pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif …

90
PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 WATAMPONE THE INFLUENCE OF MASTERY OF VOCABULARY AND EFFECTIVE SENTENCE ON SPEAKING SKILL OF STUDENTS OF GRADE XII IPA OF SMA NEGERI 2 WATAMPONE Tesis Oleh: ANDI M. IRPAN NUR Nomor Induk Mahasiswa: 105040900214 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP TINGKAT KETERAMPILAN

BERBICARA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 WATAMPONE

THE INFLUENCE OF MASTERY OF VOCABULARY AND EFFECTIVE SENTENCE ON SPEAKING SKILL OF STUDENTS OF GRADE XII IPA OF SMA NEGERI 2

WATAMPONE

Tesis

Oleh

ANDI M IRPAN NUR Nomor Induk Mahasiswa 105040900214

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau

antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai

kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai

kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan

menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan

YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari

kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat

manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama

manusia

Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language

Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan

Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)

Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing

Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa

Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah

maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori

2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana

fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses

yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses

produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif

berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas

mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk

(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam

Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran

atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna

yang disampaikan kepada orang lain

Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting

dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 2: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau

antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai

kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai

kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan

menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan

YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari

kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat

manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama

manusia

Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language

Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan

Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)

Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing

Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa

Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah

maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori

2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana

fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses

yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses

produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif

berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas

mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk

(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam

Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran

atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna

yang disampaikan kepada orang lain

Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting

dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 3: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau

antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai

kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai

kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan

menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan

YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari

kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat

manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama

manusia

Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language

Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan

Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)

Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing

Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa

Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah

maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori

2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana

fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses

yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses

produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif

berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas

mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk

(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam

Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran

atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna

yang disampaikan kepada orang lain

Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting

dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 4: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

Scanned by CamScanner

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau

antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai

kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai

kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan

menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan

YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari

kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat

manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama

manusia

Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language

Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan

Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)

Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing

Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa

Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah

maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori

2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana

fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses

yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses

produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif

berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas

mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk

(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam

Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran

atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna

yang disampaikan kepada orang lain

Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting

dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 5: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa

Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia atau

antaranggota masyarakat dalam satu wilayah Seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai

kemampuan berbahasa yang baik Seseorang yang mempunyai

kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan

menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Barnabas dan

YuKiar 20131) Kegiatan berbahasa merupakan salah satu perilaku dari

kemampuan manusia Bahasa sebagai alat komunikasi memenuhi sifat

manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama

manusia

Menurut Syamsuri (20135) Keterampilan Berbahasa (Language

Arts Language Skill) mencakup empat aspek segi yaitu (1) Keterampilan

Menyimak (Listening Skill) (2) Keterampilan berbicara (Speaking Skill) (3)

Keterampilan Membaca (Reading Skill) (4) Keterampilan Menulis (Writing

Skill) Keempat aspek tersebut harus dikuasai agar terampil berbahasa

Dengan demikian pembelajaran keterampilan berbahasa baik di sekolah

maupun di jenjang sekolah tinggi tidak hanya menekankan pada teori

2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana

fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses

yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses

produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif

berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas

mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk

(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam

Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran

atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna

yang disampaikan kepada orang lain

Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting

dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 6: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

2 tetapi dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana

fungsinya yaitu sebagai alat untuk berkomunikasai

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses

yaitu proses produktif dan proses reseptif (Tarigan 2008) Proses

produktif berlangsung pada diri pembicara sedangkan proses resertif

berlangsung pada diri pendengar Dengan demikian berbicara

dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif

Menurut Nurgiyantoro (2009276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam berbahasa setelah aktivitas

mendengarkan Tarigan (200816) senada dengan Santosa dkk

(200634) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan menyatakan atau menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan

gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penyimak (Slamet dan Amir 199664) Menurut Asep Jolly (dalam

Rahayu 201134) berbicara adalah suatu proses perubahan wujud pikiran

atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna

yang disampaikan kepada orang lain

Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting

dan esensial dalam kehidupan manusia Setiap manusia dituntut untuk

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 7: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

3 terampil berkomunikasi Lebih spesifik lagi terampil mengungkapkan atau

menyatakan pikiran gagasan ide dan perasaan dalam bentuk lisan

Menurut Aini dkk (2012) kegiatan berbicara merupakan aktivitas yang

sangat fundamental karena manusia dihadapkan setiap hari dengan

berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi Setiap kegiatan

berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan

(Agung 2008) Agar tujuan pembicaraan tercapai secara efektif seorang

pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

menyampaikan informasi dan harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya kepada orang lain Hal itu mengandung maksud bahwa

pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang runtut

dan efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menerima informasi

yang disampaikan pembicara secara efektif

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

keterampilan berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang

bertujuan untuk menyampaikan perasaan ide atau gagasan kepada

pendengar Agar kegiatan berbicara yang bertujuan informatif dapat

diterima dengan baik oleh pendengar Suhendar (dalam Cahyani dan

Hodijah 200764) mengemukakan bahwa menilai kemampuan berbicara

seseorang sekurang-kurangnya memperhatikan enam aspek salah

satunya adalah kosakata yang merupakan modal utama dalam berbicara

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 8: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

4

Penguasaan kosakata menduduki posisi yang sangat penting

dalam keterampilan berbicara karena pada hakikatnya berbicara

merupakan suatu proses berkomunikasi yang di dalamnya terdapat

pemindahan pesan dari pembicara ke pendengar Kapasitas bahasa

seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk

menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu Semakin kaya

kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kemungkinan

terampil dalam berbahasa (Pustejovsky dalam Fahrudin dan Jamaris

2005 12)

Pernyataan di atas senada dengan Keraf (200110) yang

mengatakan bahwa ldquoKualitas keterampilan berbahasa seseorang

bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo

Maksudnya adalah semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang

semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya dan sanggup

diungkapkannya Dengan kata lain seseorang yang mempunyai kosakata

yang luas dan banyak akan mudah melakukan kegiatan berbahasa Salah

satunya adalah kegiatan berbicara sebagai sarana untuk berkomunikasi

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata erat kaitannya

dengan tingkat keterampilan berbicara

Mengacu pada pernyataan di atas selain penguasaan kosakata

kalimat tentunya menjadi faktor penting dalam keterampilan berbicara

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam berbicara bertujuan untuk sasaran

pembicaraan Oleh sebab itu susunan penuturan kalimat yang efektif

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 9: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

5 sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian Menurut

Permana (20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar

Seseorang pembicara yang ingin terampil berbicara dituntut

untuk menguasai dan menggunakan kalimat-kalimat efektif agar tujuan

pembicaraan dapat dipahami oleh pendengar Menurut Wibowo

(2006184) untuk menguasai dan memahami kalimat efektif harus melihat

dari segi karakteristik keharmonisan kepararelan ketegasan kehematan

kecermatan dan kevariasian

Menilik pentingnya berbicara pengajaran keterampilan berbicara

perlu diajarkan di sekolah Pengajaran keterampilan berbicara bertujuan

agar siswa mampu berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran

pendapat gagasan dan perasaan secara lisan Selain itu siswa

diharapkan mampu menyampaikan informasi yang didapatkan kepada

orang lain dengan baik

Berdasarkan Kurikulum 2013 tingkat SMA kelas XI pada intinya

siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia yang benar

dalam berkomunikasi Salah satu kompetensi yang harus dicapai yaitu

bagaimana menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali

kecelakaan lalu lintas narkoba dan kriminal (terorisme)

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 10: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

6

Keterampilan berbicara harus benar-benar dikuasai oleh siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia termasuk siswa SMA Akan tetapi

melihat pengajaran berbicara di sekolah ternyata proses pembelajaran

kurang maksimal Hal itu terlihat bahwa siswa kurang berperan aktif

mereka malu mengeluarkan gagasannya atau pengalamannya segingga

mereka lebih banyak berdiam diri Hal tersebut sering menjadi keluhan

para guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan berbicara

Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1990 136) bahwa kualitas hasil

belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskn

Keterampilan berbahasa mereka khususnya keterampilan berbicara masih

sangat tidak memenuhi Standar Kompetensi

Siswa menyadari bahwa keterampilan berbicara sangat penting

bagi mereka Selain untuk berkomunikasi keterampilan berbicara akan

menjadi bekal mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih

tinggi Akan tetapi ketika guru memberikan tugas untuk berbicara

(menyampaikan laporan) di depan kelas siswa masih merasa malu dan

takut karena merasa kesulitan dalam menyampikannya Kesulitan-

kesulitan siswa biasanya sulit menggunakan kosakata kurang lancar

dalam mengungkapkan ide sulit menyusun struktur kalimat yang benar

dan sulit menumbuhkan rasa keberanian atau percaya diri Seperti yang

telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa faktor yang membuat siswa

kurang efektif dan tidak mencapai kompetensi dalam pembelajaran

keterampilan berbicara di antaranya adalah kurangnya penguasaan

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 11: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

7 kosakata dan penyusunan struktur kalimat efektif Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kalimat efektif

berpengaruh terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa

Pernyataan-pernyataan yang diuraikan penulis di atas secara

empiris di lapangan belum teruji kebenarannya Oleh karena itu untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh positif penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada siswa maka

perlu diadakan penelitian Untuk itu penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone Kabupaten Bone Peneliti tidak serta-merta hanya

memilih sekolah tersebut Akan tetapi SMA Negeri 2 Watampone dipilih

oleh peneliti didasari dengan pertimbangan-pertimbangan

Salah satu pertimbangan peneliti yaitu sekolah tersebut

merupakan sekolah percontohan di Kabupaten Bone dan memiliki siswa

yang tergolong banyak Untuk itu penelitian yang dilaksanakan di SMA

Negeri 2 Watampone ini berjudul ldquo Pengaruh Penguasaan Kosakata dan

Kalimat Efektif terhadap Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone rdquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang penguasaan

kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 12: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

8 1 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

C Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tentang

penguasaan kosakata kalimat efektif dan keterampilan berbicara di atas

maka tujuan penelitian ini yaitu

1 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dengan terhadap

keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

2 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 13: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

9

D Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat

efektif dengan tingkat keterampilan berbicara pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 2 Watampone diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis

1 Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan tentang pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap tingkat keterampilan berbicara pada siswa Sehingga

pembelajaran di sekolah kompetensi keterampilan berbicara bisa lebih

efektif dan memenuhi standar

2 Secara Praktis

a Siswa

Siswa mendapat masukan atau informasi tentang seberapa baik

dalam menguasai keterampilan berbicara dan faktor penyebab sehingga

kurang menguasai keterampilan berbicara yang ditinjau dari segi kosakata

dan kalimat Selain itu siswa dapat menjadikan hasil penelitian dan

pengalaman dalam berbicara sebagai bahan kajian untuk meningkatkan

keterampilan berbicaranya

b Guru

Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya penguasaan

kosakata dan kalimat efektif bagi pengembangan keterampilan berbicara

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 14: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

10 sehingga mendorong para guru untuk mengajarkan empat keterampilan

berbahasa secara benar dan merata serta mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran berbicara

c Kepala sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mendayagunakan pembinaan

karir para guru dalam meningkatkan profesionalismenya melalui

pengalaman meneliti Kepala sekolah juga dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai cara untuk mendorong para guru dalam menerapkan

pembelajaran yang intergral

d Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya dengan kajian yang berhubungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 15: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Kajian Teoretis

1 Hakikat Penguasaan Kosakata

a Pengertian Kosakata

Dalam kehidupan berbahasa seseorang kosakata mempunyai

peran yang sangat penting baik berbahasa sebagai proses berpikir

maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Kosakata merupakan

alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab

kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat mengutarakan isi pikiran

dan perasaan dengan sempurna baik secara lisan maupun tertulis

Pengertian kosakata banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi pada

dasarnya pengertian tersebut saling melengkapi

Menurut Pusat Bahasa (Depdiknas 2008527) kosakata adalah

glosari leksikon perbendaharaan kata vokabuler Sementara itu Keraf

(198880) menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang

berada dalam ingatan seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi

bila didengar atau dibaca Menurut Soedjito (198910) kosakata

(perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut (1) semua kata

yang terdapat dalam satu bahasa (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seorang pembicara atau penulis (3) kata yang dipakai dalam suatu

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 16: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

12

bidang ilmu pengetahuan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

disertai penjelasan secara singkat dan praktis

b Makna Kosakata

Pada dasarnya kata itu merupakan lambang Kata menempati

sesuatu yang diwakilinya Ragam makna menurut Abdul Chaer dan Liliana

Muliastuti (dalam Pranowo 2009 67) adalah istilah-istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut

pandang atau kriteria tertentu Menurut Keraf (1988 25) bahwa makna

kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau

barang yang diwakilinya tetapi kata itu sendiri tidak identik dengan benda

atau sesuatu yang diwakilinya Makna kata dapat dibatasi sebagai

hubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya

(referen-nya)

Tarigan (1993 60) membagi makna kata menjadi makna khusus

dan makna umum Lebih jauh dijelaskan bahwa makna kata khusus suatu

kata adalah makna yang tergantung kepada kata-kata yang lain dalam

frase atau kalimat dalam hal ini konteksnya sebaliknya makna umum

suatu kata adalah makna kata yang belum dipengaruhi oleh konteks

kalimatnya Makna kata dalam suatu kalimat akan mengalami perubahan

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 17: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

13

Menurut Ardiana dkk (200236) perubahan makna dapat terjadi karena

(1) faktor kebahasaan yang berkaitan dengan proses morfologis dan

sintaksia dan (2) faktor nonkebahasaan berkaitan dengan waktu tempat

dan sosial

Memperjelas pendapat di atas macam-macam perubahan makna

menurut Abdul Chaer (dalam Hidayah 2011 49) yaitu (1) perluasan

makna generalisasi yaitu perubahan makna yang semula hanya memiliki

sebuah makna kini menjadi beberapa makna seperti kata saudara dapat

berarti saudara sekandung sedangkan kini siapapun orang disebut

saudara (2) penyempitan makna spesialisasi yaitu gejala yang terjadi

pada kata yang semula mempunyai makna yang cukup luas lebih dari

satu berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja Misalnya

kata sarjana yang semula bermakna orang pandai cendekiawan (3)

peninggian makna ameliorasi (4) penurunan makna peyorasi (5)

persamaan sifat asosiatif

Ciri ragam kosakata baku menurut Dirgo Sabariyanto (dalam

Hidayah 2011 51) adalah (1) kosakatanya bebas dari kosakata bahasa

daerah yang belum berterima misalnya duren (Jawa) ama (Jawa) (2)

kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima misalnya

acu (Belanda) akhlaq (Arab) (3) penyerapan sesuai dengan kaidah

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 18: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

14

misalnya enzim etika fase (4) proses pembentukannya benar misalnya

bilamana binaraga olahraga diselamdalami di atas Tarigan (dalam

Rinawati 2014 25) Biasanya penggunaan kosakata ini disebut semantik

dan secara singkat dikatakan dengan istilah telaah makna Jenis-jenis

telaah makna yaitu

a Sinonim

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang

sama tetapi berbeda dalam nilai kata

Penjara = lembaga pemasyarakatan

Tawa = senyum

Iri hati = cemburu

Lyon (dalam Fatimah199340) membagi sinonim menjadi empat

bagian yaitu

1 Sinonim lengkap dan mutlak contoh surat kabar dan Koran

2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak contoh orang dan manusia

3 Sinonim tidak lengkap dan mutlak contoh wanita dan perempuan

4 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak contoh gadis dan cewek

Sudaryat (200935) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain

untuk benda atau hal yang sama Chaer (2006388) menyatakan bahwa

sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih

sama contohnya

Benar = betul

Ganteng = tampan

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 19: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …

15

b Antonim

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan

atau berlawanan dengan kata lain Tarigan (199379) Sedangkan

Sudirman (200746) berpendapat bahwa antonim adalah hubungan

makna antara dua satuan ujaran yang maknanya dinyatakan kebalikan

bertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya

Contohnya

murah gtlt mahal

tinggi gtlt rendah

besar gtlt kecil

c Homonim

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang

bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain tetapi dengan perbedaan

makna di antara kedua ungkapan tersebut Dengan kata lain bentuknya

sama (bahkan dalam bahasa Indonesia tulisannya sama lafalnya sama)

tetapi berbeda maknanya (Tarigan 199391) Sedangkan menurut

Fatimah (199343) homonim adalah hubungan makna dan bentuk bila

dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama Sudaryat (200641) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda Selanjutnya Chaer (2006385) berpendapat bahwa

16

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi

berlainan maknanya Contohnya

1 Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini karena kakinya kena

bisa ular tadi pagi (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti

racun)

2 - Mereka hidup aman di sebuah kota (tenteram damai tidak ada

kerusuhan)

- Oknum itu telah diamankan (ditahan)

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis Adapun

kedua jenis tersebut sebagai berikut

a) Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan

dan ejaan) seperti kata seri yang dapat bermakna lsquosinarrsquo sari dan lsquojilidrsquo

seri semi yang dapat bermakna lsquotumbuhrsquo sami

b) Homofon

Homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan bunyi

dan pengucapan Misalnya bang dapat bermakna lsquokakakrsquo (dari abang)

Bank (yayasan keuangan) Contoh ldquoBang Andi menabung di Bank BRIrdquo

d Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain

(Tarigan 1993 95) Chaer (2006 387) berpendapat bahwa hipernim

adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata lain Kata

hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya

17

Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili artinya oleh kata

hipernim (Tarigan 199395) Menurut Chaer (2006389) hiponim adalah

kata atau ungkapan yang maknanya termasuk di dalam makna kata atau

ungkapan lain Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan

hiponim merupakan anggota dari kata hipernim Contohnya

1 Hipernim Burung

Hiponim perkutut beo balam kepodang cucakrawa cendrawasih

dll

2 Hipernim Ikan

Hiponim Lumba-lumba tenggiri hiu betok mujaer sepat teri

sarden pari mas nila dan sebagainya

3 Hipernim Sampo

Hiponim Pantene sunsilk emeron clear dove zinc loreal dan

sebagainya

4 Hipernim Kue

Hiponim Bolu apem nastar nenas biskuit bika ambon serabi

cucur lapis bolu kukus bronis sus

e Polisemi

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu

atau ganda Kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau

pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau

dibacanya (Tarigan 199398) Sudaryat (200943) berpendapat bahwa

polisemi adalah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu tetapi

18

makna itu masih berhubungan dengan makna dasarnya disebut juga kata

beraneka Chaer (2006386) mengemukakan bahwa polisemi adalah

katakata yang maknanya lebih dari satu sebagai akibat terdapatnya lebih

dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut Palmer

(dalam Darminto 201465) mengatakan ldquoIt is also the case that the same

word may have a set of different meaningsldquo suatu kata yang mengandung

seperangkat makna yang berbeda mengandung makna ganda Contoh

1) Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu (bagian tubuh di

atas leher)

2) Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan

(pimpinan)

c Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata hanya tidak sekadar mengerti arti secara

harfiah tetapi juga arti secara pragmatik sesuai dengan konteks

kalimatnya Artinya menguasai kosakata tidak hanya mempunyai

pembendaharaan kata yang banyak dan mengetahui artinya secara

tepisah-pisah Akan tetapi seseorang yang menganggap dirinya

menguasai kosakata akan mengerti atau memahami kata-kata dalam

sebuah kalimat atau konteks yang lebih luas dan mampu menggunakan

kata-kata itu dengan baik dan benar

Penguasaan terhadap kosakata mutlak diperlukan oleh setiap

pemakai bahasa untuk menunjang kemampuan intelektualnya dalam

mengomunikasikan gagasan serta pikirannya Selain itu Dengan

19

bermodalkan penguasaan kosakata dapat memperlancar arus informasi

yang diperlukan melalui komunikasi tanpa mengalami kesulitan Jadi

tidaklah berlebihan bila penguasaan kosakata itu merupakan hal yang

sangat penting dalam tindak berbahasa baik bahasa itu sendiri (lisan)

maupun bahasa dalam sebuah karya sastra (tulisan) Penguasaan

kosakata sangat berperan dalam menentukan keberhasilan komunikasi

menarik tidaknya suatu komunikasi tergantung pada pemilihan kosakata

yang digunakan Orang yang pandai memilih kosakata secara tepat akan

menimbulkan ketertarikan terhadap pendengar Ia akan berbicara dengan

lancar komunikatif dan variatif sehingga tidak membosankan

Hal ini berbeda sekali jika seseorang hanya mempunyai sedikit

kosakata dan tidak mempunyai kemampuan memilih secara tepat

akibatnya kalimatnya mungkin tidak komunikatif sehingga sulit dimengerti

atau bahkan menimbulkan makna lain Tarigan (1993 2) mengemukakan

bahwa kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata

yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam

berbahasa Pernyataan ini senada dengan yang diuraikan Nurgiyantoro

(dalam Hidayah 2011 55) bahwa kemampuan memahami kosakata

terlihat dalam kegiatan menulis dan berbicara Rusdiawan (dalam

Hidayah 2011 56) menambahkan ldquoVocabulary mastery would motivate

creative and exploration of conceptually related words in language userdquo

Penguasaan kosakata menjadi motivasi dalam berkreativitas dan

20

menjelajahi dari pengertian yang berhubungan dengan kata dalam

penggunaan bahasa Penguasaan kosakata akan mempermudah kita

dalam menggunakan bahasa

Keraf (2001 23) berpendapat bahwa terdapat aspek-aspek

penguasaan bahasa yang meliputi (1) penguasaan secara aktif sejumlah

besar pembendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut (2) penguasaan

kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif (3) kemampuan

menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-

gagasan dan (4) tingkat penalaran (logika) yang dimiliki

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah suatu kegiatan

seseorang menitikberatkan pada pemahaman kosakata dan penggunaan

kosakata yang dikuasai sehingga dapat memudahkan dalam

menggunakan bahasa Oleh karena itu tes penguasaan kosakata

biasanya langsung dikaitkan dengan kemampuan reseptif atau produktif

secara keseluruhan

d Indikator Penguasaan Kosakata

Aspek yang dinilai dalam penguaaan kosakata mengacu pada

pendapat Nurgiyantoro (2009) meliputi (1) C1 berkaitan dengan ingatan

dan pengetahuan siswa mengenai kosakata (2) C2 berkaitan dengan

pemahaman siswa mengenai kosakata (3) C3 berkaitan dengan

penerapan siswa dalam menggunakan kosakata (4) C4 berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis kosakata Berdasarkan aspek

21

penilaian di atas maka untuk memperjelas penilaian penguasaan

kosakata peneliti menitikberatkan pada kajian makna denotasi konotasi

sinonim antonim homonim (homograf dan homofon) hiponim hipernim

dan polisemi Dalam penilaian ini digunakan skala 0-1 untuk setiap

komponen Bila jawaban benar maka mendapat nilai 1 apabila salah

maka mendapatkan nilai 0 Masing- masing indikator berjumlah 5 soal

seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Indikator Penilaian Penguasaan Kosakata

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Konotasi 1467 dan 9 5 2 Denotasi 2101113 dan 21 5 3 Sinonim 5141617 dan30 5 4 Antonim 8182022 dan 49 5 5 Homonim 15232527 dan 28 5 6 Homograf 19262931 dan 32 5 7 Homofon 33343638 dan 44 5 8 Hiponim 12373941 dan 42 5 9 Hipernim 3 244345 dan 47 5 10 Polisemi 35404648 dan 50 5

Jumlah 50

2 Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif

a Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau

pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat

tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau

penutur Menurut Hadi (20091) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima

22

maksudnya arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis

pembicara

Melengkapi pernyataan di atas Fitriyani (2015130) didukung

pernyataan Putrayasa (20071) dan diperkuat oleh pendapat Rohmadi

(dalam Riswari 2012) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memperlihatkan proses penyampaian oleh pembicara atau penulis

dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung

dengan sempurna Sementara Yulianto ( dalam Darminto 2014) yang

senada dengan pernyataan Rozak (Fitriayani 2015) dan didukung Arifin

(dalam Wathoni dkk 2013) mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat

yang mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat

dipahami secara tepat pula karen isi atau maksud yang disampaikan itu

tergambar lengkap dan memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah

b Penguasaan Kalimat Efektif

Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksud dan tujuannya

dapat dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar (Riswari

201245) Penyampaian kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun

menurut pola penyusunan kaidah yang benar Kalimat yang baik harus

memenuhi syarat gramatikal Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah memiliki dan

disusun berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting

yang harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Konsep

23

kalimat efektif menurut Razak (2004 2) dikenal dalam hubungan fungsi

kalimat selaku alat komunikasi Setiap kalimat terlibat dalam proses

penyampaian dan penerimaan Apa yang disampaikan dan apa yang

diterima itu mungkin berupa ide gagasan pesan pengertian atau

informasi

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan atau kesanggupan

pembicara atau penulis untuk menyusun kalimat berdasarkan kaidah-

kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki

setiap kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan

sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar

Kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

c Struktur Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki dua struktur yaitu struktur kalimat dan

struktur kata Stuktur kalimat merupakan bagian inti kalimat yaitu subjek

dan predikat Struktur kata (kata benda kata sifat kata depan) penyusun

kalimat sederhana namun kompleks (padat) Menurut Putrayasa (200747)

struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum struktur kalimat

parallel dan struktur kalimat periodik

24

1 Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan

menjadi unsur wajib dan takwajib (manasuka) Unsur wajib adalah unsur

yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat)

Sedangkan unsur tak wajib atau unsur manasuka adalah unsur yang

boleh ada boleh tidak (yaitu kata kerja bantu keterangan aspek

keterangan waktu tempat dsb)

2 Struktur Kalimat Paralel

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan

serial Jika sebuah ide kalimat dinyatakan dengan frasa maka ide-ide

yang sederajat harus dinyatakan dengan frasa

3 Struktur Kalimat Periodik

Pada kalimat umum unsur-unsur yang dikemukakan cenderung

intinya tetapi kalimat periodik unsur-unsur tambahan dikemukakan

terlebih dahulu kemudian dimunculkan bagian intinya

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum paralel dan

periodik

d Ciri Kalimat Efektif

Manaf (dalam Efnida 2016) menyatakan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut

1 Tepat pilihan kata untuk memilih kata yang tepat diperlukan

pertimbangan ketepatan konsep dan ketepatan nilai rasa

25

2 Tepat tata bahasa mencangkup tata intrakata dan tata antarkata

3 Tidak terlalu kompleks dan strukturnya tidak berbelit-belit kalimat yang

terlalu panjang memaksa penyimak atau pembaca mengingat

informasi yang terlalu banyak sehingga sebagian informasi terlupakan

atau tertimbun yang lain Struktur yang berbelit-belit membuat pikiran

penyimak atau pembaca tersita untuk mengotak atik struktur kalimat

agar kalimat itu dapat dipahami

4 Cukup unsur kalimatnya kalimat yang cukup unsur-unsurnya dapat

dipahami secara mudah dan tepat unsur kalimat itu terdiri atas kata

fungsi sintaksis dan tanda baca

5 Tidak ada unsur yang mubazir unsur mubazir dalam kalimat

mengakibatkan kalimat tidak efektif sehingga pembaca susah

mengetahui gagasan kalimat yang disampaikan

6 Tepat ejaan ejaan dan tanda baca adalah simbol-simbol yang

mewakili bunyi bahasa kesalahan penggunaan simbol bahasa

mengakibatkan kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah

tafsir

Keraf (2001 36) berpendapat bahwa kalimat efektif mempunyai

ciri ciri sebagai berikut

1 Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan

gagasan maksudnya mengandung satu ide pokok Dalam laju kalimat

tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada

26

kesatuan gagasan yang lain yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali

2 Koherensi yang baik dan kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak merupakan

hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau

kelompok kata) yang membentuk kalimat itu Bagaimana hubungan antara

subjek dan predikat hubungan antara predikat dan obyek serta

keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi

3 Penekanan

Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah

dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan Kata yang dipentingkan

harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur

yang lain Penekanan pada suatu kata yang penting biasanya lebih mudah

digunakan pada penggunaan bahasa lisan

4 Variasi

Variasi merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk

bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang Hal tersebut

dilakukan karena pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan

menghambarkan selera pembaca

5 Paralelisme

Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting

dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal Paralelisme atau

kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal

27

dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam gramatikal

yang sama

6 Penalaran atau logika

Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam

komunikasi tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan

sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya Hal yang dimaksud

adalah jalan pikiran atau juga disebut penalaran atau logika Jalan pikiran

adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-

hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang

masuk akal

Berbeda dari beberapa pendapat di atas Atar Semi (dalam Efnida

2016) mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut

1 Sesuai dengan tuntutan bahasa baku artinya kalimat itu ditulis dengan

memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat menggunakan

kataistilah baku sudah umum digunakan sesuai dengan kaidah tata

bahasa

2 Jelas yaitu kalimat itu mudah ditangkap maksudnya Maksud yang

diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung penulis

3 Ringkas atau lugas kalimat itu tidak berbelit-belit Dengan

menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak

gagasan

4 Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain antara satu paragraf dengan paragraf yang lain

28

Artinya kalimat yang digunakan memperhatikan suatu kesatuan

dengan yang lain

5 Kalimat harus hidup kalimat yang digunakan adalah kalimat yang

bervariasi Variasi tersebut tentang pilihan kata urutan kata dalam

kalimat bentuk kalimat gaya bahasa perumpamaan dan

perbandingan dan panjang pendek kalimat

6 Tidak ada unsur yang tidak berfungsi setiap kata yang digunakan ada

fungsinya setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai

fungsi tertentu

Menurut Putrayasa ( 2007 47) ciri kalimat efektif meliputi

1 Kesatuan (unity) bagaimana pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat

inti maupun kalimat luas agar tetap berkedudukan sebagai kalimat

efektif haruslah mengungkapkan ide pokok atau satu kesatuan pikiran

Kesatuan tersebut bias dibentuk jika ada keselarasan antara subjek ndash

predikat predikat ndash objek dan predikat ndash keterangan Contoh kalimat

ldquoDi dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat

membantu keselamatan umumrdquo Kalimat ini tidak memiliki kesatuan

karena tidak didukung subyek Unsur di dalam keputusan itu bukanlah

subyek melainkan keterangan Ciri bahwa unsur itu merupakan

keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus

dihilangkan)

2 Kehematan (economy) adalah hubungan jumlah kata yang digunakan

dengan luasnya jangkauan makna yang diacu Contoh kalimat ldquoWarna

29

kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhumah ibu

merekardquo Pemakaian kata warna-warna dalam kalimat di atas tidak

perlu Dalam kata kuning dan ungu terkandung makna warna

3 Penekanan (emphasis) adalah upaya pemberian aksentuasi

pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan

itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca Caranya

mengubah posisi dalam kalimat yakni dengan cara meletakkan bagian

yang penting di depan kalimat Contoh kalimat rdquoHarapan kami adalah

agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lainrdquo Menjadi

ldquoPada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi

soal inirdquo Menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat

menggunakan partikel -lah -pun dan -kah Contoh

a) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu

b) Kami pun turut dalam kegiatan itu

c) Bisakah dia menyelesaikannya

Menggunakan repetisi yakni dengan mengulang-ulang kata yang

dianggap penting Contoh ldquoDalam membina hubungan antara suami

istri antara guru dan murid antara orang tua dan anak antara

pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnyardquo Menggunakan pertentangan

yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

30

maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan Contoh

kalimat

a) Anak itu tidak malas tetapi rajin

b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial tetapi total

dan menyeluruh

4) Variasi (variety) kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur

kalimat yang dipergunakan Penulisan dengan pola kalimat yang sama

akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan

kebosanan pada pembaca Kalimat panjang yang terus menerus

dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok

yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca Contoh

kalimat

a) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju (S

ndash P ndash O)

b) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu (P

ndash O ndash S)

c) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal (S

ndash O ndash P)

5) Kesejajaran Kalimat efektif juga memiliki aspek kesejajaran Memiliki

kesamaan bentukanimbuhan Jika bagian kalimat itu menggunakan

kata kerja berimbuhan di- bagian kalimat yang lainnya pun harus

menggunakan di- pula Contoh kalimat ldquoKakak menolong anak itu

dengan dipapahnya ke pinggir jalanrdquo Kalimat tersebut tidak memiliki

31

kesejajaran antara predikat-predikatnya Satu menggunakan predikat

aktif yakni imbuhan me- sedang yang satu lagi menggunakan predikat

pasif yakni menggunakan imbuhan di- Kalimat itu harus diubah

a) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

b) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan

6) Kelogisan Kalimat efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami Dalam hal ini hubungan unsur-

unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal

Contoh kalimat rdquoWaktu dan tempat saya persilakanrdquo Kalimat ini tidak

logistidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati

yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut harus diubah misalnya

ldquoBapak penceramah saya persilakan untuk naik ke podiumrdquo

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri kalimat efektif yaitu (1) sesuai dengan tuntutan bahasa

baku (2) koherensi (3) tepat pilihan kata

e Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan uraian di atas maka indikator penilain penguasaan

kalimat efektif merujuk kepada pendapat Keraf (2001 36) yaitu (1)

Kesatuan gagasan (2) Koherensi yang baik dan kompak (3) Penekanan

(4) Variasi (5) Paralelisme (6) Penalaran atau logika Dalam penilaian ini

digunakan skala 0-1 untuk setiap komponen Bila jawaban benar maka

mendapat nilai 1 apabila salah maka mendapatkan nilai 0 Masing-

masing indikator berjumlah 5 soal seperti tabel di bawah ini

32

Tabel 2 Indikator Penilaian Penguasaan Kalimat Efektif

No Aspek yang diujikan Nomor Soal Jumlah Soal 1 Kesatuan Gagasan 24726 dan 29 5 2 Koherensi 16810 dan 13 5 3 Penekanan 391214 dan 16 5 4 Variasi 15171920 dan 21 5 5 Pararelisme 11182224 dan 28 5 6 Penalaran atau logika 5232527 dan 30 5 Jumlah 30

3 Keterampilan Berbicara (speaking skill)

a Hakikat Keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara merupakan bagian dalam kterampilan

berbahasa Keterampilan berbahasa (language arts language skill)

mencakup empat aspek segi yaitu (a) Keterampilan menyimak (listening

skill) (b) Keterampilan berbicara (speaking skill) (c) Keterampilan

membaca (reading skill) (d) Keterampilan Menulis (writing skill) Keempat

komponen keterampilan berbahasa di atas saling berhubungan erat

dengan cara beraneka ragam (Syamsuri 2013) Keterampilan berbicara

adalah keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi

wujud bunyi bahasa yang bermakna Shihabuddin (dalam Bintara 20151)

Sementara Tarigan (198115) yang didukung oleh pernyataan

Suandi dkk (2013128) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan dan mengomunikasikan serta menyampaikan pikiran

gagasan-gagasan dan perasaan Pengertian tersebut dengan jelas

menunjukkan bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata

33

yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu

perasaan ide atau gagasan (Barnabas dan Yukiar 20133)

Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif terdiri atas beberapa komponen yaitu

(a) Penggunaan bahasa lisan yang berfungsi sebagai media pembicaraan

melaluikosakata (b) Struktur bahasa lafal dan intonasi dan ragam

bahasa (c) Penguasaan isi pembicaraan yang bergantung pada apa yang

menjadi topik pembicaraan (d) Penguasaan teknik dan penampilan

berbicara yang disesuaikan dengan situasi dan jenis pembicaraan seperti

bercakap-cakap berpidato bercerita dan sebagainya (e) Penguasaan

teknik dan penampilan ini penting sekali pada jenis berbicara formal

seperti berpidato berceramah dan berdiskusi

Berbicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling

esensial yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu

spesies Sebagai makhluk sosial Manusia selalu melakukan komunikasi

agar dapat berinteraksi dengan sesamanya Seorang yang ingin berbicara

harus memilih ragam bahasa yang sesuai dengan ekologi bahasa

(lingkungan pembicaraan) Jika struktur kebahasaan salah dan tidak

sesuai dengan ragam dan ekologi bahasa maka akan menimbulkan

terhambatnya komunikasi terjadi salah tafsir salah interpretasi dan salah

penempatan makna yang dikehendaki Demikian juga pilihan kata yang

dipakai harus sesuai dengan ekologi bahasa topik pembicaraan dan

tingkat penerima pembicaraan

34

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks

Dengan demikian agar kegiatan berbicara bertujuan informatif dapat

diterima pendengar pembicaraan secara keseluruhan harus jelas logis

dan sistematis

b Tujuan Berbicara

Menurut Ermawan (2012) pada dasarnya berbicara mempunyai

tujuan umum yaitu (1) memberitahukan melaporkan (to inform) (2)

menjamu menghibur (to entertain) (3) membujuk mengajak mendesak

dan meyakinkan (to persuade) Tarigan (198115) tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi Melengkapi pernyataan tersebut menurut

Tarigan dan Tarigan (1990 151-153) tujuan berbicara meliputi 1)

menghibur 2) menginformasikan 3) menstimuli 4) meyakinkan 5)

menggerakkan Sedangkan Keraf (1988365) menyatakan maksud dan

tujuan dari komposisi lisan adalah (1) mendorong (2) meyakinkan (3)

bertindak berbuat (4) memberitahukan dan (5) menyenangkan

Slamet (2008) mengatakan bahwa agar dapat menyampaikan

pikiran secara efektif pembicara harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan terhadap para pendengarnya Jadi dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

keterampilan berbicara adalah sebagai alat dalam berkomunikasi

sehingga harus mengetahui bagaimana cara berbicara yang baik

c Ciri-ciri Berbicara yang Baik

Suandi dkk (2013 129) mengungkapkan bahwa kegiatan

35

berbicara juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang dijelaskan secara ringkas

berikut (a) Adanya perhatian yang merupakan perwujudan rasa cinta

yang tercermin dalam perilaku pembicara yang berusaha memahami

minat situasi kondisi ataupun respons pendengar serta berusaha

menyesuaikan diri dengannya (b) Menggunakan bunyi-bunyi ujaran

lingual sebagai alatnya untuk menyampaikan gagasan dengan diperkaya

aspek gerak dan mimik baik dalam berkomunikasi searah maupun dua

arah (c) Adanya tahap-tahap yang dipersiapkan pembicara sebelum

melakukan kegiatan berbicara (d) Adanya semangat seorang pembicara

dalam menyampaikan suatu gagasan sebagai salah satu kekuatan yang

tumbuh dari suatu keterlibatan pembicara dengan gagasan yang

ditampilkan ataupun pandangannya serta dari kedalaman emosi

pembicara itu sendiri sehingga dapat lebih menarik minat

pendengarannya (e) Menggunakan prinsip-prinsip kesantuan dalam

berbahasa

Arsjad dan Mukti (1991 31-32) memberikan rambu-rambu agar

seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus (a)

Menguasai masalah yang dibicarakan (b) Mulai berbicara ketika situasi

sudah mengizinkan (c) Pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar (d) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat (e)

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu (f) Pembicara sopan

hormat dan melihatkan persaudaraan (g) Berkomunikasi dua arah mulai

berbicara jika sudah dipersilakan (h) Kenyaringan suara dan (i)

36

Pendengar akan lebih terkesan kalau menyaksikan pembicara

sepenuhnya

Untuk itu supaya isi pesan mudah dipahami Ehniger (dalam

Barnabas dan Yukiar 20134) menyarankan hal-hal berikut (1) Gagasan

utama tidak boleh terlalu banyak (2) Jelaskan istilah-istilah yang

diperkirakan aneh dan kabur (3) Atur kecepatan menyajikan informasi (4)

Gunakan data konkret (5) Hubungan yang tidak diketahui dengan yang

diketahui (6) Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

d Ragam Berbicara

William B Ragan (dalam Rahayu 201118) membuat daftar

bentuk-bentuk ekspresi lisan yaitu (1) cakapan fomal (2) diskusi dengan

maksud dan tujuan tertentu (3) menyampaikan berita mengumumkan

dan melaporkan (4) memainkan drama (5) khotbah (6) bercerita (7)

cakap humor dan berteka-teki (8) mengisi acara radio (9) menggunakan

telepon (10) rapat organisasi dan (11) memberi pengarahan

Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 200822-23) wilayah bicara

dibagi menjadi dua bidang umum yaitu (1) berbicara terapan atau

berbicara fungsional (the speech arts) (2)pengetahuan dasar berbicara

(the speech sciences) Bila berbicara dipandang dari unsur seni maka

pendekatannya diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi

dalam masyarakat dan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain

(1) berbicara di muka umum (2) semintik pemahaman makna kata (3)

diskusi kelompok (4) argumentasi (5) debat (6) prosedur parlementer

37

(7) penafsiran (8) seni drama (9) berbicara melalui udara

Sedangkan bila kita memandang berbicara sebagai ilmu maka

hal-hal yng pelu ditelaah yaitu (1) mekanisme berbicara dan mendengar

(2) latihan dasar bagi ajaran dan suara (3) bunyi-bunyi bahasa (4) bunyi-

bunyi dalam rangkaian ujaran (5) vowel-vowel (6) diftog-diftong (7)

konsonan-konsonan (8) patologi ujaran

Menuurt Tarigan (2008 24-25) secara garis besar berbicara

(speaking) dapat dibagi atas

1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang

mencangkup empat jenis yaitu a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan yang bersifat iformatif (informatif speaking) b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan

persahabatan (fellowship speaking) c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifa membujuk mengajak

mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking) d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang

dan hati-hati (deliberative speaking) 2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi a) Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibdakan atas

(1) Tidak resmi (a) kelompok studi (study group) (b) kelompok pembuat

kebijaksanaan (policy making groups)

(2) Resmi (a) konferensi (b) diskusi panel (c) symposium (d) prosedur

38

parlementer (parliamentary posedure) dan (e) debat

e Penilaian Keterampilan Berbicara

Brooks (dalam Hidayah 2011 54) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya kita

harus memperhatikan lima faktor sebagai berikut

1 Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan

tepat

2 Apakah pola-pola intonasi naik dan turunnya suara serta tekanan

suku kata memuaskan

3 Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang

digunakan

4 Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat Sejauh manakah ldquokewajaranrdquo atau ldquokelancaranrdquo ataupun

ldquokenative-speakeranrdquo yang tercermin bila seseorang berbicara

Berdasarkan pernyataan di atas maka ditetapkan Indikator atau

aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara ini meliputi

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan) Indikator ketepatan bunyi

adalah ketepatan dan kejelasan dalam pengucapan bunyi vokal dan

konsonan

2 Ketepatan intonasi Indikator ketepatan intonasi adalah naik turunnya

suara ketepatan suku kata

39

3 Volume suara Indikator volume suara adalah tinggi rendahnya

suara(pelan atau kerasnya suara)

4 Variasi kata Indikator variasi kata yaitu kata-kata yang digunakan

dalam berbicara (kosakata)

5 Penguasaan topik Indikator penguasaan topik adalah kesesuaian

antara topik dengan apa yang dibicarakan

6 pilihan kata(diksi) Indikator pemilihan diksi yaitu ketepatan pemakaian

kata dalam berbicara

7 pemakaian kalimat (bentuk dan urutan) Indikator pemakaian kalimat

adalah sruktur kalimat

8 kewajaran (sikap gerak gerik mimik) Indikator kewajaran adalah

sikap gerak-gerik dan mimik

9 Kelancaran Indikator kelancaran adalah kewajaran kecepatan

berbicara ketepatan penggunaan jedapause dan ketidaktersendatan

10 pandangan mata Indikator pandangan mata adalah pangelihatan

pembicara ke seluruh audiens atau pendengar

Penilaian untuk keterampilan berbicara menggunakan skala 1-5

untuk setiap komponennya Setiap nomor diisi dengan rentang nilai 1-5

kemudian dijumlah untuk mendapatkan total skor Untuk lebih jelasnya

dapat dillihat gambaran penilaian pada tabel di bawah ini

40

Tabel 3 Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang diujikan Skala Penilaian Ket 1 2 3 4 5

1 Kejelasan bunyi (vokal dan konsonan)

2 Ketepatan intonasi 3 Volume suara 4 Variasi kata 5 Penguasaan topic 6 Pilihan kata atau diksi 7 Pemakaian kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Jumlah

B Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah kajian yang memuat penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan guna menghindari duplikasi Selain itu penelitian relevan ini

dimaksudkan untuk lebih memperjelas bahwa penelitian yang dilakukan

peneliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama Penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti berjudul ldquoHubungan antara Penguasaan

Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Tingkat Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar

Untuk mendukung penelitian ini peneliti memaparkan jenis

penelitian yang relevan Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

(2011) Tujuan penelitian tersebut untuk menhetahui ada tidaknya

hubungan anatara (1) Penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara (2) Konsep diri dengan keterampilan berbicara dan (3)

41

Penguasaan kosakata dan konsep diri dengan keterampilan berbicara

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan

kosakata dan konsep diri bersama-sama dengan keterampilan berbicara

yang ditunjukkan dari hasil uji F diperoleh nilai F=2468 lebih besar dari

pada ft = 325 Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh Ry12 = 076

mtaraf nyata α = 005 N= 40 r tabel = 0312 diperoleh (R y12 )2 = 5776

Penelitian Kedua yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Darminto

(2014) Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui (1) Hubungan antara

penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan menulis narasi (Y) (2)

Hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X2) dengan keterampilan

menulis narasi (Y) (3) Hubungan antara penguasaan kosakata (X1) dan

kalimat efektif (X2) dengan keterampilan menulis narasi (Y) Berdasarkan

uji kelinieran adapun hasil analisis mebuktikan bahwa ada hubungan

signifikan antara penguasaan kosa kata (X1) dan kalimat efektif (X2)

dengan keterampilan menulis narasi (Y) dengan derajat (kadar) r hitung

sebesar 0738 lebih besar daripada r tabel sebesar 024 dengan taraf

signifikansi 1 Dengan harga F sebesar 35370 dan besar

sumbangannya 545

Penelitian yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriani

(2015) Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Setelah dianalisis regresi

dan korelasi hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang

42

signifikan antara penguasaan kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

(X2) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) Hasil uji signifikan

koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

karena rhitung = 082 gt rtabel = 032

Berdasarkan acuan penelitian yang relevan di atas peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

persamaan namun juga memiliki perbedaan

C Kerangka Pikir

1 Pengaruh Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Kemampuan kosakata merupakan kemampuan seseorang

dalam menguasai kata-kata terutama kata-kata berbahasa Indonesia

Penguasaan kosakata sangat bertalian erat dengan kegiatan keterampilan

berbahasa Kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung

kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya

kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil

dalam berbahasa Bila penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan

keterampilan berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang

dilakukan oleh seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam

mengunakan kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara

akan baik jika menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik

43

Salah satu faktor penyebab seseorang tidak dapat berbicara

dengan lancar tidak paham ketika membaca dan menulis jika tidak

menguasai kata-kata dalam hal ini yang dimkasud adalah kurangnya

penguasaan kosakata maka dalam hal ini diduga adanya pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

2 Pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Berbicara adalah kegiatan berkomunikasi yang merupakan

proses perubahan wujud atau pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran

atau bunyi bahasa yang bermakna untuk menyampaikan ide atau

gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada orang lain (lawan bicara)

dengan menggunakan bahasa lisan Agar tidak terjadi kesalahan

penyampaian ide atau gagasan penguasaan kalimat efektif merupakan

satu faktor penunjang Penguasaan kalimat efektif akan sangat

berpengaruh terhadap keterampilan menulis Hal ini karena penguasaan

kalimat efektif merupakan kemampuan seseorang untuk memilih kalimat

yang tepat sesuai dengan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan

hingga dapat dipahami oleh pendengar sama persis yang diharapkan

pembicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

44

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

3 Pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

katerampilan berbicara

Penguasaan kosakata ini dikaitkan dengan keterampilan

berbicara maka hakikatnya kegiatan berbicara yang dilakukan oleh

seseorang merupakan hasil kemampuan mereka dalam mengunakan

kata-kata ke dalam bahasa lisan Keterampilan berbicara akan baik jika

menguasai kosakata bahasa Indonesia yang baik Selain penguasaan

kosakata penguasaan kalimat efektif juga merupakan satu faktor

penunjang penting keterampilan berbicara

Seseorang yang menguasai kalimat efektif akan mampu

menyusun ide-ide yang hendak disampaikan kepada pendengar melalui

bahasa lisan yang berkaidah teratur dan benar sehingga memudahkan

pendengar menangkap memahami pesan atau informasi yang

dimaksudkan

Berdasarkan uraian dia atas diduga ada pengaruh positif antara

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara Maka untuk lebih jelas melihat pengaruh antarvariabel dapat

dilihat bagan kerangka pikir di bawah ini

45

Variabel (X1) Penguasaan

Kosakata

Tolok ukur 1 Konotasi 2 Denotasi 3 Sinonim 4 Antonim 5 Homonim 6 Homograf 7 Homofon 8 Hipernim 9 Hiponim 10 Polisemi

Variabel (X2) Penguasaan

Kalimat Efektif

Tolok ukur 1 Kesatuan 2 Koherensi 3 Penekanan 4 Variasi 5 Pararelisme 6 Penalaran logis

Variabel (Y) Keterampilan

Berbicara

Tolok ukur 1 Ketepatan Bunyi 2 Ketepatan

Intonasi 3 Volume Suara 4 Variasi Kata 5 Penguasaan

Topik 6 Pemilihan Kata 7 Pemakaian

Kalimat 8 Kewajaran 9 Kelancaran 10 Pandangan Mata

Rendah

Tinggi Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Hipotesis Positif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X2) dengan (Y)

Hipotesis Negatif (X1) dan (X2) dengan (Y)

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Hipotesis Positif (X1) dan (X2) dengan (Y)

46

D Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih praduga

untuk suatu masalah karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan

pada teori dan belum memberikan fakta yang empiris

Berdasarkan pernyataanndashpernyataan pada kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka pada penelitian ldquoPengaruh penguasaan

kosakata dan kalimat efektif terhadap tingkat keterampilan berbicara

Siswa Kelas SMA Negeri 2 Watampone diajukan hipotesis

1 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

2 Terdapat pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa

3 Terdapat pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

tingkat keterampilan berbicara siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A Jenis dan Desain Penelitian

1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan atau mencari jawaban atas fenomena yang

membutuhkan jawaban ilmiah sesuai permasalah yang telah ditetapkan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh

dua varibel bebas terhadap satu variable terikat maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental Penggunaan

jenis penelitian tersebut dikarenakan pada penelitian ini hanya ingin

mengetahui pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara atau rancangan ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Berdasarkan

penetapan jenis penelitian di atas maka desain penelitian menggunakan

desain ex post facto Menurut Arikunto (201017) penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah

terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk

menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-

48

sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti Sugiyono (1992 3)

menambahkan penelitian ex post facto berarti hanya mengungkapkan

data yang telah ada tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek yang

diteliti

B Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of

attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai

nilai (value) (Anonim 2014) Variabel terbagi atas dua yakni variabel

bebas dan variable terikat maka variabel dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk lebih

memperjelas variabel tersebut maka digambarkan bagan di bawah ini

Gambar 2 Variabel (X1) dan (X2) dengan (Y)

Catatan

1 Penguasaan kosakata (X1)

2 Penguasaan kalimat efektif (X2)

3 Keterampilan berbicara (Y)

Penguasaan Kosakata (X1)

Penguasaan Kalimat Efektif (X2)

Tingkat Keterampilan Berbicara (Y)

1

2

3

49

2 Definisi Operasional Variable

Definisi oprasional variabel adalah uraian atau penjelasan tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur pada

variabel bersangkutan Berdasarkan judul penelitian rdquoPengaruh

Penguasaan Kosakata (X1) dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat

Keterampilan Berbicara (Y) maka untuk menghindari penyimpangan dan

kesalahpahaman pada saat pengumpulan data atau pada saat

pengukuran variabel maka variabel penelitian harus didefinisi secara

operasional Adapun definisi operasional variabel yang dimaksud

1 Variabel bebas

a Penguasaan kosakata (X1) adalah kemampuan seseorang untuk

menguasai memahami dan menggunakan kata secara tepat dalam

proses berbicara dengan melihat konteks sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik dan benar serta lancar

b Penguasaan kalimat efektif (X2) adalah kemampuan memahami

menyusun dan menggunakan kalimat berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat (subjek dan predikat) memerhatikan ejaan yang

disempurnakan memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap

dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar

2 Variabel Terikat

Keterampilan berbicara (Y) adalah suatu bentuk kegiatan

berkomunikasi yang merupakan proses perubahan wujud dari pikiran

50

ataupun perasaan menjadi wujud ujaran yang bermakna untuk

menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh pembicara kepada

orang lain sebagai lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan

C Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul ldquoPengaruh Penguasaan Kosakata (X1)

dan Kalimat Efektif (X2) terhadap Tingkat Ketrampilan Berbicara (Y)

dilaksanakan di SMA Negeri 2 Watampone kabupaten bone Alasan

pemilihan sekolah tersebut dikarenakan SMA Negeri 2 Watampone

merupakan sekolah percontohan di kabupaten Bone

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan

bulan Agustus 2016

D Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugiyono 2012117) Menurut Arikunto (2010 173) populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian Populasi menggambarkan

berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan

pengambilan sampel

51

Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini

mencakup keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

yang terdiri 7 kelas dan setiap kelas terdiri 44-45 siswa

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu

mewakili populasi Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di

teliti oleh peneliti Sehingga untuk pengambilan sampel harus

menggunakan cara atau teknik tertentu yang didasarkan pada syarat-

syarat yang telah ditentukan sesuai karakterisrik populasi Dengan

demikian sampel penelitian yang baik adalah sampel yang bersifat

representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi

Berdasarkan keadaan populasi yang termasuk homogen maka

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling atau teknik acak sederhana Adapaun yang

menjadi sampel adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Watampone

E Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada variabel penelitian yang

memiliki tiga bentuk yaitu (X1) (X2) sebagai variabel bebas dan (Y)

variabel terikat Berdasarkan jumlah variabel maka jumlah data yang

dikumpulkan dalam penelitian sebanyak tiga jenis data yaitu (1) Data

penguasaan kosakata (2) Data penguasaan kalimat efektif dan (3) Data

keterampilan berbicara Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

52

tes dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan objek

yang diteliti Teknik tes yang digunakan terdiri dua bentuk yaitu teknik tes

tertulis dan tes unjuk kerja (praktik)

Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur penguasaan

kosakata dan penguasaan kalimat efektif Bentuk tes yang digunakan

berupa tes objekti (soal pilihan ganda) Sedangkan untuk mengukur

keterampilan berbicara digunakan tes unjuk kerja (praktik berbicara)

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes bercerita sesuai dengan

standar kompetensi kurikulum 2013

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan tujuan penelitian

variabel dan hipotesis yang akan diuji Teknik analisis data yang

digunakan terdiri atas dua macam yaitu statistik deskripsi dan inferensial

dengan perhitungan menggunakan program SPSS Untuk menguji

hipotesis dilakukan dengan uji regresi ganda Adapun uji regresi

membutuhkan uji prasyarat seperti uji normalitas uji linearitas dan uji

multikolinieritas Pengajuan hipotesis dilakukan setelah menguji

persyaratan analisis regresi ganda yang digunakan untuk mencari

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat serta untuk mencari

sumbangan variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel

terikat

53

1 Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas uji linieritas dan uji multikolinieritas

a) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian Uji normalitas ini

dikenakan terhadap keseluruhan data penguasaan kosakata

penguasaan kalimat efektif dan keterampilan berbicara Dalam uji

normalitas ini peneliti menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov (1-sample

K-S) Suatu data dapat dikatakan normal apabila niali signifikasi pada uji

normalitas lebih besar dari 005

b) Uji Linieritas

Uji Linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

berbentuk linier atau tidak Adapun kriteria pengujian linieritas hubungan

adalah jika harga Fhitung lebih kecil daripada harga Ftabel dengan taraf

signifikansi 5 atau p gt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikatnya adalah linier Demikian juga sebaliknya apabila harga

Fhitung lebih besar daripada harga Ftabel dengan taraf signifikansi 5

atau p lt 005 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikatnya adalah tidak linier

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui terjadi tidaknya

54

multikolinearitas antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas

yang lainnya Adapun kriteria pengujian multikolinearitas apabila kofisien

korelasi antarvariabel bebas mempunyai harha di bawah 080 (tidak terjadi

multikolinieritas)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS Apabila nilai tolerance variabel bernilai di atas 01 dan nilai VIF di

bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas

2 Analisis Data

a) Analisis Korelasi Product Moment

Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis satu dan

dua dengan rumus korelasi

RXY = sum (sum ) (sum )

sum (sum ) sum (sum )

Keterangan

rxy Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang dikorelasikan

N Banyaknya subjek jumlah peserta didik sumXY Jumlah perkalian antara skor item dan skor total sumX Jumlah skor item

sumY Jumlah skor total

(sumX)2 Jumlah kuadrat skor item

(sumY)2 Jumlah kuadrat skor total

Hipotesis pertama dan kedua diterima jika rxy hitung lebih besar

atau sama dengan koefisien rxy tabel pada taraf signifikan 5 dan

55

hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi rxy hitung lebih kecil dari rxy

tabel

b) Analisis Regresi Ganda

Analisis Regresi Ganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien

korelasi antara prediktor (variabel bebas) secara bersama-sama terhadap

kriterium (variabel terikat) Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis

regresi adalah sebagai berikut

1) Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor rumusnya

sebagai berikut

Y =a1x1 + a2x2k

Keterangan Y Kriterium

x Prediktor a Koefisien prediktor k Bilangan constant

2) Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan

kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Ry(12) = sum (sum )sum

Keterangan

Ry(12) Koefisien korelasi antara varibel Y dengan variabel X1 dan X2 a1 Koefisien prediktor X1 a2 Koefisien prediktor X2 sumx1y Jumlah produk antara X1 dengan Y

56

sumx2y Jumlah produk antara X2 dengan Y

sumy2 Jumlah kuadrat kriterium Y 3) Mencari sumbangan relatif dan efektif masing-masing predictor

terhadap kriterium

a Sumbangan Relatif (SR) SR =

sum 푥 100

Keterangan

SR Sumbangan relatif dari suatu prediktor

a Koefisien prediktor

xy Jumlah produk antara X dan Y

JKreg Jumlah kuadrat regresi

b Sumbangan Efektif (SE)

SE = sumsum

Keterangan SE Sumbangan efektif dari sumber a Koefisien prediktor XY Jumlah produk antara X dan Y Y2 Jumlah kuadrat kriterium Y

3 Hipotesis Statistik

Rumus hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua kali yaitu

hubungan X1 X2 dengan Y dan regresi X1 X2 dengan Y

Rumus Hipotesis hubungan X1 X2 dengan Y sebagai berikut

57

a) Ho rx1y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx1yne0

Ada pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

b) Ho rx2y=0

Tidak ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Ha rx2yne0

Ada pengaruh penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan

berbicara

Rumus Hipotesis Regresi X1 X2 dengan Y sebagai berikut

Ho a1 =a2 =0

Ha b1 =b2 ne0

Persamaan hipotesis statistik di atas dibaca sebagai berikut

Ho Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara

Ha Ada pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap

keterampilan berbicara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Deskripsi Data Penelitian

a Data Penguasaan Kosakata

Variabel bebas yang pertama (X1) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kosakata Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu soal pilihan ganda berjumlah 50 nomor dengan skor benar 1 dan

skor salah 0 Pemberian nilai didasarkan pada metode Skor T sehingga

nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 0

Nilai tertinggi yang diperoleh dari data adalah 9600 dan nilai

terendah adalah 2400 Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata

(M) sebesar 5948 median (MD) sebesar 5500 modus (Mo) sebesar

3600 dan standar deviasi sebesar 2222 Berdasarkan perolehan data di

atas maka dapat dibuat distribusi frekunsi data sebagai berikut

Table 4 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kosakata Siswa

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 24-29 2 44 455 100 30-35 3 42 682 9545 36-41 9 39 2045 8863 42-47 3 30 682 6818 48-53 5 27 1136 6136

59

54-59 0 22 0 50 60-65 3 22 682 50 66-71 4 19 909 4318 72-77 0 15 0 3409 78-83 6 15 1364 3409 84-89 3 9 682 2045 90-95 5 6 1136 1363

96-101 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 3 Histogram Penguasaan Kosakata Siswa

Histogram data penguasaan kosakata di atas menunjukkan bahwa

kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak terdapat pada interval 36-

41 dengan jumlah frekuensi absolut 9 atau 2045 Frekuensi terendah

terdapat pada interval 96-101 dengan frekuensi absolut 1 atau 227

Berdasarkan data di atas maka untuk kategori variabel

penguasaan kosakata didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan simpanan

baku (SD) hasil pengujian Rata-rata hitung variabel penguasaan kosakata

Lanjutan tabel halaman 58

60

adalah 5948 dan simpanan bakunya adalah 2222 Untuk itu rumus

kategori variabel penguasaan kosakata dapat ditentukan sebahai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Merujuk pengkategorian variabel di atas maka dapat dibuat

tabel distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 5 Distribusi Kecenderungan Data Penguasaaan

Kosakata

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 8170 Tinggi 11 25 11 1275

3726 ndash 8170 Sedang 25 5682 33 75 lt 3726 Rendah 8 1818 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Gambar 4 Pie Chart Penguasaan Kosakata

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori tinggi sebanyak 11

siswa (25) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan

Rendah 8

Tinggi 11Sedang 25

0

Rendah

Tinggi

Sedang

61

kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) Untuk tingkat penguasaan

kosakata kategori rendah sebanyak 8 siswa (1818) Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada

kategori sedang dengan interval 3726 ndash 8170 dengan frekuensi 25 siswa

(5682)

b Data Penguasaan Kalimat Efektif

Variabel bebas yang kedua (X2) dalam penelitian ini adalah

penguasaan kalimat efektif Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan skor benar 1

dan skor salah 0 Untuk pemberian nilai digunakan metode skor T dengan

interval 1-100 Nilai tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah 100 dan

skor terendah mungkin dicapai siswa adalah 0

Skor tertinggi yang diperoleh dari pengujian data adalah 9000

dan skor terendah yang diperoleh adalah 1660 Hasil pengujian data

tersebut diperoleh juga rata-rata (M) sebesar 5246 median (Md) sebesar

5000 modus (Mo) sebesar 3330 standar deviasi (SD) sebesar 1893

Berdasarkan perolehan data tersebut dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Penguasaan Kalimat Efektif

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 166-216 1 44 227 100 226-276 2 43 455 9773 286-336 8 41 1818 9318 346-396 3 33 682 75

62

406-456 3 30 682 6818 466-516 6 27 1364 6136 526-576 5 21 1136 4772 586-636 4 16 909 3636 646-696 3 12 682 2727 706-756 1 9 227 2045 766-816 5 8 1136 1818 826-876 2 3 455 682 886-936 1 1 227 227

Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 5 Histogram Penguasaan Kalimat Efektif

Histogram data penguasaan kalimat efektif di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak yaitu pada interval

286 ndash 336 dengan jumlah frekuensi absolut 8 atau 1818 Untuk

kelompok yang memiliki frekuensi terendah berada pada interval 886-

936 dan interval 166-216 atau 227

0123456789

10

166 -216

226 -276

286 -336

346 -396

406 -456

466 -516

526 -576

586 -636

646 -696

706 -756

766 -816

826 -876

886 -936

Lanjutan tabel halaman 61

63

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

penguasaan kalimat efektif didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) adalah 5246 dan simpanan

baku (SD) 1893 Merujuk dari perhitungan di atas dapat dikategorikan

dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel

distribusi kecenderungan data sebagai berikut

Table 7 Distribusi Kecenderungan Data Penguasan Kalimat

Efektif

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 7139 Tinggi 10 2273 10 1275

3353 ndash 7139 Sedang 29 6591 34 75 lt 3353 Rendah 5 1136 44 100

Berdasarkan table distribusi kecenderungan data di atas dapat

dibuat pie chart seperti berikut

Tinggi 10

Sedang 29

Rendah 5 0

Tinggi

Sedang

Rendah

64

Gambar 6 Pie Chart Penguasaan Kalimat Efektif

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori tinggi

sebanyak 10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan

kalimat efektif dengan kategori sedang sebanyak 29 siswa (6591) dan

siswa yang memiliki tingkat penguasaan kalimat efektif dengan kategori

rendah sebanyak 5 siswa (1136) Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata siswa berada pada kategori

sedang dengan interval 3353 ndash 7139 dengan frekuensi 29 siswa

(6591)

c Data Keterampilan Berbicara

Variabel keterampilan berbicara merupakan variabel ketiga

dalam penelitian ini yang menempati sebagai variabel terikat (Y)

instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa tes unjuk

kerja dengan model bercerita di depan kelas dengan tema kecelakaan lalu

lintas dan terorisme Kriteria berbicara yang dinilai sebanyak 10 item

dengan skala skor 1-5 Skor tertinggi yang mungkin dicapai siswa adalah

50 dan terendah adalah 10

Skor tertinggi yang diperoleh dari data adalah 46 dan skor

terendah yang diperoleh adalah 13 Hasil dari pengujian data diperoleh

juga rata-rata (M) sebesar 2527 median (Md) sebesar 2500 modus (Mo)

65

sebesar 3600 dan standar deviasi 906 Berdasarkan perolehan data

tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Berbicara

Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase Persentase

Kumulatif 13-18 16 44 3636 100 19-24 5 28 1136 6364 25-30 10 23 2273 5228 31-36 9 13 2046 2955 37-42 3 4 682 909 43-48 1 1 227 227 Total 44 0 100 0

Distribusi frekuensi data di atas dapat digambarkan dengan

histogram sebagai berikut

Gambar 7 Histogram Data Keterampilan Berbicara

Histogram data keterampilan berbicara di atas menunjukkan

bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13 - 18 19- 24 25 - 30 31- 36 37 - 42 43 - 48

66

interval 13-18 dengan jumlah frekuensi absolut 16 atau 3636 Kelompok

dengan frekuensi terendah berada pada interval 43-48 dengan frekuensi

sebanyak 1 atau 227

Pengelompokan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel

keterampilan berbicara didasarkan pada rata-rata hitung (M) dan

simpanan baku (SD) hasil pengujian (Nurgiyantoro 1995) Berdasarkan

acuan norma di atas rata-rata hitung (M) keterampilan berbicara adalah

2527 dan simpanan bakunya (SD) adalah 906 Merujuk dari perhitungan

di atas maka dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut

Tinggi = M + SD ke atas

Sedang = di atas M ndash SD sampai dengan di bawah M + SD

Rendah = M ndash SD ke bawah

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan data sebagai berikut

Table 9 Distribusi Kecenderungan Data Keterampilan Berbicara

Interval Kategori F Fr Fk Frk gt 3533 Tinggi 10 2273 10 2273

1621 ndash 3533 Sedang 25 5682 34 7727 lt 1621 Rendah 9 2045 44 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat pie chart seperti

berikut

Tinggi 10

Sedang 25

Rendah 9 0

Tinggi

Sedang

Rendah

67

Gambar 8 Pie Chart Keterampilan Berbicara

Berdasarkan pie chart di atas diketahui bahwa siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori tinggi sebanyak

10 siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa (5682) dan siswa yang

memiliki tingkat keterampilan berbicara dengan kategori rendah sebanyak

9 siswa (2045) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara siswa berada pada kategori sedang dengan

interval 1621 ndash 3533 dengan frekuensi 25 siswa (5682)

2 Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengujiapakah dalam model

regresi variable pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Kolmogorov ndash Smirnov (1-sample K-S) Suatu data dapat dikatakan

normal apabila nilai signifasi pada uji normalitas lebih besar dari 005

Berdasarkan perhitungan uji normalitas 1- sample K-S

menggunakan program SPSS versi 24 diketahui bahwa data tersebut

memiliki nilai Kolmogorov ndash Smirnov sebesar 0102 dengan taraf sifnifikasi

68

0200 Hal tersebut membuktikan bahwa residual data terdistribusi normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 005

b Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan

antara variable bebas dengan variable terikat bersifat linier atau tidak

Untuk menguji hubungan linier dilakukan dengan uji kofisien F untuk

mengetahui hubungan tersebut benar-benar linier atau tidak perlu diuji

linieritas regresinya dengan menggunakan hipotesis nol (Ho) Hubungan

tersebut diketahuji jika nilai f yang ditemukan lebih kecil dari P 005 garis

regresi data skoryang bersangkutan dinyatakan linier Sebaliknya jika nilai

F itu lebh besar dari P 005 garis regresi itu berarti tidak linier

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa

nilai F variabel penguasaan kosakata (X1) dengan keterampilan berbicara

(Y) adalah 160613 dan signifikasi 0000 (lebih kecil dari P 005) Untuk

Nilai F variabel Penguasaan kalimat efektif (X2) dengan variabel

keterampilan berbicara (Y) sebesar 58487 dan signifikasi 0000 (lebih

kecil dari P 005) Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah linier

c Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinirlitas untuk mengetahui antarvaribel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak Uji hipotesis dapat dilakukan apabila

nilai tolerance variabel bernilai di atas 010 dan nilai VIF (variance

inflaction factor) di bawah 1000 maka tidak terjadi multikolinieritas

69

Melalui perhitungan SPSS didapatkan nilai tolerance variabel

penguasan kosakata dan kalimat efektf sebesar 0384 dan nilai VIF

sebesar 2602 Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antarvariabel bebas karena nilai tolerance di atas 010

dan nilai VIF di bawah 1000

3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan

yang dirumuskan Oleh karena itu jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik Pengujian hipotesis ini menggunakan

teknik korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua

Sedangkan untuk yang ketiga digunakan teknik analisis regresi ganda

dengan dua variabel bebas

a Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan adanya pengarug yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa XI SMA

Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X1 dengan Y sebesar 0862

dengan taraf signifikasi 5 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p 0000 lebih

kecil dari dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

SMA Negeri 2 Watampone diterima

70

b Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Watampone Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai p hasil perhitungan X2

dengan Y sebesar 0791 pada taraf signifikasi 5 Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p 0000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5 (0000lt005)

Kesimpulannya berarti ada pengaruh yang signifikan Jadi

hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas

XI SMA Negeri 2 Watampone diterima

Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Korelasi Product Moment

Model Harga r Sig Keterangan R hitung R tabel rx1y 0862 0297 0000 Signifikasi rx2y 0791 0297 0000

c Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone Untuk menguji hipotesis

ketiga digunakan analisis regresi linier berganda Pengujian signifikasi

bertujuan untuk mengetahui signifikasi regresi penguasaan kosakata (X1)

penguasaan kalimat efektif (X2) secara bersama-samaberpengaruh

terhadap keterampilan berbicara (Y)

71

Uji signifikasi dilakukan dengan uji F Berdasarkan hasil Uji F

menggunakan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 71831 sedangkan Ftabel

sebesar 323 Jelas terlihat bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel jadi

hipotesis diterima Berdasarkan uji F juga diperoleh juga nilai p sebesar

0000 lebih kecil dari 005 (p 0000lt005) Kesimpulannya berarti bahwa

penguasaan kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI

IPA SMA Negeri 2 Watampone

Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda

Model Jumlah Kuadrat

(JK) db

Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Freg)

F Teoretis

(Ft) Sig

Regresi 2748364 2 1374182 71831 323 0000 Residual 784364 41 19131

total 3532727 43 d Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Mengacu pada hasil perhitungan regresi ganda diperoleh

koefisien determinasi untuk regresi ganda (R2) sebesar 0778 yang berarti

bahwa 778 variasi dalam variabel keterampilan berbicara ditentukan

atau dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif sedangkan 222 (100-778) sisanya dijelaskan

oleh faktor lain di luar variabel penelitian

Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing

predictor terhadap kriteriumnya digunakan persamaan sumbangan relatif

72

dan sumbangan efektif Besarnya sumbangan relative (SR) tiap

predictor adalah harga masing-masing predictor dibagi JKreg adapun

bentuk rumusnya sebagai berikut

bsumxy SRX = X 100 JKreg Sedangkan untuk mencari sumbangan efektif (SE) masing-masing

prediktor terhadapkriterium digunakan rumus sebagai berikut

SEX=SRX x R2

Berdasarkan rumus tersebut maka hasil sumbangan relatif dan

efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel berikut

Tebel 12 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Prediktor

Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif

Penguasaan Kosakata 73 568 Penguasaan Kalimat Efektif

27 21

Total 100 778

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan kosakata dan

kalimat efektif berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berbicara

Variabel penguasaan kosakata memberi sumbangan relatif sebesar 73

dan sumbangan efektif sebesar 568 Untuk variabel penguasaan

kalimat efektif memberi sumbangan relatif sebesar 27 dan sumbangan

efektif sebesar 21 Jadi secara keseluruhan variabel penguasaan

kosakata dan kalimat efektif memberikan sumbangan efektif sebesar

778

B Pembahasan

73

Penelitian ini terdapat tiga variabel dengan dua variabel bebas

(penguasaan kosakata sebagai X1 dan penguasaan kalimat efektif

sebagai X2) dan satu varibel terikat (keterampilan berbicra sebagai Y)

Untuk itu penelitian ini menggunakan desain ex post facto Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaaan kosakata

dan kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 2 Watampone Berdasarkan data penelitian yang telah

dianalisis maka hasil penelitian dideskripsikan dalam pembahasan berikut

1 Pengaruh Penguasan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kosakata berada dalam kategori tinggi sebanyak 11 siswa

(25) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang sebanyak

25 siswa (5682) dan tingkat penguasaan kategori rendah sebanyak 8

siswa (1818) Kesimpulannya berarti siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone memiliki tingkat penguasaan kosakata yang sedang

Penguasaan kosakata bukanlah hal yang gampang karena

mencakup pengenalan pemilihan dan penerapan Ciri ragam kosakata

baku menurut Sabariyanto (dalam Hidayah 2011 51) adalah (1)

kosakatanya bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum berterima

(2) kosakatanya bebas dari kosakata asing yang belum berterima (3)

penyerapan sesuai dengan kaidah (4) proses pembentukannya benar

74

Penguasaan kosakata mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kosakata yang

banyakluas dan baik akan lebih mudah dalam berbicara atau

berkomunikasi Keraf (200110) mengemukakan bahwa ldquoKualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakata yang dimilikinyardquo Maksudnya adalah semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang semakin banyak ide atau gagasan

yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya Hal Ini berarti ada

pengaruh yang posistif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara sebesar 73 dan persentase sumbangan efektif

sebesar 568 Jika dilihat dari besarnya sumbangan relatif dan efektif

jelas bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap tingkat

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

75

2 Pengaruh Penguasaan Kalimat Efektif terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Berdasarkan deskripsi kecenderungan data penelitian

penguasaan kalimat efektif berada dalam kategori tinggi sebanyak 10

siswa (2273) siswa yang memiliki tingkat penguasaan kategori sedang

sebanyak 29 siswa (6591) dan tingkat penguasaan kategori rendah

sebanyak 5 siswa (11136) Kesimpulannya berarti bahwa siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 2 Watampone memiliki tingkat penguasaan kalimat

efektif yang sedang

Penguasaan kalimat efektif merupakan kemampuan menyusun

kalimat sesuai dengan kaidah Menurut Akhadiah (dalam Anonim 20081)

bahwa persyaratan gramatikal kalimat efektif haruslah disusun

berdasarkan kaidah yang berlaku seperti 1) unsur-unsur penting yang

harus dimiliki setiap kalimat 2) aturan tentang Ejaan Yang

Disempurnakan 3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi) Itu artinya

kalimat efektif harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud)

tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar serta

mengandung penalaran yang benar atau logis

Penguasaan kalimat efektif mempunyai sumbangan yang berarti

terhadap keterampilan berbicara Penguasaan kalimat efektif yang baik

akan lebih mudah dalam berbicara atau berkomunikasi Menurut Permana

(20121) seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap

76

pembicaraannya Sebaliknya pembicara yang tidak menguasai dan

menggunakan kalimat efektif akan kesulitan menyampaikan pesan kepada

pendengar Ini berarti ada pengaruh yang posistif dan signifikan

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment diketahui

bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan Rtabel sebesar

0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari

taraf signifikasi 5 (0000lt005) Berdasarkan pengujian tersebut bisa

ditarik kesimpulan bahwa penelitian berhasil membuktikan hipotesis yang

menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan

kalimat efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Watampone

Persentase sumbangan relatif penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara sebesar 27 dan persentase

sumbangan efektif sebesar 21 Jika dilihat dari besarnya sumbangan

relatif dan efektif jelas bahwa penguasaan kalimat efektif berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone

3 Pengaruh Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Berbicara

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan uji F Berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji simultan F diperoleh nilai Freg sebesar 71831 lebih besar dari

77

Ftabel sebesar 323 dan nilai signifikasi 0000 lebh kecil dari 005 Dengan

demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penguasaan

kosakata dan kalimat efektif secara bersama-sama terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Melalui analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien

determinasi sebesar 0778yang berarti bahwa 778variasi dalam

variabel keterampilan berbicara ditentukan atau dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel penguasaan kosakata dan kalimat efektif

Sedangkan 22 (100-778) sisanya dijelaskan oleh faktor diluar

variabel penelitian

Kedua variabel bebas di atas ternyata sangat memberikan

pengaruh terhadap variabel terikat Hal tersebut sangat jelas terlihat dari

sumbangan efektif variabel penguasaan kosakata sebesar 568 dan

sumbangan efektif variabel penguasaan kalimat efektif sebesar 21

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

memegang peranan yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa

khususnya kegiatan berbicara Sebagaimana hal tersebut juga

diungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah pada tahun

2011 dengan tujuan penelitian ingin melihat ada tidaknya pengaruh

penguasaan kosakata dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

Adapun hasil yang didapatkan bahwa hipotesisnya diterima yang

78

menyatakan adanya pengaruh Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji F

diperoleh nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fh = 2468 gt Ft =325)

Fitriani tahun 2015 juga melakukan Penelitian dengan tujuan

penelitian ingin melihat ada tidaknya hubungan Penguasaan kalimat

efektif dan penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis Hasil

penelitian membuktikan bahwa ternyata adanya hubungan yang positif

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data yang mendapatkan

Rhitung = 082 lebih besar dari Rtabel = 032

Melirik penelitian relevan di atas penelitian yang dilakukan oleh

penulis jelas memiliki persamaan dan perbedaan Adapun persamaannya

pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah tahun 2011 terletak pada

jenis variabel penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara

sedangkan perbedaannya terletak pada variabel konsep diri Untuk

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2015 persamaannya terletak pada

variabel penguasaan kalimat efektif dan penguasaan diksi Diksi pada

penelitian Fitriani sama maknanya dengan Penguasaan koskata yang

dilakukan oleh penulis Perbedaan penelitian terletak pada variabel terikat

karena pada penelitian Fitriani menggunakan kemampuan menulis

sedangkan penulis menggunakan keterampilan berbicara Akan tetapi

kemampuan menulis dengan berbicara merupakan bagian dari

keterampilan berbahasa yang sifatnya sama karena sama-sama

digolongkan ke dalam kategori proses yang produktif

79

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif

berpengaruh dan memegang peranan yang sangat penting dalam

keterampilan berbahasa khususnya kegiatan berbicara Penulis juga

menyimpulkan bahwa seseorang yang ingin terampil berbicara tentunya

harus memperkaya pemebendaharaan kosakatanya dan penguasaan

kalimat efektifnya agar pembicaraannya dapat dipahami oleh pendengar

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (2001) yang menyatakan

bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada

kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya

Seorang pembicara yang mampu menguasai dan menggunakan

kalimat efektif akan memmudahkan pendengar menangkap

pembicaraannya (Permana 2012) Memperkuat pernyataan di atas

Mulgrave (dalam Tarigan 2008 16) mengemukakan bahwa penunjang

keterampilan berbicara yaitu ujaran yang jelas dan lancar kosakata yang

luas dan beraneka ragam penggunaaan kalimat-kalimat yang lengkap

dan sempurna menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang

wajar serta logis

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya telah dibahas hasil data penelitian hasil

analisis data dan pembahasannya Berdasarkan pembahasan bab ini

dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran

A Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil

analisis statistik yang telah dilakukan simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut

1 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Watampone

Hal tersebut terbukti dari hasil uji korelasi product moment bahwa

Rhitung penguasaan kosakata 0862 sedangkan Rtabel sebesar 0297

Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000 lebih kecil dari taraf

signifikasi 5 (0000lt005)

2 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kalimat efektif

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2

Watampone Hal tersebut terbukti dari uji korelasi product moment

diketahui bahwa Rhitung penguasaan kalimat efektif 0791 sedangkan

Rtabel sebesar 0297 Artinya Rhitung lebih besar dari Rtabel dan p 0000

lebih kecil dari taraf signifikasi 5 (0000lt005)

81

3 Ada pengaruh positif dan signifikan penguasaan kosakata dan kalimat

efektif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Watampone Hal tersebut terlihat dari hasil analisis dengan uji F

Berdasarkan hasil uji diperoleh Fhitung sebesar 71831 dan Ftabel

sebesar 323 Hal tersebut membuktikan Fhitung lebih besar dari Ftabel

Sedangkan untuk nilai p sebesar 0000 lebih kecil dari taraf signifikasi

5 (0000lt005) Jelas terlihat bahwa hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh penguasaan kosakata dan kalimat efektif yang secara

bersama-sama terhadap keterampilan berbicara diterima

B Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan

1 Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar meningkatkan

pengajaran kosakata dan kalimat efektif dalam pembelajaran Hal

tersebut agar supaya keterampilan berbicara siswa dapat meningkat

Siswa tidak lagi merasa canggung dan takut untuk berbicara Sebab

berdasarkan hasil analisis bahwa penguasaan kosata dan kalimat

efektif ternyata menjadi indikator penting dalam keterampilan

berbicara

2 Bagi Siswa hendaknya semakin memperkaya pembendaharaan

kosakata dan memprkaya penguasaan kalimat efektif agar mudah

82

dalam pembelajaran keterampilan berbicara atau pun saat berbicara

non formal

82

DAFTAR PUSTAKA

Agung A 2008 Kterampilan Berbicara Retorika dan Berbicara Efektif (online)(httpstudenteepisitseduyakifyberbicara diakses 02 Maret 2016)

Aini Annisa dkk 2012 Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara (Online) Vol 1 No 2 (httpjurnalfkipunsacidindexphpbhs_indonesiaarticleview2072 diakses Februari 2013)

Anonim 2008 Kalimat Efektif (Online)

(httpsshe2008wordpresscom20101030kalimat-efektif) diakses 04 Maret 2016

Anonim 2014 Pengertian Variabel dan Macam Variabel (Online)

(httpwwwapapengertianahlicom201409pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabelhtml diakses 28 Februari 2016)

Ardiana LI dkk 2002 Semantik Bahasa Indonesia Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Pelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta PT Rineka Cipta Arsjad dan Mukti 1991 Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia Jakarta Erlangga Barnabas Baren amp Yukeu Yukiar 2013 Tes Keterampilan Berbicara

(online)(httpwwwacademiaedu8373574TES_KETERAMPILAN_BERBICARA diakses 03 Maret 2016)

Bintara AA 12 Mei 2015 Pengembangan Asesment Keterampilan

Berbicara (online) (httpspangeransastrawordpresscom20150512pengembangan-asesmen-keterampilan-berbicara-aspek-berpidato diakses 08 Maret 2016)

Cahyani Isah dan Hodijah 2007 Kemampuan Berbahasa Indonesia di

SD Bandung UPI Press

83

Chaer Abdul (2006) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta

Darminto Rio 2014 Hubungan antara penguasaan kosakata dan

kalimat efektif dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas V Sdn Wonokusumo Surabaya (Online) vol 1 No 1 (httpdispendiksurabayagoidsurabayabelajarjurnal19972pdf diakses 08 Maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa Edisi Keempat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Efnida 2016 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif terhadap

Keterampilan Menulis Pidato (Online) (httpefnidaskrbblogspotcoid201602hubungan-penguasaan-kalimat-efektifhtml) diakses 18 Juni 2016)

Ermawan MA 2012 Keterampilan Berbicara Aspek Berbicara (Online)

(httpariermawanblogspotcoid201209keterampilan-berbicarahtml diakses 20 September 2012)

Fahruddin amp Jamaris M 2005 Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Permainan (online) Vol 3 No 2 ( httpaaps10blogspotcom201410pengertian-kosakata-menurut-para-ahlihtml diakses 03 Maret 2016)

Fatimah 1993 Semantik 1 Bandung Refika Aditama Fitriyani Dwi Januari 2015 Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan

Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP(online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Hadi Nur 2009 Kalimat Efektif (online)

(httpsuksesterusdongblogspotcom)Diunduh 5 November 2011

Hidayah SR 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan berbicara Tesis Universitas Sebelas Maret

Keraf Gorys 1988 Tata Bahasa Bahasa Indonesia Jakarta Nusa Indah Keraf Gorys 2001 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka

Utama

84

Nurgiyantoro Burhan2009 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Yogyakarta BPFE Permana TS 2012 Faktor-faktor Keefektifan Berbicara (Online)

(httptian99winblogspotcoid201208faktor-faktor-penunjang-keefektifanhtml) diakses 04 Maret 2016)

Pranowo 2009 Berbahasa Secara Santun Yogyakarta Pustaka Belajar Putrayasa IB 2007 Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika)

Bandung PT Refika Aditama Rahayu SH 2011 Hubungan Penguasaan Kosakata dan Konsep Diri

dengan Keterampilan Berbicara Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (online) vol 1 no 2 (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Razak Abdul2004 Kalimat Efektif Struktur Gaya amp Variasi Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama Rinawati 2014 Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Mendongeng

Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (httpeprintsunyacidideprint14024 diakses diakses 04 Maret 2016)

Riswari AR 2012 Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi

Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga Universitas Sebelas Maret (online) (httpejournalstkipmpringsewu-lpgacidindexphppesona diakses 02 Februari 2016)

Santosa Puji dkk 2006 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Jakarta Universitas Terbuka St Y Slamet 2008 Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia

Surakarta Sebelas Maret University Press Slamet StYamp Amir 1996 Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis) Surakarta Universitas Sebelas Maret

Soedjito 1989 Sinonim Bandung CV Sinar Baru

85

Suandi IN dkk 2013 Keterampilan Berbahasa Indonesia Singaraja Undiksha

Sudaryat Yayat 2009 Makna dalam Wacana Bandung CV Yrama

Widya

Sudirman 2007 Semantik Bahasa Indonesia Bandar lampung Angkasa Sugiyono 2012 Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan RampD Bandung Alfabeta Syamsuri Andi Syukri 2013 Keterampilan Menyimak dan Ancangan

Pembelajarannya Makassar All Rights Reserved Tarigan HG (1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bandung Angkasa Tarigan HG amp Djago Tarigan 1990 Teknik Pengajaran Keterampilan

Berbahasa Bandung Angkasa Tarigan HG 1993 Pengajaran Kosakata Bandung Angkasa Tarigan HG 2008 Berbicara Bandung Angkasa Wathoni Syamsul dkk 2013 Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif

dan Persepsi Siswa terhadap Cara Mengajar Guru dengan Kemampuan Mengembangkan Paragraf (online) vol 2 (httppascaundikshaacidejournalindexphpjurnal_bahasaarticleviewFile878632 diakses 01 Maret 2016)

Wibowo Wahyu 2006 Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan

Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi BisnisJakarta Gramedia pustaka Umum

  • SAMPULpdf (p1)
  • SCAN BERKASpdf (p2-4)
  • BAB Ipdf (p5-14)
  • BAB IIpdf (p15-50)
  • BAB IIIpdf (p51-61)
  • BAB IVpdf (p62-83)
  • BAB Vpdf (p84-86)
  • DAFTAR PUSTAKApdf (p87-90)
Page 20: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 21: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 22: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 23: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 24: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 25: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 26: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 27: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 28: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 29: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 30: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 31: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 32: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 33: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 34: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 35: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 36: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 37: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 38: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 39: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 40: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 41: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 42: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 43: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 44: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 45: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 46: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 47: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 48: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 49: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 50: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 51: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 52: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 53: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 54: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 55: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 56: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 57: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 58: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 59: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 60: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 61: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 62: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 63: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 64: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 65: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 66: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 67: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 68: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 69: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 70: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 71: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 72: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 73: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 74: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 75: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 76: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 77: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 78: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 79: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 80: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 81: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 82: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 83: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 84: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 85: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 86: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 87: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 88: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 89: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …
Page 90: PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF …