pengaruh penggunaan nazam jazariyah...

142
PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYYAH TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Sam Rizqi Ramadhan 1113011000080 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: lamnga

Post on 16-Jul-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP

KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN

AL-QUR’ANIYYAH TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Sam Rizqi Ramadhan

1113011000080

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

i

ABSTRAK

Sam Rizqi Ramadhan (1113011000080). Pengaruh Penggunaan Nazam

Jazariyah Terhadap Kemampuan Bacaan Qur’an Santri Di Pondok

Pesantren Al-Qur’aniyyah Tangerang Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi serta menganalisis dari

dampak Penggunaan nazam jazariyah terhadap kemampuan bacaan Qur’an santri

di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah Tangerang Selatan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Dalam pelaksanaan

penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode uji regrei linier sederhana.

Adapun teknik pengumpulan data menggunakan angket, dan observasi. Angket

dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert pada nazam dan model

angket dikotomi pada kemampuan bacaan Qur’an berdasarkan indikator-indikator

nazam jazariyah dan kemampuan bacaan Qur’an. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah

responden sebanyak 35 orang.

Hasil analisis data membuktikan bahwa nazam jazariyah memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan bacaan Qur’an yakni sebesar

27,8% dengan tingkat kolerasi yang cukup tinggi yakni sebesar 52,7% dengan

tingkat kelinieran sebesar 93,5%. Dan arah pengaruh yang diberikan nazam

jazariyah terhadap kemampuan bacaan Qur’an santri ialah arah pengaruh positif.

Sehingga nazam jazariyah memberikan dampak positif terhadap kemampuan

bacaan Qur’an santri. Rata-rata hasil tes kemampuan bacaan Qur’an santri pun

cukup memuaskan dengan perolehan nilai sebesar 80,9 atau 81 dan frekuensi

terbesar diraih oleh nilai terbesar pula yakni 100 dengan responden sebanyak 11

orang atau 31% dari jumlah sampel. Penggunaan nazam dalam pendidikan agama

Islam sudah menjadi tradisi ulama terdahulu guna memudahkan pembelajarannya.

Sehingga nazam jazariyah ini diharapkan akan mampu meningkatkan kemapanan

santri dalam membaca Al-Qur’an.

Kata kunci: Nazam Jazariyah, Kemampuan Bacaan Qur’an Santri

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

ii

ABSTRACT

Sam Rizqi Ramadan (1113011000080). The Influence Of The Use Of Nazam

Jazariyah On The Ability Of Reading Qur'an In The Al-Qur'aniyyah

Pondok Pesantren Tangerang Selatan.

This study aims to dig information and analyze the impact of the use of the

nazam jazariyah to the student’s ability of reading Qur'an students in Pondok

Pesantren Al-Qur'aniyyah South Tangerang.

This research is a kind of quantitative research. In the implementation of this

research, the method used is simple linear regrei test method. The data collection

techniques used questionnaires, and observations. Questionnaires in this study

using Likert scale model on nazam and questionnaire dichotomy model on the

ability of reading Qur'an based on the indicators of jazariyah nazam and the

ability of reading Qur'an. Sampling technique in research using purposive

sampling technique with the number of respondents as many as 35 people.

Result of data analysis proves that jazariyah nazam gives significant

influence to the ability of reading Qur'an that is equal to 27,8% with high enough

level of correlation that is equal to 52,7% with level of linear equal to 93,5%. And

the direction of the influence that is given nazam jazariyah to the reading ability

of the Qur'an santri is the direction of positive influence. So that jazariyah nazam

gives a positive impact on reading ability of Qur'an santri. The average result of

reading ability of Qur'an santri was quite satisfying with the acquisition value of

80,9 or 81 and the biggest frequency was reached by the biggest value that is 100

with the respondent as many as 11 people or 31% from the total sample. The use

of nazam in Islamic religious education has become a tradition of previous

scholars to facilitate learning. So that jazariyah nazam is expected to be able to

improve the establishment of santri in reading the Qur'an.

Keywords: Nazam Jazariyah, Ability of Qur'an Reading

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

iii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan

petunjuk dan bimbinganNya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program Sarjana Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

sahabatnya, para tabi’in dan pengikut setianya, semoga kita tetap konsisten berada

dalam sunnahnya.

Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai usaha untuk aplikasi hasil belajar.

Walaupun penyusunan skripsi ini dilakukan maksimal, namun penulis menyadari

keterbatasan penulis sebagai manusia yang tak luput dari ketidak sempurnaan.

Kajian lebih lanjut dan kontribusi pemikiran-pemikiran dari pihak-pihak yang

lebih kompeten senantiasa penulis dengan tangan terbuka menerima segala saran

maupun masukan yang bersifat membangun, demi lebih matangnya daya analisa

dan pengetahuan penulis ke masa depan. Semoga tulisan ini memberikan

kontribusi yang berarti bagi perkembangan pemikiran tentang pendidikan,

terutama Pendidikan Agama Islam.

Dengan kerendahan hati, izinkanlah penulis menyampaikan untaian kata

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan

dalam mengerjakan skripsi ini baik dalam bentuk materi, spirit, do’a maupun yang

lainnya, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

iv

4. Muhammad Zuhdi, Ph. D. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, memberi nasehat kepada penulis dengan ikhlas

demi keberhasilan penulis. Semoga keberkahan hidup senantiasa mengiringi,

dan senantiasa dalam lindunganNya.

5. Dr. Bahrissalim, MA. Selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

meluangkan waktunya untuk penulis berkonsultasi dan memberi motivasi

demi keberhasilan penulis. Semoga keberkahan hidup senantiasa mengiringi,

dan senantiasa dalam lindunganNya.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dari awal hingga akhir

perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan

keberkahan dari Allah SWT.

7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Bu Isti selaku Staf Jurusan

Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang penulis

butuhkan.

9. Dr. KH. Muhammad Sobron Zayyan, SQ, MA. selaku Pimpinan Umum

Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah yang telah mempersilahkan peneliti untuk

meneliti lembaga Pondok Pesantren yang dipimpinnya. Semoga beliau sehat

dan berkah selalu amin.

10. Para ustadz, staff dan karyawan Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah yang telah

membantu dan mendukung peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

Khususnya kepada para ustadz tahsinul qiro’ah yang sedia untuk membantu

mengetes bacaan Qur’an santri.

11. Ayahanda Samlani yang juga selaku Ketua RT 001 Kp. Ceger dan Ibunda

Suryani, adik tersayang Mega Pahdiyani dan Laila Rahmawati, beserta

keluarga yang selalu mendoakan penulis, yang telah mencurahkan kasih

sayangnya kepada penulis, memberikan dukungan moril maupun materil serta

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

v

doa kepada penulis dalam menyelesaikan jenjang pendidikan di Perguruan

Tinggi ini. Mudah-mudahan Allah SWT selalu meridhoi perjuangan beliau

dan memberi keberkahan untuknya. Aamiin Yaa Robbal’alamiin.

12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2013,

terutama kelas B “CABHE” yang telah berjuang bersama-sama. Saling

membahu dan bekerjasama dengan begitu kompaknya.

13. Sahabat dan teman teristimewa Ustadz Syamsul Bahri, Ustadz Baihaqi,

Ustadz Zudin Maulana, S. Pd., Ustadz Saifullah, Alfian Nur Dafiq, M. Zaki

Farhani, A. Syibaweh, Suhandi, A. Munandar, Amirullah, Iwan dan lainnya

yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

14. Thanks a lot to my beloved mam, who had supported me and love me like her

child. Mam Inge Sjamsul, mam Diana Thomas, mam Anne, and mam

Angelica. Our english tutor mrs. Henrike Klavert and mrs. Irrina and all of

PMD families who had care and supported me.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan

bantuan, bimbingan, semangat dan doa yang telah diberikan menjadi pintu

datangnya ridho dan kasih sayang Allah di dunia dan di akhirat kelak. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua khususnya bagi penulis, umumnya kepada

semua pembaca.

Jakarta, 03 Januari 2018

Penulis

Sam Rizqi Ramadhan

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix

DAFTAR DIAGRAM & GRAFIK ......................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................. 11

A. Kemampuan Bacaan Qur’an .................................................................... 11

1. Kemampuan Bacaan............................................................................... 11

2. Al-Qur’an ............................................................................................... 12

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Bacaan Qur’an .................... 16

B. Nazam Jazariyah ........................................................................................ 26

1. Definisi Nazam....................................................................................... 29

2. Unsur-unsur Nazam ............................................................................... 32

C. Tajwid ......................................................................................................... 35

1. Definisi Tajwid....................................................................................... 35

2. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid ......................................................... 36

3. Ruang Lingkup Ilmu Tajwid .................................................................. 37

4. Peletak Dasar Ilmu Tajwid ..................................................................... 38

D. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 40

E. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 43

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 44

B. Metode Penelitian......................................................................................... 44

C. Variabel Penelitian ....................................................................................... 45

D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 47

F. Instrumen Penelitian..................................................................................... 48

G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 51

H. Hipotesis Statistik ........................................................................................ 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 60

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren AL-QUR’ANIYYAH ................. 60

1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah ........................................... 60

2. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah ................................. 62

3. Kurikulum Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah ...................................... 62

4. Struktur Organisasi Pesantren Al-Qur’aniyyah ..................................... 67

B. Deskripsi Data ............................................................................................ 90

1. Variabel X .............................................................................................. 72

2. Variabel Y .............................................................................................. 77

C. Uji Persyaratan Analisis ............................................................................ 81

1. Uji Normalitas Residul .......................................................................... 81

2. Uji Linieritas ......................................................................................... 83

3. Uji Heteroskidastisitas Residual............................................................ 84

D. Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan ..................................................... 86

1. Uji Hipotesis Penelitian ......................................................................... 86

2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 90

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 91

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 93

A. Kesimpulan ................................................................................................. 93

B. Implikasi ..................................................................................................... 94

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

viii

C. Saran ........................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 97

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Kemampuan bacaan Qur’an santri ....................................... 49

Tabel 3.2 Instrumen Nazam .................................................................................. 50

Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Realibilitas Instrumen ........................................... 53

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Bacaan Qur’an ................. 53

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Bacaan Qur’an ............. 54

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Nazam Jazariyah ................................... 55

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Nazam Jazariyah................................ 55

Tabel 3.8 Daftar Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran dan Signifikasi Regresi 58

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Santri .......................................................................... 64

Tabel 4.2 Kitab atau Buku Ajar Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah .................... 65

Tabel 4.3 Pemetaan Responden ............................................................................. 72

Tabel 4.4 Daftar Nilai Tes Kompetensi Bacaan Qur’an Santri ............................. 74

Tabel 4.5 Kelas Interval Kemampuan Bacaan Qur’an Santri ............................... 76

Tabel 4.6 Daftar Skor Nazam Jazariyah ................................................................ 78

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Residual ............................................................... 83

Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 84

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedsatisitas Absolut Residual Glejser ....................... 86

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Output Model Summary ........................................... 87

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi dengan Uji t .............................................................. 88

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

x

DAFTAR DIAGRAM DAN GRAFIK

Diagram 4.1 Diagram Kelas Interval Kemampuan Bacaan Qur’an Santri ............ 76

Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Residual ............................................................... 82

Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 85

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat

manusia di seluruh dunia, Ia merupakan kunci hidup selamat di dunia dan akhirat,

Ia juga mukjizat yang agung yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW,

Ia lah kitab suci yang paling sempurna dan tiada duanya, Ia lah kitab yang suci

nan murni ajarannya dari intervensi dan investasi manusia, Ia lah muara segala

pengetahuan, Ia lah kitab yang ajarannya paling rasional dan sesuai dengan fitroh

manusia. Maka untuk meraih kunci kesempurnaan tersebut hal yang pertama kali

ditunaikan adalah membacanya, kemudian difahami, dan diamalkan. Karena

memang Al-Qur‟an itu sendiri menurut etimologi adalah “bacaan”. Namun

uniknya kitab suci Al-Qur‟an ini ialah, bahwa Al-Qur‟an tidak cukup hanya

dibaca dengan dialektika bahasa Arab sebagaimana biasanya, ada kaedah khusus

yang menjadikan kalam/ayat Al-Qur‟an berbeda dengan manuskrip arab biasa

ketika di lantukan kalam-kalamnya. Ialah disiplin ilmu tajwid yang menjadikan

pengucapan lafadz Arab dalam Al-Qur‟an berbeda dari lafadz Arab biasanya.

Agar dapat membaca lafadz-lafadz Al-Qur‟an dengan benar maka perlulah

seseorang mempelajari Tajwidul Qiro‟at, yang dimana nanti lebih spesifiknya

disebut dengan disiplin ilmu tajwid.

Akhir-akhir ini kondisi umat islam di Indonesia khususnya, sudah cukup

mengkhawatirkan karena banyak dari umat islam itu sendiri tidak berpegang

teguh terhadap ajarannya yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Sedikit demi sedikit

Al-Qur‟an mulai ditinggalkan bahkan dilupakan, membacanya pun menjadi

barang asing dilidah kaum muslimin. Realitas ini pula yang terjadi pada sebagian

mahasiswa di fakultas Sains dan teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung,

sebuah perguruan tinggi yang mengkaji ilmu-ilmu keislaman.1 Padahal untuk

1 Gina Giftia AD, “Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur‟an Melalui Metode

Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung”,

Jurnal TEKNOIF, Vol. 3, 2014, hlm. 143

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

2

masuk pada pemahaman Al-Qur‟an maka langkah awalnya ialah dengan

membacanya, membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah

tajwid. Namun semakin lama Al-Qur‟an tidak lagi menjadi rujukan penting dalam

menjalani kehidupan. Apalagi jika melihat kondisi remaja pada saat ini,

kebanyakan remaja saat ini lebih gandrung kepada musik-musik barat yang

menyuguhkan aurat dan kata-kata yang mengumbar syahwat. Mereka lebih

gandrung mempelajari lirik musik dan instrumennya dibanding mempelajari tata

cara membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar dengan kaidah tajwidnya. Oleh

karenanya sewaktu-waktu jika seorang remaja membaca Al-Qur‟an tanpa bekal

ilmu tajwid dikhawatirkan akan terjadi banyak kesalahan dalam membacanya.

Padahal Al-Qur‟an tidak melarang manusia suka terhadap hal duniawi jika itu

dalam batas yang wajar, namun miris jika umat muslim lebih fasih menyanyikan

musik-musik dibanding membaca Al-Qur‟an yang menjadi bekal dalam menjalani

kehidupan. Bahkan kemurahan Allah sudah sangat besar bagi orang yang mau

membacanya, yakni dianggap ibadah jika membaca Al-Qur‟an. Jika membacanya

saja sudah menjadi hal ibadah, bagaimana jika seseorang itu mulai mau

memahaminya lalu mengamalkannya?! Maka dapat dipastikan orang tersebut

akan bahagia didunia dan di akhirat. Namun harus kita ingat bahwa sebelum kita

bisa memahami dan mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur‟an maka

kita harus membacanya dengan benar dan cara membacanya dengan benar dapat

kita pelajari dalam disiplin ilmu tajwid.

Di zaman yang juga serba dinamis ini membuat sebagian manusia enggan

untuk lebih lama berproses, seperti halnya membaca Al-Qur‟an. Sifat terburu-buru

ingin menguasai Al-Qur‟an menjadikan ia melupakan kaidah-kaidah yang

harusnya dikuasai lebih awal seperti ilmu tajwid, sehingga menyebabkan

kekurang optimalan terhadap pelafalan kalimat Al-Qur‟an. Karena bacaan Al-

Qur‟an yang tergolong baik dan benar adalah bacaan yang sesuai dengan aturan

kaidah ilmu tajwid. Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam menjelaskan

lebih lanjut tentang kemampaun membaca ayat Al-Qur‟an yaitu benar bacaannya,

baik dan lancar dalam melafalkan, tepat dan sesuai dari segi makhraj dan ilmu

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

3

tajwid.2 Oleh karena itu pentingnya ilmu tajwid sebagai gerbang menuju

pengamalan Al-Qur‟an, karena sebelum kita mengambil hikmah didalam Al-

Qur‟an maka kita haruslah terlebih dahulu mahir dalam membacanya.

Hukum mempelajari ilmu tajwid itu sendiri adalah Fardhu Kifayah,

artinya disiplin ilmu ini tidak menjadi beban setiap muslim. Namun, membaca Al-

Qur‟an dengan kaidah ilmu tajwid adalah Fardhu „Ain yang berarti membaca Al-

Qur‟an dengan baik dan benar adalah keharusan bagi setiap muslim. Hal ini

selaras dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Muzammil ayat 4.

“atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-

lahan”.

Dan hadits Nabi SAW yang selaras dengan ayat diatas.

هما عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : و عن عبد اهلل بن عمرو بن العاص رضى اهلل عن

ن يا, فإن منزلك عند آخر آية ل لصاحب ي قا القرآن اق رأ وارتق و رتل كما كنت ت رتل ف الد

رواه أبوداود و الت رمذى و قال حديث حسن صحيح ت قرؤىا )

“disabdakan (oleh Nabi Muhammad SAW) kepada ahli Qur‟an, bacalah

dan peliharalah serta telitilah sebagaimana kamu teliti dalam (urusan) duniamu.

Sesungguhnya balasanmu tergantung akhir ayat yang kamu baca” (HR. Imam

Ahmad, Abu Dawud, Nasai, dan Turmudzi : Hasan Shohih)3

Dari kedua dalil tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa perintah

membaguskan bacaan maupun maknanya dengan cara diamalkan adalah menjadi

suatu yang sangat dianjurkan untuk umat muslim yang Al-Qur‟an sebagai

2 Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam Untuk Siswa

SMA, (Jakarta: 1999/2000), hlm. 73 3 An-Nawawi, Riyadhus As-Shalihin, ( Surabaya : Dar Ilm, tt), hlm. 432-433

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

4

pedomannya. Maka dari itu jika kita menjadikan Al-Qur‟an sebagai pedoman

hidup kita, maka membacanya adalah hal yang wajib karena membacanya adalah

gerbang menuju pengamalan Al-Qur‟an, dan tajwid adalah kunci membaca Al-

Qur‟an dengan baik dan benar. Oleh karenanya penting sekali mempelajari ilmu

tajwid agar pelafalan lafadz-lafad dalam Al-Qur‟an sesuai dengan semestinya dan

terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam pelafalan-pelafan kalimat Tuhan. Jika

membaca Al-Qur‟an adalah wajib, maka mempelajari ilmu tata cara baca Qur‟an

adalah wajib. Sebagiamana dalam kaidah ushul fiqh diterangkan bahwa “perintah

terhadap sesuatu maka terdapat perintah pula hal yang menyampaikannya” atau

“Tidak sempurna perkara yang wajib karena menuntutnya perkara yang lain,

maka perkara yang lain tersebut menjadi wajib”

Dan para ulama fiqih pun berpendapat bahwa “jikalau seorang pembaca

Al-Qur‟an memanjangkan huruf sehingga memunculkan huruf tambahan, atau

meng-idghomkan bacaan pada bukan tempatnya, maka perkara tersebut adalah

haram karena telah menyalahi aturan bacaan yang telah ditetapkan. Maka menjaga

tata cara baca yang telah diwariskan oleh baginda Nabi Muhammad SAW adalah

wajib. Dan meninggalkannya adalah haram dan orangnya dihukumi Fasiq”.4

Dan beberapa hadits yang menjelaskan tentang keutamaan orang yang

mempelajari tajwid dan mahir dalam membaca Al-Qur‟an diantaranya adalah

sebagai berikut :

ركم من ت علم وعن عثمان بن عفان رضى اهلل عنو قال : قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم خي

) القرآن و علمو )رواه البخارى

“sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur‟an dan mengajarkannya”

(HR. Bukhori)5

Walaupun secara ekplisit kata tajwid tidak nampak pada hadits tersebut

namun secara implisit menunjukkan keutamaan ilmu-ilmu yang meliputi Al-

4 Muhammad bin Ali bin Khalaf al-Husaini al-Haddad, Qaulus sadid Fi Bayani Hukmi

Tajwid, (Damasq: Dar al-gautsany li ad-Dirasatil al-Qur‟aniyyah, tt), hlm, 25 5 An-Nawawi, Riyadhus As-Shalihin, ( Surabaya : Dar Ilm, tt), hlm. 431

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

5

Qur‟an dan sudah barangpasti tajwid termasuk didalamnya, secara tidak langsung

perintah mempelajari bahkan mengajarkan ilmu tajwid adalah bagian keutamaan

untuk manusia mencapai derajat yang mulia.

Maka dari itu banyak sekali keutamaan-keutamaan jika seseorang

membaca Al-Qur‟an kemudian membaguskannya dengan kaidah tajwid, karena

orang yang membaca Al-Qur‟an dengan menggunakan tajwid akan terhindar dari

kesalahan-kesalahan bacaan Al-Qur‟an serta dapat membaguskan makna. Sebab

dalam disiplin ilmu tajwid tidak hanya membahas tentang makharijul huruf serta

sifat-sifatnya, akan tetapi ma‟rifatil wushul dan wukufnya juga diperhatikan.

Dengan demikian bahwa jelas dengan mempelajari ilmu tajwid dan

mengamalaknnya lewat bacaan Qur‟an yang baik dan benar sangatlah penting dan

utama karena selain membaguskan bacaan juga akan membaguskan makna.

Membaca Al-Qur‟an dengan tajwid juga menjadi penting dan utama

karena menjaga keaslian pelafalan yang diwariskan oleh Rasulullah juga makna

yang terkandung didalamnya. Sebab jika salah dalam membaca dikhawatirkan

akan merubah arti dari lafadz tersebut sehingga bisa merubah maksud dan

maknanya juga. Oleh karenanya untuk mencapai keutamaan yang sempurna maka

sangatlah dianjurkan bagi seorang muslim mempelajari disiplin ilmu tajwid dan

menjadi fardhu ain bagi setiap muslim membaca Al-Qur‟an menggunakan kaidah

ilmu tajwid.

Di beberapa kesempatan peneliti mendapati gaya mengajar yang monoton,

kurang variatif dan menarik sehingga membuat beberapa santri/siswa terkesan

bosan. Namun dalam kesempatan lain pula peneliti mendapatkan pengajaran yang

cukup menarik, para siswa mengikutinya dengan antusias. Selain gaya mengajar

yang cukup humoris ternyata metode yang digunakan cukup menarik yakni

dengan menyenandungkan syi‟ir-syi‟ir yang berhubungan materi tajwid atau yang

disebut dengan nazam. Gina Giftia AD menyebutkan “ salah satu faktor

rendahnya kemampuan membaca maupun menulis Al-Qur‟an disebabkan masih

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

6

banyak tenaga pendidik belum dapat menggunakan metode yang tepat dan praktis

dalam menyampaikan pelajaran baca tulis Al-Qur‟an.6

Al-Qur‟aniyyah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang

mengunggulkan pengkajian seputar Al-Qur‟an. Dimana pondok pesantren ini

memiliki mata pelajaran Al-Qur‟an yang cukup banyak, khususnya di bidang

tajwid dan Qiro‟ah. Hal ini tercermin dari kurikulum yang diterapkan di pondok

pesantren Al-Qur‟aniyyah yang hampir setiap jenjang kelasnya tak luput dari mata

pelajaran tajwid. Hal berikut juga dapat dilihat dari beberapa prestasi yang telah

dicapai oleh para santrinya dalam bidang Musabaqah Tilawatil Qur‟an (MTQ).

Dalam ajang MTQ tersebut, salah satu segi yang paling disorot dan ditekankan

oleh dewan juri ialah penilain mengenai tajwidul qiro‟ah yakni ketepatan

melafalkan huruf-huruf hijaiyah, barulah variasi nada yang menjadi daya dukung

bacaannya.

Pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah yang berada di daerah Tangerang

Selatan, didirikan oleh seorang Kiyai muda yang pernah menjadi juara pada

Musabaqah Fahmil Qur‟an se-Nasional yang diadakan di Yogyakarta pada tahun

1991, ialah Kiyai Haji Dr. Muhammad Sobron Zayyan, SQ, MA. Pendiri

sekaligus pimpinan pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah tersebut. Disamping

kecerdasannya yang menonjol beliau juga mempunyai background sebagai Qori‟,

bahkan beliau mengajar langsung tentang Naghom dan Tajwid pada kelas tinggi.

Sehingga tak heran, jika pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah sangat memfokuskan

kurikulumnya untuk mengembangkan kemampuan santrinya dalam membaca Al-

Qur‟an yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dan salah satu

pembelajaran yang menjadi ciri khas pesantren ini ialah, pada setiap mata

pelajarannya baik nahwu, shorof, tajwid dan qiro‟ah yaitu menggunakan nazam

sebagai metodenya.

Nazam, yang dalam kamus bahasa Arab-Indonesia memiliki arti yang

sama dengan al-Syi‟ru7, merupakan sebuah karya sastra ulama yang amat

6 Gina Giftia AD, “Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur‟an Melalui Metode

Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung”,

Jurnal TEKNOIF, Vol. 3, 2014, hlm. 143

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

7

bermanfaat dalam ilmu pengetahuan. Hampir dalam setiap bidang ilmu khususnya

yang berbau agama Islam biasanya ulama mengarang atau membuat nazam untuk

memudahkan pembelajarannya. Seperti yang sudah tidak asing lagi bagi kalangan

santri khususnya, bahwa nazam Alfiyah merupakan salah satu contoh nazam yang

dikarang untuk bidang nahwu, merupakan karya sastra yang digandrungi hampir

disetiap pesantren guna untuk memudahkan menghafal dan mempelajarinya. Kita

mengenal juga nazam Nihayatut Taqrib dalam bidang fiqih, begitupun dalam

bidang tajwid kita juga mengenal matan jazariyah yang mana konten atau isinya

menggunakan nazam yang memuat tentang tajwid yang dikarang oleh Syekh

Jazary dan masih banyak lainnya pada masing-masing bidang ilmu.

Penysusunan nazam yang sistematis juga dengan penyuguhan yang

menggairahkan, menjadikan nazam menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian

penutut ilmu agama Islam khususnya dipondok pesantren. Oleh karenanya

penggunaan nazam sebagai metode pembelajaran tajwid diharapkan mampu

memaksimalkan materi yang akan diserap oleh santri/siswa. Dengan terserapnya

materi tajwid dengan baik maka diharapkan akan berimplikasi pada bacaan

Qur‟an yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah tajwid. Oleh karenanya

peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan akibat

penggunaan Nazam Jazariyah sebagai metode pembelajarannya terhadap bacaan

Qur‟an . Maka dari itu penelitian ini diberi judul “PENGARUH PENGGUNAAN

NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN AL-QUR‟AN

SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-QUR‟ANIYYAH TANGERANG

SELATAN”.

Untuk menguatkan keabsahan penelitian ini maka peneliti mencantumkan

suatu penelitian yang berhubuhngan dengan judul penelitin yang dsusun oleh

Yuni Amri Priyanti mahasiswi (IAIN) Purwokerto pada tahun 2016 dengan judul

skripsinya “HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN ILMU TAJWID

DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENGHAFAL AL-QUR‟AN

7 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progresif-IKAPI,

1997), Cet., ke-14 hlm. 1435

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

8

SURATAN PENDEK SISWA DI MI MAARIF NU RAWALO KABUPATEN

BANYUMAS”, dan skripsi yang ditulis oleh Muh Ali Jurusan Tarbiyah Program

Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga pada tahun 2012 dengan judul

“HUBUNGAN PENGUASAAN ILMU TAJWID DENGAN KEMAMPUAN

PRAKTIK MEMBACA AL-QURAN SISWA SD NEGERI KANDANGAN 04

BAWEN TAHUN AJARAN 2011-2012” dimana pada kesimpulannya kedua

penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penguasaan ilmu

tajwid dengan kemampuan membaca dan dengan taraf signifikan. Persamaan

keuda penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis sebenarnya

sangat mirip, sedikit perbedaannya hanya terletak pada variabel X, jika penelitian

diatas menghubungkan langsung antara kemampuan tajwid dengan kemampuan

membaca Al-Qur‟an namun dalam penelitian yang akan diteliti

mendayadukungkan kemampuan tajwid dengan metode nazam.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa disiplin ilmu tajwid merupakan

ilmu yang penting untuk dikaji dan berbagai upaya telah dilaksanakan dalam

rangka memudahkan pembelajarannya guna mempengaruhi terhadap bacaan

Qur‟an, sebab dengan mudahnya tajwid dipelajari maka materinya akan semakin

mudah diserap dengan mudahnya materi diserap diharapkan bacaan Qur‟an siswa

atau santri akan bagus sesuai ketentuan ilmu tajwid.

B. Identifikasi Masalah

Setelah meninjau latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat

teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyak orang yang belum lancar membaca Al-Qur‟an sesuai dengan

kaidah ilmu tajwid

2. Masih banyak dikalangan pelajar khususnya sulit mempelajari ilmu tajwid

3. Terdapat beberapa cara mempelajari ilmu tajwid namun sulit dipahami dan

diingat

C. Pembatasan Masalah

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesn belajar santri.

Entah dari kemampuan pedagogig gurunya, kesempurnaan fasilitasnya,

maupun susananya yang mungkin cukup kondusif, namun untuk memfokuskan

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

9

dan memperdalam kajian dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan

masalah yang akan diteliti. Dari masalah yang telah diidentifikasi maka peneliti

memfokuskan penelitian ini pada pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan

nazam jazariyah pada santri kelas 3 SMP saja atau kelas 3 pondok, dengan

acuan yakni hasil tes bacaan Qur‟an santri dalam bentuk skor yang menjadi

respresentasi keberhasilan santri dalam pembelajaran tajwid, juga karena

nazam Jazariyah ini hanya digunakan pada santri di jenjang kelas 3 SMP.

Maka untuk memaksimalkan penelitia, peneliti menjadikan kelas 1 SMA atau

kelas 4 pondok sebagi objek kajian. Alasan peneliti adalah sebab pada kelas 1

SMA atau kelas 4 pondok para santri telah mendapatkan treatment

pembelajaran dengan menggunakan nazam, dan mereka belum terlampau jauh

melewati masa-masa pembelajaran dengan nazam sehingga dapat dipastikan

ke-validitasannya bisa dipercaya. Dan dengan rician pembatasan masalah

sebagai beriktu :

1. Nazam

Nazam yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah nazam

yang berkaitan langsung dengan ilmu tajwid, dalam hal ini adalah

matan Jazariyah.

2. Santri

Yang dimaksud santri dalam penelitian ini adalah santri yang mondok

atau menetap dan menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah,

dan objek yang akan menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah santri

kelas 4 pondok atau 1 SMA IT AL-Qur‟aniyyah. Hal tersebut karena

siswa kelas 4 pondok atau kelas 1 SMA IT AL-Qur‟aniyyah telah

mendapatkan treatment pembelajaran tajwid dengan nazam matan

Jazariyah.

3. Kemampuan Bacaan Qur‟an

Kemampuan bacaan Qur‟an yang dimaksud disini adalah kemahiran

bacaan Qur‟an santri pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah kelas 1 SMA

atau 4 Pondok yang telah mendapatkan treatment dengan nazam

Jazariyah.

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

10

D. Perumusan Masalah

Dari paparan yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

“Bagaimana pengaruh dari penggunaan nazam Jazariyah terhadap

kemampuan bacaan Qur‟an santri di Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

a. Menggali lebih dalam tentang pembelajaran tajwid dengan

menggunakan Nazam di Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah

b. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan Nazam

Jazariyah terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri di Pondok

Pesantren Al-Qur‟aniyyah

c. Mengetahui seberapa ampuh Nazam digunakan sebagai metode

pembelajaran tajwid

2. Kegunaan Penelitian

Ada beberapa hal yang mendasar penulis mengangat tema ini, yakni fungsi

ataupun kegunaan yang penulis anggap penting dan bermanfaat. Diantara

kegunaan ataupun manfaat diadakannya penelitian ini adalah :

a. Guna mendapatkan informasi tentang Nazam lebih mendalam, karena

masih banyak yang menyamakan Nazam dengan Syair (Arab).

b. Menjadi bahan referensi untuk memperbaiki atau mempertahankan

metode Nazaman dalam pembelajaran tajwid .

c. Mengetahui apakah tradisi Nazaman dikalangan santri khususnya di

Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah menjadi daya tarik tersendiri dalam

menambah motivasi belajar santri.

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kemampuan Bacaan Qur’an

1. Kemampuan Bacaan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, bisa,

sanggup melakukan sesuatu. Lalu mendapatkan imbuhan ke-an

menjadi kemampuan, yang berarti kesanggupan, kecakapan,

kekuatan.1 Sedangkan menurut Menurut Robbins, kemampuan adalah

suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam

suatu pekerjaan.2 Menurut Ramayulis yang ia kutip dari gordon

kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.3

Sedangkan bacaan berasal dari kata baca yang kemudian

mendapat akhiran –an sehingga jika baca memiliki arti melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis, namun setelah mendapatkan

akhiran –an (baca;an) maka artinya menjadi sesuatu yang dibaca

seperti buku dan sebagainya, dan yang kedua ialah cara membaca.

Dan arti yang tepat untuk mewakili bacaan disini ialah cara membaca,

sebab yang akan diukur pada penelitian ini adalah kemampuan cara

membaca Al-Qur‟an santri.

Membaca adalah perbuatan yang dilakukan dengan sadar dan

bertujuan.4 Menurut Rahayu S. Hidayat membaca adalah melihat dan

memahami tulisan dengan melisankan atau hanya dalam hati.5

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Ed., ke-3, hlm. 707 2 Gina Giftia AD, “Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur‟an Melalui Metode

Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung”,

Jurnal TEKNOIF, Vol. 3, 2014, hlm. 144 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 83

4 Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gambitan Pendidikan, (Diponegoro: Bandung,

1998), hlm. 23 5 Rahayu S. Hidayat, Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif, (Jakarta:

Intermasa, 1990), Cet., ke-1, hlm. 27

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

12

Sedangkan Kartina De Hirset menyatakan bahwa kegiatan membaca

adalah jawaban yang berhasil terhadap bentuk visual dari bahasa.6

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kemampuan

bacaan adalah kapasitas kecakapan seseorang dalam melafalkan

huruf-huruf yang terekam pada tulisan sebagi respresentasi dari

keberhasilan visual bahasa.

2. Qur’an/ Al-Qur’an

Al-Qur‟an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca.

Kata Al-Qur‟an diambil dari kata masdar yang berasal dari kata قرأ–

قرآن -يقرأ yang kemudian diartikan menurut kata isim maf‟ul yakni

maqru (مقروء) yang berarti dibaca.

Al-Qur‟an menurut istilah ialah7 :

المعجز، كلم اهلل ، بواسطة المي زل علىن ال جبيل عليو خات النبياء و المرسلي

نا المن قول السلم المكتوب ف المصاحف، المبدوء ،المت عبد بتلوتو ،بالت واتر إلي الناس بسورة الفاتة، ومتتم بسورة

“Firman Allah yang mengandung mukjizat, yang diturunkan

kepada penutup para Nabi dan Rasul yakni Nabi Muhammad SAW

dengan perantaraan malaikat Jibril AS yang termaktub pada mushaf-

mushaf, yang diriwayatkan secara mutawattir, yang dianggap ibadah

dengan membacanya, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan

diakhiri dengan surah an-Nas”.

Al-Qur‟an merupakan sebuah nama bagi titah atau firman

Allah yang terkahir yang Allah turunkan kepada penutup para Nabi

6 Gina Giftia AD, “Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur‟an Melalui Metode

Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung”,

Jurnal TEKNOIF, Vol. 3, 2014, hlm. 144 7 Muhammad Ali al-Shabuni, al-Tibyan Fi „Ulumi Al-Qur‟an, (Mekkah: Dar al-Kitab al-

Islamiyyah, 2003), Cet., ke- 1, hlm. 8

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

13

dan Rasul yakni kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ada banyak nama

yang diberikan kepada kitab terkahir ini diantaranya adalah al-Furqan

(surah Al-Furqon: 1), at-Tanzil (surah As-Syu‟ara: 192-193), ad-Dzikr

(surah Al-Hijr: 9), al-Kitab (surah Ad-Dukhan: 1-3), dan masih banyak

lainnya. Penamaan Al-Qur‟an ini berdasarkan firman Allah surah Qaf

ayat 1 dan Al-Isra‟ ayat 98.

“Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia”. (QS. Qaf ayat 1)

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada

(jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-

orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada

pahala yang besar” (QS. Al-Isra‟ ayat 9)

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa Al-Qur‟an

menurut bahasa ialah bacaan, sehingga untuk kunci untuk

menyelaminya ialah dengan membacanya. Dan membaca Al-Qur‟an

memerlukan bekal agar terhindar dari kesalahan-kesalahan pengucapan

kalimat Al-Qur‟an, ialah ilmu tajwid yang menjadi kunci agar bacaan

Al-Qur‟an baik dan benar.

Al-Qur‟an ini diturunkan dalam bahasa Arab, dan menjadi

bahasa pemersatu umat Islam diseluruh dunia. Sebab dimanapun Al-

8 Muhammad Ali al-Shabuni, al-Tibyan Fi „Ulumi Al-Qur‟an, (Mekkah: Dar al-Kitab al-

Islamiyyah, 2003), Cet., ke- 1, hlm. 11

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

14

Qur‟an berada Ia tetap menggunakan bahasa Arab. Berbeda dengan

kitab samawi lainnya, dimana kitab samawi lainnya ditulis dan disalin

ulang berdasarkan bahasa bangsa atau kaumnya. Hal ini menjadi bukti

keontetikkan Al-Qur‟an, Ia disampaikan dengan mutawattir dan

dengan bahasa yang sama yakni bahasa Arab. Dimana mengenai

keontentikan Allah firmankan dalam surah Al-Hijr ayat 9:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr ayat 9)

Meskipun menggunakan bahasa Arab, namun tidak serta merta

kita berasumsi bahwa orang arab lah yang palng mengerti dan mahir

dalam Al-Qur‟an. Sebab Al-Qur‟an berbeda dengan dialektika Arab

pada umumnya, pelafalan-pelafalan ayat Al-Qur‟an mempunyai

hukum tersendiri seperti izhar, idgham, iqlab, ikhfa dan lain-lain yang

itu semua kita dapati saat kita mempelajari ilmu tajwid. Salah satu

contoh dialektika Arab pada biasanya berbeda dengan Al-Qur‟an yakni

:

Saat kita melafalkan kata “ أنت” dalam percakapan bahasa

Arab biasa maka kita membaca jelas huruf nun mati tersebut atau apa

adanya, namun saat melafalkan kata “ أنت” dalam ayat Al-Qur‟an

maka kita membaca huruf nun mati tersebut dengan samar dan

dengung, dalam kaidah ilmu tajwid disebut dengan Ikhfa.

Hal ini menunjukkan keadilan Allah SWT bahwa meskipun Al-

Qur‟an menggunakan bahasa Arab namun semua orang yang

bersyahadat Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad adalah

utusanNya, maka mempelajari Tajwidul Qiro‟ah adalah wajib,

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

15

mempelajari ilmu Tajwid itu sendiri adalah fardhu kifayah. Semua

orang yang ingin menggali dan memahami kalam-kalam Allah maka

haruslah ia terlebih dahulu mahir dalam membacanya. Jika sudah

membacanya dengan baik dengan benar maka diharapkan umat

muslim dapat mengambil pelajaran didalamnya sebab Al-Qur‟an

adalah muara ilmu, dan Al-Qur‟an adalah kebenaran yang absolut

sehingga kebenaran ajaran dan ilmu didalamnya tidak diragukan lagi.

Sebagian ulama berpendapat bahwa “barangsiapa yang

mengambil wirid atau wirid asmaul husna dari Al-Qur‟an, maka wajib

bagi orang tersebut membenarkan makhraj dan sifat hurufnya, tidak

akan membawa dampak baik dari bacaan (wiridan) dan tidak akan

terkabul apa yang dimintanya kecuali ia membaguskan dan

membenarkan makhraj dan sifat huruf. Karena tidak akan

mendapatkan keistimewaan dan rahasia-rahasia Al-Qur‟an kecuali

telah benar maknanya, dan makna tersebut akan benar dengan

benarnya pengucapan huruf (hijaiyah), dan huruf tersebut tidak akan

benar diucapkan kecuali sesuai dengan makhraj dan sifat hurufnya”.9

Jika wirid saja yang urgensinya tidak seperti membaca Al-Qur‟an pada

umumnya maka membaca Al-Qur‟an dengan maksud hanya membaca

saja bahkan ketika sholat maka dapat disimpulkan bahwa sangatlah

wajib membacanya dengan kesesuaian makhraj dan keteraturan sifat

huruf-huruf hijaiyah. Oleh karenanya sangatlah penting mempelajari

ilmu tajwid sebagai bekal membaca Al-Qur‟an, sebab membacanya

merupakan gerbang awal memahaminya yang kemudian kita harapkan

dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab Al-Qur‟an

merupakan pedoman bagi seluruh umat manusia tidak terkecuali non-

muslim, namun Al-Qur‟an hanya menjamin kebahagiaan bagi mereka

yang beriman dan mengikuti ajaran yang Allah perintahkan dalam Al-

Qur‟an. Hal ini tercermin dalam surah Al-Isra‟ ayat 9.

9 Muhammad bin Ali bin Khalaf al-Husaini al-Haddad, Qaulu al-Sadid Fi Bayani Hukmi

al-Tajwid, (Damasq: Dar al-gautsany li al-Dirasatil al-Qur‟aniyyah, tt), hlm. 37.

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

16

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada

(jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-

orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada

pahala yang besar” (QS. Al-Isra‟ ayat 9)

Dengan demikian yang dimaksud dengan kemampuan bacaan

Qur‟an ialah kapasitas kecakapan seseorang dalam melafalkan huruf-

huruf hijaiyah yang termaktub pada tulisan sebagai respresentasi dari

keberhasilan terhadap bentuk visual bahasa Qur‟an.

3. Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Bacaan Al-Qur’an

Secara umum atau secara garis besar faktor yang

mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur‟an ada 2 yakni10

:

1. Faktor Internal, terdiri atas faktor fisiologis umum dan panca

indera, serta faktor psikologis seperti minat, bakat, motivasi, dan

kecerdasan/IQ. Dengan rincian sebagai berikut :

a. Minat, yakni merupakan kecendrungan yang tetap untuk

memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.11

Karena

minat merupakan suatu yang mampu membangkitkan semangat

dan motivasi untuk belajar. Adanya minat yang besar untuk

belajar membaca Al-Qur‟an dan kesiapan peserta didik

terhadap pelajaran maka akan mempengaruhi proses dari

pembelajaran tersebut, yang nantinya diharapkan

10

Maidir Harun & Dasrizal, Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Al-Qur‟an Pada

Siswa SMA, (Jakarta: Balitbang & Diklat Depag RI, 2008), Cet., ke- 1, hlm. 13 11

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada, 2006), hlm. 130

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

17

kemaksimalan daya serap siswa. Minat belajar membaca Al-

Qur‟an dapat timbul dari berbagai sumber antara lain dari

perkembangan insting, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh

lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan

sebagainya.

b. Bakat, bakat ialah kecakapan potensial yang bersifat khusus,

yaitu hanya khusus dalam suatu bidang tertentu.12

Meskipun

banyak yang memperselisihkan apakah bakat itu merupakan

sesuatu yang bersifat natural (alami) atau sesuatu yang dapat di

pelajari. Namun bakat menjadi sesuatu yang sangat

berpengaruh pada skill yang akan didalami. Sebab dengan

bakat, artinya seseorang tidak mengalami kesulitan besar

terhadap sesuatu yang ia cita-citakan dengan catatan sesuatu

tersebut sesuai dengan bakatnya. Namun nampaknya dalam

mempelajari bacaan Al-Qur‟an, tidak ber-bakat bukanlah

menjadi alasan yang berarti untuk menyerah dalam

memfasihkan ayat-ayat Qur‟an. Sebab jika Al-Qur‟an hanya

dapat dibaca oleh orang-orang yang berbakat dibidang

linguistik maka Allah tidak akan menjadikan Al-Qur‟an

sebagai pedoman dan mediasi bercakap kepadaNya.

c. Motivasi, menurut Clayton Aldelfer dalam Nashar motivasi

adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar

yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi bacaan

qur‟an santrisebaik mungkin.13

Mc Donald dalam Oemar

Hamalik mendefinisikan motivasi adakah perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.14

Sederhananya

12

Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2005), hlm. 101 13

Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampua awal dalam Kegiatan Pembelajaran, (Jakarta:

Delia Press, 2004), hlm. 42 14

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1992), hlm.

158

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

18

bahwa motivasi adalah dorongan yang mengakibatkan

perubahan. Dalam hal ini motivasi yang mempengaruhi

kemampuan dan kehandalan bacaan Qur‟an santri bisa saja

dari berbagai hal, entah dorongan dari diri sendiri atau

dorongan dari luar yang membuatnya tergerak untuk

memperbaiki bacaan Qur‟an. Namun motivasi adalah yang

sangat penting dalam kehidupan.

d. Kecerdasan/IQ, Menurut W. Stem dalam Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono mengemukakan intelegensi adalah suatu

daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan

tepat di dalam situasi yang baru.15

Kecerdasan memang sangat

penting dalam belajar, karena kecerdasan mempengaruhi alur

pembelajaran. Sebab bisa saja anak yang kurang kurang cerdas

atau lamban menyerap materi akan tertinggal pelajaran dan

akhirnya bisa saja mempengaruhi psikologisnya. Dengan

mengikuti alur pembelajaran dengan baik, maka materi

terserap dengan sempurna, dengan terserapnya materi dengan

sempurna, maka diharapkan siswa atau santri dapat

mengaplikasnnya dengan baik, seperti kehandalan siswa dalam

ilmu tajwid akan mempengaruhi kualitas bacaan Qur‟an santri.

2. Faktor Eksternal, terdiri dari lingkungan (sosial dan non sosial),

dan instrumental seperti kurikulum, program, sarana atau fasilitas

serta guru.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yakni layaknya peran seorang guru, para

tenaga kependidikan seperti kepala sekolah dan jajarannya

serta teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat

belajar seorang siswa. Peran guru selalu menunjukan sikap dan

prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang

15

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

hlm. 32

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

19

baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin

membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong positif

bagi kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di

sekitar perkamungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di

lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak

penganggur, misalnya akan sangat mempengaruhi aktivitas

belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan

kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau diskusi atau

meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum

dimilikinya.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga, dan dampak demografi keluarga (letak rumah),

semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap

kegiatan belajar dan hasil yang akan dicapai oleh siswa. Contoh

: kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola

keluarga (family management practices) yang keliru, seperti

kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat

menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan

saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung

berprilaku menyimpang, terutama perilaku menyimpang yang

berat seperti antisosial.16

b. Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar

16

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.

135

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

20

yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Contoh : kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta

perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana

umum untuk kegiatan remaja (lapangan voli dll) akan

mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang

sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan

perkampungan seperti ini jelas berpengaruh buruk terhadap

kegiatan belajar siswa.17

c. Kurikulum

Salah satu perangkat pembelajaran yang sangat penting

ialah kurikulum. Bagaimana tidak, ia bagaikan rel bagi sebuah

perjalanan pembelajaran, ia merupakan pangkal dari sebuah

adanya kegiatan belajar mengajar, maka tidak salah jika Tyler

dan Taba menyatakan bahwa kurikulum adalah a plan for

achieving goals18

(rencana untuk mencapai kesuksesan), bahwa

kegiatan belajar mengajar haruslah direncanakan, dan disadari

betul tentang penyelengaraannya.

Selain definisi kurikulum sebagai perencaanan, masih

banyak lagi definisi yang derikan untuk kurikulum, diantaranya

ialah yang mengartikan kurikulum sebagai mata pelajaran,

pengalaman maupun program. Namun wina sanjaya dalam

kurikulum dan pembelajaran menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan kurikulum ialah dokumen perencanaan yang

berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan

pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan

cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk

mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta

implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk

17

Ibid., hlm. 135 18

Allan C. Ornstein & Francis P. Hunkins, Curriculum; Foundation, Principles, And

Issues, (Boston: Pearson, 2009), Ed. Ke-5, hlm. 10

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

21

nyata.19

Adanya kurikulum ini sangat menopang kesuksesan

belajar dan pembelajaran sebab ia mempunyai peran dan fungsi

sebagai berikut.

1) Peran Kurikulum

a) Peranan Konservatif

b) Peran Kreatif

c) Peran Kritis Dan Evaluatif

2) Fungsi Kurikulum

a) Fungsi Pendidikan Umum

b) Suplementasi

c) Eksplorasi

d) Keahlian

d. Sarana atau Fasilitas

Dewasa ini pengertian alat-alat pendidikan sudah

berkembang sesuai dengan majunya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dahulu hanya mengenal sebatas apa yang dapat

dipergunakan dalam proses belajar mengajar saja. Tetapi

sekarang orang mengenalnya dengan istilah media pendidikan

dan alat peraga, misalnya papan tulis, radio, film atau gambar

hidup, televisi pendidikan dan sebagainya. Hal yang demikian

sering disebut Audio Visual, yaitu mencakup segala alat yang

dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.

Muhibin Syah dalam Psikologi Pendidikan menyatakan

“Guru yang menguasai metode mengajar dan mempunyai

dedikasi yang tinggi (terpanggil untuk mengajar) akan lebih

lancar dalam pengajaran apabila dilengkapi dengan alat atau

sarana pengajaran yang cukup memadai”.20

Alat yang dimaksud diantaranya adalah:

19

Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2013), Ed. Ke-5, hlm. 9 20

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.

135

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

22

a) Alat-alat lama yang masih dapat digunakan, papan tulis,

kapur, buku tulis, bangku belajar, buku pelajaran al-

Qur‟an dan hadits.

b) Alat-alat baru yang diusahakan: seperti kaset, alat

peraga huruf hijaiyah, OHP (Over Head Proyektor).

c) Alat-alat administrasi; seperti buku absent, buku hasil

evaluasi dan lain-lain.

Demikian juga sarana penunjang dalam mempermudah

pencapaian tujuan pendidikan atau belajar Al-Qur‟an seperti

kitab suci Al-Qur‟an, ruang belajar yang lengkap dengan meja

kursi serta lampu penerang perpustakaan dan sebagainya.

e. Guru

Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 14 tahun

2005 BAB I pasal 1 menyebutkan bahwa “Guru merupakan

pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.21

Tugas tersebut

akan lebih efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas

tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran,

kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu

atau norma etik tertentu.

Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara

metodologi pembelajaran dan keilmuan. Tautan antara

keduanya tercermin dalam kinerjanya selama transformasi

pengetahuan.

Pada konteks transformasi pembelajaran ilmiah, guru

harus memiliki kompetensi mengelola semua sumber daya

21

Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru &

Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet., ke-2, hlm. 3

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

23

kelas, seperti ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana

kelas, siswa, dan interaksi sinerginya. Di sini lah esensi bahwa

guru harus kompeten di bidang manajemen kelas atau lebih

luas lagi disebut sebagai manajemen pembelajaran.22

Adapun untuk menjadi seorang guru yang professional.

Dalam upaya menampilkan diri sebagai sosok yang dapat

diteladani, guru professional akan selalu memperhatikan dan

mengembangkan kompetensi yang harus menjadi bagian dari

kekuatan dirinya.

UU RI No. 14 tahun 2005 BAB IV pasal 10 tentang guru

menyebutkan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.23

Dengan rincian kompetensi sebagai berikut :

a) Kompetensi Pedagogik :

(1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, spiritual, social, kultural, emosional, dan

intelektual.

(2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

(3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran yang diampu.

(4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

(6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

22

Sudarman Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung : Alfabeta, 2013),

hlm. 17 23

Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru &

Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet., ke-2, hlm. 9

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

24

(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik.

(8) Menyelenggarakan pendidikan evaluasi proses dan hasil

belajar.

(9) Memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan

pembelajaran.

(10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.

b) Kompetensi Kepribadian

(1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,

dan kebudayaan nasional Indonesia.

(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

(3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa.

(4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

(5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.24

c) Kompetensi sosial.25

Kompetensi sosial yang harus dikuasai seorang

guru/pendidik adalah sebagai berikut :

(1) Bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,

latar belakang keluarga dan status social ekonomi.

(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua,

dan masyarakat.

24

Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Refika Aditama, 2014),

hlm. 96 25

Achjar Chalil dan Hudaya Latuconsina, Pembelajaran Berbasis Fitrah, (Jakarta : PT

Balai Pustaka, 2009), hlm. 98

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

25

(3) Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah

republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial

budaya.

(4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan

profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

d) Kompetensi Profesional

(a) Menguasai materi, sturktur, konsep, dan pola piker

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

(b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu.

(c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif.

(d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif.

(e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.26

Dan adapun ciri-ciri guru yang mampu menghantarkan

dirinya sebagai sosok professional dengan ciri-ciri berikut ini :

1) Memiliki wawasan masa depan secara tepat.

2) Meningkatkan diri melalui pendidikan dan pelatihan.

3) Mampu mengatasi hambatan yang dihadapi.

4) Memiliki sejumlah gagasan dan mampu

mengutarakannya.

5) Mampu melengkapi kekurangan yang dihadapi.

6) Bergairah dalam melakukan berbagai kegiatan.

7) Senantiasa melakukan penilaian.

8) Memiliki harapan.27

26

Cucu Suhana, op.cit, hlm. 97 27

Ibid, hlm.101-102

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

26

Selain memiliki empat kompetensi, guru juga harus

memiliki kreativitas yang tinggi dalam mengajar. Kreativitas itu

sendiri adalah prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu

yang baru berdasarkan bahan, informasi, data, atau elemen-elemen

yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan

bermanfaat. 28

Jadi, guru yang memiliki kreativitas. Akan membuat

suasana kelas menjadi aktif dan tidak menimbulkan kejenuhan

pada peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

B. Nazam Jazariyah

Nazam Jazariyah adalah nazam yang membahas disilpin ilmu tajwid

yang dikarang oleh Imam Jazary yang bernama asli Muhammad bin

Muhammad bin Muhammad bin `Ali bin Yusuf Al-Jazari29

As-Syafi‟i30

yang terkenal dengan sebutan Ibnu al-Jazary. Beliau diberi gelar dengan

nama Abu al-Khair.

Beliau lahir pada malam Sabtu 25 Ramadhan 751 Hijriah di Dimasyq,

Syam setelah ibunya melaksanakan shalat tarawih. Beliau menghatamkan

hafalan Al-Qur‟an pada umur 14 tahun. Beliau juga seorang ulama yang

sangat berkompeten pada beberapa bidang seperti hadits, tafsir, fiqh, usul

fiqh, tauhid, tasawuf, nahwu, sorof, balaghah dan lain-lain.31

Namun

kecenderungan beliau pada bidang tajwid dan qiro‟at membuat beliau

lebih masyhur dengan pakar tajwid dan qiro‟ah dibanding disiplin ilmu

yang lain.

Beliau adalah orang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan yang

telah mengembara ke berbagai penjuru negeri, diantaranya ialah Mesir,

Hijaz dan Bashrah. Berkat kecerdasan dan ke‟alimannya beliau diberikan

28

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz

Media, 2016), hlm. 103 29

Mahmud Muhammad Abdul Mun‟im Al-Abdi, al-Raudatu al-Nadiyyah Syarah Matan

Jazariyyah, (Mesir : Maktabah Al-Azhar li Al-Turats, 2001), hlm. 7 30

Ibnu Al-Jazary, Matan Jazariyah, (Surabaya: Balai Buku, tt), hlm. 2 31

Aiman Rusydi Suaid, Mandhzumat al-Muqaddimah, (Makkah: Dar Nur al-Maktabah,

2006), Cet., ke-4, hlm. III-V

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

27

izin oleh beberapa ulama besar yakni Syekh Abu Al-Fida Ismail bin Katsir

atau yang masyhur dengan sebutan Ibnu Katsir, juga oleh Syekh al-

Qazwiny dan Syekh Al-Bulqiny. Selain nazam jazariyah beliau memiliki

beberapa karya lain juga pada bidang lain diantaranya ialah an-Nasyr fi

Qiro‟at al-„Asyr yang kemudian dibuatkan nazam juga oleh beliau sendiri

dengan nama kitabnya Tayyibat an-Nasyr, dan Nazam Durrat al-

Mudiyyah, Ghayatu al-Mahara fi Ziayadati ala al-„Asyr yang kesemuanya

membahas bidang tajwid dan qiro‟ah. Kemudian pada bidang nahwu al-

Jauharatu fi Nahwi dan lain sebagainya.32

Nazam jazariyah ini teridiri dari 109 bait dengan menggunakan pola

bahar rajaz. Dimana bahar rajaz ini memiliki rumus dengan ta‟filah yakni

mustaf‟ilun ( مست فعلن) pada umumnya dan mempunyai enam bagian

ta‟filah, namun karena bahar rajaz juga terkadang mempunyai perubahan-

perubahan maka rumusan ta‟filahnya menjadi beberapa macam yakni

(مفاعلن ( ,)لن مفعو ,) ,(مست فعلن ) (فعلت ( ,)ف عولن ( ,)مفتعلن ) hal ini terjadi karena

adanya pembuangan huruf yang diperbolehkan pada tiap-tiap bagian

ta‟filahnya sehingga banyak kemasukan „illat, zihaf, masythur, manhuk,

dan majzu‟, disamping itu bahar inilah yang paling banyak mengalami

perubahan. dan bait pada nazam dibagi menjadi dua bagian yang di sebut

dengan “Syatar”. Syatar yang pertama dinamakan “Shadar” dan yang

kedua dinamakan “Ajuz”. Shadar tersebut dibagi lagi menjadi 2 (dua)

bagian, yaitu hasywu dan „arudh, sedangkan „Ajuz tersebut dibagi menjadi

2 (dua) bagian, yakni hasywu dan dharab33

, seperti bait yang terdapat

dalam Kitab nazam Jazariyah pada bab sifat huruf :

الصدر العجز

ة والضد قل ح مصمت ت من ف و مستفل # صفات ها جهر ورخ قل ضضدد و فتحن مصمتت من # مستفل ون ورخ ن جهر صفات ها

32

Ibid., hlm. III-V 33

Emil Badi‟ Ya‟kub, a-Mu‟jam al-Mufasshal Fi „Ilmi Al Arudh wa Al Qafiyah wa Funun

al-Syi‟r, (Beirut: Dar Kitab al „Alamiyyah, 1991), hlm. 170

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

28

O// O/ O/ O/// O/ O/// O/ # O// O/ O/ O// O/O/ O//O// مفاعلن مست فعلن مست فعلن # مفتعلن مفتعلن مست فعلن

العروض احلشو الضرب احلشو

Bait tersebut mencerminkan bahwa dalam bab sifat huruf jenis baitnya

adalah bait al-muqaffa, artinya sesuai antara „arudh dengan dharab

walaupun hasywunya tidak mempunyai jenis ta‟filah yang merata, dengan

„arudh dan dharab yang shohih (mengikuti wazan awal yakni (. ن مست فعل

Dan qofiyah pada bait tersebut adalah qofiyah jenis al-Mutadarak, yakni

apabila qafiyah yang diakhirnya terdapat dua huruf yang berharakat dan

setelahnya adalah satu huruf yang sukun, seperti:

ج ذع ا ه ي ف ي ال ي ت ن ي O//O/O/ O//O/O/

مستفعلن مستفعلن

dinamakan al-mutadarak karena harokatnya saling menjaga34

. Dan

untuk memprediksi akan kesemua „arudh dan Dharab pada nazam

jazariyah ini akan memakan waktu yang cukup lama, maka dari itu

penulis hanya merincikan sekelumit dari potongan nazam jazariyyah saja.

Sebab nanti akan kita temukan akan arudh dan dharab yang berbeda

seperti yang masuk pada golongan syadz (keluar dari kaidah). Namun

yang pasti dapat diketahui dari nazam ini adalah polanya yang

membentuk pola bahar rajaz.

Nazam jazariyah ini memiliki 15 bab yang masing-masing babnya

tidak memiliki jumlah nazam yang sama, dan 15 bab yang dimaksud

adalah 1) bab makharijul huruf, 2) bab sifat-sifat huruf, 3) bab tajwid, 4)

bab tafkhim dan tarqiq, 5) bab tanbihat, 6) bab mutamatsilain,

mutajanisain, mutaqaribain, dan mutabadi‟ain, 7) bab dhad dan dhza, 8)

bab nun dan mim yang bertasydid dan mim sukun, 9) bab nun sukun dan

34

Said Mahmud „Uqail, Dalilu Fi al-Arudh, (Beirut: „Alahu al-Kutub, 1999), Cet., Ke- 1,

hlm. 22-23

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

29

tanwin, 10) bab mad, 11) bab waqaf, ibtida, saktah, dan qatha‟, 12) bab

ma‟rifatul maqthu‟ dan maushul, 13) bab ta‟ats, 14) bab hamzah washal,

15) bab raum dan isymam.

1. Definisi Nazam

Nazam menurut etimologi berarti “menyusun”, Secara epistimologi

naẓam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam kamus ilmiah

populer diartikan sebagai syair; pantun atau puisi dua belas baris

berima dua-dua dan empat-empat, mengkisahkan loyalitas hamba

sahaya.35

Dalam KBBI tersebut bahwa kita lihat ada kemiripan

tentang pengertian Nazam dengan sya‟ir, sebab saat kita mencari kata

nazam dalam bahasa Indonesia maka keluar juga kata “al-Syi‟ru”36

.

Dan dalam beberapa litertur berbahsa Arab pun mengenai terminologi

atau ta‟rifatnya bagi nazam ini ada yang menyamakannya (muradif)

dengan syair, diantaranya ialah yang diterangkan oleh Emil Badi‟

Ya‟kub bahwa nazam ialah :

الكلم الموزون المقفى

“Suatu kalimat yang mempunyai irama dan sajak”

Namun ia menambahkan definisi diatas dengan keterangan “seni

karangan, dimana banyak dari sebagian kritikus (sastra)

menerjemahkan bahwa nazam bukanlah (tidak sama dengan) sya‟ir

apabila tidak memenuhi syarat-syarat sya‟ir, seperti khayalan,

perasaan, dan lainnya yang menjadi batasan bagi sya‟ir kecuali

wazan”. Beliau menjelaskan bahwa biasanya sya‟ir penuh dengan

perasaan yang hidup, perasaan yang menyentuh, kemudian sya‟ir

tersebut mempengaruhi atau berdampak pula pada perasaan kita.

Karena sya‟ir timbulnya dari hati, dan tempat terjadinya ialah juga di

35

Pius Partanto dan M Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Aloka, 2001), hlm,

520. 36

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir-, (Surabaya : Pustaka Progresif-

IKAPI, 1997), Cet., ke-14, hlm. 1435.

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

30

dalam hati -hal ini selaras dengan pengertian sya‟ir yang mengandung

daya hayal dan imajinasi. Pada pengertian syair terdapat kata imajinasi

(khayal), dimana khayal adalah daya bayang, daya fantasi, tetapi

bukan lamunan.37

Khayalan juga merupakan ungkapan jiwa atau batin

seorang penyair yang dituangkan dalam bentuk susunan kalimat

syair.38

Sedangkan nazam dibuat kecuali hanya dengan menjaga

wazan, dan peristiwa, seperti teraturnya ikatan manik-manik pada

kawat, tanpa adanya ruh dan kehidupan.39

Ungkapan tersebut mungkin

saja menjelaskan tentang keteraturan diksi pada nazam hanya

keteraturan semata, tidak berpengaruh atau berdampak pada perasaan.

Dengan kata lain secara singkat bahwa syair dan nazam memiliki

kesamaan tentang pengertiannya, namun memiliki perbedaan dari segi

maksud atau tujuannya.

Menurut Fahmi Basyaiban naẓam itu mensyairkan ilmu

pengetahuan menjadi sebuah bait syair dan pembacaannya

menggunakan irama tertentu.40

Sedangkan Syair menurut Ibnu Rasyiq ialah : “Sesungguhnya syi‟r

terdiri dari empat hal, yaitu lafadz, wazan, makna dan qafiah. Ini

batasan syi‟r, karena ada sebuah ungkapan yang berirama dan

berqafiah tetapi tidak dapat dikatakan syi‟r, karena tidak dibuat-buat

dan tidak dimaksud syi‟r seperti Al-Qur‟an dan Hadits nabi.”41

Khairrurijal Fahmi dan Nuruddin mendifinisikan syair ialah

“perkataan yang memiliki wazan (musikalitas) dan qafiyah (sajak)

37

Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab; Pengantar Teori dan Terapan, (Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media, 2006), hlm. 48 38

Mas‟an Hamid, Ilmu Arudh Dan Qawafi, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), hlm. 42 39

Emil Badi‟ Ya‟kub, al-Mu‟jam al-Mufasshal Fi „Ilmi al-Arudh wa al-Qafiyah wa Funun

As Syi‟r, (Beirut: Dar Kitab Al „Alamiyyah, 1991), hlm. 447 40

http://www.fahmibasyaiban.web.id/2013/01/mengenalkan-islam-dengan-nadhom.html

(Diunduh pada tanggal 08 Oktober 2017) 41

Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily, Sastra Arab dan Lintas Budaya, (Malang: UIN

Malang Press, 2008), hlm. 25

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

31

yang mengungkapkan imajinasi dan gambaran indah yang

memberikan pengaruh.42

Dan dijelaskan pula bahwa Syair ialah suatu kalimat yang sengaja

disusun dengan menggunakan irama dan sajak yang mengungkapkan

tentang khayalan atau imajinasi yang indah.43

Sehingga antara syair dan nazam keduanya sama-sama memiliki

lafadz, wazan, makna dan qafiah. Kesamaan dari bentuk lahir antara

syair dan nazam ini,yang jika kita tidak jeli dalam menelaahnya bisa

jadi terjadi kesalahpahaman dalam mengidentifikasi apakah bait itu

syair atau bait nazam.

Dengan kata lain, bahwa syair merupakan ungkapan kecerdasan

seseorang dalam mengungkapkan perasaan-perasaan, sedangkan

nazam merupakan keceradasan seseorang dalam mengungkapkan

pengetahuan-pegetahuan yang dimana keduanya memiliki ikatan

dengan wazan dan qafiyah.

Mempelajari nazam, maka kita juga akan dituntut sedikit

banyaknya mengetahui tentang aturan nada (wazan) dan rimanya

(sajak) atau sering disebut juga dengan ilmu arudh dan qafiyah. Hal

ini menjadi salah satu syarat agar nazam dapat difungsikan dengan

baik, karena jika melantunkan nazam tidak sesuai rumus yang telah

ditetapkan oleh ulama dalam nazam tersebut, maka kemungkinan

besar kita akan kesulitan untuk menyenandungkannya atau bisa

terdengar fals. Adanya nazam ini ialah menambah semangat para

pelajar dalam menuntut ilmu, karena dalam bernazam ada unsur

musikalitas didalamnya, sedangkan puisi arab (nazam) yang baik ialah

puisi yang mampu menunjukkan unsur musikalitas sehingga siapapun

yang mendengarnya akan terbawa oleh alunan irama dan ritmenya

42

Khairurrijal Fahmi dan Nuruddin, Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Syair Imam al-Syafi‟I:

Kajian Struktural Genetik, Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Prodi

Pend. Bahasa Pascasarjana Univ. Negeri Jakarta, 2014, hlm. 182 43

Mas‟an Hamid, Ilmu Arudh Dan Qawafi, (Surabaya: Alpha, 2006), hlm. 13

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

32

serta berbekas pada perasaan dan semangat para pendengarnya.44

Jika

nazam yang dilantunkan tidak sesuai rumus yang ditentukan dan

menimbulkan ke-fals-an maka tidak lagi menjadi penambah ghiroh

santri dalam mempelajari tajwid akan tetapi sebaliknya akan

mengganggu dan menghambat pembelajaran santri.

2. Unsur-unsur Nazam

Unsur-unsur yang terkandung dalam nazam sama persis dengan

syair, kecuali jika menyentuh makna dan maksud antara keduanya

maka keduanya akan terlihat berbeda.

Kesamaan unsur antara keduanya ialah keduanya harus memiliki

kalimat, wazan, sajak dan kesengajaan (kehendak) dengan penjelasan

sebagai berikut :

A. Kalimat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kalimat

adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep

pikiran dan perasaan.45

Jika kata “kalimat” diterjemahkan

kedalam Bahasa Arab maka yang muncul adalah kata “kalam”,

hal tersebut perlu diperjelas sebab jika yang dimaksud kalimat

dalam arti bahasa Indonesia kemudian kita mencari maksud

yang sama dengan kata yang sama pula Dalam bahasa Arab

maka akan terjadi kesalahpahaman definisi. Sebab yang

dimaksud “kalimat” dalam bahasa Arab adalah “kata” dan

yang dimaksud “kalimat” dalam bahasa Indonesia adalah

“rangkaian kata”, sedangkan yang dimaksud dengan

“rangkaian kata” dalam bahasa Arab ialah “kalam”.

Kalimat (kalam) menurut para ahli gramatikal Arab

(nahwu) yang dimaksud kalimat adalah rangkaian kata yang

44

Fadlil Munawwar Mansur, Perkembangan Sastra Arab Dan Teori Sastra Islam,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet., ke-1, hlm. 17 45

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Ed., ke-3, hlm. 494

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

33

memberi makna yang diucapkan dengan bahasa.46

Dan kalimat

dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua jenis, yakni kalimat

Natsar atau prosa dan kalimat syair atau puisi.

Kalimat yang digunakan dalam nazam maupun syair tidak

berbeda jauh dengan kalimat yang digunakan dalam natsar

ataupun prosa, hanya saja dalam kalimat prosa maupun natsar

tidak ada ikatan dengan wazan dan sajak, sehingga seorang

naazim dituntut kecerdasannya dalam mengolah kata dan

keteraturan diksi supaya tidak menyalahi aturan yang ada.

B. Wazan Syair/Nazam

Wazan syair atau nazam adalah urutan putusnya suara atau

disebut juga dengan ta‟filah.47

Dimana kumpulan-kumpulan

dari pada ta‟filah (bentuk wazan) akan membentuk syatar.

Syatar adalah bait atau lirik puisi. Dan dari wazan-wazan atau

ta‟filah tersebut maka dapat teridentifikasi jenis bahar. Bahar

adalah jenis dari wazan-wazan itu sendiri atau irama (musik)

yang muncul dari wazan-wazan. Dinamakan bahar karena

menyerupai bahrun (laut) yang mana jikalau kita mengambil

sesuatu dari laut itu maka ketahuilah laut itu takkan pernah

habis. Begitupun dengan wazan bahar yang takkan pernah

selesai jika menimbang kalimat syair pada wazan tersebut.48

Dan bahar bagi syair atau nazam itu ada (16) enam belas

macam, dimana masing-masing dari pada bahar tersebut

memiliki nama dan rumusnya (ta‟filahnya) sendiri.49

Dan

jumlah jenis ta‟filah yang membentuk wazan ada 10 jenis,

46

Shonhaji, Matan al-aJurumiyyah, (Jakarta: al-„Alaydrus, tt), hlm. 2 47

Ali Yunus, Auzanu al-Syi‟ru Wa Qaawafihu, (Qahira: Maktabah al-Adab, 2000), hlm. 21 48

Emil Badi‟ Ya‟kub, al-Mu‟jam al-Mufasshal Fi „Ilmi al-Arudh wa al-Qafiyah wa Funun

al-Syi‟r, (Beirut: Dar Kitab Al „Alamiyyah, 1991), hlm 164 49

Abdul „Alim Ibrahim, Shofwatu al-„Arudh, (Fijalah: Maktabah Gharib, tt), hlm. 19

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

34

yakni لن ست فعلن م ,مفاعي فاع ,فاعلتن ,مت فاعلن ,مفاعلت ,ف عولن ,

50.مست فع لن dan فاعلن ,مفعولت ,لتن

C. Sajak/Qafiyah

Sajak dalam KBBI ialah gubahan karya sastra yang sangat

mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan

bunyi, kekontrasan, maupun kesamaan.51

Ilmu persajakan

dalam bahasa Arab sering dikenal dengan ilmu Qafiyah,

dimana ilmu qafiyah ini berkonsentrasi pada akhir bait syair.

Menurut Imam Khalil yang dimaksud dengan qafiyah

adalah kata terakhir pada bait syair, yang dihitung mulai dari

huruf yang terakhir pada bait sampai dengan huruf hidup

sebelum huruf mati yang ada di antara kedua huruf hidup

tersebut.52

Dan yang dikemukakan oleh Imam Akhfasy bahwa

Qafiyah adalah kata akhir pada bait. Maka dari kedua definisi

tersebut sangat jelas bahwa yang dimaksud qafiyah ialah kata

terakhir yang terdapat pada bait yang dihitung setelah huruf

sukun pertama sampai huruf terakhir bait. Dan qafiyah terbagi

menjadi 5 bagian, yakni Al-Mutakawis, Al-Mutarakib, Al-

Mutadarak, Al-Mutawatir dan Al-Mutaradif.

53

D. Maksud/Kesengajaan

Yang dimaksud “maksud” atau “kesengajaan” disini

adalah seorang naazim (pencipta nazam) sadar betul akan

nazam yang dikarangnya dan memilikin maksud dan tujuan.

Karena nazam adalah rangkaian kata (kalimat; dalam bahasa

Arab) yang membentuk kalimat yang berirama dan memiliki

50

Abdul Aziz Atik, Ilmu al-Arudh Wa al-Qafiyah, (Beirut: Dar al-Nahdhah al-Arabiyah,

1987), hlm. 20 51

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Ed., ke-3, hlm. 979 52

Said Mahmud „Uqail, Dalilu Fi al-Arudh, (Beirut: „Alahu al-Kutub, 1999), Cet., ke- 1,

hlm. 22 53

Ibid., hlm. 22-23

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

35

rima, sedangkan yang dimaksud “kalimat” (kalam) ialah

lafadz yang tersusun yang berfaidah dan disengaja.54

Sehingga

bila seorang naazim mencipta nazam dalam keadaan tidak

sadar, entah mabuk, tidur, gila dan lain sebagainya, maka batal

lah satu unsur pada nazam yakni kalimat. Sehingga gurauan

atau celotehan tersebut gugur dalam derajat nazam walaupun

memenuhi wazan dan qafiyah.

C. Tajwid

A. Definisi Tajwid

Asal kata Tajwid yaitu dari kata bahasa Arab “jawwada -

yujawwidu- tajwiidan” (جود جيود ، جتويدا ، فهو مود ، والفعول مود)

berarti membuat sesuatu menjadi bagus. Menurut etimologi Tajwid

adalah :

ت يان باليد ال“Sesuatu yang mendatangkan kebaikan”

55

Atau dalam literatur lain disebutkan :

التحسي “Membaguskan”

56

Sedangkan menurut terminologi tajwid ialah :

إخراج كل حرف من مرجو مع إعطائو حقو و مستحقو من الصفات

“Mengeluarkan (mengucapkan) setiap huruf dari makhrajnya

(tempat keluarnya huruf) dengan memberikan haqnya dan mustahaq

(menjadi haknya dikemudian) (bagi sifat-sifat) huruf”57

54

Zaini Dahlan, Mukhtashar Jiddan, (Surabaya: Dar al-„Ilm,tt), hlm. 5 55

Muhammad al-Mahmud, Hidayatu al- Mustafidh, (Jakarta : Al-Alaydrus, tt), hlm. 4 56

Nady bin Haddaad, Shofwatu al-Ahkam Fi Tajwidi Khairi al-Kalam, (Riyadh : Dar Al-

Shomai‟e, 2010), hlm. 21 57

Ibid.

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

36

Yang dimaksud dengan haq huruf ialah sifat asli yang wajib yang

melekat pada setiap huruf di setiap keadaan seperti Hams, syiddah,

rokhowah, dan lain-lain. Dan yang dimaksud dengan mustahaq huruf

ialah sifat yang baru datang atau baru ada pada huruf tersebut seperti

takhfim, tarqiq, qalqalah, ghunnah, dan lain-lain.58

B. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari kaidah-kaidah, hukum-hukum, serta

permasalahan seputar disiplin ilmu tajwid ialah fardhu kifayah, sedang

mengamalkan atau membaca al-qur‟an dengan tajwid adalah fardhu

‟ain. Sebagaimana yang diebutkan dalam kitab hidayatul Mustafidh59

:

اية والعمل بو ف رض عي على كل مسلم التجويد ل خلف ف أنو ف رض كف ومسلمة من المكلفي

“tidak ada perbedaan bahwa mempelajari disiplin ilmu tajwid

ialah fardhu kifayah dan mengamalkan ilmu tajwid (dalam membaca

Al-Qur‟an) adalah fardhu „ain atas setiap muslim dan muslimah yang

baligh”

Sedangkan Imam Jazari menyatakan lewat gubahan syairnya

sebagai berikut60

:

والخذ بالتجويد حتم لزم # من ل جيود القران آث ن لو أن زل # وىاكذا منو إلي ا وصل لنو بو ال

Dan membaca Al-Qur‟an dengan tajwid ialah wajib # barang

siapa yang membaca Al-Qur‟an tanpa tajwid maka ia berdosa. Karena

sesungghunya Allah menurunkan Al-Qur‟an beserta tajwidnya # dan

seperti itulah yang sampai kepada kami (kita).

58

Ibid. 59

Muhammad Al-Mahmud, Hidayatul Mustafidh, (Jakarta : Al-Alaydrus, tt), hlm. 4 60

Mahmud Muhammad Abdul Mun‟im Al-Abdi, Al-Raudatu Al-Nadiyyah Syarah Matan

Jazariyyah, (Mesir : Maktabah Al-Azhar li Al-Turats, 2001), hlm. 45-46

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

37

C. Ruang Lingkup Ilmu Tajwid

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam pembahasan ilmu

tajwid ialah antara lain :

1. Makhroj huruf

Makhroj berasal dari kata khoroja-yakhruju-khurujan

sedangkan makhroj disini merupakan isim makan yakni

menunjukkan tempat keluar. Oleh karenanya yang dimaskud

mahkrojul huruf disini ialah tempat keluarnya huruf-huruf

hijaiyah. Secara rinci makhroj huruf terbagi menjadi 17 bagian

menurut Imam para Qari yakni Syaikh Jazary dan Imam

Nahwu yakni Syaikh Khalil bin Ahmad Al-Farahidi guru dari

pada Syaikh Imam Syibawaih. Kemudian dari 17 yang rinci itu

digolongkan lagi menjadi 5 bagian secara umum yakni61

:

1. al-Jauf, yakni rongga mulut. Terdapat satu makhroj

pada bagian ini.

2. al-Halq, yakni tenggorokan. Terdapat tiga makhroj pada

bagian ini yaitu Aqshal Halqi, washthul Halqi, dan

Adnal Halqi.

3. al-Lisan, yakni lidah. Terdapat sepuluh makhroj pada

bagian ini.

4. as-Syafatani, yakni dua bibir. Terdapat dua makhroj

pada bagian ini.

5. al-Khoisyum, yakni rongga hidung. Terdapat satu

mahkroj pada bagian ini yaitu huruf-huruf yang dibaca

idghom.

2. Sifat huruf

Sifat menurut etimologi ialah sesuatu yang ada karena ada

yang lain. Menurut terminologi sifat huruf ialah suatu keadaan

yang baru yang terjadi pada huruf ketika huruf itu diucapkan.

61

Ibid., hlm. 14-25

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

38

3. Ahkamul huruf

Yang dimaksud ahkamul huruf disini ialah mustahaqnya

huruf. Yakni sesuatu yang menimbulkan hukum bagi huruf

tersebut. Seperti, izhar, idgham, iqlab, ikhfa dan lain-lain.

4. Mad dan qoshr

Mad berarti panjang, dan qoshr berarti pendek. Yang

dimaksud disini ialah tentang bagaimana cara memanjangkan

bacaan huruf dan memendekkan bacaan huruf.

5. Waqof dan ibtida‟

Waqof Artinya menghentikan bacaan dan Ibtida ialah

memulai bacaan. Salah satu aturan ketika membaca Al-Qur‟an

adalah tidak boleh mengambil nafas di tengah bacaan. Apabila

sudah habis nafas, maka harus berhenti pula bacaannya, tapi

tidak boleh disembarangan kata untuk berhenti. Untuk itu, kita

harus mengetahui cara berhenti dan memulai bacaan.

6. Rosm Utsmani

Rosm bisa diartikan atsar/bekas, khat/ penulisan atau

metode penulisan. Rosm Utsmani atau disebut juga rosmul

Qur'an adalah tata cara penulisan Al-Qur'an berdasarkan

kaidah tertentu yang tetapkan pada masa Kholifah Utsman bin

Affan.

D. Peletak Dasar Ilmu Tajwid

Belum ada keterangan pasti siapa peletak serta penggagas atas

dasar disiplin ilmu tajwid ini. Yang jelas bahwa apa yang dicontohkan

oleh Rasulullah dalam melafalkan kalimat-kalimat Allah menjadi

pegangan umat muslim dalam membaca Al-Qur‟an. Namun dalam

beberapa literatur dikatakan bahwa penggagas dasar disiplin ilmu

tajwid adalah Khalil bin Ahmad Al-Farahidi, namun ada yang

sebagian lain yang menyebutkan bahwa yang menggagas ialah Abu

Aswad Ad-Duali, bahkan sebagian lain menyebutkan ialah Abu Ubaid

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

39

Al-Qasim bin Salam. Juga alasan yang mendasari mengapa disiplin

ilmu tajwid ini baku ialah karena agama islam semakin meluas dan

banyak kaum muslim yang berasal bukan dari bangsa Arab Indonesia

misalnya, oleh karenanya membentengi bacaan Qur‟an dari kesalahan

melafalkannya karena bercampurnya lahjah ataupun diaelek dari

masing-masing daerah maka dibakukanlah disiplin ilmu tajwid ini.

Sebagaimana bahwa dalam membaca Al-Qur‟an harus sesuai dengan

kaidah tajwid. Hal ini telah disenandungkan oleh Abi Mazahim Al-

Khaqani (wafat 325 H) pada kurun waktu abad 3 hijriyah:

ول مقل معجبا لول احلجر # ول فخر إن الفخر يدعواأق إل الكب أعلم ف القول التلوة عائذا # بولي من شر المباىاة والفخر

Atau di dalam beberapa buku tajwid disebutkan bahwa

istilah ini muncul ketika khalifah ke-empat, „Ali bin Abi Thalib

menjelaskan Karramallahu Wajhah tentang suatu firman Allah

yang berbunyi :

ترتيل القرأن ورتلBeliau menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kata

tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma‟rifatil wuquuf, yang berarti

membaca huruf-hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj

dan shifat) dan tahu tempat-tempat waqaf.62

Sehingga yang dimaksud bacaan qur‟an santritajwid adalah

capaian yang diraih oleh santri setelah mendapatkan serangkaian

proses pembelajaran, pelatihan dan lain-lain yang berkaitan tajwid

yang dapat diukur dengan skor guna menjadi bahan acuan evaluasi.

62

Muhammad bin Ali bin Khalaf al-Husaini al-Haddad, Qaulu al-sadid Fi Bayani Hukmi

al-Tajwid, (Damasq: Dar al-gautsany li al-Dirasatil al-Qur‟aniyyah, tt), hlm, 26

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

40

D. Kerangka Berpikir

Upaya memaksimalkan bacaan qur‟an santri perlu adanya

perhatian lebih sehingga proses pembelajaran yang dilakukan harus

diupayakan dan mampu menuntun siswa untuk berfikir kreatif,

membentuk sikap positif, memecahkan masalah dan memungkingkan

siswa untuk mengorganisasikan belajarnya sendiri, sehingga pada akhirnya

siswa dapat memahami konsep-konsep pembelajaran Tajwid secara benar

dan utuh serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, cara seorang guru menyampaikan

materi pelajaran sangat memengaruhi proses belajar mengajar tersebut.

Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Salah satunya adalah metode Nazam, merupakan cara kreatif bagi

tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari,

menjadikannya peta rute yang hebat bagi ingatan, serta memungkinkan

untuk menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja

alami otak dilibatkan sejak awal.

Maka dari pemaparan di atas, kesuksesan mata pelajaran Tajwid

dengan menggunakan metode Nazam dapat dilihat dari bacaan qur‟an

santri. Setelah mengkaji teori-teori tentang metode Nazam dan bacaan

qur‟an santri serta keterkaitan teoritis keduanya, peneliti berasumsi bahwa

“Jika menggunakan metode Nazam maka akan memberikan pengaruh

yang baik dalam meningkatkan bacaan qur‟an santri”.

Karena metode ini menawarkan akan keminatan manusia berupa

musik. Dan musik sangat berkaitan erat dengan pendengaran, dimana alat

indra pendengaran inilah yang menjadi sumber awal memperoleh

pengetahuan. Karena sesungguhnya manusia akan selalu kembali kepada

fitrohnya. Sebagaimana dalam surah An-Nahl ayat 78 :

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

41

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

Dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa kata (السمع) as-

sam‟/pendengaran dengan bentuk tunggal dan menempatkannya sebelum

kata (البصر) al-abshar/pengelihatan-pengelihatan yang berbentuk jama‟

serta (الفئدة) al-af‟idah/aneka hati yang juga berbentuk jamak.

Didahulukannya kata pendengaran atas pengelihatan merupakan

perurutan yang sungguh tepat karena memang ilmu kedokteran modern

membuktikan bahwa indra pendengaran berfungsi mendahului indra

pengelihatan. Dalam dunia kedokteran memang dijelaskan bahwa indra

yang pertama kali berkembang ialah pendengaran, bahwa janin sudah

dapat mendengar pada usia 24 minggu (masa usia hamil 6 bulan) baru

kemudian disusul oleh perkembangan indra pengelihatan yang baru mulai

berfungsi pada usia janin 28 minggu (masa usia hamil 7 bulan) yakni saat

retina mulai sensitif terhadap cahaya.63

Beliau juga menyatakan bahwa

para pelajar dan mahasiswa kita lebih banyak menggunakan indra

pendengar dari pada indra pengelihat.64

Dalam Al-Qur‟an sering kali kita dapati jika ayat tentang

mendengar dan melihat maka urutan mendengar mendahului dari pada

melihat. Dan sejak diturunkannya Al-Qur‟an pun cara pemeliharaan yang

pertama kali dilakukan adalah dengan hafalan yang di talaqqi atau

mendengar langsung dari Rasulullah, pun saat Rasulullah menyampaikan

wahyu Allah, beliau menyampaikannya tanpa menggunakan catatan atau

63

Kementerian Agama RI & LIPI, Mengenal Ayat-Ayat Sains Dalam Al-Qur‟an-

Penciptaan Manusia Dalam Perspektif A-Qur‟an Dan Sains, (Jakarta : Widya Cahaya, 2015), Cet.,

ke-1, hlm 91 64

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah- Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an, (

Jakarta : Lentera Hati, 2009), Cet., ke-2, hlm, 672-674

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

42

spontan begitu saja sesuai yang diwahyukan Allah kepadanya. Hal ini

disebutkan dalam surah Al-An‟am ayat 72 :

“Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka

dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang

kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."

Tradisi menyampaikan informasi menggunakan lisan merupakan

tradisi yang tak dapat dipisahkan dari sisi kehidupan manusia. Jika

dikatakan “lisan” maka indera yang paling tepat atau sesuai untuk

menangkap pesan yang disampaikan lisan ialah telinga. Sebab lisan identik

dengan suara, sedangkan suara hanya dapat ditangkap oleh alat pendengar

yang Allah ciptakan yakni pada telinga. Sebab sebelum ditemukannya

budaya tulis menulis, pesan atau informasi yang hendak disampaikan ialah

dengan lisan. Meskipun zaman terus berkembang, penyampaian informasi

pun mengalami perubahan, namun tradisi menyampaikan informasi

dengan lisan masih dirasakan sangat efektif di khalayak umum dan akan

lebih efektif lagi jika didukung dengan pernyataan hitam di atas putih

karena riskannya lisan dalam menyampaikan informasi, entah bertambah

atau berkurangnya informasi dari sumber aslinya.

Dan menyampaikan informasi dengan lisan akan lebih menarik dan

efisien lagi jika menggunakan nada atau musik yang mendukung informasi

tersebut. Sebab manusia pasti menyukai musik atau nada-nada, entah

genre apa yang disukainya namun tetap saja manusia sejatinya menyukai

musik maupun nada-nada. Terlebih lagi musik mempunyai pegaruh yang

cukup signifikan terhadap perkembangan jiwa dan otak atau emosional

dan intelektual. Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan

rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

43

secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent).65

Hal ini

juga yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh nazam

terhadap pembelajaran tajwid santri. Sebab sebagaimana yang telah

dipaparkan diatas ialah bahwa salah satu unsur dalam nazam adalah musik.

Juga menurut beberapa ulama bahwa nazam dapat memudahkan

para santri menghafal dan memahaminya, diantaranya ialah yang

disampaikan oleh Syeikh Ahmad bin Ruslan al-Syafi‟i beliau menyatakan

bahwa nazam akan memudahkan hafalan para santri khususnya para santri

junior.66

Juga yang dikemukakan oleh Syeikh Syarofuddin Yahya al-

Imrithy pada bagian akhir muqaddimahnya bahwa beliau menyampaikan

mudah-mudahan nazam ini (imrithy) dapat digunakan untuk menghafal

dan memahaminya.67

Oleh karena penjelasan diatas pula peneliti ingin

membuktikan pengaruhnya pada pembelajaran tajwid dengan metode

nazaman di Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir yang telah

dipaparkan di atas maka diduga :

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Nazam Jazariyah

terhadap Kemampuan Bacaan Qur‟an Santri Kelas X Pondok

Pesantren Al-Qur‟aniyyah.

2. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Nazam Jazariyah

terhadap Kemampuan Bacaan Qur‟an Santri Kelas X Pondok

Pesantren Al-Qur‟aniyyah

65

Alifa Nisa Huzaifa, Pengaruh Musik Dengan Kecerdasan Otak, (UI: Jurnal Pendidikan

Bahasa Jepang Fak. Pend. Bahasa dan Sastra, 05 Januari 2015), hlm. 2 66

Ahmad bin Ruslan, Matan Zubad, (Makkah: Maktabah Tsaqofah, 1984), hlm. 8 67

Syarofuddin Yahya al-Imrithy, „Imrithy, (Surabaya: Dar al-„Abidin, tt), hlm. 6

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di PONDOK PESANTREN AL-

QUR‟ANIYYAH yakni suatu lembaga pendidikan yang bernaung dibawah

Departemen Pendidikan Indonesia. Sekolah ini berada di Jalan Pesantren Kp.

Ceger Pd. Aren Tangerang Selatan. 15223

Waktu penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari

pertengahan bulan Oktober 2017 hingga selesai pada akhir bulan Desember

2017. Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap. Yakni :

1. Tahap Persiapan : tahap ini meliputi pengajuan judul dan pembuatan

proposal

2. Tahap Penelitian : tahap ini adalah semua kegiatan yang berlangsung di

lapangan yakni pengambilan data.

3. Tahap Penyelesaian : tahap ini adalah kegiatan analisis data dari

penyusunan laporan. Tahap ini dilakukan setelah tahap penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode

survey. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier sederhana. Metode survey merupakan penelitian yang

bermaksud penyandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.1 Adapun yang dimaksud dengan

teknik analisis regresi linier sederhana, yaitu analisis yang digunakan untuk

1 Masyhuri & M. Zainuddin, Metodologi Penelitian; Pendekatan Praktis dan Aplikatif,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2008), Cet., ke-1, hlm. 34

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

45

mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara satu variabel

independen dengan satu variabel dependen.2

Dengan demikian bahwa penelitian ini mencari suatu pengaruh

yang diberikan antara variabel bebas atau X dengan Variabel terikat yakni

Y, yang dalam hal ini variabel X adalah penggunaan nazam jazariyah dan

variabel Y adalah kemampuan bacaan Qur‟an santri yang akan dibuktikan

dengan angka-angka statistik guna memperoleh data yang respresentatif

sesuai dari penelitian ini.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian.

Variabel dibedakan atas variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Variabel

kuantitatif diklasifikasikan atas :

1. Variabel diskrit

2. Variabel kontinum (ordinal, interval, dan ratio)

Pemisahan ini sangat penting untuk menentukan teknik analisis

datanya, karena jenis variabel menentukan jenis data.

Dalam mempelajari pengaruh sesuatu treatment, teradapat variabel

penyebab (X) atau variabel bebas (independent variable) dan variabel akibat

(Y) atau variabel terikiat (dependent variable), tergantung atau independent

variable.3 Maka dalam penelitian ini diketahui bahwa :

Variabel X (Variabel bebas) : Pengaruh Penggunaan Nazam Jazariyah

Variabel Y (Variabel Terikat) : Kemampuan Bacaan Qur‟an Santri

2 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014),

hlm. 134 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Ed. rev. V,

(Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 104

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

46

D. Populasi dan Sampel

1. populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.4 Definisi lain yang dikutip oleh punaji setyosari kepada

Ary, Jacobs, & Sorensen (2010) mendifinisikan populasi sebagai berikut

“A population is defined as all members of any well-defined class of

people, events, or object.” Populasi itu didefinisikan sebagai sekelompok

orang, objek, atau peristiwa. Populasi itu diartikan juga sebgai

sekelomppok objek, orang, atau peristiwa yang lebih besar dan

daripadanya generalisasi diambil.5

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

santri kelas 1 SMA atau kelas 4 pondok di PONDOK PESANTREN AL-

QUR‟ANIYYAH Tangerang Selatan. Menurut data yang di dapat dari

pihak yayasan santri yang aktif berjumlah 107 santri yang berasal dari

SMP IT AL- QUR‟ANIYYAH dengan kata lain yang telah mendapatkan

treatment dengan metode nazaman.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi. Apa yang dipelajari dari

sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk

itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul respresentatif.6

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 80 5 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, (Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group, 2013), Cet., ke-3, hlm. 196 6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung : Alfabeta, 2016), Cet., ke-23, hlm. 118

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

47

Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah dengan

“purposive sampling” yang pengambilan sampelnya atau penentuan

sampel untuk tujuan tertentu.7 Untuk menentukan sampel dalam

penelitian ini penulis berpedoman pada aturan yang dipaparkan oleh

Suharsimi Arikunto “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%”.8 Namun

karena populasi lebih dari 100 maka penulis mengambil sebanyak 37%

dari jumlah keseluruhan, yakni didapatkan sampel sebanyak 35 santri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud disini adalah teknik atau

cara yang digunakan untuk memperoleh data yang empiris dan otentik

yang akan dipergunakan untuk penelitian. Maka dalam penelitian ini

peneliti menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, ialah sebuah teknik atau cara atau langkah yang

dilakukan oleh peneliti dengan berkunjung langsung kepada

objek penelitian untuk mengamati atau mengecek tentang

perihal objek yang akan diteliti. Maka dalam observasi pada

penelitian ini ialah mengamati dan mengecek tentang keadaan

dan kejadian yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah

khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menyangkut Syair

dan Nazam.

2. Angket (Questionaire), ialah sejumlah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.9

Angket yang diberlakukan dalam penelitian ini ialah angket

tertutup, dimana pada setiap item pernyataan telah tersedia

7 Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula,

(Bandung : Alfabeta, 2011), hlm. 63 8 Suharsimi Arikunto, 2002, hlm 105

9 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet., ke-7, hlm.

199

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

48

alternatif atau pilihan jawaban. Sehingga responden cukup dan

mudah, yakni hanya dengan memilih salah satu pilihan

jawaban yang telah disediakan. Urutan penyusunan angket

pada penelitian ini hanya teriri dari dua aspek, yakni aspek

pengetahuan responden terhadap syair dan nazam, dan aspek

reaksi responden terhadap syair dan nazam.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

baik.10

Dan dalam penelitian ini instrumen yang digunakan ialah Angket

atau skala sikap, digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap

objek tertenutu.11

Yang dalam penelitian ini angket diberikan kepada para

santri yang mendapat perlakuan dengan metode nazaman pada mata

pelajaran tajwid.

1. Instrumen Kemampuan bacaan qur’an santri Santri (Y)

a. Definisi Konseptual

Kemampuan bacaan qur‟an santri adalah kapasitas

kecakapan seseorang dalam melafalkan huruf-huruf

hijaiyah yang termaktub pada tulisan sebagai respresentasi

dari keberhasilan visual bahasa Qur‟an

b. Definisi Operasional

Kemampuan bacaan qur‟an santri santri adalah

kapasitas kecakapan seseorang santri dalam melafalkan

huruf-huruf hijaiyah yang termaktub pada tulisan sebagai

respresentasi dari keberhasilan visual bahasa Qur‟an di

pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah khususnya kelas X

SMA atau kelas 4 pondok setelah mendapatkan

10

Ibid., hlm. 160 11

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2009), Cet., ke-13, hlm. 80

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

49

serangkaian proses pembelajaran, pelatihan dan lain-lain

yang berkaitan kemahiran membaca Al-Qur‟an dan tajwid

yang dalam hal ini dengan nazam jazariyah yang dapat

diukur dengan skor guna menjadi bahan acuan evaluasi

yang diukur melalui 1) kelancaran membaca Al-Qur‟an 2)

ketepatan melafalkan huruf hijaiyah, 3) wawasan santri

tentang tajwid

Tabel 3.1

Instrumen Kemampuan Bacaan Qur’an Santri

Variabel Indikator Pernyataan no. Butir Jumlah

Kemampuan

bacaan

qur‟an santri

Santri

Kelancaran membaca

Al-Qur‟an

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 7

Ketepatan melafalkan

huruf hijaiyah

8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18 11

Wawasan santri

mengenai tajwid

19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27 9

Jumlah butir 27

Dalam angket uji kemampuan bacaan Qur‟an digunakan angket

jenis dikotomi yang mana dalam perhitungannya hanya

menggunakan nilai 1 dan 0. Pada angket ini jawaban alternatif

yang digunakan hanya ada dua pilihan yakni IYA dan Tidak. Pada

jawaban IYA akan mendapatkan nilai 1 dan Tidak akan

mendapatkan nilai 0. Angket ini akan dijadikan instrumen

penilaian kemampuan bacaan qur‟an santri yang akan diberikan

kepada para ustadz yang membimbing murottal atau tadarus santri.

Para ustadz akan menilai bacaan Qur‟an para santri sesuai dengan

kemampuan para santri dengan mengacu pada instrumen yang

telah diberikan.

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

50

2. Instrumen Nazam

a. Definisi Konseptual

Nazam adalah suatu kalimat yang memiliki unsur

irama dan sajak yang memuat tentang suatu ilmu

pengetahuan.

b. Definisi Operasional

Nazam adalah suatu kalimat yang memiliki unsur

irama dan sajak yang memuat tentang suatu ilmu

pengetahuan seperti tajwid, yang dijadikan salah satu

metodik khusus pada pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah

Tangerang Selatan guna memaksimalkan pembelajaran

yang dapat dilihat dari indikator sebagai berikut; 1) Diksi

atau pemilihan kata, 2) Musik Nazam, 3) Memuat Tajwid

Tabel 3.2

Instrumen Nazam

Variabel Indikator Pernyataan no. Butir Jumlah

Penggunaan

Nazam

Jazariyah

Pemilihan Kata 1, 2, 3, 4, 5, 6 6

Musik Nazam 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14 8

Memuat Tajwid 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25 11

Jumlah butir 25

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model angket skala likert yang berbentuk rating-scale,

dimana santri memberikan respon terhadap pernyataan-

pernyataan dengan pilihan sebagai berikut : SS= Sangat

Setuju, S= Setuju, KS= Kurang Setuju, TS= Tidak Setuju,

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

51

STS= Sangat Tidak Setuju. Untuk memudahkan

perhitungan masing-masing diberi bobot nilai yang

bergerak dari 5 sampai 1 sesuai dengan kualitas

jawabannya yang disusun sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban SS, dengan bobot nilai 5

b. Alternatif jawaban S, dengan bobot nilai 4

c. Alternatif jawaban KS, dengan bobot nilai 3

d. Alternatif jawaban TS, dengan bobot nilai 2

e. Alternatif jawaban STS, dengan bobot nilai 1

G. Teknis Analisis Data

1. Validitas Instrumen

Validitas instrument adalah validitas yang diukur dari sisi

keberhasilan isi tes itu sendiri sebagai alat ukur yang respresentatif dari

semua aspek kelayakan pengujian instrumen yang dalam hal ini adalah

butir soal pilihan ganda.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas instrumen jika mampu

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi

pelajaran yang diberikan.12

Sehingga keberhasilan sebuah penelitian

sangat ditopang oleh kevalidan instrumen yang digunakan.

Kemudian dalam pengujian validitas setiap butir soal dapat

dihitung dengan menggunakan teknik korelasi product moment,

yaitu:13

rxy = ( ) ( ) ( )

√[ ( ) ] [ ( ) ]

keterangan:

rxy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

N : Jumlah Responden (Number of Cases)

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prkatek, (Jakarta : PT

Rineka Cipta, 1998), hlm. 160 13

Anas Sudiono, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet ke-

23, hlm. 206

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

52

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑Y : Jumlah seluruh skor Y

dalam penelitian ini uji validitas diujikan kepada 39 santri dengan

taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh r tabel = 0,316. Untuk

mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau tidak maka r hitung

dibandingkan dengan r tabel dengan kriteria, jika r hitung lebih besar

dari r tabel (rhitung > rtabel) maka instrumen tersebut valid, sedangkan

jika r hitung lebih kecil dari r tabel (rhitung < rtabe) maka instrumen

tersebut tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan erat dengan tingkat keajegan atau ketetapan

hasil pengukuran.14

Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang

baik jika instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur

beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan rumus Kuder-Richardson yaitu rumus K-R 20

untuk menguji keajegan isntrumen dengan rincian sebagai berikut15

:

r11 = (

) (

)

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proposi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proposi subjek yang menjawab item yang salah (q = 1- p)

: jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item dalam tes

s : standar deviasi

Adapun kriteria penafsiran indeks reliabilitas sebagai berikut :

14

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet., ke-6, hlm. 229 15

Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 100

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

53

Tabel 3.3

Interprestasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

a) Hasil Validitas & Reliabilitas Instrumen Kemampuan

Bacaan Qur’an Santri

Dari hasil uji validitas variabel kemampuan bacaan Qur‟an

santri yang menggunakan 3 indikator yang dijabarkan dalam

27 butir penyataan serta diajukan kepada 39 responden dengan

r hitung sebesar 0,316 maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Bacaan Qur’an Santri

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa instrumen

kemampuan bacaan qur‟an santri diperoleh 25 yang valid dan

2 yang tidak valid, dan dari butir instrumen yang valid

kesemua indikator terwakilakan olehnya. Maka dari itu uji

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,8-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup

0,20-0,39 Rendah

0,00-0,19 Sangat Rendah

Butir Instrumen Keterangan Jumlah

1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27

Valid 25

4, 7 Tidak Valid 2

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

54

persyaratan validitas instrumen terpenuhi dan dapat dilanjutkan

ke uji selanjutnya yakni uji reliabilitas. Maka untuk mengolah

data yang terekam dalam angket yang berbentuk sekor antara 1

dan 0 dengan jumlah sekor maksimal adalah 25.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah dengan

menggunakan program SPSS sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Bacaan Qur’an Santri

Dari tabel hasil perhitungan di atas dapat diketahui

bahwa instrumen kemampuan bacaan Qur‟an santri mendapat

nilai Cronbach Alpha sebesar 0,892. Menurut Sekaran yang

dikutip oleh Duwi, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah

baik.16

Karena nilai lebih dari 0,6 tepatnya 0,8 maka instrumen

dinyatakan reliabel dan tingkat reliabilitas sangat tinggi .

Dengan demikian, instrumen tersebut memenuhi uji syarat

instrumen.

b) Hasil Validitas & Reliabilitas Instrumen Nazam Jazariyah

Dari hasil uji validitas variabel Nazam Jazariyah yang

menggunakan 3 indikator yang dijabarkan dalam 25 butir

penyataan serta diajukan kepada 39 responden dengan r

hitung sebesar 0,316 maka diperoleh data sebagai berikut :

16

Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014),

hlm. 66

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.892 27

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

55

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Nazam Jazariyah

D

a

r

i

data tabel diatas dapat diketahui bahwa instrumen Nazam

Jazariyah diperoleh 24 yang valid dan 1 yang tidak valid, dan

dari butir instrumen yang valid kesemua indikator

terwakilakan olehnya. Maka dari itu uji persyaratan validitas

instrumen terpenuhi dan dapat dilanjutkan ke uji selanjutnya

yakni uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah dengan

menggunakan program SPSS sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Nazam Jazariyah

Dari tabel hasil perhitungan di atas dapat diketahui

bahwa instrumen kemampuan bacaan Qur‟an santri mendapat

nilai Cronbach Alpha sebesar 0,931. Menurut Sekaran yang

dikutip oleh Duwi, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah

baik.17

Karena nilai lebih dari 0,6 tepatnya 0,9 maka instrumen

17

Ibid., hlm. 66

Butir Instrumen Keterangan Jumlah

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

Valid 24

9 Tidak Valid 1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.931 25

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

56

dinyatakan reliabel dan tingkat reliabilitasnya sangat tinggi .

Dengan demikian, instrumen tersebut memenuhi uji syarat

instrumen.

3. Persamaan Regresi Y

Persamaan regresi dapat menggunakan rumus sebagai berikut18

:

Ŷ= a + bX

Yang mana koefisien a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:

ɑ =

b = Ῡ- b

4. Uji Persyaratan Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui apakah analisis

data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Dalam

penelitian ini, karena hipotesis yeng hendak diuji adalah apakah

penggunaan nazam jazariyah memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri, maka uji analisis yang

digunakan adalah uji regresi linier sederhana, sehingga uji prasyarat

analisis yang harus dilakukan adalah uji normalitas residual, uji

linieritas dan uji heteroskedastisitas.

Uji prasyarat analisis terpenuhi jika residual berdistribusi normal,

kelompok data homogen, serta terdapat hubungan yang linier antara

variabel X dan variabel Y. Sebelum melakukan pengujian hipotesis

maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data. Normalitas

data atau data berdistribusi normal adalah jika jumlah data di atas atau

di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya.19

Dan pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah Uji

Normalitas Residual. Uji normalitas pada model regresi digunakan

untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan regresi

18

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito,2009), hlm. 312 19

Ali Mauludi, Statistik 1, (Jakarta : Prima Herza Lestari, 2006), hlm. 167

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

57

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas residual ini

bertujuan untuk mengetahui apakah sampel mewakili populasi atau

tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:20

1) Analisis grafik, normalitas dilihat dari penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik. Sebagai dasar pengambilan

keputusan jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal maka nilai residual tersebut telah

normal.

2) Analisis statistik, dengan menggunakan uji Kolmogrog-

Smirnov Rumus pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

ᵪ2 = (fo-fh)

2 / fh

kiteria pengujiannya adalah:

a) Jika nilai Kolmogrof-Smirnov Z < Ztabel maka data residual

terdistribusi normal.

b) Jika nilai Kolmogrof-Smirnov Z > Ztabel maka data residual

terdistribusi tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas data, yaitu

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak.21

Rumus yang digunakan dalam uji linieritas adalah sebagai

berikut:22

Frreg = Rkreg/RKres

Setelah didapat F kemudian dibandingkan dengan Ftabel dengan

kriteria pengujian Jika Fhitung Ftabel berarti tidak terdapat

hubungan linier, dan Jika Fhitung ≤ Ftabel terdapat hubungan linier.

Untuk mengetahui keberartian dan linieritas persamaan regresi

diatas digunakan tabel anava berikut ini :

20

Santoso, Statistik Hospital, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 173 21

Duwi, op. Cit., hlm. 79 22

Santoso, op. Cit., hlm. 174

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

58

Tabel 3.8

Daftar Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran dan Keberartian

Regresi23

Sumber

Varians

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Rata-rata

Jumlah

Kuadrat

(RJK)

Fhitung (Fo) Ket.

Total N Ʃ

Regresi (a) 1 ( )

Regresi (a/b) 1

b.Ʃxy ( )

( )

( )

( )

Fo>Fi

maka

regresi

berarti Sisa (s) n-2

JK(T)-JK(ɑ)-JK(b) ( )

( )

Tuna Cccok

(TC)

k-2 JK(s)-JK(G)

( )

( )

( )

( )

Fo<Fi

maka

regresi

berbentuk

linier

Galat

n-k

Ʃ ( )

( )

( )

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada

semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.24

Untuk menguji

heteroskedastisitas dapat menggunakan metode grafik dengan dasar

kriteria dalam pengambilan keputusannya, yaitu jika ada pola tertentu

seperti titik-titik yang ada dalam suatu pola yang teratur, maka terjadi

23

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga,2009), hlm 175 24

Duwi, op. Cit., hlm. 108

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

59

heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas seperti

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.25

5. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis dengan menggunakan

uji normalitas residual, uji linieritas dan uji heteroskedastisitas, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis ini dilakukan agar dapat mengetahui apakah pemahaman

keagamaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ketaatan

beragama. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dengan

rumus:26

t = r √

√ 2

Kriteria pengujiannya adalah Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t

tabel maka variabel X memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Y, dan Jika -t hitung > -t tabel atau t hitung < t tabel maka

variabel X tidak memberkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel

Y.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pasti ada dalam penelitian yang menggunakan

sampel, hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 : β = 0

H1 : β ≠ 0

25

Ibid., hlm. 113 26

Sugiyono, op. Cit., hlm. 243

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

60

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah

1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

AL-Quraniyyah, sebuah pesantren yang beridi tegak yang dirintis

pada tahun 1993. Oleh kiyai Muda, Sobron namanya, seorang putra Betawi di

kampung ceger, Jurangmangu Timur Pondok Aren Tangerang Selatan,

tepatnya kelahiran Tangerang 1970. Pada tahun 1991 mencapai puncak

impiannya di dunia seni baca Al-Qur‟an. Beliau dapat memperoleh Juara 1

Lomba Cerdas Cermat Isi Kandungan Al-Qur‟an atau Musabaqoh Fahmil

Qur‟an (MFQ) tingkat Nasional. Semenjak usia belia hingga remaja berbagai

even dan kejuaraan MTQ pun sudah diikutinya, dari mulai tingkat kelurahan,

kabupaten, provinsi hingga nasional. Demikianlah sebuah perjalanan panjang

telah dilaluinya.

Beliau adalah seorang pemuda yang hidup hanya didampingi oleh

seorang ibu yang sudah tua renta, karena ayahnya meninggal ketika beliau

masih kecil (usia empat bulan), tetapi itu tak pernah menjadi penghalang bagi

dirinya untuk menggeluti dunia Al-Qur‟an yang memang menjadi

kegemarannya semenjak kecil. Keberhasilannya di dunia MTQ, membuat

namanya mencuat kepermukaan terutama diwilayah Pondok Aren dan

Tangerang. Beliau melanjutkan studinya di IPTIQ (Institut Perguruan Tinggi

Ilmu Al-Qur‟an), tentunya dengan kondisi yang apa adanya. Dengan

dorongan dari orang tua serta kemauan dan kegigihannya yang keras,

akhirnya beliau berhasil menyelesaikan studinya dengan hasil yang sangat

memuaskan pada tahun 1996, dan menyandang gelar Master Agama (MA)

pada tahun 2005 di Institut Ilmu AlQur‟an (IIQ) Jakarta. Beliau juga telah

menyelesaikan disertasinya guna meraih gelar Doctor di Perguruan Tinggi

Ilmu Al-Qur‟an (PTIQ) Jakarta pada tahun 2017.

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

61

Saat kuliah di PTIQ Jakarta, beliau dipercaya untuk mengajar di MTs

Islahuddiniyah dan di beberapa majlis ta‟lim remaja dan dewasa (dalam

bidang seni baca Al-Qur‟an) di wilayah Kecamatan Pondok Aren dan

sekitarnya. Santri pun mulai berdatangan untuk mengaji di kediamannya

(santri kalong sebutannya). Kegiatan mengajar tersebut sudah mulai

dilakukannya semenjak ia duduk di kelas 1 PGA, semua ia jalani dengan

penuh keikhlasan dan kesabaran. Dia juga belajar kepada KH.Muhasyar

Baran (kitab-kitabsalaf) dan memperdalam seni baca Al-Qur‟an (ilmu

naghom) kepada Ust Abdullah (Alm), H. Muhamad Nasir Ceger, KH.Husen

Husien Ulujami Jakarta Selatan (Alm), KH.Muhammad Ali (Ulujami Jakarta

Selatan-Qori Internasional), KH. Muhsin Salim, MA (Qori Internasional/Ilmu

Qiroat Sab‟ah). Dan masih banyak guru-guru lainnya yang ikut mendidik

beliau yang tidak disebutkan di sini. Kegiatan memperdalam Al-Qur‟an terus

ia lakukan hingga saat ini.

Pada tahun 1993, jumlah santri yang belajar mengaji kian bertambah.

Dengan dukungan tokoh masyarakat serta aparatur pemerintah setempat,

maka didirikanlah sebuah lembaga pendidikan dengan nama “Al-

Qur‟aniyyah”. Saat itu, Al-Qur‟aniyyah barulah sebuah majlis ta‟lim remaja

dan anak-anak.Pada tahun kedua, didirikanlah TPA (Taman Pendidikan Al-

Quraniyyah) sebagai pondasi awal berdirinya lembaga pendidikan semi

formal. Lambat laun, nama Al-Qur‟aniyyah semakin melambung, seiring

dengan cemerlangnya prestasi para santri Al-Qur‟aniyyah baik TPA maupun

Ta‟lim remaja. Beriringan dengan itu, tuntutan masyarakat untuk

memondokan anaknya di Al-Qur‟aniyyah pun semakain besar.Dengan

kondisi aula yang seadanya, mulailah diterima santri untuk mukim yang saat

itu berjumlah 15 orang (tahun 1998).Al-Qur‟aniyyah semakain percaya diri

dengan prestasi yang dicapainya.

Pada tahun 2001, mulailah genderang Al-Qur‟aniyyah mulai

ditabuh.Yakni dengan pengurusan Legalisasi Akta Notaris dan menerima

santri mukim, serta dirayakannya MILAD Al-Qur‟aniyyah ke-VIII secara

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

62

Akbar pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2002, santri mukimin terus

berdatangan hingga mencapai 60 orang.Akhirnya, H. Nasir, Drs. H. Hilman,

MA, Ust Yunus, S.Ag, H. Syafi‟i, Drs Sahlan HD, dan para tokoh yang

lainnya saling bekerja sama membangun Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah

hingga sampai saat ini jumlah santrinya mencapai 489 orang santri mukimin

dan mukimat.

Pembenahaan Sistem Organisasi, Administrasi dan Manajemen pun

terus diadakan perbaikan, seiring dengan orientasi Al-Qur‟aniyyah untuk Go

Publik pada tahun 2003, dan dilanjutkan dengan pembentukan lembaga

Pendidikan Formal SMP-IT pada tahun 2005 serta SMA-IT pada tahun 2008.

Tentunya ini semua terjadi berkat kerjasama yang intens dan solid antara

seluruh jajaran kepengurusan yayasan dan dewan asatidzah yang selalu

mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam setiap pengambilan

keputusannya.

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

a. VISI

Unggul dalam Al-Qur‟an, Sains dan Teknologi serta Berakhlakul

Karimah.

b. MISI

1) Menjadikan Al-Qur‟aniyyah sebagai salah satu pusat pendidikan dan

pengembangan Islam terpadu untuk menghasilkan manusia yang

bertaqwa.

2) Menciptakan pemimpin yang cerdas, kreatif, dinamis, dan

berwawasan global

3) Mencetak manusia yang mampu bersosialisasi di masyarakat dengan

berakhlakul karimah.

3. Kurikulum Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

a. Sistem Kurikulum Terpadu

Program pendidikan yang diterapkan di Al-Qur‟aniyyah adalah

pola pendidikan terpadu dengan sistem Bording School.Yakni

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

63

keterpaduan antara pendidikan Formal dan pendidikan Non Formal

kepesantrenan dengan masa belajar selama 6 tahun.Dalam pendidiakan

formal mengadopsi multiple intelligence dengan mengacu pada standar

kurikulum DIKNAS dan DEPAG, serta mengedepankan ciri khas Ilmu

Al-Qur'an, sains, teknologi dan bahasa dengan sistem yang

berkesinambungan.

b. Sarana dan Prasaran Pendidikan

Asrama

Lab Komputer dan Sains

Masjid Al-Qur‟aniyyah

Lapangan Olah Raga

Klinik

Perpustakaan

Wartel

Alat Peraga

Koperasi Pondok Pesantren

Loundry Al-Qur‟aniyyah

c. Kegiatan EkstraKulikuler & Pengembangan Bakat

Tilawah Qur‟an

Fahmil Qur‟an

Syarhil Qur‟an

Marawis

Muhadatsah

Bola Volly

Bola Basket

Pencak Silat

Club Sains

Paskibra

Pramuka

Marching band

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

64

Hadroh

Kaligrafi

Seni Kerajinan Tangan

Futsal

English Club

Math Club

d. Jadwal Harian

Tabel 4.1

Jadwal Kegiatan Santri

Waktu Kegiatan

03.00 - 04.10

Bangun sahur dan bersiap-siap (senin & kamis) sholat

subuh (khusus hari minggu pukul 02 : 30 shalat

tahajud)

04.10 - 04.50 Shalat subuh dan Dzikir

04.50 - 06.00 Tahfidzul Qur‟an (pengajian pagi)

06.00 - 06.40 Persiapan sekolah (mandi, makan pagi, dll)

06.40 - 07.15 Sholat Dhuha

07.15 - 10.20 KBM Sesi Pertama

10.20 - 10.40 Istirahat

10.40 - 12.00 KBM Sesi Kedua

12.00 - 13.00 Ishoma

13.00 - 15.40 Masuk sekolah kembali

17.50 - 18.20 Shalat maghrib berjama‟ah

18.40 - 19.30 Tahsinul Qiro‟ah (seluruh santri)

19.30 - 20.00 Shalat isya berjama‟ah

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

65

19.30 - 20.00 Shalat isya berjama‟ah

20.00 - 21.00

Tahfidz (Senin - Kamis)

Naghom + rawi pembacaan Al Barzanzi (Jum‟at )

Mufradat (Sabtu)

Muhadharah (Minggu)

21.30 Istirahat malam

e. Sumber Kitab Atau Buku Ajar Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

Tabel 4.2

Kitab atau Buku Ajar Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Tuhfatul Athfal (Nazam-

Tajwid)

Jurmiyyah (Nahwu)

Matan Bina Wal Asas

plus Amtsilah Tashrifiyah

(Shorof)

Jawahirul Kalamiyah

(Tauhid)

Arba‟in An-Nawawiyah

(Hadits)

Safinatunnajah (Fiqih)

Hidayatul Mustafid

(Tajwid)

Mukhtashar Jiddan

(Nahwu)

Kailani „Izzi (Shorof)

Tijan Ad-Darori (Tauhid)

Arba‟in An-Nawawiyah

(Hadits)

Ghoyatut Taqrib (Fiqih)

Matan Jazariyah (Nazam-

Tajwid)

„Imrithy (Nazam-Nahwu)

Nazam Maqsud (Nazam-

Shorof)

Kifayatul „Awam

(Tauhid)

Riyadhus Sholihin

(Hadits)

Fathul Qorib (Fiqih)

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

Al-Burhan (Tajwid)

Mutammimah Al-„Imrithy

Nazam Maqsud (Nazam-

Shorof)

Kifayatul „Awam

Qaulussadid (Tajwid)

Alfiyah Ibnu Malik

(Nazam-Nahwu)

Risalatul Mu‟awwanah

(Tasawuf)

Belajar Mudah Ilmu

Tajwid (Tajwid-Karangan

Pimpinan Pondok

Pesantren Al-

Qur‟aniyyah)

Alfiyah Ibnu Malik plus

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

66

(Tauhid)

Bulughul Marom (Hadits)

Fathul Qorib (Fiqih)

Irsyadatul Jaliyah

(Qiro‟atus Sab‟ah)

Tafsir Jalalain (Tafsir)

Mushtolahul Hadits

(Hadits)

Kifayatul Akhyar (Fiqih)

Irsyadatul Jaliyah

(Qiro‟atus Sab‟ah)

Mabadi Awaliyah (Ushul

Fiqh)

praktek (Nazam-Nahwu)

Tafsir Al-Jalalain (Tafsir)

Kifayatul Akhyar (Fiqih)

Mabadi Awaliyah (Ushul

Fiqh)

Jawahirul Maknun

(Balagah)

Irsyadatul Jaliyah plus

praktek (Qiro‟atus

Sab‟ah)

f. Prestasi Santri Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

Perwakilan Indonesia cabang Musyabaqoh Tilawatil Qur‟an (MTQ)

tingkat Internasional di Libya tahun 2007

Juara II Musabaqah Tilawatil Qur‟an (MTQ) Remaja tingkat

Internasional 2017 di Brunei Darussalam

Juara I Musabaqoh Hifdzil Qur‟an (MHQ) 5 Juz tingkat Nasional

tahun 2007

Juara I Musabaqoh Syarhil Qur‟an (MSQ) tingkat Nasional tahun

2010

Juara II Musabaqoh Fahmil Qur‟an (MFQ) tingkat Nasioanal ke-XX

di Palangkaraya tahun 2003

Juara I Musabaqoh Fahmil Qur‟an (MFQ) tingkat Provinsi Banten

tahun 2015

Juara I Musabaqoh Syarhil Qur‟an (MSQ) tingkat Provinsi tahun 2015

Juara I Murottal Qur‟an tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2007

Juara II Do‟a Matsur Kanak-Kanak tingkat Provinsi Banten tahun

2006

Juara I Marawis Remaja tingkat Jabodetabek tahun 2007

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

67

Juara I Marawis antar SMP wilayah Pondok Aren dan sekitarnya

tahun 2007

Juara I MTQ putra antar SMP wilayah Jakarta dan sekitarnya tahun

2007

Juara II Bidang Studi Agama tingkat Gugus Pondok Aren tahun 2007

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

SUSUNAN DEWAN PENGURUS

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN AL-

QUR’ANIYYAH

PERIODE 2017-2022

A. Dewan Pembina :

Ketua : Hj. Neneng Sakinah, S.Sos.i

Anggota :

1. H. Djunaidi

2. H. Djainal Abidin

3. H. Abdul Gofur

B. Dewan Pengawas :

Ketua : Sahlan HA (Ketua)

Anggota :

1. Abdul Latif Karim, M.Pd

2. Abdul Hamid

3. Muhasyar

4. H.Saadih

C. Badan Pengurus Harian :

1. Ketua Umum : Dr. KH. M. Sobron Zayyan,MA

2. Ketua I Bidang Pendidikan : Dr. Hj. Siti Amsariah,MA

3. Ketua II Bidang Kepesantrenan&Sosial : Drs. H. Sahlan,HD

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

68

4. Ketua III Bidang Sarana Prasarana & Usaha : H. M. Yunus, S. Ag

5. Sekretaris Umum : Maulana Yusuf, M.Si.

6. Bendahara Umum : Moch. Halimi, AG,S.Pd.

D. Susunan Pelaksana Kegiatan Divisi, Unit, Lembaga, dan Organiasi

Otonom

1. Divisi

a. Divisi Kesekretariatan

Officer : Kesekretariatan : Romlah Hasan, S.Pd

b. Divisi Kepegawaian

Officer : Kepegawaian : Irsyam Maulana, S.E.

c. Divisi Perencanaan, Anggaran, Operasional dan Evaluasi Kegiatan

(Div.PAE)

OffIcer : 1. Sunarto, S.Pd

d. Divisi Promosi&Penerimaan Siswa Baru (Div.PPSB)

Officer : 1. Ade Rusli, S.Kom

e. Divisi Sarana, Prasarana, Logistik & Urusan Rumah Tangga

Yayasan (Div.SAPRAN RT)

Officer : Maulana Hasanudin, S.Pd

f. Divisi Penerimaan&Monitoring Keuangan (Div.PMK)

Officer :1. Arif Soebarkah, S.E.

g. Divisi Pengeluaran&Pelaporan Keuangan (Div.PPK)

Officer :1. Nasrullah Jamaluddin

2. Lembaga

a) Lembaga Pengasuhan Santri (LPS)

1) Kiroman Katibin (4) Qurota A‟yun

2) H. Jajang, LC (5) Uswatun Hasanah

3) Dzulkarnain ali, S.Th.I (6) Anis zuhrotussholihah

4) Abdul Rozak, S.Pd

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

69

b) Lembaga Pengembangan Tahfidzul Qur‟an (LPTFQ)

1) H. Anshorudin, MA

c) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur‟an (LPTQ)

1) A. Fauzi Ridwan, S. Pd

2) Ilham Mahmudin, S. Pd

d) Lembaga Pengembangan Bahasa (LPBS)

1) Pella Munaya

2) Team

e) Lembaga Pengembangan Bakat (LPBT)

1) H. M. Romlih Muslim, S.Pd

2) Abdul Mufarrich, S.Pd

f) Lembaga Panti Asuhan (LPA)

1) M. Sulaiman, S.Pd

2) Dian Hafidz, S.Pd

3) Fahmi Abdul Ajis

g) Litbang dan Jaminan mutu :

1) Ahmad Dzulfahmi, S. Pd

Struktur OSPP

Organisasi Santri Pondok Pesantren

Al – Qur’aniyyah

(Kepengurusan Putra)

Ketua Pondok Putra : Much. Wildan Imam M

Wakil Ketua : M. Shufi el Kamil

Seketaris : M. Arsyad Akbar

M. Rifai Arsyad

Bendahara : Faisal Hadi

Ujang Ridwan

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

70

Dep. Pendidikan

Rafi Affan D

Rizqi M Fadhil

Zakaria Adnan

Bana Ramadhan

Rizki Bp

M. Nurhikamnuddin

Dep. Peribadatan

Haekal Fadhli

Adhi Pramudinanto

Wahyu Efendi

Ranji P

Hermansyah

Ahmad Farhan

Dep. Keamanan

Nur Muhammad

Rizky

Fikri Ananda Sulthan

Ahmad Iqbal Habibie

Rio Auladi

Mulyanuddin

Mahadir Muhammad

M. Iqbal

Dep. Bahasa

Ahmad Fauzi

Muhajir Hasan

Wildanul Firdaus

Helmi Mudhofar

Yuzadt Maulana

Dep. Kebersihan

Ahmad Banhu

Surawah

Much. Fikri

Ardiansyah

Nur Fauzi

Abdurahman

M. Nizar Akmal

Adzanul Rizki

Ahmas Zaky Siradj

Dep. Kesehatan

M. Izul Islami

Hafidz Dzikrullah

Kamil

Muhammad Irham

Maulana

Ahmad Fajrul Falah

Dimas Sumargo Y.S

Muhammad Alfi

Dzulfikri

Dep. Olahraga

Muhammad Raihan Sulthoni

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

71

Muhammad Haikal

Djohar Nur Sya‟bansyah

Abdul Muiz

Maris Firdaus

Muhammad Ezah

(Kepengurusan Putri)

Ketua Pondok Putri : Anggita. A.

Wakil Ketua : Adinda Nur. A

Seketaris : Irene Fauz

Bendahara : Nur Amalina

Dep. Pendidikan

Nabilah Tilzah

Niuda Anur F

Lulu Qotruunada

S Melani

Tasya Nurul Aulia

Dep. Keamanan

Aulia N. V

Eva Meliana

Syarifah. N

Alfasani W

Apriliana D. H

Dep. Olahraga

Faslia. A

Rizkina. F

Sili. W

Faiqza. R

S. Aulia. H

Dep. Peribadatan

Annisa

Dhea Vahwatunisa

Sulis Nabila

Aqelia Vida

Salsabila Z

Dep. Kesehatan

Diana A

Putri Nur L

Aqistu Intan

Sheha Sabila

Putri.

Dep. Kebersihan

Nurul F

Annisa F

Nashriyatun

Khoirunnisa

Syeril. S. A

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

72

Dep. Bahasa

Aqelia. N

Indah. W

Nurul A

Jelita Ausy

Latifah T

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Dewan Pengajar : 43

b. Pengurus Yayasan : 40

c. Tenaga Kebersihan : 5

d. Tenaga Keamanan : 6

e. Tenaga Medis : 1

B. Deskripsi Data

1) Variabel Y

Data yang diperoleh untuk variabel Y yakni kemampuan bacaan Qur‟an

santri melalui tes kompetensi dimana guru atau ustadz menilai langsung

bacaan santri sebanyak 35 santri, yang tersebar pada 4 kelas dengan jumlah

kisaran antara 8 dan 9 responden pada setiap kelas, dengan acuan instrumen

yang telah diberikan maka diperoleh data dengan nilai tertinggi yaitu 100

dengan jumlah responden sebanyak 7 santri dan nilai terendah yaitu 52

dengan jumlah responden sebanyak 3 santri.

Tabel 4.3

Pemetaan Responden

Kelas Jml. Responden

X IPA 1 9

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

73

X IPA 2 9

X IPS 1 9

X IPS 2 8

Jumlah 35

Jenis instrumen yang dijadikan acuan sebagai tes kompetensi bacaan

Qur‟an santri ialah jenis angket dikotomi, artinya instrumen ini hanya

memiliki 2 alternatif jawaban saja. Dan pada penelitian ini, alternatif jawaban

yang digunakan adalah “IYA” dan “Tidak”. Pada jawaban pernyataan “IYA”

akan diberikan skor 1 dan pada jawaban pernyataan “Tidak” akan diberikan

skor 0, dan pada instrumen penelitian ini jumlah butir pernyataan sebanyak

25 soal. Untuk memudahkan perhitungannya maka jumlah jawaban “IYA”

dikonversikan kedalam skala 100. Maka jawaban “IYA” harus dikalikan 4.

Dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

R = Jawaban “IYA” x 4

Dengan demikian rentang sekor yang diperoleh dari setiap santri yakni

antara 0 sampai 100. Dan KKM (kriteria ketuntasan minimal) untuk murottal

Qur‟an atau bacaan AL-Qur‟an ialah sebesar 75, maka dapat dikelopokkan

antara santri yang tuntas dengan tidak tuntas dalam membaca Al-Qur‟an.

Santri yang menjadi objek pada penelitian ini adalah santri yang berasal

dari pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah yang berstatus menjadi santri sejak

kelas 3 SMP kebawah, dengan tujuan agar penelitian ini tepat sasaran

sehingga hasilnya baik. Sebab pemberian treatment dengan metode nazam

jazariyah ini diberikan pada santri jenjang kelas 3 SMP di Pondok Pesantren

Al-Qur‟aniyyah.

Hasil dari penelitian ini dirincikan dalam bentuk tabel dan diagram batang

yang menggambarkan ditribusi frekuensi data tes kompetensi bacaan Qur‟an

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

74

santri dimana rentang skor adalah 48 dengan interval kelas sebanyak 8 dan

panjang kelasnya adalah 6. Dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

Rentang (r) = data terbesar – data terkecil

= 100 – 52 = 48

Banyaknya kelas (K) = 1+ 3.3 Log N

= 1 + 3.3 Log 35

= 1 + 3.3(1.5)

= 6.0954 dibulatkan menjadi 6

Panjang Kelas =

=

= 8

Tabel 4.4

Daftar Nilai Tes Kompetensi Bacaan Qur’an Santri

No Nama Nilai Kriteria

1 Ahmad Raihan Anwar 60 Belum Tuntas

2 Andre Mahendra 100 Tuntas

3 Daffa Rabani 96 Tuntas

4 Dika Aldoni 88 Tuntas

5 Dzikri Mursyid 64 Belum Tuntas

6 Faisal Anwar 92 Tuntas

7 Farid Irsyad 60 Belum Tuntas

8 Ibkar Ramadhan 84 Tuntas

9 Imam Nur Fauzi 68 Belum Tuntas

10 Ine Hayatul Musyrofah 92 Tuntas

11 Ismi Tazkiah 100 Tuntas

12 Istiqomah Dinda 88 Tuntas

13 Muhammad Aprianto Effendi 100 Tuntas

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

75

14 Muhammad Deni 60 Belum Tuntas

15 Muhammad Nurul Akbar 96 Tuntas

16 Murdiyanti 60 Belum Tuntas

17 Nanda Setyo 92 Tuntas

18 Naufal Sya'bani 64 Belum Tuntas

19 Nazar Ibnu Hafidz 92 Tuntas

20 Nikola Saputra 88 Tuntas

21 Nur Azizah 64 Belum Tuntas

22 Nur Fajriwati 64 Belum Tuntas

23 Nurul Rizqi 100 Tuntas

24 Rafida Kairani Rahma 100 Tuntas

25 Rajif Ishak 52 Belum Tuntas

26 Rey Syekh Jihan 88 Tuntas

27 Rifda Wafiah 100 Tuntas

28 Rizki Adnan 64 Belum Tuntas

29 Rizki Oktaviani 96 Tuntas

30 Sabrina Ayu Cahyani 68 Belum Tuntas

31 Safna Febiola 84 Tuntas

32 Taufiq Amin 96 Tuntas

33 Umi Fadhilah 56 Belum Tuntas

34 Viryal Al-Farisi 56 Belum Tuntas

35 Winda Putri Nova 100 Tuntas

Jumlah Tuntas 21

Belum T. 14

Page 91: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

76

Tabel 4.5

Kelas Interval Kemampuan Bacaan Qur’an Santri

Diagram 4.1

Kelas Interval Kemampuan Bacaan Qur’an Santri

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa santri yang mendapat skor antara

rentang 52 sampai 59 sebanyak 3 orang menempati posisi 9% dari jumlah

keseluruhan responden. Kemudian skor antara rentang antara 60 sampai 67

0102030405060708090

100

1 2 3 4 5 6

kelas interval 52 60 68 77 85 93

59 67 76 84 92 100

f. Absolut 3 9 2 2 8 11

f. Relatif 9% 26% 6% 6% 23% 31%

Diagram Bacaan Qur'an

No kelas interval f.

Absolut

f.

Relatif

1 52 59 3 9%

2 60 67 9 26%

3 68 76 2 6%

4 77 84 2 6%

5 85 92 8 23%

6 93 100 11 31%

Jumlah 35 100%

Page 92: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

77

sebanyak 9 orang menempati posisi 26% dari jumlah keseluruhan responden.

Skor antara rentang 68 sampai 76 sebanyak 2 orang menempati posisi 6%

dari jumlah keseluruhan responden. Skor antara rentang 77 sampai 84

sebanyak 2 orang menempati posisi 6% dari jumlah keseluruhan responden.

Skor antara rentang 85 sampai 92 sebanyak 8 orang menempati posisi 23%

dari jumlah keseluruhan responden. Skor antara rentang 93 sampai 100

sebanyak 11 orang menempati posisi 31% dari jumlah keseluruhan

responden. Dengan demikian frekuensi absolut berjumlah 35 (sesuai dengan

jumlah responden) dan jumlah frekuensi relatif berjumlah 100%, maka santri

yang belum tuntas dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar yang

diukur melalui instrumen berupa angket jenis dikotomi dengan jumlah nilai

rentang antara 0 sampai 100 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

adalah 75 yakni sebanyak 14 atau 40% dari jumlah keseluruhan responden.

Dan santri yang memenuhi standar predikat kelulusan sebanyak 21 santri atau

60% dari jumlah jumlah keseluruhan responden. Karena jumlah responden

“Bacaan Qur‟an” dengan kriteria “Tuntas” mengungguli dari kriteria “Belum

Tuntas”, maka data dianggap baik dan kompitabel.

2) Variabel X

Angket yang digunakan pada instrumen nazam adalah angket dengan

jenis pengukuran skala likert. Dimana pada angket tersebut responden

diberikan 5 pilihan alternatif (sangat setuju dengan skor 5, setuju dengan skor

4, kurang setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, sangat tidak setuju

dengan skor 1) sehingga skor maksimal yang diperoleh dari setiap satu

responden adalah 120 dengan skor minimal adalah 24.

Data yang diperoleh untuk variabel x yakni nazam jazariyah melalui

angket yang disebar pada 4 kelas dengan jumlah responden sebanyak 35

orang yang pada tiap kelasnya disebar angket sebanyak kisaran antara 8 dan 9

sesuai dengan penyebaran data angket bacaan Qur‟an dan telah dijelaskan

diatas, sehingga objek kajiannya tepat sasaran. Dan dari data instrumen butir

soal sebanyak 24 butir diperoleh data tertinggi mencapai skor 157 dan data

terendah mencapai skor 117. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 93: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

78

Tabel 4.6

Kelas Interval Kemampuan Bacaan Qur’an Santri

Butir soal dengan skor tertinggi ditempati pada butir soal nomor 1, dan

butir soal dengan skor paling rendah terdapat pada nomor 6. Bentuk

pernyataan pada nomor 1 mewakili indikator “pemilihan kata” dengan

ungkapan pernyataan “Kosa kata pada nazam jazariyah tersusun rapi”. Hasil

data ini mendukung pada angket nazam yang berarti bahwa instrumen ini

memang benar-benar layak dijadikan sebagai alat ukur yang bukan saja

tanggapan tetapi juga pengetahuan santri tentang nazam jazariyah. Meskipun

pada kenyataannya para santriawan maupun santriawati tidak mempelajari

secara teoritis kajian tentang nazam -atau yang disebut dengan ilmu „arudh

dan qafiyah), namun secara praktisi para santri mengerti tentang bunyi-bunyi

akhir kalimat pada nazam. Misal dapat kita lihat pada bait muqaddimah

nazam jazariyah

No. Butir Skor

1 157 13 137

2 142 14 139

3 138 15 140

4 138 16 148

5 138 17 126

6 117 18 126

7 135 19 132

8 120 20 142

9 143 21 141

10 128 22 140

11 133 23 142

12 136 24 147

Page 94: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

79

د ب # م ع ام س ي عفو رب ي قول راج ن الزرى الشافعي مفعي جزري يششا ي قول را جي عفو رب بن سامعي # مممدب ن ل

O//O/O/ O///O/ O//O// # O// O/O/ O//O/O/ O//O// مفاعلن مست فعلن مست فعلن # مفاعلن مفتعلن مست فعلن

و ى الل و وصل حلمد لل ا # طفاه و ومص على نبي و اى طف ومص ي ه ي نب على و ى ل ل وصل ل ه ل ل حلمدل ا #

O/O// O//O// O//O// # O/O/O/ O//O/O/ O//O/O/

مس ت فعلن مست فعلن مفعو لن # مفاعلن مفاعلن ف عو لن

Pada nazam tersebut akhir kata yang disusun oleh pengarang membentuk

bunyi dan qafiyah yang sama. Pada bait pertama akhir setiap syatar memiliki

harokat sukun yang sebelumnya kasroh, dan syatar kedua memiliki harokat

sukun yang sebelumnya adalah dhommah. Sehingga keteraturan kata dan

bunyi membuat para santri akan lebih mudah mencerna dan menghafalnya,

meskipun pada baitnya berbeda, dimana bait pertama disebut bait muqaffa

namun pada bait kedua adalah bait musharra‟. Namun pola baharnya masih

sama yakni rajaz.

Butir yang mendapatkan skor paling rendah ialah butir nomor 6 yang juga

mewakili indikator “pemilihan kata” dengan ungkapan pernyataan “kosa kata

pada nazam jazariyah banyak menggunakan kiasan”. Hal ini memang sesuai

dengan nazam jazariyah yang diksinya tidak menggunakan kata-kata kiasan.

Sebab biasanya kalimat yang berwazan dan berqafiyah diksi atau pemilihan

katanya menggunakan kata-kata kiasan disebut dengan puisi yang dalam

bahasa Arab disebut dengan Sya‟ir. Dan sebagaimana telah kita ketahui pada

bab dua telah kita bahas mengenai sya‟ir dan nazam beserta keterangan

mengenai keduanya. Misal dapat kita lihat pada beberapa bait nazam yang

dalam menerangkan suatu materi tentang tajwid dengan menggunakan bahasa

langsung atau ilmiah dan bukan kiasan;

Page 95: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

80

د القرآن آث من ل جيو #ذ بالتجويد حتم لزم خ وال نا وصل #لو أن زل نو بو ال ل وىكذا منو إلي

وزينة الداء والقراءة #وىو أيضا حلية التلوة تحقهامن صفة لا ومس #اء احلروف حقها ط وىو إع

Yang kurang lebih artinya seperti ini :

Dan mempelajari tajwid itu hukumnya wajib # barangsiapa yang tak

membaca Al-Qur‟an dengan tajwid maka berdosa

Karena sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur‟an dengan tajwid # dan

demikianlah membaca Al-Qur‟an dengan tajwid sampai kepada kita

Dan dengan tajwid memperindah bacaan Al-Qur‟an # dan juga sebagai

penghias dalam membacanya

Dan yang dimaksud dengan tajwid ialah memberikan haknya huruf # dari

pada sifat dan yang menjadi hukum selanjutnya

Pengarang dengan bahasa yang tegas dan lugas juga langsung menyatakan

bahwa mempelajari tajwid adalah wajib hukumnya. Sebab memelihara

keotentikan bacaan Al-Qur‟an yang diwariskan oleh Rasulullah ialah dengan

tajwid. Kemudian pengarang menjelaskan yang dimaksud dengan tajwid juga

dengan bahasa yang jelas tanpa memberikan perumpaan atau permisalan.

Maka dengan demikian telah jelas bahwa nazam jazariyah merupakan nazam

yang mumpuni dalam membahas ilmu tajwid, oleh karenanya langkah yang

tepat jika pondok pesantren menjadikan nazam jazariyah menjadi bahan

kajian disiplin ilmu tajwid. Ditambah pemberian nazam jazariyah pada santri

tingkat 3, atau kelas 3 SMP merupakan langkah yang cukup tepat, namun

alangkah baiknya jika pelajaran nazam jazariyah ini tidak hanya diberikan

pada 2 semester saja atau hanya pada kelas 3 saja, sebab penulis melihat

kekurangmaksimalan santri untuk menghafal dan mengerti betul setiap arti

dari kosa kata pada nazam yang akan berimplikasi kepada

kekurangmaksimalan akan pemahaman tentang tajwid.

Page 96: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

81

C. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui apakah analisis

data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji prasyarat

analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas residual, uji linieritas.

Dan uji heteroskedastisitas.

Uji prasyarat analisis dikatakan terpenuhi jika residual berdistribusi

normal, kelompok data, serta terdapat hubungan yang linier antara variabel

X dan variabel Y. Jika salah satu prasyarat analisis tidak terpenuhi maka

pengujian hipotesis tidak dapat dilanjutkan.

Uji prasyarat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

program Statistic Product and Service Solution (SPSS).

1. Uji Normalitas Residual

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan regresi terdistribusi secara

normal atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

a. Metode Grafik

Normalitas dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik. Sebagai dasar pengambilan keputusan, jika

data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.

Page 97: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

82

Grafik 4.1

Hasil Uji Normalitas Residual

S

Sumber data: primer, diolah pada 10 Desember 2017

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik

menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai

residual tersebut terdistribusi normal. Karena residual terdistribusi

dengan normal, maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian,

data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke

analisis data lebih lanjut.

b. Metode Uji One Sample Kolmogrof-Smirnov

Untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau

tidak, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi. Kriteria

pengujiannya adalah:

1) Jika signifikansi < 0,05 maka residual tidak terdistribusi

normal

Page 98: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

83

2) Jika signifikansi > 0,05 maka residual terditribusi normal

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Residual

Sumber data: primer, diolah pada 10 Desember 2017

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

(Asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0,732. Karena nilai signifikansi

lebih dari 0,05, (0,732>0,05) maka residual terdistribusi dengan

normal. Karena residual terdistribusi dengan normal, maka uji

prasyarat terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam

penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas data, yaitu

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang liniar atau tidak. Hasil

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 35

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 14.39602037

Most Extreme Differences

Absolute .116

Positive .077

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .688

Asymp. Sig. (2-tailed) .732

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 99: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

84

uji linieritas dapat dilihat dari nilai sifnifikansi pada Deviation of

Linearity. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear

antara variabel X dengan variabel Y.

b. Jika signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linear

antara variabel X dengan variabel Y.

Tabel 4.8

Hasil Uji Linieritas

S

u

m

b

e

Sumber data: primer, diolah pada 10 Desember 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa signifikansi pada

Deviation of Linearity lebih dari 0,05 (0,935 > 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel

nazam jazariyah dengan variabel kemampuan bacaan Qur‟an santri.

Karena data linier, maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian,

data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis

data lebih lanjut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada

semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik

ANOVA Table

Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Bacaan

* Nazam

Between

Groups

(Combined) 5474.743 20 273.737 .894 .600

Linearity 2716.399 1 2716.399 8.869 .010

Deviation from

Linearity

2758.344 19 145.176 .474 .935

Within Groups 4288.000 14 306.286

Total 9762.743 34

Page 100: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

85

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Metode Grafik (Melihat Pola Titik-titk pada Grafik Regresi)

Dasar kriteria pengambilan keputusannya ialah:

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang kemudian

menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi

heteroskedastisitas.

Grafik 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber data: primer, diolah pada 10 Desember 2017

Dari grafik di atas dapat diketahui titik-titik tidak membentuk

pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Karena

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, maka uji prasyarat

Page 101: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

86

terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam

penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.

b. Metode Absolut Residual Glejser

Dasar kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas

2) Jika signifikansi < 0,05 maka terjadi maslah

heteroskedastisitas

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas Absolut Residual Glejser

\

Sumber data: primer, diolah pada 10 Desember 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien antara

variabel Nazam dengan Unstandardized Residual memiliki nilai

signifikansi 0,368 atau lebih dari 0,05 (0,368 > 0,05). Karena

signifikansi lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas. Karena tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas, maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan

demikian, data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat

dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.

D. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah uji prasyarat terpenuhi, yaitu residual terdistribusi

normal, data yang dimiliki linear serta tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas, maka data tersebut dapat digunakan untuk

Page 102: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

87

menguji hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan agar dapat

mengetahui apakah nazam jazariyahmemberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri. Dalam

penelitian ini Pengujian dilakukan dengan menggunakan program

Statistic Product and Service Solution (SPSS).

Tabel 4.10

Hasil Uji Regresi Output Model Summary

S

Sumber data: primer, diolah pada 11 Desember 2017

Dalam regresi sederhana angka R pada tabel di atas

menunjukan korelasi sederhana (korelasi Pearson) antara variabel X

terhadap variabel Y. Angka R didapat 0,527 artinya korelasi antara

variabel nazam jazariyah dengan kemampuan bacaan Qur‟an santri

sebesar 0,527. Hal ini berarti terjadi hubungan antara variabel X dan

variabel Y.

R square yaitu menunjukan koefesien determinasi. Angka ini

diubah ke bentuk persen, yang artinya presentase sumbangan

pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Nilar R Square sebesar

0,278 kemudian diubah ke bentuk persen menjadi 27,8% artinya

presentase sumbangan pengaruh variabel nazam jazariyah terhadap

kemampuan bacaan Qur‟an santri sebesar 27,8%, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .527a .278 .256 14.613

a. Predictors: (Constant), Nazam

b. Dependent Variable: Bacaan

Page 103: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

88

Tabel 4.11

Hasil Uji Regresi dengan Uji t

S

Sumber data: primer, diolah pada 11 Desember 2017

a. Mencari persamaan regresi

Persamaan regresi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Ŷ= a + bX

Diktahui bahwa nilai constant (a) sebesar 33.657, sedangkan nilai

nazam (b/koefisien) sebesar 0.502. Sehingga persamaan regresinya

dapat ditulis :

Ŷ= 33.657 + 0,502X

Artinya bahwa nilai konsisten variabel kemampuan bacaan Qur‟an

sebesar 33.657, sedangkan nilai koefisien regresi X sebesar 0.502

menyatakan bahwa setiap penambahan 1% nilai nazam, maka nilai

bacaan Qur‟an bertambah sebesar 0.502. Nilai koefisien regresi

tersebut bernilai positif, sehingga disimpulkan bahwa arah pengaruh

variabel X terhadap variabel Y adalah positif. Maka nazam jazariyah

mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan bacaan Qur‟an

santri.

b. Langkah-langkah pengujian Uji t sebagai berikut:

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardiz

ed

Coefficient

s

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 33.657 13.478 2.497 .018

Nazam .502 .141 .527 3.567 .001

a. Dependent Variable: Bacaan

Page 104: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

89

a) Merumuskan umusan hipotesis

Ho :Nazam jazariyah tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri

H1 :Nazam jazariyah memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri

b) Menentukan t tabel

t tabel dapat dilihat pada tabel statistika pada signifikansi 5%

dengan derajat kebebasan n-2 atau 35 – 2 = 33, hasil diperoleh

untuk t tabel sebesar 2,030

Dari ouput didapat t hitung sebesar 3.567 dan signifikansi

sebesar 0,001

c) Menentukan t hitung dan signifikansi

Dari tabel di atas didapat t hitung sebesar 3.567 dan signifikansi

sebesar 0,001

d) Kriteria pengujian

Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

Jika -t hitung > -t tabel atau t hitung < t tabel maka Ho diterima

Berdasarkan signifikansi:

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.

Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

e) Membuat kesimpulan

Nilai t hitung > t tabel (3.567 > 2,030) dan signifikansi lebih

kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima,

jadi dapat disimpulkan bahwa nazam jazariyah memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan bacaan Qur‟an

santri.

Page 105: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

90

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya

diperoleh bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, diketahui

bahwa nazam jazariyah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan bacaan Qur‟an santri pada taraf signifikan 0,05 (5%) atau

tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Nilai korelasi yang didapatpun cukup kuat, yaitu 0,527 yang

artinya korelasi antara variabel Nazam jazariyah dengan kemampuan

bacaan Qur‟an santri sebesar 0,527. Hal ini berarti terjadi hubungan yang

cukup kuat.

Adapun presentase sumbangan pengaruh variabel nazam jazariyah

terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri sebesar 27,8%, sedangkan

sisanya yakni sebesar 72,2% dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam kajian teori peneliti mengemukakan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi kemampuan bacaan Qur‟an santri, antara lain sebagai

berikut:

a. Faktor intern, yaitu terdiri atas faktor fisiologis umum dan panca

indera, serta faktor psikologis seperti minat, bakat, motivasi, dan

kecerdasan/IQ.

b. Faktor ekstern, terdiri dari lingkungan (sosial dan non sosial), dan

instrumental seperti kurikulum, program, sarana atau fasilitas

serta guru.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya nazam

jazariyah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

bacaan Qur‟an santri, pengaruh yang diberikan nazam jazariyah terhadap

kemampuan bacaan Qur‟an santri sebesar 27,8% sedangkan sisanya

sebesar 72,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti minat, bakat,

motivasi, IQ, lingkungan baik sosial maupun non sosial, intrumental baik

dari segi sarana dan prasarana ataupun fasilitas, program, kurikulum, serta

faktor tenaga pendidik atau guru.

Page 106: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

91

Skor rata-rata variabel nazam jazariyah pada santriawan-santriawati

pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah kelas 4 atau kelas 1 SMA adalah

sebesar 94,1 menunjukan nazam jazariyah bagi santriawan-santriawati

pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah cukup baik, hal ini disebabkan karena

santriawan-santriawati pondok pesantren Al-Qur‟aniyyah selain dengan

background Al-Qur‟an yang cukup kuat juga bahwa di pondok pesantren

ini tradisi nazaman sudah menjadi satu hal yang membudaya. Hal ini dapat

dilihat dari setiap jenjang kelasnya bahwa, selalu ada suatu bidang studi

yang menggunakan Nazam. Sedangkan skor rata-rata variabel kemampuan

bacaan Qur‟an santri sebesar 80,9 atau dibulatkan menjadi 81, menunjukan

kemampuan bacaan Qur‟an santriawan-santriawati di pondok pesantren

Al-Qur‟aniyyah tergolong cukup baik, hal ini disebabkan bimbingan yang

intensif yang diberikan kepada santriawan dan santriawati dalam proses

pembelajaran mambaca Al-Qur‟an atau murottal Al-Qur‟an guna

membenahi bacaan-bacaan yang keliru serta tidak sesuai dengan ilmu

tajwid. Dan disisi lain, Tahfidzul Qur‟an atau menghafal Qur‟an juga

pelajaran tajwid merupakan salah satu pelajaran wajib pada setiap kelas,

artinya setiap santri diwajibkan memiliki hafalan Qur‟an dan mempelajari

ilmu tajwid.

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa pondok pesantren Al-

Qur‟aniyyah sebagai salah satu pondok pesantren bercirikhas kan dengan

pelajaran-pelajaran Al-Qur‟an yang terbukti dengan konsentrasinya dalam

membenahi bacaan Qur‟an santri lewat bimbingan murottal Al-Qur‟an

yang didukung dengan pemberian materi ilmu tajwid sehingga menjadikan

bacaan Qur‟an santrinya menjadi fasih dan benar.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna

dikarenakan penelitian ini mempunyai keterbatasan, diantaranya:

1. Peneliti hanya melibatkan subyek penelitian dengan jumlah terbatas,

yaitu 37% dari jumlah populasi yakni 35 santri dari jumlah populasi

Page 107: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

92

sebanyak 107 siswa/santri, sehingga hasilnya belum dapat

digeneralisirkan pada kelompok subyek dengan jumlah yang besar.

2. Instrumen pengumpulan data belum dapat mengungkap seluruh

aspek yang diteliti. Juga metode pengumpulan data yang hanya

dengan menggunakan 2 metode yakni dengan metode observasi dan

metode angket.

Page 108: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa nazam jazariyah

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan bacaan

Qur‟an santri di Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah Tangerang Selatan. Hal

ini disebabkan karena nazam jazariyah merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi kemampuan bacaan Qur‟an santri, sebab

nazam jazariyah merupakan nazam yang membahas tentang disiplin ilmu

tajwid yang sangat berkaitan erat dengan tata cara membaca Qur‟an yang

baik dan benar. Hal tersebut tercermin pada tingginya tingkat linieritas

yang diperoleh dari data yang mencapai 0,935 yang jika diubah menjadi

persen maka skronya menjadi 93,5%, ini menunjukkan ke-linier-an yang

sangat berarti. Kemudian sumbangan pengaruh yang diberikan nazam

jazariyah terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri ialah sebesar 27,8%

dengan tingkat kolerasi sebesar 52,7%, menunjukkan prosentase yang

cukup tinggi. Dan 72,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti minat, bakat,

motivasi, kecerdasan/IQ, lingkungan (sosial dan non sosial), dan

instrumental seperti kurikulum, program, sarana atau fasilitas serta guru.

Disamping materi nazam jazariyah yang berfokus terhadap tajwid

yang berdampak terhadap kemapanan membaca Al-Qur‟an, penyajian

materi dengan nazam sangat membantu para santri menghafal materi

tajwid yang terkadung dalam nazam jazariyah, sehingga konsep materi

tajwid mudah diingat dan dimutola‟ah. Juga gaya bahasa serta musik atau

irama yang digunakan pada nazam jazariyah mudah dipelajari dan

diapahami. Terbukti dengan skor tertinggi yang diperoleh pada butir

pernyataan nomor satu yang menyatakan bahwa “Kosa kata pada nazam

jazariyah tersusun rapi”. Sehingga keseragaman dan keteratuan kalimat

Page 109: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

94

membuat santri lebih mudah mencerna dan mengingatnya. Juga dengan

menggunakan bahar rajaz, yang mana bahar ini merupakan bahar yang

paling sering digunakan untuk menyenandungkan nazam-nazam lainnya,

seperti nazam aqidatul „awam yang biasa disenandungkan menjelang

maghrib di pesantren Al-Qur‟aniyyah, membuat santri sudah tak asing lagi

dengan nadanya.

B. Implikasi

Nazam jazariyah telah terbukti memberikan kontribusi positif

terhadap kemampuan bacaan Qur‟an santri sehingga semakin tinggi

kontribusi positif yang diberikan nazam jazariyah maka kemapanan akan

kemampuan bacaan Qur‟an santri akan semakin besar. Oleh karenanya

penggunaan nazam layak dipertahankan dengan terus dievaluasi

pengajarannya, sebab bisa saja sewaktu-waktu penggunaan nazam ini tak

lagi memberi sumbangan yang positif manakala mungkin asatidz yang

mengajarnya kurang berkompeten dibidang tajwid khususnya pengajaran

menggunakan nazam jazariyah. Di sisi lain masih 40% santri yang

dikategorikan tergolong belum tuntas dengan KKM sebesar 75. Entah

karena kurangnya pengruh faktor internal seperti minat, bakat, motivasi,

kecerdasan/IQ ataupun ataupun faktor eksternal seperti lingkungan (sosial

dan non sosial), dan instrumental seperti kurikulum, program, sarana atau

fasilitas serta guru yang membuat kemampuan bacaan Qur‟an santri

kurang berkualitas. Sebab dalam kemapanan santri dalam membaca

Qur‟an bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan kognitif seperti

pengetahuannya tentang tajwid, namun pengaruh besar juga dari afektif

santrinya yang misalnya giat untuk berlatih membaca Al-Qur‟an. Karena

dapat juga kita dapati mereka yang mahir membaca Al-Qur‟an namun

kurang mengetahui hukum-hukum tajwidnya.

Maka agar hasilnya bisa maksimal, diperlukan peningkatan mutu

disetiap faktor yang mempengaruhi kemapanan bacaan Qur‟an santri, baik

itu internal maupun eksternal. Dengan bersinerginya pada semua faktor

Page 110: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

95

akan benar-benar mengashilkan santri yang mahir dalam membaca Al-

Qur‟an.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran

peneliti yang mungkin dapat meningkatkan mutu dan kualitas bacaan

Qur‟an santri Pondok Pesantren Al-Qur‟aniyyah Tangerang Selatan

kurang dan lebihnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Santriawan-santriawati

Diharapkan dapat terus meningkatkan ghiroh belajar terutama di

bidang tajwid yang berimplikasi langsung terhadap bacaan Al-Qur‟an,

dan bukan hanya mempelajari materi atau teorinya saja melainkan

juga selalu mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan tentang tajwid

dalam membaca Al-Qur‟an sehingga akan maksimal membacanya.

2. Bagi Tenaga Pengajar Murottal dan Pengajar Nazam Jazariyah

Diharapkan para tenaga pengajar murottal dan nazam jazariyah dapat

meningkatkan kualitas mengajarnya, entah dengan mengadakan

perbaikan pada metode ataupun strateginya. Juga diharapkan mampu

membangun motivasi para santri agar terus mau menambah

pengetahuannya tentang tajwid dan membenahi bacaan Qura‟nnya.

Sebab 72,8% keberhasilan kemampuan bacaan Qur‟an santri ditumpu

pada faktor lain, termasuk diantaranya adalah faktor guru.

3. Bagi Pondok Pesantren

Diharapkan dapat melakukan evaluasi-evaluasi guna memaksimalkan

semua faktor. Sebab keberhasilan suatu pengajaran bisa saja tidak

dengan satu siklus pengajaran saja, namun butuh beberapa siklus dan

pembenahan serta tidak hanya didukung oleh satu faktor saja

melainkan dengan berbagai faktor pendukung lainnya. Juga

diharapkan mampu meningkatkan sinergitas diberbagai elemen,

terutama antara guru mata pelajaran tajwid dan murottal yang

Page 111: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

96

keduanya sangat linier dan berhubungan. Dengan maksimalnya

diberbagai faktor dan elemen diharapkan kemapanan kemampuan

santri dalam membaca Al-Qur‟an mencapai 100%.

Page 112: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

97

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,

1991.

Al-Abdi, Mahmud Muhammad Abdul Mun‟im. al-Raudatu al-Nadiyyah Syarah

Matan Jazariyyah, Mesir : Maktabah Al-Azhar li Al-Turats, 2001.

Al-Haddad, Muhammad bin Ali bin Khalaf al-Husaini. Qaulu al-Sadid Fi Bayani

Hukmi al-Tajwid, Damasq: Dar al-gautsany li al-Dirasatil al-Qur‟aniyyah,

tt.

Al-Imrithy, Syarofuddin. Yahya. „Imrithy, Surabaya: Dar al-„Abidin, tt.

Al-Mahmud, Muhammad. Hidayatu al- Mustafidh, Jakarta : al-Alaydrus, tt.

Al-Nawawi, Riyadhu al-Shalihin, Surabaya : Dar Ilm, tt.

Al-Shabuni, Muhammad Ali. al-Tibyan Fi „Ulumi Al-Qur‟an, Mekkah: Dar al-

Kitab al-Islamiyyah, Cet. I, 2003.

Atik, Abdul Aziz. Ilmu al-Arudh Wa al-Qafiyah, Beirut: Dar al-Nahdhah al-

Arabiyah, 1987.

Chalil, Achjar & Hudaya Latuconsina. Pembelajaran Berbasis Fitrah, Jakarta :

PT Balai Pustaka, 2009.

Dahlan, Zaini. Mukhtashar Jiddan, Surabaya: Dar al-„Ilm, tt.

Danim, Sudarman. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung : Alfabeta,

2013.

Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam Untuk

Siswa SMA, Jakarta: 1999/2000.

Khairurrijal Fahmi dan Nuruddin, Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Syair Imam al-

Syafi‟I: Kajian Struktural Genetik, Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa

Arab dan Kebahasaaraban, Prodi Pend. Bahasa Pascasarjana Univ. Negeri

Jakarta, 2014.

Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawati S. Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-

Ruzz Media, 2016

Giftia, Gina AD. “Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf Al-Qur‟an Melalui

Metode Tamam Pada Mahasiswa Fakultas Sains Dan Teknologi Uin

Sunan Gunung Djati Bandung”, Jurnal TEKNOIF, Vol. 3, 2014.

Page 113: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

98

Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1992.

Hamid, Mas‟an Ilmu Arudl Dan Qawafi, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995.

------------------ Ilmu Arudl Dan Qawafi, Surabaya: Alpha, 2006.

Harun, Maidir & Dasrizal. Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Al-Qur‟an

Pada Siswa SMA, Jakarta: Balitbang & Diklat Depag RI, Cet. I, 2008,

Hidayat, Rahayu S. Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif,

Jakarta: Intermasa, Cet. I, 1990,

http://www.fahmibasyaiban.web.id/2013/01/mengenalkan-islam-dengan-

nadhom.html, Diunduh pada tanggal 08 Oktober 2017.

Huzaifa, Alifa Nisa. Pengaruh Musik Dengan Kecerdasan Otak, UI: Jurnal

Pendidikan Bahasa Jepang Fak. Pend. Bahasa dan Sastra, 05 Januari 2015.

Ibnu Al-Jazary, Matan Jazariyah, Surabaya: Balai Buku, tt.

Ibnu Ruslan, Ahmad. Matan Zubad, Makkah: Maktabah Tsaqofah, 1984.

Ibrahim, Abdul „Alim. Shofwatu al-„Arudh, Fijalah: Maktabah Gharib, tt.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009.

Kementerian Agama RI & LIPI, Mengenal Ayat-Ayat Sains Dalam Al-Qur‟an-

Penciptaan Manusia Dalam Perspektif A-Qur‟an Dan Sains, Jakarta :

Widya Cahaya, Cet. I, 2015.

Mansur, Fadlil Munawwar. Perkembangan Sastra Arab Dan Teori Sastra Islam,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2011.

Mauludi, Ali. Statistik 1, Jakarta : Prima Herza Lestari, 2006.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir, Surabaya : Pustaka Progresif-

IKAPI, Cet. XIV, 1997.

Muzakki, Akhmad. Kesusastraan Arab; Pengantar Teori dan Terapan,

Yogyakarta : al-Ruzz Media, 2006.

Nady bin Haddaad, Shofwatu alAhkam Fi Tajwidi Khairi al-Kalam, Riyadh : Dar

al-Shomai‟e, 2010.

Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampua awal dalam Kegiatan Pembelajaran,

Jakarta: Delia Press, 2004.

Ornstein, Allan C. & Francis P. Hunkins. Curriculum; Foundation, Principles,

And Issues, Boston: Pearson, Ed. V, 2009.

Page 114: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

99

Partanto, Pius & M Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Aloka, 2001.

Priyatno, Duwi. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, Yogyakarta: Andi Offset,

2014.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula,

Bandung : Alfabeta, 2011.

Rusyana, Yus. Bahasa dan Sastra dalam Gambitan Pendidikan, Diponegoro:

Bandung, 1998.

Sanjaya, Wina. Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, Ed. 5, 2013.

Santoso, Statistik Hospital, Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group, Cet. III, 2013.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah- Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an,

Jakarta : Lentera Hati, Cet. II, 2009.

Shonhaji, Matan al-Ajurumiyyah, Jakarta: al-„Alaydrus, tt.

Suaid, Aiman Rusydi. Mandhzumat al-Muqaddimah, Makkah: Dar Nur al-

Maktabah, Cet. IV, 2006.

Sudiono, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, Cet.

XXIII, 2011.

Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2009.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, Cet. XIII, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung: CV Alfabeta, Cet. VII, 2009.

---------- Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung : CV Alfabeta, 2013.

--------- Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung : Alfabeta, Cet. XXIII, 2016.

Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : PT Refika Aditama,

2014.

Page 115: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

100

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prkatek, Jakarta : PT

Rineka Cipta, 1998.

------------------------- Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : PT

Rineka Cipta, Ed. Rev. V, 2002.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2005.

---------------------------------- Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, Cet. V, 2010.

Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Ed. III, 2005.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT

Rajagrafindo Persada, 2006.

Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru &

Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. II, 2009.

„Uqail, Said Mahmud. Dalilu Fi al-Arudh, Beirut: „Alahu al-Kutub, Cet. I, 1999.

Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily, Sastra Arab dan Lintas Budaya,

Malang: UIN Malang Press, 2008.

Ya‟kub, Emil Badi‟. Al-Mu‟jam al-Mufasshal Fi „Ilmi al-Arudh wa al-Qafiyah wa

Funun al-Syi‟r, Beirut: Dar Kitab Al „Alamiyyah, 1991.

Yunus, Ali. Auzanu al-Syi‟ru Wa Qaawafihu, Qahira: Maktabah al-Adab, 2000.

Page 116: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jml

1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 98

2 5 5 4 3 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 2 5 5 4 4 99

3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 98

4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 5 4 4 2 1 2 5 5 4 5 3 4 90

6 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 3 3 5 5 4 100

7 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 4 3 1 73

8 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107

9 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 3 3 3 4 5 4 4 99

10 5 3 4 4 5 2 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 113

11 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 3 3 5 3 4 98

12 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 3 3 3 3 4 95

13 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 104

14 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 118

15 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110

16 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 117

17 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 118

18 5 5 5 5 4 2 3 4 3 5 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 108

19 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100

21 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

22 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 106

23 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

24 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

25 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

26 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

27 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

28 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

29 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 122

30 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 113

31 5 5 5 5 5 5 4 3 5 4 1 4 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 4 5 111

NUji Validitas Butir Pernyataan Nazam

Page 117: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

32 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 116

33 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

34 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

35 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

36 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

37 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

38 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121

39 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 115

Page 118: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jml

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24

2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 21

4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25

5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

6 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 18

7 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23

8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 15

9 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 9

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26

11 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 10

12 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24

13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25

14 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 14

15 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

18 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

19 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21

20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 23

21 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24

22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26

23 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 18

24 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 22

25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 16

26 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

28 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 9

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

31 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 13

Uji Validitas Butir Instrumen Bacaan Qur'anN

Page 119: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

32 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24

33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

34 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

36 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 23

37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25

38 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22

39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

Page 120: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jml

1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 94

2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 5 3 3 4 2 72

3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 94

4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89

5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 5 4 4 2 1 2 5 5 4 5 3 4 86

6 5 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 3 4 72

7 5 4 3 2 1 2 3 4 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 4 3 1 68

8 4 3 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 96

9 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 3 3 3 4 5 4 4 95

10 5 3 4 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 108

11 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 110

12 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 3 3 3 3 4 91

13 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 113

14 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117

15 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

16 4 3 2 2 3 3 4 1 4 3 3 3 4 3 2 4 1 2 3 4 3 3 4 4 72

17 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 113

18 5 5 5 5 4 2 3 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 105

19 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96

21 4 3 2 4 5 2 4 1 4 2 4 3 5 4 3 4 1 3 2 4 3 4 3 4 78

22 4 4 5 5 3 2 3 1 5 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 5 3 4 5 88

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

24 5 4 3 4 5 2 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 5 4 3 4 5 89

25 5 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 5 4 3 3 5 3 4 3 5 4 3 4 4 89

26 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

27 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 110

28 4 5 4 4 3 2 5 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 86

29 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117

30 4 3 3 2 5 2 2 1 3 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 60

NBUTIR PERNYATAAN NAZAM

Page 121: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

31 5 5 5 5 5 5 4 3 4 2 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 108

32 5 4 2 3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 3 5 4 3 3 3 4 4 3 4 5 89

33 4 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 3 60

34 4 3 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 64

35 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 118

Page 122: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jml Skor Kriteria

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 15 60 BT2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 96 T 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 22 88 T 5 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 64 BT6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 T 7 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 15 60 BT8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 21 84 T 9 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 17 68 BT

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 92 T 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T 12 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 88 T 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T 14 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 15 60 BT15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 96 T 16 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 15 60 BT17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 23 92 T 18 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16 64 BT19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 92 T 20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 22 88 T 21 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 16 64 BT22 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 64 BT23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T 25 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 13 52 BT26 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 22 88 T 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T 28 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 16 64 BT29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 96 T 30 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 17 68 BT

NoButir Bacaan Qur'an

Page 123: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

31 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21 84 T 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 96 T 33 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 14 56 BT34 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 14 56 BT35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 T

Page 124: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

Hasil Uji Validitas Kemampuan Bacaan Qur’an

Butir Pernyataan r tabel r hitung Status

Item_1 0.316 0.511 Valid

Item_2 0.316 0.505 Valid

Item_3 0.316 0.455 Valid

Item_4 0.316 0.093 Tidak Valid

Item_5 0.316 0.581 Valid

Item_6 0.316 0.447 Valid

Item_7 0.316 0.130 Tidak Valid

Item_8 0.316 0.521 Valid

Item_9 0.316 0.521 Valid

Item_10 0.316 0.521 Valid

Item_11 0.316 0.521 Valid

Item_12 0.316 0.487 Valid

Item_13 0.316 0.736 Valid

Item_14 0.316 0.660 Valid

Item_15 0.316 0.790 Valid

Item_16 0.316 0.688 Valid

Item_17 0.316 0.797 Valid

Item_18 0.316 0.655 Valid

Item_19 0.316 0.542 Valid

Item_20 0.316 0.678 Valid

Item_21 0.316 0.693 Valid

Item_22 0.316 0.794 Valid

Item_23 0.316 0.717 Valid

Item_24 0.316 0.385 Valid

Item_25 0.316 0.450 Valid

Item_26 0.316 0.388 Valid

Item_27 0.316 0.398 Valid

Page 125: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

Hasil Uji Validitas Nazam Jazariyah

Butir Pernyataan r tabel r hitung Status

Item_1 0.316 0.439 Valid

Item_2 0.316 0.535 Valid

Item_3 0.316 0.812 Valid

Item_4 0.316 0.480 Valid

Item_5 0.316 0.554 Valid

Item_6 0.316 0.454 Valid

Item_7 0.316 0.474 Valid

Item_8 0.316 0.594 Valid

Item_9 0.316 0.088 Tidak Valid

Item_10 0.316 0.698 Valid

Item_11 0.316 0.640 Valid

Item_12 0.316 0.717 Valid

Item_13 0.316 0.792 Valid

Item_14 0.316 0.674 Valid

Item_15 0.316 0.733 Valid

Item_16 0.316 0.633 Valid

Item_17 0.316 0.436 Valid

Item_18 0.316 0.692 Valid

Item_19 0.316 0.658 Valid

Item_20 0.316 0.759 Valid

Item_21 0.316 0.795 Valid

Item_22 0.316 0.815 Valid

Item_23 0.316 0.498 Valid

Item_24 0.316 0.667 Valid

Item_25 0.316 0.716 Valid

Page 126: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

Identitas Responden

Nama santri :

Kelas :

Skala Variabel Kemampuan Bacaan Qur’an

Petunjuk pengisian instrumen

Terdapat dua pilihan dibawah ini dengan cara pengisian yakni memberi

centang/ceklist () pada kolom yang disediakan sesuai dengan kemampuan bacaan santri.

Dengan ketentuan penilaian :

“Setiap kolom yang diisi dengan centang/ceklist () maka diberikan nilai 1, begitupun

sebaliknya, kolom yang tidak diberikan centang/ceklist () maka diberikan nilai 0.”

No Pernyataan Iya Tidak

1 Santri tidak terbata-bata saat membaca Al-Qur’an

2 Santri membaca Al-Qur’an dengan satu nafas

pada satu kali bacaan

3 Santri membaca Al-Qur’an dengan tempo yang

beraturan

4 Santri memperhatikan tempat waqof dan ibtida

yang tepat

5 Santri membaca Al-Qur’an dengan suara yang

jelas

6 Santri membaca Al-Qur’an tidak ragu-ragu

7 Santri mengucapkan huruf-huruf halq dari

tenggorokan

8 Santri mengucapkan huruf as-Syafatain dari dua

bibir

9 Santri mengucapkan huruf gunnah lewat pangkal

hidung

10 Santri mengucapkan huruf al-Lisan dari lidah

11 Santri jelas membedakan makhraj huruf sya & sha

12 Santri jelas membedakan makhraj huruf tsa & sa

13 Santri jelas membedakan makhraj ta & tha

14 Santri jelas membedakan makhraj da & dha

Page 127: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

Keterangan :

Rumus penentuan nilai (R) = Jawaban IYA x 4

R = _____x 4 =…….

15 Santri jelas membedakan huruf ja, dza, & za

16 Santri jelas membedakan huruf qaf & kaf

17 Santri membaca jelas hukum bacaan izhar

18 Santri memasukkan huruf yang satu kepada yang

lainnya saat membaca idghom

19 Santri menyamarkan bacaan ikhfa

20 Santri mengganti huruf nun kepada mim saat

membaca iqlab

21 Santri menahan bacaan saat terdapat ghunnah

22 Santri memanjangkan bacaan mad

23 Santri memendekkan bacaan qashr

24 Santri mengetahui bahwa hukum mempelajari

tajwid adalahfardhu kifayah

25 Santri mengetahui membaca Al-Qur’an dengan

tajwid adalah fardhu ‘ain

Page 128: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

Identitas Responden

Nama : ……………

Kelas : ……………

Skala Variabel Penggunaan Nazam Jazariyah

Petunjuk Pengisian Angket

Pilihlah salah satu pernyataan dibawah ini dengan cara memberi centang/ceklist ()

pada kolom yang disediakan sesuai keadaan sebenarnya, dengan ketentuan sebagai berikut :

SS = SangatSetuju, S = Setuju, KS = KurangSetuju, TS = TidakSetuju, STS = Sangat Tidak

Setuju

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Kosa kata pada nazam jazariyah tersusun rapi

2 Kosa kata pada nazam jazariyah mudah dipahami

3 Kosa kata pada nazam jazariyah mudah dilafalkan

4 Kosa kata pada nazam jazariyah mudah diingat

5 Kosa kata pada nazam jazariyah sama seperti kosa kata prosa bahasa arab pada umumnya

6 Kosa kata pada nazam jazariyah banyak menggunakan kiasan

7 Kosa kata pada nazam jazariyah memilki kesamaan bunyi pada akhirnya

8 Kosa kata pada nazam jazariyah adalah ringkas

9 Kalimat pada nazam jazariyah mudah disenandungkan

10 Kalimat pada nazam jazariyah memiliki ritme yang teratur

11 Nazam jazariyah mempunyai perulangan bunyi yang indah didengar

12 Melodi pada nazam jazariyah menambah semangat belajar

13 Nazam jazariyah membantu kreativitas bermusik

14 Rangkaian nada pada nazam jazariyah memiliki beberapa variasi

15 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang makharijul huruf

16 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang sifat-sifat huruf

17 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum nun sukun dan tanwin

18 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum mim sukun

19 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum bacaan tarqiq dan takhfim

20 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum bacaani dgham

21 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum bacaan ghunnah

22 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum

Page 129: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

NB : angket ini tidak mempengaruhi nilai anda disekolah

bacaan mad & qashr

23 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang waqof dan ibtida

24 Nazam jazariyah adalah nazam yang membahas tentang hukum hamzah washal

Page 130: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

No Nama Nilai Kriteria

1 Ahmad Raihan Anwar 60 Belum Tuntas

2 Andre Mahendra 100 Tuntas

3 Daffa Rabani 96 Tuntas

4 Dika Aldoni 88 Tuntas

5 Dzikri Mursyid 64 Belum Tuntas

6 Faisal Anwar 92 Tuntas

7 Farid Irsyad 60 Belum Tuntas

8 Ibkar Ramadhan 84 Tuntas

9 Imam Nur Fauzi 68 Belum Tuntas

10 Ine Hayatul Musyrofah 92 Tuntas

11 Ismi Tazkiah 100 Tuntas

12 Istiqomah Dinda 88 Tuntas

13 Muhammad Aprianto Effendi 100 Tuntas

14 Muhammad Deni 60 Belum Tuntas

15 Muhammad Nurul Akbar 96 Tuntas

16 Murdiyanti 60 Belum Tuntas

17 Nanda Setyo 92 Tuntas

18 Naufal Sya'bani 64 Belum Tuntas

19 Nazar Ibnu Hafidz 92 Tuntas

20 Nikola Saputra 88 Tuntas

21 Nur Azizah 64 Belum Tuntas

22 Nur Fajriwati 64 Belum Tuntas

23 Nurul Rizqi 100 Tuntas

24 Rafida Kairani Rahma 100 Tuntas

25 Rajif Ishak 52 Belum Tuntas

26 Rey Syekh Jihan 88 Tuntas

27 Rifda Wafiah 100 Tuntas

28 Rizki Adnan 64 Belum Tuntas

29 Rizki Oktaviani 96 Tuntas

30 Sabrina Ayu Cahyani 68 Belum Tuntas

31 Safna Febiola 84 Tuntas

32 Taufiq Amin 96 Tuntas

33 Umi Fadhilah 56 Belum Tuntas

34 Viryal Al-Farisi 56 Belum Tuntas

35 Winda Putri Nova 100 Tuntas

Tuntas 21

Belum T. 14Jumlah

Lampiran Bacaan Qur'an Santri

Page 131: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

Lampiran Observasi Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah

NO KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KET**

1 Tilawah Qur’an

2 Fahmil Qur’an

3 Syarhil Qur’an

4 Marawis

5 Muhadatsah

6 Bola Volly

7 Bola Basket

8 PencakSilat

9 Club Sains

10 Paskibra

11 Pramuka

12 Marching band

13 Hadroh

14 Kaligrafi

15 SeniKerajinanTangan

16 Futsal

17 English Club

18 Math Club

NO SARANA PENDUKUNG KET**

1 Asrama

2 Mesjid/Mushola

3 Perpustakaan

4 LapanganOlah Raga

5 Alat-alatKesenian

6 Alat-alatKeterampilan

7 Lab KomputerdanSains

8 Klinik

9 Wartel

10 AlatPeraga

11 Koperasi

12 Loundry

Page 132: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK

No Pelajaran, Jumlah Jam Wali

Kode & Pembagian kelas Kelas

1 Drs.KH.M.Sobron Zayyan, MA Qiro'at-2(6AB),Tajwid- 2(6AB),Mustholahul Hadits-3(5ABC)

2 Drs. H. Sahlan, HD Tafsir-5(5ABC,6AB),Hadits-5(3ABE)

3 H. M. Yunus, S.Ag Tauhid-8(3ABCDE,4ABC)

4 Drs. H. Abdul Latif, SQ Qiro'at-4(5ABC & Tkhs Senior ), Tahsin-1(Tkhs Junior) Tkh J

5 Dra.Hj.Siti Anshoriyah, MA Ulumul Qur'an-5(5ABC,6AB)

6 Drs. H. Hasanudin, MM Nahwu-2(6AB)

7 Udan Maulana Fiqih/Q.Qutub-5(5ABC,6AB)

8 H.M. Romli Muslim, S.Pd.I Shorof-6(3AB,6AB), Tajwid-3(5ABC) 6A

9 Fahmi Ubaidi, S.Pd.I Tajwid-3(2ABC)

10 Abdul Latif Karim, S.Pd.I Nahwu-3(5ABC),Hadits-2(3CD) 3D

11 Asef Saifullah, S.Ag Fiqih-5(3ABCDE), Tauhid-5(2ABCDE) 3A

12 Abdul Mukhlish, S.Pd Nahwu-6(2ABC)

13 H. Deden Zainal.M, M.Pd Nahwu-3(4ABC), Ushul Fiqh-5(5ABC,6AB) 5B

14 Muhamad Halimi, S.Pd Naghom-2(1AB)

15 Abdul Hamid Tatbiq-4(1ABCD)

16 Abdul Rozak, S.Pd.I Tajwid-3(4ABC),Fiqih-3(4ABC) 4A

17 Nasri Baidowi, S.Pd.I Shorof-3(4ABC), Tasawuf-3(5ABC) 5A

18 Mursin Haykal Hadits-5(2ABCDE),Khot-5(2ABCDE) 2D

19 Nasrullah HN, S.Hi Fiqih-2(2DE)

20 Kiroman Katibin Tajwid-4(1ABCD),Tatbiq-3(2CDE) 1A

21 Ety Herawati, S.Ag Fiqih-4(1ABCD)

22 Muhsinin, S.Pd.I Fiqih-3(2ABC) 2A

23 Achmad Dzulfahmi, S.Pd.I Khot-8(3ABCDE,4ABC) 4C

24 Ahmad Fauzi Ridwan, S.Pd.I Naghom-2(5AB)

25 Dian Hafidz, SQ Naghom-2(4BC)

26 M. Firmansyah Naghom-2(6AB)

27 Zulkarnain Ali Tajwid-3(ABC) 3C

28 Abdul Mufarrich, S.Pd.I Naghom-4(2DE,4A,5C) 5C

29 Rahmat Hidayat, SE Shorof-5(2ABCDE), Nahwu-4(2DE) 2C

30 Zainal Abidin, SE Naghom-3(2ABC) 2B

31 Abdul Aziz.NS. S.Pd.I, M.Pd Tauhid-4(1ABCD)

32 Ilham Mahmuddin Naghom-2(3DE)

33 Lili Ardian Nahwu-10(3ABCDE) 3E

34 Abdul Muiz Qiro'at-6(4ABC), Tajwid-2(3DE) 4B

35 Abu Bakar Tajwid-2(2DE) 2E

36 M. Zaini Dahlan Shorof-8(1ABCD) 1C

37 Sam Rizqi Ramadhan Nahwu-4(1AB) 1B

38 H. Jajang Hermawan, SH,Lc Balagoh-2(6AB),Shorof-8(3CDE&Tkhs J&S),Hadits-3(4ABC),Fikih-1(Tkhs S) 6B

39 Asep Bahruddin, SQ Naghom-3(3ABC), Tajwid-2(Tkhs Junior & Senior) 3B

40 Maulana Hasanuddin, S.Pd Khot-4(1ABCD) 1D

41 Ruly Ahmad, SE Naghom-2(1CD)

42 Ahmad Jailani Romli Tatbiq-2(2AB)

43 Abdul Syakur, S.Pd.I Nahwu-4(1CD)

Kepala Unit Pondok PesantrenMengetahui,

( Drs. H. Sahlan, HD )

KODE ASATIDZ, MATA PELAJARAN, JUMLAH JAM DAN PEMBAGIAN KELAS

Nama Guru

PONDOK PESANTREN AL-QUR'ANIYYAH

Page 133: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 134: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 135: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 136: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 137: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 138: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 139: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 140: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 141: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK
Page 142: PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37743...PENGARUH PENGGUNAAN NAZAM JAZARIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BACAAN QUR’AN SANTRI DI PONDOK