pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

108
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi manfaat akademik dan manfaat bagi praktisi. 1.1 Latar Belakang Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat. Revitalisasi kawasan bertujuan untuk meningkatkan vitalitas kawasan lama melalui program usulan dan pelaksanaan yang mampu menciptakan kualitas ruang publik dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pada kawasan. Kehidupan manusia dalam konteknya sebagai pengguna ruang publik membutuhkan suatu kepuasan dan kenyamanan baik dari segi sosial, biologis, psikologis maupun fisik maka dari itu dibutuhkan ruang publik yang berkualitas. Ruang publik yang berkualitas merupakan ruang publik yang mampu merespon kebutuhan manusia dari berbagai aspek dan sendi kehidupan. Sedangkan peningkatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat terjadinya petumbuhan nilai ekonomi pada kawasan sehingga memberikan manfaat saling 1

Upload: hatuong

Post on 31-Dec-2016

266 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi manfaat

akademik dan manfaat bagi praktisi.

1.1 Latar Belakang

Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali

kawasan yang cenderung mati, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan

kembali potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan

peningkatan kualitas lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada kualitas

kehidupan masyarakat. Revitalisasi kawasan bertujuan untuk meningkatkan

vitalitas kawasan lama melalui program usulan dan pelaksanaan yang mampu

menciptakan kualitas ruang publik dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pada

kawasan.

Kehidupan manusia dalam konteknya sebagai pengguna ruang publik

membutuhkan suatu kepuasan dan kenyamanan baik dari segi sosial, biologis,

psikologis maupun fisik maka dari itu dibutuhkan ruang publik yang berkualitas.

Ruang publik yang berkualitas merupakan ruang publik yang mampu merespon

kebutuhan manusia dari berbagai aspek dan sendi kehidupan.

Sedangkan peningkatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat terjadinya

petumbuhan nilai ekonomi pada kawasan sehingga memberikan manfaat saling

1

Page 2: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

2

menguntungkan antara pelaku kegiatan ekonomi dengan masyarakat pada kawasan

tersebut.

Program revitalisasi kawasan di Indonesia dimulai pada tahun 2001 yang

merupakan salah satu bentuk program yang berkelanjutan oleh Pemerintah Pusat

yaitu Departemen Pekerjaan Umum dalam bentuk dana stimulan kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota. Pelaksanan program penataan revitalisasi kawasan

didasarkan pada hasil bantuan teknis yang menyangkut perencanaan fisik penataan

kawasan, rencana pembiayaan, pembangunan fisik, rencana pengembangan

ekonomi lokal, rencana pengembangan kelembagaan pengelola pasca proyek.

Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 kawasan wilayah pelabuhan

Padangbai mendapat dana stimulan dari APBN,APBD Provinsi dan Kabupaten

berupa pembangunan fisik yang meliputi areal parkir, pedestrian sepanjang pantai

dari pelabuhan Padangbai sampai dengan pura Silayukti, pedestrian di lingkungan

kawasan, kios-kios, dermaga skoci, bale bengong, bangunan tempat menyimpan

alat-alat para nelayan, dan taman-taman di lingkungan kawasan pelabuhan.

Sedangkan permasalahan sesudah dilakukan revitalisasi kawasan adalah

belum tuntasnya pelaksanaan pembangunan fisik, fasade bangunan seperti kios

sudah mulai dirubah, beberapa fasilitas yang dibangun sudah ada yang rusak

seperti pos jaga, taman, pedestrian dan lain sebagainya.

Melihat permasalahan-permasalahan tersebut di atas sesudah dilakukannya

revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem

maka sangat relevan untuk dilakukan penelitian pengaruh revitalisasi kawasan

Page 3: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

3

terhadap kualitas ruang public dan peningkatan ekonomi masyakat di pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah sesudah dilakukan revitalisasi kawasan dapat memberikan peningkatan

kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah

pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem ?

2. Ide/pemikiran apa yang akan diberikan di dalam revitalisasi kawasan terhadap

peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di

wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas

ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat, di wilayah pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem .

2. Untuk memberikan ide/pemikiran terhadap revitalisasi kawasan yang telah

dilakukan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi

masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

Page 4: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini akan diuraikan menjadi manfaat penelitian

bagi akademik dan manfaat penelitian bagi praktisi.

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menganalisis/menguji teori-

teori tentang arsitektur, perencanaan kota dan wilayah yang berkaitan dengan

kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi pada kawasan penelitian terhadap

permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan, sehingga dapat dicarikan

pemecahannya dan juga diharapkan menjadi salah satu metode analisis dalam

melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sejenis serta menjadi sebuah

referensi akademis.

1.4.2 Manfaat Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para

pemegang kebijakan di tingkat Pemerintahan Provinsi Bali maupun di Kabupaten

Karangasem yang dalam hal ini Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas

Pariwisata, dan masyarakat Padangbai di dalam merencanakan kegiatan

revitalisasi kawasan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan

dengan peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Page 5: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka, yang meliputi

penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai perbandingan pada penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan sebagai alat uji

terhadap permasalahan didalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

2.1 Penelitian Sebelumnya

Mela Aulia (2005) di dalam tesisnya yang berjudul “Perancangan Ruang

Publik Dalam Konteks Revitalisasi Kawasan Bersejarah Kota (Studi Kasus :

Kawasan Kota Lama Padang)“, mengemukakan mengenai metode penelitiannya

dan konsep-konsep perancangan ruang publik dalam konteks revitalisasi kawasan.

Penelitian kegiatan revitalisasi kawasan kota lama melalui perancangan ruang

publik menggunakan metode Synoptic. Metode ini didasarkan pada permasalahan

yang ada pada kawasan, teori-teori yang berhubungan, melakukan studi banding

dengan kawasan yang memiliki permasalahan dan karakter yang sama serta hasil

analisis kawasan.

Konsep perancangan ruang publik pada kawasan tersebut melalui

penerapan thema, dengan menghidupkan kembali kegiatan masa lalu, serta

menempatkan kegiatan campuran dengan strategi pengembangan yang mencakup

adaptive, reuse, infill development dan new development. Perancangan pada

kawasan tersebut juga didukung oleh ruang-ruang terbuka berupa taman-taman,

jalan, promenade dan amphitheater. Di mana konsep ini diharapkan akan mampu

5

Page 6: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

6

mendukung fungsi kawasan sebagai ruang publik yang akan bisa menampung

kegiatan publik dengan tetap mempertahankan karakteristik dan identitas kawasan

di dalam konteks revitalisasi kawasan.

Jonny Wongso (2006) di dalam penelitian ilmiahnya dengan judul “

Strategi Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Bukittinggi “ di mana kesimpulannya

adalah : (1) Pembangunan kota tidak jarang meninggalkan kawasan tertentu yang

justru mati tanpa “sinar” kegiatan, meskipun tanda kehidupan yang pernah

berkibar dan mengukir sejarahnya masih tersisa. Bangunan-bangunan

pusaka/peninggalan yang kondisinya kumuh tak terurus menjadi penanda. Ketika

ada upaya untuk revitalisasi-membangkitkan kembali vitalitas-banyak benturan

yang dihadapi. Umumnya bermuara pada konsep yang tidak tepat di antaranya :

Sekadar pemolesan fisik belaka, tidak menyentuh property individu masyarakat

dan roh kawasan, terjebak paradigma bahwa pelestarian pusaka/peninggalan

bertentangan dengan pembangunan ekonomi; (2). Proses revitalisasi kawasan atau

bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan

maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang

dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka

panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk

juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu tetap

diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization)

yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental

objectives). Hal tersebut mutlak diperlukan karena malalui pemanfaatan yang

Page 7: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

7

produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan kontrol

yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.

Penelitian oleh Mela Aulia menguraikan tentang metode penelitian dengan

metode Synoptic dan konsep perancangan ruang publik dengan tetap

memperhatikan dan mempertahankan karakteristik dan identitas kawasan.

Sedangan penelitian oleh Jhony Wongso menguraikan berupa konsep strategi

proses revitalisasi dimana penekanannya adalah perbaikan aspek fisik dan aspek

ekonomi baik dari bangunan maupun ruang kota. Dimana kedua penelitian

tersebut dapat menjadi masukan yang sangat relevan didalam melakukan suatu

revitalisasi pada kawasan. Perbedaan penelitian yang dilakukan sebelumnya

adalah lebih banyak menguraikan konsep-konsep perencanaan tentang revitalisasi

kawasan secara umum dan perencanaan secara khusus pada obyek penelitian. Pada

penelitian kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pada penataan

revitalisasasi kawasan yang telah dilaksanakan di wilayah pelabuhan Padangbai

apakah bisa memberikan manfaat terkait dengan peningkatan kualitas ruang publik

kawasan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan landasan berfikir yang bersumber dari suatu teori

yang diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan didalam

penelitian. Dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk mengukur revitalisasi

kawasan tentang pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi : akses dari

pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum adalah teori

Page 8: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

8

tentang aspek perencanaan yang menyangkut segi fungsional maupun segi

estetika, kualitas ruang publik adalah teori tentang kenyamanan, dan untuk

mengukur peningkatan ekonomi masyarakat teori tentang pendapatan dan

pengeluaran.

2.2.1 Aspek Perencanaan Sarana dan Prasarana Kawasan

Aspek perencanaan sarana dan prasarana pada kawasan (Rustam Hakim &

Hardi Utumo, 2004:180) menekankan dari segi aspek fungsional yang mencakup

kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan, dan dari segi aspek estetika yang

mencakup bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material, keamanan

konstruk terhadap aksebilitas pedestrian pejalan kaki, aksebilitas kendaraan, area

parker, dan bangunan kios.

Didalam melakukan penilaian terhadap pembangunan sarana dan prasarana

kawasan pada wilayah penelitian ada beberapa indikator-indikator yang

mempengaruhi sebagai berikut :

1. Akses

Akses terdiri dari akses pejalan kaki dan akses kendaraan adalah sebagai

berikut:

a. Akses Pejalan Kaki

1) Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk berjalan kaki dalam melakukan

kegiatan olah raga, rekreasi, sebagai pencapaian ke kawasan.

2) Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan dan tidak

memantulkan sinar matahari bagi para pejalan kaki, dan pada waktu

malam hari adanya cahaya penerangan.

Page 9: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

9

3) Bentuk disain pedestrian adanya kesan luas/lebar dimana, pola dibuat

segi empat berbentuk garis lurus.

4) Ukuran lebar pedestrian pejalan kaki minimal bisa berpapasan dengan

lebar minimal 1,50 m.

5) Penggunaan bahan pada lapisan permukaan yang dapat menyerap panas

dan air.

6) Keamanan konstruksi aksebilitas pejalan kaki harus memenuhi

persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan

selanjutnya dipasang lapisan permukaannya.

b. Akses Kendaraan

1) Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk pencapaian ke kawasan.

2) Waktu penggunaan pada waktu siang hari adanya keteduhan, pada

waktu malam hari adanya cahaya penerangan.

3) Bentuk disain akses kendaraan adanya pemisahan antara jalur pedestrian

pejalan kaki dengan kendaraan.

4) Ukuran akses kendaraan minimal kendaraan bisa berpapasan (dua jalur)

dengan lebar minimal 5.00 m.

5) Penggunaan bahan akses kendaraan digunakan bahan lapisan permukaan

yang tidak bisa menyerap air.

6) Keamanan konstruksi aksebilitas pejalan kaki harus memenuhi

persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan

selanjutnya dipasang lapisan permukaannya.

Page 10: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

10

2. Area Parkir

a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah sebagai pemberhentian kendaraan dalam

jangka waktu yang lama atau sebentar untuk pencapaian ke kawasan.

b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan pada waktu

malam hari adanya cahaya penerangan.

c. Bentuk disain tempat parkir ada beberapa jenis, yakni : parkir tegak lurus

(perpandicular), parkir sudut (angle), parkir paralel (parallel), dan parkir

khusus bagi penderita cacat.

d. Ukuran tempat parkir tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung,

ada beberapa jenis kendaraan yang akan ditampung pada tempat parkir

umum yang meliputi : kendaraan kecil berupa sedan, jep dan sebagainya

dengan ukuran 2,5 m x 5,00 m, sedangkan untuk kendaraan besar berupa

(bus, truk) dengan ukuran 4 m x 10 m.

e. Penggunaan bahan tempat parkir digunakan bahan pada lapisan permukaan

yang tidak bisa menyerap air, dang yang bisa menyerap air.

f. Keamanan konstruksi area parkir harus memenuhi persyaratan keselamatan

dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan selanjutnya dipasang

lapisan permukaannya.

3. Kios

a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk menampung para pedagang pada

kawasan

b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan malam hari

adanya penerangan.

Page 11: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

11

c. Bentuk disain bangunan kios memenuhi kriteria sebagai berikut :

mencerminkan fungsi sebagai bangunan umum, seimbang, serasi, dan selaras

dengan lingkungan, indah namun tidak berlebihan, mempertimbangkan

kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam

arsitekturnya dengan mengimplementasikan konsep Triangga sebagai

berikut a). Kepala merupakan bagian atap; b). Badan merupakan bagian

sturktur, dinding; d). dan Kaki merupakan bagian bataran,pondasi.

d. Ukuran bangunan kios dibuat minimal dengan ukuran 3 m x 4 m.

e. Penggunaan bahan bangunan kios diupayakan menggunakan bahan

bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan

sebagai bagian dari komponen bangunan system pabrikasi. Spesifikasi

teknis bangunan meliputi ketentuan-ketentuan : bahan penutup lantai dari

keramik, bahan dinding batu bata, langit-langit dari rangka kayu dan penutup

dengan kayu lapis atau eternit, bahan penutup atap rangka dari kayu dan

genteng.

f. Keamanan konstruksi bangunan kios harus memenuhi persyaratan

keselamatan dengan ketentuan-ketentuan : struktur pondasi dari batu kali,

struktur kolom dari beton bertulang, struktur atap dari konstruksi kayu.

4. Toilet Umum

a. Kegunaan dan pemanfaatan adalah untuk tempat buang air kecil dan buang

air besar bagi para pengunjung pada kawasan.

b. Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan malam hari

adanya penerangan.

Page 12: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

12

c. Bentuk disain bangunan kios memenuhi kriteria sebagai berikut :

mencerminkan fungsi sebagai bangunan umum, seimbang, serasi, dan selaras

dengan lingkungan, indah namun tidak berlebihan, mempertimbangkan

kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun langgam

arsitekturnya dengan mengimplementasikan konsep Triangga sebagai

berikut (1) Kepala merupakan bagian atap; (2). Badan merupakan bagian

sturktur, dinding; (3) dan Kaki merupakan bagian bataran,pondasi.

d. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran minimal 1,5 m x 2 m,

untuk masing-masing laki-laki dan perempuan, dan disediakan tempat bilas.

untuk pengunjung yang habis melakukan kegiatan mandi di laut.

f. Penggunaan bahan bangunan toilet umum diupayakan menggunakan bahan

bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan

sebagai bagian dari komponen bangunan sistem pabrikasi. Spesifikasi teknis

bangunan meliputi ketentuan-ketentuan : bahan penutup lantai dari keramik,

bahan dinding batu bata, langit-langit dari rangka kayu dan penutup dengan

kayu lapis atau eternit, bahan penutup atap rangka dari kayu dan genteng.

g. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum harus memenuhi persyaratan

keselamatan dengan ketentuan-ketentuan : struktur pondasi dari batu kali,

struktur kolom dari beton bertulang, struktur atap dari konstruksi kayu.

2.2.2 Kenyamanan

Dari beberapa sumber, penilaian kenyamanan kualitas ruang publik ada

beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi sebagai berikut:

Page 13: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

13

Kenyamanan (Comfort) (Edy Darmawan 2009:60 dalam Urban Design

Plan of San Francisco) yang menekankan terhadap kualitas lingkungan/kawasan

kota dengan mengakomodasikan pola sirkulasi pedestraian, terdapat

tanaman/vegetasi, jalan yang terlindung oleh cuaca seperti panas, hujan, dan angin.

Kenyamanan (Edy Darmawan 2009:88 dalam Shirvani, H,1985)

menekankan bahwa kenyamanan menjadi hal penting karena dapat memberikan

kenikmatan bagi para pengguna agar terlindung dari cuaca seperti panas, hujan,

angin, sirkulasi yang bebas, dan dimensi/ukuran yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

Kenyamanan (Edy Darmawan 2006:96 dalam Prihastoto) menekankan

bahwa kenyamanan para pengguna didalam melakukan aktivitas di ruang publik

adalah terlindung dari iklim yang meliputi cuaca, temperatur, kelembaban,

taman/vegetasi.

Dalam Penilaian Kenyamanan (Heinz Frick dan FX Bambang Sukisyatno

2009:42 dalam Gezond Bouwen & Wonen) secara subyektif meliputi :

Material/fisis, misalnya bahan pelapis, konstruksi dan struktur bangunan,

Fisiologis, misalnya fungsi ruang , hubungan ruang.

Dalam mengukur kenyamanan thermal didalam ruang luar (outdoor) (Dwi

Maidinita 2009 dalam Nikolopoulou,M dan Lykoudis 2006) sebagai berikut :

Penanaman vegetasi yang meliputi diameter tajuk, jarak antar pohon, ketinggian

pohon, jenis-jenis pohon minimal 30% dari luas lahan, Pelapis tanah yang meliputi

paving, aspal, rumput, dan air, Intesitas matahari terkait dengan orientasi ruang

luar adalah barat-timur dan utara-selatan, Temperatur udara dengan suhu 22,5ºC –

Page 14: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

14

29,5ºC, Temperatur permukaan dengan penggunaan pelapis tanah seperti paving

30ºC, rumput 20ºC, dan air 3ºC - 4ºC, Kelembaban udara pada kawasan 20% -

50%, Temperatur yang efektif dengan batas atas 26ºC dan batas bawah 19ºC.

Kenyamanan (Zoer´aini Djamal Irwan 2008:79) menekankan pada

penggunaan vegetasi dan iklim mikro seperti suhu, angin, dan kelembaban

Dengan melihat beberapa pendapat diatas tentang teori-teori kenyamanan

maka didalam penilaian kualitas ruang publik pada kawasan wilayah pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan batasan indikator-indikator

kenyamanan sebagai berikut :

1. Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan

yang meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia, kendaraan dan dimensi

untuk tempat parkir kendaraan.

Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan

sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m

(Departemen Pekerjaan Umum 1995:8), sedangkan untuk sirkulasi kendaraan di

jalan kawasan digunakan pendekatan pergerakan kendaraan kecil sedan, jeep

dan lain sebaginya diasumsikan sirkulasi kendaraan di kawasan bisa

berpapasan (dua arah) sehingga dimensi/ukuran lebar jalan untuk jalan

lingkungan minimal 5 m (Ofyar Z.Tamin, 2000:63)

Didalam sirkulasi kendaraan di tempat parkir faktor-faktor yang harus

diperhatikan (Rustam Hakim dan Hardi Utomo,2004:156) adalah : a). Waktu

penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir, b).Banyaknya kebutuhan jumlah

kendaraan, c). Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung. Sedangkan

Page 15: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

15

dimensi/ukuran untuk tempat parkir diuraikan sesuai dengan jenis kendaraan

sebagai berikut : jenis kendaraan mini bus, station, jeep dan lain sebagainya

dengan ukuran 2,5 m x 5.00 m, sedangkan untuk jenis kendaraan bus 4 m x 10

m. Dan untuk pemanfaatan ruang/area tempat parkir agar efektif dan efisien

perlu diperhatikan bentuk tempat parkir. Ada beberapa bentuk tempat parkir

yaitu : a). Parkir tegak lulus (Perpandicular), b. Parkir sudut (Angle), c), Parkir

paralel (Parallel), dan d). Parkir khusus bagi penderita cacat

2. Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai

peneduh. Mengingat sarana dan prasarana revitalisasi kawasan memiliki lokasi

di kawasan pelabuhan (pantai) maka pemilihan vegetasi mempertimbangkan

faktor-faktor (Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2004: 150) yaitu : 1). Jenis

tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang

(pandanus odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang

(terminalia catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana

(pterocarpus indicus), tembusu padang (fragraea fragrans), pong-pong

(cerbera odollam), waru laut (hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata),

gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella

obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan

ambong-ambong (scaevola taccada), 2) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5

m , 3). Tinggi tanaman diatas 3 m, dan 4). Jarak antar pohon kurang lebih 10 m.

3. Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan

yang bisa menyerap panas yang meliputi, paving block, grass block, rumput,

dan air.

Page 16: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

16

4. Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu

menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.

5. Hubungan ruang: adanya hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada

kawasan.

2.2.3 Pendapatan dan Pengeluaran

Dalam menghitung pendapatan dan pengeluaran terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat digunakan –indikator indikator sebagai berikut :

(Tarigan 2007:24) Pendekatan pendapatan masyarakat yang meliputi

upah/gaji dan yang lainnya berupa sewa tanah/bangunan, keuntungan usaha dan

Pendekatan pengeluaran masyarakat yang meliputi komsumsi rumah tangga dan

yang lainnya berupa pajak tanah dan bangunan.

(Sadono Sukirno 2008:47) Pendekatan pendapatan adalah menghitung

suatu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi yang diterima oleh

pelakunya terdiri : pendapatan upah/gaji, pendapatan sewa, pendapatan laba dan

pendapatan bunga

(Sadono Sukirno 2008:38) Dan pendekatan pengeluaran adalah

menghitung seluruh pengeluaran yang meliputi komsumsi rumah tangga, pajak

dan lain sebagainya.

(Sadono Sukirno 2008:86 dalam Teori Keynes) Hubungan pendapatan

dengan komsumsi/pengeluaran yaitu: jika terjadi peningkatan pendapatan maka

pengeluaran/komsumsi akan meningkat.

Dengan melihat beberapa pendapat diatas tentang teori-teori pendapatan

dan pengeluaran maka didalam penilaian peningkatan ekonomi masyarakat pada

Page 17: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

17

kawasan wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan batasan

yaitu jika terjadi peningkatan pendapatan maka penegeluaran/komsumsi akan

meningkat dengan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah dalam hari, minggu,

bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan,

2. Dan pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari,

minggu, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya

Page 18: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

18

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kerangka berfikir, konsep, dan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

3.1 Kerangka Berpikir

Penelitian yang dilakukan adalah mengetahui pengaruh revitalisasi

kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di

wilayah pelabuhan Padangbai.

Kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai telah

dilakukan dengan pembagunan sarana dan prasarana meliputi : pembangunan

akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura Silayukti,

pembangunan areal parkir, , pembangunan kios, toilet umum. Untuk mengukur

pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan kualitas ruang publik dan

peningkatan ekonomi masyarakat akan digunakan beberapa indikator.

Revitalisasi kawasan dengan varian pembangunan sarana dan prasarana

dengan indikator-indikator dari segi aspek fungsional yang mencakup kegunaan

dan pemanfaatan, waktu kegiatan, dan dari segi aspek estetika yang mencakup

bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material, keamanan konstruksi.

Peningkatan kualitas ruang publik digunakan varian kenyamanan dengan

indikator-indikator yang meliputi : 1). Sirkulasi adanya pemisahan sirkulasi

manusia dan kendaraan pada akses kawasan dan tempat parkir; 2). Vegetasi

adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh;

18

Page 19: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

19

3). Penggunaan material adanya penggunaan material pada permukaan kawasan

yang bisa menyerap panas; 4). Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat

umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat dari segi sosial, ekonomi,

dan budaya; 5). Hubungan ruang adanya hubungan ruang antara sarana dan

prasarana pada kawasan, sedangkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat

digunakan indikator-indikator seperti : 1). Pendapatan (upah/gaji, keuntungan

usaha, sewa); 2). Pengeluaran (komsumsi rumah tangga, pajak tanah dan

bangunan).

Untuk lebih jelasnya pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang

publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai

dijelaskan pada Gambar 3.1. di bawah ini :

Page 20: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

20

TEMUAN YANG DIHARAPKAN

5

b

6

Aspek Fungsional c

‐ Waktu Kegiatan8

Aspek Estetika‐ Bentuk Disain 9

‐ Ukuran/Dimensi‐ Penggunaan Bahan 10‐ a

11 b

13

14 c

d

15 e

b

Varian : Pendapatan dan Pengeluaran

Adanya peningkatan ekonomimasyarakat setelah dibangunnya saranadan prasarana

Hubungan ruang : sarana dan prasarana yang dibangun pada kawasan memilikihubungan ruang.

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT Pendekatan Pendapatan / 

a Pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah dalam hari, minggu, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan,

Dan pendekatan pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, minggu,bulanan, dan tahunan, pajak dan lain sebagainya

3

Adanya hubungan antara ruang parkirdengan sarana dan prasarana yang telahdibangun pada kawasan

RUANG PUBLIK

Keamanan Konstruksi

11 12 Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yangmeliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia dengan lebar minimal 1,5 m,kendaraan dengan lebar jalan 5 m, dan dimensi tempat parkir kendaraan untk mobilkecil  2.5 x 5m dan mobil  besar 4 x 10 m

4 13 14 Adanya fungsi kios sebagai ruang publikuntuk kegiatan ekonomi

Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh :a). Jenis tanaman seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifol ia), mengkuang (pandanusodoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia catappa),bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus), tembusupadang (fragraea fragrans), pong‐pong (cerbera odollam), waru laut (hibiscus ti liaceus),mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi), keben (baringtonia asiatia),menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut (eugenia grandis), dugun (heritieralittoralis) dan ambong‐ambong (scaevola taccada), b) Diameter tajuk tanaman kuranglebih  5 m , c). Tinggi  tanaman diatas 3 m, dan d).Jarak antar pohon kurang lebih 10 m.

15 12 Adanya hubungan antara kios dengansarana dan prasarana yang telahdibangun pada kawasan

2

Adanya pemilihan jenis material yangmenyerap panas6 7 8 9 10Adanya fungsi parkir sebagai ruang publikuntuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya.

Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padang Bai (X)Adanya hubungan antara Akses pedestrian dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasanVarian : Pembangunan Sarana dan Prasarana Ukuran/dimensi Akses pejalan kaki lebar 1,50 m, Akses kendaraan lebar, 5,00 m, parkir

untuk kendaraan kecil ukuran 2,5 m x 5 m dan kendaraan besar ukuran 4 m x 10 m, kiosdengan ukuran 3 m x 4 m per unit dan Toilet umum ukuran 1,5 m x 2 m per unit.

1

Adanya dimensi/ukuran sirkulasi parkir untuk jenis kendaraan kecil dan besar Penggunaan bahan untuk Akses pejalan kaki dengan paving blok, Akses kendaraan dan

parkir dengan aspal, kios dan toilet umum dengan bahan lantai dari keramik, atapgenteng, dinding di  cat, plafon dari  eternit.

Kegunaan danPemanfaatan

1 2 3 4 5 7 Adanya pemilihan jenis tanaman, lebartajuk, tinggi tanaman dan jarak tanaman

d

Waktu kegiatan Akses pejalan kaki dan Akses kendaraan, area parkir, kios, toilet umum,pada waktu siang hari membutuhkan peneduh dan pada malam hari memerlukan cahayapenerangan3 Adanya pemilihan jenis material yang 

menyerap panas5 Aspek Estetika4 Adanya fungsi Akses sebagai ruang publik 

untuk kegiatan olah raga dan rekreasia Bentuk disain Akses pejalan kaki dibuat pola segi empat dengan garis lurus, Akses

kendaraan adanya pembatas antara jalur kendaraan dengan manusia berupa taman,parkir dengan disain tegak lurus, kios dan toilet umum menerapkan kaedah‐kaedahArsitektur Tradisional  Bali  dengan mengimplemetasikan konsep Triangga.

 Hubungan Ruang 

2 Adanya pemilihan jenis tanaman, lebar tajuk, tinggi tanaman, dan jarak tanaman4  Fungsi Ruang  b

Varian : Kenyamanan

11 Adanya kegunaan dan pemanfaatan,

waktu kegiatan, bentuk disain,ukuran/dimensi, penggunaan bahan,keamanan konstruksi terhadap saranadan prasarana yang telah dibangun padakawasan dan dimensi/ukuran sirkulasiAkses pedestrian

2

 Sirkulasi 

 Vegetasi 

 Penggunaan Material 3

Gambar 3.1.MODEL PENELITIAN

PENGARUH REVITALISASI KAWASAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS RUANG PUBLIK DAN EKONOMI MASYARAKATDI WILAYAH PELABUHAN PADANGBAI KABUPATEN KARANGASEM

Kualitas Ruang Publik (Y1) INDIKATOR

REVITALISASI KAWASANAspek Fungsionala Kegunaan dan pemanfatan akses pejalan kaki untuk kegiatan olah raga, rekreasi,

sebagai pencapaian ke kawasan, Akses kendaraan untuk pencapaian ke kawasan areaparkir untuk pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentaruntuk pencapaian ke kawasan, kios untuk menampung para pedagang, dan toiletumum. Sebagai tempat buang air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung padakawasan

Adanya fungsi toilet sebagai ruang publikuntuk kegiatan ekonomiAdanya hubungan antara toilet dengansarana dan prasarana yang telahdibangun pada kawasan

Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisamenyerap panas  yang meliputi, paving blok, grass blok, rumput, dan air.

Fungsi ruang: kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampungaktivitas masyarakat dari  segi  sosial, ekonomi, dan budaya.

Akses dari pelabuhan sampai pura Silayukti

 Tempat Parkir 

Keamanan konstruksi untuk Akses pejalan kaki lantai dasarnya dipadatkan dan dipasanglapisan permukaan, Akses kendaraan dan parkir lantai dasarnya ada lapisansirtu/l imestone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan, kios dan toiletumum dimana pondasi digunakan batu kali, struktur betong bertulang, dinding dari batubata,  kuda‐kuda dari  kayu.

 Toilet Umum 

 Kios 

Peningkatan Ekonomi (Y2)

Page 21: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

21

3.2 Deskripsi Konsep

Landasan konsep memberikan batasan difinisi operasional terhadap suatu

penelitian yang akan dilakukan meliputi : pengaruh, revitalisasi kawasan,

peningkatan kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di

wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

3.2.1 Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa

Indonesia 2002:849). Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi,

sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, tunduk atau

mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain (Badudu dan Zain 1994:1031).

Pada penelitian ini yang dimaksud pengaruh adalah setelah dilakukan kegiatan

penataan dan revitalisasi revitalisasi kawasan di wilayah Padangbai dapat

memberikan perubahan terhadap kawasan baik secara fisik maupun non fisik

sehingga dapat memberikan manfaat yang positif kepada masyarakat.

3.2.2 Revitalisasi Kawasan

Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali

kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan

signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan atau mengendalikan

kawasan yang cenderung kacau atau sembraut (Kimpraswil,2003:1).

Page 22: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

22

1. Pengertian Revitalisasi

Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati,

yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan

kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki

atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota baik dari segi sosio-kultural, sosio-

ekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan

peningkatan kualitas lingkungan kota yang pada akhirnya berdampak pada

kualitas hidup dari penghuninya (Departemen Kimpraswil 2003:1)

Revitalisasi adalah upaya-upaya untuk menghidupkan kembali suatu

kawasan yang tadinya mempunyai peran yang cukup baik di dalam kehidupan

ekonomi kota, kemudian mengalami kemerosotan/kemunduran, oleh karena

kondisi sarana dan prasarana kota tersebut tidak dapat berfungsi lagi sebagai

wadah yang layak bagi kegiatan ekonomi kota (Danisworo.M, 1988).

Revitalisasi mempunyai arti menghidupkan kembali kegiatan sosial dan

ekonomi bangunan dan lingkungan bersejarah yang sudah kehilangan vitalitas

fungsi aslinya, dengan cara memasukkan fungsi baru kedalamnya sebagai daya

tarik, agar bangunan atau lingkungan tersebut menjadi hidup kembali

(Harastoeti, 1999:20).

Revitalisasi adalah merubah suatu tempat agar dapat digunakan untuk

fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis atau hanya

memerlukan sedikit dampak (Miarsono, 1997:147).

Berdasarkan pengertian-pengertian yang di kemukakan diatas dapat

dinyatakan bahwa yang dimaksud revitalisasi kawasan adalah suatu upaya

Page 23: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

23

menghidupkan kembali kawasan yang sudah mengalami penurunan terhadap

potensi-potensi yang dimiliki sebelumnya seperti kegiatan sosial budaya,

ekonomi, bangunan, dan lingkungan agar nantinya dapat memberikan

perubahan/peningkatan terhadap kualitas lingkungan dan berdampak terhadap

kualitas hidup dari masyarakatnya.

2. Tujuan dan Sasaran Revitalisasi Kawasan

Tujuan penataan dan revitalisasi kawasan adalah meningkatkan vitalitas

kawasan lama melalui intervensi usulan yang mampu menciptakan

pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan system kota,

layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan

(Departemen Kimpraswil, 2003:4). Sedangkan sasaran program penataan dan

revitalisasi kawasan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kegiatan melalui program yang direncanakan agar nantinya

mampu mengembangkan penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlah

usaha dan variasi usaha serta produktifitas kawasan.

b. Meningkatkan stabilitas ekonomi kawasan melalui program yang

direncanakan agar nantinya dapat mengembangkan penciptaan iklim yang

kondusif bagi kontinuitas dan kepastian usaha, menstimulasi faktor-faktor

yang mendorong peningkatan produktifitas kawasan.

c. Meningkatkan nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor luar

yang menghambat pada sebuah kawasan sehingga nilai property kawasan

sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka panjang.

Page 24: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

24

d. Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan

sistim jaringan prasarana kota.

e. Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan dan

jembatan, air bersih, drainase, sanitasi dan persampahan serta sarana

kawasan seperti pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi informal dan

formal, fasilitas budaya dan sosial, dan sarana transfortasi.

f. Meningkatnya fasilitas kelengkapan kenyamanan kawasan guna mencegah

proses kerusakan ekologi lingkungan.

g. Terciptanya konservasi warisan budaya kawasan lama dengan mencegah

terjadinya “Perusakan Diri-sendiri” dan “Perusakan akibat Kreasi Baru”.

3. Varian Revitalisasi Kawasan

Di dalam penataan revitalisasi kawasan ada beberapa-beberapa varian

yang harus diperhatikan (Departemen Kimpraswil, 2003:4) sebagai berikut :

a. Integrasi kawasan dengan sistem kota yang meliputi : adanya aksesibilitas

kawasan, prasarana, sarana dan utilitas kawasan dan transportasi kawasan.

b. Pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi : adanya layanan air

bersih dalam kawasan, ketersediaan jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki

dalam kawasan, drainrase sanitasi, persampahan, pasar rakyat, industri

kecil, pedagang kaki lima, pertokoaan/kios, toilet umum , fasilitas sosial dan

lain sebagainya.

c. Utilitas kawasan yang meliputi ketersediaan jaringan listrik, gas, telepon

dalam kawasan.

Page 25: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

25

d. Kualitas lingkungan yang meliputi: kenyamanan pejalan kaki, disain tapak,

ketersediaan perabotan jalan, penanda/signage, estetika dan ekologi

lingkungan.

e. Sosial dan budaya yang meliputi: adanya suatu ruang melakukan akitivitas

untuk kegiatan sosial dan budaya.

Dengan melihat pengertian, tujuan dan sasaran serta varian-varian

Revitalisasi Kawasan maka pada penelitian ini batasan yang dimaksud

revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai adalah dilakukannya

pembangunan sarana dan prasarana.

Pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai

Kabupaten meliputi aksebilitas pejalan kaki sepanjang pantai dari pelabuhan

menuju pura Silayukti dan lingkungan kawasan, pembangunan kios, parkir

kendaraan roda empat, tempat tambat perahu nelayan , pasar desa, dermaga

skoci, bale bengong, dan lain sebagainya. Batasan penelitian pengaruh

revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi

masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah : 1)

Pembangunan Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti, 2) Pembangunan

Parkir, 3) Pembangunan Kios, dan 4) Pembangunan Toilet, dengan

pertimbangan bahwa sarana dan prasararana tersebut yang paling banyak

digunakan oleh masyarakat umum sebagai ruang publik.

Page 26: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

26

3.2.3 Kualitas Ruang Publik

Ruang publik yang berkualitas adalah ruang publik yang dapat memenuhi

penggunanya yang responsive, democratic, and meaningful (Carr, Edy Darmawan,

2006:75).

1. Pengertian Kualitas Ruang Publik

Ruang publik merupakan ruang umum yang dapat menampung

aktivitas/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun

kelompok. Menurut sifatnya ruang umum dapat dibagi menjadi dua : Ruang

Umum tertutup : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan;

Ruang Umum Terbuka : yaitu ruang umum di luar bangunan (Rustam Hakim &

Hardi Utomo, 2004:50)

Ruang publik/ruang terbuka merupakan komponen rancang kawasan,

yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun elemen sisa

setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan

sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan ruang

publik/terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk

karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif

dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga

mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik (Permen PU No. 06/PRT/M/2007,

tentang Pedoman Umum RTBL ,2007:45).

Ruang publik/ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena

kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara

terbuka. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak,

Page 27: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

27

kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka

tersebut. Sebetulnya ruang terbuka merupakan salah satu jenis saja dari ruang

umum (Eko Budihardjo & Djoko Sujarto, 2005 : 89).

Ruang publik secara singkat merupakan suatu ruang yang berfungsi

untuk kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sosial, ekonomi,

dan budaya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan

teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang kota yang direncanakan

(Edy Darmawan,2009:48).

Ruang publik adalah suatu tempat yang dapat menunjukkan perletakan

sebuah obyek. Tempat ini dapat diakses secara fisik maupun visual oleh

masyarakat umum. Dengan demikian, ruang publik dapat berupa jalan, trotoar,

taman kota, lapangan dan lain-lainnya (Paulus Hariyono,2007:134).

Ruang publik yang berkualitas harus memenuhi paling tidak 3 (tiga)

kriteria dasar, yaitu Responsive (tanggap terhadap kebutuhan pengguna),

Democratic (menghargai hak semua orang untuk menggunakan ruang publik

dalam suasana kebebasan dan persamaan derajat) dan Meaningful (memberikan

makna tertentu secara pribadi, maupun kelompok (Carr, Edy

Darmawan,2006:37).

Menurut (Budiahardjo, Edy Darmawan, 2006:76) menyatakan ada

beberapa aspek yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia dalam

kontek ruang publik adalah pemenuhan terhadap kebutuhan (to support the

needs), melindungi hak masyarakat pengguna (to protect the rights) dan

memiliki makna (meaningful).

Page 28: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

28

Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas dapat

dinyatakan bahwa yang dimaksud Kualitas Ruang Publik adalah suatu ruang

yang difungsikan untuk kegiatan umum bagi individu maupun masyarakat yang

dapat menampung kegiatan sosial, ekonomi dan budaya sehingga dapat

memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan, melindungi haknya, dan

memiliki makna.

2. Fungsi Ruang Publik

Fungsi ruang publik didalam perencanaan suatu kota atau kawasan dapat

diuraikan sebagai berikut : (Edy Darmawan, 2006:2)

a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat baik formal maupun

informal.

b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor, jalan-jalan yang

menuju kearah ruang terbuka publik dan sebagai ruang pengikat struktur

kota sekaligus sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan disekitar

kawasan.

c. Sebagai tempat pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan

minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertainment.

d. Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan kawasan.

3. Kriteria Ruang Publik

Kriteria ruang publik secara esensial ada tiga macam sebagai berikut :

(Edy Darmawan, 2006:3).

a. Dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara

individual maupun kelompok (meaningful).

Page 29: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

29

b. Tanggap terhadap semua keingingan pengguna dan dapat mengakomodasi

kegiatan yang ada pada ruang public tersebut (responsive).

c. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa

ada diskriminasi (democratic).

4. Varian Peningkatan Kualitas Ruang Publik

Ada beberapa varian yang digunakan di dalam penilaian peningkatan

kualitas ruang publik, antara lain : (Prihastoto, Edy Darmawan, 2006:95)

a. Tanggap terhadap kebutuhan pengguna (aspek needs) yang meliputi :

1) Kenyamanan : kondisi iklim pada kawasan, tersedianya tempat

duduk/santai, adanyan fasilitas tempat makan dan minum, pencahayaan

alam maupun buatan, adanya taman sebagai peneduh.

2) Relaksasi : sarana dan prasarana yang ada mendukung ruang publik,

adanya rasa keamanan bagi para pengguna.

3) Keterlibatan pasif : sebagai tempat observasi dan menikmati

pemandangan

4) Keterlibatan aktif : sirkulasi manusia dan kendaraan, sebagai tempat

komunikasi, sebagai tempat perayaan/event-event tertentu, tempat

bermain anak-anak dan remaja

b. Menghargai hak semua orang untuk menggunakan ruang publik dalam

suasana kebebasan dan persamaan derajat (aspek right) yang meliputi : akses

fisik, pandangan visual, simbol semua kalangan, ruang multi use, zonasi

aktivitas, melindungi kalangan tertentu

Page 30: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

30

c. Memberikan makna tertentu secara pribadi, maupun kelompok (aspek

meanings) yang meliputi :

1) Legability : hubungan antara sarana dan prasarana yang ada, hubungan

sosial, kejelasan suatu batas, sebagai landmark.

2) Relevansi : dapat melakukan aktivitas budaya dengan karakter tempat

3) Hubungan Individual : elemen bermain untuk annak-anak, tempat untuk

melakukan event-event penting.

4) Hubungan kelompok : ruang sosial bagi kalangan tertentu

5) Hubungan dengan aspek yang lebih luas : adanya tempat keramat, adanya

hubungan dengan sejarah.

Dengan melihat pengertian, fungsi, kriteria dan varian-varian kualitas

ruang publik maka dalam penelitian ini batasan yang dimaksud dengan kualitas

ruang publik adalah melakukan penilaian terhadap sarana dan prasarana ruang

publik yang telah dibangun di kawasan pelabuhan Padangbai dengan varian

kualitas ruang publik yaitu tanggap terhadap kebutuhan pengguna (aspek needs)

yang menyangkut kenyamanan sehingga dapat diketahui kualitas ruang publik

setelah diadakan revitalisasi kawasan tersebut.

3.2.4 Peningkatan Ekonomi Masyarakat

1. Pengertian Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan

masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan

penggunaan sumber-sumber daya terbatas-tetapi dapat digunakan di dalam

berbagai cara-untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan

Page 31: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

31

mendistribusikan untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang

kepada berbagai individu dan golongan masyarakat (Sadono Sukirno,1996:10

dalam Samuelson 1970).

Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya yang ketersediaanya atau kemampuan orang

mendapatkannya terbatas (Tarigan, 2007:1)

Pertumbuhan Ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam

jangka panjang. Jadi prosentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi

dari prosentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecendrungan di dalam

jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut (Budiono, 1985:1).

Pertumbuhan Ekonomi Wilayah adalah pertambahan pendapatan

masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

keseluruhan nilai tambah (added value) yang terjadi. (Tarigan, 2007:46).

Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan di atas dapat

dinyatakan bahwa yang dimaksud Pertumbuhan Ekonomi identik dengan

Peningkatan Ekonomi. Jadi Peningkatan Ekonomi masyarakat adalah suatu

proses kenaikan pendapatan masyarakat yang berkelanjutan dari satu kurun

waktu ke kurun waktu berikutnya yang dinyatakan dengan perbandingan

pendapatan dan pengeluaran.

2. Varian peningkatan Ekonomi Masyarakat

Dalam menghitung peningkatan ekonomi masyarakat digunakan

pendekatan pendapatan dan pengeluaran (Tarigan 2007:24). Pada penelitian ini

yang dimaksud dengan peningkatan ekonomi masyarakat adalah pendapatan

Page 32: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

32

dan pengeluaran masyarakat di kawasan pelabuhan Padangbai setelah

dilakukan penataan dan revitalisasi apakah dapat memberikan peningkatan

ekonomi masyarakat yang ada pada kawasan tersebut.

3.3 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kerangka berfikir, konsep

yang mendukung penelitian, maka hipotesis di dalam penelitan ini sebagai

berikut :

1. Diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan sesudah dilakukan penataan terhadap

kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

2. Diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan sesudah dilakukan penataan terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten

Karangasem.

Page 33: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

33

BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, penentuan sumber data, variabel penelitian, instrumen penelitian

prosedur penelitian dan analisis data.

4.1 Rancangan Penelitian

Di dalam Penelitian dengan topik Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap

kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem dilakukan metode penelitian kuantitatif.

Tahapan-tahapan didalam penelitian ini adalah menentukan lokasi

penelitian, mengumpulkan data-data dan mencari sumber-sumber data sesuai

dengan kebutuhan penelitian, menentukan jumlah populasi dan sampel yang akan

dicari sebagai responden, menguraikan variabel-variabel dengan indikator-

indikatornya, menyusun instrumen, selanjutnya dilakukan pengumpulan data

melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya tahapan

menganalisis data yang sudah terkumpul. Tahap terakhir merupakan simpulan dan

saran. Keseluruhan proses tersebut disusun dan kemudian disajikan dalam wujud

tesis.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan mengambil obyek di wilayah pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangansem.

33

Page 34: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

34

Secara administrasi wilayah pelabuhan Padangbai termasuk wilayah

Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem yang memiliki luas ± 360 Ha, yang

terbagi 4 banjar/dusun yakni Dusun Luhur seluas 83,05 Ha, Dusun Melanting

seluas 96,25 Ha, Dusun Segara seluas 46,70 Ha dan Dusun Mimba seluas 134,00

Ha. Adapun batasan administrasi Desa Padangbai dengan daerah sekitarnya adalah

: sebelah utara Banjar Labuhan, Desa Ulakan Desa Antiga, sebelah timur

Laut/selat Badung, sebelah selatan Banjar Pengalongan Desa Antiga dan sebelah

barat Banjar Tengading Desa Antiga. Sebagai ilustrasi lokasi penelitian disajikan

pada Gambar. 4.1. dibawah ini :

Pulau Bali

Gambar 4.1.

Lokasi Penelitian

JEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANAJEMBRANA

DENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASARDENPASAR

KLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNGKLUNGKUNG

KARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEMKARANGASEM

BULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENGBULELENG

GIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYARGIANYAR

TABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANANTABANAN

BADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNGBADUNG

BANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLIBANGLI

KEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEMKEC. BEBANDEM

KEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELATKEC. SELAT

KEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEMKEC. KARANGASEM

KEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. MANGGISKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMENKEC. SIDEMEN

KEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANGKEC. RENDANG

KEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANGKEC. ABANG

KEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBUKEC. KUBU

Kabupaten Karangasem

Wilayah Padangbai

Page 35: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

35

4.2.2 Waktu Penelitan

Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah selama 3 (tiga) bulan

yang dimulai awal bulan Januari 2011 sampai bulah Maret 2011.

4.3 Penentuan Sumber Data

4.3.1 Jenis Data

Jenis data yang yang akan dicari/dibutuhkan didalam penelitian ini adalah

data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa :

Penggunaan/pemanfaatan, waktu kegiatan, bentuk disain, ukuran/dimensi,

penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi terhadap sarana dan prasarana

kawasan yang menjadi obyek penelitian seperti akses dari pelabuhan menuju pura

Silayukti yang terdiri akses pejalan kaki dan kendaraan, parkir, kios, dan toilet

umum, Sirkulasi meliputi adanya pemisahan sirkulasi manusia dan kendaraan

pada aksebitas kawasan dan area parkir, Vegetasi meliputi : jenis tanaman, lebar

tajuk, tinggi tanaman, dan jarak tanaman pada aksebilitas kawasan dan area parkir,

Penggunaan material yang meliputi : jenis bahan penutup permukaan yang

digunakan pada aksebilitas kawasan dan area parkir, Fungsi ruang dan hubungan

ruang sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan, sedangkan data

kualitatif berupa informasi pendapatan dan pengeluaran masyarakat pada kawasan.

4.3.2 Sumber Data

Sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang langsung dicari oleh peneliti yang meliputi ukuran/dimensi,

sirkulasi, vegetasi, penggunaan materail, fungsi ruang dan hubungan ruang sarana

Page 36: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

36

dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan dengan melakukan pengukuran

dan pengamatan melalui kamera, meteran dan informasi responden dalam hal ini

pengunjung dan masyarakat yang melakukan aktivitas pada kawasan di wilayah

pelabuhan Padangbai tentang kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi

dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dan menyebarkan kuesioner.

Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah dibuat pihak lain yang

meliputi peta kawasan, master plan penataan kawasan pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangansem.

4.3.3 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Tujuan diadakannya populasi

adalah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari

anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi sesuai dengan

karakteristik pekerjaan (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2006 : 170).

Jumlah populasi penelitian di wilayah pelabuhan Padangbai digunakan pendekatan

sebagai berikut : untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap

kualitas ruang publik digunakan populasi pengunjung yang melakukan aktivitas

pada kawasan dan untuk mengetahui pengaruh revitalisasi kawasan terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat digunakan populasi masyarakat yang melakukan

aktivitas pada kawasan sesuai dengan karakteristik pekerjaan.

Populasi pengunjung yang melakukan aktivitas pada kawasan digunakan

pendekatan pengunjung rata-rata per hari. Jumlah pengunjung rata-rata per hari ke

Page 37: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

37

kawasan adalah 50 orang (Sumber Kepala Desa Padangbai, sebagai pengelola

Kawasan Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem).

Sedangkan jumlah populasi masyarakat yang melakukan ativitas pada kawasan

sesuai dengan karakteristik pekerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Populasi Penelitian Sesuai Karakteristik Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

(Orang) Persentase

(%) 1 Karyawan 114 39,602 Pertukangan 8 2,803 Nelayan 86 29,904 Bergerak di bidang jasa 80 27,70

Jumlah 288 100,00Sumber : Monografi Desa Padangbai Tahun 2009

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah populasi sesuai dengan

karakteristik pekerjaan adalah sebanyak 288 orang yang terdiri dari karyawan

hotel, restoran, kios/arshop/cafe sebanyak 114 orang (39,60%), pertukangan

sebanyak 8 orang (2,80 %), nelayan sebanyak 86 orang (29,90 %) dan masyarakat

yang bergerak di bidang jasa seperti pemilik hotel dan restoran, rent car,

kios/artshop/cafe, penyewaan snokling sebanyak 80 orang (27,70 %).

4.3.4 Sampel

Suatu ukuran sampel yang layak didalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500 (Sugiono 2009:90, dalam Rosce, Research Methodss For

Business (1982:253). Didalam penelitian ini untuk menentukan ukuran sampel

dari suatu populasi dalam penelitian aktivitas revitalisasi kawasan di wilayah

Page 38: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

38

pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan Metode Slovin dalam

Husein Umar (2001 : 108) dengan rumus :

N n = 1 + N e²

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam hal ini 10%.

Dengan demikian besarnya sampel adalah sebagai berikut :

Sampel untuk menentukan kualitas ruang publik sebagai berikut :

50 n = 1 + 50 x (0,10)² 50 n = 1 + 0,5 50 n = 1,50 n = 33,333, Dibulatkan menjadi n = 33 sampel

Sampel untuk menentukan peningkatan ekonomi masyarakat sebagai berikut :

288 n = 1 + 288 x (0,10)²

Page 39: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

39

288 n = 1 + 2,88 288 n = 3,88 n = 74,2268, Dibulatkan menjadi n = 74 sampel

Dengan demikian besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 33 orang untuk mengetahui kualitas ruang publik dan 74 orang

untuk mengetahui peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam pengambilan sampel

untuk pengunjung yang berjumlah 33 orang diberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan

teknik random sampling, sedangkan pengambilan sampel untuk masyarakat

berjumlah 74 orang menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate

stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bila populasinya

yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Jumlah sampel penelitian di wilayah pelabuhan Padangbai sebagai berikut : Untuk

jumlah sampel pengunjung yang melakukan aktivitas di kawasan sebanyak 33

orang dan sampel sesuai dengan karakteristik pekerjaan sebanyak 74 orang

sebagai berikut:

Page 40: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

40

Tabel 4.2

Jumlah Sampel Penelitian Sesuai Karakteristik Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

(Orang) Persentase

(%) 1 Karyawan 29 39,602 Pertukangan 2 2,803 Nelayan 22 29,904 Bergerak di bidang jasa 21 27,70

Jumlah 74 100,00Sumber : data diolah

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel sesuai dengan

karakteristik pekerjaan adalah sebanyak 74 orang yang terdiri dari karyawan hotel,

restoran, kios,arshop,cafe sebanyak 29 orang (39,60%), pertukangan sebanyak 2

orang (2,80 %), nelayan sebanyak 22 orang (29,90 %) dan masyarakat yang

bergerak di bidang jasa seperti pemilik hotel dan restoran, rent car,

kios,arshop,cafe, penyewaan snokling sebanyak 21 orang (27,70 %).

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:96). Dalam penelitian aktivitas

revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem ini

ada 2 (dua) variabel yang diungkap, yaitu :

4.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat

(Jonathan Sarwono, 2005 : 46). Variabel bebas atau independent variable (X)

dalam penelitian ini adalah Sarana dan prasarana yang telah dibangun pada

Page 41: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

41

revitalisasi kawasan pelabuhan Padangbai yang meliputi : aksebilitas pedestian

dari pelabuhan menuju pura silayukti, pembangunan kios, tempat parkir, toilet

umum dengan aspek fungsional : kegunaan dan pemanfaatan, waktu kegiatan dan

aspek estetika : bentuk disain, ukuran/dimensi, penggunaan bahan, keamanan

konstruksi.

4.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

(Jonathan Sarwono, 2005 : 46). Dalam penelitian ini variabel terikat atau

dependent variable (Y) terdiri dari dua yaitu kualitas ruang publik (Y1) dengan

varian : Kenyamanan dan indikator-indikator yang meliputi : 1). Sirkulasi adanya

sirkulasi manusia dan kendaraan pada kawasan dan area parkir; 2). Vegetasi

adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh; 3).

Penggunaan material: adanya penggunaan material pada permukaan kawasan yaitu

akses pejalan kaki dan area parkir yang bisa menyerap panas; 4). Fungsi ruang

kawasan difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas

masyarakat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya, Hubungan ruang: adanya

hubungan ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan, sedangkan

peningkatan ekonomi masyarakat (Y2) dengan varian pendekatan pendapatan dan

pengeluaran dan indikator-indikatornya : pendapatan masyarakat berupa upah/gaji,

sewa tanah/bangunan dan keuntungan usaha dan pengeluaran berupa komsumsi

rumah tangga, pajak tanah/bangunan.

Page 42: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

42

4.5 Instrumen Penelitian

Di dalam penelitian ini instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data

adalah berupa, pedoman wawancara, kuesioner dan kamera.

4.5.1 Pedoman Wawancara

Sedangkan pedoman wawancara yang digunakan di dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti melakukan

wawancara secara bebas sehingga diharapkan banyak mendapatkan informasi-

informasi yang terjadi di lapangan.

Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang disusun untuk pengambilan datanya dengan membuat

pertanyaan-pertanyaan tentang hipotesis penelitian yang telah ditetapkan, respon

responden tentang revitaliasi pada kawasan, hipotesis alternatif oleh responden

jika ada, interprestasi tentang kejadian pada kawasan, saran-saran, argumentasi

pelaksanaan revitalisasi kawasan, informasi sumber data tambahan, adanya

kepercayaan terhadap sesuatu pada kawasan dan informasi tambahan yang bisa

mendukung penelitian. Dengan demikian jawaban yang diperoleh dari responden

bisa meliputi hal-hal yang lebih lengkap dan mendalam sesuai dengan variabel-

variabel dan indikator-indikator penelitian (lihat lampiran 1.d).

4.5.2 Kuesioner

Untuk mendapatkan data dari para responden, peneliti menggunakan

daftar pertanyaan yang disebarkan secara tertutup kepada responden.Dalam

pembuatan kuesioner sistem yang digunakan untuk pengukur skor jawaban

Page 43: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

43

responden adalah skala likert, (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 104) sebagai

berikut :

Skala likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan

baik atau tidak baik terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala likert

umumnya menggunakan empat angka penilaian, yaitu :

1) 4 untuk jawaban sangat baik/sangat banyak/sangat dekat

2) 3 untuk jawaban baik/banyak/dekat

3) 2 untuk jawaban tidak baik/kurang/jauh

4) 1 untuk jawaban sangat tidak baik/sangat kurang/sangat jauh.

Kuesioner penelitian pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang

publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangasem meliputi : Revitalisasi Kawasan yang terdiri dari

pertanyaan tentang akses pejalan kaki, akses kendaraan, area parkir, kios, toilet

umum tentang kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan pada siang hari dan

malam hari, bentuk disainnya, ukuran/dimensi, penggunaan bahan/material dan

keamanan konstruksi, Kualitas Ruang publik yang terdiri dari sirkulasi pergerakan

manusia dan kendaraan pada kawasan yang meliputi dimensi/ukuran pedestrian

untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk tempat parkir kendaraan, penanaman

vegetasi/pohon pada kawasan yang berfungsi sebagai peneduh, penggunaan

material pada permukaan pada kawasan yang bisa menyerap panas, fungsi

kawasan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat

dari segi sosial, ekonomi, dan budaya dan hubungan ruang , Peningkatan Ekonomi

masyarakat yang terdiri pendekatan pendapatan masyarakat berupa gaji/upah

Page 44: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

44

dalam hari, mingguan, bulanan dan tahunan, sewa, laba/keuntungan, pendekatan

pengeluaran berupa biaya komsumsi rumah tangga dalam hari, mingguan, bulanan,

tahunan, pajak-pajak dan lain sebagainya (lihat Lampiran 1. a,b,c).

4.5.3 Kamera

Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kondisi fisik setelah

diadakan penataan dan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai

kabupaten Karangasem sebagai obyek dari penelitian yang lebih akurat, dimana

hasil yang didapatkan berupa gambar/foto digital tentang existing kawasan

pelabuhan Padangbai, akses pejalan kaki dan kendaraan menuju ke pura Silayukti,

area parkir pada kawasan, kios, dan toilet umum.

4.6 Prosedur Penelitian

Data yang diperlukan didalam penelitian ini dikumpulkan dengan

mempergunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut :

4.6.1 Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2002 :145).

Metode wawancara dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan dialog

untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kegiatan penataan

revitalisasi kawasan tentang pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi

aksebilitas pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios,

toilet umum terhadap aspek kualitas ruang publik dengan varian kenyamanan dan

Page 45: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

45

peningkatan ekonomi masyarakat dengan varian pendekatan pendapatan maupun

pengeluaran masyarakat di kawasan tersebut.

Wawancara dilakukan pada responden yang terdiri dari stekholder yang

dianggap berkompeten seperti tokoh masyarakat, aparat pemerintah desa,

pengusaha, karyawan, di wilayah penelitian yang dianggap mengetahui tentang

informasi kegiatan penataan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangasem.

4.6.2 Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan

informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan atau

berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal, tulisan ilmiah yang berkaitan

dengan topik penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk

mendapatkan data sekunder.

4.6.3 Observasi

Melakukan pengamatan terhadap obyek kawasan, pelaku kegiatan dan

aktivitas revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan

ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

4.7 Analisis Data

4.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen-instrumen di dalam

kuesioner sangatlah penting dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang

valid dan reliabel. Dengan demikian instrumen yang valid dan reliabel merupakan

Page 46: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

46

syarat multak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Suatu

instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu dan dapat

mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Ketentuan

suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson

Product Moment (r) > 0,3 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2008 : 124).

Penyelesaian pengujian validitas menggunakan paket sub program SPSS 17.0 for

Windows. Sedangkan reliabel atau handal merupakan indeks yang menunjuk kan

sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan. Untuk

mengukur reliabel atau handal, apabila memiliki koefisien reliabilitas () sebesar

0,60 atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 : 129). Sementara itu dalam pengujian

reliabitas juga menggunakan paket sub-program SPSS 17.0 for windows.

4.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Mengingat dalam penelitian ini penarikan data mempergunakan kuisioner,

maka data yang diperoleh tersebut adalah bersifat kualitatif yang sulit untuk

dilakukan perhitungan. Dengan demikian diperlukan suatu cara untuk dapat

mengkuantitatifkan data tersebut, dengan memberikan skor pada masing-masing

jawaban responden. Untuk keperluan kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi

skor dengan system skala Likert, sebagai berikut : jawaban sangat setuju dengan

skor 4, jawaban setuju dengan skor 3, , jawaban tidak setuju dengan skor 2 dan

jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1 (Sugiyono, 2002:87).

Setelah dilakukan tabulasi barulah data tersebut dapat dilakukan

perhitungan dengan mempergunakan metode analisis statistik sebagai berikut :

Page 47: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

47

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen, dengan

rumus : (Sugiyono, 2008 : 261)

Ŷ = a + bX

Husein Umar, (2001) menyatakan bahwa harga a dan b dihitung dengan

rumus :

b =

a =

Dimana :

Ŷ = Kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat

a = Bilangan konstanta

b = Angka arah koefisien regresi

X = Revitalisasi kawasan

2. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua

variabel. Kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan yang

terjadi antara variabel bebas dengan variabel tergantung dapat dilihat pada tabel

4.3 dibawah ini.

22 )(.

..

XXn

YXXYn

n

XbY

)(

Page 48: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

48

Tabel 4.3

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199 Sangat rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang 0,60–0,799 Kuat 0,80–1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, (2008 : 231)

3. Analisis Determinasi

Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh

revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi

masyarakat yang dinyatakan dalam persentase. Determinasi dihitung dengan

mengkuadratkan korelasi dikalikan dengan 100%, dengan rumus : (MC. Maryati,

2003)

D = r² x 100%

Dimana :

D = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

4. Analisis t-test

Untuk menguji tingkat signifikansi dari koefisien korelasi maka dipakai uji

t-test, adapun rumusnya menurut Sugiyono (2008 : 116) yaitu :

n – 2 t = r 1 – r²

Page 49: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

49

Keterangan :

t = Pengujian

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut :

1) Perumusan Hipotesis

(1) Ho : r 0, berarti revitalisai kawasan tidak berpengaruh terhadap kualitas

ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah

Pelabuhan Padangbai.

(2) Ha : r > 0, berarti revitalisai kawasan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi

masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai.

2) Penentuan Statistik Tabel

(1) Tingkat kesalahan () sebesar 5% = 0,05

(2) Derajat kebebasan (dk) = n-k-1

3) Kriteria pengujian hipotesis :

(1) Ho diterima apabila t-hitung t-tabel

(2) Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel

4) Kriteria Pengujian

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang

diajukan, maka berikut disajikan gambar kriteria penerimaan atau penolakan

hipotesis dengan uji-t seperti terlihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.

Page 50: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

50

t (; df)

Sumber : Sugiyono, (2008 : 228)

Gambar 4.2 Kurva Distribusi t

Untuk mempermudah perhitungan akan digunakan metode Statistical

Package Sosial Science Version 17.0 for Windows.

4.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Didalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana hasil dari

pada analisis data tersebut sebagai berikut : penyajian data berupa narasi-

narasi/kalimat-kalimat, berbentuk tabel, bagan dan grafik yang dijelaskan secara

kualitatif.

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

Page 51: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

51

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum kawasan meliputi

: kawasan penelitan, penataan kawasan pelabuhan Padangbai terdiri dari :

existing kawasan, masterplan penataan kawasan, sarana dan prasarana yang telah

dibangun seperti : akses pejalan kakai dan kendaraan dari pelabuhan menuju pura

Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, Diskripsi data meliputi : karakteristik

responden, uji validitas dan reabilitas instrumen, diskripsi variable. dan analisis

data meliputi analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis

determinasi, dan analisis t-test terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan

ekonomi masyarakat.

5.1 Gambaran Umum Kawasan

5.1.1 Kawasan Penelitian Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem

Wilayah penelitian adalah kawasan pelabuhan Padangbai Kabupaten

Karangasem (Sumber Bantuan Teknis Penataan Revitalisasi Kawasan Pelabuhan

Padangbai, 2004). Pelabuhan Padangbai terletak di Desa Padangbai kecamatan

Manggis kabupaten Karangasem. Desa Padangbai memiliki luas wilayah 360 Ha

yang terdiri dari Banjar Luhur 83,05 Ha, Banjar Melanting 96,25 Ha, banjar

Mimba 134,00 Ha dan banjar Segara 46,70 Ha (Sumber Monografi Desa

Padangbai : 2009).

Adapun batasan administrasi Desa Padangbai dengan daerah sekitarnya

adalah sebagai berikut : sebelah utara Banjar Labuhan, Desa Ulakan, Desa Antiga,

51

Page 52: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

52

sebelah timur laut/selat Badung, sebelah selatan Banjar Pengalonan Desa Antiga

dan sebelah barat Banjar Tengading Desa Antiga.

Pencapaian ke dalam kawasan Pelabuhan Padangbai dapat dilakukan

dengan menggunakan alat transportasi (kendaraan pribadi, umum, sepeda motor)

dan pejalan kaki. Jaringan jalan dari pertigaan Desa Antiga menuju kawasan

pelabuhan Padangbai merupakan jalan Provinsi yang memiliki jalur dua arah.

Sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan yang merupakan

obyek penelitian adalah : akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan menuju

pura Silayukti, area parkir, kios, toilet umum.

Sebagai ilustrasi wilayah penelitian pada kawasan pelabuhan Padangbai akan

disajikan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1

Kawasan Penelitian Pelabuhan Padangbai

Laut/Selat Badung Br. Tengading desa Antiga

Br. Labuhan, Desa Ulakan, Desa Antiga

Br. Pengalonan Desa Antiga

Page 53: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

53

5.1.2 Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai

1. Existing Kawasan Pelabuhan Padangbai

Pantai Padangbai

Aktivitas Pasar Pagi

Pelabuhan Padangbai Pantai Bias Tugel Kondisi Jalan Utama

Pura Silayukti Pantai Blue Lagoon Aktivitas di Dermaga Penyeberangan ke Nusa Penida

Jalan di Pantai

Tempat penurunan ikan

Gambar 5.2 Existing Kawasan Pelabuhan Padangbai

Page 54: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

54

2. Masterplan Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai

Gambar 5.3 Masterplan Penataan Kawasan Pelabuhan Padangbai

Page 55: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

55

1. Sarana Dan Prasarana Yang Telah Dibangun Pada Kawasan

1) Akses Dari Pelabuhan Menuju Pura Silayukti

Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti berupa akses manusia

dan kendaraan. Akses manusia berupa pedestrian di pinggir pantai dengan

lebar 1,80 m, sepanjang 600 m, bahan penutup pedestrian berupa paving

blok dimana pada pinggir paving blok dipasang beton kanstin sebagai

pengunci. Sedangkan akses kendaraan berupa jalan dua arah dengan lebar

5,50 m sepanjang 600 m dan bahan penutup permukaan jalan berupa aspal.

Vegetasi/tanaman peneduh pada kawasan aksebilitas dari pelabuhan

menuju pura Silayukti adalah : Jenis pohon ketapang (terminalia catappa),

waru laut (hibiscus titiaceus), cemara (araucaria exelsa), tinggi pohon diatas

3 m, lebar tajuk kurang dari 5 m dan jarak tanam tidak teratur, disajikan pada

gambar 5.4.

Gambar 5.4

Akses dari Pelabuhan menuju Pura Silayukti

Fungsi akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti sebagai ruang

publik untuk kegiatan olah raga dan rekresai dan memiliki hubungan ruang

Page 56: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

56

dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti : area parkir,

kawasan hotel/restoran, Pura Silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum,

tempat tambat nelayan.

2) Area Parkir Kawasan

Area parkir pada kawasan dapat menampung kendaraan kecil seperti

sedan, jeep dan lain-lainya dengan ukuran parkir satu kendaraan 2,5 m x 5 m

dan kendaraan besar seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran parkir

satu kendaraan 4 m x 10 m. Daya tampung area parkir kawasan untuk

kendaraan kecil sebanyak 80 buah dan kendaraan besar sebanyak 10 buah

dengan luasan area parkir kawasan kurang lebih 2.800 m2 dan bahan

penutup area parkir kawasan berupa aspal.

Vegetasi/tanaman peneduh pada kawasan area parkir adalah : Jenis

pohon ketapang (terminalia catappa), beringin (ficus benjamina), tinggi

pohon diatas 3,00 m, lebar tajuk kurang dari 5.m dan jarak tanam tidak

teratur, disajikan pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5

Area Parkir Kawasan Pelabuhan Padangbai

Page 57: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

57

Selain sebagai tempat menitipkan kendaraan area parkir kawasan

digunakan sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya

seperti pameran, event-event festival Padangbai, kegiatan upacara ngaben

massal masyarakat Padangbai dan lain sebagainya dan memiliki hubungan

ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti akses dari

pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun kendaraan,

kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, toilet umum, dan

tempat tambat perahu nelayan.

3) Kios

Kios yang dibangun pada kawasan dapat menampung pedagang

sebanyak 36 pedagang, dengan ukuran per unit kios 3 x 4 m. Kios digunakan

untuk melakukan kegiatan ekonomi masyarakat pada kawasan dan memiliki

hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti

akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun

kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, toilet

umum, dan tempat tambat perahu nelayan, disajikan pada gambar 5.6.

Gambar 5.6.

Kios pada Kawasan Pelabuhan Padangbai

Page 58: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

58

4) Toilet Umum

Toilet umum yang dibangun pada kawasan adalah untuk tempat buang

air kecil dan buang air besar bagi para pengunjung pada kawasan dengan

ukuran 1,5 x 2 m, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan dan tempat

bilas untuk pengunjung yang habis mandi di laut. Toilet umum difungsikan

sebagai penunjang kegiatan ekonomi masyarakat pada kawasan dan memiliki

hubungan ruang dengan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan seperti

akses dari pelabuhan menuju ke pura Silayukti bagi pejalan kaki maupun

kendaraan, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci, dan tempat

tambat perahu nelayan, disajikan pada gambar 5.7.

Gambar 5.7

Toilet Umum pada Kawasan Pelabuhan Padangbai

Page 59: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

59

5.1.3 Kependudukan

1. Menurut Jenis Kelamin

Menurut data monografi desa Padangbai, penduduk desa Padangbai

berdasarkan jenis kelamin terdiri dari :

Tabel 5.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Padangbai

tahun 2009

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

(Orang) Persentase

(%) 1.

2.

Laki-laki

Perempuan

1.569

1.591

49,65

50,35

Jumlah 3.160 100,00 Sumber : Monografi Desa Padangbai

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Padangbai

responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.569 orang (49,65

persen) dan perempuan sebanyak 1.591 orang (50,35 persen). Dengan demikian,

penduduk di wilayah pelabuhan Padangbai lebih banyak yang berjenis kelamin

perempuan.

2. Menurut Pekerjaan

Menurut data monografi penduduk Desa Padangbai menurut pekerjaan

adalah terdiri dari :

Page 60: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

60

Tabel 5.2

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Padangbai

tahun 2009

No Pekerjaan Responden

(Orang) Persentase (%)

1. 2. 3. 4.

Karyawan hotel Pertukangan Nelayan Jasa

114 8 86 80

39,60 2,80 29,90 27,70

Jumlah 288 100 Sumber : Monografi Desa Padangbai

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di desa Padangbai

yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan sebanyak 114 orang (39,60%),

pertukangan sebanyak 8 orang (2,80%), nelayan sebanyak 86 orang (59,90%)

dan jasa sebanyak 80 orang (27,70%).

5.2 Deskripsi Data

5.2.1 Karakteristik Responden

Sebagaimana telah diuraikan, bahwa sampel penelitian ini adalah

berjumlah 33 orang responden merupakan pengunjung yang nantinya menjawab

pertanyaan mengenai revitalisasi kawasan dan kualitas ruang publik dan 74 orang

responden merupakan masyarakat sekitar yang nantinya menjawab pertanyaan

mengenai revitalisasi kawasan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

5.2.2 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Karakteristik responden menurut pekerjaan di wilayah pelabuhan

Padangbai dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Page 61: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

61

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan (Masyarakat)

No Pekerjaan Responden

(Orang) Persentase (%)

1.

2. 3. 4.

Karyawan (hotel, restoran, kios/artshop/cafe) Pertukangan Nelayan Jasa (pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik rent car, pemilik kios/artshop/café, pemilik penyewaan snokling)

29

2 22 21

39,60

2,80 29,90 27,70

Jumlah 74 100,00

Sumber : Kuesioner, 2010

Melalui tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai

karyawan (hotel, restoran, kios/artshop/cafe) adalah sebanyak 29 orang (39,60

persen), pertukangan sebanyak 2 orang (2,80%), nelayan sebanyak 22 orang

(29,90 %) dan jasa meliputi pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik rent car,

pemilik kios,artshop,café, pemilik penyewaan snokling adalah sebanyak 21 orang

(27,70 %).

5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu dan dapat

mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Ketentuan

suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi Pearson

Product Moment (r) > 0,3 dengan alpha sebesar 0,05 (Sugiyono, 2010 : 124).

Penyelesaian pengujian validitas menggunakan paket sub program SPSS 17.0 for

Windows. Sedangkan reliabel atau handal merupakan indeks yang menunjukkan

Page 62: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

62

sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan untuk

mengukur reliabel atau handal, apabila memiliki koefisien reliabilitas () sebesar

0,60 atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002 : 129). Sementara itu dalam penguajian

reliabitas juga menggunakan paket sub-program SPSS 17.0 for windows.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Revitalisasi Kawasan (Untuk

Pengunjung)

Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk revitalisasi kawasan

pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4

Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

untuk Revitalisasi Kawasan (Pengujung)

Variabel Revitalisasi Kawasan

No. Item Indikator Koefisien Korelasi

(r)

Koefisien Reliabilitas

() 1. Akses pejalan kaki 1. Akses pejalan kaki untuk olah

raga, rekreasi dan menuju ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti (X1.1)

0,570 0,959

2. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh (X1.2)

0,381 0,961

3. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah cahaya penerangan (X1.3)

0,545 0,959

4. Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus (X1.4)

0,853 0,958

5. Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? (X1.5)

0,560 0,959

6. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras blok, paving blok (X1.6)

0,569 0,959

7. Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan (X1.7)

0,555 0,959

Page 63: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

63

Variabel Revitalisasi Kawasan

No. Item Indikator Koefisien Korelasi

(r)

Koefisien Reliabilitas

() 2.Akses Kendaraan 8. Akses kendaraan diperuntukan

sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti (X1.8)

0,534 0,959

9. Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.9)

0,229 0,961

10. Jika akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.10)

0,402 0,961

11. Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan (X1.11)

0,587 0,959

12. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m? (X1.12)

0,704 0,958

13. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal (X1.13)

0,763 0,958

14. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal? (X1.14)

0,773 0,958

3. Tempat Parkir 15.Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama (X1.15)

0,567 0,959

16.Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh (X1.16)

0,520 0,959

17.Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan (X1.17)

0,829 0,957

18. Bentuk desain tempat parkir (X1.18) 0,833 0,958 19. Ukuran tempat parkir tergantung

dari jenis kendaraan yang akan ditampung (X1.19)

0,848 0,957

20. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir (X1.20)

0,678 0,958

21. Keamanan konstruksi parkir kendaraan (X1.21)

0,709 0,958

Page 64: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

64

Variabel

Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien Reliabilitas

() 4. Kios 22. Kegunaan dan pemanfaatan kios

(X1.22) 0,564 0,959

23. Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.23)

0,624 0,959

24. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.24)

0,564 0,959

25. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga(X1.25)

0,588 0,959

26. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)

0,587 0,959

27. Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)

0,704 0,958

28. Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)

0,763 0,958

5. Toilet Umum 29. Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29)

0,773 0,958

30. Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)

0,486 0,960

31. Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)

0,782 0,958

32. bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga

0,882 0,957

33. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)

0,833 0,958

34. Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit

0,848 0,957

35. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum

0,678 0,958

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan

dari kuesioner mengenai revitalisasi kawasan (untuk responden pengunjung),

Page 65: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

65

memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60,

sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Revitalisasi Kawasan (Untuk

Masyarakat)

Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk revitalisasi kawasan

pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk

Revitalisasi Kawasan (Masyarakat)

Variabel

Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien Reliabilitas

() 1. Akses pejalan kaki 1. Akses pejalan kaki untuk olah

raga, rekreasi, ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti (X1.1)

0,567 0,816

2. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh (X1.2)

0,541 0,813

3. Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan (X1.3)

0,428 0,818

4. Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus (X1.4)

0,690 0,812

5. Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m? (X1.5)

0,371 0,820

6. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving blcok (X1.6)

0,363 0,820

7. Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan (X1.7)

0,554 0,814

Page 66: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

66

Variabel

Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien Reliabilitas

() 2.Akses Kendaraan 8. Akses kendaraan diperuntukan

sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti (X1.8)

0,473 0,819

9. Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.9)

0,442 0,831

10. Jika akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.10)

0,300 0,823

11. Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan (X1.11)

0,527 0,817

12. Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m? (X1.12)

0,559 0,816

13. Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal (X1.13)

0,501 0,818

14. Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal? (X1.14)

0,525 0,814

3. Tempat Parkir 15.Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama (X1.15)

0,416 0,819

16.Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh (X1.16)

0,451 0,817

17.Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan (X1.17)

0,377 0,823

18. Bentuk desain tempat parkir (X1.18) 0,599 0,815 19. Ukuran tempat parkir tergantung

dari jenis kendaraan yang akan ditampung (X1.19)

0,695 0,815

20. Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parker (X1.20)

0,422 0,831

21. Keamanan konstruksi parkir kendaraan (X1.21)

0,618 0,815

Page 67: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

67

Variabel

Revitalisasi Kawasan No. Item Indikator Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien Reliabilitas

() 4. Kios 22. Kegunaan dan pemanfaatan kios

(X1.22) 0,491 0,817

23. Kios digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.23)

0,386 0,826

24. Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan (X1.24)

0,404 0,820

25. Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga(X1.25)

0,479 0,818

26. Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)

0,561 0,828

27. Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)

0,334 0,829

28. Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)

0,318 0,829

5. Toilet Umum 29. Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29)

0,599 0,827

30. Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)

0,517 0,830

31. Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)

0,676 0,830

32. bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga

0,350 0,830

33. Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)

0,320 0,834

34. Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit

0,399 0,829

35. Keamanan konstruksi bangunan toilet umum

0,351 0,824

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 5.2.3.2. di atas, terlihat bahwa seluruh item

pertanyaan dari kuesioner mengenai revitalisasi kawasan (untuk responden

Page 68: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

68

masyarakat), memiliki koefisien korelasi di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di

atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan

reliabel.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Kualitas Ruang Publik

Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk kualitas ruang

publik disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Kualitas Ruang Publik

Variabel

Kualitas Ruang Publik

No. Item Indikator Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien Reliabilitas

()

Kenyamanan Sirkulasi 1. Akses jalan dari pelabuhan menuju

pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan (Y1.1)

0,645 0,828

2. Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir (Y1.2)

0,546 0,829

3. Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil (station, sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m ) maupun besar (seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m) pada ruang parkir (Y1.3)

0,652 0,822

4. Tanaman peneduh pada area parkir (Y1.4)

0,518 0,831

5. Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki (Y1.5)

0,432 0,836

Penggunaan Material 6. Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup akses pedestrian penjalan kaki (Y1.6)

0,346 0,842

7. penggunaan bahan material aspal sebagai bahan penutup area parkir (Y1.7)

0,429 0,837

Page 69: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

69

Variabel

Kualitas Ruang Publik

No. Item Indikator Koefisien Korelasi

(r)

Koefisien Reliabilitas

() Fungsi ruang 8. Fungsi akses pejalan kaki sebagai

ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi (Y1.8)

0,405 0,839

9. Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya (Y1.9)

0,427 0,837

10 Fungsi kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi (Y1.10)

0,556 0,828

Hubungan ruang 11. Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.11)

0,443 0,836

12. Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.12)

0,492 0,833

13. Bagaimana menurut pendapat saudara hubungan antara kios dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet umum, tempat tambat nelayan (Y1.13)

0,475 0,834

14. Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan (Y1.14)

0,506 0,832

Sumber : lampiran 9

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan

dari kuesioner mengenai kualitas ruang publik, memiliki koefisien korelasi di

atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan

tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Secara rinci hasil uji validitas dan reliabilitas untuk peningktan ekonomi

masyarakat disajikan pada Tabel 5.7.

Page 70: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

70

Tabel 5.7

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk

Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Variabel

Peningkatan Ekonomi

Masyarakat

No. Item Indikator Koefisien Korelasi

(r)

Koefisien Reliabilitas

()

Pendapatan 1. Pendapatan per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.1)

0,850 0,905

2. Pendapatan per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.2)

0,924 0,891

3. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.3)

0,861 0,902

4. Pendapatan per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.4)

0,940 0,889

5. Pendapatan lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.5)

0,474 0,904

K Pengeluaran 6. Pengeluaran per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.6)

0,573 0,903

7. Pengeluaran per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.7)

0,559 0,904

8. Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.8)

0,732 0,898

9. Pengeluaran per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.9)

0,511 0,912

10. Pengeluaran lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai (Y2.10)

0,708 0,904

Sumber : Lampiran 12

Page 71: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

71

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, terlihat bahwa seluruh item pertanyaan dari

kuesioner mengenai peningkatan ekonomi masyarakat, memiliki koefisien korelasi

di atas 0,3 dan koefisien reliabilitas di atas 0,60, sehingga seluruh item pertanyaan

tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel.

5.3 Deskripsi Variabel

Sebelum data yang diperoleh untuk penelitian ini diolah lebih lanjut, ada

baiknya dijabarkan terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran mengenai

persepsi pengunjung di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh 33 orang

responden yang berkunjung ke Wilayah Pelabuhan Padangbai dan 74 orang

responden dari masyarakat sekitar terhadap variabel-variabel yang diteliti.

Penjabaran skor dilakukan dengan memberikan skor kepada data mentah yang

diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Melalui pemberian skor tersebut akan

diperoleh angka-angka yang dapat membantu dalam memberikan gambaran

apakah penilaian masyarakat baik atau tidak terhadap variabel-variabel yang

diteliti. Untuk mengetahui persepsi masyarakat baik atau tidak digunakan rata-rata

skor menurut Umar (2008) yang dibagi menjadi empat klasifikasi, sebagai

berikut :

Nilai tertinggi = 4

Nilai terendah = 1

Range 4-1 = 3

Range Interval Klas = Jumlah Klas

Page 72: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

72

3 = 4 = 0,75 Dari interval klas 0,75 bisa ditentukan kriteria penilaian terhadap variabel

revitalisasi kawasan, kualitas ruang publik dan peningkatan ekonomi sebagai

berikut :

1,00 – 1,75 = Sangat tidak baik

1,76 – 2,50 = Tidak baik

2,51 – 3,25 = Baik

3,26 – 4,00 = Sangat baik

5.3.1 Variabel Revitalisasi Kawasan Untuk Responden dari Pengunjung

Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai adalah rangkaian upaya

menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai

vital yang strategis dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan menata

kawasan yang cenderung kacau dan sembrawut yang ada di Wilayah Pelabuhan

Padangbai.

Indikator-indikator yang digunakan dalam revitalisasi kawasan adalah

Aksebilitas dari pelabuhan menuju pura Silayukti terdiri dari akses pejalan kaki

dan akses kendaraan roda empat dan roda dua, area parkir, kios, dan toilet yang

meliputi : kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan, bentuk disain, ukuran,

penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi.

Page 73: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

73

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 35 pertanyaan

tentang revitalisasi kawasan di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh

33 orang responden dari pengunjung, yang prosentasenya disajikan pada lampiran

4, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-

masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8

Jawaban Responden Tentang Revitalisasi Kawasan

No Item Pertanyaan Revitalisasi

Kawasan Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata² Skor

4 3 2 1 1 Akses pejalan kaki untuk olah

raga, rekreasi, ke hotel dan restorann serta ke pura Silayukti

9 23 1 0 33 107 3,24

2 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh

9 2 22 0 33 86 2,61

3 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan

7 2 24 0 33 82 2,48

4 Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus

9 22 2 0 33 106 3,21

5 Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m?

2 22 4 5 33 87 2,64

6 Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving block

4 20 7 2 33 92 2,79

7 Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan

11 19 3 0 33 107 3,24

8 Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti

10 22 1 0 33 108 3,27

9 Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh

4 5 22 2 33 77 2,33

10 Akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan

9 5 19 0 33 89 2,70

Page 74: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

74

No Item Pertanyaan Revitalisasi

Kawasan Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata² Skor

11 Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan.

8 22 3 0 33 104 3,15

12 Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar akses kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m?.

11 21 1 0 33 109 3,30

13 Penggunaan bahan lapisan permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada akses kendaraan pada kawasan adalah aspal.

5 23 5 0 33 99 3,00

14 Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasarnya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal.

6 20 2 5 33 93 2,82

15 Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama.

7 22 5 0 33 104 3,06

16 Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh.

7 2 24 0 33 82 2,48

17 Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan.

6 8 18 1 33 85 2,58

18 Bentuk desain tempat parkir 6 25 2 0 33 103 3,12 19 Ukuran tempat parkir

tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung.

5 19 8 1 33 94 2,85

20 Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir.

3 18 10 2 33 88 2,67

21 Keamanan konstruksi parkir kendaraan.

5 25 3 0 33 101 3,06

22 Kegunaan dan pemanfaatan kios 5 23 5 0 33 99 3,00 23 Kios digunakan pada siang hari,

adakah pohon peneduh. 4 1 22 6 33 69 2,09

24 Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan.

6 24 3 0 33 102 3,09

25 Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep Tri Angga.

6 23 4 0 33 101 3,06

Page 75: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

75

No Item Pertanyaan Revitalisasi

Kawasan Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata² Skor

26 Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)

8 22 3 0 33 104 3,15

27 Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)

11 21 1 0 33 109 3,30

28 Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)

5 23 5 0 33 99 3,00

29 Kegunaan dan pemanfaatan toilet umum (X1.29)

6 20 2 5 33 93 2,82

30 Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)

7 4 22 0 33 84 2,55

31 Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)

7 24 2 0 33 104 3,15

32 Bentuk disain toilet umum mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga

6 18 8 1 33 95 2,88

33 Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)

6 25 2 0 33 103 3,12

34 Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternity

5 19 8 1 33 94 2,85

35 Keamanan konstruksi bangunan toilet umum

3 18 10 2 33 88 2,67

Jumlah 3347 101,33Rata-rata 95,63 2,90

Sumber : Diolah dari lampiran 4 Secara keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan

Padangbai dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban

responden pengunjung menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,90 yang berada di

kisaran 2,51–3,25.

Berdasarkan perhitungan skor pada tiap-tiap pertanyaan yang berjumlah

35 pertanyaan dimana 32 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 3

Page 76: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

76

pertanyaan menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu belum optimalnya

penerangan di waktu malam untuk akses pejalan kaki, kurangnya tanaman

peneduh pada akses pejalan kaki dan area parkir.

5.3.2 Variabel Revitalisasi Kawasan Untuk Responden dari Masyarakat

Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Padangbai adalah rangkaian upaya

menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai

vital yang strategis dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan menata

kawasan yang cenderung kacau dan sembraut yang ada di Wilayah Pelabuhan

Padangbai.

Indikator-indikator yang digunakan dalam revitalisasi kawasan adalah

Akses dari pelabuhan menuju pura Silayukti terdiri dari akses pejalan kaki dan

akses kendaraan roda empat dan roda dua, area parkir, kios, dan toilet umum yang

meliputi : kegunaan dan pemanfaatan, waktu penggunaan, bentuk disain, ukuran,

penggunaan bahan, dan keamanan konstruksi.

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 35 pertanyaan

tentang revitalisasi kawasan di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh

74 orang responden dari masyarakat, yang prosentasenya disajikan pada lampiran

7, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-

masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.9.

Page 77: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

77

Tabel 5.9

Jawaban Responden dari Masyarakat Tentang Revitalisasi Kawasan

No Item Pertanyaan

Revitalisasi Kawasan Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata²Skor

4 3 2 1 1 Akses pejalan kaki untuk olah

raga, rekreasi, ke hotel dan restoran serta ke pura Silayukti

25 47 2 0 74 245 3,31

2 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah pohon peneduh

25 4 44 1 74 201 2,72

3 Akses pejalan kaki pada sing hari, adakah penerangan

17 6 51 0 74 188 2,54

4 Bentuk disain akses pejalan kaki dengan menggunakan pola segi empat berbentuk garis lurus

24 44 6 0 74 240 3,24

5 Ukuran yang ideal akses pejalan kaki dengan lebar 1,5 m, sedangkan yang dibuat lebar aksebilitas pejalan kaki pada kawasan dengan lebar 1,80 m?

6 50 9 9 74 201 2,72

6 Penggunaan bahan lapisan permukaan akses pejalan kaki dapat menyerap panas dan air yaitu gras block, paving block

8 47 15 4 74 207 2,80

7 Keamanan konstruksi akses pejalan kaki dimana lapisan dasanya dipadatkan

24 40 9 1 74 235 3,18

8 Akses kendaraan diperuntukan sebagai pencapaian menuju kawasan hotel dan restoran, dan menuju pura Silayukti

18 52 4 0 74 236 3,19

9 Akses kendaraan digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh

9 12 50 3 74 175 2,36

10 Akses kendaraan digunakan pada malam hari, adakah penerangan

19 11 44 0 74 197 2,66

11 Bentuk disain akses kendaraan yang ideal adanya pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan.

17 49 8 0 74 231 3,12

12 Ukuran yang ideal akses kendaraan dengan lebar 5,00 m agar kendaraan bisa berpapasan (dua jalur), sedangkan yang dibuat lebar akses kendaraan pada kawasan dengan lebar 5,50 m?.

22 47 5 0 74 239 3,23

Page 78: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

78

No Item Pertanyaan

Revitalisasi Kawasan Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata²Skor

4 3 2 1 13 Penggunaan bahan lapisan

permukaan akses kendaraan tidak dapat menyerap air yaitu beton, aspal , sedangkan lapisan permukaan yang digunakan pada aksebilitas kendaraan pada kawasan adalah aspal.

10 54 10 0 74 222 3,00

14 Keamanan konstruksi akses kendaraan dimana lapisan dasanya digunakan sirtu/limstone dipadatkan dan selanjutnya dipasang lapisan permukaan berupa aspal.

13 47 3 11 74 210 2,84

15 Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama.

13 47 14 0 74 221 2,99

16 Tempat parkir kendaraan di siang hari, adakah pohon peneduh.

12 6 56 0 74 178 2,41

17 Tempat parkir kendaraan di malam hari, adakah penerangan.

13 18 42 1 74 191 2,58

18 Bentuk desain tempat parkir 12 52 10 0 74 224 3,03 19 Ukuran tempat parkir

tergantung dari jenis kendaraan yang akan ditampung.

11 42 20 1 74 211 2,85

20 Penggunaan bahan lapisan permukaan tempat parkir.

6 22 44 2 74 180 2,43

21 Keamanan konstruksi parkir kendaraan.

12 55 7 0 74 227 3,07

22 Kegunaan dan pemanfaatan kios 13 46 15 0 74 220 2,97 23 Kios digunakan pada siang hari,

adakah pohon peneduh. 10 7 45 12 74 163 2,20

24 Jika kios digunakan pada malam hari, adakah penerangan.

11 54 9 0 74 224 3,03

25 Disain bangunan kios mengikuti kaedah-kaedah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep Tri Angga.

12 50 12 0 74 222 3,00

26 Ukuran bangunan kios dibuat dengan ukuran 3 m x 4 m (X1.26)

14 37 23 0 74 213 2,88

27 Penggunaan bahan bangunan kios digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternit (X1.27)

5 43 26 0 74 201 2,72

28 Keamanan konstruksi bangunan kios (X1.28)

13 35 26 0 74 209 2,82

Page 79: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

79

No Item Pertanyaan

Revitalisasi Kawasan Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata²Skor

4 3 2 1 29 Kegunaan dan pemanfaatan

toilet umum (X1.29) 19 36 18 1 74 221 2,99

30 Toilet umum digunakan pada siang hari, adakah pohon peneduh (X1.30)

16 9 48 1 74 188 2,54

31 Toilet umum digunakan pada malam hari, adakah penerangan (Y1.31)

15 32 26 1 74 209 2,82

32 Bentuk disain toilet umum mengikuti kaidah-kaidah arsitektur trandisional Bali dengan mengimplementasikan konsep TriAngga

10 39 25 0 74 207 2,80

33 Ukuran bangunan toilet umum dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m, untuk masing-masing laki-laki dan perempuan Y1.26)

24 26 24 0 74 222 3,00

34 Penggunaan bahan bangunan toilet umum digunakan bahan lantai dari keramik, atap genteng, dinding di cat, plafon dari eternity

23 33 18 0 74 227 3,07

35 Keamanan konstruksi bangunan toilet umum

5 41 26 2 74 197 2,66

Jumlah 7382 99,76 Rata-rata 210,91 2,85

Sumber : Diolah dari lampiran 7 Secara keseluruhan kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan

Padangbai dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban

responden masyarakat menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,85 yang berada di

kisaran 2,51–3,25.

Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 35

pertanyaan dimana 32 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 3 pertanyaan

menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu penggunaan bahan material permukaan

untuk area parkir tidak bisa menyerap panas, kurangnya tanaman peneduh pada

akses pejalan kaki dan area parkir.

Page 80: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

80

5.3.3 Variabel Kualitas Ruang Publik

Kualitas ruang publik merupakan suatu ruang yang difungsikan untuk

kegiatan umum bagi individu maupun masyarakat yang dapat menampung

kegiatan sosial, ekonomi dan budaya sehingga dapat memberikan pemenuhan

terhadap kebutuhan, melindungi haknya dan memiliki makna.

Indikator-indikator yang digunakan didalam kualitas ruang publik adalah :

Akses jalan dari pelabuhan menuju pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi

pejalan kaki dan kendaraan. Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada

ruang parkir. Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil seperti sedan, jeep

dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m maupun besar seperti bus pariwisata dan

truk dengan ukuran 4 m x 10 m pada ruang parkir. Tanaman peneduh pada area

parkir. Tanaman peneduh pada akses pejalan kaki. Penggunaan bahan material

pavingblock sebagai bahan penutup akses penjalan kaki. Penggunaan bahan

material aspal sebagai bahan penutup area parkir. Fungsi akses pejalan kaki

sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi. Fungsi area parkir

sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Fungsi

kios sebagai ruang publik untuk kegiatan ekonomi. Hubungan antara akses pejalan

kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura Silayukti, dermaga scoci,

kios, toilet umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara area parkir dengan

akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios,

toilet umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara kios dengan area parkir,

akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet

Page 81: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

81

umum, tempat tambat nelayan. Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir,

akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios,

tempat tambat nelayan.

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 14 pertanyaan

tentang kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang diwakili oleh

33 orang responden, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 10, maka dapat

dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-masing kategori

seperti yang terlihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10

Jawaban Responden Tentang Kualitas Ruang Publik

No Item Pertanyaan Kualitas Ruang Publik

Jawaban Responden

Jumlah Responden

(Orang)

Jumlah Skor

Rata²Skor

4 3 2 1 1 Akses jalan dari pelabuhan menuju

pura Silayukti diperuntukan untuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan

9 23 1 0 107 3,24

2 Sirkulasi yang diperuntukan untuk pejalan kaki pada ruang parkir

9 4 20 0 88 2,67

3 Sirkulasi yang diperuntukan untuk kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain-lain dengan ukuran 2,5 m x 5 m maupun besar (seperti bus pariwisata dan truk dengan ukuran 4 m x 10 m pada ruang parkir

6 9 18 0 87 2,64

4 Tanaman peneduh pada area parkir 7 3 24 0 85 2,50 5 Tanaman peneduh pada akses

pejalan kaki 2 4 22 5 69 2,09

6 Penggunaan bahan material pavingblock sebagai bahan penutup aksebilitas pedestrian penjalan kaki

4 22 5 2 114 3,45

7 Penggunaan bahan material aspal sebagai bahan penutup area parkir

6 3 24 0 81 2,45

8 Fungsi akses pejalan kaki sebagai ruang publik untuk kegiatan olah raga dan rekreasi

0 7 5 21 52 1,58

9 Fungsi area parkir sebagai ruang multifungsi untuk kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya

4 20 7 2 108 3,27

Page 82: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

82

No Item Pertanyaan Kualitas Ruang

Publik Jawaban

Responden Jumlah

Responden (Orang)

Jumlah Skor

Rata²Skor

4 3 2 1 10 Fungsi kios sebagai ruang publik

untuk kegiatan ekonomi 1 22 8 2 96 2,90

11 Hubungan antara akses pejalan kaki dengan area parkir, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan

1 7 24 1 74 2,24

12 Hubungan antara area parkir dengan akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, toilet umum, tempat tambat nelayan

2 9 22 0 79 2,39

13 Hubungan antara kios dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, toilet umum, tempat tambat nelayan

2 8 23 0 78 2,36

14 Hubungan antara toilet umum dengan aea parkir, akses pejalan kaki, kawasan hotel/restoran, pura silayukti, dermaga scoci, kios, tempat tambat nelayan

3 3 22 5 70 2,12

Jumlah 1.188 33,45 Rata-rata 84,85 2,38

Sumber : Diolah dari lampiran 10

Kualitas ruang publik setelah dilakukan kegiatan revitalisasi kawasan di

wilayah pelabuhan Padangbai mempunyai kondisi kurang baik. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden pengunjung menunjukkan nilai

kurang baik yaitu sebesar 2,38 yang berada di kisaran 1,76–2,50.

Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 14

pertanyaan dimana 6 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik dan 8 pertanyaan

menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu kurang tanaman peneduh pada area

parkir dan akses pejalan kaki pada kawasan, penggunaan bahan permukaan area

parkir yang tidak bisa menyerap panas, fungsi akses pejalan kaki yang mestinya

untuk kegiatan rekreasi dan olah raga digunakan oleh para pedagang musiman

Page 83: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

83

pada kawasan, hubungan akses pejalan kaki pada kawasan, area parkir, kios, dan

toilet umum dengan sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan

belum oiptimalnya akses yang menghubungkannya.

5.3.4 Variabel Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Peningkatan ekonomi masyarakat adalah peningkatan pendapatan yang

diperoleh oleh masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai yang diukur

berdasarkan indikator-indikator pendapatan seperti pendapatan harian, pendapatan

mingguan, pendapatan bulanan, pendapatan tahunan dan pendapatan lainnya serta

pengeluaran seperti pengeluaran harian, pengeluaran mingguan pengeluaran

bulanan, pengeluaran tahunan dan pengeluaran lainnya

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 10 pertanyaan

tentang peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai yang

diwakili oleh 74 orang responden, yang prosentasenya disajikan pada lampiran 13,

maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk masing-

masing kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.11.

Page 84: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

84

Tabel 5.11

Jawaban Responden Tentang Peningkatan Ekonomi Masyarakat

No Item Pertanyaan Peningkatan

Ekonomi Masyarakat

Jawaban Responden

Jumlah Responden

(Orang)

Jumlah Skor

Rata² Skor

4 3 2 1 1 Pendapatan per hari setelah

dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

12 59 3 0 74 231 3,12

2 Pendapatan per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

13 44 16 1 74 217 2,93

3 Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

12 58 4 0 74 230 3,11

4 Pendapatan per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

11 45 17 1 74 214 2,89

5 Pendapatan lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

6 42 24 2 74 200 2,70

6 Pengeluaran per hari setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

11 57 6 0 74 227 3,07

7 Pengeluaran per minggu setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

12 51 11 0 74 223 3,01

8 Pendapatan per bulan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

10 48 4 12 74 204 2,76

9 Pengeluaran per tahun setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

10 56 8 0 74 224 3,03

10 Pengeluaran lain-lainnya seperti sewa tanah dan bangunan setelah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pelabuhan Padangbai.

12 53 9 0 74 225 3,04

Jumlah 2195 29,66 Rata-rata 220 2,97

Sumber : Diolah dari lampiran 13

Page 85: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

85

Secara keseluruhan peningkatan ekonomi masyarakat setelah dilaksanakan

kegiatan revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai mempunyai kondisi

baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor jawaban responden masyarakat

menunjukkan nilai baik yaitu sebesar 2,97 yang berada di kisaran 2,51–3,25.

Berdasarkan perhitungan skor pada tiap pertanyaan yang berjumlah 10

pertanyaan dimana 10 pertanyaan menunjukkan hasil yang baik.

5.4. Analisis Data 5.4.1 Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Publik di

Kawasan Pelabuhan Padangbai

Untuk mempermudah didalam perhitungan, penulis menggunakan bantuan

komputer program SPSS version 17.0 for windows. Dimana variabel Y

dimasukkan ke dalam dependent variabel, sedangkan data variabel X dimasukkan

ke dalam idependent variabel. Adapun rekapitulasi dari hasil analisis SPSS version

17.0 for windows adalah sebagai berikut :

Tabel 5.12

Rekapitulasi Hasil Analisis SPSS Version 17.0 For Windows

Variabel Koefisien

Regresi t-test

Sig. t

Revitalisasi kawasan 0,326 9,216 0,000 Konstanta -0,564 R 0,856 R² 0,733 Regresi Sederhana Y = -0,564 + 0,326X N 33 t-tabel (5%; 31) 1,697

Sumber : Lampiran 14 dan 16

Page 86: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

86

Dari rekapitulasi data tersebut, maka didapat nilai-nilai analisis yang

dipergunakan seperti misalnya analisis regresi, analisis korelasi, analisis

determinasi dan analisis t-test.

1. Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kausal satu variabel independen (revitalisasi) dengan satu variabel

dependen (kualitas ruang publik) dengan rumus sebagai berikut :

Ŷ = a + bX

Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh nilai a = -0,564 dan b = 0,326.

Dengan diketahui a = -0,564, b = 0,326, maka persamaan regresi sederhana

akan menjadi Y = -0,564 + 0,326X. Hal ini berarti terdapat kecendrungan

pengaruh positif antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di

Wilayah Pelabuhan Padangbai. Untuk lebih terinci dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

a = -0,564 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan tidak

dilaksanakan/tidak ditingkatkan, maka pehitungannya akan menjadi :

Y = -0,564 + 0,326X

Y = -0,564 + 0,326 (0)

Y = -0,564 + 0

Y = -0,564

Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan

prasarana yang meliputi aksebitas menuju pura Silayukti, area parkir, kios

dan toilet tidak dilaksanakan, maka kualitas ruang publik akan menurun

Page 87: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

87

sebesar 0,564 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai

negatip.

b = 0,326 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan

ditingkatkan sebanyak 1 kali, maka pehitungannya akan menjadi :

Y = -0,564 + 0,326X

Y = -0,564 + 0,326 (1)

Y = -0,564 + 0,326

Y = -0,238

Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan

prasarana yang meliputi aksebilitas menuju pura Silayukti, area parkir, kios

dan toilet dilaksanakan, maka kualitas ruang publik akan meningkat dari -

0,564 satuan menjadi -0,238 satuan atau meningkat sebesar 0,326 satuan,

dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai positif.

2. Korelasi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua

variabel yaitu hubungan revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di

Wilayah Pelabuhan Padangbai.

Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,856.

Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan korelasi, maka koefisien korelasi

0,856 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000.

3. Analisis Determinasi

Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh

revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik yang dinyatakan dalam

Page 88: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

88

persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan korelasi dikalikan

dengan 100%, adapun rumusnya adalah :

D = r2 x 100%. Sehingga besarnya determinasi yang diperoleh adalah :

D = (0,733)² x 100%

= 0,733 x 100%

= 73,3% .

4. Analisis t-test

Untuk menguji kebenaran dari koefisien korelasi yang diperoleh di atas,

maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkah-

langkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut :

1) Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan

terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten

Karangasem. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan

hipotesis kerjanya sebagai berikut :

(1) Ho : r 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara revitalisasi

kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem.

(2) Ha : r > 0, yang berarti ada pengaruh signifikan antara revitalisasi

kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah Pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem.

Page 89: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

89

2) Kriteria pengujian menggunakan :

(1) Tingkat kesalahan () = 5%

(2) df (degrees of freedom = derajat bebas) = n – k = 33-2= 31.

(3) Tabel t (lampiran 16) yang paling mendekati 31 adalah 30, sehingga

nilai yang dipakai adalah 30 yaiu sebesar = 1,697.

3) Penentuan thitung

Dari hasil perhitungan pada lampiran 14 diperoleh t-hitung = 9,216

4) Kriteria Penerimaan / Penolakan Hipotesis

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan

di atas adalah sebagai berikut :

(1) Ho diterima apabila t-hitung ttabel

(2) Ho ditolak apabila t-hitung > ttabel

5) Kurva Distribusi Normal

Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho

dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal seperti Gambar

5.8 berikut ini.

0 1,697 9,216 t-tabel t-hitung

Gambar 5.8

Kurva Distribusi Normal

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

Page 90: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

90

Berdasarkan Gambar 5.8 jelaslah bahwa apabila nilai t-hitung = 9,216

dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,697, maka ternyata nilai thitung lebih besar

daripada nilai ttabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena

itu, Ho ditolak dan Ha diterima.

5.4.2. Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Peningkatan Ekonomi

Masyarakat di Kawasan Pelabuhan Padangbai

Untuk mempermudah didalam perhitungan, penulis menggunakan bantuan

komputer program SPSS version 17.0 for windows. Dimana variabel Y

dimasukkan ke dalam dependent variabel, sedangkan data variabel X dimasukkan

ke dalam idependent variabel. Adapun rekapitulasi dari hasil analisis SPSS version

17.0 for windows adalah sebagai berikut :

Tabel 5.13

Rekapitulasi Hasil Analisis SPSS Version 17.0 For Windows

Variabel Koefisien

Regresi t-test

Sig. t

Revitalisasi kawasan 0,392 13,060 0,000 Konstanta -9,472 R 0,839 R² 0,703 Regresi Sederhana Y = -9,472 + 0,392X N 77 t-tabel (5%; 72) 1,671

Sumber : Lampiran 15 dan 16

Dari rekapitulasi data tersebut, secara otomatis akan didapat nilai-nilai

analisis yang dipergunakan seperti misalnya analisis regresi, analisis korelasi,

analisis determinasi dan analisis t-test.

Page 91: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

91

1. Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kausal satu idependent variabel (revitalisasi) dengan satu dependent

variabel (peningkatan ekonomi masyarakat) dengan rumus sebagai berikut :

Ŷ = a + bX

Berdasarkan Tabel 5.13. diperoleh nilai a = -9,472 dan b = 0,392.

Dengan diketahui a = -9,472, b = 0,392, maka persamaan regresi sederhana

akan menjadi Y = -9,472 + 0,392X. Hal ini berarti terdapat kecendrungan

pengaruh positif antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi

masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai. Untuk lebih terinci dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

a = -9,472 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan tidak

dilaksanakan/tidak ditingkatkan, maka pehitungannya akan menjadi :

Y = -9,472 + 0,392X

Y = -9,472 + 0,392 (0)

Y = -9,472 + 0

Y = -9,472

Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan

prasaran yang meliputi akses menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan

toilet tidak dilaksanakan, maka peningkatan ekonomi akan menurun

sebesar 0,947 satuan, dan melalui persamaan diatas dapat diketahui nilai

negatip.

Page 92: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

92

b = 0,392 ini dapat diinterpretasikan bahwa jika revitalisasi kawasan

ditingkatkan sebanyak 1 kali, maka pehitungannya akan menjadi :

Y = -9,472 + 0,392X

Y = -9,472 + 0,392 (1)

Y = -9,472 + 0,392

Y = -9,08

Didalam analisis jika revitalisasi kawasan seperti pembangunan sarana dan

prasarana yang meliputi akses menuju pura Silayukti, area parkir, kios dan

toilet dilaksanakan, maka peningkatan ekonomi akan meningkat dari -

9,472 menjadi -9,08 atau meningkat sebesar = 0,392 satuan, dan melalui

persamaan diatas dapat diketahui nilai negatip

2. Korelasi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menghitung kuat hubungan dari kedua

variabel yaitu hubungan retivalitasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi

masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai.

Berdasarkan Tabel 5.13. diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,839.

Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan korelasi, maka koefisien korelasi

0,839 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000.

3. Analisis Determinasi

Analisis bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh

revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat yang

dinyatakan dalam persentase. Determinasi dihitung dengan mengkuadratkan

korelasi dikalikan dengan 100%, adapun rumusnya adalah :

Page 93: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

93

D = r2 x 100%. Sehingga besarnya determinasi yang diperoleh adalah :

D = (0,839)² x 100%

= 0,703 x 100%

= 70,3%

4. Analisis t-test

Untuk menguji kebenaran dari koefisien korelasi yang diperoleh di atas,

maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test). Adapun langkah-

langkah pengujian tersebut adalah sebagai berikut :

1) Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan

terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangasem. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis kerjanya sebagai berikut :

(1) Ho : r 0, yang berarti tidak ada pengaruh signifikan antara revitalisasi

kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah

Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

(2) Ha : r > 0, yang berarti ada pengaruh signifikan antara revitalisasi

kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah

Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem.

2) Kriteria pengujian menggunakan :

(1) Tingkat kesalahan () = 5%

(2) df (degrees of freedom = derajat bebas) = n – k = 74-2= 72.

Page 94: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

94

(3) Tabel t (lampiran 16) yang paling mendekati 72 adalah 60, sehingga

nilai yang dipakai adalah 60 yaiu sebesar = 1,671.

3) Penentuan thitung

Dari hasil perhitungan pada lampiran 15 diperoleh t-hitung = 13,060

4) Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan

di atas adalah sebagai berikut :

(1) Ho diterima apabila t-hitung ttabel

(2) Ho ditolak apabila t-hitung > ttabel

5) Kurva Distribusi Normal

Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho

dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal seperti Gambar

5.9 berikut ini.

0 1,671 13,060 t-tabel t-hitung

Gambar 5.9

Kurva Distribusi Normal

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

Page 95: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

95

Berdasarkan Gambar 5.9 jelaslah bahwa apabila nilai t-hitung =

13,060 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,671, maka ternyata nilai thitung

lebih besar daripada nilai ttabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho.

Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 96: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

96

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian yang selanjutnya akan

diintegrasikan dengan teori yang digunakan sebagai alat uji terhadap permasalahan

yang ditemui sehingga akan bisa menjawab permasalahan tersebut.

6.1 Pengaruh Revitalissi Kawasan Terhadap Kualitas Ruang Publik di

Wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem

Revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten

Karangasem yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti akses

pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet

umum diinginkan atau diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas ruang

publik.

Dalam penelitian ini untuk menilai kualitas ruang publik di wilayah

pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan varian kualitas ruang

publik tentang aspek kenyamanan dengan indikator-indikator sebagai berikut : 1).

Sirkulasi : adanya sirkulasi pergerakan manusia dan kendaraan pada kawasan yang

meliputi dimensi/ukuran pedestian untuk manusia, kendaraan dan dimensi untuk

tempat parkir kendaraan.

Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan

sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m,

sedangkan untuk sirkulasi kendaraan di jalan kawasan digunakan pendekatan

pergerakan kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain sebaginya diasumsikan

sirkulasi kendaraan di kawasan bisa berpapasan (dua arah) sehingga

96

Page 97: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

97

dimensi/ukuran lebar jalan untuk jalan lingkungan minimal 5 m. Sedangkan

dimensi/ukuran untuk tempat parkir diuraikan sesuai dengan jenis kendaraan

sebagai berikut : jenis kendaraan kecil seperti sedan, jeep dan lain sebagainya

dengan ukuran 2,5 m x 5.00 m, sedangkan untuk jenis kendaraan bus 4 m x 10 m.

2). Vegetasi : adanya penanaman vegetasi pada kawasan yang berfungsi sebagai

peneduh. Mengingat sarana dan prasarana revitalisasi kawasan memiliki lokasi di

kawasan pelabuhan (pantai) maka pemilihan vegetasi mempertimbangkan faktor-

faktor (Rustam Hakim dan Hardi Utomo, 2004: 150) yaitu : a). Jenis tanaman

seperti : legundi (vitex trifolia var simplicifolia), mengkuang (pandanus

odoratissiumus), cemara laut (casuarina equisefiolia), ketapang (terminalia

catappa), bintagor laut (colophyllum inophyyllum), angsana (pterocarpus indicus),

tembusu padang (fragraea fragrans), pong-pong (cerbera odollam), waru laut

(hibiscus tiliaceus), mempari (pongamia pinnata), gelam (melaleuca cajuputi),

keben (baringtonia asiatia), menasi (planchonella obovata), kerang jambu laut

(eugenia grandis), dugun (heritiera littoralis) dan ambong-ambong (scaevola

taccada), b) Diameter tajuk tanaman kurang lebih 5 m , c). Tinggi tanaman diatas

3 m, dan d).Jarak antar pohon kurang lebih 10 m. 3). Penggunaan material: adanya

penggunaan material pada permukaan kawasan yang bisa menyerap panas yang

meliputi, paving block, grass block, rumput, dan air. 4). Fungsi ruang: kawasan

difungsikan sebagai tempat umum yang mampu menampung aktivitas masyarakat

dari segi sosial, ekonomi, dan budaya. 5). Hubungan ruang: adanya hubungan

ruang antara sarana dan prasarana pada kawasan.

Page 98: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

98

Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya pengaruh revitalisasi

kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangasem dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

version 17,0 for windows dengan alat uji analisis regresi sederhana ,analisis

korelasi sederhana, analisis determinasi, dan analisis t-test sebagai berikut :

a).Analisis regresi sederhana jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan seperti

pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan sarana dan

prasarana yang meliputi akses pejalan kaki dan kendaraan dari pelabuhan

padangbai menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, maka

kualitas ruang publik akan menurun sebesar 0,564 satuan. Dan sebaliknya jika

revitalisasi kawasan dilaksanakan seperti tersebut diatas maka kualitas ruang

publik akan meningkat sebesar 0,326 satuan. b).Analisis korelasi sederhana

diperoleh koefisien hasil korelasi sebesar 0,856 yang terletak diantara 0,80 sampai

dengan 1,000, ini berarti terdapat korelasi yang sangat kuat. Ini berarti bahwa

hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di Wilayah

Pelabuhan Padangbai adalah sangat kuat. Karena besarnya koefisien korelasi

tersebut adalah positif, maka arah hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap

kualitas ruang publik adalah juga positif. Angka yang positif ini menunjukkan

bahwa apabila revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan

meningkat dan sebaliknya apabila revitalisasi kawasan tidak ditingkatkan, maka

kualitas ruang publik akan menurun; c). Analisis determinasi diperoleh koefisien

determinasi sebesar 73,30 %, Koefisien determinasi 73,3% berarti revitalisasi

kawasan mempunyai pengaruh sebesar 73,3% terhadap kualitas ruang publik,

Page 99: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

99

sedangkan sisanya 100%–73,30 % = 26,7% dipengaruhi faktor-faktor lain yang

tidak diteliti , d). Analisis t-test diperoleh nilai t hitung = 9,216 dan t tabel = 1,697,

dimana t hitung lebih besar dari pada t tabel yang berarti berada pada daerah

penolakan Ho, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti revitalisasi

kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai

kabupaten Karangasem berpengaruh signifikan.

Dengan melihat hasil analisis regresi sederhana, analisis korelasi

sederhana, analisis dterminasi, dan analisis t-tes, dimana hipotesis yang yang

diduga ada pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di

wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem dapat diterima.

Namun berdasarkan perhitungan skor pada tiap-tiap pertanyan terhadap

revitalisasi kawasan dan kualitas ruang publik oleh responden masih terdapat hasil

yang kurang baik pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik

terhadap pembangunan sarana dan parsarana pada kawasan yang meliputi akses

pejalan kaki dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet

umum hal itu disebabkan oleh beberapah hal : a). Penggunaan bahan/material

permukaan area parkir menggunakan aspal sehingga tidak bisa menyerap panas;

b). Kurangnya vegetasi/tanaman pada akses pejalan kaki dan area parkir, kios, dan

toilet umum dari unsur jenis tanaman hanya ketapang, waru laut, beringin, jarak

tanaman yang tidak teratur/tertata, lebar tajuk kurang dari lebar 5 meter; c). Fungsi

akses pejalan kakai dari pelabuhan menuju pura Silayukti sebagai tempat rekreasi

dan olah raga sering difungsikan sebagai tempat pedagang kaki lima musiman,

tempat parkir kendaraan, menaruh gerobak barang dan lain sebagainya; d). Sarana

Page 100: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

100

dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan kurang optimalnya akses yang

saling menghubungkan (adanya lingkage kawasan).

6.2. Pengaruh Revitalisasi Kawasan Terhadap Peningkatan Ekonomi

Masyarakat di Kawasan Pelabuhan Padangbai

Revitalisasi kawasan di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten

Karangasem yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti akses

pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet

umum diinginkan atau diharapkan dapat memberikan peningkatan ekonomi

masyarakat

Dalam penelitian ini untuk menilai peningkatan ekonomi masyarakat di

wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem digunakan varian

peningkatan ekonomi masyarakat dengan aspek pendapatan dan pengeluaran

dengan indikator-indikator sebagai berikut : a). Aspek pendekatan pendapatan

masyarakat berupa gajii/upah dalam hari, mingguan, bualanan dan tahunan, sewa,

laba/keuntungan; b). Dan aspek pendekatan pengeluaran berupa biaya kumsumsi

rumah tangga dalam hari, mingguan, bulanan, dan tahunan, pajak dan lain

sebagainya.

Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya pengaruh revitalisasi

kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem dengan menggunakan bantuan komputer

program SPSS version 17,0 for windows dengan alat uji analisis regresi, analisis

korelasi, analisis determinasi, dan analisis t-test sebagai berikut : a).Analisis

regresi sederhana jika revitalisasi kawasan tidak dilaksanakan seperti

Page 101: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

101

pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi akses pejalan kaki dan

kendaraan dari pelabuhan padangbai menuju pura Silayukti, area parkir, kios, dan

toilet umum, maka peningkatan ekonomi masyarakat akan menurun sebesar 0,947

satuan. Dan sebaliknya jika revitalisasi kawasan dilaksanakan seperti tersebut

diatas maka peningkatan ekonomi masyarakat akan meningkat sebesar 0,392

satuan. b).Analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien hasil korelasi sebesar

0,839 yang terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, ini berarti terdapat

korelasi yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan

terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Wilayah Pelabuhan Padangbai

adalah sangat kuat. Karena besarnya koefisien korelasi tersebut adalah positif,

maka arah hubungan antara revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi

masyarakat adalah juga positif. Angka yang positif ini menunjukkan bahwa

apabila revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan

meningkat dan sebaliknya apabila revitalisasi kawasan tidak ditingkatkan, maka

ekonomi masyarakat akan menurun; c). Analisis determinasi diperoleh koefisien

determinasi sebesar 70,30 %, dimana revitalisasi kawasan terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat mempunyai pengaruh sebesar 70,30 % dan sisanya 29,70 %

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti, d). Analisis t-test diperoleh

nilai t hitung = 13,060 dan t tabel = 1,671, dimana t hitung lebih besar dari pada t tabel

yang berarti berada pada daerah penolakan Ho, ini berarti Ho ditolak dan Ha

diterima ini berarti revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat

di wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem berpengaruh signifikan.

Page 102: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

102

Dengan melihat hasil analisis regresi sederhana, analisis korelasi sederhana,

analisis determinasi, dan analisis t-tes, dimana hipotesis yang yang diduga ada

pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di

wilayah pelabuhan Padangbai kabupaten Karangasem dapat diterima

Page 103: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

103

BAB VII

PENUTUP

7.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang diuraikan pada bab

sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini adalah :

1. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik di wilayah

pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah positif dan signifikan. Hal

ini didasari dari :

a. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = -0,564 + 0,326X yang berarti

jika revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka kualitas ruang publik akan

meningkat sebesar 0,326 satuan.

b. Hasil analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi 0,856, yang terletak

diantara 0,80 sampai dengan 1,000, yang berarti terdapat hubungan yang

sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan

terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai adalah

sangat kuat.

c. Hasil analisis determinasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 73,3%, yang

berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 73,3% terhadap

kualitas ruang publik, sedang sisanya 100%–73,3% = 26,7% dipengaruhi

faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

d. Analisis t-test diperoleh nilai t-hitung = 9,216 dibandingkan dengan nilai

ttabel = 1,697, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan t-

hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha

104

Page 104: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

104

diterima. Ini berarti bahwa revitalisasi kawasan berpengaruh signifikan

terhadap kualitas ruang publik di wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten

Karangasem.

e. Dalam implementasi penataan revitalisasi kawasan di pelabuhan Padangbai

dengan pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan

akses pejalan kaki dan kendaraan menuju pura Silayukti, area parkir, kios,

dan toilet umum masih menghadapi permasalahan dari aspek peningkatan

kualitas ruang publik dengan varian kenyamanan sebagai berikut :

penggunaan material permukaan area parkir tidak bisa menyerap panas,

kurang vegetasi sebagai tanaman peneduh pada akses pejalan kaki menuju

pura Silayukti, area parkir, kios, dan toilet umum, fungsi ruang akses pejalan

kaki digunakan untuk pedagang kaki lima musiman dan hubungan sarana

dan prasarana yang dibangun pada kawasan tidak terdapat akses yang saling

menghubungkan.

2. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di

wilayah pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem adalah positif dan

signifikan. Hal ini didasari dari :

a. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = -9,472 + 0,392X yang berarti

jika revitalisasi kawasan ditingkatkan, maka ekonomi masyarakat akan

meningkat sebesar 0,392 satuan.

b. Hasil analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi 0,839, dimana yang

terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000, yang berarti terdapat hubungan

yang sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara revitalisasi kawasan

Page 105: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

105

terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai

adalah sangat kuat.

c. Hasil analisis determinasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 70,3%, yang

berarti revitalisasi kawasan mempunyai pengaruh sebesar 70,3% terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat, sedang sisanya 100%–70,3% = 29,7%

dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

d. Analisis t-test diperoleh nilai t-hitung = 13,060 dibandingkan dengan nilai

ttabel = 1,671, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan t-

hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha

diterima. Ini berarti bahwa revitalisasi kawasan berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan Padangbai

Kabupaten Karangasem.

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, di atas maka saran yang sekiranya dapat

diberikan dalam kaitannya dengan pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas

ruang publik dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :

1. Oleh karena revitalisasi kawasan berpengaruh positif terhadap kualitas ruang

publik dan peningkatan ekonomi masyarakat, maka sebaiknya pelaksanaan

revitalisasi ini terus dilanjutkan secara berkesinambungan sehingga nantinya

dampaknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah

pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem dan wilayah lainnya.

Page 106: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

106

2. Untuk mempertahankan dan meningkatkan revitalisasi kawasan terhadap

kualitas ruang publik maupun ekonomi masyarakat di wilayah pelabuhan

Padangbai Kabupaten Karangasem perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan penghijauan/penanaman pohon/vegetasi pada area akses pejalan

kaki dari pelabuhan menuju pura Silayukti, area parkir dan kios,dan toilet

umum.

b. Membuat akses pejalan kaki untuk menghubungkan sarana dan prasarana

yang telah dibangunan pada kawasan.

c. Memasang lampu penerangan pada kawasan untuk kegiatan di malam hari.

d. Membuat manajemen pengelolaan satu atap dengan melakukan sharing

antara pemerintah kabupaten Karangasem dengan desa dinas maupun adat

Padangbai sehingga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada pada

kawasan bisa dilakukan dari hasil pengelolaan kawasan tersebut sehingga

tidak membebani biaya dari pemerintah baik Kabupaten Karangasem,

Provinsi Bali maupun Pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pekerjaan

Umum, Direktorat Cipta Karya.

Page 107: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

107

DAFTAR PUSTAKA

Amos Rapport dalam Markus Zahnd.1999. Perancangan Kota Secara terpadu :

Teori Perancangan Kota dan Penerapannya, Yogyakarta.

Budiono.1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta : BPFE. Dadan Supardan.2008. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta.

Departemen Kimpraswil.2003. Pengantar Revitalisasi Kawasan Bersejarah, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan.

Departemen Pekerjaan Umum.2007. Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan

Dan Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Nomor: 06/PRT/M/2007

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.1995. Direktorat

Bina Teknik, Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, Nomor 011/T/BE/1995.

Edy Darmawan.2003.Teori Dan Kajian Ruang Publik Kota, Badan Penerbit

Universitas Dipenogoro Semarang. Edy Darmawan, 2009, Ruang Publik Dalam Arsitektur Kota, Penerbit Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto.2005. Kota Berkelanjutan, Penerbit PT. Alumni

Bandung-2005. Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, Dyah R.Panuju.2009. Perencanaan Dan

Pengembangan Wilayah, Penerbit. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia Jakarta-2009

Hamid Shirvani.1985. The Urban Design Proces, Van Nostrand Reinbold Comp,

New York.

Harastoeti, DH.1999. Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Bersejarah di Indonesia. Dalam Jurnal Arsitektur ‘Tatanan’ Volume 1 Nomor 1 Juli 1999 (ISSN: 0215-7845), Bandung: Jurusan Ainrsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan: 19-26.

Heinz Frick dan Bambang Suskiyatno.2011. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis,

Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dan Ramah Lingkungan, Penerbit ITB.

Page 108: pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan

108

Jonny Wongso, ([email protected]), Strategi Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Bukittinggi, Dalam Tulisan Ilmial, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan-Universitas Bung Hatta Padang.

Mela Aulia.2005. Perancangan Ruang Publik Dalam Konteks Revitalisasi

Kawasan Bersejarah Kota (Studi Kasus: Kawasan Kota Lama Padang), Tesis Program Magister Arsitektur SAPPK-ITB.

Nikolopoulou,M dan Lykudis, S.2006. Thermal Comport in Outdoor Urban Spaces

: Analysis Across Different Countries. Building and Environment Ofyar Z. Tamin.2000. Perencanaan Dan Pemodelan Transfortasi, Penerbit Institut

Teknologi Bandung.

Paulus Hariyono.2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta.

Rustam Hakim Dan Hardi Utomo.2004. Komponen Perancangan Arsitektur

Lansekap Prinsip-Unsur dan Aplikasi Disain, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta.

Robinson Tarigan.2007. Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi, Edisi Revisi,

Penerbit Bumi Aksara. Sarwono.2006. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, Penerbit Graha Ilmu. Sadono Sukirno.2008. Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit

PT.RajaGrafindo Persada Jakarta.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Penerbit Alfabeta Bandung.

Sugiyono.2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit Alfabeta Bandung.. Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Suwardjoko Warpani.1983. Analisis Kota Dan Daerah, Edisi Kedua, Penerbit ITB Bandung.

Zoer´aini Djamal Irwan.2008. Tantangan Lingkungan &Lansekap Hutan Kota,

Cetakan Kedua, Penerbit Bumi Aksara.