pengaruh penggunaan model quantum teaching...

287
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178 Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh RIA LINIARTI NIM 1111015000070 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1437 H

Upload: vuongnga

Post on 30-Apr-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR IPS

(Quasi Experiment di SMP Negeri 178 Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh

RIA LINIARTI

NIM 1111015000070

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1437 H

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

i

ABSTRAK

Ria Liniarti (NIM:1111015000070). Pengaruh Penggunaan Model QuantumTeaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178Jakarta). Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaanmodel Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS di SMP Negeri 178 Jakarta,dan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Quantum Teaching sebagai modelpembelajaran pada siswa di SMP Negeri 178 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakandi SMP Negeri 178 Jakarta.

Metode penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen. Pengambilansampel dilakukan dengan teknik Purpossive Sample. Sampel penelitian berjumlah36 orang untuk kelas eksperimen dan 36 orang untuk kelas kontrol. Pengambilandata menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telahdiuji validitas dan reliabilitasnya.

Hasil penelitian ini terdapat pengaruh penggunaan model QuantumTeaching terhadap hasil belajar di SMP Negeri 178 Jakarta. Analisis datamenggunakan uji t, dan data hasil perhitungan perbedaan rata-rata postest keduakelompok diperoleh nilai thitung sebesar 3,50, sedangkan ttabel dengan tarafsignifikansi 5% = 1,66691, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berartihipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal inimenunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teachingdalam pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 178 Jakarta

Kata Kunci : Model Pembelajaran Quantum Teaching, Hasil Belajar

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

ii

ABSTRACT

Ria Liniarti (NIM: 1111015000070). Influence the use of Quantum Teachingas Learning Model IPS on Students Result (Quasi Experiment in 178 JakartaJunior High School). Thesis, Program of Geography Study, Department ofSocial Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta.

This research aims to determine the influence is there a learning modelQuantum Teaching to the learning outcomes in 178 Jakarta Junior High School,and to know how to use of Quantum Teaching as a model of learning for thestudents in 178 Jakarta Junior High School. This study was conducted in 178Jakarta Junior High School.

The research method used was quasi-experimental. Sampling was done byPurpossive Sample technique. The research samples is 36 people for experimentalclass and 36 people for control class. Retrieval of data used instruments anachievement test multiple choice rofm that has been tested for its validity andreliability.

The result of this research is that there is a influence with the used ofQuantum Teaching as Learning Model on Student Result in 178 Jakarta JuniorHigh School. Analysis of the data used the t test, and the data of calculationresults average difference in posttest both groups obtained t value of 3,50, while ttable with a significance level of 5% = 1,66691, it can be said that t ˃ t tablemeans the alternative hypothesis (Ha) is accepted and the zero hypothesis (Ho) isrejected. This shows that there is a influence of Quantum Teaching As LearningModel on Students Result (Quasi Experiment In 178 Jakarta Junior High School).

Keywords: Quantum Learning Model of Teaching, Students Result

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada

kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW beserta keluarganya. Saya sebagai

penulis berucap syukur telah diberi nikmat iman, Islam dan kesehatan telah

menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat beserta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Quantum

Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178

Jakarta)”, ini merupakan salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada

Konsentrasi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya

masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang

penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya

penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tesebut penulis

sampaikan kepada:

1. Prof. Dede Rosyada, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Prof. Dr. Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

iv

4. Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan motivasi, ilmu, keteladanan, waktu dan yang telah begitu sabar

dalam memberikan bimbingan, pengarahan, kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan tepat waktu.

5. Bapak H. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan dukungan dalam administrasi.

6. Kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Alm. Subandi dan Ibunda

Repelina, yang selalu menjadi pelita dalam hidup dan telah melimpahkan

segenap kasih sayang yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan

do’a, perhatian, motivasi dan kasih sayang untuk penulis.

7. Adik penulis Anggie Rizka Safitri yang dengan tulus memberikan do’a dan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak/Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

beserta staf, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

9. Kepala Sekolah SMP Negeri 178 Jakarta, Drs. Susmulyadi, M.Pd, dan staf

TU yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian guna penyusunan

skripsi ini.

10. Dewan guru SMP Negeri 178 Jakarta khususnya Bapak Surjadi Djaenudin,

S.Pd, yang telah memberikan kesempatan untuk bekerja sama melakukan

penelitian ini.

11. Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII 6 dan VII 3 tahun

ajaran 2014/2015 yang telah bersedia membantu serta bekerja sama selama

proses penelitian berlangsung.

12. Teman-teman seperjuangan skripsi sekaligus sahabat tersayang, Fajriyatul

Azizah, Febriani Herlina, Nur Alfi Lail, Nia Fitriyani, Gaun Rifani, Rani

Fatimah, Khoirul Fahrudin, Anita Putri Pertiwi, Utih Amartiwi, Wandayani

Nurfadilah, Memo Lovendri Pramana, Geng RK, teman-teman kelompok

PPKT dan teman-teman IPS Geografi 2011, yang telah memberikan motivasi,

waktu, tenaga, dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini,

semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua. Aamiin.

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

v

13. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial angkatan 2011 yang telah memberikan banyak pengalaman dan warna

kepada penulis tentang indahnya kebersamaan.

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tiada untaian kata yang terindah dan berharga kecuali ucapan

Alhamdulillahirobbil’alamiin atas rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu

yang penulis miliki.

Jakarta, 26 Juni 2015

Penulis

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ........................................................................................................................ i

ABSTRACT ...................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah........................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian............................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 7

2. Manfaat Praktis .................................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS....................................................................................................... 9

A. Deskripsi Teoritik........................................................................................... 9

1. Model Pembelajaran .................................................................................. 9

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

vii

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Terpadu .................................... 10

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching ................................................ 11

a. Definisi Quantum Teaching ............................................................. 11

b. Asas Utama dan Prinsip-Prinsip Quantum Teaching ....................... 12

c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching ........................... 14

d. Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran ........................ 15

e. Teknik-teknik Mencatat dalam Pembelajaran Quantum

Teaching ........................................................................................... 17

f. Diskusi Kelompok............................................................................ 20

4. Belajar dan Pembelajaran ........................................................................ 23

a. Pengertian Belajar ............................................................................ 23

b. Hakikat Proses Belajar Mengajar ..................................................... 25

c. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem .......................................... 26

d. Hasil Belajar ..................................................................................... 27

e. Cara Mengukur Hasil Belajar........................................................... 28

5. Ilmu Pengetahuan Sosial ......................................................................... 29

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................ 29

b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ................... 31

c. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Pendidikan IPS ............................. 31

d. Model Pembelajaran Pendidikan IPS ............................................... 32

e. Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS .............................................. 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................... 34

C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 37

D. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 41

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................................... 41

1. Tempat Penelitian.................................................................................. 41

2. Waktu Penelitian ................................................................................... 41

B. Metode Penelitian......................................................................................... 42

C. Populasi Dan Sampel ................................................................................... 43

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

viii

1. Populasi ................................................................................................. 43

2. Sampel................................................................................................... 44

D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Tes ............................................ 46

1. Tes ......................................................................................................... 46

2. Non Tes ................................................................................................. 49

a. Observasi........................................................................................ 49

b. Wawancara..................................................................................... 50

F. Kalibrasi Instrumen ...................................................................................... 51

1. Uji Validitas .......................................................................................... 51

2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 52

3. Taraf Kesukaran ...................................................................................... 53

4. Uji Daya Pembeda................................................................................... 54

G. Teknik Analisis Data.................................................................................... 56

1. Uji Normalitas Gain .............................................................................. 56

2. Uji Parasyarat Analisis Data ................................................................. 57

a. Uji Normalitas .................................................................................. 57

b. Uji Homogenitas............................................................................... 58

I. Uji Hipotesis................................................................................................. 59

J. Hipotesis Statistik......................................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................. 62

A. Latar Belakang Objek Penelitian.................................................................. 62

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 178 Jakarta ........................... 62

2. Visi, Misi, dan Tujuan........................................................................... 62

a. Visi ................................................................................................. 62

b. Misi ................................................................................................ 63

c. Tujuan ............................................................................................ 63

3. Guru dan Tenaga Kependidikan............................................................ 63

B. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................... 64

1. Uji Normalitas Gain .............................................................................. 64

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

ix

2. Uji Prasyarat Analisis Data ................................................................... 65

a. Uji Normalitas Data ....................................................................... 65

b. Uji Homogenitas Data.................................................................... 67

3. Uji Hipotesis Data ................................................................................. 69

C. Hasil Pembahasan Penelitian ....................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 73

A. Kesimpulan................................................................................................... 73

B. Saran............................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 75

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian .......................................................................................... 41

Tabel 3.2 Desain Penelitian.......................................................................................... 43

Tabel 3.3 Jumlah Komposisi Laki-laki dan Perempuan............................................... 44

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................................ 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Peretmuan 1-5 ................................................. 50

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen................................................................... 53

Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .............................................. 54

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................................... 55

Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ..................................................... 55

Tabel 4.1 Data Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................... 64

Tabel 4.2 Rekapitulasi Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ......................................................................................................... 65

Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ......................................................................................................... 66

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 67

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....... 68

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Uji t ............................................................................... 70

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 39

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP dan Bahan Ajar Kelas Eksperimen

Lampiran 2 RPP dan Bahan Ajar Kelas Kontrol

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes

Lampiran 4 Uji Coba Soal Pretest dan Posttest

Lampiran 5 Kunci Jawaban Uji Coba Soal Pretest dan Posttest

Lampiran 6 Validitas

Lampiran 7 Reliabilitas

Lampiran 8 Taraf Kesukaran

Lampiran 9 Uji Daya Pembeda

Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest

Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest

Lampiran 12 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest

Lampiran 13 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi

untuk Skor Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen

Lampiran 14 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi

untuk Skor Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen

Lampiran 15 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi

untuk Skor Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol

Lampiran 16 Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi

untuk Skor Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

xiii

Lampiran 17 Uji Normal Gain

Lampiran 18 Uji Normalitas Data

Lampiran 19 Uji Homogenitas

Lampiran 20 Uji Hipotesis

Lampiran 21 Lembar Pra Observasi dan Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas

Eksperimen

Lampiran 22 Lembar Aktivitas Mengajar Kelas Eksperimen

Lampiran 23 Lembar Wawancara

Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini memerlukan pendidikan.

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku karangan Choirul Mahfud

menyebutkan, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan

bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh

anak”.1

Menurut Choirul Mahfud, “Bagi kehidupan umat manusia, pendidikan

merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa

pendidikan, mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang

sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut

konsep pandangan hidup mereka”.2 Namun kenyataannya, pada abad ke 21 ini

dunia pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara lain.

Salah satunya kualitas pendidikan yang sangat rendah. Banyak permasalahan-

permasalahan yang terjadi di dalam pendidikan di Indonesia, mulai dari fasilitas

pendidikan, kualitas pengajar, kurikulum pendidikan, rendahnya kesejahteraan

guru, dan mahalnya biaya pendidikan.

Fasilitas pendidikan di Indonesia, terutama di daerah pelosok Indonesia

sangat tidak memadai. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dan pusat

tentang pendidikan terlihat di sini. Kemudian banyak pengajar-pengajar yang

kurang pengalaman dan terlatih. Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran

dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Guru-guru PNS secara

umum pada masa sekarang telah memiliki kesejahteraan yang memadai, terlebih

lagi yang telah lulus sertifikasi. Namun guru–guru swasta yang jumlahnya tak

1 Choirul Mahfud, Pendidikan Multi Kultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet V, h. 33.2 Ibid., h. 32

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

2

kalah banyak dengan PNS nasibnya belum banyak berubah. Sebagian yang telah

lulus sertifikasi telah mendapat perbaikan penghasilan, namun sisanya masih jauh

lebih besar. Meski pemerintah mencanangkan pendidikan gratis, untuk beberapa

kalangan pendidikan masih dinilai mahal. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman

Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin

tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Kalaupun mereka dapat

bersekolah, tidak mampu memilih sekolah berkualitas. Kini SD dan SMP negeri

gratis namun keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang masih dimungkinkan memungut iuran

dari orangtua justru berpotensi membuat pembedaan perlakuan yang dapat masuk

hanya yang mampu membayar tinggi. Belum lagi sekolah - sekolah swasta, yang

mematok biaya tinggi.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh United Nations DevelopmentProgramme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan (PBB) yangdiluncurkan di New York, Jum’at (15/11/2013), indeks pembangunanpendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan datatahun 2013 adalah 0,603. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-108 dari 187 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,910-1.Kategori medium berada di atas 0,67, sedangkan kategori rendah di bawah0,67.3

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistemPendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untukdirinya, masyarakat bangsa dan negara.4

Menurut Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, “Tujuan pendidikan

memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah

untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

3 http://hdr.undp.org/en/content/education-index/, diakses pada 7 Februari 2015, 10:28.4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), h. 5

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

3

memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu

yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan”.5

Banyak upaya yang telah ditempuh untuk dapat meningkatkan mutu

pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan terjadi pada berbagai aspek

pendidikan, diantaranya yaitu pengembangan kurikulum yang ditingkatkan sesuai

dengan kondisi perkembangan zaman. Proses pembelajaran yang meliputi

kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Model pembelajaran yang digunakan

disesuaikan dan ditingkatkan sesuai dengan tujuan. Pengembangan media

pembelajaran yang digunakan atau alat - alat pendukung media pembelajaran

untuk dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Fasilitas ruang

belajar yang memadai serta kompetensi guru yang semakin ditingkatkan.

Pembelajaran yang digunakan juga harus memiliki kesesuaian dengan modelnya

serta dapat memajukan siswa dalam memahami pembelajaran.

Menurut John W. Santrock, “Proses belajar atau pembelajaran adalah

fokus utama dalam psikologi pendidikan”.6

Akan tetapi masih banyak sekolah yang tidak menerapkan model, metode,

dan strategi pembelajaran dengan baik sehingga motivasi belajar siswa menjadi

rendah dan berdampak pada hasil belajar siswa tersebut.

Pelajaran IPS di tingkat Sekolah Menengah Pertama merupakan mata

pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Guru diharuskan menyelesaikan

target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model, metode, media atau alat peraga dan

strategi belajar yang tepat, guru juga harus mampu memahami karakteristik siswa

dan memberikan rangsangan kepada siswa agar bersemangat dalam mengikuti

proses pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama.

5 Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan: Edisi Revisi, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2008), Cet II, h. 37.6 John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet III,h. 265.

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

4

Akan tetapi, pada saat berlangsungnya proses pembelajaran IPS guru

masih menerapkan metode pembelajaran yang monoton yaitu ceramah. Dimana

guru menerangkan, siswa duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang

disampaikan guru sehingga ketika siswa diminta untuk bertanya oleh guru banyak

yang tidak melakukannya hingga proses belajar mengajar berakhir tanpa ada

kesempatan untuk mengembangkan daya kreatifitas yang dimiliki siswa. Dengan

kondisi seperti itu proses pembelajaran yang dilakukan cenderung pada

pencapaian target materi kurikulum, dan lebih mementingkan pada penghafalan

konsep bukan pada pemahaman. Suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif,

minat belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS masih sangat kurang,

sehingga proses dan hasil belajar juga rendah. Proses pembelajaran dan hasil

belajar IPS yang rendah merupakan suatu permasalahan yang harus segera diatasi.

Hal serupa juga dialami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 178 Jakarta

dimana siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran. Pada saat guru

menerangkan banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya hal ini

dikarenakan guru menggunakan metode ceramah. Hal ini juga diperkuat oleh

pernyataan siswa yang menyatakan bahwa siswa bosan, mengantuk, kesal, dan

banyak yang izin ke kamar kecil padahal mereka ke kantin karena guru hanya

ceramah, ceramah dan ceramah. Selain itu pada saat guru selesai menjelaskan

materi pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

seputar materi yang dibahas, namun tidak ada siswa yang bertanya hal ini

disebabkan karena siswa merasa malu dan takut salah sehingga mereka memilih

diam. Hal berikutnya juga menjadi permasalahan baru di SMP Negeri 178 Jakarta

yang mana 98,8% siswa memperoleh nilai IPS dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM). Terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

di SMP Negeri 178 Jakarta, dari 5 kelas (VII.3, VII.4, VII.6, VII.7, VII.8) ada

sekitar 98,8% siswa yang memperoleh nilai IPS berkisar antara 43 – 60.7

7 Hasil daftar nilai ulangan harian siswa ke- 1 kelas VII.3, VII.4, VII.6, VII.7, VII.8 semestergenap Tahun Pelajaran 2014/2015.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

5

Sementara nilai IPS mencapai standar ketuntasan yakni 71.8 Hal lain juga

ditunjukkan dengan hasil wawancara non formal kepada 30 siswa pada hari

Kamis, 12 Februari 2015 pukul 09:30 WIB, diperoleh data yang menyatakan

bahwa siswa sendiri beranggapan bahwa pelajaran IPS itu membosankan karena

mereka mengaku bahwa pelajaran IPS selalu menekankan pada konsep

penghapalan dan selalu mendengarkan guru berbicara.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 178

Jakarta, penulis beranggapan perlu adanya model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model

yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS

adalah model Quantum Teaching.

Menurut Yatim Riyanto, “Suatu kondisi belajar yang optimal dicapai jikaguru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta pengendaliandalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Untuk mencapai itu semua Quantum Teaching menunjukkan kepada kitacara untuk menjadi guru yang lebih baik yang menguraikan cara-cara baruyang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur seni danpencapaian pembelajaran yang terarah”.9

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala

nuansa.10 Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model

pembelajaran yang bertujuan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih

menyenangkan dan bersemangat dalam belajar. Model Quantum Teaching

merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat direkomendasikan untuk

8 Hasil Observasi dan wawancara non formal dengan Bapak Surjadi Djaenudin, S.Pd selaku guruIPS kelas VII.3 - VII.8 SMPN 178 Jakarta pada tanggal 12 Februari 2015.9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik DalamImplementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 201.10 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 3.

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

6

meningkatkan proses dan hasil belajar IPS. Model pembelajaran ini menempatkan

siswa sebagai subyek yang aktif baik secara fisik maupun mental dalam

mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Model pembelajaran Quantum Teaching

ini sangat menekankan pada percepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan

yang sangat tinggi, memusatkan perhatian siswa pada interaksi yang bermakna,

menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran

dan mengutamakan keberagaman dan kebebasan dalam pembelajaran.

Dalam Quantum Teaching terdapat petunjuk yang spesifik untuk

menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,

menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Untuk meningkatkan minat

belajar, di dalamnya terdapat kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan

TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).11

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Quantum

Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178

Jakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial guru masih menggunakan

metode ceramah sehingga proses pembelajaran di kelas terkesan

membosankan.

2. Proses pembelajaran yang membosankan menjadi tidak efektif.

3. Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

4. Hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

pada mata pelajaran IPS.

11 Ibid., h. 9.

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

7

C. Pembatasan Masalah

Karena luas cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan pembatasan

masalah. Penelitian ini dibatasi pada:

1. Penerapan model pembelajaran yang digunakan adalah model

pembelajaran Quantum Teaching.

2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 178

Jakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,

maka masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching

terhadap hasil belajar IPS kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk

mengetahui pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS kelas

VII di SMP Negeri 178 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi para peseta didik, guru,

komponen pendidikan di sekolah, dan peneliti. Manfaat penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Teori ini akan membuktikan bagaimana pengaruh penggunaan model

Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS.

b. Riset ini akan mendukung teori – teori belajar yang sudah ada

sebagaimana yang ditekankan pada dunia pendidikan dewasa ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, lebih berani mengemukakan pendapat, ide, gagasan,

dan saran yang mereka miliki, dan memiliki motivasi untuk

memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

8

sehingga mendapat hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang sudah

ditentukan.

b. Bagi guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching dalam proses belajar mengajar mata

pelajaran IPS di kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta, sebab guru

merupakan pengatur dan pencipta kondisi yang menyenangkan, namun

dapat memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik dengan

model pembelajaran tepat tidak konvensional namun, bersifat variatif.

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi kepala

sekolah untuk mengambil keputusan dalam pembinaan guru untuk

menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam proses

pembelajaran.

d. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan

wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis.

e. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penerapan model

pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

f. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam

mengembangkan pengetahuan tentang model pembelajaran Quantum

Teaching sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. Deskipsi Teoritik

1. Model Pembelajaran

Menurut Trianto, “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas”.1

Joyce dan Weil dalam buku karangan Rusman menjelaskan, “Model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan–bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau

yang lain”.2

Menurut Arends dalam buku karangan Trianto menjelaskan, “Model

pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.3

Menurut Trianto, “Fungsi model pembelajaran adalah sebagai

pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran”.4

Menurut Rusman, “Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan

artinya, para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien

untuk mencapai tujuan pendidikannya”.5

1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 51.2 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2011) Cet. III, h. 133.3 Trianto, Loc. cit.4 Ibid., h. 53

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

10

Pada Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem

pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan

memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada

sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan

informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu

banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai

meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan

dan lembar kegiatan siswa.

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Terpadu

Menurut Joni, “Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistempembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individualmaupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsepserta prinsip keilmuan secara hoilistik, bermakna, dan otentik.Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentikatau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatanpembelajaran. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema/peristiwa tersebut siswa belajar sekaligus proses dan isi beberapa matapelajaran secara serempak”.6Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadisubroto, “Pembelajaranterpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokokbahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain,konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secarasepontan ataupun direncanakan, baik dalam satu bidang studi ataulebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, makapembelajaran akan lebih bermakna”.7Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang

suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin

keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal oleh peserta didik. Dalam

pembelajaran terpadu suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek

bidang kajian. Dengan demikian, melalui pembelajaran terpadu ini beberapa

konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali

5 Rusman. Loc. Cit.6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 56.7 Trianto. loc. cit.

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

11

dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk

pembahasannya akan lebih efisien dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bungkus atau bingkai

dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching

a. Definisi Quantum Teaching

Quantum adalah Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.8

Menurut Yatim Riyanto, “Kata Quantum memiliki arti interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya”.9

Menurut Bobbi DePorter, “Quantum Teaching dengan demikianadalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalamdan di sekitar momen belajar. Interaksi–interaksi ini mencakupunsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesansiswa. Interaksi–interaksi ini mengubah kemampuan dan bakatalamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi merekasendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching adalah pengubahanbelajar yang meriah, dengan segala nuansa”.10

Quantum Teaching dimulai di SuperCamp, sebuah program

percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu

sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan

perkembangan ketrampilan akademis dan ketrampilan pribadi.11

Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan

metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi

SuperCamp. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk

menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,

menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

8 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 5.9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik DalamImplementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009), h. 202.10 Bobbi DePorter, Op. Cit., h. 3.11 Ibid., h. 4.

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

12

Menurut Yatim Riyanto, “Model Quantum Teaching hampir sama

dengan sebuah simfoni, yang terdiri dari dua unsur, yaitu: konteks dan isi

(contect and content)”.12

Dapat disimpulkan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu

model pembelajaran yang mengubah suasana kelas menjadi meriah dan

tidak monoton, dimana selain guru yang menjelaskan materi yang

diajarkan akan tetapi siswa berperan penting atau aktif dalam kegiatan

pembelajaran di kelas.

b. Asas Utama dan Prinsip – Prinsip Quantum Teaching

Menurut Bobbi DePorter dalam buku karangan Yatim Riyanto

mengemukakan, “Quantum Teaching bersAndar pada konsep ini

“Bawalah Dunia Mereka ke dunia Kita”. Artinya: mengingatkan kita pada

pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk

mendapatkan hal mengajar”.13 Inilah Asas Utama, alasan dasar dibalik

strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Beginilah maksudnya.

Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia

Mereka Jadi, masuki dahulu dunia mereka karena tindakan ini akan

memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan

mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Menurut Bobbi DePorter, “Dengan mengaitkan apa yang diajarkandengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperolehdari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atauakademis mereka. Setelah kaitah itu terbentuk, akhirnya denganpengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam inisiswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam duniamereka dan menerapkannya pada situasi baru”.14

12 Yatim Riyanto, Op. Cit., h. 204.13 Ibid., h. 20214 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 6.

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

13

Quantum Teaching memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap.15

Prinsip-prinsip ini adalah sebagai struktur Chord dasar dari simfoni belajar

Anda. Prinsip – prinsip ini adalah:16

1) Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh

Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pelajaran

semuanya mengirim pesan tentang belajar.

2) Segalanya Bertujuan

Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya

mempunyai tujuan.

3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan

kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena

itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami

informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang

mereka pelajari.

4) Akui Setia Usaha

Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat

pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

5) Jika Layak Dipelajari Maka Layak Pula Dirayakan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan

dan meningkatkan asposiasi emosi positif dalam belajar.

15 Ibid., h. 7.16 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik DalamImplementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2009), h. 203.

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

14

Kelima prinsip di atas merupakan prinsip yang sedapat

mungkin diterapkan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru agar

dapat tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi

siswa.

c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching

Adapun kerangka rancangan dan penerapan belajar dengan

menggunakan model Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR

adalah sebagai berikut:17

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah

Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan

pelajar.

2) Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat

dimengerti semua pelajar.

3) Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi;

sebuah “masukan”.

4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan

bahwa mereka tahu”.

17 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h.9.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

15

5) Ulangi

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan

menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.

6) Rayakan

Ingat jika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan.

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan

keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Dengan adanya tuntutan penerapan dari kerangka

TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan

rayakan) di atas adalah sebagai suatu alat ataupun cara yang

diharap dapat membantu guru untuk memikat minat belajar peserta

didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan TANDUR untuk

meningkatkan aktifitas dan motivasi belajar peserta didik di SMP

Negeri 178 Jakarta kelas VII khususnya pada mata pelajaran IPS

dengan baik.

d. Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran

Adapun penerapan pembelajaran Quantum Teaching yaitu

menggunakan enam langkah yang dikenal dengan istilah TANDUR.

Keenam langkah tersebut yaitu:

1) Langkah pertama dalam pembelajaran ini adalah Tumbuhkan, guru

menyampaikan kepada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan

mengapa hal itu penting. Buatlah mereka tertarik atau penasaran

tentang materi yang akan kita ajarkan. Minimalkan jarak antara guru

dengan peserta didik, dalam hal ini seorang guru tidak hanya datang

untuk mengajar saja melainkan juga untuk mendidik sehingga ikatan

emosi antara guru dengan peserta didik harus dibangun. Hal yang

dapat dilakukan guna memotivasi peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran adalah dengan cara, mencari tahu manfaat dalam

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

16

kehidupan sehari-hari tentang materi yang akan diajari, sampaikan

tujuanpembelajaran yang ingin dicapai pada setiap awal pelajaran,

dan usahakan untuk mengaitkan apa yang diajarkan dengan apa yang

telah diketahui siswa dengan pelajaran lain dan dapat menyertakan

pertanyaan, video, gambar, dan sebagainya.

2) Alami, Berikut pengalaman yang akan kita ajarkan. Tumbuhkan

“kebutuhan untuk mengetahui”. Karena otak manusia berkembang

pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan menggerakkan

rasa ingin tau. Proses belajar mengajar yang paling baik adalah

ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka

memperoleh nama dari apa yang mereka pelajari. Guru mengajak

siswa masuk ke dalam materi yang akan diajarkan dengan cara

memberikan permainan yang ada hubungannya dengan materi yang

akan diajarkan dan siswa akan mendapatkan pengalaman dari

permainan tersebut. Dapat pula pada saat pembelajaran berlangsung

guru dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

3) Namai, maksudnya memberikan “data” tepat saat minat memuncak

dan mengenalkan konsep-konsep pokok pada materi pelajaran.

Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan

identitas, mengurutkan dan mendefinisikan. Untuk menumbuhkan

hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan susunan gambar,

poster, warna, jembatan keledai, penamaan kelompok sesuai dengan

materi pembelajaran, atau istilah-istilah menarik yang dapat

memuaskan otak.

4) Demonstrasikan, hal tersebut akan membuat peserta didik lebih

percaya diri mengikuti pelajaran. Jadi pada saat peserta didik di

kelompokkan dan mengerjakan tugas yang diberikan dari guru, guru

hanya memantau saja. Biarkan peserta didik secara berkelompok

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

17

mendemonstrasikan cara mengerjakan sesuatu. Pada saat

demonstrasi ini guru dapat menghidupkan musik yang dapat

menenangkan atau dapat membangkitkan semangat peserta didik.

5) Ulangi, pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf dan

menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Rekatkan

gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan

posttest atau penugasan ataupun bisa membuat ikhtisar hasil belajar.

6) Rayakan, perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi yang

positif, membuat peserta didik lebih percaya diri, memberikan

umpan balik tentang kemajuan belajarnya, serta membangun

keinginan untuk sukses yang lebih besar. Tidak ada usaha yang

selalu tepat dan sempurna, namun jika perayaan dapat memberikan

manfaat yang jauh lebih baik, rayakanlah sering-sering. Beberapa

bentuk perayaan menyenangkan yang bisa digunakan antara lain

dengan tepuk tangan, kejutan, jentikan jari, pujian dan sebagainya.

e. Teknik-teknik Mencatat dalam Pembelajaran Quantum Teaching

Teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Quantum

Teaching diantaranya adalah:

1) Catatan:TS

Catatan:TS mudah dipelajari dan sangat efektif. “catata:TS

adalah singkatan dari catatan: tulis dan susun. Di dalam teknik mencatat

catatan:TS, siswa mencatat baik fakta dari pelajaran maupun asosisi,

pikiran, dan perasaan yang mengantarkan mereka ke perjalanan mental

mereka”.18 Tulis susun ini sangat berguna untuk melakukan

pencatatan,dan untuk mengingat kembali materi yang dipelajari. Jadi,

apabila ingin mengingat kembali seluruh materi yang telah dipelajari

18 Bobby DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer Nourie, Quantum Teaching,...h. 85.

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

18

maka hanya perlu melihat catatan tulis susun yang telah dibuat. Tulis

susun memudahkan siswa untuk mencatat pemikiran dan kesimpulan.

2) Peta Pikiran (Mind Mapping)

Peta pikiran merupakan simplifikasi kerja otak yang dituangkan

dalam bentuk gambar dua dimensi berupa ide atau konsep yang saling

terhubung. Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan, untuk

melejitkan potensi otak kiri maupun otak kanan. Mind mapping dapat

disisipkan gambar atau dibentuk warna warni yang dapat menimbulkan

efek amat sangat pada otak. Mind mapping ini lebih cenderunbg

kepada modalitas siswa visual dan auditorio.

Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan

ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik

yang dilakukan oleh siswa. Dengan penggunaan warna dan simbol-

simbol yang menarik akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran

yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk

kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.

Keuntungan penggunaan catatan mind mapping yaitu

membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifitasnya sehingga

siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat

bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistem

limbik yaitu peranannya sehingga pengatur emosi seperti marah,

senang, lapar, haus dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk

menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat

menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu

serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya

terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

19

3) Akrostik

Akrostik merupakan metode mengoptimalkan memori dengan

cara membuat akronim dari suatu materi yang harus diingat atau

dihafal. Pembuatan akronim ini diusahakan akrab atau familiar dengan

kehidupan siswa. Maksudnya teknik akrostik adalah teknik menghafal

dengan mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat dan

kemudian digabungkan hingga menjadi singkatan atau kata/kalimat

lucu.

Adapun kelebihan dari model Quantum Teaching yaitu:19

a) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa;

b) Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa;

c) Adanya kerjasama;

d) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak

dipahami siswa;

e) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri;

f) Belajar terasa menyenangkan;

g) Ketenangan psikologi;

h) Motivasi dari dalam;

i) Adanya kebebasan dalam berekspresi;

j) Menumbuhkan idialisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru.

19 Yulita Faizul Afa, I.Gst.A.Oka Negara, dan I.Kt.Adnyana Putra, Pengaruh StrategiPembelajaran Quantum Teaching Dengan Dukungan Media Audio-Visual Terhadap Hasil BelajarIPA Siswa, vol.2, 2014, (http://ejournal.undiksha.ac.id/).

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

20

Menurut Afif Rifai, dkk kelemahan dari model Quantum Teaching

adalah:20

a) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching

memerlukan konsentrasi yang tinggi karena banyak yang harus

dipersiapkan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran

yang meriah dan menyenangkan,

b) Diperlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk menerapkan

model pembelajaran Quantum Teaching yang meriah dan

menyenangkan.

a. Diskusi Kelompok

Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang

berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan

atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi,

mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.21Menurut

Suryosubroto dalam buku karangan Trianto mengemukakan, “diskusi

adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam

satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau

bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran

atas suatu masalah”.22

Menurut Kasmadi dalam buku karangan Tukiran Taniredja, dkk

mengemukakan, “Diskusi yang baik bukan semata timbul dari peran guru.

20Afif Rifai, Suhartono, dan Ngatman, Penerapan Pendekatan Quantum Teaching DalamPembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Jogomertan , 2012, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/).21 J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995), h. 20.22Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, danImplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grup, 2009), Cet. I, h.122.

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

21

Akan tetapi lebih tepat apabila timbul dari murid setelah memahami

masalah dan situasi yang dihadapinya”.23

Langkah-langkah mengelola kelompok diskusi di dalam kelas antara lain:

a. Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan

kepada mahasiswa atau siswa untuk memilih teman merka dalam

kelompok. Banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak ada

aturan yang pasti. Tetapi jika terlalu sedikit kemungkinan masukan-

masukan pemikiran juga kurang. Oleh karena itu, sebaiknya satu

kelompok terdiri antara 5 orang sampai 7 orang.

b. Tempat. Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup hanya menampung

sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok

dengan leluasa bekerja sama atau diskusi bersama tanpa gangguan dari

kelompok lain.

c. Pelaksanaan diskusi kelompok. Sebelum mereka menuju tempat-tempat

untuk diskusi kelompok, dosen atau guru menjelaskan dahulu

permasalahan yang perlu didiskusikan atau dapat mengganti dengan

memberikan lembar diskusi kelompok atau lembar kerja kelompok.

Mahasiswa atau siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua

kelompok dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi

kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing masing kembali ke kelas

atau ke tempat duduk semula, untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok mereka secara bergantian. Sedangkan kelompok yang belum

atau sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai

audien yang bertugas untuk memberikan sanggahan, pertanyaaan, atau

mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji

diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok

mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini dosen atau guru

23 Tukiran Taniredja,dkk., Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta,2013), h. 23-24.

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

22

dapat bertindak sebagai moderator. Apabila penyajian telah selesai,

seluruh mahasiswa atau siswa dengan bimbingan dosen atau guru untuk

merumuskan kesimpulan.

Adapun kegunaan diskusi dalah sebagai berikut:24

a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya.

c. Mendapat balikan dari siswa, apakah tujuan telah tercapai.

d. Membantu siswa belajar berpikir kritis.

e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri

maupun teman-temannya (orang lain).

f. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah

yang “dilihat”, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran

sekolah.

g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Adapun kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut:25

a) Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya

sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-

anggotanya.

b) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum

pernah dipelajari sebelumnya.

c) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang

“menonjol”.

24 Ibid., h. 22-23.25Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, danImplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grup, 2009), Cet. I, h. 134.

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

23

d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal

yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.

f) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan

buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok

masalah.

g) Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan memengaruhi

kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Dapat disimpulkan diskusi kelompok adalah proses belajar mengajar untuk

menyampaikan materi pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama

memberikan argumentasi, tukar menukar pendapat dan ide dalam kelompok

kecil maupun kelompok besar.

4. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara

terus menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup.26

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju

perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar dianggap properti sekolah.

Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian

masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan. Menurut Reber dalam buku karangan

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa menganggap, “belajar adalah

proses mendapatkan pengetahuan (the process of acquiring knowledge)”.27

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku,

26Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacanadan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)Cet. I, h.16.27 Ibid., h. 17

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

24

baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan meliputi

nsegenap aspek pribadi.28

Menurut Lozanov dalam buku karangan Bobbi DePorter

berpendapat, “Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran tindakan, dan

asosiasi dan sampai sejauh mana anda mengubah lingkungan, presentasi,

dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung”.29

Banyak definisi para ahli tentang belajar, di antaranya adalah

sebagai berikut:30

a. Skinner, mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

b. Hilgrad dan Bower mengemukakan bahwa belajar berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku

itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon

pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan saat seorang

(misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).

c. M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Kaki seseorang patah karena

terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak

bisa disebut perubahan hasil dari belajar. Jadi, perubahan yang

bagaimana yang dapat disebut belajar? Perubahan yang

28 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1993)Cet. I, h.17.29 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 3.30 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT RefikaAditama, 2009) Cet. III, h.5.

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

25

dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar

(disengaja) dan tertuju untuk memperoleh susuatu yang lebih

baik dari sebelumnya.

d. C.T Morgan merumuskan belajar sebagian suatu perubahan

yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau

hasil dari pengalaman yang lalu.

e. Thursan Hakim mengartikan belajar adalah suatu proses

perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan

tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampian, daya

fikir, dan lain-lain kemampuannya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa

belajar adalah seseorang yang telah melakukan aktivitas tertentu dan

mengalami perubahan. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan

hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha

sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang

dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

b. Hakikat Proses Belajar Mengajar

Menurut Bobbi DePorter, “Proses Belajar mengajar adalah

fenomena yang kompleks”.31

Menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, “Setiap kegiatanbelajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dansiswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajarsiswa yang didesain secara sengaja, sistematis danberkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran

31Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-RuangKelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 3.

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

26

merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakanguru.32

Kegiatan mengajar bagi seorang guru membutuhkan hadirnya

sejumlah anak didik. Hal ini berbeda dengan belajar yang tidak selamanya

memerlukan kehadiran seorang guru. Cukup banyak aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang diluar dari keterlibatan guru. Belajar di rumah

cenderung menyendiri dan tidak terlalu banyak mengharapkan bantuan

orang lain. Apalagi aktivitas belajar itu berkenaan dengan kegiatan

membaca buku tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses

belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati dan

dilakukan guru murid untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

c. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem

Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada

pengertian sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian

sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung antara satu dan

lainnya untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, belajar mengajar

meliputi sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan, siswa, guru,

metode, situasi dan evaluasi.

Menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, “Secara khususdalam proses belajar mengajar, guru berperan sebagai pengajar,pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administratordan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami segenap aspekpribadi anak didik seperti: (a) kecerdasan dan bakat khusus, (b)prestasi sejak permulaan sekolah, (c) perkembangan jasmani dankesehatannya, (d) kecenderungan emosi dan karakternya, (e) sikapdan minat belajar, (f) cita-cita, (g) kebiasaan belajar dan bekerja,(h) hobi dan penggunaan waktu senggang, (i) hubungan sosial disekolah dan di rumah, (j) latar belakang keluarga, (k) lingkungan

32 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi MewujudkanPembelajaran Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT RefikaAditama, 2009) Cet. III, h. 8.

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

27

tempat tinggal, dan (l) sifat-sifat khusus dan kesulitan anakdidik”.33

d. Hasil Belajar

Menurut Suprijono dalam buku karangan Muhammad Thobroni

dan Arif Mustofa mengemukakan, “hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan.”34 Menurut Gagne dalam buku karangan Muhammad

Thobroni dan Arif Mustofa mengemukakan hasil belajar berupa hal-hal

berikut:35

1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan

spesifik. Kemampuan tersebut tidak Sikap berupa memerlukan

manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan

aturan.

2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuwan.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan

aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi

penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

33 Ibid.34 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacanadan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)Cet. I, h. 22.35 Ibid.

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

28

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.

Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai

standar perilaku.

e. Cara Mengukur Hasil Belajar

Untuk mengukur hasil belajar siswa, guru biasanya melakukan

evaluasi dengan menggunakan beberapa tes seperti tes diagnostik, tes

sumatif, dan tes formatif.36 Dengan menggunakan tes tersebut, maka akan

diketahui tingkat pemahaman dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan

penilaian atau evaluai dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta

didik melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung melalui

bukti hasil belajar siswa.

Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi

menjadi 2 macam penilaian yaitu penilaian berbasis kelas dan penilaian

kompetensi. Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan

oleh guru dalam proses pembelajaran, sedangkan penilaian kompetensi

merupakan penilaian formatif dan sumatif terhadap ketuntasan pencapaian

hasil peserta didik setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Hasil

penilaian kompetensi inilah yang dijadikan sebagai indikator hasil belajar

siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS. Hasil IPS

merupakan tingkat penguasaan kompetensi siswa baik dari segi kognitif,

afektif maupun psikomotorik dalam mata pelajaran IPS yang ditunjukkan

dengan nilai tesatau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hasil belajar

IPS juga dapat diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa

36 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 33.

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

29

dalam mempelajari mata pelajaran IPS yang diperoleh dari hasil tes yang

dinyatakan dalam bentuk skor atau angka.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial, seperti Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi,

Politik, Hukum, dan Budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas

dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (Sosiologi,

Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum dan budaya). IPS atau studi

sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi

materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: Sosiologi, Sejarah, Geografi,

Ekonomi, Politik, Antropologi, Filsafat, dan Psikologi Sosial.37

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama matapelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruantinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalamkurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negaraBarat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebihdikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasilkesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.38

Namun, pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendirimempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS untuk SekolahDasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, adayang berarti mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini dapatpula diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan padamasing-masing jenjang persekolahan tersebut.39

Welton dan Mallan memandang studi sosial sebagai mata pelajaran

gabungan terutama dari:40 1) Disiplin ilmu-ilmu sosial, 2) Temuan-temuan

37Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 171.38 Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.3.39 Ibid., h. 3.40 Ibid., h. 4.

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

30

atau pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial, dan 3)

Proses-proses yang dilakukan oleh ilmuwan sosial dalam menghasilkan

temuan atau pengetahuan itu.

Salah satu karakteristik dari definisi social studies adalah bersifatdinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkatperkembangan masyarakat. Di Amerika Serikat misalnya, theNational Council for the Social Studies (NCSS), organisasi paraahli pendidikan studi sosial yang cukup handal sebelum tahun 1978merumuskan social studies sebagai program yang dibangun olehsejumlah disiplin ilmu sosial, yakni “Sejarah, Ekonomi, Sosiologi,Kewarganegaraan, Geografi, dan semua modifikasi atau kombinasimata pelajaran-mata pelajaran terutama yang memiliki materi dantujuan yang berhubungan dengan masalah-masalahkemasyarakatan.41

Berbeda dengan IPS atau social studies, istilah ilmu-ilmu sosialadalah terjemahan dari social studies. Disamping ilmu-ilmu sosialterdapat pula ilmu-ilmu alam (science) dan humanitis/humaniora.Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin ilmu utama yangmeliputi Biologi, Fisika, dan Kimia. Sementara humanitis terdiriantara lain, Sejarah dan Sastra. Semua bidang keilmuwan danhumanitis ini berakar pada suatu bidang yang disebut Filsafat.Setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yangpada akhirnya semua disiplin itu berhulu pada ajaran Agama.42

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pengertian dan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan social

studies. Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diartikan dengan

“penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji

masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial,

seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,

antropologi politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang

disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

41 Ibid.42 Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 5.

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

31

b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Hamid Hasan dalam buku karangan Trianto

mengemukakan, “Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 merupakan

fungsi dari berbagai disiplin ilmu”43, Matoella dalam karangan Trianto

mengatakan, “pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek

“pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran

pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap

sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,

dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan

demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada

aspek kependidikannya.44

Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur

pendidikan dan pembekalan pada mahasiswa. Karakteristik mata pelajaran

IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-

ilmu sosial seperti Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum,

dan Budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan

fenomena sosial melaui pendekatan interdisipliner.45

c. Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS

Dasar konseptual tentang hakikat dan tujuan pendidikan IPS, perludirumuskan secara jelas untuk memberikan arah konseptual bagipengembangannya menurut Strong dalam karangan MohammadAli, dkk menganggap, “analisis filosofis sangat penting dalammengembangkan dasar pemikiran konseptual pendidikan IPS.Rumusan konseptual yang paling tepat bagi kondisi dankepentingan pendidikan di Indonesia, mesti diangkat, mestidiangkat dari realitas kondisi sosial budaya sebagai landasanpengembangan bidang studi ini. Dasar konseptual rumusan

43 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 172.44 Ibid.45 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet II, h.174.

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

32

pengertian pendidikan IPS, perlu dikembangkan agar dapatmemberikan kejelasan bagi arah pengembangannya. Oleh karenaitu tidak perlu dirumuskan dalam rumusan yang “kaku”, dan lebihmenekankan keseragaman”.46

Merumuskan dasar konseptual pendidikan IPS di negara kita,

dihadapkan pada beberapa kesulitan, antara lain IPS itu sendiri diangkat

meliputi berbagai mata pelajaran dan disajikan diberbagai jenjang

pendidikan yang memiliki “model” dan “tradisi” yang berbeda sesuai

dengan tujuan dari setiap jenjang dan jenis pendidikan tersebut. Menurut

Nu’man Somantri dalam buku karangan Mohammad Ali, dkk menyatakan,

“Implikasinya sulit ditemukan rumusan, apalagi yang menuntut

keseragaman, sehinga untuk merumuskan gagasan konseptual teoritik,

“terpaksa” menggunakan referensi asing, seperti sering dilakukan para

pakar pendidikan, khususnya Pendidikan IPS”.47

Menurut Gross and Zenely, Allen, Best dalam karangan

Mohammad Ali, dkk menyatakan, “beberapa istilah asing yang digunakan

bagi pendidikan IPS antara lain Civics, Civics Education”.48

d. Model Pembelajaran Pendidikan IPS

“Model”, dalam bahasan ini, diartikan sebagai kerangka konseptualyang dikembangkan dan digunakan sebagai pedoman sistematikdalam melaksanakan dan mengembangkan pendidikan IPS sesuaidengan tujuan dan kepentingannya. Ada sejumlah model yangdikembangkan, menurut Gross, dkk dalam buku karanganMohammad Ali, dkk mengemukakan, “ada lima model: 1) Thediscplinary model, 2) The multydisciplinary model, 3) Citizenshipeducation, 4) The problem inquiry model, 5) The humanisticmodel/personal model”.49

Sedangkan menurut Bart Bart and Shermish dalam buku karangan

Mohammad Ali, dkk mengemukakan, “ada tiga model yaitu: 1) Social

46 Mohammad Ali, dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu,(Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009), h. 271.47 Ibid.48 Ibid., h. 272.49 Ibid., h. 274.

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

33

studies as social sciences, 2) Social studies as citizenship education, dan 3)

Social studies as reflective inquiry”.50

Di Indonesia terdapat beberapa model, misalnya pendidikan IPS

yang menggunakan model pendekatan “integreted” dikembangkan pada

tingkat SD, sedangkan “correlated” dikembangkan pada SMP, dan

“separted” terpisah sebagai mata pelajaran ilmu-ilmu sosial sekarang ini

dikembangkan di tingkat SMA.51

Dilihat dari aspek pendekatan dalam kaitannya dengan tradisi

pendidikan guru IPS, tampak yang besar pengaruhnya dalam

pengembangan kurikulum adalah model yang menekankan pada

pendidikan IPS sebagai mata pelajaran ilmu sosial yang disajikan secara

terpisah namun tetap ada keterkaitan satu sama lainnya.

e. Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS

Tujuan pendidikan IPS secara teoritik tidak hanya terdapat dalam

kurikulum secara eksplisit, namun tumbuh dalam berbagai konsepsi

pemikiran yang dikembangkan para pakar. Beberapa definisi yang coba

diangkat, selalu memuat konsep tentang tujuannya. Tradisi dimana

pendidikan IPS ini dikembangkan mewarnai rumusan tujuan, sehingga

tampak rumusan ini sangat kontekstual dengan sosial budaya pendidikan

sebagai latarnya.52

Para ahli sering merumuskan tujuan pendidikan IPS dengan

mengaitkannya dengan mempersiapkan para pelajar menjadi warga negara

baik. Ini merupakan pengaruh dari model pendidikan IPS sebagai

“citizenship education”.53

50 Ibid.51 Ibid., h. 275.52 Mohammad Ali, dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu,(Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009), h. 275.53 Ibid., h. 275.

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

34

Tujuan lain yang mencerminkan pendekatan rasionalitas dalam

pendidikan IPS antara lain mengembangkan kemampuan menggunakan

penalaran dalam pengambilan keputusan setiap persoalan yang di

hadapinya. Di Indonesia terdapat dua tujuan dilihat dari kepentingan

peserta didik yang keduanya tampak dalam kurikulum SMA, yaitu

memberikan bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan studi ke tingkat

yang lebih tinggi dan membekali wawasan sosial budaya untuk

mempertajam pemikiran dan apresiasi nilai dalam menjalani kehidupan di

masyarakat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa

peneliti yang memiliki keterkauitan tentang model Quantum Teaching

diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rindi Andika Program Studi Pendidikan

Agama Islam yang berjudul “Efektivitas Quantum Teaching Dalam

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Quasi Eksperimen

SDN Pondok Benda VI) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Quantum

Teaching dengan catatan TS terhadap hasil belajar PAI. Hal ini terlihat

pada perhitungan uji “t”,diperoleh harga t hitung > t tabel (7.57> 2,00)

pada derajat kebebasan (dk) = 70 dengan tarif signifikansi 5%.54

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Wijayanti, Program Studi

Pendidikan IPS dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Metode Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran IPS Terpadu”, (Quasi Experiment di MTs Negeri 19 Pondok

Labu Jakarta Selatan) dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS

Terpadu dalam pembelajaran kelompok siswa eksperimen yang

54 Rindi Andika,”Efektivitas Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2012), h. 66.

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

35

menggunakan model Quantum Teaching lebih tinggi dari pada

kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran Jigsaw. Di dalam

pengajuan analisis data menggunakan uji t, diperoleh uji thitung sebesar

2,65 dan ttabel sesebesar 2,021 dengan taraf signifikan 0,05 (5%),

sehingga terbukti bahwa thitung > ttabel (2,65 > 2,021) dan

berpengaruh terhadap hasil belajar yang menggunakam Quantum

Teaching.55

3. Penelitian yang dilakukan oleh Listia Winarni, Program Studi

Pendidikan IPS dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi

Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Di Kelas IV”, (Studi Kasus di MI Safinatul Husna Kali Deres Jakarta

Barat) dapat disimpulkan bahwa siklus pertama sampai siklus kedua

menunjukkan adanya peningkatan pada motivasi belajar IPS siswa

dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Hal ini

nterlihat pada jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar berkriteria

sangat baik mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Peningkatan

motivasi belajar berkriteria sangat baik mengalami peningkatan pada

tiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar yang baik pada setiap

siklus merupakan hasil dari upaya guru dalam membuat proses

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, sehingga

siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah

peningkatan motivasi belajar siswa dari mulai pra siklus sampai sklus

II:

55 Fitri Wijayanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Teaching terhadap Hasil BelajarSiswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu” (Quasi Experiment di MTs Negeri 19 Pondok LabuJakarta Selatan, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.60.

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

36

1. Motivasi belajar siswa pada pra siklus siswa, siswa yang

memiliki motivasi belajar berkriteria sangat baik hanya 9 siswa

dari 51 siswa atau hanya 17,65%.56

2. Pada siklus I, siswa yang memiliki motivasi belajar berkriteria

sangat baik meningkat menjadi 27 siswa dari 51 siswa atau

meningkat menjadi 52,94%, serta nilai rata-rata N-Gain pada

siklus I adalah 0,22 yang menggambarkan peningkatannya

motivasi belajarnya berkriteria rendah.

3. Dan pada silus II, jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar

berkriteria sangat baik adalah 43 siswa atau 84,31%, serta nilai

rata-rata N-Gain pada siklus II adalah 0,47 yang

menggambarkan peningkatannya motivasi belajarnya

berkriteria sedang.

Karena pada siklus II target yang diharapkan peneliti sudah

tercapai, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar berkriteria sangat baik

sebanyak 84,31% dan hasil ini sudah melebihi target yang ditetapkan

peneliti yaitu 80% siswa memiliki motivasi belajar sangat baik.57

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarti, Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Kependidikan Islam dalam skripsi yang

berjudul “Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa di MI Al Huda Bekasi”, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan oleh Quantum Teaching dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al Huda Bekasi terhadap

materi IPA dengan pokok bahasan Sumber Daya Alam dan teknologi.

Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan

terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari

56 Listia Winarni,”Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model PembelajaranQuantum Teaching Di Kelas IV” (Studi Kasus di MI Safinatul Husna Kali Deres Jakarta Barat),Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2012), h.63.57 Ibid., h.63.

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

37

siklus I, 52,24 pada siklus II ini meningkat menjadi 75,06 atau sekitar

43,49% mengalami kenaikan. Ketunttasan belajar siswa yang semula

nilai ketuntasan pada siklus I ini 15,16% (5) siswa dari (33) jumlah

siswa meningkat pada siklus II menjadi 84,84% (28) siswa sekitar

69,68% mengalami peningkatan. Ini menunjukkan diatas batas

pencapaian yang telah ditentukan sekolah klasikal 80% dari jumlah

siswa (berhasil).58

C. Kerangka Berpikir

Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran IPS diantaranya teknik

pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional yang berpusat

kepada guru atau teacher center yang lebih menekankan pada pemberian

informasi kepada siswa sehingga akan membuat siswa merasa kesulitan dalam

memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil

belajar IPS.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS

siswa adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model ini akan lebih

memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri

dengan cara menempatkan siswa sebagai subyek yang aktif baik secara fisik

maupun mental dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Model

pembelajaran Quantum Teaching ini sangat menekankan pada percepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang sangat tinggi, memusatkan perhatian

siswa pada interaksi yang bermakna, menempatkan nilai dan keyakinan sebagai

bagian penting proses pembelajaran dan mengutamakan keberagaman dan

kebebasan dalam pembelajaran.

Pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah

sesuatu yang lain. Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam

interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.

58 Sudarti,”Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MIAl Huda Bekasi”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 70.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

38

Kriteria utama pada proses pembelajaran ditentukan oleh hasil

pembelajaran. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar peserta didik

sangat dipengaruhi oleh gaya mengajar guru. Maka dari itu, perlu adanya model

pembelajaran yang efektif sehingga membuat siswa tertarik terhadap pelajaran

khususnya pelajaran IPS.

Model pembelajaran Quantum Teaching bukanlah penerapan

pembelajaran konvensional (pembelajaran biasa), akan tetapi model pembelajaran

yang efektif dalam usaha meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Diharapkan

terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching terhadap hasil belajar

IPS kelas VII SMP Negeri 178 Jakarta.

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

39

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Adanya Masalah

a. Pembelajaran IPS monoton

b. Metode konvensional

c. Rendahnya hasil pembelajaran IPS

Pembatasan masalah

Perumusan masalah

Penelitian

1. Pra Treatment 2. Treatment

3. Pengolahan Data

a. Analisis Butir Soaldalam bentuk pre testpost test yang diujikankepada responden yaitusiswa kelas VIII danIX.

b. Uji validitas, dan

reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya

pembeda.

Hasil belajar IPS meningkat

a. Pre Test

b. Penerapan model pembelajaranQuantum Teaching (minimal4x pertemuan)

c. Post Test

a. Menganalisis

b. Statistik

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

40

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas, maka Hipotesa

dibagi menjadi dua yaitu hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (H0).

Berdasarkan Kerangka Berpikir yang telah dikemukakan di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:

H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik

peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang

menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja

Kelompok).

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan

kelompok kontrol yang menerapkan diskusi kelompok menggunakan

LKK (Lembar Kerja Kelompok).

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan umum, lebih

tepatnya kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta yang berlokasi di Jalan Mawar

No 6A Bintaro Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tempat penelitian ini diambil

karena jarak yang dekat dengan tempat lokasi penelitian, dan penulis

mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan

penelitian.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian tersebut yaitu dilakukan pada

semester kedua tahun ajaran 2014/2015 yaitu bulan Februari sampai dengan

Mei 2015.

Tabel 3.1Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

1 Penyusunan Proposal November-Desember 2014

2 Observasi Februari 2015

3 Menentukan dan menyusun Instrumen Februari 2015

4 Pengumpulan data Maret 2015

5 Analisis dan pengolahan data Mei 2015

6 Penyusunan Laporan Juli 2015

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

42

B. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

Eksperimental (Eksperimen Semu), yaitu penelitian yang mendekati percobaan

sungguhan dimana tidak memungkinkan peneliti mengadakan kontrol penuh.

Peneliti akan menggunakan quasi-eksperimental atau ex-post-facto jika datanya

berasal dari suatu lingkungan yang telah ada atau dari suatu kejadian yang timbul

tanpa intervensi langsung si peneliti.1

Penelitian ini menggunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini

adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model

pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping). Kelompok

kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja

Kelompok). Lalu kedua kelompok tersebut akan diukur untuk kedua kalinya yang

disebut posttest.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent pretest-

posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok) merupakan desain

penelitian yang dilaksanakan pada dua kelompok, kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Alasan pengambilan desain penelitian ini adalah karena

diberikan pretest dan posttest pada setiap group (kelas eksperimen dan kelas

kontrol). Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini tertera

dalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T1 X2 T2

1 Imam Ghozali, Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis dengan SPSS16,(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008), h.17.

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

43

Keterangan :

X1 : Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching

X2 : Pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan menggunakan

diskusi kelompok

T1 : Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol

T2 : Hasil Posttest kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan

dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok yang

menggunakan model Quantum Teaching sebagai kelompok eksperimen,

sedangkan kelompok yang menggunakan pembelajaran diskusi kelompok sebagai

kelompok kontrol.

Sebelum peserta didik diberikan perlakuan, kedua kelompok diberikan

pretest (T1) kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok

eksperimen yang menggunakan model Quantum Teaching (X1) dan kelompok

kontrol yang menggunakan diskusi kelompok (X2).

Setelah perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest (T2), hasilnya

kemudian dibandingkan dengan skor pretest sehingga diperoleh gain, yaitu selisih

antara skor pretest dan posttest.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya”.2 Populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian.3 Menurut Bungin dalam karangan

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 80.3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2013), h. 173.

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

44

Syofian Siregar mengemukakan, “populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dean

sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian”.4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 178 Jakarta

semester genap tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan populasi terjangkau pada

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.6 SMP Negeri 178 Jakarta

semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”.5 Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data,

dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk

menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.6 Sampel

penelitian yang digunakan diambil dua kelas yaitu kelas VII.6 sebagai kelas

eksperimen dan VII.3 sebagai kelas kontrol karena memiliki komposisi yang

setara atau homogen, baik dilihat dari segi jumlah komposisi laki-laki dan

perempuan, segi usia, dan kemampuan hasil belajar kelas. Teknik

pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Purpossive Sample, yaitu

pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.7

Tabel 3.3

Jumlah Komposisi Laki-laki dan Perempuan

No Komposisi VII.6 VII.31 L/P 14/22 17/192 Nilai Rata-Rata IPS 52,61 54,223 Usia 12-13 12-13

4 Lain-lainBelum mendapatkanmateri perkembangan

Belum mendapatkanmateri perkembangan

4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 56.5 Sugiyono. loc. cit.6 Syofian Siregar. loc. cit.7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2013) hal. 183.

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

45

pada masa Hindu-Buddhadi Indonesia, Masa

Kolonial di Eropa, danPola Kegiatan Ekonomi

pada masa Hindu-Buddhadi Indonesia, Masa

Kolonial di Eropa, danPola Kegiatan Ekonomi

D. Variabel Penelitian1. Variabel X (Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Diskusi

Kelompok)a. Definisi Konsep

Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model

pembelajaran yang bertujuan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih

menyenangkan dan bersemangat dalam belajar serta menempatkan siswa

sebagai subyek yang aktif baik secara fisik maupun mental dalam

mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan diskusi kelompok

adalah suatu proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi

pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama memberikan

argumentasi, tukar menukar pendapat dan ide dalam kelompok kecil

maupun kelompok besar.

b. Definisi Operasional

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah,

dengan segala nuansa. Sedangkan diskusi kelompok adalah suatu cara

penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para

siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan

ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau

menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

2. Variabel Y (Hasil Belajar)a. Definisi Konsep

Hasil belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam

mata pelajaran IPS materi perkembangan pada masa Hindu-Buddha di

Indonesia, masa kolonial Eropa di Indonesia dan pola kegiatan ekonomi.

Hasil belajar akan dapat diketahui dari skor pretest dan posttest setelah

seluruh siswa mengerjakan tes yang diberikan kepada mereka.

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

46

b. Definisi Operasional

Hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

dilakukan oleh siswa meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan,

setelah berinteraksi dengan lingkungan luar dalam kondisi pembelajaran.

Hasil belajar yang telah dicapai siswa dari proses belajar dapat diketahui

pada tes mata pelajaran tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Tes

Menurut Emory dalam buku karangan Sugiyono, “Pada prinsipnya

meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupn alam.

Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat

laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang

paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian”.8

Instrumen merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang

variasi karakteristik secara obyektif.

“Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.9 Untuk

memenuhi kebutuhan penelitian, baik data maupun informasi yang menjelaskan

permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan

data yaitu tes, observasi dan wawancara.

1. Tes

Tes berperan untuk menjaring konsep awal dan konsep akhir siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan. Penelitian ini menggunakan

teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh dari kelas

eksperimen. Adapun tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut :

8 Ibid.,h.102.9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 224.

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

47

a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di dua kelas yang

sudah dipilih sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol dikarenakan penelitian ini menggunakan dua kelas.

b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan

objek penelitian yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan

model pembelajaran Quantum Teaching dan kelas kontol

menggunakan diskusi kelompok sebanyak lima kali pertemuan.

c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah

diberi perlakuan.

d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi

perlakuan, selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan

dipersiapkan untuk bahan penelitian.

Tes yang digunakan berupa tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda

(multiple choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang

digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol (0)

untuk jawaban salah. Instrumen penelitian yang akan diujikan uji validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda berjumlah 45 soal. Sebelum tes ini

diberikan, terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas VIII dan kelas IX

untuk diketahui validitas dan reabilitasnya. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi – kisi Instrumen Tes

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

NOMOR

BUTIR

SOAL

Mendeskripsikan

perkembangan

masyarakat, kebudayaan

Mendeskripsikan masuk dan

berkembangnya agama Hindu

Budha di Indonesia.

1, 2

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

48

dan pemerintahan pada

masa Hindu Budha, serta

peninggalan-

peninggalannya.

Memaparkan konsep ajaran

Hindu Budha di Indonesia.

4, 5, 19, 20,

21, 22

Mendeskripsikan Perdagangan

India dengan Indonesia.3

Memaparkan perkembangan

agama Hindu Budha di Indonesia.

6

Menjelaskan kerajaan Hindu

Budha di Indonesia.

8, 11, 12, 13,

23, 24, 25

Mengidentifikasi dan memberi

contoh peninggalan-peninggalan

sejarah kerajaan yang bercorak

Hindu Budha di berbagai daerah.

7, 9, 10, 14,

16,17, 18

Menunjukkan tempat-tempat

peningalan sejarah Hindu Budha

di Indonesia.

15

Mendeskripsikan

perkembangan

masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada

masa kolonial Eropa.

Menguraikan proses masuknya

bangsa-bangsa Eropa ke

Indonesia.

27, 28, 29,

30, 31, 32

Mengidentifikasi cara – cara yang

digunakan bangsa Eropa untuk

mencapai tujuannya.

33, 34, 35

Mengidentifikasi reaksi bangsa

Indonesia terhadap Bangsa Eropa.26

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

49

Mendeskripsikan perkembangan

kehidupan masyarakat,

kebudayaan, dan pemerintahan

pada masa kolonial Eropa.

36, 37, 38

Mendeskripsikan pola

kegiatan ekonomi

penduduk, penggunaan

lahan, dan pola

pemukiman berdasarkan

kondisi fisik permukaan

bumi.

Mengidentifikasikan mata

pencaharian penduduk (pertanian,

non pertanian).

39, 40

Mendeskripsikan bentuk

penggunaan lahan di pedesaan

dan perkotaan.

42, 43, 44,

45

Menguraikan pola pemukiman

penduduk (mengikuti alur sungai,

jalan, pantai).

41

2. Non Tes

Bentuk-bentuk instrumen mana yang akan dipilih tergantung beberapa

faktor, diantaranya adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan.

Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses

kerja, gejala alam, responden kecil. Wawancara digunakan bila ingin

mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah

responden sedikit.

a. Observasi

Sutrisno Hadi dalam buku karangan Sugiyono mengemukakan,

“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”.10 Observasi atau

pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan

melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 145.

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

50

penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga di dapat

gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.11

Observasi adalah langkah pengumpulan data yang bertujuan untuk

mengetahui kegiatan pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Observasi Pertemuan 1-5

NO Aspek yang diamati Jumlah Pernyataan

1 Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran 52 Minat dan Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran 53 Kemampuan Dan Keterampilan Guru 5

b. Wawancara

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/ kecil”.12 Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden

dengan tujuan mendapatkan pendapat dari respon. Wawancara pada saat

observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk

mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan

masalah-masalah yang dihadapi dikelas. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan oleh

peneliti kepada guru kelas VII tempat peneliti yang akan melakukan

penelitian. Wawancara ini berguna untuk mendapatkan informasi-

informasi mengenai peserta didik kelas VII dan cara mengajarnya. Peneliti

juga melakukan wawancara kepada siswa guna mengetahui adakah

11 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h.42.12 Sugiyono. loc. cit.,h. 137.

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

51

perbedaan suasana pembelajaran yang IPS yang dilaksanakan pada saat

sekarang dan sebelumnya.

F. Kalibrasi Instrumen

Sebelum diberikan sampel, soal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan

kepada responden yaitu siswa SMP Negeri 178 Jakarta kelas VIII dan IX. Uji

coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi

persyaratan seperti validitas, dan reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda.

1. Uji Validitas

Suatu tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa

yang hendak dan seharusnya diukur.13 “instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkian data (mengukur itu valid). Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur”.14 Validitas merupakan tingkat ketepatan tes tes

tersebut dalam mengukur materi dan perilaku yang harus diukur.

Perkataan valid sangat erat hubungannya dengan tujuan penggunaan tes

yang bersangkutan.

Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada

analisis butir soal menggunakan rumus korelasi biseral sebagai berikut:15

= −Ƴ : Koefesien korelasi biseral

Mp : Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya

13 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.40.14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,2012) Cet. 17, h. 121.15Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 93.

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

52

Mt : Rata-rata skor total

St : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar. Banyaknya jumlah siswa

yang benar dibagi jumlah seluruh siswa

q : Proporsi siswa yang menjawab salah. 1-p

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, makaƳpbidibandingkan dengan Ƴtabel dengan taraf siginfikan (α):0,05 jikaƳ ≥ Ƴ maka soal tersebut valid dan jika Ƴ ≤ Ƴ maka

soal tersebut tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen tes hasil

belajar IPS dengan menggunakan software SPSS 20 diperoleh informasi

bahwa dari 45 soal uji coba instrumen yang disebar ke 10 siswa yang lebih

senior dari sampel yaitu siswa kelas VIII dan kelas IX, sebanyak 22 soal

dinyatakan valid, diantaranya: no. 3, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 14, 20, 27, 28, 31,

32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45.

2. Uji Reliabilitas

“Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila di teskan kepada

subjek yang sama”.16 Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur

yang sama pula.17 Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya,

instrumen penelitian yang digunakan harus reliabilitas. Reliabilitas

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,

apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.18 Uji

16 Ibid., h. 104.17 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 87.18 Ibid.

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

53

reliabilitas penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 20. Hasil

uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,705 45

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Indeks kesukaran (difficult indeks) adalah bilanagan yang

menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang terlalu mudah

tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.

Sebaliknya soal yang terlalu suka akan menyebabkan siswa menjadi putus

asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar

jangkauan.19

Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus:20

P = BJSP : Indeks kesukaran soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

19Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.222.20Ibid., h.223

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

54

Dalam penelitian ini taraf kesukarakan tiap butir soal dihitung

dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Tingkat kesukaran

adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang

diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran

ditentukan sebagai berikut:21

Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Berikut ini tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis

pada 45 soal yang diujicobakan:

Tabel 3.7

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

0-0,3 Susah 3, 4, 9

0,3-0,7 Sedang 5, 6, 13, 20, 32, 38

0,7-1 Mudah 8, 27, 28, 35, 36, 39, 40, 43, 44, 45

4. Uji Daya Pembeda

Menurut Arikunto, “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu

soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”.22

Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang

kemampuan soal instrumen dalam membedakan peserta didik yang pandai

dengan siswa yang kurang pandai. Daya pembeda penelitian ini dihitung

dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. Adapun

rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:23

21Ibid., h.22522Ibid., h.22623Ibid., h.228

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

55

D = BJ − BJ = P − PJ : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.8

Klasifikasi Daya PembedaDaya Pembeda Klasifikasi

Bertanda negatif Jelek Sekali

0,00-0,20 Jelek

0,20-0,40 Sedang

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Baik Sekali

Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada lima

puluh soal yang diujicobakan.

Tabel 3.9

Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal

0-0,2 Jelek 6, 8, 13, 31, 32, 36, 38

0,21-0,4 Sedang 3, 4, 20, 27, 35, 39, 40, 43, 44, 45

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

56

0,41-0,7 Baik 9, 28

0,71-1 Baik Sekali 5

Negatif Jelek Sekali -

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

dengan menggunakan uji t, tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.

1. Uji Normalitas Gain

Data pretest dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan

perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

geografi siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah

diterapkan model Quantum Teaching dan sebelum menggunakan model

Quantum Teaching.

Untuk mengetahui peningkatan skor pretes dan postes dapat

menggunakan rumus Normalized Gain. Rumus g faktor (N-Gains):24

Keterangan:

% posttest : Skor post-test

% pretest : Skor pre-test− = %%− = % posttest –%% 100 –%Kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :

24 R. Ariesta, Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium FisikaDasar Ii Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, JurnalPendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang,Dipublikasikan: Januari 2011.

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

57

g-tinggi : nilai G ≥ 0,70

g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70

g-rendah : nilai G < 0,30

Setelah diperoleh rata-rata tiap butir soal, lalu kita membandingkan

data indeks gain kelompok eksperimen dan data indeks gain kelompok

kontrol dengan bantuan software Microsoft Excel 2007.

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data

adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

atau tidak.25 Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan yaitu uji liliefors (taraf signifikan α 0,05).

Lo = F(Zi) – S(Zi)

Keterangan :

Lo : harga mutlak terbesar

F(Zi) : peluang angka baku

S(Zi) : proporsi angka baku

Dengan kriteria pengujian :

Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal

Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar

b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus :Zi = Xi − XSKeterangan :

Zi : skor baku

25 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2013), h. 153.

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

58

xi : skor data

: mean

S : simpangan baku

c. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Z table)

d. Nilai kolom F(Zi) : jika Zi negatif, maka F(Zi) : 0,5-Zt ; jika Zi positif,

maka F(Zi) : 0,5 + Zt

e. Untuk kolom S (Zi) : ZnJumlah RespondenKolom [(Zi)-S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi)-S(Zi)

Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan

Lo

f. Apabila Lo hitung< Lo tabel maka sampel berasal dari distribusi

normal

b. Uji Homogenitas

Menurut Syofian Siregar,” Pengujian homogenitas bertujuan

untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti

mempunyai varian yang sama”.26 Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang sama, oleh

karena itu perlu melakukan pengujian kesamaan dua varians atau lebih.

Uji homogen dilakukan pada skor pretest dan posttest dengan

menggunakan uji Fisher dengan rumus:27

= = , = ∑ − (∑ )( − 1)Keterangan :

F : homogenitas

12 : varians terbesar

26 Ibid., h. 167.27 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara Perhitungan SPSSdan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 160.

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

59

11 : varians terkecil

Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis

Ho : kedua varians berasal dari populasi yang homogen

Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen

b. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel

Jika Fhitung < Ftabel : Ho diterima

Jika Fhitung > Ftabel : Ho ditolak

c. Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians

terkecil)

d. Tentukan nilai Fhitung

e. Tentukan nilai Ftabel

Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji

homogenitas adalah Fhitung (Fh) < Ftabel (Ft) pada taraf signifikan (α) 0,05

maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi

tidak homogen.

I. Uji Hipotesis

“Uji t (t-test) merupakan statistik uji yang seringkali ditemui dalam

masalah-masalah praktis statistik.28 Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan hasil tes siswa dari hasil pretest dan posttest.

Untuk menguji hipotesis langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

Ho :µ1 = µ2

Ha :µ1 ≠ µ2

b. Menentukan α

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.

c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis, Kriterianya:

Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

28 Siregar, op. cit., h. 194.

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

60

Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

d. Menentukan thitung

Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua

kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis

ini digunakan rumus:

ℎ = 1− 211+ 12 dengan S = ( ) ( )Keterangan:

t : harga uji statistik1 : rata-rata posttest kelas eksperimen2 : rata-rata posttest kelas kontrol

Sgab : variansi gabungan (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

12 : variansi kelas eksperimen

22 : variansi kelas kontrol1 : jumlah siswa kelas eksperimen2 : jumlah siswa kelas kontrol

J. Hipotesis Statistik

Adapun Kriteria pengujian untuk uji t adalah sebagai berikut:

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Keterangan:

µ1 =hasil belajar dalam proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind

mapping).

µ2 = hasil belajar dalam proses pembelajaran menerapkan diskusi

kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).

Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

61

peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang

menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja

Kelompok).

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik

peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang

menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja

Kelompok).

Kriteria Pengujian:

“Tolak H0, jika thitung > ttabel, dalam hal lain H0 diterima”.

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 178 Jakarta

SMP Negeri 178 Jakarta yang berlokasi di Jalan Mawar No. 6A

Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Kotamadya Jakarta Selatan,

didirikan pada tahun 1979 yang waktu itu bernama SMP 87 Filial. Sampai

diresmikan pada tahun 1982 menjadi SMP Negeri 178 Jakarta, hanya

memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU.

Kemudian pada tahun 1985 pemerintah menambah 4 ruang kelas, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang laboratorium dan 1 ruang serbaguna. Komite juga

membantu dengan pembangunan secara bertahap mulai dari pemagaran,

ruang BP, ruang keterampilan, ruang UKS, kantin, ruang komputer, ruang

guru, ruang tunggu, musholla, lapangan basket, lapangan volley sampai WC

(untuk siswa dan guru).

Sejak tahun pelajaran 2011/ 2012 sudah direhab total menjadi 4

(empat) lantai dan baru bisa ditempati pada semester genap tahun pelajaran

2012/ 2013 yang sebelumnya pada waktu sedang dibangun menumpang di

SDN Bintaro 14 dan SDN Bintaro 15.

Prestasi sekolah semakin meningkat baik di bidang kurikuler maupun

ekstrakurikuler terbukti dengan seringnya mendapatkan piala kejuaraan di

bidang olahraga, kebahasaan, keadaan dan MIPA sehingga saat ini SMP

Negeri 178 Jakarta telah memiliki 148 piala dan piagam penghargaan baik

tingkat Kecamatan, Kota Administrasi dan tingkat Provinsi.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Unggul dalam prestasi bardasarkan iman dan taqwa.

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

63

b. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa

kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan

misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas:

1) Melaksanakan pembelajaran secara efektif, kreatif dan

menyenangkan.

2) Mengarahkan siswa menghayati ajaran agama untuk menumbuhkan

perilaku arif dalam bertindak.

3) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan

lingkungan terkait.

4) Memotivasi setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga

dapat berkembang dan berprestasi.

c. Tujuan

Adapun penjabaran misi tersebut merupakan jembatan dari tujuan

SMP Negeri 178 Jakarta yakni:

1) Meningkatkan kegiatan belajar dan mengajar yang berkualitas.

2) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

3) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik.

4) Melaksanakan amanat dan harapan orang tua peserta didik.

5) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat

yang mandiri dan berguna.

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

Pada umumnya guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 178 Jakarta

rata-rata lulusan S1. Guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 178 Jakarta

berjumlah 42 orang yang terdiri dari 25 orang guru perempuan dan 17 orang

guru laki-laki. Sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 12 orang.

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

64

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Normalitas Gain

Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari

pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut ini hasil

rekapitulasi uji N-Gain pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Tabel 4.1

Data Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest KelasEksperimen dan Kelas Kontrol

StatistikEksperimen Kontrol

Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-GainNilai Terendah 30 71 41 40 75 35Nilai Tertinggi 95 100 5 85 95 10Rata-rata 63,19 94,05 30,86 60,27 88,75 28,48

Berdasarkan tabel di atas diperoleh selisih nilai dari kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen sebelum menggunakan model

Quantum Teaching dengan teknik peta pikiran (mind mapping) nilai tertinggi

adalah 95 kemudian setelah diberlakukan model Quantum Teaching dengan

teknik peta pikiran (mind mapping) nilai tertinggi menjadi 100, maka

diperoleh selisih nilai 5. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar IPS kelas eksperimen setelah menggunakan model Quantum Teaching

teknik peta pikiran (mind mapping).

Sedangkan untuk kelas kontrol menerapkan diskusi kelompok

menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) nilai tertingginya adalah 95

dan nilai terendahnya 85, maka diperoleh selisih nilai 10. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS kelas kontrol setelah

menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja

Kelompok).

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

65

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu pretest dan

data posttest. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistibusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya

maka digunkan uji liliefors.

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05.

Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu

jika Lhitung < Ltabel maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika

Lhitung > Ltabel maka kedua data tidak berdistribusi normal.

1) Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimem dan Kelas

Kontrol

Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebagaimana terlampir di lampiran. Rekapitulasi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.2Rekapitulasi Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

DataPretest

Eksperimen KontrolTerendah 30 40Tertinggi 95 85Mean 63,19 60,27Simpangan Baku 12,37 12,41Lhitung 0,00311 -0,0039Ltabel 0,1476

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

66

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung pretest

kelas eksperimen adalah 0,00311 dikatakan berdistribusi normal.

Sedangkan Lhitung kelas kontrol adalah -0,0039 dikatakan berdistribusi

normal. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu Lhitung < Ltabel

sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data kelas eksperimen dan

kelas kontrol berdistribusi normal.

2) Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimem dan Kelas

Kontrol

Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebagaimana terlampir di lampiran. Rekapitulasi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.3Rekapitulasi Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

DataPosttest

Eksperimen KontrolTerendah 71 75Tertinggi 100 95Mean 94,05 88,75Simpangan Baku 7,62 4,91Lhitung 0,1036 -0,0251Ltabel 0,1476

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung posttest

kelas eksperimen adalah 0,1036 dikatakan berdistribusi normal.

Sedangkan Lhitung kelas kontrol adalah -0,0251 dikatakan berdistribusi

normal. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu Lhitung < Ltabel

sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data kelas eksperimen dan

kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

67

b. Uji Homogenitas Data

Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut

bersifat homogen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data

yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan data posttest.

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05. Keputusan

pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika Fhitung < Ftabel maka

dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel

dinyatakan data tidak bersifat homogen.

1) Hasil Uji Homogenitas pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagaimana terlampir dalam lampiran dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No StatistikNilai

Pretest1 S2 Eksperimen 140,4522 S2 Kontrol 12,41333 Fhitung 0,084 Ftabel 1,80

Perbandingan 0,08 < 1,80

KesimpulanFhitung < Ftabel dapat

disimpulkan kedua sampeltersebut bersifat homogen

Keterangan:

S2 Eksperimen = varians kelas eksperimen

S2 Kontrol = varians kelas kontrol

Fhitung = nilai hitung

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

68

Ftabel = nilai tabel berdasarkan nilai hitung

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

pretest kedua kelompok sampel penelitian memenuhi kategori

homogenitas. Berdasarkan nilai distribusi F diperoleh nilai Ftabel 1,80

pada taraf signifikan 0,05 dengan dk penyebut dan pembilang 36.

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,08 < 1,80 maka H0 diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dari data kedua kelompok tersebut memiliki

varians homogen.

2) Hasil Uji Homogenitas posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagaimana terlampir dalam lampiran dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No StatistikNilai

Posttest1 S2 Eksperimen 58,16362 S2 Kontrol 24,13193 Fhitung 0,414 Ftabel 1,80

Perbandingan 0,08 < 1,80

KesimpulanFhitung < Ftabel dapat

disimpulkan kedua sampeltersebut bersifat homogen

Keterangan:

S2 Eksperimen = varians kelas eksperimen

S2 Kontrol = varians kelas kontrol

Fhitung = nilai hitung

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

69

Ftabel = nilai tabel berdasarkan nilai hitung

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

pretest kedua kelompok sampel penelitian memenuhi kategori

homogenitas. Berdasarkan nilai distribusi F diperoleh nilai Ftabel 1,80

pada taraf signifikan 0,05 dengan dk penyebut dan pembilang 36.

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,41 < 1,80 maka H0 diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dari data kedua kelompok tersebut memiliki

varians homogen.

3. Uji Hipotesis Data

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan

homogenitas diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen,

sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya yaitu uji

hipotesis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara hasil pretest dan hasil posttest pembelajaran

IPS menggunakan model Quantum Teaching. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan rumus uji-t. Untuk pengujian tersebut maka diajukan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Keterangan:

µ1 =hasil belajar dalam proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind

mapping).

µ2 = hasil belajar dalam proses pembelajaran menerapkan diskusi

kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).

H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model Quantum Teaching teknik peta pikiran

(mind mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi

kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

70

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik

peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang

menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja

Kelompok).

Hipotesis pengujian tersebut di uji dengan menggunakan uji t,

dengan kriteria pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima

dan thitung > ttabel maka H0 ditolak. dengan taraf signifikansi 0,05

sebesar 1,66691 dan derajat kebebasan (dk) = 36 + 36 – 2 = 70.

Tabel 4.6

Hasil Uji Hipotesis Uji t

thitung ttabel Kesimpulan

3,50 1,66691 Tolak H0 dan Terima Ha

Dengan demikian thitung > ttabel (3,50 > 1,66691), H0 ditolak dan Ha

diterima. Sehingga pengujian hipotesis uji-t nilai posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol menyatakan bahwa Ho tidak sama dengan Ha

yaitu µ1 tidak sama dengan μ2 (μ1 ≠ μ2). Hal tersebut menyatakan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran

(mind mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi

kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa model

pembelajaran Quantum Teaching ini sangat menekankan pada percepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang sangat tinggi, memusatkan

perhatian siswa pada interaksi yang bermakna, menempatkan nilai dan

keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran dan mengutamakan

keberagaman dan kebebasan dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

71

adanya hasil perolehan pengujian hipotesis yaitu ttabel > thitung (3,50 >

1,66691).

C. Hasil Pembahasan Penelitian

Dari data-data penelitian yang telah dianalisis, diperoleh temuan yaitu rata-

rata hasil pretest kelas eksperimen adalah 63,19, ini menunjukan kemampuan

awal siswa tentang materi yang diujikan masih sangat rendah karena umumnya

siswa belum mempelajarinya. Dalam mengerjakan pretest ini siswa pada dasarnya

mengerjakan pretest hanya dengan cara menerka saja. Setelah dilakukan treatment

berupa pembelajaran dengan model Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind

mapping) selama 5 kali pertemuan dan diadakan posttest dengan hasil rata-rata

skor adalah 94,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar

dengan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind

mapping) hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar

3,50 dan ttabel sebesar 1,66691, karena thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak, artinya

terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind

mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi kelompok

menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok). Dengan ditolaknya hipotesis nol

(H0) dari hasil pengujian uji t pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta

pikiran (mind mapping) memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar IPS

siswa.

Bila dibandingkan rata-rata nilai pretest dari kedua kelompok belajar, terlihat

bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada hasil belajar kelas

kontrol. Hal ini dapat terjadi karena di kelas eksperimen, menggunakan model

Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran,

dimana siswa dituntut lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Siswa

dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 6 orang dikarenakan jumlah

siswa kelas VII.6 berjumlah 36 siswa, Lalu setiap kelompok ditugaskan untuk

berdiskusi serta membuat peta pikiran (mind mapping). Di dalam kelompok saling

Page 91: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

72

bekerja sama, hal ini dilakukan agar siswa dapat bertukar pikiran dengan anggota

kelompok sehingga setiap individu dapat memahami materi tersebut. Karena di

dalam model ini dituntut keaktifan siswa maka guru hanya berkeliling, memantau

pekerjaan siswa.

Pada kelas kontrol siswa mengalami kegiatan belajar melalui diskusi

kelompok sehingga siswa pada umumnya berdiskusi dan mengerjakan Lembar

Kerja Kelompok (LKK). Keaktifan siswa lebih banyak pada kegiatan

mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan sekali–sekali mengajukan

pertanyaan.

Dari kedua kegiatan pembelajaran yang dibahas di atas dapatlah dipahami

bahwa pada pembelajaran dengan model Quantum Teaching teknik peta pikiran

(mind mapping) siswa mendapat pengalaman belajar yang lebih mendalam dan

menyenangkan sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).

Page 92: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hasil belajar siswa antara kelompok

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching teknik

peta pikiran (mind mapping) dengan kelompok kontrol yang menerapkan diskusi

kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok). Dari perbedaan itu

menyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII.6 di SMP Negeri 178 Jakarta. Hal ini

ditunjukkan dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t

yaitu diperoleh nilai thitung = 3,50 lebih besar dari ttabel= 1,66691 dengan taraf

signifikan 0,05 atau 5%. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan posttest setelah

diberikan perlakuan model pembelajaran Quantum Teaching teknik peta pikiran

(mind mapping) sebanyak lima kali pertemuan dengan nilai rata-rata 94,05, lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil perhitungan posttest kelas kontrol dengan nilai

rata-rata 88,75 yang diberikan perlakuan sebanyak lima kali pertemuan dengan

menerapkan diskusi kelompok menggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok).

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, karena itu disarankan kepada para

guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Bagi sekolah hendaknya menggunakan pembelajaran aktif Quantum

Teaching sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar

Page 93: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

74

Ilmu Pengetahuan Sosial siswa karena dalam pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran aktif Quantum Teaching siswa dilibatkan

secara aktif.

3. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model

Quantum Teaching dengan pokok permasalahan lainnya.

Page 94: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

75

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

Pustaka Setia, 1993.

Ali, Mohammad dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan

Disiplin Ilmu. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009.

Ariesta, R. Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan

Laboratorium Fisika Dasar Ii Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk

Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia 7, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

DePorter, Bobbi., dkk. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Mizan Media Utama, 2000.

Djaenudin, Surjadi. Wawancara. Jakarta, 12 Februari 2015.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

PT Refika Aditama, 2009.

Fitri Wijayanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Teaching terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu” (Quasi Experiment

di MTs Negeri 19 Pondok Labu Jakarta Selatan, Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Ghozali, Imam. Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis

dengan SPSS16. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008.

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1995.

Listia Winarni, “Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Quantum Teaching Di Kelas IV” (Studi Kasus di MI

Safinatul Husna Kali Deres Jakarta Barat), Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Mahfud, Choirul. Pendidikan Multi Kultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Mudjijo, Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Page 95: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

76

Rindi Andika, “Efektivitas Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran

Penddidikan Agama Islam”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

2012. tidak dipublikasikan.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi

Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan

Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2009).

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010).

Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press, 2006.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2013.

Sudarti, “Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa di MI Al Huda Bekasi”, Skripsi pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2012.

Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara

Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama,

2010.

Taniredja, Tukiran, dkk. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran:

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan

Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Tirtarahardja, Umar., dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan: Edisi Revisi.

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.

Page 96: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

77

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi

Aksara, 2010.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006.

Afa, Yulita. Faizul, I.Gst.A.Oka Negara, dan I.Kt.Adnyana Putra. “Pengaruh

Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Dukungan Media

Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa, vol.2”,

http://ejournal.undiksha.ac.id/, 2014.

International Human Development Indicators Education Index,

http://hdr.undp.org/en/content/education-index/, 7 Februari 2015.

Rifai, Afif, Suhartono, dan Ngatman. “Penerapan Pendekatan Quantum Teaching

Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Jogomertan”,

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/, 2012.

Page 97: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen

Pertemuan 11. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

3. Indikatora. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di

Indonesia.b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama

Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Siswa mampu mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di

Indonesia.

5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.

6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).

7. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching

Page 98: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

8. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambaran tentang prasasti danpeninggalan-peninggalan Sejarah Hindu Budha di Indonesia. (± 5menit)

4) Pre Test (menanyakan bagaimana proses masuknya pengaruhagama Hindu maupun agama Budha ke Indonesia). (± 2 menit)

5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)B. Kegiatan Inti (± 65 menit)

1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat patung peninggalan Hindu dan Budha diIndonesia?) (± 10 menit)

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 3 menit)

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)

Page 99: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama- nama kastadan ajaran agama Budha. (± 10 menit)

2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untukmengerjakan LKK yang diberikan oleh guru dan mendiskusikantentang proses dan berkembangnya Hindu Budha dan daerah –daerah yang dipengaruhi unsur Hindu Budha di Indonesia. Setelahselesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatanuntuk bertanya dan menanggapi. (± 25 menit)

3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post tes dengan menggunakan permainan cerdas cermat). (± 3menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.

8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).

Page 100: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VIISemester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.

3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

9. PenilaianIndikator Pencapaian Teknik

PenilaianBentukInstrumen

Instrumen

1. Mendeskripsikanmasuk danberkembangnyaagama Hindu Budhadi Indonesia

2. Memaparkankonsep ajaran HinduBudha di Indonesia

3. MendeskripsikanPerdagangan Indiadengan Indonesia

4. Memaparkanperkembanganagama Hindu Budhadi Indonesia

Tes Tulis UraianTerbuka

1. Jelaskan secara singkatproses masuk danberkembangnya Agamaserta kebudayaan HinduBudha di Indonesia !(30)

2. Sebutkan dan jelaskanempat kasta dalamagama Hindu ! (10)

3. Sebutkan dan jelaskanajaran agama budhayang terdapat dalambuku tripitaka ! (10)

4. Sebutkan dan jelaskandua aliran agamaBudha ! (10)

5. Ada kesamaan konsepHindu atau Syiwa danBudha. Jelaskan ! (10)

6. Sebutkan tempat yangdianggap keramat diIndia dan sering diziarahi oleh penganutagama budha! (10)

7. Jelaskan perkebanganagama Hindu danBudha setelah masukke Indonesia ! (20)

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Tes tulis Tes Uraian Jelaskan proses masuknya agamaHindu dan Budha ke Indonesia !

Page 101: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

KuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 102: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen

Pertemuan II1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

3. Indikatora. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.b. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan

sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.c. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di

Indonesia.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –

peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagaidaerah.

c. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah HinduBudha di Indonesia.

5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.

6. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching

Page 103: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

7. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses

masuknya Hindu Budha di Indonesia. (± 1 menit)4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah contoh tentang Kerajaan HinduBudha di Indonesia. (± 3 menit)

5) Pre Test (menanyakan sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Budha yang terkenal di Indonesia). (± 3 menit)

6) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakanterlebih dahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didikadakah yang sudah pernah melihat candi peninggalan Hindu danBudha di Indonesia. Peserta didik mengamati gambar Kerajaan,dan peninggalan – peninggalan sejarah lainnya pada masa HinduBudha) (± 10 menit)

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 3 menit)

Page 104: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 3 menit)

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 7 kelompok. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama- namakerajaan pada masa Hindu Budha di Indonesia. (± 10 menit)

2) Demonstrasikan, Setiap kelompok mendiskusikan tentangkerajaan yang ada di masa Hindu Budha dan Peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha diberbagai daerah dengan membuat peta pikiran (mind mapping).Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatanuntuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelassedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untukbertanya dan menanggapi. (± 25 menit)

1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post test yaitu apa yang dilakukan sebagai putra putri bangsa untukmenyelamatkan peninggalan-peninggalan sejarah bangsa ini). (± 3menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.

Page 105: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

8. PenilaianPenilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Test Tulis Tes Uraian sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Buddha yang terkenal diIndonesia !

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Page 106: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 107: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU BUDHA DI INDONESIA

1. Munculnya Agama Hindu dan Budha

a. Agama Hindu

Sebelum Hindu lahir, di lembah Sungai Indus (sekarang wilayah Pakistan)

telah berkembang kebudayaan yang tinggi yaitu “Kebudayaan Mohenjo Daro dan

Harappa” milik bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Arya melalui

celah Kaiber masuk ke India, menakhlukkan dan menguasai kota-kota di lembah

Indus yang tadinya dikuasai oleh bangsa Dravida. Dalam penyebarannya suku

bangsa Arya ada yang melangsugkan pernikahan dengan orang-orang Dravida

sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru yang disebut “Bangsa

Hindu”. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu inilah yang disebut agama dan

kebudayaan Hindu.

Agama hindu merupakan kepercayaan yang memuja dan menyembah

banyak dewa (politheisme) dewa utamanya disebut TRIMURTI terdiri dari

Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara) dan Siwa (dewa perusak).

Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda, yang terdiri atas 4 bagian :

a) Rigweda berisi pujian terhadap dewa

b) Samaweda berisi nyanyian suci

c) Yajurweda berisi mantra-mantra

d) Atharwaweda berisi doa-doa untuk pengobatan

Dalam kehidupan masyarakat dikenal empat kasta yaitu : Brahmana

(terdiri para pendeta) Ksatria (terdiri para raja, bangsawan, prajurit), Waisya

(terdiri para pengusaha, pedagang) dan Sudra (terdiri pekerja kasar dan rakyat

jelata).

b. Agama Budha

Agama budha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama/Budha

Gautama putra raja Sudhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu.

Pokok ajaran agama budha adalah bahwa manusia hidup itu dalam keadaan

Samsara (menderita) oleh sebab itu setiap manusia wajib melepaskan diri dari

Page 108: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

kesengasaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu. Nafsu dapat

dipadamkan dengan menjalankan Astavida (delapan jalan) kebenaran.

Kitab suci agama budha adalah Tripitaka yang terdiri dari tiga bagian :

Winaya pitaka, Sutrantapitake, Abhidarmapitaka

2. Proses Masuk dan berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur

perdagangan internasional, sehingga banyak dilalui dan disinggahi oleh pedagang-

pedagang asiing terutama India dan Cina. Proses masuknya agama dan

kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Hal itu

terjadi dengan ikut sertanya para pendeta yang datang bersamaan dengan para

pedagang untuk menyebarkan agama.

Para pendeta selama berada di Indonesia banyak mempunyai murid.

Murid-murid ini banyak yang berziarah ke India untuk menambah ilmunya.

Setelah dari India mereka ikut menyebarkan agama dengan bahasa mereka sendiri

sehingga mudah dimengerti dan diterima masyarakat. Faktor pendukung lain yang

mempercepat berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu adalah raja-raja di

Indonesia mendatangkan para pendeta dari India untuk memimpin upacara

pemujaan atau upacara korban. Masuknya agama Budha dibawa oleh para Bhiksu,

salah satunya adalah Bhiksu Gunawan atau Gunawarman dari Kashmir. Ada

beberapa teori yang mengatakan golongan pembawa Hindu-Budha ke Indonesia :

a. Teori Waisya (oleh N.J. Krom) pembawanya para pedagang India

b. Teori Ksatria (oleh C.C. Berg) pembawanya para ksatria India.

c. Teori Brahmana (oleh Van Leur), para Brahmana yang diundang ke

Indonesia.

d. Teori Arus Balik (oleh F.D.K.Bosch) pembawanya orang-orang

Indonsia yang belajar ke India.

3. Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia

a. Jalur Laut

Para pedagang dan pendeta menyebarkan Hindu-Budha ke Nusantara

melalui jalur darat dan jalur laut. Mereka yang melalui jalur laut

mengikuti rombongan pedagang yang melakukan pelayaran dari Asia

Page 109: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Selatan ke Asia Timur. Rute penyebarannya adalah mulai dari India,

Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam,

China, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada pula yang langsung

berlayar ke Nusantara.

b. Jalur Darat

Para penyebar yang menggunakan jalur darat ada yang ikut menumpang

para kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari India ke Tibet terus ke utara

hingga sampai di China, korea dan Jepang.

4. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha ke Indonesia

a. Berkembangnya Pengaruh Hindu – Budha di Indonesia

Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha (India), menyebabkan

kebudayaan Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam aspek

kehidupan masyarakat.

b. Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Yang Bercorak Hindu – Budha

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur di tepi sungai

Mahakam. Sumber Sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti yang

Page 110: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

dipekatkan pada tiang batu sebagai peringatan upacara korban yang

disebut Yupa. Ada sebanyak 7 buah yupa berhuruf Pallawa dan

berbahasa Sanskerta. Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan :

1. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke 5 M

2. Kerajaan Kutai diperintah sang Maharaja Kudungga yang

mempunyai anak bernama Aswawarman. Aswawarman

mempunyai 3 orang anak yang terkenal adalah Mulawarman.

Raja Mulawarman raja yang terbesar dan mulia. Hal ini

diwujudkan dalam pemberian sedekah 1000 ekor sapi kepada

para Brahmana ditempat suci bernama Waprakeswara. Agama

yang dianut berajaan adalah Hindu-Syiwa. Raja-raja yang pernah

memerintah Kutai adalah Kudungga, Aswawarman, Mulawarman

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum atau Sungai

Cisadane Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Taruma diperkirakan berdiri pada

abad 5 M.

1) Kerajaan Taruma diperintah Raja Purnawarman

2) Agama yang dianut kerajaan yaitu Hindu Pemuja Wisnu

3) Raja Purnawarman seorang Raja yang gagah dan berani dalam perang,

juga memperhatikan kehidupan rakyat yang ditunjukkan dalam Prasasti

Tugu yaitu melakukan penggalian saluran Gomati pada sungai

Candrabaga ± 11 Km selesai dalam waktu 21 hari. Tujuannya untuk

Page 111: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

mengairi sawah dan menahan bahaya banjir. Setelah selesai diadakan

selamatan memberi korban 1000 sapi kepada Brahmana.

3. Kerajaan Holing / Kalingga

a. Diperkirakan terletak di Jawa Tengah sebelah utara Gunung Muria

b. Sumber Sejarah: Catatan Cina, Catatan I-Tsing (664)

c. Raja yang memerintahkan adalah Raja Putri “Ratu Sima”, yang

bijaksana, adil dan keras, beragama Hindu-Syiwa.

4. Kerajaan Kanjuruhan

a. Kerajaan kanjuruhan diperkirakan terletak di Kanjuruhan, Malang

Jawa Timur.

b. Sumber Sejarah: Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 dengan

menggunakan tulisan Jawa Kuno dan berbahasa sanskerta. Prasasti

Dinoyo menyebutkan bahwa raja yang pertama bernama

Dewasiwuka, putranya bernama Liswa, setelah dilantik menjadi

raja bernama gajayana, Gajayana memuja sang Agastya (Dewa

Siwa), dengan membuat Candi Badut.

5. Kerajaan Mataram Lama

Kerajaan Mataram lama pada umumnya dikuasai oleh dua dinasti

(keluarga) yaitu keluarga Sanjaya dan Syailendra.

6. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri abad 7, ibukotanya mengalami beberapa

kali perpindahan dari Muara Takus, ke Jambi dan akhirnya ke Palembang.

wilayah kerajaan Sri Wijaya sangat luas yaitu meliputi beberapa daerah di

Page 112: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

wilayah nusantara. maka Sri Wijaya merupakan “Negara Nasional yang

Pertama”. puncak kejayaannya terjadi pada abad 9 yaitu pada masa

pemerintahan raja Bala Putra Dewa dari dinasti Syailendra (Mataram

Kuno).

7. Kerajaan Medang Kamulan/ Mataram – Jawa Timur

Kerajaan Medang terletak di Tambelang-Jombang kemudian di

pindahkan ke Watu Galuh di antara gunug Semeru dan gunung Wilis Jawa

Timur.

8. Kerajaan Bali

Kerajaan Bali merupakan kerajaan Hindu yang dipimpin oleh

Wangsa Warmadewa. Raja-raja terkenal dari wangsa Warmadewa adalah :

Sri Candra Bhayasingka Warmadewa, Udayana, Anak Wungsu, (1049-

1077). Sedangkan raja-raja sesudah wangsa Warmadewa adalah : Sri

Jayasakti, dan Jayapangus.

9. Kerajaan Kediri

Dalam perang saudara anatara Jenggala dan Kediri, akhirnya peranag

dimenangkan oleh Kediri dan kerajaan dapat dipersatukan kembali.

Wilayah kerajaan Kediri awalnya meliputi Kediri, Madiun, dan bagian

Medang Kamulan, Ibu Kota di Daha.

10. Kerajaan Singosari

Kerajaan Singosari terletak di sebelah utara Malang Jawa Timur

dibangun oleh Ken Arok setelah dapat mengalahkan kertajaya dari Kediri

tahun 1222 M.

11. Kerajaan Majapahit

Lokasi pusat kerajaan Mojopahit diperkirakan terdapat di Trowulan

Mojokerto Jawa Timur.

Page 113: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen

Pertemuan III1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.

3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk

mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa

ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa

untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa

Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,

kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.

6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).

Page 114: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

7. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching

8. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambaran tentang ruteperjalanan rempah – rempah dari Indonesia ke Eropa dan artipenting Indonesia sebagai penghasil rempah – rempah. (± 5menit)

4) Pre Test (menanyakan apa faktor yang menyebabkan keberadaanIndonesia menjadi penting bagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa. (± 2 menit)

5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)B. Kegiatan Inti (± 65 menit)

1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat rempah – rempah yang jadi incaran bangsaEropa ?) (± 10 menit)

Page 115: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 3 menit)

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama bangsa –bangsa luar yang datang ke Indonesia. (± 10 menit)

2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untukmendiskusikan tentang penyebab latar belakang kedatangan bangsaEropa di Indonesia dan mendeskripsikan tujuan masing – masingbangsa luar yang datang ke Indonesia. Setelah selesai berdiskusisetiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasildiskusinya di depan kelas sedangkan kelompok yang lain diberikesempatan untuk bertanya dan menanggapi. (± 25 menit)

3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post tes dengan menggunakan permainan screamble). (± 3 menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.

Page 116: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

9. Penilaian

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Tes tulis Tes Uraian Jelaskan faktor yang menyebabkankeberadaan Indonesia menjadi pentingbagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa !

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67

Page 117: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 118: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen

Pertemuan IV1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.

3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk

mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa

ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa

untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa

Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,

kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.

6. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching

Page 119: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

7. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses

masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia dan cara – carayang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya. (± 1menit)

4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, gurumenyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambar beberapa orang asingyang datang ke Indonesia. (± 3 menit)

5) Pre Test (menanyakan bangsa dari mana saja yang datang keIndonesia untuk monopoli perdagangan, penyebaran agama, danpenjajahan). (± 3 menit)

6) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakanterlebih dahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didikadakah yang sudah pernah melihat benda peninggalan yangdianggap keramat oleh bangsa Indonesia) (± 10 menit)

Page 120: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 3 menit)

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 3 menit)

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 3 kelompok. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama masakolonial yang ada di Indonesia. (± 10 menit)

2) Demonstrasikan, Setiap kelompok mendiskusikan tentangmasa kolonial di Indonesia dengan membuat peta konsep (mindmapping). Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberikesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depankelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untukbertanya dan menanggapi. (± 25 menit)

1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post test dengan menggunakan permainan talking stick). (± 3 menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.

Page 121: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

8. PenilaianPenilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Test Tulis Tes Uraian Sebutkan beberapa peninggalanpeninggalan bangsa Eropa yang dianggapkeramat di Indonesia

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Page 122: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 123: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

A. Faktor Pendorong Bangsa Eropa Datang Ke Indonesia

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dipengaruhi dari beberapa

faktor, diantaranya:

1. Jatuhnya Konstantinopel

Jatuhnya Konstantinopel, ibukota Romawi Timur ke tangan Kesultanan Turki

pada tahun 1453 menyebabkan putusnya hubungan dagang ke dunia Timur.

Bangsa Barat berusaha mencari jalan sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia.

2. Adanya Merkantilisme

Merkantilisme adalah pandangan hidup dimana standar kesejahteraan diukur

dari kekayaan (emas) yang dimiliki, dengan itu dia menggunakan segala cara

untuk mencapai tujuan tersebut. Dan paham inilah yang dianut negara-negara

Eropa ketika itu, yang menjadikannya sebagai kebijakan politik. Karena itu negara

Eropa mulai melakukan observasi daerah jajahan, dan salah satunya tujuannya

adalah Indonesia.

3. Revolusi Industri

Revolusi industri adalah langkah efisiensi dalam produksi, yaitu dengan

menggunakan mesin-mesin industri untuk menggantikan tenaga manusia dan

hewan. Hal ini menjadikan hasil produksi lebih cepat dan lebih murah, sehingga

sangat menguntungkan.

4. Adanya Semangat 3 G

a. Keinginan mencari kekayaan (Gold).

b. Keinginan menyebarkan agama Nasrani (Gospel).

Page 124: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

c. Keinginan mencari kejayaan dan kemuliaan (Glory).

B. Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia

1. Kedatangan Portugis ke Indonesia

Pada tahun 1511, Portugis di bawah pimpinan Alfonso

d’Albuquerque berhasil menguasai Malaka. Selanjutnya Alfonso d’Albuquerque

mengirim ekspedisi ke Ternate dan Tidore. Pada tahun 1512, Portugis dapat

memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Hal ini diperkuat dengan

dibangunnya benteng Saint John di Ternate. Selain mengadakan monopoli

perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama

Katolik. Salah satu pendeta bangsa Portugis yang giat menyebarkan agama

Katholik adalah Fransiscus Xaverius. Di masa pemerintahanSultan Baabullah

perlawanan menguat dan akhirnya pada tahun 1575 Portugis dapat diusir.

2. Kedatangan Spanyol ke Indonesia

Keberhasilan Portugis sampai ke Indonesia, terutama tempat rempah-rempah

membuat Spanyol ingin mengikuti jejak Portugis, karena memang dua negara ini

sangat berambisi menguasai dunia ketika itu. Pada tanggal 8 November 1512,

kapal dagang Spanyol berhasil berlabuh di Maluku tepatnya di Tidore.

Selanjutnya Spanyol bersekutu dengan Tidore sedang Portugis bersekutu dengan

Ternate. Perebutan wilayah membuat Spanyol dan Portugis saling bersaing.

Hingga pada tahun 1534 ditandatangani Perjanjian Saragosa yang dipimpin oleh

Paus. Isi perjanjian itu membagi dunia menjadi 2 wilayah :

1. Daerah sebelah utara garis Saragosa adalah wilayah penguasaan Portugis

(termasuk wilayah Maluku).

2. Daerah sebelah selatan garis Saragosa adalah wilayah penguasaan Spanyol.

Dengan adanya perjanjian itu membuat Spanyol kembali berkonsentrasi

ke Manila.

Page 125: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

3. Kedatangan Belanda ke Indonesia

Karena perang melawan spanyol yang berkepanjangan (1568 – 1648) telah

membuat ekonomi Belanda terpuruk, maka Belanda pun mulai berpikir untuk

mencari daerah jajahan yang bisa memperkuat ekonomi mereka. Terinspirasi dari

keberhasilan Portugis dan Spanyol menjajah wilayah Asia tenggara

yang mendatangkan keuntungan besar, maka Belanda pun mulai melakukan

ekspedisi ke Asia Tenggara yaitu Indonesia yang terkenal mempunyai hasil

rempah-rempah yang melimpah.

Belanda pertama kali datang ke Indonesia di bawah pimpinan Cornelis de

Houtman dan De Keyzer pada tahun 1596 di Banten. Dia awal kedatangannya,

rombongan dagang Belanda ini disambut baik oleh penduduk pesisir, karena niat

mereka untuk berdagang dengan penduduk lokal. Tapi kemudian karena bersikap

sombong dan kasar, mereka diusir oleh penduduk Banten. Belanda datang

kembali ke Banten pada tahun 1598 di bawah pimpinan Van Nede dan Van

Heemskerck. Untuk kedatangannya yang kedua ini, Belanda disambut penduduk

Banten dengan baik. Pada tahun 1599 rombongan Belanda yang dipimpin Jacob

van Neck juga mendarat di Maluku. Hal ini disambut rakyat Maluku dengan baik,

karena pada saat itu rakyat Maluku sedang bersitegang dengan Portugis. Kejadian

ini membuat Belanda mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

Kemudian agar pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan yang banyak

maka atas usulan Olden Berneveldt, pada 20 Maret 1602 Belanda mendirikan

kongsi dagang yang bernama bernama VOC (Vereenigde Oost Indische

Compagnie) yang berkantor di Banten dan dikepalai oleh Francois Wittert.

Tujuan didirikannya VOC adalah:

Page 126: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

a. Menghilangkan persaingan yang merugikan para pedagang Belanda.

b. Menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Portugis dan

pedagang-pedagang lainnya di Indonesia.

c. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan

Spanyol.

4. Bangsa Inggris memasuki Indonesia

Pada tahun 1600 pemerintah Inggris mendirikan East India Company (EIC)

yang berpusat di India. Dalam upaya untuk mendapatkan rempah-rempah di

Indonesia, pada tahun 1602 Inggris mengirimkan utusannya yang dipimpin oleh

Kapten James Lancester ke Banten. Utusan kerajaan Inggris itu diterima oleh

Sultan Banten dan diberi izin mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di

Banten, EIC (Inggris) juga mendirikan kantor dagang di Jayakarta.

Sekitar akhir abad XVI, Inggris telah mengadakan hubungan dagang dengan

Gowa, Makassar, dan Aceh. Namun, Inggris tidak disukai oleh masyarakat di

wilayah tersebut karena bersikap otoriter dan memaksakan kehendak pada

masyarakat pribumi demi keuntungan mereka.

Kemudian pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut

seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Raflles yang diangkat sebagai

pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia, memberikan kesempatan pada

penduduk Indonesia untuk melaksanakan perdagangan bebas.

Page 127: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

C. Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintahan pada masa

Kolonial Eropa

1. Masa kolonial Portugis

Portugis di Indonesia menanamkan kekuasaannya dengan cara yang kejam

dan bertindak sewenang-wenang kepada rakyat. Keadaan ini membuat rakyat

melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dan pada kenyataannya Portugis

memang hanya dapat menguasai Ternate saja, karena selalu gagal memasuki

daerah lain di Indonesia.

Kebudayaan rohani yang ditinggalkan berupa penyebaran agama Katolik di

Ambon, Maluku. Banyak masyarakat Ambon yang akhirnya memeluk agama

Katolik. Bangsa Portugis juga meninggalkan benda-benda yang akhirnya

dianggap keramat oleh bangsa Indonesia, seperti meriam-meriam yang terkenal

dengan nama Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta, dan Ki Amuk di Banten.

2. Masa kolonial Spanyol

Bangsa Spanyol hanya dapat memengaruhi masyarakat Tidore, akan tetapi

tidak semua rakyat Tidore terpengaruh dan masa kolonial Spanyol juga tidak

berjalan lama karena rakyat Tidore melakukan perlawanan. Karena tidak lama

berkuasa maka hampir tidak ada pengaruh kekuasaan Spanyol

dalam perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan bagi rakyat

Tidore.

3. Masa kolonial Belanda

Dengan berdirinya VOC sebagai pesekutuan dagang Belanda, maka Indonesia

ketika itu telah memasuki era penjajahan Belanda. Kepengurusan VOC terdiri dari

17 orang (Heren Zeventien) yang berkedudukan di Amsterdam. Untuk

memperkuat kedudukannya, oleh pemerintah Belanda VOC diberikan modal 6,5

juta gulden Belanda dan Hak Octrooi (hak-hak istimewa), yaitu:

1. Memiliki tentara dan mendirikan benteng.

2. Menduduki daerah asing.

3. Mengangkat pegawai.

4. Mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat.

5. Membentuk pengadilan.

Page 128: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

6. Membuat Undang-Undang, dan lain-lain.

Di samping itu juga diangkat pemimpin tertinggi VOC yang diberi gelar

Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal yang pernah memimpin VOC antara lain :

a. Pieter Both; Gubernur Jenderal pertama VOC yang memerintah tahun 1610-1619

di Ambon.

b. Jean Pieterzoon Coen; Gubernur Jenderal VOC kedua yang memindahkan pusat

VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia).

Pemerintah Belanda dengan VOC bertindak kejam dan memeras hasil

pertanian atau pun perkebunan rakyat guna kepentingan bangsa Belanda. Hal ini

menyebabkan rakyat Indonesia menderita dan sengsara.

Setelah VOC berkuasa selama ± 200 tahun, ternyata mengalami kebangkrutan

dan kemunduran.

Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)

Herman Willem Daendels dikirim ke Indonesia oleh Louis Napoleon

Bonaparte dan diberi tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia serta

mempertahankan Indonesia (Pulau Jawa) dari serangan Inggris. Langkah-langkah

yang ditempuh Daendels di Indonesia antara lain:

a. Di bidang Militer

b. Di Bidang Keuangan

c. Di Bidang Perhubungan

d. Di Bidang Politik

Tindakan Daendels kejam dan sewenang-wenang, sehingga ia terkenal dengan

sebutan “Gubernur Tangan Besi”. Tindakan Daendels yang menjual tanah kepada

Hou Ti Ko tidak dibenarkan oleh Louis Napoleon Bonaparte. Daendels

dinyatakan bersalah, maka ia ditarik ke negeri Belanda dan digantikan oleh

Gubernur Jenderal Jan Willem Jansens (1811). Ternyata Jansens lemah dan

kurang cakap, sehingga Inggris berani menyerang kekuasaan Belanda di

Indonesia. Belanda kalah dan harus menandatangani Perjanjian Kapitulasi

Tuntang pada tahun 1811. Sejak saat itu Indonesia dikuasai Inggris.

4. Masa kolonial Inggris

Page 129: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Pada masa kolonial Inggris, perdagangan di Indonesia dimonopoli oleh EIC.

Akan tetapi ini tidak berjalan dengan baik karena selalu terdesak oleh VOC.

Pada masa Gubernur Jenderal Raffles, rakyat Indonesia diperhatikan sehingga

kehidupan lebih baik. Raffles membagi daerah Jawa atas 16 daerah karesidenan,

dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap

daerah-daerah yang dikuasainya. Di samping itu, Raffles juga membentuk

susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pada pengadilan Inggris. Setelah

Raffles selesai bertugas di Indonesia dan ditarik kembali ke Inggris, pemerintahan

Indonesia kembali ke pangkuan penjajah Belanda.

D. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Bangsa Eropa

1. Perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis

2. Perlawanan rakyat Ternate melawan Portugis

3. Perlawanan rakyat Maluku (Ternate-Tidore) melawan VOC

4. Perlawanan Mataram melawan VOC

5. Perlawanan Trunojoyo melawan VOC

6. Perlawanan Untung Suropati melawan VOC

7. Perlawanan Pangeran Mangubumi dan R.M. Said melawan VOC

8. Perlawanan rakyat Makassar melawan VOC

E. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Bangsa Barat Bagi Kehidupan Masyarakat

1. Bidang Adat Istiadat

2. Bidang pendidikan

3. Bidang kesenian

4. Bidang Hukum

Page 130: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen

Pertemuan V1. Standar Kompetensi

Memahami Pola Kegiatan Ekonomi.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

3. Indikatora. Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian, non

pertanian).b. Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan

perkotaan.c. Menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti alur sungai,

jalan, pantai).

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk

(pertanian, non pertanian)b. Siswa mampu mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan

dan perkotaan.c. Siswa mampu menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti

alur sungai, jalan, pantai).

5. Materi PokokPola Kegiatan Ekonomi.

6. Alokasi Waktu2 jam pelajaran (1x pertemuan).

7. Metode PembelajaranModel Pembelajaran Quantum Teaching

Page 131: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

8. Langkah – langkah PembelajaranDalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan QuantumTeaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka KeDalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”.Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yangterinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit)Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minatbelajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu pesertadidik dengan memberikan sebuah gambaran tentang berbagaimata pencaharian penduduk di pedesaan maupun di perkotaan. (±5 menit)

4) Pre Test (menanyakan kepada peserta didik apa yang dimaksuddengan mata pencaharian Penduduk. (± 2 menit)

5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)B. Kegiatan Inti (± 65 menit)

1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yangrelevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalamanumum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat pola pemukiman berdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi ?) (± 10 menit)

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 3 menit)

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)

Page 132: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap kelompokmenamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama yangberhubungan dengan pola kegiatan ekonomi. (± 10 menit)

2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untukmendiskusikan tentang pola kegiatan ekonomi penduduk,penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi dengan membuat peta pikiran (mind mapping).Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkankelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya danmenanggapi. (± 25 menit)

3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat(post tes dengan menggunakan permainan talking stick). (± 3 menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujiandan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami.4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik.

8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).

Page 133: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VIISemester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.

3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

9. Penilaian

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Tes lisan

Tes Tulis

Tes Uraian

PekerjaanRumah

Apakah dari peserta didik adakah yangsudah pernah melihat pola pemukimanberdasarkan kondisi fisik permukaanbumi ?

Buku Paket IPS halaman 247, bagian I

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Page 134: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 13 April 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 135: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

POLA KEGIATAN EKONOMI

1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk

Ingatkah kamu bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata? Ada yang

berupa dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Nah, dalam usaha

memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan lingkungannya. Dengan

demikian, kegiatan ekonomi penduduk pun berkaitan erat dengan lingkungannya.

Berbicara tentang kegiatan ekonomi penduduk artinya berbicara tentang mata

pencaharian penduduk. Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-hari

penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang

sesuai dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi

dua golongan, berdasarkan tempat (desa dan kota) dan berdasarkan jenis

pekerjaan (pertanian dan bukan pertanian).

a. Mata Pencaharian di Bidang Pertanian

Pengertian pertanian dapat dibedakan atas pengertian dalam arti luas dan

pengertian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian

meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ketela,

tanaman palawija, dll.

1) Pertanian

Pertanian merupakan mata pencaharian yang telah berabad-abad dilakukan

sebagian besar penduduk Indonesia. Itulah sebabnya, Indonesia sering juga

disebut sebagai negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh

penduduk di bidang pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah.

Berladang ialah bentuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar

hutan. Kegiatan berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk

membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk

Page 136: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

pindah ke tempat lain dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan

yang baru.

Bertegalan ialah bertani di tanah kering dengan mengandalkan air hujan, tetapi

pengolahannya sudah menetap. Hasilnya antara lain padi gogo, umbi-umbian,

jagung, dan palawija. Bersawah ialah bertani dengan sistem pengairan dan

pemupukan yang teratur. Ada beberapa cara bersawah, yaitu sawah tadah hujan

(pengairannya diperoleh dari air hujan), sawah irigasi (pengairannya melalui

saluran-saluran irigasi), sawah lebak (sawah yang memanfaatkan bantaran

sungai), sawah pasang surut (sawah yang terdapat di muara sungai besar dan

dipengaruhi oleh pasang surut air laut).

2) Perkebunan

Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang

menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan

rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit,

teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.

3) Perikanan

Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan

ikan. Perikanan dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut.

Perikanan darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang

terdapat di sepanjang pantai yang landai.

4) Peternakan

Peternakan meliputi usaha pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak. Menurut

ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi tiga golongan. Peternakan unggas

meliputi peternakan ayam kampung, ayam ras, itik, angsa, dan burung. Peternakan

hewan kecil meliputi peternakan kambing, domba, babi, kelinci. Peternakah

hewan besar meliputi peternakan sapi, kerbau, dan kuda.

Page 137: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

5) Kehutanan

Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata

pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar.

Pengelolaan hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh

pemerintah atau perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat

mendatangkan bencana bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu

disebabkan hutan merupakan paru-paru dunia.

b. Mata Pencaharian di Bidang Nonpertanian

Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian,

perdagangan, pariwisata, dan jasa.

1) Pertambangan

Termasuk dalam kegiatan pertambangan antara lain ialah penyelidikan,

pengambilan, dan pengolahan barang tambang. Barang tambang terdapat di dalam

bumi. Untuk mengetahui keberadaan suatu barang tambang, dilakukan kegiatan

penelitian atau eksplorasi. Jika hasil eksplorasi menunjukkan terdapat barang

tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi di suatu tempat, dilakukanlah

eksploitasi atau pengambilan barang tambang tersebut. Menurut wujudnya, barang

tambang dapat dibedakan menjadi (1) barang tambang padat seperti emas, perak,

batu bara; (2) barang tambang cair seperti minyak bumi, dan (3) barang tambang

gas seperti gas alam. Menurut kegunaannya, barang tambang dapat

dikelompokkan menjadi (1) barang tambang energi migas, seperti minyak bumi

dan gas bumi, (2) barang tambang energi nonmigas seperti batu bara, (3) barang

tambang mineral logam, seperti emas, perak, bauksit, nikel; (4) bahan tambang

meniral nonlogam seperti aspal, fosfat; (5) batuan seperti marmer, pasir besi,

koalin.

Page 138: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

2) Perindustrian

Perindustrian merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi atau barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri

dapat dibedakan menjadi (1) industri rumah tangga yang diusahakan oleh keluarga

dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, (2) industri kecil dengan jumlah

tenaga kerja antara 5-19 orang, (3) industri sedang dengan jumlah tenaga kerja

antara 20-99 orang, (4) industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100

orang. Produk industri antara lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian jadi, mebel,

besi baja.

3) Pariwisata

Indonesia memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber

pendapatan penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata,

daerah tujuan wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak

sektor lain, misalnya usaha cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi.

4) Jasa

Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru

menjual jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga

keamanan. Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di

antaranya ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi.

2. Penggunaan Lahan

Ingatlah bahwa dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha

beradaptasi dan memanfaatkan lingkungannya. Manusia hidup di atas tanah.

Dengan demikian, tanah sangat penting bagi manusia. Lahan adalah tanah

garapan. Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Nah,

Page 139: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

bagaimana manusia memanfaatkan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

Penggunaan lahan antara satu tempat dan tempat lain berbada. Secara umum,

dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota

a. Penggunaan Lahan di Pedesaan

Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di

desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan

dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:

1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah

2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan

halamannya

3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan

4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan

penduduk lainnya.

Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas dalam

menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi

penduduk juga bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut.

Berdasarkan mata pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya

diklasifikasikan seperti berikut.

1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan

pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan,

peternakan, dan aktivitas perdagangan.

2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan

perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk

perikanan, peternakan, dan perdagangan.

3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai

sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk

pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan,

dan perdagangan.

Page 140: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

b. Penggunaan Lahan di Perkotaan

Kota merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai aktivitas.

Jumlah penduduk di kota lebih padat. Akibatnya, lahan di kota bernilai ekonomis

lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya

diklasifikasikan seperti berikut.

1) Pusat pemerintahan: lahan digunakan untuk bangunan kantor-kantor

pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan sampai kantor presiden

2) Pusat perdagangan: lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar, mulai

dari pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mal

3) Pusat perindustrian: lahan digunakan untuk pabrik, gudang, dll.

4) Pusat pendidikan: lahan digunakan untuk bangunan sekolah, mulai dari

TK sampai perguruan tinggi, lengkap dengan sarana olahraga, dll.

5) Pusat kesehatan: lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit,

puskesmas, laboratorium, dll.

6) Pusat rekreasi: lahan digunakan untuk sarana rekreasi

7) Pusat pertahanan dan keamanan negara: lahan digunakan untuk markas

tentara dan polisi dan semua yang terkait dengan aktivitasnya.

3. Pola Permukiman

Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan

tertentu. Manusia biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu

sama lain, karena pola interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Permukiman-

permukiman yang dibangun oleh penduduk di suatu kawasan akan sangat

tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, pola-

pola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri tersendiri.

Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang banyak dijumpai di

Indonesia, yaitu pola memanjang (linier), pola terpusat (nucleated), dan pola

tersebar (dispersed).

Page 141: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

1. Pola Memanjang (Linier)

Pola memanjang permukiman penduduk dikatakan linier bila rumah-rumah yang

dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola memanjang

umumnya ditemukan pada kawasan permukiman yang berada di tepi sungai, jalan

raya, atau garis pantai. Pola ini dapat terbentuk karena kondisi lahan di kawasan

tersebut memang menuntut adanya pola ini. Seperti kita ketahui, sungai, jalan,

maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke titik lainnya, sehingga

masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-rumah

mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.

a. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai

b. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya

c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Rel Kereta Api

d. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai

2. Pola Terpusat (Nucleated)

Pola terpusat merupakan pola permukiman penduduk di mana rumah-rumah yang

dibangun memusat pada satu titik. Pola terpusat umumnya ditemukan pada

kawasan permukiman di desa-desa yang terletak di kawasan pegunungan. Pola ini

biasanya dibangun oleh penduduk yang masih satu keturunan.

Page 142: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 1

3. Pola Tersebar (Dispersed)

Pada pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan luas dan

bertanah kering yang menyebar dan agak renggang satu sama lain. Pola tersebar

umumnya ditemukan pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola ini dapat

terbentuk karena penduduk mencoba untuk bermukim di dekat suatu sumber air,

terutama air tanah, sehingga rumah dibangun pada titik-titik yang memiliki

sumber air bagus.

Page 143: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Kontrol

Pertemuan 11. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

3. Indikatora. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di

Indonesia.b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia.e. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan

sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.g. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di

Indonesia.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama

Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Siswa mampu mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di

Indonesia.e. Siswa mampu menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –

peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagaidaerah.

Page 144: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

g. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah HinduBudha di Indonesia.

5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.

6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).

7. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.

8. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)

Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 5 menit)

4) Pre Test (menanyakan bagaimana proses masuknya pengaruhagama Hindu maupun agama Budha ke Indonesia). (± 3 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yangsering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulukepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudahpernah melihat patung peninggalan Hindu dan Budha di Indonesia?)(± 10 menit)

2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 5 menit)

3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)

4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)

Page 145: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok,1 kelompok terdiri dari 12 orang. (± 3 menit)

2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)

3) Kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan LKKyang telah diberikan oleh guru dan mendiskusikan tentang prosesdan berkembangnya Hindu Budha dan daerah – daerah yangdipengaruhi unsur Hindu Budha di Indonesia. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatanuntuk bertanya dan menanggapi. (± 30 menit)

3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tesdengan menggunakan permainan cerdas cermat). (± 5 menit)

2) Menutup pelajaran secara Islami

8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

Page 146: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

9. Penilaian

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Tes tulis Tes Uraian Jelaskan proses masuknya agamaHindu dan Budha ke Indonesia

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

KuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 147: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan

Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa

1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 10 (Perkembangan Pada MasaHindu-Budha di Indonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGATERSUSUN KATA YANG DIMAKSUD !

2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan:

a. Jika menemukan nama Kerajaan maka ditulis tahun berdiri, letakdan raja yang berjaya

b. Jika menemukan nama Candi maka ditulis letak dan pada masakerajaan apa

c. Jika menemukan nama kitab maka ditulis nama karyanyad. Jika menemukan prasasti maka ditulis tempat penemuannya dan

tahun di temukannya

U M U L A W A R M A N E A U JS X O S F Y I P S V B M I O SU S R K U T A I R K N S E E CD O P C S M T W I O J I D U MR R O M D H D I W E A M U E EA A L E J U A B I T D A O O NI N P E S Y I A J C E N A T AP D I S W E E C A V W I U E IE A N I Y O I E Y S G D E J TY K R W I N A Y A P I T A K AM A U A U A O R E A R U S R I

Nama :Kelas :Kelompok :

Page 148: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas KontrolPertemuan II

1. Standar KompetensiMemahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha diIndonesia.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan danpemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

3. Indikatora. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di

Indonesia.b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia.e. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan

sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.g. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di

Indonesia.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama

Hindu Budha di Indonesia.b. Siswa mampu memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia.c. Siswa mampu mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di

Indonesia.e. Siswa mampu menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.f. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –

peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagaidaerah.

g. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah HinduBudha di Indonesia.

Page 149: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

5. Materi PokokPerkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia.

6. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.

7. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)

Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses

masuknya Hindu Budha di Indonesia. (± 1 menit)4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 3 menit)

5) Pre Test (menanyakan sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Budha yang terkenal di Indonesia). (± 4 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umumyang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakahyang sudah pernah melihat candi peninggalan Hindu dan Budhadi Indonesia. Peserta didik mengamati gambar Kerajaan, danpeninggalan – peninggalan sejarah lainnya pada masa HinduBudha) (± 15 menit)

2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 2 menit)

3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 2 menit)

4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 1 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Page 150: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 3 kelompok. (± 3 menit)

2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)

3) Setiap kelompok mengerjakan LKK yang telah diberikan olehguru dan mendiskusikan tentang kerajaan yang ada di masaHindu Budha dan Peninggalan-peninggalan sejarah kerajaanyang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untukmengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatanuntuk bertanya dan menanggapi. (± 30 menit)

1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post testyaitu apa yang dilakukan sebagai putra putri bangsa untukmenyelamatkan peninggalan-peninggalan sejarah bangsa ini). (± 5menit)

2) Menutup pelajaran secara Islami.

7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor.

Page 151: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

8. PenilaianPenilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Test Tulis Tes Uraian sebutkan beberapa peninggalankebudayaan Budha yang terkenal diIndonesia

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 152: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan

Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa

1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 10 (Perkembangan Pada MasaHindu-Budha di Indonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGATERSUSUN KATA YANG DIMAKSUD !

2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan:

a. Jika menemukan nama Kerajaan maka ditulis tahun berdiri, letakdan raja yang berjaya

b. Jika menemukan nama Candi maka ditulis letak dan pada masakerajaan apa

c. Jika menemukan nama kitab maka ditulis nama karyanyad. Jika menemukan prasasti maka ditulis tempat penemuannya dan

tahun di temukannya

A I E Y U O W E S R A N E B YT S I U K R E S N A Y A N A UO U N S I W T U I K D I J C PA N A M H A R B O M R U J D AA Y N R E A S T N I R R K S ED A Y G S I U T E W A I I O PI R I O C I A R E U T E U N EV U A E C E I D E T I O U I OA P I O R M A U R O I A W E YR A K E D U K A N B U K I T ID O R E O N U K M A R A T A M

Nama :Kelas :Kelompok :

Page 153: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Kontrol

Pertemuan III1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.

3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk

mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa

ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa

untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa

Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,

kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.

6. Alokasi Waktu4 jam pelajaran (2x pertemuan).

Page 154: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

7. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.

8. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)

Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 5 menit)

4) Pre Test (menanyakan apa faktor yang menyebabkan keberadaanIndonesia menjadi penting bagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa. (± 3 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yangsering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulukepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudahpernah melihat rempah – rempah yang jadi incaran bangsa Eropa ?)(± 10 menit)

2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 5 menit)

3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)

4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok,kelompok terdiri dari 4 orang. (± 3 menit)

2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)

Page 155: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

3) Kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan LKKyang telah diberikan oleh guru dan mendiskusikan tentangpenyebab latar belakang kedatangan bangsa Eropa di Indonesia danmendeskripsikan tujuan masing – masing bangsa luar yang datangke Indonesia. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberikesempatan untuk mengumpulkan LKK dan mempresentasikanhasil diskusinya di depan kelas sedangkan kelompok yang laindiberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi. (± 30 menit)

3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tesdengan menggunakan permainan screamble). (± 5 menit)

2) Menutup pelajaran secara Islami

8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

9. Penilaian

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Tes tulis Tes Uraian Jelaskan faktor yang menyebabkankeberadaan Indonesia menjadi pentingbagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa !

Page 156: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 157: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan

Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa

1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 12 (Masa Kolonial Eropa diIndonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGA TERSUSUN KATAYANG DIMAKSUD !

2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan :

a. Nama bangsawan dilihat dari nama depan atau nama belakangb. Jika menemukan nama negara maka ditulis kapan kedatangannya

ke Indonesia, dan apa tujuannya secara lengkap

U S G O P U E A S I F E D U IA C O P E R N I C U S I R J IO E L I E U S I G U T R O P NA A D H T O B R E T E I P M OD N O E I O E P E C B V R C MR A F F L E S Y K B E B H G II M A K I T I L O P S A I R TU T U E N U Y E N N M A I A SE U E I E E W A O G E H N E IR O I S J I U E M A A I O U RT H U E B O C V I R I G A S I

Nama :Kelas :Kelompok :

Page 158: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Kontrol

Pertemuan IV1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha SampaiMasa Kolonial Eropa.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, danpemerintahan pada masa kolonial Eropa.

3. Indikatora. Menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia.b. Mengidentifikasi cara – cara yang digunakan bangsa Eropa untuk

mencapai tujuannya.c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa.d. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu menguraikan proses masuknya bangsa – bangsa Eropa

ke Indonesia.b. Siswa mampu menjelaskan cara – cara yang digunakan bangsa Eropa

untuk mencapai tujuannya.c. Siswa mampu menjelaskan reaksi bangsa Indonesia terhadap Bangsa

Eropa.d. Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat,

kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

5. Materi PokokMasa Kolonial Eropa di Indonesia.

6. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.

Page 159: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

7. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)

Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses

masuknya bangsa – bangsa Eropa ke Indonesia dan cara – carayang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya. (± 1menit)

4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, gurumenyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 3 menit)

5) Pre Test (menanyakan bangsa dari mana saja yang datang keIndonesia untuk monopoli perdagangan, penyebaran agama, danpenjajahan). (± 4 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umumyang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebihdahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakahyang sudah pernah melihat benda peninggalan yang dianggapkeramat oleh bangsa Indonesia) (± 15 menit)

2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajardari aneka sumber. (± 2 menit)

3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya. (± 2 menit)

4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 1 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiri dari 9 kelompok. (± 3 menit)

Page 160: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)

3) Setiap kelompok mengerjakan LKK yang telah diberikan olehguru dan mendiskusikan tentang masa kolonial di Indonesia.Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatanuntuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelassedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untukbertanya dan menanggapi. (± 30 menit)

1. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuipeserta didik. (± 5 menit)

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskankesalahan pemahaman, memberikan penguatan danpenyimpulan. (± 5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat. (± 5 menit)2) Menutup pelajaran secara Islami

7. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta Sejarah

Alat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

8. PenilaianPenilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Test Tulis Tes Uraian Sebutkan beberapa peninggalanpeninggalan bangsa Eropa yang dianggapkeramat di Indonesia

Page 161: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 30 Maret 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 162: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Materi Pokok : Perkembangan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia dan

Masa Kolonial Eropa di IndonesiaKompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa

1. Carilah 10 glosarium yang terdapat di BAB 12 (Masa Kolonial Eropa diIndonesia) dan TARIK GARIS SEHINGGA TERSUSUN KATAYANG DIMAKSUD !

2. Tulislah glosarium tersebut dengan keterangannya !Keterangan :

a. Nama bangsawan dilihat dari nama depan atau nama belakangb. Jika menemukan nama negara maka ditulis kapan kedatangannya

ke Indonesia, dan apa tujuannya secara lengkap

O A Y V I A S K A P M A N A TN E W O R O W U A R P E O P UO T A A O E I W L E S R T A RL U U C N O U A F S E Y E K KO I T S P A N Y O L U J R I IP O A E R C E O N T G E A J HO D E M I G R A S I E L I I YC V R U I C U E O R I U O A AR A F F L E S I A E A O S R CA E C O A B J U O U S E R E YM I N A G N A L A U T E P R S

Nama :Kelas :Kelompok :

Page 163: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Kontrol

Pertemuan V1. Standar Kompetensi

Memahami Pola Kegiatan Ekonomi.

2. Kompetensi DasarMendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

3. Indikatora. Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian, non

pertanian).b. Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan

perkotaan.c. Menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti alur sungai,

jalan, pantai).

4. Tujuan PembelajaranSetelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk:a. Siswa mampu mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk

(pertanian, non pertanian)b. Siswa mampu mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan

dan perkotaan.c. Siswa mampu menguraikan pola pemukiman penduduk (mengikuti

alur sungai, jalan, pantai).

5. Materi PokokPola Kegiatan Ekonomi.

6. Alokasi Waktu2 jam pelajaran (1x pertemuan).

7. Metode PembelajaranDiskusi Kelompok.

Page 164: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

8. Langkah – langkah PembelajaranA. Kegiatan Awal (± 10 menit)

Apersepsi1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit)2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru

menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkanpeserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberiansugesti yang positif kepada peserta didik. (± 5 menit)

4) Pre Test (menanyakan kepada peserta didik apa yang dimaksuddengan mata pencaharian Penduduk). (± 3 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit)1. Eksplorasi (± 20 menit)Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yangsering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulukepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudahpernah melihat pola pemukiman berdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi ?). (± 10 menit)

2) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentangtopik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari anekasumber. (± 5 menit)

3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik sertaantara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajarlainnya. (± 3 menit)

4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatanpembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit)Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok,kelompok dibagi menjadi 4. (± 3 menit)

2) Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompokmenggunakan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada pesertadidik. (± 2 menit)

3) Kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan tugaskelompok pada buku paket halaman 240. Setelah selesai berdiskusidan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkan

Page 165: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya danmenanggapi. (± 30 menit)

3. Konfirmasi (± 10 menit)Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.(± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahanpemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tesdengan menggunakan permainan talking stick). (± 5 menit)

2) Menutup pelajaran secara Islami

8. Sumber Bacaan/ AlatSumber:1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.3. Buku Atlas dan Peta SejarahAlat:Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor

9. Penilaian

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Tes tulis Tes Uraian Jelaskan faktor yang menyebabkankeberadaan Indonesia menjadi pentingbagi perdagangan dan pelayaran antaraAsia dan Eropa !

Rubrik Penilaian DiskusiAspek yang dinilai Nilai

kualitatifNilai

kuantitatifDeskripsi(Alasan)

Page 166: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 2

Kemampuan mengemukakanpendapat dan menghargaipendapat orang lainKemampuan penggunaanbahasa yang baik dalamdiskusiPartisipasi dalam diskusiKerja sama dalam kelompokNilai rata-rataKomentar

Kriteria Penilaian:Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80Baik 3 68 – 79Cukup 2 56 – 67Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 13 April 2015Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTINIP.195610121931031008 NIM.1111015000070

Page 167: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 3

KISI-KISI INSTRUMEN TES

KOMPETENSI DASAR INDIKATORNOMORBUTIRSOAL

Mendeskripsikan perkembanganmasyarakat, kebudayaan dan

pemerintahan pada masa Hindu Budha,serta peninggalan-peninggalannya.

Mendeskripsikan masuk danberkembangnya agama Hindu Budha diIndonesia.

1, 2

Memaparkan konsep ajaran HinduBudha di Indonesia.

4, 5, 19,20, 21,22

Mendeskripsikan Perdagangan Indiadengan Indonesia.

3

Memaparkan perkembangan agamaHindu Budha di Indonesia.

6

Menjelaskan kerajaan Hindu Budha diIndonesia.

8, 11, 12,13, 23,24, 25

Mengidentifikasi dan memberi contohpeninggalan – peninggalan sejarahkerajaan yang bercorak Hindu Budha diberbagai daerah.

7, 9, 10,14,16,17, 18

Menunjukkan tempat-tempatpeningalan sejarah Hindu Budha diIndonesia.

15

Mendeskripsikan perkembanganmasyarakat, kebudayaan, dan

pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

Menguraikan proses masuknya bangsa– bangsa Eropa ke Indonesia.

27, 28,29, 30,31, 32

Mengidentifikasi cara – cara yangdigunakan bangsa Eropa untukmencapai tujuannya.

33, 34,35

Page 168: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 3

Mengidentifikasi reaksi bangsaIndonesia terhadap Bangsa Eropa.

26

Mendeskripsikan perkembangankehidupan masyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan pada masa kolonialEropa.

36, 37,38

Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomipenduduk, penggunaan lahan, dan polapemukiman berdasarkan kondisi fisik

permukaan bumi.

Mengidentifikasikan mata pencaharianpenduduk (pertanian, non pertanian).

39, 40

Mendeskripsikan bentuk penggunaanlahan di pedesaan dan perkotaan.

42, 43,44, 45

Menguraikan pola pemukimanpenduduk (mengikuti alur sungai, jalan,pantai).

41

Page 169: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 4

UJI COBA SOAL PRETEST DAN POSTTEST

MATA PELAJARAN IPS

MATERI PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DIINDONESIA, MATERI MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA DAN

POLA KEGIATAN EKONOMI

Kelas : VII

Semester : II

Waktu : 15 Menit

Petunjuk Pengerjaan,

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X)pada pilihan a, b, c atau d !

1. Kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan disebut kasta ....a. Waisyab. Ksatriac. Brahmanad. Sudra

2. Kasta yang paling rendah, seperti para budak disebut ....a. Kasta Waisya c. Kasta Sudrab. Kasta Ksatria d. Kasta Brahmana

3. Pada awalnya Buddha bukan sebuah agama, tetapi ....a. Sebuah aliran kepercayaanb. Paham baru di luar agama Hinduc. Paham baru dalam agama Hindud. Aliran yang sama sekali baru

4. Tujuan yang dicapai oleh agama Hindu adalah Moksha, yaitu ....a. Terbebas dari dosab. Terbebas dari dilahirkan kembalic. Hilang tak berbekasd. Hilang bersama raganya

5. Dalam konsep agama Buddha hidup adalah menderita. Hal ini terjadikarena ketidaktahuan manusia tentang ....a. Jalan ke sorgab. Penderitaanc. Kebenaran yang hakikid. Sunyarupa

Page 170: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 4

6. Berikut ini seluruh ajaran agama Buddha terdapat dalam Buku Tripitaka,kecuali ....a. Samsaratapitakab. Sutrantapitakac. Winayapitakad. Abhidharmapitaka

7. Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Tugu,Prasasti Pasir Awi, Prasasti Muara Cianten, dan Prasasti Lebak merupakanbukti yang mendukung adanya Kerajaan ....a. Kutai c. Mataramb. Tarumanegara d. Sriwijaya

8. Kerajaan Kutai terletak di pulau ....a. Balib. Jawa Tengah dan Jawa Timurc. Sumaterad. Kalimantan Timur

9. Prasasti Talang Tuo (684 M) merupakan peninggalan dari Kerajaan ....a. Mataram Kuno c. Singosarib. Sriwijaya d. Majapahit

10. Yupa (batu bertulis) merupakan peninggalan dari Kerajaan ....a. Kediri c. Kutaib. Mataram Kuno d. Majapahit

11. Berikut nama – nama Raja yang pernah memerintah di Majapahit, kecuali....a. Raden Wijaya c. Jayanegarab. Hayam Wuruk d. Ken Arok

12. Kerajaan Tarumanegara berdiri kurang lebih pada abad ....a. Ke-5 M c. Ke-7 Mb. Ke-6 M d. Ke-8 M

13. Ken Arok memerintah Kerajaan Singosari selama ... tahuna. 4 c. 6b. 5 d. 7

14. Candi Prambanan terletak di daerah ....a. Luar Jawab. Jawa Timurc. Jawa Tengah utarad. Jawa Tengah Selatan

15. Candi Muara Takus terletak di daerah ....a. Luar Jawab. Jawa Timur

Page 171: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 4

c. Jawa Tengah utarad. Jawa Tengah Selatan

16. Peninggalan sejarah berupa kitab dari Kerajaan Kediri adalah ....a. Kitab Sorandakab. Kitab Usana Jawac. Kitab Sutasomad. Kitab Smaradhana

17. Kitab Sorandoka menceritakan tentang ....a. Penakluk Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damarb. Raja – raja Singosari dan Majapahitc. Pemberontakan Sorad. Peristiwa Bubat

18. Kitab Karya Mpu Tantular adalah ....a. Kitab Negarakertagamab. Kitab Sutasomac. Kitab Kakawin Bharatayudhad. Kitab Smaradhana

19. Pembentukan kasta dalam agama Hindu bertujuan untuk ....a. Untuk menjaga kemurnian ras bangsa Aryab. Agar murni tidak campur aduk antarkastac. Agar ada perkawinan dalam satu kastad. Agar jelas perbedaan antarkasta

20. Dalam konsep Buddha, hidup adalah ....a. Kebahagiaan c. Perdamaianb. Menderita d. Kemiskinan

21. Dewa Wisnu disebut dengan Dewa ....a. Pencipta c. Pelindungb. Perusak d. Penolong

22. Agama Hindu mempunyai tiga dewa yang senantiasa dipuja , yang lebihdikenal dengan nama ....a. Tri Murti c. Gayatrib. Tri Moksha d. Triguna

23. Kerajaan Singosari runtuh pada tahun ....a. 1295 c. 1293b. 1294 d. 1292

24. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ....a. Ke-5 dan ke-6 Mb. Ke-7 dan ke-8 Mc. Ke-9 dan ke 10 Md. Ke-11 dan ke-12 M

Page 172: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 4

25. Pada saat pemerintahan Raja Samaratungga membangun Candi Borobudurpada tahun ...a. 850 M c. 848 Mb. 849 M d. 847 M

26. Rempah-rempah yang dibawa dari Maluku berupa ....a. Pala dan cengkehb. Kopi dan padic. Cengkeh dan kopid. Padi dan pala

27. Secara geografis, letak wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yaituberada di antara dua benua ....a. Benua Eropa dan Benua Afrikab. Benua Amerika dan Benua Asiac. Benua Asia dan Benua Australiad. Benua Amerika dan Benua Asia

28. Indonesia diapit oleh dua samudera yaitu ....a. Samudera Atlantik dan Saudera Pasifikb. Samudera Arktik dan Samudera Antartikac. Samudera Atlantik dan Samudera Antartikad. Samudera Pasifik dan Samudera Hindia

29. Berikut ini adalah beberapa kota dan pelabuhan dagang yang cukup besardi kawasan Laut Tengah, kecuali ....a. Maluku c. Venesiab. Konstantinopel d. Genoa

30. Kesibukan dan keramaian di pusat-pusat perdagangan dan pelayaran dikawasan Laut Tengah juga ditunjukkan ketika Bangsa Sumeria berdagangmenggunakan ....a. Untab. Gajahc. Kereta kuda (Karavan)d. perahu

31. Indonesia merupakan mata rantai jalur perdagangan dan pelayaran antara....a. Asia dan Eropab. Asia dan Afrikac. Asia dan Amerikad. Asia dan Australia

32. Setelah jatuhnya Konstantinopel, bangsa Eropa yang paling terkenadampak buruknya berupa ....a. Permusuhan

Page 173: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 4

b. Kemiskinanc. Penyakitd. Kesulitan Ekonomi

33. Kisah perjalanan Marcopolo (1254-132) seorang pedagang yangdituangkan dalam buku Book of Various Experiences berasal dari ....a. Cina c. Belandab. Venesia, Italia d. Arab

34. Penemuan Coperticus yang didukung oleh Galileo Galilei yangmenyatakan bahwa ....a. Bumi itu bulatb. Matahari terbit dari arah timurc. Indonesia kaya akan rempah-rempahd. Indonesia mempunyai peran penting dalam perdagangan

35. Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia mempunyai tiga tujuan yangdisebut ....a. Keajaiban dunia, rempah-rempah, goldb. Imago Mundi, glory, gospelc. Gold, Glory, Gospeld. Rempah-rempah, gold, glory

36. Pada tanggal 20 Maret tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagangbernama ....a. EIC c. VOCb. APEC d. GOLD

37. Berikut ini adalah beberapa aturan paksa yang harus dilaksanakan olehIndonesia dari VOC, kecuali ....a. Monopoli Dagangb. Penjualan paksa hasil bumi kepada VOCc. Pelayaran Hongi, wajib mendayung perahu VOC di perairan Malukud. Mencari daerah jajahan

38. Peraturan yang mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagiantanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu,dan nila disebut ....a. Romusa c. Pelayaran Hongib. Tanam Paksa d. Daerah Jajahan

39. Pertanian yang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana,seperti parang, sabit, cangkul, dan sejenisnya disebut ....a. Pertanian Sederhanab. Pertanian Majuc. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan

Page 174: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 4

40. Pertanian yang sangat mengandalkan curah hujan, baik ditadah langsungaatau aliri hasil air hujan disebut ....a. Pertanian sederhanab. Pertanian majuc. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan

41. Industri yang didirikan berdasarkan pertimbangan kemudahan mengolahproduknya, misalnya yang mengolah daging, ikan, bunga adalah ....a. Industri berdasarkan alamb. Industri berdasarkan perdaganganc. Industri berdasarkan bahan mentahd. Industri berdasarkan sejarah

42. Industri yang biasanya digunakan untuk pembangunan gedung, gudang,rumah pegawai, kantor administrasi, dan sebagainya disebut ....a. Penggunaan lahan untuk pabrikb. Penggunaan lahan untuk perumahanc. Penggunaan lahan untuk rekreasid. Penggunaan lahan untuk pendidikan

43. Penggunaan lahan untuk jasa transportasi, misalnya lalu lintas darat,seperti jalan, terminal, halte stasiun, jalanan kereta api, dan sebagainyadisebut ....a. Penggunaan lahan untuk rekreasib. Penggunaan lahan untuk transportasic. Penggunaan lahan jasa pemerintah dan swastad. Penggunaan lahan jasa pendidikan

44. Penggunaan lahan seperti masjid, mushola, gereja, kapel, pura, danklenteng disebut ....a. Penggunaan lahan untuk pendidikanb. Penggunaan lahan untuk rekreasic. Penggunaan lahan untuk keagamaand. Penggunaan lahan jasa pemerintah dan swasta

45. Bangunan yang terdiri atas gedung kesenian dan gedung bioskop, taman,dan kebun binatang termasuk lahan jasa untuk....a. Tempat rekreasib. Pemerintahc. Perdagangand. pendidikan

Page 175: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 5

KUNCI JAWABAN

UJI COBA SOAL PRETEST DAN POSTTEST

NOMOR SOAL KUNCI JAWABAN1 B2 C3 D4 B5 C6 A7 B8 D9 B10 C11 D12 A13 B14 D15 A16 D17 C18 B19 A20 B21 C22 A23 D24 B25 A26 A27 C28 D29 A30 C31 A32 D33 B34 A35 C

Page 176: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 5

36 C37 D38 B39 A40 D41 C42 A43 B44 C45 A

Page 177: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 6

VALIDITAS

Validitas merupakan tingkat ketepatan tes tes tersebut dalam mengukur

materi dan perilaku yang harus diukur. Perkataan valid sangat erat

hubungannya dengan tujuan penggunaan tes yang bersangkutan. Untuk

mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka pbi dibandingkan dengan

tabel dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika Ƴ ≥ Ƴ maka soal tersebut

valid dan jika Ƴ ≤ Ƴ maka soal tersebut tidak valid.

CORRELATIONS/VARIABLES=no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10 no_11

no_12 no_13 no_14 no_15 no_16 no_17 no_18 no_19 no_20 no_21 no_22 no_23no_24 no_25 no_26 no_27 no_28 no_29 no_30 no_31 no_32 no_33 no_34 no_35no_36 no_37 no_38 no_39 no_40 no_41 no_42no_43 no_44 no_45 skor

/PRINT=TWOTAIL NOSIG/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] D:\Ria Liniarti\Ria Liniarti Subandi\State IslamicUniversity (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta\Semester 8\Skripsi\SPSSSKRIPSI\Data 1.sav

Correlations

skorno_1 Pearson Correlation -.101

Sig. (2-tailed) .781

N 10

no_2 Pearson Correlation .062

Sig. (2-tailed) .864

N 10

no_3 Pearson Correlation .439

Sig. (2-tailed) .204

N 10

no_4 Pearson Correlation .535

Sig. (2-tailed) .111

N 10

no_5 Pearson Correlation .569

Sig. (2-tailed) .086

N 10

no_6 Pearson Correlation ,686*

Page 178: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 6

Sig. (2-tailed) .029

N 10

no_7 Pearson Correlation .092

Sig. (2-tailed) .801

N 10

no_8 Pearson Correlation .372

Sig. (2-tailed) .289

N 10

no_9 Pearson Correlation .408

Sig. (2-tailed) .242

N 10

no_10 Pearson Correlation .062

Sig. (2-tailed) .864

N 10

no_11 Pearson Correlation .217

Sig. (2-tailed) .548

N 10

no_12 Pearson Correlation .288

Sig. (2-tailed) .419

N 10

no_13 Pearson Correlation ,647*

Sig. (2-tailed) .043

N 10

no_14 Pearson Correlation .325

Sig. (2-tailed) .360

N 10

no_15 Pearson Correlation -.089

Sig. (2-tailed) .807

N 10

no_16 Pearson Correlation -.217

Sig. (2-tailed) .548

N 10

no_17 Pearson Correlation .132

Sig. (2-tailed) .715

N 10

no_18 Pearson Correlation -.057

Sig. (2-tailed) .875

N 10

no_19 Pearson Correlation .094

Sig. (2-tailed) .797

N 10

no_20 Pearson Correlation ,841**

Page 179: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 6

Sig. (2-tailed) .002

N 10

no_21 Pearson Correlation -.038

Sig. (2-tailed) .917

N 10

no_22 Pearson Correlation .a

Sig. (2-tailed)

N 10

no_23 Pearson Correlation -.335

Sig. (2-tailed) .344

N 10

no_24 Pearson Correlation -.288

Sig. (2-tailed) .419

N 10

no_25 Pearson Correlation -.296

Sig. (2-tailed) .406

N 10

no_26 Pearson Correlation .258

Sig. (2-tailed) .471

N 10

no_27 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_28 Pearson Correlation .420

Sig. (2-tailed) .227

N 10

no_29 Pearson Correlation .258

Sig. (2-tailed) .471

N 10

no_30 Pearson Correlation .023

Sig. (2-tailed) .949

N 10

no_31 Pearson Correlation .563

Sig. (2-tailed) .090

N 10

no_32 Pearson Correlation ,647*

Sig. (2-tailed) .043

N 10

no_33 Pearson Correlation -.248

Sig. (2-tailed) .489

N 10

no_34 Pearson Correlation .229

Page 180: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 6

Sig. (2-tailed) .524

N 10

no_35 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_36 Pearson Correlation .563

Sig. (2-tailed) .090

N 10

no_37 Pearson Correlation .296

Sig. (2-tailed) .406

N 10

no_38 Pearson Correlation .608

Sig. (2-tailed) .062

N 10

no_39 Pearson Correlation .471

Sig. (2-tailed) .170

N 10

no_40 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_41 Pearson Correlation .191

Sig. (2-tailed) .597

N 10

no_42 Pearson Correlation .153

Sig. (2-tailed) .674

N 10

no_43 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_44 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_45 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

skor Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.

Page 181: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 6

Setelah melakukan pengujian validitas dengan menggunakan bantuan

software SPSS 20 maka Ƴ pbi dibandingkan dengan Ƴ tabel dengan taraf

siginfikan (α):0,05 jika Ƴ ≥ Ƴ maka soal tersebut valid dan jikaƳ ≤ Ƴ maka soal tersebut tidak valid.Ƴ ≥ ƳTerlihat soal yang dinyatakan valid yaitu pada nomor :

Correlations

skorno_3 Pearson Correlation .439

Sig. (2-tailed) .204

N 10

no_4 Pearson Correlation .535

Sig. (2-tailed) .111

N 10

no_5 Pearson Correlation .569

Sig. (2-tailed) .086

N 10

no_6 Pearson Correlation ,686*

Sig. (2-tailed) .029

N 10

no_8 Pearson Correlation .372

Sig. (2-tailed) .289

N 10

no_9 Pearson Correlation .408

Sig. (2-tailed) .242

N 10

no_13 Pearson Correlation ,647*

Sig. (2-tailed) .043

N 10

no_14 Pearson Correlation .325

Sig. (2-tailed) .360

N 10

no_20 Pearson Correlation ,841**

Sig. (2-tailed) .002

N 10

no_27 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_28 Pearson Correlation .420

Sig. (2-tailed) .227

Page 182: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 6

N 10

no_31 Pearson Correlation .563

Sig. (2-tailed) .090

N 10

no_32 Pearson Correlation ,647*

Sig. (2-tailed) .043

N 10

no_35 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_36 Pearson Correlation .563

Sig. (2-tailed) .090

N 10

no_37 Pearson Correlation .296

Sig. (2-tailed) .406

N 10

no_38 Pearson Correlation .608

Sig. (2-tailed) .062

N 10

no_39 Pearson Correlation .471

Sig. (2-tailed) .170

N 10

no_40 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_43 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_44 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

no_45 Pearson Correlation ,725*

Sig. (2-tailed) .018

N 10

Page 183: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 7

RELIABILITAS

Reliabilitas suatu tes menujukkan atau merupakan sederajat ketetapan atau

kemantapan (the level of consistency) tes yang bersangkutan dalam

mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut

diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang berbeda, atau dengan tes

yang paralel (ekuivalen) pada waktu yang sama. Uji reliabilitas penelitian ini

menggunakan bantuan software SPSS 20. Setelah dilakukan uji reliabilitas

dapat diketahui bahwa semua soal dinyatakan reliabilitas.

RELIABILITY/VARIABLES=no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10

no_11 no_12 no_13 no_14 no_15 no_16 no_17 no_18 no_19 no_20 no_21no_22 no_23 no_24 no_25 no_26 no_27 no_28 no_29 no_30 no_31 no_32no_33 no_34 no_35 no_36 no_37 no_38 no_39 no_40 no_41 no_42no_43 no_44 no_45

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

[DataSet1] D:\Ria Liniarti\Ria Liniarti Subandi\State IslamicUniversity (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta\Semester8\Skripsi\SPSS SKRIPSI\Data 1.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 10 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,705 45

Page 184: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

no_1 27,00 31,333 -,192 ,723

no_2 26,80 30,400 -,031 ,714

no_3 27,20 28,622 ,374 ,691

no_4 27,20 28,178 ,477 ,686

no_5 26,80 27,511 ,500 ,681

no_6 26,80 26,844 ,631 ,673

no_7 26,70 30,233 ,004 ,711

no_8 26,60 28,933 ,304 ,695

no_9 27,10 28,544 ,332 ,692

no_10 26,80 30,400 -,031 ,714

no_11 26,70 29,567 ,131 ,704

no_12 27,00 29,111 ,199 ,700

no_13 26,80 27,067 ,587 ,675

no_14 27,10 28,989 ,244 ,697

no_15 27,30 30,900 -,145 ,713

no_16 27,10 31,878 -,297 ,727

no_17 27,00 30,000 ,039 ,709

no_18 26,60 30,933 -,133 ,716

no_19 27,00 30,222 ,000 ,712

no_20 26,70 26,233 ,813 ,663

no_21 26,90 30,989 -,133 ,720

no_22 26,40 30,489 ,000 ,706

no_23 27,00 32,667 -,414 ,735

no_24 26,80 32,400 -,370 ,733

no_25 27,00 32,444 -,378 ,733

no_26 26,70 29,344 ,174 ,701

no_27 26,50 28,056 ,697 ,682

no_28 26,60 28,711 ,354 ,692

no_29 26,70 29,344 ,174 ,701

no_30 26,80 30,622 -,070 ,716

no_31 26,60 28,044 ,508 ,684

no_32 26,80 27,067 ,587 ,675

no_33 26,60 31,822 -,318 ,725

no_34 26,90 29,433 ,136 ,704

Page 185: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 7

no_35 26,50 28,056 ,697 ,682

no_36 26,60 28,044 ,508 ,684

no_37 26,80 29,067 ,208 ,699

no_38 26,80 27,289 ,544 ,678

no_39 26,50 28,944 ,425 ,692

no_40 26,50 28,056 ,697 ,682

no_41 26,90 29,656 ,097 ,706

no_42 26,90 29,878 ,058 ,709

no_43 26,50 28,056 ,697 ,682

no_44 26,50 28,056 ,697 ,682

no_45 26,50 28,056 ,697 ,682

Page 186: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 8

TARAF KESUKARAN

Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus:P = BJSP : Indeks kesukaran soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka

semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai

berikut:

Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

KELASPERTANYAAN

3 4 5 6 8 9 13 20 27 28 31VIII_2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1VIII_2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0VIII_2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1VIII_2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1IX_6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1IX_6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1IX_6 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1IX_8 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0IX_8 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

IX_8 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1

Jumlah yang benar 2 2 6 6 8 3 6 7 9 8 8taraf kesukaran 0.2 0.2 0.6 0.6 0.8 0.3 0.6 0.7 0.9 0.8 0.8

Page 187: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 8

KELASPERTANYAAN SKOR

TOTAL32 35 36 38 39 40 43 44 45VIII_2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

VIII_2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3

VIII_2 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18

VIII_2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

IX_6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29

IX_6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32

IX_6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26

IX_8 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22

IX_8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

IX_8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26

Jumlah yang benar 6 9 8 6 9 9 9 9 9taraf kesukaran 0.6 1 0.8 0.6 0.9 1 0.9 0.9 0.9

0-0,3 susah: 3, 4, 90,3-0,7 sedang: 5, 6, 13, 20, 32, 380,7-1 mudah: 8, 27, 28, 35, 36, 39, 40, 43, 44, 45

Page 188: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 9

UJI DAYA PEMBEDA

Daya pembeda penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan

software Microsoft Excel. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan

daya pembeda adalah:

D = BJ − BJ = P − PJ : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Pertanyaan 3 4 5 6 8 9 13 20 27 28 31BA 2 2 6 4 5 3 4 5 6 6 5BB 0 0 0 2 3 0 2 2 3 2 3

Pertanyaan 32 35 36 38 39 40 43 44 45BA 4 6 5 4 6 6 6 6 6BB 2 3 3 2 3 3 3 3 3

Pertanyaan 3 4 5 6 8 9 13 20 27 28 31

Uji Daya pembeda 0.3 0.3 1 0.2 0.1 0.5 0.2 0.3 0.3 0.5 0.1

Pertanyaan 32 35 36 38 39 40 43 44 45

Uji Daya pembeda 0.3 1 0.5 0.3 0.5 1 0.5 0.5 0.5

0-0,2 Lemah 6, 8, 13, 31, 32. 36, 380,21-0,4 Sedang 3, 4, 20, 27, 35, 39, 40, 43, 44, 450,41-0,7 Baik 9, 280,71-1 Sangat Baik 5

Negatif Jelek -

Page 189: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 10

SOAL PRETEST DAN POSTTEST

MATA PELAJARAN IPS

MATERI PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA,MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA DAN POLA KEGIATAN EKONOMI

Kelas : VII

Semester : II

Waktu : 15 Menit

Petunjuk Pengerjaan,

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) padapilihan a, b, c atau d !

1. Pada awalnya Buddha bukan sebuah agama, tetapi ....a. Aliran yang sama sekali barub. Paham baru di luar agama Hinduc. Paham baru di dalam agama Hindud. Sebuah aliran kepercayaan

2. Tujuan yang dicapai oleh agama Hindu adalah Moksha, yaitu ....a. Hilang bersama raganyab. Hilang tak berbekasc. Terbebas dari dilahirkan kembalid. Terbebas dari dosa

3. Dalam konsep agama Buddha hidup adalah menderita. Hal ini terjadi karenaketidaktahuan manusia tentang ....a. Jalan ke sorgab. Kebenaran yang hakikic. Penderitaand. Sunyarupa

4. Berikut ini seluruh ajaran agama Buddha terdapat dalam Buku Tripitaka, kecuali ....a. Abhidharmapitakab. Samsaratapitakac. Sutrantapitakad. Winayapitaka

5. Kerajaan Kutai terletak di pulau ....a. Balib. Jawa Tengah dan Jawa Timurc. Kalimantan Timurd. Sumatera

Page 190: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 10

6. Prasasti Talang Tuo (684 M) merupakan peninggalan dari Kerajaan ....a. Majapahitb. Mataram Kunoc. Singosarid. Sriwijaya

7. Ken Arok memerintah Kerajaan Singosari selama ... tahuna. 4 c. 6b. 5 d. 7

8. Dalam konsep Buddha, hidup adalah ....a. Kebahagiaanb. Kemiskinanc. Menderitad. Perdamaian

9. Secara geografis, letak wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yaitu berada diantara dua benua ....a. Benua Amerika dan Benua Asiab. Benua Amerika dan Benua Australiac. Benua Asia dan Benua Australiad. Benua Eropa dan Benua Afrika

10. Indonesia diapit oleh dua samudera yaitu ....a. Samudera Atlantik dan Samudera Antartikab. Samudera Atlantik dan Saudera Pasifikc. Samudera Arktik dan Samudera Antartikad. Samudera Hindia dan Samudera Pasifik

11. Indonesia merupakan mata rantai jalur perdagangan dan pelayaran antara ....a. Asia dan Afrikab. Asia dan Amerikac. Asia dan Australiad. Asia dan Eropa

12. Setelah jatuhnya Konstantinopel, bangsa Eropa yang paling terkena dampak buruknyaberupa ....a. Kemiskinanb. Kesulitan Ekonomic. Penyakitd. Permusuhan

13. Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia mempunyai tigatujuan yang disebut ....a. Gold, Glory, Gospelb. Imago Mundi, glory, gospelc. Keajaiban dunia, rempah-rempah, goldd. Rempah-rempah, gold, glory

14. Pada tanggal 20 Maret tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang bernama ....a. APECb. EICc. GOLD

Page 191: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 10

d. VOC15. Peraturan yang mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagian tanahnya (20%)

untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan nila disebut ....a. Daerah Jajahanb. Pelayaran Hongic. Romusad. Tanam Paksa

16. Pertanian yang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti parang,sabit, cangkul, dan sejenisnya disebut ....

a. Pertanian majub. Pertanian sederhanac. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan

17. Pertanian yang sangat mengandalkan curah hujan, baik ditadah langsunga atau alirihasil air hujan disebut ....a. Pertanian majub. Pertanian sederhanac. Pertanian sederhana berpindah-pindahd. Pertanian tadah hujan

18. Penggunaan lahan untuk jasa transportasi, misalnya lalu lintas darat, seperti jalan,terminal, halte stasiun, jalanan kereta api, dan sebagainya disebut ....

a. Penggunaan lahan untuk pemerintah dan swastab. Penggunaan lahan untuk pendidikanc. Penggunaan lahan jasa rekreasid. Penggunaan lahan jasa transportasi

19. Penggunaan lahan seperti masjid, mushola, gereja, kapel, pura, dan klenteng disebut....a. Penggunaan lahan untuk keagamaanb. Penggunaan lahan untuk pemerintah dan swastac. Penggunaan lahan untuk pendidikand. Penggunaan lahan jasa untuk rekreasi

20. Bangunan yang terdiri atas gedung kesenian dan gedung bioskop, taman, dan kebunbinatang termasuk lahan jasa untuk....a. Pemerintahb. Pendidikanc. Perdagangand. Tempat rekreasi

Page 192: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 11

KUNCI JAWABAN

PRETEST DAN POSTTEST

NOMOR SOAL KUNCI JAWABAN1 C2 C3 B4 B5 C6 D7 B8 C9 C10 D11 D12 B13 A14 D15 D16 B17 D18 D19 A20 D

Page 193: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 12

REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST

A. Kelas Eksperimen

No NAMAPENILAIAN

Pretest dan Posttest

Pretest Posttest1 Adinda Destiana Sari 60 1002 Alfath Reza Falevi Sofa 55 853 Alya Rasyanada 60 954 Alyvia Putri Wulantami 95 1005 Annisaa Rahayu Kinanti 80 1006 Belina Trisna Ayu D 50 1007 Brian Andito Putra 80 1008 Dani Romadhon 75 959 Fahri Tri Susanto 70 9510 Fahrisa Permata Sari 55 7511 Fawwaz Hermawan 60 8012 Hiliansyah Ramadhan 55 9513 Indah Dyah Pertiwi 80 9514 Legita Gabriella Wilmanda 65 9515 Lestari Indah Permata S K 60 10016 Luthfi Maulida Vania U 65 10017 Luthfia Fauzi Haka 55 9518 Moch Bobby Nurizat 60 10019 Mochammad Rio Ade S 60 7120 Muhamad Bagas Pratama 75 10021 Muhammad Bahyhaqi 30 9522 Muhammad Zalfa Azzahri 80 9523 Mutiara Apriliana 55 9024 Noufal Faqihudin Azuhri 70 9525 Qonita Mardhotillah A 45 9526 Ramly Maulana Abdillah 70 8027 Riska Novitasari 60 9528 Sandy Yudha 60 9529 Sindy Ayu Wahyuningsih 60 9530 Syavrielya Anissa S 60 10031 Unggul Selamet Wijaya 45 8032 Vega Fakhirah 60 95

Page 194: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 12

33 Wahyu Tinaretes Tunjung S 80 10034 Winda Nuraeni 55 10035 Yasmin Refani Chaerul 75 10036 Zakia Septi Lestari 55 100

Rata-rata 63.19444444 94.055556

B. Kelas Kontrol

No NAMAPENILAIAN

Pretest dan Posttest

Pretest Posttest1 Adella Exsandra A P 45 852 Ali Istiawan 45 903 Alifia Putri Zulpaini 65 904 Andika Pratama 60 855 Aria Pandu Wicaksana 60 856 Audi Farah Nabila 65 807 Benniadzie Martin 65 908 Cindynia Alfira 55 909 Dimas Putra Ramdhan 60 8510 Elyza Nur Fatimah 70 9011 Evelyne Rachimsya N K 45 9512 Famita Wijayanti 50 8513 Fatkhaq Rohman Yuuki 85 9514 Hanaa Dalilah Hasby 45 9515 Indri Rosyadah 60 9016 Intan Khairunnisa 60 9517 Janu Bagas Adityo 50 9018 Khairunnisa Anya 70 9019 Muchammad Firlando 85 9520 M Farhan 45 8521 Muhhamad Ilham 55 9022 Pertiwi 70 9023 Putri Eka Septyani 70 8524 Putri Ravika Hidayat 70 9525 Rachmat Ramadhan 65 7526 Rais Haydar Ali 40 9027 Rayhandito Efendi 75 90

Page 195: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 12

28 Rika Utami 55 8029 Riski Herdiansyah 40 9030 Sekar Febiatur Rohmah 50 9531 Shafa Tallula Viandra 60 8532 Siti Nur Alawiyyah 45 9033 Syafiq Zahir Makarim 75 8034 Thoriksyah Putra 85 9535 Vanesya 70 9036 Winda Ratna Sari 60 90

Rata-rata 60.27778 88.75

Page 196: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 13

Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk

Skor Hasil PreTest Siswa Kelas Eksperimen

Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil pretest kelas

eksperimen siswa, diketahui data hasil pretest sebagai berikut:

30 45 45 50 55 55 55 55 55 55

55 60 60 60 60 60 60 60 60 60

60 60 65 65 70 70 70 75 75 75

80 80 80 80 80 95

Tabel

Skor Hasil PreTest Kelas Eksperimen

No X F FX F.X²

1 30 1 30 900

2 45 2 90 4050

3 50 1 50 2500

4 55 7 385 21175

5 60 11 660 39600

6 65 2 130 8450

7 70 3 210 14700

8 75 3 225 16875

9 80 5 400 32000

10 95 1 95 9025

Jumlah 36 2275 149275

Page 197: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 13

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal

ini, data terbesar adalah 95 dan data terkecil adalah 30, maka dengan

menggunakan rumus:

R = Data terbesar – Data terkecil

= 95 – 30

= 65

2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)

3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:

p = ( )p = 656

= 10,83 (dibulatkan menjadi 11)

Tabel Distribusi Frekuensi PreTest Kelas Eksperimen

NoInterval Nilai

Pretest

FrekuensiFkb Fka

F F(%)

1 30-40 1 2.77% 36 1

2 41-51 3 8.33% 35 4

3 52-62 18 50% 32 22

4 63-73 5 13.88% 14 27

5 74-84 8 22.22% 9 35

6 85-95 1 2.77% 1 36

Jumlah 36 100%

Page 198: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 13

4. Menentukan mean, yaitu:

M = ∑∑= 227636= 63,22

5. Menentukan median, yaitu:

Me = ℓ +12 −fkbfi x i

= 51,5 + 18−418 x 11

= 51,5 + 1418 x 11

= 51,5 + 8,55

= 60,55

6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:

Mo = b + i += 51,5 + 11 1515+13= 51,5 + 5,90

= 57,4

7. Menentukan nilai varians, yaitu:

= ∑ 2– ∑ 2

= 14927536 – 227536 2= 4146,527 – 3993,509

= 153,018

8. SD = 153,0187= 12,370

Page 199: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 13

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Eksperimen

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]30 1 1 -2.683104285 0.0037 0.027777778 -0.02407777845 2 3 -1.470493129 0.0708 0.083333333 -0.01253333350 1 4 -1.06628941 0.1423 0.111111111 0.03118888955 7 11 -0.662085691 0.2546 0.305555556 -0.05095555660 11 22 -0.257881973 0.3974 0.611111111 -0.21371111165 2 24 0.146321746 0.5556 0.666666667 -0.11106666770 3 27 0.550525465 0.7088 0.75 -0.041275 3 30 0.954729184 0.829 0.833333333 -0.00433333380 5 35 1.358932902 0.9115 0.972222222 -0.06072222295 1 36 2.571544058 0.9949 1 -0.0051

Keterangan:

Mean = 63,22 SD = 12,385 Lhitung = 0,031 Ltabel = 0,1476

Lhitung < Ltabel = 0,031 < 0,1376

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 200: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 14

Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk

Skor Hasil PostTest Siswa Kelas Eksperimen

Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil posttest kelas eksperimen

siswa, diketahui data hasil posttest sebagai berikut:

71 75 80 80 80 85 90 95 95 95

95 95 95 95 95 95 95 95 95 95

95 95 100 100 100 100 100 100 100 100

100 100 100 100 100 100

Tabel

Skor Hasil PostTest Kelas Eksperimen

No X F FX F.X²

1 71 1 71 5041

2 75 1 75 5625

3 80 3 240 19200

4 85 1 85 7225

5 90 1 90 8100

6 95 15 1425 135375

7 100 14 1400 140000

Jumlah 36 3386 320566

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal

ini, data terbesar adalah 100 dan data terkecil adalah 71, maka dengan

menggunakan rumus:

R = Data terbesar – Data terkecil

Page 201: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 14

= 100 – 71

= 29

2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)

3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:

p = ( )p = 296

= 4,83 (dibulatkan menjadi 5)

Tabel Distribusi Frekuensi PostTest Kelas Eksperimen

NoInterval Nilai

Posttest

FrekuensiFkb Fka

F F(%)

1 71-75 2 5.56% 36 2

2 76-80 3 8.33% 34 5

3 81-85 1 2.78% 31 6

4 86-90 1 2.78% 30 7

5 91-95 15 41.70% 29 22

6 96-100 14 38.90% 15 36

Jumlah 36 100%

4. Menentukan mean, yaitu:

M = ∑∑= 338636= 94,05

Page 202: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 14

5. Menentukan median, yaitu:

Me = ℓ +12 −Fkbfi x i

= 90,5 + 18−715 x 5

= 90,5 + 1115 x 5

= 90,5 + 3,66

= 94,16

6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:

Mo = b + i += 90,5 + 5 1414+1= 90,5 + 4,67

= 95,17

7. Menentukan nilai varians, yaitu:

= ∑ 2– ∑ 2

= 32056636 – 338636 2= 8904,611 – 8846,447

= 58,164

8. SD = 58,164= 7,626

Page 203: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 14

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Eksperimen

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]71 1 1 -3.022356258 0.0013 0.027777778 -0.026477778

75 1 2 -2.497869272 0.0062 0.055555556 -0.049355556

80 3 5 -1.842260539 0.0329 0.138888889 -0.105988889

85 1 6 -1.186651806 0.117 0.166666667 -0.049666667

90 1 7 -0.531043073 0.2981 0.194444444 0.103655556

95 15 22 0.124565659 0.5477 0.611111111 -0.063411111

100 14 36 0.780174392 0.7823 1 -0.2177

Keterangan:

Mean = 94,05 SD = 7,626 Lhitung = 0,103 Ltabel = 0,1476

Lhitung < Ltabel = 0,103 < 0,1476

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 204: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 15

Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk

Skor Hasil PreTest Siswa Kelas Kontrol

Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil pretest kelas kontrol siswa,

diketahui data hasil pretest sebagai berikut:

40 40 45 45 45 45 45 45 50 50

50 55 55 55 60 60 60 60 60 60

60 65 65 65 65 70 70 70 70 70

70 75 75 85 85 85

Tabel

Skor Hasil PreTest Kelas Kontrol

No X F FX F.X²

1 40 2 80 3200

2 45 6 270 12150

3 50 3 150 7500

4 55 3 165 9075

5 60 7 420 25200

6 65 4 260 16900

7 70 6 420 29400

8 75 2 150 11250

9 85 3 255 21675

Jumlah 36 2170 136350

Page 205: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 15

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal

ini, data terbesar adalah 85 dan data terkecil adalah 40, maka dengan

menggunakan rumus:

R = Data terbesar – Data terkecil

= 85 – 40

= 45

2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)

3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:

p = ( )p = 456

= 7,5 (dibulatkan menjadi 8)

Tabel Distribusi Frekuensi PreTest Kelas Kontrol

NoInterval Nilai

PreTest

FrekuensiFkb Fka

F F(%)

1 40-47 8 22.22% 36 8

2 48-55 6 16.67% 28 14

3 56-63 7 19.44% 22 21

4 64-71 10 27.78% 15 31

5 72-79 2 5.56% 5 33

6 80-87 3 8.33% 3 36

Jumlah 36 100%

Page 206: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 15

4. Menentukan mean, yaitu:

M = ∑∑= 217036= 60,27

5. Menentukan median, yaitu:

Me = ℓ +12 −fkbfi x i

= 63,5 + 18 −2110 x 8

= 63,5 + −310 x 8

= 63,5 + (-24)

= 61,1

6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:

Mo = b + i += 63,5 + 8 33+8= 63,5 + 2,18

= 65,68

7. Menentukan nilai varians, yaitu:

= ∑ 2– ∑ 2

= 13635036 – 217036 2= 3787,5 – 3633,410

= 154,09

8. SD = 154,09= 12,413

Page 207: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 15

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Kontrol

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]40 2 2 -1.632939129 0.0516 0.055555556 -0.003955556

45 6 8 -1.230142107 0.1093 0.222222222 -0.112922222

50 3 11 -0.827345084 0.2033 0.305555556 -0.102255556

55 3 14 -0.424548062 0.3372 0.388888889 -0.051688889

60 7 21 -0.021751039 0.492 0.583333333 -0.091333333

65 4 25 0.381045983 0.648 0.694444444 -0.046444444

70 6 31 0.783843006 0.7823 0.861111111 -0.078811111

75 2 33 1.186640028 0.883 0.916666667 -0.033666667

85 3 36 1.992234073 0.9767 1 -0.0233

Keterangan:

Mean = 60,27 SD = 12,413 Lhitung = -0.003 Ltabel = 0,1476

Lhitung < Ltabel = -0.003 < 0,1476

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 208: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 16

Perhitungan Mean, Median dan Modus, serta Distribusi Frekuensi untuk

Skor Hasil PostTest Siswa Kelas Kontrol

Persiapan tabel distribusi frekuensi untuk skor hasil posttest kelas kontrol

siswa, diketahui data hasil posttest sebagai berikut:

75 80 80 80 85 85 85 85 85 85

85 85 90 90 90 90 90 90 90 90

90 90 90 90 90 90 90 90 95 95

95 95 95 95 95 95

Tabel

Skor Hasil PostTest Kelas Kontrol

No X F FX F.X²

1 75 1 75 5625

2 80 3 240 19200

3 85 8 680 57800

4 90 16 1440 129600

5 95 8 760 72200

Jumlah 36 3195 284425

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal

ini, data terbesar adalah 95 dan data terkecil adalah 75, maka dengan

menggunakan rumus:

R = Data terbesar – Data terkecil

= 95 – 75

= 20

Page 209: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 16

2. Untuk menentukan banyaknya kelas interval, maka dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,55)

= 1 + 5,115

= 6,115 (dibulatkan menjadi 6)

3. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu dengan menggunakan rumus:

p = ( )p = 206

= 3,33 (dibulatkan menjadi 3)

Tabel Distribusi Frekuensi PostTest Kelas Kontrol

NoInterval Nilai

Posttest

FrekuensiFkb Fka

F F(%)

1 75-77 1 2.78% 36 1

2 78-80 3 8.33% 35 4

3 81-83 0 0% 32 4

4 84-86 8 22.22% 32 12

5 87-89 0 0.00% 24 12

6 90-92 16 44.44% 24 28

7 93-95 8 22.22% 8 36

Jumlah 36 100.00%

4. Menentukan mean, yaitu:

M = ∑∑= 319536= 88,75

Page 210: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 16

5. Menentukan median, yaitu:

Me = ℓ +12 −fkbfi x i

= 89,5 + 18−1216 x 3

= 89,5 + 616 x 3

= 89,5 + 1,125

= 90,625

6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul), yaitu:

Mo = b + i += 89,5 + 3 1616+8= 89,5 + 2

= 91,5

7. Menentukan nilai varians, yaitu:

= ∑ 2– ∑ 2

= 28442536 – 319536 2= 7900,6944 – 7876,5625

= 24,131

8. SD = 24,131= 4,912

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Kontrol

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]75 1 1 -2.798982188 0.0026 0.027777778 -0.025177778

80 3 4 -1.781170483 0.0375 0.111111111 -0.073611111

85 8 12 -0.763358779 0.2236 0.333333333 -0.109733333

90 16 28 0.254452926 0.5987 0.777777778 -0.179077778

95 8 36 1.272264631 0.898 1 -0.102

Keterangan:

Page 211: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 16

Mean = 88,75 SD = 4,912 Lhitung = -0.025 Ltabel = 0,1476

Lhitung < Ltabel = -0.025 < 0,1476

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 212: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 17

UJI NORMAL GAIN KELAS EKSPERIMEN

Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau

penggunaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan dengan rumus:

− = skor posttest – skor pretestSkor ideal – skor pretestKategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :

g-tinggi : nilai G ≥ 0,70

g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70

g-rendah : nilai G < 0,30

Tabel

Data N-Gain Nilai Siswa

Kelas Eksperimen (Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching)

Siswa PreTest PostTest N-GAIN Kategori1 60 100 1 Tinggi2 55 85 0.666666667 Sedang3 60 95 0.875 Tinggi4 95 100 1 Tinggi5 80 100 1 Tinggi6 50 100 1 Tinggi7 80 100 1 Tinggi8 75 95 0.8 Tinggi9 70 95 0.833333333 Tinggi10 55 75 0.444444444 Sedang11 60 80 0.5 Sedang12 55 95 0.888888889 Tinggi13 80 95 0.75 Tinggi14 65 95 0.857142857 Tinggi15 60 100 1 Tinggi16 65 100 1 Tinggi17 55 95 0.888888889 Tinggi18 60 100 1 Tinggi

Page 213: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 17

19 60 71 0.275 Rendah20 75 100 1 Tinggi21 30 95 0.928571429 Tinggi22 80 95 0.75 Tinggi23 55 90 0.777777778 Tinggi24 70 95 0.833333333 Tinggi25 45 95 0.909090909 Tinggi26 70 80 0.333333333 Sedang27 60 95 0.875 Tinggi28 60 95 0.875 Tinggi29 60 95 0.875 Tinggi30 60 100 1 Tinggi31 45 80 0.636363636 Sedang32 60 95 0.875 Tinggi33 80 100 1 Tinggi34 55 100 1 Tinggi35 75 100 1 Tinggi36 55 100 1 Tinggi

Jumlah 2275 3386 30.4478355Rata-rata 63.1944444 94.0555556 1.645828946Tertinggi 95 100 1

Terendah 30 71 0.275

Dari tabel hasil perhitungan normal gain, maka termasuk kedalam kategori tinggi,

karena skor N-Gain ≥ 0,70.

Page 214: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 17

UJI NORMAL GAIN KELAS KONTROL

Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau

penggunaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan dengan rumus:

− = skor posttest – skor pretestSkor ideal – skor pretestKategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :

g-tinggi : nilai G ≥ 0,70

g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70

g-rendah : nilai G < 0,30

Tabel

Data N-Gain Nilai Siswa

Kelas Kontrol (Menggunakan Metode Diskusi Kelompok)

Siswa PreTest PostTest N-GAIN Kategori

1 45 85 0.727272727 Tinggi

2 45 90 0.818181818 Tinggi

3 65 90 0.714285714 Tinggi

4 60 85 0.625 Sedang

5 60 85 0.625 Sedang

6 65 80 0.428571429 Sedang

7 65 90 0.714285714 Tinggi

8 55 90 0.777777778 Tinggi

9 60 85 0.625 Sedang

10 70 90 0.666666667 Sedang

11 45 95 0.909090909 Tinggi

12 50 85 0.7 Sedang

13 85 95 0.666666667 Sedang

14 45 95 0.909090909 Tinggi

Page 215: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 17

15 60 90 0.75 Tinggi

16 60 95 0.875 Tinggi

17 50 90 0.8 Tinggi

18 70 90 0.666666667 Sedang

19 85 95 0.666666667 Sedang

20 45 85 0.727272727 Tinggi

21 55 90 0.777777778 Tinggi

22 70 90 0.666666667 Sedang

23 70 85 0.5 Sedang

24 70 95 0.833333333 Tinggi

25 65 75 0.285714286 Rendah

26 40 90 0.833333333 Tinggi

27 75 90 0.6 Sedang

28 55 80 0.555555556 Sedang

29 40 90 0.833333333 Tinggi

30 50 95 0.9 Tinggi

31 60 85 0.625 Sedang

32 45 90 0.818181818 Tinggi

33 75 80 0.2 Rendah

34 85 95 0.666666667 Sedang

35 70 90 0.666666667 Sedang

36 60 90 0.75 Tinggi

Jumlah 2170 3195 24.90472583

Rata-rata 60.27777778 88.75 1.346201396

Tertinggi 85 95 0.909090909

Terendah 40 75 0.2

Dari tabel hasil perhitungan normal gain, maka termasuk kedalam kategori tinggi,

karena skor N-Gain ≥ 0,70.

Page 216: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 18

UJI NORMALITAS DATA

A. Kelas Eksperimen

1. Pretest

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Eksperimen

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]30 1 1 -2.683104285 0.0037 0.027777778 -0.02407777845 2 3 -1.470493129 0.0708 0.083333333 -0.01253333350 1 4 -1.06628941 0.1423 0.111111111 0.03118888955 7 11 -0.662085691 0.2546 0.305555556 -0.05095555660 11 22 -0.257881973 0.3974 0.611111111 -0.21371111165 2 24 0.146321746 0.5556 0.666666667 -0.11106666770 3 27 0.550525465 0.7088 0.75 -0.041275 3 30 0.954729184 0.829 0.833333333 -0.00433333380 5 35 1.358932902 0.9115 0.972222222 -0.06072222295 1 36 2.571544058 0.9949 1 -0.0051

Keterangan:Mean = 63,19 SD = 12,370 Lhitung = 0,031 Ltabel = 0,1476Lhitung < Ltabel = 0,031 < 0,1476Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

2. Posttest

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Eksperimen

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]71 1 1 -3.022356258 0.0013 0.027777778 -0.02647777875 1 2 -2.497869272 0.0062 0.055555556 -0.04935555680 3 5 -1.842260539 0.0329 0.138888889 -0.10598888985 1 6 -1.186651806 0.117 0.166666667 -0.04966666790 1 7 -0.531043073 0.2981 0.194444444 0.10365555695 15 22 0.124565659 0.5477 0.611111111 -0.063411111100 14 36 0.780174392 0.7823 1 -0.2177

Keterangan:Mean 94,05 SD = 7,626 Lhitung = 0,103 Ltabel = 0,1476Lhitung < Ltabel = 0,103 < 0,1476Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 217: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 18

B. Kelas Kontrol

1. Pretest

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Pretest Kelas Kontrol

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]40 2 2 -1.632939129 0.0516 0.055555556 -0.00395555645 6 8 -1.230142107 0.1093 0.222222222 -0.11292222250 3 11 -0.827345084 0.2033 0.305555556 -0.10225555655 3 14 -0.424548062 0.3372 0.388888889 -0.05168888960 7 21 -0.021751039 0.492 0.583333333 -0.09133333365 4 25 0.381045983 0.648 0.694444444 -0.04644444470 6 31 0.783843006 0.7823 0.861111111 -0.07881111175 2 33 1.186640028 0.883 0.916666667 -0.03366666785 3 36 1.992234073 0.9767 1 -0.0233

Keterangan:

Mean = 60,27 SD = 12,413 Lhitung = -0,003 Ltabel = 0,1476

Lhitung < Ltabel = -0.003 < 0,1476

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

2. Posttest

Tabel Uji Normalitas (Liliefors) Posttest Kelas Kontrol

Xi F Zn Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]75 1 1 -2.798982188 0.0026 0.027777778 -0.02517777880 3 4 -1.781170483 0.0375 0.111111111 -0.07361111185 8 12 -0.763358779 0.2236 0.333333333 -0.10973333390 16 28 0.254452926 0.5987 0.777777778 -0.17907777895 8 36 1.272264631 0.898 1 -0.102

Keterangan:

Mean = 88,75 SD = 4,912 Lhitung = -0,025 Ltabel = 0,1476

Lhitung < Ltabel = -0,025 < 0,1476

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 218: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 19

UJI HOMOGENITAS DATA

Pengujian homogenitas disini adalah mengenai sama tidaknya variansi-

variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji

homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji

Fisher, yaitu:

= = , = ∑ − (∑ )( − 1)Keterangan :

F : homogenitas

S12 : varians terbesar

S11 : varians terkecil

Langkah-langkah perhitungan uji Fisher adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Jika ℎ < maka H0 diterima yang berarti variansi populasi kedua

variabel homogen.

Jika ℎ > maka H0 ditolak yang berarti variansi popualasi kedua

variabel tidak homogen.

2. Jumlah sampel N = 36

3. Derajat Kebebasan

Penyebut : dk2 = 36 – 1 = 35

Pembilang : dk1 = 36 – 1 = 35

4. Menentukan F tabel penyebut 35 dan dk pembilang 35. Karena pembilang

dan penyebut tidak ada di tabel, maka diambil yang terdekat yaitu

pembilang 30 dan penyebut 34 pada taraf signifikansi α = 0,05 dari daftar

tabel distribusi F adalah 1,80.

5. Menentukan F hitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil.

Page 219: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 19

A. Homogenitas Pretest

1. Kelas Eksperimen

X f fixi fi*(xi-x)²30 1 30 1103.568445 2 90 663.936850 1 50 174.768455 7 385 67.568460 11 660 114.052465 2 130 6.336870 3 210 91.936875 3 225 416.305280 5 400 1407.84295 1 95 1009.9684

Jumlah 36 2275 5056.2836

x 63.1944s² 140.452s 11.9219

2. Kelas Kontrol

X fi fixi fi*(xi-x)²40 2 80 821.745845 6 270 1399.037450 3 150 316.418755 3 165 83.318760 7 420 0.510365 4 260 89.491670 6 420 568.037475 2 150 433.945885 3 255 1834.7187

Jumlah 36 2170 5547.2244

Xi 60.278S² 154.09S 12.413

Page 220: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 19

Kontrol Eksperimen

N 36 36

X 60.2778 63.1944

S² 12.4133 140.452

F = S12 =, , = 0,088

Kriteria ℎ < (0,088 < 1,80), maka H0 diterima yang berarti bahwa

kedua sampel memiliki variansi yang homogen.

Page 221: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 19

B. Homogenitas Posttest

1. Kelas Eksperimen

X fi Fixi fi*(xi-x)²71 1 71 531.302575 1 75 362.902580 3 240 592.207585 1 85 81.902590 1 90 16.402595 15 1425 13.5357100 14 1400 495.635

Jumlah 36 3386 2093.8882

Xi 94.056S² 58.164S 7.6265

2. Kelas Kontrol

x fi Fixi fi*(xi-x)²75 1 75 189.062580 3 240 229.687585 8 680 112.590 16 1440 2595 8 760 312.5

Jumlah 36 3195 868.75

Xi 88.75s² 24.132S 4.9124

Page 222: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 19

Kontrol Eksperimen

N 36 36

X 88.75 94.0556

S² 24.1319 58.1636

F = S12 =,, = 0.414

Kriteria ℎ < (0,414 < 1,80), maka H0 diterima yang berarti bahwa

kedua sampel memiliki variansi yang homogen.

Page 223: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 20

UJI HIPOTESIS

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes

siswa dari hasil pretest dan posttest. Untuk menguji hipotesis langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

Ho :µ1 = µ2

Ha :µ1 ≠ µ2

b. Menentukan α

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.

c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis, Kriterianya:

Jika thitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung ≥ maka Ho ditolak dan Ha diterima

d. Menentukan thitung

Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua

kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis

ini digunakan rumus:

ℎ = 1− 211+ 12 dengan S = ( ) ( )Keterangan:

t : harga uji statistik1 : rata-rata posttest kelas eksperimen2 : rata-rata posttest kelas kontrol

Sgab : variansi gabungan (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

12 : variansi kelas eksperimen

22 : variansi kelas kontrol1 : jumlah siswa kelas eksperimen2 : jumlah siswa kelas kontrol

Page 224: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 20

Mencari Sgab

Sgab = ( − 1) + ( − 1)+ − 2Sgab = (36 − 1)58,1636 + (36 + 1)24,131936 + 36 − 2Sgab = (35)58,1636 + (37)24,131972 − 2Sgab = 2035,726 + 892,880370Sgab = 41,8372Sgab = 6,468Menghitung thitung

ℎ = 1 − 211 + 12ℎ = 94,0556 − 88,756,468 136 + 136ℎ = 5,30566,468 0,055ℎ = 5,30566,468(0,234)ℎ = 5,30561,5135ℎ = 3,50

Page 225: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 20

df = N – 2 = 72 - 2 = 70 (dikonsultasikan tabel nilai “t”), dengan df

sebesar 70, maka diperoleh ttabel sebagai berikut :

Pada taraf signifikansi 5% = 1,66691

Dengan demikian t0 lebih kecil dari ttabel, yaitu :

t0 > ttabel = ( 3,50 > 1,66691)

Kesimpulan : hipotesis H0 ditolak, dan Ha diterima. Hal tersebut

menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara

kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum

Teaching dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode diskusi

kelompok.

Page 226: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

Lembar Pra Observasi Aktivitas Belajar Siswa

1. Nama Mahasiswa : Ria Liniarti2. Tempat Praktik : SMP Negeri 178 Jakarta3. Kelas : VII 6 (Kelas Eksperimen)4. Mata Pelajaran : IPS5. Waktu : 07.00 – 08.206. Tanggal : 12 Februari 2015

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSII Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masingsiswa

Berbaris kedepan menghadap guru

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Masih banyak yang mengobroldanbelum mempersiapkan bukupelajaran IPS

II Kegiatan Membuka Pelajaran1. Menjawab pertanyaan guru Berpartisipasi2. Mendengarkan penjelasantentang kompetensi yang hendak dicapai

Siswa mendengarkan

III Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan materi pelajaran1. Memperhatikan penjelasa materipelajaran

Banyak siswa yang tidakmemperhatikan

2. Bertanya pada saat prosespenjelasan materi

Tidak ada yang bertanya, siswamasih malu untuk bertanya

3. Interaksi antar siswa Adanya komunikasi searah4. interaksi anatar siswa-guru,siswa-materi pelajaran

Tidak terjalin interaksi dengan baikantara siswa dengan guru

B. Pendekatan/Strategi Belajar1. Keterlibatan dalam kegiatanbelajar

Siswa tidak bertanya

2. Mengemukakan pendapat ketikadiberikan kesempatan

Siswa masih terlihat malu untukmenyampaikan pendapat

3. Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru

Diwajibkan mencatat oleh guru

4. Mengikuti proses pembelajaran Siswa kurang memperhatikan danmengikuti proses pembelajaran

C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/ Sumber Belajar1. Interaksi antara siswa dan mediapembelajaran yang digunakan guru

Guru tidak memanfaatkan mediapembelajaran

2. Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media

-

Page 227: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

pembelajaran3. Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukanguru

Siswa terlihat tekun dalammempelajari sumber belajar yangditentukan guru

D. Penilaian Proses1. Mengerjakan tugas / latihan yangdiberikan guru

Guru memberikan pekerjaan rumah

2. Menjawab pertanyaan gurudengan benar

Banyak yang takut dan memilihdiam

E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat Siswa masih banyak yang

menggunakan bahasa tidak baku2. Mengajukan pertanyaan Siswa tidak aktif bertanya

IV PenutupKeterlibatan dalam memberirangkuman/ kesimpulan

Siswa malu dan tidak berani untukmemberi kesimpulan bersama-sama

Observer

Ria Liniarti

Page 228: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Eksperimen

Pertemuan I

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru√

2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru

3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai

4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu

mendeskripsikan masukdan berkembangnya agamaHindu Budha di Indonesia.

b. Siswa mampu memaparkankonsep ajaran Hindu Budhadi Indonesia.

c. Siswa mampumendeskripsikanPerdagangan India denganIndonesia.

d. Siswa mampu memaparkanperkembangan agamaHindu Budha di Indonesia.

6. Siswa diberi motivasi dengan √

Page 229: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

memberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarantentang prasasti danpeninggalan-peninggalanSejarah Hindu Budha diIndonesia. Pemberian motivasidilakukan agar siswa semangatdan bergairah dalam menerimadan mengikuti prosespembelajaran

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran perkembanganpada masa Hindu Budha diIndonesia

2. Bertanya saat proses penjelasanmateri

3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing

4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung

5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Kekompakan siswa dalambekerjasama

2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran

3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar

4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru

5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/SumberBelajar

1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru

Page 230: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yangditentukan

3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan

D. Penilaian Proses

1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru √

2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar

E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan

bangku dan meja√

2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran

3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)

4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 231: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Eksperimen

Pertemuan II

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru√

2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru

3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai

4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu menjelaskan

kerajaan Hindu Budha diIndonesia.

b. Siswa mampumengidentifikasi danmemberi contohpeninggalan – peninggalansejarah kerajaan yangbercorak Hindu Budha diberbagai daerah.

c. Siswa mampu menunjukkantempat-tempat peningalansejarah Hindu Budha diIndonesia.

6. Siswa diberi motivasi dengan √

Page 232: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

memberikan video motivasi danmemberikan sebuah contohtentang Kerajaan Hindu Budhadi Indonesia. Pemberianmotivasi dilakukan agar siswasemangat dan bergairah dalammenerima dan mengikuti prosespembelajaran

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran perkembanganpada masa Hindu Budha diIndonesia

2. Bertanya saat proses penjelasanmateri

3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing

4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung

5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Kekompakan siswa dalambekerjasama

2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran

3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar

4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru

5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/SumberBelajar

1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru

2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yang

Page 233: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

ditentukan

3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan

D. Penilaian Proses

1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru

2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar

E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan

bangku dan meja√

2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran

3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)

4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 234: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Eksperimen

Pertemuan III

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru√

2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru

3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai

4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu menguraikan

proses masuknya bangsa –bangsa Eropa ke Indonesia.

b. Siswa mampu menjelaskancara – cara yang digunakanbangsa Eropa untukmencapai tujuannya.

c. Siswa mampu menjelaskanreaksi bangsa Indonesiaterhadap Bangsa Eropa.

d. Siswa mampumendeskripsikanperkembangan kehidupanmasyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan padamasa kolonial Eropa.

Page 235: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

6. Siswa diberi motivasi denganmemberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarantentang rute perjalanan rempah– rempah dari Indonesia keEropa dan arti pentingIndonesia sebagai penghasilrempah – rempah. Pemberianmotivasi dilakukan agar siswasemangat dan bergairah dalammenerima dan mengikuti prosespembelajaran

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran Masa KolonialEropa di Indonesia.

2. Bertanya saat proses penjelasanmateri

3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing

4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung

5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Kekompakan siswa dalambekerjasama

2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran

3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar

4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru

5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatn Media

Pembelajaran/SumberBelajar

Page 236: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru

2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yangditentukan

3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan

D. Penilaian Proses

1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru

2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar

E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan

bangku dan meja√

2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran

3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)

4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 237: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Eksperimen

Pertemuan IV

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru√

2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru

3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai

4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu menguraikan

proses masuknya bangsa –bangsa Eropa ke Indonesia.

b. Siswa mampu menjelaskancara – cara yang digunakanbangsa Eropa untukmencapai tujuannya.

c. Siswa mampu menjelaskanreaksi bangsa Indonesiaterhadap Bangsa Eropa.

d. Siswa mampumendeskripsikanperkembangan kehidupanmasyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan padamasa kolonial Eropa.

Page 238: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

6. Siswa diberi motivasi denganmemberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarbeberapa orang asing yangdatang ke Indonesia. Pemberianmotivasi dilakukan agar siswasemangat dan bergairah dalammenerima dan mengikuti prosespembelajaran

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran Masa KolonialEropa di Indonesia

2. Bertanya saat proses penjelasanmateri

3. Interaksi antarsiswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing

4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung

5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Kekompakan siswa dalambekerjasama

2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran

3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar

4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru

5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/SumberBelajar

1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru

2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yang

Page 239: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

ditentukan

3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan

D. Penilaian Proses

1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru √

2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar

E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan

bangku dan meja√

2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran

3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)

4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 240: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Kelas Eksperimen

Pertemuan V

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru√

2. Siswa mengangkat tangan saatdilakukan cek daftar hadir olehguru

3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang kompetensiyang harus dicapai

4. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

5. Siswa menyimak penjelasanguru mengenai tujuanpembelajaran yang akandilaksanakan yaitu:a. Siswa mampu

mengidentifikasikan matapencaharian penduduk(pertanian, non pertanian)

b. Siswa mampumendeskripsikan bentukpenggunaan lahan dipedesaan dan perkotaan.

c. Siswa mampu menguraikanpola pemukiman penduduk(mengikuti alur sungai,jalan, pantai).

6. Siswa diberi motivasi denganmemberikan video motivasi danmemberikan sebuah gambarantentang berbagai mata

Page 241: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

pencaharian penduduk dipedesaan maupun di perkotaan.Pemberian motivasi dilakukanagar siswa semangat danbergairah dalam menerima danmengikuti proses pembelajaran

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memperhatikan penjelasanmateri pelajaran Pola KegiatanEkonomi.

2. Bertanya saat proses penjelasanmateri

3. Interaksi antar siswa denganberdiskusi mengenai pendapatmasing-masing

4. Interaksi antara siswa dan gurusaat proses pembelajaranberlangsung

5. Siswa perkelompok membuatpeta pikiran (mind mapping)dengan materi yang sudah dijelaskan.

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Kekompakan siswa dalambekerjasama

2.Keaktifan siswa dalam prosespembelajaran

3.Keterlibatan dalam kegiatanbelajar

4.Mencatat penjelasan yangdisampaikan guru

5. Mengikuti proses pembelajaran √C. Pemanfaatan Media

Pembelajaran/SumberBelajar

1.Interaksi antara siswa danmedia pembelajaran yangdigunakan guru

2.Tertarik pada materi yangdisajikan dengan media yangditentukan

3.Ketekunan dalam mempelajarisumber belajar yang ditentukan

Page 242: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 21

D. Penilaian Proses

1.Mengerjakan tugas/latihan yangdiberikan oleh guru

2.Menjawab pertanyaan gurudengan benar

E. Penggunaan Bahasa1. Mengemukakan pendapat √2. Mengajukan pertanyaan √Kegiatan Penutup1. Siswa kembali merapikan

bangku dan meja√

2. Siswa memberikan kesimpulanterhadap materi pembelajaran

3. Siswa mendengarkanpenjelasan guru (refleksi)

4. Siswa berdoa dan mengucapkansalam kepada guru

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 243: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

Lembar Aktivitas Mengajar

Kelas Eksperimen

Pertemuan I

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa

saat memasuki kelas√

2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai

3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memberi penjelasan materipelajaran perkembangan padamasa Hindu Budha di Indonesia

2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranperkembangan pada masaHindu Budha di Indonesia

3. a. Menugaskan peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompokterdiri dari 5-6 orang.Setiap kelompokmenamakan kelompokdiskusinya sesuai dengannama- nama kasta danajaran agama Budha

b. kelompok yang sudahdibagi diminta untuk

Page 244: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

mengerjakan LKK yangdiberikan oleh guru danmendiskusikan tentangproses dan berkembangnyaHindu Budha dan daerah –daerah yang dipengaruhiunsur Hindu Budha diIndonesia. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompokdiberi kesempatan untukmengumpulkan LKK danmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi

4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing

5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa

6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Melaksanakan pembelajaranaktif

2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya

3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa

4.Memotivasi siswa untukbertanya

C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar

1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran

2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi

3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS

D. Penilaian Proses1. Memberikan tugas/latihan √

Page 245: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa

1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik

2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah

Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan

tindak lanjut√

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 246: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

Lembar Aktivitas Mengajar

Kelas Eksperimen

Pertemuan II

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa

saat memasuki kelas√

2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai

3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memberi penjelasan materipelajaran perkembangan padamasa Hindu Budha di Indonesia

2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranperkembangan pada masaHindu Budha di Indonesia

3. a. Meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiridari 7 kelompok. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama- namakerajaan pada masa HinduBudha di Indonesia.

b. Setiap kelompokmendiskusikan tentang

Page 247: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

kerajaan yang ada di masaHindu Budha danPeninggalan-peninggalansejarah kerajaan yangbercorak Hindu Budha diberbagai daerah denganmembuat peta pikiran(mind mapping). Setelahselesai berdiskusi setiapkelompok diberikesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi.

4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing

5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa

6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Melaksanakan pembelajaranaktif

2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya

3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa

4.Memotivasi siswa untukbertanya

C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar

1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran

2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi

3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS

D. Penilaian Proses1. Memberikan tugas/latihan √

Page 248: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa

1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik

2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah

Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan

tindak lanjut√

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 249: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

Lembar Aktivitas Mengajar

Kelas Eksperimen

Pertemuan III

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa

saat memasuki kelas√

2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai

3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memberi penjelasan materipelajaran Masa Kolonial Eropadi Indonesia

2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranMasa Kolonial Eropa diIndonesia

3. a. meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompokterdiri dari 6 orang. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama bangsa –bangsa luar yang datang keIndonesia

b. kelompok yang sudahdibagi diminta untuk

Page 250: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

mendiskusikan tentangpenyebab latar belakangkedatangan bangsa Eropadi Indonesia danmendeskripsikan tujuanmasing – masing bangsaluar yang datang keIndonesia. Setelah selesaiberdiskusi setiap kelompokdiberi kesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi

4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing

5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa

6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Melaksanakan pembelajaranaktif

2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya

3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa

4.Memotivasi siswa untukbertanya

C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar

1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran

2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi

3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan√

Page 251: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa

1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik

2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah

Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan

tindak lanjut√

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 252: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

Lembar Aktivitas Mengajar

Kelas Eksperimen

Pertemuan IV

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa

saat memasuki kelas√

2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai

3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memberi penjelasan materipelajaran Masa Kolonial Eropadi Indonesia

2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranMasa Kolonial Eropa diIndonesia

3. a. guru meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok yang terdiridari 3 kelompok. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama masa kolonialyang ada di Indonesia.

b. Setiap kelompokmendiskusikan tentangmasa kolonial di Indonesia

Page 253: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

dengan membuat petakonsep (mind mapping).Setelah selesai berdiskusisetiap kelompok diberikesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi

4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing

5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa

6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Melaksanakan pembelajaranaktif

2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya

3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa

4.Memotivasi siswa untukbertanya

C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar

1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran

2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi

3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan√

2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa

1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan

Page 254: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

perkembangan peserta didik

2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah

Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan

tindak lanjut√

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 255: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

Lembar Aktivitas Mengajar

Kelas Eksperimen

Pertemuan V

No Aspek yang diamati Penilaian Keterangan

Pra Pembelajaran 5 4 3 2 11. Tempat duduk masing-masing

siswa√

2. Kesiapan menerimapembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran1. Memberi salam kepada siswa

saat memasuki kelas√

2. Memberi penjelasan tentangkompetensi yang hendakdicapai

3. Guru mengajak siswa untukberdoa bersama sebelumpelajaran dimulai (meurutkepercayaan masing-masing

4. Mengajukanpertanyaan/apersepi √

Kegiatan Inti PembelajaranA. Penjelasan Materi

1. Memberi penjelasan materipelajaran Pola KegiatanEkonomi

2. Menganalisis saat prosespenjelasan materi pelajaranPola Kegiatan Ekonomi

3. a. meminta peserta didikuntuk berdiskusi secaraberkelompok, kelompokterdiri dari 6 orang. Setiapkelompok menamakankelompok diskusinya sesuaidengan nama yangberhubungan dengan polakegiatan ekonomi

b. kelompok yang sudahdibagi diminta untukmendiskusikan tentang pola

Page 256: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

kegiatan ekonomipenduduk, penggunaanlahan, dan pola pemukimanberdasarkan kondisi fisikpermukaan bumi denganmembuat peta pikiran(mind mapping). Setelahselesai berdiskusi setiapkelompok diberikesempatan untukmempresentasikan hasildiskusinya di depan kelassedangkan kelompok yanglain diberi kesempatanuntuk bertanya danmenanggapi

4. Memfasilitasi siswa agarberdiskusi mengenai pendapatmereka masing-masing

5. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa

6. Memfasilitasi adanya interaksiantar siswa-guru, siswa-materipelajaran

B. Pendekatan/StrategiBelajar

1.Melaksanakan pembelajaranaktif

2.Memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya

3.Memberikan respon terhadappertanyaan dan jawaban siswa

4.Memotivasi siswa untukbertanya

C. Pemanfaatan MediaPembelajaran/SumberBelajar

1.Kemampuan menggunakanmedia pembelajaran

2.Kesesuaian media denganmateri dan strategi

3.Penggunaan sumber belajarselain buku ajar dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan√

Page 257: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 22

2. Melakukan penilaian √E. Penggunaan Bahasa

1.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai denganperkembangan peserta didik

2.Ketepatan penggunaan bahasayang sesuai dengan kaidah

Kegiatan Penutup1. Melakukan konfirmasi √2. Memberikan kesimpulan dan

tindak lanjut√

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Kurang Baik

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

Page 258: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN IPS

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Februari 2015

Narasumber : Surjadi Djaenudin, S.Pd

1. Apakah bapak sebelum mengajar membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) ?

Ya, biasanya kolektif karena guru IPS di sekolah ini ada 4 orang tetapi

beda kelas dalam mengajar dan kebetulan saya mengajar kelas VII

bersama guru IPS yang lain yaitu bapak Joko Iswanto, S.Pd jadi kami

kolektif dalam membuat RPP dan biasanya melalui MGMP atau

Musyawarah Guru Mata Pelajaran.

2. Apakah bapak pernah mengikuti seminar sehubungan dengan

pembelajaran IPS ?

Pernah, seminar di Muhammadiyah tentang manajemen pendidikan itu

banyak masalah tentang pembelajarannya.

3. Buku sumber apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS selain

buku paket dan LKS ?

Ada buku relevan yang berhubungan dengan mata pelajarannya seperti

buku pengetahuan umum tentang masalah sosisologi, buku pegangan guru,

peta.

4. Dalam mengajar metode apa yang sering bapak gunakan ?

Metode tanya jawab, ceramah, penugasan

5. Berapa nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pelajaran IPS ?

71, dibawah 71 harus mengikuti program remedial.

6. Menurut bapak bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa ?

Dengan cara banyak membaca, latihan, bimbingan belajar di luar sekolah.

7. Untuk kelengkapan belajar, apakah sebelumnya bapak membuat program

semester ? apakah disusun sendiri atau disusun oleh kurikulum ?

Page 259: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

Ya, membuat satu paket dari mulai kalender, program tahunan, program

semester, minggu efektif, dan materi mana yang harus diutamakan terlebih

dahulu. Itu semua dibuat sendiri, patokannya dari silabus.

8. Media apa yang sering bapak gunakan dalam mengajar ?

Peta, atlas, globe.

9. Bagaimana hasil belajar IPS siswa kelas VII selama ini ?

Standar, terkadang terlalu banyak materi jadi siswa tersebut kurang paham

jadi mendapat nilai kecil karena masih kurang menguasai materi tersebut,

jadi grafiknya turun naik.

10. Apakah bapak tahu model pembelajaran Quantum Teaching atau

pembelajaran dengan cara membagi kelompok diskusi di dalam kelas?

Ya, jadi Quantum Teaching itu pembelajaran yang dilihat dari keaktifan

siswa, terutama dalam kelompok itu ada siswa yang aktif maka dapat

berpengaruh positif bagi siswa yang kurang aktif.

Page 260: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Kelas : VII 6

Hari/ Tanggal : Senin, 18 Mei 2015

Identitas Siswa : Syavrielya Anissa A

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?

Menurut saya IPS itu mempelajari tentang politik, ekonomi, sosial, dan

sejarah.

2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?

Pertama kali yang saya rasakan sulit, dan juga bosan apalagi kalau

ditugaskan mengerjakan LKS karena soal yang banyak jadi timbul rasa

malas, tetapi sekarang merasa gampang mempelajari IPS dan lebih seru.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan

oleh guru ?

Pak guru suka bercanda didsela pembelajaran, pada saat menerangkan

terkadang suka tidak masuk ke otak karena pak guru hanya menerangkan

saja, tidak seru dan kelas terasa membosankan.

4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar ?

Pernah menggunakan peta dan globe, seingat saya 1 kali menggunakan peta,

tetapi media power point tidak pernah.

5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping)?

Dengan membuat peta pikiran (mind mapping) dan diselingi diskusi

belajarnya menjadi lebih efektif, dapat menjalin kekompakkan dalam

bekerja sama meskpin beberapa siswa laki-laki tidak ikut mengerjakan

karena lebih mengandalkan siswi perempuan yang mengerjakan. Dengan

belajar membuat peta pikiran dan berdiskusi jadi cepat mengerti, dan juga

singkat untuk menghapal.

Page 261: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang

dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?

Ada perbedaannya, kalu diajarkan pak guru suasananya tenang, sedangkan

kalau diajarkan oleh ibu Ria suasana kelas menjadi ceria dan seru.

7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan model pembelajaran IPS

yang sekarang daripada sebelumnya ?

Lebih senang belajar IPS di kelas yang sekarang karena lebih mengasyikkan

dan banyak gamesnya.

Page 262: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Kelas : VII 6

Hari/ Tanggal : Senin, 18 Mei 2015

Identitas Siswa : Sindy Ayu Wahyuningsih

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?

Menurut saya IPS itu mempelajari tentang Sejarah, Sioal, dan mempelajari

tentang budaya

2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?

Menurut saya, pembelajaran IPS sekarang lebih gampang karena saya

sekarang lebih bisa memahami pelajarannya seperti Sejarah, Sosial dan

lain-lain.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan

oleh guru ?

Kalau menurut saya pembelajaran IPS yang diajarkan oleh pak guru susah

dipahami karena setiap pak guru menjelaskan teman-teman yang lain

berisik dan tidak mendengarkan.

4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?

Pernah, memakai peta 1 kali.

5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping)?

Dengan belajar IPS membuat peta pikiran dan berdiskusi kita bisa cepat

memahami materi dari pelajaran IPS dan juga jadi lebih kreatif.

6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang

dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?

Ada perbedaannya, kalau diajarkan oleh pak guru tidak begitu detail, tetapi

kalau diajarkan oleh bu Ria detail dan tegas juga sering diselingi dengan

permainan yang banyak makna akan pelajaran IPS.

Page 263: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan model pembelajaran IPS

yang sekarang daripada sebelumnya ?

Lebih senang yang sekarang, kalau diajakan oleh bu Ria dengan model

pembelajaran diskusi dan membuat peta pikiran jadi cepat mengerti

sedangkan kalau diajarkan oleh pak guru masih sulit dimengerti.

Page 264: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Kelas : VII 6

Hari/ Tanggal : Senin, 18 Mei 2015

Identitas Siswa : Mutiara Apriliana

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?

Menurut saya IPS itu mempelajari tentang Sejarah dan kegiatan sosial.

2. Apakah menyenagkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?

Sulit karena saya tidak terlalu suka dengan Sejarah.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan

oleh guru ?

Dapat dimengerti tetapi terkadang susah dimengerti.

4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?

Kalau peta pernah tapi pak guru selalu menjelaskan jarang diperagakan.

5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

Quantum Teaching teknik peta pikiran (mind mapping)?

Suka sekali karena selain kita belajar, kita juga bisa kreatif.

6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang

dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?

Suasana pembelajaran saat bu Ria lebih meriah meskipun ramai dan

terkadang berisik tapi dapat dimengerti dengan cepat karena belajar sambil

bermain, sedangkan saat pembelajaran pak guru memang lebih tenang tapi

suasana kelas terasa membosankan dan mengantuk karena pak guru hanya

bercerita atau menjelaskan.

7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan model pembelajaran IPS

yang sekarang daripada sebelumnya ?

Tertarik sekali, bahkan sangat ditunggu-tunggu karena tidak membosankan

dan banyak permainanya.

Page 265: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Kelas : VII 3

Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Mei 2015

Identitas Siswa : Evelyne Rachimsya N K

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?

Menurut pendapat saya pelajaran IPS adalah pelajaran yang memplajari

tentang hubungan sosial atau antar manusia.

2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?

Iya menyenangkan, IPS itu pelajaran yang sebenarnya menyenangkan

tergantung orang yang mengajar. Kalau orang yang mengajar

membosankan pelajarannya juga ikut membosankan, begitupun

sebaliknya.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan

oleh guru ?

Menurut saya pembelajaran IPS yang diajarkan oleh pak guru sebenarnya

menyenangkan hanya sedikit membosankan dan membuat mengantuk.

4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?

Tidak sering, hanya sesekali saja.

5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran

diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ?

Saya sangat suka dengan itu, saya lebih bisa memahami dengan baik,

karena jika kita mengisi LKK itu sudah pasti kita harus membaca. Dengan

membaca sudah pasti bisa masuk ke otak dan dapat lebih mudah

dimengerti.

6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang

dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?

Page 266: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

Ada perbedaan yang sangat jauh. Perbedaannya sekarang saya sudah tidak

pernah mengantuk saat belajar IPS di sekolah dan sekarang saya suka

sekali pelajaran IPS karena tidak membosankan dan banyak permainnya.

7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan metode pembelajaran IPS

yang sekarang daripada sebelumnya ?

Senang dan tertarik karena tidak membosankan, sangat menyenagkan dan

banyak gamesnya.

Page 267: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Kelas : VII 3

Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Mei 2015

Identitas Siswa : Putri Eka Septyani

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?

Menurut saya IPS itu pe lajaran yang mengasikkan karena kita bisa tahu

tentang zaman dahulu, tetapi jika belajarnya terlalu di porsir suka

membosankan, jadi misalnya materi tentang Sejarah belajarnya santai saja.

2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?

Menurut saya menyenangkan dan juga tidak terlalu sulit.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan

oleh guru ?

Terkadang suka bercanda dan pada akhirnya jadi lupa tapi asik juga belajar

bersama pak guru dan terkadang suka membosankan.

4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?

Jarang tetapi sepertinya pernah 1 kali memakai peta.

5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran

diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ?

Senang sekali bu, jadi tidak bosan karena mengerjakannya bareng-bareng

6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang

dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?

Ada bu perbedaannya terkadang belajar sama pak guru bosen sekali tetapi

kalau belajar diajarkan bu Ria jadi semakin bersemangat tidak terlalu

serius tapi gampang dimengerti.

Page 268: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan metode pembelajaran IPS

yang sekarang daripada sebelumnya ?

Iya, karena lebih seru dari sebelumnya dan saya suka belajar yang ada

gamesnya walaupun ada games tapi kita juga belajar.

Page 269: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL

Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta

Kelas : VII 3

Hari/ Tanggal : Jumat, 15 Mei 2015

Identitas Siswa : Audi Farah

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran IPS di kelas ?

Pelajaran IPS itu banyak wawasan tentang Sejarah nusantara.

2. Apakah menyenangkan atau merupakan pelajaran yang sulit IPS itu ?

Menurut saya menyenangkan tetapi agak sulit. Kalau ada cerita yang rumit

misalnya ceritanya panjang dan dijelasinnya kurang jelas.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran IPS yang di jelaskan

oleh guru ?

Kadang-kadang pembelajaran yang dijelaskan pak guru agak sulit

dimengerti dan kadang-kadang mudah dimengerti.

4. Apakah guru sering menggunakan alat peraga atau media dalam mengajar?

Pak guru jarang menggunakan media seperti powerpoint, tapi media

seperti atlas sering.

5. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran

diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ?

Menyukai karena tidak terlalu membosankan.

6. Menurut kamu apakah ada perbedaan suasana pembelajaran IPS yang

dilaksanakan pada saat sekarang dan sebelumnya ?

Ada perbedaannya, kalau diajarkan oleg bu Ria lebih menyenangkan dan

lebih mudah dimengerti, tidak membosankan sedangkan suasana yang

diajarkan oleh pak guru lebih banyak mengerjakan tugas tulisan dan lain-

lain yang membuat suasana kelas agak membosankan.

7. Apakah kamu senang dan lebih tertarik dengan metode pembelajaran IPS

yang sekarang daripada sebelumnya ?

Page 270: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 23

saya lebih senang dengan pembelajaran IPS yang sekarang karena dengan

pembelajaran IPS ynag sekarang mudah dimengerti.

Page 271: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 24

DOKUMENTASI PENELITIAN

KELAS EKSPERIMEN (MODEL QUANTUM TEACHING TEKNIK PETAPIKIRAN)

1. Siswa sedang mengerjakan pretest sebelum diberikan treatment.

2. Peneliti sedang melakukan treatment kepada kelas Eksperimen danmemberi contoh membuat Peta Pikiran (Mind Mapping).

Page 272: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 24

3. Siswa sedang berdiskusi dan mengerjakan Peta Pikiran (Mind Mapping)

4. Hasil Peta Pikiran (Mind Mapping) yang di buat oleh siswa kelas eksperimen

Page 273: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 24

5. Siswa mengerjakan posttest setelah diberi treatment sebanyak 5 kalipertemuan.

Page 274: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

Lampiran 24

DOKUMENTASI PENELITIAN

KELAS KONTROL (DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN LEMBARKERJA KELOMPOK)

1. Siswa sedang berdiskusi dan mengerjakan tugas Lembar Kerja Kelompok(LKK)

2. Salah satu contoh Lembar Kerja Kelompok (LKK) kelas Kontrol

Page 275: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 276: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 277: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 278: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 279: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 280: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 281: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 282: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 283: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 284: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 285: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 286: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII
Page 287: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44631... · 2019-03-12 · Siswa-siswi SMP Negeri 178 Jakarta khususnya kelas VII

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Ria Liniarti dilahirkan di

Tangerang pada tanggal 30 Juni 1992 dari ayah yang

bernama Alm.Subandi dan ibu bernama Repelina.

Penulis sekarang beralamatkan di Jl.Bidar VII No.7 RT

004/RW.007 Kecamatan Kelapa Dua Kelurahan

Pakulonan Barat Kabupaten Tangerang. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri

Perumnas Bumi Kelapa Dua Tangerang dan lulus pada

tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Nusantara 1

Tangerang dan lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di

SMA Negeri 10 Tangerang dan lulus pada tahun 2010. Setelah lulus SMA, pada

tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri yaitu

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi

Geografi dan lulus pada tanggal 13 Oktober 2015.