hubungan penguasaan kosakata dengan · pdf file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan...

94
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS V SD NEGERI LEMAHIRENG 03 KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH P. P. NANANG EKO PURWANTO NPM 04410215 IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI 2011

Upload: donga

Post on 06-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

1

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN

MENGARANG SISWA KELAS V SD NEGERI LEMAHIRENG 03

KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

OLEH

P. P. NANANG EKO PURWANTO

NPM 04410215

IKIP PGRI SEMARANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

2011

Page 2: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

i

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN

MENGARANG SISWA KELAS V SD NEGERI LEMAHIRENG 03

KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI

Semarang uutuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan

OLEH

P. P. NANANG EKO PURWANTO

NPM 04410215

IKIP PGRI SEMARANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

2011

Page 3: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN

MENGARANG SISWA KELAS V SD NEGERI LEMAHIRENG 03

KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Yang disusun dan diajukan oleh

P. P. NANANG EKO PURWANTO

NPM 04410215

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan

di hadapan Dewan Penguji

pada tanggal 1 Februari 2011

Pembimbing I,

Drs Harjito, M.Hum.NPP 936501103

Pembimbing II,

Dra Asrofah, M.Pd.NPP 936601104

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

Page 4: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN

MENGARANG SISWA KELAS V SD NEGERI LEMAHIRENG 03

KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Yang disusun dan diajukan oleh

P. P. NANANG EKO PURWANTO

NPM 04410215

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan

di hadapan Dewan Penguji

pada tanggal 1 Februari 2011

Ketua

Dra. Sri Suciati, M.Hum.NIP 19650316199032002

Sekertaris

Drs Harjito, M.Hum.NPP 936501103

1. Drs Harjito, M.Hum. (.................................)NPP 936501103

2. Dra Asrofah, M.Pd. (.................................)NPP 936601104

3. Nanik Setyawati, S.S, M.Hum. (.................................)NPP 997101150

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

Page 5: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Kerja keras dan semangat yang gigih akan menuntun kita dalam menggapai

masa depan.

2. Hasil jerih payah yang kita lakukan berbuah butiran harapan.

3. Hargailah cita-cita dan harapanmu karena dua hal ini adalah anak jiwamu

dan cetak biru prestasi puncakmu (Napoleon Bonaparte)

Persembahan

1. Untuk Ayah dan Ibu yang kuhormati

dan kucintai yang selalu memberi

motivasi padaku.

2. Untuk istri yang kusayangi dan kucintai

yang selalu memberi keleluasaan secara

tulus dan ikhlas.

3. Untuk anakku semata wayang Rosiana

yang telah menyemangatiku

4. Untuk rekan-rekan guru SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang

Page 6: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

v

Purwanto, P.P. Nanang Eko. NPM 04410215. Skripsi ini berjudul “HubunganPenguasaan Kosakata dengan Kemampuan Mengarang Siswa Kelas V SDNLemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2007/2008”. Pembimbing I : Drs. Harjito, M.Hum. dan Pembimbing II :Dra. Asrofah, M.Pd.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah “apakah adahubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelasV SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahunpelajaran 2007/2008?” Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuanuntuk: Mendeskripsikan adanya hubungan antara penguasaan kosakata dengankemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03 KecamatanBawen Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Lemahireng 03Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, yakni sebanyak 29 orang. Pengambilansampel digunakan teknik total sampling, yakni semua subyek dalam populasipenelitian diberi hak yang sama sebagai sampel penelitian. Jadi, sampel dalampenelitian ini diambil sebanyak 29 orang siswa. Teknik pengumpulan data primeryang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Dalam penelitian ini, tes yangdigunakan berupa pertanyaan mengenai penguasaan kosakata dan kemampuanmengarang. Data yang terkumpul melalui tes dianilisis dengan menggunakan rumuskorelasi Product Moment.

Dari analisis statistic diperoleh hasil bahwa rhitung = 0,446. sedangkan nilairtabel untuk N = 29 dengan taraf signifikasi 5% adalah 0,3676. dari konsultasitersebut ternyata nilai rhitung > rtabel. Berarti antara penguasaan kosakata dengankemampuan mengarang berkorelasi secara signifikan. Dari hasil tersebut dapatdisimpulkan bahwa ada hubungan antara kosakata dengan kemampuan mengarang.

Berdasarkan simpulan itu disarankan: (1) Bagi guru bahasa dan sastraIndonesia hendaklah lebih memperhatikan kurikulum yang berlaku sekarang ini(Kurikulum 2006) yang berbasis kompetensi. Dalam mempelajari kata tidak hanyadiberikan secara teori saja, melainkan dengan contoh-contoh yang menarik bagisiswa, misalnya dalam mengajarkan kata diberikan bacaan-bacaan yang atraktif danbaru bagi siswa, atau juga bisa dengan multimedia yang interaktif, sehingga siswaakan memperhatikan dan lebih paham; (2) Agar siswa lebih memahami kata,hendaklah guru sering memberikan tantangan yang akan meningkatkankemampuannya dalam memahami kata; (3) Dalam menyusun suatu karanganhendaklah guru memberikan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa agarmereka lebih mudah dalam mengarang; (4) Untuk memacu semangat belajar siswa,guru juga harus menghargai hasil belajar siswa, seperti memberikan pujian kepadatiap siswa tanpa kecuali, dan selalu mengembalikan tugas yang telah dikerjakanoleh siswa; (5) Bagi peneliti bidang yang sama, hendaklah meneliti dari sisi yanglain misalnya dari sisi ejaan. Jika siswa tidak mampu memahami ejaan dengan baik,maka siswa tersebut juga tidak mampu memahami kata, kalimat dan paragraphdengan baik pula. Hal ini berarti siswa tersebut tidak mampu dalam membuat suatukarangan.

ABSTRAK

Page 7: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

rakhmatNya maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis berupa skripsi berjudul

“Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Mengarang Siswa Kelas V

SDN Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2007/2008”, yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi Program

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP

PGRI Semarang.

Skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan dari berbagai pihak. Karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Muhdi,S.H., M.Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang yang memberi

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi dan membuat karya tulis

ini.

2. Bapak Dra.Sri Suciati, M.Hum., Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

IKIP PGRI Semarang yang telah membantu kelancaran pembuatan karya tulis

ini.

3. Bapak Drs. Harjito, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia IKIP PGRI Semarang sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah

membimbing penulis menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan tulus.

4. Ibu Dra. Asrofah, M.Pd., Pembimbing II yang telah membimbing penulis

menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan tulus.

5. Bapak Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan

bekal ilmu dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

vii

6. Ibu Sulasih, Kepala Sekolah SDN Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menempuh

pendidikan S1 di IKIP PGRI serta telah memberikan ijin penulis melakukan

penelitian di SDN Lemahireng 03.

7. Rekan-rekan Guru SDN Lemahireng 03 yang toleran sekali, serta semua pihak

yang tidak mungkin penulis sebutkan di sini satu persatu, yang secara langsung

maupun tidak langsung membantu kelancaran pembuatan karya tulis ini.

Semoga bantuan, pengorbanan dan amal baik semuanya mendapat balasan

yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap agar karya tulis ini

berguna untuk memperkaya khasanah pengetahuan bahasa khususnya penguasaan

kosakata dan kemampuan mengarang.

Semarang, Februari 2011

Penulis

Page 9: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................................. i

PERSETUJUAN ................................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

E. Penegasan Istilah ................................................................................. 7

F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 11

A. Kata ..................................................................................................... 11

B. Kemampuan Menguasai Kata ............................................................. 12

C. Makna Kata ......................................................................................... 13

D. Jenis Makna ......................................................................................... 14

Page 10: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

ix

E. Pemilihan Kata .................................................................................... 17

F. Syarat Ketepatan Diksi ........................................................................ 18

G. Mengarang ........................................................................................... 22

H. Hipotesis .............................................................................................. 34

BAB III.METODE PENELITIAN ................................................................. 35

A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 36

B. Identifikasi Variabel ............................................................................ 36

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 38

D. Subyek Penelitian ................................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39

F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 40

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 41

H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 46

BAB IV. HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN

KEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS V SDN

LEMAHIRENG 03 KECAMATAN BAWEN KABUPATEN

SEMARANG ...................................................................................... 49

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 49

1. Deskripsi Data ............................................................................... 49

2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................... 52

B. Pembahasan ......................................................................................... 53

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 64

A. Simpulan ............................................................................................. 64

B. Saran .................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

LAMPIRAN........................................................................................................... 68

Page 11: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan Kata Umum dan Kata Khusus ....................................................... 21

2. Instrumen Penelitian Kemampuan Mengarang ............................................... 41

3. Instrumen Penelitian Menguasai Kata ............................................................ 41

4. Harga rxy Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................. 45

5. Interval Skor Tingkat Kemampuan Memahami .............................................. 48

6. Deskripsi Data Nilai Penguasaan Kosakata .................................................... 49

7. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Mengarang ............................................... 51

8. Analisis Data Korelasi antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan

Mengarang ....................................................................................................... 52

9. Skor Jawaban Responden untuk Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..... 74

10. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ..................................................... 75

11. Nilai Hasil Mengarang/Karangan dan Penguasaan Kosakata ......................... 76

12. Data dan Correlations ...................................................................................... 77

Page 12: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Uji Normalitas Variabel Karangan .................................................................. 79

2. Uji Normalitas Variabel Kosakata .................................................................. 79

Page 13: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 68

2. Lembar Jawaban Tes Penguasaan Kosakata ................................................... 73

3. Skor Jawaban Responden untuk Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..... 74

4. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ..................................................... 75

5. Nilai Hasil Mengarang/Karangan dan Penguasaan Kosakata ......................... 76

6. Data dan Correlation ....................................................................................... 77

7. Rencana Pembelajaran .................................................................................... 80

8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 82

Page 14: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia pasti melakukan kegiatan

yang dinamakan komunikasi. Tanpa komunikasi manusia sebagai makhluk

sosial pasti akan tersingkir dan tertinggal di dalam lapisan masyarakat yang

majemuk. Apapun profesi dan pekerjaannya, apakah seorang guru, seorang

politisi, wartawan, penyair, penerjemah dan sebagai apapun yang berkenaan

dengan bahasa sebagai alat komunikasi, tentu akan menghadapi masalah-

masalah linguistik.

Bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia,

hal demikian tampak nyata bahwa dengan bahasa manusia dapat

menyampaikan isi hatinya kepada sesamanya atau juga dapat mengekspresikan

diri. Pelibatan bahasa dalam segala kehidupan manusia, baik untuk komunikasi,

publikasi atau sebagai alat pengembangan kebudyaaan bangsa menjadikan

bahasa sebagai kunci tabir pengetahuan, sebab dengan bahasa seseorang dapat

mempelajari ilmu pengetahuan. Profesor Joshua Whatmough dalam I Gusti

Ngurah Oka (1974:51), mengatakan bahwa di dalam kegiatan ilmu

pengetahuan, bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Pada hakikatnya pembelajaran bahasa itu untuk mencapai keterampilan

berbahasa. Mengarang termasuk salah satu dalam keterampilan berbahasa yaitu

keterampilan menulis. Menurut Nida dalam Henry Guntur Tarigan (1993:1),

1

Page 15: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

2

ada empat komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu (a) keterampilan

menyimak (listening), (b) keterampilan berbicara (speaking), (c) keterampilan

membaca (reading), dan (d) keterampilan menulis (writing).

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

masyarakat pembaca untuk dipahami (Gie, 2002: 3). Kemampuan mengarang

adalah kesanggupan untuk menyampaikan pikiran atau pesanan kepada orang

lain di dalam bahasa tulis.

Untuk menghasilkan karangan yang baik dan bermakna, penulis harus

menguasai kata. Kata ialah satuan terkecil setelah frase dan klausa dalam

satuan sintaksis. Kata juga merupakan salah satu unsur pembentuk yang

penting dalam suatu kalimat. Pemilihan kata ialah pendayagunaan yang

berkaitan dengan ketetapan memilih untuk mengungkapkan suatu gagasan, hal

atau barang yang akan diamanatkan dan kesesuaian dalam mempergunakan

kata yang telah dipilih (Safi’ie, 1990: 79).

Suatu karangan merupakan media komunikasi antara penulis dan

pembaca. Akan tetapi, komunikasi tersebut hanya akan berlangsung dengan

baik selama pembaca mengartikan kata dan rangkaian kata-kata sesuai dengan

maksud penulis. Jika pembaca mempunyai tafsiran yang berbeda dengan

tafsiran penulis tentang kata-kata atau rangkaian kata-kata yang dipakai,

komunikasi itu akan terputus. Terjadilah kesalahpahaman, kesenjangan

komunikasi dan sebagainya (Akhadiah, 1988: 83). Safi’ie (1990: 95) dan

Akhadiah (1988: 83) mengatakan bahwa ketetapan pemilihan kata akan

Page 16: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

3

menyangkut makna kata dan kosakata yang dimiliki seseorang. Kemampuan

memahami kata yang luas memungkinkan seseorang lebih bebas memilih kata

secara tepat. Sedangkan ketetapan makna menurut pemakai kata untuk

mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk dan referensinya, karena kata

dapat mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan waktu.

Karena itu ketrampilan berbahasa menurut kosakata yang cukup.

Kekayaan kosakata seseorang turut menentukan kualitas penampilan

berbahasa orang tersebut. Seseorang dikatakan mempunyai kosakata yang kaya

apabila orang itu memahami serta menguasai makna kata-kata tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan mengarang seseorang

jelas tergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya.

Semakin kaya kosakata yang dimilikinya, maka semakin besar pula

kemungkinan seseorang mampu dalam mengarang.

Kalimat terbentuk dari kata, Moeliono (1993: 254) menjelaskan bahwa

kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan

pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh

alunan titi nada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh

kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi.

Dalam wujud tulisan huruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan

diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, dan sementara itu

disertakan pula di dalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang

kosong,koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang

mengapit bentuk tertentu. Tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!)

Page 17: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

4

sepadan dengan tanda intonasi selesai. Sedangkan tanda baca lainnya sepadan

dengan jeda. Adapun kesenyapan diwujudkan sebagai ruang kosong setelah

tanda titik, tanda tanya dan tanda permulaan. Alunan titi nada, pada

kebanyakan hal, tidak ada pandangannya dalam bentuk tertulis.

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada

praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Menurut Akhadiah dkk

(1994: 116), kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan

sebuah kalimat. Oleh sebab itu, sebuah kalimat harus memiliki paling kurang

subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus memiliki paling kurang

aturan EYD. Kata-kata yang dipergunakan membentuk kalimat tadi haruslah

dipilih dengan tepat. Dengan demikian kalimat akan menjadi jelas

maknanya.

Kalimat yang jelas dan baik akan mudah dipahaim orang lain secara

tepat. Kalimat yang demikian itu disebut kalimat efektif, yang secara tepat

dapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya (Safi’ie, 1990: 116). Razak

(1992: 2) mengatakan bahwa kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat

proses penyampaian dan penerimaan isi atau maksud yang disampaikannya

itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa

yang disampaikan.

Dalam penelitian ini, masalah unsur kebahasaan yang akan disajikan

adalah tentang kemampuan memahami kata yang memiliki hubungan

kemampuan seseorang dalam mengarang.

Page 18: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

5

Hal tersebut sangat menarik bila diadakan penelitian di SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, sebab

berdasarkan hasil observasi tentang kondisi hasil belajar khususnya mata

pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan kurang dibandingkan dengan siswa

yang berada di daerah perkotaan. Selain itu dalam setiap lomba-

lomba kebahasaan di tingkat kecamatan maupun gugus selalu berada

peringkat bawah.

Perlu diketahui juga SD Negeri Lemahireng 03 berada cukup jauh

dari perkotaan. Daerahnya berupa dataran tinggi dengan jalan yang kurang

layak, tidak ada transportasi umum yang melewati daerah itu, artinya

hubungan dengan orang di luar daerah itupun sangat sulit. Ditambah

dengan keadaan sosial ekonomi mereka sebagian besar mengandalkan pada

bidang pertanian.

Bagaimana perkembangan kosa kata bahasa Indonesia yang digunakan

oleh penduduk pada daerah seperti yang telah diuraikan di atas? Salah satu

parameter yang digunakan untuk mengukur perbendaharaan kata adalah

dengan mengarang.

B. Rumusan Masalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 759) disebutkan bahwa

rumus ialah pernyataan atau simpulan tentang asas, pendirian, ketepatan dan

sebagainya yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas dan tepat.

Sedangkan merumuskan masalah adalah menyebutkan atau menyimppulkan

Page 19: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

6

sesuatu masalah dengan ringkas dan tepat. Hadi (2004: 9) mengatakan bahwa

merumuskan adalah suatu pekerjaan tersendiri yang membutuhkan curahan

tenaga dan kecakapan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa di dalam suatu

penelitian diperlukan perumusan terhadap masalah yang ditegaskan di dalam

pembatasan masalah. Ini akan membantu peneliti untuk mengetahui masalah

yang sesungguhnya dengan tepat. Dengan adanya rumusan ini, maka

diharapkan peneliti benar-benar menitikberatkan kegiatannya untuk mencari

jawaban terkait dengan masalah yang dirumuskan, sehingga hasil penelitian

akan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah : “adakah hubungan

penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2009/2010?”

C. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya setiap kegiatan penelitian yang diadakan memiliki tujuan

agar apa yang akan dilakukan itu lebih berarti. Adapun tujuan penelitian

ini yaitu untuk mengetahui adanya hubungan penguasaan kosakata

dengan kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2009/2010.

Page 20: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Memberikan gambaran informasi kepada siswa agar memiliki

perbendaharaan kata yang luas serta mampu mengarang.

b. Menambah pengetahuan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa,

khususnya keterampilan menulis.

2. Bagi guru

a. Memberikan informasi dalam menyusun materi pelajaran bahasa

Indonesia, khususnya bidang perbendaharaan kata dan mengarang.

b. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan penguasaan kosa kata dan

kemampuan mengarang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah.

3. Bagi pengajaran bahasa dan sastra

Dapat dijadikan alat evaluasi dalam mengetahui keberhasilan program

pengajaran bahasa Indonesia.

4. Bagi dunia pendidikan

Dapat dijadikan masukan yang positif bagi dunia pendidikan untuk

lebih meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui peningkatan

PBM di sekolah.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam, maka akan

dipaparkan pengertian dan pembatasan istilah yang dipergunakan dalam judul

skripsi ini.

Page 21: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

8

a. Hubungan adalah kaitan antar satu hal dengan hal lainnya (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1994:358).

b. Penguasaan

Penguasaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman

atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau kepandaian

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:534).

c. Kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang

(Keraf, 1988:80). Kosakata dimiliki seseorang diperoleh dalam kurun waktu

lama dalam proses belajar dan komunikasi di masyarakat.

d. Kemampuan mengarang adalah kesanggupan untuk menyampaikan

pikiran atau perasaan kepada orang lain di dalam bahasa tulis

(Supinah; 1992:7)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara ringkas namun menyeluruh,

berikut ini disampaikan sistematika skripsi. Adapun gambaran ringkas

dari masing-masing bab sebagian inti dari skripsi ini a dalah sebagai

berikut:

Bab I. Pendahuluan. Bab ini pada intinya menyampaikan permasalahan

penelitian tersebut. Secara rinci terdiri atas: latar belakang masalah,rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan

sistematika penulisan.

Page 22: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

9

Bab II. Landasan Teori. Bab ini pada intinya menyampaian acuan

teoritis bagi pemecahan masalah penelitian, yakni mengenai kata dan

mengarang. Secara rinci terdiri atas : kata, kemampuan memahami kata, dan

makna kata; mengarang, unsur mengarang, dan langkah-langkah menyusun

karangan serta diakhiri dengan hipotesis.

Bab III. Metode Penelitian. Bab ini pada intinya menyampaikan

tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian dalam rangka

pengumpulan data mengenai hubungan antara kemampuan mengarang

dengan penguasaan kata siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2007/2008, serta teknik analisisnya. Secara rinti terdiri atas:

rancangan penelitian; identifikasi variabel, populasi dan sampel, subyek

penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik

analisa data.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini pada intinya

menyampaikan hasil penelitian tentang korelasi atau hubungan antara

kemampuan mengarang dengan penguasaan kosakata siswa kelas V SD

Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2007/2008 beserta analisisnya, dilanjutkan dengan pembahasan

terhadap hasil penelitian tersebut. Secara rinci terdiri atas: hasil penelitian

yang meliputi deskripsi penyebaran nilai tes mengarang dan penguasaan

kosakata; dilanjutkan pengujian hipotesis dan pembahasan.

Page 23: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

10

Bab V. Penutup. Bab ini menyampaikan simpulan dari temuan

penelitian tentang hubungan antara kemampuan mengarang dengan

penguasaan kosakata siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan

Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008, dan saran-saran

yang disampaikan kepada pihak terkait, yakni: guru maupun peneliti lain.

Page 24: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Mengarang merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan banyak

unsur, di antaranya unsur kebahasaan dan non kebahasaan. Dalam Liang Gie

(2002:4) telah diuraikan secara rinci tentang unsur yang harus diperhatikan dalam

kegiatan mengarang, yaitu gagasan, tuturan, tatanan dan wahana. Dari keempat

unsur tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kebahasaan (wahana) dan

non kebahasaan (gagasan, tuturan, tatanan).

Unsur kebahasaan adalah unsur yang terdapat di dalam bahasa itu sendiri.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah unsur yang membangun sebuah karangan,

yang meliputi: ejaan, kata, frasa, klausa dan kalimat. Adapun unsur non kebahasaan

adalah unsur di luar bahasa yang tidak terkait langsung, seperti ide/gagasan, bentuk

pengungkapan gagasan dan aturan/asas.

A. Kata

Dalam kegiatan komunikasi, kata-kata dijalinsatukan dalam suatu

konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada

dalam suatu bahasa. Yang penting dalam rangkaian kata-kata tadi adalah

pengertian yang tersirat di balik kata yang digunakan itu. Setiap anggota

masyarakat yang terlibat dalam kegiatan komunikasi, selalu berusaha agar

orang-orang lain dapat memahaminya dan disamping itu ia harus bisa

memahami orang lain. Dengan cara ini terjalinlah komunikasi dua arah yang

baik dan harmonis.

11

Page 25: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

12

Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung makna

bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Atau

dengan kata lain, kata-kata adalah alat penyalur gagasan yang akan

disampaikan kepada orang lain. Kata-kata ibarat “pakaian” yang dipakai oleh

pikiran kita. Tiap kata memiliki jiwa. Setiap anggota masyarakat harus

mengetahui “jiwa” setiap kata, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan

“jiwa” dari kata-kata yang dipergunakannya (Keraf, 2000:21).

Kata dalam hal ini merupakan salah satu unsur linguistis dari kegiatan

mengarang. Sebuah karangan merupakan media berkomunikasi bagi penulis

dan pembaca, untuk itu susunan kata-kata yang membangunnya harus sesuai

dengan kaidah bahasa yang berlaku, sehingga pesan dapat dipahami oleh

pembaca dengan baik.

B. Kemampuan Menguasai Kosakata

Kemampuan menguasai kosakata adalah kemampuan seseorang dalam

memahami makna kata dan dapat memilih kata secara tepat.

Bila kita menyadari bahwa kata merupakan alat penyalur gagasan, maka

hal itu berarti semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak

pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya.

Mereka yang menguasai banyak gagasan, atau dengan kata lain, mereka yang

luas kosa katanya, dapat dengan mudah dan lancar mengadakan komunikasi

dengan orang lain. Betapa sering kita tidak dapat memahami orang lain, hanya

karena kita tidak cukup memiliki kata, atau karena orang yang diajak bicara

tidak cukup memiliki kosa kata, sehingga tidak sanggup mengungkapkan

maksudnya secara jelas kepada kita.

Page 26: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

13

C. Makna Kata

Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa

mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau

makna.

Keraf (2000:2005) mengatakan bahwa bentuk atau ekspresi adalah segi

yang dapat diserap dengan panca indera, yaitu dengan mendengar atau

dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang

menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena

rangsangan aspek bentuk tadi. Misalnya pada waktu orang berteriak

“Maling!” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang telah

berusaha untuk mencuri barang atau milik orang lain.” Jadi bentuk atau

ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang tadi sedangkan makna

atau isi adalah “reaksi yang timbul pada orang yang mendengar.” Reaksi yang

timbul itu dapat terwujud “pengertian” atau “tindakan” atau kedua-duanya.

Makna adalah konsep atau pengertian yang terkandung dalam sebuah

kata. Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata

yang lainnya dalam sebuah struktur (fase, klausa atau kalimat). Sedangkan

makna gramatikal (struktural) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya

proses gramatikal (pengimbuhan/pengulangan/ pemajemukan) (Soedjito,

1992:52).

Page 27: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

14

D. Jenis Makna

Pada umumnya makna kata dibedakan atas makna deonatif, makna

konotatif, makna leksikal, makna gramatikal, makna kias, dan makna

konseptual dan makna asosiatif.

1. Makna denotatif

Makna denotatif (sering juga disebut makna denotasional, makna

konseptual atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada

dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini lazim

diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi

menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau pengalaman

lainnya. Jadi makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual

objektif. Kemudian makna denotasi sering disebut sebagai “makna

sebenarnya” (Chaer, 2002:65-66).

Gorys Keraf (2000:28) mengatakan, disebut makna denotasional,

referensial, konseptual, atau ideasional, karena makna itu menunjuk

(denote) kepada suatu referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen.

Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau

pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respons (dari pihak

pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat diserap pancaindera

(kesadaran) dan rasio manusia. Dan makna ini disebut juga makna

proposisional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau

pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual.

Page 28: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

15

2. Makna konotatif

Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional,

makna emotif atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis

makna dimana stimulus atau respons mengandung nilai-nilai emosional

(Keraf, 2000:29).

Menurut Tarigan (1985:58), konotasi adalah pancaran impresi-

impresi yang tidak dapat dinyatakan secara jelas yang mengelilinginya.

Dapat dikatakan bahwa yang membedakan antara deontasi dan konotasi

sebenarnya adalah nilai rasainya, yaitu bukan denotasinya yang

menciptakan perbedaan itu, melainkan konotasinya (positif ataupun

negatif).

3. Makna leksikal

Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk

nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari

leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna

(Chaer, 2002:60).

Dapat pula dikatakan, makna leksikal adalah makna yang sesuai

dengan referennya, makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan

manusia.

Page 29: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

16

4. Makna gramatikal

Berbeda dengan makna leksikal, makna gramatikal beru ada kalau

terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau

kalimatisasi.

5. Makna kias

Dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta ada yang menggunakan istilah

arti kiasan. Nampaknya penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai

komposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik

kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti

leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti

kiasan.

6. Makna konseptual dan makna asosiatif

Pembedaaan makna konseptual dan makna asosiatif didasarkan pada

ada atau tidak adanya hubungan makna sebuah kata dengan makna kata

lain.

Maka konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya,

makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi

atau hubungan apapun. Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang

dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan

keadaan di luar bahasa (Chaer, 2002:72).

Page 30: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

17

Sesuai dengan keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa

makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan

makna denotatif. Sedangkan makna asosiatif ini sesungguhnay sama

dengan pelambang-pelambang yang digunakan oleh suatu masyarakat

bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain.

E. Pemilihan Kata

Pemilihan kata ialah pendayagunaan yang berkaitan dengan ketetapan

memilih untuk mengungkapkan suatu gagasan, hal atau barang yang akan

diamanatkan dan kesesuaian dalam mempergunakan kata yang telah dipilih

(Safi’ie, 1990:81).

Sedangkan menurut Keraf (2000:24) pilihan kata atau diksi adalah

kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan

yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang

sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok

masyarakat pendengar.

Safi’ie (1990:95) dan Akhadiah (1988:83) mengatakan bahwa

ketepatan pemilihan kata akan menyangkut makna kata dan kosa kata yang

dimiliki seseorang. Kemampuan memahami kata yang luas memungkinkan

seseorang lebih bebas memilih kata secara tepat. Sedang ketepatan makna

menurut pemakai kata untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk

dengan referensinya, karena kata dapat mengalami perkembangan sejalan

dengan perkembangan waktu.

Page 31: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

18

Ketepatan pemilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata

untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau

pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau

pembicara. Sebab itu, persoalan ketepaan pilihan kata akan menyangkut pula

masalah makna kata dan kosa kata seseorang (Keraf, 2000:87).

Dalam menelusuri perkembangan bentuk dan arti suatu kata,

pengetahuan tentang etimologi sangat penting. Leksigrafi adalah cabang

leksikologi yang membicarakan tentang dasar-dasar dari metode penyusunan

kamus; pengumpulan data, pemilihan (seleksi) data, pengabjadan,

penyusunan definisi dan pemberian makna. Menurut tujuan penyusunannya

sesuai dengan isinya dikenal berbagai jenis kamus, yaitu : (1) kamus

etimologi, (2) kamus ungkapan dan peribahasa, (3) kamus sinonim, (4) kamus

ejaan, (5) kamus istilah, (6) kamus singkatan dan akronim, dan (7) kamus

umum (Gustaf Sitindaon, 1984:127).

F. Syarat Ketepatan Diksi

Karena ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan

gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang

dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis

atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk

mencapai maksud tersebut.

Adapun beberapa persyaratan dalam memilih kata (Keraf, 2000:88-89),

di antaranya adalah sebagai berikut :

Page 32: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

19

1. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi

Dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain, ia

harus menetapkan mana yang akan dipergunakan untuk mencapai

maksudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannya, ia harus

memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi emosional

tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang

dicapainya itu.

2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim

Penulis atau pembicara harus berhati-hati memilih kata dari sekian

sinonim yang ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga

tidak timbul interpretasi yang berlainan.

3. Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya

Bila penulis tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip

ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu

salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya : bahwa-

bawah-bawa, interferensi-inferensi, karton-kartun, preposisi-proposisi,

korporasi-koperasi, dan sebagainya.

4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri

Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan

dalam masyarakat. Perkembangan bahasa pertama-tama tampak dari

pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap

Page 33: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

20

orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya

muncul pertama kali karena dipakai oleh orang-orang terkenal atau

pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu,

maka kata itu lama kelamaan akan menjadi milik masyarakat. Neologisme

atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan

fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini.

5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata

asing yang mengandung akhiran asing tersebut

Perhatikan penggunaan kata: favorable-favorit, idiom-idiomatik,

progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.

6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara

idiomatis

Perhatikan penggunaan bentuk ini: ingat akan bukan ingat terhadap,

berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan,

berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan

membahayakan bagi sesuatu, takut akan, menakuti sesuatu (lokatif).

7. Membedakan kata umum dan kata khusus

Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus

membedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat

menggambarkan sesuatu daripada kata umum.

Page 34: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

21

Contoh :

No. Kata Umum Kata Khusus

1

2

3

4

5

binatang

olahragawan

kendaraan

penjahat

tumbuhan

anjing

pemain bola

mobil

pencuri

pohon

8. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang

khusus

Suatu jenis pengkhususan dalam memilih kata-kata yang tepat

adalah penggunaan istilah-istilah yang menyatakan pengalaman yang

dicerap oleh pancaindria, yaitu cerapan indra penglihatan, pendengaran,

peraba, perasa dan penciuman. Karena kata-kata ini menggambarkan

pengalaman manusia melalui pancaindria yang khusus, maka terjamin

pula daya gunanya, terutama dalam membuat deskripsi (Keraf, 2000:94).

9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang

sudah dikenal

Yang dimaksud dengan kelangsungan pilihan kata adalah teknik

memilih kata yang sedemikian rupa, sehingga maksud atau pikiran

seseorang dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis. Kelangsungan

Page 35: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

22

dapat terganggu bila seorang pembicara atau pengarang menggunakan

terlalu banyak kata untuk suatu maksud yang dapat diungkapkan secara

singkat, atau mempergunakan kata-kata yang kabur, yang bisa

menimbulkan ambiguitas (makna ganda) (Keraf, 2000:100).

G. Mengarang

Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

masyarakat pembaca untuk dipahami (Gie, 2002:3).

Kemampuan mengarang adalah kesanggupan untuk menyampaikan

pikiran atau perasaan kepada orang lain di dalam bahasa tulis. Menurut

Suhendar dan Pien Supinah (1992:7), kemampuan menulis/mengarang ialah

kemampuan untuk: (a) mengemukakan gagasan, pokok-pokok pikiran dan

perasaan, (b) menyusun dan menyajikan gagasan itu di dalam suatu sajian

bahasa tulis, (c) menggunakan pola-pola kalimat, sesuai dengan struktur

kebahasaan yang berlaku, (d) memilih istilah dan kosa kata yang tepat sesuai

dengan nada atau warna gagasan itu, dan (e) menggunakan ejaan sesuai

dengan peraturan ejaan yang berlaku.

1. Unsur Mengarang

Dalam mengarang terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan

(Gie, 2002:4), antara lain: gagasan, tuturan, tatanan, wahana. Gagasan

yang dimaksud dapat berupa pendapat, pengalaman atau pengetahuan yang

ada dalam diri seseorang. Tuturan yang dimaksud dalam bentuk

Page 36: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

23

pengungkapan gagasan, sehingga dapat dipahami pembaca. Sedangkan

tatanan yang dimaksud adalah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan

dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai

merencanakan rangka dan langkah. Dan wahana yang dimaksud adalah

sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut

kosa kata, gramatika dan retorika.

Karangan terbentuk dari berbagai unsur seperti ejaan, kata, frasa,

klausa, kalimat dan paragraf. Jika unsur-unsur tersebut dipahami dengan

baik, maka gagasan yang terdapat di dalam sebuah karangan akan

dipahami secara tepat oleh pembaca.

Ejaan ialah keseluruhan aturan yang telah ditetapkan secara resmi

mengenai cara penulisan bunyi ujaran dengan lambang-lambang (berupa

huruf dan tanda baca); dan bagaimana penggabungan dan pemisahan

lambang-lambang itu dalam antar hubungannya satu sama lain (Sitindaon,

1984:40).

Kata ialah satuan gramatikal yang bebas dan terkecil (Chaer,

1994:220). Terkecil berarti kata tersebut tidak dapat disegmentasikan

menjadi bentuk yang lebih kecil tanpa mengubah makna kata. Sedangkan

bebas berarti dapat bersendiri dalam kalimat atau tuturan.

Frasa ialah dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat

dan bukan merupakan pernyataan, misalnya siswa itu, mobil merah itu.

Sedangkan klausa ialah dua kata atau lebih yang merupakan

pernyataan, misalnya ia memasak di dapur.

Page 37: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

24

Kalimat ialah susunan kata-kata yang teratur berisi pikiran yang

lengkap (Chaer, 1994:240), misalnya ia memasak di dapur, ketika Adi tiba.

Sedangkan paragraf sendiri terbentuk dari rangkaian kalimat yang

bertalian untuk membentuk sebuah gagasan.

2. Langkah-langkah menyusun karangan

a. Penataan/Pengorganisasian ide

Perencanaan karangan sebagai salah satu langkah keterampilan

menulis/mengarang dapat dirinci menjadi: (a) pemilihan topik,

(b) pembatasan topik, pembatasan ruang lingkup, (c) penentuan

tujuan, (d) pemilihan bahan, penyusunan bahan dan pengklasifikasian

bahan, serta (e) pembuatan kerangka karangan, bentuk karangan, dan

pola organisasi kerangka karangan (Suhendar dan Supinah, 1992:150).

Setiap karangan mengandung ide pengarang. Oleh karena itu,

proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang

terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang cukup kabur, dan

perlu diolah lebih lanjut untuk bisa menjadi suatu topik atau pokok

soal yang memadai.

Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu

karangan yang akan ditulis hendaknya diperkembangbiakkan. Setelah

ide induk diperkembangbiakkan sampai cukup tuntas, langkah

berikutnya adalah memilih salah satu saja di antara rincian ide-ide

Page 38: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

25

yang muncul itu untuk dijadikan topik karangan. Topik inilah yang

kemudian perlu diolah lebih lanjut (Gie, 2002:71).

Pengolahan lebih lanjut adalah membatasi topik dengan sebuah

tema tertentu. Menurut Sabarti Akhadiah (1994:9), topik ialah pokok

pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap.

Sedangkan tema merupakan perumusan dari topik yang akan dijadikan

landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai (Keraf, 1993:107,

Gie, 2002:71).

Apa dan bagaimana pembicaraan tentang topik yang dibatasi

dengan tema tersebut merupakan pendirian/pendapat/pangkal tolak

pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang

diharapkan. Pendirian/pangkal tolak pengarang itu dapat juga disebut

dengan ide pokok karangan yang dirumuskan dalam sebuah kalimat

ide pokok. Akhadiah (1988:157), mengatakan bahwa kalimat ide

pokok merupakan inti dari paragraf dan Gie (2002:71) juga

berpendapat bahwa kalimat ide pokok dapat dikatakan sebagai inti

dari seluruh karangan.

Langkah terakhir yang masih perlu dilakukan pengarang

adalah mengurai rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis

karangan. Garis besar ini bolah dikatakan menerjemahkan ide pokok

karangan menjadi rincian ide-ide pembantu dan ide-ide penegas yang

saling dihubungkan, sehingga merupakan suatu tatanan yang tertib

dan jelas (Gie, 2002:72).

Page 39: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

26

Menurut Keraf (2001:132), garis besar, kerangka (out line)

karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis

besar dari suatu karangan yang akan digarap. Kerangka karangan juga

akan menjamin penulis menyusun gagasan secara logis dan teratur.

Akhadiah (1988:25) menjelaskan bahwa penyusunan karangan

sangat dianjurkan karena akan mengindarkan penulis dari kesalahan-

kesalahan yang tidak perlu terjadi. Kegunaan kerangka karangan bagi

penulis adalah :

1) Kerangka karangan dapat membantu penulis menyusun karangan

secara teratur dan tidak membahas satu gagasan dua kali, serta

dapat mencegah penulis keluar dari sasaran yang dirumuskan

dalam topik atau judul.

2) Sebuah kerangka karangan memperlihatkan bagian-bagian pokok

karangan serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian-

bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan

suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi yang

diinginkan.

3) Sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis

bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan

yang akan ditulisnya nanti.

b. Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan ialah keseluruhan aturan yang telah ditetapkan secara

resmi mengenai cara penulisan bunyi ujaran dengan lambang-lambang

Page 40: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

27

(berupa huruf dan tanda baca); dan bagaimana penggabungan dan

pemisahan lambang-lambang itu dalam antar hubungannya satu sama

lain (Sitindaon, 1984:40). Menurut Keraf (1980:46), ejaan merupakan

peraturan-peraturan yang menggambarkan lambang-lambang ujaran

dan bagaimana interaksi antar lambang-lambang itu (pemisahannya,

penggabungannya) dalam suatu bahasa.

Ejaan dalam karangan digunakan sebagai alat bantu untuk

menjelaskan maksud-maksud kalimat dalam karangan tersebut.

Dengan ejaan penulis dapat menyampaikan ide atau gagasannya

dengan lebih jelas, dan pembacapun dapat memahami maksud-

maksud penulis dengan mudah. Keterampilan menulis seseorang akan

kurang sempurna, apabila orang tersebut tidak menguasai ejaan.

Karena itu ejaan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan mengarang.

Pembentukan dari rangkaian huruf yang berwujud kata,

kemudian dirangkaikan menjadi kalimat dan kalimat menjadi

paragraf. Dan beberapa paragraf itu akhirnay terbentuklah menjadi

wacana. Wacana yang terbentuk, mengandung makna tertentu, dan

makna itu dengan mudah dapat dipahami oleh pembaca, bila pada

wacana itu menggunakan ejaan yang benar.

Menurut Akhadiah, (1988:180-181), yang termasuk dalam

ejaan, antara lain: (1) pemakaian huruf dan penulisan huruf,

(2) penulisan kata, (3) penulisan unsur serapan, dan (4) tanda baca.

Apabila keempat hal tersebut sudah diterapkan dengan benar, maka

akan memungkinkan ide atau gagasan tersampaikan secara jelas.

Page 41: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

28

c. Pemilihan Kata

Kata ialah satuan terkecil setelah frase dan klausa dalam satuan

sintaksis. Kata juga merupakan salah satu unsur pembentuk yang

penting dalam suatu kalimat.

1) Gagasan kata ialah setiap kata mengungkapkan suatu gagasan

atau ide. Kata juga merupakan salah satu unsur pembentuk yang

penting dalam suatu kalimat.

2) Makna kata ialah sebagai unit bahasa selain mengungkapkan

gagasan juga mengandung makna dan bentuk yang merupakan

aspek yang dapat diserap lewat panca indera.

3) Macam-macam makna yaitu keragaman makna kata bahasa

Indonesia disebabkan oleh adanya hubungan bahasa dengan

pengalaman, sejarah, tujuan, dan perasaan pemakai bahasa yang

bersangkutan.

4) Perubahan makna kata adalah dasar maupun tambahan pada

dasarnya tidak dilepaskan dari referensi makna kata dalam konsep

para pemakainya.

5) Pemilihan kata ialah pendayagunaan yang berkaitan dengan

ketetapan memilih untuk mengungkapkan suatu gagasan, hal atau

barang yang akan diamanatkan dan kesesuaian dalam

mempergunakan kata yang telah dipilih (Safi’ie, 1990:79).

Suatu karangan merupakan media komunikasi antara penulis

dan pembaca. Akan tetapi, komunikasi tersebut hanya akan

berlangsung dengan baik selama pembaca mengartikan kata dan

Page 42: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

29

rangkaian kata-kata sesuai dengan maksud penulis. Jika pembaca

mempunyai tafsiran yang berbeda dengan tafsiran penulis tentang

kata-kata atau rangkaian kata-kata yang dipakai, komunikasi itu akan

terputus. Terjadilah kesalahpahaman, kesenjangan komunikasi dan

sebagainya (Akhadiah, 1988:83).

Safi’ie (1990:95) dan Akhadiah (1988:83), mengatakan bahwa

ketepatan pemilihan kata akan menyangkut makna kata dan kosa kata

yang dimiliki seseorang. Kemampuan memahami kata yang luas

memungkinkan seseorang lebih bebas memilih kata secara tepat.

Sedangkan ketepatan makna menurut pemakai kata untuk mengetahui

bagaimana hubungan antara bentuk dan referensinya, karena kata

dapat mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan waktu.

Dalam menelusuri perkembangan bentuk dan arti suatu kata,

pengetahuan tentang etimologi sangat penting. Leksikografi adalah

cabang leksikologi yang membicarakan tentang dasar-dasar dari

metode penyusunan kamus; pengumpulan data, pemilihan (seleksi)

data, pengabjadan, penyusunan definisi, dan pemberian makna.

Menurut tujuan penyusunannya sesuai dengan isinya dikenal

berbagai jenis kamus, yaitu : (1) kamus etimologi, (2) kamus

ungkapan dan peribahasa, (3) kamus sinonim, (4) kamus ejaan,

(5) kamus istilah, (6) kamus singkatan dan akronim, dan (7) kamus

umum (Gustaf Sitindaon, 1984:127).

Page 43: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

30

Makna adalah konsep atau pengertian yang terkandung dalam

sebuah kata. Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa

kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase, klausa,

atau kalimat). Sedangkan makna gramatikal (struktural) ialah makna

baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal

(pengimbuhan/pengulangan/pemajemukan) (Soedjito, 1992:52).

Makna denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh

suatu kata (makna konseptual, referen). Sedangkan skor rasa atau

gambaran tambahan yang ada disamping denotasi disebut konotasi

(Akhadiah, dkk., 1988:86).

Dapat dipahami bahwa keterampilan berbahasa menuntut

kosa kata yang cukup. Kekayaan kosa kata seseorang turut menentukan

kualitas keterampilan berbahasa orang tersebut. Seseorang dikatakan

mempunyai kosa kata yang kaya apabila orang itu memahami serta

menguasai makna kata-kata tersebut. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kemampuan mengarang seseorang jelas bergantung

pada kuantitas dan kualitas kosa kata yang dimilikinya. Semakin kaya

kosa kata yang dimilikinya, maka semakin besar pula kemungkinan

seseorang mampu dalam mengarang.

d. Pemakaian Kalimat

Moeliono (1993:254) menjelaskan bahwa kalimat adalah

bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan

pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat

diiringi oleh alunan titi nada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi

Page 44: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

31

selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya

perpaduan atau asimiliasi bunyi. Dalam wujud tulisan huruf latin,

kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik,

tanda tanya, atau tanda seru, dan sementara itu disertakan pula di

dalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong,

koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang

mengapit bentuk tertentu. Tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda

seru (!) sepadan dengan tanda intonasi selesai. Sedangkan tanda baca

lainnya sepadan dengan jeda. Adapun kesenyapan diwujudkan sebagai

ruang kosong setelah tanda titik, tanda tanya dan tanda permulaan.

Alunan titi nada, pada kebanyakan hal, tidak ada padangannya dalam

bentuk tertulis.

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang

pada praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Menurut

Akhadiah dkk (1994:116), kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat

menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu, sebuah kalimat

harus memiliki paling kurang subjek dan predikat. Kalimat yang

lengkap ini harus ditulis sesuai aturan-aturan EYD. Kata-kata yang

dipergunakan membentuk kalimat tadi haruslah dipilih dengan tepat.

Dengan demikian kalimat akan menjadi jelas maknanya.

Kalimat yang jelas dan baik akan mudah dipahami orang lain

secara tepat. Kalimat yang demikian itu disebut kalimat efektif, yang

secara tepat dapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya (Safi’ie,

1990:116).

Page 45: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

32

Razak (1992:2) mengatakan bahwa kalimat dikatakan efektif

bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu

berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu membuat

isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam

pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan.

3. Manfaat mengarang

Percy dalam Gie (2002:21), mengemukakan tidak kurang dari

enam manfaat kegiatan mengarang, seperti :

a) Suatu sarana untuk pengungkapan diri

Seseorang dapat begitu tersentuh lubuk hatinya, sehingga perlu

mengungkapkan gejolak yang berada dalam dirinya, misalnya dengan

bersiul-siul atau berjingkrak-jingkrak. Mengarang seuntai sajak atau

menulis serangkaian kalimat merupakan pula salah satu sarana untuk

mengungkapkan perasaan seseorang.

b) Suatu sarana untuk pemahaman

Sewaktu mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan

menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal, sehingga

akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih

mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.

c) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi,

kebanggaan dan suatu perasaan harga diri

Rasa bangga, puas dan harga diri merupakan imbalan dari

keberhasilan seseorang menghasilkan suatu karya tulis. Pada

Page 46: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

33

kelanjutannya perasaan itu membangkitkan kepercayaan terhadap

kemampuan sendiri untuk menciptakan terus karya-karya tulis lainnya.

d) Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap

lingkungan sekeliling seseorang

Dengan sering .mengarang seseorang meninggikan kesiagaan

inderawinya dan mengembangkan daya cerapnya pada tingkat

kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat kerohanian.

e) Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya

penerimaan yang pasrah

Dengan jalan mengarang karya tulis, seseorang menampilkan ke

luar gagasan, menciptakan sesuatu, dan secara giat melibatkan

diri dengan ciptaannya.

f) Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan

kemampuan menggunakan bahasa

Tujuan paling umum sekolah mungkin ialah mencapai

kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis orang lain, serta

kemampuan memakai kata-kata dalam tulisan untuk menyampaikan

keterangan kepada orang lain. Jelas kegiatan mengarang bermanfaat

membantu tercapainya tujuan itu.

Page 47: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

34

H. Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

Ada hubungan positif signifikan antara penguasaan kosakata dengan

kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan

Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008.

Page 48: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam suatu kegiatan penelitian perlu dicari suatu cara kerja untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini

merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan

kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah (Hadi,

1989:4).

Metode adalah cara yang teratur dan logis untuk mencapai suatu

sasaran, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan terpadu, terarah dan teliti

(Poerwadarminta, 1983:649). Metode juga berarti cara yang telah teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud (Wojowasito, 1999:248).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

adalah pemeriksaan terpadu, terarah dan teliti.

Jika kita berbicara tentang metodologi penelitian, maka kita membicarakan

tentang disiplin ilmu tertentu. Metodologi adalah cara yang tersusun dan teratur

untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan (Poerwadarminta,

1984:644). Sugiyono (2003:1) mengatakan bahwa penelitian adalah cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jadi yang

dimaksud dengan metodologi penelitian adalah ilmu tentang teknik atau cara

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

35

Page 49: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

36

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena data yang

dikumpulkan adalah data kualitatif yang diangkakan. Menurut Sugiyono

(2003: 15), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data

kualitatif yang diangkakan (scoring).

Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hipotetiko

verikatif. Metode tersebut dimulai dengan berpikir dedukatif untuk

menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan.

Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdsarkan data empiris. Dengan

demikian penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks-indeks data dan

pengukuran empiris (Margono, 2003: 35).

B. Identifikasi Variabel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) dan S. Wojowasito

(1999:125), identifikasi ialah penentu atau penetapan identitas seseorang,

benda, dan sebagainya. Jadi identifikasi variabel adalah penetapan terhadap

gejala yang ada di dalam suatu penelitian.

Variabel sering diungkapkan sebagai konsep yang mempunyai variasi

skor, sehingga dapat diukur dan dilandasi secara teoritis (Walujo, dkk.,

2000:14). Variabel juga merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk

diamati (Sugiyono, 2003:2).

Variabel penelitian secara umum terdiri atas dua variabel, yakni (1)

variabel independen (bebas) ialah variabel yang menjadi sebab timbulnya

Page 50: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

37

atau berubahnya variabel dependen (terikat). Jadi variabel independen adalah

variabel yang mempengaruhi. Sedangkan (2) variabel dependen (terikat)

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2003:3).

Berdasarkan judul penelitian di atas dapat dikatakan bahwa penelitian

ini terdapat dua variabel, yaitu suatu variabel kemampuan mengarang

(variabel X) dan satu variabel penguasan kata (variabel Y).

Untuk mengetahui kemampuan siswa, maka indikator pada setiap

variabel harus diperhatikan :

1. Indikator Variabel X yaitu kemampuan mengarang meliputi :

a. Siswa mampu menggunakan ejaan yang disempurnakan dengan

tepat.

b. Siswa mampu memilih kata dengan tepat dan sesuai.

c. Siswa mampu membuat kalimat efektif dalam karangan.

d. Siswa mampu membuat karangan yang kohesif dan koheren.

2. Indikator Variabel Y yaitu penguasaan kata meliputi :

a. Siswa mampu menjelaskan pengeritan kata.

b. Siswa mampu menjelaskan jenis makna kata.

c. Siswa mampu memahami makna kata.

d. Siswa mampu memilih kata secara tepat.

e. Siswa mampu merangka kata menjadi kalimat yang benar.

Page 51: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

38

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,

2002: 115). Sesuai dengan permasalahan penelitian yang akan dicarikan

pemecahannya, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD

Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebanyak 29

orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2002: 117). Dalam pengambilan sampel ini, Arikunto (2002: 120)

menjelaskan bahwa sekedar ancer-ancer (perkiraan), apabila subyeknya

kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian sensus. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-

15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari (1) kemampuan

peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana; (2) sempit luasnya wilayah

pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya

data, dan (3) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Karena siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang sebanyak 29 orang, maka pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik total sampling, yakni semua subyek dalam populasi

penelitian diberi hak yang sama sebagai sampel penelitian. Jadi, sampel dalam

penelitian ini diambil sebanyak 29 orang siswa.

D. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2006:145) subyek penelitian adalah subyek yang

dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subyek penelitian pada dasarnya merupakan

Page 52: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

39

pelaku dari penelitian ini. Pelaku yang dimaksud adalah sumber data berupa

orang (person). Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subyek darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129). Dalam

penelitian ini, subyek penelitian juga dijadikan sebagai sumber data.

Berdasarkan judul di atas, maka pelaku dari penelitian ini adalah siswa

kelas V SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Ssemarang

Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 29 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses untuk menghimpun data yang

diperhatikan (data yang dikumpulkan), relevan serta akan memberi gambaran

dari aspek yang akan diteliti, baik penelitian keputusan maupun penelitian

lapangan (Suharto, 1989: 156).

Dalam pengumpulan data diperlukan tindakan operasional, berupa

teknik pengumpulan data sesuai dengan tujuan dan metode penelitian. Dalam

penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Menurut

Nurgiyantoro (1995: 59) tes merupakan bentuk pemberian tugas atau

pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa (test tercoba) yang sedang dites.

Sedangkan Margono (2003: 170) mengatakan, tes ialah seperangkat

rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk

mendapat jawabanyg dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Jawaban

yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan ini dianggap sebagai

Page 53: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

40

informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut

dinyatakan sebagai masukan yang penting untuk mempertimbangkan siswa.

Metode tes dipilih karena data yang dicari adalah tingkat kemampuan

individu yang meliputi kemampuan memahami kata dan kemampuan

mengarang sebagai hasil pengalaman belajar siswa, sehingga metode yang

sesuai adalah tes.

Adapun pelaksanaan pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:

1. Membagikan lembar soal kepada siswa.

2. Membacakan petunjuk cara pengisian soal, dan

3. Memberikan penilaian terhadap jawaban siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah perkakas atau alat (Daryanto, 1994: 1998), sedangkan

instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur kemampuan seseorang yang

akan dijadikan data penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan

adalah soal dalam bentuk pilihan ganda, meliputi (1) soal tentang kemampuan

memahami kata berjumlah 20 pertanyaan, terdiri dari ketepatan memilih kata

dan menentukan makna kata, dan (2) tes kemampuan mengarang.

Page 54: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

41

Tabel 2. Instrumen Penelitian Kemampuan Mengarang

Variabel Tema Kriteria

Kemampuan

mengarang

(X)

a. Aku Cinta Indonesia

b. Pergi ke Desa

c. Berbakti kepada

Orang Tua

1. Isi gagasan yang dikem-

bangkan (35%)

2. Organisasi isi (25%)

3. Tata bahasa (20%)

4. Gaya pilihan kata (15%)

5. Ejaan (5%)

Tabel 3. Insrumen Penelitian Penguasaan Kata

Variabel InstrumenJumlah

SoalNo. Butir Soal

Kemampuan

memahami kata

(Y)

Ketepatan

diksi

Menentukan

makna

10

10

1, 2, 6, 7, 10, 12, 15,

18, 19, 20

3, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 14,

16, 17

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Soal-soal tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan dan perlu diuji

dulu validitas dan reliabilitasnya. Menurut Arikunto (2002: 144), validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian

suatu instrumen. Validitas instrumen yang digunakan dalam pengujian

instrumen di sini adalah validitas konstruk (construct validity) atau disebut

juga validitas konsep atau validitas logis (logical validity). Dalam hal

Page 55: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

42

ini, alat ukur (instrumen) dikatakan valid apabila item sebagai alat ukur telah

mencerminkan konsep perilaku yang diukur, dan memiliki tingkat kesesuaian

dengan konstruksi teoritiknya (Purwanti, 2000: 160). Instrumen tersebut

disusun berdasarkan konsep berpikir atau definisi operasional, atau gejala-

gejala yang diteliti. Prosedur dalam menyusun instrumen (kuesioner) dalam

penelitian ini mencakup langkah pembuatan konsep berpikir, variabel

penelitian dan indikator dari variabel penelitian mengenai tingkat pendidikan

orang tua, pola pendidikan keluarga, dan tingkat penghasilan orang tua serta

perilaku budi pekerti siswa. Melalui variabel dan indikator penelitian tersebut

dibuat butir-butir pertanyaan yang kemudian menjadi seperangkat instrumen

(kuesioner).

Sedangkan untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus korelasi

Produk Moment sebagai berikut:

rxy =å (å )(å )

{ å (å ) } { å (å ) }

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

XY = jumlah perkalian antara X dan Y

X = skor butir menurut banyaknya responden (skor item)

Y = skor butir menurut banyaknya instrumen (skor total)

X2 = jumlah kuadrat dari skor X

Y2 = jumlah kuadrat dari skor Y

N = banyaknya responden

Page 56: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

43

(Arikunto, 2002: 146)

Untuk keperluan uji validitas butir digunakan 10 siswa di luar

responden. Prosedurnya, skor tiap-tiap butir (item) pertanyaan dari instrumen

(sebagai variabel X) dikorelasikan dengan skor totalnya (sebagai variabel Y).

Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan Tabel Harga

Kritik dari r Product Moment (Tabel Lampiran 2).

Dari tabel Lampiran 2 diperoleh skor X (skor butir pertanyaan) dan skor

Y (skor total) dari jawaban responden. Contoh skor butir pertanyaan nomor 1

sebagaimana tertera pada tabel Lampiran 3, yakni sebagai berikut:

X = 8 Y = 111 XY = 98

X2 = 8 Y2 = 1307

Dimasukkan ke dalam rumus Product Moment :

rxy ={ } { }

rxy =( )( )

rxy =√

rxy =√

rxy =√ ,

rxy = 0,84

Page 57: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

44

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan Tabel

Harga Kritikd ari r Product Moment (Tabel Lampiran 4). Dari Tabel Harga

Kritik dari r Product Moment diketahui bahwa skor rtabel untuk 10 subyek pada

taraf kepercayaan 95% adalah 0,632. Dari konsultasi ini diketahui bahwa skor

rxy = skor rxy = 0,84 lebih besar dibandingkan dengan rtabel = 0,632. Jadi, butir

pertanyaan dari insrumen valid.

Dengan cara yang sama, perhitungan tersebut dilakukan untuk butir

pertanyaan yang lain, sehingga diperoleh angka-angka validitas seluruh butir

pertanyaan sebagaimana tertera pada Tabel 2.

Adapun relibilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002: 154).

Sebagaimana uji vlaiditas, reliabilitas instrumen penelitian ini diuji dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment pula. Dengan demikian,

untuk uji reliabilitas instrumen tidak perlu menghitung lagi karena hasilnya

sama dengan uji validitas instrumen.

Angka-angka atau indeks validitas dan reliabilitas instrumen

sebagaimana tertera pada tabel berikut ini:

Page 58: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

45

Tabel 4. Harga rxy Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Nomor

Itemrxy Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

0,84

0,924

0,864

0,85

0,703

0,701

0,965

0,939

0,84

0,853

0,749

0,693

0,865

0,661

0,775

0,79

0,924

0,693

0,701

0,767

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Page 59: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

46

H. Teknik Analisis Data

Penelitian diadakan dengan satu tujuan pokok, yakni menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena-fenomena

sosial atau alami tertentu. Untuk mencapai tujuan pokok ini, peneliti

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, memproses data, membuat

analisis dan interprestasi.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989-263), analisis data merupakan

proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

interpretasikan. Dalam prose sini sering digunakan statistik. Analisis statistik

digunakan pada data kuantitatif atau data yang dikuantitatifkan, yaitu data

dalam bentuk bilangan (Suryabrata, 1983:394).

Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Korelasi Product Moment untuk hubungan variabel X dengan variabel Y

dengan menggunakan SPSS versi 10.

Angka korelasi yang diperoleh dari perhitungan akan dapat memberikan

interpretasi tertentu. Dalam hal ini ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu :

1. Intepretasi terhadap angka indek korelasi “r” product moment dilakukan

secara sederhana. Dalam memberikan interpretasi secara sederhana

terhadap korelasi “r” product momen “rXY”, digunakan pedoman sebagai

berikut :

Page 60: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

47

Besarnya (rXY) Interpretasi

0,00 – 0,200 sangat rendah

0,200 – 0,400 rendah

0,400 – 0,600 agak rendah

0,600 – 0,800 cukup

0,800 – 1,00 tinggi

(Arikunto, 2002: 245)

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indek korelasi ‘r” Produk

Moment dengan jalan berkonsultasi pada tabel skor r Product Moment.

Proses pengujian dilakukan sebagai berikut:

a) Formula H0 dan H1

H0 : tidak ada hubungan positif signifikan antara variabel X

dengan variabel Y

H1 : ada hubungan positif signifikan antara variabel X dengan

variabel Y

b) Digunakan uji r Product Moment.

c) Taraf signifikan 0,05 dengan N = 29

d) Skor kritis berdasarkan tabel skor r product moment diperoleh r

(0,05:29) = 0,367.

e) Kriteria pengujian hipotesis

Tolak H0 jika r hitung > tabel

Terima H0 jika r hitung < r tabel

Page 61: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

48

Adapun kriteria skor untuk menentukan taraf kemampuan memahami

dari Nugriyantoro (2001:399) adalah sebagai berikut :

Interval skor tingkatkemampuan memahami

Keterangan

85 – 100

75 – 84..

60 – 74..

40 – 59..

0. – 3 9..

Baik sekali

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

Sedangkan menurut Saliwangi (1989:27), ketuntasan belajar siswa

adalah mencapai taraf kemampuan memahami minimal 85% dari jumlah

siswa dalam kelompok yang bersangkutan.

Adapun kriteria penskoran suatu karangan adalah sebagai berikut :

Isi gagasan yang dikembangkan 35%

Organisasi isi (pembuka, isi, penutup) 25%

Tata bahasa 20%

Gaya pilihan kata 15%

Ejaan (huruf kapital, tanda baca (titik, koma, hubung) 5%

(Nurgiyantoro, 2001:307)

Page 62: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

49

BAB IV

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGANKEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS VSDN LEMAHIRENG 03 KECAMATAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dideskripsikan datanya bahwa di

dalam penelitian ini memiliki dua variable, yaitu penguasaan kosakata

(variabel X) dan kemampuan mengarang (variabel Y).

Deskripsi datanya disampaikan berikut ini:

a. Deskripsi Data Penguasaan Kosakata (Y)

Berdasarkan nilai responden yang disampaikan dalam tabel

Lamiran 2, diketahui bahwa nilai tertinggi dari jawaban responden

tentang penguasaan kosakata siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang adalah 85 dan skor

terendahnya adalah 65. Setelah dibagi menjadi 5 interval, diperoleh

penyebaran data sebagaimana digambarkan melalui tabel berikut:

Tabel 6. Deskripsi Data Nilai Penguasaan Kosakata

IntervalSkor

KategoriJawaban

FrekuensiPersentase

(%)

65 – 6869 – 7273 – 7677 – 8081 – 85

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi

67

1042

20,6824,1334,5113,796,89

Jumlah 29 100

49

Page 63: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

50

Pada penyebaran data yang disampaikan pada tabel di atas,

nampak bahwa penguasaan kosakata siswa kelas V SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabuapten Semarang bervariasi.

Sebanyak 6 siswa (20,68%) memperoleh nilai antara 65 – 68 dengan

kategori sangat rendah, sebanyak 7 siswa (24,13) memperoleh nilai

antara 69 – 72 dengan kategori rendah, sebanyak 10 siswa (34,51%)

memperoleh nilai antara 73 – 76 dengan kategori sedang, sebanyak 4

siswa (13,79%) memperoleh nilai antara 77 – 80 dengan kategori

tinggi, kemudian sebanyak 2 siswa (6,89%) memperoleh nilai antara 81

– 85 dengan kategori sangat tinggi.

Penyebaran data nilai pada tabel di atas menunjukkan bahwa

penguasaan kosakata siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang berkategori sedang.

b. Deskripsi Data Kemampuan Mengarang (X)

Setelah data dikumpulkan dan diolah maka skor tentang

kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008

dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Berdasarkan nilai responden yang disampaikan dalam tabel

Lampiran 2, diketahui bahwa nilai tertinggi dari jawaban responden

tentang kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri Lemahireng

03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang adalah 82 dan skor

Page 64: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

51

terendahnya adalah 63. Setelah dibagi menjadi 5 interval, diperoleh

penyebaran dan sebagaimana digambarkan melalui tabel berikut:

Tabel 6. Deskripsi Data Nilai Kemampuan Mengarang

IntervalSkor

KategoriJawaban

FrekuensiPersentase

(%)

65 – 68

69 – 72

73 – 76

77 – 80

81 – 85

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

4

5

12

3

5

13,79

17,24

41,39

10,34

17,24

Jumlah 29 100

Pada penyebaran data yang disampaikan pada tabel di atas,

nampak bahwa kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang bervariasi.

Sebanyak 4 siswa (13,79%) memperoleh nilai antara 63 – 66 dengan

kategori sangat rendah, sebanyak 5 siswa (17,34%) memperoleh nilai

antara 67-70 dengan kategori rendah, sebanyak 12 siswa (41,39%)

memperoleh nilai antara 71-74 dengan kategori sedang, sebanyak 3

siswa (10,34%) memperoleh nilai antara 75 – 78 dengan kategori

tinggi, kemudian sebanyak 5 siswa (17,24%) memperoleh nilai antara

79 – 82 dengan kategori sangat tinggi.

Penyebaran data nilai pada tabel di atas menunjukkan bahwa

kemampuan mengarang siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang berkategori sedang.

Page 65: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

52

Dari penyebaran data tentang kemampuan mengarang dan

penguasaan kosakata sebagaimana disampaikan di atas dapat disimpulkan

bahwa ada keseimbangan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan

mengarang siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang, yakni sama-sama berkategori sedang.

c. Deskripsi Data Kemampuan Mengarang (X)

Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mengarang

dengan penguasaan kosakata, maka digunakan rumus Product Moment

dengan menggunakan SPSS versi 10 dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 8. Analisis Data Korelasi antara Penguasaan Kosakata denganKemampuan Mengarang

KARANGANPENGUASAAN

KOSAKATA

Pearson

KATA Correlation

Sig.(2-tailed)

N

Pearson

KARANGAN Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1,000

,

29

,446*

,015

29

,446*

,015

29

1,000

,

29

Correlation is significant at the 0,05 level (2 tailed)

Tabel di atas menunjukkan bahwa indeks korelasi (r hitung)

antara kemampuan mengarang (variabel X) dengan penguasaan

kosakata (varaibel Y) sebesar 0,446. Indeks korelasi ini masih lebih

besar dari indeks korelasi pada tabel (r tabel), yakni sebesar 0,367. Hal

Page 66: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

53

tersebut menunjukkan bahwa antara kemampuan mengarang (variabel

X) dengan penguasaan kosakata (variabel Y) mempunyai hubungan

yang erat dan signifikan walaupun hubungannya rendah.

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Ada

hubungan positif dan signifikan antara kemampuan mengarang dengan

penguasaan kosakata siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008.”

Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kemampuan

mengarang (variabel X) dengan penguasaan kosakata (variabel Y)

mempunyai hubungan yang erat dan signifikan. Dengan demikian,

hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini terbukti sehingga

dapat diterima.

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kemampuan mengarang

(variabel X) dengan penguasaan kosakata (variabel Y) mempunyai hubungan

yang erat.

Telah terbukti dalam penelitian ini, bahwa antara kemampuan mengarang

dengan penguasaan kosakata terdapat hubungan yang erat dan signifikan.

Namun dari hasil evaluasi terhadap karangan yang dibuat siswa, masih

terdapat kekurangtepatan siswa dalam mengerjakan soal sebanyak 20

pertanyaan dan membuat karangan. Soal tersebut meliputi 10 soal tentang

diksi dan 10 soal tentang makna kata. Kekurangtepatan tersebut adalah

sebagaimana tergambar dalam bahasan berikut ini.

Page 67: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

54

Dalam hal penguasaan kosakata,pemahaman siswa kelas V SD Negeri

Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010 tentang kata baik. Walaupun tidak semua siswa memperoleh hasil

yang memuaskan, namun bisa dikatakan hasilnya di atas rata-rata.

Berikut contoh analisis data kekurangpahaman siswa tentang kata:

Gerombolan pemuda desa itu membuat warga resah.

‘Gerombolan’ pada kalimat di atas merupakan jenis makna … .

(soal no. 3)

a. denotasi

b. konotasi negatif

c. kias

d. a dan b benar

Kata ‘gerombolan’ pada kalimat di atas merupakan jenis makna denotasi

karena mengandung arti apa adanya yaitu sekumpulan massa yang melakukan

tindakan negatif. Kalau zaman dulu ‘gerombolan’ memiliki makna konotasi

positif sedangkan sekarang beralih menjadi makna konotasi yang negatif

(Jawaban d)

Adikku berjalan kaki setiap hari jika mau ke sekolah

Awalan ber-pada kata berjalan mengandung arti … . (soal no. 4)

a. melakukan tindakan berjalan c. mengenakan alas kaki

b. proses berjalan d. jalan santai

Prefiks ber- yang melekat pada kata ‘jalan’ merupakan proses

gramatikal. Awalan ber tidak berarti apa-apa tanpa melekat pada kata ‘jalan’.

Sebaliknya awalan ber- memiliki makna yang berarti setelah melekat pada

kata ‘jalan’, yaitu melakukan tindakan berjalan. (Jawaban a).

Page 68: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

55

Di Jakarta banyak sekali pencakar langit yang kokohKata lain dari ‘pencakar langit’ adalah … . (soal no. 5)a. rumah yang mewahb. rumah yang tinggic. gedung yang megahd. gedung yang tinggi

Ungkapan ‘pencakar langit’ tidak merajuk pada kata yang sebenarnya,

melainkan ungkapan itu hanyalah kiasan dari kata sebenarnya, yaitu gedung

yang tinggi (Jawaban d).

Ia menaiki kapal padang pasir pada waktu di ArabKapal padang pasir merupakan kiasan dari kata … . (soal no. 9)a. mobil perangb. untac. pesawatd. permadani

Ungkapan ‘kapal padang pasir’ tidak merajuk pada kata yang

sebenarnya melainkan ungkapan itu hanyalah kiasan dari kata sebenarnya,

yaitu unta yang merupakan kendaraan dan hewan khas Arab. (Jawaban d).

Kakek saya …di dalam mempertahankan tanah air tercinta ini (soalno. 12)a. gugur c. meninggalb. mati d. wafat

Kata-kata di atas merupakan pilihan jawaban kata yang bersinonim atau

memiliki padanan kata. Dalam melengkapi kalimat tersebut, maka harus

diperhatikan konteksnya. Kata-kata di atas memiliki arti yang sama, yaitu

sudah tidak bernyawa. Untuk susunan kalimat di atas, kata yang tepat untuk

melengkapinya adalah gugur, karena kata ‘gugur’ lebih sopan dan tepat

digunakan bagi para pahlawan bangsa yang meninggal dunia di medan

perang. (Jawaban a).

Page 69: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

56

Wawan ingin menjadi seorang perenang handalKata umum dari kata ‘perenang’ adalah … . (soal no. 15)a. penyelamb. olahragawanc. bintang olah ragad. berenang

Salah satu syarat ketepatan diksi adalah dapat membedakan kata umum

dan kata khusus. Pada kalimat di atas, kata umum yang tepat digunakan untuk

menyatakan kata khusus ‘perenang’ adalah olahragawan. (Jawaban b).

Berkenaan dengan mengarang, memberikan skor terhadap suatu karangan

bukanlah sesuatu hal yang mudah, karena suatu karangan tidak ada yang salah

dan tidak ada yang benar. Namun ada kriteria tersendiri dalam memberi skor

terhadap suatu karangan. Karangan yang baik paling tidak terdapatnya

kesamaan ide atau gagasan yang disampaikan dengan tema karangan, selain

faktor yang lain, seperti organisasi isi yang sistematis, tata bahasa, diksi dan

ejaannya. Dan kriteria penskoran suatu karangan adalah sebagai berikut :

Isi gagasan yang dikembangkan 35 %

Organisasi isi (pembuka, isi, penutup) 25 %

Tata bahasa 10 %

Gaya pilihan kata 15 %

Ejaan (huruf capital, tanda baca[titik, koma, hubung]) 5 %

Berdasarkan kriteria di atas, akan diberikan beberapa contoh analisis data

karangan yang kurang tepat :

“Itulah sebabnya aku sangat cinta kepada Indonesia yang begitu

megah walaupun tahun lalu di terpa bencana sunami yang begitu

dahsat, walaupun demikian aku tetap cinta Indonesia.”

Page 70: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

57

Susunan kalimat di atas sulit dipahami maksudnya karena susunan

kalimat yang kurang efektif. Pada kalimat di atas banyak kata-kata yang

menjadikan isi gagasan sulit untuk dipahami dan harus dihilangkan, seperti

itulah sebabnya, sangat, kepada, begitu, dan walaupun demikian. Selain

itu juga adanya penulisan kata yang kurang tepat, seperti di terpa, sunami,

dan dahsat. Kata di pada di terpa merupakan awalan di- keberadaannya

selalu melekat pada kata yang diikutinya. Pada konteks tersebut di- melekat

pada kata dasar terpa, sehingga menjadi diterpa. Sedangkan untuk kata

sunami dan dahsat yang benar adalah tsunami dan dahsyat.

Jadi susunan kalimat di atas diubah menjadi, “Aku cinta Indonesia yang

begitu megah. Walaupun tahun lalu diterpa bencana tsunami yang dahsyat, aku

tetap cinta Indonesia.”

“Kita sebagai anak harus menghormati. menghargai dan berbakti

kepada kedua orang tua. terutama Ibu yang melahirkan kita.”

Susunan kalimat di atas tidak menggunakan ejaan dengan benar, sehingga

kalimat tersebut tidak tetap. Kalimat tersebut bisa menjadi satu kalimat yang

utuh yang memiliki satu ide pokok. Penggunaan kata titik yang kurang tepat di

antara menghormati dan menghargai, sehingga menjadi dua kalimat yang

berbeda. Padahal kata menghormati dan menghargai merupakan satu frase

yang berkata kerja. Seharusnya untuk menyatakan kalimat yang berpararel

lebih dari satu kata digunakan tanda koma (,), sehingga kalimat itu menjadi

menghormati, menghargai. Begitu juga dengan kalikmat “terutama ibu yang

melahirkan kita” masih bagian dari kalimat sebelumnya, sehingga penggunaan

kata titik kurang tepat, yang tepat adalah tanda koma (,). Jadi susunan kalimat

yang tepat adalah sebagai berikut :

Page 71: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

58

“Kita sebagai anak harus menghormat, menghargai, dan berbakti

kepada kedua orang tua, terutama ibu yang melahirkan kita.”

“Sebelum berangkat sekolah saya disuruh ibu untuk membeli

minyak goreng diwarung.”

Pernyataan di atas kurang tepat, karena tidak ada jeda atau tanda

pemberhentian pada akhir pernyataan, sehingga pernyataan tersebut dapat

dikatakan sebagai pernyataan secara lisan. Seharusnya di antaranya “Sebelum

berangkat sekolah’ dan “saya disuruh ibu….” Diberikan tanda koma (,).

Demikian juga pada akhir pernyataan diberikan tanda titik (.) untuk

menyatakan bahwa kalimat pertama sudah berakhir.

Penulisan kata “diwarung” yang kurang tepat. Kata di pada kata

diwarung kata yang mengikutinya. Jadi seharusnya susunan yang benar

adalah “Sebelum berangkat ke sekolah, saya disuruh ibu membeli minyak

goring di warung.”

“di dekat rumah paman… .”

Kata depan di yang kurang tepat karena tidak sesuai dengan EYD.

Melihat letaknya, kalimat tersebut berada pada awal paragraf. Seharusnya kata

depan di menggunakan huruf kapital sesuai dengan EYD, sehingga menjadi

“Di dekat rumah paman… .”

Selain itu juga sekarang sudah terbukti dengan adanya kemenangan

bapak guru Sukarno yang berani memenangkan lomba tari Jaipong

bandung yang di adakan di korea selatan

Page 72: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

59

Terjadi pemborosan kata pada susunan kalimat di atas, seperti pada

kalimat “Selain itu juga sekarang sudah terbukti dengan adanya… .” yang

seharusnya susunan “juga sekarang sudah” dihilangkan, sehingga menjadi

“Selain itu terbukti dengan adanya….”, juga pada kalimat “bu guru Jujug”

yang seharusnya kata ibu atau guru dihilangkan, sehingga menjadi “bu

Jujug atau guru Jujug”, dan juga pada kalimat “tari Jaipong bandung.”

Kata ‘bandung’ pada susunan kalimat tersebut harus dihilangkan karena

seluruh penduduk Indonesia sudah mengetahui bahwa tari Jaipong berasal dari

Jawa Barat, sehingga susunannya menjadi “tari Jaipong.” Pada dasarnya

pemborosan kata akan menyebabkan kalimat tidak efektif, sehingga isi

gagasan sulit untuk dipahami.

Kesalahan yang lain ada pada kekurangtepatan dalam memilih kata,

seperti “yang berani” pada susunan kalimat “… guru Jujug yang berani

memenangkan… .” Kata yang tepat untuk menggantikan susunan “yang

berani” adalah “yang berhasil”, sehingga susunannya menjadi “…. Guru Jujug

yang berhasil memenangkan … .”

Kesalahan susunan kalimat di atas juga terjadi pada penulisan kata “di

adakan”. di- pada kata di adakan merupakan konfiks yang melekat pada kata

dasar ada, sehingga dalam penulisannya pun digabung dengan kata yang

diikutinya menjadi diadakan. Kesalahan penulisan juga terjadi pada kata

korea selatan yang merupakan nama negara yang seharusnya ditulis dengan

huruf kapital sehingga menjadi Korea Selatan.

Page 73: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

60

Berdasarkan uraian kesalahan di atas, susunan kalimatnya diubah menjadi

“Selain itu terbukti dengan adanya kemenangan guru Jujug yang berhasil

memenangkan lomba tari Jaipong yang diadakan di Korea Selatan.”

“Kemudian saya ketemu Dengan seorang anak perempuan….”

Pemilihan kata yang kurang tepat pada kata ketemu, yang berasal dari

bahasa Jawa. Pemasukan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia akan

membuat susunan kalimat menjadi rancu. Yang tepat untuk menggantikan kata

ketemu adalah kata bertemu, sehingga susunan kalimat secara keseluruhan

yang tepat adalah “Kemudian saya bertemu dengan seorang anak

perempuan… .”

“Aku adalah anak dari sebuah keluarga yang sangat sederhana

sekali.”

Kesalahan penulisan kata pada kata sangat dan sekali yang mengikuti

kata sifat “sederhana”. Sebuah kata sifat hanya dapat diikuti oleh kata sangat

atau sekali, karena sangat atau sekali memiliki arti yang sama yaitu amat. Jadi

penulisan kata sifat sederhana yang tepat adalah sangat sederhana atau

sederhana sekali. Jadi kalimat di atas menjadi “Aku adalah anak dari sebuah

keluarga yang sangat sederhana” atau “Aku adalah anak dari sebuah keluarga

yang sederhana sekali.”

“ayah dan ibu setiap hari pergi ke ladang untuk menanam jagung

dan padi.”

Penulisan kata ayah yang kurang tepat karena tidak menggunakan huruf

kapital. Kata pertama pada awal kalimat seharusnya menggunakan huruf

Page 74: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

61

kapital, sehingga kata yang tepat adalah Ayah. Kemudian penulisan kata

setiap hari dan padi yang kurang tepat sehingga maknanya kurang jelas. Pada

umumnya aktivitas menanam jagung di ladang tidak dilakukan setiap hari

melainkan hanya dalam kurun waktu tertentu, misalnya tiga hari. Jadi untuk

kata setiap hari diganti dengan tiga hari atau dihilangkan. Begitu juga

dengan kata padi yang kurang tepat untuk ditanam di ladang karena termasuk

tanaman palawija, sehingga kata padi harus dihilangkan.

Jadi susunan kalimat yang tepat adalah “Ayah dan ibu pergi ke ladang

untuk menanam jagung.”

“Sesama manusia kita harus saling menghormati, menghargai”

Penulisan kata kita dan sesama manusia yang kurang tepat, sehingga

membuat subjek tidak jelas. Untuk itu kita dan sesama manusia harus

dihilangkan salah satu karena keduanya memiliki maksud yang sama dan

keduanya merupakan pelaku dalam konteks tersebut.

Kemudian penggunaan tanda koma (,) di antara menghormati dan

menghargai yang kurang tepat. Jika ingin mencantumkan dua kata kerja yang

sejajar dalam kalimat lebih tepatnya menggunakan tanda hubung dan dan

bukan tanda koma (,). Tanda koma (,) lebih tepat digunakan pada saat

menuliskan kata kerja sejajar lebih dari dua, misalnya menghormati,

menghargai, dan mencintai. Jadi susunan kalimatnya menjadi menghormati

dan menghargai. Berdasarkan uraian analisis di atas susunan kalimat yang

tepat adalah “Sesama manusia harus saling menghormati dan menghargai”

atau “Kita harus saling menghormati dan menghargai.”

Page 75: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

62

“Hari sudah menjelang sore Saya dan Paman Pulang ke Rumah

Paman”

Kata sudah dan menjelang yang pada kalimat di atas memiliki makna

yang bertentangan. Kata sudah pada kalimat di atas menandakan bahwa hari

telah sore atau sekitar pukul 15.00-17.30 WIB, sedangkan kata menjelang

pada kalimat di atas menandakan bahwa hari akan sore atau sekitar pukul

14.30-15.00. Jadi salah satu dari kata tersebut harus dihilangkan

penggunaannya, sehingga menjadi “hari sudah sore atau hari menjelang

sore”

Selanjutnya kata paman yang merupakan keterangan tempat pada

kalimat di atas kurang tepat penggunaannya. Jika dibaca secara keseluruhan,

karangan tersebut menceritakan seorang anak yang berlibur ke rumah

pamannya. Jadi kata paman pada kalimat tersebut harus dihilangkan karena

karangan itu sudah jelas konteksnya atau dengan kata lain pemborosan kata

yang menjadikan kalimat tidak efektif.

Kesalahan yang lain adalah penulisan hruuf kapital yang tidak tepat,

seperti pada kata Saya, Paman, Pulang, dan Rumah. Kata-kata tersebut

dilihat dari posisinya bukan merupakan kata yang harus menggunakan huruf

kapital. Seharusnya kata-kata tersebut tidak menggunakan huruf kapital,

sehingga menjadi saya, paman, pulang, dan rumah. Kemudian di antara

frase hari sudah sore dan saya dan paman diberikan tanda koma (,) agar

susunannya sesuai dengan kaidah bahasa tulis. Jadi susunan kalimat yang tepat

menjadi “Hari sudah sore, saya dan paman pulang ke rumah”.

Page 76: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

63

“Selesai masak saya mengantar kan makan untuk ayah yang sedang

bekerja di sawah.”

Penulisan kata masak yang kurang tepat kaerna kata masak pada kalimat

di atas digunakan dalam bahasa Jawa, yaitu padak kalimat “Wes, mari masak

aku… .”. Yang tepat untuk menggantikan kata masak adalah memasak,

kemudian diikuti dengan penggunaan kata koma (,) sehingga menjadi,

“Selesaki memasak, saya … .”.

Kemudian kesalahan terjadi pada kalimat “saya mengantar kan makan…

.”. Penulisan kata mengantar kan yang kurang tepat karena kata dasarnya

adalah antar yang mendapatkan afiks men- dan sufiks –an dan dalam

penulisannya digabung. Selanjutnya kata makan yang merupakan jenis kata

kerja. Kata itu kurang tepat karena kata kerja tidak dapat diikuti oleh kata

kerja di belakangnya. Dalam hal ini kata kerja mengantarkan diikuti oleh

kata kerja makan yang memiliki makna sama, yaitu melakukan suatu

aktivitas. Yang dapat diikuti oleh kata kerja adalah kata benda, dalam konteks

ini adalah makanan yang bermakna sesuatu yang dapat dimakan.

Berdasarkan uraian analisis di atas, maka susunan kalimat yang tepat

adalah “Selesai memasak, saya mengantarkan makanan untuk ayah yang

sedang bekerja di sawah.”

Ketidaktepatan siswa memilih kata dalam kaitannya dengan hasil

karangannya sebagaimana disampaikan di atas memerlukan perhatian untuk

dibenahi agar siswa dapat menghasilkan karangan yang baik dan bermakna.

Page 77: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

64

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan dimuka diketahui bahwa

kemampuan memahami penguasaan kosakata maupun kemampuan mengarang

siswa siswa kelas V SD Negeri Lemahireng 03 Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 berhubungan secara signifikan.

Baik penguasaan kosakata maupun kemampuan mengarang sama-sama

berkategori sedang, yang berarti mereka cukup mampu mengarang dan

memilih kata, meskipun masih ada beberapa kekurangan yang perlu

pembinaan selanjutnya.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas disarankan :

1. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia hendaklah lebih memperhatikan

kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu Kurikulum 2006 yang berbasis

kompetensi. Dalam mempelajari kata tidak hanya diberikan secara teori

saja, melainkan dengan contoh-contoh yang menarik bagi siswa. Tentunya

yang menarik bagi sswa itu sendiri bervariatif, misalnya dalam mengajarkan

kata diberikan bacaan-bacaan yang atraktif dan baru bagi siswa, atau juga

bisa dengan multimedia yang interaktif, sehingga siswa akan

memperhatikan dan lebih paham. Bagaimana pun belajar itu harus tetap

menyenangkan dan tanpa paksaan.

Page 78: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

65

2. Agar siswa lebih memahami kata, hendaklah guru sering memberikan

tantangan yang akan meningkatkan kemampuannya dalam memahami

kata.

3. Dalam menyusun suatu karangan hendaklah guru memberikan tema-tema

yang dekat dengan kehidupan siswa agar mereka lebih mudah dalam

mengarang. Dan tetaplah menjadi pemimbing bagi para siswa dalam

berbagai hal.

4. Untuk memacu semangat belajar siswa, guru juga harus menghargai hasil

belajar siswa, seperti memberikan pujian kepada tiap siswa tanpa kecuali,

dan selalu mengembalikan tugas yang telah dikerjakan oleh siswa.

5. Bagi peneliti bidang yang sama, hendaklah meneliti dari sisi yang lain.

Karena kata hanya salah satu faktor saja dari beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan mengarang, misalnya dari sisi ejaan.

Pemahaman siswa terhadap ejaan sendiri juga dapat mempengaruhi

kemampuan dalam menyusun karangan. Jika siswa tidak mampu

memahami ejaan dengan baik, maka siswa tersebut juga tidak mampu

memahami kata, kalimat dan paragrap dengan baik pula. Hal ini berarti

siswa tersebut tidak mampu dalam membuat suatu karangan.

Page 79: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

66

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesiayang Benar. Cetakan ke-5. Jakarta: PT. Media Tama Sarana Perkasa.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. EdisiRevisi III. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daryanto. 1994. Kamus Bahasa Indonesia Modern. Surabaya : APOLLO.

Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Libertydan Balai Bimbingan Mengarang.

______. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta : ANDI.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: ANDI.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah.

Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendahuluan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moeliono, Anton M. 1992. TataBahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

Natia, I.K. 1994. Sari Bahasa Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Surabaya:ARKOLA.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Oka, I. Gusti Ngurah. 1974. Problematik Bahasa dan Pengajaran BahasaIndonesia. Surabaya : Usaha Nasional.

Razak, Abdul. 1992. Kalimat Efektif Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Saliwangi, BAsennang. 1989. Pengantar Strategi Belajar-Mengajar BahasaIndonesia. Malang: IKIP Malang.

Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Page 80: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

67

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.

Sitindaon, Gustaf. 1984. Pengantar Linguistik dan Tata Bahasa, Bahasa Indonesia.Bandung: Pustaka Prima.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES, PT. Midas Surya Grafindo.

Syafi’ie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang.

Soedjito. 1992. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

Supinah, Pien dan Suhendar. 1992. MKDU (Mata Kuliah Dasar) BahasaIndonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Tarigan, Djargo. 1981. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf danPengembangannya. Bandung: ANGKASA.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

Walujo, Djoko Adi. 2000. Buku Pedoman Penelitian. Surabaya: Pusat PenelitianUniversitas PGRI Adi Buana.

Wojowasito, S. Kamus Bahasa Indonesia. Malang : CV. Pengarang.

Yusuf, A. Muri. 1997. Statistik Penelitian. Padang: Angkasa Raya.

Page 81: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

68

Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN

Nama : ………………………………………No. Presensi : ………………………………………

Petunjuk :1. Jawablah pertanyaan sebanyak mungkin dengan tepat !2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kaliang anggap benar!3. Waktu mengerjakan 90 menit.

1. Kakaknya mati tertabrak mobil kemarin sore.Kata ‘mati’ di atas kurang tepat. Di bawah ini merupakan padangan kata yangtepat untuk menggantikan kata ‘mati’ tersebut … .a. tewasb. meninggal duniac. gugurd. wafat

2. Tanaman anggrek di taman itu … karena tidak dipelihara.a. meninggal duniab. gugurc. matid. wafat

3. Gerombolan pemuda desa itu membuat warga resah.‘Gerombolan pada kalimat di atas merupakan jenis makna … .a. denotasib. konotasi negatifc. kiasd. a dan b benar

4. Adikku berjalan kaki setiap hari jika mau ke sekolah.Awalan ber-pada kata berjalan mengandung arti tika. melakukan tindakan berjalanb. proses berjalanc. mengenakan alas kakid. jalan santai

Page 82: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

69

5. Di Jakarta banyak sekali pencakar langit yang kokoh.Kata lain dari ‘pencakar langit’ adalah … .a. rumah yang mewahb. rumah yang tinggic. rumah yang megahd. gedung yang tinggi

6. 1. Ia mengintip TV setiap hari.2. Iwan menonton bioskop tadi malam3. Wati senang melihat pemandangan pegunungan yang begitu indah.4. Wawan meneropong bintang di langit.

Dari keempat kegiatan (mengintip, menonton, melihat, dan meneropong),manakah yang tepat?a. 1, 3, dan 4b. 1, 2, dan 4c. 2, 3, dan 4d. semua salah

7. Maling itu … ayam di rumah peternakan Pak Ali.a. mengambilb. mengutilc. mencurid. semua benar

8. Tugas kita adalah menyatukan visi dan misi kita.a. . menjadikan satub. memisahkanc. menggabungkand. a dan c benar

9. Ia menaiki kapal padang pasir pada waktu di Arab.Kapal padang pasir merupakan kiasan dari kata … .a. mobil perangb. untac. pesawatd. permadani

10. Sebagai pelajar kita harus mempunyai … .a. kitabb. bukuc. acuand. diktat

Page 83: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

70

11. 1. melati2. putih3. mawar4. merah

dari keempat pilihan kata di atas, dimanakah yang berarti suci ?a. 1 dan 3b. 1 dan 2c. 2 dan 3d. 2 dan 4

12. Kakek saya… di dalam mempertahankan tanah air tercinta ini.a. gugurb. matic. meninggald. wafat

13. Rombongan peserta studi banding itu telah tiba tadi pagi.‘Rombongan’ pada kalimat di atas mempunyai makna… .a. konotasib. denotasic. konseptuald. leksikal

14. 1. kerajinan tangan2. buah-buahan3. oleh-oleh4. saputanganIbu membawa buah tangan sepulang dari Borobodur.‘Buah tangan’ di atas merajuk pada kata … .a. 1 dan 3b. 2c. 2 dan 3d. 3

15. Wawan ingin menjadi seorang perenang handal.Kata umum dari kata ‘perenang’ adalah … .a. penyelamb. olahragawanc. bintang olah ragad. berenang

Page 84: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

71

16. 1. kurus2. langsing3. kurus kering4. singsetdari keempat pilihan di atas, yang termasuk arti dari ‘kering keronta’adalah … .a. 1b. 2c. 3d. 4

17. Tubuhnya langsing bagaikan gitar spanyol.Kata ‘langsing’ di atas bermakna … .a. konotasib. denotasic. kiasd. asosiatif

18. 1. kuda laut2. ubur-ubur3. rumput laut4. siputDari keempat pilihan di atas, manakah yang termasuk jenis binatang ?a. 1, 3, dan 4b. 2, 3, dan 4c. 4, 2, dan 1d. 3, 2, dan 1

19. Mandor pabrik itu sedang … para pekerjaa. mengintaib. melihatc. mengawasid. menonton

20. Kakak saya kreatif dalam membuat film … .a. kartonb. karikaturc. kartund. kartu

Page 85: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

72

Mengarang

Petunjuk :

1. Buatlah sebuah karangan dengan memilih salah satu tema di bawah inia. Aku Cinta Indonesiab. Pergi Ke Desac. Berbakti Kepada Orang Tua

2. Tulis nama dan nomor absent pada lembar jawaban

3. Buatlah karangan menjadi tiga paragraph dengan kriteria sebagai berikut:- Paragraf I (bagian pembuka)- Paragraf II (isi)- Paragraf III (bagian penutup).

Tulislah karangan tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik danbenar, sesuai aturan (kaidah) bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)

KUNCI JAWABAN TES PENGUASAAN KOSAKATA

1. a 11. b2. c 12. a3. b 13. b4. a 14. d5. d 15. b6. c 16. a7. c 17. a8. a 18. c9. b 19. c10. b 20. c

Page 86: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

73

Lampiran 2

LEMBAR JAWABAN TES PENGUASAAN KOSAKATA SISWA

KELAS V SDN LEMAHIRENG 03 KECAMATAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG

Nama : .......................................................................................................

No Absen : .......................................................................................................

Nilai : .......................................................................................................

1. a b c d

2. a b c d

3. a b c d

4. a b c d

5. a b c d

6. a b c d

7. a b c d

8. a b c d

9. a b c d

10. a b c d

11. a b c d

12. a b c d

13. a b c d

14. a b c d

15. a b c d

16. a b c d

17. a b c d

18. a b c d

19. a b c d

20. a b c d

Page 87: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

74

Lampiran 3

SKOR JAWABAN RESPONDEN UNTUK UJI VALIDITAS DAN RELIABILITASINSTRUMEN PENELITIAN

NomorSubyek

Skor Butir PertanyaanY Y2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 14 196

2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 256

3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 11 121

4 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 10 100

5 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 12 144

6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9 81

7 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 10 100

8 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 8 64

9 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 14 196

10 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7 49

X 8 6 9 6 8 6 4 4 5 3 8 3 4 7 6 4 6 3 6 5 111

(X)2 64 36 81 36 64 36 16 16 25 9 64 9 16 6 4 6 3 9 36 25 12321

(Y)2 8 6 9 6 8 6 4 4 5 3 8 3 4 7 6 4 6 3 6 5

XY 98 79 107 78 96 76 56 58 67 44 97 42 56 76 77 55 79 42 76 66

rxy 0.657 0.924 0.864 0.85 0.703 0.701 0.865 0.939 0.84 0.853 0.749 0.693 0.865 0.661 0.775 0.79 0.924 0.693 0.701 0.767

Ket. Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Ket. Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab Reliab

Page 88: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

75

Lampiran 4

Tabel Harga Kritik dari r Product Moment

N(1)

Interval KepercayaanN(1)

Interval KepercayaanN(1)

Interval Kepercayaan

95%(2)

99%(3)

95%(2)

99%(3)

95%(2)

99%(3)

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

0997

0950

0878

0811

0754

0707

0666

0632

0602

0576

0553

0532

0514

0497

0482

0468

0456

0444

433

0423

0413

0404

0396

0,999

0,990

0,959

0,917

0,874

0,874

0,798

0,765

0,735

0,708

0,634

0,661

0,641

0,623

0,606

0,590

0,575

0,561

0,549

0,537

0,526

0,515

0,505

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

0,388

0,381

0,374

0,367

0,361

0,355

0,349

0,344

0,339

0,334

0,329

0,325

0,320

0,316

0,312

0,308

0,304

0,301

0,297

0,294

0,291

0,288

0,284

0,281

0,297

0,4906

0,487

0,478

0,470

0,463

0,456

0,449

0,442

0,436

0,430

0,424

0,418

0,413

0,408

0,403

0,396

0,393

0,389

0,384

0,380

0,276

0,372

0,368

0,364

0,361

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

125

150

175

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,266

0,254

0,244

0,235

0,227

0,220

0,213

0,207

0,202

0,195

0,176

0,159

0,148

0,138

0,113

0,098

0,088

0,080

0,074

0,070

0,065

0,062

0,345

0,330

0,317

0,306

0,296

0,286

0,278

0,279

0,263

0,256

0,230

0,210

0,194

0,181

0,148

0,128

0,115

0,105

0,097

0,091

0,086

0,081

N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung t

Page 89: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

76

Lampiran 5

NILAI HASIL MENGARANG DAN PENGUASAAN KOSAKATASISWA KELAS V SDN LEMAHIRENG 03 KECAMATAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Nomor Nama SiswaNilai

Mengarang

NilaiPenguasaan

Kata

1.

2.

3.

4.

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29.

Kurniawan

Nova Prianto

Andika Wahyu

Aminari

Anggun Fauzan

Doni Anggoro

Dandi Krismanto

Erwinda Adi

Eko Setiyawan

Gilang panji Pangestu

Akbar Hasan

Setiyono

Sunaryo

Agil Nur Pamuji

Aprilia Suci Dewi

Herlambang Riyan

Yudi Setiyawan

Mulana Muhamad

M.Achyar Risqi

Niken Andria Shinta

Natalia Fefi Suryana

Nindi Ariyani Arumi

Reza Romani

Siti Koiriyah

Agus Wahyudi

Khoirul Soleh

Bagas Kurniawan

Dandi Andika Putra

Koiruli Abdul

72

78

67

72

63

68

73

68

72

66

63

73

72

77

82

73

80

71

73

63

73

71

78

80

67

80

73

79

70

75

75

70

70

70

80

75

65

85

65

70

85

75

80

80

75

75

75

75

70

65

70

75

75

65

70

65

80

65

Page 90: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

77

Lampiran 6

DATA NANANG

karangan kosakata

1 72 75

2 78 75

3 67 70

4 72 70

5 63 70

6 68 80

7 73 75

8 68 65

9 72 85

0 66 65

1 63 70

2 73 85

3 72 75

4 77 80

5 82 80

6 73 75

7 80 75

8 71 75

9 73 75

0 63 70

1 73 65

2 71 70

3 78 75

4 80 75

5 67 65

6 80 70

7 73 65

8 79 80

9 70 65

Page 91: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

78

Lampiran 7

Page 92: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

Lampiran 8

79

Page 93: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

80

Lampiran 9

RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Pengalaman

Sub Tema : Menulis

Kelas/Program : V/1

Waktu : 3 x 35 menit

I. Kompetensi Dasar

Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan menggunakan pilihan

kata dan penggunaan ejaan.

II. Indikator

Mampu menulis karangan berdasarkan peristiwa pengalaman dengan pilihan

kata dan ejaan yang tepat.

III. Materi Pembelajaran

Karena berdasarkan pengalaman sesuai tema yang ditentukan, tema yang

ditentukan meliputi :

a. Aku Cinta Indonesia

b. Pergi ke Desa

c. Berbakti kepada Orang Tua

IV. Kegiatan Pembelajaran

a. Mempraktikkan contoh cerita pengalaman.

b. Melakukan tanya jawab tentang :

1. Tema karangan

2. Topik karangan

3. Judul karangan

Page 94: HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN · PDF file1 hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan mengarang siswa kelas v sd negeri lemahireng 03 kecamatan bawen kabupaten semarang tahun

81

c. Memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah membuat

kerangka karangan.

d. Menentukan tema dari berbagai pengalaman yang menarik yang pernah

dialami.

e. Membuat kerangka karangan berdasarkan peristiwa/pengalaman yang

dipilih sesuai dengan tema.

f. Mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan yang utuh.

g. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan rapi dan dengan

pilihan kosakata serta ejaan yang tepat.

V. Penilaian

a. Teknik : Tertulis

b. Bentk Instrumen : Unjuk Kerja

c. Instrumen : Buatlah sebuah karangan sesuai tema yang telah

kamu pilih.

VI. Alokasi Waktu

3 x 35 menit.

VII. Sumber Belajar

Buku Bahasa Indonesia Kelas V, Gramedia, hal. 61-63.

Bawen, 27 November 2007

Mengetahui

Kepala Sekolah

Sulasih130389030

Guru Kelas (Peneliti)

P.P. Nanang Eko Purwanto500138832