pengaruh perbedaan umur panen terhadap …digilib.unila.ac.id/29924/3/skripsi tanpa bab...

45
PENGARUH PERBEDAAN UMUR PANEN TERHADAP PRODUKTIVITAS (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan batang) HIJAUAN Indigofera zollingeriana (Skripsi) Oleh IBNU KESUMA PRAYOGA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: buianh

Post on 21-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PERBEDAAN UMUR PANEN TERHADAP

PRODUKTIVITAS (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi

daun dan batang) HIJAUAN Indigofera zollingeriana

(Skripsi)

Oleh

IBNU KESUMA PRAYOGA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN UMUR PANEN TERHADAP

PRODUKTIVITAS (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi

daun dan batang) HIJAUAN Indigofera zollingeriana

Oleh

Ibnu Kesuma Prayoga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur panen

terhadap produktivitas (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun

dan batang) dan mengetahui umur panen dengan produktivitas hijauan Indigofera

zollingeriana yang optimal. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Agustus

2017 di Desa Purwodadi, Kabupaten Pringsewu, Lampung dan analisis proksimat

bahan kering di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan,

Universitas Lampung. Perlakuanya : umur panen pada 40 hari (P40), 55 hari

(P55), 70 hari (P70), dan 85 hari (P85). Rancangan dalam percobaan ini yaitu,

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Peubah pada penelitian ini yaitu, 1. produksi

segar; 2. produksi bahan kering pada daun, batang, dan keseluruhan; 3. proporsi

daun dan batang terhadap produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana. Data

dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 1% dan di uji lanjut

menggunakan Polinomial Orthogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perbedaan umur panen berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produktivitas

hijauan Indigofera zollingeriana. Pada rentang umur 40 sampai 85 hari terbentuk

persamaan sebagai berikut, produksi segar : ŷ(ton/ha) = 1,65 + 0,049x [40:85

hari]; produksi bahan kering pada daun : ŷ(ton/ha) = 0,030 + 0,003x [40:85 hari];

produksi bahan kering pada batang : ŷ(ton/ha) = 0,009 + 0,002x [40:85 hari];

produksi bahan kering pada keseluruhan : ŷ(ton/ha) = 0,038 + 0,005x [40:85 hari];

proporsi daun : ŷ(%) = 80,69 – 0,19x [40:85 hari]; dan proporsi batang : ŷ(%) =

19,31 + 0,19x [40:85 hari].

Kata kunci : umur panen, produksi segar, produksi bahan kering, proporsi daun

dan batang, hijauan Indigofera zollingeriana.

ABSTRACT

The Effect of Differences of Harvest Age on Productivity (fresh production,

dry matter production, proportion of leaves and stems) of Forage

Indigofera zollingeriana

By

Ibnu Kesuma Prayoga

This research aims to know the effect of harvest age differences on productivity

(fresh production, dry matter production, proportion of leaves and stems) and to

know the age of harvest with optimal productivity of forage Indigofera

zollingeriana. This research was conducted in May until August 2017 in

Purwodadi Village, Pringsewu District and the dry matter proximate analysis was

conducted at the Nutrition and Feeding Laboratory, Livestock Department,

Lampung University. It consisted of harvest age at 40 days (P40), 55 days (P55),

70 days (P70), and 85 days (P85). The design used in this experiment is,

Completely Randomized Design. The variables in this research are, 1. fresh

production; 2. dry matter production on leaves, stems, whole; 3. the proportion of

leaves and stems against fresh production of forages Indigofera zollingeriana.

The data obtained were analyzed by analysis of variance at 1% and then test using

Polynomial Orthogonal. The results showed that the difference of harvest age had

a very real effect (P<0,01) on productivity (fresh production, dry matter

production, proportion of leaves and stems) forage Indigofera zollingeriana. In

the 40 to 85 days age range, the following equations are made, fresh production :

ŷ(ton/ha) = 1,65 + 0,049x [40:85 days]; dry matter production on leaves: ŷ(ton/ha)

= 0,030 + 0,003x [40:85 days]; dry matter production on stems : ŷ(ton/ha) = 0,009

+ 0,002x [40:85 days]; dry matter production on whole : ŷ(ton/ha) = 0,038 +

0,005x [40:85 days]; the proportion of leaves : ŷ(%) = 80,69 – 0,19x [40:85 days];

and the proportion of stems : ŷ(%) = 19,31 + 0,19x [40:85 days].

Keywords : harvest age, fresh production, dry matter production, proportion of

leaves and stems, forage Indigofera zollingeriana.

PENGARUH PERBEDAAN UMUR PANEN TERHADAP

PRODUKTIVITAS (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi

daun dan batang) HIJAUAN Indigofera zollingeriana

Oleh

Ibnu Kesuma Prayoga

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Peternakan

Pada

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”

(Q.S. An-Nahl : 75)

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadamu ilmu yang

bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima”

(HR. Ibnu Majah : 925

“Tuntutlah ilmu, tetapi tidak melupakan ibadah, dan kerjakanlah ibadah, tetapi tidak melupakan ilmu”

(Hasan al-Bashri)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk

bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

(Q.S. Al-Baqarah : 216)

Kupersembahkan sebuah karya dengan penuh rasa syukur ini

Untuk Bapak dan Mamak tercinta, yang senantiasa memberi kasih sayang tulus,

mendoakan, dan memberi dukungan moral mau pun materi

semoga Rahmat Allah SWT selalu tercurah untuk kalian

Adik - adikku yang kubanggakan,

Dewi Farhati dan Zakiyah Maulidiyah

bagi motivasi dan kebahagiaan kalian

Keluarga Besar dan teman - temanku atas doa, kasih sayang, bantuan, dan

bimbingan kesuksesanku

Seluruh guru dan dosen atas segala ilmu berharga yang diajarkan dan

bimbingan yang diberikan bagi keberhasilan masa depanku, kuucapkan terima

kasih

Almamater kebanggaanku Universitas Lampung

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 01 Juni 1995, anak pertama dari tiga

bersaudara, anak dari pasangan Bapak Sudarno dan Ibu Mahmuda. Penulis

menyelesaikan pendidikan taman kanak--kanak di TK Satria Bandar Lampung

pada tahun 2001; sekolah dasar di SDN 1 Sukarame pada tahun 2007; sekolah

menengah pertama di SMPN 29 Bandar Lampung pada tahun 2010; sekolah

menengah kejuruan di SMTI Bandar Lampung pada tahun 2013. Pada tahun 2013

juga penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.

Selama masa studi penulis pernah menjadi Ketua Bidang Penelitian dan

Pengembangan Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET) periode 2015-

2016. Pada 2016 penulis terdaftar sebagai anggota Generasi Baru Indonesia

(GenBI). Selain itu, penulis memiliki pengalaman sebagai sekretaris pelaksana

Peternakan Explore Spectacular (PES) 2016.

Penulis melaksanakan Praktik Umum di PT. Elders Indonesia, Desa Terbanggi

Subing, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada

Juli--Agustus 2016 dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Depok

Rejo, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada Januari-

-Februari 2017.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH PERBEDAAN UMUR PANEN TERHADAP

PRODUKTIVITAS (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi

daun dan batang) HIJAUAN Indigofera zollingeriana”. Shalawat dan salam

penulis haturkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya

tercinta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S.--selaku Dekan Fakultas

Pertanian--yang telah mengesahkan skripsi ini;

2. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P.--selaku Ketua Jurusan Peternakan--yang telah

memberikan arahan, nasihat, dan dukungan dalam menyelesaikan

penyelesaian skripsi ini;

3. Ibu Dr. Ir. Farida Fathul, M.Sc.--selaku Pembimbing Utama--atas ilmu, ide

penelitian, arahan, bimbingan, dan nasihat serta motivasi yang telah

diberikan selama perkuliahan, penelitian hingga penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Liman, S.Pt., M.Si.--selaku Pembimbing Anggota--atas arahan, saran

serta motivasi yang selalu diberikan selama penelitian dan penyelesaian

skripsi ini;

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.--selaku Pembahas--atas bantuan,

petunjuk, dan saran yang diberikan selama penyelesaian skripsi ini;

6. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. dan Ir. Yusuf Widodo, M.P. (alm)--selaku

pembimbing akademik penulis--yang telah memberikan arahan, motivasi,

bimbingan, dan nasehat selama menjadi mahasiswa di Jurusan Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan;

8. Dinas Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Pringsewu, dan Gapoktan Desa

Purwodadi, Kecamatan Adiluwih serta mas udin yang telah memberikan izin

dan bantuan bagi kelancaran terlaksananya penelitian ini;

9. Bapak dan Mamak tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, cinta,

tenaga, doa, perhatian, dan motivasi dengan tulus ikhlas;

10. Adikku Dewi Farhati dan Zakiyah Maulidiyah yang telah memberikan

kecerian dan semangat;

11. Gengs PU Septianingrum, Tiara, wo Leni, dan Triwantoro atas doa,

keceriaan, bantuan, perhatian dan semangat serta motivasi yang telah

diberikan;

12. Anak solih Azhar, Farhana, Rianto, Henny, dan Sarah yang telah

memberikan kecerian, semangat, dan motivasi;

13. Bapak Haryanto dan Ibu Leni atas bantuan, doa, perhatian, dan kecerian

yang telah diberikan;

14. Bang Salam, Sekar, Fadhil, Elfrisa dan teman--teman lainnya tim KKN Desa

Depok Rejo, serta Induk semang Bapak Waryadi-sekeluarga atas kecerian,

semangat, dan doa yang telah diberikan;

15. Keluarga Besar Jurusan Peternakan angkatan 2013, yaitu Wahyu, Hery, Tio,

Luthfi, Aldi, Lukman, Agus, Kardi, Angga, Elvin, Taufik, Yan, Nanang,

Ridho, Widya, Pipit, Lara, Okti, Irma, Farah, Made, Tika, Jeje, Sinta,

Mayora, Tri, Semi, Ica, Silvia, Aje, Lubis, Elsa, Irene, St., Dhea, Elli, Erlina,

Semi, Robet, Shinta, Sofyan, Meidi, Zaqi, Panji, Rendi, Syamsu, Rangga,

Agung, Adri, Azis, Joyevan, Mamat, Nurdin, dan Amir yang telah

memberikan kesan mendalam selama penulis menjadi mahasiswa;

16. Kyai dan Atu alumni serta adik--adik mahasiswa Jurusan Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung atas bantuan, motivasi, dan

kecerian yang telah diberikan;

17. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi selama penulis

menyelesaikan masa perkuliahan hingga penelitian dan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 10 Januari 2018

Ibnu Kesuma Prayoga

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

C. Manfaat ......................................................................................... 3

D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 3

E. Hipotesis ...................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

A. Indigofera zollingeriana ............................................................. 7

B. Produktivitas Indigofera zollingeriana ...................................... 8

1. Produksi segar ....................................................................... 9

2. Produksi bahan kering ........................................................... 10

3. Proporsi daun dan batang ...................................................... 12

C. Umur panen ................................................................................ 13

D. Pemangkasan .............................................................................. 14

III. METODE PENELITIAN ............................................................ 16

A. Waktu dan Tempat .................................................................... 16

v

B. Bahan Penelitian ....................................................................... 16

C. Rancangan Penelitian ................................................................ 17

D. Peubah ....................................................................................... 17

E. Prosedur Penelitian .................................................................... 18

1. Pemetakan lahan dan pemangkasan awal ............................ 18

2. Pemanenan hijauan Indigofera zollingeriana ...................... 18

3. Pemisahan daun dan batang ................................................. 18

4. Analisis bahan kering .......................................................... 19

F. Analisis Data ............................................................................. 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22

A. Produksi Segar Hijauan Indigofera zollingeriana .................... 22

B. Produksi Bahan Kering Hijauan Indigofera zollingeriana ....... 25

C. Proporsi Daun dan Batang Hijauan Indigofera zollingeriana .. 31

1. Proporsi daun hijauan Indigofera zollingeriana ................ 31

2. Proporsi batang hijauan Indigofera zollingeriana ............... 33

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 37

A. Kesimpulan ................................................................................ 37

B. Saran ........................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 39

LAMPIRAN .......................................................................................... 43

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana ...................... 23

2. Rataan produksi bahan kering pada daun, batang, dan

keseluruhan hijauan Indigofera zollingeriana .......................... 26

3. Proporsi daun hijauan Indigofera zollingeriana ....................... 31

4. Proporsi batang hijauan Indigofera zollingeriana .................... 34

5. Produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana ...................... 44

6. Proporsi daun dan batang terhadap produksi segar hijauan

Indigofera zollingeriana ............................................................ 44

7. Perhitungan produksi bahan kering pada daun, batang, dan

keseluruhan hijauan Indigofera zollingeriana ........................... 45

8. Analisis ragam produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana 46

9. Analisis ragam produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana

sesuai dengan polinomial orthogonal ........................................ 46

10. Analisis ragam produksi bahan kering pada daun hijauan

Indigofera zollingeriana .......................................................... 47

11. Analisis ragam produksi bahan kering pada daun hijauan

Indigofera zollingeriana sesuai dengan polinomial orthogonal 47

12. Analisis ragam produksi bahan kering pada batang hijauan

Indigofera zollingeriana .......................................................... 48

13. Analisis ragam produksi bahan kering pada batang hijauan

Indigofera zollingeriana sesuai dengan polinomial orthogonal 48

14. Analisis ragam produksi bahan kering pada keseluruhan hijauan

Indigofera zollingeriana .......................................................... 49

15. Analisis ragam produksi bahan kering pada keseluruhan hijauan

Indigofera zollingeriana sesuai dengan polinomial orthogonal 49

16. Analisis ragam proporsi daun hijauan Indigofera zollingeriana ... 50

17. Analisis ragam proporsi daun hijauan Indigofera zollingeriana

sesuai dengan polinomial orthogonal .......................................... 50

18. Analisis ragam proporsi batang hijauan Indigofera zollingeriana 51

19. Analisis ragam proporsi batang hijauan Indigofera zollingeriana

sesuai dengan polinomial orthogonal ...................................... 51

DAFTAR GAMBAR

1. Hijauan Indigofera zollingeriana ............................................... 8

2. Morfologi hijauan Indigofera zollingeriana .............................. 11

3. Lay out penempatana masing-masing perlakuan ....................... 17

4. Kurva hubungan antara umur panen dan produksi segar

hijauan Indigofera zollingeriana ................................................ 25

5. Kurva hubungan antara umur panen dan produksi bahan kering

pada daun hijauan Indigofera zollingeriana .............................. 28

6. Kurva hubungan antara umur panen dan produksi bahan kering

pada batang hijauan Indigofera zollingeriana ........................... 29

7. Kurva hubungan antara umur panen dan produksi bahan kering

pada keseluruhan hijauan Indigofera zollingeriana ................... 30

8. Kurva hubungan antara umur panen dan proporsi daun hijauan

Indigofera zollingeriana ............................................................ 33

9. Kurva hubungan antara umur panen dan proporsi batang hijauan

Indigofera zollingeriana ............................................................ 35

10. Pemangkasan awal hijauan Indigofera zollingeriana ................ 52

11. Hijauan Indigofera zollingeriana berumur 40 hari

setelah pemangkasan awal ........................................................ 52

12. Hijauan Indigofera zollingeriana berumur 55 hari

setelah pemangkasan awal ......................................................... 53

13. Hijauan Indigofera zollingeriana berumur 70 hari

setelah pemangkasan awal ......................................................... 53

Gambar Halaman

14. Hijauan Indigofera zollingeriana berumur 85 hari

setelah pemangkasan awal ......................................................... 54

15. Proses pengeringan daun dan batang hijauan

Indigofera zollingeriana ............................................................ 54

16. Penimbangan hijauan Indigofera zollingeriana ........................ 55

17. Proses pengovenan sampel daun, batang, dan keseluruhan hijauan

Indigofera zollingeriana ........................................................... 55

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor pakan. Pakan adalah semua yang

bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Pakan yang

diberikan kepada ternak harus berkualitas. Pakan berkualitas mengandung protein

yang lebih tinggi daripada serat kasar.

Bahan sumber protein dalam pakan ternak umumnya didapat dari produk hewani

atau nabati impor yang relatif mahal. Saat ini telah banyak dilakukan upaya untuk

mengganti sumber protein hewani yaitu dengan penggunaan hijauan legum. Salah

satu jenis legum yang dapat digunakan adalah Indigofera.

Indigofera merupakan hijauan dari kelompok kacangan (Family fabaceae) dengan

genus Indigofera dan memiliki 700 spesies, salah satunya Indigofera

zollingeriana. Indigofera zollingeriana dapat digunakan sebagai hijauan pakan

ternak dan suplemen kualitas tinggi untuk ternak karena kandungan nutrisinya

yang tinggi. Leguminosa tropis Indigofera zollingeriana merupakan jenis hijauan

perdu yang belum banyak diekspos sebagai sumber pakan ternak. Hijauan ini

memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi lingkungan

yang beragam, seperti tanah masam dan tanah dengan salinitas tinggi, serta

2

toleran terhadap iklim kering yang panjang. Akbarillah et al. (2002) melaporkan

bahwa kandungan protein kasar maupun serat kasar Indigofera zollingeriana yaitu

berturut-turut 27,90% dan 15,25%.

Seperti halnya hijauan pakan lain, kualitas nutrisi Indigofera zollingeriana

dipengaruhi oleh produktivitas hijauan, seperti proporsi daun dan batang. Protein

di daun lebih banyak dibandingkan pada batang hijauan. Lamanya umur panen

membuat proporsi daun dan batang menjadi lebih kecil. Umur panen juga

mempengaruhi produktivitas lainnya seperti produksi segar dan bahan kering.

Prosea (1992) menyatakan bahwa hijauan pakan sebaiknya dipanen pada umur

40-45 hari saat musim penghujan dan umur 50-60 hari pada musim kemarau.

Pemanenan yang dilakukan lebih dari 60 hari akan menyebabkan penurunan

kandungan nutrisi karena batang hijauan semakin keras dan serat kasarnya tinggi.

Kandungan nutrisi yang rendah dikhawatirkan dapat mempengaruhi produktivitas

ternak. Pada umumnya ternak lebih cenderung mengkonsumsi daun daripada

batang hijauan.

Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya informasi mengenai produktivitas

(produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan batang) hijauan

Indigofera zollingeriana. Oleh karena itu penulis berkeinginan melakukan

penelitian untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur panen terhadap

produktivitas (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan

batang) hijauan Indigofera zollingeriana.

3

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,

1. mengetahui pengaruh perbedaan umur panen terhadap produktivitas (produksi

segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan batang) hijauan

Indigofera zollingeriana;

2. mengetahui umur panen dengan produktivitas (produksi segar, produksi bahan

kering, serta proporsi daun dan batang) hijauan Indigofera zollingeriana yang

optimal.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui bagaimana pengaruh

umur panen yang berbeda terhadap produktivitas (produksi segar, produksi bahan

kering, serta proporsi daun dan batang) hijauan Indigofera zollingeriana. Hasil

penelitian tersebut dapat menjadi informasi menyangkut umur panen dengan

produktivitas (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan

batang) hijauan Indigofera zollingeriana yang optimal.

D. Kerangka Pemikiran

Indigofera merupakan hijauan dari kelompok kacangan (Family fabaceae) dengan

genus Indigofera dan memiliki 700 spesies, salah satunya yaitu Indigofera

zollingeriana. Akbarillah et al. (2002) melaporkan bahwa kandungan protein

4

kasar Indigofera zollingeriana yaitu 27,90%, lebih tinggi jika dibandingkan

dengan legum lain seperti gamal. Menurut Deptan (2008) gamal memiliki

kandungan protein kasar sebesar 23,5%. Leguminosa tropis Indigofera

zollingeriana merupakan jenis hijauan perdu leguminosa yang belum banyak

diekspos sebagai sumber pakan ternak. Hijauan ini memiliki kemampuan

adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi lingkungan yang beragam, seperti

tanah masam dan tanah dengan salinitas tinggi serta toleran terhadap iklim kering

yang panjang.

Seperti halnya hijauan pakan lain, kualitas nutrisi Indigofera zollingeriana

dipengaruhi oleh produktivitas hijauan, seperti proporsi daun dan batang

(Ugherughe, 1986). Menurut Kharim et al. (1991) kandungan protein dan energi

hijauan paling banyak didapat pada daun, sedangkan serat kasar didapat pada

batang.

Proporsi daun dan batang hijauan dipengaruhi oleh umur (fase tumbuh) hijauan

(Nelson dan Moser, 1994). Menurut Kharim et al. (1991), dengan bertambahnya

umur hijauan membuat proporsi daun dan batang menjadi lebih kecil. Tarigan

(2009) melaporkan bahwa rataan proporsi daun dan batang Indigofera sp pada

umur panen 30 hari yaitu 2,61 (72,3% : 27,7%), umur panen 60 yaitu 1,71

(63,1% : 36,9%), sementara untuk umur 90 hari sebesar 0,66 (39,76% : 60,24%).

Umur hijauan juga mempengaruhi produktivitas lainnya seperti produksi segar.

Menurut Boschini (2002), pemotongan lebih awal akan menurunkan produksi

segar. Sitompul dan Guritno (1995) juga menyatakan bahwa produksi hijauan

segar akan diikuti dengan produksi bahan keringnya. Menurut Tarigan (2009)

5

rataan produksi bahan kering Indigofera sp dengan umur panen 30 hari yaitu

16,26 ton/ha/tahun, umur panen 60 hari 21,18 ton/ha/tahun, sementara umur

panen 90 hari yaitu sebesar 28,33 ton/ha/tahun.

Umur panen yang terlalu lama akan meningkatan kandungan serat kasar hijauan.

Prosea (1992) menyatakan bahwa hijauan sebaiknya dipanen pada umur 40--45

hari saat musim penghujan dan umur 50--60 hari pada musim kemarau.

Pemanenan yang dilakukan lebih dari 60 hari akan menyebabkan penurunan

kandungan nutrisi karena batang hijauan semakin keras dan serat kasarnya

tinggi. Kandungan nutrisi yang rendah dikhawatirkan dapat mempengaruhi

produktivitas ternak. Karena pada umunya ternak lebih cenderung

mengkonsumsi daun daripada batang.

Berdasarkan hal tersebut diperlukan upaya untuk tetap mempertahankan

produktivitas hijauan Indigofera zollingeriana dengan kualitas yang cukup baik.

Adanya informasi mengenai produktivitas (produksi segar, produksi bahan kering,

serta proporsi daun dan batang) hijauan Indigofera zollingeriana yang dipanen

dengan umur yang berbeda diharapkan dapat bermanfaat bagi peternak maupun

petani. Oleh karena itu penulis berkeinginan melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh perbedaan umur panen (40, 55, 70, dan 85 hari) terhadap

produktivitas (produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan

batang) hijauan Indigofera zollingeriana.

6

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah,

1. terdapat pengaruh umur panen terhadap produktivitas (produksi segar,

produksi bahan kering, serta proporsi daun dan batang) hijauan Indigofera

zollingeriana;

2. terdapat perlakuan dengan produktivitas (produksi segar, produksi bahan

kering, serta proporsi daun dan batang) hijauan Indigofera zollingeriana yang

optimal.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Indigofera zollingeriana

Indigofera merupakan hijauan dari kelompok kacangan (Family fabaceae) dengan

genus Indigofera dan memiliki 700 spesies yang tersebar di Benua Afrika, Asia,

Australia dan Amerika Utara. Indigofera dibawa ke Indonesia sekitar tahun 1900

oleh kolonial Eropa, serta terus berkembang secara luas (Tjelele, 2006). Spesies

Indigofera zollingeriana kemungkinan berasal dari daratan Asia, tetapi kini

tersebar di seluruh wilayah tropis lain seperti Indonesia, dengan tujuan untuk

konservasi hutan, hijauan pelindung, pembuatan tarum alami dan pupuk hijau

(green manure) pada lahan perkebunan (Wilson dan Rowe, 2008).

Klasifikasi hijauan Indigofera zollingeriana (Hassen et al., 2007) sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Family : Fabaceae

Subfamily : Leguminosainosae

Genus : Indigofera

Spesies : Indigofera zollingeriana

8

Hijauan Indigofera zollingeriana dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang

kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalsium. Hijauan Indigofera zollingeriana sangat

baik dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena mengandung protein kasar sebesar

27,97%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22%, dan fosfor 0,18% (Akbarillah et al.,

2002). Legum Indigofera zollingeriana memiliki kandungan protein yang tinggi,

toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas (Hassen

et al., 2007).

Gambar 1. Hijauan Indigofera zollingeriana

B. Produktivitas Indigofera zollingeriana

Ternak membutuhkan pakan berkualitas secara kontinyu, oleh karenanya

diperlukan bahan pakan yang memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup tinggi.

Bahan pakan didapat dari hasil olahan agroindustri maupun hijauan pakan.

Hijauan pakan yang akan digunakan perlu diketahui kualitas nutrisi dan

produktivitasnya. Kualitas dan produktivitas hijauan pakan dapat diketahui

9

dengan cara menghitung produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi

daun dan batang hijauan.

1. Produksi segar

Hijauan Indigofera memiliki produksi biomasa yang tinggi bila dibandingkan

dengan leguminosa pohon lain pada kondisi lingkungan yang sama. Menurut

Sirait et al. (2009), Indigofera zollingeriana dapat berproduksi secara optimum

pada umur delapan bulan dengan rata-rata produksi biomasa segar per pohon

sekitar 2,595 kg/panen dengan total produksi segar sekitar 52 ton/ha/tahun.

Produksi Indigofera sp secara nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh perlakuan tinggi

pemanenan. Semakin tinggi cakupan bagian hijauan yang dipanen makin semakin

besar produksinya. Rataan produksi Indigofera sp yang dipanen pada 50, 100,

dan 150 cm secara berturut-turut adalah 12,27: 16,01 dan 18,84 ton/ha/tahun.

Hal ini dapat dipahami karena semakin tinggi cakupan bagian yang dipanen maka

semakin banyak jumlah bagian hijauan yang dipanen (Tarigan, 2013).

Produksi Indigofera sp secara nyata (P<0,05) juga dipengaruhi jarak tanamam.

Semakin rapat jarak tanam maka semakin meningkat produksi Indigofera sp.

Rataan produksi Indigofera sp pada jarak tanam 1 x 0,5 m; 1 x 1m; 1 x 1,5 m

secara berturut-turut adalah 20,13: 14,44 dan 12,69 ton/ha/tahun. Terjadi

peningkatan produksi sejalan dengan semakin rapatnya jarak tanam. Hal ini dapat

dipahami karena semakin rapat jarak tanam semakin banyak jumlah hijauan

(Tarigan, 2013).

10

Hijauan pakan sangat bergantung pada tanah untuk kebutuhan unsur hara dan

mineral, tetapi faktor iklim (temperatur, kelembaban, curah hujan dan intensitas

cahaya) memiliki peranan sangat besar terhadap seluruh proses metabolisme

hijauan (Nahar & Gretzmacher 2002).

2. Produksi bahan kering

Mansyur et al. (2005) menyatakan bahwa peningkatan produksi segar hijauan

diiringi dengan peningkatan produksi kering. Elevitch dan Francis (2006) serta

Fuskhah et al. (2009) menambahkan bahwa umur pemotongan berpengaruh

terhadap produksi segar dan produksi kering suatu hijauan. Tarigan et al. (2010)

menjelaskan bahwa frekuensi pemotongan hijauan yang tinggi dapat

menurunkan produksi bahan kering sehingga dapat mempengaruhi produksi

hijauan, komposisi morfologis, komposisi nutrisi hijauan, dan kecernaan pakan.

Beever et al. (2000) menyatakan bahwa semakin tua umur hijauan maka

kandungan airnya lebih sedikit dan proporsi dinding sel lebih tinggi

dibandingkan dengan isi sel. Komponen dinding sel yang semakin tinggi

mengakibatkan kandungan bahan kering juga semakin tinggi. Rochiman et al.

(2000) menambahkan bahwa interval panen yang panjang memberikan produksi

kumulatif bahan kering lebih tinggi daripada interval panen yang pendek.

Menurut Siregar (1994) hijauan pakan ternak yang baru dipotong masih

mengandung air 70%--80%, sedangkan kandungan air yang baik adalah 65%--

75%. Umur pemanenan juga dapat mempengaruhi produksi bahan kering legum

pohon (Kharim et al., 1991). Tarigan (2009) melaporkan rataan produksi bahan

11

kering Indigo fera zollingeriana dengan umur panen 30 hari yaitu 16,26

ton/ha/tahun, umur panen 60 hari 21,18 ton/ha/tahun, sementara umur panen 90

hari yaitu sebesar 28,33 ton/ha/tahun.

3. Proporsi daun dan batang

Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis dan respirasi sehingga daun

mengandung lebih banyak protein dan lemak dibanding batang, yang secara tidak

langsung mencerminkan kualitas hijauan. Daun mengandung lebih banyak

protein dibandingkan batang sehingga dengan semakin berkurangnya

perbandingan daun dan batang akan menyebabkan turunnya kadar protein hijauan

(Tillman et al., 1991).

Shehu et al. (2001) menyatakan bahwa proporsi daun dan batang pada leguminosa

pohon sangat penting, karena merupakan organ metabolisme, serta merupakan

penentu kualitas leguminosa pohon. Semakin banyak jumlah daun, kualitas

leguminosa tersebut semakin baik. Daun merupakan bagian jaringan hijauan yang

memiliki kandungan nutrisi paling tinggi dibandingkan dengan batang atau

ranting.

Indigofera zollingeriana memiliki daun polifoliate atau majemuk (satu tangkai

daun terdiri atas beberapa helai) dan berbentuk lonjong memanjang. Jumlah helai

daun per tangkai bervariasi antara 11 hingga 21 daun (Sirait et al., 2012). Daun

majemuk dapat dibedakan atas ibu tangkai daun (potiolus communis) yaitu bagian

daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian--helaian daun yang

masing--masing dinamakan anak daun; tangkai anak daun (petiololus) yaitu

12

cabang--cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun; anak daun (foliolum)

yaitu bagian--bagian helaian daun; upih daun (vagina) yaitu bagian di bawah ibu

tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang (Anonimous, 2014).

Gambar 2. Morfologi hijauan Indigofera zollingeriana

Kharim et al. (1991) menyatakan bahwa bertambahnya usia hijauan

mengakibatkan perbandingan daun dengan batang semakin kecil. Kecilnya

proporsi daun dengan batang berpengaruh terhadap kandungan protein kasar dan

kandungan energi. Kandungan protein dan energi paling banyak didapat pada

daun dibanding dengan batang, apabila proporsi daun lebih besar dibandingkan

dengan batang maka jumlah protein dan energi pada hijauan semakin tinggi.

Tarigan (2009) melaporkan bahwa rataan proporsi daun dan batang Indigofera

zollingeriana pada umur panen 30 hari yaitu 2,61 (72,3% : 27,7%), umur panen

13

60 yaitu 1,71 (63,1% : 36,9%), sementara untuk umur 90 hari sebesar 0,66

(39,76% : 60,24%).

C. Umur panen

Umur panen mempengaruhi produktivitas hijauan. Peningkatan umur panen

disertai dengan peningkatan produksi daun, ranting, dan keseluruhan hijauan.

Peningkatan produksi segar tersebut terjadi karena hijauan dengan perlakuan

umur pemanenan yang lama akan memberikan kesempatan hijauan untuk tumbuh

dan berkembang. Harjadi (1989) menjelaskan bahwa hijauan akan terus

mengalami pembelahan sel, pemanjangan sel, dan diferensiasi sel pada saat fase

vegetatif sehingga terjadi peningkatan biomassa daun dan ranting.

Siregar et al. (1972), Horn et al. (1985), Sajimin dan Purwantari (2006)

menyatakan bahwa hijauan pakan yang dipanen pada umur yang lebih lama

mampu memproduksi hijauan lebih tinggi dan cadangan makanan untuk

pertumbuhan lebih banyak. Hijauan yang dipotong pada saat berbunga produksi

segarnya tidak akan maksimal. Aminudin (1990) juga menjelaskan bahwa umur

pemotongan hijauan pakan ternak sebaiknya dilakukan pada periode akhir masa

vegetatif atau menjelang berbunga untuk menjamin pertumbuhan kembali yang

optimal dan kandungan nutrisi yang tinggi. Winata et al. (2012) berpendapat

bahwa hijauan tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan

vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk

berbunga. Abdullah (2014) menyatakan, bahwa Indigofera mulai berbunga sejak

14

umur dua bulan setelah transplantasi, dimana masa transplantasi tersebut

memerlukan waktu 1--2 bulan.

Ella et al. (1991) menyatakan bahwa peningkatan umur hijauan diikuti dengan

peningkatan pada produksi dan proporsi ranting, serta penurunan proporsi

daunnya. Penurunan pada proporsi daun dan ranting akan berhubungan dengan

peningkatan kandungan dinding sel atau serat (Djuned et al., 2005). Mc. Illroy

(1972) menyatakan bahwa hijauan pakan yang memiliki daun yang lebih banyak

mempunyai kualitas pakan yang baik.

Prosea (1992) menyatakan bahwa hijauan sebaiknya dipanen pada umur 40--45

hari saat musim penghujan dan umur 50--60 hari pada musim kemarau.

Pemanenan yang dilakukan lebih dari 60 hari akan menyebabkan penurunan

kandungan nutrisi karena batang hijauan semakin keras dan serat kasarnya tinggi.

D. Pemangkasan

Pemangkasan (purining) adalah tindakan penghilangan beberapa bagian hijauan

seperti cabang atau ranting untuk mendapatkan bentuk tertentu sehingga dicapai

tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, serta

mempermudah pengendalian hama penyakit hingga mempermudah pemanenan

(Zulkarnain, 2009).

Teknik pemangkasan yang sering digunakan pada hijauan legum pohon yaitu

pemancungan. Pemancungan (heading back) menghilangkan sebagian pucuk atau

cabang, tetapi dipotong pada berbagai jarak dari ujung. Prosedur ini merangsang

15

tumbuhnya pucuk baru dari mata tunas di bawah potongan dan menekan

pertumbuhan terminal dari cabang yang bersangkutan (Zulkarnain, 2009).

Zamriyetti dan Rambe (2006) menambahkan bahwa pemangkasan pada fase

vegetatif dapat meningkatkan jumlah bakal tunas atau cabang primer pada

hijauan. Pemangkasan juga dapat memperbaiki kesehatan hijauan, pembungaan

terangsang, dan produksi meningkat (Barus dan Syukri, 2008).

16

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukan pada Mei sampai dengan Agustus 2017. Penelitian

dilaksanakan di Desa Purwodadi, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu,

Lampung. Analisis proksimat bahan kering dilakukan di Laboratorium Nutrisi

dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Universitas Lampung.

B. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu, hijauan Indigofera zollingeriana

yang telah dipanen sesuai umur dalam perlakuan pada penelitian (40, 55, 70, dan

85 hari). Peralatan yang digunakan pada pada penelitian yaitu: timbangan,

parang, alat ukur, baskom, alas jemur, karung, kantong kertas, kertas label, cawan

petri, penjepit, dan oven.

C. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan empat perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuanya

terdiri atas umur panen pada 40 hari (P40), umur panen pada 55 hari (P55), umur

17

panen pada 70 hari (P70), dan umur panen pada 85 hari (P85). Rancangan yang

digunakan dalam percobaan ini yaitu, Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Lay out penempatan masing-masing perlakuan terhadap hijauan Indigofera

zollingeriana dapat dilihat pada Gambar 3.

P40U3 P70U3 P55U3 P85U3

P55U1 P85U2 P85U1 P40U1

P55U2 P70U1 P40U2 P70U2

Gambar 3. Lay out penempatan masing-masing perlakuan

Keterangan : Jarak antar perlakuan ±1m.

D. Peubah

Peubah pada penelitian ini yaitu,

1. produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana;

2. produksi bahan kering pada daun, batang, dan keseluruhan hijauan Indigofera

zollingeriana;

3. proporsi daun dan batang terhadap produksi segar hijauan Indigofera

zollingeriana.

18

E. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu,

1. Pemetakan lahan dan pemangkasan awal

a. Memetakan lahan menggunakan tali rafia dengan luas sebesar 2x2m2;

b. pemangkasan awal dilakukan pada tanaman berumur ± 1,5 tahun secara

seragam, dan disisakan setinggi ± 80--90 cm di atas permukaan tanah.

2. Pemanenan hijauan Indigofera zollingeriana

a. Panen hijauan Indigofera zollingeriana dilakukan dengan meninggalkan sisa

tanaman setinggi ± 80--90 cm di atas permukaan tanah. Panen dilakukan pada

hari ke- 40, 55, 70, dan 85 setelah pemangkasan awal;

b. hasil panen ditimbang dan dicatat beratnya.

3. Pemisahan daun dan batang

a. Mempersiapkan sampel sebanyak ± 300 sampai 1000 gr hijauan Indigofera

zollingeriana dari hasil panen dan catat sebagai berat awal (A);

b. memisahkan antara daun dan batang hijauan Indigofera zollingeriana;

menimbang dan mencatat berat daun (B) dan berat batang (C) yang didapat;

c. menghitung persentase proporsi daun dengan rumus,

B – A

Proporsi daun (%) = x 100%

A

19

Keterangan :

A = berat sampel

B = berat daun

d. menghitung proporsi batang dengan rumus,

Proporsi batang (%) = 100% - proporsi daun (%)

4. Analisis bahan kering

Menurut Fathul (2017), analisis bahan kering terdiri dari beberapa tahap yaitu,

persiapan sampel

a. Menimbang bahan masing – masing ± 50 -- 700gr, kemudian dipotong

sepanjang ± 1 cm, timbang kembali bobotnya (A). Tuang potongan ke dalam

nampan;

b. menjemur di bawah sinar matahari selama ± 3 hari (tergantung adanya sinar

matahari) atau dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60ºC selama ± 4 hari.

Bahan tersebut sudah cukup dikeringkan apabila terasa kasat atau kering dan

jika diremas mudah patah atau hancur. Timbang bahan (B);

c. mengggiling bahan sampai halus. Masukan ke dalam kantong plastik dan beri

label, lalu aduk agar homogen;

d. menghitung banyaknya air yang terkandung dalam bahan segar sampai

menjadi tepung dengan cara berikut :

Kandungan air (gram) = A – B

Keterangan :

A = bobot bahan dalam keadaan segar (gram)

B = bobot bahan dalam keadaan kering udara (gram)

20

analisis laboratorium

a. Memanaskan cawan petri di dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam;

b. mendinginkan cawan tersebut di dalam desikator selama 15 menit;

c. menimbang cawan petri (A);

d. memasukkan ± 1 gr sampel analisis ke dalam cawan petri tersebut, kemudian

menimbang bobotnya (B);

e. memasukkan cawan petri yang sudah berisi sampel analisis ke dalam oven

dengan suhu 105oC minimal 6 jam;

f. mendinginkan di dalam desikator selama 15 menit;

g. menimbang cawan petri berisi sampel analisis (C);

h. menghitung kadar air dengan rumus :

(B – A) gram – (C – A)

KA (%) = x 100%

(B – A) gram

Keterangan:

KA = kadar air (%)

A = bobot cawan petri (gram)

B = bobot cawan petri berisi sampel analisis sebelum dipanaskan (gram)

C = bobot cawan petri berisi sampel analisis setelah dipanaskan (gram)

BK = 100% -- KA

Keterangan:

BK = kadar bahan kering (%)

KA = kadar air (%)

21

Perhitungan berdasarkan berat segar, yaitu :

(B + C) (gram)

KA (s) (%) = x 100%

A (gram)

Keterangan :

KA (s) = kadar air berdasarkan bahan segar (%)

A = bobot bahan segar (gram)

B = bobot air yang hilang selama proses pengeringan dengan sinar

matahari atau oven 60ºC selama 4 hari (gram)

C = bobot air yang hilang selama proses pengeringan di dalam oven

105ºC selama 6 jam atau 135ºC selama 2 jam (gram)

BK (s) = 100% - KA (s)

Keterangan :

BK (s) = kadar bahan kering berdasarkan bahan segar (%)

KA (s) = kadar air berdasarkan bahan segar (%)

F. Analisis Data

Data yang diperoleh telah dianalisis dengan analisis ragam pada taraf 1% dan

hasil yang sangat nyata diuji lanjut dengan Polinomial orthogonal untuk

mendapatkan umur panen dengan produktivitas (produksi segar, produksi bahan

kering, serta proporsi daun dan batang) Indigofera zollingeriana yang optimal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Perbedaan umur panen berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas

(produksi segar, produksi bahan kering, serta proporsi daun dan batang)

hijauan Indigofera zollingeriana;

2. pada rentang umur 40 sampai dengan 85 hari terbentuk beberapa persamaan

sebagai berikut, produksi segar hijauan Indigofera zollingeriana : ŷ(ton/ha) =

1,65 + 0,049x [40:85 hari]; produksi bahan kering pada daun hijauan

Indigofera zollingeriana : ŷ(ton/ha) = 0,030 + 0,003x [40:85 hari]; produksi

bahan kering pada batang hijauan Indigofera zollingeriana : ŷ(ton/ha) = 0,009

+ 0,002x [40:85 hari]; produksi bahan kering pada keseluruhan hijauan

Indigofera zollingeriana : ŷ(ton/ha) = 0,038 + 0,005x [40:85 hari]; rasio daun

hijauan Indigofera zollingeriana : ŷ(%) = 80,69 – 0,19x [40:85 hari]; rasio

batang hijauan Indigofera zollingeriana : ŷ(%) = 19,31 + 0,19x [40:85 hari].

38

B. Saran

Saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu, dilakukannya penelitian lanjutan

mengenai penggunaan hijauan Indigofera zollingeriana terhadap produktivitas

serta status faali suatu ternak.

39

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, L. 2014. Prospektif Agronomi dan Ekofisiologi Indigofera

zollingeriana sebagai Tanaman Penghasil Hijauan Pakan Berkualitas

Tinggi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Akbarillah, T. D., Kaharuddin, dan Kususiyah. 2002. Kajian Daun Tepung

Indigofera sebagai Suplemen Pakan Produksi dan Kualitas Telur. Dalam:

Laporan penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu

Aminudin, S. 1990. Beberapa Jenis dan Metode Pengawetan Hijauan Pakan

Ternak Tropik. Depdikbud Unsoed Purwokerto

Anonimous, 2014. Daun Tunggal dan Daun Majemuk. Diakses dari

http://nurul3108.blogspot.co.id/2014/03/daun-tunggal-dan-daun-

majemuk.html. Diakses pada 26 April 2016

Beever, D. E., N. Offer, and N. Gill. 2000. The Feeding Value of Grass and

Grass Products. Publish for British Grassland soc. By Beckwell

Science, London

Boschini, C. F. 2002. Nutritional Quality of Mulberry Cultivation for Ruminant

Feeding. FAO Animal Production and Health Paper, Roma. 147 : 173-182

Departemen Pertanian. (2008). Kebijakan Teknis Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan. Departemen Pertanian. Jakarta

Djuned, H., Mansyur, dan H. B. Wijayanti. 2005. Pengaruh Umur

Pemotongan Terhadap Kandungan Fraksi Serat Hijauan Murbei (Morus

indica L. Var. Kanva-2). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner

Ella, A., G. J. Blair, and W. W. Stur. 1991. Effect of Age of Forage Tree Legumes

at The First Cutting on Subsequent Production. Tropical Grasslands

volume 25. Indonesia

40

Fathul, F., 2017. Buku Penuntun Praktikum Penentuan Kualitas dan Kuantitas

Kandungan Zat Makanan Pakan. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian.

Universitas Lampung

Fuskhah, E., Karno, dan F. Kusmiyati. 2003. Efek Salinitas dan Pemberian Fosfor

terhadap Aktivitas Enzim Nitrogenase Nodul Akar Caliandra

Callothyrsus. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. ISSN. 0410-6320

Harjadi, S. S. 1989. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta

Hassen, A., N. F. G. Rethman, Van Niekerk, and T. J. Tjelele. 2007. Influence of

Season/year and Species on Chemical Composition and In Vitro

Digestibility of Five Indigofera accessions. J Anim Feed Sci Technol

136:312–322

Horn, P. M., D. W. Catchpoole, and A. Ella.1985. Cutting Management

of Tree and Shrubs Legumes. Forage in Southeast Asian and

South Pacific Agriculture

Kharim, A. B., E. R. Rhodes, and P. S. Savill. 1991. Effect of Cutting Interval on

Dry Matter Yield of Leucaena leucocephala (Lam) De Wit. J Agrofor Syst

16: 129– 137

Mansyur, H. Djuned, T. Dhalika, S. Hardjosoewignyo, dan L. Abdullah. 2005.

Pengaruh Interval Pemotongan dan Inveksi Gulma Chromolaena Odorata

Terhadap Produksi dan Kualitas Rumput Brachiaria Humidicola. Media

Peternakan Agustus

Mc Illroy, R. J. 1972. Introduction Tropical Pasture. Terjemahan: Pengantar

Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramitha. Jakarta

Nelson, C. J. and L. E. Moser. 1994. Plant Factors Affecting Forage Quality. in:

Forage Quality, Evaluation, and Utilization. G.C. Fahey, Jr., M. Collins,

D.R. Mertens, And L.E. Moser (Eds.) American Society Of Agronomy,

Crop Science Society Of America, Soil Science Society Of America.

Pp.115-154

Prosea. 1992. Plant Resources of South-East Asian. No 4 Forages. L’tMannetje

and R.M. Jones (Eds.). Prosea Foundation. Bogor

Reksohadiprojo. 1985. Produksi Hijauan Ternak. BPFE. Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta

Rochiman K., S. Harjosoewignyo, dan A. Surkati. 2000. Pengaruh Pupuk

Kandang, Urea, dan Interval Pemotongan Terhadap Produksi serta

Ketahanan Stylosanthes guyanensis. Bul. Agr. Vol XIV No. 2

41

Sajimin dan N. D. Purwantari. 2006. Produksi Beberapa Jenis Hijauan

Leguminosa Pohon untuk Pakan Ternak. Balai Penelitian Ternak. Bogor

Shehu, Y., W. S. Alhassan, and C. S. J. Phillips. 2001. Yield And

Chemicalcomposition Response Of Lablab Purpureus To Nitrogen,

Phosphorous And Potassium Fertilizer. J. Trop. Grassl. 35: 180-185

Siregar, S. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta

Siregar, M. E., dan A. Djanegara. 1972. Pengaruh Tingkat Pemupukan tsp

Terhadap Produksi Segar Rumput Setaria sphacelata, brachiaria

brizantha dan digitaria decumbens. Buletin L.P.P. Bogor. No 11: 1-7

Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta

Sopandie, D. 2013. Fisiologi Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Abiotik pada

Agroekosistem Tropika. IPB Press. Bogor

Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu

Pendekatan Biometrik. Penerjemah: Sumantri B. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Terjemahan dari: Principles and Procedures of Statistics

Tarigan, A. 2009. Produktivitas dan Pemanfaatan Indigofera sp sebagai Pakan

Ternak Kambing pada Interval dan Intensitas Pemotongan yang berbeda.

Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Tarigan, A., L. Abdullah, S. P. Ginting, dan I. G. Permana. 2010. Produksi dan

Komposisi Nutrisi serta Kecernaan in Vitro Indigofera sp pada Interval

dan Tinggi Pemotongan Berbeda. JITV.15:188-195

Tarigan, A., J. Sirait, S. P. Ginting. 2013. Produksi dan Komposisi Nutrisi

Indigofera sp. pada Intensitas Pemotongan dan Jarak Tanam yang Berbeda

di Dataran Tinggi dengan Curah Hujan Sedang. Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner 2013

Tillman, A. D, H. Hartadi, dan S. Reksohadiprodjo. 1989. Ilmu Makanan Ternak

Dasar. Gadjah Mada University press. Lokakarya Nasional Usaha Ternak

Kerbau 2007. Yogyakarta

Tjelele, T. J., 2006. Dry Matter Production, Intake and Nutritive Value of Certain

Indigofera Spesies [Tesis]. M.Inst. Agrar. University of Pretoria. Pretoria

Ugherughe, P. O. 1986. Relationship Between Digestibility of Bromus Inermis

Plat Parts. J. Agro. Crop. Sci. 157: 136-143

Whitehead, D. C. 2000. Nutrient Element in Grassland: Soil, Plant, Animal

Relationship. Wallingford. CAB International Publishing. p. 367

42

Wilson, P. G., R. Rowe. 2008. A Revision of The Indigofereae (Fabaceae) in

Australia. 2. Indigofera Species With Trifoliolate And Alternately Pinnate

Leaves. TELOPEA J Plant Syst. 12:293-307

Winata, N.A.S.H., Karno, dan Sutarno. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Hijauan

Gamal (Glirisidia sepium) dengan Berbagai Dosis Pupuk Organik. Animal

Agriculture Journal, Vol.1. No.1, 2012

Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta