pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap …repository.helvetia.ac.id/2548/8/putri liani...

Download PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2548/8/PUTRI LIANI MUMTAZ... · iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

If you can't read please download the document

Upload: others

Post on 21-Sep-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN

    TERHADAP ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT,

    LEMAK, PROTEIN) PADA SISWA KELAS V SD

    NEGERI 18 BIREUEN

    SKRIPSI

    Oleh :

    PUTRI LIANI MUMTAZ

    1702032010

    PROGRAM STUDI S1 GIZI

    FAKULTAS KE SEHATAN MASYARAKAT

    INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

    MEDAN

    2019

  • PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN

    TERHADAP ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT,

    LEMAK, PROTEIN) PADA SISWA KELAS V SD

    NEGERI 18 BIREUEN

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana Gizi (S.Gz)

    Pada Program Studi S1 Gizi fakultas Kesehatan Masyarakat

    Institut Kesehatan Helvetia

    Oleh :

    PUTRI LIANI MUMTAZ

    1702032010

    PROGRAM STUDI S1 GIZI

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

    MEDAN

    2019

  • Telah diuji pada tanggal : 23 Juli 2019

    PANITIA PENGUJI SKRIPSI

    Ketua : Wanda Lestari, STP, M.Gizi

    Anggota : 1. Irfan Said, SKM, M.Kes

    2. Yulita, SKM., MPH

  • i

    ABSTRAK

    PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN TERHADAP

    ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN)

    PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

    18 BIREUEN

    PUTRI LIANI MUMTAZ

    1702032010

    Pola konsumsi anak menentukan kebiasaan makan saat dewasa dan yang

    perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan sarapan pagi. Sarapan adalah kegiatan

    makan pada pagi hari yang dilakukan sebelum berangkat berakatifitas dengan

    makanan yang mencakup zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Untuk

    anak-anak yang masih sekolah, sarapan merupakan sumber energi untuk kegiatan

    aktivitas dan belajar di sekolah.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi

    tentang sarapan terhadap asupan zat gizi makro dan adanya peningkatan jumlah

    sarapan dengan desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental

    dengan rancangan one group pre test dan post test design untuk mengetahui

    adanya pengaruh sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan

    penyuluhan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 18 Bireuen dengan sampel

    penelitian sebanyak 50 orang dibagikan dalam dua kelompok perlakuan. Teknik

    pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode total

    sampling.

    Hasil penelitian yang diperoleh adalah penyuluhan sarapan pagi

    berpengaruh terhadap asupan karbohidrat dengan nilai p (0,000) < 0,05.

    penyuluhan sarapan pagi berpengaruh terhadap asupan lemak dengan nilai p

    (0,000) < 0,05. penyuluhan sarapan pagi berpengaruh terhadap asupan protein

    dengan nilai p (0,002) < 0,05.

    Disarankan supaya dapat membiasakan diri untuk sarapan pagi baik di

    rumah maupun, membawa bekal makanan ke sekolah. Dan memberikan

    penyuluhan tentang sarapan pagi secara berkesinambungan melalui program gizi

    lainnya.

    Kata Kunci : Sarapan Pagi, Karbohidrat, Lemak, Protein

  • ii

    ABSTRACT

    THE EFFECT OF NUTRITION RELEASE ON BREAKFAST ON THE

    INTELLECT OF MACRO NUTRITION (CARBOHYDRATES,

    FATS, PROTEIN) IN VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS

    OF SD STATE18 BIREUEN

    PUTRI LIANI MUMTAZ

    1702032010

    The pattern of consumption of children determines eating habits as

    adults and what needs attention is the breakfast habit. Breakfast is a meal activity

    in the morning which is done before leaving beritasatif with food that includes

    energy substances, building substances, and regulating substances. For children

    who are still in school, breakfast is an energy source for activities and learning at

    school.

    The purpose of this study was to determine the effect of nutritional

    counseling on breakfast on macro nutrient intake and an increase in the amount

    of breakfast with the research design used was Experimental Quasy with the

    design of one group pre test and post test design to determine the influence before

    counseling and after counseling . This research was conducted at SD Negeri 18

    Bireuen with a sample of 50 people distributed in two treatment groups. The

    sampling technique in this study is using the total sampling method.

    The results of the study were that breakfast counseling had an effect on

    carbohydrate intake with a value of p (0,000)

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

    Anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

    yang berjudul

    PAGI TERHADAP ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT,

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    mendapatkan gelar Sarjana Gizi (S.Gz) pada Program Studi S1 Gizi Institut

    Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini tidak dapat

    diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan

    sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada :

    1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc.,M.Kes., selaku Pembina Yayasan

    Helvetia Medan.

    2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia

    Medan

    3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.

    4. Dr. Asriwati, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

    5. Wanda Lestari, STP, M.Gizi, selaku Ketua Program Studi S1 Gizi Institut

    Kesehatan Helvetia, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi selama

    penyusunan Skripsi ini.

    6. Irfan Said, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis

    selama penyusunan Skripsi ini.

    7. Yulita, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya

    untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan

    skripsi ini.

  • iv

    8. Seluruh Dosen Program Studi S1 Gizi yang telah mendidik dan mengajarkan

    berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

    9. Romanidar, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 18 Bireuen

    10. Teristimewa kepada Ayah dan Mamak serta adik yang selalu memberikan

    pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu

    memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

    Oleh karena itu, peneliti menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Skripsi

    ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas segala

    kebaikan yang telah diberikan.

    Medan, Juli 2019

    Penulis,

    Putri Liani Mumtaz

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. Data Pribadi

    Nama : Putri Liani Mumtaz

    Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 28 Juni 1995

    Status : Belum Menikah

    Alamat : Dusun Balee Aron, Kota Juang Bireuen

    Agama : Islam

    Nama Ayah : Murdani

    Nama Ibu : Muliawati

    Anak : Ke-1 dari 5 bersaudara

    II. Riwayat Pendidikan

    Tahun 2000-2006 : SD Negeri 4 Bireuen

    Tahun 2007-2009 : SMP Negeri 1 Bireuen

    Tahun 2010-2013 : SMA Negeri 1 Bireuen

    Tahun 2013-2016 : Poltekkes Kemenkes Aceh Jurusan Gizi

    Tahun 2017-2019 : Institut Kesehatan Helvetia Medan

    S1 Gizi

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    LEMBAR PA NITIA PENGUJI

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

    ABSTRACT ................................................................................................ i

    ABSTRAK ................................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v

    DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 4

    1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 4

    1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 5

    1.5 Keaslian Penelitian ......................................................... 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 9

    2.1. Telaah Pustaka ................................................................ 9

    2.1.1 Pengertian Penyuluhan .......................................... 9

    2.1.2 Sarapan Pagi .......................................................... 12

    2.1.3 Asupan Zat Gizi Makro ......................................... 16

    2.2. Kerangka Teori ............................................................... 21

    2.3 Kerangka Konsep ............................................................ 21

    2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................ 22

    BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 23

    3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ..................... 23

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 23

    3.3.1 Tempat Penelitian .................................................. 23

    3.32 Waktu Penelitian ................................................... 23

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 23

    3.3.1 Populasi .................................................................. 23

    3.3.2 Sampel ................................................................... 24

  • vii

    3.4 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ................. 24

    3.4.1 Definisi Operasional .............................................. 24

    3.4.2 Aspek Pengukuran ................................................. 25

    3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................... 25

    3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................. 25

    3.7 Metode Pengolahan Data .......................................................... 26

    3.8 Analisa Data ................................................................................ 26

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 27

    4.1. Gambar Umum Lokasi Penelitian................................... 27

    4.2 Gambar Umum Sampel .................................................. 27

    4.3 Hasil Penelitian ............................................................... 28

    4.4 Pembahasan .................................................................... 34

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 37

    5.1. Kesimpulan ..................................................................... 37

    5.2 Saran ............................................................................... 37

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 6

    Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi di Indonesia ..................................... 9

    Tabel 2.2 Kecukupan Asupan Gizi ........................................................ 20

    Tabel 3.1 Aspek Pengukuran ................................................................. 25

    Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur rata-rata Siswa di

    Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen Tahun 2019 ..................... 28

    Tabel 4.2 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan media infocus .............. 29

    Tabel 4.3 Distribusi asupan lemak sebelum dan sesudah diberikan

    penyuluhan menggunakan media infocus .............................. 29

    Tabel 4.4 Distribusi asupan protein sebelum dan sesudah diberikan

    penyuluhan menggunakan media infocus .............................. 30

    Tabel 4.5 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan media flipchart ............ 30

    Tabel 4.6 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan media flipchart ............ 31

    Tabel 4.7 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan media flipchart ............ 31

    Tabel 4.8 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan media

    infocus dengan flipchart terhadap asupan karbohidrat .......... 32

    Tabel 4.9 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan media

    infocus dengan flipchart terhadap asupan lemak ................... 32

    Tabel 4.10 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan media

    infocus dengan flipchart terhadap asupan protein ................. 33

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 21

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................... 21

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Food Recall

    Lampiran 2 : Master Tabel

    Lampiran 3 : Output Hasil Penelitian

    Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Perbaikan Proposal

    Lampiran 5 : Lembar Bimbingan Skripsi

    Lampiran 6 : Permohonan Survei Awal

    Lampiran 7 : Izin Melakukan Survei Awal

    Lampiran 8 : Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran 9 : Surat Balasan Ijin Penelitian

    Lampiran 10 : Surat Seelsai Penelitian

    Lampiran 11 : Dokumentasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi

    penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukkan oleh kuallitas anak-

    anak. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak

    dini, sistematis dan berkesinambungan. Salah satu indikator kualitas sumber daya

    manusia adalah keadaan gizi yang baik, dimana kebutuhan dasar dapat tercukupi

    baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu upaya memenuhi

    kuantitas kecukupan gizi adalah dengan membiasakan sarapan pagi (1).

    Pola konsumsi anak menentukan kebiasaan makan saat dewasa dan yang

    perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan sarapan pagi. Sarapan adalah kegiatan

    makan pada pagi hari yang dilakukan sebelum berangkat berakatifitas dengan

    makanan yang mencakup zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Untuk

    anak-anak yang masih sekolah, sarapan merupakan sumber energi untuk kegiatan

    aktivitas dan belajar di sekolah. Sarapan pagi akan mengisi cadangan energi

    selama kegiatan belajar yang berlangsung sekitar 8-10 jam dan akan diisi kembali

    pada saat makan siang. Hal tersebut berhubungan dengan kadar glukosa di dalam

    darah dan kerja otak terutama konsentrasi belajar pada pagi hari. Melewatkan

    sarapan berdampak pada penurunan konsentrasi belajar yang ditandai dengan rasa

    malas, lemas, lesu, pusing, dan mengantuk hingga penurunan prestasi belajar anak

    serta berdampak pada tekanan darah rendah dan anemia. Glukosa yang terdapat

    dalam sarapan berperan dalam mekanisme daya ingat (kognitif) seseorang,

    meskipun tidak secara langsung mempengaruhi tingkat kecerdasan (2).

    Berdasarkan WHO (World Health Organization) Tahun 2014,

    menemukan sarapan dilewatkan oleh sekitar 10,30 %. Sedangkan sarapan yang

    memenuhi kriteria gizi adalah sarapan yang menyuplai karbohidrat (55-65%),

    protein (12-15%), lemak (24-30%). Jumlah energi yang harus terpenuhi dalam

    sarapan yaitu sekitar 370-555 kkal dan protein sekitar 9,8-14,7 gram. Sarapan

    memberi modal energi pada untuk beraktivitas sepanjang hari. Selain memberi

  • 2

    energi pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting

    yaitu meningkatkan konsentrasi yang fokus dan fisik yang prima sebagai

    penunjang karir yang kita lakoni (3).

    Berdasarkan survey di Asia Pasifik mengungkapkan, meski kebanyakan

    responden memahami pentingnya sarapan untuk meningkatkan kebugaran dan

    menjaga asupan gizi, masih banyak yang mempunyai kendala dalam

    mengonsumsi sarapan setiap hari, 52% masih menjadi kendala dalam keterbatasan

    waktu untuk sarapan pagi, jarang merasa lapar di pagi hari 32%, serta menyantap

    sarapan membutuhkan terlalu banyak persiapan 16%. Pada akhirnya sarapan biasa

    dilewatkan sejumlah responden di Asia dikarenakan kendala tersebut (4).

    Hasil penelitian Nasional Berbasis Masyarakat Tahun 2015

    menggambarkan bahwa persentase anak sekolah yang tidak pernah dan hampir

    tidak pernah sarapan adalah sekitar 10%, dimana angka persentasenya sedikit

    lebih tinggi pada perempuan (11,27%) dibandingkan pada laki-laki (8,22%) (5).

    Di Indonesia, data hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian

    Kesehatan RI Tahun 2013 menunjukkan Data juga menunjukkan, akibat tidak

    sarapan sebanyak 45,5% anak Indonesia tidak terpenuhi energinya, dan

    mengalami masalah defisiensi gizi mikro, seperti vitamin dan mineral. Sedangkan

    23% anak hanya sarapan dengan karbohidrat dan minum, serta 44,6% sarapan

    namun berkualitas rendah (6).

    Hasil penelitian di Aceh dimenunjukkan bahwa secara umum lebih dari

    sebagian responden (57,7%) mempunyai kebiasaan makan pagi dalam kategori

    kurang baik. Secara khusus, menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden

    (51.4%) yang mempunyai kebiasaan makan pagi dalam kategori kurang baik (7).

    Berdasarkan hasil dari data survei awal pada Sekolah SD Negeri 18

    Bireuen menunjukkan bahwa, sering terjadi masalah pada Siswa di sekolah

    tersebut yang mengalami mual, pusing, sakit perut dikarenakan tidak sarapan

    pagi, dan terlambat waktu untuk sarapan. Dari keseluruhan Siswa yang

    mengalami kejadian pada siswa tersebut 48%. Salah satunya Siswa kelas V yang

    paling mengalami mual, muntah, pusing karena tidak sarapan pagi pada saat

    upacara berlangsung atau ketika proses belajar.

  • 3

    Sumber energi awal setiap orang harus memulai hari mereka dengan

    cukup energi sebagai modal untuk melakukan aktivitas, dimana pagi hari adalah

    start awal. Energi yang kita butuhkan tentunya berasal dari makanan apalagi

    setelah berjam-jam tidak ada asupan sama sekali. Masih banyak anak yang tidak

    melakukan sarapan pagi, mereka lebih memilih mengkonsumsi makanan jajanan

    di luar rumah atau di sekolah yang kualitas gizinya tidak terjamin. Makanan

    jajanan diluar seringkali tidak memperhatikan mutu gizi, kebersihan, dan

    keamanan pangan. Tidak sedikit masalah yang timbul akibat orang tua kurang

    peduli terhadap makanan yang dikonsumsi anak di sekolah. Makanan yang tidak

    aman dan tidak bergizi menimbulkan penyakit, seperti diare bahkan kanker dan

    dapat mengakibatkan tidak tercapainya angka kecukupan gizi (8).

    Proporsi zat gizi makro anak sekolah yang dianjurkan sehari menurut

    Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) meliputi karbohidrat 50-60%, lemak

    sekitar 25%, dan protein sekitar 15%. Proporsi tersebut sudah mencakup sarapan.

    Makan pagi menyumbang energi sekitar 25% sedangkan kebutuhan gizi sehari,

    jumiah yang tergolong signifikan. Kebiasaan sarapan adalah salah satu pola hidup

    sehat bergizi seimbang untuk anak sekolah, Namun, banyak anak yang tidak

    makan pagi (9).

    Sarapan pagi merupakan makanan yang berpengaruh untuk perkembangan

    otak. Dimana otak butuh nutrisi dan oksigen makanan akan dicerna ditubuh

    disampaikan keseluruh tubuh, sel, jaringan yang ada, dan saraf. Proses berpikir

    membutuhkan kerja dari saraf yang melibatkan sel dan jaringan yang

    membutuhkan nutrisi. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa sarapan

    berhubungan erat dengan kecerdasan mental. Sehingga memberikan nilai positif

    terhadap aktivitas otak, menjadi lebih cerdas, peka dan mudah konsentrasi.

    Sebuah survei membuktikan anak dan remaja yang sarapan dengan yang kaya

    karbohidrat akan lebih bersemangat, mampu mencurahkan perhatian pada

    pelajaran, ceria, kooperatif dan gampang berteman (2).

    Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran seseorang yaitu dengan

    cara memberikan pendidikan gizi sedini mungkin. Pendidikan gizi ini dapat

    diberikan melalui penyuluhan, pemberian poster, leaflet atau booklet pada anak

  • 4

    sekolah. Pendidikan dapat meningkatkan pemahaman dan kesaadaran seseorang,

    dengan adanya peningkatan kesadaran maka diharapkan akan terjadi perubahan

    yang lebih baik terhadap gizi dan kesehatan.

    Penyuluhan gizi dapat meningkatkan kesadaaran dan kebiasaan sarapan

    pagi seseorang, diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang telah baik

    terhadap gizi dan kesehatan sehingga asupan anak menjadi baik. Program

    pendidikan gizi dan kesehatan pada anak sekolah merupkan salah satu cara untuk

    menerapkan intervensi kesehatan global secara sederhana dan efektif untuk

    memperoleh pendidikan yang lebih luas (10).

    Di Aceh sendiri Literature yang ada sangat sedikit membahas mengenai

    kebiasaan makan pagi anak sekolah, terutama terkait dengan pengaruh

    penyuluhan tentang sarapan pagi terhadap asupan gizi makro. Oleh karena itu,

    penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pengaruh penyuluhan tentang

    sarapan pagi terhadap asupan gizi makro di Bireuen (7)

    Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Sarapan terhadap

    Asupan Gizi Makro pada Siswa Kelas V SD Negeri 18 Bireuen.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

    penelitian adalah apakah ada Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Sarapan

    Terhadap Asupan Zat Gizi Makro dan Adanya Peningkatan Jumlah Sarapan pada

    Siswa Kelas V SD N 18 Bireuen.

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Adapun tujuan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi

    tentang sarapan terhadap asupan zat gizi makro dan adanya peningkatan

    jumlah sarapan pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.

  • 5

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap

    asupan karbohidrat pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.

    b. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap

    asupan protein pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.

    c. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap

    asupan lemak pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    a) Bagi Institut Kesehatan Helvetia

    Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa Institut Kesehatan

    Helvetia khususnya mahasiswa program studi Gizi dalam memperkaya

    khasanah ilmu pengetahuan tentang pentingnya sarapan bagi asupan sehari

    hari.

    b) Bagi Peneliti

    Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penerapan ilmu

    yang diperoleh sewaktu mengikuti perkuliahan khususnya tentang pentingnya

    sarapan.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1) Bagi Masyarakat

    Untuk menambah informasi kepada masyarakat tentang pentingnya sarapan

    bagi masyarakat.

    2) Bagi SD Negeri 18 Bireuen

    Sebagai masukan bagi SD Negeri 18 Bireuen untuk meningkatkan promosi

    kesehatan tentang pentingnya sarapan dan peningkatan sarana dan prasarana

    dalam penanganan kekurangan asupan zat gizi makro

  • 6

    3) Bagi Peneliti Selanjutnya.

    Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan bahan

    perbandingan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang

    pengaruh penyuluhan sarapan terhadap asupan zat gizi makro.

    1.5 Keaslian Penelitian

    Berdasarkan literatur yang ada, penelitian ini belum pernah dilakukan

    sebelumnya. Penelitian yang sudah pernah dilakukan tersaji pada tabel di bawah

    ini.

    Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya

    Nama

    Peneliti

    Tujuan

    Penelitian

    Rancangan

    Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan

    R, Jayanti

    (2018)(11)

    Untuk

    mengetahui

    Pengaruh

    penyuluhan

    tentang

    pentingnya

    sarapan pagi

    terhadap

    pengetahuan dan

    sikap anak

    sekolah SDN 02

    Baruga Kota

    Kendari.

    Quasy

    eksperimental

    dengan

    rancangan

    one group pre

    test dan post

    test design

    adanya

    pengaruh

    pengetahuan

    sebelum dan

    setelah

    penyuluhan

    yang dapat

    disimpulkan

    bahwa ada

    pengaruh sikap

    sebelum dan

    setelah

    penyuluhan.

    Tujuan

    penelitian

    1. Pengambilan sampel

    2. Variabel penelitian

    R, Nindrea

    (2017)(2)

    Untuk

    mengetahui

    pengaruh

    konseling gizi

    terhadap

    perubahan

    perilaku sarapan

    pada siswa

    sekolah dasar.

    Studi pre

    eksperimental

    .

    penelitian

    menunjukkan

    peningkatan

    rata-rata

    perilaku

    sebelum dan

    sesudah

    konseling

    sebanyak 3

    kali. Rata-rata

    perilaku

    sebelum

    konseling.

    1. Tujuan penelitian

    2. Rancangan Penelitian

    1. Pengambilan sampel

    2. Variabel penelitian

    M B Purba,

    Retno,Yunia

    rti

    Mengetahui

    pengaruh

    konseling gizi

    Eksperimen

    dengan

    desain non-

    Asupan energi

    kelompok

    konseling gizi

    Tujuan

    penelitian

    1. Pengambilan sampel

    2. Variabel

  • 7

    (2013)(12) dan

    penambahan

    makanan

    (konseling gizi

    plus)

    dibandingkan

    yang hanya

    mendapat

    konseling gizi

    terhadap asupan

    zat gizi (energi

    dan protein) dan

    status gizi

    ODHA

    randomized

    control group

    pretest-

    postest

    design

    plus secara

    bermakna lebih

    tinggi

    dibandingkan

    kelompok

    konseling gizi

    saja (ada

    perubahan

    demikian juga

    dengan asupan

    protein

    meskipun

    secara statistik

    tidak bermakna

    (ada

    perubahan)

    penelitian

    Hestunigtyas

    , Rosania

    Tiara

    Noer Ratna,

    Etika (2013)

    (13)

    Menganalisis

    pengaruh

    konseling gizi

    terhadap

    pengetahuan,

    sikap, praktik

    ibu dalam

    pemberian

    makan anak,

    dan asupan zat

    gizi anak

    stunting usia 1-

    2 tahun

    Eksperimen

    dengan quasi

    experiment

    nonequivalent

    control group

    design p

    Terdapat

    perbedaan

    perubahan

    pengetahuan

    sikap, praktik

    ibu, dan asupan

    zat gizi anak

    antara

    kelompok

    perlakuan dan

    kelompok

    kontrol.

    Tujuan

    penelitian

    1. Pengambilan sampel

    2. Variabel penelitian

    Yulianto,

    H.Hadi, R.

    Budingsari

    Dwi

    (2017)(14)

    Mengidentifikasi

    efek konseling

    pada manfaat

    konsumsi

    sayuran dan

    buah-buahan

    terhadap asupan

    gizi (energi,

    protein, lemak,

    karbohidrat dan

    serat) di antara

    siswa

    desain

    eksperimental

    semu.

    Adanya

    perbedaan yang

    signifikan pada

    kedua

    kelompok.

    Sementara itu,

    nilai rata-rata

    delta dari

    konsumsi

    sayuran dan

    asupan nutrisi

    (protein) tidak

    menunjukkan

    hubungan yang

    signifikan.

    Tujuan

    penelitian

    1. Pengambilan sampel

    2. Variabel penelitian

    3. Metode penelitian

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Telaah Pustaka

    2.1.1 Pengertian Penyuluhan

    Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang di

    lakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif di artikan sebagai

    rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah

    dengan peran serta aktif individu, kelompok atau masyarakat untuk memecahkan

    masalah dengan memperhitungkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.

    Selanjutnya penyuluhan gizi dapat diartikan sebagai suatu pendekatan edukatif

    untuk menghasilkan perilaku atau masyarakat yang di perlukan dalam

    peningkatan derajat kesehatan dan mempertahankan gizi baik.

    Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

    menyebar pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar,

    tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melaksanakan suatu anjuran yang

    ada hubungannya dengan.

    Penyuluhan gizi merupakan proses belajar untuk mengembangkan

    pengertian dan sikap yang positif terhadap gizi agar yang bersangkutan dapat

    memiliki dan membentuk kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-

    hari. Secara singkat penyuluhan gizi proses membantu orang lain membentuk dan

    memiliki kebiasaan makan yang baik. Umumnya pendekatan penyuluhan gizi

    merupakan pendekatan kelompok (1).

    2.1.2 Tujuan

    Secara umum tujuan penyuluhan gizi adalah suatu usaha untuk

    meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya golongan rawan gizi dengan cara

    mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi.

    Adapun tujuan yang lebih khusus yaitu :

    1) Meningkatkan kesaadaran gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan

    gizi dan makanan yang menyehatkan.

  • 9

    2) Menyebarkan konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat.

    3) Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan berperilaku

    positif sehubungan dengan pangan dan gizi.

    4) Mengubah perilaku konsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan

    gizi, sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang baik (15).

    2.1.3 Metode Penyuluhan

    Menurut Van Deb Ban dan Hawkins metode yang dipilih oleh seorang

    agen penyuluhan sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan

    pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode penyuluhan ada 3

    (tiga) yaitu: (15)

    1) Metode berdasarkan pendekatan perorangan

    Pada metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung

    dengan sasaran secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran

    dapat langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari

    penyuluh. Kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang ingin dicapai

    kurang efektif, karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi

    dan membimbing sasaran individu, selain itu juga membutuhkan banyak

    tenaga penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama.

    2) Metode berdasarkan pendekatan kelompok

    Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Metode ini cukup

    efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan kegiatan

    yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Salah satu cara efektif dalam

    metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah. Dalam

    pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil seperti transfer

    informasi, tukar pendapat, umpan balik, dan interaksi kelompok yang

    memberi kesempatan bertukar pengalaman. Namun pada metode ini terdapat

    kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktifitas.

  • 10

    3) Metode berdasarkan pendekatan massa

    Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang banyak. Ditinjau

    dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, tapi terbatas hanya

    dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan saja.

    2.1.4 Media Penyuluhan

    Menurut Thasim 2013 , penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena

    melalui media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat

    mengindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah

    pengertian. Media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu promosi

    kesehatan. Dengan demikian, sasaran dapat mempelajari pesan-pesan kesehatan

    dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan yang

    isampaikan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan,

    media dibagi menjadi 3 (tiga) yakni: (15)

    a. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yaitu:

    1) Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam

    bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisikan pesan kesehatan.

    2) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi informasi yang berkaitan

    dengan gambar tersebut.

    3) Booklet ialah pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan

    maupun gambar.

    4) Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol

    untuk menyampaikan pesan/ informasi kesehatan.

    5) Leaflet ialah penyampaian informasi kesehatan dalam bentuk kalimat,

    gambar ataupun kombinasi melalui lembaran yang dilipat.

    6) Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan.

    7) Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu

    masalah kesehatan.

    8) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

    b. Media elektronik sebagai saluran untuk menyampaikan pesan- pesan

    kesehatan memiliki jenis yang berbeda, antara lain

  • 11

    1) Televisi: penyampaian informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara,

    diskusi, kuis, cerdas cermat seputar masalah kesehatan.

    2) Radio: penyampaian pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tanya jawab,

    sandiwara radio, ceramah tentang kesehatan.

    3) Video: penyampaian informasi kesehatan dengan pemutaran video yang

    berhubungan dengan kesehatan.

    4) Slide dan Film strip

    c. Media papan (Bill Board) yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan

    pesan kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan kesehatan yang

    ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum

    2.2 Sarapan

    2.2.1 Pengertian Sarapan

    Sarapan adalah makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum

    beraktifitas, dengan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga, sumber zat

    pembangun dan sumber zat pengatur. Sarapan suatu kegiatan makan dan minum

    yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 dan memenuhi 15-30% untuk

    memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian, sebagai bagian gizi seimbang dalam

    rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas. Sarapan yang dianjurkan

    adalah sarapan yang serat tinggi dan protein tinggi dengan rendah lemak.

    Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan serat membuat tidak mudah

    lapar (12).

    Sarapan yang baik harus banyak mengandung karbohidrat. Karbohidrat

    akan dipecah menjadi glukosa. Fungsi glukosa dan mikronutrien dalam otak dapat

    menghasilkan energi, selain itu dapat memacu otak agar membantu memusatkan

    pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran. Manusia

    membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi diharapkan terjadinya

    ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas.

    Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut penelitian

    sebelumnya menjelaskan, sarapan pagi dilakukan teratur setiap hari pukul 06.00-

    09.00. Idealnya sarapan pagi memenuhi seperempat hingga setengah kebutuhan

  • 12

    energi dan zat gizi harian. Secara umum, kata Drajat rekomendasi, kontribusi,

    energi, dan zat gizi makan pagi sebanyak 25%, makan siang 30%, makan malam

    25%, dan selingan pagi dan sore masing-masing 10% (16).

    2.2.2 Manfaat Sarapan

    Makan pagi atau sarapan menjadi sangat penting, karena kadar gula dalam

    darah akan menurun sekitar dua jam setelah seseorang bangun tidur. Jika anak

    tidak sarapan, dia biasanya akan merasa lemas atau lesu sebelum tangah hari

    karena gula darah dalam tubuh sudah menurun. Makan pagi sangat bermanfaat

    sebagai bekal beraktivitas, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa dari

    makan pagi inilah tubuh mendapat asupan zat-zat gizi untuk ketahanan tubuh, hal

    ini dikuatkan di PUGS, makan pagi sangat bermanfaat bagi orang dewasa untuk

    memelihara ketahanan fisik, sedangkan bagi anak-anak sekolah untuk

    meningkatkan kemampuan belajar. Tidak makan pagi bagi anak sekolah

    menyebabkan kurangnya kemampuan untuk konsentrasi belajar, bagi orang

    dewasa menimbulkan rasa lelah, mengantuk dan menurunnya produktivitas kerja

    (17).

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa manfaat makan pagi

    sangatlah penting, karena asupan nutrisi yang dikonsumsi ketika sarapan tersebut

    yang akan membantu konsentrasi di pagi yang penuh dengan aktivitas, seperti

    kegiatan di sekolah, mencegah kelelahan di pagi hari, dan juga membantu

    kestabilan kadar glukosa dalam darah. Selain itu apa yang dikonsumsi ketika

    makan pagi juga akan berpengaruh pada status gizi seseorang. Berikut adalah

    manfaat sarapan pagi (18).

    1) Memberi energi untuk otak

    Hanya minum teh manis atau makan beberapa potong biskuit hingga

    waktunya makan siang bukan merupakan sarapan. Manfaat sarapan adalah

    adalah meningkatkan kemampuan otak, dan lebih mudah untuk

    berkonsentrasi.

  • 13

    2) Meningkatkan asupan vitamin

    Jus buah segar adalah sarapan yang dianjurkan karena mengandung vitamin

    dan mineral yang menyehatkan. Sari buah alami dapat meningkatkan kadar

    gula darah setelah semalaman kita tidak dapat makan. Setelah itu bisa

    dilanjutkan dengan makan sereal, nasi atau roti. Menu pilihan lain berupa roti

    dan telur, bubur, susu, mi, pasta dan lain-lain.

    3) Memperbaiki Memori/Daya Ingat

    4) Meningkatkan Daya Tahan Terhadap Stress

    Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa

    lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif,

    ceria, kooperatif, gampang berteman dan dapat menyelesaikan masalah

    dengan baik. Sedangkan anak yang tidak sarapan, tidak dapat berpikir dengan

    baik dan selalu kelihatan malas.

    5) Meningkatkan Konsentrasi

    Sesungguhnya dengan makan pagi dapat membantu kita memperbaharui

    energi di pagi hari dan membantu kita memiliki

    dewasa yang selalu makan pagi memiliki prestasi dan hasil yang lebih baik di

    perkerjaannya. Anak-anak yang dibiasakan makan pagi juga memiliki IQ yang

    lebih tinggi disekolah.

    6) Bahaya Tidak Sarapan

    Banyak resiko yang dapat terjadi jika melewatkan sarapan pagi. Melewatkan

    sarapan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa, sehinggga dapat

    menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak tersedia suplai

    energi. Penelitian lain menunjukkan siswa yang melewatkan sarapan pagi

    memiliki fungsi kognitif yang lebih rendah dibandingkan siswa yang terbiasa

    sarapan pagi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Iqbal (2015) bahwa

    siswa yang melewatkan sarapan pagi dapat mengalami anemia dan

    menimbulkan gejala lesu, pucat, dan tak bergairah. Melewatkan sarapan pagi

    juga dapat meningkatkan lemak viseral tubuh. Peningkatan lemak viseral

    berhubungan erat dengan resistenssi insulin, diabetes, dan penyakit

    cardiovaskuler (7).

  • 14

    2.2.3 Jenis Makanan Seimbang Untuk Sarapan

    Dalam pedoman umum gizi seimbang pada terdapat tiga belas pesan yang

    perlu diperhatikan, salah satunya adalah anjuran untuk membiasakan makan pagi,

    hal ini dikarenakan manfaat sarapan yang cukup penting. Seseorang yang tidak

    makan pagi memiliki resiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya

    kadar gula darah dengan tanda-tanda lemah, keluar keringat dingin, kesadaran

    menurun bahkan pingsan. Untuk menu sarapan lebih diutamakan kandungan gula

    sebaiknya memenuhi 58% energi (terdiri dari 2/3 gula kompleks dan 1/3 gula

    cepat terserap). Sedangkan lemak 30% (2/3 lemak tidak jenuh dari nabati dan 1/3

    asal hewani, ikan dan ternak) dari kebutuhan energi harian (19).

    2.2.4 Karakteristik Sarapan

    Sarapan pagi adalah kegiatan dalam hal makan pagi (sarapan) yang dinilai

    dari mulai bangun tidur hingga pukul 09.00. Sarapan mempunyai kontribusi

    penting dalam total diet harian. Sarapan yang baik mencukupi 15-30% dari

    kebutuhan energi atau total diet harian.

    2.2.5 Bahaya Tidak Sarapan

    1) Saat perut kosong karena tak sarapan tubuh tidak akan menghasilkan energi

    yang dibutuhkan untuk efisiensi di pagi hari. Sehingga pada saat jam 10-11

    siang akan timbul kelelahan dan kelaparan yang mengganggu kerja.

    2) Seseorang yang melewatkan sarapan memiliki kesulitan dalam

    berkonsentrasi, khususnya di jam-jam sebelum makan siang.

    3) Seseorang yang tidak sarapan, membuat asupan energi yang dibutuhkan oleh

    tubuh diambil dari glukosa darah. Ini menyebabkan kadarnya akan menjadi

    berkurang, yang mengakibatkan kesehatan dan keseimbangan tubuh

    terganggu.

    4) Akibat nyata tidak sarapan badan menjadi lemas, kepala pusing, mengantuk,

    letih dan lesu, serta berpengaruh pada daya konsentrasi dalam berpikir dan

    bekerja.

    5) Anda bisa saja terkena penyakit mag jika jarang sarapan (20).

  • 15

    2.2.6 Asupan Zat Gizi Makro

    Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang berasal dari makanan yang

    dikonsumsi anak usia sekolah dalam satu hari, yang dihitung dengan metode

    recall dan menggunakan acuan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Zat

    gizi yang dihitung dalam penelitian ini adalah energy (kkal), protein (g), lemak

    (g), karbohidrat (g), kalsium (mg), fosfor (mg), zat besi (mg), vitamin A (SI), dan

    vitamin C (mg). Zat gizi makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam

    jumlah besar oleh tubuh dan sebagian besar berperan dalam penyediaan energi

    (21).

    Asupan makanan adalah segala jenis makanan dan minuman yang

    dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di

    hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu.

    Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya

    untuk menyusun menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia

    (SDM), mulai dari keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui

    asupan makanan suatu kelompok masyarakat atau individu merupakan salah satu

    cara untuk menduga keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu

    bersangkutan.

    Zat gizi makro adalah zat kimia yang diperlukan dalam pertumbuhan,

    perkembangan, serta untuk menjalankan fungsi tubuh yang normal. Makronutrien

    atau zat gizi makro, berperan besar dalam membentuk energi tubuh dan seluruh

    proses metabolisme. Sementara zat gizi mikro juga berguna untuk menjaga fungsi

    tubuh dan pertumbuhan, selain itu cenderung berperan untuk mencegah penyakit.

    Dalam hal memproduksi energi ataupun proses metabolisme, zat gizi mikro

    berperan sebagai kofaktor, pengikat, serta menjadi alat dari proses tersebut, tidak

    seperti zat gizi makro yang menjadi bahan utama dari produksi energi (22).

    Secara Umum Asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis

    makanan yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang

    pada waktu tertentu. Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang

    dibutuhkan tubuh untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik.

  • 16

    Malnutrisi berhubungan dengan gangguan gizi, yang dapat diakibatkan

    oleh pemasukan makanan yang tidak adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi,

    atau kelebihan makan. Kekurangan gizi merupakan tipe dari malnutrisi. Asupan

    makan yang dikonsumsi kemudian akan menghasilkan dampak pada pertumbuhan

    dan perkembangan anak. Pertumbuhan anak yang dapat dilihat dari status gizinya.

    Ketidakseimbangan energi di dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan

    berat badan. Kondisi keseimbangan positif terjadi apabila energi yang masuk

    lebih besar dibandingkan dengan pengeluarannya. Di dalam tubuh konsumsi

    energi berlebih akan dirubah dalam bentuk simpanan lemak pada jaringan

    adiposa.

    Total energy expenditure (TEE) diartikan sebagai pengeluaran energi total

    individu yang berasal dari tiga komponen yaitu metabolisme basal, efek konsumsi

    makanan dan aktivitas fisik. Metabolisme basal adalah penggunaan energi pada

    saat istirahat.Metabolisme basal menyumbang 10 - 20% terhadap pengeluaran

    energy tubuh1. TEE juga dipengaruhi oleh efek termik makanan.Efek termik

    makanan didefinisikan sebagai energi panas yang dihasilkan dalam proses

    pencernaan makanan. Komponen pengeluaran energi terbesar digunakan untuk

    aktivitas fisik (23).

    Secara umum, fungsi dari zat gizi makro adalah:

    a) Membangun otot

    b) Membangun dan memperbaiki jaringan yang rusak

    c) Menjadi sumber energi utama (karbohidrat) dan cadangan energi

    (lemak)

    d) Mengatur dan menjaga suhu tubuh tetap normal

    e) Menjaga jumlah sel di dalam tubuh

    f) Berperan dalam sistem kekebalan tubuh serta fertilisasi.

    g) Berperan dalam membuat hormon dan enzim.

    Asupan gizi dapat dinilai dengan beberapa metode antara lain recall

    makanan yang dikonsumsi selama 24 jam (food recall 24 jam), berdasarkan

    pengukuran atau perkiraan berat badan makanan yang kemudian dicatat (food

  • 17

    record), riwayat pola (food frequency). Diantara metode tersebut yang paling

    sesuai untuk digunakan mengetahui karakter suatu populasi dalam rata rata

    asupannya adalah food recall 24 jam.

    Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan

    jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya

    dimulai sejak bangun pagi kemaren sampai beristirahat tidur malam harinya, atau

    dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur kebelakang

    sampai 24 jam penuh (24).

    2.2.7 Kebutuhan Kalori (Angka Kecukupan Gizi)

    Pada anak usia 7-12 tahun kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar

    dibandingkan dengan sebelumnya, karena anak lebih banyak melakukan aktivitas

    fisik seperti bermain, berolahraga, atau membantu orang tua. Memasuki usia 10-

    12 tahun, akan semakin besar lagi kebutuhan energi serta zat-zat gizinya

    dibandingkan dengan usia 7-9 tahun. Pada usia ini pemberian makanan untuk

    anak laki-laki dan perempuan mulai dibedakan. Biasanya anak laki-laki lebih aktif

    dan lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak membutuhkan konsumsi zat gizi

    dalam makanan mereka (23).

    Perhatian khusus perlu diberikan pada anak yang bersekolah, karena

    umumnya mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di luar

    rumah sehingga cenderung merupakan waktu makan. Yang penting, kebiasaan

    makan pagi sebelum anak berangkat ke sekolah jangan sampai ditinggalkan.

    Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di

    sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berikat pada

    terganggunya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah. Jika anak

    tidak sempat makan pagi di rumah, jangan lupa mambawakan bekal makanan

    yang praktis dan higienis. Berikan pengertian pada anak bahwa bekal yang dibawa

    dari rumah lebih sehat dan bergizi ketimbang jajanan.

  • 18

    Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2013

    Kelompok Umur BB TB Energi Protein Lemak Karbohidrat

    Bayi/Anak

    0-6 bulan 6 61 550 12 34 58

    7-11 bulan 9 71 725 18 36 82

    1-3 tahun 13 91 1725 26 44 155

    4-6 tahun 19 112 1600 35 62 220

    7-9 tahun 27 130 1850 49 72 254

    Laki -laki

    10-12 tahun 34 142 2100 56 70 289

    13-15 tahun 46 158 2475 72 83 340

    16-18 tahun 56 165 2675 66 89 368

    Perempuan

    10-12 tahun 36 145 2000 66 67 275

    13-15 tahun 46 155 2125 69 71 292

    16-18 tahun 50 158 2125 59 71 292

    Sumber: Permenkes 75/2013 (25)

    Lihat tabel AKG pada usia dan jenis kelamin individu yang ingin

    dipelajari.

    a) Perhatikan BB-nya, jika BB individu yang ingin diketahui kebutuhan atau

    kecukupan gizinya berbeda dengan BB di tabel AKG maka lakukan

    perhitungan faktor koreksi BB.

    b) Hitung kecukupan atau kebutuhan energi dan zat gizi berdasarkan faktor

    koreksi BB tersebut.

    Contoh cara penggunaan tabel AKG

    1) Seorang anak laki-laki usia 8 tahun, BB 24 kg, maka BB standar di Tabel 1.1

    AKG adalah 27 kg.

    2) Sehingga faktor koreksi BB adalah BB anak saat ini/BB standar pada tabel

    AKG yaitu 24/27 = 0.88.

    3) Kecukupan energi dan protein anak laki-laki usia 8 tahun berdasarkan tabel

    AKG adalah 1850 Kalori, protein 49 g maka kecukupan/kebutuhan energi

    untuk anak tersebut adalah 0.88 x 1850=1628 Kalori dan

    kecukupan/kebutuhan protein adalah 0.88 x 49 g=43,12g.

    Menghitung tingkat asupan zat gizi, dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut:

  • 19

    % Tingkat Asupan Gizi = × 100% Asupan Zat Gizi

    Kebutuhan Zat Gizi

    Tabel 2.2 Kecukupan Asupan Gizi

    Status Kecukupan Asupan Gizi % AKG Depkes RI

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Defisit

    100%

    80 99%

    70 80%

  • 20

    tubuh, tetapi kualitas makanan yang mengandung suatu zat gizi harus

    diperhatikan.

    2.3 Kerangka Teori

    Akibat tidak Sarapan pagi akan menyebabkan kelaparan, asupan energi

    berkurang, mood buruk, penyakit maag yang akan mengalami gangguan

    percernaan, pertumbuhan anak terhambat,perkembangan anak terhambat. Dari

    penjelasan teori di atas dapat dibuat kerangka teori dibawah ini:

    Gambar 2.1 Kerangka Teori

    (Sumber: Yulni 2013 dan Dinniyah 2017)

    2.4 Kerangka Konsep

    Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep

    Penyuluhan Sarapan Asupan Gizi

    ( Karbohidrat, Lemak,

    Protein)

    Tidak Sarapan

    1.Kelaparan

    2.Asupan Energi Kurang

    3.Mood Buruk

    4.Penyakit Maag

    1.Gangguan Pencernaan

    2.Pertumubuhan Anak

    terhambat

    3.Perkembangan Anak

    Terhambat

    4.Konsentrasi Menurun

  • 21

    2.5 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan sebelum dan sesudah

    melakukan penyuluhan tentang sarapan terhadap asupan zat gizi makro

    (karbohidrat, lemak, protein) dan adanya peningkatan jumlah sarapan pada siswa

    kelas V di SD Negeri 18 Bireuen.

  • 22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasy Eksperimental dengan

    rancangan one group pre test dan post test design

    O1 X O2

    Keterangan:

    O1 : Tes yang dilakukan sebelum di berikan perlakuan (pre test)

    O2 : Tes yang dilakukan sesudah di berikan perlakuan (post test)

    X : Perlakuan

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Tempat Penelitian

    Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri 18 Bireuen Kecamatan Kota

    Juang Kabupaten Bireuen Aceh.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu dari

    Januari sampai Juli 2019 mulai dari survei awal sampai dengan sidang akhir.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.3.1 Populasi Penelitian

    Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Murid SD Kelas V Negeri 18

    Bireuen pada bulan April 2019 yaitu 50 orang.

  • 23

    3.3.2 Sampel Penelitian

    Sampel adalah seluruh anggota populasi yaitu murid SD kelas V di SD

    Negeri 18 Bireuen. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian

    ini yaitu menggunakan teknik total sampling yaitu teknik pengambilan sampel

    dimanana semua populasi digunakan sebagai sampel.

    3.4 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

    3.4.1 Definisi Operasional

    1. Penyuluhan tentang sarapan pagi adalah upaya perubahan perilaku

    manusia yang di lakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan

    edukatif di artikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara

    sistematis. Sarapan pagi adalah makanan yang dimakan pada pagi hari

    sebelum beraktifitas, dengan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga,

    sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.

    2. Asupan gizi adalah salah satu penyebab langsung yang dapat

    mempengaruhi status gizi. Asupan zat gizi dapat diperoleh dari beberapa

    zat gizi, diantaranya yaitu zat gizi makro seperti energi karbohidrat protein

    dan lemak.

  • 24

    3.4.2 Aspek Pengukuran

    Uraian di atas dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.1 Aspek Pengukuran

    No. Nama

    Variabel

    Cara dan Alat

    Ukur Value

    Skala

    Ukur

    1. Penyuluhan

    Sarapan

    Memberikan

    informasi tentang

    pentingnya

    sarapan melalui

    Power Point dan

    Flipchart

    Metode ceramah, diskusi, dan

    permainan tanya jawab

    Ordinal

    2. Asupan Zat

    Gizi Makro

    Wawancara

    dengan kuesioner

    Food Recall 3x24

    jam

    Baik 100%

    Sedang 80-99%

    Kurang 70-80%

    Defisit

  • 25

    dengan kuesioner. Seperti karakteristik umur, jenis kelamin, berat badan,

    tinggi badan dan data asupan zat gizi makro.

    2) Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung

    berdasarkan data deskriptif di lokasi penelitian yaitu data jumlah siswa SD 18

    Bireuen.

    3) Data Tersier

    Data tersier diperoleh dari jurnal penelitian, makalah, hasil penelitian

    terdahulu, skripsi baik dari internet maupun perpustakaan yang bisa digunakan

    untuk mendukung pembahasan.

    3.7 Metode Pengolahan Data

    Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan langkah-

    langkah sebagai berikut :

    1. Collecting

    Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner. Angket maupun observasi.

    2. Checking

    Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

    observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

    data memberikan hasil yang valid.

    3. Coding

    Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada veriabel variabel

    yang diteliti.

    4. Entering

    Data entry, yakni jawaban jawaban dari masing masing responden yang masih

    5. Data Processing

    Semua data telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan

    kebutuhan dari penelitian.

  • 26

    3.8 Analisa Data

    Data yang dikumpulkan, diolah dengan komputer. Analisa data yang

    dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat. Setelah dikumpulkan, data akan

    dianalisa dengan mengumpulkan teknik analisa sebagai berikut:

    1) Analisis Univariat

    Analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekuensi asupan zat gizi makro sebelum

    dan sesudah dilakukannya penyuluhan terhadap siswa kelas V SDN 18 Bireuen.

    2) Analisis Bivariat

    Analisis data bivariat yaitu untuk mengukur pengaruh penyuluhan dengan media

    terhadap asupan zat gizi makro tentang sarapan pagi sebelum dan setelah

    penyuluhan, sebelum dilakukan uji paired T-tes terlebih dahulu dilakukan uji

    kenormalan data untuk memberikan kepastian apakah data yang dimiliki

    berdistribusi normal atau tidak. Jika data normal menggunakan uji paired T-Test,

    dengan tingkat signifikan 5%,jika P-Value >0,05 bahwa tidak ada pengaruh, dan

    jika P- Value< 0,05 bahwa ada pengaruh, dan jika data tidak normal

    menggunakan uji statistik U- Mann Whitney dengan tingkat signifikan 5%, jika

    P-value >0,05 bahwa tidak ada pengaruh, dan jika P-value < 0,05 bahwa ada

    pengaruh penyuluhan sarapan pagi terhadap asupan zat gizi makro

  • 27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Gambaran Umum Lokasi

    Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen adalah lembaga yayasan pendidikan

    yang bertujuan untuk meneruskan penguasaan anak didik terhadap nilai dan

    norma yang telah didapat dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan

    demikian anak didik dapat mengembangkan, meneruskan dan mempertahankan

    kebudayaan. Terwujudnya peserta didik yang kompetif, berkualitas, serta berdaya

    saing tinggi, serta terbinannya anak didik dalam mengembangkan bakatnya baik

    proses pembelajaran ataupun Ekstrakurikuler.

    Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen merupakan salah satu yayasan yang

    memilki jenjang akteditasi A. Luas tanah 2053 M2 dan luas seluruh bangunan

    1264 M2. SD Negeri 18 Bireuen ini terletak di Jalan Pendidikan ,Gampong

    Meunasah Blang, Kota Juang, Bireuen. Sejak berdirinya pada tahun 1967 hingga

    saat ini 2019, SD Negeri 18 Bireuen ini memiliki data siswa dalam 3 tahun

    terakhir salah satunya pada Tahun 2018/2019 dengan jumlah keseluruhan siswa

    dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 521 siswa.

    Ruang kelas yang ada di Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen berjumlah 20

    ruang kelas. Ruang lain nya seperti ruang perpustakaan, Lab. IPA, dan

    Keterampilan. Jumlah guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen salah

    satunya Guru Tetap (PNS/Yayasan) berjumlah 17 orang. Guru Kontrak berjumlah

    1 orang, Guru Honor berjumlah 20 orang , dan Staf Usaha Tidak Tetap berjumlah

    2 orang.

    4.1.2 Gambaran Umum Sampel

    Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen dengan

    mengambil sampel 50 orang sampel. Sampel dibagikan dalam dua kelompok yaitu

    kelompok A dan kelompk B orang siswa. Adapun jumlah sampel yang diambil

  • 28

    terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan umur rata-rata 10-11 tahun. Seperti

    pada tabel dibawah ini.

    Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur rata-rata Siswa di

    Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen Tahun 2019

    Kategori n %

    1. Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan

    24

    26

    48

    52

    Jumlah 50 100

    2. Umur - 10 - 11

    23

    27

    46

    54

    Jumlah 50 100

    Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebahagian siswa

    berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi yaitu jenis kelamin perempuan

    yaitu 26 orang (52%). Presentase tertinggi berdasarkan umur yaitu 11

    tahun sebanyak 27 orang (54%).

    4.1.3 Analisis Univariat

    Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 18 Bireuen dengan mengambil 50

    sampel dibagi atas dua kelompok A dan B. Data dianalisis disesuaikan

    dengan tujuan penelitian hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel yang

    dilengkapi dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Asupan karbohidrat sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan

    menggunakan power point.

    Tabel 4.2 Distribusi frekuensi asupan karbohidrat sebelum dan

    sesudah diberikan penyuluhan menggunakan Power Point

    Tingkat Asupan

    Karbohidrat

    Penyuluhan Power Point

    Sebelum Sesudah

    n Persentase n Persentase

    Sedang

    Kurang

    Defisit

    1

    15

    9

    4,0

    60,0

    36,0

    6

    15

    4

    24,0

    60,0

    16,0

    Jumlah 25 100,0 25 100,0

    Sumber: Data Primer 2019

  • 29

    Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang

    memiliki asupan karbohidrat sedang sebelum diberikan penyuluhan

    sebanyak 4%, asupan karbohidrat kurang sebanyak 60% dan asupan

    karbohidrat defisit sebanyak 36%. Dan siswa yang memiliki asupan

    karbohidrat sedang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 24% , asupan

    karbohidrat kurang sebanyak 60% sedangkan asupan karbohidrat defisit

    sebanyak 16%

    b. Asupan lemak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan

    menggunakan power point

    Tabel 4.3 Distribusi frekuensi asupan lemak sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan power point

    Tingkat Asupan

    Lemak

    Penyuluhan Power Point

    Sebelum Sesudah

    n Persentase n Persentase

    Sedang

    Kurang

    Defisit

    -

    10

    15

    -

    24,0

    60,0

    7

    18

    -

    28,0

    72,0

    -

    Jumlah 25 100,0 25 100,0

    Sumber: Data Primer 2019

    Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang

    memiliki asupan lemak kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak

    24%, asupan lemak defisit sebanyak 60%. Dan siswa yang memiliki

    asupan lemak sedang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 28% ,

    asupan lemak kurang sebanyak 78% .

  • 30

    c. Asupan protein sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan

    menggunakan power point

    Tabel 4.4 Distribusi frekuensi asupan protein sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan power point.

    Tingkat Asupan

    Protein

    Penyuluhan Power Point

    Sebelum Sesudah

    n Persentase n Persentase

    Kurang

    Defisit

    10

    15

    40,0

    60,0

    20

    5

    80,0

    20,0

    Jumlah 25 100,0 25 100,0

    Sumber: Data Primer 2019

    Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang

    memiliki asupan protein kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak

    40%, asupan protein defisit sebanyak 60% sedangkan asupan protein

    kurang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 80% dan asupan protein

    defisit sebanyak 20%

    d. Asupan karbohidrat sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan

    menggunakan flipchart

    Tabel 4.5 Distribusi frekuensi asupan karbohidrat sebelum dan

    sesudah diberikan penyuluhan menggunakan flipchart

    Tingkat Asupan

    Karbohidrat

    Penyuluhan Flipchart

    Sebelum Sesudah

    n Persentase n Persentase

    Sedang

    Kurang

    Defisit

    -

    9

    16

    -

    36,0

    64,0

    7

    16

    2

    28,0

    64,0

    8,0

    Jumlah 25 100,0 25 100,0

    Sumber: Data Primer 2019

    Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang

    memiliki asupan karbohidrat kurang sebelum diberikan penyuluhan

    sebanyak 36%, asupan karbohidrat defisit sebanyak 64%. Sedangkan siswa

    yang memiliki asupan karbohidrat sedang sesudah diberikan penyuluhan

    sebanyak 28% , asupan karbohidrat kurang sebanyak 16% dan aspuan

    karbohidrat defisit sebanyak 8%.

  • 31

    e. Asupan lemak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan

    menggunakan flipchart

    Tabel 4.6 Distribusi frekuensi asupan lemak sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan flipchart

    Tingkat Asupan

    Lemak

    Penyuluhan Flipchart

    Sebelum Sesudah

    n Persentase n Persentase

    Sedang

    Kurang

    Defisit

    -

    7

    18

    -

    28,0

    72,0

    1

    20

    4

    4,0

    80,0

    16,0

    Jumlah 25 100,0 25 100,0

    Sumber: Data Primer 2019

    Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang

    memiliki asupan lemak kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak

    28%, asupan lemak defisit sebanyak 72%. Sedangkan siswa yang memiliki

    asupan lemak sedang sesudah diberikan penyuluha sebanyak 4% , asupan

    lemak kurang sebanyak 80% sedangkan asupan lemak defisit sebanyak

    16%.

    f. Asupan protein sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan

    menggunakan flipchart

    Tabel 4.7 Distribusi frekuensi asupan protein sebelum dan sesudah

    diberikan penyuluhan menggunakan flipchart

    Tingkat Asupan

    Protein

    Penyuluhan Flipchart

    Sebelum Sesudah

    n Persentase n Persentase

    Sedang

    Kurang

    Defisit

    -

    13

    12

    -

    52,0

    48,0

    3

    18

    4

    12,0

    72,0

    16,0

    Jumlah 25 100,0 25 100,0

    Sumber: Data Primer 2019

    Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang

    memiliki asupan protein kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak

    52%, asupan protein defisit sebanyak 48%. Dan siswa yang memiliki

    asupan protein sedang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 12% ,

    asupan protein kurang sebanyak 72% sedangkan asupan protein defisit

    sebanyak 16%.

  • 32

    4.1.4 Analisis Bivariat

    a. Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power point dengan

    flipchart terhadap asupan karbohidrat pada siswa Kelas V SD

    Tabel 4.8 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power

    point dengan flipchart terhadap asupan karbohidrat

    Karbohi drat n Mean Std.

    Deviation T p

    Power Point

    -Postest dan Pretest

    karbohidrat 25 ,400 ,577 3,464 ,002

    Flipchart

    -Posttest dan

    Pretest karbohidrat 25 ,840 ,075 11,22 ,000

    Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji statistik

    pada penyuluhan power point didapatkan nilai p=0,002 pada tingkat

    kepercayaan 95% sedangkan uji statistik penyuluhan flipchart terhadap

    asupan karbohidrat dengan nilai p=0,00 pada tingkat kepercayaan 95%

    sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan power point

    dan flipchart terhadap asupan karbohidrat pada siswa Kelas V di Sekolah

    Dasar Negeri 18 Bireuen.

    b. Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power point dengan

    flipchart terhadap asupan lemak pada siswa Kelas V SD

    Tabel 4.9 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power

    point dengan flipchart terhadap asupan lemak

    Lemak N Mean Std.

    Deviation T P

    Power Point

    -Postest dan Pretest

    lemak 25 ,880 ,440 10,00 ,000

    Flipchart

    -Posttest dan

    Pretest lemak 25 ,600 ,577 5,196 ,000

    Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji statistik

    pada penyuluhan power point didapatkan nilai p=0,00 pada tingkat

  • 33

    kepercayaan 95% sedangkan uji statistik penyuluhan flipchart terhadap

    asupan lemak dengan nilai p=0,00 pada tingkat kepercayaan 95% sehingga

    dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan power point dan

    flipchart terhadap asupan lemak pada siswa Kelas V di Sekolah Dasar

    Negeri 18 Bireuen.

    c. Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power point dengan

    flipchart terhadap asupan protein pada siswa Kelas V SD

    Tabel 4.10 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power

    point dengan flipchart terhadap asupan protein

    Protein n Mean Std.

    Deviation T p

    Media Infocus

    -Postest dan Pretest

    protein 25 ,400 ,577 3,464 ,002

    Flipchart

    -Posttest dan

    Pretest protein 25 ,440 ,651 3,381 ,002

    Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji statistik

    pada penyuluhan power point didapatkan nilai p=0,002 pada tingkat

    kepercayaan 95% sedangkan uji statistik penyuluhan flipchart terhadap

    asupan protein dengan nilai p=0,002 pada tingkat kepercayaan 95%

    sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan power point

    dan flipchart terhadap asupan protein pada siswa Kelas V di Sekolah

    Dasar Negeri 18 Bireuen.

    4.2 Pembahasan

    Berdasarkan uji statistik pada penyuluhan power point didapatkan

    nilai p=0,002 pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan uji statistik

    penyuluhan flipchart terhadap asupan karbohidrat dengan nilai p=0,00 pada

    tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

    penyuluhan power point dan flipchart terhadap asupan karbohidrat.

  • 34

    Berdasarkan uji statistik pada penyuluhan power point didapatkan

    nilai p=0,00 pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan uji statistik

    penyuluhan flipchart terhadap asupan lemak dengan nilai p=0,00 pada tingkat

    kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

    penyuluhan power point dan flipchart terhadap asupan lemak.

    Berdasarkan uji statistik pada penyuluhan power point didapatkan

    nilai p=0,002 pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan uji statistik

    penyuluhan flipchart terhadap asupan protein dengan nilai p=0,002 pada

    tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

    penyuluhan power point dan flipchart terhadap asupan protein.

    Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa terjadi

    peningkatan asupan zat gizi makro serta sarapan pagi pada anak setelah

    pemberian penyuluhan dengan power point dan flipchart. Walaupun pada saat

    post test masih ada responden yang asupan zat gizinya defisit. Masih

    buruknya asupan responden terhadap sarapan pagi atau pola makan yang

    tidak teratur mungkin disebabkan oleh pemahaman responden yang masih

    kurang mengenai gizi salah satunya pentingnya sarapan pagi itu sendiri. Dari

    proses tanya jawab yang dilakukan, beberapa responden masih belum

    memahami kalau mereka perlu membiasakan diri untuk sarapan pagi dan

    masih banyak yang tidak sarapan pagi. Selain itu, mereka juga mengatakan

    bahwa sangat sulit untuk membiasakan sarapan pagi sebelum berangkat ke

    sekolah dan sulit untuk minum air bersih yang cukup jumlahnya (8 gelas

    sehari). Beberapa responden juga mengatakan bahwa mereka sangat sulit

    untuk makan sayuran sumber zat besi seperti bayam karena kebiasaan sehari -

    hari responden tidak suka makan sayur, beberapa responden tidak

    mengkonsumsi karena alasan tersebut.

    Pada siswa sekolah dasar, faktor yang paling berpengaruh dalam

    menentukan pola makan mereka adalah faktor di luar rumah yaitu lingkungan

    masyarakat dan teman sekolah. Lingkungan masyarakat yang memiliki

    kebiasaan buruk dalam hal mengkonsumsi makanan atau jajanan sehingga

  • 35

    siswa sekolah dasar tidak memahami betapa pentingnya sarapan pagi dan

    menjaga pola makan yang baik (10).

    Banyak faktor yang menyebabkan anak sekolah dasar tidak biasa

    melakukan sarapan pagi, diantaranya adanya citra bahwa sarapan merupakan

    kegiatan yang menjengkelkan karena perlu bangun tidur lebih pagi agar

    terealisasi waktu untuk sarapan, pengetahuan orang tua rendah sehingga

    orang tua tidak menyiapkan sarapan dan keluarga tidak membiasakan

    sarapan. Faktor lain adalah untuk menjaga penampilan fisik. Padahal tidak

    sarapan pagi bisa berakibat tidak baik bagi tubuh (3).

    Penyuluhan gizi dapat meningkatkan kesadaaran dan kebiasaan

    sarapan pagi seseorang, diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang

    telah baik terhadap gizi dan kesehatan sehingga asupan anak menjadi baik.

    Program pendidikan gizi dan kesehatan pada anak sekolah merupkan salah

    satu cara untuk menerapkan intervensi kesehatan global secara sederhana dan

    efektif untuk memperoleh pendidikan yang lebih luas (10).

    Penyuluhan dengan power point dan flipchart memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk mengetahui apa itu sarapan pagi dan

    perlunya gizi seimbang, dimana informasi tersebut kurang diberikan oleh

    guru di sekolah. Pelaksanaan penyuluhan dengan power point dan flipchart

    dilakukan recall 3x24 jam , pada hari ketiga setelah direcall dilakukan

    penyuluhan dengan media infocus dan flichart , dimana proses recall sebelum

    diberikannya penyuluhan guna untuk mengetahui bagaimana asupan zat gizi

    anak sebelum diberikan penyuluhan dan setelah diberikan penyuluhan dengan

    metode power point dan flipchart responden diberi kesempatan untuk ber

    tanya perihal pentingnya sarapan pagi. Dalam kesempatan ini pula

    komunikator menghimbau kepada para guru agar selalu mendukung dan

    mengingatkan responden tentang pentingnya sarapan pagi.

    Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan peningkatan nilai

    rata-rata perilaku sarapan pagi sebelum dan sesudah konseling sebanyak 3

    kali. Hasil uji statistik diketahui terdapat pengaruh penyuluhan gizi dengan

  • 36

    peningkatan nilai rata-rata perilaku sarapan pagi sebelum dan sesudah

    konseling (2).

    Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asupan zat

    gizi (asupan energi dan asupan protein) mengalami peningkatan pada kedua

    kelompok walaupun masih di bawah kebutuhan. Hasil uji statistik

    menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian konseling gizi plus

    terhadap perubahan asupan energi , tetapi tidak demikian dengan asupan

    protein (12).

    Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa penyuluhan dengan power

    point flipchart terbukti tetap berpengaruh terhadap peningkatan asupan zat

    gizi anak dan peningkatan sarapan pagi anak juga meningkat. Dimana data

    yang diperoleh asupan zat gizi responden sebelum diberikan penyuluhan

    dengan power point dan flipchart memiliki asupan zat gizi makro banyak

    yang defisit dan setelah diberikan penyuluhan dengan power point dan

    flipchart responden berubah asupan zat gizi makro makin membaik serta

    sarapan pagi pada anak juga meningkat.

    Berdasarkan penelitian yang sejalan juga menunjukkan adanya

    pengaruh penyuluhan manfaat sayur dan buah terhadap asupan zat gizi

    (energi, lemak, karbohidrat,dan serat) pada remaja obesitas. Namun, tidak ada

    pengaruh penyuluhan manfaat sayur dan buah terhadap asupan proteinpada

    remaja obesitas (14).

    Peningkatan ini terjadi setelah responden diberi penyuluhan dengan

    power point dan flipchart selama 1 hari. Pemberian power point dan flipchart

    dengan desain yang menarik digunakan sebagai media promosi gizi untuk

    memperjelas pemahaman siswa tentang pentingnya sarapan pagi.

  • 37

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1. Ada perbedaan asupan karbohidrat siswa/siswi tentang sarapan pagi

    sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan power point dan

    flipchart di SD Negeri 18 Bireuen. Dimana terjadi peningkatan asupan

    dan sarapan pagi siswa setelah dilakukan penyuluhan gizi.

    2. Ada perbedaan asupan lemak siswa/siswi tentang sarapan pagi

    sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan power point dan

    flipchart di SD Negeri 18 Bireuen. Dimana terjadi peningkatan asupan

    dan sarapan pagi siswa setelah dilakukan penyuluhan gizi.

    3. Ada perbedaan asupan protein siswa/siswi tentang sarapan pagi

    sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan power point dan

    flipchart di SD Negeri 18 Bireuen. Dimana terjadi peningkatan asupan

    dan sarapan pagi siswa setelah dilakukan penyuluhan gizi.

    5.2 Saran

    1. Bagi pendidik di SD Negeri 18 Bireuen diharapkan untuk memberikan

    penyuluhan tentang sarapan pagi secara berkesinambungan melalui

    program gizi lainnya. Pendidik dapat memberikan motivasi yang tinggi

    bagi siswanya untuk membiasakan anak untuk sarapan pagi.

    2. Bagi siswa diharapkan siswa sekolah dasar dapat membiasakan diri

    untuk sarapan pagi baik di rumah maupun , membawa bekal makanan

    ke sekolah.

    3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji variabel lain yang

    mungkin belum diteliti yaitu variabel yang dapat mempengaruhi yang

    mengakibatkan tidak sarapan pagi. Dan variabel meliputi pengalaman

    pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, media massa dan faktor

    emosional.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Briawan D, Ekayanti I, Koerniawati RD. Pengaruh Media Kampanye

    Sarapan Sehat Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Kebiasaan

    Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor. J Gizi dan Pangan.

    2013;8(2):11522.

    2. Nindrea RD. Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan Perubahan Perilaku

    Sarapan Pagi pada Siswa Sekolah Dasar. J Endur. 2017;2(October):23944.

    3. Kesehatan K, Indonesia R. Profil Kesehatan Indonesia. 2017.

    4. Nutrition H. Asia Pacific Healthy Breakfast Survey. Making The World

    Healthier and Happier; 2018.

    5. Kusumawardani N et. al. Perilaku Berisiko Kesehatan Hasil Survey

    Nasional Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia. Badan Litbangkes

    Kementrian Kesehatan RI; 2015. 23-24 p.

    6. Penelitian B, Kesehatan P. RISET KESEHATAN DASAR. Jakarta:

    Kementrian Kesehatan RI; 2017.

    7. Iqbal M, Tahlil T. Makan Pagi dan Prestasi Akademik Pada Anak Usia

    Sekolah di Banda Aceh Tahun 2015. Nursing (Lond). 2015;VI(2):711.

    8. Mawarni EE. Edukasi Gizi Pentingnya Sarapan Sehat Bagi Anak Sekolah.

    2018;11(4):97107.

    9. Hermina, Anggorodi R. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan

    Makan Pagi pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    PGM. 2013;32(2):94100.

    10. Hikmawati Z, Rahim A, Yasnani. Pengaruh Penyuluhan dengan Media

    Promosi Puzzle Gizi Terhadap Perilaku Gizi Seimbang pada Siswa Kelas V

    di SD Negeri 06 Poasia Kota Kendari Tahun 2016. 2016;

    11. Jayanti R. Pengaruh Penyuluhan Tentang Pentingnya Sarapan Pagi

    Terhadap Pengetahua dan Sikap Anak Sekolah d SDN 02 Baruga Kota

    Kendari Tahun 2018. 2018;

    12. Purba B, Retno, Purba MB, Pangastuti R. Pengaruh Konseling Gizi dan

    Penambahan Makanan terhadap Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Pasien

    HIV / AIDS. J gizi Klin Indones. 2013;9(1):1328.

    13. Hestunigtyas RT, Noer Ratna E. Pengaruh Konseling Gizi terhadap

    Pegetahuan Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan Anak, Dan Asupan

    Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 Tahun di Kecamatan Semarang Timur.

    Artik Peneltian. 2013;

    14. Yulianto, Hadi H, Budiningsari Dwi R. Pengaruh Penyuluhan Manfaat

    Sayur dan Buah terhadap Asupan Gizi Remaja Obesitas Siswa/Siswi SLTP

    di Kota Palembang. J Gizi Klin Indones. 2017;2:5362.

    15. Thasim S, Syam A, Najamuddin U. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap

    Perubahan Pengetahuan Dan Asupan Zat Gizi pada Anak Gizi Lebih di

    SDN Sudirman I Makassar Tahun 2013. J Kesehat Masayarakat. 2013;1

    14.

    16. Ariyasa Gede I, Datya Iefan A. Pengaruh Sarapan Pagi dan Status Gizi

    terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng. J

    virgin. 2016;II(I):84 91.

  • 17. Sumantrie P. Manfaat Sarapan Pagi terhadap Prestasi Anak Sekolah Dasar.

    J Ilm Akper Kesdam. 2017;3(10):1349.

    18. Sukiniarti. Kebiasaan Makan Pagi pada Anak Usia SD dan Hubungan

    dengan Tingkat Kesehatan dan Prestasi Belajar. J Pendidik Biol Indones.

    2015;1(1):31521.

    19. Purwaningrum S, Wardani Y. Hubungan Antara Asupan Makanan dan

    Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja

    Puskesmas Sewon I, Bantul. 2016;19780575:190.

    20. Saragi L, Hasanah O, Huda N. Hubungan Sarapan Pagi dengan Aspek

    Biologi Anak Usia Sekolah. JOM. 2015;2(2).

    21. Agustina W, Mulyani EY, Kuswari M. Asupan Zat Gizi Makro dan Serat

    Menurut Status Gizi Anak Usia 6-12 Tahun di Pulau Sulawesi. J Gizi dan

    Pangan. 2015;10(1):6370.

    22. Yulni. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi pada Anak

    Sekolah Dasar d Wilayah Pesisir Kota Makassar. J MKMI. 2013;20511.

    23. Qamariyah B, Nindya TS. Hubungan Antara Asupan Energi , Zat Gizi

    Makro dan Total Energy Expenditure dengan Status Gizi Anak Sekolah

    Dasar. 2018;5965.

    24. Yusnita N. Hubungan Asupan Makanan dengan Status Gizi dan Perilaku

    Adaptif Anak Autis di PAUD ABK Mutiara Kasih , Trenggalek. e-journal

    boga. 2014;3:18491.

    25. Permenkes. Angka Kecukupan Gizi. Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2013.

    p. 5 6.

    26. Diniyyah Roshmita S, Nindya Susilla T. Asupan Energi , Protein dan

    Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa

    Suci , Gresik. Res Study. 2017;34150.

  • Lampiran

    FOOD RECALL 3x24 JAM

    No Responden :

    Nama sampel :

    Umur :

    BB :

    TB :

    Hari :

    Waktu Menu BahanMakanan Berat (gr) Energi Protein

    LEMAK H A Hewani Nabati

    Total

    Kebutuhan

    % Asupan

    Tingkat Asupan

  • Lampiran

    FOOD RECALL 3x24 JAM

    No Responden :

    Nama sampel :

    Umur :

    BB :

    TB :

    Hari :

    Waktu Menu BahanMakanan Berat (gr) Energi Protein

    LEMAK H A Hewani Nabati

    Total

    Kebutuhan

    % Asupan

    Tingkat Asupan

  • Rata-Rata Asupan Recall 2 Hari

    Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

    Asupan

    Kebutuhan

    % Kebutuhan

    Tingkat Konsumsi

  • Lampiran 2

    No Kel A JK Umur PreFCSKHPreFCSLMKPreFCSPROPostFCSKHPostFCSLMKPostFCSPROKel B JK Umur PreFLPKH PreFLPLMKPreFLPPROPostFLPKHPostFLPLMKPostFLPPRO

    1 1 2 10 4 4 4 4 3 3 2 2 11 4 3 4 4 3 3

    2 1 2 10 4 4 4 3 3 3 2 1 11 4 3 4 4 3 3

    3 1 1 10 4 4 4 4 3 3 2 2 11 4 3 4 3 3 3

    4 1 1 11 4 4 4 3 3 4 2 2 11 4 3 4 3 3 4

    5 1 1 11 4 4 4 3 3 4 2 2 10 4 4 4 3 3 4

    6 1 2 10 4 4 4 4 3 3 2 1 11 4 4 4 3 3 3

    7 1 2 11 4 4 4 3 3 3 2 2 11 4 4 4 3 3 3

    8 1 1 11 4 4 4 4 3 3 2 2 11 4 3 3 3 2 3

    9 1 1 11 3 4 4 3 3 4 2 1 10 4 4 3 3 4 3

    10 1 1 11 3 3 3 2 3 3 2 1 10 4 4 3 3 4 4

    11 1 2 10 3 3 3 2 3 3 2 1 10 3 4 3 2 3 4

    12 1 1 10 3 3 3 2 2 3 2 1 10 3 4 4 3 3 3

    13 1 1 10 3 3 3 2 2 3 2 1 11 3 4 4 3 3 3

    14 1 1 11 3 3 3 2 3 3 2 1 10 4 4 3 3 3 3

    15 1 1 11 3 3 3 2 3 3 2 2 10 4 4 3 3 3 3

    16 1 1 11 3 3 3 3 2 3 2 2 11 4 4 3 3 3 3

    17 1 1 11 3 3 3 3 2 3 2 1 11 4 4 3 3 4 2

    18 1 2 11 3 3 3 3 2 4 2 2 10 4 3 3 3 4 2

    19 1 2 10 3 3 3 3 2 3 2 2 10 4 3 4 3 3 3

    20 1 1 11 3 4 4 3 3 4 2 2 11 3 4 4 2 3 3

    21 1 2 10 3 4 4 3 3 3 2 1 10 3 4 3 2 3 3

    22 1 2 11 3 4 4 3 2 3 2 1 11 3 4 3 2 3 2

    23 1 2 10 2 4 4 3 3 3 2 2 10 3 4 3 2 3 3

    24 1 2 11 3 4 4 3 3 3 2 2 10 3 4 3 2 3 3

    25 1 2 11 4 4 4 3 3 3 2 2 10 3 4 4 2 3 3

    MASTER DATA

  • Lampiran 3

    >Warning # 849 in column 23. Text: in_ID >The LOCALE subcommand

    of the SET command has an invalid parameter. I t could >not be

    mapped to a valid backend locale. GET FILE='G: \ 3. BAHAN

    SKRIPSI \ output data skripsi.sav'. DATASET NAME DataSet1

    WINDOW=FRONT. SAVE OUTFILE='G:\ 3. BAHAN SKRIPSI \ output data

    skripsi.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='G: \ 3. BAHAN

    SKRIPSI \ outpu t data skripsi.sav' /COMPRESSED. FREQUENCIES

    VARIABLES=PREFCS_KAT_KH POSTFCS_KAT_KH PRETFCS_KAT_LMK

    POSTFCS_KAT_LMK PRETFCS_KAT_PRO POSTFCS_KAT_PRO PREFLP_KAT_KH

    POSTFLP_KAT_KH PREFLP_KAT_LMK POSTFLP_KAT_LMK PREFLP_KAT_PRO

    POSTFLP_KAT_PRO /ORDER=ANALYSIS.

    Frequencies

    [DataSet1] G: \ 3. BAHAN SKRIPSI \ output data skripsi.sav

    Statistics

    PREFCS_KAT_K

    H

    POSTFCS_KAT_

    KH

    PRETFCS_KAT_

    LMK

    POSTFCS_KAT_

    LMK

    PRETFCS_KAT_

    PRO

    N Valid 25 25 25 25 25

    Missing 0 0 0 0 0

    Statistics

    POSTFCS_KAT_

    PRO

    PREFLP_KAT_K

    H

    POSTFLP_KAT_

    KH

    PREFLP_KAT_L

    MK

    POSTFLP_KAT_

    LMK

    N Valid 25 25 25 25 25

    Missing 0 0 0 0 0

    Statistics

    PREFLP_KAT_P

    RO

    POSTFLP_KAT_

    PRO

    N Valid 25 25

    Missing 0 0

  • Frequency Table

    PREFCS_KAT_KH

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid sedang (80-90%) 1 4.0 4.0 4.0

    kurang (70-80%) 15 60.0 60.0 64.0

    defisit(

  • PRETFCS_KAT_PRO

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid kurang 10 40.0 40.0 40.0

    defisit 15 60.0 60.0 100.0

    Total 25 100.0 100.0

    POSTFCS_KAT_PRO

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid kurang 20 80.0 80.0 80.0

    defisit 5 20.0 20.0 100.0

    Total 25 100.0 100.0

    PREFLP_KAT_KH

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid kurang 9 36.0 36.0 36.0

    defisit 16 64.0 64.0 100.0

    Total 25 100.0 100.0

    POSTFLP_KAT_KH

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid sedang 7 28.0 28.0 28.0

    kurang 16 64.0 64.0 92.0

    defisit 2 8.0 8.0 100.0

    Total 25 100.0 100.0

  • PREFLP_KAT_LMK

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid kurang 7 28.0 28.0 28.0

    defisit 18 72.0 72.0 100.0

    Total 25 100.0 100.0

    POSTFLP_KAT_LMK

    dimension1

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    dimension0 Valid sedang 1 4.0 4.0 4.0

    kurang 20 80.0 80.0 84.0

    defisit 4 16.0 16.0 100.0

    Total 25 100.0 100.0

    PREFLP_KAT_PRO

    Frequency Percent