pengaruh return on asset net profit margin dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH RETURN ON ASSET
PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada
Bursa Efek Indonesia Periode 2012
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN DAN
PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER SHARE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
RINALDO GHAFIKY 108082000124
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H / 2015 M
DAN UKURAN
EARNING PER SHARE
yang Terdaftar di
Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ii
PENGARUH RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER SHARE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
RINALDO GHAFIKY 108082000124
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Amilin,M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA. NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19820120 200912 2 004
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 11 November 2015 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Rinaldo Ghafiky
2. NIM : 108082000124
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 November 2015
1. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si (______________________) NIP. 19811013 200801 1 006
Penguji I
2. Yusro Rahma, M.Si (______________________) NIP. 19800506 200801 2 016
3. Atiqah, SE.,MS.Ak (______________________) NIP. 19820120 200912 2 004
Penguji III
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Senin, 31 Desember 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Rinaldo Ghafiky 2. NIM : 108082000124 3. Jurusan : Akuntansi 5. Judul Skripsi : Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Desember 2015 1. Desmadi Saharuddin, MA
NIP. 19720711 200501 1 007 (______________________)
Ketua
2. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak NIP. 19760924 200604 2 002
(______________________) Sekertaris
3. Rini, SE, Ak.,M.si,CA NIP. 19760315 200501 2 002
(______________________) Penguji Ahli
4. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP
NIP. 19730615 200505 1 009 (______________________)
Pembimbing I 5. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA
NIP. 19720516 200901 1 006 (______________________)
Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Rinaldo Ghafiky
No. Induk Mahasiswa : 108082000124
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar aturan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 5 Januari 2016
Rinaldo Ghafiky
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Rinaldo Ghafiky
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Maret 1990
3. Alamat : Bukit Pamulang Indah V, Jl Kakak Tua
Blok B3 No.29, RT 03/10, Pamulang,
Tangerang Selatan, 15417
4. Telepon : 0856 9139 9340
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Muhammadiyah 12 Tahun 1997-2002
2. SMP Negeri 1 Pamulang Tahun 2002-2005
3. SMA 1 Cenderawasih Tahun 2005-2008
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pengurus Sekretaris OSIS SMA 1 Cenderawasih
2. Ketua Karang Taruna Bukit Pamulang Indah V
3. Ketua Remaja Masjid Bukit Pamulang Indah V
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Verdi Julian Shah
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang Selatan, 05 Oktober 1957
3. Ibu : Sita Yanna
4. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juli 1962
6. Alamat: : Bukit Pamulang Indah V, Jl Kakak Tua
Blok B3 No.29, RT 03/10, Pamulang,
Tangerang Selatan, 15417
vii
THE INFLUENCE OF RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN AND FIRM SIZE TO THE EARNING PER SHARE.
ABSTRACT
The aim of this research is to provide empirical evidence on the impact of Return on Asset, net profit margin and firm size on earning per share. This is quantitave research. The sample of this research used 34 property and real estate companies listed in Indonesia Capital Market (BEI) in 2012-2014. The sampling method used in this research is purposive sampling, while data processing method used multiple regressiom test and Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) as analyze sofware.
Based on the result of analysis conclude that firm size significantly
influenced earning per share. meanwhile Return on Asset and net profit margin haven't influenced earning per share. All of the independent variable simultaneously influenced earning per share.
Keyword: earning per share, return on asset, net profit margin, firm size
viii
PENGARUH RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER SHARE.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh Return on Asset, net profit margin dan ukuran perusahaan terhadap earning per share. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014 dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 34 perusahaan. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah uji regresi berganda dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Sedangkan Return on Asset dan net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Ketiga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh simultan terhadap earning per share. Kata kunci: earning per share, return on asset, net profit margin, ukuran
perusahaan.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Return on Asset, Net
Profit Margin dan Ukuran Perusahaan terhadap Earning Per Share” dengan
baik. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir
zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Bapak Verdi Julian Shah dan Ibu Sita Yanna tercinta, yang selalu
mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa yang tertuju
untukku.
2. Adik-adiku yang selalu membantu dan menemaniku ketika susah dan gembira.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP selaku Dosen Pembimbing
Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi,
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima
kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing
Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian,
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas
x
semua saran yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2009,
terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 4 Januari 2016
Rinaldo Ghafiky
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ....................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Abstrak ................................................................................................................. viii
Kata Pengatar ....................................................................................................... ix
Daftar Isi................................................................................................................ xi
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 9
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 12
1. Teori Keagenan ............................................................................ 12
2. Laporan Keuangan ........................................................................ 15
3. Rasio Keuangan ............................................................................ 21
4. Ukuran Perusahaan ....................................................................... 25
xii
B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................ 27
1. Interaksi antara Return on Asset terhadap Earning
Per Share ....................................................................................... 27
2. Interaksi antara Net Profit Margin terhadap
Earning Per Share ......................................................................... 28
3. Interaksi antara ukuran perusahaan terhadap
Earning Per Share ......................................................................... 30
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 32
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 38
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 38
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 39
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 40
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 40
2. Uji Asumsi Klasik … .................................................................... 40
3. Uji Hipotesis ................................................................................. 43
a. Uji koefisien determinasi .................................................... 43
b. Uji statistik F ...................................................................... 44
c. Uji Statistik t … .................................................................. 44
4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 44
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................... 45
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 49
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 49
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 50
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 50
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 52
3. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 54
4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 61
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63
xiii
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN … ..................................................................................................... 70
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................................ 49
4.2 Hasil Uji Deskripsi ................................................................................... 50
4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 53
4.4 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................... 54
4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 56
4.6 Hasil Uji F Simultan ................................................................................. 58
4.7 Hasil Uji t Parsial ...................................................................................... 59
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 37
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P Plot .................................... 52
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Scatterplot .......................... 55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Lampiran Data Penelitian .......................................................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam
perekonomian suatu negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan
fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Di lihat dari sudut pandang
ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu sistem mobilitas dana
jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Melalui pasar modal
pemerintah dapat mengalokasikan dana masyarakat ke sektor investasi
yang produktif. Di lihat dari sudut pandang keuangan, pasar modal
berfungsi sebagai salah satu media yang efisien untuk mengalokasikan
dana dari pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana yaitu investor dan
pihak yang membutuhkan dana yaitu perusahaan (Absari, Sudarma dan
Chandradin, 2013:1).
Pasar modal menjembatani hubungan diantara pemilik modal
(investor) dan pihak yang membutuhkan dana sebelum investor
berinvestasi dipasar modal. Investor memerlukan informasi yang dapat
dipercaya agar keputusan yang dibuatnya dapat mengurangi resiko yang
dihadapi, informasi tersebut harus disediakan oleh perusahaan dipasar
modal agar para investor memperoleh informasi secara merata.
Keterbukaan perusahaan terhadap laporan keuangan juga akan
2
meningkatkan kepercayaan investor dan juga akan menimalkan
ketidakpastian yang dihadapi oleh investor. Laporan keuangan tahunan
merupakan media bagi manajemen perusahaan untuk memeberikan
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan merupakan sarana
pertanggung jawaban kepada publik atas sumber daya yang dikelola
(Pangemanan dan Mawikere, 2011:84).
Kinerja keuangan merupakan evaluasi efisiensi dan efektivitas hasil
yang dicapai perusahaan dalam mengelola sumber daya yang tersedia.
Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari
kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Perusahaan yang
dapat menghasilkan laba yang semakin meningkat tentu menjadi daya tarik
bagi investor, karena keuntungan yang diperoleh para investor juga
semakin tinggi. Dengan menilai kinerja keuangan, investor dapat melihat
prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan dari suatu perusahaan.
Dan dengan menilai kinerja keuangan, investor dapat melihat bagaimana
kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya untuk
meningkatkan keuntungannya (Shinta dan Laksito, 2014:2).
Dalam pasar modal, laba per saham (Earning Per Share)
menunjukkan jumlah laba yang menjadi hak setiap pemegang saham. Laba
per saham sangat penting karena merupakan pendapatan bagi perusahaan
untuk investor dan menjadi tolak ukur investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan. Tingginya jumlah earning per share akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menambah investasinya yang
3
mana sangat dibutuhkan oleh pihak perusahaan. Earning per share yang
tinggi merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan memperoleh
pendapatan bersih. Selain faktor eksternal, ada juga faktor internal yang
mempengaruhi laba dan laba per saham. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen
perusahaan. Yang termasuk faktor internal yaitu analisis laporan keuangan
perusahaan. Dengan analisis rasio pada laporan keuangan ini dapat
diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki perusahaan. Maka,
laporan keuangan yang diterbitkan suatu perusahaaan harus dapat
mengungkapkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat umum dan bagi pengambilan keputusan (Diaz
dan Jufrizen, 2014:127).
Earning per share merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh
dalam suatu periode untuk tiap lembar saham yang beredar (Baridwan,
1992). Informasi mengenai pendapatan per lembar saham dapat digunakan
oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan deviden yang akan
dibagikan. Selain itu earning per share juga berguna bagi pihak pemegang
saham, karena dengan adanya peningkatan earning per share tentunya
akan bertambah pada pendapatan yang akan diperolehnya. Peningkatan
earning per share akan mendorong peningkatan harga saham (Sutejo,
Salim dan Swasto, 2010:700).
Earning per share dalam berinvestasi dijadikan sebagai indikator
utama dalam melihat daya tarik suatu saham. Besarnya earning per share
4
ini diharapkan akan mampu mempengaruhi tingkat kepercayaan para
investor dalam berinvestasi. Dalam berinvestasi, pembeli saham biasa
umumnya lebih memperhatikan penghasilan per lembar sahamnya karena
earning per share ini yang nantinya akan mempengaruhi harga saham di
pasaran untuk memperoleh capital gain. Semakin besar laba yang tersedia
bagi pemegang saham maka pembayaran dividen kepada pemegang saham
akan semakin besar pula. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa perilaku
investor terhadap saham dipengaruhi oleh informasi akuntansi yang dalam
hal ini diwakili oleh earning per share sebagai cerminan kinerja keuangan
(Shinta dan Laksito, 2014:1).
Return on assets merupakan tingkat pengembalian atau laba yang
dihasilkan dari pengelolaan aset maupun investasi perusahaan. Rasio ini
biasa dipakai sebagai indikator akan profitabilitas perusahaan dengan
membandingkan antara laba bersih dengan keseluruhan total aset pada
perusahaan. Return on asset dapat memberikan pengukuran yang memadai
atas efektifitas keseluruhan perusahaan karena ROA memperhitungkan
penggunaan aset dan profitabilitas dalam penjualan. Dengan demikian,
ROA dapat dijadikan salah satu indikator dalam pengambilan keputusan
investor dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi. Maka semakin
tinggi rasio ini maka akan semakin tinggi pula kepercayaan dan minat
investor untuk berinvestasi (Diaz dan Jufrizen, 2014:128). Sedangkan
Munawir (2007) mengemukakan bahwa return on assets (ROA) adalah
bentuk dari rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan
5
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset dan
digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Dalam kaitan dengan earning per share, maka semakin tinggi
return on asset, laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
juga akan semakan tinggi pula, begitu juga sebalikya. Hal ini dikarenakan
return on asset merupakan pengembalian yang dihasilkan dari pengelolaan
aset yang dimiliki perusahaan, baik aset sendiri maupun aset yang berasal
dari investor. Besarnya rasio pengembalian atas pengelolaan aset ini dapat
diketahui melalui hasil perhitungan antara besarnya laba bersih dibagikan
dengan besarnya total aset perusahaan dalam satu periode tertentu (Diaz
dan Jufrizen, 2014:129).
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299) net profit margin
adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar
NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka
dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba
yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan
bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan
perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu
sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan
modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan
6
keuntungan neto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu
mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu
profitable atau tidak.
Net profit margin (NPM) mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap penjulan. Net profit
margin yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin
produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
laba yang tinggi. Hal ini dikarenakan NPM yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menyisakan margin yang tinggi atas
kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu
resiko. Dengan demikian NPM yang tinggi akan memberikan keuntungan
yang tinggi bagi pemegang saham (Shinta dan Laksito, 2014:3).
Ukuran (SIZE) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total
aset, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur
yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aset dari
perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aset besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap
kedewasaan dimana dalam tahap ini ukuran perusahaan sudah positif dan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif
lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil
dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total
aset yang kecil. Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang
7
rasional untuk mempertimbangkan resiko dan earnings per share (EPS)
setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar
expected return maka tingkat resiko yang melekat juga semakin besar.
Gambaran resiko dan earnings per share dari suatu saham dapat dinilai
berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan
investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai
tingkat return optimal yang diharapkan (Pangemanan dan Mawikere,
2011:84).
Faktor ukuran perusahaan (SIZE) yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba.
Secara umum, perusahaan yang memiliki total aset yang relatif besar dapat
beroperasi dengan tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki total aset yang lebih rendah. Perusahaan
dengan total aset yang memadai relatif lebih stabil dan lebih mampu
mengolah total aset yang dimilikinya sehingga mampu menghasilkan laba
yang relatif besar. Dengan adanya total aset yang besar ini menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya untuk
menciptakan keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dengan total aset
yang besar akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan
yang tinggi, sehingga laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga akan
meningkat (Shinta dan Laksito, 2014:4).
.
8
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas. Maka peneliti
akan mencoba menganalisa rasio yang terdapat dalam laba (profitabilitas),
terutama Rerturn on Asset, Net Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan,
terhadap Earnings Per Share. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memberikan temuan empiris tentang pengaruh variabel akuntansi,
khususnya yang berkaitan dengan rasio keuangan pada tingkat individual
terhadap Earnings Per share perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
sejak tahun 2012-2014. Dengan uraian di atas, peneliti mencoba
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Return On Asset, Net
Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share”.
Penelitian ini, merajuk pada penelitian sebelumnya tentang return
on asset dan net profit margin yang dilakukan oleh Shinta dan Laksito
(2014) serta Diaz dan Jufrizen (2014). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menambahkan variabel baru dalam penelitian ini yaitu ukuran
perusahaan yang berdasarkan asumsi dan penelitian sebelumnya
relevan pengaruhnya terhadap manajemen laba.
2. Obyek dalam penelitian ini lebih banyak dan lebih luas dibanding
dengan penelitian sebelumnya.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Earning Per
Share?
2. Apakah Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Earning
Per Share?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Earning
per Share?
4. Apakah Return On Asset, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan
secara simultan berpengaruh terhadap Earning Per Share?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujian Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh bukti yang empiris mengenai adanya
hubungan antara :
a. Menganalisa secara empiris pengaruh Return On Asset terhadap
Earning Per Share.
b. Menganalisa secara empiris pengaruh Net profit Margin terhadap
Earning Per Share.
10
c. Menganalisa secara empiris pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Earning per Share.
d. Menganalisa secara empiris pengaruh simultan Return On Asset,
Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan terhadap Earning Per
Share.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan harapan sebagai berikut :
a. Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi kalangan akademis, khususnya mahasiswa/i jurusan akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai yang berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi Earning Per Share .
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
c. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai pengaruh return on asset, net profit
margin, dan ukuran perusahaan terhadap earning per share.
d. Bagi Investor, dapat dijadikan bahan pertimbangan pada saat
melakukan investasi dan memberikan kredit dengan melihat
bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh
perusahaan.
11
e. Bagi Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang return on asset,
net profit margin, dan ukuran perusahaan serta menambah
pengetahuan khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi earning per share.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan
Agency Theory pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling
pada tahun 1976, yang mengartikan hubungan agent dan principal.
“A contract under which one or more persons (the principal/s)
engage another person (the agent) to perform some service on their
behalf which involve delegating some decisions making authority to
the agent” (Jensen dan Meckling, 1976:5).
Menurut Jensen dan Meckling (1976:5) teori ini menjelaskan
tentang bagaimana hubungan agensi sebagai sebuah kontrak dimana
salah satu pihak (principal) menggunakan pihak lain (agent) untuk
mengerjakan suatu layanan tertentu untuk kepentingan mereka, dengan
melibatkan suatu pendelegasian wewenang pengambilan keputusan
oleh agen. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan mereka
sendiri-sendiri, dan perbedaan kepentingan ini bisa saja menyebabkan
timbulnya information asymetri (kesenjangan informasi) antara
pemegang saham dan organisasi.
13
Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi (Eisenhardt, 1989).
Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yakni asumsi
tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi.
Asumsi sifat manusia menekankan pada manusia yang memiliki sifat
mementingkan diri sendiri (self-interest), memiliki keterbatasan
rasionalitas (bounded rasionality), dan tidak menyukai resiko (risk
aversion). Asumsi keorganisasian adalah konflik antar anggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktifitas, dan adanya asimetri
informasi antara prinsipal dan agen. Asumsi informasi adalah bahwa
informasi sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan
(Rahmawati, 2012:5).
Dalam penelitiannya, Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan
bahwa dalam teori agensi terdapat agency problem yang akan terjadi
bila proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari
100% sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar
kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar memaksimalisasi nilai
dalam pengambilan keputusan pendanaan. Lebih lanjut mereka
menjelaskan bahwa manajer tidak menanggung resiko atas kesalahan
dalam pengambilan keputusan, dan resiko tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh pemegang saham (principal). Oleh karena itu, para
manajer cenderung melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif
dan tidak produktif untuk kepentingan pribadinya, seperti peningkatan
gaji dan status.
14
Watt dan Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa
hubungan principal dan agent yang sering ditentukan oleh angka
akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk
memaksimalkan kepentingannya. Manajer sebagai pengelola
perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang
saham). Pemegang saham sebagai prinsipal tentu menginginkan
manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Sebaliknya, manajer selaku agen bisa saja bertindak
tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi
memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah conflict of
interest (Kodrat dan Herdinata, 2009:14).
Adanya asimetri informasi sebagaimana disebutkan diatas,
menyebabkan adanya suatu kondisi yang memungkinkan agen
melakukan creative accounting yaitu memanipulasi angka-angka
akuntansi yang dipublikasikannya yang disajikan dalam laporan
keuangan. Konflik kepentingan dan asimetri informasi antara
manajemen dengan pemilik memberikan kesempatan kepada
manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba yang didukung
oleh teori Rezaee (2002) yang menyatakan bahwa tindakan manajemen
laba berkaitan erat dengan kecurangan laporan keuangan.
15
2. Laporan Keuangan
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan
adalah: “Laporan keuangan yang menyediakan informasi menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar
pengguna laporan”. (IAI, 2012)
Menurut Mulyadi (2002) laporan keuangan adalah suatu penyajian
data keuangan termasuk catatan yang dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aset) dan/atau kewajiban
entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aset dan/atau kewajiban
selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Menurut Apriyono (2008), definisi
laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun
buku yang bersangkutan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan
tersebut. Sedangkan menurut Baridwan (2004) laporan keuangan
adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan (IAI, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan laporan
keuangan adalah produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan
16
untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal dan
eksternal, yang dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun
kinerja manajemen perusahaan, merupakan rangkaian aktivitas
ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan dalam suatu periode
perusahaan dan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber
informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi
industri, kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas
manajemen dan lainya. Jadi setiap perusahaan go public diwajibkan
untuk mempublikasikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang telah terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal
(BAPEPAM). Laporan keuangan terdiri dari:
a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan berupa aset,
liabilitas, dan ekuitas dari entitas tersebut (IAI, 2012). Persamaan
akuntansi (disebut juga identitas neraca) merupakan dasar sistem
akuntansi. Disisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya
yang dikendalikan oleh perusahaan, atau aset sumber daya yang
merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba
dimasa depan melalui aset operasi sisi kanan persamaan ini yang
17
mengidentifikasi sumber pendanaan. Kewajiban (liability)
merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban
perusahaan, atau klaim kreditor atas aset. Ekuitas atau ekuitas
pemegang saham (shareholders equity) merupakan total dari (1)
pendanaan yang menginvestasikan atau dikontribusi oleh pemilik
(modal kontribusi) dan (2) akuntansi laba yang tidak dibagikan
kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya perusahaan.
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan
suatu perusahaan atas total pendapatan dikurangi beban, tidak
termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.
Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara
tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi
perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan,
beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu
(IAI, 2012)
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang berisi informasi arus
kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas
dalam kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi
18
mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama
periode tertentu (IAI, 2012)
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan buku bersangkutan. Tujuan laporan keuangan menurut
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk
organisasi pencari laba adalah adalah:
a. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional
mengenai investasi, kredit, dan lainnya.
b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon
investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan
jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau
19
bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, saham, dan
pinjaman yang jatuh tempo.
c. Memberikan informasi tentang sumber daya (aset) perusahaan,
klaim atas aset, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan
lain terhadap aset dan kewajiban.
d. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan
selama satu periode.
e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan untuk
mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan
pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal,
termasuk dividen dan pembayaran lainnya kepada pemilik.
f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada
pemilik atas penggunaan sumber daya (aset) yang telah
dipercayakan kepadanya.
g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi
dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik
perusahaan.
Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.
Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja,
tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan
20
perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis
keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai
suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang
merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip
dan kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi. Oleh sebab itu,
di dalam penyusunannya laporan keuangan memiliki karakteristik
tersendiri. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang
dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK:
2012) adalah:
a. Dapat Dipahami, Kualitas penting informasi dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh
pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
b. Relevan, Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan.
c. Keandalan, Informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
21
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunaannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan, Pengguna harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
3. Rasio Keuangan
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis dan analisa laporan
keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa keuangan
memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan
dalam analisis keuangan adalah “rasio”. Rasio keuangan adalah alat
yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan (Kasmir, 2010). Menurut Robert (1997) dalam Pratiawan
(2011) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis
berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio ini berfungsi untuk
mengukur kemampuan jangka pendek (kurang dari satu tahun)
perusahaan di dalam untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo.
22
b. Rasio Aktivitas (Activity Ratios) Rasio ini menunjukkan
kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan
harta-harta yang dimilikinya.
c. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratios) Rasio
ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan.
d. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratios.
e. Rasio Pasar (Market ratios) Rasio ini menunjukkan informasi
penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham.
Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat
digunakan untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari
perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Rasio juga dapat
menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik ekonomi, strategi
bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan investasi.
a. Earning Per Share
Earning per share merupakan salah satu indikator rasio
perusahaan yang penting. Earning per share (EPS) adalah tingkat
keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu
diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Definisi
earning per share menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:195)
23
menerangkan bahwa earning per share merupakan rasio yang
menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh
investor. Sedangkan menurut Widoatmodjo (2007: 102)
menerangkan bahwa earning per share merupakan rasio antara
pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang
beredar.
Dengan demikian, earning per share merupakan besaran
pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap
lembar saham biasa yang beredar dalam periode waktu tertentu.
Earning per share yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan
yang baik, walaupun nantinya tidak semua laba dalam operasi
perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham, karena
hal ini akan diputuskan berdasarkan hasil rapat umum pemegang
saham tentang kebijakan pembagian dividen.
b. Return on Asset
Return on asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004)
adalah: “Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan)
yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya
untuk mendanai aset tersebut”.
Return on asset merupakan indikator kemampuan sebuah
unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang
dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return on asset mengukur
24
kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah asset dikarya
kan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan
laba.
Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aset yang tersedia dalam perusahaan.
Return on asset digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi
perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik suatu perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan
kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut:
1) Adanya over investment dalam asetyang digunakan untuk
operasi dan hubungannya dengan volume penjualan yang
diperoleh dengan aset tersebut.
2) Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan
dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.
3) Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun
pemasaran.
4) Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
Return on asset yang negatif disebabkan laba perusahaan
dalam kondisi negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
aset belum mampu menghasilkan laba.
25
c. Net Profit Margin
Net profit margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net
income dari kegiatan operasional pokok perusahaan. Net profit
margin berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan
bersih terhadap penjualan bersihnya. NPM menunjukkan
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini
digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari
sudut total penjualannya (Hanafi dan Halim, 2005).
d. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan merupakan faktor yang dapat
dihubungkan dengan ketepatan penyampaian laporan keuangan
karena ukuran perusahaan dapat dinilai dari besar dari beberapa
segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada
total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga
kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka
semakin besar pula ukuran perusahaan itu.
Perusahaan besar sering berargumen untuk lebih cepat
dalam menyampaikan laporan keuangan karena perusahaan besar
lebih konsisten untuk tepat waktu dibanding perusahaan kecil
dalam menginformasikan laporan keuangannya, karena
26
perusahaan besar banyak disorot oleh masyarakat (Dyer dan
McHugh, 1975).
Perusahaan mempunyai pengetahuan lebih tentang
peraturan-peraturan yang ada, oleh karena itu perusahaan besar
mungkin lebih mentaati peraturan mengenai ketepatan waktu
pelaporan keuangan dibanding perusahaan kecil. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa biasanya perusahaan besar
memiliki lebih banyak sumber, lebih banyak staff dan sistem
informasi yang lebih canggih yang menghasilkan laporan tahunan
yang lebih tepat waktu. Selain itu, perusahaan besar mampu
memasang dan mengoperasikan alat bantu komputer yang modern
yang cepat dalam pemprosesan dan pengawasan barang persediaan
dan operasi produksi. Penggunaan alat ini menghasilkan persiapan
yang lebih cepat dan laporan tahunan yang lebih tepat waktu
(Owusu-Ansah, 2000).
Ukuran perusahaan menggambarkan reputasi perusahaan
dimata publik. Stocken (2000) menyatakan bahwa perusahaan
kemungkinan besar akan melakukan pergantian perusahaan audit
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan jasa dengan kebutuhan
jasa yang diperlukan. Ukuran perusahaan klien merupakan total
aset, penjualan atau nilai pasar saham. Dalam penelitian ini
variabel ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma natural
total aset (Maharani, 2010).
27
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Interaksi Antara Return on Asset Terhadap Earning Per Share
Return on asset dapat memberikan pengukuran yang memadai atas
efektifitas keseluruhan perusahaan karena Return on asset
memperhitungkan penggunaan aset dan profitabilitas dalam penjualan.
Dengan demikian, return on asset dapat dijadikan salah satu indikator
dalam pengambilan keputusan investor dalam memilih perusahaan
untuk berinvestasi. Maka semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
tinggi pula kepercayaan dan minat investor untuk berinvestasi.
Hasil penelitian Diaz dan Jufrizen (2014) yang menyatakan bahwa
return on asset (ROA) tidak mempengaruhi earning per share (EPS).
Hasil penelitian Ammelia (2013) juga menyebutkan bahwa return on
asset (ROA) tidak mempengaruhi earning per share (EPS). Irenne
Ammelia menyatakan bahwa yang menyebabkan return on asset
(ROA) adalah dimana perusahaan tidak mampu menghasilkan laba dan
mendayagunakan aset perusahaan dengan secara tidak tepat.
Hasil penelitian itu berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Muhfiatun (2011) yang menyatakan bahwa return on asset (ROA)
berpengaruh terhadap earning per share (EPS). Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan mampu memanfaatkan aset yang dimilikinya secara
efektif, sehingga mampu menghasilkan laba bersih. Meningkatnya laba
28
bersih perusahaan akan berdampak pada return on asset (ROA) dan
akan diikuti oleh kenaikan earning per share (EPS).
Berdasarkan hasil penelitian Diaz dan Jufrizen (2014), Ammelia
(2013) serta Muhfiatun (2011), maka hal ini diduga bahwa rasio return
on asset berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Oleh
karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Return on asset berpengaruh signifikan terhadap earnings per
share
2. Interaksi Antara Net Profit Margin Terhadap Earning Per Share
Net profit margin merupakan rasio yang mengukur sejauh mana
perusahaan mampu menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya diperiode tertentu. (Hanafi, 2009) Jika
diperoleh net profit margin yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut beroperasi secara efektif dan efisien, serta
menghasilkan dana yang besar. (Yusuf, 2011).
Net Profit Margin (NPM) mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap penjulan. NPM yang
tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan
semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang
tinggi. Hal ini dikarenakan NPM yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menyisakan margin yang tinggi atas
kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu
29
resiko. Dengan demikian NPM yang tinggi akan memberikan
keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham (Sinta dan Laksito,
2014:3).
Sinta dan Laksito (2014) dalam penelitianya yang berjudul
“Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas
Operasi Terhadap Earning Per Share” menyimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara NPM dengan EPS. Tingkat NPM
yang tinggi menunjukkan perusahaan mempunyai kemampuan
menghasilkan laba bersih yang tinggi dalam pendapatan
operasionalnya. Hasil dari perhitungan ini mencerminkan keuntungan
bersih per rupiah penjualan. Hubungan antara laba bersih dan
penjualan ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya dengan cukup berhasil untuk
menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi bagi pemilik yang
telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Begitu pula dengan
penelitian yang dialakukan oleh Sutejo, Salim dan Swasto (2010) yang
juga mendapatkan hasil bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap
EPS.
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Muhfiatun (2011). Dalam penelitianya disimpulkan bahwa
NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap EPS. Tingkat net profit
margin yang tinggi menujukkan perusahaan mempunyai kemampuan
menghasilkan laba bersih dengan prosentase yang tinggi dalam
30
pendapatan operasional, akan tetapi dengan tingkat net profit margin
yang tinggi belum tentu laba yang diterima oleh pemegang saham juga
akan bertambah.
Berdasarkan hasil penelitian Sinta dan Laksito (2014), Sutejo, dkk
(2010) serta Muhfiatun (2011), maka hal ini diduga bahwa rasio net
profit margin berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Oleh
karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H2: Net profit margin berpengaruh signifikan terhadap earnings per
share
3. Interaksi Antara Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per
Share
Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor.
Semakin besar perusahaan, semakin dikenal masyarakat yang berarti
semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan.
Kemudahan mendapatkan informasi akan meningkatkan kepercayaan
investor dan mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti risiko
underpricing lebih kecil dan ekspetasi intial return lebih rendah.
Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu
juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih
31
mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset
yang kecil (Pangemanan dan Mawikere, 2011:87).
Ukuran perusahaan menunjukkan kemampuan financial
perusahaan, dimana perusahaan besar lebih mampu dan lebih stabil
menghasilkan laba dibanding perusahaan kecil. Perusahaan yang besar
umumnya memiliki total aset yang besar pula akan lebih mampu untuk
memperbaiki kinerja dan meningkatkan keuntungan apabila
perusahaan dapat menggunakan aset tersebut secara optimal. Dalam
penelitian yang dilakukan Shinta dan Laksito (2014) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earning per
share. Hal ini dibuktikan dengan adanya perusahaan yang memiliki
total aset yang besar memiliki rasio dari perputaran keseluruhan aset
yang kecil. Hal ini mengindikasikan adanya kinerja manajemen yang
tidak optimal dalam mengelola asetnya. Terlalu besar aset yang
dimiliki perusahaan apabila tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan ketidakefisienan dalam operasi perusahaan. Total aset
yang tidak sebanding dengan perputarannya (asset turnover) akan
mengakibatkan adanya aset yang menganggur yang tidak baik bagi
profitabilitas.
Hasil Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dialkukan
oleh Uno, Tawas dan Rate (2014) yang menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
32
Pangemanan dan Mawikere (2011) yang juga menemukan bahwa
ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
earning per share.
Berdasarkan hasil penelitian Sinta dan Laksito (2014), Uno, dkk
(2014) serta Pangemanan dan Mawikere (2011), maka hal ini diduga
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earning per
share. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earnings per
share
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu mengenai topik dengan penelitian ini
dapat dilihat dalam tabel 2.1 dibawah ini.
33
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Mohamad Barlianta Uno, Hendra Tawas dan Paulina Van Rate (2014)
Analisis Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasional Pengaruhnya Terhadap Earning Per Share
Variabel ukuran perusahaan dan earning per share, alat pengujian yang digunakan analisis regresi berganda
Variabel arus kas operasional objek penelitian, tidak ada variabel NPM
Kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap earning per share, variabel ukuran perusahaan dan arus kas operasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share.
2. Sifrid Pangemanan dan Lidia Mawikere (2011)
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Earning Per Share Pada Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia
Variabel ukuran perusahaan dan earning per share
Objek penelitian, variabel pertumbuhan perusahaan
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan total sales juga tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share.
Bersambung ke halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Kumala Shinta dan Herry Laksito (2014)
Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi Terhadap Earning Per Share
Variabel net profit margin, ukuran perusahaan dan earning per share, alat pengujian yang digunakan analisis regresi berganda
Variabel arus kas operasi, objek penelitian
Faktor-faktor kinerja keuangan danarus kas operasi terbukti berpengaruh positif terhadap earning per share. Sedangkan variabel ukuran perusahaan terbukti berpengaruh negatif terhadap earning per share.
4. Rafika Diaz dan Jufrizen (2014)
Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel ROA dan earning per share, metode pengujian analisis regresi berganda
Variabel return on equity, objek penelitian
Secara parsial return on asset dan return on equity tidakberpengaruh signifikan terhadap earning per share. Namun secara simultan return on asset dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap earning per share sebesar 41,1%.
Bersambung ke halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Ni Made Sukarmiasi, Ni Kadek Sinarwati dan Anantawikrama Tunggal Atmadja (2015)
Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Momentum, Net Profit Margin (NPM), Basic Earning Power (BEP), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) Terhadap Return Saham dan Market Value Added (MVA)
Variabel net profit margin dan return on asset
Objek penelitian, variabel EVA, BEP, ROE dan MVA
Secara parsial EVA, NPM, BEP, ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan MVA. Sedangkan secara simultan vsemua variabel dependen berpengaruh signifikan terhadap return saham dam MVA.
Sumber : Data Sekuder yang Diolah
36
A. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar 2.1 dibawah ini.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share
Basis Teori: Teori Keagenan, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Teori-
teori Akuntansi Manajemen
Variabel Independen Variabel Dependen
Return on Asset
Net Profit
Margin
Firm Size
Earning Per Share
Metode Analisis: Regresi
Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share
37
Bersambung pada halaman selanjutnya
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Metode Analisis: Regresi
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh return on asset, net
profit margin, dan ukuran perusahaan terhadap earnings per share di
perusahaan property dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Dari 50 perusahaan hanya 34 perusahaan yang diambil sebagai
sampel. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan
setiap tahun pada periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Data
diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan
perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan
tinjauan pustaka dengan cara menganalisa data sekunder berupa laporan
resmi yang dikeluarkan BEI maupun lembaga lainnya, serta rilis atau
tulisan penelitian lainnya yang berhubungan dengan penulisan makalah.
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di BEI sejak tahun 2012-2014. Perusahaan ini dipilih
39
secara purposive dengan melihat kontinuitas usahanya selama periode
penelitian dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan selama
periode tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling dimana pengambilan perusahaan
sampel dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan property dan real
estate sesuai dengan kategori yang dikembangkan BEI yang tercantum
dalam IDX Fact Book.
2. Perusahaan yang memiliki data lengkap selama tahun 2012-2014.
3. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama tahun 2012-2014.
4. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata uang
rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu berupa data perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
BEI periode 2012-2014 dan laporan keuangan tahunannya selama 2012-
2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari Pusat
Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu,
data dan informasi lain diperoleh dari jurnal, textbook, internet, dan
indonesian capital market directory (ICMD).
40
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini alat statistik yang digunakan antara lain
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan
agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data
serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik
secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan
gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimum dan minimum.
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas data, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah
terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data
dapat dideteksi dengan melihat Normality Probability Plot (P-
Plot). Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal serta
41
mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya, maka
menunjukkan pola distribusi yang normal dan model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas (Suliyanto, 2011).
Dalam Uji Normalitas data penelitian ini menggunakan uji
normalitas Kolmogorov Smirnov yaitu, dengan membandingkan
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan dsitribusi
normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah
ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan
normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorv Smirnov adalah uji beda
antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.
Seperti pada uji beda biasa. Jika signifikansi dibawah 0,05 berarti
terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas
0.05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
Penerapan pada Uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa
signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data
tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0.05
maka berarti tidak terdapat perbedaan yang yang signifikan, berarti
data tersebut normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
42
terjadi korelasi diantara variabel independen (Suliyanto, 2011).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari masalah
multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan
nilai VIF < 10 (Suliyanto, 2011).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang bebas dari problem autokorelasi
(Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Durbin
Watson (DW) nya. Regresi bebas dari masalah autokorelasi jika
nilai DW berada diantara -2 dan +2 (Sunyoto, 2009).
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang homokedastisitas (Suliyanto, 2011). Deteksi ada tidaknya
43
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) dimana sumbu Y
adalah yang telah diprediksi sedangkan sumbu X adalah residual.
Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas (Suliyanto, 2011).
Uji Heterokedasitas dalam penelitian ini juga menggunakan
uji spearman, dimana dilakukan perhitungan dari korelasi rank
spearman antara variael absolute Ut dengan variabel-variabel
bebas. Kemudian nilai dari rank spearman tersebut dibandingkan
dengan nilai statistik yang ditentukan. Masalah heterokedasitas
tidak terjadi bila rank spearman antara variabel absolute residual
regresi dengan variabel-variabel bebas lebih besar dari nilai
signifikan. Nilai signifikan untuk uji Spearman adalan 0,05
(Elcom, 2010).
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan
satu. Jika nilai Adj R2 berkisar hampir satu, berarti semakin kuat
44
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2 semakin mendekati
angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen (Suliyanto, 2011).
b. Uji Statistik F
Uji ini pada dasarnya menunujukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen
(Suliyanto, 2011). Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima
dan sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak.
c. Uji Statistik t
Uji ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual (parsial) dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Suliyanto, 2011).
Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah
dengan menentukan level of significance-nya. Level of significance
yang digunakan adalah sebesar 5 % atau (α) = 0,05. Jika signifikan
t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika signifikan t < 0,05 maka Ha
diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Suliyanto, 2011).
4. Analisi Regresi Berganda
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model persamaan regesi berganda. Model ini
45
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau
rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro, 2002). Variabel
independen terdiri dari return on asset, net profit margin dan ukuran
perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah earning per share.
Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = Earning Per Share (EPS)
Α = Konstanta
β1,β2, β3 = Penaksiran Koefisien Regresi
X1 = Return on Asset (ROA)
X2 = Net Profit Margin (NPM)
X3 = Ukuran Perusahaan (size)
E = Variabel Residual (tingkat kesalahan)
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Earning Per Share
Definisi earning per share menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2006: 195) menerangkan bahwa earning per share merupakan rasio
yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh
46
investor. Sedangkan menurut Widoatmodjo (2007: 102) menerangkan
bahwa earning per share merupakan rasio antara pendapatan setelah
pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Earning per share yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan
yang baik, walaupun nantinya tidak semua laba dalam operasi
perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham, karena hal
ini akan diputuskan berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham
tentang kebijakan pembagian dividen
Earning per share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan
yang penting. Earning per share adalah tingkat keuntungan bersih
untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Dengan demikian, earning per share
merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang
saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode
waktu tertentu. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
��������������� = ����������
����������������
2. Return on Asset
Menurut Hanafi dan Halim (2004) dalam Agustin dan Edward
(2012) Return on asset adalah “Rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset
47
(kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan
biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut”.
Return on asset merupakan indikator kemampuan sebuah unit
usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh
unit usaha tersebut. Return on asset mengukur kinerja operasi yang
menunjukkan sejauh manakah aset dikaryakan. Rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi
yang ada untuk menghasilkan laba.
Return on asset yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam
kondisi negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari
modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aset belum mampu
menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk mengukur return on
asset adalah sebagai berikut:
������������� =����������
�����������× ���%
3. Net Profit Margin
Net profit margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income
dari kegiatan operasional pokok perusahaan. Net profit margin
berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih
terhadap penjualan bersihnya. NPM menunjukkan perbandingan antara
laba bersih dengan penjualan (Hanafi dan Halim, 2005). Rasio ini
48
digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari sudut
total penjualannya. Secara matematis, NPM dirumuskan sebagai
berikut:
��������������� = ����������������������
���������������
4. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan merupakan faktor yang dapat dihubungkan
dengan ketepatan penyampaian laporan keuangan karena ukuran
perusahaan dapat dinilai dari besar dari beberapa segi. Besar kecilnya
ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.
Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula
ukuran perusahaan itu.
���������������� = (���)���������
49
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh ROA, NPM, dan
ukuran perusahaan terhadap earnings per share. di perusahaan property
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari 50
perusahaan hanya 34 perusahaan yang diambil sebagai sampel. Adapun
data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan
laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari laporan
keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang
diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
Berikut ini adalah rincian perolehan sampel perusahaan manufaktur
dengan kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis.
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI dari
Tahun 2012 sampai dengan 2014 50
Perusahaan tersebut memiliki data lengkap terkait dengan variabel
yang diteliti 44
Perusahaan yang mengalami kerugian tahun 2012 sampai dengan
tahun 2014 (8)
Perusahaan menyajikan laporan keuangan selain dalam bentuk rupiah.
(2)
Perusahaan yang memenuhi kriteria. 34
Total sampel penelitian selama 3 periode 102
50
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah
perusahaan property dan real estate yang menjadi sampel penelitian
berjumlah 34 perusahaan. Dengan tahun pengamatan sebanyak 3 tahun
berturut-turut, maka total sampel menjadi 102 yaitu 34 perusahaan x 3
tahun observasi. Sampel tersebut dipilih karena memenuhi seluruh kriteria
yang ditetapkan dalam penelitian ini.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh
variabel return on asset (ROA), net profit margin (NPM) dan ukuran
perusahaan (SIZE), terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi
variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik
deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum.
Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder yang diolah
51
Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa variabel independen
ROA memiliki nilai minimum -0,09 sedangkan untuk nilai
maksimumnya sebesar 0,69 diperoleh dari PT. HM Sampoerna Tbk
pada tahun 2011. Nilai rata-rata ROA sebesar 0,562 dan standar
deviasinya adalah sebesar 0,8889. Variabel independen Net Profit
Margin (NPM) memiliki nilai minimum sebesar -5,19 yang diperoleh
dari PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2012, sedangkan untuk nilai
maksimumnya adalah sebesar 122,70 yang diperoleh dari PT Multi
Indocitra Tbk. Nilai rata-rata dari NPM adalah sebesar 1,4292 dan
standar deviasinya adalah sebesar 12,14. Variabel independen ukuran
perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 10,97 yang diperoleh dari
PT Ever Shine Textile Industry Tbk pada tahun 2012, sedangkan untuk
nilai maksimumnya adalah sebesar 13,58 yang diperoleh dari PT
Indocement Tunggal Perkasa Tbk pada tahun 2012. Nilai rata-rata dari
ukuran perusahaan adalah 12,42 dan standar deviasinya adalah sebesar
0,6479. Variabel dependen Earnings Per Share memiliki nilai
minimum sebesar 0,03 yang diperoleh dari PT Lion Metal Work Tbk
pada tahun 2012, sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar
1,46 yang diperoleh dari PT HM Sampoerna Tbk. Nilai rata-rata dari
EPS adalah sebesar 0,7861 dan standar deviasinya sebesar 0,314.
52
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode
Probability Plot (P-Plot). Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel
penggangu atau residual mempunyai distribusi yang normal.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Selengkapnya
mengenai hasil uji normalitas penelitian dapat dilihat pada gambar
4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: Data sekunder yang diolah
53
Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa titik-
titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini telah terdistribusi secara
normal.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen dan model regresi yang baik adalah model regresi
yang bebas dari masalah tersebut. Selengkapnya mengenai hasil
uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui nilai tolerance masing-
masing variabel diatas 0.01 dan nilai VIF masing-masing variabel
juga dibawah 10 dan mendekati 1. Maka dapat disimpulkan bahwa
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
ROA ,986 1,014
NPM ,968 1,033
SIZE ,969 1,032
a. Dependent Variable: EPS
54
tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson (DW). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode tertentu dengan periode sebelumnya.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
masalah autokorelasi. Selengkapnya mengenai hasil uji
autokorelasi penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,338a ,115 ,087 ,30083 2,091
a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, NPM
b. Dependent Variable: EPS
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai DW adalah
sebesar 2,091. Dengan jumlah predictors sebanyak 3 (tiga) buah
dan sampel penelitian sebanyak 102 perusahan (n=102).
Berdasarkan tabel diatas nilai DW berada diantara -2 dan +2,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini
telah terbebas dari masalah autokorelasi.
55
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang bebas dari masalah heterokedastitisitas
(homokedastisitas). Selengkapnya mengenai hasil uji untuk
heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola
tertentu dan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik
56
diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
homokedastisitas sehingga layak dipakai untuk kemudian
dilanjutkan ke pengujian hipotesis.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Pada model regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj
R2), atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik
dalam melihat seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan
R2 (koefisien determinasi). Kelemahan dalam menggunakan nilai
R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya mengenai hasil
uji Adj R2 penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Koeefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,338a ,115 ,087 ,30083
a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, NPM
b. Dependent Variable: EPS
Sumber : Data sekunder diolah
Dari tabel 4.5 diatas diketahui bahwa nilai R Square adalah
sebesar 0,115. Hal ini berarti bahwa sebesar 11,5% variabel
dependen atau earning per share (EPS) dipengaruhi oleh variabel
57
independen yaitu ukuran perusahaan (SIZE), return on asset
(ROA), dan net profit margin (NPM). Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 88,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini seperti yaitu kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, good
corporate governance dan lain-lain.
Dari tabel 4.5 diatas juga diketahui bahwa nilai R adalah
0.338 yang berarti bahwa terjadi hubungan yang lemah antara
ukuran perusahaan (SIZE), return on asset (ROA), dan net profit
margin (NPM) terhadap earning per share (EPS) karena memiliki
nilai R < 0,5.
b. Hasil Uji F Simultan
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen. Signifikansi model
regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai signifikansi
yang ada di tabel 4.6. Selengkapnya mengenai hasil uji F
penelitian dapat dilihat di tabel 4.6 dibawah ini.
58
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 1,148 3 ,383 4,227 ,007b
Residual 8,869 98 ,090
Total 10,016 101
a. Dependent Variable: EPS
b. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, NPM
Sumber : Data sekunder diolah
Dari uji statistik F dapat diketahui nilai F hitung sebesar
4,227 dengan signifikan 0,007. Karena signifikan jauh lebih kecil
dari 0,05 atau 0,004 < 0,05, maka ROA, NPM dan ukuran
perusahaan (SIZE) secara bersama-sama atau secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap EPS. Berarti dalam hal ini
variabel-variabel tersebut dapat dijadikan sebagai pengukur EPS.
c. Hasil Uji t Parsial
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individual (parsial), yaitu ukuran
perusahaan (SIZE), return on asset (ROA), dan net profit margin
(NPM) dalam menerangkan variabel dependen, yaitu earning per
share (EPS). Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji
dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.7. Selengkapnya
mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat di tabel 4.7 sebagai
berikut:
59
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,613 ,582 4,489 ,000
ROA -,372 ,339 -,105 -1,098 ,275
NPM 2,735E-009 ,000 ,163 1,688 ,095
SIZE -,146 ,047 -,300 -3,112 ,002
a. Dependent Variable: EPS
Sumber : Data sekunder diolah
Return on asset (ROA) mempunyai T hitung sebesar -1,098
dengan probabilitas signifikansi adalah 0,275. Dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan
terhadap earning per share (EPS). Hal ini berarti H1 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Diaz dan
Jufrizen (2014) yang menyatakan bahwa return on asset (ROA)
tidak mempengaruhi earning per share (EPS). Hasil penelitian
Ammelia (2013) juga menyebutkan bahwa return on asset (ROA)
tidak mempengaruhi earning per share (EPS). Ammelia (2013)
menyatakan bahwa yang menyebabkan return on asset (ROA)
adalah dimana perusahaan tidak mampu menghasilkan laba dan
mendayagunakan aset perusahaan dengan secara tidak tepat.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa net
profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per
60
share. Dengan nilai T 1,688 dan nilai signifikansi 0,095 < alpha
0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa
variabel net profit margin tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap earning per share. Arah positif menunjukan bahwa
semakin tinggi net profit margin maka semakin tinggi pula
earning per share perusahaan. Namun hasil penelitian ini secara
statistik tidak signifikan. Tingkat net profit margin yang tinggi
menujukkan perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan
laba bersih dengan prosentase yang tinggi dalam pendapatan
operasional, akan tetapi dengan tingkat net profit margin yang
tinggi belum tentu laba yang diterima oleh pemegang saham juga
akan bertambah (Muhfiatun, 2011).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Muhfiatun (2011) yang menunjukkan bahwa net profit margin
tidak berpengaruh terhadap earning per share. Akan tetapi,
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutejo, dkk
(2010) serta Shinta dan Laksito (2014) yang menyatakan bahwa
net profit margin berpengaruh signifikan terhadap earning per
share.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earning per share.
Dengan nilai T -3,112 dan nilai signifikansi 0,002 < alpha 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
61
ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara signifikan neagtif
terhadap earning per share atau dapat dikatakan semakin besar
ukuran perusahaan akan menyebabkan semakin kecilnya earning
per share.
Ukuran perusahaan menunjukkan kemampuan financial
perusahaan, dimana perusahaan besar lebih mampu dan lebih
stabil menghasilkan laba dibanding perusahaan kecil. Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan
proksi total aset. Perusahaan yang besar umumnya memiliki total
aset yang besar pula akan lebih mampu untuk memperbaiki kinerja
dan meningkatkan keuntungan apabila perusahaan dapat
menggunakan aset tersebut secara optimal (Shinta dan Laksito,
2014:9).
Penelitian ini mendukung penelitian Shinta dan Laksito
(2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap earning per share. Namun, penelitian ini
bertentangan dengan temuan Uno, dkk (2014) serta Pangemanan
dan Mawikere (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitin ini
layak digunakan karena model regresi telah terbebas dari masalah
62
normalistas data berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinieritas,
heterokedastisitas, maupun autokorelasi.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi
berganda yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(ROA, NPM, SIZE) terhadap variabel terikat (EPS). Model persamaan
regresi sebagai berikut:
Pada persamaan regresi diatas nilai konstanta
sebesar 2,613, hal ini berarti jika tidak ada pergerakan dari ketiga
variabel independen (konstan), maka earning per share akan
mengalami peningkatan sebesar 2,613. Koefisien regresi untuk
variabel return on asset menunjukkan (-0,372), menunjukkan
bahwa setiap adanya perubahan 1% return on asset maka dapat
menurunkan earning per share sebesar 0,372%. Koefisien regresi
untuk variabel net profit margin menunjukkan 2,735x10-9,
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1% net profit margin
maka dapat meningkatkan earning per share sebesar 2,735x10-9%.
Koefisien regresi untuk variabel ukuran perusahaan menunjukkan -
(0,146), menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1% ukuran
perusahaan maka dapat menurunkan earning per share sebesar
0,146%.
Y= 2,613 - 0,372ROA + 2,735x10-9NPM - 0,146SIZE+e
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis pembahsan yang telah dilakukan,
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji analisis berganda ditemukan bahwa, variabel return
on asset (ROA), tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per
share (EPS).
2. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda ditemukan bahwa net
profit margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap earning
per share (EPS).
3. Berdasarkan hasil uji analisi regresi berganda ditemukan bahwa ukuran
perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap earning per share
(EPS).
4. Berdasarkan hasil uji regresi berganda ditemukan bahwa return on
asset (ROA), net profit margin (NPM), dan ukuran perusahaan (SIZE)
berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap earning per share
(EPS).
64
B. Saran
1. Bagi perusahaan emiten hendaknya meningkatkan efisiensi dalam
aktivitas operasionalnya sehingga dapat menekan biaya operasi untuk
memperoleh laba bersih. Dengan meningkatnya laba bersih, maka akan
memperbesar profitabilitas perusahaan yang akan pada akhirnya
menaikkan earning per share.
2. Bagi investor yang akan menanamkan investasinya perlu
mempertimbangkan faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi earning
per share.
3. Bagi investor diharapkan untuk tidak hanya memperhatikan besarnya
laba perusahaan saja tanpa mengetahui kemampuan laba tersebut
dalam menghasilkan kas bagi perusahaan, karena itu hanya merupakan
gambaran atas kinerja perusahaan dalam jangka pendek. Sebaiknya
para investor juga mempertimbangkan nilai investment opportunity set,
pertumbuhan perusahaan, penggunaan hutang, dan return on asset
(ROA) perusahaan yang diharapkan akan memberikan kemakmuran
kepada para pemegang saham.
4. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti
mekanisme kepemilikan institusional, tingkat likuiditas, ataupun risiko
perusahaan, dan lain sebagainya. Penelitian ini juga dapat
dikembangkan dengan memperluas model penelitian sebelumnya
dengan menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan
65
akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid. Memperluas
penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan
menambahkan tahun amatan juga memperbanyak sampel untuk
penelitian yang akan datang.
66
DAFTAR PUSTAKA
Absari, Dyatri utami Arian, Made Sudarma dan Grahita Chandrarin. 2013. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan Risiko Sistematis Terhadap Return Saham”. Tesis. Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Alsaeed, K. 2006. “The Association between Firm-specific Characteristics and
Disclosure: The Case of Saudi Arabia”. Managerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 5, pp. 476-496.
Ang, R. 1997. ”Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”. Jakarta: Mediasoft. Baridwan, Zaki. 1992. “Intermediate Accounting”. Edisi Ketujuh. BPFE.
UGM,Yogyakarta. Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. “Akuntansi Perbankan”. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat. Belkaoli, Ahmed R. 2000. “Teori Akuntansi. Buku I”. Jakarta: Salemba Empat. Borromeu, I Gede Widiartha Naitian.2012. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Ejournal, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2013, Hal.1-5.
Darmadji, Fakhrudin. 2006. “Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab”.
Jakarta : Salemba Empat. Devi, P L S dan Badjra, I B. 2012. “Pengaruh ROE, NPM, Leverage, dan Nilai
Pasar Terhadap Harga Saham”. Jurnal Ekonomi. Universitas Udayana. Bali.
67
Diaz, Rafika dan Jufrizen. 2014. “Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 14 NO. 02 OKTOBER 2014, Univeritas Muhammadiyah Malang.
Ghozali, Faruq. 2012. “Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning per Share
(EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER), Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Properti yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011)”. Jurnal Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D.N. 2003. “Basic Econometrics”. McGraw-Hill, Singapore, 4th edition. Hartati. 2010. “Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER),
Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. ”Metodologi Penelitian Bisnis”.
Yogyakarta: BPFE. Karnata, 2009. “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Equity, Total Asset Turn Over, Size terhadap Earning per Share”. ejournal Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hal 20-63.
Muhfiatun. 2011. “Pengaruh Financial Laverage dan Profitabilitas Terhadap
Earnings per share (Studi pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah Tahun 2009)”. Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Munawir. 2010. “Analisa Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
68
Novasari, Ema. 2013. “Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011”. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Semarang.
Pangemanan, Sifrid dan Lidia Mawikere. 2011. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Earning Per Share Pada Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSRAT, Volume 2, No. 1, Juni 2011.
Pramesthy, Irenne Ammelia. 2013. “Pengaruh Rasio Terhadap Earning Per Share
(EPS) Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Rahmawati, Linda. 2013. “Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan
Earning Per Share Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Bakrie Telecom,Tbk)”. Ejournal, http://Journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-95-.html. Diakses pada 22 Februari. Hal 1-15.
Shinta, Kumala dan Herry Laksito. 2014. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan dan Arus Kas Operasi Terhadap Earning Per Share”. Diponegoro Jornal Of Accounting, Volume 3 Nomor. 2 Tahun 2014.
Soeroso, Anditya .2013. “Faktor Fundamental (Curent Ratio, Total to Debt Equity
Ratio, Total Asset Turn Over, Return on Investment) Terhadap Risiko Sistematis Pada Industri Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal EMBA, ISSN 2303-1174, Vol 1, No 4 (2013), Hal 1650-1768.
Sunyoto. 2009. “Analisis Regresi dan Uji Hipotesis”. MedPress, Yogyakarta. Sutejo, Ubud Salim dan Bambang Swasto. 2010. “Analisis Variabel yang
Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Wacana Vol. 13 No. 2. ISSN. 1411-0199.
69
Uno, Muhammad Barlianta, Hendra Tawas dan Paulin Van Rate. 2014. “Analisis Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasional Pengaruhnya Terhadap Earning Per Share”. Jurnal EMBA, Vol.2 No.3 September 2014, Hal 745-757.
Lampiran
Lampiran - Lampiran
70
Lampiran
71
HASIL DATA VARIABEL
1. Hasil Penghitungan Return on Asset
No
No
Kode Emiten Return on Asset
2012 2013 2014
1 ASRI 0,000111 6,17E-05 6,95E-05
2 BAPA 0,02821 0,02861 0,040001
3 BCIP 0,027787 0,057812 0,051689
4 BIPP -0,09243 0,049052 0,029701
5 BKDP -0,06489 -0,06995 0,008677
6 BKSL 0,035907 0,056738 0,004164
7 BSDE 0,008825 0,128891 0,141972
8 COWL 0,039178 0,025046 0,044916
9 CTRA 3,92E-05 0,070266 0,077056
10 CTRP 0,053785 0,057765 0,044982
11 CTRS 0,061856 0,071542 0,095373
12 DART 4,2E-05 3,79E-05 7,98E-05
13 DILD 0,032916 0,042999 0,047655
14 DUTI 0,093341 0,101271 0,087439
15 ELTY -0,08327 -0,01725 0,029171
16 GMTD 0,071446 0,070272 0,078725
17 GPRA 0,076625 0,124293 0,094241
18 JRPT 0,085615 8,86E-05 0,000107
19 KIJA 0,06468 0,012656 0,046332
20 KPIG 0,057676 0,040602 0,042083
21 LAMI 0,070312 0,08878 0,0608
22 LPCK 0,143722 0,153241 0,19586
23 LPKR 0,099825 0,050878 0,083028
24 MDLN 0,056725 0,253911 0,687542
25 MTSM 0,039231 -0,02704 -0,01187
26 MORE 0,051565 -0,02905 0,131303
27 PLIN 5,94E-05 0,00808 0,078823
28 PUDP 0,058525 0,07195 0,037461
29 PWON 0,000101 0,000122 0,001549
30 RBMS 0,026237 -0,08808 0,027791
31 RDTX 0,103334 0,15012 0,120607
32 RODA 0,028992 0,136978 0,168713
33 SCBD 0,019519 0,308158 0,023612
34 SMDM 0,017822 0,008972 0,013953
72
2. Hasil Penghitungan Net Profit Margin
No
No
Kode Emiten Net Profit Margin
2012 2013 2014
1 ASRI 0,241454589 0,324148437 0,184730699
2 BAPA 0,125140082 0,15509728 0,832683446
3 BCIP 0,138916818 0,1412792 0,121943437
4 BIPP 0,478129966 0,185898028 0,040511979
5 BKDP -5,194385275 0,066997248 0,154879484
6 BKSL 0,629062665 0,057249005 0,065672944
7 BSDE 0,506743324 0,716874342 0,216220395
8 COWL 0,147238243 0,292035844 122,6993763
9 CTRA 0,278387074 0,282798885 0,241988915
10 CTRP 0,30538987 0,239764872 0,0922733
11 CTRS 0,327220298 0,340748638 0,771631484
12 DART 0,217993632 0,316858345 0,005496931
13 DILD 0,214323131 0,234053461 0,095998672
14 DUTI 0,469941976 0,454601764 0,112291001
15 ELTY -0,066321757 0,267826311 0,563340075
16 GMTD 0,305047205 0,378981132 1,80099348
17 GPRA 0,316739596 0,252852848 0,160638721
18 JRPT 0,415199301 0,369011072 0,223156296
19 KIJA 0,038136113 0,140781004 0,084527901
20 KPIG 0,508223816 0,413885234 0,052299238
21 LAMI 0,439208025 0,294234603 0,080726391
22 LPCK 0,444772086 0,470951941 0,315978369
23 LPKR 0,238889887 0,269000831 0,177672895
24 MDLN 0,862635587 0,389528179 0,96184655
25 MTSM -0,067869684 -0,052220644 -0,251584605
26 OMRE -0,094531786 0,432910174 0,165907596
27 PLIN 0,023932758 0,235426527 0,151341072
28 PUDP 0,277602449 0,177905965 0,052209584
29 PWON 0,375123312 0,670685906 0,313543268
30 RBMS -0,681629364 0,087992917 0,327897099
31 RDTX 0,556390327 0,459442395 0,566638691
32 RODA 0,588730581 0,755521624 0,151807702
33 SCBD 0,626336605 0,136524086 3,330800405
34 SMDM 0,080383958 0,105708093 7,348573336
73
3. Hasil Penghitungan Ukuran Perusahaan
No
No
Kode Emiten SIZE
2012 2013 2014
1 ASRI 13,03927 13,15921 13,22851
2 BAPA 11,20165 11,24461 11,24594
3 BCIP 11,53347 11,6357 11,77109
4 BIPP 11,2514 11,74928 11,7907
5 BKDP 11,95422 11,92711 11,91866
6 BKSL 12,78917 13,02799 12,99105
7 BSDE 13,22419 13,35357 13,44924
8 COWL 12,25004 12,2889 12,56613
9 CTRA 13,17677 13,30352 13,36705
10 CTRP 12,77334 12,88388 12,9475
11 CTRS 12,64623 12,76119 12,78684
12 DART 12,63278 12,67838 12,70878
13 DILD 12,78474 12,87659 12,95448
14 DUTI 12,81903 12,87353 12,90441
15 ELTY 13,18286 13,08994 13,16155
16 GMTD 11,95472 12,11628 12,18307
17 GPRA 12,11727 12,12123 12,18099
18 JRPT 12,69882 12,7898 12,82505
19 KIJA 12,8499 12,91673 12,92968
20 KPIG 12,43597 12,86696 12,99846
21 LAMI 11,77737 11,7868 11,8003
22 LPCK 12,45209 12,58593 12,63446
23 LPKR 13,39566 13,49554 13,57704
24 MDLN 12,66199 12,98443 12,01899
25 MTSM 11,02575 10,9918 10,96533
26 MORE 11,88876 11,91497 11,91134
27 PLIN 12,59663 12,61561 12,65753
28 PUDP 11,55772 11,56422 11,604
29 PWON 12,87886 12,9684 12,22456
30 RBMS 11,18416 11,20139 11,19296
31 RDTX 12,08203 12,19024 12,21575
32 RODA 12,38776 12,43947 12,48681
33 SCBD 12,55132 12,74432 12,74579
34 SMDM 12,42122 12,46987 12,49918
74
4. Hasil Penghitungan Earning Per Share
No
No
Kode Emiten Earning Per Share
2012 2013 2014
1 ASRI 6,188946 4,527243 5,989773
2 BAPA 6,781664 7,593106 10,64848
3 BCIP 6,63747 17,47463 4,61081
4 BIPP 8,652931 9,0818 6,049343
5 BKDP 7,983048 8,084538 9,835823
6 BKSL 7,03827 19,27422 1,29912
7 BSDE 8,452079 1,66277 2,174159
8 COWL 14,30345 9,999955 3,395397
9 CTRA 3,884394 9,319567 1,183018
10 CTRP 5,354749 7,18901 6,48135
11 CTRS 1,384195 2,08609 2,950158
12 DART 5,741824 5,755422 1,299134
13 DILD 19,34408 3,152098 4,139842
14 DUTI 3,326096 4,091124 3,792654
15 ELTY 29,15063 4,876537 9,722721
16 GMTD 6,339803 0,061889 11,81825
17 GPRA 23,47138 3,842138 3,342869
18 JRPT 1,620928 3,97287 5,426873
19 KIJA 23,10106 5,192371 19,47367
20 KPIG 4,440635 5,990279 6,480175
21 LAMI 3,666867 4,731728 3,342779
22 LPCK 5,848016 8,485875 12,12821
23 LPKR 1,075735 6,900566 13,58548
24 MDLN 4,156602 1,95458 5,730988
25 MTSM 17,87736 11,39567 4,704818
26 OMRE 22,87286 13,68738 6,135061
27 PLIN 6,611976 9,392371 10,09138
28 PUDP 6,862979 8,004275 4,567214
29 PWON 1,591574 2,35996 5,39265
30 RBMS 12,27135 4,286215 13,26432
31 RDTX 4,643526 8,654664 7,373892
32 RODA 5,253884 27,72244 3,807778
33 SCBD 20,91047 5,148563 3,958349
34 SMDM 11,73217 5,546989 9,228568
75
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 102
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,29632836
Most Extreme Differences
Absolute ,056
Positive ,056
Negative -,047
Kolmogorov-Smirnov Z ,566
Asymp. Sig. (2-tailed) ,906
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
76
2. Hasil Uji Autokorelasi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2,613 ,582 4,489 ,000
ROA -,372 ,339 -,105 -1,098 ,275 ,986 1,014
NPM 2,735E-009 ,000 ,163 1,688 ,095 ,968 1,033
SIZE -,146 ,047 -,300 -3,112 ,002 ,969 1,032
a. Dependent Variable: EPS
77
3. Hasil Uji Multikolonieritas
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,338a ,115 ,087 ,30083 2,091
a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, NPM
b. Dependent Variable: EPS
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardiz
ed Residual
ROA NPM SIZE
Spearman's rho
Unstandardized Residual
Correlation
Coefficient 1,000 -,065 -,167 -,008
Sig. (2-tailed) . ,518 ,093 ,938
N 102 102 102 102
ROA
Correlation
Coefficient -,065 1,000 ,306
** ,056
Sig. (2-tailed) ,518 . ,002 ,577
N 102 102 102 102
NPM
Correlation
Coefficient -,167 ,306
** 1,000 ,239
*
Sig. (2-tailed) ,093 ,002 . ,015
N 102 102 102 102
SIZE
Correlation
Coefficient -,008 ,056 ,239
* 1,000
Sig. (2-tailed) ,938 ,577 ,015 .
N 102 102 102 102
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
78
HASIL UJI ANALISIS
1. Uji Koefien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,338a ,115 ,087 ,30083
a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, NPM
b. Dependent Variable: EPS
79
2. Hasil Uji F Simultan
3. Hasil Uji t Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2,613 ,582 4,489 ,000
ROA -,372 ,339 -,105 -1,098 ,275 ,986 1,014
NPM 2,735E-009 ,000 ,163 1,688 ,095 ,968 1,033
SIZE -,146 ,047 -,300 -3,112 ,002 ,969 1,032
a. Dependent Variable: EPS
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1,148 3 ,383 4,227 ,007b
Residual 8,869 98 ,090
Total 10,016 101
a. Dependent Variable: EPS
b. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, NPM