pengaruh self-esteem, self-consciousness, dan social...

124
PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL SUPPORT TERHADAP INAUTHENTIC SELF-PRESENTATION PENGGUNA INSTAGRAM Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: Cahaya Asyifa 11150700000118 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H /2019 M

Upload: others

Post on 14-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL SUPPORT TERHADAP INAUTHENTIC

SELF-PRESENTATION PENGGUNA INSTAGRAM

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Cahaya Asyifa 11150700000118

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H /2019 M

Page 2: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that
Page 3: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that
Page 4: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that
Page 5: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

v

MOTTO

There is no point looking for an easy life, one without adversity.

The only way you’ll get ahead is to find a goal that you want to struggle for.

— Mark Manson

Page 6: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B) Mei 2019 C) Cahaya Asyifa D) Pengaruh Self-Esteem, Self-Consciousness, dan Social Support terhadap

Inauthentic Self-Presentation Pengguna Instagram E) xiv+ 87 halaman + lampiran F) Instagram dinilai merupakan media sosial yang memiliki dampak negatif

terbesar pada kesehatan remaja usia 14 hingga 24 tahun. Dampak negatif yang dirasakan oleh remaja ini diduga disebabkan karena unggahan foto atau video yang diunggah di Instagram cenderung bukanlah refleksi sebenarnya dari kehidupan remaja tersebut. Fenomena ini dinamai dengan istilah inauthentic self-presentation. Tujuan dari penelitian ini adalah un-tuk mengetahui pengaruh dari self-esteem, self-consciousness, dan social support terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna Insta-gram.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda. Sampel pada penelitian ini merupakan 323 pengguna Instagram yang berusia dari 15 hingga 24 tahun yang diambil dengan teknik non-probability sampling, yakni convenient sampling. Da-lam penelitian ini peneliti mengadaptasi dan memodifikasi instrumen pengumpulan data yaitu Self-Presentation on Facebook Questionnaire (SPFBQ) oleh Michikyan et al. (2015), The Self-Liking/Self-Competence Scale (SLCS) oleh Tafarodi & Swann Jr (2001), The Self-Consciousness Scale: A Revised Version for Use with General Populations yang dikem-bangkan oleh Carver & Scheier (1985) dan The MOS Social Support Sur-vey oleh Sherbourne & Stewart (1991). Uji validitas instrument dilakukan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari self-esteem, self-consciousness, dan social support terhadap inauthen-tic self-presentation pengguna Instagram. Kemudian dari tiga variabel ter-sebut, peneliti mengukur masing-masing pengaruh dari dimensi tiap varia-bel tersebut, yang berjumlah seluruhnya delapan dimensi, terhadap inau-thentic self-presentation pengguna Instagram dan ditemukan dua dimensi yang memiliki nilai koefisien regresi yang signifikan, yaitu: self-liking, yang merupakan dimensi dari self-esteem dan public self-consciouness yang merupakan dimensi dari self-consciousness.

Peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya dapat lebih mempertimbangkan untuk menguji pengaruh variabel lain seperti self-criticism atau self-concept clarity.

G) Bahan bacaan: 47; 6 buku + 37 artikel jurnal + 4 artikel

Page 7: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology of Syarif Hidayatullah State Islamic University Ja-karta

B) May 2019 C) Cahaya Asyifa D) Effect of Self-Esteem, Self-Consciousness, and Social Support on Insta-

gram User’s Inauthentic Self-Presentation E) xiv+ 87 pages + appendixes F) Instagram is considered as social media with the most significant negative

impact on the health of teenagers aged 14 to 24 years. The negative impact felt by adolescents is allegedly prompted by uploading pictures or videos on Instagram those have a tendency not to be an accurate reflection of the teenager's life. This phenomenon is called inauthentic self-presentation. The purpose of this study was to determine the effect of self-esteem, self-consciousness, and social support on Instagram's inauthentic self-presentation user behavior.

The sample in this study were 323 Instagram users aged from 15 to 24 years who were chosen by non-probability sampling technique, namely convenient sampling. In this study, researcher adapted and modified the data collection instrument, namely Self-Presentation on Facebook Ques-tionnaire (SPFBQ) by Michikyan et al. (2015), The Self-Liking / Self-Competence Scale (SLCS) by Tafarodi & Swann Jr (2001), The Self-Consciousness Scale: A Revised Version for Use with General Populations developed by Carver & Scheier (1985) and The MOS Social Support Sur-vey by Sherbourne & Stewart (1991). To test the validity of the instru-ment, researcher was using Confirmatory Factor Analysis (CFA).

The results showed that there was a significant influence from self-esteem, self-consciousness, and social support Instagram users’ inauthen-tic self-presentation. From these three variables, then researcher measured each impact from the aspects of each variable, which totalled to eight as-pects, on Instagram users' self-presentation and found two aspects that had significant regression coefficients, namely: self-liking, which is the aspect of self-esteem and public self-consciousness, which is the aspect of self-consciousness.

Based on the findings of this study, it is recommended for further research to examine the influence of other variables such as self-criticism or self-concept clarity.

G) Reading materials: 47; 6 books + 37 journal articles + 4 articles

Page 8: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

viii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Self-Esteem,

Self-Consciousness, dan Social Support terhadap Inauthentic Self-Presentation

Pengguna Instagram”. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada

Nabi besar Muhammad SAW beserta para pengikutnya.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah peneliti

mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Solicha, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah selalu mem-

berikan dukungan dan arahan selama perkuliahan dari awal semester hing-

ga akhir.

3. Ilmi Amalia, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Kedua orangtua peneliti, serta adik Ghina Khairunnisa yang tak hentinya

memberikan doa dan dukungan berupa materi dan moral yang sangat

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan peneliti.

Page 9: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

ix

6. Teman-teman selama perkuliahan Izzah Karimah, Ameilia, Nurul Hi-

dayah, dan Imay Mustika, serta teman seperjuangan skripsi Anisa Hasbi-

ya, Maulidya, Safinatunnajah, dan Santi Susanti yang selalu bersedia un-

tuk memberikan bantuan dan dukungannya. Tak lupa juga seluruh teman-

teman mahasiswa psikologi UIN Jakarta angkatan 2015 lainnya, yang

tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih peneliti, tak bisa peneliti

sebutkan satu-satu namanya. Tanpa kalian masa kuliah dan skripsi ten-

tunya akan terasa lebih berat.

7. Dila, Novi, Riri, Linda, Eryl, Maura dan Sekar yang tidak pernah absen

untuk menghibur dan menyemangati di masa-masa yang sangat sulit bagi

peneliti.

8. 323 responden pada penelitian ini yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu melancarkan penelitian ini.

9. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berkontri-

busi dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih sebesar-besarnya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan se-

hingga peneliti menerima saran dan kritik atas penelitian yang dilakukan. Besar

harapan peneliti agar skripsi ini dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang

membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasi lebih lanjut.

Jakarta, 15 Mei 2019

Peneliti

Page 10: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................iiLEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iiiLEMBAR PERNYATAAN........................................................................................ivMOTTO...........................................................................................................................vABSTRAK.....................................................................................................................viABSTRACT.................................................................................................................viiKATA PENGANTAR..............................................................................................viiiDAFTAR ISI..................................................................................................................xDAFTAR TABEL......................................................................................................xiiDAFTAR GAMBAR................................................................................................xiiiDAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xivBAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1-11

1.1.Latar Belakang...................................................................................................11.2.Pembatasan dan Rumusan Masalah.............................................................8

1.2.1. Pembatasan masalah........................................................................................81.2.2. Rumusan masalah.............................................................................................9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................101.3.1 Tujuan penelitian............................................................................................101.3.2 Manfaat penelitian..........................................................................................11

BAB 2 LANDASAN TEORI..............................................................................12-382.1.Inauthentic Self-Presentation.......................................................................12

2.1.1 Pengertianinauthenticself-presentation............................................122.1.2 Aspek-aspekinauthenticself-presentation........................................132.1.3 Faktoryangmempengaruhiinauthenticself-presentation.........142.1.4 Pengukuraninauthenticself-presentation.........................................18

2.2.Self-Esteem.......................................................................................................192.2.1 Pengertian self-esteem...................................................................................192.2.2 Aspek-aspek self-esteem..............................................................................212.2.3 Pengukuran self-esteem................................................................................22

2.3. Self-Consciousness..........................................................................................232.3.1 Pengertian self-consciousness....................................................................232.3.2 Aspek-aspek self-consciousness................................................................242.3.3 Pengukuran self-consciousness..................................................................25

2.4.Social Support.................................................................................................26

Page 11: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

xi

2.4.1 Pengertian social support............................................................................262.4.2 Aspek-aspek social support........................................................................272.4.3 Pengukuran social support..........................................................................28

2.3.Kerangka Berpikir.........................................................................................292.4.Hipotesis............................................................................................................37

BAB 3 METODE PENELITIAN......................................................................39-603.1Populasi dan Sampel.......................................................................................393.2Variabel Penelitian..........................................................................................393.3Instrumen Pengumpulan Data......................................................................423.4Uji Validitas Konstruk....................................................................................46

3.4.1. Ujivaliditaskonstrukinauthenticself-presentation......................473.4.2. UjiValiditaskonstrukself-esteem..........................................................483.4.3. Ujivaliditaskonstrukself-consciousness............................................513.4.4. Ujivaliditaskonstruksocialsupport....................................................55

3.5Teknik Analisis Data.......................................................................................583.6Prosedur Penelitian.........................................................................................59

BAB 4 HASIL PENELITIAN............................................................................61-724.1 Gambaran Subjek Penelitian...................................................................614.2 Hasil Analisis Deskriptif............................................................................624.3 Kategorisasi Skor Variabel.......................................................................644.4 Uji Hipotesis Penelitian.............................................................................654.5 Pengujian Proposi Varians Independent Variable...............................70

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN........................................73-825.1Kesimpulan.......................................................................................................735.2Diskusi................................................................................................................735.3Saran...................................................................................................................80

5.3.1. Saran teoritis....................................................................................................805.3.2. Saran praktis.....................................................................................................81

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................83LAMPIRAN................................................................................................................88

Page 12: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel Bobot Nilai Jawaban Skala Likert........................................................42Tabel 3. 2 Tabel Blue Print Skala Inauthentic Self-Presentation...............................43Tabel 3. 3 Tabel Blue Print Skala Self-Esteem..................................................................44Tabel 3. 4 Tabel Blue Print Skala Self-Consciousness...................................................45Tabel 3. 5 Tabel Blue Print Skala Social Support............................................................46Tabel 3. 6 Muatan Faktor Item Inauthentic Self-Presentation.....................................48Tabel 3. 7 Muatan Faktor Item Self-Competence.............................................................49Tabel 3. 8 Muatan Faktor Item Self-Liking.........................................................................50Tabel 3. 9 Muatan Faktor Item Private Self-Consciousness.........................................52Tabel 3. 10 Muatan Faktor Item Public Self-Consciousness...........................................53Tabel 3. 11 Muatan Faktor Item Social Anxiety..................................................................54Tabel 3. 12 Muatan Faktor Item Emotional-Informational Support.............................56Tabel 3. 13 Muatan Faktor Item Affectionate.......................................................................57Tabel 3. 14 Muatan Faktor Item Positive Social Interaction..........................................58Tabel 4. 1 Subjek Penelitian....................................................................................................61Tabel 4. 2 Hasil Deskriptif.......................................................................................................63Tabel 4. 3 Norma Skor..............................................................................................................64Tabel 4. 4 Kategorisasi Skor Variabel..................................................................................64Tabel 4. 5 Model Summary Analisis Regresi....................................................................66Tabel 4. 6 ANOVA Analisis Regresi...................................................................................66Tabel 4. 7 Koefisien Regresi...................................................................................................67Tabel 4. 8 Hasil Model Summary Proporsi Varians........................................................71

Page 13: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir..................................................................................................36

Page 14: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

xiv

DAFTAR LAMPIRAN INFORMED CONSENT GOOGLE FORM RESPONSES KUESIONER SYNTAX & OUTPUT CFA HASIL UJI REGRESI

Page 15: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Media sosial merupakan sebuah revolusi (Wiederhold, 2018). Kehadirannya me-

nyediakan banyak peluang bagi individu untuk mengekspresikan diri dan terhub-

ung dengan jejaring sosialnya melalui cara-cara yang inovatif (Wiederhold, 2018).

Penelitian membuktikan bahwa kaum muda, yaitu mereka yang lahir pada era dig-

ital, merasa lebih senang berkomunikasi melalui Internet daripada berkomunikasi

tatap muka (Pierce, 2009). Maka, tidak mengejutkan bahwa survei yang diadakan

pada awal tahun 2018 mengungkap pengguna terbanyak dua media sosial yang

paling populer yaitu Facebook dan Instagram kelompok usia 18 hingga 34 tahun

(Kemp, 2018).

Instagram merupakan situs jejaring sosial untuk berbagi foto yang se-

makin meningkat populeritasnya sejak pertama kali diliris pada tahun 2010

(Jackson & Luchner, 2017). Berbeda dengan situs jejaring sosial lainnya, seperti

Facebook yang memiliki lebih banyak fitur untuk berinteraksi dengan teman, ak-

tivitas utama pada Instagram ialah berbagi foto dan video singkat atau melakukan

visual self-presentation (Hu, Manikoda, & Kambhampati, 2014; Dumas,

Maxwell-Smith, Davis, & Giulietti, 2017).

Page 16: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

2

Delamater, Myers, & Collett (2015) meyakini bahwa citra atau identitas

diri yang ditampilkan pada media sosial seringkali merupakan identitas diri yang

ideal atau imagined self. Dengan kata lain, citra diri yang ditampilkan pada media

sosial seringkali merupakan gambaran diri yang telah dimodifikasi agar terlihat

lebih indah (Delamater, Myers, & Collett, 2015). Modifikasi yang dimaksud dapat

berupa pemilihan pose-pose foto yang dapat membuat tubuh menjadi tampak

lebih langsing atau bahkan menggunakan fitur yang dapat membuat tampilan

wajah menjadi tampak lebih muda.

Teori ini dibuktikan oleh eksperimen yang dilakukan oleh Carolyn Stritch,

wanita asal Inggris yang memilki akun Instagram dengan jumlah pengikut 189

ribu (pada Maret, 2018). Carolyn melakukan modifikasi pada foto-foto yang

diunggah pada akun Instagram-nya, sehingga membuat dirinya terlihat 10 tahun

lebih muda dari usia sesungguhnya dan sedang berada di tempat yang belum

pernah ia kunjungi sebelumnya. Eksperimen ini dilakukan oleh Carolyn karena Ia

merasa bahwa Instagram penuh dengan tampilan diri yang sempurna, seperti

tubuh yang langsing, pribadi yang sukses, bahagia, dan populer. Carolyn bahkan

mengaku bahwa ia merasa adanya keharusan untuk membereskan perabotan di

rumahnya sebelum mengambil foto agar dinilai sebagai pribadi yang rapi

(Anindyakirana, 2018; Gizauskas, 2018; Ritschel, 2018).

Pemilihan pose untuk dapat memperlihatkan bentuk tubuh yang di-

inginkan serta modifikasi tampilan wajah agar terlihat lebih muda merupakan con-

toh-contoh usaha yang individu dalam melakukan self-presentation di media so-

Page 17: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

3

sial. Usaha individu untuk menampilkan citra diri yang ideal dan palsu di media

sosialnya seringkali disebut dengan istilah inauthentic self-presentation (Twomey

& O’Reilly, 2017). Citra diri yang ideal dipahami sebagai menampilkan atribut-

atribut yang merupakan harapan atau aspirasi yang dimiliki oleh individu

mengenai dirinya, seperti bentuk tubuh yang ideal. Sedangkan, citra diri palsu

merupakan penampilan diri yang tidak sesuai gambaran diri yang sesungguhnya

(real self) seperti tampil lebih muda atau tua daripada usia sesungguhnya.

Perilaku inauthentic self-presentation ini pun berkembang di kalangan

pengguna Instagram, termasuk pada pengguna usia 14 hingga 24 tahun. Namun,

hasil survei yang dilakukan pada tahun 2017 oleh The Royal Society for Public

Health (RSPH) dan Young Health Movement (YHM) yang kemudian menerbitkan

laporan berjudul #StatusOfMind meneliti mengenai efek positif dan negatif media

sosial pada kesehatan individu usia 14 hingga 24 tahun (Wiederhold, 2018). Dari

hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa Instagram merupakan platform media

sosial yang memiliki dampak negatif terbesar pada kesehatan remaja (Wiederhold,

2018).

Dalam editorialnya, Wiederhold (2018) menuliskan bahwa Instagram

berdampak negatif terhadap kesehatan remaja disebabkan karena cenderung

digunakan oleh penggunanya sebagai highlight reel atau kumpulan gambar dan

video yang hanya menampilkan sisi positif dari kehidupan penggunanya dan

bukan refleksi sebenarnya dari kehidupan sehari-hari mereka. Hasil ini didukung

oleh penelitian Yau & Reich (2018) yang melakukan penelitian kualitatif untuk

Page 18: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

4

mengungkap gambar seperti apa yang pantas untuk diunggah ke Facebook dan

Instagram menurut siswa sekolah menengah pertama dan atas.

Dari hasil penelitian Yau & Reich (2018), terbukti bahwa remaja

menganggap adanya norma yang berlaku untuk menjaga citra diri yang positif di

media sosialnya, seperti harus terlihat berkepribadian dan berpenampilan menarik

serta mudah disukai. Instagram pun menjadi tempat bagi remaja untuk mendapat-

kan penerimaan dari teman-temannya (peer acceptance). Dengan adanya fitur

likes atau comments, remaja dapat mendapatkan umpan balik dari teman-

temannya mengenai tampilan dirinya secara instan dan terus-menerus (Yau &

Reich, 2018). Hal ini dapat memudahkan remaja untuk mengukur kedudukan so-

sialnya diantara kumpulan pertemanannya dan berkemungkinan membahayakan

rasa keberhargaan dirinya. Studi Harter et al (dalam Yau & Reich, 2018)

menemukan bahwa 31% remaja merasa bahwa harga diri mereka bergantung pada

opini dari teman-teman sebayanya mengenai diri mereka. Sehingga, apabila rema-

ja merasa tampilan dirinya di Instagram tidak mendapatkan likes atau komentar

positif dari teman-temannya maka dirinya tidak berharga dan tidak lebih baik

dibandingkan temannya yang mendapatkan likes atau komentar positif pada akun

Instagram-nya.

Selain itu, inauthentic self-presentation juga ditemui dapat berpengaruh

negatif terhadap kesejahteraan subjektif dan psikologis individu, khususnya bila

dilakukan secara konsisten dan tidak fleksibel (Gil-Or et al., 2015). Gil-or et al.,

(2015) juga menemukan bahwa dengan melakukan inauthentic self-presentation

di media sosial dapat mengembangkan adiksi penggunaan media sosial. Temuan-

Page 19: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

5

temuan tersebut melatarbelakangi keputusan peneliti untuk menguji pengaruh

faktor-faktor psikologis terhadap perilaku inauthentic self-presentation.

Faktor yang telah beberapa kali diuji pengaruhnya terhadap inauthentic

self-presentation ialah self-esteem atau harga diri (Gil-Or et al., 2015; Y. Kim &

Baek, 2014; Michikyan et al., 2015). Self-esteem, menurut Tafarodi & Swann Jr

(2001), adalah fenomena yang memiliki dua unsur nilai yang direfleksikan oleh

individu melalaui kompentesi personal (self-competence) serta penampilan, karak-

ter, dan identitas sosial (self-liking). Kebutuhan untuk menjaga atau meningkatkan

self-esteem diri merupakan kebutuhan dasar manusia (Krämer & Winter, 2008).

Krämer & Winter (2008) menyimpulkan bahwa individu akan berusaha

untuk mempresentasikan dirinya secara positif dan melakukan usaha besar untuk

mendesain foto-foto yang diunggahnya. Namun, hasil penelitiannya tidak mem-

buktikan adanya pengaruh signifikan dari tinggi rendahnya self-esteem individu

terhadap inauthentic self-presentation yang ditunjukan pada media sosialnya.

Hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian lain yang dilakukan oleh

Mehdizadeh (2010) yang membuktikan bahwa pengguna Facebook dengan self-

esteem yang rendah cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di Facebook

dan mengunggah foto-foto yang telah dimodifikasi agar terlihat lebih indah untuk

melakukan promosi diri atau self-promotional.

Perbedaan bukti empiris hasil penelitian mengenai pengaruh self-esteem

terhadap inauthentic self-presentation ini menjadi motivasi peneliti untuk kembali

meneliti pengaruhnya pada pengguna Instagram. Selain itu, penelitian sebe-

lumnya kebanyakan mendefinisikan self-esteem sebagai variabel yang bersifat

Page 20: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

6

unidimensional. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk menguji

self-esteem sebagai konstruk multidimensional sesuai dengan definisi yang

diungkapkan oleh Tafarodi & Swann Jr (2001).

Selain self-esteem, faktor yang diyakini memiliki pengaruh dengan

inauthentic self-presentation ialah tendensi untuk mengarahkan atensi terhadap

aspek-aspek diri, baik ke luar maupun ke dalam yang disebut dengan self-

consciousness (Doherty & Schlenker, 1991). Secara umum, terdapat dua tipe self-

consciousness: publik dan privat (Lee-Won, Shim, Joo, & Park, 2014). Public

self-consciousness mengacu pada kesadaran diri mengenai bagaimana penampilan

diri di depan publik (Greenwald, Bellezza, & Banaji, 1988; Scheier & Carver,

1985 dalam Lee-Won, Shim, Joo, & Park, 2014). Sedangkan private self-

consciousness mengacu pada kesadaran yang berorientasi akan introspeksi diri

yang berpusat pada aspek diri yang tidak dapat langsung diobservasi oleh orang

lain (Doherty & Schlenker, 1991).

Hasil penelitian Fenigstein, Scheier, & Buss pada tahun 1975 dan Scheier,

Buss, & Buss pada tahun 1978 membuktikan bahwa individu dengan

kecendurungan memiliki public self-consciousness yang tinggi akan lebih

perhatian dengan bagaimana mereka dipandang oleh orang lain sehingga akan

berperilaku yang sesuai dengan ekspektasi publik. Sedangkan mereka yang

cenderung memiliki private self-consciousness yang tinggi akan lebih perhatian

terhadap dunia internalnya dan berperilaku berbasis dengan keyakinan, nilai-nilai,

dan perasaan terhadap dirinya sendiri.

Page 21: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

7

Penelitian-penelitian pada remaja sebelumnya membuktikan bahwa remaja

memiliki self-consciousness yang tinggi, dan hal ini dipercaya dapat

mengakibatkan perasaan bahwa dirinya sedang diamati dan dievaluasi (Yau &

Reich, 2018). Kondisi ini diyakini oleh Yau & Reich (2018) merupakan penyebab

remaja meyakini pentingnya melakukan inauthentic self-presentation pada media

sosialnya. Tetapi peneliti hanya menemukan dua studi, Lee-Won et al. (2014) dan

Shim, Lee-Won, & Park (2016), yang menguji pengaruh antara self-consciousness

terhadap self-presentation di Facebook. Keterbatasan literatur menarik peneliti

untuk meneliti pengaruh self-consciousness terhadap inauthentic self-presentation

pada pengguna Instagram.

Faktor lainnya ialah faktor dukungan sosial (social support) yang diterima

pada kehidupan sehari-hari atau offline. Studi yang dilakukan oleh Leung (2011)

yang menguji pengaruh eksperimen identitas online dalam memperkuat hubungan

antara dukungan sosial terhadap interaksi di media sosial. Cobb (dalam Leung,

2011) mendefinisikan social support sebagai informasi yang menyebabkan subjek

meyakini bahwa dirinya dipedulikan dan dicintai, dihargai, dan diterima dalam

kelompok sosial. Pada penelitiannya, Leung (2011) membuktikan bahwa

dukungan sosial merupakan prediktor yang signifikan terhadap eksperimen

identitas. Hasil penelitiannya juga membuktikan bahwa eksperimen identitas di

media sosial merupakan mediator bagi para individu yang merasa kesepian dan

kekurangan social support di kehidupan sehari-harinya untuk melakukan interaksi

sosial di media sosial (Leung, 2011).

Page 22: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

8

Eksperimen identitas menurut Michikyan et al., (2015) merupakan salah

satu komponen dari inauthentic self-presentation. Leung (2011) menyebutkan

bahwa sebagai kompensasi kurangnya social support dalam kehidupan individu,

individu termotivasi untuk mencari social support di media sosial dengan

melakukan inauthentic self-presentation saat membina interaksi secara online.

Sedangkan, individu yang merasa menerima social support dalam kehidupan

sehari-harinya cenderung tidak merasa perlu untuk melakukan eksperimen

identitas di media sosial. Oleh sebab itu, peneliti pun tertarik untuk menguji

apakah ada pengaruh langsung dari social support terhadap perilaku inauthentic

self-presentation di Instagram.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Self-Esteem, Self-Consciousness, dan Social

Support terhadap Inauthentic Self-Presentation pada Pengguna Instagram”

1.2. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan masalah

Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi

hal-hal berikut:

a. Inauthentic self-presentation adalah presentasi identitas diri (self) yang

palsu dan ideal (Twomey & O’Reilly, 2017).

b. Self-esteem adalah fenomena yang memiliki dua unsur nilai yang dire-

fleksikan oleh individu melalui diantaranya (1) kompentesi personal (self-

competence), serta (2) penampilan, karakter, dan identitas sosial (self-

liking) (Tafarodi & Swann Jr, 2001).

Page 23: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

9

c. Self-Consciousness adalah tendensi individu untuk mengarahkan per-

hatiannya ke dalam atau ke luar dirinya, yang terdiri dari tiga aspek, dian-

taranya (1) private self-consciousness, (2) public self-consciousness, (3)

social anxiety (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975).

d. Social support adalah persepsi individu mengenai tersedianya dukungan-

dukungan-dukungan yang bersifat fungsional yang terdiri dari beberapa

aspek, diantaranya (1) emotional-informational support, (2) affectionate,

dan (3) positive social interaction (Sherbourne & Stewart, 1991). Pada

penelitian ini dibatasi dukungan-dukungan fungsional yang diterima pada

kehidupan sehari-hari.

e. Subjek pada penelitian ini dibatasi dengan kriteria meliputi: (1) memiliki

akun Instagram, (2) Usia 14 hingga 24 tahun, (3) pernah mengunggah fo-

to, video, atau Instastories pada akun Instagram-nya, dan (4) mengakses

akun Instagram-nya minimal satu kali setiap harinya.

1.2.2. Rumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka perumusan masalah yang di-

ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari self-esteem, self-consciousness,

dan social support terhadap perilaku inauthentic self-presentation pada

pengguna Instagram?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari self-competence terhadap perilaku

inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram?

Page 24: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

10

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari self-liking terhadap perilaku inau-

thentic self-presentation pada pengguna Instagram?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari public self-consciousness ter-

hadap perilaku inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari private self-consciousness ter-

hadap perilaku inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari social anxiety terhadap perilaku

inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari emotional-informational support

terhadap perilaku inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari affectionate terhadap perilaku

terhadap perilaku inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari positive social interaction ter-

hadap terhadap perilaku inauthentic self-presentation pada pengguna Insta-

gram?

10. Apabila ada pengaruh, variabel mana yang memiliki pengaruh signifikan dan

paling kuat pengaruhnya terhadap perilaku inauthentic self-presentation pa-

da pengguna Instagram?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari self-esteem, self-

consciousness, dan social support terhadap perilaku inauthentic self-presentation

pada pengguna Instagram.

Page 25: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

11

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih wacana penge-

tahuan bagi kalangan akademisi ilmu psikologi untuk mengungkap fenomena

inauthentic self-presentation pada pengguna Instagram.

2. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong munculnya

kesadaran pada pengguna Instagram akan perilaku self-presentation yang tidak

autentik. Diharapkan dengan menyadari hal ini pengguna Instagram dapat

menggunakan Instagram dengan lebih positif dan bermanfaat.

Page 26: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Inauthentic Self-Presentation

2.1.1 Pengertian inauthentic self-presentation

Presentasi diri atau self-presentation mengacu pada teori klasik “dramartugi” yang

dikemukakan oleh Erving Goffman yang menetapkan satu pandangan mengenai

impression management yang kemudian memberikan para peneliti istilah self-

presentation (Jones & Pittman, 1982).

Goffman (1959, dalam Hogg & Vaughan, 2010) mengumpamakan proses

self-presentation ini dengan teater, dimana individu memainkan berbagai peran

berbeda di hadapan audiensi yang berbeda. Tujuan utama dari dari pertunjukan

atau permainan peran di depan audiensi, menurut Goffman (1959, dalam Twomey

& O’Reilly, 2017), adalah untuk menampilkan kesan yang diinginkan dari identi-

tas individu yang dianggap dapat diterima dan dipercaya oleh audiensi.

Sedangkan, Delamater et al. (2015) mendefinisikan self-presentation se-

bagai proses dimana individu berusaha untuk mengelola impresi atau kesan yang

dibentuk oleh orang lain mengenai dirinya pada interaksi sosial. Delamater et al.

(2015) membedakan self-presentation berdasarkan macam-macam strategi indi-

vidu dalam melakukan self-presentation, yaitu authentic self-presentation, tactical

self-presentation, dan ideal self-presentation.

Delamater et al. (2015) menyebutkan bahwa self-presentation yang

umumnya dilakukan oleh pengguna media sosial ialah ideal self-presentation.

Page 27: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

13

Delamater et al. (2015) menyatakan bahwa individu melakukan ideal self-

presentation untuk menetapkan citra diri di muka umum yang konsisten dengan

karakteristik diri yang ingin dimiliki oleh individu (ideal self).

Gil-Or et al. (2015) menggunakan istilah false self-presentation untuk

menjelaskan inauthentic self-presentation, khususnya pada pengguna Facebook.

False menurut Gil-Or et al. (2015) adalah koleksi sinyal atau tanda-tanda, yang

umumnya berupa foto-foto yang diunggah di media sosial, yang diberikan oleh

pengguna media sosial kepada komunitas media sosialnya. Facebook false

seringkali dimanifestasikan dengan perilaku individu yang secara selektif memilih

foto yang yang menunjukkan usaha implisit individu untuk memperindah fotonya

di mata jejaring sosialnya di media sosial, walaupun apa yang ditampilkannya

berbeda dengan identitas dirinya yang sesungguhnya (Gil-Or et al., 2015).

Dari beberapa definisi mengenai inauthentic self-presentation di atas,

peneliti mengambil pengertian dari Twomey & O’Reilly (2017) yaitu presentasi

identitas diri yang palsu dan ideal karena dianggap sesuai dengan fenomena yang

melatarbelakangi penelitian.

2.1.2 Aspek-aspek inauthentic self-presentation

Twomey & O’Reilly (2017) mengungkapkan dua aspek dalam inauthentic self-

presentation, diantaranya:

1. Presentasi diri yang palsu (false self). Menurut Michikyan et al. (2015),

false self adalah perasaan dan tindakan yang tidak sesuai dengan karakter-

istik diri sesungguhnya yang dapat terjadi karena berbagai motivasi, seper-

ti deception (mempresentasikan informasi mengenai diri yang tidak

Page 28: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

14

benar), exploration (mencoba berbagai aspek dari identitas diri yang ber-

beda), dan impressing others (menyesuaikan presentasi diri terhadap per-

sepsi diri akan ekspektasi orang lain).

2. Presentasi diri yang ideal (ideal self). Menurut Michikyan et al. (2015)

dapat dipahami sebagai karakteristik-karakteristik ideal (cita-cita, harapan,

atau aspirasi yang dimiliki) yang ingin diperlihatkan kepada orang lain.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi inauthentic self-presentation

Faktor-faktor yang mempengaruhi inauthentic self-presentation berdasarkan hasil

penelitian sebelumnya, diantaranya

1. Self-esteem yang rendah

Mehdizadeh (2010) dalam penelitiannya berhipotesis bahwa individu dengan

self-esteem rendah akan berkorelasi dengan konten promosi diri di laman

media sosial mereka. Zhao, Grasmuck, & Martin (2008) menyebutkan bahwa

media online menyediakan tempat efektif bagi individu untuk

mengaktualisasikan identitas yang mereka harapkan atau ideal self, tetapi

tidak dapat dicapai dalam interaksi tatap muka.

2. Public self-consciousness

Public self-consciousness diyakini sebagai prediktor dari self-presentation

(Lee-Won et al., 2014). Penelitian telah mengindikasikan bahwa individu

yang memiliki public self-consciousness yang tinggi cenderung memiliki

kekhawatiran yang lebih besar akan penolakan oleh orang lain dan membuat

impresi yang baik. Karenanya, mereka lebih mungkin terlibat dalam ideal

self-presentation (Lee-Won, Shim, Joo, & Park, 2014).

Page 29: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

15

3. Self-concept clarity yang rendah

Fullwood, James, & Chen-Wilson (2016) meyakini bahwa remaja yang

memiliki self-concept clarity atau konsep diri yang stabil akan menampilkan

dirinya di media online konsisten dengan bagaimana kehidupan sehari-

harinya atau authentic self-presentation. Hasil penelitian Fullwood, James, &

Chen-Wilson (2016) ini pun membuktikan bahwa remaja dengan self-concept

clarity yang rendah cenderung melakukan ideal self-presentation dan

menampilkan diri di media online yang tidak sesuai dengan kehidupan sehari-

harinya atau inauthentic self-presentation.

4. Self-criticism

Jackson & Luchner (2017) membuktikan adanya pengaruh antara self-

criticism dengan inauthentic self-presentation pada penggunaan Instagram.

Individu yang memiliki kecenderungan untuk mengkritik dirinya sendiri,

seringkali memprioritaskan kebutuhan untuk self-definition atau kebutuhan

untuk memiliki identitas diri yang independen daripada kebutuhan untuk

mempertahankan relasi interpersonal yang sehat (Luyten & Blatt, 2013).

Individu yang dimotivasi oleh kebutuhan self-definition yang maladaptif

memiliki kecenderungan untuk menciptakan versi palsu dari identitasnya

utnuk mencari validasi dan dukungan dari orang lain (Jackson & Luchner,

2017).

5. Kepribadian neurotik

Michikyan, Subrahmanyam, & Dennis (2014) dalam penelitiannya

membuktikan bahwa individu yang berkepribadian neurotik cenderung

Page 30: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

16

mempresentasikan informasi yang tidak seluruhnya sesuai dengan kenyataan

atau bahkan berbohong (false self-deception) dan menggunakan perbadingan

sosial (false self-compare), serta mempresentasikan aspek atribut diri yang

diinginkan (ideal self).

6. Kepribadian introvert

Dari hasil penelitian Michikyan, Subrahmanyam, & Dennis (2014) ditemukan

ada hubungan asosiasi negatif antara kepribadian ekstrovert dengan authentic

self-presentation, khususnya false self: exploration. Temuan ini

mengindikasikan bahwa remaja yang rendah tendensi ekstraversi atau

memiliki kepribadian introvert bertendensi melakukan perilaku eksplorasi

identitas pada media online. Sedangkan, remaja yang cenderung

berkepribadian extrovert bertendensi menggunakan media sosial sebagai

perpanjangan dari kehidupan sehari-hari. Menurut Seidman (2013), hal ini

disebabkan karena individu yang extrovert cenderung lebih nyaman

mengekspresikan perasaan yang merefleksikan aspek diri yang autentik

daripada introvert.

7. Kepribadian narsisistik

Mehdizadeh (2010) yang dalam penelitiannya menemukan adanya asosiasi

positif antara kepribadian narsisistik dengan konten promosi diri pada laman

profil media sosialnya. Temuan ini dapat dijelaskan dengan teori yang

menyebutkan bahwa media online merupakan media yang dapat memenuhi

kebutuhan dari narsisitik yang memiliki kebutuhan yang besar untuk tampil

populer, sukses dan menarik (ideal self) namun tidak menginginkan

Page 31: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

17

hubungan interpersonal yang lebih intim (Mehdizadeh, 2010). Dengan media

sosial, individu dapat memilih foto-foto yang menarik sehingga dapat

memudahkan mereka untuk mendapatkan banyak jaringan pertemanan dan

memotivasi pandangan narsistik diri individu (Mehdizadeh, 2010) .

8. Social support yang rendah

Leung (2011) dalam penelitiannya membuktikan bahwa remaja dengan

tingkat offline social support yang lebih rendah menemukan eksperimen

identitas di media online sebagai kegiatan yang dapat memenuhi

kebutuhannya. Hasil ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki

dukungan emosional dan kasih sayang yang kurang pada kehidupan sehari-

harinya cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk bereksperimen

dengan identitas mereka, “melarikan diri” dari identitas autentik, atau

menjalani fantasi online atau melakukan inauthentic self-presentation (Leung,

2011).

9. Imagined audience

Baumeister & Hutton (1987) menyatakan salah satu motivasi individu

melakukan self-presentation ialah untuk memenuhi ekspektasi audiensi

(pleasing the audience). Baumeister & Hutton (1987) juga mengungkapkan

bahwa motivasi untuk melakukan self-presentation dihasilkan oleh kehadiran

orang lain. Pada media sosial, audiensi yang ada ialah imagined audience.

Boyd, Hargittai, Schultz, & Palfrey (2011) menyebutkan bahwa pada konteks

media sosial, imagined audience inilah yang mengarahkan norma-norma

perilaku. Pengguna media sosial memodifikasi self-presentation dirinya agar

Page 32: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

18

sesuai dengan norma dari sekumpulan imagined audience. Walaupun

fokusnya hanya kepada teman dekat dan keluarga, pengguna media sosial

juga cenderung memodifikasi self-presentation dirinya agar sesuai dengan

ekspektasi publik dalam lingkup besar dan tak terbatas (Schau & Gilly,

2003).

2.1.4 Pengukuran inauthentic self-presentation

Perbedaan istilah yang digunakan dalam menjelaskan fenomena inauthentic self-

presentation menyebabkan bervariasinya alat ukur yang digunakan oleh peneliti.

Gil-Or et al. (2015) menggunakan False Facebook Self-Questionnaire (POFSP)

yang dikembangkan oleh Weir & Jose (2010, dalam Gil-Or et al., 2015). Alat

ukur ini dikembangkan untuk mengukur perbedaan persepsi akan day-to-day self

atau identitas diri yang ditampilkan sehari-hari dengan persepsi akan facebook self

atau persepsi akan identitas diri yang ditampilkan di Facebook (Gil-Or et al.,

2015). Semakin besar perbedaannya, maka semakin tidak autentik self-

presentation yang dilakukan (Gil-Or et al., 2015). Skala ini terdiri dari 21 item

pernyataan dan dinilai dengan sistem 5-poin skala Likert (Gil-Or et al., 2015).

Kim & Lee (2011) yang mendefinisikan inauthentic self-presentation

sebagai positive self-presentation dimana individu hanya menampilkan aspek-

aspek yang positif dalam kehidupannya mengembangkan alat ukur Positive Self-

Presentation yang berjumlah enam item pernyataan dengan sistem nilai 7-poin

skala Likert.

Sebagian peneliti (Krämer & Winter, 2008; Mehdizadeh, 2010) meneliti

inauthentic self-presentation dengan melihat tampilan akun media sosial

Page 33: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

19

partisipan. Mehdizadeh (2010) mengukur perilaku self-promotion yang

didefinisikan dengan tampilan yang memperlihatkan atribut ideal dari partisipan

dengan melihat laman 5 laman pada akun Facebook partisipan, diantaranya: Main

photo, About me, Photos of Me, Notes, dan Status Updates.

Dalam pengukuran inauthentic self-presentation pada penelitian ini,

peneliti menggunakan Self-Presentation on Facebook Questionnaire (SPFBQ;

Michikyan et al., 2015) yang terdiri dari 17 item pernyataan dengan skala Likert

5-poin untuk mengukur berbagai dimensi diri (real, ideal, dan false self) yang

ditampilkan pada akun Facebook remaja akhir. Peneliti mememilih untuk

menggunakan alat ukur ini karena dimensi pengukurannya sesuai dengan definisi

yang diungkapkan oleh Twomey & O’Reilly (2017).

Namun, karena penelitian ini dibatasi pada pengukuran inauthentic self-

presentation maka peneliti hanya menggunakan dua dimensi pengukuran dari tiga

dimensi yang terdapat pada alat ukur tersebut, sehingga dari 17 item pernyataan,

peneliti hanya menggunakan 12 item penyataan yang mengukur, diantaranya (1)

self-presentation berhubungan dengan ideal self (α = .70), (2) self-presentation

berhubungan dengan false self-: deception (α = .79), exploration (α = .72), dan

compare/impress (α = .65).

2.2. Self-Esteem

2.2.1 Pengertian self-esteem

Rosenberg (1965) mengungkapkan bahwa self-esteem adalah sikap positif atau

negatif terhadap dirinya sendiri. Self-esteem, menurut Rosenberg (1965) memiliki

dua konotasi yang berbeda, konotasi pertama mengenai individu dengan self-

Page 34: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

20

esteem yang tinggi ialah seseorang yang berpikir bahwa dirinya sangat baik mem-

iliki konotasi yang berbeda dengan individu yang berpikir bahwa dirinya cukup

baik. Menurut Rosenberg (1965) sangat memungkinkan apabila seseorang ber-

pikir bahwa dirinya lebih unggul dibandingkan orang lain, namun merasa dirinya

tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam beberapa standar tertentu yang

ditetapkan sendiri olehnya.

Tafarodi & Swann Jr (2001) menyebutkan bahwa self-esteem adalah fe-

nomena yang memiliki dua unsur nilai yang jika diterapkan pada manusia dire-

fleksikan melalui kompentesi personal, serta penampilan, karakter, dan identitas

sosial. Individu menilai dirinya berdasarkan apa yang dapat mereka lakukan dan

apa yang dilihat oleh orang lain akan dirinya. Hal ini seringkali diekspresikan

dengan perbedaan antara menghormati diri sendiri atau self-respect dan menyukai

diri sendiri atau self-liking. Self-respect didasarkan pada kemampuan yang dapat

diamati, keterampilan, dan bakat (competence) sedangkan self-liking didasarkan

pada moral, daya tarik, dan aspek lain yang berhubungan dengan nilai sosial

(Tafarodi & Swann Jr, 2001).

Self-esteem menurut Baumeister, Campbell, Krueger, & Vohs (2003)

merupakan bagaimana individu memberi nilai keberhagaan dirinya sendiri. Self-

esteem merupakan komponen evaluatif dari self-knowledge atau pengetahuan akan

diri sendiri. Self-esteem tinggi mengacu pada evaluasi umum akan diri yang posi-

tif, sedangkan self-esteem yang rendah mengacu pada definisi yang tidak positif

terhadap diri sendiri (Baumeister, Campbell, Krueger, & Vohs, 2003).

Page 35: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

21

Pada penelitian ini definisi yang digunakan oleh peneliti ialah pengertian

dari Tafarodi & Swann Jr (2001) menyebutkan bahwa self-esteem adalah fenome-

na yang memiliki dua unsur nilai yang direfleksikan oleh individu melalaui

kompentesi personal atau yang seringkali dijelaskan dengan istilah (self-

competence) serta penampilan, karakter, dan identitas sosial (self-liking).

2.2.2 Aspek-aspek self-esteem

Heatherton & Polivy (1991) menyebutkan bahwa self-esteem terdiri dari tiga

komponen utama:

1. Performance self-esteem, yaitu penilaian diri mengenai kompetensi dirinya

dalam berbagai bidang

2. Social self-esteem, yaitu keyakinan diri individu mengenai pandangan orang

lain terhadap dirinya

3. Physical self-esteem, yaitu pandangan individu mengenai kondisi fisik

tubuhnya.

Tafarodi & Swann Jr (2001) menjelaskan self-esteem dengan dua komponen,

diantaranya:

1. Self-competence adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri se-

bagai individu yang memiliki intensi yang mampu memperoleh hasil

yang diinginkannya dengan melaksanan intensinya tersebut

2. Self-liking adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri sebagai

objek sosial, yang seringkali disederhanakan menjadi orang baik atau

tidak baik (good or bad person). Penilaian ini yang memunculkan rasa

Page 36: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

22

berharga diri yang memiliki signifikansi sosial. Penilaian ini seringkali

didasarkan oleh penampilan, karakter, dan identitas sosial.

Sedangkan, Rosenberg (1965) meyakini bahwa self-esteem merupakan

konsep yang bersifat unidimensional, sehingga self-esteem individu diyakini be-

rada di suatu kontinum yang berkisar dari individu dengan self-esteem yang

tingga hingga individu dengan self-esteem yang rendah.

2.2.3 Pengukuran self-esteem

Self-esteem umumnya diukur dengan menggunakan skala self-report. Salah satu

skala pengukuran yang paling terkernal dan seringkali digunakan oleh penelitian-

penelitian sebelumnya yaitu Rosenberg Self-Esteem Scale (1965). Rosenberg Self-

Esteem Scale (RSE) merupakan alat ukur yang terdiri dari 10 item pernyataan

yang didesain untuk mengoptimalkan kemudahan administrasi alat ukur,

ekonomis, waktu, unidimensional, dan validitas muka (Blascovich dan Tomaka

dalam Donellan, Trzenieswki, & Robins, 2015).

Alat ukur lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur self-esteem ialah

Self-Liking and Self-Competence Questionnaires (SLCS) dikembangkan oleh Ta-

farodi & Swann (1995) dilatarbelakangi oleh keyakinan mengenai pentingnya

membedakan kedua komponen self-esteem, secara teoritis dan praktis. SLCS

terdiri dari 10 item pernyataan yang dikonstruksi untuk mengukur self-competence

dan self-liking,

Terdapat banyak alat ukur lainnya yang telah dibuktikan validitasnya dalam

mengukur self-esteem, diantaranya The Series of Harter Self-Perception Profiles,

Self-Esteem Inventory dan The Series of Self-Description Questionnaires (Harter

Page 37: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

23

& Pike, 1988; Coopersmith, 1967; Marsh, 1992 dalam Donellan, Trzenieswki, &

Robins, 2015).

Pada penelitian ini, dengan mempertimbangkan definisi yang digunakan

oleh peneliti untuk menjelaskan self-esteem, peneliti memutuskan untuk

menggunakan skala pengukuran Self-Liking and Self-Competence Questionnaires

(SLCS) yang dikembangkan oleh Tafarodi & Swann (1995).

2.3. Self-Consciousness

2.3.1 Pengertian self-consciousness

Mead (1934, dalam Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975) mengartikan self-

consciousness yaitu ketika individu menjadi sadar akan pandangan orang lain

yang kemudian menyebabkan individu tersebut memandang dirinya sebagai objek

sosial. Sedangkan, Fenigstein, Scheier, & Buss (1975) mendefinisikan self-

consciousness dengan mencari persamaan antara teori-teori self-awareness dan

terapi Rogerian, yang memiliki kesamaan yaitu terjadinya proses individu fokus

pada pikiran, perasaan, perilaku atau penampilannya, ketika berefleksi, berfantasi,

atau berkhayal mengenai dirinya sendiri atau ketika membuat keputusan yang

berhubungan dengan dirinya. Fenigstein, Scheier, & Buss (1975) menyimpulkan

bahwa self-consciousness merupakan kecenderungan individu yang secara konsis-

ten mengarahkan atensinya ke dalam atau ke luar dirinya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menggunakan pengertian dari

oleh Fenigstein, Scheier, & Buss (1975) bahwa self-consciousness merupakan ke-

cenderungan individu yang secara konsisten mengarahkan atensinya ke dalam

atau ke luar dirinya.

Page 38: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

24

2.3.2 Aspek-aspek self-consciousness

Fenigstein, Scheier, & Buss (1975) pada awalnya mengidentifikasi perilaku-

perilaku yang merupakan indikator dari self-consciousness yang kemudian ter-

konstruksi menjadi tujuh macam perilaku. Kemudian, dilakukan penelitian pilot

yang menghasilkan kesimpulan adanya tiga aspek dari self-consciousness, melipu-

ti:

(1) Private self-consciousness yaitu aspek yang menunjukkan kecenderungan in-

dividu untuk fokus terhadap pikiran dan perasaannya. Konsep ini serupa dengan

teori Jung mengenai introversi. Pribadi introvert umumnya berorientasi terhadap

dunia yang ada di dalam dirinya yang terdiri dari ide dan gagasan. Namun perbe-

daannya, individu dengan private self-consciousness yang tinggi secara spesifik

memfokuskan ide dan gagasannya hanya pada dirinya sendiri (the self).

(2) Public self-consciousness didefinisikan sebagai kesadaran diri sebagai objek

sosial yang memiliki efek terhadap orang lain. Konsep ini berhubungan dengan

konsep self-consciousness yang diungkap oleh Mead (1934, dalam Fenigstein,

Scheier,& Buss, 1975). Maka disimpulkan bahwa public self-consciousness

merupakan individu yang menyadari pandangan orang lain sehingga mampu me-

mandang dirinya sebagai objek sosial.

(3) Social anxiety merupakan ketidaknyamanan terhadap kehadiran orang lain.

Berbeda dengan dua aspek sebelumnya yang merupakan proses pengarahan fokus

atensi individu, social anxiety merupakan reaksi terhadap proses tersebut. Ketika

atensi mengarah ke dalam diri, seseorang dapat menemukan suatu hal yang mem-

buat Ia menjadi cemas. Sedangkan, ketika individu menjadi lebih peka terhadap

Page 39: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

25

dirinya sebagai objek sosial, individu cenderung akan mengevaluasi dirinya dan

menjadi cemas terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya.

2.3.3 Pengukuran self-consciousness

Self-consciousness dapat diukur menggunakan Self-Consciousness Scale

(Fenigstein, Scheier,& Buss, 1975) yang merupakan kuesioner yang terdiri dari 23

item pernyataan yang mengukur perbedaan individu dalam private dan public self-

consciousness. Dalam mengukur kedua perbedaan tersebut, skala ini juga

menambahkan dimensi social anxiety yang dianggap sebagai reaksi dari proses

self-consciousness (Fenigstein, Scheier,& Buss, 1975).

Namun, skala pengukuran ini dianggap terlalu membingungkan bagi

partisipan yang bukan merupakan mahasiswa, sehingga Carver & Scheier (1985)

mengembangkan The Self-Consciousness Scale: A Revised Version for Use with

General Populations. Terdapat beberapa perubahan yang dilakukan oleh Carver &

Scheier (1985), diantaranya mengubah istilah-istilah yang sulit dimengerti istilah

yang lebih sederhana dan juga memodifikasi kalimat agar lebih sesuai mengukur

aspek yang ingin diukur. The Self-Consciousness Scale: A Revised Version for

Use with General Populations terdiri dari 22 item pernyataan dengan

menggunakan format jawaban 3=sangat sesuai, 2=cukup sesuai, 1=Tidak terlalu

sesuai dan 0=sama sekali tidak sesuai. Ketiga komponen yang diukur memiliki

reliabilitas masing-masing private self-consciousness (α = .75), public self-

consciousness (α = .84), dan social anxiety (α = .79 ).

Page 40: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

26

Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan The Self-

Consciousness Scale: A Revised Version for Use with General Populations yang

dikembangkan oleh Carver & Scheier (1985).

2.4. Social Support

2.4.1 Pengertian social support

Dean & Lin (1977, dalam Pearson, 1986) menyatakan bahwa literatur mengenai

social support tidak memiliki kesepakatan bersama mengenai pengertian social

support. Social support dikonseptualisasikan oleh Gore (1973, dalam Pearson,

1986) sebagai peran sosial yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanpa ke-

hilangan rasa harga diri.

Sedangkan Cobb (1976) mendefinisikan social support sebagai informasi

yang mengarahkan individu untuk meyakini bahwa dirinya dipedulikan, dicintai,

dihargai, dan merupakan anggota dari suatu jejaring komunikasi dan memiliki ob-

ligasi bersama. Sherbourne & Stewart (1991, dalam Leung, 2011) mendefinisikan

social support sebagai persepsi individu mengenai tersedianya dukungan-

dukungan yang bersifat fungsional. Dukungan fungsional mengacu pada sejauh

mana relasi interpersonal yang dimiliki oleh individu dapat memenuhi fungsi-

fungsi tertentu (Sherbourne & Stewart, 1991). Leung (2011) mengungkapkan

bahwa dukungan fungsional merupakan jenis dukungan yang paling penting untuk

diterima oleh individu.

Sehingga, berdasarkan uraian tersebut peneliti menggunakan pengertian

social support, menurut Sherbourne & Stewart (1991) adalah persepsi individu

mengenai tersedianya dukungan-dukungan yang bersifat fungsional. Dalam

Page 41: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

27

penelitian ini dukungan yang dimaksud ialah yang didapat pada kehidupan sehari-

hari dari orang-orang terdekat individu.

2.4.2 Aspek-aspek social support

Weiss (1974, dalam Cutrona & Russell, 1987) menjelaskan enam fungsi (provision)

berbeda yang dapat diperoleh dari hubungan dengan orang lain. Keenam fungsi

diperlukan bagi individu untuk merasa didukung secara memadai dan untuk

menghindari kesepian, namun tiap fungsi mungkin penting dalam keadaan tertentu

atau pada tahapan siklus hidup yang berbeda. Keenam fungsi tersebut ialah:

1. Guidance, yaitu bimbingan berupa nasihat atau informasi. Umumnya diberikan

oleh guru atau figur orangtua,

2. Reliable alliance, yaitu keyakinan adanya orang lain yang dapat dipercaya untuk

dapat memberikan bantuan. Umumnya diberikan oleh anggota keluarga,

3. Reassurance of worth, yaitu pengakuan atas kompetensi, kemampuan, serta

keberhargaan dirinya terhadap orang lain,

4. Opportunity for nurturance, yaitu keyakinan bahwa adanya individu lain yang

membutuhkannya untuk kelangsungan hidup mereka,

5. Attachment, yaitu kedekatan emosional dari individu lain yang memberikan rasa

aman,

6. Social integration, yaitu merasa tergabung dalam kelompok yang memiliki

ketertarikan yang serupa dan dapat melakukan hal menyenangkan bersama.

Sherbourne & Stewart (1991) menyebutkan empat aspek dari social

support, diantaranya

Page 42: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

28

1. Emotional-Informational support berupa tersedianya dukungan berupa ungkapan

emosi positif, pemahaman yang bersifat empatik, dorongan untuk pengungkapan

perasaan, serta penawaran berupa nasihat, informasi, panduan, atau saran.

2. Tangible support yaitu tersedianya bantuan material atau bantuan fisik

3. Positive social interaction berupa tersedianya orang lain untuk melakukan

aktivitas menyenangkan bersama,

4. Affectionate support berupa ungkapan cinta dan kasih sayang.

Berbeda dengan tokoh lain, Sherbourne & Stewart (1991) membedakan

emotional support dengan affectionate support karena dianggap memikiki

pengaruh yang berbeda terhadap individu, terutama pada kesehatan pasien dengan

penyakit kronis.

Aspek-aspek tersebut kemudian dimodifikasi oleh Leung (2011) sehingga

lebih sesuai dengan konteks penelitian berhubungan dengan social support yang

diterima oleh pengguna media sosial ketika sedang tidak aktif di dunia maya

(offline). Leung (2011) menghapus aspek tangible support pada penelitiannya

karena diyakini hanya sesuai jika digunakan dalam konteks medis.

2.4.3 Pengukuran social support

Pengembangan pengukuran social support telah banyak dilakukan, khususnya

pada bidang kesehatan, diantaranya (Wills & Shinar, 2000).:

1. International Support Evaluation List (ISEL) oleh Cohen et al. (1985)

merupakan alat ukur self-report yang terdiri dari 40 butir pernyataan yang

mengukur empat aspek social support berupa dukungan emotional,

instrumental, companionship, dan validation.

Page 43: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

29

2. Social Provision Scale (SPS) oleh Cutrona & Russell (1987) merupakan

alat ukur self-report yang terdiri dari 24 butir pernyataan yang mengukur

aspek social support berupa dukungan berupa attachment, social

integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance, dan

nurturance.

Kemudian, Sherbourne & Stewart (1991) mengembangkan alat ukur

Medical Outcome Study (MOS) Support Survey yang merupakan 19 butir

pernyataan survei mengenai social support yang merepresentasikan berbagai

dimensi social support. Pernyataan pada skala ini relatif singkat, sederhana, dan

mudah dimengerti.

Berdasarkan pertimbangan mengenai kesesuaian konteks dan efektivitas

pengukuran pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi alat

ukur Sherbourne & Stewart (1991).

2.3. Kerangka Berpikir

Instagram hadir sebagai situs jejaring sosial yang menarik perhatian kalangan

muda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee, Lee, Moon, & Sung

(2015) ketertarikan kalangan muda terhadap Instagram diyakini karena

pengungkapan diri menggunakan visual foto dinilai dapat mempresentasikan

kepribadian dan gaya hidupnya Tetapi kenyatanya, penggunaan Instagram tidak

sepenuhnya memberikan dampak positif terhadap kesehatan penggunanya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health

(RSPH) dan Young Health Movement (YHM) menunjukkan bahwa Instagram

merupakan platform media sosial yang memiliki dampak negatif terbesar pada

Page 44: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

30

kesehatan mental remaja dibandingkan media sosial lainnya seperti youtube

(Wiederhold, 2018). Salah satu penyebabnya, diyakini oleh Wiederhold (2018)

ialah tidak autentiknya presentasi visual yang ditunjukkan oleh remaja pada akun

Instagramnya. Anggapan ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang te-

lah membuktikan bagaimana perilaku yang autentik (authenticity) memiliki

pengaruh positif pada kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental individu (Gil-

Or et al., 2015) sehingga apabila menampilkan presentasi yang tidak autentik akan

berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental.

Peneliti meyakini bahwa perilaku remaja dalam menampilkan presentasi

diri yang tidak autentik sesuai dengan definisi inauthentic self-presentation

menurut Twomey & O’Reilly (2017) yaitu presentasi identitas diri (self) yang

yang palsu dan ideal. Teori mengenai presentasi diri atau self-presentation yang

awalnya dipelopori oleh Erving Goffman ini pun mulai kembali menarik per-

hatian peneliti, khususnya peneliti yang tertarik pada bidang cyberpsychology.

Telah diketahui sebelumnya bahwa media sosial memberikan kebebasan

bagi penggunanya untuk memilih informasi yang ingin disampaikan pada tiap

unggahannya dan informasi yang ingin dihilangkan. Long & Zhang (2014) secara

spesifik membandingkan perbedaan antara offline dan online self-presentation pa-

da situs jejaring sosial, dan menemui perbedaanya terletak pada lebih besarnya

kemampuan individu untuk mengendalikan bagaimana Ia menampilkan dirinya.

Sehingga, tidak heran jika banyak pengguna media sosial, khususya Insta-

gram, yang menampilkan citra diri yang berbeda dengan tampilan kesehariannya.

Namun, hasil penelitian Back et al. (2010) membuktikan bahwa tidak seluruh

Page 45: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

31

pengguna media sosial memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia untuk menampil-

kan inauthentic self-presentation pada akunnya.

Melihat perbedaan yang terungkap dalam berbagai peneitian-penelitian

sebelumnya, peneliti meyakini adanya perbedaan faktor-faktor psikologis yang

dimiliki oleh tiap pengguna media sosial yang dapat mempengaruhi jenis self-

presentation yang digunakannya, baik authentic atau inauthentic self-

presentation. Pada penelitian ini, berdasarkan banyaknya dampak negatif yang

dirasakan oleh remaja pengguna Instagram, peneliti pun lebih tertarik untuk fokus

meneliti apa saja faktor psikologis yang mempengaruhi inauthentic self-

presentation.

Salah satu faktor psikologis yang diyakini merupakan prediktor dari per-

ilaku self-presentation adalah self-esteem. Self-esteem adalah fenomena yang

memiliki dua unsur nilai yang direfleksikan oleh individu melalui kompentesi

personal (self-competence) serta penampilan, karakter, dan identitas sosial (self-

liking) (Tafarodi & Swann Jr, 2001).

Self-competence diartikan oleh Tafarodi & Swann Jr (2001) sebagai

orientasi positif atau negatif terhadap kekuatan dan kemampuan diri. Definisi ini

diperjelas dengan contoh bahwa apabila seorang koki memiliki keyakinan penuh

terhadap kemampuan memasaknya, maka cenderung Ia akan mampu

mewujudkannya pada hasil masakannya.

Diterapkan pada media sosial, Zhao et al. (2008) membuktikan bahwa

media sosial menyediakan tempat bagi individu untuk mengaktualisasikan

identitas yang mereka harapkan atau ideal self yang tidak dapat dicapai dalam

Page 46: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

32

interaksi tatap muka. Individu yang memiliki tingkat self-competence yang

rendah, merasa tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga, besar

kemungkinannya bagi mereka untuk memiliki wujud ideal self yang dianggap

tidak mampu untuk diwujudkan pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

Instagram merupakan media yang dapat membantu mereka untuk menampilkan

wujud ideal self nya dengan hanya menunggah foto yang seolah memperlihatkan

kemampuan dirinya pada suatu kompetensi tanpa harus membuktikannya di

kehidupan sehari-hari. Sehingga, peneiliti berasumsi bahwa individu dengan self-

competence yang rendah akan terlibat dalam perilaku inauthentic self-presentation

di Instagram.

Aspek lain dari self-esteem ialah self-liking. Pada interaksi di kehidupan

sehari-hari, fitur-fitur fisik yang dianggap negatif oleh individu dengan self-

esteem yang rendah akan lebih sulit untuk dimanipulasi daripada di media sosial,

terutama di Instagram. Instagram menyediakan fitur-fitur yang mempermudah

penggunanya untuk memanipulasi bentuk tubuhnya dan menutupi jerawat-jerawat

di mukanya. Oleh sebab itu, peneliti berasumsi bahwa individu dengan self-liking

yang rendah akan terlibat dalam perilaku inauthentic self-presentation di

Instagram sebagai usahanya untuk meningkatkan self-esteem.

Selain self-esteem, faktor lainnya yang diyakini peneliti memiliki

pengaruh terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram

ialah self-consciousness. Fenigstein, Scheier, & Buss (1975) mengartikan self-

consciousness sebagai kecenderungan individu yang secara konsisten

mengarahkan atensinya ke dalam atau ke luar dirinya. Individu yang memiliki ke-

Page 47: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

33

cenderungan public self-consciousnessnya tinggi, sangat peka terhadap peran

dirinya sebagai objek sosial, sehingga mereka cenderung mempresentasikan citra

diri yang memiliki kemungkinan besar untuk mendapat penerimaan dan mengu-

rangi penolakan dari orang lain (Doherty & Schlenker, 1991). Dari penjelasan ter-

sebut peneliti mengasumsikan bahwa individu dengan public self-consciousness

yang tinggi akan berusaha untuk menampilkan citra diri yang positif dan dapat

diterima oleh publik walaupun citra diri tersebut tidak sesuai dengan kepribadian

yang sesungguhnya.

Sedangkan, individu yang cenderung lebih fokus terhadap apa yang ada di

dalam dirinya (private self-consciousness) akan cenderung berperilaku sesuai

dengan keyakinan yang dipegang olehnya sendiri dan ingin dinilai oleh orang lain

sebagai individu yang independen (Doherty & Schlenker, 1991). Sehingga, kecil

kemungkinan bagi mereka untuk berperilaku mengikuti dengan apa yang diang-

gap sesuai oleh mata publik. Maka, peneliti asumsikan bahwa jika seseorang

memiliki kecenderungan private self-consciousness yang tinggi akan mengurangi

keinginannya untuk melakukan inauthentic self-presentation sehingga peneliti

mengasumsikan bahwa private self-consciousness memiliki pengaruh terhadap

kecenderungan melakukan inauthentic self-presentation di Instagram.

Aspek lain dari self-consciousness ialah social anxiety. Social anxiety atau

kecemasan sosial yang didefinisikan sebagai ketidaknyamanan akan kehadiran

orang lain (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975). Bodroža & Jovanović (2016)

menemukan bahwa social anxiety merupakan prediktor perilaku self-presentation

pada Facebook. Hal ini diyakini karena adanya kemungkinan untuk memperkuat

Page 48: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

34

dan meningkatkan citra diri pada komunikasi di media sosial menarik individu

yang mengalami masalah berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Maka, peneliti

mengasumsikan bahwa ada pengaruh positif antara social anxiety terhadap

inauthentic self-presentation.

Faktor terakhir yang ingin peneliti uji pengaruhnya terhadap inauthentic

self-presentation pada pengguna Instagram adalah social support. Leung (2011)

dalam penelitiannya membuktikan bahwa remaja yang kurang atau bahkan tidak

menerima emotional-informational support yang berupa dukungan emosi positif

atau pemahaman empatik dari orang-orang yang memiliki peran dalam kehidupan

sehari-harinya akan mencari dukungan tersebut pada media sosial. Namun, karena

merasa bahwa dirinya yang autentik tidak pantas untuk mendapatkan emotional-

informational support tersebut, individu akan melakukan eksperimen identitas

atau karakteristik demi mendapatkan emotional-informational support dari

sesama pengguna media sosial. Sehingga, peneliti meyakini ada pengaruh dari

kurangnya emotional-informational support terhadap perilaku inauthentic self-

presentation pengguna Instagram.

Begitu juga dengan bentuk social support yang kedua yaitu affectionate

yang merupakan ungkapan atau ekspresi kasih sayang. Individu yang jarang atau

bahkan tidak pernah menerima ungkapan kasih sayang dari orang sekitarnya maka

cenderung akan mencari ungkapan tersebut pada media sosial. Di media sosial,

ungkapan sayang bisa diterima dari banyaknya likes yang diberikan pada

unggahannya. Penelitian Yau & Reich (2018) menunjukkan bahwa remaja meya-

kini bahwa untuk mendapatkan banyak likes pada unggahannya, maka Ia harus

Page 49: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

35

menampilkan citra diri yang atraktif atau ideal. Oleh sebab itu, peneliti meyakini

adanya pengaruh affectionate terhadap perilaku inauthentic self-presentation.

Aspek ketiga dari social support ialah positive social interaction. Positive

social interaction merupakan adanya individu lain yang dapat diajak untuk

melakukan aktivitas bersama. Individu yang merasa dirinya tidak memiliki

positive social interaction atau teman bermain di kehidupan sehari-harinya, akan

cenderung menghabiskan waktu luangnya di media online untuk berkomunikasi

dengan teman-teman di dunia mayanya. Maka akan lebih tinggi

kecenderungannya bagi individu yang merasa tidak memiliki positive social

interaction di kehidupan sehari-hari untuk terlibat pada perilaku inauthentic self-

presentation di Instagram.

Secara singkat, peneliti ingin meneliti faktor psikologis yang

menyebabkan seseorang melakukan inauthentic self-presentation. Faktor

psikologis tersebut adalah self-esteem, self-consciousness, dan social support.

Page 50: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

36

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diilustrasikan dalam gambar bagan

berikut:

Self-consciousness

Publicself-consciousness

Privateself-consciousness

SocialAnxiety

Socialsupport

Emotional-informationalsup-

port

Affectionate

PositiveSocialInter-action

Self-esteem

Self-competence

Self-liking

InauthenticSelf-

Presentation

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Page 51: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

37

2.4. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1: Ada pengaruh yang signifikan dari self-esteem, self-consciousness, dan

social support terhadap perilaku inauthentic self-presentation

pengguna Instagram.

H2: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi self-competence terhadap

perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

H3: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi self-liking terhadap per-

ilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

H4: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi public self-consciousness

terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

H5: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi private self-consciousness

terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

H6: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi social anxiety terhadap

perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

H7: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi emotional-informational

support terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna In-

stagram.

H8: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi affectionate terhadap per-

ilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

Page 52: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

38

H9: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi positive social interaction

terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

Page 53: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

39

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah individu dengan kategori usia 14 hingga 24

tahun yang merupakan pengguna media sosial Instagram. Metode pengambilan

sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dimana tidak semua

individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sam-

pel karena peneliti tidak mengetahui secara pasti jumlah individu usia 14 hingga

24 tahun di Indonesia yang menggunakan Instagram. Teknik sampling yang

digunakan adalah convenient sampling dimana peneliti memberikan kuesioner

kepada individu yang ditemui pada saat penyebaran kuesioner dan bersedia un-

tuk menjadi responden penelitian. Adapun karakteristik responden pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Usia 14-24 tahun

2. Memiliki akun Instagram

3. Pernah mengunggah foto, video, atau Instastories pada akun Instagram-nya

4. Mengakses akun Instagram-nya sekurang-kurangnya satu kali setiap harinya

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari sembilan variabel, yaitu satu variabel

terikat (dependent variable), dan delapan variabel bebas (independent variable),

diantaranya:

Page 54: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

40

Y = Perilaku inauthentic self-presentation

X = Self-esteem

X1 = Self-competence

X2 = Self-liking

X = Self-consciousness

X3 = Public self-consciousness

X4 = Private self-consciousness

X5 = Social anxiety

X = Social Support

X6 = Emotional-informational support

X7 = Affectionate

X8 = Positive social interaction

Adapun definisi operasional dari variabel tersebut adalah:

1. Inauthentic self-presentation adalah presentasi identitas diri (self) yang

palsu dan ideal (Twomey & O’Reilly, 2017) ditandai dengan,

(1) Presentasi diri yang palsu: Menampilkan karakteristik yang tidak

sama pada media sosialnya layaknya dalam kehidupan sehari-hari

(offline), menampilkan beberapa karakteristik berbeda di media so-

sial, membandingkan diri dengan orang lain di media sosialnya, dan

menampilkan karakteristik yang dianggap dapat memberi kesan ter-

tentu kepada orang lain (Michikyan et al., 2015).

Page 55: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

41

(2) Presentasi diri yang ideal: Menampilkan karakteristik diri yang ingin

dimiliki namun tidak dapat dicapai dalam kehidupan sehari-hari

(Michikyan et al., 2015).

2. Self-esteem adalah fenomena yang memiliki dua unsur nilai yang dire-

fleksikan oleh dua aspek (Tafarodi & Swann Jr, 2001), yaitu:

(1) Self-competence adalah penilaian individu sebagai individu berintensi

yang mampu memperoleh hasil yang diinginkannya dengan

melaksanakan intensinya tersebut.

(2) Self-liking adalah penilaian keseluruhan individu mengenai dirinya

sendiri sebagai individu yang berharga yang memiliki signifikansi so-

sial.

3. Self-Consciousness adalah tendensi individu untuk mengarahkan per-

hatiannya ke dalam atau ke luar dirinya (Fenigstein, Scheier, & Buss,

1975) yang dibedakan ke dalam tiga aspek, yaitu :

(1) Private self-consciousness ditandai terhadap perilaku fokus terhadap

pikiran dan perasaan diri sendiri (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975).

(2) Public self-consciousness ditandari dengan kesadaran diri sebagai ob-

jek sosial yang memiliki pengaruh pada orang lain (Fenigstein,

Scheier, & Buss, 1975).

(3) Social anxiety ditandai dengan ketidaknyamanan dengan kehadiran

orang lain (Fenigstein, Scheier, & Buss, 1975).

4. Social support adalah persepsi individu mengenai tersedianya dukungan-

dukungan-dukungan yang bersifat fungsional yang diterima dalam ke-

Page 56: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

42

hidupan sehari-hari yang terdiri dari beberapa aspek (Sherbourne &

Stewart, 1991), diantaranya:

(1) Emotional-informational support tersedianya dukungan berupa

pemahaman yang bersifat empatik, dorongan untuk pengungkapan

perasaan, serta penawaran berupa nasihat, informasi, atau saran.

(2) Affectionate yaitu menerima ungkapan cinta atau kasih sayang.

(3) Positive social interaction yaitu tersedianya orang lain untuk

melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner. Kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini memiliki skala model Likert yang terdiri dari empat

skala, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak set-

uju (STS). Subjek diminta untuk memilih satu dari tiap pilihan jawaban yang

menunjukkan kesesuaian antara item pernyataan yang tertera pada kuesioner

dengan kondisi subjek. Model skala Likert ini terdiri dari pernyataan yang men-

gukur sesuai dengan skala (unreversed item) dan yang berlawanan dengan skala

yang diukur (reversed item). Adapun perhitungan skor tiap pilihan jawaban adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Tabel Bobot Nilai Jawaban Skala Likert

Kategori Unreversed item Reversed item Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Page 57: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

43

Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi dan memodifkasi instrumen

pengukuran yang dikembangkan oleh peneliti-preneliti sebelumnya. Terdapat

empat alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Skala perilaku Inauthentic self-presentation

Alat ukur yang digunakan merupakan adaptasi dari alat ukur yang

dikembangkan oleh Michikyan et al., (2015) Self-Presentation on Facebook

Questionnaire (SPFBQ) yang mengukur tiga dimensi dari self-presentation di

Facebook. Pada penelitian ini, peneliti mengadaptasi dan memodifikasi alat ukur

ini agar lebih sesuai dengan konteks pengguna Instagram dan hanya

menggunakan dua dari tiga dimensi dan terdiri dari 12 item pernyataan yang

mengukur inauthentic self-presentation sesuai dengan definisi Twomey &

O’Reilly (2017). Blue print alat ukut digambarkan pada tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Tabel Blue Print Skala Inauthentic Self-Presentation

DIMENSI INDIKATOR ITEM NO.

CONTOH ITEM

Presentasi diri yang palsu (false self)

Menampilkan karakteristik yang tidak sama pada media sosialnya layaknya dalam kehidupan sehari-hari (offline),

7,8,10,12 Terkadang, saya mencoba untuk menjadi orang lain di Instagram dibanding dengan menjadi diri sendiri Menampilkan beberapa karakter-

istik yang berbeda di Instagram 1,2,3

Menampilkan karakteristik yang dianggap dapat memberi kesan tertentu kepada orang lain

6,11

Membandingkan diri dengan orang lain di Instagram

4

Presentasi diri yang ideal (ideal self)

Menampilkan karakteristik diri yang ingin dimiliki namun tidak dapat dicapai dalam kehidupan sehari-hari

5,9 Saya mengunggah sesuatu yang menunjukkan hal-hal yang saya ingin miliki, namun belum tercapai dalam kehidupan nyata

Jumlah 12

Page 58: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

44

2. Skala self-esteem

Alat ukur yang digunakan merupakan The Self-Liking/Self-Competence Scale

(SLCS; Tafarodi & Swann Jr, 2001). Alat ukur ini meyakini bahwa adanya dua

aspek dalam memandang self-esteem, yaitu self-competence dan self-liking. Alat

ukur ini terdiri dari 16 butir pernyataan yang mengukur kedua aspek dari self-

esteem. Dalam penelitian ini, alat ukur diterjemahkan ke dalam bahasa Indone-

sia. Blue print alat ukut digambarkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Tabel Blue Print Skala Self-Esteem

DIMENSI INDIKATOR ITEM NO. CONTOH ITEM Self-competence

Menilai dirinya sebagai individu yang memiliki intensi yang mampu memperoleh hasil yang diinginkannya dengan melaksanakan intensi tersebut

2,4,8*,10*, 12,13,14,16*

Saya merupakan seseorang yang san-gat bertalenta pada aktivitas yang saya lakukan

Self-liking Menilai dirinya sendiri sebagai individu yang berharga yang memiliki signif-ikansi sosial

1*,3,5,6*, 7*,9,11,15

Saya merasa sangat nyaman dengan keadaan diri saya saat ini

Jumlah 16 *)Reversed item

3. Skala self-consciousness

Alat ukur yang digunakan merupakan The Self-Consciousness Scale: A Revised

Version for Use with General Populations (Carver & Scheier, 1985) yang meru-

pakan revisi dari teori dan alat ukur yang diungkapkan oleh Fenigstein, Scheier,

& Buss (1975) dan terdiri dari 22 item pernyataan. Dalam penelitian ini alat

ukur diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Blue print alat ukut digam-

barkan pada tabel 3.4.

Page 59: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

45

Tabel 3. 4 Tabel Blue Print Skala Self-Consciousness

DIMENSI INDIKATOR ITEM NO. CONTOH

ITEM Private self-consciousness

Fokus terhadap pikiran yang dipikirkan oleh diri sendiri

1,4,6,8*, 14,17,21

Saya selalu berusaha untuk memahami alasan saya dalam melakukan se-tiap hal

Fokus terhadap perasaan yang dirasakan oleh diri sendiri

12,19

Public self-consciousness

Menyadari diri sebagai objek so-sial yang memiliki pengaruh ter-hadap orang lain

2,5,10,13, 16,18,20

Saya mengkhawatir-kan pandangan orang lain mengenai cara saya dalam melakukan sua-tu pekerjaan

Social anxiety Tidak nyaman akan kehadiran orang lain

9, 11*, 15,22 Saya membu-tuhkan waktu untuk menghilangka rasa malu da-lam situasi yang baru

Jumlah 22

*) Reversed item

4. Skala social support

Alat ukur yang digunakan merupakan adaptasi dari alat ukur The MOS Social

Support Survey Sherbourne & Stewart (1991). Dari keempat dimensi yang dapat

diukur melalui skala ini, peneliti memilih untuk hanya mengukur tiga dimensi

agar lebih sesuai untuk mengukur penelitian di bidang cyberpsychology. Alat

ukur ini mengukur seberapa sering setiap bentuk dukungan diterima pada

kesehariannya (offline). Alat ukur ini terdiri dari 15 item pernyataan. Dalam

Page 60: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

46

penelitian ini alat ukur diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Blue print alat

ukut digambarkan pada tabel 3.5.

Tabel 3. 5 Tabel Blue Print Skala Social Support

DIMENSI INDIKATOR ITEM NO.

CONTOH ITEM

Emotional-informational sup-port

Menerima pemahaman em-patik dari seseorang

14 Saya memiliki seseorang dalam hidup saya selalu dapat memahami permasalahan yang saya hadapi

Menerima dukungan untuk pengungkapan perasaan dari seseorang

1,6,11

Menerima penawaran berupa nasihat dari seseorang

2,9

Menerima penawaran berupa informasi dari seseorang

5

Menerima penawaran berupa saran dari seseorang

12

Affectionate Menerima ungkapan cinta dari seseorang

3,7,15 Saya memiliki seseorang dalam hidup saya yang selalu memeluk saya ketika saya membutuhkannya

Positive social inter-action

Adanya seseorang untuk melakukan aktivitas me-nyenangkan bersmaa

8,10,13 Saya memiliki seseorang dalam hidup saya yang selalu mampu membuat hari saya menjadi lebih me-nyenangkan keti-ka bersamanya

Jumlah 15

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian validitas

konstruk tiap alat ukur. Uji validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh alat ukur yang disusun terkait secara teoritik mengukur konsep

yang ingin diukur pada penelitian ini. Untuk menguji validitas konstruk pada

penelitian ini digunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Page 61: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

47

3.4.1. Uji validitas konstruk inauthentic self-presentation

Peneliti menguji apakah ke 12 item ada yang bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur inauthentic self-presentation. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit dengan chi-

square= 415,09, df=54, P-value=0,000, RMSEA=0,144. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada be-

berapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan enam belas

kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan chi-square= 50.36, df=38, P-

value=0,08643 RMSEA= 0,032.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu inauthentic self-presentation. Kemudian peneliti melihat apakah item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan

dengan melihat nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang

tertera pada tabel 3.6

Page 62: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

48

Tabel 3. 6 Muatan Faktor Item Inauthentic Self-Presentation

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

1 0,11 0,06 1,87 Tidak valid

2 0,39 0,06 6,86 Valid

3 0,40 0,06 6,57 Valid

4 0,47 0,06 8,27 Valid

5 0,34 0,06 5,69 Valid

6 0,65 0,07 9,47 Valid

7 0,72 0,06 12,20 Valid

8 0,54 0,07 8,13 Valid

9 0,41 0,06 7,19 Valid

10 0,63 0,06 10,40 Valid

11 0,43 0,06 7,62 Valid

12 0,37 0,06 6,06 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa item ke-1 memiliki t-value kurang dari 1,96, sehingga item

tersebut harus didrop pada penelitian ini. Maka, terdapat 11 item yang akan di-

analisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.2. Uji Validitas konstruk self-esteem

3.4.2.1 Uji validitas konstruk self-competence

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur self-competence. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit dengan chi-square=

318,69, df=20, P-value=0,000, RMSEA=0,215. Oleh sebab itu, peniliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada be-

berapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan sebelas

Page 63: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

49

kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan chi-square= 14,19, df=9, P-

value=0,11562, dan RMSEA= 0,042.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu self-competence. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menen-

tukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

melihat nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang tertera

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 7 Muatan Faktor Item Self-Competence

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

2 4

0.31 0.27

0.06 0.07

4.90 4.06

Valid Valid

8 0.71 0.06 12.51 Valid

10 0.66 0.06 11.62 Valid

12 0.36 0.07 5.45 Valid

13 0.67 0.06 11.37 Valid

14 -0.27 0.07 -4.06 Tidak Valid

16 0.40 0.06 6.38 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa item nomor 14 memiliki t-value kurang dari 1,96, sehingga

item tersebut harus didrop pada penelitian ini. Maka, terdapat 7 item yang akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 64: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

50

3.4.2.2 Uji validitas konstruk self-liking

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur self-liking. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit dengan chi-square= 158.53,

df=20, P-value=0,000, RMSEA=0,147. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan lima kali pembebasan

item, diperoleh model fit dengan chi-square= 24.83, df=15, P-value=0,05225,

dan RMSEA= 0,045.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu self-liking. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut men-

gukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

melihat nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang tertera

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 8 Muatan Faktor Item Self-Liking

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

1 0.71 0.05 13.19 Valid

3 0.55 0.06 9.85 Valid

5 0.59 0.06 9.93 Valid

6 0.54 0.06 9.04 Valid

7 0.67 0.06 11.89 Valid

9 0.48 0.06 8.41 Valid

11 0.37 0.06 6.48 Valid

15 0.65 0.05 12.19 Valid

Page 65: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

51

Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari 1,96.

Maka, terdapat 8 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.3. Uji validitas konstruk self-consciousness

3.4.3.1 Uji validitas konstruk private self-consciousness

Peneliti menguji apakah 9 item ada yang bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur Private self-consciousness. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit

dengan chi-square= 337,09, df=27, P-value=0,000, RMSEA=0,189. Oleh

sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah

dilakukan sepuluh kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan chi-

square= 27.16, df=17, P-value=0,05577, dan RMSEA= 0,043.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu Private self-consciousness. Kemudian peneliti melihat apakah

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor,

seperti yang tertera pada tabel 3.9.

Page 66: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

52

Tabel 3. 9 Muatan Faktor Item Private Self-Consciousness

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

1 0.69 0.05 13.42 Valid

4 0.60 0.05 11.35 Valid

6 0.77 0.05 14.23 Valid

8 0.29 0.06 5.14 Valid

12 0.34 0.06 5.58 Valid

14 0.66 0.06 11.37 Valid

17 0.60 0.05 11.39 Valid

19 0.31 0.06 5.04 Valid

21 0.32 0.06 5.15 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas,

maka dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari

1,96. Maka, terdapat 9 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor

faktor.

3.4.3.2 Uji validitas konstruk public self-consciousness

Peneliti menguji apakah 7 item ada yang bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur Public self-consciousness. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit

dengan chi-square= 3349.18, df=14, P-value=0,000, RMSEA=0,272. Oleh

sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan delapan kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan

chi-square= 5.07, df=6, P-value=0,53513, dan RMSEA= 0,000.

Page 67: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

53

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu Public self-consciousness. Kemudian peneliti melihat apakah

item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor,

seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 10 Muatan Faktor Item Public Self-Consciousness

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

2 0.56 0.06 9.28 Valid

5 1.06 0.07 14.26 Valid

10 1.37 0.14 9.98 Valid

13 0.44 0.06 7.80 Valid

16 0.50 0.06 8.42 Valid

18 0.81 0.08 9.78 Valid

20 0.44 0.06 7.95 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas,

maka dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari

1,96. Maka, terdapat 7 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor

faktor.

3.4.3.3 Uji validitas konstruk social anxiety

Peneliti menguji apakah 6 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur social anxiety. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit dengan chi-square= 74.58,

Page 68: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

54

df=9, P-value=0,000, RMSEA=0,150. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modi-

fikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan tiga kali pembebasan

item, diperoleh model fit dengan chi-square= 9.27, df=6, P-value=0,15873 , dan

RMSEA= 0,041.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu social anxiety. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut men-

gukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat

nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang tertera pada tabel

di bawah ini.

Tabel 3. 11 Muatan Faktor Item Social Anxiety

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

3 0.80 0.05 16.19 Valid

7 0.52 0.05 9.63 Valid

9 0.82 0.05 17.19 Valid

11 0.65 0.05 12.13 Valid

15 0.79 0.05 16.21 Valid

22 0.84 0.05 17.19 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari 1,96.

Maka, terdapat 9 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 69: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

55

3.4.4. Uji validitas konstruk social support

3.4.4.1 Uji validitas konstruk emotional-infomational support

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur emotional-informational support. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit dengan chi-

square= 312.66, df=20, P-value=0,000, RMSEA=0,213. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada be-

berapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan tiga kali

pembebasan item, diperoleh model fit dengan chi-square= 8.85, df=10, P-

value=0,54597, dan RMSEA= 0,000.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

emotional-informational support. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat

nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang tertera pada tabel

3.12,

Page 70: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

56

Tabel 3. 12 Muatan Faktor Item Emotional-Informational Support

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

1 0.87 0.04 19.40 Valid

2 0.86 0.05 18.91 Valid

5 0.89 0.04 20.12 Valid

6 0.85 0.05 19.08 Valid

9 0.75 0.05 15.79 Valid

11 0.96 0.05 22.66 Valid

12 0.86 0.04 19.28 Valid

14 0.86 0.04 19.35 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari 1,96.

Maka, terdapat 8 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.4.2 Uji validitas konstruk affectionate

Peneliti menguji apakah 3 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur affectionate. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, diperoleh model yang fit dengan chi-square= 0.00, df=0, P-

value=1.00, RMSEA=0,000. Oleh sebab itu, peneliti tidak melakukan modifikasi

terhadap model.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu affec-

tionate. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t (t-value) bagi

setiap koefisien muatan faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.13.

Page 71: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

57

Tabel 3. 13 Muatan Faktor Item Affectionate

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

3 0.87 0.05 17.68 Valid

7 0.69 0.05 13.53 Valid

15 0.87 0.05 17.84 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari 1,96.

Maka, terdapat 3 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.4.3 Uji validitas konstruk positive social interaction

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur positive social interaction.. Dari hasil analisis CFA yang dil-

akukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit dengan chi-

square= 10.51, df=2, P-value=0,00523, RMSEA=0,115. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada be-

berapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan dua kali

pembebasan item, diperoleh model fit dengan chi-square= 0.00, df=0, P-

value=1.000 , dan RMSEA= 0,000.

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu positive social interaction.. Kemudian peneliti melihat apakah item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Pengujian dilakukan

Page 72: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

58

dengan melihat nilai t (t-value) bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang

tertera pada tabel 3.14.

Tabel 3. 14 Muatan Faktor Item Positive Social Interaction

No.Item Lambda Standard Error t-value Keterangan

4 0.75 0.05 15.26 Valid

8 0.93 0.05 20.66 Valid

10 0.86 0.05 18.34 Valid

13 0.86 0.05 17.22 Valid Item dinyatakan valid dalam mengukur apa yang hendak diukur apabila

item memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96). Berdasarkan tabel di atas, maka

dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki t-value yeng lebih besar dari 1,96.

Maka, terdapat 4 item yang akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis penelitian

mengenai self-esteem, self-consciousness, dan social support yang

mempengaruhi individu pengguna Instagram melakukan inauthentic self-

presentation adalah dengan menggunakan teknik multiple regression analysis

(analisis regresi berganda). Berikut merupakan persamaan multiple regression

dalam penelitian ini:

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7 +b8X8 +e

Keterangan:

Y = Perilaku inauthentic self-presentation

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X1== Self-competence

Page 73: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

59

X2= Self-liking

X3= Public self-consciousness

X4= Private self-consciousness

X5 =Social anxiety

X6= Emotional-informational support

X7 = Affectionate

X8 = Positive social interaction

e = Residu

3.6 Prosedur Penelitian

Pada tahap awal, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami

masyarakat Indonesia. Peneliti tertarik dengan fenomena yang terjadi di salah

satu media sosial, Instagram, yang ditetapkan sebagai media sosial yang paling

negatif dampaknya terhadap kesehatan mental remaja usia 14 hingga 24 tahun.

Tahap kedua, peneliti melakukan kajian pustaka yang berkaitan dengan

fenomena dan menemukan konstruk psikologi yang disebut dengan inauthentic

self-presentation. Kemudian, peneliti mencari berbagai artikel jurnal penelitian

yang sebelumnya telah meniliti konstruk tersebut untuk menemukan faktor-

faktor psikologis apa saya yang telah terbukti mempengaruhi inauthentic self-

presentation.

Tahap ketiga, peneliti membatasi faktor-faktor yang ingin diteliti serta

menentukan tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini. Tahap

keempat, peneliti menyusun latar belakang penelitian, landasan teori, dan

metode penelitian yang akan digunakan. Ketika menyusun metode penelitian,

Page 74: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

60

peneliti menerjemahkan dan memodifikasi alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini serta menyusun kuesioner untuk disebarkan.

Tahap kelima, peneliti melakukan pengambilan data dengan menyebarkan

kuesioner dalam bentuk form online yang disebarkan kepada teman dan kenalan

yang sesuai dengan kriteria penelitian. Pengambilan data dilakukan pada 26

hingga 30 Maret 2019. Tahap keenam, peneliti melakukan input data untuk

menguji validitas alat ukur instrumen dan menentukan item yang layak dan tidak

layak untuk dianalisis.

Tahap ketujuh, peneliti melakukan analisis hasil menggunakan program

SPSS yang dilanjutkan dengan menyimpulkan hasil penelitian, mengkaitkan

hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya, serta mengusulkan saran teoritis

dan praktis.

Page 75: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

61

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Total subyek pada penelitian ini berjumlah 323 orang yang merupakan

pengguna Instagram berusia 15 hingga 24 tahun. Berikut adalah gambaran

umum dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, intensitas

menggunakan dan mengunggah Instagram, dan preferensi privasi akun Insta-

gram.

Tabel 4. 1 Subjek Penelitian

Kategori Frekuensi Persentase Jenis Kelamin

Laki-Laki 56 17,3% Perempuan 267 82,7%

Usia 15-19 tahun 103 31,8% 20- 24 tahun 220 68,2%

Intensi Menggunakan 1-3 kali per hari 64 19,8% 4-6 kali per hari 100 31% Lebih dari 6 kali per hari 159 49,2%

Intensi Mengunggah (3 bulan terakhir) Tidak sama sekali 37 11,5% 1-3 Unggahan 129 39,9% 4-6 Unggahan 48 14,9% Lebih dari 6 Unggahan 109 33,7%

Preferensi Privasi Akun Private 175 54,2%

Public 148 45,8%

Total Responden 323 100%

Page 76: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

62

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

subjek penelitian berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 82,7% atau

sejumlah 267 orang. Mayoritas usia subjek berusia 21 tahun yaitu sejumlah 93

orang atau 28,8%. subjek 49,2% subjek penelitian menggunakan Instagram

lebih dari 6 kali tiap harinya dan 39,9% subjek penelitian mengunggah 1 hing-

ga 3 unggahan dalam durasi 3 bulan terakhir. Kemudian, 175 subjek atau

54,2% subjek penelitian memilih untuk mengaktifkan fitur privasi pada akun

Instagram-nya sedangkan 148 subjek lainnya atau 45,8% subjek penelitian

memilih untuk tidak mengaktifkan fitur privasi dan mengizinkan akun Insta-

gram-nya untuk dapat dilihat oleh setiap orang yang membuka profil Insta-

gram-nya.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data

penelitian. Skor yang dianalisis pada penelitian ini merupakan skor murni (t-

score) yang merupakan hasil konversi dari raw score. Proses ini dilakukan un-

tuk memudahkan melakukan perbandingan hasil skor antar variabel penelitian

sehingga semua raw score harus diletakkan pada skala yang sama. Untuk

memperoleh deskripsi statistik, item-item yang valid sesuai uji validitas sebe-

lumnya dikonversi menjadi factor score. Setelah didapatkan factor score,

kemudian dikonversi menjadi T-score. Setelah data sudah merupakan data t-

score, peneliti melakukan perhitungan analisis deskriptif menggunakan soft-

ware SPSS. Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum,

Page 77: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

63

maksimum, mean, dan standar deviasi variabel penelitian. Gambaran hasil an-

alisis deskriptif adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Hasil Deskriptif

Variabel N Mean SD Varians Min Max Inauthentic Self-Presentation 323 50,00 8,72 76,09 28,28 81,64 Self-Competence 323 50,00 8,25 68,11 24,79 80,91 Self-Liking 323 50,00 8,77 77,04 21,69 70,87 Private Self-Consciousness 323 50,00 8,49 72,09 12,03 70,64 Public Self-Consciousness 323 50,00 9,02 81,42 19,09 70,11 Social Anxiety 323 50,00 9,32 86,89 23,38 67,72 Emotional-Informational Sup-port

323 50,00 9,66 93,32 13,74 64,01

Affectionate 323 50,00 9,00 81,11 19,03 61,57 Positive Social Interaction 323 50,00 9,49 90,12 19,82 63,49 Valid N (listwise) 323

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan nilai mean sebesar 50 untuk

setiap variabel penelitian sebagai usaha untuk meletakkan raw score pada

skala yang sama. Selain nilai mean, dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui

bahwa variabel inauthentic self-presentation memiliki nilai minimum 28,28

dan nilai maksimum 81,64. Variabel self-competence memiliki nilai mini-

mum 24,79 dan nilai maksimum 80,91. Variabel self-liking memiliki nilai

minimum 21,69 dan nilai maksimum 70,87. Variabel private self-

consciousness memiliki nilai minimum 12,03 dan nilai maksimum 70,64.

Variabel public self-consciousness memiliki nilai minimum 19,09 dan nilai

maksimum 70,11. Variabel social anxiety memiliki nilai minimum 23,38 dan

maksimum 67,22. Variabel emotional-informational support memiliki nilai

miniumum 13,74 dan nilai maksimum 64,01. Variabel affectionate memiliki

nilai minimum 19,03 dan nilai maksimum 61,57. Kemudian, variabel positive

social interaction memiliki nilai minimum 19,82 dan nilai maksimum 63,49.

Page 78: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

64

4.3 Kategorisasi Skor Variabel

Setelah melakukan deskripsi statistik dari tiap variabel penelitian, maka hal

yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap penelitian dengan

menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score. Dalam hal ini, ditetapkan

norma seperti pada tabel berikut

Tabel 4. 3 Norma Skor

Norma Kategori X ≤ M–1 SD Rendah

M–1 SD < X < M+ 1 SD Sedang X ≥ M + 1 SD Tinggi

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan ren-

dahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4. 4 Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi (%)

Rendah Sedang Tinggi

Inauthentic self-presentation 49 (15,2%) 229 (70,9%) 45 (13,9%)

Self-competence 27 (8,4%) 248 (76,8%) 48 (14,9%)

Self-liking 51 (15,8%) 225 (69,7%) 47 (14,6%)

Private self-consciousness 30 (9,3%) 241 (74,6%) 52 (16,1%)

Private self-consciousness 45 (13,9%) 221 (68,4%) 57 (17,6%)

Social anxiety 61 (18,9%) 205 (63,5%) 57 (17,6%)

Emotional-informational support 48 (14,9%) 195 (60,4%) 80 (24,8%)

Affectionate 41 (12,7%) 199 (61,6%) 83 (25,7%)

Positive social interaction 54 (16,7%) 194 (60,1%) 75 (23,2%)

Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa seluruh

kategorisasi skor variabel pada penelitian ini berada di kategori sedang.

Page 79: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

65

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

Langkah berikutnya ialah uji hipotesis dilakukan untuk mengettahui pengaruh

tiap independent variable terhadap dependent variable dalam penelitian ini,

analisisnya dilakukan dengan teknik multiple regression analysis. Data yang

dianalisis merupakan factor score yang diperoleh dari hasil analisis faktor. La-

lu peneliti memindahkan skala factor score tersebut menjadi T-score dengan

alasan unutk menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran dan juga

agar tidak ada responden yang mendapatkan nilai negatif. Pada tahapan ini

peneliti menguji hipotesis dengan multiple regression analysis dengan

menggunakan software SPSS. Dalam melakukan analisis regresi, ada 3 hal

yang dapat diketahui, yaitu:

1. Besaran R2 (R square) untuk mengetahui berapa persen varians de-

pendent variable yang dijelaskan oleh independent variable

2. Apakah secara keseluruhan independent variable berpengaruh secara

signifikan terhadap dependent variable

3. Signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari tiap independent varia-

ble

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama

peneliti melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa persen varians dependent

variable yang dijelaskan oleh independent variable yang dapat dilihat pada tabel

Model Summary Analisis Regresi pada SPSS.

Page 80: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

66

Tabel 4. 5 Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,463a ,215 ,195 7,82758

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perolehan R2 sebesar 0,215 atau

21,5%. Artinya proporsi varians dari inauthentic self-presentation dijelaskan

oleh variabel self-esteem (self-competence dan self-liking), self-consciousness

(public self-consciousness, private self-consciousness, dan social anxiety), social

support (emotional-informational support, affectionate, dan positive social in-

teraction) sebesar 21,5% sedangkan 78,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel

yang tidak diteliti oleh peneliti.

Langkah kedua ialahmenganalisis dampak dari seluruh independent

variableterhadapdependentvariableyangbisadilihatdarihasilujiFatau

tabelANOVApadaSPSS.

Tabel 4. 6 ANOVA Analisis Regresi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5263,510 8 657,939 10,738 ,000b Residual 19239,110 314 61,271 Total 24502,620 322

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai sig, pada kolom ter-

akhir adalah sebesar 0.000 (sig. <0.05), dengan demikian diketahui bahwa

hipotesis penelitian yang menyatakan “ada pengaruh yang signifikan dari di-

mensi variabel self-esteem (self-competence dan self-liking), self-consciousness

(public self-consciousness, private self-consciousness, dan social anxiety), social

support (emotional-informational support, affectionate, dan positive social in-

Page 81: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

67

teraction) terhadap inauthentic self-presentation” diterima. Maka, dapat disim-

pulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari dimensi variabel self-esteem

(self-competence dan self-liking), self-consciousness (public self-consciousness,

private self-consciousness, dan social anxiety), social support (emotional-

informational support, affectionate, dan positive social interaction) terhadap in-

authentic self-presentation.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari tiap independent

variable. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, dapat melalui kolom Sig. pada tabel coefficients di SPSS. Jika

Sig.<0.05 maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya ter-

hadap inauthentic self-presentation, begitupun sebaliknya.

Tabel 4. 7 Koefisien Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std.

Error Beta

1

(Constant) 61,575 6,096 10,101 ,000 Self_Competence ,035 ,066 ,033 ,527 ,599 Self_Liking -,398 ,060 -,400 -6,655 ,000* Private_Selfconsciousness ,011 ,062 ,010 ,173 ,863 Public_Selfconsciousness ,203 ,059 ,210 3,474 ,001* Social_Anxiety -,005 ,054 -,006 -,101 ,920 Emotional_Information_Support -,017 ,080 -,019 -,209 ,835 Affectionate ,039 ,073 ,040 ,533 ,595

Positive_Social_Interaction -,099 ,076 -,108 -1,302 ,194 a. Dependent Variable: Inauthentic_SelfPresentation

Keterangan (*): Signifikan

Page 82: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

68

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sebagai beri-

kut: Inauthentic self-presentation’ = 61.575 + 0.035 (self-competence) – 0.398

(self-liking) + 0.011 (private self-consciousness) + 0.203 (public self-

consciousness) – 0.005 (social anxiety) – 0.017 (emotional-informational sup-

port) + 0.039 (affectionate) – 0.099 (positive social interaction).

Hasil yang didapat menunjukkan adanya dua koefisien regresi yang signif-

ikan (sig.<0.05), yakni self-liking dan public self-consciousness. Sedangkan enam

variabel lainnya yaitu self-competence, private self-consciousness, social anxiety,

emotional-informational support, affectionate, dan positive social interaction tid-

ak menunjukkan nilai koefisien regresi yang signifikan.

Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh dari tiap independ-

ent variable sebagai berikut:

a) Variabel self-competence

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.035 dengan nilai signifikansi 0.599

(sig.>0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa self-competence tidak ber-

pengaruh secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna

Instagram.

b) Variabel self-liking

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.398 dengan nilai signifikansi

0.000 (sig.<0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa self-liking berpengaruh

secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

Koefisien regresi bertanda negatif artinya semakin tinggi self-liking, maka

semakin rendah perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

Page 83: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

69

c) Variabel private self-consciousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.011 dengan nilai signifikansi 0.863

(sig.>0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa private self-consciousness tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation

pengguna Instagram.

d) Variabel public self-consciousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.203 dengan nilai signifikansi 0.001

(sig.<0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa public self-consciousness ber-

pengaruh secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna

Instagram. Koefisien regresi bertanda positif artinya semakin tinggi public

self-consciousness, maka semakin tinggi perilaku inauthentic self-

presentation pengguna Instagram.

e) Variabel social anxiety

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.005 dengan nilai signifikansi

0.920 (sig.>0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa social anxiety tidak ber-

pengaruh secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna

Instagram.

f) Variabel emotional-informational support

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.017 dengan nilai signifikansi

0.835 (sig.>0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa emotional-informational

support tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inauthentic self-

presentation pengguna Instagram.

Page 84: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

70

g) Variabel affectionate

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.039 dengan nilai signifikansi 0.595

(sig.>0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa affectionate tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna Instagram.

h) Variabel positive social interaction

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.099 dengan nilai signifikansi

0.194(sig.>0.05). Sehingga, dapat diartikan bahwa positive social interaction

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inauthentic self-presentation

pengguna Instagram.

4.5 Pengujian Proposi Varians Independent Variable

Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari se-

tiap independent variable terhadap inauthentic self-presentation. Sumbangan

proporsi varians dapat dilihat pada kolom R-square change pada tabel 4.8.

Nilai r-square change merupakan nilai murni varians dependent variable dari

tiap independent variable yang dianalisis satu persatu. Kemudian, untuk

mengetahui signifikansi R-Square Change (p<0.05) dapat dilihat pada kolom

Sig. Change pada tabel 4.8.

Page 85: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

71

Tabel 4. 8 Hasil Model Summary Proporsi Varians

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Er-ror of

the Es-timate

Change Statistics

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 ,174a ,030 ,027 8,60329 ,030 10,042 1 321 ,002*

2 ,409b ,167 ,162 7,98414 ,137 52,716 1 320 ,000*

3 ,423c ,179 ,171 7,94342 ,011 4,289 1 319 ,039*

4 ,454d ,206 ,196 7,82302 ,027 10,894 1 318 ,001*

5 ,454e ,206 ,193 7,83530 ,000 ,004 1 317 ,947

6 ,459f ,210 ,195 7,82443 ,005 1,881 1 316 ,171

7 ,459g ,211 ,193 7,83620 ,000 ,051 1 315 ,821

8 ,463h ,215 ,195 7,82758 ,004 1,694 1 314 ,194

a. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness, Pub-lic_Selfconsciousness, Social_Anxiety, Emotional_Information_Support, Affectionate, Posi-tive_Social_Interaction

Keterangan (*): Signifikan Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disampaikan informasi sebagai beri-

kut:

a) Variabel self-competence memberikan sumbangan sebesar 3,0% terhadap

varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut signifikan

dengan Sig. F change = 0.002 (Sig.F Change < 0.05)

b) Variabel self-liking memberikan sumbangan sebesar 13,7% terhadap vari-

ans inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut signifikan dengan

Sig. F change = 0.000 (Sig.F Change < 0.05)

Page 86: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

72

c) Variabel private self-consciousness memberikan sumbangan sebesar 1,1%

terhadap varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut signif-

ikan dengan Sig. F change = 0.039 (Sig.F Change < 0.05)

d) Variabel public self-consciousness memberikan sumbangan sebesar 2,7%

terhadap varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut signif-

ikan dengan Sig. F change = 0.001 (Sig.F Change < 0.05)

e) Variabel social anxiety sama sekali tidak memberikan sumbangan (0,00%)

terhadap varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan Sig. F change = 0.947 (Sig.F Change > 0.05)

f) Variabel emotional-information support memberikan sumbangan sebesar

0,05% terhadap varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan Sig. F change = 0.171 (Sig.F Change > 0.05)

g) Variabel affectionate sama sekali tidak memberikan sumbangan (0,00%)

terhadap varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan Sig. F change = 0.821 (Sig.F Change > 0.05)

h) Variabel emotional-information support memberikan sumbangan sebesar

0,04% terhadap varians inauthentic self-presentation. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan Sig. F change = 0.194 (Sig.F Change > 0.05)

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat

variabel, yaitu variabel self-competence, self-liking, private self-consciousness,

dan public self-consciousness, yang memberikan sumbangan signfikan pada var-

iabel inauthentic self-presentation.

Page 87: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

73

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, didapatkan dua kesimpulan.

Kesimpulan yang pertama adalah diterimanya hipotesis penelitian yang menya-

takan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari self-esteem (self-competence dan

self-liking), self-consciousness (private self-consciousness, public self-

consciousness, dan social anxiety), dan social support (emotional-informational

support, affectionate, dan positive social interaction) terhadap inauthentic self-

presentation pengguna Instagram.

Kesimpulan yang kedua ialah bahwa dari delapan variabel yang diuji

pengaruhnya, terdapat dua variabel penelitian yang memiliki pengaruh signif-

ikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna Instagram diantaranya,

self-liking dan public self-consciousness.

5.2 Diskusi

Pada awal penelitian, peneliti mengkaji berbagai literatur dan penelitian-

penelitian yang relevan pada topik ini dan menemukan hipotesis bahwa ada

pengaruh yang signifikan dari self-esteem (self-competence dan self-liking), self-

consciousness (private self-consciousness, public self-consciousness, dan social

anxiety), dan social support (emotional-informational support, affectionate, dan

positive social interaction) terhadap inauthentic self-presentation pengguna In-

stagram. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan menggunakan metode regresi

Page 88: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

74

menunjukan bahwa hipotesis tersebut diterima. Ditemukan bahwa secara bersa-

ma-sama, variabel-variabel tersebut memprediksi 21,5% perilaku inauthentic

self-presentation pengguna Instagram. Tetapi, ketika melihat signifikansi dari

setiap dimensi, hanya terdapat dua dari delapan variabel yang nilai koefisien re-

gresinya signifikan berpengaruh terhadap perilaku inauthentic self-presentation

pengguna Instagram, yaitu: self-liking dan public self-consciousness.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa self-liking berpengaruh

secara signifikan dengan arah negatif terhadap inauthentic self-presentation.

Dari hasil ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat self-liking yang di-

miliki oleh pengguna Instagram maka akan semakin rendah kecenderungan in-

dividu untuk melakukan inauthentic self-presentation pada akun Instagram-nya.

Self-liking didefinisikan oleh Tafarodi & Swann Jr (2001) ialah penilaian indi-

vidu secara keseluruhan terhadap dirinya sendiri yang seringkali ditarik kes-

impulan menjadi pribadi yang baik atau tidak baik.

Dari hasil analisis dan definisi di atas, maka dapat diartikan bahwa

pengguna instagram yang merasa dirinya merupakan individu yang tidak baik

atau tidak disukai sebagai objek sosial akan lebih rentan untuk menampilkan

aspek diri yang diidamkan dan palsu pada akun Instagram-nya. Hasil penelitian

ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mehdizadeh

(2010) yang membuktikan bahwa individu yang menilai dirinya memiliki pen-

ampilan fisik yang tidak menarik akan melakukan berbagai usaha untuk me-

nutupi fitur-fitur penampilan dirinya yang dinilai tidak menarik sehinggga dapat

Page 89: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

75

menampilkan diri yang dinilai oleh individu disukai oleh orang lain pada foto-

foto di media sosialnya.

Selain dimensi self-liking, penelitian ini juga membuktikan adanya

pengaruh signifikan dimensi public self-consciousness dengan arah positif ter-

hadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna Instagram. Dari hasil ini

dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat public self-consciousness yang di-

miliki oleh pengguna Instagram maka akan semakin tinggi pula kecenderungan

individu untuk melakukan inauthentic self-presentation pada akun Instagram-

nya. Public self-consciousness didefinisikan oleh Fenigstein, Scheier, & Buss

(1975) sebagai individu yang memiliki yang mengarahkan atensinya terhadap

hal-hal yang terdapat di luar dirinya. Individu dengan public self-consciousness

yang tinggi ini sangat menyadari perannya sebagai objek sosial sehingga sering-

kali menghkhawatirkan pandangan orang lain terhadap dirinya.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa pengguna Instagram

yang memiliki kesadaran tinggi akan peran dirinya sebagai objek sosial yang

memiliki pengaruh pada tiap orang yang melihat atau mengikuti akun Insta-

gramnya akan cenderung menampilkan aspek diri yang diidamkan dan bahkan

palsu pada akun Instagram-nya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Doherty & Schlenker (1991) yang menyebutkan bahwa individu

dengan tingkat public self-consciousness yang tinggi cenderung melakukan

strategi self-presentation yang disengaja untuk menciptakan identitas sosial yang

menarik. Hasil ini sesuai dengan asumsi peneliti bahwa individu dengan public

self-consciousness yang tinggi akan berusaha untuk menampilkan citra diri yang

Page 90: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

76

positif dan dapat diterima oleh publik walaupun citra diri tersebut tidak sesuai

dengan kepribadian yang sesungguhnya.

Variabel lainnya dalam penelitian ini ialah self-competence yang

merupakan dimensi dari variabel self-esteem memiliki koefisien regresi 0.035

dengan nilai signifikansi 0.599 (sig>0.05) sehingga dinyatakan bahwa self-

competence tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku inauthentic

self-presentation. Self-competence menurut Tafarodi & Swann Jr (2001) meru-

pakan penilaian diri sendiri sebagai individu yang memiliki intensi yang mampu

memperoleh hasil yang diinginkannya dengan melaksanakan intensinya tersebut.

Dari hasil penelitian ini dibuktikan bahwa memiliki keyakinan individu akan

kemampuannya untuk mengendalikan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya tidak

mempengaruhi keputusan individu tersebut untuk menampilkan aspek diri yang

diidamkan atau palsu pada akun Instagram-nya.

Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis peneliti yang mengasumsikan

bahwa semakin individu merasa tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya,

semakin besar kemungkinannya baginya untuk memiliki wujud ideal self yang

selama ini tidak mampu untuk diwujudkan pada kehidupan sehari-hari namun

dapat dengan mudahnya diwujudkan dengan media sosial Instagram. Perbedaan

ini peneliti duga karena perbedaaan cara mengukur self-esteem dalam penelitian

ini. Penelitian-penelitian sebelumnya, tidak membedakan self-esteem menjadi

self-liking dan self-competence. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti memilih

untuk mengikuti pandangan Tafarodi & Swann yang membagi self-esteem

menjadi dimensi self-liking dan self-competence.

Page 91: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

77

Kemudian, dimensi private self-consciousness yang juga tidak ber-

pengaruh signifikan terhadap inauthentic self-presentation. Private self-

consciousness, menurut Fenigstein, Scheier, & Buss (1975), ditandai dengan

fokus terhadap pikiran dan perasaan diri sendiri. Individu dengan tingkat private

self-consciousness yang tinggi cenderung lebih peka terhadap hal-hal yang ter-

jadi pada dirinya sendiri dan akan berperilaku sesuai dengan keyakinan, nilai,

dan perasaan yang dimiliki olehnya. Dari penelitian ini ditemukan bahwa tingkat

kepekaan yang tinggi atau rendah terhadap pikiran dan perasaannya tidak mem-

iliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku inauthentic self-presentation

pengguna Instagram. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lee-Won et al. (2014) yang menemukan bahwa private self-consciousness tidak

secara signifikan dapat memprediksi perilaku positive self-presentation

pengguna Facebook.

Sesuai dengan penelitian Doherty & Schlenker (1991) yang menyebutkan

bahwa individu yang tinggi private self-consciousness tidak dipengaruhi oleh

pandangan audiensi terhadap dirinya dan memiliki motivasi yang berbeda

dengan individu yang tinggi public self-consciousness dalam melakukan self-

presentation. Sehingga, dapat diartikan bahwa private self-consciousness tidak

mempengaruhi signifikan perilaku inauthentic self-presentation karena adanya

perbedaan motivasi dalam melakukan self-presentation yang berbeda dengan

jenis self-presentation yang diukur pada penelitian ini.

Social anxiety merupakan dimensi dari self-consciousness yang juga tidak

berpengaruh signfikan terhadap perilaku inauthentic self-presentation pengguna

Page 92: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

78

Instagram. Individu dengan tingkat social anxiety yang tinggi, menurut

Fenigstein, Scheier, & Buss, (1975) cenderung merasa tidak nyaman akan ke-

hadiran orang lain. Dari hasil analisis data, peneliti menemukan bahwa perasaan

tidak nyaman akan situasi sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan ter-

hadap presentasi diri yang palsu atau ideal di Instagram. Temuan ini dapat di-

jelaskan dengan pernyataan Schlenker & Leary (1982) yang meyakini bahwa

walaupun social anxiety yang tinggi memang dapat menyebabkan munculnya

keinginan untuk memberikan kesan tertentu dalam mempresentasikan diri di ma-

ta publik namun di sisi lain, mereka juga cenderung merasa tidak akan mampu

menerima reaksi yang diinginkan dari orang lain sehingga akhirnya memutuskan

untuk tidak melakukan inauthentic self-presentation..

Variabel selanjutnya yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap in-

authentic self-presentation pengguna Instagram ialah dimensi-dimensi dari vari-

abel social support. Dimensi emotional-informational support atau tersedianya

dukungan berupa ungkapan emosi positif, pemahaman, serta nasihat pada

penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku inauthentic self-

presentation di Instagram. Begitu juga dengan dimensi affectionate yang berupa

ungkapan cinta dan kasih sayang yang juga tidak memiliki pengaruh yang sig-

nifikan. Dimensi positive social interaction atau tersedianya orang lain untuk

melakukan aktivitas menyenangkan bersama yang juga ditemukan tidak mem-

iliki pengaruh yang signifikan.

Hasil ini berlawanan dengan hasil penelitian Leung (2011) yang

menemukan bahwa mereka yang tidak menerima dukungan berupa pemahan dan

Page 93: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

79

nasihat atau ungkapan cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-harinya

memiliki keinginan yang lebih kuat untuk melakukan eksperimen identitas di

media sosial dan tidak menampilkan diri yang sesungguhnya. Hasil yang ber-

beda dari penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya diduga karena

adanya variabel psikologis perantara yang dapat menyebabkan adanya pengaruh

social support terhadap inauthentic self-presentation.

Namun, hasil penelitian ini memiliki beberapa hal yang menjadi keterbata-

san dan kelemahan yang harus dipertimbangkan. Pertama, item-item pada alat

ukur inauthentic self-presentation pada penelitian ini belum cukup spesifik da-

lam mengukur perilaku yang dimaksud. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pembatasan dan perbedaan yang jelas antara perilaku yang menunjukkan presen-

tasi diri yang ideal dan yang palsu. Kedua, teknik pengumpulan data

menggunakan formulir online yang memiliki kelemahan tidak hadirnya peneliti

saat subjek mengisi kuesioner yang berakibat tidak terjaminnya keaslian data

dan juga menambah kemungkinan subjek penelitian untuk mengalami ke-

bingungan dan menjawab sembarangan. Ketiga, metode pemilihan sampling

yang tidak representative. Keempat, hasil regresi yang menunjukan bahwa han-

ya terdapat dua dimensi penelitian yang signifikan dari delapan dimensi yang

diuji mengindikasikan masih banyaknya dimensi lain yang tidak diukur pada

penelitian ini yang merupakan prediktor dari perilaku inauthentic self-

presentation.

Page 94: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

80

Peneliti menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian yang te-

lah dilakukan ini, sehingga dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk

melengkapi kekurangan dan keterbatasan dari penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyaknya hal-hal yang

dapat diperbaiki pada penelitian-penelitian selanjutnya. Maka dari itu, peneliti

memiliki beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih

menyempurnakan penelitian selanjutnya terkait dengan penelitian mengenai in-

authentic self-presentation pengguna Instagram.

5.3.1. Saran teoritis

Bagi peneliti lainnya yang tertarik dan berminat untuk meneliti hal yang serupa

disrankan untuk:

1. Pada penelitian ini, kedelapan independent variable secara bersama mem-

berikan sumbangan sebesar 21,5% terhadap dependent variable (inauthen-

tic self-presentation) sedangkan 78,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel

yang tidak diteliti pada penelitian ini. Disarankan pada penelitian selan-

jutnya untuk dapat meneliti variabel lain seperti self-criticism atau self-

concept clarity. Selain itu, disarankan untuk meneliti variabel yang dapat

menjadi variabel moderator dari social support terhadap inauthentic self-

presentation.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mengurangi kelema-

han-kelemahan penelitian ini dengan memberikan perbedaan dan pembat-

Page 95: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

81

asan yang jelas antara presentasi diri yang ideal dan palsu yang dilakukan

oleh pengguna Instagram, sehingga dapat mengembangkan alat ukur yang

lebih sesuai dan spesifik dalam mengukur perilaku tersebut.

5.3.2. Saran praktis

Berdasarkan hasil penelitian terdapat dua variabel yang memiliki pengaruh signif-

ikan terhadap inauthentic self-presentation pengguna Instagram diantaranya, self-

liking dan public self-consciousness. Terdapat beberapa hal dari hasil tersebut

yang dapat diterapkan oleh pengguna Instagram, yaitu

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel self-esteem, lebih spe-

sifiknya dimensi self-liking memiliki pengaruh signifikan dalam mengu-

rangi kecenderungan perilaku inauthentic self-presentation pengguna In-

stagram. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa individu yang menilai

dirinya sebagai individu yang berharga memiliki kecenderungan yang

lebih rendah untuk melakukan inauthentic self-presentation. Sehingga,

disarankan pada pengguna Instagram untuk lebih positif dalam menilai

keberhargaan dirinya serta tidak menggantungkan harga diri terhadap ban-

yaknya likes atau comments positif yang diterima pada unggahan di Insta-

gram. Terdapat banyak cara yang dapat dipraktikkan untuk memperbaiki

cara pengguna Instagram khususnya yang berusia usia 14 hingga 24 tahun

dalam menilai keberhargaan dirinya, kegiatan-kegiatan tersebut dapat di-

baca dalam buku yang ditulis oleh Lisa Schab yang berjudul “The Self-

Esteem Workbook for Teens: Activities to Help You Build Confidence and

Achieve your Goals.”

Page 96: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

82

2. Berdasarkan penelitian, diketahui dimensi public self-consciousness mem-

iliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan untuk menampil-

kan diri yang tidak autentik di Instagram. Sehingga, peneliti menyarankan

pada pengguna Instagram untuk mengurangi kebiasaan terlalu mengkha-

watirkan pandangan orang lain terhadap dirinya karena kenyataannya tidak

ada yang mampu untuk mengkontrol penilaian orang lain terhadap diri.

Salah satu hal yang dianjurkan oleh Laura Johnson yang merupakan

penemu Cognitive Behavior Therapy Center di Saratoga, California ialah

mempraktikkan Mindfulness untuk mengurangi self-consciousness.

Dengan menerapkan hal ini, diharapkan pengguna Instagram dapat lebih

merasa nyaman dalam menggunakan Instagram dan tidak merasakan

dampak-dampak negatif yang dapat muncul dari perilaku inauthentic self-

presentation ini.

3. Bagi orangtua, disarankan untuk lebih menaruh perhatian akan per-

ilakunya di Instagram untuk memantau perilaku-perilaku yang tidak

sesuai dengan kehidupan sehari-harinya yang ditunjukkan. Bagi sekolah,

disarankan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan terkait seperti pelatihan

“Jumlah Likes Tidak Sama dengan Harga Diri” yang dapat mengajarkan

siswa-siswi remajanya untuk lebih positif dalam menilai keberhargaan diri

mereka dan untuk bisa lebih positif dalam menggunakan media sosialnya.

Page 97: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

83

DAFTAR PUSTAKA

Anindyakirana, F. (2018). Bikin foto fake, blogger ini tunjukkan kehidupan

sosmed seringkali palsu. Retrieved November 22, 2018, from https://www.vemale.com/ragam/112845-bikin-foto-fake-blogger-ini-tunjukkan-kehidupan-sosmed-seringkali-palsu.html

Baumeister, R. F., Campbell, J. D., Krueger, J. I., & Vohs, K. D. (2003). Does

high self-esteem cause better performance, interpersonal success,happiness, or healthier lifestyles? Psychological Science in the Public Interest, 4(1), 1–44.

Baumeister, R. F., & Hutton, D. G. (1987). Self-presentation theory: Self-

construction and audience pleasing. In B. Mullen & G. George (Eds.), Theories of group behavior (SSPP) (pp. 71–88). New York: Springer, NY.

Bodroža, B., & Jovanović, T. (2016). Validation of the new scale for measuring behaviors of

Facebook users: Psycho-Social Aspects of Facebook Use (PSAFU). Computers in Human Behavior, 54, 425–435. https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.07.032

Boyd, D., Hargittai, E., Schultz, J., & Palfrey, J. (2011). Why parents help their

children lie to Facebook about age: Unintended consequences of the Children’s Privacy Protection Act. First Monday, 16(11). Retrieved from https://journals.uic.edu/ojs/index.php/fm/article/view/3850/30

Carver, M., & Scheier, C. (1985). The Self-Consciousness Scale: A revised

version for use with general populations. Journal of Applied Social Psychology, 15(8), 687–699.

Chambers, D. (2013). Self-presentation online. In Social media and personal

relationship: Online intimacies and networked friendship (pp. 61–81). Springer.

Cobb, S. (1976). Social support as a moderator of life stress. Psychomatic

Medicine, 38(5), 300–314. https://doi.org/10.1097/00006842-197609000-00003

Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships

and adaptation to stress. Advances in Personal Relationship, 1, 37–67. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Page 98: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

84

Delamater, J. D., Myers, D. J., & Collett, J. L. (2015). Social Psychology (8th

ed.). Boulder: Westview Press. Doherty, K., & Schlenker, B. R. (1991). Self-consciousness and strategic self-

presentation. Journal of Personality, 59(1), 1–18. Donellan, M. B., Trzenieswki, K. H., & Robins, R. W. (2015). Measures of self-

esteem. In G. Boyle, D. Saklofske, & G. Matthews (Eds.), Measures of Personality and Social Psychological Constructs (pp. 131–157). San Diego: Elsevier Inc.

Dumas, T. M., Maxwell-Smith, M., Davis, J. P., & Giulietti, P. A. (2017). Lying

or longing for likes? Narcissism, peer belonging, loneliness and normative versus deceptive like-seeking on Instagram in emerging adulthood. Computers in Human Behavior, 71, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.01.037

Fenigstein, A., Scheier, M. F., & Buss, A. H. (1975). Public and private self-

consciousness: Assessment and theory. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 43(4), 522–527. https://doi.org/10.1037/h0076760

Fullwood, C., James, B. M., & Chen-Wilson, J. (2016). Self-concept clarity and

online self-presentation in adolescents. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 1–5. https://doi.org/10.1089/cyber.2015.0623

Gil-Or, O., Levi-Belz, Y., & Turel, O. (2015). The “ Facebook-self ”:

Characteristics and psychological predictors of false self-presentation on Facebook. Frontiers in Psychology, 6, 1–10. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.00099

Gizauskas, R. (2018). British blogger Carolyn Stritch fakes a trip to Disneyland

for her Instagram fans - and even her family are fooled. Retrieved November 22, 2018, from https://www.thesun.co.uk/travel/5862655/british-blogger-carolyn-stritch-fakes-disneyland-trip-instagram/

Heatherton, T. F., & Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale for

measuring state self-esteem. Journal of Personality and Social Psychology, 60(6), 895–910. https://doi.org/10.1037/0022-3514.60.6.895

Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2010). Essentials of Social Psychology. Harlow:

Pearson Education Limited.

Page 99: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

85

Hu, Y., Manikoda, L., & Kambhampati, S. (2014). What we instagram: A first

analysis of instagram photo content and user types. ICWSM. Jackson, C. A., & Luchner, A. F. (2017). Self-presentation mediates the

relationship between self-criticism and emotional response to Instagram feedback. Personality and Individual Differences, 133, 1–6. https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.04.052

Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic self-

presentation. In J. Suls (Ed.), Psychological Perspectives on the Self (Vol. 1, pp. 231–262). Hilsdale: Lawrence Erlbaum.

Kemp, S. (2018). Digital in 2018: World’s Internet Users Pass The 4 Billion

Mark. Retrieved November 22, 2018, from https://wearesocial.com/blog/2018/01/global-digital-report-2018

Kim, J., & Lee, J. R. (2011). The Facebook paths to happiness : Effects of the

number of Facebook friends and self-presentation on subjective well-being. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 14(6), 359–364. https://doi.org/10.1089/cyber.2010.0374

Kim, Y., & Baek, Y. M. (2014). When is selective self-presentation effective? An

investigation of the moderation effects of self-esteem and social trust. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 17(11), 697–701. https://doi.org/10.1089/cyber.2014.0321

Krämer, N. C., & Winter, S. (2008). Impression management 2.0: The

relationship of self-esteem, extraversion, self-efficacy, and self-presentation within social networking sites. Journal of Media Psychology, 20(3), 106–116. https://doi.org/10.1027/1864-1105.20.3.106

Lee-Won, R. J., Shim, M., Joo, Y. K., & Park, S. G. (2014). Who puts the best

“face” forward on Facebook?: Positive self-presentation in online social networking and the role of self-consciousness, actual-to-total Friends ratio, and culture. Computers in Human Behavior, 39, 413–423. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.08.007

Lee, E., Lee, J.-A., Moon, J. H., & Sung, Y. (2015). Picture speak louder than

words: Motivations for using Instagram. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 18(9), 552–556. https://doi.org/10.1089/cyber.2015.0157

Page 100: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

86

Leung, L. (2011). Loneliness, social support, and preference for online social interaction: The mediating effects of identity experimentation online among children and adolescents. Chinese Journal of Communication, 4(4), 381–399. https://doi.org/10.1080/17544750.2011.616285

Long, K., & Zhang, X. (2014). The role of self-construal in predicting self-

presentational motives for online social network use in the UK and Japan. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 17(7), 454–459. https://doi.org/10.1089/cyber.2013.0506

Luyten, P., & Blatt, S. J. (2013). Interpersonal relatedness and self-definition in

normal and disrupted personality development. American Psychologist, 68(3), 172–183.

Mehdizadeh, S. (2010). Self-presentation 2.0: Narcissism and self-esteem on

Facebook. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 13(4), 357–364. https://doi.org/10.1089/cyber.2009.0257

Michikyan, M., Dennis, J., & Subrahmanyam, K. (2015). Can you guess who I am? Real,

ideal, and false self-presentation on Facebook among emerging adults. Emerging Adulthood, 3(1), 55–64. https://doi.org/10.1177/2167696814532442

Michikyan, M., Subrahmanyam, K., & Dennis, J. (2014). Can you tell who i am?

Neuroticism, extraversion, and online self-presentation among young adults. Computers in Human Behavior, 33, 179–183. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.01.010

Pearson, J. (1986). The definition and measurement of social support. Journal of

Counseling & Development, 64(6), 390–395. https://doi.org/10.1002/j.1556-6676.1986.tb01144.x

Ritschel, C. (2018). Blogger fakes entire trip to Disneyland to prove how easy it

is. Retrieved November 22, 2018, from https://www.independent.co.uk/life-style/blogger-disneyland-fake-reality-instagram-carolyn-stritch-a8265781.html

Rosenberg, M. (1965). Society and The Adolescent Self-Image. New Jersey:

Princeton University Press. Schau, H. J., & Gilly, M. (2003). We are what we post? Self-presentation in

personal web space. Journal of Consumer Research, 30, 385–404.

Page 101: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

87

Schlenker, B. R., & Leary, M. R. (1982). Social anxiety and self-presentation: A conceptualization model. Psychological Bulletin, 92(3), 641–669. https://doi.org/10.1037/0033-2909.92.3.641

Seidman, G. (2013). Self-presentation and belonging on Facebook: How personality

influences social media use and motivations. Personality and Individual Differences, 54(3), 402–407. https://doi.org/10.1016/j.paid.2012.10.009

Sherbourne, C., & Stewart, A. (1991). The MOS social support survey. Social Science

& Medicine, 32(6), 705–714. https://doi.org/10.1016/0277-9536(91)90150-B Shim, M., Lee-Won, R. J., & Park, S. H. (2016). The self on the Net: The joint effect of

self-construal and public self-consciousness on positive self-presentation in online social networking among South Korean college students. Computers in Human Behavior, 63, 530–539. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.054

Tafarodi, R. ., & Swann Jr, W. . (2001). Two-dimensional self-esteem: Theory

and measurement. Personality and Individual Differences, 31, 653–673. https://doi.org/10.1016/S0191-8869(00)00169-0

Twomey, C., & O’Reilly, G. (2017). Associations of self-presentation on

Facebook with mental health. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 20(10). https://doi.org/10.1089/cyber.2017.0247

Wiederhold, B. K. (2018). The tenuous relationship between Instagram and teen

self-identity. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 21(4), 215–216. https://doi.org/10.1089/cyber.2018.29108.bkw

Wills, T. A., & Shinar, O. (2000). Measuring perceived and received social

support. In S. Cohen, L. G. Underwood, & B. H. Gottlieb (Eds.), Social Support Measurement and Intervention: A guide for health and social scientist (pp. 86–135). New York: Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/med:psych/9780195126709.003.0004

Yau, J. C., & Reich, S. M. (2018). “It’s just a lot of work”: Adolescents’ self-

presentation norms and practices on Facebook and Instagram. Journal of Research on Adolescence, 1–14. https://doi.org/10.1111/jora.12376

Zhao, S., Grasmuck, S., & Martin, J. (2008). Identity construction on Facebook:

Digital empowerment in anchored relationships. Computers in Human Behavior, 24(5), 1816–1836. https://doi.org/10.1016/j.chb.2008.02.012

Page 102: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

88

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

INFORMED CONSENT

Page 103: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

89

LAMPIRAN 2

GOOGLE FORM RESPONSES

Page 104: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

90

LAMPIRAN 3

KUESIONER

Selamat Pagi/Siang/Malam

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Perkenalkanlah saya Cahaya Asyifa (Mahasiswi Strata-1 Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta). Saat ini saya sedang melakukan penelitian sebagai

bagian dari skripsi. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Anda untuk

menjadi responden dalam penelitian ini.

Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar. Maka Anda

bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda pa-

da saat ini. Adapun informasi berupa data dan setiap jawaban yang Anda berikan

akan terjamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian ini saja.

Sebelum mulai mengerjakan, mohon baca petunjuk pengisian terlebih dahulu

dan teliti kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan yang tidak ter-

jawab atau terlewati.

Terimakasih atas kesediaan dan kerjasamanya, semoga kebaikan Anda men-

jadi nilai ibadah dan mendapat balasan kebaikan. Aamiin.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Contact Person Peneliti:

WA: 0878-2415-1538

Page 105: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

91

DATA RESPONDEN

Inisial :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Usia :

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/DIPLOMA/S1/………

Seberapa sering Anda menggunakan Instagram?

a. 1-3 kali per hari

b. 4-6 kali per hari

c. Lebih dari 6 kali per hari

Dalam 3 bulan terakhir, berapa banyak konten berupa foto atau video

(berupa post dan/atau story) yang Anda unggah (upload) pada akun Insta-

gram Anda?

a. Tidak sama sekali

b. 1-3 Unggahan

c. 3-6 Unggahan

d. Lebih dari 6

Jumlah followers akun Instagram Anda:

Followers Instagram Anda meliputi:

(Diperbolehkan menjawab lebih dari satu, sesuai dengan berapa banyak pilihan

jawaban yang merupakan followers Anda di Instagram)

a. Orangtua

b. Pimpinan perusahaan tempat bekerja/guru/dosen

c. Teman yang dikenal di kehidupan sehari-hari (offline)

d. Kenalan yang tidak pernah bertemu secara langsung

e. Lainnya, ……………………………………………

Apakah Anda mengaktifkan fitur privasi pada akun Instagram Anda (private

account)? (Lingkari jawaban Anda) Ya / Tidak

Jumlah posts pada akun Instagram Anda:

Jumlah likes terbanyak yang pernah didapat pada salah satu foto:

Page 106: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

92

PETUNJUK PENGISIAN

Kuesioner ini berisi pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah.

Sebelum mengisi pernyataan tersebut, baca dan pahamilah terlebih dahulu dan

kemudian berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari keempat kolom yang

tersedia di samping kanan setiap pernyataan

Adapun pilihan jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihlah pernyataan yang paling menggambarkan diri Anda dengan memberikan

tanda checklist (√) pada salah satu dari keempat kolom di samping kanan pern-

yataan.

Contoh:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1 Saya membandingkan diri saya terhadap orang lain

di Instagram √

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa:

Anda setuju dengan pernyataan bahwa “Saya membandingkan diri saya ter-

hadap orang lain di Instagram”

Page 107: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

93

BAGIAN PERTAMA

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Anda menilai diri Anda saat

ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau ketidaks-

esuaian dengan kondisi Anda pada setiap pernyataan.

(STS = Sangat tidak setuju, TS = Tidak setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1

MelaluiInstagram,Sayadapatlebihbebasuntuk

mencobamenampilkanberbagaimacamkarakter-

istikdirisayadaripadayangdapatsayatampilkan

dikehidupansehari-hari

2

SayamengubahfotoprofilsayadiInstagramuntuk

menunjukkanberbagaiaspekberbedapadadiri

saya

3

Sayamerasamemilikiberbagaisisiberbedapada

dirisayadansayamenunjukkannyamelaluiungga-

hanInstagramsaya

4 Sayamembandingkandirisayaterhadaporanglain

diInstagram

5

SayamengunggahsesuatudiInstagramyang

menunjukkanhal-halyangsayainginmilikinamun

belumatautidakterwujuddalamkehidupannyata

6

Sayaberusahauntukmembuatoranglainterkesan

denganfotoatauvideoyangsayaunggahdiInsta-

gram

7 Terkadang,sayamencobauntukmenjadioranglain

diInstagramdibandingdenganmenjadidirisendiri

Page 108: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

94

8

ApayangsayatampilkandiInstagramsamasekali

tidaksesuaidenganbagaimanakeadaansayadi

kehidupansehari-hari

9

Sayamemilikistandartersendirimengenaicitradiri

(image)yangidealyangtergambarkanpada

unggahan-unggahansayadiInstagram

10 Sayamengunggahinformasimengenaidirisayadi

Instagramyangtidaksesuaidengankenyataannya

11 DiInstagram,Sayahanyamenampilkansisidiri

sayayangsayayakinioranglainakanmenyukainya

12

Terkadang,sayamerasaharusmenjagaimageter-

tentupadasetiapunggahanInstagramyangsaya

lakukan

BAGIAN KEDUA

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Anda menilai diri Anda saat

ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau ketidaks-

esuaian dengan kondisi Anda pada setiap pernyataan.

(STS = Sangat tidak setuju, TS = Tidak setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1 Seringkali, saya tidak menghargai diri saya sendiri

2 Saya merupakan orang yang sangat efektif dalam

mengerjakan setiap aktivitas yang saya lakukan

3 Saya merasa sangat nyaman dengan keadaan diri

saya saat ini

4 Saya hampir selalu dapat mencapai apa yang saya

usahakan

Page 109: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

95

5 Saya memiliki rasa harga diri yang cukup baik

6 Terkadang, tidak menyenangkan bagi saya untuk

memikirkan mengenai diri saya sendiri

7 Saya memiliki sikap yang negatif terhadap diri saya

sendiri

8 Terkadang, saya merasa kesulitan untuk mencapai

hal-hal yang penting bagi saya

9 Saya merasa diri saya merupakan manusia yang he-

bat

10 Terkadang, saya tidak mampu mengatasi tantangan

dengan baik

11 Saya tidak memiliki keraguan mengenai harga diri

saya

12 Saya memiliki kemampuan yang baik pada banyak

hal

13 Terkadang, saya gagal dalam mencapai tujuan-

tujuan yang saya miliki

14 Saya merupakan seseorang yang sangat bertalenta

pada aktivitas yang saya lakukan

15 Saya tidak memiliki rasa hormat yang cukup ter-

hadap diri saya sendiri

16 Saya berandai-andai untuk bisa dapat lebih terampil

dalam setiap aktivitas yang saya lakukan

Page 110: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

96

BAGIAN KETIGA

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Anda menilai diri Anda saat

ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau ketidaks-

esuaian dengan kondisi Anda pada setiap pernyataan.

(STS = Sangat tidak setuju, TS = Tidak setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1 Saya selalu mencoba untuk memahami diri saya

sendiri

2

Saya mengkhawatirkan pandangan orang lain

mengenai cara saya dalam melakukan suatu peker-

jaan

3 Saya membutuhkan waktu untuk menghilangkan

rasa malu dalam situasi yang baru

4 Saya seringkali memikirkan tentang diri saya

sendiri

5 Saya sangat peduli mengenai bagaimana saya men-

ampilkan diri saya di hadapan orang lain

6 Saya sering mengkhayal mengenai diri saya sendiri

7 Sulit bagi saya untuk melakukan suatu hal ketika

orang lain mengamati saya

8 Saya tidak pernah mencoba mengkritik diri saya

sendiri

9 Saya mudah merasa malu

10 Saya sangat memperhatikan penampilan saya

11 Mudah bagi saya untuk berbicara terhadap orang

yang tidak dikenal

12 Saya peka terhadap perasaan yang saya rasakan se-

tiap saatnya

Page 111: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

97

13 Saya biasanya khawatir mengenai bagaimana cara

membuat kesan yang baik di depan orang lain

14 Saya selalu berusaha untuk memahami alasan saya

dalam melakukan setiap hal

15 Saya merasa gugup ketika berbicara di depan kum-

pulan orang banyak

16 Saya memeriksa bagaimana penampilan saya sebe-

lum saya meninggalkan rumah

17

Terkadang, saya merenungkan masa lalu untuk

mencoba menyadari perubahan-perubahan yang ter-

jadi pada diri saya

18 Saya peduli mengenai apa yang orang lain pikirkan

mengenai diri saya

19 Saya dapat dengan cepat mendeteksi perubahan

suasana hati saya

20 Saya biasanya peka terhadap bagaimana penampi-

lan saya

21 Saya memahami bagaimana cara otak saya bekerja

dalam memecahkan suatu masalah

22 Berada di antara banyak orang membuat saya mera-

sa gugup

Page 112: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

98

BAGIAN KEEMPAT

Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Anda menilai diri Anda saat

ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat kesesuaian atau ketidaks-

esuaian dengan kondisi Anda pada setiap pernyataan.

(STS = Sangat tidak setuju, TS = Tidak setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalubersediamendengarkansayaketikaber-

bicaramengenaimasalahyangsedangsayahadapi

2

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalumemberikannasihatketikasayasedang

menghadapimasalah

3

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalumenunjukkanrasacintadankasihsayangnya

terhadapsaya

4

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalumampumembuatharisayamenjadilebih

menyenangkanketikabersamanya

5

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selaludapatmemberikaninformasiuntukmem-

bantumemahamisituasiyangsayasedanghadapi

6

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalusayapercayaiuntukberbicaramengenaidiri

sayadanmasalahyangsayahadapi

7 Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayangselalumemberikanpelukanketikasayamembu-tuhkannya

8 Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

Page 113: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

99

selalumenyediakanwaktuuntukmelakukan

kegiatanyangmenyenangkanbersama

9 Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalusayainginkannasihatnya

10

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalumenemanisayamelakukankegiatanyang

dapatmembuatsayasejenakmelupakanmasalah

yangsayahadapi

11

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalumerupakantempatberbagikekhawatiran

danketakutansaya

12

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalusayamintasarannyamengenaibagaimana

harusmengatasiberbagaisituasiyangdihadapi

13

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selalumenemanisayamelakukanhal-halyangsaya

sukai

14

Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

selaludapatmemahamipermasalahanyangse-

dangsayahadapi

15 Sayamemilikiseseorangdalamhidupsayayang

sayacintaidanmembuatsayamerasadiinginkan

Terima kasih atas partisipasi Anda

Page 114: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

100

LAMPIRAN 4

SYNTAX & OUTPUT CFA

A. Inauthentic Self-Presentation UJI VALIDITAS KONSTRUK INAUTHENTIC SELF PRESENTATION DA NI=12 NO=323 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 PM SY FI=SELFPRES323.COR MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SELFPRES FR TD 10 8 TD 3 2 TD 12 11 TD 12 9 TD 10 6 TD 8 7 TD 9 8 TD 12 10 TD 3 1 FR TD 2 1 TD 12 3 TD 8 6 TD 7 5 TD 10 3 TD 11 2 TD 7 6 PD OU SS TV MI

Page 115: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

101

B. Self-Competence UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF COMPETENCE DA NI=8 NO=323 MA=PM LA ITEM2 ITEM4 ITEM8 ITEM10 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM16 PM SY FI=COMP323.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK COMP FR TD 7 5 TD 5 2 TD 6 5 TD 2 1 TD 7 4 TD 3 2 TD 5 1 TD 7 1 TD 7 2 FR TD 8 7 TD 8 5 PD OU SS TV MI

Page 116: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

102

C. Self-Liking UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF LIKING DA NI=8 NO=323 MA=PM LA ITEM1 ITEM3 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM9 ITEM11 ITEM15 PM SY FI=LIKING323.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK LIKING FR TD 5 3 TD 4 3 TD 2 1 TD 6 1 TD 5 4 PD OU SS TV MI

Page 117: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

103

D. Private Self-Consciousness UJI VALIDITAS KONSTRUK PRIVATE SELF CONSCIOUSNESS DA NI=9 NO=323 MA=PM LA ITEM1 ITEM4 ITEM6 ITEM8 ITEM12 ITEM14 ITEM17 ITEM19 ITEM21 PM SY FI=PRIVATE323.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK PRIVATE FR TD 9 8 TD 6 3 TD 8 5 TD 9 5 TD 4 2 TD 5 3 TD 8 6 TD 7 4 TD 9 3 TD 8 1 PD OU SS TV MI

Page 118: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

104

E. Public Self-Consciouness

UJI VALIDITAS KONSTRUK PUBLIC SELF CONSCIOUSNESS DA NI=7 NO=324 MA=PM LA ITEM2 ITEM5 ITEM10 ITEM13 ITEM16 ITEM18 ITEM20 PM SY FI=PUBLIC323.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY AD=OFF LK PUBLIC FR TD 7 5 TD 3 1 TD 6 3 TD 4 3 TD 3 2 TD 4 1 TD 6 2 TD 6 5 PD OU SS TV MI

Page 119: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

105

F. Social Anxiety UJI VALIDITAS KONSTRUK SOCIAL ANXIETY DA NI=6 NO=323 MA=PM LA ITEM3 ITEM7 ITEM9 ITEM11 ITEM15 ITEM22 PM SY FI=SOCANX323.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SOCANX FR TD 6 5 TD 6 1 TD 4 1 PD OU SS TV MI

Page 120: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

106

G. Emotional-Informational Support

UJI VALIDITAS KONSTRUK EMOTIONAL INFORMATIONAL SUPPORT DA NI=8 NO=323 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM5 ITEM6 ITEM9 ITEM11 ITEM12 ITEM14 PM SY FI=EMOINF323.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK EMOINF FR TD 2 1 TD 7 5 TD 5 3 TD 7 1 TD 6 2 TD 8 2 TD 6 3 TD 6 1 TD 8 4 TD 7 3 PD OU SS TV MI

Page 121: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

107

H. Affectionate UJI VALIDITAS KONSTRUK AFFECTIONATE DA NI=3 NO=323 MA=PM LA ITEM3 ITEM7 ITEM15 PM SY FI=AFFECT323.COR MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK AFFECT PD OU SS TV MI

Page 122: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

108

I. Positive Social Interaction

UJI VALIDITAS KONSTRUK POSITIVE SOCIAL INTERACTION DA NI=4 NO=323 MA=PM LA ITEM4 ITEM8 ITEM10 ITEM13 PM SY FI=POSOCINT323.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK POSOCINT FR TD 4 1 TD 4 2 PD OU SS TV MI

Page 123: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

109

LAMPIRAN 5

HASIL UJI REGRESI

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,463a ,215 ,195 7,82758

a. Predictors: (Constant), Positive_Social_Interaction, Social_Anxiety, Private_Selfconsciousness,

Self_Liking, Public_Selfconsciousness, Self_Competence, Affectionate,

Emotional_Information_Support

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 5263,510 8 657,939 10,738 ,000b

Residual 19239,110 314 61,271

Total 24502,620 322

a. Dependent Variable: Inauthentic_SelfPresentation

b. Predictors: (Constant), Positive_Social_Interaction, Social_Anxiety, Private_Selfconsciousness,

Self_Liking, Public_Selfconsciousness, Self_Competence, Affectionate,

Emotional_Information_Support

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 61,575 6,096 10,101 ,000

Self_Competence ,035 ,066 ,033 ,527 ,599

Self_Liking -,398 ,060 -,400 -6,655 ,000

Private_Selfconsciousness ,011 ,062 ,010 ,173 ,863

Public_Selfconsciousness ,203 ,059 ,210 3,474 ,001

Social_Anxiety -,005 ,054 -,006 -,101 ,920

Emotional_Information_Support -,017 ,080 -,019 -,209 ,835

Affectionate ,039 ,073 ,040 ,533 ,595

Positive_Social_Interaction -,099 ,076 -,108 -1,302 ,194

a. Dependent Variable: Inauthentic_SelfPresentation

Page 124: PENGARUH SELF-ESTEEM, SELF-CONSCIOUSNESS, DAN SOCIAL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA... · The only way you’ll get ahead is to find a goal that

110

PROPORSIVARIANS

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,174a ,030 ,027 8,60329 ,030 10,042 1 321 ,002

2 ,409b ,167 ,162 7,98414 ,137 52,716 1 320 ,000

3 ,423c ,179 ,171 7,94342 ,011 4,289 1 319 ,039

4 ,454d ,206 ,196 7,82302 ,027 10,894 1 318 ,001

5 ,454e ,206 ,193 7,83530 ,000 ,004 1 317 ,947

6 ,459f ,210 ,195 7,82443 ,005 1,881 1 316 ,171

7 ,459g ,211 ,193 7,83620 ,000 ,051 1 315 ,821

8 ,463h ,215 ,195 7,82758 ,004 1,694 1 314 ,194

a. Predictors: (Constant), Self_Competence

b. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking

c. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness

d. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness,

Public_Selfconsciousness

e. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness,

Public_Selfconsciousness, Social_Anxiety

f. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness,

Public_Selfconsciousness, Social_Anxiety, Emotional_Information_Support

g. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness,

Public_Selfconsciousness, Social_Anxiety, Emotional_Information_Support, Affectionate

h. Predictors: (Constant), Self_Competence, Self_Liking, Private_Selfconsciousness,

Public_Selfconsciousness, Social_Anxiety, Emotional_Information_Support, Affectionate,

Positive_Social_Interaction