pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP TINGKAT KETERAMPILAN
BERBICARA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 WATAMPONE
THE INFLUENCE OF MASTERY OF VOCABULARY AND EFFECTIVE SENTENCE ON SPEAKING SKILL OF STUDENTS OF GRADE XII IPA OF SMA NEGERI 2
WATAMPONE
Tesis
Oleh
ANDI M IRPAN NUR Nomor Induk Mahasiswa 105040900214
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2016
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau
antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan
YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari
kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia
Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language
Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan
Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)
Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing
Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa
Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah
maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori
2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses
yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses
produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif
berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara
dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas
mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk
(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam
Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna
yang disampaikan kepada orang lain
Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting
dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau
antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan
YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari
kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia
Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language
Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan
Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)
Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing
Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa
Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah
maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori
2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses
yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses
produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif
berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara
dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas
mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk
(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam
Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna
yang disampaikan kepada orang lain
Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting
dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau
antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan
YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari
kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia
Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language
Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan
Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)
Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing
Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa
Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah
maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori
2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses
yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses
produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif
berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara
dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas
mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk
(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam
Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna
yang disampaikan kepada orang lain
Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting
dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
Scanned by CamScanner
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau
antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan
YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari
kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia
Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language
Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan
Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)
Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing
Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa
Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah
maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori
2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses
yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses
produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif
berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara
dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas
mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk
(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam
Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna
yang disampaikan kepada orang lain
Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting
dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau
antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai
kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan
YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari
kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia
Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language
Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan
Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)
Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing
Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa
Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah
maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori
2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses
yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses
produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif
berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara
dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas
mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk
(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam
Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna
yang disampaikan kepada orang lain
Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting
dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses
yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses
produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif
berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara
dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas
mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk
(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan
perasaan
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan
pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam
Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran
atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna
yang disampaikan kepada orang lain
Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting
dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau
menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan
Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang
sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan
berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan
(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang
pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut
dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi
yang disampaikan pembicara secara efektif
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang
bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada
pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat
diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan
Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara
seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah
satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
4
Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting
dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara
merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat
pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa
seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk
menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya
kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan
terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris
2005 12)
Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang
mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang
bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo
Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang
semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata
yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah
satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya
dengan tingkat keterampilan berbicara
Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata
kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran
pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut
Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar
Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut
untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan
pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo
(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat
dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan
kecermatan dan kevariasian
Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara
perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran
pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa
diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada
orang lain dengan baik
Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya
siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar
dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali
kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
6
Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi
melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran
kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif
mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga
mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan
para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil
belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn
Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih
sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi
Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting
bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan
menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara
(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan
takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-
kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar
dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar
dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang
telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa
kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian
penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif
berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa
Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara
empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka
perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya
memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih
oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan
Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut
merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa
yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan
Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan
kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang
penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas
maka tujuan penelitian ini yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap
keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
9
D Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat
efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis
1 Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga
pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih
efektif dan memenuhi standar
2 Secara Praktis
a Siswa
Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik
dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga
kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata
dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan
pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
keterampilan berbicaranya
b Guru
Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan
kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan
berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran berbicara
c Kepala sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan
karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui
pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan
pembelajaran yang intergral
d Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teoretis
1 Hakikat Penguasaan Kosakata
a Pengertian Kosakata
Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai
peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan
alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab
kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran
dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis
Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada
dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi
Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah
glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf
(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang
berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi
bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata
(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
12
bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis
b Makna Kosakata
Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati
sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana
Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut
pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna
kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau
barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda
atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai
hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya
(referen-nya)
Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus
dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu
kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam
frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum
suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks
kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
13
Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena
(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat
dan sosial
Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna
menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan
makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki
sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat
berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut
saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi
pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari
satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya
kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)
peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)
persamaan sifat asosiatif
Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam
Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa
daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)
kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya
acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
14
misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya
bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam
Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik
dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis
telaah makna yaitu
a Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang
sama tetapi berbeda dalam nilai kata
Penjara = lembaga pemasyarakatan
Tawa = senyum
Iri hati = cemburu
Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat
bagian yaitu
1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran
2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia
3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan
4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek
Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain
untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa
sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih
sama contohnya
Benar = betul
Ganteng = tampan
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-
15
b Antonim
Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan
atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan
Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan
makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan
bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya
Contohnya
murah gtlt mahal
tinggi gtlt rendah
besar gtlt kecil
c Homonim
Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang
bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut
Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila
dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-
kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi
maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa
16
homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
berlainan maknanya Contohnya
1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena
bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti
racun)
2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada
kerusuhan)
- Oknum itu telah diamankan (ditahan)
Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun
kedua jenis tersebut sebagai berikut
a) Homograf
Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan
dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo
seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami
b) Homofon
Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi
dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)
Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo
d Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain
(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim
adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
17
Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata
hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah
kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau
ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya
1 Hipernim Burung
Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih
dll
2 Hipernim Ikan
Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri
sarden pari mas nila dan sebagainya
3 Hipernim Sampo
Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan
sebagainya
4 Hipernim Kue
Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi
cucur lapis bolu kukus bronis sus
e Polisemi
Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu
atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau
pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau
dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa
polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi
18
makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata
beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah
katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih
dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer
(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same
word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung
seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh
1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di
atas leher)
2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan
(pimpinan)
c Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara
harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks
kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai
pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara
tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya
menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam
sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan
kata-kata itu dengan baik dan benar
Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap
pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam
mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan
19
bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi
yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi
tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang
sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)
maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan
kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi
menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata
yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan
menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan
lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan
Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit
kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat
akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti
atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan
bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata
yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam
berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro
(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata
terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam
Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate
creative and exploration of conceptually related words in language userdquo
Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan
20
menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam
penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita
dalam menggunakan bahasa
Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek
penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah
besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan
kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan
menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki
Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan
seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan
kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam
menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata
biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif
secara keseluruhan
d Indikator Penguasaan Kosakata
Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan
dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan
pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan
penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek
21
penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan
kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi
sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim
dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap
komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah
maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal
seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5
Jumlah 50
2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif
a Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau
pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat
tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau
penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
22
maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
pembicara
Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung
pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi
(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis
dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang
senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin
(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat
yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu
tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah
b Penguasaan Kalimat Efektif
Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya
dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari
201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun
menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus
memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting
yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep
23
kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi
kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang
diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau
informasi
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan
pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-
kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar
Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
c Struktur Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan
struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek
dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun
kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat
parallel dan struktur kalimat periodik
24
1 Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan
menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang
boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek
keterangan waktu tempat dsb)
2 Struktur Kalimat Paralel
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide
yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa
3 Struktur Kalimat Periodik
Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung
intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan
terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan
periodik
d Ciri Kalimat Efektif
Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
sebagai berikut
1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan
pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa
25
2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata
3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang
terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat
informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan
atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran
penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat
agar kalimat itu dapat dipahami
4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat
dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata
fungsi sintaksis dan tanda baca
5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat
mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah
mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan
6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang
mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa
mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah
tafsir
Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan
gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada
26
kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali
2 Koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan
hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara
subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta
keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi
3 Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan
harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur
yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah
digunakan pada penggunaan bahasa lisan
4 Variasi
Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk
bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut
dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan
menghambarkan selera pembaca
5 Paralelisme
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting
dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau
kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
27
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal
yang sama
6 Penalaran atau logika
Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam
komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan
sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud
adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran
adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal
Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida
2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut
1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan
kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata
bahasa
2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang
diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis
3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan
menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak
gagasan
4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain
28
Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan
dengan yang lain
5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang
bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam
kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan
perbandingan dan panjang pendek kalimat
6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada
fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai
fungsi tertentu
Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi
1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat
inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran
Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash
predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat
ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna
29
kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu
merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak
perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna
3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi
pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya
mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah
agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi
ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh
a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu
b) Kami pun turut dalam kegiatan itu
c) Bisakah dia menyelesaikannya
Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami
istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara
pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
30
maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh
kalimat
a) Anak itu tidak malas tetapi rajin
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total
dan menyeluruh
4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur
kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan
kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok
yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh
kalimat
a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S
ndash P ndash O)
b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P
ndash O ndash S)
c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S
ndash O ndash P)
5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki
kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki
31
kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat
aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah
a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan
6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal
Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak
logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya
ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa
baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata
e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan
kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)
Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan
(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini
digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka
mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-
masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini
32
Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif
No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30
3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)
a Hakikat Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan
berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)
mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening
skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan
membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat
komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat
dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara
adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)
Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan
Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran
gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
33
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu
perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)
Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu
(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan
melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam
bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang
menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan
berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti
bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan
teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal
seperti berpidato berceramah dan berdiskusi
Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu
spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi
agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara
harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa
(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak
sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan
terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah
penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang
dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan
tingkat penerima pembicaraan
34
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks
Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat
diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis
dan sistematis
b Tujuan Berbicara
Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai
tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)
menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak
dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara
adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut
Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)
menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)
menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan
tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)
bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan
Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi
sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik
c Ciri-ciri Berbicara yang Baik
Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan
35
berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas
berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta
yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami
minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha
menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran
lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya
aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua
arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum
melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara
dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang
tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang
ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi
pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat
pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam
berbahasa
Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar
seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)
Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi
sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian
pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)
Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan
hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai
berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)
36
Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara
sepenuhnya
Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam
Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang
diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)
Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang
diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
d Ragam Berbicara
William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar
bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan
maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan
dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)
cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan
telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan
Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara
dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau
berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara
(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka
pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi
dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain
(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)
diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer
37
(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara
Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka
hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar
(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-
bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)
konsonan-konsonan (8) patologi ujaran
Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara
(speaking) dapat dibagi atas
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas
(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy making groups)
(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur
38
parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat
e Penilaian Keterampilan Berbicara
Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita
harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut
1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan
tepat
2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan
suku kata memuaskan
3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang
digunakan
4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun
ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara
Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau
aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi
adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan
konsonan
2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya
suara ketepatan suku kata
39
3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya
suara(pelan atau kerasnya suara)
4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan
dalam berbicara (kosakata)
5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian
antara topik dengan apa yang dibicarakan
6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian
kata dalam berbicara
7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat
adalah sruktur kalimat
8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah
sikap gerak-gerik dan mimik
9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan
berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan
10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan
pembicara ke seluruh audiens atau pendengar
Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5
untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5
kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya
dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini
40
Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5
1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)
2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Jumlah
B Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini
dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang
akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan
Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar
Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis
penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah
(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya
hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan
berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)
41
Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan
kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara
yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari
pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076
mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776
Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto
(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara
penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)
Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan
menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan
kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan
uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan
signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)
dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung
sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf
signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar
sumbangannya 545
Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi
dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
42
signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi
(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan
koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
karena rhitung = 082 gt rtabel = 032
Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
persamaan namun juga memiliki perbedaan
C Kerangka Pikir
1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang
dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia
Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan
berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung
kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya
kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil
dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan
keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam
mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara
akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik
43
Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara
dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak
menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya
penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan
proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau
gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)
dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan
penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan
satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan
kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat
yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan
hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan
pembicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
44
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
katerampilan berbicara
Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan
berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh
seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan
kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika
menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan
kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor
penunjang penting keterampilan berbicara
Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu
menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui
bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan
pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang
dimaksudkan
Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat
dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini
45
Variabel (X1) Penguasaan
Kosakata
Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi
Variabel (X2) Penguasaan
Kalimat Efektif
Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis
Variabel (Y) Keterampilan
Berbicara
Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan
Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan
Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian
Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata
Rendah
Tinggi Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)
Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)
46
D Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga
untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan
pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris
Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan
kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan
kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara
Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis
1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa
3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
tingkat keterampilan berbicara siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang
membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh
dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan
jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan
penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan
desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk
menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-
48
sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)
menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan
data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang
diteliti
B Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel
bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih
memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini
Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)
Catatan
1 Penguasaan kosakata (X1)
2 Penguasaan kalimat efektif (X2)
3 Keterampilan berbicara (Y)
Penguasaan Kosakata (X1)
Penguasaan Kalimat Efektif (X2)
Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)
1
2
3
49
2 Definisi Operasional Variable
Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada
variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh
Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat
Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan
kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat
pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara
operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud
1 Variabel bebas
a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam
proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar
b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami
menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang
disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap
dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar
2 Variabel Terikat
Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan
berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran
50
ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk
menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada
orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan
C Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)
dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan
pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone
merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan Agustus 2016
D Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan
berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel
51
Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini
mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di
teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-
syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan
demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi
Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang
menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone
E Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang
memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)
variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data
penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data
keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
52
tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek
yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes
tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan
kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan
berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur
keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)
Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan
standar kompetensi kurikulum 2013
F Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian
variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang
digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial
dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji
hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi
membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji
multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji
persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari
sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel
terikat
53
1 Uji Prasyarat Analisis
Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal
tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini
dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata
penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji
normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample
K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji
normalitas lebih besar dari 005
b) Uji Linieritas
Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan
adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf
signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga
Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5
atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah tidak linier
c) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya
54
multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien
korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi
multikolinieritas)
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di
bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2 Analisis Data
a) Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan
dua dengan rumus korelasi
RXY = sum (sum ) (sum )
sum (sum ) sum (sum )
Keterangan
rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan
N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item
sumY Jumlah skor total
(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item
(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total
Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar
atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan
55
hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy
tabel
b) Analisis Regresi Ganda
Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis
ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien
korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap
kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya
sebagai berikut
Y =a1x1 + a2x2k
Keterangan Y Kriterium
x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant
2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Ry(12) = sum (sum )sum
Keterangan
Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y
56
sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y
sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor
terhadap kriterium
a Sumbangan Relatif (SR) SR =
sum 푥 100
Keterangan
SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor
a Koefisien prediktor
xy Jumlah produk antara X dan Y
JKreg Jumlah kuadrat regresi
b Sumbangan Efektif (SE)
SE = sumsum
Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y
3 Hipotesis Statistik
Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu
hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y
Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut
57
a) Ho rx1y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx1yne0
Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
b) Ho rx2y=0
Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Ha rx2yne0
Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan
berbicara
Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut
Ho a1 =a2 =0
Ha b1 =b2 ne0
Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut
Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara
Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap
keterampilan berbicara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1 Deskripsi Data Penelitian
a Data Penguasaan Kosakata
Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan
skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga
nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah
yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0
Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai
terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata
(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar
3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di
atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut
Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136
59
54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363
96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa
Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa
kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-
41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah
terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227
Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel
penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan
baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata
Lanjutan tabel halaman 58
60
adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus
kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat
tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan
Kosakata
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275
3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11
siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan
Rendah 8
Tinggi 11Sedang 25
0
Rendah
Tinggi
Sedang
61
kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan
kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada
kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa
(5682)
b Data Penguasaan Kalimat Efektif
Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1
dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan
interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan
skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0
Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000
dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data
tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar
5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75
62
406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227
Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif
Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval
286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk
kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-
936 dan interval 166-216 atau 227
0123456789
10
166 -216
226 -276
286 -336
346 -396
406 -456
466 -516
526 -576
586 -636
646 -696
706 -756
766 -816
826 -876
886 -936
Lanjutan tabel halaman 61
63
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan
baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel
distribusi kecenderungan data sebagai berikut
Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat
Efektif
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275
3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100
Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat
dibuat pie chart seperti berikut
Tinggi 10
Sedang 29
Rendah 5 0
Tinggi
Sedang
Rendah
64
Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi
sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan
kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan
siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori
rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori
sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa
(6591)
c Data Keterampilan Berbicara
Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga
dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)
instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk
kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu
lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item
dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah
50 dan terendah adalah 10
Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor
terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh
juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)
65
sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data
tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara
Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase
Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0
Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan
histogram sebagai berikut
Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara
Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48
66
interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok
dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi
sebanyak 1 atau 227
Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel
keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan
simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan
acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah
2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan
di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut
Tinggi = M + SD ke atas
Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD
Rendah = M ndash SD ke bawah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi
kecenderungan data sebagai berikut
Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara
Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273
1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti
berikut
Tinggi 10
Sedang 25
Rendah 9 0
Tinggi
Sedang
Rendah
67
Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak
10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara
dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang
memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak
9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan
interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)
2 Uji Prasyarat Analisis
a Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model
regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan
normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005
Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S
menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut
memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi
68
0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 005
b Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak
Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk
mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji
linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan
tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis
regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai
F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa
nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara
(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk
Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel
keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih
kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier
c Uji Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila
nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance
inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas
69
Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel
penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF
sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010
dan nilai VIF di bawah 1000
3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji
kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan
teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua
Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda
dengan dua variabel bebas
a Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA
Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862
dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih
kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Watampone diterima
70
b Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2
dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)
Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Watampone diterima
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment
Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000
c Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis
ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi
bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)
penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh
terhadap keterampilan berbicara (Y)
71
Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F
menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel
sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi
hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar
0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa
penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Watampone
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda
Model Jumlah Kuadrat
(JK) db
Rata-rata Hitung
Kuadrat (RK)
F Observasi
(Freg)
F Teoretis
(Ft) Sig
Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131
total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh
koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti
bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan
atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan
oleh faktor lain di luar variabel penelitian
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing
predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif
72
dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap
predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun
bentuk rumusnya sebagai berikut
bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing
prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut
SEX=SRX x R2
Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan
efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut
Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif
27 21
Total 100 778
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan
kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara
Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73
dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan
kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan
efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan
kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar
778
B Pembahasan
73
Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas
(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif
sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)
Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata
dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah
dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut
1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa
(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak
25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8
siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang
Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena
mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata
baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)
kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima
(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)
penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar
74
Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang
banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau
berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan
kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak
kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan
yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada
pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif
sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif
jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
75
2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian
penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10
siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang
sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah
sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat
efektif yang sedang
Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun
kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)
bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun
berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang
harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang
Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya
kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)
tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta
mengandung penalaran yang benar atau logis
Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti
terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik
akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana
(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap
76
pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan
menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada
pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan
penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara
Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui
bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar
0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari
taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa
ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan
kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Watampone
Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase
sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan
relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh
terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone
3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Berbicara
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan
statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari
77
Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan
demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan
kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan
berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam
variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif
Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar
variabel penelitian
Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari
sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan
sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa
khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga
diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun
2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh
penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara
Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang
78
menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)
Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan
penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat
efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil
penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan
Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032
Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh
penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada
jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada
variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada
penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang
dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat
karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis
sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi
kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari
keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama
digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif
79
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif
berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam
keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga
menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya
harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan
kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan
bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada
kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya
Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan
kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap
pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas
Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang
keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang
luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap
dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang
wajar serta logis
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil
analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini
dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran
A Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil
analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut
1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone
Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa
Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297
Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf
signifikasi 5 (0000lt005)
2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif
terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment
diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan
Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000
lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)
81
3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat
efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F
Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel
sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel
Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi
5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara
bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima
B Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan
pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal
tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat
Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab
berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat
efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan
berbicara
2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan
kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah
82
dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara
non formal
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)
Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)
Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)
(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016
Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)
(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)
Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara
(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)
Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan
Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)
Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di
SD Bandung UPI Press
83
Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta
Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan
kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap
Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)
Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)
(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)
Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa
Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)
Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan
Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)
(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011
Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret
Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka
Utama
84
Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)
(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)
Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)
Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri
dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng
Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)
Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi
Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)
Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret
Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru
85
Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha
Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama
Widya
Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan
Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif
dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)
Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum
- SAMPULpdf (p1)
- SCAN BERKASpdf (p2-4)
- BAB Ipdf (p5-14)
- BAB IIpdf (p15-50)
- BAB IIIpdf (p51-61)
- BAB IVpdf (p62-83)
- BAB Vpdf (p84-86)
- DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
-