pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas,...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINION SHOPPING
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi EmpirisPada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017)
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis guna memenuhi tugas akhir
sebagai syarat meraih gelar sarjana ekonomi
DisusunOleh:
Kartika Tri Utami
1113082000008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019
i
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINION SHOPPING
TERHADAP OPINIAUDIT GOING CONCERN
(Studi EmpirisPada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017)
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis guna memenuhi tugas akhir
sebagai syarat meraih gelar sarjana ekonomi
DisusunOleh:
Kartika Tri Utami
1113082000008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019
ii
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS,
PERTUMBUHAAN PERUSAHAAN DAN OPINION SHOPPING
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017
SKRIPSI
Di ajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kartika Tri Utami
1113082000008
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
NIP.19760924 200604 2 002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 7 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Kartika Tri Utami
2. NIM : 1113082000008
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan dan Opinion Shopping Terhadap Opini
Audit Going Concern (StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap
Ujian Skripsi sebagai salah satus syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Maret 2018
1. Zuwesty Eka Putri, SE., M. AK. ( )
NIP.19800506 200801 2 016 Penguji 1
2. Fitri Damayanti, SE.,M.Si ( )
NIP. 198110731 200604 2 003 Penguji 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini kamis, 28 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Kartika Tri Utami
2. NIM : 1113082000008
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan dan Opinion Shopping Terhadap Opini
Audit Going Concern (StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017)
Setelah mencermati dan mengamati penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 November 2019
1 Fitri Damayanti, SE.,M.Si ( )
NIP. 198110731 200604 2 003 Ketua Penguji
2 Yusroh Rahma, SE.,M.Si ( )
NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji Ahli
3 Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( )
NIP.19760924 200604 2 002 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kartika Tri Utami
NIM : 1113082000008
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya
Jakarta, November 2019
Yang Menyatakan
(Kartika Tri Utami)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Kartika Tri Utami
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Juli 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan Taruna Jaya Gg Dalam No.07 Rt 07
Rw 05, Kelurahan Cibubur, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
5. Telepon : 0895-3734-64903
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Cibubur 13 Petang Jakarta Timur Tahun 2001-2007
2. SMPN 233 Jakarta Timur Tahun 2007-2010
3. MAN 15 Jakarta Timur Tahun 2010-2013
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2019
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Onci
2. Ibu : Alm Sopiah
3. Kakak : Omah, Omih, Mely dan Hadhi Juhanda
4. Anak ke : Lima dari Lima bersaudara
vii
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIQUIDITY,
SOLVABILITY,COMPANY GROWTH AND OPINION
SHOPPINGTO GOING CONCERN AUDIT OPINION
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the influence of profitability,
liquidity.solvability, company growth, and opinion shopping togoing concern
audit opinion. This research was a quantitative study. This research were used as
many as 14 manufacture companies listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX)
in the period 2014-2017. Sample determination method used in this research was
purposive sampling. The hypothesis in this research was tested using logistic
regression analysiswere processed using SPSS version 22. The results of this
research indicated that the profitability,liquidity, solvability and company growth
had no significant effect on going concern audit opinion. While liquidity and
opinion shopping affected the going concern audit opinion.
Keywords : profitability, liquidity.solvability, company growth, opinion shopping,
going concern audit opinion
viii
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINION SHOPPING
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,
likuiditas. solvabilitas, pertumbuhan perusahaan, danopinion shopping terhadap
opini audit going concern. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
ini digunakan sebanyak 14 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2014-2017. Metode penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hipotesis dalam
penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi logistik yang diproses
menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Sementara likuiditas
dan opinion shopping mempengaruhi opini audit going concern.
Kata kunci: profitabilitas, likuiditas. solvabilitas, pertumbuhan perusahaan,
opinion shopping , opini audit going concern
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah menjadi suri teladan bagi
umat manusia.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas,
Pertumbuhaan Perusahaan, Opinion Shopping terhadap Opini Audit Going
Concern” ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai salah satu
syarat guna meraih gelar sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah
memberikan do’a, bimbingan, bantuan, dan dukungan secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses penyelasaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis, yaitu Onci dan alm Sopiah yang senantiasa
memberikan kasih sayang, do’a, nasihat, perhatian, dan dukungan kepada
penulis.
2. Omah, Omih, Mely, Nurul Jannah dan Hadhi Juhanda kakak saya yang juga
selalu ada untuk memberikan semangat dan dukungannya selama masa
perkuliahan.
3. Bapak Prof Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA, BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan juga
selaku dosen pembimbing saya, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan
perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis.
Terimakasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses penulisan
skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yusroh Rahma, SE.,M.Siselaku Dosen Pembimbing Akademik dan
seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh masa studi.
7. Seluruh Staf serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu saya dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Arief Nurhadi yang telah memberikan dukungan dan semangat selama masa
studi penulis.
9. Keluarga besar Jurusan Akuntansi A dan B 2013. Terima kasih untuk
kenangan yang menyenangkan dan berharga selama masa perkuliahan.
10. Sahabat-sahabat tercinta Vivi Luthfiyanti, Hanifah Soraya, Laaela Sholihah,
Salahudin, dan Siti Kurniasih yang selalu menemani dan menjadi tempat
berbagi cerita suka duka selama masa perkuliahan. Terima kasih atas
dukungan, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih Teman-Teman KKN Kencana yang memberikan semangat
membantu menyelesaikan buku KKN sehingga penulis dapat mengikuti
sidang skripsi.
12. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Pleh
karena itum penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
xii
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii
LEMBARPENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
A. Tinjauan Literatur ........................................................................ 13
1. Teori Agensi ........................................................................ 13
2. Profitabilitas ........................................................................ 14
3. Likuiditas ............................................................................ 16
4. Solvabilitas .......................................................................... 18
5. Pertumbuhan Perusahaan .................................................... 21
6.Opinion Shopping ................................................................ 23
7. Opini Audit Going Concern ................................................. 23
xiii
B. Hasil-hasil Penelitan Sebelumnya .............................................................. 28
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 39
B. Metode Penelitian Sampel .......................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40
D. Metode Analisis Data ........................................................ 40
1) Statistik Deskriptif ........................................................ 41
2) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ........................... 41
3) Menilai Kelayakan Model Regresi ................................................. 42
4) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ............................... 42
5) Uji Signifikansi Regresi Logistik .................................................... 43
6) Analisis Hipotesis ........................................................................... 43
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................... 44
1. Variabel Terikat (Dependent Variable) .......................................... 44
a) Opini Audit Going concern ................................................ 44
2. Variabel Tidak Terikat (Independent Variable) ............................. 44
a) Profitabilitas ......................................................................... 45
b) Likuiditas ............................................................................. 45
c) Solvabilitas .......................................................................... 46
d) Pertumbuhaan Perusahaan .................................................. 46
e) Opinion Shopping ........................................................ 47
F. Tabel Operasional Variabel ........................................................................ 48
BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN ........................................................ 50
A. Gambaran Umum Penelitian ...................................................................... 50
1. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 50
2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................................................ 53
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .............................................................. 54
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 54
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ......................................................... 57
xiv
a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model .......................... 58
b) Pengujian Kelayakan Model Regresi .................................. 60
c) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ................... 61
d) Hasil Matriks Klasifikasi .................................................... 62
e) Hasil Uji Regresi Logistik ................................................... 63
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 73
A. Kesimpulan .................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 76
LAMPIRAN .................................................................................................. 80
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1. Tabel Penelitian Sebelumnya ................................................................... 28
3.1. Tabel Operasional Variabel ...................................................................... 48
4.1. Tabel Seleksi Sampel Dengan Kriteria .................................................... 50
4.2. Tabel Daftar Perusahaan .......................................................................... 52
4.3. Tabel Distribusi Perusahaan Berdasarkan Opini Audit ........................... 53
4.4. Tabel Descriptive Statistics ...................................................................... 55
4.5. Tabel Iteration History 0 .......................................................................... 59
4.6. Tabel Iteration History 1 .......................................................................... 60
4.7. Tabel Hosmer and Lemeshow Test .......................................................... 61
4.8. Tabel Model Summary ............................................................................. 62
4.9. Tabel Classification ................................................................................. 63
4.10. Tabel Variables in the Equation ............................................................ 64
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1. Skema Kerangka Pemikiran ..................................................................... 33
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Lampiran 1 – Daftar Sampel Perusahaan .................................................... 81
2. Lampiran 2 – Hasil Operasional Variabel ................................................... 82
3. Lampiran 3 – Hasil Output SPSS ................................................................ 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor.
Investor menanamkan modalnya untuk mendanai operasi perusahaan.
ketika akan melakukan investasi pada suatu perusahaan, investor perlu
mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang menyangkut
tentang kelangsungan hidup (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi
keuangan perusahaan ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan
karena going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan
perusahaan. Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka entitas tersebut
dapat dikatakan bermasalah (Kristiana,2012). Kelangsungan operasional
perusahaan juga selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen
dalam mengelola perusahaan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan
pendapatan dan kinerja perusahaan.
Kinerja suatu perusahaan dapat tercermin dalam laporan
keuangannya oleh karenya salah satu bentuk pertanggungjawaban
manajemen terhadap masyarakat, khususnya bagi pemegang saham adalah
berupa laporan keuangan (Orlitzky et al., 2003; Nugroho et.,al, 2018).
Agar laporan keuangan dapat diandalkan dengan baik dan benar maka di
perlukannya auditor independent untuk menilai kewajaran laporan
2
keuangan dan menilai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan
usahanya.
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan.
Pernyataan auditor yang diungkapkan melalui opini audit akan lebih
dipercayai oleh investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
Kewajiban auditor independen untuk memperhatikan kelangsungan hidup
perusahaan telah diatur dalam Standar Audit Seksi 341. IAPI (2011)
menyatakan apabila auditor menemukan kesangsian besar atas
kelangsungan hidup klien, auditor harus memberikan opini audit going
concern dalam laporan auditnya. Pertimbangan auditor dalam situasi
semacam ini adalah bahwa klien mungkin tidak dapat meneruskan
operasinya atau memenuhi kewajibannya selama periode yang wajar yaitu
tidak melebihi satu tahun sejak tanggal laporan keuangan diaudit.
Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going
concern, auditor dapat mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan, pendapat wajar dengan pengecualian,
pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat selama terkait
penjelasan going concern (IAI, 2011:341.10). Perkembangan perusahaan
akan terjadi seiring dengan berjalannya perkembangan perekonomian di
suatu negara. Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan antara lain faktor keadaan ekonomi di
3
suatu negara yang dapat berdampak pada keberlangsungan hidup
perusahaan
Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang mengalami
kebangkrutan dalam usaha bisnisnya, bahkan ada beberapa perusahaan
yang mengalami delisting oleh BEI. Pada tahun 2015 BEI melakukan
penghapusan pencatatan saham (delisting) terhadap tiga perusahaan
tercatat, yaitu PT Davomas Abadi Tbk (DAVO), PT Bank Ekonomi
Raharja Tbk (BAEK), dan PT Unitex Tbk (UNTX). Pada PT Davomas
Abadi Tbk (DAVO) mengalami delisting karena masalah keberlanjutan
usaha (going concern). Pada tahun 2016 BEI menyatakan bahwa tak
semua emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
kelangsungan usaha (going concern) yang prospektif di masa depan. BEI
mengakui ada beberapa perusahaan yang kelangsungan usahanya masih
dipertanyakan. Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI
mengatakan, salah satu kriteria perusahaan yang disebut tidak memiliki
kelangsungan usaha adalah jika tidak memiliki pendapatan atau kinerjanya
terus merugi. Beberapa emiten tercatat tidak memiliki pendapatan utama
karena lini usahanya tengah berhenti. “Misalnya perusahaan tambang yang
menghentikan kegiatan pertambangannya, jadi tidak ada pendapatan. Itu
kami pertanyakan,” ujarnya, Rabu (10/2). Ada juga perusahaan yang
memiliki banyak beban utang sehingga membuat kerugian bertahun-tahun.
Belum lama ini, BEI misalnya menanyakan kelangsungan usaha PT
4
Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL). APOL sedang dalam proses
restrukturisasi utang.
Saat ini, BEI tengah mengkaji untuk memperluas kriteria yang
menjadi dasar going concern suatu perusahaan. Kajian ini akan melibatkan
auditor atau akuntan. “Jadi saat ini, kami menilai perusahaan yang tidak
punya pendapatan artinya goingconcern-nya terganggu. Nah, definisi itu
nanti akan diperluas lagi, tidak sekadar melihat pendapatan saja,” kata
dia.Samsul mengatakan, saham-saham yang keberlangsungan usahanya
belum jelas memang harus disuspensi untuk meminimalisir resiko
investor. Beberapa perusahaan malah sudah disuspensi bertahun-tahun
karena belum bisa memperbaiki kondisi keuangannya. BEI dapat
memberikan sanksi delisting paksa terhadap perusahaan yang suspensinya
di atas dua tahun. Meski demikian, opsi delisting tidak selalu dilakukan.
Dalam kasus tertentu, BEI masih akan memberikan kesempatan emiten
untuk memperbaiki kinerjanya. Misalnya saja, emiten yang sedang dalam
proses restrukturisasi utang untuk memperbaiki going concern-nya
(Indrasiti, 2016).
Selain itu ada beberapa kasus lainya antara lain Pada tahun 2015
PT Argo Pantes Tbk menerima opini audit modifikasi going concern
secara berturut-turut selama tahun 2010 hingga 2015, bahkan hingga tahun
2014 Argo Pantes Tbk masih menerima opini audit modifikasi going
concern namun kini Argo Pantes Tbk mengalami kebangkrutan akibat
anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. pada tahun 2011
5
kerugian mencapai 108 miliar rupiah, pada tahun 2012 masih rugi hingga
138 miliar, pada tahun 2013 mengalami keuntungan sebesar 81 miliar
rupiah, namun pada tahun 2014 sebesar 379 miliar rupiah hingga pada
tahun 2015 kerugian yang dialami oleh PT Argo Pantes Tbk yaitu 10 juta
USD. Pada PT Argo Pantes Tbk yang terus mengalami kerugian di tiap
tahunnya kecuali pada tahun tahun 2013 dimana mengalami keuntungan
namun setelah itu mengalami kerugian kembali.
Selain itu pada PT Barito Pacific Tbk mengalami kerugiannya
secara terus menerus pada tahun 2010 kerugian tercatat sebesar 55 juta
USD, pada tahun 2011 mengalami kerugian sebesar 1 juta USD, pada
tahun 2012 juga mengalami kerugian mencapai 123 juta USD hal ini
terjadi karna adanya perubahan kurs valuta asing sehingga terjadi kerugian
yang begitu besar dari tahun sebelumnya, tahun 2013 kerugian menurun
sebesar 20 juta USD dan tahun 2014 kerugian terus menurun hingga 140
ribu USD dan 2015 mengalami penurunan kerugian hingga 5 ribu USD.
Pada PT Barito Pacific Tbk yang terus menurus mengalami penurukan
atau kerugian secara berurutan setiap tahunnya yang membuat PT Barito
Pacific Tbk mengalami kebangkrutan.
Dalam SPAP seksi 341, 2001 bahwa Peran auditor diperlukan
untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan,
sehingga dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit para
pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar.
Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian
6
besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih
dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Pada kondisi
keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur berapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan bisa disebut sebagai
indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba
sehingga semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya
(Aprinia, 2016; Rahmati dan Priyandani 2018). Dalam penelitian Kristiana
(2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
opini audit going concern. Hasil penelitian Rahmati dan Priyadani (2018)
menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. Secara
parsial profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rahman dan Ahmad (2018) bahwa profitabilitas berpengaruh dan
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Selain itu likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka pendek. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2009:
7
Sunyoto, 2013; Rahman dan Ahmad 2018). Pentingnya rasio likuiditas
atau disebut juga rasio modal kerja sangat dirasakan oleh berbagai pihak,
baik manajemen perusahaan maupun pihak luar seperti kreditur dan
banker. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Ahmad
(2018) menyatakan bahwa Hasil analisis regresi logistik menunjukkan
bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Diperkuat oleh penelitian Kartika dan Suryani (2018) Secara parsial dapat
disimpulkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap pemberian opini audit going concern. Berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Byusi (2017) bahwa variabel likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Solvabilitas
mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan
kepada kreditor. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio debt
to total assets. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi
kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini
audit going concern (Rahman dan Ahmad, 2018). Dalam hal ini penelitian
yang pernah dilakukan Rahman dan Ahmad (2018) bahwa solvabilitas
berpengaruh dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going
8
concern. Diperkuat oleh penelitian Riyadi (2019) menyatakan bahwa
Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Asset Ratio terbukti
memiliki pengaruh signifikan terhadap opini auditor di perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, namun Debt to Equity
Ratio tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap opini auditor di
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berbanding terbalik dalam penelitian Febriana dan Septarina (2016),
Kurniawan (2019) dan siswindari (2014) yang menyatakan solvabilitas
tidak berpengaruh pada opini audit going concern.
Penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberi
peluang perusahaan untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi
rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, akan semakin kecil
kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern
(Monica dan Ni Ketut, 2016). Kartika dan Suryani ( 2018) pertumbuhan
perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pemberian
opini audit going concern. Dan didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Holiawati dan Rianton (2016) yang menyatakan bahwa
pertumbuhaan perusaan berpengaruh signifikan. Hal ini berbeda dengan
penelitian Byusi dan Achyani (2017) bahwa pertumbuhan perusahaantidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Praptitorini (2011) dalam Effendi (2019) melalui Securities and
Exchange Commission menjelaskan opinian shopping merupakan suatu
aktivitas mencari auditor yang dapat mendorong dan membantu perlakuan
9
akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan
pelaporan perusahaan. Tujuannya adalah memanipulasi hasil operasi atau
kondisi keuangan. (Teoh, 1992 ; Effendi, 2019) menjelaskan bahwa dalam
kondisi tersebut perusahaan biasanya melakukan pergantian auditor untuk
menghindari opini going concern. Karena tekanan semacam itu auditor
yang tidak mau diganti harus mengeluarkan opini yang diharapkan oleh
perusahaan. Byusi (2017) dalam penelitiannya bahwa variabel opinion
shoppingtidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern. Opinion Shopping menunjukkan hasil yang signifikan dan
apabila klien mendapat opini audit going concern maka pada tahun
berikutnya terbukti klien melakukan praktik opinion shopping berdasarkan
penelitian Nursasi dan Maria (2015). Didukung oleh Evi dan Sari (2017)
bahwa opinion shopping berpengaruh pada opini audit going concern.
Berdasarkan beberapa fenomena yang terjadi dalam akhir-akhir ini
dimana ada perusahaan yang mengalami kebangkrutan sehingga harus di
delisting dari BEI. Seperti PT Argo Pantes Tbk yang terus mengalami
kerugian di tiap tahunnya kecuali pada tahun 2013 dimana mengalami
keuntungan namun setelah itu mengalami kerugian kembali. Dalam hal ini
perusahaan harus mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaanya
dengan baik. Dimana opini audit going concern dapat membantu
pengguna laporan keuangan sebagai initial warning atas kebangkrutan
perusahaan, masih adanya auditor yang merasa kesulitan dalam membuat
keputusan terkait pemberian opini audit going concern.Penelitian ini
10
merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Ahmad (2018), Byusi dan
Achyani (2017), Holiyawati dan Riyanto (2016) dimana dalam hasil
penelitiannya bahwa pertumbuhaan perusahaan berpengaruh signifikan.
Hal ini berbanding terbalik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Susilawati (2018) bahwa pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi
opini audit going concern. Dengan adanya ketidak konsitenan ini membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Pertumbuhaan Perusahaan,
Opinion Shopping, Terhadap Opini Audit Going Concern. Studi
empiris Pada Perusahaan ManufakturYang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah
dipaparkan, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern?
2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap opini audit going concern?
3. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern?
4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going
concern?
5. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap opini audit going
concern?
11
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah
dipaparkan, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap opini audit going concern.
2. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap opini audit going concern.
3. Menganalisis pengaruh solvabelitas terhadap opini audit going concern.
4. Menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit
going concern.
5. Menganalisis pengaruh opinion shopping terhadap opini audit going
concern.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta berguna
bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akuntansi
khususnya dalam bidang auditing dengan memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh praktik Faktor-Faktor Keuangan, Pertumbuhaan
Perusahaan, Opinion Shopping, Terhadap Opini Going Concern.Pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2017. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat
temuan-temuan dari penelitian sebelumnya.
12
2. Bagi Auditor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktik bagi
auditor dalam memberikan jasa audit yang berkualitas terhadap kliennya
dan agar auditor dalam memberikan opini audit juga memperhatikan
kelangsungan hidup perusahaan dimasa mendatang karena dalam hal audit,
auditor tidak hanya mengaudit laporan keuangan saja. Tetapi juga
memberikan saran terbaik bagi perusahaan bagi kelangsungan hidup
usahanya melalui opini audit going concern ini.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai pengaruh praktik Faktor-Faktor Keuangan,
Pertumbuhaan Perusahaan, Opinion Shopping, Terhadap Opini Going
Concern. Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang
akan datang serta dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan
penelitian terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perusahaan dalam mendapatkan pengungkapan opini audit going concern.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan
sebagai suatu kontrak, dimana satu orang atau lebih (prinsipal) meminta
pihak lainnya (agen) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama
prinsipal, yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang sebagai
pembuatan keputusan kepada agen. Jika kedua pihak yang terlibat dalam
kontrak tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka, maka ada
kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan
prinsipal. Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan
ataupun menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan
informasi) antara pemegang saham (Stakeholders) dan prinsipal. Manajer
dapat menggunakan keleluasaan yang dimilikinya untuk memanipulasi
laporan keuangan agar kinerjanya terlihat baik di mata pemegang saham.
Sebaliknya pemegang saham menginginkan informasi yang sesungguhnya
mengenai kinerja manajemen untuk menilai apakah manajemen telah
bertindak sesuai kehendak pemegang saham atau tidak (Gama dan Astuti,
2014; Byusi dan Achyani,2017).
Maka hubungan keagenan dalam teori agensi dimana prinsipal atau
pemilik perusahaan melakukan suatu bentuk kerjasama terhadap agen
yaitu auditor. Auditor sebagai agen ditugaskan untuk mengevaluasi
14
pertanggungjawaban atas keuangan manajemen dan memberikan
pendapat mengenai kewajaran dari laporan keuangannya serta memberikan
peringatan dini terhadap kondisi keuangannya dalam menilai
kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Dimana auditor
berperansebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principal) yang
berbeda kepentingan dalam mengelola keuangan perusahaan. Tugas dari
auditor diantaranya adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan. Dengan dilakukan audit oleh auditor yang independen, agent
dapat membuktikan bahwa kepercayaan principal tidak diselewengkan
untuk kepentingan pribadi agent.
2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam satu periode tertentu baik melalui aktiva maupun
melalui modal yang dimiliki. Perusahaan dapat dinilai berhasil jika
memiliki profitabilitas yang tinggi. Dengan memiliki profitabilitas yang
tinggi dapat menarik investor untuk berinvestasi karena beranggapan
bahwa mereka akan mendapat keuntungan yang besar. Selanjutnya, harga
saham akan terdorong naik karena adanya permintaan pembelian saham
dari investor (Fitriani dan Agustami, 2016).
Dengan semakin tinggi rasio profitabilitas suatu perusahaan maka
semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola aset-aset yang
dimilikinya untuk menghasilkan profit. Perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi maka perusahaan tersebut mampu menjalankan
15
usahanya dengan baik sehingga dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Maka semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin rendah
pula kemungkinan pemberian opini audit going concern oleh auditor.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah maka
cenderung akan mendapatkan opini audit going concern (Komalasari,
2003; Kristiana 2012).
Profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari rasio laba bersih sebelum
pajak dibagi penjualan bersih. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga
tidak menimbulkan keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan usahanya (Riyadi, 2019). Berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan profitabilitas sebgai suatu alat ukur untuk mengetahui
seberapa besar perusahaan dalam mengelolah labanya dengan semakin
besar laba yang dihasilkan makan perusahaan akan mampu
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaanya.
Profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tujuan tersebut tidak
hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen, melainkan juga bagi
pihak luar perusahaan terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan. Karena dengan adanya rasio ini pihak-
pihak tersebut dapat mendapatkan informasi mengenai kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan Menurut Kasmir (2013:197)
tujuan profitabilitas sebagai berikut :
16
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Sementara itu manfaat yang diperoleh penggunaan profitabilitas
bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir
(2013:198), adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
2. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
3. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan laba sendiri.
4. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
3. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang likuid akan dengan mudah
memenuhi kewajiban tersebut. Jika perusahaan likuid maka kinerja
perusahaan dinilai baik oleh investor. Seiring dengan naiknya penilaian
kinerja perusahaan di mata investor maka harga saham pun akan ikut naik.
17
Jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current
ratio karena rasio ini dianggap dapat membandingkan penilaian likuiditas
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Current ratio dihitung
dengan membandingkan jumlah asset lancar dengan utang lancar (Fitriani
dan Agustami,2016).
Likuiditas menurut (Kasmir,2014 dalam Kartika dan Suryani, 2018)
rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah
jatuh tempo. Rasio ini di gunakan untuk mengukur seberapa likuid
perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dan sebaliknya jika perusahaan
tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka
dikatakan bahwa perusahaan tersebut iliquid). Likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan aset lancar yang dimilikinya. Semakin kecil perusahaan yang
kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus
memberikan keterangan mengenai going concern. Sebaliknya semakin
besar likuiditas, perusahaan semakin mampu melunasi kewajiban jangka
pendeknya (Kristiana,2012).
Jika perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi, menunjukkan
kemampuannya dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya
dengan tepat waktu, sehingga auditor tidak akan memberikan opini audit
going concern pada perusahaan yang mampu menjalankan perusahaannya
18
untuk periode selanjutnya (Melania dkk, 2016). Maka disimpulkan
likuiditas kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka
pendek dengan menggunakan Current ratio yang membandingkan jumlah
asset lancar dengan utang lancar, semakin kecil likuiditas, maka semakin
besar probabilitas auditor dalam mengeluarkan opini going concern.
Sebaliknya, semakin besar likuiditas perusahaan, maka semakin kecil
probabilitas auditor dalam mengeluarkan opini going concern.
4. Solvabiltas
Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Rasio ini
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio
solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Solvabilitas mengacu pada
jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan kepada kreditor.
Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio debt to total assets.
Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi
keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini
audit going concern (Rahman dan Ahmad, 2018). Menurut (Khasmi, 2008
dalam Masdiana, 2015) Rasio solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
19
dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Tingkat solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan debt to equity
ratio.debt to equity ratio adalah perbandingan jumlah utang dengan modal
sendiri yang mengukur persentase penggunaan dana yang berasal dari
kreditur. Rasio utang atas modal atau sering disebut rasio Leverage
menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan
demikian dapat dilihat struktur tidak tertagihnya hutang. Semakin kecil
angka rasio ini semakin baik, yang dapat dihitung dengan rumus : total
hutang/total ekuitas. Besarnya hutang yang terdapat dalam stuktur modal
perusahaan sangat penting untuk memahami pertimbangan antara risiko
dan laba yang didapat (Masdiana, 2015). Jadi jika tingkat rasio makin kecil
maka perusahaan tidak akan pendapatkan opini audit going concern dan
sebaliknya jika rasio solvabilitas yang di dapatkan oleh perusahaan tinggi
makan perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern.
Menurut Kasmir (2013):153-154 dalam, tujuan perusahaan dengan
menggunakan rasio solvabilitas, yaitu:
1) Mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban (utang) kepada pihak
lainnya (kreditor);
20
2) Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga);
3) Menilai keseimbangan antara nilai aktiva (aset) khususnya aktiva tetap
dengan modal;
4) Menilai seberapa besar aktiva (aset) perusahaan dibiayai oleh utang;
5) Menilai seberapa besar pengaruh utang (kewjiban) perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva (aset);
6) Menilai atau mengukur bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang;
7) Menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian
kalinya modal sendiri yang dimiliki; dan 8) Tujuan lainnya.
Menurut Kasmir (2013):154 manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio
yaitu :
1) Menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban (utang)
kepada pihak lainnya;
2) Menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang)
yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga);
3) Menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva (aset) khususnya aktiva
tetap dengan modal;
4) Menganalisis seberapa besar aktiva (aset) perusahaan dibiayai oleh
utang;
5) Menganalisis seberapa besar pengaruh utang (kewajiban) perusahaan
terhadap pengelolaan aktiva (aset);
21
6) Menganalisis atau mengukur bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang;
7) Menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri; dan
8) Manfaat lainnya.
5. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan berarti perusahaan tersebut mampu meningkatkan volume
penjualannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penjualan yang
meningkat menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan
semestinya (Ardika dan Seri, 2013). Pertumbuhan perusahaan dapat
diproksikan dengan pertumbuhan penjualan perusahaan. Penjualan yang
meningkat menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan
semestinya. Dengan demikian, penjualan yang meningkat akan
memberikan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan laba dan
mempertahankan kelangsungan usahanya. Semakin tinggi pertumbuhan
laba perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk
mendapat opini audit going concern (Khanza, et al. 2016).
Perusahaan yang mempunya tren positif atau peningkatan dalam
penjualannya mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan yang mengalami
22
pertumbuhan, menunjukkan aktivitas operasional perusahaan yang
berlajan dengan baik dan semestinya, sehingga dapat mempertahankan
posisi ekonominya serta memberikan peluang kepada perusahaan dalam
meningkatkan laba dan kelangsungan hidupnya. Perusahaan yang
memiliki pertumbuhan yang signifikan kemungkinan besar tidak
mendapatkan opini audit going concern (Rahman dan Siregar, 2011).
Pertumbuhan penjualan yang di atas rata-rata bagi suatu
perusahaan pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan yang cepat yang
diharapkan dari industri dimana perusahaan itu beroperasi. Perusahaan
dapat mencapai tingkat pertumbuhan diatas rata-rata dengan jalan
meningkatkan pangsa pasar dari permintaan industri keseluruhan. Auditee
yang mempunyai rasio penjualan yang positif mengindikasikan bahwa
auditee dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern).
Penjualan yang terus meningkat tiap tahun akan memberikan peluang
auditee untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio
pertumbuhan penjualan auditee, akan semakin kecil kemungkinan auditor
untuk menerbitkan opini audit going concern. Semakin tinggi rasio
pertumbuhan penjualan auditee, akan semakin kecil kemungkinan auditor
untuk memberikan opini audit going concern. Sedangkan, rasio
pertumbuhan penjualan yang menurun, akan memungkinkan auditor
memberikan opini audit going concern (Amalia dan Andini, 2015).
23
6. Opinion Shopping
Opinion shopping didefinisikan oleh SEC, sebagai aktivitas
mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan
oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan, walaupun
menyebabkan laporan tersebut menjadi tidak reliable. Perusahaan yang
berhasil dalam opinion shopping melakukan pergantian audior dengan
harapan mendapat unqualified opinion dari auditor baru karena opini
qualified cenderung dihindari dan kurang disukai oleh klien
(Krissindiastuti dan Rasmini, 2016).
Perusahaan biasanya menggunakan pergantian auditor (Auditor
switching) untuk menghindari penerimaan opini going concern dalam dua
cara. Pertama, jika auditor bekerja pada perusahaan tertentu, perusahaan
dapat mengancam melakukan pergantian auditor. Kedua, bahkan ketika
Auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan Akuntan
Publik (Auditor) yang cenderung memberikan opini going concern atau
sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini
going concern. Argumen ini disebut opinion shopping, dimana pelaporan
dalam opinion shopping dimaksudkan untuk meningkatkan
(memanipulasi) hasil operasi atau kondisi keuangan perusahaan (Muttaqin,
2012 dalam Rizki 2015).
Opinion shopping dilakukan untuk mendapat opini audit yang lebih
baik. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk berpindah auditor.
Praktik opinion shopping dapat terlihat dari opini audit baru yang
24
diperoleh perusahaan. Pada umumnya setelah berpindah auditor
independen, maka perusahaan akan mendapatkan opini audit yang lebih
baik (Rahim, 2016). Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan
dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar dapat
bertahan. Ketika suatu perusahaan mengalami permasalahan keuangan
(financial distress), kegiatan operasional perusahaan akan terganggu yang
akhirnya dapat berdampak pada tingginya risiko yang dihadapi perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya di masa mendatang,
hal ini akan berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh auditor.
Jika perusahaan tidak mengalami permasalahan keuangan maka auditor
akan cenderung tidak mengeluarkan opini audit goingconcern
(Ramadhany, 2004 dalam Rahim 2016).
7. Opini Audit Going Concern
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi
110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Pemberian opini audit
diberikan oleh auditor melalui beberapa tahapan audit sehingga auditor
25
dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan
keuangan yang telah diauditnya.
Opini audit yang diberikan oleh auditor merupakan pernyataan
kewajaran dalam semua hal yang material, serta cerminan dari keadaan
yang sebenar-benarnya dari laporan keuangan perusahaan baik
mengenaiposisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Dura, 2015). Menurut
Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29), Ada lima jenis opini audit
yaitu: pendapat Wajar tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion),
Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas(Unqualified
Opinion with Explanatory Language) , Pendapat wajar dengan
pengecualian (Qualified Opinion), Pendapat tidak Wajar(Adverse
Opinion), dan Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of
Opinion).
Menurut (SPAP, 2011) Opini audit mengenai going concern merupakan
opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan
atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam
menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari
satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang di audit. Auditor
harus memberikan opini audit going concern jika menemukan keraguan
terhadap kemampuan perusahaan dalam melanjutkan usahanya. Auditor
harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai
26
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu tertentu dengan cara sebagai berikut (SPAP, 2011) :
1. Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang
dilaksanakan menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas (tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit). Mungkin diperlukan informasi tambahan
mengenai kondisi dan peristiwa beserta dengan bukti-bukti yang
mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor.
2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsuangan hidupnya dalam waktu
pantas, auditor harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan
untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b. Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara
efektif dilaksanakan.
3. Setelah auditor mengevaluasi manajemen, auditor mengambil
kesimpulanapakah auditor masih memiliki kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas.
Dalam SA Seksi 341 paragraf 06 menyatakan bahwa auditor dapat
mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang
27
menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan suatu entitas
dalam kelangsungan hidup perusahaanya sebgai contoh antara lain :
a. Tren negatif, sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang terjadi,
kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio
keuangan penting yang jelek.
b. Petunjuk lain tentang kemungkinan financial distress, sebagai contoh,
kegagalan dalam memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa,
penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap
pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang,
kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau
penjualan sebagian besar aset.
c. Masalah intern, sebagai contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan
perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau sukses proyek tertentu,
komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk
secara signifikan memperbaiki operasi.
d. Masalah luar yang telah terjadi, sebagai contoh, pengaduan gugatan
pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang
kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi,
kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan
atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi,
banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun
dengan pertanggungan yang tidak memadai.
28
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Sebelumnya
NO PENELITIAN (TAHUN) JUDUL
PENELITIAN
VARIABEL HASIL
PERSAMAAN PERBEDAAN
1. Mutaharah Abd. Rahman dan Hamzah Ahmad
(2018)
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas
Terhadap Opini Audit Going Concern
- V
Variabel
likuiditas,
profitabilitas,
dan solvabilitas
- P
Perusahaan
manufaktur
- V
Variabel
pertumbuhan
perusahaan
dan opinion
shopping
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap opini audit
going concern, sedangkan profitabilitas dan
solvabilitas berpengaruh dan signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern.
2.
2
2
2
Citra kartika Ayudia Setiakusuma dan Elly Suryani
(2018)
Pengaruh Likuiditas, Dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris pada Properti dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPada
PeriodeTahun 2012-2016)
- V
variabel
likuiditas dan
pertumbuhan
perusahaan
- V
variabel
profitabilitas,
solvabilitas
dan opinion
shopping
- P
perusahaan
manufaktur
Berdasarkan hasil pengujian, variabel likuiditas,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pemberian
opini audit going concern. Secara parsial dapat
disimpulkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap pemberian opini audit
going concern. Sedangkan leverage, dan
pertumbuahan perusahaan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pemberian opini auditgoing
concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel Penelitian Sebelumnya
NO PENELITIAN (TAHUN) JUDUL
PENELITIAN
VARIABEL HASIL
PERSAMAAN PERBEDAAN
3. Hafid Byusi1 (2017)
Determinan Opini AuditGoingConcern. (Studi
Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan
Property yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-
2015)
- V
variabel
likuiditas,
pertumbuhaan
perusahaan
dan opinion
shopping
- V
variable
profitabilitas
, solvabilitas
- P
Perusahaan
manufaktur
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Sedangkan variabel opinion shopping,
pertumbuhan perusahaan, proporsi komisaris
independen dan komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern.
4.
Qinthari Rahmati Gusti1 danSiska Priyandani
Yudowati (2018)
Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan
Perusahaan, Dan Opini Audit Tahun
Sebelumnya Terhadap Pnerimaan Opini Audit
Going Concern. (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Tahun 2013-2016)
- V
variabel
profitabilitas
dan
pertumbuhaan
perusahaan
- V
variabel
likuiditas,
solvabilitas
dan opinion
shopping
- P
perusahaan
manufaktur
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan
antara leverage,profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya
terhadap penerimaan opini audit goingconcern.
Secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif
signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern. Opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Sedangkan leverage dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel Penelitian Sebelumnya
NO PENELITIAN (TAHUN) JUDUL
PENELITIAN
VARIABEL HASIL
PERSAMAAN PERBEDAAN
5. Enggar Nursasi dan Evi Maria (2015)
Pengaruh Audit Tenure, Opinion
Shopping, Levereg Dan Pertumbuhaan
Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern Pada Perusahaan
Perbankan Dan Pembiayaan Yang Go
Public Di Bursa Efek Indonesia.
- V
variabel
pertumbuhaan
perusahaan,
opinion
shopping
- V
variabel
profitabilitas
, likuiditas
dan
solvabilitas.
- P
perusahaan
manufaktur
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa variabel
Audit Tenure, Opinion Shopping dan
Pertumbuhan Perusahaan menunjukkan hasil
yang signifikan dan variable Leverage tidak
signifikan. Hal ini memberikan bukti bahwa
independensi auditor dapat terganggu dengan
lamanya perikatan yang terjadi antara auditor
dengan kliennya. Dan apabila klien mendapat
opini audit going concern maka pada tahun
berikutnya terbukti klien melakukan praktik
opinion shopping yaitu melakukan pergantian
auditor. Sedangkan hasil menunjukkan bahwa
variable pertumbuhan perusahaan signifikan
dengan koefisien negative yang berarti semakin
tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka
semakin rendah kemungkinan diterimanya opini
audit going concern. Untuk variable Leverage
hasil membuktikan bahwa dalam penerimaan
opini audit going concern tidak dipengaruhi
oleh kemampuan ekuitas dalam memenuhi
hutang perusahaan. Tetapi lebih
mempertimbangkankondisi keuangan
perusahaan secara keseluruhan dan faktor-faktor
keuangan lainnya.
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel Penelitian Sebelumnya
NO PENELITIAN (TAHUN) JUDUL
PENELITIAN
VARIABEL HASIL
PERSAMAAN PERBEDAAN
6. Monica Krissindiastuti dan Ni Ketut
Rasmini (2016)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Opini Audit Going Concern.
- V
variabel
pertumbuhaan
perusahaan.
- V
variabel ini
menambahkan
profitabilitas,
likuiditas dan
solvabilitas.
Audit tenure dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh negatif pada opini audit going
concern. Reputasi KAP dan opinion shopping
berpengaruh positif pada opini audit going
concern. Sedangkan ukuran perusahaan dan
opini audit sebelumnya tidak berpengaruh pada
opini audit going concern.
7.
Ira Kristiana (2012)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhaan Perusahaan Terhadap Opini
AuditGoing ConcernPada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
- V
variabel
profitabilitas,
pertumbuhaan
perusahaan
dan likuiditas
- V
variabel
solvabilitas
dan opinion
shopping
hasil regresi logistik menunjukkan
bahwaprofitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan
perusahaanpengaruhnegatif terhadap opini audit
going concern, sedangkan ukuran perusahaan
merupakan variabel yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap opini audit going concern.
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel Penelitian Sebelumnya
NO PENELITIAN (TAHUN) JUDUL
PENELITIAN
VARIABEL HASIL
PERSAMAAN PERBEDAAN
8. Holiawati dan M. Rianton Ajie Setiawan
(2016)
Relationship Bankruptcy Prediction,
Company Growth and Going Concern
Opinion, Evidance From Indonesia.
- V
variabel
pertumbuhaan
perusahaan
- V
variable
profitabilitas,
likuiditas,
solvabilitas
dan opinion
shopping
Prediksi kebangkrutan (model Altman Z-
score) berpengaruh signifikan terhadap opini
audit going concern. Untuk pertumbuhan
perusahaan juga memiliki pengaruh
signifikan.
9.
Endang Susilawati (2018)
Analysis of Company's Financial
Condition, Growth, Size and Reputation of
the Public Accountant Firms on Going
Concern Opinion
- v
variable
Pertumbuhaan
Perusahaan
- v
variabel
Profitabilitas,
likuiditas,
solvabilitas,
dan opinion
sopping.
Kondisi keuangan perusahaan memiliki
pengaruh opini audit going concern,
pertumbuhaan perusahaan tidak
mempengaruhi ketentuan opini audit going
concer, ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi opini kelangsungan usaha,
reputasi kantor akuntan publik tidak
33
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Gambar. 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017
Basis Teori : Teori Agensi
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Pertumbuhaan
Perusahaan dan Opinion Shopping Terhadap Opini Audit Going
Concern.
Variabel Independen Variabel Dependen
Profitabilitas
Likuiditas
Solvabiltas
Pertumbuhaan
Perusahaan
Opinion Shopping
Opini AuditGoing
Concern
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
34
D. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Lie Cristian 2016) ROA
merupakan salah satu bentuk analisis profitabilitas untuk mengukur
efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya guna menghasilkan laba.
Ketika perusahaan mempunyai profitabilitas yang diukur melalui Return
On Asset (ROA) yang tinggi diharapkan dapat memperoleh laba yang
tinggi sehingga kemungkinan perusahaan mendapatkan opini modifikasi
going concern kecil. Dalam penelitian Lie Cristian yang mengatakan
profitabilitas perusahaan mempunyai koefisien negatif yang menunjukkan
bahwa semakin tinggi ROA semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka
semakin rendah kemungkinan perusahaan mendapatkan opini modifikasi
going concern. Dalam penelitian Andi (2017) bahwa profitabilitas
berpengaruh dan signifikan terhadap Opini Audit Going Concern.
Setyarno, dkk (2006) memberikan bukti bahwa profitabilitas berhubungan
negatif dan berpengaruh signifikan terhadap penerbitan opini audit going
concern.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
Ha1: Profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern
35
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Opini Audit Going Concern
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya dengan memanfaatkan asset yang
dimilikinya. Pada dasarnya, perusahaan yang tidak likuid akan
menyebabkan perusahaan tersebut kesulitan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya. Apabila hal ini berkelanjutan, kemungkinan perusahaan
tersebut tidak akan mampu untuk tetap bertahan dalam melanjutkan
usahanya. Hal ini yang mendasari auditor mengeluarkan opini audit going
concern. Dalam hubungannya dengan opini audit going concern, semakin
kecil likuiditas, maka semakin besar probabilitas auditor dalam
mengeluarkan opini going concern. Sebaliknya, semakin besar likuiditas
perusahaan, maka semakin kecil probabilitas auditor dalam mengeluarkan
opini going concern. Dalam penelitian Ardhi (2017) Likuiditas tidak
berpengaruh dan signifikan terhadap Opini Audit going concern. Ulkri
(2013) dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh. Fitrianasari (2008) yang menemukan bukti bahwa rasio
likuiditas dengan menggunakan proksi current ratio berpengaruh dalam
menentukan opini going concern.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat diambil adalah
sebagai berikut.
Ha2: Likuiditasberpengaruh terhadap opini audit going concern.
36
3. Solvabiltas Terhadap Opini Audit Going Concern
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Solvabilitas
mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan
kepada kreditor. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio debt
to total assets. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi
kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini
audit going concern. Penelitian Lie dkk (2016) membuktikan bahwa
solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
silvia wijaya, dkk (2019) menyatakan bahwa solvability berpengaruh dan
signifikan terhadap.opini audit going concern. Tomi riyadi (2019) Rasio
Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Asset Ratio terbukti
memiliki pengaruh signifikan terhadap opini auditor di perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, namun Debt to Equity
Ratio tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap opini auditor di
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
Ha3: Solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern
37
4. Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Perusahaan yang mengalami pertumbuhan, menunjukkan aktivitas
operasional perusahaan berjalan dengan semestinya sehingga perusahaan
dapat mempertahankan posisi ekonominya dan kelangsungan hidupnya.
Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif
berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga manajemen perlu
untuk mengambil tindakan perbaikan agar tetap dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama
perusahaan. Penjualan perusahaan yang meningkat dari tahun ke tahun
memberi peluang perusahaan untuk memperoleh peningkatan laba (Abdul
dan Baldric, 2014).
Ni Ketut (2016) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern. Enggar dan Evi (2013) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap opini audit going concern. Sedangkan Andi (2012)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
Ha4: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap opini audit
going concern
38
5. Opinion Shopping Terhadap Opini Audit Going Concern
Opinion shopping terjadi apabila perusahaan akan memberhentikan
auditor yang cenderung memberikan opini audit berupa opini audit going
concern, atau sebaliknya bahwa perusahaan akan menunjuk auditor yang
cenderung memberikan opini audit berupa unqualified opinion.
Perusahaan melakukan praktik opinion shopping bukan tanpa alasan,
perusahaan melakukan ini dengan harapan mendapat unqualified opinion
dari auditor baru. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan Lennox
(2000) bahwa perusahaan yang mengganti auditor (auditor switching)
kemungkinan akan memperoleh opini yang lebih baik jika dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak mengganti auditornya.Dalam Nindita, 2019
opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern, Nursasi (2013) yang membuktikan bahwa opinion
shopping berpengaruh terhadap opini audit goingconcern.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
Ha5: Opinion Shopping berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitan ini terbatas pada permasalahan yang akan
diteliti yaitu pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan
perusahaan, opinion shopping terhadap opini audit going concern.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2017.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi atau sudah
diolah (Ghozali, 2016). Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan seluruh perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2014-2017
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017. Teknik yang
digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria
tertentu.
Kriteria yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2014-2017.
40
2. Perusahaan manufaktur yang tidak dikeluarkan (delisting) dan
terdaftar secara berturut-turut selama periode 2014-2017
3. Perusahaan yang mengalami laba negatif sekurang-kurangnya
selama tiga periode laporan keuangan dalam tahun pengamatan
2014-2017. karena auditor tidak akan mengeluarkan opini audit
going concern pada perusahaan yang memiliki laba positif.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas,
pertumbuhan perusahaan, opinion shopping terhadap opini audit going
concern peneliti menggunakan dua cara dalam memperoleh data yaitu:
1. Penelitian Pustaka
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, internet, berita, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan mengambil data
laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2014-2017.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan
menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan analisis regresi logistik
(logistic regression) dengan menggunakan perangkat lunak SPSS
(Statistical Package for Social Science) versi 22.0.
41
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah
probibalitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel
bebasnya. Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi
asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2016). Adapun
tahapan tahapan dalam regresi logistik adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemenangan distribusi) (Ghozali, 2016). Mean digunakan untuk
memperkirakan nilai rata-rata populasiyang diperkirakan dari sampel.
Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel.
Maksimum dan minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian. Analisis statistik deskriptif dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui deskripsi tentang profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, pertumbuhaan perusahaan dan opinion shopping di
perusahaan manufaktur.
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model
terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
42
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkanhipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus ditolak
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model
yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis
nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi – 2LogL (-
2LogLikelihood). Statistik -2LogL atau rasio x2 statistics, dimana x2
distribusi dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter
(Ghozali, 2016).
3. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis nol
tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya (Ghozali, 2016).
4. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Uji koefisien determinasi dengan menggunakan Nagelkerke R
Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi
variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 sampai
dengan 0. Jika nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap semakin
43
goodness of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka model
dianggap tidak goodness of fit (Ghozali, 2016).
5. Uji Signifikansi Regresi Logistik
Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian:
a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikansi 5% (α = 0,05).
b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada
signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi > 0,05 maka Ho
diterima dan jika taraf signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
6. Analisis Hipotesis
Penelitian ini menggunakan Software SPSS versi 22.0 untuk
memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi logistik
untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan ke lima variabel
independen. Tujuan analisis regresi logistik ialah menggunakan nilai-nilai
variabel independen yang diketahui, untuk meramalkan nilai variabel
dependen.Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
sebagai berikut:
= α + 𝛽1𝑋1+𝛽2𝑋2+𝛽3𝑋3+𝛽4𝑋4+𝛽5𝑋5+𝑒
Ln 𝐺𝐶1−GC = Variable Dummy Opini Audit Going Concern
44
α = Konstanta
βi = Koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Solvabilitas
X4 = Pertumbuhan Perusahaan
X5 = Opinion Shopping
e = error
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan opini
audit going concern. Opini audit going concern merupakan opini audit
yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Auditor
melakukan evaluasi terhadap perusahaan sebelum menentukan apakah
terdapat kesangsian atas kelangsungan usaha suatu perusahaan. Variabel
ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini going concern
(GC) diberi kode 1 sedangkan opini audit non going concern (NGC) diberi
kode 0.
2. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan perusahaan dan opinion shopping.
45
a. Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Lie Cristian 2016) ROA
merupakan salah satu bentuk analisis profitabilitasuntuk mengukur
efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya guna menghasilkan laba.
Ketika perusahaan mempunyai profitabilitas yang diukur melalui Return
On Asset (ROA) yang tinggi diharapkan dapat memperoleh laba yang
tinggi sehingga kemungkinan perusahaan mendapatkan opini modifikasi
going concern kecil.
ROA =
b. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya dengan memanfaatkan asset yang
dimilikinya. Pada dasarnya, perusahaan yang tidak likuid akan
menyebabkan perusahaan tersebut kesulitan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya. Apabila hal ini berkelanjutan, kemungkinan perusahaan
tersebut tidak akan mampu untuk tetap bertahan dalam melanjutkan
usahanya. Hal ini yang mendasari auditor mengeluarkan opini audit going
concern. Dalam hubungannya dengan opini audit going concern, semakin
kecil likuiditas, maka semakin besar probabilitas auditor dalam
mengeluarkan opini going concern. Sebaliknya, semakin besar likuiditas
perusahaan, maka semakin kecil probabilitas auditor dalam mengeluarkan
46
opini going concern. likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban jangka pendeknya (Kristiana, 2012). Rasio yang
digunakan sebagai parameter untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan ialah current ratio dengan rumus:
Current Ratio =
c. Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Solvabilitas
mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan
kepada kreditor. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio debt
to total assets. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi
kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini
audit going concern.Menurut Hery (2015), rasio ini dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Debt to Total Assets =
d. Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang mengalami pertumbuhan, menunjukkan aktivitas
operasional perusahaan berjalan dengan semestinya sehingga perusahaan
dapat mempertahankan posisi ekonominya dan kelangsungan hidupnya.
Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif
47
berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga manajemen perlu
untuk mengambil tindakan perbaikan agar tetap dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama
perusahaan. Penjualan perusahaan yang meningkat dari tahun ke tahun
memberi peluang perusahaan untuk memperoleh peningkatan laba (Abdul
dan Baldric, 2014).
Perhitungan dengan mengukur pertumbuhan penjualan adalah sebagai
berikut.
PP = (PBt – P Bt-1) / PBt-1
Keterangan:
PP : Pertumbuhan Penjualan
PBt: Penjualan Bersih tahun sekarang
PBt-1: Penjualan Bersih satu tahun sebelumnya.
e. Opinion Shopping
Opinion shopping terjadi apabila perusahaan akan memberhentikan
auditor yang cenderung memberikan opini audit berupa opini audit going
concern, atausebaliknya bahwa perusahaan akan menunjuk auditor yang
cenderung memberikan opini audit berupa unqualified opinion.
Perusahaan melakukan praktik opinion shopping bukan tanpa alasan,
perusahaan melakukan ini dengan harapan mendapat unqualified opinion
dari auditor baru. Pengukuran opinion shopping menggunakan metode
yang diterapkan oleh Lennox (2002). Variabel ini menggunakan variabel
dummy, angka 1 diberikan kepada perusahaan yang melakukan pergantian
auditor untuk tahun selanjutnya setelah perusahaan mendapatkan opini
48
audit going concern, dan angka 0 jika perusahaan tidak melakukan
pergantian auditor untuk tahun selanjutnya setelah perusahaan
mendapatkan opini audit goingconcern.
F. Tabel Operasional Variabel
Tabel Operasional Variabel dalam penelitian ini dapat diliat dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Profitabilitas (X1)
(Lie Cristian 2016)
ROA =
Skala Rasio
Likuiditas (X2)
(Kristiana, 2012).
CR =
Skala Rasio
Solvabilitas (X3)
Hery (2015)
DTA =
Skala Rasio
Pertumbuhan Perusahaan
(X4)
(Abdul dan Baldric, 2014).
PP = (PBt – P Bt-1) / PBt-1
PP : Pertumbuhan Penjualan
PBt : Penjualan Bersih tahun
sekarang
PBt-1: Penjualan Bersih satu
tahun sebelumnya.
Skala Rasio
49
Tabel 3.1
Opinion Shopping
(X5)
Lennox (2002)
Variabel ini menggunakan variabel
dummy, angka 1 diberikan kepada
perusahaan yang melakukan pergantian
auditor untuk tahun selanjutnya setelah
perusahaan mendapatkan opini audit
going concern, dan angka 0 jika
perusahaan tidak melakukan
pergantian auditor untuk tahun
selanjutnya setelah perusahaan
mendapatkan opini audit going
concern.
Skala Nominal
Opini Audit Going
Concern (Y)
Variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy. Opini
going concern (GC) diberi kode 1
sedangkan opini audit non going
concern (NGC) diberi kode 0.
Skala Nominal
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Pertumbuhaan Perusahaan dan
Opinion Shopping terhadap opini Audit Going Concern. Penelitian ini
menggunakan populasi perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2017. Tahun dalam
penelitian ini diambil dari tahun 2014-2017, periode dalam penelitian ini
selama empat tahun agar waktu pengamatan panjang sehingga peneliti
dapat menganalisis perkembangan perusahaan selama empat tahun
berturut-turut. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan kriteria
tertentu. Berikut kriteria pengambilan sampel dan hasil pemilihan sampel
penelitian.
Tabel 4.1
Tabel Seleksi Sampel Dengan Kriteria
No Keterangan Jumlah
1. Perusahan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017.
143
2. Perusahaan keluar (delisting) dari BEI (7)
51
selama periode pengamatan 2014-2017.
3. Perusahaan yang mengalami laba positif
selama periode laporan keuangan dalam
tahun pengamatan 2014-2017.
(126)
Jumlah Sampel Setiap Periode 14
Periode Penelitian 4
Jumlah Sampel Akhir 56
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2017 secara berturut-turut untuk periode tersebut
berjumlah 143 perusahaan. Dimana 7 perusahaan yang keluar atau
delisting dari BEI selama periode pengamatan dan perusahaan yang
mengalami laba bersih yang positif sekurang-kurangnya selama empat
periode laporan keuangan dalam tahun pengamatan berjumlah 126
perusahaan. Dari data diatas sampel yang diambil berjumlah 14 peusahaan.
Pada periode penelitian selama empat tahun dikalikan 14 perusahaan maka
total sampelnya 56.
52
Daftar perusahaan yang telah menjadi sampel penelitian disajikan
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Tabel Daftar Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. PT Aneka Gas Industri AGII
2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA
3. Argo Pantes Tbk ARGO
4. Chitose Internasional Tbk CINT
5. Ekadharma International Tbk EKAD
6. Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX
7. Champion Pasific Indonesia IGAR
8. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI
9. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
10. Apac Citra Centertex Tbk MYTX
11. Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM
12. Siantar Top Tbk STTP
13. SLJ Global Tbk d.h Sumalindo Lestari Jaya
Tbk
SULI
14. PT Tunas Alfin Tbk TALF
Sumber: Diolah dari berbagai referensi (2017)
53
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive
sampling. Melalui metode purposive sampling diharapkan sampel dapat
mewakili populasinya dan tidak menimbulkan bias bagi tujuan penelitian
yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka sampel yang dipilih untuk
tersedianya data yang dibutuhkan didalam penelitian.
Dari hasil analisis terhadap laporan tahunan dan laporan keuangan
auditee pada tahun penelitian dapat diketahui jenis opini yang diterima
masing-masing perusahaan selama periode peneltian. Opini tersebut
kemudian digolongkan menjadi dua jenis opini audit, yang pertama opini
audit going concern (GC) dan kedua opini audit non going concern
(NGC). Distribusi perusahaan tersebut disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Perusahaan Berdasarkan Opini Audit
Opini
Audit
2014 2015 2016 2017 Total
GC
6 5 5 6 22
23.33% 28% 28% 23.33% 25.45%
NGC
8 9 9 8 34
76.67% 72% 72% 76.67% 74.55%
Total
14 14 14 14 56
100% 100% 100% 100% 100%
Sumber: data sekunder yang diolah (2017)
54
Berdasarkan tabel 4.3, diatas bahwa pada tahun 2014 jumlah
perusahaan sektor manufaktur yang memperoleh opini audit going concern
adalah sebanyak 6 perusahaan atau 23.33% dari perusahaan total.
Pada tahun 2015 jumlah perusahaan sampel yang memperoleh opini audit
going concern mengalmi penurunan sebanyak satu perusahaan dan tahun
2016 jumlah perusahaan sampel yang memperoleh opini audit going
concern sama pada tahun 2015 yaitu 5 perusahaan atau 28% dari
perusahaan total. Pada tahun 2017 jumlah perusahaan sampel yang
memperolah opini audit going concern mengalami kenaikan menjadi 6
perusahaan yang sama pada tahun 2014 sebesar 23.33% dari perusahaan
total.
B. Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi logistik agar diperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Vaiabel independen dalam
penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan
perusahaan, opinion shopping, sedangkan variabel dependen yaitu opini
audit going concern.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 56 data
observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 4 tahun dari
data tahun 2014-2017 dengan jumlah perusahaan sampel sebanyak 14
perusahaan.
55
Tabel 4.4
Tabel Descriptive Statistics
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dijelaskan sebagai berikut:
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap penerimaan opini going
concern (GC) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum
sebesar 1 dengan rata- rata sebesar 0,39 dan standar deviasi 0,49. Nilai
rata- rata sebesar 0,39 menunjukkan bahwa opini audit going concern
lebih banyak tidak menerima opini audit going concern dari 56 sampel
yang diteliti. Dari 56 perusahaan terdapat 39% perusahaan yang menerima
opini audit going concern dan 61% perusahaan yang mendapatkan opini
audit non going concern.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap Return Of Asset (ROA)
menunjukkan nilai minimum sebesar -8,6453 nilai maksimum sebesar
0,5267 dengan rata- rata sebesar -0,238dan standar deviasi 1,485.
Berdasarkan nilai minimum -8,6453 dicapai olehKertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk laba tahun 2017 sebesar Rp (10.125.704). sedangkan nilai
56
maksimum dicapai oleh Multi Bintang Indonesia Tbkpada tahun 2017
memliki laba Rp 1.322.067.675.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap Curent Rasio(CR)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,1603 nilai maksimum sebesar
9,0888 dengan rata- rata sebesar 1,8755 dan standar deviasi 1,8930.
Chitose Internasional Tbk dicapai nilai minimum sebesar 0,1603 pada
tahun 2017 memilikikewajiban lancer Rp 66.014.779 lebih besar
dibandingkan aset lancar yang dimiliki sebesar Rp 10.584.866 menjukan
bahwa ketidak mampuan untuk membayar hutangnya pada tahun 2017 dan
nilai maksimum 9,088 oleh Ekadharma International Tbk dimana aset
lancar yang dimiliki Ekadharma International Tbk pada tahun 2015 Rp
284.055.202 lebih besar dibandingkan kewajiban lancarnya pada tahun
2015 Rp 31.253.168 menujukan bahwa Ekadharma International Tbk pada
tahun 2015 mampu membayar atau menutupi hutangnya.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap Debt to Asset(DTA)
berdasarkan nilai minimum 0,1385 yang dicapai oleh Champion Pasific
Indonesia tahun 2017 memiliki total kewajiban Rp 71.075.832 sedangkan
total asetnya Rp 513.022.053 dalam rasio DTA untuk menegetahui
kemampuan perusahaan membayar kewajibanya pada Champion Pasific
Indonesia tahun 2017 mampu untuk membayar kewajibanya. Argo Pantes
Tbk memiliki nilai maksimum 1,7343 pada tahun 2017 Argo Pantes Tbk
memiliki total kewajiban Rp 98.459.842 lebih kecil dibandingkan total
57
aset pada tahun 2017 Rp 170.755.921. Rp Nilai rata-rata 0,6963 dan
standar deviasinya 0,4355.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel pertumbuhan
perusahaan (PP) dengan pengukuran menggunakan pertumbuhan
penjualan menunjukkan nilai minimum sebesar -0,6425, nilai maksimum
sebesar 5,9473 dengan nilai rata-rata sebesar 0,2121 dan standar deviasi
0,8638. Nilai minimum -0,6425 pada pertumbuhan perusahaan Argo
Pantes Tbk pada tahun 2014 dimana sebesar Rp 126.985.752 mengalami
penurunan pada tahun 2015 sebesar Rp 45.400.260 . Dan pertumbuhan
perusahan yang memiliki nilai maksimum sebesar 5,9473 adalah Kertas
Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2015, dimana pada tahun 2015
mengalami kenaikan pendapatan perusahaan sebelumnya tahun 2014
sebesar Rp34.719.548 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 241.207.422 .
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap Opinion Shopping (OS)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1, dengan
rata- rata sebesar 0,375 dan standar deviasi 0,4885. Hal ini berarti standar
deviasi sangat besar, menunjukkam adanya variasi yang besar atau adanya
kesenjangan yang cukup besar dari OS tertinggi dan terendah.
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel dependen bersifat dummy (menerima opini going
concern atau tidak opini going concern), maka pengujian terhadap
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Regresi
logistik adalah regresi yang digunkaan untuk menguji apakah probabilitas
58
terjadinya variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Teknik
analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas data pada variabel
bebasnya (Ghozali, 2016). Tahapan dalam pengujian dengan
menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut
(Ghozali, 2016):
a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall model fit) dilakukan
dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada awal (Block
Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir (Block Number=1).
Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihoptesiskan fit dengan data
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus ditolak
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model
yang dihipotesiskan menggambarkan data input.
59
Tabel 4.5
Iteration History 0
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 22.0, pada tabel 4.5 menunjukkan
bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration History 0) adalah
sebesar 75,041. Secara matematis, angka tersebut signifikan pada alpha
5% dan berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti hanya
konstanta saja yang tidak fit dengan data (sebelum dimasukkan variabel
bebas ke dalam model regresi) (Ghozali, 2016). Langkah selanjutnya
adalah membandingkan antara nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration
History 0) dengan -2 Log Likelihood akhir (tabel Iteration History 1).
60
Tabel 4.6
Iteration History 1
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.6 tersebut terjadi penurunan nilai
antara -2 Log Likelihood awal dan akhir sebesar 41,243. Penurunan
tersebut dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke dalam
model regresi memperbaiki model fit atau dengan kata lain model fit
dengan data.
b. Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
andLemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga
model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of
Fit lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
61
model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali,
2016). Selanjutnya ditunjukkan tabel 4.7, Hosmer and Lemeshow
Goodness of Fit yang menunjukkan bisa tidaknya model memprediksi
nilai observasi:
Tabel 4.7
Tabel Hosmer and Lemesho
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi adaah
sebesar 0,471. Nilai signifikansi yang diperoleh tersebut jauh di atas 0,05
(α) 5% yang berarti hipotesis 0 (H0) tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau model dapat
diterima karena cocok dengan data observasinya sehingga model ini dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya.
c) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien determenasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas
variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat
dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat
diinterprestasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali,
2016). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square
dengan nilai maksimumnya.
62
Tabel 4.8
Model Summary
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.8 merupakan tabel model summary. Pada tabel ini nilai Nagelkerke
R Square menunjukkan nilai 0,614. Hal ini berarti variabilitas variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian
ini adalah sebesar 61,4%. Sisanya sebesar 39,6% dijelaskan oleh variabel
independen lain diluar model penelitian ini, misalnya price earning ratio,
audit report lag,reputasi auditor,kualitas audit, komite audit, manajemen
laba, prediksi kebangkrutan dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa
variasi variabel independen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, pertumbuhaan perusahaan dan opinion shopping
mampu menjelaskan variasi variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
opini audit going concern sebesar 61,4%.
d) Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini
going concern pada sektok manufaktur yang terdaftar di BEI selama 2014-
2017.
63
Tabel 4.9
Tabel Classification
Sumber: Output SPSS
Tabel diatas menunjukkan bahwa menurut prediksi, perusahaan yang
memperoleh opini audit going concern adalah 22, sedangakan berdasarkan
observasi sesungguhnya adalah 18. Jadi, ketepatan model ini adalah 18/22
atau 81,8%. Sementara itu, prediksi perusahaan yang memperoleh opini
audit non going concern adalah 34, sedangkan menurut observasi
sesungguhnya adalah 32. Jadi ketepatan model ini adalah 32/34 atau
94,1%. Ketepatan dari prediksi keseluruhan model ini adalah sebesar
85,7%.
e. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh variabel profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan
perusahaan dan opinion shopping terhadap variabel dependen opini audit
going concern dengan menggunakan analisis regresi logistik yang hasilnya
ditunjukkan pada tabel 4.10:
64
Tabel 4.10
Tabel Variables in the Equation
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel diatas maka model regresi yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
= 2,800+ 0,174 X1 – 2,002 X2 + 0,081 X3 – 0,048 X4 –2,608 X5
+ e
Berdasarkan pengujian regresi logistik sebagaimana telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam lima bagian. Bagian
pertama membahas pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap opini audit
going concern (GC) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh likuiditas
(CR) terhadap opini audit going concern (GC) (H2). Bagian ketiga
membahas pengaruh solvabilitas (DTA) terhadap opini audit going
concern (GC) (H3). Bagian keempat membahas pengaruh pertumbuhaan
perusahaan (PP) terhadap opini audit going concern (GC) (H4). Bagian
kedua membahas pengaruh opinion shopping (OS) terhadap opini audit
going concern (GC) (H5).
65
C. Pembahasan
1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Opini Audit Going
Concern (GC)
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas, maka dapat
dijelaskan bahwa hipotesis pertama menyebutkan bahwa profitabilitas
tidak mempunyai pengaruh pada opini audit going concern. Pengukuran
profitabilitasdilihat dengan menggunakan rumus return on asset (ROA).
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa profitabilitas memiliki koefisien
senilai 0,174. Tingkat signifikansi yaitu senilai 0,766 yang berarti lebih
besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa profitabilitas
tidak mempunyai pengaruh pada opini audit going concern, maka H1 tidak
berhasil didukung (ditolak). Sehingga dapat dinyatakan bahwa
Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-
2017.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Tyas dan Ismawati
(2018), Nugroho (2018), dan Masdiana (2015) yang menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Dengan
semakin tinggi rasio profitabilitas suatu perusahaan maka semakin baik
kinerja perusahaan dalam mengelola aset-aset yang dimilikinya untuk
menghasilkan profit. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
maka perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya dengan baik
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Maka semakin
66
tinggi tingkat profitabilitas maka semakin rendah pula kemungkinan
pemberian opini audit going concern oleh auditor. Sebaliknya, perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas rendah maka cenderung akan
mendapatkan opini audit going concern (Komalasari, 2003; Kristiana
2012). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa adanya Profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017.
2. Pengaruh Likuiditas (CR) terhadap Opini Audit Going Concern
(GC)
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas, maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua menyebutkan bahwa likuiditas
mempunyai pengaruh pada opini audit going concern. Pengukuran
likuiditas dilihat dengan menggunakan rumus Current Rasio (CR).
Likuiditas kemampun perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan seluruh aset lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
current ratio maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka jangka pendek. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa likuiditas memiliki koefisien senilai -2,002.
Tingkat signifikansi yaitu senilai 0,005 yang berarti dibawah dari 0,05.
Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh
pada opini audit going concern, maka H2 berhasil didukung (diterima). Hal
ini mengidikasikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kemampuan
perusahaan untuk menutupi semua kewajiban jangka pendeknya dengan
67
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap pengeluaran opini audit going concern. Semakin tinggi
tingkat likuiditas, semakin kecil kemungkinan dikeluarkannya opini audit
going concern, dan juga sebaliknya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fitriani dan Noor (2018), Endra (2013) dan Byusi (2017) yang hasil
dalam penelitiannya likuiditas berpengaruh signifikan Opini Audit Going
Concern. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan tidak hanya dilihat dari likuiditasnya saja. Perusahaan
dapat memiliki potensi lain dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya, seperti mendapat pasokan modal baru atau memilki kemampuan
dalam menghasilkan laba yang baik pada tahun selanjutnya. Maka dapat
disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2014-2017.
3. Pengaruh Solvabilitas (DTA) terhadap Opini Audit Going Concern
(GC)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa solvabilitas tidak mempunyai
pengaruh pada opini audit going concern. Solvabilitas diukur dengan
rasio Debt to Asset dihitungan dengan total kewajiban dibagi total aset.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa solvabilitas memiliki koefisien
68
senilai 0,081. Tingkat signifikansi yaitu senilai 0,925 yang berarti lebih
besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa solvabilitas tidak
mempunyai pengaruh pada opini audit going concern, maka H3 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Febriana dan Septarina
(2016), Kurniawan (2019) dan siswindari (2014) yang menyatakan
solvabilitas tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Dalam
penilitian yang dilakukan Susanto (2009) bahwa auditor dalam
memberikan opini audit going concern tidak berdasarkan sejauh mana
modal pemilik dapat menutupi hutang kepada pihak luar, akan tetapi lebih
cenderung melihat kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin besar potensi terbitnya
opini audit going concern, atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan perusahaan
tidak memperoleh keuntungan dalam jangka panjang sehingga
kemungkinan harus direstrukturisasi dan hal yang sering terjadi setelah
restrukturisasi adalah perusahaan menjadi bangkrut. Maka dapat
disimpulkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2014-2017.
69
4. Pengaruh Pertumbuhaan Perusahaan (PP) terhadap Opini Audit
Going Concern (GC)
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk diatas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis keempat menyebutkan bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada opini audit
going concern. Pengukuran pertumbuhan perusahaan diukur menggunakan
rumus pertumbuhan penjualan dengan melihat nilai rasio peningkatan
penjualan dari tahun ke tahunnya. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa
pertumbuhan perusahaan memiliki koefisien senilai -0,048 dan tingkat
signifikansi senilai 0,912 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut
dapat membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai
pengaruh pada opini audit going concern, maka H4 tidak berhasil
didukung atau dengan kata lain ditolak.
Hal ini disebabkan karena pertumbuhan penjualan tidak diikuti
dengan peningkatan saldo laba dan penurunan beban hutang. Peningkatan
beban operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan
penjualan akan mengakibatkan laba bersih setelah pajak yang negatif dan
selanjutnya akan berdampak pada berkurangnya saldo laba ditahan. Tidak
ada jaminan bahwa perusahaan yang mengalami peningkatan pada
penjualan bersihnya juga akan mengalami peningkatan pada laba
bersihnya.Auditor akan lebih mempertimbangkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam memberikan opini audit going concern
(Byusi dan Achyani,2017).
70
Dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Hinarno (2016),
Rahmati dan Priyadani (2018), Kristiana (2012) dan Aji dan Sari (2019)
dimana dalam hasil penelitian yang dilakukan terdahulu menyatakan
bahawa pertumbuhaan perusahaan berpengaruh segnifikan terhadap oponi
audit going concern. Hal ini berbanding terbalik dalam penelitian yang
dilakukan oleh Nursasi dan Maria (2015), Pratiwi dan Lim (2018),
Krissindiastuti dan Ramini (2016) dan Byusi dan Achyani (2017).
Menurut Andi (2012) perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan
penjualan yang negatif mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak
dapat mempertahankan posisi ekonominya dan kemungkinan tidak dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga auditor cenderung
memberikan opini audit going concern kepada perusahaan yang
mengalami pertumbuhan negatif.
Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhaan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017.
5. Pengaruh Opinion Shopping (OS) terhadap Opini Audit Going
Concern (GC)
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk diatas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis kelima menyebutkan opinion shopping
mempunyai pengaruh pada opini audit going concern. Pengukuran opinion
71
shopping dengan apakah perusahaan mengganti auditor setelah menerima
opini audit going concern atau tidak. Hasil pengujian memperlihatkan
bahwa opinion shopping memiliki koefisien senilai -2,608 dan tingkat
signifikansi senilai 0,006 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Opinion
Shopping menunjukkan pergantian auditor independen untuk tahun
berikutnya apabila tahun berjalan perusahaan mendapatkan opini audit
going concern. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa opinion shopping
mempunyai pengaruh pada opini audit going concern, maka H5 berhasil
didukung atau dengan kata lain diterima.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nursasi dan Maria (2015), Kusumayanti dan Widhiyani (2017), Rahim
(2016), Kwarto (2015) dan Aji dan Sari (2019) yang menyatakan bahwa
opinion shopping berpengaruh signifikan terhadap opini going concern.
Hal ini menunjukkan bahwa opinion shopping dilakukan untuk mendapat
opini audit yang lebih baik. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk
berpindah auditor. Praktik opinion shopping dapat terlihat dari opini audit
baru yang diperoleh perusahaan. Pada umumnya setelah berpindah auditor
independen, maka perusahaan akan mendapatkan opini audit yang lebih
baik. Pada kondisi keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal, agen
dapat melakukan berbagai cara untuk mendapat penilaian yang baik dari
prinsipal atas kinerjanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan agen adalah
dengan melakukan opinion shopping. Opinion shopping seperti yang
didefinisikan oleh SEC sebagai aktivitas mencariauditor yang mau
72
mendukung perlakuan akuntansiyang diajukan oleh manajemen untuk
mencapaitujuan pelaporan perusahaan. Tujuannya adalah memanipulasi
hasil operasi atau kondisi keuangan (Rahim, 2016).
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Byusi (2017), Ardiani dan Azlina (2012), dan Yuridiskasari (2017).
Menurut Byusi (2017) Perusahaan yang melakukan pergantian auditor
tidak meningkatkan penerimaan opini audit going concern, sebaliknya
perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor juga tidak semakin
menurunkan penerimaan opini audit going concern.Hal ini terjadi karena
auditor mempunyai independensi. Sehingga meskipun perusahaan
melakukan pergantian auditor ataupun tidak melakukan pergantian auditor,
ketika auditor tersebut independen maka tidak akan berpengaruh terhadap
tingkat penerimaan opini audit going concern.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik, dan pembahasan pada
bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern selama 4 tahun pengamatan (2014-2017). Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan Tyas dan Ismawati (2018), Nugroho
(2018), dan Masdiana (2015). Kontradiktif dengan penelitian Rahman dan
Ahmad (2018), Riyadi (2019), dan Kusumawardhani (2018).
2. Likuiditas secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap opini
audit going concern selama 4 tahun pengamatan (2014-2017). penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dan Noor
(2018), Endra (2013) dan Byusi (2017). Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nugroho (2018), Riyadi
(2019) dan Masdiana (2015).
3. Solvabilitas secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern selama 4 tahun pengamatan (2014-2017). Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan Febriana dan Septarina (2016),
Kurniawan (2019) dan siswindari (2014). Kontradiktif dengan penelitian
Rahman dan Ahmad (2018), Riyadi (2019), Masdiana (2015) dan
Rahmadani (2015).
74
4. Pertumbuhaan Perusahaan secara statistik tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap opini audit going concern selama 4 tahun pengamatan
(2014-2017). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Hinarno (2016), Rahmati dan Priyadani (2018), Kristiana (2012) dan Aji
dan Sari (2019). Hal ini berbanding terbalik dalam penelitian yang
dilakukan oleh Nursasi dan Maria (2015), Pratiwi dan Lim (2018),
Krissindiastuti dan Ramini (2016) dan Byusi dan Achyani (2017).
5. Opinion shopping secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap
opini audit going concern selama 4 tahun pengamatan (2014-2017).
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursasi dan Maria (2015),
Kusumayanti dan Widhiyani (2017), Rahim (2016), Kwarto (2015) dan
Aji dan Sari (2019). Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Byusi (2017), Ardiani dan Azlina (2012), dan
Yuridiskasari (2017).
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan
hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan mempertimbangkan untuk menggunakan
populasi penelitian lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
seperti sektor bahan tambang atau perusahaan properti, real estate, dan
konstruksi.
75
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.
3. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel yang
memiliki keterkaitan dengan opini audit going concern, seperti manajemen
laba, predeksi kebangkrutan, debt default, opini audit tahun sebelumnya,
reputasi KAP dan lain-lainya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Angga, Patria Gama. (2014). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Opini Auditor
Dengan Modifikasi Going Concern (Studi Empiris Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1. Hal 8-18.
Andini, Prita dan Anissa Amalia Mulya. (2015). Pengaruh Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Proporsi Komisaris Independen,
Ukuran Komite Audit dan Debt Default Terhadap Opini Audit Going
Concern (Studi Empiris pada Perusahan Manufaktur yang terdaftar pada
BEI Periode 2010-2014. Jurnal Akuntansi dan Keuangan FE Universitas
Budi Luhur, Vol. 4, No. 2. ISSN: 2252-7141.
Aryantika, Ni Putu Putri, and Ni Ketut Rasmini. (2016). “Profitabilitas,
Leverage, Prior Opinion Dan Kompetensi Auditor Pada Opini Audit
Going Concern.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 2: 414–25.
Dewayanto, Totok. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi Vol. 6 No. 1 , pp.
81-104.
Ghozali, Imam (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gusti, R. Q., & Yujowati, S. P. (2018). Pengaruh Leverage, Profitabilitas,
Pertumbuhaan Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going concern (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e-Proceeding of
Management, Vol. 5 (No. 3), 3463.
Hafid, B., & Achyani, F. (2017). Determinan Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI
Tahun 2013-2015). Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 3 (No.
1).
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio
KeuanganYogyakarta : CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Indrasiti, Narita. (2016) “BEI kaji kembali penilaian going concer emiten”.
Diakses pada 18 Juli 2019 dari https://investasi.kontan.co.id/news/bei-kaji-
kembali-penilaian-going-concern-emiten.
77
Iriawan, Wisnu Putra , dan Leny Suzan, (2015). Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Opinion Shopping, dan Prior Opinion Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going concern.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. (2008). “Analisis Rasio Keuangan dan
Rasio Nonkeuangan yang Memengaruhi Auditor dalam Memberikan
Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ 2000-2005)”. Jurnal MAKSI. Vol. 8,
No. 1: 43-58.
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory Of The Firm: Managerial
Behaviour Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics. Vol. 3, No. 4, 305-360.
Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. (2010). Faktor Nonkeuangan pada Opini Going
Concern. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi
XIII. Purwokerto: 13-15
Kartika, A. (2012). Pengaruh Konisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap
Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, 25-40.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan (1 ed.). Jakarta: Rajawali Pers.
Khaddafi, M. (2015). Effect Of Debt Default, Audit Quality and Acceptance Of
Audit Opinion Going Concern In Manufacturing Company In Indonesia
Stock Exchange. European Journal Of Business and Innovation Research
Vol 3, No. 3, pp. 34-51.
Krissindiastuti, M., & Rasmini, N. K. (2016). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 14, 451-481.
Kristiana, Ira. (2012). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhaan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Berkala
Ilmiah Mahasiswa Akuntasi, Vol 1 (No 1), 47-51.
Kusumayanti, Ni Putu Evi , dan Ni Luh Sari Widhiyani. (2017). Pengaruh
Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP Pada Opini Audit Going
concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.18.3, pp. 2290-
2317.
Lennox, C. (2002). Do Companies Success-fully Engage in Opinion Shopping :
Evidence from the UK, Journal of Accounting and Economics 29.
78
Lie, Christian, dkk. (2016). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan
Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Berkala Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, Vol. 1, No. 2, Hlm 84 – 105.
Nugroho, L., Nurrohmah, S., & Anasta, L. (2018). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. Jurnal SIKAP, vol 2 (No 2),
96-111.
Nursasi, E., & Maria, E. (2015). Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping,
Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern Pada Perusahaan Perbangkan Dan Pembiayaan Yang Go
Public Di Bursa Efek Indonesia. JIBEKA, Vol. 9 (No 1).
Paramitha, I. K., Gunawan, H., & Purnamasari, P. (2016). Pengaruh
Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap PenerimaanOpini
Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar Di Bursa Efek IndonesiaTahun 2011 – 2015). Prosiding
Akuntansi, Vol. 2 (No. 2)
Pasaribu, Aria Masdiana. (2015). Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada
Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. JRAK, Vol. 6, No. 2, Agustus, Hlm. 80 – 92.
Rahman, M. A., & Ahmad, H. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan
Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern. Center Of Student
Journal, Vol, 1 (No, 1).
Rahman, A., & Siregar, B. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi.
Rahim, S. (2016). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit Dan
Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal
Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11 (No. 2), 75-83.
Rezkhy Noverio. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
79
Rianton, & Holiawati. (2016). Relationship Bankruptcy Prediction, Company
Growth and Going Concern Opinion, Evidance From Indonesia.
International Journal Of Core Engineering & Management (IJCEM)
Volume 3, Issue 4.
Susilawati, E. (2018). Analysis of Company's Financial Condition, Growth, Size
and Reputation of the Public Accountant Firms on Going Concern
Opinion.International Conference on Economics, Business,
Entrepreneurship, and Finance (ICEBEF), vol. 65, 417-419.
Tyas, I. S., & Ismawati, K. (2018). Penerimaan Opini AuditGoing Concern
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Sistem Teknologi Informasi, Vol. 14 (No. 1), 253 – 260.
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1 – Daftar Sampel Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. PT Aneka Gas Industri AGII
2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA
3. Argo Pantes Tbk ARGO
4. Chitose Internasional Tbk CINT
5. Ekadharma International Tbk EKAD
6. Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX
7. Champion Pasific Indonesia IGAR
8. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI
9. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
10. Apac Citra Centertex Tbk MYTX
11. Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM
12. Siantar Top Tbk STTP
13. SLJ Global Tbk d.h Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI
14. PT Tunas Alfin Tbk TALF
82
Lampiran 2 – Hasil Operasional Variabel
No Nama Perusahaan ROA CR DTA PP OS OGC
2014
1 AISA 0,05125004 2,6632724 0,513696746 0,26702237 0 0
2 ARGO 0,01794192 0,4039228 0,641696182 0,21147354 0 1
3 HDTX -0,1633555 0,9735108 1,141430606 0,11171526 0 1
4 KBRI 0,0930316 1,7933376 0,209262896 1,92528241 0 1
5 MYTX 0,09963583 0,4249785 0,349630969 0,12037876 0 1
6 SULI -0,0253472 0,7692338 0,856822581 1,51072751 0 1
7 SSTM 0,15763345 1,1993181 0,265637593 -0,0939333 0 1
8 AGII -0,0127605 1,2028439 0,478757521 0,2333094 1 0
9 CINT 0,43033828 3,0633622 0,90804131 0,00465984 1 0
10 EKAD -0,0699376 3,7173943 1,133117665 0,25773326 1 0
11 IGAR -0,0326088 4,1209404 0,666351985 0,14681289 0 0
12 MLBI 0,07271774 0,5139058 0,520345206 0,11973984 1 0
13 STTP -0,0399121 1,4841886 1,420197163 0,28055884 0 0
14 TALF 0,13414733 3,6926641 0,265842937 0,31847466 0 0
83
Lampiran 2 – Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No Nama Perusahaan ROA CR DTA PP OS OGC
2015
1 AISA 0,0412483 1,6228709 0,562198853 0,16944074 0 0
2 ARGO 0,00969122 0,2938571 0,62069535 -0,6424775 0 1
3 HDTX -0,0639932 0,7190867 1,242964122 0,19233003 0 1
4 KBRI 0,09554423 0,8037358 0,176940338 5,94730882 1 0
5 MYTX 0,12071102 0,3453382 0,250788445 -0,1117245 0 1
6 SULI -0,073931 0,8915932 0,713846546 0,44085617 0 1
7 SSTM 0,13391815 1,1376676 0,191362623 -0,0263038 0 1
8 AGII -6,9754303 1,0920086 0,641979234 0,2980567 1 0
9 CINT 0,23652726 3,4807695 0,635157719 0,11214349 1 0
10 EKAD -0,1357134 9,0888451 1,292094021 0,00942696 1 0
11 IGAR -0,0309677 4,9609758 0,66186892 -0,082036 0 0
12 MLBI 0,09674312 0,584216 0,474459878 -0,0977691 1 0
13 STTP 0,04283986 1,5788696 1,254183218 0,17222723 0 0
14 TALF 0,07765137 4,3764218 0,193463992 -0,1463894 0 0
84
Lampiran 2 – Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No Nama Perusahaan ROA CR DTA PP OS OGC
2016
1 AISA 0,07636048 2,3755511 0,539209895 0,08896928 0 0
2 ARGO 0,01099351 0,3134942 0,512495122 0,07201659 0 1
3 HDTX -0,2316331 0,680747 1,490637641 0,17521075 1 1
4 KBRI 0,05948875 0,3604899 0,182568063 -0,3310017 1 0
5 MYTX 0,1290875 0,421449 1,572989916 -0,314319 0 1
6 SULI -0,0472599 0,8828638 0,751565873 0,1467348 0 1
7 SSTM 0,15770539 1,1745597 0,149536368 -0,1372817 0 1
8 AGII -0,0813156 1,1273068 0,668315933 0,15752141 1 0
9 CINT 0,43169784 3,1447062 0,639285146 0,03869004 1 0
10 EKAD -0,2200892 6,5814173 1,571056646 0,06979981 1 0
11 IGAR -0,0242482 5,797909 0,633743058 0,17046738 0 0
12 MLBI 0,07454853 0,679548 0,500209509 0,21028417 0 0
13 STTP 0,07355865 1,6509682 1,168635685 0,0333415 0 0
14 TALF 0,03420429 2,9228987 0,147194028 0,19529664 0 0
85
Lampiran 2 – Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No Nama Perusahaan ROA CR DTA PP OS OGC
2017
1 AISA -0,0985154 1,1624959 0,609744091 -0,2482627 0 1
2 ARGO 0,01524125 0,1843316 0,464056383 -0,3154084 0 1
3 HDTX -0,1563442 0,2287031 1,734269704 -0,2147661 1 1
4 KBRI 0,0622103 0,3372044 0,197877783 -0,1074544 0 1
5 MYTX 0,09563022 0,46512 1,681167769 0,26501269 0 1
6 SULI -0,1000751 0,9552477 0,917341252 -0,1057692 0 0
7 SSTM 0,14107777 1,7078454 0,138541817 -0,2126179 1 1
8 AGII -8,6453253 1,5047761 0,749784163 0,11342554 1 0
9 CINT 0,52670355 0,1603409 0,575748244 0,14210748 1 0
10 EKAD -0,0828294 0,4924956 0,89907154 0,13181124 1 0
11 IGAR -0,0391482 6,5022096 0,64919009 -0,0389355 1 0
12 MLBI 0,0922221 0,8257292 0,408831505 0,03874133 0 0
13 STTP 0,05188393 2,6409017 0,989484717 0,0746649 1 0
14 TALF 0,02330012 2,7512082 0,168333985 0,1346425 0 0
86
Lampiran 3 – Hasil Output SPSS
Statistik Deskriptif
Regresi Logistik
87
Block 0: Beginning Block
88
Block 1: Method = Enter
89
90