pengaruh pertumbuhan usaha mikro, kecil dan...

136
PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN BOGOR PRIODE 2012-2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh : Nurul Hidayati NIM. 1112084000031 PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: phamnga

Post on 10-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (UMKM) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DAERAH KABUPATEN BOGOR PRIODE 2012-2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

Nurul Hidayati

NIM. 1112084000031

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan
Page 3: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan
Page 4: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan
Page 5: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan
Page 6: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Nurul Hidayati

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Jombang,02 November 1993

3. Alamat : Jl. KH. Wahab Hasbullah Gang 05 Rt/Rw

04/04 Dsn.Petengan Ds. Tambakrejo Kec.

Jombang Kab. Jombang

4. No. Hp : 085732321721

5. Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. Taman Kanak-kanak AL- Ihsan Kalikejambon Tembelang Jombang

(Tahun 2000 – 2002)

2. Madrasah Ibtidaiyah AL- Ihsan Kalikejambon Tembelang Jombang

(Tahun 2002 – 2007)

3. Madrasah Tsanawiyah AL- Ihsan KAlikejambon Tembelang Jombang

(Tahun 2007 – 2009)

4. Madrasah Aliyah Negeri Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang (Tahun

2009 – 2012)

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Tahun 2012 –

2016)

C. ENDIDIKAN NON FORMAL

1. Tahun 2011, lulus dari Lembaga Kursus Bahasa Inggris AEC (Al-fattah

English Course) Jombang.

2. Tahun 2012, lulus dari Lembaga kursus bahasa inggris DEC (Dynamic

English Course) Pare.

3. Tahun 2013 mengikuti workshop Public Speaking UIN Jakarta.

4. Tahun 2014 menjadi anggota panitia Quick Count pemilihan presiden

5. Tahun 2015 mengikuti marketing plan competition yang diadakan oleh

Universitas Prasetya Mulya yang bekerja sama dengan Windows.

6. Tahun 2015 mengikuti “The Basic Training Sharia Banking Program”

yang diadakan oleh C.O.I.N.S (Center of Islamic Economics Studies)

yang bekerja sama dengan SBTC Career Center.

Page 7: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

ii

D. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 2008 menjadi anggota OSIS MTs Al Ihsan devisi kesiswaan

2. Tahun 2013 menjadi anggota HMJ UIN Jakarta devisi pendidikan

E. PENGALAMAN KERJA

1. Tahun 2014 menjadi pengajar bimbel untuk mata pelajaran matematika

dan IPS untuk tingkat SD.

2. Tahun 2015 menjadi pengajar home shcooling untuk mata pelajaran

Ekonomi dan Geografi Tingkat SMA.

3. Tahun 2014-2015 menjadi volunteer pengajar “Anak Ceria”

F. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Nama Ayah : Alm. H. Muthohar

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Jombang, Juni 1950

3. Nama Ibu : Hj. Masrifah

4. Tempat/ Tanggal Lahir : Jombang,30 Desember 1953

6. Alamat : Jl. KH. Wahab Hasbullah Gang 05 Rt/Rw

04/04 Dsn. Petengan Ds. Tambakrejo Kec.

Jombang Kab. Jombang

5. Anak ke : 5 dari 5 bersaudara.

Page 8: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

iii

ABSTRACT

Micro Small and Medium Enterprises (MSMEs) are the sectors that have

an important role in the national economy and the regional economy. MSMEs are

the sector's largest contributor to the national GDP and absorb labor.

This study aims to determine the effect of the growth of MSMEs on

regional economic growth in Bogor. The independent variables in this study is the

growth of MSMEs by using a variable number of units of MSMEs, MSMEs

capital, profit of MSMEs and labor SMEs, while the dependent variable is

economic growth by using the variable PDRB per capita in 2012-2015. This study

uses panel data regression using data from 40 districts in Bogor regency as a

sample in this study.

From the simultaneous test results indicate that the growth of MSMEs

have a significant effect on economic growth in Bogor, and the partial test showed

that the unit of MSMEs, profit MSMEs have a significant influence on PDRB per

capita, while the capital of MSMEs and labor of MSMEs no significant effect on

PDRB per capita

Keywords : Units of MSMEs, Capital of MSMEs, Profit of MSMEs, Labor of

MSMEs and PDRB per capita.

Page 9: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

iv

ABSTRAK

Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) merupakan sektor yang

memiliki peran penting dalam perekonomian nasional maupun perekonomian

daerah. UMKM merupakan sektor penyumbang PDB terbesar nasional dan

banyak menyerap tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan UMKM

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Bogor. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah pertumbuhan UMKM dengan menggunakan variabel

jumlah unit UMKM, modal UMKM, laba UMKM dan tenaga kerja UMKM,

sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan ekonomi dengan

menggunakan variabel PDRB perkapita tahun 2012-2015. Penelitian ini

menggunakan metode regresi data panel dengan menggunakan data 40 kecamatan

yang ada di Kabupaten Bogor sebagai sampel dalam penelitian ini.

Dari hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa

pertumbuhan UMKM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Bogor, dan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa jumlah

UMKM, laba UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap PDRB perkapita,

sedangkan modal UMKM dan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

PDRB perkapita

Kata Kunci : Jumlah Unit UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM,Tenaga

Kerja UMKM dan PDRB perkapita.

Page 10: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa selalu memberikan rahmat,

karunia, dan hidayah -Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) Terhadap Perekonomian Daerah Kabupaten Bogor

Priode 2012-2015”. Sholawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada Nabi

Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang benar.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan

doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Orang tua tercinta, khususnya Ibu yang selalu meberikan doa dan

dukungannya selama ini

2. Kakak tercinta Moch. Bisri dan Moch. Fauzi dan Moch Sofwan, yang selalu

memberikan dukungan, baik dukungan moril dan materil serta memberikan

arahan dan semangat kepada saya.

3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan dan juga sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia untuk berdiskusi, memberikan arahan dan bimbingan, terimakasih

atas semua saran dan masukan yang telah bapak berikan selama proses

penyusunan skripsi hingga terlaksanakannya sidang skripsi.

5. Prof. Abdul Hamid selaku Dosen Pembimbing Akademik, terimakasih atas

bimbingan dan arahnya, serta waktu yang diluangkan untuk berdiskusi dalam

perkuliahan sejak awal kuliah hingga akhir.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Page 11: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

vi

7. Teman-teman seperjuanganku Habibatu Mukarramah, Mia Yunita, Siti

Yulianah, Terimakasih atas segala dukungan yang selama ini kalian berikan.

8. Teman-teman Konsentrasi Keuangan Daerah,

9. Teman-teman IESP angkatan 2012

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 30 April 2016

Nurul Hidayati

Page 12: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

vii

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 11

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Landasan Teori ............................................................................................ 14

1. Usaha Micro, Kecil dan Menengah (UMKM) ............................................ 14

a. Definisi Usaha Micro, Kecil dan Menengah (UMKM) ..................... 14

b. Peran Penting UMKM ........................................................................ 17

c. Pemberdayaan UMKM ...................................................................... 18

2. Pertumbuahan Ekonomi ................................................................................. 20

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 20

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................................. 21

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................................ 23

3. Modal UMKM ................................................................................................. 25

a. Penegrtian Modal ............................................................................... 25

Page 13: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

viii

b. Kebutuhan Modal Usaha .................................................................... 26

c. Sumber Permodalan ........................................................................... 28

d. Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) ............................. 29

4. Laba Usaha ...................................................................................................... 30

a. Pengertian Laba .................................................................................. 30

b. Laba terhadap Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 31

5. Tenaga Kerja ................................................................................................... 32

a. Definisi Tenaga Kerja ........................................................................ 32

b. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja .......................................... 33

c. Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) ................... 37

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 38

C. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 45

D. Hipotesis ...................................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 48

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 48

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 48

C. Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 49

D. Metode Analisis ........................................................................................... 50

1. Metode Analisis Data Panel .......................................................................... 50

a. Common Effect Model (CEM) ............................................................ 50

b. Fixed Effect Model (FEM) ................................................................. 51

c. Random Effect Model (REM) ............................................................. 51

d. CEM vs FEM ( Uji Chow) ................................................................. 52

e. FEM vs REM (Uji Hausman) ............................................................. 53

2. Pengujian Hipotesis ........................................................................................ 54

a. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................... 54

b. Uji signifikansi Simultan ( Uji-F) ...................................................... 55

c. Uji Parsial (uji-t)................................................................................. 56

d. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 56

E. Operasional Variabel ................................................................................... 62

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 65

Page 14: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

ix

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 65

B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................ 70

1. Analisis Deskriptif .......................................................................................... 70

a. PBRB (Product Domestic Regional Bruto) Provinsi Jawa Barat Atas

Dasar Harga Konstan ......................................................................... 70

b. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Bogor Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan ..................................... 72

c. PDRB Berdasarkan Harga Konstan per Kecamatan di Kabupaten

Bogor .................................................................................................. 73

d. Unit Usaha Menurut Sakala Usaha dan Lapangan Usaha Kabupaten

Bogor .................................................................................................. 74

e. Jumlah Unit UMKM per Kecamatan ................................................. 77

f. Modal UMKM di Kabupaten Bogor .................................................. 78

g. Laba UMKM di Kabupaten Bogor..................................................... 78

h. Tenaga Kerja menurut Lapangan Usaha dan Skala Usaha ................ 79

i. Tenaga Kerja UMKM di Kabupaten Bogor ....................................... 81

j. Kebijakan Pengembangan UMKM di Kabupaten Bogor ................... 83

2. Estimasi Model Data Panel ............................................................................ 84

a. Uji Chow (CEM vs FEM) .................................................................. 84

b. Uji Hausman (REM vs FEM)............................................................. 85

c. Fixed Effect Model (REM) ................................................................ 86

3. Uji Asumsi klasik ............................................................................................ 87

a. Uji Normalitas .................................................................................... 87

b. Uji Autokorelasi ................................................................................. 87

c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 88

d. Uji Multikolinieritas ........................................................................... 89

4. Pengujian Hipotesis ........................................................................................ 90

a. Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 90

b. Uji F-Statistik (Simultan). .................................................................. 90

c. Uji T-Statistik (Parsial) ...................................................................... 92

5. Pembahasan Ekonomi untuk Melihat Kesesuaian Hasil Analisis dengan

Teori Ekonomi atau Penelitian Terdahulu ................................................... 96

Page 15: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

x

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 105

A. Kesimpulan ................................................................................................ 105

B. Saran .......................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107

LAMPIRAN ........................................................................................................ 110

Page 16: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Peran UMKM sebagai Penyumbang PDB Indonesia

Atas Dasar Harga Konstan (Milyar) 4

2.1 Penelitian Terdahulu 40

2.2 Kerangka Berikir 45

3.1 Tabel untuk Menentukan Ada tidaknya Autokorelasi 60

3.2 Definisi Operasional 64

4.1 Jumlah Unit Usaha Menurut Skala Usaha dan Lapangan

Usaha Kabupaten Bogor Tahun 2015 75

4.2 Uji Chow 85

4.3 Uji Hausman 85

4.4 Fixed Effect Model 86

4.5 Uji Normalitas 87

4.6 Uji Glejser 89

4.7 Uji Multikolinieritas 89

4.8 Uji Koefisien Determinasi 90

4.9 Nilai Probabilitas (F-Statistik) 91

4.10 Nilai Probabilitas (T-statistik) 92

Page 17: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor UMKM dan UB

tahun 2009-2013 6

1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Prov. Jawa Barat dan Kab.

Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014 6

3.1 Kurva Distribusi Data 59

4.1 Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan

Penduduk di Wilayah Bogor Barat 66

4.2 Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan

Penduduk di Wilayah Bogor Tengah 68

4.3 Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan

Penduduk di Wilayah Bogor Timur 69

4.4 PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2013 71

4.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor 73

4.6 PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan di

Kabupaten Bogor Tahun 2015 ( Juta Rupiah) 74

4.7 Presentase Unit Usaha Menurut Lapangan Usaha &

Skala Usaha 2015 76

4.8 Unit UMKM per Kecamatan Kabupaten Bogor 77

4.9 Modal UMKM di Kabupaten Bogor 78

4.10 Laba UMKM Kabupaten Bogor 79

4.11 Distribusi (%) Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha

& Skala Usaha Kabupaten Bogor Tahun 2015. 80

4.12 Jumlah Tenaga Kerja UMKM 81

4.13 Jumlah Tenaga Kerja UMKM per kecamatan tahun

2015 82

Page 18: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisiskan sebagai perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah. Sedangkan pembangunan ekonomi

didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. (Sukirno, 2011:423)

Tujuan pembangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya

pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

sebuah usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur

melalui tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Pembangunan ekonomi

merupakan suatu proses multidimensi yang melibatkan perubahan-perubahan

besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan nasional,

seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan

ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan absolut (Todaro, 2009:16)

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, tentunya

pembangunan ekonomi di negara berkembang bertujuan menciptakan tingkat

gross national product (GNP) yang setinggi-tingginya, akan tetapi diikuti

dengan pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan

pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik,

peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan

Page 19: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

2

hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual, dan

penyegaran kehidupan budaya. (Widyantoro, 2013:1)

Salah satu ukuran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu

negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Ukuran pendapatan

nasional yang sering digunakan adalah Produk Domestik Bruto. Produk

Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai total nilai atau harga pasar (market

prices) dari seluruh barang dan jasa akhir (final goods and services) yang

dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1

tahun). (Muana Nanga 2001 dalam Hapsari 2014:89). Jadi PDB merupakan

indikator penting untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatatu negara,

apabila laju PDB suatu negara terus naik maka dapat dikatan negara tersebut

perekonomiannya lebih baik dari tahun sebelumnya.

Untuk mencapai hal tersebut maka digunakan salah satu paradigma

pembangunan yaitu melalui strategi pemberdayaan. Konsep Empowerment

sebagai suatu konsep alternative pembangunan, yang pada intinya

memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu

kelompok masyarakat, yang berlandas pada sumber daya pribadi, langsung,

melalui partisipasi, demokrasi, dari pembelajaran sosial melalui pengalaman

langsung. (Friedman, 1999 dalam Hapsari 2014:90)

Kebijakan pemberdayaan UMKM secara umum diarahkan untuk

mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan, penciptaan

kesempatan kerja, peningkatan ekspor dan daya saing, serta revitalisasi

Page 20: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

3

pertanian dan pedesaan yang menjadi prioritas nasional. (Sumodiningrat,

2015:144)

Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor UMKM yang

bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor usaha yang lebih besar

(UB) justru tumbang oleh krisis. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan

posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami

bangkrut karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan

utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang

menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut

memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang

tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi.

Berbeda dengan UMKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan

cenderung bertambah. (Kristiyanti, 2012:64)

UMKM di Indonesia selalu digambarkan sebagai sektor yang

mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi, karena sebagian

besar jumlah penduduk Indonesia berpendidikan rendah dan hidup dalam

kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah baik di sektor tradisional maupun

modern. Serta UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja baik di

pedesaaan maupun diperkotaan. Peran UMKM ini menjadi bagian yang

penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia .

Page 21: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

4

Tabel 1.1 :

Peran UMKM sebagai Penyumbang PDB Indonesia Atas Dasar Harga

Konstan (Milyar)

Tahun UMKM UB

2009 1.212.599 876.459

2010 1.282.571 935.375

2011 1.369.326 1.007.784

2012 1.451.460 1.073.660

2013 1.536.919 1.133.396 Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI

UMKM memiliki kontribusi terbesar dalam penyumbang PDB

nasional dalam kurun waktu 2009-2013 yaitu sebesar 58% sedangkan untuk

UB sebesar 42%. Peran penting UMKM secara umum dapat kita lihat dari

perkembangan yang signifikan dan peran UMKM sebagai penyumbang PDB

terbesar di Indonesia. Pada tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan

peningkatan jumlah PDB UMKM dari Rp1.212.599 Milyar menjadi

Rp1.536.919 Milyar atau rata-rata mengalami perkembangan sebesar 6% per

tahun. Kemudian pada Usaha Besar (UB) sumbangan terhadap perkembangan

PDB lebih sedikit dibandingkan UMKM, namun dengan persentase rata-rata

perkembangan yang sama yaitu sebesar 6% per tahun dari tahun 2009 sebesar

Rp876.459 juta dan pada tahun 2013 sebesar Rp1.133.396 Milyar. Kontribusi

UMKM terhadap pembentukan PDB nasional lebih besar dibandingkan

dengan usaha besar (UB).

Hal di atas menunjukkan bagaimana peran UMKM sangat dominan

dalam pembangunan ekonomi nasional. Sehingga pemberdayaan UMKM

merupakan sesuatu yang sangat penting dalam upaya meningkatkan

pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sumbangsih UMKM terhadap PDB

Page 22: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

5

menjadikan indikator pentingnya UMKM dalam peningkatan pertumbuhan

perekonomian di Indonesia,

Selain sebagai penyumbang PDB nasional UMKM juga memiliki

peran penting sebagai penyerap tenaga kerja. UMKM mempunyai

karakteristik padat karya, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan

kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan

sebagai elemen penting dari kebijakan nasional untuk meningkatkan

kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat

miskin. Hal ini juga bisa menjelaskan kenapa pertumbuhan UMKM menjadi

semakin penting di pedesaan di negara yang berkembang, terutama di daerah-

daerah dimana sektor pertanian mengalami stagnasi atau sudah tidak mampu

lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari penawaran tenaga kerja di

perdesaan. Sesuai teori dari A. Lewis (suplai tenaga kerja tak terbatas),

kondisi kelebihan tenaga kerja di pedesaan akan menciptakan arus migrasi

terus-menerus dari perdesaan ke perkotaan. Apabila kegiatan-kegiatan

ekonomi perkotaan tidak mampu menyerap para pendatang tersebut, jumlah

pengangguran akan meningkat, dan akan muncul banyak masalah social di

perkotaan. Karena itu, kegiatan-kegiatan nonpertanian diperdesaan, terutama

industri, diharapkan bisa berfungsi sebagai sumber penyerapan kelebihan

penawaran tenaga kerja sektor pertanian, sehingga bisa membatasi arus

migrasi ke perkotaan.(Tambunan, 2012:2).

Page 23: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

6

Menurut Kementrian Koperasi dan UMKM RI tahun 2009 sampai

tahun 2013 rata-rata UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97

persen dan sisanya 3 persen tenaga kerja terserap oleh UB.

Gambar 1.1

Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor UMKM dan UB tahun 2009-2013

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI

Gambar 1.2

Laju Pertumbuhan PDRB Prov. Jawa Barat dan Kab. Bogor

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat dari tahun 2010 sampai

taun 2014 mengalami naik turun atau berfluktuatif. Tahun 2010 angka

97%

3%

UMKM UB

6,2 6,48

6,21 6,34

5,06 5,09

5,86 6,01 6,16 6,06

0

1

2

3

4

5

6

7

2010 2011 2012 2013 2014

Prov. Jabar

Kab. Bogor

Page 24: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

7

pertumbuhannya 6,2 persen kemudian ditahun-tahun selanjutnya

pertumbuhan ekonominya mengalami naik turun hingga tahun 2013 angka

pertumbuhannya 6,34 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2014

yaitu menjadi 5,06. Perlambatan laju ekonomi tersebut disebabkan oleh

melambatnya kinerja ekspor. Hal ini juga tercermin dari sisi sektoral dengan

melambatnya pertumbuhan sektor utama Jawa Barat yakni sektor industry

pengolahan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Dalam kurun waktu tahun 2010-2014 pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Bogor mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tahun 2010

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor 5,09 persen dan hingga tahun 2013

pertumbuhan ekonominya mencapai 6,16 persen dan pada tahun 2014 sedikit

mengalami penurunan menjadi 6,06 persen hal ini dikarenakan ada beberapa

sektor yang mengalami penurunan diantaranya adalah sektor pertanian, sektor

perdagangan, transportasi dan pergudangan, jasa keuangan dan jasa

perusahaan.

Uraian diatas mengungkapkan bahwa Pengembangan dunia usaha di

Kabupaten Bogor tidak bisa dilepaskan dari peranan dunia usaha yang sudah

ada, baik skala kecil maupun skala besar. Jumlah dunia usaha yang semakin

banyak dan keberadaannya tersebar luas keseluruh plosok pedesaan,

sekalipun distribusinya terkadang ditemui beberapa kendala. Salah satu

pendorong pertumbuhan ekonomi adalah adanya iklim investasi yang baik

ditunjang oleh produktifitas yang tinggi. Setiap Pemerintah Daerah

mempunyai wewenang untuk mengatur pemerintahannya terutama dalam

Page 25: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

8

menggali potensi-potensi yang ada di daerahnya untuk dijadikan sebgai

sumber-sumber pendapatan asli daerahnya.

Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah yang menarik dan

berpotensi untuk pengembangan dunia usaha. Dikarenakan Kabupaten Bogor

memiliki jumlah unit UMKM terbesar kedua setelah Kabupaten Sukabumi.

Dengan jumlah sekitar 14.288 unit usaha tahun 2009 hingga tahun 2011

jumlahnya mencapai 14.505 unit. dengan jumlah unit usaha yang semakin

bertambah setiap tahunnya dan ditambah lagi potensi alam yang dimiliki oleh

Kabupaten Bogor menjadikan kabupaten ini menjadi wilayah yang sangat

subur untuk pertumbuhan dunia usaha atau UMKM. Tentunya pengembangan

UMKM akan meningkatkan perekonomian yang ada di daerah baik individu

maupun keseluruhan (PAD) Kabupaten Bogor. Menurut Hapsari Peranan

UMKM sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi

ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang

bercirikan demokratis, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan.

(Hapsari,2014:92). UMKM sendiri memiliki ruang gerak dan kesempatan

usaha yang luas, terutama yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi

rakyat dan kebanyakan UMKM tersebar keseluruh pelosok-pelosok daerah,

sehingga perekonomian masyarakat daerah bisa terus tumbuh.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji sejauh mana hubungan

antara pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten Bogor. Dimana pertumbuhan

UMKM dilakukan dengan cara memberdayakan UMKM yang ada di

Page 26: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

9

Kabupaten Bogor agar bisa tumbuh dan berkembang. Dengan pertumbuhan

UMKM diharapkan dapat memiliki dampak yang baik bagi perekonomian

daerah.

Pemberdayaan adalah proses menyeluruh; proses aktif antara motivator,

fasilitator dan kelompok masyarakat yang perlu diberdayakan melalui

peningkatan pengetahuan, ketrampilan, pemberian berbagai kemudahan serta

peluang untuk akses sistem sumber daya alam dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. proses pemberdayaan meliputi enabling

(menciptakan suasana kondusif), protecting (perlindungan dari ketidak

adilan), supporting (bimbingan dan dukungan), dan foresting (memelihara

kondisi yang kondusif tetap seimbang). (Sumodiningrat, 2015:20)

Tujuan Pemberdayaan secara umum merupakan membangun daya

dengan mendorong dan memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan

potensi atau daya yang dimiliki serta adanya upaya untuk mengembangkan

kearah yang lebih baik. (Hapsari, 2014:95)

Pesatnya Perkembangan dunia usaha juga diimbangi dengan

pertumbuhan UMKM di Kabupaten Bogor yang terus meningkat setiap

tahunnya. Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya itu masih

banyak masalah dan dan hambatan yang dihadapi oleh UMKM di kabupaten

Bogor, baik itu hambatan internal maupun hambatan eksternal. Menurut

Kristiyanti (2012:73) Hambatan internal antara lain yaitu, Pertama

Kurangnya permodalan UMKM, yang pada umumnya UMKM merupakan

usaha perorangan dan mengandalkan modal sendiri yang jumlahnya terbatas

Page 27: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

10

sedangkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh

karena persyaratan administrativ yang tidak dapat dipenuhi oleh pelaku

usaha.. Kedua Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi

pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat

berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha

tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal.

Hambatan eksternal diantaranya adalah 1) iklim usaha yang belum

kondusif, 2) Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka

miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan

usahanya. 3) Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan

pungutan liar menjadi salah satu kendala juga bagi UMKM karena menambah

pengeluaran yang tidak sedikit. 4) implikasi otonomi daerah, perubahan UU

tentang Pemerintahan Daerah akan mempunyai implikasi terhadap pelaku

bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan

pada UKM. 5) Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau

karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan

yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM

Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama. 6) Terbatasnya akses pasar akan

menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara

kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional. 7) Pasar Bebas

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut UMKM agar lebih

Page 28: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

11

inofatif dan memproduksi barang dengan efektif dan efisien tentunya dengan

kualias standar global.

Dengan peningkatan pertumbuhan jumlah UMKM Kabupaten Bogor

setiap tahunnya ternyata UMKM di Kabupaten Bogor masih memiliki banyak

hambatan, maka dari itu Kabupaten Bogor dipilih sebagai lokasi penelitian

akan pengaruh pertumbuhan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Dalam penelitian ini pertumbuhan UMKM menggunakan variabel jumlah

unit UMKM, modal UMKM, laba UMKM, tenaga kerja UMKM dan

pertumbuhan ekonomi daerah menggunakn variabel PDRB perkapita

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh rumusan masalah

sebagi berikut:

1. Apakah Terdapat Pengaruh Jumlah UMKM, Modal UMKM, Laba

UMKM dan Tenaga Kerja UMKM terhadap PDRB perkapita di

Kabupaten Bogor ?

2. Apakah Terdapat Pengaruh Signifikan Jumlah UMKM terhadap PDRB

perkapita di Kabupaten Bogor ?

3. Apakah Terdapat Pengaruh Signifikan Modal UMKM terhadap PDRB

perkapita di Kabupaten Bogor?

4. Apakah Terdapat Pengaruh Signifikan Laba UMKM terhadap PDRB

perkapita di Kabupaten Bogor?

5. Apakah Terdapat Pengaruh Signifikan Tenaga Kerja UMKM terhadap

PDRB perkapita di Kabupaten Bogor?

Page 29: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka diperoleh tujuan penelitian sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah UMKM, modal UMKM, laba

UMKM dan tenaga kerja UMKM terhadap PDRB perkapita di Kabupaten

Bogor.

2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah UMKM terhadap PDRB perkapita di

kabupaten Bogor

3. Untuk mengetahui pengeruh modal UMKM terhadap PDRB perkapita di

kabupaten Bogor

4. Untuk mengetahui pengeruh laba UMKM terhadap PDRB perkapita di

kabupaten Bogor

5. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja UMKM terhadap PDRB

perkapita di kabupaten Bogor

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak,yaitu;

1. Untuk pemerintahan daerah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mengambil keputusan dalam pengembangan UMKM dalam rangaka

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di kabupaten Bogor.

2. Untuk akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan khususnya dalam pengembangan UMKM, serta

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Page 30: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

13

3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi pentingnya UMKM dan menjadikan masyarakat ikut berperan

dalam meningkatkan pertumbuhan UMKM.

Page 31: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

14

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

1. Usaha Micro, Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Definisi Usaha Micro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Berikut ini adalah beberapa definisi UMKM menurut lembaga

pemerintahan dan UU :

i. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (Kemenegkop dan UKM)

Usaha Kecil (UK) termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah

entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp1 milyar.

Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha

milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih

lebih besar dari Rp200 juta sampai dengan Rp10 milyar, tidak

termasuk tanah dan bangunan, dengan omzet pertahun makaimal

Rp50 milyar

ii. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu usaha

mikro merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga

kerja 1 sampai dengan 5 orang dan usaha kecil merupakan entitas

usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19

Page 32: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

15

orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang

memiliki tenaga kerja 20 sampai degan 99 orang.

iii. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor

316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994

Usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan

usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai

penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000

atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah

dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) bidang usaha (Fa,

CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri

rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan,

penambang, pedagang barang dan jasa).

iv. Menurut UU RI No 20 Tahun 2008

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang atau

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro yang sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini. Kriteria usaha mikro adalah memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp. 300 juta.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau bahkan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

Page 33: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

16

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak

langsung dari usaha menegah atau usaha besar yang memnuhi

kriteria usaha kecil sebagai mana dimaksud dalam undang-undang

ini. Kriteria Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih

dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp500 juta tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan total

penghasilan sekitar Rp300 juta sampai Rp2,5 milyar

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau bahkan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun

tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar yang memnuhi

kriteria usaha kecil sebagai mana dimaksud dalam undang-undang

ini, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta sampai paling

banyak Rp10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp Rp2,5

milyar sampai dengan paling banyak Rp 50 milyar.

v. Menurut World Bank

UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu usaha mikro

(jumlah Karyawan 10 orang), usaha kecil (jumlah karyawan 30

orang), usaha menengah (jumlah karyawannya hingga 300 orang).

Dalam perspektif usaha UMKM diklasifikasikan dalam 4

kelomok, yaitu :

Page 34: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

17

a) Livelihood Activities, merupakan UMKM yang digunakan

sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih

umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah

pedagang kaki lima

b) Micro Enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat

pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan dalam

mengembangkan usahanya

c) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang mampu

berwirausaha dengan menjalin kerjasaama (menerima

pekerjaan subkontrak) dan ekspor

d) Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah

memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan

transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

b. Peran Penting UMKM

Diakui, bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

memiliki peran penting di dalam pembanagunan dan pertumbuhan

ekonomi. Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional

memiliki peran : (1) sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi,

(2) penyedia lapangan kerja terbesar, (3) pemain penting dalam

pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat,

(4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran. (Departemen Koperasi).

Page 35: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

18

Menurut Vankatesh (2012:793) bahwa dua pertiga dunia usaha

didunia adalah UMKM dan jumlah terbanyak ada di daerah, UMKM

mampu menciptakan banyak lapangan kerja dengan sedikit modal dan

UMKM tersebar hingga pelosok daerah dan sebagai salah satu usaha

pengentas kemiskinan. UMKM memiliki peran penting yaitu sebagai

penyedia lapangan kerja bagi kaum monoritas yaitu masyarakat

dengan kelas belakang (pendidikan rendah) dan juga wanita.

Salah satu keunggulan UMKM adalah, ia terkadang sangat

lincah mencari peluang untuk berinovasi untuk menerapkan teknologi

baru ketimbang perusahaan-perusahaan besar yang telah mapan. Tak

mengherankan jika dalam era persaingan global saat ini banyak

perusahaan besar yang bergantung pada pemasok-pemasok

kecilmenengah. Sesungguhnya ini peluang bagi kta untuk turut

berkecimpung di era global sekaligus menggerakkan sektor ekonomi

riil (Zuhal, 2010).

c. Pemberdayaan UMKM

Menurut UU No.2 Tahun 2008, Pemberdayaan adalah upaya

yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan

masyarakat secara sinergis dalam bentuj penumbuhan iklim dan

pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah

sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang

tangguh dan mandiri. Prinsip pemberdayaan UMKM yaitu :

Page 36: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

19

1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan

UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

2. Perwujudan kebijakan public yang transparan, akuntabel dan

berkeadilan

3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi

pasar sesuai dengan kompetensi UMKM

4. Peningkatan daya saing UMKM

5. Penyelarasan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian secara

terpadu.

Indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur

pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat Usaha Kecil

Menengah (UMKM) (Sumodiningrat dalam Hapsari, 2014:91) yang

mencakup:

(1) Berkurangnya jumlah penduduk miskin. Hal ini berarti makin

bertambahnya lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja yang

terserap pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

sehingga kesejahteraan penduduk meningkat.

(2) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan

masyarakat Usaha Kecil Menengah melalui pendirian usaha baru

dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, artinya ada

kenaikan jumlah usaha terutama Usaha Kecil Menengah yang

diciptakan oleh penduduk yang menjadi target pemberdayaan.

Peningkatan pendapatan berhubungan erat dengan tingkat

Page 37: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

20

keuntungan atau laba yang diperoleh oleh masyarakat Usaha Kecil

Menengah.

(3) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.

(4) Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin

berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin

kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi

kelompok, serta makin luasnya interaksi sosial dengan kelompok

lain meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan

pendapatan yang ditandai dengan peningkatan pendapatan

keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan

kebutuhan sosial dasarnya.

2. Pertumbuahan Ekonomi

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diprosuksi

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat

(Sukirno, 2011:9)

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan

produk nasional bruto rill atau pendapatan nasional rill. Jadi

perekonomian dikatan tumbuh apabila terjadi penambahan output rill

(Raselawati, 2012:34)

Page 38: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

21

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Harrod Domar

Model hubungan ekonomi fungsional yang menyatakan

bahwa tingkat prtumbuhan PDB (Produk Domestic Bruto)

bergantung pada tingkat tabungan nasional netto dan berbanding

terbalik dengan rasio modal output nsional. Setiap perekonomian

harus menabung bagian tertentu dari pendapatannya, untuk

sekedar mrnganti barang-barang modal yang habis atau rusak.

Tetapi agar bisa tumbuh diperlukan investasi yang merupakan

tambahan netto ke dalam persediaan modal. Misalkan hubungan

ini, yang didalam ilmu ekonomi dikenal sebagai rasio modal-

output (capital-output ratio), kira-kira 3 berbanding 1. Jika kita

tetapkan rasio modal-otput, k,dan selanjutnya kita andaikan juga

bahwa raso tabungan neto, s, adalah bagian tetap output nasional

dan tingkat investasi baru ditentukan oleh tingkat tabungan total.

Teori harrod domar secara sederhana menyatakan bahwa

tidak ada campur tangan pemerintah maka tingkat pertumbuhan

pendapatan nasional secara langsung atau positif akan berkaitan

langsung dengan rasio tabungan (yaitu, semakin besar bagian

GDP perekonomian yang yang dapat ditabung dan diinestasikan,

semakin besar pula pertumbuhan (GDP) dan berbanding terbalik

atau negative berkaitan dengan rasio modal output perekomian

Page 39: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

22

(yakni, semakin tinggi rasio modal output, semakin rendah pula

pertumbuhan (GDP).

Selain investasi dua komponen lain pertumbuhan ekonomi

adalah tenaga kerja dan kemajuan tehnologi. Dalam teori ini

tenaga kerja tidak diuraikan secara eksplisit, hal ini disebabkan

karena jumlah tenaga kerja diasumsikan sangat besar dinegara

berkembang dan dapat diperkerjakan sebayak yang diperlukan,

sebanding dengan modal yang diinvestasikan (asumsi ini tidak

selamanya sahih).dalm kaitanya dengan model Harrod Domar,

secara umum dapat dikemukakan bahwa kemajuan tehnologi

dapat diungkapkan sebagai penurunan rasio modal output yang

diperlukan sehingga dimungkinkan pertumbuhan yang lebih besar

untuk tingkat investasi tertentu. Hal ini akan terlihat jelas jika kita

menyadari bahwa rasio ini dalam jangka panjang tidaklah tetap

tetapi dapat berubah sewaktu-waktu, sebagai reaksi terhadap

leberfungsian pasar keuangan dan lingkungan kebijakan. Akan

tetapi, lagi-lagi fokusnya adalah peran investasi modal. (Todaro,

2011:136)

David Ricardo

Garis besar pertumbuhan ekonomi David Ricardo tidak jauh

berbeda dengan teori Adam Smith yaitu bahwa proses

pertumbuhan masih pada perpaduan antara laju pertumbuhan

penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga

Page 40: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

23

menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumber daya

alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya menjadi faktor

pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Teori

Ricardo ini diungkapkan pertama kali dalam bukunya yang

berjudul The Principles of Political Economy and Taxation

(1917). Salah satu ciri perekonomian Ricardo yaitu bahwa

akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh

pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang

diperlukan untuk melakukan investasi.

Menurut David Ricardo, peranan akumulasi modal dan

kemajuan teknologi cenderung meningkatkan produktivitas

tenaga kerja yaitu bisa memperlambat bekerjanya the law

diminishing returns yang akhirnya akan memperlambat

penurunan tingkat hidup kearah tingkat hidup minimal. Inilah inti

dari proses pertumbuhan ekonomi (kapitalis) menurut Ricardo.

Proses ini adalah proses tarik-menarik antara dua kekuatan

dinamis yaitu the law of diminishing returns dan kemajuan

teknologi yang akhirnya dimenangkan oleh the law of

diminishing returns.

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB merupakan jumlah

nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

produksi di dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode

Page 41: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

24

tertentu, biasanya satu tahun,tanpa memperhitungkan kepemilikan

produksi.

PDRB perkapita adalah nilai dari hasil pembagian PDRB dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun, dalam arti bahwa semakin tinggi

jumlah penduduk akan semakin kecil besaran PDRB perkapita daerah

tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu daerah, semakin baik

tingkat perekonomian daerah tersebut walaupun ukuran ini belum

mencakup faktor kesenjangan pendapatan antar penduduk. Meskipun

masih terdapat keterbatasan, indikator ini sudah cukup memadai untuk

mengetahui tingkat perekonomian suatu daerah dalam lingkup makro,

paling tidak sebagai acuan memantau kemampuan daerah dalam

menghasilkan produk domestik barang dan jasa.

PBRB terbagi menjadi dua yaitu Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB ADHB

merupakan PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan,

baik nilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.

Sedangkan PDRB ADHK merupakan PDRB yang dinilai berdasarkan

harga pada tahun tertentu atau tahun dasar, baik pada saat menilai

produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. PDRB dapat

dihitung menggunakan tiga pendekatan yaitu :

a. Pendekatan Pengeluaran (Production Approach)

PDRB adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksiuntuk seluruh lapangan

Page 42: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

25

usaha/sektor dalam satu wilayah/region pada suatu waktu tertentu

(biasanya satu tahun).

b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah/region

pada jangka waktu tertentu (setahun). Balas jasa faktor prosuksi

tersebut adalah upah gaji, sewa tanah, bunga, penyusutan, dan

keuntungan. Dalam pengertian PDRB termasuk pula penyusutan

barang modal tetap dan pajak tak langsung netto. Jumlah semua

komponen pendapatan ini persektor disebut sebagai nilai tambah

bruto sektoral. PDRB merupakan penjumlahan dari nilai tambah

bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah

tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi

pemerintah, pembentukan modal tetap domestic bruto, perubahan

stok, dan ekspor netto disuatu wilayah/region pada suatu priode

setahun. Ekspor netto disini adalah ekspor dikurangi impor.

3. Modal UMKM

a. Penegrtian Modal

Menurut kamus besar bahasa Indonesia modal didefinisikan

sebagai uang pokok, atau uang yang siap dipakai sebagai induk untuk

berniaga, melepas uang dan sebagainya. Definisi ini memperkuat teori

Page 43: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

26

lama ekonomi mikro, dimana yang berbentuk uang (money) adalah

salah satu dari faktor produksi, selain manusia (man), bhan baku

(materials), mesin (machine) serta prosedur dan tehnologi (method).

Dari itu jelas bahwa produksi merupakan bagian dari aktivitas

perniagaan dan bisnis.

Meurut Nasution (1997:8) dalam Anisa (2015) dalam Modal

adalah seluruh peralatan yang dibutuhkan manusia untuk

menghasilkan barang dan jasa. Jenis peralatan yang dimaksud adalah

mesin untuk industri atau mesin untuk membajak sawah. Uang juga

termasuk dalam pengertian modal karena uang inilah yang

menyebabkan mesin-mesin tersebut bisa menjalankan fungsinya,

seperti pembelian bahan bakar, bahan baku untuk proses produksi

barang.

Besar kecilnya modal adalah sangat relative, tergantung dari

skala bisnis yang dijalankan. Dengan demikian dapat disimpulkan

apabun jenis usahanya, berapa pun volume usahanya, modal tetap

menjadi modal utama dalam sebuah usaha tanpa modal usaha tidak

akan berjalan. (Soekarno, 2010:2)

b. Kebutuhan Modal Usaha

Pada Prinsipnya, dalam menjalankan usaha terdapat tiga jenis

modal yang diperlukan, yaitu modal investasi awal, modal kerja dan

modal operasional. (suharyadi, 2007:167)

1. Modal Investasi Awal

Page 44: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

27

Modal investasi awal adalah modal yang diperlukan di awal usaha,

biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh modal ini adalah

bangunan serta peralatan seperti seperti computer, kendaraan,

peralatan kantor dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka

panjang. Biasanya modal awal ini nilianya cukup besar karena

dipakai untuk jangka panjang, tetapi nilai modal investasi awal

akan menyusut dari tahun ke tahun, bahkan bisa dari bulan

kebulan. Seluruh modal awal ini seterusnya dihitung biaya

penyusutan yang dibebankan dalam biaya produksi.

2. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang harus kita keluarkan untuk

membeli atau membuat barang dan jasa yang kita hasilkan. Modal

kerja biasanya dikeluarkan seriap bulan atau setiap dating

permintaan. Contoh, jika usaha kita berupa restoran, maka modal

kerja yang kita butuhkan adalah modal untuk membeli bahan

makanan.

Prinsipnya, tanpa modal kerja kita tidak akan bisa menyelesaikan

pembuatan barang dan jasa sesuai permintaan. Jadi tanpa modal

kerja kita tidak akan mendapat pembeli karena barang dan jasa

tidak ada yang dapat dihasilkan. Banyak cara untuk memperkecil

modal kerja dengan cara kerjasama produksi. Untuk pembuatan

keripik kentang, misalnya, kita dapat melakukan kerjasama dengan

Page 45: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

28

distributor kentang untuk membeli dalam jumlah tertentu dan tidak

pindah-pindah distributor.

3. Modal Operasional

Modal operasional adalah modal yang harus dikeluarkan untuk

membayar biaya operasi bulanan dari usaha. Contoh biaya untuk

membayar gaji pegawai, telpon bulanan, listrik, air dll.

Pos-pos dalam modal operasional ini pada setiap bisnis umumnya

hampir sama dan kita kenal sebagai biaya tetap (Fixed Cost). Pada

prinsipnya, yang dimaksud dengan modal operasional adalah uang

yang harus kita keluarkan untuk membayar biaya diluar bisnis kita

secara langsung. Jadi modal operasional biasanya dibayar secara

bulanan.

c. Sumber Permodalan

Untuk memulai suatu usaha, pada dasarnya sumber

permodalan dapat diperoleh melalui :

1) Modal Sendiri

Sumber modal sendiri merupakan cara paling mudah . kebutuhan

modal dibiayai sendiri. Sumber pembiayaan sendiri dapat

diperoleh dari tabungan, dana cadangan atau mempergunakan

asset yang tidak produktif. Selain itu kita bisa bekerja sama

dengan orang lain atau kerabat dalam rangka patungan memiayai

kebutuhan modal.

2) Pinjaman Bank

Page 46: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

29

Apabila modal sendiri ternyata tidak mencukupi, maka dapat

memenuhi kebutuhan modal dengan melakukan pinjaman atau

mengajukan kredit pada bank. Kredit Usaha, yaitu kredit yang

ditujukan untuk membiayai usaha produktif. Kredit ini pada

umumnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.

d. Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Pembentukan modal terdiri dari barang yang nampak seperti

pabrik, alat-alat dan mesin, maupun barang yang tidak nampak seperti

pendidikan bermutu tinggi serta kesehatan. Kuznets menyatakan

bahwa pembentukan modal domestik tidak hanya mencakup biaya

untuk konstruksi, peralatan, dan persediaan dalam negeri, tetapi juga

pengeluaran lain, kecuali pengeluaran yang diperlukan untuk

mempertahankan output pada tingkat yang ada. Dan mencakup

pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang

memberikan kesejahteraan dan produktivitas lebih pada individu dan

semua pengeluaran masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan

moral penduduk yang bekerja. Jadi pembentukan modal meliputi

modal material dan modal manusia (Jhingan, 2000: 337) dalam

Widyanto (2010,62)

Proses pembentukan modal usaha membantu menaikkan

kapasitas produksi output yang akan menaikkan laju dan tingkat

pendapatan nasional. Jadi kenaikan laju dan tingkat pendapatan

nasional tergantung pada kenaikan laju pembentukan modal. Dan

Page 47: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

30

pembentukan modal merupakan kunci utama menuju pertumbuhan

ekonomi

4. Laba Usaha

a. Pengertian Laba

Soemarso dalam Gade (2005:15) Mendefinisikan “laba sebagai

selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan

dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut”. Laba/rugi

merupakan perhitungan secara priodik. Laba/rugi yang sebenarnya

baru dapat diketahui apabila perusahaan menghentikan kegiatan dan

dilikuidasikan. Tetapi, tentusaja managemen dan pihak-pihak yang

lain yang berkepentingan tidak akan sabar apabila untuk mengetahui

laba rugi harus mennati perusahaan dilikuidasi. Bahkan mereka ingin

mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap kelangsungan hidup

perusahaan itu sedini mungkin sehingga dapat mengambil tindakan.

Oleh karena itu laba dihitung secara berkala dan biasanya dihitung

setiap tahun setahun sekali.

Menurut Gade dan said khaerul wasif (2005:16). “ Laba

yang diterima oleh perusahaan adalah selisih antara pendapatan dan

biaya”. Jadi pendapatan dan biaya-biaya merupakan elemen-elemen

yang dipergunakan untuk mencari besarnya laba. Elemen-elemen ini

dikelompokkan untuk memberikan pengukuran laba yang berbeda-

beda, yaitu :

Page 48: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

31

Laba Bruto, merupakan selisih antara pendapatan dari

penjualan dengan harga pokok penjualan. Laba usaha merupakan

selisih antara laba bruto dengan beban usaha. Laba sebelum pajak

adalah hasil penambhan hasil usaha dengan beban-beban dan

pendapatan lain-lain, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari

perubahan prinsip akuntansi. Laba bersih adalah laba setelah

dikuranagi dengan pajak penghasilan.

Perhitungan lab/rugi perusahaan dilakukan dengan

membandingkan antara pendapatan dalam suatu periode tertentu

dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut. Selisih

dari pendapatan dan biaya-biaya akan merupakan laba atau rugi untuk

periode tersebut. Jika terjadi selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya

yang terjadi berarti perusahaan mendapatkan laba, dan sebaliknya jika

terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi berarti

perusahaan menderita kerugian. Laba yang sering digunakan sebagai

pengukur kempuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan utamanya

adalah laba usaha. Karena laba usaha merupakan keuntungan yang

benar-benar hanya didapat dari kegiatan utama perusahaan.

b. Laba terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Peningkatan pendapatan berhubungan erat dengan tingkat

keuntungan atau laba yang diperoleh oleh masyarakat Usaha Kecil

Menengah. Berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok,

makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem

Page 49: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

32

administrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi sosial dengan

kelompok lain meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan

pendapatan yang ditandai dengan peningkatan pendapatan keluarga

miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan

sosial dasarnya.

Laba merupakan indikator dalam pemberdayaan UMKM, Laba

usaha merupakan faktor pendoroang para pengusaha baru untuk

memasuki pasar, yang nantinya akan semakin banyak usaha baru yang

bermunculan dan dengan adanya udsaha-usaha baru maka jumlah

output yang dihasilkan juga akan semakin bertambah sehingga akan

meningkatkan produk domestic regional bruto suatu daerah.

5. Tenaga Kerja

a. Definisi Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Penduduk usia

kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Penduduk yang

termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan

lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak

bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan

kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih

sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya

selain kegiatan pribadi. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak

Page 50: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

33

terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola

kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu

usaha/kegiatan ekonomi.

Menurut Mulyadi.S (2003) dalam Karib (2012:56), yaitu:

Tenaga Kerja (man power) Adalah penduduk dalam usia kerja (bersia

15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang

dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas

tersebut. Angkatan Kerja (labor force) Adalah bagian tenaga kerja

yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam

kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (Labor force participation rate) Adalah

menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum

sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut.

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia

kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan

bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. (Subiyanto,

2011:708)

b. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja dalah jumlah tenga kerja yang ingin

dipekerjakan oleh perusahaan pada tingkat upah tertentu. Tiap

Page 51: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

34

keputusan perusahaan tentang berapa bnanyak tenaga kerja yang

diminta adalah bagian dari keputusan untuk memaksimalkan laba

secara keseluruhan.(Case & Fair, 2007:221)

Permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah

dan jumlah tenaga kerja yang dikehendaki oleh pengusaha untuk

dipekerjakan. Hal ini berbeda dengan permintaan konsumen terhadap

barang dan jasa. Orang membeli barang dan jasa karena barang itu

memberikan nikmat (utility) kepada si pembeli sementara pengusaha

mempekerjakan seseorang karena untuk membantu memproduksikan

barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu kenaikan

permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari kenaikan

permintaan konsumen akan barang yang diproduksinya. Permintaan

tenaga kerja seperti itu disebut derived demand (Payaman

Simanjuntak, 2001; Purwanto, 2013:7)

Menurut Setiawan (2010;42), Dalam suatu perusahaan untuk

mendapatkan alokasi sumber daya secara efisien dapat dilakukan

dengan dua cara. Pertama, pengusaha perlu memperkirakan hasil

(output) yang diperoleh sehubungan dengan penambahan satu orang

tenaga kerja. Tambahan hasil tersebut dinamakan Marginal Physical

of Labour (MPPL). Kedua, pengusaha menghitung jumlah uang yang

akan diperoleh dari penambahan tenaga kerja tersebut. Jumlah uang

yang diperoleh pengusaha ini disebut Margina Revenue (MR) yang

merupakan nilai dari MPPL tersebut. Jadi MR sama dengan MPPL

Page 52: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

35

dikalikan dengan harga per unitnya (P) atau dapat ditulis sebagai

berikut:

MR = VMPPL = MPPL x P

MR = Penerimaan Marginal

VMPPL = Nilai pertambahan hasil marginal dari karyawan

P = Harga Barang yang diproduksi

Selanjutnya, pengusaha mengeluarkan biaya sehubungan

dengan tenaga kerja yang bekerja pada perusahaannya. Biaya tenaga

kerja ini sering disebut upah atau wage (w). Tambahan biaya total

yang disebabkan karena bertambahnya penggunaan satu macam input

per unit output yang dihasilkan dinamakan Marginal Cost. Apabila

MR lebih besar daripada w maka tambahan tenaga kerja akan

menguntungkan pengusaha.

Dengan kata lain, agar keuntungan terus bertambah maka

pengusaha akan menambah jumlah tenaga kerja selama MR lebih

besar daripada w. Namun semakin bertambah jumlah tenaga kerja

yang dipekerjakan, semakin kecil nilai MPP itu sendiri. Inilah yang

dinamakan sebagai hukum Diminishing Return.

Menurut Lyn Squire (1992) dalam setiawan (2010:43) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja yaitu,

unit usaha, nilai investasi, nilai output, dan tingkat upah

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang ingin

ditawarkan oleh rumah tangga pada tiap tingkat upah tertentu. Tiap

Page 53: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

36

keputusan rumah tangga tentang seberapa banayk jumlah tenaga kerja

yang ditawarkan adalah bagian dari masalah pilihan konsumen secara

keseluruhan dari rumah tangga. (Case & Fair, 2007:221)

Factor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja

sebagai berikut : 1) Jumlah Penduduk, Makin besar jumlah penduduk,

makin banyak tenaga kerja yang tersedia baik untuk angkatan kerja

atau bukan angkatan kerja dengan demikian jumlah penawaran tenaga

kerja juga akan semakin besar. 2) Struktur Umur, Penduduk Indonesia

termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat dari bentuk

piramida penduduk Indonesia. Meskipun pertambahan penduduk

dapat ditekan tetapi penawaran tenaga kerja semakin tinggi karena

semakin banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja, dengan

demikian penawaran tenaga kerja juga akan bertambah. 3) Tingkat

Upah, Secara teoritis, tingkat upah akan mempengaruhi jumlah

penawaran tenaga kerja. Apabila tingkat upah naik, maka jumlah

penawaran tenaga kerja akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dapat

dibuktikan pada kurva penawaran tenaga kerja yang berslope positif.

4) Tingkat Pendapatan, Apabila upah meningkat dengan asumsi jam

kerja yang sama, maka pendapatan akan bertambah. Jika pendapatan

bertambah maka penawaran akan tenaga kerja juga akan bertambah.

5) Kebijaksanaan Pemerintah, Kebijakan pemerintah wajib belajar 9

tahun akan mengurangi jumlah tenaga kerja, dan akan ada batas umur

Page 54: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

37

kerja menjadi lebih tinggi. Dengan demikian terjadi pengurangan

penawaran jumlah tenaga kerja

c. Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Teori ekonomi menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi,

yang menunjukkan semakin banyaknya output nasional

mengindikasikan semakin banyaknya orang yang bekerja, sehingga

seharusnya mengurangi pengangguran.(Sobita, 2014:142).

Dengan demikian salah satu factor yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja. Sumber daya manusia

merupakan fsktor dinamika dalam pengembangan ekonomi jangka

panjang bersama dengan ilmu pengetahuan, tehnologi, sumber daya

alam dan kapasitas produksi. Jumlah penduduk dan tenaga kerja

merupakan factor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi..

Jumlah tenaga kerja yang besar maka akan meningkatkan

produktifitas tenaga kerja yang akan menghasilkan output dan akan

secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dengan

demikian, apabila perekonomian mengalami pertumbuhan, maka

permintaan dan penyerapan tenaga kerja akan meningkat. Artinya

bahwa bila laju pertumbuhan ekonomi tinggi maka jumlah

pengangguran akan turun. Begitupun sebaliknya, jika pertumbuhan

ekonomi rendah maka jumlah pengangguran semakin meningkat.

Page 55: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

38

B. Penelitian Terdahulu

1. Jumlah Unit UMKM

Dari hasil penelitian Hapsari (2014:93), pengujian variabel jumlah unit

UKM secata parsial menghasilkan nilai t-hitung sebesar 1.656 dan nilai

probabilitas 0,1285 yang menunjukkan bahwa nilai prob. > 0,05 sehingga

variabel jumlah unit UKM tidak perpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi. Tetapi tidak sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh

Raselawati (2012:80) bahwa variabel jumlah unit UKM memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai

probabilitas sebasar 0,247 < 0,05 yang menunjukkan pengaruh yang

signifikan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Govori (2013:701)

yang menyatakn bahwa UKM di sebagian besar negara-negara

berpenghasilan rendah memberikan kontribusi signifikan terhadap

pertumbuhan PDB dan penciptaan lapangan kerja baru. Menurut Hanum

(2010) yang menyatakan bahwa jumlah unit UMKM memiliki pengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya PDRB di sektor insudtri di

Sumatera Utara.

2. Modal UMKM

Penelitan Raselawati (2012) menyebutkan bahwa investasi UKM memiliki

pengaruh signifikan tehadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai

probabilitas sebesar 0,013 <0,05 yang berarti mempunyai pengaruh

signifikan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2014:93)

juga menyatakan bahwa modal UKM memiliki pengaruh yang signifikan

Page 56: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

39

terhadap pertumbuhan ekonomi kota batu dengan nilai probabilitas sebesar

0,0052. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ilegbinosa (2015:203)

yang menyatakan bahwa kemampuan keuangan UKM memiliki hubungan

positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria tetapi tidak memiliki

penagruh terhadap pertumbuhan ekonomi Nigeria dengan nilai probabilitas

sebbesar 0,2286.

3. Laba UMKM

Dalam Penelitian Hapsari (2014:93) menyatakan hasil penelitiannya

bahwa modal UKM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah kota batu dengan probabilitas 0,0188.

4. Jumlah Tenaga Kerja UMKM

Dalam penelitan Hapsari (2014:93) menyebutkan bahwa tenaga kerja tidak

memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai

signifikansi sebesar 0,1495. Dalam penelitian Raselawati (2012:78)

menyebutkan bahwa tenaga kerja UKM tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap prtumbuhan ekonomi dengan nilai probabilitas 0,7339.

Menurut penelitian sobita (2015: ) bahwa PDRB memiliki pengaruh

terhadap tenaga kerja. Menurut penelitian yang dikemukakan Annisa

(2015:9) bahwa jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap

pendapatan.

Page 57: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

40

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1. Pradnya

Paramita

Hapsari, Abdul

Hakim, dan

Saleh Soeaidy

(2014)

“Pengaruh

Pertumbuhan

Usaha Kecil

Menengah (UKM)

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

(Studi Pemerinah

Kota Batu)”

Variabel dependen :

PDRB

Variabel Independen :

1. jumlah UKM

2. penyerapan tenaga

kerja UKM

3. Modal UKM

4. Laba atau

Keuntungan yang

diperoleh UKM

Metode analisis yang

digunakan adlah

analisis regresi data

panel dengan

menggunakan eviews.

Hasil penelitian:

1. Jumlah UKM, penyerapan tenaga kerja

UKM, modal UKM dan laba UKM

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi kota batu

2. Jumlah UKM tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi kota Batu dengan nilain prob.

0.1285

3. Penyerapan tenaga kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dengan nilai prob.

0.1495

4. Modal UKM memiliki pengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan

ekkonomi kota Batu dengan nilai prob.

0.0052

5. Laba UKM memiliki pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di kota

Batu denan nilai prob. 0.0188

2. Abdul Karib

(2012)

“Analisis Pengaruh

Produksi, Investasi,

Variabel dependen :

Penyerapan tenaga

Kerja

Model yang telah

dirumuskan akan di

regres untuk

mengestimasi

Hasil analisis data menunjukan

sebagai berikut:

a. Penyerapan tenaga kerja pada sektor

Page 58: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

41

dan Unit Usaha

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja Pada

Sektor Industri

Sumatera Barat”

Variabel Independen :

1. Produksi

2. Investasi

3. Unit Usaha

persamaan tersebut

dengan menggunakan

metode Ordinairy Least

Square (OLS), dengan

menggunakan data

sekunder dalam

menganalisis yang

diperoleh dari berbagai

sumber, seperti Badan

Pusat Statistik (BPS),

Dinas perindustrian dan

perdagangan Sumatera

Barat (Sektor Industri

dalam angka 1997-

2008).

industry Sumatera Barat dipengaruhi

oleh variabel nilai produksi, nilai

investasi dan jumlah unit usaha.

b. Nilai produksi, nilai investasi, dan

jumlah unit usaha merupakan faktor yang

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap perubahan jumlah tenaga kerja

yang terserap pada sektor industri

Sumatera Barat tahun 1997 – 2008.

c. Variabel produksi, dan Investasi

merupakan faktor yang cukup

menentukan terhadap jumlah tenaga

kerja yang terserap pada sektor industri

Sumatera Barat. Variabel produksi

memiliki hubungan yang positif dengan

tenaga kerja.

d. Variabel jumlah unit usaha merupakan

faktor yang sangat menentukan terhadap

jumlah tenaga kerja yang terserap pada

sektor industry Sumatera Barat.

3. Imoisi Anthony

Ilegbinosa &

Ephraim Jumbo

(2015)

“Small and

Medium Scale

Enterprises and

Economic Growth

in Nigeria: 1975-

2012”

Variabel dependen:

GDP

Variabel independen :

1. Kemampuan

keuangan UKM

2. Tingkat suku

bunga

Metode analisis yang

digunakan adalah

analisis regresi

berganda dengan

menggunakan metode

OLS (The ordinary

least square), co-

integration and error

Kemampuan keuangan UKM memiliki

hubungan yang positif terhadap

pertumbuhan ekonomi, sedangkan untuk

tingkat suku bunga dan inflasi memiliki

bubungan yang negative dan positif terhadap

pertumbuhan ekonomi

Page 59: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

42

3. inflasi correction

4. Mariana

Kristiyanti

(2013)

“Peran Strategis

Usaha Kecil

Menengah (UKM)

Dalam

Pembangunan

Nasional”

UKM dan

Pembanguann

ekonomi nasional

Metode analisis

deskriptif

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai

peran yang strategis dalam pembangunan

ekonomi nasional, oleh karena selain

berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan

penyerapan tenaga kerja juga berperan

dalam pendistribusian hasil-hasil

pembangunan.

5. Vera Haryani

Siburian dan

Nenik Woyanti

(2013)

“Analisis

Penyerapan Tenaga

Kerja Pada Industri

Kecil Menengah

(Studi Kasus Pada

Industri Kecil dan

Menengah

Furniture Kayu di

Kabupaten Jepara)”

Variabel dependen :

penyerapan tenaga

kerja pada industry

furniture kayu

Variabel independen :

modal, produktivitas

tenaga kerja, upah

tenaga kerja, usia

usaha

Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan

dengan bantuan Metode

Regresi Linear Berganda

yang didouble log dan

Analisis Deskriptif.

1. Variabel modal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyerapan tenaga

kerja pada industri kecil dan menengah

furniture kayu di Kabupaten Jepara.

2. Variabel produktivitas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja pada industri

kecil dan menengah furniture kayu di

Kabupaten Jepara.

3. Variabel upah berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap penyerapan tenaga

kerja pada industri kecil dan menengah

furniture kayu di Kabupaten Jepara.

4. Variabel usia usaha berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industri kecil dan

menengah furniture kayu di Kabupaten

Jepara.

5. Variabel independen yaitu modal kerja,

Page 60: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

43

produktivitas tenaga kerja, upah tenaga

kerja dan usia usaha secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja pada industri

kecil dan menengah furniture kayu di

Kabupaten Jepara.

6. Anwar Ali Shah

G. Syed,

Muhammad

Muneer

Ahmadani,

Naved Shaikh,

and Faiz

Muhammad

Shaikh (2012)

Impact Analysis of

SMEs Sector in

Economic

Development of

Pakistan: A Case of

Sindh

variabel: pertumbuhan

ekonomi, penerimaan

devisa, ekspor,

lapangan pekerjaan,

pengurang kemiskinan

dan tenaga kerja,

UKM

Analisis regresi 1. UKM mempunyahi pengeruh dalam

perekonomian Pakistan dengan nilai

prob. 0,002

2. UKM mempunyai pengaruh yang

signifikan dalam penerimaan devisa

dengan nilai prob.0,020

3. UKM berpengaruh signifikan dalam

peningkatan ekspor dengan nilai

prob.0,014

4. UKM berpengaruh signifikan dalam

PDB Pakistan dengan nilai prob.0,0020

5. UKM berpengaruh dalam penciptaan

lapangan pekerjaan dengan nilai prob.

0,018

7. University of

Cambridge

(2010)

“Stimulating

Growth and

Employment in

the UK Economy”

1. Pertumbuhan

ekonomi dan

lapangan kerja

2. Industri

manufaktur UKM

3. Produktivitas

4. Teknik bisnis

pada penelitian ini

menggunakan metode

analisis deskriptif

kuantitatif

bahwa pertumbuhan industry Inggris

dipengaruhi oleh pengembangan UKM

manufaktur yang ada. UKM juga mampu

mendorong Pertumbuhan nilai financial

(PDB) dan nilai strategis (pertumbuhan

lapangan kerja, pengembangan modal

intelektual, dan pengembangan kemampuan

karyawan).

Page 61: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

44

8. Annisa S.

(2015)

“Pengaruh Modal

Usaha, Tenaga

Kerja dan Lama

Usaha terhadap

Pendapatan

Industri Kecil

(Studi Kasus pada

Industri Meubel di

Kelurahan Tanjung

Sekar Kota

Malang)

Variabel dependen :

pendapatan industry

kecil

Variabel independen :

modal usaha, tenaga

kerja dan lama usaha

Analisis regresi linier

berganda

Hasil penelitian membuktikan bahwa

variabel modal usaha,jumlah tenaga kerja,

dan lama usaha,secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap terhadap pendapatan

usaha home industri mebel di Kelurahan

Tunjung Sekar

Sedangakan secara parsial jumlah modal

usaha dan lama usaha berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan usaha

seddangkan jumlah tenaga kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

usaha.

9. Ade

Raselawati

(2011)

Pengaruh

perkembangan

UKM terhadap

pertumbuhan

ekonomi pada

sektor UKM di

Indonesia

Variabel depeneden:

PDB sektor UKM

Variabel independen :

ekspor UKM,

investasi UKM dan

jumlah unit UMKM

dan tenaga kerja

UKM

Analisis regresi data

panel

Variabel eksporUKM, investasi UKM, dan

jumlah unit UKM berpengaruh signifikan

terhadap PDB Indonesia sedangkan jumlah

tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap

PDB indonesia

Page 62: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

45

C. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintensis dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid dalam widdyantoro

2013:41).

Tabel 2.2

Bagan Kerangka Berfikir

Pengaruh pertumbuhan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di

Kab. Bogor

Fakta yang terjadi dilapangan masih banyak masalah dan hambatan yang

dihadapi oleh UMKM yaitu hambatan Internal dan Eksternal

Kebijakan pemerintah dalam memberdayakan UMKM diharapkan mampu

meningkatkan pertumbuhan UMKM yang natinya akan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi daerah di Kab. Bogor

Analisis Regresi

Data Panel

Data Indikator

Pertumbuhan

UMKM :

1. Jumlah Unit

UMKM (X1)

2. Modal

UMKM (X2)

3. Laba UMKM

(X3)

4. Tenaga Kerja

UMKM (X4)

Data

Perekonomian

daerah

Menggunakan

data Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) per kapita

kecamatan yang

ada di Kabupaten

Bogor priode

2012-2015

Hasil dan

Analisis

Kesimpulan dan

Saran

Page 63: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

46

D. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan penelitian terdahulu diatas dan perumusan

masalah pada bab sebelumnya, maka peneliti akan mejelaskan hubungan

sementara antara variabel-variabel terkait untuk dilakukan pengujian ada atau

tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil

hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Jumlah UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM dan Tenaga

Kerja UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di kabupaten

Bogor secara simultan.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Jumlah UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM dan Tenaga

Kerja UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di kabupaten

Bogor secara simultan

2. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

jumlah UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di

kabupaten Bogor secara parsial.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

jumlah UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di

kabupaten Bogor secara parsial.

3. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Modal UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di

kabupaten Bogor secara parsial.

Page 64: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

47

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Modal UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di

kabupaten Bogor secara parsial.

4. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Laba UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di kabupaten

Bogor secara parsial.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Laba

UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di kabupaten Bogor

secara parsial.

5. H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Tenaga Kerja UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di

kabupaten Bogor secara parsial.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Tenaga Kerja UMKM terhadap variabel PDRB perkapita di

kabupaten Bogor secara parsial.

Page 65: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, penelitian yang

banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

data terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Ruang lingkup

dari penelitian ini adalah menganalisis mengenai pengaruh dari jumlah

UMKM, modal UMKM, laba UMKM dan tenaga kerja UMKM terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah, yang nantinya akan melihat kontribusi variabel

independent mempengaruhi Variabel dependen baik secara bersama-sama

(simultan) maupun secara sendiri-sendiri (parsial). Penelitian ini dilakukan

dalam priode 4 tahun yaitu dari tahun dari tahun 2012- 2015 di wilayah

Kabupaten Bogor

B. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam pemilihan objek pada penelitian ini

adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik penentuan

sampel berdasarkan karakteristik anggota yang disesuaikan dengan maksud

dan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh kecamatan

yang ada di Kabupaten Bogor yang jumlahnya ada 40 kecamatan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita kecamatan

ditentukan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Karena PDRB

merupakan indicator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Jumlah UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM dan Jumlah Tenaga Kerja

Page 66: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

49

UMKM ditentukan sebagai variabel independen. Ketersediaan data yang

diperoleh dari dinas-dinas maupun instansi terkait hanya tersedian dari tahun

2012-2015. Sehingga penelitian ini menggunakan data panel, data cross

section di 40 kecamatan Kabupaten Bogor dan data time series selama 4

tahun yaitu 2012-2015. Penggunaan data panel pada awalnya digunakan

untuk mengatasi masalah data availability, hal ini bisa terjadi karena bentuk

data time series yang jumlahnya terlalu minim atau terbatasnya data cros

section. Untuk itu dalam teori ekonometrika kondisi keterbatasan data dapat

diatasi dengan menggunakan data panel agar diperoleh hasil estimasi yang

baik (efisien) dengan terjadinya peningkatan observasi yang berimplikasi

terhadap derajat kebebasan (degree of freedom). (Santikajaya dalam

Raselawati 2013:49).

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh

dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data

dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data yang di gunakan

meliputi : PDRB perkapita kecamatan, dari tahun 2012 – 2015 diperoleh dari

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, untuk data PDRB perkapita

kecamatan tahun 2012 menggunakan metode forecasting (peramalan)

dikarenakan tidak ketersediaan data. Jumlah UMKM, modal UMKM, laba

UMKM dan jumlah tenaga kerja di sektor UMKM, data bersumber dari Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bogor

Page 67: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

50

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel

atau data pool yaitu gabungan antara data seksi silang (cross section ) dan

data runtut waktu (time series). Data panel diperkenalkan oleh Howles tahun

1950 merupakan data seksi silang (terdiri atas beberapa variabel), dan

sekaligus terdiri atas beberapa waktu. Sedangkan data pool sendiri merupakan

bagian dari data panel, kecuali masing-masing kemompok dipisahkan

berdasarkan objeknya. (Winarno, 2015:9.1)

Data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted

variabel. Model yang mengabaikan tentang variabel yang relevan. Untuk

mengatasi interkorelasi diantara variabel-variabel bebas yang pada akhirnya

dapat mengakibatkan tidak tepatnya penaksiran regresi, sehingga metode

panel lebih tepat digunakan (Griffithts, 2001 ; Eviews, 2011:51). (Widyantoro

2014:61)

1. Metode Analisis Data Panel

Menurut Nachrowi dan Usman, (2006:311) untuk mengestimasi

parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik antara lain:

a. Common Effect Model (CEM)

Pendekatan yang paling sederahan dalam pengolahan data

panel adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa yang

diterpakan dalam data berbentuk pool, sering disebut pula dengan

Pooled Least Square. Model untuk teknik regresi adalah sebagai

berikut :

Page 68: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

51

Y = b1 + b2 X2 + b3 X3it +…….+ bn Xnit + µit

b. Fixed Effect Model (FEM)

Menambahkan model dummy pada data panel, pendekatan

FEM memperhitungkan kemungkinan bahwa penelitian menghadapi

masalah omitted-variabel, yang mungkin membawa perubahan pada

intercept time series atau cross-section. Model ini menambahkan

variabel dummy untuk mengizinkan adanya perubahan intercept.

Model data panel untuk teknik regresi adalah sebagai berikut;

𝑌𝑖𝑡 = 𝑎1 + 𝑎2𝐷2 + ⋯+ 𝑎𝑛 𝐷𝑛 + b2𝑋2𝑖𝑡 + ⋯+ b𝑛 𝑋𝑛𝑖𝑡 + μ𝑖𝑡

c. Random Effect Model

Memperhitungkan error dari data panel dengan metode least

square, pendekatan REM memperbaiki efisiensi proses least square

dengan memperhitungkan error dan cross-section dan time series.

Model RE adalah variasi dari estimasi generalized least square (GLS).

Model data panel untuk teknik regresi adalah sebagai berikut;

𝑌𝑖𝑡 = b1 + b2 𝑋2𝑖𝑡 + ⋯+ b𝑛 𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝛼𝑖𝑡 + μ𝑖𝑡

Ada 2 tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama kita harus

membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian dilakukan

uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima, maka model

PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika model FEM yang diterima, maka

tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan lagi dengan

Page 69: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

52

model REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan Hausman test untyk

menentukan metode mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM.

d. CEM vs FEM ( Uji Chow)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least

Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif

terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah restricted

model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk seluruh

individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki

perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan

saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Untuk

mengujinya dapat digunakan restricted F-test, dengan hipotesis

sebagai berikut.

H0 : Model Common Effect (Restricted)

H1 : Model Fixed Effect (Unrestricted)

Dasar penolakan terhadap hipotesis nol tersebut adalah dengan

menggunakan F Statistic seperti yang dirumuskan oleh Chow:

Dimana:

RRSS = Restricted Residual Sum Square (Sum Square Residual PLS)

URSS = Unrestricted Residual Sum Square (Sum Square Residual

Fixed)

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

Page 70: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

53

K = Jumlah variabel independen

Dimana pengujian ini mengikuti distribusi F yaitu F K (N – 1, NT –

N –K). Jika nilai chow statistics (F statistic) hasil pengujian lebih besar

dari F tabel, maka cukup bukti bagi kita untuk melakukan penolakan

terhadap H0 sehingga model yang kita gunakan adalah Fixed Effect

Model, begitu juga sebaliknya.

e. FEM vs REM (Uji Hausman)

Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar

pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan Fixed Effect

Model atau Random Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0 : Random Effects Model

Ha : Fixed Effects Model

Sebagai dasar penolakan Ho maka digunakan statistik Hausman dan

membandingkannya dengan Chi square. Statistik Hausman

dirumuskan dengan:

Dimana M adalah matriks kovarians untuk parameter β dan k adalah

derajat bebas yang merupakan jumlah variabel independen. Jika nilai

H hasil pengujian lebih besar dari X2 (k), maka cukup bukti untuk

melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang digunakan

adalah Fixed Effect Model, begitu juga sebaliknya.

Page 71: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

54

Penelitian ini menggunakan analisis pendekatan secara sederhana

menggabungkan seluruh data time series dan cross-section dengan

mengestimasi data panel. Model data panel untuk teknik regresi di

formulasikan sebagai berikut :

Dimana :

Y : PDRB

X1 : Jumlah Unit UMKM

X2 : Modal UMKM

X3 : Laba UMKM

X4 : Jumlah Tenaga Kerja UMKM

β1, β2, β3, β4 : Koefisien masing-masing variabel

α : Konstanta

e : error term

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel independen secara individu dan bersama-sama mempengaruhi

signifikan terhadap variabel dependen.Uji statistic meliputi Uji F, Uji t,

dan koefesien determinasi.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel depennya. Nilai

Page 72: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

55

koefesien determinasi adalah antara nol dan satu nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel indenpenden dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas dan nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel depennya (Kuncoro, 2003)

b. Uji signifikansi Simultan ( Uji-F)

Dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen dalam penelitian secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen, perlu dilakukan pengujian koefisien

regresi secara serentak. Pengujian menggunakan derajat signifikansi

nilai F. pengujian ini menggunakan software Eviews 9.0.

H0 : Semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

H1 : Semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Dasar pengambilan :

1. Jika nilai probabilitas (signifikansi) > 0,05 maka H0 diterima dan

H1 ditolak.

2. Jika nilai probabilitas (signifikansi) < 0,05 maka H0 ditolak dan

H1 diterima.

Page 73: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

56

c. Uji Parsial (uji-t)

Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakuakan

dengan melihat derajat signifikansi masing-masing variabel bebas

menggunakan Eviews 9.0.

H0 : Masing-masing variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

H1 : Masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Dasar pengambil keputusan :

1. Jika nilai probabilitas (signifikansi) > 0,05 maka H0 diterima dan

H1 ditolak.

2. Jika nilai probabilitas (signifikansi) < 0,05 maka H0 ditolak dan

H1 diterima.

d. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam penerapan data panel adalah distribusi

probabilitas dari ganggunan uji-t memiliki rata-rata yang

diharapkan sama dengan nol, tidak berkorelasi dan memiliki

varian yang konstan. Salah satu asumsi dalam analisis statistika

adalah data berdistribusi normal. Dalam analisis multivariate,

peneliti menggunakan pedoman kalau tiap variabel terdiri atas

30 data, maka data sudah berdistribusi normal. Apabila analisis

Page 74: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

57

melibatkan 3 variabel, maka diperlukan data data sebanyak 3 X

30 = 90.(Winarno, 2015:5.41)

Meskipun demikian untuk menguji dengan lebih akurat, perlu

dilakukan analisis eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan

histogram dan uji Jarque-Bera. Jarque-Bera adalah uji statistic

untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini

mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan

dibandingkan dengan apabila datanya berdistribusi normal.

Rumus yang digunakan adalah :

𝑎 𝑎

[

]

S adalah skewness, K, adalah kurtosis dan k menggambarkan

banyaknya koefisien yang digunakan di dalam persamaan.

Dengan hipotesis :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Uji normalitas juga dapat dilihat dari gambar histogram, namun

seringkali kurvanya tidak mengikuti bentuk kura normal,

sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat koefisien

Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling

mendukung.Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2),

maka data berdistribusi normal. Bila probabilitas lebih besar dari

Page 75: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

58

5% (bila menggunakan tingkat signifikansi tersebut), maka data

berdistribusi normal.

Teorema Limit Pusat (Central Limit Theorem). Dari suatu

populasi yang memiliki distribusi normal, distribusi mean

sampling juga terdistribusi normal untuk nilai n berapapun

(tidak bergantung ukuran sampel). Dengan kata lain jika

dimisalkan X1, X2, X3,….Xn-1, Xn adalah suatu sampel acak dari

suatu populasi yang berdistribusi normal dengam mean µ dan

deviasi standard σ maka untuk sembarang nilai n, x juga

terdistriusi normal dengan mean µx = µ dan standar deviasi σx =

σ/√n jika populasinya tidak terhingga atau σx = (σ/√n)(√(N-

n)/(N-1) jika populasinya terhingga berukuran N.

Sementara itu dari populasi yang tidak berdistribusi secara

normal, jika ukuran sampel cukup besar (n>30), distribusi mean

sampling akan mendekati distribusi normal (gaussian) apapun

bentuk asli distribusi populasinya.pernyataan ini dikenal sebagai

teorema limit pusat (central limit theorem). Dengan kata lain,

seandainya X1, X2, X3,….Xn-1, Xn adalah suatu sampel acak dari

suatu populasi tidak berdistribusi secara normal dengan mean

dan standar deviasi, maka untuk nilai n yang cukup besar

(n>30). X mendekati suatu distribusi normal denagan mean

mean µx = µ dan standar deviasi σx = σ/√n jika populasinya tidak

Page 76: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

59

terhingga atau σx = (σ/√n)(√(N-n)/(N-1) jika populasinya

terhingga berukuran N. (Harinaldi, 2005)

Gambar 3.1

Kurva Distribusi Data

2) Uji Autokorelasi

Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual

satu observasi dengan residual observasi lainnya (Winarno,

2015:5.29). Apabila data yang kita analisis mengandung

autokorelasi, maka estimator yang kita dapatkan memiliki

karakteristik estimator kuadran terkecil masih linier, estimator

kuadran terkecil masih tidak bias, estimator kuadran kecil tidak

memiliki varian yang minimum. Autokorelasi menyebabkan

estimatornya bersifat LUE, tidak lagi BLUE.

Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang digunakan

dalam mendeteksi autokorelasi. Dengan hipotesis sebagai

berikut: H0 : tidak ada autokorelasi

H1 : ada autokorelasi

Page 77: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

60

Apabila d berada diantara 1,54 dan 2,46 maka tidak ada

autokorelasi dan bila nilai d ada diantara 0 hingga 1,10 dapat

dikatan data mengandung autokorelasi

Tabel 3.1

Tabel untuk Menentukan ada tidaknya Autokorelasi

3) Uji Heterokedisitas

Salah satu asumsi yang penting dalam regresi linier berganda

yang harus dipenuhi agar model bersifat best linear unbiased

estimator (BLUE) adalah semua residual atau error mempunyai

varian yang sama (homoskedastisitas). Adapun yang disebut

dengan heteroskedastisitas adalah sebaliknya, yaitu semua

residual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau

berubah-ubah. Pada umumnya heteroskedastisitas terjadi pada

data cross section. Menurut Gujarati (2003), jika pada model

terjadi masalah heteroskedastisitas maka model akan menjadi

tidak efisien meskipun tidak bias dan konsisten. Dan jika regresi

tetap dilakukan, hasil regresi yang diperoleh menjadi

“misleading”.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dalam sebuah model yaitu : metode grafik,

Page 78: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

61

uji park, uji glejser, uji korelasi pearman, uji goldfield-quandt,

uji bruesch-pagan-godffrey dan uji white.

Untuk menghilangkan hetroskedastisitas dalam sebuah model

ada beberapa cara Untuk mengatsi masalah heteroskedastisitas

maka menggunakan model WLS (weighted Least Square) atau

kuadrat Terkecil Tertimbang. Metode ini dilakukan dengan cara

membagi persamaan regresi OLS biasa dengan rho (σ), sehingga

persamaan semuala

Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β3X4 + ei

Apabila dibagi dengan σ (standar deviasi variabel dependen)

atau menjadi

𝑌𝑖

𝑖

𝑋

𝑋

𝑋

𝑋

Apabila persamaan diatas dijalankan dengan metode OLS, akan

menghasilkan estimator yang BLUE dan varian residual yang

sudah konstan. (Winarno, 2015:5.27)

Berikut hipotesisnya :

H0 : tidak terdapat heteroskedastisitas

H1 : terdapat heteroskedastisitas

Jika nilai R square setelah pembobotan > R square sebelum

pembobotan maka terima H0 dan sebaliknya. (Mazziya,

2015:24)

Page 79: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

62

4) Uji Multikolinearitas

Hubungan yang menyatakan bahwa linear sempurna atau pasti,

di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat

diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing

variabel bebas. Jika koefisien korelasi di antara masing-masing

variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas

dan sebaliknya.

E. Operasional Variabel

Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Pertumbuhan UMKM (Jumlah Unit

UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM dan Tenaga Kerja UMKM) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB perkapita) di Kabupaten Bogor Priode 2012-

2015”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah PDRB perkapita, dan

variabel independen dalam penelitian ini adalah Jumlah Unit UMKM, Modal

UMKM, Laba UMKM dan Tenaga Kerja UMKM. Untuk mengukur variabel-

variabel diatas, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan dan menentukan

indikator yang terkait pada variabel tersebut

1. Produk Domestik Regional Bruto

PDRB merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu wilayah atau daerah

pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun,tanpa memperhitungkan

kepemilikan produksi. Satuan yang diguanakan untuk variabel ini adalah

jutaan rupiah

Page 80: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

63

2. Jumlah UMKM

Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output

yang akan dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan

mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja. Sedangkan menurut Karib (2012: 60) jumlah

unit usaha erat dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri,

dilihat dari terus meningkatnya jumlah usaha. Satuan yang digunakan

pada variabel ini adalah unit.

3. Modal UKM

Menurut kamus besar bahasa Indonesia modal didefinisikan sebagai uang

pokok, atau uang yang siap dipakai sebagai induk untuk berniaga,

melepas uang dan sebagainya. Definisi ini memperkuat teori lama

ekonomi mikro, dimana yang berbentuk uang (money) adalah salah satu

dari faktor produksi, selain manusia (man), bhan baku (materials), mesin

(machine) serta prosedur dan tehnologi (method). Dari itu jelas bahwa

produksi merupakan bagian dari aktivitas perniagaan dan bisnis. Satuan

yang digunakan pada variabel ini adalah milyar rupiah.

4. Laba UMKM

Soemarso dalam Gade (2005:15) Mendefinisikan “laba sebagai selisih

lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha

untuk memperoleh pendapatan tersebut”. Laba/rugi merupakan

perhitungan secara priodik. Satuan yang digunakan dalam variabel ini

adalah milyar rupiah

Page 81: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

64

5. Tenaga Kerja UMKM

Tenaga kerja UMKM dalah tenaga kerja yang bekerja di sektor UMKM.

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung

untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan. Satuan yang

digunakan pada variabel ini adalah jiwa.

Tabel 3.2 :

Definisi Operasional Variabel

Jenis Variabel Indicator Definisi Variabel

Dependen Produk Domestik

regional Bruto

PDRB yang digunakan dalam penelitian

ini adalah PDRB perkapita per

kecamatan Kabupaten Bogor dalam

priode 2012-2015

Independen Jumlah UKM Jumlah UKM yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan

pertumbuhan jumlah UKM setiap

tahunnya perkecamatan di Kabupaten

Bogor priode 2012-2015

Modal UKM Modal UKM dalam penelitian ini

merupakan modal yang dimiliki oleh

pengusaha setiap kecamatan kabupaten

bogor tahun 2012-2015

Laba UKM Laba UKM dalam penelitian ini

merupakan keuntungan yang diperoleh

pengusaha setiap tahunnya di seluruh

kecamatan di kabupaten bogor tahun

012-2015

Jumlah Tenaga

Kerja UKM

Jumlah tenaga kerja UKM dalam

penelitian ini menggunakan jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sektor

UKM setiapa tahunnya di setiapa

kecamatan kabupaten bogor tahun 2012-

2015

Page 82: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

65

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas 2.301,95 Km2, berarti

Kabupaten Bogor luasnya sekitar 5,19 % dari luas Wilayah Propinsi Jawa

Barat. Secara geografis terletak antara 6,190 LU – 6,470 LS dan 1060 1’ -

1070 103’ Bujur Timur dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari

dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian

selatan. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor juga relative besar yaitu sekitar 5

juta jiwa.

Kabupaten Bogor memiliki batas strategis antara lain :

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi

Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak

Sebelah Barat Daya, berbatasan dengan Kabupaten Tanggerang

Sebelah Utara, berbatasan dengan Kota Depok

Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta

Sebelah Timur Laut, berbatasan dengan Kabupaten Bekasi

Sebelah Tenggara, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

Sebelah Tengah, Kota Bogor

Kabupaten Bogor juga memiliki tri fungsi kabupaten yaitu :

(1) Kabupaten Bogor sebagai penyangga bagi DKI Jakarta, berupa

pengembangan pemukiman perkotaan sebagai bagian dalam system

Metropolitan Jabodetabek

Page 83: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

66

(2) Kabupaten Bogor sebagai kawasan konservasi yang berkenaan dengan

dengan posisi geografis di bagian hulu dalam tata air untuk

Metropolitan Jabodetabek

(3) Kabupaten Bogor sebagai daerah pengembangan pertanian, khususnya

holtikultura.

Kabupaten Bogor terbagi menjadi 3 wilayah yaitu :

a. Bogor Barat

Kabupaten Bogor barat terdiri atas 13 kecamatan dengan jumlah

desa 156 desa yang rata-rata per kecamatan terdiri dari 12 desa. Wilayah

Kabupaten Bogor Barat memiliki luas daerah sekitar 109.943 Ha dengan

jumlah penduduk sekitar 1.370.909 jiwa dan nilai kepadatan penduduk

sebesar 12, Berikut luas daerah dan jumlah penduduk serta kepadatan

penduduk perkecamatan di wilayah Bogor Barat :

Gambar 4.1

Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di

Wilayah Bogor Barat

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

13.525

6.177

3.283

8.088

3.266

5.106

2.368

11.101

15.890

7.628

20.807

6.445

6.259

86.646

119.489

73.705

139.719

131.284

156.070

57.776

136.768

123.319

57.429

95.982

69.884

122.838

7

20

24

18

42

31 25

13

8

8

5

11

19

Nanggung

Leuwiliang

Leuwisadeng

Pamijahan

Cibungbulang

Ciampea

Tenjolaya

Rumpin

Cigudeg

Sukajaya

Jasinga

Tenjo

Parung Panjang

Luas Daerah (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk

Page 84: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

67

Ada 13 kecamatan di Kabupaten Bogor barat dengan luas

kecamatan dan jumlah penduduk yang berbeda-beda. Kecamatan dengan

luas paling besar adalah kecamatan jasinga dengan luas 20.807 Ha, luas

daerah yang begitu besar dengan jumlah penduduk 95.982 jiwa maka

kepadatan penduduk di kecamatan jasinga paling rendah di wilayah

bogor barat yaitu sebesar 5. Kemudian kecamatan dengan luas daerah

paling kecil adalah kecamatan tenjolaya dengan luas sekitar 2.368 Ha

dengan jumlah penduduk 57.776 jiwa, dengan luas wilayah yang kecil

tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada sehingga nilai

kepadatan penduduk di kecamatan tenjolaya ini cukup besar yaitu sebesar

25. Kecamatan dengan tingkat kepadat penduduk tertinggi di wilayah

bogor barat adalah kecamatan cibungbulang yaitu dengan nilai kepadatan

penduduk sebesar 42 dengan luas wilayah 3.226 Ha dengan jumlah

penduduk sebesar 131.284 jiwa.

b. Bogor Tengah

Wilayah Kabupaten Bogor Tengah terdiri atas 20 Kecamatan

dengan jumlah desa sebanyak 203 desa, rata-rata jumlah desa per

kecamatan sebanyak 10 desa, luas wilayah sekitar 87.939 Ha dengan

jumlah penduduk sekitar 2.846.778 jiwa dan jumlah kepadatan penduduk

sekitar 32. Berikut rincian luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan

penduduk per kecamatan di wilayah Bogor Tengah.

Page 85: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

68

Gambar 4.2

Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di

Wilayah Bogor Tengah

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

20 kecamatan di wilayah Bogor Tengah memiliki luas wilayah

yang berbeda-beda dengan jumlah penduduk yang berbeda pula sehingga

memiliki tingkat kepadatan penduduk yang beragam. Kecamatan dengan

jumlah wilayah paling luas di wilayah bogor tengah adalah kecamatan

babakan madang dengan luas wilayah 9.871 Ha dengan jumlah penduduk

sebesar 115.981 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 11.

Kecamatan cibingong adalah kcamatan dengan jumlah penduduk terbesar

di wilayah bogor tengah yaitu sebesar 384.087 jiwa denga luas wilayah

sebesar 4.337 Ha, besarnya jumlah penduduk tidak senading dengan luas

wilayah yang dimiliki sehingga tingkat kepadatan penduduk di

kecamatan cibinong relative besar yaitu 82. Sedangkan kecamatan

dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah kecamatan ciomas

yaitu sebesar 100 dengan luas wilayah hanya 1.631 Ha dengan jumlah

Page 86: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

69

penduduk sebesar 168.040 jiwa. Luas wilayah yang cukup kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif banyak yang menyebabkan kepadatan

penduduk di kecamatan ciomas tertinggi dibanding dengan kecamatan

yang lain di wilayah bogor tengah.

c. Bogor Timur

Bogor Timur memiliki 65 desa dan6 kcamatan. Luas wilayah

sekitar 68.501 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 2.846.778 jiwa

Berikut rincian luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk

per kecamatan di wilayah Bogor Tengah.

Gambar 4.3

Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di

Wilayah Bogor Timur

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

Dari tabel di atas dapat dilihat luas wilayah terbesar adalah

kecamatan tanjung sari dengan luas 12.999 Ha dengan jumlah penduduk

51.537 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk yang relative rendah

yaitu sebesar 4. Dan kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar

adalah kecamatan gunung putri yaitu sebesar 388.766 jiwa dengan luas

Page 87: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

70

daerah paling kecil yaitu 5.629 Ha, dengan luas daerah yang kecil dan

jumlah penduduk yang besar sehingga tingkat kepadatannya relative

besar dibandng dengan kecamatan lain yang ada di wilayah bogor timur

yaitu sebesar 60.

Dari ketiga wilayah di Kabupaten Bogor yaitu, bogor barat, bogor

tengah dan bogor timur yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah

wilayah bogor tengah yaitu 203 desa, dan wilayah yang memiliki luas

wilayah terbesar adalah wilayah bogor barat dengan luas 109.943 Ha,

kemudian wilayah dengan jumlah penduduk terbesar adalah wilayah

bogor tengah dengan 2.846.778 jiwa dan wilayah yang memiliki tingkat

kepadatan penduduk tertinggi adalah wilayah bogor tengah yaitu dengan

tingkat kepadatan penduduk sebesar 32.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. PBRB (Product Domestic Regional Bruto) Provinsi Jawa Barat

Atas Dasar Harga Konstan

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di

pulau Jawa yang terdiri dari 27 kabupaten dan kota di dalamnya. Pada

tahun 2013 PDRB Provinsi Jawa Barat mencapai Rp 386,839 triliun.

Dengan perolehan PDRB tersebut tentunya ada kontribusi dari

kabupaten dan kota yang ada di dalamnya, berikut PDRB kabupaten

dan kota di provinsi Jawa Barat.

Page 88: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

71

Gambar 4.4

PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2013

Sumber : BPS Prov. Jawa Barat

Diagram di atas menggambarkan perolehan PDRB kabupaten

dan kota yang ada di Provinsi Jawa Barat, daerah dengan penyumbang

PDRB terbesar di jawa barat adalah kabupaten Bekasi dengan

perolehan PDRB sebesar Rp 65,811 triliun ini dikarenakan kabupaten

bekasi merupakan kawasan industry sehingga PDRB yang diperoleh

cukup besar. Kabupaten bekasi menyumbang sebesar 18 persen dari

total PDRB Provinsi Jawa Barat. Kemudian kontribusi terbesar kedua

di berikan oleh kota Bandung yang menyumbang sekitar 11 persen

dari total PDRB Provinsi atau sebesar Rp40,890 triliun, kota bandung

penyumbang terbesar kedua dikarenakan pemerintah di kota bandung

Page 89: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

72

melakukan gerakan ekonomi kreatif sehingga geraka ini mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kemudian kontribusi

terbesar diberikan oleh Kabupaten Bogor dengan presentase 11

persean atau sekitar Rp38,378 triliun, kontribusi yang lumayan besar

ini dikarenakan di Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah

yang memiliki jumlah usaha yang cukup besar sehingga

perekonomian daerah juga semakin meningkat.

b. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Bogor

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

PDRB merupakan angka yang menggambarkan keadaan

ekonomi suatu wilayah. PDRB terbagi dalam tiga macam yaitu PDRB

berdasarkan lapangan usaha, penggunaan dan pendapatan. Berikut

adalah PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan menurut

lapangan usaha.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor trus mengalami

peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2013 yaitu dari 5,86 persen

meningkat menjadi 6,16 persen pada tahun 2013. Namun pada tahun

2014 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan menjadi 6,16

persen ini dikarenakan ada beberapa sektor yang mengalami

penurunan diantaranya adalah sektor pertanian, sektor perdagangan,

transportasi dan pergudangan, jasa keuangan dan jasa perusahaan.

Page 90: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

73

Gambar 4.5

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

c. PDRB Berdasarkan Harga Konstan per Kecamatan di Kabupaten

Bogor

Kecamatan Gunung Putri memiliki PDRB terbesar di bandingkan

dengan kecamatan lain di Kabupaten Bogor yaitu sebesar Rp10,43

triliun atau menyumbang sekitar 24 persen dari total PDRB

Kabupaten Bogor. Besarnya PDRB kecamatan gunung putri

disumbang oleh sektor industri terbesar di bandingkan dengan

indrustri dikecamatan lain dengan kontribusi sebesar 69 persen.

Kemudian kecamatan dengan perolehan PDRB terendah yaitu

kecamatan rancabungur sebesar Rp91,87 milyar atau menyumbang

0,21 persen dari total PDRB Kabupaten Bogor. PDRB yang kecil di

kecamatan ini dikarenakan perolehan dari sektor industry yang kecil

yaitu hanya sekitar Rp939 juta jumlah ini adalah jumlah terkecil di

antara kecamatan kecamatan yang lain atau sekitar 0,20 persen.`

2011; 5,86

2012; 6,01

2013; 6,16

2014; 6,06

5,80

5,85

5,90

5,95

6,00

6,05

6,10

6,15

6,20

2010,5 2011 2011,5 2012 2012,5 2013 2013,5 2014 2014,5

Pe

rtu

mb

uh

an E

kon

om

i

Tahun

Page 91: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

74

Gambar 4.6

PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten

Bogor Tahun 2015 ( Juta Rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

d. Unit Usaha Menurut Sakala Usaha dan Lapangan Usaha

Kabupaten Bogor

Unit usaha atau populasi jumlah UMKM yang mendominasi

total unit total usaha, membuat sektor ini menjadi pemeran utama

dalam perekonomian daerah khususnya dan nasional umumnya.

Sektor UMKM ini menawarkan peluang usaha yang sangat luas

terbukti dari dominannya unit usaha di bidang mikro, kecil dan

Page 92: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

75

menengah. UMKM di Kabupaten Bogor tahun 2015 mencapai

707.433 unit usaha atau 99,84 persen dari total unit usaha yang ada

diKabupaten Bogor yaitu 708.598 unit usaha.

Tabel 4.1

Jumlah Unit Usaha Menurut Skala Usaha dan Lapangan Usaha

Kabupaten Bogor Tahun 2015

lapangan Usaha Skala Usaha

Total Mikro Kecil Mengengah Besar

Pertanian 201.082 2.986 249 12 204.329

Pertambangan &

Penggalian 19.396 500

476 60 20.432

Industri

Pengolahan 33.782 7.675

1.761 313 43.531

Listrik, Gas & Air

Bersih 60 49

25 14 148

Kontruksi 24.186 3.759 1.166 139 29.250

Perdagangan,

Hotel & Resto 230.467 16.374

1.738 249 248.828

Pengangkutan &

Komunikasi 102.616 5.596

149 21 108.382

Keuangan, Real

Estat & Jasa

Persh.

3.237 515 250 211 4.213

Jasa-jasa 43.555 5.381 403 146 49.485

Total 658.381 42.835 6.217 1.165 708.598

presentase (%) 92,91 6,05 0,88 0,16 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

Dilihat lebih jauh skala usaha mikro mendominasi populasi

unit usaha dengan total 658.381 unit usaha atau sekitar 92,91 persen,

kemudian usaha kecil sebesar 42.835 unit usaha atau sekitar 6,05

persen, usaha menengah sebanyak 6.217 unit usaha atau 0,88 persen.

Populasi unit usaha skala besar hanya 1.165 unit usaha atau sekitar

0,16 persen.

Page 93: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

76

Gambar 4.7

Presentase Unit Usaha Menurut Lapangan Usaha & Skala Usaha 2015

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

Dilihat dari usaha mikro presentase unit terbesar ada di sektor

perdagangan yaitu sebesar 35,01 persen kemudian sektor pertanian

sebesar 30,54 persen dan presentase terkecil pada sektor listrik, gas

dan air bersih yaitu hanya sebesar 0,01 persen. Dilihat dari usaha kecil

presentase terbesar ada di sektor perdagangan yaitu sebesar 38,23

persen dan presentase terkecil juga pada sektor listrik, gas dan air

bersih sebesar 0,11. Dilihat untuk usaha menengah untuk presentase

terbesar ada di sektor industry pengolahan sebesar 28,33 persen dan

presentase terkecil yaitu di sektor listrik, gas dan air bersih yaitu

sebesar 0,40 persen.

Dilihat dari presentase unit lapangan usaha, presentase terbesar

unit UMKM terdapat pada sektor perdagangan dan sektor pertanian.

30,54

2,95

5,13

0,01

3,67

35,01

15,59

0,49

6,62

6,97

1,17

17,92

0,11

8,78

38,23

13,06

1,2

12,56

4,01

7,66

28,33

0,4

18,76

27,96

2,4

4,02

6,48

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Kontruksi

Perdagangan, Hotel & Resto

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Real Estat & Jasa Persh.

Jasa-jasa

Mengengah Kecil Mikro

Page 94: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

77

Kondisi ini menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut mudah untuk

berkembang karena tidak memerlukan pendidikan khusus dan modal

yang relative terjangkau.

e. Jumlah Unit UMKM per Kecamatan

Gambar 4.8

Unit UMKM per Kecamatan Kabupaten Bogor 2015

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Bogor

Tabel di atas menggambarkan jumlah unit UMKM lima

terbesar dan lima terendah per kecamatan Kabupaten Bogor. Kec.

Leuwiliang memiliki jumlah unit UMKM tertinggi dari pada

kecamatan-kecamatan yang lain dengan total 298 unit, kemudian

kecamatan dengan jumlah unit UMKM tertinggi selanjutnya adalah

Cisarua dengan jumlah UMKM 130 unit, Dramaga 113 unit dan

kecamatan yang memiliki jumlah unit UMKM paling sedikit adalah

gunung putri hanya 7 unit UMKM. Banyak atau sedikitnya jumlah

UMKM di suatu daerah bisa dipengaruhi faktor sumber daya alam,

sumber daya manusia dan modal sehingga jumlah UMKM di setiap

kecamatan di Kabupaten Bogor berbeda-beda.

Page 95: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

78

f. Modal UMKM di Kabupaten Bogor

Modal merupakan salah satu faktor produksi yang sangat

penting dalam proses produksi. Besar kecilnya modal juga akan

menetukan seberapa besar output yang dihasilkan. Modal usaha yang

ada di Kabupaten Bogor dari tahun 2012 sampai 2015 banyak

mengalami fluktuasi.

Gambar 4.9

Modal Usaha Mikro, Kecil dan Menegah di Kabupaten Bogor

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Bogor

Pada tahun 2012 modal UMKM Kabupaten Bogor sebesar Rp

17,25 milyar dan mengalami peningkatan pada tahun berikutnya yaitu

sebesar Rp 29,44 milyar dan pada tahun 2014 mengalami penurunan

menjadi Rp 26,2 milyar hal ini dikarenakan pada tahun 2014 laju

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor sedang mengalami

penurunan. Dan tahun 2015 modal UMKM di Kabupaten Bogor

kembali naik menjadi Rp 33,34 milyar.

g. Laba UMKM di Kabupaten Bogor

Laba atau keuntungan merupakan total pendapatan yang

diperoleh oleh perusahaan atau suatu badan usaha setelah dikurangi

Page 96: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

79

dengan biaya produksi. Besar kecilnya laba biasanya dilihat dari

produktifitas dan baiaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Gambar 4.10

Laba UMKM Kabupaten Bogor

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Bogor

Pada tahun 2012 laba usaha yang diperoleh oleh UMKM

sebesr Rp29,09 milyar dan terus mengalami penurunan hingga tahun

2014 laba yang di peroleh hanya Rp17,64 milyar, penurunan ini

disebabkan kondisi ekonomi di Kabupaten Bogor pada tahun 2014

sedang mengalami penurunan sehingga berdampak pada perolehan

laba usaha UMKM dan pada tahun 2015 laba UMKM mulai naik

kembali menjadi Rp19,94 milyar.

h. Tenaga Kerja menurut Lapangan Usaha dan Skala Usaha

Kemampuan UMKM dalam menyerap sebagian besar tenaga

kerja nasional erat kaitannya dengan struktur pendidikan tenaga

kerjanya yang didominasi oleh buruh berpendidikan menegah

kebawah. Oleh karena itu, UMKM yang notabene memiliki tehnologi

pengolahan yang relative sederhana menjadi ladang subur dalam

menyerap tenaga kerja berpendidikan menengah kebawah tersebut.

Page 97: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

80

Tidak diperlukan keahlian dan ketrampilan kerja yang tinggi dalam

proses produksi produk-produk UMKM, sehingga sektor UKM

menjadi sektor penekan jumlah penganggurann terbuka di Indonesia

termasuk pula di Kabupaten Bogor.

Gambar 4.11

Distribusi (%) Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha & Skala

Usaha Kabupaten Bogor Tahun 2015.

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

Dari tabel sebelumnya dinyatakan bahwa jumlah unit usaha

terbesar adalah unit usaha mikro. Penyebaran tenaga kerja pada usaha

skala mikro terbesar terdapat pada sektor perdangangan sebesar 38,21

persen kemudian sektor pertanian sebesar 19,02 persen dan sektor

industry pengolahan sebesar 11,34 persen.

Sementara pada sektor usaha kecil penyerapan tenaga kerja

terbanyak ada di sektorjasa-jasa sebesar 38,28 persen kemudian sektor

industry pengolahan sebesar 23,42 persen dan sektor perdagangan

sebesar 22,18 persen. Sementara pada sektor menengah, penyerapan

pertanian

pertambangan

pengolaha

n

listrik, gas,

air

kontuksi

perdagang

an

pengangkutan

keuangan

jasa-jasa

mikro 19,20 2,21 11,34 0,01 4,71 38,21 10,34 4,59 9,56

kecil 1,19 1,65 23,42 0,09 9,02 22,18 2,8 1,36 38,28

sedang 5,82 9,06 25,86 0,28 23,28 24,96 1,2 2,76 6,78

besar 0,17 3,97 86,07 1,03 1,44 4,56 0,48 0,11 2,17

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

%

Page 98: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

81

terabyak terdapat pada sektor industry pengolahan sebesar 25,86

persen, kemudian sektor perdangangan sebesar 24,96 persen dan

sektor kontruksi sebesar 23,28 persen. Adapun sektor usaha besar

penyerapan tenaga kerja terbesar ada pada sektor industry pengolahan

sebesar 86,07 persen.

i. Tenaga Kerja UMKM di Kabupaten Bogor

Gambar 4.12

Jumlah tenaga kerja UMKM (jiwa)

Sumber : BPS Kabupaten Bogor

Tenaga kerja UMKM di Kabupaten Bogor dari tahun 2008-

20013 terus mengalami peningkatan dari tahun 2009 dengan jumlah

tenaga kerja UMKM sebesar 19.202 jiwa terus mengalami kenaikan

sampai yahun 2013 menjadi 21.410 jiwa.

Hal ini disebabkan semakin banyaknya jumlah UMKM yang

tumbuh setiap tahun di Kabupaten Bogor sehingga jumlah tenaga

kerja yang terserap setiap tahunnya juga semakin bertambah. Hal ini

juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan tentunya

mengurangi pengangguran di daerah.

19.202

20.186

20.721

21.172 21.410

2009 2010 2011 2012 2013

Page 99: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

82

Gambar 4.13

Jumlah Tenaga Kerja UMKM per kecamatan tahun 2015

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Bogor

Gambar di atas menunjukkan lima kecamatan dengan jumlah

pekerja UMKM tertinggi dan terendah tahun 2015. Kecamatan

dramaga adalah kecamatan yang memiliki jumlah tenaga kerja

terbanyak hal dikarenakan jumlah UMKM di kecamatan dramaga

yang cukup banyak sebesar 113 unit sehingga UMKM di kecamatan

dramaga mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Sedangkan jumlah tenaga kerja UMKM terendah adalah di

kecamatan Babakan madang hanya 48 orang hal ini dikarenakan

jumlah UMKM yang ada di kecamatan babakan madang juga relative

sedikit yaitu 18 unit. Jadi semakin banyak jumlah unit UMKM di

suatu wilayah maka semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap

namun tidak menutup kemungkinan jika tenaga kerja yang terserap

sedikit karena peusahaan menggunakan faktor produksi padat modal

694

517 502 488 487

67 63 62 56 48

Page 100: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

83

daripada padat karya sehingga tenaga kerja tidak terlau dibutuhkan

dalam produksi.

j. Kebijakan Pengembangan UMKM di Kabupaten Bogor

Dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2108, arah

kebijakan pelaksanaan strategi memberdayakan industri kecil dan

menengah difokuskan pada dua hal yaitu (1) Peningkatan fasilitasi dan

dukungan bagi penguatan usaha industri rumah tangga kecil dan

menengah; (2) Peningkatan kompetensi dan penguatan kewirausahaan

serta pengembangan kemitraan diantara pelaku ekonomi.

Keberhasilan pencapaian strategi tersebut dicerminkan oleh

indikator outcome, yaitu (1) Kontribusi industri rumah tangga

terhadap PDRB sektor Industri harga konstan; (2) Pertumbuhan

Industri; dan (3) Cakupan bina kelompok pengrajin. Untuk

mendukung pencapaian arah kebijakan tersebut telah dirancang

program pembangunan daerah, yaitu Program Program

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Arah kebijakan dan

strategi ini termasuk ke dalam urusan industri sehingga Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggung jawab

mengimplementasikan urusan, program, strategi dan arah kebijakan

tersebut adalah Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Industri dan

Perdagangan (Diskoperindag).

Page 101: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

84

2. Estimasi Model Data Panel

Analisis model data panel menggunakan tiga macam pendekatan

estimasi yaitu, (a) pendekatan kuadrat terkecil Pooled Least Square

(PLS); (b) pendekatan efek tetap Fixed Effect Model (FEM); (c)

pendekatan efek acak Random Effect Model (REM). Dimana untuk

memilih metode terbaik dalam data panel menggunakan uji Chow (PLS

vs FEM) dan Uji Hausman (REM vs FEM).

a. Uji Chow (CEM vs FEM)

Pengujian untuk memilih apakah model yang digunakan

Pooled Least Square Model atau Fixed Effect Model, maka

digunakan uji F Restricted dengan membandingkan nilai cross-

section F. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai

berikut:

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Pengujian dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika nilai probabilitas cross-section F > dari α (0,05) maka

terima H0 tolak H1

Jika nilai probabilitas cross-section F < α (0,05) maka terima

H1 tolak H0.

Page 102: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

85

Tabel 4.2 :

Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 398.884793 (39,116) 0.0000

Cross-section Chi-square 784.971698 39 0.0000 Sumber : hasil olahan data sekunder

Pada tabel di atas diperoleh nilai probabilitas cross-section F sebesar

0,0000 yang nilainya < 0,05 artinya terima H1 tolak H0. sehingga

dapat disimpulkan bahwa model FEM lebih tepat dibandingkan

dengan model CEM.

b. Uji Hausman (REM vs FEM)

Pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan kita dalam

memilih apakah menggunakan Fixed Effect Model atau Random

Effect Model, sebagai dasar penolakan Ho maka digunakan statistik

Hausman dan membandingkannya dengan nilai Chi-square.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Random Effects Model

H1 : Fixed Effects Model

Pengujian dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Jika nilai Chi-

Sq statistik > dari α (0,05) maka terima H0 tolak H1 dan jika nilai

Chi-Sq statistik < α (0,05) maka terima H1 tolak H0

Tabel 4.3

Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 9.838764 4 0.0432

Page 103: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

86

Sumber : Hasil pengolahan data sekunder

Pada tabel di atas diperoleh nilai probabilitas cross-section

random sebesar 0,0432 yang nilainya < 0,05 artinya tolak H0 terima

H1. sehingga dapat disimpulkan bahwa model FEM lebih tepat

dibandingkan dengan model REM dalam penelitian ini.

c. Fixed Effect Model (REM)

Dari hasil pengujian ketepatan model maka model terbaik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model.

Pengolahan estimasi model ini menggunakan program E-Views 9.0

dan didapatkan hasil sebagai berikut;

Tabel 4.4

Fixed Effect Model

Variable Coefficient Prob.

C

X1

X2

X3

X4

15.02854

-0.033422

-0.003913

0.013689

0.000170

0.0000

0.0086

0.3527

0.0415

0.9851

R-square 0.993349

Adjusted R-squared 0.990883

F-statistic 402.8844

Prob(F-statistic) 0.000000 Hasil olahan data sekunder

Model data panel dengan menggunakan Fixed Effect Model

dapat di jelaskan melalui persamaan sebagai berikut;

Ŷ = 15.02854 - 0.033422X1 - 0.003913X2 + 0.013689X3 +

0.000170X4 + e

Ŷ = Produk Domestik Regional Bruto Perkapita

X1 = Unit UMKM

Page 104: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

87

X2 = Modal UMKM

X3 = Laba UMKM

X4 = Tenaga Kerja UMKM

3. Uji Asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Tabel 4.5

Uji Normalitas

Jarque Bera 36.53733

Probability 0.000000

Sumber : haasil pengolahan data sekunder

Dari hasil pengujian normalitas didapatkan niali JB sebesar

36.53733 lebih dari 2 dan nilai probabilitas sebesar 0,0000 yang

artinya nilai probailitas 0,0000 < nilai signifikan (0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal dalam penelitian

ini. Sehingga peneliti menggunakan dalil theorem Limit central

dimana data yang digunakan lebih dari 30 data (n>30). Dalam

penelitian ini menggunakan 5 variabel dengan 40 objek penelitian

dari tahun 2012-2015 sehingga jumlah data sampelnya ada 160 data

sehingga menurut teorema limit pusat dapat dikatakan data

berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelsi atau otokorelasi adalah hubungan antara residual

satu dengan observasi dengan residual observasi lainnya. Otokorelasi

ini lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena

Page 105: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

88

berdasarkan sifatnya, data masa sekarang sipengaruhi data masa

sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi

dijumpai pada data yang bersifat antar objek. (Winarno, 2015:5.31)

Untuk mengidentifikasi adanya autokorelasi dengan

menggunakan nilai Durbin-Watson, apabila dilai dw berada diantara

1,54 dan 2,46 maka tidak ada autokorelasi. Dari hasil pengujian

regresi data panel ini diperoleh nilai dw sebesar 2,27 dimana nilai ini

berada diantara 1,54 dan 2,46. Sehingga dapat diketahui bahwa

model ini tidak ada autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas,

diantaranya adalah dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser yaitu

dengan meregresi semua variabel, sebagai variabel dependenya

menggunkan nilai absolut residual. (winararno, 2015:5.12)

Dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : tidak terjadi heteroskedastisitas.

H1 : terjadi heteroskedastisitas.

Jika nilai variabel independen < 0,05 atau secara signifikan

mempengaruhi reabs maka ada indikasi heteroskedastisitas,

sebaliknya jika nilai probabilitas variabel independen > 0,05 atau

tidak mempengaruhi reabs maka tidak ada indikasi

heteroskedastisitas.

Page 106: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

89

Tabel 4.6

Uji Glejser

Variabel Prob.

C 0.0690

Unit UMKM 0.6471

Modal UMKM 0.3110

Laba UMKM 0.9779

Tenaga Kerja

UMKM 0.3316

Sumber : Hasil pengolahan data panel

Dari uji glejser di atas dapat diketahui koefisien variabel

independent tidak signifikan atau lebih dari 0,05 maka terima H0

tolak H1 dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisistas

d. Uji Multikolinieritas

Mutlikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien

korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi di

antara masing-masing variabel bebeas lebih besar dari 0,8 terjadi

multikolnierritas dan sebaliknya jika nilai koefisien korelasi masing-

masing variabel bebas kurang dari 0,8 maka tidak terjadi

multikolinieritas.

Tabel 4.7

Uji Multikolinieritas

X1 X2 X3 X4

X1 1 0.27548 0.29093 0.61320

X2 0.27548 1 0.37112 0.31663

X3 0.29093 0.37112 1 0.36881

X4 0.61320 0.31663 0.36881 1

Sumber : hasil olahan data sekunder

Page 107: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

90

Hasil uji korelasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

koefisien masing-masing variabel bebas tidak melebihi 0,8 yang

artinya model ini terbebas dari masalah multikolinieritas.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar semua

variabel bebas dalam menjelaskan varian dari variabel terikatnya.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya antara lain : Jumlah unit

UMKM, modal UMKM, laba UMKM dan tenaga kerja UMKM. Dan

vaeiabel bebasnya adalah PDRB perkapita.

Tabel 4.8

Koefisien Detreminasi

R-squared 0.993349

Adjusted R-squared 0.990883

Sumber : hasil olahan data sekunder

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tersebut, diperoleh

nilai adjusted Rsquared sebesar 0.990883. Hal ini menunjukan

bahwa 99 persen pertumbuhan PDRB perkapita di Kabupaten Bogor

dapat dijelaskan oleh jumlah unit UMKM, modal UMKM, laba

UMKM dan tenaga kerja UMKM. Sedangkan sisanya dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Uji F-Statistik (Simultan).

Untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel bebas

(Jumlah Unit UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM dan Jumlah

Tenaga Kerja UMKM) secara simultan atau secara bersama-sama

Page 108: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

91

terhadap variabel terikat (PDRB). Maka digunkan Uji F dengan cara

membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Dengan hiposesis

sebagai berikut :

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 : Tidak terdapat penagruh yang

saignifikan antara semua variabel bebas

terhadap variabel terikatnya.

H1 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan

antara semua variabel bebeas terhadap

variabel terikatnya.

Dengan kriteria pengujian, jika niali probabilitas (f-statistik) < nilai

signifikansi 0,05 maka tolak H0 dan terima H1 dan jika nilai

probalitas (f-statistik) > nilai signifikansi 0,05 maka terima H0 dan

tolak H1.

Tabel 4.9

Nilai probabilitas (F-Statistik)

F-statistic 402.8844

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : hasil pengolahan data sekunder

Nilai probabilitas pada tabel di atas sebesar 0.000000< 0,05.

Maka tolak H0 terima H1. Artinya variabel Jumlah Unit UMKM,

Modal UMKM, Laba UMKM dan Jumlah Tenaga Kerja UMKM

secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap PDRB perkapita.

Page 109: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

92

c. Uji T-Statistik (Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

bebas (Jumlah Unit UMKM, Modal UMKM, Laba UMKM dan

Jumlah Tenaga Kerja di Sektor UMKM berpengaruh secara parsial

(secara individu) terhadap variabel terikat (PDRB) dan seberapa

besar pengaruhnya secara parsial.

Dengan kriteria membandingkan nilai probabilitas masing

masing variabel. Jika nilai probabilitas masing-masing variabel <

0,05 maka tolak H0 dan terima H1, dan jka nilai probabilitas masing-

masing variabel > 0,05 maka terima H0 dan tolak H1.

Tabel 4.10

Tabel Probabilitas (T-statistik)

Variable Prob.

Unit UMKM

Modal UMKM

Laba UMKM

Tenaga Kerja UMKM

0.0086

0.3527

0.0415

0.9851

Sumber : hasil olahan data sekunder

1) Jumlah Unit UMKM

Pengujian signifikansi secara parsial jumlah unit UMKM

terhadap PDRB perkapita dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 = 0 : Jumlah unit UMKM tidak berpengaruh signifikan

terhadap PDRB perkapita.

H1 ≠ 0 : Jumlah unit UMKM berpengaruh signifikan terhadap

PDRB perkapita.

Page 110: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

93

Dari hasil estimasi menghasilkan nilai probabilitas sebesar

0.0086 < 0.05. hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dan antara jumlah unit UMKM terhadap PDRB

perkapita yang artinya peningkatan unit UMKM akan

meningkatkan PDRB perkapita sebesar dari peningkatan unit

UMKM. Variabel jumlah unit UMKM memiliki nilai koefiseien

sebesar -0.0334, yang artinya jika terjadi penambahan jumlah unit

UMKM sebesar 1 persen maka PDRB perkapita Kabupaten

Bogor akan meningkat kurang dari 3,2 persen

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Raselawati (2011:86) bahwa jumlah unit UKM memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2) Modal UMKM

Pengujian signifikansi secara parsial modal UMKM

terhadap PDRB perkapita dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 = 0 : Modal UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap

PDRB perkapita.

H1 ≠ 0 : Modal UMKM berpengaruh signifikan terhadap

PDRB perkapita.

Dari hasil estimasi menghasilkan nilai probabilitas sebesar

0.3527 > 0.05. hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan antara variabel modal UMKM dan PDRB

perkapita. Artinya penambahan modal UMKM tidak akan

Page 111: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

94

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Variabel Modal UMKM

memiliki koefisien sebesar -0.0030, yang menunjukkan arti

bahwa setiap peningkatan 1 persen modal UMKM maka PDRB di

Kabupaten Bogor akan bertambah kurang dari 0,3 persen

3) Laba UMKM

Pengujian signifikansi secara parsial antara variabel laba

UMKM terhadap PDRB perkapita dengan hipotesis sebagai

berikut :

H0 = 0 : Laba UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap

PDRB perkapita.

H1 ≠ 0 : Laba UMKM berpengaruh signifikan terhadap PDRB

perkapita.

Laba UMKM menghasilkan nilai probabilitas sebesar

0.0415 < 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh secara signifikan antara variabel laba UNKM dengan

variabel PDRB perkapita. Yang artinya setiap penambahan

perolehan laba UMKM maka akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Nilai koefisien variabel laba UMKM memiliki angka

sebesar 0.013689 yang menunjukkan bahwa, jika laba UMKM

bertambah sebesar 1 persen maka PDRB perkapita akan

berambah sebesar 1,13 persen

Page 112: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

95

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hapsari(2014:94) yang menyatakan bahwa laba memiliki

pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

4) Tenaga Kerja UMKM

Hasil pengujian secara parsial antara variabel tenaga kerja

UMKM dengan PDRB perkapita dan hipotesisnya sebagai

berikut:

H0 = 0 : Tenaga Kerja UMKM tidak berpengaruh signifikan

terhadap PDRB perkapita.

H1 ≠ 0 : Tenaga Kerja UMKM berpengaruh signifikan

terhadap PDRB perkapita.

Dari hasil estimasi menghasilkan nilai probbilitas sebesar

0.9851 > 0.05. Sehingga dapat diartikan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan anatra variabel modal UMKM dan PDRB

perkapita. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UMKM

memiliki nilai koefisen sebesar 0.000170 yang menunjukkan

bahwa jika tenaga kerja bertambah sebesar 1 persen maka PDRB

perkapita di Kabupaten Bogor akan bertambah dari 0,03 persen

Menurut hapsari (2014:93) yang menyakatakan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan antara jumlah tenaga kerja

dengan pertumbuhan ekonomi. Ini juga sesuai dengan penelitian

raselawati (2011: 79) yang menyatakan dalam hasil analisisnya

bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

Page 113: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

96

ekonomi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Annisa(2015) juga

menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja tidak mempengaruhi

jumlah pendapatan.

5. Pembahasan Ekonomi untuk Melihat Kesesuaian Hasil Analisis

dengan Teori Ekonomi atau Penelitian Terdahulu

a) Unit UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit UMKM

berpengaruh signifikan terhadap PDRB perkapita di Kabupaten

Bogor. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Raselawati (2011:86) bahwa peningkatan jumlah unit usaha akan

meningkatkan PDB pada sektor UKM. Dan juga penelitian yang

dilakukan oleh Hanum (2010) bahwa peningkatan jumlah unit usaha

akan mengakibatkan semakin meningkatnya nilai yang dihasilkan

sehingga PDB pada sektor UKM meningkat.

Peningkatan jumlah UMKM akan meningkatkan permintaan

terhadap tenaga kerja untuk di pekerjakan di usaha yang baru.

Banyaknya pekerja yang terserap berarti penangguran akan semakin

berkurang dan juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat

miskin. Jumlah UMKM yang terus bertambah akan meningkatkan

output yang dihasilkan dan perekonomian daerah pun juga akan terus

berkembang.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Matz

dalam Wicaksono (2010), dengan adanya peningkatan investasi pada

Page 114: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

97

suatu industri, juga akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Hal

ini dikarenakan oleh dengan adanya peningkatan investasi maka akan

meningkatkan jumlah perusahaan yang ada pada industri tersebut.

Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah

output yang akan dihasilkan sehingga pertumbuhan ekonomi daerah

juga akan meningkat dan lapangan pekerjaan meningkat yang akan

mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja. Sedangkan menurut Karib (2012: 61) jumlah

unit usaha erat dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri,

dilihat dari terus meningkatnya jumlah usaha.

Meurut Kristiyanti (2012:68), pembinaan dan perlindungan

usaha kecil menengah yang dilakukan oleh pemerintah, terutama pada

kondisi ekonomi saat ini sangat strategis karena diperkirakan akan

dapat menghasilkan nilai tambah (value added) yang memadai karena

jumlah unit usahanya cukup banyak. Dengan usaha mikro,kecil

menengah, akan terserap banyak tenaga kerja melalui usaha padat

karya (labour intensive), dan dapat memperluas kesempatan berusaha

dan memperoleh pemerataan pendapatan nasional yang selama ini

didominasi oleh perusahaan– perusahaan besar dan padat modal

(capital intensive).

Di Kabupaten Bogor sendiri upaya yang dilakukan pemerintah

untuk memberdayakan UMKM difokuskan dalam dua hal yaitu : 1).

Peningkatan fasilitas dan dukungan bagi penguatan usaha industry

Page 115: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

98

rumah tangga kecil dan menengah. 2) peningkatan kopetensi dan

penguatan kewirausahaan serta pengembangan kemitraan diantara

pelaku ekonomi. Dengan adanya upaya pemebrdayaan yang dilakukan

oleh pemerintah Kabuapaten Bogor maka jumlah UMKM setiap

tahunya terus mengalami peningkatan.

b) Modal UMKM

Pada penelitian ini hasil estimasi memoperoleh nilai yang tidak

signifikan, modal UMKM tidak berpengaruh terhadap PDRB di

Kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Lukman Hakim (2012:12) belanja infrastruktur,

yaitu belanja modal gedung dan bangunan serta belanja jalan, irigasi,

dan jaringan yang tidak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hal ini disebabkan adanya kontrak pembangunan yang

bersifat multiyears serta pencairan belanja infrastruktur yang

mendekati akhir tahun sehingga terdapat kelambanan pengaruh

belanja infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dengan catatan

di dalam peneltian ini tidak memperhitungkan lagi.

Dalam penelitian ini modal UMKM mencakup tanah,

bangunan tempat usaha, mesin-mesin dan peralatan usaha. Jadi modal

usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah dikarenakan bangunan tempat uaha, mesin-mesin dan peralatan

usaha setiap tahunnya pasti mengalami penyusutan sehingga daya

operasionl dan daya produksinya juga akan semakin menurun dari

Page 116: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

99

tahun ketahun jika pemilik usaha tidak memperbaiki atau

menggantinya barang modalnya. Penyusutan barang-barang modal

yang terjadi mengakibatkan produktifitas usaha juga akan semakin

menurun yang nantinya akan mempengaruhi jumlah output yang

dihasilkan. Misalkan ditahun pertama mesin produksi pembuatan tas

dapat memproduksi sekitar 1000 tas dalam satu tahun kemudian lama

kelamaan atau ditahun-tahun berikutnya mesin tidak mampu

memproduksi seperti pada tahun pertama dikarenakan terjadi

penyusutan barang, maka tas yang diproduksi juga akan semakin

berkurang dari tahun-ketahun. jadi Jika output yang dihasilkan dalam

suatu daerah semakin menurun maka pertumbuhan ekonomi daerah

juga akan menurun dari tahun sebelumnya.

Menurut teori yang dikemukakan Harrod-Domar yang

menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan PDB bergantung langsung

terhadap tabungan dan investasi dan berbanding terbalik dengan rasio

modal output (modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah

produk). Semakin besar bagian GDP yang ditabung dan

diinvestasikan, semakin besar pula pertumbuhn GDP dan berbanding

terbalik atau negative berkaitan dengan rasio modal output (modal)

yakni, semakin tinggi rasio modal output, semakin rendah pula

pertumbuhan GDP. (Todaro, 2011:137)

Di Kabupaten Bogor sendiri ada program bantuan modal yang

diberikan oleh pemerintah daerah yang diberikan kepada para

Page 117: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

100

pengusaha UMKM yang berupa mesin dan peralatan usaha guna

membantu pengusaha agar lebih produktif dalam menghasilkan

produknya. Namun dalam pemberian bantuan modal ini ada beberapa

prosedur yang harus dipenuhi oleh para pengusaha UMKM, yaitu :

pertama, pengusaha harus mengajukan proposal bantuan permodalan

kepada pemerintah daerah melalui dinas UMKM, dalam pengajuan

proposal bantuan para pengusaha harus membentuk kelompok usaha

dengan jenis usaha yang sama dalam satu desa. Kedua, syarat untuk

mendapatkan bantuan modal adalah usahanya harus memiliki badan

hukum.

Dari beberapa persyaratan diatas tentunya masih banyak

pengusaha UMKM di kabupaten bogor yang belum bisa memenuhi

persyaratan tersebut dikarenakan masih banyak UMKM yang belum

memiliki badan hukum. Ini juga diakui oleh diskoperindag Kabupaten

Bogor sendiri bahwa masih banyak UMKM di Kabuapaten Bogor

yang belum memiliki badan hukum dikarenakan kurangnya sosialisasi

dari dinas-dinas terkait mengenai hal tersebut.

Dengan adanya bantuan permodalan dari pemerintah

Kabupaten Bogor berupa mesin-mesin dan peralatan usaha diharapkan

mampu memberikan manfaat bagi para pengusaha UMKM dari segi

produktifitas dan efisiensi dalam memproduksi barang-barang.

Sehingga nanti akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah.

Page 118: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

101

c) Laba UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel laba UMKM

memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB perkapita di

Kabupaten Bogor. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakuakan oleh Hapsari (2014:94) yang menyatakan bahwa laba

UKM Berpengaruh terhadap PDRB. Menurutnya Laba UKM

merupakan Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat UKM

antara lain berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang

dilakukan masyarakat Usaha Kecil Menengah melalui pendirian usaha

baru dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, artinya ada

kenaikan jumlah usaha terutama Usaha Kecil Menengah yang

diciptakan oleh penduduk yang menjadi target pemberdayaan.

Tujuan usaha atau perusahaan adalah memaksimalkan laba ini

sesuai dengan perilaku ekonomi perusahaan dan organisasi industry

dengan menghitung pendapatan total (TR) dikurangi dengan biaya

total (TC). Salah satu dari sepuluh prinsip ekonomi adalah orang yang

rasional berfikir dalam konsep marginal. Jika pendapatan marginal

lebih besar daripada biaya marginal (MR>MC) maka perusahaan

belum memperoleh laba maksimal sehingga perusahaan harus

meningkatkan produksinya dan jika pendapatan marginalnya kurang

dari biaya marginal (MR<MC) maka perusahaan harus menurunkan

jumlah produksinya. Jika perusahaan ingin memaksimalakan

Page 119: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

102

keuntungannya maka pendapatan marginal harus sama dengan biaya

marginal (MR=MC).(Mankiw, 2012:292)

Peningkatan pendapatan berhubungan erat dengan tingkat

keuntungan atau laba yang diperoleh oleh masyarakat Usaha Kecil

Menengah. Berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok,

makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem

administrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi sosial dengan

kelompok lain meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan

pendapatan yang ditandai dengan peningkatan pendapatan keluarga

miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan

sosial dasarnya.

Dengan adanya peningkatan laba berarti terjadi peningkatan

pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha atau masyarakat yang akan

meningkatkan kesejahteraan mereka. Peningkatan pendapatan akan

menarik pengusaha-pengusaha baru untuk memasuki pasar sehingga

akan meningkatktan jumlah unit UMKM baru dan output yang

dihasilkan akan bertambah dan juga dengan bertambahnya jumlah

UMKM akan banyak menyerap tenaga kerja yang nantinya

mengurangi pengangguran dan tentunya semakin meningkatnmya

perekonomian daerah.

d) Tenaga Kerja UMKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja

UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB di kabupaten

Page 120: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

103

Bogor. Ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari

(2014:93) yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja UMKM tidak

berpengaruh terhadap PDRB. Ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Raselawati (2011:84) bahwa jumlah tenaga kerja tidak

berhubungan signifikan terhadap PDB. Penelitian yang dilaukan oleh

Annisa (2015: 11) bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap

pendapatan usaha.

Kebanyakan tenaga kerja yang bekerja di UMKM tidak

memiliki pendidikan yang tinggi dan keahlian yang kurang, dan

mereka produktifitasnya rendah, karena keterbatasan penguasaan

terhadap tehnologi. Sehingga para pengusaha lebih memilih

mengganti tenaga kerja manusia menjadi tenaga mesin atau beralih

dari padat karya menjadi padat modal karena lebih produktif dalam

menghasilkan output.

Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

sollow swan yang menyatakan bahwa rasio modal output dapat

berubah, dengan kata lain jika modal digunakan lebih banyak (padat

modal) maka jumlah tenaga kerja yang di gunakan akan semakin

berkurang sebaliknya jika padat karya berarti modal (mesin) yang

dibutuhkan dalam proses produksi sedikit dan jumlah tenaga kerja

yang digunakan lebih banyak.

Hal ini dikarenakan oleh semakin berkembangnya jaman dan

semakin banyak mesin-mesin yang tercipta untuk membantu

Page 121: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

104

meringankan beban manusia. Seiring berjalannya waktu lama

kelamaan, tenaga manusia akan semakin berkurang karena semakin

banyak mesin-mesin canggih yang lebih produktif. ini juga sesuai

dengan teori pertumbuhan ekonomi menurut David Ricardo yang

menatakan bahwa bertambanhnya jumlah penduduk setiap tahunnya

melalui kelahiran dan migrasi disuatu negara menyebabkan

bertambahnya angkatan kerja yang berarti bertambah pula penawaran

dari tenaga kerja dan adanya keterbatasan adanya lapanagan pekerjaan

sehingga menimbulkan penagngguran.

Page 122: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

105

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan penelitian tersebut, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dari hasil uji estimasi data panel menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen dengan 99 persen

variasi nilai PDRB perkapita di Kabupaten Bogor dapat dijelaskan oleh

jumlah unit UMKM, modal UMKM, laba UMKM dan tenaga kerja

UMKM

2. Hasil estimasi data panel secara parsial menyatakan, bahwa :

a. Unit UMKM berpengaruh signifikan terhadap PDRB perkapita di

Kabupaten Bogor.

b. Modal UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB

perkapita di Kabupaten Bogor.

c. Laba UMKM berpengaruh signifikan terhadap PDRB perkapita di

Kabupaten Bogor.

d. Tenaga Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB perkapita

di Kabupaten Bogor.

B. Saran

Berdasrkan hasil analisis dan penelitian, maka saran yang dapat diberikan

penulis adalah sebagai berikut :

Page 123: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

106

1. Kontribusi UMKM dalam penciptaan PDRB Kabupaten Bogor begitu

besar, sehingga pemerintah harus terus melakukan pemebrdayaan agar

UMKM di kabupaten bogor terus berkembang dan terus memberikan

kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Bogor.

2. Pemerintah seharusnya memberikan kemudahan akses bagi pelaku usaha

dalam memperoleh bantuan modal dari pemerintah, dengan

mensosialisasikan bagaimana cara untuk memperoleh bantuan kepada

pemerintah. Serta memberikan bantuan kepada pelaku UMKM agar bisa

mendaftarkan usaha mereka agar mendapatkan payung hukum.

3. Penelitian ini masih perlu dikembangkan kembali, karena masih banyak

aspek-aspek yang bisa dikaji lebih lanjut untuk pertumbuhan UMKM di

Kabupaten Bogor.

Page 124: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

107

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, S, “Pengaruh Modal Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja, Tterhadap

Ppendapatan Industri Kecil (Studi Kasus pada Industri Mebel di

Kelurahan Tunjung Sekar Kota Malang)”, Universitas Negeri

Brawijaya Malang, 2015

Anwar Ali Shah G. Syed, Muhammad Muneer Ahmadani, Naved Shaikh, and

Faiz Muhammad Shaikh (2012): “Impact Analysis of SMEs Sector in

Economic Development of Pakistan: A Case of Sindh”, Journal of

Asian Business Startegy, Vol. 2, No.2, pp. 44-53

Aryo Bimantoro, wildan, “Pengaruh PDB UMKM dan Investasi UMKM terhadap

Ekspor UMKM Tahun 2000-2011 di Indonesia”, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Eka Sobita, Nindiya dan I wayan Suparta, “Pertumbuhan Ekonomi Dan

Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Lampung”, JEP-Vol.3, N0 2,

Juli 2014.

Gade, Muhammad, “Teori Akuntansi”, Almahira, Jakarta, 2005.

Govori, Arbiana, “Factors Affecting the Growth and Development of SMEs:

Experiences from Kosovo”, Mediterranean Journal of Social Sciences

MCSER Publishing Rome-Italy Vol 4 No 9 October 2013

Hakim, Lukman, PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Kasus Kabupaten dan Kota di

Pulau Jawa dan Bali), Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas

Brawijaya Malang vol. 3 No.1 2012

Handriani, Eka, “Pengaruh Faktor Internal Eksternal, Entrepreneurial Skill,

Strategi dan Kinerja Terhadap Daya saing UKM Di Kabupaten

Semarang”, Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Volume 7 Nomor 1 Edisi

Mei 2011.

Hapsari, Pradnya Paramita & Abdul Hakim, Saleh Soeaidy, “Pengaruh

Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu”, Jurnal Administrasi

Publik Vol. 17, No. 2 (2014)

Karib, Abdul, “Analisis Pengaruh Produksi, Investasi dan Unit Usaha Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Sumatera Barat”.

Page 125: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

108

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September

2012

Katua, Ngui Thomas, “The Role of SMEs in Employment Creation and Economic

Growth in Selected Countries, International Journal of Education and

Research”, Vol. 2 No. 12 December 2014

Kristiyanti, Mariana, “Peran Strategis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dalam

Pembangunan Nasional”, Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No.

1, Januari 2012

Pratama, Nelsen Diyan, “Analisis Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Pada

Industri Kecil Kab. Jepara”, Universitas Dipenogoro, Semarang, 2012

Purwanto, Muhammad Arif Hari, “Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi

Penyerapan Tenaga Kerja Pada UKM Batik Tulis Khas Tuban”,

Universitas Brawijaya, Malang, 2013.

Setiawan, Achmad Hendra, “ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA

SEKTOR USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KOTA

SEMARANG”, Universitas Diponegoro, 2010

Soekarno, Supriyono, “CARA CEPAT DAPAT MODAL : Buku Wajib Memulai

dan Mengembangkan Bisnis Anda”, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2010.

Subijanto, “Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia”, Jurnal

Pendidikan Dan Kebudayaan ( vol 17 no 6, 2011)

Suharyadi & arisetyanto nugroho, “Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses

Sejak Usia Muda”, Salemba Empat, Jakarta, 2007

Sukirno, Sadono, “Makroekonomi Teori pengantar” .Edisi Ketiga, Rajawali Pers,

Jakarta, 2011.

Tambuanan, Tulus, “Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Indonesia Isu-Isu

Penting”, Penerbit LP3ES, Jakarta, 2012.

Todaro, Michael P. & Stephen C. Smith, “Pembangunan Ekonomi Jilid 1” .Edisi

Kesebelas, Penertbit Erlangga, 2011.

Venkatesh, Sudha and Krishnaveni Muthiah, “SMEs in India: Importance and

Contribution”, Asian Journal Of Management Research, Volume 2

Issue 2, 2012

Page 126: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

109

Wardimansyah, “Uji Asumsi Klasik dengan Eviews 7”, artikel ini diakses pada

tanggal 17, maret 2016 dari

http://wardimansyah.blogspot.co.id/2014/11/uji-asumsi-klasik-dengan-

eviews-7.html

Winarno, Wing Wahyu, “ Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”

.Edisi 4, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015

www.depkop.go.id Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

www.bogorkab.bps.go.id Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor

www.jabar.bps.go.id Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor

Page 127: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

110

LAMPIRAN

Lampiran 1

PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Bogor tahun 2013 (milyar)

no Kecamatan Pertanian PP Industri LGA kontruksi PHR PK Keuangan Jasa-jasa Total PDRB

perkapita (Juta)

1 nanggung 23.752 252.499 333.183 10.329 193 57.386 3.019 2.345 13.475 696.181 8.072.804

2 leuwiliang 34.379 1.579 75.679 20.966 6.148 222.217 4.021 47.106 26.456 438.551 3.707.459

3 leuwisadeng 20.686 146 18.052 9.943 2.254 57.807 3.379 7.118 16.983 136.368 1.862.715

4 pamijahan 99.605 101 20.254 19.637 577 76.613 8.258 2.858 29.903 257.806 1.859.043

5 cibungbulang 49.715 95 18.853 24.803 695 114.753 9.642 16.540 21.308 256.404 1.970.087

6 ciampea 27.160 243 115.577 28.577 7.451 206.819 11.491 19.596 42.589 459.503 2.978.168

7 tenjolaya 43.815 169 12.188 10.173 940 40.851 2.037 2.722 11.316 124.211 2.170.632

8 dramaga 44.567 19 36.822 24.170 12.455 116.582 42.922 21.991 19.276 318.804 3.004.261

9 ciomas 27.379 45 166.779 75.572 13.679 102.346 9.096 5.297 30.844 431.037 2.633.134

10 tamansari 31.587 324 101.411 19.081 7.853 65.090 12.453 5.025 16.281 259.105 2.635.020

11 cijeruk 36.384 32 88.067 13.911 6.908 46.733 6.397 2.303 16.849 217.584 2.609.864

12 cigombong 56.920 113 57.450 23.860 18.180 84.715 6.866 508 20.750 269.362 2.817.859

13 caringin 95.390 54 89.757 22.563 6.009 148.499 15.313 19.052 31.857 428.494 3.563.389

14 ciawi 52.261 323.632 28.781 38.032 121.717 8.143 102.378 31.711 706.655 6.419.347

15 cisarua 68.650 10.314 32.548 16.192 303.888 11.280 22.611 44.978 510.461 4.294.961

16 megamendung 52.323 7.764 21.725 10.439 276.549 6.238 4.815 21.983 401.836 3.923.544

17 sukaraja 16.657 23 781.117 52.219 29.866 185.671 81.688 4.145 41.982 1.193.368 6.334.494

18 babakan madang 20.151 98 452.494 71.863 110.664 118.781 4.497 19.319 39.557 837.424 7.410.311

19 sukamakmur 110.344 175 2.743 12.744 167 23.018 811 474 6.634 157.110 2.028.336

20 cariu 31.065 481 7.829 10.663 1.705 98.988 2.778 2.931 10.138 166.578 3.579.088

Page 128: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

111

21 tanjung sari 49.871 338 11.973 11.426 166 34.288 3.066 1.256 9.853 122.237 2.382.241

22 jonggol 51.135 1.436 11.444 25.516 10.099 170.955 9.140 6.406 31.044 317.175 2.386.544

23 cileungsi 15.551 1.442 4.801.094 127.148 158.979 355.721 24.564 103.059 124.539 5.712.097 19.796.138

24 klapanuggal 50.203 43.403 2.621.652 25.559 40.422 66.038 5.782 33.917 17.947 2.904.923 27.251.957

25 gunung putri 6.146 3 6.464.712 192.730 117.363 1.753.607 543.658 55.690 130.999 9.264.908 25.116.385

26 citeureup 17.164 17.422 3.862.818 60.313 553.789 291.520 18.040 38.104 79.146 4.938.316 23.058.461

27 cibinong 25.118 1.871.848 134.910 91.221 584.829 275.978 104.681 197.943 3.286.528 8.877.303

28 bojong gede 7.378 7 11.194 76.429 19.840 176.515 23.369 8.374 69.288 392.394 1.411.174

29 tajur halang 18.268 3.002 30.117 24.619 50.023 5.352 419 37.456 169.256 1.555.713

30 kemang 31.420 8 16.912 24.845 11.064 113.358 9.371 3.140 46.814 256.932 2.538.235

31 rancabungur 16.343 20 868 10.804 1.248 35.085 5.711 222 7.981 78.282 1.495.418

32 parung 64.267 205.422 26.571 27.184 196.697 8.323 9.421 59.116 597.001 4.734.883

33 ciseeng 142.812 205 28.287 20.869 767 62.960 6.328 1.675 18.645 282.548 2.668.765

34 gunung sindur 92.180 20.183 488.882 37.452 65.138 80.352 13.198 3.769 26.122 827.276 7.149.747

35 rumpin 35.644 43.020 20.183 22.613 6.102 144.350 7.457 2.188 23.884 305.441 2.258.127

36 cigudeg 45.920 42.363 51.923 17.498 1.428 96.041 8.677 5.443 16.334 285.627 2.337.864

37 sukajaya 48.430 385 2.478 13.616 332 17.928 978 113 2.722 86.982 1.521.677

38 jasinga 52.701 126 23.909 12.475 563 112.880 4.511 2.094 15.775 225.034 2.355.274

39 tenjo 24.504 47 4.381 8.328 359 38.624 4.602 543 9.915 91.303 1.320.616

40 parung panjang 21.434 448 41.979 32.441 566 174.071 11.867 11.096 33.113 327.015 2.727.142

1.759.279 427.052 23.264.926 1.445.788 1.421.656 7.024.865 1.240.301 700.744 1.453.506 38.738.117

PP = Pertambangan dan Penggalian LGA = Listrik Gas dan Air Bersih

PK= perdagangan dan Komunikasi

Lampiran 2

Page 129: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

112

PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Bogor tahun 2014 (milyar)

no Kecamatan Pertanian PP Industri LGA kontruksi PHR PK Keuangan Jasa-jasa Total PDRB

perkapita (Juta)

1 nanggung 23.783 253.924 350.154 11.155 207 62.247 3.433 2.496 14.065 721.464 8.326.557

2 leuwiliang 34.896 1.719 80.523 22.672 6.506 248.312 4.487 50.700 27.932 477.747 3.998.259

3 leuwisadeng 20.907 154 19.613 10.440 2.410 61.930 3.718 7.496 17.477 144.145 1.955.711

4 pamijahan 100.758 107 21.550 20.498 628 81.962 8.717 3.025 31.071 268.316 1.920.404

5 cibungbulang 50.013 103 20.402 26.426 759 122.300 10.525 17.514 22.841 270.883 2.063.338

6 ciampea 27.638 263 121.127 30.042 8.015 221.146 12.216 20.855 44.069 485.371 3.109.954

7 tenjolaya 44.449 176 12.968 10.724 1.030 43.857 2.242 2.909 11.684 130.039 2.250.744

8 dramaga 45.726 19 38.474 26.302 13.235 123.973 48.181 23.303 20.606 339.819 3.160.668

9 ciomas 28.212 46 178.707 78.742 14.523 110.251 9.576 5.611 31.939 457.607 2.723.204

10 tamansari 31.403 324 107.826 20.565 8.413 70.043 13.668 5.345 17.488 275.075 2.748.368

11 cijeruk 37.325 34 91.109 14.629 7.316 50.024 6.757 2.459 17.567 227.220 2.684.761

12 cigombong 56.691 116 59.485 24.825 19.248 90.550 7.352 583 22.179 281.029 2.876.201

13 caringin 95.026 57 94.298 23.620 6.388 159.784 16.685 20.188 34.372 450.418 3.698.411

14 ciawi 51.734 338.118 30.268 40.966 130.573 8.868 109.863 32.365 742.755 6.629.322

15 cisarua 67.944 10.779 34.044 17.436 324.560 12.029 23.607 46.895 537.294 4.460.462

16 megamendung 51.966 8.157 22.765 11.661 294.809 6.700 5.175 22.968 424.201 4.084.055

17 sukaraja 16.868 24 816.889 54.844 33.683 200.952 86.483 4.403 44.746 1.258.892 6.528.848

18 babakan madang 20.278 104 472.839 74.768 122.023 127.904 4.778 20.788 41.383 884.865 7.629.400

19 sukamakmur 117.765 185 2.866 13.465 179 24.545 897 508 7.016 167.426 2.143.561

20 cariu 30.966 519 8.180 11.145 1.814 106.499 3.123 3.106 10.553 175.905 3.785.006

21 tanjung sari 50.123 357 12.508 11.890 179 36.564 3.245 1.347 10.385 126.598 2.456.605

22 jonggol 51.393 1.546 11.958 27.752 11.358 184.087 10.105 6.789 32.616 337.604 2.485.067

Page 130: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

113

23 cileungsi 15.669 1.552 5.068.012 132.744 170.007 382.272 26.438 111.603 128.403 6.036.700 19.954.588

24 klapanuggal 49.911 44.180 2.778.258 26.611 43.085 73.928 6.133 36.360 18.452 3.076.918 27.920.203

25 gunung putri 6.344 3 6.840.416 206.703 128.732 1.865.086 584.916 59.012 141.993 9.833.205 25.293.380

26 citeureup 17.179 17.958 4.075.634 63.006 646.853 320.810 19.104 40.534 84.889 5.285.967 24.171.604

27 cibinong 26.499 1.979.093 140.927 96.726 625.272 291.999 112.470 216.851 3.489.837 9.086.062

28 bojong gede 7.804 7 11.697 81.649 21.476 188.230 25.073 8.915 74.605 419.456 1.436.974

29 tajur halang 19.316 3.105 31.849 26.143 53.435 5.673 449 38.795 178.765 1.590.710

30 kemang 33.499 8 17.669 25.737 11.804 120.743 9.880 3.328 47.860 270.528 2.604.919

31 rancabungur 16.898 21 907 11.321 1.456 37.561 6.265 235 8.404 83.068 1.570.122

32 parung 68.967 221.663 28.403 28.704 209.885 9.561 10.030 61.874 639.087 4.904.394

33 ciseeng 151.094 150 29.734 21.828 880 68.933 6.898 1.772 19.678 300.967 2.785.442

34 gunung sindur 97.158 22.024 510.641 39.803 68.762 85.802 13.994 4.003 27.129 869.316 7.263.557

35 rumpin 36.298 41.701 21.790 23.717 6.648 155.206 8.001 2.313 25.107 320.781 2.345.441

36 cigudeg 46.070 53.192 56.596 18.615 1.514 102.562 9.252 5.755 16.953 310.509 2.517.939

37 sukajaya 48.604 407 2.585 14.092 356 19.197 1.059 119 2.803 89.222 1.553.619

38 jasinga 53.486 133 25.029 12.980 633 120.091 4.843 2.213 16.773 236.181 2.460.683

39 tenjo 25.309 50 4.576 8.707 384 41.209 4.939 573 10.575 96.322 1.378.305

40 parung panjang 22.043 477 43.746 33.754 605 185.450 12.705 11.758 34.185 344.723 2.806.330

1.798.012 441.640 24.569.681 1.524.027 1.582.745 7.532.544 1.330.518 749.512 1.537.546 41.066.225

PP = Pertambangan dan Penggalian LGA = Listrik Gas dan Air Bersih

PK= perdagangan dan Komunikasi

Lampiran 3

Page 131: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

114

PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Bogor tahun 2015 (milyar)

no Kecamatan Pertanian PP Industri LGA kontruksi PHR PK Keuangan Jasa-jasa total PDRB

perkapita (Rp)

1 nanggung 30.527 221.612 364.760 11.595 218 68.625 3.839 2.706 14.831 718.713 8.265.317

2 leuwiliang 45.078 1.956 84.926 23.565 6.775 278.119 5.071 55.573 29.794 530.857 4.402.008

3 leuwisadeng 21.271 181 21.123 10.900 2.536 67.831 4.144 8.038 18.172 154.196 2.079.979

4 pamijahan 90.501 125 22.728 21.307 673 89.705 9.320 3.260 32.617 270.236 1.921.420

5 cibungbulang 49.533 118 21.885 27.339 816 133.586 11.639 18.887 24.736 288.539 2.180.757

6 ciampea 29.869 301 125.830 30.777 8.483 241.971 13.154 22.603 46.069 519.057 3.290.812

7 tenjolaya 53.899 209 13.678 11.147 1.110 48.088 2.499 3.167 12.187 145.984 2.504.889

8 dramaga 31.687 23 39.847 27.858 13.836 135.257 54.784 25.148 22.255 350.695 3.222.259

9 ciomas 5.036 55 189.807 79.706 15.170 121.105 10.211 6.054 33.414 460.558 2.672.295

10 tamansari 34.430 401 113.640 21.377 8.867 76.896 15.195 5.791 18.978 295.575 2.904.093

11 cijeruk 52.105 40 93.430 15.453 7.624 54.765 7.228 2.675 18.503 251.823 2.933.766

12 cigombong 58.683 140 61.052 25.805 20.050 99.058 7.975 581 23.951 297.295 2.980.417

13 caringin 86.940 67 98.199 24.804 6.682 175.408 18.416 21.787 37.467 469.770 3.812.101

14 ciawi 53.115 350.154 32.703 43.417 143.114 9.783 120.068 33.373 785.727 6.896.450

15 cisarua 101.961 11.095 35.651 18.357 352.660 12.912 24.942 49.085 606.663 4.973.744

16 megamendung 63.938 8.495 23.618 12.816 322.058 7.289 5.665 24.243 468.122 4.447.893

17 sukaraja 18.520 29 846.804 58.590 37.377 221.281 92.743 4.763 48.183 1.328.290 6.736.735

18 babakan madang 26.039 121 489.763 88.338 132.383 140.466 5.141 22.780 43.739 948.770 7.977.825

19 sukamakmur 112.610 217 2.967 13.996 188 26.818 1.004 555 7.497 165.852 2.107.667

20 cariu 33.697 596 8.472 11.422 1.898 116.906 3.556 3.352 11.097 190.996 4.119.595

21 tanjung sari 50.074 419 12.953 12.359 191 39.950 3.476 1.470 11.060 131.952 2.551.596

22 jonggol 59.835 1.757 12.385 28.107 12.567 202.169 11.316 7.326 34.620 370.082 2.667.376

Page 132: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

115

23 cileungsi 20.384 1.786 5.302.902 137.476 180.243 419.373 28.823 121.382 133.750 6.346.119 20.026.636

24 klapanuggal 51.942 52.925 2.918.386 27.661 45.185 82.884 6.590 39.697 19.166 3.244.436 28.501.712

25 gunung putri 10.419 3 7.174.449 214.781 138.930 2.037.256 637.524 63.684 155.495 10.432.541 25.485.502

26 citeureup 16.857 21.256 4.262.446 64.885 742.143 356.397 20.493 43.913 91.985 5.620.375 25.192.742

27 cibinong 12.407 4 2.074.124 153.775 100.912 684.114 312.944 124.926 240.324 3.703.530 9.302.660

28 bojong gede 6.412 8 12.116 84.268 22.874 205.662 27.248 9.666 81.158 449.412 1.467.933

29 tajur halang 13.711 3.184 31.898 27.315 58.437 6.091 490 40.595 181.721 1.566.834

30 kemang 14.766 10 18.297 26.412 12.391 131.845 10.551 3.591 49.433 267.296 2.510.981

31 rancabungur 20.182 24 939 11.768 1.672 41.125 6.963 253 8.940 91.866 1.719.633

32 parung 37.659 237.089 29.511 29.821 229.399 11.125 10.875 65.427 650.906 4.837.508

33 ciseeng 118.569 254 30.980 22.690 993 76.372 7.617 1.910 20.984 280.369 2.544.753

34 gunung sindur 137.490 24.988 499.689 41.210 71.419 93.816 15.030 4.330 28.465 916.437 7.409.494

35 rumpin 65.209 52.669 23.318 24.654 7.126 170.316 8.696 2490 26.665 381.143 2.758.561

36 cigudeg 53.526 51.863 61.148 19.350 1.580 112.146 9.994 6.196 17.776 333.579 2.682.296

37 sukajaya 48.584 477 2.673 14.648 374 21.021 1.161 128 2.916 91.982 1.595.739

38 jasinga 74.090 157 25.971 13.492 700 131.053 5.267 2.383 18.017 271.130 2.814.603

39 tenjo 34.100 58 4.738 9.051 404 45.038 5.368 616 11.395 110.768 1.569.540

40 parung panjang 30.888 552 45.187 34.234 637 202.526 13.777 12.689 35.656 376.146 2.992.266

1.876.543 435.401 25.691.629 1.598.181 1.736.753 8.254.616 1.445.957 816.410 1.644.018 43.499.508

PP = Pertambangan dan Penggalian LGA = Listrik Gas dan Air Bersih

PK= perdagangan dan Komunikasi

Page 133: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

116

Lampiran 4

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 398.884793 (39,116) 0.0000

Cross-section Chi-square 784.971698 39 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LOG(Y)

Method: Panel Least Squares

Date: 04/29/16 Time: 11:48

Sample: 2012 2015

Periods included: 4

Cross-sections included: 40

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 14.53326 0.861916 16.86157 0.0000

LOG(X1) -0.016179 0.094422 -0.171350 0.8642

LOG(X2) 0.121892 0.029826 4.086763 0.0001

LOG(X3) -0.082869 0.047213 -1.755227 0.0812

LOG(X4) -0.064762 0.072849 -0.888997 0.3754 R-squared 0.101349 Mean dependent var 15.11320

Adjusted R-squared 0.078158 S.D. dependent var 0.797003

S.E. of regression 0.765223 Akaike info criterion 2.333453

Sum squared resid 90.76278 Schwarz criterion 2.429552

Log likelihood -181.6762 Hannan-Quinn criter. 2.372475

F-statistic 4.370173 Durbin-Watson stat 0.171439

Prob(F-statistic) 0.002241

Page 134: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

117

Lampiran 5

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 9.838764 4 0.0432

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LOG(X1) -0.033422 -0.033157 0.000000 0.6458

LOG(X2) -0.003913 -0.003261 0.000000 0.0025

LOG(X3) 0.013689 0.013197 0.000000 0.1480

LOG(X4) 0.000170 -0.000227 0.000000 0.2800

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: LOG(Y)

Method: Panel Least Squares

Date: 04/29/16 Time: 11:49

Sample: 2012 2015

Periods included: 4

Cross-sections included: 40

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15.02854 0.124641 120.5745 0.0000

LOG(X1) -0.033422 0.012512 -2.671216 0.0086

LOG(X2) -0.003913 0.004194 -0.933060 0.3527

LOG(X3) 0.013689 0.006640 2.061503 0.0415

LOG(X4) 0.000170 0.009093 0.018708 0.9851 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.993349 Mean dependent var 15.11320

Adjusted R-squared 0.990883 S.D. dependent var 0.797003

S.E. of regression 0.076100 Akaike info criterion -2.085121

Sum squared resid 0.671780 Schwarz criterion -1.239448

Log likelihood 210.8096 Hannan-Quinn criter. -1.741722

F-statistic 402.8844 Durbin-Watson stat 2.272967

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 135: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

118

Lampiran 6

Fixed Effect Model

Dependent Variable: LOG(Y)

Method: Panel Least Squares

Date: 04/29/16 Time: 11:41

Sample: 2012 2015

Periods included: 4

Cross-sections included: 40

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15.02854 0.124641 120.5745 0.0000

LOG(X1) -0.033422 0.012512 -2.671216 0.0086

LOG(X2) -0.003913 0.004194 -0.933060 0.3527

LOG(X3) 0.013689 0.006640 2.061503 0.0415

LOG(X4) 0.000170 0.009093 0.018708 0.9851 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.993349 Mean dependent var 15.11320

Adjusted R-squared 0.990883 S.D. dependent var 0.797003

S.E. of regression 0.076100 Akaike info criterion -2.085121

Sum squared resid 0.671780 Schwarz criterion -1.239448

Log likelihood 210.8096 Hannan-Quinn criter. -1.741722

F-statistic 402.8844 Durbin-Watson stat 2.272967

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran. 7

Uji Normalitas

Page 136: PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38653/1/NURUL... · didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan

119

Lampiran 8

Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel Least Squares

Date: 05/02/16 Time: 22:46

Sample: 2012 2015

Periods included: 4

Cross-sections included: 40

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.110966 0.060450 1.835664 0.0690

LOG(X1) -0.002785 0.006068 -0.459019 0.6471

LOG(X2) -0.002070 0.002034 -1.017521 0.3110

LOG(X3) 8.93E-05 0.003220 0.027734 0.9779

LOG(X4) -0.004300 0.004410 -0.975013 0.3316 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.605576 Mean dependent var 0.041167

Adjusted R-squared 0.459367 S.D. dependent var 0.050196

S.E. of regression 0.036908 Akaike info criterion -3.532358

Sum squared resid 0.158016 Schwarz criterion -2.686685

Log likelihood 326.5886 Hannan-Quinn criter. -3.188959

F-statistic 4.141850 Durbin-Watson stat 2.313904

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 9

Uji Grafik