data solu on | conserva on studio
TRANSCRIPT
| Data Solu�on | Conserva�on Studio |
Disosiasi = pemutusan atau pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain, bisa dimaknai sebagai: (1). Mishandling; (2). Misinterpretasi Nilai (Historis, Ilmiah & Artistik); (3). Kompetensi SDM, Pensiun; dsb.Kebudayaan = segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang digunakan untuk kehidupannya. Peradaban = segala sesuatu yang dihasilkan manusia atau kebudayaan yang bersifat baik atau dapat memajukan
kehidupan, dan berlangsung sementara serta dalam kurun waktu tertentu. Peradaban merupakan hasil atau puncak perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat kompleks. Kebudayaan berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang disebarkan melalui ilmu, seni dan agama pada suatu masyarakat, sedangkan peradaban berakar pada ide tentang kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain. Arkeologi (menurut KBBI): ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga; ilmu purbakala. Sejarah: (1). asal-usul (keturunan) silsilah; (2). kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (riwayat); (3). pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Jaman = (1). jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu; masa.; (2). kala; waktu. Periode = kurun waktu; lingkaran waktu (masa). Kerajinan = barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (seperti tikar, anyaman, dan sebagainya). Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Senirupa adalah jenis karya seni yang dihasilkan dengan memanfaatkan keterampilan tangan manusia, dimana karya tersebut memperhatikan nilai estetika/ keindahan dan juga aspek fungsional. Sebagai cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Dari aspek fungsional, Senirupa dapat dibagi menjadi: 1). Seni Murni (Lukis, Patung & Keramik) dan 2). Seni Terapan/ Kriya (Kerajinan tangan /hand-made, seperti: anyaman, batik, keramik, logam, kerajinan kulit, ukiran batu, ukiran kayu, dll.). Tradisi = 1). Adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yg masih dijalankan di masyarakat; 2). Penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yg telah ada merupakan yg paling baik dan benar. Pengetahuan adalah informasi/ data yang telah dipahami dan melekat di benak seseorang yang berpotensi untuk menindaki. Pengetahuan yang melahirkan kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola inilah yang disebut sebagai potensi untuk menindaki.
Warisan budaya termasuk di dalamnya benda seni dan (bernilai) budaya di galeri atau museum yang integral dengan sumber daya pengelolanya merupakan aset yang penting. Kekayaan tersebut telah menjadi sasaran pokok pengelolaan (manajemen) dan objek utama yang melahirkan kegiatan penting. Kegiatan penting itu adalah salah satunya pelestarian; baik melalui pendataan (studi koleksi, dll.) yang menghasilkan artefaktual dokumen sebagai objek penelitian lanjutan, atau konservasi �sik aktuil yang mengupayakan kondisi �sik benda koleksi tetap lestari.
Perawatan benda seni, sejarah atau bercorak budaya dapat dilakukan setelah kita mengenal bahan pembentuk benda yang akan ditangani; dan jenis kerusakan yang sedang dihadapi. Karena hampir semua koleksi - khususnya berbahan organik - sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti kelembaban, suhu udara, dan radiasi cahaya. Kerusakan dapat juga terjadi karena kesalahan dalam penanganan, khususnya dalam cara dan penggunaan bahan/ alat dalam perawatan. Dalam kasus semacam ini, tenaga perawat harus dapat memilah atau menggolongkan benda koleksi menurut jenis bahan pembentuknya, serta mengidenti�kasi-klasi�kasikan berbagai jenis bahan dan sifat- sifatnya (�sik & kimiawi), kemudian memilih bahan/ alat dan cara untuk perawatannya.
Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Sehingga seorang konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Nantinya, mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) �lm, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Pengertian konservasi itu sendiri adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghambatan proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan).
“Pedoman Konservasi Lukisan” ini diilustrasikan secara lengkap dan rinci berdasarkan pada pengalaman penyusun selama 30 tahun dalam bidang konservasi, yang melipu�: A. Mengenal proses konservasi lukisan [01]; B. Mengenal jenis kerusakan dan ciri - sifat bahan [02 - 03]; C. Mengenal karya dan perkembangan senirupa [04 - 06); D. Observasi dan mapping kerusakan [07 - 23]. Penggambaran ini melipu� penyiapan ‘Lembar Inventaris - Pengamatan - Kondisi’ sebagai ‘instrumen pengumpulan dan pengolahan/ analisis data’, supaya kita dapat ‘mengetahui proses terjadinya kerusakan’ dan ‘bagaimana cara mengatasinya’; E. Mengenal alat dan bahan konservasi - observasi [24 - 31]; F. Pelaporan dan analisis kondisi koleksi - iklim mikro/ makro [32 - 35]; dan G. Konservasi Lukisan [36 - 38].
Semoga dengan melihat infografis ini akan memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang pekerjaan teknis konservasi lukisan secara utuh, sistema�s dan terukur.
Bekasi, Agustus 2019
Puji Yosep SubagiyoDirektur PNG, Alumni TNRICP Jepang
dan MCI Amerika Serikat
10 Penyebab Kerusakan [ICCROM - CCI, 2016]
?
08. Kesalahan Suhu
01. Tekanan Fisik
07. Cahaya + UV06. Polutan
05. Hama03. Api
10. Disosiasi
04. Air
09. Kesalahan RH
02. Kriminal
Ref.: UNESCO Cultural Heritage Classification
[ i ]
Ref.: 1). Bachmann, K. (1992): Conservation Concerns: A guide for collectors and curators, Smithsonian Institution Press.; 2). Dina da Costa Reis (2011): The Materials, Technique, Conservation Treatment and After-care of, Doctoral Dissertation, Universidade Nova de Lisboa, 3). Mecklenburg, Marion F., et.al. (2013): New Insights into the Cleaning of Paintings, Smithsonian Institution., 4). Nishimura, Doug (2018?): Understanding Preservation Metrics, Image Permanence Institute • Rochester Institute of Technology., dll. 5). https://www.iccrom.org/ 6). https://www.si.edu/MCI/ 7). http://www.getty.edu/conservation/ 8). https://pub.cci-icc.gc.ca/resources-ressources/publications/index-eng.aspx9). https://www.tobunken.go.jp/index_e.html 10). http://www.artcyclopedia.com/ 11). http://www.bnsp.go.id/ [Badan Nasional Serti�kasi Profesi].
meteran
Prosedur Operasional Standar (POS) Konservasi
digital thermohygro-barometer solid semi-solid pH meter
moisture meter
OPTIVISOR
b.
Perawatan dan Pengawetan[Proses Konservasi]
Analisis
Observasi
BendaPenyebab Kerusakan
Kerusakan2A2C
4
1
3BUji Lab3A
Persiapan 2
2B
[Lingkungan Mikro, dll.]
Ruang Kerja Konservasic.
1). 2). 3).
Struktur Organisasi: DIRECTOR
DEPUTY DIRECTOR(COLLECTION)
OR CHIEF CURATOR
DEPUTY DIRECTOR(ADMINISTRATION)
SECRETARY
Curators Registrar Librarian
Collection Secretary
ConservationTechnicianCataloguer Data Entry
ClerkPhotographer
CuratorialAssistants
LibraryTechnician Conservation
Scientist Conservator
Archivist Chief Conservator
E.068E.223
E.122
E.125
E.126 E.473
Sumber : Gail Dexter Lord & Barry Lord (1997): The Manual of Museum Management, London, The Stationery Office, pp. 13-37.
a.Kebijakan, Kewenangan dan Kompetensi Uraian tugas
(Tupoksi)Kemampuan
& Skill
Kepu
tusa
n (O
rgan
isasi/
Pim
pina
n)PEDOMAN MANAJEMEN MUSEUM
Permendikbud Organisasi dan Tata Kerja Musnas, UU CB, UU ASN,
Perka BKN SKM/ SKT,Permendikbud No.8 2015, PP 35 2012, PP 66 2015,
PP 11 2017, dll.
* B
atu
* Lo
gam
* K
ayu
* K
erta
s* Te
kstil
* Lu
kisa
n*
Ars
ip*
Baha
n Pu
stak
a*
Jagr
ag*
Cat-
min
yak
* Ta
pest
ri*
Trad
isio
nal
Umum (Organik/ Anorganik)Spesialisasi (Batu, Logam, dst.)
Sub-Spesialisasi (Lukisan Jagrag, dst.)
DEPUTY DIRECTOR(PROGRAMMES)
Jabatan Konservator di Museum, Galeri & Balai Pelestarian
E.068: Analis Pemeliharaan dan Pemugaraan; E.223: Pengkaji Pelestari; E.122: Juru Pelestari;E.152: Penata Koleksi; E.153: Penata Pameran.
[ ii ]
Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ........................................
A. Ikhtisar Jabatan Konservator
Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Konservator [KJ : E.125] Identi�kasi Kompetensi (Manajerial, Teknis & Tambahan)
Penjelasan Permendikbud No. 8 Tahun 2015
Per = Perencanaan; BK = Berpikir Konseptual; BA = Berpikir Analitis; BpK = Berorientasi pada Kualitas; PI = Pencarian Informasi; KtO = Komitmen terhadap Organisasi.
Penjelasan Kode Identi�kasi Kompetensi [Key Performance Indicators (KPI)]
1. Menyiapkan bahan rencana kerja seksi sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan sebagai panduan pelaksanaan tugas;
3. Menganalisis data hasil kegiatan observasi, perawatan dan pengawetan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui permasalahan;
4. Mengidentifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya;
5. Menyiapkan bahan dalam pembuatan konsep penanganan masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja;
6. Menyiapkan bahan dalam pembuatan materi/ naskah pengkajian perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penetapan perawatan dan pengawetan koleksi;
7. Melakukan uji laboratorium tentang jenis dan proses kerusakan/ pelapukan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui karakteristik benda bernilai budaya berskala nasional;
8. Melakukan pembersihan, perbaikan dan restorasi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk merawat koleksi agar tetap lestari;
9. Melakukan rekonstruksi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penelusuran bentuk;
10. Melakukan konsolidasi, penguatan, pelapisan, dan bentuk pengawetan lainnya koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;
11. Melakukan fumigasi pada koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melindungi koleksi organik dari faktor penyebab kerusakan berupa hama;
12. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lingkungan mikro koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;
13. Menyiapkan bahan materi pemberian bantuan teknis dan layanan konsultasi di bidang observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari pelayanan;
14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;
15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
B. Uraian Tugas Konservator
[KtO]
[PI]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
[PI]
[PI]
[BA]
[BA]
[BK]
[Per]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
IDENTIFIKASIKOMPETENSIKPI
* Bahan rujukan lebih lanjut, lihat “Pengetahuan dan Teknik Konservasi Lukisan” (Subagiyo, P. Y.: 2017), pp. 53-55 (Konservator) dan 56-58 (Kurator). [ iii ]
[ 01 ]
A. Mengenal Proses Konservasi Lukisan
A.5. Stripping = proses mengangkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpaint) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak sesuai (warna atau bentuknya). Setelah proses stripping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).
Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis. Varnishing = varnis untuk retouching atau proteksi.
B.1 & 2. Consolidation (Reinforcement) = penguatan cat dengan perekat thermosetting dan/ atau EPC*, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan cara pendobelan kanvas, relining atau lainnya.
B.3. Mending = penyambungan kanvas sobek dengan Gel Perekat Cat (GPC).
A.1. Light cleaning = pembersihan ringan dengan kwas atau penyedot debu. A.3 & 4. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis
lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, Methyl Ethyl Ketone [MEK], TriAmmonium Citrate [TAC], IsoPropyl Alcohol [IPA], dll.
A.5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas; Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau
inpainting yang salah;
A.1. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, meng- ganti paku yang berkarat, dll.
A.2. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang.
Chem
ical
Cle
anin
g
Overpaint - Stripping - Inpainting - Repainting
1 2
3
4 SesudahStripping
SebelumStripping
b
Cat Sebelum Stripping [Overpaint]
a
Harijadi S. (1919 - 1997)
glowing e�ect
c 5
ba
c
ba
b
d
B.4. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, pengaturan RH/T.
* sebagai pelembab dan menguatkan cat lukisan atau sebagai konsolidan, berbahan dasar: 2-butanone oxime, oil modi�ed alkyd resin, cobalt carboxylate, etc.
a
[ 02 ]
e. Retak Tipe 3a: Pola Retakan Halus dan Keriting
f. Retak Tipe 3b: Pola Tidak Beraturan & Mudah Terkelupas
b. Retak Tipe 2a: Pola Mirip Sarang Laba-laba
a. Retak Tipe 1: Cat Bergeser (Bukan Kelupas)
* Subagiyo (2017: 29-32) menjelaskan kenapa cat minyak diatas kanvas (oils on canvas) paling banyak mengalami kerusakan (terutama yang mengandung Timbal, Mangan dan Kobal). Weintraub (2002) menjelaskan pengertian dan perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC) dan EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); serta kapasitas bu�ering (MH) dan rekondisi silicagel. Lihat hal. 09.
B. Mengenal Jenis Kerusakan [Retak, Kelupas, Sobek & Jamur/ Insek]1. Cat Retak: Jenis dan Pola Retakan
d. Retak Tipe 2c: Pola Kotak Beraturan (Mirip Ubin)
c. Retak Tipe 2b: Pola Kotak Berhubungan dan Tidak Beraturan
retakan terangkat (naik)krn penyusutan kanvas
2 mmPerb. 27X.
retakretakan sebagai akibat kontraksi 2 atau lebih bahan yang berbeda elastisitas.*2.retakan sebagai akibat dari penyusutan cat yang kering.*1.
cat kering menjadi retak dan ber-geser krn mengembangnya kanvas
retakan terangkat (naik)krn penyusutan kanvas
Cat retak & terkelupas karenakering & melemahnya binder
retakan terangkat (naik)krn penyusutan kanvas
retakanterangkat(naik)
catterkelupas
Cat retak & terkelupas karenakering & melemahnya binder
[ 03 ]
3. Kanvas Sobek atau “Lubang”
PERMET 100 EC merupakan insek�sida non-sistemik yang berbahan ak�f Permethrin, sangat efek�f untuk melindungi kayu Log, sawn �mber, rotan maupun bambu dari serangan serangga bubuk kayu, rayap dan lainnya. Sedangkan Thymol sebagai an� jamur yang sudah lama teruji dan bersifat aman terhadap cat atau kanvas lukisan.
a. Kelupas Tipe 1Lapisan C, [D], [E], F dan [G] terkelupas (hilang).
c. Kelupas Tipe 3Lapisan F dan [G] terkelupas (hilang).
b. Kelupas Tipe 2Lapisan [E], F dan [G] terkelupas (hilang).
2. Cat Kelupas (Perhatikan Pengamatan Stratigrafis Cat Lukisan)
F
E
DCB
G
A
12
H
Support[kayu, dll.]
Kanvas
Priming
GESSO
CatDasaran
CatLukisan
VARNIS
Kotoran,Debu, dll.
D1 = G. Grosso & D2 = G. Sottile
Pengamatan Stratigrafis Cat
catterkelupas
cat retak
catterkelupas
cat terkelupas(plototan)
cat retak
2 mmPerb. 27X.
4. Kerusakan Biotis (Jamur dan Serangga)
Jamur Serangga
Miny
ak Ta
won s
ebag
ai an
� Kut
u.
kumbang bubuk, Lyctus
Spora Jamur
SEM Image
c. Sobekan Tipe 3 (bukan lubang jika tidak ada bagian yang hilang)
ukurannormal
terjadipemanjangan
terjadi penyusutan
a. Sobekan Tipe 1 b. Sobekan Tipe 2
bekasrayap
bekasbubuk
bekasbubuk
jamur
Rayap [kayu dan tanah]
[ 04 ] ** Persebaran & Periode 26 Lukisan Basuki Abdullah (2D = ada 2 lukisan
di DKI Jakarta; 1P = ada 1 lukisan di Istana Presiden R.I.).
* Penjelasan lebih lanjut, lihat ‘Gambaran Analisis Benda’ (hal. 06) dan ‘Skema Proses Observasi’ (hal. 07).
Igor Talwinski (1907 - 1983)
Lee Man-fong (1913 - 1988)
Trubus S. (1926 - 1966?)
glowing e�ect
darkening e�ect
glowing e�ect
Pengamatan lukisan secara visual dengan sinar ultra- violet (UV light), menampakkan bagian permukaan lukisan yang pernah ditusir (restorasi) dan bagian cat berpendar (glowing). Cat luminous atau phosphorescent paint yaitu cat yang dapat menyerap/ menyimpan sinar pada saat lukisan tersebut didisplai di ruangan yang berintensitas cahaya cukup (terang), dan akan memantulkan cahaya kebiruan atau kehijauan pada saat lukisannya dibawa di ruang gelap. Cat �uoresensi atau �uorescent paint yaitu cat yang mampu memancarkan efek pijar (glowing e�ect) saat disinari dengan lampu ultraviolet, Mayer, Ralp (1991: 148-150).
Ref.: 1). http://www.artcyclopedia.com/ 2). http://id.wikipedia.org/wiki/Seniman 3). http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_seniman_Indonesia
[ 05 ]
1 cm
b da c
f
h
e g
i
Tenun Rapat Tenun Longgar
Cat Dasaran [E]
Cat Lukisan [F]F
E
E/FE/F
E/F
E/F
F
E
E
EE
E
EF
FF
F
a.b.c.d.e.f.
g.h.i.
halus (Basuki Abdullah 1950?);bertekstur kanvas (S. Hartoko 1984);bercat agak kasar 1 (Fadjar Sidik 1969);bercat agak kasar 2 (Abdul Rachman 1978);bertekstur cat 1 (Maria Tjui 1979);bertekstur cat 2 (Men Sagan?);bertekstur cat 3 (Affandi 1970).tabby 1/1: 20/36 (Hendra G. 1978);tabby 2/2: 24/22 (Hendra G. 1980).
E
2. Pengamatan Stratigrafis Cat Lukisan
3. Ciri Khusus - Sifat Cat dan Kanvas Lukisan
F
E
DCB
G
A
12
H
Support[kayu, dll.]
Kanvas
Priming
GESSO
CatDasaran
CatLukisan
VARNIS
Kotoran,Debu, dll.
D1 = G. Grosso & D2 = G. Sottile
b ca
MCI Imaging StudioPerb. 25X
1
2darkening e�ect
serat benang pakan
KANV
AS}benang lungsi
PRIMING
rongga}
GESS
OC
AT
retakan
cat dasarancat lukisan
cat detail
}
retakan
gesso sottile
VARNIS
gesso grosso
Bagus Cukup Rusak Lain-lain8. Kondisi:
00011
C.minyakCat air
TintaAkrilik
PastelKrayon
Lain-lain
KanvasKertas
HardboardTripleks
KayuKaca
LogamLain-lain
C.minyakAquarelPastel
TemperaLitografiBatik
KolaseLain-lain
A. KETERANGAN POKOKLEMBAR PENGAMATAN LUKISAN
B. SAMPLING1. Nomor Inv.:
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
2. Judul :
3. Seniman:
4. Tahun:5. Bahan:
6. Teknik:
7. Ukuran:
Tema:
Aliran Seniman:
Hutan Wataturi Irian
1. Jenis Tenunan : Tabby 2/2
2. Kerapatan Tenunan: Agak longgar, regular
3. Jumlah Benang: 28/244. Arah Pilinan: Z
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:7. Keterangan Kanvas:
per 1 cm2
Srihadi Soedarsono
1975
Media
C. FOTO
No. Sample: 008
Tempat Sampel
No. Foto: 0020
E. KETERANGAN TAMBAHAN1. Catatan Pengamatan Visual:
2. Catatan Pengamatan Teknis:
Bagian atas noda ada goresan
Periode/ Angkatan:
92 x 142 cm
DET
AIL
MED
IAFO
TO D
EPA
ND
etai
l Obj
ek /
Luki
san
Bel
akan
g
SiO2 (5%); S (4%); K2O (7%); CaO (4%); Fe2O3 (1%): ZnO (44%); SrO (1%); BaO (30%); PbO (3%)
Regular
31 Mei 2016Tgl. Pengamatan:
Puji Yosep Subagiyo
[substrat]
Pemandangan (Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar)
Naturalisme
[Lokasi Sampel]
Pewarna
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/] :
Masa Perawatan Akhir : 1 Thn. 11 Bln. 11 Hari.
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
RISK
OK
RISK
RISK
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
9
12
319
12
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
Tandatangandan NamaKurator
Data XRF
Sistem PerujukanBarang Seni-Budaya
Ref.: James Clifford (1988:224) Susan M. Pearce (1994:263)
1. Kemahiran membedakankarya seni (museum seni,pasar seni, dll.)
2. Sejarah dan Cerita Rakyat(museum etnografi, bendabudaya, kerajinan, dll.)
ADIKARYA(masterpiece) ARTEFAKTA
(Artefact)
Bukan Seni:reproduksi, komersial.
Bukan Budaya:baru, tidak umum.
Seni:asli, tunggal. tradisional,
kolektif.
ASLI(authentic)
TIDAK ASLI(non-authentic)
3. Temuan Baru (museum teknologi, seni kriya, barang bukan seni, dll.)
Budaya:
4. Seni-turis, komoditi,souvenir, dll.
4. Gambaran Analisis Benda
PERFORMANS (tatalaku)(distribusi, kegunaan, tekno-
fungsi, sosio-fungsi, dsb.)
STRUKTUR (mikro & makro)(atribut formal, atribut stilistik
dan tipologi)
SIFAT-SIFAT
PROSES MANUFAKTURAL(seleksi bahan, sintesis bahan,
prosesing bahan, desain, manufaktur)
PendekatanEmpiris
PendekatanIlmiah
(fisik & kimiawi)
Ref.: Lawrence van Vlack (1985); Pamela B.Vandiver, et.al. (1990).
KONTEKS KULTURAL(benda dalam konteksnya)
ANALISAKOMPARATIF
INTERPRETASI(benda ke-konteksnya) 3
4
PROSES KURASI(benda hilang konteksnya)1
Skema Proses Kurasi
ABC-PQRRUMUS
Susan M. Pearce, edit. (1989:99)
2
Age = Umur; Beauty = Keindahan; Condition = Kondisi; Provenance = Riwayat; Quality = Kualitas; Rarity = Kelangkaan.
b1
a
b2
b3
a = konservator [object oriented] | b = kurator [subject oriented]
Penjelasan di hal. 07.
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/]:Natural Ageing - Mechanical Damage -
Mold Risk - Metal Corrosion
PI% EMC
Days to Mold
Gambaran Ilmu danTeknologi Bahan
[ 06 ]
D. Observasi & Mapping Kerusakan1. Mengenal Penyebab & Proses Terjadinya Kerusakan
Pengetahuan adalah informasi/ data yang telah dipahami dan melekat di benak seseorang yang ber- potensi untuk menindaki. Pengetahuan yang me- lahirkan kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola inilah yang disebut sebagai potensi untuk menindaki. Sedangkan data/ informasi bisa saja hanya sebatas untuk memberi- tahukan, atau bahkan menimbulkan kebingungan.
Teknik adalah : 1). cara (kepandaian dan sebagai- nya) membuat atau melakukan sesuatu yang ber- hubungan dengan seni; atau 2). metode atau sistem mengerjakan sesuatu.
Administrasi diartikan sebagai : 1). kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat, pembuku- an ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketata-usahaan; 2). seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana pra- sarana tertentu secara berdaya dan berhasil guna; 3). usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan pe- nyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan; atau 4). cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara e�sien, kapan, dan dimana pekerjaan itu harus dilakukan.
Hindari peng-trikotomi-an istilah ‘pengetahuan’, ‘teknik’ dan ‘administrasi’ dalam bidang konservasi.
10 Penyebab Kerusakan dalam Manajemen ResikoGambar 01.
[Debu, asap, dan gas berbahaya lain]
[Tikus, kelelawar, kecoa, kumbang, silver-fish, dsb.]
10 Agen (Faktor)
Deteriorasi
[RH terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.]
[Tumpukan yang berlebihan, penggantungan tanpa backup, dsb.]
08. Kesalahan Suhu
01. Tekanan Fisik
07. Cahaya dan UV
06. Polutan
05. Hama [Pest]
03. Api
[Suhu terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.]
[Penerangan & Radiasi UV tinggi, dsb.]
[Terjadi kebocoran, banjir, dsb.]
[Kebakaran, dsb.]
[Pencurian, vandalisme, dsb.]
[Mishandling; Mis- interpretasi Nilai (Historis, Ilmiah & Artistik); Kompetensi SDM, Pensiun; dsb.]
10. Disosiasi
04. Air
09. Kesalahan RH
02. Kriminal
0
Memiliki nilai atau manfaat yang sangat besar, tetapi mungkin bernilai 243X lebih dari yang Skala 1. Skor ini menunjukkan nilai maksimal dari semua komponen aset.
13
Skala untuk menilai tingkatan :
9
2781
243
Memiliki nilai atau manfaat yang agak besar, tetapi mungkin bernilai 27X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang besar, tetapi mungkin bernilai 81X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang sedang, tetapi mungkin bernilai 9X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang kecil, tetapi mungkin bernilai 3X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang sangat kecil.
Tidak punya nilai atau manfaat.
15Nilai Historis [Berhubungan
langsung dan berkontribusi dalam cara untuk memahami dan menghargai sejarah bangsa selama periode tertentu dan daerah tertentu.]
51
Nilai atau manfaat, de�nisi dan bobotnya :
Nilai Ilmiah [Memuat informasi atau data yang (mungkin) penting untuk penelitian ilmiah dan/ atau landasan bagi ilmu pengetahuan.]
Nilai Artistik [Menampilkan keindahan/ artistik dan ber- desain khas, mewakili seniman, gaya dan masa tertentu.]
Pemutusan atau pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain
Penghitungan Nilai Aset per Sub Kelompok dan Satuan Koleksi :Historis Ilmiah Artistik
ABCDE
243 x 581 x 53 x 59 x 53 x 5
3 X 127 X 12 X 13 X 10 X 1
243 x 15243 x 15
9 x 1581 x 159 x 15
S.Klp Jml. Nilai4.8634.077
1511.263
15010.504Jumlah Keseluruhan
Persentase Nilai / S.Klp4.863 / 10.504 = 46,3%4.077 / 10.504 = 38,9%
151 / 10.504 = 1,4%1.263 / 10.504 = 12%
150 / 10.504 = 1,4%100%
Jml. Koleksi Persentase Nilai / Koleksi2.2209.800
148120
5.62017.908
46,3% / 2.220 = 0,021%38,9% / 9.800 = 0,0040%
1,4% / 148 = 0,012%12% / 120 = 0,081%
1,4% / 5.620 = 0,00025%
Sum
ber:
ICCR
OM
- CC
I 201
6
?
2A object orientedsubject orientedRumus ABC-PQR
Atribut formal - stilistik - teknologis [bahan & teknik], kondisi, dll.Fungsi, Riwayat [benda/ kondisi & seniman/ periode], Tema, Aliran, dll.
[art dealer] KonservatorKurator
A [46,3 %]
D [12 %]
B [38,9 %]
C [1,4 %]
E [1,4 %]
Nilai Aset per SubKelompok Koleksi
[ 07 ]
Skema Proses ObservasiGambar 02.
Perawatan dan Pengawetan[Proses Konservasi]
Analisis
Observasi
BendaPenyebab Kerusakan
Kerusakan2A2C
4
1
3BUji Lab3A
Persiapan 2
2B
[Lingkungan Mikro, dll.]
2-butanone oxime, oil modi�ed alkyd resin, cobalt carboxylate, etc.
Emulsi Penguat Cat[untuk melemaskan, sebagai pelembab dan menguatkan cat lukisan atau sebagai konsolidan]
Purchase Date: Expire Date:
EPC
1. Light cleaning = pembersihan ringan dengan kwas atau penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ ter- oksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, Methyl Ethyl Ketone [MEK], TriAmmonium Citrate [TAC], IsoPropyl Alcohol [IPA], dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang;
kanvas
spanram
[asli / tdkdobelan]
[asli / replika]
pigura
SebelumKonservasi1
+ Emulsi Penguat Cat
12 Langkah
1. Kondisi :Kotor (debu, dll.)Kanvas kendorVarnis menguningVarnis cacatCat rapuh/ keringCat retak/ kelupas
Sobek/ lubangJamur/ Insek/ Hama
Noda/ tetesan air
Aktif
BaikCukupRusakParah
9 Masalah
2. Rekomendasi Konservasi :Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepaintingRetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control
tri amonium citrate
white-spiritsturpentine
methyl ethyl ketoneiso propyl alcohol2-aceton alcohol
5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4.
tolueneacetone
XXX
Fume HoodPortabel
2. Proses Konservasi LukisanLukisan
Gel Perekat Cat+Pengamatan Stratigrafis CatKeterangan Proses Konservasi :
SesudahKonservasi2
serat benang pakan
KANV
AS}benang lungsi
PRIMING
rongga}
GESS
OC
AT
retakan
cat dasarancat lukisan
cat detail
}
retakan
gesso sottile
VARNIS
gesso grosso
Varnis menguning, kotor, cat rapuh, kelupas, overpaint (Sebelum Pembersihan).
5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing = varnis untuk retouching atau proteksi; 9. Stripping = proses mengangkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpainting) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak sesuai (warna atau bentuknya). Setelah proses stripping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).; 10. Mending = penyambungan kanvas sobek dengan Gel Perekat Cat (GPC).; 11. Consolidation = penguatan cat dengan perekat thermosetting dan/ atau EPC, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan cara pendobelan kanvas atau lainnya; 12. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, pengaturan RH/T.
Methyl Ethyl Ketone[dicampur terpen�n sebagai bahan pembersih lukisan, seper�: noda berwarna, kotoran berkerak dan kotoran sejenis lainnya]
Purchase Date: Expire Date:
MEKButanone, methyl ethyl ketone (MEK)CH3C(O)CH2CH3
[ 08 ]
retak
kelupas
[ 09 ]
( )
( )( )
( )( )
( )
Intensitas Cahaya (Lux)
Suhu Udara (0C)Suhu Permukaan (0C)
Kelembaban Udara (%)
Kandungan Air (%)Keasaman (pH)Polusi Udara.............. :
... ::
.. :
30
( )
( )............ :
........ :
:
.. :
( )
( )
LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA
Radiasi UV ( W/cm )2
CATATAN:
Kebisingan (dB) ...... :
500,420
10 - 257 - 10
≤ 6050
533
69 Tekanan Udara (mb) :
2
Kotor (debu, dll.)Kanvas kendorVarnis menguning
Varnis cacatCat rapuh/ keringCat retak/ kelupas
Jamur/ Insek/ HamaSobekNoda
KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi
GelombangGoresSobekKelupasLubangBasahKering
JamurSerangga
BusukOther...
KaratKristalOksidasiPudar
LapukBauNoda
:SITOIB:K/ MEKANIK:ISIF
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)Pembersihan dengan pelarut :
acetonewhite-spiritturpentine triammonium citrate
toluenemethyl-ethyl-ketoneisopropyl alcohol
Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan perekat: lilin, EPC*, dsb.penguatan kanvas/ substrat dg. perekat, dll.perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
1.2.
3.
4.
5.
6.
Penyempurnaan (finishing treatment)isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
CATATAN:
Pemandangan Gunung 128,5 x 190
KIMIAWI:
0001
KONDISI BENDA SAAT PENGAMATAN
USULAN TINDAKAN PERAWATAN
No Foto : 0072.JPG
Lain-lain
CATATAN:
BaikCukup
RusakParah
KONDISI SPANRAM:
BaikCukup
RusakParah
KONDISI PIGURA:
Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepainting
RetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control
Aktif
Aktif
241000
RusakLokasi :
BAHANPEMBENTUKBENDA
Jenis Pewarna
Jenis Substrat
Teknik
C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayonLain-lain
KanvasKertasHardboardTripleksKayuKacaLogamLain-lain
C.minyakAquarelPastelTemperaLitografiBatikKolaseLain-lain
No Ukuran (cm)
Sebelum - Sesudah Konservasi
LEMBAR KONDISI LUKISAN
Aktif
12 Langkah
9 Masalah
Inv./ Regis. Tahun KondisiJudul Karya Nama SenimanSudjono Abdullah
Sebelum
Sesudah
1005,3
Kerusakan fisik/ mekanik: perubahan fisik baik bentuk atau ukurannya. Kerusakan kimiawi: perubahan struktur kimia. Kerusakan biotis: kerusakan karena makhluk hidup.
ORP = Potensial Redoks.mb = milibars [1 mb = 1 hPa]hPa = hecto Pascal.Data Iklim Istana Bogor :Ketinggian : 290 m dpl; Suhu rata-rata tiap bulan 260C [min. 21,80C & maks. 30,40C], RH 70 %, curah hujan rata-rata /tahun 3.500 – 4000 mm [maks. bulan Desember dan Januari].
Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain
Teknik Pengamatan: 13 September 2017Pengamatan:
XLux - UV light meter, Altimeter,Thermohygrobarometer, etc. Puji Yosep Subagiyo
27
Rp. 24.130.000EBP :Rp. 10.000.000ENA :
PBP-NA241,30 %
Tandatangandan NamaKonservator
2-acetone alcohol
* 2-butanone oxime, oil modi�ed alkyd resin, cobalt carboxylate, etc.
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/] :
Masa Perawatan Akhir : 0 Thn. 8 Bln. 2 Hari.
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
RISK
OK
RISK
RISK
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
8
12
218
12
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
19660072
[ 10 ]
Detail a. [C2] Detail c. [A2]
cat kelupas cat r
etak
gese
rcat retak
3. Ringkasan Kondisi - Usulan Konservasi & Mapping - Detail Kerusakan
Usulan Perawatan :
128,5 x 1900001 Sudjono Abdullah
Kotor (debu, dll.)Kanvas kendorVarnis menguning
Varnis cacatCat rapuh/ keringCat retak/ kelupas
Jamur/ Insek/ HamaSobekNoda
Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretching
InpaintingRepaintingRetouchingVarnishing
StrippingMendingConsolidationBio Control
Kondisi Keterawatan :A.
B.
1.2.3.
4.5.6.
7.8.9.
1.2.3.4.
5.6.7.8.
9.10.11.12.
NomorUrut Inv.
Nama Seniman Judul KaryaUkuran Luar [cm]
Lukisan PiguraPemandangan Gunung
Bahan dan Kondisi Tahun
Volume atau Luas Lukisan [cm2] : 24.415 Harga/ Biaya Satuan [per 1 cm2] : 1.000 Jumlah Biaya [Rupiah] : 24.130.000
RusakCat minyak diatas kanvas
1. Light cleaning = pembersihan ringan dengan kwas atau penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, Methyl Ethyl Ketone [MEK], TriAmmonium Citrate [TAC], IsoPropyl Alcohol [IPA], dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang; 5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing = varnis untuk retouching atau proteksi; 9. Stripping = proses mengangkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpainting) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak sesuai (warna atau bentuknya). Setelah proses stripping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).; 10. Mending = penyambungan kanvas sobek dengan Gel Perekat Cat (GPC).; 11. Consolidation = penguatan cat dengan perekat thermosetting dan/ atau EPC,* termasuk penguatan kanvas rapuh dengan cara pendobelan kanvas atau lainnya; 12. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, pengaturan RH/T.
Keterangan Usulan Perawatan :
Mapping Kerusakan Lukisan
1
2
3
4
5
6
A B C D E F G H
b.
a.
Emulsi Penguat CatGel Perekat Cat
Larutan Pembersih Cat
25 c
m
c.
* sebagai pelembab dan menguatkan cat lukisan atau sebagai konsolidan, berbahan dasar: 2-butanone oxime, oil modi�ed alkyd resin, cobalt carboxylate, etc.
1966
2-butanone oxime, oil modi�ed alkyd resin, cobalt carboxylate, etc.
Emulsi Penguat Cat[untuk melemaskan, sebagai pelembab dan menguatkan cat lukisan atau sebagai konsolidan]
Purchase Date: Expire Date:
EPCMethyl Ethyl Ketone[dicampur terpen�n sebagai bahan pembersih lukisan, seper�: noda berwarna, kotoran berkerak dan kotoran sejenis lainnya]
Purchase Date: Expire Date:
MEKButanone, methyl ethyl ketone (MEK)CH3C(O)CH2CH3
Detail b. [E1]
cat retak naik
Bahan Utama
190 cm
128,
5 cm
[ Ska
la =
1 :
13 ]
Perawatan dan Pengawetan
Analisis43BUji Lab3A
[ 11 ]
Detai
l Pro
ses O
bserv
asi, P
erawa
tan &
Peng
aweta
nSkema Proses Observasi,Perawatan &Pengawetan
Obse
rvasi
Keru
saka
n
1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak7. Patah
1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi5. Bau6. Noda7. Kristal garam
1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)
[ ....... %][ ....... %]
[ ....... %][ ....... %]
[ ...... %]
Fisik Kimiawi Biotis
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) --C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) --
F. Kandungan Air (%) -----G. Keasaman (pH) ---------H. ORP (mili Volts) --------
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
I. Catatan: ..............................................
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
ORP = Oxidation - Reduction Potential (Potensial Redoks), diukur dalam mili Volts). Semakin nilai nega�fnya kuat - semakin baik kondisi tersebut menekan oksidasi.
Pera
wata
n da
n Pen
gawe
tan
Bend
a
Cat
MediaPigura
1. Kayu.2. Kulit.3. Bambu.4. Rotan. Se
lulos
e
Prot
ein
1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
Sutera
Organik Campuran
Luki
san
* C. A
ir * C
. miny
ak.
Kera
mik
Patu
ng
Bentuk(Konstruksi)
Bahan(Komposisi)
TulangKerangPigmen/ CatManik-manik
BatuKacaKeramikPlester
EmasPerak
TimahPerunggu
1. 2. 3. 4. Lo
gam
Non
Loga
m
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan(Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)
Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)
2A2B
2C
4
1
2A
2B
2C
Anali
sis3B
Uji L
ab3A
Persi
apan
2
Observasi
Benda Kerusakan2A2C
1Persiapan 2
2BPenyebab Kerusakan[Lingkungan Mikro, dll.]
Peny
ebab
Keru
saka
n[L
ingk
unga
n M
ikro
, dll.
]
4. Penjelasan “Lembar Kondisi”, “Lembar Pengamatan” dan “Lembar Inventaris”
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/]
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
: .......
: .......
: .......
: .......
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
Catatan: Iklim = 1). Rata-rata kondisi cuaca tahunan dan melipu� wilayah yang luas, atau 2). Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara sta�s�k cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai sta�s�k yang berbeda dengan keadaan pada se�ap saatnya (WCC/ World Climate Conference, 1979). Cuaca = 1). Keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang rela�f sempit dan dalam jangka waktu yang singkat, atau 2). Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat, termasuk perubahan, perkembangan, dan menghilangnya suatu fenomena (WCC, 1979). Ref.: 1). Camuffo, Dario (2019): Microclimate for Cultural Heritage, 3rd. edn., Elsevier Science. 2). Thomson, Garry (2013): The Museum Environment, 2nd. edn., Elsevier Science. 3). h�ps://www.geografi.org/
Anorganik
[ 12 ]
PENJELASAN TEKNIS
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
AN
ALI
SIS
Iden
tifika
si da
n Kl
asifi
kasi
Baha
n da
n M
enge
nal S
ifat -
Inte
raks
i Bah
an
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
Identitas dan Lokasi Benda
Ruang ATemperatur (°C)
Min. Ave. Max. 26 28 29
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.44 50 59
Ruang B.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 27 28 28,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 75
Data Iklim Makro
Beresiko ~Bahaya1Ideal ~Cukup3
Cukup ~Beresiko2
Keterangan :BANTUAN TEKNIS
Identifikasi Serat, Pigmen,Jenis Oksidasi, Efek Bahan Lemari Simpan
dan Pamer, Lampu Dalam Vitrin, dll.
Teknis Penguatan Kanvas/ Cat Rapuh, Penetralan Keasaman (ORP), perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC),
EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); kapasitas buffering (MH), rekondisi silicagel, dll.
menelaah hubunganiklim mikro-makro,
tekanan barometrik, dll.
Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)
Rek
om
end
asi
LEMBAR KONDISI LUKISAN
Ruang C.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 22 24 26,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 99
Ruang D.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 28,5 29 29,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.72 74 76
Ruang E.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 26 27 28
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.76 78 99
Catatan: Pemeriksaan atau uji laboratorium adalah suatu �ndakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel atau on the spot dari objek yang akan diama� (diobservasi) untuk “mengetahui (jenis) kerusakan dan cara penanganannya (perawatan dan pengawetan)”. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik (perangkat op�k/ mikroskop), secara radiologis (penerapan sinar-X) atau kimiawi (analisa kimia mikro), dll. Penggunaan mikroskop hanya sebatas mengenali jenis serat (kapas, sutera, dst.) disebut sebagai “identifikasi”, tetapi jika di�ndaklanju� dengan mengenali derajat keasaman (pH dan atau ORP) dan uji-coba menetralkan keasaman disebut sebagai “uji lab”. Lihat Oddy Test (1973) di hal. 15.
UJI LABORATORIUM
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%)
F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. ORP (mili Volts) ------
= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)
= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)
I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......)Catatan : ORP = Potensial Redoks.
10 April 2016
Puji Yosep Subagiyo
XLampu Ultra Violet
KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi
GelombangGoresSobekKelupasLubangBasah
JamurSerangga
Busuk
KaratKristalOksidasiPudar
LapukBauNoda
FISIK:
BIOTIS:
LAIN:
KIMIAWI:
No Foto :
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
BaikCukupRusak
KONDISI SPANRAM:
BaikCukupRusak
KONDISI PIGURA:
C.
B.
A. D.
E.
F.
G.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
1. 2.
3. 4.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
1. 2. 3.
1. 2. 3.
...........................................................................
X
XX X
X
X
X XX parah
sobekan di 3 tempat
kendor
BAHANPEMBENTUKBENDA
C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayon
KanvasKertasKayuKacaLogam
C.minyakAquarelPastelGuaseTemperaLitografiBatik
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
JENIS CAT
JENIS MEDIA(SUBSTRAT)
TEKNIK
I.
A.
B.
C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Catatan :
X
X
X
Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).
isidnoKNama SenimanJudul Karya.vnI .oNNo. Ukuran dan Tahun
Lokasi: Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang98 x 145,5 cm, 1956Pahlawan Teuku Umar Hendra Gunawan
X001
Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan ............................penguatan kanvas/ substrat ...................perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)
airwhite-spiritturpentinair sabun (amonia)
2-ethoxy ethanol
2-aceton alcoholPenyempurnaan (finishing treatment)
isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
CATATAN:
USULAN PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
Pembersihan lemak, varnis, dsb.dengan pelarut:
IV.
................................................................................................................
5. 6. 7. 8.
A. B.
C.
D. E.
F.
G.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
tolueneacetone
X
XXX
XX
MEK
X
X
X
sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem
bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
: .......
: .......
: .......
: .......
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
* These materials also have an inorganic component; besides the organic protein collagen, the inorganic calcium phosphate (hydroxy apatite) is present. Ref.: Bachmann, K. (1992): Conservation Concerns: A guide for collectors and curators; Washington & London, Smithsonian Institution Press.
(MATERIALS)BAHANA. Organik: dari Mamalia, Burung, Ikan,
Serangga dan Reptil
pelapis kayu bermotif belat/ eplat kayukayu keraskayu lunakresin untuk varniskayu merambatbambugoni rami rotan(serat) sisal
rami halus linenminyak biji ramikapas/ katunkertasbubur kertas getah percatempurung (kelapa)resin fosil karet(perekat) kanji
emasperaktembagabesi (iron)aluminiumtimbal timah sengperunggu
kuningantimah+timbaltimah+tembaga+antimonytembaga+timah/ emas tiruan lempengan emas lempengan perak lempengan imitasi/ sintetisnikel (nickel)
kaca porselain terakota keramikplastersemen biru batu pualam putih batu granitbatu marmerbatu mutiara
kerang lautpermata tulen batu pasircinnabar (sulfida merkuri
bahan komposisi (dekorasi bingkai)
pigmenmicatalek/ gip
catvarnislakpapan hardboard permikaseluloit
(plastik) bakelit poliestervinilepoksinilon
gading beruang lautgading gajahtulang ikan paustempurung/ kulit kura-kurakulit kasar/ bersisik (dari
ikan pari, hiu, anjing laut)
kulit ular(resin) laka/ shellacgelatin
ancur 2/ animal gluetempera/ kuning telurkasein (pospoprotein)lilin/ malam
perkamen/ kertas kulitkulit mentahkulit berpenyamak sebagiankulit berpenyamakkulit berbulurambutrambut kaku/ kasarbulu ayambulu burung halus(liur ulat) suterawoollakan (wool, rambut)tulangangga/ tanduk bercabangtandukgading/ taring ikan paus
B. Organik: dari Pohon, Perdu, Tumbuhan, Rumputan
C. Anorganik: Logam dan Campurannya
D. Anorganik: Buatan dan Yang Terjadi Secara Alami
E. Bahan Buatan Lain
A. Organic: from Mamals, Birds, Fish, Insects and Reptils
parchmentraw hidesemi-tanned leathertanned leather pelts/ fur hairbristlequill feathers/ downsilk wool felt (wool, fur, hair)bone*antler*hornwhale ivory
walrus ivory*elephant ivory* baleen*tortoise shellshagreen (ray, seal,
shark skin)
snake skinshellacgelatin
animal glueegg temperacaseinwaxes
B. Organic: from Trees, Shrubs, Plants, Grasses
decorative wood veneersoak/ ash splintshard woodssoft woodsresin for varnishwillowbambojute (burlap)hemprattansisal
linenlinsed oilcottonpaperpapier-macheguttaperchavegetable ivory (palm nut)amberrubberstarch adhesive
C. Inorganic: Metals and Their Alloysgoldsilvercooperironaluminumleadtinzincbronze
brasspewterBritannia metalormolugold leafsilver leafimmitation leafnickel
D. Inorganic: Man-made and Naturally Occuring
glassporcelain
ceramicsplasterportland cement alabaster granitemarblemother-of-pearl
marine shellgem stone sand stonecinnabar (red mercuric
sulphide)composition (frame
decoration)pigmentsmicasoap stone
E. Other Man-made MaterialspaintsvarnisheslacquerMasoniteFormicacelluloid
Bakelitepolyestervinylepoxiesnylon
unfired clay
flax
fish glue (isinglass)ancur 1/ fish glue
merah)
Tabel 1.
[ 13 ]
Penje
lasan
Iden
tifika
si da
n Klas
ifikas
i Bah
an
[ 14 ]
Pengenalan Sifat Bahan dan Kondisi Yang MempengaruhinyaTabel 1. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Tinggi
(Materials Sensitive to High Relative Humidity)
Tabel 2. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah(Materials Sensitive to Low Relative Humidity)
mengkerut (checks/ dries out)pelapukan, lapuh, kering (embrittlement)mengkerut, rapuh (shrinkage, embrittlement)rapuh (embrittlement)rapuh (embrittlement)
kering, merapuh (dries out, weakens)retak, melengkung (cracks, warps)retak, melengkung (splits, warps)lepas, melengkung (detachments,
warps)
50 - 55% RH, constant/ stable45 - 55% RH
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
kayu (wood)kulit mentah, kulit olahan (rawhide, leather skins)perkamen (parchment)
bulu ayam (quill)serat keranjang
ancur, lem nabati (animal glue)
kulit kura-kura (tortoise shell)
semua gading (all ivory)
permukaan tatakan (inlaid surface)
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
Bahan(Materials)
40% RH, or lower45 - 55% RH45 - 55% RH50 - 55% RH, constant/ stable
50 - 55% RH, constant40% RH, or lower
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
logam (metal)kertas (paper)tekstil (textile)kayu (wood)
kayu bercat (painted wood)logam bercat (painted metal)
tatakan, pelapis kayu (inlay, veneer)bahan penyempurna perkamen, gading (parchment, ivory)bubur kertas (papier-mache)bahan keranjang/ anyaman (basket materials)kolase kertas (decoupage surface)
korosi/ karat (corrosion)berjamur, noda (mold, stains)berjamur, noda (mold, stains)berjamur, melengkung (fungal attack, warping)cat mengelupaskorosi/ karat, cat mengelupas
lepas/ copot bagian-bagiannya (detachment)berjamur/ noda (mold, stains)melengkung/ gelombang, jamur (warping, mold)berjamur/ noda (mold, stains)berjamur (mold)
lepas/ copot, berjamur (detachment, mold)
(finishes)
(flaking paint)
(corrosion, flaking paint)
(basket fibers)
beludru (velvet)tekstil (textile)serat alam kayu (wood)kertas (paper)
perekat kanji (starch)gelatin (gelatin)tempera telor (egg tempera)
kulit (leather, skins)kulit berbulu (felts, furs)bulu ayam (feathers)sutera (silk)wol (wool)
Tabel 3. Bahan Yang Sering Dirusak Oleh Serangga dan Binatang Pengerat(Materials Commonly Damaged by Insects and Rodents)
(natural fibers)
Ref.: Bachmann, K. (1992): Conservation Concerns: A guide for collectors and curators; Washington & London, Smithsonian Institution Press.
Tabel 4. Rekomendasi Penyinaran & Suhu Udara (Recommendations for Light & Temperature)
rapuh, gelap (embrittlement, darkening)persenyawaan, gelap
(crosslinking, darkening)mengeras, kering (hardening,
drying)rapuh, pucat/ pudar (embrittle- ment, fading)rapuh, pucat (embrittlement,
fading)pudar/ pucat (fading)
pucat, kerusakan struktural (fading, structural damage)buram, pucat (develops haze, fading)pucat/ pudar (fading)
pucat/ pudar (fading)
hancur (deterioration crumbles)
rapuh, pucat (embrittlement, fading)pucat (fading)
kertas (paper)
media cat (paint media)
ancur/ lem nabati (animal glue)
kulit berbulu, bulu, rambut (furs, feather, hair)kulit, kulit olahan (skins, leather)pigmen, bahan celup
(pigment, dyes)sutera, beludru (silk, velvet)
permukaan lak (lacquered surface)permukaan cat (painted surface)bahan dicelup warna (dyed materials)karet (rubber)
serat alam kayu (wood)
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
(natural fibers)
Jika kita ambil patokan 50 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda sensitif, dan 200 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda kurang sensitif, maka kita akan mendapatkan batas maksimum UV : 0.375 μW/cm2 (3.75 mW/m2) dan 1.5 μW/cm2 (15 mW/m2). Jika jam buka museum/ galeri: 7 jam dalam sehari, 6 hari dalam seminggu, 52 minggu per tahun (2.184 jam per tahun), maka kita akan mendapatkan dosis maksimum UV per tahun: 3 Joules/cm2 untuk koleksi sensitif, dan 12 Joules/cm2 untuk koleksi kurang sensitif. [Dr. Barry Knight (2001:1); Subagiyo, P.Y. (2015:30)]
Tabel 5. Bahan-bahan Reaktif (Reactive Materials)
[ 15 ]Ref.: Bachmann, K. (1992): Conservation Concerns: A guide for collectors and curators; Washington &
London, Smithsonian Institution Press.
perubahan ukuran, regang, patah
kertas menjadi rapuh, gelap, noda
tekstil ternoda, rapuh
logam menjadi berkarat
serat menjadi lemah, putus
saat kayu mengembang, cat mengelupas
terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi)
logam berkarat, kain ternoda
logam berkarat, kertas ternoda
logam berkarat, cat mengelupas
tanin (bahan penyamak) pada kulit menyebabkan karat pada logam
Kombinasi Bahan(Materials Combination)
Masalah Konservasi(Conservation Problems)
(wood/wood)
(wood/paper)
(wood/textile)
(wood/metal)
(wood/paint)
(metal/metal)
(metal/cloth)
(metal/paper)
(metal/paint)
(metal/leather)
(dimensional changes, stress, breaks)
(paper becames brittle, dark, stained)
(textile became stained, brittle)
(metal corrodes in contact with wood)
(possible electrochemical corrosion)
(metal corrodes, cloth becames stained)
(metal corrodes, paper becames stained)
(tannins in leather can corrode metals)
kayu/ kayu
kayu/ kertas
kayu/ tekstil
kayu/ logam
kayu/ serat alam
kayu/ cat
logam/ logam
logam/ kain
logam/ kertas
logam/ cat
logam/ kulit
logam/ ancur ancur (lem nabati) sedikit bersifat asam, higroskopis & menyebabkan karat logam.(glue slightly acidic, hydroscopic, can corrode certain metals)(metals/animal glue)
(wood/natural fibers) (fibers become weak, break)
(wood expand and contracts, paint flakes)
(metal corrodes, paint flakes)
[ 16 ]
Environmental Risk RatingseClimateNotebook uses IPI's Preservation Metrics to establish the Environmental Risk Ratings, terms (GOOD, OK, RISK) to broadly identify the risk posed by the environmental conditions in every monitored location. These ratings are applied to four types of environmentally-induced risk: Natural Aging (for chemical decay), Mechanical Damage (for physical deterioration), Mold Risk, and Metal Corrosion. Information to help you interpret these ratings and understand what they mean for your collections is detailed below.
Type of Decay: Natural Aging
Represents:The rate of chemical decay as determined by the rate of spontaneous chemical change in organic materials.
Metric Used:Time Weighted Preservation Index (TWPI).
TWPI > 75 GOOD 45 < TWPI ≤ 75 OK
TWPI ≤ 45 RISK
TWPI Metric Interpretation
Type of Decay: Mechanical Damage
RepresentEnvironmentally-induced physical or structural deterioration.
Metrics Used:Minimum % Equilibrium Moisture Content (% EMC Min)Maximum % Equilibrium Moisture Content (% EMC Max)% Dimensional Change (% DC)
GOOD
OK
RISK
Mechanical DamageMetrics
Min EMC ≥ 5%AND Max EMC ≤ 12.5%
AND %DC ≤ 0.5% Min EMC ≥ 5%
AND Max EMC ≤ 12.5% AND 0.5% < %DC ≤ 1.5%
Min EMC < 5% OR Max EMC > 12.5%
OR %DC > 1.5%
Interpretation
Interpretation:The higher the TWPI, the longer it will take for a given amount of decay to occur. Use TWPI to compare the environment in one location to another or to evaluate a change in the preservation quality of a location from one time period to another.
Measures: Every combination of T and RH is associated with an overall rate of chemical decay (Preservation Index). The TWPI algorithm integrates the T and RH values as they change over time into a single estimate of the cumulative e�ects of the environment on the rate of chemical decay.
Role of Environment:The storage environment in�uences the rate of chemical decay by providing heat energy and moisture, which increase the rate of chemical reaction. Materials deteriorate faster during warm, moist periods. During cool, dry periods they deteriorate slower.
Vulnerable Materials:All organic materials (paper, textiles, wood, vellum, plastics, dyes, leather, fur, etc). The risk of Natural Aging is particularly signi�cant for book and document collections. Examples of chemical decay include embrittlement and deterioration of pigments.
Measures:The amount of moisture in the environment and the degree of �uctuation between periods of dampness and of dryness, all of which promote mechanical or physical damage in vulnerable materials.
Role of Environment: Environmentally-induced mechanical damage is primarily driven by extremes of relative humidity, although temperature extremes can a�ect the degree of risk. Hygroscopic (water-absorbing) materials respond to the amount of humidity in the environment by expanding and contracting as they absorb and release moisture. This puts physical stress on objects and can lead to structural or mechanical damage in vulnerable collections.
Vulnerable MaterialsAll organic or hygroscopic materials (paper, textiles, wood, vellum, plastics, dyes, leather, fur, etc.) Composite objects are particularly vulnerable since di�erential expansion can lead to cracking, tearing, and breakage. The risk of mechanical damage is particularly signi�cant for rare books, paintings, furniture, textiles, or other collections of bound or composite objects. Examples of damage due to high levels of moisture include curling paper, softening emulsions, warped wood, etc. Examples of damage due to low moisture levels include brittleness, tearing, cracking of emulsions, etc.
Sumber : https://www.imagepermanenceinstitute.org/
[ 17 ]
Type of Decay: Mold Risk
Represents:The risk of mold germination and the potential for mold growth.
Metric Used:Mold Risk Factor (MRF)
Interpretation:An MRF of 0.5 or less indicates an environment with little or no risk of biological decay. An MRF greater than 0.5 indicates that mold spores are half way to germination. An MRF greater than 1.0 indicates that mold spores have germinated, entering a vegetative mold state and visible mold could be actively growing.
Measures:Data is analyzed to determine if environmental conditions promote biological decay, including the growth of xerophilic mold and mildew and the risk of insect infestation. The MRF algorithm integrates over time, creating a running sum of progress toward mold germination.
Role of Environment: Mold growth is driven by heat and especially by moisture. Mold spores require a sustained high relative humidity level for a certain period of time in order to propagate. Maintaining the RH below 65% greatly reduces the risk of mold growth and other forms of biological decay.
Vulnerable MaterialsAll organic materials (paper, textiles, wood, vellum, plastics, dyes, leather, fur, etc.) and inorganic materials with organic �lms. Evidence includes staining from mold bloom and obvious mildew and mold growth.
TWPI ≤ 0.5 GOOD
TWPI > 0.5 RISK
Mold Risk Metric Interpretation
* Note: There is no OK rating for mold growth – either there is the potential for mold germination (RISK) or there isn't (GOOD). Alerting users of the potential for RISK allows time to react and take preventative action before any visible or vegetative mold appears.
Type of Decay: Metal Corrosion
Represents:The risk of environmentally-induced corrosion of metals.
Metric Used:Maximum Equilibrium Moisture Content (% EMC Max)
Interpretation:% EMC Max indicates the maximum amount of moisture in the environment. A lower %EMC Max is better for avoiding corrosion.
Measures:The maximum amount of moisture in the environment, which promotes corrosion in vulnerable metal objects. Analysis of T and RH is based on a moving average of humidity levels.
Role of Environment:High relative humidity, high temperatures, and atmospheric pollutants can result in corrosion. Corrosion begins when RH levels are 55% or greater. The presence of pollution, dust, salts, oils, or active corrosion can allow corrosion to occur at lower humidity levels.
Vulnerable Materials:Metal objects or objects with metal components, including some images, textiles, and inks. Examples include silver tarnish, bronze disease, and rusted iron.
Max EMC ≤ 7.0 GOOD 7.1 ≤ Max EMC ≤ 10.5 OK
Max EMC > 10.5 RISK
Corrosion Metric Interpretation
Sumber : https://www.imagepermanenceinstitute.org/
[ 18 ]
LEMBAR KONDISI KOLEKSI
No. No. Inv. Nama Benda Ukuran (cm) KondisiAsal Benda
I. BAHAN :
A. Non Logam1. Batu2. Kaca3. Keramik4. Plester5. Semen6. Lain
B. Logam1. Emas2. Perak3. Timah4.
Tembaga5. Besi6. Lain
C. Selulose1. Kayu2. Kulit3. Bambu4. Rotan5. Anyaman6. 7. Lain
D. Protein1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
E. Lain-lain1. Tulang2. Kerang3. Pigmen/ Cat4. Manik-manik5. Resin6. Lain
ORG
ANIK
ANO
RGAN
IK
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN :A. Fisik
1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak7. Patah8. Hilang9. Basah
10. Kering11. Lain
B. Kimiawi1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi garam
8. Lain
5. Bau6. Noda7. Kristal
C. 1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)6. Lain
[ ....... %][ ....... %]
[ ....... %][ ....... %]
[ ...... %]
No. Foto:
D. Catatan: .................................................................................................................
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) --C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --
E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ---G. Keasaman (pH) ------H. ORP (mili Volts) -------
I. Catatan: ..................................................................................................................... ................................
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN(DD/MM/YYYY)
..........................
..........................
F. Catatan
Prioritas Tindakan :Lokasi Benda : A . Segera C. RendahB. Sedang
Bio�s
Teks�l
Teks�l
..........................Baik Cukup Rusak Parah Ak�f
7.
Perunggu
A. Pembersihan1. kotoran/ debu dengan:
2.
karat, noda, dll. dengan cara:3.
4.
B. Penguatan/ konsolidasi1. Perlakuan benda rapuh dengan:
2. Penguatan benda rapuh dengan:
3.
C. Restorasi1. Pengembalian bentuk/ warna
(pendempulan, araldite, tusir warna, dll)2. Perbaikan fungsi / mekanis benda
(reparasi mekanis, penggan�an bahan, dll)3. Lain
D. Pengawetan1. Stabilisasi karat (menghambat, menghen�kan
proses korosi, dll.)2.
3.
4.
5. LainE. Treatmen Tambahan dan Catatan
............................................................
............................................................
Mema�kan jamur, insek dengan:
Mema�kan ganggang, lumut, jamur kerak dg.:larutan 1% Hivar XL, atau ...................Coa�ng/ laminasi dengan:
Lain
lemak/ minyak dengan:
Lain
a. kwas b. vacuum c. pelarut aird. pelarut kimia e. mekanisf. lain .........................................
a. mekanis b. kimia c. elektrolisisd. lain ..........................................
a. air + deterjen b. etanol + deterjenc. pelarut kimia d. lain .................
............................................
b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.)
a. penguatan konstruksi (mounting, pendobelan kain, dll.)
c. lain ......................................................................................
............................................
a. fumigasi b. pendinginan (freezing)c. lain .......................................
a. lilin mikrokristalinb. Paraloid B72 (...... % w/v in ...........)c. lain ........................................
a. uap air b. minyakd. lain ............................................
c. meratakan
..........................
..........................
..................................
.............................
................................................
.....................
.......................
E.
ORP = Oxidation-Reduction Potential, diukur dalam miliVolts).
..........................
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/] :
Masa Perawatan Akhir : 0 Thn. 8 Bln. 2 Hari.
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
: .......
: .......
: .......
: .......
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
Tandatangandan NamaKonservator
..................................
..................................
.................................................
[ 19 ]
LEMBAR KONDISI LUKISAN
μW/cm2
( )
( )( )
( )( )
( )
Intensitas Cahaya (Lux)
Suhu Udara (0C)Suhu Permukaan (0C)
Kelembaban Udara (%)
Kandungan Air (%)Keasaman (pH)Polusi Udara.............. :
... ::
.. :
( )
( )............ :
........ :
:
.. :
( )
( )
LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA
Radiasi UV ( )
CATATAN:
Kebisingan (dB) ...... :
500,4
20
10 - 257 - 10
≤ 6050 Tekanan Udara (mb) :
Kotor (debu, dll.)Kanvas kendorVarnis menguning
Varnis cacatCat rapuh/ keringCat retak/ kelupas
Jamur/ Insek/ HamaSobekNoda
KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi
GelombangGoresSobekKelupasLubangBasahKering
JamurSerangga
BusukOther...
KaratKristalOksidasiPudar
LapukBauNoda
:SITOIB:K/ MEKANIK:ISIF
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)Pembersihan dengan pelarut :
acetonewhite-spiritturpentine triammonium citrate
toluenemethyl-ethyl-ketoneisopropyl alcohol
Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan perekat: lilin, EPC*, dsb.penguatan kanvas/ substrat dg. perekat, dll.perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
1.2.
3.
4.
5.
6.
Penyempurnaan (finishing treatment)isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
CATATAN:
KIMIAWI:
KONDISI BENDA SAAT PENGAMATAN:
USULAN TINDAKAN PERAWATAN
Lain-lain
CATATAN:
BaikCukup
RusakParah
KONDISI SPANRAM:
BaikCukup
RusakParah
KONDISI PIGURA:
Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepainting
RetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control
Aktif
Aktif
BAHANPEMBENTUKBENDA
Jenis Pewarna
Jenis Substrat
Teknik
C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayonLain-lain
KanvasKertasHardboardTripleksKayuKacaLogamLain-lain
C.minyakAquarelPastelTemperaLitografiBatikKolaseLain-lain
No Ukuran (cm)
Aktif
12 Langkah
9 Masalah
No. Inv. Tahun KondisiJudul Karya Nama Seniman
Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain
Teknik Pengamatan: Pengamatan:
XTandatangandan NamaKonservator
2-acetone alcohol
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/] :
Masa Perawatan Akhir : 0 Thn. 8 Bln. 2 Hari.
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
: .......
: .......
: .......
: .......
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
Lokasi: Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang
Baik Cukup Rusak Parah Ak�fNO FOTO : ............................
..................................................................
[ 20 ]
LEMBAR KONDISI TEKSTIL
B. Restorasi, Penguatan dan Konsolidasi
Kotor/ debuSobekLubangLipatanPenguninganWarna berubahRapuh/ getasPerekat/ labelLain-lain
A. KERUSAKAN FISIK
Pembersihanpenyedotankwascuci basah
kering/ kimialokal/ spotkelantang
A.
lain-lain
pendobelan kainpelembab-rataan kain
pembingkaianpenempelan benang
1. Rapuh, getas = brittle (easily broken because it is hard (stiff) & not flexible).
2. Lapuk, mubut = fragile (easily broken or damaged).
No
D. KERUSAKAN LAIN
No Foto :
REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
Kulit BinatangBuluSerat SuteraSerat WolOther...
BAHANPEMBENTUKBENDA
PROTEIN
JamurSeranggaBubuk, kumbangLaba-labaNgengat kainRayapGegat (silver fish)KecoaKumbangBinatang pengeratLain-lain
B. KERUSAKAN BIOTIS
Pucat/pudarNoda (stains)Berlemak/minyak
KorosiKristal garamOksidasi
Lapuk/ mubutPudarBau
Lain-lainC. KERUSAKAN KIMIAWI
Catatan :
TulangKerangPigmen/ CatManik-manikKacaResin
LAIN-LAIN
Lokasi:
CATATAN:
K-1aK-1bK-2aK-2bK-2cK-3a
K-3bK-3cK-4aK-4bK-5aK-5b
KategoriAplikasi Logam
1 : emas; 2 : perak; 3 : lgm lain.
Pengawetan dan Perlakuan LainPembersihan bekas jamur/ insek
C.
FumigasiFreezing
Perlakuan lain
Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang
Benang LogamBenang EmasBenang PerakPercik LogamPradaOther...
Kulit KayuAnyamanSerat KapasSerat LinenSerat NanasSerat KoffoOther...
LOGAM
SELULOSE
LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) --C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ------G. Keasaman (pH) ----------H. ORP (mili Volts) ---------
USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN CATATAN= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
--- = ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
I.
III.
IV.
C.
B.
A.
D.
E.
V.
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5.
7.
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
8. 9.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11.
1. 2. 3.
7. 8. 9.
4. 5. 6.
10.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Parah Ak�f
K.
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7.
1. 2. 3.
4.
1. 2.
3. 4.
.......................
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
Perlakuan lain5.
I. Polusi Udara ------------ = ......... (........) Catatan : ORP = Potensial Redoks.
..............................
..............................
VII. TANGGAL PENGAMATAN(DD/MM/YYYY)
Evaluasi Perawatan [http://dpcalc.org/] :
Masa Perawatan Akhir : 0 Thn. 8 Bln. 2 Hari.
Natural Ageing
Mechanical Damage
Mold Risk
Metal Corrosion
PI
% EMC
Days to Mold
% EMC
: .......
: .......
: .......
: .......
Type of Decay
Environment Rating
Preservation Metric
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
GOOD / OK / RISK
Tandatangandan NamaKonservator
..................................
..................................
Ukuran (cm)No. Inv. KondisiNama Benda Asal Benda
..........................................................
J. Kebisingan (dB) --------- = ......... (........)
[ 21 ]
Proses Konservasi (Lukisan) Batik
Perlengkapan Untuk Pencucian Tekstil:(1). Ember air; (2). Pompa hisap kolam; (3). Selang shower; (4). Shower (Mandi); (5). Ember bilas; (6). Meja Kerja; (7). Plastik bak cuci; (8). Busa pemisah kain dan endapan kotoran; (9). Kain kasa; (10) Tobi Steamer.
a. Ilustrasi Pencucian Lukisan Batik
3
2
1
5 4
15030
0
7
Lukis
an B
atik
6
98
10
b. Ilustrasi Mounting (Pendobelan Kanvas)
Spanram (Wood Stretcher)
Kanvas/ Kain
151 cm91 cm
Lukisan Batik
bahan pelindung alternatifsejenis akrilik/ plexiglass.
Pigura
Surakarta (Jawa Tengah) pada 4 Desember 1931. Pada tahun 1952 ia mulai memasuki pendidikan seni di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung). Pada tahun 1955, ia juga menciptakan logo Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR). Logo berbentuk sebuah palette dengan kata-kata "SENI RUPA BANDUNG" dengan lambang Universitas Indonesia. Setelah Maret 1959, bentuk Ganesha menggantikan logo UI di palette tersebut......................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
2. Kelompok Koleksi:
4. Nama Pembuat/ Seniman:
a. Bentuk/ Tema (Karya):
c. Ukuran (Lukisan):
d. Bahan:e. Warna:
b. Aliran Seniman (Lukisan):
f. Teknik Pembuatan:g. Lain-lain:
b. Asal (Benda/Pembuat/Seniman):c. Riwayat (Benda/Pembuat/Seniman):
a. Tahun Pembuatan:
d. Tahun Perolehan:
BeliTemuan
Hadiah/ HibahTransaksi lain
e. Cara Perolehan:
Periode Pembuatan:
9. Kondisi:
10. Keterangan:
Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain
11. Teknik Pengamatan: Tanggal Pengamatan:
Tanda tanganKurator:
Nama Kurator:
5. Tempat Penyimpanan:
1. Nomor Inv.:Nomor Reg.:
(lama) (baru)
X
7. Visualisasi Benda:Foto DigitalFoto CetakSlideVideo
3. Nama/ Judul:
6. Deskripsi Benda:
8. Riwayat Benda dan Pembuat/ Seniman:
Baik (kondisi fisik kuat, utuh, tanpa/ sedikit kerusakan).Cukup (kondisi fisik cukup kuat/ sedikit utuh, sedikit/ tanpa kerusakan).Rusak (kondisi fisik tidak kuat/ rapuh, sedikit/ tidak utuh, banyak kerusakan).Lain-lain
Lain-lain
(Pigura):
............................................................
..................................................................................
...................................
.............................................................................................
..................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................................
............................................. ....................................................
..................................................................................................................
LEMBAR INVENTARIS KOLEKSI
.....................................................................................................................................................................................
.............................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
......................................................................
.................................................................
...........................................................................
....................................................................
............................................................................................
................................
.................................. ..................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................................................
................................................
............................................................
..................................
.....................................
.........................................................................................................................
Lukisan Keramik Patung LainSub Kelompok Koleksi: ..........................................................................
0020
Hutan Wataturi Irian
Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar
Srihadi Soedarsono
1975
0020
Bagian atas noda ada goresan
92 x 142 cm
2 Januari 2007
Puji Yosep Subagiyo
Cat-minyak, kanvas.
Naturalisme
Cat-minyak dengan sapuan kuas.Hijau, biru, coklat, hitam, krem (putih).
Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, MA. lahir di
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
X
X
X
X
[ 22 ]
Bagus Cukup Rusak Lain-lain8. Kondisi:
0020
C.minyakCat air
TintaAkrilik
PastelKrayon
Lain-lain
KanvasKertas
HardboardTripleks
KayuKaca
LogamLain-lain
C.minyakAquarelPastel
TemperaLitografiBatik
KolaseLain-lain
A. KETERANGAN POKOK
LEMBAR PENGAMATAN LUKISANB. SAMPLING
1. Nomor Inv.:
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
2. Judul :
3. Seniman:
4. Tahun:5. Bahan:
6. Teknik:
7. Ukuran:
Tema:
Aliran Seniman:
Hutan Wataturi Irian
1. Jenis Tenunan : Tabby 2/2
2. Kerapatan Tenunan: Agak longgar, regular3. Jumlah Benang: 28/244. Arah Pilinan: Z
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:7. Keterangan Kanvas:
per 1 cm2
Srihadi Soedarsono
1975
Cat
Media
C. FOTO
No. Sample: 008
Tempat Sampel
No. Foto: 0020
E. KETERANGAN TAMBAHAN1. Catatan Pengamatan Visual:
2. Catatan Pengamatan Teknis:
Bagian atas noda ada goresan
Periode/ Angkatan:
92 x 142 cm
DET
AIL
MED
IAFO
TO D
EPA
ND
etai
l Obj
ek /
Luki
san
Bel
akan
g
[Hasil Identifikasi XRF: SiO2 (5%); S (4%); K2O (7%); CaO (4%); Fe2O3 (1%): ZnO (44%); SrO (1%); BaO (30%); PbO (3%)]
Regular
a. Kanvas lukisan ini kemungkinan telah dipriming CaSO4.1/2H2O (Kalsium Sulfat, dikenal sebagai Gesso Sottile), Barium Sulphate, dan diberi dasaran cat warna putih dengan nama Zinc White (Pigment White 4).
b. Silicon Dioxide (SiO2), Strontium White, dan Flake White (Pigment White 1) juga teridenti�kasi, walaupun persentasenya kecil. Flake White dikenal juga sebagai White Lead [basic lead carbonate, 2PbCO3. Pb(OH)2]. Perlu diketahui pula bahwa beberapa logam, seperti Timbal, Mangan, dan Kobal dalam bentuk garam logam difungsikan sebagai bahan pengering pada cat dan varnis [Mayer (1991: 244-245)]. Pigmen jenis ini pula yang banyak dianggap sebagai penyebab keretakan lapisan cat.
c. Sebagai rujukan, perlu dipahami pula beberapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengisi cat (inert �ller for paints), seperti Whiting, Gypsum, China Clay dan Silica. Whiting adalah bahan campuran terdiri dari Calcium Carbonate (98%) dengan Magnesium Carbonate (0,1%), Silica (1%), Alumina (0,4%) dan Iron Oxide (Nil). Gypsum atau Hydrated Calcium Sulphate yang biasanya adalah bahan campuran antara Calcium Oxide (32 ~ 60%), Sulphur Trioxide (46 ~ 50%) dan Air (20 ~ 90%). China Clay atau Kaolin kualitas baik adalah dalam bentuk Hydrated Silicate of Alumina (Al2O3.2SiO2.2H2O). Silica atau Kuarsa biasa terbentuk dari Silicon antara 46 ~ 47% dan Oxygen antara 53 ~ 33% (Remington & Francis, op. cit.: 63-71; Mayer, op. cit.: 142-144). Disini Barium terdeteksi 16% dan Belerang (S) terdeteksi 13%. Secara teori, komposisi Barium Sulfat adalah Barium Oxide (BaO) antara 65 sampai 70% dan Sulphur Trioxide (SO3) antara 34 sampai 30%. Barites kualitas baik hanya terdapat 99% Barium Sulphate dan sisanya campuran bahan seperti Silica, Iron Oxide dan Alumina (Remington & Francis, op. cit.: 58-62).
2 Januari 2007Tgl. Pengamatan:
Tanda tanganKonservator
Konservator:
Penjelasan :
Puji Yosep Subagiyo
[substrat]
Pemandangan (Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar)
Naturalisme
[Lokasi Sampel]
[ 23 ]
a. Peralatan Tukang
b. Peralatan Lukis
Pinset, Tweezer,
dll.
Kwas tusir warna
Pisau palet
Set Cat Minyak, dll.
Varnis
Gel G
lue “
LocT
ite”
Papan palet
pict
ure
clea
ner
c. Bahan Kimia
Obeng 2
Palu
MeteranStaple Gun
Tang
Optivisor
Easel
Obeng 3
Obe
ng 1
Tarikan KanvasSolder Lukisan
(Solder + Dimmer)
Berbagai model dan ukuran kwas
PRIMING
Tempat cuci kwas
Terpentin
Varnis
whi
te s
pirit
s
turp
entin
e
tolu
ene
& ac
eton
e
tri a
mm
oniu
m c
itrat
e
met
hyl e
thyl
keto
ne
pere
kat B
eva
371
E. Mengenal Alat & Bahan Observasi - Konservasi1. Peralatan Konservasi Lukisan
[ 24 ]Triammonium Citrate is inorganic compound, a white crystalline powder with a slight ammonia odour.
[ 25 ]
- Toluene (Tol)- Aceton (Ace)- Methanol (Met)- Ethyl Acetate (EA)
- Butyl Acetate (BA) - Cycloheksanon (CYC) - Di-Aceton Alcohol (DAA) - IsoPropyl Alcohol (IPA)
Solven [Pelarut]Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut (cairan, padat atau gas yang berbeda secara
kimiawi), menghasilkan suatu larutan. Pelarut biasanya berupa cairan tetapi juga bisa menjadi padat, gas, atau �uida superkritis. Kuantitas zat terlarut yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu bervariasi terhadap suhu. Air adalah pelarut yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, sehingga akan meninggalkan substansi terlarut. Kondisi ini yang membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, karena pelarut biasanya volumenya dalam jumlah yang lebih besar.
Pelarut organik merupakan pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam molekul- nya. Dalam pelarut organik, zat terlarut didasarkan pada kemampuan koordinasi dan konstanta dielektriknya. Pelarut organik dapat bersifat polar dan non-polar bergantung pada gugus kepolaran yang dimilikinya. Pada proses kelarutan dalam pelarut organik, biasanya reaksi yang terjadi berjalan lambat sehingga perlu energi yang didapat dengan cara pemanasan untuk mengoptimalkan kondisi kelarutan. Contoh pelarut organik adalah senyawa dengan fungsionalitas alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya. Sedangkan, pelarut anorganik merupakan pelarut selain air yang tidak memiliki komponen organik di dalamnya. Dalam pelarut anorganik, zat terlarut dihubungkan dengan konsep sistem pelarut yang mampu mengautoionisasi pelarut tersebut. Biasanya pelarut anorganik merupakan pelarut yang bersifat polar sehingga tidak larut dalam pelarut organik dan non-polar. Contoh dari pelarut anorganik adalah amonia dan asam sulfat. Pelarut dengan nilai permitivitas statis relatif (εr) lebih besar dari 15 (seperti kutub atau polarisasi) dapat dibagi menjadi protik dan aprotik. Pelarut protik melarutkan anion dengan kuat (larutan bermuatan negatif ) melalui ikatan hidrogen. Air termasuk pelarut protik polar. Pelarut seperti aseton atau diklorometana cenderung memiliki momen dipol yang besar (pemisahan muatan parsial negatif dan muatan parsial positif dalam molekul yang sama) dan melarutkan spesi bermuatan positif melalui dipol negatif. Dalam reaksi kimia penggunaan pelarut polar protik men- dukung mekanisme reaksi SN1, sementara pelarut polar aprotik mendukung mekanisme reaksi SN2. Contoh pelarut polar aprotik: aseton, Tetrahidrofuran (THF), Dimetilformamida (DMF), dll.
Solven sebagai pelarut cat dibedakan berdasarkan kandungan dari tiap cat yang akan dilarutkan seperti: Cat Polyurethane; Cat Epoxy; Cat Acrylic; Cat NitroCellulose; Cat Melamine; Cat Sintetis. Tiap jenis cat-cat ini memiliki kandungan resin yang berbeda-beda dan masing-masing memiliki sifat dan kriteria yang berbeda-beda. Sehingga untuk melarutkan tiap jenis resin tersebut diperlukan jenis solven yang berbeda pula. Beberapa contoh solven adalah sebagai berikut:
- Methyl Ethyl Ketone (MEK) - Methyl IsoButyl Keton (MIBK) - Mineral Spirit (SMT) atau Turpentine (Tur) - TriAmmonium Citrate (TAC), 5% (v/v)
F
EDC
B
G
A
12
H
Support[kayu, dll.]
Kanvas
PrimingGESSO
CatDasaran
CatLukisan
VARNIS
Kotoran,Debu, dll.
D1 = G. Grosso & D2 = G. Sottile
PENGAMATAN STRATIGRAFISLUKISAN CAT MINYAK
Created by : Puji Yosep Subagiyo
Pelarut organik umumnya digunakan untuk dry cleaning (misalnya tetrachlorethylene), sebagai pengencer cat (misalnya toluene, terpentin/ SMT), untuk cat kuku dan pelarut lem (aseton, methyl acetat, ethyl acetat), dipakai untuk penghilang noda (misalnya heksana, eter bensin), dalam deterjen (terpene jeruk), dalam parfum (ethanol), dan dalam sintesis kimia. Sedangkan pelarut yang biasa dipakai dalam konservasi lukisan, misalnya membersihkan varnis lama adalah white spirits, mengangkat perekat PolyVinyl Acetate (PVAc) : toluene, untuk menghilang-kan kotoran berkerak : Methyl-Ethyl-Ketone (MEK), IsoPropyl Alcohol (IPA), TriAmmonium Citrate (TAC), dll. Dalam peng- gunaan pelarut ini kita harus mengetahui: 1). konsentrasi larutan (jumlah senyawa yang larut dalam volume tertentu pelarut) dan 2). kelarutan (jenis dan jumlah maksimal senyawa yang larut dalam volume tertentu pelarut pada suhu tertentu). Lihat Gambar.Notes: Mekanisme reaksi SN1: Nukleo�l yang dapat menyerang adalah nukleo�l basa sangat lemah seperti H2O, CH3CH2OH.
Mekanisme reaksi SN2: Nukleo�l yang menyerang adalah jenis nukleo�l kuat seperti -OH, -CN, CH3O-. organik
anorganik
Spirtus Pu�h (SP1)aliphatic and alicyclic with a max. of 25% of C7
to C12 aromatic hydrocarbons[untuk mengangkat varnis lama yang sudah
menguning + kotoran]
Emulsi Penguat Cat [EPC]2-butanone oxime, oil modi�ed alkyd resin,
cobalt carboxylate, etc.[sebagai pelembab dan menguatkan cat
lukisan atau sebagai konsolidan]
TriAmmonium Citrate [TAC]Ammonium citrate tribasic, Ammonium citrate.[bahan pembersih noda, kotoran berkerak dan
kotoran sejenis lainnya, dikombinasi dengan IPA]
Methyl Ethyl Ketone [MEK]2-Butanone, is as a water soluble solvent
[dicampur terpen�n sebagai bahan pembersih lukisan, noda berwarna, lainnya]
Mineral Spirits [SMT]pegasol 3040, mineral spirit (SMT)
[dicampur terpen�n sebagai bahan pembersih lukisan, noda berwarna, lainnya]
Toluene | Toluol [Tol]toluol, colorless water-insoluble liquid with
the smell associated with paint thinners[bahan pembersih sejenis coa�ng berbahan
dasar PVA, kotoran vinil atau karet]
Acetone [Ace]propanon, dimetil keton, 2-propanon,
β-ketopropana[bahan pembersih noda berwarna, kotoran
berkerak dan kotoran sejenis lain]
IsoPropyl Alcohol [IPA]propan-2-ol, isopropanol.
[bahan pembersih noda, kotoran berkerak dan kotoran sejenis lainnya, dikombinasi dengan TAC]
Turpen�ne [Tur]monoterpenes alpha-pinene and beta-pinene; carene, camphene, dipentene, and terpinolene[dicampur Aceton & MEK sebagai bahan
pembersih lukisan, pelarut organik]
Picture CleanerWinsor & Newton (WINTON)
Varnis MattWinsor & Newton (WINTON)
Varnis MattTalens (Rembrandt - van Gogh - Amsterdam)
E.1.c. Mengenal Bahan Pelarut & Pelabelan
SP1EPC
VMT
Tol
Ace
MEK
SMT
Tur
IPA
VMW
TAC
PCl.
[ 26 ]
2-Butanone, also known as methyl ethyl ketone (MEK), is an organic compound with the formula CH3C(O)CH2CH3. This colorless liquid ketone has a sharp, sweet odor reminiscent of butterscotch and acetone. It is produced industrially on a large scale, and also occurs in trace amounts in nature. It is soluble in water and is commonly used as an industrial solvent.
ProductionButanone may be produced by oxidation of 2-butanol. The
dehydrogenation of 2-butanol using a catalyst is catalyzed by copper, zinc, or bronze:
CH3CH(OH)CH2CH3 ---> CH3C(O)CH2CH3 + H2
This is used to produce approximately 700 million kilograms yearly. Other syntheses that have been examined but not implemented include Wacker oxidation of 2-butene and oxidation of isobutylbenzene, which is analogous to the industrial production of acetone.
Both liquid-phase oxidation of heavy naphtha and the Fischer- Tropsch reaction produce mixed oxygenate streams, from which 2-butanone is extracted by fractionation.
Butanone is biosynthesized by some trees and found in some fruits and vegetables in small amounts. It is released to the air from car and truck exhausts.
ApplicationsAs a solvent
Butanone is an e�ective and common solvent and is used in processes involving gums, resins, cellulose acetate and nitrocellulose coatings and in vinyl �lms. For this reason it �nds use in the manufacture of plastics, textiles, in the production of para�n wax, and in household products such as lacquer, varnishes, paint remover, a denaturing agent for denatured alcohol, glues, and as a cleaning agent. It has similar solvent properties to acetone but boils at a higher temperature and has a signi�cantly slower evaporation rate. Butanone is also used in dry erase markers as the solvent of the erasable dye.As a plastic welding agent
As butanone dissolves polystyrene and many other plastics, it is sold as "model cement" for use in connecting parts of scale model kits. Though often considered an adhesive, it is actually functioning as a welding agent in this context.Other uses
Butanone is the precursor to methyl ethyl ketone peroxide, which is a catalyst for some polymerization reactions such as crosslinking of unsaturated polyester resins.
SafetyFlammability
Butanone can react with most oxidizing materials, and can produce �res.[5] It is moderately explosive; it requires only a small �ame or spark to cause a vigorous reaction. Butanone �res should be extinguished with carbon dioxide, dry agents, or alcohol-resistant foam. Concentrations in the air high enough to be �ammable are intolerable to humans due to the irritating nature of the vapor.Health e�ects
Butanone is an irritant, causing irritation to the eyes and nose of humans. Serious health e�ects in animals have been seen only at very high levels. These included skeletal birth defects and low birth weight in mice, when they inhaled MEK at the highest dose tested (3000 ppm for 7 hours/day). There are no long-term studies with animals breathing or drinking MEK, and no studies for carcinogenicity in animals breathing or drinking MEK. There is some evidence that methyl ethyl ketone can potentiate the toxicity of other solvents, in contrast to the calculation of mixed solvent exposures by simple addition of exposures. As of 2010, some reviewers advised caution in using methylethyl ketone because of reports of neuropsychological e�ects.
Butanone is listed as a Table II precursor under the United Nations Convention Against Illicit Tra�c in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances.
Methyl Ethyl Ketone (MEK) Methyl Ethyl Ketone [MEK]2-Butanone, is as a water soluble solvent
[dicampur terpen�n sebagai bahan pembersih lukisan, noda berwarna, lainnya]
MEK
* Bahan rujukan lebih lanjut, lihat “Pengetahuan dan Teknik Konservasi Lukisan” (Subagiyo, P. Y.: 2017), pp. 44-46.
Solid
& se
mi-s
olid
pH
met
er
Gam
bar 7
.:
Moisture MeterAlat Pengukur Kadar Air
Gambar 2.:
Gambar 4.: Ultra Violet [A/B] Light Meter
μW/cm2Lux11.8305.640
650140
561230
88
LuarDp PtRuangTL 40
Lokasi
0.375 μW/cm2 (sensitif);1.5 μW/cm2 (kurang sensitif).
Alat pengukur radiasi ultra violet A [320-360 nm] dan ulltra violet
B [290-320 nm]. [UV sensor spectrum: 290~390 nm]
Batas Atas & Bawah :
Ryer, Alexander D. (1997): Light Measurement Handbook, International Light, Newburyport, MA 01950
Infrared ThermometerGambar 5.:
Alat ini ideal untuk mengukur suhu
permukaan benda (non-kontak), perekat
thermosetting, dan inspeksi lampu,
rangkaian listrik, dll.
Lux Meter
(Alat pengukur intensitas cahaya)
Gambar 1.:
Alat ini dipakai untuk mengukur suhu, kelembaban dan tekanan udara.
Gam
bar 3
.: Th
erm
ohyg
ro-b
arom
eter
Wet & Dry Bulb PsychrometerBanyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.
Gambar 6.:
2. Peralatan Observasi/ Monitoring & Pengendalian Lingkungan
Gambar 9.:
Alat Penyerap Uap AirDehumidi�erBLUEAIR Air-Puri�er
Gambar 8.
Alat pembersih udara
Instruments for Environment Control
* Di Google Play Store tersedia aplikasi untuk smart-phone android, seperti: (1). Thermo-Hygrometer; (2). Lux meter; (3). Alti-barometer; (4). Sound Meter; (5). DewPoint - EMC Calculator; (6). Inclinometer; (7). GPS Location; dll.
[ 27 ]
Sensor suhu dankelembaban udara
Sensor radiasi UV dan Intensitas cahaya.
-
Tombol untuk suhu, kelembaban udara, kuat cahaya dan radiasi ultra violet.
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
Panel monitor menunjukkanbesaran angka dan satuan
Mode/ pengatur besarnya sinar yang terbaca.Displai/ monitor harga
hasil pengamatan.
Sensor/ cell penangkap sinar.
[ 28 ]
Pengenalan Alat Ukur Klimatologi
Lux Meter(Alat pengukur intensitas cahaya)
Kuat penerangan (lux): Penerangan pada permukaan benda secara merata seluas 1 m2, berjarak 1 m dari titik sumber cahaya berkekuatan 1 kandela.Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m2) dari sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).
Ultra Violet Monitor (4 in 1)(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
Gambar 01.:
Gambar 02.:
λ dibaca “ lambda” = panjang gelombang. 1 lux = 1.464128843338 x 10-7 watt/cm2 (at 555 nm). http://www.easyunitconverter.com/
1. Kuat Penerangan (Illumination, E)
2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.
4. Kuat Cahaya (I) = E.R2
Cos Q= Lumen.m = Candela
E =F (Fluks)A (Luas) =
Lumenm2 = Lux.
3. Fluks Cahaya (F) = Energi (Joule/m2)
Waktu (Jam)JT =
KONVERSI ENERGI :1 Joule = 107 erg.
Kelembaban Udara (RH) = %Suhu Udara (T) = 0CKuat Penerangan (E) = LuxKuat Radiasi UV (UVR) = μW/Lumen
1 kwh = 3.600.000 J.1 Kalori = 4,1868 J.KONVERSI DAYA:1 watt = 1 Joule/ detik.1 HP = 0,746 wattEnergi = kekuatan untuk melakukan usaha.Daya = kekuatan tenaga. Lampu TL UV, National, 100 volt/ 50 Hz., Type FL 205, λ = 263 nm. E= 2 μW/cm2.
Satuan Ukuran ELSEC 4 in 1 Monitor:
Catatan :1 Watt/cm2 = 683 Lumen/cm2
1 Watt = 75 Lumen; 1 Lux = 1 Lumen/m2
1 Lux = 0,0079 W/cm2 atau 683 Lux = 1 W/cm2
1 μ (mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-6
1 n (nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9
Jika kita ambil patokan 50 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda sensitif, dan 200 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda kurang sensitif, maka kita akan mendapatkan batas maksimum UV : 0.375 μW/cm2 (3.75 mW/m2) dan 1.5 μW/cm2 (15 mW/m2). Jika jam buka museum/ galeri: 7 jam dalam sehari, 6 hari dalam seminggu, 52 minggu per tahun (2.184 jam per tahun), maka kita akan mendapatkan dosis maksimum UV per tahun: 3 Joules/cm2 untuk koleksi sensitif, dan 12 Joules/cm2 untuk koleksi kurang sensitif. [Dr. Barry Knight (2001:1); Subagiyo, P.Y. (2015:30)]
CATATAN :E = kuat penerangan, bersatuan Lux; F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; A = luas bidang, bersatuan m2; J = energi, bersatuan Joule/m2; T = waktu, bersatuan jam; R = jarak sumber penerangan dan benda,
bersatuan m; Q = menyatakan besarnya sudut antara
sumber cahaya dan titik benda yang diterangi, tetapi jika sudutnya tegak lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q dapat diabaikan.
[ 29 ]
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
RH = kelembaban absolut suatu udarakelembaban absolut udara jenuh
pada suhu sama
x 100%
Kelvin (K) ===> C = (K-273)
2. Satuan-satuan Satuan Suhu (T)Celcius (C) ===> F = {(C x 9/5) + 32}Reamur (R)Fahrenheit (F) => C = {(F-32) x 5/9}
Satuan Kelembaban Relatif (RH) = Persen (%)
1. Pengertian/ Definisi
Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan, suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan.
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan. Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun.Kelembaban relatif (relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
Contoh:Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8,5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8,5/17 x 100 = 50%.Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8,5 ml., maka RH = 8,5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup dipanaskan menjadi kering”. Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 8,5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8,5 ml., maka RH = 8,5/ 8,5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.
Pengenalan & Petunjuk Operasional Alat Ukur Klimatologi
Gambar 03.:
Climate DataloggerGambar 04.:
Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari,
minggu atau bulan.
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
Digital thermohygro-barometer
Catatan: Iklim = 1). Rata-rata kondisi cuaca tahunan dan melipu� wilayah yang luas, atau 2). Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara sta�s�k cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai sta�s�k yang berbeda dengan keadaan pada se�ap saatnya (WCC/ World Climate Conference, 1979).. Cuaca = 1). Keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang rela�f sempit dan dalam jangka waktu yang singkat, atau 2). Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat, termasuk perubahan, perkembangan, dan menghilangnya suatu fenomena (WCC, 1979). Ref.: 1). Camuffo, Dario (2019): Microclimate for Cultural Heritage, 3rd. edn., Elsevier Science. 2). Thomson, Garry (2013): The Museum Environment, 2nd. edn., Elsevier Science. 3). h�ps://www.geografi.org/
[ 30 ]
Wet & Dry Bulb Psychrometer
Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Udara
Banyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.
INAKURASI + 2%
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
selis
ih h
arga
“Wet & Dry Psychrometer”sangat cocok digunakan untuk kalibrasi, spot reading dan pendataan data klimatologi harian.Kita dapat mengetahui besarnya suhu udara secara langsung pada bagian thermometer yang kering (kiri). Sedangkan RH-nya dapat dicari dengan merujuk selisih harga dengan thermometer yang basah (kanan). Selanjutnya besar- nya RH dapat dicari pada Tabel RH yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.
Maintenans Alat:Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi) thermometer merkuri diusahakan selalu bersih, dan air yang diguna- kan selalu air distilasi.
Sling PsychrometerAlat ini menyerupai Wet & Dry Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang dry ataupun wet) dapat diputar, guna melewatkan udara pada thermometer. Sekarang perangkat ini telah dimodifikasi dengan tenaga baterai untuk memutar kipas angin yang melewatkan udara yang akan diukur suhu ataupun kelembabannya.
Thermohygrometer
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.
Tanganan pemegang pena pencatat
Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari
Pena pencatat RH dan T
Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat mencolok.
INAKURASI (INACCURACY):+ 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi)
Referensi:Bachmann (1992:15-22)Thermohygrograph
Kertas grafis
Besarnya RH dan T yang tertulis pada kertas grafis tidak sinkron dengan waktu yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat (dikurangi) sekitar 30 menit.
Catatan:Satu orang yang sedang istirahat selama satu jam setara dengan 60 ml air, dan menghasil- kan panas setara dengan 100 watt lampu pijar.
Gambar 05.:
Gambar 06.:
Gambar 07.:
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
[ 31 ]
Positive Material Identi�cationMining & Exploration
Environmental & Soil ScreeningArt & ArcheometryResearch and TeachingMore HHXRF applications
Handheld XRF SpectrometerA non-destructive elemental analysis technique for quanti�cation of nearly any element from Magnesium to Uranium.
Handheld X-ray �uorescent (XRF) analyzers have the capability to quantify or qualify nearly any element from Magnesium to Uranium, depending on speci�c instrument con�gurations.
Portable XRF spectrometers allow you to take the battery operated analyzer to the sample rather than bringing the sample into the lab. This is especially useful when the test specimen is large or heavy. Contact our applications team to learn how XRF can help solve your material identi�cation needs.Handheld XRF Industries and applications are very diverse; some examples include:
Metal AnalysisScrap Sorting
As technology continues to improve in price, user-friendliness, and data reliability, archeological science will continue to expand and stands to signi�cantly supplement already existing and traditional methods in archaeological investigation. One important and widely used archaeometric technique is handheld XRF (x-ray �uorescence), an elemental analysis technique that quickly and easily provides data regarding the elemental composition of an archaeological sample from magnesium (Mg) to uranium (U).
Handheld XRF for Archeological Investigation: The Purpose-Built Bruker Tracer XRF AnalyzersHandheld XRF can now be found in universities and archeological research institutions—as well as in the �eld—in every part of
the world, providing researchers with information from soil composition at an excavation site to no-longer-visible pigment composition on ceramics. The Bruker Tracer family of XRF analyzers is the de facto standard for XRF as applied archeological science with a presence in over 500 universities worldwide. Bruker workshops prepare hundreds of scientists, archeologists, and conservators annually to properly collect, interpret, and use XRF data, you can count on being able to compare data sets with colleagues when using the Tracer.
While new archaeometric XRF applications are developed constantly, here are just a few of the applications in which the Tracer handheld XRF instrument is being used for 100% non-destructive elemental analysis all over the world:
Archeological soil analysis for evidence of human activitySourcing/source separation of obsidian and other lithicsCeramics analysis and sourcingPigment analysis (including analysis of faded/ no-longer-visible pigments on porous materials; paint on canvas; textile
dyes; etc.)Analysis of glazes, varnishes, lacquers, and patinasAnalysis of objects in museum contexts for treatment with toxic heavy metal pesticides (As, Hg, Pb) as part of NAGPRA
complianceGlass analysisAnalysis of archeological metals and alloys
Sumber : http://www.bruker.com/products/x-ray-di�raction-and-elemental-analysis/handheld-xrf/ archaeometry.html
Archaeometry, Archaelogical Science with XRF
Archaeometry—also known as archaeological science—is the application of scienti�c methods and techniques to archeological investigation. The �eld of archaeometry has been quickly expanding and adopting new methodology over the last several decades, as the sophistication and availability of technology and instrumentation grow, while the cost of scienti�c analysis has been slowly but surely dropping. Many scienti�c instruments that produce data such as molecular or elemental composition, chromatography, carbon dating, etc. have become smaller, more portable, faster, and have a lower cost per sample.
Gambar 01.:
[ 32 ]
Kondisi 88 Lukisan Le Mayeur & Periodenya
3 buah lukisan pastel diatas kertas [2R/1C]
4 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [4C]
3 buah lukisan cat-minyak diatas hard-board [3C]
27 buah lukisan: 5 cm/knv, 2 cm/tripleks, 18 cm/h.board, 2 cm/kayu. [5R/10C/13B]
Le Mayeur (52) ketemu & menikahi Ni Pollok (18).
3 buah lukisan pastel diatas kertas [1R/2C]
13 buah lukisan: 1pastel/kertas, 8 cm/knv, 3 cm/kayu, 1 cm/tripleks [1R/6C/6B]
23 buah lukisan: 22 cat-TB/ bagor, 1 cm/hard-board [14R/7C/2B]
1 buah lukisan cm/knv [1R]
10 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [6R/3C/1B]
1957
1945
1942
1938
1937
1935
1928
1921
1927
1929
F. Pelaporan dan Analisis Kondisi Koleksi - Iklim (Mikro/ Makro)Gambar 01.
Iklim mikro adalah kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan sejenisnya yang ada disekitar benda atau koleksi. Data iklim mikro biasanya dicatat di Lembar Kondisi. Kalau koleksi ditempatkan dalam lemari simpan berarti iklim mikro sama dengan yang ada didalam lemari simpan. Sedangkan yang iklim makro adalah kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan sejenisnya yang ada diluar iklim mikro.
[ 33 ]
Pelaporan Data Usia, Kondisi (Tingkat Kerusakan) dan LokasiGambar 02. Gra�k Data Usia, Kondisi dan Lokasi Lukisan
Catatan: TKB (Tingkat Kerusakan Benda) => 20 = Baik; 25 = Cukup; 30 = Rusak; 35 = Parah; 40 = Aktif. Lokasi => 5 = Simpan; 10 = Pamer; 15 = Lain.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0001
0002
0003
0004
0005
0006
0007
0008
0009
0010
0011
0012
0013
0014
0015
0016
0017
0018
0019
0020
0021
0022
0023
0024
0025
0026
0027
0028
0029
0030
0031
0032
0033
0034
0035
Besa
ran
Usi
a, T
KB d
an L
okas
i
KNI (Kode Nomor Inventaris)
Usia
LokasiTKB
Loka
siKo
ndisi
Usi
a
5
15
25
35
45
55
65
75
No. Inv. B KondisiData Iklim Mikro
IC RUV SU KU DPEvaluasi PerawatanM. Damage CorrosionN. Ageing Mold RiskKW KG KR
Lokasi
GA1 RS1 300001 66 7 30 67 23 RISK 9 OK 12 RISK 480 RISK 12Rusak1
RP1 100002 66 7 30 67 23 RISK 9 OK 12 RISK 480 RISK 12Rusak2
RS1 100006 105 2 29 71 23 RISK 9 RISK 13 RISK 110 RISK 13Parah3
RS1 100007 73 3 30 68 23 RISK 9 OK 12 RISK 319 RISK 12Rusak4
RP1 100008 82 7 30 68 23 RISK 9 OK 12 RISK 319 RISK 12Cukup5
RS1 400009 550 2 28 69 22 RISK 10 RISK 13 RISK 219 RISK 13Cukup6
RP1 300011 53 3 30 69 24 RISK 8 OK 12 RISK 218 RISK 12Rusak7
RS1 500012 45 3 30 68 23 RISK 9 OK 12 RISK 319 RISK 12Baik8
RL1 300014 66 3 30 69 24 RISK 8 OK 12 RISK 218 RISK 12Rusak9
RL1 300033 66 3 30 69 24 RISK 8 OK 12 RISK 218 RISK 12Rusak10
RL1 300042 66 3 30 69 24 RISK 8 OK 12 RISK 218 RISK 12Rusak11
RL1 300048 66 3 30 69 24 RISK 8 OK 12 RISK 218 RISK 12Rusak12
RP1 200049 320 6 30 67 23 RISK 9 OK 12 RISK 480 RISK 12Parah13
RL1 300050 73 3 30 68 23 RISK 9 OK 12 RISK 319 RISK 12Rusak14
Pelaporan Data Lokasi, Kondisi dan Iklim MikroTabel 01. Data Lokasi, Kondisi (Skala Prioritas), Iklim Mikro dan Evaluasi Perawatan
Catatan: Lokasi => KW = Kode Wilayah/ Area; KG = Kode Gedung; KR = Kode Ruang. Data Iklim Mikro => IC = Intensitas Cahaya (50 Lux); RUV = Radiasi Ultra Violet (0,4 μW/cm2); SU = Suhu Udara (20 0C); KU = Kelembaban Udara (50 %); DP = Dew Point (Titik Jenuh/ Embun). Evaluasi Perawatan => N. Ageing = Natural Ageing; M. Damage = Mechanical Damage; Corrosion = Metal Corrosion.Ref.: 1). Camuffo, Dario (2019): Microclimate for Cultural Heritage, 3rd. edn., Elsevier Science. 2). Thomson, Garry (2013): The Museum
Environment, 2nd. edn., Elsevier Science. 3). h�ps://www.geografi.org/ 4). Evaluasi Perawatan [h�p://dpcalc.org/]
01
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
01 GA1
[ 34 ]
KNI (Kode Nomor Inventaris)
773
743
782
783
784
123
124
157
159
170
313
314
808
839
840
843
907
926
949
950
952
345
901
346
357
358
10
0
20
40
60
80
100
120
140
15
2530
9095
5045
55
Bes
aran
UR
B, N
JB d
an T
KB
URB
TKBNJB
An
alis
a K
ua
liita
tif
[2
6 k
ole
ksi]
Grafik Analisis Spontan (GAS)URB, NJB dan TKB
Untuk Mengetahui Hubungan Usia,Bahan dan Tingkat Kerusakan
Keterangan TKB => 10 : Baik; 15 : Cukup; 20 : Rusak; 25 : Parah; 30 : Ak�f. URB = Usia Rela�f Benda; NJB = Notasi Jenis Bahan; TKB = Tingkat Kerusakan Benda.
Keterangan NJB => 40 : Selulose; 45 : Selulose + Logam; 50 : Protein; 55 : Protein + Logam; 90 : Selulose + Protein; 95 : Selulose + Protein + Logam.
Gambar 03.
NJB
TKB
Usi
a
Gambar 04. Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan terhadap Lokasi dan Kondisi
Catatan: Pembandingan persentase kerusakan dikaitkan dengan kondisi suhu dan kelembaban pada setiap ruang (A, B, C, D dan E) dianggap sebagai Analisa Kualitatif, sedangkan pembandingan jumlah (bukan persentase) kerusakan pada setiap ruang (A, B, C, D dan E) dianggap sebagai Analisa Kuantitatif.
Kondisi dan Lokasi
0
100
200
300
400
500
600
Jum
lah
(Per
seba
ran/
Per
sent
asi &
Kon
disi)
A B C D E
408
(84%
)6
(1,2
%)
12 (5
%) 70
(32%
)
9 (2
%)
12 (8
%)
16 (1
1%)
Jumlah
BaikSedangRusak
Per Lokasi& Persebaran
Kond
isi
389
(23%
)33
3 (8
6%)
123
(81%
)
151
(9%
)
47 (1
2%)
139
(62%
)221
(13%
)
371
(82%
)
52 (1
2%)
25 (6
%)71
(15%
)
485
(29%
)
448
(26%
)
An
alis
a K
ua
nti
tati
f [
1.6
94
ko
leks
i]
[ 35 ]
Ruang ATemperatur (°C)
Min. Ave. Max. 26 28 29
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.44 50 59
Ruang B.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 27 28 28,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 75
Ruang C.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 22 24 26,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 99
Ruang D.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 28,5 29 29,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.72 74 76
Ruang E.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 26 27 28
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.76 78 99
Ideal ~Cukup
Beresiko ~Bahaya
Cukup ~Beresiko
1
3
2
Data Iklim Mikro Lukisan
Keterangan :
Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan Cat-minyak terhadap Lokasi dan Media.
Gambar 06.
0
10
20
30
40
50
60
KayuTripleksHard boardKanvas
A.485 B.448 C.221 D.389 E.151Lokasi, Jumlah Koleksi dan Media
Jum
lah
Ke
rusa
kan
001
[0,7
%]
1 [0
,7%
]
00 00
2 [0
,5%
]
2 [1
%]
5 [1
%]
1 [0
,5%
]
4 [1
,8%
]
2 [0
,4%
]
5 [1
%]
1 [0
,3%
]
56 [1
1,5%
]
45 [ 2
0,4
%]
42 [
9,3%
]
39 [1
0%]
An
alis
a K
ua
liita
tif
[1
.69
4 k
ole
ksi]
Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan terhadap Teknik Lukisan.
Gambar 05.
0
200
400
600
800
1000
PastelCat minyakCat airBatikAkrilik
Jum
lah
Teknik dan Jumlah Per Jenis Lukisan133 74 1.153254 36
115
(86%
)7
(5%
)11
(8%
)
66 (8
9%)
2 (3
%)
6 (8
%)
227
(89%
)4
(2%
)23
(9%
)
48 (4
%)
2 (6
%)
2 (6
%)
32 (8
9%)
21
1 (1
8%
)
894
(78%
) BaikSedangRusak
An
alis
a K
ua
liita
tif
[1
.69
4 k
ole
ksi]
G.1. Cat Rapuh - Kelupas
Detail d. [F5]Detail a. [B3]
2.
Detail e. [K8-L8]Detail f. [A6]
Detail c. [D3]
Detail b. [C3]
1.
1.
2.
1.
2.1.
2.
1.2.3.4.
1.
1
2
3
4
5
6
7
8
A B C D E F G H I J K L
a. b. c.
d.
e.
f.
g.h.
i.
j.
Gambar G1a.: Pemandangan Pantai Flores karya Basuki Abdullah (117,5 x 181,3 cm, 1950?, Cat-minyak diatas Kanvas).
15 c
m
Mapping & Detail Kerusakan Lukisan
[Sebelum KonservasiKondisi Umum : Cat mudah terkelupas/ rapuh,
sebagian cat sudah terkelupas, kotor, dsb.
G. Konservasi Lukisan
[ 36 ]
[ 37 ]
Detail i. [B6]Detail g. [F7]Detail h. [A7]
Sesudah Konservasi
Detail j. [F8-G8]
Gambar G1b.: Pemandangan Pantai Flores karya Basuki Abdullah (117,5 x 181,3 cm, 1950?, Cat-minyak diatas Kanvas).
Gambaran Sebelum dan Sesudah Konservasi
4.
1.
3.1.
2.
1.
2.
1.
2.
15 cm
[ 38 ]
Gambar G2b.[Sesudah Konservasi]
kelupas
Gambar G2a. Lee Man-fong, “Wanita Menyisir Rambut”, 103 x 50 cm., Oils on board.
[Sebelum KonservasiKondisi Umum : Cat mudah terkelupas,
sebagian cat sudah terkelupas, kotor, dsb.
jamur
kelupas
Detail A.Detail B.
Detail B.Detail A.
G.2. Cat Terkelupas
kelupas
Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992 ini mendapatkan pendidikan sains konservasi di Tokyo National Research Institute for Cultural Properties (TNRICP), Jepang dari 1989-1990; pernah mengikuti kursus “spotting” di International Fabricare Institute (IFI) di Maryland - Amerika Serikat; serta mengikuti berbagai kursus analisis konservasi di Museum Conservation Institute (MCI)* of the Smithsonian Institution di Washington D.C., Amerika Serikat (1991-1992).
Selama periode magang di Smithsonian Institution, Subagiyo telah mengadakan kunjungan observasi di laboratorium-laboratorium museum dan lembaga penelitian di kota New York, Harrisburg, dan Washington D.C. Ia pernah ambil bagian dalam pengamatan kerusakan pakaian astronout di National Air and Space Museum (NASA) di Washington D.C. dan demo pencelupan warna di Carnegie Mellon College,
Maryland. Pada akhir tahun 2013, Subagiyo melakukan kunjungan observasi di Museum Nasional Tokyo dan Museum Joshibi University of Art and Design, Kanagawa - Jepang.
Puji Yosep Subagiyo lahir di Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah seorang konservator senior berserti�kasi internasional, dari tahun 1986 sampai 2016 bekerja di Museum Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Subagiyo yang telah memiliki pendidikan lebih dari 4.500 jam dan 30 tahun berpengalaman di bidang konservasi, banyak melakukan penelitian aneka bahan - teknik pembuatan tekstil tradisional dan lukisan, penulisan, rancang-bangun database konservasi dan kurasi, mengikuti dan pembicara pada berbagai seminar
internasional. Sekarang, Puji Yosep Subagiyo menjadi Direktur PT. Primastoria Network Group (PNG) yang membawahi Studio Primastoria (yang sudah berdiri sejak 1994). Melalui Studio ini Subagiyo melayani jasa konsultasi
dan konservasi tekstil, lukisan, logam, dan aneka benda etnogra�.
5. Sebagai nara sumber Bimtek Permuseuman - Konservasi (1996, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta); Bimtek Konservasi Tekstil (2000, Museum Tekstil Jakarta); Bimtek Permuseuman - Konservasi (2002, Asdep Kesenian - Kembudpar); survai kondisi lukisan, rancang-bangun database dan penyusunan rencana induk preservasi (2002 - 2003, Istana Kepresidenan di Jakarta - Bogor - Cipanas - Yogya - Bali).
6. Pembicara Seminar Nasional tentang Warna Alami (1999, Yogyakarta) dan Konservasi Lukisan (2002, Jakarta).7. Sebagai nara sumber kajian Batik Pantai Utara Jawa dan Madura (1994, ISI Yogya - Univ. Tokyo - Yayasan Toyota); dan kajian kanvas
lukisan (2006, Pencarian Penyebab Kerusakan dan Identitas Lukisan, Balai Konservasi - Jakarta).8. Rancang-bangun database koleksi museum (2012, Museum Nasional - Jakarta).9. Menyusun kompilasi naskah yang berhubungan dengan tekstil, konservasi dan analisis bahan (Primastoria Studio, 2013).
10. Menyusun laporan hasil Observasi Tekstil di Museum Nasional (Primastoria Studio, 2014-15).11. Sebagai narasumber Seminar atau Workshop di Balai Konservasi Borobudur - Magelang, Bogor - Pemda Jawa Barat dan TMII Jakarta
(2015); Museum Basuki Abdullah (2016-2018); Museum Nasional (2017) dan Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta (2019).12. Konservasi lukisan di Museum Senirupa & Keramik DKI Jakarta (2016 - 2019) dan Istana Presiden R.I. (2016 - 2018).
1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konservasi tekstil dan lukisan :* Survai kondisi (identi�kasi bahan dan kerusakan, membuat usulan tindakan konservasi, pembuatan
dokumentasi, kalkulasi waktu dan biaya).* Pelaksanaan pekerjaan konservasi.
2. Penguasaan sains komputer (kalkulasi matematis, pemrograman database, 3D modelling, illustration, dsb.) untuk aplikasi sistem perencanaan dan pengembangan konservasi yang berbasis sains konservasi (penerapan sifat �sik - kimiawi bahan, pengaruh jasad hidup/ biotis, faktor iklim, dan interpretasi alat ukur digital/ manual):* Rancang-bangun database untuk survai kondisi keterawatan dan kondisi klimatologi untuk evaluasi teknis konservasi dan uji kompetensi
tenaga konservasi.* Rancang-bangun sistem/ model untuk simulasi tata letak (mapping) gedung, ruang, lemari, koleksi berikut kalkulasi ukuran dimensi (objek)
dan kalkulasi kebutuhan serta efek alat penunjang displai-storage-konservasi (konsumsi daya listrik, konversi energi semua jenis lampu, hubungan �uktuasi - tekanan barometrik, kebutuhan alat-bahan-biaya, dsb.), serta aplikasi computerized-optical-microscope untuk mengukur objek skala mikro meter, aplikasi weather probe (station), RFID (Radio Frequency Identi�cation), Arduino, dsb. [1 mikro = 1 per sejuta].
* Pembuatan paket pelatihan elektronis (e-Learning Pack) untuk konservasi & kurasi.3. Penguasaan sains komputer untuk membantu perencanaan dan pengembangan kurasi, registrasi, dokumentasi, serta pemantauan dan evaluasi
kinerja pegawai [Key Performance Indicators (KPI)] :* Rancang-bangun database koleksi museum dan galeri yang memiliki �tur untuk memudahkan pencarian, validasi tata-letak,
validasi syarat minimum entri data, map-tracking asal koleksi/ seniman, penanggalan relatif, coding tingkat kerusakan - jenis bahan (konversi data teks ke numerik), dsb.
4. Kajian teknis dan bahan koleksi untuk dokumentasi, konservasi, kurasi, registrasi dan kajian tingkat lanjut.
Prestasi dan Penghargaan1. Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992.2. Penulisan artikel tentang tekstil, konservasi dan manajemen koleksi museum (1993 - 1995, Majalah Museogra� dan Majalah
Kebudayaan, Depdikbud - Jakarta).3. Sebagai Editor dan Anotator untuk terjemahan Buku Seni Batik dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia (1994-5, ISI Yogya - Yayasan
Toyota).4. Pembicara Seminar Internasional tentang Tekstil Tradisional tahun 1994 (Jakarta), 1996 (Jambi), 1999 (Denpasar) dan 2000 (Tokyo
University - Toyota Foundation).Catatan:Makalah berjudul “The Classi�cation of Indonesian Textiles Based on Structural, Material and Technical Analyses (1994)” menjadi rujukan Prof. Basavaraj S. Anami dan Prof. Mahantesh C. Elemmi dalam International Journal of Signal Processing, Image Processing and Pattern Recognition (Judul Tulisan: “A Rule Based Approach for Classi�cation of Shades of Basic Colors of Fabric Images” ), Vol. 8, No. 2 (2015), pp. 389-400.
Spesialisasi dan Kompetensi
* Museum Conservation Institute (MCI) sebelumnya disebut sebagai Conservation Analytical Laboratory - Museum Support Centre (CAL - MSC).
Pro�l dan Riwayat
Kepmenkumham R.I. No. AHU-0001256.AH.01.01 Tahun 2017Kepmenkumham R.I. No. AHU-0015626.AH.01.02 Tahun 2017Bank Mandiri, No. Rek.: 15600 1428 0319. a.n. PT. PNGNPWP PT. Primastoria Network Group : 80.963.799.4-531.000NIB: 9120002831172. Tanggal: 17 Agustus 2019. KBLI: 47911,58200, 71203, 84126, 85420, 85492, 85497, 85498, 90002, 91022.
| Data Solu�on | Conserva�on Studio |