pengaruh-teknik-guided-imagery-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(insomnia)-usia-20-25-tahun-di-kelurahan-ketawanggede-kecamatan-lowokwaru-malang..docx...

12
Majalah Kesehatan FKUB PENGARUH TEKNIK GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN WANITA DENGAN GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA) USIA 20-25 TAHUN DI KELURAHAN KETAWANGGEDE KECAMATAN LOWOKWARU MALANG Dr. Umi Kalsum, M.Kes *, Tutik Herawati, S.kp,MM **, Ferdiana Hidayati *** Abstrak Tingkat kecemasan merupakan suatu rentang respon psikologis dan bisa ditampakkan dari respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif terhadap kecemasan oleh kilen, dan bisa menyebabkan gangguan tidur (insomnia),. Salah satu cara non farmakologi untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan distraksi melalui teknik guided imagery. Mekanisme kerja guided imagery dalam menurunkan tingkat kecemasan pada insomnia yaitu dengan membantu pengeluaran hormon endorpin. Penelitian quasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pada klien wanita dengan insomnia. Pengukuran tingkat kecemasan dengan menggunakan skala HARS. Metode penelitian yang digunakan adalah desain quasi eksperimental pre test dan post test dengan menggunakan kelompok kontrol. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah wanita berusia 20-25 tahun di Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Malang yang sebelumnya dan saat dilakukan penelitian tidak mendapatkan terapi medis. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15 desember 2006 sampai 16 januari 2007. Pengambilan sampel dengan quota dan didapatkan subyek penelitian sebanyak 32 orang dengan 16 subyek sebagai kelompok perlakuan dan 16 subyek sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Uji hipotesa mengguankan uji t-test independen. Hasil penelitian didapatkan, sebelum diberi perlakuan teknik guided imagery, tingkat kecemasan 50% subyek penelitian mengalami kecemasan berat dan 38% subyek penelitian mengalami kecemasan sedang. Pada kelompok kontrol sebagian besar (63%) subyek penelitian mengalami kecemasan sedang. Pada kelompok perlakuan setelah dilakukan teknik guided imagery diperoleh 81% subyek penelitian mengalami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 19% subyek penelitian tingkat kecemasannya tetap. Berdasarkan uji statistik t-test independen diperoleh nilai t-hitung = 6,102 dan t-tabel = 2,750 dengan taraf signifikan 99%. Karena t-hitung > t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa teknik guided imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan pada 1

Upload: tha-rie

Post on 26-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

PENGARUH TEKNIK GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN WANITA DENGAN GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA)

USIA 20-25 TAHUN DI KELURAHAN KETAWANGGEDE KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

Dr. Umi Kalsum, M.Kes *, Tutik Herawati, S.kp,MM **, Ferdiana Hidayati ***

Abstrak

Tingkat kecemasan merupakan suatu rentang respon psikologis dan bisa ditampakkan dari respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif terhadap kecemasan oleh kilen, dan bisa menyebabkan gangguan tidur (insomnia),. Salah satu cara non farmakologi untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan distraksi melalui teknik guided imagery. Mekanisme kerja guided imagery dalam menurunkan tingkat kecemasan pada insomnia yaitu dengan membantu pengeluaran hormon endorpin. Penelitian quasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pada klien wanita dengan insomnia. Pengukuran tingkat kecemasan dengan menggunakan skala HARS. Metode penelitian yang digunakan adalah desain quasi eksperimental pre test dan post test dengan menggunakan kelompok kontrol. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah wanita berusia 20-25 tahun di Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Malang yang sebelumnya dan saat dilakukan penelitian tidak mendapatkan terapi medis. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15 desember 2006 sampai 16 januari 2007. Pengambilan sampel dengan quota dan didapatkan subyek penelitian sebanyak 32 orang dengan 16 subyek sebagai kelompok perlakuan dan 16 subyek sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Uji hipotesa mengguankan uji t-test independen. Hasil penelitian didapatkan, sebelum diberi perlakuan teknik guided imagery, tingkat kecemasan 50% subyek penelitian mengalami kecemasan berat dan 38% subyek penelitian mengalami kecemasan sedang. Pada kelompok kontrol sebagian besar (63%) subyek penelitian mengalami kecemasan sedang. Pada kelompok perlakuan setelah dilakukan teknik guided imagery diperoleh 81% subyek penelitian mengalami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan 19% subyek penelitian tingkat kecemasannya tetap. Berdasarkan uji statistik t-test independen diperoleh nilai t-hitung = 6,102 dan t-tabel = 2,750 dengan taraf signifikan 99%. Karena t-hitung > t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa teknik guided imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan pada klien dengan insomnia usia 20-25. Berdasarkan hasil uji statistik maka sebaiknya teknik guided imagery dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada klien dengan insomnia. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai efek teknik guided imagery ini terhadap kecemasan pada klien dengan kasus yang lain. Kata-kata kunci: Guided Imagery, Tingkat Kecemasan, Insomnia

1

Page 2: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

Abstract

Stage of anxiety is the interval of psycologys respon and it can be shown from the

physiology, behaviour, cognitive, and afective respon to anxiety of client, and it can cause insomnia . One of non pharmacologist way to cure anxiety is distraction throught guided imagery technique. The mechanism of guided imagery to decrease anxiety by releasing endorphin hormon. . This quasi experimental study is due to find the effects of guided imagery technique toward anxiety decreasing on insomnia. The method that has been used is quasi experimental pre-test and post-test design by using control group. The subjects are female 20-25 years old in ketawanggede lowokwaru malang, and this study has begun on desember 15th 2006 until january 16th 2007. There were 32 persons of study subject, that devided into 16 study subject as practical group and the rest 16 of study subject as control group. The data collection technique used in this research is interview and observation. Hypothesis test used in this research is independent t-test test. The result of the study shows that before this guided imagery technique had done, stage of anxiety 50% study subjects have experienced heavy anxiety and 38% have experienced medium anxiety. Most of the control group (63%) study subjects experienced medium anxiety. For the practical group after applying guided imagery technique reach 81% study subjects whose experienced decreasing of anxiety and 19% experienced of anxiety is not change. Based on the independent t-test test gained t-count value = 6,102 and ttable = 2,750 with significance level 99%. Regarding that t-count > t-table so the conclusion is that the guided imagery technique can decrease anxiety on client with insomnia. Based on statistic result, it is better that guided imagery technique can be used as one of the alternative methods to decrease anxiety on insomnia. It is needed a further study about this effects of guided imagery technique on the anxiety with a different client.

Key words: Guided Imagery, Anxiety, Insomnia

2

Page 3: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

PENDAHULUAN

Kecemasan adalah hal normal

sebagai manusia, tetapi bagi beberapa

orang kecemasan dapat diluar kendali

sampai mengacaukan gaya hidup

mereka. Ini biasanya terjadi saat

penderita menjadi sangat ketakutan

terhadap gejala-gejala fisik yang

dirasakan dan mulai menghindari

tempat-tempat dan situasi-situasi yang

mereka rasa akan memunculkan

gejalagejala itu. Kecemasan "abnormal"

ini seringkali ada karena suatu

penyebab (Priest, 1994).

Menurut penelitian dilaporkan

bahwa 1 dari 4 orang didiagnosa

dengan gangguan ansietas sepanjang

hidupnya. Prevalensi dalam 1 tahun

rata-rata 17,7%. Sepanjang hidupnya

wanita (30,5%) pernah mengalami

gangguan ansietas sedangkan pada

laki-laki (19,2%). Perbandingan angka

kejadian pada pria dan wanita adalah 1 :

2 sampai 1 : 3 dan kebanyakan

penderita mulai berobat pada usia

sekitar 20 tahun (Kartudjo, 2002).

Kecemasan juga dapat

menyebabkan gangguan tidur yaitu

insomnia. Menurut penelitian, hampir

setiap manusia pernah mengalami

masalah tidur. Satu dari tiga orang

dilaporkan mengalami gangguan tidur

dan satu dari sembilan orang memiliki

masalah tidur yang cukup serius. Salah

satu gangguan tidur yang sering dialami

seseorang adalah insomnia (Kartudjo,

2002).

Insomnia adalah suatu

gangguan tidur yang dialami oleh penderita

dengan gejala-gejala selalu merasa letih

dan lelah sepanjang hari,mengalami

kesulitan tidur atau selalu terbangun di

tengah malam dan tidak dapat kembali

tidur. Seringkali penderita terbangun lebih

cepat dari yang diinginkannya dan tidak

dapat kembali tidur. Di sini faktor

kecemasan, ketegangan, dan

ketidakpastian hidup menyebabkan

insomnia. Dalam penelitian pada penderita

ansietas atau kecemasan, yang mengeluh

gangguan tidur (insomnia) berkisar antara

50-60%, 65% yang mengeluh insomnia

ringan dan sedang, sedangkan yang

menderita insomnia berat hanya 10%

(Iskandar, 1984).

Dari hasil pengamatan di

kelurahan Ketawanggede kecamatan

Lowokwaru Malang, insomnia juga sering

dialami oleh wanita dengan usia antara 20

sampai 25 tahun. Dan dari pendataan

sebelum dilakukan penelitian pada tanggal

18 November sampai tanggal 22 November

2006 didapatkan bahwa satu dari empat

orang pernah mengalami insomnia,dan hal

itu disebabkan oleh karena aktivitas dan

gangguan emosional, seperti kecemasan,

kegelisahan atau ketakutan.

Guided imagery adalah suatu

tekhnik yang menggunakan imajinasi

individu dengan imajinasi terpimpin untuk

mengurangi stres. Guided imagery dapat

digunakan pada berbagai keadaan antara

lain: mengurangi stress dan rasa nyeri,

kesulitan tidur, alergi dan asma, pusing,

3

Page 4: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

migraine, hipertensi dan keadaan lain.

(Patricia, 1998). Teknik guided imagery

ini

merupakan media yang sederhana dan

tidak memerlukan biaya tambahan untuk

menurunkan stres dan kecemasan serta

dapat meningkatkan kemampuan koping.

Guided imagery juga aman dan

nyaman digunakan oleh berbagai

kalangan usia, dari anak-anak sampai

orang tua. Teknik ini bertujuan untuk

mengembangkan relaksasi dan

meningkatkan kualitas hidup (Martin,

2002)

Berdasarkan fenomena di atas

ingin dibuktikan lebih lanjut tentang

pengaruh teknik guided imagery

terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada klien wanita dengan

gangguan tidur (insomnia).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara

Quasi Eksperimental dengan pendekatan

model pre-test dan post-test

menggunakan kelompok kontrol.

Pengukuran tingkat kecemasan dalam

penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali

yaitu saat pre-test dan post-test pada

kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol. Data yang diperoleh akan

dikelompokkan kedalam tabulasi untuk

melihat adanya perbedaan tingkat

kecemasan sebelum dan sesudah diberi

perlakuan. Sampel dalam penelitian ini

adalah klien wanita dengan usia 20-25

tahun yang mengalami gangguan tidur

(insomnia) yang disebabkan oleh

kecemasan di kelurahan Ketawanggede

kecamatan Lowokwaru yang sebelumnya

dan pada saat dilakukan penelitian tidak

mendapatkan terapi medis.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil

pengukuran tingkat kecemasan dengan

menggunakan skala HARS didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan Teknik Guided Imagery

Tingkat

Kecemasan Frekuensi Prosentase Tidak ada kecemasan 0 0% Kecemasan ringan 2 13% Kecemasan sedang 6 38% Kecemasan berat 8 50% Kecemasan panik 0 0%

jumlah 16 100%

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa

tingkat kecemasan yang dirasakan oleh

subyek penelitian sebelum dilakukan teknik

guided imagery sebagian besar mengalami

kecemasan berat dan sebagian kecil

mengalami kecemasan ringan.

Tabel 2 Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Kecemasan Sebelum Diamati 1 minggu

Tingkat

Kecemasan Frekuensi Prosentase

Tidak ada kecemasan

0 0%

Kecemasan ringan

1 6%

Kecemasan sedang

10 63%

4

Page 5: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

Kecemasan berat

5 31%

Kecemasan panik

0 0%

jumlah 16 100%

Dari tabel 2 dapat diketahui

bahwa tingkat kecemasan yang

dirasakan oleh subyek penelitian

sebelum diamati 1 minggu sebagian

besar mengalami kecemasan sedang

dan sebagian kecil mengalami

kecemasan ringan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan Tingkat Kecemasan Sesudah Dilakukan Teknik Guided Imagery

Tingkat

Kecemasan Frekuensi Prosentase

Tidak ada kecemasan

6 38%

Kecemasan ringan

4 25%

Kecemasan sedang

4 25%

Kecemasan berat

2 13%

Kecemasan panik

0 0%

Jumlah 16 100% Dari tabel 5.1.4.1 diatas dapat

diketahui bahwa tingkat kecemasan

sesudah pemberian teknik guided

imagery yaitu responden sebagian besar

mengalami penurunan kecemasan menjadi

tidak ada kecemasan, yang mengalami

kecemasan ringan meningkat, sedangkan

yang mengalami kecemasan sedang dan

berat menurun.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Kecemasan Sesudah Dilakukan Pengamatan Setelah 1 Minggu

Tingkat Kecemasan

Frekuensi Prosentase

Tidak ada kecemasan

0 0%

Kecemasan ringan

0 0%

Kecemasan sedang

9 25%

Kecemasan berat

7 56%

Kecemasan panik

0 0%

Jumlah 13 100%

Dari tabel 4 dapat diketahui

bahwa sebagian besar subyek penelitian

merasakan tingkat kecemasan yang tetap

dan beberapa terjadi peningkatan menjadi

kecemasan berat dan kecemasan

sedang.

Tabel 5 Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Perlakuan Berdasarkan Tingkat Kecemasan Setelah Dilakukan Teknik Guided Imagery

Pre-test

Post-test Total

Tidak cemas Ringan Sedang Berat Panik

Tidak cemas 0 0 0 0 0 0

Ringan 2 0 0 0 0 2

Sedang 2 3 1 0 0 6

Berat 2 1 3 2 0 8

Panik 0 0 0 0 0 0

5

Page 6: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

Jumlah 6 4 4 2 0 16

Tabel 6 Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Kecemasan Setelah Diamati 1 minggu

Pre-test

Post-test Total

Tidak cemas Ringan Sedang Berat Panik

Tidak cemas 0 0 0 0 0 0

Ringan 0 0 1 0 0 1

Sedang 0 0 6 4 0 10

Berat 0 0 2 3 0 5

Panik 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 9 7 0 16

Dari hasil tabulasi data tabel 5

dapat dilihat distribusi penurunan tingkat

kecemasan pada kelompok perlakuan,

yaitu:

turun 81%, tetap 19%, dan meningkat 0%.

Dari hasil tabulasi data dapat

dilihat distribusi tingkat kecemasan pada

kelompok kontrol, yaitu: turun 13%, tetap

56%, dan meningkat 31%.

Berdasarkan perhitungan uji

statistik independent samples t-test

diperoleh bahwa nilai t hitung =.6,102 dan t

tabel pada taraf kepercayaan 99% (α=1%)

dan karena uji t bersifat dua sisi maka nilai

α yang didapat pada tabel t adalah α/2

=0,01/2 =0,005 dan derajat bebas (df) = n1

=32-1=31, sehingga didapatkan harga t

tabel = t(0,05;31) =2,750 karena t hitung > t

tabel maka dapat diputuskan bahawa ho

ditolak. Dari hasil analisa di atas dapat

disimpulkan bahwa terdapat efek

penurunan tingkat kecemasan setelah

dilakukan teknik guided imagery

PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan teknik guided

Imagery subyek penelitian sebagai

kelompok perlakuan mengalami

cemasberat, cemas sedang dan cemas

ringan. Pada kelompok kontrol didapatkan

bahwa subyek penelitian mengalami

cemasberat, cemas sedang dan cemas

ringan. Perbedaan kecemasan terjadi

karena sumber dan faktor yang

mempengaruhi kecemasan itu sendiri

berbeda-beda. Kecemasan terjadi pada

subyek penelitian disebabkan karena

ancaman terhadap hubungan

interpersonal, perubahan peran serta

dalam hal ini perubahan peran dari remaja

menuju dewasa awal dan dipengaruhi oleh

aktivitas dari subyek penelitian itu sendiri

yang dapat menimbulkan kecemasan

misalnya, aktivitas perkuliahan, ujian,

adanya tugas dan lain sebagainya. Hal ini

sesuai dengan teori Stuart&Sundeen, 1998

bahwa kecemasan bisa disebabkan karena

adanya ancaman terhadap identitas diri,

harga diri dan hubungan interpersonal,

kehilangan serta perubahan status / peran

6

Page 7: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

(Stuart&Sundeen, 1998). Menurut Sullivan,

cemas timbul dari perasaan takut terhadap

tidak adanya penerimaan dan penolakan

interpersonal. Cemas berhubungan dengan

perjembangan trauma, seperti perpisahan

dan kehilangan..

Setelah dilakukan teknik guided

Imagery didapatkan hasil bahwa sebagian

besar subyek penelitian sebagai kelompok

perlakuan mengalami penurunan tingkat

kecemasan.

Menurut Simon, 2003 pada teknik

guided imagery, corteks visual otak yang

memproses imajinasi mempunyai

hubungan yang kuat dengan sistem syaraf

otonom, yang mengontrol gerakan

involunter diantaranya: nadi, pernapasan

dan respon fisik terhadap stres dan

membantu mengeluarkan hormon endorpin

(substansi ini dapat menimbulkan efek

analgesik yang sebanding dengan yang

ditimbulkan morphin dalam dosis 10-50

mg/kg BB) sehingga terjadi proses

relaksasi dan kecemasan menurun.

hasil analisa data yang dilakukan dengan

uji independent sample t-test diperoleh

hasil bahwa nilai probabilitas 0.000 berarti

nilai probabilitas < 0,05 yang berarti Ho

ditolak artinya bahwa teknik guided

imagery memiliki efek terhadap penurunan

kecemasan pada klien wanita dengan

gangguan tidur (insomnia).

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat

kecemasan pada kelompok perlakuan

sebelum dilakukan teknik guided

imagery dengan menggunakan skala

HARS diperoleh bahwa sebagian

besar subyek penelitian mengalami

kecemasan berat (50%) dan sisanya

mengalami kecemasan sedang (38%)

dan ringan (13%) Sedangkan pada

kelompok kontrol sebagian besar

subyek penelitian mengalami

kecemasan sedang (63%).

2. Hasil pengukuran tingkat kecemasan

setelah dilakukan teknik guided

imagery dengan mengguanakan skala

HARS diperoleh sebagian besar

subyek penelitian mengalami

penurunan kecemasan sebesar 81%

dan sebagian kecil tidak mengalami

penurunan kecemasan atau tetap

(19%).

3. Setelah dilakukan uji statistik t-test

independen diperoleh hasil dengan

nilai t-hitung (6,102) > dari t-tabel

(2,750) sehingga dapat disimpulkan

bahwa teknik guided imagery dapat

menurunkan tingkat kecemasan pada

klien dengan gangguan tidur

(insomnia) .

SARAN

1. Perawat dapat memberikan teknik

guided imagery selain obat-obatan

sebagai salah satu alternatif intervensi

keperawatan secara non farmakologis

untuk membantu klien dengan

kecemasan.

2. Teknik guided imagery terbukti

memilki efek untuk menurunkan tingkat

kecemasan pada insomnia sehingga

perawat bisa mensosialisasikan cara

7

Page 8: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

penggunaan teknik guided imagery ini

kepada masyarakat luas.

3. Teknik guided imagery merupakan

teknik yang mudah, aman, tidak perlu

banyak alat, tidak perlu biaya, dan

tidak memilki efek samping maka

dapat diajarkan pada keluarga dan

masyarakat terutama dengan

kecemasan pada insomnia.

4. Teknik eguided imagery terbukti

memilki efek untuk menurunkan tingkat

kecemasan pada insomnia, maka

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dalam kemampuannya menurunkan

tingkat kecemasan pada klien dengan

kasus yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. EGC. Jakarta Atkinson, Rita L & Richard C. 1991. Pengantar

Psikologi. Jilid II Terjemahan. Erlangga. Jakarta

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi 4. Bagian Farmakologi fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Blacburn, Marie. 1994. Terapi Kognitif untuk Depresi dan Kecemasan Suatu Petunjuk Bagi Praktisi. IKIP Semarang

Press. Semarang Carpenito,Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan dan Aplikasi Praktis

Klinis.EGC.Jakarta Elkin, Martha Keene., Perry, Anne Griffin. 2000.

Nursing Interventions and Clinical Skill 2nd ed. Mosby. London.

Hawari D. 2001. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi Edisi Kesatu. FKUI. Jakarta.

Iskandar, Yul. 1984. Stress, Ansietas dan Penampilan. Yayasan Dharma Graha. Jakarta

Kaplan & Saddock. 1997. Sinopsis Kedokeran Jiwa. EGC. Jakarta

Kartudjo, 2002.Pengaruh Latihan Olahraga Pernapasan Bio Energi Power Terhadap derajat Ansietas dan Depresi http://www.bioenergypower.com/ansietas.htm (diakses 19 Maret 2006)

Kozier, Barbara. 2004. Fundamentals of Nursing: Concept, Process, and Practice. Prentice-Hall. Canada

Long, BC. 1996. Perawatan Medikal Bedah. YIAPK-UNPAD. Bandung

Maramis,Willy F.2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Airlangga Univercity Press.Surabaya

Martin, Paula Ford. 2002.

GuidedImager

y.http://www.tranquilities.

biz/guidedimagery. cfm (diakses 11 Maret 2006)

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Potter, Patricia., Anna, Perry. 1998. Fundamental of Nursing : Consepts, process and Practice 2nd ed. Mosby.

London. Priest, Robert. 1994. Stres & Depresi. Dahara .

semarang Roach, Sally S. 2001. Introductory Gerontology Nursing. Lippincott. Philedelphia Scully, James H. 2001. Psychiatry 4th Edition.

Lippincott. Philadelphia Simon, Ellen Chernoff. 2003. GuidedImagery.

http://www.wholehealthmd. com/refshelf/substances_view/1,1525,699,00.html (diakses 17 Maret 2006).

Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Sudden S, Stuart GW. 1987. Principle and Practice of Psyciatric Nursing. Mosby Company. St louis

Sudden S, Stuart GW. 1998. Seri Praktis Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.

Sugiyono. 1999. Statistik untuk Penelitian, cetakan II. CV Alfabeta

Tim Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta

Tomb,David A. 2003. Buku Saku Psikiatri. EGC. Jakarta

Tyrer, Peter. 1985. Mengatasi Insomnia. EGC. Jakarta

8

Page 9: Pengaruh-Teknik-GUIDED-IMAGERY-terhadap-penurunan-tingkat-kecerdasan-pada--klien-wanita-dengan-gangguan-tidur-(INSOMNIA)-usia-20-25-tahun-di-Kelurahan-Ketawanggede-Kecamatan-Lowokwaru-Malang..docx

Majalah Kesehatan FKUB

Zimbardo, Phillip. 1991. Essential of Psyciatri & Life 10th. Scott, Foresman & Company. USA

9