pemberian terapi murottal terhadap...

87
PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN TN. K DENGAN PRE OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMUR SINESTRA DIRUANG MAWAR RSUD Dr.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI DISUSUN OLEH : DEBY NOVITA PUTRI P11 011 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: truongnhan

Post on 30-Jan-2018

231 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN

TN. K DENGAN PRE OPERASI FRAKTUR COLLUM

FEMUR SINESTRA DIRUANG MAWAR

RSUD Dr.SOEDIRAN MANGUN

SUMARSO WONOGIRI

DISUSUN OLEH :

DEBY NOVITA PUTRI

P11 011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

i

PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN

TN. K DENGAN PRE OPERASI FRAKTUR COLLUM

FEMUR SINESTRA DI RUANG MAWAR

RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN

SUMARSO WONOGIRI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

DEBY NOVITA PUTRI

P11 011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 3: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data
Page 4: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data
Page 5: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data
Page 6: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “ Pemberian Terapi Murottal Terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Asuhan Keperawatan Tn.K Dengan Pre

Operasi Fraktur Collum Femur Di Bangsal Mawar RS. Dr. Soediran Mangun

Sumarmo”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapati

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

yang terhormat :

1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Prodi Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekertaris Prodi Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Alfyana Nadya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, dan

perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya

karya tulis ilmiah ini.

4. S.Dwi Sulisetyawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

karya tulis ilmiah ini.

5. Nurul Izzawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.

6. Semua dosen Prodi Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan

bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

Page 7: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

vi

7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat,

kepercayaan, kasih sayang, kesabaran, nasihat dan dukungan dalam segala

bentuk serta atas do’anya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun.

8. Kakak, adikku tersayang serta semua keluargaku yang selalu memberikan

semangat, motivasi, do’a dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas ini.

9. Sahabat dan teman-teman angkatan 2011 Program Studi DIII Keperawatan

Stikes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan Karya Tulis

Ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 8: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

vii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulis ........................................................................ 5

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Fraktur .................................................................................... 7

B. Kecemasan ............................................................................. 26

C. Terapi Murottal ...................................................................... 37

BAB III LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ........................................................................ 42

B. Pengkajian .............................................................................. 42

C. Perumusan Masalah Keperawatan ......................................... 48

D. Perencanaan Keperawatan. .................................................... 50

Page 9: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

viii

E. Implementasi Keperawatan .................................................... 51

F. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 54

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 57

BAB V SIPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 70

B. Saran ....................................................................................... 72

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

ix

DAFTAR GAMBAR

halaman

1. Gambar 3.1 Genogram ........................................................................... 44

Page 11: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Jurnal Utama

2. Lampiran 2 Keterangan Selesai Pengambilan Data

3. Lampiran 3 Pendelegasian Pasien

4. Lampiran 4 Log Book Surat

5. Lampiran 5 Lembar Konsul

6. Lampiran 6 Lampiran Daftar Riwayat Hidup

7. Lampiran 7 Asuhan Keperawatan

8. Lambiran 8 Skor HRS-A Pasien

Page 12: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas didunia menurut Anonim (2005) dalam Sawitri

dan Sudaryanto (2008) sekitar 140.000 orang setiap hari, lebih dari 3.000

orang meninggal dan 15.000 cacat fisik karena kecelakaan lalu lintas.

Diperkirakan tahun 2020 mengalami kenaikan lebih dari 60 %. Menurut

Sujadi (2008) dalam Faradisi (2012) data kepolisian Republik Indonesia

tahun 2003, jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kasus. Kasus itu

menyebabkan kematian pada 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat

dan 8.694 luka ringan dan diperkirakan setiap tahun akan mengalami

peningkatan. Trauma yang sering terjadi pada kasus ini adalah trauma kepala,

fraktur (patah tulang), dan trauma dada.

Fraktur yang sering terjadi di Indonesia menurut Isbagio (2007) dalam

Indrawati (2013) adalah fraktur femur disebabkan karena benturan dengan

tenaga yang tinggi (kuat) seperti kecelakaan sepeda motor atau mobil. Dari

data yang dikumpulkan oleh Unit Pelaksana Teknik Makmal Terpadu

Imunoendokinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), pada

tahun 2006 dari 1690 kasus kecelakaan lalu lintas, ternyata yang mengalami

fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data dari

RSPAD Gatot Soebroto pada tahun 2011 terjadi kasus fraktur femur sebanyak

178 kasus.

Page 13: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

2

Penanganan fraktur menurut Mansjoer (2007) dalam Faradisi (2012)

bisa berupa konservatif ataupun operasi. Tindakan operasi terdiri dari reposisi

terbuka, fiksasi interna dan reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti

fiksasi interna, dimana didalamnya terdapat banyak prosedur yang harus

dilaksanakan. Hal ini menyebabkan kecemasan pada masa preoperasi,

kecemasan pada saat ini merupakan hal yang wajar.

Ketakutan yang biasanya terungkap setelah pembedahan menurut

Efendy (2005) dalam Larasati (2009) antara lain, ketakutan munculnya rasa

nyeri setelah pembedahan, ketakutan terjadi perubahan fisik (menjadi buruk

rupa dan tidak berfungsi secara normal), ketakutan keganasan (bila diagnosa

yang ditegakkan belum pasti), ketakutan memasuki ruang operasi,

menghadapi peralatan bedah dan petugas, ketakutan mati saat dilakukan

anestesi, serta ketakutan apabila operasi akan mengalami kegagalan. Tidak

heran jika sering kali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang

berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Beberapa orang kadang

tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi

disharmoni dalam tubuh. Dampak apabila tidak segera diatasi akan

meningkatkan tekanan darah dan pernafasan yang dapat menyebabkan

pendarahan baik pada saat pembedahan ataupun pasca operasi. Intervensi

keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara

fisik maupun psikis sebelum dilakukan operasi.

Menurut Potter dan Perry (2006) dalam Nainggolan (2010) Perawat

sebagai pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang

Page 14: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

3

akan menghadapi tindakan operasi mempunyai tanggung jawab besar dalam

pemenuhan kebutuhan dasar manusia, yaitu salah satunya penanganan rasa

cemas. Saat ini telah banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk

menangani kecemasan atau pun nyeri, salah satunya adalah terapi musik

yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien. Distraksi yang efektif

adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan

dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik terbukti

menunjukkan efek yaitu menurunkan tekanan darah, dan mengubah persepsi

waktu. Perawat dapat menggunakan musik dengan kreatif diberbagai situasi

klinik, pasien umumnya lebih menyukai melakukan suatu kegiatan

memainkan alat musik, menyanyikan lagu atau mendengarkan musik. Musik

yang sejak awal sesuai dengan suasana hati individu, merupakan pilihan

yang paling baik.

Alternatif lain selain terapi musik menurut Remolda (2009) dalam

Faradisi (2013) adalah terapi religi. Terapi religi dapat mempercepat

penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang telah

dilakukan Ahmad al Khadi, direktur utama Islamic Medicine Institute for

Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi

tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS, Ahmad Al

Kadhi melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema pengaruh

Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil

penelitian tersebut menunjukan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci

Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan

Page 15: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

4

urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan

kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer.

Bacaan surat Al-Qur’an terbaik yang dapat digunakan untuk

mengurangi/menurunkan kecemasan menurut Mustamir (2009) dalam

Siswantinah (2011) adalah Al-Faatihah, karena intisari dari Al-Qur’an adalah

surat Al-Faatihah, dan pemahaman terhadap Al-Qur’an diawali dengan

pemahaman terhadap Al-Faatihah. Uraiannya yang singkat dan jelas, serta

kualitas nada hurufnya yang tinggi membuat Al-Faatihah mudah dibaca dan

dihafal semua orang dengan latar belakang apa pun. Al-Faatihah merupakan

surat yang paling banyak dibaca oleh umat manusia, karena Al-Faatihah harus

dibaca dalam setiap sholat.

Penelitian sebelumnya menyebutkan terapi murottal dan terapi musik

dapat menurunkan kecemasan, akan tetapi dalam penelitian sebelumnya

terapi murottal lebih cepat menurunkan kecemasan (Faradisi, 2013).

Pengelolaan kasus dalam rangka pengaplikasian hasil riset, saat di rumah

sakit penulis merawat pasien Tn. K dengan diagnosa fraktur collum femur

sinestra. Masalah utama yang dialami Tn.K yaitu takut dan cemas

menghadapi operasi. Berdasarkan latar belakang di atas dan dari pengelolaan

kasus yang di peroleh maka penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Pemberian Terapi Murottal Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan pada Asuhan Keperawatan Tn. K dengan Pre Operasi

Fraktur Collum Femur Sinestra di Bangsal Mawar RSUD Dr. Soediran

Mangun Sumarso“.

Page 16: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

5

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Melaporkan pemberian terapi murottal terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada asuhan keperawatan Tn. K dengan fraktur collum femur

sinestra di bangsal mawar RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso.

2. Tujuan Khusus

a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan fraktur

collum femur sinestra.

b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan fraktur collum femur sinestra.

c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien

dengan fraktur collum femur sinestra.

d) Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan fraktur

collum femur sinestra.

e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan fraktur

collum femur sinestra.

f) Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi murottal

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

fraktur collum femur sinestra.

Page 17: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

6

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi pendidikan

Dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan

praktik keperawatan kritis dan pemecahan masalah khususnya dalam

bidang atau profesi keperawatan.

2. Bagi Pembaca

Memberikan kemudahan bagi pembaca untuk sarana dan

prasarana dalam pengembangan ilmu keperawatan dan dapat menjadi

acuan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pasien

Memberikan informasi cara alternatif untuk menurunkan tingkat

kecemasan dengan terapi murottal.

4. Bagi Penulis

Dapat melakukan asuhan keerawatan secara langsung dan optimal

pada praktek klinik keperawatan, dan sebagai tambahan ilmu baru bagi

penulis.

Page 18: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. FRAKTUR

1. Definisi

Menurut Price dan Wilkinson (2006) dalam Nur Arif dan Kusuma

(2013) fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang,

dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang

terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Menurut Sjamsuhidayat (2005)

dalam Ningsih (2009) fraktur atau patah tulang adalah terputusnya

kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya

disebabkan oleh rudapaksa.

Fraktur collum femur adalah suatu keadaan terputusnya

atau hancurnya leher femur yang disebabkan oleh trauma (Muttaqin,

2011:182). Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering

ditemukan pada orang tua terutama wanita usia 60 tahun ke atas disertai

tulang osteoporosis. Fraktur ini lebih sering terjadi pada anal laki-laki

dari pada perempuan dengan perbandingan 3 : 2 (Muttaqin, 2008:203).

Page 19: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

8

2. Etiologi

Penyebab fraktur adalah (Wahid, 2013) :

a. Kekerasan langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik

terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur

terbuka dengan garis patahan melintang atau miring.

b. Kekerasan tidak langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang yang

jauh dari ditempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah

bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

c. Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.

Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan

dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

3. Klasifikasi fraktur

Klasifikasi fraktur menurut Chairuddin (2003) dalam Nur Arif dan

Kusuma (2013) mengatakan :

a. Klasifikasi etiologis

1) Fraktur traumatik

2) Fraktur patologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan

atau penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang

(infeksi, tumor, kelainan bawaan) dan dapat terjadi secara

spontan atau akibat trauma ringan.

Page 20: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

9

3) Fraktur stress, terjadi karena adanya stress yang kecil dan

berulang-ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan.

Fraktur stress jarang sekali ditemukan pada anggota gerak atas.

b. Klasifikasi klinis

1) Fraktur tertutup (simple fraktur), bila tidak terdapat hubungan

antara fragmen tulang dengan dunia luar.

2) Fraktur terbuka (compoun fraktur), bila terdapat hubungan

antara fragmen tulang dengan dunia luar. Karenadanya

perlukaan dikulit. Fraktur dengan komplikasi, misal malunion,

delayed, union, nonumion, infeksi tulang.

c. Klasifikasi radiologis

1) Lokalisasi : diafisial, metafisial, intra-artikuler, fraktur

dengan dislokasi.

2) Konfigurasi : fraktur transfersal, fraktur oblik, fraktur

spinal, fraktur segmental, fraktur komunitif

(lebih dari deaf ragmen), fraktur beji biasa

vertebra karena trauma, fraktur avulse,

fraktur depresi, fraktur pecah, dan fraktur

epifisis.

3) Menurut ekstensi : fraktur total, fraktur tidak total, fraktur

buckle atau torus, fraktur garis rambut, dan

fraktur green stick.

Page 21: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

10

4) Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya :

tidak bergeser, bergeser (berdampingan, angulasi, rotasi,

distraksi, overring, dan impaksi).

d. Fraktur terbuka dibagi atas 3 derajat, yaitu :

1) Derajat I :

a) Luka < 1cm. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda

luka remuk.

b) Fraktur sederhana, transversal, atau komunitatif ringan.

c) Kontaminasi minimal.

2) Derajat II :

a) Laserasi > 1 cm

b) Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap atau avulasi.

c) Fraktur komunitif sedang.

d) Kontaminasi sedang.

3) Derajat III :

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur

kulit, otot, dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.

4. Menifestasi klinis

Manifestasi klinis fraktur yaitu (Nur Arif dan Kusuma, 2013) :

a) Tidak dapat menggunakan anggota gerak.

b) Nyeri pembengkakan.

Page 22: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

11

c) Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau

jatuh di kamar mandii pada orang tua,penganiayaan, tertimpa benda

berat, kecelakaan kerja, trauma olah raga).

d) Gangguan fungsio anggota gerak.

e) Deformitas.

f) Kelainan gerak.

5. Patofisiologi

Fraktur collum femur terjadi akibat jatuh pada daerah trokanter,

baik pada kecelakaan lalu lintas maupun jatuh dari tempat yang tidak

terlalu tinggi, seperti terpeleset di kamar mandi ketika panggul dalam

keadaan fleksi dan rotasi. Pada kondisi osteoporosis, insiden fraktur pada

posisi ini tinggi.

Perubahan struktur pinggul menyebabkan cedera saraf skeatika

yang menimbulkan keluhan nyeri pada klien, adanya deformitas pinggul,

ketidakmampuan melakukan pergerakan pinggul, dan intervensi reduksi

tertutup dengan traksi skeletal menimbulkan menifestasi masalah resiko

tinggi trauma dan hambatan mobilitas fisik. Intervensi medis berupa

bedah perbaikan memberikan implikasi pada nyeri pasca-bedah dan

resiko tinggi infeksi luka pasca-bedah (Muttaqin, 2012 : 182-183).

6. Komplikasi Fraktur

Komplikasi pada fraktur digolongkan menjadi dua, yaitu (Wahid, 2013) :

Page 23: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

12

1) Komplikasi awal

a) Kerusakan Arteri

Pecahnya arteri karena bisa ditandai dengan tidak adanya

nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang

lebar, dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh

tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit,

tindakan reduksi, dan pembedahan.

b) Kompartemen syndrom

Kompartemen syndrom merupakan komplikasi serius

yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan

pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh

oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan

pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips

dan pembebatan terlalu kuat.

c) Fat Embolism Syndrom

Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius

yang sering terjadi pada kasus tulang panjang. FES terjadi

karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning

masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam

darah rendah ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi,

hipertensi, tachypnea, dan demam.

Page 24: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

13

d) Infeksi

Setelah pertahanan tulang rusak bila ada trauma pada

jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit

(superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada

kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan

lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.

e) Avaskuler nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang

rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang

dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.

f) Syok

Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan

meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan

menurunnya oksienasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

2) Komplikasi dalam waktu lama

a. Delayed Union

Delayed union merupakan kegagalan fraktur

berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang

untuk menyambung. Ini disababkan karena penurunan suplai

darah ke tulang.

b. Non Union

Non union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi

dan memproduksi sambungan yang lengkap,kuat, dan stabil

setelah 6-9 bulan. Non union ditandai denga adanya pergerakan

Page 25: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

14

yang berlebih pada sis fraktur yang membentuk sendi palsu atau

pseudoaethosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang

kurang.

c. Mal union

Mal union merupakan penyembuhan tualng di tandai

dengan meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk

(deformitas). Mal union dilakukan dalam pembedahan dan

reimobilisasi yang baik.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksaan pada fraktur yaitu (Muttaqin, 2008) :

a. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas.

b. Terapi operatif

Pengobatan operatif hampir selalu dilakukan pada klien

fraktur leher femur, baik orang dewasa maupun orang tua

karenaperlu dilakukan reduksi untuk hasil yang akurat dan stabil.

Orang tua yang mengalami fraktur femur perlu dimobilisasi dengan

cepat untuk mencegah komplikasi. Jenis operasi yang bisa dilakukan

pada klien femur adalah pemasangan pin, pemasangan plate atau

screw, herniartroplasti, serta artroplasi dilakukan pada pasien usia

diatas 55 tahun yang berupa eksisi artroplasti.

Page 26: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

15

8. Pemeriksaan diagnostik

Menurut Ignatavicius dan Donna D (2006) dalam Wahid (2013)

mengatakan pemeriksaan diagnostik pada pasien fraktur adalah sebagai

berikut :

a. Pemeriksaan Radiologi

Untuk menentukan gambaran 3 dimensi keadaan dan

kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP

atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi

tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan patologi yang

dicari karena adanya super posisi. Perlu disadari bahwa X-ray harus

atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasinya

dibaca sesuai dengan permintaan. Hal yang harus dibaca pada hasil

X-ray :

1) Bayangan jaringan lunak.

2) Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau

biomekanik atau juga rotasi.

3) Trombukulasi ada tidaknya rare fraction.

4) Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.

Selain foto polos X-ray (plane X-ray) mungkin perlu teknik

khususnya sepertinya :

1) Tomografi

2) Myelografi

3) Arthrografi

Page 27: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

16

4) Computed Tomografi-Scanning.

b. Pemeriksaan Laboratorium.

1) Kalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap

penyembuhan tulag.

2) Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukan

kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.

3) Enzim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenase

(LDH-5), asparat amino transferase (AST), aldolase yang

meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

c. Pemeriksaan lain-lain

1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas :

Didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.

2) Biopsi tulang dan otot :

Pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas

tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.

3) Elektromyografi :

Terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.

4) Arthoscopy :

Didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma

yang berlebihan.

5) Indium imaging :

Pada pemeriksaan ini di dapatkan adanya infeksi pada tulang.

Page 28: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

17

6) MRI :

Menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

9. Asuhan Keperawatan Fraktur

a. Pengkajian

Pengkajian adalah proses yang mencakup pengumpulan

informasi tentang gejala-gejala terakhir juga manifestasi penyakit

sebelumnya (Smeltzer dan Bare, 2002: 595). Pengkajian pada pasien

fraktur meliputi (Ningsih, 2009) :

1) Aktivitas atau istirahat

Tanda : keterbatasan gerak atau kehilangan fungsi motorik

pada bagian yang terkena (dapat segera atau sekunder,

akibat pembengkakan atau nyeri).

2) Sirkulasi

Tanda : hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon

terhadap nyeri atau ansietas) atau hipotensi

(hipovolemia). Takikardi (respon stres, hipovolemia).

Penurunan atau tidak teraba nadi distal, pengisisn

kapiler lambat (capillary refille), kulit dan kuku pucat

atau sionatik. Pembengkakan jaringan atau massa

hematom pada sisi cidera.

3) Neurosensori

Gejala : hilang gerak atau sensasi, spasme otot. Kebas atau

kesemutan (parestesi)

Page 29: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

18

Tanda : diformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan

atau rotasi, krepitasi, spasme otot, kelemahan atau

kehilangan fungsi. Angitasi berhubungan dengan

nyeri, amsietas, dan trauma lain.

4) Nyeri atau kenyamanan

Gejala : nyeri berat tiba-tiba saat cidera (mungkin terlokalisasi

pada area jaringan atau kerusakan tulang, dapat

berkurang pada imobiloisasi), tidak ada nyeri akibat

kerusakan saraf. Spasme atau kram otot (setal

imobilisasi).

5) Keamanan

Tanda : laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan dan

perubahan warna kulit. Pembengkakan lokal (dapat

meningkatkan secara bertahap atau tiba-tiba).

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi,

memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifikpasien serta respons

terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label diagnosa

keperawatan memberi format untuk mengekspresikan bagian

indentifikasi masalah dari proses keperawatan ( Doenges, 2000: 8).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien

fraktur collum femur menurut Muttaqin (2011) meliputi :

Page 30: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

19

a) Nyeri berhubunga denga saraf skeatika, kerusakan jaringan luka

pesca bedah.

b) Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kerusakan collum

femur, ketidaktahuan teknik mobilisasi.

c) Resiko infeksi berhubungan dengan luka pasca bedah.

d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera

muskuluskeletal sekunder akibat fraktur pinggul.

e) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman

terhadap konsep diri, perubahan status kesehatan atau ekoomi

atau fungsi peran

c. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah presripsi untuk perilaku

spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus

dilakukan oleh perawat. Tindakan/intervensi keperawatan dipilih

untuk membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang

diharapkan dan tujuan pemulangan. Intervensi ini mempunyai

maksud mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan

spesifik pasien serta harus menyertakan kekuatan-kekuatan pasien

yang telah di identifikasi bila memungkinkan (Doenges, 2000 : 10).

Menurut Bulechek and McCloskey (1985) dalam Carpenito (1999)

intervensi keperawatan adalah tindakan otonomi berdasakan pada

alasan ilmiah yang dilakukan untuk keuntungan klien dengan cara

yang dapat diperkirakan yang berhubungan dengan diagnosa

Page 31: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

20

keperawatan dan tujuan. Intervensi yang dilakukan pada fraktur

yaitu (Muttaqi, 2008) :

a) Nyeri yang berhubungan dengan cedera saraf skiatika,

kerusakan jaringan luka pasca-bedah.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 1x24 jam nyeri berkurang atau hilang

atau teradaptasi.

Kriteria hasil : secara subjektif, klien melaporkan nyeri

berkurang atau dapat diadaptasi, skala nyeri

0-4, dapat mengidentifikasi aktivitas yang

meningkatkan atau menurunkan nyeri, klien

tidak gelisah.

Intervensi :

(1) Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pedera nyeri

nonfarmakologi dan non-invasif.

Rasional : pendekatan denga menggunakan relaksasi

dan nonfarmakologis lainnya telah menun-

jukkan keefektifan mengurangi nyeri.

(2) Lakukan managemen nyeri keperawatan : istirahatkan klien

dan atur posisi fisiologis.

Rasional : istirahat secara fisiologis akan mengurangi

kebutuhan oksigen yag diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme basal dan

Page 32: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

21

posisi fisiologis dengan memperhatikan

kondisi mobilisasi dan imobilitas dapat

menghindari kompresi saraf sehingga dapat

meningkatkan mobilisasi dan menurunkan

respon nyeri.

(3) Atur pemberat beban traksi

Rasional : apabila klien mendapat terapi traksi skeletal,

berat badan disesuaikan dengan berat badan

klien. Apabila berat badan belum mencukupi

untuk melakukan tarikan, kompresi saraf

masih dapat terjadi, sedangkan apabila berat

badan melebihi kondisi traksi yang

diperlukan, menyebabkan fragmen tulang

tidak menyatu.

(4) Ajarkan teknik relaksasi pernafasan ketika nyeri muncul.

Rasional : meningkatkan asupan O2 sehingga akan

menurunkan nyeri sekunder akibat iskemia

spina.

(5) Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

Rasional : distraksi (pengalihan perhatian) dapat

menurunkan stimulus interna.

(6) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.

Page 33: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

22

Rasional : analgetik memblok lintasan nyeri sehingga

nyeri berkurang

b) Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan pemasan traksi

skeletal, cedera neuromuskular, pemasangan fiksasi eksterna.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam tidak terjadi trauma.

Kriteria hasil : klien mau beradaptasi dengan pencegahan

trauma.

Intervensi :

(1) Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi.

Rasional : meminimalkan rangsang nyeri akibat gesekan

antara fragmen tulang dengan jaringan lunak

disekitarnya.

(2) Lakukan perawatan luka pada kawat traksi skeletal.

Rasional : dapat mengurangi infeksi.

(3) Atur telapak kaki dalam posisi ke atas.

Rasional : menghindari resiko footdrop akibat

kontraktur sendi yang selalu melakukan

ekstensi.

(4) Kolaborasi pemberian obat antibiotik pasca-bedah.

Rasional : antibiotik bersifat bakteriosida atau

bakteriostatik untuk membunuh atau

menghambat perkembangan kuman.

Page 34: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

23

c) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan cedera

neuromuskuler.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 5x24 jam mobilitas berkurang atau

hilang.

Kriteria hasil : klien terlihat mampu melakukan mobilitas

ekstremitas bawah secara bertahap, klien

dapat mengenal cara melakukan mobilisasi

dan secara kooperatif mau melaksanakan

teknik mobilisasi secara bertahap.

Intervensi :

(1) Kaji kemampuan mobilitas ekstremitas bawah.

Rasional : membantu dalam mengantisipasi dan

merencanakan pertemuan kebutuhan

individual.

(2) Kaji kemampuan ekstremitas bawah untuk menilai adanya

defisit neurologi pada kondisi motorik.

Rasional :kelemahan pada ekstremitas bawah di periksa

untuk mengetahui adanya defisit neurologi.

(3) Ajarkan untuk mobilisasi pada ekstremitas yang sehat.

Rasional : mobilitas yang optimal dapat menurunkan

kontraktur sendi sehingga apabila fragmen

tulang asetabulum teratasi, klien tidak

Page 35: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

24

mengalami masalah pada ekstremitas yang

sehat.

d) Resiko infeksi yang berhubungan dengan luka pasca-bedah.

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawatan

selama 12x24 jam tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil : jahitan terlepas pada hari ke 12 tanpa adanya

tanda-tanda infeksi dan peradangan pada area

luka pembedahan, leukosit dalam batas

normal, TTV normal.

Intervensi :

(1) Tingkatkan asupan nutri tinggi kalori tinggi protein.

Rasional : nutrisi sangat diperlukan dalam proses

perbaikan jaringan.

(2) Lakukan perawatan luka.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi.

(3) Jaga kebersihan umum

Rasional : menghindari kontaminasi ke luka.

e) Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasional, akan

menjalani operasi, status ekonomi dan perubahan fungsi peran

(Muttaqin, 2008).

Tujuan : ansietas hilang atau berkurang

Kriteria Hasil : klien mengenal perasaanya, dapat

mengidentifikasi penyebab atau faktor yang

Page 36: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

25

mempengaruhi dan menyatakan ansietas

berkurang atau hilang.

Intervensi :

(1) Kaji tanda verbal dan nonverbal ansietas, dampingi klien

dan lakukan tindakan bila klien menunjukan perilaku

merusak.

Rasional : reaksi verbal atau nonverbal dapat

menunjukkan rasa agitasi, marah dan

gelisah.

(2) Hindari konfrontasi

Rasional : konfrontasi dapat meningkatkan rasa

marah, menurunkan kerja sama, dan

mungkin memperlambat penyembuhan.

(3) Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi ansietas. Beri

lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.

Rasional : mengurangi rangsangan eksternal yang

tidak perlu.

(4) Orientasikan klien terhadap tahap-tahap prosedur operasi

dan aktivitas yang diharapkan.

Rasional : orientasi tahap-tahap prosedur operasi

dapat mengurangi ansietas (Muttaqin, 2008

: 222).

Page 37: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

26

d. Evaluasi

Evaluasi pada masalah keperawatan fraktur adalah (Muttaqin,

2008) :

a. Nyeri teratasi

b. Terpenuhinya pergerakan atau mobilitas fisik

c. Terhindar dari resiko cidera

d. Terhindar dari resiko infeksi pascaoperasi

e. Ansietas berkurang

B. Kecemasan

1. Definisi kecemasan

Menurut Asmadi (2008) dalam Syahputra dkk (2013) kecemasan

merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu

diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi

permasalahan, terlihat jelas bahwa kecemasan ini mempunyai dampak

terhadap kehidupan seseorang, baik dampak positif maupun negatif.

Pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit dengan berbagai situasi

dan kondisi akan membuatnya semakin cemas.

Kaplan (2010) dam Syahputra dkk (2013) kecemasan adalah

suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang

mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk

mengatasi ancaman. Kecemasan merupakan respons terhadap suatu

Page 38: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

27

ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, atau

konfliktual.

Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan individu

dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak

sama pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Hal yang dapat

menimbulkan kecemasan biasanya bersumber dari ancaman integritas

biologi meliputi gangguan terhadap kebutuhan dasar makan, minum,

kehangatan, sex, dan ancaman terhadap keselamatan diri seperti tidak

menemukan integritas diri, tidak menemukan status prestise, tidak

memperoleh pengakuan dari orang lain dan ketidak sesuaian pandangan

diri dengan lingkungan nyata.

Cemas berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah

adanya suatu objek sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi serta

dapat dijelaskan oleh individu sedangkan kecemasan diartikan sebagai

suatu kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan

penyebab atau objek yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan

tidak menentu dan tidak berdaya. Sebagai contoh kekhawatiran

menghadapi operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi,

takut terjadi kecacatan), kekhawatiran terhadap anestesi/pembiusan

(misalnya takut terjadi kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun

lagi) dan lain-lain (Suliswati, 2005:109).

Page 39: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

28

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan menurut Struart

(2007) antara lain:

a. Dalam pandangan psikoanalisa kecemasan/ ansietas adalah konflik

emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan

Super ego. id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,

sedangkan super ego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan

oleh norma-norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi

tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi

ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

b. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan

takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal.

Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti

perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.

Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami

kecemasan yang berat.

c. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan produk frustasi

yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap

kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan

keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Ahli teori

perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang

Page 40: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

29

dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari

kepedihan.

Ahli teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang

terbiasa sejak kecil dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih

sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya. Ahli

teori konflik memandang kecemasan sebagai pertentangan antara

dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya

hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan. Konflik

menimbulkan kecemasan, dan kecemasan menimbulkan perasaan

tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang

dirasakan.

d. Kajian keluarga, menunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanya

terjadi dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih

antara gangguan kecemasan dengan depresi.

e. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

khusus untuk benzodiazepines. Obat-obatan yang meningkatkan

neuroregulator inhibisi asam gama- aminobutirat (GABA), yang

berperan penting dalam mekanisme biologi berhubungan dengan

kecemasan. Selain itu kesehatan umum individu dan riwayat

kecemasna pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi

kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan

selanjutnya menurunkan kemampuan individu unutk mengatasi

stressor.

Page 41: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

30

3. Tingkat kecemasan

Menurut Peplau (1952) dalam Videbeck (2008) ada empat tingkat

ansietas, yaitu ringan, sedang, berat dan panik. Pada masing-masimg

tahap individu memperlihatkan perubahan perilaku, kemampuan

kognitif dan respon emosional ketika berupaya menghadapi ansietas.

Menurut Stuart (2007) kecemasan dibagi menjadi empat tingkat

kecemasan, yaitu :

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan individu

menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.

Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan serta kreativitas.

Respon fisiologis ditandai dengan sesekali nafas pendek,

nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka

berkerut, bibir bergetar. Respon kognitif merupakan lapang persepsi

luas, mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi

pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif. Respon

perilaku dan emosi seperti tidak dapat duduk tenang, tremor halus

pada tangan, suara kadang-kadang meningkat.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang

Page 42: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

31

lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun

dapat melakukan sesuatu yang terarah. Respon fisiologis: sering

nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering,

diare, gelisah. Respon kognitif : lapang persepsi menyempit,

rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang

menjadi perhatiannya. Respon perilaku dan emosi : meremas

tangan, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan

tidak enak.

3) Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang terhadap sesuatu

yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang

lain. Semua perilaku ditujukan untuk menghentikan ketegangan

individu dengan kecemasan berat memerlukan banyak pengarahan

untuk dapat memusatkan pikiran pada suatu area lain. Respon

fisiologi : nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,

berkeringat, ketegangan dan sakit kepala. Respon kognitif : lapang

persepsi, amat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah.

Respon perilaku dan emosi : perasaan ancaman meningkat.

4) Panik

Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang.

Hilangnya kontrol, menyebabkan individu tidak mampu melakukan

apapun meskipun dengan perintah. Respon fisologis : nafas pendek,

rasa terkecik, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik

Page 43: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

32

rendah. Respon kognitif : lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat

berpikir logis. Respon perilaku dan emosi : mengamuk, marah,

ketakutan dan kehilangan kendali.

4. Manifestasi Kecemasan

Manifestasi respon kecemasan dapat berupa perubahan respon fisiologis,

perilaku, kognitif dan afektif antara lain (Stuart, 2007):

a. Respon fisiologi

1) Respon kardiovaskuler seperti palpitasi, jantung berdebar,

tekanan darah tinggi, rasa mau pingsan, tekanan darah menurun,

denyut nadi menurun.

2) Respon pernafasan seperti nafas cepat, nafas pendek, tekanan

pada dada, nafas dangkal, pembengkakan tenggorokan, sensasi

tercekik, terengah-engah.

3) Respon neuromuskuler seperti refleks meningkat, reaksi kejutan,

mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah

tegang, kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang janggal.

4) Respon gastrointestinal seperti kehilangan nafsu makan,

menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, rasa

terbakar pada jantung, diare.

5) Respon traktus urinarius seperti tidak dapat menahan kencing,

sering berkemih.

Page 44: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

33

6) Respon kulit antara lain wajah kemerahan, berkeringat setempat,

gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat

seluruh tubuh.

b. Respon perilaku seperti: gelisah, ketegangan fisik, tremor, bicara

cepat kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri

dari hubungan interpersonal, melarikan diri dari masalah.

c. Respon kognitif meliputi perhatian terganggu, konsentrasi buruk,

salah dalam memberikan penilaian.

d. Respon afektif meliputi hambatan berpikir, bidang persepsi

menurun, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat

waspada, kesadaran meningkat, kehilangan objektifitas, takut

kehilangan control, takut pada gambaran visual, takut cidera, mudah

terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, ketakutan, tremor, gugup,

gelisah.

Menurut Hawari (2007) untuk mengetahui sejauh mana derajat

kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali

(panik) digunakan alat ukur (instrumen) yang disebut Hamilton Rating

Scale for Anxiety (HRS-A). Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur

HRS-A ini adalah:

a. Perasaan cemas (ansietas) yang ditandai dengan cemas, firasat

buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.

b. Ketegangan yang ditandai dengan merasa tegang, lesu, tidak dapat

istirahat tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah.

Page 45: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

34

c. Ketakutan ditandai dengan ketakutan pada gelap, ketakutan ditinggal

sendiri, ketakutan pada orang asing, ketakutan pada binatang besar,

ketakutan pada keramaian lalu lintas, ketakutan pada kerumunan

orang banyak.

d. Gangguan tidur ditandai dengan sukar masuk tidur, terbangun pada

malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, mimpi buruk,

mimpi yang menakutkan.

e. Gangguan kecerdasan ditandai dengan sukar konsentrasi, daya ingat

buruk, daya ingat menurun.

f. Perasaan depresi ditandai dengan kehilangan minat, sedih, bangun

dini hari, kurangnya kesenangan pada hobi, perasaan berubah

sepanjang hari.

g. Gejala somatik ditandai dengan nyeri pada otot, kaku, kedutan otot,

gigi gemerutuk, suara tidak stabil.

h. Gejala sensorik ditandai oleh tinitus, penglihatan kabur, muka merah

dan pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

i. Gejala kardiovaskuler ditandai oleh takikardi, berdebar-debar, nyeri

dada, denyut nadi mengeras, rasa lemas seperti mau pingsan, detak

jantung hilang sekejap.

j. Gejala pernapasan ditandai dengan rasa tertekan atau sempit di dada,

perasaan terkecik, merasa nafas pendek/sesak, sering menarik nafas

panjang.

Page 46: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

35

k. Gejala gastrointestinal ditandai dengan sulit menelan, mual, perut

melilit, gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum dan setelah

makan, rasa panas di perut, perut terasa kembung atau penuh,

muntah, defekasi lembek, berat badan menurun, konstipasi.

l. Gejala urogenital ditandai oleh sering kencing, tidak dapat menahan

kencing, amenorrhoe, menorrhagia, masa haid berkepanjangan,

masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, frigiditas,

ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang, impoten.

m. Gejala otonom ditandai dengan mulut kering, muka merah, mudah

berkeringat, pusing, sakit kepala, kepala terasa berat, bulu-bulu

berdiri.

n. Perilaku sewaktu wawancara ditandai dengan gelisah, tidak tenang,

jari gemetar, mengerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot

meningkat, nafas pendek dan cepat, muka merah.

5. Cara Penilaian Kecemasan

Cara penilaian tingkat kecemasan menurut Hawari (2007) sebagai

berikut:

a. Skor 0 : tidak ada gejala sama sekali.

b. Skor 1 : 1 dari gejala yang ada.

c. Skor 2 : separuh dari gejala yang ada.

d. Skor 3 : lebih dari separuh gejala yang ada.

e. Skor 4 : semua gejala ada.

Page 47: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

36

Penilaian hasil yaitu dengan menjumlahkan nilai skor item 1 sampai

dengan 14 dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan.

b. Skor 14 sampai dengan 20 = kecemasan ringan.

c. Skor 21 sampai dengan 27 = kecemasan sedang.

d. Skor 28 sampai dengan 41 = kecemasan berat.

e. Skor 42 sampai dengan 56 = kecemasan berat sekali/panik.

6. Penatalaksanaan non farmakologi

a. Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan

kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain

sehingga pasien akan lupa terhadap cemas yang dialami. Stimulus

sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin yang

bisa menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit

stimuli cemas yang ditransmisikan ke otak (Potter dan Perry, 2006).

Menurut Heru (2008) dalam Siswantinah (2011) salah satu

distraksi yang efektif adalah dengan Murottal (mendengarkan bacaan

Al-Qur’an), yang dapat menurunkan hormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks,

dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,

memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi,

dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau

Page 48: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

37

lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali

emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.

b. Relaksasi

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari

ketegangan. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika

terjadi rasa nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri

(Potter dan Perry, 2006).

C. Terapi Murottal

1. Definisi

Menurut Heru (2008) dalam Siswantinah (2011) murottal adalah

rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembaca

Al-Qur’an). Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara

manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan

yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat

menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin

alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari

rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak

jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan

yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan

metabolisme yang lebih baik.

Page 49: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

38

2. Mekanisme murottal terhadap kecemasan

Terapi murotal memiliki aspek yang sangat diperlukan dalam

mengatasi kecemasan, yakni kemampuanya dalam membentuk koping

baru untuk mengatasi kecemasan sebelum operasi. Sehingga secara garis

besar terapi murotal mempunyai dua poin penting, memiliki irama yang

indah dan juga secara psikologis dapat memotivasi dan memberikan

dorongan semangat dalam menghadapi problem yang sedang dihadapi

(Faradisi, 2012).

Menurut Oriordan (2002) dalam Faradisi (2012) terapi murotal

memberikan dampak psikologis kearah positif, hal ini dikarenakan ketika

murotal diperdengarkan dan sampai ke otak, maka murotal ini akan

diterjemahkan oleh otak. Persepsi kita ditentukan oleh semua yang telah

terakumulasi, keinginan, hasrat, kebutuhan dan pra anggapan. Menurut

Krishna (2001) dalam Faradisi (2012) keinginan dan harapan terbesar

pasien yang akan menjalani operasi adalah agar operasi dapat berjalan

lancar dan pasien dapat pulih seperti semula. Maka kebutuhan terbesar

adalah kekuatan penyokong, yaitu realitas kesadaran terhadap adanya

Tuhan Yang Maha Esa. Menurut MacGrego (2001) dalam Faradisi

(2012) dengan terapi murotal maka kualitas kesadaran seseorang

terhadap Tuhan akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti Al- Quran

atau tidak. Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada

Allah SWT, dalam keadaan ini otak berada pada gelombang alpha,

merupakan gelombang otak pada frekuensi 7-14Hz. Ini merupakan

Page 50: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

39

keadaan energi otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stres dan

menurunkan. Dalam keadaan tenang otak dapat berpikir dengan jernih

dan dapat melakukan perenungan tentang adanya Tuhan, akan terbentuk

koping, atau harapan positif pada pasien.

3. Manfaat

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari murottal (mendengarkan bacaan

ayat-ayat suci Al-Qur’an) menurut Heru (2008) dalam Siswantinah

(2011) :

a. Mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil akan

mendapatkan ketenangan jiwa.

b. Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia,

suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang

menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat

menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin

alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari

rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh

sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat

pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang

otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut

sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran

yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.

Menurut Mustamir (2009) dalam Siswantinah (2011) bacaan surat

Al-Qur’an yang terbaik adalah Al-Faatihah, karena intisari dari Al-Qur’an

Page 51: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

40

adalah surat Al-Faatihah, dan pemahaman terhadap Al-Qur’an diawali

dengan pemahaman terhadap Al-Faatihah. Surat tersebut juga dapat

digunakan untuk mengurangi /menurunkan kecemasan. Keseluruhan

efeknya telah menjadikan Al-Faatihah sangat selaras dengan nuansa sholat

dan ibadah. Uraiannya yang singkat dan jelas, serta kualitas nada hurufnya

yang tinggi membuat Al-Faatihah mudah dibaca dan dihafal semua orang

dengan latar belakang apa pun. Al-Faatihah merupakan surat yang paling

banyak dibaca oleh umat manusia, karena Al-Faatihah harus dibaca dalam

setiap sholat.

Ketika seseorang mendengarkan alunan Al-Fatihah, sinyal itu akan

ditangkap oleh daun telinga. Selanjutnya impuls bacaan Al-Faatihah

diteruskan sampai talamus (bagian batang otak). Bila seseorang

memahami bahasa/makna Al-Faatihah, impuls akan diteruskan ke area

auditorik primer dan sekunder, lalu diolah di area wernicke untuk

diinterpretasikan makna-maknanya. Kemudian, impuls akan diasosiasikan

ke area prefrontal agar terjadi perluasan pemikiran atau pendalaman

makna yang turut berperan dalam menetukan respon hipotalamus terhadap

makna-makna tersebut. Hasil yang diperoleh di area Wernicke akan

disimpan sebagai memori, lalu dikirimkan ke amigdala untuk ditentukan

reaksi emosionalnya. Oleh karena itu, jika kita meresapi makna Al-

Faatihah, maka kita akan memperoleh ketenangan jiwa.

Mendengarkan Al-Faatihah tanpa mengetahui maknanya juga

bermanfaat walaupun tidak sebesar bila mengetahui maknanya. Bacaan

Page 52: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

41

Al-Faatihah yang didengarnya, impuls dari talamus akan tetap dikirim ke

amigdala, walaupun tidak ditransmisikan ke korteks. Apabila seseorang

mendengar bacaan Al-Fatihah secara tartil dan didengar dengan hati yang

ridha dan ikhlas, maka bacaan Al-Faatihah akan berpengaruh positif

terhadap mental.

Page 53: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

42

BAB III

LAPORAN KASUS

Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. K dengan diagnosa medis

fraktur collum femur sinestra, dilaksanakan pada tanggal 10-12 April 2014.

Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

A. Identitas klien

Cara pengkjian pada tanggal 10 April 2014 jam 09.00 WIB, pada

kasus ini dilakukan dengan cara alloanamnesa dan autoanamnesa. Perawat

mengadakan wawancara, pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan

fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari data pengkajian

tersebut didapat hasil identitas klien bahwa klien bernama Tn. K umur 85

tahun beragama Islam dengan alamat Sukurejo, Baturetno RT 01 RW 08

Wonogiri yang dirawat diruang Mawar RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri. Tn.K di rawat sejak hari rabu tanggal 09 april 2014 dan di

diagnosa dokter bahwa Tn. K menderita fraktur collum femur sinestra. Yang

bertanggung jawab kepada klien adalah Tn. T, berumur 45 tahun, pekerjaan

butuh, pendidikan terakhir SMP, beragama islam, dengan alamat Sukurjo,

baturetno RT 01 RW 08 Wonogiri.

B. Pengkajian

Pengkajian tentang riwayat kesehatan pasien didapatkan data,

keluhan utama yang dirasakan klien mengatakan kaki kirinya patah. Riwayat

penyakit sekarang pasien mengatakan kakinya sakit karena patah, nyeri

Page 54: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

43

seperti ditusuk-tusuk, patah pada kaki kiri, skala nyeri 6, nyeri bertambah saat

kaki digerakan. Nyeri dirasakan selama ± 1 bulan setengah setelah jatuh dari

sepada ± 2 tahun yang lalu, saat kecelakan dulu tidak merasakan sakit apa-

apa. Tanggal 9 April 2014 pasien mengatakan kakinya terasa sangat nyeri lalu

oleh keluarga di bawa ke IGD RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso, dan di

rontgen ternyata hasinya fraktur collum femur pada kaki kiri. Pasien di

rencanakan akan di operasi pada hari senin tanggal 14 April 2014. Pasien

mengtakan takut dan khawatit untuk di lakukan operasi. Pasien tanpak

tegang dan gelisah, pengkajian skor HRS-A didapatkan skor 24 (kecemasan

tingkat sedang), pasien terpasang infus RL 20 tpm, TD : 110/60 mmHg, S :

36,80C, Nadi 90 kali/ menit dan RR : 26 kali/menit. Pasien mendapakan

terapi ceftriaxone 250 mg/8 jam dan ketorolac 10mg/ 8 jam.

Pada pengkajian penyakit dahulu pasien mengatakan sebelumnya

pernah rawat inap karena muntah-muntah, tidak pernah operasi, tidak

mempunyai riwayat alergi obat maupun makanan, tentang imunisasi pasien

sudah lupa, pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun minum-

minuman beralkohol, tidak ada penyakit keturunan seperti DM, hipertensi,

dan lain-lain.

Page 55: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

44

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: garis perkawinan

: garis keturunan

: pasien

: tinggal bersama

Gambar 3.1 Genogram

Pada pola pengkajian primer didapatkan data airway pasien tidak ada

sumbatan atau obstruksi oleh sekret maupun benda asing, breathing RR 26

kali/menit, tidak ada suara nafas tambahan, circulation TD 110/60mmHg,

nadi 90 x/ menit, bunyi jantung normal, membran mukosa bibir kering, tidak

sianosis, disability pasien komposmentis GCS : E4 M6 V5 serta ekposure

pasien suhu 36,80C, tedapat fraktur pada kaki kiri.

Pada pengkajian fungsi kesehatan menurut Gordon, pola persepsi dan

pemeliharaan kesehatan klien mengatakan sakitnya ini perlu pengobatan atau

perawatan karena bila tidak akan menghambat aktivitas sehari-hari. Pasien

Page 56: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

45

mengatakan sebelumnya bila sakit biasanya pasien hanya membeli obat

warung tidak di bawa ke dokter maupun pelayanan kesehatan lainnya.

Pola nutrisi dan metabolik klien mengtakan sebelum sakit makan 3

kali dalam sehari dan habis 1 porsi setiap makan, dengan menu nasi, sayur,

lauk ikan, pasien tidak begitu suka dengan daging. Dan klien minum sehari ±

6 gelas perhari. Selama sakit klien mengatakan makan tetap 3 kali dalam

sehari tetapi hanya habis setengah porsi dari yang di sediakan oleh RS, karena

klien tidak suka dengan menu makanan yang disediakan oleh RS, minum 4-5

gelas sehari.

Pengkajian pola eliminasi klien mengatakan sebelum masuk rumah

sakit klien BAB 1 kali dalam sehari setiap pagi dengan teratur, konsistensi

lunak berbentuk tidak ada keluhan dalam BAB. Klien mangatakan tidak

pernah menggunakan obat pencahar. BAK lancar dan tidak ada keluhan,

sehari ± 5-6 kali, tidak ada keluhan dalam BAK, warna kuning jernih. Selama

di rumah sakit klien mengatakan sampai saat ini di kaji belum BAB, klien

mengatakan di rumah sakit pasien BAK lancar tidak ada keluhan dan warna

urine kuning jernih, klien pipis menggunakan pispot.

Pada pengkajian pola aktivitas dan latihan sebelum sakit kemampuan

perawatan diri dalam makan atau minum, toileting, berpakainan, mobilitas di

tempat tidut, berpindah, dan ambulasi atau ROM klien melakukan dengan

mandiri. Selama di rumah sakit kemampuan perawatan diri dalam makan atau

minum, toileting, berpakainan, mobilitas di tempat tidut, berpindah, dan

Page 57: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

46

ambulasi atau ROM tidak dapat melakukannya secara mandiri klien

tergantung total.

Pengkajian pola istirahat dan tidur klien mengatakan saat dirumah

klien tidur teratur ± 7 jam setiap malam, dan ± 1 jam tidur siang tidak ada

gangguan dalam tidur, saat sakit klien tidak ada masalah dalam tidur, tidur

malam ± 7 jam setiap malam, dan ± 2 jam tidur siang.

Pengkajian pola presepsi klien mengatakan pendengarannya sedikit

menurun dan penglihatannya sedikit kabur karena faktor usia, pasien

mengatakan nyeri, nyeri karena patah tulang, nyeri seperti di tusuk-tusuk,

nyeri pada kaki kiri, skala nyeri 6, nyeri saat digerakan. Pasien mengatakan

takut menghadapi operasi. Hasil pengkajian HARS didapatkan skor : 24

(cemas sedang).

Pola persepsi dan konsep diri, body image klien mengatakan selalu

bersyukur pada Tuhan masih diberi anggota tubuh yang lengkap meskipun

saat ini ada bagian tubuhnya yang sakit, ideal diri klien, klien bergarap segera

sembuh dan keadaanya membaik setelah dapat perawatan, harga diri pasien

mengatakan sudah merasa menjadi kepala keluarga yang baik, peran klien

sebagai ayah dari 5 anak, dan identitas klien adalah seorang laki-laki berusia

85 tahun. Pola peran dan hubungan klien mengatakan seorang duda, karena

istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu, hubungan pasien dengan

keluarga dan masyarakat baik. Pola seks dan reproduksi klien sebelum dan

selama mengatakan klien mempunyai 5 anak dan cucu 8. Pola koping dan

Page 58: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

47

toleransi stress, klien mengatakan takut menghadapi tindakan operasi. Pola

nilai dan keyakinan klien mengatakan beragama islam, klien taat beribadah.

Pemeriksaan fisik pada Tn. K keadaan atau penampilan umum klien

tampak lemah, kesadaran composmentis, TD : 110/60 mmHg, S : 36,80C,

Nadi 90 kali/ menit dan RR : 26 kali/menit. Bentuk kepala meshocepal, tidak

ada bekas luka/trauma, kulit kepala sedikit kotor, rambut berwarnaputih

berketombe. Pada muka, sklera mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,

pupil isokor, reflek cahaya kanan dan kiri sama, tidak mengunaka alat batu

penglihatan. Bentuk hidung simetris, kebersihan terjaga, mukosa mulut

kering, gigi berlubang dan ompong, telinga kebersihannya terjaga, tidak ada

serumen yang berlebihan, pendengaran sedikit menurun. Pada leher tidah ada

pembesaran vena jigularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, reflek

menelan positive.

Pada pemeriksaan dada, paru inspeksi : dada simetris, tidak ada luka

dan jejas, palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama, ekspansi paru kanan

dan kiri sama, perkusi : terdengar suara sonor pada seluruh lapang paru,

auskultasi : tidak terdengar suara tambahan, bunyi nafas reguler. Jantung

inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada jejas, palpasi : ictus cordis teraba di

SIC V, perkusi : terdengar bunyi pekak, batas kanan atas SIC 2 linea paru

dextra, batas kiri atas SIC 2 linea paru sinstra, batas kanan bawah SIC 4

lineaparu sternalis dextra, batas kiri SIC 4 linea midian clavikula sinestra,

pada auskultasi : bunyi jantung I (lub) penutupan katup mitra dan tripuspidal

bunyi jantung II (dub) penutupan katup aorta dan pulmonal tidak terdengar

Page 59: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

48

bunyi tambahan. Pada pemriksaan abdomen inspeksi : warna kulit

kecoklatan, tidak ada jejas atau luka, auskultasi, auskultasi bising usus

terdengar dengan frekuensi kurang dari 8 kali per menit, perkusi : kuadran 1

teraba organ hati, suara redup, kuadran 2 terdapat organ lambung, suara

tympani, kuadran 3 dan 4 terabaorgan ginjal dan usus terdengar suara

timpani. Palpasi tidak ada pembesaran hati. Pada pemerikasaan genetalia

kebersihan terjaga, tidak terpasang DC. Pemeriksaan rectum kebersihan

terjaga. Pada pemeriksaan ekstremitas, pada ektremitas atas kekuatan otot

kanan 4 kiri 5, ROM kanan dan kiri baik, capilary refille kembali kurang dari

2 detik, akral hangat, pada ekstremitas bawah kekuatan otot kaki kanan 5,

kaki kiri 0, ROM kaki kanan baik, akral hangat.

Hasil dari pemeriksaan laboratorium pada tanggal 9 April 2014

menunjukan Hb 12,3 g/dl, Hematokrit 41,5 %, MCV 89,2 fl, MCH 28,8 pg,

MCHC 31,2 g/dl, RDW 14,5 %, GDS 124 mg/dl, SGOT 28 u/l, SGPT 32 ul/l,

ureum 24 mg/dl, dan kreatinin 117 u/l. Pada tanggal 9 april 2014 pasien juga

di lakukan pemeriksaan EKG dengan hasil gambaran EKG frekuensi 81x/

menit, interval PR normal, gelombang QRS normal, interprestasi dari

gambaran EKG tersebut adalah sinus rhitmy. Pasien mendapatkan terapi obat

Ceftriaxone 250/8 jam dan ketorolak 10 mg/8 jam.

C. Daftar Perumusan Masalah

Analisa data pada tanggal 10 april 2014 pukul 09.00 WIB didapatkan

data subjektif pasien mengatakan kaki kirinya sakit, P : nyeri karena patah, Q

: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : kaki sebelah kiri, S : skala nyeri 6, T : nyeri

Page 60: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

49

bertambah saat kaki digerakan. Data obyektif pasien didapat kan data wajah

pasien tampak meringis menahan sakit terutama saat kaki digerakan, klien

melindungi kakinya saat digerakan, TD : 110/60 mmHg, Nadi : 90x/ menit,

RR : 26x/ menit, S : 36,80C, dari data fokus tersebut didapatkan masalah

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

Dari data pengkajian 09.15 WIB data subjektif takut menghadapi

operasi, dan data objektif pasien tampak gelisah dan tegang, dari data

pengkajian HARS di dapatkan skor 24 yang artinya pasien mengalami

kecemasan sedang, Nadi 90 kali per menit dan respirasi 26 kali per menit.

Dari data di atas penulis mengangkat masalah keperawatan pada Tn. K cemas

berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan.

Dari pengkajian jam 09.35 WIB didapatkan data subjektif pasien

mengatakan kakinya bertambah sakit saat digerakan, pasien mengatakan

aktivitasnya di bantu keluarga. Data objektif yang di dapat klien belum bisa

mengangkat kakinya, kekuatan otot 0 pada kaki kiri, aktivitas dan latihan

tergantung total , maka didapatkan masalah keperawatan hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal.

Prioritas diagnosa pada kasus Tn. K adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik, kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan muskuloskeletal dan cemas berhubungan dengan ancaman pada

status kesehatan.

Page 61: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

50

D. Perancanaan

Berdasakan hasil prioritas diagnosa masalah keperawatan penulis

menentukan rencana keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera

fisik dengan tujuan dan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil, secara subjektif klien

melaporkan nyeri, klien tidak gelisah, dan skala nyeri berkurang menjadi 3.

Dengan intervensi kaji nyeri (P, Q, R, S, T) dengan rasional mengidentifikasi

karakteristik nyeri pasien, observasi tanda-tanda vital dengan rasional

peningkatan nadi menunjukan adanya nyeri, atur posisi kaki sakit abduksi

menggunakan bantal dengan rasional meningkatkan sirkulasi yang umum,

menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot, ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam dengan rasional untuk mengurangi nyeri, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgetik dengan rasional analgetik memblok

lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang.

Mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskoletal

dengan tujuan dan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam gangguan mobilitas bisa diminimalkan degan kriteria hasil,

kekuatan otot meningkat menjadi 2, klien mampu beraktivitas kembali secara

bertahap, dapat melakukan perpindahan/ pergerakan. Dengan intervensi

rencanakan periode isterihat yang cukup, dengan rasional mengurangi

aktifitas energi yang tidak terpakai, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan

ROM aktif dan pasif, dengan rasional mempertahankan atau meningkatkan

pertahanan otot, pertahankan spalek atau elastis perban, dengan rasional

Page 62: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

51

mempertahankan imobilisasi pada tulang yang patah, observasi tingkat

pergerakan klien, dengan rasional untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kerusakan mobilisasi.

Cemas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan dengan

tujuan dan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x

24 jam di harapakan cemas berkurang dengan kriteria hasil skor HARS

menjadi 7-14 ( cemas ringan ), TTV dalam batas normal yaitu Nadi : 60-100

kali/ menit, RR :16-20 kali/menit, postur tubuh, ekspresi, bahasa tubuh

menunjukan berkurang kecemasan. Dengan intervensi kaji tingkat kecemasan

pasien dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien, jelaskan

maksud dan tujuan operasi dengan rasional meningkatkan pengetahuan klien,

ajarkan pasien teknik relaksasi dengan rasional meningkatkan kemampuan

pasien dalam mengatasi kecemasan, berikan terapi murottal ( surat al-fatihah )

selama 15 menit dengan rasional efektif menurunkan kecemasan pasien, dan

kolaborasi dengan tim medis lain atau dokter dalam pemberian anti anxietas

dengan rasional pengobatan mungkin di perlukan bila cemas berlanjut.

E. Implementasi

Pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 pukul 09.00 WIB dilakukan

tindakan untuk diagnosa pertama, mengkaji nyeri (P, Q, R, S, T), respon

subjektif pasien mengatakan P : nyeri karena patah, Q : nyeri seperti di tusuk-

tusuk, R : kaki sebelah kiri, S: skala nyeri 6, T : nyeri bertambah saat kaki

digerakkan, respon objektif : wajah pasien tampak meringis menahan sakit,

terutama saat kaki digerakkan, klien melindungi kaki saat digerakan. Pukul

Page 63: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

52

09.05 dilakukan tindakan mengobservasi TTV, dengan respon subjektif

pasien mengatakan bersedia, respon objektif pasien kooferatif, TD 110/60

mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 26 kali/menit, suhu 36,80C. Pukul 09.25

WIB dilakukan tindakan mengajarkan teknik relaksasi, dengan respon

subjektif pasien mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi, respon

objektif pasien tampak sedikit rileks. Pukul 10.30 WIB dilakukan tindakan

berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat ketorolak 10mg dengan

respon subjektif pasien mengatakan sedikit sakit saat suntik, respon objektif

obat sudah masuk 10 mg melalui IV.

Pukul 09.35 WIB dilakukan tindakan untuk diagnosa kedua yaitu

mengobservasi tingkat pergerakan klien dengan respon subjektif pasien

mengatakan kaki kirinya bertambah sakit saat digerakan, respon objektif klien

belum bisa menggerakan kaki kirinya, kekuatan ototnya 0, aktivitas dan

latihan tergantung total. Pukul 12.30 WIB dilakukan tindakan mengajarkan

ROM pada ekstremitas bawah kaki kanan pada diagnosa ke 3, respon

subjektif pasien mengatakan otonya lebih lebih rileks dan tidak kaku, respon

objektif pasien kooperatif.

Pukul 09.15 dilakukan tindakan keperawatan untuk diagnosa ketiga

mengkaji tingkat kecemasan pasien, respon subjektif pasien mengatakan takut

menghadapi operasi, respon objektif pasien tanpak tegang dan gelisah, klien

mengalami kecemasan tingkat sedang dengan skor HARS 24. Pukul 09.25

WIB dilakukan tindakan mengajarkan teknik relaksasi, dengan respon

subjektif pasien mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi, respon

Page 64: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

53

objektif pasien tampak sedikit rileks. Pukul 11.00 WIB dilakukan tindakan

memberikan terapi murottal surat al-fatihah selama 15 menit dengan respon

subjektif pasienmengatakan lebih tenang, respon objektif ekspresi wajah klien

rileks,skor HARS : 20.

Pada hari jum’at tanggal 11 april 2014 pukul 08.00 WIB dilakukan

tindakan pada diagnosa pertama mengkaji nyeri (P,Q,R,S,T) dengan respon

subjektif pasien mengatakan P: nyeri karena patah, Q: Nyeri seperti ditusuk-

tusuk, R: pada kaki kiri, S: skala nyeri 3, T: nyeri bertambah saat digerakan,

respon objektif ekspresi wajah klien tampak rileks. Pukul 08.15 WIB

melakukan tindakan observasi tanda-tanda vital tidak ada respon subjektif,

respon objektif pasien kooperatif TD: 110/60 mmHg, nadi 72 kali /menitsuhu

370C RR 26 kali /menit. Pukul 10.30 WIB dilakukan tindakan berkolaborasi

dengan dokter dalam pemberian therapy obat ketorolac 10mg melalui iv,

respon subjektif pasien merasakan sedikit sakit saat obat masuk, respon

objektif obat masuk melalui obat masuk iv ketorolac 10 mg. Pukul 12.30

dilakukan tindakan mengobservasi tanda-tanda vital, respon subjektif tidak

ada, respon objektif TD 120/60 mmHg, nadi 72 kali /menit, suhu 370Cdan RR

24 kali /menit.

Pada hari jum’at tanggal 11 April 2014 pukul 11.00 dilakukan

tindakan keperawatan kedua menganjurkan pasien istrahat yang cukup,

respon subjekif pasien mengatakan akan istirahat yang cukup, respon objektif

pasien kooperatif

Page 65: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

54

Pada hari jum’at tanggal 11 april 2014 pukul 08.30 dilakukan tindakan

pada diagnosa ketiga mengkaji tingkat kecemasan pasien, respon subjektif

pasien mengatakan masih merasa takut dilakukan operasi, pasien tampak

sedikit gelisah dengan HARS skor 20. Pukul 08.40 WIB memberikan teraphy

murottal surat al-fatihah selama 15 menit respon subjektif pasien mengatakan

tenang dan tidak takut dilakukan operasi, respon objektif pasien rileks dan

tidak gelisah dengan skor HARS 14. Pukul 12.30 dilakukan tindakan

mengobservasi tanda-tanda vital pada, respon subjektif tidak ada,

respon objektif TD 120/60 mmHg, nadi 72 kali/menit, suhu 370C dan

RR 24 kali /menit.

F. Catatan Perkembangan atau Evaluasi

Kamis, 10 april 2014 pukul 14.00 WIB evaluasi pada diagnosa

pertama pasien mengatakan P: nyeri karena patah, Q : nyeri seperti di tusuk-

tusuk, R : kaki sebelah kiri, S : skala nyer 6, T : nyeri bertambah saat kaki

digerakan, hasilobservasi: wajah pasien tampak meringis menahan sakit,

terutama saat kaki digerakan, klien melindungi kakinya saa digerakan, TD

110/60 mmHg, nadi 90kali permenit, RR 26 kali per menit, suhu 36,80C. dari

semua tindakan yang telah dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan

belum teratasi, lanjutkan intervensi ajarkan teknik relaksasi observasi nyeri,

pantau TTV, kolaborasi pemberian analgetik.

Evaluasi diagonosa keperawatan yang kedua pasien mengatakan kaki

kirinya bertambah sakit saat digerakan, hasil observasi klien belum bias

menggerakan kaki kirinya, kekuatan otot 0, aktivitas dan latihan tergantung

Page 66: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

55

total, dari semua tindakan yang telah dilakukan didapatkan hasil masalah

keperawatan belum teratasi, lanjutkan intervensi pertahankan penggunaan

spalek dan elastis perban.

Pada evaluasi diagnosa ketiga pasien mengatakan takut menghadapi

operasi, hasil observasi pasien tanpak tegang dan gelisah, klien mengalami

kecemasan tingkat sedang dengan skor HARS 24, dari semua tindakan

keperawatan yang dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan belum

teratasi, lanjutkan intervensi, ajarkan teknik relaksasi, observasi tingkat

kecemasan, berikan terapi murottal.

Jum’at , 11april 2014 pukul 14.00 WIB evaluasi pada diagnose

pertama pasien mengatakan P: nyeri karena patah, Q : nyeri seperti di tusuk-

tusuk, R : kaki sebelah kiri, S : skala nyeri 4, T : nyeri bertambah saat kaki

digerakan, hasil observasi: wajah pasien tampak rileks , klien melindungi

kakinya saa digerakan, TD 120/60 mmHg, nadi 72 kali permenit, RR 22 kali

per menit, suhu 37 0C. dari semua tindakan yang telah dilakukan didapatkan

hasil masalah keperawatan teratasi sebagian, lanjutkan intervensi.

Evaluasi diagonosa keperawatan yang kedua pasien mengatakan kaki

kirinya masih sakit untuk digerakan pasien mengatakan akan istirahat, hasil

observasi klien masih belum bisa menggerakan kaki kirinya, kekuatan otot 0,

aktivitas dan latihan tergantung total, dari semua tindakan yang telah

dilakukan didapatkan hasil masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi

pertahankan penggunaan spalek dan elastis perban.

Page 67: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

56

Pada evaluasi diagnose ketiga pasien mengatakan tenang dan tidak

takut untuk operasi, hasil observasi pasien tanpak tenang dan tidak

gelisah,skor HARS 14, dari semua tindakan keperawatan yang dilakukan

didapatkan hasil masalah keperawatan teratasi, pertahankan intervensi.

Page 68: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas asuhan keperawatan tentang Tn.K

dengan fraktur collum femur di ruang mawar RSUD Dr.Soediran Mangun

Sumarso. Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian

maupun kesenjangan antara teori dengan kasus. Terkait dengan hal tersebut pada

bab ini penulis akan melakukan pembahasan tentang pemberian terapi murottal

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada asuhan keperawatan Tn.K dengan pre

operasi fraktur collum femur di ruang mawar RSUD. Dr.Soediran Mangun

Sumarmo. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Dalam melakukan pengkajian terhadap Tn.K penulis menggunakan

metode wawancara, observasi, serta catatan rekam medis. Pengkajian adalah

proses pengumpulan data relevan yang kontinue tentang respon manusia,

kekuatan dan masalah klien (Dermawan, 2012). Keluhan utama pada klien adalah

kaki kirinya patah dengan diagnosa medis fraktur collum femur. Fraktur collum

femur adalah suatu keadaan terputusnya atau hancurnya leher femur yang

disebabkan oleh trauma (Muttaqin, 2011).

Data yang menunjukkan penulis menegakkan diagnosa keperawatan nyeri

akut berhubungan dengan agan cidera fisik yaitu klien mengatakan kakinya sakit

karena patah, nyeri seperti ditusuk-tusuk, patah pada kaki kiri, skala nyeri 6, nyeri

bertambah saat digerakkan, data objektif didapatkan wajah pasien tampak

57

Page 69: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

58

meringis menahan sakit terutama saat kaki digerakan, klien melindungi kakinya

saat digerakan, TD : 110/60 mmHg, Nadi : 90x/ menit, RR : 26x/ menit, S :

36,80C. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau

gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the Study

of pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat

dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang

dari 6 bulan (Herdman, 2009-2011).

Penyebeb nyeri pada pasien fraktur disebabakan karena terjadinya trauma

pada femur, sehingga tulang gagal menahan tekanan terutama tekanan

membengkok, memutar dan menarik maka terjadi fraktur yang dapat

mengakibabkan kerusakan fragmen tulang, spasme otot, cedera jaringan

lunak,kerusakan neuromuskuler dan deformitas yang ditandai dengan keluhan

nyari (Muttaqin,2008). Dari data di atas pasien mengalami nyeri skala 6, termasuk

nyeri sedang. Pengkajian nyeri dengan menggunakan skala analog visual

merupakan alat paling umum yaitu dengan menggunakan angka 0-10. Angka 0

tidak ada nyeri, angka 1-3 adalah nyeri ringan, angka 4-6 adalah nyeri sedang,

angka 7-8 adalah nyeri hebat, angka 9 adalah nyeri sangat hebat dan angka 10

adalah nyeri paling hebat (Potter dan Perry, 2006).

Penulis mengambil etiologi agen cidera fisik berdasarkan pengkajian

riwayat penyakit sekarang yaitu pasien mengatakan fraktur terjadi karena jatuh

dari sepeda. Kejadian fraktur yang dialami Tn.K disebabkan kekerasan langsung.

Etiologi dari fraktur adalah kekerasan langsung, kekerasan tidak langsung dan

Page 70: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

59

kekerasan akibat tarikan otot. Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang

pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat terbuka dengan

garis patahan melintang atau miring. Kekerasan tidak langsung menyebabkan

patah tulang yang jauh dari ditempat terjadinya kekerasan. Bagian yang patah

biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

Kekerasan akibat tarikan otot adalah patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang

terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan

penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan (Wahid, 2013).

Batasan karakteristik nyeri akut adalah perubahan selera makan,

perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi pernafasan, laporan isyarat,

diaforesis, perilaku distraksi, mengekspresikan perilaku, masker wajah, perilaku

berjaga-jaga/ melidungi area nyeri, fokus menyempit, indikasi nyeri yang dapat

diamati, perubahan posisi yang untuk menghindari nyeri, sikap tubh melindungi,

dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur dan melaporkan nyeri secara

verbal (Herdman, 2009-2011). Data pada kasus Tn.K yaitu melaporkan nyeri

secara verbal, mengekspresikan perilaku, perilaku berjaga-jaga atau melindungi

area nyeri pada femur, sehingga sesuai dengan batasan karakteristik secara teori.

Intervensi yang dilakukan pada masalah keperawatan nyeri berhubungan

dengan agen cidera fisik dengan tujuan dan kriteria hasil, setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 2x24 jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil,

secara subjektif klien melaporkan nyeri, klien tidak gelisah, dan skala nyeri

berkurang menjadi 3. Intervensi yang disusun yaitu kaji nyeri (P, Q, R, S, T)

dengan rasional mengidentifikasi karakteristik nyeri pasien, observasi tanda-tanda

Page 71: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

60

vital dengan rasional peningkatan nadi menunjukan adanya nyeri, atur posisi kaki

sakit abduksi menggunakan bantal dengan rasional meningkatkan sirkulasi yang

umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot, ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk mengurangi nyeri, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgetik dengan rasional analgetik memblok lintasan

nyeri, sehingga nyeri akan berkurang (Wilkinson, 2007).

Implementasi pada pasien untuk diagnosa keperawatan nyeri dilakukan

selama 2 hari, tindakan yang dilakukan yaitu : mengkaji nyeri (P, Q, R, S, T),

mengobservasi TTV, mengajarkan teknik relaksasi, berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat ketorolak 10mg. Intervensi yang tidak dilakukan penulis

yaitu atur posisi kaki sakit abduksi menggunakan bantal dengan rasional

meningkatkan sirkulasi yang umum,, karena pada saat pengelolan pasien, tidak

didapatkan data maupun respon yang menunjukan penulis harus melakukan

tindakan tersebut.

Evaluasi masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik

dari tindakan yang penulis lakukan dapat disimpulkan masalah diteratasi

sebagaian, masalah yang teratasi yaitu ekspresi pasien klien rileks skala nyeri

menjadi 4, masalah yang belum teratasi skala nyeri. Penulis mengalami

keterbatasan dalam waktu pengelolaan tindakan keperawatan hanya 2 hari. Dalam

teori penatalaksanaan nyeri dilakukan selama 2 minggu (Potter dan Perry, 2006).

Data yang menunjukkan penulis menegakkan diagnosa keperawatan

gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal yaitu

pasien mengatakan kakinya bertambah sakit saat digerakan, pasien mengatakan

Page 72: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

61

aktivitasnya di bantu keluarga. Data objektif yang di dapat klien belum bisa

mengangkat kakinya, kekuatan otot 0 pada kaki kiri, aktivitas dan latihan

tergantung total, ROM pasif pada kaki kiri. Hambatan mobiltas fisik adalah

keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas (Nur

Arif dan Kusuma, 2013).

Pada pasien fraktur mengalami hambatan mobilitas fisik di sebabkan

karena diskontinuitas tulang, yang mengakibatkan perubahan jaringan sekitar

maka terjadi pergesaran fragmen tulang, pasien mengalami deformitas dan

gangguan fungsi ekstremitas (Arif dan Kusuma, 2013). Kekuatan otot pada Tn.K

didapatkan data kaki kiri yang fraktur 0, yang artinya pada pasien tidak terjadi

kontraksi otot sama sekali/tergantung total (Purwanti dan Purwaningsih, 2013).

Aktivitas dan latihan pada Tn.K tergantung total serta pasien belum bisa

mengangkat kakinya. Pada pasien fraktur dapat mengalami keterbatasan

melakukan pergerakan akibat adanya kerusakan pada fragmen tulang, spasme

otot. Dalam teori disebutan pada pasien fraktur didapatkan adanya gangguan atau

keterbatasan gerak tungkai, ketidakmampuan menggerakkan kaki dan penurunan

kekuatan otot ekstremitas bawah dalam melakukan penurunan (Muttaqin, 2008).

Penulis mengambil etiologi kerusakan muskuloskeletal berdasarkan data

pada pengkajian pasien mengatakan kakinya sakit saat digerakkan, aktivitas di

bantu oleh keluarga. Kerusakan muskuloskeletal disebabkan adanya pengulangan

gerakan yang terus menerus; kekuatan yang berlebihan sehingga menyebabkan

kelelahan otot dan menimbulkan rasa nyeri; tekanan mekanis yang disebabkan

oleh cedera akibat benda tajam (Andayasari dan Anorital, 2012).

Page 73: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

62

Batasan karakteristik untuk hambatan mobilitas fisik yaitu postur tubuh

yang tidak stabil selama melakukan kegiatan rutin harian, keterbatasan

kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik halus, tidak ada koordinasi

atau pergerakan yang tersentak-sentak, keterbatasan ROM, kesulitan berbalik,

perubahan gaya berjalan, penurunan waktu reaksi, bergerak menyebabkan nafas

menjadi pendek, usaha yang kuat untuk perubahan gerak, bergerak yang lambat,

dan bergerak menyebabkan tremor (Nur Arif dan Kusuma, 2012). Data yang

menurut teori ada pada Tn.K adalah ADL di bantu keluarga atau orang lain, kaki

kirinya susah untuk digerakan, pasien tidak bisa mengangkat kakinya, kekuatan

otot 0, aktivitas dan latihan tergantung total.

Intervensi diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan kerusakan muskuloskoletal dengan tujuan dan kriteria hasil, setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam gangguan mobilitas bisa

diminimalkan dengan kriteria hasil, kekuatan otot meningkat menjadi 2, klien

mampu beraktivitas kembali secara bertahap, dapat melakukan perpindahan/

pergerakan. Intervensi yang disusun yaitu rencanakan periode isterihat yang

cukup, dengan rasional mengurangi aktifitas energi yang tidak terpakai, ajarkan

dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif dengan rasional

mempertahankan atau meningkatkan pertahanan otot, pertahankan spalek atau

elastis perban dengan rasional mempertahankan imobilisasi pada tulang yang

patah, observasi tingkat pergerakan klien dengan rasional untuk mengetahui

sejauh mana tingkat kerusakan mobilisasi (Wilkinson,2007).

Page 74: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

63

Implementasi pada diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik selema

2 hari dilakukan tindakan mengobservasi tingkat pergerakan klien, menganjurkan

pasien pasien untuk istirahat yang cukup mengajarkan ROM pada ekstremitas

bawah kaki kanan.dan mempertahankan elasti perban. Tindakan yang penulis

lakukan sesuai dengan intervensi yang telah penulis susun.

Evaluasi diagnosa keperawatan hambatan mobilitas berhubungan dengan

kerusakan muskuloskeletal dari tindakan yang penulis lakukan selama 2 hari dapat

disimpulkan masalah keperawatan teratasi sebagian, karena kekuatan otot, ROM

dan aktivitas belum sesuai kriteria hasil. Penulis mengalami kerbatasan dalam

waktu pengelolaan tindakan keperawatan hanya dua hari. Dalam teori diagnosa

keperawatan hambatan mobilitas fisik dapat kembali normal dalam waktu empat

bulan (Potter dan Perry, 2006).

Data yang menunjukkan penulis menegakkan diagnosa keperawatan

ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan yaitu pasien

mengatakan takut dan khawatir menghadapi operasi, dan data objektif pasien

tampak gelisah dan tegang, dari data pengkajian HRS-A di dapatkan skor 24 yang

artinya pasien mengalami kecemasan sedang, Nadi 90 kali/ menit dan respirasi 26

kali/ menit. Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sama

disertai respons autonom (sumber sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh

individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi oleh terhadap bahaya.

Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan

adanya bahaya dan memampukan individu utuk bertindak menghadapi ancaman

(Herdman, 2009-2011).

Page 75: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

64

Dalam teori pada pasien fraktur timbul rasa cemas akan keadaan dirinya,

yaitu ketakutan timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya, mekanisme

koping yang ditempuh klien dapat tidak efektif (Muttaqin, 2008). Pada kasus

Tn.K kecemasan disebabkan karena ketakutan menghadapi operasi di tandai

dengan pasien tegang dan gelisah. Tanda dari kecemasan adalah adanya resfon

fisiologis, respon perilaku, kognitif dan afektif yaitu salah satunya pasien tegang,

gelisah, frekuensi nadi tidak teratur dan cepat serta pernafasan cepat (Stuart,

2007).

Penulis mengambil etiologi ancaman pada status kesehatan karena dari

data pasien, pasien akan dilakukan operasi. Tindakan pembedahan merupakan

pengalaman yang sulit bagi semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa

terjadi yang akan membahayakan bagi pasien (Faradisi, 2012).

Dari data pengkajian penulis menggunakan HRS-A saat mengkaji tingkat

kecemasan. Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) digunakan untuk

mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang,

berat atau berat sekali (panik) (Hiwari, 2007).

Batasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan ansietas yaitu perilaku :

penurunan produktivitas, gerakan yang irevelan, gelisah, melihat sepintas,

insomnia, kontak mata yang buruk, mengekspresikan kekawatiran karena

perubahan dalam peristiwa hidup, agitasi, mengintai, tampak waspada, afektif,

fisiologi, simpatik, parasimpatik dan kognitif (Nur Arif dan Kusuma, 2013). Data

yang menurut teori ada pada Tn.K yaitu gelisah, perubahan afektif, fisiologi dan

perilaku, sehingga sesuai dengan batasan karakteristik secara teori.

Page 76: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

65

Diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan ancaman pada status

kesehatan , tujuan dan kriteria hasil seletah dilakukan keperawatan 2 kali 24 jam

cemas berkurang, dalam menentukan tujuan penulis menemukan hambatan dalam

mencari teori tentang lama pemberian tindakan keperawatan yang menyatakan

bahwa cemas dapat berkurang atau hilang dalam waktu tertentu.

Intervensi yang dilakukan antara lain kaji tingkat kecemasan pasien

dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien, jelaskan maksud dan

tujuan operasi dengan rasional meningkatkan pengetahuan klien, ajarkan pasien

teknik relaksasi dengan rasional meningkatkan kemampuan pasien dalam

mengatasi kecemasan dan kolaborasi dengan tim medis lain atau dokter dalam

pemberian anti anxietas dengan rasional pengobatan mungkin di perlukan bila

cemas berlanjut (Wilkinson, 2007). Salah satu teknik relaksasi yang diajarkan

pada pasien yaitu terapi murottal (surat al-fatihah) selama 15 menit. Menurut Heru

(2008) dalam Siswantinah (2011) salah satu distraksi yang efektif adalah dengan

Murottal (mendengarkan bacaan Al-Qur’an), yang dapat menurunkan hormon-

hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan

rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki

sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat

pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju

pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang

lebih baik.

Page 77: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

66

Intervensi yang diberikan pada pasien dengan ansietas yaitu gunakan

pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap pasien,

jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur, pahami

prespektif pasien terhadap situasi stress, temani pasien memberikan keamanan dan

mengurangi takut, dorong keluarga untuk menemani anaknya, lakukan beck/neck

rub, dengarkan dengan penuh perhatian, identifikasi tingkat kecemasan, dorong

pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi, intruksikan pasien

menggunakan teknik relaksasi dan berikan obat untuk mengurangi kecemasan

(Nur Arif dan Kusuma, 2013). Intervensi yang diberikan penulis ada perbedaan

dengan teori, penulis menyusun intervensi tersebut berdasarka pada kasus yang

ditemukan oleh penulis dan berdasarkan kebutuhan dan respon dari pasien.

Diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan ancaman pada status

kesehatan pada tanggal 10 dan 11 April 2014 dilakukan tindakan mengkaji tingkat

kecemasan pasien dengan menggunakan skor HRS-A. Dalam teori Hamilton

Rating Scale for Anxiety (HRS-A) digunakan untuk mengetahui sejauh mana

derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali

(panik) ( Hiwari, 2007 ). Mengajarkan teknik relaksasi, dalam teori relaksasi

merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan. Teknik relaksasi

memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyaman atau nyeri, stress

fisik dan emosi pada nyeri (Potter&Perry, 2006).

Salah satu teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan adalah terapi

murottal surat al-fatihah selama 15 menit. Terapi murotal memiliki aspek yang

sangat diperlukan dalam mengatasi kecemasan, yakni kemampuanya dalam

Page 78: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

67

membentuk koping baru untuk mengatasi kecemasan sebelum operasi. Sehingga

secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi murotal mempunyai dua

poin penting, memiliki irama yang indah dan juga secara psikologis dapat

memotivasi dan memberikan dorongan semangat dalam menghadapi problem

yang sedang dihadapi (Faradisi, 2012).

Menurut Mustamir (2009) dalam Siswantinah (2011) surat Al-Qur’an yang

terbaik adalah Al-Faatihah, karena intisari dari Al-Qur’an adalah surat Al-

Faatihah, dan pemahaman terhadap Al-Qur’an diawali dengan pemahaman

terhadap Al-Faatihah. Surat tersebut juga dapat digunakan untuk

mengurangi/menurunkan kecemasan. Keseluruhan efeknya telah menjadikan Al-

Faatihah sangat selaras dengan nuansa sholat dan ibadah. Uraiannya yang singkat

dan jelas, serta kualitas nada hurufnya yang tinggi membuat Al-Faatihah mudah

dibaca dan dihafal semua orang dengan latar belakang apa pun. Al-Faatihah

merupakan surat yang paling banyak dibaca oleh umat manusia, karena Al-

Faatihah harus dibaca dalam setiap sholat. Terapi murottal di berikan selama 15

menit telah terbukti efektif menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre

operasi (Siswantinah, 2011).

Penulis memberikan terapi murottal pada Tn.K sebanyak dua kali, yaitu

pada hari pertama dan hari kedua penelitian. Penulis menemukan hambatan dalam

lama pengelolaan kasus karena keterbatasan waktu. Dalam penelitian sebelumnya

keefektifan terapi murottal dilakukan selama 2 bulan. Pada hari pertama saat di

berikan terapi murottal pada pukul 11.00 WIB selama 15 menit terjadi penurunan

tingkat kecemasan pada pasien di tandai dengan respon subjektif pasien

Page 79: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

68

mengatakan lebih tenang, dan respon objektif ekspresi wajah pasien rileks serta

dari pengukurang kecemasan HRS-A skornya menjadi 20.

Pada hari kedua dilakukan evaluasi tentang tingkat kecemasan pasien,

HRS-A skor menunjukan 20, pada pukul 08.40 WIB diberikan terapi murottal

selama 15 menit dan terjadi penurunan pada kecemasan dengan ditandai dengan

pasien mengatakan tenang dan tidak takut untuk dilakukan operasi, dari data

objektif pasien rileks dan tidak gelisah, dari pengukuran tingkat kecemasan HRS-

A skor 14. Implementasi yang penulis lakukan telah sesuai dengan intervensi yang

disusun.

Evaluasi pada Tn. K pada tanggal 10 dan 11 April 2014 dengan diagnosa

keperawatan ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan dengan

evaluasi hari pertama yaitu pasien mengatakan takut menghadapi operasi, hasil

observasi pasien tanpak tegang dan gelisah, klien mengalami kecemasan tingkat

sedang dengan skor HRS-A 24, nadi 90kali/menit dan respirasi 26kali/menit.

Evaluasi hari kedua pasien mengatakan tenang dan tidak takut untuk operasi, hasil

observasi pasien tanpak tenang dan tidak gelisah,skor HRS-A 14, nadi 72

kali/menit dan respirasi 22 kali/menit. Dapat disimpulkan masalah keperawatan

ansietas berhubungan dengan ancaman status kesehatan teratasi.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Tn.K dengan fraktur

collum femur yaitu nyeri, hambatan mobilitas fisik dan ansietas. Dalam teori

diagnosa yang muncul pada pasien fraktur collum femur yaitu nyeri, resiko tinggi

trauma, resiko infeksi, hambatan mobilitas fisik dan ansietas (Muttaqin, 2011).

Penulis tidak mengangkat semua diagnosa keperawatan karena pada saat

Page 80: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

69

melakukan pengelolaan asuhan keperawatan Tn.K tidak ditemukan data yang

menunjang untuk mengangkat diagnosa resiko tinggi trauma dan resiko infeksi.

Penulis memprioritaskan masalah keperawatan sesuai dengan teori Hirarki

Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Dari data di atas penulis memprioritas

masalah keperawatan yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik, hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan ansietas

berhubungan denga ancaman status kesehatan.

Kebutuhan dasar manusia menurut hirarki Maslow merupakan sebuah

teori yang dapat digunakan perawat untuk memenuhi hubungan antara kebutuhan

dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Kebutuhan fisiologis memiliki

prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow, kebutuhan keselamatan dan rasa aman

memiliki prioritas kedua dalam hierarki Maslow, kebutuhan keselamatan dan rasa

aman disini maksudnya adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun

psikologis, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri dan

kebutuhan aktualisasi diri (Mubarak dan Chayatin, 2008).

Page 81: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan pemberian terapi murottal terhadap

penurunan tingkat kecemasan pada Tn.K dengan pre operasi fraktur

collum femur di ruang mawar RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri, maka penulis dapat menarik kesimpulan:

1. Pengkajian pada Tn.K di dapatkan data keluhan utama yang dirasakan

klien mengatakan kaki kirinya patah. Kakinya sakit karena patah, nyeri

seperti ditusuk-tusuk, patah pada kaki kiri, skala nyeri 6, nyeri

bertambah saat kaki digerakan. Dari hasil rontgen fraktur collum

femur pada kaki kiri. Pasien di rencanakan akan di operasi pada hari

senin tanggal 14 April 2014. Pasien mengatakan takut dan khawatit

untuk di lakukan operasi. Pasien tampak tegang dan gelisah,

pengkajian skor HRS-A didapatkan skor 24 (kecemasan tingkat

sedang).

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.K yaitu nyeri

berhubungan dengan agen cidera fisik, diagnosa yang kedua hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan

diagnosa yang ketiga ansietas berhubungan dengan ancaman pada

status kesehatan.

70

Page 82: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

71

3. Pada diagnosa pertama nyeri intervensi yang dilakukan adalah kaji

karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T), observasi tanda-tanda vital, atur

posisi kaki sakit abduksi menggunakan bantal, ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.

Pada diagnosa kedua hambatan mobilitas fisik intervensi dilakukan

adalah rencanakan periode istirahat yang cukup, ajarkan dan dukung

pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif, pertahankan spalek atau

elastis perban, observasi tingkat pergerakan klien. Pada diagnosa ke

tiga ansietas intervensi yang dilakukan adalah kaji tingkat kecemasan

pasien, jelaskan maksud dan tujuan operasi, ajarkan pasien teknik

relaksasi, memberikan terapi murottal surat Al-Faatihah selama 15

menit dan kolaborasi dengan tim medis lain atau dokter dalam

pemberian anti anxietas).

4. Implementasi yang dilakukan perawat sesuai dengan intervensi yang

sudah dibuat perawat yaitu terapi murottal. Terapi murottal merupakan

salah satu teknik relaksasi yang efektif menurunkan kecemasan.

5. Evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 11

April 2014 berdasarkan pada kriteria hasil yang diharapkan yaitu pada

diagnosa pertama nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik belum

teratasi. Diagnosa kedua hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan muskuloskleletal belum teratasi. Diagnosa ketiga ansietas

berhubungan dengan ancaman status kesehatan telah teratasi.

Page 83: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

72

6. Penulis telah mengaplikasikan tindakan terapi murottal terhadap

penurunan tingkat kecemasan dengan hasil sebelumnya pasien

mengalami kecemasan dengan skor HRS-A 24 tanpa pemberian terapi

murottal, setelah klien di berikan terapi murottal surat Al-Faatihah

selama 15 menit tingkat kecemasan klien berkurang menjadi 14, jadi

tindakan keperawatan mandiri pemberian terapi murottal sangat efektif

dilakukan untuk penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

fraktur collum femur.

B. SARAN

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional, sehingga dapat

tercipta perawat-perawat yang profesional, terampil, cekatan dan

handal yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif pada pasien dengan kecemasan.

2. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik,

mempertahankan serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada.

3. Bagi tenaga kesehatan terutama perawat

Diharapkan didalam memberikan tindakan keperawatan dan

untuk mencapai hasil evaluasi yang maksimal tentu perlu adanya kerja

sama dengan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi dan

yang lainnya, sehingga penulis mengharapkan agar mencapai hasil

Page 84: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

73

yang maksimal tentu perlu adanya kerja keras dalam melaksanakan

tindakan baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan

lain.

4. Bagi pembaca

Diharapkan dapat mengembangkan informasi yang ada dalam

Karya Tulis Ilmiah.

5. Bagi penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan

sealanjutnya pada pasien dengan kecemasan pre operasi fraktur

collum.

Page 85: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

DAFTAR PUSTAKA

Andayasari, L dan Anorital.2012.Gangguan MuskuloskeletalPada Praktik Dokter

Gigi Dan Upaya Pencegahannya.http://www.jurnal.penelitian//2012.

Diakses 07 Mei 2014.

Carpenito, Lynda Juall.1999.Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.

Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif.Edisi 2. EGC: Jakarta

Dermawan, Deden.2012.Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka

Kerja.Gosyen Publising :Yogyakarta.

Doengoes, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Edisi

3.EGC:Jakarta.

Faradisi, Firman.2012.Efektivitas Terapi Murottal dan Terapi Musik Klasik

Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di

Pekalongan. http://www.journal.stikesmuh-pkj.ac.idDiakses tanggal 03

April 2014.

Herdman, T Heather.2009-201.Diagnosa Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi.

EGC:Jakarta.

Hiwari, Dadang.2007.Manajemen Stres Cemas dan Depresi.FKUI: Jakarta.

Indrawati, T,dkk.2013.Analisa Pemasangan Hybrid Plating Penderita

FrakturFemur Dengan Variasi Bone Screw Jenis Locking Dan

NonLocking. http://www.unibra.teknik.mesin.ac.id/ Diakses 12 April

2014.

Larasati, Yulistia Indah.2009.Efektifitas Preoperative Teaching Terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Di Ruang Rawat Inap

Rsud Karanganyar.http://www.fkip.undip.larasati/ Diakses 10 April

2014.

Mubarak dan Chayatin.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori Dan

Aplikasi Dalam Praktik.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.

Muttaqin, Arif.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal.EGC:Jakarta.

Muttaqin, Arif.2011.Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi pada Praktik

Klinik Keperawatan.EGC:Jakarta.

Page 86: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

Nainggolan, Mega A,dkk.2010.Pengaruh Terapi Musik Terhadap Intensitas Nyeri

Pada Pasien Pasca Operasi Di Rsud Swadanatarutung Tahun 201.

http://www.susi_mutiara.ac.id Diakses 18 April 2014.

Ningsih, Lukman N.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

Sistem Muskuloskeletal.Selemba Medika:Jakarta.

Nur Arif dan Kusuma.2013Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan Nanda

NIC-NOC.Edisi Revisi. Jilid 1 dan 2. Penerbit Buku Kedokteran

EGC:Jakarta.

Potter & Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses dan

Praktik.Edisi 4.EGC:Jakarta

Purwanti dan Purwaningsih.2013.Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom) Aktif

Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Post Operasi Fraktur Humerus Di

Rsud Dr. Moewardi.http://54_105_1_SM_2_gaster/ Diakses 07 Mei

2014.

Sawitri, E dan Sudaryanto,(2008),Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah

Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah Mayor Di

Bangsal Orthopedi Rsui Kustati Surakarta.

http://www.publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle. Diakses tanggal

12 April 2014.

Siswantinah.2011.Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal

Ginjal Kronik Yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa Di RSUD Kraton

Kabupaten Pekalongan. http://www.jtptunimus_gdl_siswantinah.

Diakses 10 April 2014.

Smeltzer dan Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Edisi 8.EGC:

Jakarta.

Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 5.EGC:Jakarta.

Suliswati; Payapo, T.A.; Maruhawa, J.; Sianturi, Y.; & Sumijatun.2005.Konsep

Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Penerbit Buku Kedokteran EGC:

Jakarta.

Syahputra, Hadiandra,dkk.2013. Hubungan Tingkat Nyeri Dengan Tingkat

KecemasanPada Pasien Fraktur Tulang PanjangDi Rsud Arifin Achmad

Pekanbar. http://repository.unsi.ac.id Diakses 12 Aril 2014.

Videbeck, Sheila L.2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Penerbit Buku Kedokteran

EGC: Jakarta.

Wahid, Abdul.2013.Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem

Muskuloskeletal.Trans Info Media: Jakarta.

Page 87: PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-debynovita... · fraktur femur adalah sebanyak 249 kasus atau 14,7 %. Berdasarkan data

Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi

NIC dan Kriteria Hasil NOC.EGC:Jakarta.