pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam...
TRANSCRIPT
PENGARUH PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM
BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VI MI MATHOLI’UN
NAJAH SINANGGUL MLONGGO JEPARA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
NAYLATUL JAZILAH
NIM: 073511004
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Naylatul Jazilah
NIM : 073511004
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 28 November 2011
Saya yang menyatakan,
materai
Naylatul Jazilah
NIM. 073511004
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo
Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Naylatul Jazilah
NIM : 073511004
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I,
Saminanto, S.Pd, M.Sc
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo
Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Naylatul Jazilah
NIM : 073511004
Jurusan : Tadris
Program Studi :Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing II,
Hj Nur Asiyah, S. Ag, M.
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI
Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011
Penulis : Naylatul Jazilah
NIM : 073511004
Skripsi ini membahas Pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI
Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian
ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: 1) Apakah perilaku adaptive help-
seeking dalam belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika
peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun
Pelajaran 2010/2011?; 2) Seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-seeking
dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI
MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
survei korelasional dengan teknik analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini
merupakan penelitian populasi. Populasi adalah peserta didik VI MI Matholi’un
Najah sejumlah 25 anak. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket untuk
mengetahui data variabel X dan menggunakan metode dokumentasi untuk
mengetahui data variabel Y. Instrumen angket sebelum digunakan untuk mendapat
data yang objektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku adaptive help-
seeking dalam belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah
Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, menunjukkan bahwa nilai
distribusi frekuensi perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika peserta
didik telah dihitung rata-rata (mean) sebesar 75,18 dalam kategori baik pada interval
68-83. Kemudian data prestasi belajar matematika peserta didik di MI Matholi’un
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, telah dihitung rata-
rata (mean) sebesar 66,2 yang telah mencapai KKM.
Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan analisis regresi dan
perhitungan koefisien determinansi, dimana perilaku adaptive help-seeking dalam
belajar matematika (X) berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika peserta
didik (Y) kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011 sebesar 54,5%. Hal ini diperoleh dari perhitungan xyr = 738,0 yang
signifikan karena xyr > tabelr 5% = 0,396, selanjutnya ditentukan nilai koefisien
determinansinya 545,0738,0 2 . Juga perhitungan regF = 27,5 yang signifikan
karena regF = 27,5 > 5% = 4,28 dan 1% = 7,88. Dengan ini hipotesis yang di ajukan
yaitu perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh positif
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik MI Matholi’un Najah Sinanggul
Mlonggo Jepara.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis. Sholawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kasih sayangnya tidak
pernah terputus terhadap umatnya.
Dengan berbekal keikhlasan dan niat yang tulus serta tanggung jawab,
alhamdulillah penulis telah menyelesaikan penelitian tentang pengaruh perilaku
adaptive help-seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika
peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara. Penulis
menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta
motivasi dari berbagai pihak.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Drs. Wahyudi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Saminanto, S.Pd, M, Sc, selaku Pembimbing I dan Hj Nur Asiyah, S.Ag, M.SI
selaku Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi
ini hingga selesai.
4. Yulia Romadiastri, S.Si selaku dosen wali studi yang selalu membimbing
penulis.
5. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang membekali
berbagai pengetahuan dan pengalaman.
6. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta seluruh stafnya.
7. Kepala perpustakaan TKPS Semarang beserta seluruh stafnya.
8. Misbachul Choir, S.E selaku kepala MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo
Jepara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara.
9. Segenap guru, kepala TU beserta stafnya dan peserta didik MI Matholi’un Najah
Sinanggul Mlonggo Jepara
viii
10. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan dukungan serta segala
pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam mendidik penulis dengan penuh
kesabaran.
11. Adik-adikku (Muhammad Zayyul Baligh dan Nurul Hilmi Azis) yang selalu
memberikan keceriaan dalam hidup penulis.
12. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 dan sahabat-sahabat TM 07 yang
senantiasa menjadi penyemangat penulis.
13. Sahabat-sahabat sejatiku Nana, Nafis, Nia, Dian, yang selalu membantu penulis
selama mencari ilmu di IAIN Walisongo Semarang baik suka maupun duka.
Kepada mereka semua, penulis ucapkan “jazakumullah khairan katsiran“.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Amin.
Semarang, 28 November 2011
Penulis,
Naylatul Jazilah
NIM. 073511004
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….......i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………………………..….ii
PENGESAHAN……………………………………………………………………………....iii
NOTA PEMBIMBING……………………………………………………………………….iv
ABSTRAK………………………………………………………………………………….....v
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....vii
BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang….………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………………4
1. Tujuan Penelitian………………………………………………….....4
2. Manfaat Penelitian…………………………………………………...4
BAB II : KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR/
MADRASAH IBTIDAIYAH SERTA PERILAKU ADAPTIVE HELP-
SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA……………………….6
A. Kajian Pustak…………………………………………………………..6
B. Kerangka Teoritik……………………………………………………...7
1. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah…………………………………………………………...7
2. Prestasi belajar matematika…………………………………….…9
3. Perilaku Adaptive Help-Seeking…………………………………19
4. Perilaku Adaptive Help-Seeking sebagai Upaya Peserta Didik
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika…………….30
C. Hipotesis Penelitian……………………………………………….…..32
x
BAB III : METODE PENELITIAN…………………………………………………33
A. Jenis Penelitian………………………………………………………….33
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………34
C. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………………..34
D. Variabel Penelitian……………………………………………………...35
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………..35
F. Teknik Analisis Data……………………………………………………37
1. Analisis Data Awal………………………………………………….37
2. Analisis Uji Hipotesis……………………………………………….40
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN…………………………………46
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian………………………………………...46
1. Profil MI Matholi’un Najah………………………………………..46
2. Data Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar Matematika
Kelas VI MI Matholi’un Najah…………………………………….48
3. Data Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik kelas VI MI
Matholi’un Najah…………………………………………………...52
B. Pengujian Hipotesis……………………………………………………..53
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………..62
D. Keterbatasan Penelitian………………………………………………...63
BAB V : PENUTUP………………………………………………………………….65
A. Simpulan………………………………………………………………...65
B. Saran-Saran……………………………………………………………..66
C. Penutup…………………………………………………………………..66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya, peserta didik cepat ataupun lambat pasti
akan mengalami kesenjangan antara tugas dan kemampuannya. Terlebih
dalam tugas matematika. Matematika menjadi mata pelajaran yang wajib
diajarkan karena permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari tidak lepas dengan matematika (perhitungan).
Dalam Matematika diajarkan mengenai berfikir logis dan sistematis.
Hal ini akan sangat berguna dalam memecahkan masalah peserta didik
nantinya. Belajar matematika merupakan hal yang sangat unik dan sering
dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari, kenyataan di masyarakat umumnya
merasa matematika adalah ilmu eksak yang sulit untuk dipahami.
Kendala yang terjadi dalam pembelajaran matematika berkisar pada
karakteristik matematika yang abstrak, masalah media, masalah peserta didik
atau guru. Kendala-kendala tersebut melahirkan kegagalan pada peserta didik
yang akhirnya akan menghambat dalam proses penyelesaian masalah
matematika, karena: 1
a. Peserta didik tidak dapat menangkap konsep dengan benar.
b. Peserta didik tidak menangkap arti dari lambang-lambang.
c. Peserta didik tidak memahami asal-usulnya suatu prinsip.
d. Peserta didik tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.
e. Pengetahuan peserta didik tidak lengkap.
Selain itu, sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik
SD/MI dan sebagian besar peserta didik SMP/MTs yang berada pada tahap
operasional konkrit, tuntutan terhadap pemahaman dan penalaran masih
terbatas pada produk dan proses Matematika dalam dunia nyata atau dapat
1Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), hlm. 154.
2
diilustrasikan melalui contoh-contoh nyata.2 Tentu saja membuat peserta
didik pada tingkat ini sering kali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
masalah matematika yang sedikit abstrak. Baik saat di kelas maupun saat
mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru. Oleh karena itu diharapkan
peserta didik mau menggunakan orang lain sebagai upaya untuk membantu
dirinya dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Menurut Butler, yang dikutip oleh Yuli Darwati terdapat tiga macam
perilaku mencari bantuan yang biasa digunakan siswa ketika mereka
menghadapi kesulitan belajar matematika yaitu3:
1. Perilaku Adaptive Help-Seeking (perilaku meminta bantuan adaptif) yang
merupakan salah satu bentuk regulasi diri yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar matematika dengan memanfaatkan orang lain (dengan
meminta bantuan belajar secara adaptif).4 Peserta didik akan meminta
bantuan dari teman atau orang lain yang dirasa mampu membantunya
untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan soal matematika. Perilaku
ini dilakukan ketika dia benar-benar membutuhkan bantuan yaitu ketika
mereka tidak dapat lagi memecahkan masalah mereka sendiri.
2. Perilaku mencari bantuan eksekutif. Perilaku ini terjadi ketika peserta
didik sering sekali meminta bantuan, meskipun mereka tidak
membutuhkannya. Dan cenderung meminta jawaban daripada petunjuk.
Biasanya tujuannya adalah untuk memperoleh kelengkapan tugas dengan
segera.
3. Dan yang terahir adalah perilaku mencari bantuan tertutup. peserta didik
yang mengadopsi perilaku mencari bantuan ini menghindari mencari
bantuan terbuka seperti dengan menyalin jawaban teman atau menyontek.
Penelitian Newman yang dikutip oleh Yuli Darwati menjelaskan
tentang intensi anak-anak untuk mencari bantuan dalam pekerjaan mereka di
2Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, hlm.144. 3 Yuli Darwati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika), (Yogyakarta: Logung Printika, 2009), hlm. 42-43 4 Yuli Darmawati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika), hlm. 39
3
sekolah. Hasil penelitian menemukan bahwa anak-anak kelas 3 dan 5
mengekspresikan kemungkinan mencari (meminta) bantuan berkaitan dengan
pilihan intrinsik terhadap tantangan, ketergantungan ekstrinsik terhadap guru,
dan sikap mengenai keuntungan dari mencari bantuan, sedangkan anak-anak
kelas VII mengekspresikan mencari bantuan berkaitan dengan sikap
mengenai keuntungan dari mencari (meminta) bantuan. Newman dan Goldin
dalam Yuli Darwati juga mengemukakan bahwa anak-anak sekolah dasar
akan lebih banyak mengekspresikan kebutuhan akan bantuan yang lebih besar
dalam pelajaran matematika daripada membaca.5
Di jelaskan pula dalam wikibooks the practice of learning theories
bahwa salah satu ciri pembelajar mandiri adalah mereka tahu bagaimana
memanfaatkan orang lain sebagai sumber daya untuk mengatasi ambiguitas
dan kesulitan dalam belajar yaitu kemampuan mencari bantuan. Peserta didik
tidak terhindar dari saat-saat di mana dia mengalami situasi sulit dalam hidup
mereka dan juga saat belajar. Ketika ini terjadi mereka akan mampu untuk
memulai memantau kinerja mereka sendiri. Mereka memiliki regulasi diri
yang baik yaitu dengan memiliki strategi untuk melibatkan bantuan orang lain
untuk dapat membantu kesulitannya.6 Maka dapat disimpulkan pula bahwa
pembelajar mendiri juga ternyata melakukan permintaan bantuan secara
adaptif untuk dapat menyelesaikan masalahnya dalam belajar.
Dari latar belakang di atas, peneliti menginginkan untuk mengadakan
penelitian untuk dapat mengetahui adakah pengaruh perilaku adaptive help-
seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika
dengan mengambil judul “Pengaruh Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam
Belajar Matematika terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun
Pelajaran 2010/2011”
5 Yuli Darwati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika), hlm. 10 6 http://en.wikibooks.org/wiki/the_practice_of_learning_theories/help-seeking
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika
berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara?
2. Seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah perilaku adaptive help-seeking dalam
belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika
peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah
Sinanggul Mlonggo Jepara
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-
seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika
peserta didik kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah
Sinanggul Mlonggo Jepara
2. Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan
memberikan pengalaman ketrampilan dalam mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh di akademik
b. Bagi akademik
Diharapkan dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur dalam
keberhasilan selama ini dalam mendidik dan membekali ilmu bagi
penulis sebelum terjun ke dunia pendidikan.
5
c. Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini memotivasi guru untuk lebih dapat
memberikan bantuan belajar bagi peserta didik baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, mengingat pentingnya bimbingan belajar secara
individu.
d. Bagi sekolah
Dapat digunakan sebagai masukan bagi MI Matholi’un Najah
untuk dapat mengembangkan prestasi belajar peserta didik dengan
meningkatkan kualitas pembelajarannya melalui bimbingan intensif
e. Bagi peserta didik
1) Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajarnya dengan motivasi diri untuk lebih
giat dalam belajar matematika.
2) Memberikan pengertian untuk tidak malu bertanya terhadap orang
lain agar dapat mengembangkan pengetahuannya dengan meminta
bantuan adaptif dalam belajar matematika.
3) Memotivasi peserta didik untuk lebih percaya diri, serta
menghindari perilaku menyontek.
6
BAB II
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR/MADRASAH
IBTIDAIYAH SERTA PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM
BELAJAR MATEMATIKA
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap
penelitian atau karya ilmiah yang ada, baik mengenai kekurangan ataupun
kelebihan yang ada sebelumnya, yaitu:
1. Dalam Penelitian Yuli Darwati: ADAPTIVE HELP-SEEKING
(PANDUAN BAGI GURU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA). Yang menyimpulkan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara orientasi tujuan penguasaan dengan mencari
bantuan adaptif dalam belajar matematika. Penelitian ini telah dibukukan
dan diterbitkan oleh Logung Pustaka.
2. Dalam skripsi Natalia Nur Elfati, Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang yang berjudul HUBUNGAN KEMAMPUAN AWAL DAN
SIKAP PESERTA DIDIK PADA MATEMATIKA DENGAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN PESERTA
DIDIK KELAS VII SEMESTER I MTS NU NURUL HUDA
SEMARANG TAHUN PESERTA DIDIKAN 2010/2011. Menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
awal dan sikap peserta didik pada matematika dengan prestasi belajar
matematika kelas VII C hal ini dibuktikan dengan diperoleh rhitung = 0,965
sedang rtabel = 0,316 pada taraf signifikansi 5% maka rhitung > rtabel.
Penelitian ini lebih dimaksudkan untuk menguji hubungan
antara perilaku adaptive help-seeking dengan prestasi belajar peserta didik
MI Matholi’un Najah. Apakah perilaku adaptive help-seeking dalam
belajar matematika dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika
peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah atau tidak. Jika dibandingkan
7
dengan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini dikatakan berbeda dari
segi tema maupun variabel yang hendak diuji.
B. Kerangka Teoritik
1. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
Menurut Nasution masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-
kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga kira-kira 11 atau 12
tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk Sekolah Dasar, dan
dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah
sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai
masa sekolah.1 Tahap ini juga disebut sebagai tahap operasi nyata. Tahap
operasi nyata (sekitar 7-11 tahun) ini memiliki karakteristik intelektual
antara lain mampu memecahkan masalah yang nyata, serta mengerti
hukum dan mampu membedakan baik buruk.2
Menurut Suryobroto yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah,
masa usia sekolah sebagai masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa anak
matang untuk masuk Sekolah Dasar disebabkan kematangan itu tidak
ditentukan oleh umur semata-mata, namun pada umur antara 6-7 tahun
biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah dasar.3
Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih
mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut
Suryobroto dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu: (1) masa kelas-kelas
rendah Sekolah Dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10
tahun dan (2) masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, kira-kira umur 9 atau
10 tahun sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun.4
1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka cipta, 2008), hlm. 123 2 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembagan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), hlm. 118-119 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 124 4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 124
8
Karena dalam penelitian ini melibatkan peserta didik kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah (setingkat Sekolah Dasar), maka akan dibahas lebih
lanjut mengenai karakteristik peserta didik masa kelas tinggi Sekolah
Dasar. Yaitu antara umur 9 atau 10 tahun sampai umur 11 atau 12 tahun.
Beberapa sifat khas masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah:
a. Anak tertarik perhatiannya pada kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret Keadaan ini dapat mendorong anak untuk membantu
pekerjaan-pekerjan yang praktis.
b. Amat bersifat realistik, ingin tahu, ingin belajar, ingin bisa. Karena itu
Oswald Kroch menyebut masa ini dengan masa “realisme”.
c. Menjelang akhir masa ini pada anak-anak telah menaruh minat
terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus yang mereka minati, yang
oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang
dewasa dalam menyelesaikan tugas-tugas atau dalam memenuhi
keinginannya, setelah umur itu anak-anak sudah bebas dan berusaha
untuk menyelesaikannya sendiri.
e. Pada masa ini anak memandang nilai-nilai yang diperoleh (angka
raport) sebagai ukuran yag tepat mengenai prestasi sekolah.
f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,
biasanya untuk dapat beramain-main bersama-sama. Di dalam
permainan ini anak biasanya tidak lagi terikat pada aturan permainan
yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.5
Dalam poin keempat dijelaskan bahwa peserta didik sampai
sekitar umur 11 tahun memerlukan guru atau orang dewasa lain untuk
dapat membantunya dalam menghadapi suatu masalah yang sedang
dialami. Kebanyakan anak mulai menyadari kalau dia sedang menghadapi
suatu masalah dan harus diselesaikannya.
5 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Cet III (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), 23-
24
9
2. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika tidak dapat dipisahkan dari perbuatan
belajar matematika itu sendiri, karena belajar merupakan suatu proses,
sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu, sebelum membahas lebih lanjut mengenai prstasi belajar,
akan dibahas terlebih dahulu mengenai pembelajaran matematika.
a. Pembelajaran Matematika
Di dalam agama Islam, mencari ilmu pengetahuan sangatlah
dianjurkan untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Manusia
merupakan makhluk Allah SWT yang paling sempurna, karena
manusia diberikan akal untuk berpikir. Dengan akal pikiran’ manusia
dapat mempelajari segala ilmu pengetahuan yang ada di alam ini. Oleh
karena itu manusia disuruh untuk belajar, bukti yang mendasari
perintah untuk belajar yaitu diturunkannya Qur’an surat Al-Alaq ayat
1-5 yang merupakan ayat yang pertama kali diturunkan.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan
Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan
pena, Dia mangajarkan manusia apa yang tidak diketahui”.6 (QS. Al-
Alaq/96: 1-5).
Dari Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5 bahwa Allah
memerintahkan manusia untuk membaca (mempelajari, meneliti, dan
sebagainya) apa yang telah diciptakanNya yaitu Al-Qur’an dan alam
semesta. Tujuan membaca dan mendalaminya adalah untuk
memperoleh hasil yang diridhoi-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang
6Mushaf Ayat Surat Departemen Agama Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemah Bahasa
Indonesia (Kudus: Menara Kudus), Jilid II, hlm. 597
10
bermanfaat bagi manusia.7 Begitu pentingnya arti belajar, sehingga
setiap anak berhak mengikuti wajib belajar di sekolah sebagai upaya
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Definisi belajar menurut Skinner yang diungkapkan oleh Bimo
Walgito adalah “Learning is a process of progressive behaviour
adaptation” belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang
bersifat progresif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adalah
adanya sifat progresifitas, adanya tendensi ke arah yang lebih
sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.8 Sedangkan
Clifford T Morgan yang dikutip oleh Mustaqim mendefinisikan belajar
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan
hasil pengalaman yang lalu.9
Berbeda dengan pengertian belajar, pembelajaran adalah upaya
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.10
Pembelajaran tidak
hanya dilakukan di sekolah akan tetapi di manapun, termasuk di
lingkungan masyarakat maupun di dalam rumah dengan bimbingan
orang tua.
Sedangkan matematika munurut Johnson dan Myklebust
dikutip oleh Mulyono Abdurrahman adalah bahasa simbolis yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
memudahkan berpikir. Lerner mengemukakan bahwa matematika di
samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal
yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
7Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010),
hlm. 720. 8 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Edisi V, (Yogyakarta: Andi, 2005),
hlm. 184 9 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo
Semarang, 2009), hlm. 39 10 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif (Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antara
Peserta Didik), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 14
11
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Sedangkan
Kline berpendapat, matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri
utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan bernalar induktif.11
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika merupakaan suatu proses pengembangan seluruh potensi
peserta didik yang diarahkan untuk mengembangkan bernalar deduktif
dan induktif mengenai ilmu tentang kuantitas dan ukuran.
Karakteristik matematika sendiri antara lain adalah sebagai
berikut:12
1) Memiliki objek kajian abstrak.
2) Bertumpu pada kesepakatan.
3) Berpola pikir deduktif.
4) Memiliki simbol yang kosong dari arti.
5) Memperhatikan semesta pembicaraan.
Kendala yang terjadi dalam pembelajaran matematika berkisar
pada karakteristik matematika yang abstrak, masalah media, masalah
peserta didik atau guru. Kendala-kendala tersebut melahirkan
kegagalan pada peserta didik, karena: 13
1) Peserta didik tidak dapat menangkap konsep dengan benar.
2) Peserta didik tidak menangkap arti dari lambang-lambang.
3) Peserta didik tidak memahami asal-usulnya suatu prinsip.
4) Peserta didik tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.
5) Pengetahuan peserta didik tidak lengkap.
Oleh karena itu ketika belajar matematika harus mengetahui
konsep yang mendasarinya. Maka kebanyakan anak (peserta didik)
akan mengaplikasikan perilaku adaptive help-seeking untuk
11 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Pusat Perbukuan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan PT Rineka Cipta, 1999),
hlm. 252 12 R. Soedjadi, Departemen Pendidikan Nasional, Kiat Pendidikan Matematika di
Indonesia, (Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,
2000), hlm. 13. 13Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008),
hlm. 154.
12
mendapatkan informasi yang diperlukan agar ia dapat menyelesaikan
permasalahan matematika secara mandiri. Pengalaman memecahkan
masalah yang satu mungkin sangat berguna dalam menghadapi
langsung masalah lain yang serupa, tetapi mungkin juga berguna tidak
secara langsung.
b. Prestasi belajar matematika
Menurut Nana Sujana, prestasi belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajar.14
Sedangkan menurut Winkel, prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
bobot yang dicapainya.15
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah,
1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam
Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Nurkencana (1986 : 62) juga
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.16
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa
prestasi belajar matematika adalah hasil atau taraf kemampuan yang
telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar matematika dalam
waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan,
14 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990), hlm. 22 15 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), cet 5, hlm. 62 16 http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html, Ahad, 9 Oktober,
2011, 12:48 PM
13
pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang selanjutnya
diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil kegiatan
belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan yang
diajarkan. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika
telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam
penelitian ini, hasil prestasi belajar diperoleh dari nilai UAM (Ujian
Akhir Madrasah) kelas VI tahun peserta didikan 2010/2011 MI
Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1) Faktor dari dalam diri siswa (intern).
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu
dibahas menurut Slameto dalam Ade Sanjaya yaitu faktor jasmani,
faktor psikologi dan faktor kelelahan.17
a) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Faktor kesehatan
sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika
kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya
lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat
inderanya. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau
badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki,
patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.18
17
Ade Sanjaya, http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html, Ahad,
9 Oktober, 2011, 12:48 PM 18 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 54
14
b) Faktor psikologis
(1) Intelegensi
Menurut Noehi Nasution dalam Syaiful Bahri
Djamarah, Kecerdasan mempunyai peranan yang sangat
besar dalam ikut menentukan berhasil atau tidaknya
seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu
program pendidikan dan pengajaran. Dan orang yang
cerdas biasanya akan lebih mampu belajar daripada orang
yang kurang cerdas.19
(2) Perhatian
Menurut Gazali yang dikutip oleh Slameto, perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itupun
bertujuan semata-mata kepada suatu (benda/hal) atau
sekumpulan obyek.20
Jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik,
maka semua bahan pembelajaran, baik buku pelajaran,
media dibuat semenarik mungkin agar peserta didik
terfokus perhatiannya terhadap pelajaran.
(3) Bakat
Menurut Hilgard dalam Slameto menyatakan bahwa
bakat adalah capacity to learn. Dengan kata lain bakat
adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau terlatih.21
(4) Minat
Menurut Slameto minat adalah suatu rada lebih suka
dan rasa keterarikan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa
19
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 194 20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 56 21 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 57
15
ada yang menyuruh.22
Minat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas belajar siswa, karena siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan
sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya.
(5) Motivasi
Motivasi merupakan proses yang menstimulasi
perilaku kita atau menggerakkan kita untuk
bertindak.23
Menurut Slameto motivasi erat sekali
hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam
belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari
atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu
berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah
motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau
pendorongnya.24
(6) Kematangan
Menurut Slameto kematangan adalah sesuatu tingkah
atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat
tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru.
sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak
itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar
mengajar.25
(7) Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip
oleh Slameto adalah preparedness to respond or react,
artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi.
Jadi, dari pendapat di atas diasumsikan bahwa kesiapan
siswa dalam proses belajar mengajar sangat
22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 191 23 Richard l. Arends, Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2008), hlm. 142. 24 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 58 25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 58
16
mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian
prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana
siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima
suatu mata pelajaran dengan baik.26
c) Faktor kelelahan
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto sebagai berikut:27
“Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh.
Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran
di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian
tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus
karena memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat,
mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak sesuai dengan
minat dan perhatian”.
Faktor Intern lain yang menyebabkan peserta didik
kesulitan berprestasi di sekolah juga dikemukakan oleh Singgih D
Gunarsa dalam bukunya Psikologi untuk Membimbing yaitu28
:
a) Kurang berusaha untuk berkonsentrasi saat pembelajaran
b) Kurang melatih diri untuk menjawab/ menyelesaikan soal
c) Kurang banyak mengulang bahan pelajaran
d) Terlalu banyak kegiatan lain yang mendesak kegiatan belajar
e) Kurang dapat memahami penjelasan guru
f) Kurang cermat menangkap apa yang diterangkan guru secara
klasikal
g) Kemampuan intelektual yang rendah
26
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 59 27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 59 28 Singgih D Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009),
hlm.18
17
h) Kurang dapat membagi waktu untuk belajar.
2) Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.29
a) Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat
mempengaruhi dari keluarga antara lain:
(1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya
terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh
Wirowidjojo dalam Slameto mengemukakan bahwa
keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa
pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya.
Cara orang mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap
belajarnya.
(2) Relasi antar anggota keluarga
Menurut Slameto bahwa yang penting dalam keluarga
adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi
anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain
turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah
apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras
atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
(3) Keadaan ekonomi keluarga
Menurut Slameto bahwa keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya
makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain,
29 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 60-64
18
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar,
meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
(4) Suasana rumah
Suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada
dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising tidak akan
memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
b) Faktor sekolah
Faktor yang mempengaruhi prestasi blajar yang berasal
dari sekolah dapat berupa:
(1) Guru
Guru merupakan unsur terpenting dalam pendidikan.
Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya.30
Dalam
kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam
perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses
interaksi yang kondusif.
(2) Sarana dan Prasarana
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang
belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian,
dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku
pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium
sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan
kondisi pembelajaran yang baik.31
(3) Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 185 31 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
hlm. 249.
19
mengembangkan bahan pelajaran itu. Slameto berpendapat
bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak
baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.32
c) Faktor Lingkungan Masyarakat.
(1) Kegiatan peserta didik dalam masyarakat
Kegiatan peserta didik dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.33
Kegiatan peserta didik perlu dibatasi dan dipilih kegiatan
yang mendukung belajarnya.
(2) Media Massa
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap peserta didik dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek
terhadap peserta didik.
(3) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik
lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga.
Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap
diri peserta didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul
yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.34
3. Perilaku Adaptive Help-Seeking
Perilaku diartikan sebagai aktivitas-aktivitas yang merupakan
manifestasi kehidupan psikis. Perilaku atau aktivitas merupakan jawaban
atau respons terhadap stimulus yang mengenainya.35
Dalam kamus lengkap psikology pengertian adaptive behaviour
(perilaku adaptif) diartikan sebagai tingkah laku yang membantu
seseorang untuk melakukan interaksi lebih efektif dengan lingkungan
32
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 65 33 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 70. 34 Slameto, Belaja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya r, hlm. 71. 35 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Edisi V, hlm. 11
20
sekitarnya.36
Sedangkan perilaku mencari bantuan dalam belajar
matematika adalah salah satu bentuk regulasi diri yang dilakukan peserta
didik untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan memanfaatkan
orang lain. Jadi perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika
adalah salah satu bentuk regulasi diri yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar matematika dengan memanfaatkan orang lain (dengan
cara meminta bantuan belajar secara adaptif).37
Tujuannya ia dapat
menyesuaikan diri (menyelesaikan masalah) tanpa bermaksud
menggantungkan tugasnya terhadap orang lain.
Mereka yang memiliki perilaku adaptive help-seeking
cenderung meminta petunjuk atau klarifikasi strategi dari pada meminta
jawaban. Tujuan mencari bantuan adaptif adalah menghasilkan perbaikan
kemampuan (kompetensi) untuk menyelesaikan (memecahkan) masalah
secara independen.38
Dari uraian di atas, perilaku adaptive help-seeking memiliki
beberapa indikator atau ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tujuan dari perilaku adaptive help-seeking adalah meningkatkan
kemampuan/kompetensi pemecahan masalah (matematika) secara
independen.
1) Kemampuan/kompetensi dalam Pemecahan Masalah Matematika
Adapun kompetensi dasar matematika menurut Asep Jihad
dalam Pengembangan Kurikulum Matematika (Tujuan Teoritis dan
Historis) adalah meliputi: pemahaman, pemecahan masalah,
penalaran, koneksi, dan komunikasi matematika.
Pemecahan masalah matematika dibagi menjadi dua ranah:
a) Sebagai pendekatan pembelajaran, digunakan untuk
menemukan dan memahami materi/ konsep matematik
36 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi trjmh Kartini Kartono, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada), hlm. 11 37
Yuli Darmawati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika), hlm. 39 38 Yuli Darmawati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika), hlm. 42
21
b) Sebagai tujuan agar peserta didik dapat:
(1) Merumuskan masalah dari situasi sehari-hari dan
matematik
(2) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah (sejenis atau masalah baru) dalam atau diluar
matematika
(3) Manjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai
permasalahan asal
(4) Menyusun model matematika dan menyelesaikannya untuk
masalah nyata
(5) Menggunakan matematika secara bermakna.39
Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan
keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan
beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam satu situasi
baru atau situasi yang berbeda.40
Pemecahan masalah yang satu
mungkin akan sangat berguna dalam menghadapi langsung
masalah lain yang serupa.
Pada pemecahan masalah atau persoalan, peserta didik
seharusnya mengalihkan pengertian, ungkapan, dan cara kerja
kepada situasi atau keadaan yang berlainan dari apa yang telah
dipelajari. Dapat juga belajar dari pengertian dan ungkapan yang
telah dikenal melalui kombinasi, generalisasi, atau deduksi belajar
untuk memperoleh yang baru. Atau peserta didik untuk itu harus
mengkombinasikan dan membuat variasi sendiri dari cara kerja
yang telah ia ketahui. Yang sangat menentukan ialah kemampuan
untuk berprestasi atau menciptakan sesuatu dengan berpikir secara
mandiri (independen).41
39
Asep jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika , hlm. 168 40 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, hlm. 254 41 Herman Mater, Kompendum Didaktik Matematika, (Bandung: Remaja Karya,
1985), hlm. 24-25
22
2) Sikap Independen yang Terwujud dalam Kepercayaan Diri
Selain dapat meningkatkan kompetensi matematika, hal yang
perlu dibahas adalah mengenai sikap independen dalam
menyelesaikan masalah yang menjadi tujuan dari perilaku adaptive
help-seeking. Dalam Kamus Lengkap Psikologi, Independen
(independence) diartikan sebagai suatu sikap yang ditandai dengan
adanya kepercayaan diri.42
Menurut Willis dalam Teori-Teori Psikologi, kepercayaan
diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi
suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan
sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Sedangkan Lauster
mendefinisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup.
Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berupa
keyakinan dan kemampuan diri seseorang sehingga tidak
terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak,
gembira, optimis, cukup toleran dan bertanggung jawab.
Kepercayaan diri berhubungan dengan kemampuan melakukan
sesuatu yang baik.43
Rasa percaya diri merupakan salah satu
kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh pada aktivitas fisik
dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada
umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat
dalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk
mencapai sesuatu hasil yang diinginkan.44
Diharapkan peserta
didik akan dapat menyelesaikan masalah secara mandiri setelah
mendapatkan pengalaman yang diperolehnya saat meminta bantuan
adaptif dalam belajar matematika.
Aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lauster yang dikutip
oleh Nur Gufron dan Rini Risnawati menyebutkan bahwa orang
42
JP Chalin, Kamus Lengkap Psikologi trjmh Kartini Kartono, hlm. 243 43 Nur Gufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), hlm. 34 44 Aunur Rahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.184
23
yang mempunyai kepercayaan diri yang positif adalah yang
disebutkan dibawah ini:
a) Keyakinan Kemampuan Diri
Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif
seseorang tentang dirinya. Ia mampu secara sungguh akan apa
yang dilakukannya.
b) Optimis
Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang
yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal
tentang diri dan kemampuannya.
c) Objektif
Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu
sesuai dengan kebenaran yang semestinya. Bukan menurut
kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d) Bertanggung jawab
Bartanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk
menanggung sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e) Rasional dan Realistis
Rasional dan realistis adalah analisis terhadap sesuatu
masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan
pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan
kenyataan.45
Kepercayaan diri dan rasa takut merupakan dua hal yang
bertentangan, yang satu ada, yang lainnya menghambat. Bila
individu merasa takut maka individu tidak dapat mempercayai
pilihan dirinya sendiri. Sebaliknya, bila individu percaya pada diri
sendiri, maka tidak akan ada rasa takut pada pilihan yang dibuat.
Mempercayai diri sendiri membuat diri dapat bertindak penuh
keberanian, mempercayai gagasan dan kemampuan sendiri, jauh di
45 Nur Gufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, hlm. 36
24
dalam lubuk hati tahu bahwa apa yang akan dikerjakan memang
sesuai dengan diri sendiri.46
Menurut Frenson, dalam jurnal yang ditulis oleh Florentina
Rika Susanti menjelaskan bahwa ada beberapa karakteristik dari
rasa percaya diri tinggi yaitu: menerima dan menghargai dirinya
sendiri maupun orang kain, optimis dan memiliki keyakinan akan
dirinya dan kemampuan yang dimiliki, tidak takut dan berani
mencoba melakukan hal-hal dalam situasi apapun, sportif dimana
bertanggung jawab dan menerima kekurangan dan kegagalan yang
dimilikinya, dengan dirinya, dengan lingkungan dan terakhir
adalah mandiri yaitu tidak selalau bergantung pada orang lain dan
tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain.47
b. Mencari bantuan hanya dilakukan ketika benar-benar membutuhkan
sebagai bentuk regulasi diri (Self Regulation).
1) Pengertian Regulasi Diri
Watson yang dikemukakan oleh Tri Wulan, berpendapat
bahwa regulasi diri (Self- Regulated) merupakan intruksi diri untuk
mengadakan perubahan pada perilaku seseorang.48
Regulasi diri
(Self-Regulation) adalah upaya individu untuk mengatur diri dalam
suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi,
motivasi, dan perilaku aktif. Pengelolaan diri bukan merupakan
kemampuan mental atau kemampuan akademik. Melainkan
bagaimana individu mengolah dan mengubah pada suatu bentuk
aktivitas.49
46 Florentina Rika Susanti, Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian
Sosial Peserta didik SMP Santa Maria Fatima, Jurnal Psiko-Edukasi, (vol. VI, No.1, Mei/2008),
hlm. 21 47 Florentina Rika Susanti, Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian
Sosial Peserta didik SMP Santa Maria Fatima, hlm. 26 48
Tri Wulan Anita, Self Regulated Behaviour Pada Remaja Putri Yang Mengalami
Obesitas, http://www.balispot.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html , jum’at, 31 desember 2010,
9:35 49 Nur Gufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, hlm. 57
25
Dalam proses pendidikan, intelektual atau intelegensi
menentukan perkembangan berpikir seseorang dalam hal belajar.
Intelektual atau daya pikir berkembang sejalan dengan
pertumbuhan saraf otak karena pikiran pada dasarnya menunjukan
fungsi otak. Diperjelas oleh John Anderson yang dikutip oleh
Baharuddin, “the result the sudy of cognitive psychology have
implications for improving intelectual performance”, peristiwa
belajar yang dialami manusia bukan semata masalah respon
terhadap stimulus (rangsangan) yang ada, melainkan adanya self
regulation dan self direction yang melakukan pengukuran dan
pengarahan diri yang dikontrol oleh otak.50
Peserta didik yang
dapat mengarahkan dirinya kearah yang positif akan lebih berhasil
dibandingkan dengan peserta didik yang lain. Dia akan berusaha
mengembangkan potensinya untuk dapat mengatasi masalahnya
secara mandiri, meskipun dimulai dengan meminta bantuan.
2) Aspek-aspek pengelolaan diri (self-regulation):
a) Metakognitif
Matlin yang dikutip oleh Nur Gufron dkk
mengungkapkan bahwa metakognisi adalah pemahaman dan
kesadaran tentang proses kognitif atau pikiran tentang berpikir.
Ia mengatakan bahwa pengetahuan seseorang tentang
kognisinya dapat membimbing dirinya mengatur atau menata
peristiwa yang akan dihadapi dan memilih strategi yang sesuai
agar dapat meningkatkan kinerja kognitifnya ke depan. Dalam
Nur Gufron dkk, Zimmerman dan Pons menambahkan bahwa
poin metakognitif bagi individu yang melakukan pengelolaan
diri adalah individu yang merencanakan, mengorganisasi,
mengukur diri, dan mengintruksikan diri sebagai kebutuhan
selama proses perilakunya.51
50 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembagan, hlm. 119 51Nur Gufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, hlm. 60
26
Menurut Preisseisen yang dikutip oleh Martinis Yamin
Metakognisi meliputi empat keterampilan, yaitu:52
(1) Keterampilan pemecahan masalah (problem solving):
keterampilan individu dalam menggunakan proses
berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui
pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun
berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan
yang paling efektif.
(2) Keterampilan pengambilan keputusan (decision making):
keterampilan individu dalam menggunakan proses
berfikirnya untuk memilih suatu keputusan yang baik dari
beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi,
perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap
alternatif, analisis inforasi, dan pengambilan keputusan
yang terbaik berdasarkan alasan-alasan yang rasional.
(3) Keterampilan berfikir kristis (critical thinking):
keterampilan individu dalam menggunakan proses
berfikirnya untuk menganalisa argumen dan memberikan
interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasional,
analisis asumsi dan bias dari argumen, dan interpretasi yang
logis.
(4) Keterampilan berfikir kreatif (creative thinking):
keterampilan individu dalam menggunakan proses
berfikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru,
konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu.
b) Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku atau arah tujuan.53
Mc.
52 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007),
hlm.3-4
27
Donald dalam Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa
motivasi merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif (perasaan)
dan reaksi untuk mencapai tujuan.54
Syaiful Bahri Djamarah juga menjelaskan mengenai
prinsip-prinsip motivasi belajar antara lain:55
(1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar
(2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik
dalam belajar
(3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
(4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar
(5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
(6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
c) Perilaku
Dijelaskan dalam buku Teori-teori Psikologi
Zimmerman dan Schank mengatakan bahwa perilaku
merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi,
dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang
mendukung aktivitasnya.56
Sedangkan menurut Bandura yang dikutip oleh Hamzah B
Uno ada tiga proses untuk mewujudkan regulasi diri (self
regulation), yaitu (1) observasi diri, yakni saat seseorang
mengobservasi perilakunya; (2) keputusan, yakni saat seseorang
melakukan keputusan apakah perilakunya sesuai dengan tujuan
53 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Edisi V hlm. 240 54 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 148 55 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 152 56 Nur Gufron dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, hlm. 61
28
yang ditetapkan; (3) respon diri, yakni saat seseorang memberikan
respon kepada dirinya berdasarkan keputusan yang diambil.57
Dalam jurnal yang berjudul How Self-Regulated Learners
Cope with Academic Difficulty: The Role of Adaptive Help-
Seeking, dijelaskan bahwa kompetensi khusus dan sumber motivasi
yang merupakan bentuk regulasi diri yang diperlukan untuk
mencari bantuan adaptif adalah:
a) Kompetensi Kognitif (yakni mengetahui kapan bantuan
diperlukan, mengetahui bahwa orang lain dapat membantu,
mengetahui bagaimana mengajukan pertanyaan agar benar-
benar dapat memperoleh jawaban yang dibutuhkan)
b) Kompetensi Sosial (yakni mengetahui siapa orang terbaik yang
dapat dimintai bantuan, mengetahui bagaimana melaksanakan
permohonan meminta bantuan dengan cara yang tepat)
c) Motivasi Pribadi (yakni tujuan pribadi, kepercayaan diri, dan
perasaan yang terkait dengan toleransi untuk kesulitan tugas,
kesediaan untuk mengekspresikan diri kepada orang lain saat
butuh bantuan, dan perasaan personal)
d) Motivasi kontekstual (yaitu faktor kelas seperti tujuan kelas,
sistem penilaian, kegiatan kolaborasi, interaksi murid dan guru,
serta kesediaan guru untuk memfasilitasi murid dalam
memberikan bantuan).58
c. Mencari bantuan yang berkaitan dengan proses dalam pemecahan
masalah matematika.
Pemecahan masalah matematika adalah proses yang
menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan
masalah yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-
tahap pemecahan masalah.
57
Hamzah B Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pmbelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), hlm. 217 58 Ricard S. Newman, How Self-Regulated Learners Cope with Academic Difficulty:
The Role of Adaptive Help-Seeking, Theory into Practice, (vol XLI, No.2/2002) hlm.132
29
Tahap-tahap proses pemecahan masalah dalam bukunya yang
berjudul How to Solve It, Polya mengembangkan empat tahap proses
pemecahan masalah yang kira-kira serupa dengan langkah-langkah
berikut ini:
1) Memahami Masalah
a) Dapatkah Anda menyatakan masalah dalam kata-kata sendiri?
b) Apa yang akan anda cari atau coba kerjakan?
c) Apa yang anda tidak anda ketahui?
d) Informasi apa yang Anda dapatkan dari masalah yang
dihadapi?
e) Jika ada, informasi apa yang tidak tersedia atau tidak
diperlukan?
2) Merencanakan Penyelesaian Masalah
Walaupun bukan merupakan keharusan, strategi berikut ini
sangatlah berguna dalam proses pemecahan masalah.
a) Mencari pola.
b) Menguji masalah yang berhubungan serta menentukan apakah
teknik yang sama bisa diterapkan atau tidak.
c) Menguji kasus khusus atau kasus lebih sederhana dari masalah
yang dihadapi untuk memperoleh gambaran lebih baik tentang
penyelesaian masalah yang dihadapi.
d) Membuat sebuah tabel.
e) Membuat sebuah diagram.
f) Menulis suatu persamaan.
g) Menggunkan strategi tebak-periksa.
h) Bekerja mundur.
i) Mengidentifikasi bagian dari tujuan keseluruhan.
a) Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah
1) Melaksanakan strategi sesuai dengan yang direncakan pada
tahap sebelumnya.
30
2) Melakukan pemeriksan pada setiap langkah yang dikerjakan.
Langkah ini bisa merupakan pemeriksaan secara intuitif atau
bisa juga berupa pembuktian secara formal.
3) Upayakan bekerja secara akurat.
b) Pemeriksaan Kembali
1) Periksa hasilnya pada masalah asal (Dalam kasus tertentu, hal
seperti ini perlu pembuktian).
2) Interpretasikan solusi dalam konteks masalah asal. Apakah
solusi yang dihasilkan masuk akal?
3) Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4) Jika memungkinkan, tentukan masalah lain yang berkaitan
atau masalah lebih umum lain dimana strategi yang digunakan
dapat bekerja.59
4. Perilaku Adaptive Help-Seeking sebagai Upaya Peserta Didik untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Seperti diketahui belajar itu sangat kompleks. Hasil belajar atau
prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kecakapan dan
ketangkasan belajar berbeda secara individual. Maka dari itu, semua
peserta didik tidak bisa diperlakukan sama. Dengan demikian, guru (atau
orang tua) dapat membantu peserta didik secara individu dengan memberi
petunjuk-petunjuk umum tentang cara belajar yang efisien serta diberikan
bimbingan sewaktu mereka belajar.60
Hal ini akan memberikan dampak
yang baik bagi perkembangan anak dimana dia dapat belajar secara efisien
tanpa banyak membuang waktu untuk memikirkan hal yang benar-benar
belum diketahuinya.
Kesulitan dalam mengerjakan tugas cepat ataupun lambat pasti
akan dialami oleh peserta didik, Terlebih dalam pembelajaran matematika.
Karakteristik matematika yang telah dibahas sebelumnya mengakibatkan
pesera didik ditingkat MI/SD masih sangat membutuhkan bimbingan
59 Pemecahan Masalah
http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf, Jumat, 1 april 2011 (11.03) 60 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 73
31
dalam belajar. Dalam menyelesaikan permasalahan matematika banyak
sekali hal/ informasi yang harus diketahui terlebih dahulu (prasyarat dalam
belajar). Jika peserta didik merasa kesulitan dalam menyelesaikannya
(karena kurang informasi atau belum memahami konsep dan prinsip),
maka tidak menutup kemungkinan dia akan bertanya kepada orang yang
dianggap lebih mengetahuinya.
Peserta didik yang memiliki perilaku adaptive help-seeking,
memiliki tujuan atau motivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah. Sebagaimana prinsip-prinsip motivasi yang
diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah yang mengatakan motivasi akan
melahirkan prestasi, terlebih motivasi yang berasal dari dalam (intrinsik).
Peserta didik yang memiliki perilaku adaptive help-seeking hanya akan
meminta bantuan jika benar-benar membutuhkan saja dan tujuannya agar
saat menemui kesulitan yang serupa, dia akan dapat menyelesaikannya
secara mandiri. Berbeda dengan peserta didik yang memiliki perilaku
maladaptif yang hanya meminta bantuan untuk melengkapi tugasnya saja
tanpa berniat untuk dapat menguasai kompetensi. Dengan demikian dia
akan tetap membutuhkan bantuan saat mengalami kesulitan yang sama.
Ketika mendapat kesulitan, individu dengan tujuan penguasaan,
mengembangkan pola respon yang adaptif, seperti bertahan atau
meningkatkan usaha.61
Pada saat itulah guru maupun orang tua diharapkan
mampu memberikan bantuan yang maksimal kepada peserta didik, dengan
demikian akan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuannya
serta kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan yang akan
dihadapinya secara mandiri baik yang sifatnya serupa atau dengan
tingkatan lebih tinggi. Kepercayaan diri peserta didik dalam
menyelesaikan masalah matematika akan meningkat sejalan dengan
pengalamannya dalam memecahkan masalah matematika yang diperoleh
saat meminta bantuan adaptif dalam belajar matematika. Maka bisa
61 Yuli Darwati, Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika), hlm 52-53
32
dipastikan prestasi belajar peserta didik juga akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya kemampuan dalam memecahkan masalah.
Uraian di atas dapat diperjelas dengan bagan di bawah ini:
Dengan demikian, penelitian kali ini ingin mengungkapkan Apakah
perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dibangun di atas, maka
dirumuskanlah suatu hipotesis yaitu:
Perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara
Perilaku AHS
Meminta bantuan
saat membutuhkan
Bantuan dari orang
lain
Memecahkan
masalah
Kemampuan
memecahkan
masalah meningkat
Kemandirian
dalam memecahkan
masalah
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (survei)
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.1 Atau penelitian ini juga dapat dikatakan
sebagai penelitian kausal komparatif di mana variabel penyebab dan
variabel yang dipengaruhi telah terjadi dan diselidiki lagi dengan cara
menurut kembali.2
Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Di mana semua
populasi dijadikan sebagai sampel penelitian karena jumlah populasi
dibawah 100 sehingga semua populasi memungkinkan untuk diteliti
Disimpulkan
Dianalis
Gambar (i)3
1. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 14 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya) Cet. VII,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 171 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 131
Berlaku untuk populasi
Populasi
Data
34
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
adalah:
1. Menentukan populasi penelitian yaitu kelas VI MI Matholi'un Najah
sebagai responden
2. Menyusun kisi-kisi instrumen yaitu angket perilaku adaptive help-
seeking
3. Instrumen angket diujikan terhadap kelompok uji coba yaitu peserta
didik kelas VI MI Roudlotul Mubtadiin Pakis Aji (sekolah lain).
Dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
4. Angket yang memenuhi syarat, kemudian dipilih untuk kemudian
diberikan kepada peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah
(responden) untuk mengetahui tingkat perilaku adaptive help-seeking
pesert didik kelas VI MI Matholi’un Najah dalam belajar matematika.
5. Menganalisis data angket dan prestasi belajar matematika (data
prestasi belajar diperoleh dari data nilai Ujian Akhir Madrasah tahun
pelajaran 2010/2011)
6. Menyusun hasil penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un
Najah Jl K.H Nawawi Rt 05 Rw 01 (Dalam) Km 1.5 Desa Sinanggul
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2010/2011 (tanggal 10-17 april tahun 2011).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa populasi merupakan
keseluruhan dari subyek penelitian.4 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi
populasi merupakan keseluruhan individu yang digeneralisasikan dan
4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), hlm. 130
35
sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi yang
mewakilinya.5
Penelitian ini adalah penelitian populasi yang melibatkan seluruh
peserta didik kelas VI MI Matholi’un Najah sejumlah 25 peserta didik
sebagai responden dengan pertimbangan sudah paham dan dapat mengisi
angket. Dengan mengikuti pendapat Suharsimi Arikunto yang memberi
acuan; “apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil
semua sehingga subjeknya lebih besar, dapat diambil 10-15% atau 20-25%
atau lebih, tergantung pada keadaan”.6
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.7 Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas
yang disebut juga sebagai variabel X dan variabel terikat atau variabel Y.
a. Variabel X
Variabel X dalam penelitian ini adalah perilaku adaptive help-seeking
dalam belajar matematika
b. Variabel Y
Variabel Y dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan digunakan metode:
1. Metode angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan pribadinya.8 Metode angket adalah suatu daftar yang berisi
pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang akan
diselidiki. Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk
mengidentifikasi perilaku adaptive help-seeking peserta didik MI
5Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1994), hlm. 70 6 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), hlm.134
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), hlm.118
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), hlm. 151.
36
Matholi’un Najah. Angket yang digunakan adalah angket langsung dan
tertutup. Langsung berarti angket tersebut diberikan atau disebarkan
langsung pada responden untuk diminta keterangan tentang dirinya.
Tertutup berarti item angket telah disediakan jawabannya sehingga
responden hanya memilih jawaban yang tersedia saja.
Skala yang digunakan adalah skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan ke
dalam sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi
indikator-indikator yang dapat diukur.9
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau
dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
Sangat Benar (SB) = 5
Benar (B) = 4
Cukup Benar (CB) = 3
Salah (S) = 2
Sangat Salah (SS) = 1
Angket disusun sedemikian rupa dengan pernyataan yang
diajukan semuanya bernilai positif. Metode angket digunakan untuk
mengetahui tingkat perilaku adaptive help-seeking peserta didik kelas
VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara. Angket yang
disebarkan kepada responden selanjutnya akan diberikan kualifikasi
(langkah dalam menentukan nilai kualifikasi dapat dilihat pada
lampiran 7) sebagai berikut:
9 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cet IV, (Bandung:
Alfabeta, 2007), hlm. 12
37
Tabel 1: Acuan Kualifikasi Perilaku Adaptive Help-Seeking
dalam Belajar Matematika
Interval Kategori Frekuensi
84-100 Baik sekali
68-83 Baik
52-67 Sedang
36-51 Kurang
20-35 Jelek Sekali
Jumlah
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data variabel berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya.10
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data nama dan
nilai Ujian Akhir Madrasah peserta didik kelas VI serta profil dari MI
Matholi’un Najah tahun pelajaran 2010/2011.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam
penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1. Analisis Data Awal (Analisis Instrumen)
Analisis instrument dilakukan untuk mendapatkan angket yang
layak (valid dan reliabel) agar dapat dijadikan sebagai instrument
untuk mengetahui perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika.
a. Validitas angket
Penelitian ini menggunakan validitas empiris yang dapat
diketahui dengan uji coba angket. Nilai hasil uji coba dianalisis
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), hlm. 231
38
dengan menggunakan korelasi product moment. Rumus yang
digunakan adalah:
})()()({ 2222
iiii
iiii
xy
YYNXXN
YXYXNr
Keterangan:
xyr = koefisien korelasi tiap item
N = banyaknya subyek uji coba
iX
= jumlah skor item
iY = jumlah skor total
2
iX
= jumlah kuadrat skor item
2
iY = jumlah kuadrat skor total
iiYX = jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh nilai xyr selanjutnya dibandingkan dengan
hasil r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%.
Butir soal dikatakan valid jika tabelhitung rr
Tabel 2: Hasil Analisis Validitas
Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking Peserta Didik dalam
Belajar Matematika
No Kriteria No Butir Angket Jumlah Persentase
1 Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21
21 100%
2 Tidak valid - 0 0 %
Total 21 100%
39
Berdasarkan tabel di atas, semua angket yang berjumlah 21
semuanya valid. Perhitungan validitas angket dapat dilihat pada
lampiran 14 dan 15.
b. Reliabilitas angket
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena instrumen itu sudah baik. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tepat. Rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas angket adalah rumus Alpha, yaitu:
)1)()1(
(2
2
11
t
i
s
s
k
kr
Keterangan:
11r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan atau soal
2
is : jumlah variansi tiap-tiap butir
2
ts : variansi total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap
koefisien realibilitas tes ( 11r ) pada umumnya digunakan patokan:
1) Apabila 11r sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti
tes yang sedang diuji realibilitasnya dinyatakan telah memiliki
realibilitas tinggi.
2) Apabila 11r lebih kecil dari pada 0,70 berarti tes yang sedang
diuji realibilitasnya dinyatakan belum memiliki realibilitas
tinggi.11
Angket yang semuanya telah valid kemudian diuji
reliabilitasnya. Setelah melalui perhitungan reliabilitas dengan
11
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm.
207-209.
40
menggunakan rumus Alpha di atas, telah diperoleh reliabilitas
angket yang cukup tinggi yaitu r11 = 0,965 (lihat lampiran 16-17).
Angket yang sudah valid dan juga reliabel tersebut selanjutnya
akan diberikan kepada responden yakni peserta didik kelas VI MI
Matholiun Najah Sinanggul Mlonggo Jepara tahun ajaran 2010/2011.
2. Analisis Uji hipotesis
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui apakah
variable X mempengaruhi variable Y, serta berapa besar pengaruhnya
adalah:
a. Membuat Tabel Persiapan Analisis Regresi Linier Sederhana
Dalam hal ini data tentang perilaku Adaptive Help-Seeking
dalam belajar matematika (variabel X) dan data prestasi belajar
matematika peserta didik (variabel Y) yang telah diberi skor, skor
total kedua variabel tersebut dijadikan dalam satu tabel
b. Analisis Korelasional
Dalam analisis korelasi ini akan dicari apakah terdapat
hubungan antara perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika dengan prestasi belajar matematika atau tidak. Salah
satu teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel yang kerap
digunakan yaitu korelasi product moment. Cara yang digunakan
untuk menghitung angka indeks korelasi “r” product moment
dimana N kurang dari 30 dengan menghitung angka kasar adalah
sebagai berikut12
:
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
N = jumlah responden
X = jumlah skor variabel X (angket perilaku AHS)
Y = jumlah skor variabel Y (prestasi belajar)
12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), hlm. 205-206
41
XY = jumlah skor perkalian X dan Y
Selanjutnya memberikan interpretasi xyr dengan cara:
1) Interpretasi secara kasar dengan cara membandingkan nilai xyr
dengan tabel pedoman korelasi “r” product moment dibawah
ini13
:
Tabel 3: Tabel Pedoman Korelasi “r” Product Moment
besarnya “r”
product moment
( xyr )
interpretasi
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,60
0,60 – 0,80
0,80 – 1,00
Korelasi sangat lemah maka diabaikan
(tidak ada korelasi antara Variabel X dan Y)
Korelasi lemah/rendah
Korelasi sedang/cukup
Korelasi kuat/tinggi
Korelasi sangat kuat/sangat tinggi
2) Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r”: db = N – 2, pada
taraf signifikan 5 %. Untuk mengetahui apakah korelasi
signifikan atau tidak, dapat digunakan uji hipotesis yaitu Ho:
tidak ada hubungan dan Ha: ada hubungan. Setelah itu harga
rxy, dikonsultasikan dengan rtabel dengan db = N – 2, dan taraf
signifikansi 5%. Korelasi antara variabel X dan variabel Y
dikatakan ada hubungan atau signifikan jika rxy ≥ rtabel dengan
kata lain Ha diterima. Kemudian Korelasi antara variabel X dan
variabel Y dikatakan tidak ada hubungan atau tidak signifikan
jika rxy < rtabel.14
c. Menentukan Koefisien Determinansi
Jika telah diketahui nilai koefisien “r” maka nilai “r”
dikuadratkan adalah nilai dari koefisien determinansi. Artinya
13 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 193 14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, hlm. 164
42
berapa persen variabel Y ditentukan oleh variabel X, sedang
sisanya ditentukan oleh variabel lain.15
d. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel bebas dan variabel
terikat. Jadi dalam penelitian ini analisis regresi digunakan untuk
mengetahui pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika (X) terhadap prestasi belajar matematika (Y). Dengan
rumus yang digunakan adalah rumus persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = a + bX16
Keterangan:
Y = subyek variabel dependen yang diprediksikan
X = variabel independen yang mempunyai nilai terentu untuk
diprediksikan
a = nilai konstanta harga Y untuk X = 0
b = nilai arah penentu
langkah-langkahnya adalah:
1) Menentukan persamaan regresi dengan mencari nilai a dan b
22
2
)(
})(())((
XXn
XYXXYa dan
22 )(
))((
XXn
YXXYnb
2) Analisis Uji Kelinearan Regresi Sederhana dan Signifikansi
Persamaan Linier
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi yang dipakai dalam menghitung data dalam penelitian
15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, hlm. 185 16 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian Cet XIII, (Bandung: CV Alvabeta, 2008), hlm.
261
43
ini betul-betul cocok dengan keadaan ataukah tidak, sehingga
dengan demikian tidak ada alasan untuk mencari model regresi
nonlinear. Untuk memudahkan dalam mengujinya dapat
menggunakan tabel analisis varians untuk uji kelinieran regresi
berikut ini:17
Tabel 4: Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi
sumber
variansi Dk JK KT Fhitung Ftabel
total (t) N ∑Yi2
∑Yi2 -
regresi
(a) 1
n
Yi 2)(
)(
)(
adk
aJK
(1)
)(
)(
SKT
bIaKT
(1)
%5
regresi
(b│a) 1
n
YXXYb
))((
)(
)(
bIadk
bIaJK
residu
(S) n-2
)()()( abJKaJKtJK
)(
)(
Sdk
SJK
tuna
cocok
(TC)
k-2 JK(S)-JK(E) )(
)(
TCdk
TCJK (2)
)(
)(
EKT
TCKT
(2)
%5 kekeliru
an (E) n-k
ni
YiYi
x
22 )(
)(
)(
Edk
EJK
Keterangan:
n = jumlah sampel
k = jumlah perbedaan nilai x
dk = derajat kebebasan
JK(t) = jumlah kuadrat total
JK(a) = jumlah kuadrat regresi (a)
JK(bla) = jumlah kuadrat regresi (bla)
JK(S) = jumlah kuadrat residu
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
17 Nana Sujana, Metode Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2005), hlm. 332
44
JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
KT(bla) = kuadrat tengah regresi (bla)
KT(S) = kuadrat tengah residu
KT(TC) = kuadrat tengah tuna cocok
KT(E) = kuadrat tengah kekeliruan
Untuk mengetahui model persamaan regresi sederhana
signifikan atau tidak, kita dapat menguji Fhitung (1)
dikonsultasikan dengan Ftabel, dengan α = 5% dan dk
pembilang = 1, dk penyebut = n–2. Jika Fhitung(1) ≥ Ftabel(1),
maka dapat dinyatakan model persamaan regresi linier
sederhana signifikan. kemudian Jika Fhitung(1) < Ftabel(1), maka
dapat dinyatakan model persamaan regresi linier sederhana
tidak signifikan
Untuk mengetahui model persamaan regresi sederhana
linier atau tidak, kita dapat menguji Fhitung (2) dikonsultasikan
dengan Ftabel, dengan α = 5% dan dk pembilang = k – 2 (k
adalah jumlah perbedaan nilai x), dk penyebut = n - k. Jika
Fhitung(2) ≤ Ftabel(2), maka dapat dinyatakan model persamaan
regresi linier sederhana linier. kemudian Jika Fhitung(2) > Ftabel(2),
maka dapat dinyatakan model persamaan regresi linier
sederhana non linier.
3) Analisis Variansi Garis Regresi
Uji varian regresi digunakan analisis regresi bilangan F
(uji F), dengan rumus res
reg
regRK
RKF
18
Keterangan:
Freg Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg Rerata kuadrat hasil regresi
RKres Rerata kuadrat residu.
18 Sutresno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 13
45
Setelah diperoleh persamaan garis regresi antara
variabel (X) dan variabel (Y), maka langkah selanjutnya adalah
menghubungkan antara antara Freg dengan nilai Ftabel baik pada
taraf signifikan 5% atau 1%. Untuk memudahkan perhitungan
bilangan F maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi
sebagai berikut:
Tabel 5: Ringkasan Analisis Garis Regresi19
Sumber variasi Db JK RK regF
Regresi (reg)
Residu (res)
1
N-2
2
2)(
x
xy
2
2
2)(
x
xyy
reg
reg
db
JK
res
res
db
JK
res
reg
RK
RK
-
Total (T) N-1 2y
- -
Keterangan:
N = jumlah sampel
db = derajat kebebasan
JK = jumlah kuadrat
RK = rerata kuadrat
db reg = derajat kebebasan regresi
db res = derajat kebebasan residu
JK reg = jumlah kuadrat regresi
JK res = jumlah kuadrat residu
Apabila nilai yang dihasilkan Freg ≥ Ftabel, maka hipotesis
yang diajukan diterima atau signifikan. Dan apabila nilai yang
dihasilkan Freg < Ftabel, maka hasil yang diperoleh adalah non
signifikan yang berarti hipotesis yang dilakukan ditolak.
Dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable X
terhadap variable Y dapat dilihat dari nilai koefisien determinansinya.
19 Sutresno Hadi, Analisis Regresi, hlm. 18
46
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
1. Profil MI Matholi’un Najah
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan banyak nikmat kepada kami, sehingga sampai saat ini kami
masih diberikan kekuatan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Untuk selanjutnya berkenaan dengan tuntutan kemajuan zaman
terutama dalam bidang pendidikan dituntut untuk selalu menampilkan sesuatu
yang terbaik didalam pengelolaan menejemen pendidikan. Sehuungan dengan
itu, maka MI Matholi’un Najah berusaha untuk tampil beda dengan
Sekolah/Madrasah yang lain pada setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan Visi
MI Matholi’un Najah “Menjadikan Madrasah yang unggul dan
kompetitif serta bernuansa Islami“. Menejemen Berbasis Sekolah (MBS)
telah memberikan peluang besar guna peningkatan mutu Madrasah dan
persaingan positif antar Sekolah/Madrasah, untuk itu MI Matholi’un Najah
tidak menyia-nyiakan keleluasaan pengelolaan Madrasah yang sudah
dicanangkan itu. Namun demikian bukan berarti Madrasah ingin lepas dari
hierarkhi sistem pengelolaan. Kebijakan dari pemerintah tetap kita pegang
teguh selama tidak merugikan terhadap prinsip MBS. Oleh karena itu pada
tahun 2011 ini, MI Matholi’un Najah Sinanggul berusaha menampilkan Profil
Madrasahnya secara tertulis, dengan harapan agar pada tahun-tahun
mendatang MI Matholi’un Najah Sinanggul dapat selalu inovatif sesuai
dengan perkembangan zaman dan tuntutan pendidikan.
47
DESKIPSI UMUM MADRASAH
Berikut ini adalah deskripsi umum Madrasah Ibtidaiyah Matholiun
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Matholiun Najah
Sinanggul 04
Alamat : Jl. K.H Nawawi Rt 06 Rw 01 (Dalam) Km 1.5
Desa : Sinanggul
Kecamatan : Mlonggo
Kabupaten : Jepara
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 59452
No. Telp : 085225340302
Nama Yayasan : Heru Cokro
Tahun Berdiri : 2002
Nama Kepala Sekolah : Misbachul Choir, SE
Pendidikan : S1/Sarjana
NSM/ NSB : 112032007151
Jenjang Akreditasi : B
Status Sekolah : Swasta
Tahun Beroperasi : 2002
Kepemilikan Tanah :
a. Status tanah : Wakaf
b. Luas Tanah : 350 m2
Tabel 6: Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Matholiun Najah:
No Nama Tempat/ Tanggal
Lahir
Pendidi
kan
Jabatan Ket
1 Misbachul Choir Jepara, 24-10-1979 S1 Ka. MI
2 Moh Maksyufun Nuha Jepara, 11-02-1981 MA Waka MI
3 Nur Syafi’ah, A.Ma Pati, 20-04-1969 DII Guru
4 Bashirotul Hidayah Jepara, 10-10-1982 MA Guru
48
5 M Ammar Alfarisi, S.
PdI
Jepara, 29-10-1986 S1 Guru
6 M. Fatikhul Khoir, A.
Ma, Pd.OR
Jepara, 11-12-1979 DII Guru
7 Suhadi Siswanto Jepara, 07-05-1982 MA Guru
8 Mualif Taqdir, SE Jepara, 05-10-1978 S1 Guru
9 Nor Cholis, S.Ag Jepara, 19-07-1977 S1 Guru
10 Ach Anwarudin Semarang, 23-10-
1965
PGAN Guru
11 Khotimatun Hasanah Jepara, 24-06-1988 MA Guru
12 Nailur Ro’fah Pati, 13-06-1984 MA Guru
13 Umi Hanik Alfatimi Jepara, 24-10-1990 MA Guru
Tabel 7:Data Siswa Tahun Ajaran 2010/2011
No Kelas Jml Rombel Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 1 8 12 20
2 II 1 12 9 21
3 III 1 8 8 16
4 IV 1 20 16 36
5 V 1 24 5 29
6 VI 1 17 8 25
Jumlah 6 84 58 147
2. Data Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar Matematika Kelas
VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011.
Untuk mendapatkan data tentang perilaku adaptive help-seeking
dalam belajar matematika MI Matholi’un Najah, peneliti menggunakan
instrumen angket dengan 21 item soal yang telah teruji validitas dan
reliabilitas yang disebarkan kepada 25 responden. Adapun hasilnya adalah
sebagai berikut:
49
Tabel 8: Hasil Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika Kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo
Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
NO NAMA SKOR ANGKET Nilai
1 2 3 4 5 Jumlah
1 R-1 0 0 16 3 2 70 66.67
2 R-2 0 0 14 5 2 72 68.57
3 R-3 0 0 16 5 0 68 64.76
4 R-4 0 0 10 8 3 77 73.33
5 R-5 0 0 8 6 7 83 79.05
6 R-6 0 0 11 9 1 74 70.48
7 R-7 0 0 2 13 6 88 83.81
8 R-8 0 0 9 7 5 80 76.19
9 R-9 0 0 13 6 2 73 69.52
10 R-10 0 0 9 12 0 75 71.43
11 R-11 0 0 15 4 2 71 67.62
12 R-12 0 0 15 6 0 69 65.71
13 R-13 0 0 19 1 1 66 62.86
14 R-14 0 0 15 6 0 69 65.71
15 R-15 0 0 12 5 4 76 72.38
16 R-16 0 0 2 11 8 90 85.71
17 R-17 0 0 16 0 5 73 69.52
18 R-18 0 0 0 9 12 96 91.43
19 R-19 0 0 7 10 4 81 77.14
20 R-20 0 0 6 11 4 82 78.10
21 R-21 0 0 1 5 15 98 93.33
22 R-22 0 0 10 9 2 76 72.38
23 R-23 0 0 18 1 2 68 64.76
24 R-24 0 0 1 5 15 98 93.33
25 R-25 0 0 1 2 18 101 96.19
50
Selanjutnya adalah membuat tabel distribusi frekuensi, mencari
rata-rata dan menentukan kualitas variabel tersebut, adapun
langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Mencari interval nilai
M = 1+ 3,3 log N
= 1+ 3,3 log 25
= 1+ 4,61 = 5,61dibulatkan menjadi 6
b) Mencari range (R)
R = H – L
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
R = H – L = 96,19 - 62,86 = 33,33
c) Menentukan interval kelas (i)
55,56
33,33
M
Ri
d) Mencari mean dari distribusi standar deviasi (SD)
Interval f x ci ifc 2
ic 2
ifc
90,7 – 96,19 4 93,4 4 16 16 64
85,06 – 90,6 1 87,83 3 3 9 9
79,51 – 85,05 1 82,28 2 2 4 4
73,96 – 79,5 4 76,73 1 4 1 4
68,41– 73,95 8 71,18 0 0 0 0
62,86 – 68,4 7 65,63 -1 -7 1 7
∑ 25 18 89
Keterangan:
f = frekuensi
x = nilai tengah kelas interval
ci = nilai sandi (angka 0 ditentukan pada kelas median)
51
MT = Mean Terkaan (nilai x pada frekuensi yang terbanyak).1
22
N
fci
N
fciiSD
2
25
18
25
8955,5
N
fciiMTM
25
1855,518,71 = 71,18+5,55(0,72) = 75,18
atau
22
N
fci
N
fciiSD
2
25
18
25
8955,5
72,056,355,5 84,255,5 = 5,55 x 1,68 = 9,35
M + 1,5 SD = 75,18 + 1,5 (9,35) = 89,2
M + 0,5 SD = 75,18 + 0,5 (9,35) = 79,85
M – 0,5 SD = 75,18 – 0,5 (9,35) = 70,5
M – 1,5 SD = 75,18 – 1,5 (9,35) = 61,15 +
∑ = 300,705
18,754
705,300x
e) Menentukan kualifikasi variabel x (perilaku adaptive help-seeking
dalam belajar matematika)
Tabel 9 : Kualifikasi Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam
Belajar Matematika Peserta Didik kelas VI MI Matholi’un-
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Interval Kategori Frekuensi
84-100 Baik sekali 6
68-83 Baik 13
52-67 Sedang 6
36-51 Kurang 0
20-35 Jelek Sekali 0
Jumlah 25
1 Suharsmi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
253.
52
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika peserta didik
telah dihitung rata-rata (mean) sebesar 75,18 dalam kategori baik pada
interval 68-83.
3. Data Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VI MI Matholi’un
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar matematika peserta
didik MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara, peneliti memilih
untuk menggunakan data nilai Ujian Akhir Madrasah Matematika tahun
2010/2011. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti mengalikan semua
nilai yang diperoleh dengan angka 10 dengan pertimbangan nilai memiliki
bobot yang sama meskipun digit yang digunakan berbeda. hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 10 : Nilai Ujian Akhir Nasional Matematika Peserta Didik
Kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun
Pelajaran 2010/2011
NO NAMA Nilai
1 Achmad Yusron 60
2 Agung Wijayanto 61
3 Agus Rizqi Purnama Arif 72
4 Ahmad Muhyiddin 60
5 Ahmad Nur Wahyuddin 68
6 Ahmad Riyanto 65
7 Ahmad Saifullah Dwi Prasetyo 71
8 Deni Sandimas Ardiyanto 60
9 Fi'liyah Umami 62
10 Gintara Dwi Sofyan 60
11 Iin Munfarihah 60
12 Isyatul Izzah 60
13 Kuncoro Fais Nur Hadi Yusro 60
53
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
distribusi frekuensi prestasi belajar matematika peserta didik telah
dihitung rata-rata (mean) sebesar 66,2. Nilai tersebut sudah memenuhi
KKM Madrasah yang mematok nilai 60 untuk mata pelajaran
matematika.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan
analisis Regresi Linier Sederhana, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Membuat Tabel Persiapan Analisis Regresi Linier Sederhana
Tabel 11 : Tabel Persiapan Analisis Regresi Linier Sederhana
No Kode X Y X^2 Y^2 XY
1 R_13 62.86 60 3951.4 3600 3771.6
2 R_3 64.76 72 4193.9 5184 4662.7
3 R_23 64.76 71 4193.9 5041 4598.0
4 R_12 65.71 60 4317.8 3600 3942.6
5 R_14 65.71 60 4317.8 3600 3942.6
14 Lailatul Hidayah 60
15 Muhammad Ilmi Nur Huda 65
16 Muhammad Al Attas 72
17 Muhammad Fahrul 69
18 Muhammad Fajrus Shodiq 73
19 Muhammad Rifqi 66
20 Muhammad Taqiyyuddin 67
21 Nada Rif'atul Ulya 75
22 Noor Khanif Makruf 66
23 Nurul Hilmi Aziz 71
24 Sadad Mustofa Karim 77
25 Slamet Afit Thorik 75
Jumlah 1655
Rata-rata 66,2
54
6 R_1 66.67 60 4444.9 3600 4000.2
7 R_11 67.62 60 4572.5 3600 4057.2
8 R_2 68.57 61 4701.8 3721 4182.8
9 R_9 69.52 62 4833.0 3844 4310.2
10 R_17 69.52 69 4833.0 4761 4796.9
11 R_6 70.48 65 4967.4 4225 4581.2
12 R_10 71.43 60 5102.2 3600 4285.8
13 R_15 72.38 65 5238.9 4225 4704.7
14 R_22 72.38 66 5238.9 4356 4777.1
15 R_4 73.33 60 5377.3 3600 4399.8
16 R_8 76.19 60 5804.9 3600 4571.4
17 R_19 77.14 66 5950.6 4356 5091.2
18 R_20 78.1 67 6099.6 4489 5232.7
19 R_5 79.05 68 6248.9 4624 5375.4
20 R_7 83.81 71 7024.1 5041 5950.5
21 R_16 85.71 72 7346.2 5184 6171.1
22 R_18 91.43 73 8359.4 5329 6674.4
23 R_21 93.33 75 8710.5 5625 6999.8
24 R_24 93.33 77 8710.5 5929 7186.4
25 R_25 96.19 75 9252.5 5625 7214.3
∑ 1880 1655 143791.92 110359 125480.5
125480.5
110359
143791.92
1655
1880
25
2
2
XY
Y
X
Y
X
N
2. Mencari Korelasi antara Prediktor (variabel X) dengan Kriterium (variableY)
Menghitung angka indeks korelasi “r” product moment dimana N
kurang dari 30 dengan menghitung angka kasar adalah sebagai berikut:
55
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
N = jumlah responden
X = jumlah skor variabel X (angket perilaku AHS)
Y = jumlah skor variabel Y (prestasi belajar)
XY = jumlah skor perkalian X dan Y
738,09,34707
5,25612
)19945(60398
5,25612
)27390252758970)(35344003594798(
31114005,3137012
})1655()110359)(25}{()1880()143791,92)(25{(
)1655)(1880()5,254801)(25(
22
xyr
3. Menguji Signifikansi Korelasi
Untuk menguji signifikansi maka Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Ho: tidak ada hubungan (tidak signifikan)
Ha: ada hubungan (signifikan)
Untuk menguji apakah xyr = 738,0 itu signifikan atau tidak, dapat
berkonsultasi dengan tabelr dengan db = N – 2, maka akan diperoleh pada
taraf signifikansi 5% = 0,396 dan 1% = 0,505 (tabel dapat dilihat pada
lampiran 12). Itu berarti harga xyr sebesar 738,0 itu dinyatakan signifikan,
karena xyr > tabelr . Berarti Ha diterima (ada hubungan). Dengan kata lain
korelasi antara variabel X dan Y signifikan.
56
Berdasarkan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi pada bab tiga, xyr = 738,0 terletak pada interval 0,60 - 0,80 yaitu
mempunyai tingkat hubungan yang kuat.
4. Menentukan Koefisien Determinansi
Jika telah diketahui nilai koefisien “r” maka nilai “r” dikuadratkan
adalah nilai dari koefisien determinansi. Artinya berapa persen variabel Y
ditentukan oleh variabel X, sedang sisanya ditentukan oleh variabel lain.
Telah diperoleh nilai r = 738,0 maka nilai koefisien determinasinya diperoleh
dengan 545,0 0,738 2 . Jadi dari perhitungan tersebut diketahui bahwa
prestasi belajar matematika 54,5% ditentukan oleh perilaku adaptive help-
seeking dalam belajar matematika.
5. Mencari Persamaan Garis Regresi
bXaY
Dimana:
125480.5
110359
143791.92
1655
1880
25
2
2
XY
Y
X
Y
X
N
31,34
60398
2072287,6
53440035947983
2359033406237975627,
188092,14379125
5,125480188092,14379116552
22
2
XXn
XYXXYa
57
35344003594798
31114005,3137012
188092,14379125
16551880125480.5252
22
XXn
YXXYnb
0,424
60398
25612,5
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa harga a = 34,31 dan
harga b = 0,4 dengan demikian persamaan garis regresinya adalah Y = 34,31
+ 0,424 X. persamaan ini digunakan untuk memprediksi prestasi belajar
matematika berdasarkan perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika.
Koefisien a merupakan konstanta sebesar 34,31 menyatakan bahwa
jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai prestasi belajar
matematika sebesar 34,31. Sedangkan b dinamakan koefisien arah regresi
linier dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan
variabel X sebesar satu skor. Perubahan ini merupakan pertambahan apabila
b bertanda positif dan penurunan atau pengurangan jika bertanda negatif.
Demikianlah misalnya, b = 0,424 bertanda positif, ini berarti untuk setiap X
yaitu perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika bertambah
dengan satu skor, maka nilai prestasi belajar matematika peserta didik (Y)
bertambah dengan 34,31
a. Analisis Variansi Garis Regresi
Untuk mencari varian garis regresi digunakan rumus:
res
reg
regRK
RKF
58
Keterangan:
regF Harga bilangan F untuk garis regresi
regRK Rerata kuadrat garis regresi, dan
resRK Rerata kuadrat residu
798
25
1655110359
92,241514137692,143791
25
188092,143791
,
5,10241244565,125480
25
165518805,125480
2
2
22
2
2
22
N
YYy
danN
XXx
N
YXXYxy
5,0241
798
2415,92
2
2
xy
y
x
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:
2
2
2
x
xyyJKres
2
2
x
xyJKreg
59
548,363
45,434798
92,2415
25,1049600798
92,2415
5,1024798
2
2
2
2
x
xyyJKres
452,434
92,2415
25,1049600
92,2415
5,10242
2
2
x
xyJKreg
res
resres
res
reg
db
JKRK
Ndb
db
2
1
806,15
23
548,363
23
225
2
res
res
RK
Ndb
reg
reg
regdb
JKRK
452,434
1
452,434
regRK
60
Jadi:
5,27
806,15
452,434
res
reg
regRK
RKF
b. Analisis Uji Linieritas Model Regresi Sederhana dan Signifikansi
Persamaan Linier
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 16, dapat diketahui bahwa
Fhitung(1) = 27,5, untuk mengetahui Fhitung (1) signifikan atau tidak, dapat
dikonsultasikan Ftabel, Dengan α = 5% dan dk pembilang = 1, dk penyebut
= 23, maka Ftabel(1) = 4,28 (tabel dapat dilihat pada lampiran 10). Karena
Fhitung (1) = 27,5 > Ftabel(1) = 4,28, maka dapat dinyatakan persamaan regresi
linier sederhana signifikan.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 16 juga, dapat diketahui
Fhitung(2) = 3,39, untuk mengetahui Fhitung(2) linier atau tidak, dapat
dikonsultasikan Ftabel Dengan α = 5% dan dk pembilang = k – 2 = 20 – 2 =
18 (k merupakan jumlah perbedaan nilai x), dk penyebut = n – k =25-20=
5, maka Ftabel(2) = 4,58. Karena Fhitung (2) = 3,39< Ftabel(2) = 4,58, maka
dapat dinyatakan model regresi yang dipakai linier sehingga tidak ada
alasan untuk mencari model regresi non linier. Untuk lebih mudahnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
61
Tabel 12 : Hasil Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi
c. Signifikansi Variansi Garis Regresi
Setelah regF hasilnya diketahui maka dikonsultasikan pada Ftabel,
pada taraf signifikan 5% dan 1%. Untuk memudahkan perhitungan F
maka dibuat tabel di bawah ini:
Tabel 13 : Ringkasan Hasil Analisis Garis Regresi
Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui bahwasanya regF =
297,5 kemudian dikonsultasikan pada F tabel pada taraf signifikan 5% = 4,28
sumber
variasi dk
JK
(jumlah
kuadrat)
KT
(kuadrat
tengah)
Fhitung Ftabel kriteria
total (t) 25 110359
110359 - -
signifikan regresi (a) 1 109561 109561 (1)
27,5
(1)
4,28 regresi (b│a) 1 434,388 434,388
residu (S) 23 363,612 15,8
tuna cocok
(TC) 18 336,112 18,67
(2)
3,39
(2)
4,58 linier
kekeliruan
(E) 5 27,5 5,5
Sumber
variansi Db Jk RK Freg
Kriteria
5 % 1 %
Regresi
(reg) 1 434,452 434,452
27,5 4,28 7,88 Signifikan
Residu (res) 23 363,548 15,806
Total (T) 24 798 - - - - -
62
dan 1% = 7,88. Karena regF = 27,5 > 5% = 4,28 dan 1% = 7,88, maka
hipotesis diterima yaitu Perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika berpengaruh positif terhadap prestasi belajar peserta didik kelas
VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo JeparaTahun
Pelajaran 2010/2011.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data dari hasil penelitian di atas, perilaku adaptive
help-seeking dalam belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, menunjukkan
bahwa nilai distribusi frekuensi perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika peserta didik telah dihitung rata-rata (mean) sebesar 75,18 dalam
kategori baik pada interval 68-83. Kemudian data minat belajar matematika
peserta didik di MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun
Pelajaran 2010/2011, telah dihitung rata-rata (mean) sebesar 66,2.
Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa apakah xyr =
738,0 . Untuk mengetahui nilai korelasi tersebut signifikan atau tidak, dapat
berkonsultasi dengan tabelr dengan db = N – 2, maka akan diperoleh pada
taraf signifikansi 5% = 0,396 (tabel dapat dilihat pada lampiran13). Itu berarti
harga xyr sebesar 738,0 itu dinyatakan signifikan, karena xyr > tabelr . Berarti Ha
diterima (ada hubungan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi antara
variabel X dan Y signifikan. Kemudian ditentukan pula nilai koefisien
determinansinya 545,0738,0 2 . Jadi dari perhitungan tersebut diketahui
bahwa prestasi belajar matematika 54,5% ditentukan oleh perilaku adaptive
help-seeking dalam belajar matematika.
Berdasarkan data di atas, persamaan garis regresinya adalah Y =
34,31 + 0,424 X kemudian diketahui bahwa Fhitung(1) = 27,5, untuk
63
mengetahui Fhitung (1) signifikan atau tidak, dapat dikonsultasikan Ftabel,
Dengan α = 5% dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 23, maka Ftabel(1) = 4,28
(tabel dapat dilihat pada lampiran 10). Karena Fhitung (1) = 27,5 > Ftabel(1) =
4,28, maka dapat dinyatakan persamaan regresi linier sederhana signifikan.
Kemudian diketahui Fhitung(2) = 3,43, untuk mengetahui Fhitung(2) linier atau
tidak, dapat dikonsultasikan Ftabel Dengan α = 5% dan dk pembilang = k – 2 =
20 – 2 = 18 (k merupakan jumlah perbedaan nilai x), dk penyebut = n – k =25-
20 = 5, maka Ftabel(2) = 4,58. Karena Fhitung (2) = 3,39 < Ftabel(2) = 4,58, maka
dapat dinyatakan model regresi yang dipakai linier sehingga tidak ada alasan
untuk mencari model regresi non linier.
Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwasanya regF = 27,5,
kemudian dikonsultasikan pada F tabel pada taraf signifikan 5% = 4,28 dan
1% = 7,88. Karena regF = 27,5 > 5% = 4,28 dan 1% = 7,88, dan dapat
disimpulkan dari hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada F tabel dan r
tabel. Bahwa regF dan xyr > F tabel dan r tabel pada taraf signifikan 5% dan 1%
adalah signifikan. Dengan ini hipotesis yang di ajukan yaitu perilaku adaptive
help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar matematika peserta didik MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo
Jepara diterima.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti banyak terjadi
kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan faktor kesengajaan, namun terjadi
karena keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian. Salah satunya
adalah keterbatasan peneliti dalam mencari referensi mengenai perilaku
adaptive help-seeking .tidak banyak buku yang ditemukan peneliti yang
membahas secara mendalam mengenai perilaku adaptive help-seeking.
Kendala juga ditemui peneliti saat mengembangkan instrumen
64
angket. Keterbatasan pemahaman peneliti mengenai angket membuat peneliti
merasa kesulitan saat mengembangkan instrument angket dan
menerjemahkannya dalam bentuk pernyataan. Dalam penggunaan angket,
tidak selamanya angket mempunyai kelebihan. Namun juga mempunyai
kelemahan, yakni dari jawaban responden yang kurang terbuka dalam
memberikan jawaban, dan kemungkinan jawaban tersebut dipengaruhi oleh
keinginan pribadi responden.
Selain itu dalam pembahasan, peneliti hanya membahas mengenai
perilaku adaptive help-seking sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, padahal masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu dalam menyimpulkan hasil
penelitian, pembaca harus senantiasa mempertimbangkan faktor lain.
Yang terakhir adalah keterbatasan kemampuan peneliti. Dalam
melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan demikian peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya dalam pengetahuan untuk
membuat karya ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan penulis serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni
untuk mengetahui apakah perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika peserta didik
kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011. Serta seberapa besar pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam
belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI
MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Maka dapat disimpulkan:
1. Perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika berpengaruh
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011. Hal ini dibuktikan dari perhitungan statistik dengan analisis
regresi, dimana persamaan garis regresinya adalah Y = 34,31 + 0,424 X
signifikan. Dengan mengetahui nilai regF = 27,5 kemudian dikonsultasikan
dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% = 4,28 dan 1% = 7,88. Karena regF
= 27,5 > 5% = 4,28 dan 1% = 7,88, maka persamaan regresi linear di atas
signifikan dan hipotesis diterima.
2. Pengaruh perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VI MI Matholi’un
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011 diketahui
sebesar 54,5%. Besaran ini diperoleh dari perhitungan koefisien
determinansi yang merupakan hasil pengkuadratan dari nilai korelasi yang
signifikan yaitu xyr = 738,0 sehingga diketahui nilai koefisien
determinansinya yaitu 545,0738,0 2
66
B. Saran-saran
Dalam rangka turut mengembangkan pendidikan untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika peserta didik perlu disampaikan saran-saran
kepada:
1. Guru
a. Perbedaan kemampuan peserta didik membuat guru harus senantiasa
memberikan perhatian khusus, terutama bagi anak yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika yaitu dengan cara memberikan
bimbingan berupa bantuan dalam belajar matematika.
b. Selalu menawarkan diri dengan mengatakan kepada peserta didik
bahwa guru selalu siap membantu mereka saat dibutuhkan dalam
belajar matematika hal ini mengantisipasi anak yang merasa sungkan
untuk meminta bantuan guru dalam belajar.
2. Peserta Didik
a. Jika peserta didik mengalami kesulitan atau kurang memahami materi
saat belajar atau mengerjakan tugas, peserta didik hendaknya selalu
aktif dalam bertanya kepada siapapun yang dianggap dapat
membantunya.
b. Peserta didik hendaknya selalu menghindari perilaku menyontek,
karena perilaku menggantungkan diri seperti menyontek
mengakibatkan peserta didik malas belajar dan tidak mau berusaha
untuk bisa.
3. Bagi Pembaca,
dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang pengaruh
perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika terhadap prestasi
belajar matematika peserta didik.
C. Penutup
Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan
kepada Allah SWT. Yang telah memberikan kekuatan rahmat dan hidayah-nya
sehingga dengan curahan pikiran dan tenaga, penulis bisa menyelesaikan
67
skripsi ini walaupun masih dalam bentuk yang sederhana. Dan dengan satu
penyelesaian ini semoga diikuti oleh penyelesaian yang lain.
Demikian skripsi yang dapat kami buat. Penulis menyadari dalam
penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangannya dan jauh
dari kesempurnaan baik dalam penyusunan kalimat, bahasa yang digunakan,
isi, maupun sistematika penulisan. Hal tersebut bukan semata-mata
kesengajaan, namun keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Karena itu
saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu selesainya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan
sumbangan yang positif dalam perkembangan khasanah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Pusat Perbukuan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama
dengan PT. Rineka Cipta, 1999.
Arends, Richard l. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2008.
Arikunto, Suharsmi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
________________, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Aunur Rahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembagan, Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2010.
Darwati,Yuli Adaptive Help-Seeking (Panduan bagi Guru untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika), Yogyakarta: Logung Printika, 2009.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Edisi V, Jakarta: Lentera
Abadi, 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 2008.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Gufron, Nur dan Rini Risnawati, Teori-Teori Psikologi, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Gunarsa, Singgih D, Psikologi untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia, 2009.
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2001.
____________, Metodologi Research, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1994.
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif (Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antara
Peserta Didik), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Jihad, Asep, Pengembangan Kurikulum Matematika, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008.
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi trjmh Kartini Kartono, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Mater, Herman, Kompendum Didaktik Matematika, Bandung: Remaja Karya,
1985.
Mushaf Ayat Surat Departemen Agama Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemah
Bahasa Indonesia Jilid II, Kudus: Menara Kudus.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo
Semarang, 2009.
Ricard S. Newman, How Self-Regulated Learners Cope with Academic Difficulty:
The Role of Adaptive Help-Seeking, Theory into Practice, vol XLI,
No.2/2002.
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cet IV, Bandung:
Alfabeta, 2007.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Cet III, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Soedjadi, R, Departemen Pendidikan Nasional, Kiat Pendidikan Matematika di
Indonesia, Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional, 2000.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008.
______________, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2005
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2007.
______, Statistik Untuk Penelitian Cet XIII, Bandung: CV Alvabeta, 2008.
Sujana, Nana , Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990.
__________, Metode Statistika Edisi VI, Bandung: PT Tarsito, 2005
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya) Cet.
VII, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Susanti, Florentina Rika, Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan
Penyesuaian Sosial Peserta didik SMP Santa Maria Fatima, Jurnal
Psiko-Edukasi, vol. VI, No.1, Mei/2008.
Uno, Hamzah B, Orientasi Baru dalam Psikologi Pmbelajaran, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Edisi V Yogyakarta: ANDI, 2005.
Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999.
Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
Pemecahan Masalah
http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf,
diakses Jumat, 1 april 2011 11.03 PM.
Tri Wulan Anita, Self Regulated Behaviour Pada Remaja Putri Yang Mengalami
Obesitas, http://www.balispot.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html,
diakses jum’at, 31 desember 2010, 9:35.
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html, diakses Ahad, 9
Oktober, 2011, 12:48 PM.
http://en.wikibooks.org/wiki/the_practice_of_learning_theories/help-seeking
diakses Ahad, 9 Oktober, 2011, 13:48 PM.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Acuan Kualifikasi Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika
Tabel 2 Hasil Analisis Validitas Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking
Peserta Didik dalam Belajar Matematika
Tabel 3 Pedoman Korelasi “r” Product Moment
Tabel 4 Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi
Tabel 5 Ringkasan Analisis Garis Regresi
Tabel 6 Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Matholiun Najah Sinanggul
Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 7 Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Matholiun Najah Sinanggul
Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 8 Hasil Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking Dalam Belajar
Matematika Kelas VI Di MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo
Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 9 Nilai Kualifikasi Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking Peserta
Didik Dalam Belajar Matematika Kelas VI MI Matholi’un Najah
Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 10 Nilai UAM Matematika Matematika Peserta Didik Kelas VI MI
Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011
Tabel 11 Tabel Persiapan Analisis Regresi Linier Sederhana
Tabel 12 Hasil Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi
Tabel 13 Ringkasan Hasil Analisis Garis Regresi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Kelompok Uji Coba
Lampiran 2 Daftar Nama Responden
Lampiran 3 Kisi-Kisi Angket Perilaku AHS dalam belajar Matematika
Lampiran 4 Instrumen Angket Perilaku AHS dalam belajar Matematika
Lampiran 5 Soal Ujian Akhir Sekolah Matematika
Lampiran 6 Daftar Nilai Ujian Akhir Sekolah Matematika MI Matholiun Najah
Lampiran 7 Perhitungan untuk menentukan kualifikasi angket
Lampiran 8 Penskoran Angket Perilaku AHS untuk Uji Coba
Lampiran 9 Penskoran Angket Perilaku AHS untuk Responden
Lampiran 10 Tabel Distribusi F untuk α = 1 %
Lampiran 11 Tabel Distribusi F untuk α = 5 %
Lampiran 12 Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 14 Perhitungan Validitas Angket Perilaku AHS
Lampiran 15 Contoh Perhitungan Validitas Perilaku AHS Untuk Nomor 1
Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Angket Perilaku AHS
Lampiran 17 Contoh Perhitungan Reliabilitas Angket Perilaku AHS
Lampiran 18 Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Linier Sederhana
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Naylatul Jazilah
2. Tempat /Tanggal Lahir : Jepara, 7 Juli 1989
3. NIM : 073511004
4. Alamat Rumah : Jl K.H Nawawi RT 06 RW 01 Sinanggul
Mlonggo Jepara
HP : 085335591678
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. TK Robiatul Adawiyah, Sinanggul Mlonggo Jepara
b. SDN 01 Sinaggul Mlonggo Jepara
c. MTs. Heru Cokro Sinaggul Mlonggo Jepara
d. MA. An Nawawiyah Sinaggul Mlonggo Jepara
e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris
Matematika
2. Pendidikan Non-Formal:
a. Pon. Pes Darul Falah Bangsri Jepara
Semarang, 28 November 2011
Naylatul Jazilah
NIM: 073511004
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK PESERTA UJI COBA INSTRUMEN
NO NAMA KODE 1 Akhrul Abdullah UC-1
2 Andika Nur Gianto UC-2
3 Ahmad Bangun Sagito UC-3
4 Ernawati UC-4
5 Hanim Afriyana UC-5
6 Latifah Sri Nurhayati UC-6
7 Miftahun Nurfais UC-7
8 Muhammad Candra Prasetyo UC-8
9 Muhammad Fakhruzzacky UC-9
10 Muhammad Novan Faturrois UC-10
11 Muhammad Nr Ihwanto UC-11
12 Ahmad Sholeh UC-12
13 Nanda Eka Saputri UC-13
14 Puji Idayati UC-14
15 Putri Eka Utami UC-15
16 Rizki Nur Aziz UC-16
17 Rizki Nuzulia UC-17
18 Rofik Ati UC-18
19 Siti Fatimaturrohmah UC-19
20 Taufiqur Rochman UC-20
Lampiran 2
DAFTAR NAMA KELOMPOK SAMPEL
(RESPONDEN)
NO NAMA KODE
1 Achmad Yusron R-1
2 Agung Wijayanto R-2
3 Agus Rizqi Purnama Arif R-3
4 Ahmad Muhyiddin R-4
5 Ahmad Nur Wahyuddin R-5
6 Ahmad Riyanto R-6
7 Ahmad Saifullah Dwi Prasetyo R-7
8 Deni Sandimas Ardiyanto R-8
9 Fi'liyah Umami R-9
10 Gintara Dwi Sofyan R-10
11 Iin Munfarihah R-11
12 Isyatul Izzah R-12
13 Kuncoro Fais Nur Hadi Yusro R-13
14 Lailatul Hidayah R-14
15 Muhammad Ilmi Nur Huda R-15
16 Muhammad Al Attas R-16
17 Muhammad Fahrul R-17
18 Muhammad Fajrus Shodiq R-18
19 Muhammad Rifqi R-19
20 Muhammad Taqiyyuddin R-20
21 Nada Rif'atul Ulya R-21
22 Noor Khanif Makruf R-22
23 Nurul Hilmi Aziz R-23
24 Sadad Mustofa Karim R-24
25 Slamet Afit Thorik R-25
Lampiran 3
Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking
VARIA
BEL
INDIKATOR DESKRIPTOR NOMOR
ITEM
1 2 3 4
Perilaku
Adaptive
Help-
Seeking
1. Tujuan belajar untuk
meningkatkan kemampuan
menyelesaikan masalah
secara independen
a. Tujuan belajar untuk
meningkatkan
kemampuan
menyelesaikan
masalah
b. Tujuan belajar untuk
mengembangkan sikap
independen
(kepercayaan diri)
1) Bertujuan agar dapat merumuskan
masalah dari situasi sehari-hari dan
matematik
2) Agar mampu menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai masalah (sejenis
atau masalah baru) dalam atau diluar
matematika
3) Agar mampu menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil sesuai
permasalahan asal
4) Agar dapat menyusun model matematika
dan menyelesaikannya untuk masalah
nyata
5) Agar dapat menggunakan matematika
secara bermakna.
1) Keyakinan kemampuan diri mampu
secara sungguh akan apa yang
dilakukannya
2) Optimis. Berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang diri dan
kemampuannya.
3) Objektif (memandang permasalahan atau
sesuatu sesuai dengan kebenaran yang
semestinya).
4) Bersedia menanggung apa yang menjadi
konsekuensinya.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2. Mencari bantuan hanya
ketika benar-benar
membutuhkan sebagai
bentuk regulasi diri (Self-
Regulation)
3. Mencari bantuan yang
berkaitan dengan proses
5) Rasional dan realistis. (analisis terhadap
sesuatu masalah, sesuatu hal, dan suatu
kejadian dengan menggunakan pemikiran
yang dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan kenyataan)
1) Mengetahui kapan bantuan diperlukan
2) Mengetahui bahwa orang lain dapat
membantu
3) Mengetahui bagaimana mengajukan
pertanyaan agar benar-benar dapat
memperoleh jawaban yang dibutuhkan
4) Mengetahui siapa orang terbaik yang
dapat dimintai bantuan
5) Mengetahui bagaimana melaksanakan
permohonan meminta bantuan dengan
cara yang tepat
6) Mengetahui tujuan pribadi, kepercayaan
diri, dan perasaan yang terkait dengan
toleransi untuk mengatasi kesulitan tugas
7) Kesediaan untuk mengekspresikan diri
kepada orang lain saat butuh bantuan, dan
perasaan personal
1) Menanyakan bagaimana memahami masalah
2) Menanyakan bagaimana merencanakan
penyelesaian masalah
3) Meminta petunjuk tentang bagaimana
melaksanakan rencana penyelesaian
masalah
4) Meminta untuk memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilakukan
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Bobot Relatif Komponen dalam Penyusunan Angket Adaptive Help-Seeking
NO KOMPONEN BOBOT
(%)
1
Tujuan belajar untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah secara independen
c. Belajar adalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah
d. Belajar untuk menumbuhkan sikap Independen (percaya diri)
24
24
2 Mencari bantuan hanya ketika benar-benar membutuhkan sebagai
bentuk regulasi diri (Self-Regulation)
32
3 Mencari bantuan yang berkaitan dengan proses
20
Total 100
Distribusi Aitem Angket Adaptive Help-Seeking
ASPEK NO
AITEM f (%)
Belajar adalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah 1-5 5 (24)
Belajar untuk menumbuhkan sikap Independen (percaya diri) 6-10 5 (24)
Mencari bantuan hanya ketika benar-benar membutuhkan sebagai
bentuk regulasi diri (Self-Regulation) 11-17 7 (32)
Mencari bantuan yang berkaitan dengan proses 18-21 4 (20)
Total (Persen) 21 (100)
ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING (PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF) DALAM BELAJAR MATEMATIKA Nama:
Berilah tanda( √ )pada alternatif jawaban yang kamu pilih Alternatif jawaban Bobot jawaban Pernyataan SB B CB S SS
1 Dengan sering belajar dan berlatih, saya akan lebih mudah memahami soal matematika
2 Matematika sangat penting sebagai strategi untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Untuk itu saya harus mempelajarinya
3 Saya ingin dapat menjelaskan kepada teman saya tentang cara penyelesaian soal matematika. Maka dari itu saya senang mempelajarinya.
4 Dengan sering mencoba mengerjakan soal-soal cerita, saya akan lebih mudah dalam menyusun model matematika dan menyelesaikannya untuk permasalahan yang nyata.
5 Saya belajar matematika agar saya dapat menggunakannya sebaik mungkin untuk mempermudah menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
6 Belajar bagi saya penting agar saat mengerjakan ulangan saya tidak ragu-ragu dalam menyelesaikannya.
7 Saya optimis dengan belajar saya akan menjadi lebih tau. Karena saya tidak dilahirkan untuk menjadi orang bodoh dan tidak sukses
8 Saya selalu menerima hasil ulangan saya meskipun jelek, karena itulah kemampuan saya pada saat itu. Tapi saya akan belajar lebih giat lagi
10 Saya akan belajar dengan giat dan berdoa agar nilai matematika saya meningkat karena saya tidak akan menjadi pintar dengan sendirinya
11 Saya tidak meminta bantuan saat saya sedang mengerjakan ulangan ataupun menyontek karena hal itu tidak diperbolehkan.
12 Sebelum saya meminta bantuan dalam mempelajari matematika, saya selalu bertanya apakah kakak mempunyai cukup waktu untuk dapat membantu saya belajar atau tidak
13 Saya selalu bertanya tentang apa yang tidak saya ketahui agar saya mendapatkan jawaban yang saya butuhkan
14 Saya akan meminta bantuan kepada siapa saja yang mau dan mampu membantu saya dalam belajar matematika. Saya tidak meminta bantuan kepada anak kecil atau teman saya yang nilai matematikanya lebih jelek dari saya.
15 Saya selalu meminta bantuan dengan cara yang sopan dan baik
16 Saya tidak pernah bermaksud menggantungkan tugas matematika saya kepada orang lain. Saya meminta bantuan saat saya benar-benar kesulitan mengerjakannya
17 Saya tidak pernah malu bertanya. Jika saya benar-benar tidak bisa mengerjakan soal matematika, saya meminta bantuan agar saya dapat menyelesaikannya.
18 Saat saya bingung menentukan apa yang akan saya cari dan saya kerjakan saat menemui soal matematika. Biasanya saya langsung bertanya kepada teman atau ibu guru.
19 Saya meminta untuk diajari membuat sebuah tabel, membuat sebuah diagram, menulis suatu persamaan, agar lebih mudah menyelesaikan soal matematika.
20 Saat mencoba mengerjakan soal matematika saya meminta agar setiap langkah pengerjaan saya diteliti dan diarahkan
21 Selesai mengerjakan PR, saya meminta ibu atau kakak saya memeriksa kembali pekerjaan saya.
JUMLAH
Alternatif jawaban kategori Jawaban SB B CB S SS nilai
Bobot jawaban
1 2 3 4 5
Jumlah angket = 21
Nilai = ���������������
�� �100
Rentang nilai Kategori 84-100 Baik sekali 68-83 Baik 52-67 Sedang 36-51 Kurang 20-35 Jelek Sekali
Nilai Ujian Akhir Madrasah Matematika Peserta Didik Kelas
VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun
Pelajaran 2010/2011
Mengetahui,
Kepala MI Matholi’un Najah,
MISBACHUL CHOIR, S.E
NO NAMA Nilai
1 Achmad Yusron 6.00
2 Agung Wijayanto 6.10
3 Agus Rizqi Purnama Arif 7.20
4 Ahmad Muhyiddin 6.00
5 Ahmad Nur Wahyuddin 6.80
6 Ahmad Riyanto 6.50
7 Ahmad Saifullah Dwi Prasetyo 7.10
8 Deni Sandimas Ardiyanto 6.00
9 Fi'liyah Umami 6.20
10 Gintara Dwi Sofyan 6.00
11 Iin Munfarihah 6.00
12 Isyatul Izzah 6.00
13 Kuncoro Fais Nur Hadi Yusro 6.00
14 Lailatul Hidayah 6.00
15 Muhammad Ilmi Nur Huda 6.50
16 Muhammad Al Attas 7.20
17 Muhammad Fahrul 6.90
18 Muhammad Fajrus Shodiq 7.30
19 Muhammad Rifqi 6.60
20 Muhammad Taqiyyuddin 6.70
21 Nada Rif'atul Ulya 7.50
22 Noor Khanif Makruf 6.60
23 Nurul Hilmi Aziz 7.10
24 Sadad Mustofa Karim 7.70
25 Slamet Afit Thorik 7.50
Lampiran 7
Perhitungan untuk Menentukan Nilai Kualifikasi Angket Perilaku Adaptive-Help-Seeking Dalam Belajar Matematika
Jumlah angket : 21
Skor aitem angket terendah : 1
Skor aitem angket tertinggi : 5
Skor angket terendah : 21 x 1 = 21
Skor angket tertinggi : 21x 5 = 105
Nilai angket terendah dalam persen : ����� �100% � 20
Nilai angket tertinggi dalam persen : ������ �100% � 100
Jangkauan (j) :���� ���� � ������� � 100 � 20 � 80
Kelas kualifikasi (k) : 5
Rentang nilai (i) : �� � ��
� � 16
Jadi tabel kualifikasinya menjadi:
Interval Kategori/kualifikasi Frekuensi 84-100 Baik sekali 68-83 Baik 52-67 Sedang 36-51 Kurang 20-35 Jelek Sekali
Jumlah
Lampiran 8
Penskoran Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika Kelas VI MI Roudlotul Mubtadiin Pakis Aji Tahun Pelajaran
2010/2011 (Uji Coba)
Selanjutnya akan mencari nilai rata-rata dan kualitas variabel tersebut. Adapun
langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Mencari interval nilai
M = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 20
= 1+4,2933 = 5,2933 dibulatkan menjadi 5
2) Mencari range (R)
R = H – L
NO NAMA SKOR SOAL nilai
1 2 3 4 5 Jumlah
1 UC-1 0 0 4 12 5 85 81
2 UC-2 0 0 2 14 5 87 83
3 UC-3 0 0 0 3 18 102 97
4 UC-4 0 0 4 12 5 85 81
5 UC-5 0 0 1 19 1 84 80
6 UC-6 0 0 18 3 0 66 63
7 UC-7 0 0 0 0 21 105 100
8 UC-8 0 0 3 12 6 87 83
9 UC-9 0 0 0 0 21 105 100
10 UC-10 0 0 4 11 6 86 82
11 UC-11 0 0 3 14 4 85 81
12 UC-12 0 0 3 17 1 82 78
13 UC-13 0 0 3 13 5 86 82
14 UC-14 0 0 4 13 4 84 80
15 UC-15 0 0 17 4 0 67 64
16 UC-16 0 0 0 17 4 88 84
17 UC-17 0 0 0 3 18 102 97
18 UC-18 0 0 4 13 4 84 80
19 UC-19 0 0 0 4 17 101 96
20 UC-20 0 0 3 13 5 86 82
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
R = H – L = 100-63 = 37
3) Menentukan interval kelas (i)
4,75
37
M
Ri dibulatkan menjadi 8
4) Mencari mean dari distribusi standar deviasi (SD)
Interval f x ci ifc 2
ic 2
ifc
95 – 100 5 97,5 2 10 4 20
87 – 94 0 90,5 1 0 1 0
79 – 86 12 82,5 0 0 0 0
71 – 78 1 74,5 -1 -1 1 1
63 – 70 2 71,5 -2 -4 4 8
∑ 20 5 29
Keterangan:
f = frekuensi
x = nilai tengah kelas interval
ci = nilai sandi (angka 0 ditentukan pada kelas median)
MT = Mean Terkaan (nilai x pada frekuensi yang terbanyak).1
22
N
fci
N
fciiSD
2
20
5
20
298
N
fciiMTM
20
585,82 = 82,5 +8(0,25) = 84,5
22
N
fci
N
fciiSD
2
20
5
20
298
0625,045,18 3375,18 = 8 x 1,156 = 9,25
5) Menentukan kualifikasi variabel x (perilaku adaptive help-seeking dalam belajar
matematika) dengan nilai standar skala lima
1 Suharsmi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 253.
M + 1,5 SD = 84,5+ 1,5 (9,25) = 98,375
M + 0,5 SD = 84,5+ 0,5 (9,25) = 89,125
M – 0,5 SD = 84,5– 0,5 (9,25) = 79,875
M – 1,5 SD = 84,5– 1,5 (9,25) = 70,625 +
∑ = 342
5,844
342x
Kualifikasi Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam belajar Matematika kelas
Uji Coba Angket
Interval Kategori Frekuensi
84-100 Baik sekali 6
68-83 Baik 12
52-67 Sedang 2
36-51 Kurang 0
20-35 Jelek Sekali 0
Jumlah
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa nilai distribusi frekuensi
perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika kelas uji coba angket telah
dihitung rata-rata (mean) sebesar 84,5 dalam kategori baik sekali pada interval 84-100.
Lampiran 9
Penskoran Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika Kelas VI MI Matholi’un Najah Sinanggul Mlonggo Jepara
Tahun Pelajaran 2010/2011 (Responden)
NO NAMA SKOR ANGKET Nilai
1 2 3 4 5 Jumlah
1 R-1 0 0 16 3 2 70 66.67
2 R-2 0 0 14 5 2 72 68.57
3 R-3 0 0 16 5 0 68 64.76
4 R-4 0 0 10 8 3 77 73.33
5 R-5 0 0 8 6 7 83 79.05
6 R-6 0 0 11 9 1 74 70.48
7 R-7 0 0 2 13 6 88 83.81
8 R-8 0 0 9 7 5 80 76.19
9 R-9 0 0 13 6 2 73 69.52
10 R-10 0 0 9 12 0 75 71.43
11 R-11 0 0 15 4 2 71 67.62
12 R-12 0 0 15 6 0 69 65.71
13 R-13 0 0 19 1 1 66 62.86
14 R-14 0 0 15 6 0 69 65.71
15 R-15 0 0 12 5 4 76 72.38
16 R-16 0 0 2 11 8 90 85.71
17 R-17 0 0 16 0 5 73 69.52
18 R-18 0 0 0 9 12 96 91.43
19 R-19 0 0 7 10 4 81 77.14
20 R-20 0 0 6 11 4 82 78.10
21 R-21 0 0 1 5 15 98 93.33
22 R-22 0 0 10 9 2 76 72.38
23 R-23 0 0 18 1 2 68 64.76
24 R-24 0 0 1 5 15 98 93.33
25 R-25 0 0 1 2 18 101 96.19
Selanjutnya adalah membuat tabel distribusi frekuensi, mencari rata-
rata dan menentukan kualitas variabel tersebut, adapun langkahnya adalah
sebagai berikut:
a) Mencari interval nilai
M = 1+ 3,3 log N
= 1+ 3,3 log 25
= 1+ 4,61 = 5,61dibulatkan menjadi 6
b) Mencari range (R)
R = H – L
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
R = H – L = 96,19 - 62,86 = 33,33
c) Menentukan interval kelas (i)
55,56
33,33
M
Ri
d) Mencari mean dari distribusi standar deviasi (SD)
Interval f x ci ifc 2
ic 2
ifc
90,7 – 96,19 4 93,4 4 16 16 64
85,06 – 90,6 1 87,83 3 3 9 9
79,51 – 85,05 1 82,28 2 2 4 4
73,96 – 79,5 4 76,73 1 4 1 4
68,41– 73,95 8 71,18 0 0 0 0
62,86 – 68,4 7 65,63 -1 -7 1 7
∑ 25 18 89
Keterangan:
f = frekuensi
x = nilai tengah kelas interval
ci = nilai sandi (angka 0 ditentukan pada kelas median)
MT = Mean Terkaan (nilai x pada frekuensi yang terbanyak).1
22
N
fci
N
fciiSD
2
25
18
25
8955,5
N
fciiMTM
25
1855,518,71 = 71,18+5,55(0,72) = 75,18 atau
22
N
fci
N
fciiSD
2
25
18
25
8955,5
72,056,355,5 84,255,5 = 5,55 x 1,68 = 9,35
1 Suharsmi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 253.
M + 1,5 SD = 75,18 + 1,5 (9,35) = 89,2
M + 0,5 SD = 75,18 + 0,5 (9,35) = 79,85
M – 0,5 SD = 75,18 – 0,5 (9,35) = 70,5
M – 1,5 SD = 75,18 – 1,5 (9,35) = 61,15 +
∑ = 300,705
18,754
705,300x
e) Menentukan kualifikasi variabel x (perilaku adaptive help-seeking dalam
belajar matematika)
Kualifikasi Perilaku Adaptive Help-Seeking dalam Belajar
Matematika Peserta Didik kelas VI MI Matholi’un- Najah Sinanggul
Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Interval Kategori Frekuensi
84-100 Baik sekali 6
68-83 Baik 13
52-67 Sedang 6
36-51 Kurang 0
20-35 Jelek Sekali 0
Jumlah 25
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa nilai distribusi frekuensi
perilaku adaptive help-seeking dalam belajar matematika peserta didik telah dihitung
rata-rata (mean) sebesar 75,18 dalam kategori baik pada interval 68-83.
MADRASAH IBTIDAIYAH
MATHOLI’UNNAJAH SINANGGUL 04 TERAKRIDITASI “B” NSM : 112 032 007 115
Alamat: Jl. K. Nawawi Km. 1.5 (dalam) Sinanggul Rt.05 Rw. 01 Mlonggo Jepara Kode Pos 59452
Nilai Ujian Akhir Nasional Matematika Peserta Didik Kelas VI di MI Matholi’un
Najah Sinanggul Mlonggo Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
Mengetahui,
Kepala MI Matholi’un Najah,
MISBACHUL CHOIR, S.E
NO NAMA Nilai
1 Achmad Yusron 6.00
2 Agung Wijayanto 6.10
3 Agus Rizqi Purnama Arif 7.20
4 Ahmad Muhyiddin 6.00
5 Ahmad Nur Wahyuddin 6.80
6 Ahmad Riyanto 6.50
7 Ahmad Saifullah Dwi Prasetyo 7.10
8 Deni Sandimas Ardiyanto 6.00
9 Fi'liyah Umami 6.20
10 Gintara Dwi Sofyan 6.00
11 Iin Munfarihah 6.00
12 Isyatul Izzah 6.00
13 Kuncoro Fais Nur Hadi Yusro 6.00
14 Lailatul Hidayah 6.00
15 Muhammad Ilmi Nur Huda 6.50
16 Muhammad Al Attas 7.20
17 Muhammad Fahrul 6.90
18 Muhammad Fajrus Shodiq 7.30
19 Muhammad Rifqi 6.60
20 Muhammad Taqiyyuddin 6.70
21 Nada Rif'atul Ulya 7.50
22 Noor Khanif Makruf 6.60
23 Nurul Hilmi Aziz 7.10
24 Sadad Mustofa Karim 7.70
25 Slamet Afit Thorik 7.50
MADRASAH IBTIDAIYAH
MATHOLI’UNNAJAH SINANGGUL 04 TERAKRIDITASI “B” NSM : 112 032 007 115
Alamat: Jl. K. Nawawi Km. 1.5 (dalam) Sinanggul Rt.05 Rw. 01 Mlonggo Jepara Kode Pos 59452
SURAT KETERANGAN:
NO: 023/P.MIMN/SK/IV/2011
Yang bertanda tangan dibawah ini kepala Madrasah Tsanawiyah Khaudlul ‘Ulum Penajung
menerangkan bahwa:
Nama : Naylatul Jazilah
Nim : 073511004
Prog/Semester : S.1/Tadris Matematika/VIII
Alamat : Jl KH Nawawi RT 06/ RW01 Sinanggul Mlonggo Jepara
Sekolah : Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
Untuk mengadakan penelitian di MI Matholiun Najah Sinanggul Mlonggo Jepara dalam
rangka pembuatan skripsi yang berjudul “PENGARUH PERILAKU ADAPTIVE HELP-
SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA KELAS VI MI MATHOLIUN NAJAH SINAGGUL MLONGGO
JEPARA”, guna melengkapi persyaratan mendapat gelar kesarjanaan.
Demikian surat ijin kami buat dan diberikan kepada yang bersangkutan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sinanggul, 17 April 2011
Kepala Madrasah
MISBACHUL CHOIR, S.E
lampiran 14 Lanjutan lampiran 14
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 UC_1 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 85 7225
2 UC_2 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 87 7569
3 UC_3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 102 10404
4 UC_4 3 3 3 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 85 7225
5 UC_5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 7056
6 UC_6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 66 4356
7 UC_7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 11025
8 UC_8 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 87 7569
9 UC_9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 11025
10 UC_10 3 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 86 7396
11 UC_11 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 85 7225
12 UC_12 3 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6724
13 UC_13 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 86 7396
14 UC_14 3 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 84 7056
15 UC_15 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 67 4489
16 UC_16 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 7744
17 UC_17 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 102 10404
18 UC_18 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 84 7056
19 UC_19 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 101 10201
20 UC_20 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 86 7396
∑X 72 77 69 88 85 84 86 83 84 82 83 82 90 94 84 84 83 92 84 84 87 1757 156541
5184 5929 4761 7744 7225 7056 7396 6889 7056 6724 6889 6724 8100 8836 7056 7056 6889 8464 7056 7056 7569
r 0,62615 0,568519 0,803268 0,640489 0,853545 0,944801 0,857699 0,989319 0,914892 0,725842 0,989319 0,813594 0,566458 0,627543 0,928868 0,774284 0,989319 0,690313 0,809374 0,809374 0,76882
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
ANALISIS VALIDITAS TAHAP AWAL ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA
VA
LID
ITA
S
No CodeButir Soal
Y
2X
2Y
Lampiran 15
Perhitungan Validitas Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking
a. Rumus
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
b. Kriteria
Butir item valid jika rxy > rtabel.
c. Pengajuan hipotesis
Kode Butir Soal
(X1) Y X1.Y (X1)
2 Y
2
UC_1 3 85 255 9 7225
UC_2 5 87 435 25 7569
UC_3 4 102 408 16 10404
UC_4 3 85 255 9 7225
UC_5 4 84 336 16 7056
UC_6 3 66 198 9 4356
UC_7 5 105 525 25 11025
UC_8 3 87 261 9 7569
UC_9 5 105 525 25 11025
UC_10 3 86 258 9 7396
UC_11 3 85 255 9 7225
UC_12 3 82 246 9 6724
UC_13 3 86 258 9 7396
UC_14 3 84 252 9 7056
UC_15 3 67 201 9 4489
UC_16 5 88 440 25 7744
UC_17 4 102 408 16 10404
UC_18 3 84 252 9 7056
UC_19 4 101 404 16 10201
UC_20 3 86 258 9 7396
∑ 72 1757 6430 272 156541
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas diperoleh:
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
0,62615
3347,44
2096
11205376
2096
43771256
2096
3087049)-08205184).(313-(5440
126504-128600
)1757()156541(20}.{)72()272(20{
)1757)(72()6430(20
22
Dengan α = 5% dengan n = 20 diperoleh rtabel = 0,441, karena rxy = 0,62615 >
rtabel = 0,441, maka butir nomor 1 tersebut valid
Lampiran 15
Perhitungan Validitas Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking
a. Rumus
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
b. Kriteria
Butir item valid jika rxy > rtabel.
c. Pengajuan hipotesis
Kode Butir Soal
(X1) Y X1.Y (X1)
2 Y
2
UC_1 4 85 340 16 7225
UC_2 4 87 348 16 7569
UC_3 5 102 510 25 10404
UC_4 4 85 340 16 7225
UC_5 4 84 336 16 7056
UC_6 3 66 198 9 4356
UC_7 5 105 525 25 11025
UC_8 4 87 348 16 7569
UC_9 5 105 525 25 11025
UC_10 4 86 344 16 7396
UC_11 4 85 340 16 7225
UC_12 4 82 328 16 6724
UC_13 4 86 344 16 7396
UC_14 4 84 336 16 7056
UC_15 3 67 201 9 4489
UC_16 4 88 352 16 7744
UC_17 5 101 505 25 10201
UC_18 4 84 336 16 7056
UC_19 5 101 505 25 10201
UC_20 4 86 344 16 7396
∑ 83 1756 7405 351 156338
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas diperoleh:
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
0,9884
2379,6
2352
5662344
2352
43224311
2352
3083536)-67606889).(312-(7020
145748-148100
)7561()563381(20}.{)83()513(20{
)7561)(38()4057(20
22
Dengan α = 5% dengan n = 20 diperoleh rtabel = 0,441, karena rxy = 0,9884 >
rtabel = 0,441, maka butir nomor 1 tersebut valid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 UC_1 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 5 4 4 4 85 7225
2 UC_2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 5 87 7569
3 UC_3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 102 10404
4 UC_4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 5 85 7225
5 UC_5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 84 7056
6 UC_6 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66 4356
7 UC_7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 11025
8 UC_8 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 3 3 3 5 4 4 4 87 7569
9 UC_9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 11025
10 UC_10 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 3 5 3 3 4 4 4 86 7396
11 UC_11 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 85 7225
12 UC_12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 82 6724
13 UC_13 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 5 4 4 4 86 7396
14 UC_14 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 84 7056
15 UC_15 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 67 4489
16 UC_16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 88 7744
17 UC_17 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 101 10201
18 UC_18 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 84 7056
19 UC_19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 101 10201
20 UC_20 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 3 3 5 4 4 4 86 7396Jumlah 83 84 82 85 92 90 94 84 84 83 82 84 84 87 72 76 69 88 83 84 86 1756 156338
351 358 346 367 432 414 448 360 358 351 344 360 360 385 272 306 249 400 351 360 378
Si 0,3275 0,26 0,49 0,2875 0,44 0,45 0,31 0,36 0,26 0,3275 0,39 0,36 0,36 0,3275 0,64 0,86 0,5475 0,64 0,3275 0,36 0,41
∑Si 8,735
k 21
St 108,06
r11 0,965
Y Y^2
lampiran 16
No KodeButir Soal
ANALISIS RELIABILITAS ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA ANALISIS RELIABILITAS ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING DALAM BELAJAR MATEMATIKA
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 UC_1 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 85
2 UC_2 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 87
3 UC_3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 102
4 UC_4 3 3 3 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 85
5 UC_5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
6 UC_6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 66
7 UC_7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
8 UC_8 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 87
9 UC_9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
10 UC_10 3 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 86
11 UC_11 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 85
12 UC_12 3 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
13 UC_13 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 86
14 UC_14 3 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 84
15 UC_15 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 67
16 UC_16 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
17 UC_17 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 102
18 UC_18 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 84
19 UC_19 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 101
20 UC_20 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 86
Jumlah 72 77 69 88 83 84 86 83 84 82 85 92 90 94 84 84 83 82 84 84 87 1757
Si 0,64 0,9275 0,5475 0,64 0,3275 0,36 0,41 0,3275 0,26 0,49 0,2875 0,44 0,45 0,31 0,36 0,26 0,3275 0,39 0,36 0,36 0,3275
∑Si 8,8025
k 21
St 109,4275
r11 0,966
rtabel 0,444
ANALISIS RELIABILITAS ANGKET AHS DALAM BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
YButir Soal
KodeNo
lampiran 16 Lanjutan lampiran 17
Lampiran 19
Perhitungan Reliabilitas Angket Perilaku AHS dalam belajar matematika
a. Rumus
2
2
11 11
t
b
k
kr
b. Kriteria
jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
c. Keterangan:
Varians total:
109,427520
20
)1757(156541
)( 222
2
N
N
YY
t
Varian butir:
N
N
XX
b
22
2
)(
0,6420
20
)72(272
2
2
1
b
0,927520
20
)77(315
2
2
2
b
0,327520
20
)87(385
2
2
21
b
8,8025 =3275,0........9275,064,02 b
Koefisien reliabilitas:
)92,0(20
21)80,01)(
20
21(
109,4275
8025,81
121
211
12
2
11
t
b
k
kr
0,966)0,92)(1,05(
Dengan α = 5% dan n = 20 diperoleh rtabel = 0,444, karena r11 =0,966 > rtabel =
0,444, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersesebut reliabel.
Lampiran 17
Perhitungan Reliabilitas Angket Perilaku AHS dalam belajar matematika
Y = 1756
2Y = 156338
a. Rumus
2
2
11 11
t
b
k
kr
b. Kriteria
jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
c. Keterangan:
Varians total:
108,0620
20
)1756(156338
)( 222
2
N
N
YY
t
Varian butir:
N
N
XX
b
22
2
)(
0,327520
20
)38(513
2
2
1
b
0,2620
20
)48(358
2
2
2
b
0,4120
20
)86(378
2
2
21
b
8,735 =41,0........26,03275,02 b
Koefisien reliabilitas:
)9192,0(20
21)0808,01)(
20
21(
108,06
735,81
121
211
12
2
11
t
b
k
kr
0,965)0,9192)(1,05(
Dengan α = 5% dan n = 20 diperoleh rtabel = 0,444, karena r11 =0,965 > rtabel =
0,444, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersesebut reliabel.
Lampiran 18
UJI LINIERITAS VARIABEL X TERHADAP Y
A. Hipotesis:
1. Ho(1) = persamaan regresi tidak signifikan
Ha(1) = persamaan regresi signifikan
2. Ho(2) = model regresi non linier
Ha(2) = model regresi linier
B. Kriteria:
1. Persamaan regresi signifikan (Ha(1) diterima) jika Fhitung > Ftabel.
2. Model regresi signifikan (Ha(2) diterima) jika Fhitung < Ftabel
C. Pengujian Hipotesis:
No Kode X Y X^2 Y^2 XY JK(E)
1 R_13 62.86 60 3951.4 3600 3771.6 0
2 R_3 64.76 72 4193.9 5184 4662.7
3 R_23 64.76 71 4193.9 5041 4598 0.5
4 R_12 65.71 60 4317.8 3600 3942.6
5 R_14 65.71 60 4317.8 3600 3942.6 0
6 R_1 66.67 60 4444.9 3600 4000.2 0
7 R_11 67.62 60 4572.5 3600 4057.2 0
8 R_2 68.57 61 4701.8 3721 4182.8 0
9 R_9 69.52 62 4833 3844 4310.2
10 R_17 69.52 69 4833 4761 4796.9 24.5
11 R_6 70.48 65 4967.4 4225 4581.2 0
12 R_10 71.43 60 5102.2 3600 4285.8 0
13 R_15 72.38 65 5238.9 4225 4704.7
14 R_22 72.38 66 5238.9 4356 4777.1 0.5
15 R_4 73.33 60 5377.3 3600 4399.8 0
16 R_8 76.19 60 5804.9 3600 4571.4 0
17 R_19 77.14 66 5950.6 4356 5091.2 0
18 R_20 78.1 67 6099.6 4489 5232.7 0
19 R_5 79.05 68 6248.9 4624 5375.4 0
20 R_7 83.81 71 7024.1 5041 5950.5 0
21 R_16 85.71 72 7346.2 5184 6171.1 0
22 R_18 91.43 73 8359.4 5329 6674.4 0
23 R_21 93.33 75 8710.5 5625 6999.8
24 R_24 93.33 77 8710.5 5929 7186.4 2
25 R_25 96.19 75 9252.5 5625 7214.3 0
∑ 1880 1655 143791.92 110359 125480.5 27.5
Dari tabel di atas diperoleh:
∑X = 1880 ∑Y2 = 110359 k = 20
∑Y = 1655 ∑X.Y = 125480,5 Y = 34.31+0,424 X.
∑X2 = 143791,92 ∑JK(E) = 27,5 b = 0,424 n = 25
Keberartian persamaan regresi:
1. Jumlah Kuadrat (JK)
JK (t) = ∑Y2 = 110359
JK (a) = n
Yi 2)(= 109561
25
2739025
25
)1655( 2
JK (b l a) =
n
YXXYb
))((
= 388,43425
)1655)(1880(125480,5424,0
JK (S) = )()()( abJKaJKtJK
= 110359 – 109561 – 434,388
= 363,612
JK (E) =
ni
YiYi
x
22 )(
= 27,5
JK (TC) = JK(S)-JK(E) = 363,612 – 27,5 = 336,112
2. Daerah Kebebasan (dk)
dk (a) = 1
dk (b l a) = 1
dk (S) = n – 2 = 25 – 2 = 23
dk (TC) = k – 2 = 20 – 2 = 18
dk (E) = n – k = 25 – 20 = 5
3. Kuadrat Tengah (KT)
KT (a) = )(
)(
adk
aJK= 109561
1
109561
KT (a l b) = )(
)(
bIadk
bIaJK= 388,434
1
388,434
KT (S) =)(
)(
Sdk
SJK= 8,15
23
363,612
KT (TC) =)(
)(
TCdk
TCJK= 18.67
18
112,336
KT (E) = )(
)(
Edk
EJK= 5,5
5
5,27
Fhitung (1) =)(
)(
SKT
bIaKT= 27,5
15,8
388,434
Fhitung (2) = )(
)(
EKT
TCKT= 39,3
5,5
18,67
Dengan α = 5% dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 23, maka Ftabel(1) = 4,28
Dengan α = 5% dan dk pembilang = 18 , dk penyebut = 5, maka Ftabel(2) = 4,58
D. Kesimpulan:
1. Karena Fhitung (1) = 27,5 > Ftabel(1) = 4,28, maka dapat dinyatakan persamaan regresi
signifikan.
Karena Fhitung (2) = 3,39 < Ftabel(2) = 4,58, maka dapat dinyatakan model regresi yang
dipakai linier sehingga tidak ada alasan untuk mencari model regresi non linier.
Tabel Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi:
sumber
variasi dk
JK
(jumlah
kuadrat)
KT
(kuadrat
tengah)
Fhitung Ftabel kriteria
total (t) 25 110359
110359 - -
signifikan regresi (a) 1 109561 109561 (1)
27,5
(1)
4,28 regresi (b│a) 1 434,388 434,388
residu (S) 23 363,612 15,8
tuna cocok
(TC) 18 336,112 18,67
(2)
3,39
(2)
4,58 linier
kekeliruan
(E) 5 27,5 5,5
UC-1 0 0 4 12 5 85 81UC-2 0 0 2 14 5 87 83UC-3 0 0 0 3 18 102 97UC-4 0 0 4 12 5 85 81UC-5 0 0 1 19 1 84 80UC-6 0 0 18 3 0 66 63UC-7 0 0 0 0 21 105 100UC-8 0 0 3 12 6 87 83UC-9 0 0 0 0 21 105 100UC-10 0 0 4 11 6 86 82UC-11 0 0 3 14 4 85 81UC-12 0 0 3 17 1 82 78UC-13 0 0 3 13 5 86 82UC-14 0 0 4 13 4 84 80UC-15 0 0 17 4 0 67 64UC-16 0 0 0 17 4 88 84UC-17 0 0 0 3 18 102 97UC-18 0 0 4 13 4 84 80UC-19 0 0 0 4 17 101 96UC-20 0 0 3 13 5 86 82
1673
84
Achmad Yusron 6
Agung Wijayanto 6,1
Agus Rizqi Purnama Arif 7,2
Ahmad Muhyiddin 6
Ahmad Nur Wahyuddin 6,8
Ahmad Riyanto 6,5
Ahmad Saifullah Dwi Prasetyo 7,1
Deni Sandimas Ardiyanto 6
Fi'liyah Umami 6,2
Gintara Dwi Sofyan 6
Iin Munfarihah 6
Isyatul Izzah 6
Kuncoro Fais Nur Hadi Yusro 6
Lailatul Hidayah 6
Muhammad Ilmi Nur Huda 6,5
Muhammad Al Attas 7,2
Muhammad Fahrul 6,9
Muhammad Fajrus Shodiq 7,3
Muhammad Rifqi 6,6
Muhammad Taqiyyuddin 6,7
Nada Rif'atul Ulya 7,5
Noor Khanif Makruf 6,6
Nurul Hilmi Aziz 7,1
Sadad Mustofa Karim 7,7
Slamet Afit Thorik 7,5
165,5
6,62
R-1 0 0 16 3 2 70 66,67
R-2 0 0 14 5 2 72 68,57
R-3 0 0 16 5 0 68 64,76
R-4 0 0 7 14 0 77 73,33
R-5 0 0 8 6 7 83 79,05
R-6 0 0 11 9 1 74 70,48
R-7 0 0 2 13 6 88 83,81
R-8 0 0 9 7 5 80 76,19
R-9 0 0 13 6 2 73 69,52
R-10 0 0 9 12 0 75 71,43
R-11 0 0 15 4 2 71 67,62
R-12 0 0 15 6 0 69 65,71
R-13 0 0 19 1 1 66 62,86
R-14 0 0 15 6 0 69 65,71
R-15 0 0 12 5 4 76 72,38
R-16 0 0 2 11 8 90 85,71
R-17 0 0 16 0 5 73 69,52
R-18 0 0 0 9 12 96 91,43
R-19 0 0 7 10 4 81 77,14
R-20 0 0 6 11 4 82 78,10
R-21 0 0 1 5 15 98 93,33
R-22 0 0 10 9 2 76 72,38
R-23 0 0 18 1 2 68 64,76
R-24 0 0 1 5 15 98 93,33
R-25 0 0 1 2 18 101 96,19
JUMLAH 1974 1880
RATA-RATA 78,96 75,2
66 60 62,86 60 62,86 60
68 72 64,76 72 0,7384 64,76 72
68 71 64,76 71 64,76 71
69 60 65,71 60 65,71 60
69 60 65,71 60 65,71 60
70 60 66,67 60 66,67 60
71 60 67,62 60 67,62 60
72 61 68,57 61 68,57 61
73 62 69,52 62 69,52 62
73 69 69,52 69 69,52 69
74 65 70,48 65 70,48 65
75 60 71,43 60 71,43 60
76 65 72,38 65 72,38 65
76 66 72,38 66 72,38 66
77 60 73,33 60 73,33 60
80 60 76,19 60 76,19 60
81 66 77,14 66 77,14 66
82 67 78,10 67 78,1 67
83 68 79,05 68 79,05 68
88 71 83,81 71 83,81 71
90 72 85,71 72 85,71 72
96 73 91,43 73 91,43 73
98 75 93,33 75 93,33 75
98 77 93,33 77 93,33 77
101 75 96,19 75 96,19 75
0,7384 0,7384 0,7384
1880
62,86 60 3951,4 3600 3771,6
64,76 72 4193,9 5184 4662,7
64,76 71 4193,9 5041 4598,0 1025,844
65,71 60 4317,8 3600 3942,6
65,71 60 4317,8 3600 3942,6 2418,93
66,67 60 4444,9 3600 4000,2
67,62 60 4572,5 3600 4057,2 798
68,57 61 4701,8 3721 4182,8
69,52 62 4833,0 3844 4310,2 0,73836
69,52 69 4833,0 4761 4796,9
70,48 65 4967,4 4225 4581,2 0,73836
71,43 60 5102,2 3600 4285,8
72,38 65 5238,9 4225 4704,7 34,30877
72,38 66 5238,9 4356 4777,1
73,33 60 5377,3 3600 4399,8
76,19 60 5804,9 3600 4571,4 0,42409
77,14 66 5950,6 4356 5091,2
78,1 67 6099,6 4489 5232,7
79,05 68 6248,9 4624 5375,4
83,81 71 7024,1 5041 5950,5
85,71 72 7346,2 5184 6171,1
91,43 73 8359,4 5329 6674,4
93,33 75 8710,5 5625 6999,8
93,33 77 8710,5 5929 7186,4
96,19 75 9252,5 5625 7214,3
1880 1655 143791,92 110359 125480,5
96,19
62,86
)()( 22
yx
xy
N
YYy
danN
XXx
N
YXXYxy
2
22
2
22 ,
22
2
XXn
XYXXYa
22 XXn
YXXYnb
R_13 66 60 R_1 70 60 62,86 60 66,67
R_3 68 72 R_2 72 61 64,76 72 68,57
R_23 68 71 R_3 68 72 64,76 71 64,76
R_12 69 60 R_4 77 60 65,71 60 73,33
R_14 69 60 R_5 83 68 65,71 60 79,05
R_1 70 60 R_6 74 65 66,67 60 70,48
R_11 71 60 R_7 88 71 67,62 60 83,81
R_2 72 61 R_8 80 60 68,57 61 76,19
R_9 73 62 R_9 73 62 69,52 62 69,52
R_17 73 69 R_10 75 60 69,52 69 71,43
R_6 74 65 R_11 71 60 70,48 65 67,62
R_10 75 60 R_12 69 60 71,43 60 65,71
R_15 76 65 R_13 66 60 72,38 65 62,86
R_22 76 66 R_14 69 60 72,38 66 65,71
R_4 77 60 R_15 76 65 73,33 60 72,38
R_8 80 60 R_16 90 72 76,19 60 85,71
R_19 81 66 R_17 73 69 77,14 66 69,52
R_20 82 67 R_18 96 73 78,10 67 91,43
R_5 83 68 R_19 81 66 79,05 68 77,14
R_7 88 71 R_20 82 67 83,81 71 78,10
R_16 90 72 R_21 98 75 85,71 72 93,33
R_18 96 73 R_22 76 66 91,43 73 72,38
R_21 98 75 R_23 68 71 93,33 75 64,76
R_24 98 77 R_24 98 77 93,33 77 93,33
R_25 101 75 R_25 101 75 96,19 75 96,19
1880 1655
0,738391 0,738391 0,738391
No Kode X Y X^2 Y^2 XY
1 R_13 62,86 60 3951,4 3600 3771,6
2 R_3 64,76 72 4193,9 5184 4662,7
3 R_23 64,76 71 4193,9 5041 4598
4 R_12 65,71 60 4317,8 3600 3942,6
5 R_14 65,71 60 4317,8 3600 3942,6
6 R_1 66,67 60 4444,9 3600 4000,2
7 R_11 67,62 60 4572,5 3600 4057,2
8 R_2 68,57 61 4701,8 3721 4182,8
9 R_9 69,52 62 4833 3844 4310,2
10 R_17 69,52 69 4833 4761 4796,9
11 R_6 70,48 65 4967,4 4225 4581,2
12 R_10 71,43 60 5102,2 3600 4285,8
13 R_15 72,38 65 5238,9 4225 4704,7
14 R_22 72,38 66 5238,9 4356 4777,1
15 R_4 73,33 60 5377,3 3600 4399,8
16 R_8 76,19 60 5804,9 3600 4571,4
17 R_19 77,14 66 5950,6 4356 5091,2
18 R_20 78,1 67 6099,6 4489 5232,7
19 R_5 79,05 68 6248,9 4624 5375,4
20 R_7 83,81 71 7024,1 5041 5950,5
21 R_16 85,71 72 7346,2 5184 6171,1
22 R_18 91,43 73 8359,4 5329 6674,4
23 R_21 93,33 75 8710,5 5625 6999,8
24 R_24 93,33 77 8710,5 5929 7186,4
25 R_25 96,19 75 9252,5 5625 7214,3
∑ 1880 1655 143791,92 110359 125480,5
ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING (PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF) DALAM BELAJAR MATEMATIKA
Berilah tanda( √ )pada alternatif jawaban yang kamu pilih Alternatif jawaban Bobot jawaban Pernyataan SB B CB S SS
1 Dengan sering belajar dan berlatih, saya akan lebih mudah memahami soal matematika
2 Matematika sangat penting sebagai strategi untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Untuk itu saya harus mempelajarinya
3 Saya belajar matematika untuk dapat meningkatkan kecepatan berhitung
4 Saya mempelajari matematika dan berlatih untuk dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan matematika disekitar saya
5 Saya ingin dapat menjelaskan kepada teman saya tentang cara penyelesaian soal matematika. Maka dari itu saya senang mempelajarinya.
6 Dengan sering mencoba mengerjakan soal-soal cerita, saya akan lebih mudah dalam menyusun model matematika dan menyelesaikannya untuk permasalahan yang nyata.
7 Saya belajar matematika agar saya dapat menggunakannya sebaik mungkin untuk mempermudah menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
8 Lebih baik belajar dari sekarang untuk dapat menyelesaikan ulangan dengan baik
9 Belajar bagi saya penting agar saat mengerjakan ulangan saya tidak ragu-ragu dalam menyelesaikannya.
10 Saya optimis dengan belajar saya akan menjadi lebih tau. Karena saya tidak dilahirkan untuk menjadi orang bodoh dan tidak sukses
11 Jika ditanya, saya selalu menunjukkan nilai matematika saya kepada teman saya. Meskipun nilainya kurang bagus.
ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING (PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF) DALAM BELAJAR MATEMATIKA
12 Saya selalu menerima hasil ulangan saya meskipun jelek, karena itulah kemampuan saya pada saat itu. Tapi saya akan belajar lebih giat lagi
13 Saya tahu nilai ulangan saya jelek semata-mata karena saya kurang belajar
14 Jika terlalu banyak bermain, nilai saya selalu menurun
15 Saya akan belajar dengan giat dan berdoa agar nilai matematika saya meningkat karena saya tidak akan menjadi pintar dengan sendirinya
16 Saya lebih puas jika saya mengerjakan ulangan matematika saya sendiri, tanpa menyesali hasil nilai yang saya peroleh
17 Saat ulangan saya akan mengerjakan semampu saya untuk dapat mengetahui sejauh mana kemampuan saya dalam pelajaran matematika
18 Saya tidak meminta bantuan saat saya sedang mengerjakan ulangan ataupun menyontek karena hal itu tidak diperbolehkan.
19 Sebelum saya meminta bantuan dalam mempelajari matematika, saya selalu bertanya apakah kakak mempunyai cukup waktu untuk dapat membantu saya belajar atau tidak
20 Saya selalu bertanya tentang apa yang tidak saya ketahui agar saya mendapatkan jawaban yang saya butuhkan
21 Saya akan meminta bantuan kepada siapa saja yang mau dan mampu membantu saya dalam belajar matematika. Saya tidak meminta bantuan kepada anak kecil atau teman saya yang nilai matematikanya lebih jelek dari saya.
22 Saya tidak akan malu bertanya kepada teman saya karena saya ingin bisa seperti teman saya
ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING (PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF) DALAM BELAJAR MATEMATIKA
23 Saya lebih suka brtanya kepada teman saya yang lebih pandai dalam matematika
24 Jika sedang santai, saya mendekati teman saya dan meminta diajarkan matematika
25 Saya selalu meminta bantuan dengan cara yang sopan dan baik
26 Teman saya senang membantu saya untuk dapat memahami materi matematika yang sulit karena saya tahu bagaimana meminta bantuan dengan baik
27 Saya yakin ibu atau kakak saya menginginkan saya dapat mengembangkan kompetensi saya, karena itu saya merasa senang bertanya kepada mereka
28 Saya tidak pernah bermaksud menggantungkan tugas matematika saya kepada orang lain. Saya meminta bantuan saat saya benar-benar kesulitan mengerjakannya
29 Bagi saya malu bertanya sesat dijalan, karena itu saya tidak segan-segan bertanya jika mengalami kesulitan mengerjakan matematika
30 Saya tidak pernah malu bertanya. Jika saya benar-benar tidak bisa mengerjakan soal matematika, saya meminta bantuan agar saya dapat menyelesaikannya.
31 Saya tidak akan meminta bantuan siapapun ketika saya belum berusaha untuk mengerjakan tugas matematika saya sendiri
32 Terkadang saya sulit memahami soal matematika, karena itu saya bertanya kepada teman saya tentang maksud dari soal tersebut
33 Saat saya bingung menentukan apa yang akan saya cari dan saya kerjakan saat menemui soal matematika. Biasanya saya langsung bertanya kepada teman atau ibu guru.
34 Saya meminta untuk diajari membuat sebuah tabel, membuat sebuah diagram, menulis suatu persamaan, agar lebih mudah menyelesaikan soal matematika.
ANGKET PERILAKU ADAPTIVE HELP-SEEKING (PERILAKU MENCARI BANTUAN ADAPTIF) DALAM BELAJAR MATEMATIKA
Alternatif jawaban kategori Jawaban SB B CB S SS nilai
Bobot jawaban
1 2 3 4 5
Nilai = ���������������
�� �100
35 Saat mencoba mengerjakan soal matematika saya meminta agar setiap langkah
pengerjaan saya diteliti dan diarahkan
36 Ketika saya mendapatkan petunjuk penyelesaian, Saya akan menanyakan alasan mengapa menggunkan cara penyelesaian yang telah diajarkan
37 Selesai mengerjakan PR, saya meminta ibu atau kakak saya memeriksa kembali pekerjaan saya.
38 Meskipun saya yakin dengan pekerjaan saya, saya tetap ingin memastikan apakah pekerjaan saya sudah benar dengan menanyakan kepada ibu atau kakak saya
39 Saya selalu menanyakan kepada ibu saya apakah tugas matematika saya sudah benar atau belum
JUMLAH
Rentang nilai Kategori 84-100 Baik sekali 68-83 Baik 52-67 Sedang 36-51 Kurang 20-35 Jelek Sekali
1
Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Angket Perilaku Adaptive Help-Seeking
VARIABEL INDIKATOR DESKRIPTOR NOMOR
ITEM
1 2 3 4
Perilaku
Adaptive
Help-
Seeking
1. Tujuan belajar untuk
meningkatkan kemampuan
menyelesaikan masalah
secara independen
a. Tujuan belajar untuk
meningkatkan
kemampuan
menyelesaikan
masalah
b. Tujuan belajar untuk
mengembangkan sikap
independen
(kepercayaan diri)
1) Bertujuan agar dapat merumuskan
masalah dari situasi sehari-hari dan
matematik
2) Agar mampu menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai masalah (sejenis
atau masalah baru) dalam atau di luar
matematika
3) Agar mampu menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil sesuai
permasalahan asal
4) Agar dapat menyusun model matematika
dan menyelesaikannya untuk msalah nyata
5) Agar dapat menggunakan matematika
secara bermakna.
1) Keyakinan kemampuan diri mampu
secara sungguh akan apa yang
dilakukannya
2) Optimis. Berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang diri dan
kemampuannya.
3) Objektif (memandang permasalahan atau
sesuatu sesuai dengan kebenaran yang
semestinya).
4) Bersedia menanggung apa yang menjadi
konsekuensinya.
5) Rasional dan realistis. (analisis terhadap
1
2-4
5
6
7
8-9
10
11-12
13-14
15
2
2. Mencari bantuan hanya
ketika benar-benar
membutuhkan sebagai
bentuk regulasi diri (Self-
Regulation)
3. Mencari bantuan yang
berkaitan dengan proses
sesuatu masalah, sesuatu hal, dan suatu
kejadian dengan menggunakan pemikiran
yang dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan kenyataan)
1) Mengetahui kapan bantuan diperlukan
2) Mengetahui bahwa orang lain dapat
membantu
3) Mengetahui bagaimana mengajukan
pertanyaan agar benar-benar dapat
memperoleh jawaban yang dibutuhkan
4) Mengetahui siapa orang terbaik yang dapat
dimintai bantuan
5) Mengetahui bagaimana melaksanakan
permohonan meminta bantuan dengan
cara yang tepat
6) Mengetahui tujuan pribadi, kepercayaan
diri, dan perasaan yang terkait dengan
toleransi untuk mengatasi kesulitan tugas
7) Kesediaan untuk mengekspresikan diri
kepada orang lain saat butuh bantuan, dan
perasaan personal
1) Menanyakan bagaimana memahami masalah
2) Menanyakan bagaimana merencanakan
penyelesaian masalah
3) Meminta petunjuk tentang bagaimana
melaksanakan rencana penyelesaian masalah
4) Meminta untuk memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilakukan
18
19
20
21-23
24-27
28
29-31
32-33
34
35-36
37-39
3
Dari perhitungan validitas angket, diperoleh:
No Kriteria No Butir Angket Jumlah Persentase
1 Valid
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14,
15, 18, 19, 20, 21, 25, 28,
30, 33, 34, 35, 37
21 53,85%
2 Tidak valid
3, 4, 8, 11, 13, 16, 17, 22,
23, 24, 26, 27, 29, 31, 32,
36, 38, 39
18 46,15 %
Total 39 100%
Selanjutnya butir angket yang valid akan dihitung validitasnya kembali, sehingga
memperoleh angket yang semua butir aitemnya valid.
4
Reliability
Notes
Output Created 22-Nov-2011 06:16:22
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 20
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY /VARIABLES=b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 b10 b11 b12 b13 b14 b15 b16 b17 b18 b19 b20 b21 b22 b23 b24 b25 b26 b27 b28 b29 b30 b31 b32 b33 b34 b35 b36 b37 b38 b39 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR TUKEY /SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 0:00:00.063
Elapsed Time 0:00:00.140
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.921 .937 39
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
5
b1 4.15 .587 20
b2 4.20 .523 20
b3 3.00 .725 20
b4 4.05 1.191 20
b5 4.10 .718 20
b6 4.25 .550 20
b7 4.60 .681 20
b8 3.35 .875 20
b9 4.50 .688 20
b10 4.70 .571 20
b11 3.55 .826 20
b12 4.20 .616 20
b13 3.90 1.165 20
b14 4.20 .523 20
b15 4.15 .587 20
b16 3.55 .605 20
b17 3.45 .759 20
b18 4.10 .641 20
b19 4.20 .616 20
b20 4.20 .616 20
b21 4.35 .587 20
b22 3.05 .224 20
b23 3.55 1.050 20
b24 3.20 .616 20
b25 3.60 .821 20
b26 3.45 .605 20
b27 3.60 .754 20
b28 3.80 .951 20
b29 3.75 .967 20
b30 3.45 .759 20
b31 3.40 .821 20
b32 3.55 .826 20
b33 4.40 .821 20
b34 4.15 .587 20
b35 4.20 .616 20
b36 3.60 .995 20
b37 4.30 .657 20
6
b38 3.55 .945 20
b39 3.05 .224 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
b1 146.25 194.303 .921 . .915
b2 146.20 197.221 .832 . .916
b3 147.40 203.411 .280 . .921
b4 146.35 197.818 .313 . .922
b5 146.30 196.011 .656 . .917
b6 146.15 196.555 .834 . .916
b7 145.80 197.326 .624 . .917
b8 147.05 199.629 .377 . .920
b9 145.90 198.937 .531 . .918
b10 145.70 199.484 .615 . .918
b11 146.85 204.345 .199 . .922
b12 146.20 195.116 .828 . .915
b13 146.50 198.368 .305 . .922
b14 146.20 198.484 .744 . .917
b15 146.25 194.303 .921 . .915
b16 146.85 212.871 -.199 . .925
b17 146.95 200.892 .384 . .920
b18 146.30 196.011 .742 . .916
b19 146.20 196.379 .752 . .916
b20 146.20 196.379 .752 . .916
b21 146.05 197.208 .738 . .916
b22 147.35 208.134 .239 . .921
b23 146.85 200.239 .282 . .922
b24 147.20 202.905 .367 . .920
b25 146.80 195.537 .589 . .917
b26 146.95 203.629 .332 . .920
b27 146.80 208.905 .012 . .924
b28 146.60 200.042 .326 . .921
b29 146.65 197.397 .420 . .920
b30 146.95 195.208 .657 . .917
b31 147.00 208.947 .004 . .924
7
b32 146.85 203.818 .222 . .922
b33 146.00 194.421 .639 . .917
b34 146.25 194.303 .921 . .915
b35 146.20 194.484 .866 . .915
b36 146.80 199.011 .347 . .921
b37 146.10 193.779 .848 . .915
b38 146.85 201.503 .273 . .922
b39 147.35 208.134 .239 . .921
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
150.40 209.726 14.482 39
ANOVA with Friedman's Test and Tukey's Test for Nonadditivity
Sum of Squares df Mean Square
Friedman's
Chi-Square Sig
Between People 102.174 19 5.378
Within People Between Items 156.018 38 4.106 9.633 .000
R
e
s
i
d
u
a
l
Nonadditivity 8.890a 1 8.890 21.449 .000
Balance 298.836 721 .414
Total 307.726 722 .426
Total 463.744 760 .610
Total 565.918 779 .726
Grand Mean = 3.86
a. Tukey's estimate of power to which observations must be raised to achieve additivity = -1.543.
8
Reliability
Notes
Output Created 22-Nov-2011 06:27:18
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 20
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=b1 b2 b5 b6 b7 b9 b10 b12
b14 b15 b18 b19 b20 b21 b25 b28 b30 b33
b34 b35 b37
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
TUKEY
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 0:00:00.031
Elapsed Time 0:00:00.031
[DataSet0]
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse
matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES
9
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.965 .970 21
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
b1 4.15 .587 20
b2 4.20 .523 20
b5 4.10 .718 20
b6 4.25 .550 20
b7 4.60 .681 20
b9 4.50 .688 20
b10 4.70 .571 20
b12 4.20 .616 20
b14 4.20 .523 20
b15 4.15 .587 20
b18 4.10 .641 20
b19 4.20 .616 20
b20 4.20 .616 20
b21 4.35 .587 20
b25 3.60 .821 20
b28 3.80 .951 20
10
b30 3.45 .759 20
b33 4.40 .821 20
b34 4.15 .587 20
b35 4.20 .616 20
b37 4.30 .657 20
Inter-Item Correlation Matrix
b1 b2 b5 b6 b7 b9 b10 b12 b14 b15 b18 b19 b20 b21 b25 b28 b30 b33 b34 b35 b37
b1 1.000 .925 .711 .855 .685 .586 .612 .932 .754 1.000 .797 .786 .786 .756 .568 .528 .785 .633 1.000 .932 .832
b2 .925 1.000 .784 .732 .532 .439 .387 .850 .808 .925 .722 .686 .686 .788 .564 .508 .822 .539 .925 .850 .735
b5 .711 .784 1.000 .599 .409 .319 .334 .667 .644 .711 .549 .548 .548 .662 .518 .339 .685 .196 .711 .667 .491
b6 .855 .732 .599 1.000 .422 .487 .586 .777 .549 .855 .672 .622 .622 .693 .699 .402 .725 .466 .855 .777 .801
b7 .685 .532 .409 .422 1.000 .674 .894 .704 .532 .685 .579 .704 .704 .501 -.019 .033 .265 .678 .685 .578 .518
b9 .586 .439 .319 .487 .674 1.000 .669 .373 .439 .586 .358 .373 .497 .195 .093 -.161 .353 .745 .586 .497 .466
b10 .612 .387 .334 .586 .894 .669 1.000 .629 .387 .612 .518 .629 .629 .486 .067 -.116 .206 .606 .612 .479 .533
b12 .932 .850 .667 .777 .704 .373 .629 1.000 .686 .932 .747 .861 .722 .815 .479 .611 .698 .458 .932 .861 .755
b14 .754 .808 .644 .549 .532 .439 .387 .686 1.000 .754 .565 .850 .523 .617 .441 .402 .557 .539 .754 .686 .582
b15 1.000 .925 .711 .855 .685 .586 .612 .932 .754 1.000 .797 .786 .786 .756 .568 .528 .785 .633 1.000 .932 .832
b18 .797 .722 .549 .672 .579 .358 .518 .747 .565 .797 1.000 .614 .881 .462 .480 .380 .660 .520 .797 .747 .675
b19 .786 .686 .548 .622 .704 .373 .629 .861 .850 .786 .614 1.000 .583 .670 .375 .521 .473 .458 .786 .722 .625
b20 .786 .686 .548 .622 .704 .497 .629 .722 .523 .786 .881 .583 1.000 .524 .375 .252 .586 .667 .786 .722 .625
b21 .756 .788 .662 .693 .501 .195 .486 .815 .617 .756 .462 .670 .524 1.000 .524 .415 .573 .349 .756 .670 .669
b25 .568 .564 .518 .699 -.019 .093 .067 .479 .441 .568 .480 .375 .375 .524 1.000 .566 .726 .172 .568 .688 .722
b28 .528 .508 .339 .402 .033 -.161 -.116 .611 .402 .528 .380 .521 .252 .415 .566 1.000 .568 -.027 .528 .611 .438
b30 .785 .822 .685 .725 .265 .353 .206 .698 .557 .785 .660 .473 .586 .573 .726 .568 1.000 .372 .785 .811 .665
b33 .633 .539 .196 .466 .678 .745 .606 .458 .539 .633 .520 .458 .667 .349 .172 -.027 .372 1.000 .633 .562 .547
b34 1.000 .925 .711 .855 .685 .586 .612 .932 .754 1.000 .797 .786 .786 .756 .568 .528 .785 .633 1.000 .932 .832
b35 .932 .850 .667 .777 .578 .497 .479 .861 .686 .932 .747 .722 .722 .670 .688 .611 .811 .562 .932 1.000 .885
b37 .832 .735 .491 .801 .518 .466 .533 .755 .582 .832 .675 .625 .625 .669 .722 .438 .665 .547 .832 .885 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
b1 83.65 101.713 .987 . .961
11
b2 83.60 103.832 .904 . .962
b5 83.70 103.168 .690 . .964
b6 83.55 104.050 .837 . .963
b7 83.20 104.168 .656 . .964
b9 83.30 105.905 .520 . .966
b10 83.10 106.411 .595 . .965
b12 83.60 101.937 .920 . .962
b14 83.60 105.305 .761 . .963
b15 83.65 101.713 .987 . .961
b18 83.70 103.063 .790 . .963
b19 83.60 103.411 .795 . .963
b20 83.60 103.516 .787 . .963
b21 83.45 104.471 .744 . .963
b25 84.20 103.432 .578 . .966
b28 84.00 104.105 .450 . .969
b30 84.35 101.397 .770 . .963
b33 83.40 103.200 .592 . .966
b34 83.65 101.713 .987 . .961
b35 83.60 101.726 .938 . .961
b37 83.50 102.158 .840 . .962
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
87.80 113.747 10.665 21
ANOVA with Friedman's Test and Tukey's Test for Nonadditivity
Sum of
Squares df Mean Square Friedman's Chi-Square Sig
Between People 102.914 19 5.417
Within People Between
Items
33.548 20 1.677 8.879 .000
R
e
Nonadditivi
ty
.508a 1 .508 2.701 .101