pengaruh self-efficacy, dukungan sosial, …...pengaruh self-efficacy, dukungan sosial, dan empati...

121
PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.) Oleh: SYIFA FAUZIAH KAMILAH NIM: 1110070000057 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: others

Post on 23-May-2020

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI

TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA

SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.)

Oleh:

SYIFA FAUZIAH KAMILAH

NIM: 1110070000057

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi
Page 3: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi
Page 4: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi
Page 5: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

v

ABSTRAK

A) Psychology Faculty

B) March 2015

C) Syifa Fauziah Kamilah

D) The Effect Of Self-efficacy, Social Support, and Empathy On Teacher

Motivation of Teach for the ABK in South Jakarta

E) xv + 93 + Attachments

F) This study was conducted teaching determine the effect of self-efficacy, social

support, and empathy to motivation of teachers to teach for the special need

children in South Jakarta. Authors theorize that self-efficacy, social support

(emotional support, instrumental support, support information, and support of

friendship), and empathy (fantasy, perspective taking, empathic concern, and

personal distress) affects the motivation of teachers to teach the crew. This

study uses quantitative methods approach with multiple regression analysis.

The sample totaled 200 teachers who teach in South Jakarta taken by

purposive sampling technique. In this study, the authors use a scale of

measurement The Work Tasks Motivation Scale for Teachers (instrument of

motivation to teach), New General Self-Efficacy Scale (instrument of self-

efficacy),) Interpersonal Reactivity Index (instrument of empathy), and the

author makes the scale for social support based on the dimensions proposed

by Sarafino.

The results showed that teaching was a significant effect of self-efficacy,

social support, and empathy to motivation of teachers to teach empathy for

special need children. The results of hypothesis test that examines the effect of

minor social support only a single four dimensions of emotional support for

teachers' motivation and empathy crew also only the dimensions of empathic

concern about the motivation of teachers to teach the crew. While in self-

efficacy has no effect on the motivation of teachers to teach. The author hopes

that the implications of these results can be reviewed and can be developed in further research. For example, by adding other variables related to the

motivation of teaching that can be analyzed as an IV that may have a major

influence on the motivation of teachers to teach.

G) Reading material: 61; books: 11; journal: 42; thesis: 3; article: 5

Page 6: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat

Nya kepada manusia. Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya ini

terselesaikan, maka penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Bapak Dr. Abdul

Rahman Shaleh, M.Si, Bapak Ikhwan Lutfi, M.Si, dan Ibu Dra. Diana Mutiah,

M.Si selaku wakil dekan.

2. Ibu Solicha, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dengan ketulusan dan kesabaran serta memberikan

wawasan baru terhadap penulis.

3. Bapak Drs. Akhmad Baidun, M.Si selaku dosen pembimbing akademik serta

seluruh dosen dan staf Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah membantu dalam penyelesaian karya ini.

4. Bapak Drs. Caming Suryadi, Ibu Dra. Yumnah Hartati (almarhumah), dan Ibu

Nani Susilawati, orangtua tercinta yang merupakan motivasi terbesar penulis

dalam menyelesaikan karya ini, yang selalu mendukung serta mengorbankan

segala yang dimilikinya untuk kebahagiaan penulis. Terima kasih juga untuk

Khaerunisa Sefti Pratama sepupu penulis serta seluruh keluarga besar yang

selalu membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis.

5. Kepala sekolah SDLB Pembina Lebak Bulus, SDLB Negeri 1 Lebak Bulus,

SDLB Negeri 2 Lenteng Agung, SLB Nusantara Jakarta, dan SLB Nur Abadi

Jakarta yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk mengambil

data kepada para guru-guru sebagai responden dalam karya ini.

6. Isnia, Shintia, Tyyas, Annisya, dan Adila yang telah banyak membantu,

menghibur, mendengarkan segala curahan hati penulis selama mengerjakan

skripsi, dan menemani hari-hari penulis selama di kampus.

Page 7: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

vii

7. Teman-teman Psikologi B 2010 Ainun, Putri, Lailatul, Azkya, Retno, Ajeng,

Estu, Herwinda, Acing, Anita, Gina, Niken, Sunny, Yuni, Fadhila, Sabrina,

Aini, Nisaul, Qory, Katty, Isti, Chintia, Viny, Hilmi, Aris, Rifki, Gian, Danar,

Didik, Bobby, Lian, Deri, Adit terima kasih banyak atas segala momen yang

telah kita jalani. Banyak cerita yang terjadi bersama kalian.

8. Rahma, Vina, Aiz, Lily, Nashwa, Hanna, Rafa, Mae, Intan, Amel, Mitha,

Sofi, Denny, Furqon, Dwi teman seperjuangan dari awal daftar sidang sampai

revisian skripsi terimakasih telah banyak membantu dan memberi semangat.

Serta teman-teman Psikologi UIN angkatan 2010 yang tidak disebutkan satu

per satu terima kasih banyak, semoga silaturahmi ini tetap terjaga dan sukses

untuk kita semua.

9. Teman mochi Adilah, Imam, Azzam, dan Nina yang selalu menghibur dan

membantu penulis di kala penulis membutuhkan bantuan. Teman-teman SMP

Aay, Bella, Epi, Chibe, Faiz, Chandra dan teman-teman MAN Abira, Sinta,

Risda, dan Salwa yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, dukungan, serta bantuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam karya ini terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada penulis,

pembaca, pihak terkait, serta peneliti yang ingin mengelaborasi penelitian ini.

Jakarta, 10 Maret 2015

Penulis

Page 8: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1-14

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 10

1.2.1 Pembatasan Masalah .................................................................. 10

1.2.2 Perumusan Masalah ............................................................ 11

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 12

1.3.1 Tujuan Penelitian........................................................ 12

1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................ 13

1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 13

BAB 2. LANDASAN TEORI ..........................................................................15-39

2.1 Motivasi Mengajar ......................................................................... 15

2.1.1 Pengertian motivasi mengajar................................................... 15

2.1.2 Dimensi motivasi ........................................................................ 18

2.1.3 Pengukuran motivasi mengajar. ............................................... 19

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mengajar…....20

2.2 Self-efficacy ...................................................................................... 21

2.2.1 Pengertian self-efficacy ............................................................. 21

2.2.2 Proses-proses yang mempengaruhi self-efficacy .............. 22

2.2.3 Pengukuran self-efficacy ........................................................... 25

2.3 Dukungan Sosial ...................................................................... 26

2.3.1 Pengertian dukungan sosial ....................................................... 26

2.3.2 Dimensi dukungan sosial ..................................................... 27

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial ..................................................... 28

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial .............. 29

2.4 Empati ...................................................................................... 31

2.4.1 Pengertian empati ....................................................................... 31

Page 9: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

ix

2.4.2Dimensi empati………………………………………32

2.4.3 Pengukuran empati…………………………………..33

2.5 Kerangka Berfikir .................................................................... 34

2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................. 38

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................. 40-65

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................................. 40

3.1.1 Populasi dan sampel dan penelitian ...................................... 40

3.1.2 Teknik sampling .................................................................... 40

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 41

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian .............................................. 41

3.2.2 Definisi operasional variabel ................................................ 42

3.3 InstrumenPengumpulan Data .......................................................... 44

3.4. Uji Validitas Konstruk .................................................................... 48

3.4.1 Uji validitas konstruk self-efficacy ...................................... 51

3.4.2 Uji validitas konstruk dukungan sosial……………....52

3.4.2 Uji validitas konstruk empati ......................................... 56

3.4.3 Uji validitas konstruk motivasi mengajar ............................ 60

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 62

3.6 Prosedur Penelitian………………………………………….64

BAB 4. HASIL PENELITIAN ....................................................................... 66-77

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ............................................................ 66

4.2 Analisis Deskriptif ........................................................................... 67

4.3 Kategorisasi Skor ............................................................................. 69

4.4 Uji Hipotesis ..................................................................................... 70

4.5 Proporsi Varians ............................................................................... 75

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 78-84

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 78

5.2 Diskusi .............................................................................................. 78

5.3 Saran .................................................................................................. 83

5.3.1 Saran Teoritis ............................................................................... 83

5.3.2 Saran praktis ................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85-90

LAMPIRAN ............................................................................................................. 91

Page 10: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

ix

Page 11: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pengukuran Skala .......................................................................... 45

Tabel 3.2 Blue Print Skala Motivasi Mengajar ................................................... 46

Tabel 3.3 Blue Print Skala Self-efficacy ............................................................. 46

Tabel 3.4 Blue Print Skala Dukungan Sosial ....................................................... 47

Tabel 3.5 Blue Print Skala Empati ......................................................................... 48

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Self-efficay ......................................... 51

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Dukungan Emosional ......................... 53

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Konstruk Dukungan Instrumental ...................... 54

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Konstruk Dukungan Informasi ........................... 55

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Konstruk Dukungan Persahabatan .................... 56

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Konstruk Fantasy ................................................. 57

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Konstruk Perspective Taking ............................. 58

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Konstruk Emphatic Concern .............................. 59

Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Konstruk Personal Distress…………………60

Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Konstruk Motivasi Mengajar……………….61

Tabel 4.1 Distribusi Populasi Penelitian ................................................................ 66

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Kategori Pendidikan Terakhir............ 67

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif ................................................................................. 67

Tabel 4.4 Pedoman Interpretasi Skor .................................................................... 69

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................. 69

Tabel 4.6 R-square (Model Summary) Variabel Motivasi Mengajar ............... 70

Tabel 4.7 Anova Variabel Motivasi Mengajar .................................................... 71

Tabel 4.8 Koefisien Regresi Variabel Motivasi Mengajar ................................. 72

Tabel 4.9 Proporsi Varians Variabel Motivasi Mengajar…………………...75

Page 12: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 37

Page 13: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

Lampiran 2 Path dan syntax diagram

Page 14: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pentingnya penelitian tentang motivasi

mengajar. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Sunarjo, 2006 (dalam Agustien, 2011) mengatakan bahwa di Indonesia

sekolah khusus seringkali disebut Sekolah Luar Biasa (SLB) walaupun ada juga

sekolah-sekolah khusus yang tidak menamakan dirinya sebagai SLB. Pembentukan

Sekolah Luar Biasa memberikan pelayan yang lebih baik bagi anak yang memiliki

kebutuhan khusus atau anak luar biasa.

Sesuai dengan UU No. 2 tahun 1989 pasal 5 yang menjelaskan bahwa setiap

warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Di

Indonesia ditindaklanjuti dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal

5 ayat (2) bahwa “warga Negara yang berkelainan fisik, emosional, mental,

intelektual, dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Adapun dalam pasal

6 ayat 6 UU RI No. 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, setiap penyandang cacat

memiliki hak yang sama untuk menumbuh kembangkan bakat, kemampuan dan

kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan

keluarga dan masyarakat (http://asrtikel.us/nurkolis2.html).

Page 15: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

2

Tentu saja dalam menangani murid dengan kebutuhan khusus akan berbeda

jika dibandingkan dengan anak-anak normal. Islam sendiri memandang setiap

individu memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang baik

walaupun memiliki kekurangan dalam hal fisik dan mentalnya (Dalimunthe &

Budiharto, 2007). Allah SWT dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 9 berfirman:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di

belakang mereka anak-anak yang lemah, yang merasa khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Sebagaimana dijelaskan di dalam pasal 8 ayat (1) UU No. 2 tahun 1989

disebutkan bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak

memperoleh Pendidikan Luar Biasa (PLB) (http://artikel.us/nurkolis2.html). Menurut

Dalimunthe dan Budiharto (2007) yang memiiki peran dalam menangani anak-anak

yang memiliki kebutuhan khusus adalah orangtua, guru, pemerintah, dan masyarakat

luas.

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab

terhadap perkembangan mental dan emosional muridnya. Guru yang mengajar di

sekolah berkebutuhan khusus bukanlah profesi yang mudah bagi sebagian calon

guru., mungkin lebih banyak dihindari dibandingkan menjadi guru pada umumnya.

Terjun secara total, memiliki kompetensi, dan konsistensi adalah kunci untuk bisa

memberikan pendidikan bagi murid-murid yang memiliki kebutuhan khusus

(Dalimunthe & Budiharto, 2007).

Page 16: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

3

Kondisi guru yang mengajar di sekolah anak berkebutuhan khusus tentunya

berbeda dengan kondisi guru yang mengajar di sekolah biasa. Guru sekolah

berkebutuhan khusus dituntut untuk mempunyai kesabaran yang tinggi, kesehatan

fisik dan mental yang baik dalam bekerja. Di Indonesia masih banyak sekolah

berkebutuhan khusus yang kekurangan guru sehingga satu guru harus mengawasi

lebih dari lima siswa. Kondisi ini memberikan tekanan tersendiri pada guru, karena

guru sekolah berkebutuhan khusus harus mengeluarkan tenaga dan kesabaran yang

lebih besar dibandingkan guru sekolah biasa (Frans, 2013). Hasil wawancara peneliti

pada Februari 2014 guru sekolah berkebutuhan khusus tersebut mengatakan bahwa

secara fisik juga guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus lebih lelah dan

tantangannya lebih dibandingkan guru yang mengajar di sekolah pada umumnya.

Itulah sebabnya lebih banyak orang yang ingin menjadi guru biasa daripada menjadi

guru anak berkebutuhan khusus.

Guru mempunyai fungsi yang sangat kompleks dalam upaya pencapaian

tujuan pendidikan, diantaranya guru berfungsi sebagai pendidik, pengajar,

pembimbing, dan pelatih. Guru yang merasa senang dalam melaksanakan tugas-

tugasnya, ia akan lebih berusaha memperoleh hasil yang maksimal dengan semangat

tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan dirinya. Hal ini dikarenakan

tercapainya tujuan pendidikan serta berhasilya siswa dalam belajar sangat

dipengaruhi oleh guru itu sendiri. Oleh sebab itu guru harus mempunyai motivasi

yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Bagi seorang guru atau pendidik peranan

motivasi ini penting sekali. Mengajar merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks.

Page 17: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

4

Karena banyak hal yang harus dipahami, dipersiapkan, dan dilakukan. Mengajar anak

berkebutuhan khusus memerlukan kesabaran, ketekunan, ketelitian, kelincahan, dan

juga kreatif. Semua itu membutuhkan motivasi mengajar yang cukup tinggi dari guru

agar tidak lekas bosan dan putus asa.

Menurut Ihsan (2013) motivasi guru dalam mengajar merupakan keyakinan

seorang guru mengenai pekerjaan yang diembannya, yang disertai adanya perasaan

tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut untuk membuat respons atau

berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya dalam mengajar. Namun, tidak

jarang ditemukan guru yang kurang memiliki gairah dalam melaksanakan tugasnya,

yang akan berakibat kurang maksimalnya tujuan yang ingin dicapai. Hal ini

disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya adalah kurangnya motivasi

mengajar. Motivasi mengajar guru mempunyai andil yang sangat besar dalam

menentukan berhasilnya kegiatan belajar mengajar, dengan motivasi yang tinggi

maka akan tercapai pula hasil yang tinggi, sehingga akan melahirkan peserta didik

yang lebih unggul.

Dalam pandangan UNESCO, 2006 (dalam Akuoko, Dwumah, & Baba, 2012)

guru adalah faktor yang paling penting dalam menentukan kualitas pendidikan yang

diterima anak. Voluntary Service Organization, 2002 (dalam Akuoko, Dwumah, &

Baba, 2012) juga menyatakan bahwa menurunnya kinerja guru dalam memberikan

kontribusi bagi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh motivasi guru. Javaid, 2009

(dalam Akuoko, Dwumah, Baba, 2012) juga mengatakan bahwa masalah motivasi

guru sangat penting karena korelasinya dengan kualitas pendidikan.

Page 18: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

5

Menurut VSO, 2003 (dalam Gatsinzi, Jesse, & Makewa, 2014) motivasi guru

di Rwanda ditemukan sangat rendah dan terutama dipengaruhi oleh kesulitan

keuangan, kurangnya dukungan dan alat untuk meningkatkan kinerja profesional,

manajemen yang tidak mendukung, dan persepsi yang dihargai oleh masyarakat.

Nyam dan William (2014) di Nigeria, motivasi guru memburuk diakibatkan tuntutan

pendidikan yang meningkat di awal abad ke 20. Sama halnya di Indonesia masalah

yang terjadi di lapangan bahwa motivasi mengajar guru masih kurang optimal (a-

research.upi.edu operator). Hal ini terlihat dari gejala-gejala seperti berikut: (1) masih

ada guru yang melaksanakan tugasnya hanya sekedar memenuhi tanggungjawabnya

mengajar, belum pada taraf meningkatkan pelayanan sehingga menghasilkan prestasi

belajar siswa secara maksimal, (2) masih ada guru yang hanya puas dengan hasil

belajar peserta didik biasa-biasa saja, belum pada kepuasan untuk mencapai hasil

maksimal peserta didiknya, (3) masih kurangnya minat baca guru untuk mempelajari

materi bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik, (4) masih ada guru yang

kurang menguasai keterampilan mengajar, sehingga berdampak pada kurang

maksimalnya hasil belajar peserta didik, (5) masih ada guru yang kurang mampu

menerapkan prinsip-prinsip ilmiah hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan

pengajaran (a-research.upi.eduoperator). Masalah lain adalah banyak guru yang

mengajar anak berkebutuhan khusus berpenghasilan rendah, dan juga masih banyak

guru anak berkebutuhan khusus yang belum diangkat menjadi pegawai negeri,

bahkan ada yang sudah mengabdi selama 8 tahun sebagai guru honorer. Inilah yang

Page 19: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

6

menyebabkan motivasi mengajar pada guru anak berkebutuhan khusus lama

kelamaan akan turun. (replubika.co.id).

Obi, 1997 (dalam Ofojebe & Chinelo, 2010) dalam pendidikan, guru harus

dimotivasi untuk meningkatkan produktivitas mereka, efektivitas, efisiensi dan

dedikasi dalam melaksanakan tugas mereka, yang akan meningkatkan jaminan

kualitas, pendidikan yang berkualitas dalam sistem pendidikan. Ini juga akan

meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan. Tanpa motivasi guru, sistem pendidikan

akan terancam dan menyebabkan kualitas pendidikan yang buruk. Apabila guru

termotivasi mereka akan memberikan layanan yang berkualitas, meningkatkan

produktivitas dan komitmen untuk pekerjaannya dalam meningkatkan jaminan mutu

dalam sistem pendidikan.

Gomes (2003) ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan motivasi yaitu

faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor yang berasal dari dalam diri (intrinsik)

yaitu kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, sikap, dan kemampuan-kemampuan.

Faktor yang berasal dari luar diri (ekstrinsik) yaitu gaji atau upah, keamanan kerja,

sesama pekerja, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri. Selain itu menurut

Guns, Watt, dan Richardson (2011) motivasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,

termasuk penguatan untuk perilaku, tujuan, kepentingan, self-efficacy dan self

determination.

Akuoko, Dwumah, dan Baba (2012) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa

faktor ekstrinsik (termasuk gaji dan tunjangan, kemajuan professional, kenaikan

pangkat, dan penghargaan) dan faktor instrinsik (seperti kemampuan dan kompetensi,

Page 20: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

7

konsultasi, prestasi, pengakuan dan hubungan interpersonal yang baik) berdampak

pada motivasi guru. Faktor lainnya seperti materi pengajaran dan pembelajaran,

pengawasan, sikap orangtua, komite manajemen sekolah, asosiasi orang tua, serta

lingkungan sekolah mempengaruhi motivasi guru.

Konsep motivasi dalam berbagai literatur seringkali ditekankan pada

rangsangan yang muncul dari seseorang baik dari dalam (motivasi intrinsik), maupun

dari luar (motivasi ekstrisik). Hal ini memberikan pemahaman mengenai motivasi

kerja sebagai suatu kondisi yang mendorong individu baik yang bersifat internal

maupun bersifat eksternal dalam membangkitkan, menggerakkan dan memelihara

perilaku individu dalam hubungannya dengan lingkungan dan kerja dengan tujuan

untuk mencapai keberhasilan, kesuksesan dan kesempurnaan dalam bekerja (Siagian,

2004).

Motivasi mengajar pada guru anak berkebutuhan khusus khususnya dapat

dipengaruhi oleh keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri atau yang disebut

dengan self-efficacy. Topkaya (2012) self-efficacy dianggap sebagai sumber penting

motivasi dalam proses pengambilan keputusan karena persepsi individu dari

kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan menentukan apakah mereka akan

memilih pekerjaan atau tidak.

Bandura, 1986 (dalam Young & Kline, 1996) mendefinisikan self-efficacy

sebagai “penilaian orang tentang kemampuan mereka untuk mengatur dan

melaksanakan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai jenis yang

dilakukan". Self-efficacy telah terbukti mempengaruhi motivasi individu dalam

Page 21: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

8

berbagai studi termasuk yang menilai pelatihan ketegasan (Lee, 1983). Self-efficacy

seseorang merupakan hal yang kuat dalam menentukan seseorang akan bertindak,

berpikir dan bereaksi sewaktu menghadapi situasi-situasi yang tidak menyenangkan

dan harapan seseorang dapat mempengaruhi dorongan perilaku, arah, usaha, dan

ketekunan. Bandura dan Locke (dalam Lunenburg, 2011) mengemukakan bahwa

sembilan skala besar meta-analisis secara konsisten menunjukkan bahwa kontribusi

self-efficacy anggota organisasi signifikan terhadap tingkat motivasi dan kinerja.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi motivasi mengajar guru anak

berkebutuhan khusus adalah dukungan sosial. Secara umum dukungan sosial menurut

Sarafino (2011) didefinisikan sebagai bermaam-macam bantuan material dan

emosional yang diterima individu dari orang lain dan perhatian, perasaan nyaman,

dan bantuan yang didapat dari orang lain atau kelompok sehingga menimbulkan

perasaan bahwa kita memiliki arti bagi orang lain atau menjadi bagian dari jaringan

sosialnya. Kemudian jenis dukungan sosial menurut Sarafino (2002) yaitu, dukungan

emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan persahabatan.

Dalam hal ini layaknya seperti eksternal motivator atau guru yang membangkitkan

motivasinya. Seseorang lebih termotivasi apabila dukungan sosialnya mendukung

terhadap bagi dirinya. Dimensi dukungan sosial mengacu pada aktivitas dan

lingkungan terkait dengan penerapan perilaku yang disengaja dan memelihara

motivasi intrinsik seseorang (dalam Legault, Pelletier, & Green, 2006).

Mengajar anak berkebutuhan khusus bukan perkara yang mudah. Perlu ada

pengetahuan dan keterampilan untuk menangani mereka. Satu hal yang patut dimiliki

Page 22: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

9

oleh guru untuk mampu membantu tumbuh kembang dan pendidikan anak

berkebutuhan khusus adalah hati yang mengasihi. Dalam penelitian Batson et al

(1984) menjelaskan bahwa empati dapat mempengaruhi motivasi, khususnya

motivasi dalam membantu orang. Dalimunthe dan Budiharto (2007) dalam

penelitiannya menerangkan bahwa motivasi kerja individu diawali dari motivasi awal

dimana secara umum masing-masing responden bekerja sebagai guru anak

berkebutuhan khusus tidak dimulai dari keinginan pribadi yang kuat walaupun

motivasi awal masing-masing responden didominasi oleh kebutuhan psikologis dan

spiritual (ingin bergerak dalam bidang sosial, tertarik berbuat sesuatu untuk anak

cacat, ingin mempraktekkan ilmu yang didapat). Seorang guru harus memiliki rasa

kepedulian terhadap muridnya. Menurut Noddings (1999) kepedulian guru yaitu

seorang guru yang baik keterampilaan, sensitivitas, memahami dunia siswa,

menciptakan lingkungan yang aman, dan memberikan rasa kepedulian terhadap

siswa.

Memahami dunia siswa memerlukan empati, Davis (1994) empati sebagai

proses memahami penderitaan orang lain dan menganggap hubungan interpersonal itu

penting, termasuk hubungan guru dan muridnya. Empati berhubungan dengan rasa

kepedulian terhadap orang lain, menurut MacMillan dan Reed (1993) tantangan

seorang guru adalah kepedulian terhadap siswanya dengan menghormati siswanya,

memiliki kemampuan untuk bergaul dengan siswa, mendengarkan apa yang siswanya

katakan, membantu dan memberi dorongan, serta tertawa bersama-sama.

Page 23: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

10

Schunk (1991) telah menyelidiki gagasan bahwa self-efficacy tentang

kemampuan dapat mempengaruhi motivasi. Selain itu self-efficacy juga memperidiksi

motivasi. Oleh karena itu, variabel pertama dalam penelitian ini menguji pengaruh

self-efficacy terhadap motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus. Dalam

Akuoko, Dwumah, dan Baba (2012) lingkungan kerja merupakan faktor penting

dalam motivasi guru. Selanjutnya dalam penelitian ini menguji pengaruh dukungan

sosial terhadap motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus. Sesuai dengan

pendapat Batson (2008) dengan empati dapat menghasilkan motivasi yang tujuannya

untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain. Selanjutnya penulis menguji pengaruh

empati terhadap motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus.

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan sebelumnya, berupa teori, hasi

penelitian, dan fenomena yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana self-efficacy, dukungan sosial, dan empati mempengaruhi motivasi

mengajar guru anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu penulis mengangkat

masalah tersebut dalam satu judul penelitian yaitu “Pengaruh Self-efficacy,

Dukungan Sosial dan Empati terhadap Motivasi Mengajar pada Guru ABK di Jakarta

Selatan”.

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Penelitian ini dbatasi hanya mempunyai pengaruh variabel prediktor yaitu self-

efficacy, dukungan sosial, dan empati terhadap motivasi mengajar. Adapun batasan

konsep variabel yang diteliti adalah:

Page 24: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

11

1. Motivasi mengajar, motivasi mengajar dalam penelitian ini adalah suatu hasrat

untuk melakukan suatu kegiatan mengajar. Motivasi mengajar ini terdiri dari

motivasi mengajar intrinsik dan motivasi mengajar ekstrinsik.

2 Self-efficacy, keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan

melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai hasil yang ditetapkan.

3 Dukungan sosial, merupakan bantuan material dan emosional yang diterima

individu dari orang lain sehingga menimbulkan perasaan bahwa memiliki arti

bagi orang lain. Dukungan sosial dalam penelitian ini terdiri dari dukungan

emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan

persahabatan. Dukungan sosial disini adalah dukungan sosial yang berasal dari

rekan kerja sesama guru anak berkebutuhan khusus.

4 Empati merupakan kemampuan menempatkan diri pada posisi seseorang, merasa

apa yang dirasakan orang lain.

5 Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar anak

berkebutuhan khusus di wilayah Jakarta Selatan.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah self-efficacy, dukungan sosial, dan empati berpengaruh signifikan

terhadap motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

2. Apakah self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap motivasi guru mengajar

guru anak berkebutuhan khusus?

Page 25: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

12

3. Apakah dimensi dukungan emosional berpengaruh signifikan terhadap

motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

4. Apakah dimensi dukungan instrumental berpengaruh signifikan terhadap

motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

5. Apakah dimensi dukungan informasi berpengaruh signifikan terhadap

motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

6. Apakah dimensi dukungan persahabatan berpengaruh signifikan terhadap

motivasi mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

7. Apakah dimensi fantasy berpengaruh signifikan terhadap motivasi mengajar

guru anak berkebutuhan khusus?

8. Apakah dimensi perspective taking berpengaruh signifikan terhadap motivasi

mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

9. Apakah dimensi empathic concern berpengaruh signifikan terhadap motivasi

mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

10. Apakah dimensi personal distress berpengaruh signifikan terhadap motivasi

mengajar guru anak berkebutuhan khusus?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh self-efficacy, dimensi dukungan

sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi,

dukungan persahabatan dan dimensi empati, yaitu fantasy, perspective taking,

Page 26: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

13

empathic concer, dan personal distress terhadap motivasi mengajar guru anak

berkebutuhan khusus di Jakarta Selatan.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu:

Manfaat teoritis :

Dapat menambah kajian teori mengenai self-efficacy, dimensi-dimensi

dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi,

dan dukungan persahabatan) dan dimensi-dimensi empati (fantasy, perspective

taking, empatic concern, dan personal distress), dan motivasi mengajar dalam kajian

psikologi sosial dan psikologi pendidikan.

Manfaat praktis :

Bagi guru dapat membuka dan menambah wawasan mengenai self-efficacy,

dimensi dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

informasi, dan dukungan persahabatan) dan dimensi empati (fantasy, perspective

taking, empathic concern, dan personal distress) serta perannya dalam mempengaruhi

motivasi mengajar.

1.4 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian (skripsi) ini terdiri dari lima bab. Perincian setiap bab adalah

sebagai berikut:

Page 27: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

14

BAB 1 Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB 2 Kajian Pustaka, menguraikan tentang teori motivasi mengajar, self-efficacy,

dukungan sosial, dan empati, serta pengukuran variabel yang digunakan.

BAB 3 Metode Penelitian, menguraikan tentang populasi dan sampel, definisi

operasional, teknik pengumpulan data, uji instrument, dan teknik analisis data.

BAB 4 Presentasi dan Analisis Data, menguraikan tentang hasil pengolahan data

yang meliputi gambaran umum responden, serta hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran, pada bagian ini menguraikan tentang

kesimpulan, diskusi, dan saran dari hasil penelitian.

Page 28: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

15

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang digunakan dalam penelitian,

dimensi variabel, pengukuran, kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.

2.1 Motivasi mengajar

2.1.1 Pengertian motivasi mengajar

Motivasi dapat dilihat sebagai kondisi internal atau eksternal yang mempengaruhi

bangkitnya, arahnya, serta tetap berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku

(Martin & Briggs, 1986 dalam Ardhana, 1990). Menurut Weiner (1990) yang dikutip

Elliot et al. (2000), motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang

membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan

membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Motivasi merupakan suatu unsur

yang sangat penting dalam proses pendidikan maupun dalam proses melaksanakan

tugas dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah definisi yang lebih komprehensif diberikan oleh Ames (1992) yang

menyatakan bahwa motivasi ada sebagai bagian dari struktur tujuan seseorang,

keyakinan seseorang, dan menentukan seseorang dalam terlibat atau tidak terhadap

sesuatu.

Page 29: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

16

Definisi motivasi menurut Ryan dan Deci (2000) ialah suatu proses untuk

melakukan sesuatu dan adanya dorongan untuk bertindak demikian. Motivasi

intrinsik ditetapkan sendiri oleh individu yang tidak dicampuri oleh pengaruh dari

luar dirinya. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik bersifat instrumental karena tindakan

individu dilakukan dalam kendali pihak di luar diri individu.

Robbins (2008) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan

intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi

umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apapun.

Woolfolk (2009) menyatakan bahwa motivasi didefenisikan sebagai keadaan

internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku..

Motivasi adalah keinginan untuk mencapai tujuan atau drive untuk melakukan

perilaku tertentu. (Graham dan Weiner dalam Gina L. Clark, 2010).

Pintrich (Guns, Watt, & Richardson, 2011) mengatakan motivasi berasal dari

kata kerja latin 'movere' yang berarti bergerak”. Kamus mendefinisikan motivasi

sebagai fitur psikologis yang membangkitkan sebuah organisme untuk bertindak pada

tujuan yang diinginkan. Motivasi akan menjadi dorongan penggerak jiwa dan jasmani

untuk berbuat. Dengan motivasi yang dimiliki, guru akan tergerak untuk

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya untuk dapat mencapai tujuan secara

optimal. Menurut Middelton & Spanias (dalam Atnafu, 2012) motivasi didefinisikan

sebagai alasan individu berperilaku dalam situasi tertentu.

Vallerand (1992) menjelaskan motivasi instinsik adalah suatu hasrat yang

berasal dari dalam diri individu, dimana adanya suatu perasaan senang untuk

Page 30: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

17

melakukan suatu kegiatan mengajar dan menikmati proses tersebut. Sedangkan

motivasi ekstrinsik guru dalam mengajar ialah motivasi yang berasal dari luar seperti

melakukan suatu kegiatan untuk mendapatkan gaji yang tinggi serta promosi naik

jabatan.

Menurut Obi (1997) motivasi guru dalam mengajar adalah sesuatu yang

melibatkan guru dalam pekerjaan dan persepsi, metode, strategi dan kegiatan yang

digunakan untuk memberikan iklim yang kondusif untuk kepuasan berbagai

kebutuhan siswa, sehingga mereka dapat menjadi puas, berdedikasi dan efektif dalam

melaksanakan tugas mereka dalam mengajar.

Defrance; France; Hajjar (dalam Azaiez, Chalghaf, Mesaoudi, Sbaa, &

Bahloul, 2013) menjelaskan motivasi mengajar adalah suatu proses yang kompleks

yang melibatkan beberapa faktor yang saling terkait yaitu kondisi kerja, lingkungan

kerja, pengakuan sosial, kesenangan dalam mengajar.

Vallerand (dalam Azaiez, Chalghaf, Mesaoudi, Sbaa, & Bahloul, 2013)

motivasi intrinsik dalam mengajar yaitu motivasi yang mengacu pada kegiatan

sukarela untuk kepuasan yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi ekstrinsik

dalam mengajar yaitu motivasi yang berasal dari luar individu mengacu pada

keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan hanya untuk mencari tujuan-tujuan

tertentu.

Nyam dan William (2014) motivasi guru dalam mengajar adalah suatu

keadaan yang dipengaruhi oleh faktor material dan psikologis yang dapat

menyebabkan keaktifan yang berhubungan dengan ajaran.

Page 31: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

18

Sehingga dalam penelitian ini menggunakan definisi yang dikemukakan oleh

Vallerand (1992), motivasi intrinsik yaitu suatu hasrat yang berasal dari dalam diri

individu, dimana adanya suatu perasaan senang untuk melakukan suatu kegiatan

mengajar dan menikmati proses tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik guru dalam

mengajar ialah motivasi yang berasal dari luar seperti melakukan suatu kegiatan

untuk mendapatkan gaji yang tinggi serta promosi naik jabatan.

2.1.2 Dimensi motivasi

Vallerand (1997) membagi motivasi menjadi dua dimensi yaitu:

1. Motivasi intrinsik: suatu hasrat yang berasal dari dalam diri individu, dimana

adanya suatu perasaan senang untuk melakukan suatu kegiatan mengajar dan

menikmati proses tersebut. Menurut Vallerand (1997) motivasi intrinsik terbagi

atas tiga tipe yaitu:

1) Intrinsic motivation to knowledge : motivasi instrinsik yang melibatkan

aktivitas yang dilakukan karena kesenangan, ingin mengetahui dan

mengembangkan hal atau ide yang baru.

2) Intrinsic motivation toward accomplishment: motivasi yang berhubungan

dengan usaha untuk mencapai tujuan atau menguasai serta menyelesaikan

suatu pekerjaan atau tugas.

3) Intrinsic motivation to experience stimulation: motivasi yang berdasarkan

stimulasi atau rangsangan yang timbul ketika melakukan tugas/pekerjaan.

Page 32: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

19

Rangsangan yang dimaksud adalah ketertarikan dan keasyikan yang timbul

spontan ketika melakukan tugas.

2. Motivasi ektrinsik: motivasi yang berasal dari luar seperti melakukan suatu

kegiatan untuk mendapatkan gaji yang tinggi serta promosi naik jabatan. Menurt

Vallerand (1997) motivasi ekstrinsik terbagi atas tiga tipe yaitu:

1) Identified regulation: terjadi pada individu yang melakukan suatu aktifitas

karena menganggap aktifitas tersebut berguna dan bermanfaat bagi

dirinya.

2) Introjected regulation: terjadi pada individu yang melakukan suatu

aktifitas karena adanya tekanan eksternal.

3) Eksternal regulation: terjadi apabila individu melakukan suatu aktifitas

untuk memperoleh reward yang didapat dari aktifitas tersebut, misalnya

gaji, jabatan, dan hadiah).

2.1.3 Pengukuran motivasi mengajar

Dalam beberapa penelitian terdapat beberapa instrument yang digunakan untuk

mengukur motivasi. Peneliti memasukkan berbagai pengukuran motivasi kerja pada

penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Pengukuran motivasi kerja yang dilakukan dengan menggunakan The

Motivational at Work Scale (Gagne, M, et al, 2010 dalam Ayub, 2011).

MAWS terdiri dari 12 item. Setiap subskala terdiri dari tiga item dari

intrinsik, diidentifikasi, introjected, dan ekstrinsik.

Page 33: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

20

2. Herzberg (dalam Robbins, 1996) menggunakan dua aspek utama yaitu

dissatisfer – satisfer atau faktor ekstrinsik – intrinsic. Aspek ekstrinsik

mencakup gaji, keamanan pekerjaan, kondisi kerja, prosedur perusahaan,

kualitas pengawasan teknis dan kualitas hubungan interpersonal. Sedangkan

aspek intrinsik mencakup prestasi, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu

sendiri, dan penghargaan.

3. The Work Tasks Motivation Scale for Teachers dari Vallerand & Halliwell

(1983). Merupakan item Perancis yang kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa Inggris. Alat ukur ini terdiri dari 12 item. Skala ini mengukur motivasi

tugas pekerjaan yang dilakukan guru.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran The Work Taks

Motivation Scale for Teachers yang terdiri dari 12 item, yang di dalamnya mengukur

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mengajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mengajar menurut Vallerand (2001,

2004, & 2011):

1. Faktor global atau kepribadian: meliputi unsur pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, kepercayaan diri, komitmen, dan perasaan-perasaan tertentu

yang dimiliki oleh setiap individu seperti guru.

2. Faktor konstekstual: pengaruh eksternal yang berasal dari pekerjaan, bekerja

kelompok, organisasi, atau lingkungan. Faktor kontekstual meliputi

Page 34: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

21

karakteristik tugas, sikap pada pekerjaan, gaya kepemimpinan, dukungan

sosial, karakteristik kelompok, profesionalisme, dan harapan peran sosial.

3. Faktor situasional: kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu

tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi guru menurut Ofojebe dan Chinello

(2010), yaitu:

1. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan

2. Peningkatan profesionalitas guru

3. Status sosial

4. Otonomi

5. Kemampuan diri

2.2 Self Efficacy

2.2.1 Pengertian self-efficacy

Bandura, 1986 (dalam Schunk, 1991) mendefinisikan self-efficacy sebagai penilaian

seseorang tentang kemampuan mereka untuk mengatur dan menjalankan suatu

tindakan yang diperlukan untuk mencapai jenis yang ditentukan. Bandura (1977)

menyatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan.

Bandura juga mengatakan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa

ia dapat menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif.

Page 35: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

22

Menurut Gist dan Mitchell, (dalam Vancouver & Laura, 2006) self-efficacy

didefinisikan sebagai keyakinan seseorang dalam atau kapasitasnya untuk melakukan

sesuatu. Lunenburg (2011) self-efficacy merupakan keyakinan tentang kemampuan

seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

Sehingga definisi dalam penelitian ini adalah keyakinan seseorang terhadap

kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan, yang merujuk pada definisi yang dikemukakan oleh

Bandura.

2.2.2 Proses-proses yang mempengaruhi self-efficacy

Menurut Bandura (1977), proses psikologis dalam self-efficacy yang turut berperan

dalam diri manusia ada 4 yakni proses kognitif, motivasional, afeksi, dan proses

pemilihan/seleksi.

a. Proses kognitif

Proses kognitif merupakan proses berfikir, didalamnya termasuk pemerolehan,

pengorganisasian, dan penggunaan informasi. Kebanyakan tindakan manusia

bermula dari sesuatu yang difikirkan terlebih dahulu. Individu yang memiliki self-

efficacy yang tinggi lebih senang membayangkan tentang kesuksesan. Sebaiknya

individu yang self-efficacy-nya rendah lebih banyak membayangkan kegagalan

dan hal-hal yang dapat menghambat tercapainya kesuksesan (Bandura, 1977).

Bentuk tujuan personal juga dipengaruhi oleh penilaian akan kemampuan diri.

Page 36: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

23

Semakin seseorang mempersepsikan dirinya mampu makan individu akan

semakin membentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuannya dan semakin kuat

komitmen individu terhadap tujuannya (Bandura, 1977).

b. Proses motivasi

Kebanyakan motivasi manusia dibangkitkan melalui kognitif. Inividu memberi

motivasi/dorongan bagi diri mereka sendiri dan mengarahkan tindakan melalui

tahap pemikiran-pemikiran sebelumnya. Kepercayaan akan kemampuan diri dapat

mempengaruhi motivasi dalam beberapa hal, yakni menentukan tujuan yang telah

ditentukan individu, seberapa besar usaha yang dilakukan, seberapa tahan mereka

dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketahanan mereka dalam menghadapi

kegagalan (Bandura, 1977).

Menurut Bandura (1977), ada tiga teori motivator, teori pertama yaitu causal

atributions (atribusi penyebab), teori ini mempengaruhi motivasi, usaha dan

reaksi-reaksi individu. Individu yang memiliki self-efficacy tinggi bila

menghadapi kegagalan cenderung mengganggap kegagalan tersebut diakibatkan

usaha-usaha yang tidak cukup memadai. Sebaliknya individu yang self-efficacy-

nya rendah, cenderung menganggap kegagalan diakibatkan kemampuan mereka

yang terbatas. Teori kedua outcome experience (harapan akan hasil), motivasi

dibentuk memalui harapan-harapan. Biasanya individu akan berperilaku sesuai

dengan keyakinan mereka tentang apa yang dapat mereka lakukan. Teori ketiga

Page 37: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

24

goal theory (teori tujuan), dimana dengan membentuk tujuan terlebih dahulu

dapat meningkatkan motivasi.

c. Proses afektif

Proses afeksi merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi emosional.

Menurut Bandura (1977) keyakinan individu akan coping mereka turut

mempengaruhi level stres dan depresi seseorang saat mereka menghadapi situasi

yang sulit. Persepsi self-efficacy tentang kemampuannya mengontrol sumber stres

memiliki peranan penting dalam timbulnya kecemasaan.

Individu yang percaya akan kemampuannya untuk mengontrol situasi

cenderung tidak memikirkan hal-hal yang negatif. Individu yang merasa tidak

mampu mengontrol situasi cenderung mengalami level kecemasan yang tinggi,

selalu memikirkan kekurangan mereka, memandang lingkungan sekitar penuh

dengan ancaman, membesarbesarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-

hal kecil yang sebenarnya jarang terjadi (Bandura, 1977).

d. Proses seleksi

Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu turut

mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari

aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa

yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung

tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu

Page 38: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

25

kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan hubungan sosial mereka

(Bandura, 1977).

2.2.3 Pengukuran self-efficacy

Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap alat ukur self-efficay, peneliti

mendapatkan alat ukur yang dapat digunakan dalam pengukuran self-efficacy sebagai

berikut:

1. General Self-Efficacy Scale (GSE)

General Self-Efficacy Scale yang dikembangkan oleh Schwarzer &

Jerusalem pada tahun 1979. Terdiri atas 10 item, dengan rentang jawaban 1 –

4 dengan bentuk model skala Likert yang digunakan untuk mengukur

keyakinan diri dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup. GSE ini

digunakan untuk anak berusia di atas 12 tahun (dalam Scherbaum, Cohen, &

Kem, 2006).

2. General Self-Efficacy Scale Sherer (SGSES)

General Self-Efficacy Scale Sherer merupakan alat ukur self-efficacy yang

dikembangkan oleh Sherer, dkk pada tahun 1982. Alat ukur ini terdiri atas 17

item yang mengukur keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk

mengatasi hambatan untuk sukses (dalam Scherbaum, Cohen, & Kem, 2006).

3. General Self-Efficacy Scale 12 (GSES-12)

General Self-Efficacy Scale 12 merupakan alat ukur self-efficay yang

dikembangkan berdasarkan pada teori Sherer oleh Bosscher & Smit,

Page 39: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

26

menemukan bahwa 5 item dari 17 item GSES memiliki korelasi yang rendah

dan ambigu sehingga 5 item ini dihilangkan dan menjadi 12 item dalam versi

baru dari skala ini (GSES-12). Dimensi dari skala ini terdiri atas 3 item

mengungkapkan dimensi initiative, 5 item mengungkapkan dimensi effort, 4

item mengungkapkan dimensi persistence (dalam Scherbaum, Cohen, &

Kem, 2006).

4. New General Self-Efficacy Scale

New General Self-Efficacy Scale merupakan alat ukur terbaru dari self-

efficacy yang dikembangkan oleh Chen pada tahun 2001. New General Self-

Efficacy Scale ini terdiri dari 8 item (Scherbaum, Cohen, & Kem, 2006).

Alat ukur self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur

New General Self-Efficay Scale yang dikembangkan oleh Chen pada tahun 2001 yang

terdiri dari 8 item.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Pengertian dukungan sosial

Menurut Cobb, (dalam Sarafino, 1998) dukungan sosial didefenisikan sebagai adanya

kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima

kondisinya, dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.

Definisi lain yang menurut Taylor (2003) mengatakan dukungan sosial

merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan

Page 40: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

27

diperhatikan, terhormat, dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan

komunikasi dan kewajiban timbal balik dari oragngtua, kekasih/kerabat, teman,

jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat.

Definisi dukungan sosial yaitu mengacu pada kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu

(dalam Sarafino, 2011). Sarafino (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah

kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang

lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan atau

kelompok.

Sehingga definisi dukungan sosial dalam penelitian ini adalah suatu perasaan

nyaman, adanya perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari

individu lain atau kelompok, definisi ini merujuk pada penjelasan yang dikemukakan

oleh Sarafino.

2.3.2 Dimensi dukungan sosial

Menurut Sarafino (2011) menjelaskan ada empat dimensi dukungan sosial, yaitu:

a. Dukungan Emosional

Dukungan jenis ini meliputi ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap

individu. Biasanya, dukungan ini diperoleh dari pasangan atau keluarga, seperti

memberikan pengertian terhadap masalah yang sedang dihadapi atau

Page 41: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

28

mendengarkan keluhannya. Dukungan ini akan memberikan rasa nyaman,

perasaan memiliki, dan dicintai kepada individu

b. Dukungan Instrumental

Dukungan jenis ini meliputi bantuan secara langsung. Biasanya dukungan ini

lebih sering diberikan oleh rekan kerja. Seperti bantuan untuk menyelesaikan

tugas yang menumpuk atau meminjamkan uang atau lain-lain yang dibutuhkan

individu.

c. Dukungan Informasi

Dukungan jenis ini meliputi pemberian nasehat, saran atau umpan balik kepada

individu. Dukungan ini biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan atau

seorang professional seperti dokter dan psikolog.

d. Dukungan Persahabatan

Dukungan yang berupa adanya kebersamaan, kesediaan dan aktifitas sosial yang

dilakukan bersama.

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial

Dalam beberapa penelitian terdapat beberapa instrumenn yang digunakan untuk

mengukur dukungan sosial, yaitu:

1. Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) yang dikembangkan oleh Dunkel-

Schetter, C., Folkman, S., dan Lazarus, R. S. (1987). Alat ukur ini terdiri dari 40

item yang mengukur 4 aspek. Item ISEL mencakup aspek tangible support,

belonging support, self-esteem support dan appraisal support. Alat ukur ini

Page 42: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

29

memiliki skala likert 4 poin yang berkisar dari “Sangat Tidak Sesuai” sampai

“Sangat Sesuai”.

2. Social Support Questionnaire (SSQ). Alat ukur ini dikembangkan oleh Sarason, I.

G., Levine, H. M., Basham, R. B. (1993) Alat ukur ini terdiri dari 27 item dengan

5 poin skala likert. Alat ukur ini mengukur tipe kebutuhan dukungan sosial

(emotional, interpersonal, dan material) dan selanjutnya mengevaluasi kepuasan

dukungan sosial yang diterima. Setiap item dinilai dengan 5 poin tipe skala likert

berkisar dari tidak sama sekali (1), hamper tidak sama sekali (2), sedikit (3),

banyak (4), dan banyak sekali (5).

Dalam penelitian ini, penulis membuat alat ukur berdasarkan aspek-aspek

yang dikemukakan oleh Sarafino (2011), yaitu dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan. Penulis membuat alat

ukur berdasarkan aspek dari Sarafino (2011) ini, karena adanya 4 jenis dukungan

sosial yang telah disebutkan diatas yang sifatnya bervariasi dan menyeluruh untuk

meninjau kebutuhan individu dalam menerima dukungan sosial di lingkungan

sekitarnya, baik dalam bentuk fisik ataupun non fisik.

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial

Tidak semua orang mendapatkan dukungan sosial seperti yang diharapkannya.

Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang menerima dukungan

(Sarafino, 1998):

Page 43: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

30

1. Potensi penerima dukungan

Tidak mungkin seseorang memperoleh dukungan sosial seperti yang

diharapkannya jika dia tidak sosial, tidak pernah menolong orang lain, dan tidak

membiarkan orang lain mengetahui bahwa dia sebenarnya memerlukan

pertolongan. Beberapa orang tidak perlu assertive untuk meminta bantuan orang

lain, atau merasa bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan menyusahkan

orang lain.

2. Potensi penyedia dukungan

Seseorang yang seharusnya menjadi penyedia dukungan bisa saja tidak

mempunyai sesuatu yang dibutuhkan orang lain, atau mungkin mengalami stress

sehingga tidak memikirkan orang lain, atau bisa saja tidak sadar akan kebutuhan

orang lain.

3. Komposisi dan struktur jaringan sosial

Maksud dari jaringan sosial adalah hubungan yang dimiliki individu dengan

orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya.Hubungan ini dapat bervariasi

dalam ukuran (jumlah orang yang sering berhubungan dengan individu),

frekuensi hubungan (seberapa sering individu bertemu dengan orang-orang

tersebut), komposisi (apakah orang-orang tersebut keluarga, teman, rekan kerja,

dan sebagainya), dan kelekatan hubungan.

Page 44: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

31

2.4 Empati

2.4.1 Pengertian empati

Davis (1983) menyatakan empati sebagai “reactions of one individual to the observed

experiences of another”. Pernyatakan tersebut menyatakan bahwa empati

didefinisikan sebagai suatu reaksi yang dialami dari pengalaman emosional orang

lain. Empati memerlukan kerjasama antara kemampuan menerima memahami secara

kognitif dan afektif, komponen kognitif melibatkan pemahaman terhadap perasaan

orang lain, baik melalui tanda-tanda atau proses hubungan yang simpel maupun

pengambilan perspektif yang kompleks, kemampuan afektif dalam empati melibatkan

respon emosional yang sesuai dengan empati, secara umum menuntut kemampuan

untuk memahami tanda-tanda afeksi dan lebih jauh membutuhkan pengambilan

perspektif afektif (Davis,1983).

Hoffman (1992) menjelaskan bahwa ia mendefinisikan empati sebagai suatu

respon afeksi yang sepertinya dialami, tidak hanya cocok dengan situasi afeksi orang

lain, tetapi lebih jelas dirasakan bagi situasi orang lain daripada situasi sendiri.

Walaupun empati merupakan suatu afeksi, tetapi ia juga memiliki komponen kognisi

yang signifikan. Seperti halnya pada orang dewasa yang sedang memberikan respon

terhadap apa yang sedang dialami orang lain.

Hogan (dalam Caruso dan Mayer, 1998)) mendefinisikan empati sebagai

suatu kondisi atau keadaan pikiran imajinatif atau intelektual yang dirasakan

seseorang tentang perasaan yang dialami orang lain. Mehrabian dan Epstein (dalam

Page 45: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

32

Caruso dan Mayer, 1998)) empati merupakan respon dari pengalaman emosional

seseorang.

Hoffman (2000) menyatakan bahwa “Empathy defined as an affective

response more appropriate to another’s situation than one’s own”. Pernyataan

tersebut menyatakan bahwa empati didefinisikan sebagai respon afektif (perasaan)

terhadap situasi orang lain dari pada situasi sendiri.

Empati merupakan hal yang tidak dapat dinyatakan secara jelas sehingga

empati dijelaskan secara berbeda-beda sebagai sifat, kemampuan, keadaan, dan

sebuah konsep (Cooper, 2011). Menurut Rogers (dalam Cooper, 2011) untuk

memiliki rasa empati diperlukan beberapa hal, seperti masuk dalam dunia persepsi

orang lain dan memiliki rasa sensitif pada keadan orang lain.

Sehingga definisi empati dalam penelitian ini adalah suatu suatu respon secara

kognitif dan afektif yang dialami seseorang tentang pengalaman emosional dan

perasaan orang lain, baik melalui tanda-tanda atau proses hubungan yang simple

maupun kompleks.

2.4.2 Dimensi empati

Menurut Davis (1980) terdapat 4 dimensi empati:

1. Fantasy, yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah diri merka secara

imajinatif alam mengalami perasaan dan tindakan dari karakter khayal dalam

buku, film, sandiwara yang dibaca atau ditontonnya.

Page 46: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

33

2. Perspective taking, yaitu kecenderungan seseorang untuk mengambil sudut

pandang orang lain secara spontan.

3. Empathic concern, yaitu perasaan simpati yang berorientasi kepada orang lain dan

perhatian terhadap kemalangan yang dialami orang lain.

4. Personal distress, yaitu kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri sendiri

serta kegelisahan dalam mengahadapi setting interpersonal yang tidak

menyenangkan.

2.4.3 Pengukuran empati

Ada beberapa macam pengukuran empati yang digunakan dalam penelitian

sebelumnya, yaitu:

1. Pada penelitian Hardy et al (2012) empati diukur dengan menggunakan skala

dari Davis, yaitu Interpersonal Reactivity Index (IRI). Pastisipan diminta

untuk merespon setiap item dengan merating dari skala satu sampai skala

lima.

2. Pada penelitian Acun dan Kapikiran (2011) pengukuran empati yang

digunakan adalah skala kecenderungan empati yang dikembangkan oleh

Dokmen (1988) yang terdiri dari 20 pernyataan. Rentang skalanya dari satu

(sangat tidak setuju) hingga lima (sangat setuju).

3. Skala empati yang diadaptasi dari Davis (1980) Interpersonal Reactivity Index

(IRI). IRI terdirii dari empat dimensi, yaitu: perspective taking, fantasy,

empathic concern, dan personal distress. Skala ini terdiri dari 28 item yang

Page 47: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

34

dirancang untuk mengukur kedua komponen dalam empati, yaitu komponen

kognisi dan afeksi.

Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala pengukuran empati

dari Mark H. Davis (1980) dengan melihat empati dari beberapa aspek, yaitu fantasy,

perspective taking, empathic concern, dan personal distress. Davis merangkumnya

dalam 28 item baku. Model skala yang digunakan adalah skala Likert.

2.5 Kerangka Berpikir

Guru merupakan salah satu unsur dan faktor yang sangat mempengaruhi tercapainya

tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai pendidik di

sekolah, guru sangat ditentukan oleh motivasi yang dimiliki. Kelancaran dan

keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan atau pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar tidak akan tercapai apabila guru sebagai pendidik tidak meemiliki motivasi

mengajar yang tinggi.

Motivasi guru dalam mengajar merupakan keyakinan seorang guru mengenai

pekerjaann yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu. Bila guru

memiliki motivasi yang tinggi, maka sudah tentu guru akan menjalankan fungsi dan

kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik dengan penuh rasa tanggung

jawab. Demikian pula sebaliknya apabila seorang guru memiliki motivasi yang

rendah, pastilah dia hanya akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai

rutinitas belaka tanpa ada motivasi mengajar yang tinggi.

Page 48: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

35

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi, salah satunya adalah self-

efficacy. Self-efficacy, suatu konstruksi pertama kali diajukan oleh Bandura (1986)

dianggap sebagai sumber penting motivasi dalam proses pengambilan keputusan

karena persepsi individu dari kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan

menentukan apakah mereka akan memilih pekerjaan atau tidak (dalam Ece, 2012).

Self-efficacy seseorang merupakan hal yang kuat dalam menentukan

seseorang akan bertindak, berpikir dan bereaksi sewaktu menghadapi situasi-situasi

yang tidak menyenangkan dan harapan seseorang dapat mempengaruhi dorongan

perilaku, arah, usaha, dan ketekunan. Apabila self-efficacy yang dimiliki tinggi, maka

motivasi mengajar yang dimiliki guru juga tinggi.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi motivasi mengajar adalah dukungan

sosial. Dukungan sosial merupakan pemberian bantuan dalam berbagai bentuk seperti

perhatian, kasih sayang penilaian,dan nasehat yang berdampak positif bagi diri

individu yang menerimanya. Menurut Reeve et al, 1999 (dalam Yperen dan

Hagedoorn, 2003) seseorang lebih termotivasi apabila dukungan sosialnya

mendukung terhadap bagi dirinya. Seorang guru dalam menghadapi dan menjalani

kehidupannya membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya

untuk mengatasai berbagai masalahnya terutama yang terkait dengan mengajar.

Sehingga peneliti berasumsi bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap motivasi

mengajar guru. Semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin tinggi motivasi

mengajar guru.

Page 49: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

36

Selanjutnya, faktor lain juga yang dapat mempengaruhi motivasi mengajar

guru adalah empati. Empati merupakan sikap positif seseorang terhadap orang lain

yang diekspresikan melalui ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Dengan memiliki empati tinggi, seseorang dapat dengan mudah menerima informasi

yang diberikan oleh orang lain. Dengan mendengarkan dan memahami orang lain

akan dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan, sehingga terjadi kerjasama.

Dengan demikian empati merupakan faktor penting yang mempengaruhi motivasi

mengajar guru. Dalimunthe (2007) dalam penelitiannya menerangkan bahwa motivasi

kerja atau motivasi mengajar diawali dari motivasi awal dimana secara umum

masing-masing responden bekerja sebagai guru anak berkebutuhan khusus tidak

dimulai dari keinginan pribadi yang kuat walaupun motivasi awal masing-masing

responden didominasi oleh kebutuhan psikologis dan spiritual (ingin bergerak dalam

bidang sosial, tertarik berbuat sesuatu untuk anak cacat, ingin mempraktekkan ilmu

yang didapat). Dalam penelitian Batson et al (1984) menjelaskan bahwa empati dapat

mempengaruhi motivasi, khususnya motivasi dalam membantu orang. Membantu

orang disini bisa dalam bentuk proses pengajaran yang dilakukan guru kepada

muridnya. Berdasarkan hal tersebut, penulis berasumsi bahwa ada pengaruh empati

terhadap motivsi mengajar guru. Semakin tinggi empati, maka semakin tinggi

motivasi mengajar guru.

Dengan demikian, dari semua variabel yang telah digambarkan melalui

kombinasi anatar beberapa faktor psikologis dari beberapa kumpulan teori, penelitian

Page 50: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

37

serta faktor eksternal lainnya, peneliti menyimpulkan kerangka berpikir pada gambar

2.1.

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir motivasi mengajar

Motivasi

Mengajar Guru

ABK

Self-efficacy

Dukungan Sosial

Dukungan Emosional

Dukungan

Instrumental

Dukungan Informasi

Dukungan

Persahabatan

Empati

Fantsy

Perspective Taking

Empathic Concern

Personal Distress

Page 51: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

38

2.6 Hipotesis Penelitian

Karena penelitian ini diuji dengan analisa statistk, maka hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis nol (nihil), lalu dipaparkan juga hipotesis alternatif yang digunakan

untuk menguji teori yang digunakan.

Hipotesis Nol (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari self-efficacy,

dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi,

dukungan persahabatan), dan empati (fantasy, perspective taking, empathic concern,

personal distress).

Hipotesis Alternatif (Ha)

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan variabel self-efficacy terhadap motivasi

mengajar guru ABK

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan emosional terhadap

motivasi guru ABK

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan instrumental terhadap

motivasi mengajar guru ABK

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan informasi terhadap

motivasi mengajar guru ABK

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan dukungan persahabatan terhadap

motivasi mengajar guru ABK

Page 52: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

39

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi fantasy terhadap motivasi mengajar

guru ABK

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi perspective taking terhadap

motivasi mengajar guru ABK

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi emphatic concern terhadap

motivasi mengajar guru ABK

Ha9 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi personal distress terhadap

motivasi mengajar guru ABK

Page 53: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

40

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai populasi, sampel, variabel penelitian,

instrument pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.1.1 Populasi dan sampel penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru anak berkebutuhan khusus yang mengajar

di sekolah-sekolah pendidikan anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini dilakukan di

sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus yang berwilayah di Jakarta Selatan.

Jumlah keseluruhan guru ABK di Jakarta Selatan sebanyak 371 guru.

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini guru-guru yang berada di Jakarta Selatan. Peneliti

memilih 5 sekolah yang berada di Jakarta Selatan yang menghasilkan lima sekolah

yaitu, SLB Negeri 1 Lebak Bulus, SLB Pembina Lebak Bulus, SLB Negeri 2 Lenteng

Agung, SLB Nusantara, dan SLB Nur Abadi. Peneliti mengambil sampel sebanyak

200 sampel orang guru anak berkebutuhan khusus.

3.1.2 Teknik sampling

Adapun teknik pengambilan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu sampel yang digunakan disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu

Page 54: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

41

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peneliti menentukan karakteristik dari sampel

yang akan digunakan. Adapun karakteristik penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru pengajar anak berkebutuhan khusus

2. Minimal mengajar anak berkebutuhan khusus selama lebih dari satu tahun

3. Pernah mengikuti pelatihan mengajar anak berkebutuhan khusus

4. Mengajar anak berkebutuhan khusus di jenjang pendidikan TKLB, SDLB,

SMPLB, dan SMALB

5. Guru tersebut mengajar di sekolah formal (Sekolah Khusus dan SLB)

6. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian

Sebelum membahas definisi operasional penelitian, di bawah ini terdapat beberapa

variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang disebutkan pada bab

sebelumnya. Adapun penelitian ini yang dijadikan dependent variabel (DV) adalah

motivasi mengajar. Sedangkan yang dijadikan independent variabel (IV) adalah

beberapa variabel lainnya, berikut variabel yang dimaksud:

IV1 = Self-Efficacy

IV2 = Dukungan Emosional

IV3 = Dukungan Instrumental

IV4 = Dukungan Informasi

IV5 = Dukungan Persahabatan

Page 55: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

42

IV6 = Fantasy Scale

IV7 = Perspective Taking Scale

IV8 = Empathic Concern Scale

IV9 = Personal Distress Scale

3.2.2 Definisi operasional variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini, adalah:

1. Motivasi mengajar

Motivasi mengajar adalah suatu hasrat individu yang berasal dari dalam diri

individu dalam melakukan suatu kegiatan mengajar dan dorongan yang berasal

dari luar individu dalam melakukan pengajaran untuk mendapatkan gaji. Pada

penelitian ini motivasi mengajar diukur dengan menggunakan The Work Tasks

Motivation Scale for Teachers dari Vallerand & Halliwell (1983). Alat ukur ini

terdiri dari 12 item.

2. Self-efficacy

Self-efficacy adalah keyakinan yang ada pada diri seseorang tentang

kemampuannya dalam mengatur dan melakukan suatu perilaku yang diperlukan

dalam proses pencapaian perilaku tersebut. Pada penelitian ini self-efficacy diukur

dengan New General Self-Efficay Scale yang dikembangkan oleh Chen pada

tahun 2001 yang terdiri dari 8 item.

3. Dukungan Sosial

Page 56: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

43

Dukungan sosial dapat diartikan sebagai pemberian bantuan dalam berbagai

bentuk seperti perhatian, kasih sayang, penilaian, dan nasehat yang berdampak

positif bagi diri individu yang menerimanya. Dukungan sosial mempunyai

beberapa dimensi sebagai berikut:

a. Dukungan Emosional: Dukungan yang membuat individu memiliki perasaan

nyaman, yakin, dan dipedulikan dan dicintai sehingga individu dapat

menghadapi masalah dengan baik.

b. Dukunga Instrumental: Dukungan yang diberikan secara langsung kepada

individu, yang meliputi bantuan nyata seperti penyediaan barang dan jasa.

c. Dukungan Informasi: Dukungan yang diverikan kepada individu yang berupa

nasehat, saran, serta umpan balik tentang keadaan atau apa yang dikerjakan

individu.

d. Dukungan Persahabatan: Dukungan yang membuat individu merasa sebagai

anggota pada suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas

yang sama.

Pada penelitian ini dukungan sosial diukur menggunakan empat dimensi yaitu,

dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan

persahabatan (Sarafino, 2011).

4. Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam merasakan

dan memahami situasi, pikiran serta perasaan orang lain, sebagaimana orang

Page 57: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

44

tersebut merasakan dan memikirkannya, sehingga dapat mengendalikan diri dan

timbul perasaan toleransi dan menghargai orang lain. Empati mempunya beberapa

dimensi sebagai berikut:

a. Fantasy: Kemampuan seseorang untuk mengubah diri mereka secara

imajinatif dalam mengalami perasaan dan tindakan dari karakter khayal dalam

buku, film, sandiwara yang dibaca atau ditontonnya.

b. Perspective Taking: Dimana seseorang dapat mengoptimalkan kemampuan

berpikirnya untuk memahami kondisi orang lain, melalui pemaknaan sikap

dan perilaku yang terlihat.

c. Empathic Concern: Perasaan simpati yang berorientasi kepada orang lain dan

perhatian terhadap kemalangan yang dialami orang lain.

d. Personal Distress: Kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri sendiri serta

kegelisahan dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.

Pada penelitian ini empati diukur dengan menggunakan skala Interpersonal

Reactivity Index (IRI). IRI terdiri dari empat dimensi yaitu, fantasy, perspective

taking, empathic concern, dan personal distress (Davis, 1983).

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Pada Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner

adalah salah satu jenis alat pengumpulan data berupa sejumlah daftar yang berisi

suatu rangkaian pernyataan mengenai suatu bidang untuk memperoleh data berupa

Page 58: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

45

jawaban-jawaban dari responden dalam suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk model skala likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang masing-

masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan

yang dirasakan oleh subjek. Model skala likert berbentuk pernyataan positif

(favorable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor Pengukuran Skala

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4 1

3 2

2 3

1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas empat skala,

yaitu: skala motivasi mengajar, self-efficacy, dukungan sosial, dan empati.

Pada penelitian ini penulis menggunakan instrumen berupa skala atau kuesioner yang

terdiri dari:

1. Motivasi Mengajar

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala baku The Work Tasks Motivation Scale

for Teachers dari Valleran & Halliwell (1983). Alat ukur ini terdiri dari 12 item.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Page 59: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

46

Table 3.2 Tabel Blue Print Skala Motivasi Mengajar

No Variabel Indikator Favorable Jumlah

1 Motivasi

Mengajar

Adanya keinginan pribadi dari

seseorang

1, 2, 3 3

Adanya rasa tanggung jawab

terhadap tugas

4, 5, 6 3

Adanya peraturan-peraturan

terhadap tugas

7, 8, 9 3

Adanya tujuan eksternal

terhadap pekerjaan

10 1

Adanya tujuan orientasi di

masa depan

11, 12 2

Total 12

2. Self-Efficacy

Skala yang digunakan untuk mengukur self-efficacy adalah New General Self-

Efficacy Scale berjumlah 8 item. Merupakan alat ukur terbaru dari self-efficacy yang

dikembangkan oleh Chen pada tahun 2001.

Table 3.3 Tabel Blue Print Skala Self-Efficacy

No Dimensi Indikator Favorable Jumlah

1 Self-efficacy Keyakinan pada diri untuk

mencapai perilaku yang

diinginkan

1, 2, 3 3

Kemampuan dalam

mengatur diri sendiri

4, 5, 6 3

Keyakinan akan

kemampuan yang dimiliki

7, 8 2

Total 8

Page 60: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

47

3. Dukungan Sosial

Skala pengukuran dukungan sosial dibuat berdasarkan dimensi dari dukungan sosial.

Dimana dalam teori ini dimensi-dimensi yang diukur yaitu; dukungan emosional,

dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.

Table 3.4

Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial

No Dimensi Indikator Item

Fav Unfav

1 Dukungan Emosional Dukungan yang berasal dari

rasa empati dan kepedulian

1, 2, 3, 4,6 5

2 Dukungan

Instrumental

Bantuan yang diberikan

langsung berupa materi

8 7

Bantuan yang diberikan

langsung berupa tindakan

10 9

3 Dukungan Informasi Petunjuk-petunjuk atau

informasi yang diberikan

11, 12, 14,

15, 16

13

4 Dukungan

Persahabatan

Dukungan dari aktifitas yang

dilakukan bersama

17, 18, 20,

21, 22

19

Total 17 5

4. Skala Empati

Skala yang digunakan mengacu pada aspek-aspek empati menurut Davis dalam jurnal

A Multidimensional Approach to Individual Differences in Empathy (1980) yaitu

fantasy scale, perspective taking scale, empathic concern scale, dan personal distress

scale dengan menggunakan skala likert yang berjumlah 28 item.

Page 61: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

48

Table 3.5

Tabel Blue Print Skala Empati

No Dimensi Indikator Item

Fav Unfav

1 Fantasy Mengimajinasikan diri dalam

situasi fiktif

1, 2, 4,5,

7

3, 6

2 Perspective Taking Berpikir dan merasakan

berdasarkan keadaan orang

lain

8, 10,

11, 13,

14

9, 12

3 Empathic Concern Merasakan pengalaman orang

lain

15, 17,

18, 21

16, 19,

20

4 Personal Distress Merasakan perasaan cemas

dari pengalaman negatif

22, 23,

24, 26,

28

25, 27

Total 19 9

3.4 Uji Validitas Konstruk

Semua instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini diuji validitasnya. Uji

validitas dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)

menggunakan program LISREL 8.7 (Linear Structural Relationship). Berikut ialah

prosedur CFA:

1. Menguji apakah hanya satu faktor saja yang menyebabkan item-item saling

berkorelasi (hipotesis unidimensional item). Hipotesis ini diuji dengan chi-square.

Untuk memutuskan apakah memang tidak ada perbedaan antara matriks korelasi

yang dipeoleh dari data dengan matriks korelasi yang dihitung menurut

teori/model. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p > 0.05), maka hipotesis nihil

yang menyatakan bahwa “tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang

Page 62: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

49

diperoleh dari data dan model” diterima, yang artinya item yang diuji mengukr

satu faktor saja (unidimensional). Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p <

0.05), artinya item-item yang diuji mengukur lebih dari satu faktor

(multidimensional). Dalam keadaan demikian peneliti melakukan modifikasi

terhadap model dengan cara memperbolehkan item-item saling berkorelasi tetapi

dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor (unidimensional).

Jika sudah diperoleh moel yang fit (tetapi tetap unidimensional) maka dilakukan

langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang

menjadi sumber tidak fit, yaitu:

a) Melakukan uji signifikan terhadap koefisien muatan faktor dari masing-

masing item dengan menggunakan t-test, jika nilai t yang diperoleh pada

sebuah item tidak signifikan (t > 1.96) maka item tersebut akan didrop karena

dianggap tidak signifikan sumbangannya terhadap pengukuran yang sedang

dilakukan.

b) Melihat arah koefisien maupun muatan faktor (factor loading). Jika suatu item

memiliki muatan negatif, maka item tersebut didrop karena tidak sesuai

dengan pengukuran (berarti semakin tinggi nilai pada item tersebut semakin

rendah nilai pada faktor yang diukur).

c) Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya korelasi

parsial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan pengukuran pada suatu

Page 63: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

50

item yang berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada item lain. Jika pada

suatu item terdapat terlalu banyak korelasi seperti ini (lebih dari tiga), maka

item tersebut didrop. Alasannya adalah item yang demikian selain mengukur

apa yang ingin diukur juga mengukur hal lain (multidimensional item).

3. Mengitung faktor skor

Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item yang valid

untuk mengukur apa yang diukur. Item-item inilah yang kemudian diolah untuk

mendapatkan faktor skor pad tiap skala. Dengan demikian perbedaan kemampuan

yang masing-masing item dalam mengukur apa yang hendak diukur ikut

menentukan dalam menghitung faktor skor (true score). True score inilah yang

dianalisis dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan raw score / skor mentah

(hasil menjumlahkan skor item). Oleh karena itu sebenarnya tidak diperlukan

informasi tentang reliabilitas masing-masing alat ukur (misalnya, cronbach alpha)

karena true score itu reliabilitasnya sama dengan satu (100%). Untuk kemudahan di

dalam penafsiran hasil analisis maka penulis mentransformasikan faktor skor yang

diukur dalam skala baku (Z score) menjadi T score yang memiliki mean = 50 dan

standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak ada responden yang mendapat skor

negative. Adapun rumus T score adalah:

T score = ( 10 x skore faktor ) + 50

Page 64: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

51

3.4.1 Uji validitas konstruk self-efficacy

Penulis menguji apakah delapan item yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur self-efficacy. Berdasarkan hasil CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, hasil uji validitas pada aspek self-efficacy adalah tidak fit dengan Chi-

square = 282.73, df = 20, p-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.257. Oleh karena

itu, penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya sehingga menghasilkan model fit dengan

Chi-square = 15.84, df = 12, p-value = 0.19889, dan nilai RMSEA = 0.040. Gambar

model fit dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur factor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dengan melihat T-values dan muatan faktor, seperti tabel 3.6

berikut ini:

Tabel 3.6

Tabel uji validitas konstruk self-efficacy

No Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.62 (0.07) 9.36 2 0.28 (0.07) 7.31 3 0.43 (0.07) 6.22 4 9.60 (0.07) 8.80 5 0.76 (0.06) 12.51 6 0.86 (0.06) 13.73 7 0.88 (0.06) 14.69 8 0.75 (0.06) 12.11

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Page 65: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

52

Dari keterangan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan. Pada aspek ini

tidak ada item yang gugur.

3.4.2 Uji validitas konstruk dukungan sosial

Dukungan sosial memiliki 4 aspek yaitu: dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.

1. Dukungan Emosional

Berdasarkan hasil CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, hasil uji validitas

pada aspek dukungan emosional adalah tidak fit dengan Chi-square = 123.84, df = 9,

p-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.253. Oleh karena itu, penulis melakukan

modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya sehingga menghasilkan model fit dengan Chi-square = 2.74, df = 5,

p-value = 0.74025, dan nilai RMSEA = 0.000. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.7 berikur:

Page 66: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

53

Tabel 3.7

Tabel uji validitas konstruk dukungan emosional

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.89 (0.06) 14.46 2 0.88 (0.06) 14.10 3 0.87 (0.06) 14.52 4 0.94 (0.06) 15.91 5 0.30 (0.07) 4.37 6 0.60 (0.07) 9.16

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari keterangan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan. Pada aspek ini

tidak ada item yang gugur.

2. Dukungan Instrumental

Pada aspek dukungan instrumental yang dilakukan dengan model satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-square = 18.79, df = 2, p-value =

0.00009, dan nilai RMSEA = 0.205. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan satu sama lainnya

sehingga menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 0.73, df = 1, p-value =

0.39283, RMSEA = 0.000. Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.8 berikut ini:

Page 67: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

54

Tabel 3.8

Tabel uji validitas konstruk dukungan instrumental

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.72 (0.10) 7.33 2 -0.42 (0.08) -4.95 3 0.65 (0.09) 6.96 4 0.11 (0.09) 1.27

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari hasil tabel 3.8 dapat dilihat bahwa ada 2 item yang signifikan. 2 item

lainnya tidak signifikan karena memiliki T-value < 1,96 maka item 2 dan 3

digugurkan.

3. Dukungan Informasi

Pada aspek dukungan informasi yang dilakukan dengan model satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-square = 166.76, df = 9, p-value =

0.00000, dan nilai RMSEA = 0.297. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya sehingga menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 1.96, df = 3, p-

value = 0.58153, dan nilai RMSEA = 0.000. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.9 berikut ini:

Page 68: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

55

Tabel 3.9

Tabel uji validitas dukungan informasi

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.59 (0.07) 8.56

2 0.45 (0.07) 6.59

3 -0.08 (0.07) -1.16

4 0.74 (0.07) 11.13

5 1.05 (0.07) 16.10

6 0.76 (0.07) 11.18

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari keterangan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa ada lima item yang signifikan.

Satu item lainnya tidak signifikan karena memiliki T-value < 1.96 maka item 3

digugurkan.

4. Dukungan Persahabatan

Pada aspek dukungan persahabatan yang dilakukan CFA dengan model satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-square = 93.66, df = 9, p-value =

0.00000, dan nilai RMSEA = 0.217. Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya sehingga menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 3.91, df = 6, p-

value = 0.68888, dan nilai RMSEA = 0.000. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

Page 69: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

56

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.10 berikut ini:

Tabel 3.10

Tabel uji validitas dukungan persahabatan

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 1.07 (0.06) 17.19

2 0.73 (0.07) 11.14

3 0.27 (0.06) 4.45

4 0.64 (0.08) 7.89

5 0.39 (0.08) 4.76

6 0.53 (0.07) 7.84

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari keterangan tabel 3.10 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan. Pada

aspek ini tidak ada item yang digugukan.

3.4.3 Uji validitas konstruk empati

1. Fantasy

Pada aspek fantasy yang dilakukan dengan model satu faktor menghasilkan model

yang tidak fit dengan Chi-square = 55.02, df = 14, p-value = 0.00000, dan nilai

RMSEA = 0.121. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya sehingga

menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 7.28, df = 11, p-value = 0.77603,

dan nilai RMSEA = 0.000. Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

Page 70: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

57

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11

Tabel uji validitas konstruk fantasy

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.79 (0.06) 12.59

2 0.92 (0.06) 15.36

3 -0.12 (0.07) -1.61

4 0.79 (0.07) 11.83

5 0.67 (0.07) 10.16 6 0.32 (0.08) 4.21

7 0.58 (0.07) 8.57

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari hasil tabel 3.11 dapat dilihat bahwa ada enam item yang signifikan. Satu

item lainnya tidak signifikan karena memiliki T-value < 1.96 maka item 3

digugurkan.

2. Perspective Taking

Pada aspek perspective taking yang dilakukan dengan model satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-aquare = 79.43, df = 14, p-value =

0.00000, dan nilai RMSEA = 0.153. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya sehingga menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 12.37, df = 9, p-

value = 0.19299, dan nilai RMSEA = 0.043. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Page 71: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

58

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yanghendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12 Tabel uji validitas konstruk perspective taking

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.70 (0.06) 10.58

2 -0.03 (0.08) -0.41

3 0.08 (0.06) 14.80

4 0.91 (0.06) 15.57

5 0.29 (0.07) 3.92

6 0.43 (0.07) 6.08

7 0.48 (0.07) 6.92

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari hasil tabel 3.12 dapat dilihat bahwa ada enam item yang signifikan, dua

item lainnya tidak signifikan karena memiliki T-value < 1.96 maka item 2

digugurkan.

3. Empathic Concern

Pada aspek empathic concern yang dilakukan dengan model fit satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-square = 115.65, df = 14, p-value =

0.00000, dan nilai RMSEA = 0.191. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi,

dimana kesalahan pengukuran pada bebrapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya sehingga menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 10.89, df = 8, p-

Page 72: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

59

value = 0.20807, dan nilai RMSEA = 0.043. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Kemudian penulis menulis apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut

diterima atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan

faktor, seperti tabel 3.13 berikut ini:

Tabel 3.13

Tabel uji validitas konstruk empathic concern

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.25 (0.09) 2.93 2 0.95 (0.17) 5.74

3 0.74 (0.10) 7.31

4 0.45 (0.09) 5.09

5 0.51 (0.09) 6.03

6 0.36 (0.07) 4.95

7 0.21 (0.08) 2.79

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari keterangan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan. Pada

aspek ini tidak ada item yang digugurkan.

4. Personal Distress

Pada aspek personal distress yang dilakukan dengan model satu factor menghasilkan

model yang tidak fit dengan Chi-square = 49.48, df = 14, p-value = 0.00001, dan nilai

RMSEA = 0.113. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya sehingga

Page 73: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

60

menghasilkan model yang fit dengan Chi-square = 8.82, df = 10, p-value = 0.54951,

dan nilai RMSEA = 0.000. Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dilakukan denganmelihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.14 berikut ini:

Tabel 3.14

Tabel uji validitas personal distress

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.00 (0.08) 0.06

2 0.64 (0.07) 9.32

3 0.79 (0.07) 11.66

4 0.43 (0.09) 4.95

5 0.68 (0.07) 10.02

6 0.13 (0.08) 1.60

7 0.66 (0.07) 9.41

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Dari hasil tabel 3.14 dapat dilihat bahwa ada lima item yang signifikan. Dua

item lainnya tidak signifikan karena memiliki T-value < 1.96 maka item 1 dan item 6

digugurkan.

3.4.4 Uji validitas konstruk motivasi mengajar

Penulis menguji apakah ke 12 item yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur motivasi mengajar. Dari hasil analisa CFA yang dilakukan dengan model

Page 74: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

61

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 481.72, df = 54, p-value = 0.00000,

dan nilai RMSEA = 0.200. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya

sehingga menghasilkan mpdel yang fit dengan Chi-square = 48.12, df = 34, p-value =

0.05495, dan nilai RMSEA = 0.046. Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur factor yang hendak

diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut diterima

atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat T-value dan muatan faktor, seperti

tabel 3.15 berikut ini:

Tabel 3.15

Tabel uji validitas motivasi mengajar

No. Item Lamda Standard Eror T-Value Signifikan

1 0.87 (0.06) 14.84

2 0.71 (0.07) 10.63

3 0.78 (0.06) 12.55

4 0.63 (0.07) 9.57

5 0.69 (0.06) 10.81

6 0.86 (0.06) 14.49

7 0.78 (0.06) 12.81

8 0.65 (0.07) 9.94

9 0.19 (0.07) 2.58

10 0.08 (0.07) 1.06

11 0.28 (0.07) 3.88

12 0.40 (0.07) 5.69

Keterangan: tanda = Signifikan (1 > 1.96), X = Tidak Signifikan

Page 75: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

62

Dari hasil tabel 3.15 dapat dilihat bahwa ada sebelas item yang signifikan,

satu item lainnya tidak signifikan karena memiliki T-value < 1.96 maka item 10

digugurkan.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh yang

signifikan aspek self-efficacy, dukungan sosial, dan empati sebagai independent

variabel terhadap motivasi mengajar sebagai dependent variabel dan untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing independent

variabel (self-efficacy, dukungan sosial, dan empati) terhadap dependent variabel

(motivasi mengajar), maka penulis menggunakan metode statistika karena datanya

berupa angka-angka yang merupakan hasil perhitungan atau pengukuran.

Variabel bebas pada penelitian ini berjumlah Sembilan variabel, satu variabel

self-efficacy, empat variabel dari aspek dukungan sosial (dukungan emosional,

dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan persahabatan), dan empat

variabel dari aspek empati (fantasy, perspective taking, empathic concern, personal

distress). Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis regresi berganda, yang

perhitungannya menggunakan bantuan program atau software SPSS 17.0 untuk

mengetahui besar dan arah pengaruh antara variabel X1 hingga X9 terhadap variabel

Y1 yang pada penenlitian ini adalah motivasi mengajar.

Adapun persamaan umum analisa regresi bergandanya adalah sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

63

Y1 : a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Y4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Keterangan :

Y1 : Dependent Variabel (DV) Motivasi Mengajar

X1 : Aspek Self Efficacy

X2 : Aspek Dukungan Sosial Dukungan Emosional

X3 : Aspek Dukungan Sosial Dukungan Instrumental

X4 : Aspek Dukungan Sosial Dukungan Informasi

X5 : Aspek Dukungan Sosial Dukungan Persahabatan

X6 : Aspek Empati Fantasy Scale

X7 : Aspek Empati Perspsective Taking Scale

X8 : Aspek Empati Empathic Concern Scale

X9 : Aspek Empati Personal Distress Scale

A : Intercept/Konstan

B : Koefisien regresi untuk masing-masing IV

C : Residu, yang dalam hal ini adalah variabel selain 9 IV yang mempengaruhi

Motivasi Mengajar guru anak berkebutuhan khusus daerah Jakarta Selatan

namun tidak diteliti.

Dalam analisis regresi berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi yaitu:

Page 77: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

64

1. R2 (Rsquare) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan IV terhadap DV

2. Dapat diketahui apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan

terhadap DV

3. Diketahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV.

Koefisien yang signifikan menunjukan dampak yang signifikan dari IV yang

bersangkutan.

4. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap IV pada DV, dan melihat

signifikasinya.

5. Semua perhitungan dan komputerisasi dilakukan dengan bantuan program SPSS

versi 17.0

3.6 Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:

a) Mempersiapkan alat pengumpulan data atau intrumen penelitian dengan

menentukan alat ukur yang akan digunakan.

b) Menerjemahkan item-item alat ukur self-efficacy, dukungan sosial, empati,

dan motivasi mengajar dari bahasa aslinya, yaitu Bahasa Inggris ke Bahasa

Indonesia. Penulis mengadaptasi item-item tersebut dan menambahkan atau

menguranginya disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan responden.

c) Meminta expert judgment yaitu dosen pembimbing yang dianggap ahli untuk

menilai apakah pengadaptasian item-item dan penambahan serta pengurangan

yang dilakukan benar dan tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

Page 78: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

65

d) Menyesuaikan hasil expert judgment dengan pengklasifikasian yang telah

dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan

dasar teori yang telah ditentukan.

e) Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian.

Penyususnan terdiri dari pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner,

penelitian pengantar dan petunjuk pengisian, serta pengelompokan alat ukur

menjadi lima bagian, yaitu kata pengantar, dan data diri dari subjek, skala

self-efficacy, dukungan sosial, empati, dan motivasi mengajar.

f) Memohon persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbing perihal

pelaksanaan penelitian.

Page 79: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi deskripsi data, analisis data, dan hasil penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai subjek yang digunakan dalam penelitian ini.

Subjek dalam penelitian ini sebanyak 200 orang. Subjek dalam penelitian ini adalah

guru anak berkebutuhan khusus di Jakarta Selatan.

a. Gambaran subjek penelitian

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 200 orang. Penelitian ini

mengambil seluruh anggota populasi guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus

di wilayah Jakarta Selatan. Guru anak berkebutuhan khusus yang diambil dari

sekolah yang sudah dipilih secara acak, guru di sekolah yang terpilih akan dijadikan

sampel.

Tabel 4.1

Distribusi Populasi Penelitian

Jenis Sekolah N Presentase

SMALB 48 24%

SMPLB 62 31%

SDLB 65 32.5

TKLB 25 12.5

Total 200 100%

Page 80: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

67

Tabel 4.2

Gambaran subjek penelitian kategori pendidikan terakhir

No Kategori Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase

1. Strata 1 Pendidikan Luar Biasa 165 82.5%

2. Strata jurusan lainnya 35 17.5%

3. SMK/SMA -

Total 200 100%

4.2 Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif mengenai nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar

deviasi (SD) dari variabel penelitian ini, digambarkan pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Tabel analisis deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Motivasi Mengajar 200 22.0 67.9 50.000 9.4707

Self-efficacy 200 28.9 73.4 49.999 10.0005

Dukungan Emosional 200 22.0 67.8 50.000 9.1458

Dukungan Instrumental 200 9.4 67.3 50.000 8.8129

Dukungan Informasi 200 9.8 72.2 50.000 9.0991

Dukungan Persahabatan 200 8.2 70.2 49.999 8.8191

Fantasy 200 28 72.3 50.000 8.1098

Perspective Taking 200 26.3 73.2 50.000 8.5021

Emphatic Concern 200 22.7 69.4 50.000 9.3993

Personal Distress 200 25.2 74.9 50.000 9.0502

Valid N (listwise) 200

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa standar deviasi dari variabel motivasi

mengajar sebesar 9.4707 dengan mean sebesar 50.000 serta nilai minimum yang

Page 81: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

68

didapat adalah 22.0 dan nilai maksimum adalah 67.9. Untuk variabel self-efficacy

standar deviasi yang didapat sebesar 10.0005 dengan mean sebesar 49.999 serta nilai

minimum yang didapat adalah 28.9 dan nilai maksimumnya adalah 73.4. Untuk

variabel dukungan emosional standar deviasi yang didapat sebesar 9.1458 dengan

mean sebesar 50.000 serta nilai minimum yang didapat adalah 22.0 dan nilai

maksimumnya adalah 67.8. Untuk variabel dukungan instrumental standar deviasi

yang didapat sebesar 8.8129 dengan mean sebesar 50.000 serta nilai minimum yang

didapat adalah 9.4 dan nilai maksimumnya adalah 67.3. Untuk variabel dukungan

informasi standar deviasi yang didapat sebesar 9.0991 dengan mean sebesar 50.000

serta nilai minimum yang didapat adalah 9.8 dan nilai maksimumnya adalah 72.2.

Untuk variabel dukungan persahabatan standar deviasi yang didapat sebesar 8.8191

dengan mean sebesar 49.999 serta nilai minimum yang didapat 8.2 dan nilai

maksimumnya adalah 70.2. Untuk variabel fantasy standar deviasi yang didapat

sebesar 8.1098 dengan nilai mean sebesar 50.000 serta nilai minimum yang didapat

adalah 28 dan nilai maksimumnya adalah 72.3. Untuk variabel perspective taking

standar deviasi yang didapat sebesar 8.5021 dengan mean sebesar 50.000 serta nilai

minimum yang didapat adalah 26.3 dan nilai maksimumnya adalah 73.2. Untuk

variabel empathic concern standar deviasi yang didapat sebesar 9.3993 dengan mean

sebesar 50.000 serta nilai minimum yang didapat adalah 22.7 dan nilai maksimumnya

adalah 69.4. Untuk variabel personal distress standar deviasi yang didapat sebesar

9.0502 dengan mean sebesar 50.000 serta nilai minimum yang didapat adalah 25.2

dan nilai maksimumnya 74.9.

Page 82: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

69

4.3 Kategorisasi Skor

Dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi, maka dapat ditetapkan norma

kategorisasi variabel penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Tabel pedoman interpretasi skor

Norma Interpretasi

X > Mean Tinggi

X < Mean Rendah

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori, yaitu tinggi (dengan

pedoman X > Mean) dan rendah (dengan pedoman X < Mean). Setelah kategorisasi

tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai presentase kategori untuk variabel

self-efficacy, dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan instrumental,

dukungan informasi, dan dukungan persahabatan), dan empati (fantasy, perspective

taking, empathic concern, dan personal distress). Sebagaimana terangkum dalam

tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Tabel kategorisasi skor variabel penelitian Kategori Rentang Frequency Percent

Self-efficacy Tinggi

Rendah

50.12 - 73.41

28.9 - 49.84

80

120

40 %

60 %

Dukungan Emosional Tinggi

Rendah

49.91 - 67.89

22.02 - 49.91

60

140

30 %

70 %

Dukungan Instrumental Tinggi

Rendah

57.52 - 67.35

9.46 - 48-42

56

144

28 %

72 %

Dukungan Informasi Tinggi

Rendah

50.14 - 72.26

9.8 - 49.59

48

152

24 %

76 %

Dukungan Persahabatan Tinggi

Rendah

50.39 - 70.29

8.2 - 49.46

72

128

36 %

64 %

Fantasy Tinggi

Rendah

50.18 - 72.35

28 - 49.71

100

100

50 %

50 %

Perspective Taking Tinggi

Rendah

50.06 – 73.2

26.33 – 49.54

65

135

32.5 %

67.5 %

Emphatic Concern Tinggi

Rendah

50.31 – 69.4

22.72 – 49.89

90

110

45 %

55 %

Personal Distress Tinggi

Rendah

50.04 – 74.93

25.27 – 49.86

92

108

46 %

54 %

Page 83: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

70

4.4 Uji Hipotesis

Tahap selanjutnya yaitu uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui besar

pengaruh IV terhadap DV dengan menggunakan teknik analisis Multiple Regression

dan menggunakan software SPSS 17.

Dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R-square untuk

mengetahui berapa persen (%) varian motivasi mengajar yang dijelaskan oleh self-

efficacy, dukungan sosial, dan empati, kedua apakah secara keseluruhan independent

variabel (self-efficacy, dukungan sosial, dan empati) berpengaruh secara signifikan

terhadap motivasi mengajar. Kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing self-efficacy, dukungan sosial, dan empati.

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians motivasi mengajar yang dijelaskan oleh self-efficacy,

dukungan sosial, dan empati. Tabel R-square dipaparkan pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Tabel R-square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .410a .168 .129 8.77443

a. Predictors: (Constan), Personal Distress, Self-efficacy, Perspective Taking, Dukungan

Persahabatan, Empathic Concern, Dukungan Emosional, Fantasy, Dukungan Informasi, Dukungan

Instrumental

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar 0.168 atau

16.8%. artinya proporsi varian dari motivasi mengajar yang dapat dijelaskan oleh

self-efficacy, dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan isntrumental,

Page 84: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

71

dukungan informasi, dukungan persahabatan), dan empati (fantasy, perspective

taking, emphatic concern, personal distress) adalah sebesar 16.8%, sedangkan 83.2%

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak self-efficacy, dukungan sosial,

dan empati terhadap motivasi mengajar. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Tabel anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2952.745 9 328.083 4.261 .000

a

Residual 14628.204 190 76.991

Total 17580.949 199

a.Predictors: (Constant), Personal Disress, Self-efficacy, Perspective Taking , Dukungan Persahabatan, Empathic

Concern, Dukungan Emosional, Fantasy, Dukungan Informasi, Dukungan Instrumental

b. Dependent Variable: Motivasi Mengajar

Jika melihat kolom pertama dari kanan pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa jika

tabel signifikan (P < 0.05), maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, dukungan sosial, dan empati terhadap

motivasi mengajar ditolak. Dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel self-efficacy, dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan), dan empati (fantasy,

perspective taking, empathic concern, personal distress).

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi self-efficacy, dukungan

sosial, dan empati. Jika nilai sig < 0.005 maka koefisien regresi tersebut signifikan

Page 85: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

72

yang berarti bahwa self-efficacy, dukungan sosial, dan empati memiliki dampak yang

signifikan terhadap motivasi mengajar. Adapun penyajiannya pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Tabel koefisien regresi motivasi mengajar Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 25.145 6.747 3.727 .000

SELFEFFICACY .137 .078 .132 1.763 .080

DUKUNGAN EMOSIONAL .238 .076 .240 3.117 .002

DUKUNGAN

INSTRUMENTAL

.067 .067 .072 1.005 .316

DUKUNGAN INFORMASI -.196 .094 -.190 -2.084 .188

DUKUNGAN

PERSAHABATAN

.143 .098 .134 1.465 .145

FANTASY -.086 .085 -.083 -.1.005 .316

PERSPECTIVE TAKING .093 .087 .087 1.067. .287

EMPATHIC CONCERN .203 .066 .202 3.093 .002

PERSONAL DISTRESS -.067 .081 -.060 -.817 .415

a. Dependent Variable: Motivasi Mengajar

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.8, dapat disimpulkan persamaan

regresi sebagai berikut:

Motivasi Mengajar = 25.145 + 0.137 self-efficacy + 0.238 dukungan emosional* +

0.067 dukungan instrumental – 0.196 dukungan informasi + 0.143 dukungan

persahabatan – 0.86 fantasy + 0.93 perspective taking + 0.203 empathic concern*

– 0.067 personal distress. *signifikan

Dari tabel 4.8 dapat dilihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan dari self-efficacy, dukungan sosial, dan empati , dilihat bahwa nilai sig

pada kolom paling kanan. Jika hasilnya signifikan berarti pengaruhnya signifikan

terhadap motivasi mengajar dan begitu pula sebaliknya.

Page 86: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

73

Dari hasil di atas, hanya koefisien dukungan emosional dan empathic concern

yang signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Hal ini menyatakan

bahwa dari self-efficacy, dukungan sosial, dan empati hanya dua (dukungan

emosional dan empathic concern ) saja yang signifikan pengaruhnya terhadap

motivasi mengajar. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada self-

efficacy, dukungan sosial, dan empati adalah sebagai berikut:

1. Nilai koefisien regresi pada variabel self-efficacy sebesar 0.137 dengan nilai

sig sebesar 0.080 (sig > 0.05), yang berarti bahwa self-efficacy tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi mengajar.

2. Nilai koefisien regresi pada variabel dukungan emosional sebesar 0.238

dengan nilai sig sebesar 0.002 (sig < 0.05), yang berarti bahwa dukungan

emosional secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi

mengajar. Dapat diartikan semakin tinggi dukungan emosional, maka semakin

tinggi motivasi mengajar.

3. Nilai koefisien regresi pada variabel dukungan instrumental sebesar 0.067

dengan nilai sig sebesar 0.316 (sig > 0.05), yang berarti bahwa dukungan

instrumental tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi

mengajar.

4. Nilai koefisien regresi pada variabel dukungan informasi sebesar -0.196

dengan nilai sig sebesar 0.188 (sig > 0.05), yang berarti bahwa dukungan

informasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi

mengajar.

Page 87: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

74

5. Nilai koefisien regresi pada variabel dukungan persahabatan sebesar 0.143

dengan nilai sig 0.145 (sig > 0.05), yang berarti bahwa dukungan

persahabatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi

mengajar.

6. Nilai koefisien regresi pada variabel fantasy sebesar -0.086 dengan nilai sig

0.316 sig > 0.05), yang berarti bahwa fantasy tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap motivasi mengajar.

7. Nilai koefisien regresi pada variabel perspective taking sebesar 0.093 dengan

nilai sig 0.287 sig > 0.05), yang berarti bahwa perspective taking tidak

memiliki pengaruh terhadap motivasi mengajar.

8. Nilai koefisien regresi pada variabel empathic concern sebesar 0.166 dengan

nilai sig sebesar 0.002 (sig < 0.05), yang berarti bahwa empathic concern

secara positif memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi mengajar.

Dapat diartikan bahwa, semakin tinggi empathic concern, maka semakin

tinggi motivasi mengajar.

9. Nilai koefisien regresi pada variabel personal distress sebesar -0.067 dengan

nilai sig sebesar 0.415 (sig > 0.05), yang berarti bahwa personal distress tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi mengajar.

Dari hasil yang didapat di atas maka hipotesis alternatif yang diterima hanya

ada dua yaitu, Ha2: ada pengaruh dukungan emosional terhadap motivasi mengajar

Page 88: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

75

guru anak berkebutuhan khusus, Ha8: ada pengaruh empathic concern terhadap

motivasi mengajar guru ABK. Sementara hipotesis alternatif lainnya tidak diterima.

4.5 Proporsi Varian

Selanjutnya, dianalisis juga penambahan proporsi varians dari self-efficacy, dukungan

sosial, dan empati terhadap motivasi mengajar jika self-efficacy, dukungan sosial, dan

empati tersebut dimasukkan satu per satu ke dalam analisis regresi. Tujuannya adalah

melihat penambahan (incremented) proporsi varians dari self-efficacy, dukungan

sosial, dan empati apakah signifikan atau tidak. Pada tabel 4.9 signifikan bisa dilihat

pada kolom pertama dari kanan, bila sig < 0.05 berarti variabel tersebut signifikan.

Sedangkan sumbangan varians yang diberikan self-efficacy, dukungan sosial, dan

empati terhadap motivasi mengajar bisa dilihat pada baris R Square Change.

Besarnya proporsi varians pada motivasi mengajar dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut:

Tabel 4.9

Proporsi Varians Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .165a .027 .022 9.29443 .027 5.515 1 198 .020

2 .287b .083 .073 9.04814 .056 11.926 1 197 .001

3 .305c .093 .079 9.01892 .011 2.278 1 196 .133

4 .335d .112 .094 8.94581 .019 4.217 1 195 .041

5 .360e .130 .107 8.88161 .017 3.829 1 194 .052

6 .362f .131 .104 8.89585 .002 .379 1 193 .539

7 .387g .149 .118 8.82525 .018 4.100 1 192 .044

8 9

.406h

.410a

.165

.168 .130 .129

8.76678 8.77443

.016

.003 3.569 .667

1 1

191 197

.050

.415

Page 89: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

76

Dari tabel 4.9 dapat diketahui proporsi varian dari masing-masing independent

variabel terhadap motivasi mengajar. Berikut informasi yang dapat dijelaskan:

1. Variabel self-efficacy memberikan sumbangan sebesar 2.7% terhadap varian

motivasi mengajar. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change =

0.002 (sig < 0.05), F Change = 5.515 dan df = 1.198.

2. Variabel dukungan emosional memberikan sumbangan sebesar 5.6% terhadap

varian motivasi mengajar. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change

= 0.001 (sig < 0.05), F Change = 11.926 dan df = 1.197.

3. Variabel dukungan instrumental memberikan sumbangan sebesar 1.1% terhadap

varian motivasi mengajar. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change

= 0.133 (sig < 0.05), F Change = 2.278 dan df = 1.196.

4. Variabel dukungan informasi memberikan sumbangan sebesar 1.9% terhadap

varian motivasi mengajar. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change

= 0.041 (sig < 0.05), F Change = 4.217 dan df = 1.195.

5. Variabel dukungan persahabatan memberikan sumbangan sebesar 1.7% terhadap

varian motivasi mengajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig. F

Change = 0.052 (sig > 0.05), F Change = 3.829 dan df = 1.194.

6. Variabel fantasy memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap varian motivasi

mengajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig. F Change = 0.539

(sig > 0.05), F Change = 0.379 dan df = 1.193.

Page 90: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

77

7. Variabel perspective taking memberikan sumbangan sebesar 1.8% terhadap

varian motivasi mengajar. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change

= 0.044 (sig > 0.05), F Change = 4.100 dan df = 1.192.

8. Variabel empathic concern memberikan sumbangan sebesar 1.6% terhadap

varian motivasi mengajar. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F Change

= 0.050 (sig < 0.05), F Change = 3.569 dan df = 1.191.

9. Variabel personal distress memberikan sumbangan sebesar 0.3% terhadap varian

motivasi mengajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig. F Change =

0.415 (sig < 0.05), F Change 0.667 dan df = 1.190.

Page 91: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

78

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Bab ini memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang penelitian,

serta saran praktis dan secara teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

bersama yang signifikan antara self-efficacy, dukungan sosial, dan empati terhadap

motivasi mengajar guru ABK. Selanjutnya, dari hasil penelitian ditemukan lebih

banyak guru ABK yang memiliki motivasi mengajar yang tinggi dibanding dengan

yang memiliki motivasi mengajar yang rendah.

Dari hasil uji hipotesis minor yang menguji masing-masing koefisien regresi

terhadap motivasi mengajar, diperoleh dua koefisien regresi yang signifikan, yaitu

dukungan emosional dan empathic concern.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami individu terkait motivasi mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4, peneliti akan

membahas diskusi mengenai independent variable yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu self-efficacy, dukungan sosial, dan empati terhadap dependent variabel,

yaitu motivasi mengajar dan juga akan membahas penelitian dan literatur terdahulu

Page 92: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

79

mengenai self-efficacy, dukungan sosial, dan empati yang dikaitkan dengan motivasi

mengajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dukungan sosial, yaitu dimensi dukungan emosional terhadap motivasi mengajar pada

guru ABK. Dan pada variabel empati juga terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap motivasi mengajar guru ABK, yakni empathic concern.

Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, variabel dukungan

sosial, yaitu dimensi dukungan emosional memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap motivasi mengajar. Berdasarkan koefisien regresi, variabel dukungan

emosional memiliki nilai positif yang dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

dukungan emosional pada seseorang maka semakin tinggi pula motivasi mengajar.

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isaksson, Lexel,

dan Skar (2007) bahwa dukungan sosial yang paling mempengaruhi motivasi

seseorang adalah dukungan emosional. Dukungan emosional mempengaruhi motivasi

melalui keyakinan dan kebersamaan. Dukungan sosial juga yang memotivasi

seseorang dalam berpartisipasi dalam pekerjaannya. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Federici dan Skaalvik (2014) bahwa dukungan emosional tidak

signifikan terhadap motivasi.

Selanjutnya dimensi dukungan sosial yaitu dukungan instrumental. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Yperen dan Hagedoorn (2003) bahwa dukungan

instrumental yang mempengaruhi meningkatnya motivasi, khususnya motivasi

intrinsik pada seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam penelitian

Page 93: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

80

tersebut dukungan instrumental adalah variabel penting yang memprediksi motivasi.

Berbeda dengan penelitian ini, dukungan instrumental tidak berpengaruh signifikan

terhadap motivasi mengajar. Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat

menyebabkan hal ini terjadi, yang pertama adalah perbedaan sampel penelitian.

Sampel dalam penelitian ini pekerjaan yang memiliki tuntutan yang sangat tinggi,

seperti perawat. Selain itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

tuntutan dan kontrol pekerjaan menurut Karasek. Sedangkan dalam penelitian ini

tidak menggunakan metode tuntutan dan kontrol.

Selanjutnya dimensi dukungan informasi. Dalam penelitian ini dukungan

informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi mengajar. Sama halnya

dengan penelitian yang dilakukan oleh Isaksson, Lexell, dan Skar (2007) diantara

dukungan emosional, dukungan praktis, dan dukungan informasi. Dari ketiga

dukungan tersebut hanya dukungan informasi yang tidak berpengaruh terhadap

motivasi. Dimensi selanjutnya yaitu dukungan persahabatan. Dalam penelitian ini

dukungan persahabatan tidak berpengaruh terhadap motivasi mengajar. Dari hasil

koefisien regresi dukungan persahabatan sebesar 0.143 dan nilai sig 0.145, yang

berarti dukungan persahabatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

motivasi mengajar. Dari penelitian-penelitian sebelumnya secara garis besar

dukungan sosial sangat berpengaruh terhadap motivasi. Dalam penelitian ini setiap

dimensi diukur pengaruhnya terhadap motivasi, berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang tidak mengukur satu persatu dari setiap dimensi dukungan sosial.

Page 94: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

81

Selanjutnya, variabel yang signifikan terhadap motivasi mengajar dalam

penelitian ini adalah variabel empati. Seorang guru agar lebih efektif, peduli, dan

menanggapi kebutuhan dan kepentingan siswa harus menunjukkan empati

(Demetriou et al, 2009). Dalam penelitian Tettegah dan Anderson (dalam Arghode et

al, 2013) empati yang dimiliki guru sering diabaikan dalam kegiatan mengajar,

terutama dalam pendidikan tinggi. Namun, Teich (dalam Arghode et al, 2013)

menekankan bahwa empati sangat penting untuk membangun hubungan guru dengan

siswa.

Berdasarkan koefisien regresi, variabel empathic concern memiliki nilai

positif yang dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi empatic concern pada

seseorang maka semakin tinggi pula motivasi mengajar. Sesuai dalam penelitian

Batson et al (1984) menjelaskan bahwa empati concern dapat mempengaruhi

motivasi, khususnya motivasi dalam membantu orang. Namun, untuk personal

distress dalam penelitian ini menghasilkan bahwa personal distress tidak

mempengarhi motivasi. Sesuai dengan penelitian Batson et al (1984) mengatakan

bahwa personal ditress tidak mempengaruhi motivasi.

Dalam penelitian Beadle et al (2013) perscpevtive taking atau yang disebut

empati yang bersifat kognitif sangat berpengaruh terhadap motivasi. Sangat berbeda

dengan hasil dari penelitian ini. Bahwa perspective taking tidak memiliki pengaruh

terhadap motivasi mengajar. Selanjutnya dimensi fantasy. Penelitian ini

menghasilkan fantasy tidak berpengaruh terhadap motivasi. Sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Raboteg (1997) bahwa tidak ada hubungan antara fantasy

Page 95: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

82

dengan perilaku moral seperti motivasi mengajar yang dilakukan oleh guru. Dari ke

empat dimensi empati hanya satu yang berpengaruh terhadap motivasi mengajar guru.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Vancouver dan Kendall (2006) bahwa

self-efficacy negatif berhubungan dengan motivasi dan kinerja. Hasil yang sama

dalam penelitian ini variabel self-efficacy tidak signifikan dengan motivasi mengajar.

Hal ini disebabkan karena alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini kurang

mengukur variabel yang ada, item yang digunakan terlalu sedikit hanya berjumlah 8.

Maka hasil yang didapat self-efficacy tidak berpengaruh terhadap motivasi mengajar.

Berbeda dengan hasil penelitian ini, Schunk dan Pajares (dalam Schokker et al 2010)

self-efficacy memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi. Schunk (1991)

mengatakan bahwa self-efficacy dapat mempengaruhi motivasi. Terdapat beberapa

kemungkinan yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, yang pertama adalah

perbedaan metode penelitian. Dalam penelitian Schunk (1991) menggunakan metode

kuantitatif dan juga memasukkan indeks kualitatif. Dalam penelitian ini hanya dengan

kuantitatif. Peneliti tidak menambahkan dengan metode kualitataif seperti

wawancara. Kemungkinan lainnya adalah karena perbedaan penggunaan instrumen

pengukuran self-efficacy pada penelitian ini. dalam penelitian Schunk (1997)

menggunakan skala Guttman, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan skala

New General Self-Efficacy dari Chen (2001). Adanya perbedaan pengukuran self-

efficacy yang digunakan sehingga berbeda pula item-item yang ada di dalamnya yang

dapat menyebabkan perbedaan hasil pada masing-masing penelitian.

Page 96: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

83

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran

untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik

berupa saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah bahan referensi

penelitian mengenai motivasi mengajar khususnya pada guru anak

berkebutuhan khusus untuk memperkaya data hasil penelitian dan

meningkatkan kualitas penelitian.

2. Pada penelitian selanjutnya, dalam pembuatan kuesioner diharapkan dapat

menggunakan kalimat yang lebih mudah dipahami dan mengurangi jumlah

item sehingga responden tidak terlalu merasa kelelahan dan bosan saat

pengisian. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan respon item yang lebih

baik guna hasil penelitian yang lebih valid.

3. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan lebih memperhatikan konten item

agar tidak terjadi social desirability untuk menghindari respon jawaban yang

faking good.

3.3.2 Saran Praktis

1. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada

perkembangan penelitian dalam era sekarang khususnya dalam penelitian

Page 97: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

84

yang dilakukan semua civitas akademik di Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan masukan positif

bagi guru-guru dalam rangka melakukan pendekatan anak didiknya,

khususnya anak berkebutuhan khusus. Misalnya menggunakan faktor

emosional yang positif sebagai salah satu pendektan dalam mengajar anak

berkebutuhan khusus.

Page 98: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

85

DAFTAR PUSTAKA

Acun, N., & Kapikiran. (2011). Focus on positive and negative information as the

mediator of the relationship between empathy tendency guilty and

psychological well-being in university student. Educational Sciences: Theory

& Practices, 11(3), 1141-1147.

Agustien, N. (2011).Motivasi menjadi guru SLB pada wanita dewasa awal. Skripsi:

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Akuoko, K., Dwumah, P., & Baba, M. W. (2012). Teacher motivation and quality

education delivery: a study of public basic schools in tamale metropolis in

Ghana. International Journal of Social Science & Interdisciplinary Research,

1(12), 29-46.

Ames, C. (1992). Classrooms: Goals, structures, and student motivation. Journal of Educational Psychology, 84(3), 261-271.

Ardhana, W. (1990). Atribusi terhadap sebab-sebab keberhasilan dan kegagalan

serta kaitannya dengan motivasi untuk berprestasi. Pidato Pengukuhan Guru

Besar. Malang: IKIP Malang.

Arghode, V., Yalvac, B., & Liew, J. (2013). Teacher empathy and science education:

a collective case study. Eurasia Journal of Mathematics, Science, &

Technology Education, 9, 89-98.

Atnafu, M. (2012). Motivation, social support, alienation from the school and their

impact on students’ achievement in mathematics: The case of tenth grade

students. Motivation, Social Supporrt, Alienation. 8(1), 53-74.

Ayub, N. (2011). The relationship between work motivation and job satisfaction.

Pakistan Business Review, 332-347.

Azaiez, F., Chalghaf, N., Mesaoudi, H., Sbaa, S., & Bahloul, M. (2013). The work

motivation at the Tunisian teachers of physical and sporting education.

International Journal of Humanities Social and Science Invention, 2(5), 42-

49.

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toword a unifying theory of behavioral change.

Psychological review, 84(2), 191-215.

Page 99: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

86

Batson, C. D. (2008). Empathy – induced altruistic motivation. Prosocial Motives,

Emotions, and Behavior, 1-32.

Batson, C. D., Fultz, J., & Schoenrade, P. A. (1984). Distress and empathy: Two

qualitatively distinct vicarious emotions with different motivational

consequences. Paper prepared for the symposium "The Construct and

Assessment of Empathy" at the Annual Convention of the American

Psychological Association, 1-32.

Beadle, J. N., Sheehan, A. H., Dahlben, B., & Guthcess, A. H. (2013). Aging,

empathy, and prosociality. Journals of Gerontology, Series B: Psychological

Sciences and Social Sciences, 1-10. doi:10.1093/geronb/gbt091.

Caruso, D.R., & Mayer, J.D. (1998). A measure of emotional empathy for

adolescents and adults. Article. Measure of emotional empathy.

Cooper, B. (2011). Empathy in education. London: Continum International

Publishing Group.

Clark, G. L. (2010). Differences in the domains of achievement motivation based on

gender and development group. A thesis presented to the faculty of the

Graduate School of Western Carolina University for the degree of Specialist

in School Psychology.

Dalimunthe, H., Budiharto, S. (2007). Motivasi kerja guru sekolah luar biasa. Naskah

publikasi: Fakultas Psikologi Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta.

Davis, C. M. (1990). What is empathy, and can empathy be taught. Physical theraphy.

Journal of the Americans Physical Theraphy Association, 70, 707-711.

Retrieved from http://ptjournal.apta.org/content/70/11/707.

Davis, M.H. (1983). Measuring individual differences in empathy: Evidence for a

multidimension- al approach. Joumal of Personality and Social Psychology,

44, 113-126.

Davis, M. H. (1980). A Multidimensional approach to individual differences in

Empathy. JSAS Catalog of Selected Document in Psychology.

Page 100: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

87

Demetriou, H., Wilson, E., & Winterbottom, M. (2009). The role of emotion in

teaching: Are there differences between male and female newly qualified

teachers' approaches to teaching? Educational Studies, 35(4), 449- 473.

Dunkel-Schetter, C., Folkman, S., & Lazarus, R. S. (1987). Correlates of social

support receipt. Journal of Personality and Social Psychology, 53, 71-80.

Elliot, A. J., Faler, J., Mc Gregor, H. A., Campbell, W. F., Sedikes, C., Harackiewiz,

J. M. (2000). Competence valuation as a strategic intrinsic motivation process.

Journal of Personality and Social Psychology, 26(7), 780-794.

Federici, A, Roger., & Skaalvik, M, Einar. (2014). Students’ perceptions of emotional

and instrumental teacher support: Relations with motivational and emotional

responses. International Education Studies, 7(1), 21-36.

Frans, R. (2013). Kesejahteraan Guru Sekolah Luar Biasa Belum Menjadi Perhatian

Pemerintah. Diunduh pada 14 Januari 2013 dari http://www.tvrisumsel.co.id.

Gatsinzi, P., Jesse, R., & Makewa, L.N. (2014). Work and school related variables in

teacher motivation in Gasabo district, Rwanda. Journal of Education and

Training, 1(2), 262-275.

Gomes, Faustino C. 2003. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi.

Guns, A., Watt, H.M.G., & Richardson, P.W. (2011). The influence on pre-service

teachers’ motivations and perfections on career trajectories. Australian

Association for Research in Education, 1-19. Paper code: 00226.

Hardy, S. A, Walker, L. J, Olsen, J. A. (2012). Religiosity and adolescent empathy

and aggression: the mediating role of moral identity. Psychology of Religion

and Spiritualy, American Psychological Association, 4(3), 237-248.doi:

10.1037/a0027566.

Hoffman, M. L. (2000). Empathy and moral development: Implications for Caring

and Justice. Newyork: Cambridge University Press.

Ihsan, M, M. (2013). Studi korelasi antara sikap kepemimpinan kepala madrasah

dengan motivasi mengajar guru di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bego Depok

Sleman Yogyakarta. Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 101: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

88

Isaksson, G., Lexell, J., & Skar, L. (2007). Social Support Provides Motivation and

Ability to Participate in Occupation, 27(1), 1-8.

Lee, C. (1983). Self-efficacy and behavior as predictors of subsequent behavior in

assertiveness training pr gram. Behavior Research and Therapy, 21, 225-232.

Legault, L., Pelletier, L., & Green-Demers, I. (2006). Why do high school students

lack motivation in the classroom? Toward an understanding of academic

amotivation and the role of social support. Journal of Educational

Psychology, 98(3), 567-582.

Lunenburg, F. C. (2011). Self-efficacy in the workplace: implication for motivation

and performance. Journal of Management, Business and Administration, 14

(1), 1-6.

Mansfield, C. F., Wosnitza, M., & Beltman, S. (2012). Goals for teaching: towards a

framework for examining motivation of graduating teachers. Australian

Journal of Educational & Developmental Psychology, 12, 21-34.

Muller, K., Alliata, R, & Benninghoff, F. (2009). Attracting and retaining teachers: A

question of motivation. Educational Management Administration &

Leadership. 37(5), 574-599. doi:10.1177/1741143209339651.

Nyam, J., & William, T.O. (2014). Teachers motivation: a study of the psychological

and social factors. International Journal of Education and Research, 2(2), 1-

8.

Nurkholis.(2009). Pendidikan Luar Biasa Di Indonesia. Diunduh pada November

2014 dari. http://artikel.us/nurkholis.html.

Ofojebe, W.N., & Chinelo, E.T. (2010). Teacher’s motivation and its influence on

quality assurance in the Nigerian educational system. An International Multi-

Disciplinary Journal, Ethiopia, 4(2), 398-417.

Obi, E. (1997). Motivation and organizational behaviour. Dynamics of educational

administration and management – The Nigerian perspective. Awka: Meks

Publishers Limited.

Pintrich, P. R., & Schunk, D. H. (1996). Motivation in education: Theory, research,

and applications. New Jersey: Prentice Hall. Inc.

Page 102: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

89

Raboteg, Z. (1997). The role of empathy and moral reasoning in adolescents prosocial

behavior. Social Science, 19(1), 493-512.

Robbins, P.S., & Judge, T. A. (2008). Perilaku organisasi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Rohadi. (2008). Pengaruh manajemen waktu dan motivasi mengajar terhadap

kompetensi profesional guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) kota

Pekalongan. Tesis: Universitas Negeri Semarang.

Ryan, R. M. & Deci, E. L. (2000) Intrinsic and extrinsic motivations: classic

definitions and new directions. Contemporary Educational Psychology, 25,

56-67 http:/www.idealibrary.com.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology biopsychosocial

interactions. Sevent Edition. Printed in the United States of America: John

Wiley & Son, Inc.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (1998). Health psychology biopsychosocial

interactions. Sevent Edition. Printed in the United States of America: John

Wiley & Son, Inc.

Sarason, I. G., Levine, H. M., & Basham, R. M. (1983). Assessing social support:

The social support questionnaire. Journal of Personality and Social

Psychology, 44, 127 – 139.

Scherbaum, C. A., Cohen, Y., & Kem, M. J. (2006). Measuring general self-efficacy:

A comparison of three measures using item response theory. Educational and

Psychological Measurement, 66(6), 1047-1063.

Schokker, M.C., Keers, J.C., Bouma, J., Links, T.P., Sanderman, R., Wolffenbuttel,

B.H.R., & Hagedoorn, M. (2010). The impact of social comparison

information on motivation in patients with diabetes as a function of regulatory

focus and self-efficacy. Health Psychology, 29(4), 438-445.

Schunk, D. H. (1991). Self-efficacy and academic motivation. Journal Educational

Psychologist, 26, 207-231.

Siagian, S.P. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Page 103: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

90

Silvia, M. (2013). Motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugas di SMP Negeri

Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Pulluh Kota. Jurnal Administrasi

Pendidikan, 1(1), 119-461.

Taylor, S. E. (2003). Health psychology. McGraw-Hill Hinger Education. 5ed

Topkaya, E. Z., & Uztosun, M. S. (2012). Choosing teaching as a career: Motivations

of pre-service English teachers in Turkey. Journal of Language Teaching and

Research, 3(1), 126-134.

Vallerand, R. J., & Halliwell, W. R. (1983). Toward a cross-cultural validation

methodology for psychological inventories: Implications in sport psychology.

Canadian Journal of Applied Sport Sciences, 8, 9-18.

Vallerand, R. J., Pelletier, L. G., Briere, N. M., Senecal, C., & Vallieres, E. F. (1992)

The academic motivation scale: A measure of instrinsic, extrinsic, and

amotivation in education. Educational and Psychological Measurement, 52,

1003-1017.

Vallerand, R. J. (1997). Toward a hierarchical model of intrinsic and extrinsic

motivation. In M. P. Zanna (Ed.), Advances in experimental social

psychology, 29, 271-360. San Diego: Academic Press.

Vallerand, R. J., & Lalande, D. R. (2011). The MPIC Model: The perspective of the

hierarchical Model of Intrinsic and Extrinsic Motivation. Psychological

Inquiry: An International Journal for the Advancement of Psychological

Theory, 22 (1), 45-51.

Vancouver, J.B., & Kendall, L.N. (2006). When self-efficacy negatively relates to

motivational and performance in learning context. Journal of Applied

Psychology, 91(5), 1146-1153.

Woolfolk, A. (2009). Educational psychology. Boston: Allyn & Bacon.

Young, K. J., & Kline, T. J. B (1996). Perceived self-efficacy, outcome-efficacy, and

feedback: their effects on professors’ teaching development motivation.

Canadian Journal of Behavioural Science, 28(1), 43-51.

Yperen, N. W. V., & Hagedoorn, M. (2003). Do high job demands increase intrinsic

motivation or fatigue or both? The role of job control and job social support.

Academy of Management Journal, 46(3), 339-348.

Page 104: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Lampiran 1

PERNYATAAN KESEDIAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama / inisial :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan terakhir : a. SMA dan sederajat

b. S1 jurusan PLB (Pendidikan Luar Biasa)

c. Lainnya…………..

Mengajar : a. TKLB c. SMPLB

b. SDLB d. SMALB

Lama mengajar :

Menyatakan bahwa:

1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Syifa Fauziah

Kamilah (mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

2. Saya bersedia untuk memberikan data yang sebenar-benarnya dan sesuai dengan

pendapat saya

3. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian

Jakarta, Februari 2015

(_______________)

Page 105: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

PETUNJUK PENGISISAN

Berikut terdapat butir-butir pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang

ada. Anda diminta untuk memberikan tanda check list () pada kolom disebelah

kanan pernyataan yang paling sesuai dengan diri Anda. Jawablah pernyataan secepat

dan sejujur mungkin. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun

pilihan jawabannya adalah:

SS : sangat setuju, jika anda sangat setuju dengan pernyataan yang ada

S : setuju, jika anda setuju dengan pernyataan yang ada

TS : tidak setuju, jika anda tidak setuju dengan pernyataan yang ada

STS : sangat tidak setuju, jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan

yang ada

Contoh:

Jika jawaban Anda sesuai

NO. Pernyataan SS S TS STS

Saya menyukai olahraga

Page 106: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Skala I

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya merasa senang mengajar

2. Saya merasa tertarik melakukan pengajaran

3. Saya suka mengajar anak-anak

4. Penting bagi saya untuk menyelesaikan

pengajaran

5. Saya merasa bersalah jika saya tidak

menyelesaikan pengajaran

6. Saya merasa bersalah saat saya tidak mengajar

7. Pekerjaan saya menuntut untuk mengajar

8. Sekolah mewajibkan saya untuk mengajar

9. Tidak ada pemaksaan jika saya tidak mengajar

10. Saya mengajar untuk mendapatkan gaji

11. Dengan mengajar memungkinkan saya untuk

mendapatkan pekerjaan dengan pertimbangan

penting

12. Mengajar merupakan hal yang penting untuk

kesuksesan studi akademik saya

Skala II

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya yakin dapat mencapai tujuan yang saya

buat untuk diri saya sendiri

2. Saya berpikir bahwa saya bisa mendapatkan

hasil yang penting bagi saya

Page 107: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

3. Saya percaya akan sukses dengan kerja keras

sesuai dengan apa yang saya pikirkan

4. Ketika menghadapi tugas yang sulit, saya yakin

bahwa saya dapat mengerjakannya

5. Saya akan berhasil mengatasi banyak tantangan

6. Ketika menghadapi hal-hal sulit, saya bisa

tampil cukup baik

7. Saya yakin bahwa saya bisa mengerjakan tugas

yang berbeda-beda dengan efektif

8. Dibandingkan dengan orang lain, saya dapat

mengerjakan tugas dengan sangat baik

Skala III

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Teman-teman sering membantu saya apabila

saya mempunyai masalah

2. Teman-teman sering membantu saya apabila

saya mengalami kesulitan

3. Ketika saya meminta bantuan kepada teman

untuk meringankan masalah saya, mereka

langsung menghampiri saya

4. Banyak teman yang peduli akan masalah yang

sedang saya hadapi

5. Banyak teman-teman yang acuh dengan

keberadaan saya

6. Banyak teman-teman yang peduli dengan

keberadaan saya

Page 108: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

7. Ketika saya memerlukan bantuan berupa materi

teman-teman selalu menghindari saya

8. Teman-teman selalu memberikan pertolongan

berupa uang kepada saya

9. Teman-teman menjauhkan saya ketika saya

memerlukan bantuan mereka

11. Ketika saya tidak dapat mengerjakan sesuatu,

teman saya membantu saya untuk

mengerjakannya

12. Saya mudah mendapatkan petunjuk atau

informasi dari teman-teman

13. Saya selalu mendapatkan informasi dari teman

14. Saya merasa seperti hidup seorang diri karena

tidak ada informasi dari teman-teman

15. Petunjuk-petunjuk yang positif sering kali

diberikan teman kepada saya

16. Informasi-informasi yang saya dapat dari teman,

membantu saya dalam memecahkan masalah

17. Informasi-informasi yang saya dapatkan dari

lingkungan sekitar membantu saya dalam

membuat keputusan

18. Teman saya mengajak saya untuk berpartisipasi

dalam kegiatan sosial

19. Saya merasakan adanya kebersamaan dalam

lingkungan kerja

20. Teman saya jarang mengajak saya untuk

berpartisipasi dalam kegitan sosial

Page 109: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

21. Kegiatan yang dilakukan bersama teman-teman

kerja membantu saya dalam melakukan

pengajaran

22. Saya dan teman-teman kerja menghabiskan

waktu bersama di tempat kerja

23. Teman-teman meluangkan waktunya untuk

melakukan kegiatan bersama-sama

Skala IV

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Ketika saya membaca sebuah cerita atau novel

yang menarik, saya membayangkan bagaimana

perasaan saya jika peristiwa dalam cerita itu

terjadi pada saya

2. Saya benar-benar menjiwai dengan perasaan

karakter dalam novel

3. Saya biasanya objektif ketika saya menonton

film atau bermain, dan saya tidak sering terjebak

di dalamnya

4. Setelah melihat sebuah drama atau film, saya

merasa seolah-olah saya adalah salah satu

karakternya

5. Saya melamun dan membayangkan dengan

beberapa kemungkinan hal-hal yang mungkin

terjadi pada saya

6. Saya jarang menjiwai dalam sebuah buku atau

film yang bagus

Page 110: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

7. Ketika saya menonton film bagus, saya dengan

mudah dapat menempatkan diri saya seperti

karakter utama dalam film

8. Sebelum mengkritik seseorang, saya mencoba

membayangkan bagaimana perasaan saya jika

menjadi mereka

9. Jika saya yakin saya benar tentang sesuatu, saya

tidak membuang banyak waktu mendengarkan

argumen orang lain

10. Saya mencoba untuk memahami teman-teman

baik dari sudut pandang mereka

11. Saya percaya bahwa ada dua sisi pada setiap

pertanyaan dan saya mencoba untuk melihat

keduanya

12. Saya kadang-kadang merasa sulit untuk melihat

sesuatu dari “sudut pandang orang lain”

13. Saya mencoba melihat sisi ketidaksepakatan

semua orang sebelum saya membuat keputusan

14. Ketika saya marah pada seseorang, saya

biasanya mencoba untuk menahan diri

sementara waktu

15. Ketika saya melihat seseorang disakiti, saya

merasa sedikit protektif terhadap mereka

16. Ketika saya melihat seseorang diperlakukan

secara tidak adil, terkadang saya tidak merasa

kasihan kepada mereka

17. Saya sering merasa prihatin terhadap orang-

orang yang kurang beruntung dari saya

Page 111: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

18. Saya menggambarkan diri saya sebagai

seseorang yang berhati lembut

19. Terkadang saya tidak merasa kasihan pada orang

lain yang sedang mengalami masalah

20. Kemalangan orang lain biasanya tidak terlalu

mengganggu saya

21. Saya sering merasa tersentuh pada kejadian yang

saya lihat

22. Ketika saya melihat seseorang yang sangat

membutuhkan bantuan saya akan membantunya

23. Saya terkadang merasa tidak berdaya ketika saya

di tengah-tengah situasi yang sangat emosional

24. Dalam situasi darurat, saya merasa khawatir dan

mudah sakit

25. Saya biasanya cukup efektif dalam menangani

keadaan darurat

26. Berada dalam situasi emosional yang tegang

membuat saya takut

27. Ketika saya melihat seseorang terluka, saya

cenderung untuk tetap tenang

28. Jika menghadapi keadaan darurat saya

cenderung kehilangan kontrol

Page 112: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Lampiran 2

Path Diagram Self-efficacy

Syntax Self-efficacy

Page 113: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Dukungan Emosional

Syntax Dukungan Emosional

Page 114: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Dukungan Instrumental

Syntax Dukungan Instrumental

Page 115: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Dukungan Informasi

Syntax Dukungan Informasi

Page 116: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Dukungan Persahabatan

Syntax Dukungan Persahabatan

Page 117: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Fantasy

Syntax Fantasy

Page 118: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Perspective Taking

Syntax Perspective Taking

Page 119: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Emphatic Concern

Syntax Emphatic Concern

Page 120: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Personal Distress

Syntax Personal Distress

Page 121: PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, …...PENGARUH SELF-EFFICACY, DUKUNGAN SOSIAL, DAN EMPATI TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU ABK DI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi

Path Diagram Motivasi Mengajar

Syntax Motivasi Mengajar