pengaruh murottal quran

21
TUGAS 1 METODE PENELITIAN KARYA ILMIAH PENGARUH MUROTTAL QUR’AN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SESEORANG Disusun oleh : Muhammad Luthfi 140310100057 Jurusan Fisika

Upload: muhammad-luthfi

Post on 02-Jan-2016

526 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Murottal Quran

TUGAS 1 METODE PENELITIAN

KARYA ILMIAH

PENGARUH MUROTTAL QUR’AN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SESEORANG

Disusun oleh :

Muhammad Luthfi

140310100057

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Padjadjaran

Page 2: Pengaruh Murottal Quran

2012

ABSTRAK

Kecemasan dalam diri seseorang terkadang memberi efek positif kepada orang tersebut untuk lebih waspada terhadap ancaman, namun seringkali justru kecemasan yang berlebihan menimbulkan efek negatif, sepertiputus asa hingga penyebab penyakit-penyakit lain yang diperkirakan berawal dari gangguan pada otak dan hati tersebut. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengurangi efek negatif kecemasan yang berlebihan ini, mulai dari obat-obat kimia, terapi musik klasik, hingga salah satu penelitian yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa bernama Firman Faradisi yang memperlihatkan efek yang signifikan dari mendengarkan murottal Qur’an untuk meredam kecemasan pasien. Dan dengan terapi tersebut terbukti lebih efektif dibandingkan dengan terapi mendengarkan musik klasik.

Page 3: Pengaruh Murottal Quran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecemasan dalam diri seseorang dapat menimbulkan efek negatif jika berlebihan.

Depresi merupakan salah satu tipe atau gejalanya.[1] Menurut WHO, depresi diperkirakan

menjadi beban masalah kesehatan kedua setelah penyakit jantung pada 2020 dan menduduki

tempat pertama sebagai penyebab utama dari beban penyakit sedunia pada tahun 2030. [2]

Banyak penelitian yang telah dilakukan para pakar psikologis untuk mengatasi

kecemasan ini, seperti obat-obatan kimia. Namun pasti ada efek negatif yang ditimbulkan oleh

obat-obatan kimia ini, seperti kecanduan yang ditimbulkan jika terlalu sering digunakan, atau

jika dosisnya berlebihan akan menimbulkan efek samping tertentu. Ada beberapa alternatif yang

masih diteliti untuk mengurangi kecemasan tersebut, seperti relaksasi pernapasan, akupuntur,

hingga terapi musik klasik.

Selain terapi tersebut, masih ada terapi yang masih diteliti yaitu mendengarkan

murottal al-Qur’an. Mungkin ini bisa menjadi alternatif kedepannya sebagai terapi

menghilangkan kecemasan tersebut.

1.2. Batasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini obyek data terbatas pada tingkat kecemasan pasien pra

operasi yang sudah diteliti sebelumnya

1.3. Tujuan

Tulisan ini dibuat dengan tujuan :

1. Mengetahui efek murottal sebagai terapi cemas yang telah diteliti sebelumnya

1.4. Waktu dan Tempat

Pengambilan data menggunakan studi kepustakaan ini dilakukan di Jatinangor pada tanggal 18-25 Februari 2013

Page 4: Pengaruh Murottal Quran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kecemasan merupakan suatu kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Sumber lain mengatakan bahwa

kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan

dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan individu dalam merespon terhadap penyebab kecemasan ditentukan oleh:

a) Potensi Stressor

Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan

perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi

b) Maturitas

Individu yang memiliki kematangan akan lebih sukar mengalami gangguan akibat

kecemasan, karena memiliki daya adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan

c) Pendidikan dan Status ekonomi

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir,

semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan semakin

mudah menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan permasalahan baru.

d) Keadaan Fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisiknya seperti cedera, operasi akan mudah

mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah mengalami kecemasan.

e) Tipe Kepribadian

Individu dengan tipe kepribadian A, seperti tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin

serba sempurna, merasa diburu-buru waktu, mudah gelisah , tidak dapat tenang, lebih

mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada individu dengan tipe kepribadian B

yang sebaliknya.

f) Lingkungan dan Situasi

Seseorang yang berada di lingkungan asing lebih mudah mengalami kecemasan

dibanding ketika berada di lingkungannya yang biasa ia tempati.

g) Umur

Page 5: Pengaruh Murottal Quran

Usia yang lebih muda ternyata membuat seseorang lebih mudah mengalami

kecemasan daripada seseorang yang lebih tua.

h) Jenis Kelamin

Gangguan panik merupakan suatu gangguan cemas yang ditandai oleh kecemasan

yang spontan dan episodik yang lebih sering dialami wanita daripada pria.[3]

2.1. Gejala Kecemasan

Penderita yang mengalami kecemasan biasanya memiliki gejala-gejala yang khas dan

terbagi dalam beberapa fase, yaitu :

a) Fase 1 

Keadaan fisik sebagaimana pada fase reaksi peringatan, maka tubuh mempersiapkan

diri untuk fight (berjuang), atau flight (lari secepat-cepatnya), dapat berupa rasa tegang di otot

dan kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung.

b) Fase 2

Disamping gejala klinis seperti pada fase satu, gelisah, ketegangan otot, gangguan

tidur dan keluhan perut, penderita juga mulai tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak ada

motifasi diri. Labilitas emosi dapat bermanifestasi mudah menangis tanpa sebab, yang beberapa

saat kemudian menjadi tertawa.

c) Fase 3

Keadaan kecemasan fase satu dan dua yang tidak teratasi sedangkan stresor tetap saja

berlanjut, penderita akan jatuh kedalam kecemasan fase tiga. Gejala kecemasan pada fase tiga

umumnya berupa perubahan dalam tingkah laku dan umumnya tidak mudah terlihat kaitannya

dengan stres.  Pada fase tiga ini dapat terlihat gejala seperti : intoleransi dengan rangsang

sensoris, kehilangan kemampuan toleransi terhadap sesuatu yang sebelumnya telah mampu ia

tolerir, gangguan reaksi terhadap sesuatu yang sepintas terlihat sebagai gangguan kepribadian.

2.2. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Ada empat tingkat kecemasan, yaitu :

a) Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada, dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

Page 6: Pengaruh Murottal Quran

pertumbuhan dan kreatifitas. Perwujudannya adalah kelelahan, kesadaran tinggi, mampu untuk

belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

b) Kecemasan sedang  

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan

mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun

dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan

meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat,

bicara cepat dengan volume tinggi, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan

konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan, mudah tersinggung, tidak

sabar,mudah lupa, marah dan menangis.

c) Kecemasan berat  

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir

tentang hal lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala,

nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit,

tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk

menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

d) Panik  

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami

kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil,

palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah

yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.

2.3. Respon Psikologis terhadap Kecemasan

Respon psikologis yang timbul dari kecemasan ini adalah

a) Perilaku 

Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri,

menghindar.

b) Kognitif;  

Page 7: Pengaruh Murottal Quran

Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung,

lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan,

obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.

c) Afektif

 Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biiasa, sangat gelisah dan lain-

lain. Cemas yang berlebih bisa memicu timbulnya stress. [4]

2.4. Gelombang Otak

Berikut adalah hubungan gelombang otak dan keadaan pada gelombang tersebut, dan

hormon yang berperan dalam fase tersebut

a) Alpha

Dalam gelombang otak ini, seseorang berada dalam keadaan tenang, santai dan damai.

Hormon yang diproduksi tubuh pada fase ini adalah

Serotonin, hormon merasa baik ini dirilis pada frekuensi ini. Hormon ini mengatur

suasana hati, tidur, nafsu makan, respon seksual, pengontrol emosi, kecemasan,

kemarahan, dan rasa kenyang.

Analgesik, pembunuh rasa sakit dirilis dari frekuensi ini juga. Jika rasa sakit hilang maka

dapat membuat seseorang merasa damai, emosi terfokus, santai, dan merasa baik.

b) Theta

Keadaan sangat santai di mana seseorang masuk dalam kondisi meditasi dan tidak

menyadari tubuh fisiknya. Hormon yang diproduksi adalah :

Endorfin, obat penghilang rasa sakit alami, sangat mirip dengan morfin, dilepaskan ketika

theta merangsang bagian-bagian tertentu dari otak. Endorfin berhubungan erat dengan

perasaan gembira, selain itu juga sebagai pereda nyeri, dan dapat menghilangkan rasa

sakit emosional serta rasa sakit fisik.

Serotonin berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.

DHEA, dehydropepiandrosterone, adalah hormon super yang meningkatkan fungsi saraf

seseorang. Hormon ini adalah anti-depresan alami yang membantu  kekebalan tubuh dan

mempertajam kemampuan mental seseorang.

c) Delta

Orang yang berada dalam fase ini, berada dalam keadaan tidur nyenyak di mana

seseorang tidak bermimpi. Hormon yang diproduksi adalah :

Page 8: Pengaruh Murottal Quran

Melatonin, hormon yang membuat ritme dan keseimbangan tubuh, dirilis dalam keadaan

delta. Hormon ini membantu seseorang tidur dan mengkonversi ke serotonin selama

periode terjaga.

Hormon Pertumbuhan Manusia bertugas meningkatkan stamina, mengurangi lemak

tubuh sebesar 15%.

d) Beta

Pada fase ini, seseorang dalam keadaan fokus dan konsentrasi. Hormon yang

diproduksi adalah :

Dopamin, sebuah neurotransmitter dilepaskan selama kondisi beta, meningkatkan

suasana hati, kewaspadaan. Hormon ini mengontrol sistem kesenangan dalam otak Anda.

Dopamin menyebabkan kita mempunyai keinginan dan pencarian.

e) Gamma

Fase yang melakukan sinkronisasi kedua sisi otak, memungkinkan perasaan gembira

dan rasa kesatuan. Serotonin dan endorphin alami dirilis pada frekuensi ini. Kedua hormon ini

meningkatkan perasaan euforia yang terhubung ke ketidaksadaran kolektif.

Dengan teknologi saat ini, audio gelombang otak yang telah dirancang kusus dapat

digunakan untuk masuk dalam fase gelombang otak yang diinginkan, dan tidak harus menunggu

untuk merasa bahagia, damai, atau puas.[5]

2.5. Murottal

Murottal adalah suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembaca Al-

Qur’an). Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia. Suara dapat

menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan

perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki

sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan,

detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam

atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran

yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. Biasanya jika kita mendengarkan Murottal,

gelombang otak berada dalam fase theta.[3]

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida

Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran,

Page 9: Pengaruh Murottal Quran

seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan

fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai

macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek

penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi

tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari

hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam

melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh

dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi

Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu

mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

BAB III

PROSEDUR PEMBUATAN

Page 10: Pengaruh Murottal Quran

Dalam menyusun katya ilmiah ini, tahapan yang dilakukan adalah :

1. Menentukan tema karya ilmiah

2. Merumuskan masalah yang akan ditinjau

3. Mengumpulkan materi tinjauan pustaka

4. Mengumpulkan data-data tinjauan pustaka tentang definisi cemas dan segala sesuatu

yang berhubungan

5. Mengumpulkan hasil penelitian korelasi qur’an dalam menghilangkan rasa cemas

6. Menyusun karya ilmiah dengan hasil penelitian dari studi kepustakaan

7. Memberi kesimpulan dari hasil yang didapat

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Page 11: Pengaruh Murottal Quran

4.1. Data Penelitian

Data penelitian ini berdasarkan studi pustaka dari literature hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Firman Faradisi, mahasiswa STIKES

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Keperawatan, dengan tempat penelitian di

Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan, dan dilakukan dengan menggunakan tipe pre

test dan post test design. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 30 orang pasien pra operasi

disana, 15 orang pasien diberikan terapi musik, 15 pasien diberikan terapi Murottal, dengan

instrumen MP3 player atau tape recorder. Sedangkan metode yang digunakan adalah observasi

dan wawancara.

Sebelum diberi terapi musik atau Murottal, pasien terlebih dahulu dikaji tingkat

kecemasannya. Dan setelah diterapi, pasien kembali dikaji tingkat kecemasannya, terdapat

penurunan atau tidak. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil[7] :

Gambar 1. Grafik Sebaran Pasien Menurut Gender

Page 12: Pengaruh Murottal Quran

Gambar 2. Grafik Tingkat Kecemasan Pasien dengan Terapi Musik

Gambar 2. Grafik Tingkat Kecemasan Pasien dengan Terapi Murottal

4.2. Pembahasan

Dari data di atas, memang diperlukan rumusan yang efektif untuk menggambarkan

efektifitas perubahan tingkat kecemasan yang dihasilkan antara terapi Murottal dan Musik.

Namun dalam hal ini, saya akan mencoba menggunakan perhitungan sederhana, selisih tiap

masing masing tingkatan kecemasan (tidak cemas, ringan, sedang, berat) antara sebelum dan

Page 13: Pengaruh Murottal Quran

sesudah terapi dihitung. Lalu selisih masing-masing tingkatan dikali dengan poin tertentu, dalam

hal ini saya memberi poin selisih antara sebelum-sesudah terapi untuk tidak cemas = 4, ringan =

3, sedang = 2, berat = 1. Alasan saya memilih poin tersebut karena memang perubahan yang

paling terlihat signifikan adalah terdapat di perubahan sebelum-sesudah terapi di tingkatan tidak

cemas, sehingga dikalikan poin tertinggi. Perhitungannya sebagai berikut :

1. Terapi Musik

Tidak Cemas

Ringan Sedang Berat

Jumlah Poin

Sebelum 0 2 12 1Sesudah 3 10 2 0|sebelum-sesudah| 3 8 10 1Poin 4 3 2 1|sebelum-sesudah|x poin 12 24 20 1 57

2. Terapi Murottal

Tidak Cemas

Ringan Sedang Berat

Jumlah Poin

Sebelum 0 4 10 1Sesudah 8 7 0 0|sebelum-sesudah| 8 3 10 1Poin 4 3 2 1|sebelum-sesudah|x poin 32 9 20 1 62

Dari perhitungan tersebut, terlihat terapi yang menggunakan Murottal mendapatkan poin

lebih tinggi dibandingkan musik, yang menunjukkan tingkat efektifitasnya lebih tinggi. Namu

hal ini tidak bisa dijadikan acuan mutlak karena perhitungan efektifitas dengan cara ini memang

tidak bisa dikatakan valid hasilnya. Perlu perhitungan statistik yang dapat dipertanggung

jawabkan seperi yang digunakan pada sumber studi pustaka tulisan ini. Kemungkinan Murottal

lebih efektif karena ketika Murottal diperdengarkan kepada pasien, maka tingkat kesadaran

seseorang terhadap pertolongan Tuhannya meningkat dan menyebabkan pasien tersebut berada

dalam keadaan pasrah yang optimal. Dalam keadaan ini, pasien tersebut berada dalam fase

optimal theta, dimana fase ini adalah fase yang terdapat hormon Endorfin, penghilang rasa sakit

alami, juga hormon DHEA, dehydropepiandrosterone,membantu  kekebalan tubuh dan

mempertajam kemampuan mental seseorang.

Page 14: Pengaruh Murottal Quran

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa mendengarkan Murottal Al-Qur’an dapat

menjadi terapi untuk menghilangkan kecemasan, yang bisa dilihat dari hasil uji dari pasien pra

operasi, antara sebelum dilakukan terapi Murottal, dan sesudah dilakukan terapi Murottal.

Hasilnya terdapat perbedaan dari dua keadaan tersebut.

5.2. Saran

Untuk kedepannya mungkin dapat diadakan penelitian lebih lanjut untuk membahas efek

Qur’an terhadap kecemasan seseorang, bahkan bisa jadi dapat diterapkan untuk alternative

maksimalisasi fungsi otak dalam belajar.

Page 15: Pengaruh Murottal Quran

DAFTAR PUSTAKA

[1] ____.______.http://www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html,diakses tanggal 25 Februari 2013

[2] Post,Sriwijaya.2012.http://palembang.tribunnews.com/2012/11/01/akibat-depresi-satu-juta-jiwa-bunuh-diri-pertahun, diakses tanggal 25 Februari 2013

[3] siswantinah.2011. jtptunimus-gdl-siswantina-6072-3-bab2,[pdf],(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/122/jtptunimus-gdl-siswantina-6072-3-bab2.pdf, diakses tanggal 25 Februari 2013)

[4] Eko Prasetyo, Bambang., Kurniawan Saputro , Deddy .2012. http://deddy028.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/06/pengaruh-psikologi-trauma-dan-cemas-yang-ditimbulkan-pada-seseorang-yang-mengalami-patah-tulang-fraktur-pada-bagian-tungkai-bawah/. diakses tanggal 25 Februari 2013)

[5] _____,_____,http://www.gelombangotak.com/gelombang_otak_hormon.htm, ,diakses tanggal 25 Februari 2013

[6] zilzaal.2012.http://www.voa-islam.com/lintasberita/arrahmah/2012/06/26/19659/penelitian-ilmiah-pengaruh-bacaan-al-quran-pada-syaraf-otak-dan-orga/, diakses tanggal 25 Februari 2013

[7]Faradisi,Firman.2012. http://www.journal.stikesmuh pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/download/7/6. diakses tanggal 25 Februari 2013