pengaruh perubahal'f nilai tukar us...
TRANSCRIPT
PENGARUH PERUBAHAl'f NILAI TUKAR US DOLLAR TEJR.HADAP EKSPOR
UDANG INDONESIA
Marlia Rahmayanti
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PEllTANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKN()LOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAFC
JAKARTA 2005M I 1426 H
PENGARUHPERUBAHAN
NILAI TUKAR US DOLLAR TERHADAP EKSPOR
UDANG INDONESIA
Oleh:
MARLIA RAHMA Y ANTI
100092020271
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
2005 M / 1426 H
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEK"f\JOLOGI
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :
1''1ama
NIM
Program Studi
Judul Skripsi
: Mariia Rahmayanti
: 100092020271
: Sosial Ekonomi Pertanian
: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar CS Dollar Terhadap
Ekspor Udang Indonesia
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Jurusan Sosial Ekonomi Pertani&n/Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayaruliah Jakarta.
Jakarta, Februari 2005
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I, Pembunbing ll,
Prof. Dr. Tumari Jatileksono, MA, M.Sc.
' ,, '
·.t.R(:~~ ~i~nsyah Jaya Putra, M.Sis "'1111Nl.P1)50 -' 17 956
Mengetahui,
ti~ Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si.
Ketua Jumsan
~~ .
Ir. Mudatsir Naja~in, MM NIP. 150 317958
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul " Pengaruh Perubahan Nilai Tukar US Dollar
Terhadap Ekspor Udang Indonesia". Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam
Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada Hari Selasa, 22 Februari 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I (SI) pada Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian.
Jakarta, Februari 2005
Tim Penguji
Penguji I
Penguji III
Prof Dr. Tumari Jatileksono, MA. M.Sc
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGUR.UAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Februrui 2005
Madia Rahmayauti 100092020271
Ringkasan
MARLIA RAHMAYANTI, Pengaruh Nilai Tukar US Dollar Terhadap Ekspor Udang Indonesia. (Dibawah bimbingan TUMARI JATILEKSONO dan ENY DWININGSIB).
Beberapa tahun terakhir ini penerimaan dari sektor migas cenderung menurun
dan upaya untuk peningkatan ekspor dari sektor non miga:s khususnya subsektor
perikanan merupakan salah satu altematif Udang sebagai komoditas ekspor
perikanan telah memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yaitu sebagai sumber devisa negara.
Indonesia sebagai salah satu negara produsen udang terbesar di kawasan Asia
Pasifik. Pertumbuhan ekspornya mencapai 9 ,5% per tahun. Se lain itu peranan nilai
ekspor udang terhadap nilai ekspor perikanan cukup besar dimana rata-rata
pangsanya mencapai 50%. Pasar udang Indonesia pun telah tersebar ke negara
negara Timur Tengah, Eropa, Asia dan negara Iainnya.
Masalah yang dihadapi dalam perdagangan ekspor udang adalah
berfluktuasinya permintaan udang Indonesia di pasar dunia, terutama ketika
Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menyebabkan nilai matl. uang rupiah melemah
dan berdarnpak pada penurunan harga udang Indonesia sehingga udang Indonesia
dianggap murah di pasar internasional. Selain itu, melemahnya mata uang rupiah
menyebabkan permintaan ekspor udang mengalami perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk (I). Mengetahui perkembangan ekspor udang
Indonesia, (2) menganalisis pengaruh perubahan nilai tukar terhadap ekspor udang
Indonesia.
Data sekunder yang digunakan adalah data deret waktu selama 18 tahun
(1985-2002) yang diperoleh dari Ditjen Perikanan. Data dianalisis secara deskriptif
dan kuantitatif Analisis deskriptif menjelaskan pola perkembangan ekspor udang
Indonesia. Sedangkan analisis kuantitatif, untuk menjelaskan pengaruh perubahan
nilai tukar dollar terhadap rupiah. Metode kuantitatif yang digunakan adalah regresi
berganda, dan model persamaan untuk volume ekspor udang Indonesia adalah
Q=ao+a1P,+a2ERt. Sedangkan untuk model persamaan nilai ekspor udang adalah
R=ao+a1P,+a2ER,.
Udang Indonesia dihasilkan dari tiga sumber yaitu melalui budidaya, perairan
umum dan laut. Perkembangan total produksi cukup menggembirakan, yang
menunjukkan peningkatan pesat. Untuk perkembangan ekspor udang beku, segar dan
kaleng menunjukkan peningkatan walau masih berfluktuasi, demikian pula dengan
nilai ekspor udang yang diperoleh masih berfluktuasi.
Dari hasil analisis regresi model persamaan volume ekspor udang segar, beku
dan kaleng bahwa (I) Harga ekspor tidak berpengaruh nyata te:rhadap volume ekspor
udang. (2) Nilai tukar berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor ketiga jenis produk
udang, dan nilai koefisiennya bertanda positif yang menunjukkan bahwa setiap
peningkatan niali tukar akan meningkatkan volume ekspor udang, dan sebalikuya.
Selanjutnya hasil analisis regresi terhadap nilai ekspor udang yaitu (1) Harga ekspor
udang berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor udang beku, segar dan kaleng dengan
nilai koefisiennya positif, sehingga bila terjadi peningkatan harga ekspor masing
masing jenis produk udang akan meningkatkan nilai ekspor udang menurut
bentuknya, begitu pula sebaliknya. (2) Nilai tukar berpengaruh nyata terhadap nilai
ekspor udang beku, segar dan kaleng dan nilai koefisiennya bertanda positif, artinya
setiap terjadi perubahan nilai tukar misalnya nilai tukar rneningkat maka akan
berdampak pada perubahan nilai ekspor yang diterima yaitu menjadi meningkat.
Dari hasil analisis tersebut maka dapat dikatakan bahwa setiap perubahan nilai
tukar akan mempengaruhi ekspor udang Indonesia baik nilai maupun volume. Namun
untuk meningkatkan ekspor udang pemerintah tidak bisa menurnnkan nilai mata uang
rupiah secara terus-menerus. Maka perlu adanya perbaikan manajemen produ]>:si,
pengelahan dan pemasaran agar mampu menghasilkan udang bermut\:i tingJtj,.efisjen
dan mernpunyai daya saing di pasar dunia.
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
KATA PENGANTAR
~)\~)\~\~
Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT, penabur segala nikmat dan
karunia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Na.bi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahahat serta seluruh pengikutnya. Tak ada yang pantas penulis
ucapkan selain Alhamdullah kehadirat Allah SWT sebagai ungkapan syukur atas
segala berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian bagi mahasiswa akhir pada Jurusan Sosia.l Ekonomi Pertanian, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi
ini berjudul "Pengaruh Perubahail Nilai Tukar US Dollar Terhadap ekspor
Udang Indonesia".
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. U;;apan terima kasih ini
penulis tujukan terutama kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Tumari Jatileksono, MA, M.Sc, dan Ibu Eny Dwiningsih, S.TP,
M.Si, yang telah membimbing dan banyak membe1ikan masukan bagi penulis.
2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan
teknologi.
3. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM, selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian yang telah banyak membantu kelancaran terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Widyastutik, SE, M.Si, yang telah bersedia menjadi dosen penguji.
5. Para stafDosen Jurusan Agribisnis yang telah banyak memberikan ilmunya.
6. Kedua orang tua, Mama dan Papa atas dnkungan, baik rnoril maupun materil.
7. Bu Rizk:i, yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
8. Adik-adikku tercinta, Fajar, Faisal dan Rizal yang telah banyak membantu hingga
skripsi ini selesai serta adik mungilku yang cantik "Fadhlillah" yang selalu
memberi semangat dalam hari-hariku.
9. Keluarga di Bandung, Mimih, Ibu, Ayah dan sepupuku terutama Febi atas segala
bantuan dan dukungannya sehingga tulisan ini dapat terwujud. Keluarga Besar E.
Kasmat di Depok, terutama Alm Nenekku tercinta ams segala nasehat dan
semangatnya, serta Keluarga Orn Tanto yang telah membantu kelancaran penulis
dalam menyusun skripsi ini.
10. Keluarga Om Cacu dan Pak Benyamin yang telah memberi fasilitas sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
11. Pak Teguh, yang tidak pemah bosan mencarikan informasi dan literatur yang
dibutuhkan penulis.
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Chimah, Q-nay, Umah, Wawa, Zore dan Bonang
yang selalu memberikan semangat dan mengisi ceria hari-hariku dengan "Rusuh
Alam"nya.
13. My best friends in campus, Lulu, Naty, Imah dan Amel si Miss Come! yang
selalu ceria, yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.serta mewarnai
hari-hariku dengan canda, tawa, suka dan duka.
14. Kawan-kawanku seperjuangan saat KKN, Pite, Citra, Mas Ro', Renal, Syifa,
amel, Natzuki, Lulu, Lubena, Yulis, Wahyu, Ratna, Deni, Dhani, Syahril, Quroy,
Prucul, Naufal, dan David.
15. Rekan-rekan AGB A, Ina, Tanti, , Masburi, Dewi, Gigip, Teti, Pipit dan rekan
rekan lainnya, atas kebersamaannya selama ini.
16. Rekan-rekan AGB B, Yusuf, yang telah bersedia menghabiskan waktunya untuk
membantu kelancaran seminar dan sidang. Gewe, Arman, Gofur, Lia, Yati, Erna,
Dini dan rekan-rekan AGB B lainnya.
17. Staf perpustakaan dan Staf Akademik yang telah banyak membantu kelancaran
skiif)si ii1i.
18. Pihak-pihak lain yang turut membarltti kelailcaran penulisan ini.
Penulis mengakui bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan tuntunan dalam
pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan mendatang.
Jakarta, F ebruari 2005
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... . DAFTAR ISi ,, .. , .. , .. , .. ,,, .. ,, .. , .............................. , .. , .. ,, .. , ..... , .... ,,.,,,,, .. ,, .. ,, ... , ...... ,.. IV
DAFTAR TABEL ........................ ,..................................................................... v1
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vu DAFTAR LAMPIRAN ..................... , ... , ... ,.,...................................................... vm
BAB I PENDAHULUAN A La tar Belakang . .. . .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. . .. .. . .. .. .. . .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. . 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6 E. Sistematika Penulisan .. . .... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .... .. .... .. .. .. .... .. . .. .. .... .... .. 7
BAB IJ[ TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A Deskripsi Udang............................................................................ 9 B. Perdagangan Intemasional .. ... . ... ... ... .... ...... .......... ..... ....... ... .. .. .. ... 13 C. Nilai Tukar.. ..................... ...... .. ...... .... .... .. .... .... .. . .. ............ ... ...... ... 17 D. Penelitian Terdahulu .................................................................... 17 E. Kerangka Pemikiran ................................................ , ... ...... ... ... . .. . . 18
BAB III METODE PENELITIAN A Jenis dan Sumber Data.................................................................. 21 B. Metode Analisis dan Pengolahan Data ... .. .. ................ ...... .. .... .. .. . 21 C. Analisis Data dan Perumusan Model ...... .... .. .... .... .. .... ...... .. .. ....... 22 D. Definisi Operasional .................................................................... 23
BAB IV PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR UDANG INDONESIA A Perkembangan Produksi Udang .................................................... 25 B. Perkembangan Ekspor Udang ...... ... .... ... ...... .. .... ...... .... .. .... .... ... ... . 28
BAB V BASIL DAN PEMBABASAN A Perubahan Nilai Tukar .................................................................. 45 B. Pengaruh Perubahan Nilai Tukar terhadap Volume Ekspor
Udang Indonesia............................................................................ 46 C. Pengaruh Perubaban Nilai Tukar terhadap Nilai Ekspor Udang
Indonesia....................................................................................... 53
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .. . .. . .. ... .. . .. ... . ... ... . . . . . . .. . .. . ... . .. ... ... .. . .. . ... . . .. ... .. . .. ... . .. . . .. . 61 B. Saran............................................................................................. 63
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................... 64 LAMPIRAN .............. ........................................................................................... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Perkembangan Hasil Ekspor Perikanan Indonesia,1988-2002 ............. .
Tabel 2 : Perkembangan Ekspor Udang Indonesia, 1988-2002 ........................... .
Tabel 3 : Perkembangan Produksi Budidaya Menurnt Kepulauan ...................... .
Tabet 4 : Perkembangan Produksi Udang Indonesia ........................................... .
Tabel 5 : Perkembangan Ekspor Udang Beku Indonesia, 1985-2002 .................. .
2
3
26
27
29
Tabet 6 : Perkembangan Ekspor Udang Segarindonesia, 1985-2002 .................... 31
Tabel 7 : Perkembangan Ekspor Udang Kaleng Indonesia, 1985-2002..... .. ... . ... . . 32
Tabet 8 : Perkembangan Ekspor Udang Beku Menurut Negarn Tujuan,
1985-2002 .............................................................................................. 34
Tabel 9 : Perkembangan Ekspor Udang Segar Menwut Negara Tujuan,
1985-2002 ............................................................................................... .
Tabet 10 : Perkembnagan Ekspor Udang Kateng Menwut Negara Tujuannya,
1985-2002 .............................................................................................. .
Tabel 11 : Perkembangan Pangsa Udang Beku Indonesia, 1985--2002 .................. .
36
38
40
Tabet 12: Perkembangan Pangsa Pangsa Udang Segar Indonesla, 1985-2002....... 41
Tabel 13 : Perkembangan Pangsa Udang Kateng Indonesia, 1985-2002................. 43
Tabel 14: Hasil Regresi dari Model Persamaan Volume Ekspor Udang
Indonesia.................................................................................................. 51
Tabet 15 : Hasil Regresi dari Model Persamaan Nilai Ekspor Udang
Indonesia.................................................................................................. 57
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
: Peranan Nilai Ekspor Udang Terhadap Nilai Ekspor Hasil
Perikanan_____________________________________________________________________________________________ 4
Kurva Terjadinya Perdagangan Internasional________________________________ 15
: Alur Pemikiran Penelitian Pengaruh Nilai Tukar Terhadap
Ekspor Udang Indonesia__________________________________________________________________ 20
: Perkembangan Laju Nilai Tukar Dollar Terhadap Rupiah___________ 45
: Perkembangan Harga Ekspor Udang Beku____________________________________ 46
: Perkembangan Volume Ekspor Udang Beku_________________________________ 47
: Perkembangan Harga Ekspor Udang Segar____________________________________ 47
: Perkembangan Volume Ekspor Udang Segar________________________________ 48
Perkembangan Harga Ekspor Udang Kaleng_________________________________ 49
Perkembangan Volume Ekspor Udang Kaleng_____________________________ 50
: Perkembangan Nilai Ekspor Udang Beku Indonesia_____________________ 54
: Perkembangan Nilai Ekspor Udang Segar Indonesia____________________ 55
: Perkembangan Nilai Ekspor Udang Kaleng Indonesia_________________ 56
Lampiran I
Lampiran 2
Lampiran3
Lampiran4
Lampiran 5
Lampian 6
Lampian 7
Lampian 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Jenis-jenis Udang ______________________________________________________________________________ _
: Perkembangan Ekspor Udang Indonesia ________________________________________ _
Perkembangan Ekspor Udang Beku Menurut Negara Tujuan ____ _
Perkembangan Ekspor Udang Segar Menurut Negara Tujuan ... .
Perkembangan Ekspor Udang Kaleng Menurnt Negara Tujuan .. .
Input Regresi Volume Ekspor Udang Beku __________________________________ _
Hasil Regresi Model Persamaan Volume Ekspor Udang Beku ____ _
Input Regresi Volume Ekspor Udang Segar __________________________________ _
Hasil Regresi Model Persamaan Volume Ekspor Udang Segar __ _
Input Regresi Volume Ekspor Udang Kaleng ______________________________ _
Hasil Regresi Model Persamaan Volume Ekspor Udang Kaleng
Input Regresi Nilai Ekspor Udang Beku __________ -----------------------------
Hasil Regresi Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Beku ______ _
Input Regresi Nilai Ekspor Udang Segar _________ -----------------------------·
Hasil Regresi Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Segar _______ _
: Input Regresi Nilai Ekspor Udang Kaleng ___________________________________ _
66
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
Lampiran 17 : Hasil Regresi Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Kaleng_____ 83
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
potensi sumber daya perikanan, diantaranya berbagai ikan yang bernilai ekonomi
tinggi. Perikanan laut Indonesia yang luasnya 5,8 juta kilometer dan bentangan garis
pantai 81.000 kilometer, memiliki potensi lestari ikan 6,4 jrnta ton atau 7,5% dari
seluruh potensi ikan laut dunia. Indonesia juga memiliki potensi budidaya air payau,
budidaya laut, budidaya air tawar dan perairan umum yang cukup besar (Ditjen
Perikanan, 2004 ).
Untuk mengantisipasi perdagangan global dan pengentasan kemiskinan,
ekspor non migas dijadikan motor penggerak perturnbuhan ekonomi Indonesia. Hal
tersebut terbukti dengan meningkatnya volume ekspor perikanan yang merupakan
salah satu basil non migas, terutama ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi yang
mengakibatkan meningkatnya nilai tukar US dollar terhadap rupiah.
Peningkatan total ekspor basil perikanan Indonesia selama periode I 985-2002
menunjukkan peningkatan 9,5% per tahun (Tabel I). Komoditas perikanan yang
memiliki volume ekspor terbesar adalah komoditas udang dengan laju rata-rata
pertahunnya 6,8%.
Tabel 1. Perkembangan Ekspor Hasil Perikanan Indonesia, 1988-2002.
Tahun Volume Ekspor Menurut Komoditi <Ribu Ton Udang Tuna. Ikan Kepiting La.innya
La inn ya 1988 57 49 27 5 44 1989 77 57 49 4 42 1990 94 73 108 5 40 1991 96 103 153 6 51 1992 100 43 183 5 59 1993 98 92 262 6 69 1994 99 79 268 6 91 1995 94 86 292 6 83 1996 100 82 320 5 90 1997 93 82 332 3 93 1998 142 104 330 3 69 1999 109 90 354 10 79 2000 116 92 .216 12 81 2001 128 84 169 12 92 2002 124 92 236 11 100
%Kenaikan 6,8 6,4 . 24,6 '
15,4 12,5 'Rata-rata · '
. ..
·, ·. .
Sumber: Ditjen Perikanan, 2002.
Volume ekspor komo(litas perikanan yang semakin meningkat menuujukkan
bahwa komoditas periJc!l1W1'1 memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam perdagangan
internasional. Salah satu komoditasnya adalah udang. Dewasa ini supplai udang
dipenuhi oleh Jebih dari 15 negara produsen dan Indonesia merupakan salah satu
pengekspor terbesar di kawasan Asia Pasifik.
Ekspor udang Indonesia selama tahun 1988-2002 menunjukkan peningkatan
walaupun masih mengalami fluktuasi (Tabel 2). Peningkatan volume ekspor udang
tertinggi terjadi pada tahun 1998, dengan persentasenya 53,26%. Penurunan terbesar
terjadi pada tahun 1999 sebesar 23,15%.
Tabel 2. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia, 1988-2002.
Tahun Volume . Persentase Nilai ·. Persentase (Ton) Perubahan (%) (US$'000) · Perubahan (%)
I . ·•
1988 56.793 500.312
1989 77.190 35,91 556.760 11,28 1990 94.037 21,82 690.230 23,97 1991 95.626 1,69 769.982 11,55 1992 100.455 5,05 764.850 -0,67 1993 98.569 -1,88 876.703 14,62 1994 99.523 0,97 1.009.738 15,17 1995 94.551 -4,99 1.037.006 2,70 1996 100.230 6,00 1.017.892 -1,84 1997 93.043 -17,17 1.011.135 -0,66 1998 142.689 53,36 1.011.467 0,33 1999 109.650 -23,15 888.982 -12,11 2000 116.188 5,96 1.002.124 12,73 2001 128.830 10,89 934.989 -6,70 2002 124.765 -3,15 836.563 -10,53
Sumber: Ditjen Perikanan, 2002.
Nilai ekspor udang selama 1988-2002 menunjukkan peningkatan, namun
masih berfluktuasi. Peningkatan nilai ekspor udang tertinggi terjadi pada tahun 1990
sebesar 23,97%. Sedangkan penurunan nilai ekspor terbesar terjadi pada tahun 1999,
sebesar 12,11%.
Volume dan nilai ekspor masih mengalami fluktuasi, tetapi menuajukkan
peningkatan. Rata-rata peningkatan volume dan nilai ekspor udang selama 1988-
2002 adalah 6,8% dan 4,3%.
Nilai Ekspor (Ribu US$)
1500000
1000000
500000
1988 1991 1994 1997 2000
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 1. Peranan Nilai Ekspor Udang Terhadap Nilai Ekspor Hasil Perikanan.
Komoditas udangjuga merupakan primadona bagi subsektor perikanan dalam
menghasilkan devisa, dari nilai ekspor basil perikanan Indonesia 50% adalah ekspor
udang.
Pasar ekspor udang Indonesia meliputi negara-negara Timur Tengah, Eropa
Asia dan negara Iainnya. Ekspor udang Indonesia mempunyai tiga jenis produk yaitu
udang beku, segar dan kaleng.
Tujuan ekspor udang beku diantaranya adalah Jepang, Hongkong, USA,
Belgia dan Luxemburg. Ekspor udang segar diantaranya Singapura, Jepang,
Hongkong dan Malaysia. Udang kaleng diantaranya adalah Singapura, USA,
Hongkong dan Jepang.
Udang Indonesia memiliki permintaan yang cukup besar di pasar
intemasional dan berperan penting dalam menghasilkan devisa. Volume ekspor
udang beku, segar maupun kaleng mengalami peningkatan namun masih berfluktuasi.
Hal ini memerlukan kajian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempe.ngaruhi
fluktuasi volume ekspor.
B. Perumusan Masalah
Akhir-akhir ini pemerintah menggalakkan peningka.tan nilai ekspor non
migas. Udang yang merupakan salah satu komoditas non migas bidang perikanan dan
kelautan, dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan nilai
ekspor.
Volume ekspor udang mengalami peningkatan namun masih berfluktuasi.
Salah satu penyebabnya adalah perubahan nilai tukar dollar Arnerika terhadap rupiah.
Sementara penyebab lain seperti adanya kontaminasi bakteri phatogen atau
kandungan antibiotik sehingga udang Indonesia tidak diterima di pasar intemasional
dan adanya isu-isu intemasional mengenai pemasaran udang Indonesia. Namun salah
satu penyebab utama terjadinya perubahan ekspor udang adalah adanya perubahan
nilai tukar. Dengan demikian, dalam penelitian ini masalah yang perlu dirumuskan
adalah:
1. Bagaimana perkembangan pola ekspor udang Indonesia di pasar internasional?
2. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar terhadap ekspor udang Indonesia dan
seberapa besar pengaruhnya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perkembangan pola ekspor udang Indonesia di pasar intemasional.
2. Menganalisis pengaruh perubahan nilai tukar US dollar terhadap volume dan
nilai ekspor udang Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi penulis dan
pembaca. Bagi penulis berguna untuk menambah pengalarnan dan media untuk
menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah. Kegunaan bagi pembaca adalah
sebagai sumber informasi tentang pengaruh perubahan nilai tukar US dollar terhadap
ekspor udang Indonesia dan sebagai masukan bagi penelitian-p<melitian selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Tahapan skripsi ini akan dituangkan ke dalam enam bab:
BAB I : PENDAHULUAN, membahas tentang Iatar belakang dari penulisan
skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II
BAB III
TINJAUAN PUSATAKA DAN KERANGK.A PEMIKIRAN, bab ini
membahas mengenai deskripsi udang, teori-teori yang relevan dari
permasalahan yaitu mengenai perdagangan internasional dan nilai
tukar. Bab ini juga membahas tentang alur pemikiran penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN, dalam bab ini akan diuraikan
mengenai tahun analisis, jenis data yang digunakan, metode
anali:si£, analisis. data dan perumusan model serta definisi
operasional.
BAB IV : PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR UDANG
BAB V
INDONESIA, bab ini akan menguraikan peirkembangan produksi
selama tahun analisis dan perkembangan ek:;por udang Indonesia
sesuai dengan jenis produk udang.
HASIL DAN PEMBAHASAN, membahas pengarub nilai tukar US
dollar terhadap volume dan nilai ekspor udang serta melihat
seberapa besar pengaruhnya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN, penulis mencofoa menarik kesimpulan
berdasarkan basil penelitian dan memberi saran-saran yang
bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA J>EJW:IKIRAN
A. Deskripsi Udang
1. Jenis-jenis Udang
Dalam dunia perdagangan internasional dikenal beragam spesies udang.
Keragaman ini dapat dipilah-pilah menurut asal habitatnya. Berdasarkan
habitatnya, spesies udang yang telah dikenal dalam jalur perdagangan
internasional dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar (Hari M.B, 1992:7),
yakni:
a. Spesies udang Iaut dingin. Kelompok spesies ini berasal dari daerah dingin
dan hidup pada perairan laut dingin. Pertumbuhannya lambat dan bentuk fisik
dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan udang Iaut yang berasal
dari daerah tropika.
b. Spesies udang Iaut tropika. Kelompok spesies ini berasal dari daerah tropika
dan hidup pada perairan pantai daerah tropika, serta memiliki ukuran lebih
besar.
c. Spesies udang air tawar. Umwnnya kelompok spesies ini, hidup pada danau
atau sungai didaerah tropika dan dapat memiliki ukuran yang besar sekali.
Spesies udang ini dalam dunia perdagangan internasional umurnnya dikenal
sebagai giant tiger prawn.
Menurut Suyanto dan Mujiman (1999) dalan1 Kambuno (2000:41)
udang yang terdapat di pasaran intemasional sebagian besar berasal dari laut,
hanya sebagian kecil saja yang berasal dari air tawar, ha! ini disebabkan volume
perdagangan yang relatif kecil dan terbatasnya daerah pemasaran pada beberapa
negara.
Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga Pa!aemonidae
sehingga para ahli menyebutnya kelompok udang Pa!aemonid. Udang laut sendiri
biasanya berasal dari keluarga Panaeidae, yang biasa disebut Penaeid. Di
samping itu pula terdapat udang-udang dari keluarga lain seperti Palimuridae,
Scy!!aridae, dan suku Stomatopoda.
a. Udang Penaeid
Beberapa jenis udang Penaeid yang biasa ditangkap oleh para nelayan
antara lain adalah:
I) Udang Windu (Penaeus monodon)
Udang Ini dikenal sebagai Black tiger shrimp, termasuk jenis ndang
laut yang memiliki kulit agak keras tetapi tidak kaku pada ruas badannya,
terdapat dua ban yang berwama ungu hitam dan kaki umumnya berwama
merah, panjang badan umumnya 20-25 cm.
2) Udang Putih (Penaeus mergu!ensis)
Dinamakanjuga udangjrebung, dan dikenal sebagai banana prawn.
3) Udang Werus (Metapenaeus monocerus)
Dikenal juga dengan nama udang api-api kare:na berwarna kemerah
merahan.
4) Udang Kembang (Penaeus semisulcatus)
Udang ini dinamakan juga udang windu, udang pancet, udang manis,
udang doang dan sitto. Dalam dunia perdagangan intemasional sering dijuluki
sebagai tiger prawn sehingga agak sulit dibedakan dengan udang windu atau
Penaeus monodon.
5) Udang Belang (Parapenaeopsis scul!ptilis)
Udang ini juga dinamakan udang krosok, udang harimau atau udang
loreng, merupakan jenis udang terbesar diantara udang-udang Parapenaeopsis
lainnya.
b. Udang Barong
Udang ini termasuk keluarga Parimuridae, dikenal sebagai spiny lobster,
Dalam dunia perdagangan udang ini biasa dipanggil sebagai lobster tapi bukan
lobster yang sesungguhnya karena dinegeri kita terdapat lobster yang sebenarnya
yaitu yang terdapat di laut utara Eropa.
c. Udang Kipas
Udang kipas (Scyllarus sp) dinamakanjuga udang keper atau udang pasir,
berada diperairan pantai, berwarna coklat dan memiliki kepala gepeng sehingga
sering disebut sebagai lobster pipih atau spinish lobsters.
d. Udang Tambak
Beberapa jenis Penaeid yang biasa mengbuni tambak dan selaajutnya
dinamakan udang tambak antara lain adalah udang windu (Penaeus monodon),
udang putih (Penaeus mergulensis dan Penaeus indicus longirastris), udang
werus (Metapenaeus monocerus dan Metapenaeus berkenroadi) dan udang
cendana (Metapenaeus brevicornis).
2. Berbagai Bentuk Komoditas Udang
Bentuk produk udang yang dijajakan di pasar intemasional culrnp beragam
dari suatu pasar ke pasar Iainnya. Adapun bentuk udang yang dipasarkan pada
umumnya adalah:
a. Udang segar dingin.
b. Udang beku
c. Udang kaleng
Menurut Hari M.B. (1992 : 14) udang yang diperdagangkan dalam bentuk
segar terbatas pada daerah-daerah yang dekat dengan pielabuhan perikanan.
Umumnya udang tersebut telah mengalami perlakuan pendin!~nan dikapal setelah
proses penangkapannya. Persyaratan penanganan dan penge:masan udang segar
dingin mengacu pada persyaratan peraturan pemerintah ym1g tertuang dalam
Standar Nasional Indonesia (SN!) nomor 01-2728-2-1992. Meliputi: penerimaan
bahan baku, pemotongan kepala, sortasi, pencucian, penimbangan, pendinginan,
pengemasan, dan penyimpanan (Ditjen Perikanan, 1998).
Hari M.B. (1992:14) mengatakan bahwa udang beku merupakan cara
penyajian yang paling umum dan menempati bagian terbesar dalam perdagangan
intemasional. Udang beku terdiri dari udang utuh dan kepala:, tanpa kepala, dikupas
dan ekor masih utuh, dikupas dengan vena dibuang, dikemas dengan hampa udara,
dan dibelah dengan atau tanpa: vena.
Persyaratan penanganan dan pengemasan udang kaleng menurut SNI
nomor 01-2712-2-1992 yang meliputi: sortasi, pemotongan kepala, pencucian
awal, pengupasa:n, pembelahan atau tanpa pembelahan, pencucian akhir, sortasi
akhir, pengisian udang ke kaleng, sterilisasi, pendi11ginan, pengeraman,
pengemasan, pelabelan, pemberian kode dan penyimpanan (Ditjen Perikanan,
1998).
B. Perdagangan Internasional
1. Definisi Perdagangan Internasional dan Ekspor
Gonarsyah ( 1987) dalam Nursusanto (2003: 11 ), perdagangan intemasional
dalam arti sempit merupakan gugusan masalah yang timbul sehubnngan dengan
pertukaran komoditi antar negara. Menurut Waluya (1995:14), perdagangan
intemasional terdiri dari kegiata.n-kegiatan pemiagaan dari suatu negara asal yang
melintasi perbatasan menuju suatu negara multinational coorporation nntuk
melakukan perpindahan komoditi, teknologi (pabrik) dan merek dagang.
j(. Ekspor merupakan suatu bagian dari perdagangan intemasional, menurut
Nursusanto (2003:20) ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran
dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah
dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing.
2. Faktor Timbulnya Perdagangan Internasional
Pada dasamya faktor yang mendukung timbulnya perdagangan
intemasional dari suatu negara lain bersumber dari keinginan memperluas
pemasaran komoditi ekspor dan memperbesar penerimaarn devisa bagi kegiatan
pembangunan, adanya perbedaan penawaran dan permintaan antar negara, tidak
semua negara mampu menyediakan kebutuhan masyarakatnya, serta akibat
adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu.
Ada pun faktor-faktor yang menyebabkan te1jadinya perdagangan
internasional menurut Boediono (2001: 11) yaitu adanya kemungkinan
diperolebnya manfaat dari perdagangan tersebut karena suatu negara dapat
menghasilkan barang tertentu secara lebih efisien dibandingkan dengan negara
lain.
Didalam teorinya mengenm timbulnya perdagangan internasional,
Heckscer dan Ohlin dalam Salvatore (1997:129) menganggap bahwa negara
dicirikan oleh bawaan faktor yang berbe~a, sedangkan fungsi produksi semua
negara adalah sama. Berdasarkan asumsi tersebut didapatkan kesimpulan dengan
fungsi produksi yang sama dan faktor bawaan yang berbeda antar negara, suatu
negara cenderung mengekspor komoditi yang relatif intens1if dalam menggunakan
faktor produksi yang relatif bany~k dimiliki.
Secara teoritis, suatu negara (misalnya negara A) akan mengekspor suatu
komoditi (misalnya udang) ke negara lain (misalnya negara B), apabila harga
domestik di negara A (sebelum terjadinya perdagangan) re:latif Iebih rendah bila
dibandingkan dengan harga domestik di negara B ( Gambar I). Stuktur harga yang
relatif lebih rendah di negara A tersebut dikarenakan adanya excess supply yaitu
produksi domestik melebihi konsumsi domestik. Dalam ha! ini faktor produksi di
negara A berlimpah. Dengan demikian negara A mempunyai kesempatan untuk
menjual kelebihan produknya ke negara Iain. Dilain pihak, negara B terjadi
kekurangan penawaran udang karena konsumsi domestiknya melebihi produksi
domestiknya (excess demand) sehinggga harga menjadi tinggi, untuk mencukupi
kebutuhan konsumsinya tersebut, negara B berkeinginan untuk membeli komoditi
dari negara lain yang harganya lebih rendah. Jika kemudian terjadi komunikasi
antara negara A dan B maka akan terjadi perdagangan a:ntar negara tersebut.
Dalam ha! ini negara A akan mengekspor udang ke negara B.
p
b .....
Pa ·······················
Qa
Negara A
SA P
Pl
Q
Sumber: Salvatore {1997 : 84)
ES
. ....................... . b
······················a: ············ED
Q QI
Pasar Internasional
Ga:mbar 2. Kurva Terjadinya Perdagangan Internasional.
a ···············D
·-------·Q Qb
NegaraB
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebelum terjadinya perg!lgangan
internasional, harga di negara A adalah sebesar Pa sedangkan harga di negara B
sebesar Pb. Penawaran di pasar internasional akan terjadi jika harga intemasional
Iebih tinggi dari Pa, sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika
harga intemasional lebih rendah dari Pb. Pada saat harga internasional sama
dengan harga Pa maka di negara B akan terjadi excess demand sebesar a
sedangkan jika harga internasional sebesar Pb maka di negara A akan terjadi
excess supply sebesar b. Dari a dan b tersebut maka akan terjadi kurva ES dan
ED, dimana ES dan ED adalah kurva excess supply dan kurva excess demand di
pasar intemasional. Perpaduan antara ES dan ED akan menentukan harga yang
berlaku di pasar internasional yaitu sebesar Pl. Dengarn adanya perdagangan
internasional tersebut maka negara A akan mengekspor suatu komoditi (misalnya
udang) sebesar x, sedangkan negara B akan mengimpor sebesar m. Di pasar
internasional besamya x akan sama dengan m yaitu sebesar QI. Dengan kata lain
besamya ekspor suatu komoditi dalam perdagangan intemasional akan sama
dengan impor komoditi tersebut.
Harga yang terjadi di pasar intemasional merupakan keseimbangan antara
penawaran dan pennintaan dunia. Perubahan dunia akan mempengaruhi
penawaran dunia, sedangkan perubahan dalai;n konsumsi akan berpengaruh
terhadap permintaan dunia. Kedua perul:>ahan itu yang akhirnya akan
mempengaruhi perubahan harga dunia.
C. Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang
berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs (Nopirin, 1999:137). Peningkatan atau
perbaikan nilai tukar suatu negara biasanya dianggap menguntungkan bagi negara itu
sendiri, karena harga yang diperoleh dari ekspomya akan meningkat secara relatif
terhadap harga-harga yang harus dibayarnya untuk memperoleh produk-produk
impor (Salvatore, 1997:93).
Penawaran dan permintaan terhadap valuta asmg timbul karena adanya
hubungan intemasional dalam perdagangan barang, jasa maupun modal. Penawaran
valuta asing disebabkan adanya ekspor barang, jasa transfer atau hibah dari luar
negeri maupun kapital masuk. Sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya
impor barang, jasa maupun kapital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu
menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing dan sebaliknya (Halwani,
2000:186)
Menurut Salvatore (1997:94) menyatakan bahwa banyak ha! yang dapat turut
mempengafljhi nilai tukar. Namun dua ha! yang dewasa in;i sering dikemukakan
sebagai penyebab terjadinya perubahan nilai tukar suatu negara adalah pertumbuhan
ekonomi d11n pembayaran ke pihak luar negeri (transfer).
D. P(lnelitill'1 Terlf1fh11lu , ' I
P((pelitian Retnowati (1990), mengenai an111i~is ekonomi uqang In<lonesia di
pasar Jepang, jl~~il penelitian menunjukkan vari,piel berpengaruh nyata terhadap
penawaran ekspor udang Indonesia ke Jepang adalah harga udang di pasar dunia,
produksi, variabel dummy (kebijakan penghapusan alat tangkap trawl) dan variabel
intensifikasi tambak, sedangkan variabel bebas harga komoditi substitusi di
Indonesia, nilai tukar, pendapatan perkapita Indonesia tidak berpengaruh nyata
terhadap penawaran udang.
(E. kerangka Pemikiran \__/
Krisis ekonomi yang berkepanjangan yang terjadi sejak pertengahan tahun
1997, saat ini mengakibatkan sektor pertanian memperoleh keuntungan yang cukup
besar. Hal ini disebabkan sebagian hasil produksi sektor pe1ianian di ekspor dan
perolehan keuntungan yang cukup besar tersebut akibat tingginya nilai dollar, yang
merupakan peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan arah pembangunan ke
sektor primer seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan kelautan.
Beberapa tahun terakhir perkembangan ekspor migas terhadap total nilai
ekspor Indonesia dan total produksi domestik bruto mengalami penurunan, tetapi
tidak demikian dengan sektor non migas, dalam ha! ini adalah pertanian yang telah
memberikan sumbangan yang cukup besar.
Udang yang merupakan salah satu komoditi sektor pertanian yang termasuk
sub sektor perikanan, merupakan penyumbang devisa terbesar dalam sub sektor
perikanan Indonesia. Dalam kondisi pasar internasional yang terns berkembang
termasuk pasar udang, peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor komoditi ini
cukup besar, mengingat produksi udang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tetapi dalam perdagangan internasional, sebagaimana komoditi lainnya udang
menghadapi persaingan yang ketat terutama dalam hal mutu dari negara penghasil
udang lainnnya.
Ekspor udang Indonesia ke pasar internasional sttiak tahun 1985-2002
cenderung meningkat, walaupun masih mengalami fluk:tuasi. Namun demikian udang
Indonesia di pasar internasional masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar.
Dengan adanya krisis perekonomian tentnnya akan menyebabkan terjadinya
peningkatan nilai tukar dollar Amerika yang berdampak pada perubahan ekspor
udang. Oleh karena itu dalam penelitian ini, menganalisis pengaruh perubahan nilai
tukar US dollar terhadap ekspor udang Indonesia dengan menggunakan dua variabel
bebas yaitu harga dan nilai tukar.
Ekspor Udang Indonesia
' Ir
11 Nilai Tukar II II Harga Ekspor II
'
I. Volnme Ekspor
~ 2. Nilai Ekspor
b
Analisis Regresi
Gambar 3. Bagan Alur Pemikiran Penelitian Pengaruh Nilai Tukar Terhadap ekspor Udang Indonesia.
BABffi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Snmber Data
Data yang digunakan sebagai bahan analisa dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa data deret waktu (time series). Data tersebut meliputi data tahunan
selama 18 tahun (1985-2002) dan diperoleh dari Direktorat Jendral Perikanan, selain
itu data didapat dari berbagai kepustakaan yang terkait dengan penelitian ini.
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
I. Volume dan nilai ekspor basil perikanan Indonesia.
2. Volume dan nilai ekspor udang baik udang beku, segar maupun kaleng.
3. Produksi udang Indonesia.
4. Volume dan nilai ekspor udang menurut negara tujuan.
5. Harga udang Indonesia di negara internasional.
6. Nilai tukar atau excange rate US$ terhadap rupiah (Rp/US$).
r
l~:Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif
Untuk perkembangan produksi dan ekspor udang Indonesia dianalisis secara
deskriptif dengan tabulasi. Metode kuantitatif dengan menggunakan model linier
regresi berganda dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia.
Pengolahan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pengelompokan data,
perhitungan penyesuaian-penyesuaian dengan kalkulator tangan untuk kemudian
ditabelkan menurut keperluan. Data yang telah ditabelkan dipersiapkan sebagai input
komputer sesuai dengan model yang digunakan. Perhitungan dilakukan dengan
bantuan komputer.
C. Analisis Data dan Perumusan Model
Model yang digunakan dalam analisis data adalah model regresi berganda.
Model dapat menunj ukkan persentase variabel tak bebas d\jelaskan oleh variabel
bebas dengan nilai R2, dan mengidentifikasi apakah variabel-variabel bebasnya
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas dengan nilai P-Value.
Perumusan Model
Berdasarkan kerangka teori dan beberapa alternatif spesifikasi model yang
telah dicoba, maka model ekonometrik untuk ekspor udang Indonesia sebagai berikut:
Model persamaan volume ekspor udang
Q1 = ao+ al P1+ a2 ER1
Model persamaan nilai ekspor udang
R1= ao+ al P1+ a2ER1
Dimana:
Q, =Volume ekspor udang Indonesia
R, = Nilai ekspor udang Indonesia
P, = Harga udang Indonesia tahun ki;: t.
ER,= Nilai tukar tahun ke t.
!I() = lntersep
a0 =Parameter yang diduga, dimana n = 1,2
Hipotesis
Dari perumusan model diatas maka untuk menguji pengaruh koefisien regresi
ditentukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : B1 = 0 Berarti bahwa variabel bebasnya (harga dan atau nilai tukar) tidak
berpengaruh terhadap variabel tak bebasnya (volume ekspor udang).
H 1 B1 * 0 Berarti bahwa variabel bebasnya berpengarub terhadap variabel tak
bebasnya.
Dasar dari hipotesis tesebut adalah:
.. Jika P -Value < 0,05 maka tolak Ho karena variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel tak bebasnya.
• Danjika P-Value > 0,05 maka terima Ho yang berarti bahwa variabel bebasnya
tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
D. Definisi Operasional
• Volume udang Indonesia didefinisikan sebagai volume udang beku, segar atau
kaleng ke pasar intemasional atau ke negara tujuan utama, dan dinyatakan
dalam satuan ton.
• Nilai ekspor udang Indonesia merupakan nilai ekspor udang beku, segar atau
kaleng ke pasar internasional atau ke negara tujuan utama, dan dinyatakan
dalam ribuan US$.
• Harga ekspor udang yaitu harga ekspor udang beku, udang segar atau udang
kaleng ke pasar internasional yang merupakan basil bagi antara nilai ekspor
dengan volume ekspornya, dinyatakan dalam satuan US$ per kilogram.
" Nilai tukar adalah nilai tukar US dollar terhadap mata uang rupiah dinyatakan
dalam Rp/US$.
BAB IV
PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR UDANG INDONESIA
A. Perkembangan Prodnksi Udang Indonesia
Udang mernpakan komoditi yang dominan di pasar mternasional sehingga
produksi udang semakin meningkat di beberapa negara produsen utama diantaranya
Cina, Indonesia dan Thailand. Produksi udang Indonesia pada periode 1985-2002
cenderung meningkat.
Udang produksi Indonesia berasal dari tiga sumber yaitu perauan Iaut,
perairan umum dan basil budidaya, udang yang berasal dari perairaan taut dan
perairan umum digolongkan sebagai udang hasil tangkapan. Udang hasil budidaya
berasal dari beberapa tempat yaitu budidaya laut, tambak, kolam dan sawah.
Budidaya tambak menghasilkan jumlah yang sangat signifikan. Sedangkan usaha
budidaya sawah, laut dan kolam barn dilaksanakan sekitar tahun 2000 dan masih
menghasilkan jumlah yang sangat kecil. Pembudidayaan udang ini dilakukan karena
alasan kontinuitas produksi dan basil yang lebih standar dalam ukuran, oleh karena
itu udang hasil budidaya hampir seluruhnnya untuk konsumsi ekspor.
Potensi lahan pengembangan untuk budidaya diperkirakan sekitar 913.000 Ha
namun lahan yang dimanfaatkan seluas 419.282 Ha di tahun 2000 atau
pemanfaatannya barn sekitar 45,92% (Ditjen Perikanan Budidaya, 2000). Laban
budidaya udang tersebar di berbagai pulau di Indonesia dimana luas areal terbesar di
tahun 2001 terdapat di pulau Jawa yaitu 149.042 Ha, kemudian 102.707 Ha di pulau
Sumatera dan 123.360 Ha di pulau Sulawesi dan sisanya tersebar di Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
Tabel 3. Perkembangan Produksi Budidaya Menurut Kepulauan (Ton).
· ... Pulau ' Prodnksi Bui.lidavaTambak
I . 2001 . . 2002 . . .
Sumatera 53.703 61.401 Jawa 52.263 51.652 Bali-Nusa Temn1ara 2.123 1.457 Kalimantan 12.046 14.581 Sulawesi 32.213 25.272 Maluku-Paoua 190 192
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya, 2002.
Hasil produksi terbesar adalah pulau Sumatera dimana pada tahun 2001
sebesar 53.703 ton dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 61.401 ton. Sedangkan
produksi terkecil terdapat pada pulan Papua dan Maluku yaitu 190 ton pada tahun
2001 dan meningkat di tahun 2002 sebesar 2 ton me~jadi 192 ton (Tabel 3 ).
Udang tangkap dihasilkan dari perairan laut dan perairan umum. Hasil udang
laut terbesar terjadi tabun 2001, terdapat pada perairan pantai Selat Malaka sebesar
84.800 ton dan yang kedua terdapat di perairan pantai Timur Sumatera dengan
produksinya mencapai 31.297 ton (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000).
Sedangkan untuk udang yang berada di perairan ummn berasa.1 dari dua sumber yaitu
sungai-sungai besar dan danau-danau tawar yang tersebar di kepulauan Indonesia.
Adapun perkembangan produksi udang Indonesia pada periode 1985-2002
menunjukkan peningkatan. Secara umum hasil budidaya menunjukkan peningkatan
atau rata-rata pertumbuhannya 13,74%, namun 1998 mengalami penurunan yang
sangat drastis yaitu 29,46%, dikarenakan terjadinya krisis ekonomi yang berdampak
pula terhadap biaya produksi yang meningkat. Peningkatan tertinggi terjadi pada
tahun 1987 yaitu 41,04 % (Tabel 4 ).
Tabel 4. Perkembangan Produksi Udang Indonesia, 1985-2002.
Tahun Produksi (Ton) Budidaya Perairan Laut Total Produksi
Um um 1985 37.650 7.929 107.190 152.132 1986 41.187 7.495 117.707 167.019 1987 59.981 8.716 131.907 196.604 1988 78.785 9.411 153.806 254.002 1989 98.371 10.041 143.269 251.681 1990 107.295 8.784 144.825 260.904 1991 140.123 9.375 151.435 300.933 1992 141.690 10.032 165.473 317.195 1993 135.786 8.423 156.777 300.986 1994 134.058 9.373 177.734 312.165 1995 146.608 9.554 181.954 338.116 1996 151.759 9.775 187.269 348.783 1997 167.445 8.499 212.252 388.196 1998 118.111 9.326 222.550 349.987 1999 140.946 9.969 238.892 389.807 2000 143.750 9.971 249.032 402.573 2001 149.245 9.420 263.037 421.702 2002 159.997 9.994 261.485 411.476
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Peningkatan produksi udang laut tertinggi terjadi pada tahun 1988 sekitar
16,60% yaitu 153.806 ton, dan penurunan terjadi di tahun 2002 yaitu 8,19% menjadi
241.485 ton dari tahun sebelumnya. Sedangkan laju peningkatan raia:rata produksi
udang laut mencapai 5,65% per tahun.
Perkembangan produksi dari perairan umum juga mengalami peningkatan
dengan laju kenaikan rata-ratanya 2,34% per tahun. Peningkatan produksi
tertingginya mencapai 16,29% terjadi pada tahun 1987. Namun penurunan yang
terbesar terjadi pada tahun 1993 yaitu 16,99% atau menurun 1.600 ton dari tahun
sebelumnya.
Produksi udang Indonesia rata-rata meningkat sebesar 6,33% tiap tahunnya.
Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 1987 yaitu 19,51 % menjadi 199.604 ton dari
167.019 ton pada tahun 1986.
B. Perkembangan Ekspor Udang Indonesia
Udang Indonesia di ekspor dalam tiga bentuk yaitu beku, segar dan dalam
kaleng. Selama periode 1985-2002 ekspor udang didominasi oleh udang beku
mencapai 92,41 % kemudian udang segar 6, 15% dan 1,44% udang kaleng.
Volume ekspor udang beku Indonesia selama tahun 1985 sampai 2002
mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat, dimana pada tahun 1985
sebesar 28. 780 ton menjadi 112.539 ton di tahun 2002. Laju rata-rata pertumbuhan
volume ekspor udang beku sebesar 9,87% (Tabel 5).
Peningkatan tertinggi untuk volume udang beku terjadi pada tahun 1998
mencapai 136.806 ton (52,81 % ). Peningkatan terjadi karena menurunnya harga udang
yang mencapai 36,04% dengan harga US$7.100 per ton dikarenakan krisis
perekonomian melanda Indonesia sehingga terjadi peningkatan nilai tukar dollar
Amerika terhadap rupiah yang kemudian udang beku Indonesia di pandang murah di
pasaran intemasional.
Tabel 5. Perkembangan ekspor Udang Beku Indonesia, 1985-2002.
Tahun Volume Ekspor Nilai Ekspor Harga .
(Ton) (RibuUS$) (US$/kg) .
1985 28.780 119.455 6,9 1986 33.992 280.697 8,2 1987 40.941 343.474 8,4 1988 53.294 489.067 9,2 1989 71.704 547.725 7,6 1990 89.887 678.079 7,5 1991 90.556 754.853 8,3 1992 91.512 727.816 7,9 1993 91.224 840.784 9,2 1994 92.401 968.240 10,5 1995 87.695 1.000.498 11,4 1996 94.504 1.002.098 10,6 1997 89.529 996.223 11,l 1998 136.806 977.335 7,1 1999 97.106 850.239 8,7 2000 103.396 968.986 9,4 2001 113.069 905.304 8,0 2002 112.539 817.823 7,3
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Perkembangan nilai ekspor udang beku ditentukairr oleh perkembangan
volume dan harga ekspor udang, laju peningkatan rata-rata nilai ekspor udang beku
ke pasar intemasional 9,73% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 1988
dengan persentasenya sebesar 42,39% atau nilai ekspomya meningkat sebesar
US$145.593.000,00 dari tahun sebelumnya. Selain peningkatan penurunan pun
terjadi pada tahun 1992, 1997, 1998, 1999, 2001 dan 2002. Dimana penurunan
terbesamya terjadi di tahun 1999 yang mencapai 13%, penurunan tersebut di
akibatkan dengan menguatnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika sehingga
meningkat pula harga udang di tahun tersebut 22,53% yang merupakan peningkatan
harga tertinggi pada periode 1985-2002.
Periode 1985 sampai 2002 untuk ekspor udang segar Indonesia ke pasar
intemasional juga mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan
meningkatnya volume ekspor udang segar. Pada tahun 1985 tercatat volume ekspor
udang segar Indonesia ke pasar intemasional 2.199 ton dan rneningkat cukup pesat
hingga mencapai 8.987 ton di tahun 2002. Laju perkembangannya sekitar 13,65%
tiap tahunnya. Begitu pula dengan nilai ekspor udang segar dimana pada tahun 1985
sebesar US$3.253.000,00 meningkat sampai US$14.141.000,00 pada tahun 2002
(Tabel 6).
Tabel 6 menunjukan bahwa terjadi peningkatan volume ekspor yang cukup
pesat mencapai 9.806 ton atau dalam persentasenya 131,71% di tahun 1999,
peningkatan ini disebabkan menurunnya harga udang segar 59,72% dimana
penurunan harga udang segar tersebut merupakan penurunan harga terendah selama
periode 1985 sampai 2002.
Untuk perkembangan nilai ekspor, laju peningkatan rata-ratanya 22,42% per
tahun, dengan kenaikan tertingginya terjadi pada tahun 1998 sebesar 160,28% yang
diikuti peningkatan harga 75,61 %.
Tabel 6. Perkembangan Ekspor Udang Segar Indonesia, 1985-2002.
Tahun Volume Ekspor Nilai Ekspor . Harga · .
(Ton) (RibuUS$) ... (US$/krr) 1985 2.199 3.235 1,5 1986 2.109 4.178 2,0 1987 3.235 8.962 2,7 1988 3.257 10.773 3,3 1989 4.924 6.461 1,3 1990 3.323 8.358 2,5 1991 4.489 13.322 3,0 1992 8.058 30.390 3,8 1993 5.951 26.221 4,4 1994 6.096 35.577 5,8 1995 5.317 28.514 5,4 1996 4.482 11.023 2,4 1997 2.842 11.700 4, 1 1998 4.232 30.453 7,2 1999 9.806 28.816 2,9 2000 10.709 27.482 2,6 2001 10.994 19.362 1,8 2002 8.987 14.141 1,6
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Selaiu perkembangan ekspor udang segar dan udang beku, tabel 7
menunjukkan perkembangan ekspor udang kaleng, dengan peningkatan yang sangat
pesat. Pada tahun 1985 volume ekspor hanya 4 ton dan meningkat hingga mencapai
3.239 ton pada tahun 2002. Nilai ekspor udang kaleng pun mengalami kenaikan yang
cukup besar, pada tahun 1985 yaitu US$ 21.000,00 menjadi US$ 4.599.000,00 di
tahun 2002. Laju rata-rata kenaikan volume udang kaleng pertahunnya mencapai
165,45%, dengan peningkatan volume tertinggi terjadi pada tahun 1987 sebesar
2145,45%.
Tabel 7. Perkembangan Ekspor Udang Kaleng Indonesia, 1985-2002.
Tahun Volume Ekspor Nilai Ekspor ·. Harga .
. fTon) .. .ffiibuUS$) .. ·. ' (US$/k_g) 1985 4 21 5,2 1986 11 27 2,4 1987 247 649 2,6 1988 242 472 1,9 1989 562 2.574 4,6 1990 827 3.793 4,6 1991 582 1.806 3,1 1992 888 6.643 7,4 1993 1.394 9.698 6,9 1994 1.026 5.922 5,8 1995 1.539 7.993 5,2 1996 1.244 4.771 3,8 1997 673 3.212 4,8 1998 1.352 3.679 2,7 1999 2.739 9.927 3,6 2000 2.082 5.655 2,7 2001 4.768 10.322 2,l 2002 3.239 4.599 1,4
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Peningkatan volume ekspor pada tahun 1987 diikuti dengan meningkatnya
nilai ekspor pada tahun tersebut mencapai 2303,70% dari tahun sebelumnya dan pada
kondisi harga sebesar US$ 2,6 per kilogram. Untuk nilai ekspor udang kaleng
persentase kenaikan rata-rata pertahunnya mencapai 185,33%. Namun pada tahun
2002 terjadi penurunan nilai ekspor yang cukup besar 55,44%, dikarenakan turunnya
harga 33,33% atau menjadi US$ 1,4 per kilogram (Tabel 7).
Harga udang kaleng sangat berfluktuasi dengan laju pertumbuhannya sebesar
3% tiap tahunnya. Peningkatan tertinggi selama periode 1985-2002 terjadi pada tahun
1992 sebesar 138,71% sehingga harga udang kaleng mencapai US$ 7,4 per kilogram
dari US$ 3,1 di tahun sebelumnya ..
Udang beku mendominasi ekspor udang Indonesia, dikarenakan udang beku
merupakan bentuk produk umum di pasar dunia dengan permintaan yang sangat
besar. Pertumbuhan udang beku mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama
di tahun 1998 (Lampiran 2).
Vohune udang segar menduduki posisi kedua setelah udang beku, volume
ekspomya pun mengalami peningkatan, volume ekspor terbesamya terjadi pada tahun
2001. Volume udang kaleng menunjukkan peningka1an walaupun volumenya masih
relatif kecil. Selama 1985-2002 volume udang kaleng menunjukkan peningkatan
yang relatif stabil walau masih berfluktuasi dan peningkatan tertingginya terjadi
pada tahun 2001 (Lampiran 2).
Berdasarkan data tahun 1985-2002 udang Indonesia telah diekspor lebih dari
80 negara tujuan. Negara tujuan ekspor tersebut cukup bervariasi di negara-negara
Timur Tengah, Eropa, Asia dan lain-lain.
Tabet 8 menunjukkan perkembangan ekspor udang beku Indonesia, dimana
volume ekspor terbesar adalah Jepang. Negara tersebut merupakan uegara tujuan
utama baik dari segi nilai maupun volume.
Tabel 8. Perkembangan Udang Beku Indonesia Menurut Negara Tujuan, 1985-2002.
Tahun Volume Ekspor (Ton) ..
Jepang USA Singapura Hongkong Belgia& Luxemburg
1985 23.828 481 2.173 1.604 127 1986 26.240 546 2.608 1.802 608 1987 29.505 1.091 2.868 2.547 1.190 1988 39.883 1.722 3.116 2.407 1.419 1989 49.462 5.787 5974 2.531 2.277 1990 58.570 8.634 9.052 2.499 2.496 1991 53.570 12.904 10.268 2.603 1.860 1992 56.446 14.720 6.809 2.590 2.332 1993 60.597 10.737 6.780 3.184 2.027 1994 62.380 10.249 6.463 4.262 1.485 1995 64.320 4.704 5.034 4.345 1.256 1996 66.151 9.462 3.392 3.922 954 1997 54.638 10446 3.606 3.781 1.500 1998 87.113 13.829 4.039 4.171 2.655 1999 49.214 14.074 3.561 4.418 3.031 2000 52.919 15.180 3.116 5.927 2.011 2001 58.342 15.369 4.247 5.377 1.913 2002 58.912 16.356 4.349 5.097 5.197
Sumber: Ditjen Perikanan, 2002.
Lainnya
567 2.188 3.740 4.747 5.673 8.636 9.752 8.615 7.899 7.562 8.036
10.623 15.558 24.999 22.808 24.243 27.861 22.628
Tabel 8 juga menunjukkan bahwa pasar Jepang cukup potensial untuk udang
beku Indonesia. Laju pertumbuhan rata-rata volume ekspornya sekitar 7,66%
pertahunnya dengan kenaikan tertinggi pada tahun 1998 sebesar 87.113 ton atau
mencapai 59,44%. Selain itu USA juga merupakan pasar yang cukup berpotensi
dalam memasarkan udang beku Indonesia, dengan laju pertumbuhannya sebesar
33,13%. Hongkong, Malaysia, Belgia dan Luxemburg juga mengimpor udang beku
Indonesia dalam jumlah yang cuk:up besar dan sisanya di ekspor ke negara-negara
lainnya.
Selama periode 1985-2002 perkembangan ke beberapa negara tersebut
mengalami peningkatan walau masih berfluktuasi, terutama untuk negara lainnya
menunjukkan peningkatan yang cukup besar dikarenakan s1:makin bertambahnya
tujuan ekspor udang beku Indonesia, sehingga volume ekspor semakin meningkat.
Terutama pada tahun 1998 volume ekspor udang bek:u menurut negara tujuannya
diatas menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dari tahun sebelumnya
Volume ekspor udang beku didominasi Jepang. Sedangkan USA menduduki
pos1s1 kedua dalam mengimpor udang beku Indonesia. Singapura dan Hongkong
juga merupakan pengimpor udang bek:u Indonesia dengan jumlah volume yang cuk:up
besar, walaupun masih relatif kecil bila dibandingkan dengan Jepang dan USA
Belgia dan Luxemburg mengimpor udang beku Indonesia dalam jumlah yang kecil.
Dan volume ekspor udang Ice negara lainnya menunjukkan peningkatan yang cukup
besar, terutama di tahun 2001. Hal tersebut membuktikan bahwa pasar udang beku
Indonesia semakin meluas ke negara-negara lainnya (Lampi ran 3 ).
Selama periode 1985 sampai 2002 volume ekspor udang segar didominasi
oleh negara Singapura dengan laju rata-rata volume ekspor udang segar 21,38%,
namun ekspor udang segar ke Singapura menunjukkan penurunan jumlah volume
ekspor terutama pada tahun 1998, penurunan tersebut mencapai 695 ton dari tahun
sebelumnya. Pada tahun yang sama negara Jepang, USA, Hongkong, Malaysia dan
negara lainnya mengalami peningkatan yang cukup pesat, dengan demikian
penurunan yang terjadi di Singapura dikarenakan berpindahnya ekspor udang segar
Indonesia ke negara tujuan Jainnya. Namun terjadi peningkatan kembali di tahun
1999 yang merupakan peningkatan tertinggi selama periode 1985-2002 yaitu
mencapai 330,02%. Laju rata-rata volume ekspor ke Singapura 21,38 % per tahun.
Tabel 9. Perkembangan Ekspor Udang Segar Indonesia Menurut Negara Tujuan, 1985-2002.
Tahun .
Volume Ekspor Udang Segar (Ton) . . .
Sini.,>apura Jeoang 1•• Hongkong Malaysia USA 1985 1.786 137 24 173 1986 1.331 120 83 435 1987 1.690 160 1 942 1988 1.743 514 8 559 4 1989 3.511 183 4 1105 14 1990 2.624 34 22 489 1991 3.031 41 47 449 10 1992 5.819 1.004 240 146 136 1993 3.689 984 118 583 77 1994 3.607 1.705 217 71 153 1995 2.780 1.199 344 117 56 1996 3.414 25 207 241 39 1997 1.308 167 466 230 194 1998 613 1120 588 178 692 1999 2.636 1.142 1.335 3.506 419 2000 3.129 1.094 833 4.248 543 2001 3.342 1.185 641 5.383 119 2002 1.657 696 895 5.301 233
Sumber: Ditjen Perikanan, 2002.
· Lainnya 79
140 532 429 107 154 911 713 500 343 821 566 477
1.041 768 862 324 205
Perkembangan pasar udang segar Indonesia cukup mi~nggembirakan dimana
pada tahun 1985, udang segar Indonesia barn mencapai 8 rn~gara yang diantaranya
adalah yang tersebut diatas dan sisanya Jennan, Saudi Arabia, Taiwan dan
Netherland. Keempat negara tersebut mengimpor udang scgar Indonesia dalam
jumlah yang sangat kecil. Sejalan dengan perkembangannya kini di tahun 2002
ekspor udang segar sudah mencapai 21 negara tujuan.,
Lampiran 4 menunjukkan perkembangan ekspor udang segar ke Jepang,
Malaysia, Hongkong, USA dan negara lainnya mengalami fluktuasi yang sangat
tinggi walaupun volume ekspomya mengalami peningkatan.
Selama 1985-2002 secara kumulatif udang segar didominasi Singapura
namun terjadi penurunan yang besar tahun 1998. Sedangkan Hongkong mengalami
peningkatan pesat pada tahun tersebut dan mendominasi ekspor udang segar
Indonesia. Di tahun 1999 ekspor udang segar bergeser ke Malaysia sehingga negara
tersebut merupakan pengimpor udang segar terbesar (Lampiran 4).
Tabel 10 menunjukkan pada tahun 1985 udang kaleng Indonesia barn
diekspor ke dua negara yaitu Jepang sebanyak 1 ton dan 3 ton diekspor ke
Netherland. Kemudian di tahun 1986 - 1988 hampir seluruh udang kaleng Indonesia
di ekspor ke Singapura. Peningkatan ekspor udang kaleng ke Singapura yang terbesar
terjadi pada tahun 1996 yang mencapai 86,09% dengan volumenya mencapai 629 ton.
Ekspor udang kaleng Indonesia ke USA secara umum menunjukkan
peningkatan. Peningkatan terbesar dicapai pada tahun 1998 sebesar 294,03%,
sehingga USA merupakan pasar yang potensial.
Tabel 10. Perkembangan Ekspor Udang Kaleng Indonesia Menurut Negara Tujuannya, 1985-2002
Tahun Volume ('fon) Singapura USA Hongkong Malaysia Jepang
1985 1
1986 IO 1987 246 1988 211 30 1989 151 27 5 40 32 1990 288 91 3 85 1 1991 80 62 4 rn 2 1992 138 45 273 0 21 1993 470 2IO 295 54 31 1994 295 214 209 83 34 1995 338 513 195 54 36 1996 629 473 29 7 5 1997 280 335 0 5 19 1998 5 1320 26 1999 290 334 1476 173 46 2000 326 493 404 :52 51 2001 238 664 576 2525 32 2002 262 248 279 732 IO
Surnber: Ditjen Perikanan, 2002.
Lainnya 3
1 1 1
307 359 416 411 334 191 403 101 34
l 420 726 739
1708
Sedangkan untuk perkembangan volume ekspor udang kaleng ke Hongkong,
dan Malaysia menunjukkan peningkatan walaupun masih berfluktuasi. Peningkatan
volume ekspor terbesar ke Hongkong terjadi pada tahun 1999 mencapai 1.476 ton
Untuk volume ekspor udang ka\eng terbesar ke Malaysia terjadi pada tahun 2001
mencapai 4755,77%.
Gambar pada lampiran 5 menunjukkan bahwa ekspor udang kaleng di tahun
1986 didominasi Singapura, namun pola ekspor bergeser ke negara lainnya di tahun
1988. Sedangkan pada tahun 1998 volume ekspor udang kaleng terbesar diduduki
oleh USA, kemudian di tahun berikutnya bergeser ke Hongkong. Tetapi di tahun
2001 volume ekspor udang kaleng justru didominasi Malaysia, yang mengalami
peningkatan pesat. Walaupun terjadi fluktuasi yang sangat tinggi, tetapi volume
ekspor udang kaleng secara kumulatif selama tahun 1985-2002 diduduki oleh USA.
Demikianjuga perkembangan volume ekspor udang kaieng ke negara-negara
tujuannya menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan walaupun masih
mengalami fluktuasi (Lampiran 5). Volume udang kaleng memang tidak sebesar
volume ekspor udang beku dan segar. Dengan demikian peluang untuk
mengembangkan pasar udang kaleng Indonesia masih cukup terbuka lebar mengingat
di zaman sekarang pola konsumsi masyarakat mulai bergeser untuk mengkonsumsi
makanan yang siap saji.
Untuk melihat seberapa besar pangsa udang beku Indonesia ke Jepang
terhadap total udang Indonesia dapat dilihat pada tabel 11 menunjukkan nilai yang
sangat berfluktuasi dan cenderung menurun. Pangsa terbesar w1tuk udang beku justru
terjadi pada tahun 1985 dimana persentasenya sebesar 87,3%., namun ditahun-tahun
berikutnya mengalami penurunan dan terjadi kenaikan di tahun 1993 yaitu pangsanya
73,8%.
Pangsa udang beku terendah ke Jepang terjadi pada tahun 1999 yaitu hanya
59,7%, namun demikian pangsa udang beku ke Jepang masih mendominasi dimana
pada tahun tersebut untuk pangsa ke Belgia & Luxemburg hanya 2,8%; pangsa udang
bekli ke USA 16,1%; Singapura 1,4%; Hongkong 2,3% dan ttlij~ara laillnya 17,7%.
Tabel 11. Perkembangan Pangsa Udang Beku Indonesia,1985-2002.
Tahtm: .
Panmm Udang Beku .
. . . . . .
. Jepang Belgia& Singapura Hongkong. OSA ··Lainnya Luxemburg. . . . .
1985 0,873 0,003 0,051 0,032 0,016 0,036 1986 0,844 0,015 0,046 0,043 0,015 0,063 1987 0,799 0,027 0,044 0,029 0,024 0,063 1988 0,796 0,023 0,044 0,024 0,034 0,074 1989 0,735 0,029 0,062 0,019 0,086 0,064 1990 0,669 0,027 0,082 0,018 0,119 0,084 1991 0,639 0,020 0,089 0,018 0,151 0,083 1992 0,664 0,023 0,066 0,018 0,163 0,066 1993 0,738 0,020 0,050 0,021 0,113 0,061 1994 0,770 0,016 0,040 0,026 0,097 0,056 1995 0,822 0,014 0,023 0,020 0,051 0,064 1996 0,772 0,010 0,014 0,021 0,106 0,078 1997 0,698 0,015 0,016 0,023 0,132 0,118 1998 0,638 0,022 0,015 0,022 0,155 0,148 1999 0,597 0,028 0,014 0,023 0,167 0,177 2000 0,622 0,017 0,009 0,027 0,167 0,158 2001 0,615 0,014 0,016 0,027 0,155 0,173 2002 0,614 0,034 0,016 0,021 0,163 0,152
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Dengan demikian, walaupun pangsa udang beku mengalami penurunan
tetapi pangsa udang beku ke Jepang terhadap total udang beku lndonesia masih cukup
besar. Dapat dilihat bahwa selama periode 1985 sampai 2002 udang beku ke Jepang
masih menduduki posisi pertama untuk ekspor udang beku Indonesia dengan
persentasenya melebihi 50% dari pangsa udang beku ke negara lainnya.
Pangsa udang segar Indonesia ke pasar intemasional didominasi oleh pangsa
udang segar ke Singapura diikuti Jepang. Pangsa udang segar ke Singapura yang
mencapai puncak pada tahun 1990 sebesar 78,4%, Jepang hanya 2,6%, Hongkong
4,2%, Malaysia 5,3% dan negara lainnya 9,5%. Namun pada tahun berikutnya
pangsa udang segar ke Singapura semakin menurun dan justru didominasi oleh
pangsa udang segar ke Jepang. Seperti pada tahun 1995, pangsa udang segar
Indonesia didomonasi oleh negara Jepang yang mencapai 57,4% sedangkan nntuk
Singapura pangsanya hanya 14,6% (Tabet 12).
Tabel 12. Perkembangan Pangsa Udang Segar Indonesia, 1985-2002 .
Tahm1 Pan!!sa Udang Sellar . .. .. . Singaoura Jeoanll: · Honll:kong · 1 •• Malavsia . USA Laimwa
1985 0,365 0,318 0,052 0,150 0,115 1986 0,224 0,199 0,132 0,178 0,267 1987 0,392 0,107 0,001 0,164 0,336 1988 0,272 0,417 0,003 0,076 0 0,232 1989 0,612 0,214 0,003 0,115 0,013 0,267 1990 0,784 0,026 0,042 0,053 0,095 1991 0,744 0,034 0,032 0,045 0,006 0,139 1992 0,459 0,297 0,073 0,009 0,034 0,128 1993 0,449 0,400 0,023 0,030 0,018 0,080 1994 0,343 0,527 0,041 0,005 0,039 0,045 1995 0,146 0,574 0,077 0,013 O,Oll 0,179 1996 0,399 0,027 0,146 0,068 0,049 0,311 1997 0,208 0,191 0,148 0,004 0,239 0,210 1998 0,062 0,368 0,095 0,001 0,299 0,175 1999 0,183 0,328 0,191 0,028 0,187 0,083 2000 0,183 0,341 0,082 0,058 0,217 0,119 2001 0,317 0,396 0,044 0,176 0,049 0,018 2002 0,166 0,322 0,099 0,217 0,160 0,036
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Tabel 12 juga menunjukkan bahwa pada tahun 1996 terjadi kenaikan kembali
untuk pangsa udang segar ke Singapura sebesar 39,9%. Dan pada tahun tersebut
Singapura menjadi negara yang mendominasi ekspor udang segar. Di tahun 1997
pangsa udang segar ke Singapura mengalami penurunan dan pangsa terbesar udang
segar Indonesia diduduki oleh USA mencapai 29,9%. Sedangkan tahun 1998 sampai
2002 persentase pangsa terbesar diduduki Jepang dengan rata-rata pangsanya selama
tahun tersebut sebesar 35,1 %.
Walaupun pangsa Jepang mendominasi di tahun-tahun terakhir namun pada
periode 1985-2002 ekspor udang segar masih didominasi Singapura dengan rata-rata
persentasenya 34,03%. Sedangkan untuk rata-rata persentase ke Jepang hanya
mencapai 28,25%.
Untuk perkembangan pangsa udang kaleng, tabel 13 menunjukkan bahwa
USA dan Singapura merupakan pasar terbesar untuk ekspor udang kaleng Indonesia.
Pada tahun 1986 dan 1987 Singapura merupakan negara tujuan utama Indonesia
dalam mengekspor udang kaleng dimana pada saat itu seluruh udang kaleng
Indonesia di ekspor ke Singapura, namun pada tahun berikutnya pangsa udang kaleng
Indonesia ke Singapura menurun dan peningkatan pangsa udang kaleng bergeser ke
USA.
Pada tahun 1998, pangsa terbesar udang kaleng Indonesia di kuasai oleh pasar
Amerika. Persentase pangsanya mencapai 69, I% dan pangsa udang kaleng ke
Singapura hanya 0,4%, Jepang 20% dan negara lail1llya 28,5% sedangkan untuk
Hongkong dan Malaysia tidak mengimpor udang kaleng Indonesia. Di tahun 1999
terjadi penurunan yang cukup drastis untuk pangsa udang kaleng ke USA dimana
pangsanya hanya mencapai 14,1%. Dan di tahun tersebut pangsa udang kaleng
Indonesia tertinggi diduduki oleh Hongkong yaitu 39 ,2%, dan diikuti Malaysia
35,8% sedangkan Singapura hanya 3,2%, Jepang 3,3% dan 4,4% untuk
lainnya.
Tabel 13. Perkembangan Pangsa Udang Kaleng Indonesia, 1985-2002
Tahun Panu:sa Udanu:Kalenu: . . . . .
. USA Sina•nura Malavsia Honu:konu:·· JeQ!lng Laiunva 1985 0,250 0,750 1986 l,00 1987 1,00 1988 0,943 0,057 0,009 1989 0,089 0,152 0,038 0,010 0,132 0,580 1990 0,178 0,256 0,066 0,006 0,002 0,492 1991 0,178 0,341 0,012 0,021 0,025 0,423 1992 0,025 0,134 0 0,647 0,046 0,148 1993 0,086 0,159 0,010 0,570 0,045 0,130 1994 0,121 0,119 0,021 0,512 0,037 0,191 1995 0,248 0,201 0,005 0,460 0,035 0,052 1996 0,547 0,276 0,001 0,109 0,161 0,024 1997 0,572 0,229 0,003 0 0,134 0,062 1998 0,691 0,004 0,020 0,285 1999 0,141 0,032 0,358 0,392 0,033 0,044 2000 0,482 0,053 0,004 0,308 0,040 0.114 2001 0,303 0,007 0,271 0,283 0,029 0,047 2002 0,267 0,039 0,174 0,330 0,009 0,181
Sumber data: Ditjen Perikanan, 2002.
Dengan melihat perkembangan pangsa udang belk:u, segar dan kaleng
Indonesia di pasar Intemasional, dapat dikatakan bahwa pasar udang beku Indonesia
dikuasai Jepang, walaupun pertumbuhan pangsanya mengalami penurunan tetapi
masih menduduki pangsa udang beku terbesar dibandingkan negara lainnya.
Sedangkan untuk pangsa udang segar, bila dilihat dari rata-rata persentasenya
Singapura merupakan negara yang mendominasi ekspor udang segar Indonesia. Dan
untuk pangsa udang kaleng dilihat dari pertumbuhannya yang sangat pesat dan
jumlah volume ekspor selama 1985-2002, pasar Amerika menduduki tujuan ekspor
udang kaleng Indonesia yang terbesar. Walaupun pada tahun awal periode I 985
sampai 2002 tujuan ekspor udang kaleng Indonesia dikuasai oleh Singapura, namun
terjadi penurunan dan bergeser ke Amerika sebagai tujuan utama ekspor udang
kaleng Indonesia.
Dengan demikian, meskipun masih terjadi penurunan pangsa udang Indonesia
di pasar internasional, udang tropis Indonesia masih diminati di pasaran dunia dan
masih memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor udang. Oleh
karena itu ha! yang paling penting dalam mempertahankan permintaan ekspor udang
Indonesia adalah mutu dan kontinuitas.
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perubahau Nilai Tukar
Perkembangan nilai tukar dollar terhadap rupiah selama tahun 1985 sampai
2002 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 1985 nilai
tukar sebesar Rp.1.111 per dollar dan mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu
di tahun 2002 mencapai Rp.9.311 per dollar. Selama periode 1985-2002 peningkatan
nilai tukar tertinggi terjadi pada tahun 1998 hingga mencapai Rp.10.014 per dollar,
dikarenakan Indonesia dilanda krisis ekonomi sehingga mata uang Indonesia
melemah.
r;:I RplUS
----·--···--·--.. __ ,, __ , .. ______ .. ,,
12000
l 10000
I 18000
16000
I 4000
2000
0
$
...
1985
..... )
1988 1991 1994 1997
f \\, .... //'
.
2000
Gambar 4. Perkembangan Nilai Tukar Dollar J\ll1erikaJ:e.rbaJ,a.P . .R.1:1pi!J:h:
!
J
B. Pengaruh Nilai Tokar Terhadap Volume Ekspor Udang
Pengaruh nilai tukar terhadap volume ekspor udang Indonesia, dapat dilihat
pada pola perkembangan variabel bebas dan tak bebasnya serta dianalisis dengan
menggunakan metode regresi berganda.
Harga (US$/kg)
15.
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
··--··--·-----~
Gambar 5. Perkembangan Harga ekspor Udang Beku.
Pada gambar 5 menunjukkan perkembangan harga ekspor udang beku yang
berfluktuasi. Jika melihat pengaruh nilai tukar terhadap volume ekspor maka dapat
dikatakan bahwa nilai tukar US dollar terhadap rupiah mempengaruhi volume ekspor
udang beku. Hal tersebut ditunjukkan dengan melihat pola perkembangan nilai tukar
yang sama dengan pola perkembangan volume ekspor udang beku (Gambar 6).
Sedangkan harga tidak mempengaruhi volume ekspor, hal tersebut ditunjukkan
dengan pola perkembangan volume ekspor udang beku tidak mengikuti pola
perkembangan harga.
Volume (Ton) ~ -··- -
' 60000 ···-· ···-·---···---·----··------·------·-----·-·---·---------·---··----·----····-·--·------·---··-----·--·---
1140000. J\ ·. 120000 ~---·----------- ---·---- ----7---\ ____ __, 1000001---c------:==============-::::;;;;;;=:;1f-. ::::: .-_-.~ .;;z_-- -- -
140000· ......,.....-···
]20000+---------------.C....·-----~-~---~---1
~--l9_ss __ .. _____ 1_9s_s ______ 1 __ 99_1 ____ 19--94 ______ 199_7 ________ 2_00_0_. ___ _
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 6. Perkembangan Volume Ekspor Udang Beku.
Untuk perkembangan harga udang segar selama periodc 1985 sampai 2002
mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Penurunan yang sangat drastis terjadi pada
tahun 1989, 1996 dan 2002. Namun selain itu, terjadi peningkatan yang sangat pesat
pada tahun 1994 dan 1998 (Gambar 7).
1 -:ar~::.~)--~-----·--------~==~--------·-7 - ----·----Jllc- ------l
6
5
4 -
3i-----~"""'1c---~~-------•-..JL--
1--1---------------------
o+-----,.-'-------~---,.-'--·------------1 1985 1988 1991 1994 1997 2000
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 7. Perkembangan Harga Ekspor Udang Segar
Jika melihat pengaruh variabel bebas yaitu harga ekspor udang segar (Gambar
7) dan nilai tukar US dollar (Gambar 4) terhadap volume ekspor udang segar
(Gambar 8), menunjukkan bahwa harga tidak mempengaruhi volume ekspor udang
segar. Hal tersebut terbukti dengan perbedaan pola pergerakan harga dan volume
ekspor selama tahun 1985-2002. Sedangkan nilai tukar mempengaruhi volume ekspor
udang segar, yaitu disaat terjadi peningkatan nilai tukar di tahun 1998 dan volume
ekspor udang segar juga menunjukkan peningkatan.
10000 ·I---
8000
6000
4000.
1985 1988 1991 1994 1997 20()() ________ J
Surnber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 8. Perkembangan Volume Ekspor Udang Segar
Perkembangan harga udang kaleng selama periode 1985-2002 menunjukkan
fluktuasi yang tinggi dengan kecenderungan yang menurun. Di tahun 1992
menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi, sedangkan pada tahun 2002
menunjukkan harga terendah (Gambar 9).
Harga (US$/kg)
7 t:~~c:--'~~7~S~~?7''9?~2i
6
5
1985 1988 1991 1994 1997 2000
Somber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 9. Perkembangan Harga Udang Ekspor Udang Kaleng
Dengan melihat perkembangan harga udang kaleng (Gambar 9) dan volume
ekspor udang kaleng (Gambar 10) menunjukkan bahwa harga udang kaleng tidak
mempengaruhi volume ekspomya. Ditunjukkan dengm1 perbedaan pola
perkembangan volume ekspor dan harga udang segar.
Namun tidak demikian dengan nilai tukar, jika dilihat pola pergerakan nilai
tukar sama dengan pola perkembangan ekspor udang kaleng. Pada saat nilai tukar US
dollar terhadap rupiah meningkat menyebabkan peningkatan volume ekspor udang
kaleng, yaitu terjadi pada tahun 1998. Dan ketika nilai tukar membaik di tahun 1999
justru menurunkan volume ekspor udang kaleng. Pada tahun 200 l terjadi peningkatan
nilai tukar kembali dan menyebabkan terjadinya peningkatan volume ekspor di tahun
tersebut. Dengan demikian setiap terjadi perubahan nilai tukar US dollar
mengakibatkan berubahnya volume ekspor udang kaleng.
Volume (Ton)
1985 !988 1991 1994 !997 2000
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 10. Perkembangan Volume Ekspor Udang Kaleng.
Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan volume ekspor udang
Indonesia ke pasar internasional, dapat diduga secara statistik dengan menggunakan
metode regresi berganda. Pada tabel 14 disajikan koefisien regresi volume ekspor
udang Indonesia ke pasar dunia untuk udang beku, udang segar dan udang kaleng.
Koefisien determinasi (R2 ) dari ketiga model persamaan regresi untuk volume
udang Indonesia ke pasar internasional adalah sebesar 0,580; 0,536 dan 0,704
masing-masing untuk udang beku, segar dan kaleng. Untuk komoditas udang beku,
variasi volume 58,0% dijelaskan oleh harga dan nilai tukar, 42,0% dijelaskan oleh
variabel diluar model. Untuk komoditas udang segar, variasi volume 53,6%
dijelaskan oleh harga dan nilai tukar, sisanya 46,4% dijelaskan oleh variabel diluar
model. Sedangkan untuk komoditas udang kaleng, variasi volmne 70,4% dijelaskan
oleh harga dan nilai tukar, 29,6% dijelaskan oleh variabel diluar model.
Dengan menggunakan uji statistik F, F-Hitung yang diperoleh sebesar 10,359;
8,680 dan 17,811 pada taraf 5% F-Tabel untuk ketiga jenis produk udang tersebut
sebesar 3,68. Karena nilai F-Hitung lebih besar dari nilai F-Tabelnya berarti bahwa
variabel-variabel penjelas dalam model berpengaruh nyata t<:rhadap ekspor udang
Indonesia.
Tabet 14. Hasil Regresi dari Model Persamaan Volume Ekspor Udang Indonesia
Variabel Udangbeku
1. Intersep 9901,008 (0,772)
I. Harga Udang beku 9900,983 (0,722)
2. Harga Udang Segar
3. Hraga Udang Kaleng
4. Nilai Tukar 6,587** (0,000)
N 18 R Square 0,580 F-Hitung 10,539 P-Value 0,001
Keterangan: ** Nyata pada tarafa= 0,01
Tanda dalam () = P-Value.
Koefisien UdangSegar Udang Kaleng
4032,660** -169,549 (0,005) (0,633)
~267,929
(0,408) 115,303 (0,338)
0,620** 0,331 ** ro,oooL (0,000)
18 18 0,536 0,704 8,680 17,811 0,000 0,000
Harga ekspor udang beku tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor
udang beku dimana nilai P-Valuenya sebesar 0,772. Begitu pula dengan harga udang
segar terhadap volume udang segar tidak berpengaruh nyata, dengan P-Valuenya
sebesar 0,408 dan untuk harga udang kaleng pun tidak berpengaruh nyata terhadap
volume udang kaleng, nilai P-Valuenya sebesar 0,338. Dengan demikian volume
ekspor ketigajenis produk udang tidak responsifterhadap harga masing-masingjenis
produk udang tersebut, dikarenakan elastisitasnya permintaan yaitu apabila terjadi
penurunan harga yang menyebabkan permintaan meningkat sehingga mendorong
untuk meningkatkan penawaran (ekspor).
Nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah berpengaruh nyata pada volume
ekspor udang beku, udang segar dan udang kaleng. Dengan nilai P-Valuenya sebesar
0,000 untuk ketiga bentuk produk udang.
Koefisien nilai tukar (ER) pada volume udang beku, udang segar dan udang
kaleng menghasilkan nilai positif sesuai yang diharapkan, dimana nilai koefisiennya
sebesar 6,587; 0,620 dan 0,331 untuk masing-masing bentuk produk udang. Artinya,
apabila terjadi peningkatan nilai tukar US dollar terhadap mpiah setiap tahunnya
selama tahun analisis akan menurunkan nilai mata uang rupiah. Dengan menurunnya
nilai mata uang rupiah menyebabkan harga produk Indonesia di pasar internasional
dipandang lebih murah, ha! ini berimplikasi terhadap peningkatan volume ekspor.
Dari kedua variabel tersebut, dapat dilihat variabel apa saja yang
mempengaruhi volume ekspor udang beku, segar dan kaleng. l'v1aka dapat dirumuskan
persamaan regresinya untuk masing-masing bentuk produk uda.ng.
Untuk persamaan regresi udang beku yaitu Q = 6,587 ER yang berarti bahwa
apabila tejadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar sebesar seribu rupiah per dollar
maka akan meningkatkan volume ekspor udang beku sebesar 6587 ton. Begitu pula
sebaliknya jika terjadi penurunan nilai tukar sebesar seribu rupiah per dollar akan
menurunkan volume ekspor udang beku sebesar 6587 ton.
Persamaan regresi untuk udang segar yaitu Q = 0,620 ER, artinya bila nilai
tukar dollar terhadap rupiah meningkat seribu rupiah per dollar maka volume udang
segar meningkat sebesar 620 ton, dan sebaliknya.
Untuk persamaan regresi udang kaleng menunjukkan bahwa yang
berpengaruh nyata adalah variabel nilai tukar dan model persamaan regresinya
Q = 0,331 ER. Persamaan tersebut dapat dijelaskan bila nilai tukar dollar terhadap
rupiah ditingkatkan sebesar seribu rupiah per dollar maka volume ekspor udang
kaleng meningkat sebesar 331 ton, begitu pula sebaliknya.
Ketiga ha! tersebut dapat dijelaskan yaitu ketika bangsa Indonesia dilanda
krisis ekonomi baik krisis moneter ataupun krisis yang disebabkan bergejolaknya
politik Indonesia, yakni pada tahun 1998 mengakibatkan mata uang rupiah melemah
atau menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, justru terjadi
peningkatan volume ekspor yang sangat besar. Karena dengan meningkatnya nilai
tukar dollar terhadap rupiah berimplikasi menurunnya harga udang Indonesia di
pasar intemasional, sehingga para negara importir mengimpor udang Indonesia yang
dianggap murah.
C. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Nilai Ekspor Udaug Indonesia
Dalam menentukan pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas maka
berikut ditampilkan pola perkembangan nilai ekspor udang dan hasil analisis regresi.
f ,,oo~ '_ilru_· ~~:: __ (R-ib_u U~~)-------------------- ----·-----·------~------... -•. -_· _
1
I I I . 1000000 4----------·-----~..----'"'----------I
\ 000000 ~I I 600000 J._ ______ ._L_ _____________ ·--- l I 400000 ·---1
ll-: :1
1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 .~ Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar 11. Perkembangan Nilai Ekspor Udang Bek:u Indonesia.
Perkembangan nilai ekspor udang beku menunjukkan peningkatan dengan
tingkat fluktuasi yang rendah. Jumlah nilai ekspor terbesar t•erjadi pada tahun 1995
dan 1996 (Gambar 11 ).
Untuk melihat pengaruh nilai tukar dan harga dapat dilihat dari pola
perkembangan harga dan nilai tukar. Pola perkembangan harga ekspor udang bek:u
(Gambar 5) dengan pola perkembangan nilai ekspor relatif sama yang berarti harga
ekspor udang bek:u berpengaruh terhadap nilai ekspor udang beku. Demikian juga
dengan nilai tukar (Gambar 4), dimana pola perkembangmmya relatif sama sehingga
nilai tnkar mempengaruhi nilai ekspor udang beku
__________ , __ , ______ _ I' Nilai Ek-por (Ribu US$)
I 40000,-,--------------------'-""''''''"""'"'"''----'-"''----'-------'"----''"--'''"'"'"'"''
II', 35000
30000 +---------,~-'-
' I 25000
I 20000
1
1
15000+----------'-l-------l---+-----~-"l.-
l 10000 -I I 5000 -,-----,
I 0 ! 1985 1988 1991 1994 1997 2000 ' ___ , __ ,
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002,
Gambar 12, Perkembangan Nilai Ekspor Udang Segar Indonesia,
Perkembangan nilai ekspor udang segar mengalami fluktuasi dengan
kecenderungan meningkat Peningkatan jumlah nilai ekspor udang segar tertinggi
terjadi pada tahun 1994 mencapai US$35,000, Sedangkan penurunan terbesar terjadi
di tahun 1996 (Gambar 12}
Pola perkembangan nilai ekspor udang segar (Gambar 12) dengan harga
udang segar (Gambar7) relatif sama, dengan demikian bahwa harga udang segar
berpengaruh terhadap nilai ekspor udang segar yang diterima, Begitu pula dengn pola
perkembangan nilai tukar (Gmabar 4) relatif sama dengan pola perkembangan nilai
ekspor udang segar,
Gambar 13 menunjukkan perkembangan ekspor udang kaleng, yang
mengalami peningkatan walau masih berfluktuasi. Peningkatan tertingginya pada
tahun 2001 hingga mencapai US$10.322.
-l:-~-:0-i E-k-s:o-r~(Ri-~=-~--~-~-~---···.-.... -------·-··-·········-·-····,- ····--·········-- - - - , !
10000 -1---·--- -rr--1 8000 -1
I 6000 ·f----- --- .,,._.._,_I
! 4000 ·--1 I ,
! __ .. _______ ~--·
1985 1988 1991 1994 1997 2000
Sumber : Ditjen Perikanan, 2002.
Gambar13. Perkembangan Nilai Ekspor Udang Kaleng Indone:;ia.
Dilihat dari pola perkembangan harga ekspor udang kaleng (Gambar 9) dan
nilai ekspor udang kaleng (Gambar 13) relatif sama, sehingga harga mempengaruhi
penerimaan nilai ekspor. Demikian pula dengan nilai tukar yang berpengaruh
terhadap nilai ekspor udang kaleng.
Persamaan nilai ekspor udang Indonesia di pengaruhi oleh harga udang dan
nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah. Maka untuk melihat pengaruhnya secara
pasti disajikan pada tabel 15 yang menunjukkan hasil regresi model persamaan nilai
ekspor udang Indonesia.
Pada tabel tersebut dapat dilihat koefisien detenninasi (R2) dari ketiga model
persamaan nilai ekspor Indonesia ke pasar dunia adalah sebesar 0,690; 0,635 dan
0,642 untuk masing-masing udang beku, segar dan kaleng. Nilai tersebut berarti
bahwa 69,0%; 63,5% dan 64,2% variasi nilai ekspor udang Indonesia dapat
dijelaskan oleh variasi variabel penjelas di dalam model, sedangkan sisanya 3 I%;
36,5% dan 35,8% di jelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Tabel 15. Hasil Regresi dari Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Indonesia
Variabel UdangBeku
L Intersep -622187,345* (0,033)
2. Harga Udang Beku 132723,700** (0,000)
3. Harga Udang Segar
4. Harga Udang Kaleng
5. Nilai Tukar 51,178** (0,001)
N 18 R Squre 0,690 F-Hitung 16,666 P-Value 0,000
Kerangan: * Nyata pada taraf a= 0,05 ** Nyata pada taraf a= 0,01
Tanda dalam ( ) = P-Vlaue.
Koefisien UdangSegar Udang Kaleng
-1118,179 -4722,749** (0, 785) (0,000)
4428,930** (0,000)
1486,077** (0,000)
1,132* 0,870** {0,034} (0,000)
18 18 0,635 0,642 13,031 13,479 0,000 0,000
Berdasarkan uji statistik F yang dilakukan, nilai F-Hitungnya sebesar 16,666;
13,031 dan 13,479, sedangkan nilai F-Tabelnya sebesar 3,68. Hal tersebut
menunjukkan secara bersama-sama variabel bebas dari model mempengaruhi variabel
tidak bebasnya.
Harga ekspor udang beku, udang segar dan udang kaleng berpengaruh nyata
terhadap nilai ekspor ketigajenis produk udang. Dimana nilia P-Value harga ekspor
ketiga jenis produk udang adalah 0,000 dengan nilai koefisien untuk udang beku
sebesar 132723,700 sedangkan nilai koefisien udang segar dan udang kaleng sebesar
4428,930 dan 1486,077. Nilai positif pada koefisien harga sesuai dengan yang
diharapkan karena apabila terjadi kenaikan harga akan mengakibatkan kenaikan nilai
ekspor ( devisa) yang diterima.
Nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah berpengaruh nyata pada nilai
ekspor udang beku, udang segar dan udang kaleng. Dengan nilai P-Valuennya sebesar
0,000 untuk udang beku dan udang kaleng pada taraf 1% yang berarti tingkat
kepercayaan analisis variabel nilai tukar terhadap nilai ekspor udang kaleng dan
udang beku sebesar 99%. Sedangkan untuk udang segar P-Valuenya sebesar 0,034
yang nyata pada taraf 5% atau tingkat kepercayaannya sebesar 95%.
Sifat koefisien nilai tukar ketiga jenis produk udang bertanda positif dengan
nilai koefisien udang beku sebesar 51, 178; I, 132 koefisien 11dang segar dan 0, 870
untuk nilai koefisien udang kaleng.
Dengan demikian dari kedua variabel bebas tersebut diatas, dapat dirumuskan
persamaan regresinya untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap ekspor
udang Indonesia. Untuk rumusan persamaan nilai ekspor udang beku didapat
R = 132723, 700 Pe+ 51,178 ER artinya jika terjadi peningkatan harga ekspor udang
sebesar satu dollar akan berdampak pada peningkatan nilai ekspor sebesar
US$ 132723,700, ceteris paribus, begitu pula sebaliknya. Hal 1ersebut menunjukkan
bahwa apabila harga ekspor udang beku meningkat maka akan terjadi peningkatan
devisa yang diterima dari produk udang beku. Dan apabila teijadi peningkatan nilai
tukar sebesar seribu rupiah per dollar dan harga ekspor udang beku ceteris paribus
maka akan meningkatkan nilai ekspor sebesar US$ 51.178, dani sebaliknya.
Model persamaan regresi untuk nilai ekspor udang segar yaitu R= 4428,93 Ps
+ 1, 132 ER yang artinya bila terjadi kenaikan harga ekspor udang segar sebesar satu
dollar maka akan mengakibatkan peningkatan penerimaan devisa dari udang segar
sebesar US$ 4428,930, ceteris paribus, begitu pula jika terjadi penurunan. Dan bila
harga udang segar dianggap ceteris paribus, variabel nilai tukar dinaikkan sebesar
seribu rupiah per dollar maka akan meningkatkan nilai ekspor udang sebesar
US$ 1.132, dan sebaliknya.
Rumusan regresi untuk nilai ekspor udang kaleng yaitu R = 1486,077PK +
0,870 ER berarti bahwa jika variabel harga ekspor udang kaleng dinaikkan sebesar
satu dollar dan variabel nilai tukar ceteris paribus maka akan meningkatkan nilai
ekspor udang kaleng sebesar US$ 1.486,077, sebaliknya. Dan bila harga dianggap
ceteris paribus, variabel nilai tukar dinaikkan sebanyak seribu rupiah per dollar maka
akan meningktkan nilai ekspor udang kaleng sebesar US$ 870, begitu pula
sebaliknya.
Dengan demikian nilai ekspor udang sangat responsif te:rhadap harga dan nilai
tukar dimana jika terjadi perubahan hatga dan rtilai tukar maka akan berdampak pada
perubahan nilai ekspor udang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan:
I. a. Volume ekspor udang beku mengalami fluktuasi dengan kecenderungan yang
meningkat, dengan pertumbuhan rata-ratanya selama periode 1985-2002
sebesar 9,73% per tahun, dimana volume ekspor udang beku mendominasi
ekspor udang Indonesia. Menurut negara tujuannya, volume ekspor udang
beku dikuasai Jepang dengan pangsanya lebih dari 50%.
b. Volume udang segar mengalami peningkatan namun masih berfluktuasi,
peningkatan rata-rata pertahunnya mencapai 13,65%. Menurut negara
tujuannya, volume ekspor udang segar Indonesia terbesar selama periode
1985-2002 adalah Singapura. Namun perkembangan ekspor udang segar ke
Singapura menunjukkan penurunan yaitu pada tahun 1998, tetapi terjadi
peningkatan volume ekspor pada negara Jepang, Hongkong, USA dan negara
lainnya. Di tahun berikutnya ekspor udang segar ke Singapura mengalami
peningkatan kembali namun volume ekspor terbesamya diduduki Malaysia.
c. Volume ekspor udang kaleng masih mengalami fluktuasi yang cenderung
meningkat selama periode 1985-2002, laju peningkatan rata-ratanya 165,45%
per tahun. Volume ekspor udang kaleng relatif kecil, namun peluang pasar
udang kaleng masih cukup besar hal ters~b;t·dik;;;;;~~q~;;~erke~banguya q - -- •
pola konsumsi masyarakat untuk mengkonsumsi makanan siap saji. Volume
ekspor udang kaleng Indonesia terbesar selama periode 1985-2002 adalah
USA, meskipun negara tersebut baru mengimpor dli tahun 1989. Pada
awalnya pangsa terbesar diduduki oleh Singapura 1namun permintaannya
semakin menurun dan justru berpindah ke USA yang merupakan pasar yang
cukup potensial, tetapi di tahun 1999 trend ekspor udang kaleng bergeser ke
Hongkong dan tahun 2001 Malaysia mendominasi ekspor udang Kaleng.
2. a. Hasil analisis re1:,'fesi untuk volume ekspor udang menunjukkan bahwa harga
ekspor tidak berpengaruh nyata dikarenakan elastisitasnya permintaan,
sedangkan nilai tukar berpengaruh nyata terhadap volume ekspor udang beku,
segar dan kaleng. Koefisien regresi yang diperoleh untuk nilai tukar bertanda
positif artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar dollar Amerika terhadap
rupiah maka akan meningkatkan volume ekspor udang, dan sebaliknya.
b. Hasil analisis regresi untuk nilai ekspor menunjukkan bahwa harga dan nilai
tukar berpengaruh terhadap nilai ekspor udang beku, segar dan kaleng, dengan
koefisien regresi positif. Hal ini berarti bahwa bila te.rjadi peningkatan harga
maka akan meningkatkan nilai ekspor udang beku, segar dan kaleng,
sebaliknya. Dan bila terjadi peningkatan nilai tukar maka akan berdampak
pula pada peningkatan nilai ekspor yang diterima atau sebaliknya.
B.Saran
Hasil analisis menunjukkan bahwa harga tidak berpengaruh nyata terhadap
volume ekspor udang dan hanya nilai tukar yang berpengaruh nyata. Indonesia
sebagai negara berkembang yang menganut nilai tukar bebas tidak dapat
mengendalikan atau mempengaruhi nilai tukar, disamping itu harga juga tidak dapat
dikendalikan. Untuk basil persamaan regresi didapat bahwa udang beku
menghasilkan koefisien yang tinggi dengan nilai positif Dari ha! tersebut, maka yang
perlu dilakukan adalah:
1. Meningkatkan ekspor udang beku, dimana udang beku sangat potensial untuk
dikembangkan.
2. Kebijakan terintegrasi mulai saat produksi, pengolahan sampai pemasaran perlu
ditingkatkan agar mampu menghasilkan udang bermutu tinggi, efisien dan
mempunyai daya saing yang tinggi di pasar internasional. Sedangkan untuk
mengantisipasi isu-isu internasional maka diperlukan jalinan kerjasama yang erat
dari para stakeholders khususnya antara pelaku usaha dan pemerintah.
DAFT AR PUSTAKA
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jndikator kinerja Kelautan dan Perikanan Vol. I Produksi dan Konsumsi. ( Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan, 2002).
Boediono. Ekonomi lnternasional. (Yogyakarta: BPFE, 2001).
Ditjen Perikanan. Profit Usaha JO Komoditas Unggulan. (Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan, 1998).
______ . Statistik Hasil Ekspor Perikanan. (Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan,1987) .
. Statistik Hasil Ekspor Perikanan. (Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan, 1992).
______ . Statistik Hasil Ekspor Perikanan. (Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002).
______ . Statistik Hasil Perikanan. (Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan, 1992).
Ditjen Perikanan Budidaya. Statistik Hasil Perikanan Budidaya. (Jakarta Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002).
Ditjen Perikanan Tangkap. Statistik Hasil Perikanan Tangkap. (Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002).
Halwani, R H. Ekonomi lnternasional dan Globalisasi Ekonomi. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002).
Hari MB, K. Perdagangan Udang lnternasional. (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
Kambuno, N. Strategi Peningkatan Daya Saing Udang Di Pasar Jepang [Tesis]. Jakarta: Universitas Indoneisia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2002.
Gomez, K.A., Arturo A. Gomez. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Diterjemahkan oleh Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah. (Jakarta: UI Press, 1995).
Nursusanto, A. Analisis Peluang Ekspor Impor Jagung Indonesia [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, fakultas Pertanian, 2003.
Nopirin. Ekonomi Internasional. (Yogyakarta: BPFE, 1999).
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. (Jakarta: Erlangga. 1988).
Retnowati, N. Analisis Ekonomi Udang Indonesia Di Pasar Jepang [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana, 1990.
Waluya, H. Ekonomi Internasional. (Jakarta : Rieneka Cipta, 1995).
Lampiran 1. Jenis-jenis Udang
Udang Harimau Pe11eus semisulcatus
UdangPutih Pe11ae11s mergule11sis
Udang Galah Macrobrac/tium rosenbergii
UdangWindu Penaeus monodon
Lampiran 2: Perkembangan Ekspor Udang Indonesia
Volume (Ton) l 160000
140000 ~----
120000 ·1------ -P I UdangBekn
100000.
80000 ··----
i 60000 . ····-··-----···· ---- ······-)
I -"-··~·-·
I I
11
20000 ------
Udang Kaleng i!,;
1 1_::;:::::;::::::::::::::::::~~:::::::::;:~:;:::::::::~·;:;:;;;:;~--:::-:-:":~:::::::·~~"J 0 =-""'-""""""-~'"'''""'""-~"'""""-~-"""""""""
~---1_9_s_s __ 1_9_s1 __ 19_s_9 __ 19_9_1 1993 1995 1997 1999 2001 J Udang Segar
Lampiran 3 : Perkembangan Ekspor Udang Beku Menurut Negara Tujuan
Volumeffon) 160000 ·~ ................ -·--·----.. ----·--·-""" ____ ,,._ ..... ,, ..... __ ,,,_ .... , ........ ---····--... --... ,
--Belgia & Luxemburg
140000 . -· -)IE- Hongkong
-*-Lainnya
_...., Singapura
--Jepang
100000 .
80000 ;--------
40000
--.-.------1 !1 j
i --···-·--··· - _ .......... __ ·-I
r
I
11 '
I ---ii
I
···--------···---! I II
O·r-------~~-------c-~-----~-~----~I L_ __ 19_s_s __ .. _19_s_7 __ 19s9 ___ 1991 ·---1-99-3 -· 1995 1997 1999 _2~
Lampiran 4 : Perkembangan Ekspor Udang Segar Menurut Negara Tujuan
Volume (Ton)
10000 .
__._ Singapura -Ill-"· Jepang
--·--A- Hongkong ·· ·)•{··· Lainnya
~Malaysia -lli-USA
8000+----
~--O ·l-l-98-~·_,..·====19=8-7:~-r-19-89-r--rl-99_1_,......__,-19_9_3 ,...---,.-19---,95---,--1=99=7~----==19=9-9:_--"2-0-01~--l
Lampiran 5 : Perkembangan Ekspor Udang Kaleng Menurut Negara Tujuan
Volume (Ton) I 5000T------··-·---·-·-·················-·············--···-·~-···-····-~···-······-·-•·····-··-·o
--Singapura
4500 -;1r-Hongkong
-B-lainnya
13500.
1000 +------
1985 1987 1989
-.J!!i-USA
"""*-Malaysia
-&-Jepang
1991 1993 1995 1997
I ·---»iH-1
1999 2001
I I
I
Lampiran 6: Input Regresi Volume Ekspor Udang Beku
Tahun Volume Ekspor Harga Nilai Tukar UdangBeku UdangBeku
(Ton) (US$/kg) fR.v/US$)
1985 28.780 6,9 1.111
1986 33.992 8,2 1.283
1987 40.941 8,4 1.64' 1988 53.294 9,2 1.68'
1989 71.704 7,6 1.770
1990 89.88' 7,5 1.843
1991 90.556 8,3 1.950
1992 91.512 7,9 2.030
1993 91.22' 9,2 2.087
1994 92.401 10,5 2.161
1995 87.695 11,4 2.249
1996 94.504 10,6 2.342
1997 89.529 11,1 2.909
1998 136.806 7,1 10.014
1999 97.106 8,~ 7.855
2000 103.396 9,4 8.422
2001 113.065 8,0 10.261
2002 112.539 7,3 9.311
Lampiran 7: Hasil Regresi Model Persamaan Volume Ekspor Udang Beku
Regression Statistics Multiple R 0.761601679 R Square 0.580037117 Adjusted R Square 0.524042066 Standard Error 19729.28102 Observations
ANOVA
Regression Residual Total
Intercept PTBeku ER
18
df SS MS F ')ignificance F 2 8064151032 4.03E+09 10.358721 0.00149308
15 5838667942 3.89E+08 17 13902818974
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0% 9901.007858 33528.4478 0.295302 0.7718116 -61563.2309 81365.247 -61563.2309 81365.24661 5542.483544 6.586697595
3576.170534 1.549838 0.1420188 -2079.9482 13164.915 -2079.9482 13164.91529 1.4538081 4.530651 0.0003982 3.48797708 9.6854181 3.48797708 9.685418113
Lampiran 8: Input Regresi Volume Ekspor Udang Segar
Tahun Volume Ekspor Harga Nilai Tukar UdangSegar Udang Segar
(Ton) (US$/kg) (Ro/US$)
1985 2.195 1,5 1.111
1986 2.109 2,0 1.283
1987 3.235 2,7 1.644
1988 3.257 3,3 1.687 . 1989 4.924 1,3 1.770
1990 3.323 2,5 1.843
1991 4.489 3,0 1.950
1992 8.058 3,8 2.030
1993 5.951 4,4 2.08;
1994 6.096 5,8 2.161
1995 5.31' 5,4 2.249
1996 4.482 2,4 2.342 1997 2.842 4,1 2.909 1998 4.232 7,2 10.014
1999 9.80( 2,9 7.855
2000 10.709 2,( 8.422 2001 10.994 1,8 10.261 2002 8.98' 1,6 9.311
Lampiran 9: Hasil Regresi Model Persamaan Volume Ekspor Udang Segar
Regression Statistics MultipleR 0.734342219 R Square 0.539258495 Adjusted R Square 0.477826294 Standard Error 2095. 785116 Observations
ANOVA
Regression Residual Total
df
18
2 15 17
SS MS 77112435.69 38556218 65884728.76 4392315 142997164.4
F "iignificance F 8.778108 0.00299178
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Uppe! 95~ Lo_y;er 95.0% Upper 95.0% Intercept PT segar ER
4032.66058 1240.690043 3.250337 0.0053796 1388.19073 6677.1304 1388.19073 6677.130435 -269.2249775 311.1015758 -0.865393 0.4004528 -932.322697 393.87274 -932.322697 393.8727425 0.621229472 0.149865585 4.145244 0.0008634 0.30179834 0.9406606 0.30179834 0.940660601
Lampiran IO: Input Regresi Volume Ekspor Udang Kaleng
Tahun Volume Ekspor Harga Nilai Tukar Udang Kaleng Udang Kaleng
(Ton) (US$/kg) (Rp/US$)
1985 4 5,2 1.111
1986 11 2,4 1.283
1987 247 2,6 1.644
1988 242 1,9 l.68'
1989 562 4,6 l.770
1990 827 4,6 1.843 1991 582 3,1 1.950
1992 888 7,4 2.030
1993 1.394 6,9 2.08'
1994 1.026 5,8 2.161
1995 1.539 5,2 2.249
1996 1.244 3,8 2.342
1997 673 4,8 2.909
1998 1.652 2,~ 10.014
1999 2.739 3,6 7.855
2000 2.082 2" , 8.422
2001 4.768 2,1 10.261
2002 3.239 l,4 9.311
Lampiran 11: Hasil Regresi Model Persamaan Volume Ekspor Udang Kaleng
Regression Statistics Multiple R 0.862289935 R Square 0. 743543933 Adjusted R Square 0. 70934979 Standard Error 668.6146053 Observations 18
ANOVA
Regression Residual Total
Intercept PT kaleng ER
df SS MS F ':iignificance F 2 19441807.25 9720904 21.744775 3.6949E-05
15 6705682.356 447045.5 17 26147489.61
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% _Upper 95.0% -169.5494176 347.5644999 -0.487821 0.6327296 -910.366068 571.26723 -910.366068 571.2672331
60.6933051 56.66945023 1.071006 0.3010977 -60.0948431 181.48145 -60.0948431 181.4814533 0.306090035 0.047899351 6.390275 1.215E-05 0.20399492 0.4081851 0.20399492 0.408185149
Lampiran 12: Input Regresi Nilai Ekspor Udang Beku
Tahun Nilai Ekspor Harga Nilai Tukar UdangBeku UdangBeku (Ribu US$) (US$/kg;) (Rp/US$)
1985 199.455 6,~ 1.111 1986 280.69~ 8,2 1.283 1987 343.474 8,4 1.644 1988 489.06' 9,2 1.68'
1989 547.725 7,6 1.770 1990 678.079 7,5 1.843 1991 754.853 8,3 1.950
1992 727.816 7,9 2.030 1993 840.784 9,2 2.087 1994 968.240 10,5 2.161 1995 1.000.498 11,L 2.249 1996 1.002.098 10,6 2.342 1997 996.223 11,l 2.909
1998 977.335 7,1 10.014
1999 850.239 8,7 7.855
2000 968.986 9,4 8.422
2001 905.305 8,0 10.261
2002 817.823 7,3 9.311
Lampiran 13: Hasil Regresi Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Beku
Regression Statistics Multiple R 0.830450224 R Square Adjusted R Square Standard Error Observations
ANOVA
Regression Residual Total
Intercept PTBeku ER
0.689647574 0.648267251 156464.6624
18
df SS MS F )ignificance F 2 8.16011E+ll 4.08E+ll 16.666075 0.00015449
15 3.67218E+ll 2.45E+!O 17 1.18323E+12
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 25_.0%_ Upper 95.0% -622187.3455 265900.0732 -2.339929 0.0335278 -1188940.28 -55434.407 -1188940.28 -55434.407 132723.7021 28361.11031 4.679778 0.0002963 72273.3892 193174.01 72273.3892 193174.0149 51.17807503 11.52954298 4.438864 0.0004782 26.6034208 75.752729 26.6034208 75.75272929
Lampiran 14: Input Regresi Nilai Ekspor Udang Segar
Tahun Nilai Ekspor Harga '
Nilai Tukar Udang Segar UdangSegar (Ribu US$) (US$/kg) (Rn/US$)
1985 3.253 1,5 1.111 1986 4.178 2,0 1.283 1987 8.962
') , -, 1.644 1988 10.773 3,3 1.68'
1989 6.461 1,3 1.770 1990 8.368 2,5 1.843 1991 13.322 3,0 1.950 1992 30.390 3,8 2.030
1993 26.221 4,4 2.08'
1994 35.577 5,8 2.161
1995 28.51, 5,4 2.249
1996 11.023 2,4 2.342
1997 11.700 4,1 2.909
1998 30.453 7,2 10.014
1999 28.816 2,9 7.855
2000 27.483 2,6 8.422
2001 19.362 1,8 10.261
2002 14.141 1,6 9.311
Lampiran 15: Hasil Regresi Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Segar
Regression Statistics Multiple R 0. 796678773 R Square 0.634697068 Adjusted R Square 0.58599001 Standard Error 6796.155118 Observations
ANOVA
Regression Residual Total
df
18
2 15 17
SS MS 1203735747 6.02E+08
692815865.8 46187724 1896551613
F ~ign!ficance F 13.030906 0.00052469
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0% Intercept PT segar ER
-1118.17903 4023.276015 -0.277927 0.7848623 -9693.59414 7457.2361 -9693.59414 7457.236076 4428.930045 1008.83175 4.390157 0.0005272 2278.65475 6579.2053 2278.65475 6579.205343 1.132183694 0.485980053 2.329692 0.0342006 0.0963411 2.1680263 0.0963411 2.168026294
Lampiran 16: Input Regresi Nilai Ekspor Udang Kaleng
Tahun Nilai Ekspor Harga Nilai Tukar Udang Kaleng Udang Kaleng
(Ribu US$) (US$/kg) (Rp/US$)
1985 21 5,2 1.111 1986 2' 2,' 1.283 1987 649 2,6 1.644 1988 472 1,9 1.687 1989 2.574 4,6 1.770 1990 3.793 4,6 1.843 -1991 1.806 3,1 1.950 1992 6.643 7,' 2.030 1993 9.698 6,9 2.08~
1994 5.922 5,8 2.161 1995 7.993 5,2 2.249
1996 4.771 3,8 2.342
1997 3.212 4,8 2.90'
1998 3.679 2,7 10.014
1999 9.92' 3,6 7.855
2000 5.655 2,~ 8.422
2001 10.322 2,1 10.261
2002 4.59' 1,4 9.311
Lampiran 17: Hasil Regresi Model Persamaan Nilai Ekspor Udang Kaleng
Regression Statistics Multiple R 0.801558075 R Square 0.642495348 Adjusted R Square 0.594828061 Standard Error 2158.537108 Observations
ANOVA
Regression Residual Total
Intercept PT kaleng ER
18
df' SS MS F ~igniflcance F 2 125602587.6 62801294 13.478748 0.00044629
15 69889236.67 4659282 17 195491824.3
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0% -4722.748584 1928.164399 -2.44935 0.0270759 -8832.53624 -612.96093 -8832.53624 -612.960926 1486.076608 351.2063979 4.231348 0.0007255 737.497431 2234.6558 737.497431 2234.655786 0.869655112 0.181509942 4.791226 0.0002379 0.48277559 1.2565346 0.48277559 1.256534634