pengaruh profitabilitas, likuiditas, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40838...i...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, TERHADAP OPINI AUDIT GOING
CONCERN
(Studi Pada Perusahaan Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
BONITA RIESTIANIKO PUTRI
1111082000076
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Bonita Riestianiko Putri
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Desember 1993
3. Alamat : PTI II JL. Galaksi V No.118 01/07,
Bekasi Timur
4. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK PERTIWI Tahun 1998-1999
2. SD ABDI NEGARA Tahun 1999-2005
3. SMPN 26 BEKASI Tahun 2005-2008
4. SMAN 1 TAMBUN SELATAN Tahun 2008-2011
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 20113-2018
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara OSIS SMPN 26 Bekasi (2007-2008)
2. Bendahara ROHIS AL-JIHAD SMAN 1 Tambun Selatan (2009-2010)
3. Anggota LDK FEB UIN Jakarta (2011-2014)
4. Anggota Laboratorium Pasar Modal FEB UIN Jakarta (2013-2014)
5. Koordinator Laboratorium Pasar Modal FEB UIN Jakarta (2014-2015)
vii
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine: (1) the effect of
profitability on audit opinion going concern (2) the effect of liquidity on audit
opinion going concern. (3) the effect of solvability on audit opinion going
concern.(4)the effect of growth on audit opinion going concern (5) the effect of
profitability, liquidity, solvability and growth on audit opinion going concern in
retail trade company listed in Indonesia Stock Exchange on 2012-2016.
This type of this research was causal comparative research. The
population in this study is Retail Trade that listed in Indonesian Stock Exchange
on 2012-2016. Sampling technique that used in this study was purposive
sampling. The number of samples used in this study was 16 companies from total
21 retail trade companies that listed in Indonesia Stock Exchange on 2012-2016.
Total data used in this study was 80. The data were analyzed by using descriptive
statistic and logistic regression.
The results showed that: (1) profitability was not affected the audit
opinion going concern. (2) liquidity affecedt the audit opinion going concern. (3)
solvability affected the audit opinion going concern. (4) growth was not affected
the audit opinion going concern. (5) profitability, liquidity, and company size
affected the audit opinion going concern.
Keyword: Profitability, Liquidity, Solvability, Growth, Going Concern
viii
ABSTRAK
Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh
Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern, (2) Pengaruh Likuiditas
terhadap terhadap Opini Audit Going Concern, (3) Pengaruh Solvabililtas
terhadap terhadap Opini Audit Going Concern, (4) Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap terhadap Opini Audit Going Concern, (5) Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going
Concern pada perusahaan Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2012-2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2012-2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel berjumlah 16 perusahaan dari 19 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016, sehingga data penelitian yang
dianalisis berjumlah 80. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan regresi logistik.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. (2) Likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. (3) Solvabilitas
berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern . (4) Pertumbuhan
Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern (5)
Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Opini Audit Going Concern.
Kata Kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Going
Concern
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Pertumbuhan
Perusahaan, terhadap Opini Audit Going Concern: Studi pada Perusahaan
Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016
”.Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat
untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah
penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugaerahkan. Selain
itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua bapak Sencoko dan ibu Paryati, serta saudaraku Adit dan
Chandra yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta
do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB.
3. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi dan dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia
menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis
selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah
diberikan selama ini.
5. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., MSi selaku dosen Pembimbing Akademik.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai
x
sehingga penulis dapat menyelsaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Keluarga Akuntansi C 2011
8. Keluarga besar Akuntansi 2011, yang senantiasa memberikan semangat
dan doa kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta,25 Juni 2018
(Bonita Riestianiko Putri)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori. ........................................................................................ 11
1. Teoi Keagenan (Agency Theory)......................................................... 9
2. Opini Audit Going Concern.. ............................................................. 14
3. Rasio Profitabilitas ............................................................................. 17
4. Rasio Likuiditas ................................................................................. 19
5. Rasio Solvabilitas ............................................................................... 20
6. Pertumbuhan Perusahaan ................................................................... 20
B. Keterkaitan Antara Variabel .................................................................... 22
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern...........22
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern..............23
3. Pengaruh Solvabilitas terhadap Opini Audit Going Concern...........23
xii
4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit
Going Concern....................................................................................24
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 26
D. Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 31
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 31
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 32
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 33
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 33
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 33
a. Uji Multikolinearitas .................................................................... 34
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 34
E. Operasional Variabel ................................................................................ 38
1. Opini Audit ......................................................................................... 38
2. Profitabilitas ........................................................................................ 39
3. Likuiditas ............................................................................................ 40
4. Solvabilitas .......................................................................................... 41
5. Pertumbuhan Perusahaan .................................................................... 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ................................................... 43
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 43
2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................................................... 43
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 45
2. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 47
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 48
C. Pembahasan ............................................................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................................... 61
xiii
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................... 62
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 22
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan .................................................................. 27
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Statistik ....................................................... 28
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolineritas ................................................................... 29
Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Logistik .......................................................... 40
Tabel 4.5 Hasil Uji kelayakan Model ................................................................. 42
xv
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 22
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan .................................................................. 27
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Statistik ....................................................... 28
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolineritas ................................................................... 29
Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Logistik .......................................................... 40
Tabel 4.5 Hasil Uji kelayakan Model ................................................................. 42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan bertujuan untuk menyajikan informasi yang dapat
diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari
kegiatan usaha. Laporan keuangan juga bertujuan untuk menyajikan informasi
yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan
menaksir laba (Sadeli, 2002).
Laporan keuangan yang memiliki kualitas informasi yang baik akan
berguna bagi perusahaan untuk menarik investor untuk menginvestasikan
dana ke perusahaan, jika informasi yang disediakan baik maka investor akan
lebih percaya untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut.
Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan
keuangan yang menyesatkan. Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh
berbagai pihak pengguna. Laporan keuangan yang benar sangat dituntut agar
para investor dan pihak pengguna laporan keuangan tidak memperoleh
informasi yang salah. Dengan laporan keuangan yang benar maka investor
dapat berinvestasi ke perusahaan dengan benar. Auditor bertanggungjawab
menilai apakah ada keraguan terhadap perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak
tanggal laporan audit (IAPI, 2011).
2
Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan manajemen bahwa
segala sesuatunya baik. Penilaian going concern lebih didasarkan pada
kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam jangka waktu
12 bulan ke depan. Untuk sampai pada kesimpulan apakah perusahaan akan
memiliki going concern atau tidak, auditor harus melakukan evaluasi secara
kritis terhadap rencana-rencana manajemen (Dewi, 2009). Ketika kondisi
ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan
auditor memberikan peringatan awal akan kegagalan keuangan perusahaan
(Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007). Oleh karena itu, auditor sangat
diandalkan dalam memberikan informasi laporan keuangan yang baik bagi
investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005).
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 ternyata bardampak pada
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dampak yang paling dirasakan
oleh Indonesia adalah semakin melemahnya rupiah terhadap dollar, sehingga
mengakibatkan semakin memburuknya kondisi ekonomi di tanah air, karena
adanya berbagai lonjakan harga-harga barang diberbagai sektor ekonomi dan
non ekonomi. Hal tersebut membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup
entitas bisnis. Lingkungan risiko yang merupakan dampak dari memburuknya
kondisi ekonomi mengakibatkan makin meningkatnya opini Qualified Going
Concern dan Disclaimer. Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan
manajemen bahwa segala sesuatunya baik. Penilaian going concern lebih
didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam
3
jangka waktu 12 bulan ke depan. Untuk sampai pada kesimpulan apakah
perusahaan akan memiliki going concern atau tidak, auditor harus melakukan
evaluasi secara kritis terhadap rencana-rencana manajemen.
Going Concern merupakan kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode pantas yaitu tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan diterbitkan (IAPI, 2011).
Opini audit going concern dikeluarkan oleh auditor jika menurut auditor
terdapat keraguan bagi perusahaan untuk dapat memepertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu dua belas bulan ke depan.
Apabila terdapat keraguan untuk perusahaan dalam mempertahankan
hidupnya maka auditor berhak mengeluarkan opini audit going concern yang
dalam laporan audit akan dicantumkan pada paragraf penjelas atau pada
paragraf pendapat.
Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah
karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap akuntan
publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah dengan
melihat kondisi bangkrut tidaknya perusahaan yang diaudit. Hal itu berarti
bahwa reputasi sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang
diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang
sesungguhnya. Auditor harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan
permasalahan mengenai kelangsungan hidup (going concern) perusahaan
klien. Permasalahan goingconcern seharusnya diberikan oleh auditor dan
4
dimasukkan dalam opini auditnya pada saat opini audit itu diterbitkan.
Auditor bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam periode waktu pantas.
Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (audit failures)
yang dibuat oleh auditor menyangkut opini going concern (Sekar, 2003).
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk
memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsunagn
hidupnya (SPAP, seksi 341, 2001).
Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AICPA (1988)
mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah
perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai
setahun kemudian setelah pelaporan. Meskipun auditor tidak bertanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan tetapi dalam melakukan audit
perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini. Dengan adanya
keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka
auditor dapat memberikan opini going concern.
Kajian atas opini audit going concern dapat dilihat dari kondisi
internal perusahaan, yaitu melalui profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, arus
kas dan pertumbuhan perusahaan, dimana faktor internal tersebut merupakan
dasar atau acuan bagi profesional adjugment di dalam memberikan opini audit
going concern.
5
Dalam mengevaluasi suatu perusahaan apakah mempunyai keraguan
yang besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern), auditor harus memperhatikan aspek
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan pertumbuhan perusahaan. Kondisi
keuangan yang dimiliki perusahaan dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam bertahan hidup pada periode tertentu. Perusahaan-
perusahaan yang memiliki nama besar cenderung memiliki kemampuan
bertahan hidup yang lebih baik (Mutchler, 1985). Perusahaan yang memiliki
nama besar dipandang lebih baik di mata para investor.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu. Semakin tinggi nilai profitabilitas
maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat melalui laporan keuangan
perusahaan.
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannya tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”.
Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik adalah perusahan yang dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Perusahaan yang
tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu akan
menimbulkan ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Pada penelitian terpisah, yakni penelitian Setyarno (2006) menguji
6
bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan auditee (rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio aktifitas, rasio leverage dan rasio pertumbuhan penjualan),
ukuran auditee, skala auditor dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini
audit going concern. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa rasio
likuiditas dan opini audit tahun sebelumnya secara signifikan berpengaruh
terhadap opini going concern. Penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) yang
menemukan bukti bahwa rasio likuiditas dengan menggunakan proksi current
ratio berpengaruh dalam menentukan opini going concern. Berbeda dengan
penelitian Komalasari (2004) serta Rahayu (2007) yang menyebutkan bahwa
rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit
going concern.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan
misalnya besarnya aset total. Santosa dan Wedari (2007) menemukan bahwa
size (ukuran perusahaan) berpengaruh pada opini going concern. Mutchler
(1985) dikutip Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa perusahaan
yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan
karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat
menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada
perusahaan yang lebih kecil. Akan tetapi, Januarti dan Fitrianasari (2008)
serta Junaidi dan Hartono (2010) mendapatkan bukti empiris bahwa ukuran
perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap opini going concern yang
7
dikeluarkan oleh auditor. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aktiva
perusahaan tidak diikuti dengan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
saldo labanya (Januarti dan Fitrianasari, 2010).
Penelitian ini menggunakan perusahaan Retail Trade yang terdaftar di
Bursa Efek Indinesia (BEI) tahun 2012 sampai 2016 sebagai objek penelitian.
di Indonesia, perusahaan pada sektor Retail Trade memang tidak sebanyak
perusahaan manufaktur. Namun, perusahaan Retail Trade merupakan salah
satu sektor yang cukup penting bagi pembangunan perekonomian negara.
Oleh karena itu informasi mengenai perusahaan Retail Trade akan sangat
berguna bagi para investor.
Tahun 2012 sampai 2016 dipilih karena tahun tersebut merupakan
tahun terbaru dan diharapkan dapat mencerminkan kondisi tebaru dari objek
penelitian. Atas latar belakang di atas, maka skripsi ini peneliti memberi judul
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Pertumbuhan
Perusahaan, terhadap Opini Audit Going Concern (Studi pada
Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini
audit going concern?
8
2. Apakan likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit
going concern?
3. Apakah solvabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini
audit going concern?
4. Apakah pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap opini audit going concern?
5. Apakah profitablitaas, likuiditas, solvabilitas, dan pertumbuhan
perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going
concern?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang diteliti maka tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai peneliti adalah:
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas terhadap opini audit going
concen
b. Untuk menganalisa pengaruh likuiditas terhadap opini audit going
concern
c. Untuk menganalisa pengaruh solvabilias terhadap opini audit going
concern
d. Untuk menganalisa pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini
audit going concern
9
e. Untuk menganalisa pengaruh profitablitas, likuiditas, solvabilitas,
pertumbuhan perusahaan, dan ukuran peusahaan terhadap opini audit
going concen
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat beramanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai berikut:
a. Bagi Akademisi
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh
profitablitaas, likuiditas, solvabilitas, dan pertumbuhan perusahaan,
terhadap opini audit going concen.Selain itu penelitian ini dapat
memperkaya bahan kajian atau referensi penelitian dimasa yang akan
datang.
b. Bagi Perkembangan Literatur Akuntansi
Penelitian ini memberikan masukan mengenai literatur akuntansi
khususnya studi tentang bagaimana profitablitaas, likuiditas,
solvabilitas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going
concen.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi terait pengeuaan
opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor.
10
d. Bagi Mahasiswa Akuntansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa khususnya jurusan akuntansi untuk digunakan dalam
penelitian selanjutnya.
e. Bagi Pustaka Akuntansi
Selain bermanfaat nagi berbagai pihak, hasil pene;itian ini juga
diharapkan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaan akuntansi
yang ada.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (agency theory) merupakan kontak antara pmilik
(principal) dan manajemen (managment), dimana agen diberi wewenang lebih
untuk menjalankan operasional perusahaan dan mempertanggungjawabkan
sumber daya yang dipercaya kepada manajemen (Jensen dan Meckling, 1976
dalam Saptiti Adhira, 2013). Teori ini menyatakan bahwa terdapat pemisahan
antra pemilik sebagai pemegang saham dan manajer sebagai agen yang
menjalankan perusahaan.
Hubungan agensi seperti ini rawan konflik, yaitu konflik kepentingan
agensi (konflik agen). Konflik tesebut terjadi karena pemilik modal beusaha
menggunakan dana sebaik-baiknya dengan risiko sekecil mungkin, sedangkan
manajer cenderung mengambil keputusan pengelolaan dana untuk
memaksimalkan keuntungan yang sering bertentangan dan cenderung
mengutamakan kepentingannya sendiri.
Teori keagenan menunjukkan bahwa pemegang saham memerlukan
perlindungn karena manajemen mungkin tidak selalu bertindak untuk
kepentingan pemilik (jensen dan Meckling, 1976). Oleh karena itu,
dibutuhkan pihak ketiga yan independen untuk mencegah kecenderungan
12
manipulasi laporan keuangan. Dalam hal inilah akuntan publik dibutuhkan.
Tugas dari akuntan pulik (auditor) membeikan jasa untuk menilai laporan
keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit
(Petronela, 2004).
Masalah timbul ketika banyak tejadi kegagalan audit ,menyangkut
opini going concern (Mayangsari, 2003). Terlebih tidak ada pandangan yang
jelas atau hasil penelitian yang tersedia untuk dapat dijadikan acuan dalam
menentukan opini going concern. Karen itu, pemberian status going concern
bukanlah suatu tugas yang mudah. Mutchler et al.(1997) dalam Januarti
(2007) menemukan bukti bahwaa keputusan opini going concern sebeum
terjadinya kebangkrutan secara signifikan berkorelasi dengan: (i) probabilitas
kebangkrrutan dan variabel lag laporan audit; serta (ii) adanya contrary
information, seperti default. Jika default ini telah tejadi atau proses negosiasi
untuk menghindari default tegah berlangsung, maka kcenderungan auditor
untuk mengeluarkan opini audit going concern akan menigkat.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Menurut Brigham dan Houston (1999) dalam Fenandar (2012) teori
sinyal adalah tindakan perusahaan dalam memberi sinyal kepada investor
tentang bagaimana manajemen memandang perusahaan. Teori sinyal
membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan
manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Dorongan dalam
memberikan sinyal timbul karena adanya informasi asimetris antara
13
perusahaan (manajemen) dengan pihak luar, dimana investor mengetahui
informasi internal perusahaan yang relatif lebih sedikit dan lebih lambat
dibandingkan pihak manajemen.
Teori signalling memberikan indikasi bahwa perusahaan akan memilih
auditor berkualitas tinggi untuk menunjukkan kinerja superior mereka
(Komalasari, 2004). Menurut Scott (2001) dalam Komalasari (2004)
menyatakan manajer yang rasional tidak akan memilih auditor berkualitas
tinggi dan membayar fee yang tinggi apabilia karakteristik perusahaan tidak
bagus. Argument ini didasarkan dengan anggapan bahwa auditor berkualitas
tinggi akan mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak bagus dan
menyampaikannya kepada publik.
Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengurangi informasi
asimetris, caranya dengan memberikan sinyal kepada pihak luar berupa
informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan perusahaan pada masa yang
akan datang. Laporan keuangan yang baik akan meningkatkan nilai
perusahaan. Pada signalling theory, manajemen berharap dapat memberikan
sinyal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham dalam
menyajikan informasi keuangan. Publikasi laporan keuangan tahunan yang
disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan sinyal pertumbuhan
dividen maupun perkembangan harga saham perusahaan. Informasi tersebut
penting bagi investor dan pelaku bisnis karena mengandung banyak catatan,
14
rincian dan gambaran keadaan masa lalu, saat ini, dan tentu saja masa yang
akan datang untuk memperkirakan kemajuan perusahaan dan akibatnya pada
perusahaan. Informasi laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan
merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor dan
kreditor atau pihak-pihak berkepentingan lainnya. Peningkatan utang diartikan
oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
di masa yang akan datang dan adanya risiko bisnis yang rendah, akan
direspon secara positif oleh pasar (Brigham dan Houston, 1999).
3. Opini Audit Going Concern
a) Opini Audit
Sesuai dengan standar audit yang berlaku umum yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), auditor diharuskan
menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting
yang menurut auditor perlu diungkapkan. Informasi tersebut disampaikan
oleh auditor melalui laporan audit. Laporan audit merupakan alat yang
digunakan oleh auditor untuk menyampaikan mengenai kesimpulan dari
hasil audit yang telah dilakukan. Opini yang diberikan merupakan
pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(IAPI, 2011). Menurut Mulyadi (2002) terdapat lima jenis opini audit,
yaitu :
15
1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
2) Pendapat Wajar Tanpa Pengeculian dengan Paragraf Penjelas
3) Pendapat Wajar dengan Pengeculian
4) Pendapat Tidak Wajar
5) Tidak Memberikan Pendapat
b) Opini Going Concern
Tanggung jawab utama direktur adalah menentukan kelayakan dari
persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan
tanggung jawab auditor meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar
going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara
memadai dalam laporan keuangan (Setiawan, 2006).
Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going concern terbagi
dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi)
likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh
dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-
menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi
terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. Audit report dengan
modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam
penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam
bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi
ekonomi yang memengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran utang,
dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Lenard dkk., 1998).
16
Menurut SPAP tersebut opini audit yang termasuk dalam opini Going
Concern (GC) adalah Unqualified with Explanatory Language/Emphasis
of Matter Paragraph, Qualified Opinion, Adverse Opinion dan
Disclaimer Opinion.
Mutchler (1985) mengungkapkan beberapa kriteria perusahaan akan
menerima opini audit going concern. Kriteria tersebut adalah
apabilamempunyai masalah pada pendapatan, reorganisasi,
ketidakmampuan dalam membayar bunga, menerima opini going concern
tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan yang sedang dalam proses
likuidasi, mempunyai modal yang negatif, arus kas negatif, pendapatan
operasi negatif, modal kerja negatif, 2 s/d 3 tahun berturut-turut rugi, dan
laba ditahan negatif.
Dalam pelaksanaan prosedur audit, auditor dapat mengidentifikasi
informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang jika
dipertimbangkan secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian
besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi
atau perstiwa tersebut akan tergantung atas keadaan dan beberpa
diantaranya kemungkinan akan menjadi signifikan jika ditinjau bersama-
sama dengan kondisi peristiwa lain.
17
4. Rasio Profitablitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,
1998). Menurut Hanafi (2014), rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada
tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
Menurut Samryn (2002) rasio profitabilitas merupakan suatu model
analisis yang berupa perbandingan data keuangan. Penggunaan rasio
profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan. Jumlah laba bersih
seringkali dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan
lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai
kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.
Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio).
Menurut Horne (1992) rasio profitabilitas dapat diukur dari dua
pendekatan yaitu pendekatan penjualan dan pendekatan investasi. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on assets.
Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aset yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat
diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan asetnya dalam
kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang
18
lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas
manajemen dalam menggunakan aset untuk memperoleh pendapatan.
Analisis return on assets dalam analisa keuangan mempunyai arti
yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat
menyeluruh/komprehensif. Return On Assets adalah salah satu bentuk dari
rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset yang
digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan
mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam
memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaan (Munawir,
2002).
Berdasarkan penjelasan mengenai profitabilitas di atas, dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam kaitannya dengan
penjualan, aset, dan saham sendiri. Dalam mengukur profitabilitas terdapat
dua tipe yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas,
profitabilitas dilihat melalui kaitannya dengan penjualan dan profitabilitas
dilihat melalui kaitannya dengan investasi.
19
5. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya atau menganalisa dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan (Munawir,
2002). Menurut Brigham dan Houston (2001), rasio likuiditas merupakan
rasio yang digunakan untuk menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lain
dengan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut
Marcus (2007), likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menjual
aset guna mendapatkan kas pada waktu singkat.
Rasio likuiditas digunakan untuk melihat gambaran kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan
aset lancar. Tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur melalui current ratio.
Current ratio dihitung dengan cara aset lancar dibagi utang lancar. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana aset lancar dengan utang lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aset lancar dengan
utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam
bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa
aset lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman
adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100% (Harahap, 2013). Artinya aset
lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.
20
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang
jangkapendek perusahaan dengan cara penjualan aset perusahaan untuk
mendapatkan kas dalam waktu singkat, atau menganalisa kemampuan
keuangan jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio likuiditas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi utang jangka pendek dalam hubunganya dengan aset lancar
dan kas.
6. Rasio Solvabilitas
Rasio leverage atau yang biasa disebut juga dengan rasiosolvabilitas
adalah rasio yang dapat dijadikan sebagai indikator pengukuran perbandingan
dana yang disediakanoleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut. Kemudian rasio ini jugadigunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika suatu
perusahaandilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan
dimana perusahaan lebih memilih pembiayaanhutang dibandingkan dengan
modal sendiri.
7. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkansize. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar
21
kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan
mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.
Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba
sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.
Potensipertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan
pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek
perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Pertumbuhan penjualan
merupakanperubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun.
Pertumbuhan penjualan yang diatas rata-rata bagi suatu perusahaan pada
umumnya didasarkan pada pertumbuhan yang cepat yang diharapkan dari
industri dimana perusahaan itu beroperasi. Perusahaan dapat mencapai tingkat
pertumbuhan diatas rata-rata dengan jalan meningkatkan pangsa pasar dari
permintaan industri keseluruhan. Analisis dalam menghitung pertumbuhan
penjualan dilakukan dengan menghitung tingkat pertumbuhan penjualan tahun
majemuk pada saat mempelajari tren jangka panjang dalam hal penjualan dan
variabel-variabel lain. Menurut Fabozzi, 2000) Tingkat pertumbuhan tahun
majemuk merupakan tingkat yang jika diterapkan setiap tahun selama kurun
waktu tertentu pada saldo awal akan menyebabkan neraca berkembang
sehingga mencapai nilai akhir yang maksimal.
Peningkatan pangsa pasar harus sejalan dengan strategi pemasaran
yang tepat dan perusahaan selalu melakukan inovasi, hal ini menunjukkan
bahwa dengan strategi yang cepat dapat meningkatkan pertumbuhan
22
penjualan melalui pengembangan produk yang diminati konsumen.
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan
ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba
yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk
mendapatkan.
B. Keterkaitan antara Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern
Profitabilitas dalam penelitian ini diproyeksikan dengan Return on
asset (ROA). ROA adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba atau
rugi bersih dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan
kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial
efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA semakin efektif pula
pengelolaan aset perusahaan. Dengan demikian semakin besar rasio
Profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, sehingga
auditor tidak memberikan opini Going Concern pada perusahaan yang
memiliki laba tinggi. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern.
Atas dasar ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : profitabilitas berpengaruh terhadap opini audit going conern.
23
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan
dengan current ratio. Dalam hubungannya dengan likuiditas semakin kecil
Likuiditas, perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para
krediturnya maka auditor kemungkinan memberikan opini audit dengan
Going Concern. Tidak jarang perusahaan yang secara konsisten mengalami
kerugian operasi mempunyai Working 29 Capital yang sangat kecil bila
dibandingkan dengan total aset (Altman, 1968). Sedangkan hubungan
likuiditas dengan opini audit yaitu semakin kecil Likuiditas, perusahaan
kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus
memberikan keterangan mengenai Going Concern, dan sebaliknya semakin
besar Likuiditas perusahaan, maka semakin mampu pula perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa Likuiditas berpengaruh
terhadap Opini Audit Going Concern.
Atas dasar ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : likuiditas berpengaruh terhadap opini audit going concern.
24
3. Pengaruh Solvabilitas terhadap Opini Audit Going Concern
Tingkat solvabilitas dapat perusahaan dapat diukur dengan debt to
equity ratio dan debt to assets ratio. Semakin kecil rasio ini semakin baik,
rasio ini disebut juga ratio Leverage (Harahap, 2004). Rasio ini menunjukkan
sejauh mana proporsi dari hutang perusahaan dibandingkan denga total aktiva
perusahaan. Semakin tinggi risiko ini semakin besar risiko bagi pembei
pinjaman. Namun, rasio ini tidak harus menjadi indikasi yang sebenarnya
mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar hung-hutangnya, karena
sebenarnya jumlah aktiva dalam neraca bukanlah merupakan indikasi yang
sebenarnya dai nilai ekonomi sekarang.
Atas dasar ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going convern.
4. Pengaruh Petumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern
Penjualan merupakan perubahan penjualan padalaporan keuangan
pertahun. Pertumbuhan penjualan yang diatas rata-rata bagi suatuperusahaan
pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan yang cepat yang diharapkan
dari industri dimana perusahaan itu beroperasi. Perusahaan dapat mencapai
tingkat pertumbuhan diatas rata-rata dengan jalan meningkatkan pangsa pasar
dari permintaan industri keseluruhan.perusahaan diproksikan dengan rasio
pertumbuhan penjualan. Sales growth ratio atau rasio pertumbuhan penjualan
mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisiekonominya, baik
25
dalam industrinya maupundalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan
(Weston & Copeland, 1992).
Pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
dapat bertahan dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan
laba perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta
kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu
faktor yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap survive. Sementara
perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besa
rmengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera
mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee. Auditee yang
mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan
bahwa Auditee dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going
concern). Penjualan yang terus meningkat dari tahun ketahun akan
memberikan peluang Auditee untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin
tinggi rasio pertumbuhan penjualan Auditee, akan semakin kecil kemungkinan
auditor untuk menerbitkan opini audit going concern (GCAO).
Atas dasar ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Pertumbuhan berpengaruh terhadap opini audit going convern.
26
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Model Kerangka Penelitian
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan, terhadap
Opini Audit Going Concern (Studi pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI
tahun 2012-2016)
Basis Teori: Teori Agensi & Teori Sinyal
Variabel Independen Variabel Dependen
Profitabilitas
Likuiditas
Solvabilitas
Pertumbuhan
Perushaan
Opini Audit
Going Concern
Laporan Keuangan Perusahaan Retail Trade 2012-2016
Uji Deskriptif dan Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
27
D. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya
No Peneliti
(tahun)
Judul
penelitian
Meteodologi Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Sustari
Alamsyah
(2017)
Determinan
Opinni Audit
Going Concern
Pada
Peerusahaan
Manufaktur di
BEI Tahun
2013-2016
Persamaan
pada
penelitian ini
yaitu sama-
sama
menggunakan
variabel
dependen
opini audit
going concern
dan variabel
Independen
berupa
profitabilitas,
likuiditas, dan
solvabilitas
perbedaannya
terletak pada
variabel
dependen
untuk
penelitian
sekarang
menggunakan
solvabilitas
dan
pertumbuhan
perusahaan.
Sektor
perusahaan
yang diteliti
berbeda dan
tahun yang
diteliti berbeda
berbeda.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
simultan variabel
independen
berpengaruh
terhadap variabel
dependen
sedangkan secara
parsial variabel
solvabilitas dan
arus kas
berpengaruh
terhadap opini
audit going
concern, dan
variabel
profitabilitas,
likuiditas, dan
pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap opini
audit going
concern.
28
2 Sutra
Melania,
Rita
Andini,&
Rina
Arifati
(2016)
Analisis
Pengaruh
Kualias
Auditor,
Likuiditas,
Profitabilitas,
Solvabilitas,
dan Ukuran
perusahaan
Terhadap
Opini Audit
Going Concern
Pada
Perusahaaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEI
Persamaan
pada
penelitian ini
yaitu sama-
sama
menggunakan
variabel
dependen
opini audit
going concern
dan variabel
Independen
berupa
profitabilitas,
likuiditas, dan
solvabilitas
perbedaannya
terletak pada
variabel
dependen
untuk
penelitian
sekarang tidak
menggunakan
variabel
ukuran
perusahaan.
Sektor
perusahaan
yang diteliti
berbeda dan
tahun yang
diteliti berbeda
berbeda
Hasil dalam
penelitian ini yaitu
kualitas auditor
dan solvabilitas
memiliki
berpengaruh
signifikan
terhadap opini
audit going
concern,
sedangkan
profitabilitas,
likuiditas, dan
ukuran perusahaan
tidak perpengaruh
terhadap opini
audit going
concer.
3 Monica
Krissindi
& Ni
Ketut
Rasmini
(2016)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Opini Audit
Going Concern
Persamaan
dalam
penelitian ini
yaitu
menggunakan
analisis regresi
logistik
Perbedaan
dalam
penelitian
yang sekarang
adalah sektor
perusahaan
dan tahun
yang diteliti
Hasil dalam
penelitian ini
adalah variabel
audit tenure dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
negatif pada opini
audit going
concern.
4 Rizki
Azizah
(2014)
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Debt Default,
dan Kondisi
Keuangan
Perusahaan
terhadap
Penerimaan
Opini Audit
Going
Concern
Persamaan
dalam
penelitian ini
yaitu pada
variabel
dependennya
sama-sama
menggunakan
variabel opini
audit going
concern dan
variabel
Perbedaan
dengan
penelitian ini
adalah pada
variabel
independen
yaitu debt
default dan
kondisi
keuangan.
Perusahaan
yang diteliti
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa ukuran
perusahaan, debt
default, dan
kondisi keuangan
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan opini
audit going
29
independennya
sama-sama
menggunakan
variabel
ukuran
perusahaan
dalam
penelitian ini
sama yaitu
perusahaan
Retaul Trade
tetapi tahun
yang
diganakan
berbeda yaitu
tahun 2012-
2014.
concern
5 Yashinta
Putri
Alichia
(2013)
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Pertumbuhan
Perusahaan,
dan Opini
Audit Tahun
Sebelumnya
terhadap Opini
Audit Going
Concern studi
kasus pada
perusahaan
Retail Trade
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Persamaan
pada
penelitian ini
yaitu sama-
sama
menggunakan
variabel
dependen
opini audit
going concern
dan variabel
ukuran
perusahaan
perbedaannya
terletak pada
variabel
independen
untuk
penelitian
sekarang
menggunakan
profitabilitas
dan likuiditas.
Sektor
perusahaan
yang diteliti
sama tetapi
tahun yang
diteliti berbeda
dan
perusahaan
berbeda.
Hasil dalam
penelitian ini
menunjukkan
bahwa variabel
ukuran perusahaan
dan
pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap opini
audit going
concern. Variabel
opini audit tahun
sebelumnya
berpengaruh
terhadap opini
audit going
concern.
6 Endra
Ulkri
Arma
(2013)
Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas, dan
Pertumbuhan
Perusahaan
terhadap
Penerimaan
Opini Audit
Going Concern
Studi Empiris
pada
Perusahaan
Persamaan
penelitian ini
dengan
penelitian
sekarang yaitu
terletak pada
variabel
dependennya
sama-sama
menggunakan
opini audit
going concern
Perbedaan
penelitian ini
dengan
penelitian
sekarang
terletak pada
variabel
independen
yang
digunakan
penelitian
sekarang yaitu
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
profitabilitas,
likuiditas, dan
pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan opini
audit going
concern.
30
Retaul Trade
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI)
dan variabel
independen
menggunakan
variabel
profitabilitas
dan likuiditas
ukuran 27
perusahaan.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu, profitabilitas,
likuiditas, solvabilits, pertumbuhan perusahaan, dan ukurn perusahaan terhadap
variabel dependen, yaitu opini audit going conrcern. Objek penelitian ini adalah
perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) peiode
2012-2016.
B. Metode Penentuan sampel
Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan
perimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diproleh dengan menggunakan pertimbangan
tertentu dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan terdaftar di BEI selama perode pengamatan, yaiu tahun 2012-2016.
b. Perusahaan tidak dikeluarkan (delisting) dai BEI selama periode pengamatan
2012-2016.
32
c. Menebitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama tahun pengamatan
2012-2016 dan terdapat laporan auditor independen atas laporan keuangan
perusahaan.
d. Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurang-kurangnya dua
periode laporan keuangan dalam tahun pengamatan 2012-2016 karena auditor
tidak akan memberikan opini going corcern pada perusahaan yang memiliki
laba positif.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan pernagkat lain yang berkiatan
dengan judul penelitian.
2. Penellitian Lapangan (Field Reseacrh)
Jenisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
dikumpulkan dengan metode dokumentasi , yaitu mempelajari data-data yang
diperoleh dari data sekunder, kemudian dilanjutan dengan pencatatan, dan
perhitungan. Data-data tersebut dipeoleh dari website Busa Efek Indonesi
www.idx.co.id dan website perusahaan.
33
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian in adalah dengan teknik analisis
kuantitatif.Analisis ini menggunkan teknik statistik deskriptif, uji asumsi klasik,
dan uji hipotesis. Adapun metode yang digunakan peneliti yaitu:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambarab atatu deskripsi suatu data
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Hal
ini pelu dilakukan untuk melihat gambran keseluruhan di sampel yng berhasil
dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Imam
Ghozali, 2009: 19).
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian pada penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik
(logistic regression). Analisis regresi logistik digunakan pada penelitian ini
karena data yang digunakan pada penelitian ini merupakan variabel yang
bersifat nonmetric atau nominal. Dalam pengujian statistik data nonmetrik
distribusi populasi tidak harus berdistribusi normal. Analisis regresi logistik
digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel profitabilitas, likuiditas,
dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern
.
34
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Varians Inflation Factor
(VIF) (Ghozali, 2009:95). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikolonieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas
dilihat dari tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF) serta besaran
kolerasi antar variabel independen (Ghozali, 2009:95). Suatu model
regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai VIF di sekitar
angka 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel
independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika
koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah
0,5). Jika korelasinya kuat maka, terjadi problem multiko (Santoso,
2004:203-206).
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
logistik. Regresi logistik digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam melakukan analisis ini adalah:
35
a. Menilai Kelayakan Regresi
Kelayakan model regresi pada penelitian ini dinilai menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Godness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis nol
tidak dapat ditolak dan berarti model mampu mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya (Ghozali, 2011).
b. Menilai Model Fit
Pada pengujian regresi logistik Langkah pertama yang dilakukan dalam
pengujian regresi logistik adalah menilai modet fit (Overall Model Fit).
Statistik yang digunakan dalam model ini berdasarkan pada fungsi
Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model
yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis
nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan
Likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi yang baik dan model fit
dengan data (Ghozali, 2011).
c. Koefisien Determinasi
Negelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan
Snell’s R Square (ukuran yang mencoba meniru ukuran pada regresi
berganda pada teknik estimasi likehood). Cox dan Snell’s R Square
memiliki kelemahan yaitu nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga
sulit diinterprestasikan. Negelkerke R Square memodifikasi koefisein Cox
36
dan Snell’s R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0
(nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox
dan Snell’s R Square pada regresi berganda. Nilai yang kecil atau
mendekati nol menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Sedangkan nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel
independen dapat menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011).
d. Model Regresi yang Terbentuk
Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi logistik. Analisis
dilakukan dengan melihat pengaruh masing-masing variabel dependen
terhadap variabel independen dan pengaruh seluruh variabel dependen
terhadap variableindependen. Model regresi yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
1) Model Regresi Logistik yang Terbentuk
𝐿𝑛
= ∝0+ 𝛽i𝑋+𝑒
Keterangan:
GC = Opini audit going concern
α = Konstan
βi = Koefisien regresi
X = Variabel Independen
e = error
37
2) Model Regresi Logistik untuk Pengaruh Simultan
Ln
∝0+ 𝛽1𝑋1+𝛽2𝑋2+𝛽3𝑋3+ 𝛽4𝑋4 +𝑒
Keterangan:
GC = Opini audit going concern
α = Konstan
βi = Koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Solvabilitas
X4 = Pertumbuhan Perusahaan
e = error
e. Estimasi Parameter dan Interpretasi
Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian:
1) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikansi 5% (α=0.05)
2) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada
signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi > 0.05 maka Ho diterima,
jika taraf signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak.
38
E. Operasionalisasi Variabel
Menurut Indriantoro dan Supomo (2005:63), variabel adalah segala sesuatu
yang dapat diberi berbagai macam nilai. Variabel merupakan proksi (proxy) atau
representasi dari construct (abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata
yang diamati) yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel
merupakan mediator antara konstruk yang abstrak dengan fenomena yang nyata.
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Opini Audit Going Concern
Opini audit mengenai Going Concern merupakan opini audit yang
dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian
signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya
pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
laporan keuangan yang sedang diaudit (IAPI, 2011). Variabel ini diukur
dengan menggunakan variabel dummy, perusahaan yang menerima Opini
Audit Going Concern diberi kode 1 sedangkan Opini Audit Non Going
Concern diberi kode 0. Dalam penelitian ini yang dikategorikan Opini Audit
Going Concern adalah opimi audit wajar tanpa pengecualian dengankalimat
penjelas yang dinyatakan menggunakan frasa “keraguan yang substansial
mengenai kemampuan (entitas) untuk melanjutkan usaha”.
39
2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam kaitannya dengan
penjualan, aset, dan saham sendiri. Profitabilitas dianggap sebagai alat yang
valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena
profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi
yang sesuai dengan tingkat risiko. Jumlah laba bersih seringkali dibandingkan
dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aset,
ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari
beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio
profitabilitas (profitability ratio). Rasio profitabilitas dapat diukur dari dua
pendekatan yaitu pendekatan penjualan dan pendekatan investasi.
Menurut Lukman Syamsuddin (2000:63) “return on asset adalah
pengukuran kemampuan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuangan
dengan jalan keseluruhan aktiva yang tersedia”. Berdasarkan para ahli dapat
disimpulkan bahwa return on asset adalah pengukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio Profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah return on asset.
𝑅𝑂𝐴 =
𝑥 100%
40
3. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang
jangka pendek perusahaan dengan cara penjualan asset perusahaan untuk
mendapatkan kas dalam waktu singkat, atau menganalisa kemampuan
keuangan jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio Likuiditas
digunakan untuk melihat gambaran kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Tingkat
likuiditas perusahaan dapat diukur melalui Current Ratio. Current Ratio
dihitung dengan cara aktiva lancar dibagi utang lancar. Rasio ini menunjukkan
sejauh mana aktiva lancar dengan utang lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancar.
Menurut Munawir (2010:72) ”current ratio yaitu perbandingan antara
jumlah aktiva lancer dengan hutang lancar (yang segera dapat dijadikan uang)
ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Berdasarkan para ahli maka dapa
disimpulkan bahwa current ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukut kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek
dengan cara membandingkan asset lancar dengan kewajiban lancar. Rumus
yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Current Ratio =
41
4. Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi
(Harahap, 2004). Sebagai parameter menggunakan debt to assets ratio yaitu
menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih kecil
rasionya lebih aman. Semakin keil rasio ini semain baik. Variabel ini diukur
mengggunakan rasio hutang terhadap total aset (debt to assets ratio) atau juga
sering diebut dengan rasio leverage.
Rasio Leverage =
5. Pertumbuhan Perusahaan
Merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size.
Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana
untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untukpembiayaan mendatang maka
semakin besarkeinginan perusahaan untuk manahan laba. Jadi perusahaan
yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen tetapi
lebih baik digunakan untuk ekspansi. Pertumbuhan perusahaan
mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat diproksikan dengan
rasio pertumbuhan penjualan. Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Penelitian yang dilakukan oleh Arman
42
(2013) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara
pertumbuhan perusahaan dengan opini audit going concern. Semakin besar
nilai pertumbuhan perusahaan maka akan semakin kecil kemungkinannya
perusahaan tersebut menerima opini audit going concern. Pertumbuhan
perusahaan yaitu kenaikan atau penurunan penjualan yang dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio
pertumbuhan penjualan yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut
(Rahayu, 2012):
Pertumbuhan Perushaan = –
43
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Populasi pada
penelitian ini adalah perusahaan retail trade yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2012-2016.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif (causal
comparative research) Penelitian kausal komparatif. merupakan tipe
penelitian yang menjelaskan adanya hubungan sebab akibat antara dua
variabel atau lebih, dimana variabel tersebut tidak dimanipulasi atau diberi
perlakuan khusus oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara melakukan
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari fakta yang meungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berjenis data kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian
ini berupa angka-angka (numeric).
44
Kriteria Pengambilan Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-
2016
21
Perusahaan Retail Trade yang delisting selama tahun 2012-2016 (1)
Perusahaan Retail Trade yang tidak menerbitkan laporan
keuangan secara dan laporan auditor selama tahun 2012-2016
(3)
Perusahaan Retail Trade yang tidak mengalami laba bersih
setelah pajak yang negatif dalam tahun 2012-2016
(1)
Jumlah perusahaan Retail Trade yang menjadi sampel
penelitian selama lima tahun
80
Berdasarkan kriteria sampel di atas jumlah sampel yag didapatkan dai
hasil penelitian ini berjumlah 16 perusahaan. Jumlah periode yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 5 tahun. Sehingga jumlah data yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 80 data penelitian seperti yang terlampir pada
penelitian.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Saham Nama Emiten
1 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk.
2 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
3 CENT Centrin Online Tbk
4 ERAA Erajaya Swasembada Tbk
5 GOLD Golden Retailindo Tbk
6 HERO Hero Supermarket Tbk
7 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk
8 LPPF Matahari Department Store Tbk
9 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
10 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
11 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
12 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk
45
13 SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk
14 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
15 RANC Supra Boga Lestari Tbk
16 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk
B. Analisa Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan terhadap variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian yang terdiri dari variabel ptofitabilitas, likuiditas,
solvabilitas, dan pertumbuhan perusahaaan. Analisis statistik deskriptif dalam
penelitian ini meliputi min, max, mean, dan standar deviasi. Deskripsi data
masing-masing dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel N Min Max Mean Std. Dev
Opini Audit
Going Concern
80 0.00 1.00 0.425 0.497
Profitabilitas 80 -1.714 0.485 0.020 0.278
Likuiditas 80 0.012 8.778 2.183 1.873
Solvabilitas 80 -0.120 12.000 0.926 1.869
Growth 80 -0.952 3.600 0.168 0.464
Sumber: Data sekunder yang diolah
a. Opini Audit Going Concern
Opini Audit Going Concern adalah opini audit yang dalam
pertimbangan auditor didalamnya terdapat keraguan atas ketidakpastian
kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dalam
kurun waktu pantas. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy,
46
dimana perusahaan yang memperoleh opini audit going concern diberi
kode 1 sedangkan perusahaan yang tidak mengalami opini audit going
concern diberi kode 0.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel opini audit going
concern diperoleh nilai mean sebesar 0.425 dan standar deviasi sebesar
0.497. Nilai minimum untuk variabel ini yaitu 0 sedangkan nilai
maksimumnya sebesar 1.
b. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dalam kaitannya dengan penjualan, aset, dan saham sendiri. Rasio yang
digunakan untuk menghitung profitabilitas yang dipilih pada penelitian
ini yaitu Return On Assets (ROA).
Berdasarkan dari analisis statistik deskriptif sebelumnya dapat
diketahui nilai mean dari ROA pada sampel yaitu sebesar 0.020 dan
standar deviasi diperoleh sebesar 0.278. Nilai minimum ROA pada
sampel yang telah diuji sebesar -1.714 dan nilai maksimum diperoleh
sebesar 0.485.
c. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi utang
jangka pendek perusahaan dengan cara penjualan aset perusahaan untuk
mendapatkan kas dalam waktu singkat. Rasio yang digunakan pada
penelitian ini yaitu menggunakan current ratio (rasio lancar).
47
Berdasarkan dari analisis statistik deskritif yang dilakukan diperoleh
informasi nilai minimum current ratio pada sampel yang diteliti yaitu
sebesar 0.012 dan nilai maksimum sebesar 8.778. Sedangkan nilai mean
dari current ratio diperoleh sebesar 2.183 dan standar deviasi sebesar
1.873.
d. Solvabilitas
Berdasarkan dari analisis statistik deskritif yang dilakukan diperoleh
informasi nilai minimum rasio leverage pada sampel yang diteliti yaitu
sebesar -0.120 dan nilai maksimum sebesar12.000. Sedangkan nilai mean
dari rasio leverage diperoleh sebesar 0.926 dan standar deviasi sebesar
1.869.
e. Pertummbuhan Perusahaan
Berdasarkan dari analisis statistik deskritif yang dilakukan diperoleh
informasi nilai minimum pertumbuhan perusahaan pada sampel yang
diteliti yaitu sebesar -0.962 dan nilai maksimum sebesar3.600. Sedangkan
nilai mean dari pertumbuhan perusahaan diperoleh sebesar 0.168 dan
standar deviasi sebesar 0.464.
2. Uji Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
multikolienieritas antar variabel independen. Model regresi yang baik
ditunjukkan dengan tidak ada gejala multikolinieritas antar variabel
48
independennya. Dalam hal ini uji multikolineritas dilakukan menggunakan
matrik korelasi dalam tampilan Eviews.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
PROFITABITITAS LIKUIDITAS SOLVABILITAS GROWTH
PROFITABITITAS 1.000000 0.241343 -0.826925 0.220561
LIKUIDITAS 0.241343 1.000000 -0.338784 -0.035375
SOLVABILITAS -0.826925 -0.338784 1.000000 -0.207852
GROWTH 0.220561 -0.035375 -0.207852 1.000000
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Berdasarkan pada hasil output matrik korelasi di atas korelasi antara
Profitabilitas dan Likuiditas sebesar 0.241, korelasi antara Profitabilitas dan
Solvabilitas -0.826, korelasi Profitabilitas dan Growth sebesar 0.22 dan
korelasi. Tidak terdapat korelasi antarvariabel yang tinggi di atas 0.90. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel inedependen dalam
penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
C. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Logistik
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
regresi logistik. Analisis regresi model logistik digunakan pada penelitian ini
karena variabel dalam penelitian ini karena variabel dependen yang dipakai
dalam penelitian ini bersifat dichotomous. Berdasarkan Imam Ghozali (2011)
dalam pengujian model regresi logistik variabel independen diuji secara serentak,
49
namun intreprestasi output model dapat dilakukan secara parsial. Model logistik
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menilai Model Fit
Pengujian model fit dilakukan untuk mengetahui model fit dengan
data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan ke dalam
model. Penurunan pada nilai Log Likehood menunjukkan bahwa model regresi
semakin baik. Dalam tampilan Eviews, nilai t statistik diganti dengan z
statistik karena menggunakan metode maximum likehood (ML). Demikian
juga R-squared diganti dengan McFadden R-squared yang mirip dengan R-
squared. Nilai F statistik diganti dengan LR Statistik dan demikian juga
dengan nilai p dan F statistik diganti dengan prob (LR Statistik). Hasil uji
model fit dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
50
Hasil Analisis Regresi Logistik
H
a
s
i
l
d
i
a
t
a
Hasil uji di atas memberikan estimasi parameter untuk variabel profitabilitas
dengan koefisiensi sebesar 5.311 dan nilai p sebesar 0.111. Variabel
likuiditas mempunyai koefisien 0.617 dan nilai p sebesar 0.005. Variabel
solvabilitas mempunyai koefisien 3.374 dan nilai p sebesar 0.660. Sedangkan
variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai koefisien sebesar 0.606 dan
nilai p sebesar 0.660.
Dependent Variable: OA
Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing)
Date: 10/27/17 Time: 15:23
Sample: 80
Included observations: 80
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -3.366319 1.125586 -2.990725 0.0028
PROFITABITITAS -5.311882 3.341828 -1.589514 0.1119
LIKUIDITAS 0.617577 0.219608 2.812181 0.0049
SOLVABILITAS 3.374537 1.428099 2.362957 0.0181
GROWTH 0.606226 1.378133 0.439890 0.6600 McFadden R-
squared 0.189117 Mean dependent var 0.425000 S.D. dependent var 0.497462 S.E. of regression 0.447563 Akaike info criterion 1.230809 Sum squared resid 15.02347
Schwarz criterion 1.379685 Log likelihood -44.23234 Hannan-Quinn criter. 1.290497 Deviance 88.46468
Restr. Deviance 109.0967 Restr. log likelihood -54.54837
LR statistic 20.63206 Avg. log likelihood -0.552904
Prob(LR statistic) 0.000375
Obs with Dep=0 46 Total obs 80
Obs with Dep=1 34
51
Nilai McFadden R-squared adalah 0.189 yang berarti variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
18.9%.
a. Menilai Kelayakan Regresi
Penilaian kelayakan model regresi dilakukan dengan menggunakan
Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test. Apabila nilai signifikansi
dari Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test menghasilkan nilai lebih
besar daripada 0,05 maka hipotesis nol diterima. Artinya, model dapat
mempresiksikan nilai observasinya dan model dapat diterima. Hasil Hosmer
and Lomeshow’s Goodness of Fit Test dapat dilihat pada tabel berikut:
52
Tabel 4.5
Tabel Kelayakan Model
Dari hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh HL Statistik sebesar 9,262
dengan nilai signifikansi sebesar 0,320. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, yang berarti tidak
ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi logistik yang digunakan
telah memenuhi kecukupan data (fit).
Goodness-of-Fit Evaluation for Binary Specification
Andrews and Hosmer-Lemeshow Tests
Equation: UNTITLED
Date: 10/27/17 Time: 11:34
Grouping based upon predicted risk (randomize ties) Quantile of Risk Dep=0 Dep=1 Total H-L
Low High Actual Expect Actual Expect Obs Value 1 0.0615 0.1916 6 6.98419 2 1.01581 8 1.09225
2 0.1937 0.2336 8 6.32319 0 1.67681 8 2.12147
3 0.2375 0.2855 6 5.88825 2 2.11175 8 0.00803
4 0.2887 0.3236 6 5.54886 2 2.45114 8 0.11971
5 0.3375 0.3897 6 5.03050 2 2.96950 8 0.50338
6 0.3906 0.4347 3 4.72233 5 3.27767 8 1.53320
7 0.4349 0.4567 5 4.40978 3 3.59022 8 0.17603
8 0.4570 0.5357 2 4.03258 6 3.96742 8 2.06583
9 0.5418 0.8624 3 2.75142 5 5.24858 8 0.03423
10 0.8755 1.0000 1 0.30890 7 7.69110 8 1.60826 Total 46 46.0000 34 34.0000 80 9.26240 H-L Statistic 9.2624 Prob. Chi-Sq(8) 0.3206
Andrews Statistic 13.4466 Prob. Chi-Sq(10) 0.1998
53
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil dari pengujian variabel profitabilitas menolak hipotesis pertama
yaitu tidak terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016. Hasil ini ditunjukkan dengan koefisisen regresi sebesar -5,311.
Berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,111 dan lebih besar dari 0,05. Berdasarkan nilai
signifikansi tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
opini audit going concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Endra Ulkri Arma
(2013). Pada penelitian Endra (2013) menunjukkan hasil bahwa
Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going
Concern.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap ppini Audit going concern. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa adanya profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap opini audit going concern pada Perusahaan Retail Trade yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
54
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Opini Audit Going Concern
Pengujian variabel ini mendukung hipotesis kedua. Berdasarkan
pengujian pada variabel Likuiditas dihasilkan nilai koefisien regresi
sebesar 0,617 menyatakan bahwa setiap kenaikan Kesulitan Keuangan
sebesar 1 satuan akan menurunkan Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016 sebesar
0,617 satuan. Nilai signifikansi yang dihasilkan Likuiditas sebesar 0,04
lebih kecil dari 0,05, mengidentifikasikan bahwa Likuiditas memiliki
pengaruh terhadap Opini Audit Going Concern dan mendukung hipotesis
kedua. Opini Audit Going Concern. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Rezky Noverio (2011)
dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Likuiditas tidak memiliki
pengaruh pada pengeluaran Opini Audit Going Concern. Pada penelitan
Rezky (2011) menunjukkan hasil negatif dan tidak signifikan. Auditor
dalam mengeluarkan Opini Audit Going Concern harus melihat
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perusahaan memiliki potensi-potensi tersendiri dalam mempertahankan
55
kelangsungan hidupnya. Auditor harus mempertimbangkan potensi yang
dimiliki perusahaan. Potensi-potensi tersebut seperti kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba pada tahun selanjutnya. Berbeda
dengan penelitian Rezky (2011), hasil penelitian ini bertentangan dengan
hasil penelitian dari Endra Ulkri Arma (2013) dengan judul “Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Studi Empiris pada
Perusahaan Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Pada penelitian Endra (2013) ditunjukkan bahwa likuiditas memiliki
pengaruh dan signifikan terhadap Opini Audit Going Concern.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahan dalam melunasi utang
jangka pendeknya. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan tidak hanya dilihat dari likuidtas saja.
Perusahaan dapat memiliki potensi lain dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya, seperti mendapat pasokan modal baru atau
memilki kemampuan dalam menghasilkan laba yang baik pada tahun
selanjutnya. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
3. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
56
Hasil dari pengujian variabel solvabilitas mendukung hipotesis ketiga
yaitu terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016. Hasil ini ditunjukkan dengan koefisisen regresi sebesar -3374.
Berdasarkan hasil pengujian variabel profitabilitas menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,018 dan lebih besar dari 0,05. Berdasarkan nilai
signifikansi tersebut menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh
signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap opini
audit going concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI
tahun 2012-2016.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Sustari Alamsyah
(2017). Pada penelitian Sustari (2017) menunjukkan hasil bahwa
solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern.
solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap,
2004). Semakin kecil rasio solvabilitas maka akan semakin baik untuk
perusahaan.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa solvabilitas berpengaruh
signifikan terhadap opini audit going concern. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa adanya solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
57
opini audit going concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016.
4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil dari pengujian variabel pertumbuhan perusahaan menolak
hipotesis keepat yaitu tidak terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan
terhadap opini audit going concern pada Perusahaan Retail Trade yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hasil ini ditunjukkan dengan koefisisen
regresi sebesar 0,606. Berdasarkan hasil pengujian variabel pertumbuhan
perusahaan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,660 dan lebih besar
dari 0,05. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini
Audit Going Concern. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going
concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sustari Alamsyah
(2017) yang memiliki judul “Determinan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016”.
Pada penelitan tersebut Sustari Alamsyah (2017) memilih menggunakan
variabel profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan perusahaan,
dan arus kas. Hasil penelitian menunjukkan variael pertumbuhan
58
perusahaan tidak berpengaruh terhadap penirmaan Opini Audit Going
Concern.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan
tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa adanya pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern pada
Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
5. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kelima yaitu terdapat
pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilias, dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Retail
Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hasil ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan
sebesar 0,004 dan lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan
Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Dilihat dari nilai
Nagelkerke R Square sebesar 0,189 yang artinya variabel Profitabilitas,
Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan memengaruhi Opini Audit Going
59
Concern sebesar 18,9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor
lain di luar penelitian ini.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sustari Alamsyah
(2017) yang memiliki judul “Determinan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016”.
Pada penelitan tersebut Sustari Alamsyah (2017) memilih menggunakan
variabel profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, pertumbuhan perusahaan,
dan arus kas. Hasil penelitian menunjukkan seluruh variable independen
berpengaruh secara simultan terhadap penirmaan Opini Audit Going
Concern.
Hasil penelitian ini mengindikasikan Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas dan
Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Opini Audit Going
Concern. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa adanya Profitabilitas, Likuiditas,
Solvabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Auditor Switching berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern
padaPerusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Solvabilitas,dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Retail Trade yang Terdaftar di BEI tahun
2012-2016, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hal yang
sama juga ditemukan dalam penelitian Sustari Alamsyah (2017).
2. Likuiditas berpengaruh dan signifikan terhadap Opini Audit Going Concern
pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hasil
yang sama juga ditemukan dalam penelitian Endra Ulkri Arma (2013).
3. Solvabilitas berpengaruh dan signifikan terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016. Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian Sutra Melania (2016).
4. Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian Yashinta Putri
(2013).
5. Terdapat pengaruh signifikan Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan
Perumbuhan Perusahaan secara simultan terhadap Opini Audit Going
61
Concern pada Perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016. Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian Rizak Ardhi (2017).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, maka diajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah perusahaan yang diteliti.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan dapat memengaruhi Opini Audit Going Concern 65 pada Perusahaan
Retail Trade yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 sebesar 22,4% sedangkan
sisanya sebesar 77,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menambahkan variabel-variabel
lain seperti Ukuran Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan variabel
lainnya.
3. Peneliti selanjutnya dapat memperluas objek penelitian yang digunakan. Objek
penelitian dapat menambahkan objek perusahaan pertambangan, perusahaan
dagang, perusahaan real estate, dan/atau perusahaan jasa.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. (2007). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Bogor: Ghalia.
Abdul Halim. (2008). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.
Abdul Hamid, “Buku Panduan Penulisan Skipsi” Fakultas Ekonomi dan
BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Altman, E dan McGough, T. (1974). “Evaluation of A Company as A Going
Concern”. Journal of Accountancy. December. 50-57.
Angga Patria Gama. (2014). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Opini Auditor
Dengan Modifikasi Going Concern (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1. Hal 8-18.
Antaranews. (2015). Kemenperin: pertumbuhan sektor manufaktur menggembirakan.
Diambil dari http://www.antaranews.com/berita/457766/kemenperin-
pertumbuhan-sektor-manufaktur-menggembirakan pada tanggal 12 Desember
2017
Arens, Alvin A. dan James K. Lobbecke. (1996). Auditing: Pendekatan Terpadu
(Auditing an Integrated Approach). Jilid 1. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba
Empat.
Ballesta, Juan P. S. and E. Garcia-Meca , (2005). “Audit Qualifications and Corporate
Governance in Spanish Listed Firms.” Managerial Auditing Journal. Vol. 20,
No. 7, pp. 725-738.
Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (2001). Manajemen Keuangan. Edisi 8
Buku 1. (Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Hermawan Wibowo). Jakarta:
Erlangga.
Chairiri & Imam Ghozali . “Teori Akuntansi” . Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.2007.
Ekawati, Dewi. (2009). “Pertimbangan Going Concern Perusahaan Terhadap
Pemberian Opini Audit”. Skripsi. UPN Veteran Yogyakarta
Fanny, Margaretta dan Saputra, S. (2005). “Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan
63
Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”.
Simposium Nasional Akuntansi VIII. 966-978.
Ghazali, Imam. Analisis Multivariat dan Ekonometrika :Teori, Konsep, dan
Aplikasi dengan Eviews 8.Universitas Diponegoro Semarang.2013
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMB SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
64
DAFTAR POPULASI PENELITIAN
Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
ACES Ace Hardware Indonesia Tbk.
CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
CENT Centrin Online Tbk
ERAA Erajaya Swasembada Tbk
GLOB Global Teleshop Tbk
GOLD Golden Retailindo Tbk
HERO Hero Supermarket Tbk
KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk
LPPF Matahari Department Store Tbk
MPPA Matahari Putra Prima Tbk
MIDI Midi Utama Indonesia Tbk
MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
RIMO Rimo Catur Lestari Tbk
SKYB Skybee Tbk
SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk
AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
RANC Supra Boga Lestari Tbk
TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk
TKGA Permata Prima Sakti Tbk
TRIO Trikomsel Oke Tbk
65
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
ACES Ace Hardware Indonesia Tbk.
CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
CENT Centrin Online Tbk
ERAA Erajaya Swasembada Tbk
GOLD Golden Retailindo Tbk
HERO Hero Supermarket Tbk
KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk
LPPF Matahari Department Store Tbk
MPPA Matahari Putra Prima Tbk
MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
RIMO Rimo Catur Lestari Tbk
SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk
AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
RANC Supra Boga Lestari Tbk
TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk
66
DATA PERHITUNGAN PROFITABILITAS
1. Data Perhitungan ROA 2012
Kode Perusahaan ROA
ACES 22,4%
CSAP 2,5%
CENT -6,5%
ERAA 11,2%
GOLD 7,8%
HERO 5,7%
KOIN 10,1%
LPPF 26,3%
MPPA 2,9%
MAPI 7,2%
RALS 10,4%
RIMO -171,4%
SONA 9,8%
AMRT 6,4%
RANC 6,3%
TELE 15,0%
67
2. Data Perhitungan ROA 2013
Kode Perusahaan ROA
ACES 20,3%
CSAP 2,4%
CENT -3,7%
ERAA 7,0%
GOLD 7,2%
HERO 8,6%
KOIN 11,0%
LPPF 39,2%
MPPA 6,8%
MAPI 4,2%
RALS 8,9%
RIMO -120,0%
SONA 5,6%
AMRT 5,2%
RANC 4,6%
TELE 8,5%
68
3. Data Perhitungan ROA 2014
Kode Perusahaan ROA
ACES 18,6%
CSAP 3,5%
CENT -4,7%
ERAA 3,5%
GOLD 3,2%
HERO 0,5%
KOIN 5,0%
LPPF 41,6%
MPPA 9,5%
MAPI 0,8%
RALS 7,8%
RIMO -71,4%
SONA 9,9%
AMRT 4,1%
RANC 1,2%
TELE 6,1%
69
4. Data Perhitungan ROA 2015
Kode Perusahaan ROA
ACES 17,9%
CSAP 1,2%
CENT -4,1%
ERAA 2,9%
GOLD -4,3%
HERO -1,8%
KOIN 2,0%
LPPF 45,8%
MPPA 2,9%
MAPI 0,3%
RALS 7,3%
RIMO -18,5%
SONA 3,3%
AMRT 3,1%
RANC -2,8%
TELE 5,2%
70
5. Data Perhitungan ROA 2016
Kode Perusahaan ROA
ACES 18,9%
CSAP 1,8%
CENT -2,3%
ERAA 3,5%
GOLD 0,9%
HERO 1,6%
KOIN -1,0%
LPPF 41,6%
MPPA 0,6%
MAPI 1,9%
RALS 8,8%
RIMO -8,6%
SONA -1,5%
AMRT 2,8%
RANC 5,5%
TELE 5,7%
71
DATA PERHITUNGAN LIKUIDITAS
1. Data Perhitungan Current Ratio 2012
Kode Perusahaan CR
ACES 5,86
CSAP 1,10
CENT 3,41
ERAA 2,24
GOLD 5,58
HERO 0,68
KOIN 1,15
LPPF 0,80
MPPA 1,87
MAPI 1,22
RALS 2,66
RIMO 0,02
SONA 3,31
AMRT 1,00
RANC 2,22
TELE 5,56
72
2. Data Perhitungan Current Ratio 2013
Kode Perusahaan CR
ACES 3,98
CSAP 1,07
CENT 1,63
ERAA 1,72
GOLD 5,57
HERO 1,63
KOIN 1,34
LPPF 0,90
MPPA 1,37
MAPI 1,12
RALS 2,47
RIMO 0,02
SONA 3,74
AMRT 0,82
RANC 1,60
TELE 1,40
73
3. Data Perhitungan Current Ratio 2014
Kode Perusahaan CR
ACES 5,08
CSAP 1,13
CENT 0,54
ERAA 1,47
GOLD 8,78
HERO 1,18
KOIN 1,21
LPPF 0,84
MPPA 1,42
MAPI 1,34
RALS 2,79
RIMO 0,01
SONA 3,19
AMRT 0,91
RANC 1,31
TELE 1,80
74
4. Data Perhitungan Current Ratio 2015
Kode Perusahaan CR
ACES 5,99
CSAP 1,09
CENT 4,65
ERAA 1,24
GOLD 7,09
HERO 1,21
KOIN 1,16
LPPF 0,93
MPPA 1,41
MAPI 1,73
RALS 2,95
RIMO 0,01
SONA 3,22
AMRT 1,10
RANC 1,33
TELE 5,06
75
5. Data Perhitungan Current Ratio 2016
Kode Perusahaan CR
ACES 7,25
CSAP 1,26
CENT 1,44
ERAA 1,31
GOLD 0,71
HERO 1,43
KOIN 1,16
LPPF 1,15
MPPA 1,23
MAPI 1,58
RALS 2,81
RIMO 0,01
SONA 2,51
AMRT 0,90
RANC 1,59
TELE 5,99
76
DATA PERHITUNGAN SOLVABILITAS
1. Data Perhitungan Debt Ratio 2012
Kode Perusahaan DR
ACES 0,156
CSAP 0,742
CENT 0,234
ERAA 0,337
GOLD 0,193
HERO 0,686
KOIN 0,849
LPPF 1,659
MPPA 0,532
MAPI 0,637
RALS 0,253
RIMO 8,000
SONA 0,433
AMRT 0,587
RANC 0,370
TELE 0,185
77
2. Data Perhitungan Debt Ratio 2013
Kode Perusahaan DR
ACES 0,227
CSAP 0,769
CENT 0,120
ERAA 0,449
GOLD 0,196
HERO 0,310
KOIN 0,741
LPPF 1,266
MPPA 0,499
MAPI 0,689
RALS 0,265
RIMO 12,000
SONA 0,419
AMRT 0,763
RANC 0,442
TELE 0,599
78
3. Data Perhitungan Debt Ratio 2014
Kode Perusahaan DR
ACES 0,199
CSAP 0,752
CENT 0,258
ERAA 0,508
GOLD 0,147
HERO 0,343
KOIN 0,783
LPPF 0,948
MPPA 0,511
MAPI 0,700
RALS 0,262
RIMO 9,571
SONA 0,397
AMRT 0,785
RANC 0,480
TELE 0,502
79
4. Data Perhitungan Debt Ratio 2015
Kode Perusahaan DR
ACES 0,196
CSAP 0,758
CENT 0,166
ERAA 0,589
GOLD 0,183
HERO 0,352
KOIN 0,820
LPPF 0,716
MPPA 0,559
MAPI 0,686
RALS 0,271
RIMO 3,392
SONA 0,376
AMRT 0,681
RANC 0,462
TELE 0,605
80
5. Data Perhitungan Debt Ratio 2016
Kode Perusahaan DR
ACES 0,183
CSAP 0,667
CENT 0,211
ERAA 0,541
GOLD 0,444
HERO 0,271
KOIN 0,829
LPPF 0,618
MPPA 0,637
MAPI 0,700
RALS 0,282
RIMO 2,943
SONA 0,434
AMRT 0,728
RANC 0,402
TELE 0,610
81
DATA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
1. Data Perhitungan Growth 2012
Kode Perusahaan Growth
ACES 0,32
CSAP 0,21
CENT (0,10)
ERAA 0,87
GOLD 0,07
HERO 0,17
KOIN 0,25
LPPF 0,19
MPPA 0,22
MAPI 0,29
RALS 0,12
RIMO (0,14)
SONA 0,11
AMRT 0,28
RANC 0,34
TELE 0,17
82
2. Data Perhitungan Growth 2013
Kode Perusahaan Growth
ACES 0,21
CSAP 0,28
CENT 0,60
ERAA (0,01)
GOLD 0,02
HERO 0,13
KOIN 0,26
LPPF 0,20
MPPA (0,20)
MAPI 0,28
RALS 0,05
RIMO (0,95)
SONA 0,17
AMRT 0,49
RANC 0,21
TELE 0,28
83
3. Data Perhitungan Growth 2014
Kode Perusahaan Growth
ACES 0,17
CSAP 0,09
CENT (0,15)
ERAA 0,14
GOLD (0,06)
HERO 0,14
KOIN 0,08
LPPF 0,17
MPPA 0,56
MAPI 0,21
RALS (0,02)
RIMO (0,58)
SONA 0,21
AMRT 0,20
RANC 0,26
TELE 0,39
84
4. Data Perhitungan Growth 2015
Kode Perusahaan Growth
ACES 0,05
CSAP 0,04
CENT 0,40
ERAA 0,38
GOLD 0,15
HERO 0,06
KOIN 0,22
LPPF 0,14
MPPA 0,02
MAPI 0,09
RALS (0,06)
RIMO (0,18)
SONA 0,18
AMRT 0,16
RANC 0,16
TELE 0,51
85
5. Data Perhitungan Growth 2016
Kode Perusahaan Growth
ACES 0,04
CSAP 0,09
CENT 0,34
ERAA 0,03
GOLD (0,82)
HERO (0,05)
KOIN (0,02)
LPPF 0,10
MPPA (0,03)
MAPI 0,10
RALS 0,06
RIMO 3,60
SONA (0,01)
AMRT 0,16
RANC 0,08
TELE 0,24
86
Rasio Keuangan 2012
Kode
Perusahaan OA Profitabititas Likuiditas Solvabilitas
Pertumbuhan
Perusahaan
ACES 1 0.224 5.861 0.156 0.3162
CSAP 0 0.025 1.102 0.742 0.2052
CENT 1 -0.065 3.412 0.234 -0.0984
ERAA 0 0.112 2.235 0.337 0.8672
GOLD 0 0.078 5.583 0.193 0.0667
HERO 1 0.057 0.682 0.686 0.1740
KOIN 1 0.101 1.154 0.849 0.2536
LPPF 1 0.263 0.799 1.659 0.1949
MPPA 1 0.029 1.871 0.532 0.2199
MAPI 1 0.072 1.216 0.637 0.2878
RALS 0 0.104 2.662 0.253 0.1207
RIMO 1 -1.714 0.022 8.000 -0.1429
SONA 0 0.098 3.314 0.433 0.1072
AMRT 1 0.064 1.000 0.587 0.2819
RANC 0 0.063 2.220 0.370 0.3379
87
Rasio keuangan 2013
Kode Perusahaan OA Profitabititas Likuiditas Solvabilitas Pertumbuhan
Perusahaan
ACES 1 0.203 3.979 0.227 0.2058
CSAP 0 0.024 1.073 0.769 0.2824
CENT 0 -0.037 1.634 0.120 0.6000
ERAA 0 0.070 1.719 0.449 -0.0122
GOLD 1 0.072 5.571 0.196 0.0208
HERO 0 0.086 1.629 0.310 0.1323
KOIN 0 0.110 1.336 0.741 0.2636
LPPF 0 0.392 0.901 1.266 0.2024
MPPA 0 0.068 1.372 0.499 -0.1987
MAPI 1 0.042 1.117 0.689 0.2833
RALS 0 0.089 2.466 0.265 0.0528
RIMO 1 -1.200 0.017 12.000 -0.9517
SONA 0 0.056 3.744 0.419 0.1739
AMRT 1 0.052 0.821 0.763 0.4935
RANC 0 0.046 1.603 0.442 0.2098
TELE 1 0.085 1.403 0.599 0.2796
88
Rasio keuangan 2014
Kode
Perusahaan OA Profitabititas Likuiditas Solvabilitas
Pertumbuhan
Perusahaan
ACES 1 0.186 5.084 0.199 0.1668
CSAP 0 0.035 1.129 0.752 0.0868
CENT 0 -0.047 0.538 0.258 -0.1477
ERAA 0 0.035 1.474 0.508 0.1355
GOLD 0 0.032 8.778 0.147 -0.0612
HERO 0 0.005 1.178 0.343 0.1398
KOIN 0 0.050 1.207 0.783 0.0836
LPPF 0 0.416 0.841 0.948 0.1735
MPPA 0 0.095 1.419 0.511 0.5605
MAPI 1 0.008 1.344 0.700 0.2145
RALS 0 0.078 2.787 0.262 -0.0233
RIMO 1 -0.714 0.013 9.571 -0.5793
SONA 0 0.099 3.194 0.397 0.2137
AMRT 0 0.041 0.914 0.785 0.1970
RANC 0 0.012 1.313 0.480 0.2640
TELE 0 0.061 1.801 0.502 0.3915
89
Rasio Keuangan 2015
Kode
Perusahaan OA Profitabititas Likuiditas Solvabilitas
Pertumbuhan
Perusahaan
ACES 1 0.179 5.988 0.196 0.0452
CSAP 0 0.012 1.089 0.758 0.0410
CENT 1 -0.041 4.651 0.166 0.4000
ERAA 0 0.029 1.243 0.589 0.3845
GOLD 1 -0.043 7.091 0.183 0.1522
HERO 0 -0.018 1.211 0.352 0.0582
KOIN 1 0.020 1.160 0.820 0.2207
LPPF 0 0.458 0.932 0.716 0.1364
MPPA 0 0.029 1.411 0.559 0.0249
MAPI 1 0.003 1.731 0.686 0.0855
RALS 0 0.073 2.946 0.271 -0.0560
RIMO 1 -0.185 0.013 3.392 -0.1803
SONA 1 0.033 3.218 0.376 0.1818
AMRT 0 0.031 1.102 0.681 0.1554
RANC 0 -0.028 1.334 0.462 0.1633
TELE 1 0.052 5.063 0.605 0.5106
90
Rasio keuangan 2016
Kode
Perusahaan OA Profitabilitas Likuiditas Solvabilitas
Pertumbuhan
Perusahaan
ACES 1 0.189 7.254 0.183 0.0403
CSAP 0 0.018 1.257 0.667 0.0938
CENT 1 -0.023 1.436 0.211 0.3429
ERAA 0 0.035 1.313 0.541 0.0269
GOLD 1 0.009 0.712 0.444 -0.8179
HERO 0 0.016 1.429 0.271 -0.0470
KOIN 0 -0.010 1.158 0.829 -0.0156
LPPF 0 0.416 1.149 0.618 0.0988
MPPA 1 0.006 1.230 0.637 -0.0289
MAPI 1 0.019 1.582 0.700 0.1026
RALS 0 0.088 2.806 0.282 0.0586
RIMO 1 -0.086 0.012 2.943 3.6000
SONA 0 -0.015 2.512 0.434 -0.0090
AMRT 1 0.028 0.896 0.728 0.1625
RANC 0 0.055 1.594 0.402 0.0772
TELE 1 0.057 5.988 0.610 0.2391