi. 7(2):131—139.
http://www.jurnal.uii.ac.id/index.php/intervensipsikologi/article/downlo
ad/7744/6745. Diakses pada hari kamis, 19 oktober 2016 pukul 09:00
wib.
Pratiwi, L. Hasneli, Y. & Ernawaty. (2015). Pengaruh teknik relaksasi benson dan
murottal al-qur‟an terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
primer. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.
2(2):1217.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8286. Diakses
pada hari minggu, 6 maret 2016 pukul 17.00 wib.
Profil RSU Nur Hidayah Bantul. (2016). Profil Sejarah (Metamorfosa Rumah
Sakit Nur Hidayah). http://www.rsnurhidayah.com/profil.html. Diakses
pada hari minggu, 3 januari 2016 pukul 14.00 wib.
Pujiwiyana. (2009). Elemen-Elemen Musik & Teknik Permain Musik Persatuan
Drum Band Indonesia.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Elemen%20Dasar%20Musik
.pdf. Diakses pada hari minggu, 26 maret 2016, pukul 11:00 wib.
Putranti, V.P.T. (2014). „Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinan
Dengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan‟. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Putri, D. & Syakrani, F. (2015). Pengaruh asuhan sayang ibu terhadap tingkat
kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan kala i di bps bunda
bukit ambacang bukittinggi tahun 2015. Jurnal Ilmu Kesehatan „Afiyah.
2(2):4.
http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/issue/view/4/showT
oc. Diakses pada hari senin, 18 april 2016 pukul 10:00 wib.
Qadhi, A. (2009). Pengaruh Al-Qur‟an terhadap fisiologi dan psikologi manusia.
http://astitheminority.abatasa.com/post/detail/6971/pengaruh-
alqur%E2%80%99an-terhadap-fisiologi-dan-psikologi-manusia-.html.
Diakses pada hari sabtu, 26 maret 2016 pukul 18:40 wib.
Rahmawati, A. Hartati. &. Sumarni. (2016). Analisis hubungan tingkat kecemasan
dan nyeri persalinan kala I primipara di wilayah kerja puskesmas kota
pekalongan. Jurnal Litbang. 10(1):44-46.
http://jurnal.pekalongankota.go.id/index.php/JP2016/search/titles.
Diakses pada hari minggu, 8 mei 2016 pukul 11:30 wib.
Rahmawati, D. (2013). „Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya
Persalinan Preterm Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta‟. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/24128/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses
pada hari rabu, 14 september 2016 pukul 12:30 wib.
Rahmy, C. (2013). „Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses
Persalinan Ibu Primigravida Di RS Ibu Dan Anak Banda Aceh‟. Karya
Tulis Ilmiah. Stikes U‟budiyah Banda Aceh.
http://simtakp.uui.ac.id/dockti/CUT_RAHMY-
kti_bab_i,ii,iii,iv,v,vi,_daftar_pustaka.pdf. Diakses pada hari minggu, 1
juni 2014 pukul 15:00 wib.
Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian. Yogyakarta: Rohima Press.
Rochjati, P. (2008). Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University
Press.
Rochwati, S. (2015). Hubungan antara usia pada ibu bersalin dengan kejadian
asfiksia bayi baru lahir di rsud dr. h. soewondo kendal. Jurnal Ilmu
Kesehatan. 5(2):3-4. http://siadak.stikesalifah.ac.id/system/tugas/47-88-
1-SM.pdf. Diakses pada hari minggu, 28 februari 2016 pukul 14:00
wib.
Rohimah, Y.T. (2016). Pengaruh usia ibu hamil terhadap kejadia placenta previa
di rsup soeradji tirtonegoro. Jurnal Keperawatan Global. 1(2):103
http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/JKG/article/view/267.
Diakses pada hari sabtu, 7 januari 2017 pukul 13:00 wib.
Rosyidah, N.N. (2015). Gambaran tingkat kecemasan ibu primigravida trimester
iii dalam menghadapi persalinan di bps ny. roidah, sst,m.kes desa
dlanggu mojokerto. Jurnal Keperawatan & Kebidanan. 7(2):85.
http://jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk/article/viewFile/
76/55. Diakses pada hari rabu, 5 oktober 2016 pukul 09:00 wib.
Rusli, R.A. Meiyuntariningsih, T. & Warni, W.E. (2011). Perbedaan depresi pasca
melahirkan pada ibu primipara ditinjau dari usia ibu hamil. Jurnal
Universitas Airlangga. 13(1):23-26.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/artikel%203-13-1.pdf. Diakses pada
hari kamis, 16 november 2016 pukul 17:00 wib.
Ryan, I. & Winni. (2015). Berobatlah Dengan Al Quran. Majalah Amanu
Kejayaan Islam Dan Ummatnya.
http://www.majalahamanu.com/kolom/kesehatan/berobatlah-dengan-al-
quran.html. Diakses pada hari selasa, 2 agustus 2016 pukul 13:40 wib.
Said, N. Kanine, E. & Bidjuni, H. (2015). Hubungan faktor sosial ekonomi
dengan kecemasan ibu primigravida di puskesmas tuminting. Jurnal
Keperawatan (e-Kp). 3(2):5.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8143. Diakses
pada hari senin, 8 juni 2015 pukul 19:50 wib.
Salma. (2013). “Pekerjaan Adalah Penyebab Utama Stres”. Dalam Majalah
Kesehatan Sumber Informasi Kesehatan Anda.
http://majalahkesehatan.com/pekerjaan-adalah-penyebab-utama-stres/.
Diakses pada hari rabu, 6 juli 2016 pukul 10:00 wib.
Saman. (2012). Doa & Dzikir Untuk Ibu Hamil. Bandung: Ruang Kata.
Sambara, I. Muis, M, & Rahim, M. R. (2013). „Faktor Yang Berhubungan Dengan
Stres Kerja Ibu Hamil Di Puskesmas Batua Kota Makassar‟. Karya
Ilmiah Hasanuddin University.
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9990. Diakses pada hari
minggu, 15 mei 2016 pukul 15:00 wib.
Sanyoto, S. (2008). Membuka Tabir Pintu Langit Jilid 2: Menuju Agama Tauhid
dan Makrifat. Jakarta: PT. Mizan Publika.
Saryono. (2010). Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mulia
Medika.
. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwokerto: UPT.
Percetakan dan Penerbitan UNSOED.
Setiadi, G.W. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Setyaningrum, R.F. Maryanto, S. & Sukarno. (2013). „Hubungan Usia Ibu
Primigravida Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam
Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu
Kandangan Bawen‟. Karya Tulis Ilmiah. STIKES Ngudi Waluyo.
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3164.pdf. Diakses
pada hari senin, 5 oktober 2015 pukul 16:00 wib.
Setyawati, B. Fuada, N. & Salimar. (2013). Profil sosial ekonomi, paritas, status
dan perilaku kesehatan pada wanita yang menikah dini di indonesia.
Jurnal Kesehatan Reproduksi. 4(2):59.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/download/
3903/3747. Diakses pada hari minggu, 21 agustus 2016 pukul 14:00
wib.
Shari, W.W. Suryani. & Ermaliyawati. E. (2014). Terapi komplementer pada
penurunan kecemasan pasien yang akan menjalani intervensi koroner
perkutan (ikp): telaah literatur. 2(2):40-41. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Ilmu Keperawatan Indonesia Indonesian Nursing Student Journal.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/5-Terapi-
Komplementer-OK.pdf. Diakses pada pada hari kamis, 9april 2015
pukul 20:00 wib.
Shodiqoh, E.R. & Syahrul, F. (2014). Perbedaan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan antara primigravida dan multigravida. Jurnal
Berkala Epidemiologi. 2(1):144-147.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=306829&val=1122
&title=Anxiety%20Level%20Differences%20Between%20The%20Fac
e%20Of%20Labour%20And%20Multigravida%20Primigravida.
Diakses pada hari sabtu, 24 desember 2016 pukul 10:00 wib.
Sholeh. M. (2008). Bertobat Sambil Berobat Rahasia Ibadah Untuk Mencegah
Dan Menyembuhkan Berbagai Penyakit. Jakarta: PT Mizan Publika.
Simkin, P. (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan Dan Bayi. Jakarta:
Arcan.
Stuart, G.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2007). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing 8 th Edition. Mosby: Elsevier Mosby.
Sucipto, S.Y. & Adi, S. (2010). Hubungan antara usia ibu hamil dengan kesiapan
mental menghadapi persalinan di desa kalisidi kecamatan ungaran
barat. E-Jurnal Kebidanan Panti Wilasa. 1(1):4.
http://ejurnal.akbidpantiwilasa.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/6
. Diakses pada hari minggu, 10 mei 2015 pukul 10:00 wib.
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sukarni. Mardiyono. & Parwati, M.D.W. (2014). Dzikir 4t terhadap penurunan
kecemasan pada pasien sindrom koroner akut. Poltekkes E-Journal.
3(2):574. ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jrk/article/download/225/175. Diakses pada
hari rabu, 8 april 2015 pukul 20:40 wib.
Sukmaningtyas, W. & Windiarti, P.A. (2016). Efektivitas endorphine massage
terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin primipara. Jurnal Ilmiah
Kebidanan. 7(1):58. http://www.e-jurnal.com/2016/12/efektivitas-
endorphine-massage-terhadap.html. Diakses pada hari kamis, 14
desember 2016 pukul 13:25 wib.
Sumarah. (2008). Perawatan Ibu Bersalin. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya.
. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Susetya, W. (2008). Jika Surga Neraka (Tak Pernah) Ada. Republika.
https://books.google.co.id/books?id=e7hdNw5KKI8C&pg=PA119&dq
=mendengarkan+al+quran+menenangkan+hati+dan+jiwa&hl=id&sa=X
&redir_esc=y#v=onepage&q=mendengarkan%20al%20quran%20mene
nangkan%20hati%20dan%20jiwa&f=false. Diakses pada hari kamis, 6
oktober 2016 pukul 08:30 wib.
Suyanto, S. & Bangsawan, M. (2013). Efek kombinasi bacaan al quran dan terapi
farmakologis terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien fraktur
ekstremitas. 9(1):60-61. Jurnal Keperawatan. http://poltekkes-
tjk.ac.id/ejurnal/index.php/JKEP/article/view/264. Diakses pada hari
sabtu, 5 november 2016 pukul 20:00 wib.
Syarbini, A. (2012). Buku Pintar Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap
Mendidik Karakter Anak Di Sekolah, Madrasah, Dan Rumah. Jakarta:
As@-Prima Pustaka.
Syarbini, A. & Jamhari, S. (2012). Kedahsyatan Membaca Al-Qur‟an. Bandung:
Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka.
Syarifuddin, A. (2004). Mendidik Anak Membaca, Menulis, Dan Mencintai Al-
Qur‟an. Jakarta: Gema Insani.
Syukrini, R.D. (2016). „Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Ibu Persalinan Kala I Di Kamar Bersalin Rsu Kab. Tangerang‟.
Skripsi. PSIK Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Thayyarah, N. (2013). Buku Pintar Sains Dalam Al-Quran Mengerti Mukjizat
Ilmiah Firman Allah. Jakarta: Zaman.
Taufiqurrohman. (2015). Berdamai Dengan Stress. Pusat Ilmu.
https://books.google.co.id/books?id=W_LgCgAAQBAJ&dq=frekuensi
+bacaan+al+quran&hl=id&source=gbs_navlinks_s. Diakses pada hari
jum‟at, 25 maret 2016 pukul 11:00 wib.
Untari, M.M. & Rohmah, F.A. (2016). Kecemasan ibu hamil ditinjau dari
intensitas membaca al-qur‟an dan kelompok usia. Humanitas (Jurnal
Psikologi Indonesia). 13(1):18-20.
http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/3834.
Diakses pada hari minggu, 25 juni 2016 pukul 13:00 wib.
Usman, F.R. Kundre, R.M. & Onibala, F. (2016). Perbedaan tingkat kecemasan
ibu hamil menghadapi persalinan dengan kepatuhan antenatal care (anc)
di puskesmas bahu kota manado. Jurnal Hasil Riset Ejournal
Keperawatan (E-Kp). 4(1):5. http://www.e-
jurnal.com/2016/11/perbedaan-tingkat-kecemasan-ibu-hamil.html.
Diakses pada hari selasa, 2 agustus 2016 pukul 18:30 wib.
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Wahida S. Nooryanto, M. & Andarini, S. (2015). Terapi murottal al-qur‟an surat
ar rahman meningkatkan kadar β-endorphin dan menurunkan intensitas
nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
28(3):213. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Wahyuni, R. & Deswita. (2013). Pengaruh terapi murotal terhadap tingkat
kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas andalas. Jurnal Ners Keperawatan. 9(2):119.
http://jurnal.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/59/54.
Diakses pada hari kamis, 8 september 2016 pukul 15:00 wib.
Walangadi, N.N. Kundre, R. & Silolonga, W. (2014). Hubungan pengetahuan ibu
hamil primigravida trimester III dengan tingkat kecemasan ibu
menghadapi persalinan di poli kia puskesmas tuminting. Jurnal
Keperawatan. 2(2):4.
Wanda K, A. Bidjuni, H. & Kallo, V. (2014). Hubungan karakteristik ibu hamil
trimester iii dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di
poli kia puskesmas tuminting. Jurnal Keperawatan. 2(2):4.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5307/4820.
Diakses pada hari selasa, 3 maret 2015 pukul 09:00 wib.
Watiniyah, I. & Ali, U. (2015). Hadiah Pernikahan Terindah Menuju Sakinah
Mawaddah Wa Rahmah. Puspa Swara Kaysa.
Wawan, A. (2011). Teori Dan Pengukuran, Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2013). Kehamilan Dan Persalinan Dengan Penyulit Obstetri.
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-17-persalinan-lama/. Diakses
pada hari kamis, 7 april 2016 pukul 08:00 wib.
Widjanarko, B. (2009). Persalinan Preterm. Jakarta: FK UMJ.
Widyastuti, C. Anggorowati. &. Apriana, R. (2012). Hubungan pengetahuan ibu
tentang persalinan kala I dengan kecemasan persalinan kala I pada ibu
bersalin di rsia bahagia semarang. Prosiding Hasil-Hasil Seminar
Nasional.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1284/13
37. Diakses pada hari selasa, 7 februari 2015 pukul 16:00 wib.
Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wong, M.F. & Rusdiansari, E. (2011). Hipnopunktur kombinasi hypnosis +
Akupunkur. Jakarta: Penebar Plus (Penebar Swadaya Grup).
Wulur, M.B. (2015). Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Deepublish.
Yana, R. Utami, S. & Safri. (2015). Efektivitas terapi murottal al-qur‟an terhadap
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. JOM (Jurnal Online
Mahasiswa). 2(2):1378. PSIK Universitas Riau.
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8309/7978.
Diakses pada hari jum‟at, 12 februari 2016 pukul 10:00 wib.
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.
Zainuddin. (2007). „Tilawah Al-Qur‟an: Implikasinya Terhadap Kesehatan
Mental‟. Skirpsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19801/1/ZAI
NUDDIN-PSI.pdf. Diakses pada hari minggu, 4 juni 2017 pukul 10:00
wib.
Zamriati, W.O. Hutagaol, E. & Wowiling, F. (2013). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kecemasan ibu hamil menjelang persalinan di poli
kia pkm tuminting. Ejournal Keperawatan (E-Kp). 1(1):1-6. PSIK
Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado.
LAMPIRAN
Lampiran 4
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN
Kode Responden :
Hari/Tanggal Penelitian:
Petunjuk pengisian:
Beri tanda check list (√) pada salah satu kotak jawaban yang anda pilih sesuai
dengan identitas anda pada setiap nomor.
A. Identitas Responden
1. Nama Responden (Inisial) :
2. Umur Responden :
3. Alamat Lengkap Responden :
4. Agama Responden :
5. Pendidikan Terakhir Ibu
a. Lulusan SD : ( )
b. Lulusan SMP : ( )
c. Lulusan SMA : ( )
d. Lulusan Perguruan Tinggi: ( )
6. Pekerjaan Suami :
7. Pekerjaan Ibu :
8. Pendapatan suami dalam sebulan:
( ) 50.000 - 100.000
( ) 100.000 - 250.000
( ) 250.000 - 500.000
( ) 500.000 - 750.000
( ) 750.000 - 1.000.000
( ) 1.000.000 - 1.500.000
( ) > 1.500.000
9. Pendapatan ibu dalam sebulan :
( ) 50.000-100.000
( ) 100.000 - 250.000
( ) 250.000 - 500.000
( ) 500.000 - 750.000
( ) 750.000 - 1.000.000
( ) 1.000.000 - 1.500.000
( ) > 1.500.000
10. Jumlah anak :
11. Apakah ibu mengalami kecemasan saat menjalani proses persalinan kala
I fase laten (pembukaan 0-3 cm) ?
a. Ya : b. Tidak :
Lampiran 5
(ZSRAS) Zung Self-Rating AnxietyScale
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pertanyaan yang diberikan dengan baik sehingga dapat dimengerti.
2. Setiap pertanyaan hanya berlaku untuk satu jawaban.
3. Pada kuesioner, berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan
sikap ibu berhubungan dengan kecemasan.
4. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama
dengan tanda (=), kemudian beri tanda centang (√) pada jawaban terakhir.
5. Bila kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada peneliti.
No. Pertanyaan Selalu Sering Kadang
-kadang Jarang
Tidak
Pernah
1. Saya merasa lebih gelisah, gugup,
dan cemas lebih dari biasanya
karena menjalani proses persalinan.
2. Saya merasa cemas dan takut tanpa
alasan yang jelas menyangkut pada
persalinan, diri, dan bayi saya.
3. Saya merasa tidak sabar bila
menunggu sesuatu yang saya minta
dari suami, keluarga atau petugas
yang ada diruang bersalin.
4. Saya berpikir positif, optimis, dan
tidak ada sesuatu yang buruk yang
terjadi pada diri saya maupun pada
bayi saya.
No. Pertanyaan Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang
Tidak
Pernah
5. Kedua tangan dan kedua kaki saya
terasa gemetar saat menjalani
proses persalinan.
6. Pada saat diruang bersalin badan
saya terasa lemah dan cepat
lelah/lesu karena memikirkan
proses persalinan.
7. Ketika menjalani persalinan ini
saya mudah mengalami diare dan
sering buang air kecil lebih dari
biasanya.
8. Saya merasa terganggu karena
nyeri di punggung dan di perut saat
menjalani proses persalinan ini.
9. Selama menjalani persalinan saya
merasakan jantung saya berdebar
sangat cepat.
10. Saya merasa pusing yang diikuti
dengan pandangan menjadi gelap
saat menjalani persalinan.
11. Pada saat menjalani proses
persalinan saya bisa bernafas
dengan mudah dan tidak merasakan
sesak napas.
12. Selama menjalani persalinan ini
saya tidak merasakan nyeri di otot
dan tidak kesemutan dijari-jari
tangan/kaki saya.
No. Pertanyaan Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang
Tidak
Pernah
13. Ketika proses persalinan saya tidak
mengalami mual dan tidak
mengalami gangguan pencernaan.
14. Selama menjalani persalinan tubuh
saya berkeringat walaupun cuaca
tidak panas dan diruangan ber AC.
15. Wajah saya terasa panas dan
kemerahan saat menjalani proses
persalinan ini.
16. Saya tidak dapat buang air besar
(sembelit) saat menjalani
persalinan.
17. Meskipun saya sedang menjalani
persalinan telapak tangan saya
kering dan tubuh saya tidak
berkeringat.
Lampiran 16