pengaruh penggunaan model pembelajaran value...

250
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE (VCT) TERHADAP SIKAP NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V MI. JAMIYYATUL KHAIR CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan oleh MELITA ANDRIYANI 1111018300009 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: vanxuyen

Post on 09-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE

CLARIFICATION TEHNIQUE (VCT) TERHADAP SIKAP

NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL SISWA KELAS V MI. JAMIYYATUL KHAIR CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

oleh

MELITA ANDRIYANI

1111018300009

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value

Clarification Technique (YCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada MataPelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul KhairCiputat disusun oleh Melita Andriyani, NIM 1111018300009, Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingandan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

J akarla, 23 Septemb er 201 5

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing

NrP. 19810623 200912 1 003

Asep Ediana Latip. M.Pd

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MI'NAQASYAII

Skripsi yang berjudul: "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Yalue Clarification

Technique (VCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat" diajukan kepada

fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada Tanggal 19 Oktober 2015 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana 51 (S.Pd.i) dalam bidang

Fendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta, Oktober 2015

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Dr. Khalimi, M.Ag

NIP.196505r5 199403 1 006

Sekretaris (Sekretaris Jurusan)

Asep Ediana Latip, M.Pd

NIP.19810623 200912 | 003

Penguji I

Dindin Ridwanuddin, M.Pd

NIP. 19771121201101 i 001

Penguji II

Takiddin, M.Pd

NrP.i9831206 201101 1 005

26

Tanggal

- to -LoE

q, - tD-n,f.LS149 -

)6, 96 - "oft

Tanda Tangan

MengetahuiDekan Fakulta mu Ta

tL-to- &o,s

an Keguruan

NIP. 19 31007

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

I;d KEMENTERIAN AGAMA

lffi; UIN JAKARTA1e-ffiffiffie I rtrx"*{--'---* Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-067

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 0'l

Hal 1t1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Alamat

Nama Pembimbing

NIP

: Melita Andriyani

:1111018300009

: PGMI

: Jl. Pancoran Timur II C Rt.07l02, Pancoran, Jakarta Selatan

: Asep Ediana Latip, M.Pd

: 1981 0623 200912 | 003

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value

Clarification Technique (YCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat adalah benar hasil

karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

JurusarlProgram Studi : PGMI

Dernikian surat pernyatan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima

segala konsektiensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Iakarta,8 Oktcber 2015

Melita Andriyani

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

i

ABSTRAK

MELITA ANDRIYANI (1111018300009), Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT) Terhadap Sikap

Nasionalisme Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V

MI. Jamiyyatul Khair Ciputat“. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

model pembelajaran value clarification technique (VCT) terhadap sikap

nasionalisme siswa pada pembelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan di MI.

Jam‟iyyatul Khair Tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Non-

equivalent control group design. Subyek penelitian ini adalah 38 siswa yang

terdiri dari 19 siswa untuk kelompok eksperimen dan 19 siswa untuk kelompok

kontrol. Teknik pengumpulan data berupa lembar observasi siswa dan angket

yang terdiri dari 21 item pernyataan. Teknik analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji t menunjukkan thitung

2,209 dan ttabel 1,688 (2,209 ≥ 1,688) atau nilai sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05

(0,034 < 0,05) dengan resiko kesalahan 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa “Rata-rata sikap nasionalisme siswa

dalam pembelajaran matematika yang menggunakan model VCT lebih tinggi dari

rata-rata sikap nasionalisme siswa dalam pembelajaran matematika yang

menggunakan pendekatan konvensional”. Dengan demikian, penggunaan model

pembelajaran value clarifacition technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap

nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS.

Kata kunci: model pembelajaran VCT, sikap nasionalisme siswa

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

ii

ABSTRACT

MELITA Andriyani (1111018300009), Influence the use of Value

Clarification Tehnique Learning Model (VCT) Against Nationalism attitude

on the subjects of social studies students in grade V MI. Jamiyyatul Khair

Ciputat". Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education,

Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, September 2015

The purpose of this study was to determine the effect of the use of the

learning model values clarification technique (VCT) against nationalism students

in social studies learning. This research was conducted in MI. Jam'iyyatul Khair

for academic year 2014/2015. The method used in this research is the method of

quasi-experimental research design with non-equivalent control group design. The

subjects of this study were 38 students consisting of 19 students for the

experimental group and 19 students in the control group. Data collection

techniques in the form of student observation sheet and questionnaire consisting

of 21 items statement. Data analysis technique used in this study is t-test, and

based on the calculation t test showed tcount 2,209 and ttable 1.688 (2.209 ≥ 1.688)

or sig (2-tailed) is greater than 0.05 (0.034 <0.05) the risk of error of 5%, then H0

rejected and H1 accepted. So it can be concluded that the "average nationalism

students in learning mathematics that uses models of VCT is higher than the

average nationalism students in learning math using conventional approaches".

Thus, the use of the learning model clarifacition value technique (VCT) affect the

attitude of nationalism students in social studies learning.

Keywords: VCT learning model, students' attitudes nationalism

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil„alamiin, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. atas

segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa semoga Allah limpahkan kepada Nabi

besar kita, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan insya Allah

sampai kepada kita selaku umatnya.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do‟a

dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr Ahmad Thib Raya MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

dalam mengesahkan skripsi ini.

2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi

kepada penulis.

3. Dr. Didi Suprijadi, M.M, penasihat akademik yang selalu memberikan arahan

dan nasihat, serta mempermudah penulis secara administrasi akademik

sehingga skripsi ini dapat diajukan dan diujikan.

4. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan

bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

5. Bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd selaku dosen di Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya yang sangat berharga kepada penulis.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan

bantuan dan dukungannya.

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

iv

7. Ibu Maryani, S.Ag, kepala Sekolah MI. Jam‟iyyatul khair, dewan guru

khususnya Bapak Imron, S.Ag wali kelas V-A, Bapak Ismail, S.Ag selaku

wali kelas V-B, dan seluruh karyawan yang telah memberikan kesempatan

dan membantu agar penulis dapat melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua yang penulis cintai, sayangi dan hormati, Ayah dan Mama.

Terima kasih atas kasih sayangnya yang tiada tara. Semoga Allah selalu

melimpahkan rahmat-Nya.

9. Umi dan habib yang selalu ada di hatiku.

10. Kakak-kakakku, Kak Pipit dan Bang Nanang yang selalu menyayangiku.

11. Adikku tercinta Sheila Silfia yang selalu memberi semangat kepadaku.

12. Sahabat-sahabatku Mariati Mauli Bellanisa, Siti Khodijah, Sri Yulianingsih,

Ningrum, Siti Bahriah, Fitriyani, Riza Faraziah, Febriyani, Anisa Yuniarti dll

yang telah memberikan motivasi demi menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman Majelis Nisa dan Majelis Rasulullah SAW yang selalu

memberikan motivasi dan semangatnya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah

membantu terselesainya skripsi ini. Semoga kebaikannya dijadikan amal shaleh

dan senantiasa diberikan kemuliaan, Amiin. Harapan penulis semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, September 2015

Penulis

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah............................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 8

1. Pembelajaran IPS .......................................................................... 8

a. Pengertian Pembelajaran IPS .................................................. 8

b. Tujuan Pembelajaran IPS ........................................................ 11

c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD .................................... 12

2. Sikap Nasionalisme ....................................................................... 14

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

vi

a. Pengertian Sikap Nasionalisme .............................................. 14

b. Bentuk-bentuk Nasionalisme ................................................. 16

c. Sebab-sebab yang Mendorong Munculnya Nasionalisme ..... 18

d. Pentingnya Sikap Nasionalisme ............................................. 19

e. Upaya-upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme ..................... 22

f. Penanaman Sikap melalui Mata Pelajaran IPS di Sekolah

Dasar ....................................................................................... 23

g. Indikator Sikap Nasionalisme ............................................... 28

h. Nilai-nilai Nasionalisme Pada Pokok Bahasan Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan ............................................. 30

3. Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) ..................... 39

a. Pengertian Pembelajaran VCT ............................................... 39

b. Prinsip-Prinsip VCT ............................................................... 42

c. Tujuan Pembelajaran VCT ..................................................... 43

d. Teknik Pembelajaran Nilai ..................................................... 43

e. Langkah-langkah Pembelajaran VCT .................................... 44

f. Kelebihan dan Kelemahan Model VCT ................................. 45

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 46

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 47

D. Pengajuan hipotesis ............................................................................. 48

BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................. 49

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 49

B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................. 49

C. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel .......................................... 51

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 51

E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 52

F. Uji Coba Instrumen penelitian ............................................................ 55

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 56

H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 58

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

vii

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 60

A. Deskripsi Data (Temuan) .................................................................... 60

1. Hasil Observasi Pembelajaran....................................................... 60

a. Hasil Observasi Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .......... 60

b. Hasil Observasi Pembelajaran Kelas Kontrol ......................... 74

2. Hasil Angket Siswa ....................................................................... 87

3. Skor Rata-rata Angket Sikap Nasionalisme Siswa Pada Kelas

Eksperimen dan Kontrol ............................................................... 100

B. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 100

1. Uji Prasyarat Hipotesis .................................................................. 100

a. Uji Normalitas data ................................................................. 101

b. Uji Homogenitas Data ............................................................. 102

2. Uji Hipotesis ................................................................................. 102

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 103

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 106

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 108

A. Kesimpulan......................................................................................... 108

B. Saran .................................................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Waktu Pelaksanaan Penelitian..................................................... 50

Tabel 3.2 : Desain Penelitian ......................................................................... 51

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme.......................................... 54

Tabel 4.1 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati

Orang Lain .................................................................................. 62

Tabel 4.2 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin ............................. 64

Tabel 4.3 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga

Menjadi Warga Negara Indonesia ............................................... 65

Tabel 4.4 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar ...................... 67

Tabel 4.5 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban ................ 69

Tabel 4.6 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah ............ 70

Tabel 4.7 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan Ke-

hendak Kepada Orang Lain ......................................................... 71

Tabel 4.8 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras .......... 72

Tabel 4.9 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin

Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama ........................................ 73

Tabel 4.10 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur .................................. 74

Tabel 4.11 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati

Orang Lain ................................................................................... 75

Tabel 4.12 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin ............................. 78

Tabel 4.13 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga

Menjadi Warga Negara Indonesia ............................................... 79

Tabel 4.14 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar ...................... 80

Tabel 4.15 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban ................ 82

Tabel 4.16 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah ............ 83

Tabel 4.17 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan Ke-

hendak Kepada Orang Lain ......................................................... 84

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

ix

Tabel 4.18 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras .......... 85

Tabel 4.19 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin

Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama ........................................ 86

Tabel 4.20 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur .................................. 87

Tabel 4.21 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Giat belajar ........................... 89

Tabel 4.22 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Disiplin ................................. 90

Tabel 4.23 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga Menjadi

Warga Negara Indonesia ............................................................. 91

Tabel 4.24 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Rela Berkorban ..................... 93

Tabel 4.25 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Jujur ...................................... 94

Tabel 4.26 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan Kehendak

Kepada Orang Lain...................................................................... 95

Tabel 4.27 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin Persatuan

dan Kesatuan ............................................................................... 96

Tabel 4.28 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah ................ 97

Tabel 4.29 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras .............. 98

Tabel 4.30 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati Orang

Lain .............................................................................................. 100

Tabel 4.31 : Distribusi Frekuensi rata-rata Angket Sikap Nasionalisme Siswa

Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................... 101

Tabel 4.32 : Hasil Uji Normalitas Data ........................................................... 102

Tabel 4.33 : Hasil Uji Homogenitas Data........................................................ 103

Tabel 4.34 : Hasil Uji Sampel Tidak Berpasangan Dengan Statistik Uji t ...... 104

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial .......................... 11

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.2 : Kerangka Konseptual Penelitian ................................................. 47

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .. 112

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ......... 162

Lampiran 3 : Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen ................................... 194

Lampiran 4 : Hasil Observasi Siswa Kelas Kontrol ......................................... 202

Lampiran 5 : Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme Siswa Sebelum Uji

Validitas ....................................................................................... 210

Lampiran 6 : Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme Siswa Setelah Uji

Validitas ....................................................................................... 212

Lampiran 7 : Angket Sikap Nasionalisme Siswa .............................................. 214

Lampiran 8 : Hasil Observasi Siswa Pra Penelitian .......................................... 216

Lampiran 9 : Hasil Uji Prasyarat....................................................................... 218

Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas Angket Sikap Nasionalisme Siswa ............... 221

Lampiran 11 : Hasil Uji Reliabilitas Angket Sikap Nasionalisme Siswa ........... 222

Lampiran 12 : Daftar Nilai Angket Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ......................................................................................... 223

Lampiran 13 : Tabel Perhitungan Hasil Angket Siswa Kelas Eksperimen......... 224

Lampiran 14 : Tabel Perhitungan Hasil Angket Siswa Kelas Eksperimen......... 225

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional merupakan salah satu modal terpenting dalam

membangun peradaban bangsa, membentuk watak, sikap serta potensi yang

dimiliki seseorang demi kehidupannya pada masa yang akan datang.

Pasal 4 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “pendidikan

nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia

yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,

sehat jasmani dan rohani, kerja keras, mandiri, estetis, berilmu, kreatif,

produktif, mampu bersaing, cakap, demokratis, memiliki wawasan

keunggulan, harmonis dengan lingkungan alam, memiliki tanggung jawab

sosial, memiliki semangat kebangsaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa”.

Pendidikan di sekolah dasar khususnya perlu mendapat perhatian yang

sangat serius, karena pendidikan dasar merupakan landasan pokok yang untuk

menuju pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi. Di pendidikan dasar, siswa

mempelajari banyak mata pelajaran khususnya 5 mata pelajaran pokok yang

mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKN. Kelima mata

pelajaran tersebut dan mata pelajaran pendukung lainnya yang akan

membentuk pengetahuan awal siswa, kepribadian, watak serta sikap siswa

yang akan menjadi bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

Selain siswa dibekali dengan bekal kemampuan kognitif, pendidikan

seharusnya juga dapat membentuk sikap siswa. Tidak hanya kemampuan

kognitif siswa saja yang dikembangkan namun juga sikap siswa juga harus

dibentuk dalam dunia pendidikan agar siswa dapat bersikap dengan lebih baik

lagi dikemudian hari. Tujuannya adalah agar siswa tidak hanya pandai namun

juga dapat bersikap dengan baik dengan menggunakan kepandaian yang

dimilikinya.

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

2

Keberhasilan suatu proses pendidikan bukan hanya diukur dari segi

kognitif siswa saja namun yang tidak kalah pentingnya segi afektif dan segi

psikomotorik juga menjadi faktor penentu keberhasilan suatu proses

pendidikan. Oleh karena itu selain keluarga dan lingkungan, ketika anak sudah

memasuki dunia pendidikan, maka guru juga berperan penting dalam

membentuk sikap siswanya, terutama sikap yang berhubungan dengan rasa

kecintaan siswa terhadap tanah airnya yaitu sikap nasionalisme siswa.

Sikap nasionalisme siswa harus dipupuk sejak dini, siswa harus

ditanamkan nilai-nilai nasionalisme agar siswa semakin bertambah

kecintaannya terhadap tanah airnya dan siswa tidak akan mudah terpengaruh

dengan kebudayaan asing yang masuk ke dalam negeri lalu mereka melupakan

kebudayaan mereka sendiri sehingga rasa nasionalisme yang ada di dalam diri

siswa memudar.

Belakangan ini, dunia pendidikan kita banyak dikejutkan dengan berita-

berita tentang perilaku yang tidak baik dikalangan pelajar di berbagai media

massa. Perilaku yang tidak baik itu diantaranya adalah kekerasan sesama

pelajar, memalak teman, membolos sekolah, pergaulan bebas, tawuran antar

pelajar, narkoba, merokok di sekolah dsb. Saat ini berdasarkan realita yang

sering kita hadapi dan rasakan bahwa rasa nasionalisme siswa juga sudah

mulai memudar. Hal ini bisa kita lihat di dalam pergaulan sehari-hari,

terkadang siswa lebih bangga berkomunikasi dengan teman sebayanya dengan

menggunakan bahasa asing, kurang menghormati bapak/ibu gurunya, kurang

menghormati temannya, siswa kurang giat dalam belajar, banyak siswa yang

tidak hafal dengan lagu-lagu nasional, siswa lebih bangga memakai barang-

barang buatan luar negeri dibanding dengan barang-barang buatan dalam

negeri, siswa kurang mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah, siswa kurang

disiplin terhadap waktu, siswa kurang memelihara keindahan dan kebersihan

lingkungan, siswa seakan-akan lupa dan tidak mengenang jasa para pahlawan,

siswa tidak khidmat saat mengikuti upacara bendera, bahkan ada pula siswa

yang tidak hafal pancasila.

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

3

Hal yang sama juga peneliti temukan ketika melakukan observasi

pendahuluan yang peneliti lakukan di MI Jam’iyyatul Khair. Peneliti

menemukan beberapa fakta diantaranya pada saat upacara bendera sebagian

siswa terlihat khidmat dan sebagian lainnya terlihat tidak khidmat dalam

mengikuti upacara bendera, pada saat belajar dikelas siswa kurang giat dalam

belajar, pada awalnya siswa fokus untuk belajar namun lama-kelamaan ada

siswa yang mulai mengantuk, kurang bersemangat bercanda dan yang cukup

terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan pendahuluan yang diajukan guru

lebih banyak didominasi oleh siswa laki-laki dari pada siswa perempuan.

Selanjutnya, pada saat guru meminta siswa secara bergantian untuk membaca

uraian materi yang akan dipelajari pada hari ini ada siswa yang membaca

teksnya masih kurang lancar, ada sebagian siswa yang mencoba membantu

membenarkan ucapan temannya namun ada sebagian yang lain yang malah

menertawakan temannya. Selain itu, pada saat guru menjelaskan materi

pelajaran, siswa kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan

guru sehingga terlihat ada siswa bercanda, mengobrol dengan temannya dsb,

juga hanya ada beberapa orang saja yang orang siswa saja yang mau

menolong temannya yang lain yang merasa kesulitan dalam memahami materi

pelajaran dan ketika temannya lupa membawa alat tulis, hanya beberapa orang

siswa saja yang bersedia meminjamkan alat tulisnya kepada temannya.

Masalah-masalah yang terjadi diatas dalam perspektif keilmuan dapat

disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor model pembelajaran, faktor

media pembelajaran, faktor kemampuan kompetensi guru, faktor kemampuan

dari peserta didik. Dari banyak faktor itu, yang terjadi di sekolah yang saya

teliti ternyata faktor model pembelajaran disekolah itu guru tidak

menggunakan model pembelajaran yang sifatnya penanaman sikap. Misalnya

pada saat menjelaskan materi Pahlawan Era Kebangkitan Nasional, guru

menggunakan model pembelajaran konvensional yang berupa ceramah dan

tanya jawab dan tidak mengarahkan pada penanaman sikap nasionalisme.

Langkah efektif untuk membangun dan menanamkan jiwa nasionalisme

siswa dapat ditempuh melalui jalur pendidikan. Pembaharuan pembelajaran

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

4

disekolah perlu dilakukan oleh semua komponen yang ada disekolah termasuk

oleh guru. Guru harus segera mulai menanamkan nilai-nilai nasionalisme

secara perlahan pada diri siswa. Melalui model pembelajaran yang mampu

meningkatkan sikap nasionalisme siswa. Agar siswa memiliki nilai-nilai

karakter dan kepribadian bangsa yang kuat, mampu memahami hak dan

kewajibannya sebagai warga negara serta menciptakan warga negara yang

mempunyai sikap nasionalisme Indonesia.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pengajaran afektif lebih sulit

dibanding dengan pengajaran kognitif, ada beberapa upaya khusus yang harus

dilakukan guru. Guru dapat mempergunakan pembelajaran Value Clarification

Tehnique (VCT) dalam pembelajaran IPS. Namun yang menarik bagi saya

karena VCT dapat berpengaruh terhadap sikap nasionalisme. hal ini seperti

dalam penelitian yang dilakukan oleh Kd. Dewi Anggarini dkk, dari jurusan

PGSD FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia dengan judul

penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification Technique

Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa Kelas V SD Gugus VI

Tajun”. Nilai karakter siswa mencakup diantaranya sebagai berikut. (1)

religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjasama, (6) kreatif, (7)

mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11)

cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14)

cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial,

dan (18) tanggung jawab.

Dengan penelitian ini, bahwa penggunaan model VCT berbantuan media

gambar berpengaruh terhadap nilai karakter siswa kelas V di Gugus VI Tajun.

hal ini dapat dilihat dapat dilihat dari rata-rata tentang nilai karakter antara

kedua kelompok sampel. dari rata-rata ( ̅) hitung, diketahui ̅ kelompok

eksperimen adalah 76,35 dan ̅ kelompok kontrol adalah 65,67. Hal ini

berarti, ̅ eksperimen lebih besar dari ̅ kontrol.

Dengan menggunakan model pembelajaran VCT diharapkan guru dapat

meningkatkan kembali sikap nasionalisme pada diri siswa dengan cara yang

menyenangkan dan siswa pun juga tidak merasa terbebani.

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

5

Sehingga, menarik bagi saya untuk melakukan penelitian serupa di sekolah

yang akan saya teliti. Oleh karena itu untuk mengetahui peningkatan sikap

nasionalisme siswa dengan menggunakan pembelajaran VCT, penelitian ini

akan membahas tema: “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value

Clarification Tehnique (VCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul Khair

Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian

ini difokuskan pada beberapa masalah, diantaranya:

1. Sikap nasionalisme siswa yang rendah misalnya sebagian siswa kurang

khidmat pada saat mengikuti upacara bendera, pada saat belajar di kelas

siswa kurang giat dalam belajar, siswa kurang memperhatikan dengan

sungguh-sungguh penjelasan guru, siswa kurang menghormati temannya

dsb.

2. Model pembelajaran yang digunakan guru yaitu model pembelajaran

konvensional dengan ceramah dan tanya jawab tidak dapat meningkatkan

sikap nasionalisme siswa.

3. Guru kurang menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa dalam

pembelajaran

4. Guru kurang memberikan teladan mengenai sikap nasionalisme kepada

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, karena

keterbatasan waktu dalam penelitian, maka penulis membatasi permasalahan

pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran VCT dalam

pembelajaran IPS.

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

6

2. Materi pelajaran difokuskan pada pembahasan mengenai Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan

3. Sikap nasionalisme siswa yang dimaksud adalah sikap nasionalisme

siswa yang dapat diwujudkan dalam keseharian mereka misalnya dengan

menghormati dan mentaati nasihat bapak/ibu guru, belajar dengan giat di

kelas, mau menolong temannya, menghormati temannya dsb.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti akan mencoba untuk mengajukan rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu:

1. “Seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran Value

Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MI. Jamiyyatul

Khair Ciputat”.

2. “Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Value

Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MI. Jamiyyatul

Khair Ciputat”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model

pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap

nasionalisme siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

kelas V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran

Value Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MI.

Jamiyyatul Khair Ciputat.

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

7

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan memiliki kontribusi yang cukup

besar bagi guru, siswa, sekolah, orang tua dan peneliti. Kontribusi pada

masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai acuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan sikap nasionalisme siswa serta dapat meningkatkan

professionalisme guru dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Untuk membantu sekolah dalam memperbaiki/memajukan proses

pembelajaran, dan membentuk siswa-siswa yang memiliki sikap

nasionalisme yang tinggi.

3. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa dalam kehidupan sehari-

hari, dan dapat memberikan pengalaman yang baru sehingga kegiatan

pembelajaran IPS sehingga menjadi lebih menyenangkan.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sumbangan untuk kemajuan dalam dunia pendidikan di Indonesia

serta untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses

pembelajaran IPS. Selain itu sebagai bahan acuan bagi para peneliti lain

dalam melakukan penelitian.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Pembelajaran IPS

Sebelum menjelaskan tentang pengertian pembelajaran IPS,

terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian belajar. Istilah

belajar dewasa ini sudah cukup populer di telinga kita. Bahkan banyak

orang beranggapan bahwa belajar adalah mencari ilmu pengetahuan

atau menuntut ilmu. Apabila kita bertanya kepada orang lain tentang

arti dari kata belajar maka kita akan mendapatkan banyak definisi

belajar yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai

berikut.

Menurut R. Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman.1

Menurut Witherington, Belajar adalah suatu perubahan di dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau

suatu pengertian”.2 Sedangkan menurut James O. Wittaker, belajar

dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman.3

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah

laku, kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru

daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,

atau suatu pengertian, kepribadian melalui latihan atau pengalaman.

Sedangkan kata “pembelajaran” dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem atau sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik yang

1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Kencana, 2013). Cet.Ke-1,h.1. 2 Muhammad Thobroni dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), h. 20. 3 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet.

Ke.5, h. 104

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

9

direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara

sistematis agar siswa-siswi dapat mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien.4 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai

tujuan pembelajaran.5

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan menggunakan proses

yang sengaja dirancang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sementara itu, Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan

nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di

perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Sosial Studies” dalam

kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara

barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih

dikenal Sosial Studies dinegara lain itu merupakan istilah hasil

kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.6

Namun, pengertian IPS ditingkat persekolahan itu sendiri

mempunyai perbedaan makna khusunya IPS untuk Sekolah Dasar

(SD), dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS

untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS di persekolahan

tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata

pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari

sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu.perbedaan ini dapat pula

diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-

masing jenjang persekolahan tersebut.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial seperti (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum dan budaya). Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas

4Agung Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (LAPIS: PGMI, 2009), h. 10.

5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 57

6 Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep dasar IPS, (Bandung: UPI

Press, 2006), Edisi kesatu, Cetakan Pertama, h.3

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

10

dasar realitas dan fenomena sosial yang menunjukkan suatu

pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial

(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).

IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang

diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi

sosial.

Geografi, sejarah dan antrologi merupakan disiplin ilmu yang

memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan

kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah,

sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan tentang sejarah-

sejarah yang berkaitan dengan periode. Antropologi meliputi studi-

studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan,

struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-

ekspresi dan spiritual, teknologi dan benda-benda budaya dari budaya-

budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-

ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan

pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-

ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses

interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seoerti ini

digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.

Gambar 2.1 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu politik Sejarah

Ekonomi Geografi Ilmu

Pengetahuan

Sosial Psikologi

sosial Sosiologi

Filsafat Antropologi

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

11

Jadi pembelajaran IPS adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk

membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi-materi

IPS. Dengan tujuan agar siswa peka terhadap permasalahan sosial yang

terjadi disekitarnya serta memiliki sikap mental yang positif dan

keterampilan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang

terjadi di lingkungan masyarakatnya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah

sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa

dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut

dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah di

organisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci

sebagai berikut.7

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat

7 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan Implementasinya

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),

Ed1, Cet 2, h. 176

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

12

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah sosial serta

mampu membuat analisa yang kritis, selanjutnya mampu

mengambil tindakan yang tepat

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

mengembangkan diri sendiri agar survive yang kemudian

bertanggung jawab membangun masyarakat.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral

7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak

bersifat menghakimi

8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens

in a democratic society” dan mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap

persoalan yang dihadapinya.

9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau

penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.

c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD

Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di

Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan

padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika

Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913

mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan

kurikulum di AS.8

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang

dikatakan oleh Hamid Hasan, merupakan fusi dari berbagai disiplin

ilmu, Martoella mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih

menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada : transfer konsep”,

karena dalam pembelajaran IPS peserta didik diharapkan memperoleh

pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta

8 Ibid., h. 172

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

13

meltih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep

yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan

IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya.

Konsep IPS yaitu:

a. Interaksi

b. Saling ketergantungan

c. Kesinambungan dan perubahan

d. Keragaman/kesamaan/perbedaan

e. Konflik dan konsesus

f. Pola (patron)

g. Tempat

h. Kekuasaan (power)

i. Nilai kepercayaan

j. Keadilan dan pemerataan

k. Kelangkaan (scarcity)

l. Kekhususan

m. Budaya (culture) dan

n. Nasionalisme9

Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin

ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.

Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan

fenomena sosial beradsarkan pendekatan interdisipliner.

Mata pelajaran IPS di MI/SD, MTS/SMP, memiliki beberapa

karakteristik antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

9 Ibid., h. 173

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

14

2. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang

dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau

topik (tema) tertentu.

3. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut

berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan

interdisipliner dan multidisipliner.

4. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

persitiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip

sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,

struktur, proses dan masalah sosial seta upaya-upaya perjuangan

hidup agar survive serta pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,

keadilan, jaminan keamanan.

2. Sikap Nasionalisme

a. Pengertian Sikap Nasionalisme

Menurut Muslim, secara historis istilah sikap (attitude) digunakan

pertama kali oleh Herbert Spencer tahun 1862, yang diartikan sebagai

status mental seseorang. Seperti ahli psikologi seperti Louis,

Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood menyatakan bahwa sikap

adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mana dapat

memihak (favoriable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada

suatu objek tertentu. Sedangkan kelompok ahli psikologi sosial seperti

Chzve, Bogardus, La Pierre, Mead dan Gordon Allport mengemukan

sikap adalah kesiapan (kecenderungan potensial) untuk bereaksi pada

suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Menurut La Pierre

mendifinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau

kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk menyesuaikan dengan

situasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap

stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Bangsa

mempunyai dua pengertian yaitu dalam pengertian antropologi dan

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

15

sosiologi, ada juga dalam pengertian politik. Dalam pengertian

antropologi dan sosiologi bangsa adalah suatu masyarakat yang

merupakan persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing

anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa,

agama, sejarah, dan adat istiadat. Bangsa menurut politik adalah

kelompok masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka

tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai kekuasaan yang tertinggi

keluar dan ke dalam. Nation (bangsa) dalam pengertian politik inilah

yang kemudian menjadi pokok pembahasan tentang nasionalisme.

Secara operasional sikap nasionalisme dapat didefinisikan

sebagai sikap cinta tanah air, yang artinya mereka mencintai dan mau

membangun tanah airnya menjadi lebih baik. Sikap yang sesuai

dengan nasionalisme diantaranya sebagai berikut, menjaga persatuan

dan kesatuan bangsa, menghargai jasa-jasa pahlawan, setia memakai

produksi dalam negeri, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga

sebagai bangsa dan bernegara Indonesia, mendahulukan kepentingan

negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berprestasi dalam

berbagai bidang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara dan

setia kepada bangsa dan negara terutama dalam menghadapi masuknya

dampak negatif globalisasi ke Indonesia. Selanjutnya, definisi sikap

nasionalisme menurut Sadikin adalah suatu sikap cinta tanah air atau

bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat

sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud

persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan

kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena

itu, sikap nasionalisme tersebut harus dapat ditanamkan dan dibentuk

dalam diri generasi penerus bangsa. Termasuk diantaranya pelajar

Indonesia, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat maupun

sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh H.A.R Tilaar bahwa

nasionalisme yang sehat sebagai modal kultural hanya dapat

dikembangkan melalui proses pendidikan. Bagi anak-anak, proses

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

16

pendidikan tersebut adalah melalui teladan di dalam kehidupan

keluarga, masyarakat, maupun sekolahnya.10

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dijabarkan diatas,

sikap nasionalisme merupakan suatu perwujudan dari rasa cinta dan

rasa kebanggaan terhadap tanah airnya sehingga mendorong diri

seseorang untuk dapat membangun tanah airnya menjadi lebih baik.

Pengembangan nasionalisme yang baik hanya dapat dikembangkan

melalui proses pendidikan yang dilakukan melalui teladan di dalam

kehidupa keluarga, masyarakat maupun sekolahnya.

b. Bentuk-bentuk Nasionalisme

Adapun bentuk-bentuk dari nasionalisme sangatlah beragam.

Bentuk-bentuk nasionalisme adalah sebagai berikut:

1. Nasionalisme kewarganegaraan

Nasionalisme kewarganegaraan disebut juga nasionalisme sipil.

Nasionalisme jenis ini adalah nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,

”kehendak rakyat”, ”perwakilan politik”. Teori nasionalisme ini

bermula dibangun oleh Jean Jacques Rousseau.

2. Nasionalisme etnis

Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah

masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang

memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").

3. Nasionalisme romantik

Nasionalisme romantik disebut juga nasionalisme organik t atau

nasionalisme identitas adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana

negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik")

10

Muslim , “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran

Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas Xi Ma Al Asror Semarang Tahun

Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, h. 17,

tidak dipublikasikan

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

17

hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya

etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah

direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm

Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-

kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman

4. Nasionalisme budaya

Nasionalisme budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya

"sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang

terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah

berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana

golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai

rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan

adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.

Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis

Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRT

karena pemerintahan RRT berpaham komunism

5. Nasionalisme kenegaraan

Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme

kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan

mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu

selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.

Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang

ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan

tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki

kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-

kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan

pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia,

yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

18

(equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan

nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana

nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik

kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti

nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme

Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di

Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan

Corsica.

6. Nasionalisme agama

Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun

begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan

nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme

bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme

di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber

dari agama Hindu. 11

c. Sebab-sebab yang Mendorong Munculnya Nasionalisme

Timbulnya nasionalisme pada bangsa Indonesia, didasarkan pada

beberapa sebab diantaranya adalah

1. Persamaan nasib bangsa Indonesia yang sama-sama terjajah oleh

bangsa barat. Bangsa Indonesia mengalami sakit dan penderitaan

selama dijajah. Misalnya pada sistem tanam paksa yang

mewajibkan rakyat untuk menanami sebagian ladang atau

sawahnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah dan

hasilnya diserahkan kepada pemerintah.12

2. Kaum terpelajar menyadari bahwa selama ini rakyat Indonesia

terbelunggu oleh nasionalisme yang sempit, yaitu lebih

11 Wuri Wuryandani, “Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran

Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar”, artikel pada Universitas Negeri

Yogyakarta, h. 3, tidak dipublikasikan 12

Sapriya, op. cit., h. 209

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

19

mementingkan golongannya, budaya dan daerah masing-masing.

Rakyat tidak memiliki rasa persatuan dan kesatuan termasuk

kaum bangsawan yang mempunyai kaitan erat dengan

pemerintah. Hal itulah yang menyebakan rakyat indonesia sulit

membebaskan diri dari belenggu penajajah.13

Oleh karena itu,

menyadari hal demikian, kaum terpelajar menyadari pentingnya

rasa nasionalisme bagi bangsa Indonesia.14

3. Efek samping dari upaya Belanda merapkan politik balas budi

memberikan pengaruh yang positif bagi bangsa Indonesia.

Terbukti setelah adanya politik balas budi, ada rakyat Indonesia

yang mulai sadar akan nasibnya dimana banyak kepincangan

sosial, kebodohan dan kemiskinan yang merajalela.15

d. Pentingnya Sikap Nasionalisme

Sikap nasionalisme sangat penting bagi rakyat Indonesia dalam

usahanya menjadi warga negara yang baik. Hal tersebut dikarenakan

sikap nasionalisme mempunyai arti yang sangat besar bagi bangsa

Indonesia, yaitu suatu kecenderungan yang ada pada diri seseorang

untuk menunjukkan adanya rasa kebanggaan, kesetiaan, dan kecintaan

terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan memajukan

bangsa dan negaranya. Banyak kalangan yang melihat bahwa sikap

nasionalisme bangsa sedikit demi sedikit telah luntur akibat dari

perkembangan jaman. Banyak warga negara Indonesia telah

kehilangan wawasan mengenai hakikat kebangsaan Indonesia. Hal

tersebut mendorong terjadinya perselisihan bahkan perpecahan

diantara sesama warga Indonesia. Akan tetapi, perselisihan dan

perpecahan tersebut dapat diatasi dengan cara menanamkan sikap

nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Mewujudkan sikap

13

M. Junaedi al-anshori, Sejarah Nasional Indonesia: masa pra sejarah sampai

masa proklamasi kemerdekaan, (Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan, 2010), h. 80 14

Ibid., h.94 15

Sapriya, op. cit., h. 210

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

20

nasionalisme dalam masa kini memang bukan suatu hal yang mudah.

Akan tetapi, jika dunia pendidikan turut andil dalam menanamkan

sikap nasionalisme, maka segala hal yang berkaitan dengan kekerasan

maupun perpecahan dapat diselesaikan dengan jalan pikiran yang

benar.

Sikap nasionalisme akan tertanam dalam diri warga negara

Indonesia jika rakyat Indonesia mempunyai kesadaran akan

pentingnya penanaman sikap nasionalisme. Oleh karena itu, ada

beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan sikap

nasionalisme tersebut, yaitu melalui lingkungan keluarga, masyarakat,

dan lingkungan sekolah.

Pertama, penanaman sikap nasionalisme di lingkungan keluarga

dapat dibantu oleh peran serta orang tua. Sikap yang ditunjukkan oleh

orang tua kepada anak-anaknya sangat mempengaruhi perilaku anak-

anaknya. Keluarga sebagai suatu kelompok inti masyarakat,

merupakan lembaga yang berfungsi majemuk. Keluarga sebagai

lembaga peradilan, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, dan

keluarga sebagai lembaga kebudayaan. Contohnya yaitu membebaskan

anak untuk bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa memandang

perbedaan diantara mereka jika memang teman tersebut mempunyai

perilaku yang baik. Selain itu, orang tua juga selalu memperkenalkan

budaya daerahnya atau jika orang tuanya selalu mengajarkan kepada

anaknya mengenai pentingnya mencintai kebudayaan tanah airnya,

maka hal tersebut akan mampu menumbuhkan perasaan cinta tanah air

kepada anak-anaknya. Seperti yang dikemukakan oleh Toto Permanto

bahwa jika jiwa nasionalisme sudah tertanam dalam lingkungan

keluarga, maka secara berjenjang akan dapat membesar menjadi

tertanam di RT, RW, Desa, Kota, dan seterusnya sampai ke tataran

bangsa Indonesia.

Kedua, lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap

penanaman sikap nasionalisme anak mengingat waktu yang mereka

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

21

gunakan untuk bergaul dengan anggota masyarakat cukup banyak.

Sikap nasionalisme yang dapat dibentuk dalam lingkungan masyarakat

antara lain ketika perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia,

selain diadakan upacara untuk memperingati hari kemerdekaan RI juga

dilaksanakan adanya perlombaan-perlombaan untuk menyemangati

keberhasilan bangsa Indonesia yang telah berjuang demi kemerdekaan

RI. Menghidupkan kembali seni tradisional yang mulai memudar di

daerah keunggulan budaya lokal, seperti wayang, ludruk, ketoprak,

kuda lumping, reog, dan sebagainya merupakan contoh dari sikap

nasionalisme dan juga dapat mendukung ketahanan nasional.

Ketiga, di lingkungan sekolah, penanaman sikap nasionalisme

siswa termasuk salah satu tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia,

baik itu pendidikan formal maupun non formal, baik itu di dalam

maupun di luar kelas. Misalnya, melalui pendidikan kesejarahan yang

termasuk dalam mata pelajaran IPS, sikap nasionalisme siswa dapat

dibentuk karena dapat memperkenalkan kepada siswa mengenai jati

diri dan identitas bangsa Indonesia. Siswa dapat mengetahui dan

memahami bagaimana besarnya perjuangan pahlawan-pahlawan

Indonesia terdahulu dalam memperjuangkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Seperti pernyataan Eko Djalmo Asmadi

bahwa materi-materi kejuangan dan kesadaran bela negara yang

disampaikan melalui kegiatan pendidikan fomal dan non formal

diharapkan menimbulkan kesadaran nasional seluruh komponen

bangsa, sehingga terbentuk perilaku nasionalistik dalam mewujudkan

ketahanan nasional. Perilaku nasionalistik di sini yaitu perilaku untuk

menampakkan jiwa atau semangat nasionalisme secara nyata sebagai

wujud dari kesungguhan rasa cinta tanah air yang timbul dalam diri

sendiri maupun karena pengaruh lingkungan sosialnya.

Kesimpulan dari pernyataan di atas adalah sikap nasionalisme

merupakan sikap yang sangat penting untuk di miliki oleh setiap warga

negara, karena dengan memiliki sikap nasionalisme tersebut maka

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

22

setiap warga negara akan memiliki rasa kebanggaan, kesetiaan, dan

kecintaan terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan

memajukan bangsa dan negaranya dengan berbagai cara. Oleh karena

itu, mengingat sangat pentingnya sikap nasionalisme ini, maka

penanaman sikap nasionalisme sangat dianjurkan mulai saat ini, agar

setiap warga negara memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.

Penanaman sikap nasionalisme dapat dilakukan mulai dari lingkup

yang terdekat yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekolah.16

e. Upaya-upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme

Upaya-upaya peningkatan sikap nasionalisme diantaranya adalah

menurut pendapat Suparlan dan Tilaar. Suparlan menyimpulkan “lewat

pendidikan nasional diharapkan warga Negara memiliki kesadaran

cinta tanah airnya, tebal semangat kebangsaan, tinggi kesetiakawanan

sosial, percaya pada diri sendiri, inovatif dan kreatif, mampu

membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan negara dan bangsa”. Adanya pelaksanaan pengajaran

pendidikan wawasan kebangsaan diharapkan dapat memberi andil bagi

pembentukan nasionalisme, pendidikan wawasan kebangsaan dapat

membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang

sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.17

Sikap nasionalisme tidak tumbuh dengan

sendirinya. Upaya menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme

dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan. Tilaar dalam bukunya

Mengindonesia Etnitas dan Bangsa Indonesia mengemukakan bahwa

ada beberapa faktor penting dalam menumbuhkan sikap nasionalisme.

16

Gita Enggarwati, “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”, Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta,

2014 h. 17 17

Ivan Nove Ainun Najib, Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran

Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas Viii Di SMP N 1 Nglegok Kabupaten

Blitar, jurnal online. 2013. h.4

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

23

Faktor-faktor tersebut di antaranya: 1) bahasa, 2) budaya, 3)

pendidikan. Pendidikan yang tersentralisasi dalam pengertian tertentu

dapat menjadi suatu alat pemersatu yang sangat kuat. Sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal dapat menjadi tempat yang strategis untuk

menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme kepada

generasi muda. Selain dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,

penanaman nilai-nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme tersebut dapat

dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul).18

f. Penanaman Sikap melalui Mata Pelajaran IPS di Sekolah

Dasar

Wina Sanjaya mengemukakan pembelajaran sikap individu dapat

dibentuk dengan cara pola pembiasaan dan modeling.

1. Pola pembiasaan

Di dalam proses pembelajaran di dalam kelas, baik secara disadari

maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa

melalui proses pembiasaan. Contohnya, siswa selalu mendapat reward

berupa pemberian hadiah dari gurunya jika siswa tersebut

menunjukkan prestasi yang tinggi kepada gurunya, sehinga lama-

kelamaan siswa tersebut akan selalu berusaha untuk menunjukkan

berbagai hal yang positif dalam dirinya.

Hal ini juga berlaku dalam penanaman sikap nasionalisme siswa.

Pembiasaan guru untuk mengenalkan dan mengajarkan pentingnya

sikap nasionalisme dapat menjadikan anak terbiasa untuk menjadi

seorang nasionalis. Misalnya, ketika akan memasuki ruang kelas guru

senantiasa membiasakan diri untuk berjabat tangan dan bertegur sapa

dengan siswanya. Kebiasaan guru tersebut dapat menanamkan rasa

persatuan dan kesatuan karena siswa dibiasakan untuk saling

18 Asep Tantan Triatna, “Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam Meningkatkan

Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap Ekstrakurikuler Paskibra SMP

Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung”, S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia,

2013, h. 2, tidak dipublikasikan

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

24

menghargai antar sesamanya. Pembiasaan lain yang dapat dilakukan

guru adalah selalu mengecek kehadiran siswa di kelas. Kegiatan guru

tersebut dimaksudkan agar siswa senantiasa memiliki perilaku disiplin

dalam dirinya. Selain itu, pembiasaan lain yang dapat dilakukan guru

adalah dengan cara mengaktifkan siswa ketika pembelajaran.

Keberanian dan kerja keras dalam diri siswa dapat ditanamkan karena

guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan pendapat, ide, atau gagasannya selama pembelajaran

berlangsung. Guru juga dapat memberikan aktivitas kepada siswa

berupa kegiatan yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

2. Modeling

Pembelajaran sikap seseorang dapat dilakukan melalui proses

modeling, yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau

proses mencontoh. Modeling adalah proses peniruan terhadap orang

lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. Misalnya,

ada seorang siswa yang sangat mengagumi gurunya. Siswa tersebut

akan cenderung meniru semua perilaku guru tersebut. Sebagai contoh,

jika gurunya selalu berpakaian rapi saat di sekolah, maka siswa

tersebut juga akan mengikuti hal yang sama seperti gurunya. Akan

tetapi, guru tersebut juga harus menjelaskan alasannya karena agar

sikap yang muncul nantinya didasari oleh kebenaran akan suatu sistem

nilai.

Pada dasarnya, salah satu karakteristik anak yang sedang

berkembang adalah keinginan untuk mencontoh atau melakukan

peniruan terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang

dihormatinya. Jadi, guru dapat mencontohkan siswa untuk berperilaku

sebagai sebagai seorang nasionalis agar dapat menanamkan sikap

nasionalisme pada siswanya. Misalnya, guru senantiasa menggunakan

pakaian yang merupakan produk dalam negeri dan selalu

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada saat

menerangkan materi pembelajaran. Ketika siswa melihat perilaku guru

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

25

tersebut, maka di dalam diri siswa akan timbul perasaan untuk

menirukan atau meneladaninya. Siswa akan senantiasa menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud perilaku cinta

tanah airnya. Siswa juga selalu mengenakan pakaian produksi dalam

negeri sebagai wujud perasaan bangga karena mereka adalah bagian

dari bangsa Indonesia dan mereka ingin senantiasa menunjukkan hal

tersebut kepada orang lain.

Sikap manusia bukanlah sesuatu yang melekat sejak lahir, akan

tetapi diperoleh melalui pembiasaan. Begitu pun dengan upaya

penanaman sikap nasionalisme di lingkungan sekolah dapat

dilaksanakan melalui proses pembiasaan. Menurut Anis Ibnatul

Muthoharoh, dkk (tanpa tahun: 6) di dalam penelitiannya yang

berjudul “Pendidikan Nasionalisme melalui Pembiasaan di SD Negeri

Kuningan 02 Semarang Utara”, pelaksanaan pendidikan nasionalisme

dapat dilakukan melalui proses pembiasaan yang meliputi: (1) kegiatan

rutin; (2) kegiatan spontan; (3) kegiatan pemberian keteladanan; dan

(4) kegiatan terprogram. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan

spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan ketika itu juga

dan biasanya dilakukan saat guru atau tenaga kependidikan yang lain

mengetahui adanya perilaku siswa yang terlihat kurang baik. Kegiatan

keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dalam memberi contoh

terhadap tindakan yang baik, sehingga diharapkan akan menjadi

panutan bagi siswa. Selanjutnya, kegiatan terprogram yaitu berupa

kegiatan yang telah diterapkan di sekolah tersebut.

Terkait dengan penanaman sikap melalui mata pelajaran IPS, maka

hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari penanaman nilai yang berlaku

di masyarakat. Materi dan pokok bahasan pada pembelajaran IPS

dengan menggunakan berbagai metode digunakan untuk membina

penghayatan, kesadaran, dan kepemilikan nilai-nilai yang baik pada

diri siswa. Oleh karena itu, pembinaan nilai yang baik melalui mata

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

26

pelajaran IPS dapat menghasilkan sikap yang baik pula dalam diri

setiap siswa.

Pada dasarnya, hakikat IPS adalah pengajaran yang mensosialkan

diri dan pribadi siswa. Oleh karena itu, penanaman sikap pada

pembelajaran IPS hendaknya dilakukan dengan baik. Di dalam

pembelajaran IPS, berbagai pendekatan serta metode yang diterapkan

harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Berbagai macam

pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran IPS dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik. Hal

ini sesuai dengan Hal ini sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005

pasal 19 yang menyatakan bahwa:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”

Berbagai pendekatan dan metode dalam pembelajaran IPS

digunakan untuk membina sikap yang baik dalam diri siswa, termasuk

menanamkan sikap nasionalisme siswa. Penanaman sikap tersebut

sangat penting dilakukan karena hal tersebut dapat menjadikan siswa

mempunyai suatu prinsip dalam kehidupannya di masyarakat.

Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, siswa harus diperkenalkan

dengan penanaman sikap pada proses pembelajaran. Terkait dengan

penanaman sikap nasionalisme, proses pembelajaran melalui cerita dan

dongeng dapat dijadikan sarana yang baik dalam penanaman sikap

nasionalisme. Seperti yang dikemukakan oleh Hidayati, bahwa cerita

dan dongeng dapat menjadi sarana yang baik untuk pengenalan dan

penanaman nilai dan sikap kepada diri siswa seperti kejujuran,

keadilan, dan kepahlawanan. Kegiatan yang melatih sikap persatuan

dan kesatuan, bekerja keras, disiplin, ataupun jujur dapat dijadikan

pendorong untuk siswa agar dapat melakukan perbuatan yang

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

27

mencerminkan sikap nasionalisme, seperti kegiatan diskusi kelompok,

sosiodrama, dan simulasi.

Penanaman sikap nasionalisme melalui mata pelajaran IPS juga

dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan sebuah alat bantu untuk mempermudah

tersampainya materi pelajaran kepada siswa. Menurut Nana Sudjana

dan Ahmad Rifai pemanfaatan media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar siswa adalah:

1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar,

2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa,

3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan

4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar, sebab

tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Ketepatan dalam pemilihan media pembelajaran IPS harus

didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS

untuk menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa antara lain

berupa media visual seperti gambar, foto, bendera pusaka, miniatur

lambang negara, dan baju kebesaran daerah, media audio seperti

pemutaran lagu kebangsaan dan lagu daerah, serta media audio visual

seperti film dan video.

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

28

g. Indikator Sikap Nasionalisme

Sikap nasionalisme merupakan sikap cinta akan tanah air, Menurut

Aman ada 6 indikator yang menunjukan sikap nasionalisme yaitu

sebagai berikut:19

1. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air atau patriotisme merupakan modal yang penting

dalam membangun suatu Negara. Suatu negara yang dihuni oleh

orang-orang yang cinta tanah air akan membawa kearah kemajuan.

Sebaliknya negara yang tidak didukung oleh cinta tanah air dari

penduduk tersebut maka Negara tersebut menunggu kehancuran.

Pergerakan nasional yang tumbuh dan berkembang pada masa

kolonial, merupakan wujud cinta tanah air yang puncaknya dengan

diproklamasikan kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia.

Wujud negara yang cinta tanah air ialah melestarikan budaya bangsa

di era globalisasi dunia, meningkatkan etos kerja, mempunyai

disiplin dalam arti luas, penghargaan terhadap pahlawan, peringatan

hari bersejarah, mempunyai semangat kerja dan pengabdiaan

terhadap negara.

2. Menghargai jasa-jasa pahlawan

Meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme adalah bentuk

nyata penghargaan terhadap para pahlawan. Dalam kehidupan

sehari-hari, dapat melatih diri supaya memiliki sifat-sifat

kepahlawanan dan semangat cinta bangsa dengan memulainya

menghargai para pahlawan bangsa dengan mengingat jasa-jasa

mereka. Selain itu, mencontoh beberapa sikap mereka seperti sikap

rela berkorban, bersedia meminta dan memaafkan.

3. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

19

Muslim , “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran

Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang

Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri Semarang, Semarang,

2013, Hal 19, tidak dipublikasikan

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

29

Realitas menunjukan bahwa Tuhan Yang Maha Esa

mengarahkan kepada bangsa Indonesia pluraritas diberbagai hal

seperti suku, budaya, ras, agama, dan sebagainya. Anugrah itu patut

disyukuri dengan cara menghargai kemajemukan tetap

dipertahankan, dipelihara, dan dikembangkan demi kemajuan dan

kejayaan bangsa.

4. Mengutamakan persatuan dan kesatuan

Kata persatuan dan kesatuan berasal dari kata “satu” yaitu sesuatu

yang tidak terpisah-pisah. Nilai persatuan Indonesia mengandung

usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat membina nasional

dalam Negara. Mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan

suatu proses terwujudnya nasionalisme. Modal dasar persatuan suatu

warga negara Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dari

macam-macam suku bangsa dapat menjalin kerjasama yang erat

dalam gotong royong dan kebersamaan.

5. Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah

Kesadaran bernegara dari seseorang ditentukan oleh kualitas

mental sumber daya manusia itu sendiri. Kualitas mental yang

diharapkan adalah manusia yang berkualitas tersebut maka

diperlukan manusia yang berjiwa inovatif dan tidak kenal menyerah

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, usaha mempertahankan

kelangsungan bangsa dan tanah air, giat mempelajari sejarah bangsa.

6. Memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia.

Tenggang rasa artinya dapat menghargai dan menghormati

perasaan orang lain, dengan tenggang rasa manusia dapat merasakan

atau menjaga perasaan orang lain sehingga orang lain tidak merasa

tersinggung. Pelaksanaan sikap tenggang rasa dapat diwujudkan

dalam kehidupan sehari-hari misalnya sebagai berikut:

a. Menghormati hak-hak orang lain.

b. Kerelaan membantu teman yang mengalami musibah.

c. Kesediaan menjenguk teman yang sedang sakit.

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

30

d. Kemampuan mengendalikan sikap, perbuatan, dan tutur kata yang

dapat menyinggung atau melukai perasaan orang lain.

Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun

sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme

adalah sebagai berikut:

1. Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara

Indonesia.

2. Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

3. Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi

4. Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang

membutuhkan.

5. Mencintai produk dalam negeri.

6. Menjenguk teman yang sakit.

7. Menghormati bapak ibu guru di sekolah.

8. Menghormati teman di sekolah.

9. Tidak memasakan pendapat kepada orang lain.

h. Nilai-nilai Nasionalisme Pada Pokok Bahasan Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan

Didalam Pembahasan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

terdapat beberapa sub pokok bahasan diantaranya, perjuangan

mempertahankan kemerdekaan, usaha diplomasi dan pengakuan

kedaulatan serta menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu, nilai-nilai

nasionalismenya akan dijabarkan secara lebih terperinci sesuai dengan

pokok bahasan yang ada pada materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan, sebagai berikut:

1. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

a. Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

b. Usaha perdamaian dan agresi militer Belanda

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

31

Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini

diantaranya adalah:

a. Siswa memiliki sikap rela berkorban

Sikap Rela berkorban dapat diwujudkan siswa di sekolah dengan

cara bersedia membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan

dalam belajar, bersedia meminjamkan alat tulis kepada temannya yang

lupa membawa alat tulis dsb. Rela berkorban termasuk salah satu nilai

nasionalisme. Pernyataan ini, didukung oleh pernyataan yang terdapat

didalam penelitian yang dilakukan Herniwati Guru PKN SMP Negeri

7 Kota Bengkulu dengan judul penelitian “Menanamkan Nilai

Nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan Ptk Pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas Unib

Bentiring “ Yaitu sebagai berikut “Penanaman nilai nasionalisme

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran PKN. Salah satu pokok

bahasan yang sangat erat mencerminkan nilai nasionalisme Indonesia

adalah cinta tanah air. Menurut Suyanto, dkk dan Lemhanas, cinta

tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan membelanya dari

segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan

yang datang dari manapun”. Rela berkorban dapat diwujudkan siswa

di sekolah dengan cara bersedia membantu temannya yang sedang

mengalami kesulitan dalam belajar, membantu meminjamkan alat

tulisnya kepada temannya yang lupa membawa alat tulis dsb.

b. Siswa memiliki sikap pantang menyerah

Sikap pantang menyerah dapat diwujudkan siswa dengan cara tidak

mudah menyerah ketika mengalami kesulitan dalam belajar, tidak

mudah menyerah ketika mengerjakan soal tugas sekolah yang

diberikan bapak/ibu guru. Pantang Menyerah termasuk ke dalam salah

satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan

yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Edwin Mirza

Chaerulsyah dari Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

32

Negeri Semarang “Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Pahlawan

Nasional Untuk Meningkatkan Semangat Kebangsaan”. sebagai

berikut, “Untuk membangun se-buah bangsa dirasa perlu untuk

memupuk rasa nasionalisme perjuangan bangsa indonesia sejak dini,

Perjuangan adalah dari kata pejuang yang artinya orang yang

berjuang. Definisi tentang nilai-nilai perjuangan yang mengandung

artian nilai-nilai yang berupa sikap, jiwa dan semangat dari para

pejuang yang senantiasa ikhlas berkorban, pantang menyerah, teguh

pendirian, mempunyai keberanian, membela kebenaran serta memiliki

moral dan perilaku yang mengandung suri tuladan bagi bangsa”.

c. Siswa memiliki sikap suka bekerja keras

Sikap suka bekerja keras dapat diwujudkan siswa dengan berusaha

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru dengan

sebaik-baiknya, dll, Kerja keras termasuk ke dalam salah satu nilai

nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam

Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Nove Ainun Najib Jurusan

Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM dengan judul penelitian

“Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan

Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 1

Nglegok Kabupaten Blitar”. yaitu Penanaman sikap nasionalisme bisa

dilakukan dalam pembelajaran seperti dengan menyanyikan lagu

kebangsaan seperti Indonesia Raya. Hal ini di maksudkan agar rasa

cinta terhadap tanah airnya, pemberian tugas individu maupun

kelompok kepada siswa yang akan membantu siswa menumbuhkan

perilaku disiplin, berani dan kerja keras.

d. Siswa memiliki sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan

antar sesama

Sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dapat

diwujudkan siswa dengan mau berteman dengan siapa saja tanpa

membedakan ras, golongan, suku ataupun agama, tidak memilih-milih

teman kelompok saat diskusi dsb. Menjalin persatuan dan kesatuan

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

33

antar sesama termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini

didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang

dilakukan oleh Yunita Ary Nugraheni “Penanaman Nilai-Nilai

Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa”. Yaitu “Nasionalisme dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki beberapa nilai-nilai,

antara lain mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,

mematuhi dan mentaati peraturan negara, mematuhi dan menghayati

nilai-nilai yang ada pada UUD 1945 dan Pancasila, serta membangun

rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti kekerasan antar

kelompok masyarakat dengan semangat persatuan. Masih banyak lagi

nilai-nilai nasionalisme yang harus dimiliki oleh warga negara

Indonesia”.

e. Siswa memiliki sikap senang dan bangga menjadi warga negara

Indonesia

Sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dapat

diwujudkan siswa dengan khidmat pada saat mengikuti upacara

bendera, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

mengetahui berbagai macam lagu nasional, pakaian adat, rumah adat

yang ada di Indonesia dan mau mempelajari berbagai macam

kebudayaan yang ada di Indonesia. Sikap senang dan bangga menjadi

warga negara Indonesia merupakan salah satu nilai nasionalisme.

Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam

Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan Judul

Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata

Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA

Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme siswa

dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku

yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a)

Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b)

Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

34

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar

untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai

rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e)

Mencintai produk dalam negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g)

Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h) Menghormati teman di

sekolah, i) Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”.

2. Usaha Diplomasi Dan Pengakuan Kedaulatan

Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini

diantaranya adalah:

a. Siswa memiliki sikap mampu menghormati orang lain

Sikap menghormati orang lain dapat diwujudkan siswa dengan

menghormati sesama temannya disekolah dengan cara tidak mengejek

temannya, menghormati bapak/ibu guru, mentaati nasihat yang

diberikan bapak/ibu guru. Menghormati orang lain merupakan salah

satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang

terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan

Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

dengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas

XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme

siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah

laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai

berikut: a) Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara

Indonesia, b) Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar

untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai

rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e)

Mencintai produk dalam negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g)

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

35

Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h) Menghormati teman di

sekolah, i) Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”.

b. Siswa memiliki sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang

lain

Sikap tidak memaksakan kehendak dapat diwujudkan siswa dengan

tidak memaksakan kehendak bila berbeda pandangan/pendapat dengan

teman saat diskusi atau musyawarah di dalam kelas. Tidak memaksakan

kehendak kepada orang lain merupakan salah satu nilai nasionalisme.

Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam

Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dengan Judul

Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata

Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al

Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme siswa dapat

dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang

mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a) Siswa

merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b) Siswa

mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan

kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar untuk menghadapi

tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai rasa tolong menolong

kepada sesamanya yang membutuhkan, e) Mencintai produk dalam

negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g) Menghormati bapak ibu guru

di sekolah, h) Menghormati teman di sekolah, i) Tidak memasakan

pendapat kepada orang lain”.

3. Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Perjuangan Dalam

Mempertahankan Kemerdekaan

Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini

diantaranya adalah:

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

36

a. Siswa memiliki sikap giat belajar

Sikap giat belajar dapat diwujudkan siswa dengan bersungguh-

sungguh ketika belajar, rajin mengulang-ulang pelajaran yang telah

dipelajari di sekolah, memiliki semangat yang tinggi dalam belajar

agar dapat berprestasi, dll. Giat belajar merupakan salah satu nilai

nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat

didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan

Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada

Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI

MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme

siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah

laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai

berikut: a) Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara

Indonesia, b) Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar

untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai

rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e)

Mencintai produk dalam negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g)

Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h) Menghormati teman di

sekolah, i) Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”.

b. Siswa memiliki sikap mampu berprestasi dalam segala bidang,

akademik maupun non akademik

Berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik

dapat diwujudkan siswa dengan cara siswa mampu berprestasi

didalam kelas, berprestasi dalam ajang kejuaraan olimpiade siswa

nasional dan internasional, berprestasi dalam ajang lomba cerdas

cermat, berprestasi dalam perlombaan bidang olahraga, dsb.

Berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik

termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini didukung oleh

pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

37

Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarangdengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan

Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap

Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran

2012/2013”. Yaitu sebagai berikut, “Sikap yang sesuai dengan

nasionalisme diantaranya sebagai berikut, menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa, setia memakai produksi dalam negeri, menghargai

jasa-jasa pahlawan, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga

sebagai bangsa dan bernegara Indonesia, mendahulukan kepentingan

negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berprestasi dalam

berbagai bidang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara serta

setia kepada bangsa dan negara terutama dalam mengadapi masuknya

dampak negatif globalisi ke Indonesia”.

c. Siswa memiliki sikap disiplin

Sikap disiplin dapat diwujudka siswa dengan cara datang ke

sekolah tepat waktu, mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu

guru tepat waktu dsb. Disiplin termasuk ke dalam salah satu nilai

nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam

Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Nove Ainun Najib Jurusan

Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM dengan judul penelitian

“Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan

Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 1

Nglegok Kabupaten Blitar”. yaitu Penanaman sikap nasionalisme bisa

dilakukan dalam pembelajaran seperti dengan menyanyikan lagu

kebangsaan seperti Indonesia Raya. Hal ini di maksudkan agar rasa

cinta terhadap tanah airnya, pemberian tugas individu maupun

kelompok kepada siswa yang akan membantu siswa menumbuhkan

perilaku disiplin, berani dan kerja keras.

d. Siswa memiliki sikap jujur

Sikap jujur dapat diwujudkan siswa Tidak mencontek pada saat

mengerjakan ulangan, jujur saat mengerjakan tugas yang diberikan

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

38

bapak/ibu guru, Berbicara dengan jujur kepada bapak/ibu guru.

pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam

penelitian yang dilakukan oleh Gita Enggarwati dengan judul

penelitian “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran

IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”. “jujur artinya

dapat dipercaya, yakni perkataan dan perbuatan sesuai dengan

kebenaran. pada dasarnya, jujur merupakan salah satu nilai pokok

yang harus dimiliki oleh seorang individu. nilai kejujuran tersebut

sukar untuk diamati. oleh karena itu, hanya objek yang mempunyai

nilai kejujuranlah yang dapat ditangkap oleh panca indera. contohnya,

seorang pelajar sekolah dasar senantiasa mengerjakan ulangan sendiri

tanpa bantuan orang lain”.

e. Siswa mencintai produk Indonesia

Mencintai produk Indonesia dapat diwujudkan siswa dengan

bangga memakai produk buatan Indonesia. Mencintai produk

Indonesia termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, pernyataan

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ana

Irhandayaningsih Pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Diponegoro dengan judul penelitian “Peranan

Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi

Muda Di Era Global”. Ia menyatakan bahwa Hal lain berkaitan

dengan nasionalisme adalah mencintai produk Indonesia, membasmi

KKN, memperbaiki sistem pendidikan, melakukan tebang pilih tebang

tanam, dan lain sebagainya.

f. Siswa mencintai kebudayaan dalam negeri

Mencintai kebudayaan dalam negeri dapat diwujudkan siswa

dengan cara memiliki sikap bangga terhadap berbagai macam

kebudayaan yang ada di Indonesia, mau mempelajari berbagai macam

kebudayaan yang ada di Indonesia untuk melestarikannya. Mencintai

kebudayaan dalam negeri termasuk ke dalam salah satu nilai

nasionalisme, pernyataan ini didukung oleh Artikel yang ditulis oleh

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

39

Anwar Efendi dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul

“Gagasan Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan dalam Novel

Indonesia Modern”. Sebagai berikut “Nasionalisme dan wawasan

kebangsaan mengikat warga negara dalam beberapa hal, yakni (a)

memiliki kesadaran sebagai satu bangsa, yang dapat memperkuat rasa

kebangsaan, persatuan dan kesatuan, (b) jiwa, semangat, dan nilai-nilai

patriotik, yaang berkaitan dengan perasaan cinta tanah air, cinta kepada

tanah tumpah darah, cinta kepada negara dan bangsa, cinta kepada

milik budaya bangsa sendiri, kerelaan untuk membela tanah airnya, (c)

jiwa, semangat dan nilai-nilai kreatif dan inovatif, dan (d) jiwa,

semangat, dan nilai-nilai yang mampu membentuk kepribadian, watak

dan budi luhur bangsa”.

3. Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

a. Pengertian Pembelajaran VCT

Teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) atau

sering disingkat VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran

untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai

yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui

proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri

siswa.20

Sedangkan menurut Sapriya dkk, VCT diartikan sebagai teknik

pengajaran untuk menanamkan dan menggali serta mengungkapkan

nilai-nilai tertentu pada diri siswa.21

Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan,

VCT adalah teknik pengajaran untuk mencari dan menentukan nilai

yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui

proses mengungkapkan nilai yang sudah ada pada diri siswa dan

20

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 283 21

Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS,

2007), hlm. 68

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

40

selanjutnya nilai yang dianggap baik tersebut akan ditanamkan pada

diri siswa.

Menurut Fraenkel yang di kutip oleh S. Achmad Kosasih Djahiri

mengartikan bahwa “Nilai (value) merupakan suatu sistem, dimana

aneka jenis nilai (nilai keagamaan, sosial budaya, ekonomi, hukum,

etis, dan sebagainya) berpadu jalin menjalin serta saling meradiasi

(mempengaruhi secara kuat) sebagai suatu satu kesatuan yang

utuh.”22

Berdasarkan gambaran di atas maka banyak sarjana juga guru

yang beranggapan bahwa nilai atau hal ihwal afektif ini tidak dapat

diajarkan. Hal ini kurang benar, yang benar bukan tidak bisa

melainkan lebih sulit daripada pengajaran kognitif serta memerlukan

upaya khusus, metode khusus serta media khusus. Debat tentang bisa

tidaknya nilai diajarkan melahirkan 4 aliran :23

1. Aliran relativisme : yang beranggapan nilai tidak bisa diajarkan

karena hakikat nilai bersifat relatif, subjektif, temporer, dan

situasional.

2. Aliran kebebasan (value free) : yang beranggapan tidak perlu dan

tidak boleh diajarkan Karen bertentangan dengan kodrat

kebebasan dasar manusia untuk menentukan pilihannya secara

bebas dan mandiri.

3. Aliran absolutism atau Dogmatisme; beranggapan tidak perlu

karena segala nilai dan norma yang sudah dianggap baik dan

dilaksanakan umum wajib dianut dilaksanakan tanpa perduli

setuju atau tidak, mau atau tidak.

4. Aliran keyakinan yang rasional atau nalar; yang menyatakan

perlunya diajarkannya untuk penerimaan yang sadar, mantap dan

nalar.

22

S. Achmad Kosasih Djahiri, Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral Vct Dan

Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMPKN IKIP Bandung, 1985), hal. 18 23

Ibid., h. 19.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

41

Menurut Jack R Fraenkel yang telah dikutip oleh S. Achmad

Kosasih Djahiri sebagaimana dalam bukunya yang berjudul strategi

pengajaran afektif- nilai-moral VCT dan Games dalam VCT pada

tahun 1977 mengulas sejumlah rumusan “Nilai /Value adalah idea

atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan

seseorang atau dianggap penting oleh seseorang. Dan biasanya

mengacu pada estetika dan logika.”24

Pengajaran nilai/moral menghendaki lahirnya generasi muda

yang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baku yang positif sebagai

generasi pelurus dan pembaharuan nilai/moral menuju nilai/moral

yang diinginkan yaitu nilai dan moral pancasila. Untuk mencapai hal

tersebut, menurut Piaget diperlukan tahapan pengkajian sebagai

berikut :25

a. Tahap mengakomodasi, dimana anak memiliki kesempatan untuk

mempelajari dan menginternalisasikan nilai moral.

b. Tahap asimilasi /mengintegrasikan nilai tersebut dengan sistem

nilai lain yang telah ada dalam dirinya.

c. Tahap equalibrasi atau membina keseimbangan atau

membakukannya sebagai sistem nilai baru yang baku.

Berdasarkan pengertian para tokoh diatas, maka dapat

disimpulan VCT adalah suatu teknik pengajaran yang digunakan

untuk menanamkan nilai baru kepada siswa dengan mengkaitkannya

dengan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa melalui teknik

penganalisaan nilai dalam proses pembelajaran.

Pada pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) ini

guru mengharapkan siswa terlibat aktif dalam mengembangkan

pemahaman dan pengenalannya terhadap nilai-nilai pribadi,

mengambil keputusan, dan bertindak sesuai dengan keputusan yang

diambil, mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk

24

Ibid., h. 20. 25

Ibid., h. 24.

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

42

mengembangkan keterampilan siswa dalam proses menilai, menggali

dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki siswa.26

Teknik ini dipandang sebagai pemberian makna oleh siswa pada

pengalamannya, sedangkan proses mengajar bukan hanya

mengarahkan siswa untuk bisa membangun sendiri pengetahuan

melainkan juga turut berpartisipasi dengan siswa untuk membentuk

pengetahuan baru pada siswa, membuat makna, mencari kejelasan,

dan bersikap kritis terhadap hal-hal yang telah dipelajari.27

b. Prinsip-Prinsip VCT

Prinsip-prinsip didalam VCT adalah sebagai berikut, (1)

Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor

antara lain faktor potensi diri, kepekaan emosi, intelektual dan faktor

lingkungan, norma nilai masyarakat, sistem pendidikan dan

lingkungan keluarga dan lingkungan bermain. (2) Sikap dan perubahan

sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan kekuatan

nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa. (3) Nilai, moral

dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru

harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral

development) dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk

siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama

lingkungan sosial. (4) Pengubahan sikap dan nilai memerlukan

keterampilan mengklarifikasikan nilai/sikap secara rasional, sehingga

dalam diri siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban

26

Kd. Dewi Anggarini, dkk, pengaruh model pembelajaran value clarification

technique berbantuan media gambar terhadap nilai karakter siswa kelas v sd gugus VI Tajun,

e.journal. 2013, h. 4. 27

Dyah Kartika Ekasari, Pengaruh Value Clarification Technique (Teknik Klarifikasi

Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu

Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo, Jurnal Pendidikan Khusus, 2013, h.3

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

43

bersikap tertentu atau berbuat tertentu. (5) Pengubahan nilai

memerlukan keterbukaan antara guru dengan siswa.28

c. Tujuan Pembelajaran VCT

VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral, VCT

bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa

tentang suatu nilai

2. Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya

baik tingkatannya maupun sifatnya (positif dan negatifnya) untuk

kemudian dibina kearah peningkatan dan pembetulannya.

3. Untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara

yang rasional dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai

tersebut akan menjadi milik siswa.

4. Melatih siswa bagaimana cara menilai, menerima serta

mengambil keputusan terhadap suatu persoalan dalam

hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.

d. Teknik Pembelajaran Nilai

John Jarolimek (1974) menjelaskan beberapa teknik pengajaran

nilai sebagai berikut yaitu:

1. Teknik self evaluasi (menilai diri sendiri) dan group evaluation

(evalusi kelompok) yaitu siswa diajak diskusi atau tanya jawab

tentang apa yang dilakukan atau dianutnya serta diarahkan untuk

perbaikan atau penyempurnaan oleh siswa itu sendiri.

2. Teknik lecturing yaitu guru bercerita dan mengangkat apa-apa

yang menjadi topik bahasannya.

3. Teknik menarik dan memberi percontohan yaitu guru

memberikan serta meminta contoh-contoh baik dari diri siswa

28

.Tukiran Taniredja dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Afektif,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 89

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

44

ataupun kehidupan masyarakat luas kemudian dianalisa, dinilai

dan didiskusikan

4. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasaan yaitu dalam

teknik ini siswa dituntut untuk menerima atau melakukan sesuatu

yang oleh guru dinyatakan baik, harus, dilarang, dsb. Siswa

diwajibkan melaksanakannya seperti patuh pada tata tertib,

memakai tata tertib tertentu dll. Dengan harapan kelak siswa

akan terbiasa melakukannya (patuh pada tata tertib).

5. Teknik tanya jawab, yaitu guru mengangkat suatu masalah, lalu

mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sedangkan siswa aktif

menjawab atau mengemukakan pikiran pendapatnya.

6. Teknik menilai suatu bahan tulisan, baik dari buku atau khusus

dibuat guru. Dalam hal ini peserta didik dipersilahkan memberi

tanda penilaiannya dengan kode (misalnya: baik-buruk, benar-

tidak benar, adil-tidak adil, dll)

7. Teknik mengungkapkan nilai melalui permainan. Dalam hal ini

dapat menggunakan model yang sudah ada atau ciptaan guru.

8. Teknik inkuiri nilai. Teknik ini yang harus dikembangkan dan

sangat cocok dipergunakan untuk pembelajaran IPS.

e. Langkah-langkah Pembelajaran VCT

Ada banyak langkah-langkah VCT dengan berbagai macam modelnya,

salah satunya adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah kegiatan VCT dengan Model Menilai Suatu Bahan

Tulisan yaitu

a. Memilih suatu masalah/kasus/kejadian yang diambil dari buku

atau yang dibuat guru

b. Siswa dipersilahkan memberi tanda-tanda penilaiannya dengan

menggunakan kode misalnya baik buruk, benar salah, adil tidak

adil dsb.

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

45

c. Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau oleh kelompok

kalau dibagi kelompok untuk memberikan kesempatan alasan

dan argumentasi terhadap penilaian tersebut.29

f. Kelebihan dan Kelemahan Model VCT

1. Kelebihan VCT

a. Pendidikan nilai membantu peserta didik untuk berproses

menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri

serta nilai-nilai orang lain.

b. Pendidikan nilai membantu peserta didik supaya mereka

mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan

orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri.

c. Pendidikan nilai membantu peserta didik supaya mereka

mampu menggunakan secara bersama-sama kemampun

berpikir rasional, dan kesadaran emosional, untuk

memahami perasaan, nilai-nilai, sikap, dan pola tingkah

laku mereka sendiri dan akhirnya didorong untuk

menghayatinya.30

2. Kelemahan VCT

Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai

atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung

oleh guru, artinya guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya

baik tanpa memperhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri

siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri

siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah

terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa

29

Sapriya, dkk, op. cit., h.71

30 Sutarjo Adisusilo, J.R. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan

VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran afektif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 152

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

46

sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dan

nilai baru.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti diantaranya sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Masih dari Jurusan Pendidikan

IPS dengan judul penelitian “ Penerapan Model Pembelajaran Value

Clarification Techique (VCT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas VIII-3 MTs. Unwanunnajah Tangerang Selatan”. Hasil

penelitian ini menunjukkan pada siklus I rata-rata nilai pre test 48

meningkat menjadi 67 pada nilai post test tetapi belum 100% siswa

mencapai KKM. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II lebih

baik dari siklus I yaitu rata-rata pre test siswa 59 menjadi 81 pada nilai

post test. Dan jumlah siswa yang mencapai KKM sudah 100%. Hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model

pembelajaran Value Clarification Techique (VCT) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa Kelas VIII-3 MTs. Unwanunnajah Tangerang

Selatan.

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gita Enggarwati dari Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah

Dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta Dengan Judul Penelitian “Penanaman Sikap Nasionalisme

Melalui Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2

Sumampir”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara guru untuk

menanamkan sikap nasionalisme melalui mata pelajaran IPS antara lain

dengan pembiasaan, keteladanan, pemberian contoh yang kontekstual,

pembelajaran melalui cerita dan media, seperti gambar pahlawan dan lagu

nasional. Hal yang paling efektif dilakukan oleh guru diantara cara

tersebut adalah pembiasaan dan keteladanan karena dapat dilakukan guru

setiap hari. Perwujudan sikap nasionalisme siswa antara lain perilaku rela

berkorban, cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, persatuan

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

47

dan kesatuan, patuh terhadap peraturan, disiplin, berani, jujur, serta

bekerja keras. Perilaku siswa yang paling menonjol diantara aspek

tersebut adalah kerja keras karena guru melakukan pembiasaan kepada

siswa untuk aktif ketika pembelajaran. Penyebab terhambatnya

penanaman sikap nasionalisme antara lain keterbatasan media

pembelajaran, waktu, serta kesenjangan antara lingkungan keluarga dan

masyarakat.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muslim dari Jurusan Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dengan

judul penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada

Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI

MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian

menunjukan adanya pengaruh pelaksanaan pendidikan karakter pada mata

pelajaran sejarah terhadap sikap nasionalisme, berdasarkan hasil analisis

statistik menunjukan nilai f sebesar 154,892 dan probabilitas (sig.) 0,000

yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05, atau

(sig.) 0,000 < 0,05, sehingga dapat diambil keputusan h0 ditolak dan ha

diterima. hasil analisis diskriptif menunjukan pelaksanaan pendidikan

karakter dapat dikatakan baik karena nilai rata-ratanya sebesar 74 yang

masuk dalam kriteria baik, sedangkan sikap nasionalisme siswa juga dapat

dikatakan tinggi karena nilai-nilai rata-ratanya sebesar 74, yang masuk

dalam kriteria tinggi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pelaksananaan pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah terhadap

sikap nasionalisme siswa.

C. Kerangka Berpikir

Bagan3.2 Kerangka Konseptual Penelitian

Model VCT

Pembelajaran

IPS

Sikap

nasionalisme

siswa

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

48

Berdasarkan bagan diatas, model pembelajaran VCT adalah model

pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan nilai dalam diri siswa

dengan cara mencari dan mengungkapkan nilai yang sudah ada pada diri

siswa lalu menentukan nilai yang dianggap baik dalam menentukan suatu

persoalan. Di dalam pembelajaran VCT siswa diarahkan untuk

menentukan nilai dalam lembar bahan bacaan yang diberikan guru secara

individu dan berkelompok. Hal ini bertujuan agar dapat timbul sikap

menghargai pendapat orang lain, pantang menyerah, saling membantu dll

dalam diri siswa.

Selain itu, untuk menanamkan nilai nasionalisme dalam diri siswa,

guru menggunakan model pembelajaran VCT dalam pembelajaran IPS.

Didalam langkah-langkah pembelajaran VCT dan didalam pembelajaran

IPS khususnya pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan

terdapat nilai-nilai nasionalisme yang dapat diteladani oleh siswa,

sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran VCT

dalam pembelajaran IPS ini, sikap nasionalisme dalam diri siswa akan

mulai terbentuk dan lebih berkembang lagi.

Beberapa kelebihan pembelajaran IPS dengan model VCT sejalan

dengan upaya meningkatkan sikap nasionalisme siswa. Dengan model

pembelajaran VCT maka siswa akan diajak untuk menentukan nilai

terhadap suatu persoalan tanpa paksaan dari guru, namun berdasarkan

kesepakatan nilai yang mereka anggap baik. Sehingga nilai nasionalisme

lebih mudah ditanamkan dalam diri siswa.

Interaksi keduanya yaitu antara model pembelajaran VCT dengan

pembelajaran IPS berpengaruh terhadap peningkatan sikap nasionalisme

siswa.

D. Pengajuan hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis, hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut: “

ada pengaruh penggunaan model pembelajaran value clarification technique

(VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa.”

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MI. Jam’iyyatul Khoir. Alasan pemilihan

lokasi tersebut, karena peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan

judul penelitian yang akan diteliti di sekolah tersebut sehingga peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Waktu yang dilakukan penulis untuk meneliti adalah pada semester

genap tahun ajaran 2014/2015 pada bulan April sampai dengan bulan Mei

2015. Waktu pelaksanaan penelitian akan terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Nama Kegiatan Waktu

1 Membuat rancangan proposal

penelitian

26 Januari 2015

2 Memperbaiki proposal penelitian 3- 8 Februari 2015

3 Menyusun skripsi bab I-III 1-31 Maret 2015

4 Melakukan izin penelitian ke

sekolah

27 April 2015

5 Melaksanakan pembelajaran IPS

dengan menggunakan model VCT

28 April - 27 Mei

2015

6 Memberikan angket pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol

27 Mei 2015

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi

eksperimen. Metode ini ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

50

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.31

Tujuan penelitian quasi eksperimen

adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

yang dapat diperoleh dengan metode eksperimen yang sebenarnya dalam

keadaan yang tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol atau

memanipulasi semua variabel yang relevan.

Peneliti akan mengujicoba model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) untuk meningkatkan sikap nasionalisme siswa dalam

pembelajaran IPS, kemudian membandingkan sikap nasionalisme siswa dalam

pembelajaran IPS yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran VCT dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan

pendekatan konvensional (kelompok kontrol).

Desain penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent control group

design.32

Rancangan ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Kelompok

eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode

eksperimen, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan

pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest.

Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Posttest

A X T2

B Y T2

Keterangan :

A : Kelas eksperimen

B : kelas kontrol

T2 : Pemberian posttest

31

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2008), cet. V, h.77. 32

Ibid., h. 79.

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

51

X : Penerapan model VCT

Y : penerapan pembelajaran konvensional

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.33

Populasi pada penelitian ini

adalah siswa kelas V MI. Jam’iyyatul Khair Semester Genap Tahun

Ajaran 2014/2015

2. Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang

diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.34

Dalam penelitian ini

sampel diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas pertama adalah kelas

eksperimen yaitu kelas 5A dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang dan

kelas kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas 5B dengan jumlah siswa

sebanyak. Dan masing-masing kelas terdiri dari 20 orang siswa. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling

yaitu dengan cara mengambil subjek penelitian bukan didasarkan atas

strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Syaodih adalah teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.35

Pada lembar observasi terdapat

kolom keterangan yang dapat dipilih oleh observer sesuai dengan

33

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h.

118 34

Ibid., h. 121. 35

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), cet. Ke-9, h.220.

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

52

terlaksana atau tidaknya tahapan-tahapan yang terdapat didalam lembar

observasi pada saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di dalam

kelas serta deskripsi pengamatan yang dilakukan observer selama observer

mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti didalam kelas .

2. Angket

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan angket. Angket atau

kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara

tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden).

Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi

sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon

oleh responden.36

Angket sikap terdiri dari pernyataan yang akan di isi

oleh responden, untuk mengetahui apakah pernyataan itu didukung atau

ditolak dapat diketahui melalui rentang nilai tertentu. Dengan demikian

akan menghasilkan total skor bagi setiap responden.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data mengenai sikap positif siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif menggunakan tiga instrumen yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Instrumen pertama adalah lembar observasi dimana lembar observasi ini

digunakan untuk melihat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat didalam

VCT, mulai dari awal (pembukaan), kegiatan inti sampai kegiatan penutup.

Lembar observasi diisi oleh guru kelas yang mengamati peneliti saat peneliti

melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2. Angket Sikap

Instrumen kedua yang digunakan berupa angket. Angket digunakan untuk

mengumpulkan data tentang sikap nasionalisme siswa pada pembelajaran IPS.

36

Ibid., h. 219

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

53

Angket memuat indikator-indikator yang berhubungan dengan sikap

nasionalisme siswa. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan rentang

1-4.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme

Variabel Sub Variabel Indikator

Nomor

angket

Sikap

nasionalisme

1. cinta tanah air

a. Giat belajar

b. Disiplin

c. Senang dan

bangga

menjadi

warga

negara

Indonesia

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada

saat guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada

saat guru memberikan pertanyaan

pendahuluan mengenai materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan yang akan

dipelajari hari ini.

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada

saat guru memberikan bahan tulisan kepada

masing-masing kelompok, giat

Menyimpulkan hasil diskusi yang telah

dipresentasikan di depan kelas

Bersungguh-sungguh menyimak penjelasan

nilai-nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan nilai negatifnya

Selalu tertib dalam belajar

Selalu berdoa sebelum belajar

Berusaha tertib berdoa bersama guru pada

saat menutup pelajaran.

Bangga dan senang menyanyikan lagu

nasional bersama guru pada saat

pembelajaran

Saya berusaha untuk memperhatikan pada

saat guru menyampaikan informasi mengenai

materi pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

9,10,12,

19,20

2,3,24

5,23

2. Menghargai

jasa-jasa

pahlawan

a. Rela

berkorban

Rela membantu menjelaskan kepada teman

yang kurang memahami bahan ajar yang

13

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

54

b. jujur

diberikan guru

Bersikap jujur dalam membacakan penilaian

dan alasan kelompok saya terhadap bahan

ajar yang telah diberikan guru.

18

18

3. Rela

Berkorban

untuk

Kepentingan

bangsa dan

negara

a. Tidak

memaksaka

n kehendak

kepada

orang lain

Menerima pendapat teman meskipun berbeda

pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang

diberikan guru

15

4. Mengutamaka

n persatuan

dan kesatuan

a. Mampu

menjalin

persatuan

dan

kesatuan

antar

sesama

Selalu menjalin kerjasama dalam kelompok

belajar dikelas.

Selalu menjalin kerjasama dalam

mengerjakan bahan ajar

6,17

5. berjiwa

pembaharu

dan tidak

kenal

menyerah

a. Pantang

menyerah

b. Suka

bekerja

keras

Giat mempelajari bahan ajar yang diberikan

guru

Bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari

bahan ajar

14

16

6. Memiliki

sikap

Tenggang

Rasa Sesama

Manusia

a. Mampu

menghorma

ti orang lain

Menjawab salam guru pada pendahuluan

pembelajaran

Menghormati guru pada saat guru sedang

1,4,8,22

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

55

mengabsen

Memperhatikan pada saat guru memberikan

motivasi kepada siswa

Mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan

Memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

,23

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas (Kesahihan)

Setelah diuji cobakan kepada siswa, instrument tes tersebut diuji

validitasnya. Karena instrumen yang valid dapat memberikan gambaran

tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan

sesungguhnya.37

Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi

product moment yaitu:38

rxy = ∑ (∑ )(∑ )

( ∑ (∑ )) ( ∑ (∑ ) )

keterangan :

rxy = koefesien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor butir angket

∑Y = Jumlah skor total butir angket

∑X2 = Jumlah skor kuadrat butir angket

∑Y2 = Jumlah skor total kuadrat butir angket

∑XY = skor item yang dicari validitasnya

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang

sudah diketahui kevaliditasannya cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus yang digunakan untuk

37

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

edisi revisi, h. 58 38

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), ed.rev., cet.14 h. 213.

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

56

mengetahui konsistensi angket yang digunakan sebagai instrumen yaitu

menggunakan Cronbach’s alpha atau koefesien alpha, rumusnya yaitu:39

σ = (

) (

)

keterangan:

R= jumlah butir

= varians butir

= varian skor total

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh

peneliti yang kemudian akan ditarik suatu kesimpulan dari data tersebut.

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Analisis data angket sikap nasionalisme dan observasi siswa.

a. Analisis data angket sikap nasionalisme

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara

kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan

apa adanya metode analisis deskriptif digunakan untuk

mendiskripsikan variabel yang ada pada penelitian ini yaitu mengenai

sikap nasionalisme siswa.

Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan dilengkapi

dengan presentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus untuk

mengetahui komposisi responden terhadap point-point dalam angket,

yakni sebagai berikut:40

Keterangan:

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

39

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.

267. 40

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),

h. 43.

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

57

N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu

P = Angka persentase

Untuk menentukan persentase pada tiap indikator motivasi,

digunakan rumus perhitungan sederhana dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.

b) Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c) Menentukan kategorinya yaitu dengan menggunakan rumus:

P =

Keterangan:

P = Presentasi

NS = Nilai Skor

NH = Nilai Harapan

b. Analisis data observasi siswa

Pada lembar observasi, tahap analisis dilakukan dengan

mencantumkan skor asli pada masing-masing pertemuan dari skala

angka yang telah ditetapkan, lalu dicari persentasenya dengan

menjumlahkan semua skor asli dari setiap pertemuan lalu dibagi

dengan skor maksimumnya. Kemudian data yang ada dibandingkan

dengan data sebelumnya dan dilihat perubahan yang terjadi.

2. Pengujian Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua

kelompok sampel yang diteliti berasal dari yang berdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan

bantuan program komputer SPSS 22 pada Analyze-Nonparametric Test

– Legacy Dialog-Sample K-S.

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

58

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi (Asym

Sig 2 Tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal, tetapi jika nilai

signifikansi (Asym Sig 2 Tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel mempunyai populasi yang sama (homogen) atau

tidak. Menghitung homogenitas menggunakan bantuan program

komputer SPSS 22 pada Analyze-Compare Means-One way ANOVA.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi (Asym

Sig 2 Tailed) > 0,05, maka data homogen, tetapi jika nilai signifikansi

(Asym Sig 2 Tailed) < 0,05 maka data tidak homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan bantuan program

komputer SPSS 22 pada Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan kesamaan dua kondisi/perlakuan

atau dua kelompok/perlakuan itu.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai t-test lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima, tetapi jika nilai signifikansi t-

test lebih besar 0,05 dari taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

:

: >

Keterangan :

= Tidak ada perbedaan rata-rata skor tes sikap nasionalisme siswa antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

= Terdapat perbedaan rata-rata skor tes sikap nasionalisme siswa antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

59

= Rata-rata skor hasil tes sikap nasionalisme siswa kelompok

eksperimen

= Rata-rata skor hasil tes sikap nasionalisme siswa kelompok kontrol.

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data (Temuan)

1. Hasil Observasi Pembelajaran

Hasil observasi pembelajaran disajikan dalam bentuk persentase

bersadarkan hasil pengamatan siswa secara keseluruhan didalam kelas

pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Nilai persentase

diperoleh berdasarkan penilaian guru terhadap masing-masing langkah

pembelajaran yang dilakukan siswa di dalam kelas dengan menggunakan

skala angka yang telah ditetapkan dengan kriteria 1 (kurang), 2 (cukup), 3

(baik), 4 (sangat baik), kemudian nilai pada masing-masing langkah

pembelajaran tersebut dibagi dengan nilai maksimum dan di kali 100%.

a. Hasil Observasi Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

Indikator sikap nasionalisme yang di observasi di dalam

pembelajaran pada kelas eksperimen di kelas V-A MI. Jam’iyyatul

Khair adalah sebagai berikut:

1. Mampu menghormati orang lain

Mampu menghormati orang lain merupakan bagian dari tindakan

yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran,

mampu menghormati orang lain dapat ditunjukan dengan siswa

menjawab salam guru, siswa memperhatikan guru pada saat guru

sedang mengabsen, siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari pelajaran hari ini, siswa

memperhatikan pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa,

siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar dapat mengambil

nilai-nilai positif yang terdapat di dalam pembelajaran dan menjauhi

nilai negatifnya, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

61

penugasan serta siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan

informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Hasil observasi mengenai sikap mampu

menghormati orang lain pada siswa di dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati

Orang Lain

Sikap

Nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Mampu

menghormati

orang lain

Siswa menjawab

salam guru.

3 3 4 4

Siswa

memperhatikan

guru pada saat

guru sedang

mengabsen,

2 3 3 3

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

menjelaskan

tujuan dan hasil

yang ingin

dicapai dari

pelajaran hari ini,

2 3 3 3

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

memberikan

motivasi kepada

3 3 3 4

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

62

siswa,

Siswa menyimak

pada saat guru

menyampaikan

agar dapat

mengambil nilai-

nilai positif yang

terdapat di dalam

pembelajaran dan

menjauhi nilai

negatifnya

2 3 3 4

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

memberikan

penugasan

2 3 2 3

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

menyampaikan

informasi

mengenai materi

pelajaran yang

akan dipelajari

pada pertemuan

berikutnya

2 2 3 3

Total skor 16 20 21 24

Skor maksimal 28 28 28 28

Persentase(%) 57,14% 71,42% 75% 85,71%

Persentase rata-rata (%) 72,31%

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

63

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 72,31%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap mampu menghormati

orang lain, atau sekitar 14 orang siswa memiliki sikap mampu

menghormati orang lain dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19

orang dan sisanya memiliki sikap mampu menghormati orang lain

dengan kualitas rendah.

2. Disiplin

Disiplin merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan

sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, disiplin dapat ditunjukan

dengan siswa mengkondisikan diri sebelum belajar, siswa berdoa

sebelum belajar, siswa bersama-sama guru menutup pelajaran hari ini

dengan doa bersama. Hasil observasi mengenai sikap disiplin pada

siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Disiplin Siswa

mengkondisikan diri

sebelum belajar

3 2 3 3

Siswa berdoa sebelum

belajar

3 3 3 3

Siswa bersama-sama

guru menutup

pelajaran hari ini

dengan doa bersama

2 3 3 3

Total skor 8 8 9 9

Skor maksimal 12 12 12 12

Persentase(%) 66,66% 66,66% 75% 75%

Rata-rata (%) 70,83%

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

64

Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 70,83%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap disiplin, atau sekitar 14

orang siswa memiliki sikap disiplin dari jumlah keseluruhan siswa

sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap disiplin dengan kualitas

rendah.

3. Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia

Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan

bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di

dalam pembelajaran, senang dan bangga menjadi warga negara

Indonesia dapat ditunjukan dengan siswa bersama-sama guru

menyanyikan lagu nasional bersama guru. Hasil observasi mengenai

sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia pada siswa

di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga

Menjadi Warga Negara Indonesia

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Senang dan

bangga

menjadi warga

negara

Indonesia

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia dapat

ditunjukan dengan siswa

bersama-sama guru

menyanyikan lagu

nasional bersama guru

2 3 3 4

Total skor 2 3 3 4

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 75% 75% 100%

Rata-rata (%) 75%

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

65

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 75% siswa

pada kelas eksperimen memiliki sikap senang dan bangga menjadi

warga negara Indonesia, atau sekitar 14 orang siswa memiliki sikap

senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap

senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dengan kualitas

rendah.

4. Giat belajar

Giat belajar merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan

sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, giat belajar dapat

ditunjukan dengan siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran kepada siswa, siswa memperhatikan

pada saat guru memberikan pertanyaan pendahuluan kepada siswa

mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini, siswa

memperhatikan pada saat guru menjelaskan secara singkat materi

pelajaran hari ini, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan

bahan tulisan kepada masing-masing kelompok, siswa bersama-sama

guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa di

depan kelas, serta siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar

dapat mengambil nilai-nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang negatifnya. Hasil observasi

mengenai sikap giat belajar pada siswa di dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

66

Tabel 4.4 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Giat belajar Siswa

memperhatikan

pada saat guru

menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran

kepada siswa,

2 3 3 4

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

memberikan

pertanyaan

pendahuluan

kepada siswa

mengenai materi

pelajaran yang

akan dipelajari hari

ini,

3 3 3 4

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

menjelaskan secara

singkat materi

pelajaran hari ini,

3 3 3 4

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

2 2 3 3

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

67

memberikan bahan

tulisan kepada

masing-masing

kelompok,

Siswa bersama-

sama guru

menyimpulkan

hasil diskusi yang

telah

dipresentasikan

siswa di depan

kelas,

2 2 3 3

Siswa menyimak

pada saat guru

menyampaikan

agar dapat

mengambil nilai-

nilai positif yang

terdapat didalam

pembelajaran dan

menjauhi nilai yang

negatifnya

2 3 3 4

Total skor 14 16 18 22

Skor maksimal 24 24 24 24

Persentase(%) 58,33% 66,66% 75% 91,66%

Rata-rata (%) 72,91%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 72,91%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap giat belajar, atau sekitar

14 orang siswa memiliki sikap giat belajar dari jumlah keseluruhan

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

68

siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap giat belajar

dengan kualitas rendah.

5. Rela berkorban

Rela berkorban merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, rela

berkorban dapat ditunjukan dengan membantu menjelaskan kepada

temannya yang kurang memahami bahan tulisan yang diberikan guru.

Hasil observasi mengenai sikap rela berkorban pada siswa di dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Rela berkorban Membantu menjelaskan

kepada temannya yang

kurang memahami bahan

tulisan yang diberikan

guru

3 3 3 4

Total skor 3 3 3 4

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 75% 75% 75% 100%

Rata-rata (%) 81,25%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 81,25%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap rela berkorban, atau

sekitar 15 orang siswa memiliki sikap rela berkorban dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap rela

berkorban dengan kualitas rendah.

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

69

6. Pantang menyerah

Pantang menyerah merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, pantang

menyerah dapat ditunjukan dengan berusaha memahami pernyataan

yang terdapat didalam bahan tulisan yang diberikan guru dan

menentukan pernyataan yang terbaik menurut pendapat mereka. Hasil

observasi mengenai sikap pantang menyerah pada siswa di dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Pantang

menyerah

Berusaha memahami

pernyataan yang terdapat

didalam bahan tulisan

yang diberikan guru dan

menentukan pernyataan

yang terbaik menurut

pendapat mereka

2 3 3 4

Total skor 2 3 3 4

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 75% 75% 100%

Rata-rata (%) 75%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 75% siswa

pada kelas eksperimen memiliki sikap pantang menyerah, atau sekitar

14 orang siswa memiliki sikap pantang menyerah dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap

pantang menyerah dengan kualitas rendah.

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

70

7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bagian

dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam

pembelajaran, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dapat

ditunjukan dengan pada saat mendiskusikan bahan tulisan berusaha

untuk menerima pendapat teman yang berbeda-beda. Hasil observasi

mengenai sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain pada

siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan

Kehendak Kepada Orang Lain

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Tidak

memaksakan

kehendak

kepada orang

lain

Pada saat mendiskusikan

bahan tulisan berusaha

untuk menerima

pendapat teman yang

berbeda-beda

2 3 3 3

Total skor 2 3 3 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 75% 75% 75%

Rata-rata (%) 68,75%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 68,75%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap tidak memaksakan

kehendak kepada orang lain, atau sekitar 13 orang siswa memiliki

sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap tidak

memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kualitas rendah.

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

71

8. Suka bekerja keras

Suka bekerja keras merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, suka

bekerja keras dapat ditunjukan dengan menyatukan pendapat teman

yang berbeda-beda untuk mencari kebulatan pendapat yang menjadi

kesepakatan bersama. Hasil observasi mengenai sikap suka bekerja

keras pada siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Suka bekerja

keras

menyatukan pendapat

teman yang berbeda-beda

untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi

kesepakatan bersama

2 3 3 3

Total skor 2 3 3 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 75% 75% 75%

Rata-rata (%) 68,75%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 68,75%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap suka bekerja keras, atau

sekitar 13 orang siswa memiliki sikap suka bekerja keras dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap suka

bekerja keras dengan kualitas rendah.

9. Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama

Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama merupakan

bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

72

dalam pembelajaran, mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar

sesama dapat ditunjukan dengan siswa berkumpul dalam kelompok

yang telah dibagikan guru untuk memperhatikan materi yang akan

diberikan guru dan mendiskusikan bahan tulisan yang diberikan guru

dan siswa membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap mampu

menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama pada siswa di dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin

Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Mampu

menjalin

persatuan dan

kesatuan antar

sesama

Siswa berkumpul dalam

kelompok yang telah

dibagikan guru untuk

memperhatikan materi

yang akan diberikan

guru dan

mendiskusikan bahan

tulisan yang diberikan

guru.

3 3 3 4

Siswa membacakan

hasil penilaian mereka

terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan

guru.

3 3 3 4

Total skor 6 6 6 8

Skor maksimal 8 8 8 8

Persentase(%) 75% 75% 75% 100%

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

73

Rata-rata (%) 81,25%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 81,25%

siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap mampu menjalin

persatuan dan kesatuan antar sesama, atau sekitar 15 orang siswa

memiliki sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama

dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya

memiliki sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama

dengan kualitas rendah.

10. Jujur

Jujur merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap

nasionalisme. Di dalam pembelajaran, jujur dapat ditunjukan dengan

siswa membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan yang

telah diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap jujur pada siswa

di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Jujur Siswa membacakan hasil

penilaian mereka terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

2 3 3 4

Total skor 2 3 3 4

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 75% 75% 100%

Rata-rata (%) 75%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 75% siswa

pada kelas eksperimen memiliki sikap jujur, atau sekitar 14 orang

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

74

siswa memiliki sikap jujur dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19

orang dan sisanya memiliki sikap jujur dengan kualitas rendah.

b. Hasil Observasi Pembelajaran Kelas Kontrol

Indikator sikap nasionalisme yang diobservasi didalam

pembelajaran pada kelas kontrol di kelas V-B MI. Jam’iyyatul Khair

adalah sebagai berikut:

1. Mampu menghormati orang lain

Mampu menghormati orang lain merupakan bagian dari tindakan

yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran,

mampu menghormati orang lain dapat ditunjukan dengan siswa

menjawab salam guru, siswa memperhatikan guru pada saat guru

sedang mengabsen, siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari pelajaran hari ini, siswa

memperhatikan pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa,

siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar dapat mengambil

nilai-nilai positif yang terdapat didalam pembelajaran dan menjauhi

nilai negatifnya, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan

penugasan serta siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan

informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Hasil observasi mengenai sikap mampu

menghormati orang lain pada siswa di dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati

Orang Lain

Sikap

Nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Mampu

menghormati

orang lain

Siswa menjawab

salam guru.

3 3 3 3

Siswa 2 2 3 3

Page 91: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

75

memperhatikan

guru pada saat

guru sedang

mengabsen,

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

menjelaskan

tujuan dan hasil

yang ingin

dicapai dari

pelajaran hari ini

2 2 3 3

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

memberikan

motivasi kepada

siswa,

2 2 3 3

Siswa

menyimak pada

saat guru

menyampaikan

agar dapat

mengambil

nilai-nilai positif

yang terdapat

didalam

pembelajaran

dan menjauhi

nilai negatifnya

2 2 3 3

Page 92: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

76

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

memberikan

penugasan

2 2 2 3

Siswa

memperhatikan

pada saat guru

menyampaikan

informasi

mengenai materi

pelajaran yang

akan dipelajari

pada pertemuan

berikutnya

2 2 2 2

Total skor 15 15 19 20

Skor maksimal 28 28 28 28

Persentase(%) 53,57% 53,57% 67,85% 71,42%

Rata-rata (%) 61,60%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 61,60%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap mampu menghormati orang

lain, atau sekitar 12 orang siswa memiliki sikap mampu menghormati

orang lain dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan

sisanya memiliki sikap mampu menghormati orang lain dengan

kualitas rendah.

2. Disiplin

Disiplin merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan

sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, disiplin dapat ditunjukan

dengan siswa mengkondisikan diri sebelum belajar, siswa berdoa

Page 93: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

77

sebelum belajar, siswa bersama-sama guru menutup pelajaran hari ini

dengan doa bersama. Hasil observasi mengenai sikap disiplin pada

siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Disiplin Siswa

mengkondisikan

diri sebelum belajar

1 2 2 3

Siswa berdoa

sebelum belajar

2 2 2 3

Siswa bersama-

sama guru menutup

pelajaran hari ini

dengan doa

bersama

1 2 2 3

Total skor 4 6 6 9

Skor maksimal 12 12 12 12

Persentase(%) 33,33% 50% 50% 75%

Rata-rata (%) 52,08%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 52,08%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap disiplin, atau sekitar 10 orang

siswa memiliki sikap disiplin dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak

19 orang dan sisanya memiliki sikap disiplin dengan kualitas rendah.

3. Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia

Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan

bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di

dalam pembelajaran, senang dan bangga menjadi warga negara

Indonesia dapat ditunjukan dengan siswa bersama-sama guru

Page 94: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

78

menyanyikan lagu nasional bersama guru. Hasil observasi mengenai

sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia pada siswa

di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga

Menjadi Warga Negara Indonesia

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Senang dan

bangga menjadi

warga negara

Indonesia

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia dapat

ditunjukan dengan siswa

bersama-sama guru

menyanyikan lagu

nasional bersama guru

2 2 2 3

Total skor 2 2 2 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 50% 50% 75%

Rata-rata (%) 56,25%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 56,25%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap senang dan bangga menjadi

warga negara Indonesia, atau sekitar 11 orang siswa memiliki sikap

senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap

senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dengan kualitas

rendah.

4. Giat belajar

Giat belajar merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan

sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, giat belajar dapat

Page 95: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

79

ditunjukan dengan siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran kepada siswa, siswa memperhatikan

pada saat guru memberikan pertanyaan pendahuluan kepada siswa

mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini, siswa

memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran hari ini,

siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru,

siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi pelajaran,

serta siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang terdapat didalam pembelajaran dan

menjauhi nilai yang negatifnya. Hasil observasi mengenai sikap giat

belajar pada siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.14 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Giat belajar Siswa

memperhatikan pada

saat guru

menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran kepada

siswa,

2 2 3 3

Siswa

memperhatikan pada

saat guru

memberikan

pertanyaan

pendahuluan kepada

siswa mengenai

2 2 3 3

Page 96: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

80

materi pelajaran

yang akan dipelajari

hari ini,

Siswa

memperhatikan pada

saat guru

menjelaskan materi

pelajaran hari ini,

2 2 3 3

Siswa mengikuti

langkah-langkah

pembelajaran yang

dilakukan guru.

2 2 2 3

Siswa melakukan

tanya jawab dengan

guru mengenai

materi pelajaran.

1 2 2 2

Siswa bersama-sama

guru menyimpulkan

pelajaran hari ini

2 2 2 3

Siswa menyimak

pada saat guru

menyampaikan agar

dapat mengambil

nilai-nilai positif

yang terdapat

didalam

pembelajaran dan

menjauhi nilai yang

negatifnya

3 3 2 2

Total skor 14 15 17 19

Page 97: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

81

Skor maksimal 28 28 28 28

Persentase(%) 50% 53,57% 60,71% 67,85%

Rata-rata (%) 58,03%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 58,03%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap giat belajar, atau sekitar 11

orang siswa memiliki sikap giat belajar dari jumlah keseluruhan siswa

sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap giat belajar dengan

kualitas rendah.

5. Rela berkorban

Rela berkorban merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, rela

berkorban dapat ditunjukan dengan membantu menjelaskan kepada

temannya yang kurang memahami bahan tulisan yang diberikan guru.

Hasil observasi mengenai sikap rela berkorban pada siswa di dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Rela berkorban Membantu menjelaskan

kepada temannya yang

kurang memahami bahan

tulisan yang diberikan

guru

2 2 3 3

Total skor 2 2 3 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 50% 75% 75%

Rata-rata (%) 62,5%

Page 98: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

82

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 62,5%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap rela berkorban, atau sekitar 12

orang siswa memiliki sikap rela berkorban dari jumlah keseluruhan

siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap rela berkorban

dengan kualitas rendah.

6. Pantang menyerah

Pantang menyerah merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, pantang

menyerah dapat ditunjukan dengan Berusaha memahami pernyataan

yang terdapat didalam bahan tulisan yang diberikan guru dan

menentukan pernyataan yang terbaik menurut pendapat mereka. Hasil

observasi mengenai sikap pantang menyerah pada siswa di dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Pantang

menyerah

Berusaha memahami

pernyataan yang terdapat

didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan

menentukan pernyataan

yang terbaik menurut

pendapat mereka

2 2 3 3

Total skor 2 2 3 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 50% 75% 75%

Rata-rata (%) 62,5%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 62,5%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap pantang menyerah, atau

Page 99: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

83

sekitar 12 orang siswa memiliki sikap pantang menyerah dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap

pantang menyerah dengan kualitas rendah.

7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bagian

dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam

pembelajaran, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dapat

ditunjukan dengan pada saat mendiskusikan bahan tulisan berusaha

untuk menerima pendapat teman yang berbeda-beda. Hasil observasi

mengenai sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain pada

siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan

Kehendak Kepada Orang Lain

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Tidak

memaksakan

kehendak

kepada orang

lain

Pada saat mendiskusikan

bahan tulisan berusaha

untuk menerima

pendapat teman yang

berbeda-beda

2 2 3 3

Total skor 2 2 3 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 50% 75% 75%

Rata-rata (%) 62,5%

Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 62,5%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain, atau sekitar 12 orang siswa memiliki sikap tidak

memaksakan kehendak kepada orang lain dari jumlah keseluruhan

Page 100: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

84

siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap tidak

memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kualitas rendah.

8. Suka bekerja keras

Suka bekerja keras merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, suka

bekerja keras dapat ditunjukan dengan menyatukan pendapat teman

yang berbeda-beda untuk mencari kebulatan pendapat yang menjadi

kesepakatan bersama. Hasil observasi mengenai sikap suka bekerja

keras pada siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.18 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Suka bekerja

keras

menyatukan pendapat

teman yang berbeda-beda

untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi

kesepakatan bersama

2 2 2 2

Total skor 2 2 2 2

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 50% 50% 50%

Rata-rata (%) 50%

Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 50% siswa

pada kelas kontrol memiliki sikap suka bekerja keras, atau sekitar 10

orang siswa memiliki sikap suka bekerja keras dari jumlah keseluruhan

siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap suka bekerja

keras dengan kualitas rendah.

Page 101: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

85

9. Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama

Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama merupakan

bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di

dalam pembelajaran, mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar

sesama dapat ditunjukan dengan siswa berkumpul dalam kelompok

yang telah dibagikan guru untuk memperhatikan materi yang akan

diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap mampu menjalin

persatuan dan kesatuan antar sesama pada siswa di dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin

Persatuan Dan Kesatuan Antar Sesama

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Mampu

menjalin

persatuan dan

kesatuan

antar sesama

Siswa berkumpul dalam

kelompok yang telah

dibagikan guru untuk

memperhatikan materi

yang akan diberikan guru

2 2 3 3

Siswa membacakan hasil

penilaian mereka terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

2 2 2 2

Total skor 4 4 5 5

Skor maksimal 8 8 8 8

Persentase(%) 50% 50% 62,5% 62,5%

Rata-rata (%) 56,25%

Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 56,25%

siswa pada kelas kontrol memiliki sikap mampu menjalin persatuan

Page 102: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

86

dan kesatuan antar sesama, atau sekitar 11 orang siswa memiliki sikap

mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap

mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dengan kualitas

rendah.

10. Jujur

Jujur merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap

nasionalisme. Di dalam pembelajaran, jujur dapat ditunjukan dengan

siswa membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan yang

telah diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap jujur pada siswa

di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.20 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Pertemuan ke

I II III IV

Jujur Siswa membacakan hasil

penilaian mereka terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

2 2 2 3

Total skor 2 2 2 3

Skor maksimal 4 4 4 4

Persentase(%) 50% 50% 50% 75%

Rata-rata (%) 56,25%

Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 56,25% siswa

pada kelas kontrol memiliki sikap jujur, atau sekitar 11 orang siswa

memiliki sikap jujur dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan

sisanya memiliki sikap jujur dengan kualitas rendah.

Page 103: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

87

2. Hasil Angket Siswa

Hasil angket siswa disajikan dalam bentuk persentase berdasarkan

pilihan jawaban pernyataan yang dipilih oleh masing-masing siswa

terhadap pernyataan yang terdapat di dalam angket sikap nasionalisme.

Nilai persentase diperoleh berdasarkan perhitungan dengan membagi

frekuensi siswa yang memilih masing-masing jawaban pernyataan dibagi

dengan banyaknya siswa dikali 100%. Lalu menentukan presentase tiap

indikator sikap nasionalisme dengan cara membagi nilai skor dengan nilai

harapan dikali 100%.

Indikator sikap nasionalisme yang terdapat didalam angket siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol di kelas V-A dan V-B MI. Jam’iyyatul

Khair adalah sebagai berikut:

1. Cinta tanah air

Cinta tanah air dapat ditunjukkan dengan tindakan giat belajar,

disiplin, serta senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, dalam

penelitian ini untuk indikator Cinta tanah air terdiri dari 9 pernyataan.

Untuk lebih jelasnya masing-masing indikator akan dideskripsikan sebagai

berikut:

a. Giat belajar

Giat belajar merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan

sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang mencermin

sikap giat belajar diantaranya adalah bersungguh-sungguh

memperhatikan pada saat guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran, bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini, bersungguh-

sungguh memperhatikan pada saat guru memberikan bahan tulisan

kepada masing-masing kelompok, giat menyimpulkan hasil diskusi yang

Page 104: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

88

telah dipresentasikan di depan kelas, bersungguh-sungguh menyimak

penjelasan nilai-nilai positif yang terdapat di dalam pembelajaran dan nilai

negatifnya. Hasil angket siswa mengenai sikap giat belajar dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.21 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Giat Belajar

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Giat Belajar Bersungguh-sungguh

memperhatikan pada

saat guru menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran

86% 86%

Bersungguh-sungguh

memperhatikan pada

saat guru memberikan

pertanyaan pendahuluan

mengenai materi

Perjuangan

Mempertahankan

Kemerdekaan yang akan

dipelajari hari ini

80% 88%

Bersungguh-sungguh

memperhatikan pada

saat guru memberikan

bahan tulisan kepada

masing-masing

kelompok

82% 86%

Giat menyimpulkan

hasil diskusi yang telah

dipresentasikan di depan

kelas

78% 80%

Page 105: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

89

Bersungguh-sungguh

menyimak penjelasan

nilai-nilai positif yang

terdapat didalam

pembelajaran dan nilai

negatifnya

84% 84%

Persentase sikap nasionalisme giat

belajar

82% 85%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator giat belajar pada kelas eksperimen

dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas eksperimen lebih

besar dari pada rata-rata persentase angket pada kelas kontrol. Pada

kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada indikator mampu

menghormati orang lain sebesar 82% sementara itu, kelas eksperimen

persentasenya sebesar 85%.

b. Disiplin

Disiplin merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan

sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang mencermin

sikap disiplin diantaranya adalah selalu tertib dalam belajar, selalu

berdoa sebelum belajar, berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat

menutup pelajaran. Hasil angket siswa mengenai sikap disiplin dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.22 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Disiplin

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Disiplin Selalu tertib dalam

belajar

62% 91%

Selalu berdoa sebelum 91% 91%

Page 106: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

90

belajar

Berusaha tertib berdoa

bersama guru pada saat

menutup pelajaran

87% 89%

Persentase sikap nasionalisme disiplin 80% 90%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator disiplin pada kelas eksperimen dan

kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar

dari pada rata-rata persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas

kontrol, rata-rata persentase angket pada indikator mampu

menghormati orang lain sebesar 80% sementara itu, kelas eksperimen

persentasenya sebesar 90%.

c. Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia

Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan

bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme.

Indikator sikap nasionalisme yang mencermin sikap senang dan

bangga menjadi warga negara Indonesia diantaranya adalah bangga

dan senang menyanyikan lagu nasional bersama guru pada saat

pembelajaran. Hasil angket siswa mengenai sikap senang dan bangga

menjadi warga negara Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.23 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Senang dan

Bangga Menjadi Warga Negara Indonesia

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Senang dan

bangga

menjadi

Bangga dan senang

menyanyikan lagu

nasional bersama guru

82% 92%

Page 107: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

91

warga negara

Indonesia

pada saat pembelajaran

Persentase sikap nasionalisme senang

dan bangga menjadi warga negara

Indonesia

82% 92%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator senang dan bangga menjadi warga

negara Indonesia pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata

persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata

persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata

persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain

sebesar 82% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar

92%.

2. Menghargai Jasa-jasa Pahlawan

Menghargai jasa-jasa pahlawan dapat ditunjukkan dengan tindakan

rela berkorban dan jujur, dalam penelitian ini untuk indikator menghargai

jasa-jasa pahlawan terdiri dari 2 pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-

masing indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Rela berkorban

Rela berkorban merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang

mencermin sikap rela berkorban diantaranya adalah rela membantu

menjelaskan kepada teman yang kurang memahami bahan ajar yang

diberikan guru. Hasil angket siswa mengenai sikap rela berkorban

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 108: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

92

Tabel 4.24 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Rela Berkorban

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Rela

berkorban

Rela membantu

menjelaskan kepada

teman yang kurang

memahami bahan ajar

yang diberikan guru

78% 72%

Persentase sikap nasionalisme rela

berkorban

78% 72%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator rela berkorban pada kelas

eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas kontrol

lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada kelas

eksperimen. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada

indikator rela berkorban sebesar 78% sementara itu, kelas eksperimen

persentasenya sebesar 72%.

b. Jujur

Jujur merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap

nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang mencermin sikap

jujur diantaranya adalah bersikap jujur dalam membacakan penilaian

dan alasan kelompok saya terhadap bahan ajar yang telah diberikan

guru. Hasil angket siswa mengenai sikap jujur dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 109: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

93

Tabel 4.25 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Jujur

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Jujur Bersikap jujur dalam

membacakan penilaian

dan alasan kelompok

saya terhadap bahan

ajar yang telah

diberikan guru

82% 83%

Persentase sikap nasionalisme jujur 82% 83%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator mampu menjalin persatuan dan

kesatuan antar sesama pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata

persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-

rata persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata

persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain

sebesar 82% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar

83%.

3. Rela Berkorban untuk Kepentingan bangsa dan negara

Rela berkorban dapat ditunjukkan dengan tindakan tidak memaksakan

kehendak kepada orang lain, dalam penelitian ini untuk indikator

menghargai jasa-jasa pahlawan terdiri dari 1 pernyataan. Untuk lebih

jelasnya masing-masing indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bagian

dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap

nasionalisme yang mencermin sikap tidak memaksakan kehendak

Page 110: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

94

kepada orang lain diantaranya adalah menerima pendapat teman

meskipun berbeda pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang diberikan

guru. Hasil angket siswa mengenai sikap mampu tidak memaksakan

kehendak kepada orang lain dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.26 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Tidak

Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Tidak

memaksakan

kehendak

kepada orang

lain

menerima pendapat

teman meskipun

berbeda pendapat saat

berdiskusi bahan ajar

yang diberikan guru

75% 80%

Persentase sikap nasionalisme

tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain

75% 80%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata

persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata

persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata

persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain

sebesar 75% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar

80%.

4. Mengutamakan Persatuan Dan Kesatuan

Mengutamakan persatuan dan kesatuan dapat ditunjukkan dengan

tindakan Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama, dalam

Page 111: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

95

penelitian ini untuk indikator Mengutamakan persatuan dan kesatuan

terdiri dari 2 pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-masing indikator

akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama

Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama merupakan

bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme.

Indikator sikap nasionalisme yang mencermin sikap mampu menjalin

persatuan dan kesatuan antar sesama diantaranya adalah selalu menjalin

kerjasama dalam kelompok belajar di kelas dan selalu menjalin kerjasama

dalam mengerjakan bahan ajar. Hasil angket siswa mengenai sikap

mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.27 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin

Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Mampu

menjalin

persatuan dan

kesatuan

antar sesama

Selalu menjalin kerjasama

dalam kelompok belajar

di kelas

82% 84%

Selalu menjalin

kerjasama dalam

mengerjakan bahan ajar

80% 87%

Persentase sikap nasionalisme mampu

menjalin persatuan dan kesatuan antar

sesama

81% 86%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator mampu menjalin persatuan dan

kesatuan antar sesama pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata

Page 112: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

96

persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata

persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata

persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain

sebesar 81% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar

86%.

5. Berjiwa Pembaharu Dan Tidak Kenal Menyerah

Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dapat ditunjukkan

dengan tindakan pantang menyerah dan suka bekerja keras dalam

penelitian ini untuk indikator berjiwa pembaharu dan tidak kenal

menyerah terdiri dari 2 pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-masing

indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pantang menyerah

Pantang menyerah merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang

mencermin sikap pantang menyerah diantaranya adalah giat

mempelajari bahan ajar yang diberikan guru. Hasil angket siswa

mengenai sikap mampu pantang menyerah dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.28 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Pantang

Menyerah

Giat mempelajari bahan

ajar yang diberikan

guru

64% 84%

Persentase sikap nasionalisme pantang

menyerah

64% 84%

Page 113: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

97

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator pantang menyerah pada kelas

eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas

eksperimen lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada

kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada

indikator mampu menghormati orang lain sebesar 64% sementara itu,

kelas eksperimen persentasenya sebesar 84%.

b. Suka bekerja keras

Suka bekerja keras merupakan bagian dari tindakan yang

mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang

mencermin sikap suka bekerja keras diantaranya adalah bekerja keras

berdiskusi dalam mempelajari bahan ajar. Hasil angket siswa

mengenai sikap suka bekerja keras dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.29 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras

Sikap

nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Suka bekerja

keras

Bekerja keras

berdiskusi dalam

mempelajari bahan

ajar

78% 83%

Persentase sikap nasionalisme suka

bekerja keras

78% 83%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator suka bekerja keras pada kelas

eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas

eksperimen lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada kelas

kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada indikator

Page 114: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

98

mampu menghormati orang lain sebesar 78% sementara itu, kelas

eksperimen persentasenya sebesar 83%.

6. Memiliki sikap Tenggang Rasa Sesama Manusia

Memiliki sikap Tenggang Rasa Sesama Manusia dapat ditunjukkan

dengan mampu menghormati orang lain dalam penelitian ini untuk

indikator Memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia terdiri dari 5

pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-masing indikator akan

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Mampu menghormati orang lain

Mampu menghormati orang lain merupakan bagian dari tindakan

yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran,

mampu menghormati orang lain dapat ditunjukan dengan menjawab

salam guru pada pendahuluan pembelajaran, menghormati guru pada

saat guru sedang mengabsen, memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa, mematuhi tugas pembelajaran

yang diberikan serta memperhatikan pada saat guru menyampaikan

informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Hasil angket siswa mengenai sikap mampu

menghormati orang lain pada siswa di dalam pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 115: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

99

Tabel 4.30 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu

Menghormati Orang Lain

Sikap

Nasionalisme

Indikator sikap Hasil Angket

Kelas

kontrol

Kelas

eksperimen

Mampu

menghormati

orang lain

Menjawab salam guru

pada pendahuluan

pembelajaran.

96% 97%

Menghormati guru pada

saat guru sedang

mengabsen

87% 83%

Memperhatikan pada saat

guru memberikan

motivasi kepada siswa

82% 86%

Mematuhi tugas

pembelajaran yang

diberikan

66% 86%

Memperhatikan pada saat

guru menyampaikan

informasi mengenai

materi pelajaran yang

akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

74% 80%

Persentase sikap nasionalisme mampu

menghormati orang lain

81% 86%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap

nasionalisme siswa pada indikator mampu menghormati orang lain

pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada

kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada

Page 116: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

100

kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada

indikator mampu menghormati orang lain sebesar 81% sementara itu,

kelas eksperimen persentasenya sebesar 86%.

3. Skor Rata-rata Angket Sikap Nasionalisme Siswa Pada Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi rata-rata Angket Sikap

Nasionalisme Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistics

eksperimen kontrol

N Valid 19 19

Missing 0 0

Mean 71.68 67.05

Median 72.00 68.00

Mode 74 68a

Std. Deviation 6.028 6.868

Variance 36.339 47.164

Range 25 29

Minimum 57 51

Maximum 82 80

Sum 1362 1274

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa

rata-rata (mean) angket sikap nasionalisme pada kelas eksperimen sebesar

71,68, Median (Me) sebesar 72,00 dan Modus (Mo) sebesar 74. Sementara

itu, rata-rata (mean) angket sikap nasionalisme pada kelas kontrol sebesar

67,05, Median (Me) sebesar 68,00 dan Modus (Mo) sebesar 68.

B. Pengujian Hipotesis

1. Uji Prasyarat Hipotesis

Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat hipotesis yaitu

sebagai berikut:

Page 117: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

101

a. Uji Normalitas data

Uji normalitas digunakan sebagai salah satu syarat untuk

pengolahan data pada tahap selanjutnya, serta untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas berdistribusi normal

jika signifikan > 0,05, sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka data

tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan progam SPSS 22 for windows diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen kontrol

N 19 19

Normal Parametersa,b

Mean 71.68 67.05

Std. Deviation 6.028 6.868

Most Extreme Differences Absolute .139 .186

Positive .132 .130

Negative -.139 -.186

Test Statistic .139 .186

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

.081c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil perhitungan ANOVA variabel sikap

nasionalisme siswa pada kelas eksperimen diperoleh skor signifikan

0,200 dan pada kelas kontrol diperoleh skor signifikan 0,066 yang

berarti lebih besar daripada taraf signifikan 5% atau signifikan 0,200 >

0,05 dan 0,081 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi

data variabel sikap nasionalisme siswa berdistribusi normal.

Page 118: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

102

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data yang

diperoleh homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan SPSS 22 for

windows diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.33 Hasil Uji Homogenitas Data

Test of Homogeneity of Variances

kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.683 5 8 .103

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, variabel sikap nasionalisme

siswa diperoleh skor signifikan 0,103 yang berarti lebih besar

daripada taraf signifikan 5% atau signifikan 0,103 > 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel sikap nasionalisme

siswa pada elompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah

homogen.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) terhadap sikap

nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk mengetahui pengaruh

tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut:

: ≤

: >

Keterangan :

= rata-rata sikap nasionalisme siswa kelompok eksperimen

= rata-rata sikap nasionalisme siswa kelompok kontrol

Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria

pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Sedangkan, jika thitung ≥ ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak, pada taraf

Page 119: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

103

kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan perhitungan,

diperoleh thitung sebesar 1,7457 dan ttabel sebesar 1,688. Untuk lebih

jelasnya, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.34 Hasil Uji Sampel Tidak Berpasangan Dengan Statistik Uji t

Dari tabel dapat terlihat bahwa thitung ≥ ttabel (2,209 ≥ 1,688) dan nilai

sig (2-tailed) 0,034 < 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima,

dengan kata lain, terdapat perbedaan sikap nasionalisme siswa dalam

pembelajaran IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran value clarification

technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa pada

pembelajaran IPS.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran IPS pada kelompok eksperimen, dimulai dengan

menyanyikan lagu-lagu nasional dengan tujuan agar siswa merasa senang dan

bangga sebagai warga negara Indonesia dan lebih bersemangat dalam belajar.

Selanjutnya, sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat didalam model

pembelajaran value clarification technique (VCT) dalam 4 kali pertemuan,

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

eksperi

men

kontrol

Equal variances

assumed .295 .590 2.209 36 .034 4.63158 2.09640 .37988 8.88327

Equal variances

not assumed 2.209 35.405 .034 4.63158 2.09640 .37740 8.88576

Page 120: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

104

guru membahas secara singkat materi pelajaran yang akan dipelajari, lalu guru

memberikan bahan tulisan yang berisi pernyataan-pernyataan yang meminta

jawaban siswa terhadap pernyataan tersebut, bahan tulisan itu pada beberapa

pertemuan dikerjakan secara berkelompok dan pada beberapa pertemuan

lainnya dikerjakan secara individu. Melalui langkah ini, maka siswa dibiasakan

untuk membahas bahan ajar secara berkelompok/secara individu, agar siswa

terbiasa untuk dapat bekerja keras, pantang menyerah dan tidak memaksakan

kehendak kepada orang lain. Selanjutnya siswa diminta untuk membacakan

jawaban dan alasan mereka terhadap bahan tulisan yang diberikan guru.

Langkah ini bertujuan agar siswa dapat bersikap jujur dalam membacakan

jawaban dan alasan mereka mengenai pernyataan yang diberikan guru dan

mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama yaitu pada waktu

pernyataan kelompok mereka berbeda dengan pernyataan kelompok yang lain.

Selanjutnya guru bersama siswa menyimpulkan sikap yang sesuai dengan

pernyataan yang diberikan guru.

Sedangkan pembelajaran IPS pada kelompok kontrol, guru menggunakan

langkah-langkah yang sesuai dengan metode konvensional berupa ceramah dan

tanya jawab. Proses pembelajaran dimulai dengan pembahasan materi

pelajaran sesuai dengan indikator yang dijelaskan oleh guru lalu siswa

mendengarkan uraian materi yang dijelaskan oleh guru. Setelah itu, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

pelajaran yang belum mereka mengerti. Setelah itu dilanjutkan dengan

pemberian tugas latihan soal-soal oleh guru mengenai materi yang telah

dipelajari.

Begitu juga dari hasil pengamatan selama berlangsungnya proses

pembelajaran di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Diperoleh

perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Perbedaan tersebut adalah pada

kelompok eksperimen sikap nasionalisme siswa pada beberapa indikator yang

diamati menunjukkan peningkatan yang semakin besar selama berlangsungnya

proses pembelajaran dengan menggunakan model value clarification technique

Page 121: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

105

(VCT) yang dilakukan dalam 4 kali pembelajaran. Sedangkan pada kelompok

kontrol, hal sebaliknya yang terjadi. Pada kelompok kontrol terjadi stagnasi

atau tidak terjadi peningkatan sikap nasionalisme siswa pada beberapa

indikator yang diamati selama proses pembelajaran mulai dari pertemuan awal

hingga pertemuan akhir.

Hasil angket mengenai sikap nasionalisme yang diberikan guru kepada

siswa pada akhir pembelajaran menunjukkan bahwa, pada beberapa indikator

sikap nasionalisme yang terdapat didalam pernyataan angket. Hasil angket

pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model VCT

menunjukkan rata-rata persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

angket pada kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode

konvensional dengan ceramah dan tanya jawab. Misalnya pada indikator

mampu menghormati orang lain, kelas eksperimen memperoleh rata-rata

persentase sebesar 86% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata

persentase sebesar 81%, pada indikator disiplin kelas eksperimen memperoleh

rata-rata persentase sebesar 90% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata

persentase sebesar 81%, selanjutnya pada indikator senang dan bangga menjadi

warga negara Indonesia kelas eksperimen memperoleh rata-rata persentase

sebesar 92% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata persentase sebesar

82%, lalu pada indikator giat belajar kelas eksperimen memperoleh rata-rata

persentase sebesar 85% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata

persentase sebesar 82% dsb.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa thitung berada diluar daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0

ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa

rata-rata skor sikap nasionalisme siswa yang diberi model pembelajaran value

clarification technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa

dibandingkan dengan yang diberi pendekatan konvensional.

Page 122: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

106

Perbedaan rata-rata sikap nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS

antara kelompok eksperimen dan kontrol tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran value clarification

technique (VCT) memiliki pengaruh/berpengaruh terhadap sikap nasionalisme

siswa dari pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional.

Hal ini terlihat dari perolehan rata-rata sikap nasionalisme siswa kedua

kelompok, yaitu 71.68 untuk kelompok eksperimen dan 67.05 untuk kelompok

kontrol. Artinya sikap nasionalisme siswa yang diberikan model pembelajaran

value clarification technique (VCT) pada kelompok eksperimen berpengaruh

dari pada kelompok yang diberikan pendekatan konvensional pada kelompok

kontrol.

Dari uraian diatas, jelas terlihat bahwa pembelajaran IPS dengan

menggunakan model value clarification technique (VCT) berpengaruh

terhadap sikap nasionalisme siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran

value clarification technique (VCT) merupakan model pembelajaran yang

dapat menanamkan dan membentuk sikap siswa, sesuai dengan langkah-

langkah yang terdapat didalam model pembelajaran value clarification

technique (VCT). Dan sesuai dengan penelitian yang sama, yang pernah

dilakukan oleh Muslim dari Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang dengan judul penelitian “Pengaruh Pelaksanaan

Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap

Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran

2012/2013”. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh pelaksanaan

pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah terhadap sikap nasionalisme.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya

telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang

optimal. Kendati demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan

sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan

diantaranya:

Page 123: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

107

1. Kondisi siswa yang kurang terbiasa dengan pembelajaran berkelompok

sehingga siswa agak merasa kesulitan ketika membahas bahan tulisan

secara berkelompok.

2. Model pembelajaran yang baru diterima siswa sehingga pelaksanaan

teknik pembelajaran pada awal-awal kurang berjalan efektif.

3. Siswa kurang terbiasa untuk mengungkapkan alasan mereka sehingga

mereka merasa kesulitan untuk mengemukaan alasan mengenai pilihan

pendapat yang mereka pilih pada pernyataan yang terdapat didalam lembar

analisis bahan bacaan yang diberikan guru.

4. Penelitian ini memfokuskan penelitian pada aspek sikap nasionalisme

siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran

value clarification technique (VCT) sehingga peneliti cukup merasa

kesulitan untuk menemukan indikator-indikator yang sesuai dengan sikap

nasionalisme siswa pada pembelajaran IPS.

Page 124: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada objek

permasalahan dan dilanjutkan dengan penganalisaan serta pembahasan, maka

penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran value

clarification technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa

pada pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik dimana

thitung lebih dari atau sama dengan ttabel (2,209 ≥ 1,688) atau nilai sig (2-tailed)

lebih kecil dari 0,05 (0,034 < 0,05) dengan resiko kesalahan 5%. Sebaliknya

penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan konvensional

tidak berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa.

Pengaruh tersebut dilihat juga berdasarkan hasil observasi terhadap sikap

nasionalisme siswa yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran

menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang di dalam proses

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran value clarification

technique (VCT) lebih tinggi dibandingkan dengan sikap nasionalisme siswa

dalam pembelajaran IPS pada kelompok kontrol yang menggunakan

pendekatan konvensional. Pada kelompok eksperimen sikap nasionalisme

siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan pembelajaran sementara

itu pada kelas kontrol sikap nasionalisme siswanya pada setiap pertemuan

cenderung stabil.

B. Saran

Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini,

diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 125: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

109

1. Guru yang hendak menggunakan model pembelajaran value clarification

technique (VCT) dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat menentukan

pilihan tehnik pembelajaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan yang

diharapkan dan memaksimalkan penggunaan waktu pembelajaran yang

tersedia.

2. Model pembelajaran value clarification technique (VCT) dapat dijadikan

alternatif pembelajaran bagi sekolah untuk mengembangkan dan

membentuk sikap siswa terhadap nilai-nilai yang terdapat didalam materi

pembelajaran.

3. Siswa hendaknya lebih meningkatkan pemahaman mengenai materi ilmu

pengetahuan sosial. Selain itu bukan hanya sebatas pemahaman saja,

namun juga nilai-nilai yang terdapat di dalam materi IPS, karena di dalam

materi IPS terdapat nilai-nilai yang sangat berguna bagi siswa dalam

membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.

4. Karena beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, maka

disarankan ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique

(VCT) pada pokok bahasan lain atau mengukur aspek yang lain.

Page 126: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

110

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, J.R, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT

Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran afektif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2012.

Ainun Najib, Ivan Nove. “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata

Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di

SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar”. jurnal online. 2013.

Al-anshori, M. Junaedi. Sejarah Nasional Indonesia: masa pra sejarah sampai

masa proklamasi kemerdekaan. Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan, 2010.

Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011.

Anggarini, Kd. Dewi dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification

Technique Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa

Kelas V Sd Gugus VI Tajun”. e.journal. 2013.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ed. Kedua, Cet. Pertama, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, ed.rev., cet.14, 2010.

Ekasari, Dyah Kartika. “Pengaruh Value Clarification Technique (Teknik

Klarifikasi Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata

Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo”.

Jurnal Pendidikan Khusus, 2013.

Enggarwati, Gita. “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”. Skripsi pada Universitas

Negeri Yogyakarta 2014.

Hamalik Oemar. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Kosasih Djahiri, S. Achmad. Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral Vct Dan

Games Dalam Vct. Bandung :Jurusan PMPKN IKIP Bandung, 1985.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.

Muslim. “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran

Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI Ma Al Asror

Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri

Semarang. Semarang: 2013. tidak dipublikasikan

Purwana, Agung Eko dkk. Pembelajaran IPS MI. LAPIS: PGMI, 2009.

Page 127: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

111

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Sapriya, dkk. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS, 2007.

Sapriya, H, dkk. Konsep dasar IPS, Bandung: UPI Press. Edisi kesatu, Cetakan

Pertama, 2006.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke.5,

2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta. cet. V, 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. cet. Ke-9, 2010.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana, Cet.Ke-1, 2013.

Taniredja, Tukiran dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Afektif.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Thobroni, Muhammad dkk. Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan Implementasinya

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)). Jakarta: Bumi

Aksara, Ed1, Cet 2, 2010.

Triatna, Asep Tantan. “Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam Meningkatkan

Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap Ekstrakurikuler

Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung”, S1 thesis,

Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, tidak dipublikasikan

Wuryandani, Wuri. “Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran

Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar”. artikel pada

Universitas Negeri Yogyakarta. tidak dipublikasikan

Page 128: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

112

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 1

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan pertempuran-pertempuran yang

terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan

besar dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.3Menyebutkan sebab-sebab terjadinya

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa

mampu menyebutkan pertempuran-pertempuran yang

terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

dengan baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan besar

dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam

rangka mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan

benar.

Page 129: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

113

2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan sebab-sebab terjadinya pertempuran-

pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

1. Materi pokok : Pertempuran-pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

2. Sub materi pokok : a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

b. Pertempuran Ambarawa

c. Pertempuran “Medan Area”

d. Bandung Lautan Api

3. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai

Bahan Tulisan

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi

Guru mengajak siswa untuk

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Siswa bersama-sama menyayikan

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

Page 130: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

114

bersama-sama menyayikan lagu

“Halo-halo Bandung”.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

lagu kebangsaan “Indonesia

Raya”.

Siswa berkumpul didalam

.kelompoknya masing-masing

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Siswa mmperhatikan dengan

baik motivasi yang diberikan

guru.

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

4. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan yang diketahui

siswa.

Guru menjelaskan mengenai

pertempuran-pertempuran

mempertahankan kemerdekaan

seperti Pertempuran 10

November 1945 di Surabaya,

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai pertempuran-

pertempuran mempertahankan

yang mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan seperti

Pertempuran 10 November 1945

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Cermat

Teliti

Page 131: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

115

pertempuran ambarawa dll.

Guru memberikan bahan tulisan

kepada masing-masing

kelompok.

di Surabaya, pertempuran

ambarawa dll.

Siswa memperhatikan bahan

tulisan yang diberikan guru.

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan siswa secara

berkelompok untuk

mendiskusikan bahan tulisan

yang diberikan guru dan

memberikan penilaian dengan

memberi tanda baik/buruk,

benar/salah, setuju/tidak setuju

dsb.

Guru mengarahkan siswa untuk

mendiskusikan alasan mereka

atas penilaian terhadap bahan

tulisan yang telah diberikan guru.

Siswa secara berkelompok

mendiskusikan bahan tulisan

yang diberikan guru dan

memberikan penilaian dengan

memberi tanda baik/buruk,

benar/salah, setuju/tidak setuju

dsb.

Siswa mendiskusikan alasan

mereka atas penilaian terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

Ketekunan

Bekerja

keras

Kerjasama

Ketelitian

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan kepada

masing-masing kelompok untuk

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Masing-masing kelompok

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

Page 132: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

116

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan hasil penilaian

dan alasan terhadap bahan tulisan

telah dibacakan oleh teman

mereka di depan kelas.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat didalam teks dan

menjauhi nilai yang negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

Siswa menyimpulkan hasil

menyimpulkan hasil penilaian

dan alasan terhadap bahan

tulisan telah dibacakan oleh

teman mereka di depan kelas

bersama guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

disiplin

menghargai

orang lain

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I. Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menyebutkan

beberapa

pertempuran

dalam rangka

Tes

tulis

Pilihan

Ganda

1. Yang termasuk pertempuran pertempuran yang

dilakukan oleh para pahlawan kemerdekaan

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

adalah ...

a. Perjanjian Roem-Royen, perjanjian Renville,

Bandung Lautan Api

b 1

Page 133: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

117

mempertahanka

n kemerdekaan

b. Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan

Area, pertempuran 10 November 1945 di

Surabaya

c. Perjanjian Linggajati, Pertempuran Medan

Area, Bandung Lautan Api

d. Perjanjian Renville, konfrensi Meja Bundar,

pertempuran Medan Area

2 Menyebutkan

tokoh-tokoh

yang berperan

penting dalam

pertempuran-

pertempuran

mempertahanka

n kemerdekaan

2. Tokoh yang mengobarkan semangat

perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-

pidatonya adalah ....

a. Ir. Sukarno

b. Bung Tomo

c. Jenderal Sudirman

d. Mohammad Toha

b 1

3. Komandan Resimen Banyumas yang gugur

dalam Pertempuran Ambarawa adalah ....

a. Letkol M. Sarbini

b. Letkol Sudirman

c. Letkol Isdiman

d. Sastrodiharjo

c 1

4. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk

pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... .

a. Achmad Tahir

b. Mr. Amir Syarifudin

c. Kol A. H. Nasution

d. Teuku Mohammad Hasan

a 1

5. Siapakah nama pahlawan yang gugur dalam

peristiwa Bandung Lautan Api....

a. Muhammad Toha

b. Letnan Kolonel Sarbini

c. Kolonel Sudirman

d. Sastrodiharjo

a 1

Page 134: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

118

3. Menyebutkan

sebab-sebab

terjadinya

pertempuran-

pertempuran

yang terjadi

dalam rangka

mempertahanka

n kemerdekaan

6. Penyebab terjadinya Pertempuran Surabaya

adalah....

a. Awalnya sekutu datang ke surabaya untuk

melucuti senjata tentara jepang namun, Pada

tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu

penjara Kalisosok. Mereka berhasil

membebaskan Kolonel Huiyer, yaitu seorang

perwira angkatan laut Belanda yang ditawan

Jepang.

b. Sekutu ingin mengambil rempah-rempah

yang ada di Surabaya

c. Sekutu ingin membumi hanguskan kota

surabaya

d. Sekutu menyerang kota Surabaya secara tiba-

tiba

a 1

7. Penyebab terjadinya pertempuran Medan Area

adalah....

a. Kedatangan tentara Inggris ke Medan untuk

membantu Belanda menyerang kota Medan

b. Pasukan Inggris yang mendarat di Medan

(Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober

1945 dibonceng Tentara NICA yang telah

dipersiapkan untuk mengambil alih

pemerintahan.

c. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris

memasang papan-papan pengumuman

bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara

sepihat batas-batas kekuasaan mereka.

d. Tentara Inggris ingin mengambil alih hotel-

hotel yang ada di kota Medan

c 1

8. Pertempuran ambarawa terjadi akibat....

a. Tentara Sekutu menyerang kota Ambarawa

b. Tentara sekutu berniat membantu Belanda

untuk kembali menjajah Indonesia

c. Kedatangan tentara sekutu ke Ambarawa

untuk mengambil alih pemerintahan

d. Kedatangan tentara sekutu ke Semarang

diboncengi NICA yang hendak

membebaskan tawanan perang Belanda di

Magelang dan Ambarawa.

d 1

4 Menjelaskan

secara singkat

gambaran

terjadinya

pertempuran-

9. Insiden seorang anggota NICA menginjak-injak

bendera merah putih yang dirampas dari seorang

pemuda di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan

terjadi pada tanggal....

a. 13 Oktober 1945

b. 12 desember 1945

c. 9 Oktober 1945

d. 17 Agustus 1945

a

1

Page 135: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

119

pertempuran

yang terjadi

dalam rangka

mempertahanka

n kemerdekaan

10. Peristiwa pembumihangusan kota Bandung

bagian selatan terjadi pada saat....

a. Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu

mengeluarkan ultimatum kedua yang

menuntut agar semua masyarakat dan para

pejuang TRI untuk mengosongkan kota

Bandung bagian selatan.

b. Pada tanggal 21 November 1945, tentara

Sekutu mengeluarkan ultimatum

(peringatan) pertama agar kota Bandung

bagian utara dikosongkan oleh pihak

Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29

November 1945.

c. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu

memasuki Kota Bandung. Tentara Sekutu

menduduki dan menguasai kantor-kantor

penting. Tentara NICA membonceng tentara

Sekutu.

d. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak

Inggris memasang papan-papan

pengumuman bertuliskan “Fixed

Boundaries Medan Area.”

a 1

11. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris

memasang papan-papan pengumuman

bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya....

a. Perundingan linggajati

b. Perundingan Roem-Royen

c. Pertempuran Medan Area

d. Pertempuran Ambarawa

c 1

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 136: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

120

Tugas kelompok ke-1

Nama Kelompok:

Pilihlah salah satu pernyataan berikut yang menurut kalian paling sesuai dengan tanda

memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang kalian pilih disertai alasannya!

No Pernyataan Pendapat

Setuju Tidak

setuju

1 Para pejuang kemerdekaan sebaiknya menyerah saja kepada

sekutu pada saat sekutu mengeluarkan ultimatum pertama untuk

mengosongkan kota Bandung karena sekutu memiliki lebih

banyak senjata dibandingkan dengan senjata yang dimiliki oleh

para pejuang kemerdekaan.

2. Pada saat terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.

Pada saat seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah

putih yang dirampas dari seorang pemuda, sebaiknya pemuda

Indonesia tidak boleh marah kepada anggota NICA yang

menginjak-injak bendera merah putih.

3 Ketika guru memberikan tugas yang sulit, Ani malas untuk

mengerjakan tugasnya, karena menurut Ani para pejuang

kemerdekaan pun mudah menyerah ketika menghadapi musuh

yang bersenjata lebih banyak.

4 Ketika ada temannya yang merasa kesulitan memahami pelajaran,

Dani membantu temannya dengan mengajarkannya karena ia ingin

meniru sifat pahlawan yang rela berkorban

5 Ketika berteman, Rina mau berteman dengan siapa saja, ia tidak

mau membeda-bedakan temannya, karena Ia ingin meniru sifat

pahlawan kemerdekaan yang berjuang dengan persatuan dan

kesatuan tanpa membedakan kawan yang berbeda suku, agama

dsb.

Page 137: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

121

Lampiran Materi ke-1

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan

perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh.

Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain

dan lewat perundingan-perundingan.

1. Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

Setelah Jepang menyerah, Sekutu masuk Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan.

Pasukan Sekutu diboncengi Belanda. Belanda ingin menguasai Indonesia lagi. Rakyat

Indonesia tidak senang Belanda kembali ke bumi pertiwi. Terjadilah pertempuran-

pertempuran. Pertempuran terjadi di Surabaya, Ambarawa, Bandung, Palembang, Bali,

Medan, dan kota-kota lainnya.

a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober

1945. Komandan pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya adalah Brigjen A.W.S

Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran

(tawanan perang).

Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut kedatangan tentara Sekutu

tersebut dengan tangan terbuka. Namun, Sekutu mengabaikan uluran tangan tersebut. Pada

tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok. Mereka berhasil

membebaskan Kolonel Huiyer. Kolonel Huiyer ialah seorang perwira angkatan laut Belanda

yang ditawan Jepang.

Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh

rakyat Indonesia. Dalam berbagai serangan itu, pasukan Sekutu terjepit. Pada tanggal 29

Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu.

Komandan Sekutu menghubungi Presiden Sukarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris

dari bahaya kehancuran. Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta, Amir Syarifudin, dan

Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenangkan keadaan. Akhirnya, pada

tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak.

Namun, pada sore harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International, tepatnya

di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen Mallaby tewas. Menanggapi peristiwa ini,

pada tanggal 9 November 1945, pimpinan Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Isi

ultimatum itu adalah: “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus

Page 138: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

122

melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan, kemudian

menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas waktu ultimatum tersebut adalah pukul

06.00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata,

maka Surabaya akan diserang dari darat,laut, dan udara”.

Batas waktu itu tidak diindahkan rakyat Surabaya. Oleh karena itu, pecahlah

pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Tentara Sekutu berjumlah kira-kira

10 sampai 15 ribu orang. Mereka terdiri dari pasukan darat, laut, dan udara. Pasukan Sekutu

ini merupakan gabungan dari tentara Gurkha, Inggris, dan Belanda.

Dalam pertempuran yang berjalan sampai awal bulan Desember 1945 itu telah gugur

beribu-ribu pejuang. Perjuangan rakyat Surabaya ini mencerminkan tekad perjuangan seluruh

rakyat Indonesia. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah

menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

b. Pertempuran Ambarawa

“Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu di bawah

pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang. Tentara Sekutu mendarat di Semarang

pada tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan

perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.

Kedatangan Sekutu semula disambut baik oleh rakyat Semarang. Bahkan, Gubernur

Jawa Tengah menawarkan bantuan bahan makanan dan keperluan-keperluan lainnya. Pihak

Sekutu pun berjanji untuk tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Bentrokan bersenjata mulai timbul di Magelang. Bentrokan itu mulai meluas menjadi

pertempuran antara pasukan Sekutu dengan pejuang Indonesia. Penyebabnya adalah tentara

Sekutu diboncengi NICA. NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil

Administration, yaitu pemerintahan peralihan Belanda. NICA hendak membebaskan tawanan

perang Belanda di Magelang dan Ambarawa.

Setelah diadakan perundingan antara Presiden Sukarno dengan Brigadir Jenderal

Bethel, tentara Sekutu kemudian meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal

21 November 1945. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini

mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. Di desa Jambu, pasukan Sekutu

dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo. Di desa Ngipik,

pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno.

Pada saat mundur, pasukan Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar

Ambarawa. Dalam pertempuran untuk membebaskan kedua desa tersebut, Letnan Kolonel

Isdiman gugur. Letnan Kolonel Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas.

Page 139: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

123

Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman turun langsung ke

medan pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman adalah Panglima Divisi Banyumas.

Kehadiran Kolonel Sudirman memberi semangat baru bagi pejuang Indonesia. Pasukan

Indonesia mengepung kota Ambarawa dari berbagai jurusan. Siasat yang dipakai adalah

mengadakan serangan serentak dari berbagai jurusan pada saat yang sama. Pasukan Indonesia

mendapat bantuan dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang,

dan lain-lain.

Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke

Ambarawa. Pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke

Semarang. Dalam pertempuran di Ambarawa ini banyak pejuang yang gugur. Untuk

memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari

Infanteri. Selain itu, di Ambarawa juga didirikan sebuah monumen yang diberi nama

Palagan Ambarawa.

c. Pertempuran “Medan Area”

Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat

di Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober 1945. Tentara NICA yang telah

dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu.

Mereka menduduki beberapa hotel di Medan.

Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang.

Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan

atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi

“Medan Batalyon KNIL”. Mereka ini bersikap congkak.

Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara

Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-

gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal

10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur.

Anggotanya para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh

Ahmad Tahir.

Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.

Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang

pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para

pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu

banyak orang Belanda terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.

Page 140: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

124

Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman

bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.” Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara

sepihat batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan

Area.

Jenderal T.E.D Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata.

Siapa yang melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris

ancaman tersebut. Perlawan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk

Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda

terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947.

d. Bandung Lautan Api

Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para

pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan

peralatan dari tentara Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor

penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu itu. NICA berkeinginan mengembalikan

kekuasaan Belanda di Indonesia. Para pe-juang yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar,

dan badan-badan pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda.

Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum

(peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia

selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan

senjata yang dirampas dari tentara Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila

tidak diindahkan, tentara Sekutu akan menyerang habis-habisan.

Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering

terjadi bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung

Selatan. Karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya

tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu.

Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka

menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI(Tentara Republik Indonesia)

mengosongkan kota Bandung bagian selatan.Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946,

TKR telah berubah namanya

menjadi TRI.

Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia

Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung

Selatan. Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel

Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah.

Page 141: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

125

Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau

menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh.

Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya

dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan

dibumihanguskan oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran

semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh. Pertempuran terus

berlanjut. Para anggota TKR dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa

ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.

Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang Mohammad Toha.

Pertempuran yang telah kita bahas di atas hanyalah sebagian dari pertempuran yang

terjadi. Masih banyak pertempuran mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di tempat-

tempat lain. Pertempuran-pertempuran lainnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

yang terkenal antara lain sebagai berikut.

1. Pertempuran Margarana yang dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai di Bali pada tanggal 12

November 1946.

2. Pertempuran di Sulawesi Selatan yang dipimpin Robert WolterMongisidi pada tanggal 3

November 1946.

3. Pertempuran lima hari lima malam di Palembang pada awal bulan Januari 1947.

4. Pertempuran laut di Teluk Cirebon yang menenggelamkan Kapal Perang RI, Gajah Mada,

pada tanggal 5 Januari 1947.

5. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh LetkolSuharto.

Dari berbagai pertempuran yang terjadi antara pejuang-pejuang kemerdekaan dan

tentara Sekutu dan NICA, kita dapat belajar beberapa hal berikut ini:

1. Kemerdekaan merupakan hal yang sangat mahal harganya. Demi kemerdekaan yang telah

diproklamasikan para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raganya.

2. Semangat perjuangan merupakan kekuatan yang dahsyat, melebihi kekuatan senjata. Hal

ini dibuktikan, misalnya dalam pertempuran Ambarawa.

3. Menghormati keputusan para pemimpin. Para pejuang mempunyai jiwa yang besar.

Meskipun dengan berat hati, keputusan pemimpin dilaksanakan. Hal ini misalnya terjadi

dalam peristiwa Bandung Lautan Api.

Page 142: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

126

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

1. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

2. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

3. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menjelaskan berbagai macam perundingan yang

dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia

dan Belanda.

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang

berperan besar dalam perundingan yang dilakukan

dalam usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda.

2.4.3 Menyebutkan hasil dari perundingan yang

dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia

dan Belanda.

2.4.4 Menjelaskan terjadinya Agresi Militer Belanda I

dan II

2.4.5 Menyebutkan akibat dari Agresi Militer Belanda

I dan II

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa

mampu menyebutkan berbagai macam perundingan

yang dilakukan dalam usaha perdamaian antara

Indonesia dan Belanda dengan baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan besar

dalam perundingan yang dilakukan dalam usaha

perdamaian antara Indonesia dan Belanda dengan baik

dan benar.

Page 143: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

127

2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan hasil dari perundingan yang dilakukan

dalam usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda

dengan baik dan benar.

2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menjelaskan terjadinya Agresi Militer Belanda I dan II

dengan baik dan benar.

2.4.5 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

Menyebutkan akibat dari Agresi Militer Belanda I dan

II dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

5. Materi pokok : Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda

6. Sub materi pokok : a. Perjanjian Linggajati

b. Agresi Militer Belanda I

c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)

d. Agresi Militer Belanda II

7. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran :Teknik VCT dengan Model Menilai

Suatu Bahan Tulisan (Individu)

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

Page 144: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

128

Guru mengajak siswa secara

bersama-sama untuk

menyanyikan lagu “ Satu Nusa

Satu Bangsa”.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

Siswa secara bersama-sama

menyanyikan lagu “ Satu Nusa

Satu Bangsa”.

Siswa berkumpul didalam

.kelompoknya masing-masing.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Siswa memperhatikan dengan

baik motivasi yang diberikan

guru.

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

8. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai Usaha Perdamaian dan

Agresi Militer Belanda yang

diketahui siswa.

Guru menjelaskan mengenai

Usaha Perdamaian dan Agresi

Militer Belanda.

Guru memberikan bahan tulisan

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai Usaha Perdamaian dan

Agresi Militer Belanda yang

mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai Usaha Perdamaian

dan Agresi Militer Belanda .

Siswa memperhatikan bahan

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Page 145: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

129

mengenai Usaha Perdamaian dan

Agresi Militer Belanda kepada

masing-masing siswa.

tulisan mengenai Usaha

Perdamaian dan Agresi Militer

Belanda diberikan guru.

Cermat

Teliti

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan siswa secara

individu untuk mengamati bahan

Tulisan mengenai Usaha

Perdamaian dan Agresi Militer

Belanda yang diberikan guru dan

memberikan penilaian dengan

memberi tanda baik/buruk,

benar/salah dsb.

Siswa secara individu

mengamati bahan Tulisan

mengenai Usaha Perdamaian

dan Agresi Militer Belanda

yang diberikan guru dan

memberikan penilaian dengan

memberi tanda baik/buruk,

benar/salah dsb.

Ketekunan

Bekerja

keras

Kerjasama

Ketelitian

Guru mengarahkan siswa untuk

memberikan alasan mereka atas

penilaian yang telah mereka

berikan terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru.

Siswa memberikan alasan

mereka atas penilaian yang

telah mereka berikan terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

Kreatif

Ketelitian

Kerjasama

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan kepada

masing-masing kelompok untuk

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Masing-masing kelompok

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

Page 146: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

130

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan hasil penilaian

dan alasan terhadap bahan tulisan

telah dibacakan oleh teman

mereka di depan kelas.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari

ini dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

Siswa menyimpulkan hasil

menyimpulkan hasil penilaian

dan alasan terhadap bahan

tulisan telah dibacakan oleh

teman mereka di depan kelas

bersama guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

disiplin

menghargai

orang lain

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I. Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menjelaskan

berbagai macam

perundingan

yang dilakukan

Tes

tulis

Pilihan

Ganda

1. Perundingan Linggajati diselenggarakan di

kota ....

A. Jakarta

C 1

Page 147: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

131

dalam usaha

perdamaian

antara Indonesia

dan Belanda.

B. Bandung

C. Cirebon

D. Kuningan

2. Perundingan antara Indonesia dan belanda di

atas kapal milik Amerika Serikat adalah

perundingan ....

A. Renville

B. Roem-Royen

C. Linggarjati

D. KMB

A 1

3. Wilayah Republik Indonesia menjadi sangat

sempit setelah terjadi Perjanjian ....

A. Linggarjati

B. Renville

C. Roem-Royen

D. KMB

B 1

4. Untuk membantu penyelesaian sengketa

antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk

KTN yang terdiri atas ... .

A. Australia, Belgia, dan Swedia

B. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia

C. Austria, Belgia, dan Amerika Serikat

D. Australia, Swedia, dan Amerika Serikat

C 1

2 Menyebutkan

tokoh-tokoh

penting yang

berperan besar

dalam

perundingan

yang dilakukan

dalam usaha

perdamaian

5. Dalam perundingan Linggajati, wakil

Indonesia dipimpin oleh ... .

A. Sutan Syahrir

B. Sukarno

C. Mohammad Hatta

D. Amir Syarifudin

A 1

6. Tentara Belanda dalam Perundingan

Linggarjati dipimpin oleh ....

A. Mansergh

D 1

Page 148: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

132

antara Indonesia

dan Belanda.

B. Sir Philip Cristison

C. A.W.S. Mallaby

D. H.J. Van Mook

7. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville

diketuai oleh ... .

A. Amir Syarifuddin

B. Paul van Zeeland

C. Mohammad Rum

D. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo

A 1

8. Delegasi Belanda dalam Perjanjian Renville

diketuai oleh ... .

A. Amir Syarifuddin

B. Paul van Zeeland

C. Mohammad Rum

D. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo

D 1

3 Menyebutkan

hasil dari

perundingan

yang dilakukan

dalam usaha

perdamaian

antara Indonesia

dan Belanda.

9. Dibawah ini adalah isi dari perjanjian

Linggajati, kecuali....

A. Belanda hanya mengakui kekuasaan

Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan

Sumatera.

B. Belanda hanya mengakui daerah Republik

Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,

sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.

C. Republik Indonesia dan Belanda akan

bersama-sama membentuk Negara

Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara

Republik Indonesia, Negara Indonesia

Timur, dan Negara Kalimantan).

D. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan

merupakan suatu uni (kesatuan) yang

dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan

diketuai oleh Ratu Belanda.

A 1

10. Salah satu isi dari perjanjian Renville adalah.... B 1

Page 149: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

133

A. Belanda hanya mengakui kekuasaan

Republik Indonesia atas Jawa, Madura,

dan Sumatera.

B. Belanda hanya mengakui daerah Republik

Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,

sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.

C. Republik Indonesia dan Belanda akan

bersama-sama membentuk Negara

Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara

Republik Indonesia, Negara Indonesia

Timur, dan Negara Kalimantan).

D. Negara Indonesia Serikat dan Belanda

akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang

dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan

diketuai oleh Ratu Belanda.

4 Menjelaskan

terjadinya

peristiwa Agresi

Militer Belanda

I dan II

11. Pada Tanggal 21 Juli 1947, Belanda

menyerang secara serentak daerah-daerah

Indonesia. Peristiwa itu dikenal sebagai . . . .

A. Agresi Militer Belanda I

B. Agresi Militer Belanda II

C. Agresi Militer Belanda III

D. Agresi Militer Belanda IV

A 1

12. Sebelum ditangkap, Presiden Sukarno

membentuk Pemerintah Darurat Republik

Indonesia dengan ibu kota … .

A. Bukitinggi C. Jakarta

B. Medan D. Yogyakarta

D 1

13. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden

Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta,

dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap

dan diasingkan ke … .

A. Belanda C. Bangka

B. Digul D. Bengkulu

C 1

Page 150: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

134

5 Menyebutkan

akibat dari

Agresi Militer

Belanda I dan II

14. Agresi Militer Belanda II mengakibatkan....

A. Belanda hanya mengakui kekuasaan

Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan

Sumatera.

B. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia

semakin kecil

C. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur

dari daerah-daerah yang telah diduduki

Belanda.

D. Serdadu Belanda segera ditarik mundur

dari Indonesia.

B 1

15. Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi

dunia, terutama negara-negaradi Asia. Mereka

segera mengadakan Konferensi New Delhi

pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati

kepada perjuangan rakyat Indonesia, dan

mendesak agar....

A. Pemerintah RI segera dikembalikan ke

Yogyakarta

B. Serdadu Belanda segera tidak ditarik

mundur dari Indonesia.

C. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia

dikembalikan menjadi Jawa, Madura, dan

Sumatera.

D. Tentara Republik Indonesia di tempatkan

kembali di daerah-daerah yang telah

diduduki Belanda.

A 1

Page 151: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

135

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 152: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

136

Lampiran ke-2

Bismillahirrahmaanirrahiim!

Nama:

Kelas:

Bacalah baik-baik butir-butir pernyataan yang diberikan, lalu berilah tanda ceklis

(√)pada kolom pilihan pendapatmu!

No Pernyataan Pendapat

Setuju Tidak

Setuju

1. Ketika membuat suatu perjanjian, seharusnya tidak boleh ada pihak

yang merasa dirugikan atas perjanjian yang dibuat

2. Pejuang kemerdekaan seharusnya memiliki sikap yang pantang

menyerah

3. Wilayah Indonesia hanya terdiri atas Sumatera, Jawa dan Madura

saja

4. Kita harus menerima dengan lapang dada tanpa melakukan

protes/perlawanan terhadap isi perjanjian Linggajati dan isi perjanjian

Renvile

Page 153: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

137

Lampiran Materi ke-2

Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda

Para pemimpin negara menyadari bahwa perang memakan banyak korban. Perang

juga membuat rakyat menderita. Oleh karena itu para pemimpin mengusahakan perdamaian

dengan jalan perundingan. Berikut ini beberapa usaha perundingan yang dilakukan.

a. Perjanjian Linggajati

Pimpinan tentara Inggris menyadari, sengketa Indonesia dengan Belanda tidak

mungkin diselesaikan melalui peperangan. Inggris berusaha mempertemukan kedua belah

pihak di meja perundingan. Melalui meja perundingan diharapkan konflik bisa diatasi.

Pada tanggal 10 November 1946 diadakan perundingan antara Indonesiadan Belanda.

Perundingan ini dilaksanakan di Linggajati. Linggajati terletak di sebelah selatan Cirebon.

Dalam perundingan itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir.

Sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Van Mook.

Pada tanggal 15 November 1946, hasil perundingan diumumkan dan disetujui oleh

kedua belah pihak. Secara resmi, naskah hasil perundingan ditandatangani oleh Pemerintah

Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947. Hasil Perjanjan Linggajati sangat

merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. Berikut ini isi perjanjian

Linggajati.

1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera.

2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat

yang terdiri atas:

a. Negara Republik Indonesia,

b. Negara Indonesia Timur, dan

c. Negara Kalimantan.

3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang

dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda.

b. Agresi Militer Belanda I

Meskipun sudah ada Perjanjian Linggajati, Belanda tetap berusaha untuk menjajah

Indonesia. Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia.

Tindakan ini melanggar Perjanjian Linggajati. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat,

Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akibatnya wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin

kecil. Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.

Page 154: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

138

Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia

internasional. Wakil-wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan

Bangsa-bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda

ke wilayah Republik Indonesia.

c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)

Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar pihak

Indonesia dan Belanda menghentikan tembak-menembak. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus

1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. Gencatan senjata adalah penghentian

tembak-menembak di antara pihak-pihak yang berperang. PBB membantu penyelesaian

sengketa antara Indonesia dan Belanda dengan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang

terdiri atas:

1. Australia, dipilih oleh Indonesia;

2. Belgia, dipilih oleh Belanda;

3. Amerika Serikat, dipilih oleh Australia dan Belanda.

Komisi Tiga Negara (KTN) memprakarsai perundingan antara Indonesia dan Belanda.

Perundingan dilakukan di atas kapal Renville, yaitu kapal Angkatan Laut Amerika Serikat.

Oleh karena itu, hasil perundingan ini dinamakan Perjanjian Renville.

Dalam perundingan itu Negara Indonesia, Belanda, dan masing-masing anggota KTN

diwakili oleh sebuah delegasi.

1. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.

2. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.

3. Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.

4. Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.

5. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.

Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut.

1. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah,Yogyakarta,

sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.

2. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki

Belanda.

Hasil Perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia. Wilayah kekuasaan Republik

Indonesia menjadi semakin sempit.

Page 155: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

139

d. Agresi Militer Belanda II

Belanda terus berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada tanggal 19 Desember

1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik Indonesia. Penyerangan Belanda

ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda. Perlu diketahui

bahwa sejak 4 Januari 1946, lbu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.

Belanda mengerahkan angkatan udaranya. Lapangan Udara Maguwo tidak dapat

dipertahankan. Akhirnya Yogyakarta direbut Belanda.

Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Suryadarma

ditangkap Belanda. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan

diasingkan ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden Sukarno telah mengirim mandat

lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di

Sumatera. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia

(PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi.

Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia, terutama negaranegara di Asia.

Negara-negara di Asia seperti India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan

Konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati kepada perjuangan

rakyat Indonesia, dan mendesak agar:

1. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta, dan

2. Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia. Belanda tidak memperdulikan

desakan itu. Belanda baru bersedia berunding setelah Dewan Keamanan PBB turun tangan.

Page 156: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

140

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 3

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tempat dan tanggal dalam

berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam upaya

pengakuan kedaulatan Indonesia.

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan

dalam berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam

upaya pengakuan kedaulatan Indonesia.

2.4.3 Menyebutkan isi berbagai perjanjian pada Usaha

diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan

Indonesia.

2.4.4 Menjelaskan peristiwa pengakuan kedaulatan dari

pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa

mampu menyebutkan tempat dan tanggal dalam

berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam upaya

pengakuan kedaulatan Indonesia dengan baik dan

benar.

2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan

dalam berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam

upaya pengakuan kedaulatan Indonesia dengan baik

dan benar.

Page 157: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

141

2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan isi berbagai perjanjian pada Usaha

diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan

Indonesia dengan baik dan benar.

2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

Menjelaskan peristiwa pengakuan kedaulatan dari

pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS dengan

baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Materi pokok : Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan

Sub materi pokok : a. Perjanjian Rum-Royen

b. Konfrensi Meja Bundar (KMB)

c. Pengakuan Kedaulatan

9. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai

Suatu Bahan Tulisan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi

Guru mengajak siswa bersama-

sama menyanyikan lagu

kebangsaan “Indonesia Raya”.

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Siswa bersama-sama

menyanyikan lagu kebangsaan

“Indonesia Raya”.

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

Page 158: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

142

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran usaha diplomasi dan

pengakuan kedaulatan Indonesia.

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

Siswa berkumpul didalam

.kelompoknya masing-masing.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran usaha diplomasi dan

pengakuan kedaulatan Indonesia.

Siswa mmperhatikan dengan baik

motivasi yang diberikan guru.

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

10. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai macam-macam usaha

diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia yang

diketahui siswa.

Guru menjelaskan mengenai

macam-macam usaha diplomasi

dan pengakuan kedaulatan

Indonesia.

Guru memberikan suatu bahan

tulisan mengenai macam-macam

usaha diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia kepada

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai macam-macam usaha

diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia yang

mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai macam-macam

usaha diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia.

Siswa memperhatikan bahan

tulisan yang diberikan guru.

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Cermat

Teliti

Page 159: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

143

masing-masing kelompok.

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan siswa secara

berkelompok untuk

mendiskusikan bahan tulisan

yang diberikan guru dan

memberikan penilaian dengan

memberi tanda baik/buruk,

benar/salah dsb.

Siswa secara berkelompok

untuk mendiskusikan bahan

tulisan yang diberikan guru

dan memberikan penilaian

dengan memberi tanda

baik/buruk, benar/salah dsb.

Ketekunan

Bekerja

keras

Kerjasama

Ketelitian

Guru mengarahkan siswa untuk

mendiskusikan alasan mereka

atas penilaian terhadap bahan

tulisan yang telah diberikan guru.

Siswa mendiskusikan alasan

mereka atas penilaian terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

Kreatif

Ketelitian

Kerjasama

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan kepada

masing-masing kelompok untuk

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Masing-masing kelompok

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa Siswa menyimpulkan hasil keberanian

Page 160: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

144

menyimpulkan hasil penilaian

dan alasan terhadap bahan tulisan

telah dibacakan oleh teman

mereka di depan kelas.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari

ini dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

menyimpulkan hasil penilaian

dan alasan terhadap bahan

tulisan telah dibacakan oleh

teman mereka di depan kelas

bersama guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

menghargai

orang lain

keaktifan

disiplin

menghargai

orang lain

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I.Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menyebutkan

tempat dan

tanggal dalam

berbagai

perjanjian pada

usaha diplomasi

dalam upaya

Tes

Tertulis

Pilihan

Ganda

1. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di kota

....

A. Den Hag

B. Rotterdam

C. Jakarta

D. Amsterdam

A 1

2. Perjanjian Rum-Royen diselenggarakan pada B 1

Page 161: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

145

pengakuan

kedaulatan

Indonesia.

tanggal....

A. 23 Agustus - 2 November 1949

B. 7 Mei 1949

C. 27 Desember 1949

D. 4 Januari 1946

3. Konferensi Meja Bundar diadakan pada

tanggal....

A. 23 Agustus - 2 November 1949

B. 7 Mei 1949

C. 27 Desember 1949

D. 4 Januari 1946

A 1

4. Perjanjian Rum-Royen dilaksanakan di kota ....

A. Den Hag

B. Rotterdam

C. Jakarta

D. Amsterdam

C 1

2 Menyebutkan

tokoh-tokoh

penting yang

berperan dalam

berbagai

perjanjian pada

usaha diplomasi

dalam upaya

pengakuan

kedaulatan

Indonesia

5. Pemimpin delegasi Indonesia dalam

Konferensi Meja Bundar, adalah ....

A. Sultan Hamid II

B. Sultan Hamengku Buwono IX

C. Sutan Syahrir

D. Mohammad Hatta

D 1

6. Pada perjanjian Rum-Royen delegasi Belanda

dipimpin oleh....

A. Van Mook

B. Mr. van Maarseveen.

C. Dr. Van Royen

D. Mr. Lovink

C 1

3 Menyebutkan isi

kesepakatan

berbagai

perjanjian pada

Usaha diplomasi

7. Dibawah ini merupakan salah satu isi

kesepakatan pada perjanjian Rum-Royen

yaitu....

A. Pemerintah Republik Indonesia

dikembalikan ke Yogyakarta.

A 1

Page 162: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

146

dalam upaya

pengakuan

kedaulatan

Indonesia.

B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,

Madura dan Sumatera.

C. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah

pengakuan kedaulatan oleh

D. RIS dan Belanda akan tergabung dalam

Uni Indonesia Belanda.

8. Dibawah ini merupakan salah satu isi

kesepakatan dari Konfrensi Meja Bundar

(KMB) yaitu....

A. Pemerintah Republik Indonesia

dikembalikan ke Yogyakarta.

B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,

Madura dan Sumatera.

C. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah

pengakuan kedaulatan

D. Belanda menghentikan gerakan-gerakan

militer dan membebaskan semua tahanan

politik.

C 1

4 Menjelaskan

peristiwa

pengakuan

kedaulatan dari

pemerintah

Belanda kepada

pemerintah RIS

9. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh

Pemerintah Belanda dilakukan serentak di

Belanda dan di Indonesia pada tanggal ... .

A. 17 Agustus 1945

B. 27 Desember 1949

C. 18 Agustus 1945

D. 17 Desember 1949

B 1

10. Dalam upacara pengakuan kedaulatan yang

dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda dan

pihak Indonesia masing-masing diwakili oleh ....

A. Ratu Yuliana dan Drs. Moh. Hatta

B. Mr. Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono

IX.

C. Sultan Hamid II dan Mr. van Maarseveen.

D. Mr. Moh. Rum dan Dr. van Royen

B 1

Page 163: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

147

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 164: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

148

Lampiran ke- 3

Bismillahirrahmaanirrahiim!

Nama Kelompok :

Kelas:

Bacalah baik-baik butir-butir pernyataan yang diberikan, lalu berilah tanda ceklis (√)

pada kolom pilihan pendapatmu!

No Pernyataan Pendapat

Setuju Tidak

Setuju

1. Ketika bermusyawarah saya menghormati teman saya yang berbeda

pendapat dengan saya

2. Saya tidak mau menerima pendapat teman saya yang berbeda suku

dengan saya walaupun pendapat dia benar

3. Menurut saya perdamaian itu lebih baik dari pada perang karena

perang menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa

4. Ketika telah disepakati suatu perjanjian, kita boleh melanggar

perjanjian tersebut

Page 165: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

149

Lampiran Materi ke-3

Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan

Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Commission for Indonesia)

berhasil mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dalam meja perundingan. Dalam

perundingan-perundingan itu, delegasi dari Indonesia berjuang secara diplomasi supaya

kedaulatan Indonesia diakui. Perundingan-perundingan itu antara lain, Perundingan Rum-

Royen dan

Konferensi Meja Bundar (KMB).

1. Perjanjian Rum-Royen

Perjanjian Rum-Royen disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1949. Delegasi

Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum, sedangkan pihak Belanda dipimpin oleh Dr. van

Royen. Anggota delegasi Indonesia lainnya ialah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan

Hamengku Buwono lX.

Isi Perjanjian Rum-Royen adalah sebagai berikut.

1. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.

2. Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.

3. Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia

Serikat.

4. Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB, antara Belanda dan Indonesia setelah

Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.

2. Konferensi Meja Bundar (KMB)

Sebagai tindak lanjut Perjanjian Rum-Royen, pada tanggal 23 Agustus sampai dengan

2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Delegasi

Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal

Overleg) atau Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II.

Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen. Sedangkan UNCI dipimpin oleh

Chritchley.

Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah sebagai berikut.

1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan

kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949.

2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda.

3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.

Page 166: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

150

Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan rakyat

Indonesia. Akhirnya kedaulatan negara Indonesia diakui oleh pihak Belanda. Seluruh rakyat

Indonesia menyambut hasil KMB dengan suka cita.

3. Pengakuan Kedaulatan

Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan

kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan

dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. Dalam acara

penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil

Negeri Belanda Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia. Sedangkan dalam

upacara pengakuan kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh

Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan

Hamengkubuwono IX.

Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan

berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota

negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan

bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.

Page 167: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

151

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 4

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan yang

berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan.

2.4.2 Menyebutkan bentuk-bentuk perjuangan yang

dilakukan para tokoh dalam usaha perjuangan

mempertahankan kemerdekaan

2.4.3 Menyebutkan berbagai cara yang dapat dilakukan

oleh seorang pelajar dalam rangka menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan.

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa

mampu menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan yang

berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan dengan

baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan bentuk-bentuk perjuangan yang

dilakukan para tokoh dalam usaha perjuangan

mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu

menyebutkan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh

seorang pelajar dalam rangka menghargai jasa tokoh-

tokoh perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan dengan baik dan benar.

Page 168: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

152

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Materi pokok : Menghargai jasa tokoh-tokoh

perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Sub materi pokok : a. Ir. Sukarno

b. Drs. Mohammad Hatta

c. Jenderal Sudirman

d. Bung Tomo

e. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai

Suatu Bahan Tulisan (Individu)

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi

Guru menunjukkan kepada siswa

dan menanyakan siswa nama-

nama tokoh perjuangan

mempertahankan kemerdekaan

yang ditunjukkan guru.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Siswa menjawab pertanyaan

mengenai nama-nama tokoh

perjuangan mempertahankan

kemerdekaan yang ditunjukkan

guru.

Siswa berkumpul didalam

.kelompoknya masing-masing

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

Page 169: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

153

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran Menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran Menghargai jasa tokoh-

tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Siswa memperhatikan dengan

baik motivasi yang diberikan

guru.

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

11. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai tokoh-tokoh perjuangan

dalam mempertahankan

kemerdekaan yang diketahui

siswa.

Guru menjelaskan mengenai

menghargai jasa tokoh-tokoh

perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Guru memberikan bahan tulisan

mengenai Menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan

kepada masing-masing

kelompok.

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai tokoh-tokoh perjuangan

dalam mempertahankan

kemerdekaan yang mereka

ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Siswa memperhatikan bahan

tulisan mengenai Menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan

yang diberikan guru.

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Cermat

Teliti

Page 170: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

154

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan siswa secara

individu untuk mengamati bahan

Tulisan mengenai Menghargai

jasa tokoh-tokoh perjuangan

dalam mempertahankan

kemerdekaan yang diberikan guru

dan memberikan penilaian

dengan memberi tanda

baik/buruk, benar/salah dsb.

Siswa secara individu

mengamati bahan Tulisan

mengenai Menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan

yang diberikan guru dan

memberikan penilaian dengan

memberi tanda baik/buruk,

benar/salah dsb.

Ketekunan

Bekerja

keras

Kerjasama

Ketelitian

Guru mengarahkan siswa untuk

memberikan alasan mereka atas

penilaian yang telah mereka

berikan terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru.

Siswa memberikan alasan

mereka atas penilaian yang

telah mereka berikan terhadap

bahan tulisan yang telah

diberikan guru.

Kreatif

Ketelitian

Kerjasama

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan kepada

masing-masing kelompok untuk

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Masing-masing kelompok

membacakan hasil penilaian

mereka terhadap bahan tulisan

yang telah diberikan guru

beserta alasannya.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Page 171: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

155

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan penilaian dan

alasan terhadap bahan tulisan

telah dibacakan oleh teman

mereka di depan kelas.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari

ini dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

Siswa menyimpulkan hasil

penilaian dan alasan terhadap

bahan tulisan telah dibacakan

oleh teman mereka di depan

kelas bersama guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

disiplin

menghargai

orang lain

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I.Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menyebutkan

tokoh-tokoh

perjuangan yang

berjuang dalam

mempertahanka

n kemerdekaan

Tes

Tulis

Pilihan

Ganda

1. Dibawah ini merupakan nama-nama tokoh-

tokoh perjuangan yang berjuang dalam

mempertahankan kemerdekaan, kecuali....

A. Ir. Soekarno

B. Bung Tomo

C. Amin Rais

D. Jenderal Sudirman

C 1

Page 172: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

156

2. Pahlawan yang pernah menjadi panglima

TKR, Divisi V Banyumas, memimpin

Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir

tentara Inggris adalah....

A. Bung Tomo

B. Jenderal Sudirman

C. Drs. Mohammad Hatta

D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

B 1

3. Pahlawan yang pernah memimpin delegasi

Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar

(KMB) di Den Haag, Belanda adalah....

A. Bung Tomo

B. Jenderal Sudirman

C. Drs. Mohammad Hatta

D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

C 1

4. Tokoh proklamator kemerdekaan Republik

Indonesia adalah....

A. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin

B. Ir. Soekarno dan Sutan Syahrir

C. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta

D. Drs. Mohammad Hatta dan Jenderal

Sudirman

C 1

5. Tokoh perjuangan yang menjadi presiden

pertama Republik Indonesia adalah....

A. Muhammad Yamin

B. Ir. Soekarno

C. Drs. Mohammad Hatta

D. Jenderal Sudirman

B 1

2 Menyebutkan

bentuk-bentuk

perjuangan yang

dilakukan para

tokoh dalam

6. Salah satu bentuk perjuangan Sri Sultan

Hamengku Buwono IX dalam perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia

adalah....

A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

A 1

Page 173: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

157

usaha

perjuangan

mempertahanka

n kemerdekaan

Perundingan Rum-Royen yang dilakukan di

Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949

B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya

dalam perang melawan pasukan Sekutu pada

tanggal 10 November 1945

C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas.

D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik

Indonesia

7. Salah satu bentuk perjuangan dari Sutomo atau

Bung Tomo adalah....

A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

Perundingan Rum-Royen yang dilakukan

di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949

B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya

dalam perang melawan pasukan Sekutu

pada tanggal 10 November 1945

C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V

Banyumas.

D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan

Republik Indonesia

B 1

8. Salah satu bentuk perjuangan dari Jenderal

Sudirman adalah....

A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

Perundingan Rum-Royen yang dilakukan

di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949

B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya

dalam perang melawan pasukan Sekutu

pada tanggal 10 November 1945

C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V

Banyumas.

D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan

Republik Indonesia

C 1

3 Menyebutkan 9. Seorang pelajar berjuang meniru sifat seorang B 1

Page 174: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

158

berbagai cara

yang dapat

dilakukan oleh

seorang pelajar

dalam rangka

menghargai jasa

tokoh-tokoh

perjuangan

dalam

mempertahanka

n kemerdekaan.

pahlawan dengan cara ....

A. membersihkan kelas

B. belajar dengan giat

C. memberantas kebodohan

D. bekerja dengan malas

10. Musuh bangsa Indonesia pada saat ini adalah

....

A. kebodohan dan kemiskinan

B. para penjajah

C. negara lain

D. Pemberontak

A 1

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 175: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

159

Tugas ke-4

Nama :

Pilihlah salah satu pernyataan berikut yang menurut kalian paling sesuai dengan tanda

memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang kalian pilih disertai alasannya!

No Pernyataan Pendapat

Setuju Tidak

setuju

1. Ketika guru memberikan tugas, Roni mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya karena menurut Roni para pejuang kemerdekaan

pun pada waktu itu memiliki sifat bekerja keras hingga akhirnya

dapat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2. Ahmad senang berbahasa Indonesia dengan baik dan benar karena

ia merasa bangga menjadi warga negara Indonesia dengan melihat

semangat para pejuang yang sangat tinggi dalam mempertahankan

kemerdekaan.

3. Danu lebih senang mempelajari tarian Hip-hop, K-Pop (Korea

Pop) dll yang berasal dari luar negeri dari pada tarian Jaipong, Tari

topeng yang berasal dari Indonesia karena menurutnya tarian yang

berasal dari Indonesia kurang modern dan ketinggalan zaman

4. Wida mengetahui banyak jenis lagu nasional, pakaian adat, serta

rumah adat yang ada di Indonesia karena ia bangga menjadi warga

negara Indonesia yang kemerdekaannya dicapai dengan susah

payah oleh para pejuang.

5. Ketika ada temannya yang lupa membawa alat tulis, Rina tidak

mau meminjamkan alat tulisnya kepada temannya, karena menurut

Ani itu kesalahan temannya yang lupa membawa alat tulis.

Page 176: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

160

Lampiran Materi ke-4

Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Ada banyak tokoh yang terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Ada tokoh-tokoh yang berjuang secara fisik dengan melakukan perang gerilya. Ada juga

tokoh-tokoh yang berjuang lewat jalur perjuangan diplomasi. Berikut ini kita akan membahas

beberapa tokoh di antaranya.

1. Ir. Sukarno

Sukarno adalah proklamator kemerdekaan Indonesia. Didampingi Drs. Moh. Hatta

beliau membacakan teks proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau

adalah presiden pertama Republik Indonesia.

Sebagai presiden, beliau turut berjasa dalam perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Beliau mulai merintis pemerintahan Indonesia dalam masa-masa

yang sangat sulit. Sebagai presiden, beliau memberikan semangat kepada Bangsa Indonesia

untuk tetap berjuang. Beliau ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka ketika Belanda

melakukan agresi militer pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya, beliau telah

mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran Syafrudin Prawiranegara yang berada di

Sumatera untuk membentuk dan memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia

(PDRI).

2. Drs. Mohammad Hatta

Drs. Mohammad Hatta juga dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik

Indonesia. Beliau memimpin kabinet di awal pembentukan negara Indonesia. Jasa beliau

dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangatlah besar. Beliau dikenal sebagai

delegasi Indonesia yang handal.

Pada tanggal 23 Agustus - 2 November 1949, beliau memimpin delegasi Indonesia

dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hasil KMB sangat

memuaskan Bangsa Indonesia. Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia.

Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu di Yogyakarta dan di Den

Haag pada tanggal 27 Desember 1949.

3. Jenderal Sudirman

Peranan Jenderal Sudirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia sangat besar. Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas, Sudirman memimpin

Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir tentara Inggris. Pada tanggal 18 Desember

Page 177: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

161

1945, Sudirman diangkat oleh menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal.

Sudirman tetap memimpin perang gerilya meskipun beliau dalam keadaan sakit.

4. Bung Tomo

Sutomo atau Bung Tomo dilahirkan di Surabaya. Pada zaman pergerakan beliau

bekerja di Surat Kabar Suara Umum dan menjadi redaktur mingguan Pembela Rakyat. Beliau

mendirikan dan memimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Beliau mengobarkan

semangat rakyat Surabaya dalamperang melawan pasukan Sekutu pada tanggal 10 November

1945.

5. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Sri Sultan Hamengku Buwono IX berperan besar dalam perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Sebagai bangsawan, beliau membaur berjuang bersama rakyat biasa.

Sri Sultan Hamengku Buwono merupakan tokoh pejuang diplomatik Indonesia. Beliau

menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Rum-Royen yang dilakukan di

Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949.

Page 178: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

162

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 1

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan

mempertahankaan kemerdekaan

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan pertempuran-pertempuran yang

terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan

besar dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

2.4.3Menyebutkan sebab-sebab terjadinya

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya

pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab, siswa mampu menyebutkan pertempuran-

pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh

penting yang berperan besar dalam pertempuran-

pertempuran yang terjadi dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

Page 179: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

163

2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan sebab-sebab

terjadinya pertempuran-pertempuran yang terjadi

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dengan

baik dan benar.

2.4.4 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu Menjelaskan secara singkat

gambaran terjadinya pertempuran-pertempuran yang

terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan

dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

12. Materi pokok : Pertempuran-pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

13. Sub materi pokok : a. Pertempuran 10 November 1945 di

Surabaya

b. Pertempuran Ambarawa

c. Pertempuran “Medan Area”

d. Bandung Lautan Api

14. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

Page 180: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

164

Apersepsi

Guru menanyakan pengalaman

yang dialami oleh siswa pada

pagi ini.

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

Siswa bercerita mengenai

pengalaman yang dialami oleh

mereka pada pagi ini.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Siswa mmperhatikan dengan

baik motivasi yang diberikan

guru.

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

15. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan yang diketahui

siswa.

Guru menjelaskan mengenai

pertempuran-pertempuran

mempertahankan kemerdekaan

seperti Pertempuran 10

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai pertempuran-

pertempuran mempertahankan

yang mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan seperti

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Cermat

Page 181: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

165

November 1945 di Surabaya,

pertempuran ambarawa dll.

Pertempuran 10 November 1945

di Surabaya, pertempuran

ambarawa dll.

Teliti

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai materi

pelajaran yang belum mereka

fahami.

Siswa bertanya mengenai

materi pelajaran yang belum

mereka fahami.

Ketekunan

Bekerja

keras

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan jawaban atas

pertanyaan siswa mengenai materi

pelajaran yang belum difahami

siswa.

Siswa memperhatikan

penjelasan guru mengenai

jawaban atas ppertanyaan

mengenai materi pelajaran yang

belum mereka fahami.

Kerjasama

Ketelitian

Keberanian

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan pelajaran hari ini.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari ini

dan menjauhi nilai yang negatifnya

Siswa menyimpulkan

pelajaran hari ini bersama

guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

menghargai

orang lain

Page 182: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

166

Guru memberikan penugasan kepada

siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Guru bersama-sama siswa menutup

pelajaran hari ini dengan doa

bersama

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

disiplin

menghargai

orang lain

menghargai

orang lain

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I. Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menyebutkan

beberapa

pertempuran

dalam rangka

mempertahanka

n kemerdekaan

Tes

tulis

Pilihan

Ganda

1. Pertempuran pertempuran yang dilakukan oleh

para pahlawan kemerdekaan dalam rangka

mempertahankan kemerdekaan yaitu ....

a. Perjanjian Roem-Royen,

b. Pertempuran Ambarawa,

c. Perjanjian Linggajati

d. Perjanjian Renville

b 1

2 Menyebutkan

tokoh-tokoh

yang berperan

penting dalam

pertempuran-

pertempuran

mempertahanka

2. Tokoh yang mengobarkan semangat

perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-

pidatonya adalah ....

a. Ir. Sukarno

b. Bung Tomo

c. Jenderal Sudirman

d. Mohammad Toha

b 1

Page 183: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

167

n kemerdekaan 4. Komandan Resimen Banyumas yang gugur

dalam Pertempuran Ambarawa adalah ....

a. Letkol M. Sarbini

b. Letkol Sudirman

c. Letkol Isdiman

d. Sastrodiharjo

c 1

5. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk

pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... .

a. Achmad Tahir

b. Mr. Amir Syarifudin

c. Kol A. H. Nasution

d. Teuku Mohammad Hasan

a 1

6. Siapakah nama pahlawan yang gugur dalam

peristiwa Bandung Lautan Api....

a. Muhammad Toha

b. Letnan Kolonel Sarbini

c. Kolonel Sudirman

d. Sastrodiharjo

a 1

3. Menyebutkan

sebab-sebab

terjadinya

pertempuran-

pertempuran

yang terjadi

dalam rangka

mempertahanka

n kemerdekaan

7. Penyebab terjadinya Pertempuran Surabaya

adalah....

a. Awalnya sekutu datang ke surabaya untuk

melucuti senjata tentara jepang namun, Pada

tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu

penjara Kalisosok. Mereka berhasil

membebaskan Kolonel Huiyer, yaitu seorang

perwira angkatan laut Belanda yang ditawan

Jepang.

b. Sekutu ingin mengambil rempah-rempah

yang ada di Surabaya

c. Sekutu ingin membumi hanguskan kota

surabaya

d. Sekutu menyerang kota Surabaya secara tiba-

tiba

a 1

8. Penyebab terjadinya pertempuran Medan Area

adalah....

a. Kedatangan tentara Inggris ke Medan untuk

membantu Belanda menyerang kota Medan

b. Pasukan Inggris yang mendarat di Medan

(Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober

1945 dibonceng Tentara NICA yang telah

c 1

Page 184: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

168

dipersiapkan untuk mengambil alih

pemerintahan.

c. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris

memasang papan-papan pengumuman

bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara

sepihat batas-batas kekuasaan mereka.

d. Tentara Inggris ingin mengambil alih hotel-

hotel yang ada di kota Medan

9. Pertempuran ambarawa terjadi akibat....

a. Tentara Sekutu menyerang kota Ambarawa

b. Tentara sekutu berniat membantu Belanda

untuk kembali menjajah Indonesia

c. Kedatangan tentara sekutu ke Ambarawa

untuk mengambil alih pemerintahan

d. Kedatangan tentara sekutu ke Semarang

diboncengi NICA yang hendak

membebaskan tawanan perang Belanda di

Magelang dan Ambarawa.

d 1

4 Menjelaskan

secara singkat

gambaran

terjadinya

pertempuran-

pertempuran

yang terjadi

dalam rangka

mempertahanka

n kemerdekaan

10. Insiden seorang anggota NICA menginjak-

injak bendera merah putih yang dirampas dari

seorang pemuda di sebuah hotel di Jalan Bali,

Medan terjadi pada tanggal....

a. 13 Oktober 1945

b. 12 desember 1945

c. 9 Oktober 1945

d. 17 Agustus 1945

a

1

11. Peristiwa pembumihangusan kota Bandung

bagian selatan terjadi pada saat....

a. Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu

mengeluarkan ultimatum kedua yang

menuntut agar semua masyarakat dan para

pejuang TRI untuk mengosongkan kota

Bandung bagian selatan.

b. Pada tanggal 21 November 1945, tentara

Sekutu mengeluarkan ultimatum

(peringatan) pertama agar kota Bandung

bagian utara dikosongkan oleh pihak

Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29

November 1945.

c. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu

memasuki Kota Bandung. Tentara Sekutu

menduduki dan menguasai kantor-kantor

a 1

Page 185: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

169

penting. Tentara NICA membonceng tentara

Sekutu.

d. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak

Inggris memasang papan-papan

pengumuman bertuliskan “Fixed

Boundaries Medan Area.”

12. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris

memasang papan-papan pengumuman

bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya....

a. Perundingan linggajati

b. Perundingan Roem-Royen

c. Pertempuran Medan Area

d. Pertempuran Ambarawa

c 1

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 186: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

170

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

J. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

K. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan

L. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menjelaskan berbagai macam perundingan yang

dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia

dan Belanda.

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang

berperan besar dalam perundingan yang dilakukan

dalam usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda.

2.4.3 Menyebutkan hasil dari perundingan yang

dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia

dan Belanda.

2.4.4 Menjelaskan terjadinya Agresi Militer Belanda I

dan II

2.4.5 Menyebutkan akibat dari Agresi Militer Belanda

I dan II

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab, siswa mampu menyebutkan berbagai

macam perundingan yang dilakukan dalam usaha

perdamaian antara Indonesia dan Belanda dengan baik

dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh

penting yang berperan besar dalam perundingan yang

Page 187: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

171

dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia

dan Belanda dengan baik dan benar.

2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan hasil dari

perundingan yang dilakukan dalam usaha perdamaian

antara Indonesia dan Belanda dengan baik dan benar.

2.4.4 Dengan menggunakan ceramah dan tanya jawab,

siswa mampu menjelaskan terjadinya Agresi Militer

Belanda I dan II dengan baik dan benar.

2.4.5 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu Menyebutkan akibat dari Agresi

Militer Belanda I dan II dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

a. Materi pokok : Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda

b. Sub materi pokok : a. Perjanjian Linggajati

b. Agresi Militer Belanda I

c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)

d. Agresi Militer Belanda II

c. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

Page 188: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

172

Apersepsi

Guru menanyakan pengalaman

yang dialami oleh siswa pada

pagi ini.

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

Siswa bercerita mengenai

pengalaman yang dialami oleh

mereka pada pagi ini.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran pertempuran-

pertempuran mempertahankan

kemerdekaan

Siswa memperhatikan dengan

baik motivasi yang diberikan

guru.

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

2. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai Usaha Perdamaian dan

Agresi Militer Belanda yang

diketahui siswa.

Guru menjelaskan mengenai

Usaha Perdamaian dan Agresi

Militer Belanda.

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai Usaha Perdamaian dan

Agresi Militer Belanda yang

mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai Usaha Perdamaian

dan Agresi Militer Belanda .

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Page 189: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

173

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai materi

pelajaran yang belum mereka

fahami.

Siswa bertanya mengenai

materi pelajaran yang belum

mereka fahami.

Ketekunan

Bekerja

keras

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan jawaban atas

pertanyaan siswa mengenai materi

pelajaran yang belum difahami

siswa.

Siswa memperhatikan

penjelasan guru mengenai

jawaban atas ppertanyaan

mengenai materi pelajaran yang

belum mereka fahami.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan pelajaran hari ini.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari

ini dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Siswa menyimpulkan

pelajaran hari ini bersama

guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

Page 190: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

174

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

menghargai

orang lain

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I. Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menjelaskan

berbagai macam

perundingan

yang dilakukan

dalam usaha

perdamaian

antara Indonesia

dan Belanda.

Tes

tulis

Pilihan

Ganda

1. Perundingan Linggajati diselenggarakan di

kota ....

A. Jakarta

B. Bandung

C. Cirebon

D. Kuningan

C 1

2. Perundingan antara Indonesia dan belanda di

atas kapal milik Amerika Serikat adalah

perundingan ....

A. Renville

B. Roem-Royen

C. Linggarjati

D. KMB

A 1

3. Wilayah Republik Indonesia menjadi sangat

sempit setelah terjadi Perjanjian ....

A. Linggarjati

B. Renville

C. Roem-Royen

D. KMB

B 1

4. Untuk membantu penyelesaian sengketa C 1

Page 191: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

175

antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk

KTN yang terdiri atas ... .

E. Australia, Belgia, dan Swedia

F. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia

G. Austria, Belgia, dan Amerika Serikat

H. Australia, Swedia, dan Amerika Serikat

2 Menyebutkan

tokoh-tokoh

penting yang

berperan besar

dalam

perundingan

yang dilakukan

dalam usaha

perdamaian

antara Indonesia

dan Belanda.

5. Dalam perundingan Linggajati, wakil

Indonesia dipimpin oleh ... .

D. Sutan Syahrir

E. Sukarno

F. Mohammad Hatta

D. Amir Syarifudin

A 1

6. Tentara Belanda dalam Perundingan

Linggarjati dipimpin oleh ....

E. Mansergh

F. Sir Philip Cristison

G. A.W.S. Mallaby

H. H.J. Van Mook

D 1

7. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville

diketuai oleh ... .

E. Amir Syarifuddin

F. Paul van Zeeland

G. Mohammad Rum

H. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo

A 1

8. Delegasi Belanda dalam Perjanjian Renville

diketuai oleh ... .

E. Amir Syarifuddin

F. Paul van Zeeland

G. Mohammad Rum

H. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo

D 1

3 Menyebutkan

hasil dari

9. Dibawah ini adalah isi dari perjanjian

Linggajati, kecuali....

A 1

Page 192: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

176

perundingan

yang dilakukan

dalam usaha

perdamaian

antara Indonesia

dan Belanda.

E. Belanda hanya mengakui kekuasaan

Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan

Sumatera.

F. Belanda hanya mengakui daerah Republik

Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,

sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.

G. Republik Indonesia dan Belanda akan

bersama-sama membentuk Negara

Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara

Republik Indonesia, Negara Indonesia

Timur, dan Negara Kalimantan).

H. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan

merupakan suatu uni (kesatuan) yang

dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan

diketuai oleh Ratu Belanda.

10. Salah satu isi dari perjanjian Renville adalah....

E. Belanda hanya mengakui kekuasaan

Republik Indonesia atas Jawa, Madura,

dan Sumatera.

F. Belanda hanya mengakui daerah Republik

Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,

sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.

G. Republik Indonesia dan Belanda akan

bersama-sama membentuk Negara

Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara

Republik Indonesia, Negara Indonesia

Timur, dan Negara Kalimantan).

H. Negara Indonesia Serikat dan Belanda

akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang

dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan

diketuai oleh Ratu Belanda.

B 1

4 Menjelaskan

terjadinya

11. Pada Tanggal 21 Juli 1947, Belanda

menyerang secara serentak daerah-daerah

A 1

Page 193: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

177

peristiwa Agresi

Militer Belanda

I dan II

Indonesia. Peristiwa itu dikenal sebagai . . . .

E. Agresi Militer Belanda I

F. Agresi Militer Belanda II

G. Agresi Militer Belanda III

H. Agresi Militer Belanda IV

12. Sebelum ditangkap, Presiden Sukarno

membentuk Pemerintah Darurat Republik

Indonesia dengan ibu kota … .

C. Bukitinggi C. Jakarta

D. Medan D. Yogyakarta

D 1

13. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden

Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta,

dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap

dan diasingkan ke … .

C. Belanda C. Bangka

D. Digul D. Bengkulu

C 1

5 Menyebutkan

akibat dari

Agresi Militer

Belanda I dan II

14. Agresi Militer Belanda II mengakibatkan....

E. Belanda hanya mengakui kekuasaan

Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan

Sumatera.

F. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia

semakin kecil

G. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur

dari daerah-daerah yang telah diduduki

Belanda.

H. Serdadu Belanda segera ditarik mundur

dari Indonesia.

B 1

15. Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi

dunia, terutama negara-negaradi Asia. Mereka

segera mengadakan Konferensi New Delhi

pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati

kepada perjuangan rakyat Indonesia, dan

mendesak agar....

A 1

Page 194: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

178

J. Pemerintah RI segera dikembalikan ke

Yogyakarta

K. Serdadu Belanda segera tidak ditarik

mundur dari Indonesia.

L. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia

dikembalikan menjadi Jawa, Madura, dan

Sumatera.

M. Tentara Republik Indonesia di tempatkan

kembali di daerah-daerah yang telah

diduduki Belanda.

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 195: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

179

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 3

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan

kemerdekaan

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tempat dan tanggal dalam

berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam upaya

pengakuan kedaulatan Indonesia.

2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan

dalam berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam

upaya pengakuan kedaulatan Indonesia.

2.4.3 Menyebutkan isi berbagai perjanjian pada Usaha

diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan

Indonesia.

2.4.4 Menjelaskan peristiwa pengakuan kedaulatan dari

pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab, siswa mampu menyebutkan tempat dan

tanggal dalam berbagai perjanjian pada usaha

diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan

Indonesia dengan baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh

penting yang berperan dalam berbagai perjanjian pada

usaha diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan

Indonesia dengan baik dan benar.

Page 196: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

180

2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan isi berbagai

perjanjian pada Usaha diplomasi dalam upaya

pengakuan kedaulatan Indonesia dengan baik dan

benar.

2.4.4 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu Menjelaskan peristiwa pengakuan

kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah

RIS dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

a. Materi pokok : Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan

b. Sub materi pokok : a. Perjanjian Rum-Royen

b. Konfrensi Meja Bundar (KMB)

c. Pengakuan Kedaulatan

c. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi

Guru menanyakan pengalaman

yang dialami oleh siswa pada

pagi ini.

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Siswa bercerita mengenai

pengalaman yang dialami oleh

mereka pada pagi ini.

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

Page 197: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

181

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran usaha diplomasi dan

pengakuan kedaulatan Indonesia.

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

Siswa mendengarkan

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran usaha diplomasi dan

pengakuan kedaulatan Indonesia.

Siswa mmperhatikan dengan baik

motivasi yang diberikan guru.

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

2. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai macam-macam usaha

diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia yang

diketahui siswa.

Guru menjelaskan mengenai

macam-macam usaha diplomasi

dan pengakuan kedaulatan

Indonesia.

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai macam-macam usaha

diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia yang

mereka ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai macam-macam

usaha diplomasi dan pengakuan

kedaulatan Indonesia.

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Cermat

Teliti

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Page 198: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

182

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai materi

pelajaran yang belum mereka

fahami.

Siswa bertanya mengenai

materi pelajaran yang belum

mereka fahami.

Ketekunan

Bekerja

keras

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan jawaban atas

pertanyaan siswa mengenai

materi pelajaran yang belum

difahami siswa.

Siswa memperhatikan

penjelasan guru mengenai

jawaban atas ppertanyaan

mengenai materi pelajaran yang

belum mereka fahami.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan pelajaran hari ini.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari

ini dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Siswa menyimpulkan

pelajaran hari ini bersama

guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

menghargai

orang lain

Page 199: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

183

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI

kelas 5

I.Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menyebutkan

tempat dan

tanggal dalam

berbagai

perjanjian pada

usaha diplomasi

dalam upaya

pengakuan

kedaulatan

Indonesia.

Tes

Tertulis

Pilihan

Ganda

1. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di kota

....

A. Den Hag

B. Rotterdam

C. Jakarta

D. Amsterdam

A 1

2. Perjanjian Rum-Royen diselenggarakan pada

tanggal....

A. 23 Agustus - 2 November 1949

B. 7 Mei 1949

C. 27 Desember 1949

D. 4 Januari 1946

B 1

3. Konferensi Meja Bundar diadakan pada

tanggal....

A. 23 Agustus - 2 November 1949

B. 7 Mei 1949

C. 27 Desember 1949

D. 4 Januari 1946

A 1

4. Perjanjian Rum-Royen dilaksanakan di kota ....

A. Den Hag

B. Rotterdam

C. Jakarta

D. Amsterdam

C 1

2 Menyebutkan 5. Pemimpin delegasi Indonesia dalam D 1

Page 200: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

184

tokoh-tokoh

penting yang

berperan dalam

berbagai

perjanjian pada

usaha diplomasi

dalam upaya

pengakuan

kedaulatan

Indonesia

Konferensi Meja Bundar, adalah ....

A. Sultan Hamid II

B. Sultan Hamengku Buwono IX

C. Sutan Syahrir

D. Mohammad Hatta

6. Pada perjanjian Rum-Royen delegasi Belanda

dipimpin oleh....

E. Van Mook

F. Mr. van Maarseveen.

G. Dr. Van Royen

H. Mr. Lovink

C 1

3 Menyebutkan isi

kesepakatan

berbagai

perjanjian pada

Usaha diplomasi

dalam upaya

pengakuan

kedaulatan

Indonesia.

7. Dibawah ini merupakan salah satu isi

kesepakatan pada perjanjian Rum-Royen

yaitu....

A. Pemerintah Republik Indonesia

dikembalikan ke Yogyakarta.

B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,

Madura dan Sumatera.

C. Irian Barat akan diserahkan setahun

setelah pengakuan kedaulatan

D. RIS dan Belanda akan tergabung dalam

Uni Indonesia Belanda.

A 1

8. Dibawah ini merupakan salah satu isi

kesepakatan dari Konfrensi Meja Bundar

(KMB) yaitu....

A. Pemerintah Republik Indonesia

dikembalikan ke Yogyakarta.

B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,

Madura dan Sumatera.

C. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah

pengakuan kedaulatan

D. Belanda menghentikan gerakan-gerakan

militer dan membebaskan semua tahanan

C 1

Page 201: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

185

politik.

4 Menjelaskan

peristiwa

pengakuan

kedaulatan dari

pemerintah

Belanda kepada

pemerintah RIS

9. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh

Pemerintah Belanda dilakukan serentak di

Belanda dan di Indonesia pada tanggal ... .

A. 17 Agustus 1945

B. 27 Desember 1949

C. 18 Agustus 1945

D. 17 Desember 1949

B 1

10. Dalam upacara pengakuan kedaulatan yang

dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda dan

pihak Indonesia masing-masing diwakili oleh ....

A. Ratu Yuliana dan Drs. Moh. Hatta

B. Mr. Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono

IX.

C. Sultan Hamid II dan Mr. van Maarseveen.

D. Mr. Moh. Rum dan Dr. van Royen

B 1

Penilaian:

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 202: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

186

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : 5/II

Pertemuan Ke : 4

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam

meraih dan mempertahankaan kemerdekaan

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi

kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan yang

berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan.

2.4.2 Menyebutkan bentuk-bentuk perjuangan yang

dilakukan para tokoh dalam usaha perjuangan

mempertahankan kemerdekaan

2.4.3 Menyebutkan berbagai cara yang dapat dilakukan

oleh seorang pelajar dalam rangka menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan.

D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh

perjuangan yang berjuang dalam mempertahankan

kemerdekaan dengan baik dan benar.

2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan bentuk-bentuk

perjuangan yang dilakukan para tokoh dalam usaha

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan

baik dan benar.

2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, siswa mampu menyebutkan berbagai cara yang

dapat dilakukan oleh seorang pelajar dalam rangka

menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam

Page 203: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

187

mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

a. a. Materi pokok : Menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

b. b. Sub materi pokok : a. Ir. Sukarno

b. Drs. Mohammad Hatta

c. Jenderal Sudirman

d. Bung Tomo

e. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

c. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)

F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan (waktu 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai

Karakter

Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam

Guru mengkondisikan siswa

untuk belajar

Guru mempersiapkan murid

untuk berdoa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi

Guru menunjukkan kepada siswa

dan menanyakan siswa nama-

nama tokoh perjuangan

mempertahankan kemerdekaan

yang ditunjukkan guru.

Tujuan

Guru menjelaskan tujuan dan

Siswa menjawab salam guru

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar

Satu orang siswa memimpin

untuk membaca do’a bersama

Siswa memperhatikan saat guru

mengabsen

Siswa menjawab pertanyaan

mengenai nama-nama tokoh

perjuangan mempertahankan

kemerdekaan yang ditunjukkan

guru.

Siswa mendengarkan

Menghargai

orang lain

disiplin

ketaqwaan

percaya diri

aktif

menghargai

orang lain

Page 204: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

188

hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran Menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa

bersemangat untuk belajar.

penjelasan guru tentang tujuan

dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran Menghargai jasa tokoh-

tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Siswa memperhatikan dengan

baik motivasi yang diberikan

guru.

disiplin

menghargai

orang lain

cermat

menghargai

orang lain

disiplin

2. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)

2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kepada

siswa.

Guru bertanya kepada siswa

mengenai tokoh-tokoh perjuangan

dalam mempertahankan

kemerdekaan yang diketahui

siswa.

Guru menjelaskan mengenai

menghargai jasa tokoh-tokoh

perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Siswa mendengarkan penjelasan

guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa menjawab pertanyaan guru

mengenai tokoh-tokoh perjuangan

dalam mempertahankan

kemerdekaan yang mereka

ketahui.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru mengenai menghargai jasa

tokoh-tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Cermat

Menghargai

orang lain

Teliti

Menghargai

orang lain

Tekun

Tekun

Cermat

Teliti

2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Page 205: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

189

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai materi

pelajaran yang belum mereka

fahami.

Siswa bertanya mengenai

materi pelajaran yang belum

mereka fahami.

Ketekunan

Bekerja

keras

2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru menjelaskan jawaban atas

pertanyaan siswa mengenai materi

pelajaran yang belum difahami

siswa.

Siswa memperhatikan

penjelasan guru mengenai

jawaban atas ppertanyaan

mengenai materi pelajaran yang

belum mereka fahami.

Kejasama

Ketelitian

Keberanian

3. Penutup (waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan pelajaran hari ini.

Guru menyampaikan agar dapat

mengambil nilai-nilai positif yang

terdapat di dalam pelajaran hari

ini dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Guru memberikan penugasan

kepada siswa

Guru menyampaikan informasi

mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

Siswa menyimpulkan bersama

pelajaran hari ini guru.

Siswa mendengarkan

penyampaian guru

Siswa memperhatikan

penugasan yang di berikan

guru

Siswa memperhatikan

informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

keberanian

menghargai

orang lain

keaktifan

menghargai

orang lain

disiplin

menghargai

orang lain

menghargai

orang lain

Page 206: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

190

Guru bersama-sama siswa

menutup pelajaran hari ini dengan

doa bersama

yang dijelaskan guru.

Siswa berdoa bersama

religius

menghargai

orang lain

H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 5

I. Penilaian :

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa

ban

Skor

1 Menyebutkan

tokoh-tokoh

perjuangan yang

berjuang dalam

mempertahanka

n kemerdekaan

Tes

Tulis

Pilihan

Ganda

1. Dibawah ini merupakan nama-nama tokoh-

tokoh perjuangan yang berjuang dalam

mempertahankan kemerdekaan, kecuali....

A. Ir. Soekarno

B. Bung Tomo

C. Amin Rais

D. Jenderal Sudirman

C 1

2. Pahlawan yang pernah menjadi panglima

TKR, Divisi V Banyumas, memimpin

Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir

tentara Inggris adalah....

A. Bung Tomo

B. Jenderal Sudirman

C. Drs. Mohammad Hatta

D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

B 1

3. Pahlawan yang pernah memimpin delegasi

Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar

(KMB) di Den Haag, Belanda adalah....

A. Bung Tomo

B. Jenderal Sudirman

C. Drs. Mohammad Hatta

D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

C 1

4. Tokoh proklamator kemerdekaan Republik

Indonesia adalah....

C 1

Page 207: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

191

A. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin

B. Ir. Soekarno dan Sutan Syahrir

C. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta

D. Drs. Mohammad Hatta dan Jenderal

Sudirman

5. Tokoh perjuangan yang menjadi presiden

pertama Republik Indonesia adalah....

A. Muhammad Yamin\

B. Ir. Soekarno

C. Drs. Mohammad Hatta

D. Jenderal Sudirman

B 1

2 Menyebutkan

bentuk-bentuk

perjuangan yang

dilakukan para

tokoh dalam

usaha

perjuangan

mempertahanka

n kemerdekaan

6. Salah satu bentuk perjuangan Sri Sultan

Hamengku Buwono IX dalam perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia

adalah....

A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

Perundingan Rum-Royen yang dilakukan

di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949

B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya

dalam perang melawan pasukan Sekutu

pada tanggal 10 November 1945

C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V

Banyumas.

D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan

Republik Indonesia

A 1

7. Salah satu bentuk perjuangan dari Sutomo atau

Bung Tomo adalah....

A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

Perundingan Rum-Royen yang dilakukan

di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949

B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya

dalam perang melawan pasukan Sekutu

pada tanggal 10 November 1945

B 1

Page 208: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

192

C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V

Banyumas.

D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan

Republik Indonesia

8. Salah satu bentuk perjuangan dari Jenderal

Sudirman adalah....

A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

Perundingan Rum-Royen yang dilakukan

di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949

B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya

dalam perang melawan pasukan Sekutu

pada tanggal 10 November 1945

C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V

Banyumas.

D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan

Republik Indonesia

C 1

3 Menyebutkan

berbagai cara

yang dapat

dilakukan oleh

seorang pelajar

dalam rangka

menghargai jasa

tokoh-tokoh

perjuangan

dalam

mempertahanka

n kemerdekaan.

9. Seorang pelajar berjuang meniru sifat seorang

pahlawan dengan cara ....

A. membersihkan kelas

B. belajar dengan giat

C. memberantas kebodohan

D. bekerja dengan malas

B 1

10. Musuh bangsa Indonesia pada saat ini adalah

....

A. kebodohan dan kemiskinan

B. para penjajah

C. negara lain

D. Pemberontak

A 1

Penilaian:

Page 209: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

193

Jakarta, 2015

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.

NIP NIP

Page 210: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

194

Lampiran 3

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-A

Pertemuan ke : 1

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal √

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru Giat belajar √

Page 211: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

195

memberikan bahan tulisan kepada masing-

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan yang

diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan pernyataan

yang terbaik menurut pendapat mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 212: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

196

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-A

Pertemuan ke : 2

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

Giat belajar √

Page 213: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

197

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 214: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

198

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-A

Pertemuan ke : 3

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

Giat belajar √

Page 215: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

199

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 216: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

200

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-A

Pertemuan ke : 4

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

Giat belajar √

Page 217: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

201

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 218: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

202

Lampiran 4

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-B

Pertemuan ke : 1

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

masing kelompok.

Giat belajar √

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan Rela berkorban,

Page 219: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

203

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 220: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

204

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-B

Pertemuan ke : 2

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

Giat belajar √

Page 221: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

205

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 222: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

206

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-B

Pertemuan ke : 3

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

Giat belajar √

Page 223: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

207

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 224: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

208

Lembar Observasi siswa

Hari/tanggal :

Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair

Kelas : V-B

Pertemuan ke : 4

Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang

tersedia !

No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan

SB B C K

Pendahuluan

Kegiatan awal

1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati

orang lain

2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √

3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √

4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang

mengabsen.

Mampu menghormati

orang lain

Apersepsi

5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu

nasional bersama guru.

Senang dan bangga

menjadi warga negara

Indonesia

6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah

dibagikan guru untuk memperhatikan materi

yang akan diberikan guru dan mendiskusikan

bahan tulisan yang diberikan guru.

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Tujuan

7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini.

Mampu menghormati

orang lain

8 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan motivasi kepada siswa.

Mampu menghormati

orang lain

Inti

Eksplorasi

9 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

kepada siswa.

Giat belajar √

10 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan kepada

siswa mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari hari ini.

Giat belajar √

11 Siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi pelajaran

hari ini.

Giat belajar √

12 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-

Giat belajar √

Page 225: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

209

masing kelompok.

Elaborasi

13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan

/secara individu melakukan penilaian dan

alasan mereka terhadap bahan tulisan yang

diberikan guru.

Rela berkorban,

pantang menyerah,

tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain, suka bekerja keras.

a. Membantu menjelaskan kepada temannya

yang kurang memahami bahan tulisan

yang diberikan guru

Rela berkorban √

b. Berusaha memahami pernyataan yang

terdapat didalam bahan tulisan yang

diberikan guru dan menentukan

pernyataan yang terbaik menurut pendapat

mereka.

Pantang menyerah √

c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan

berusaha untuk menerima pendapat teman

yang berbeda-beda.

Tidak memaksakan

kehendak kepada orang

lain

d. Menyatukan pendapat teman yang

berbeda-beda untuk mencari kebulatan

pendapat yang menjadi kesepakatan

bersama.

Suka bekerja keras √

Konfirmasi

14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan

mereka terhadap bahan tulisan yang telah

diberikan guru

Mampu menjalin

persatuan dan kesatuan

antar sesama

Jujur √

Penutup

15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan

hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa

di depan kelas.

Giat belajar √

16 Siswa menyimak pada saat guru

menyampaikan agar dapat mengambil nilai-

nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan menjauhi nilai yang

negatifnya

Giat belajar

Mampu menghormati

orang lain

17 Siswa memperhatikan pada saat guru

memberikan penugasan.

Mampu menghormati

orang lain

18 Siswa memperhatikan pada saat guru

menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

Mampu menghormati

orang lain

19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran

hari ini dengan doa bersama

Disiplin √

Jakarta, 2015

Pengamat

(observer)

Page 226: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

210

Lampiran 5

Kisi-Kisi Angket Sebelum Uji Validitas

Variabel Sub Variabel Indikator

Nomor

angket

Sikap

nasionalisme

Mampu

menghormati

orang lain

Menjawab salam guru pada pendahuluan

pembelajaran

Menghormati guru pada saat guru sedang

mengabsen

Memperhatikan pada saat guru menjelaskan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

pelajaran hari ini

Memperhatikan pada saat guru memberikan

motivasi kepada siswa

Mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan

Memperhatikan pada saat guru menyampaikan

informasi mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

1,4,7,

8,22,23

Disiplin Selalu tertib dalam belajar

Selalu berdoa sebelum belajar

Berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat

menutup pelajaran.

2,3

Senang dan

bangga

menjadi warga

negara

Indonesia

Bangga dan senang menyanyikan lagu nasional

bersama guru pada saat pembelajaran

5

Mampu

menjalin

persatuan dan

kesatuan antar

sesama

Selalu menjalin kerjasama dalam kelompok

belajar dikelas.

Selalu menjalin kerjasama dalam mengerjakan

bahan ajar

6,17

Giat belajar Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat

guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat

guru memberikan pertanyaan pendahuluan

mengenai materi Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini.

Semangat memperhatikan pada saat guru

menjelaskan secara singkat materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat

guru memberikan bahan tulisan kepada

masing-masing kelompok, giat

Menyimpulkan hasil diskusi yang telah

dipresentasikan di depan kelas

Bersungguh-sungguh menyimak penjelasan

nilai-nilai positif yang terdapat didalam

9,10,11

,

12,19,2

0

Page 227: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

211

pembelajaran dan nilai negatifnya

Rela

berkorban

Rela membantu menjelaskan kepada teman

yang kurang memahami bahan ajar yang

diberikan guru

13

Pantang

menyerah

Giat mempelajari bahan ajar yang diberikan

guru

14

Tidak

memaksakan

kehendak

kepada orang

lain

Menerima pendapat teman meskipun berbeda

pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang

diberikan guru

15

Suka bekerja

keras

Bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari

bahan ajar

16

Jujur Bersikap jujur dalam membacakan penilaian

dan alasan kelompok saya terhadap bahan ajar

yang telah diberikan guru.

18

Page 228: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

212

Kisi-Kisi Angket Setelah Uji Validitas

Variabel Sub Variabel Indikator

Nomor

angket

Sikap

nasionalisme

Mampu

menghormati

orang lain

Menjawab salam guru pada pendahuluan

pembelajaran

Menghormati guru pada saat guru sedang

mengabsen

Memperhatikan pada saat guru memberikan

motivasi kepada siswa

Mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan

Memperhatikan pada saat guru menyampaikan

informasi mengenai materi pelajaran yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

1,4,8,2

2,23

Disiplin Selalu tertib dalam belajar

Selalu berdoa sebelum belajar

Berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat

menutup pelajaran.

2,3

Senang dan

bangga

menjadi warga

negara

Indonesia

Bangga dan senang menyanyikan lagu nasional

bersama guru pada saat pembelajaran

5

Mampu

menjalin

persatuan dan

kesatuan antar

sesama

Selalu menjalin kerjasama dalam kelompok

belajar dikelas.

Selalu menjalin kerjasama dalam mengerjakan

bahan ajar

6,17

Giat belajar Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat

guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat

guru memberikan pertanyaan pendahuluan

mengenai materi Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini.

Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat

guru memberikan bahan tulisan kepada

masing-masing kelompok, giat

Menyimpulkan hasil diskusi yang telah

dipresentasikan di depan kelas

Bersungguh-sungguh menyimak penjelasan

nilai-nilai positif yang terdapat didalam

pembelajaran dan nilai negatifnya

9,10,12

,19,20

Rela

berkorban

Rela membantu menjelaskan kepada teman

yang kurang memahami bahan ajar yang

diberikan guru

13

Pantang

menyerah

Giat mempelajari bahan ajar yang diberikan

guru

14

Tidak

memaksakan

Menerima pendapat teman meskipun berbeda

pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang

15

Page 229: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

213

kehendak

kepada orang

lain

diberikan guru

Suka bekerja

keras

Bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari

bahan ajar

16

Jujur Bersikap jujur dalam membacakan penilaian

dan alasan kelompok saya terhadap bahan ajar

yang telah diberikan guru.

18

Page 230: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

214

Lampiran 6

ANGKET SIKAP NASIONALISME SISWA

Nama :

Kelas :

Petunjuk

1. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan

2. Ceklis jawabanmu sesuai dengan pernyataan dibawah ini berdasarkan pengalaman

sebenarnya dalam pembelajaran.

Keterangan pilihan jawaban:

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

NO Pernyataan STS TS S SS

1 Saya menjawab salam pembuka pada pendahuluan pembelajaran

2 Saya selalu tertib dalam belajar

3 Saya selalu berdoa sebelum belajar

4 Saya menghormati guru pada saat guru sedang mengabsen.

5 Saya bangga dan senang menyanyikan lagu nasional bersama guru

pada saat pembelajaran.

6 Saya selalu menjalin kerjasama dalam kelompok belajar dikelas.

7 Saya memperhatikan pada saat guru memberikan motivasi

8 Saya bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

9 Saya bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru

memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai materi Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini.

10 Saya bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru

memberikan bahan tulisan kepada masing-masing kelompok.

11 Saya rela membantu menjelaskan kepada teman saya yang kurang

memahami bahan ajar yang diberikan guru

12 Saya giat mempelajari bahan ajar yang diberikan guru.

13 Saya menerima pendapat teman meskipun berbeda pendapat saat

berdiskusi bahan ajar yang diberikan guru.

14 Saya bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari bahan ajar

Page 231: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

215

15 Saya selalu menjalin kerjasama dalam mengerjakan bahan ajar.

16 Saya bersikap jujur dalam membacakan penilaian dan alasan

kelompok saya terhadap bahan ajar yang telah diberikan guru

17 Saya giat menyimpulkan hasil diskusi yang telah dipresentasikan di

depan kelas

18 Saya bersungguh-sungguh menyimak penjelasan nilai-nilai positif

yang terdapat didalam pembelajaran dan nilai negatifnya.

19 Saya mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan

20 Saya patuh pada saat guru menyampaikan informasi mengenai materi

pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

21 Saya berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat menutup

pelajaran.

Page 232: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

216

Lampiran 7

LEMBAR PANDUAN OBSERVASI

Nama sekolah : M.I Jam’iyyatul Khair

Kelas : V

Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Maret 2015

Waktu : 10.30-12.00 WIB

No. Aspek yang diamati Deskripsi

1

Belajar dengan giat di kelas Pada awalnya siswa belajar dengan

giat dikelas, namun lama kelamaan

siswa mulai terlihat mengantuk,

mengobrol, bercanda, dsb.

2

Memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat guru

sedang menjelaskan

Siswa kurang memperhatikan dengan

sungguh-sungguh penjelasan guru,

seperti ada yang bercanda,

mengobrol dengan temannya dsb.

3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan guru tepat waktu.

4

Menolong temannya yang merasa kesulitan

memahami materi saat belajar

Hanya beberapa orang siswa saja

yang mau menolong temannya yang

merasa kesulitan dalam memahami

materi saat belajar.

5

Bersedia meminjamkan alat tulisnya kepada temannya

yang lain

Hanya beberapa orang siswa saja

yang bersedia meminjamkan alat

tulisnya kepada temannya.

6 Bersedia berbagi buku teks pelajaran dengan

temannya

Siswa bersedia berbagi buku teks

pelajaran dengan temannya.

7 Bangga memakai produk dalam negeri Siswa terkadang bangga juga

memakai produk buatan luar negeri.

8

Menghormati temannya di sekolah Sebagian siswa kurang menghormati

temannya disekolah, misalnya siswa

mengejek temannya yang kurang

lancar ketika membaca uraian materi

Page 233: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

217

yang diperintahkan guru.

9 Menghormati pendapat yang dikemukakan oleh

temannya

Siswa menghormati pendapat yang

dikemukakan oleh temannya.

10 Mengucapkan salam saat bertemu dengan bapak/ibu

guru

Semua siswa mengucapkan salam

ketika bertemu Bapak/Ibu guru.

11 Mentaati nasihat yang diberikan Bapak/Ibu guru Siswa mentaati nasihat yang

diberikan Bapak/Ibu guru.

12

Menjenguk teman mereka yang sakit Sebagian siswa ada yang mau dan

ada juga yang tidak mau menjenguk

teman mereka yang sakit.

13 Senang berbahasa Indonesia Siswa senang berbahasa Indonesia.

14

Khidmat saat mengikuti upacara bendera Sebagian siswa ada yang khidmat

mengikuti upacara bendera dan

sebagian lainnya tidak.

15

Mengetahui berbagai macam lagu nasional dan nama-

nama pahlawan

Seluruh siswa mengetahui macam-

macam lagu nasional dan nama-

nama pahlawan.

Kesimpulan hasil observasi:

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MI. Jam’iyyatul Khair,

kesimpulannya adalah sikap nasionalisme siswa di MI. Jam’iyyatul Khair masih rendah, hal

ini dapat dilihat pada beberapa aspek pengamatan, misalnya siswakurang giat dalam belajar,

siswa kurang menghormati temannya dsb.

Jakarta, 19 Maret 2015

Mengetahui,

Observer Kepala Sekolah

Page 234: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

217

Hasil Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Penelitian

1. Mean, Median, Modus

Statistics

eksperimen kontrol

N Valid 19 19

Missing 0 0

Mean 71.68 67.05

Median 72.00 68.00

Mode 74 68a

Std. Deviation 6.028 6.868

Variance 36.339 47.164

Range 25 29

Minimum 57 51

Maximum 82 80

Sum 1362 1274

a. Multiple modes exist. The smallest value is

shown

2. Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.683 5 8 .103

Page 235: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

218

3. Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen kontrol

N 19 19

Normal Parametersa,b

Mean 71.68 67.05

Std. Deviation 6.028 6.868

Most Extreme Differences Absolute .139 .186

Positive .132 .130

Negative -.139 -.186

Test Statistic .139 .186

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

.081c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 236: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

219

4. Uji T

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

eksperimen kontrol Equal variances

assumed .295 .590 2.209 36 .034 4.63158 2.09640 .37988 8.88327

Equal variances

not assumed 2.209 35.405 .034 4.63158 2.09640 .37740 8.88576

Page 237: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 y y2

1 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 1 3 2 1 3 4 3 2 1 60 3600

2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 79 6241

3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 79 6241

4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 82 6724

5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 7396

6 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 84 7056

7 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 80 6400

8 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 81 6561

9 3 4 4 3 4 3 4 2 3 1 3 3 2 3 1 3 2 3 4 1 1 4 3 64 4096

10 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 72 5184

11 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 69 4761

12 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 79 6241

13 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 81 6561

14 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72 5184

15 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 79 6241

16 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 78 6084

17 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 79 6241

18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 87 7569

19 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 78 6084

20 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 79 6241

21 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 80 6400

22 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 2 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 66 4356

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 8100

24 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 79 6241

25 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 83 6889

26 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 81 6561

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 8100

28 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 74 5476

29 4 1 2 3 4 4 3 4 1 3 4 3 1 3 2 4 3 1 3 4 3 1 3 64 4096

30 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 84 7056

31 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 75 5625

32 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 81 6561

33 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 81 6561

34 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 70 4900

35 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 74 5476

36 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 82 6724

37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70 4900

38 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 80 6400

39 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 76 5776

40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 72 5184

41 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 75 5625

42 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 71 5041

X 162 133 151 143 143 146 145 141 145 143 141 144 120 138 129 142 136 139 134 142 142 138 149

X^2 26244 17689 22801 20449 20449 21316 21025 19881 21025 20449 19881 20736 14400 19044 16641 20164 18496 19321 17956 20164 20164 19044 22201

rxy 0.62687 0.526804 0.495328 0.406554 0.34418 0.308061 0.161189 0.384881 0.674248 0.509157 0.257513 0.573575 0.340714 0.492899 0.748676 0.332507 0.687224 0.674168 0.397856 0.416069 0.614736 0.56431 0.662168

r1 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308

hasil VALID VALID VALID VALID VALID VALID TDKVALID VALID VALID VALID TDKVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

no pernyataan

uji validitas instrumen angket

Page 238: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 1 3 4 3 2 1 52 2704

2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 71 5041

3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 73 5329

4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 74 5476

5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 6241

6 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 76 5776

7 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 74 5476

8 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 74 5476

9 3 4 4 3 4 3 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 4 1 1 4 3 57 3249

10 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 66 4356

11 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 63 3969

12 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 72 5184

13 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 74 5476

14 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65 4225

15 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 72 5184

16 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 72 5184

17 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 72 5184

18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 80 6400

19 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 72 5184

20 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 72 5184

21 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 72 5184

22 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 59 3481

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6724

24 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 73 5329

25 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 76 5776

26 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 75 5625

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6724

28 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 67 4489

29 4 1 2 3 4 4 4 1 3 3 1 3 2 4 3 1 3 4 3 1 3 57 3249

30 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 76 5776

31 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 69 4761

32 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 75 5625

33 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 75 5625

34 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 64 4096

35 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 68 4624

36 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 75 5625

37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 4096

38 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 73 5329

39 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69 4761

40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 66 4356

41 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 68 4624

42 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 65 4225

X 162 133 151 143 143 146 141 145 143 144 120 138 129 142 136 139 134 142 142 138 149

∑X^2 630 437 555 497 501 518 487 528 523 504 362 464 419 490 460 483 442 498 489 456 545

σi² 0.122449 0.376984 0.288549 0.24093 0.336168 0.249433 0.32483 0.652494 0.859977 0.244898 0.455782 0.251701 0.542517 0.235828 0.46712 0.547052 0.344671 0.426304 0.212018 0.061224 0.39059

∑σi² 7.631519

σx² 108

rhitung 1.858676

uji reliabilitas

no pernyataan

y y^2

Page 239: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

No Nilai No Nilai

1 76 1 68

2 74 2 72

3 71 3 80

4 82 4 66

5 72 5 68

6 65 6 62

7 71 7 74

8 76 8 72

9 75 9 57

10 67 10 70

11 74 11 57

12 72 12 51

13 57 13 61

14 74 14 71

15 82 15 70

16 69 16 71

17 64 17 70

18 67 18 66

19 74 19 68

kelas kontrol kelas eksperimen

Hasil uji angket siswa

Page 240: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

no pernyataan jawaban frekuensi persentase no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

1 sangat setuju 17 68 74 89% 11 sangat setuju 0 0 50 0%

setuju 2 6 97% 11% setuju 13 39 66% 68%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 5 10 26%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

2 sangat setuju 14 56 69 74% 12 sangat setuju 8 32 64 42%

setuju 4 12 91% 21% setuju 10 30 84% 53%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%

sangat tidak setuju 1 1 5% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

3 sangat setuju 13 52 69 68% 13 sangat setuju 5 20 61 26%

setuju 5 15 91% 26% setuju 13 39 80% 68%

tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 1 2 5%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

4 sangat setuju 6 24 63 32% 14 sangat setuju 6 24 63 32%

setuju 13 39 83% 68% setuju 13 39 83% 68%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

5 sangat setuju 13 52 70 68% 15 sangat setuju 10 40 66 53%

setuju 6 18 92% 32% setuju 8 24 87% 42%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

6 sangat setuju 7 28 64 37% 16 sangat setuju 9 36 63 47%

setuju 12 36 84% 63% setuju 8 24 83% 42%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

7 sangat setuju 8 32 65 42% 17 sangat setuju 6 24 61 32%

setuju 11 33 86% 58% setuju 11 33 80% 58%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 2 4 11%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

8 sangat setuju 10 40 65 53% 18 sangat setuju 7 28 64 37%

setuju 8 24 86% 42% setuju 12 36 84% 63%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 1 1 5% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

9 sangat setuju 11 44 67 58% 19 sangat setuju 8 32 65 42%

setuju 7 21 88% 37% setuju 11 33 86% 58%

tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

10 sangat setuju 8 32 65 42% 20 sangat setuju 7 28 61 37%

setuju 11 33 86% 58% setuju 10 30 80% 53%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

21 sangat setuju 11 44 68 58%

setuju 8 24 89% 42%

tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 0 0 0%

no dimensi skor ns nh

1 328 17.26316 20 86%

2 206 10.84211 12 90%

3 70 3.684211 4 92%

4 322 16.94737 20 85%

5 50 2.631579 4 66%

6 64 3.368421 4 84%

7 61 3.210526 4 80%

8 63 3.315789 4 83%

9 130 6.842105 8 86%

10 63 3.315789 4 83%

84 84%

Hasil Penghitungan Persentase Angket Kelas Eksperimen

Page 241: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

no pernyataan jawaban frekuensi persentase no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

1 sangat setuju 16 64 73 84% 11 sangat setuju 5 20 59 26%

setuju 3 9 96% 16% setuju 11 33 78% 58%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 3 6 16%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi persentase

2 sangat setuju 2 8 47 11% 12 sangat setuju 2 8 49 11%

setuju 5 15 62% 26% setuju 7 21 64% 37%

tidak setuju 12 24 63% tidak setuju 10 20 53%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

3 sangat setuju 12 48 69 63% 13 sangat setuju 4 16 57 21%

setuju 7 21 91% 37% setuju 13 39 75% 68%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 2 2 11%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

4 sangat setuju 10 40 66 53% 14 sangat setuju 6 24 59 32%

setuju 8 24 87% 42% setuju 9 27 78% 47%

tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 4 8 21%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

5 sangat setuju 6 24 62 32% 15 sangat setuju 5 20 58 26%

setuju 12 36 82% 63% setuju 11 33 76% 58%

tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 2 4 11%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

6 sangat setuju 5 20 62 26% 16 sangat setuju 7 28 62 37%

setuju 14 42 82% 74% setuju 11 33 82% 58%

tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

7 sangat setuju 7 28 62 37% 17 sangat setuju 4 16 59 21%

setuju 10 30 82% 53% setuju 13 39 78% 68%

tidak setuju 2 4 11% tidak setuju 2 4 11%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

8 sangat setuju 9 36 65 47% 18 sangat setuju 10 40 64 53%

setuju 9 27 86% 47% setuju 7 21 84% 37%

tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 1 2 5%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

9 sangat setuju 8 32 61 42% 19 sangat setuju 4 16 50 21%

setuju 8 24 80% 42% setuju 7 21 66% 37%

tidak setuju 2 4 11% tidak setuju 5 10 26%

sangat tidak setuju 1 1 5% sangat tidak setuju 3 3 16%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

10 sangat setuju 8 32 62 42% 20 sangat setuju 6 24 56 32%

setuju 8 24 82% 42% setuju 7 21 74% 37%

tidak setuju 3 6 16% tidak setuju 5 10 26%

sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%

no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!

21 sangat setuju 11 44 66 58%

setuju 7 21 87% 37%

tidak setuju 0 0 0%

sangat tidak setuju 1 1 5%

no dimensi skor ns nh

1 307 16.15789 20 81%

2 182 9.578947 12 80%

3 62 3.263158 4 82%

4 311 16 20 82%

5 59 3.105263 4 78%

6 49 2.578947 4 64%

7 57 3 4 75%

8 59 3.105263 4 78%

9 120 6.315789 8 79%

10 62 3.263158 4 82%

84 78%

Hasil Penghitungan Persentase Angket Kelas Kontrol

Page 242: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

Nama

NIM

Jurusan

Judul Skripsi

UJI REFERENSI PENELITIAN

Melita Andriyani

1111018300009

PGMI

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Vulue ClarificationTehnique (vcr) Terhadap sikap Nasionalisme siswa pada pembelajaranIPS

No. ReferensiParaf

Pembimbing

BAB II

1

Drs. Ahmad Susanto, M.pd, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah

Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013). Cet.Ke-1,h. 1. tL

2.Muhammad Thobroni dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jogfakarta: Ar-

Ruzz Media,2011), hlm. 20.

I

ilaJ.

Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2006), Cet. Ke.5, h. 104r

4.Agung Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (LAPIS: PGMI, 2009),

hlm. 10.r:r

5.Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), h. 57 ff,6.

H. Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep dasar IpS,

(Bandung: UPI Press, 2006), Edisi kesatu, Cetakan Pertama, hlm.3A

7.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan

Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP),

(Jakarta: Bumi Aksara,2010), Edl, Cet 2,h1m.176 18.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan

Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP),

(Jakarla: Bumi Aksara, 2010), Ed1, Cet 2,hlm.l72

9.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan

Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan IKTSp),(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Edl, Cet 2,hlm.I73

Page 243: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

10"

Muslim , "Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata

Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al

Asror Semarang Tahun Ajarun 201212013", Skripsi Pada Universitas

Negeri Semarang, Semarang, 20 1 3, Ha| 17, tidak dipublikasikan i.,t1

Wuri Wuryandani, "Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam

Pembelajaran Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar",

artikel pada Universitas Negeri Yogyakarta, Hlm.3, tidak dipublikasikan

12. Sapriya, dkk, Konsep Dasar 1PS, (Bandung: UPI PRESS, 2006),h1m.209 +

13.

sejarah

Aksara

M. Junaedi al-anshon, Sejarah Nasional

sampai masa proklamasi kemerdekaan,

Panaitan, 2010), hlm. 80

Indonesia: masa pra

(Jakarta: PT. Mitra

{

14.

M. Junaedi al-anshori, Sejarah Nasional

sampai masa proklamasi kemerdekaan,

Panaitan, 2010), hlm. 94

Indonesia: masa pra

(Jakarta: PT. Mitra

sejarah

Aksara

+15. Sapriya, dl<k, Konsep Dasar 1PS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), hlm. 210

il

t6.

Gita Enggarwati, "Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata

Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir", Skripsi

pada Universitas Negeri Yogyakarta,2014 hlm. 17 {

17.

Ivan Nove Ainun Najib, Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata

Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di

SMP N I Nglegok Kabupaten Blitar, jurnal online. 2013. hlm.4 r18.

Asep Tantan Triatna, "Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam

Meningkatkan Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap

Ekstrakurikuler Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten

Bandung", S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, hal. 2,

tidak dipublikasikan

19.

Muslim , "Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata

Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA AlAsror Semarang Tahun Ajaran 201212013", Skripsi Pada Universitas

Negeri Semarang, Semarang, 2073, Hal 19, tidak dipublikasikan 420.

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidiknn (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 283 r/2t. Sapriya, dW, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UpI "trt

Page 244: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

PRESS,2007), hlm.68

22.

S. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afehtf- Nilai-Morol vct

Dan Games Dalam Yct, (Bandung :Jurusan pMpKN IKIp Bandung,

1985), hal. 18 L23.

S. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afekttf- witai-Morat rtct

Dan Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMpKN IKIp Bandung,

1985), hal 19

I.\/

s. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral vaDan Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMpKN IKIp Bandung,

1985), hal20 #,25.

S. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afektrf- lt{itai-Morat vct

Dan Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMpKN IKIp Bandung,

1985), hal24

26.

Kd. Dewi Anggarini, dkk, pengaruh model pembelajaran value

clarification technique berbantuan media gambar terhadap nilai karakter

siswa kelas v sd gugus VI Tajun, e.journal.2013, hlm. 4

at

27.

Dyah Kartika Ekasari, Pengaruh value clarification Technique (Teknili

Klarifikasi Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri pada Mata

Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di sLB siti Hajar Sidoarjo,

Jurnal P endidikan Khusus, 2013, hlm.3

{

I

28.Prof.Dr.H. Tukiran Taniredja dl<k, Model-model pembelajaran Inovitifdan Afektif (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 89

(t29. Sapriya, dkk, P enge mb angan P e ndidikan IP S di SD.................hlm. 7 1

Jr

30.Sutarjo Adisusilo, J.R. Pembelalaran Nilai Karakter Konstruktivisme danvCT sebagai Inovasi Pendekatctn Pembelajaran afektif, (Jakarta: pr.Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 152

(

I tBAB III I

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), cet. Y, h.77$-

2. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif. .................h\mJ9

J.Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: pr. Rineka

Cipta,2013), hlm. 118

4. Drs. S. Margono, Metodolo gi P enelitian P endidikan.............hlm. 1 2 I

5. Nana syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: \i

Page 245: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

PT. Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-9, h.220

6.Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-9, h.219 ff7. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksara,2005), edisi revisi, hlm. 58 1/t8.

Prof.Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), ed.rev., cet.T4 hlm.213

,l ,

9. Dr s.Zainal Ari fi n, M. P d., Ev al u a s i P e m b e I aj ar an, (B andung : PT. Remaj aRosdakarya, 2009), hlm. 267

10"Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Iakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005),h.43 4Jakarta, 29 September 2015

Latrp, M.Pd

19810623 200912 I 003

Page 246: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FoRM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-O82Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31.07.2a.12015Lamp.'. OutlinerProposalHal : Permohonan lzin Penelitian

Tembusan:1. Dekan FITK

Jakarla,27 April 2015

Kepada Yth.Kepala SekolahMI. Jam'iyyatul KhoirdiTempat

Assalam u' al aiku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Melita Andriyani

NIM :1111018300009

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah ieCftlfySemester :Vlll

JudulSkripsi :Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value Ctarification

Technique (VCT) Terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme Siswa

Pada Pembelajaran lPS.

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkarr terima kasih.

Wassalamu'alaikum

''. a.n. Dekan' ,; \.. -iKajur Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah

,MA200701 1 01319761 107

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 247: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

, KEMENTERIAN AGAMAffi UIN JAKARTAs irw FITKW$$ S Jt r H JuandaNogsciputatlS4l2lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

NomorLampiranPerihal

NIP" 19761t01 200701 I 013

Tembusan:1. Dosen Penasehat Akademik

: Istimewa: Satu Berkas Proposal: Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.Ka. Subbag Akademik dan KemahasiswaanFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruandiTempat

As s al amu' al aikum wr.w b.

J akarta,iT Februari 20 I 5

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Melita Andriyani

NIM :1111018300009

Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Semester : VIII A

f)engan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu syaratmenyelesaikan program S-l (Strata 1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judulskripsi yang diajukan adalah:

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (Cf)Terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme Siswa Pada Pembelajaran IPS (Pada SiswaKelas V SDI Al- Hidayah).

Dosen Pembimbing Skripsi yarrg diusulkan:pembimbing I --'i-- ',Ai'e?- e 4-a,n^ I

-Pembimbing II :__

Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

lilassqlamu' alaikum wr.wb.

Mengetahui,Ketua Jurusan PGMI

(Da_aNx

Dr. Fauzan, MA.

Pemohon,Ir-rol

*K!It IMelita d.ndriyanlNrM. 1111018300009

Page 248: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

KEMENTERIAN AGAMAU!N JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066

Tgl.Terbit :. 1 Maret 2010

No. Revisi: 01

Hal 111

SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI

Nomor : Un.0 l/Ft./KM .01.3 1........12011Lamp. :......Hal : Observasi

Nama

NIM

Jurusan /Prodi

Semester

Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jakarta, l2 Maret 2015

Kepada Yth.

As s alamu' al aikurn wr.w b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Melita Andriyani

1 1 I 1018300009

PGMI

VIII (Delapan)

adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan tahap penyusunan skripsi, mahasiswa tersebutmemerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaanSaudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan

Was s al amu' alaikum wr.wb.

a.n. Dekan

ti198903 2 001

Page 249: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

7

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM JAM'IYYATUL KHAIR

MADRASAH IBTIDAIYAH JANI'IYYATUL KHAIRJl. WR. Supratman No. 35 Kel. Cempaka Putih Kec. Ciputat Timur - Tangerang Selatan 15412

Telp. (021) 7433062 -7441377 - 0813 1782 5321

SURAT KETERANGANNomor : M i.S.2.02128.03/pp.0A4.L / 288/2AL5

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah lbtidaiyah Jam'iyyatul Khair :

Nama

NIP

Pangkat/Gol.

Jabatan

MARYANI, S.Ag

Kepala Madrasah

Melita Andriyani

1111018300009

Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMI)

vill

Berdasarkan Surat Permohonan lzin Penelitian dari Kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Nomor : Un.0UF.l/KM.01.3/072612At5, Dengan ini kami menerangkan bahwa

nama yang tersebut dibawah ini telah melakukan Penelitian untuk keperluan data skripsi

di Madrasah Jam'iyyatul Khair sejak tanggal 28 April s.d 27 Mei 2015. nama tersebut

adalah :

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

2015

Tembusan :

1. Arsip2. Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan

nnAhyANt. s.as

Page 250: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29057/3/MELITA... · NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ... Pendidikan

BIODATA PENULIS

Melita Andriyani. Anak dari pasangan H. Abdul Latif dan Hj. Sarilah.

Lahir di Jakarta, 31 Januari 1993. Alamat rumah di Jl. Pancoran Timur II C

Rt.07/02 Pancoran, Jakarta Selatan, email: [email protected]

Memulai pendidikan di MI. Nurul Hidayah (1998-2004). Melanjutkan

pendidikan di MTs, Nurul Hidayah (2005-2007), kemudian melanjutkan ke MAN 13 Jakarta

(2008-2010).

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Pada Pembelajaran IPS” dengan

bimbingan Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd.