pengaruh tahfizhul qur’an terhadap prestasi …eprints.ums.ac.id/68098/11/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH TAHFIZHUL QUR’AN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN TAFSIR
(STUDI KASUS KELAS XI MADRASAH ALIYAH
TAHFIZHUL QUR’AN (MATIQ) PONDOK PESANTREN ISY
KARIMA TAHUN PELAJARAN 2017/2018)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Oleh:
NGADINO
G000140019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
PENGARUH TAHFIZHUL QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN TAFSIR (STUDI KASUS KELAS XI
MADRASAH ALIYAH TAHFIZHUL QUR’AN (MATIQ) PONDOK
PESANTREN ISY KARIMA TAHUN PELAJARAN 2017/2018)
Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam
paling penting dalam kehidupan manusia, terutama untuk umat Islam. Dalam
upaya untuk menjaga ayat-ayat maupun surat dalam Al-Qur’an agar tetap terjaga
keasliannya berbagai program dan metode untuk menghafalkan Al-Qur’an
dilakukan. Tidak ingin ketinggalan dunia pendidikan mulai mengambil peran
untuk mengkolaborasikan antara pendidikan formal dan Tahfizhul Qur’an. Mulai
sejak dini Al-Qur’an tidak hanya dikenalkan, melainkan juga untuk dihafal dan di
pelajari arti maupun tafsirnya. Baik di Sekolah Dasar sampai jenjang Sekolah
Menengah Atas. Hal tersebut telah banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah yang
berbasis agama, terutama pada pondok-pondok pesantren. Dengan demikian,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hafalan siswa terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran tafsir. Hal ini menjadi penting
karenapersoalan-persoalan dalam dunia pendidikan yang yang semakin komplek,
sehingga memerlukan adanya terobosan-trobosan baru. Dengaan adanya program
Tahfizh ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk penerapan metode pembelajaran
pada dunia pendidikan. Khususnya untuk sekolah-sekolah umum agar ikut
menjadi contoh untuk menerapkan program tahfizh di dalam pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan
sejarah atau historis. Sumber data dari penelitian ini adalah di Madrasah Aliyah
Tahfizhul Qur’an (MATIQ) pondok pesantren Isy Karima, adapun subjek dari
penelitian ini adalah coordinator Tahfizh, guru mata pelajaran Tafsir dan siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode catatan
pengamatan atau observasi, wawancara dan dokumentasi yang dapat mendukung
kajian penelitian. Analisis data dilakukan dengan model deskriptif yang
mempunyai tiga komponen yaitu, reduksi data, tampilan data, dan penarikan
kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, siswa dengan tingkat
hafalan bagus dengan dibuktikan dengan nilai Tahfizhul Qur’an berpengaruh pada
nilai atau hasil pencapaian prestasi pada mata pelajaran Tafsir. Begitu juga
sebaliknya siswa dengan kemampuan kurang dalam menghafal juga memiliki
pengaruh tarhadap nilai tafsirnya. Semua itu terlihat dari acuan hasil nilai akhir
siswa pada raport.
Kata kunci: Tahfizh, Al-Qur’an, Prestasi Belajar dan Tafsir
Abstract
The background of this research is the Al-Qur'an is the most important source of
Islamic teachings in human life, especially for Muslims. In an effort to maintain
2
the verses and letters in the Qur'an to maintain the authenticity of various
programs and methods to memorize the Qur'an. Do not want to miss the world of
education began to take a role to collaborate between formal education and
Tahfizhul Qur'an. Early on, the Al-Qur'an is not only introduced, but also to be
memorized and studied meaning and interpretation. Good in elementary school to
high school. This has been done by many religious-based schools, especially in
Islamic boarding schools. Thus, the purpose of this study was to determine the
effect of student memorization on student learning achievement on interpretation
subjects. This becomes important because of the problems in the world of
education that are increasingly complex, thus requiring new breakthroughs. With
the existence of the Tahfizh program, it is expected to be a reference for the
application of learning methods in the world of education. Especially for public
schools in order to participate as an example to implement the tahfizh program in
learning. This research is a field research, with a historical or historical approach.
Sources of data from this study are in the Islamic Boarding School Aliyah
Tahfizhul Qur'an (MATIQ) Islamic boarding school Isy Karima, while the subject
of this study is the Tahfidz coordinator, Tafsir subject teachers and students. Data
collection techniques are carried out using the method of observation or
observation, interviews and documentation that can support research studies. Data
analysis was carried out with a descriptive model which had three components,
namely, data reduction, data display, and conclusion drawing. From the results of
the study can be concluded that, students with good memorization level as
evidenced by the value of Tahfizhul Qur'an affects the value or results of
achievement in the subject of Tafsir. Likewise, students with less ability to
memorize also have an influence on the value of their interpretation. All that can
be seen from the reference to the final grades of students on report cards.
Keywords: Tahfizh, Al-Qur’an, Learning Achievment and Tafsir
1. PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam paling penting dalam kehidupan
manusia, terutama untuk umat Islam. Di dalamnya mengajarkan prinsip-prinsip
dan tata aturan kehidupan yang harus di jalankan oleh umatnya, tidak hanya
terkait dengan tata hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan
sesama manusia.
Al-Qur’an sebagaimana yang dikutip oleh Dr. H. Abdul Madjid Khon,
M.Ag dalam bukunya Praktikum Qira’at adalah kalam Allah yang mengandung
mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan) di turunkan kepada
penghulu para nabi dan rasul (yaitu Muhammad SAW) melalui malaikat jibril
yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir,
3
dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah An-Nas.1
Dalam hal ini tahfizhul Qur’an berperan penting dalam menjaga ayat-ayat
maupun surat dalam Al-Qur’an agar tetap terjaga keasliannya. Walaupun sungguh
Al-Qur’an itu sudah dijaga oleh Allah SWT terhadap keasliannya, sebagaimana
dalam firman-Nya “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)”. Akan tetapi
bagi seorang penghafal Al-Qur’an merupakan sebuah keistimewaan bila mampu
menghafalkannya. Sungguh hanya orang-orang pilihan Allah SWT untuk menjaga
kemurnian Al-Qur’an dari bentuk-bentuk usaha orang lain yang ingin
memalsukannya.
Dengan banyaknya para penghafal Al-Qur’an, diharapkan mampu dalam
menjaga setiap bacaan maupun makna yang terkandung pada Al-Qur’an. Seorang
penghafal Al-Qur’an memiliki keutamaan baginya2, seperti yang dijelaskan dalam
ayat berikut:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-
Nya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
(QS.Faathir,35: 29-30)3
Selain yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an, keutamaan orang yang
menghafalkannya di sebuah hadits riwayat Tirmidzi juga dijelaskan:
1Abdul Madjid Khon, Praktikum Qira’at(Jakarta: Amzah,2008). hlm. 2.
2‘Abdul Aziz Abdul Ra’uf Al Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah (Bandung:
PT Syaamil Cipta Media,2004), cet 4, hlm. 37-38. 3Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya(Bekasi: Darul Haq,2014),hlm. 437.
4
اكح بنح عحثمان عن ث نا الضح ث نا أبحو بكر النفي حد ار حد دح بنح بش ث نا محم حدعتح عبد الله بن أيوب د بن كعب القحرظي قال س عتح محم بن محوسى قال س
ولح الله صلى اللهح عليه وسلم من ق رأ حرفا من كتاب الله مسعحود ي قحولح قال رسحأمثالا ل أقحولح امل حرف ولكن ألف حرف ولم ف لهح به حسنة والسنةح بعشر
حرف وميم حرف وي حروى هذا الديثح من غي هذا الوجه عن ابن مسعحود ورواهح م م ووق فهح ب عضحهح عن ابن مسعحود قال أبحو الحوص عن ابن مسعحود رف عهح ب عضحهح
عت ق حت يبة ي قحولح أبحو عيسى هذا حديث حسن صحيح غريب من هذا الوجه سدح د بن كعب القحرظي وحلد ف حياة النب صلى اللهح عليه وسلم ومحم ب لغن أن محم
كعب يحكن أبا حزة بنح Artinya: “[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah
menceritakan kepada kami [Abu Bakar Al Hanafi] telah menceritakan kepada
kami [Adl dlahhak bin Utsman] dari [Ayyub bin Musa] ia berkata; Aku
mendengar [Muhammad bin Ka'ab Al Quradli] berkata; Aku mendengar
[Abdullah bin Mas'ud] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka
baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan
menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf,
akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf." Selain jalur
ini, hadits ini juga diriwayatkan dari beberapa jalur dari sahabat Ibnu Mas'ud.
Abul Ahwas telah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas'ud, sebagian perawi
merafa'kannya (menyambungkannya sampai kepada Nabi) dan sebaian yang
lainnya mewaqafkannya dari sahabat Ibnu Mas'ud. Abu Isa berkata; Hadits ini
hasan shahih gharib dari jalur ini, aku telah mendengar Qutaibah berkata; telah
sampai berita kepadaku bahwa Muhammad bin Ka'ab Al Quradli dilahirkan pada
masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup, dan Muhammad bin Ka'ab
di juluki dengan Abu Hamzah.]]]“4
Masih banyak lagi dalil yang menjelaskan keutamaan orang yang
menghafalkan Al-Qur’an, akan tetapi penulis hanya menyantumkan beberapa saja,
karena itu sudah dirasa cukup untuk membuat pembaca yakin bahwa Al-Qur’an
4Hadits keutamaan dalam membaca Al-qur’an, diakses melalui www.islamislami-inspirasi
islam.com pada 3 April 2018
5
merupakan kitab suci seorang muslim dan barangsiapa menjaganya tentu Allah
SWT langsung yang akan memberikan balasan kepada siapa saja yang berusaha
untuk meghafal dan mengamalkannya.
Dengan begitu banyak keutamaan dalam Al-Qur’an, diharapkan menjadi
salahsatu sebab untuk memudahkan dalam urusan yang lain. Seperti halnya pada
bidang akademik siswa. Karena pada umumnya seorang siswa akan lebih
dipandang berprestasi jika akademiknya bagus. Dengan prestasi juga menjadi
tolak ukurakan pencapaian dari sebuah usaha hasil belajar yang diinginkan oleh
setiap siswa. Walaupun pada dasarnya prestasi tidak hanya dalam urusan
akademik, bisa juga dalam pengembangan bakat yang lain. Karena setiap siswa
pasti memiliki bakat dan keistimewaan masing-masing.
Dalam hal ini penulis melihat di pondok pesantren Isy Karima yang terletak
di daerah Karangpandan Karanganyar. Pondok tersebut tidak hanya pendidikan
pesantren yang diajarkan, melainkan juga pendidikan formal seperti sekolah pada
umumnya, salah satu model pendidikan yang ada yaitu Madrasah Aliyah
Tahfizhul Qur’an (MATIQ) yang setara dengan sekolah SMA atau sederajat. Pada
perkembangannya para siswa yang belajar di pondok tersebut tidak kalah saing
dengan siswa pada sekolah umum disekitarnya. Terbukti dengan beberapa capain
prestasi yang diraih dari beberapa ajang perlombaan yang diikuti.
Berhubung sekolah tersebut Madrasah Aliyah dan Pesantren, maka di
dalamnya terdapat mata pelajaran yang berbasis agama, seperti misalnya mata
pelajaran Fiqh, Tafsir, Hadits dan yang lainnya. Tidak hanya itu, para siswa tidak
sebatas memikirkan urusan sekolah saja, sebagai santritentu harus melaksanakan
program-program yang ada di pondok. Terutama dalam hal menghafal Al-Qur’an,
para santri ditarget dalam setiap tahunnya untuk menghafalkan Al-Qur’an.
Dengan demikian khususnya mata pelajaran tafsir yang pembahasannya erat
berkaitan dengan Al-Qur’an, tentu menjadi hal yang menarik untuk diteliti.
Dengan menghafal Al-Qur’an kemudian mempelajari ilmu tafsir tentu akan
berbeda dalam mencapai hasil dari pembelajaran.
Dari sinilah penulis ingin mengetahui, hubungan antara hafalan Al-Qur’an
yang dimiliki siswa terhadap prestasi hasil belajar, khususnya dalam mata
6
pelajaran tafsir Al-Qur’an yang mereka dapatkan di sekolah berbasis pondok
pesantren.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan
menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode untuk
mendapatkan data secara mendalam karena penelitian ini langsung terjun ke
lapangan dan mengamati langsung kejadian di lapangan sehingga memperoleh
data yang natural tanpa adanya rekayasa.5
Penelitian kualitatif yang dipilih oleh penulis untuk penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menganalisa suatu fenomena, aktivitas, realita, fakta,
yang terjadi berkaitan dengan pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran tafsir di sekolah MATIQ Ponpes Isy karima.
Data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari tempat penelitian. Dalam
memperoleh data, data dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data
sekunder. Analisis data menggunakan metode induktif. Induktif dengan
pendekatan korelatif, ini maksudnya adalah penarikan kesimpulan yang berangkat
dari data kemudian teori yang diperoleh dari buku dianalisis berdasarkan data
yang didapatkan. Dipilih karena penelitian ini melibatkan tindakan pengumpulan
data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Analisis yang peneliti ambil yaitu dengan menggunakan tiga
komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan juga penarikan
kesimpulan/verifikasi.6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh antara Hafalan Al-Quran dengan Prestasi Pembelajaran Tafsir
Sesuai dengan hasil data yang diperoleh dari data observasi, wawancara dan
dokumentasi di Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an pondok pesantren Isy
Karima diperoleh bahwa ada pengaruh hafalan siswa dengan nilai
pembelajaran tafsir. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh guru mata
pelajaran tafsir yang menyatakan bahwa, siswa dengan rata-rata memiliki
5Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.(Jakarta: Bumi aksara 2006). hlm.
28. 6 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 38.
7
hafalan bagus tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran tasir.
Seperti dalam kutipan berikut ini,
“Siswa dengan hafalan yang bagus, mereka dengan mudah memahami
makna dari setiap ayat yang di pelajari pada saatpembelajaran, meski
saya perlu menjelaskan lebih mendalam terkait tafsir dari ayat tersebut.”7
Hal itu juga dikuatkan dengan pernyataan dari ustadz Fredi Sularso
selaku wali kelas XI yang menyatakan bahwa,
“Tidak hanya dalam mata pelajaran tafsir, kalau dilihat dari nilai rata-rata
setiap pelajaran, para siswa ini juga memiliki pencapaian yang bagus.”8
Selain itu bukti bahwa ada pengaruh antara hafalan siswa dengan nilai
pembelajaran tafsir dapat terlihat dari hubungan antar nilai dua mata pelajaran
tersebut. Dari siswa kelas XI yang berjumlah 25 siswa, jika diukur dengan
predikat kelulusan nilai 10-39: sangat kurang, nilai 40-59: kurang, nilai 60-75:
cukup, nilai 76-89: bagus dan nilai 90-100: sangat bagus.
Maka diperoleh siswa dengan presentase predikat nilai sangat bagus
berjumlah 20 siswa kemudian 3 siswa mendapat predikat bagus dan hanya 1
siswa yang mendapat predikat cukup dan juga 1 siswa yang mendapat predikat
kurang pada nilai tahfizh. Sedang pada nilai tafsir dengan presentase mencapai
23 siswa yang mendapatkan predikat nilai bagus dan hanya 2 siswa saja yang
mendapat predikat cukup, seperti beberapa contoh siswa berikut,
Ahmad Hadziq Syihab Al Fahrani yang mendapatkan nilai tahfizh 99,4
dan mendapat nilai tafsir 83,5. Ahsan Imam Muttaqin yang mendapat nilai
tahfizh 99,4 dan mendapat niai tafsir 83,3. Arrobith Muhammad yang
mendapatkan nilai tahfizh 97,4 dan mendapat nilai tafsir 82,8. Ubadah
Hizbullah yang mendapatkan nilai tahfizh 93,7 dan mendapat nilai tafsir 82,6.
Ja Alhaq Rosyidi yang mendapatkan nilai tahfizh 92,5 dan mendapat nilai tafsir
81,6. Fachrur Rizal Mahendra yang mendapatkan nilai tahfizh 57,7 dan
mendapat nilai tafsir 80,3. Syauqii Asy-syahid yang mendapatkan nilai tahfizh
62,8 dan mendapat nilai tafsir 79,8.
7Wawancara dengan ustadz Asmawi selaku guru mata pelajaran tafsir pada pukul 10.10 WIB hari
minggu 13 Mei 2018 di ruang guru. 8Wawancara dengan ustadz Fredi Sularso selaku wali kelas XI pada pukul 09.35 WIB hari minggu
30 juni 2018 di ruang guru.
8
Dari beberapa uraian di atas membuktikan bahwa prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran tafsir ada dipengaruhi oleh hafalan siswa (nilai tahfizh),
hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan di atas pada BAB II halaman 19-
21.
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hafalan Siswa
Tentu dalam hal ini setiap siswa memiliki kemampuan masing-masing dalam
menghafalkan Al-Qur’an, akan tetapi pada dasarnya dari setiap hal yang
mempengaruhi itu dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu:
1) Faktor internal
Dalam hal ini yang dapat mempengaruhi adalah dari diri sendiri setiap siswa
yang nantinya akan berperan penting untuk memacu mereka dalam
meningkatkan hafalan. Suasana hati dan pikiran yang nyaman tentu akan
berbeda dibanding ketika sedang memiliki masalah pribadi maupun yang
lain.
Niat yang sungguh-sungguh merupakan bagian penting yang dapat
mempengaruhi pribadi siswa. Sebab segala sesuatu yang didapat itu
berdasarkan niat yang hendak dicapai.sebagaimana kutipan dari sebuah
hadits yang menyatakan bahwa amal itu tergantung niatnya. Dengan
didasari niat yang baik, yang semata-mata hanya mengharap ridho Allah,
niscaya hasil yang didapat insyaallah berkah dan bermanfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Memotivasi diri sendiri juga merupakan upaya untuk meningkatkan
semangat dalam proses menghafalkan Al-Qur’an. Meski motivasi juga bisa
dari orang lain, tapi justru dari diri sendirilah yang akan lebih berpengaruh.
Sebab terkadang setiap manusia mempunyai titik jenuh yang berbeda-beda,
pada saat itulah motivasi sangat diperlukan dan akan berperan penting
dalam mengembalikan semangat dan mengingatkan akan hasil atau tujuan
yang hendak dicapai dari proses pembelajaran yang dilalui.
Metode menghafal juga termasuk dalam hal ini, dengan menentukan
metode yang pas dan sesuai kemampuan maka akan memberikan
kemudahan pada masing-masing siswa atau individu dalam proses
9
menghafalkan Al-Qur’an. Setiap siswa diberi kelonggaran untuk memilih
cara atau metode yang diinginkan, dari pihak pondok tidak menuntut untuk
menggunakan satu metode khuhus dalam mereka menghafalkan Al-Qur’an.
Supaya dalam mereka menghafal bisa mengkreasikan cara mereka masing-
masing sesuai keinginan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan di
atas pada BAB II halaman 17-19.
2) Faktor eksternal
Dari sinilah secara umum lingkungan merupakan peranan penting yang
dapat mempengarui perkembangan maupun kegiatan dalam proses
menghafalkan Al-Qur’an. Dengan lingkungan yang mendukung dan
menunjang untuk proses menghafal tentu akan memberikan hasil
pencapaian yang maksimal. Akan tetapi ketika lingkungan sudah tidak
kondusifmalah akan mengganggu dan membuat masalah dalam proses
kegiatan mengafalkan Al-Qur’an.
Pengaruh teman atau orang lain bisa dikatakan sebagai bagian dari
lingkungan, sebab ketika seseorang yang sudah bertekat ingin melakukan
atau mengerjakan tugas menghafal tiba-tiba ada salah seorang teman atau
beberapa teman yang mencoba untuk mempengaruhi. Tinggal dengan siapa
orang itu berteman dan berbaur, jika mereka berteman dengan anak-anak
yang baik tentu justru akan memberikan dampak positif bagi dirinya untuk
berkembang.
3.3 Peran Hafalan Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Setelah siswa mampu mencapai hafalan Al-Qur’an sesuai dengan target, tentu
tidak cukup puas untuk berhenti disitu saja, ada hal lain yang harus mereka
kerjakan. Disamping para siswa menghafalkan Al-Qur’an mereka juga dituntut
untuk memperbaiki akhlaq atau perilaku siswa kepada orang lain, baik itu pada
teman, guru, ustadz maupun orang lain yang belum mereka kenal.
Bagaimanapun juga sikap dan perilaku dari seorang Hafizh Qur’an harus
mecerminkan akhlaul karimah dan budi pekerti yang baik dalam kehidupan
nyata. Mulai dari tutur kata yang lembut, sopan santun yang baik dan segala
tingkah laku yang mencerminkan Al-Qur’an.
10
Untuk ranah di sekolah tentu juga harus bisa menyeimbangkan, antara
pendidikan yang bersifat agamis dan ilmu pengetahuan. Sebab keduanya
berjalan beriringan dalam ranah akademis. Dalam masyarakat awampun juga
akan memandang baik seseorang itu dilihat dari tutur kata dan perilaku yang
dikerjakan. Sedangkan untuk ranah sekolah, siswa diukur dari nilai atau
prestasi yang di dapat. Berkaitan dengan para siswa yang notabene menghafal
Qur’an saja bisa, tentu untuk mempelajari ilmu yang lain tidak akan mengalami
kendala atau kesulitan yang berarti. Semua itu terlihat dari cermin perilaku
siswa dan bentuk pencapaian prestasi yang sudah mereka dapatkan. Baik dalam
setiap ajang perlombaan maupun dalam bentuk pencapaian nilai hasil belajar
yang menunjukkan adanya pengaruh bahwa siswa dengan menghafal Al-
Qur’an yang baik mendapat prestasi belajar yang memuaskan.
Siswa yang sudah tuntas menyelesaikan sesuai target dengan hafal 30
juz, berhak menerima ijazah dan siswa tersebut dapat melanjutkan ke jenjang
selanjutnya di perguruan tinggi. Siswa dengan memiliki keistimewaan mampu
menghafalkan Al-Qur’an tersebut bisa menentukan sesuai pilihan yang di
inginkan. Karena kebanyakan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
memberi peluang bagi siapa saja yang memiliki hafalan Al-Qur’a, terlebih 30
juz dapat memilih jurusan sesuai yang di inginkan.
Dari beberapa uraian di atas membuktikan bahwa hafalan Al-Qur’an
siswa berpengaruh pada setiap pencapaian prestasi belajar, hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan di atas pada BAB II halaman 17-18. Hal ini
diperkuat dengan pendapat dari seorang professor psikologi di Universitas
Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah di Riyadh yang bernama Dr.
Abdullah Subaih, menyerukan kepada para pelajar agar mengikuti
perkumpulan (halaqoh) menghafal Al-Qur’an.
Beliau menegaskan bahwa hafalan Al-Qur’an tersebut dapat membantu
untuk konsentrasi dan merupakan syarat mendapatkan Ilmu. Ia juga
menambahkan bahwa semua ilmu pengetahuan, baik itu ilmu kedokteran,
matematika, ilmu syari’ah, ilmu alam dan lain sebagainya, membutuhkan
konsentrasi yang tinggi dalam meraihnya. Dan bagi orang-orang yang sudah
11
terbiasa menghafalkan Al-Qur’an, ia akan terlatih dengan konsentrasi yang
tinggi.9
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil data yang diperoleh di lapangan mengenai pengaruh hafalan Al-
Qur’an terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tafsir kelas XI
Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an Isy Karima, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut,
Program Tahfizh berkaiatan dengan menghafal ayat atau surat dalam Al-
Qur’an, sedangkan tafsir itu mempelajari makna dari setiap ayat atau surat dalam
Al-Qur’an. Dengan adanya korelasi diantara keduanya menjadikan kemudahan
bagi siswa yang mempunyai hafalan bagus juga mendapatkan hasil yang baik
dalam nilai mata pelajaran tafsir. Seperti contohnya, Ahmad Hadziq Syihab Al
Fahrani yang mendapatkan nilai tahfizh 99,4 dan mendapat nilai tafsir 83,5.
Ahsan Imam Muttaqin yang mendapat nilai tahfizh 99,4 dan mendapat niai tafsir
83,3. Arrobith Muhammad yang mendapatkan nilai tahfizh 97,4 dan mendapat
nilai tafsir 82,8. Ubadah Hizbullah yang mendapatkan nilai tahfizh 93,7 dan
mendapat nilai tafsir 82,6. Ja Alhaq Rosyidi yang mendapatkan nilai tahfizh 92,5
dan mendapat nilai tafsir 81,6.
Bagi siswa yang memiliki kendala atau kekurangan dalam hafalan juga
mengalami kesulitan dalam pencapaian nilai atau hasil yang kurang memuaskan
dalam mata pelajaran tafsir. Seperti contohnya, Fachrur Rizal Mahendra yang
mendapatkan nilai tahfizh 57,7 dan mendapat nilai tafsir 80,3. Syauqii Asy-syahid
yang mendapatkan nilai tahfizh 62,8 dan mendapat nilai tafsir 79,8.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Jamil. 2017. Pengaruh Menghafalkan Al-Quran Terhadap
Pembentukan Karakter Peserta Didik Di Roudlotul Atfal (RA) Jamiatul
Qurra Cimahi. Jurnal, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
9Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992).hlm.52.
12
Abdurrohman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Agama, Departemen. 2014. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bekasi: Darul Haq.
Ahmad, Musyafak. 2015.Pengaruh Tahfizul Qur’an terhadap Kecerdasan Siswa
Taswiqus Shoghirin Robbayan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran
2014/2015.Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
Aziz, Abdul. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah . Bandung: PT
Syaamil Cipta Media.
Burhanuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ar Ruzz Media.
Diakses dari http://brainly.co.id, Macam-Macam Ilmu Pengetahuan. Pada
Tanggal 24 April 2018.
Diakses melalui www.islami-inspirasi islam.com Hadits keutamaan dalam
membaca Al-qur’an, pada 3 April 2018
Fathoni, Abdurrahmat. 2006.Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan
Skripsi.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran:
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta:
Teras.
Fitria, Dina. 2016. Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-Qur’an Terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri Di Pondok Pesantren Anak-Anak Tahfidzul
Qur’an (PPATQ) Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati Tahun 2016.
Skripsi, program Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Agama Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Hamzah, Muchotob.2003. Studi Al-quran Komprehensif.Yoyakarta: Gama Media.
Hermawan Iwan, Metode Menghafal Al-Qur’an, di akses dari http: id.scribd.com
pada hari sabtu 15 September 2018.
Huda, Koirul. 2010.Problematika Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Pada Siswa
Kelas V DI SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun
2009-2010.Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Agama Islam, Universitas Muammadiyah Surakarta.
Madjid, Abdul. 2008. Praktikum Qira’at. Jakarta: Amzah.
Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
13
Mahmudah. 2015. Analisis Pengaruh Hafalan Al-Quran Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di Al-Amiriyyah Blokagung Banyuwangi.Jurnal, Program
Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam Institute Agama Islam
Darussalam Banyuwangi.
Mardalis. 2006.Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta: Bumi
aksara.
Margono. 2000.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.Subagyo, Joko. 2015.Metode Penelitian Dalam Teori dan
Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Qathan, Manna'ul. 1993. Mahabits Fi Ulumil Qur’an.Bairut: Mansyuraatil ‘ushril
Hadits.
Qoyyum, Abdul bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani dan Muhammad
Taqiyul Islam Qaary. 2009. Keajaiban Hafalan, Bimbingan bagi yang
ingin Menghafal al-qur’an. Jogjakarta: Pustaka Al Haura’.
Razak, Nazaruddin. 1973. Dienul Islam. Bandung: PT. Alma’arif.
Sa’dulloh. 2008. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: GemaInsani.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukandarrumidi. 2006.Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Syaodih, Nana Sukmadinata. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Wahab Khalaf, Abdul. 1996. Kaidah-kaidah Hukum Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.