analisis ruilslag tanah wakaf menurut peraturan...

107
ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN Studi Pada: Perumahan Kota Kembang (Grand Depok City) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: MUMTAZ CHAIRUNISSA IRIS PUTRANTI 11140460000041 PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: vuongbao

Post on 17-May-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN

PERUNDANG - UNDANGAN

Studi Pada: Perumahan Kota Kembang (Grand Depok City)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum (S.H.)

Oleh:

MUMTAZ CHAIRUNISSA IRIS PUTRANTI

11140460000041

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG
Page 3: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG
Page 4: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG
Page 5: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

i

ABSTRAK

Mumtaz Chairunissa Iris Putranti NIM 11140460000041, ANALISIS RUILSLAG

TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,

Program Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1439/2018. xi+ 62 halaman 30 lampiran.

Kemunculan masalah yang makin mencuat dengan kebutuhan maunsia

yang makin beragam membutuhkan beberapa cara untuk mewujudkan kebutuhan

tersebut. Ruilslag tanah wakaf merupakan salah satu contoh dari kebutuhan

manusia pada zaman ini, untuk itu Pemerintah menyusun regulasi untuk mengatur

sesuai kebutuhan yang masyarakat butuhkan. Undang-undang Nomor 41 Tahun

2004, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2006 Peraturan Badan Wakaf

Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 dan Kompilasi Hukum Islam merupakan regulasi

dari ruilslag tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta mengkaji

mengenai prosedur pendaftaran ruilslag dari seluruh peraturan perundang-

undangan apakah beberapa peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan

justru mempersulit untuk melakukan pendaftaran ruilslag atau pemerintah

mempunyai maksud lain pada tahapan dalam prosedur pendaftaran ruilslag

tersebut lalu dengan sanksi bagi penyalahgunaan tanah wakaf yang marak terjadi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan

normatif empiris, dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

kajian dengan cara studi pustaka, studi lapangan, dengan tahap wawancara, dan

melakukan studi dokumen pada objek yang diteliti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah menyusun peraturan

perundang-undangan mengenai ruilslag untuk memperketat permasalahan yang

ada, sekaligus hanya memberikan persetujuan terhadap pendaftaran ruilslag untuk

kepentingan umum. Dan masyarakat wajib mengikuti tahapan-tahapan yang telah

diatur pada peraturan perundang-undangan.

Kata Kunci : Ruilslag Tanah Wakaf, dan Peraturan Perundang-undangan

Pembimbing : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H, M.A, M.M

Daftar Pustaka : Tahun 1994 s.d tahun 201

Page 6: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

ii

حي حن امر بسم هللا امر

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “ Analisis Ruilslag

Tanah Wakaf Menurut Peraturan Perundang-undangan, Studi Pada: Perumahan

Kota Kembang, (Grand Depok City)” sebagai bentuk pertanggung jawaban

keilmuan dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum pada Program Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya untuk berbuat

semaksimal mungkin dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk membahas dan

menguraikan semua permasalahan yang menjadi pokok penyusunan skripsi sesuai

dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada. Namun demikian harus disadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini ibarat pepatah mengatakan “tak ada gading

yang tak retak”, maka dalam penyusunan skripsi ini masih kurang sempurna, oleh

karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan dorongan,

semangat dan kasih sayang serta doa dari banyak pihak sehingga meskipun

banyak kendala, namun pada akhirnya dapat terselesaikan. Dorongan untuk selalu

maju, selalu ditanamkan oleh orang tua Ayahanda H. Hanindyo Witjaksono, S.H

dan Ibunda Sri Prihati S.Pd, M.M kepada beliau salam takdzim ananda haturkan.

Beliaulah yang telah mengukir jiwa raga, membesarkan, mendidik serta

memberikan arah dalam menjalani hidup.

Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan. Pada akhirnya

penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:

Page 7: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

iii

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A yang

telah mencurahlan pengetahuan dan pengalamannya selama masa kuliah.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Dr. Abdurrauf, M.A sebagai Ketua dan

Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah yang telah

memberikan tuntunan dan arahannya selama ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M sebagai

dosen pembimbing skripsi yang senantiasa sabar dalam memberikan

bimbingan serta masukan atau saran-saran yang baik sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. Bapak Dr. Syahrul Adam, M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

5. Kepada seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang selama ini telah

membagi ilmu dan pengalamannya kepada penulis di bangku kuliah. Serta

segenap karyawan yang telah membantu menyelesaikan administrasi.

6. Segenap jajaran Staf dan Karyawan akademik, Perpustakan Utama dan

Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas

berupa buku-buku untuk menambah pengetahuan penulis dan pengadaan

studi kepustakaan.

7. Bapak Drs. Umar Nasir Assubhi dan Bapak Ikhwanuddin, S.Ag, MM.Pd,

selaku Kepala Seksi BIMAS dan Pelaksana BIMAS Kantor Kementerian

Agama Kota Depok yang telah membantu penulis dalam melengkapi data-

data yang diperlukan selama penulisan skripsi ini.

8. Kepada saudara-saudara kandungku tercinta, Nandyasari Hanindyo Putri,

Indie Yazida Priyanka Nastiti dan Muhammad Tauhid Alif Al-Musthafa

yang selalu mendukung secara penuh kepada penulis sampai akhirnya

skripsi ini terselesaikan.

9. Kepada teman kelas Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014, Alen,

Fauzan K, Fauzan N, Adam, Imam, Rifqon, Amik, Rizky, Faizah, Syifa,

Amel, Thoivah, Yani, Fika, Fariha, Eti, Iqoh, Ismy, Wienda, Cipo, dan

tidak bisa sebutkan secara keseluruhannya.

Page 8: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

iv

10. Kepada sahabat tercinta Fikrotul Jadidah dan Siti Khodijah yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi sampai

tahap akhir penulisan skripsi.

11. Kepada teman satu perjuangan Fildzah Permata Rizki Nasution dan Siti

Gina Imania yang senantiasa bersama-sama saling berkonsultasi satu sama

lain sampai skripsi ini selesai.

12. Kepada Kostan Pojok Atas, Dewi Murti Hidayat, Liana Farikhati, dan

Lutfah Rokmanah yang selalu mendukung penulis untuk selalu semangat

dan berjuang hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum mencapai

Kesempurnaan dalam arti sebenarnya, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada

umumnya.

Ciputat, 13 Juli 2018

Penulis

Page 9: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ...................................................... 6

D. Rumusan Masalah .......................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat ........................................................ 6

F. Review Studi Terdahulu .................................................. 7

G. Kajian Kepustakaan ......................................................... 8

H. Metode Penelitian ............................................................ 12

I. Sistem Pembahasan ........................................................ 15

BAB II PEMBAHASAN

A. Wakaf dalam Islam ......................................................... 17

B. Ruislag menurut Peraturan Perundang-undangan .......... 31

BAB III PROFIL UMUM KANTOR KEMENTERIAN KOTA DEPOK

A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Depok .......... 37

B. Visi dan Misi ................................................................... 38

C. Fungsi dan Tujuan ........................................................... 39

D. Struktur Organisasi .......................................................... 41

Page 10: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

vi

BAB IV ANALISIS RUISLAG TANAH WAKAF MENURUT

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Prosedur Penggantian Nazhir .................................................. 42

B. Prosedur Pendaftaran Ruislag Tanah Wakaf ......................... 46

C. Sanksi Penyalahgunaan Tanah Wakaf ..................................... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 60

B. Saran ......................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62

LAMPIRAN ........................................................................................... 66

Page 11: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Persamaan dan Perbandingan Ruilslag Tanah Wakaf Menurut

Peraturan Perundang-undangan ................................................. 56

Page 12: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah menjadi bagian yang amat penting bagi kehidupan bermasyarakat.

Dimana manusia tidak dapat dipisahkan oleh tanah, karena tanah menjadi

tempat tinggal serta sumber makanan berasal dari tanah pula. Seiring dengan

perkembangan zaman yang amat pesat, menjadikan tanah sebagai modal

utama di berbagai aspek. Peran penting dari tanah menjadikan tanah dapat

diperoleh dari jual beli, hibah, wakaf maupun tukar menukar.

Tidak semua hal mengenai tanah dapat berjalan sesuai dengan keinginan,

ada saja permasalahan-permasalahan yang muncul sehingga berpengaruh

pada kehidupan dalam bermasyarakat. Masalah tanah dari hari ke hari kian

mencuat. Dengan banyaknya masalah persoalan tanah tersebut, Pemerintah

akhirnya mengambil tindakan dengan mengeluarkan undang-undang sebagai

solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Salah satunya adalah undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 telah

mencantumkan adanya suatu ketentuan khusus sebagaimana tersebut di dalam

Pasal 49 ayat 3 yang menyatakan bahwa :1

Perwakafan tanah milik telah dilindungi dan diatur dengan Perwakafan

Pemerintah.

Perwakafan tanah telah diatur oleh pemerintah dengan mengeluarkan

berbagai undang-undang atau peraturan pemerintah. Diantaranya ada

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan Pemerintah

Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2008.

1 Budi Harsoni, Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok

Agrari ), Djambatan, Jakarta : 1999, h., 350.

Page 13: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

2

Berdasarkan data yang ada dalam masyarakat pada umumnya wakaf di

Indonesia digunakan untuk masjid, musholla, sekolah, pesantren, rumah

yatim piatu, dan makam. Dan sedikit sekali tanah yang dikelola secara

produktif dalam bentuk usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-

pihak yang memerlukan, khususnya kaum fakir miskin. Pemanfaatan tersebut

dilihat dari kepentingan peribadatan memang efektif, tetapi dampaknya

kurang berpengaruh positif dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Apabila

peruntukan wakaf hanya terbatas pada hal-hal di atas tanpa diimbangi dengan

wakaf yang dikelola secara produktif, maka kesejahteraan sosial ekonomi

masyarakat yang diharapkan dari lembaga wakaf, tidak akan dapat

terealisasikan secara optimal.2

Perkembangan wakaf di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi tiga

fase, yaitu fase tradisional, semi profesional dan profesional. Fase tradisional

harta wakaf diperuntukkan hanya untuk pembangunan fisik semata. Seperti

untuk makam, masjid, musholla dan madrasah. Pada fase ini ikrar wakaf

umumnya hanya bersifat lisan tanpa ada bukti tertulis sama sekali. Akibatnya

setelah diurus oleh beberapa generasi banyak wakaf yang hilang tanpa bekas.

Fase semi profesional, pengelolaan wakaf tidak banyak berbeda dengan masa

sebelumnya. Namun sudah mulai dikembangkan secara produktif walaupun

belum maksimal (penambahan fasilitas, gedung pertemuan, koperasi, mini

market dan fasilitas lainnya yang berada di pekarangan masjid yang dibangun

di tanah wakaf). Pelaksanaan wakaf sudah mulai dilakukan secara tertulis

yaitu melalui Akta Ikrar Wakaf (AIW) yang dibuat oleh Pejabat Pembuat

Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Kegiatan wakaf, khususnya wakaf tanah sudah

memiliki payung hukum setelah diakui adanya hak milik wakaf dalam

perundangan mengenai pertanahan. Sedangkan pada fase profesional, wakaf

2

Pedoman Pengelolaan dan Perkembangan Wakaf, Kementerian Agama Republik

Indonesia Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013,

h., 3.

Page 14: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

3

sudah mulai diurus dan dikembangkan secara produktif. Bahkan wakaf dalam

bentuk uang dan barang berharga lainnya pun sudah mulai diperkenalkan.3

Wakaf adalah salah satu bentuk ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah

SWT yang mana dalam hal ini berkaitan erat pada harta benda. Dari

pemberian wakaf, ada beberapa aspek yang amat berpengaruh pada

kehidupan manusia, yaitu, aspek keagamaan, ekonomi dan juga sosial. Wakaf

merupakan salah satu instrumen dalam Islam untuk mencapai tujuan ekonomi

Islam yaitu mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Negara-negara

berpenduduk muslim seperti Mesir, Saudi Arabia, Yordania, Turki,

Bangladesh, Malaysia dan Amerika Serikat, mengembangkan dan

menerapkan wakaf sebagai salah satu instrumen untuk membantu berbagai

kegiatan umat dan mengatasi masalah umat seperti kemiskinan.4

Dalam Islam amalan wakaf memiliki kedudukan yang sangat penting

seperti halnya zakat dan sedekah. Wakaf mengharuskan seorang muslim

untuk merelakan harta yang diberikan untuk digunakan dalam kepentingan

ibadah dan kebaikan. Harta wakaf yang sudah diberikan sudah bukan menjadi

hak milik pribadi melainkan hak milik umat. Wakaf bisa dijadikan sebagai

lembaga ekonomi yang potensial untuk dikembangkan selama bisa dikelola

secara optimal, karena instusi perwakafan merupakan salah satu aset

kebudayaan nasional dari aspek sosial yang perlu mendapat perhatian sebagai

penopang hidup dan harga diri bangsa. Oleh karena itu kondisi wakaf di

Indonesia perlu mendapat perhatian ekstra, terutama wakaf di Indonesia yang

pada umumnya berbentuk benda yang tidak bergerak dan tidak dikelola

secara produktif.5

Pengelolaan wakaf selalu berkembang sejalan dinamika dan perubahan

dalam masyarakat. Oleh karena itu pemerintah terus mendorong bagi

tumbuhnya semangat pemberdayaan wakaf secara produktif kepada pihak-

3Pengelolaan Wakaf di Indonesia, Ahmadsibgotullah.blogspot.co.id/2010/tanggal-

pembuatan-342010.html?m=1.

4 F. Prihartini, et.al., Hukum Islam Zakat dan Wakaf.Kerjasama Penerbit Sinar Mentari

dengan Badan Peneribit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta : 2005, h.,131.

5Bashul Hazami, “Peran Aplikasi Wakaf Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat di

Indonesia”, Jurnal,Analisis Volume XVI Nomor 1,(Juni 2016), h.,174-175.

Page 15: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

4

pihak yang terkait dengan wakaf. Selain pemberdayaan wakaf kita juga

tengah dihadapkan dengan masalah yang serius contohnya yang terjadi di

Perumahan Kota Kembang atau Grand Depok City yaitu ruilslag tanah wakaf

atau tukar menukar wakaf.

Dalam UU Wakaf 2004 Pasal 41 telah ada legalitas terhadap tukar

menukar benda wakaf setelah terlebih dahulu meminta izin dari Menteri

Agama Republik Indonesia dengan dua alasan, Pertama karena tidak sesuai

dengan tujuan wakaf dan yang kedua demi kepentingan umum. Secara

substansial, benda-benda wakaf boleh diberdayakan secara optimal untuk

kepentingan umum dengan jalan tukar-menukar. Keberadaan aturan tersebut

merupakan upaya pembaharuan paham yang sejak awal diyakini oleh

mayoritas ulama dan masyarakat Indonesia yang mengikuti pendapat Imam

Syafi‟i bahwa benda-benda wakaf tidak boleh diutak-atik, walaupun demi

kepentingan manfaat sekalipun.6

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 dan prosedur ruilslag

yang dimuat di laman resmi Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementrian

Agama, disebutkan bahwa proses ruilslag setidaknya melewati tujuh tahap

sebelum keluarnya izin Menteri Agama. Tahapan itu ialah: 7

1. Kantor Urusan Agama.

2. Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota.

3. Tim Penilai yang terdiri atas unsur Pemerintah Kota/Kabupaten, MUI

Kabupaten/Kota, BPN Kab/Kota dan nazhir.

4. Kantor Kementrian Agama Provinsi.

5. Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama.

6. Badan Wakaf Indonesia.

7. Sekteriat Jenderal Kementerian Agama RI.

6Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam dan Penyelenggaraan Haji, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Departemen Agama RI,

Jakarta: 2006, h.99.

7Tukar Guling Wakaf Sudah Ada Aturannya, http://www.nu.or.id/post/read/83497/tukar-

guling-tanah-sudah-ada-aturannya, Rabu, 22 November 2017.

Page 16: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

5

Bahkan menurut Badan Wakaf Indonesia, yang harus dilalui dalam

pelaksanaan ruilslag tanah wakaf terdapat 37 persyaratan, hal ini pula yang

menjadi dampak negatif akan rumitnya tahapan itu dan nantinya akan

berpengaruh pada waktu yang dilalui pula.

Hal ini terbilang cukup rumit disebabkan prosedur dalam pendaftaran

ruilslag tanah wakaf atau tukar menukar wakaf, adanya beberapa tahapan

yang harus dijalani. Seperti misalnya meminta izin tertulis kepada Menteri

Agama. Kemudian adanya perbedaan dalam prosedur pendaftaran ruilslag

tanah wakaf dalam Peraturan Perundang-Undangan. Peristiwa ini menjadi

permasalahan bagi pihak-pihak yang mengurusi pendaftaran ruilslag tanah

wakaf, karena seperti yang terjadi pada Studi kasus Perumahan Kota

Kembang yang sekarang Grand Depok City, proses penukaran tanah wakaf

tidak ditindaklanjuti, akan tetapi setelah 11 tahun lamanya akhirnya proses

tersebut dilanjutkan kembali dengan pemindahan lokasi tanah pengganti

sekaligus pengangkatan nazhir pengganti. Dengan melihat kondisi dan kasus

di atas sangatlah penting untuk diteliti dan menarik, maka penulis akan

membuat penelitian dengan judul “ Analisis Ruilslag Tanah Wakaf

Menurut Peraturan Perundang-Undangan Studi Pada Perumahan Kota

Kembang (Grand Depok City)”.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana peninjauan beberapa Peraturan Perundang- Undangan terhadap

ruilslag tanah wakaf ?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan ruilslag tanah wakaf dalam beberapa

Peraturan Perundang-Undangan ?

3. Apa sajakah persyaratan yang dibutuhkan dalam proses ruilslag tanah

wakaf?

4. Bagaimana manfaat dari adanya ruilslag tanah wakaf ?

5. Apakah peraturan tersebut berdasarkan pendapat pihak yang berwenang

dalam mengurusi wakaf ?

Page 17: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

6

6. Apa saja persyaratan terhadap harta benda wakaf dalam pendaftaran

ruilslag tanah wakaf ?

7. Apakah ada sanksi yang didapat bila melakukan ruilsalg tanah wakaf tanpa

seizin pihak berwenang ?

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis

membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasanya lebih jelas

dan terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis. Di sini penulis hanya

akan membahas bagaimana analisis ruilslag tanah wakaf menurut Peraturan

Perundang-Undangan dengan mengambil studi pada Perumahan Kota

Kembang (Grand Depok City).

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis Peraturan Perundang-Undangan dalam ruilslag tanah

wakaf ?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan ruilslag tanah wakaf antara beberapa

Peraturan Perundang-Undangan ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui analisis Peraturan Perundang-Undangan dalam

ruilslag tanah wakaf.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ruilslag tanah wakaf

antara beberapa Peraturan Perundang-undangan.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

1) Memberikan gambaran yang jelas mengenai Peraturan Perundang-

Undangan tentang persyaratan yang dikeluarkan oleh pemerintah

tentang ruilslag tanah wakaf.

2) Memberi masukan dan sumbangan pemikiran untuk pengembangan

kebijakan pemerintah atas ruilslag tanah wakaf.

Page 18: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

7

3) Melengkapi kajian dalam ilmu pengetahuan khususnya pada

Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan ruilslag

tanah wakaf.

2. Manfaat praktis

1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat

atau praktisi hukum dan instasnsi terkait ruilslag tanah wakaf.

2) Dapat memberikan masukan kepada praktisi hukum islam dalam

ruilslag tanah wakaf.

3) Memberikan bahan masukan bagi akademisi dalam menyelesaikan

kasus ruilslag tanah wakaf.

F. Review Studi Terdahulu

No Judul Skripsi Persamaan Perbedaan

1 Hukum Menukar dan

Merubah Fungsi Tanah

Wakaf Masjid Studi

Kasus di Desa

Simbang Wetan Kec.

Buaran, Kab.

Pekalongan.

Oleh: Agus

Hidayatullah, Fakultas

Syari‟ah dan Hukum,

Universitas Islam

Negeri Walisongo

Semarang, 2015

Dalam penelitian

ini penulis

merujuk pada

UU Nomor 41

Tahun 2004

Dalam penelitian

ini, penulis

menggunakan pasal

17 dan 18

berdasarkan UU

Nomor 41 Tahun

2004, dan KHI

Pasal 223, 224.

Peneliti lebih

terfokus paada

pendapat para

nazhir dan tokoh

agama Desa

Simbang Wetan.

2 Studi Analisis Dalam penelitian Dalam penelitian

Page 19: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

8

Pendapat Imam Bin

Hanbal Tentang

Penggantian Harta

Wakaf.

Oleh: Nur Makki,

Fakultas Syari‟ah dan

Hukum, Universitas

Islam Negeri

Walisongo Semarang,

2015

ini penulis

merujuk pada

UU Nomor 41

Tahun 2004.

ini, penulis terfokus

pendapat Imam Bin

Hanbal.

Peneliti

menggunakan

hukum perdata,

yaitu: PP Nomor 28

Tahun 1977 dan

Peraturan menteri

Agama Nomor 1

Tahun 1978.

3 Tinjauan Perwakafan

Tanah Menurut

Undang-undang

Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf di

Kabupaten Semarang

Oleh: Devi Kurnia

Sari, Program

Pascasarjana,

Universitas

Diponogoro, 2006.

Dalam penelitian

ini penulis

merujuk pada

UU Nomor 41

Tahun 2004.

Dalam penelitian

ini, penulis

Peraturan

Pemeirntah Nomor

28 Tahun 1977

sebagai dasar

hukumnya.

G. Kajian Kepustakaan

1. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi

tentang konsep-konsep teori yang digunakan atau dihubungkan

dengan suatu penelitian yang sedang dilakukan. Teori berfungsi untuk

Page 20: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

9

membantu menjelaskan dan menggambarkan pola hubungan antara

variable yang satu dengan yang lain.

Fokus kajian teori adalah tukar–menukar. Dalam hal ini berkaitan

dengan perbuatan hukum antara dua pihak untuk saling memberikan

suatu barang secara timbal balik, sebagai gantinya atas suatu barang.

Teori tukar-menukar (exchange theory of attraction) diperkenalkan

oleh Pamudji. Berdasarkan asumsi bahwa intreaksi sosial

menggambarkan suatu bentuk tukar-menukar dalam anggota-anggota

kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan-pengorbanan

kelompok atau anggotanya yang lain seperti apa yang dijelaskan pada

Homand dan Stogsill (1958). Interaksi pun berkelanjutan, oleh karena

itu anggota-anggota merasakan tukar-menukar secara sosial ini saling

memberikan penghargaan. Demikian pula antara pemimpin dan yang

dipimpin, antara anggota-anggota yang dipimpin satu sama lain harus

berlangsung tukar-menukar. Keuntungannya, harus saling memberi

dan menerima. Jadi dalam teori ini ditekankan adanya “give and take”.

Tukar menukar menurut Pasal 1541 KUHPerdata adalah suatu

persetujuan dengan mana kedua belah pihak mengikatkan diri untuk

saling memberikan suatu barang secara timbal balik sebagai ganti

barang lainnya. Yang difokuskan pada definisi diatas adalah saling

memberikan benda antar satu sama lain.

Unsur-unsur yang terdapat pada tukar-menukar adalah:

a. Adanya subjek hukum.

b. Adanya kesepakatan antara subjek hukum.

c. Adanya objek yang dijadikan kesepakatan

d. Masing-masing subjek menerima barang yang menjadi objek

tukar-menukar.

Subjek hukum yang dimaksud diatas adalah pihak pertama dan pihak

kedua dalam perjanjian tukar menukar.

Sedangkan yang menjadi objeknya berupa benda bergerak maupun

benda tidak bergerak, dengan syarat bahwa barang tersebut tidak

Page 21: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

10

melanggar ketentuan pada Peraturan Perundang-Undangan, jika

barang yang telah ditukarkan dinyatakan bahwa subjek hukum

bukanlah pemilik barang tersebut, maka pihak lain tidak dapat

memaksakan untuk menyerahkan barang yang telah ia janjikan dari

pihak sendiri, melainkan mengembalikan barang yang telah ia terima.

Pihak yang telah melepaskan barang yang telah ia terima dapat

memilih, apakah ia akan menuntut penggantian biaya, rugi dan bunga

dari pihak lawannya atau menuntut pengembalian barang yang telah ia

berikan. Hak dan kewajiban dalam perjanjian tukar menukar adalah

masing-masing berkewajiban untuk menyerahkan barang yang ditukar

dan haknya menerima barang yang ditukar.

Apabila objek perjanjian musnah di luar kesalahan salah satu

pihak, maka perjanjian tukar-menukar dianggap gugur. Pihak yang

telah menyerahkan barang dapat menuntut kembali barang yang telah

diserahkannya.

2. Kerangka Konseptual

Dalam peneitian ini penulis menguraikan beberapa konsep-konsep

terkait istilah-istilah yang akan digunakan, diantaranya adalah:

a. Ruilslag atau tukar guling dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) disebut tukar lalu, yang berarti bertukar barang dengan

tidak menambah uang. Dalam Kitab Undang-undang Hukum

Perdata, tukar guling disebut dengan Ruilslag yang berarti tukar

guling yang didasarkan atas persetujuan pemerintah. Dalam

KUHPer pasal 1541 kata tukar guling mempunyai arti suatu

persetujuan, dimana antara kedua belah pihak mengikatkan dirinya

untuk saling memberi suatu barang secara bertimbal balik, sebagai

gantinya atas suatu barang. Adapun tukar guling menurut istilah

fuqaha meskipun secara tidak langsung tidak terdefinisikan secara

eksplisit, namun secara implisit tetap disebutkan, namun dengan

Page 22: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

11

istilah istibdal. Pengertian istibdal sebagai tukar guling

didefenisikan secara berbeda, diantaranya:

Menurut Imam Syarqawi kata istibdal (tukar guling) dalam

masalah wakaf adalah mengganti barang wakaf yang dinisbatkan

dengan kerusakan, yang kemudian diganti dengan benda lain yang

lebih baik. Sedangkan menurut salah satu penerus Madzhab Hanafi

yakni Ibnu „Abidin kata istibdal berarti mengganti suatu benda

wakaf satu dengan yang lain.8

b. Kantor Kementerian Agama atau yang disingkat Kemenag adalah

Kantor kementerian dalam Pemerintah yang membidangi urusan

agama, sebagai contoh wakaf. Dalam melaksankan tugasnya,

Kantor Kementerian Agama berfungsi dalam pelayanan,

bimbingan dan pembinaan di bidang haji dan umrah, pelayanan,

bimbingan dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,

pendidikan agama dan keagamaan, pembinaan kerukunan umat

beragama dll.

c. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah

Nomor 42 Tahun 2006 dan Peraturan Badan Wakaf Indonesia

Nomor 1 Tahun 2008 adalah Peraturan Perundang-Undang secara

tertulis yang mengikat secara umum, dan ditetapkan oleh lembaga

atau pejabat yang berwenang yang membahas tentang wakaf dan

ruilslag tanah wakaf.

d. BWI atau Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga negara

independen yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 41

Tahun 2004 tentang Wakaf. Badan ini terbentuk dalam rangka

mengembangkan dan mewujudkan perwakafan di Indonesia. BWI

dibentuk bukan untuk mengambil alih aset-aset wakaf yang selama

ini dikelola oleh nazhir yang sudah ada. BWI hadir untuk membina

nadzir agar aset wakaf dikelola lebih baik dan lebih produktif

8TukarGuling Perspektif Fikih dan Hukum Positif,

http://www.referensimakalah.com/2013/02/tukar-guling-perspektif-fikih-dan-hukum.html?m=1

Page 23: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

12

sehingga bisa memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat,

baik dalam bentuk pelayanan sosial, pemberdayaan ekonomi,

maupun pembangunan instruktur publik.9

e. Kompilasi Hukum Islam atau disingkat KHI adalah rangkuman

dari beberapa pendapat ahli hukum yang diambil dari berbagai

kitab yang ditulis oleh para ulama fikih yang biasa dipergunakan

sebagai referensi pada Pengadilan Agama untuk diolah dan

dikembangkan serta dihimpun ke dalam suatu himpunan. KHI ini

merupakan keberhasilan besar umat islam dalam pemerintahan

orde baru. Umat islam di Indonesia mempunyai pedoman fikih

yang seragam dan telah menjadi hukum positif yang wajib dipatuhi

oleh seluruh banga Indonesia yang beragama Islam.10

f. Fatwa MUI. Majelis Ulama Indonesia atau yang disingkat MUI

adalah lembaga yang mewadahi para ulama, zu’ama, dan

cendekiawan islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan

mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama

Indonesia berdiri pada tanggal 17 Rajab 1395 H atau tanggal 26

Juli 1975 di Jakarta, Indonesia untuk membantu pemerintah dalam

melakukan hal-hal yang menyangkut dengan umat Islam, seperti

mengeluarkan fatwa dalam kehalalan sebuah makanan, penentuan

kebenaran sebuah aliran dalam agama Islam, dan hal-hal yang

berkaitan dengan hubungan seseorang penganut agama Islam

dengan lingkungannya.11

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mendasarkan kepada penelitian hukum yang

dilakukan dengan memakai pendekatan normatif empiris, yang mana

9bwi.or.id/index.php/in/tentang-bwi/sekilas-bwi-html.

10

https://www.kumpulanmakalah.com/2017/09/kompilasi-hukum islam.html%3Fm%3DI&ved.

11https://id.m.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia.

Page 24: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

13

metode penelitian hukum normatif empiris ini pada dasarnya

merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan

adanya penambahan berbagai unsur empiris. Metode penelitian

normatif-empiris mengenai implementasi ketentuan hukum normatif

dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi

dalam suatu masyarakat.

2. Jenis Penelitian

Dalam jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif. Kualitatif adalah nilai dari

perubahan-perubahan yang tidak dapat dinyatakan dalam angka,

melainkan memberikan uraian-uraian sesuai dengan kenyataan dan

keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada objek penelitian.

Menurut Lexy J. Moleong (2009:248) proses analisis data kualitatif

dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan

sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data,

penyusunan satuan, kategorisasi dan terakhir adalah penafsiran data.

Mengenai penelitian deskriptif, metode ini bertujuan untuk

menggambar sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset

dilakukan dan memeriksa sebab dari suatu gejala tertentu.12

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menguraikan

tentang sifat-sifat dari suatu keadaan dan sekedar memaparkan uraian

(data dan informasi) yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari

lapangan.

3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dengan metode

wawancara kepada pihak yang berkompetensi, dalam hal ini

12

Husen Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004), h.,22.

Page 25: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

14

Kantor Kementerian Agama Kota Depok dan juga memperoleh

data dari peraturan perundang-udangan yaitu Undang-undang

Nomor 41 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun

2006, Peraturan Badan Wakaf Indonesia Nomor 1 Tahun 2008

dan Kompilasi Hukum Islam menjadi kewenangan dalam

mendapatkan informasi pada penelitian ini.

2) Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui metode studi

kepustakaan atas buku-buku, dokumen-dokumen serta literature

lain yang menunjang objek yang sedang diteliti.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

a. Penelitian pustaka (library research) dengan melakukan

telaah mendalam atas buku, karya ilmiah, artikel, dan

dokumen lainnya yang sesuai dengan objek yang diteliti.

4. Teknik Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara :

a. Interview/wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

dimana percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan serta diwawancarai

yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Metode ini dilakukan

dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden. Jadi

teori wawancara ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab

langsung kepada Kantor Kementerian Agama Kota Depok

sebagai sumber informasi dalam penelitian dengan pedoman

wawancara yang telah peneliti tetapkan, sehingga diperoleh data-

data yang diperlukan oleh penulis.

b. Studi Dokumentasi ini dapat menelaah bahan-bahan atau data-

data yang diambil dari dokumentasi Kantor Kementerian Agama

Kota Depok mengenai prosedur persyaratan ruilslag tanah wakaf.

5. Metode Analisis

Analisis data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke

komponen-komponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-

Page 26: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

15

masing komponen dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut

pandang. Penelaah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan.13

Data yang akan dikumpulkan akan diolah, dianalisis, dan

dinterpretasikan, untuk dapat menggali dan menjawab permasalahan

yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu

data primer dengan cara wawancara (interview), kemudian dianalisis

dan dipadukan atau dikaitkan dengan sumber data sekunder yaitu

peraturan perundang-undangan kemudian dilakukan penarikan

kesimpulan mengenai analisis ruilslag tanah wakaf menurut Peraturan

Perundangan-undangandan.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh Penulis dalam

skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah

pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”.

I. Sistem Pembahasan

Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab, yang masing-masing bab akan

diuraikan dalam beberapa sub bab. Untuk mendapat gambaran yang jelas dan

untuk mempermudah dalam pembahasan, berikut sistematika penulisan

skripsi ini:

BAB I: Membahas mengenai pendahuluan yang didalamnya berisi

latar belakang masalah, pembatasan masalah, identifikasi,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

teori dan konseptual, review studi terdahulu, dan

sistematika pembahasan.

13Sri Mamudji, dkk. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, 2005. h.,67

Page 27: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

16

BAB II : Membahas tentang Teori dan Ruilslag Tanah Wakaf yang

didalamnya berisi wakaf dalam islam, ruilslag menurut

Peraturan Perundang-undangan.

BAB III: Membahas tentang Profil Umum Kantor Kementerian

Agama Kota Depokyang meliputi, sejarah, visi dan misi,

fungsi dan tujuan, dan struktur organisasi.

BAB IV: Analisis ruilslag tanah wakaf menurut Peraturan Perundang-

undangan yang meliputi prosedur penggantian nazhir,

prosedur pendaftaran ruilslag tanah wakaf dan sanksi

penyalahgunaan tanah

BAB V: Kesimpulan dan saran.

Page 28: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

17

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wakaf Dalam Islam

1. Pengertian Wakaf

Secara etimologi kata wakaf berasal dari bahasa Arab waqf, kata kerjanya

waqafa yaqifu, berarti ”berdiri”, “berhenti”, “menahan” atau “mencegah”.

Ungkapan kata waqaftu, berarti aku berdiri, aku berhenti, aku ragu-ragu, aku

cegah dan aku tahan. Selanjutnya kata waqf lebih populer digunakan untuk

makna mauquf, artinya yang ditahan, yang dihentikan atau yang diragukan,

dibandingkan dengan makna suatu transaksi. Ungkapan kalimat: hadza al-

‘iqra waqf (tanah ini adalah wakaf) maksudnya hadza al-‘iqra mauquf (tanah

ini adalah yang diwakafkan).14

Adapun secara terminologi, wakaf adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian

harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syariah.15

Pengertian Dari Epistemologis

Secara epistemologis, yang dimaksud dengan wakaf menurut ulama fiqhialah

sebagai berikut:16

1) Menurut Madzhab Hanafi:

Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap

milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk

kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak

14

Mukhklisin Muzarie, Hukum Perwakafan Dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat (Implimentasi Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor), Cetakan Pertama,

Kementrian Agama RI, Thn. 2010, h.77.

15

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

16Departemen Agama RI, Fiqh Waqaf, Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf Tahun 2006, h.1-3.

Page 29: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

18

lepas dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia

boleh menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut menjadi harta

warisan untuk ahli warisnya. Jadi yang timbul dari wakaf hanyalah

“menyumbangkan manfaat”. Karena itu mazhab Hanafi

mendefinisikan wakaf adalah: “Tidak melakukan suatu tindakan atas

suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan

menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial),

baik sekarang maupun akan datang”.

Dengan demikian bagi Abu Hanifah, suatu wakaf akan berakhir

dengan meninggalnya orang yang mewakafkan dan harta tersebut

kembali kepada ahli waris yang berhak. Namun pada kesempatan lain,

Madzhab Hanafi mengakui keberadaan harta wakaf yang tidak dapat

ditarik kembali, yaitu:17

a. Berdasarkan keputusan hakim bahwa harta wakaf itu tidak boleh

dan tidak dapat ditarik kembali.

b. Wakaf yang dilakukan dengan jalan wasiat.

c. Harta wakaf yang dipergunakan untuk pembangunan masjid.

2) Menurut Madzhab Maliki:

Wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari

kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan

tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut

kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya

serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan si wakif

menjadikan manfaat hartanya untuk digunakan oleh mustahiq

(penerima wakaf), walaupun yang dimilikinya ituberbentuk upah, atau

menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan seperti mewakafkan uang.

17 Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perwakafan, Departemen Agama RI,

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf

Tahun 2006.

Page 30: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

19

Wakaf dilakukan dengan mengucapkan lafadz wakaf untuk masa

tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik

harta menahan benda itu dari pengunaan secara pemilikan, tetapi

membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu

pemberian manfaat benda secara wajar sedang benda itu tetap menjadi

milik si wakif. Perwakafan itu berlaku untuk suatu masa tertentu, dan

karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).

3) Menurut Madzhab Syafi‟i dan Hanbali

Syafi‟i dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan

harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna

prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap

harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan pemilik dengan cara

pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran atau tidak. Jika

wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh

ahli warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang diwakafkannya

kepada mauquf „alaih (yang diberi wakaf) sebagai sedekah yang

mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran

sumbangannya tersebut. Apabila wakif melarangnya, maka Qadli

berhak memaksanya agar memberikannya kepada mauquf „alaih.

Karena itu mazhab Syafi‟i mendefinisikan wakaf adalah: “Tidak

melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai

milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu

kebajikan (sosial)”.

2. Dasar Hukum Wakaf

1) Al-Qur‟an

Dalil yang menjadi dasar disyari‟atkannya ibadah wakaf dapat kita

lihat dari beberapa ayat Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muhammad saw

antara lain:

Page 31: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

20

مخي فعلوا ٱ

ك وٱ عبدوا رب

سدوا وٱ

رلعوا وٱ

ين ءامنوا ٱ ل

ا ٱ أيه (۷۷معلك ثفلحون)احلج ي

“Hai orang-orang yang beriman, ruku‟lah kamu, sujudlah kamu,

sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu

mendapat kemenangan” (Q.S. 22:77)

بهون وما ثن ا ت ثنفقوا مم بو علي )ال معران من ثناموا امب حت ن اللء فا فقوا من ش

۲۹)

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna)

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan

apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah

mengetahui” (Q.S.3:92)

نابل ف ك سنبل بع س كثل حبة ٱهبتت س ين ينفقون ٱمواميم ف سبيل الل مثل ال

واسع علي )امبقرة يضاعف ممن يشاء والل (۹۶۲مائة حبة والل

“Perumpamanaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir

benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus

biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa-siapa yang Dia

kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa (Karunia-Nya) Lagi Maha

Mengetahui (Q.S.2:261).

2) Hadits

عن ٱىب ىريرة رىض هللا ٱن امنىب صىل هللا عليو وسمل قال : اذا مات ابن ٱدم اهقطع

معهل اال من جالجة، صدقة جارية، ٱو عمل ينتفع بو، ٱوودل صاحل يدعوهل

Dari Abu Hurairah r.a sesungguhnya Nabi Muhammad saw telah

bersabda: “Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka

putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang

bermanfaat dan anak shaleh yang mendo‟akan orang tuanya”.

Page 32: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

21

Penafsiran shadaqah jariyah dalam hadits tersebut:18

ذ مره ىف ابب اموق لهو فرس ٱمعلامء امصدقة اجلرية ابموقف

“Hadits tersebut dikemukakan di dalam bab wakaf, karena para

ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan wakaf.” (Imam

Muhammad Ismail Al-Kahlani, t.t: 87)

ايراد املصنف ميذا احلديث ىف اموقف لهو امعلموء فرسوا ابموقف

“Maksud pengarang (mengemukakan) hadits ini sebagai dalil wakaf,

karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan wakaf.”

(As-Syaukani, 1374 H:127)

املقصود ابمصدقة اجلارية )اموقف(

“Yang dimaksud dengan shadaqah jariyah adalah wakaf.” (Sayid

Sabiq, 1971: 378)

وحل امعلامء امصدقة اجلارية عىل اموقف

“Para ulama mengelompokkan shadaqah jariyah kepada wakaf.”

(Imam Taqiyuddin, Abi Bakr, t.t :319)

Dari uraian di atas, ternyata ulama sepakat bahwa yang dimaksud shadah

jariyah dalam hadits tersebut adalah wakaf. Karena yang dimaksud

shadaqah jariyah adalah amalan yang tidak terputus, seperti halnya wakaf.

Selama benda-benda itu masih ada dan dimanfaatkan oleh orang banyak,

maka pahalanya akan terus mengalir, walaupun orang yang mewakafkannya

telah meninggal dunia. Dari hadits di atas disebutkan bahwa anak sholeh

yang mendo‟akan kedua orang tuanya termasuk amalan jariah karena anak

sholeh adalah hasil kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam sangat

menganjurkan dalam pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama. Yang

dikemudian hari anak tersebut menjadi anak sholeh, dan orang tuanya

mendapatkan pahala meskipun telah meninggal dunia.

18Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Darrul Ulum Press, Radar Jaya

Offset Jakarta: 1999, h.28-32.

Page 33: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

22

3. Rukun dan Syarat Wakaf

Dalam persepektif fiqh Islam, untuk adanya wakaf harus dipenuhi 4

rukun atau unsur dari wakaf tersebut, yaitu:19

1) Adanya orang yang ber-wakaf (sebagai subjek wakaf) (waqif).

2) Adanya benda yang diwakafkan (sebagai objek wakaf) (mauquf

bih).

3) Adanya penerima wakif (sebagai subjek wakaf) (mauquf alaih).

4) Adanya akad atau lafadz atau pernyataan penyerahan wakaf dari

tangan wakif kepada orang atau tempat berwakaf.

Unsur pertama wakaf, yaitu adanya subjek wakaf atau wakif, dalam

hal ini adanya orang yang mewakafkan hartanya, dan ini harus memenuhi

syarat-syarat sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Di kalangan fuqaha sepakat bahwa orang-orang yang hendak

melakukan transaksi wakaf harus memenuhi persyaratan tertentu agar

perbuatannya dapat dipertanggung jawabkan. Pewakaf diisyaratkan harus

seseorang yang dipandang cakap untuk melakukan amal kebajikan (ahl li

tabarru) dengan indikator sebagai berikut:20

1) Pewakaf adalah orang dewasa, bukan anak-anak. Anak-anak yang

belum dewasa sekalipun sudah memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi dan sudah dapat menentukan pilihan sendiri

(mumayyiz), tidak sah beramal wakaf.

2) Pewakaf berakal sehat, sebaliknya orang yang sakit ingatan

(majnun), orang yang mabuk (sakar) dan orang idiot (ma’tuh)

semua tindakannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, oleh

karena itu tidak sah beramal wakaf. Orang mabuk akalnya tidak

dapat bekerja dengan baik, tidak sadar, dan tidak dapat mengontrol

19 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta: 2009,

h.,59

20

H.Mukhklisin Muzarie, Hukum Perwakafan Dan Implikasinya Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat (Implimentasi Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor), Cetakan

Pertama, Kementrian Agama RI, 2010, h., 110.

Page 34: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

23

tindakan-tindakan yang ia lakukan. Yang dimaksud idiot (ma’tuh)

adalah orang yang sangat lemah akalnya sehingga tidak dapat

menangkap dan merekam informasi dengan baik, akibatnya

tindakan dan ucapannya tidak dapat dipertanggung jawabkan,

tindakan dan ucapan orang idiot tidak menentu, kadang-kadang

seperti orang sehat akalnya kadang-kadang seperti orang sakit

ingatan. Oleh karena itu orang idiot termasuk orang yang tidak

cakap melakukan perbuatan hukum (mahjur ’alaih), tidak sah

mengikrarkan wakaf.

3) Pewakaf pada saat mewakafkan hartanya dalam keadaan sehat,

bukan orang yang dalam keadaan sakit keras. Orang yang sedang

sakit keras tidak sah mewakafkan, kecuali dalam batas sepertiga

harta. Pembatasan ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi

hak-hak orang seperti: hak orang yang berpiutang dan hak ahli

waris. Batas sepertiga harta dijelaskan oleh Nabi saat akan

menerima harta Sa‟ad bin Abi Waqas ketika ia jatuh sakit, sebagai

berikut:

امثلث وامثلث لثي اهك ٱن ثدع ورجك ٱغنياء خيمن ٱن ثدعك عاةل يتكففون امناس

رواه -ٱثكٱيديم واهك همامٱهفقت من هفقة فاهناصدقة حت انلقمة ترفعيا اىل ىف امر

امبخارى

Artinya: “Sepertiga, sekali lagi sepertiga, itupun sudah banyak,

Sesungguhnya kamu meninggalkan ahli waris yang kaya adalah

lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin

meminta-meminta kepada orang lain dan menunggu uluran tangan

mereka. Dan sesungguhnya, setiap kamu mengeluarkan nafkah

(untuk keluargamu), berarti kamu sedekah termasuk sesuap nasi

yang kamu berikan kepada istrimu” (H.R Bukhari).

4) Pewakaf adalah pemilik penuh harta yang diwakafkannya,

seseorang yang diserahi tugas untuk mengurus harta, atau hanya

sebagai pembeli gadai, tidak dapat mewakafkan harta yang

dikuasainya karena bukan milik penuh.

Page 35: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

24

5) Pewakaf adalah orang yang cakap bertindak (rasyid), bukan orang

yang dibawah pengampunan (mahjur ‘alaih), baik karena berlaku

boros (safih) atau karena jatuh pailit (muflis). Orang yang berlaku

boros atau jatuh pailit tidak sah untuk mewakafkan hartanya.

Pemahaman ini bertujuan untuk melindungi hak-hak orang lain,

baik orang yang berpiutang maupun ahli waris dan juga

melindungi hak-hak pribadinya.

6) Pewakaf tidak tenggelam hutang, orang yang mempunyai hutang

yang melebihi jumlah hartanya tidak sah mewakafkan. Orang yang

mempunyai hutang yang melebihi hartanya tidak sah mewakafkan

walaupun hanya sebagian. Dan orang yang mempunyai hutang

yang tidak melebihi hartanya sah mewakafkan harta yang

selebihnya. Apabila wakafnya melebihi sisa harta yang dijaminkan

hutang, maka keabsahannya tergantung dari perizinan pihak yang

berpiutang, apabila pihak yang berpiutang mengizinkan, wakafnya

sah, sebaliknya apabila tidak mengizinkan, wakafnya tidak sah.

Dan apabila seseorang mempunyai hutang yang melebihi hartanya

terlanjur berbuat wakaf, maka hakim bertanggung jawab untuk

membatalkan wakafnya dan melelangkan seluruh asset wakaf

untuk menutup hutang-hutangnya.

Syarat yang kedua adalah mauquf bih (barang atau harta yang

diwakafkan). Dalam perwakafan, agar dianggap sah maka harus

memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :21

a) Harta wakaf itu memiliki nilai (ada harganya).

Maksudnya adalah dalam praktiknya harta tersebut dapat bernilai

apabila telah dimiliki oleh seseorang, dan dapat dimanfaatkan

dalam kondisi bagaimanapun.

21Departemen Agama, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia (Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI,

2007), h. 49-50.

Page 36: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

25

b) Harta wakaf itu jelas bentuknya, artinya diketahui secara

yakinketika benda tersebut diwakafkan, sehingga tidak akan

menimbulkan persengketaan. Harta wakaf itu merupakan hak milik

dari wakif.

c) Harta wakaf itu berupa benda yang tidak bergerak, seperti tanah,

atau benda yang disesuaikan dengan wakaf yang ada.

Syarat berikut, yaitu syarat ketiga adanya penerima wakaf, yaitu

maukuf alaih. Kehadiran maukuf alaih sewaktu terjadinya ikrar wakaf

karena dalam pandangan ulama-ulama fuqaha, tidak sah memberikan

wakaf kepada orang yang belum jelas orangnya atau terhadap orang yang

belum lahir. Sebagai contoh wakaf yang kepada seorang bayi yang masih

dalam kandungan ibunya, belum diketahui apakah anak itu akan hidup

atau meninggal ketika lahir. Kemudian maukhuf alaih disyaratkan pula

ahli untuk memiliki harta (menerima), maksudnya maukuf alaih bisa

dipertanggung jawabkan dan memelihara harta wakaf itu dan melihat

wakaf sebagai amanah dari Allah yang harus dijaga. Disyaratkan pula

maukuf alaih seorang yang bukan pendurhaka dan orang yang suka

berbuat maksiat melawan hukum Allah. Dinyatakan pula kepada siapa

yang menerima harta wakaf itu secara tegas dalam sighat selama tidak

ada hukum yang mencegahnya.22

Syarat terakhir, adanya ikrar atau pernyataan (shigat) adalah rukun

wakaf yang sangat penting, Ulama Hanafiyah memandangnya sebagai

satu-satunya rukun dalam transaksi wakaf lafadz atau sighat ialah

pernyataan kehendak dari wakif yang dilahirkan dengan jelas tentang

benda yang diwakafkan, kepada siapa diwakafkan untuk apa

dimanfaatkan. Apabila penerima wakaf adalah pihak tertentu, sebagian

ulama berpendapat perlu ada qabul (jawaban penerimaan). Tapi kalau

wakaf itu untuk umum saja, tidak harus ada qabul.23

Mereka meyatakan

22Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, Ciputat Press,2005, h.18.

23

AdIjani Al-Alabij, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori dan Praktek Cetakan

IV, PT RajaGrafindo Persada, 2002, h.34.

Page 37: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

26

bahwa rukun wakaf hanyalah ikrar atau pernyataan dengan menggunakan

kalimat-kalimat tertentu. Berikut pernyataan atau ikrar wakaf (shigat) ini,

Al-Ghazali memberikan persyaratan sebagai berikut:24

1. Harus menyebutkan untuk jangka waktu yang tak terbatas

(ta’bid). Sejumlah ulama fikih tidak mengesahkan wakaf yang

ikrarnya menyebutkan untuk jangka waktu terbatas (mu’aqqat)

dengan alasan bahwa wakaf adalah sebuah transaksi

memisahkan hak yangbertujuan untuk mendekatkan diri kepada

Allah (al-qurbah), tidak boleh dibatasi dengan waktu tertentu.

Apabila seseorang mengikrarkan wakaf satu sampai dua tahun,

maka wakafnya tidak sah karena ikrarnya tidak memenuhi

persyaratan.

2. Dapat realisir langsung (munnjiz). Sejumlah besar ulama

mensyaratkan ikrar wakaf tidak dikaitkan dengan sesuatu dan

tidak ada transaksi yang langsung memindahkan hak seperti

halnya jual beli, sewa-menyewa dan hibah. Akan tetapi Ulama

Malikiyah membolehkan wakaf dengan menunda

pelaksanaanya hingga bulan depan atau tahun depan, atau

menyandarkannya dengan sesuatu. Misalnya seseorang berkata:

“Seandainya aku dapat membeli rumah si A maka saya

wakafkan”, wakaf yang demikian hukumnya sah.

3. Ikrar wakaf bersifat mengikat (ilzam). Sejumlah ulama besar,

selain Malikiyah, memandang bahwa memberikan syarat dalam

pelaksanaan wakaf hukumnya tidak boleh. Misalnya tanah ini

saya wakafkan dengan syarat sewaktu-waktu dapat ditarik

kembaliapabila diperlukan.Alasannya karena wakaf merupakan

transaksi melepaskan hak sama dengan pemberian lepas (hibah)

24 H.Mukhklisin Muzarie, Hukum Perwakafan Dan Implikasinya Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat (Implimentasi Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor), Cetakan

Pertama, Kementrian Agama RI, Thn. 2010, h.,141-142.

Page 38: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

27

atau pembebesan budak, tidak boleh ada pilihan (khiyar) antara

membatalkan (wakaf) atau meneruskan.

4. Ikrar wakaf harus menyebutkan sasaran yang jelas. Apabila

pewakaf dalam pernyataan atau ikrarnya tidak menyebutkan

sasaran yang jelas seperti “tanah ini saya wakafkan”, tanpa

menyebut sasaran mana yang dituju, maka wakafnya tidak sah.

Demikian pandangan Ulama Syafi‟iyah, namun ulama lainnya

memandang bahwa ikrar wakaf yang tidak menyebutkan

sasaran hukumnya sah. Misalnya pewakaf yang mengikrarkan

bahwa “tanah ini saya wakafkan karena Allah semata-mata”

hukumnya sah.

5. Wahbah Zuhaili menambahkan bahwa persyaratan atau ikrar

wakaf tidak boleh disertai persyaratan-persyaratan yang

sifatnya bertentangan dengan tujuan wakaf. Misalnya pewakaf

mewakafkan tanahnya untuk kepentingan lembaga dengan

syarat agar tetap dikuasai dan diatur sendiri atau diatur oleh

anaknya walaupun kinerjanya tidak benar.

4. Pengertian Nazhir

Nazhir berasal dari kata kerja bahasa arab nazhara-yandzuru-

nadzaran yang mempunyai arti menjaga, memelihara, mengelola dan

mengawasi. Adapun nazhir dalam isimfa’ildari kata nazhir yang

kemudian dapat diartikan dalam bahasa indonesia dengan pengawas

(penjaga).25

Secara istilah nazhir adalah orang atau sekelompok orang dan

badan hukum yang diserahi tugas oleh wakif mengelola wakaf.

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa

nazhir adalahpihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk

dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.26

25 http: //groups.yahoo.com/group/fiqhzakatdanwaqaf/pada tanggal 19 Juni 2018.

26

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Laksanaan Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Page 39: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

28

5. Kewajiban dan Hak-hak Nazhir

Kewajiban nazhir yang dijelaskan dalam Pasal 200 di dalam

Kompilasi Hukum Islam adalah sebagai berikut:27

a. Mengurus dan bertanggung jawab atas kekayaan wakaf serta hasilnya,

dan pelaksanakan perwakafan sesuai dengan tujuannya menurut

ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Menteri Agama.

b. Membuat laporan secara berkalaatas semua hal yang menjadi

tanggung jawabnya kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan dan

Camat setempat sesuai dengan tata cara yang ditetapkan dalam

peraturan Menteri Agama.

Adapun hak nazhir yang dijelaskan dalam Pasal 222 Kompilasi

Hukum Islam, yaitu mendapatkan penghasilan dan fasilitas, yang jenis

dan jumlahnya ditentukan berdasarkan kelayakan atas dasar Majelis

Ulama Kecamatan dan Kantor Urusan Agama yang bersangkutan.

Begitu pula dengan penjelasan pada Pasal 12 Undang-undang Nomor

41 Tahun 2004 hak nazhir adalah dapat menerima imbalan dari hasil

bersih atas pengelolaan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi

dari 10%.

6. Macam-macam Wakaf

Wakaf yang dikenal dalam syari‟at Islam, dilihat dari penggunaan/

yang memanfaatkan benda wakaf ada dua macam, dari kutipan buku

Suparman Usman yang diambil dari pemikiran Sayyid Sabiq (1971: 378)

menulis:28

اهواعو:

27

Kompilasi Hukum Islam, Bab III, Pasal 200 Tentang Perwakafan.

28

Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia Cetakan II, Darrul Ulum Press,

Radar Jaya Offset, Jakarta: 1999, h.,34-36.

Page 40: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

29

وااموقف ٱحياان يكون اموقف عىل ٱلحفاد ٱوالقارب ومن بعدمه اىل امفقياء, ويسمى

ىذااموقف ٱىىل ٱوالرى.

وقف ٱخليي وٱحياان يكون اموقف عىل ٱبواب اخلي ابتداء ويسمى ابم

“Macam-macamnya: Wakaf itu adakalanya untuk anak cucu atau kaum kerabat dan kemudian

sesudah mereka it untuk orang-orang fakir miskin. Wakaf yang demikian

itu dinamakan wakaf ahli atau wakaf dzurri (keluarga). Dan terkadang

pula wakaf itu diperuntukkan bagi kebajikan semata-mata. Wakaf yang

demikian wakaf khairi (kebajikan)”.

Dengan demikian wakaf itu biasa berbentuk: wakaf ahli/wakaf dzurri

dan wakaf khairi.

1) Wakaf ahli atau wakaf dzurri kadang-kadang juga disebut Wakaf

alal audad. Yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan

jaminan sosial dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerabat

sendiri. Jadi yang menikmati manfaat benda wakaf ini sangat

terbatas kepada yang termasuk golongan kerabat sesuai dengan

ikrar yang dikehendaki oleh si wakif.

Wakaf untuk keluarga ini secara hukum dibenarkan

berdasarkan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan

Muslim dari Anas bin Malik tentang adanya wakaf keluarga Abu

Thalhah kepada kaum kerabatnya. Di ujung hadits tersebut

dinyatakan sebagai berikut:29

ميا ابو طلحة ىف اقار , فقس عليا ىف االقربي عت ماقامت فيا, وان ارى ان ت بو قد س

و وبن مع

“Aku telah mendengar ucapanmu tentang hal tersebut. Saya

berpendapat sebaliknya kamu memberikannya kepada keluarga

terdekat.” Maka Abu Thalhah membagikannya untuk para keluarga

dan anak-anak pamannya.

29Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, Cetakan Keempat, Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, Jakarta, Tahun

2006, h.15.

Page 41: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

30

Pada perkembangan selanjutnya wakaf dzurri ini dianggap

kurang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan umum,

karena sering menimbukan kekaburan dalam pengelolaan dan

pemanfaatan wakaf itu oleh keluarga yang diserahi harta wakaf

ini. Lebih-lebih kalau keturunan keluarga tersebut sudah

berlangsung kepada anak cucunya.

2) Jenis wakaf yang kedua ialah wakaf khairi. Artinya wakaf yang

diperuntukkan bagi segala amal kebaikan atau kepentingan umum.

Jenis wakaf ini seperti yang diterangkan oleh Hadits Nabi

Muhammad saw yang menceritakan tentang Sahabat Umar bin

Khattab, beliau memberikan hasil kebunnya kepada fakir miskin,

ibnu sabil, fisabilillah, para tamu, dan hamba sahaya yang sedang

berusaha menebus dirinya. Wakaf ini ditujukan kepada umum,

dengan tidak terbatas penggunaannya, yang mencakup semua

aspek untuk kepentingan dan kesejahteraan umat tersebut biasanya

untuk jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, pertahanan,

keamanan, dan lain-lain.

Dan jenis wakaf inilah yang sesungguhnya paling sesuai

dengan tujuan perwakafan itu sendiri secara umum. Dalam jenis

wakaf ini juga, si wakif (orang yang mewakafkan harta) dapat

mengambil manfaat dari harta yang diwakafkan itu, seperti wakaf

masjid maka si wakif boleh saja disana, atau mewakafkan sumur,

maka si wakif boleh mengambil air dari sumur tersebut

sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi dan Sahabat Usman bin

Affan. Secarasubstansinya wakaf inilah yang merupakan salah

satu segi dari cara membelanjakan (memanfaatkan) harta di jalan

Allah SWT. Dan tentunya jika dilihat dari manfaat kegunaanya

merupakan salah satu sarana pembangunan, baik di bidang

keagamaan, khususnya peribadatan, perekonomian, kebudayaan,

kesehatan, kemananan dan sebagainya. Dengan demikian, benda

Page 42: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

31

wakaf tersebut benar-benar terasa manfaatnya untuk kepentingan

kemanusiaan (umum), tidak hanya untuk keluarga atau kerabat

yang terbatas. 30

7. Hukum Wakaf

Wakaf itu diperbolehkan dengan tiga syarat: 31

1) Barang yang diwakafkan bisa dimanfaatkan dan keadaannya tetap

utuh.

2) Barang yang diwakafkan sudah ada dan merupakan bagian yang

tidak terpisah.

3) Barang yang diwakafkan bukan untuk perkara yang diharamkan.

Penggunaan wakaf harus mengikuti persyaratan orang yang

mewakafkan, entah itu mendahulukan, menunda, menyamakan, atau

melebihkan (pemberian wakaf kepada sebagian dari pihak yang

menerima wakaf).

B. Ruilslag Menurut Peraturan Perundang-undangan

Ruilslag dikenal dengan istilah tukar guling dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) disebut juga tukar lalu yang berarti bertukar barang dengan

tidak menambah uang.32

Dalam KUHPerdata disebutkan bahwa tukar

menukar ialah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak

mengikatkan diri untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik

sebagai ganti suatu barang lain.33

Apabila kedua makna tersebut digabungkan,

maka pengertian dalam ruilslag atau tukar guling adalah suatu persetujuan

30 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf Cetakan Keempat, Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI,

Tahun 2006, h. 17.

31 Musthafa Dib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum Islam

Madzhab Syafi’i Cetakan IV, Penerjemah D.A Pakihsati, Media Zikir, Solo, 2015, h.311.

32

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 1217.

33

3Kitab Undang-undang Hukum KUHPer, KUHP, KUHAP Beserta Penjelasannya

Cetakan 2, Grahmedia Pressindo, 2015, h. 318-319.

Page 43: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

32

dengan kedua belah pihak yang mengikatkan diri untuk saling memberikan

suatu barang secara timbal balik sebagai ganti suatu barang lain tanpa

menambah uang dari salah satu pihak.

Sedangkan Pasal 40 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang

wakaf menyebutkan bahwa harta benda wakaf yang sudah diwakafkan

dilarang untuk:34

1. Dijadikan jaminan

2. Disita

3. Dihibahkan

4. Dijual

5. Diwariskan

6. Ditukar

7. Dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Namun dalam pasal 40 harta benda wakaf diperbolehkan untuk melakukan

pertukaran dengan objek tanah wakaf lainnya berupa tanah wakaf, apabila

harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan

umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan syariah. Ketentuan tersebut berlaku setelah memperoleh

izin tertulis dari Menteri Agama atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia

(BWI). Kemudian harta benda wakaf yang telah berubah status hukumnya

hanya dapat ditukar dengan objek yang berupa tanah dengan nilai tukar yang

lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan objek tanah yang

sebelumnya. Nilai tukar yang lebih baik yang dimaksud berupa Nilai Jual

Objek Pajak (NJOP) sekurang-kurangnya sama dengan NJOP harta benda

wakaf dan harta benda penukar berada di wilayah yang strategis dan mudah

untuk dikembangkan. Kemudian Pasal 49 dalam Peraturan Pemerintah

34 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Page 44: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

33

Nomor 42 Tahun 2006 dijelaskan pula, persyaratan dalam pertukaran harta

benda wakaf sebagai berikut:35

1. Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk penukaran dilarang

kecuali dengan izin tertulis dari Menteri berdasarkan pertimbangan

BWI.

2. Izin tertulis dari Menteri sebagaimana dimaksud hanya dapat

diberikan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Perubahan harta benda wakaf tersebut digunakan untuk

kepentingan umum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang

(RUTR) berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

b. Harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai dengan

ikrar wakaf.

c. Pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara

langsung dan mendesak.

3. Selain dari pertimbangan sebagaimana dimaksudizin pertukaran harta

benda wakaf hanya dapat diberikan jika:

a. Harta benda penukar memiliki sertifikat atau bukti

kepemilikan sah sesuai dengan Peraturan Perundang-

undangan.

b. Nilai dan manfaat harta benda penukar sekurang-kurangnya

sama dengan harta benda wakaf semula.

4. Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud

ditetapkan oleh bupati/walikota berdasarkan rekomendasi tim penilai

yang anggotanya terdiri dari unsur:

a. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

b. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

c. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten/Kota.

d. Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.

35 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Page 45: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

34

e. Nazhir Tanah Wakaf Yang Bersangkutan.

Dengan demikian, perubahan dan atau pengalihan benda wakaf pada

prinsipnya bisa dilakukan selama memenuhi syarat-syarat tertentu dan dengan

mengajukan alasan-alasan sebagaimana yang telah ditentukan oleh Undang-

undang yang berlaku. Ketatnya prosedur perubahan atau pengalihan benda

wakaf itu bertujuan untuk meminimalisir penyimpangan peruntukan dan

menjaga keutuhan harta wakaf agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang

dapat merugikan eksistensi wakaf itu sendiri. Sehingga wakaf tetap menjadi

alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan masayarakat banyak.36

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 225 Bab IV Tentang

Perubahan, Penyelesaian dan Pengawasan Benda Wakaf pertukaran harta

benda wakaf dapat dilakukan terhadap hal-hal tertentu setelah terlebih dahulu

mendapatkan persetujuan tertulis dari Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan (KUA) berdasarkan saran dari Majelis Ulama Kecamatan dan

Camat setempat dengan alasan:37

a. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf seperti diikrarkan oleh

wakif.

b. Karena kepentingan umum.

Harta benda wakaf bila terjadi tukar guling atau menjual harta benda

wakaf dan membeli harta benda wakaf lainnya sebagai penggantinya

diperbolehkan dengan pertimbangan dan ditentukan oleh hasil kelayakan dan

penilaian terhadap rancangan, karena tujuan utama pengelolaan harta benda

wakaf menjaga keutuhan harta pokok dan mengembangkannya untuk

menempati keinginan wakif dan memenuhi kebutuhan mauquf alaihi. Agar

harta benda wakaf tidak terancam rusak, hancur dan binasa maka diperlukan

pemeliharaan rutin, sehingga mampu memenuhi tujuan harta benda wakaf

36 Departemen Agama RI, Fiqih Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Tahun 2006, h., 89.

37 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Bab IV Tentang Perubahan, Penyelesaian dan

Pengawasan Benda Wakaf.

Page 46: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

35

dan memperoleh keuntungan. Pemeliharaan disyaratkan dalam akta ikrar

wakaf sebagai kewajiban pengguna.38

Begitu pula dengan Fatwa MUI yang mengeluarkan Keputusan Ijtima‟

Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia pada Tahun 2009 tentang penukaran objek

wakaf, yaitu:39

a. Alih fungsi benda wakaf diperbolehkan sepanjang kemaslahatan lebih

dominan.

b. Pelaksanaan ketentuan penukaran atau pengubahan objek wakaf harus

seizing Menteri Agama, persetujuan Badan Wakaf Indonesia,serta

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan pertimbangan MUI.

Namun apabila harta wakaf berupa tanah wakaf tersebut tidak bermanfaat

lagi sesuai dengan ikrar wakaf semula atau dikarenakan adanya kepentingan

umum, maka benda wakaf dapat dilakukan penukaran atau hal lainnya,

seperti dalam Al-Qawaidh Fiqhiyah yang mengatakan sebagai berikut:

م عىل جلب املصامح درء املفاسد مقد

“Menolak kerusakan harus didahulukan daripada menerima

kemaslahatan”.

Kaidah ini menjelaskan, apabila ada waktu yang sama dihadapkan dengan

dua pilihan, yaitu kerusakan atau kemaslahatan, maka yang harus

didahulukan adalah menolak kerusakan. Karena dengan menolak kerusakan

berarti akan mendapatkan kemaslahatan pula. Sedangkan tujuan hukum Islam

adalah meraih kemaslahatan di dunia dan juga di akhirat.

Kemaslahatan membawa manfaat bagi kehidupan manusia, sedangkan

kerusakan mengakibatkan kemudharatan bagi kehidupan manusia. Majelis

Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional ke VII Tahun 2005,

38 Musyfikah Ilyas,Istibdal Harta Benda Perspektif Hukum Islam, Volume 3 Nomor 2,

Desember 2016, h.146.

39Fatwa MUI Nomor 54 Tahun 2014 Tentang Status Tanah Yang Diatasnya Ada

Bangunan Masjid.

Page 47: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

36

dalam keputusannya No.6/MUNAS/VII/MUI/10/2005 memberikan kriteria

sebagai berikut:40

1. Kemaslahatan menurut hukum islam adalah tercapainya tujuan

syari‟ah (maqashid syari’ah), yang diwujudkan dalam bentuk

terpeliharanya lima kebutuhan primer (ad-dharuriyat al-khams).

2. Kemaslahatan yang dibenarkan oleh syariah adalah kemaslahatan

yang tidak bertentangan dengan nash.

3. Yang berhak menentukan maslahat dan tidaknya sesuatu menurut

syari‟ah adalah lembaga yang mempunyai kompetensi di bidang

syari‟ah dan dilakukan melalui ijtihad ijama‟i.

Dalam kehidupan ini, terdapat manfaat dan mudharat yang berada dalam satu hal.

Namun kita wajib memilih yang manfaatnya lebih besar daripada mudharatnya.

Pada dasarnya suatu harta benda wakaf yang telah diwakafkan tidak boleh

dirubah atau penggunaan lain dari apa yang dimaksud dalam ikrar wakaf,

baik menyangkut masalah peruntukan atau penggunaan lain dengan

menitikberatkan pada “prinsip keabadian” bahwa menjaga kelestarian atau

keberadaan barang wakaf merupakan keniscayaan kapan dan dimana saja,

tidak boleh dijual dengan alasan apapun dan tidak boleh ditukar dalam bentuk

apapun, kecuali menghadapi keadaan-keadaan tertentu seperti harta benda

wakaf yang tidak produktif karena umur yang sudah tua, rusak dan

terbengkalai sehingga tidak bisa dimanfaatkan.41

40Fatwa MUI, Fatwa MUI Tentang Kriteria Maslahat, Badan Informasi Publik

Dept.Kominfo, 2006, Jakarta,

41 Musyfikah Ilyas,Istibdal Harta Benda Perspektif Hukum Islam, Volume 3 Nomor 2,

Desember 2016, h.141.

Page 48: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

37

BAB III

PROFIL UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA DEPOK

A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Depok42

Kantor Kementerian Agama Kota Depok resmi berdiri sejak tahun 2000,

hal tersebut berdasarkan KMA No.30 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Kantor Kementerian Agama Kota Dumai, Metro, Cilegon, Depok dan

Banjarbaru, serta Kabupaten Aceh Singkil, Mandailing Natal, Toba Samosir,

Lampung Timur, Way Kanan, Bengkayang dan Luwu Utara. Kantor

Departemen Agama (Kandepag) yang sekarang sudah berganti nama menjadi

Kantor Kementerian Agama Kota Depok berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia No.63 Tahun 2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Instansi Vertikal Kementerian Agama, dan merupakan Instansi vertikal

Kementerian Agama yang bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor

Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Barat.

Lokasi Gedung Kantor

Lokasi awal Kemenag Kota Depok sampai dengan sekarang yaitu:

1. Tahun 1999 sampai dengan 2001, bertempat di Gedung sekolah MTs.Al-

Hidayah yang beralamat di Jl. Lemperes Kecamatan Sukmajaya.

2. Tahun 2002 sampai dengan 2004 pindah gedung di MUI Kota Depok yang

beralamat di Jl. Nusantara Raya No.5-7 Kecamatan Pancoran Mas Kota

Depok.

3. Tahun 2004 sampai dengan sekarang Kandepag Kota Depok berdomisili

di Jl. Boulevard Raya Kota Kembang Kecamatan Sukmajaya dan tanah

yang ditempati sekarang memang khusus diperuntukan sebagai wilayah

perkantoran yang merupakan bantuan dari Pemda Kota Depok.

42 Buku Profil Kantor Kementerian Agama Kota Depok, 10 Mei 2018, h., 5

Page 49: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

38

Untuk kepemimpinan Kantor sejak berdiri pada tahun 1999 sampai sekarang

Kantor Kementerian Agama Kota Depok telah mengalami 5 kali pergantian

Kepemimpinan yaitu:

1. Tahun 1999 - 2001 : H. Nian Atmadja, S.Ag

2. Tahun 2002 - 2005 : Drs. H. Mudjahidin Mansyur

3. Tahun 2006 - 2009 : Drs. H. Suhendra, MM

4. Tahun 2010 - 2013 : Drs. H. O. Nur Muhammad, MM

5. Tahun 2013 - 2016 : Drs. H. A.Chalik Mawardi, M.Ag

6. Tahun 2016 – sekarang : Drs. H. Ismatullah Syarif, M.Ag

Kantor Kementerian Agama Kota Depok berkedudukan di kota, berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Agama, yang meliputi 11 Kecamatan, yang terdiri dari:

1. Kecamatan Pancoran Mas

2. Kecamatan Cipayung

3. Kecamatan Sukmajaya

4. Kecamatan Cilodong

5. Kecamatan Sawangan

6. Kecamatan Bojong Sari

7. Kecamatan Cimanggis

8. Kecamatan Tapos

9. Kecamatan Beji

10.Kecamatan Limo

11.Kecamatan Cinere

B. Visi dan Misi43

Visi

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT INDONESIA YANG TAAT

BERAGAMA, RUKUN, CERDAS DAN SEJAHTERA LAHIR BATIN

43

Buku Profil Kantor Kementerian Agama Kota Depok, 20 Mei 2018, h., 3

Page 50: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

39

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG BERDAULAT,

MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG

ROYONG.

Misi

a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan

berkualitas.

d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi

keagamaan.

e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas

dan akuntabel.

f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama,

pendidikan agama pada santuan pendidikan umum dan pendidikan

keagamaan.

g. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan

terpercaya.

C. Tugas dan Fungsi44

1. Tugas

Kantor Kementerian Agama Kota Depok mempunyai tugas,

melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah Kota

Depok berdasarkan kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas Kantor Kementerian Agama Kota Depok

menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan dan penetepan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang

pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat

di Kabupaten/kota.

44

Buku Profil Kantor Kementerian Agama Kota Depok, 10 Mei 2018, h., 14-15

Page 51: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

40

b. Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang haji dan umrah.

c. Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang pendidikan

madrasah, pendidikan agama dan keagamaan.

d. Pembinaan kerukunan umat beragama.

e. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi

dan informasi.

f. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan dan

evaluasi program.

g. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait

dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas

kementerian di kabupaten/kota

D. Struktur Organisasi45

Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Depok termasuk

dalam tipologi III/d, hal ini berdasarkan pembentukan dan pengembangan

struktur organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota yang

dilakukan dengan memperhatikan hasil analisis organisasi dan beban kerja

berdasarkan kriteria, sebagai berikut:

a. Prinsip-prinsip organisasi

b. Karakteristik hubungan dan/atau pelayanan pemerintah terhadap

suatu agama

c. Jumlah penduduk dan pemeluk agama

d. Luas Wilayah dan kondisi geografis

e. Peraturan perundang-undangan yang mendukung

f. Jumlah lembaga keagamaan yang dibina

g. Keberadaan dan jumlah pejabat fungsional

Adapun struktur organisasi di lingkungan Kementerian Agama Kota

Depok adalah sebagai berikut:

1. Sub Bagian Tata Usaha

45

Buku Profil Kantor Kemenetrian Agama Kota Depok, 10 Mei 2018, h., 21

Page 52: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

41

2. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

3. Seksi Pendidikan Madrasah

4. Seksi Bimbingan masyarakat Islam

5. Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam

6. Penyelenggaraan Bimbingan Masyarakat Kristen

7. Penyelenggaraan Bimbingan Masyarakat Katolik

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 53: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

42

BAB IV

ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

A. Prosedur Penggantian Nazhir

Nazhir menjadi pihak yang menerima wakaf dari seorang wakif, nazhir

pula yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu objek wakaf, termasuk

mengelola dan mengembangkan objek wakaf tersebut. Nazhir yang tidak

beritikad baik dapat dilakukan peringatan tertulis, penghentian sementara atau

pencabutan izin sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang

(LKS PWU) dan dapat dilakukan setelah mendengar pembelaan dari LKS-

PWU atau rekomendasi dari instansi terkait. Seorang nazhir pula dapat

berhenti dari kedudukannya apabila:

a. Meninggal dunia.

b. Berhalangan tetap

c. Mengundurkan diri

d. Diberhentikan oleh BWI

Penggantian nazhir pada studi kasus Perumahan Kota Kembang, atau yang

sekarang disebut Grand Depok City, dikarenakan nazhir terdahulu dari

Yayasan Pesantren Al-Mawahibulladuniyyah tidak beritikad baik dalam

pendaftaran ruilslag, mereka tidak menindaklanjuti proses pendaftaran

ruilslag dan berakhir pada tahapan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi yang berlokasi di Bandung, mereka pula melakukan tindak pidana

berupa membuat sertifikat tanah wakaf yang sebenarnya prosedur pendaftaran

belum usai dan juga menjual tanah wakaf yang berlokasi di Kalimulya,

Sukmajaya, Depok setelah beberapa tahun setelahnya. Kemudian dari ketua

(K.H Muhammad Thamrin) meninggal dunia dan satu persatu lainnya (Irman

Fathurrohman Tamrin, Mardhiah Thamrin dan Yulianti Rachmi Thamrin)

Page 54: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

43

sudah tidak diketahui lagi tempat tinggalnya, maka K.H Muhammad

Taqiyyudin Thamrin mengundurkan diri beserta atas nama nazhir lainnya.

Maka mengenai hal tersebut, PT. Inti Karsa Daksa menunjuk Kantor

Hukum Muchzan Yara dan Rekan untuk mengurus dan menyelesaikan

permasalahan proses tukar menukar tanah wakaf. PT.Inti Karsa Daksa (IDK)

yang diwakilkan pada kuasa hukumnya mengajukan nama-nama calon

pengganti nazhir. Akhirnya Badan Wakaf Indonesia (BWI) mengesahkan

Yayasan Darul Qur‟an untuk menjadi nazhir pengganti. Dalam hal ini

Yayasan Darul Qur‟an merupakan badan hukum di daerah Tebet, Jakarta

Selatan. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan dan sosial.

Adapun yang dapat diangkat menjadi nazhir meliputi:

a. Perseorangan.

b. Organisasi.

c. Badan hukum.

Dalam pendaftaran nazhir badan hukum wajib didaftarkan pada Menteri

dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat. pendaftaran Nazhir

dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Kementerian

Agama, atau perwakilan BWI di Provinsi/ Kabupaten / Kota.

Pendaftaran nazhir menurut Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006

adalah sebagai berikut:46

1. Harus memenuhi persyaratan:

a. Badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang sosial,

pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.

b. Pengurus badan hukum harus memenuhi persyaratan nazhir

perseorangan.

46

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Page 55: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

44

c. Salah seorang pengurus badan hukum harus berdomisili di

Kabupaten/Kota benda wakaf berada.

d. Memiliki:

1) Salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar

badan hukum yang telah disahkan oleh instansi berwenang.

2) Daftar susunan pengurus.

3) Anggaran Rumah Tangga.

4) Program kerja dalam pengembangan wakaf.

5) Daftar terpisah kekayaan yang berasal dari harta benda wakaf

atau yang merupakan kekayaan badan hukum.

6) Surat pernyataan bersedia untuk diaudit.

Sedangkan tahapan-tahapan penggantian nazhir menurut Badan

Wakaf Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Penukar tanah wakaf atau diwalikkan oleh kuasa hukumnya

mengajukan surat permohonan kepada KUA dengan

melampirkan alasan di dalamnya, berikut dokumen calon

nazhir pengganti, berupa:

a. Foto copy calon nazhir.

b. Daftar riwayat hidup calon nazhir.

2) Setelah disetujui, pihak KUA mengirimkan surat pengantar

permohonan pengganti nazhir yang ditujukan kepada BWI.

3) Keputusan Rapat pergantian nazhir, dengan menyebutkan

struktur nazhir paling kurang 3 orang yaitu, ketua, sekretaris

dan bendahara serta melampirkan daftar hadir oleh seluruh

nazhir yang masih ada dan wakif atau ahli warisnya bila wakif

telah meninggal dunia.

4) Apabila alasan penggantian tersebut dikarenakan wakif

meninggal dunia, maka harus memberikan lampiran surat

keterangan kematian. Apabila alasan penggantian nazhir karena

nazhir organisasi atau badan hukum bubar atau dibubarkan

Page 56: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

45

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, maka harus

melampirkan surat pernyataan keberatan dari wakif/ahli waris.

5) Jika alasan pergantian nazhir karena dijatuhi hukuman pidana

oleh pengadilan, maka harus melampirkan salinan putusan

pengadilan.

6) Adapun lampiran-lampiran setelah BWI mengesahkan nadhir

pengganti adalah sebagai berikut:

a. Foto copy salinan akta notaris tentang pendirian

organisasi/badan hukum dan anggaran dasar yang telah

disahkan oleh instansi yang berwenang.

b. Foto copy Akta Ikrar Wakaf (AIW) atau Akta Pengganti

Ikrar Wakaf (APAIW).

c. Foto copy Surat Pengesahan Nazhir.

d. Foto copy Surat Sertifikat Wakaf.

e. Program kerja dalam pengelolaan dan pengembangan

wakaf.

f. Daftar susunan pengurus.

g. Foto copy Anggaran Rumah Tangga.

h. Daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang

terpisah dari kekayaan lain yang merupakan kekayaan

organisasi/badan hukum.

i. Surat pernyataan bersedia untuk diaudit.

Seperti halnya persyaratan nazhir berbadan hukum yang tercantum

pada Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, dalam Pasal 219

Ayat 2 Kompilasi Hukum Islam, Nazhir harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

b. Mempunyai perwakilan di kecamatan tempat tinggal

benda yang diwakafkannya.

Page 57: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

46

Sementara tentang pemberhentian nazhir wakaf diatur dalam

Pasal 221 Kompilasi Hukum Islam yaitu:

1) Nazhir diberhentikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan karena:

a. Meninggal dunia

b. Atas permohonan sendiri

c. Tidak dapat melakukan kewajibannya lagi sebagai nazhir

d. Melakukan suatu kejahatan sehingga dipidana

2) Bila mana terdapat lowongan jabatan nazhir karena salah satu

alasan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, maka

penggantinya diangkat oleh Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan atas saran Majelis Ulama Kecamatan dan Camat

setempat.

3) Seorang nazhir telah berhenti, dan tidak dengan sendirinya

diganti oleh seorang ahli warisnya.

B. Prosedur Pendaftaran Ruilslag Tanah Wakaf Perumahan Kota Kembang

(Grand Depok City)

Pada mulanya tanah wakaf tidak dapat diubah, baik dijual, dihibahkan

maupun diruilslag atau ditukar, tetapi semakin banyaknya kebutuhan

masyarakat yang mengharuskan perubahan status pada tanah wakaf tersebut,

salah satunya adalah ditukar. Pemerintah membuat regulasi untuk perubahan

status tanah wakaf. Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 maupun

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tanah wakaf

dapat diubah statusnya, apabila nilai tanah pengganti lebih besar atau setara

dengan tanah wakaf yang sebelumnya, harta benda penukar memiliki sertifikat

atau bukti kepemilikan sah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dan

bertujuan untuk kepentingan umum, misalnya jalan umum. Karena tujuan

pembangunan jalan umum tersebut untuk kemaslahatan bersama, bukan

bertujuan untuk mencari keuntungan pribadi. Oleh karena itu Pemerintah

Page 58: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

47

mengatur regulasi tentang adanya ruilslag tersebut dengan memperketat

prosedur pendaftarannya. Itulah yang menjadi faktor dalam pendaftaran

ruilslag harus disertai perizinan tertulis dari Menteri Agama RI. Karena

apabila prosedur itu mudah, akan menjadi celah bagi yang mencari keuntungan

secara pribadi, dan mungkin berdampak buruk yang nantinya akan dirasakan

oleh masyarakat.

Salah satu pertimbangan dalam persoalan ini adalah dalam segi harga,

diperkirakan harga tanah yang dijadikan alat tukar ruilslag tidak dapat tetap,

kemungkinan beberapa tahun kedepan harga tanah tersebut berubah, dapat

meningkat atau menurun. Maka dari itu diperlukan bantuan jasa penilai publik

yang independen, yaitu seseorang appraiser yang berperan menentukan nilai

keseimbangan terhadap tanah pengganti dengan tanah wakaf. Hal ini pula

menjadi salah satu kesulitan dalam pengurusan prosedur pendaftaran ruilslag

tanah wakaf. Kesulitan lainnya dalam pendaftaran ruilslag yang dinilai cukup

sulit adalah pendaftaran tersebut hanya sebatas mencari keuntungan.

Masyarakat memanfaatkan proses tersebut hanya untuk kepentingan ekonomi

seperti perumahan, mall dan sebagainya, yang nantinya akan mendapatkan

keuntungan dari proses penukaran tanah wakaf tersebut.

Dalam prosesnya pun tentu berdasarkan persetujuan warga, RT, RW dan

lain-lain sebelum membuat rekomendasi ke KUA Kecamatan. Bahkan apabila

tahapan-tahapan disetujui sampai ke tingkat Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi, sedangkan BWI (Badan Wakaf Indonesia) tidak megeluarkan

penerimaan rekomendasi tersebut, maka permohonan tersebut batal secara

hukum, seperti yang terjadi dalam kasus ini.47

Dalam ruilslag yang dilakukan pertama kali yaitu pada tahun 1997 tanah

pengganti berlokasi di Kabupaten Lebak, Banten dengan luas 26.325 m² yang

akan difungsikan menjadi tanah pengganti atas tanah wakaf Yayasan Pesantren

Al-Mawahibuladuniyah. Walaupun luas tanah lebih luas dari tanah yang

sebelumnya dan lokasi pengganti tanah wakaf sangat strategis dan mendukung

47 Umar Nasir Assubhi, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama

Kota Depok, Interview Pribadi, 10 Mei 2018.

Page 59: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

48

kepada pengembangan agama islam, tetapi dikarenakan proses pendaftaran

tersebut terhenti pada tahun 1998, maka Pemerintah Depok yang berwenang

mengurus pendaftaran tersebut mensyaratkan tempat lain untuk dijadikan tanah

pengganti setelah pengesahan penggantian nazhir.

Terkait masalah yang dijadikan penelitian oleh penulis adalah Perumahan

Kota Kembang atau Grand Depok City berhubungan dengan RUTR (Rencana

Umum Tata Ruang) dari Pemerintah Daerah Kota Depok, sehingga

mengharuskan untuk melakukan ruilslag, bila melihat dari namanya

pemanfaatan ruilslag hanya sebatas kepentingan ekonomi, tetapi pada

kenyataannya lokasi dari Perumahan Kota Kembang tersebut dijadikan jalan

umum dan berfungsi untuk kepentingan bersama yang telah tercantum pada

RUTR, maka pendaftaran ruilslag disetujui oleh Pemerintah Daerah sampai ke

tahapan BWI (Badan Wakaf Indonesia) maupun Menteri Agama, meskipun

dalam prosedur pendaftarannya membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 3

(tiga) tahun. Sementara dalam Pasal 49 Peraturan Undang-undang Nomor 60

Tahun 1990 Tentang Peraturan Dasar-dasar Pokok Agraria, dijelaskan Hak

milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk

usaha dalam bidang keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi. Badan-badan

tersebut dijamin pula akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan

usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial, yang berarti dalam pengurusan

tanah yang berhubungan dengan bidang sosial harus dimudahkan oleh seluruh

pihak yang berwenang dalam menangani hal tersebut.

Sehubungan dengan faktor penghambat prosedur pendaftaran ruilslag

terbilang sangat minim bahkan tidak ada, hanya sebatas materi. Contohnya

RUTR Jalan Tol. Terkadang pihak penukar, (developer) kurang kooperatif

dalam mendaftarakan ruilslag tanah wakaf. Pihak penukar hanya sebatas

pembayaran tanah pengganti tanpa menindaklanjuti pendaftaran ruilslag hingga

akhir. Sementara dalam perbendaharaan umum Kementerian Agama tidak

adanya anggaran untuk memfasilitasi prosedur pendaftaran tersebut, maka dari

itu pihak penukar tanah wakaf wajib menangani sampai masa akhir

Page 60: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

49

pendaftaran. Memang pihak penukar harus bersifat aktif dalam pendaftaran

ruilslag tersebut.48

Adapun tahapan-tahapan dalam pengajuan pendaftaran ruilslag tanah

wakaf adalah sebagai berikut:49

1. Nazhir mengajukan permohonan tukar ganti kepada Menteri melalui

Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat dengan menjelaskan alasan

perubahan status/tukar menukar tersebut.

2. Kepala KUA Kecamatan meneliti dokumen baik dari segi legalitasnya

(akta ikrar wakaf, sertifikat tanah wakaf dan pengesahan dari nazhir)

meneruskan permohonan tersebut kepada Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota.

3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setelah menerima

permohonan tersebut, melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan

melakukan survei lokasi, baik lokasi tanah wakaf sebelumnya maupun

tanah wakaf pengganti, setelah itu membentuk tim dengan susunan dan

selanjutnya Bupati/Walikota setempat membuat Surat Keputusan.

Adapun tim penilai ruilslag diantaranya : Kementerian Agama,

Pemerintah Daerah, BPN, MUI dan Nazhir.

4. Setelah tim penilai terbentuk, Kementerian Agama mengirimkan

rekomendasi tersebut kepada Bupati/Walikota, kemudian mengeluarkan

surat penetapan tim penilai keseimbangan ruilslag.

5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat berita acara

kepada Walikota/Bupati setelah itu meneruskan permohonan tersebut

dengan dilampiri hasil penilaian dari tim kepada Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan selanjutnya meneruskan

permohonan tersebut kepada Menteri Agama RI.

6. Setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri Agama RI, hasil

rekomendasi tersebut diteruskan ke Badan Wakaf Indonesia (BWI),

48 Ikhwanuddin, Pelaksana BIMAS Kementerian Agama Kota Depok, Interview Proibadi,

14 Mei 2018.

49 Ikhwanuddin, Pelaksana BIMAS Kementerian Agama Kota Depok, Interview

Proibadi, 14 Mei 2018.

Page 61: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

50

setelah itu BWI menerbitkan rekomendasi ke Kementerian Agama RI

dan diterbitkannya Keputusan Menteri Agama (KMA). Maka tukar

ganti dapat dilaksanakan dan hasilnya harus dilaporkan oleh Nazhir ke

kantor pertanahan dan/atau lembaga terkait untuk pendaftaran lebih

lanjut.

Dalam pelaksanaan penyususunan rekomendasi perubahan/pergantian harta

benda wakaf meliputi tahapan-tahapan pada divisi-divisi. Badan Pelaksana dan

Badan Pertimbangan BWI sesuai prosedur tahapan berikut ini :50

1. Sekretariat

2. Divisi Kelembagaan

3. Dewan Pertimbangan

4. Rapat Pleno

Adapun tugas sekretariat dalam penyusunan rekomendasi

perubahan/penggantian harta benda wakaf meliputi :

a. Menerima surat permohonan pertimbangan dari Direktorat Jendral Bimas

Islam Kementerian Agama, yang telah dilengkapi dengan salinan

dokumen-dokumen pendukung.

b. Melakukan registrasi permohonan pertimbangan dan melakukan

pengarsipan.

c. Menyiapkan disposisi kepada ketua BWI untuk menindaklanjuti

permohonan pertimbangan dari Direktorat Jenderal Bimas Islam

Kementerian Agama.

d. Mendaftarkan Surat Disposisi dan beserta salinan dokumen-dokumen

pendukung disampaikan kepada Divisi Kelembagaan untuk mendapatkan

kajian secara hukum dan kepada Dewan Pertimbangan untuk

mempertimbangkan secara fiqh.

50

Peraturan BWI No 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Penyusunan Rekomendasi Terhadap

Permohonan Penukaran/Perubahan Status Tanah Wakaf.

Page 62: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

51

e. Membuat tanda terima surat disposisi dari Bagian Kelembagaan dan

Sekretariat Dewan Pertimbangan.

Prosedur Pelaksanaan penyusunan rekomendasi perubahan/penggantian

harta benda wakaf pada Divisi Kelembagaan dengan jangka waktu lima belas

(15) hari kerja meliputi :

a. Melakukan pengecekan kelengkapan dokumen-dokumen berikut ini:

1. Umum: berisi nomor registrasi, nomor dan tanggal surat Dirjen

Bimas Islam, nomor dan tanggal surat disposisi ketua BWI.

2. Identitas Nazhir: Nazhir harus terdaftar di KUA setempat, jika

Nazhir belum terdaftar maka dokumen akan dikembalikan dan

Nazhir yang bersangkutan harus mengurus administrasi

pendaftarannya.

3. Identitas harta benda wakaf yang hendak ditukar atau dirubah

statusnya harus terdaftar dan memiliki Akta Ikrar Wakaf

(AIW/APAIW) yang sah beserta dokumen-dokumen

pendukungnya. Harta Benda Wakaf yang tidak memiliki

AIW/APAIW tidak dapat diproses permohonan pertukaran atau

perubahan peruntukannya.

4. Harta benda penukar harus memiliki dokumen sertifikat atau

bukti kepemilikan yang sah sesuai peraturan perundang-

undangan.

b. Melakukan pengecekan dokumen prooses permohonan

penukaran/perubahan harta benda wakaf yang meliputi:

1. Surat permohonan perubahan status/ tukar menukar

ditandatangani oleh Nazhir.

2. Surat kuasa oleh Nazhir, apabila ketentuan yang pertama tidak

dapat terpenuhi.

3. Surat dukungan/pernyataan persetujuan Mauquf Alaih/Wakif.

4. Fotokopi KTP Nazhir/Mauquf Alaih/Wakif.

Page 63: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

52

5. Rencana kerja Nazhir/Kuasa Nazhir/Mauquf Alaih/Wakif yang

menandatangani.

6. Surat pernyataan bahwa harta benda wakaf yang lama tidak akan

digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan syari‟at Islam.

7. Rekomendasi Kepala KUA Kecamatan, harus menyertakan

dokumen asli.

8. Rekomendasi Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota, harus menyertakan dokumen asli.

9. Rekomendasi Dinas Tata Ruang/Pemukiman Kabupaten/Kota,

harus menyertakan dokumen asli.

10. Rekomendasi Bupati/Walikota, harus menyertakan dokumen asli.

11. Rekomendasi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi, harus menyertakan dokumen asli.

12. Surat keputusan Bupati/Walikota tentang pembentukan tim

penilai keseimbangan perubahan status tukar menukar harta

benda wakaf, harus menyertakan dokumen asli.

13. Berita acara rapat tim penilai harta benda penular atas harta benda

wakaf.

14. Rencana tata ruang wilayah/ rencana detail tata ruang.

15. Surat permohonan pertimbangan dari Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.

16. Disposisi Ketua BWI.

c. Melakukan penilaian perubahan status, mencakup:

1. Alasan perubahan status/tukar menukar harta benda wakaf.

2. Kondisi harta benda wakaf saat ini.

3. Pemanfaatan harta benda wakaf.

4. Luas harta benda wakaf.

5. NJOP harta benda wakaf.

6. Nilai pasar harta benda wakaf.

7. Tujuan wakaf.

Page 64: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

53

8. Penilaian produktif harta benda wakaf (termasuk lokasi dan

prospeknya, dapat dilakukan kunjungan lapangan jika diperlukan).

9. Kondisi harta benda penukar.

10. Status kepemilikan harta benda penukar.

11. Luas harta benda penukar.

12. NJOP harta benda penukar.

13. Nilai pasar harta benda penukar.

14. Penilaian produktif harta benda penukar (termasuk lokasi dan

prospeknya, dapat dilakukan kunjungan lapangan jika diperlukan).

d. Melakukan wawancara dengan Nazhir/masyarakat dan kunjungan

lapangan, yang meliputi:

1. Membuat permohonan kunjungan lapangan ke sekretariat.

2. Sekretariat melakukan persiapan penyelenggaraan wawancara

dengan Nazhir dan menyiapkan administrasi kunjungan lapangan.

3. Melakukan kunjungan lapangan dan menghimpun informasi-

informasi mengenai:

a) Latar belakang penukaran/perubahan status harta benda

wakaf.

b) Asal usul inisiatif penukaran/perubahan.

c) Latar belakang hubungan dengan pemilik harta benda

wakaf dan harta benda penukar.

d) Rencana kerja Nazhir.

e) Penilaian terhadap kemungkinan pemanfaatan produktif

harta benda wakaf dan harta benda penukar.

f) Penilai terhadap kebutuhan-kebutuhan untuk pemanfaatan

produktif harta benda wakaf/harta benda penukar.

g) Dokumentasi situasi lapangan dalam bentuk foto

digital/video.

4. Membuat laporan kunjungan lapangan.

5. Membuat laporan dan rekomendasi awal serta menyampaikannya

kepada sekretariat untuk diteruskan kepada dewan pertimbangan,

Page 65: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

54

serta dibahas pada rapat pleno bersama-sama dengan pertimbangan

fiqh dari dewan pertimbangan.

6. Melaporkan hasil pengecekan dokumen dan kunjungan lapangan

ke rapat pleno

7. Menyempurnakan rekomendasi berdasarkan hasil rapat pleno dan

menyerahkan laporan serta rekomendasi divisi kelembagaan

termasuk dokumentasi foto/video kepada sekretariat yang

ditandatangani oleh ketua divisi.

Setelah itu Dewan Pertimbangan membahas dan menyerahkan hasil

pertimbangan fiqh kepada Sekretariat dengan ditandatangani paling sedikit

oleh (tiga) orang anggota Dewan Pertimbangan, dengan jangka waktu

penyerahan hasil pertimbangan paling lama 5 (lima) hari kerja. Hasil akhir

pertimbangan dilakukan pada rapat pleno dengan rincian sebagai berikut:

1. Sekretariat mengadministrasikan semua laporan dan hasil

pertimbangan fiqh untuk dibahas pada rapat pleno dalam jangka

waktu 1 (satu) hari kerja.

2. Rapat pleno segera membahas laporan dan rekomendasi awal, serta

pertimbangan fiqh dari dewan pertimbangan untuk selanjutnya

menentukan rekomendasi akhir dan tindak lanjut yang mungkin

perlu diambil oleh berbagai divisi dalam menyikapi

penukaran/perubahan status harta benda wakaf, serta

memaksimalkan pemanfaatan produktif dari harta benda wakaf atau

harta benda pengganti tersebut.

3. Sekretariat membuat dan mengadministrasikan berita acara rapat

pleno pembahasan permohonan penukaran/perubahan status tanah

wakaf.

4. Sekretariat membuat surat rekomendasi BWI berdasarkan hasil rapat

pleno kepada Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama yang

ditandatangani oleh Ketua BWI dan Sekretaris yang dilakukan dalam

jangka waktu 1 (satu) hari kerja.

Page 66: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

55

Adapun mengenai pengawasan pada peraturan perundang-undangan

dilakukan oleh Menteri Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia serta

penyelesaian sengketa pada harta benda wakaf ataupun penukar, dapat

diselesaikan dengan jalur musyawarah terlebih dahulu, bila tidak berhasil

sengketa dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan.

Namun mengenai pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab seorang nazhir dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala Kantor

Urusan Agama Kecamatan, Majelis Ulama Kecamatan dan Pengadilan

agama yang mewilayahinya. Sedangkan mengenai persoalan harta benda

ataupun persetujuan pendaftaran ruilslag wakaf diajukan kepada Pengadilan

Agama dan diselesaikan oleh kewenangan hakim.

C. Sanksi Penyalahgunaan Tanah51

Dalam Pasal 67 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 dijelaskan bagi

setiap orang yang melakukan perubahan status tanah wakaf tanpa perizinan

pihak-pihak yang berwenang adapun bunyinya sebagai berikut:

1. Setiap orang yang dengan sengaja menjaminkan, menghibahkan,

menjual, mewariskan, mengalihkan dalam bentuk pengalihan hak

lainnya harta benda wakaf yang telah diwakafkan sebagaimana

dimaksud atau tanpa izin menukar harta benda wakaf yang telah

diwakafkan, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah).

2. Setiap orang yang dengan sengaja mengubah peruntukan harta benda

wakaf tanpa izin, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4

(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 400.000.000,00

(empat ratus juta rupiah).

51

Umar Nashir, Kepala Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kota

Depok. Interview Pribadi, 10 Mei 2018

Page 67: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

56

3. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan atau mengambil

fasilitas atas hasil pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf

melebihi jumlah yang ditentukan, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Ataupun sanksi administratif kepada seseorang yang tidak mendaftarkan

harta benda wakafnya, dalam Pasal 68 yang bunyinya sebagai berikut:

1. Menteri dapat mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran tidak

didaftarkannya harta benda wakaf oleh lembaga keuangan syariah dan

PPAIW.

2. Sanksi administratif sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

berupa:

a. Peringatan tertulis.

b. Penghentian sementara atau pencabutan izin kegiatan di bidang

wakaf bagi lembaga keuangan syariah.

c. Penghentian sementara dari jabatan atau penghentian dari jabatan

PPAIW.

Penjelasan mengenai ruilslag tanah wakaf menurut peraturan perundang-

undangan telah dijelaskan secara luas Adapun persamaan dan perbedaan

dengan apa yang telah tertulis di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Persamaan dan perbedaan tinjauan ruilslag tanah wakaf

menurut peraturan perundang-undangan.

No Subjek Persamaan Perbedaan

1 Penggantian

Nazhir

Dalam persyaratan

penggantian nazhir

antara peraturan

perundang-undangan

satu dengan yamg

Dalam UU No 41 Tahun

2004, PP No 42 Tahun

2006 dan Peraturan BWI

No 1 Tahun 2008

pengangkatan nazhir

Page 68: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

57

lain kurang lebih

sama.

Dalam persyaratan

nazhir yang berupa

badan hukum, yaitu

harus memenuhi

persyaratan, badan

hukum Indonesia

dan berkedudukan di

Indonesia dan

mempunyai

perwakilan di

kecamatan tempat

tinggal benda yang

diwakafkannya.

diusulkan oleh KUA

Kecamatan dan disahkan

oleh BWI, sedangkan

dalam KHI nazhir yang

mengundurkan diri

diangkat oleh Kepala

KUA Kecamatan atas

saran Majelis Ulama

Kecamatan dan Camat

setempat

2 Prosedur

Pendaftaran

Ruilslag

Nilai objek tukar

wakaf lebih besar

atau setara dengan

yang terdahulu.

Dalam UU No 41 Tahun

2004, PP No 42 Tahun

2006 dan Peraturan BWI

No 1 Tahun 2008

persetujuan ruilslag oleh

Menteri Agama dan BWI

sementara KHI

persetujuan atas

pertimbangan hakim di

Pengadilan.

3 Pengawasan harta

benda wakaf/

penukar

Apabila terjadi

perselisihan akibat

objek tanah wakaf

dapat mengajukan

Dalam UU No 41 Tahun

2004, PP No 42 Tahun

2006 dan Peraturan BWI

No 1 Tahun 2008

Page 69: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

58

gugatan ke

Pengadilan Agama,

agar masalah

terselesaikan.

pengawasan dilakukan

oleh Menteri Agama dan

BWI atas pertimbangan

MUI, sedangkan pada

KHI pengawasan

terhadap pelaksanaan

tugas dan tanggung

jawab Nazhir dilakukan

secara bersama-sama

oleh Kepala Kantor

Urusan Agama

Kecamatan, Majelis

Ulama Kecamatan dan

Pengadilan agama yang

mewilayahinya.

4. Sanksi

Penyalahgunaan

Tanah Wakaf

Pada awalnya tidak

dibolehkan, kecuali

berdasarkan alasan

kepentingan umum.

Sanksi berupa kurungan

penjara dan besarnya

denda, sementara dalam

KHI sanksi tidak

dijelaskan secara rinci,

tetapi hukumnya adalah

haram.

1. Persamaannya mengenai penggantian nazhir dari peraturan perundang-

undangan sudah dijelaskan yaitu apabila nazhir meninggal dunia,

mengundurkan diri, tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya,

melakukan tindakan kejahatan dan dipidana, dan karena hal tersebut

diberhentikan oleh BWI, pada persyaratan nazhir yang berbadan hukum

adalah berbadan hukum Indonesia yang berkedudukan di Indonesia dan

salah satu dari pihak nazhir harus berdomisili di tempat harta benda wakaf

Page 70: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

59

berada. Sedangkan pengangkatan nazhir dalam UU No 41 Tahun 2004,PP

Nomor 42 Tahun 2006 dan Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2008,

wakif/ahli waris wakif atau dengan bantuan kuasa hukumnya menunjuk

beberapa calon untuk menjadi nazhir pengganti dengan catatan nazhir

tersebut berdomisili dengan objek tukar tanah wakaf dan dalam

pengangkatannya disahkan oleh BWI, sementara dalam KHI diangkat oleh

Kepala KUA Kecamatan atas saran Majelis Ulama Kecamatan dan Camat

setempat..

2. Persamaannya dalam prosedur pendaftaran ruilslag nilai objek tanah

haruslah lebih besar atau minimal setara dengan tanah wakaf sebelumnya,

sementara perbedaannya perihal persetujuan UU No 41 Tahun 2004, PP

No 42 Tahun 2006 dan Peraturan BWI No 1 Tahun 2008 menggunakan

Menteri Agama dan BWI dalam persetujuan akhir ruilslag tetapi KHI

menggunakan hakim dalam persetujuannya.

3. Persamaannya dalam penyelesaian sengketa tanah wakaf mengajukan

gugatan ke Pengadilan Agama, sementara pengawasan pada UU No 41

Tahun 2004, PP No 42 Tahun 2006 dan Peraturan BWI No 1 Tahun 2008

pengawasan dilakukan oleh BWI dan Menteri Agama atas saran dari

Majelis Ulama Indonesia, sedangkan pada KHI pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Nazhir dilakukan secara bersama-

sama oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Majelis Ulama

Kecamatan dan Pengadilan agama yang mewilayahinya.

4. Tidak diizinkan ruilslag dalam setiap peraturan perundang-undangan,

apabila berbeda dari peraturan wakaf yang telah tercantum, yaitu tidak

sesuai dengan tujuan wakaf yang telah diikrarkan oleh wakif dan dengan

alasan kepentingan umum. Sementara perbedaan yang ada dalam sanksi

penyalahgunaan tanah wakaf pada peraturan perundang-undangan pidana

paling lama sebanyak lima tahun penjara dengan denda sebanyak Rp

500.000.000,000 ( lima ratus juta rupiah) sedangkan dalam kompilasi

hukum islam tidak dijelaskan secara rinci.

Page 71: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

60

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah menganalisa beberapa hal yang menjadi fokus kajian penulis di

atas, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Melakukan perubahan status pada tanah wakaf tidak diperbolehkan baik

secara Peraturan Perundang-Undangan maupun Kompilasi Hukum Islam.

Tetapi, apabila objek tersebut dilakukan penukaran demi kepentingan

umum atau Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) maka perubahan

tersebut diperbolehkan tetapi dengan mempertimbangan nilai dari tanah

pengganti dan manfaat objek tersebut, karena sekurang-kurangnya sama

dengan objek sebelumnya. begitu pula mengenai pertimbangan dalam

permohonan pendaftaran ruilslag tanah wakaf yang membutukan

appraiser yaitu seorang independen yang menggunakan jasanya untuk

menilai keseimbangan tanah pengganti dan tanah wakaf terdahulu.

Begitu pula mengenai persyaratan ruilslag, harus dengan persetujuan izin

tertulis dari Menteri Agama RI yang kemudian dibuat KMA (Keputusan

Menteri Agama).

2. Antara Peraturan Perundang-undangan satu dengan yang lainnya tentu

terdapat perbedaan dan persamaan dalam segi apapun. Adapun

perbedaanya antara lain dalam UU Nomor 41 Tahun 2004, PP Nomor 42

Tahun 2006, dan Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2008 pengangkatan

nazhir diusulkan oleh KUA Kecamatan dan disahkan oleh BWI,

sedangkan pada KHI, nazhir yang mengundurkan diri diangkat oleh

Kepala KUA Kecamatan atas saran Majelis Ulama Kecamatan dan

Camat setempat, kemudian perilah prosedur pendaftaran Dalam UU

Nomor 41 Tahun 2004, PP Nomor 42 Tahun 2006, dan Peraturan BWI

Nomor 1 Tahun 2008 persetujuan ruilslag oleh Menteri Agama dan BWI

sementara pada KHI persetujuan atas pertimbangan hakim di pengadilan,

begitu pula dalam UU Nomor 41 Tahun 2004, PP Nomor 42 Tahun 2006,

Page 72: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

61

dan Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2008 pengawasan dilakukan oleh

Menteri Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia, sementara pada KHI

pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Nadzir

dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan, Majelis Ulama Kecamatan dan Pengadilan agama yang

mewilayahinya, adapun mengenai sanksi berupa kurungan penjara dan

besarnya denda, sementara dalam KHI sanksi tidak dijelaskan secara

rinci yang tercantum pada Peraturan Perundang-Undangan, sementara

menurut KHI hukumnya adalah haram. Adapun persamaanya adalah

sebagai berikut nilai objek tukar wakaf lebih besar atau setara dengan

yang terdahulu, kemudian apabila terjadi perselisihan akibat objek tanah

wakaf dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama, agar masalah

terselesaikan dan kebolehan ruilslag hanya untuk kepentingan umum.

B. Saran

1. Dalam penukaran tanah ruilslag sebaiknya luas tanah lebih dari tanah

wakaf sebelumnya.

2. Pihak penukar harus lebih aktif dalam prosedur pendaftaran ruilslag

tanah wakaf, dikarenakan dalam hal ini pihak penukar yang mempunyai

kepentingan yaitu memperluas bangunannya.

3. Nazhir harus bertanggung jawab secara penuh atas prosedur pendaftaran

ruilslag tanah wakaf, nazhir yang tidak beritikad baik, contohnya pergi

tanpa sepengetahuan siapapun tanpa meninggalkan domisili yang baru

akan diberikan sanksi berupa pencabutan izin nazhir. Karena

kelengkapan nazhir sangatberpengaruh terhadap jangka waktu dalam

pengurusan prosedur pendaftaran ruilslag tanah wakaf.

4. KUA Kecamatan, Kementerian Agama Kota/Kabupaten atau pihak yang

berwenang dalam mengurus presedur ruilslag tanah wakaf harus lebih

teliti dalam melihat dokumen-dokumen penukar, sesuai atau tidaknya

dengan yang tertulis di dalam peraturan yang berlaku.

Page 73: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

62

DAFTAR PUSTAKA

Buku

3 Kitab Undang-undang Hukum KUHPer, KUHP, KUHAP Beserta

Penjelasannya Cetakan 2, Grahmedia Pressindo, 2015.

Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, Ciputat Press, 2005.

Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori dan Praktek

Cetakan IV, PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Al-Alabij Adijani, Perwakafan Tanah di Indonesia, Ed 1, Cetakan 2, CV Rajawali,

Jakarta, 1992.

Al-Bugha Musthafa Dib, Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum Islam

Madzhab Syafi’i Cetakan IV, Penerjemah D.A Pakihsati, Media Zikir,

Solo, 2015.

Buku Profil Kantor Kementerian Agama Kota Depok, 10 Mei 2018.

Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perwakafan, Departemen Agama RI,

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Tahun 2006.

Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf Cetakan Keempat, Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen

Agama RI, Tahun 2006.

Departemen Agama, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama RI, 2007.

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Paradigma Baru Wakaf di

Indonesia, Departemen Agama RI, Jakarta: 2006.

Fatwa MUI, Fatwa MUI Tentang Kriteria Maslahat, Badan Informasi Publik

Dept.Kominfo, Jakarta, 2006.

Hamami Taufik H., Perwakafan Tanah (Dalam Politik Hukum Agraria Nasional),

Tatanusa, Jakarta: 2003.

Harsoni Budi, Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan Undang-undang

Pokok Agraria ), Djambatan, Jakarta : 1999.

Page 74: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

63

Hazami Bahsul, “Peran Aplikasi Wakaf Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat

di Indonesia”, Jurnal, Analisis Volume XVI Nomor 1,(Juni 2016).

Husen Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2004.

Lutfi El Falahy, Alih Fungsi Tanah Wakaf Ditinjau Dari Hukum Islam dan

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Jurnal Hukum

Islam, Vol. 1, No. 2.

Mamudji Sri, dkk. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, 2005.

Meleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung : PT. Remaja

Rosyada Karya, 1997.

Mubaro Jaih, Wakaf Produktif, Simbiosa Rekatama Media, Bandung: 2008.

Mundzir Qahaf, Manajemen Wakakaf Produktif, Khalifa Pustaka Al-Kautsar

Group, Jakarta Timur, Tahun 2005.

MurtadaAs-Zabidi Muhammad, Taj Al-Arus Min Jawahir La-Qamus Juz XIV,

Beirut: Daar la-Fikr, 1994.

Musyfikah Ilyas,Istibdal Harta Benda Perspektif Hukum Islam, Volume 3 Nomor

2, Desember 2016.

Muzarie Mukhlisin, Hukum Perwakafan Dan Implikasinya Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat (Implimentasi Wakaf di Pondok Modern

Darussalam Gontor), Cetakan Pertama, Kementrian Agama RI, Thn.

2010.

Pedoman Pengelolaan dan Perkembangan Wakaf, Kementerian Agama Republik

Indonesia Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, 2013.

Prihartini F, et.al., Hukum Islam Zakat dan Wakaf.Kerjasama Penerbit Sinar

Mentari dengan Badan Peneribit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,

Jakarta : 2005.

Sabiq Sayyid, Fiqih Sunnah Jilid 4,Penerjemah Nor Hasanuddin, Dkk, Pena

Pundi Aksara, Jakarta Selatan, 2004.

Syafi‟i, al „Umm Imam, Juz 5, Beirut Libanon Dar al Fikr,: t.th., h. 65.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Balai Pustaka, Jakarta, 2005.

Page 75: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

64

Usman Rachmadi, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta:

2009.

Usman Suparman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Darrul Ulum Press, Radar

Jaya Offset Jakarta: 1999.

Interview

Ikhwanuddin, Pelaksana BIMAS Kementerian Agama Kota Depok, Interview

Pribadi, 14 Mei 2018.

Nasir Assubhi Umar, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian

Agama Kota Depok, Interview Pribadi, 10 Mei 2018.

Peraturan undang-undang

Fatwa MUI Nomor 54 Tahun 2014 Tentang Status Tanah Yang Diatasnya Ada

Bangunan Masjid.

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Bab IV Tentang Perubahan, Penyelesaian dan

Pengawasan Benda Wakaf.

Kompilasi Hukum Islam, Bab III, Pasal 200 Tentang Perwakafan

Peraturan Badan Wakaf indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Penyusunan Rekomendasi Terhadap Permohonan Penukaran /Perubahan

Status Harta Benda Wakaf.

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Laksanaan Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 41 Tentang Wakaf.

Website

bwi.or.id/index.php/in/tentang-bwi/sekilas-bwi-html.

http: //groups.yahoo.com/group/fiqhzakatdanwaqaf/pada tanggal 19 Juni 2018.

http://etjese.uin-malang.a.id/1419/6/08210008_Bab 2pdf&ved

Page 76: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

65

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia. https://kemenag.go.id

Pengelolaan Wakaf di Indonesia, Ahmadsibgotullah.blogspot.co.id/2010/tanggal-

pembuatan-342010.html?m=1

Tukar Guling Perspektif Fikih dan Hukum Positif,

http://www.referensimakalah.com/2013/02/tukar-guling-perspektif-fikih-

dan-hukum.html?m=1.

Tukar Guling Wakaf Sudah Ada Aturannya,

http://www.nu.or.id/post/read/83497/tukar-guling- tanah-sudah-ada-

aturannya, Rabu, 22 November 2017.

Page 77: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

66

LAMPIRAN

Page 78: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

67

Hasil Wawancara Analisis Ruilslag Tanah Wakaf Menurut Peraturan Perundang-

Undangan, Studi Pada: Perumahan Kota Kembang (Grand Depok City)

Narasumber : Drs. Umar Nasir

Jabatan : Kepala Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama

Kota Depok

1. Mengapa dalam prosedur pendaftaran ruilslag terdapat persyaratan izin

tertulis dari Menteri Agama RI ?

Pada mulanya tanah tidak dapat dijual, dihibahkan, ditukar kecuali atas

seizin menteri tertulis, itu merupakan dasar pokok yang menjadi alasan

dalam melakukan ruilslag. Pemahaman harus dengan izin menteri karen

notabennya sekarang bahwa tanah wakaf yang dikelola oleh masyarakat

dikemudian hari semakin berkembang harga tanahnya, oleh karena itu

pemerintah membuat regulasi seperti seolah-olah tanah wakaf itu sulit

untuk diruilslag, padahal Pemerintah menginginkan bahwa wakaf

memerlukan peraturan yang lebih menguatkan sehingga wakaf itu tidak

dapat diganggu gugat. Dan memang fenomena di lapangan, setiap ruilslag

sanagtlah sulit, terutama ruilslag yang objek tanahnya merupakan tanah

pribadi. Misalnya ada sebidang tanah wakaf yang tidak terpakai, kemudian

ada seseorang yang berniat ingin menukarnya, pasti akan sangat sulit.

Ruilsag dapat dilakukan dengan mudah, bila penukaran tersebut

dikarenakan RUTR atau kepentingan umum, contohnya jalan raya, tol,

makam dll. Banyak kejadian ruilslag yang telah mendaftar sampai tingkat

Kantor Willayah Kementerian Agama tetapi setelah ditindaklanjuti

ternyata tidak disetujui oleh BWI akibat pertimbangan harga tanah

pengganti, yang mana ditakutkan di kemudian hari hrga tanah wakaf

tersebut akan menurun. Inilah yang menjadi kesulitan dalam pendaftaran

ruilslag itu sulit.

Fenomena ruilslag di mata masyarakat sulit dikarenakan banyak

masyarakat yang memanfaatkan objek pengganti tanah wakaf untuk

Page 79: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

68

kepentingan ekonomi yang mana objek tersebut menjadi milik sendiri,

bukan untuk kepentingan bersama. Seseorang tidak akan menukar tanah

wakaf bila perbuatan tersebut tidak lebih untung. Seseorang berani

menukar wakaf dengan seseuatu yang lebih besar, dikarenakan terdapat

keuntungan yang lebih dari apa yang ia tukarkan.

Apabila seseorang melakukan pendaftaran ruilslag harus terdapat

rekomendasi dari warga, rt, rt sampai ke tingkat BWI. Karena BWI yang

menentukan bisa atau tidaknya seseorang melakukan ruilslag, bila

rekomendasi dari BWI tidak keluar, maka ruilslag itu batal dan tidak dapat

dilakukan. Ada pula persyaratan lainnya selain dengan pemerintah, yaitu

penilaian jasa publik appraiser (orang yang menilai independen harga

objek wakaf yang dahulu dengan objek wakaf pengganti) selain dengan

peraturan tersebut sangatlah sulit untuk mendapatkan perizinan dari

menteri.

2. Apa saja sanksi bagi seseorang yang mendaftarkan ruilslag tanpa seizin

atau sepengetahuan KUA sampai pihak berwenang yang lain ?

Namanya ruilslag siri, ada sanksi bagi wakif dan nazhir, dan pihak

penukar akan mengalami kerugian, apabila seorang penukar ini

membalikan nama kepemilikan dari tanah wakaf , tanah yang telah

bersertifikat wakaf maka tidak adakan dapat diubah oleh BPN kecuali atas

seizin menteri.

Ada sanksi bagi penyalahgunaan objek wakaf yang salah satunya menukar

tanpa seizin menteri ada sanksi menurut Pasal 67 Undang-undang Nomor

41 Tahun 2004:

1) Yang pertama apabila seseorang yang sengaja menjaminkan,

menghibahkan, menukar menjual, mewariskan, mengalihkan dalam

bentuk pengalihan hak lainnya harta benda wakaf yang telah

diwakafkan sebagaimana dimaksud atau tanpa izin menukar harta

benda yang telah diwakafkan, dapat dipidana dengan pidana penjara

paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 80: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

69

2) Yang kedua, apabila seseorang dengan sengaja mengubah peruntukan

harta benda wakaf tanpa izin, dipidana dengan pidana penjara paling

lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp

400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

3) Yang ketiga, apabila seseorang yang dengan sengaja menggunakan

atau mengambil fasilitas atas hasil pengelolaan dan pengembangan

harta benda wakaf melebihi jumlah yang ditentukan, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Ataupun sanksi administratif kepada seseorang yang tidak mendaftarkan

harta benda wakafnya adalah:

1) Menteri Agama dapat mengenakan sanksi administratif atas

pelanggaran tidak didaftarkannya harta benda wakaf oleh lembaga

keuangan syariah dan PPAIW.

2) Sanksi administratif yaitu berupa:

a. Peringatan tertulis.

b. Penghentian sementara atau pencabutan izin kegiatan di bidang

wakaf bagi lembaga keuangan syariah.

c. Penghentian sementara dati jabatan atau penghentian dari

jabatan PPAIW.

Page 81: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

70

Hasil wawancara Analisis Ruilslag Tanah Wakaf Menurut Peraturan Perundanng-

Undangan, studi pada: Perumahan Kota Kembang (Garnd Depok City)

Narasumber : Ikhwanudin, S.Ag, MM.Pd

Jabatan : Pelaksana Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian

Kota Depok

1. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi persyaratan dalam pendafaran

ruilslag?

Ruilslag dalam bahasa umumnya adalah tukar guling. Ruilslag sendiri

telah diatur dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004. Pada

prinsipnya tanah wakaf tidak dapat dilakukan penukaran, namun ada

pengecualian yang kemudian membolehkan tanah wakaf dilakukan

ruilslag. Dasarnya adalah untuk kemaslahatan umum. Apabila ada

pendaftaran ruilslag yang bertujuan untuk kemaslahatan umum, masa

pendaftaran tersebut diperbolehkan. Oleh karena itu pemerintah mengatur

adanya regulasi ruilslag yang memperketat orang yang akan mendaftarnya,

karen apabila peraturan itu longgar akan menjadi celah untuk orang-orang

yang mempunyai kepentingan secara personal sehingga ia melakukan

ruilslag tanah wakaf.

Prinsip awalnya tanah wakaf tidak dapat diruilslag, tetapi karena ada

alasan yang bertujian untuk kepdkentingan umum, maka ruilslag itu

diperbolehkan.

Yang kedua, terkait masalah GDC (Grand Depok City) itu dikarenkaan

RUTR (Rapat Umum Tata Ruang) sehingga mengharuskan untuk

dilakukan ruilslag, adapun aturan ruilslag yang pertama harus seizin wakif

terlebih dahulu, bila wakif telah meninggal dunia, dapat diwakilkan ahli

warisnya.

1) Apabila wakif menyetujui, memberitahukan kepada nadzhir terhadap

permohonan tersebut, kemudian mengajukan surat permohonan

kepada KUA Kecamatan setempat.

Page 82: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

71

2) Kepala KUA Kecamatan meneliti dokumen baik dari segi

legalitasnya (akta ikrar wakaf, sertifikat tanah wakaf dan pengesahan

dari nazhir) meneruskan permohonan tersebut kepada Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

3) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setelah menerima

permohonan tersebut, melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan

melakukan survei lokasi, baik lokasi tanah wakaf sebelumnya maupun

tanah wakaf pengganti, setelah itu membentuk tim dengan susunan dan

selanjutnya Bupati/Walikota setempat membuat Surat Keputusan. Adapun

tim penilai ruilslag diantaranya : Kementerian Agama, Pemerintah Daerah,

BPN, MUI dan Nazhir.

4) Setelah tim penilai terbentuk, Kementerian Agama mengirimkan

rekomendasi tersebut kepada Bupati/Walikota, kemudian mengeluarkan

surat penetapan tim penilai keseimbangan ruilslag.

5) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat berita acara kepada

Walikota/Bupati setelah itu meneruskan permohonan tersebut dengan

dilampiri hasil penilaian dari tim kepada Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi dan selanjutnya meneruskan permohonan

tersebut kepada Menteri Agama RI.

6) Setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri Agama RI, hasil

rekomendasi tersebut diteruskan ke Badan Wakaf Indonesia (BWI), setelah

itu BWI juga menerbitkan rekomendasi ke Kementerian Agama dan

diterbitkannya Keputusan Menteri Agam (KMA). Maka tukar ganti dapat

dilaksanakan dan hasilnya harus dilaporkan oleh Nazhir ke kantor

pertanahan dan/atau lembaga terkait untuk pendaftaran lebih lanjut.

2. Apakah dalam penetapan nilai keseimbangan objek wakaf memerlukan

pihak ketiga untuk menaksir harga tanah?

Ya, dalam prosedur tersebut, nanti akan ditujuk seorang appraiser yaitu

seorang jasa independen.untuk dapat menaksir harga tanah baik tanah

wakaf maupun tanah pengganti. karena dalam pentapan nilai

keseimbangan menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam persetujuan

ruilslag

Page 83: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

72

3. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam pendaftraan ruilslag tanah

wakaf?

Sehubungan dengan faktor penghambat prosedur pendaftaran tersebut

terbilang sangat sedikit bahkan tidak ada, hanya sebatas materi.

Contohnya RUTR Jalan Tol. Terkadang pihak penukar, (developer)

kurang kooperatif dalam, mendaftarakan ruilslag tanah wakaf. Piahk

penukar hanya sebatas pembayaran tanah pengganti tanpa menindaklanjuti

pendaftaran ruilslag hingga akhir. Sedangkan Dalam perbendaharaan

umum Kementerian Agama tidak adanya anggaran untuk memfasilitasi

prosedur pendaftaran tersebut, maka dari itu pihak penukar tanah wakaf

wajib menangani sampai masa akhir pendaftaran. Memang pihak penukar

harus bersifat aktif dalam pendaftaran ruilslag tersebut.

Page 84: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

73

Page 85: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

74

Page 86: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

75

Page 87: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

76

Page 88: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

77

Page 89: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

78

Page 90: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

79

Page 91: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

80

Page 92: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

81

Page 93: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

82

Page 94: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

83

Page 95: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

84

Page 96: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

85

Page 97: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

86

Page 98: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

87

Page 99: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

88

Page 100: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

89

Page 101: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

90

Page 102: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

91

Page 103: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

92

Page 104: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

93

Page 105: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

94

Page 106: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

95

Page 107: ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44053/1/MUMTAZ... · ANALISIS RUILSLAG TANAH WAKAF MENURUT PERATURAN PERUNDANG

96